kausalitas jumlah uang (m1) dengan

advertisement
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 2 Tahun 2015
KAUSALITAS JUMLAH UANG (M1)
DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
TAHUN 1990-20011
Hendri, Wira
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Gunung Rinjani Selong, Lombok Timur
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan kausalitas jumlah uang beredar
dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1990-2011. Variabel penelitian
yang digunakan jumlah uang beredar (M1) dan pertumbuhan ekonomi yang di proksi
ke PDBriil harga konstan tahun 2000. Menggunakan data skunder dalam bentuk
tahunan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausalitas Granger
1969 hasilnya menyimpulkan terjadi hubungan satu arah antara jumlah uang beredar
ke pertumbuhan ekonomi dimana jumlah uang beredar dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di indonesia. Hal ini dapat diketahui dari nilai
Fstatistik=4,52362>Ftabel=3,49. Hal ini disebabkan faktor perilaku uang beredar yang
stabil selama periode penelitian sehingga dapat memudahkan bank sentral dalam
menentukan besarnya target pertumbuhan ekonomi yang direncanakan.
Kata kunci :
Jumlah uang beredar (M1), Pertumbuhan ekonomi dan kausalitas
Granger.
Abstract
This study aimed to analyze the causality of the money supply to economic growth in
Indonesia period 1990-2011. Research variables used in the money supply (M1) and
economic growth in the proxy to PDB real constant prices of 2000. Using secondary
data in the form of annual. Analyzer used in this research is the result concluded in
1969 Granger causality happens one-way relationship between the money supply to
economic growth in which the money supply can affect economic growth in
Indonesia. It can be seen from the value F statistic = 4.52362> F table = 3.49. This is
due to behavioral factors of money supply stable during the study period so as to
facilitate the central bank in determining the magnitude of the planned economic
growth target.
Keywords: The money supply (M1), economic growth and Granger causality.
PENDAHULUAN
Uang adalah alat untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Uang memiliki
peranan strategis dalam perekonomian
terutama karena fungsi utamanya sebagai
media untuk bertransaksi, sehingga pada
awalnya sering diartikan bahwa uang
adalah suatu yang dapat diterima umum
sebagai alat pembayaran. Namun sejalan
dengan perkembangan perekonomian,
fungsi uang yang semula hanya sebagai
alat pembayaran berkembang menjadi alat
satuan hitung dan sebagai alat penyimpan
kekayaan.
Hadirnya uang
dalam
sistem
perekonomian
akan
mempengaruhi
perekonomian suatu negaara, yang
biasanya berkaitan dengan kebijakankebijakan moneter. Pada umumnya
analisis ekonomi suatu negara ditentukan
oleh analisis atas ukuran uang yang
beredar. Samuelson mengatakan bahwa
banyak
ekonom
percaya
bahwa
perubahan jumlah uang beredar dalam
jangka
panjang
terutama
akan
Hendri, Wira
| 48
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 2 Tahun 2015
menghasilkan tingkat harga, sedangkan
dampaknya terhadapa output real, adalah
sedikit atau bahkan tidak ada.
Perdebatan mengenai peranan uang
beredar dalam perekonomian telah
menjadi isu krusial antara aliran Monetaris
dan Keynesian. Menurut aliran Monetaris,
uang memiliki peranan penting dalam
mendorong
pertumbuhan
ekonomi.
Sebaliknya
Keynes,
Aliran
Keynes
mengatakan uang tidak memiliki peranan
penting dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi,
menurut
keynes
justru
pertumbuhan ekonomi yang memainkan
peranan penting dalam mendorong uang
beredar. Di sisi lain perubahan dalam
pertumbuhan ekonomi sebagian besar
disebabkan oleh faktor struktural (Husain
dan Rashid, 2006: 1).
