Bilangan - Radical.net

advertisement
Bilangan
Informasi Dasar untuk Pemula
Kitab ini diberi nama “Bilangan” karena adanya sensus yang bisa anda lihat di
dalam pasal 1 sampai pasal 4 dan kemudian di dalam pasal 26 dan 27. Ini adalah
sensus yang ditujukan kepada umat Allah. Saat mereka meninggalkan Gunung Sinai
mereka disensus, untuk menghitung umat Allah.
Pelajaran yang sangat penting di sini adalah bahwa Allah sangat menghargai iman
dan Ia menghukum ketidakpercayaan, akar dari dosa. Bilangan mengajarkan bahwa
ketikdakpercayaan berarti kita tidak meyakini Firman Allah. Ini dicontohkan
dengan apa yang terjadi di dalam Bilangan pasal 13 dan 14. Mereka meninggalkan
Gunung Sinai dan diberi janji akan masuk ke tanah perjanjian. Mereka sudah
sampai di tepinya dan sudah bisa melihatnya. Mereka mengutus orang untuk
memata-matai tanah itu. Mereka kembali dan sebagian besar mereka mengatakan,
“Kami tidak mau pergi.” Kami tidak yakin bahwa Allah akan memberikan tanah itu
kepada kami. Mereka terlalu kuat. Mereka terlalu besar. Mereka terlalu
perkasa. Kami tidak percaya bahwa kami bisa melakukannya. Akibatnya adalah
mereka sudah sangat mendekat ke Tanah Perjanjian namun karena ketidakpercayaan
mereka, mereka kembali dan kehilangan kesempatan. Satu generasi kehilangan
kesempatan karena ketidakpercayaan dan tidak mengimani Firman Allah. Inilah
inti dari dosa, akar dosa.
Nasehat Praktis untuk Belajar
Di sepanjang kitab ini anda akan melihat enam kegagalan utama dari umat Allah di
antara sensus yang memang dilakukan saat itu.
Anda akan melihat mereka bersungut-sungut berulangkali (Bilangan 10:11-12:16);
memberontak di Kadesy-Barnea, perkemahan dimana mereka bisa memandang ke Tanah
Perjanjian (Bilangan 13:1-14:45); mereka juga ikut serta dalam pemberontakan
Korah (Bilangan 15:1-19:22). Musa tidak taat kepada Allah (Bilangan 20:1-29)
dan mengalami hukuman atas dosanya sendiri. Musa tidak diperkenankan masuk ke
Tanah Perjanjian. Lalu ada lagi sungut-sungut di dalam pasal 21:1-35. Ini
bagian yang sangat menarik di dalam Kitab Suci. Kisahnya adalah mengenai ular
tembaga dan bagaimana Allah membawa keselamatan dengan cara yang sangat tidak
bisa kepada umat-Nya. Lalu ada juga perzinahan dan kebobrokan moral di salam
pasal 25:1-18. Anda bisa melihat kegagalan umat Allah berulangkali.
Sangat menarik ketika anda bisa melihat gambaran ringkas dari kitab Bilangan
untuk melihat geografi, jangka waktu, dan harga yang harus dibayar karena
ketidakpercayaan. Kita sering bertanya mengenai informasi ini, “Apakah
pentingnya hal itu dan mengapa mereka ada di sana dan sampai berapa lama?” Kita
akan melihat hal itu dijelaskan.
Ada beberapa tempat kunci untuk mengenal geografinya. Anda sudah melihat mereka
ada di Gunung Sinai dalam Bilangan 1:1-10:10. Mereka ada dalam perjalanan ke
Kadesy Barnea di Bilangan 10:11-13:25. Mereka berkemah di sana dalam Bilangan
13:26-20:21. Lalu mereka berbalik dan kembali ke Moab dalam Bilangan 20:22-35.
Mereka berkemah di Moab dalam Bilangan 22:1-36:13. Itulah lokasi geografis umat
Allah. Ketika anda melihat geografi itu di dalam peta, anda akan melihat jalur
itu sebagai sebuah lingkaran.
Lalu anda bisa melihat jangka waktunya. Pasal 1-10 berlangsung selama sekitar
dua puluh hari. Pasal 11-14 berlangsung selama tujuh puluh hari. Pasal 15-20
berlangsung selama tiga puluh delapan tahun – sebuah generasi kehilangan
kesempatan. Akhirnya, pasal 21-36 berlangsung selama lima bulan.
Mereka mengembara sebagai bayaran atas ketidakpercayaan mereka. Tetapi Allah
setia meski umat-Nya mengalami kegagalan. Ia masih memimpin mereka. Ia tidak
membawa mereka kembali. Mereka berkata, “Mari kita kembali ke Mesir.” Tetapi
Allah tidak membawa mereka kembali ke Mesir. Ia setia. Ia mau menggenapkan
tujuan-Nya kepada generasi selanjutnya.
Ulangan
Informasi Dasar untuk Pemula
Setelah kitab Bilangan selesai, kita siap masuk ke Tanah Perjanjian. Kita
mendapatkan “Hukum Taurat kedua,” yang pada dasarnya menegaskan kembali Hukum
Taurat kepada generasi yang baru dalam persiapan mereka memasuki Tanah
Perjanjian. Jadi ini juga menjadi semacam pengulangan kepada perjanjian saat
mereka menyiapkan diri masuk ke Tanah Perjanjian. Ini bukan sebuah perjanjian
yang baru. Perjanjian itu sendiri sudah diadakan pada masa Keluaran. Di dalam
Imamat kita melihat segala aturan berkaitan dengan perjanjian itu: hukumnya,
kehidupan ritual, kehidupan kebenaran, dan ritual korban. Di dalam Bilangan
mereka mengembara dan kehilangan kesempatan sehingga perlu ada suatu
pembaharuan—sebuah pengulangan tentang apa sebenarnya hakekat dari perjanjian
yang ada. Beberapa yang kita lihat di sini sebenarnya sudah pernah kita lihat
sebelumnya. Allah menunjukkannya kembali kepada umat-Nya.
Nasehat Praktis untuk Belajar
Dalam kitab Ulangan kita melihat bagaimana Hukum Taurat diterapkan kepada
seluruh umat Allah. Di dalam Imamat kita melihat bagaimana Hukum Taurat itu
diterapkan dalam kehidupan kaum Lewi, para pemimpin agama. Dalam kitab Ulangan
berbicara mengenai umat Allah mempersiapkan diri untuk memasuki Tanah
Perjanjian, dan Hukum Taurat diterapkan bagi mereka semua.
Saat anda mempelajarinya, sangat baik kalau anda menghafalkan Shema yang ada;
mungkin anda sudah mengetahui hal itu. Ulangan 6:4-5 mengatakan, “Dengarlah,
hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.”
Ini adalah bagian kunci di dalam Perjanjian Lama bagi umat Allah. Di dalamnya
terdapat tiga kebenaran besar. Pertama, ada satu Allah, yang membedakan mereka
dengan bangsa-bangsa yang akan mereka hadapi selanjutnya yang bersifat
politheistik, bangsa penyembah berhala. Yang kedua, ada satu Firman. Firman
ini menjadi cara bagi seseorang untuk bisa mengenal Allah. Kemudian, ada satu
kasih, yang diulangi paling tidak 20 kali. Kita sungguh-sungguh melihat
semuanya itu dibukakan. Ini bukan berarti bahwa sebelumnya tidak ada kasih
Allah yang memang menjadi tema utama dari keseluruhan Perjanjian Lama. Namun,
hal itu sungguh-sungguh mulai dibukakan dengan jelas di dalam Kitab Ulangan.
Saat mereka berkumpul bersama mentaati perjanjian, perhatikan kesukaan mereka
menantikan tanah itu dan komitmen mereka kepada perjanjian itu. Semuanya
berubah. Yang ada sekarang adalah sebuah generasi yang baru. Tantangan yang
ada di depan mata adalah tantangan yang baru. Anda juga melihat ada seorang
pemimpin yang baru: Yosua. Ini sesuatu yang sangat baru bagi umat Allah, karena
sebelumnya Musa yang memimpin mereka. Sekarang, ada pemimpin baru dan cobaan
baru yang harus mereka hadapi.
Baca kitab Ulangan dengan seksama. Ini adalah kitab yang paling sering dikutip
di dalam Alkitab. Dari sana dikutip 356 kali, 190 di antaranya di dalam
Perjanjian Baru saja. Kalau anda mau memahami Alkitab, sangat baik anda
memahami Ulangan. Ini adalah sumber mata air dari theology Perjanjian Lama. Ia
memberikan kepada kita gambaran yang akan membukakan keseluruhan sisa sejarah
umat Allah saat Ia berinteraksi dengan mereka. Kalau kita mau melihat sungai
dari wahyu Allah di dalam Perjanjian Lama, maka kuncinya adalah dengan memahami
Ulangan.
12 Kitab Selanjutnya yang berisi Sejarah
Kelima kitab yang pertama dikenal sebagai Pentateukh, atau Hukum Taurat. Kitabkitab Pentateukh—Kejadiam Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan—adalah gambaran
tentang umat Allah sejak jaman penciptaan sampai kepada perbatasan Tanah
Perjanjian. Selanjutnya kita masuk ke dalam sejarah dan masuk ke Tanah
Perjanjian. Ini akan membawa kita dari kitab Yosua sampai kepada kitab Ester.
