1 DAMPAK RELOKASI PASAR TERHADAP KONDISI

advertisement
1
DAMPAK RELOKASI PASAR TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI
PEDAGANG PASAR LAINO RAHA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan
Pada Jurusan/ Program Studi Pendidikan Geografi
OLEH:
HASNAWATI
A1A4 12 038
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
2
ii
3
iii
4
iv
5
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS. Ar-ra’du ayat 11)
Saya yakin, dengan keterbatasan yang saya miliki, tidak akan membuat mimpi
saya menjadi terbatas, yang saya tahu, Allah itu tidak tidur, ia melihat setiap
manusia yang berusaha. Jadi bagi saya, kecerdasan bukan batasan seseorang
untuk sukses, namun usaha dan do’a yang akan menentukannya.
Karya ini kupersembahkan untuk Kedua Orang Tuaku , saudarasaudaraku yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan semangat
dengan setulus hati.
v
6
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk; Mendeskripsikan dampak relokasi pasar terhadap kegiatan
perekonomian pedagang, dan mengidentifikasi dampak relokasi pasar terhadap masalah
sosial pedagang pasar Laino. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak
perubahan lokasi pasar Laino ke Pasar Panjang memiliki dampak negatif yang lebih besar
terhadap kondisi ekonomi pedagang, hal ini dapat dilihat dari rata-rata pendapatan bersih
pedagang, dimana terjadi penurunan rata-rata pendapatan bersih pedagang saat di Pasar
Panjang dari Rp 5.502.305,- per bulan menjadi Rp 2.638.367,- per bulan. Hal tersebut
juga berdampak negatif terhadap pemenuhan kebutuhan hidup pedagang, dimana 96%
pedagang menyatakan bahwa omset yang didapat saat di Pasar Panjang tidak bisa
mencukupi kebutuhan hidup mereka dengan baik. Dampak positif relokasi pasar terhadap
masalah sosial pedagang yaitu hasil wawancara menunjukkan bahwa 100% pedagang
menyatakan bahwa hubungan mereka paska relokasi semakin baik, kerjasama yang
terjalin baik, dan juga dengan adanya relokasi pasar pedagang yang awalnya tidak saling
mengenal kini menjadi kenal dan akrab, sedangkan dampak negatifnya adalah relokasi
pasar menimbulkan konflik antar pedagang dengan Satpol PP. Selain itu 69% pedagang
menyatakan bahwa mereka tidak merasa nyaman selama berdagang di Pasar Panjang,
karena pengunjung yang sepi yang diakibatkan karena kondisi jalan pasar panjang yang
rusak, dan juga lokasi pasar panjang yang berada pada satu jalur jalan yang memanjang,
sehingga mempengaruhi kedatangan pembeli.
Kata kunci: Relokasi pasar, dampak, kondisi sosial ekonomi, pedagang pasar laino
ABSTRACT
This study is aimed at ; Describe the impact of migration on the economic activity of
the trading market as well as to determine the impact of the relocation of the market
to the social problems Laino market traders .Based on the results of the study showed
that the impact of changes on the market for long Laino market has a negative impact
more in the economic conditions of the trader, it can be seen from the average net
income of the trader where the reduction in the average net income of traders
currently on the market of Long Rp 5.502.305, - per month to Rp 2.638.367, - per
month. It also negatively affects the diurnal traders, 96% of which traders said that
the turnover is obtained when they could not withstand the Long market them well.
The positive impact of migration on the market of social problems of traders, that the
interview showed that 100% of traders said that their relationship after moving is
getting better, cooperation is good, as well as with the movement of the market
traders, who did not originally know each other now become familiar and intimate,
while the negative impact of relocation market generate conflicts between traders
with municipal police .In addition 69% of traders said that they do not feel
comfortable trading in the Long Market, for visitors who desert are caused due to the
road conditions of the market long- broken, and the location on the market longer,
situated on one -lane road, which passes by influencing thus on the buyer's parish.
Keywords: Removal of the markets, the impact of socio-economic conditions, market
traders Laino
vi
7
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah Swt, sang pemilik siang dan
malam yang tidak henti-hentinya menaburkan benih ketenangan dan ketentraman
batin di hati. Kepada-Nya segala puji dan syukur teralamatkan, berkat limpahan
rahmat, karunia, serta hidayah-Nya, penulisan hasil yang berjudul “Dampak Relokasi
Pasar terhadap Kondisi Sosial ekonomi Pedagang Pasar Laino Raha” ini dapat
terselesaikan. Karya tulis ini disusun sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan
Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo.
Dalam skripsi ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih yang tulus kepada Bapak Drs. La Harudu, M.Si. selaku Pembimbing I dan
Bapak Drs. Surdin, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran dalam memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung membantu penulis, terutama kepada:
1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. selaku Rektor Universitas Halu Oleo.
2. Prof. Dr. la Iru, S.H.,M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas halu Oleo.
3. La Ode Amaluddin, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan/Program Studi
Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Halu Oleo Kendari.
vii
8
4. La Ode Nursalam, S.Pd., M.Pd selaku Sekertaris Jurusan/Program Studi
Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Halu Oleo Kendari.
5.
Drs. La Harudu, M.Si selaku penasehat akademik penulis.
6. Tenaga pengajar Jurusan Pendidikan Geografi FKIP serta seluruh Staf
Akademik di lingkungan FKIP Universitas Halu Oleo.
7. Kepada Tim Penguji Bapak Drs. Ramli, M.Si, La Ode Nursalam, S.Pd.,
M.Pd., La Ode Amaluddin, S.Pd., M.Pd.,Dra.Sitti Kasmiati, M.si,. terima
kasih atas kritik dan sarannya.
8. Seluruh pedagang yang berada di Pasar Panjang Laino yang telah bersedia
meluangkan waktu dan pikirannya dalam membantu penulis mengumpulkan
data penelitian.
9. Para pegawai Dinas Perindag yang telah meluangkan waktu dan pikirannya
untuk membantu penulis memperoleh data sekunder dan memberikan do’a
terbaik kepada penulis.
10. Sahabat-sahabat Senopati (XII IPA 3) SMANSARA yang selalu memotivasi
dan mendoakan penulis, Andry, Isran, ilhy, minus, Adin, serta teman-teman
lainnya yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu per satu.
11. Sahabat-sahabat Seismik, Rara Kadek, Pendonk, Zaza, Lala, Melany, Ayu,
Jamin, Azmin, Salim, Imin, Rahma, Lina, yang selalu menemani penulis dan
tak henti-hentinya memberikan motivasi kepada penulis.
viii
9
12. Keluarga besar mahasiswa Pendidikan Geografi angkatan 2011-2015: Kak
Sitrah, Kak Luki, Kak Ayu, Kak Ani serta senior lainnya, dan untuk Issunarti,
Hamado, Gaby, serta teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu, terima kasih atas dukungan dan motivasinya.
13. Keluarga Besar BTN Dahlia, Sarty, Awal, Ani, Unge, Kak Jamrud, Sri,
Jongana, Kak Firman, Nai, terima kasih atas bantuan dan dukungan yang telah
kalian berikan selama ini.
Dan teristimewa rasa hormat dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada
Ibuku, Wa Ode Nuhu dan Bapakku, La Hasi yang tak henti memanjatkan do’a demi
keberhasilanku. Saudariku, Hasni, Juhaida, Jumlia, dan Suniha yang menjadi
penyemangat dan motivasi.
Demikian penulis sampaikan semoga Allah SWT membalas segala budi baik
dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan hasil penelitian ini.
Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan hasil penelitian
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak penulis sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
tulisan ini.
Kendari,
Penulis
ix
Februari 2016
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................... ........................................ ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. v
DAFTAR ISI……………………………………………………………........... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang………………………………………………………. 1
B.
Rumusan Masalah….........................................................................
6
C.
Tujuan Penelitian……………………………………...………….....
7
D.
Manfaat Penelitian…………………………………………..………. 7
E.
Definisi Operasional penelitian.........................................................
7
BAB II KAJIAN TEORI
A.
Deskripsi teori..……………………………………………………...
9
1. Pengertian Relokasi………………………………………….......
9
2. Konsep Pasar...............................................……………….…...
11
3. Kondisi Sosial ekonomi.....……………………………………...
14
4. Interaksi Sosial dalam Pasar.........................................................
18
5. Konsep Pedagang.........................................................................
20
B.
Penelitian Yang Relevan…………………………………………….
22
C.
Kerangka Pikir……………………………………………...............
23
x
11
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………….
24
B.
Pendekatan Penelitian…………………………………………….....
24
C.
Sumber dan Jenis Data Penelitian……………………………….......
25
D.
Teknik Penentuan Informan………………………………………....
26
E.
Teknik Pengumpulan Data…………………………………………..
28
F.
Teknik Pengolahan Data ..................................................................
29
G.
Teknik Analisis Data…………………………………………….......
30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………….......
31
1. Sejarah Singkat Pasar Panjang Laino Raha…………………….... 31
B.
Identitas Informan Penelitian………………………………………..
32
1. Jenis Kelamin Informan………………………………………….
32
2. Umur Informan………………………………………………....... 34
3. Tingkat Pendidikan Informan…………………………………..... 35
C.
4. Jumlah Tanggungan Informan......................................................
36
Hasil Penelitian……………………………………………...............
36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan……………………………………………...................... 131
B.
Saran……………………………………………................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
132
12
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Teks
Halaman
4.1
Inisial informan ...................................................................................
31
4.2
Identitas informan berdasarkan jenis kelamin ......................................
33
4.3
Identitas informan berdasarkan umur ...................................................
33
4.4
Identitas informan berdasarkan tingkat pendidikan ..............................
34
4.5
Identitas Informan berdasarkan jumlah tanggungan informan..............
35
4.6
Harga jual tiap jenis sayuran yang akan diperdagangkan di Pasar
Laino dan Pasar Panjang.......................................................................
4.7
Perbandingan jumlah sayuran yang akan dijual setiap responden saat
di Pasar Laino dan di Pasar Panjang per bulan.....................................
4.8
37
Perbandingan total modal sayuran tiap responden saat di pasar laino
dan pasar panjang..................................................................................
4.9
36
39
Perbandingan jumlah biaya pengeluaran pedagang sayur saat di pasar
laino dan pasar panjang per bulan.........................................................
42
4.10 Perbandingan total Harga sayuran tiap responden yang terjual per
bulan saat di pasar laino dan pasar panjang.................................................... 44
4.11 Perbandingan total harga sayuran yang tidak terjual per bulan saat di
pasar laino dan pasar panjang................................................................ 46
4.12 Perbandingan lama tersimpan sayuran saat di pasar laino dan pasar
panjang................................................................................................
47
4.13 Perbandingan Total pendapatan bersih tiap responden saat di pasar
laino....................................................................................................
49
4.14 Perbandingan harga jual tiap jenis bumbu saat di pasar laino dan di
pasar panjang.......................................................................................
51
4.15 Perbandingan Total Bumbu yang akan dijual per bulan saat di pasar 53
xii
13
laino dan di pasar panjang...................................................................
4.16 Perbandingan total modal yang dikeluarkan responden saat di
pasar laino dan pasar panjang...............................................................
54
4.17 Perbandingan total pengeluaran tiap responden per bulan saat di
pasar laino dan pasar panjang................................................................ 56
4.18 Perbandingan total harga barang setiap responden yang terjual per
bulan saat di pasar laino dan pasar panjang..........................................
58
4.19 Perbandingan total harga barang tiap responden yang tidak terjual
per bulan saat di pasar laino dan pasar panjang....................................
59
4.20 Perbandingan lama tersimpan barang saat di pasar Laino dan pasar
panjang..................................................................................................
60
4.21 Perbandingan total Pendapatan bersih per bulan tiap responden saat
di pasar laino dan pasar panjang...........................................................
62
4.22 Perbandingan harga jual RB saat di pasar laino dan pasar
panjang..................................................................................................
64
4.23 Perbandingan total barang yang akan dijual per bulaan saat di pasar
laino dan pasar panjang........................................................................
65
4.24 Perbandingan total modal yang dikeluarkan tiap responden per bulan
saat di pasar laino dan pasar panjang....................................................
66
4.25 Perbandingan total pengeluaran per bulan tiap responden saat di
pasar laino dan pasar panjang................................................................ 68
4.26 Perbandingan total barang yang terjual per bulan tiap responden saat
di pasar laino dan pasar panjang...........................................................
69
4.27 Perbandingan lama tersimpan RB saat di Pasar laino dan Pasar
Panjang.................................................................................................
71
4.28 Perbandingan total pendapatan bersih per bulan tiap responden saat di
pasar laino dan pasar panjang................................................................ 72
4.29 Perbandingan harga jual ikan saat di pasar laino dan pasar 73
xiii
14
panjang..................................................................................................
4.30 Perbandingan total ikan yang akan dijual tiap responden per bulan
saat di pasar laino dan pasar panjang....................................................
75
4.31 Perbandingan total modal yang dikeluarkan tiap responden per bulan
saat di pasar laino dan pasar panjang....................................................
76
4.32 Perbandingan total pengeluaran per bulan tiap responden saat di
pasar laino dan pasar panjang...............................................................
78
4.33 Perbandingan total harga ikan tiap responden yang terjual per bulan
saat di pasar laino dan pasar panjang....................................................
80
4.34 Perbandingan lama tersimpan ikan saat di Pasar Laino dan Pasar
Panjang.................................................................................................
82
4.35 Perbandingan total pendapatan bersih pedagang per bulan saat di
pasarlaino dan pasar panjang..............................................................
83
4.36 Perbandingan harga jual pakaian saji saat di pasar laino dan
pasar......................................................................................................
85
4.37 Perbandingan jumlah barang yang akan di jual saat di pasar laino
dan pasar panjang.................................................................................
86
4.38 Jumlah modal yang dikeluarkan peagang saat di pasar laino dan
pasar panjang........................................................................................
87
4.39 Jumlah biaya pengeluaran pedagang per bulan saat di pasar laino dan
pasar panjang.........................................................................................
90
4.40 Jumlah harga barang yang terjual per bulan saat di pasar laino dan
pasar panjang........................................................................................
91
4.41 Perbandingan lama tersimpan pakaian jadi saat di Pasar Laino dan
Pasar Panjang........................................................................................
92
4.42 Perbandingan total pendapatan bersih per bulan saat di pasar laino
dan pasar panjang..................................................................................
94
4.43 harga semabako saat di pasar laino dan pasar panjang.........................
96
xiv
15
4.44
Perbandingan jumlah sembako yang akan dijual per bulan saat di
pasar laino dan pasar panjang.............................................................
97
4.45 Perbandingan modal sembako tiap responden yang akan dijual per
bulan saat di pasar laino dan pasar panjang..........................................
98
4.46 Perbandingan total biaya pengeluaran per bulan pedagang sembako
saat di pasar laino dan pasar panjang....................................................
101
4.47 Perbandingan total harga jumlah barang setiap responden yang
terjual per bulan saat di pasar laino dan pasar panjang........................
104
4.48 Perbandingan lama tersimpan sembako saat di pasar Laino dan Pasar
panjang..................................................................................................
105
4.49 Total pendapatan bersih setiap responden saat di pasar laino dan
pasar panjang....................................................................................... 107
4.50 Perbandingan rata-rata pendapatan bersih seluruh pedagang saat di
Pasar Laino dan Pasar Panjang.............................................................
110
4.51 Persepsi pedagang terhadap dampak relokasi bagi pemenuhan
kebutuhan pedagang.............................................................................
110
4.52 Pendapat pedagang mengenai dampak relokasi terhadap timbulnya
konflik antar pedagang.........................................................................
113
4.53 Pendapat pedagang mengenai dampak relokasi pasar terhadap
persaingan antar pedagang....................................................................
116
4.54 Pendapat pedagang mengenai dampak relokasi terhadap kerjasama
antar pedagang......................................................................................
118
4.55 Pendapat pedagang mengenai dampak relokasi pasar terhadap
tingkat kenyamanan pedagang..............................................................
119
4.56 Pendapat pedagang mengenai keterjaminan sarana prasarana pasar
panjang dibanding pasar laino..............................................................
121
4.57 Pendapat pedagang mengenai keterjaminan keamanan pasar panjang
dibanding pasar laino............................................................................
xv
124
16
4.58 Alasan pedagang pindah lokasi berdagang ke depan lokasi pasar
lama.......................................................................................................
126
4.59 Alasan pedagang menetap di pasar panjang..........................................
128
xvi
17
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Teks
Halaman
2.1
Bagan Kerangka pikir ......................................................................
4.1
Pengaruh omset pedagang saat di pasar panjang
22
terhadap terjaminnya kebutuhan sehari-hari pedagang
dibanding saat di pasar Laino............................................................
4.2
Pendapat pedagang mengenai dampak relokasi terhadap timbulnya
konflik antar pedagang......................................................................
4.3
4.9
122
Pendapat pedagang mengenai keterjaminan keamanan Pasar
Panjang dibanding Pasar Laino.........................................................
4.8
120
Pendapat pedagang mengenai keterjaminan sarana prasarana Pasar
Panjang dibanding Pasar Laino.........................................................
4.7
118
Pendapat pedagang mengenai dampak relokasi terhadap
kenyamanan berdagang pedagang pedagang.....................................
4.6
116
Pendapat pedagang mengenai dampak relokasi terhadap kerjasama
antar pedagang...................................................................................
4.5
113
Pendapat pedagang mengenai dampak relokasi terhadap
persaingan antar pedagang.................................................................
4.4
111
125
Alasan pedagang pindah lokasi berdagang ke depan lokasi pasar
lama..................................................................................................
127
Alasan pedagang menetap di Pasar Panjang......................................
129
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar merupakan sebuah institusi, tempat pertemuan antara penjual dan
pembeli. Pasar merupakan salah satu lembaga yang paling penting dalam institusi
ekonomi dan salah satu penggerak dinamika kehidupan ekonomi. Berfungsinya
lembaga pasar sebagai institusi ekonomi tidak terlepas dari aktivitas yang
dilakukan oleh penjual dan pembeli (Damsar dalam Yulianti, 2011: 3). Saat ini,
pasar tidak hanya menjadi tempat terjadinya transaksi jual beli, tetapi pasar juga
mulai dijadikan sarana penggerak perekonomian, dinamika perekonomian suatu
kota ditentukan oleh seberapa jauh efisiensi penggunaan ruang atau pola
penggunaan ruang untuk aktivitas perekonomian di kota tersebut. Perkembangan
perekonomian kota ini secara spesifik akan ditentukan oleh dinamika sistem
perdagangan yang ada di kota itu dan juga di kawasan sekitarnya (Kiik dalam
Setyaningsih dan Susilo, 2014: 1).
Sampai saat ini, sarana perdagangan yang masih tetap eksis di lingkungan
perdesaan maupun perkotaan adalah pasar tradisional. Ada 4 fungsi ekonomi
yang dapat diperankan pasar tradisional, yaitu:
1. Pasar tradisional merupakan tempat dimana masyarakat dari berbagai lapisan
memperoleh barang-barang kebutuhan harian dengan harga yang relatif
terjangkau, karena seringkali relatif lebih murah dibandingkan dengan harga
1
2
yang ditawarkan pasar modern. Dengan kata lain bahwa pasar tradisional
merupakan pilar penyangga ekonomi masyarakat kecil.
2. Pasar tradisional merupakan tempat yang relatif bisa dimasuki oleh pelaku
ekonomi lemah yang menempati posisi mayoritas, terutama yang bermodal
kecil.
3. Pasar tradisional merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah, lewat
retribusi yang ditarik dari para pedagang.
4. Akumulasi aktivitas jual beli di pasar merupakan faktor penting dalam
perhitungan tingkat ekonomi baik pada skala lokal, regional maupun nasional.
Selain fungsi ekonomi di atas, pasar tradisional juga mempunyai fungsi
sosial, yaitu:
1. Pasar tradisional merupakan ruang untuk saling bertemu muka.
2. Pasar tradisional adalah tempat bagi masyarakat, terutama dari kalangan
bawah, untuk melakukan interaksi sosial dan tukar informasi atas segenap
permasalahan yang mereka hadapi (Blokosuto, Edisi 02 dalam Endrawanti,
2012: 78-79).
Pasar Laino terletak di jalan by pass, Kecamatan Batalaiworu, Kota Raha
kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Pasar Laino merupakan pasar tradisional
terbesar yang ada di kota Raha. Keberadaan Pasar Laino ini merupakan salah
satu dari berbagai sumber peningkatan perekonomian kota Raha, khususnya bagi
masyarakat kota Raha, karena sebagian besar masyarakat menggantungkan
3
hidupnya dari penghasilannya sebagai pedagang di Pasar Laino. Pasar ini tidak
hanya melibatkan masyarakat kota Raha saja sebagai penjual dan pembeli, tetapi
juga masyarakat yang ada di luar kota Raha, seperti masyarakat perdesaan,
misalnya desa Motewe, desa Kondongia, dan masih banyak lagi.
Agar pasar tradisional tidak terkesan kumuh, maka pemerintah kota Raha
mengambil sebuah kebijakan untuk menata pasar tradsional tersebut menjadi
pasar modern, dengan memindahkan lokasi pasar di jalan Lumba-lumba bagian
ujung, tepatnnya berada di belakang lokasi Pasar Laino lama. Sementara
pembangunan pasar modern dilakukan di lokasi Pasar Laino lama yang
sebelumnya telah dilakukan penggusuran pada kios-kios yang ada di pasar
tersebut. Pasar Laino lama terbagi menjadi dua wilayah, yaitu wilayah sebelah
barat dan sebelah timur yang dipisahkan oleh jalur jalan. Untuk sebelah timur
pasar ini, tidak dilakukan pemindahan dikarenakan pembanguna hanya
difokuskan pada wilayah sebelah barat saja. Berdasarkan hasil pidato yang
disampaikan oleh Bupati Kota Raha, bahwa pemindahan lokasi pasar ini, hanya
dilakukan selama 3 tahun saja seiring dengan pembangunan pasar modern,
kemudian dikembalikan ke lokasi semula.
Relokasi Pasar Laino ini bertujuan untuk menata lokasi perdagangan yang
disesuaikan dengan barang dagangannya, sehingga lebih teratur dan tertib. Selain
itu, relokasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para pedagang
di Pasar Laino. Relokasi pasar yang sebelumnya berada di Pasar Laino ke pasar
4
Panjang Laino, tidak serta merta meninggalkan permasalahan dilihat dari segi
sosial maupun ekonomi bagi para pedagang pasar yang direlokasi. Walaupun
pemindahan lokasi pasar tidak jauh dari lokasi Pasar Laino lama, namun tetap
saja ada perbedaan yang dirasakan oleh para pedagang dan juga masyarakat yang
melakukan kegiatan jual-beli di Pasar Panjang Laino. Penempatan lokasi pasar
baru yang berada di daerah timbunan laut kadangkala menyebabkan banjir kecil
pada saat musim hujan, dan panas terik saat musim kemarau, sehingga
mempengaruhi kedatangan pembeli, kondisi jalan yang kurang baik dan sebagian
belum diaspal, kemudian juga lokasi pasar baru yang memanjang sepanjang jalan
dan berada pada satu jalur jalan juga berpengaruh terhadap kedatangan para
pembeli, karena kebanyakan para pembeli hanya melakukan transaksi jual beli
pada kios-kios yang ada di dekat pintu masuk pasar, sedangkan kios-kios yang
berada pada daerah ujung pasar kadangkala sepi pengunjung, hal itu membuat
pedagang yang kiosnya berada pada daerah ujung pasar mengeluh karena
pendapatan mereka menurun akibat pengunjung yang sepi. Menyikapi hal
tersebut, muncul aksi pedagang yang melakukan perdagangan di luar area pasar
baru, walaupun seringkali ada aksi dari satpol PP untuk menertibkan pedagang
yang berdagang di depan lokasi lama, dan juga munculnya pedagang-pedagang
kecil di berbagai jalan di kota Raha. Namun, untuk saat ini sebagian besar
pedagang yang dulunya berdagang di pasar panjang khususnya yang dulunya
berdagang di pos tiga dan empat, kini telah membuat kios-kios baru di depan
5
lokasi pembangunan pasar modern, tepatnya di depan lokasi pasar laino lama,
yaitu di pinggir jalan, sehingga kios-kios yang berada pada pada pos tiga dan
empat kini tidak digunakan lagi untuk berdagang. Sebelumnya memang sudah
ada larangan dari pihak pemerintah khususnya Disperindag untuk menjajahkan
dagangan di depan lokasi pasar lama, namun karena aksi tersebut berpapasan
dengan suasana pemilihan umum, dan juga ada izin dari pihak pemerintah untuk
membiarkan para pedagang untuk berjualan di lokasi pasar lama, sehingga
sampai sekarang di depan lokasi pasar lama tetap di jadikan sebagai lokasi pasar.
Berdasarkan hasil observasi, banyaknya jumlah pedagang yang pindah di depan
lokasi pasar lama adalah 70% dari jumlah pedagang yang direlokasi di pasar
panjang, yang terdiri dari sebagian besar pedagang sayur, pedagang ikan,
pedagang bumbu, pedagang pakaian jadi, pedagang sembako, pedagang beras,
sebagian besar pedagang buah dan masih banyak lagi, dan untuk pedagang yang
menetap di pasar panjang adalah sebagian besar pedagang kosmetik, pedagang
emas, pedagang ikan kering, sebagian pedagang pecah belah, salon, pedagang
makanan ringan, sebagian pedagang sembako, sebagian pedagang pakaian jadi
dan lain sebagianya.
Fenomena yang akan peneliti kajia dalam penelitian ini, dalam dunia
geografi, masuk dalam kajian geografi sosial, dan geografi ekonomi, sehingga
untuk masalah dalam penelitian ini, bukan saja mahasiswa dari jurusan
pendidikan ekonomi ataupun dari jurusan ilmu sosial yang bisa melakukan
6
penelitian ini, namun pendidikan geografi pun bisa melakukan penelitian
berkaitan dengan masalah ini.
Dalam dunia pendidikan suatu penelitian sangat diperlukan karena dengan
kita sebagai penerus bangsa, harus mengetahui secara pasti kebenaran dari
pendidikan
dan
ilmu
pengetahuan
agar
tidak
terjadi
kesalahan
dan
kesimpangsiuran terhadap peserta didik nantinya. Sehingga dengan penelitian
yang peneliti lakukan tentang dampak relokasi pasar terhadap kondisi sosial
ekonomi pedagang pasar laino ini nantinya akan memberikan gambaran yang
nyata tentang fenomena yang terjadi dimasyarakat.
Dari uraian di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian guna
memperoleh kejelasan yang lebih detail tentang kondisi sosial ekonomi para
pedagang paska relokasi Pasar Laino ke Pasar Panjang Laino.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana dampak perubahan lokasi pasar terhadap kegiatan perekonomian
pedagang?
2.
Bagaimana dampak perubahan lokasi pasar terhadap permasalahan sosial
pedagang?
7
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi
tujuan penelitian ini yaitu:
1.
Untuk mendeskripsikan dampak perubahan lokasi pasar terhadap kegiatan
perekonomian pedagang
2.
Untuk mengidentifikasi dampak perubahan lokasi pasar terhadap masalah
sosial pedagang.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi masyarakat yang diteliti, kiranya dapat memberi masukan kepada
masyarakat sehingga menambah wawasan mengenai dampak relokasi pasar
terhadap konsisi sosial dan ekonomi yang mereka hadapi.
2. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan tentang seberapa besar dampak sosial
dan ekonomi relokasi pasar terhadap pedagang
dan mengetahui keadaan
lapangan yang sebenarnya, sehingga mampu memberikan solusi dalam
pemecahan masalah dalam masyarakat.
3. Bagi akademisi, kiranya dapat menjadi referensi tambahan terhadap bahan
penelitian selanjutnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
E. Defini Operasional Penelitian
1. Kondisi sosial yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah permasalah
sosial kaitannya dengan Interaksi sosial pedagang, dimana interaksi sosial
8
adalah hubungan timbal balik antara satu pedagang dengan pedagang lainnya,
seperti: kerjasama, persaingan, dan konflik.
2. Kondisi ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pendapatan
pedagang pasar laino setelah adanya relokasi pasar, dan juga dampak relokasi
terhadap pemenuhan kebutuhan hidup pedagang.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi teori
1.
Pengertian relokasi
Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang kegiatan ekonomi,
atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang
potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan
berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Lokasi
berbagai kegiatan seperti rumah tangga, pertokoan, pabrik, pertanian,
pertambangan, sekolah dan tempat ibadah tidaklah asal saja atau acak berada
di lokasi tersebut, melainkan menunjukkan pola dan susunan yang dapat
diselidiki dan dapat dimengerti (Tarigan dalam Setyaningsih, 2014: 5).
