“Pendidikan Inklusif bertujuan untuk memastikan agar semua anak

advertisement
1
“Pendidikan
Inklusif
bertujuan
untuk
memastikan
agar semua
anak,
termasuk
anak dengan
disabilitas
memperoleh
hak dan
kesempatan
yang sama
dalam
pendidikan.”
Siswa sekolah
inklusif senang
belajar bersama
teman-temannya di
Lombok.
Penulis:
Julie Nuttens
Elizabeth Diana Perwitasari
Singgih Purnomo
Theresia Tirta Yong
Nurhayati
Dewa Ketut Sudana, S.Pd.
Editor:
Elizabeth Dian Perwitasari
Dwi Ariani
Dwi Suci Rahayu
Sri Hariyatmi
Fotografer:
Husein Junaedi
Nurhayati
Shelomita Tabun
Afra Rodja Kedhi
Theresia Tirta Yong
Handcap International
2014
Sekapur Sirih
2
Para Orangtua dan Pembaca yang
terhormat,
Pendidikan adalah hak sekaligus
sarana untuk merealisasikan hak-hak
yang lain. Kualitas pendidikan inklusif
yang menggambungkan sumber daya
manusia, perkembangan ekonomi dan
sosial merupakan metode penting yang
akan memberikan manfaat baik pada
individu maupun masyarakat di saat yang
bersamaan. Pendidikan bagi anak-anak
dengan disabilitas pada umumnya berupa
sekolah khusus yang terpisah dan berada di
daerah perkotaan, bukti mulai menunjukkan
bahwa jenis sistem pendidikan ini bukanlah
solusi yang tepat untuk jangka panjang.
Pendidikan Inklusif adalah proses untuk
meningkatkan partisipasi dan mereduksi
pengucilan secara efektif dengan merespon
beragam kebutuhan siswa dan anakanak yang rentan. Pendidikan Inklusif
bertujuan untuk memastikan bahwa semua
anak, termasuk anak dengan disabilitas
memperoleh hak dan kesempatan
yang sama dalam pendidikan sekaligus
memberikan sarana untuk mewujudkan hakhak lainnya.
Kesetaraan hak untuk anak dengan
disabilitas serta nilai tambah dari sistem
pendidikan inklusif telah diakui oleh
pemerintah Indonesia dengan diterapkannya
Rencana Aksi Nasional untuk Pendidikan
Inklusif yang merujuk pada dua kerangka
kerja internasional, yaitu Konvensi PBB
3
tentang Hak Penyandang Disabilitas (pasal 24)
dan Strategi Incheon “Make the Right Real” untuk
Penyandang Disabilitas di Asia- Pasifik 2013-2022
(tujuan no 5).
Bersama dengan para pemangku kepentingan
nasional, Handicap International telah bekerja
di bidang pendidikan inklusif di Indonesia sejak
tahun 2011 dengan fokus utama pada anak
dengan disabilitas. Buku ini disusun dengan tujuan
memberikan arahan kemana dan bagaimana
anak-anak dengan disabilitas dapat mengakses
pendidikan, layanan rehabilitasi dan kesehatan.
Buku ini menyediakan koleksi praktik-praktik terbaik
serta sebuah direktori untuk para orangtua dari
proyek yang telah dilaksanakan oleh Handicap
International.
Daftar Isi
4
Selayang Pandang
Pengalaman kami menunjukkan bahwa peran
serta dari berbagai pihak sangatlah penting untuk
mencapai kesuksesan pendidikan inklusif. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak- pihak berikut atas kontribusi dan
komitmen mereka yang sangat tinggi terhadap
pelaksanaan pendidikan inklusif di NTB dan atas
kerjasamanya untuk pembuatan buku ini:
• Kepala Daerah, masyarakat, dan para orang tua;
• Kementerian Pendidikan, Dinas Pendidikan di
tingkat kabupaten dan kecamatan, kepala sekolah,
pengawas, dan para guru;
• Kementerian Sosial, Dinas Sosial di tingkat
provinsi dan kabupaten, serta para pekerja sosial;
• Organisasi Penyandang Disabilitas, Lembaga
Sosial Kemasyarakatan, dan para penyedia
layanan.
Teriring Hormat,
Julie Nuttens
Pendidikan Inklusi:
Pendidikan Untuk
Semua
Handicap International
Tim Proyek Pendidikan Inklusi
Nusa Tenggara Barat
12
18
Opini
Praktek Baik
Praktek Baik
Program Pendidikan
Inklusi
Di Kabupaten
Lombok Utara
Handicap International
Tim Proyek Pendidikan Inklusi
Nusa Tenggara Barat
26
38
42
Cerita Sukses
Harapan dan Impian
Direktori
4
Gayung yang
Bersambut dari Kepala
Daerah
Drs. Suhrawardi, M.Pd
Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Lombok Utara
Pendidikan Inklusif dianggap penting karena itu adalah bagian
dari kebijakan bagaimana supaya pendidikan menjangkau
semua segmen peserta didik kita secara menyeluruh sesuai
dengan amanat pendidikan untuk semua. Pendidikan Inklusif
merupakan hal yang signifikan bagi Pemerintah Daerah dalam
memberikan layanan dan akses pendidikan kepada seluruh
lapisan masyarakat. Pendidikan Inkusif tidak memerlukan
fasilitas sarana khusus, karena terintegrasi dengan sekolah
sekolah reguler yang menerima dan melayani peserta didik
yang memiliki keterbatasan atau kebutuhan khusus. Itulah
sebabnya mengapa konsep pendidikan inklusif ini dianggap
strategis karena sifatnya yang cukup fleksibel dan dapat
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.
Kabupaten Lombok Utara sebagai daerah otonomi baru
sangat memerlukan kebijakan yang bertumpu pada 3 hal yang
menyangkut dengan indikator Indeks Prestasi Manusia, salah
satunya adalah Pendidikan. Oleh karena itu supaya pendidikan
dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat peserta didik di
KLU terutama yang berkaitan dengan penyandang disabilitas
atau anak berkebutuhan khusus, maka Pendidikan Inkulsif ini
adalah sesuatu yang sangat penting untuk kita dukung dan kita
bantu sepenuhnya menjadi kebijakan Pemerintah Kabupaten
Lombok Utara. Nantinya, sebagian besar sekolah-sekolah kita
ini akan menjadi sekolah inklusif terutama di Pendidikan Dasar.
Selanjutnya, Secara bertahap perkembangan pendidikan
inklusif akan mengarah pada Pendidikan Menengah, supaya
anak mendapatkan akses dan layanan pendidikan yang
berkelanjutan.
Kami dari Dinas Pendidikan tentunya sangat berharap supaya
pemahaman terhadap kebutuhan anak anak kita dapat
dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat terutama orangtua
dan masyarakat secara umum. Saat ini, banyak anggapan
anak berkebutuhan khusus ini sebagai sesuatu hal yang tidak
harus ditutupi. Sudah saatnya pemahaman ini harus berubah,
5
mereka harus diberi layanan dan akses supaya mendapat layanan
pendidikan yang sama dengan anak-anak yang lain.
Itulah sebabnya Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas
Pendidikan menghimbau kepada seluruh orangtua dan wali murid
yang putra-putrinya memiliki kebutuhan khusus supaya proaktif.
Orang tua jangan menganggap sebagai suatu hal yang mungkin
menimbulkan malu keluarga tapi ini adalah ciptaan Tuhan yang
harus diberikan layanan dan akses untuk memperoleh pendidikan
sebagai hak dasar.
Untuk itu saya menganggap peran daripada pihak termasuk
partner kerja kita yang sekarang termasuk Handicap International
berperan sangat banyak dalam meningkatkan kemampuan
dan kapasitas pemahaman dilingkungan sekolah. Saya ingin
mengatakan bahwa para pendidik ; pengawas, kepala sekolah
serta para guru supaya memiliki sudut pandang yang sama
dengan kebijakan ini terutama bagaimana kita memandang anak
yang berkebutuhan khusus ini sebagai anak didik yang harus kita
berikan layanan. Anak berkebutuhan khusus jangan diabaikan
dan dianggap sebagai beban, tetapi kita harus balik bahwa kita
harus memberikan layanan karena pendidikan ini merupakan hak
mereka juga.
Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Handicap
International atas kerjasama secara terus menerus terutama dalam
peningkatan kapasitas serta pemahaman para pendidikan kita
yang saya sendiri menyadari belum seluruhnya memahami tentang
hal itu. Semoga secara bertahap ini akan meningkatkan kualitas
pendidikan di Nusa Tenggara Barat khususnya di Kabupaten
Lombok Utara.
Selayang Pandang
6
Pendidikan
Inklusi:
Pendidikan
Untuk Semua
Handicap International
Tim Proyek Pendidikan Inklusi
Nusa Tenggara Barat
Sistem pendidikan yang ideal sebaiknya
merupakan sistem pendidikan yang
tidak mengenal diskriminasi. Pernyataan
tersebut, senada dengan penjelasan dari
pasal 31, ayat (1) dan ayat (2) UndangUndang Dasar 1945 (amandemen),
yang menjelaskan bahwa “setiap warga
negara berhak mendapatkan pendidikan
tanpa adanya diskriminasi baik secara
fisik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain
sebagainya dan hal tersebut dapat terwujud
melalui sistem pendidikan wajib 9 tahun”.
Pasal 31 ini selanjutnya menjadi rujukan
bagi pemerintah untuk menyelenggarakan
pendidikan inklusif dan mendapatkan
dukungan melalui Undang-Undang No.20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pasal tersebut telah menjelaskan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional,
yaitu “mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Anak berkebutuhan khusus belajar dalam
suasana kelas inklusif.
7
8
Siswa-siswa dari sekolah inklusif sedang membuat kerajinan tangan kain perca. Sebuah kegiatan di
sekolah yang mendidik siswa untuk menjadi kreatif.
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
Dalam mewujudkan cita-cita tersebut
perlu adanya kerjasama yang baik dari
berbagai elemen pendidikan terutama
pemerintah yang dalam hal ini memegang
peranan penting dalam upaya pemerataan
pendidikan nasional secara menyeluruh.
Sebagaimana diketahui bahwa masih
banyak anak-anak Indonesia yang tidak
dapat menikmati suasana belajar di bangku
sekolah.
Tidak sedikit pula anak-anak yang putus
sekolah atau bahkan tidak bersekolah sama
sekali karena faktor ketidakmampuan
ekonomi. Disini peran pemerintah sangat
dibutuhkan sebagai pelindung terhadap
hak-hak anak untuk mendapatkan
pendidikan. Disahkannya UU No.20
tahun 2003, telah memberikan angin
segar dan warna lain dalam penyediaan
pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus. Hal ini memungkinkan terobosan
bentuk pelayanan pendidikan bagi
anak berkebutuhan khusus berupa
penyelengggaraan pendidikan inklusif.
Salah satu kesepakatan internasional yang
mendorong terwujudnya sistem pendidikan
inklusif adalah Convention on the Rights
of Person with Disabilities (Konvensi
Hak-hak Penyandang Disabilitas). Pada
pasal 24 dalam konvensi ini disebutkan
bahwa setiap negara berkewajiban untuk
menyelenggarakan sistem pendidikan
inklusi di setiap tingkatan pendidikan.
Adapun salah satu tujuannya adalah
mendorong terwujudnya partisipasi penuh
penyandang disabilitas dalam kehidupan
masyarakat.
Anak-anak berkebutuhan khusus memiliki
hak yang sama dengan anak-anak lainnya.
Namun di masyarakat, masih ada orang
tua yang memiliki anak berkebutuhan
khusus menganggap keadaan seperti
itu sebagai aib, sehingga anak-anak
mereka belum mendapatkan perhatian
sebagaimana halnya anak-anak lainnya.
9
Mereka membutuhkan pendidikan dan
harus mendapatkan pelayanan tanpa
diskriminasi di berbagai bidang dan sektor,
sehingga anak-anak tersebut dapat
berkembang secara optimal.
Pada masa sebelumnya, layanan
pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus masih bersifat segregasi atau
terpisah; anak berkebutuhan khusus
bersekolah di sekolah khusus dengan guru
khusus dan materi yang khusus. Konsep
ini mengalami perkembangan dengan
munculnya layanan pendidikan dengan
konsep integratif yaitu memasukan anak
berkebutuhan khusus dalam kelas umum.
Walaupun mengacu pada persamaan hak
dalam pendidikan, bagi anak berkebutuhan
khusus, konsep ini masih memiliki
kelemahan karena sistem dari layanan
pendidikan tersebut belum menyesuaikan
dengan kebutuhan belajar anak.
Ditemukan banyak kasus dimana anak
berkebutuhan khusus tidak mampu
mengikuti proses pembelajaran karena
harus mengikuti target dan metode
pembelajaran yang ditetapkan oleh
lembaga pendidikan tanpa melihat
kebutuhan belajar yang berbeda .
Pada saat ini, dengan berkembangnya
konsep pendidikan inklusi, misi dan
visi kelembagaan didorong untuk lebih
menyesuaikan dengan kebutuhan anak.
