meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan bola

advertisement
ARTIKEL ILMIAH
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH DALAM
PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI VARIASI LATIHAN
BAGI SISWA KELAS VII SMP N XII
BATANG MERANGIN KERINCI
Oleh:
YOSI YUSTAGINA
A1D408123
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
MARET 2013
FKIP Universitas Jambi
Page 1
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH DALAM
PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI VARIASI LATIHAN
BAGI SISWA KELAS VII SMP N XII
BATANG MERANGIN KERINCI
Oleh:
YOSI YUSTAGINA
(Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Jambi)
ABSTRAK
Passing bawah merupakan teknik dasar bola voli. Teknik ini digunakan untuk
menerima servis, menerima spike, memukul bola setinggi pinggang ke bawah dan
memukul bola yang memantul dari net". Passing bawah merupakan awal dari sebuah
penyerangan dalam bola voli. Keberhasilan penyerangan tergantung dari baik buruknya
passing bawah. Apabila bola yang diberikan jelek, maka pengumpan akan mengalami
kesulitan untuk menempatkan bola yang baik untuk para penyerang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan peningkatan passing bawah
pada permainan bola voli siswa kelas VII SMP Negeri XII Batang Merangin Kerinci
melalui variasi latihan.
Penelitian dilakukan selama 6 minggu di SMA Negeri XII Batang Merangin
Kerinci. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen.
Rancangan Penelitian yang digunakan adalah dengan pola “One group pree-test and
post-test design”. Instrumen penelitian atau alat ukur yang digunakan diambil dengan
teknik tes. Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan dengan pengukuran hasil
kemampuan passing terhadap subyek penelitian yang dilakukan melalui tes awal dan
tes akhir dari latihan passing.
Berdasarkan uji yang dilakukan terhadap hasil tes awal dan tes akhir dengan uji
Normalitas, homogenitas dan uji Hipotesis. Dari Hasil uji normalitas didapat L hitung < L
tabel yaitu pada pre test dan pos test sebesar -0,0023, -0,001 < 0,886, hasil dari uji
homogenitas varians menunjukkan bahwa F hitung < F tabel yaitu, F hitung (1,46) < F tabel
(3,15), sedangkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai t hitung = 15,3582 Sedangkan nilai
ttabel = 1,6730 ternyata t hitung yang diperoleh lebih besar dari t dalam tabel, yang
berarti hipotesis Ho diterima sehingga Ha ditolak. Dengan demikian bahwa variasi
latihan dapat meningkatkan kemempuan passing bawah.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat di
simpulkan bahwa terdapat peningkatan varisi latihan terhadap kemampuan passing
bawah dalam permainan bola Voli pada siswa SMP N XII Batang Merangin Kerinci.
FKIP Universitas Jambi
Page 2
I. PENDAHULUAN
Dalam dunia olahraga dikenal berbagai macam cabang olahraga, salah satunya
adalah cabang bola voli. Permainan bola voli merupakan salah satu di antara banyak
cabang olahraga yang populer di masyarakat. Hal ini dimasukkan dalam kurikulum
pendidikan olahraga di sekolah dan dimainkan di kantor-kantor maupun di kampungkampung. Permainan bola voli digemari oleh masyarakat dari berbagai tingkat usia,
anak-anak, remaja dan dewasa baik pria maupun wanita (Suharno HP, 1984:6). Para
pembina bola voli berpendapat bahwa sumber pemain kebanyakan Berasal dari sekolahsekolah, seperti dikatakan oleh Bonnie Robinson (1993:7) bahwa tempat yang cocok
untuk latihan olahraga adalah sekolah, termasuk Perguruan Tinggi.
Pengajaran pendidikan jasmani dan kesehatan olahraga di sekolah dasar dan sekolah
menengah, hendaknya tidak diartikan secara sempit, ialah hanya sebagai kesempatan
bagi siswa untuk mendapatkan kegiatan sebagai penyela kesibukan belajar atau sekedar
untuk rnengamankan siswa supaya tertib. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan
melalui aktivitas jasmani. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh mencakup
domain psikomotor, kognitif dan afektif. Dengan kata lain melalui aktivitas jasmani,
anak diarahkan untuk belajar melalui fisik sehingga akan terjadi suatu perubahan
perilaku tidak saja menyangkut aspek psikomotor, tetapi juga kognitif dan afektif.