Pengertian relokasi dalam kamus Indonesia diterjemahkan relokasi
adalah membangun kembali perumahan, harta kekayaan, termasuk tanah
produktif, dan prasarana umum di lokasi atau lahan lain. Dalam relokasi
adanya objek dan subjek yang terkena dampak dalam perencanaan dan
pembangunan relokasi (Sari, 2006: 2).
Relokasi merupakan pemindahan suatu tempat ke tempat yang baru.
Relokasi adalah salah satu wujud kebijakan pemerintah daerah yang termasuk
dalam kegiatan revitalisasi. Revitalisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) berarti proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal
yang sebelumnya kurang terberdaya (Setyaningsih dan Susilo, 2014: 5).
9
10
Menurut Musthofa (2011: 17) Lokasi dan tempat relokasi baru adalah
faktor penting dalam perencanaan relokasi, karena sangat menentukan
kemudahan menuju lahan usaha, jaringan sosial, pekerjaan, bidang usaha,
kredit dan peluang pasar. Setiap lokasi mempunyai keterbatasan dan peluang
masing-masing. Memilih lokasi yang sama baik dengan kawasan yang dahulu
(tempatnya yang lama) dari segi karakteristik lingkungan, sosial budaya dan
ekonomi akan lebih memungkinkan relokasi dan pemilhan pendapatan
berhasil. Musthofa (2011: 17) Idealnya tempat relokasi baru sebaiknya secara
geografis dekat dengan tempat lama asli untuk mempertahankan jaringan
sosial dan ikatan masyarakat yang sudah baik.
Menurut
Losch
(dalam
Irawan, 2015: 10),
untuk
mencapai
keseimbangan ekonomi ruang harus memenuhi beberapa syarat berikut ini:
1) Setiap lokasi usaha menjamin keuntungan maksimum bagi penjual
maupun pembeli
2) Terdapat cukup banyak usaha pertanian dengan penyebaran cukup
merata, sehingga seluruh permintaan yang ada dapat dilayani
3) Konsumen bersikap indifferent terhadap penjual manapun dan satusatunya pertimbangan untuk membeli adalah harga yang rendah.
Berdasarkan uraian di atas, maka relokasi merupakan pemindahan lokasi
dari satu tempat ke tempat lain, dimana relokasi tersebut berhasil jika
pemindahan lokasi yang baru, tidak jauh dari lokasi yang lama, sehingga
11
komunikasi masyarakat dan jaringan sosial yang sudah baik masih bisa
dipertahankan.
2.
Konsep pasar
Pasar adalah keseluruhan permintaan dan penawaran barang, jasa, atau
faktor produksi tertentu (Ritonga, dkk, 2007: 86). Brian Berry dalam bukunya
Geography of Market (dalam Endrawanti, 2012: 80) menyatakan bahwa pasar
adalah tempat dimana terjadi proses tukar menukar. Proses ini terjadi bila ada
komunikasi antara penjual dan pembeli dan diakhiri dengan keputusan untuk
membeli barang tersebut. Pasar akan selalu mengalami perubahan terutama
secara fisik, mengikuti tingkah laku penggunanya.
Pasar adalah kegiatan penjual dan pembeli yang melayani transaksi jual
beli (Wicaksono, dkk, 2008). Menurut peraturan menteri perdagangan
Republik
Indonesia
nomor 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang pedoman
penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan dan toko
modern, dalam Bab I ayat 2, bahwa pasar adalah area tempat jual beli barang
dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat
perbelanjaan, pasar tradisional, mall, plasa, pusat perdagangan maupun
sebutan lainnya.
Secara umum, masyarakat mengenal dua jenis pasar yaitu pasar
tradisional dan pasar modern. Keduanya mempunyai ciri yang berbeda yang
jika dilihat dari bangunan, tempat berjualan, dan sistem jual beli yang
12
dilakukan. Pasar tradisional umumnya terdiri dari los atau tenda, tidak
permanen, dan lingkungannya tidak nyaman karena becek, kotor, bau, dan
tidak aman. Sedangkan pasar modern biasanya memiliki bangunan megah dan
permanen, fasilitas memadai, nyaman, aman, banyaknya diskon yang
ditawarkan, dan harga yang tercantum pasti (Izza, 2010: 4-5).
2.1 Pasar tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para
penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secara langsung.
Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang
kebutuhan pokok (Lufti, 2012: 4). Menurut Wicaksono, dkk (2008),
bahwa pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan
pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara
langsung, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan
dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual atau suatu pengelola pasar.
Wiryomartono (dalam Endrawanti, 2012: 80) mengemukakan
bahwa, pasar tradisional adalah kejadian yang berkembang secara
periodik, dimana yang menjadi adalah interaksi sosial dan ekonomi dalam
suatu peristiwa. Pasar berasal dari kata ‘peken” yang berarti kumpul.
Menurut peraturan menteri perdagangan republik Indonesia
nomor 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang
pedoman
penataan
dan
pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan dan toko modern,
13
dalam Bab I ayat 3 bahwa pasar tradisional adalah pasar yang dibangun
dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, Badan Usaha
Milik Negara dan Badan Usaha Milik daerah, termasuk kerjasama dengan
usaha dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda yang
dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat,
atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan proses jul
beli barang dagangan melalui tawar menawar.
2.2 Pasar modern
Pasar modern adalah pasar yang dibangun oleh pemerintah, swasta
atau koperasi yang dalam bentuknya berupa Mall, Super market,
Departement store, dan Shopping center dimana pengelolaannya
dilaksanakan secara modern dan mengutamakan pelayanan kenyamanan
berbelanja dengan manajemen berada disatu tangan, bermodal relatif kuat,
dan dilengkapi dengan harga yang pasti (Widodo, 2013: 31).
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun
pasar jenis ini, penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung
melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang
(berkode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara
mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga (Lufti, 2012: 4).
14
3.
Kondisi sosial ekonomi
Sosial ekonomi merupaka segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan yang ada dimasyarakat atau yang lebih umumnya
terkait dengan kesejahteraan masyarakat, untuk melihat kondisi sosial
ekonomi Melly G.Tan mengatakan dapat dilihat dari pekerjaan, pendidikan,
kesehatan, dan pemenuhan kebutuhan hidup dalam rumah tangga.
Berdasarkan ini, masyarakat dapat digolongkan kondisi sosial ekonomi atas,
menengah dan bawah (Koentjaraningrat dalam Zunaidi, 2013: 54).
Notoadmodjo (dalam Bachrir, 2013: 7) mengemukakan sosial ekonomi
adalah suatu konsep, dan untuk mengukur sosial ekonomi harus melalui
variable-variabel pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan pekerajaan.
Menurut Suparyanto (dalam Bachrir, 2013: 7) sosial ekonomi adalah
gambaran suatu keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari
segi sosial ekonomi. Gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan
sebagainya.
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara
sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat,
pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang
harus dimainkan oleh si pembawa status (Sumardi dalam Juariyah dan
Basrowi, 2010: 60).
15
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa, kondisi sosial ekonomi
adalah kondisi seseorang yang dapat diukur dari pendidikannya, pekerjaan,
pendapatan, dan lain-lain.
3.1 Pendidikan
Juariyah dan Basrowi (2010: 65) pendidikan adalah daya upaya
untuk memajukan budi pekerti, pikiran, dan jasmani manusia agar dapat
menunjukkan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan dari penghidupan
yang selaras, dengan alamnya dan masyarakat serta dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Soesanto (dalam
Juariyah dan Basrowi, 2010: 65) berpendapat bahwa melalui pendidkan
bagi individu yang berasal dari masyarakat miskin terbukalah kesempatan
baru untuk menemukan suatu lapangan baru yang memberikan hasil yang
lebih tinggi.
Kartono (dalam Batar, 2013: 12) pendidikan adalah segala
perbuatan yang etis, kreatif, sistematis dan internasional dibantu oleh
metode dan teknik ilmiah diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan
tersebut. Sedangkan menurut Soekanto (dalam Batar, 2013: 12)
pendidikan merupakan suatu alat yang membina dan mendorong
seseorang untuk berpikir rasional maupun logis, dapat menimbulkan
kesadaran untuk menggunakan waktu yang sebaik-baiknya dengan
16
menyerap banyak pengalaman mengenai keahlian dan keterampilan
sehingga menjadi cepat tanggap terhadap gejala sosial yang terjadi.
Menurut UU NO 20 Tahun 2003 (dalam Irawan, 2015: 23), tentang
tingkat pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi.
1. Pendidikan dasar terdiri dari:
a) Sekolah dasar atau Madrasah I’tidaiyah
b) SMP atau MTs
2. Pendidikan Menengah
a) SMA dan MA
b) SMK dan MAK
3. Pendidikan Tinggi
a) Akademik
b) Institut
c) Sekolah Tinggi
d) Universitas
3.2 Pendapatan
Winardi dalam Ajemain (2012: 16) mengemukakan bahwa
pendapatan adalah hasil berupa uang atau hasil lainnya yang dicapai dari
pada penggunaan kekayaan jasa atas manusia. Hal ini mengandung arti
bahwa
pendapatan
merupakan
sesuatu
yang
diperoleh
karena
17
pemanfaatan sesuatu yang lain yaitu pengunaan kekayaan dan jasa-jasa
tersirat juga adanya kemampuan dan keterampilan mengelola faktorfaktor tersebut untuk mendapatkan materi berupa kekayaan atau barang.
Boediono (dalam Aisah, 2015: 20) memberikan pengertian
pendapatan atau income dari seseorang adalah hasil penjualan dari faktorfaktor produksi yang ditentukan oleh dua hal, yaitu jumlah faktor-faktor
atau kekayaan yang dimiliki, dan harga jual perunit dari setiap kekayaan
faktor-faktor produksi. Menurut Sukirno (dalam Aisah, 2015: 20)
mengatakan bahwa, pendapatan adalah berupa uang materi atau keduanya
yang timbul karena penggunaan faktor produksi. Pendapatan pada
hekekatnya merupakan balas jasa dari faktor produksi yang didalamnya
upah, sewa tanah, bunga modal, laba dan pensiun.
Bila pendapatan ditinjau dari sisi hasil produkasi, maka pendapatan
kotor dimaksudkan sebagai jumlah produksi yang terjual dikalikan
dengan harga barang yang diproduksikan. Untuk mengetahui besarnya
pendapatan bersih yang diterima oleh produsen, maka pendapatan kotor
masih harus dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
produsen. Secara matematik, pendapatan bersih yang merupakan
keuntungan usaha dirumuskan sebagai berikut:
NI = TR – TC
Dimana:
18
NI = Net Income (Pendapatan bersih)
TC = Total Revenue (Total penerimaan)
TC = Total Cost (Total biaya)
(Miller dan Meines dalam Pia, 2011:21)
Dari beberapa pendapat ahli di atas, maka ditarik kesimpulan bahwa
pendapatan adalah hasil (uang atapun materi lainnya) dari penjualan
faktor-faktor produksi.
4.
Interaksi Sosial dalam Pasar
Sebagai makhluk sosial, manusia perlu berhubungan dan berkomunikasi
dengan orang lain. Begitu juga saat manusia berusaha untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya. Mereka pasti memerlukan kehadiran orang lain
agar kebutuhan hidupnya terpenuhi, oleh karena itu, manusia perlu melakukan
interaksi sosial antar sesamanya. Sardiman, dkk (2008: 48) Interaksi sosial
adalah hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara orang per
orang, kelompok-kelompok manusia, dan antara orang perorangan dengan
kelompok yang saling memengaruhi dalam hubungan timbal balik. Tujuan
interaksi sosial, antara lain:
1) Menjalin hubunga persahabatan
2) Menjalin hubungan usaha
3) Mendiskusikan sebuah persoalan
4) Melakukan kerjasama.
19
4.1 Kerja sama
Kerjasama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan
atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
bersama (Soekanto dalam Irawan, 2015: 26). Kerjasama timbul apabila
orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan
yang sama.
4.2 Akomodasi
Akomodasi
merupakan
suatu
cara
untuk
menyelesaikan
pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak
kehilangan kepribadiannya. Tujuan akomodasi yaitu untuk mengurangi
pertentangan antara individu, antar kelompok, dan antar individu dan
kelompok, untuk mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara
waktu agar terjadi kerja sama (Soekanto dalam Irwan, 2015: 27).
4.3 Persaingan
Persaingan merupakan suatu proses sosial, dimana individu atau
kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui
bidang-bidang kehidupan yang ada pada suatu masa tertentu menjadi
pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian publik atau dengan
mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman
atau kekerasan (Soekanto dalam Irawan, 2015: 27).
20
4.4 pertentangan (konflik)
Pertentangan adalah suatu proses sosial dimana individu atau
kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak
lawan dengan ancaman atau kekerasan (Soekanto dalam Irawan, 2015:
27).
5.
Konsep pedagang
Pedagang pasar adalah seseorang yang mempunyai usaha dan tempat
permanen sesuai dengan jenis usahanya dan dalam penampilan barang
dagangan mempunyai variasi baik dalam penataan, kemasan, kebersihan
sehingga bisa menarik para pembeli atau pelanggannya (Endrawanti, 2012:
85). Pedagang adalah perantara yang kegiatannya membeli barang dan
menjualnya kembali tanpa merubah bentuk atas inisiatif dan tanggung jawab
sendiri dengan konsumen untuk membeli dan menjualnya dalam partai kecil
atau per satuan (Sugiharsono, dkk dalam Santi 2015: 12).
Pedagang adalah orang atau institusi yang memperjualbelikan produk
atau barang, kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sosial ekonomi membedakan pedagang berdasarkan penggunaan dan
pengelolaan pendapatan yang dihasilkan dari perdagangan dan hubungannya
dengan ekonomi keluarga. Berdasarkan studi sosiologi ekonomi tentang
pedagang yang telah dilakukan oleh Mai dan Bucholt, dan lain-lain (dalam
Irawan, 2015: 12) dapat disimpulkan bahwa pedagang terbagi atas:
21
1) Pedagang professional yaitu pedagang yang menganggap aktivitas
perdagangan merupakan sumber utama dan satu-satunya bagi ekonomi
keluarga.
2) Pedagang semi professional adalah pedagang yang mengakui aktivitasnya
untuk memperoleh uang, tetapi pendapatan dari hasil perdagangan
merupakan sumber tambahan bagi ekonomi keluarga. Derajat tambahan
tersebut berbeda pada setiap orang dan masyarakat.
3) Pedagang subsitensi merupakan pedagang yang menjual produk atau
barang dari hasil aktivitas atas substensi untuk memenuhi ekonomi rumah
tangga. Pedagang semu adalah orang yang melakukan kegiatan
perdagangan karena hobi atau untuk mendapatkan suasana baru atau
untuk mengisi waktu luang. Pedagang jenis ini tidak mengaharapkan
kegiatan perdagangan sebagai sarana untuk memperoleh uang, malahan
mungkin saja sebaliknya ia akan meperoleh kerugian dalam berdagang.
Berdasarkan pengertian ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pedagang adalah orang yang mempunyai usaha dalam menjual barangbarang keperluan masyarakat dan membuat barang dagangannya tersebut
semenarik mungkin agar menarik minat pembeli.
22
B. Penelitian yang relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
Dede Reski Irawan (2015), Dampak Relokasi pasar terhadap kondisi sosial
ekonomi pedagang di pasar Bonggoeya Kendari. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Eknomi Koperasi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Halu Oleo
kendari. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa: pertama perdagang
menyadari bahwa lokasi pasar yang berada didekat pemukiman warga padat
penduduk memberikan dampak yang positif, dengan tingkat pendapatan kotor
rata-rata dalam sebulan Rp 7.027.073 dengan rata-rata pengeluaran Rp.
4.668.049 dan rata-rata pendapatan bersih perbulan adalah Rp. 2.359.024. kedua,
peningkatan pendapatan penjualan pedagang terjadi sebab lokasi pasar yang
berada disepanjang jalan memudahkan pembeli
dan pedagang dalam
memasarkan barang dagangannya sehingga terjadilah peningkatan pendapatan
pedagang dimana terjadi peningkatan dengan rata-rata jumlah peningkatan
sebesar Rp 1.922.673, ketiga, peranan waktu dalam melakukan kegiatan
berdagang, bahwasanya pedagang dapat melakukan aktivitas jual beli dengan
rentang waktu yang cukup lama yakni dari pukul 05.00-23.00. keempat, kondisi
sosial pedagang dalam menjaga interaksi antar pedagang dan masyarakat serta
pemenuhan kebutuhan pendidikan anak dapat terlaksana. Namun yang menjadi
permasalahan pokok pedagang adalah adanya rencana pemindahan pedagang ke
lokasi pasar yang lama oleh pemerintah dan kecamatan.
23
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan uraian di atas, maka Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Relokasi pasar
Pedagang
permasalahan sosial
(interaksi pedagang),
seperti konflik,
kerjasama, dan
persaingan
Kondisi sosial
Dampak positif
Pendapatan pedagang
Kondisi ekonomi
Dampak negatif
Dampak positif
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir
Dampak negatif
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di pasar panjang laino Raha pada bulan JanuariFebruari 2016
B. Pendekatan penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi
kualitatif sebagai prosesdur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.
Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian
studi kasus dalam arti penelitian ini difokuskan pada satu fenomena saja yang
dipilih dan ingin dipahami mendalam, dengan mengabaikan fenomenafenomena yang lainnya. Sesuatu dijadikan kasus biasanya karena ada masalah,
kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi bisa juga sesuatu dijadikan kasus
meskipun tidak ada masalah, malahan dijadikan kasus karena keunggulan dan
keberhasilannya. Kasus ini bisa berkenaan dengan perorangan, kelompok
(kerja, kelas, sekolah, etnis, ras, agama, sosial, budaya, dll), keluarga, lembaga,
organisasi, daerah/wilayah, masyarakat, dll. Studi kasus diarahkan pada
mengkaji kondisi, kegiatan, perkembangan serta faktor-faktor penting yang
terkait dan menunjang kondisi dan perkembangan tersebut.
24
25
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian
1.
Sumber data
Untuk memperoleh data dan informasi yang valid, akurat serta
meyakinkan mengenai
dampak relokasi pasar terhadap sosial ekonomi
pedagang pasar laino maka sumber data sangat dibutuhkan. Sumber data
dalam penelitian ini adalah pedagang pasar laino.
2.
Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini ada 2, yaitu:
a. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari lokasi penelitian secara
langsung. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah sumber
data yang diperoleh di lokasi tempat penelitian melalui pengamatan untuk
mendapatkan informasi secara langsung mengenai dampak relokasi pasar
terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasar laino.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh
pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data dapat diperoleh melalui
data perpustakaan dan arsip daerah, mempelajari buku-buku yang
berhubungan dengan penelitian ini, dan laporan-laporan ilmiah terdahulu.
26
D. Teknik Penentuan Informan
Informan dalam penelitian, dipilih secara purposive yaitu pemilihan
informan ditentukan sendiri oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan. Dengan
pertimbangan bahwa informan yang dipilih adalah informan yang dianggap bisa
memberikan informasi yang akurat kepada peneliti, seperti yang dikemukakan
oleh Arikunto (2002:128) berpendapat bahwa Purposive Sampling adalah
Metode yang di dasarkan pada pertimbangan-pertimbangan bahwa informan
yang telah ditetapkan memiliki kompetensi, pengetahuan yang cukup dan
kredibilitas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam pedoman wawancara.
Dalam penelitian ini , pemilihan informan didasarkan kriteria dengan urutan
sebagai berikut:
1. Pedagang Pasar Laino yang direlokasi ke Pasar Panjang yang telah lama
berdagang dan mengetahui kondisi perkembangan Pasar.
2. Kepala Pasar sebagai pihak yang mengetahui lebih detail mengenai keadaan
Pasar panjang.
Adapun jumlah pedagang pasar panjang laino berdasarkan catatan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan yaitu sebanyak 1557, yang dipilah-pilah
berdasarkan jenis dagangannya masing-masing, diantaranya pedagang kosmetik
sebanyak 44 orang, sembako sebanyak 239 orang, bahan bangunan 14 orang,
bumbu sebanyak 92 orang, pakaian jadi sebanyak 135 orang, ikan basah
sebanyak 118 orang, RB sebanyak 113 orang, pecah belah 41 orang, beras
27
sebanyak 62 orang, sayur sebanyak 138 orang, dan masih banyak lagi, namun
dari banyaknya jumlah pedagang pasar panjang tersebut, yang dianggap paling
representative sebagai sampel penelitian yaitu jenis dagangan yang paling
banyak jumlah pedagangnya, yaitu sayur, ikan basah, RB, pakaian jadi,
semabako, dan bumbu, yaitu sebanyak 835 orang . Untuk menentukan besarnya
jumlah sampel dalam penelitian ini, digunakan rumus Taro Yamane (dalam
Sasmita, dkk, 2013: 5) yaitu:
n=
N
N .d 2  1
Keterangan:
Dimana n = jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan
Jumlah pedagang pasar panjang yang akan dijadikan informan sebanyak
(N) = 835 dan tingkat presisi d2 = 10%.
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel (n) untuk
pedagang pasar panjang adalah sebagai berikut:
n=
N
835
835
835



 89
2
2
N .d
835.0,01  1 8,35  1 9,35
28
sehingga diperoleh jumlah sampel 89 orang responden, dengan
distribusi tiap jenis dagangan adalah:
pedagang sembako
=
239
x89  25 orang
835
Pedagang RB
=
113
x89  12 orang
835
Pedagang sayur
=
138
x89  15 orang
835
Pedagang pakaian jadi =
135
x89  14 orang
835
Pedagang ikan basah =
118
x89  13 orang
835
Pedagang bumbu
92
x89  10 orang
835
=
89 orang
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini ada beberapa jenis pengumpulan data yang
digunakan penulis yaitu:
1. Observasi/pengamatan
yaitu
dengan
melakukan
pengamatan
lokasi
penelitian. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi
sosial ekonomi pedagang pasar laino.
29
2. Wawancara, yang merupakan metode pengumpulan data dengan cara
bertanya langsung kepada responden, dalam hal ini kepada pedagang.
3. Dokumentasi, yakni melakukan pencatatan berbagai dokumen yang ada.
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi pasar dan
segala kegiatan perekonomian yang ada di dalamnya yang dilakukan oleh
pedagang yang akan berdampak terhadap kondisi sosial ekonomi para
pedagang atau dengan berkomunikasi langsung untuk mendapatkan data
yang diperlukan dalam penelitian ini.
F. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengolah data yang telah diperoleh, digunakan teknik pengolahan
data:
1) Data-data dalam bentuk angka yang terukur (data kuantitatif) diolah dengan
perhitungan matematika sederhana (jumlah, selisih dan persentase) dan
perhitungan matematika tertentu dengan menggunakan perhitungan statistik
yang telah ditentukan rumusannya.
2) Data-data kualitatif (non numerik) diolah dengan menggunakan metode
deskriptif. Metode deskriptif adalah menjelaskan atau menggambarkan
fenomena yang terjadi dan berkaitan dengan penelitian Penyajian data yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) data naratif, menyajikan data
dalam bentuk narasi atau cerita; (2) data tabel, menyajikan data-data dalam
bentuk kolom dan baris.
30
G. Teknik Analisi Data
Dalam penelitian ini, akan dilakukan analisis data secara deskriptif
dimana data tersebut disajikan berdasarkan apa adanya berdasarkan fakta di
lapangan sesuai dengan obyek penelitian ini. Untuk melihat pendapatan bersih
atau keuntungan pedagang digunakan rumus:
NI = TR – TC
Dimana:
NI = Net Income (Pendapatan bersih)
TC = Total Revenue (Total penerimaan)
TC = Total Cost (Total biaya)
(Miller dan Meines dalam Pia, 2015: 21)
Dan untuk mengetahui dampak relokasi pasar terhadap kondisi sosial pedagang,
menggunakan Tally, yaitu menghitung jumlah atau frekuensi dari masingmasing jawaban dalam kuesioner, kemudian menghitung persentase jawaban
responden dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Hartono
(dalam Sunarna, 2010: 6) yaitu:
P=
f
ï‚´ 100 %
N
Keterangan:
P: Persentase
f.: Frekuensi data
N: Jumlah sampel yang diolah
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah singkat Pasar Panjang Laino Raha
Secara astronomis Pasar Panjang Laino terletak pada 4049ꞌ00.64ꞌꞌS
122043ꞌ49.04ꞌꞌE. Pasar panjang laino terletak di Kelurahan Laiworu,
Kecamatan Batalaiworu , Kota Raha, Kabupaten Muna. Pasar panjang
memiliki panjang ±1,2 km, dengan jalan sebagian diaspal dan kondisi jalan
yang sebagian berlubang. Dalam rangka pemindahan lokasi pasar sentral
laino ke pasar panjang, pemerintah
telah menyediakan 780 kios bagi
pedagang yang direlokasi dengan luas kios 2X3 meter, dan sisanya adalah
pedagang pelataran sebanyak 777 yang membuat tempat berdagang sendiri.
Pasar panjang laino dibangun di pinggir laut dengan sebagian wilayahnya
merupakan hasil timbunan laut. Dahulunya lokasi pasar panjang merupakan
bagian dari lokasi kampung nelayan, yang di dalamnya terdapat sekolah
pelayaran. Pasar panjang terbagi menjadi 4 pos, dimana pos kedua merupakan
kantor bagi Kepala Unit Pasar. Secara geografis lokasi pasar panjang terletak
pada batas-batas sebagai berikut:
-
Sebelah Utara berbatasan dengan Kel. Sidodadi
-
Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Pasar laino lama
-
Sebelah Barat berbatasan dengan RT 03 Kel. Laiworu
32
Pasar panjang laino mulai digunakan pada Bulan Mei tahun 2015.
Berbeda dengan pasar laino, pasar panjang laino tidak dilengkapi area parkir
sehingga pembeli yang akan berbelanja di pasar panjang laino kebanyakan
memarkir kendaraan mereka di pinggir jalan, atau di depan kios pedagang
sehingga menyebabkan kendaraan lain susah untuk lewat.
B. Identitas informan penelitian
1. Jenis Kelamin Informan
Berdasarkan bab sebelumnya, yang menjadi informan dalam penelitian
ini adalah pedagang pasar laino yang direlokasi ke Pasar panjang, dalam hal
ini tidak dibatasi berjenis kelamin perempuan ataupun laki-laki untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dalam pedoman wawancara.
Table 4.1 Inisial informan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Nama
DA
WN
WA
MU
WI
HE
NU
MI
WY
JU
WF
NI
RO
IN
HW
WU
Jenis kelamin
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
Frekuensi
2
4
3
1
3
1
2
1
2
2
2
1
1
1
1
3
33
No
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
Nama
SU
SA
NA
SH
YA
WL
FI
SF
MA
WS
DI
LI
WO
NS
WP
NL
WM
WD
RU
FI
LA
AM
LM
AD
DA
LH
LR
IF
RU
AS
LD
FA
UM
RA
JO
MA
LP
YU
JA
LK
Jenis kelamin
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
Frekuensi
2
3
1
1
1
1
1
1
2
3
1
1
1
1
1
1
3
1
1
2
3
2
1
1
1
2
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
34
No
57
58
59
60
Nama
LO
LT
JU
HA
Jenis kelamin
L
L
L
L
Frekuensi
1
1
1
1
89
JUMLAH
Sumber: Wawancara
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel. 4.2. Identitas informan berdasarkan jenis kelamin:
No
Jenis Kelamin Informan
Laki – laki
Perempuan
Jumlah
Sumber: Wawancara
1.
2.
Frekuensi
Persentase (%)
32
57
89
36
64
100,00%
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa informan yang paling banyak
jumlahnya adalah perempuan dengan jumlah 57 orang atau 64% , dan laki-laki
sebanyak 32 orang orang atau 36%.
2. Umur Informan
Jika dilihat dari segi umur, pedagang pasar panjang yang dijadikan
sebagai informan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel. 4.3. Identitas informan berdasarkan umur
No
1.
2.
3.
No
4.
Umur informan
20 – 30
31 – 40
41 – 50
Umur informan
51 – 60
Jumlah
Sumber: Wawancara
Frekuensi
4
25
35
Frekuensi
25
89
Persentase (%)
4
28
39
Persentase (%)
28
100%
35
Berdasarkan
tabel 4.3, terlihat bahwa tingkat umur yang dominan
adalah 41-50 tahun dengan persentase sebesar 39%, sementara tingkat umur
antar 31-40 tahun berkisar 28%, sedangkan umur 51-50 sekitar 28%, dan
tingkat umur 20-30 tahun berkisar 4%.
3. Tingkat Pendidikan Informan
Pendidikan dianggap sebagai sarana pencapaian kesejahteraan hidup
masyarakat karena apabila tingkat pendidikan masyarakanya tinggi, maka
akan tinggi pula pekerjaan dan pendapatan yang akan dihasilkan, sehingga
secara tidak langsung mereka akan mencapai taraf kesejahteraan hidup.
Komposisi tingkat pendidikan responden akan disajikan pada tabel 4.4.