Anak berkebutuhan khusus tidak lagi
dipisahkan dalam kelas khusus proses
belajar, di lain sisi lembaga pendidikan
selalu mengembangkan sistem yang dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan anak.
Dalam kaitan dengan konsep ini
pendidikan inklusif merupakan salah satu
bentuk konsep dan layanan pendidikan
yang dipandang ideal untuk dilaksanakan.
Dalam konteks pendidikan, hal ini diperkuat
dengan dikeluarkannya Permendiknas 70
tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusi.
Permendiknas ini memberikan petunjuk
yang lebih jelas tentang pemenuhan hak
pendidikan melalui penyelenggaraan
pendidikan inklusi.
Pendidikan Inklusi Di Provinsi NTB &
Kabupaten Lombok Utara
Konsep pendidikan inklusi bukanlah hal
yang baru di propinsi Nusa Tenggara Barat.
Cikal bakal implementasi pendidikan
inklusi sudah dimulai sejak 2009 sejalan
dengan dikeluarkannya Permendiknas
70 tahun 2009. Apresiasi perlu diberikan
bagi pemerintah daerah yang telah
memberikan perhatian terhadap anakanak berkebutuhan khusus melalui
peningkatan kapasitas serta pengalokasian
anggaran yang akan membawa NTB
sebagai provinsi berwawasan inklusif.
Tentunya hal ini memberikan dampak bagi
penyelenggaraan pendidikan inklusif di
wilayah NTB pada umumnya.
Program penyelenggaraan pendidikan
inklusif telah dilaksanakan di setiap
kabupaten di NTB. Kabupaten Lombok
Utara juga tercatat sebagai kabupaten
yang melaksanakan konsep pendidikan
inklusi. Sejak tahun 2009 telah dibangun
4 SD penyelenggara pendidikan inklusi
Kegiatan children group di sekolah inklusif
10
11
di kecamatan Tanjung, yaitu SDN 3 Tegal
Maja, SDN 4 Tegal Maja, SDN 5 Jenggala
dan SDN 5 Sigar Penjalin. Kemudian pada
tahun 2010 bertambah 2 SD di Kecamatan
Bayan, yaitu SDN 1 Bayan dan SDN 2
Loloan.
Pada tahun 2014 ini jumlah sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif telah
mencapai 24 sekolah. Sekolah sekolah
inilah yang berkewajiban memberikan
layanan bagi semua anak termasuk anak
berkebutuhan khusus untuk mengikuti
kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Namun ketersediaan tenaga pengajar yang
mempunyai kemampuan dan kompetensi
untuk menangani anak berkebutuhan
khusus belum memadai. Pengelolaan
murid berkebutuhan khusus sementara
masih ditangani oleh guru-guru yang ada
di sekolah dengan kemampuan yang
terbatas, sehingga dirasakan menjadi
kendala efektifitas belajar disamping
minimnya fasilitas penunjang bagi siswa
berkebutuhan khusus seperti alat peraga,
sarana serta prasarana infrastruktur yang
dapat mendukung aktifitas anak-anak
berkebutuhan khusus yang aksesibel, serta
media pembelajaran yang sesuai bagi anak
berkebutuhan khusus.
Anak berkebutuhan khusus sedang
melakukan senam otak/brain gym dengan
teman-temannya pada acara childen
group meeting.
Kontribusi “Handicap International”
Dalam Pendidikan Inklusi Di NTB Dan
Kabupaten Lombok Utara
Kehadiran Handicap International di
Provinsi Nusa Tenggara Barat telah dimulai
sejak tahun 2011. Sebagai lembaga yang
bekerja dan mendedikasikan karya pada
pemenuhan hak bagi para penyandang
disabilitas, termasuk anak berkebutuhan
khusus dalam sektor pendidikan, Handicap
International secara khusus berfokus pada
kontribusi penguatan dan peningkatan
kualitas pendidikan inklusif di sekolah dasar
yang telah bekerjasama dengan pihak
pemerintah daerah dan Dinas Dikpora
setempat.
12
Kontribusi Handicap International bertujuan
untuk meningkatkan akses pendidikan bagi
anak dengan disabilitas atau berkebutuhan
khusus di wilayah NTB pada umumnya
dengan disertai peningkatan kapasitas
tenaga pengajar dan penyelenggara
sekolah serta pemangku pendidikan
wilayah kerja setempat. Kegiatan
yang telah dilaksanakan dalam rangka
penguatan kapasitas tenaga pendidik dan
peningkatan kualitas pendidikan inklusif
tersebut berupa pelatihan bagi guru, kepala
sekolah dan pengawas mengenai konsep
pendidikan inklusif, konsep disabilitas,
konsep anak berkebutuhan khusus
dan penanganannya serta bagaimana
memodifikasi kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak.
Selain itu juga ada pelatihan bagi orang
tua yang memiliki anak dengan disabilitas
atau anak berkebutuhan khusus berkenaan
dengan konsep disabilitas dan anak
berkebutuhan khusus, pemahaman serta
bagaimana menghadapi anak dengan
disabilitas atau anak berkebutuhan khusus.
Pelatihan ini didukung dari berbagai
kalangan tenaga ahli antara lain psikolog,
dokter anak dan tenaga ahli di bidang
rehabilitasi fisik yang berhubungan dengan
kebutuhan alat bantu bagi anak dengan
disabilitas.
Pengembangan pendidikan inklusif dimulai
di provinsi NTB dengan konsentrasi kerja
di Kabupaten Lombok Barat, Lombok
Tengah, Lombok Timur dan Kota Mataram.
Selama 3 tahun bekerja dari 2011 sampai
2013, Handicap International telah
memberikan pelatihan kepada 106 sekolah
khususnya jenjang pendidikan dasar
dan sudah melatih 574 guru, termasuk
kepala sekolah serta pengawas. Selain
itu Handicap International juga melatih
orang tua anak-anak dengan disabilitas
sebanyak 1,495 orang. Aksesibilitas berupa
ramp atau bidang miring yang dilengkapi
handrail telah dibangun di 11 sekolah untuk
memfasilitasi anak dengan disabilitas di
dalam aktifitasnya menuju kelas ataupun
fasilitas ruangan lainnya. Di tahun 2013
didistribusikan 39 paket alat sekolah dan
peraga sekolah dan 24 alat bantu telah
diberikan kepada anak dengan disabilitas
berupa kursi roda, alat bantu jalan (walker),
kruk (crutches) maupun alat bantu dengar
(hearing aid).
Pada tahun 2014, pengembangan
program yang sama dilaksanakan di
Kabupaten Lombok Utara. Secara khusus,
di kecamatan Tanjung dan kecamatan
Pemenang, Handicap International
bekerjasama dengan Dinas Sosial
Kabupaten Lombok Utara dan melibatkan
TKSK atau pekerja sosial baik ditingkat
desa maupun Kecamatan Tanjung dan
Pemenang dalam mendukung pelaksanaan
kegiatannya. Sebanyak 116 guru, termasuk
kepala sekolah dan pengawas telah
mendapatkan pelatihan tentang konsep
pendidikan inklusif, 359 orang tua anak
dengan disabilitas telah mendapatkan
pelatihan berkenaan dengan pemahaman
terhadap isu disabilitas dan bagaimana
menghadapai anak dengan disabilitas
dengan penekanan terhadap kebutuhan
serta perawatan khusus yang dibutuhkan
oleh anak.
Pada tahun 2014 ini, sebanyak 8
sekolah telah mendapat dukungan dari
Handicap International untuk melakukan
pembangunan sarana aksesibilitas fisik
di lingkungan sekolah mereka berupa
ramp atau bidang miring yang dilengkapi
dengan pegangan/handrail. Dan sebanyak
24 alat bantu diberikan bagi anak dengan
disabilitas yang membutuhkan sesuai
dengan ragam disabilitas masing-masing.
Peran Serta Masyarakat Dalam
Pendidikan Inklusif
Pada hakekatnya pendidikan itu menjadi
tanggung jawab bersama antara sekolah,
masyarakat dan pemerintah. Oleh
sebab itu para pembina dan pelaksana
pendidikan di lapangan diharapkan mampu
memberdayakan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan inklusif
secara optimal. Partisipasi dan peran
aktif masyarakat dalam penyelenggaraan
13
Kegiatan Children Group
pendidikan inklusif antara lain dalam
perencanaan, penyediaan tenaga ahli/
profesional terkait, pengambilan keputusan,
pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi,
pendanaan, pengawasan dan penyaluran
lulusan.
Untuk mengoptimalkan peran serta
masyarakat dalam pendidikan inklusif dapat
diakomodasikan melalui wadah Komite
Sekolah, ataupun forum pemerhati anak
dengan disabilitas maupun forum pemerhati
pendidikan inklusif. Saat ini sudah ada
forum khusus bagi orangtua yang memiliki
anak berkebutuhan khusus yaitu Forum
Komunikasi Keluarga Anak Dengan
Kecacatan atau FKK-ADK.
Sedangkan untuk sekolah penyelenggara
inklusif telah dibentuk sebuah wadah yaitu
Forum Sekolah Penyelenggara Pendidikan
Inklusif di tingkat kabupaten. Semoga
melalui forum yang sudah ada ini dapat
memberikan kontribusi yang besar bagi
perkembangan Pendidikan Inklusif dalam
rangka untuk mencerdaskan semua anak
bangsa.
Opini
14
Gayung yang
Bersambut dari Kepala
Daerah
H. Djohan Sjamsu, SH
Bupati Lombok Utara
“Sebagai pejabat Bupati, saya sangat
terkejut dengan hasil identifikasi
jumlah anak dengan disabilitas yang
tidak bersekolah di kecamatan Tanjung
dan Pemenang. Jumlah itu cukup
besar, diluar perkiraan saya! Untuk itu
saya akan meminta Dinas Dikbudpora
untuk mendata kembali. Walaupun data
di kedua kecamatan sudah jelas, saya
tegaskan untuk didata kembali!”
Demikian sepenggal percakapan dengan Bupati Lombok Utara,
Bapak H. Djohan Sjamsu, SH menanggapi hasil identifikasi
yang dilakukan oleh Handicap International bersama dengan
TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan) setempat.
Kampanye Pendidikan
Inklusif
15
Lebih lanjut, Bupati yang membawahi 5 kecamatan di Lombok
Utara ini meminta Dinas Pendidikan melalui Kepala Seksi
PTK, untuk melakukan pendataan anak dengan disabilitas
terutama di 3 kecamatan lain, yaitu Kecamatan Gangga,
Kayangan, Bayan supaya dapat diketahui dengan pasti berapa
jumlah anak disabilitas dan berkebutuhan khusus. “Saya
ingin data lengkap dari Dikbud, dengan adanya data yang
lengkap tentunya akan mendorong adanya kebijakan-kebijakan
pemerintah daerah yang bisa menyasar persoalan ini dengan
tepat dan akurat. Karena mereka ini juga warga negara dan
rakyat kita, yang haknya harus kita penuhi,” tegasnya (bagian
ini aku ulang untuk masuk rubrik mimpi dan harapan).
Beliau mengucapkan terima kasih untuk Handicap International
yang telah menginisiasi kegiatan identifikasi ini sebagai salah
satu komponen proyek pendidikan inklusi di Kabupaten
Lombok Utara. Menurut beliau dengan masuknya proyek
pendidikan inklusif yang dilakukan oleh HI, pemerintah daerah
terbantu dalam merencanakan program prioritas ke depan.
Bapak Bupati juga berjanji bahwa kegiatan ini nantinya
akan ditindaklanjuti meskipun Handicap International sudah
tidak di Lombok Utara lagi. ”Mudah-mudahan ke depan kita
bisa berjalan dengan lebih baik lagi” imbuhnya menutup
percakapan.
Advokasi Anggaran
Pendidikan
Furqon , S.Pd
Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Lombok Utara
“Pemerintah Daerah mendukung
Program Pendidikan Inklusif dengan
mengalokasikan dana dari Perubahan
APBD-P untuk tahun anggaran 2014
yang diperuntukkan bagi pelatihan
peningkatan kapasitas guru.”
Pada prinsipnya kami Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda
dan Olahraga sangat mendukung Pendidikan Inklusif di
16
Kabupaten Lombok Utara. Pemerintah Daerah mendukung
Program Pendidikan Inklusif dengan mengalokasikan dana
dari Perubahan APBD-P untuk tahun anggaran 2014 yang
diperuntukkan bagi pelatihan peningkatan kapasitas guru.
Mudah-mudahan di tahun 2015 ada lagi anggaran untuk itu.
Kami akan berupaya supaya anggaran –anggaran yang ada
di Dikdas ini juga bisa diperuntukkan khusus untuk Pendidikan
Inklusif, sehingga kedepan Pendidikan Inklusif tidak dipandang
sebelah mata oleh lembaga lembaga pendidikan formal ini,
karena ini merupakan salah satu upaya yang efektif bagi
pemenuhan hak anak dengan disabilitas untuk mengakses
pendidikan.
Sebagaimana kita ketahui di Kabupaten Lombok Utara anak
dengan disabilitas sulit untuk mengakses Sekolah Luar Biasa
yang ada di ibukota provinsi. Pada prinsipnya manusia itu
memiliki hak yang sama dan pemerintah harus berupaya untuk
warga negara dapat terpenuhi haknya.
