1 “Pendidikan Inklusif bertujuan untuk memastikan agar semua anak, termasuk anak dengan disabilitas memperoleh hak dan kesempatan yang sama dalam pendidikan.” Siswa sekolah inklusif senang belajar bersama teman-temannya di Lombok. Penulis: Julie Nuttens Elizabeth Diana Perwitasari Singgih Purnomo Theresia Tirta Yong Nurhayati Dewa Ketut Sudana, S.Pd. Editor: Elizabeth Dian Perwitasari Dwi Ariani Dwi Suci Rahayu Sri Hariyatmi Fotografer: Husein Junaedi Nurhayati Shelomita Tabun Afra Rodja Kedhi Theresia Tirta Yong Handcap International 2014 Sekapur Sirih 2 Para Orangtua dan Pembaca yang terhormat, Pendidikan adalah hak sekaligus sarana untuk merealisasikan hak-hak yang lain. Kualitas pendidikan inklusif yang menggambungkan sumber daya manusia, perkembangan ekonomi dan sosial merupakan metode penting yang akan memberikan manfaat baik pada individu maupun masyarakat di saat yang bersamaan. Pendidikan bagi anak-anak dengan disabilitas pada umumnya berupa sekolah khusus yang terpisah dan berada di daerah perkotaan, bukti mulai menunjukkan bahwa jenis sistem pendidikan ini bukanlah solusi yang tepat untuk jangka panjang. Pendidikan Inklusif adalah proses untuk meningkatkan partisipasi dan mereduksi pengucilan secara efektif dengan merespon beragam kebutuhan siswa dan anakanak yang rentan. Pendidikan Inklusif bertujuan untuk memastikan bahwa semua anak, termasuk anak dengan disabilitas memperoleh hak dan kesempatan yang sama dalam pendidikan sekaligus memberikan sarana untuk mewujudkan hakhak lainnya. Kesetaraan hak untuk anak dengan disabilitas serta nilai tambah dari sistem pendidikan inklusif telah diakui oleh pemerintah Indonesia dengan diterapkannya Rencana Aksi Nasional untuk Pendidikan Inklusif yang merujuk pada dua kerangka kerja internasional, yaitu Konvensi PBB 3 tentang Hak Penyandang Disabilitas (pasal 24) dan Strategi Incheon “Make the Right Real” untuk Penyandang Disabilitas di Asia- Pasifik 2013-2022 (tujuan no 5). Bersama dengan para pemangku kepentingan nasional, Handicap International telah bekerja di bidang pendidikan inklusif di Indonesia sejak tahun 2011 dengan fokus utama pada anak dengan disabilitas. Buku ini disusun dengan tujuan memberikan arahan kemana dan bagaimana anak-anak dengan disabilitas dapat mengakses pendidikan, layanan rehabilitasi dan kesehatan. Buku ini menyediakan koleksi praktik-praktik terbaik serta sebuah direktori untuk para orangtua dari proyek yang telah dilaksanakan oleh Handicap International. Daftar Isi 4 Selayang Pandang Pengalaman kami menunjukkan bahwa peran serta dari berbagai pihak sangatlah penting untuk mencapai kesuksesan pendidikan inklusif. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak berikut atas kontribusi dan komitmen mereka yang sangat tinggi terhadap pelaksanaan pendidikan inklusif di NTB dan atas kerjasamanya untuk pembuatan buku ini: • Kepala Daerah, masyarakat, dan para orang tua; • Kementerian Pendidikan, Dinas Pendidikan di tingkat kabupaten dan kecamatan, kepala sekolah, pengawas, dan para guru; • Kementerian Sosial, Dinas Sosial di tingkat provinsi dan kabupaten, serta para pekerja sosial; • Organisasi Penyandang Disabilitas, Lembaga Sosial Kemasyarakatan, dan para penyedia layanan. Teriring Hormat, Julie Nuttens Pendidikan Inklusi: Pendidikan Untuk Semua Handicap International Tim Proyek Pendidikan Inklusi Nusa Tenggara Barat 12 18 Opini Praktek Baik Praktek Baik Program Pendidikan Inklusi Di Kabupaten Lombok Utara Handicap International Tim Proyek Pendidikan Inklusi Nusa Tenggara Barat 26 38 42 Cerita Sukses Harapan dan Impian Direktori 4 Gayung yang Bersambut dari Kepala Daerah Drs. Suhrawardi, M.Pd Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lombok Utara Pendidikan Inklusif dianggap penting karena itu adalah bagian dari kebijakan bagaimana supaya pendidikan menjangkau semua segmen peserta didik kita secara menyeluruh sesuai dengan amanat pendidikan untuk semua. Pendidikan Inklusif merupakan hal yang signifikan bagi Pemerintah Daerah dalam memberikan layanan dan akses pendidikan kepada seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan Inkusif tidak memerlukan fasilitas sarana khusus, karena terintegrasi dengan sekolah sekolah reguler yang menerima dan melayani peserta didik yang memiliki keterbatasan atau kebutuhan khusus. Itulah sebabnya mengapa konsep pendidikan inklusif ini dianggap strategis karena sifatnya yang cukup fleksibel dan dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Kabupaten Lombok Utara sebagai daerah otonomi baru sangat memerlukan kebijakan yang bertumpu pada 3 hal yang menyangkut dengan indikator Indeks Prestasi Manusia, salah satunya adalah Pendidikan. Oleh karena itu supaya pendidikan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat peserta didik di KLU terutama yang berkaitan dengan penyandang disabilitas atau anak berkebutuhan khusus, maka Pendidikan Inkulsif ini adalah sesuatu yang sangat penting untuk kita dukung dan kita bantu sepenuhnya menjadi kebijakan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara. Nantinya, sebagian besar sekolah-sekolah kita ini akan menjadi sekolah inklusif terutama di Pendidikan Dasar. Selanjutnya, Secara bertahap perkembangan pendidikan inklusif akan mengarah pada Pendidikan Menengah, supaya anak mendapatkan akses dan layanan pendidikan yang berkelanjutan. Kami dari Dinas Pendidikan tentunya sangat berharap supaya pemahaman terhadap kebutuhan anak anak kita dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat terutama orangtua dan masyarakat secara umum. Saat ini, banyak anggapan anak berkebutuhan khusus ini sebagai sesuatu hal yang tidak harus ditutupi. Sudah saatnya pemahaman ini harus berubah, 5 mereka harus diberi layanan dan akses supaya mendapat layanan pendidikan yang sama dengan anak-anak yang lain. Itulah sebabnya Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan menghimbau kepada seluruh orangtua dan wali murid yang putra-putrinya memiliki kebutuhan khusus supaya proaktif. Orang tua jangan menganggap sebagai suatu hal yang mungkin menimbulkan malu keluarga tapi ini adalah ciptaan Tuhan yang harus diberikan layanan dan akses untuk memperoleh pendidikan sebagai hak dasar. Untuk itu saya menganggap peran daripada pihak termasuk partner kerja kita yang sekarang termasuk Handicap International berperan sangat banyak dalam meningkatkan kemampuan dan kapasitas pemahaman dilingkungan sekolah. Saya ingin mengatakan bahwa para pendidik ; pengawas, kepala sekolah serta para guru supaya memiliki sudut pandang yang sama dengan kebijakan ini terutama bagaimana kita memandang anak yang berkebutuhan khusus ini sebagai anak didik yang harus kita berikan layanan. Anak berkebutuhan khusus jangan diabaikan dan dianggap sebagai beban, tetapi kita harus balik bahwa kita harus memberikan layanan karena pendidikan ini merupakan hak mereka juga. Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Handicap International atas kerjasama secara terus menerus terutama dalam peningkatan kapasitas serta pemahaman para pendidikan kita yang saya sendiri menyadari belum seluruhnya memahami tentang hal itu. Semoga secara bertahap ini akan meningkatkan kualitas pendidikan di Nusa Tenggara Barat khususnya di Kabupaten Lombok Utara. Selayang Pandang 6 Pendidikan Inklusi: Pendidikan Untuk Semua Handicap International Tim Proyek Pendidikan Inklusi Nusa Tenggara Barat Sistem pendidikan yang ideal sebaiknya merupakan sistem pendidikan yang tidak mengenal diskriminasi. Pernyataan tersebut, senada dengan penjelasan dari pasal 31, ayat (1) dan ayat (2) UndangUndang Dasar 1945 (amandemen), yang menjelaskan bahwa “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan tanpa adanya diskriminasi baik secara fisik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebagainya dan hal tersebut dapat terwujud melalui sistem pendidikan wajib 9 tahun”. Pasal 31 ini selanjutnya menjadi rujukan bagi pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan inklusif dan mendapatkan dukungan melalui Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal tersebut telah menjelaskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Anak berkebutuhan khusus belajar dalam suasana kelas inklusif. 7 8 Siswa-siswa dari sekolah inklusif sedang membuat kerajinan tangan kain perca. Sebuah kegiatan di sekolah yang mendidik siswa untuk menjadi kreatif. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Dalam mewujudkan cita-cita tersebut perlu adanya kerjasama yang baik dari berbagai elemen pendidikan terutama pemerintah yang dalam hal ini memegang peranan penting dalam upaya pemerataan pendidikan nasional secara menyeluruh. Sebagaimana diketahui bahwa masih banyak anak-anak Indonesia yang tidak dapat menikmati suasana belajar di bangku sekolah. Tidak sedikit pula anak-anak yang putus sekolah atau bahkan tidak bersekolah sama sekali karena faktor ketidakmampuan ekonomi. Disini peran pemerintah sangat dibutuhkan sebagai pelindung terhadap hak-hak anak untuk mendapatkan pendidikan. Disahkannya UU No.20 tahun 2003, telah memberikan angin segar dan warna lain dalam penyediaan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Hal ini memungkinkan terobosan bentuk pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus berupa penyelengggaraan pendidikan inklusif. Salah satu kesepakatan internasional yang mendorong terwujudnya sistem pendidikan inklusif adalah Convention on the Rights of Person with Disabilities (Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas). Pada pasal 24 dalam konvensi ini disebutkan bahwa setiap negara berkewajiban untuk menyelenggarakan sistem pendidikan inklusi di setiap tingkatan pendidikan. Adapun salah satu tujuannya adalah mendorong terwujudnya partisipasi penuh penyandang disabilitas dalam kehidupan masyarakat. Anak-anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama dengan anak-anak lainnya. Namun di masyarakat, masih ada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus menganggap keadaan seperti itu sebagai aib, sehingga anak-anak mereka belum mendapatkan perhatian sebagaimana halnya anak-anak lainnya. 