Kitab-kitab selanjutnya bisa dibagi dalam 3 kategori. Yang akan anda lihat di
dalam masing-masing 3 kategori ini adalah bahwa dalam beberapa kitab akan ada
gambaran kronologis dan kitab terakhir dari masing-masing kategori akan menjadi
semacam sorotan untuk menjelaskan apa yang baru saja dijelaskan di dalam
sejarah. Sebagai contoh, Yosua dan Hakim-Hakim melanjutnya kisahnya. Ruth tidak
menambahkan informasi kronologis tetapi memberikan kepada kita sorotan tentang
apa yang terjadi pada masa Hakim-Hakim.
Kategori yang pertama adalah “masa pra-monarkhi sebelum para raja.” Ini adalah
kelanjutan dari kisah yang ditemukan di dalam Yosua dan Hakim-Hakim.
Kategori yang kedua adalah “monarkhi.” Di sini anda bisa melihat 6 kitab dan 3
kitab ganda. Yang saya maksudkan adalah 1 dan 2 Samuel, 1 dan 2 Raja-Raja,
serta 1 dan 2 Tawarikh. Samuel dan Raja-Raja meneruskan kisah sejarah yang
hampir selalu berdasarkan kronologinya. Ketika anda melihat Tawarikh, anda
tidak mendapatkan informasi berdasarkan urutan kronologinya. Kitab-kitab
Tawarikh itu menyoroti kehidupan Daud sebagai Raja Yehuda.
Kategori ketiga adalah “post monarkhi.” Ketiga kitab terakhir menjelaskan
tentang masa setelah Raja-Raja dan setelah bangsa Israel serta Yehuda
dihancurkan. Kisahnya berlanjut sampai kepada Ezra dan Nehemia; dan Ester
memberikan sorotan tentang sesuatu yang terjadi pada masa Ezra – kemungkinan di
sekitar Ezra pasal 6 atau 7. Kita tidak bisa mengetahuinya dengan pasti.
Ketika anda melihat kitab-kitab Tawarikh, jangan mengharapkan adanya urutan
informasi yang kronologis. Ketika anda membaca Ester, jangan berusaha untuk
menghubungkannya dengan kejadian yang dituliskan di dalam kitab Nehemia. Kedua
belas kitab itu memang sebagian besar bersifat kronologis, tetapi di masingmasih tiga bagian kategori itu anda akan menemukan satu kitab terakhir sebagai
sorotan peristiwa.
berkaitan.
Ini akan menolong kita memahami bagaimana semuanya
Bagian kategori pertama yaitu pre-monarkhi adalah Yosua, Hakim-Hakim dan Rut.
Yosua
Informasi Dasar untuk Pemula
Nama Yosua secara literal berarti “Tuhan akan menyelamatkan.” Di dalam bahasa
Yunani, nama itu setara dengan Yesus. Bukankah ini penggambaran yang luar
biasa: Yosua membawa bangsanya ke Tanah Perjanjian. “Tuhan akan menyelamatkan”
– yang sama dilakukan oleh Yesus di dalam kehidupan kita.
Jugam umat Allah mengklaim warisan yang dijanjikan oleh Allah kepada mereka di
dalam ayat kunci Yosua 21:23-45. Allah akan menggenapi Firman-Nya. Dari semua
pergumulan yang kita lihat di dalam kitab Bilangan dan Ulangan, ada kelepasan di
dalam Yosua saat mereka sungguh-sungguh masuk ke Tanah Perjanjian. Mereka
melihat Allah memang setia kepada Firman-Nya. Ia tidak meninggalkan kita. Ia
tidakakan gagal memenuhi janji-Nya. Ia akan selalu membuatnya jadi. Allah setia
kepada Firman-Nya.
Nasehat Praktis untuk Belajar
Ini adalah kitab yang akan sangat baik dibaca sambil menyiapkan peta di dekat
anda untuk melihat perjalanan menuju ke Tanah Perjanjian itu. Sangat baik untu
melihat geografi yang ada dan menyelidiki bagaiman semuanya saling berhubungan.
Pertama-tama, mereka menyeberang. Mereka menyeberangi sungai ke Tanah
Perjanjian (Yosua 1:1, 5:12).
Yang kedua, mereka mengambil. Sekali mereka masuk, mereka langsung mengambil
Tanah itu (Yosua 5:13, 12:24). Pasal 5 ayat 13 memulai kisah tentang Yosua dan
peperangan di Yerikho. Dari pasal 5 ayat 13 sampai ke pasal 12, mereka
mengambil tanag itu. Kemudian, mereka membaginya. Setelah mereka mengambil
tanah itu, mereka membaginya kepada seluruh dua belas suku Israel (Yosua 13-21).
Akhirnya, mereka melayani. Di beberapa pasal terakhir (Yosua 22-24) mereka
melayani.
Menyeberang, mengambi, membagi dan melayani, dan anda melihat Yosua tampil di
depan orang banyak itu dan berkata, “pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu
akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai
Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan
seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yosua 24:15). Anda akan
melihat keadaan bangsa itu, tanah sudah dibagikan kepada mereka, dan saatnya
bagi mereka untuk berjalan dengan Tuhan, melayani Tuhan dan tidak berbalik lagi.
Ia sudah memberikan tanah itu kepada mereka, mereka sudah mengambil dan membagibaginya, dan saatnya bagi mereka melayani Dia. Sayangnya bukan itu yang
terjadi.
Hakim-Hakim
Anda membaca kitab Hakim-Hakim dan anda akan melihat sebuah gambaran yang sama
sekali berbeda dengan apa yang dikatakan bangsa itu di dalam Yosua pasal 24.
Informasi Dasar untuk Pemula
Ada beberapa tokoh kunci. Allah memakai para Hakim yang pada dasarnya adalah
para pemimpin militer. Ketika anda berpikir tentang Hakim-Hakim, jangan
membayangkan tentang seseorang yang memakai jubah hitam dengan palu di tangan.
Kita tidak membicarakan orang-orang yang demikian di dalam kitab Hakim-Hakim.
Mereka adalah para pemimpin militer yang membebaskan umat-Nya dari hukuman atas
dosa mereka.
Tema kunci kitab ini adalah bahwa ketika umat Allah tidak taat kepada-Nya,
akibatnya selalu berupa hukuman. Ketidaktaatan membawa penghukuman.
Ayat kunci ada di dalam Hakim-Hakim 17:6, “setiap orang berbuat apa yang benar
menurut pandangannya sendiri.” Apakah anda melihat betapa jauhnya mereka sudah
beralih dari janji yang mereka ucapkan dalam kitab Yosua pasal 24? Dalam waktu
yang singkat mereka sudah berubah dari mengatakan “Kami akan melayani Tuhan,”
kepada perkataan “Kami akan melakukan apa yang benar menurut pandangan kami
sendiri.”
Pasal kuncinya adalah pasal 2. Ini merupakan versi miniatur dari keseluruhan
kitab. Di dalam kitab Hakim-Hakin inilah segalanya mulai menjadi kabur. Kita
memiliki pemahaman yang jelas tentang mereka mulai dari Ulangan sampai kepada
Yosua. Lalu anda membaca kitab Hakim-Hakim dan mulai bertanya, “Apa yang sedang
terjadi?” Perhatikan Hakim-Hakim pasal 2. Saya hanya ingin agar anda melihat
suatu gambaran dari ketidaktaatan mereka dan bagaimana Allah memakai para Hakim
untuk membebaskan bangsa itu dari ketidaktaatan mereka. Mari kita perhatikan
ayat 16 sampai 19.
Maka TUHAN membangkitkan hakim-hakim, yang menyelamatkan mereka dari tangan
perampok itu. Tetapi juga para hakim itu tidak mereka hiraukan, karena mereka
berzinah dengan mengikuti allah lain dan sujud menyembah kepadanya. Mereka
segera menyimpang dari jalan yang ditempuh oleh nenek moyangnya yang
mendengarkan perintah TUHAN; mereka melakukan yang tidak patut. Setiap kali
apabila TUHAN membangkitkan seorang hakim bagi mereka, maka TUHAN menyertai
hakim itu dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh mereka selama hakim itu
hidup; sebab TUHAN berbelas kasihan mendengar rintihan mereka karena orang-orang
yang mendesak dan menindas mereka. Tetapi apabila hakim itu mati, kembalilah
mereka berlaku jahat, lebih jahat dari nenek moyang mereka, dengan mengikuti
allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya; dalam hal apa pun
mereka tidak berhenti dengan perbuatan dan kelakuan mereka yang tegar itu.
Keadaan terus memburuk. Para Hakim muncul, Allah menyelamatkan, dan kemudian
mereka jatuh semakin dalam lagi. Ketidaktaatan mengakibatkan penghukuman.
