Lina Safarina: Kadar CD4 Dengan HIV/AIDS 1 Perempuan menjadi

advertisement
Lina Safarina: Kadar CD4 Dengan HIV/AIDS
HUBUNGAN ANTARA KADAR CD4 DENGAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DENGAN HIV/AIDS DI
KOTA BANDUNG DAN CIMAHI
Lina Safarina, S.Kp., M.Kep. (Dosen Stikes A. Yani Cimahi)
[email protected]
ABSTRAK
Perempuan menjadi kelompok yang paling rentan tertular HIV dari pasangan atau
suaminya.Kerentanan tertularnya perempuan oleh HIV ini diakibatkan oleh adanya
ketimpangan gender, faktor biologis, ekonomi dan sosial budaya.
Proses terjadinya infeksi HIV menuju AIDS dilakukan dengan pemeriksaan gejala dan
pemeriksaan kadar CD4. Bila Kadar CD4 >200 dalam stadium infeksi HIV, tetapi bia kadar
CD4< 200 dikategorikan sudah mengalami AIDS. Semakin rendah kadar CD4 maka kondisi
semakin menurun, infeksi opportunistic dapat timbul di berbagai system tubuh, tentunya hal ini
akan berdampak pada permasalahan lain misalnya dari segi fisik kekebalan tubuh semakin
menurun, terjadi infeksi opportunistic. Aspek psikologis adanya rasa takut dan malu yang
berdampak pada menolak atau tidak patuh pengobatan.Pada aspek sosial timbul
ketidakharmonisan baik dengan suami atau keluarga, ketegangan bahkan perilaku kekerasan
yang diterima, aspek spiritual menunjukkan beratnya proses penerimaan yang dihadapi
perempuan ketika mendapatkan dirinya mengalami HIV, menjadi syok, marah dan berencana
untuk bunuh diri berbagai permasalahan ini menimbulkan akibat misalnya dari aspek social
timbul ketidaksiapan untuk keterbukaan status bahkan pada keluarga dekat sekalipun karena
masih adanya stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan masih banyaknya orang dengan HIV AIDS yang tidak teratur memeriksakan
kadar CD4. Kadar CD4 merupakan aspek penting yang dapat berpengaruh pada kondisi
kesehatan perempuan dengan HIV/AIDS , yang akan berpengaruh pada bagaimana individu
berespon terhadap sakit yang dialaminya yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kualitas
hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kadar CD4 dengan
kualitas hidup perempuan dengan HIV/AIDS. . Tehnik pengambilan sampel dengan purposive
sampling dan didapat jumlah sampel 60 orang, desain penelitian Penelitian dengan study
korelasi dengan pendekatan desain cross sectional, analisa menggunakan chi square , didapat
hasil terdapat hubungan antara kadar CD4 dengan kualitas hidup perempuan dengan HIV/AIDS
dengan P value 1,41. Perlu peningkatan peran perawat dalam memberikan motivasi untuk
secara rutin memeriksa kadar CD4 pada orang dengan HIV AIDS dan upaya peningkatan
kualitas hidupnya.
Kata kunci : HIV/AIDS, CD4, Kualitas hidup
Nomor 1 Volume 1 April 2014
1
Lina Safarina: Kadar CD4 Dengan HIV/AIDS
RELATIONSHIP BETWEEN CD4 LEVELS WITH THE QUALITY OF LIFE OF WOMEN WITH HIV / AIDS IN
BANDUNG AND CIMAHI
Lina Safarina, S.Kp., M.Kep .
ABSTRACT
Women are the most vulnerable group of HIV infected couples or women being infected by HIV. Is
caused by the imbalance of gender, biological, economic and socio-cultural.