Sehingga sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal pada pelaksanaannya secara
nasional telah menetapkan kurikulum yang disusun untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan
disesuaikan dengan lingkungannya (Rusli Lutan, 2000:4 ).
Permainan bola voli dapat digunakan sebagai sarana untuk mendidik, sebab dengan
olahraga bola voli dapat membentuk pribadi yang sportif, jujur, kerjasama, dan
bertanggung jawab. Yang semua itu rnerupakan nilai-nilai pendidikan yang dapat
ditanamkan. Oleh karena itu olahraga permainan bola voli diberikan dalam lingkungan
atau sebagai olahraga sekolah, Olahraga permainan bola voli diajarkan sejak anak-anak
SD, SLTP, SLTA sampai di tingkat Perguruan Tinggi. Hal yang sama juga diungkapkan
oleh Maryanto, dkk. (1993:51) bahwa olahraga dapat digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan, salah satunya ialah olahraga permainan bola voli yang
digemari dan menarik bagi anak didik, ternyata juga rnengandung nilai-nilai secara
langsung dapat membentuk kepribadian anak didik, memberi ketegasan dan kecekatan
pada anak didik. Hal tersebut mendorong untuk selalu terus dikembangkan serta
ditingkatkannya mutu permainan olahraga bola voli di Indonesia, dan salah satu usaha
untuk mengembangkannya adalah mengajarkan perrnainan olahraga bola voli sedini
rnungkin. Karena kepada anak-anak akan Iebih mudah dan cepat menyerap teknik dasar
bola voli dibandingkan dengan orang dewasa (PBVSI, 1995: 55) .
Dalam permainan bola voli dikenal berbagai teknik dasar, dan untuk dapat bermain
bola voli harus betul-betul dikuasai dahulu teknik- teknik dasar ini. Salah satu teknik
dasar adalah passing bawah, dimana passing bawah merupakan salah satu teknik dasar
dalam permainan bola voli, yaitu teknik pengoperan bola dengan sikap tangan di bawah
(meraup). Bagi anak didik dan pemain pemula, teknik ini dirasakan lebih wajar,
gampang dan teutama lebih aman pada saat menerima bola yang keras, dibandingkan
dengan gerak passing atas yang memerlukan sikap tangan dan jari khusus. Dengan
teknik passing bawah semua bola yang datang bisa diterima dengan mudah dan dapat
dilambungkan kembali, juga apabila posisi bola sangat rendah atau menyamping dari
tubuh.
Penguasaan teknik dasar secara sernpurna dapat dicapai dengan rnelakukan latihanIatihan kontinyu dan rnenggunakan metode latihan yang baik. Penguasaan teknik dasar
FKIP Universitas Jambi
Page 3
sebagai salah satu penunjang keberhasilan permainan bola voli sangat dipengaruhi oleh
unsur lain yaitu unsur kondisi fisik Komponen fisik yang diperlukan dalam teknik
passing terutama dalarn passing bawah dalam permainan bola voli adalah kekuatan,
kecepatan, daya tahan, keseirnbangan dan koordinasi. (Agus Margono, 1993:174).
Komponen-komponen fisik tersebut masing-masing rnemiliki peranan yang berbeda,
sesuai karakteristik yang dimiliki. Kornponen fisik yang dirasa sangat penting berkaitan
dengan passing bawah dalam permainan bola voli antara lain adalah unsur kekuatan otot
lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu. Hal ini didasarkan pada teori bahwa
passing bawah yang baik ialah keras dan terarah. Passing bawah yang keras dan terarah
adalah spesifikasi passing bawah. Untuk rnenghasilkan pukulan yang keras ini
dibutuhkan daya ledak otot lengan dan kekuatan otot bahu. (M. Maryanto, 1993 : 114115).