9 Mereka membutuhkan pendidikan dan harus mendapatkan pelayanan tanpa diskriminasi di berbagai bidang dan sektor, sehingga anak-anak tersebut dapat berkembang secara optimal. Pada masa sebelumnya, layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus masih bersifat segregasi atau terpisah; anak berkebutuhan khusus bersekolah di sekolah khusus dengan guru khusus dan materi yang khusus. Konsep ini mengalami perkembangan dengan munculnya layanan pendidikan dengan konsep integratif yaitu memasukan anak berkebutuhan khusus dalam kelas umum. Walaupun mengacu pada persamaan hak dalam pendidikan, bagi anak berkebutuhan khusus, konsep ini masih memiliki kelemahan karena sistem dari layanan pendidikan tersebut belum menyesuaikan dengan kebutuhan belajar anak. Ditemukan banyak kasus dimana anak berkebutuhan khusus tidak mampu mengikuti proses pembelajaran karena harus mengikuti target dan metode pembelajaran yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan tanpa melihat kebutuhan belajar yang berbeda . Pada saat ini, dengan berkembangnya konsep pendidikan inklusi, misi dan visi kelembagaan didorong untuk lebih menyesuaikan dengan kebutuhan anak. Anak berkebutuhan khusus tidak lagi dipisahkan dalam kelas khusus proses belajar, di lain sisi lembaga pendidikan selalu mengembangkan sistem yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan anak. Dalam kaitan dengan konsep ini pendidikan inklusif merupakan salah satu bentuk konsep dan layanan pendidikan yang dipandang ideal untuk dilaksanakan. Dalam konteks pendidikan, hal ini diperkuat dengan dikeluarkannya Permendiknas 70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusi. Permendiknas ini memberikan petunjuk yang lebih jelas tentang pemenuhan hak pendidikan melalui penyelenggaraan pendidikan inklusi. Pendidikan Inklusi Di Provinsi NTB & Kabupaten Lombok Utara Konsep pendidikan inklusi bukanlah hal yang baru di propinsi Nusa Tenggara Barat. Cikal bakal implementasi pendidikan inklusi sudah dimulai sejak 2009 sejalan dengan dikeluarkannya Permendiknas 70 tahun 2009. Apresiasi perlu diberikan bagi pemerintah daerah yang telah memberikan perhatian terhadap anakanak berkebutuhan khusus melalui peningkatan kapasitas serta pengalokasian anggaran yang akan membawa NTB sebagai provinsi berwawasan inklusif. Tentunya hal ini memberikan dampak bagi penyelenggaraan pendidikan inklusif di wilayah NTB pada umumnya. Program penyelenggaraan pendidikan inklusif telah dilaksanakan di setiap kabupaten di NTB. Kabupaten Lombok Utara juga tercatat sebagai kabupaten yang melaksanakan konsep pendidikan inklusi. Sejak tahun 2009 telah dibangun 4 SD penyelenggara pendidikan inklusi Kegiatan children group di sekolah inklusif 10 11 di kecamatan Tanjung, yaitu SDN 3 Tegal Maja, SDN 4 Tegal Maja, SDN 5 Jenggala dan SDN 5 Sigar Penjalin. Kemudian pada tahun 2010 bertambah 2 SD di Kecamatan Bayan, yaitu SDN 1 Bayan dan SDN 2 Loloan. Pada tahun 2014 ini jumlah sekolah penyelenggara pendidikan inklusif telah mencapai 24 sekolah. Sekolah sekolah inilah yang berkewajiban memberikan layanan bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Namun ketersediaan tenaga pengajar yang mempunyai kemampuan dan kompetensi untuk menangani anak berkebutuhan khusus belum memadai. Pengelolaan murid berkebutuhan khusus sementara masih ditangani oleh guru-guru yang ada di sekolah dengan kemampuan yang terbatas, sehingga dirasakan menjadi kendala efektifitas belajar disamping minimnya fasilitas penunjang bagi siswa berkebutuhan khusus seperti alat peraga, sarana serta prasarana infrastruktur yang dapat mendukung aktifitas anak-anak berkebutuhan khusus yang aksesibel, serta media pembelajaran yang sesuai bagi anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus sedang melakukan senam otak/brain gym dengan teman-temannya pada acara childen group meeting. Kontribusi “Handicap International” Dalam Pendidikan Inklusi Di NTB Dan Kabupaten Lombok Utara Kehadiran Handicap International di Provinsi Nusa Tenggara Barat telah dimulai sejak tahun 2011. Sebagai lembaga yang bekerja dan mendedikasikan karya pada pemenuhan hak bagi para penyandang disabilitas, termasuk anak berkebutuhan khusus dalam sektor pendidikan, Handicap International secara khusus berfokus pada kontribusi penguatan dan peningkatan kualitas pendidikan inklusif di sekolah dasar yang telah bekerjasama dengan pihak pemerintah daerah dan Dinas Dikpora setempat. 12 Kontribusi Handicap International bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan bagi anak dengan disabilitas atau berkebutuhan khusus di wilayah NTB pada umumnya dengan disertai peningkatan kapasitas tenaga pengajar dan penyelenggara sekolah serta pemangku pendidikan wilayah kerja setempat. Kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka penguatan kapasitas tenaga pendidik dan peningkatan kualitas pendidikan inklusif tersebut berupa pelatihan bagi guru, kepala sekolah dan pengawas mengenai konsep pendidikan inklusif, konsep disabilitas, konsep anak berkebutuhan khusus dan penanganannya serta bagaimana memodifikasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak. Selain itu juga ada pelatihan bagi orang tua yang memiliki anak dengan disabilitas atau anak berkebutuhan khusus berkenaan dengan konsep disabilitas dan anak berkebutuhan khusus, pemahaman serta bagaimana menghadapi anak dengan disabilitas atau anak berkebutuhan khusus. Pelatihan ini didukung dari berbagai kalangan tenaga ahli antara lain psikolog, dokter anak dan tenaga ahli di bidang rehabilitasi fisik yang berhubungan dengan kebutuhan alat bantu bagi anak dengan disabilitas. Pengembangan pendidikan inklusif dimulai di provinsi NTB dengan konsentrasi kerja di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur dan Kota Mataram. Selama 3 tahun bekerja dari 2011 sampai 2013, Handicap International telah memberikan pelatihan kepada 106 sekolah khususnya jenjang pendidikan dasar dan sudah melatih 574 guru, termasuk kepala sekolah serta pengawas. Selain itu Handicap International juga melatih orang tua anak-anak dengan disabilitas sebanyak 1,495 orang. Aksesibilitas berupa ramp atau bidang miring yang dilengkapi handrail telah dibangun di 11 sekolah untuk memfasilitasi anak dengan disabilitas di dalam aktifitasnya menuju kelas ataupun fasilitas ruangan lainnya. Di tahun 2013 didistribusikan 39 paket alat sekolah dan peraga sekolah dan 24 alat bantu telah diberikan kepada anak dengan disabilitas berupa kursi roda, alat bantu jalan (walker), kruk (crutches) maupun alat bantu dengar (hearing aid). Pada tahun 2014, pengembangan program yang sama dilaksanakan di Kabupaten Lombok Utara. Secara khusus, di kecamatan Tanjung dan kecamatan Pemenang, Handicap International bekerjasama dengan Dinas Sosial Kabupaten Lombok Utara dan melibatkan TKSK atau pekerja sosial baik ditingkat desa maupun Kecamatan Tanjung dan Pemenang dalam mendukung pelaksanaan kegiatannya. Sebanyak 116 guru, termasuk kepala sekolah dan pengawas telah mendapatkan pelatihan tentang konsep pendidikan inklusif, 359 orang tua anak dengan disabilitas telah mendapatkan pelatihan berkenaan dengan pemahaman terhadap isu disabilitas dan bagaimana menghadapai anak dengan disabilitas dengan penekanan terhadap kebutuhan serta perawatan khusus yang dibutuhkan oleh anak. Pada tahun 2014 ini, sebanyak 8 sekolah telah mendapat dukungan dari Handicap International untuk melakukan pembangunan sarana aksesibilitas fisik di lingkungan sekolah mereka berupa ramp atau bidang miring yang dilengkapi dengan pegangan/handrail. Dan sebanyak 24 alat bantu diberikan bagi anak dengan disabilitas yang membutuhkan sesuai dengan ragam disabilitas masing-masing. Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan Inklusif Pada hakekatnya pendidikan itu menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah, masyarakat dan pemerintah. Oleh sebab itu para pembina dan pelaksana pendidikan di lapangan diharapkan mampu memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif secara optimal. Partisipasi dan peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan 13 Kegiatan Children Group pendidikan inklusif antara lain dalam perencanaan, penyediaan tenaga ahli/ profesional terkait, pengambilan keputusan, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi, pendanaan, pengawasan dan penyaluran lulusan. Untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam pendidikan inklusif dapat diakomodasikan melalui wadah Komite Sekolah, ataupun forum pemerhati anak dengan disabilitas maupun forum pemerhati pendidikan inklusif. Saat ini sudah ada forum khusus bagi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus yaitu Forum Komunikasi Keluarga Anak Dengan Kecacatan atau FKK-ADK. Sedangkan untuk sekolah penyelenggara inklusif telah dibentuk sebuah wadah yaitu Forum Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif di tingkat kabupaten. Semoga melalui forum yang sudah ada ini dapat memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan Pendidikan Inklusif dalam rangka untuk mencerdaskan semua anak bangsa. Opini 14 Gayung yang Bersambut dari Kepala Daerah H. Djohan Sjamsu, SH Bupati Lombok Utara “Sebagai pejabat Bupati, saya sangat terkejut dengan hasil identifikasi jumlah anak dengan disabilitas yang tidak bersekolah di kecamatan Tanjung dan Pemenang. Jumlah itu cukup besar, diluar perkiraan saya! Untuk itu saya akan meminta Dinas Dikbudpora untuk mendata kembali. Walaupun data di kedua kecamatan sudah jelas, saya tegaskan untuk didata kembali!” Demikian sepenggal percakapan dengan Bupati Lombok Utara, Bapak H. Djohan Sjamsu, SH menanggapi hasil identifikasi yang dilakukan oleh Handicap International bersama dengan TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan) setempat. Kampanye Pendidikan Inklusif 15 Lebih lanjut, Bupati yang membawahi 5 kecamatan di Lombok Utara ini meminta Dinas Pendidikan melalui Kepala Seksi PTK, untuk melakukan pendataan anak dengan disabilitas terutama di 3 kecamatan lain, yaitu Kecamatan Gangga, Kayangan, Bayan supaya dapat diketahui dengan pasti berapa jumlah anak disabilitas dan berkebutuhan khusus. “Saya ingin data lengkap dari Dikbud, dengan adanya data yang lengkap tentunya akan mendorong adanya kebijakan-kebijakan pemerintah daerah yang bisa menyasar persoalan ini dengan tepat dan akurat. Karena mereka ini juga warga negara dan rakyat kita, yang haknya harus kita penuhi,” tegasnya (bagian ini aku ulang untuk masuk rubrik mimpi dan harapan). Beliau mengucapkan terima kasih untuk Handicap International yang telah menginisiasi kegiatan identifikasi ini sebagai salah satu komponen proyek pendidikan inklusi di Kabupaten Lombok Utara. Menurut beliau dengan masuknya proyek pendidikan inklusif yang dilakukan oleh HI, pemerintah daerah terbantu dalam merencanakan program prioritas ke depan. Bapak Bupati juga berjanji bahwa kegiatan ini nantinya akan ditindaklanjuti meskipun Handicap International