The process of HIV infection towards AIDS symptoms do with the examination and inspection of CD4
levels. When CD4 levels > 200 in the stage of HIV infection, but usually CD4 levels < 200 categorized
already experienced AIDS. The lower the CD4 levels declined conditions, opportunistic infections can
occur in various systems of the body, of course it will have an impact on other issues, for example in
terms of decreased immune physical, opportunistic infections occur. Psychological aspects of fear and
shame that have an impact on the decline or not adherent pengobatan.Pada social disharmony arise
either by the husband or family, tension and even violent behavior is acceptable, indicate the severity
of the spiritual aspects of the admissions process that women face when getting herself having HIV,
being shock, anger and plans for suicide raises issues due arise eg from the social aspect of
unpreparedness for the disclosure status on close family even though because of the persistence of
stigma against people with HIV / AIDS. Some research suggests there are many people with HIV AIDS
who do not regularly check their CD4 levels. CD4 levels is an important aspect that can affect the health
of women with HIV / AIDS, which will affect how an individual responds to pain she experienced that
will ultimately affect the quality of life. This study aims to identify the relationship between CD4 levels
with quality of life of women with HIV / AIDS. Purposive sampling technique to obtain the amount of
sampling and sample 60 people, design research study to study the correlation with cross-sectional
design approach, using chi-square analysis, there is a relationship between the results obtained with
CD4 levels of quality of life of women with HIV/AIDS with a P value 1, 41. Need to increase the role of
nurses in providing motivation to routinely examine CD4 levels in people with HIV- AIDS and efforts to
improve quality of life.
Keywords : HIV/AIDS, CD4, Quality of life
28
Nomor 1 Volume 1 April 2014
Volume 1 Nomor 1 April 2014
2
Lina Safarina: Kadar CD4 Dengan HIV/AIDS
PENDAHULUAN
Kasus HIV /AIDS pada laki – laki
memang lebih tinggi dibanding perempuan
(61% : 39%), tetapi karena cara penularan
terbanyak adalah melalui heteroseks
(66,95%), hal ini dapat berdampak
terjadinya penularan pada perempuan
sehingga perempuan menjadi kelompok
yang paling rentan tertular HIV dari
pasangan atau suaminya (Kemenkes, 2011).
Kerentanan tertularnya perempuan oleh
HIV ini diakibatkan oleh adanya
ketimpangan gender, faktor biologis,
ekonomi dan sosial budaya. Berbagai
kerentanan tersebut menimbulkan resiko
penularan HIV pada perempuan. Perempuan
yang mengalami HIV/AIDS kondisinya
semakin berat karena secara budaya di
Indonesia perempuan atau ibu masih
merupakan pengurus atau orang yang
bertanggung jawab untuk mengurus dan
mengelola keluarga termasuk mengurus dan
merawat anggota keluarga yang sakit.
Sehingga menjadi ibu atau perempuan di
dalam keluarga sangat berat apalagi
ditambah menderita HIV/AIDS.
Terjadinya HIV/AIDS pada perempuan juga
akan menimbulkan permasalahan atau
dampak. Dari segi fisik, perempuan yang
terinfeksi HIV diantaranya kekebalan tubuh
semakin menurun, infeksi opportunistic seperti
TBC, diare kronis dan infeksi selaput dan
jaringan otak dan tumor spesifik (Prawihardjo,
2002). Masalah fisik dapat ditimbulkan juga
dengan adanya kandidiasis vulva vaginal
persisten yang tidak responsif terhadap terapi,
dysplasia serviks, penyakit inflamasi pelvis
disertai abses tuba dan ovarium, ulkus herves
simpleks yang timbul lebih dari satu bulan
(Susanti, 2008). Berbagai masalah yang
ditimbulkan akibat penyakit HIV/AIDS yang
dialami perempuan, akan berpengaruh pada
kondisi fisiknya, salah satunya pada kadar CD4.
HIV umumnya menulari sel CD4.Kode genetik
HIV menjadi bagian dari sel itu. Waktu sel CD4
menggandakan diri (bereplikasi) untuk
melawan infeksi apa pun, sel tersebut juga
membuat tiruan HIV. Setelah terinfeksi HIV dan
belum mulai terapi antiretroviral (ART), jumlah
sel CD4 semakin menurun. Ini tanda bahwa
Nomor 1 Volume 1 April 2014
sistem kekebalan tubuh
semakin rusak.
Semakin rendah jumlah CD4, semakin mungkin
akan jatuh sakit. Jumlah CD4 adalah ukuran
kunci kesehatan sistem kekebalan tubuh.
Semakin rendah jumlahnya, semakin besar
kerusakan yang diakibatkan HIV. Jika
mempunyai jumlah CD4 di bawah 200, atau
persentase CD4 di bawah 14%, dianggap AIDS
(Kemenkes, 2011).