Nasehat Praktis untuk Belajar
Perhatikan peristiwa yang terjadi di antara masa penindasan dengan masa
pembebasan. Bagian awal dari kitab dan bagian akhirnya hampir terasa seperti
cermin. Kegagalan mereka untuk menaklukan tanah itu dan kegagalan mereka untuk
mentaati Hukum Taurat disoroti dengan jelas di bagian awal dan di bagian akhir
kitab. Di tengah-tengahnya, delapan kali disebutkan mengenai bagaimana mereka
bolak-balik dari keadaan penindasan dan keselamatan. Mereka tidak taat kepada
Allah dan kemudian mereka jatuh ke dalam penindasan. Allah menyelamatkan mereka
tetapi mereka jatuh kembali ke dalam penindasan. Yang terjadi hanya bolak-balik
saja, dalam delapan kali di waktu yang berbeda mulai dari pasal 3 sampai pasal
16. Yang nampak sangat jelas hanyalah lingkaran ketidaktaatan dan kemenangan
yang terjadi selama delapan kali. Titik akhir dari sebuah lingkaran merupakan
titik awal untuk lingkaran selanjutnya. Kita lihat ada kegagalan untuk
menaklukan tanah itu (Hakim-Hakim 1:1-2:9); kegagalan untuk mentaati Hukum
Taurat (Hakim-Hakim 2:9-3:6); kegagalan untuk menaklukan tanah itu (Hakim-Hakim
17-18); kegagalan untuk mentaati Hukum Taurat (Hakim-Hakim 19-21).
Yang senantiasa terjadi adalah mereka kambuh lagi dan jatuh ke dalam dosa.
Mereka tidak taat kepada Allah. Kejahatan mereka itu mengakibatkan kehancuran
dan mereka mengalami penghukuman Allah. Mereka bertobat dan dipulihkan. Di
sepanjang kitab itu anda akan melihat bagaimana kejahatan mereka kambuh lagi,
dihancurkan, bertobat dan dipulihkan, dan Allah membawa mereka kepada kedamaian.
Bisakah anda melihat keadaan diri anda sendiri dalam hubungannya dengan keadaan
mereka yang dituliskan di dalam kitab Hakim-Hakim? Bisakah anda melihat bahwa
hal yang sama masih juga terjadi di dalam hati kita dua ribu tahun kemudian?
Perhatikan kemerosotan yang tejadi secara bertahap dari bangsa Israel di dalam
kitab Hakim-Hakim. Kemerosotan itu yang kemudian menjadi penyebab dari apa yang
terjadi di dalam 1 dan 2 Samuel.
Rut
Informasi Dasar untuk Pemula
Rut secara harafiah berarti “persahabatan,” dan kitab ini adalah salah satu
kitab yang menyoroti keadaan pada masanya. Kitab ini adalah sebuah kisah cinta.
Tujuan umum dari kitab ini adalah untuk melayak jalur kerajaan dari raja Daud
yang kemudian sampai kepada raja Yesus. Ini memberikan kepada kita sebuah
penjelasan; suatu jalur silsilah sampai kepada Yesus di dalam Matius pasal 1
menyebutkan juga mengenai keberadaan Rut.
Boas adalah pusat dari kisah cinta ini. Ia adalah seorang penebus-saudara,
tokoh yang sangat terhormat.
Untuk bisa membawa Rut masuk ke dalam lingkaran
keluarganya, ia membayar harga penebusannya, harga untuk membeli agar Rut
menjadi anggota keluarganya. Ia adalah saudara yang terdekat, dan ia memiliki
hak untuk melakukannya, dan ia memang bisa melakukannya, dan karena itu ia
membayar harga yang dibutuhkan untuk memasukan Rut ke dalam keluarganya.
Nasehat Praktis untuk Belajar
Perhatikan dengan baik transisi di dalam kehidupan Naomi. Beberapa kali Naomi
memang terpinggirkan dari perhatian utama karena kita sangat terbawa untuk
memperhatikan apa yang terjadi di antara Rut dengan Boas, tetapi Naomi tetaplah
seorang tokoh di kitab ini dan transisi yang terjadi di dalam kehidupannya
adalah demikian: dari kehampaan kepada kepenuhan di dalam pasal 1; dari keputusasaan kepada pengharapan di dalam pasal 2 dan 3; dan dari tidak memiliki
keturunan menjadi seorang yang memiliki warisan di dalam pasal 4. Apa yang
terjadi kepada Boas dan Rut membuat Naomi masuk dalam lingkaran penerima
warisan. Bahkan di masa-masa kehidupan yang gelap dari umat Allah, Ia
memancarkan sinar perjanjian-Nya.
Ingat bahwa hal ini terjadi pada masa Yosua dan Hakim-Hakim. Anda sedang ada di
masa kemerosotan bangsa Israel. Di dalam Hakim-Hakim anda melihat ada
pergumulan yang terjadi dan kemudian pergumulan itu disoroti secara khusus. Itu
yang kita temukan dalam kitab Rut. Kitab ini menyoroti keadaan yang terjadi.
Jangan melewatkan satu pokok yang sangat penting. Rut pasal 2 ayat 13 berkaitan
dengan Kejadian pasal 12 ayat 1-3, dan Rut pasal 4 ayat 14 berkaitan dengan
Matius pasal 1 ayat 1-7 (khususnya ayat 5). Artinya adalah bahwa Rut, yang
adalah seorang wanita Moab dan bukan bagian dari bangsa Israel, sudah dibawa
masuk menjadi bagian dari keluarga Allah. Ini sudah dikatakan kepada Abraham di
dalam Kejadian 12 bahwa melalui bangsa Israel maka semua bangsa di dunia akan
mendapatkan berkat. Sekarang yang kita lihat di sini adalah seseorang yang
berasal dari luar bangsa Israel dibawa masuk dan ini sebuah kebenaran yang
sangat luar biasa. Luar biasa dalam arti implikasi yang kemudian akan terjadi
dan sangat mempengaruhi keseluruhan kejadian di masa Perjanjian Lama. Tetapi
pasal 4 ayat 14 berbicara mengenai bagaiman Rut sekarang ada di dalam jalur yang
akan membuatnya berada dalam jalur sang Raja itu. Ketika anda membuka Matius
pasal 1 anda akan melihat daftarnya. Untuk suatu alasan yang sangat ajaib Allah
memutuskan untuk memberikan anugerah yang sudah ditunjukkan-Nya kepada Rut dan
kemudian menempatkan namanya tepat di tengah-tengah jalur silsilah yang mengarah
kepada Yesus Kristus, dan melalui jalur silsilah ini akan datang Pribadi yang
akan membawa keselamatan.
Yosua, Hakim-Hakim dan Rut saling berkaitan dan menghasilkan sebuah gambaran
yang sangat indah. Sekarang anda memasuki masa pemerintahan monarkhi. Apa yang
mendasari munculnya pemerintahan monarkhi itu?
1 dan 2 Samuel
Informasi Dasar untuk Pemula
Jangka waktunya adalah dari kelahiran Samuel (1100 sM) sampai kepada akhir
pemerintahan raja Daud (970 sM). Anda melihat ada Samuel dan Daud serta di
tengah-tengahnya anda juga melihat ada Saul. Anda melihat peristiwa di dalam
kehidupan Samuel sampai kepada masa akhir pemerintahan raja Daud.
Gambaran tema utamanya adalah mengenai raja. 1 Samuel menuliskan mengenai
peralihan dari theokrasi kepada monarkhi. Di dalam kitab Hakim-Hakim, Allah
adalah Raja bagi bangsa itu. Ia memimpin bangsa-Nya, dan mengangkat HakimHakim. Lalu ketika kita sampai kepada awal kitab 1 Samuel, kita lihat bangsa
itu berkata, ‘Kami ingin memiliki raja dari antara kami sendiri. Kami ingin
memiliki raja sebagaimana bangsa-bangsa lain.’ Dan mereka memiliki alasan yang
sangat banyak dibalik permintaan mereka. Mereka menolak Allah dan mengatakan,
‘Kami ingin memiliki seorang raja supaya kami bisa memiliki kuasa seperti
bangsa-bangsa lain.’ Kemudian mereka mengangkat Saul dan mengatakan, ‘Ia akan
menjadi raja atas kami.’ Di sinilah kita melihat adanya transisi dari theokrasi
(melayani Allah) di dalam kitab Hakim-Hakim kepada sebuah monarkhi yang mulai
muncul dengan keberadaan Saul. 2 Samuel pada umumnya berfokus kepada Daud.
Ada tiga tokoh kunci: Samuel yang adalah hakim terakhir yang diangkat oleh Allah
dan yang mengurapi dua raja Israel yang pertama (1 Samuel 1-7). Saul adalah
yang pertama (1 Samuel 8-15). Daud adalah yang kedua dan merupakan raja yang
paling penting bagi bangsa itu (1 Samuel 16-24).
Ayat kuncinya adalah 1 Samuel 15:22, “memperhatikan lebih baik dari pada lemak
domba-domba jantan.”
Yang kita lihat dibukakan di dalam kitab ini adalah bahwa Firman Allah itu satusatunya dasar untuk ketaatan dan iman.
Nasehat Praktis untuk Belajar
Selalu perhatikan bagaimana raja di Israel sebenarnya dituntut untuk setia
kepada perjanjian. Ini sebuah kebenaran yang besar karena Saul tidak setia
kepada perjanjian di dalam 1 Samuel pasal 15 dan itu menjadi kajatuhannya.