Agar anak didik rnemiliki kemampuan teknik passing bawah yang baik, maka guru
perlu rnemberikan latihan-latihan yang bervariasi sehingga kemampuan passing bawah
siswa dapat ditingkatkan. Berbagai bantuk latihan yang dapat dilakukan daIarn
meningkatkan kemampuan passing bawah adalah pantulan dan raup", menangkis
lemparan lurus (straight shot), pukulan service ditangkis dengan passing bawah ke
keranjang, lengan tenang hanya tungkai direntangkan, passing bawah ke ternan berlatih
dan memanggil nama.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Passing bawah merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan bola voli, di
samping teknik lainnya. Menurut Zandra (dalam zandraw.blogspot.com 2011, tanggal
30 September 2012), ''passing bawah merupakan teknik dasar bola voli. Teknik ini
digunakan untuk menerima servis, menerima spike, memukul bola setinggi pinggang ke
bawah dan memukul bola yang memantul dari net". Passing bawah merupakan awal
dari sebuah penyerangan dalam bola voli. Keberhasilan penyerangan tergantung dari
baik buruknya passing bawah. Apabila bola yang diberikan jelek, maka pengumpan
akan mengalami kesulitan untuk menempatkan bola yang baik untuk para penyerang.
Selanjutnya Wahyuni dkk, (2010:10), menyatakan bahwa pada kelompok- kelompok
yang belajar bermain voli tanpa bimbingan, nampak jelas adanya kecenderungan para
pemula untuk melakukan pengoperan bola dengan sikap tangan di bawah (meraup).
Teknik ini bagi anak didik dirasakan lebih wajar, gampang dan terutama lebih aman
pada saat menerima bola yang keras, dibandingkan dengan gerak passing atas yang
memerlukan sikap tangan dan jari secara khusus. Dengan teknik passing bawah semua
bola yang yang dating bisa diterima dengan mudah dan dapat dilambungkan kembali,
juga apabila posisi bola sangat rendah atau menyamping dari tubuh.
Apabila pada tahap awal teknik passing bawah ini diizinkan, dengan segera akan
sudah terjadi permainan yang meriah. Tetapi perkembangan ke arah permainan regu
yang tertib bisa dicapai lebih baik dengan keringanan berbentuk lain (lapangan lebih
kecil, jarring dipasang lebih tinggi, jumlah pemain dikurangi, service dengan cara
gampang dan sebagainya). Larangan menerima bola dengan passing bawah pada tahap
awal latihan disebabkan oleh teknik ini bisa menyebabkan anak didik bersikap "mau
gampang saja". Kecuali itu juga mengurangi mobilitas yang memang sudah sedikit,
begitu pula mengurangi kecermatan pengoperan bola. Bagi pemula dirasakan sangat
sukar untuk berpindah dari gerak meraup ke teknik passing bawah yang sesungguhnya.
Wahyuni, dkk (2010:11) menyatakan bahwa ditilik dari segi metodik, saat yang paling
baik untuk memperkenalkan teknik passing bawah ialah apabila pemain sudah secara
cepat berlari menuju posisi yang tepat serta sudah terbiasa cepat-cepat bergerak ke
FKIP Universitas Jambi
Page 4
bawah bola. Dilihat dari segi teknik dan taktik, passing bawah baru ada gunanya pada
permainan di lapangan dengan ukuran resmi, yaitu apabila pemain harus menerima bola
servis yang dipukul keras dan mendatar, atau apabila harus menangkis pukulan smash.
Variasi latihan merupakan perpaduan berbagai jenis atau teknik latihan dalam
passing bawah. Dalam pelaksanaannya, teknik-teknik tersebut divariasikan,
dikombinasikan dan dipadukan antara teknik yang satu dengan yang lain. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemain bola voli dalam melakukan passing
bawah, sehingga akan terbentuk pemain yang memiliki kepekaan dan kemampuan yang
tinggi dalam melakukan passing bawah. Untuk mampu melakukan berbagai variasi
dalam latihan, para pemula memang perlu menguasai terlebih dahulu bentuk-bentuk
dasar sikap dan gerak passing bawah, sebagai berikut:
"lengan rentang lurus, lengan bawah dirapatkan"
"Bola jangan dipukul, tetapi dibiarkan terpantul ke lengan bawah yang bergerak
menyongsong bola"
"Apabila gerak bola pelan, tungkai direntangkan".