Aspek psikologis perempuan dengan HIV/AIDS
dapat mengalami masalah diantaranya rasa
takut dan malu yang berdampak pada menolak
atau tidak patuh pengobatan. Penelitian yang
dilakukan oleh Doyal, et al mengungkapkan
bahwa rasa malu dan takut timbul karena
penolakan keluarga dan sosial. Hampir sebagian
perempuan dengan HIV ditolak oleh keluarga
dan suaminya dan dilarang menemui anaknya.
Menurut penelitian kualitatif yang dilakukan
oleh Simbayi., et al (2007) timbul rasa bersalah,
merasa kotor dan malu dengan status HIV
positif. Hal ini diperberat dengan masalah social
yang timbul, misalnya ketidak harmonisan baik
dengan suami atau keluarga, ketegangan
bahkan perilaku kekerasan yang diterima.
Berbagai permasalahan yang timbul karena
HIV/AIDS salah satunya dipengaruhi oleh
perubahan fisik yan dialami. Indikatornya
adalah dari nilai kadar CD4, makin rendah kadar
CD4 atau dibawah 200 maka kondisi kesehatan
fisik semakin menurun atau dikategorikan
dalam AIDS, kondisi ini ditandai dengan
timbulnya infeksi opportunistic. Semakin berat
kondisi fisik maka akan berpengaruh pada
kualitas hidup.
Schipper yang dikutip oleh Ware (1992)
mengemukakan kualitas hidup sebagai
kemampuan fungsional akibat penyakit dan
pengobatan
yang
diberikan
menurut
pandangan atau perasaan pasien. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Shofyan tahun
2010 menunjukkan bawa dari 31 orang dengan
HIV/AIDS, 12 orang (38,7%) memiliki kualitas
hidup buruk. Penelitian yang dilakukan oleh
Kusuma (2008) juga mununjukan bahwa dari 92
responden, sebagian besar (63%) memiliki
kualitas hidup kurang baik.
Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan
diharapkan mampu menangani permasalahan
pasien secara holistik. Perawat perlu
memahami kondisi perempuan HIV/AIDS dalam
3
Lina Safarina: Kadar CD4 Dengan HIV/AIDS
upaya memberikan perawatan yang holistik.
Menurut Towsend (2002), lebih baik
mendengarkan keresahan pasien dengan
HIV/AIDS terlebih dahulu sebelum memberikan
nasihat, saling berbagi dengan sesama
perempuan HIV/AIDS juga dapat mengurangi
beban sakit dan beban perasan yang ada di
dalam hati mereka. Hal ini dapat dilakukan
salah satunya melalui homecare. Berdasarkan
hal tersebut di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk : 1) Identifikasi Kadar CD4
perempuan dengan HIV/AIDS 2). Identifikasi
Kualitas hidup perempuan dengan HIV/AIDS
3). Identifikasi hubungan antara kadar CD4
dengan kualitas hidup perempuan dengan
HIV/AIDS
meliputi pasien di klinik HIV/AIDS di kota
Bandung (klinik Teratai, mawar, Ujung Berung)
Instrumen untuk pengukuran kadar CD4
menggunakan data sekunder dari status pasien.
Kadar CD4 dalam 6 bulan terakhir dengan
kriteria < 200 adalah AIDS dan > 200 adalah HIV.
Pengukuran kualitas hidup menggunakan
kuesioner QOL-HIV (Quality Of Life) yang
terstandar dari WHO.
Hipotesis penelitian :1) Ho : tidak terdapat
hubungan antara kadar CD4 dengan kualitas
hidup perempuan dengan HIV/AIDS 2) Ha :
Terdapat hubungan antara kadar CD4 dengan
kualitas hidup perempuan dengan HIV/AIDS.