Adalah kesetiaan Daud kepada perjanjian di dalam 2 Samuel 7 yang menjadi puncak
dari dinyatakannya perjanjian itu. Ada sebuah bagian yang luar biasa di dalam 2
Samuel pasal 7 dimana Allah menetapkan perjanjian-Nya dengan Daud, yang disebut
perjanjian Daud (Davidic covenant) yang sangat penting di sepanjang Perjanjian
Lama.
Perhatikan juga transisi di antara 1 Samuel dengan 2 Samuel. Kita berbicara
mengenai transisi dari theokrasi kepada monarkhi. Monarkhi ini adalah transisi
dari suatu harapan yang sangat lazim akan adanya seorang raja kepada keinginan
untuk adanya raja yang setia kepada Tuhan dan diurapi secara khusus oleh Allah.
Daud bukan seseorang yang secara manusia bisa diharapkan untuk menjadi pemimpin
bangsa Israel. Kita juga melihat ada transisi dari keadaan dimana tadinya tidak
ada suatu tempat sebagai pusat kehadiran nama Allah, tetapi kemudian muncul
suatu pusat yang baru di Yerusalem. Daud membawa Tabut itu kembali ke
Yerusalem.
Ingat bahwa kita pernah berbicara mengenai kekurangan besar yang ada di dalam
diri beberapa orang, dan tanpa secara langsung menunjuk kepada Daud, tetapi
bahkan sebagai seorang raja yang dikasihi Allah, kehidupan Daud menunjukkan
perlunya ada seorang raja yang akan datang di dalam kekudusan dan kesetiaan yang
penuh kepada Tuhan. Jangan melewatkan kenyataan ini. Keberhasilan Daud sebagai
raja dituliskan di satu pasal (pasal 8). Dosa Daud sebagai raja dan akibat dari
dosa itu dijelaskan di dalam lebih dari sebelas pasal (pasal 10-20).
Jangan hanya membaca kitab 1 dan 2 Samuel untuk mencari kisah tentang Daud
melawan Goliat dan kemudian berbicara mengenai bagaimana kita seharusnya menjadi
seperti Daud, yang berperang melawan raksasa-raksasa di dalam kehidupan kita.
Kalau hanya itu yang kita lakukan maka kita kehilangan gambaran yang ditonjolkan
di dalam kitab 1 Samuel ini. Gambaran yang ditonjolkan adalah mengenai seorang
kekasih Allah, yang memiliki kelemahan-kelemahan yang besar, dan kita melihat
akibat dari dosa-dosa yang membuat kita melihat perlunya ada seorang raja yang
sempurna.
1 dan 2 Raja-Raja
Informasi Dasar untuk Pemula
1 dan 2 Raja-Raja menulis tentang lebih dari seratus tahun dari sejarah bangsa
Israel (970-560 sM). Secara kronologis kita masih bergerak maju. Kronologi ini
dibagi dalam empat segmen, yang masing-masing diakhiri dengan sebuah malapetaka
– empat malapetaka besar. Perpecahan dari kedua belas suku (970-931 sM).
Pembunuhan oleh Yehu atas semua anak-anak raja pewaris tahta Daud kecuali satu
orang saja yang selamat (931-841 sM). Kejatuhan kerajaan Israel ke tangan Asyur
(841-722 sM). Kejatuhan Yehuda ke tangan Babel (722-586 sM).
Dua tema besar nampak di dalam semua malapetaka itu. Pertama, penolakan Israel
sebagai umat Allah—Israel menolak Allah. Mereka mengatakan, ‘Kami tidak mau
mengikuti Engkau.’ Mereka tidak mau taat kepada Allah. Ini adalah kemerosotan
bertahap yang sudah mulai kita lihat sejak di dalam kitab Hakim-Hakim.
Penurunan itu semakin cepat terjadi ketika Kerajaan terbagi menjadi dua yaitu
Israel dan Yehuda. Tema yang kedua adalah munculnya nabi-nabi yang memberitakan
Firman Allah.
Seorang raja ada untuk menjadi pemeran penting di dalam perjanjian Allah.
Inilah gambaran yang kita lihat di dalam diri Daud, namun, kemudian para raja
mengalami kegagalan yang sangat parah. Sebagai akibatnya, para nabi bangkit dan
mulai berbicara karena para raja sudah tidak lagi taat kepada Allah.
Nasehat Praktis untuk Belajar
Sepintas Struktur kitab: kita melihat Kerajaan Bersatu di dalam 1 Raja-Raja 111. Kisah mengenai Kerajaan yang Terbagi ada di dalam 1 Raja-Raja 12 – 2 RajaRaja 17. Kerajaan yang Tertawan di dalam 2 Raja-Raja 18-25 adalah saat Israel
dan Yehuda ditaklukan, ditundukkan dan dibuang.
Kedua kitab menulis mengenai 39 raja; tiga pasal pertama mengenai Saul, Daud dan
Salomo – dan sesudah itu 36 raja yang lainnya. Ini adalah kisah mengenai raja
demi raja yang ada.
Kesetiaan kepada perjanjian menjadi ukuran keberhasilan atau kejatuhan seorang
raja. Ada 19 raja kerajaan utara. Di Kerajaan Utara itu, dari 19 orang raja
yang ada, yang mengikuti Tuhan ada ‘0.’ Tidak disebutkan mengenai satu rajapun
yang mengikuti Tuhan, dan sebagai akibatnya anda akan melihat ada orang-orang
seperti Yesaya yang dibangkitkan untuk berbicara bagi Allah ketika seluruh
kerajaan itu melawan Allah.
Dari kerajaa selatan, ada 20 raja, dan 8 di antaranya adalah raja yang takut
akan Tuhan. Nama mereka didaftarkan di sini supaya ketika anda mempelajari
kitab 1 dan 2 Raja-Raja anda akan mengenal siapa saja raja yang mengikut Tuhan
(Asa, Yosafat, Yoas, Amazia, Uzia, Yotam, Hiskia dan Yosia).
Saat raja tidak setia, Allah senantiasa membangkitkan nabi-nabi seperti Elia dan
Elisa untuk menggenapkan rencana-Nya. Kita akan berbicara mengenai para nabi
dalam pertemuan selanjutnya.
1 dan 2 Tawarikh
Informasi Dasar untuk Pemula
Ingat 1 dan 2 Tawarikh adalah kitab yang menyoroti apa yang terjadi saat itu dan
merupakan kitab yang terakhir di dalam Alkitab berbahasa Ibrani. Pengaturan
kitab-kitab dalam Alkitab dalam bahasa Inggris dan Indonesia berbeda dengan
pengaturan di dalam Alkitab bahasa Ibrani. 1 dan 2 Tawarikh menjadi kitab-kitab
terakhir di dalam Alkitab berbahasa Ibrani dan kemungkinan keduanya dituliskan
oleh Ezra.
Perhatikan dengan seksama dan hati-hati di sini. Kita akan melihat kitab yang
menyoroti keadaan saat itu. Kitab ini ditulis lebih dari kacamata kerajaan
rohani. Ia secara khusus memfokuskan diri kepada sisi-sisi baik dari Daud dan
Salomo. Kitab ini berfokus kepada hal-hal baik yang terjadi. Juga, kitab ini
menunjukkan berkat Allah kepada raja-raja Yehuda yang taat kepada-Nya. Kita
tidak melihat sisi negatif dari Daud dan Salomo dan berbagai ketidaktaatan.
Yang kita lihat adalah raja-raja yang taat. Dan yang terakhir, kitab ini
memberikan semacam gambaran yang ideal mengenai kerajaan Allah.
Ingat bahwa ketika anda melihat 1 dan 2 Tawarikh, anda tidak sedang melihat
sebuah sejarah yang baru. Yang anda lihat adalah sorotan tentang apa yang
terjadi sebelumnya. Ini adalah sebuah gambaran yang ideral, dan ketika anda
membacanya anda akan melihat, bahwa fokus utamanya adalah tentang Bait Suci dan
penyembahan bangsa Israel.
Nasehat Praktis untuk Belajar
Mengingat penjelasan di atas, pertanyaan yang kemudian diajukan adalah
‘mengapa’? Mengapa penulis kitab 1 dan 2 Tawarikh, Ezra atau siapapun juga,
memberikan perspektif yang demikian tentang kerajaan-kerajaan di masa itu dan
berbicara mengenai Daud dan Salomo sebagai raja-raja yang taat?
Anda harus memahami perspektif dari sang penulis. Ia sedang berusaha untuk
memulihkan kerajaan itu. Dan kitab ini menjelaskan sejarah perkembangan
kerajaan itu dengan sangat cepat. Kedua kitab itu memberikan gambaran kepada
kita tentang sejarah dari monarkhi yang masih menyatu dan kemudian juga mengenai
monarkhi yang sudah terbagi, tetapi ditulis pada masa setelah pembuangan dan
kembalinya bangsa itu ke Yerusalem. Yang terjadi adalah ada seseorang seperti
Ezra, atau siapapun yang menuliskan kitab ini, yang dibawa keluar dari Israel,
lalu mereka kembali, dan berusaha untuk memulihkan kerajaan yang sudah
dilenyapkan sama sekali. Kalau anda mau menulis sebuah kitab, suatu sejarah
tentang Allah dan para raja untuk menguatkan rakyat agar membangun kembali Bait
Allah dan taat kepada Allah, anda tidak akan menjelaskan kepada mereka tentang
semua kekeliruan yang pernah terjadi. Yang akan anda jelaskan adalah gambaran
tentang kemuliaan dari orang-orang yang mengikuti Allah dengan setia dan mengapa
Bait Allah itu begitu penting. Inilah sebabnya kita mendapatkan penekanan ini.
