Lina Safarina: Kadar CD4 Dengan HIV/AIDS HUBUNGAN ANTARA KADAR CD4 DENGAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DENGAN HIV/AIDS DI KOTA BANDUNG DAN CIMAHI Lina Safarina, S.Kp., M.Kep. (Dosen Stikes A. Yani Cimahi) [email protected] ABSTRAK Perempuan menjadi kelompok yang paling rentan tertular HIV dari pasangan atau suaminya.Kerentanan tertularnya perempuan oleh HIV ini diakibatkan oleh adanya ketimpangan gender, faktor biologis, ekonomi dan sosial budaya. Proses terjadinya infeksi HIV menuju AIDS dilakukan dengan pemeriksaan gejala dan pemeriksaan kadar CD4. Bila Kadar CD4 >200 dalam stadium infeksi HIV, tetapi bia kadar CD4< 200 dikategorikan sudah mengalami AIDS. Semakin rendah kadar CD4 maka kondisi semakin menurun, infeksi opportunistic dapat timbul di berbagai system tubuh, tentunya hal ini akan berdampak pada permasalahan lain misalnya dari segi fisik kekebalan tubuh semakin menurun, terjadi infeksi opportunistic. Aspek psikologis adanya rasa takut dan malu yang berdampak pada menolak atau tidak patuh pengobatan.Pada aspek sosial timbul ketidakharmonisan baik dengan suami atau keluarga, ketegangan bahkan perilaku kekerasan yang diterima, aspek spiritual menunjukkan beratnya proses penerimaan yang dihadapi perempuan ketika mendapatkan dirinya mengalami HIV, menjadi syok, marah dan berencana untuk bunuh diri berbagai permasalahan ini menimbulkan akibat misalnya dari aspek social timbul ketidaksiapan untuk keterbukaan status bahkan pada keluarga dekat sekalipun karena masih adanya stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS. Beberapa hasil penelitian menunjukkan masih banyaknya orang dengan HIV AIDS yang tidak teratur memeriksakan kadar CD4. Kadar CD4 merupakan aspek penting yang dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan perempuan dengan HIV/AIDS , yang akan berpengaruh pada bagaimana individu berespon terhadap sakit yang dialaminya yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kualitas hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kadar CD4 dengan kualitas hidup perempuan dengan HIV/AIDS. . Tehnik pengambilan sampel dengan purposive sampling dan didapat jumlah sampel 60 orang, desain penelitian Penelitian dengan study korelasi dengan pendekatan desain cross sectional, analisa menggunakan chi square , didapat hasil terdapat hubungan antara kadar CD4 dengan kualitas hidup perempuan dengan HIV/AIDS dengan P value 1,41. Perlu peningkatan peran perawat dalam memberikan motivasi untuk secara rutin memeriksa kadar CD4 pada orang dengan HIV AIDS dan upaya peningkatan kualitas hidupnya. Kata kunci : HIV/AIDS, CD4, Kualitas hidup Nomor 1 Volume 1 April 2014 1 Lina Safarina: Kadar CD4 Dengan HIV/AIDS RELATIONSHIP BETWEEN CD4 LEVELS WITH THE QUALITY OF LIFE OF WOMEN WITH HIV / AIDS IN BANDUNG AND CIMAHI Lina Safarina, S.Kp., M.Kep . ABSTRACT Women are the most vulnerable group of HIV infected couples or women being infected by HIV. Is caused by the imbalance of gender, biological, economic and socio-cultural. The process of HIV infection towards AIDS symptoms do with the examination and inspection of CD4 levels. When CD4 levels > 200 in the stage of HIV infection, but usually CD4 levels < 200 categorized already experienced AIDS. The lower the CD4 levels declined conditions, opportunistic infections can occur in various systems of the body, of course it will have an impact on other issues, for example in terms of decreased immune physical, opportunistic infections