Munculnya perbedaan pandangan
tersebut telah mendorong para ekonom
diberbagai
negara
untuk
menguji
kebenarannya. Sims (1972: 540-552)
mengatakan bahwa uang beredar memiliki
peranan penting dalam mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Hal ini dibuktikan
dalam
penelitiannya
menggunakan
pendekatan Grenger yang diaaplikasikan
pada data U.S dalam menguji hubungan
antara
uang
dengan
pertumbuhan
ekonomi. Hasil penelitiannya menemukan
bukti adanya hubungan satu arah dari
uang ke pertumbuhan ekonomi seperti
yang di klaim oleh aliran Monetaris. Willian
dkk
(1976:
417-423)
menerapkan
prosedur Sims di Inggris. Hasil temuannya
membuktikan adanya hubungan satu arah
dari pertumbuhan ekonomi ke uang
beredar seperti yang ditemukan Sims
(1972). Khan dan Sidiqui (1990: 121-136)
menemukan adanya hubungan kausalitas
satu arah dari pertumbuhan ekonomi ke
jumlah uang beredar. Namun demikian,
hasil studi yang dilakukan oleh para
ekonom tersebut tidak memberikan hasil
studi yang konsisten dan memuaskan. Hal
ini karena hasil studi mereka menunjukkan
bahwa velocity uang selalu berubah-ubah.
Pada suatu periode velocity uang stabil
dan dapat diprediksi, dan pada periode
yang lain uang tidak stabil. Disamping itu
terdapat perbedaan dalam pendekatan
analisis, spesifikasi model observasi dan
lokasi penelitian yang dipilih.
Konfigurasi perkembangan uang
beredar selalu dihadapkan pada problema
dikotomi. Yakni, ketika jumlah uang
beredar rendah, konsekuensinya terhadap
kegiatan ekonomi menjadi menurun. Disisi
lain, jika jumlah uang beredar berlebihan
akan memicu kenaikan harga-harga
(inflasi) yang akhirnya akan mengganggu
pertumbuhan ekonomi. Hal yang sama
juga diungkapkan oleh Warjiyo (2003:1)
mengatakan bahwa jumlah uang beredar
yang
berlebihan
dapat
mendorong
kenaikan harga melebihi tingkat yang
diharapkan sehingga dalam jangka
panjang akan mengaganggu pertumbuhan
ekonomi. Sebaliknya, apabila peningkatan
jumlah uang beredar sangat rendah, maka
kelesuan ekonomi akan terjadi. Kenaikan
harga menyebabkan investor cendrung
melakukan investasi finansial jangka
pendek yang bersifat spekulatif dari pada
melakukan investasi proyek riil yang
bersifat produktif. Disamping itu, tingkat
harga yang tinggi juga cermin dari
ketidakpastian
nilai
uang
yang
menyebabkan tingginya premi risiko (risk
premium) di pasar keuangan dan
mengakibatkan passar keuangan menjadi
tidak efisien. Dalam kondisi demikian,
uang
beredar
yang
tinggi
dan
berpluktuattif merupakan faktor yang
secara
signifikan
menyebabkan
ketidakstabilan perekonomian seperti yang
tercermin dari tingginya volatilitas nilai
tukar, tidak stabilnya pasar keuangan,
serta tingginya sensitivitas aliran modal.
Fenomena tersebut pernah dialami
oleh perekonomian Indonesia, dimana
turunnya harga minyak dunia dipasar
internasional sekitar tahun 1980an telah
menyebabkan
penerimaan
negara
berkurang. Akibatnya ekspansi uang
beredar menjadi menurun, programprogram pembangunan ekonomi yang
telah direncanakan menjadi terhambat
padahal pembangunan ekonomi pada
periode tersebut sebagian berasal dari
penerimaan sektor minyak. Hal ini
ditunjukkan dalam tabel berikut ini :
Hendri, Wira
| 49
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 2 Tahun 2015
Tabel 1.1 Indikator Makroekonomi Indonesia
Tahun
Rata-rata
Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi
pertumbuhan M1
(%)
(%)
1971-1975
38,15
7,6
1976-1982
28,67
7,42
1983-1986
12,55
4,35
1987-1992
17,63
6,5
1993-1997
22,64
6,95
Sumber : Bank Indonesia, Statistik Keuangan Indonesia, Beberapa Edisi (Diolah)
Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa rata-rata pertumbuhan
Uang beredar mengalami fluktuasi.
Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun
1971-1975 dengan rata-rata sebesar
38,15% yang berasal dari pendapatan dari
sektor minyak. Tingginya pendapatan dari
sektor minyak menyebabkan program
ekonomi yang rencanakan dapat tercapai.
Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
pertumbuhan ekonomi mencapaai 7,6%
lebih tinggi dibandingkan tahun yang lain.
Penurunan terendah terjadi pada tahun
1983-1986 sebesar 12,55% yang berasal
dari turunnya harga minyak di pasar
internasional akibatnya program ekonomi
yang direncanakan pemerintah menjadi
terhambat.
Permasalahan mengenai hubungan
antara jumlah uang dengan pertumbuhan
ekonomi telah menjadi isu krusial dalam
perekonomian
terutama
setelah
munculnya perbedaan pendapat antara
Monetaris dan Keynesian. Monetaris
cendrung menggunakan variabel uang
beredar sebagai faktor utama dalam
menentukan perubahan pertumbuhan
ekonomi. Sebaliknya Keynes cendrung
menggunakan
variabel
pertumbuhan
ekonomi sebagai faktor utama dalam
menentukan perubahan jumlah uang
beredar. Adanya perbedaan pendapat itu
dapat berimplikasi serius terhadap arah
kebijakan moneter maupun kebijakan
fiskal yang dianut oleh setiap negara.
Beberapa studi pnelitian yang pernah
dilakukan di beberapa negara ternyata
menunjukkan arah hubungan yang
beragam
dan
tidak
konsisten.
Penyebabnya velocity uang yang selalu
berubah-ubah, terdapat perbedaan dalam
pendekatan analisis, spesifikasi model
observasi, pemilihan model penelitian,
periode observasi dan lokasi penelitian
yang dipilih.
Berdasarkan
kontroversi
dari
perbedaan pendapat yang telah diuraikan
diatas, maka pokok permasalahan yang
akan dijawab dalam penelitian ini adalah
apakah terjadi hubungan kausalitas antara
jumlah uang beredar dengan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia di mana jumlah
uang beredar mendorong pertumbuhan
ekononomi ataukah pertumbuhan ekonomi
yang mendorong jumlah uang beredar
ataukah terjadi hubungan timbal balik
antara jumlah uang beredar dengan
pertumbuhan
ekonomi
ataukah
sebaliknya, tidak terjadi hubungan timbal
balik antara jumlah uang beredar dengan
pertumbuhan ekonomi.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis hubungan kausalitas
antara jumlah uang beredar dengan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Sebagai masukan bagi pemerintah
maupun Bank Sentral dalam membuat
kebijakan makroekonomi Indonesia Dan
Menambah Khasanah ilmu pengetahuan
khususnya di bidang ekonomi keuangan
dan perbankan.
METODE
Penelitian ini menggunakan data
skunder dari tahun 1990 sampai tahun
2011 yang diperoleh dari berbagai
publikasi. Data yang berkaitan dengan
jumlah uang beredar (M1 nominal diperoeh
dari statistik ekonomi dan keuangan
Indonesia (SEKI) yang dikeluarkan oeh
bank Indonesia dari beberapa edisi. Data
mengenai PDB riil diperoleh dengan
membagi PDB nominal dengan IHK tahun
2000. Untuk data PDB nominal diperoleh
Hendri, Wira
| 50
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 2 Tahun 2015
dari statistik Indonesia yang dikeluarkan
oleh BPS beberapa edisi. Untuk
mengestimasi data ini menggunakan
program Eviews.