Tetapi apabila bentuk-bentuk dasar sudah dikuasai, dengan segera teknik
passing bawah harus dilatihkan khusus sebagai gerak tangkisan terhadap bola yang
datang dengan keras dan mendatar, dan karenanya dilakukan dalam latihan gabungan
bersama lemparan lurus (straight shot), service atau pukulan smash.
Dalam meningkatkan kemampuan melakukan passing bawah, perlu dilakukan
latihan dengan variasi yang tepat sehingga kemampuan yang dimiliki juga optimal.
Menurut I rwansyah dan Asep Kurnia NenggaJa (2012: 13), salah satu latihan yang
dapat dilakukan untuk menguasai passing bawah dalam permainan bola voli adalah
dengan pass bawah berpasangan, yang dapat dilakukan dengan langkah- langkah berikut
ini:
a) Ambil sikap berdiri berhadapan denganjarak 5 - 6 meter
b) Orang pertama memegang bola untuk melambungkan bola ke depan. Orang
kedua bersiap untuk melakukan passing bawah dengan teknik dasar pass bawah.
Kemudian, bola dilambungkan dengan pass bawah sehingga terjadi passing
bawah dua arah.
c) Lakukan secara berulang-ulang.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
passing bawah pada permainan bola voli adalah dengan metode latihan atau drill yang
disertai dengan bimbingan dan arahan terus-menerus dan sistematis dari guru.
Winataputra (2001:11.30) mengatakan bahwa, "Drill atau latihan adalah penyampaian
pelajaran melalui pengulangan atau repetisi sampai bahan itu dikuasai siswa".
Sedangkan Depdikbud (1996:569) menyatakan bahwa, "Latihan adalah pendidikan
untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan". Menurut Roestiyah (2004:87) latihan
(gaming) adalah "cara yang dilakukan dengan pimpinan mengajar menirukan situasi
tertentu dengan sebuah bentuk permainan atau latihan sekelompok murid melakukan
kegiatan-kegiatan yang mirip dengan praktek". Di samping itu Winataputra (2001:
11.30) menyatakan bahwa, "metode drill atau latihan ini sangat cocok untuk pengajaran
bahasa dan keterampilan".
Menurut Pandia dalam Winataputra (2001: 101) biasanya metode ini digunakan
dalam pelajaran. Pelajaran yang bersifat penggerak seperti pelajaran jasmani dan
kesehatan, dan pelajaran-pelajaran yang bersifat kecakapan mental dalam arti melatih
kecepatan berpikir anak. Selanjutnya Pandia dalam Winataputra (2001:103)
mengemukakan langkah-langkah pembelajaran dengan metode latihan adalah sebagai
berikut:
FKIP Universitas Jambi
Page 5
(1) Guru memberikan contoh melakukan passing bawah berdasarkan teknik dan
bentuk latihan yang akan diajarkan
(2) Satu per satu siswa mencoba melakukan passing bawah sesuai dengan contoh
guru dengan bimbingan dan arahan dari guru
(3) Secara berpasanagan atau kelompok siswa berlatih melakukan passing bawah
sesuai dengan teknik dan bentuk latihan berdasarkan instruksi dari guru. Apabila
dijumpai ada siswa yang mengalami kesulitan, guru memberikan bimbingan.