occur. Psychological aspects of fear and shame that have an impact on the decline or not adherent pengobatan.Pada social disharmony arise either by the husband or family, tension and even violent behavior is acceptable, indicate the severity of the spiritual aspects of the admissions process that women face when getting herself having HIV, being shock, anger and plans for suicide raises issues due arise eg from the social aspect of unpreparedness for the disclosure status on close family even though because of the persistence of stigma against people with HIV / AIDS. Some research suggests there are many people with HIV AIDS who do not regularly check their CD4 levels. CD4 levels is an important aspect that can affect the health of women with HIV / AIDS, which will affect how an individual responds to pain she experienced that will ultimately affect the quality of life. This study aims to identify the relationship between CD4 levels with quality of life of women with HIV / AIDS. Purposive sampling technique to obtain the amount of sampling and sample 60 people, design research study to study the correlation with cross-sectional design approach, using chi-square analysis, there is a relationship between the results obtained with CD4 levels of quality of life of women with HIV/AIDS with a P value 1, 41. Need to increase the role of nurses in providing motivation to routinely examine CD4 levels in people with HIV- AIDS and efforts to improve quality of life. Keywords : HIV/AIDS, CD4, Quality of life 28 Nomor 1 Volume 1 April 2014 Volume 1 Nomor 1 April 2014 2 Lina Safarina: Kadar CD4 Dengan HIV/AIDS PENDAHULUAN Kasus HIV /AIDS pada laki – laki memang lebih tinggi dibanding perempuan (61% : 39%), tetapi karena cara penularan terbanyak adalah melalui heteroseks (66,95%), hal ini dapat berdampak terjadinya penularan pada perempuan sehingga perempuan menjadi kelompok yang paling rentan tertular HIV dari pasangan atau suaminya (Kemenkes, 2011). Kerentanan tertularnya perempuan oleh HIV ini diakibatkan oleh adanya ketimpangan gender, faktor biologis, ekonomi dan sosial budaya. Berbagai kerentanan tersebut menimbulkan resiko penularan HIV pada perempuan. Perempuan yang mengalami HIV/AIDS kondisinya semakin berat karena secara budaya di Indonesia perempuan atau ibu masih merupakan pengurus atau orang yang bertanggung jawab untuk mengurus dan mengelola keluarga termasuk mengurus dan merawat anggota keluarga yang sakit. Sehingga menjadi ibu atau perempuan di dalam keluarga sangat berat apalagi ditambah menderita HIV/AIDS. Terjadinya HIV/AIDS pada perempuan juga akan menimbulkan permasalahan atau dampak. Dari segi fisik, perempuan yang terinfeksi HIV diantaranya kekebalan tubuh semakin menurun, infeksi opportunistic seperti TBC, diare kronis dan infeksi selaput dan jaringan otak dan tumor spesifik (Prawihardjo, 2002). Masalah fisik dapat ditimbulkan juga dengan adanya kandidiasis vulva vaginal persisten yang tidak responsif terhadap terapi, dysplasia serviks, penyakit inflamasi pelvis disertai abses tuba dan ovarium, ulkus herves simpleks yang timbul lebih dari satu bulan (Susanti, 2008). Berbagai masalah yang ditimbulkan akibat penyakit HIV/AIDS yang dialami perempuan, akan berpengaruh pada kondisi fisiknya, salah satunya pada kadar CD4. HIV umumnya menulari sel CD4.Kode genetik HIV menjadi bagian dari sel itu. Waktu sel CD4 menggandakan diri (bereplikasi) untuk melawan infeksi apa pun, sel tersebut juga membuat tiruan HIV. Setelah terinfeksi