Tabel. 4.4. Identitas informan berdasarkan tingkat pendidikan
No
Tingkat pendidikan
Frekuensi
Persentase (%)
25
28
31
5
89
28
31
35
6
100,00%
1.
2.
3.
4.
SD sederajat
SMP sederajat
SMA sederajat
Tidak Bersekolah
Jumlah
Sumber: Wawancara
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan formal
hingga ke jenjang SMA sudah cukup baik. Namun masih ada juga yang hanya
menyelesaikan sampai bangku SMP dan SD, bahkan tidak bersekolah hal
tersebut disebabkan karena faktor biaya.
36
4. Jumlah tanggungan informan
Tabel 4.5. Jumlah tanggungan pedagang pasar laino/pasar panjang
Jumlah tanggungan dalam
keluarga
(jiwa)
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah
Sumber: wawancara
Jumlah responden
(jiwa)
Presentase
(%)
6
11
25
20
9
13
5
89
7
12
28
22
10
15
6
100
Dari tabel 4.5, terlihat bahwa masing-masing para pedagang memiliki
tanggungan, dimana jumlah tanggungan dari setiap pedagang berfariasi, yaitu
antara 2-8 orang tanggungan.
C. HASIL PENELITIAN
1. Dampak Relokasi pasar terhadap kegiatan ekonomi pedagang
a. Dampak relokasi pasar terhadap pendapatan pedagang
1. Pedagang sayur
a. Harga jual tiap jenis sayuran
Harga tiap jenis sayuran yang akan diperdagankan biasanya dijual
dengan harga yang bervariasi baik itu saat di pasar laino maupun di pasar
panjang. Berikut ini akan disajikan daftat harga jual tiap jenis sayuran saat di
pasar panjang dan di pasar laino.
37
Tabel 4.6. Harga jual setiap jenis sayuran yang akan deperdagangka di pasar
laino dan pasar panjang
No
Jenis sayur
Harga tiap sayuran (ikat/buah)
Pasar Laino
Pasar Panjang
1
Bayam
2.000
2.000
2
Kangkung
2.000
2.000
3
Daun Singkong
1.500
2.000
4
Sawi
2.000
2.000
5
Nangka muda
10.000
10.000
6
Kelor
1.500
2.000
7
Pepaya
2.000
2.000
8
Kacang panjang
1.500
2.000
9
Pasele
1.500
2.000
10
Gambas
2.000
2.000
11
Daun labu
2.000
2.000
12
Paria
2.000
2.000
13
Mentimun
2.000
2.000
14
Daun ubi jalar
1.500
1.500
15
Paria
1.500
1.500
Sumber: Wawancara
Dari table 4.6 di atas terlihat bahwa, harga jual sayuran yang paling
tinggi adalah nangka muda yaitu dijual seharga Rp 10.000,- per buahnya, jika
dilihat, tidak ada perbedaan harga jual sayuran jenis nangka muda saat di
pasar laino dan pasar panjang, hal ini karena modal untuk membeli jenis
sayuran tersebut sama, jika modalnya berbeda, maka harga jualnyapun
berbeda. Sedangkan untuk jenis sayuran lainnya umumnya memiliki harga
jual yang sama yaitu berkisar antara Rp 1.500,- sampai Rp 2.000,-/ikatnya, hal
ini juga dipengaruhi oleh kesamaan modal. Menurut responden saat
wawancara, harga-harga jual tersebut kadang-kadang berubah. Hal tersebut
dipengaruhi oleh banyak sedikitnya barang yang didistribusikan. Jika barang
38
atau sayuran yang didistribusi banyak, maka harganya akan rendah, dan
sebaliknya, jika sayuran yang didistribusi sedikit, maka harganya akan tinggi,
baik itu harga ambil sayuran maupun harga jual sayuran.
b. Jumlah sayuran yang akan dijual
Tiap-tiap pedagang memiliki perbedaan terhadap jumlah barang yang
akan dijual. Adapun jumlah barang yang akan dijual setiap responden dapat
dilihat pada table 4.7.
Tabel 4.7. Perbandingan jumlah sayuran yang akan dijual setiap responden
saat di pasar laino dan di pasar panjang per bulannya
Jumlah sayuran (ikat/buah)
No
Pasar laion
Pasar panjang
Resp.
Per bulan
Per tahun
Per bulan
Per tahun
1
7.500
90.000
2.250
27.000
2
4.950
59.400
4.290
51.480
3
7.650
91.800
2.250
27.000
4
5.250
63.000
3.000
36.000
5
6.150
73.800
2.250
27.000
6
3.000
36.000
2.400
28.800
7
4.800
57.600
3.300
39.600
8
6.450
77.400
2.700
32.400
9
8.700
10.4400
3.360
40.320
10
5.400
6.4800
2.400
28.800
11
4.200
5.0400
2.520
30.240
12
5.700
6.8400
2.400
28.800
13
4.350
5.2200
2.700
32.400
14
6.150
7.3800
3.330
39.960
15
5.250
6.3000
2.910
34.920
Total
85.500
1.026.000
42.060
504.720
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 6 dan 7
Terhadap table 4.7 terlihat bahwa saat di pasar panjang jumlah barang
yang akan dijual paling tinggi adalah 7.650 ikat/buah perbulan atau 91.800
39
ikat/buah per tahu, sedangkan yang paling rendah adalah 4.200 ikat/buah per
bulan atau 5.040 ikat/buah per tahun. Untuk di pasar panjang jumlah barang
yang akan dijual oleh pedagang yang paling tinggi adalah 4.290 ikat/buah per
bulan atau 51.480 ikat/buah per tahun dan yang paling rendah adalah 2.250
ikat/buah per bulan atau 2.700 ikat/buah per tahun. Berdasarkan hasil
wawancara dengan pedagang, biasanya jumlah barang yang akan dijual tiap
harinya mempunyai jumlah yang relatif sama, tergantung modal yang mereka
miliki. Jumlah barang yang akan dijual saat di pasar laino dan di pasar
panjang memiliki perbedaan yang cukup jauh, dilihat dari jumlah tertinggi
barang yang akan dijual antara pasar laino dan pasar panjang bisa mencapai
selisih hingga 3.360 ikat/buah per bulan atau 40.320 ikat/buah per tahun. Para
pedagang mengakui bahwa, menurunnya jumlah barang yang akan dijual di
pasar panjang dibanding saat di pasar laino dikarenakan dagangan mereka
yang kurang laku, sehingga mereka takut untuk mengambil barang dagangan
dalam jumlah yang besar, karena akan membuat mereka rugi, jika kondisi
setiap harinya seperti itu. Alasan lainnya karena lokasi tempat berdagang
sayur yang berada di ujung pasar panjang sehingga mempengaruhi kedatangan
pembeli, sehingga dagangan mereka biasanya tidak habis terjual dan jika
barang dagangan mereka disimpanpun, tidak akan bertahan lama dan akhirnya
membusuk. Penurunan jumlah barang yang akan dijual juga dikarenakan
kekurangan modal bagi setiap responden, hal ini sesuai dengan pendapat Sari
40
(dalam Sasmita, dkk, 2013: 5) , bahwa Kekurangan modal kerja bagi sebagian
pedagang akan sangat membatasi kemampuan mengadakan persediaan barang
yang cukup.
c. Modal sayuran
Tabel 4.8. perbandingan total modal sayuran tiap responden saat di pasar laino
dan pasar panjang
Modal berdagang
No
Pasar laino
Pasar panjang
Resp. Per bulan
Per tahun (Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun (Rp)
(Rp)
1
16.080.000
192.960.000
4.950.000
59.400.000
2
4.590.000
55.080.000
4.290.000
51.480.000
3
6.480.000
77.760.000
2.250.000
27.000.000
4
4.800.000
57.600.000
3.000.000
36.000.000
5
5.700.000
68.400.000
2.250.000
27.000.000
6
2.880.000
34.560.000
4.300.000
51.600.000
7
6.300.000
75.600.000
3.000.000
36.000.000
8
5.940.000
71.280.000
2.700.000
32.400.000
9
8.040.000
96.480.000
3.360.000
40.320.000
10
5.100.000
61.200.000
2.400.000
28.800.000
11
3.960.000
47.520.000
2.520.000
30.240.000
12
5.160.000
61.920.000
2.400.000
28.800.000
13
4.050.000
48.600.000
2.700.000
32.400.000
14
5.820.000
69.840.000
3.330.000
39.960.000
15
4.920.000
59.040.000
2.910.000
34.920.000
Total 89.820.000
1.077.840.000
46.360.000
556.320.000
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 4 dan 5
Dari table 4.8, terlihat bahwa modal tertinggi yang dikeluarkan
responden saat di pasar laino bisa mencapai Rp 16.080.000,- per bulan atau
192.960.000,- per tahun sedangkan untuk modal terendah sebesar Rp
2.880.000,- per bulan atau Rp 3.456.000,- per tahun. Dan untuk di pasar
panjang, modal tertinggi yang dikeluarkan responden untuk membeli sayuran
41
adalah Rp 4.950.000,- per bulan atau Rp 59.400.000,- per tahun. Sesuai
dengan apa yang diungkapkan oleh responden saat wawancara modal yang
mereka keluarkan biasanya sama setiap harinya, namun juga disesuaikan
dengan omset yang mereka dapatkan, jika omsetnya meningkat, maka mereka
biasanya menambah modal jualan, dan sebaliknya. Modal yang mereka
keluarkan biasanya dihitung setiap harinya, dikarenakan sayuran yang akan
mereka jual tidak mungkin di ambil per bulan, mengingat sayuran yang tidak
tahan lama dan cepat busuk. Mereka mengungkapkan, bahwa menurunnya
modal yang mereka keluarkan karena kurang lakunya dagang mereka saat di
pasar panjang dibanding di pasar laino, sehingga mereka tidak mengeluarkan
modal dengan jumlah yang sama seperti saat di pasar laino karena takut
mengambil resiko kerugian yang besar, dan juga mereka tidak mempunyai
materi yang cukup untuk menambah modal karena pendapatan mereka yang
menurun. Mereka mengaku bahwa dengan modal begitu saja sudah membuat
mereka rugi, apalagi jika mereka menambah modal. Hal ini sesuai dengan
pernyataan yang diungkapkan oleh Ibu Wa Uli, bahwa:
“sedikit-sedikit sa ambil sayur sa kalo di pasar panjang, kita mo ambil
banyak juga percuma, tidak laku kita,mo curikan dimana uang untk tambah
modal, baru untuk apa juga mo tambah modal kalo cuman bikin rugi”.
(wawancara dilaksanakan pada hari Kamis 28 Januari 2016, pukul 11.15).
Beberapa pedagang sayurpun mengeluh saat peneliti menanyakan
tentang hal tersebut.
42
d. Biaya pengeluaran pedagang sayur
Tabel 4.9. Perbandingan jumlah biaya pengeluaran pedagang sayur saat di pasar laino dan pasar panjang per bulan
Biaya pengeluaran tiap responden
Pasar laino
Total pengeluaran
Pasar panjang
Total pengeluaran
No
Biaya
Kantong
Per bulan
Per tahun
Biaya
Kantong
Per bulan
Per tahun
Resp.
Transportasi plastik (Rp)
(Rp)
(Rp)
Transportasi plastik (Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
120.000
54.000
174.000
2.088.000
160.000
20.000
180.000
2.160.000
2
180.000
54.000
234.000
2.808.000
220.000
60.000
280.000
3.360.000
3
180.000
54.000
234.000
2.808.000
160.000
20.000
180.000
2.160.000
4
300.000
54.000
354.000
4.248.000
300.000
20.000
320.000
3.840.000
5
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
6
120.000
36.000
156.000
1.872.000
140.000
20.000
160.000
1.920.000
7
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
40.000
220.000
2.640.000
8
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
30.000
210.000
2.520.000
9
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
10
120.000
36.000
156.000
1.872.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
11
120.000
45.000
165.000
1.980.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
12
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
13
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
14
300.000
72.000
372.000
4.464.000
300.000
20.000
320.000
3.840.000
15
300.000
72.000
372.000
4.464.000
300.000
30.000
330.000
3.960.000
Total
2.460.000
801.000
3.261.000
39.132.000
3.020.000
380.000
3.400.000
40.800.000
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 1
43
Dari Table 4.9, dapat dijelaskan bahwa biaya pengeluaran yang
dimaksud dalam penelitian ini hanya berupa biaya transportasi dan biaya
kantong plastik, dimana biaya pengeluaran responden tertinggi saat di pasar
laino sebesar Rp 372.000,- per bulan atau Rp 4.464.000,- per tahun,
sedangkan biaya pengeluaran terendah sebesar Rp 156.000,- per bulan atau
Rp 1.872.000,- per tahun. Untuk di pasar panjang, biaya pengeluaran tertinggi
yang digunakan responden adalah sebesar Rp 330.000,- per bulan atau Rp
3.960.000,- per tahun dan biaya pengeluaran terendah sebesar Rp 160.000,per bulan atau Rp 1.920.000,- per tahun. Para responden mengungkapkan
mereka tidak mempunyai alat transportasi pribadi yang bisa digunakan untuk
membantu dalam proses berdagang,, tetapi mereka menggunakan jasa ojek
untuk hal tersebut. Sehingga jika dilihat, terjadi peningkatan biaya transportasi
saat di pasar panjang. Saat wawancara, para responden mengungkapkan
bahwa, ada perbedaan biaya jasa ojek saat di pasar laino dan di pasar panjang,
dimana saat di pasar panjang, biaya ojek meningkat yang disebabkan
meningkatnya harga BBM saat itu, selain itu, meningkatnya biaya transportasi
sebagian responden saat di pasar panjang karena meningkatnya penggunaan
jasa ojek saat di pasar panjang jika dibanding saat di pasar laino. Saat di pasar
panjang sebagian responden menggunakan jasa ojek sebanyak 3 kali, yaitu
saat perjalan dari lokasi tempat tinggal ke pasar panjang, saat pulang kembali
ke rumah, ditambah lagi saat berpindah lokasi berdagang. Mereka
mengungkapkan bahwa, sebagian dari mereka sering berpindah lokasi tempat
44
berdagang di pasar panjang yaitu bagian ujung ke bagian depan pasar panjang
atau kadang juga di depan lokasi pembangunan pasar laino lama.
Untuk biaya pengeluaran kantong plastik, saat di pasar panjang rata-rata
penggunaan kantong plastik menurun, karena jumlah dagangan mereka yang
sedikit, sehingga penggunaan kantong plastikpun berkurang.
e. Jumlah sayuran yang terjual
Tabel 4.10. Perbandingan total Harga sayuran tiap responden yang terjual per
bulan saat di pasar laino dan pasar panjang
Total harga barang yang terjual
No
Pasar laino
Pasar panjang
Resp.
Per bulan
Per tahun (Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun (Rp)
(Rp)
1
19.155.000
229.860.000
5.820.000
69.840.000
2
7.710.000
92.520.000
6.300.000
75.600.000
3
8.520.000
102.240.000
2.820.000
33.840.000
4
7.920.000
95.040.000
3.540.000
42.480.000
5
9.735.000
116.820.000
2.820.000
33.840.000
6
4.110.000
49.320.000
4.620.000
55.440.000
7
8.355.000
100.260.000
4.140.000
49.680.000
8
10.065.000
120.780.000
3.300.000
39.600.000
9
12.720.000
152.640.000
4.380.000
52.560.000
10
9.375.000
112.500.000
2.880.000
34.560.000
11
6.315.000
75.780.000
3.000.000
36.000.000
12
7.950.000
95.400.000
3.000.000
36.000.000
13
6.420.000
77.040.000
3.420.000
41.040.000
14
6.887.400
82.648.800
4.200.000
50.400.000
15
6.705.000
80.460.000
3.600.000
43.200.000
1.583.308.800
57.840.000
694.080.000
Total 131.942.400
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 8 dan 9
Dari table 4.10 terlihat bahwa, total harga sayuran terjual responden
yang tertinggi saat di pasar laino bisa mencapai Rp 19.155.000,- per bula atau
Rp 229.860.000,- per tahun, dan total harga harga sayuran terjual yang
45
terendah adalah sebesar Rp 4.110.000,- per bulan atau Rp 49.320.000,- per
tahun, sedangkan untuk di pasar panjang, total harga sayuran terjual yang
tertinggi adalah sebesar Rp 6.300.000,- per bulan atau Rp 75.600.000,- per
tahun, dan total harga sayuran terjual yang terendah adalah sebesar
Rp
2.820.000,- per bulan atau Rp 33.840.000,- per tahun. Dari data tersebut,
penurunan total harga barang yang terjual dipengaruhi oleh kurangnya
pengunjung saat di pasar panjang dibanding saat di pasar laino, hal tersebut
dikarenakan lokasi berdagang pedagang sayur yang berada di bagian ujung
pasar mempengaruhi kedatangan pembeli, dan juga karena adanya pasar kecil
yang dibangun oleh pedagang yang tidak mempunyai lokasi berdagang di
pasar panjang yang membangung pasar kecil di pinggir jalan yang tidak
terlalu jauh dari pasar panjang, sehingga mempengaruhi kedatangan pembeli
ke pasar panjang, sebagian dari mereka memilih membeli sayuran yang ada di
pasar kecil tersebut dibanding harus jauh-jauh ke pasar panjang lagi.
f. Jumlah sayuran yang tidak terjual
Tabel 4.11 Perbandingan total harga sayuran yang tidak terjual per bulan saat
di pasar laino dan pasar panjang
Total harga barang yang tidak terjual
No
Pasar laino
Pasar panjang
Resp. Per bulan
Per tahun (Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun (Rp)
(Rp)
1
9.795.000
117.540.000
2.880.000
34.560.000
2
1.290.000
15.480.000
2.280.000
27.360.000
3
2.430.000
29.160.000
1.920.000
23.040.000
4
1.455.000
17.460.000
2.460.000
29.520.000
5
1.440.000
17.280.000
1.680.000
20.160.000
6
1.590.000
19.080.000
300.000
3.600.000
46
Total harga barang yang tidak terjual
Pasar laino
Pasar panjang
Per bulan
Per tahun (Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun (Rp)
(Rp)
7
289.5000
34.740.000
4.860.000
58.320.000
8
156.0000
18.720.000
2.100.000
25.200.000
9
206.1750
24.741.000
2.340.000
28.080.000
10
675.000
8.100.000
2.160.000
25.920.000
11
1.005.480
12.065.760
2.040.000
24.480.000
12
1.200.000
14.400.000
1.500.000
18.000.000
13
1.530.000
18.360.000
1.830.000
21.960.000
14
1.890.000
22.680.000
2.460.000
29.520.000
15
2.070.000
24.840.000
2.520.000
30.240.000
394.646.760
33.330.000
399.960.000
Total 32.887.230
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 10 dan 11
No
Resp.
Berdasarksn tabel 4.11, total harga sayuran yang tidak terjual per
tahun untuk semua responden adalah Rp 394.646.760,- , dengan total terendah
sebesar Rp 8.100.000,-, dan total tertinggi sebesar Rp 117.540.000,sedangkan untuk di pasar panjang total harga sayuran yang tidak terjual per
tahun untuk semua responden adalah Rp 33.330.000,- .Jika ditinjau, total
harga sayuran yang tidak terjual di pasar panjang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan total harga sayuran yang tidak terjual saat di pasar laino.
g. Lama tersimpan sayuran
Tabel 4.12. Perbandingan lama tersimpan sayuran saat di pasar laino dan
pasar panjang
No. Resp
Pasar laino
Pasar panjang
1
1-2 hari
Sampai busuk
2
1-2 hari
1-2 hari
3
1-2 hari
Sampai busuk
4
1-2 hari
Sampai busuk
5
1-2 hari
Sampai busuk
6
1-2 hari
Sampai busuk
7
1-3 hari
Sampai busuk
47
No. Resp
8
9
10
11
12
13
14
15
Sumber: Wawancara
Pasar laino
1-2 hari
1-2 hari
1-2 hari
1-2 hari
1-2 hari
1-2 hari
1-2 hari
1-2 hari
Pasar panjang
Sampai busuk
Sampai busuk
Sampai busuk
Sampai busuk
Sampai busuk
Sampai busuk
Sampai busuk
Sampai busuk
Dari tabel di atas, rata-rata lama tersimpan barang para pedagang saat
di pasar laino adalah 1-2 hari. Sedangkan saat di pasar panjang, barang
tersimpan sampai busuk. Menurut pedagang, saat di pasar panjang, sayuran
yang tidak laku terjual, biasanya mereka bawa pulang dan menawarkannya ke
tetangga-tetangga mereka, namun adakalanya sayuran yang sudah terlanjur
layu karena lama terjual, mereka membuangnya ke laut atau ditempat-tempat
sampah, karena tidak bisa diual lagi keesokan harinya.
h. Pendapatan Bersih
Pendapatan bersih (net income) dalam penelitian ini diperoleh dengan
mengurangkan total pengeluaran dan total penerimaan pada periode tertentu,
baik itu ditinjau per hari maupun per bulan. Besar kecilnya pendapatan bersih
tergantung pada besarnya total penerimaan. Jika penerimaan pada periode
tertentu besar, maka pendapatan bersihnyapun besar, dan sebaliknya, jika total
penerimaan dalam periode tertentu kecil, maka pendapatan bersihnyapun akan
kecil. Dengan demikian secara tidak langsung besarnya pendapatan bersih
juga ditentukan oleh oleh besarnya pengeluaran karena besarnya penerimaan
48
tergantung pada besarnya pengeluaran. Pendapatan bersih yang diperoleh oleh
setiap responden pedagang sayur saat di pasar laino dan pasar panjang
disajikan pada table 4.13
49
Tabel 4.13 Perbandingan Total pendapatan bersih tiap responden saat di pasar laino
No
Resp.
Total pendapatan bersih saat di pasar laino
Total Biaya
Total
Pendapatan Bersih (NI)
(TC)
Penerimaan
(Rp)
(Rp)
(TR)
Per bulan
Per tahu (Rp)
(Rp)
(Rp)
1
16.254.000
19.155.000
2.901.000
34.812.000
2
4.824.000
7.710.000
2.886.000
34.632.000
3
6.714.000
8.520.000
1.806.000
21.672.000
4
5.154.000
7.920.000
2.766.000
33.192.000
5
5.874.000
9.735.000
3.861.000
46.332.000
6
3.036.000
4.110.000
1.074.000
12.888.000
7
6.474.000
8.355.000
1.881.000
22.572.000
8
6.114.000
10.065.000
3.951.000
47.412.000
9
8.214.000
12.720.000
4.506.000
54.072.000
10
5.256.000
9.375.000
4.119.000
49.428.000
11
4.125.000
6.315.000
2.190.000
26.280.000
12
5.334.000
7.950.000
2.616.000
31.392.000
13
4.224.000
6.420.000
2.196.000
26.352.000
14
5.892.000
6.887.400
995.400
11.944.800
15
5.292.000
6.705.000
1.413.000
16.956.000
Total
92.781.000
131.942.400 39.161.400 469.936.800
Rerata
6.185.400
8.796.160
2.610.760
31.329.120
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 13
Total pendapatan bersih saat di pasar panjang
Total Biaya
Total
Pendapatan Bersih (NI)
(TC)
Penerimaan
(Rp)
(Rp)
(TR)
Per bulan
Per tahu
(Rp)
(Rp)
(Rp)
5.172.000
5.820.000
648.000
7.776.000
4.612.000
6.300.000
1.688.000
20.256.000
2.532.000
2.580.000
288.000
3.456.000
3.402.000
3.540.000
138.000
1.656.000
2.472.000
2.820.000
348.000
4.176.000
4.460.000
4.620.000
160.000
1.920.000
3.242.000
4.140.000
898.000
10.776.000
2.932.000
3.300.000
368.000
4.416.000
3.582.000
4.380.000
798.000
9.576.000
2.622.000
2.640.000
258.000
3.096.000
2.742.000
3.000.000
258.000
3.096.000
2.622.000
3.000.000
378.000
4.536.000
2.922.000
3.420.000
498.000
5.976.000
3.732.000
4.200.000
468.000
5.616.000
3.240.000
3.300.000
360.000
4.320.000
50650.000 5.7840.000
7.554.000
90.648.000
3.352.400
3.856.000
503.600
6.043.200
50
Berdasarkan tabel 4.13, dapat dilihat bahwa pendapatan bersih seluruh
responden pedagang sayur saat di pasar laino adalah Rp 39.161.400,- per
bulan atau Rp 469.936.800,- per tahun. Pendapatan bersih terendah sebesar
Rp 995.400,- atau Rp 11.944.800,- per tahun, dan pendapatan bersih tertinggi
sebesar Rp 4.506.000,- per bulan atau Rp 54.072.000,- per tahun. Sedangkan
untuk di pasar panjang dapat dilihat bahwa pendapatan bersih seluruh
responden saat berdagang di pasar panjang adalah sebesar Rp 7.434.000,- per
bulan atau Rp 89.208.000,- per tahun dengan pendapatan bersih terendah
sebesar Rp 138.000,- per bulan atau Rp 1.656.000,-, dan pendapatan bersih
tertinggi sebesar Rp 1.688.000,- per bulan atau 20.256.000,- per tahun. Antara
pendapatan bersih yang pedagang peroleh saat di pasar laino ke pasar panjang
mengalami penurunan, jika dilihat rerata dari keseluruahn pendapatan bersih
pedagang saat di pasar laino sebesar Rp 2.610.760 atau Rp 31.329.120,- per
tahun, sedangkan di pasar panjang rerata dari keseluruhan pendapatan bersih
pedagang sebesar Rp 503.600 ,- per bulan atau Rp 6.043.200,- per tahun.
Dalam hal ini, dengan adanya relokasi pasar laino ke pasar panjang
berpengaruh terhadap
pendapatan pedagang sayur, dimana rata-rata
pendapatan pedagang sayur menjadi menurun.
51
2. Pedagang Bumbu
a. Harga jual bumbu
Tabel 4.14. Perbandingan harga jual tiap jenis bumbu saat di pasar laino dan
di pasar panjang
No
Jenis Bumbu
Harga masing-masing bumbu
Pasar laino
Pasar panjang
Satuan
Harga
Satuan
Harga
1
Tomat
Kg
12.000
Kg
12.000
2
Bawang merah
Liter
30.000
Liter
25.000
3
Bawang putih
Liter
30.000
Liter
15.000
4
Lombok
Liter
40.000
Liter
25.000
5
Kentang
Kg
20.000
Kg
20.000
6
Wortel
Kg
30.000
Kg
30.000
7
Minyak
Liter
15.000
Liter
15.000
8
Gula pasir
Kg
13.000
Kg
14.000
9
Garam
Bungkus
1.500
Bungkus
2.000
10
Masako
Renteng
5.000
Renteng
5.000
11
Ladaku
Renteng
12.000
Renteng
12.000
12
Sajiku
Bungkus
6.000
Bungkus
6.000
13
Terigu
Kg
6.000
Kg
7.000
14
Tempe
Bungkus
5.000
Bungkus
5.000
15
Tahu
Bungkus
1.250
Bungkus
1.250
Sumber: Wawancara
Dari tabel 4.14, terlihat bahwa dari beberapa jenis bumbu yanga ada,
jenis bumbu yang paling tinggi harga jualnya saat di pasar laino adalah
Lombok, yaitu sebesar Rp 40.000,- per liter, dan yang harga jualnya paling
rendah adalah Tahu, yaitu sebesar Rp 1.250,- per potong. Untuk di pasar
panjang, harga jual bumbu yang paling tinggi adalah wortel dengan harga
sebesar Rp 30.000,- per kg, dan untuk harga yang paling rendah sama dengan
di pasar laino, yaitu tahu. Untuk jenis bumbu Lombok, tidak selalu dijual per
liter, tergantung dari permintaan dari pembeli, kadang kala, penjual menakar-
52
nakar, jika pembeli ingin membeli pertakarannya, dimana harga jual tiap
takaran itu beragam, tergantung dari besar kecilnya takaran, dan harga tiap
takarnya itu bisa mencapai Rp 1.000-Rp 5.000,-/takaran. Begitu juga dengan
Bawang merah dan bawang putih. Jika dilihat, harga-harga jual saat di pasar
laino dan pasar panjang dominan sama, namun ada beberapa jenis bumbu
yang harganya berbeda, dimana saat di pasar laino harganya tinggi, sedangkan
di pasar laino harga jualnya mulai menurun, seperi harga Lombok, dimana
saat di pasar laino harga lombok tinggi sedangkan saat di pasar panjang
menjadi menurun, hal ini disebabkan oleh distribusi barang di pasar tersebut.
Jika distribusi barang banyak, maka harganya akan menurun, dan jika sedikit,
maka harganya akan naik. Dan itu berlaku untuk semua jenis bumbu. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat dari Budiono (dalam Siburian, dkk, 2012:1),
bahwa tingginya harga mencerminkan kelangkaan dari barang tersebut.