Alat Analisis
Ide dasar dari kausalitas Granger
adaah waktu tidak dapat berjaan mundur,
sehingga jika kejadian A terjadi sebelum
kejadian B, maka ada kemungkinan
bahwa A menyebabkan B, dan tidak
mungkin B menyebabkan A. Dengan kata
lain, hanya masa lalu yang dapat
mempengaruhi masa kini dan tidak
demikian dengan masa depan. Dalam
praktek peneliti ingin mengetahui apakah
kejadian A terjadi mendahului kejadian B
atau kejadian B yang terjadi mendahului
kejadian A, dan atau kedua kejadian
tersebut saling mempengaruhi. Hal iniah
yang sebenarnya menjadi tujuan dari uji
kausalitas Granger (Maddala,1992:393
dan Koop, 2000:175).
Terhadap dua variabel runtun
waktu Xt dan Yt. Variabel Yt dikatakan
mempunyai hubungan kausalitas Granger
denganvariabel Xt jika prediction error
yang diperoleh dari hasil regresi Yt
terhadap Xt akan menurun secara
signifikan ketika memasukkan nilai masa
lalu dari variabel Xt dan Yt (Darrat dan
Haj,2001:9). Hubungan kausalitas granger
antara Xt dan Yt dapat diformulasikan
sebagai berikut :
Xt
=
............
................................................2.16
Yt
=
............
................................................2.17
Keterangan Yt = jumlah uang beredar M2
dan Xt = pertumbuhan Ekonomi
Di mana Xt-1 dan Yt-1 adalah operasi
kelambanan (lag) dari variabe Xt dan Yt
dan
dan
Adalah
variabe
pengganggu
dan
diasumsikan tidak saling berkorelasi.
Persamaan 2.16 menyatakan bahwa nilai
saat ini dari variabel Xt mempunyai
Tabel 3.3 Uji Kausalitas Granger
Pairwise Granger Causality Tests
Date: 08/17/11 Time: 10:06
Sample: 1990 2011
Lags: 2
hubungan dengan nilai masa lalu dari
variabe itu sendiri Xt-1 dan nilai masa lalu
dari variabel itu sendiri Xt-1 dan nilai masa
lalu dari variabel Yt (Yt-j) dalam
persamaan 2.17 juga menyatakan hal
yang sama bahwa nilai saat ini dari
variabel Yt mempunyai hubungan dengan
nilai masa lalu dari variabel itu sendiri Yt-1
dan nilai masa lalu dari variabel Xt (Xt-j).
Hasil regresi persamaan 2.16 dan
2.17 dapat dibedakan menjadi empat jenis
regresi (Gujarati,2003:697)
1. Kausalitas satu arah dari Yt ke Xt. Hal
ini terjadi jika koefisien yang
diestimasi dari masa lalu Yt pada
persamaan 2.16 secara statistik
signifikan berbeda dari nol (∑βj≠0)
dan jika koefisien diestimasi dari nilai
masa lalu Xt pada persamaan 2.17
secara statistik sama dengan nol (∑ƛ
= 0).
2. Kausalitas satu arah dari Xt ke Yt. Hal
ini terjadi jika koefisien yang diamati
dari nilai masa lalu Xt pada
persamaan 2.17 secara statistik
signifikan berbeda dari nol (∑ƛ ≠ 0).
Dan jika koefisien yang diestimasi dari
nilai masa lalu Yt pada persamaan
2.16 secara statistik sama dengan nol
(∑βj = 0).
3. Kausalitas dua arah antara Xt dan Yt.
Hal ini terjadi jika pada persamaan
2.16 dan 2.17 nilai masa lalu dari Xt
dan Yt secara statistik signifikan
berbeda dari nol.
4. Tidak ada hubungan kausalitas antara
Xt dan Yt. Hal ini terjadi jika kedua
persamaan 2.16 dan 2.17 nilai masa
lalu Xt dan Yt secara statistik sama
dengan nol.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk melihat arah hubungan
kausalitas antara jumlah uang beredar
dengan pertumbuhan ekonomi peneliti
menggunakan program Eviews yang
hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Hendri, Wira
| 51
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 2 Tahun 2015
Null Hypothesis:
M1 does not Granger Cause PDB
PDB does not Granger Cause M1
Obs
F-Statistic
Probability
20
4.52632
0.02966
0.02897
0.97083
Sumber : lampiran 2 (diolah)
Berdasarkan hasil estimasi uji kausalitas
Granger diatas dapat diketahui bahwa nilai
Fstastik adalah 4.52632 kemudian nilai ini
dibandingkan dengan nilai Ftabel (nilai
kritis tabel). Apabila nilai Fstatistik lebih
besar dari Ftabel maka jumlah uang
beredar
(M1)
yang
mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Dan sebaliknya
jika nilai Fstatistik lebih kecil dari Ftabel
berarti
pertumbuhan
ekonomi
mempengaruhi jumlah uang beredar.