Tehnik Analisa univariat dengan distribusi
frekuensi, analisa bivariate digunakan chy
square,
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Rancangan penelitian yang akan
digunakan adalah study korelasi. Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah penelitian
cross sectional. Pemilihan Sample dengan
tehnik purposive sampling, dengan kriteria :1)
Usia responden dewasa (19 – 50 tahun) 2)
Melakukan pemeriksaan kadar CD4 dalam 6
bulan terakhir 3) Berkomunikasi dengan baik 4)
Bersedia menjadi responden didapatkan
responden 60 orang sesuai dengan kriteria,
Dilakukan pengambilan data bulan
September- Nopember 2013 dengan jumlah
responden 60 orang sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan, dan didapatkan hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Cross tabulasi kadar CD4 terhadap
kualitas hidup
Kad.CD4Trakhr * klts.hdp.kod Crosstabulation
klts.hdp.kod
tinggi>=83
Kad.CD4Trakhr
HIV(>=200)
Count
Rndah<83
Total
24
14
38
% within Kad.CD4Trakhr
63.2%
36.8%
100.0%
% within klts.hdp.kod
75.0%
50.0%
63.3%
AIDS (<200)
8
14
22
% within Kad.CD4Trakhr
Count
36.4%
63.6%
100.0%
% within klts.hdp.kod
25.0%
50.0%
36.7%
Total
32
28
60
% within Kad.CD4Trakhr
Count
53.3%
46.7%
100.0%
% within klts.hdp.kod
100.0%
100.0%
100.0%
Berdasarkan data
table di atas dapat
30
disimpulkan bahwa ada sebanyak 38 sample
yang memiliki kadar CD4 lebih dari sama
dengan 200 dan 22 sample dengan kadar
CD4 kurang dari 200. Dan sebanyak 32
sample dengan kualitas hidup tinggi dan 28
sample dengan kualitas hidup rendah. Dari
Nomor 1 Volume 1 April 2014
38 sampel dengan
kadar
CD4 1lebih
dari
Volume
1 Nomor
April 2014
sama dengan 200 terdapat 24 sampel
(63,2%) yang memiliki kualitas hidup tinggi
dan dari 22 sampel dengan kadar CD4
kurang dari 200 terdapat 14 sampel yang
memiliki kualitas hidup rendah (46,7%)
4
Lina Safarina: Kadar CD4 Dengan HIV/AIDS
Tabel 4. 2 Hubungan Antara kadar CD4 dengan kualitas hidup
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2sided)
df
4.019a
1
.045
3.015
1
.083
4.053
1
.044
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Exact Sig. (2sided)
Exact Sig. (1sided)
.062
3.952
1
.041
.047
60
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.27.
b. Computed only for a 2x2 table
Berdasarkan table di atas, hasil uji
statistik didapatkan nilai P value = 0,41
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara kadar CD4
dengan kualitas hidup pada perempuan
dengan HIV AIDS
Sel CD4 adalah jenis sel darah putih atau
limfosit. Sel tersebut adalah bagian yang
penting dari sistem kekebalan tubuh kita. Sel
CD4 kadang kala disebut sebagai sel-T.Sel CD4
adalah sel-T yang mempunyai protein CD4 pada
permukaannya. Protein itu bekerja sebagai
‘reseptor’ untuk HIV. HIV mengikat pada
reseptor CD4 itu seperti kunci dengan gembok.
HIV umumnya menulari sel CD4. Kode
genetik HIV menjadi bagian dari sel itu. Waktu
sel CD4 menggandakan diri (bereplikasi) untuk
melawan infeksi apa pun, sel tersebut juga
membuat tiruan HIV. Setelah kita terinfeksi HIV
dan belum mulai terapi antiretroviral (ART),
jumlah sel CD4 kita semakin menurun. Ini tanda
bahwa sistem kekebalan tubuh kita semakin
rusak. Semakin rendah jumlah CD4, semakin
mungkin kita akan jatuh sakit dan mengalami
infeksi oportunistik. Karena jumlah CD4 penting
untuk menunjukkan kekuatan sistem kekebalan
tubuh, sebaiknya melakukan tes CD4 setiap 3-6
bulan. Namun setelah kita mulai ART dan
jumlah CD4 kita sudah kembali normal, tes CD4
dapat dilakukan setiap 9-12 bulan. Hasil tes CD4
biasanya dilaporkan sebagai jumlah sel CD4
yang ada dalam satu milimeter kubik darah
(biasanya ditulis mm3). Jumlah CD4 yang
normal biasanya berkisar antara 500 dan 1.600
mmkubik. Jumlah CD4 adalah ukuran kunci
kesehatan sistem kekebalan tubuh. Semakin
Nomor 1 Volume 1 April 2014
rendah jumlahnya, semakin besar kerusakan
yang diakibatkan HIV. Jumlah CD4 di bawah 200,
atau persentase CD4 di bawah 14%, kita
dianggap AIDS (Kemenkes RI, 2011).