sudah tidak di Lombok Utara lagi. ”Mudah-mudahan ke depan kita bisa berjalan dengan lebih baik lagi” imbuhnya menutup percakapan. Advokasi Anggaran Pendidikan Furqon , S.Pd Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lombok Utara “Pemerintah Daerah mendukung Program Pendidikan Inklusif dengan mengalokasikan dana dari Perubahan APBD-P untuk tahun anggaran 2014 yang diperuntukkan bagi pelatihan peningkatan kapasitas guru.” Pada prinsipnya kami Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga sangat mendukung Pendidikan Inklusif di 16 Kabupaten Lombok Utara. Pemerintah Daerah mendukung Program Pendidikan Inklusif dengan mengalokasikan dana dari Perubahan APBD-P untuk tahun anggaran 2014 yang diperuntukkan bagi pelatihan peningkatan kapasitas guru. Mudah-mudahan di tahun 2015 ada lagi anggaran untuk itu. Kami akan berupaya supaya anggaran –anggaran yang ada di Dikdas ini juga bisa diperuntukkan khusus untuk Pendidikan Inklusif, sehingga kedepan Pendidikan Inklusif tidak dipandang sebelah mata oleh lembaga lembaga pendidikan formal ini, karena ini merupakan salah satu upaya yang efektif bagi pemenuhan hak anak dengan disabilitas untuk mengakses pendidikan. Sebagaimana kita ketahui di Kabupaten Lombok Utara anak dengan disabilitas sulit untuk mengakses Sekolah Luar Biasa yang ada di ibukota provinsi. Pada prinsipnya manusia itu memiliki hak yang sama dan pemerintah harus berupaya untuk warga negara dapat terpenuhi haknya. Sinergi untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Drs. Intiha, S.IP Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Utara Saya menyampaikan terima kasih kepada Handicap International yang telah hadir dan membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara khususnya Dinas Sosial. Kehadiran Handicap International, di kabupaten yang relatif masih baru ini telah mampu mendorong penerapan program Pemerintah yang belum sepenuhnya dapat dilaksanakan terutama program yang berkaitan dengan isu disabilitas. Kami di Dinas Sosial mengemban tugas untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, namun demikian kami menyadari bahwa kami juga tidak dapat bekerja sendiri. Kami perlu bersinergi dengan pihak-pihak lain, dan dalam hal ini Handicap International telah menjadi salah satu mitra dalam mengupayakan kesejahteraan sosial khususnya bagi kesejahteraan penyadang disabilitas. 17 Bukan Menjaring Angin... Sri Indriati, S.Adm. Kepala Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lombok Utara “Agar para guru dan kepala sekolah khususnya di sekolah inklusi mengoptimalkan kemampuan diri dan kapasitas masing-masing untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas untuk anak – anak tersebut.” Kegiatan pelatihan guru Saya ingat pernah menemukan seorang anak dengan tuna daksa di SDN 01 Bayan, lalu saya memberikan bantuan kursi roda melalui dana beasiswa siswa miskin. Sekarang anak itu sudah menggunakannya dan kini dia telah bersekolah. Lalu ada orangtua siswa lain yang mempunyai anak dengan kasus serupa heran, ibu itu bertanya kepada saya, “Bisakah anak saya sekolah disini?, kalau boleh anak saya 18 Seorang siswa Tuna Grahita sedang belajar dengan menggunakan alat bantu sekolah disini saja!” Saya menjawab ”Oh boleh ibu, masukkan saja anak ibu ke sekolah ini.” Mungkin tahun ini anak ibu tersebut akan dimasukan ke SDN 01 Bayan. Kemarin saya membawa proposal ke Jakarta untuk pembangunan aksesibilitas di SDN 01 Bayan, dimana terdapat 11 ABK, ada yang tuna daksa, tuna rungu, dan tuna wicara. Saya juga melakukan koordinasi dengan Pihak Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB yang rencananya akan mengajukan MoU ( Momerandum of Understanding – Nota Kesepahaman) untuk minta bantuan pemeriksaan anak-anak berkebutuhan khusus secara berkala untuk sekolah-sekolah inklusif yang meliputi tes kemampuan , perkembangan dan psikologi bagi anak – anak tersebut. Saya berusaha agar bisa berperan dalam memberikan informasi pada orangtua yang memiliki anak –anak dengan hambatan dalam belajar, hambatan fisik atau mental, bisa dimasukkan ke sekolah. 19 “Pendidikan inklusif memberikan pemahaman kepada saya sebagai seorang guru agar mampu membaca situasi, kondisi, dan karakter anak.” Siswa berkebutuhan khusus (kesulitan bicara) sedang belajar menulis Praktik Baik 20 Praktek Baik Program Pendidikan Inklusif Di Kabupaten Lombok Utara – 2014 Handicap International Tim Proyek Pendidikan Inklusi Nusa Tenggara Barat Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua siswa yang memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersamasama dengan siswa pada umumnya. Pendidikan inklusif menghendaki jaminan pendidikan bagi semua siswa tanpa terkecuali. Pendidikan inklusif dirancang untuk menghargai persamaan hak masyarakat atas pendidikan tanpa membedakan usia, gender, etnik, bahasa, tipe disabilitas, dll. Sesuai dengan Permendiknas No.70 Tahun 2009 Pasal 2, pendidikan inklusif bertujuan: (1) memberikan kesempatan yang seluasluasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya; dan (2) mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragamaan, dan 21 tidak diskriminatif bagi semua peserta didik. Namun, dewasa ini tujuan pendidikan inklusif diatas tidak mudah untuk diraih. Pendidikan inklusif di Indonesia belum diterapkan secara maksimal. Selama 4 tahun Handicap International bekerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan pada tahun terakhir yaitu di tahun 2014 secara fokus bekerja di Kabupaten Lombok Utara. Di dalam implementasinya telah mengalami berbagai pengalaman yang dapat ditarik sebagai pembelajaran di dalam pelaksanaan pendidikan inklusif di tingkat sekolah dasar. Dari pengalaman implementasi pelaksanaan penguatan pendidikan inklusif di Kabupaten Lombok Utara, bersama-sama dengan tenaga pengajar (guru dan kepala sekolah), pengawas, serta orang tua dan dukungan lingkungan masyarakat sekitar, dapat disarikan dalam bentuk praktik baik yang berguna untuk perkembangan implementasi program pendidikan inklusif serta dapat direplikasikan di wilayah kerja lain di dalam program yang sama dengan penyesuaian konteks wilayah setempat. Dari pengalaman ini terdapat beberapa praktik baik yang diambil dari beberapa tingkatan keterlibatan dan peran serta aktor pendidikan inklusif di kabupaten Lombok Utara. Siswa berkebutuhan khusus sedang mengisi daftar hadir pelatihan orangtua (Parents Training). 1. Praktik Baik di Tingkat Pemangku Kepentingan Sektor Pendidikan Di dalam tataran operasional di sekolah, sekalipun sudah banyak yang mendeklarasikan sebagai sekolah inklusif, tetapi di dalam implementasinya masih banyak yang belum sesuai dengan konsepkonsep yang mendasari pendidikan inklusif. Bahkan, tidak jarang ditemukan adanya kesalahan praktek, terutama terkait dengan aspek pemahaman, baik kebijakan internal sekolah, serta kurikulum dan pembelajaran. 22 Prinsip dasar sekolah inklusif adalah bahwa semua anak dapat belajar secara bersamasama, tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada diri mereka. Sekolah inklusif mengenal dan merespon terhadap kebutuhan yang berbeda-beda dari para siswanya sesuai karakteristik mereka, menjamin diberikannya pendidikan berkualitas kepada semua siswa melalui penyusunan kurikulum yang tepat, pengorganisasian yang baik, pemilihan strategi pengajaran yang tepat, peningkatan dan pemanfaatan sumberdaya dan penggalangan kemitraan dengan masyarakat sekitarnya. Untuk mencapai hal diatas, semua pihak yang terlibat didalam implementasi penyelenggaraan pendidikan inklusif seperti guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah merupakan komponen utama dan aktor penentu dari keberhasilan pendidikan inklusif di tingkat sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. Para aktor tersebut, memerlukan kemampuan khusus di dalam pemenuhan Siswa berkebutuhan khusus sedang bermain bersama teman-teman di halaman sekolah. pelayanan mereka terhadap anak dengan disabilitas yang berproses secara bersamasama dengan siswa lainnya di dalam proses belajar mengajar. Setiap aktor pemangku pelayanan pendidikan yang telah disebut diatas, mempunyai perannya masing-masing sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya berkenaan dengan layanan pendidikan inklusif di sekolah. Di dalam program penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif di Kabupaten Lombok Utara, strategi peningkatan kapasitas bagi guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah dilakukan sebagi tahapan awal sebagai pendalaman bagi pemahaman konsep pendidikan inklusif yang hendaknya akan diterapkan di sekolah-sekolah baik penyelenggara maupun bagi yang belum menyelenggarakan pendidikan inklusif. Peningkatan kapasitas ini dilakukan melalui serangkaian pelatihan yang telah diberikan kepada pemangku kepentingan pendidikan di sekolah dasar di kabupaten Lombok Utara. Di dalam pelatihan tersebut, 23 diberikan materi tentang pemahaman serta konsep pendidikan dan penerapannya di sekolah. Dari hasil pelatihan tersebut para guru yang sebelumnya belum terlalu memahami konsep pendidikan inklusif dan bagaimana menyelenggarakan proses belajar mengajar di kelas bagi anak dengan disabilitas, telah lebih mampu merespon didalam praktiknya dengan pendekatan-pendekatan yang fleksibel yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa di kelas, baik bagi anak dengan disabilitas dan non-disabilitas. Melalui proses pelatihan tersebut, guru memiliki peningkatan dalam hal kompetensi dalam penguasaan karakteristik siswa, mampu melakukan identifikasi siswa dengan disabilitas, sehingga guru mampu merencanakan program pendidikan individual bagi siswa tersebut. Peningkatan kapasitas pada kepala sekolah dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam menyelenggarakan sekolah inklusif dan penerimaan anak dengan disabilitas dalam periode tahun ajaran baru. Kebijakan penerimaan dan pendaftaran siswa tidak lagi dibatasi pada anak non disabillitas, namun juga terbuka bagi anak dengan disabilitas. Pengawas sekolah yang berfungsi melaksanakan monitoring serta evaluasi terhadap sekolah-sekolah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan inklusif yang komprehensif. Mereka mempunyai peran di dalam memastikan penerapan konsep pendidikan inklusif di sekolah di tataran konsep dan operasional. Pelibatan pengawas sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif menjadi hal yang strategis, tidak hanya pada monitoring, evaluasi serta mentoring terhadap sekolah, namun juga berperan sebagai pintu informasi bagi pihak sekolah dalam kaitannya dengan pemangku kebijakan pendidikan di tingkat kabupaten maupun provinsi. Pengawas juga mampu memberikan pemahaman dan sosialisasi bagi sekolah-sekolah yang belum menyelenggarakan pendidikan inklusif dan sebagai sumber informasi dalam tataran penyelenggaraannya. Di Kabupaten Lombok Utara, usaha penyelenggaraan pendidikan inklusif dan sosialisasi tentang isu disabilitas di tataran sekolah, tidak hanya terbatas pada pelaksanaan operasional di sekolah. Sekolah-sekolah dasar tersebut telah membentuk forum penyelenggara pendidikan inklusif dimana pembentukan forum ini bertujuan sebagai media berbagi pengalaman dan perencanaan ke depan bagi pendidikan inklusif yang berkelanjutan. Isu ini tidak hanya akan mereka usung di tataran sekolah, namun juga dilakukan di tataran masyarakat di tingkat kecamatan di wilayah Kabupaten Lombok Utara. Tentunya dukungan seluruh komponen masyarakat, termasuk orang tua anak dengan disabilitas menjadi tonggak utama di dalam keberhasilan pemahaman pentingnya pendidikan inklusif yang diperuntukkan bagi semua. 