(4) Pada kesempatan berikutnya, pemberian bimbingan dan arahan dilakukan dalam
kelompok kecil, dan pada kesempatan lain secara berpasangan
(5) Untuk soal-soal berikutnya, siswa dapat menyelesaikannya dalam kelompok
atau secara berpasangan dengan bimbingan dan arahan dari guru.
a. Setelah latihan diberikan kepada anak didik hendaknya segera diberi umpan
balik. Hal ini akan membantu siswa untuk lebih menguasai teknik-teknik
passing bawah yang telah diajarkan.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri XII batang Merangin Kerinci yang terletak
di Kecamatan Batang Merangin Kabupaten Kerinci dan dilaksanakan pada bulan
Januari 2013 selama kurang lebih tiga minggu.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eskperimen semu dengan
memberikan perlakuan dan observasi. Melalui perlakuan dan observasi tersebut dapat
diketahui apakah suatu variabel berkait dengan variabel yang lain, sehingga akan
terlihat jelas hubungan antar variabel. Variabel-varoabel yang terkait dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Bebas, yaitu pembelajaran dengan variasi latihan passing.
2. Variabel terikat, yaitu kemampuan passing bawah dalam bola voli
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruh subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti,
semua elemen yang ada dalam wilayah pendidikan, maka penelitiannya merupakan
peneliti populasi (Mukhtar, 2000:93) Sedangkan meurut Sugiono (2012:80) populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantas
dan karaktenstik tertentu yang drtetapkan olen penenn untuk dipelajari kemudian di
tarik kesimpulannya.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut sedangkan rnenurut Arikunto (2010:117), sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini, sampel diambil
dengan teknik unit sampling. Dalam teknik ini, yang ditetapkan bukan individunya
melainkan kelompok atau unitnya (Sujta, 2005:56). Setelah kelompok ditetapkan semua
individu yang ada dalam kelompok tersebut dijadikan sampel penelian. Dalam
penelitian ini, kelompok ditentukan dengan cara menganalisis hasil evaluasi
pembelajaran passing bawah yang telah oleh guru. Selanjutnya peneliti menganalisa
hasil evaluasi tersebut, selanjutnya diambil nilai yang frekuensi kemunculannya paling
FKIP Universitas Jambi
Page 6
banyak (modus) dari nilai hasil pretes tersebut. Siswa (anggota populasi) yang termasuk
dalam kelompok ini dijadikan sampel penelitian.
3.4 Desain Penelitian
Sesuai dengan kebutuhan penelitian ini, maka raneangan penelitian yang digunakan
adalah "Raindomized Control-Group Pretest-Postes Design” (Suryabrata, 2008: 105).
Rancangan ini dapat diperluas dengan melibatkan lebih dari satu variabel bebas.
Kesimpulan-kesimpulan mengenai efek diferensial antara variasi latihan dalam
pembelajaran.
3.5 Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2006 : 160) instrumen penelitian adalah cara yang digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya. Untuk memperoleh data peneliti
melakukan tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang
setelah mempelajari sesuatu.
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah dengan
cara melakukan tes kemampuan passing bawah. Dalam penelitian ini instrumen
dilakukan dengan cara sampel melakukan passing bawah pada pre-test dan post-test.
Adapun alat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah lapangan bola
voli, net, bola, kapur, alat tulis, stopwacth.
Prosedur pelaksanaannya yaitu teste melakukan passing bawah berulangkali selama satu
menit, hasil pantulan dari bidang pantul (kedua tangan) yang melebihi ketinggian net
dihtung satu (1) dan seterusnya, kaki salah satu atau keduanya tetap pada daerah
lingkaran, bila kedua kaki keluar tidak dihitung. Test mengamati pelaksanaan tes
passing bawah yang sah.
3.6 Analisis data
Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Uji
hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Untuk melakukan uji-t populasi harus
berdistribusi normal dan bervariansi homogen.
Sedangkan menurut, Arikunto, (2006:269) penelitian hipotesis sudah dirumuskan
kesimpulan oleh peneliti, sedangkan non-hipotesis belum dirumuskan, sedangkan
penelitian non hipotesis peneliti mengadakan komperasi status fenomena dengan
standarnya. Oleh karena itu, sebelum memulai penelitian, harus didasarkan bedasarkan
landasan.
Jadi jelas bahwa penelitian yang dilaksanakn oleh peneliti ialah penelitian Hipotesis
dengan menggunakan Uji-t .