Berdasarkan olah data di ketahui nilai
Ftabel sebesar 3,49. nilai Fstatistik =
4,52632 > Ftabel =3.49 artinya jumlah
uang
beredar
mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Berdasarkan analisis data diatas dapat
diketahui bahwa jumlah uang beredar di
Indonesia
mempengaruhi
besarnya
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Penelitian ini mendukung aliran klasik
yang
menyatakan
uang
beredar
memainkan peranan penting dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah
satu faktor penyebabnya adalah perilaku
uang yang stabil sehingga memudahkan
bank sentral dalam mencapai target
pertumbuhan ekonomi yang di inginkan.
Hal ini dapat di buktikan dengan
melakukan uji stabilitas model cusum
pada jumlah uang beredar yang
didasarkan pada kumulatif dari sejumlah
recursive residual. Nilai recursive residual
ini diplot dengan band serupa garis kritis
5%. Jika nilai kumulatif resurcive residual
ini
berada
dalam
band
maka
mengindikasikan
adanya
kestabilan
parameter estimasi didalam periode
penelitian. Sebaliknya jika nilai komulatif
recursive residual berada berada diluar
band
berarti
menunjukkan
adanya
ketidakstabilan parameter estimasi jumlah
uang beredar di dalam periode penelitian.
Berdasarkan hasil estimasi ditemukan
uang beredar stabil hal ini dilihat dari nilai
kumulatif resurcive residual berada dalam
band
SIMPULAN DAN SARAN
Terdapat hubungan kausalitas satu
arah dari jumlah uang beredar ke
pertumbuhan ekonomi dimana jumlah
uang beredar (M1) yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia
selama
periode
1990-2011hal
ini
disebabkan faktor velocity uang yang
stabil sehingga dapat memudahkan bank
sentral
dalam
menentukan
target
pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai.
Dari
hasil
penelitian
dapat
disarankan sebagai berikut :
1. Hendaknya
bank
sentral
selalu
memperhatikan velocity uang agar
selalu stabil karna dengan velocity
uang yang stabil dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi
2. Dapat memberikan masukan bagi
pengembangan
hubungan
uang
beredar dengan pertumbuhan ekonomi
untuk penelitian berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, K dan Husein, F., “Money Income
and Prices in Fakistan: A
Bivariate Causality”, Pakistan
Development Review, April, Hal
55-63
Arsyad,
Ekonomi
Lincolin,
2004,
Pembangunan, Edisi ke Empat,
cetakan ke Dua, STIE Yogyakarta
Instrumen-instrumen
Ascarya,
2002,
Pengendalian Moneter, Pusat
Pendidikan
dan
Studi
Kebanksentralan (PPSK) No.3
Bank Indonesia.
Hendri, Wira
| 52
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 2 Tahun 2015
Badan Pusat Statistik, 2005, Statistik
Indonesia.
Bank Indonesia, Laporan Tahunan Bank
Indonesia, Beberapa Edisi.
Boediono, 1992, Ekonomi Makro, BPFE
Yogyakarta
Darrat, A.F., 1999, “Measuring Deepening
and Economic Growth Causality
Related ? Another Look at the
evidence” International Economic
Journal 13, hal 19-35.
Granger
C.W.J., 1969, “Investigating
Causal Relations By Economitric
Models an Gross Spectral
Methods” Econometrica , 37 (3),
hal 424-438.
Gujarati, D.N., 2003 Basic Econometrics,
4th edition, Mc Graw Hill, Boston.
Hendri, Wira
| 53
Download