2. Praktik Baik di Tingkat Masyarakat Pelibatan TKSK dalam Program Pendidikan Inklusi di Tingkat Desa Upaya pemerataan pendidikan dalam rangka menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun yang berkualitas bagi semua anak Indonesia mempunyai arti yang sangat strategis untuk mencerdaskan bangsa dan selaras dengan pesan dari “pendidikan untuk semua.” Dalam pengimplementasian pendidikan inklusif kerjasama kemitraan antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat saling berkaitan dan saling ketergantungan satu sama lain. Kerjasama kemitraan pada berbagai tingkatan masyarakat sangat penting, tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Pendidikan, namun juga terkait dengan Dinas Sosial, kesehatan dan SKPD lain yang dapat memberikan sistem dukungan sesuai kebutuhan bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Pada proses program penguatan 24 pendidikan inklusif di Kabupaten Lombok Utara, keterlibatan TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan) yang merupakan komponen Dinas Sosial merupakan bentuk kontribusi masyarakat di dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif, secara spesifik di dalam proses sosialiasi isu disabilitas sebagai isu lintas sektor dan identifikasi anak dengan disabilitas di desadesa. Tentunya keterlibatan TKSK dalam program ini disertai dukungan perangkat desa. TKSK secara fungsinya diberikan pemahaman tentang isu disabilitas dan pentingnya penyebaran informasi serta sosialisasi tentang disabilitas kepada masyarakat. Dari informasi yang disebarluaskan dan disosialisasikan ini, masyarakat menjadi mengenal tentang disabilitas dan terkait dengan pentingnya pemahaman bagi masyarakat akan pendidikan bagi mereka yang memiliki disabilitas. Hal tersebut menjadi pokok fundamental bagi para anggota masyarakat di dalam menilai disabilitas dan pentingnya pendidikan yang telah diwadahi dalam sistem pendidikan inklusif di tingkat sekolah dasar di desa terkait. Pelatihan identifikasi anak dengan disabilitas bagi TKSK sangat membantu pihak perangkat desa dalam proses pendataan anak dengan disabilitas di tingkat kecamatan. Pada tatarannya TKSK menjadi agen perubahan dan representasi pemerintah dalam keterlibatan program sehingga hal ini merupakan aset keberlanjutan di tingkat masyarakat. Pemberdayaan TKSK dalam pemahaman pendidikan inklusif di tingkat masyarakat dilakukan melalui strategi peningkatan kapasitas TKSK terhadap pengetahuan dan informasi tentang isu disabilitas dan konsep pendidikan inklusif serta dukungan praktek penyebaran informasi di masyarakat secara luas dan orang tua di lingkungan keluarga. Mentoring reguler terhadap TKSK di dalam proses penyebaran informasi merupakan kunci keberhasilan terhadap program di dalam penyadaran akan isu disabilitas dan kebutuhan pendidikan bagi anak dengan disabilitas di tingkatan masyarakat desa dan keluarga. Peran Orang Tua Anak dengan Disabilitas dalam Pemenuhan Pendidikan Formal dan Sosial bagi Anak Munculnya hambatan atau gangguan perkembangan pada individu berkebutuhan khusus atau anak dengan disabilitas merupakan situasi yang perlu ditangani lebih lanjut agar mereka tetap dapat menjalani kehidupan dengan baik dan mengoptimalkan kemampuan sekecil apapun dari yang mereka miliki. Terlepas dari keterbatasannya, setiap manusia memiliki hak yang sama untuk tumbuh, berkembang, diterima dan menjalankan peran-peran tertentu di masyarakat. Upaya mengoptimalkan perkembangan anak dengan disabilitas tidak lain adalah dengan memberikan pendidikan dan latihan, baik yang terkait dengan kemampuan hidup sehari-hari, materi akademis maupun ketrampilan. Terkait dengan hal tersebut diatas, maka dalam prosesnya program pendidikan ini tetap menekankan pada upaya membimbing para siswa untuk mampu menjalani hidupnya secara mandiri. Untuk mencapai hasil yang maksimal, setiap proses pendidikan selalu membutuhkan adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua. Dalam hal ini orang tua dapat memberikan perhatian penuh terhadap pertumbuhan anak sebagai pribadi, dan bukan hanya perhatian terhadap apa yang dicapai anak. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh anak di sekolah akan lebih bertahan dan dikuasai dengan baik jika mereka baik di luar lingkungan sekolah dapat juga terlatih dengan arahan orang tua. Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa partisipasi orang tua dalam program 25 Proses belajar mengajar ABK di sekolah inklusif pendidikan inklusif adalah hal penting yang harus diupayakan. Dalam hal ini, masih sangat banyak orang tua dari anak dengan disabilitas yang belum menyadari dan memahami tentang situasi anak mereka yang mengalami disabilitas, pentingnya pendidikan bagi anak mereka, dan terbatasnya informasi tentang kesempatan pendidikan bagi anak dengan disabilitas serta penyadaran keterlibatan penuh orang tua dalam kondisi tersebut. Berdasarkan dari pengalaman program di kabupaten Lombok Utara, kondisi orang tua anak dengan disabilitas belum memiliki pemahaman akan situasi anak mereka dan pentingnya pemenuhan kebutuhan anak dengan disabilitas termasuk pendidikan. Dalam pendidikan inklusif ini faktor pendukung yang penting adalah kesadaran orangtua untuk mendukung akses pendidikan. Melalui program penguatan pendidikan inklusif di Lombok Utara, peran serta orang tua diposisikan sebagai kelompok dukungan (parents supports group). Melalui kelompok orang tua yang diorganisir melalui sekolah, mereka diberikan sosialisasi tentang disabilitas, pendidikan inklusif di sekolah dan pelatihan ketrampilan untuk membantu anak mereka yang disabilitas di dalam aktifitas sehari-hari secara psikologis maupun motoris dalam rangka tumbuh kembang anak. Pelatihan ini diberikan oleh tenaga ahli, seperti dokter, ahli gizi, tenaga fisioterapis dan psikolog. Dari kegiatan kelompok ini, juga dilakukan diskusi antar orang tua anak dengan disabilitas tentang pengalaman mereka di dalam mengasuh anak, serta komunikasi antara guru atau pihak sekolah dengan orang tua anak dengan disabilitas diwadahi di dalam kegiatan kelompok orang tua ini. Dukungan sebaya dalam hal ini yaitu antar orang tua anak dengan disabilitas menjadi faktor penguatan dan keberlanjutan di dalam penanganan anak dengan disabilitas di dalam lingkungan 26 masyarakat dan di lingkungan sekolah. Secara khusus, keterlibatan orang tua anak dengan disabilitas dalam pendidikan inklusif adalah aktif bekerjasama dengan guru dalam proses pembelajaran anak melalui komunikasi yang interaktif. Sebagai capaian dari proses tersebut, orang tua anak dengan disabillitas memahami kebutuhan anak mereka dan mengetahui bagaimana merespon kebutuhan tersebut, termasuk di dalamnya adalah memfasilitasi proses pendidikan di sekolah. Orang tua telah mempunyai kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi anak mereka dan sebagian dari mereka telah mendaftarkan anaknya di sekolah, sehingga anak mereka yang memiliki disabilitas tidak hanya mengenyam proses belajar mengajar di sekolah, namun juga memiliki kesempatan bergaul dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Kegiatan karnaval di sekolah inklusif 27 Disamping itu, para orang tua tersebut tidak lagi canggung mengajak dan membawa anak mereka untuk menjadi bagian dalam kehidupan sosial masyarakat di sekitar mereka seperti anak-anak yang lain pada umumnya. 3. Praktek Baik di Tingkat Pemangku Kebijakan Dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif perlu adanya sistem dukungan yang diperlukan dalam upaya mempercepat pemenuhan akses dan mutu pendidikan bagi semua. Sistem dukungan tersebut dapat berupa dukungan dalam bentuk regulasi atau kebijakan pemerintah mengenai pendidikan inklusif dukungan sarana dan prasarana, dukungan pembiayaan, dan dukungan terhadap sumber daya manusia yang memenuhi. Pelibatan pemangku kebijakan di dalam program pendidikan inklusif yang diselenggarakan di sekolahsekolah di Kabupaten Lombok Utara dimulai dari perencanaan program serta implementasinya, melalui diskusi dan koordinasi sebagai media berbagi informasi serta masukan. Informasi tentang perkembangan implementasi pendidikan inklusif di sekolah-sekolah, perkembangan isu disabilitas di tingkat masyarakat serta inspirasi dari kondisi riil tentang adanya dampak dari implementasi pendidikan inklusif di tingkat sekolah (guru dan kepala sekolah), pengawas sekolah serta orang tua dan anak dengan disabilitas. Merupakan dorongan strategis terhadap pemangku kebijakan untuk melakukan tindak lanjut di tingkatan perangkat pemerintah. Dalam hal ini, usaha promosi terhadap dukungan berbasis bukti disertai data statistik sebagai pendukung akan mendorong terbitnya rekomendasi dan terbentuknya kebijakan strategis di dalam dukungan pendidikan inklusif di wilayah terkait. Peran pemangku kebijakan sangat penting dalam partisipasi dan akomodasi pendidikan inklusif, yang bertugas mengambil inisiatif dan kebijakan dalam asesmen kebutuhan di sekolah inklusif, mengusahakan kelayakan pendidikan inklusif dan secara rutin mengevaluasi akuntabilitas sekolah penyelenggara. “Pendidikan Inklusif dalam Realitas Tantangan & Hambatan” Pelaksanaan pendidikan inklusif masih dihadapkan kepada berbagai tantangan dan hambatan. Di tingkat sekolah, tidak semua guru dan kepala sekolah memahami dan mampu menerapkan pendidikan inklusif. Pendidikan inklusif bagi anak dengan disabilitas belum dipahami sebagai upaya peningkatan kualitas layanan pendidikan, namun masih