Sinergi untuk
mewujudkan
kesejahteraan
masyarakat
Drs. Intiha, S.IP
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Lombok Utara
Saya menyampaikan terima kasih kepada Handicap
International yang telah hadir dan membantu Pemerintah
Daerah Kabupaten Lombok Utara khususnya Dinas Sosial.
Kehadiran Handicap International, di kabupaten yang relatif
masih baru ini telah mampu mendorong penerapan program
Pemerintah yang belum sepenuhnya dapat dilaksanakan
terutama program yang berkaitan dengan isu disabilitas.
Kami di Dinas Sosial mengemban tugas untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat, namun demikian kami menyadari
bahwa kami juga tidak dapat bekerja sendiri. Kami perlu
bersinergi dengan pihak-pihak lain, dan dalam hal ini
Handicap International telah menjadi salah satu mitra
dalam mengupayakan kesejahteraan sosial khususnya bagi
kesejahteraan penyadang disabilitas.
17
Bukan Menjaring
Angin...
Sri Indriati, S.Adm.
Kepala Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Pendidikan Dasar
Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Lombok Utara
“Agar para guru dan kepala sekolah
khususnya di sekolah inklusi
mengoptimalkan kemampuan
diri dan kapasitas masing-masing
untuk dapat memberikan pelayanan
yang berkualitas untuk anak – anak
tersebut.”
Kegiatan pelatihan guru
Saya ingat pernah menemukan seorang anak dengan tuna
daksa di SDN 01 Bayan, lalu saya memberikan bantuan
kursi roda melalui dana beasiswa siswa miskin. Sekarang
anak itu sudah menggunakannya dan kini dia telah
bersekolah.
Lalu ada orangtua siswa lain yang mempunyai anak
dengan kasus serupa heran, ibu itu bertanya kepada saya,
“Bisakah anak saya sekolah disini?, kalau boleh anak saya
18
Seorang siswa Tuna Grahita
sedang belajar dengan
menggunakan alat bantu
sekolah disini saja!” Saya menjawab ”Oh boleh ibu, masukkan
saja anak ibu ke sekolah ini.” Mungkin tahun ini anak ibu
tersebut akan dimasukan ke SDN 01 Bayan.
Kemarin saya membawa proposal ke Jakarta untuk
pembangunan aksesibilitas di SDN 01 Bayan, dimana terdapat
11 ABK, ada yang tuna daksa, tuna rungu, dan tuna wicara.
Saya juga melakukan koordinasi dengan Pihak Rumah Sakit
Jiwa Provinsi NTB yang rencananya akan mengajukan MoU
( Momerandum of Understanding – Nota Kesepahaman) untuk
minta bantuan pemeriksaan anak-anak berkebutuhan khusus
secara berkala untuk sekolah-sekolah inklusif yang meliputi
tes kemampuan , perkembangan dan psikologi bagi anak –
anak tersebut.
Saya berusaha agar bisa berperan dalam memberikan
informasi pada orangtua yang memiliki anak –anak dengan
hambatan dalam belajar, hambatan fisik atau mental, bisa
dimasukkan ke sekolah.
19
“Pendidikan inklusif
memberikan
pemahaman kepada
saya sebagai seorang
guru agar mampu
membaca situasi,
kondisi, dan karakter
anak.”
Siswa berkebutuhan
khusus (kesulitan
bicara) sedang belajar
menulis
Praktik Baik
20
Praktek Baik
Program
Pendidikan
Inklusif
Di Kabupaten
Lombok Utara
– 2014
Handicap International
Tim Proyek Pendidikan Inklusi
Nusa Tenggara Barat
Pendidikan inklusif adalah sistem
penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua
siswa yang memiliki potensi kecerdasan
atau bakat istimewa untuk mengikuti
pendidikan atau pembelajaran dalam satu
lingkungan pendidikan secara bersamasama dengan siswa pada umumnya.
Pendidikan inklusif menghendaki
jaminan pendidikan bagi semua siswa
tanpa terkecuali. Pendidikan inklusif
dirancang untuk menghargai persamaan
hak masyarakat atas pendidikan tanpa
membedakan usia, gender, etnik, bahasa,
tipe disabilitas, dll.
Sesuai dengan Permendiknas No.70 Tahun
2009 Pasal 2, pendidikan inklusif bertujuan:
(1) memberikan kesempatan yang seluasluasnya kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan fisik, emosional, mental
dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan
dan/atau bakat istimewa untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya; dan (2)
mewujudkan penyelenggaraan pendidikan
yang menghargai keanekaragamaan, dan
21
tidak diskriminatif bagi semua peserta
didik. Namun, dewasa ini tujuan pendidikan
inklusif diatas tidak mudah untuk diraih.
Pendidikan inklusif di Indonesia belum
diterapkan secara maksimal.
Selama 4 tahun Handicap International
bekerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
dan pada tahun terakhir yaitu di tahun
2014 secara fokus bekerja di Kabupaten
Lombok Utara. Di dalam implementasinya
telah mengalami berbagai pengalaman
yang dapat ditarik sebagai pembelajaran di
dalam pelaksanaan pendidikan inklusif di
tingkat sekolah dasar.
Dari pengalaman implementasi
pelaksanaan penguatan pendidikan
inklusif di Kabupaten Lombok Utara,
bersama-sama dengan tenaga pengajar
(guru dan kepala sekolah), pengawas,
serta orang tua dan dukungan lingkungan
masyarakat sekitar, dapat disarikan
dalam bentuk praktik baik yang berguna
untuk perkembangan implementasi
program pendidikan inklusif serta dapat
direplikasikan di wilayah kerja lain di dalam
program yang sama dengan penyesuaian
konteks wilayah setempat.
Dari pengalaman ini terdapat beberapa
praktik baik yang diambil dari beberapa
tingkatan keterlibatan dan peran serta aktor
pendidikan inklusif di kabupaten Lombok
Utara.
Siswa berkebutuhan
khusus sedang
mengisi daftar hadir
pelatihan orangtua
(Parents Training).
1. Praktik Baik di Tingkat Pemangku
Kepentingan Sektor Pendidikan
Di dalam tataran operasional di
sekolah, sekalipun sudah banyak yang
mendeklarasikan sebagai sekolah inklusif,
tetapi di dalam implementasinya masih
banyak yang belum sesuai dengan konsepkonsep yang mendasari pendidikan inklusif.
Bahkan, tidak jarang ditemukan adanya
kesalahan praktek, terutama terkait dengan
aspek pemahaman, baik kebijakan internal
sekolah, serta kurikulum dan pembelajaran.
22
Prinsip dasar sekolah inklusif adalah bahwa
semua anak dapat belajar secara bersamasama, tanpa memandang kesulitan ataupun
perbedaan yang mungkin ada pada
diri mereka. Sekolah inklusif mengenal
dan merespon terhadap kebutuhan
yang berbeda-beda dari para siswanya
sesuai karakteristik mereka, menjamin
diberikannya pendidikan berkualitas kepada
semua siswa melalui penyusunan kurikulum
yang tepat, pengorganisasian yang baik,
pemilihan strategi pengajaran yang tepat,
peningkatan dan pemanfaatan sumberdaya
dan penggalangan kemitraan dengan
masyarakat sekitarnya.
Untuk mencapai hal diatas, semua pihak
yang terlibat didalam implementasi
penyelenggaraan pendidikan inklusif
seperti guru, kepala sekolah dan pengawas
sekolah merupakan komponen utama dan
aktor penentu dari keberhasilan pendidikan
inklusif di tingkat sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif.
Para aktor tersebut, memerlukan
kemampuan khusus di dalam pemenuhan
Siswa berkebutuhan khusus
sedang bermain bersama
teman-teman di halaman
sekolah.
pelayanan mereka terhadap anak dengan
disabilitas yang berproses secara bersamasama dengan siswa lainnya di dalam
proses belajar mengajar. Setiap aktor
pemangku pelayanan pendidikan yang
telah disebut diatas, mempunyai perannya
masing-masing sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya berkenaan dengan
layanan pendidikan inklusif di sekolah.
Di dalam program penguatan
penyelenggaraan pendidikan inklusif
di Kabupaten Lombok Utara, strategi
peningkatan kapasitas bagi guru,
kepala sekolah dan pengawas sekolah
dilakukan sebagi tahapan awal sebagai
pendalaman bagi pemahaman konsep
pendidikan inklusif yang hendaknya
akan diterapkan di sekolah-sekolah baik
penyelenggara maupun bagi yang belum
menyelenggarakan pendidikan inklusif.
Peningkatan kapasitas ini dilakukan
melalui serangkaian pelatihan yang telah
diberikan kepada pemangku kepentingan
pendidikan di sekolah dasar di kabupaten
Lombok Utara. Di dalam pelatihan tersebut,
23
diberikan materi tentang pemahaman serta
konsep pendidikan dan penerapannya di
sekolah.
Dari hasil pelatihan tersebut para guru
yang sebelumnya belum terlalu memahami
konsep pendidikan inklusif dan bagaimana
menyelenggarakan proses belajar mengajar
di kelas bagi anak dengan disabilitas,
telah lebih mampu merespon didalam
praktiknya dengan pendekatan-pendekatan
yang fleksibel yang disesuaikan dengan
kebutuhan siswa di kelas, baik bagi anak
dengan disabilitas dan non-disabilitas.
Melalui proses pelatihan tersebut, guru
memiliki peningkatan dalam hal kompetensi
dalam penguasaan karakteristik siswa,
mampu melakukan identifikasi siswa
dengan disabilitas, sehingga guru mampu
merencanakan program pendidikan
individual bagi siswa tersebut.
Peningkatan kapasitas pada kepala sekolah
dapat meningkatkan kepercayaan diri
mereka dalam menyelenggarakan sekolah
inklusif dan penerimaan anak dengan
disabilitas dalam periode tahun ajaran baru.
Kebijakan penerimaan dan pendaftaran
siswa tidak lagi dibatasi pada anak non
disabillitas, namun juga terbuka bagi anak
dengan disabilitas. Pengawas sekolah
yang berfungsi melaksanakan monitoring
serta evaluasi terhadap sekolah-sekolah
memberikan kontribusi yang sangat besar
dalam mendukung penyelenggaraan
pendidikan inklusif yang komprehensif.
Mereka mempunyai peran di dalam
memastikan penerapan konsep pendidikan
inklusif di sekolah di tataran konsep dan
operasional.
Pelibatan pengawas sekolah dalam
penyelenggaraan pendidikan inklusif
menjadi hal yang strategis, tidak hanya
pada monitoring, evaluasi serta mentoring
terhadap sekolah, namun juga berperan
sebagai pintu informasi bagi pihak sekolah
dalam kaitannya dengan pemangku
kebijakan pendidikan di tingkat kabupaten
maupun provinsi. Pengawas juga mampu
memberikan pemahaman dan sosialisasi
bagi sekolah-sekolah yang belum
menyelenggarakan pendidikan inklusif dan
sebagai sumber informasi dalam tataran
penyelenggaraannya.
Di Kabupaten Lombok Utara, usaha
penyelenggaraan pendidikan inklusif
dan sosialisasi tentang isu disabilitas di
tataran sekolah, tidak hanya terbatas
pada pelaksanaan operasional di
sekolah. Sekolah-sekolah dasar tersebut
telah membentuk forum penyelenggara
pendidikan inklusif dimana pembentukan
forum ini bertujuan sebagai media berbagi
pengalaman dan perencanaan ke depan
bagi pendidikan inklusif yang berkelanjutan.
Isu ini tidak hanya akan mereka usung di
tataran sekolah, namun juga dilakukan di
tataran masyarakat di tingkat kecamatan
di wilayah Kabupaten Lombok Utara.
Tentunya dukungan seluruh komponen
masyarakat, termasuk orang tua anak
dengan disabilitas menjadi tonggak
utama di dalam keberhasilan pemahaman
pentingnya pendidikan inklusif yang
diperuntukkan bagi semua.
2. Praktik Baik di Tingkat Masyarakat
Pelibatan TKSK dalam Program
Pendidikan Inklusi di Tingkat Desa
Upaya pemerataan pendidikan dalam
rangka menuntaskan wajib belajar
pendidikan dasar Sembilan tahun yang
berkualitas bagi semua anak Indonesia
mempunyai arti yang sangat strategis untuk
mencerdaskan bangsa dan selaras dengan
pesan dari “pendidikan untuk semua.”
Dalam pengimplementasian pendidikan
inklusif kerjasama kemitraan antara
pemerintah, sekolah, orang tua, dan
masyarakat saling berkaitan dan saling
ketergantungan satu sama lain. Kerjasama
kemitraan pada berbagai tingkatan
masyarakat sangat penting, tidak hanya
menjadi tanggung jawab Dinas Pendidikan,
namun juga terkait dengan Dinas Sosial,
kesehatan dan SKPD lain yang dapat
memberikan sistem dukungan sesuai
kebutuhan bagi peserta didik berkebutuhan
khusus. Pada proses program penguatan
24
pendidikan inklusif di Kabupaten Lombok
Utara, keterlibatan TKSK (Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan) yang
merupakan komponen Dinas Sosial
merupakan bentuk kontribusi masyarakat di
dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif,
secara spesifik di dalam proses sosialiasi
isu disabilitas sebagai isu lintas sektor dan
identifikasi anak dengan disabilitas di desadesa. Tentunya keterlibatan TKSK dalam
program ini disertai dukungan perangkat
desa.