4.1.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah uji liliefors dengan kriteria data
berdistribusi normal apabila Lo (l hitung) < L (nilai kritis liliefors ) α= (0,05).
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Lo untuk data test awal dan tes terakhir
kelincahan sampel secara berurutan
-0,0023, -0,001 < 0,886 L ( 0,05 : 19) Maka
berdasarkan hasil analisis data ini dapat disimpulkan bahwa data test awal dan test akhir
berdistribusi normal, hasilnya secara eksplisit dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4. Hasil Analisis Liliefors
Sumber Variansi
Lo
L
Kriteria
Test Awal
-0,002
0,886
Normal
Test Akhir
-0,001
0,886
Normal
4.1.2.2 . Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas varians yang digunakan adalah Uji F dikatakan homogen
apabila F hitung < F tabel, berdasarkan analisis data diperoleh F hitung (1,46) < F tabel
FKIP Universitas Jambi
Page 7
(3,15) maka berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa data bervariansi
homogen. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut :
Tabel 5. Hasil Analisis Uji F
Sumber Variansi
F Hitung
Test Awal dan Test Akhir 1,46
F Tabel
3,15
Kriteria
Homogen
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa Terdapat peningkatan varisi latihan
passing terhadap kemampuan passing bawah dalam permainan bola Voli pada siswa
SMP N XII Batang Merangin Kerinci, hal ini di buktikan dengan hasil uji normallitas
yang normal, uji Harley yang hasilnya homogen dan uji T yang hasilnya signifikan
dengan T hitung sebesar 15,3582
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka sebagai tindak lanjut penelitian ini
disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Kepada pelatih diberikan berbagai bentuk latihan untuk meningkatkan kemampuan
anak terutama sekali kemampuan bermain voli.
2. Untuk menambah frekuensi latihan harus ada variasi-variasi latihan passing dalam
meningkatkan kemampuan passing melalui latihan variasi.
3. Bagi atlet yang mengikuti kegiatan atau latihan harus sesuai dengan jadwal yang
telah di susun.
4. Harus ada perhatian khusus bagi usia dalam hal pemberian bentuk-bentuk latihan
passing.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1996. Metode Pembelajaran. Jakarta: Balai Pustaka
Eratmanto, Dwi. 2007.Latuhan
Passing Bawah Bola Voli.dwieratmanto.blogspot.
com. Desember 2007
Marciano, Handy. 2012. TeknikDasar Bola Voli. handymarciano.blogspot.com.
Darmawan, Wiki. 2012. Bola Voli. id.wikipedia.orglwikiIBola-Voli.
Irwansyah dan Asep Kurnia Nenggala. 2012. Advanced Learning Physical Education,
Sports & Health 1. Bandung: Grafindo media Pratama
Lutan, Rusli. 2000. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta
Margono, Agus. 1993. Pendidikan jasmani dan kesehatan untuk SMA. Kelas I. Jakarta:
Erlangga
Maryanto, dkk. 1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Pustaka Dela
Prasta
M. Yunus. 1992. Permainan Voli. Bandung: Alfabeta olahragaancha.blogspot.com. 20
Pebruari 2012.
Pandia, Ali. 1984. Metode dan Strategi Pembelajaran. Jakarta: Balai Pustaka
PBVSI. 1995. Teknik Dasar Permainan Bola Voli. Jakarta: Balai Pustaka
Robinson, Bonie. 1993. Permainan Bola Voli. Jakarta: PT. Rineka Cipta
FKIP Universitas Jambi
Page 8
Roestiyah. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta seanbase's.woedpress.com.
Desember 2008
Suhamo, HP. 1984. Teknik Dasar Permainan Bola Voli. Bandung:Alfabeta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Wahyuni, Sri. dkk. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Pusat
Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional
Winataputra. 2001. Proses Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta: Rineka Cipta
Zandra. http://zandraw.biogspot.com/Passing Bawah Bola Voli. 25 Nopember 2011
FKIP Universitas Jambi
Page 9
Download