Nuansa kitab ini adalah seperti baru saja dibuang selama 70 tahun dan kemudian
kembali lagi. Kalau saya, saya juga akan mengkhotbahkan apa yang saya rasa akan
memberikan motivasi kepada kita untuk bergabung kembali dan memulihkan kembali
keadaan seperti sebelum pembuangan, dalam hal ini, Bait Allah dan kota
Yerusalem.
Ada tiga bagian di dalam ktab ini. Pertama, ada silsilah-silsilah (1 Tawarikh
1-9). Jangan terlalu lama menggali bagian ini. Anda bisa membacanya dengan
cepat. Bagian yang kedua adalah mengenai monarkhi yang bersatu (1 Tawarikh 10 –
2 Tawarikh 9), dan yang ketiga adalah monarkhi yang terbagi dan secara khusus
mengenai Yehuda ( 2 Tawarikh 10-36).
Perhatikan penekanan kepada kebaikan Allah ketika kehadiran Allah dibaharui di
Israel. Ada perayaan yang besar ketika tabut perjanjian dibawa ke Yerusalem (1
Tawarikh 16:34), ketika tabut itu sampai di Bait Allah (2 Tawarikh 5:13), dan
ketika Bait Allah dikuduskan (2 Tawarikh 7:3).
Kitab-kitab sejarah yang sudah kita bahas adalah 1 dan 2 Samuel, 1 dan 2 RajaRaja, serta 1 dan 2 Tawarikh. Di tengah-tengah semuanya itu, anda melihat ada
pembangunan Bait Allah dan yang kita baru lihat tadi adalah Ezra menjelaskan
mengenai pembangunan kembali Bait Allah, jadi ia memberikan gambaran yang lain
tentang Bait Allah di dalam 1 dan 2 Tawarikh.
Ada tiga kitab sejarah yang lainnya
Ezra - Nehemia
Informasi Dasar untuk Pemula
Ezra dan Nehemia dikelompokkan bersama karena keduanya adalah satu kitab di
dalam Alkitab bahasa Ibrani. Keduanya berbicara mengenai satu kisah besar dalam
tiga sisi.
Sisi yang pertama adalah kembalinya sisa bangsa itu ke Yerusalem. Mereka semua
adalah orang-orang yang ikut dalam pembuangan. Kalau anda bisa membayangkan
bahwa bangsa kita dihancurkan – bayangkan bahwa kita adalah bangsa Israel – kita
dikalahkan dan dipisahkan dari keluarga kita. Sahabat-sahabat kita terceraiberai dan kita dibawa paksa ke tanah asing. Misalnya mereka membawa kita ke
California. Lalu kita semua berada di California. Anda memandang ke sekeliling
dan semuanya berbeda. Orang-orang di sekitar anda berbicara dalam bahasa asing.
Orang-orang yang ada di sekitar anda sama sekali berbeda dengan anda. Anda
menjadi budak di California. Anda tidak mau menjadi budak di California, tetapi
itulah yang terjadi kepada anda. Anda kemudian akan mulai menyadari keadaan
anda dan kemudian mengatakan, “Kita perlu berkumpul lagi.” Itulah yang terjadi
pada masa Ezra dan Nehemia. Dalam kasus mereka, sisa bangsa itu bisa kembali ke
Yerusalem.
Sisi kedua adalah pembangunan kembali Bait Allah. Allah membawa umat-Nya
kembali ke Yerusalem dan Bait Allah dibangun kembali.
Sisi yang ketiga adalah pembangunan kembali tembok kota. Mereka membangun
kembali Bait Allah, tempat yang menjadi pusat penyembahan, dan membangun kembali
tembok kita itu. Kitab Wzra berbicara mengenai pembangunan kembali Bait Allah
dan kitab Nehemia berbicara mengenai pembangunan kembali tembok kota. Penulis
kitab itu kemungkinan besar adalah Ezra dan Nehemia.
"Ezra" berarti "penolong" dan "Nehemia" berarti "Allah menghiburkan." Mereka
adalah orang-orang yang sungguh-sungguh muncul di pentas sejarah untuk orangorang yang sedang terlula untuk membawa pertolongan dan penghiburan.
Kedaulatan Allah bekerja untuk memelihara umat-Nya bagi kemuliaan-Nya. Jangan
melewatkan kebenaran ini. Di dalam kitab ini ada pernyataan mengenai
keseluruhan batu karang kedaulatan Allah yang datang kembali. Ia tidak akan
membiarkan umat-Nya hidup tanpa pengharapan. Ia tidak akan membiarkan umat-Nya
sendirian. Ia sudah membawa mereka kembali sebagaimana yang sudah dijanjikanNya melalaui para nabi.
Nasehat Praktis untuk Belajar
Struktur singkat dari kitab Ezra dan adalah suatu keseimbangan yang bergerak di
antara hal-hal yang bersifat kenegaraan dan yang bersifat kerohanian. Kita
melihat di sana penjelasan tentang pemulihan negara (Ezra 1-6) dan pemulihan
rohani (Ezra pasal 7-10).
Bagian awal dari kitab Nehemia berbicara mengenai pembangunan fisik tembok kota
(Nehemia 1-6) dan yang bagian yang kedua pada dasarnya berbicara mengenai
kebangunan rohani (Nehemia 7-13). Allah baru saja membaharui umat-Nya,
pembaharuan secara fisik dan rohani berjalan bersama-sama saat mereka membangun
fisik tembok kota dan sekaligus mengadakan pertobatan dari dosa. Ezra 10 dan
Nehemia 9-10 menunjukkan gambaran mengenai umat Allah yang sedang memperbaharui
perjanjian yang ada. Ini adalah salah satu tema yang kita lihat muncul
berulangkali di dalam Alkitab. Nehemia pasal 9 dan 10 adalah sebuah ibadah doa
raya dan pengakuan dosa, dimana mereka memperbaharui perjanjian mereka. Nehemia
pasal 8-10 adalah sebuah puncak pembahasan dimana di dalamnya tertulis kisah
mengenai pembaharuan perjanjian. Kekudusan dan ketaatan kepada Firman adalah
inti dari perjanjian.
Sekarang kita masuk ke kitab Ester, salah satu kitab penyorot, yaitu kitab yang
menyoroti keadaan pada masa itu.
Ester
Informasi Dasar untuk Pemula
Ester memberikan kepada kita gambaran mengenai peristiwa-peristiwa yang
kemungkinan besar terjadi pada masa Ezra. Kita sudah melihat bagaimana masingmasing kitab yang memberikan sorotan bagi setiap bagian itu dipakai untuk
menguatkan umat Allah di tengah-tengah pergumulan yang sedang mereka alami.
Ester berfungsi demikian.
Peristiwa-peristiwanya terjadi sebelum atau pada masa Ezra. Pemeliharaan Allah
sangat nyata meskipun nama-Nya tidak pernah disebutkan. Anda tidak akan
menemukan nama Allah dituliskan di dalam kitab Ester. Beberapa orang bahkan
memperdebatkan apakah kitab ini bisa dimasukkan ke dalam kanon atau tidak. Yang
sangat menarik adalah bahwa anda bisa melihat Allah bekerja di speanjang kitab
ini, namun nama-Nya tidak pernah disebutkan.
Ada empat tokoh utama. Raja Persia Ahasyweros (disebutkan namanya 29 kali),
Haman (disebutkan namanya 48 kali), Mordekhai (disebutkan namanya 54 kali) dan
Ester (disebutkan namanya 48 kali). Bangsa Israel ada di bawah ancaman
pemusnahan di bawah raja Persia. Bangsa Israel diselamatkan oleh pemeliharaan
Allah dari kebinasaan mereka.
Nasehat Praktis untuk Belajar
Meskipun nama Allah tidak disebutkan tetapi ada beberapa nasehat praktis. Saat
anda membaca melalui kitab Ester, cobalah cari bukti yang nyata dari
pemeliharaan Allah. Pemeliharaan berarti kedaulatan-Nya, pengendalian-Nya,
bagaimana Ia memelihara. Perhatikan bukti akan hal itu berulangkali.
Ester dipilih untuk dibawa ke istana raja dan Mordekhai menemukan persekongkolan
untuk membunuh raja. Hal itu nampak seperti sebuah kebetulan saja. Lalu sudah
dibuang undi untuk membinasakan bangsa Yahudi. Raja menyambut Ester setelah
mengabaikannya selama satu bulan dan sanga peduli akan keadaannya. Hal-hal itu
tidak masuk akal bisa terjadi tanpa ada pemeliharaan Allah atas umat-Nya. Hal
itu juga yang sering kita lihat di dalam kehidupan kita ketika kita menengok ke
belakang dan melihat hal-hal yang sudah terjadi yang sebenarnya tidak mungkin
terjadi, tetapi semua itu sudah terjadi dan membuat anda ada sebagaimana
keberadaan anda sekarang. Inilah yang kita lihat di dalam kitab Ester. Dan
yang bisa kita katakan hanyalah, ‘Ya Allah, terpujilah Engkau yang mengatur
semuanya itu.’