TKSK secara fungsinya diberikan
pemahaman tentang isu disabilitas
dan pentingnya penyebaran informasi
serta sosialisasi tentang disabilitas
kepada masyarakat. Dari informasi yang
disebarluaskan dan disosialisasikan ini,
masyarakat menjadi mengenal tentang
disabilitas dan terkait dengan pentingnya
pemahaman bagi masyarakat akan
pendidikan bagi mereka yang memiliki
disabilitas.
Hal tersebut menjadi pokok fundamental
bagi para anggota masyarakat di dalam
menilai disabilitas dan pentingnya
pendidikan yang telah diwadahi dalam
sistem pendidikan inklusif di tingkat sekolah
dasar di desa terkait. Pelatihan identifikasi
anak dengan disabilitas bagi TKSK sangat
membantu pihak perangkat desa dalam
proses pendataan anak dengan disabilitas
di tingkat kecamatan.
Pada tatarannya TKSK menjadi agen
perubahan dan representasi pemerintah
dalam keterlibatan program sehingga hal
ini merupakan aset keberlanjutan di tingkat
masyarakat. Pemberdayaan TKSK dalam
pemahaman pendidikan inklusif di tingkat
masyarakat dilakukan melalui strategi
peningkatan kapasitas TKSK terhadap
pengetahuan dan informasi tentang isu
disabilitas dan konsep pendidikan inklusif
serta dukungan praktek penyebaran
informasi di masyarakat secara luas dan
orang tua di lingkungan keluarga. Mentoring
reguler terhadap TKSK di dalam proses
penyebaran informasi merupakan kunci
keberhasilan terhadap program di dalam
penyadaran akan isu disabilitas dan
kebutuhan pendidikan bagi anak dengan
disabilitas di tingkatan masyarakat desa
dan keluarga.
Peran Orang Tua Anak dengan
Disabilitas dalam Pemenuhan
Pendidikan Formal dan Sosial bagi Anak
Munculnya hambatan atau gangguan
perkembangan pada individu berkebutuhan
khusus atau anak dengan disabilitas
merupakan situasi yang perlu ditangani
lebih lanjut agar mereka tetap dapat
menjalani kehidupan dengan baik dan
mengoptimalkan kemampuan sekecil
apapun dari yang mereka miliki. Terlepas
dari keterbatasannya, setiap manusia
memiliki hak yang sama untuk tumbuh,
berkembang, diterima dan menjalankan
peran-peran tertentu di masyarakat.
Upaya mengoptimalkan perkembangan
anak dengan disabilitas tidak lain
adalah dengan memberikan pendidikan
dan latihan, baik yang terkait dengan
kemampuan hidup sehari-hari, materi
akademis maupun ketrampilan. Terkait
dengan hal tersebut diatas, maka dalam
prosesnya program pendidikan ini tetap
menekankan pada upaya membimbing para
siswa untuk mampu menjalani hidupnya
secara mandiri.
Untuk mencapai hasil yang maksimal,
setiap proses pendidikan selalu
membutuhkan adanya kerjasama antara
pihak sekolah dengan orang tua. Dalam
hal ini orang tua dapat memberikan
perhatian penuh terhadap pertumbuhan
anak sebagai pribadi, dan bukan hanya
perhatian terhadap apa yang dicapai
anak. Pengetahuan dan ketrampilan yang
diperoleh anak di sekolah akan lebih
bertahan dan dikuasai dengan baik jika
mereka baik di luar lingkungan sekolah
dapat juga terlatih dengan arahan orang
tua.
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami
bahwa partisipasi orang tua dalam program
25
Proses belajar mengajar ABK
di sekolah inklusif
pendidikan inklusif adalah hal penting yang
harus diupayakan. Dalam hal ini, masih
sangat banyak orang tua dari anak dengan
disabilitas yang belum menyadari dan
memahami tentang situasi anak mereka
yang mengalami disabilitas, pentingnya
pendidikan bagi anak mereka, dan
terbatasnya informasi tentang kesempatan
pendidikan bagi anak dengan disabilitas
serta penyadaran keterlibatan penuh orang
tua dalam kondisi tersebut.
Berdasarkan dari pengalaman program di
kabupaten Lombok Utara, kondisi orang
tua anak dengan disabilitas belum memiliki
pemahaman akan situasi anak mereka dan
pentingnya pemenuhan kebutuhan anak
dengan disabilitas termasuk pendidikan.
Dalam pendidikan inklusif ini faktor
pendukung yang penting adalah kesadaran
orangtua untuk mendukung akses
pendidikan. Melalui program penguatan
pendidikan inklusif di Lombok Utara,
peran serta orang tua diposisikan sebagai
kelompok dukungan (parents supports
group). Melalui kelompok orang tua
yang diorganisir melalui sekolah, mereka
diberikan sosialisasi tentang disabilitas,
pendidikan inklusif di sekolah dan pelatihan
ketrampilan untuk membantu anak mereka
yang disabilitas di dalam aktifitas sehari-hari
secara psikologis maupun motoris dalam
rangka tumbuh kembang anak.
Pelatihan ini diberikan oleh tenaga ahli,
seperti dokter, ahli gizi, tenaga fisioterapis
dan psikolog. Dari kegiatan kelompok ini,
juga dilakukan diskusi antar orang tua anak
dengan disabilitas tentang pengalaman
mereka di dalam mengasuh anak, serta
komunikasi antara guru atau pihak sekolah
dengan orang tua anak dengan disabilitas
diwadahi di dalam kegiatan kelompok
orang tua ini. Dukungan sebaya dalam
hal ini yaitu antar orang tua anak dengan
disabilitas menjadi faktor penguatan dan
keberlanjutan di dalam penanganan anak
dengan disabilitas di dalam lingkungan
26
masyarakat dan di lingkungan sekolah.
Secara khusus, keterlibatan orang tua anak
dengan disabilitas dalam pendidikan inklusif
adalah aktif bekerjasama dengan guru
dalam proses pembelajaran anak melalui
komunikasi yang interaktif.
Sebagai capaian dari proses tersebut,
orang tua anak dengan disabillitas
memahami kebutuhan anak mereka
dan mengetahui bagaimana merespon
kebutuhan tersebut, termasuk di dalamnya
adalah memfasilitasi proses pendidikan
di sekolah. Orang tua telah mempunyai
kesadaran akan pentingnya pendidikan
bagi anak mereka dan sebagian dari
mereka telah mendaftarkan anaknya di
sekolah, sehingga anak mereka yang
memiliki disabilitas tidak hanya mengenyam
proses belajar mengajar di sekolah, namun
juga memiliki kesempatan bergaul dan
bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Kegiatan karnaval di sekolah inklusif
27
Disamping itu, para orang tua tersebut tidak
lagi canggung mengajak dan membawa
anak mereka untuk menjadi bagian dalam
kehidupan sosial masyarakat di sekitar
mereka seperti anak-anak yang lain pada
umumnya.
3. Praktek Baik di Tingkat Pemangku
Kebijakan
Dalam mengimplementasikan pendidikan
inklusif perlu adanya sistem dukungan yang
diperlukan dalam upaya mempercepat
pemenuhan akses dan mutu pendidikan
bagi semua. Sistem dukungan tersebut
dapat berupa dukungan dalam bentuk
regulasi atau kebijakan pemerintah
mengenai pendidikan inklusif dukungan
sarana dan prasarana, dukungan
pembiayaan, dan dukungan terhadap
sumber daya manusia yang memenuhi.
Pelibatan pemangku kebijakan di
dalam program pendidikan inklusif
yang diselenggarakan di sekolahsekolah di Kabupaten Lombok Utara
dimulai dari perencanaan program
serta implementasinya, melalui diskusi
dan koordinasi sebagai media berbagi
informasi serta masukan. Informasi tentang
perkembangan implementasi pendidikan
inklusif di sekolah-sekolah, perkembangan
isu disabilitas di tingkat masyarakat serta
inspirasi dari kondisi riil tentang adanya
dampak dari implementasi pendidikan
inklusif di tingkat sekolah (guru dan
kepala sekolah), pengawas sekolah serta
orang tua dan anak dengan disabilitas.
Merupakan dorongan strategis terhadap
pemangku kebijakan untuk melakukan
tindak lanjut di tingkatan perangkat
pemerintah. Dalam hal ini, usaha promosi
terhadap dukungan berbasis bukti disertai
data statistik sebagai pendukung akan
mendorong terbitnya rekomendasi dan
terbentuknya kebijakan strategis di dalam
dukungan pendidikan inklusif di wilayah
terkait.
Peran pemangku kebijakan sangat
penting dalam partisipasi dan akomodasi
pendidikan inklusif, yang bertugas
mengambil inisiatif dan kebijakan dalam
asesmen kebutuhan di sekolah inklusif,
mengusahakan kelayakan pendidikan
inklusif dan secara rutin mengevaluasi
akuntabilitas sekolah penyelenggara.
“Pendidikan Inklusif dalam Realitas Tantangan & Hambatan”
Pelaksanaan pendidikan inklusif masih
dihadapkan kepada berbagai tantangan dan
hambatan. Di tingkat sekolah, tidak semua
guru dan kepala sekolah memahami dan
mampu menerapkan pendidikan inklusif.
Pendidikan inklusif bagi anak dengan
disabilitas belum dipahami sebagai upaya
peningkatan kualitas layanan pendidikan,
namun masih dipahami sebagai upaya
memasukkan anak dengan disabilitas ke
sekolah regular dalam rangka memudahkan
akses pendidikan dan anti-diskriminasi.
Karena keterbatasan fasilitas sekolah,
pelaksanaan pembelajaran belum
menggunakan media, sumber dan
lingkungan yang beragam sesuai
kebutuhan anak. Di dalam sistem penilaian,
masih terdapat persepsi bahwa sistem
penilaian hasil belajar anak dengan
disabilitas sama dengan anak lain pada
umumnya, sehingga berkembang anggapan
bahwa mereka tidak menunjukkan
kemajuan belajar yang berarti.
Peran ahli yang dapat berfungsi
sebagai media konsultasi, advokasi dan
pengembangan sumber daya manusia
(SDM) di sekolah masih sangat minim.
Hal ini ditunjukkan dengan kompetensi
guru dalam sekolah inklusif yang belum
memadai. Minimnya anggaran yang
disediakan pemerintah adalah sisi lain
dari kebijakan pemerintah yang belum
secara maksimal diimplementasikan
secara komprehensif secara lintas
sektor. Keterlibatan orang tua sebagai
salah satu kunci keberhasilan dalam
pendidikan inklusif belum terbina
dengan baik dikarenakan pandangan
masyarakat terhadap pendidikan inklusi
dan isu disabilitas yang belum populer dan
tersosialisasi dengan baik.
Cerita Sukses
28
Pengawas TK/SD
Kecamatan Tanjung
Dewa Ketut Sudana, S.Pd
Bp. Dewa Ketut Sudana
(tengah) bersama fasilitator
HI (Drs. I Wayan Mardiyasa
dan Ibu Yursih, S.Pd.SD
guru SDN 2 Tegal Maja)
sedang mempraktikkan
menyanyi dengan bahasa
isyarat.
Ketika saya diangkat menjadi Pengawas TK/SD pada Maret
2013 untuk membina 10 SD yang ada di Kecamatan Tanjung
Kabupaten Lombok Utara (KLU), saya belum mengerti dengan
jelas tentang Pendidikan Inklusif. Ketika saya mensupervisi
sekolah-sekolah, saya mendapati masalah seperti anak-anak
berkebutuhan khusus yang mengalami kesulitan belajar hingga
terancam putus sekolah (drop out – DO).
Kami, guru dan pengawas merasakan keterbatasan
kemampuan untuk menangani mereka. Kami juga kurang
paham atas istilah-istilah seperti cerebral palcy, down syndrom,
tuna grahita, tuna ganda dan sebagainya. Saat kami diminta
untuk mendata Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) oleh Dinas
Dikbudpora KLU di wilayah kerja kami, hampir semua guru,
kepala sekolah bahkan saya sebagai Pengawas Sekolah
mengalami kebingungan. Kami tidak paham dan belum mampu
mengidentifikasi anak dengan ketunaan. Akibatnya kami
mengirimkan data yang kurang akurat karena pemahaman
yang terbatas.
Ketika melaksanakan tugas supervisi ke sekolah-sekolah saya
dan rekan-rekan pengawas melakukannya secara umum saja,
perbedaan kebutuhan belajar anak-anak menjadi terabaikan.
Proses belajar setiap anak diperlakukan sama, baik pada
model kurikulum, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), waktu,
teknik penilaian, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), juga pola
dan strategi belajarnya sama.
Dalam hal penentuan sekolah inklusif, sebagian hanya
berdasarkan ada tidaknya murid yang memiliki kelainan
di sekolah tersebut, melalui pengamatan fisik anak saja.