Apabila kuantitas barang yang diminta melebihi kuantitas barang yang
ditawarkan, maka harga akan naik. Sebaliknya apabila kuantitas barang yang
ditawarkan lebih banyak dari pada kuantitas barang yang diminta, maka harga
cenderung turun.
53
b. Jumlah bumbu yang akan dijual
Tabel 4.15. Perbandingan Total Bumbu yang akan dijual per bulan saat di
pasar laino dan di pasar panjang
Jumlah Bumbu
No
Pasar laino
Pasar panjang
Resp. Per bulan
Per tahun (unit)
Per bulan (unit)
Per tahun (unit)
(unit)
1
9.690
116.280
6.660
79.920
2
6.810
81.720
5.910
70.920
3
11.610
139.320
6.690
80.280
4
5.310
63.720
3.570
42.840
5
8.130
97.560
5.760
69.120
6
8.100
97.200
5.310
63.720
7
4.950
59.400
4.860
58.320
8
10.770
129.240
7.620
91.440
9
6.060
72.720
4.590
55.080
10
9.600
115.200
5.640
67.680
81.030
972.360
56.610
679.320
Total
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 16 dan 17
Berdasarkan tabel 4.15, bahwa saat di pasar laino, jumlah bumbu
tertinggi yang akan dijual sebesar 11.610 unit per bulan atau 139.320 unit per
tahun dan yang terendah adalah 4.950 unit per bulan atau 59.400 unti per
tahun, sedangkan untuk di pasar panjang, jumlah bumbu tertinggi yang akan
dijual oleh responden adalah 7.620 unit per bulan atau 91.440 unit per tahun,
dan jumlah bumbu terendah yang akan dijual sebesar 3.570 unit per bulan atau
42.840 unit per tahun. Jika dilihat dari keseluruhan jumlah barang yanga akan
dijual, perbedaan jumlah barang yang akan dijual saat di pasar laino jauh
berbeda dengan jumlah barang yang akan dijual saat di pasar panjang. Dari
hasil wawancara langsung dengan responden, jumlah barang yang aka dijual
biasanya sama tiap bulannya, baik itu di pasar laino maupun di pasar panjang,
54
hanya saja, jumlah barang tersebut bisa berubah jika barang tersebut lebih
cepat laku dibandingkan dari biasanya. Jenis bumbu yang akan dijual tidak
serta merta dibeli sekaligus, namun waktunya berbeda-beda, hal ini
disesuaikan dengan daya tahan bumbu dan juga lama tersimpan bumbu.
c. Modal bumbu
Tabel 4.16. Perbandingan total modal yang dikeluarkan rsponden saat di pasar
laino dan pasar panjang
Modal berdagang
No
Pasar laino
Pasar panjang
Resp.
Per bulan
Per tahun (Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun (Rp)
(Rp)
1
27.242.000
326.904.000
7.528.000
90.336.000
2
17.530.400
210.364.800
7.886.000
94.632.000
3
54.382.000
652.584.000
9.166.000
109.992.000
4
24.726.000
296.712.000
4.721.000
56.652.000
5
34.386.000
412.632.000
8.206.000
98.472.000
6
35.296.000
423.552.000
6.806.000
81.672.000
7
21.836.000
262.032.000
6.716.000
80.592.000
8
41.552.000
498.624.000
9.172.000
110.064.000
9
27.726.000
332.712.000
6.991.000
83.892.000
10
40.882.000
490.584.000
6.526.000
78.312.000
Total 325.558.400
3.906.700.800
73.718.000
884.616.000
Sumber: Hasil pengolaha data pada lampiran 14 dan 15
Dari tabel 4.16 di atas, dapat dijelaskan bahwa, modal tertinggi yang
dikeluarkan oleh responden saat di pasar laino sebesar Rp 54.382.000,- per
bulan atau Rp 652.584.000,- per tahun. Sedangkan saat di pasar panjang,
modal tertinggi yang dikeluarkan oleh responden sebesar Rp 9.172.000,- per
bulan atau Rp 110.064.000,- per tahun dan modal terendahnya sebesar Rp
4.721.000,- per bulan atau Rp 56.652.000,- per tahun. Dari data tersebut bisa
dilihat besarnya tingkat penurunan modal yang dikeluarkan responden saat di
55
pasar panjang, dimana selisih dari keseluruhan modal yang dikeluarkan oleh
responden antara saat di pasar laino dan pasar panjang bisa mencapai Rp
251.840.400, per bulan atau Rp 3.022.084.800,- per tahun.
Penyebab
penurunan modal tersebut diakui oleh para responden adalah karena
menurunnya jumlah barang yang terjual saat di pasar panjang. Sama halnya
dengan pedagang sayur, pedagang bumbu juga mengakui bahwa saat di pasar
panjang, barang dagangan mereka menjadi kurang laku, jadi percuma jika
banyak-banyak mengeluarkan modal tapi keuntungan yang mereka dapatkan
kurang, bahkan tidak bisa mencukupi kebutuhan. hal itulah yang membuat
mereka pindah lokasi berdagang dari pasar panjang ke lokasi pasar lama.
56
d. Biaya pengeluaran pedagang bumbu
Tabel 4.17. Perbandingan total pengeluaran tiap responden per bulan saat di pasar laino dan pasar panjang
Biaya pengeluaran tiap responden
Pasar laino
Total pengeluaran
Pasar panjang
Total pengeluaran
No
Biaya
Kantong
Per bulan
Per tahun
Biaya
Kantong
Per bulan
Per tahun
Resp.
Transportasi
plastik
(Rp)
(Rp)
Transportasi plastik (Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
2
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
40.000
220.000
2.640.000
3
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
4
180.000
54.000
234.000
2.808.000
300.000
20.000
320.000
3.840.000
5
180.000
54.000
234.000
2.808.000
300.000
20.000
320.000
3.840.000
6
180.000
36.000
216.000
2.592.000
300.000
40.000
340.000
4.080.000
7
180.000
54.000
234.000
2.808.000
300.000
40.000
340.000
4.080.000
8
180.000
54.000
234.000
2.808.000
300.000
30.000
330.000
3.960.000
9
180.000
54.000
234.000
2.808.000
300.000
20.000
320.000
3.840.000
10
180.000
36.000
216.000
2.592.000
300.000
20.000
320.000
3.840.000
1.620.000
504.000
2.124.000
25.488.000
2.640.000
290.000
2.910.000
34.920.000
Total
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 22
57
Dari tabel 4.17. di atas, dapat dilihat bahwa, pengeluaran yang
dikeluarkan oleh masing-masing responden ada kesamaan dari jumlah biaya
transportasi maupun jumlah biaya kantong plastik yang digunakan, hal ini
dikarenakan pada saat di pasar laino, sebagian besar responden menggunakan
jasa ojek untuk membantu mereka dalam proses berdagang, sehingga biaya
yang dikenakan oleh mereka sama, namun jika dilihat lagi, biaya transportasi
yang dikenakan kepada mereka, ada yang tinggi dan yang rendah, hal tersebut
disebabkan karena perbedaan jarak lokasi tempat tinggal dengan lokasi pasar.
Bagi para pedagang yang dikenakan biaya yang rendah, dikarenakan lokasi
tempat tinggal mereka yang tidak terlalu jauh dengan lokasi pasar, dan bagi
para pedagang yang dikenakan biaya yang tinggi dikarenakan lokasi tempat
tinggal mereka yang agak jauh dari lokasi pasar laino. Sedangkan untuk di
pasar panjang, biaya pengeluaran yang mereka gunakan meningkat, namun
jika dilihat, yang membuat keseluruhan biaya pengeluaran mereka menjadi
meningkat, karena biaya transportasi mereka yang meningkat. Sama halnya
dengan pedagang sayur, sebagian pedagang bumbu juga melakukan
perpindahan lokasi saat merasa dagangannya kurang laku saat berdagang di
pasar panjang, sehingga mempengaruhi biaya transportasi yang mereka
gunakan. Sedangkan untuk biaya kantong plastik, biaya kantong plastik yang
digunakan saat di pasar laino ke pasar panjang menjadi menurun, karena
jumlah dagangan mereka yang jumlah lebih sedikit dibanding saat di pasar
laino, sehingga mempengaruhi hal tersebut.
58
e. Jumlah bumbu yang terjual
Tabel 4.18. Perbandingan total harga barang setiap responden yang terjual per
bulan saat di pasar laino dan pasar panjang
Total harga barang yang terjual
No
Pasar laino
Pasar panjang
Resp.
Per bulan (Rp)
Per tahun(Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun(Rp)
1
31.830.000
381.960.000
8.130.000
97.560.000
2
19.732.500
236.790.000
8.692.500
104.310.000
3
58.440.000
701.280.000
9.590.000
115.080.000
4
27.270.000
327.240.000
5.870.000
70.440.000
5
37.740.000
452.880.000
8.720.000
104.640.000
6
37.860.000
454.320.000
8.760.000
105.120.000
7
24.120.000
289.440.000
7.900.000
94.800.000
8
43.815.000
525.780.000
10.412.500
124.950.000
9
30.330.000
363.960.000
7.760.000
93.120.000
10
43.290.000
519.480.000
8.710.000
104.520.000
4.253.130.000
84.545.000
1.014.540.000
Total 354.427.500
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 18 dan 19
Terhadap tabel 4.18, bahwa total harga barang yang terjual tertinggi
adalah sebesar Rp 58.440.000,- per bulan atau Rp 701.280.000,- per tahun,
dan total harga yang terendah sebesar Rp 19.732.500,- per bulan atau Rp
230.790.000,- per tahun. Sedangkan saat di pasar panjang, total harga barang
yang terjual tertingi sebesar Rp 10.412.500,- per bulan atau Rp 124.950.000,per tahun, dan total harga yang terjual terendah adalah sebesar Rp 5.780.000,per bulan atau Rp 70.440.000,- per tahun. Penurunan total harga yang terjual
antara pasar laino ke pasar panjang karena modal yang para pedagang
keluarkan saat di pasar panjang lebih kecil jika dbandingkan modal yang
dikeluarkan saat di pasar laino. Modal yang dikeluarkan saat berdagang akan
mempengaruhi total harga barang yang terjual atau pendapatan kotor, dimana
59
hal ini sesuai dengan defenisi modal dalam pengertian ekonomi yaitu modal
yaitu barang atau uang yang bersama-sama faktor-faktor produksi tanah dan
tenaga kerja menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa baru. Modal
merupakan input (faktor produksi) yang sangat penting dalam menentukan
tinggi rendahnya pendapatan. Tetapi bukan berarti merupakan faktor satusatunya yang dapat meningkatkan pendapatan (Sasmita, 2013: 6).
f. Jumlah bumbu yang tidak terjual
Tabel 4.19. Perbandingan total harga barang tiap responden yang tidak terjual
per bulan saat di pasar laino dan pasar panjang
Total harga barang yang tidak terjual
No
Pasar laino
Pasar panjang
Resp. Per bulan
Per tahun (Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun (Rp)
(Rp)
1
2.152.000
25.824.000
3.373.900
40.486.800
2
1.783.250
21.399.000
3.827.100
45.925.200
3
3.499.000
41.988.000
2.065.500
24.786.000
4
1.034.000
12.408.000
3.451.400
41.416.800
5
1.878.000
22.536.000
3.321.000
39.852.000
6
1.511.000
18.132.000
3.285.200
39.422.400
7
869.000
10.428.000
4.301.300
51.615.600
8
2.163.000
25.956.000
120.750
1.449.000
9
1.410.000
16.920.000
3.431.800
41.181.600
10
2.204.000
26.448.000
34.030.600
408.367.200
222.039.000
61.208.550
734.502.600
Total 18.503.250
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 20 dan 21
Dari tabel 4.27, terlihat bahwa total harga barang yang tidak terjual
tertinggi adalah sebesar Rp 3.499.000,- per bulan atau Rp 41.988.000,- per
tahun, dan total terendah sebesar Rp 869.000,- per bulan atau Rp 10.428.000,per tahun, sedangkan untuk di pasar panjang, total harga bumbu yang tidak
terjual tertinggi adalah Rp 4.301.300,- per bulan atau Rp 51.615.600, per
60
tahun dan untuk total terendah sebesar Rp 120.750,- per bulan atau Rp
1.499.000,- per tahun. Dari total keseluruhan harga bumbu yang tidak terjual
antara pasar laino dan pasar panjang terlihat berbeda, dimana keseluruhan
total harga bumbu yang tidak terjual antara pasar panjang lebih tinggi di
banding dengan keseluruhan total harga bumbu yang tidak terjual di pasar
laino, hal ini diakibatkan karena, kurangnya pembeli yang berkunjung di Pasar
panjang.
g. Lama tersimpan bumbu
Tabel 4. 20. Perbandingan lama tersimpan barang saat di pasar Laino dan
pasar panjang
No. Resp
Pasar laino
Pasar panjang
1
1-10 hari
2 hari-1 bulan
2
1-10 hari
3 hari-1 bulan
3
1-7 hari
2 hari-3 minggu
4
1-7 hari
3 hari-1 bulan
5
1-10 hari
3 hari-1 bulan
6
1-14 hari
3 hari-1 bulan
7
1-14 hari
3 hari-1 bulan
8
1-10 hari
3 hari-1 bulan
9
1-8 hari
3 hari-1 bulan
10
1-10 hari
3 hari-1 bulan
Sumber: Wawancara
Berdasarkan tabel di atas, saat di Pasar laino, bumbu paling lama
tersimpan antara 2-14 hari, dan palin cepat yaitu 1-7 hari. Sedangkan saat di
pasar panjang, bumbu tersimpan paling lama tersimpan yaitu 3 haru sampai 1
bulan, dan paling cepat yaitu 2 hari sampai 3 minggu. Perbedaan lama
tersimpan bumbu saat di pasar laino dan pasar panjang, yaitu karena saat di
61
pasar panjang, barang dagangan para pedagang kurang laku jika dibandingkan
dengan saat di pasar laino.
62
h. Pendapatan bersih
Tabel 4.21. Perbandingan total Pendapatan bersih per bulan tiap responden saat di pasar laino dan pasar panjang
No
Resp.
Total pendapatan bersih saat di pasar laino
Total Biaya
Total
Pendapatan Bersih (NI)
(TC)
Penerimaan
(Rp)
(Rp)
(TR)
Per bulan
Per tahun
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
27.416.000
31.830.000
4.414.000
52.968.000
2
17.704.400
19.732.500
2.028.100
24.337.200
3
54.556.000
58.440.000
3.884.000
46.608.000
4
24.960.000
27.270.000
2.310.000
27.720.000
5
34.620.000
37.740.000
3.120.000
37.440.000
6
35.512.000
37.860.000
2.348.000
28.176.000
7
22.070.000
24.120.000
2.050.000
24.600.000
8
41.786.000
43.815.000
2.029.000
24.348.000
9
27.960.000
30.330.000
2.370.000
28.440.000
10
41.098.000
43.290.000
2.192.000
26.304.000
Total
327.682.400
31.830.000
26.745.100 320.941.200
Rerata
32.768.240
3.183.000
2.674.510
32.094.120
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 23
Total pendapatan bersih saat di pasar panjang
Total Biaya
Total
Pendapatan Bersih (NI)
(TC)
Penerimaan
(Rp)
(Rp)
(TR)
Per bulan
Per tahun (Rp)
(Rp)
(Rp)
7.728.000 8.130.000
402.000
4.824.000
8.126.000 8.692.500
586.500
7.038.000
9.366.000 9.590.000
224.000
2.688.000
5.041.000 5.870.000
829.000
9.948.000
8.526.000 8.720.000
194.000
2.328.000
7.146.000 8.760.000
1.614.000
19.368.000
7.056.000 7.900.000
844.000
10.128.000
9.502.000 10.412.500
910.500
10.926.000
7.311.000 7.760.000
449.000
5.388.000
6.846.000 8.710.000
1.864.000
22.368.000
76.648.000 84.545.000
7.917.000
95.004.000
7.664.800 8.454.500
791.700
9.500.400
63
Berdasarkan tabel 4.21, terlihat bahwa, total pendapatan tertinggi yang
diperoleh pedagang saat berdagang di pasar laino bisa mencapai Rp 4.414.000,per bulan atau Rp 52.968.000,- per tahun, dan total terendah yang diperoleh
pedagang adalah Rp 2.029.00,- per bulan atau Rp 24.348.200,- per tahun.
Sedangkan untuk di Pasar panjang, pendapatan bersih tertinggi yang diperoleh
pedagang adalah sebesar Rp 1.864.000,- per bulan atau Rp 22.368.000,-, dan
untuk pendapatan bersih terendah yang diperoleh pedagang sebesar Rp 224.000,per bulan atau Rp 2.688.000,- per tahun. Untuk pedagang bumbu, semua
responden diambil dari para pedagang yang pindah lokasi ke depan lokasi pasar
lama. Karena alasan pendapatan saat di Pasar panjang itulah sehingga mereka
memutuskan untuk pindah ke lokasi pasar lama. Dari informasi yang didapat dari
responden, sebelum diizinkannya para pedagang untuk pindah ke depan lokasi
pasar yang lama, sebagian dari pedagang bumbu, memang sudah mendirikan
tenda-tendan kecil sebagai tempat berdagang mereka di lokasi tersebut. Mereka
mengaku bahwa, walaupun sudah ada larangan dari Disperindag untuk
berdagang di depan lokasi pasar lama, namun mereka tetap saja berdagang
ditempat tersebut. Nanti ada usaha penertiban dari Satpol PP, barulah mereka
kembali ke kios tempat berdagang mereka yang ada di pasar panjang, seperti
itulah seterusnya sampai akhirnya mereka diizinkan untuk tetap berdagang di
lokasi pasar lama.
64
3. Pedagang RB
a. Harga jual Rb
Tabel 4.22. Perbandingan harga jual RB saat di pasar laino dan pasar panjang
No
Jenis RB
1
Campuran
2
Jaket
3
Celana biasa
4
Celana levis
Sumber: wawancara
Harga jual/lembar
Pasar laino (Rp)
Pasar panjang (Rp)
10.000-50.000
10.000-50.000
35.000-100.000
35.000-100.000
20.000-50.000
20.000-50.000
50.000-150.000
50.000-150.000
Berdasarkan tabel 4.22 di atas, dapat dielaskan bahwa harga RB yang
ditawarkan oleh para pedagang berfariasi, tergantung dari jenis RB masingmasing, dan harga RB yang haraganya paling tinggi adalah jenis RB celana
Levis, yaitu berkisar antara Rp 50.000,-Rp 150.000,-per lembar, dan harga RB
yang paling rendah adalah jenis RB campuran, dimana harganya berkisar
antara Rp 10.000 – Rp 50.000,- per lembar. Harga-harga RB yang ditawarkan
oleh pedagang tidak menetap, karena disesuaikan dengan kualitas barang yang
akan dibeli, dimana semakin baik kualitas barang, semakin tinggi harga jual
yang ditawarkan.
b. Jumlah Rb yang akan dijual
Tabel 4.23. Perbandingan total barang yang akan dijual per bulaan saat di
pasar laino dan pasar panjang
Jumlah RB (bal)
No
Pasar laino
Pasar panjang
Resp.
Per bulan (bal)
Per tahun (bal)
Per bulan (bal)
Per tahun (bal)
1
24
288
6
72
2
14
168
7
168
3
16
192
3
72
65
Jumlah RB (bal)
Pasar laino
Pasar panjang
Per bulan (bal)
Per tahun (bal)
Per bulan (bal)
Per tahun (bal)
4
12
144
4
24
5
12
144
6
72
6
12
144
3
72
7
14
168
6
36
8
14
168
6
60
9
16
192
4
48
10
6
72
3
36
11
10
120
3
36
12
12
144
2
24
162
1944
53
720
Total
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 26 dan 27
No
Resp.
Berdasarkan tabel 4.23, bahwa total tertinggi dari barang yang akan
dijual saat di pasar laino adalah sebesar 24 bal per bulan atau 288 bal per tahu,
dan total terendah sebesar 6 bal per bulan atau 72 bal per tahun, sedangkan
saat di pasar panjang, total tertinggi dari jumlah barang yang akan dijual
adalah sebesar 7 bal per bulan atau 82 bal per tahu, dan total terendah adalah 2
bal per bulan atau 24 bal per tahun. Dari informasi yang ada pada tabel,
terlihat jelas perbedaan antara jumlah barang yang akan dijual saat di pasar
laino dan pasar panjang. Saat wawancara dengan responden, pada saat
berdagang di pasar panjang, awalnya memang mereka mengambil jumlah
barang yang dengan saat mereka berdagang di pasar laino, namun karena
mereka menyadari bahwa saat di pasar panjang barang dagangan mereka
kurang laku, sehingga mereka mengurangi jumlah barang yang akan mereka
jual. Lokasi berdagang pedagang RB sebagian berada di bagian belakang
pasar panjang yaitu berada disebelah laut, daan juga berada dijejeran bagian
66
belakang, sehingga mempengaruhi kedatangan para pelanggan yang biasanya
membeli barang mereka. Mereka mengakui bahwa, kios mereka tersembunyi
sehingga pengunjung yang baru berkunjung ke pasar panjang, kurang
menyadari keberadaan kios mereka.
c. Modal RB
Tabel 4.24. Perbandingan total modal yang dikeluarkan tiap responden per
bulan saat di pasar laino dan pasar panjang
Modal berdagang
No
Pasar laion
Pasar panjang
Resp.
Per bulan
Per tahun (Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun (Rp)
(Rp)
1
45.600.000
547.200.000
12.000.000
144000.000
2
28.000.000
336.000.000
14.000.000
168.000.000
3
30.800.000
369.600.000
6.000.000
72.000.000
4
28.000.000
336.000.000
10.000.000
120.000.000
5
26.000.000
312.000.000
13.000.000
156.000.000
6
26.000.000
312.000.000
65.00.000
78.000.000
7
26.800.000
321.600.000
11.400.000
136.800.000
8
28.000.000
336.000.000
11.400.000
136.800.000
9
32.000.000
384.000.000
8.000.000
96.000.000
10
25.600.000
307.200.000
6.000.000
72.000.000
11
20.000.000
240.000.000
6.000.000
72.000.000
12
24.000.000
288.000.000
4.000.000
48.000.000
4.089.600.000
108.300.000
1.299.600.000
Total 340.800.000
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 24 dan 25
Dari tabel 4.24, dapat dilihat total modal tertinggi yang dikeluarkan
oleh pedagang adalah sebesar Rp 45.600.000,- per bulan atau Rp
547.200.000,- per tahun, dan total modal terendah yang dikeluarkan oleh
pedagang adalah Rp 20.000.000,- per bulan atau Rp 240.000.000,- per tahun.
Untuk di pasar panjang, total modal tertinggi yang dikeluarkan oleh pedagang
adalah Rp 14.000.000,- per bulan atau 168.000.000,- per tahu, dan total modal
67
terndah sebesar Rp 4.000.000,- per bulan atau Rp 48.000.000,- per tahun.
Besar kecilnya modal yang mereka keluarkan dipengaruhi oleh banyak dan
sedikitnya jumlah barang yan akan mereka jual, dimana saat di pasar laino,
jumlah barang yang akan dijual oleh pedagang lebih tinggi dibanding jumlah
barang yang akan dijual saat di pasar panjang, sehingga modal yang
dikeluarkanpun akan lebih besar saat di pasar laino dari pada saat
di pasar panjang. Untuk frekuansi belanja RB, saat di Pasar Laino, biasanya
para pedagang membeli barang dagangan antara 2-4 kali dalam satu bulan,
sedangkan untuk di Pasar Panjang, biasanya para pedagang membeli barang
dagangan antara 1-3 kali dalam satu bulan.
.
68
d. Biaya Pengeluaran pedagang RB
Tabel 4.25. Perbandingan total pengeluaran per bulan tiap responden saat di pasar laino dan pasar panjang
Biaya pengeluaran tiap responden
Pasar laino
Total pengeluaran
Pasar panjang
Total pengeluaran
No
Biaya
Biaya
Kantong
Resp
Kantong
Per bulan
Per tahun
Per bulan
Per tahun
Transportasi
Transportasi
plastik
plastik (Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
120.000
90.000
210.000
2.520.000
180.000
30.000
210.000
2.520.000
2
120.000
72.000
192.000
2.304.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
3
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
30.000
210.000
2.520.000
4
120.000
63.000
183.000
2.196.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
5
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
6
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
7
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
8
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
9
120.000
72.000
192.000
2.304.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
10
240.000
90.000
330.000
3.960.000
240.000
30.000
270.000
3.240.000
11
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
30.000
210.000
2.520.000
12
240.000
54.000
294.000
3.528.000
240.000
20.000
260.000
3.120.000
Total
1.680.000
765.000
2.445.000
29.340.000
2.280.000
280.000
2.560.000 30.720.000
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 29
69
Berdasarkan tabel 4.25, total keseluruhan biaya yang pedagang
keluarkan saat berdagang di pasar laino adalah Rp 2.445.000,- per bulan atau Rp
29.340.000,- per tahun sedangkan saat di pasar panjang, total keseluruhan biaya
yang pedagang keluarka yaitu Rp 2.560.000,- per bulan atau Rp 30.720.000,- per
tahun. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan antara biaya yang
dikeluarkan para pedagang saat di pasar laino dan pasar panjang. Dimana seperti
halnya pedagang sayur dan pedagang bumbu, keseluruhan biaya yang
dikeluarkan pedagang saat di pasar panjang lebih tinggi dibanding saat di pasar
laino.
e. Jumlah RB yang terjual
Tabel 4.26. Perbandingan total barang yang terjual per bulan tiap responden
saat di pasar laino dan pasar panjang
Total harga barang yang terjual
No
Pasar laino
Pasar panjang
Resp.
Per bulan
Per tahun (Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun (Rp)
(Rp)
1
49.500.000
594.000.000
13.500.000
162.000.000
2
30.000.000
360.000.000
15.000.000
180.000.000
3
34.500.000
414.000.000
6.900.000
82.800.000
4
33.000.000
396.000.000
10.500.000
126.000.000
5
30.000.000
360.000.000
15.000.000
180.000.000
6
30.000.000
360.000.000
7.500.000
90.000.000
7
30.000.000
360.000.000
12.600.000
151.200.000
8
30.000.000
360.000.000
12.300.000
147.600.000
9
36.000.000
432.000.000
9.000.000
108.000.000
10
27.000.000
324.000.000
6.600.000
79.200.000
11
22.500.000
270.000.000
7.200.000
86.400.000
12
25.500.000
306.000.000
5.100.000
61.200.000
4.536.000.000
121.200.000
1.454.400.000
Total 378.000.000
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 28
70
Data yang ada pada tabel 4.26, bukan berasal dari jumlah satuan RB
yang terjual, namun berasal dari omset yang baisanya diperoleh padagang, hal
ini karena peneliti tidak mendapatkan informasi yang lengkap mengenai
jumlah satuan RB yang terjual dikarenakan para pedagangpun tidak pernah
menghitung-hitung berapa lembar per hari RB yang mereka jual, yang mereka
tahu hanya sebatas berapa rupiah yang biasanya mereka peroleh dalam sehari.
Dari tabel tersebut, dapat dilihat total tertinggi dari omset yang diperoleh
padagang saat di pasar laino adalah sebesar Rp 49.500.000,- per bulan atau Rp
594.000.000,- per tahun, dan total terendah yang mereka peroleh sebesar Rp
22.500.000,- per bulan atau Rp 270.000.000,- per tahun, sedangkan untuk di
pasar panjang, total omset tertinggi yang diperoleh pedagang adalah Rp
15.000.000,- per bulan atau Rp 180.000.000,- per tahu, dan total terendahnya
adalah Rp 5.100.000,- per bulan atau Rp 61.200.000,- per tahun.
f. Jumlah RB yang tidak terjual
Sama halnya dengan jumlah barang yang terjual, informasi mengenai
jumlah barang tidak terjual, tidak bisa didapat oleh peneliti yang disebabkan
karena pedagang juga kurang mengetahu hal tersebut. Alasannya karena
terlalu banyaknya barang yang mereka jual, dan juga barang yang mereka beli
bukan per lembar, tetapi per bal, sehingga mereka tidak mengetahui berapa
barang yang sudah laku terjual dan berapa barang yang tidak laku terjual.
71
g. Lama tersimpan RB
Tabel 4.27. Perbandingan lama tersimpan RB saat di Pasar laino dan Pasar
Panjang
No Resp
Pasar Laino
Pasar Panjang
1
1 minggu
2-4 minggu
2
1-2 minggu
2-3 minggu
3
1 minggu
2-3 minggu
4
1 minggu
1 bulan
5
1 minggu
2-3 minggu
6
2 minggu
2-3 minggu
7
2 minggu
1 bulan
8
2 minggu
3-4 minggu
9
2 minggu
3-4 minggu
10
1-2 minggu
3-4 minggu
11
2 minggu
3-4 minggu
12
2 minggu
3-4 minggu
Sumber: Wawancara
Pada tabel di atas, RB paling lama tersimpan saat di Pasar Laino yaiti
sekitar 1-2 minggu, sedangkan saat di pasar Panjang, RB paling lama
tersimpan yaitu sekitar 1 bulan.