Dampak dari penurunan nilai kadar CD4
ini adalah terjadinya infeksi opportunistic. Hal
ini memberikan implikasi pada kondisi fisik yang
ditampakkan oleh klien dengan adanya
penurunan system imun dan timbulnya infeksi
penyerta. Peningkatan masalah fisik akan
berpengaruh pada kualitas hidup incividu. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Oktavia (2012) bahwa terdapat perbedaan
kualitas hidup ODHA diantaranya karena faktor
pekerjaan, kemandirian, Terapi ARV dan kadar
CD4. Penelitian yang dilakukan ole hays et all
(2004) bahwa gejala fisik HIV berkaitan dengan
stadium penyakit dan Kadar CD4. Kadar CD4
menentukan stadium HIV, semakun rendah
kadar CD4 atau kurang dari 200 maka semakin
tinggi stadium HIV atau kita sebut stadium AIDS
dengan gejala fisik semakin berat karena di Sel
CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit.
Sel tersebut adalah bagian yang penting dari
sistem kekebalan tubuh kita. Sel CD4 kadang
kala disebut sebagai sel-T. Sel CD4 adalah sel-T
yang mempunyai protein CD4 pada
permukaannya. Protein itu bekerja sebagai
‘reseptor’ untuk HIV. HIV mengikat pada
reseptor CD4 itu seperti kunci dengan gembok.
HIV umumnya menulari sel CD4. Kode
genetik HIV menjadi bagian dari sel itu. Waktu
sel CD4 menggandakan diri (bereplikasi) untuk
melawan infeksi apa pun, sel tersebut juga
membuat tiruan HIV. Setelah kita terinfeksi HIV
dan belum mulai terapi antiretroviral (ART),
5
Lina Safarina: Kadar CD4 Dengan HIV/AIDS
jumlah sel CD4 kita semakin menurun. Ini tanda
bahwa sistem kekebalan tubuh kita semakin
rusak. Semakin rendah jumlah CD4, semakin
mungkin kita akan jatuh sakit dan mengalami
infeksi oportunistik. Karena jumlah CD4 penting
untuk menunjukkan kekuatan sistem kekebalan
tubuh, sebaiknya melakukan tes CD4 setiap 3-6
bulan.Namun setelah kita mulai ART dan jumlah
CD4 kita sudah kembali normal, tes CD4 dapat
dilakukan setiap 9-12 bulan. Hasil tes CD4
biasanya dilaporkan sebagai jumlah sel CD4
yang ada dalam satu milimeter kubik darah
(biasanya ditulis mm3). Jumlah CD4 yang
normal biasanya berkisar antara 500 dan 1.600
mmkubik. Jumlah CD4 adalah ukuran kunci
kesehatan sistem kekebalan tubuh. Semakin
rendah jumlahnya, semakin besar kerusakan
yang diakibatkan HIV. Jumlah CD4 di bawah 200,
atau persentase CD4 di bawah 14%, kita
dianggap AIDS (kemenkes RI, 2011). Dampak
dari penurunan nilai kadar CD4 ini adalah
terjadinya infeksi opportunistic. Hal ini
memberikan implikasi pada kondisi fisik yang
ditampakkan oleh klien dengan adanya
penurunan system imun dan timbulnya infeksi
penyerta. Peningkatan masalah fisik akan
berpengaruh pada kualitas hidup individu. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Oktavia (2012) bahwa terdapat perbedaan
kualitas hidup ODHA diantaranya karena faktor
pekerjaan, kemandirian, Terapi ARV dan kadar
CD4. Penelitian yang dilakukan ole hays et all
(2004) bahwa gejala fisik HIV berkaitan dengan
stadium penyakit dan Kadar CD4. Kadar CD4
menentukan stadium HIV, semakun rendah
kadar CD4 atau kurang dari 200 maka semakin
tinggi stadium HIV atau kita sebut stadium AIDS
dengan gejala fisik semakin berat karena
disertai beberapa infeksi opportunistic yang
akan berpengaruh pada keluhan, kemandirian,
dan kualitas hidup ODHA. Kadar CD4 memiliki
hubungan yang bermakna dengan kualitas
hidup orang dengan HIV/AIDS, hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Gill et all.