Identifikasi anak dengan disabilitas psikis atau mental belum
kami pahami saat itu.
Sekali waktu kami mengunjungi anak-anak yang putus sekolah
dan yang dapat kami lakukan hanyalah mendorong mereka
untuk kembali masuk sekolah, namun kebutuhan mereka yang
khusus masih belum dapat terjawab, sehingga hal ini menjadi
beban berat bagi anak maupun guru.
Satu tahun setelah bertugas, saya dan beberapa guru
serta kepala sekolah, baru mendapatkan pelatihan tentang
29
Hanzalah (8,5 tahun)
sedang bermain dengan
Rahmat Hidayat (11 tahun),
kedua anak ini penyandang
disabilitas Cerebral Palsy.
Orangtua mereka adalah
peserta parenting skill di
kantor desa Sokong.
Pendidikan Inklusif yang dilaksanakan oleh Dinas Dikbudpora
KLU bersama dengan Handicap International di Kecamatan
Gangga. Terus terang saya sangat antusias mengikuti
pelatihan ini, saya seperti mendapatkan jawaban atas
kebingungan dan masalah yang saya dan rekan-rekan hadapi
di lapangan. Disini saya baru memahami apa itu Pendidikan
Inklusif yang sebenarnya.
Kami mendapatkan berbagai informasi yang sangat lekat
dengan tugas-tugas kami, bagaimana menangani ABK dan
anak dengan disabilitas, mengidentifikasi kebutuhan mereka,
30
menyiapan kurikulum dan pola belajar yang sesuai bagi
mereka sehingga memudahkan mereka belajar. Sekolah sudah
seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan untuk belajar,
ketika kebutuhan khusus mereka tidak lagi diabaikan. Tidak
hanya sekedar pelatihan, namun pihak Dinas dan HI terus
melakukan mentoring berkelanjutan sehingga kami bisa terus
berkomunikasi dan menimba informasi.
Selanjutnya saya dan HI juga bekerjasama dalam
menyelenggarakan pelatihan intensif pendidikan inklusif bagi
para guru dan kepala sekolah, dengan menghadirkan pelatih
yang berpengalaman dari HI, fasilitator dari dinas pendidikan,
Bapak Nasri,S.Pd seorang pengawas sekolah di Kabupaten
Lombok Barat, dari Paguyuban Orang Tua Anak Penyandang
Disabilitas/FKKADK, Bapak Drs. I Wayan Mardiyasa, dari SLB
Dharma Wanita Majeluk – Mataram, Bapak Winarta. Saya
Sendiri bersama dengan Ibu Ni Wayan Sulasni,S.Pd, M.Pd
pengawas sekolah Kecamatan Tanjung ditugaskan sebagai
co-fasilitator. Bagi saya ini menjadi pengalaman yang sangat
berharga karena setelah saya dilatih, saya juga diberdayakan
untuk dapat melatih orang lain dan melakukan monitoring yang
berkelanjutan.
Saya semakin percaya diri untuk membagikan pengalaman
kepada orang lain. Saya mulai memberikan penyuluhan
dan sosialisasi tentang Pendidikan Inklusif ke pelosok desa
di 3 kecamatan dari 5 kecamatan yang ada di KLU. Pada
kesempatan yang sama, saya juga mendapatkan informasi
tentang keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus yang
tidak sekolah. Satu diantaranya adalah Hanzalah, anak dengan
usia 8,5 tahun dengan hambatan fisik pada kedua kakinya
yang lemah. Dia putus sekolah karena merasa tidak dapat
mengikuti pelajaran sekolah.
Saya bersama dengan Bapak Kepala Sekolah SDN 1 Teniga,
mengunjungi orangtua Hanzalah untuk mengajaknya kembali
sekolah. Pada awalnya memang tidak mudah, orang tua
Hanzalah menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi dan
meragukan apakah sekolah dapat menfasilitasi anaknya di
kelas. Kalau dulu saya hanya diam karena memang sekolah
tidak bisa menjawab masalah ABK, namun saat ini kami bisa
menyampaikan dengan keyakinan tentang kapasitas sekolah
dan guru dalam memenuhi kebutuhan belajar ABK.
Upaya kami tidak sia-sia, ketika saya melakukan monitoring di
tahun ajaran baru 2014/2015 lalu saya mendapati Hanzalah
telah masuk sekolah di SDN 1 Teniga. Saya senang dan
terharu melihat Hanzalah dapat bermain dan belajar bersama
teman-teman siswa lain dengan gembira.
31
Secara kebetulan saya bertemu dengan orang tua Hanzalah,
Bapak H. Lukman Nulhakim beliau sangat senang dan
berterimakasih atas kepedulian dari pihak sekolah terhadap
anak-anak berkebutuhan khusus seperti Hanzalah dan
bagaimana putra beliau telah mengalami kemajuan dalam
pendidikannya.
Mendengar pengakuan langsung dari orangtua siswa
tentang manfaat dari pendidikan inklusif ini memang sangat
membanggakan, karena saya dapat berkontribusi bersama
dengan HI untuk mendukung akses pendidikan yang layak dan
berkualitas bagi anak dengan kebutuhan khusus. Bahwasanya
hak mereka tidak dikebiri oleh karena perbedaan. Saya
memiliki harapan agar kedepan HI bisa meneruskan upaya
Peningkatan Kapasitas dan Penguatan Pendidikan Inklusif di
Kabupaten Lombok Utara mengingat belum semua sekolah
tersentuh untuk melaksanakan Pendidikan Inklusif dan bahwa
ini merupakan kebutuhan yang nyata kami perlukan.
32
Pendidikan Inklusif
merupakan
pendidikan untuk
semua anak tanpa
membeda-bedakan
Pariduddin, A.Ma
Pendidikan Inklusif merupakan pendidikan untuk semua
anak tanpa membeda-bedakan.
Pada awal mulanya saya merasa kebingungan tentang istilah
pendidikan inklusi. Dulu proses pembelajaran yang kami
lakukan sama untuk semua anak, tanpa melihat kebutuhan
anak secara khusus, karena kami menganggap semua anak itu
sama. Perlakuan yang sama tersebut ternyata mengakibatkan
banyak anak yang tidak naik kelas, terlambat dalam proses
belajar membaca, menulis dan berhitung. Saya sendiri juga
merasa kesulitan dan kebingungan untuk mencari tahu
penyebabnya dan melakukan identifikasi secara baik dan
benar .
Setelah mengikuti pelatihan, saya sebagai Kepala Sekolah
selalu memantau dan mendampingi setiap guru yang mengajar
di kelas khususnya kelas yang terdapat anak ABK.
Sebagai contoh nyata di kelas I ada anak dengan Cerebral
Palsy ringan, pertama kali masuk sekolah dia suka
mengamuk, lari-lari hingga menabrak temannya. Sekarang dia
sudah jauh lebih tenang, sehingga orangtuanya tidak perlu lagi
33
menunggui anaknya. Dulu dia belum bisa memegang pensil
sekarang sudah bisa, bahkan sudah bisa mewarnai gambar
dan menulis walaupun masih banyak yang keliru. Dengan
pendampingan berkelanjutan yang saya lakukan, guru sudah
mengerti bagaimana menempatkan anak dengan kebutuhan
khusus dalam kelas.
Saya juga melakukan sosialisasi tentang isu disabilitas dan
pendidikan inklusi bagi para kepala dusun, RT, RW dan
sekolah lain bahwa di sekolah yang saya pimpin menerima
anak berkebutuhan khusus dalam keadaan/kondisi apapun.
Saya berharap ilmu yang saya pahami ini dapat ini terus
bertambah, dan tidak hanya sebatas mengenal ABK saja
tetapi juga bagaimana teknik dan penanganan terhadap ABK
yang lebih baik.
Denda Hani Auliasari (7
tahun, anak dengan down
syndrome) siswa kelas
I SDN 2 Sigar Penjalin,
bermain bersama Rahmat
Hidayat (kanan).
Manfaat dari Pendidikan Inklusif bagi saya adalah pengetahuan
kami, guru dan kepala sekolah menjadi bertambah dalam hal
menangani dan melakukan identifikasi awal/ assesmen untuk
ABK. Dan saat ini kami sedang membuat profil siswa sebagai
sebuah inisiatif bagi kemajuan sekolah kami.
Selain itu Pengawas Sekolah selalu berkunjung ke sekolah
saya, membuat saya dan teman-teman memiliki rasa percaya
diri yang meningkat.
34
Guru SDN 4
Sigar Penjalin
Datu Subagiarta
Pembelajaran Inklusif merupakan perpaduan pembelajaran
dan ilmu kejiwaan.
Konsep pendidikan inklusif menurut saya adalah ilmu
pengetahuan tentang Anak Berkebutuhan Khusus dan
penanganannya. Pendidikan inklusif memberikan
pemahaman kepada saya sebagai guru agar mampu
membaca situasi, kondisi dan karakter anak untuk
kemudian dapat memberikan pelayanan sesuai kebutuhan
masing-masing anak. Dari pelatihan yang saya ikuti bersama
dengan HI, saya belajar bagaimana memahami karakteristik
anak-anak berkebutuhan khusus, bagaimana cara mengajar,
bagaimana mengayomi ABK.
35
Setelah pelatihan saya mencoba mempraktekkan pendekatan
ini untuk 14 anak, mulai dari identifikasi, asesmen sampai
pembuatan profil anak. Proses ini saya lakukan dan ternyata
sangat efektif untuk membantu saya melihat perbedaan
kemampuan dari setiap anak didik dan terlebih lagi
memudahkan saya dalam membuat materi pembelajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Dari pengamatan
yang sudah saya lakukan saya melihat banyak perubahan
yang terjadi pada anak didik saya.
Saya sebagai orang yang dipercayakan duduk di divisi
kurikulum, hasil dari setiap pelatihan pendidikan inklusif
selalu saya sampaikan dan diskusikan dengan semua rekan
guru di sekolah. Saya memberikan pemahaman bagaimana
melakukan identifikasi lalu membuat asesmen dan akhirnya
sampai membuat profil anak. Dari profil anak, saya dan
rekan guru lain dengan dengan mudah membuat rencana
pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan anak.
Beberapa rekan guru sudah mempraktekkan dan saya selalu
mendampingi mereka untuk melakukan identifikasi. Mereka
pun menyampaikan bahwa proses ini sangat membantu , tidak
sulit jika dilakukan dengan keikhlasan, dan berhasil. Sangat
menyenangkan melihat bahwasanya dengan pendekatan
inklusif ini maka terjawablah kebutuhan anak-anak yang
membutuhkan layanan khusus.
Ketika saya mengajar matematika, saya tetap memberikan
kesempatan yang sama bagi anak dengan dan tanpa
kebutuhan khusus. Misalnya dalam pelajaran penjumlahan,
jika anak tanpa kebutuhan khusus kita berikan soal 10 + 10
= 20, maka untuk anak berkebutuhan khusus kelemahan
intelektual soalnya menjadi 2+2= 4 . Artinya mereka samasama mendapat nilai 10 karena intinya mereka memahami
makna penjumlahan. Dan standar KKM kita sesuaikan dengan
kemampuan dari masing-masing anak. Anak-anak tetap bisa
belajar bersama dengan metode yang sama yang tentunya
telah disesuaikan dengan kemampuan dari masing-masing
anak.
Bp. Datu Subagiarta (guru
SDN 4 Sigar Penjalin)
sedang mempresentasikan
hasil diskusi kelompok
tentang karakteristik ABK
kepada Bp. Winarna,
narasumber dari SLB
Dharma Wanita Majeluk,
Mataram (kanan).
Begitu juga dengan anak yang bermasalah dengan perilaku.
Pada awalnya kami mengalami kesulitan dalam mengatasi
perilaku salah satu anak, namun melalui pendekatan yang
saya lakukan bersama kepala sekolah melalui komunikasi
dan diskusi yang intensif dengan anak tersebut lambat laun
dia berubah. Cara yang kami lakukan adalah dengan selalu
memberikan kesempatan kepada anak tersebut untuk tampil
baik lewat upacara bendera di sekolah atau kegiatan-kegiatan
di dalam dan di luar kelas. Sekarang anak tersebut tidak
lagi menjadi anak yang menakutkan bagi teman-temannya
terutama anak perempuan, menjadi lebih percaya diri dan
berperilaku baik terhadap teman-temannya.
36
TKSK Kecamatan
Tanjung
Saparudin
Koordinator TKSK Kabupaten Lombok Utara,Sekretaris Badan
Kerjasama Antar Desa Kecamatan Tanjung, Ketua Forum PSM
Kabupaten Lombok Utara, Anggota Tagana Kabupaten Lombok
Utara.
Nama saya Saparudin, saya seorang TKSK atau Tenaga
Kesejahteraan Sosial yang ditugaskan di Kecamatan
Tanjung. Sebagai TKSK, saya mempunyai tugas pokok
membantu camat wilayah setempat untuk menyelenggarakan
kesejahteraan sosial, disamping itu juga TKSK merupakan pilar
penyelenggara program sosial kemasyarakatan. Sebenarnya
sudah lama saya tahu ada anak dengan disabilitas yang
tidak sekolah di lingkungan saya tetapi kemana , bagaimana
dan dengan siapa saya dapat memperjuangkan pendidikan
untuk anak-anak penyandang disabilitas ini, saya tidak tahu.