Bandingkan Ester dengan Amsal. Ada beberapa paralel yang sangat menarik.
Bandingkan 3:7 dengan Amsal 16:33. Juga, bandingkan Ester 5:9-14 dengan Amsal
16:18. Perhatikan Ester 7:10 dengan Amsal 11:8, serta Ester 5:1-4 dengan Amsal
21:2.
Pahami pengaruh dari orang-orang saleh di antara orang-orang yang terhilang.
Itu adalah salah satu pertanyaan yang perlu kita ajukan ketika membaca kitab
Ester. Bagaimana pengaruh dari kehidupan yang kita lalui di dalam kehidupan
orang-orang yang masih terhilang? Ini adalah sebuah gambaran yang sangat
menarik.
Inilah keseluruhan sejarah umat Allah. Itu berarti bahwa semua yang kita lihat
di dalam semua kitab yang lain di dalam Perjanjian Lama memberikan kepada kita
pemahaman yang lebih mendalam tentang apa yang baru saja kita lihat di sini.
Pada titik ini, Kejadian sampai Ester, kita sudah selesai dengan kronologi di
dalam Alkitab. Yang akan kita lihat nanti mungkin masih akan menyebutkan tanggal
dan masa tetapi semua itu hanyalah menunjuk kembali kepada kitab-kitab sejarah
yang baru kita bahas. Kitab-kitab yang menjadi penyorot menolong kita
menunjukkan sisi-sisi yang berbeda di dalam sejarah.
TULISAN UMAT ALLAH
Tulisan Umat Allah, yang juga dikenal sebagai literatur syair dan hikmat
tercakup di dalam sebagian besar dari isi lima kitab ini, yaitu Ayub, Mazmur,
Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung. Kebanyakan di antara mereka dituliskan dalam
syair Ibrani. Mereka diletakkan di bagian akhir Alkitab bahasa Ibrani setelah 1
dan 2 Tawarikh. Kelima kitab itu merupakan response manusia terhadap perkataan
dan karya Allah yang ditemukan di dalam Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi.
Saya suka melihat kibat-kitab itu sebagai tulisan dari level sendiri kita
tentang karya Allah di antara umat-Nya.
Kitab-kitab itu memberikan kepada kita
gambaran mengenai response kita kepada Allah di tengah-tengah semua yang
terjadi. Saat anda melihat sejarah umat Allah, bagaimana kita beresponse?
Mazmur adalah contoh yang luar biasa. Ayub adalah persepektif seorang manusia
yang melalui penderitaan yang sangat dalam di tengah-tengah semua penggambaran
yang luar biasa mengenai response manusia ini.
Perkataan Ilahi jarang terdengar. Di dalam kitab-kitab ini anda kana melihat
para penulisnya berbicara sebagai manusia kepada Allah, dan bukan sebaliknya.
Di dalam kitab Para Nabi kita melihat yang sebaliknya. Allah berbicara kepada
manusia melalui para nabi. Di sini manusia berbicara kepada Allah – response
manusia kepada Allah. Dan perkataan Ilahi jarang terdengar.
Tema utamanya mungkin yang disimpulkan di dalam Amsal 1:7, “Takut akan Tuhan
adalah permulaan pengetahuan.”
Ayub
Informasi Dasar untuk Pemula
Kita tidak mengetahui secara pasti siapa sebenarnya penulis kita Ayub, atau
kapan penulisannya. Sangat mungkin bahwa kitab ini dituliskan pada masa bapabaoa bangsa Israel : Abraham, Ishak, dan Yakub, dan secara kronologis kitab ini
bisa cocok dimasukkan ke dalam kerangka waktu itu. Ayub adalah nama seseorang
yang sungguh-sungguh ada di dalam sejarah (Yehezkiel 14:14-20; Yakobus 5:11).
Sekali lagi, kitab ini bukanlah sebuah fabel atau kisah fiksi saja. Apa yang
dituliskan memang sungguh-sungguh terjadi.
Pertantaan yang diajukan oleh Ayub di sepanjang kitab ini adalah, “Bagaimana dan
mengapa orang-orang benar menderita?” Ayub adalah orang yang paling benar dari
antara semua orang yang ada. Bagaimana ia menderita dan mengapa ia menderita?
Pertanyaan-pertanyaan ini anda lihat selalu muncul di sepanjang kitab.
Allah sepenuhnya berdaulat di dalam karya-Nya di antara umat-Nya dan itulah inti
pelajaran yang diangkat. Ia tidak akan pernah mengijinkan apapun terjadi kepada
umat-Nya yang tidak membawa kebaikan bagi umat-Nya dan kemuliaan bagi-Nya.
Jangan melupakan kebenaran ini. Kemuliaan Allah dan kebaikan manusia akan
bekerja bersama-sama, dan hal itu menjadikan munculnya ketegangan yang sangat
menyulitkan di dalam kehidupan Ayub.
Nasehat Praktis untuk Belajar
Ini adalah sebuah kitab ketimuran, maksud saya, kitab ini dipenuhi dengan
pemikiran dan ekspresi dari orang-orang Timur. Kita perlu mengingat bahwa
pemikiran penulis kitab ini bukanlah pemikiran Barat. Mereka berpikir dengan
cara yang berbeda. Kita perlu mengingat hal ini, khususnya saat kita melihat
Ayub berinteraksi dengan orang-orang yang disebut sebagai sahabat-sahabatnya.
Kitab ini adalah sebuah kitab syair, karena itu isinya sangat banyak bersifat
syair Ibrani. Dan akhirnya juha bisa dikatakan bahwa kitab ini merupakan sebuah
kitab yang sulit. Penderitaan di dunia dimana Allah berdaulat – ini bukan
sebuah topik yang sederhana untuk dibahas. Tidak mudah dipahami pada jaman
dahulu, dan tidak mudah juga untuk dipahami di jaman sekarang. Bagaimana anda
bisa menjelaskan tentang adanya penderitaan di suatu dunia dimana Allah yang
berkuasa di dalamnya?
Pada awalnya, prolog kitab (Ayub 1:1-2:13) membeberkan peristiwanya. Dan
kemudian anda bisa melihat syair (Ayub 2:14-42:6) terbagi ke dalam tiga dialog
(Ayub 4-27).
Di tengah-tengah kitab Ayub pasal 28, ada pertanyaan yang sangat penting yang
mengikat keseluruhan tujuan penulisan kitab ini, “Dimana hikmat dapat
diperoleh?” Di sini kita melihat hubungan yang praktis antara hikmat yang
berasal dari Allah dengan penderitaan. Apakah kita menjadi lebih berhikmat
karena keberhasilan atau karena kegagalan kita? Dimana kita paling banyak
mendapatkan hikmat? Dimana kita memperdalam hikmat? Tentu saja jawabannya bukan
pada keberhasilan kita tetapi di dalam kepedihan kita. Di sinilah hikmat
sungguh-sungguh menjadi kenyataan dan mulai menumbuhkan akarnya. Inilah yang
kita lihat dibukakan di dalam kitab Ayub.
Yang terakhir, ada monolog yang terjadi (Ayub 29-41) dan epilog (Ayub 41:7-17).
Ketika anda membaca kitab Ayub, jangan mencoba mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan itu. Jangan berusaha untuk menjawab pertanyaan, “Bagaimana dan
mengapa orang-orang benar menderita?” Jangan berusaha juga untuk menemukan
jawaban atas pertanyaan, “Kalau Allah itu baik, mengapa ada banyak kejahatan di
dunia ini?” Kalau ada kitab dimana Allah memiliki kesempatan untuk menjawab
semua pertanyaan itu, kitab itu adalah kitab Ayub. Di sini kita melihat Ayub
menengadah dan bertanya, “Mengapa ini terjadi?” Sangat mudah bagi Allah untuk
mengatakan, “Ini penyebabnya.” Tetapi Ia tidak melakukan hal itu. Apa yang
dilakukan Allah? Ia menanyakan 40-an pertanyaan kepada Ayub untuk menyatakan
karakter-Nya. Ia mengatakan, “engkau bisa percaya kepada-Ku.” Bukan jawaban
yang mudah, tetapi engkau bisa percaya kepada-Ku. “Percayalah kepada-Ku,”
adalah kebenaran yang ditonjolkan di dalam kitab Ayub. Jangan mencoba mencari
jawabannya secara mudah.
Ada beberapa implikasi yang muncul. Yang pertama, hanya Allah saja yang
berdaulat penuh. Jangan lupa Ayub pasal 1 dan 2. Iblis tidak berdaulat. Iblis
tidak bebas melakukan apapun yang diinginkannya di dunia ini. Iblis hanya bisa
melakukan apa yang diijinkan Allah baginya di dalam pemeliharaan Allah atas
umat-Nya. Ini kabar baik. Iblis tidak berdaulat. Hanya Allah yang berdaulat.
Yang kedua, penderitaan adalah hak istimewa yang diberikan Allah kepada anakanak-Nya. Ini sebuah pernyataan yang perlu sungguh-sungguh kita resapi.
Penderitaan adalah hak istimewa yang diberikan Allah kepada anak-anak-Nya.
Inilah yang kita lihat dibukakan di dalam kitab Ayub.