HIV dan belum mulai terapi antiretroviral (ART), jumlah sel CD4 semakin menurun. Ini tanda bahwa Nomor 1 Volume 1 April 2014 sistem kekebalan tubuh semakin rusak. Semakin rendah jumlah CD4, semakin mungkin akan jatuh sakit. Jumlah CD4 adalah ukuran kunci kesehatan sistem kekebalan tubuh. Semakin rendah jumlahnya, semakin besar kerusakan yang diakibatkan HIV. Jika mempunyai jumlah CD4 di bawah 200, atau persentase CD4 di bawah 14%, dianggap AIDS (Kemenkes, 2011). Aspek psikologis perempuan dengan HIV/AIDS dapat mengalami masalah diantaranya rasa takut dan malu yang berdampak pada menolak atau tidak patuh pengobatan. Penelitian yang dilakukan oleh Doyal, et al mengungkapkan bahwa rasa malu dan takut timbul karena penolakan keluarga dan sosial. Hampir sebagian perempuan dengan HIV ditolak oleh keluarga dan suaminya dan dilarang menemui anaknya. Menurut penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Simbayi., et al (2007) timbul rasa bersalah, merasa kotor dan malu dengan status HIV positif. Hal ini diperberat dengan masalah social yang timbul, misalnya ketidak harmonisan baik dengan suami atau keluarga, ketegangan bahkan perilaku kekerasan yang diterima. Berbagai permasalahan yang timbul karena HIV/AIDS salah satunya dipengaruhi oleh perubahan fisik yan dialami. Indikatornya adalah dari nilai kadar CD4, makin rendah kadar CD4 atau dibawah 200 maka kondisi kesehatan fisik semakin menurun atau dikategorikan dalam AIDS, kondisi ini ditandai dengan timbulnya infeksi opportunistic. Semakin berat kondisi fisik maka akan berpengaruh pada kualitas hidup. Schipper yang dikutip oleh Ware (1992) mengemukakan kualitas hidup sebagai kemampuan fungsional akibat penyakit dan pengobatan yang diberikan menurut pandangan atau perasaan pasien. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shofyan tahun 2010 menunjukkan bawa dari 31 orang dengan HIV/AIDS, 12 orang (38,7%) memiliki kualitas hidup buruk. Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma (2008) juga mununjukan bahwa dari 92 responden, sebagian besar (63%) memiliki kualitas hidup kurang baik. Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan diharapkan mampu menangani permasalahan pasien secara holistik. Perawat perlu memahami kondisi perempuan HIV/AIDS dalam 3 Lina Safarina: Kadar CD4 Dengan HIV/AIDS upaya memberikan perawatan yang holistik. Menurut Towsend (2002), lebih baik mendengarkan keresahan pasien dengan HIV/AIDS terlebih dahulu sebelum memberikan nasihat, saling berbagi dengan sesama perempuan HIV/AIDS juga dapat mengurangi beban sakit dan beban perasan yang ada di dalam hati mereka. Hal ini dapat dilakukan salah satunya melalui homecare. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1) Identifikasi Kadar CD4 perempuan dengan HIV/AIDS 2). Identifikasi Kualitas hidup perempuan dengan HIV/AIDS 3). Identifikasi hubungan antara kadar CD4 dengan kualitas hidup perempuan dengan HIV/AIDS meliputi pasien di klinik HIV/AIDS di kota Bandung (klinik Teratai, mawar, Ujung Berung) Instrumen untuk pengukuran kadar CD4 menggunakan data sekunder dari status pasien. Kadar CD4 dalam 6 bulan terakhir dengan kriteria < 200 adalah AIDS dan > 200 adalah HIV. Pengukuran kualitas hidup menggunakan kuesioner QOL-HIV (Quality Of Life) yang terstandar dari WHO. Hipotesis penelitian :1) Ho : tidak terdapat hubungan antara kadar CD4 dengan kualitas hidup perempuan dengan HIV/AIDS 2) Ha : Terdapat hubungan antara kadar CD4 dengan kualitas hidup perempuan dengan HIV/AIDS. Tehnik Analisa univariat dengan distribusi frekuensi, analisa bivariate digunakan chy square, METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Rancangan penelitian yang akan digunakan adalah study korelasi. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian cross sectional. Pemilihan Sample dengan tehnik purposive sampling, dengan kriteria :1) Usia responden dewasa (19 – 50 tahun) 2) Melakukan pemeriksaan kadar CD4 dalam 6 bulan terakhir 3) Berkomunikasi dengan baik 4) Bersedia menjadi responden didapatkan responden 60 orang sesuai dengan kriteria, Dilakukan pengambilan data bulan September- Nopember 2013 dengan jumlah responden 60 orang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, dan didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Cross tabulasi kadar CD4 terhadap kualitas hidup Kad.CD4Trakhr * klts.hdp.kod Crosstabulation klts.hdp.kod tinggi>=83 Kad.CD4Trakhr HIV(>=200) Count Rndah<83 Total 24 14 38 % within Kad.CD4Trakhr 63.2% 36.8% 100.0% % within klts.hdp.kod 75.0% 50.0% 63.3% AIDS (<200) 8 14 22 % within Kad.CD4Trakhr Count 36.4% 63.6% 100.0% % within klts.hdp.kod 25.0% 50.0% 36.7% Total 32 28 60 % within Kad.CD4Trakhr Count 53.3% 46.7% 100.0% % within klts.hdp.kod 100.0% 100.0% 100.0% Berdasarkan data table di atas dapat 30 disimpulkan bahwa ada sebanyak 38 sample yang memiliki kadar CD4 lebih dari sama dengan 200 dan 22 sample dengan kadar CD4 kurang dari 200. Dan sebanyak 32 sample dengan kualitas hidup tinggi dan 28 sample dengan kualitas hidup rendah. Dari Nomor 1 Volume 1 April 2014 38 sampel dengan kadar CD4 1lebih dari Volume 1 Nomor April 2014 sama dengan 200 terdapat 24 sampel (63,2%) yang memiliki kualitas hidup tinggi dan dari 22 sampel dengan kadar CD4 kurang dari 200 terdapat 14 sampel yang memiliki kualitas hidup rendah (46,7%) 4 Lina Safarina: Kadar CD4 Dengan HIV/AIDS Tabel 4. 2 Hubungan Antara kadar CD4 dengan kualitas hidup Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Continuity Correction b Likelihood Ratio Asymp. Sig. (2sided) df 4.019a 1 .045 3.015 1 .083 4.053 1 .044 Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Exact Sig. (2sided) Exact Sig. (1sided) .062 3.952 1 .041 .047 60 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.27. b. Computed only for a 2x2 table Berdasarkan table di atas, hasil uji statistik didapatkan nilai P value = 0,41 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kadar CD4 dengan kualitas hidup pada perempuan dengan HIV AIDS Sel CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit. Sel tersebut adalah bagian yang penting dari sistem kekebalan tubuh kita. Sel CD4 kadang kala disebut sebagai sel-T.Sel CD4 adalah sel-T yang mempunyai protein CD4 pada permukaannya. Protein itu bekerja sebagai ‘reseptor’ untuk HIV. HIV mengikat pada reseptor CD4 itu seperti kunci dengan gembok. HIV umumnya menulari sel CD4. Kode genetik HIV menjadi bagian dari sel itu. Waktu sel CD4 menggandakan diri (bereplikasi) untuk melawan infeksi apa pun, sel tersebut juga membuat tiruan HIV. Setelah kita terinfeksi HIV dan belum mulai terapi antiretroviral (ART), jumlah sel CD4 kita semakin menurun. Ini tanda bahwa sistem kekebalan tubuh kita semakin rusak. Semakin rendah jumlah CD4, semakin mungkin kita akan jatuh sakit dan mengalami infeksi oportunistik. Karena jumlah CD4 penting untuk menunjukkan kekuatan sistem kekebalan tubuh, sebaiknya melakukan tes CD4 setiap 3-6 bulan. Namun setelah kita mulai ART dan jumlah CD4 kita sudah kembali