Saya menemukan pemahaman orangtua akan pentingnya
pendidikan bagi anak disabilitas masih minim.
Awal February 2014, saya mulai terlibat dalam program
pendidikan inklusif dengan kegiatan awal berupa survey
lapangan anak-anak penyandang disabilitas yang tidak
bersekolah di kecamatan Tanjung. Berbekal ilmu yang saya
dapatkan dari workshop sehari tentang identifikasi, saya
bersama teman-teman turun ke desa-desa bahkan sampai ke
pelosok desa untuk melakukan pendataan anak penyandang
disabilitas yang belum bersekolah. Pemahaman dari workshop
sangat membantu saya dalam melakukan identifikasi awal
terhadap anak-anak penyandang disabilitas dan anak
berkebutuhan khusus. Dari kegiatan survey ini, pengenalan
saya terhadap anak dengan disabilitas semakin terasah seperti
bagaimana menggali pertanyaan untuk orangtua dalam rangka
mendapatkan data yang akurat.
Setelah proses identifikasi ini selesai, saya terlibat lebih
dalam lagi dalam ToT (Training for Trainer – Pelatihan bagi
Pelatih) Fasilitator untuk Pelatihan Orangtua. Pengalaman dan
ilmu yang saya peroleh sangat luar biasa. Lewat pelatihan
ini terjawab sudah kebingungan saya selama ini kemana
dan bagaimana caranya saya bisa membantu anak dengan
disabilitas supaya bisa bersekolah seperti anak-anak lainnya.
37
Bp. Saparudin, TKSK
kecamatan Tanjung
sedang mendampingi
diskusi orangtua pada saat
pelatihan orangtua (parents
training) di SDN 3 Sokong.
Materi yang saya pelajari sungguh bermanfaat bagi diri
saya seperti apa itu konsep disabilitas, Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) dan pendidikan inklusif bagi anak-anak
dengan disabilitas dan anak-anak berkebutuhan khusus dan
bagaimana peran para orangtua yang memiliki anak dengan
disabilitas.
Di lapangan, saya dan teman-teman diberi kesempatan untuk
memfasilitasi pelatihan bagi orangtua anak dengan disabilitas
yang belum bersekolah, yang dilakukan baik ditingkat desa
maupun di sekolah-sekolah penyelenggara inklusif. Pertemuan
dengan orangtua dengan berbagai macam kondisi disabilitas
anak-anak mereka semakin memperkaya diri saya tentang
karakteristik anak dengan disabilitas maupun anak dengan
kebutuhan khusus seperti down syndrom, hiperactive, dll.
Pengetahuan yang sudah saya dapatkan selalu saya bagikan
kapanpun dan dimanapun dengan harapan akan semakin
banyak orang yang mengetahuinya, dan semakin banyak
anak dengan disabilitas dan berkebutuhan khusus yang bisa
mengakses pendidikan yang layak di sekolah penyelenggara
inklusif.
Pemahaman tentang disabilitas dan pendidikan inklusif turut
memperkaya tugas dan fungsi saya sebagai TKSK:
1. Sebagai fasilitator, saya memfasilitasi sosialisasi tentang
program sosial pada umumnya dan program pendidikan inklusif
yang dilakukan HI khususnya di tingkat desa dan dusun dalam
kegiatan kemasyarakatan seperti kenduri atau kegiatan di
banjar lainnya ditujukan kepada pemerintah desa, masyarakat
di desa, orangtua yang memiliki anak dengan disabilitas secara
khusus di Kecamatan Tanjung.
38
38
2. Sebagai katalisator, saya menghubungkan pihak HI
dengan Dinas Kabupaten, pemerintah desa dan Sekolah
Penyelenggara Inklusif.
3. Sebagai motivator, saya selalu memberikan motivasi kepada
orangtua /wali yang memiliki anak dengan disabilitas/anak
berkebutuhan khusus tentang pentingnya pendidikan dan
bagaimana mereka dapat mengakses pendidikan.
4. Sebagai inovator, saya memiliki inisiatif dan strategi sendiri
untuk memberikan pemahaman kepada orangtua yang
belum mau menyekolahkan anaknya yang disabilitas atau
berkebutuhan khusus.
5. Sebagai monitor, saya memantau kondisi para penerima
manfaat dari program Handicap International maupun
dari pemerintah dan melihat perkembangan yang ada di
masyarakat.
Selanjutnya saya berharap, bahwasanya TKSK sebagai mitra
utama dari kegiatan kesejahteraan sosial pemerintah daerah,
agar kami difasilitasi sehingga saya dan teman-teman bisa
melakukan sosialisasi tentang isu disabilitas dan pendidikan
inklusif ke masyarakat yang lebih luas. Saya melihat bahwa
isu ini masih minim dipahami oleh masyarakat pada umumnya
sehingga hak para penyandang disabilitas khususnya hak
anak-anak atas pendidikan masih belum dipenuhi. Saya juga
berharap ada program kesejahteraan sosial dari pemerintah
daerah yang menyentuh penyandang disabilitas dengan
melibatkan TKSK yang ada di tiap-tiap kecamatan.
Hanzalah Bisa
Sekolah Lagi!
H.Lukmanul Hakim
Saya H.Lukmanul Hakim dan istri saya Suparniati berasal dari
Dusun Batu Ilir, Desa Teniga. Saya seorang kepala dusun
dan istri saya seorang ibu rumah tangga. Kami dianugrahi 4
orang anak laki-laki. Anak kami yang ketiga, Hanzalah, saat
ini berusia 8,5 tahun merupakah anak berkebutuhan khusus,
karena motorik tangannya lemah sehingga dia tidak dapat
menulis dengan baik.
Pada awalnya saya menyekolahkan Hanzalah di madrasah,
disana dia dibantu oleh sepupunya yang kebetulan juga
bersekolah ditempat yang sama dalam mengerjakan
39
tugas atau PR. Masalah timbul ketika sepupunya harus
pindah sekolah, Hanzalah merasa takut jika tidak ada
yang menemaninya disekolah, dia merasa minder dengan
teman-temannya dan dia juga tidak ada yang mau bergaul
dengannya. Hari ke hari Hanzalah semakin murung, karena
melihat tidak ada harapan dari teman-temannya yang mampu
melindungi dan membantu dia. Semakin lama Hanzalah tidak
mau lagi bersekolah, dan akhirnya setelah kurang lebih 6
bulan, anak saya mengundurkan diri dari madrasah tersebut.
Selama tidak bersekolah Hanzalah tetap aktif belajar mengaji
dan sesekali bergaul dengan teman-temannya yang datang
bermain ke rumah. Hingga suatu saat di triwulan pertama
tahun ini, ada surveyor datang untuk mendata anak-anak
dengan disabilitas yang ada di desa Teniga. Tak lama
berselang saya menerima undangan sosialisasi tentang
Pendidikan Inklusif di kantor desa. Saat itu istri saya yang
hadir mengikuti pertemuan tersebut, tetapi istri saya belum
tertarik untuk menyekolahkan kembali Hanzalah karena ragu
akan kemampuan guru-guru dan kepala sekolah yang akan
mengajar anak seperti Hanzalah yang memiliki kebutuhan
khusus karena gangguan motorik.
Setelah pertemuan sosialisasi tersebut, datanglah pengawas
TK/SD Kecamatan Tanjung, Bapak Dewa Ketut Sudana, S.Pd
dan Kepala SDN 1 Teniga, Bapak H. Zulkarnaen, S.Pd. Beliau
berdua menjelaskan panjang lebar tentang Pendidikan Inklusif
dan rencana SDN 1 Teniga menerima anak berkelainan atau
dengan kebutuhan khusus.
Akhirnya diawal tahun ajaran baru 2014/2015 saya mencoba
mendaftarkan Hanzalah ke SDN 1 Teniga. Alhamdullilah anak
kami diterima masuk sekolah dan kini Hanzalah bisa belajar
bahkan mendapat dukungan yang lebih baik. Dia semangat ke
sekolah dan senang bisa bermain bersama dengan temantemannya di sekolah itu. Para guru dan bahkan murid-murid di
sana bisa menerima Hanzalah sehingga dia tidak lagi merasa
terkucil.
Bp. H. Lukmanul Hakim
bersama keluarganya.
Saya sebagai orangtua sangat berterima kasih kepada Bapak
pengawas TK/SD Kecamatan Tanjung dan kepala sekolah
SDN 1 Teniga yang telah memberikan pemahaman kepada
kami tentang akses pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus, kepada para guru yang telah mendukung pelajaran
anak saya sehingga Hanzalah bisa sekolah lagi dan menjadi
lebih percaya diri.
Harapan dan Impian
40
Merajut
Mimpi, Meraih
Harapan
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lombok
Utara; Drs. Intiha, S.IP
Saya menghimbau agar masyarakat dan
khususnya para orangtua dari anak dengan
disabilitas dan berkebutuhan khusus, agar
memahami bahwasanya penyandang
disabilitas memiliki hak dan kedudukan
yang sama dalam hal pendidikan,
kesehatan, pekerjaan dan lain sebagainya.
Tidak boleh lagi ada diskriminasi,
sebaliknya marilah kita mendorong mereka
agar menjadi berdaya dan percaya diri.
Kepala Seksi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Bidang Pendidikan Dasar,
Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Lombok Utara :
Ibu Sri Indriati, S.Adm.
Saya berharap agar para guru dan kepala
sekolah khususnya di sekolah inklusi dapat
mengoptimalkan kemampuan diri dan
kapasitas masing-masing untuk dapat
memberikan pelayanan yang berkualitas
untuk anak – anak dengan disabilitas dan
berkebutuhan khusus
41
Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas
Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Lombok Utara :
Furqon , S.Pd
Saya pada kesempatan ini juga mengajak
agar masyarakat Lombok Utara tidak
memandang sebelah mata anak dengan
disabilitas. Saya ingin masyarakat Lombok
Utara memahami bahwa anak dengan
disabilitas juga punya kemampuan/
kelebihan tersendiri.
Saya juga berharap kepada stakeholder
SKPD lain agar tamatan/lulusan sekolah
inklusif juga diberi kesempatan untuk
bekerja pemerintahan sesuai dengan
keterampilan dan kemampuan mereka.
Selama ini kesempatan itu terhambat oleh
salah satu persyaratan misalnya syarat
CPNS itu harus sehat fisik/tidak cacat fisik.
Hal ini masih banyak terjadi, saya berharap
pemerintah menghilangkan persyaratan
yang terkesan diskriminatif itu.
42
Untuk Bappeda /Bappenas, saya
mengharapkan supaya pendanaan bagi
SLB dan Sekolah Inklusif diakomodir,
sehingga dari pusat sampai kedaerah
program Inklusif benar-benar diterapkan
dan diberikan anggaran yang sesuai
dengan kebutuhan di daerah.
Bupati KLU : H.Djohan Sjamsu, SH
Saya ingin data lengkap dari Dikbud,
dengan adanya data yang lengkap tentunya
akan mendorong adanya kebijakankebijakan pemerintah daerah yang bisa
menyasar persoalan ini dengan tepat dan
akurat. Karena mereka ini juga warga
negara dan rakyat kita, yang haknya harus
kita penuhi.
43
Direktori
44
Layanan Kesehatan
No. Nama Institusi
Bidang Pelayanan
1.
a. Poli Tumbuh
Kembang Anak
RSU prop. NTB
b. Poli Fisioterapi/
Rehabilitasi fisik
Jenis Layanan
Konsultasi Dokter
Fisioterapi
Terapi Wicara
Terapi Okupasi
Layanan Psikologi
45
Cara Mengakses
Alamat
Pasien BPJS harus ada rujukan
dari Puskesmas pendaftaran
di loket kemudian mengikuti
prosedur yang berlaku
Jl. Pejanggik
No.6 Mataram
No Telp.(0370)
623876
Mataram
Kode Pos 83121
Email: info@rsu.
ntbprov.go.id
Website: rsu.
ntbprov.go.id
Pasien BPJS harus ada rujukan
dari Puskesmas pendaftaran
di loket kemudian mengikuti
prosedur yang berlaku
Pasien BPJS harus ada rujukan
dari Puskesmas pendaftaran
di loket kemudian mengikuti
prosedur yang berlaku. Bagi
pasien umum bisa langsung
Pasien BPJS harus ada rujukan
dari Puskesmas pendaftaran
di loket kemudian mengikuti
prosedur yang berlaku. Bagi
pasien umum bisa langsung
Pasien BPJS harus ada rujukan
dari Puskesmas pendaftaran
di loket kemudian mengikuti
prosedur yang berlaku. Bagi
pasien umum bisa langsung
Pasien BPJS harus ada rujukan
dari Puskesmas pendaftaran
di loket kemudian mengikuti
prosedur yang berlaku. Bagi
pasien umum bisa langsung
Kontak Person
dr. Nurul Ulyani
SpKFR HP:081
757 623 48
Hervina Yustisia
Rafani/ Mbak
Vivin, HP:
081917229 603
Keterangan
46
2.