72
h. Pendapatan bersih
Tabel 4.28. Perbandingan total pendapatan bersih per bulan tiap responden saat di pasar laino dan pasar panjang
No
Resp
Total pendapatan bersih saat di pasar laino
Total Biaya
Total
Pendapatan Bersih (NI)
(TC)
Penerimaan
(Rp)
(Rp)
(TR)
Per bulan
Per tahun
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
45.810.000
49.500.000
3.690.000
44.280.000
2
28.192.000
30.000.000
1.808.000
21.696.000
3
30.974.000
34.500.000
3.526.000
42.312.000
4
28.183.000
33.000.000
4.817.000
57.804.000
5
26.174.000
30.000.000
3.826.000
45.912.000
6
26.174.000
30.000.000
3.826.000
45.912.000
7
26.974.000
30.000.000
3.026.000
36.312.000
8
28.174.000
30.000.000
1.826.000
21.912.000
9
32.192.000
36.000.000
3.808.000
45.696.000
10
25.930.000
27.000.000
1.070.000
12.840.000
11
20.174.000
22.500.000
2.326.000
27.912.000
12
24.294.000
25.500.000
1.206.000
14.472.000
Total
343.245.000
378.000.000 34.755.000 417.060.000
Rerata
28.603.750
31.500.000
2.896.250
34.755.000
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 30
Total pendapatan bersih saat di pasar panjang
Total Biaya
Total
Pendapatan Bersih (NI)
(TC)
Penerimaan
(Rp)
(Rp)
(TR)
Per bulan
Per tahun
(Rp)
(Rp)
(Rp)
12.210.000 13.500.000
1.290.000
15.480.000
14.200.000 15.000.000
800.000
9.600.000
6.210.000
6.900.000
690.000
8.280.000
10.200.000 10.500.000
300.000
3.600.000
13.200.000 15.000.000
1.800.000
21.600.000
6.700.000
7.500.000
800.000
9.600.000
11.600.000 12.600.000
1.000.000
12.000.000
11.600.000 12.300.000
700.000
8.400.000
8.200.000
9.000.000
800.000
9.600.000
6.270.000
6.600.000
330.000
3.960.000
6.210.000
7.200.000
990.000
11.880.000
4.260.000
5.100.000
840.000
10.080.000
110.860.000 121.200.000 10.340.000
124.080.000
9.238.333
10.100.000
861.667
10.340.000
73
Berdasarkan table 4.28 bahwa
pendapatan
bersih
tertinggi
yang
diperoleh pedagang saat di pasar laino yaitu sebesar Rp 4.817.000,- per bulan
atau Rp 57.804.000,- per tahun, dan terendah sebesar Rp 1.070.000,- per bulan
atau Rp 12.840.000,- per tahun, sedangkan pendapatan bersih tertinggi yang
diperoleh padagang saat di pasar panjang sebesar Rp 1.800.000,- per bulan
atau Rp 21.600.000,- per tahun, dan pendapatan bersih terendah sebesar Rp
300.000,- per bulan atau Rp 3.600.000,- per tahun. Jika dilihat dari rata
keseluruhan pendapatan bersih saat di pasar laino yaitu Rp 2.896.250,- per
bulan untuk masing-masing pedagang atau Rp 34.755.000,- per tahun. Dan
untuk rata-rata pendapatan bersih saat di pasar panjang yaitu Rp 861.667,- per
bulan untuk masing-masing pedagang atau Rp 10.340.000,- per tahun.
Sehingga dari informasi tersebut, dapat dijelaskan bahwa, berdasarkan ratarata pendapatan bersih tersebut, saat di pasar panjang, pendapatan bersih yang
diperoleh pedagang menjadi menurun paska relokasi Pasar Laino ke Pasar
Panjang.
4. Pedagang ikan
a. Harga jual ikan
Tabel 4.29. Perbandingan harga jual ikan saat di pasar laino dan pasar panjang
No
Jenis ikan
1
2
3
Tuna
Putih
Cakalang
Harga jual/potong/takaran
Pasar laino
Pasar panjang
25.000/potong 30.000/potong
30.000/potong
20.000/takaran
25.00030.000/takaran
74
No
Jenis ikan
4
5
6
Boto-boto
Tembang
Ruma-ruma
7
8
Ekor merah
Lajang
Harga jual/potong/takaran
Pasar laino
Pasar panjang
20.000/takaran 20.000/takaran
20.000/takaran
20.00025.00030.000/takaran 30.000/takaran
20.000/takaran
20.00025.000/takaran
Sumber: wawancara
Dari tabel 4.29, dapat dilihat bahwa dari sejumlah jenis ikan yang
dijual oleh pedagang, harga ikan yang paling tinggi saat di pasar laino adalah
ikan putih yaitu sebesar Rp 30.000,- per potong, dan saat di pasar panjang,
harga ikan yang paling tinggi adalah ikan tuna yaitu Rp 30.000,- per potong.
Sedangkan untuk jenis ikan lainnya memiliki harga yang berkisar antara Rp
20.000 –Rp 30.000, per takarannya. Jika dilihat, harga ikan yang ditawarkan
saat di pasar panjang lebih tinggi dibandingkan saat di pasar laino, karena
modal yang dikeluarkan pedagang untuk membeli ikan tersebut juga tinggi.
Untuk jenis ikan yang kisaran harganya sama antara pasar laino dan pasar
panjang tersebut bukan berarti jumlah ikan dalam satu takarannya sama,
namun berbeda, hal ini disesuaikan dengan modal ikan yang dikeluarkan oleh
pedagang, jika modal yang dikeluarkan tinggi, maka jumlah ikan dalam satu
takaran tersebut sedikit, dan jika modal yang dikeluarkan rendah, maka
jumlah ikan dalam saatu takaran tersebut lebih banyak.
75
b. Jumlah ikan yang akan dijual
Tabel 4.30. Perbandingan total ikan yang akan dijual tiap responden per bulan
saat di pasar laino dan pasar panjang
Jumlah ikan (gabus)
No
Pasar laino
Pasar panjang
Resp Per bulan
Per tahun (gabus)
Per bulan
Per tahun (gabus)
(gabus)
(gabus)
1
1.800
21.600
1.800
21.600
2
1.800
21.600
2.700
32.400
3
1.800
21.600
1.800
21.600
4
2.700
32.400
1.800
21.600
5
2.700
32.400
2.700
32.400
6
2.700
32.400
1.800
21.600
7
1.800
21.600
1.800
21.600
8
1.800
21.600
2.700
32.400
9
1.800
21.600
1.800
21.600
10
2.700
32.400
2.700
32.400
11
1.800
21.600
1.800
21.600
12
1.800
21.600
2.700
32.400
1
1.800
21.600
1.800
21.600
Total
27.000
324.000
27.900
334.800
Sumber:Hasil pengolahan data pada lampiran 33 dan 34
Dari tabel 4.30, terlihat bahwa, total ikan yang akan dijual para
pedagang perbulannya saat di pasar laino dan pasar panjang memiliki selisih
yang tidak jauh berbeda. Jumlah ikan per gabusnya yang akan dijual oleh
masing-masing pedagangpun kebanyakan dalam jumlah yang sama, hal ini
karena ikan yang akan mereka jual diambil dalam satuan gabus, dan juga
dalam jumlah yang tidak terlalu banyak, mengingat ikan yang mudah layu,
dan jika terlalu lama di es akan menurunkan kualitas ikan tersebut, sehingga
para pedagang tidak mengambil ikan per gabusnya dalam jumlah yang
76
banyak, berdasarkan hasil wawancara dengan responden, jumlah gabus ikan
yang akan mereka jual paling hanya berkisar 2-3 gabus per harinya.
c. Modal ikan
Tabel 4.31. Perbandingan total modal yang dikeluarkan tiap responden per
bulan saat di pasar laino dan pasar panjang
Modal berdagang
No
Pasar laino
Pasar panjang
Resp
Per bulan
Per tahun (Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun (Rp)
(Rp)
1
15.000.000
180.000.000
43.200.000
518.400.000
2
51.750.000
621.000.000
28.800.000
345.600.000
3
15.000.000
180.000.000
20.400.000
244.800.000
4
46.500.000
558.000.000
43.200.000
518.400.000
5
54.750.000
657.000.000
39.600.000
475.200.000
6
37.500.000
450.000.000
20.400.000
244.800.000
7
51.750.000
621.000.000
31.200.000
374.400.000
8
18.000.000
216.000.000
43.200.000
518.400.000
9
18.000.000
216.000.000
27.600.000
331.200.000
10
34.500.000
414.000.000
39.600.000
475.200.000
11
30.000.000
360.000.000
20.400.000
244.800.000
12
15.000.000
180.000.000
55.200.000
662.400.000
13
18.000.000
216.000.000
27.600.000
331.200.000
4.869.000.000
440.400.000
5.284.800.000
Total 405.750.000
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 31 dan 32
Terhadap tabel 4.31, terlihat bahwa total modal tertinggi yang
dikeluarkan pedagang saat berdagang di pasar laino adalah Rp 54.750.000,per bulan atau Rp 657.000.000,- per tahun, dan total modal terendah yang
dikeluarkan oleh pedagang yaitu sebesar Rp 15.000.000,- per bulan atau Rp
180.000.000,- per tahun, sedangkan total modal tertinggi yang dikeluarkan
pedagang saat di pasar panjang yaitu Rp 55.200.000,- per bulan atau Rp
662.400.000,- per rahun, dan modal terendah sebesar Rp 20.400.000,- per
77
bulan atau Rp 244.800.000,- per bulan. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa
total keseluruhan modal yang dikeluarkan pedagang saat di pasar panjang
lebih tinggi dibanding saat di pasar laino, hal ini karena biaya untuk membeli
ikan untuk dijual saat di pasar panjang lebih tinggi harganya dari pada saat di
pasar laino. Menurut informasi yang peneliti dapat dari responden, modal
yang dikeluarkan oleh pedagang ikan tiap harinya tidak menetap, hal ini
karena harga ikan yang dijual oleh para nelayan tidak menetap pula, karena
disesuaikan dengan musim, jika musim tertentu banyak ikan, maka harga ikan
yang diperoleh dari nelayan akan rendah, dan sebaliknya.
d. Biaya pengeluaran pedagang ikan
Selain berbeda dalam hal modal yang dikeluaran oleh tiap-tiap
pedagang, mereka juga memiliki perbedaan dalam hal biaya pengeluaran. baik
saat di pasar laino maupun di pasar panjang. Adapun total biaya pengeluaran
tiap-tiap pedagang saat di pasar laino dan pasar panjang akan disajikan pada
tabel di bawah ini.
78
No
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Total
Tabel 4.32. Perbandingan total pengeluaran per bulan tiap responden saat di pasar laino dan pasar panjang
Jenis pengeluaran tiap responden
Jumlah pengeluaran
Biaya kantong plastik
Biaya transportasi (Rp)
Biaya es batu (Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun (Rp)
(Rp)
Pasar
Pasar
Pasar laino
Pasar
Pasar
Pasar
Pasar laino Pasar panjang Pasar Laino
Pasar panjang
Laino
panjang
panjang
laino
panjang
120.000
150.000
54.000
30.000
600.000
920.000
774.000
1.100.000
9.288.000
13.200.000
240.000
240.000
40.000
20.000
600.000
630.000
880.000
890.000
10.560.000
10.680.000
300.000
300.000
40.000
20.000
600.000
630.000
940.000
950.000
11.280.000
11.400.000
300.000
300.000
60.000
20.000
900.000
920.000
1.260.000
1.240.000
15.120.000
14.880.000
120.000
150.000
60.000
30.000
900.000
630.000
1.080.000
810.000
12.960.000
9.720.000
120.000
150.000
60.000
30.000
900.000
630.000
1.080.000
810.000
12.960.000
9.720.000
240.000
240.000
40.000
20.000
600.000
630.000
880.000
890.000
10.560.000
10.680.000
120.000
150.000
60.000
20.000
600.000
920.000
780.000
1.090.000
9.360.000
13.080.000
240.000
250.000
60.000
30.000
600.000
630.000
900.000
910.000
10.800.000
10.920.000
120.000
150.000
60.000
20.000
900.000
920.000
1.080.000
1.090.000
12.960.000
13.080.000
300.000
300.000
40.000
20.000
600.000
920.000
940.000
1.240.000
11.280.000
14.880.000
120.000
150.000
40.000
20.000
600.000
630.000
760.000
800.000
9.120.000
9.600.000
300.000
300.000
60.000
30.000
600.000
630.000
960.000
960.000
11.520.000
11.520.000
2.640.000 2.830.000 9.000.000 9.640.000 680.000
580.000
12.314.000
12.780.000 147.768.000
153.360.000
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 36 dan 37
79
Terhadap tabel 4.32, dapat dijelaskan bahwa, biaya pengeluaran
pedagang ikan yang peneliti maksud disini adalah biaya transportasi, biaya
kantong plastik, dan juga biaya es batu, dimana berdasakan tabel 4.40, terlihat
bahwa, total pengeluaran tertinggi pedagang saat di pasar laino adalah sebesar
Rp 1.260.000,- per bulan atau Rp 15.120.000,- per tahun, dan total terendah
sebesar Rp 774.000,- per bulan atau Rp 9.288.000,- per tahu, sedangkan saat
di pasar panjang, total pengeluaran tertinggi pedagang sebesar Rp 1.240.000,per bulan atau Rp 14.880.000,- per tahun, dan total terendah sebesar Rp
800.000,- per bulan atau Rp 9.600.000,- per tahun. Selanjutnya dari tabel
tersebut juga dapat dilihat terjadi peningkatan biaya pengeluaran dari pasar
laino ke pasar panjang, hal ini diakibatkan karena meningkatnya biaya es batu
yang dikeluarkan oleh pedagang. Berdasarkan informasi yang didapat saat
wawancara, peningkatan biaya es batu yang dikeluarkan oleh pedagang
diakibatkan karena pedagang mengantisipasi ikan-ikan dagangannya yang
tidak
laku
terjual
hari
bisa dijual lagi keesokan harinya.
itu,
sehingga
tidak
layu,
dan
80
e. Jumlah ikan yang terjual
Tabel 4.33. Perbandingan total harga ikan tiap responden yang terjual per
bulan saat di pasar laino dan pasar panjang
Total harga barang yang terjual
No
Pasar laino
Pasar panjang
Resp
Per bulan
Per tahun (Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun (Rp)
(Rp)
1
18.000.000
216.000.000
45.000.000
540.000.000
2
55.500.000
666.000.000
30.000.000
360.000.000
3
18.000.000
216.000.000
21.600.000
259.200.000
4
51.000.000
612.000.000
45.000.000
540.000.000
5
58.500.000
702.000.000
40.800.000
489.600.000
6
42.000.000
504.000.000
22.500.000
270.000.000
7
60.000.000
720.000.000
33.000.000
396.000.000
8
24.000.000
288.000.000
29.100.000
349.200.000
9
21.000.000
252.000.000
41.100.000
493.200.000
10
39.000.000
468.000.000
22.500.000
270.000.000
11
33.000.000
396.000.000
57.000.000
684.000.000
12
18.000.000
216.000.000
28.500.000
342.000.000
13
21.000.000
252.000.000
33.000.000
396.000.000
5.508.000.000
449.100.000
5.389.200.000
Total 459.000.000
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 35
Tabel 4.33, dapat dijelaskan bahwa, seperti halnya RB, informasi
mengenai jumlah ikan yang terjual saat berdagang, tidak bisa dijelaskan oleh
para pedagang, yang disebabkan karena mereka tidak mengetahui berapa
jumlah ikan yang ada dalam 1 gabus, sehingga informasi yang disajikan pada
tabel 4.30, berupa informasi mengenai omset per bulan yang biasanya
diperoleh pedagang, dan dapat dilihat bahwa, omset tertinggi yang dihasilkan
pedagang saat berdagang di pasar laino adalah sebsar Rp 60.000.000,- per
bulan atau Rp 720.000.000,- per tahun, dan omset terendah yang diperoleh
pedagang sebesar Rp 18.000.000,- per bulan atau Rp 216.000.000,- per tahun,
81
sedangkan untuk di pasar panjang, omset tertinggi yang diperoleh pedagang
sebesar Rp 57.000.000,- per bulan atau Rp 684.000.000,- per tahun, dan omset
terendah yang diperoleh sebesar Rp 21.600.000,- per bulan atau Rp
259.200.000,- per tahun. Jika dilihat dari jumlah keseluruhan omset yang di
dapat oleh pedagang, terjadi penurunan jumlah omset saat di pasar panjang.
e. Jumlah ikan yang tidak terjual
Untuk ikan basah, tidak terdapat tabel yang menyajikan informasi
mengenai jumlah dagangan yang tidak terjual, karena bagi para pedagang
yang menjual ikan basah yang berukuran kecil, mereka tidak mengetahui
berapa banyak jumlah ikan yang terdapat dalam satu gabus, dan berapa ekor
ikan yang sudah laku terjual, sehingga untuk jenis dagangan ikan, tidak ada
informasi mengenai jumlah ikan yang tidak terjual. dari hasil wawancara
terhadap para pedagang, mereka menyatakan bahwa, jumlah ikan yang tidak
terjual saat di pasar panjang lebih banyak dibandingkan saat di pasar laino.
Ikan-ikan yang tidak laku terjual mereka bawa pulang, dan sebagian dari
mereka ada yang menawarkannya kepada masyarakat sekitar tempat tinggal
mereka, dan ada juga yang menges ikan-ikan tersebut agar bisa dijual lagi
keesokan harinya.
82
f. Lama tersimpan ikan
Tabel 4.34. Perbandingan lama tersimpan ikan saat di Pasar Laino dan Pasar
Panjang
No Resp
Pasar laino
Pasar panjang
1
1-2 hari
2 hari – busuk
2
1-2 hari
2 hari – busuk
3
1-2 hari
2 hari – busuk
4
1-2 hari
2 hari – busuk
5
1-2 hari
2 hari – busuk
6
1-2 hari
2 hari – busuk
7
1-2 hari
2 hari – busuk
8
1-2 hari
2 hari – busuk
9
1-2 hari
2 hari – busuk
10
1-2 hari
2 hari – busuk
11
1-2 hari
2 hari – busuk
12
1-2 hari
2 hari – busuk
13
1-2 hari
2 hari – busuk
Sumber: Wawancara
Berdasarkan tabel di atas, rata-rata lama tersimpan ikan saat di Pasar
Laino yaitu 1-2 hari, sedangkan saat di Pasar Panjang rata-rata lama tersimpan
ikan yaitu 2 hari sampai dengan ikan busuk atau layu. Sama halnya dengan
pedagang lainnya, pedagang ikan juga mengeluh karena dagangannya yang
kurang laku saat di pasar panjang, dan mereka mengaku bahwa saat ikan
mereka tidak habis terjual saat di pasar panjang, mereka membawa pulang
ikan tersebut dan menjualnya kepada masyarakat sekitar tempat tinggal, atau
bahkan memberikan ikan-ikan tersebut kepada mereka secara sukarela, karena
mereka berfikir bahwa dari pada ikan yang tersisa busuk begitu saja, ada
baiknya mereka membagikannya ke tetangga-tetangga mereka.
83
g. Pendapatan bersih
Tabel 4.35. Perbandingan total pendapatan bersih pedagang per bulan saat di pasar laino dan pasar panjang
Total pendapatan bersih saat di pasar laino
Total pendapatan bersih saat di pasar panjang
Total Biaya
Total
Pendapatan Bersih (NI)
Total Biaya
Total
Pendapatan Bersih (NI)
No
(TC)
Penerimaan
(Rp)
(TC)
Penerimaan
(Rp)
Resp
(Rp)
(TR)
(Rp)
(TR)
Per bulan
Per tahun
Per bulan (Rp) Per tahun (Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
15.780.000
18.000.000
2.226.000 26.712.000 44.570.000 45.000.000
430.000
5.160.000
2
52.630.000
55.500.000
2.874.000 34.488.000 29.690.000 30.000.000
310.000
3.720.000
3
15.940.000
18.000.000
2.064.000 24.768.000 21.350.000 21.600.000
250.000
3.000.000
4
47.760.000
51.000.000
3.246.000 38.952.000 44.440.000 45.000.000
560.000
6.720.000
5
55.830.000
58.500.000
2.676.000 32.112.000 40.410.000 40.800.000
390.000
4.680.000
6
38.580.000
42.000.000
3.426.000 41.112.000 21.210.000 22.500.000
1.290.000
15.480.000
7
52.630.000
60.000.000
7.374.000 88.488.000 32.090.000 33.000.000
910.000
10.920.000
8
18.780.000
24.000.000
5.226.000 62.712.000 28.690.000 29.100.000
410.000
4.920.000
9
18.900.000
21.000.000
2.106.000 25.272.000 40.510.000 41.100.000
590.000
7.080.000
10
35.580.000
39.000.000
3.426.000 41.112.000 21.490.000 22.500.000
1.010.000
12.120.000
11
30.940.000
33.000.000
2.064.000 24.768.000 56.440.000 57.000.000
560.000
6.720.000
12
15.760.000
18.000.000
2.244.000 26.928.000 28.400.000 28.500.000
100.000
1.200.000
13
18.960.000
21.000.000
2.046.000 24.552.000 32.160.000 33.000.000
840.000
10.080.000
Total
418.070.000
459.000.000
40.998.000 491.976.000 441.450.000 449.100.000
7.650.000
91.800.000
Rerata
32.159.231
3.530.7692
3.153.692 37.844.308 44.570.000 45.000.000
430.000
7.061.538
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 38
84
Berdasarkan tabel di atas, total keseluruhan pendapatan bersih yang
dihasilkan pedagang saat di pasar laino adalah Rp 40.998.000,- per bulan atau
Rp 491.976.000,- per tahun, dan rata-rata pendapatan bersih yang dihasilkan
adalah Rp 3.153.692, per buan atau Rp 37.844.308,- per tahun, sedangkan saat
di pasar panjang, keseluruhan total pendapatan bersih yang dihasilkan
pedagang adalah sebesa Rp 7.650.000,- per bulan atau Rp 91.800.000,- per
tahun, dan rata-rata pendapatan bersih tiap pedagang adalah Rp 430.000,- per
bulan atau Rp 7.061.538,- per tahun. Dari hal tersebut, jelas terjadi penurunan
pendapatan saat di pasar laino ke pasar panjang. Walaupun pada tabel
disajikan pendapatan bersih per tahun, tetapi para pedagang yang direlokasi di
pasar panjang belum genap setahun melakukan kegiatan berdagang di pasar
panjang tersebut, informasi yang ada ditabel hanya sebatas gambaran
pendapatan yang akan diterima oleh pedagang saat
melakukan kegiatan
perdagangan di pasar panjang selama setahu. Namun saat ini, semua pedagang
ikan telah berpindah lokasi ke bagian depan pasar panjang dan juga ke depan
lokasi pasar lama, karena tidak ingin mengalami kerugian besar secara terus
menerus.
85
5. Pedagang pakaian jadi
a. Harga jual pakaian jadi
Tabel 4.36. Perbandingan harga jual pakaian saji saat di pasar laino dan pasar
panjang
No
Jenis pakaian jadi
Harga jual (lembar)
Pasar laino
Pasar panjang
1
Handuk
45.000
50.000
2
Daster SKJ
50.000
60.000
3
Daster kalong
60.000
70.000
4
Jilbab polos
25.000/2 lembar
25.000/2 lembar
5
Jilbab pasmina
35.000
40.000
6
Jilbab langsung
50.000
60.000
7
Jeans cewek
120.000
160.000
8
Baju kaos cowok
30.000
40.000
9
Baju kaos cewek
25.000
40.000
10
Baju anak-anak cowok
30.000
35.000
11
Baju anak-anak cewek
35.000
50.000
12
CD cewek
10.000/3 lembar
5.000
13
Baju dalam cewek
15.000
25.000
Sumber: wawancara
Berdasarkan tebel 4.36 terlihat bahwa, harga jenis pakaian jadi yang
paling tinggi adalah celana jeans cewek, baik saat di pasar laino maupun di
pasar panjang, dimana saat di pasar laino harga jual celana jeans cewek yaitu
Rp 120.000,- per lembar, sedangkan saat di pasar panjang harga jeans cewek
yaitu Rp 160.000,- per lembar, dan untuk harga jenis pakaian yang paling
rendah yaitu CD cewek, yang mana saat di pasar laino harga CD cewek adalah
Rp 10.000/3 lembar, sedangkan saat di pasar panjang harga CD cewek adalah
Rp 5.000,- lembar. Peningkatan harga saat di pasar panjang, karena
peningkatan harga barang yang di beli oleh padagang saat itu, dan juga ada
pengaruh dari kenaikan harga BBM.
86
b. Jumlah pakaian jadi yang akan dijual
Tabel 4.37. Perbandingan jumlah barang yang akan di jual saat di pasar laino
dan pasara panjang
Jumlah pakaian jadi (kodi)
No
Pasar laino
Pasar panjang
Resp
Per bulan
Per tahun
Per bulan
Per tahun
1
120
1.440
105
1.260
2
50
600
40
480
3
60
720
60
720
4
90
1.080
70
840
5
80
960
50
600
6
90
1.080
90
1.080
7
95
1.140
95
1.140
8
90
1.080
80
960
9
150
1.800
150
1.800
10
110
1.320
95
1.140
11
80
960
60
720
12
100
1.200
100
1.200
13
140
1.680
140
1.680
14
70
840
60
720
Total
1.325
15.900
1.195
14.340
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 41 dan 42
Terhadap tabel diatas, jumlah pakaian tertinggi yang akan dijual oleh
pedagang saat di pasar laino adalah 150 kodi per bulan atau 1.800 kodi per
tahun, sedangkan jumlah terendah yang akan dijual oleh pedagang adalah 50
kodi per bulan atau 600 kodi per tahun, sedangkan saat di pasar panjang,
jumlah tertnggi yang akan dijual oleh pedagang adalah 150 kodi per bulan
atau 1.800 kodi per tahun, dan jumlah terendah adalah 40 kodi per bulan atau
480 per tahun. Dari keseluruhan jumlah pakain yang akan dijual oleh
pedagang, jumlah pakaian yang akan dijual saat di pasar laino lebih tinggi
disbanding saat di pasar panjang. Menurut informasi dari responden, saat
87
pertama kali pindah ke pasar panjang, jumlah barang yang akan mereka jual
sama dengan saat berdagang di pasar laino, namun, karena jumlah barang
yang sering terjual di pasar laino lebih tinggi dibanding di pasar panjang,
sehingga sebagian dari mereka mengurangi jumlah pakaian yang akan dijual,
selain itu juga, penurunan jumlah pakaian yang akan dijual saat dipasar
panjang, karena kurangnya modal untuk membeli pakaian dalam jumlah yang
banyak, sehingga disesuaikan dengan modal yang dimiliki oleh para
pedagang.
c. Modal pakaian jadi
Tabel 4.38. Jumlah modal yang dikeluarkan peagang saat di pasar laino dan
pasar panjang
Modal berdagang
No
Pasar laino
Pasar panjang
Resp
Per bulan
Per tahun (Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun (Rp)
(Rp)
1
29.650.000
355.800.000
39.100.000
469.200.000
2
29.650.000
355.800.000
34.250.000
411.000.000
3
32.480.000
389.760.000
23.280.000
279.360.000
4
52.650.000
631.800.000
54.950.000
659.400.000
5
51.200.000
614.400.000
41.000.000
492.000.000
6
34.920.000
419.040.000
34.920.000
419.040.000
7
45.700.000
548.400.000
41.100.000
493.200.000
8
40.290.000
483.480.000
44.890.000
538.680.000
9
77.975.000
935.700.000
71.075.000
852.900.000
10
47.775.000
573.300.000
54.675.000
656.100.000
11
33.330.000
399.960.000
23.280.000
279.360.000
12
76.900.000
922.800.000
36.000.000
432.000.000
13
24.870.000
298.440.000
76.900.000
922.800.000
14
26.480.000
317.760.000
23.280.000
279.360.000
7246.440.000
598.700.000
7.184.400.000
Total 603.870.000
Sumber: hasil pengolahan data pada lampiran 39 dan 40
88
Berdasarkan tabel diatas, modal tertinggi yang dikeluarkan oleh
pedagang saat di pasar laino adalah sebesar Rp 77.975.000,- per bulan atau Rp
935.700.000,- per tahun, dan untuk modal terendah yang dikeluarkan
pedagang sebesar Rp 24.870.000,- per bulan atau Rp 298.440.000,- per tahun,
sedangkan modal tertinggi yang dikeluarkan saat di pasar panjang adalah
sebesar Rp 76.900.000,- per bulan atau Rp 922.800.000,- per tahun, dan
modal terendah sebesar Rp 23.280.000,- per bulan atau Rp 279.360.000,- per
tahun. Jadi perbedaan antara total modal pedagang secara keseluruhan antara
di pasar laino dan pasar panjang tidak terlalu tinggi. Perbedaan modal yang
dikeluarkan tersebut dikarenakan perbedaan jumlah ambil pakaian dalam
satuan kodinya, dimana saat di pasar laino, jumlah pakaian yang akan dijual
lebih tinggi di banding saat di pasar panjang. Umumnya modal yang
dikeluarkan oleh para pedagang dihitung per bulan, karena sebagian besar dari
mereka membeli barang dagangan diluar kota sehingga mereka berbelanja
sekaligus untuk persediaan satu bulan, mengingat biaya ke luar kota yang
tidak kecil sehingga menjadi alasan bagi mereka untuk mengeluarkan modal
per bulan, bukan per hari atau per minggu, namun jika barang dagangan
mereka cepat habis sebelum jangka waktu yang telah ditetapkan sebelumnya,
maka mereka tidak lagi menunggu cukup satu bulan untk mengeluarkan
modal. Untuk frekuensi belanja, menurut pedagang pakaian jadi, biasanya
mereka membeli barang dagangan antara 1-2 kali dalam satu bulan, baik itu
saat di Pasar laino, maupun di pasar panjang.
