11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang ada dilingkungannya hingga waktu tertentu. Seiring dengan berlakunya waktu dan perkembangan selanjutnya, seorang anak akan berlahan-lahan melepaskan diri dari ketergantungannya pada orangtua atau orang lain yang berada di sekitarnya dan belajar untuk mandiri. Hal ini merupakan suatu proses alamiah yang dialami oleh semua mahluk hidup, tidak terkecuali manusia. Mandiri atau sering juga disebut berdiri diatas kaki sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk tidak tergantung pada orang lain serta bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Kemandirian dalam konteks individu tentu memiliki aspek yang lebih luas dari sekedar aspek fisik. Menurut Sumahamijaya et al (2003), kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain, tapi menggunakan kekuatan sendiri. Kemandirian diartikan sebagai suatu hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Pola asuh orang tua juga dapat mempengaruhi sifat kemandirian anak. Menurut Suroso dalam Modul Pembelajaran Pendidikan Peserta Didik, ada tiga tipe pola asuh orang tua kepada anak. Pertama pola asuh permisif. Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang memberi kebebasan terhadap anak. Jadi apa pun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan maksiat, pergaulan bebas negatif, matrialistis, dan sebagainya. Pola asuh seperti ini bias terjadi karena orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan. Kedua pola asuh otoriter. Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku di mana orangtua akan membuat berbagai aturan yang ketat dan harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Orang tua akan emosi dan marah jika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tuanya. 11 12 Ketiga pola asuh otoritatif. Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orangtua. Pola asuh ini adalah pola asuh yang cocok dan baik untuk diterapkan para orangtua kepada anak-anaknya. Dari pendapat diatas dapat dikatakan pola asuh adalah cara bagaimana orang tua mendidik anak-anaknya agar menjadi pribadi yang mandiri seperti yang diinginkan orang tua. Pendampingan orang tua untuk mengasuh sangat diperlukan bagi setiap anak. Dari bayi sampai dengan anak menganjak usia dewasa orang tua perlu mendampingi anaknya. Namun ada hal yang sering dilakukan oleh orang tua, terlebih lagi disaat anak mulai menginjak usia sekolah dasar yaitu masih mendampingi anaknya di sekolah hingga jam pelajaran selesai. Anak sebelum masuk ke SD biasanya mendapatkan pendidikan di PAUD dan TK, wajar apabila pada tahapan ini orang tua selalu mendampinggi anaknya. Hal itu juga terjadi pada saat anak sudah memasuki usia sekolah dasar. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk meneliti kemandirian belajar anak pada siswa kelas 1, karena kelas 1 merupakan masa peralihan anak dari TK ke SD sehingga kemandirian anak masih kurang. Pada saat penulis melaksanakan PPL, penulis mengamati siswa kelas 1 ada 13 siswa yang masih didampingi orang tuanya hingga jam pembelajaran berakhir. Namun saat proses belajar mengajar berlangsung, orang tua yang mendampingi anaknya di sekolah ini justru mengangu berlangsungnya proses belajar mengajar, karena orang tua siswa saling mengobrol. Berdasarkan urian diatas maka penulis tertarik untuk membahas apakah ada pengaruh pendampingan orang tua dengan kemandirian belajar anak di sekolah. Oleh karena itu menarik untuk diadakan penelitian tentang “ Pengaruh Pendampingan Orang Tua Terhadap Kemandirian Belajar Anak Di Sekolah Pada Siswa Kelas 1 SD Gugus Mahesa Jenar Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/2012 “ 13 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengangkat rumusan masalah: Adakah pengaruh pendampingan orang tua terhadap kemandirian belajar anak di sekolah pada siswa kelas 1 SD Gugus Mahesa Jenar Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/2012? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendampingan orang tua terhadap kemandirian belajar di sekolah pada siswa kelas 1 SD Gugus Mahesa Jenar Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan tentang pengaruh pendampingan orang tua. b. Menambah pemahaman tentang pengaruh pendampingan orang tua terhadap kemandirian belajar anak di sekolah. c. Sebagai masukan bagi kalangan akademis yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan pengaruh pendampingan orang tua terhadap kemandirian belajar anak di sekolah. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Sebagai masukan bagi para guru kelas I khususnya dan orang tua siswa pada umumnya agar dalam melakukan pendampingan putra-putrinya menggunakan tipe yang tepat. b. Agar guru dapat memiliki kesadaran untuk meningkatkan bimbingan kemandirian belajar siswa di sekolah. c. Bagi sekolah, khususnya kepala sekolah agar memberikan peraturan bagi orang tua yang mendampingi anaknya hanya diluar sekolah, sehinga tidak mengangu proses belajar mengajar. d. Bagi siswa agar dapat meningkatkan kemandirian belajar di sekolah