BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu cara untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia perlu untuk bekerja. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan. Dengan memiliki suatu pekerjaan, seorang individu dapat meningkatkan status sosialnya di lingkungan sosialnya, sehingga menjadi lebih terhormat dibandingkan individu yang tidak bekerja. Tabel 1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama, 2012-2014 (Sumber: http://www.bps.go.id/brs_file/naker_05mei14.pdf diakses pada tanggal 11 November 2014) Di Indonesia, angka pengangguran sudah mengalami penurunan meskipun masih tergolong cukup tinggi. Pada tahun 2014, jumlah pengangguran yang ada di 1 2 Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat sebesar 5,7% atau 7,15 juta jiwa (Jefriando, 2014). Angka tersebut menurun dibandingkan jumlah pengangguran pada tahun 2013. Di Yogyakarta jumlah angka pengangguranpun menurun dibandingkan tahun 2013, pada tahun 2014 tercatat 70.913 warga usia produktif yang belum memiliki pekerjaan (Widiyanto, 2014). Meskipun demikian, jumlah pengangguran pada warga yang berusia muda mengalami suatu peningkatan. Adapun di Indonesia sesuai data BPS Agustus 2013, jumlah penganggur berusia 19-29 tahun mencapai 4,9 juta orang dari total 7,4 juta penganggur (Djumena, 2014). Salah satu cara untuk mengatasi jumlah pengangguran adalah dengan menciptakan lapangan kerja atau dengan berwirausaha. Wirausaha merupakan suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri dan orang lain. Seorang wirausaha mempunyai kemampuan melihat dan menilai peluang atau kesempatan bisnis yang ada serta menghimpun sumber-sumber daya (karyawan, modal, teknik, dan lain-lain) yang dibutuhkan guna mendapatkan laba atau hasil serta mengambil tindakan yang tepat guna tercapainya sukses (Marbun, 1996). Menjadi seorang wirausaha memiliki keuntungan dan kerugiannya masingmasing. Banyak orang yang memilih menjadi seorang wirausaha karena beberapa keuntungan, seperti kebebasan, terbebas dari kontrol, gengsi, mendapatkan berbagai potensi, self-security, fleksibilitas, inovasi dan kreativitas, serta maksimalnya penggunaan bakat (Sullivan dan Lane, 1983). Banyak orang yang sebelum menjalankan suatu usaha, ia pernah bekerja pada suatu perusahaan. Mereka menjadi seorang wirausaha untuk mencari perasaan bebas. Dengan memiliki usahanya sendiri, mereka dapat mengatur perilakunya agar dapat menghasilkan keuntungan terbesar bagi dirinya. Kesuksesan dari usaha dapat dimilikinya sendiri, dan mereka yang 3 mendapatkan kebebasan untuk melakukan ide-ide yang mereka miliki, mengekspresikan diri sesuka mereka, melakukan berbagai inovasi dan perilaku kreatif yang menurut mereka dapat mengembangkan usahanya. Dengan berwirausaha, seseorang juga terbebas dari kontrol atasan, karena mereka menjadi bos bagi diri mereka sendiri. Seseorang yang menjalankan suatu usaha sendiri juga dapat membuatnya mendapatkan status dalam komunitas. Seseorang juga tidak lagi merasa takut akan terkena PHK bila melakukan suatu kesalahan, karena dengan berwirausaha mereka bekerja sendiri sehingga mereka mendapatkan perasaan selfsecurity. Seorang wirausahawan juga dapat memaksimalkan bakat yang mereka miliki didalam usahanya sendiri. Berbagai keuntungan inilah yang membuat banyak orang saat ini mulai melakukan kegiatan beriwirausaha. Mencapai kesuksesan atau memiliki keberhasilan dalam suatu usaha merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh semua pelaku usaha. Untuk mencapai keberhasilan, banyak orang melakukan berbagai usaha. Seseorang dapat dikatakan sukses atau berhasil juga tergantung pada masing-masing individu yang menjalankan usaha mereka. Kriteria kesuksesan dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti ketahanan, pertumbuhan, keuntungan, dan pengalaman atas pencapaian menawarkan produk atau jasa (Shane, 2003). Akan tetapi, tinggi rendahnya aspek tersebut sesuai dengan target yang dimiliki masing-masing individu dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu, seseorang berhasil atau tidak tergantung dari persepsi yang dimilikinya dalam melihat jalannya usaha mereka. Keberhasilan suatu usaha yang dijalankan seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari motivasi yang timbul dari dalam diri pelaku usaha, pengalaman dan pendidikan 4 yang dimiliki wirausaha serta kepribadian wirausaha tersebut. Faktor eksternal