Yang ketiga, Allah dimuliakan ketika orang-orang kudus yang menderita memuliakan
Dia. Perhatikan kitab Wahyu ddimana anda bisa melihat bagaimana orang-orang
yang menjadi martir berkumpul di sekeliling tahta Allah menyanyikan pujian
selama-lamanya. Allah ditinggikan ketika orang-orang kudus yang menderita
menyembah Dia. Allah dimuliakan di Sudan ketika jutaan orang-orang percaya mati
di tengah-tengah penderitaan, dan Kekristenan bertumbuh berlipat ganda karena
mereka menyembah Allah di tengah penderitaan mereka. Inilah berita kitab Ayub.
Mazmur
Informasi Dasar untuk Pemula
"Mazmur" berarti "syair yang dinyanyikan dengan diiringi alat musik.” Ini pada
dasarnya adalah lagu hymne bagi bangsa Yahudi. Isinya memang dibuat supaya
dinyanyikan. Ini bukan sekedar syair yang akan dimasukkan ke dalam buku puisi.
Isi kitab ini adalah lagu. Anda keluar dari kitab Ayub dengan nyanyian di bibir
anda.
Mazmur dituliskan oleh banyak penulis dari masa monarkhi awal sampai masa
setelah pembuangan. Daud menuliskan banyak Mazmur, tetapi ia tidak menulis
seluruh isi kitab Mazmur. Ada beberapa penulis yang lain, Asaf, bani Korah juga
termasuk penulisnya. Mazmur dituliskan di sepanjang sejarah umat Allah. Di
beberapa Mazmur kita bisa melihat di bagian sejarah mana yang berkaitan dengan
syairnya, sedangkan di beberapa bagian lain kita sama sekali tidak tahu. Tetapi
sangat luar biasa untuk bisa melihat gambaran tentang apa yang terjadi di dalam
sejarah bangsa Israel ketika sebuah lagu dituliskan. Daud sudah “mengacau”
dalam kehidupannya, dan karena itu di dalam Mazmur 51 ia menuliskan, “Jadikanlah
hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh.” Ini
hanya salah satu contoh dari apa yang bisa anda temukan.
Tuhan adalah raja yang berdaulat atas alam semesta dan atas bangsa-bangsa.
Penulis mengekspresikan keyakinannya dan memuji Tuhan atas kebesaran dan
kebaikan-Nya. Itu yang ditekankan berulang kali. “Ceritakanlah kemuliaan-Nya
di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala
suku bangsa” (Mazmur 96).
Nasehat Praktis untuk Belajar
Ada lima pembagian, masing-masing ditutup dengan sebuah doksologi dan masingmasing menunjukkan bagian-bagian yang berbeda dari sejarah Israel. Sebagai
contoh, pada saat anda sampai ke pasal 3, hanya ada satu nyanyian Daud. Jadi
Mazmur-Mazmur itu menunjukkan apa yang ada dalam sejarah. Kitab 1 adalah Mazmur
1-41. Kitab 2 adalah Mazmur 42-72. Kitab 3 adalah Mazmur 73-89. Kitab 4
adalah Mazmur 90-106. Kitab 5 adalah Mazmur 107-150.
Ada jenis-jenis Masmur yang berbeda, tetapi jenis yang paling utama adalah
Mazmur pujian pribadi dan ratapan pribadi. Mazkur-mazmur itu adalah pujian dan
ratapan yang bersifat pribadi atas hal-hal yang sulit. Anda bisa melihat salah
satu bagian Mazmur dan kemudian membaca. “Ya Allah, mengapa hal ini terjadi. Ya
Allah, hajarlah dia.” Anda mulai melihat ratapan ini dan kemudian anda bisa
sungguh-sungguh melihat hati penulisnya terbawa di dalam lagu-lagu tulisannya.
Ketika membacanya, kita juga ikut bergumul dengannya. Banyak dari Mazmur itu
bersifat umum, bukan hanya dari satu orang saja, tetapi dinyanyikan oleh seluruh
bangsa Israel. Anda bisa melihat juga Mazmur berupa pujian umum dan ratapan
umum.
Ada juga Mazmur hikmat dan Mazmur kerajaan. Anda melihat Juruselamat yang
disalibkan di dalam Mazmur 22. Anda bisa melihat Kristus sebagai Gembala di
dalam Mazmur 23. Coba hubungkan Mazmur-Mazmur itu dengan apa yang ada di dalam
Perjanjian Baru. Anda melihat Kristus sebagai kurban di dalam Mazmur 40:68; dan
juga sebagai batu penjuru di dalam Mazmur 118:2-3.
Amsal
Informasi Dasar untuk Pemula
Ada 31 pasal di dalam kitab Amsal dan di dalam bahasa Ibrani, nama kitab iru
berarti “perbandingan.” Salomo menuliskan sebagian besar isi kitab Amsal.
Orang-orang seperti Hizkia juga mengambil bagian menuliskan beberapa Amsal, atau
paling tidak mengumpulkan Amsal-Amsal itu.
Bagian yang menjadi dasar sebenarnya adalah Amsal 1 sampai 7. Pasal-pasal itu
memberikan gambaran tentang takut Akan TUHAN sebagai permulaan hikmat, dan
hikmat dianggap sangat mulia.
untuk diberi hikmat.
Kita memerlukan himat.
Salomo pernah meminta
Tema-tema besar yang dibukakan adalah: “dapatkan hikmat dan tolak kebodohan,”
dan “berjalan dalam kebenaran dan menghindari kejahatan.” Kontras-kontras yang
demikian memang nampak sangat jelas di seluruh kitan – hikmat melawan kebodohan,
kebenaran melawan kejahatan. Semua itu muncul berulangkali. Bahkan di dalam
bentuk pasangan dan perbandingan, engkau melakukan ini karena hikmat, engkau
melakukan ini karena kebodohan, engkau melakukan ini karena kebenaran dan
engkau melakukan ini karena kejahatan. Ada peringatan yang diberikan secara
terus menerus di dalam kitab ini.
Nasehat Praktis untuk Belajar
Banyak orang membaca satu pasal dari kitab Amsal setiap hari. Mentor saya di
Sekolah Alkitab melakukannya. Ia membaca satu pasal setiap hari. Banyak orang
melakukannya.
Ringkasan Struktur:
* Pengantar (Amsal 1:1-7)
* Pendahuluan (Amsal 1:8-9:18)
* Amsal Salomo I (Amsal 10:1-22:16)
* Perkataan orang-orang Bijak I (Amsal 22:17-24:22)
* Perkataan orang-orang Bijak II (Amsal 24:23-24)
* Amsal Salomo II (Amsal 25:1-29:27)
* Perkataan Agur (Amsal 30:1-33)
* Perkataan Lemuel (Amsal 31:1-31)
Sedikit pengingat, ada beberapa Amsal bersifat figuratif dan tidak semua bisa
diterima secara harafiah. Amsal-amsal itu juga bersifat praktis, memberikan
nasehat yang praktis. Juga, disana direfleksikan hikmat yang praktis. Amsalamsal itu juga mudah diingat dan inilah sebabnya mengapa isinya sangat penting.
Kita agak kehilangan keindahan dari syair-syair Ibrani itu setelah diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia. Beberapa hal bisa diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia sedangkan beberapa hal yang lainnya tidak. Kita memiliki beberapa
pepatah seperti “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit,” dan juga “hemat
pangkal kaya.” Itu adalah pepatah-pepatah yang gampang diingat. Anda bisa
dengan mudah mengingat, baik karena kesamaan sajaknya maupun karena memang
sangat gampang untuk diingat. Demikian juga banyak hal begitu di dalam kitab
Amsal. Satu-satunya masalah adalah ketika anda mengambilnya dari sastra Ibrani
dan memakaikannya ke dalam bahasa Indonesia, anda tidak kehilangan kemudahan
menghafalkannya.
Bagaimana anda mengingat Amsal-Amsal itu? Ada berbagai teknik literatur. How
do you remember them? There are a variety of literary techniques. Persamaan
bunyi, kata-kata sindiran, keindahan syair, kiasan, metafora – semua teknik yang
berbeda itu muncul di dalam kitab Amsal.
Kitab Amsal bukan jaminan; kitab ini adalah petunjuk untuk menjalani kehidupan.
Itu artinya bahwa pada dasarnya nasehat yang ada selalu baik, tetapi tidak
lengkap. Amsal memang tidak dimaksudkan untuk secara lengkap mencakup seluruh
segi kehidupan. Ada perbedaan antara sebuah Amsal dengan sebuah janji Allah.
Ini tidak berarti bahwa hal-hal itu tidak akan terjadi kalau kita memang mencari
hikmat, tetapi harus dipahami perbedaan yang ada.
Tujuan literatur hikmat adalah untuk menerapkan Firman di dalam kehidupan
praktis, dan itulah yang kita lihat terjadi dalam kitab ini. Hukum Taurat yang
diberikan kepada umat Allah tidak mencakup semua bidang dan karena itu apa yang
kita lihat di dalam kitab Amsal dan juga bagian-bagian lain dari literatur
hikmat merupakan aplikasi praktis akan Hukum Taurat dan hal-hal yang tidak
dijelaskan di dalam Hukum Taurat tentang berbagai sisi kehidupan sehari-hari.