Hal ini terjadi karena target dari virus HIV adalah
sel CD4. Kadar CD 4 ini menunjukkan resiko
terpaparnya klien dengan infeksi opportunistic
(Gill et all, 2002).
KESIMPULAN
Nomor 1 Volume 1 April 2014
Terdapat hubungan Antara kadar CD4 dengan
kulaitas hidup perempuan dengan HIV/AIDS
dengan nilai P value 0,41
SARAN
a. Peningkatan peran perawata dalam
memotivasi ODHA untuk melakukan
pemeriksaan kadar CD4
b. Peningkatan kepatuhan ODHA dalam
konsumsi
ARV
karena
dengan
keteraturan ARV dapat meningkatkan
kadar CD4 dengan melakukan peran
perawat dalam pendampingan ODHA
minum obat seperti PMO pada kasus
TBC,
dapat
dilakukan
dengan
peningkatan dukungan keluarga atau
Home Care
c. Peningkatan peran perawat sebagai
researcher dalam penelitian mengenai
upaya peningkatan kualitas hidup
ODHA
DAFTAR PUSTAKA
Alisjahbana, Bachti Komisi Penanggulangan
AIDS diambil dari Pikiran Rakyat.com diakses
pada tanggal 16 September 2011
CDC, HIV-AIDS Among Women Resources
Women Topics.htm diakses dari CDC pada
tanggal 1 Oktober 2011
Depkes
RI.
(2003).
AIDS
dan
Penanggulangannya. Jakarta : Driya Medika
Gielen, et al. (2011). Quality of Life among
women with HIV. PubMed Journal
Keliat, Budi Ana, (1999). Penatalaksanaan
Stress.Jakarta : EGC
Kemenkes R.I. (2011). Laporan Tri Wulan Situasi
Perkembangan HIV AIDS di Indonesia sd Maret
2011. Jakarta: kementrian Kesehatan RI
_____________ (2011).Pedoman Nasional
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi.
Jakarta: kementrian kesehatan RI
Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan
(2007).
Peran
Perempuan
Dalam
6
Lina Safarina: Kadar CD4 Dengan HIV/AIDS
Penanggulangan
HIV AIDS. Jakarta :
kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan
Kohan, Beigi, Nahid, Mitra. (2007). HIV positive
women’s living experiences.IJNMR. 13(4):155156.Diakses tanggal 18 September 2011
Kusuma.(2010). Hubungan antara Depresi dan
Dukungan Keluarga dengan kualitas hidup
pasien HIV/AIDS yang menjalani perawatan di
RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta.Diunduh
dari http://lontar.ui.ac.id. Tanggal 24 maret
2013.
Mumpuni, latri.(2001). Prilaku social penderita
HIV/AIDS
dalam
menghadpi
reaksi
masyarakat.Diunduh
dari
http://eprints.lib.ui.ac.id. Tanggal 2 oktober
2011
Moris, Kelly. (2008). Dukungan Kepatuhan
diperlukan selama kehamilan.diunduh dari
www.aidsmap.com tanggal 4 September 2011
Prawihardjo.(2001). Buku Acuan pelayanan
Maternal dan neonatal. Yayasan Bina Pustaka.
Jakarta
Simbayi, Kalichman, Strebel.(2007). Internalized
Stigma, Discrimination and depression among
men and women living with HIV AIDS in Cape
Town, south Africa.Social science and medicine
journal.
64
(9)
Diunduh
dari
www.sciencedirect.com tanggal 1 Oktober 2011
Susanti, nengah (2008).Psikologi Kehamilan.
Jakarta : EGC
Towsend, Dr. Ditch. 2002. Perawatan AIDS di
luar Rumah Sakit. Majlis AIDS Malaysia
Http://www.Yayasan
Spirita.com.Lembaran
Informasi
tentang
HIV/AIDS
untuk
ODHA.Jakarta : Yayasan Spiritia, The Ford
Foundation, Aksi Stop AIDS. Diperoleh tanggal
15 April 2013.
Nomor 1 Volume 1 April 2014
7
Lina Safarina: Kadar CD4 Dengan HIV/AIDS
Nomor 1 Volume 1 April 2014
8
Download