dipahami sebagai upaya memasukkan anak dengan disabilitas ke sekolah regular dalam rangka memudahkan akses pendidikan dan anti-diskriminasi. Karena keterbatasan fasilitas sekolah, pelaksanaan pembelajaran belum menggunakan media, sumber dan lingkungan yang beragam sesuai kebutuhan anak. Di dalam sistem penilaian, masih terdapat persepsi bahwa sistem penilaian hasil belajar anak dengan disabilitas sama dengan anak lain pada umumnya, sehingga berkembang anggapan bahwa mereka tidak menunjukkan kemajuan belajar yang berarti. Peran ahli yang dapat berfungsi sebagai media konsultasi, advokasi dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sekolah masih sangat minim. Hal ini ditunjukkan dengan kompetensi guru dalam sekolah inklusif yang belum memadai. Minimnya anggaran yang disediakan pemerintah adalah sisi lain dari kebijakan pemerintah yang belum secara maksimal diimplementasikan secara komprehensif secara lintas sektor. Keterlibatan orang tua sebagai salah satu kunci keberhasilan dalam pendidikan inklusif belum terbina dengan baik dikarenakan pandangan masyarakat terhadap pendidikan inklusi dan isu disabilitas yang belum populer dan tersosialisasi dengan baik. Cerita Sukses 28 Pengawas TK/SD Kecamatan Tanjung Dewa Ketut Sudana, S.Pd Bp. Dewa Ketut Sudana (tengah) bersama fasilitator HI (Drs. I Wayan Mardiyasa dan Ibu Yursih, S.Pd.SD guru SDN 2 Tegal Maja) sedang mempraktikkan menyanyi dengan bahasa isyarat. Ketika saya diangkat menjadi Pengawas TK/SD pada Maret 2013 untuk membina 10 SD yang ada di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara (KLU), saya belum mengerti dengan jelas tentang Pendidikan Inklusif. Ketika saya mensupervisi sekolah-sekolah, saya mendapati masalah seperti anak-anak berkebutuhan khusus yang mengalami kesulitan belajar hingga terancam putus sekolah (drop out – DO). Kami, guru dan pengawas merasakan keterbatasan kemampuan untuk menangani mereka. Kami juga kurang paham atas istilah-istilah seperti cerebral palcy, down syndrom, tuna grahita, tuna ganda dan sebagainya. Saat kami diminta untuk mendata Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) oleh Dinas Dikbudpora KLU di wilayah kerja kami, hampir semua guru, kepala sekolah bahkan saya sebagai Pengawas Sekolah mengalami kebingungan. Kami tidak paham dan belum mampu mengidentifikasi anak dengan ketunaan. Akibatnya kami mengirimkan data yang kurang akurat karena pemahaman yang terbatas. Ketika melaksanakan tugas supervisi ke sekolah-sekolah saya dan rekan-rekan pengawas melakukannya secara umum saja, perbedaan kebutuhan belajar anak-anak menjadi terabaikan. Proses belajar setiap anak diperlakukan sama, baik pada model kurikulum, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), waktu, teknik penilaian, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), juga pola dan strategi belajarnya sama. Dalam hal penentuan sekolah inklusif, sebagian hanya berdasarkan ada tidaknya murid yang memiliki kelainan di sekolah tersebut, melalui pengamatan fisik anak saja. Identifikasi anak dengan disabilitas psikis atau mental belum kami pahami saat itu. Sekali waktu kami mengunjungi anak-anak yang putus sekolah dan yang dapat kami lakukan hanyalah mendorong mereka untuk kembali masuk sekolah, namun kebutuhan mereka yang khusus masih belum dapat terjawab, sehingga hal ini menjadi beban berat bagi anak maupun guru. Satu tahun setelah bertugas, saya dan beberapa guru serta kepala sekolah, baru mendapatkan pelatihan tentang 29 Hanzalah (8,5 tahun) sedang bermain dengan Rahmat Hidayat (11 tahun), kedua anak ini penyandang disabilitas Cerebral Palsy. Orangtua mereka adalah peserta parenting skill di kantor desa Sokong. Pendidikan Inklusif yang dilaksanakan oleh Dinas Dikbudpora KLU bersama dengan Handicap International di Kecamatan Gangga. Terus terang saya sangat antusias mengikuti pelatihan ini, saya seperti mendapatkan jawaban atas kebingungan dan masalah yang saya dan rekan-rekan hadapi di lapangan. Disini saya baru memahami apa itu Pendidikan Inklusif yang sebenarnya. Kami mendapatkan berbagai informasi yang sangat lekat dengan tugas-tugas kami, bagaimana menangani ABK dan anak dengan disabilitas, mengidentifikasi kebutuhan mereka, 30 menyiapan kurikulum dan pola belajar yang sesuai bagi mereka sehingga memudahkan mereka belajar. Sekolah sudah seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan untuk belajar, ketika kebutuhan khusus mereka tidak lagi diabaikan. Tidak hanya sekedar pelatihan, namun pihak Dinas dan HI terus melakukan mentoring berkelanjutan sehingga kami bisa terus berkomunikasi dan menimba informasi. Selanjutnya saya dan HI juga bekerjasama dalam menyelenggarakan pelatihan intensif pendidikan inklusif bagi para guru dan kepala sekolah, dengan menghadirkan pelatih yang berpengalaman dari HI, fasilitator dari dinas pendidikan, Bapak Nasri,S.Pd seorang pengawas sekolah di Kabupaten Lombok Barat, dari Paguyuban Orang Tua Anak Penyandang Disabilitas/FKKADK, Bapak Drs. I Wayan Mardiyasa, dari SLB Dharma Wanita Majeluk – Mataram, Bapak Winarta. Saya Sendiri bersama dengan Ibu Ni Wayan Sulasni,S.Pd, M.Pd pengawas sekolah Kecamatan Tanjung ditugaskan sebagai co-fasilitator. Bagi saya ini menjadi pengalaman yang sangat berharga karena setelah saya dilatih, saya juga diberdayakan untuk dapat melatih orang lain dan melakukan monitoring yang berkelanjutan. Saya semakin percaya diri untuk membagikan pengalaman kepada orang lain. Saya mulai memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang Pendidikan Inklusif ke pelosok desa di 3 kecamatan dari 5 kecamatan yang ada di KLU. Pada kesempatan yang sama, saya juga mendapatkan informasi tentang keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus yang tidak sekolah. Satu diantaranya adalah Hanzalah, anak dengan usia 8,5 tahun dengan hambatan fisik pada kedua kakinya yang lemah. Dia putus sekolah karena merasa tidak dapat mengikuti pelajaran sekolah. Saya bersama dengan Bapak Kepala Sekolah SDN 1 Teniga, mengunjungi orangtua Hanzalah untuk mengajaknya kembali sekolah. Pada awalnya memang tidak mudah, orang tua Hanzalah menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi dan meragukan apakah sekolah dapat menfasilitasi anaknya di kelas. Kalau dulu saya hanya diam karena memang sekolah tidak bisa menjawab masalah ABK, namun saat ini kami bisa menyampaikan dengan keyakinan tentang kapasitas sekolah dan guru dalam memenuhi kebutuhan belajar ABK. Upaya kami tidak sia-sia, ketika saya melakukan monitoring di tahun ajaran baru 2014/2015 lalu saya mendapati Hanzalah telah masuk sekolah di SDN 1 Teniga. Saya senang dan terharu melihat Hanzalah dapat bermain dan belajar bersama teman-teman siswa lain dengan gembira. 31 Secara kebetulan saya bertemu dengan orang tua Hanzalah, Bapak H. Lukman Nulhakim beliau sangat senang dan berterimakasih atas kepedulian dari pihak sekolah terhadap anak-anak berkebutuhan khusus seperti Hanzalah dan bagaimana putra beliau telah mengalami kemajuan dalam pendidikannya. Mendengar pengakuan langsung dari orangtua siswa tentang manfaat dari pendidikan inklusif ini memang sangat membanggakan, karena saya dapat berkontribusi bersama dengan HI untuk mendukung akses pendidikan yang layak dan berkualitas bagi anak dengan kebutuhan khusus. Bahwasanya hak mereka tidak dikebiri oleh karena perbedaan. Saya memiliki harapan agar kedepan HI bisa meneruskan upaya Peningkatan Kapasitas dan Penguatan Pendidikan Inklusif di Kabupaten Lombok Utara mengingat belum semua sekolah tersentuh untuk melaksanakan Pendidikan Inklusif dan bahwa ini merupakan kebutuhan yang nyata kami perlukan. 32 Pendidikan Inklusif merupakan pendidikan untuk semua anak tanpa membeda-bedakan Pariduddin, A.Ma Pendidikan Inklusif merupakan pendidikan untuk semua anak tanpa membeda-bedakan. Pada awal mulanya saya merasa kebingungan tentang istilah pendidikan inklusi. Dulu proses pembelajaran yang kami lakukan sama untuk semua anak, tanpa melihat kebutuhan anak secara khusus, karena kami menganggap semua anak itu sama. Perlakuan yang sama tersebut ternyata mengakibatkan banyak anak yang tidak naik kelas, terlambat dalam proses belajar membaca, menulis dan berhitung. Saya sendiri juga merasa kesulitan dan kebingungan untuk mencari tahu penyebabnya dan melakukan identifikasi secara baik dan benar . Setelah mengikuti pelatihan, saya sebagai Kepala Sekolah selalu memantau dan mendampingi setiap guru yang mengajar di kelas khususnya kelas yang terdapat anak ABK. Sebagai contoh nyata di kelas I ada anak dengan Cerebral Palsy ringan, pertama kali masuk sekolah dia suka mengamuk, lari-lari hingga menabrak temannya. Sekarang dia sudah jauh lebih tenang, sehingga orangtuanya tidak perlu lagi 33 menunggui anaknya. Dulu dia belum bisa memegang pensil sekarang sudah bisa, bahkan sudah bisa mewarnai gambar dan menulis walaupun masih banyak yang keliru. Dengan pendampingan berkelanjutan yang saya lakukan, guru sudah mengerti bagaimana menempatkan anak dengan kebutuhan khusus dalam kelas. Saya juga melakukan sosialisasi tentang isu disabilitas dan pendidikan inklusi bagi para kepala dusun, RT, RW dan sekolah lain bahwa di sekolah yang saya pimpin menerima anak berkebutuhan khusus dalam keadaan/kondisi apapun. Saya berharap ilmu yang saya pahami ini dapat ini terus bertambah, dan tidak hanya sebatas mengenal ABK saja tetapi juga bagaimana teknik dan penanganan terhadap ABK yang lebih baik. Denda Hani Auliasari (7 tahun, anak dengan down syndrome) siswa kelas I SDN 2 Sigar Penjalin, bermain bersama Rahmat Hidayat (kanan). Manfaat dari Pendidikan Inklusif bagi saya adalah pengetahuan kami, guru dan kepala sekolah menjadi bertambah dalam hal menangani dan melakukan identifikasi awal/ assesmen untuk ABK. Dan saat ini kami sedang membuat profil siswa sebagai sebuah inisiatif bagi kemajuan sekolah kami. Selain itu Pengawas Sekolah selalu berkunjung ke sekolah saya, membuat saya dan teman-teman memiliki rasa percaya diri yang meningkat. 