89
d. Biaya pengeluaran pedagang pakaian jadi
Tabel 4.39. Jumlah biaya pengeluaran pedagang per bulan saat di pasar laino dan pasar panjang
Biaya pengeluaran tiap responden
Pasar laino
Total pengeluaran
Pasar panjang
Total pengeluaran
No
Biaya
Kantong
Per bulan
Per tahun
Biaya
Kantong
Per bulan
Per tahun
Resp
Transportasi
plastik (Rp)
(Rp)
(Rp)
Transportasi
plastik
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
120.000
90.000
210.000
2.520.000
160.000
30.000
190.000
2.280.000
2
120.000
72.000
192.000
2.304.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
3
120.000
54.000
174.000
2.088.000
160.000
20.000
180.000
2.160.000
4
120.000
63.000
183.000
2.196.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
5
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
6
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
7
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
8
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
20.000
200.000
2.400.000
9
120.000
72.000
192.000
2.304.000
180.000
30.000
210.000
2.520.000
10
240.000
90.000
330.000
3.960.000
300.000
40.000
340.000
4.080.000
11
120.000
54.000
174.000
2.088.000
160.000
20.000
180.000
2.160.000
12
240.000
54.000
294.000
3.528.000
300.000
40.000
340.000
4.080.000
13
120.000
54.000
174.000
2.088.000
180.000
30.000
210.000
2.520.000
14
120.000
72.000
192.000
2.304.000
160.000
20.000
180.000
2.160.000
Total
1.812.000
891.000
2.811.000 33.732.000
2.680.000
350.000
3.030.000 36.360.000
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 44
90
Dari tabel 4.39 , terlihat bahwa, biaya pengeluaran yang dikeluarkan
pedagang secara keseluruhan saat di pasar laino adalah Rp 2.811.000,- per
bulan atau Rp 33.372.000,- per tahun, sedangkan saat di pasar panjang, biaya
pengeluaran pedagang secara keseluruhan adalah Rp 3.030.000,- per bulan
atau Rp 36.360.000,- per tahun. Terjadi peningkatan biaya pengeluaran saat di
pasar panjang yang dikarenakan adanya peningkatan biaya transportasi dari
tiap-tiap pedagang.
e. Jumlah pakaian jadi yang terjual
Tabel 4.40. Jumlah harga barang yang terjual per bulan saat di pasar laino dan
pasar panjang
Total harga barang yang terjual
No
Pasar laino
Pasar panjang
Resp
Per bulan
Per tahun (Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun (Rp)
(Rp)
1
42.000.000
504.000.000
46.500.000
558.000.000
2
48.000.000
576.000.000
48.000.000
576.000.000
3
54.000.000
648.000.000
39.000.000
468.000.000
4
78.000.000
936.000.000
69.000.000
828.000.000
5
72.000.000
864.000.000
54.000.000
648.000.000
6
54.000.000
648.000.000
45.000.000
540.000.000
7
63.000.000
756.000.000
54.000.000
648.000.000
8
69.000.000
828.000.000
60.000.000
720.000.000
9
99.000.000
1.188.000.000
78.000.000
936.000.000
10
69.000.000
828.000.000
66.000.000
792.000.000
11
60.000.000
720.000.000
36.000.000
432.000.000
12
105.000.000
1260.000.000
49.500.000
594.000.000
13
36.000.000
432.000.000
90.000.000
1.080.000.000
14
42.000.000
504.000.000
36.000.000
432.000.000
Total 891.000.000
10.692.000.000
771.000.000
9.252.000.000
Sumber: hasil pengolahan data pada lampiran 43
Untuk pakaian jadi, jumlah barang yang terjual tidak diketahui, sehingga
data yang ada pada tabel di atas berasal dari data omset yang diperoleh
91
masing-masing responden, dimana omset tertinggi yang dihasilkan oleh
pedagang saat di pasar laino adalah Rp 105.000.000,- per bulan atau
1.260.000.000,- per tahun, dan omset terendah yang diperoleh pedagang
sebesar Rp 36.000.000,- per bulan atau Rp 432.000.000,- per tahun,
sedangkan saat di pasar panjang, omset tertinggi yang diperoleh pedagang
sebesar Rp 90.000.000,- per bulan atau Rp 1.080.000.000,- per tahun. Dari
tabel diatas, dapat dilihat terjadi penurunan omset yang di dapat saat di pasar
panjang dimana selisih dari keseluruhan omset yang diperoleh pedagang saat
di pasar laino dan pasar panjang adalah Rp 120.000.000,- per bulan atau Rp
1.440.000.000,- per tahun.
f. Lama tersimpan pakaian jadi
Tabel 4.41. Perbandingan lama tersimpan pakaian jadi saat di Pasar Laino dan
Pasar Panjang
No Resp
Pasar Laino
Pasar Panjang
1
±1 bulan
±1-2 bulan
2
±1 bulan
±1-2 bulan
3
±1 bulan
±1-2 bulan
4
±1 bulan
±1-2 bulan
5
±1 bulan
±1-2 bulan
6
±1 bulan
±1-2 bulan
7
±1 bulan
±1-2 bulan
8
±1 bulan
±1-2 bulan
9
±1 bulan
±1-2 bulan
10
±1 bulan
±1-2 bulan
11
±1 bulan
±1-2 bulan
12
±1 bulan
±1-2 bulan
13
±1 bulan
±1-2 bulan
14
±1 bulan
±1-2 bulan
Sumber: wawancara
92
Berdasarkan tabel di atas, lama tersimpan barang saat di pasar laino
rata-rata ±1 bulan, sedangkan saat di pasar panjang, rata-rata lama tersimpan
barang yaitu ±1-2 bulan.
93
g. Pendapatan bersih
Tabel 4.42. Perbandingan total pendapatan bersih per bulan saat di pasar laino dan pasar panjang
Total pendapatan bersih saat di pasar laino
Total pendapatan bersih saat di pasar panjang
Total Biaya
Total
Pendapatan Bersih (NI)
Total Biaya
Total
Pendapatan Bersih (NI)
No
(TC)
Penerimaan
(Rp)
(TC)
Penerimaan
(Rp)
Resp
(Rp)
(TR)
(Rp)
(TR)
Per bulan
Per tahun
Per bulan
Per tahun
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
29.860.000
42.000.000
12.140.000
145.680.000
39.290.000 46.500.000
7.210.000
86.520.000
2
29.842.000
48.000.000
18.158.000
217.896.000
34.450.000 48.000.000
13.550.000
162.600.000
3
32.654.000
54.000.000
21.346.000
256.152.000
23.460.000 39.000.000
15.540.000
186.480.000
4
52.833.000
78a.000.000 25.167.000
302.004.000
55.150.000 69.000.000
13.850.000
166.200.000
5
51.374.000
72.000.000
20.626.000
247.512.000
41.200.000 54.000.000
12.800.000
153.600.000
6
35.094.000
54.000.000
18.906.000
226.872.000
35.120.000 45.000.000
9.880.000
118.560.000
7
45.874.000
63.000.000
17.126.000
205.512.000
41.300.000 54.000.000
12.700.000
152.400.000
8
40.464.000
69.000.000
28.536.000
342.432.000
45.090.000 60.000.000
14.910.000
178.920.000
9
78.167.000
99.000.000
20.833.000
249.996.000
71.285.000 78.000.000
6.715.000
80.580.000
10
48.105.000
69.000.000
20.895.000
250.740.000
55.015.000 66.000.000
10.985.000
131.820.000
11
33.504.000
60.000.000
26.496.000
317.952.000
23.460.000 36.000.000
12.540.000
150.480.000
12
77.194.000
105.000.000 27.806.000
333.672.000
36.340.000 49.500.000
13.160.000
157.920.000
13
25.044.000
36.000.000
10.956.000
131.472.000
77.110.000 90.000.000
12.890.000
154.680.000
14
26.672.000
42.000.000
15.328.000
183.936.000
23.460.000 36.000.000
12.540.000
150.480.000
total 606.681.000 891.000.000 284.319.000 3.411.828.000 601.730.000 771.000.000 169.270.000 2.031.240.000
rerata 40.445.400
59.400.000
18.954.600
227.455.200
42.980.714 55.071.429
12.090.714
145.088.571
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 45
94
Berdasarkan tabel di atas, keseluruhan pendapatan yang diperoleh
pedagang pakaian saat di pasar laino adalah sebesar Rp 284.319.000,- per
bulan atau Rp 3.411.828.000,- per tahun, dimana rata-rata dari keseluruhan
pendapatan pedagang tersebur yaitu Rp 18.954.600,- per bulan untuk masingmasing pedagang atau RP 227.455.200,- per tahun, sedangkan saat di pasar
panjang, keseluruhan pendapatan pedagang yaitu Rp 169.270.000,- per bulan
atau Rp 2.031.240.00,- per tahun, dan rata-rata dari keseluruhan pendapatan
tersebut adalah Rp 12.090.714,- per bulan untuk masing-masing pedagang
atau Rp 145.088.571,- per tahun. Tingginya tingkat pendapatan yang
diperoleh pedagang pakaian disebabkan karena tingginya harga jual barang
yang mereka tawarkan dibanding biaya modal barang yang mereka keluarkan.
Alasan mereka memasang harga yang tinggi, karena sebagian besar dari
mereka
membeli
barang
dagangan
di
luar
kota,
dimana
mereka
memperhitungkan biaya transportasinya, dan lain-lain, sehingga mereka
mensiasati harga barang dengan memasang harga yang lebih tinggi dibanding
harga beli barang, agar biaya-biaya yang dikeluarkan saat diluar kota yang
berkaitan bisa tertutupi, sehingga mereka tidak mengalami kerugian. Mereka
mengaku, harga tinggi yang mereka tawarkan untuk masing-masing dagangan
mereka tidak secara sembarang ditetapkan, namun mereka memperhitungkan
agar harga tersebut masuk akal, dan diterima oleh masyarakat pembeli.
95
6. Pedagang sembako
a. Harga barang dagangan
Tabel 4.43. harga semabako saat di pasar laino dan pasar panjang
No
Jenis sembako
1
Beras biasa
2
Beras kepala
3
Telur ayam ras
4
Gula pasir
5
Mentega
6
Susu kaleng gold
7
Susu sachet gold
8
Minyak bimoli 2 liter
9
Minyak bimoli 5 liter
10
Garam
11
Terigu
12
Indomie ayam bawang
13
Intermie ayam bawang
Sumber: Wawancara
Harga tiap jenis sembako
Pasar Laino
Pasar Panjang
215.000/karung
260.000/karung
230.000/karung
290.000/karung
43.000/rak
45.000/rak
13.000/kg
14.000/kg
11.000/kg
12.000/kg
12.000/kaleng
13.000/kaleng
9.000/pak
10.000/pak
26.000/botol
26.500/botol
7.000/jirigen
72.000/jirigen
1.250/bungkus
2.000/bungkus
6.000/kg
7.000/kg
71.000/dus
75.000/dus
32.000/karton
35.000/karton
Terhadap tabel 4.43, Harga jual barang yang paling tinggi adalah
sembako jenis beras kepala., baik saat di pasaar laino maupun di pasar
panjang. Saat di pasar laino, harga jual beras kepala yaitu Rp 230.000,- per
karung sedangkan saat di pasar panjang, harga jual beras kepala adalah Rp
290.000,- per karung, dan harga jual sembako yang paling murah adalah
garam, dimana saat di pasar laino harga jual garam yaitu Rp 1.250,- per
bungkus, sedangkan di pasar panjang, harga jual garam adalah Rp 2.000,- per
bungkus. Jika dilihat, harga jual barang saat di pasar laino dan pasar panjang
meningkat, dimana hal tersebut mendapat pengaruh dari kenaikan harga BBM
saat itu.
96
b. Jumlah sembako yang akan dijual
Tabel 4.44. Perbandingan jumlah sembako yang akan dijual per bulan saat di
pasar laino dan pasar panjang
Jumlah sembako
No
Pasar laino
Pasar panjang
Resp
Per bulan
Per tahun (unit)
Per bulan (unit)
Per tahun (unit)
(unit)
1
4.670
56.040
2.356
28.272
2
2.040
24.480
1.305
15.660
3
3.560
42.720
2.445
29.340
4
1.920
23.040
1.520
18.240
5
3.920
47.040
2.793
33.516
6
3.904
46.848
2.782
33.384
7
2.420
29.040
1.619
19.428
8
2.504
30.048
1.883
22.596
9
2.780
33.360
2.160
25.920
10
2.860
34.320
2.070
24.840
11
4.030
48.360
2.693
32.316
12
4.420
53.040
2.645
31.740
13
3.180
38.160
2.490
29.880
14
2.720
32.640
1.670
20.040
15
2.144
25.728
1.358
16.296
16
3.748
44.976
2.718
32.616
17
4.104
49.248
3.232
38.784
18
4.000
48.000
2.650
31.800
19
2.510
30.120
1.354
16.248
20
2.760
33.120
1.770
21.240
21
2.580
30.960
1.640
19.680
22
2.320
27.840
1.595
19.140
23
2.380
28.560
1.490
17.880
24
3.560
42.720
2.620
31.440
25
2.640
31.680
1.930
23.160
Total
77.674
932.088
52.788
633.456
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 48 dan 49
Berdasarkan tabel 4.44, total keseluruhan dari jumlah barang yang akan
dijual saat di pasar laino adalah 77.674 unit per bulan atau 932.088 unit per
tahun, sedangkan saat di pasar panjang adalah 52.788 unit per bulan atau
97
633.456 unit per tahun. Dari data tersebut, dapat dilihat adanya penurunan
jumlah barang yang akan dijual saat di pasar laino dan pasar panjang, dimana
selisih dari jumlah barang yang akan dijual saat di pasar laino dan pasar
panjang adalah 24.886 unit per bulan atau 298.632 unit per tahun. Alasan
mereka mengurangi jumlah dagang mereka, karena awalnya mereka
mengambil barang dalam jumlah yang sama saat di pasar panjang. Namun
karena barang dagangan mereka kurang laku, sehingga modal mereka tidak
cukup untuk membeli barang dalam jumlah yang banyak. Bahkan sebagian
dari mereka mengaku bahwa, mereka kehabisan modal untuk membeli barang
dagangan, sehingga mereka meminjam modal di bank dan tempat lainnya
untuk membeli barang dagangan.
c. Modal barang dagangan
No
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tabel 4.45. Perbandingan modal sembako tiap responden yang akan dijual per
bulan saat di pasar laino dan pasar panjang
Modal berdagang
Pasar laino
Pasar panjang
Per bulan
Per tahun (Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun (Rp)
(Rp)
90.860.000
1.090.320.000
50.071.000
600.852.000
26.390.000
316.680.000
16.263.000
195.156.000
49.820.000
597.840.000
35.670.000
428.040.000
36.410.000
436.920.000
29.408.000
352.896.000
54.700.000
656.400.000
40.083.000
480.996.000
72.980.000
875.760.000
58.024.000
696.288.000
49.590.000
595.080.000
40.733.000
488.796.000
60.410.000
724.920.000
47.753.000
573.036.000
41.780.000
501.360.000
33.306.000
399.672.000
47.020.000
564.240.000
30.882.000
370.584.000
75.300.000
903.600.000
55.506.000
666.072.000
81.670.000
980.040.000
43.063.000
516.756.000
98
Modal berdagang
Pasar laino
Pasar panjang
Per bulan
Per tahun (Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun (Rp)
(Rp)
13
53.690.000
644.280.000
43.073.000
516.876.000
14
47.490.000
569.880.000
34.733.000
416.796.000
15
63.330.000
759.960.000
42.053.000
504.636.000
16
77.020.000
924.240.000
50.664.000
607.968.000
17
61.920.000
743.040.000
49.504.000
594.048.000
18
64.960.000
779.520.000
40.053.000
480.636.000
19
48.740.000
584.880.000
29.625.000
355.500.000
20
39.670.000
476.040.000
29.778.000
357.336.000
21
54.910.000
658.920.000
35.843.000
430.116.000
22
42.690.000
512.280.000
32.633.000
391.596.000
23
45.490.000
545.880.000
28.418.000
341.016.000
24
50.910.000
610.920.000
40.248.000
482.976.000
25
43.460.000
521.520.000
34.650.000
415.800.000
Total 1.381.210.000
16.574.520.000
972.037.000
11.664.444.000
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 46 dan 47
No
Resp
Dari tabel 4.45, dapat dilihat jumlah modal tertinggi yang dikeluarkan
pedagang saat di pasar laino adalah Rp 90.860.000,- per bulan atau Rp
1.090.320,-per tahun, dan modal terendah yang dikeluarkan pedagang adalah
Rp 36.410.000,- per bulan atau Rp 436.920.000,- - per tahun. Dan untuk di
pasar panjang, modal tertinggi yanag dikeluarkan pedagang sebesar Rp
58.024.000,- per bulan atau Rp 696.288.000,- per tahun, dan modal terendah
yang dikeluarkan oleh pedagang yaitu Rp 16.263.000,- per bulan atau Rp
195.156.000,- per tahun.
99
d. Biaya penegluaran pedagang sembako
No
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Tabel 4.46. Perbandingan total biaya pengeluaran per bulan pedagang sembako saat di pasar laino dan pasar
panjang
Biaya pengeluaran tiap responden
Pasar laino
Total pengeluaran
Pasar panjang
Total pengeluaran
Biaya
Kantong Biaya tali Per bulan
Per tahun
Biaya
Kantong Biaya tali Per bulan Per tahun (Rp)
Transportasi
plastik
raffia
(Rp)
(Rp)
Transportasi plastik
raffia (Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
120.000
54.000
36.000
210.000
2.520.000
180.000
30.000
40.000
250.000
3.000.000
120.000
54.000
36.000
210.000
2.520.000
180.000
30.000
20.000
230.000
2.760.000
180.000
36.000
36.000
252.000
3.024.000
240.000
40.000
40.000
320.000
3.840.000
120.000
54.000
18.000
192.000
2.304.000
180.000
20.000
20.000
220.000
2.640.000
120.000
54.000
36.000
210.000
2.520.000
180.000
40.000
40.000
260.000
3.120.000
120.000
54.000
36.000
210.000
2.520.000
180.000
40.000
40.000
260.000
3.120.000
120.000
54.000
36.000
210.000
2.520.000
180.000
30.000
20.000
230.000
2.760.000
120.000
72.000
54.000
246.000
2.952.000
180.000
30.000
20.000
230.000
2.760.000
120.000
54.000
36.000
210.000
2.520.000
180.000
30.000
20.000
230.000
2.760.000
300.000
72.000
54.000
426.000
5.112.000
320.000
20.000
40.000
380.000
4.560.000
120.000
54.000
36.000
210.000
2.520.000
180.000
40.000
40.000
260.000
3.120.000
120.000
72.000
54.000
246.000
2.952.000
180.000
40.000
40.000
260.000
3.120.000
120.000
54.000
36.000
210.000
2.520.000
180.000
30.000
40.000
250.000
3.000.000
120.000
54.000
36.000
210.000
2.520.000
180.000
40.000
40.000
260.000
3.120.000
120.000
72.000
54.000
246.000
2.952.000
180.000
20.000
20.000
220.000
2.640.000
120.000
72.000
54.000
246.000
2.952.000
180.000
40.000
20.000
240.000
2.880.000
120.000
54.000
36.000
210.000
2.520.000
180.000
20.000
40.000
240.000
2.880.000
300.000
72.000
54.000
426.000
5.112.000
320.000
40.000
20.000
380.000
4.560.000
120.000
54.000
36.000
210.000
2.520.000
180.000
40.000
40.000
260.000
3.120.000
180.000
54.000
36.000
270.000
3.240.000
240.000
30.000
40.000
310.000
3.720.000
100
Biaya pengeluaran tiap responden
Pasar laino
Total pengeluaran
Pasar panjang
No
Biaya
Kantong Biaya tali
Per bulan
Per tahun
Biaya
Kantong
Biaya tali
Transportasi plastik
raffia (Rp)
(Rp)
(Rp)
Transporta
plastik
raffia (Rp)
(Rp)
(Rp)
si (Rp)
(Rp)
21
120.000
72.000
54.000
246.000
2.952.000
180.000
30.000
20.000
22
120.000
54.000
36.000
210.000
2.520.000
180.000
40.000
40.000
23
180.000
72.000
54.000
306.000
3.672.000
240.000
40.000
20.000
24
120.000
54.000
36.000
210.000
2.520.000
180.000
30.000
40.000
25
300.000
54.000
36.000
390.000
4.680.000
320.000
40.000
40.000
3720.000
147.6000 1.026.000 6.222.000 74.664.000 5.100.000
830.000
800.000
Total
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 54
Total pengeluaran
Per bulan
Per tahun
(Rp)
(Rp)
230.000
260.000
300.000
250.000
400.000
6.730.000
2.760.000
3.120.000
3.600.000
3.000.000
4.800.000
80.760.000
101
Dari tabel 4.46, jumlah keseluruhan biaya pengeluaran pedagang saat di
pasar laino adalah sebsar Rp 6.222.000,- per bulan atau Rp 74.664.000,- per
tahun, dan saat di pasar panjang, jumlah keseluruhan biaya pengeluaran
pedagang adalah Rp 6.730.000,- per bulan atau Rp 80.760.000,- per tahun.
Saat terjadi relokasi pasar ke pasar panjang, terjadi peningkatan biaya
pengeluaran oleh masing-masing pedagang yang disebabkan karena
meningkatnya biaya transportasi dan lain-lain.
102
e. Jumlah sembako yang terjual
Tabel 4.47. perbandingan total harga jumlah barang setiap responden yang
terjual per bulan saat di pasar laino dan pasar panjang
Total harga barang yang terjual
No
Pasar laino
Pasar panjang
Resp
Per bulan
Per tahun (Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun (Rp)
(Rp)
1
93.360.000
1.120.320.000
51.000.000
612.000.000
2
28.957.500
347.490.000
18.000.000
216.000.000
3
52.905.000
634.860.000
36.300.000
435.600.000
4
42.202.500
506.430.000
30.000.000
360.000.000
5
58.425.000
701.100.000
40.575.000
486.900.000
6
75.997.500
911.970.000
60.000.000
720.000.000
7
53.512.500
642.150.000
42.000.000
504.000.000
8
62.842.500
754.110.000
48.750.000
585.000.000
9
44.655.000
535.860.000
34.500.000
414.000.000
10
49.470.000
593.640.000
31.500.000
378.000.000
11
77.947.500
935.370.000
56.550.000
678.600.000
12
84.637.500
1.015.650.000
43.500.000
522.000.000
13
56.280.000
675.360.000
44.250.000
531.000.000
14
50.092.500
601.110.000
36.000.000
432.000.000
15
65.820.000
789.840.000
42.600.000
511.200.000
16
80.595.000
967.140.000
51.600.000
619.200.000
17
64.830.000
777.960.000
52.770.000
633.240.000
18
67.425.000
809.100.000
42.900.000
514.800.000
19
51.577.500
618.930.000
33.000.000
396.000.000
20
42.007.500
504.090.000
32.100.000
385.200.000
21
57.660.000
691.920.000
37.155.000
445.860.000
22
45.990.000
551.880.000
35.280.000
423.360.000
23
48.652.500
583.830.000
30.000.000
360.000.000
24
53.362.500
640.350.000
41.250.000
495.000.000
25
46.327.500
555.930.000
36.000.000
432.000.000
Total 1.455.532.500
17.466.390..000
1.007.580.000
12.090.960.000
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 50
Berdasarkan tabel 4.47 bahwa seperti halnya dagangan ikan, total harga
jual sembako diambil dari omset yang diperoleh masing-masing pedagang tiap
harinya, hal ini dikarenakan ada beberapa pedagang yang tidak mengetahui
103
berapa jumlah barang dagangannya yang laku terjual per hari dan jumlah
barangnya yang yang tidak terjual per hari, sehingga tidak dicantumkan tabel
tital harga barang yang terjual. Adapun omset keseluruhan yang diperoleh
pedagang saat di pasar laino adalah Rp 1.455.532.500,- per bulan atau Rp
17.466.390.000,- per tahun, sedangkan saat di pasar panjang, omset
keseluruhan keseluruhan yang diperoleh pedagang yaitu Rp 1.007.580.000,per bulan atau Rp 12.090.960.000,- per tahun. Dari hal tersebut dapat dilihat
adanya penurunan omset yang didiperoleh pedagang saat di pasar panjang,
dimana hal tersebut disebabkan oleh perbedaan jumlah ambil barang saat di
pasar laino dan pasar panjang, yang mana jumlah ambil barang saat di pasar
laino lebih tinggi dibanding saat di pasar panjang, sehingga jumlah omsetnya
lebih tinggi saat di pasar laino dari pada di pasar panjang.
f. Lama tersimpan sembako
Tabel 4.48. Perbandingan lama tersimpan sembako saat di pasar Laino dan
Pasar panjang
No
Pasar Laino
Pasar Panjang
Resp
1
1-10 hari
2 hari-14 hari
2
3-14 hari
4 hari- 1 bulan
3
2- 10 hari
4 hari-14 hari
4
1-10 hari
3 hari-14 hari
5
3-14 hari
3 hari- 1 bulan
6
1-10 hari
3 hari- 1 bulan
7
2- 10 hari
5 hari- 1 bulan
8
3-14 hari
5 hari- 1 bulan
9
3-14 hari
5 hari- 1 bulan
10
3-14 hari
3 hari-14 hari
11
1-10 hari
5 hari-14 hari
12
1-10 hari
3 hari-14 hari
104
No
Pasar Laino
Resp
13
1-10 hari
14
3-14 hari
15
3-14 hari
16
2- 10 hari
17
2- 10 hari
18
1-10 hari
19
1-10 hari
20
2- 10 hari
21
1-10 hari
22
1-10 hari
23
1-10 hari
24
1-10 hari
25
1-10 hari
Sumber: Wawancara
Pasar Panjang
3 hari- 1 bulan
3 hari- 1 bulan
3-14 hari
3 hari- 1 bulan
5 hari- 1 bulan
3 hari- 1 bulan
3-14 hari
5 hari- 1 bulan
3-14 hari
5 hari- 1 bulan
3 hari- 1 bulan
3 hari- 1 bulan
3 hari- 1 bulan
Dari tabel di atas, lama tersimpan sembako saat di pasar laino
berfariasi, yaitu antara 1-14 hari, sedengkan saat di pasar panjang, lama
tersimpan sembako berkisar antara 2 hari- 1 bulan.