terdiri dari dua faktor yaitu faktor lingkungan keluarga dan faktor lingkungan kerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2013), terdapat dua kriteria yang mempengaruhi faktor keberhasilan wirausaha yakni kewirausahaan dan karakteristik wirausaha. Aspek kewirausahaan yang dimaksud adalah aspek ekonomi dan aspek teknis. Aspek ekonomi berhubungan dengan modal awal usaha dan aspek teknis berhubungan dengan tempat atau ruang kosong untuk menyelenggarakan usaha. Pada aspek karakteristik wirausaha meliputi rasa percaya diri dan optimis, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil risiko dan menyukai tantangan, memiliki jiwa kepemimpinan tinggi, orisinil, inovatif, kreatif, dan fleksibel, memiliki orientasi, visi dan perspektif pada masa depan, kecerdasan spiritual, manajemen waktu dan keuangan. Aspek dan karakteristik wirausaha tersebut mempengaruhi individu dalam pemilihan jenis usahanya. Seorang wirausaha yang sukses dipengaruhi oleh jenis usaha yang dilakukan individu tersebut. Keberhasilan usaha biasanya diukur dari sisi finansial. Akan tetapi, keberhasilan usaha juga dapat diukur dari sisi non-finansial. Pada penelitian yang dilakukan oleh Walker dan Brown pada tahun 2004, motivasi seseorang untuk menciptakan suatu usaha bervariasi. Ada faktor finansial adapula faktor non finansial seperti untuk mendapatkan kepuasan diri, kebebasan, dan fleksibilitas. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa para pengusaha kecil ini mengukur keberhasilan usaha mereka berdasarkan dua kriteria tersebut, dan seringkali kriteria non finansial lebih berperan penting dalam keberhasilan usaha yang dicapai. Dalam menjalankan usaha, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Terdapat faktor internal dari dalam diri pelaku usaha dan ada pula faktor eksternal dari lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan usaha ini. 5 Keberhasilan usaha dapat diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, pertumbuhan, dan perkembangan usaha berkembang cepat dan memuaskan (Kasmir,2006:172, dalam Muchtar dan Ramadini, 2011). Untuk menciptakan suatu usaha diperlukan efikasi diri dan dukungan sosial untuk berwirausaha dari pelaku usaha kecil dan menengah. Efikasi diri merupakan keyakinan diri seseorang bahwa orang tersebut memiliki kemampuan melakukan suatu perilaku. Menurut Bandura (dalam Feist dan Feist, 2010), efikasi diri merupakan keyakinan seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan. Individu yang memiliki efikasi tinggi berfokus pada peluang yang layak dikejar dan melihat rintangan sebagai hal yang dapat di atasi. Individu dengan efikasi diri tinggi akan mengharapkan keberhasilan dan mendapatkan yang diinginkan dan insentif hasil yang positif (Daulay dan Ramadini, 2012). Menurut Pajares (2002), semakin tinggi efikasi diri yang dimiliki seorang individu, maka semakin besar usaha, ketekunan, dan ketabahan yang dimilikinya. Individu dengan keyakinan yang kuat terhadap kemampuan dirinya, akan menganggap tugas yang sulit sebagai tantangan untuk dikuasai, bukan menganggapnya sebagai ancaman untuk dihindari. Mereka memiliki komitmen untuk meningkatkan usahanya dalam menghadapi kegagalan dengan memulihkan perasaan setelah mengalami kegagalan serta menambah keterampilan yang dimilikinya. Dalam menjalankan suatu usaha, hambatan, kesulitan, serta tantangan tentu pernah datang menghampiri para pelaku usaha. Untuk dapat terus menjalankan usahanya dengan baik, mereka harus mengatasi berbagai permasalahan tersebut. Tidak jarang mereka mengalami stress karena tekanan-tekanan dari permasalahan 6 tersebut. Beban kerja yang para pelaku usaha miliki juga sering membuat mereka mengalami penurunan semangat kerja. Suatu usaha berjalan dengan sukses dapat dimiliki seseorang dengan usaha keras serta dukungan dari lingkungan disekitarnya. Dukungan sosial misalnya, dapat membantu seseorang dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam menjalankan usaha. Dengan adanya dukungan sosial, beban kerja seseorang dapat diceritakan dan akan berkurang. Dengan demikian, pelaku usaha tidak akan mengalami stress, sehingga mereka dapat menjalankan usahanya dengan maksimal dan keberhasilan usaha dapat tercapai dengan lebih mudah dibandingkan dengan orang yang tidak mendapatkan bantuan dari lingkungannya. Dukungan sosial juga berperan dalam tercapainya keberhasilan suatu usaha. Dukungan sosial yang