34 Guru SDN 4 Sigar Penjalin Datu Subagiarta Pembelajaran Inklusif merupakan perpaduan pembelajaran dan ilmu kejiwaan. Konsep pendidikan inklusif menurut saya adalah ilmu pengetahuan tentang Anak Berkebutuhan Khusus dan penanganannya. Pendidikan inklusif memberikan pemahaman kepada saya sebagai guru agar mampu membaca situasi, kondisi dan karakter anak untuk kemudian dapat memberikan pelayanan sesuai kebutuhan masing-masing anak. Dari pelatihan yang saya ikuti bersama dengan HI, saya belajar bagaimana memahami karakteristik anak-anak berkebutuhan khusus, bagaimana cara mengajar, bagaimana mengayomi ABK. 35 Setelah pelatihan saya mencoba mempraktekkan pendekatan ini untuk 14 anak, mulai dari identifikasi, asesmen sampai pembuatan profil anak. Proses ini saya lakukan dan ternyata sangat efektif untuk membantu saya melihat perbedaan kemampuan dari setiap anak didik dan terlebih lagi memudahkan saya dalam membuat materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Dari pengamatan yang sudah saya lakukan saya melihat banyak perubahan yang terjadi pada anak didik saya. Saya sebagai orang yang dipercayakan duduk di divisi kurikulum, hasil dari setiap pelatihan pendidikan inklusif selalu saya sampaikan dan diskusikan dengan semua rekan guru di sekolah. Saya memberikan pemahaman bagaimana melakukan identifikasi lalu membuat asesmen dan akhirnya sampai membuat profil anak. Dari profil anak, saya dan rekan guru lain dengan dengan mudah membuat rencana pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Beberapa rekan guru sudah mempraktekkan dan saya selalu mendampingi mereka untuk melakukan identifikasi. Mereka pun menyampaikan bahwa proses ini sangat membantu , tidak sulit jika dilakukan dengan keikhlasan, dan berhasil. Sangat menyenangkan melihat bahwasanya dengan pendekatan inklusif ini maka terjawablah kebutuhan anak-anak yang membutuhkan layanan khusus. Ketika saya mengajar matematika, saya tetap memberikan kesempatan yang sama bagi anak dengan dan tanpa kebutuhan khusus. Misalnya dalam pelajaran penjumlahan, jika anak tanpa kebutuhan khusus kita berikan soal 10 + 10 = 20, maka untuk anak berkebutuhan khusus kelemahan intelektual soalnya menjadi 2+2= 4 . Artinya mereka samasama mendapat nilai 10 karena intinya mereka memahami makna penjumlahan. Dan standar KKM kita sesuaikan dengan kemampuan dari masing-masing anak. Anak-anak tetap bisa belajar bersama dengan metode yang sama yang tentunya telah disesuaikan dengan kemampuan dari masing-masing anak. Bp. Datu Subagiarta (guru SDN 4 Sigar Penjalin) sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang karakteristik ABK kepada Bp. Winarna, narasumber dari SLB Dharma Wanita Majeluk, Mataram (kanan). Begitu juga dengan anak yang bermasalah dengan perilaku. Pada awalnya kami mengalami kesulitan dalam mengatasi perilaku salah satu anak, namun melalui pendekatan yang saya lakukan bersama kepala sekolah melalui komunikasi dan diskusi yang intensif dengan anak tersebut lambat laun dia berubah. Cara yang kami lakukan adalah dengan selalu memberikan kesempatan kepada anak tersebut untuk tampil baik lewat upacara bendera di sekolah atau kegiatan-kegiatan di dalam dan di luar kelas. Sekarang anak tersebut tidak lagi menjadi anak yang menakutkan bagi teman-temannya terutama anak perempuan, menjadi lebih percaya diri dan berperilaku baik terhadap teman-temannya. 36 TKSK Kecamatan Tanjung Saparudin Koordinator TKSK Kabupaten Lombok Utara,Sekretaris Badan Kerjasama Antar Desa Kecamatan Tanjung, Ketua Forum PSM Kabupaten Lombok Utara, Anggota Tagana Kabupaten Lombok Utara. Nama saya Saparudin, saya seorang TKSK atau Tenaga Kesejahteraan Sosial yang ditugaskan di Kecamatan Tanjung. Sebagai TKSK, saya mempunyai tugas pokok membantu camat wilayah setempat untuk menyelenggarakan kesejahteraan sosial, disamping itu juga TKSK merupakan pilar penyelenggara program sosial kemasyarakatan. Sebenarnya sudah lama saya tahu ada anak dengan disabilitas yang tidak sekolah di lingkungan saya tetapi kemana , bagaimana dan dengan siapa saya dapat memperjuangkan pendidikan untuk anak-anak penyandang disabilitas ini, saya tidak tahu. Saya menemukan pemahaman orangtua akan pentingnya pendidikan bagi anak disabilitas masih minim. Awal February 2014, saya mulai terlibat dalam program pendidikan inklusif dengan kegiatan awal berupa survey lapangan anak-anak penyandang disabilitas yang tidak bersekolah di kecamatan Tanjung. Berbekal ilmu yang saya dapatkan dari workshop sehari tentang identifikasi, saya bersama teman-teman turun ke desa-desa bahkan sampai ke pelosok desa untuk melakukan pendataan anak penyandang disabilitas yang belum bersekolah. Pemahaman dari workshop sangat membantu saya dalam melakukan identifikasi awal terhadap anak-anak penyandang disabilitas dan anak berkebutuhan khusus. Dari kegiatan survey ini, pengenalan saya terhadap anak dengan disabilitas semakin terasah seperti bagaimana menggali pertanyaan untuk orangtua dalam rangka mendapatkan data yang akurat. Setelah proses identifikasi ini selesai, saya terlibat lebih dalam lagi dalam ToT (Training for Trainer – Pelatihan bagi Pelatih) Fasilitator untuk Pelatihan Orangtua. Pengalaman dan ilmu yang saya peroleh sangat luar biasa. Lewat pelatihan ini terjawab sudah kebingungan saya selama ini kemana dan bagaimana caranya saya bisa membantu anak dengan disabilitas supaya bisa bersekolah seperti anak-anak lainnya. 37 Bp. Saparudin, TKSK kecamatan Tanjung sedang mendampingi diskusi orangtua pada saat pelatihan orangtua (parents training) di SDN 3 Sokong. Materi yang saya pelajari sungguh bermanfaat bagi diri saya seperti apa itu konsep disabilitas, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan pendidikan inklusif bagi anak-anak dengan disabilitas dan anak-anak berkebutuhan khusus dan bagaimana peran para orangtua yang memiliki anak dengan disabilitas. Di lapangan, saya dan teman-teman diberi kesempatan untuk memfasilitasi pelatihan bagi orangtua anak dengan disabilitas yang belum bersekolah, yang dilakukan baik ditingkat desa maupun di sekolah-sekolah penyelenggara inklusif. Pertemuan dengan orangtua dengan berbagai macam kondisi disabilitas anak-anak mereka semakin memperkaya diri saya tentang karakteristik anak dengan disabilitas maupun anak dengan kebutuhan khusus seperti down syndrom, hiperactive, dll. Pengetahuan yang sudah saya dapatkan selalu saya bagikan kapanpun dan dimanapun dengan harapan akan semakin banyak orang yang mengetahuinya, dan semakin banyak anak dengan disabilitas dan berkebutuhan khusus yang bisa mengakses pendidikan yang layak di sekolah penyelenggara inklusif. Pemahaman tentang disabilitas dan pendidikan inklusif turut memperkaya tugas dan fungsi saya sebagai TKSK: 1. Sebagai fasilitator, saya memfasilitasi sosialisasi tentang program sosial pada umumnya dan program pendidikan inklusif yang dilakukan HI khususnya di tingkat desa dan dusun dalam kegiatan kemasyarakatan seperti kenduri atau kegiatan di banjar lainnya ditujukan kepada pemerintah desa, masyarakat di desa, orangtua yang memiliki anak dengan disabilitas secara khusus di Kecamatan Tanjung. 38 38 2. Sebagai katalisator, saya menghubungkan pihak HI dengan Dinas Kabupaten, pemerintah desa dan Sekolah Penyelenggara Inklusif. 3. Sebagai motivator, saya selalu memberikan motivasi kepada orangtua /wali yang memiliki anak dengan disabilitas/anak berkebutuhan khusus tentang pentingnya pendidikan dan bagaimana mereka dapat mengakses pendidikan. 4. Sebagai inovator, saya memiliki inisiatif dan strategi sendiri untuk memberikan pemahaman kepada orangtua yang belum mau menyekolahkan anaknya yang disabilitas atau berkebutuhan khusus. 5. Sebagai monitor, saya memantau kondisi para penerima manfaat dari program Handicap International maupun dari pemerintah dan melihat perkembangan yang ada di masyarakat. Selanjutnya saya berharap, bahwasanya TKSK sebagai mitra utama dari kegiatan kesejahteraan sosial pemerintah daerah, agar kami difasilitasi sehingga saya dan teman-teman bisa melakukan sosialisasi tentang isu disabilitas dan pendidikan inklusif ke masyarakat yang lebih luas. Saya melihat bahwa isu ini masih minim dipahami oleh masyarakat pada umumnya sehingga hak para penyandang disabilitas khususnya hak anak-anak atas pendidikan masih belum dipenuhi. Saya juga berharap ada program kesejahteraan sosial dari pemerintah daerah yang menyentuh penyandang disabilitas dengan melibatkan TKSK yang ada di tiap-tiap kecamatan. Hanzalah Bisa Sekolah Lagi! H.Lukmanul Hakim Saya H.Lukmanul Hakim dan istri saya Suparniati berasal dari Dusun Batu Ilir, Desa Teniga. Saya seorang kepala dusun dan istri saya seorang ibu rumah tangga. Kami dianugrahi 4 orang anak laki-laki. Anak kami yang ketiga, Hanzalah, saat ini berusia 8,5 tahun merupakah anak berkebutuhan khusus, karena motorik tangannya lemah sehingga dia tidak dapat menulis dengan baik. Pada awalnya saya menyekolahkan Hanzalah di madrasah, disana dia dibantu oleh sepupunya yang kebetulan juga bersekolah ditempat yang sama dalam mengerjakan 39 tugas atau PR. Masalah timbul ketika sepupunya harus pindah sekolah, Hanzalah merasa takut jika tidak ada yang menemaninya disekolah, dia merasa minder dengan teman-temannya dan dia juga tidak ada yang mau bergaul dengannya. Hari ke hari Hanzalah semakin murung, karena melihat tidak ada harapan dari teman-temannya yang mampu melindungi dan membantu dia. Semakin lama Hanzalah tidak mau lagi bersekolah, dan akhirnya setelah kurang lebih 6 bulan, anak saya mengundurkan diri dari madrasah tersebut. Selama tidak bersekolah Hanzalah tetap aktif belajar mengaji dan sesekali bergaul dengan teman-temannya yang datang bermain ke rumah. Hingga suatu saat di triwulan pertama tahun ini, ada surveyor datang untuk mendata anak-anak dengan disabilitas yang ada di desa Teniga. Tak lama berselang saya menerima undangan sosialisasi tentang Pendidikan Inklusif di kantor desa. Saat itu istri saya yang hadir mengikuti pertemuan tersebut, tetapi istri saya belum tertarik untuk menyekolahkan kembali Hanzalah karena ragu akan kemampuan guru-guru dan kepala sekolah yang akan mengajar anak seperti Hanzalah yang memiliki kebutuhan khusus karena gangguan motorik. Setelah pertemuan sosialisasi tersebut, datanglah pengawas TK/SD Kecamatan Tanjung, Bapak Dewa Ketut Sudana, S.Pd dan Kepala SDN 1 Teniga, Bapak H. Zulkarnaen, S.Pd. Beliau berdua menjelaskan panjang lebar tentang Pendidikan Inklusif dan rencana SDN 1 Teniga menerima anak berkelainan atau dengan kebutuhan khusus. Akhirnya diawal tahun ajaran baru 2014/2015 saya mencoba mendaftarkan Hanzalah ke SDN 1 Teniga. Alhamdullilah anak kami diterima masuk sekolah dan kini Hanzalah bisa belajar bahkan mendapat dukungan yang lebih baik. Dia semangat ke sekolah dan senang bisa bermain bersama dengan temantemannya di sekolah itu. Para guru dan bahkan murid-murid di sana bisa menerima Hanzalah sehingga dia tidak lagi merasa terkucil. Bp. H. Lukmanul Hakim bersama keluarganya. Saya sebagai orangtua sangat berterima kasih kepada Bapak pengawas TK/SD Kecamatan Tanjung