105
g. Pendapatan bersih
Tabel 4.49. Total pendapatan bersih setiap responden saat di pasar laino dan pasar panjang
No
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Total pendapatan bersih saat di pasar laino
Pendapatan Bersih (NI)
Total
Total Biaya
(Rp)
Penerimaan
(TC)
(TR)
Per bulan
Per tahun
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
91.070.000
93.360.000
2.290.000 27.480.000
26.600.000
28.957.500
2.357.500 28.290.000
50.072.000
52.905.000
2.833.000 33.996.000
36.602.000
42.202.500
5.600.500 67.206.000
54.910.000
58.425.000
3.515.000 42.180.000
73.190.000
75.997.500
2.807.500 33.690.000
49.800.000
53.512.500
3.712.500 44.550.000
60.656.000
62.842.500
2.186.500 26.238.000
41.990.000
44.655.000
2.665.000 31.980.000
47.446.000
49.470.000
2.024.000 24.288.000
75.510.000
77.947.500
2.437.500 29.250.000
81.916.000
84.637.500
2.721.500 32.658.000
53.900.000
56.280.000
2.380.000 28.560.000
47.700.000
50.092.500
2.392.500 28.710.000
63.576.000
65.820.000
2.244.000 26.928.000
77.266.000
80.595.000
3.329.000 39.948.000
62.130.000
64.830.000
2.700.000 32.400.000
65.386.000
67.425.000
2.039.000 24.468.000
48.950.000
51.577.500
2.627.500 31.530.000
39.940.000
42.007.500
2.067.500 24.810.000
Total pendapatan bersih saat di pasar panjang
Pendapatan Bersih (NI)
Total
Total Biaya
(Rp)
Penerimaan
(TC)
(TR)
Per bulan
Per tahun
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
50.321.000
51.000.000
679.000
8.148.000
16.493.000
18.000.000
1.507.000
18.084.000
35.990.000
36.300.000
310.000
3.720.000
29.628.000
30.000.000
372.000
4.464.000
40.343.000
40.575.000
232.000
2.784.000
58.284.000
60.000.000
1.716.000
20.592.000
40.963.000
42.000.000
1.037.000
12.444.000
47.983.000
48.750.000
767.000
9.204.000
33.536.000
34.500.000
964.000
11.568.000
31.262.000
31.500.000
238.000
2.856.000
55.766.000
56.550.000
784.000
9.408.000
43.323.000
43.500.000
177.000
2.124.000
43.323.000
44.250.000
927.000
11.124.000
34.993.000
36.000.000
1.007.000
12.084.000
42.273.000
42.600.000
327.000
3.924.000
50.904.000
51.600.000
696.000
8.352.000
49.744.000
52.770.000
3.026.000
36.312.000
40.433.000
42.900.000
2.467.000
29.604.000
29.885.000
33.000.000
3.115.000
37.380.000
30.088.000
32.100.000
2.012.000
24.144.000
106
Total pendapatan bersih saat di pasar laino
Total
Pendapatan Bersih (NI)
No
Total Biaya
Penerimaan
(Rp)
Resp
(TC)
(TR)
(Rp)
Per bulan
Per tahu
(Rp)
21
55.156.000
57.660.000
2.504.000 30.048.000
22
42.900.000
45.990.000
3.090.000 37.080.000
23
45.796.000
48.652.500
2.856.500 34.278.000
24
51.120.000
53.362.500
2.242.500 26.910.000
25
43.850.000
46.327.500
2.477.500 29.730.000
Total
1.387.432.000 1.455.532.500 68.100.500 817.206.000
Rerata
55.497.280
58.221.300
2.724.020 32.688.240
Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran 52
Total pendapatan bersih saat di pasar panjang
Total
Pendapatan Bersih (NI)
Total Biaya
Penerimaan
(Rp)
(TC)
(TR)
(Rp)
Per bulan
Per tahun
(Rp)
36.073.000
37.155.000
1.082.000
12.984.000
32.893.000
35.280.000
2.387.000
28.644.000
28.718.000
30.000.000
1.282.000
15.384.000
40.498.000
41.250.000
752.000
9.024.000
35.050.000
36.000.000
950.000
11.400.000
978.767.000 1.007.580.000 28.813.000 345.756.000
1.343.440
40.303.200
1.152.520
13.830.240
107
Berdasarkan tabel 4.49 jumlah keseluruhan pendapatan bersih pedagang
saat di pasar laino adalah Rp 68.100.500,- per bulan atau Rp 817.206.000,- per
tahun, dan rata-rata pendapatan mereka sebanyak Rp 2.724.020,- per bulan
atau Rp 32.688.240.,- per tahun untuk masing-masing pedagang. Sedangkan
saat di pasar panjang, jumlah pendapatan yang diperoleh oleh semua
pedagang adalah Rp 28.813.000,- per bulan atau Rp 345.756.000,- per tahun,
dan rata-rata pendapatan pedagang yaitu Rp 1.152.520,- per bulan atau Rp
13.830.240,- per tahun. Jika dilihat jumlah keseluruhan pendapatan pedagang,
terjadi penurunan pendapatan saat di pasar panjang, namun jika dilihat satu
per satu, beberapa pedagang mengalami peningkatan pendapatan bersih saat di
pasar panjang. Saat melakukan wawancara dengan responden, beberapa dari
mereka memang mengaku bahwa pendapatan mereka saat di pasar panang
menjadi meningkat, walaupun peningkatannya tidak terlalu tinggi, alasan
mereka karena lokasi kios mereka yang dekat dengan pintu masuk pasar
panjang, dan ramai pengunjung sehingga pembeli banyak yang berbelanja
disekitaran lokasi tersebut, berbeda dengan pedagang sembako yang lain yang
lokasi kiosnya berada agak jauh dari pintu masuk pasar panjang yang jarang
pengunjung. Sehingga beberapa dari mereka tidak berpindah lokasi
ke lokasi pasar yang lama, sementara yang lainnya pindah ke lokasi pasar
lama karena mengalami kerugian saat di pasar panjang.
108
7. Rata-rata Pendapatan Bersih seluruh pedagang
Tabel 4.50. Perbandingan rata-rata pendapatan bersih seluruh pedagang saat di
Pasar Laino dan Pasar Panjang
No
Pasar Laino
Pasar Panjang
Per bulan (Rp) Per tahun (Rp)
Per bulan (Rp)
Per tahun (Rp)
1
2.610.760
31.329.120
503.600
6.043.200
2
2.674.510
32.094.120
791.700
9.500.400
3
2.896.250
34.755.000
861.667
10.340.000
4
3.153.692
37.844.308
430.000
7.061.538
5
18.954.600
227.455.200
12.090.714
145.088.571
6
2.724.020
32.688.240
1.152.520
13.830.240
Total
33.013.832
396.165.988
15.830.201
191.863.949
Rerata
5.502.305
66.027.665
2.638.367
31.977.325
Sumber: Hasil Pengolahan data pada lampiran 13,23,30,38,45,52
Dari tabel 4.51, terlihat bahwa rata-rata pendapatan keseluruhan
pedagang saat di pasar Panjang mengalami penurunan yang sangat drastis,
bahkan mengalami kerugian yang sangant besar. Jika ditinjau, saat di Pasar
Laino, rata-rata pendapatan bersih seluruh pedagang sebesar Rp 5.502.305, per
bulan atau Rp 66.027.665,- per tahun, sedangkan saat di Pasar Panjang, rata-rata
keseluruhan pendapatan bersih pedagang yaitu sebesar Rp 2.638.367,- per bulan
atau Rp 31.977.325,- per tahun.
b. Dampak relokasi pasar terhadap pemenuhan kebutuhan pedagang
Tabel 4.52. Persepsi pedagang terhadap dampak relokasi bagi pemenuhan
kebutuhan pedagang
Opsi
Frekuensi
Persentase
Persentase Kumulatif
Ya
4
4.0
4
Tidak
85
95.0
96
Total
89
100.0
100
Sumber: Hasil analisis penelitian
109
Untuk melihat lebih jelasnya menegnai persepsi pedagang terhadap
dampak relokasi bagi pemenuhan kebutuhan sehari-hari pedagang dapat dlihat
pada Gambar 4.1 di bawah ini:
96
100
90
80
h.
70
60
50
40
30
20
4
10
0
Ya
Tidak
Gambar 4.1. Pengaruh omset pedagang saat di pasar panjang terhadap terjaminnya
kebutuhan sehari-hari pedagang disbanding saat di pasar laino
Berdasarkan grafik di atas, dari pertaanyaan “apakah omset yang
Bapak/Ibu peroleh sebulan saat di pasar panjang lebih bisa menjamin
kebutuhan (sandang, pangan, papan) keluarga Bapak/Ibu disbanding saat
berdagang di pasar laino?”, 96% pedagang menjawab tidak pada pertanyaan
tersebut, dan 4% pedagang menjawab Ya. Alasan pedagang menjawab tidak
pada pertanyaan tersebut karena menurunnya pendapatan mereka saat di pasar
panjang sehingga kebutuhan sehari-hari mereka tidak dapat terpenuhi. Saat
melakukan wawancara dengan responden, beberapa dari mereka melakukan
pekerjaan sampingan untuk menambah pendapatan agar kebutuhan keluarga
110
mereka bisa terpenuhi, seperti menjadi tukang ojek, dan juga melakukan
pekerjaan-pekerjaan lainnya. Seperti apa yang diungkapkan oleh salah satu
pedagang sembako yaitu Bapak Yunus, bahwa:
“apa yang kita mo dapat di pasar panjang kasian, tidak ada, menjual
juga tapi lakunya hmmm untung-untungan kita dapat 20 ribu,
bersyukurmi sekali kita dapat begitu itu, biasanya juga 5 ribu, 10 ribu 1
hari, cuman untuk sewa ojek saja ingka, kebanyakan kita duduk ceritacerita, baring-baring, tidak ada pembeli, sepi di sana. Hampir berhenti
sekolah anakku yang kuliah itu, mo dikirimkan uang dari mana?
Setengah mati juga kalo kita mo pinjam-pinjam terus. Jadi sa suru
mamanya yang jaga kios, baru sa, sa mengojek. Kalo tidak begitu, mo
belikan apa makanan?”. (wawancara dilaksanakan pada hari Senin, 01
Februari 2016, pukul 13.45).
Sebagian besar pedagangpun mengeluh saat peneliti mengajukan
pertanyaan tentang hal itu, bahkan dari mereka ada yang berhenti berdagang
karena kehabisan modal, seperti pernyataan dari salah satu pedagang sembako
yaitu Ibu Mariati, bahwa:
“hmmmm..kalo sa ingat-ingat di pasar panjang itu kasian,,menderita
sekali kita,,naraka sepaliha pada,,nowolo modaliku naitu,,sa kasi
keluar modal pertama waktu sa menjual di sana itu sekitar 50
juta,,haabbis..tidak ada..tidak ada,,bukan main itu ee,,akhirnya sa
berhenti menjual,,sa berhenti menjual di sana,,sa mo menjual juga
tidak ada yang sa dapat,,lebih baik sa berhenti..aaaa..nanti dipindahkan
lagi disini pasar, baru sa mulai menjual lagi”. (wawancara
dilaksanakan pada hari Senin, 01 Februari 2016, pukul 10.30).
Adapun alasan bagi para pedagang yang menjawab Ya pada pertanyaan
tersebut, karena beberapa dari pedagang mengaku pendapatannya saat di pasar
panjang meningkat sehingga kebutuhan mereka bisa tercukupi dengan baik.
111
2. Dampak relokasi pasar terhadap kondisi sosial pedagang
a. Konflik antar pedagang
Tabel 4.52. Pendapat pedagang mengenai dampak relokasi terhadap timbulnya
konflik antar pedagang
Persentase
No
Opsi
Frekuensi
Persentase
Kumulatif
1
Ya
3
3.37
3
Tidak
86
96.63
97
Total
89
100.0
100
Sumber: Hasil Analisis penelitian
Persentase tentang dampak relokasi terhadap timbulnya konflik antar
pedagang dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah ini:
97
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
3
Ya
Tidak
Gambar 4.2. Grafik pendapat pedagang mengenai dampak relokasi terhadap
timbulnya konflik antar pedagang
Berdasarkan grafik 4.2, 97% responden menjawab bahwa, saat di pasar
panjang, tidak terjadi konflik antar sesama pedagang. Sementara 3% dari
responden menjawab bahwa, sering terjadi konflik selama berdagang di pasar
panjang. Adapun alasan paling dominan dari 97% responden yang menjawab
112
Tidak pada pertanyaan yang pertama yaitu menurut responden, selama
berdagang di pasar panjang maupun saat di pasar laino, mereka selalu
menjaga hubungan baik mereka agar tidak terjadi perselisihan yang nantinyaa
akan menyebabkan suasana menjadi kacau, dan juga walaupun kadangkadang muncul sifat iri didiri mereka jika melihat pedagang yang banyak
pengunjungnya, tetapi mereka selalu berusaha agar sifat iri tersebut tidak
meluap dan nantinya bisa menimbulkan pertengkaran atau konflik sesama
mereka. Dan untuk 3% rseponden yang menjawab Ya pada pertanyaan
tersebut, alasan yang mereka ungkapkan adalah saat di pasar panjang kadang
ada pertentangan kecil antar pedagang mengenai barang dagangan mereka.
Namun ada beberapa informan yang menyatakan bahwa konflik antar sesama
pedagang memang tidak ada, tetapi konflik antar pedagang dengan pihak
pemerintah sering terjadi, seperti pernyataan yang diungkapkan oleh salah
satu pedagang bumbu yaitu Ibu Dalmiati saat wawancara, bahwa:
“kalo sama-sama pedagang ingka tidak pernah ada masalah kita,
kecuali dengan pamongpraja, sering baku tengkar pedagang dengan
pamongpraja, apalagi yang penjual ikan, hmmm pernah da burukan
parang pamongpraja lantaran emosinya karena tidak laku jualannya di
pasar panjang”. (wawancara dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Januari
2016, pukul 10.00)
Hal tersebut juga pernah diungkapkan oleh salah satu pegawai perindag
saat peneliti melakukan diskusi kecil dengan Beliau. Beliau menyatakan
bahwa:
“sebenarnyakan kita sudah atur dimana tempatnya pedagang sembako,
pedagang pecah belah, salon, dan lain-lain, mereka itu kita tempatkan di
bahagian depan, kalo penjual ikan, penjual sayur, mereka itu di bahagian
113
belakang, karena maksud kita kan ikan sama sayur itukan kebutuhan
hari-hari pembeli, jadi biar ditempatkan dimana saja tetap mereka dicari
sama pembeli, tapi mereka tidak sabaran, kalo sudah agak siang mereka
pindah lagi di bahagian pasar lama yang di jaga pamongpraja, akhirnya
baku tengkar lagi sampe baku buru parang. (wawancara dilaksanakan
pada hari Kamis, 21 Januari 2016, pukul 11.45).
Dari beberapa pernyataan yang diungkapkan informan saat wawancara,
memang relokasi pasar tidak terlalu menimbulkan konflik antar sesama
pedagang karena beberapa dari mereka beranggapan bahwa, masalahnya
bukan berasal dari pedagang, namun berasal dari pihak pemerintah, karena
memang kebanyakan dari mereka menolak adanya relokasi karena dengan
relokasi sehingga dagangan mereka menjadi tidak laku, dan pendapatan
mereka akhirnya menurun. Konflik antar pedagang dan pihak pemerintah
terjadi karena apa yang menjadi harapan pedagang tidak menjadi kenyataan.
Para pedagang berharap bahwa, saat dipindahkan ke pasar panjang, barang
dagangan mereka bisa laku terjual seperti saat di pasar laino sehingga
pendapatan mereka bisa meningkat, namun kenyataan yang terjadi malah
sebaliknya. Hal itulah yang menjadi penyebab terjadinya pertentangan antara
pihak pemerintah dan pedagang. Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan
pendapat yang dikemukakan oleh Maryati dan Suryawati (2007: 56) bahwa,
pada prinsipnya suatu konflik bisa terjadi apabila seseorang atau sekelompok
orang terhalang upayanya dalam mencapai tujuan.
114
b. Persaingan antar pedagang
Tabel 4.53. Pendapat pedagang mengenai dampak relokasi pasar terhadap
persaingan antar pedagang
No
Opsi
Frekuensi
Persentase
Persentase Kumulatif
2
Ya
89
100.0
100
Tidak
0
0.0
0
100.0
100
89
Total
Sumber: Hasil Analisis Penelitian
Untuk lebih jelasnya mengenai dampak relokasi terhadap persaingan
antar pedagang dapat dilihat pada grafik 4.3 berikut:
100
100
90
80
70
60
50
40
30
20
0
10
0
Ya
Tidak
Gambar 4.3. Grafik Pendapat pedagang mengenai dampak relokasi pasar terhadap
persaingan antar pedagang
Dari pernyataan di atas, sebanyak 100% informan menyatakan bahwa
setelah terjadinya relokasi pasar, hubungan antar pedagang tetap harmonis,
dan persaingan antar mereka merupakan persaingan yang sehat, dan tidak
115
menimbulkan konflik antar mereka, bahkan mereka merasa semakin kompak
karena memiliki satu pemikiran tentang penolakan relokasi yang membuat
pendapatan mereka menjadi menurun. Seperti yang telah dikemukakan oleh
salah satu pedagang semabako yang bernama Ibu Julianti yang menyatakan
bahwa:
“karena sering kita ajukan penolakan tentang pemindahan lokasi pasar
ini, tambah kompak sa liat kita, mungkin karena satu pemikiran juga.
Mo tidak satu pemikiran bemana, kalo semua mengeluh tidak laku
jualannya di pasar panjang”, ada ka yang mo diam-diam saja liat
jualannya tidak laku, pasti lama-lama daprotes juga”. (wawancara
dilaksanakan pada hari Rabu, 04 Februari 2016, pukul 8.00).
Dan juga karena adanya relokasi, pedagang yang awalnya tidak begitu
dekat, karena tempat berdagang mereka yang jauh, dengan adanya relokasi
yang juga merubah posisi tempat berdagang menjadi berdekatan sehingga
merekapun menjadi lebih akrab dan bisa menambah rekan baru. Sebagian dari
mereka juga beranggapan bahwa sesama pedagang tetap harus menjaga
hubungan baik, saling menghargai, menghormati, dan saling tolong menolong,
seperti yang di ungkapkan oleh salah satu pedagang Ikan basah yaitu Bapak
Darwin, bahwa:
“Ya, kitakan sesama pedagang harus saling menghargai, saling tolong
menolong, karena kita tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain kan?”.
(wawancara dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 januari 2016, pukul
09.15).
116
c. Kerjasama antar pedagang
Tabel. 4.54. Pendapat pedagang mengenai
kerjasama antar pedagang
No
3
dampak
relokasi
terhadap
Opsi
Frekuensi
Persentase
Persentase Kumulatif
Ya
89
100.0
100
Tidak
0
0.0
0
Total
89
100.0
100
Sumber: Hasil Analisis Penelitian
Persentase tentang pendapat pedagang mengenai dampak relokasi pasar
terhadap kerjasama antar pedagang disajikan pada grafik di bawah ini.
100
100
90
80
70
60
50
40
30
20
0
10
0
Ya
Tidak
Gambar 4.4. Grafik Pendapat pedagang mengenai dampak relokasi terhadap
kerjasama antar pedagang
Dari grafik di atas terlihat bahwa 100% informan menyatakan bahwa
paska relokasi pasar, kerjasama yang terjalin antar pedagang tetap berjalan
baik. Alasan mereka karena tidak ada perbedaan antara pasar pajang dan pasar
117
laino, mereka harus tetap menjaga kerjasama mereka, saling membantu,
karena tidak menuntut kemungkinan nantinya mereka membutuhkan bantuan
dari orang lain. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Maryati dan
Suryawati (2007: 55) bahwa pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial.
Di dalam dirinya terdapat hasrat untuk berkomunikasi, bergaul, dan
bekerjasama dengan orang lain. Hasrat ini timbul bukan hanya karena
kebutuhan lahiriah, melainkan karena hasrat itu sendiri, bahwa ia butuh
berkomunikasi, bergaul dan bekerjasama dengan orang lain.
d. Kenyamanan pedagang
Tabel 4.55. Pendapat pedagang mengenai dampak relokasi pasar terhadap
tingkat kenyamanan pedagang
No
Opsi
Frekuensi
Persentase
Persentase Kumulatif
Ya
28
31.46
31%
Tidak
61
68.54
69%
89
Total
Sumber: Hasil Analisis Penelitian
100.0
100
4
Persentase tentang pendapat pedagang mengenai dampak relokasi
terhadap kenyamana pedagang dapat dilihat pada Gambar 4.5 di bawah ini:
118
100
90
69
80
70
60
50
31
40
30
20
10
0
Ya
Tidak
Gambar 4.5. Grafik pendapat pedagang mengenai dampak relokasi terhadap
kenyamanan berdagang pedagang
Terhadap persentase di atas, tampak bahwa 31% pedagang merasa
nyaman berada di pasar panjang, sementara 69% pedagang merasa tidak
nyaman di pasar panjang. Dari wawancara yang peneliti lakukan, alasan
pertama yang diungkapkan oleh 69% pedagang yang tidak nyaman berada di
panjang adalah karena barang dagangan mereka kurang laku saat berada di
pasar panjang, bahkan kadang tidak laku sama sekali, sehingga sering kali
mereka, khususnya pedagang sayur, ikan, dan sebagian pedagang bumbu,
berpindah lokasi berdagang ke bagian depan pasar panjang, dan sebagian lagi
pindah ke depan lokasi pasar lama agar dagangan mereka laku terjual,
sehingga ada omset yang mereka bawa pulang walaupun tidak seberapa,
karena menurut mereka, ditempat tersebut lebih strategis, sering dilewati
masyarakat, dan ramai pengunjung, dibanding menetap di pasar panjang yang
jarang pengunjung. Karena tidak laku dan sering berpindah lokasi berdagang
119
itulah sehingga pedagang merasa tidak nyaman, dan gelisah, karena
sebelumnya pihak pemerintah melarang para pedagang menjajahkan barang
dagangnnya di depan lokasi pasar lama, dan menugaskan pamongpraja untuk
menjaga lokasi tersebut, sehingga sering kali terjadi perselisihan antara
pedagang dan pamongpraja. Alasan lain yang kebanyakan mereka ungkapkan
adalah karena jalan yang rusak, kios mereka yang teralu jauh, sehingga
pembeli jarang yang datang berbelanja di kios mereka. Untuk 31% pedagang
yang menjawab nyaman berada di pasar panjang, alasannya karena posisi
kiosnya yang berada di jejeran depan, tepatnya di pos 1, sehingga rame
pembeli, dan juga karena kondisi kios yang tidak terlalu panas dibanding
dengan kondisi kiosnya yang lama, sehingga mereka merasa lebih nyaman
berada di pasar panjang di banding di pasar laino, seperti apa yang pernah
diungkapkan oleh salah satu pedagang sembako, Ibu Wa Lia, bahwa:
“Kalo untuk saya, pasar laino kurang nyaman, karena sering
kehujanan, jadi masuk hujan itu di kios saya, sering banjir, jadi pece
jalanan. Kalo untuk jalanan pasar panjang bagus-bagus saja, malahan
saya lebih nyaman di sini dari pada di pasar yang lama”. (wawancara
dilaksanakan pada hari Kamis 04 Februari 2016, pukul 07.30)
120
e. Sarana prasarana pasar panjang
Tabel 4.56. Pendapat pedagang mengenai keterjaminan sarana prasarana pasar
panjang disbanding pasar laino
No
5
Opsi
Frekuensi
Persentase
Persentase Kumulatif
Ya
52
58.43
58
Tidak
37
41.57
42
Total
89
100.0
100
Sumber: Hasil Analisis Penelitan
Persentase pendapat pedagang mengenai ketersediaan sarana prasaran
pasar panjang akn disajikan pada gambar 4.6 berikut:
100
90
80
70
58
60
42
50
40
30
20
10
0
Ya
Tidak
Gambar 4.6. Grafik pendapat pedagang mengenai keterjaminan sarana prasarana
pasar panjang disbanding pasar laino
Berdasarkan data di atas, 58% pedagang menyatakan bahwa sarana dan
prasarana di pasar panjang lebih terjamin dibanding dengan pasar laino lama,
121
lebih menjamin di sini bukan berarti mereka mengatakan bahwa sarana dan
prasaran pasar laino lama tidak lebih baik di banding pasar panjang, tetapi
lebih menjawab ke alasan bahwa sama saja antara sarana pra sarana yang ada
di pasar panjang dan pasar laino, dan untuk sarana prasarana 58% pedagang
tidak begitu memperdulikan mengenai sarana dan prasarana, yang paling
penting bagi mereka adalah bagaimana cara supaya pendapatan mereka bisa
kembali seperti saat berdagang di pasar laino lama, minimal bisa mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Dan untuk 42% pedagang yang menjawab sarana
prasarana pasar panjang tidak lebih terjamin di banding denga pasar laino
lama, beberapa alasan dominan yang mereka ungkapkan yang pertama di
pasar panjang tidak difasilitasi tempat parkir, hal ini memang sesuai dengan
kenyataan di lokasi penelitian, terlihat kendaraan terparkir secara sembarang
di depan kios-kios pedagang yang memiliki sedikit ruang kosong, pernyataan
itu juga sempat disinggung oleh salah satu pegawai Disperindag, saat
pengambilan data sekunder, beliau mengatakan bahwa:
“Jalanya ke sana itu kurang bagus, akses jalannya eee apa namanya,
sempit, sehingga hanya satu jalur saja yang bisa lewat, tapi itu akibat
pedagang yang tambah-tambah panjangnya kios, sebenarnyakan
kioasnya kita buat dua jalur, ada juga yang di sebelah laut, tapikan
jalur jalan di sebelah laut itu aturannya tidak bisa dilewati motor, tapi
kenyataannya tidak, akhirnya ya begitumi, setengahmati lewat, mana
motor, mana pembeli”. (wawancara dilaksanakan pada hari Kamis, 21
Januari 2016, pukul 11.45).
Selain itu, alasan lain yang mereka ungkapkan adalah tidak adanya WC
umum di lokasi pasar panjang, sehingga kadang-kadang para pedagang yang
ingin buang air, terpaksa harus pulang kembali ke rumah untuk buang air,
122
namun ini hanya bagi pedagang yang lokasi tempat tinggalnya tidak terlalu
jauh dari lokasi pasar panjang, dan pedagang yang lainnya mengungkapkan
bahwa ia sering menggunakan WC yang ada di masjid jika ingin buang air.
Pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang ungkapkan oleh salah satu
pedagang bumbu, yaitu Ibu Wa Ode Nuhu, bahwa:
“Selama sa menjual di pasar panjang, sa tidak tau di mana WCnya,kalo
sa biasanya sa buang air di WC masjid di depan sana, adakalanya juga
sa pulang, tapi kalo mo pulang bale dari kios lamaku yang diujung sana
ke Wc masjid, jauh sekali, jadi setengah mati kita”. (wawancara
dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Januari 2016, 08.00).
Dan ada juga yang mengungkapkan bahwa, sarana prasarana di pasar
laino lama lebih terjamin, karena pasar itu milik pemerintah, jadi wajar jikalau
sarana prasarananya lebih baik dibanding pasar panjang.
f. Keamanan pasar panjang
Tabel 4.57. Pendapat pedagang mengenai keterjaminan keamanan pasar
panjang dibanding pasar laino
No
6
Opsi
Frekuensi
Persentase
Persentase Kumulatif
Ya
29
32.58
33
Tidak
60
67.42
67
Total
89
100.0
100
Sumber: Hasil Analisis Penelitian
Persentase pendapat pedagang mengenai keterjaminan keamanan pasar
panjang dibanding pasar laino akan disajikan pada Gambar 4.7 berikut:
123
100
90
80
67
70
60
50
40
33
30
20
10
0
Ya
Tidak
Gambar 4.7. Grafik pendapat pedagang mengenai keterjaminan keamanan pasar
panjang dibanding pasar laino
Grafik di atas menunjukka bahwa 67% pedagang menjawab “tidak”
pada pertanyaan “apakah keamanaan pasar paanjang lebih terjamin
dibanding dengan pasar laino lama?”, Namun tidak disini bukan berarti
pasar laino lebih aman dibanding dengan pasar panjang, tetapi mereka lebih
beralasan bahwa keamanan pasar panjang dan pasar laino sama saja, karena
perasaan aman saat mereka berada di pasar laino lama dan di pasar panjang
tetap sama. Untuk 33% pedagang yang menjawab iya pada pertanyaan
tersebut, sebagian besar beralasan bahwa sebelumnya saat pasar belum
direlokasi, banyak kasus-kasus pencurian yang terjadi di pasar laino.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan pada bab
sebelumnya, sebagian besar pedagang yang dulunya berdagang di asar
panjang, kini telah berpindah lokasi berdagang di depan pasar laino lama, dan
124
sebagian lagi menetap di pasar panjang. Untuk itu peneliti perlu menambah
pertanyaan mengenai alasan mengapa sebagian pedagang pindah, dan juga
alasan mengapa pedagang yang lainnya tetap berdagang di pasar panjang.
Dari 89 orang responden, peneliti mengambil sampel 36 responden bagi
pedagang yang masih menetap di pasar panjang dan 53 pedagang yang pindah
di depan lokasi pasar lama.
g. Alasan pedagang pindah lokasi berdagang ke depan lokasi pasar lama
Adapun pertanyaan tambahan bagi pedagang yang pindah ke lokasi
pasar yang lama yaitu “apakah kurang lakunya dagangan Bapak/Ibu dan
menurunnya pendapatan menjadi alasan mengapa Bapak/Ibu pindah ke lokasi
pasar laino lama?