RSJ Prop. NTB
Poli Psikiatri Anak dan
Remaja” Mental Sehat
Ceria”
a. Psikiatri
• Pemeriksaan Fisik dan Mental
• Psikoterapi
• Rehabilitasi
b. Psikolog
• Tes Perkembangan
• Tes Kesiapan Masuk Sekolah
• Tes Kecerdasan/ IQ
• Tes Bakat Minat
• Tes Kepribadian
• Konseling Orangtua
• Konsultasi Perkembangan
• Pendidikan
c. Penyuluhan Perkembangan dan
Kejiwaan Anak dan Remaja
Instalansi Gawat
Darurat (IGD)
Pelayanan Gawat Darurat memberikan
pelayanan 24 Jam non stop terhadap
kasus - kasus.1. Pelayanan gawat
darurat psikiatri 2. One Day Care
pelayanan gawat darurat umum dasar.
Klinik Voulentary
Counseling and Testing
( VCT ) HIV / AIDS
BALE MATAHARI
1. Konseling Narkoba
2. Konseling dan Tes HIV- AIDS
3. Konseling Keluarga
4. Pelayanan Rawat Jalan Narkoba
5. Pelayanan Rehabilitasi Narkoba
6. Sosialisasi dan Penyuluh
47
Pasien Datang Sendiri/ dirujukLoket Pendaftran- Pembelian
Karcis- Assesment awalPemeriksaan- PembayaranTindakan- Pulang
Jalan Ahmad
Yani Selagalas
No. 1 Selagalas
www.rsj.ntbprov.
go.id
email:
rsj_provntb@
yahoo.com
Telp. Kantor:
(0370) 671515
Pelayanan:
(0370) 672140
Fax.: (0370)
671515
Waktu Pendaftaran
Senin- Kamis: 08.0012.00
Jumat: 08.00- 10.00
Sabtu: 08.00- 11.00
Informasi lebih
lanjut hubungi
Bale Matahari
No Telpon:
(0370) 6610111
Tim Klinik VCT:
1. Psikiater
2. Dokter
3. Psikolog
4. Konselor HIV-AIDS
5. Manajer Kasus
6. Petugas
Laboratorium
7. Petugas
Pencatatan dan
Pelaporan
8. Petugas
Administrasi
9. Petugas Farmasi
..Tim Terapi dan
Rehabilitasi Terpadu
1. Psikiater Pekerja
Sosial
2. Psikolog Konselor
Addict
3. Dokter Perawat
Kartu Peserta / Surat Keterangan
Asli dan ditandatangani Bupati/
Walikota atau sesuai dengan
peraturan yang ada dan di
foto copy sebanyak 5 lembar.
Pasien Datang Sendiri/ dirujukPendaftaran- Triage- TindakanRawat Inap- Rujuk RS lainPulang
pasien: datang sendiri- Rujukanklinik Konsultasi Keluarga VCT
“ Bale Matahari”- Konseling- Tes
HIV -ya- HIV (+) Pmeriksaan
Lanjutan atau tidak (-) boleh
pulang
48
Rawat Jalan
pemeriksaan dan konseling gangguan
jiwa ringan- berat (Cemas, Depresi,
Skizofrenia, autisme, anak hyperaktif.
Gangguan jiwa lansia dll)
Pemeriksaan , Konseling dan Tes
Psikologi ( tes IQ. MMPI, Minat Bakat,
Tes Pejabat Publik, Tes Kepribadian
dll)
Pemeriksaan Terapi dan Rehabilitasi
Penyalahgunaan Zat ( Narkoba)
Pemeriksaan Konseling dan Tes HIV
AIDS (Klinik VCT “Bale Matahari”)
Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Rawat Inap
Pemeriksaan dan Konsultasi radiology
(rontgen)
Pelayanan Elektromedik.. EEG, EKG,
Terapi Latihan, Infra Merah, Stimulasi
Listrik, Faradisasi, Treadmill, Static
Bicycle, Brain Mapping
Pemeriksaan Laboratorium rutin,
Lengkap, Narkoba dan HIV/ AIDS..
Pemeriksaan Darah, Urine, Faeses
Rutin, Pemeriksaan Golongan Darah,
Kimia Klinik, Parasit Malaria, Widal
Slide, Gula Darah dll
Pelayanan Gizi.. Konsultasi gizi .
Pelayanan Diet Biasa dan Diet Khusus
49
Persyaratan pelayanan Peserta
Askes/ Jamkesmas Nasional/
Jamkesmas Daerah.
1. Kartu Peserta Asli/
Surat keterangan asli yang
ditandatangani Bupati/ Walikota
atau sesuai peraturan yang
berlaku setempat + fotocopy
sebanyak 2 Lembar.. 2 Surat
Rujukan asli + fotocopy sebanyak
2 lembar sedangkan persyaratan
pelayanan pasien umum ..1 Kartu
Berkunjung ( khusus pasien
kunjungan ulang)
2. Membayar biaya pelayanan
sesuai ketentuan
50
Pelayanan Farmasi.. Melayani Obatobatan untuk pasien Jiwa, Umum,
dan Obat-obatan Psikotropika sesuai
dengan resep dokter
3.
Yayasan Lombok Care
Instalansi Gawat
Darurat (IGD)
Buka 24 Jam terutama pelayanan
Gawat Darurat Psikiatrik.. One Day
Care.. Pelayanan Umum Dasar
Pelayanan Rehabilitasi
Terapi Kelompok, Terapi Keluarga,
Terapi Kerja, Terapi Gerak, Terapi
Relaksasi, Terapi Prilaku
Readycation
(Rehabilitation and
Education)
1. Pasien dan keluarga datang ke
Lombok Care untuk mendaftar ke
sosial worker atau pekerja sosial.
2. Sosial Worker akan mencatat
data orangtua dan anak dan akan
diinformasikan hal-hal yang perlu
dipersiapkan seperti:- Fotocopy KTP
kedua orangtua masing- masing 1
lembar.- Fotocopy Akta Kelahiran
anak sebanyak 1 lembar.- Fotocopy
KK sebanyak 1 lembar.- Pas Photo
ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar.
3. Setelah mendaftar pasien dan
orangtua pulang dan menunggu
panggilan untuk dilakukan observasi
(menunggu jadwal observasi)
4. Setelah diobservasi baru anak akan
dinilai apakah anak bisa diterima atau
tidak untuk mendapatkan pelayanan
yang ada di Lombok Care.
5. Setelah diobservasi pasien dan
orangtua pulang menunggu informasi
dari sosial worker/ pekerja sosial.
51
Peserta Askes/ Jamkesmas
Nasional/ Jamkesmas
Daerah...1.Kartu Peserta /
Surat keterangan asli yang
ditandatangani Bupati/ Walikota
atau sesuai peraturan yang
berlaku setempat + fotocopy
sebanyak 5 Lembar..2 Surat
Rujukan asli + fotocopy sebanyak
5 lembar sedangkan persyaratan
pelayanan pasien umum ..1.
Kartu Berkunjung ( Khusus pasien
Kunjungan ulang ) 2. Membayar
biaya paket IGD jaminan sesuai
ketentuan yang berlaku.
Jalan Baiduri, Dusun Aik Are Desa
Sandik, Kecamatan Batu Layar
Kabupaten Lombok Barat (depan
Vila Cas Tato)
Pimpinan
Yayasan Lombok
Care (Apip
Sutardi) HP:
081253132728/
081803613257
Sosial Worker
(Khairuddin) HP:
081936791994
52
6. Jika diterima, pasien akan
menunggu untuk diinformasikan
kembali oleh Sosial Worker untuk
jadwalnya baik itu untuk layanan
Rehabilitasi maupun layanan Edukasi.
7. Setelah orangtua menerima
informasi diterima pada Yayasan
Lombok Care dan ada jadal
terapi, orangtua akan melakukan
kesepakatan dengan pihak yayasan
yang akan ditandatangani pada saat
pertama untuk datang terapi.
4.
Kids Care Medical
Treatment & Spa
Baby Healthy Massage
Baby Hydrotherapy
Baby Spa Full Stimulation
Toddler/ Kids Healthy Massage
Cold & Flu Therapy
Pemeriksaan Tumbuh Kembang
Fisioterapi Pediatri
5.
Orthoshop NTB
6.
Klinik Kamboja
Pembuatan Kaki Palsu dan alat
Orthopedi
Pusat Fisioterapi dan
Rehabilitasi Medik
dr.Lalu Ahmadi Jaya, Sp.PD (ahli
penyakit dalam/ eternist)
dr. Asriningrum, Sp. S (Ahli penyakit
Syaraf/ Neurolog)
dr. Nurul Ulyani, Sp KFR (ahli
kedokteran Fisik dan Rehabilitasi)
dr. Lalu Hamzi Fikri, MM. CHt (Ahli
Hypnoyherapi)
drg. Rina Yulia (dokter gigi)
53
Orangtua ketika memiliki abk
dan menemukan ada kelainan
dalam tumbuh kembangnya
bisa langsung daftar dan
membawanya untuk diperiksa
lebih dini ke Kids Care
Jl. Pramuka
No.3 GomongMataram
081916001818
081 916 001 818 Jam Buka Selasa Sabtu: 09.00 - 17.00
WITA Minggu : 09.00
-14.00 WITA
Bisa datang langsung ke yang
bersangkutan atau bisa melewati
RSU Prop. NTB
Jl. Pramuka
No.03 Gomong
Timur Mataram
E-mail;
orthoshop.
pekanbaru@
gmail.com
Choirul Riyad
H. Amd Op HP:
082 137 631 451
/ 085 725 356
586
Pasien bisa langsung datang dan
mendaftar serta tidak menerima
pasien BPJS
Jl. WR.
Supratman No.
24 Mataram
Telp/ Fax.( 0370
) 635037 HP:
081 933 168 547
Direktori
54
Layanan Pendidikan
No.
Nama institusi
1.
SLB Pembina Tingkat
Propinsi Dasan Geria
2.
SLB Negeri Pembina Kota
Mataram
3.
SLB Dharma Wanita
Majeluk
4.
SLB Negeri Gerung
5.
SLB YPTN Selagalas
6.
SLB Nurul Bayan
7.
SDN 3 Pemenang Barat
8.
SDN 1 Medana
9.
SDN 3 Tanjung
10.
SDN 3 Sokong
11.
SDN 3 Tegal Maja
12.
SDN 4 Tegal Maja
Bidang Pelayanan
Jenis Pelayanan
Menerima khusus
anak anak yang
tuna netra
Cara Mengakses
55
Alamat
Kontak Person
Keterangan
Jl. Sonokeling Dasan Geria
Lingsar Lombok Barat
Partiyah, S Pd (PLH)
081 757 443 66
Jl. Adisucipto Ampenan
Mataram
Sungkono, S. Pd
081 917 162 896
Jl. Transmigrasi Majeluk
Mataram
Winarna, S. Pd
081 805 749 816
Jl. H. L. Anggrat BA. Gerung
Lombok Barat
Abas, S. Pd M. Pd
081 936 738 323
Jl. Peternakan Selagalas
Juhada, S. Adm
081 237 715 11
Desa Anyar- Bayan
H. Amrullah
Jl. Raya PemenangSenggigi, Pemenang Barat
Munalim, S.Pd
085 239 680 479
Jl. Raya Tanjung, Medana
Tanjung
Ni Wayan Ayu Febriana, S. Pd
081 339 534 034
Jl. Lading-Lading, Desa
Tanjung- Tanjung
Pariduddin, S. Pd
081 805 259 254
Dusun Bengkoang, Desa
Sokong- Tanjung
I Nengah Suartha, S. Pd
087 866 762 748
Dusun Leong, Desa Tegal
Maja, Tanjung
Sukardi, S. Pd
085 239 807 785
Dasan Lekong, Desa Tegal
Maja, Tanjung
Budi Hartono, S. Pd
56
13.
SDN 5 Jenggala
14.
SDN 5 Sigar Penjalin
15.
SDIT AL - Hijrah
16.
SDN 5 Genggelang
Gangga
17.
SDN 1 Genggelang
Gangga
18.
SDN 3 Genggelang
Gangga
19.
SDN 4 Bentek
20.
SDN 1 Sesait
21.
SDN 3 Kayangan
22.
SDN 4 Kayangan
23.
SDN 5 Gumantar
24.
SDN 1 Bayan
25.
SDN 2 Loloan
25.
SDN 3 Anyar
25.