dan kepala sekolah SDN 1 Teniga yang telah memberikan pemahaman kepada kami tentang akses pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, kepada para guru yang telah mendukung pelajaran anak saya sehingga Hanzalah bisa sekolah lagi dan menjadi lebih percaya diri. Harapan dan Impian 40 Merajut Mimpi, Meraih Harapan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lombok Utara; Drs. Intiha, S.IP Saya menghimbau agar masyarakat dan khususnya para orangtua dari anak dengan disabilitas dan berkebutuhan khusus, agar memahami bahwasanya penyandang disabilitas memiliki hak dan kedudukan yang sama dalam hal pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan lain sebagainya. Tidak boleh lagi ada diskriminasi, sebaliknya marilah kita mendorong mereka agar menjadi berdaya dan percaya diri. Kepala Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lombok Utara : Ibu Sri Indriati, S.Adm. Saya berharap agar para guru dan kepala sekolah khususnya di sekolah inklusi dapat mengoptimalkan kemampuan diri dan kapasitas masing-masing untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas untuk anak – anak dengan disabilitas dan berkebutuhan khusus 41 Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lombok Utara : Furqon , S.Pd Saya pada kesempatan ini juga mengajak agar masyarakat Lombok Utara tidak memandang sebelah mata anak dengan disabilitas. Saya ingin masyarakat Lombok Utara memahami bahwa anak dengan disabilitas juga punya kemampuan/ kelebihan tersendiri. Saya juga berharap kepada stakeholder SKPD lain agar tamatan/lulusan sekolah inklusif juga diberi kesempatan untuk bekerja pemerintahan sesuai dengan keterampilan dan kemampuan mereka. Selama ini kesempatan itu terhambat oleh salah satu persyaratan misalnya syarat CPNS itu harus sehat fisik/tidak cacat fisik. Hal ini masih banyak terjadi, saya berharap pemerintah menghilangkan persyaratan yang terkesan diskriminatif itu. 42 Untuk Bappeda /Bappenas, saya mengharapkan supaya pendanaan bagi SLB dan Sekolah Inklusif diakomodir, sehingga dari pusat sampai kedaerah program Inklusif benar-benar diterapkan dan diberikan anggaran yang sesuai dengan kebutuhan di daerah. Bupati KLU : H.Djohan Sjamsu, SH Saya ingin data lengkap dari Dikbud, dengan adanya data yang lengkap tentunya akan mendorong adanya kebijakankebijakan pemerintah daerah yang bisa menyasar persoalan ini dengan tepat dan akurat. Karena mereka ini juga warga negara dan rakyat kita, yang haknya harus kita penuhi. 43 Direktori 44 Layanan Kesehatan No. Nama Institusi Bidang Pelayanan 1. a. Poli Tumbuh Kembang Anak RSU prop. NTB b. Poli Fisioterapi/ Rehabilitasi fisik Jenis Layanan Konsultasi Dokter Fisioterapi Terapi Wicara Terapi Okupasi Layanan Psikologi 45 Cara Mengakses Alamat Pasien BPJS harus ada rujukan dari Puskesmas pendaftaran di loket kemudian mengikuti prosedur yang berlaku Jl. Pejanggik No.6 Mataram No Telp.(0370) 623876 Mataram Kode Pos 83121 Email: info@rsu. ntbprov.go.id Website: rsu. ntbprov.go.id Pasien BPJS harus ada rujukan dari Puskesmas pendaftaran di loket kemudian mengikuti prosedur yang berlaku Pasien BPJS harus ada rujukan dari Puskesmas pendaftaran di loket kemudian mengikuti prosedur yang berlaku. Bagi pasien umum bisa langsung Pasien BPJS harus ada rujukan dari Puskesmas pendaftaran di loket kemudian mengikuti prosedur yang berlaku. Bagi pasien umum bisa langsung Pasien BPJS harus ada rujukan dari Puskesmas pendaftaran di loket kemudian mengikuti prosedur yang berlaku. Bagi pasien umum bisa langsung Pasien BPJS harus ada rujukan dari Puskesmas pendaftaran di loket kemudian mengikuti prosedur yang berlaku. Bagi pasien umum bisa langsung Kontak Person dr. Nurul Ulyani SpKFR HP:081 757 623 48 Hervina Yustisia Rafani/ Mbak Vivin, HP: 081917229 603 Keterangan 46 2. RSJ Prop. NTB Poli Psikiatri Anak dan Remaja” Mental Sehat Ceria” a. Psikiatri • Pemeriksaan Fisik dan Mental • Psikoterapi • Rehabilitasi b. Psikolog • Tes Perkembangan • Tes Kesiapan Masuk Sekolah • Tes Kecerdasan/ IQ • Tes Bakat Minat • Tes Kepribadian • Konseling Orangtua • Konsultasi Perkembangan • Pendidikan c. Penyuluhan Perkembangan dan Kejiwaan Anak dan Remaja Instalansi Gawat Darurat (IGD) Pelayanan Gawat Darurat memberikan pelayanan 24 Jam non stop terhadap kasus - kasus.1. Pelayanan gawat darurat psikiatri 2. One Day Care pelayanan gawat darurat umum dasar. Klinik Voulentary Counseling and Testing ( VCT ) HIV / AIDS BALE MATAHARI 1. Konseling Narkoba 2. Konseling dan Tes HIV- AIDS 3. Konseling Keluarga 4. Pelayanan Rawat Jalan Narkoba 5. Pelayanan Rehabilitasi Narkoba 6. Sosialisasi dan Penyuluh 47 Pasien Datang Sendiri/ dirujukLoket Pendaftran- Pembelian Karcis- Assesment awalPemeriksaan- PembayaranTindakan- Pulang Jalan Ahmad Yani Selagalas No. 1 Selagalas www.rsj.ntbprov. go.id email: rsj_provntb@ yahoo.com Telp. Kantor: (0370) 671515 Pelayanan: (0370) 672140 Fax.: (0370) 671515 Waktu Pendaftaran Senin- Kamis: 08.0012.00 Jumat: 08.00- 10.00 Sabtu: 08.00- 11.00 Informasi lebih lanjut hubungi Bale Matahari No Telpon: (0370) 6610111 Tim Klinik VCT: 1. Psikiater 2. Dokter 3. Psikolog 4. Konselor HIV-AIDS 5. Manajer Kasus 6. Petugas Laboratorium 7. Petugas Pencatatan dan Pelaporan 8. Petugas Administrasi 9. Petugas Farmasi ..Tim Terapi dan Rehabilitasi Terpadu 1. Psikiater Pekerja Sosial 2. Psikolog Konselor Addict 3. Dokter Perawat Kartu Peserta / Surat Keterangan Asli dan ditandatangani Bupati/ Walikota atau sesuai dengan peraturan yang ada dan di foto copy sebanyak 5 lembar. Pasien Datang Sendiri/ dirujukPendaftaran- Triage- TindakanRawat Inap- Rujuk RS lainPulang pasien: datang sendiri- Rujukanklinik Konsultasi Keluarga VCT “ Bale Matahari”- Konseling- Tes HIV -ya- HIV (+) Pmeriksaan Lanjutan atau tidak (-) boleh pulang 48 Rawat Jalan pemeriksaan dan konseling gangguan jiwa ringan- berat (Cemas, Depresi, Skizofrenia, autisme, anak hyperaktif. Gangguan jiwa lansia dll) Pemeriksaan , Konseling dan Tes Psikologi ( tes IQ. MMPI, Minat Bakat, Tes Pejabat Publik, Tes Kepribadian dll) Pemeriksaan Terapi dan Rehabilitasi Penyalahgunaan Zat ( Narkoba) Pemeriksaan Konseling dan Tes HIV AIDS (Klinik VCT “Bale Matahari”) Pemeriksaan Gigi dan Mulut Rawat Inap Pemeriksaan dan Konsultasi radiology (rontgen) Pelayanan Elektromedik.. EEG, EKG, Terapi Latihan, Infra Merah, Stimulasi Listrik, Faradisasi, Treadmill, Static Bicycle, Brain Mapping Pemeriksaan Laboratorium rutin, Lengkap, Narkoba dan HIV/ AIDS.. Pemeriksaan Darah, Urine, Faeses Rutin, Pemeriksaan Golongan Darah, Kimia Klinik, Parasit Malaria, Widal Slide, Gula Darah dll Pelayanan Gizi.. Konsultasi gizi . Pelayanan Diet Biasa dan Diet Khusus 49 Persyaratan pelayanan Peserta Askes/ Jamkesmas Nasional/ Jamkesmas Daerah. 1. Kartu Peserta Asli/ Surat keterangan asli yang ditandatangani Bupati/ Walikota atau sesuai peraturan yang berlaku setempat + fotocopy sebanyak 2 Lembar.. 2 Surat Rujukan asli + fotocopy sebanyak 2 lembar sedangkan persyaratan pelayanan pasien umum ..1 Kartu Berkunjung ( khusus pasien kunjungan ulang) 2. Membayar biaya pelayanan sesuai ketentuan 50 Pelayanan Farmasi.. Melayani Obatobatan untuk pasien Jiwa, Umum, dan Obat-obatan Psikotropika sesuai dengan resep dokter 3. Yayasan Lombok Care Instalansi Gawat Darurat (IGD) Buka 24 Jam terutama pelayanan Gawat Darurat Psikiatrik.. One Day Care.. Pelayanan Umum Dasar Pelayanan Rehabilitasi Terapi Kelompok, Terapi Keluarga, Terapi Kerja, Terapi Gerak, Terapi Relaksasi, Terapi Prilaku Readycation (Rehabilitation and Education) 1. Pasien dan keluarga datang ke Lombok Care untuk mendaftar ke sosial worker atau pekerja sosial. 2. Sosial Worker akan mencatat data orangtua dan anak dan akan diinformasikan hal-hal yang perlu dipersiapkan seperti:- Fotocopy KTP kedua orangtua masing- masing 1 lembar.- Fotocopy Akta Kelahiran anak sebanyak 1 lembar.- Fotocopy KK sebanyak 1 lembar.- Pas Photo ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar. 3. Setelah mendaftar pasien dan orangtua pulang dan menunggu panggilan untuk dilakukan observasi (menunggu jadwal observasi) 4. Setelah diobservasi baru anak akan dinilai apakah anak bisa diterima atau tidak untuk mendapatkan pelayanan yang ada di Lombok Care. 5. Setelah diobservasi pasien dan orangtua pulang menunggu informasi dari sosial worker/ pekerja sosial. 51 Peserta Askes/ Jamkesmas Nasional/ Jamkesmas Daerah...1.Kartu Peserta / Surat keterangan asli yang ditandatangani Bupati/ Walikota atau sesuai peraturan yang berlaku setempat + fotocopy sebanyak 5 Lembar..2 Surat Rujukan asli + fotocopy sebanyak 5 lembar sedangkan persyaratan pelayanan pasien umum ..1. Kartu Berkunjung ( Khusus pasien Kunjungan ulang ) 2. Membayar biaya paket IGD jaminan sesuai ketentuan yang berlaku. Jalan Baiduri, Dusun Aik Are Desa Sandik, Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat (depan Vila Cas Tato) Pimpinan Yayasan Lombok Care (Apip Sutardi) HP: 081253132728/ 081803613257 Sosial Worker (Khairuddin) HP: 081936791994 52 6. Jika diterima, pasien akan menunggu untuk diinformasikan kembali oleh Sosial Worker untuk jadwalnya baik itu untuk layanan Rehabilitasi maupun layanan Edukasi. 7. Setelah orangtua menerima informasi diterima pada Yayasan Lombok Care dan ada jadal terapi, orangtua akan melakukan kesepakatan dengan pihak yayasan yang akan ditandatangani pada saat pertama untuk datang terapi. 4. Kids Care Medical Treatment & Spa Baby Healthy Massage Baby Hydrotherapy Baby Spa Full Stimulation Toddler/ Kids Healthy Massage Cold & Flu Therapy Pemeriksaan Tumbuh Kembang Fisioterapi Pediatri 5. Orthoshop NTB 6. Klinik Kamboja Pembuatan Kaki Palsu dan alat Orthopedi Pusat Fisioterapi dan Rehabilitasi Medik dr.Lalu Ahmadi Jaya, Sp.PD (ahli penyakit dalam/ eternist) dr. Asriningrum, Sp. S (Ahli penyakit Syaraf/ Neurolog) dr. Nurul Ulyani, Sp KFR (ahli kedokteran Fisik dan Rehabilitasi) dr. Lalu Hamzi Fikri, MM. CHt (Ahli Hypnoyherapi) drg. Rina Yulia (dokter gigi) 53 Orangtua ketika memiliki abk dan menemukan ada kelainan dalam tumbuh kembangnya bisa langsung daftar dan membawanya untuk diperiksa lebih dini ke Kids Care Jl. Pramuka No.3 GomongMataram 081916001818 081 916 001 818 Jam Buka Selasa Sabtu: 09.00 - 17.00 WITA Minggu : 09.00 -14.00 WITA Bisa datang langsung ke yang bersangkutan atau bisa melewati RSU Prop. NTB Jl. Pramuka No.03 Gomong Timur Mataram E-mail; orthoshop. pekanbaru@ gmail.com Choirul Riyad H. Amd Op HP: 082 137 631 451 / 085 725 356 586 Pasien bisa langsung datang dan mendaftar serta tidak menerima pasien BPJS Jl. WR. Supratman No. 24 Mataram Telp/ Fax.