normal, tes CD4 dapat dilakukan setiap 9-12 bulan. Hasil tes CD4 biasanya dilaporkan sebagai jumlah sel CD4 yang ada dalam satu milimeter kubik darah (biasanya ditulis mm3). Jumlah CD4 yang normal biasanya berkisar antara 500 dan 1.600 mmkubik. Jumlah CD4 adalah ukuran kunci kesehatan sistem kekebalan tubuh. Semakin Nomor 1 Volume 1 April 2014 rendah jumlahnya, semakin besar kerusakan yang diakibatkan HIV. Jumlah CD4 di bawah 200, atau persentase CD4 di bawah 14%, kita dianggap AIDS (Kemenkes RI, 2011). Dampak dari penurunan nilai kadar CD4 ini adalah terjadinya infeksi opportunistic. Hal ini memberikan implikasi pada kondisi fisik yang ditampakkan oleh klien dengan adanya penurunan system imun dan timbulnya infeksi penyerta. Peningkatan masalah fisik akan berpengaruh pada kualitas hidup incividu. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktavia (2012) bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup ODHA diantaranya karena faktor pekerjaan, kemandirian, Terapi ARV dan kadar CD4. Penelitian yang dilakukan ole hays et all (2004) bahwa gejala fisik HIV berkaitan dengan stadium penyakit dan Kadar CD4. Kadar CD4 menentukan stadium HIV, semakun rendah kadar CD4 atau kurang dari 200 maka semakin tinggi stadium HIV atau kita sebut stadium AIDS dengan gejala fisik semakin berat karena di Sel CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit. Sel tersebut adalah bagian yang penting dari sistem kekebalan tubuh kita. Sel CD4 kadang kala disebut sebagai sel-T. Sel CD4 adalah sel-T yang mempunyai protein CD4 pada permukaannya. Protein itu bekerja sebagai ‘reseptor’ untuk HIV. HIV mengikat pada reseptor CD4 itu seperti kunci dengan gembok. HIV umumnya menulari sel CD4. Kode genetik HIV menjadi bagian dari sel itu. Waktu sel CD4 menggandakan diri (bereplikasi) untuk melawan infeksi apa pun, sel tersebut juga membuat tiruan HIV. Setelah kita terinfeksi HIV dan belum mulai terapi antiretroviral (ART), 5 Lina Safarina: Kadar CD4 Dengan HIV/AIDS jumlah sel CD4 kita semakin menurun. Ini tanda bahwa sistem kekebalan tubuh kita semakin rusak. Semakin rendah jumlah CD4, semakin mungkin kita akan jatuh sakit dan mengalami infeksi oportunistik. Karena jumlah CD4 penting untuk menunjukkan kekuatan sistem kekebalan tubuh, sebaiknya melakukan tes CD4 setiap 3-6 bulan.Namun setelah kita mulai ART dan jumlah CD4 kita sudah kembali normal, tes CD4 dapat dilakukan setiap 9-12 bulan. Hasil tes CD4 biasanya dilaporkan sebagai jumlah sel CD4 yang ada dalam satu milimeter kubik darah (biasanya ditulis mm3). Jumlah CD4 yang normal biasanya berkisar antara 500 dan 1.600 mmkubik. Jumlah CD4 adalah ukuran kunci kesehatan sistem kekebalan tubuh. Semakin rendah jumlahnya, semakin besar kerusakan yang diakibatkan HIV. Jumlah CD4 di bawah 200, atau persentase CD4 di bawah 14%, kita dianggap AIDS (kemenkes RI, 2011). Dampak dari penurunan nilai kadar CD4 ini adalah terjadinya infeksi opportunistic. Hal ini memberikan implikasi pada kondisi fisik yang ditampakkan oleh klien dengan adanya penurunan system imun dan timbulnya infeksi penyerta. Peningkatan masalah fisik akan berpengaruh pada kualitas hidup individu. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktavia (2012) bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup ODHA diantaranya karena faktor pekerjaan, kemandirian, Terapi ARV dan kadar CD4. Penelitian yang dilakukan ole hays et all (2004) bahwa gejala fisik HIV berkaitan dengan stadium penyakit dan Kadar CD4. Kadar CD4 menentukan stadium HIV, semakun rendah kadar CD4 atau kurang dari 200 maka semakin tinggi stadium HIV atau kita sebut stadium AIDS dengan gejala fisik semakin berat karena disertai beberapa infeksi opportunistic yang akan berpengaruh pada keluhan, kemandirian, dan kualitas hidup ODHA. Kadar CD4 memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gill et all. Hal ini terjadi karena target dari virus HIV adalah sel CD4. Kadar CD 4 ini menunjukkan resiko terpaparnya klien dengan infeksi opportunistic (Gill et all, 2002). KESIMPULAN Nomor 1 Volume 1 April 2014 Terdapat hubungan Antara kadar CD4 dengan kulaitas hidup perempuan dengan HIV/AIDS dengan nilai P value 0,41 SARAN a. Peningkatan peran perawata dalam memotivasi ODHA untuk melakukan pemeriksaan kadar CD4 b. Peningkatan kepatuhan ODHA dalam konsumsi ARV karena dengan keteraturan ARV dapat meningkatkan kadar CD4 dengan melakukan peran perawat dalam pendampingan ODHA minum obat seperti PMO pada kasus TBC, dapat dilakukan dengan peningkatan dukungan keluarga atau Home Care c. Peningkatan peran perawat sebagai researcher dalam penelitian mengenai upaya peningkatan kualitas hidup ODHA DAFTAR PUSTAKA Alisjahbana, Bachti Komisi Penanggulangan AIDS diambil dari Pikiran Rakyat.com diakses pada tanggal 16 September 2011 CDC, HIV-AIDS Among Women Resources Women Topics.htm diakses dari CDC pada tanggal 1 Oktober 2011 Depkes RI. (2003). AIDS dan Penanggulangannya. Jakarta : Driya Medika Gielen, et al. (2011). Quality of Life among women with HIV. PubMed Journal Keliat, Budi Ana, (1999). Penatalaksanaan Stress.Jakarta : EGC Kemenkes R.I. (2011). Laporan Tri Wulan Situasi Perkembangan HIV AIDS di Indonesia sd Maret 2011. Jakarta: kementrian Kesehatan RI _____________ (2011).Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi. Jakarta: kementrian kesehatan RI Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan (2007). Peran Perempuan Dalam 6 Lina Safarina: Kadar CD4 Dengan HIV/AIDS Penanggulangan HIV AIDS. Jakarta : kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan Kohan, Beigi, Nahid, Mitra. (2007). HIV positive women’s living experiences.IJNMR. 13(4):155156.Diakses tanggal 18 September 2011 Kusuma.(2010). Hubungan antara Depresi dan Dukungan Keluarga dengan kualitas hidup pasien HIV/AIDS yang menjalani perawatan di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta.Diunduh dari http://lontar.ui.ac.id. Tanggal 24 maret 2013. Mumpuni, latri.(2001). Prilaku social penderita HIV/AIDS dalam menghadpi reaksi masyarakat.Diunduh dari http://eprints.lib.ui.ac.id. Tanggal 2 oktober 2011 Moris, Kelly. (2008). Dukungan Kepatuhan diperlukan selama kehamilan.diunduh dari www.aidsmap.com tanggal 4 September 2011 Prawihardjo.(2001). Buku Acuan pelayanan Maternal dan neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta Simbayi, Kalichman, Strebel.(2007). Internalized Stigma, Discrimination and depression among men and women living with HIV AIDS in Cape Town, south Africa.Social science and medicine journal. 64 (9) Diunduh dari www.sciencedirect.com tanggal 1 Oktober 2011 Susanti, nengah (2008).Psikologi Kehamilan. Jakarta : EGC Towsend, Dr. Ditch. 2002. Perawatan AIDS di luar Rumah Sakit. Majlis AIDS Malaysia Http://www.Yayasan Spirita.com.Lembaran Informasi tentang HIV/AIDS untuk ODHA.Jakarta : Yayasan Spiritia, The Ford Foundation, Aksi Stop AIDS. Diperoleh tanggal 15 April 2013. Nomor 1 Volume 1 April 2014 7 Lina Safarina: Kadar CD4 Dengan HIV/AIDS Nomor 1 Volume 1 April 2014 8