SDN 3 Sukadana
57
Jl. Dusun Sanbaro, Desa
Jenggala - Tanjung
H. Putrasah, A. Ma.Pd
081 933 010 494
Dasan Tatar, Desa Sigar
Penjalin - Tanjung
Meldep, S. Pd. SD
087 865 324 261
Dusun Busur, Desa
Rempek- Gangga
Harnadi, S. PdI
Dusun Monggal Desa
Genggelang Gangga
Murdi, S. Pd
Dusun Kertaraharja, Desa
Genggelang - Gangga
I Ketut Subagia, S. Pd
Dusun Papak Desa
Genggelang - Gangga
Harsudin, S. Pd
Dusun Lenek - Desa BentekGangga
Burhanudin, S. Pd
Dusun Sesait - Kayangan
A. Azis, S.Pd
Dusun Gelumpang desa
Genggelang Gangga
Darwan, S. PdI
Dusun Empak Mayong,
Desa Kayangan - Kayangan
Liman, S. Pd
Dusun Amor- Amor desa
Gumantar - Kayangan
Mustafa, S. Pd
Dusun Ancak, Desa Karang
Bajo - Bayan
Ribowo, S. Pd
Dusun Telaga Seguar, Desa
Loloan - Bayan
Ningrat Sari, S. Pd
Desa Anyar - Bayan
Wahab, S. Pd
Desa Sukadana - Bayan
Sastrawadi, S. Pd
081 805 287 432
58
26.
SDN 3 Anyar
27.
SDN 3 Sukadana
28.
SDN 5 Malaka
29.
SDN 3 Sigar Penjalin
30.
SDN 4 Sokong
31.
SDN 2 Sokong
32.
SDN 2 Tegal Maja
33.
SDN 4 Sigar Penjalin
34.
SDN 6 Tanjung
35.
SDN 2 Sigar Penjalin
36.
SDN 1 Teniga
37.
SDN 1 Jenggala
59
Desa Anyar - Bayan
Wahab, S. Pd
Desa Sukadana - Bayan
Sastrawadi, S. Pd
Dusun Malimbu, MalakaPemenang
Arifin, S. Pd
081 933 135 936
Dusun Rangsot, Desa Sigar
Penjalin - Tanjung
Burhanudin, S. Pd
087 864 436 883
Melti, S. Pd
081 917 965 190
Jl. Karang Seme Dusun
Majelangu Desa Sokong
Tanjung
Jumalip, S. Pd
087 765 966 384
Jl Tegal Maja
Wartono, S. Pd
081 915 937 990
Jl. Pantai Sira Dusun Sira
Desa Sigar Penjalin -Tan
Ni Ketut Bakti, S. Pd
087 865 969 814
Dusun Karang Langu Desa
Tanjung
Dermadep, S. Pd
081 917 362 474
Jl. Raya Tanjung Dusun
Tembobor Desa Sigar
Penjalin-Tanjung
Sarianna, S. Pd
085 337 806 525
Jl. Bengkoang Dusun Dasan
Tengak Desa Teniga Tanjung
H. Zulkarnaen, S. Pd
087 865 572 057
Jl. Pekapan Dusun Montong
Deda Jenggala - Tanjung
Keminep, S.Pd SD
087 865 644 742
Direktori
60
Layanan Sosial
No.
Nama institusi
Bidang Pelayanan
Jenis Pelayanan
Cara Mengakses
1.
Dinas Sosial
Kependudukan dan
Catatan Sipil Prop.
NTB
a.Bidang
Pengembangan
Kelembagaan
Kesejahteraan
Sosial
• Penyuluhan
Sosial
• Orsos/ Perijinan
Yayasan dan
Lembaga serta
Pemberdayaan
• Karang Taruna
• TKSK dan PSM
• CSR/ Dunia
Usaha
Dengan datang
langsung ke Dinas
Sosial setempat
atau bisa langsung
menghubungi PSM
dan TKSK atau
pekerja Sosial yang
ada dimasing- masing
desa , kecamatan dan
kabupaten setempat
b. Bidang
Rehabilitasi
Pelayanan
Kesejahteraan
Sosial
Anak (5 Klaster yaitu
anak penyandang
Disabilitas, Anak
Bermasalah Hukum,
Anak Terlantar,
Anak Jalanan,
Anak Mendapatkan
Perlindungan Khusus/
AMPK)
Lansia
Nafza
ODK (Orang Dengan
Kecacatan)
RTS (Rehabilitasi
Tuna Sosial)Ex WTS,
BWBLP,LKS baik panti
maupun diluar panti
Bantuan Subsidi
Penambahan
kebutuhan dasar
penerima manfaat yang
dikelola oleh LKS baik
panti maupun non panti
61
Alamat
Kontak Person
Keterangan
Jl. Langko No. 57 Mataram
Telp (0370) 638428
Fax: 625896
Armansyah (087 865 850 816)
Kepala seksi kelembagaan
Adhar (081 933 164 101)
Lalu Sumantri (081 836 156 21)
Kepala Bidang RPKS
Direktori
62
Tarif Pelayanan Rumah Sakit
No.
Jenis Pelayanan
Besar Tarif
Kelas 3
A.
1.
B.
1.
2.
Kelas 2
Keterangan
Kelas 1
Kesehatan Jiwa Rawat Jalan
5.000
Karcis Kunjungan
a. Kunjungan Biasa
b. Kunjungan Cito
c. Kunjungan Rawat Siang
15.000
10.000
Kesehatan Jiwa Masyarakat
Darurat
15.000
Karcis Kunjungan
Tindakan
Psikiatri
a. Dokter jaga
b. Dokter konsulen
25.000
40.000
Umum
a. Dokter jaga
b. Dokter konsulen
3.
C.
Paket Pelayanan
75.000
Kesehatan Jiwa Rawat Inap
1.
D.
1.
Perawatan
a. Intensif
b. Stabil
• Kelas III
• Kelas II
• Kelas I
• Kelas utama
Rehabilitasi
Terapi
a. Terapi Kelompok
25.000
7.000
25.000
45.000
111.000
2.500
3.750
5.000
Membayar sesuai
rincian pemeriksaan
/ tindakan
atau membayar paket
63
b. Terapi Gerak
c. Terapi Relaksasi
d. Terapi Religius
e. Terapi Bermain
f. Terapi Kerja
2.500
2.500
5.000
5.000
5.000
3.750
3.750
7.500
7.500
7.500
5.000
5.000
10.000
10.000
10.000
2.
Pelatihan
a. Pelatihan Pertanian
b. Pelatihan Perikanan
c. Pelatihan Melukis
d. Pelatihan Kerajinan
e. Pelatihan Menjahit
3.750
3.750
3.750
3.750
3.750
3.750
5.750
5.750
5.750
5.750
5.750
5.750
7.500
7.500
7.500
7.500
7.500
7.500
3.
Laboratorium
a. Darah
• Darah Rutin
• Trombosit
• Malaria
• Golongan Darah
• Widal Slide
• Erytrosit
13.500
6.500
6.500
7.000
12.000
6.500
20.250
9.750
9.750
10.500
18.000
9.750
27.000
13.000
13.000
14.000
24.000
13.000
b. Urine
• Urine Rutin
• PPT Tes
13.500
14.000
20.250
21.000
27.000
28.000
c. Tinja
• Tinja Rutin
13.500
20.250
27.000
d. Bakteriologi
• Sputum BTA
• Slide kuman Coccus
9.500
9.500
14.250
14.250
19.000
19.000
11.000
11.000
12.000
12.000
16.500
16.500
18.000
18.000
22.000
22.000
24.000
24.000
11.000
11.000
11.000
11.000
6.000
10.000
7.500
13.000
13.000
16.500
16.500
18.000
18.000
9.000
15.000
11.250
19.500
19.500
22.000
22.000
22.000
22.000
12.000
20.000
15.000
26.000
26.000
e. Kimia Klinik
• SGOT
• SGPT
• Alkhali Pospate
• Acid Pospate
• Gula darah
- Sewaktu-waktu
- Puasa
2 Jam PP
• Albumin
• Protein
• Urea
• Uric Acid
• Kreatinin
• Clorestrol
64
• Trgelycerida
• LIFT (Liver Funtion Test)
- Bilirubin Total
- Bilirubin Direk
- TTT
13.000
19.500
26.000
9.000
9.000
9.000
13.500
13.500
13.500
18.000
18.000
18.000
90.000
90.000
90.000
90.000
135.000
135.000
135.000
135.000
180.000
180.000
180.000
180.000
35.000
35.000
35.000
35.000
40.000
52.500
52.501
52.502
52.503
52.504
70.000
70.001
70.002
70.003
70.004
g. HB S. Ag
15.000
22.500
30.000
h. Anti HB S. Ag
15.000
22.500
30.000
Tindakan Medik/ Terapi
Tindakan Medik Operasi
a. Bedah Kecil
b. Suntik
10.000
5.000
15.000
7.500
20.000
10.000
Tindakan Medik Non Operasi
a. ECT
b. Faradisasi
c. Diathermi
d. Stimulasi
e. Tread Mill
f. Psikoterapi Singkat
g. Family Terapi
h. Behaviour Terapi
10.000
10.000
10.000
10.000
80.000
25.000
25.000
25.000
15.000
15.000
15.000
15.000
120.000
37.000
37.000
37.000
20.000
20.000
20.000
20.000
160.000
50.000
50.000
50.000
Tindakan Medik/ Terapi Khusus
a. Konsultasi
• Dokter Dalam RS
• Dokter Luar RS
20.000
30.000
30.000
45.000
40.000
60.000
b. Medikal
• Umum
• Khusus
20.000
30.000
30.000
45.000
40.000
60.000
f. Monitoring Zat Psikoaktif
• Drug Monitoring
- Benzodiazepin
- Amfetamin
- Opium
- Ganja/ Canabis
• STIK Test
- Benzodiazepin
- Amfetamin
- Opium
- Ganja/ Canabis
• Analisis Darah tapi Otomatis
E.
1.
2.
3.
65
F.
1.
2.
G.
1.
c. Gigi dan Mulut
• Pencabutan Gigi
• Tambal Gigi
• Pengobatan Abses
• Pengobatan Periodental
• Pengobatan Pulpa
• Odotektomo
• Fiksasi Fraktur
• Reseksi Rahang
50.000
50.000
50.000
50.000
50.000
7.000
7.000
7.000
7.500
7.500
7.500
7.500
7.500
10.500
10.500
10.500
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
14.000
14.000
14.000
Pemeriksaan Penunjang
Diagniostik
a. Elektromedik
• EEG
• EEG Bermonitor
• Brain Mapping
• EKG
• EKG Bermonitor
30.000
100.000
100.000
20.000
40.000
45.000
150.000
150.000
30.000
60.000
60.000
200.000
200.000
40.000
80.000
Psikologi
a. MMPI
b. HARS
c. HDRS
d. Test Bakat/ Minat
e. Kecerdasan
f. Test Kepribadian
g. Test Calon Pegawai
h. Test Promosi Pegawai
i. Test Calon Pejabat Publik
j. Anggota Dewan, Gubernur,
Bupati, Walikota dll
Pelayanan Lain-lain
Pendidikan Pelatihan dan
Penelitian
a. Bimbingan Praktek
b. Pelatihan
c. Penelitian
2
Penerbitan Dokumen Psikiatri
a. Surat Keterangan Sehat Jiwa
b. Surat Keterangan Sakit Jiwa
80.000
40.000
40.000
60.000
60.000
60.000
120.000
120.000
120.000
5.000/
Orang/ Hari
25.000/
Orang/ Har
20.000/
Orang/ Har
65.000
90.000
66
c. Surat Keterangan Bebas
Narkoba
• Kwalitas
• Kwantitas
d. Visum Et Revertum
3.
4.
5.
6.
7.
50.000
100.000
100.000
Droping Pasien Pulang
a. Dalam Kota
b. Luar Kota
• Kota Bima dan sekitarnya
• Kota Dompu dan sekitarnya
• Kota Sumbawa dan sekitarnya
• Kota Selong dan sekitarnya
• Kota Praya dan sekitarnya
• Kota Lombok Barat dan
sekitarnya
50.000
1.000.000
900.000
700.000
300.000
150.000
150.000
Sewa Ambulance
a. Dalam Kota
b. Luar Kota
• Kota Bima dan sekitarnya
• Kota Dompu dan sekitarnya
• Kota Sumbawa dan sekitarnya
• Kota Selong dan sekitarnya
• Kota Praya dan sekitarnya
• Kota Lombok Barat dan
sekitarnya
30.000
1.100.000
1.000.000
800.000
200.000
100.000
100.000
Pencucian
a. Pakaian Kecil Perlembar
b. Pakaian Besar Perlembar
500
1.000
Izin Tunggu
a. Dengan Makan
b. Tanpa Makan
20.000
6.000
Kerjasama Pihak Ketiga
Sesuai Surat Perjanjian
67
Alur Pelayanan RSJ. Prop. NTB
Pasien datang
sendiri
Klinik
Konsultasi
Keluarga
VCT “Bale
Matahari”
IGD
Day Care
Poli
Rehabilitasi
Perlu Rawat
Inap?
Tidak
Pulang
Konseling
Ya
Pemeriksaan
Lanjutan
Perlu Rawat
Inap?
HIV (+)
HIV (-)
Ya
Tidak
Tes
HIV
Pulih
Pulang
Komplikasi
??
Rujukan ke
RS Lain
Korban
Narkoba
• Ruang
Detoksifikasi
• Ruang
Therapeutic
Gangguan
Jiwa
• Ruang
Intensif
• Ruang
Stabil
68
“Pendidikan
adalah
gerbang
menuju
kehidupan
yang lebih
baik.”
Download