( 0370 ) 635037 HP: 081 933 168 547 Direktori 54 Layanan Pendidikan No. Nama institusi 1. SLB Pembina Tingkat Propinsi Dasan Geria 2. SLB Negeri Pembina Kota Mataram 3. SLB Dharma Wanita Majeluk 4. SLB Negeri Gerung 5. SLB YPTN Selagalas 6. SLB Nurul Bayan 7. SDN 3 Pemenang Barat 8. SDN 1 Medana 9. SDN 3 Tanjung 10. SDN 3 Sokong 11. SDN 3 Tegal Maja 12. SDN 4 Tegal Maja Bidang Pelayanan Jenis Pelayanan Menerima khusus anak anak yang tuna netra Cara Mengakses 55 Alamat Kontak Person Keterangan Jl. Sonokeling Dasan Geria Lingsar Lombok Barat Partiyah, S Pd (PLH) 081 757 443 66 Jl. Adisucipto Ampenan Mataram Sungkono, S. Pd 081 917 162 896 Jl. Transmigrasi Majeluk Mataram Winarna, S. Pd 081 805 749 816 Jl. H. L. Anggrat BA. Gerung Lombok Barat Abas, S. Pd M. Pd 081 936 738 323 Jl. Peternakan Selagalas Juhada, S. Adm 081 237 715 11 Desa Anyar- Bayan H. Amrullah Jl. Raya PemenangSenggigi, Pemenang Barat Munalim, S.Pd 085 239 680 479 Jl. Raya Tanjung, Medana Tanjung Ni Wayan Ayu Febriana, S. Pd 081 339 534 034 Jl. Lading-Lading, Desa Tanjung- Tanjung Pariduddin, S. Pd 081 805 259 254 Dusun Bengkoang, Desa Sokong- Tanjung I Nengah Suartha, S. Pd 087 866 762 748 Dusun Leong, Desa Tegal Maja, Tanjung Sukardi, S. Pd 085 239 807 785 Dasan Lekong, Desa Tegal Maja, Tanjung Budi Hartono, S. Pd 56 13. SDN 5 Jenggala 14. SDN 5 Sigar Penjalin 15. SDIT AL - Hijrah 16. SDN 5 Genggelang Gangga 17. SDN 1 Genggelang Gangga 18. SDN 3 Genggelang Gangga 19. SDN 4 Bentek 20. SDN 1 Sesait 21. SDN 3 Kayangan 22. SDN 4 Kayangan 23. SDN 5 Gumantar 24. SDN 1 Bayan 25. SDN 2 Loloan 25. SDN 3 Anyar 25. SDN 3 Sukadana 57 Jl. Dusun Sanbaro, Desa Jenggala - Tanjung H. Putrasah, A. Ma.Pd 081 933 010 494 Dasan Tatar, Desa Sigar Penjalin - Tanjung Meldep, S. Pd. SD 087 865 324 261 Dusun Busur, Desa Rempek- Gangga Harnadi, S. PdI Dusun Monggal Desa Genggelang Gangga Murdi, S. Pd Dusun Kertaraharja, Desa Genggelang - Gangga I Ketut Subagia, S. Pd Dusun Papak Desa Genggelang - Gangga Harsudin, S. Pd Dusun Lenek - Desa BentekGangga Burhanudin, S. Pd Dusun Sesait - Kayangan A. Azis, S.Pd Dusun Gelumpang desa Genggelang Gangga Darwan, S. PdI Dusun Empak Mayong, Desa Kayangan - Kayangan Liman, S. Pd Dusun Amor- Amor desa Gumantar - Kayangan Mustafa, S. Pd Dusun Ancak, Desa Karang Bajo - Bayan Ribowo, S. Pd Dusun Telaga Seguar, Desa Loloan - Bayan Ningrat Sari, S. Pd Desa Anyar - Bayan Wahab, S. Pd Desa Sukadana - Bayan Sastrawadi, S. Pd 081 805 287 432 58 26. SDN 3 Anyar 27. SDN 3 Sukadana 28. SDN 5 Malaka 29. SDN 3 Sigar Penjalin 30. SDN 4 Sokong 31. SDN 2 Sokong 32. SDN 2 Tegal Maja 33. SDN 4 Sigar Penjalin 34. SDN 6 Tanjung 35. SDN 2 Sigar Penjalin 36. SDN 1 Teniga 37. SDN 1 Jenggala 59 Desa Anyar - Bayan Wahab, S. Pd Desa Sukadana - Bayan Sastrawadi, S. Pd Dusun Malimbu, MalakaPemenang Arifin, S. Pd 081 933 135 936 Dusun Rangsot, Desa Sigar Penjalin - Tanjung Burhanudin, S. Pd 087 864 436 883 Melti, S. Pd 081 917 965 190 Jl. Karang Seme Dusun Majelangu Desa Sokong Tanjung Jumalip, S. Pd 087 765 966 384 Jl Tegal Maja Wartono, S. Pd 081 915 937 990 Jl. Pantai Sira Dusun Sira Desa Sigar Penjalin -Tan Ni Ketut Bakti, S. Pd 087 865 969 814 Dusun Karang Langu Desa Tanjung Dermadep, S. Pd 081 917 362 474 Jl. Raya Tanjung Dusun Tembobor Desa Sigar Penjalin-Tanjung Sarianna, S. Pd 085 337 806 525 Jl. Bengkoang Dusun Dasan Tengak Desa Teniga Tanjung H. Zulkarnaen, S. Pd 087 865 572 057 Jl. Pekapan Dusun Montong Deda Jenggala - Tanjung Keminep, S.Pd SD 087 865 644 742 Direktori 60 Layanan Sosial No. Nama institusi Bidang Pelayanan Jenis Pelayanan Cara Mengakses 1. Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil Prop. NTB a.Bidang Pengembangan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial • Penyuluhan Sosial • Orsos/ Perijinan Yayasan dan Lembaga serta Pemberdayaan • Karang Taruna • TKSK dan PSM • CSR/ Dunia Usaha Dengan datang langsung ke Dinas Sosial setempat atau bisa langsung menghubungi PSM dan TKSK atau pekerja Sosial yang ada dimasing- masing desa , kecamatan dan kabupaten setempat b. Bidang Rehabilitasi Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak (5 Klaster yaitu anak penyandang Disabilitas, Anak Bermasalah Hukum, Anak Terlantar, Anak Jalanan, Anak Mendapatkan Perlindungan Khusus/ AMPK) Lansia Nafza ODK (Orang Dengan Kecacatan) RTS (Rehabilitasi Tuna Sosial)Ex WTS, BWBLP,LKS baik panti maupun diluar panti Bantuan Subsidi Penambahan kebutuhan dasar penerima manfaat yang dikelola oleh LKS baik panti maupun non panti 61 Alamat Kontak Person Keterangan Jl. Langko No. 57 Mataram Telp (0370) 638428 Fax: 625896 Armansyah (087 865 850 816) Kepala seksi kelembagaan Adhar (081 933 164 101) Lalu Sumantri (081 836 156 21) Kepala Bidang RPKS Direktori 62 Tarif Pelayanan Rumah Sakit No. Jenis Pelayanan Besar Tarif Kelas 3 A. 1. B. 1. 2. Kelas 2 Keterangan Kelas 1 Kesehatan Jiwa Rawat Jalan 5.000 Karcis Kunjungan a. Kunjungan Biasa b. Kunjungan Cito c. Kunjungan Rawat Siang 15.000 10.000 Kesehatan Jiwa Masyarakat Darurat 15.000 Karcis Kunjungan Tindakan Psikiatri a. Dokter jaga b. Dokter konsulen 25.000 40.000 Umum a. Dokter jaga b. Dokter konsulen 3. C. Paket Pelayanan 75.000 Kesehatan Jiwa Rawat Inap 1. D. 1. Perawatan a. Intensif b. Stabil • Kelas III • Kelas II • Kelas I • Kelas utama Rehabilitasi Terapi a. Terapi Kelompok 25.000 7.000 25.000 45.000 111.000 2.500 3.750 5.000 Membayar sesuai rincian pemeriksaan / tindakan atau membayar paket 63 b. Terapi Gerak c. Terapi Relaksasi d. Terapi Religius e. Terapi Bermain f. Terapi Kerja 2.500 2.500 5.000 5.000 5.000 3.750 3.750 7.500 7.500 7.500 5.000 5.000 10.000 10.000 10.000 2. Pelatihan a. Pelatihan Pertanian b. Pelatihan Perikanan c. Pelatihan Melukis d. Pelatihan Kerajinan e. Pelatihan Menjahit 3.750 3.750 3.750 3.750 3.750 3.750 5.750 5.750 5.750 5.750 5.750 5.750 7.500 7.500 7.500 7.500 7.500 7.500 3. Laboratorium a. Darah • Darah Rutin • Trombosit • Malaria • Golongan Darah • Widal Slide • Erytrosit 13.500 6.500 6.500 7.000 12.000 6.500 20.250 9.750 9.750 10.500 18.000 9.750 27.000 13.000 13.000 14.000 24.000 13.000 b. Urine • Urine Rutin • PPT Tes 13.500 14.000 20.250 21.000 27.000 28.000 c. Tinja • Tinja Rutin 13.500 20.250 27.000 d. Bakteriologi • Sputum BTA • Slide kuman Coccus 9.500 9.500 14.250 14.250 19.000 19.000 11.000 11.000 12.000 12.000 16.500 16.500 18.000 18.000 22.000 22.000 24.000 24.000 11.000 11.000 11.000 11.000 6.000 10.000 7.500 13.000 13.000 16.500 16.500 18.000 18.000 9.000 15.000 11.250 19.500 19.500 22.000 22.000 22.000 22.000 12.000 20.000 15.000 26.000 26.000 e. Kimia Klinik • SGOT • SGPT • Alkhali Pospate • Acid Pospate • Gula darah - Sewaktu-waktu - Puasa 2 Jam PP • Albumin • Protein • Urea • Uric Acid • Kreatinin • Clorestrol 64 • Trgelycerida • LIFT (Liver Funtion Test) - Bilirubin Total - Bilirubin Direk - TTT 13.000 19.500 26.000 9.000 9.000 9.000 13.500 13.500 13.500 18.000 18.000 18.000 90.000 90.000 90.000 90.000 135.000 135.000 135.000 135.000 180.000 180.000 180.000 180.000 35.000 35.000 35.000 35.000 40.000 52.500 52.501 52.502 52.503 52.504 70.000 70.001 70.002 70.003 70.004 g. HB S. Ag 15.000 22.500 30.000 h. Anti HB S. Ag 15.000 22.500 30.000 Tindakan Medik/ Terapi Tindakan Medik Operasi a. Bedah Kecil b. Suntik 10.000 5.000 15.000 7.500 20.000 10.000 Tindakan Medik Non Operasi a. ECT b. Faradisasi c. Diathermi d. Stimulasi e. Tread Mill f. Psikoterapi Singkat g. Family Terapi h. Behaviour Terapi 10.000 10.000 10.000 10.000 80.000 25.000 25.000 25.000 15.000 15.000 15.000 15.000 120.000 37.000 37.000 37.000 20.000 20.000 20.000 20.000 160.000 50.000 50.000 50.000 Tindakan Medik/ Terapi Khusus a. Konsultasi • Dokter Dalam RS • Dokter Luar RS 20.000 30.000 30.000 45.000 40.000 60.000 b. Medikal • Umum • Khusus 20.000 30.000 30.000 45.000 40.000 60.000 f. Monitoring Zat Psikoaktif • Drug Monitoring - Benzodiazepin - Amfetamin - Opium - Ganja/ Canabis • STIK Test - Benzodiazepin - Amfetamin - Opium - Ganja/ Canabis • Analisis Darah tapi Otomatis E. 1. 2. 3. 65 F. 1. 2. G. 1. c. Gigi dan Mulut • Pencabutan Gigi • Tambal Gigi • Pengobatan Abses • Pengobatan Periodental • Pengobatan Pulpa • Odotektomo • Fiksasi Fraktur • Reseksi Rahang 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 7.000 7.000 7.000 7.500 7.500 7.500 7.500 7.500 10.500 10.500 10.500 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 14.000 14.000 14.000 Pemeriksaan Penunjang Diagniostik a. Elektromedik • EEG • EEG Bermonitor • Brain Mapping • EKG • EKG Bermonitor 30.000 100.000 100.000 20.000 40.000 45.000 150.000 150.000 30.000 60.000 60.000 200.000 200.000 40.000 80.000 Psikologi a. MMPI b. HARS c. HDRS d. Test Bakat/ Minat e. Kecerdasan f. Test Kepribadian g. Test Calon Pegawai h. Test Promosi Pegawai i. Test Calon Pejabat Publik j. Anggota Dewan, Gubernur, Bupati, Walikota dll Pelayanan Lain-lain Pendidikan Pelatihan dan Penelitian a. Bimbingan Praktek b. Pelatihan c. Penelitian 2 Penerbitan Dokumen Psikiatri a. Surat Keterangan Sehat Jiwa b. Surat Keterangan Sakit Jiwa 80.000 40.000 40.000 60.000 60.000 60.000 120.000 120.000 120.000 5.000/ Orang/ Hari 25.000/ Orang/ Har 20.000/ Orang/ Har 65.000 90.000 66 c. Surat Keterangan Bebas Narkoba • Kwalitas • Kwantitas d. Visum Et Revertum 3. 4. 5. 6. 7. 50.000 100.000 100.000 Droping Pasien Pulang a. Dalam Kota b. Luar Kota • Kota Bima dan sekitarnya • Kota Dompu dan sekitarnya • Kota Sumbawa dan sekitarnya • Kota Selong dan sekitarnya • Kota Praya dan sekitarnya • Kota Lombok Barat dan sekitarnya 50.000 1.000.000 900.000 700.000 300.000 150.000 150.000 Sewa Ambulance a. Dalam Kota b. Luar Kota • Kota Bima dan sekitarnya • Kota Dompu dan sekitarnya • Kota Sumbawa dan sekitarnya • Kota Selong dan sekitarnya • Kota Praya dan sekitarnya • Kota Lombok Barat dan sekitarnya 30.000 1.100.000 1.000.000 800.000 200.000 100.000 100.000 Pencucian a. Pakaian Kecil Perlembar b. Pakaian Besar Perlembar 500 1.000 Izin Tunggu a. Dengan Makan b. Tanpa Makan 20.000 6.000 Kerjasama Pihak Ketiga Sesuai Surat Perjanjian 67 Alur Pelayanan RSJ. Prop. NTB Pasien datang sendiri Klinik Konsultasi Keluarga VCT “Bale Matahari” IGD Day Care Poli Rehabilitasi Perlu Rawat Inap? Tidak Pulang Konseling Ya Pemeriksaan Lanjutan Perlu Rawat Inap? HIV (+) HIV (-) Ya Tidak Tes HIV Pulih Pulang Komplikasi ?? Rujukan ke RS Lain Korban Narkoba • Ruang Detoksifikasi • Ruang Therapeutic Gangguan Jiwa • Ruang Intensif • Ruang Stabil 68 “Pendidikan adalah gerbang menuju kehidupan yang lebih baik.”