mempengaruhi kinerja seseorang dapat berasal dari lingkungan diluar tempat kerjanya, seperti keluarga, teman, atau sahabat. Selain itu, dukungan dapat berasal dari lingkungan tempat kerjanya seperti rekan kerja, konsumen, atau paguyuban usaha yang mewadahi. Dukungan sosial sangat diperlukan oleh siapa saja dalam berhubungan dengan orang lain demi melangsungkan hidupnya ditengah-tengah masyarakat. Dukungan sosial merupakan bantuan berupa keterlibatan emosi, bantuan materi, informasi, serta penghargaan yang diberikan orang lain kepada seseorang yang sedang melakukan suatu aktivitas (Hause dan Kahn, dalam Cohen dan Syme, 1985). Dalam menjalankan suatu usaha bantuan-bantuan seperti di atas merupakan suatu hal yang dibutuhkan demi kelancaran usaha. Penelitian ini dilakukan pada pedagang-pedagang yang berjualan di pasar minggu “Sunday Morning” di sekitar wilayah lembah kampus Universitas Gadjah Mada. Pasar Minggu ini terdiri dari 784 lapak yang dapat ditempati oleh pedagangpedagang untuk berjualan setiap hari Minggu pagi. Berbagai pedagang datang untuk 7 berjualan di sepanjang jalan Notonegoro hingga Jalan Fauna di wilayah Universitas Gadjah Mada. Pedagang-pedagang ini menjajakan beraneka ragam jenis barang dagangan, mulai dari makanan, pakaian, sepatu, bahkan hingga hewan peliharaan juga ada yang dijual oleh pedagang di pasar “Sunday Morning”. Pasar “Sunday Morning” ini dimanfaatkan oleh pelaku usaha kecil yang menjalankan usaha barunya. Banyak diantara pedagang-pedagang disana yang memulai karir berusahanya di pasar “Sunday Morning”. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal, peneliti menemukan adanya pedagang yang mengatakan bahwa kegiatan berjualan merupakan suatu hal yang tidak pasti. Mereka mengaku bahwa lapak jualannya tidak jarang sepi pembeli. Bahkan ada yang mengatakan bahwa merintis suatu usaha bukanlah hal yang mudah, melihat kondisi ekonomi yang saat ini semakin sulit. Beberapa pedagang juga mengemukakan bahwa semakin hari jumlah pendapatan mereka bukannya meningkat melainkan menurun karena mahalnya bahan baku yang mereka pergunakan untuk berjualan. Oleh karena itu, Peneliti menjadikan pedagang di “Sunday Morning” sebagai subjek penelitian karena adanya rasa ingin tahu mengenai hal yang mempengaruhi keberhasilan usaha para pedagang tersebut, khususnya keingintahuan akan peran efikasi diri dan dukungan sosial pada keberhasilan usaha para pedagang. Berbagai ulasan mengenai permasalahan dan latar belakang di atas yang membuat penulis ingin mengetahui hubungan efikasi diri dan dukungan sosial dengan keberhasilan usaha pada pedagang yang tergabung dalam Himpunan Paguyuban “Sunday Morning”. Selain itu, peneliti juga ingin memberikan masukan kepada para pedagang mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Di sisi lain, penulis juga ingin memberikan kontribusi penelitian di dunia psikologi industri dan organisasi, yang masih jarang mengadakan penelitian 8 mengenai keberhasilan usaha. Subjek penelitian merupakan pedagang yang tergabung dalam Himpunan Paguyuban “Sunday Morning” yang berdagang dikawasan lembah UGM setiap hari minggunya. B. Rumusan Permasalahan Berdasarkan ulasan latar belakang di atas, maka masalah yang akan diteliti ialah Apakah efikasi diri dan dukungan sosial dapat memprediksi keberhasilan usaha pedagang dari himpunan paguyuban pelaku usaha kecil “sunday morning”? C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peran efikasi diri dan dukungan sosial dalam memprediksi keberhasilan usaha pedagang dari Himpunan Paguyuban Pelaku Usaha Kecil “Sunday Morning”. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat, yakni: 1. Manfaat teoritis Penelitian yang membahas mengenai keberhasilan usaha dari sudut pandang psikologis belum banyak dilakukan, sehingga diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan penelitian bagi ilmu psikologi, khususnya psikologi industri dan organisasi. Selain itu, penelitian ini diharapkan juga dapat berguna untuk peneliti lain yang berkaitan, khususnya mengenai efikasi diri, dukungan sosial, dan keberhasilan usaha dalam usaha kecil. 9 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para wirausahawan dalam meningkatkan keberhasilan usahanya. Jika hipotesis penelitian ini terbukti, maka keberhasilan usaha pada pedagang “Sunday Morning” dapat ditingkatkan dengan upaya peningkatan efikasi diri dan dukungan sosial dari lingkungannya.