Tabel 4.58. Alasan pedagang pindah lokasi berdagang ke depan lokasi pasar
lama
No
7
Opsi
Frekuensi
Persentase
Persentase Kumulatif
Ya
48
90.57
91
Tidak
5
9.43
9
Total
53
100.0
100
Sumber: Hasil Analisis Penelitian
Persentase pendapat pedagang mengenai keterjaminan keamanan pasar
panjang dibanding pasar laino akan disajikan pada Gambar 4.8 berikut:
125
100
91
90
80
70
60
50
40
30
9
20
10
0
Ya
Tidak
Gambar 4.8. Grafik alasan pedagang pindah lokasi berdagang ke depan lokasi pasar
lama
Grafik di atas menjelaskan bahwa dari 53 pedagang, 91% menjawab
“Iya” pada pertanyaan di atas. Hal tersebut berarti 91% pedagang setuju
bahwa alasan mereka pindah lokasi berdagang ke lokasi pasar lama karena
dagangan mereka yang kurang laku. Alasan yang diungkapkan oleh pedagang
tersebut, yaitu karena lokasi tempat berdagang mereka yang berada di bagian
belakang sehingga mempengaruhi kedatangan pembeli, mereka mengaku
bahwa memang pembeli ramai saat pagi, namun jika sudah menjelang siang,
pembeli mulai berkurang, dan semakin siang di lokasi dagang bagian
belakang semakin sunyi, bahkan para pedagang kadang-kadang berhenti
berdagang jika hari sudah siang, karena jarang pembeli yang akan berkunjung.
126
Berikut ini pernyataan yang diungkapkan oleh salah satu pedagang ikan basah
yaitu Bapak Andi, bahwa:
“kita mo bertahan bemana di pasar panjang…tidak laku di sana kita,
lebih 10 juta modal habis begitu saja, habis berutang kita, nanti di
pasar panjang baru sa berutang”. (wawancara dilaksanakan pada hari
Rabu, 10 Februari 2016, pukul 09.30).
Alasan serupa juga diungkapkan oleh salah satu pedagang sembako,
Bapak La Pale, bahwa:
“hmmm..kasian ana..di pasar panjang itu apanya yang kita mo
pertahankan, jualannya kita tidak laku,,kita cuman duduk-duduk ceritacerita saja di sana, hmmmmm kalo sudah siang, kita pulangmi,, begitubegiru saja ingka,,buang-buang saja sewa ojek”. (wawancara
dilaksanakan pada hari Jumat 05 Februari 2016, pukul 13.15).
Selanjutnya 9% dari 53 orang tersebut menjawab tidak pada pertanyaan
di atas, alasan yang mereka ungkapkan adalah mereka hanya sekedar ikutikutan pindah ke lokasi pasar yang lama karena yang lain pindah jadi
merekapun ikut pindah.
h. Alasan pedagang menetap di pasar panjang
Untuk mengetahui alasan pedagang yang menetap di pasar panjang,
berikut pertanyaannya : “apakah alasan Bapak/Ibu menetap di pasar panjang,
karena di pasar panjang dagangan Bapak/Ibu lebih laku dan pendapatan
Bapak/Ibu meningkat?”.
127
Tabel 4.59. Alasan pedagang menetap di pasar panjang
No
8
Opsi
Frekuensi
Persentase
Persentase Kumulatif
Ya
4
4.0
4
Tidak
85
96.0
96
Total
89
100.0
100
Sumber: Hasil analisis penelitian
Persentase tentang alasan pedagang menetap di pasar panjang dapat
dilihat pada Gambar 4.9 berikut:
96
100
90
80
70
60
50
40
30
20
4
10
0
Ya
Tidak
Gambar 4.9. Grafik
alasan pedagang
menetap di pasar panjang
Berdasarkan grafik di atas, dari 36 pedagang, 96% pedagang menjawab
tidak pada pertanyaan di atas, alasannya yang mereka ungkapkan karena saat
pedagang berpindah lokasi, para pedagang tersebut terlambat mengambil
tempat untuk berdagang, sehingga terpaksa mereka harus menetap di pasar
128
panjang. Alasan lain yang mereka ungkapkan adalah karena tempat berdagang
di depan pasar lama yang sempit sehingga tidak muat untuk menampung
barang dagangan mereka, dan juga mereka merasa jenis dagang mereka tidak
cocok diperdagangka di pinggir jalan seperti di lokasi pasar lama. Dan 4%
dari pedagang yang menjawab Ya, karena saat wawancara, mereka
menyatakan bahwa saat berdagang di pasar panjang, pendapatan mereka
menjadi sedikit meningkat jika dibanding saat di pasar laino. Hal ini karena
lokasi kios mereka yang jaraknya dekat dengan pintu masuk pasar panjang
dan ramai pengunjung, sehingga mempenagruhi pendapatan mereka.
129
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Dampak perubahan lokasi pasar dari Pasar Laino ke Pasar Panjang memiliki
dampak negatif yang lebih besar terhadap kondisi ekonomi pedagang, hal
ini dapat dilihat dari rata-rata pendapatan bersih pedagang, dimana terjadi
penurunan rata-rata pendapatan bersih pedagang saat di Pasar Panjang dari
Rp 5.502.305,- per bulan menjadi Rp 2.638.367,- per bulan atau terjadi
penurunan sebanyak 52%. Hal tersebut juga berdampak negatif terhadap
pemenuhan kebutuhan hidup pedagang, dimana 96% pedagang menyatakan
bahwa omset yang di dapat saat di Pasar Panjang tidak bisa mencukupi
kebutuhan hidup mereka dengan baik.
2. Dampak relokasi pasar terhadap masalah sosial pedagang tergolong menjadi
dua, yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif tersebut
yaitu hasil wawancara menunjukkan bahwa 100% pedagang menyatakan
bahwa hubungan mereka paska relokasi semakin baik, kerjasama yang
terjalin baik, dan juga dengan adanya relokasi pasar bisa menambah rekan
dan pedagang yang awalnya tidak saling mengenal kini menjadi kenal dan
akrab, sedangkan dampak negatifnya adalah relokasi pasar menimbulkan
konflik antar pedagang dengan Satpol PP. Selain itu 69% pedagang
menyatakan bahwa mereka tidak merasa nyaman selama berdagang di Pasar
Panjang, karena pengunjung yang sepi yang diakibatkan karena kondisi
129
130
jalan pasar panjang yang rusak, dan juga lokasi pasar panjang yang berada
pada satu jalur jalan yang memanjang, sehingga mempengaruhi kedatangan
pembeli. Sehingga sebagian besar pedagang yang ada di Pasar Panjang, kini
berpindah ke depan lokasi Pasar Laino lama
B.
Saran
1. Bagi pemerintah Kabupaten Muna, sebaiknya memikirkan lebih matang lagi
mengenai dampak yang akan ditimbulkan dari relokasi pasar tersebut agar
pedagang tidak menjadi resah dan melakukan perlawanan tentang
penolakan relokasi, dan menyiapkan lokasi yang lebih strategis untuk
menampung sementara para pedagang, dengan posisi kios yang bisa
dijangkau pembeli agar pendapatan para pedagang tidak merosot.
2. Bagi pihak Satpol PP, sebaiknya bisa mengontrol perilaku para pedagang
yang melakukan perlawanan dengan baik, sehingga tidak menimbulkan
kegaduhan di Pasar Panjang.
3. Bagi Disperindag selaku pihak pengelola Pasar Panjang , sebaiknya bisa
menjembatani masalah perlawanan pedagang terhadap penolakan relokasi
dengan memberikan arahan-arahan dengan baik dan transparan, sehingga
para pedagang bisa lebih sabar dan lebih mengerti lagi mengenai tujuan
relokasi pasar.
131
DAFTAR PUSTAKA
Ajemain, 2012. Analisis Pendapatan Bersih Petani Padi Sawah Di Desa Mopute
Kecamatan Oheo Kabupaten Konawe Utara. Fakultas keguruan dan Ilmu
Pendidikan UHO. Kendari.
Aisah, S. 2015. Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Ternak Ayam Petelur “Utama
Tani” Kelurahan Puosu Jaya Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan.
Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan UHO. Kendari.
Bachrir, S. 2013. Deskripsi Kondisi Sosial Ekonomi Pengemis di Kota Kendari.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UHO. Kendari.
Batara, M. T. 2013. Kondisi Sosial Anak Jalanan (Studi Kasus Pada Lembaga
Komunikasi dan jalinan Anak (KOJAK) Kendari). Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan UHO. Kendari.
Endrawanti, S. 2012. Dampak Relokasi Pasar (Studi Kasus di Pasar Sampangan
Kota Semarang). Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang.
Irawan, D. R. 2015. Dampak Relokasi Pasar Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang di Pasar Bonggoeya Kendari. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan UHO. Kendari.
Izza, N. 2010. Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pasar Tradisional (Studi Pengaruh
Amburakmo Plaza terhadap Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman Yogyakarta). Skripsi. Yogyakarta:
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Konsentrasi Pengembangan
Masyarakat Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Juariyah, S dan Basrowi, 2010. Analisis Kondisi Sosial ekonomi dan Tingkat
Pendidikan Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten
Lampung Timur. JUrnal Ekonomi dan Pendidikan Volume 7 Nomor 1
Lufti, O. L. 2012. Dampak Keberadaan Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan.
Maryati, K dan Suryawati, J. 2007. Sosiologi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta:
PT. Gelora Aksara Pratama.
Musthofa, Z. 2011. Evaluasi Pelaksanaan Porgram Relokasi Pemukiman Kumuh
(Studi Kasus: Program Relokasi Pemukiman di Kelurahan Pucang Sawit
Kecamatan Jebres Kota Surakarta). Skripsi. Surakarta: Program Stusi
Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret.
Peraturan
Menteri
Perdagangan
Republik
Indonesia
Nomor:
70/MDAG/PER/12/2013 Tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
132
Pia, Wa. 2011. Analisis Pendapatan Usaha Sektor Informal di Kecamatan Katobu
Kabupaten Muna (Studi Kasus Industri Gorengan). Fakultas keguruan dan Ilmu
Pendidikan UHO. Kendari.
Ritonga, M.T, dkk. Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. PT. Gelora Aksara Pratama.
Jakarta.
Santi, 2015. Profil kehidupan social ekonomi pedagang kecil penerimaan Kredit
Usaha Rakyat BRI di Pasar Wamelai Kecamatan Lawa Kabupaten Muna.
Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan UHO. Kendari.
Sardiman, dkk. 2008. Pembelqjaran IPS Terpadu 1 Untuk kelas VII SMP dan MTs.
Platinum. Yogyakarta.
Sari, R. K. 2006. Sistem Penentuan Daerah Relokasi Pemukiman Masyarakat Di
Kota Banda Aceh Berbasis Sistem Informasi Geografis. Jurnal Fakultas
Teknoligi Industri Jurusan Teknik Informatika Universitas Gunadarma.
Sasmita, B.P, dkk. 2013. Pengaruh Modal dan Lama Kerja terhadap Tingkat
Pendapatan Pedagang Kaki Lima. 2013. Bandar Lampung: Skripsi Pendidikan
Ekonomi IPS FKIP Unila.
Setyaningsih, A dan Susilo, Y.S. 2014. Dampak Sosial Ekonomi Relokasi Pasar
Satwa Kasus Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY). Jurnal
EP18187.
Siburian, D, dkk. 2012. Pengaruh Harga Gula Internasional dan Produksi
GulaDomestik terhadap Ekspor Gula Indonesia (Studi Pada Volume Ekspor
Gula Indonesi Periode Tahun 2010-2012). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB),
Vol. 15, No 1.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian kuantitatif kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sunarna, I.T. 2010. Tingkat Kepedulian Pemerintah Kabupaten Ketapang terhadap
Tenaga Kerja (Buruh) di PT Bangun Bina Mandiri (BNM). Skripsi Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian.
Wicaksono, L. N, dkk. 2008. Persepsi Pedagang Pasar terhadap Program
Perlindungan Pasar Tradisional Oleh Pemerintah Kota Semarang (Studi Kasus
Pedagang Pasar Peterongan Semarang Selatan).Jurnal Ilmu Pemerintahan
Universitas Diponegoro.
Widodo, T. 2013. Studi tentang Peranan Unit Pasar dalam Pengelolaan Sampah di
Pasar Merdeka Kota Samarinda. eJournal Administrasi Negara.
Yulianti, N. 2011. Dampak Perubahan Lokasi Pasar Terhadap Sosial Ekonomi
Masyarakat di Nagari Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok
Selatan. Padang: Skripsi Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Andalas.
Zunaidi, M. 2013. Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang di Pasar Tradisional Pasca
Relokasi dan Pembangunan Pasar Modern. Jurnal Sosiologi Islam, Vol.3, No.
1.
133
L
A
M
P
I
R
A
N
134
Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI
NO. CL
:
Metode
: Observasi
Tempat Pengamatan
:
Tanggal Pengamatan
:
Jam
:
Disusun Jam
:
Kegiatan yang Diobservasi
:
Aspek yang diamatai:
Kondisi dan suasana pasar panjang:
1. Hubungan antar pedagang
2. Kerjasama pedagang
3. Kondisi jalan pasar panjang
4. Ketersediaan sarana prasarana
135
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA
JUDUL: DAMPAK RELOKASI PASAR TERHADAP KONDISI SOSIAL
EKONOMI PEDAGANG PASAR LAINO RAHA
WAWANCARA
A. Identitas responden
No. Urut informan
: ………………………………
a. Nama Informan
: ………………………………
b. Jenis Kelamin
: ………………………………
c. Umur
: ………………………………
d. Alamat
: ………………………………
e. Pendidikan Formal Terakhir
: ………………………………
Pendapatan:
1. Berapa omset Bapak/Ibu selama menjual dagangan sehari di pasar panjang
dibanding dengan di pasar laino?
2. Berapa besar modal yang Bapak/Ibu keluarkan per hari untuk membeli bahan
baku yang diperdagangkan selama berada di pasar panjang dibanding dengan
di pasar laino?
3. Apa saja biaya yang dikeluarkan Bapak/Ibu dalam kegiatan berdagang? (alat
dan bahan)
136
4. Berapa besar biaya yang Bapak/Ibu gunakan untuk membeli peralata dan
bahan yang digunakan untuk berdagang selama berdagang di pasar panjang
dibanding dengan di pasar laino?
5. Berapa banyak (kilo/ikat/buah/liter,dll) barang dagang Ibu yang terjual dalam
sehari selama berdagang di pasar panjang dibanding dengan di pasar laino?
6. Berapa harga masing-masing barang dagangan Bapak/Ibu?
7. Berapa lama barang dagangan Bapak/Ibu tersimpan selama berdagang di
pasar panjang dibanding dengan di pasar laino?
8. Apakah omset yang Bapak/Ibu dapatkan sebulan selama berdagang di pasar
panjang lebih bisa menjamin kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak/Ibu
dibanding dengan saat berdagang di pasar laino?
Iya
Tidak
Alasan ……………………………………………
Permasalahan Sosial (Interaksi sosial)
1. Apakah sering terjadi konflik selama berdagang di Pasar Panjang?
a. Ya
b. Tidak
Alasan ………………………………………………………………….
…………………………………………………………………..
2. Apakah terjadi hubungan yang harmonis antar pedagang setelah adanya
pemindahan lokasi pasar?
a. Ya
b. Tidak
137
Alasan …………………………………………………………………..
……………………………………………………………………
3. Apakah kerjasama yang terjalin antar pedagang paska relokasi pasar selalu
baik?
a. Ya
b. Tidak
Alasan ………………………………………………………………….
………………………………………………………………….
4. Apakah Bapak/Ibu merasa nyaman selama berdagang di pasar panjang ini?
Iya
Tidak
Alasan …………………………………………………………………….
5. Apakah sarana dan prasarana di lokasi pasar panjang lebih terjamin dibanding
dengan pasar laino lama?
Ya
Tidak
Alasan ............................................................................................
6. Apakah keamanan di pasar panjang ini lebih terjamin dibanding dengan pasar
laino lama?
Iya
Tidak
Alasan …………………………………………………………………….
7. Apakah kurang lakunya dagangan Bapak/Ibu menjadi alasan mengapa
Bapak/Ibu pindah ke lokasi pasar laino lama?
Iya
Tidak
Alasan ……………………………………………………………………...
138
8. Apakah alasan Bapak/Ibu menetap di pasar panjang, karena di pasar panjang
dagangan Bapak/Ibu lebih laku dan pendapatan Bapak/Ibu meningkat?
Iya
Tidak
Alasan ………………………………………………………………………
139
NAMA RESPONDEN
UMUR
ALAMAT
PENDIDIKAN TERAKHIR
:
:
:
:
YANG TERJUAL
YANG AKAN DI JUAL/HARI
NO
JENIS
DAGANGAN
LAINO
BANYAK
HARGA/Rp
HARGA
PANJANG
BANYAK
YANG TIDAK TERJUAL
HARGA/Rp
LAINO
PANJANG
LAINO
1
2
3
4
5
JUMLAH
PENDAPATAN KOTOR/HARI
LAINO/RP
PANJANG/RP
MODAL ALAT DAN
BAHAN
MODAL/HARI
LAINO
PANJANG
LAINO
PANJANG
PENDAPATAN
BERSIH/BULAN
LAINO
PANJANG
PANJANG
LAINO
PANJANG
LAMA TERSIMPAN
LAINO
PANJANG
140
Lampiran 13. Total Pendapatan bersih pedagang sayur perbulan di Pasar Laino dan Pasar Panjang
No
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
Total Biaya
(TC)
(Rp)
16.260.000
4.830.000
6.720.000
5.160.000
5.880.000
3.040.000
6.480.000
6.120.000
8.220.000
5.260.000
4.130.000
5.340.000
4.230.000
5.900.000
5.300.000
92.870.000
Pendapatan bersih saat di pasar laino
Total Penerimaan (TR)
Pendapatan Bersih (NI)
(Rp)
(Rp)
19.155.000
7.710.000
8.520.000
7.920.000
9.735.000
4.110.000
8.355.000
10.065.000
12.720.000
9.375.000
6.315.000
7.950.000
6.420.000
6.887.400
6.705.000
131.942.400
2.895.000
2.880.000
1.800.000
2.760.000
3.855.000
1.070.000
1.875.000
3.945.000
4.500.000
4.115.000
2.185.000
2.610.000
2.190.000
987.400
1.405.000
39.072.400
Pendapatan bersih saat di pasar panjang
Total Biaya (TC)
Total Penerimaan
Pendapatan Bersih (NI)
(Rp)
(TR)
(Rp)
(Rp)
5.172.000
5.820.000
648.000
4.612.000
6.300.000
1.688.000
2.532.000
2.820.000
288.000
3.402.000
3.540.000
138.000
2.472.000
2.820.000
348.000
4.460.000
4.620.000
160.000
3.242.000
4.140.000
898.000
2.932.000
3.300.000
368.000
3.582.000
4.380.000
798.000
2.622.000
2.880.000
258.000
2.742.000
3.000.000
258.000
2.622.000
3.000.000
378.000
2.922.000
3.420.000
498.000
3.732.000
4.200.000
468.000
3.240.000
3.600.000
360.000
50650.000
57.840.000
7.554.000
Keterangan:
TC = Total Cost (Biaya total) = total biaya pengeluaran
TR = Total Revenue (Biaya penerimaan) = total barang yang terjual X harga jual
141
Lampiran 23. Total pendapatan bersih pedagang bumbu saat di Pasar Laino dan Pasar Panjang
No
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Pendapatan bersih saat di pasar laino
Total Biaya (TC)
Total Penerimaan
Pendapatan
(Rp)
(TR)
Bersih (NI)
(Rp)
(Rp)
27.416.000
31.830.000
4.414.000
17.704.400
19.732.500
2.028.100
54.556.000
58.440.000
3.884.000
24.960.000
27.270.000
2.310.000
34.620.000
37.740.000
3.120.000
35.512.000
37.860.000
2.348.000
22.070.000
24.120.000
2.050.000
41.786.000
43.815.000
2.029.000
27.960.000
30.330.000
2.370.000
41.098.000
43.290.000
2.192.000
327.682.400
31.830.000
26.745.100
Pendapatan bersih saat di pasar panjang
Total Biaya (TC)
Total Penerimaan (TR)
Pendapatan Bersih (NI)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
7.728.000
8.126.000
9.366.000
5.041.000
8.526.000
7.146.000
7.056.000
9.502.000
7.311.000
6.846.000
76.648.000
Keterangan:
TC = Total Cost (Biaya total) = total biaya pengeluaran
TR = Total Revenue (Biaya penerimaan) = total barang dagangan yang terjual X harga jual
8.130.000
8.692.500
9.590.000
5.870.000
8.720.000
8.760.000
7.900.000
10.412.500
7.760.000
8.710.000
84.545.000
402.000
586.500
224.000
829.000
194.000
1.614.000
844.000
910.500
449.000
1.864.000
7.917.000
142
Lampiran 30. Tabel pendapatan bersih pedagang RB per bulan saat di Pasar Laino dan Pasar Panjang
No
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah
Total Biaya
(TC)
(Rp)
45.810.000
28.192.000
30.974.000
28.183.000
26.174.000
26.174.000
26.974.000
28.174.000
32.192.000
25.930.000
20.174.000
24.294.000
343.245.000
Pendapatan bersih saat di pasar laino
Total Penerimaan
Pendapatan Bersih (NI)
(TR)
(Rp)
(Rp)
49.500.000
3.690.000
30.000.000
1.808.000
34.500.000
3.526.000
33.000.000
4.817.000
30.000.000
3.826.000
30.000.000
3.826.000
30.000.000
3.026.000
30.000.000
1.826.000
36.000.000
3.808.000
27.000.000
1.070.000
22.500.000
2.326.000
25.500.000
1.206.000
378.000.000
34.755.000
Pendapatan bersih saat di pasar panjang
Total Biaya (TC)
Total Penerimaan
Pendapatan Bersih (NI)
(Rp)
(TR)
(Rp)
(Rp)
12.210.000
13.500.000
1.290.000
14.200.000
15.000.000
800.000
6.210.000
6.900.000
690.000
10.200.000
10.500.000
300.000
13.200.000
15.000.000
1.800.000
6.700.000
7.500.000
800.000
11.600.000
12.600.000
1.000.000
11.600.000
12.300.000
700.000
8.200.000
9.000.000
800.000
6.270.000
6.600.000
330.000
6.210.000
7.200.000
990.000
4.260.000
5.100.000
840.000
110.860.000
121.200.000
10.340.000
143
Lampiran 38. Tabel total pendapatan bersih pedagang ikan saat di Pasar Laino dan Pasar Panjang
No
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
jumlah
Pendapatan bersih saat di pasar laino
Total Biaya (TC)
Total Penerimaan
Pendapatan Bersih
(Rp)
(TR)
(NI)
(Rp)
(Rp)
15.774.000
18.000.000
2.226.000
52.626.000
55.500.000
2.874.000
15.936.000
18.000.000
2.064.000
47.754.000
51.000.000
3.246.000
55.824.000
58.500.000
2.676.000
38.574.000
42.000.000
3.426.000
52.626.000
60.000.000
7.374.000
18.774.000
24.000.000
5.226.000
18.894.000
21.000.000
2.106.000
35.574.000
39.000.000
3.426.000
30.936.000
33.000.000
2.064.000
15.756.000
18.000.000
2.244.000
18.954.000
21.000.000
2.046.000
459.000.000
418.002.000
40.998.000
Pendapatan bersih saat di pasar panjang
Total Biaya (TC)
Total Penerimaan (TR)
Pendapatan Bersih
(Rp)
(Rp)
(NI)
(Rp)
44.570.000
45.000.000
430.000
29.690.000
30.000.000
310.000
21.350.000
21.600.000
250.000
44.440.000
45.000.000
560.000
40.410.000
40.800.000
390.000
21.210.000
22.500.000
1.290.000
32.090.000
33.000.000
910.000
28.690.000
29.100.000
410.000
40.510.000
41.100.000
590.000
21.490.000
22.500.000
1.010.000
56.440.000
57.000.000
560.000
28.400.000
28.500.000
100.000
32.160.000
33.000.000
840.000
441.450.000
449.100.000
7.650.000
144
Lampiran 45. Tabel total pendapatan bersih pedagang pakaian jadi saat di Pasar Laino dan Pasar Panjang
No
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Jumlah
Pendapatan bersih saat di pasar laino
Total Biaya
Total Penerimaan
Pendapatan Bersih
(TC)
(TR)
(NI)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
29.860.000
42.000.000
12.140.000
29.842.000
48.000.000
18.158.000
32.654.000
54.000.000
21.346.000
52.833.000
78.000.000
25.167.000
51.374.000
72.000.000
20.626.000
35.094.000
54.000.000
18.906.000
45.874.000
63.000.000
17.126.000
40.464.000
69.000.000
28.536.000
78.167.000
99.000.000
20.833.000
48.105.000
69.000.000
20.895.000
33.504.000
60.000.000
26.496.000
77.194.000
105.000.000
27.806.000
25.044.000
36.000.000
10.956.000
26.672.000
42.000.000
15.328.000
606.681.000
891.000.000
284.319.000
Pendapatan bersih saat di pasar panjang
Total Biaya (TC)
Total Penerimaan (TR)
Pendapatan Bersih
(Rp)
(Rp)
(NI)
(Rp)
39.290.000
46.500.000
7.210.000
34.450.000
48.000.000
13.550.000
23.460.000
39.000.000
15.540.000
55.150.000
69.000.000
13.850.000
41.200.000
54.000.000
12.800.000
35.120.000
45.000.000
9.880.000
41.300.000
54.000.000
12.700.000
45.090.000
60.000.000
14.910.000
71.285.000
78.000.000
6.715.000
55.015.000
66.000.000
10.985.000
23.460.000
36.000.000
12.540.000
36.340.000
49.500.000
13.160.000
77.110.000
90.000.000
12.890.000
23.460.000
36.000.000
12.540.000
601.730.000
771.000.000
169.270.000
145
Lampiran 52. Tabel total pendapatan bersih pedagang sembako per bulan saat di Pasar Laino dan Pasar Panjang
No
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Jumlah
Pendapatan bersih saat di pasar laino
Total Biaya (TC)
Total Penerimaan
Pendapatan Bersih (NI)
(Rp)
(TR)
(Rp)
(Rp)
91.070.000
93.360.000
2.290.000
26.600.000
28.957.500
2.357.500
50.072.000
52.905.000
2.833.000
36.602.000
42.202.500
5.600.500
54.910.000
58.425.000
3.515.000
73.190.000
75.997.500
2.807.500
49.800.000
53.512.500
3.712.500
60.656.000
62.842.500
2.186.500
41.990.000
44.655.000
2.665.000
47.446.000
49.470.000
2.024.000
75.510.000
77.947.500
2.437.500
81.916.000
84.637.500
2.721.500
53.900.000
56.280.000
2.380.000
47.700.000
50.092.500
2.392.500
63.576.000
65.820.000
2.244.000
77.266.000
80.595.000
3.329.000
62.130.000
64.830.000
2.700.000
65.386.000
67.425.000
2.039.000
48.950.000
51.577.500
2.627.500
39.940.000
42.007.500
2.067.500
55.156.000
57.660.000
2.504.000
42.900.000
45.990.000
3.090.000
45.796.000
48.652.500
2.856.500
51.120.000
53.362.500
2.242.500
43.850.000
46.327.500
2.477.500
1387.432.000
1.455.532.500
68.100.500
Pendapatan bersih saat di pasar panjang
Total Biaya (TC)
Total Penerimaan (TR)
Pendapatan Bersih
(Rp)
(Rp)
(NI)
(Rp)
50.321.000
51.000.000
679.000
16.493.000
18.000.000
1.507.000
35.990.000
36.300.000
310.000
29.628.000
30.000.000
372.000
40.343.000
40.575.000
232.000
58.284.000
60.000.000
1.716.000
40.963.000
42.000.000
1.037.000
47.983.000
48.750.000
767.000
33.536.000
34.500.000
964.000
31.262.000
31.500.000
238.000
55.766.000
56.550.000
784.000
43.323.000
43.500.000
177.000
43.323.000
44.250.000
927.000
34.993.000
36.000.000
1.007.000
42.273.000
42.600.000
327.000
50.904.000
51.600.000
696.000
49.744.000
52.770.000
3.026.000
40.433.000
42.900.000
2.467.000
29.885.000
33.000.000
3.115.000
30.088.000
32.100.000
2.012.000
36.073.000
37.155.000
1.082.000
32.893.000
35.280.000
2.387.000
28.718.000
30.000.000
1.282.000
40.498.000
41.250.000
752.000
35.050.000
36.000.000
950.000
978.767.000
1.007.580.000
28.813.000
146
Lampiran 54
Peta L okasi Penelitian
147
Lampiran 55
DOKUMENTASI
Dokumentasi saat Observasi
Suasana di pintu masuk Pasar Panjang
Suasana dan Kondisi jalan Pasar Panjang di Pos 2
148
Suasana dan kondisi pasar panjang di Pos 3
Suasana dan Kondisi pasar panjang di Pos 4
149
Dokumentasi saat Wawancara
Wawancara dengan pedagang sayur
Wawancara dengan pedagang bumbu
150
Wawancara dengan pedagang ikan basah
Wawancara dengan pedagang RB
151
152
153
154
Download