Ini secara khusus menjadi penting bagi mereka yang belajar hikmat dan bagi para
pemuda di masa itu. Banyak di antara Amsal itu memang dimaksud untuk dihafal
dan diulangi oleh mereka yang masih muda karena banyak sekali pepatah di dalam
kitab itu yang berkaitan dengan tekanan. Bahkan pada hari itu sudah banyak
sekali tekanan kehidupan mulai dari mengenai lidah, uang, persahabatan,
keluarga, bisnis dan kontrak. Di dalam Amsal, banyak juga yang berbicara
mengenai seksualitas, hubungan laki-laki dengan perempuan, laki-laki yang
terbujuk oleh perempuan yang jahat dan banyak hal juga mengenai memuliakan Allah
dengan hikmat anda. Senantiasa disebutkan mengenai peringatan untuk terus
waspada.
Yang terakhir, jelas sekali bahwa Yesus adalah Hikmat Allah itu sendiri. (Lihat
Amsal 8:22-31)
Pengkhotbah
Informasi Dasar untuk Pemula
Pengkhotbah dituliskan oleh “sang pengkhotbah.” Itulah yang dikatakan di bagian
awal kitab ini. Kitab ini dituliskan oleh sang pengkhotbah yang kemungkinan
adalah Salomo (Pengkhotbah 1:1-2, 12).
Pertanyaan kunci yang ditanyakan oleh Pengkhotbah adalah, “Apakah hidup itu
memang berarti?” Ini adalah sebuah kitab yang sangat menarik. “Sia-sia! Siasia!” Kata pengkhotbah. “Kesiaa-siaan di atas kesia-siaan. Segala sesuatu siasia.” Demikianlah kitab ini dimulai. Dan sayangnya, ini bukan hanya isi dari
bagian pertama, tetapi juga isi bagian kedua, dan bagian ketiga kitab ini,
seluruh bagian kitab. Ia mengutarakan mengenai kesia-siaan berulangkali, kita
menjalani kehidupan kita dan kita mati lalu orang lain mewarisi kekayaan kita
dan menghabiskannya. Ini pada dasarnya berita yang disampaikan Pengkhotbah. Ini
memang sebuah kitab yang sangat menyedihkan.
Beberapa kata kunci: manusia, berusaha, di bawah matahari, sia-sia, hikmat, dan
kejahatan.
Informasi Dasar untuk Pemula
Segala sesuatu sia-sia. Inilah yang terus menerus dikatakan oleh penulis kitab
ini. Hal ini membuat kitab ini menjadi salah satu kitab yang sangat sulit
dipahami di dalam Perjanjian Lama dan menjadi alasan bagi kita untuk mengatakan,
“mengapa anda mau membacanya?” Tetapi perhatikan empat kenyataan yang ada di
balik “segala sesuatu sia-sia.” Kitab ini menunjukkan kepada kita bahwa Allah
adalah kenyataan yang utama, Pencipta segala sesuatu. Ini berarti bahwa semua
makna berasal dari Dia. Kalau anda berusaha menjalani kehidupan di luar Allah,
kenyataan yang sejati itu, maka anda tidak akan menemukan makna apapun.
Implikasi kitab ini bagi kaum atheis sangat luar biasa. Kitab ini juga sangat
penting saat ini ketika kita mau membela iman kita dan sungguh-sungguh mau
menunjukkan siapakah Allah kita – keindahan dan kasih karunia-Nya.
Kitab ini juga menunjukkan bahwa jalan Allah tidaklah selalu bisa dipahami.
Jalan-jalan itu tidak masuk akal. Jalan-jalan itu tidak bisa dimengerti. Kitab
ini juga menunjukkan bahwa kehidupan tidak senantiasa mengalami kemajuan seperti
yang diharapkan. Penulis berulangkali mengatakan, “orang benar tidak
mendapatkan kebaikan sementara orang jahat beruntung.” Apa yang terjadi?
Kehidupan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Akhirnya di dalam Pengkhotbah kita melihat bahwa kematian adalah penyetara yang
paling utama. Ini pernyataan yang sangat mengejutkan, tetapi memang benar.
Pada akhirnya, maut menimpa orang kaya dan orang miskin, orang bijak dan orang
bodoh, dan kehidupan itu seperti uap. Itu berita dari kitab Pengkhotbah. Leh
adalah seperti uap. Kehidupan itu singkat dan maut akan menimpa kita semua.
Jangan lupa, Pengkhotbah adalah sebuah kitab tanpa akhir. Ingat konteks dari
penulis. Salomo, sang pengkhotbah bijak membukakan semua wahyu ini tetapi
merindukan sesuatu yang memiliki makna. Ia ingin mendapatkan lebih banyak. Puji
Tuhan bahwa kita memiliki kesempatan untuk membaca kitab Pengkhotbah melalui
kaca mata kebangkitan Yesus Kristus. Maut memang adalah penyetara yang paling
utama sampai kemudian Kristus mengalahkan maut dan ia tidak dikalahkan oleh maut
itu. Hal itu memberikan makna baru kepada apa yang dikatakan oleh Paulus di
dalam 1 Korintus 15, ‘kalau kebangkitan memang tidak ada, maka ya, Kekristenan
memang sia-sia.’ Inilah yang dibukakan di dalam kitab Pengkhotbah. Isi kitab
ini sangat agung kalau kita memandangnya dalam terang Perjanjian Baru.
Aplikasi praktis kitab ini adalah agar kita menikmati berkay Allah hari ini,
takut akan Allah, dan taat kepada Firman Allah. Investasikan kehidupan anda
kepada apa yang berarti. Ini kebenaran yang sangat berarti.
Kidung Agung
Informasi Dasar untuk Pemula
Ada kontras dari kepedihan di dalam kitab Pengkhotbah dengan kesukaan di dalam
kitab Kidung Agung. “Kidung Agung” secara harafiah memang berarti “yang
terindah dari segala kidung.” Memang ini adalah yang terindah dari segala
kidung. Salomo disebut sudah menuliskan seribu lagu. Di antara semuanya inilah
yang terindah dari semua lagu itu. Ini adalah saat dimana anda mendengarkan
Secret Church bersama dengan pasangan anda. Ini adalah saat ketika Perjanjian
Lama memberikan kepada anda sesuatu yang tidak pernah bisa diberikan oleh
Hollyiwood dalam kencan anda.
Seperti Ester, Kidung Agung juga tidak pernah menyebutkan nama Allah. Keduanya
adalah kitab yang tidak menyebutkan nama Allah. Kidung Agung adalah kidung yang
cukup sulit untuk diajarkan sebagai bahan pemahaman Alkitab dalam gereja rumah.
Saya tidak begitu berharap untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dalam
pertemuan itu.
Tema kitab ini adalah kasih seksual antara laki-laki dengan perempuan.
Informasi Dasar untuk Pemula
Ada tiga tokoh utama. Yang pertama, ada sang wanita yang disebut di sini sebagai
“kekasih” (peran utama). Kedua, sang pria yang juga sering disebut sebagai
“kekasih.” Yang ketiga, anda melihat sahabat-sahabat sang wanita “puteri-puteri
Yerusalem,” yang adalah “teman-teman.”
Di sepanjang sejarah ada berbagai cara untuk menafsirkan kitab Kidung Agung.
Ada tiga penafsiran tradisional. Yang pertama, tafsiran harafiah, yang melihat
hal ini sebagai hubungan antara seorang laki-laki dengan seorang wanita. Yang
kedua, penafsiran sejarah, yang percaya bahwa ini merupakan gambaran antara
Allah dengan umat-Nya, Israel. Yang ketiga, penafsiran typical, yang mengatakan
bahwa kitab ini merupakan gambaran antara Kristus dengan gereja-Nya.
Banyak orang mengatakan bahwa hubungan pernikahan di dalam kitab Kidung Agung
melambangkan hubungan antara Kristus dengan gereja-Nya. Ketika sampai kepada
bagian penafsiran, kita akan mencoba menjelaskannya lebih lanjut lagi. Saya
yakin sudah cukup jelas bahwa makna awal dari Kidung Agung adalah perayaan kasih
seksual antara seorang laki-laki dengan seorang wanita. Anda bisa menarik
kembali hubungannya dengan kitab Kejadian pasal 1 dan 2 dan anda akan menemukan
gembaran yang sangat indah tentang apa sebenarnya maksud pernikahan sebagaimana
yang dituliskan di dalam Kidung Agung. Ini gambaran yang sangat indah.
Apakah hal ini mempengaruhi cara anda memandang hubungan kita dengan Allah.
Tidak diragukan lagi bahwa Kitab Suci memang secara sengaja menunjukkan kepada
kita bahwa perjanjian pernikahan adalah refleksi dari perjanjian Allah dengan
kita. Karena itu, kesukaan yang dilihat di dalam kitab Kidung Agung pastilah
memiliki implikasi dan menunjuk kepada kesukaan yang dimiliki Allah bdengan
umat-Nya. Makna praktis dan yang paling utama adalah penafsiran harafiah
mengenai seorang laki-laki dan seorang perempuan yang menikmati kebersamaan
mereka. Perhatikan kesukaan dan hakekat yang tidak tertandingi dari kasih yang
sejati, dimana laki-laki dan perempuan saling menikmati kebersamaan tanpa rasa
malu, dan lebih banyak lagi.
Download