42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Masri Singarimbun dan Sofian Effendi membagi jenis penelitian ke dalam tiga jenis yaitu : 1. Penelitian Penjajakan (Exploratif Research) yaitu penelitian yang dilakukan dalam rangka menjajaki dan mencari sesuatu ide-ide terhadap pemecahan suatu masalah. 2. Penelitian deskripsi (Descriptive Research) yaitu penelitian yang dilakukan dalam rangka melukiskan sesuatu hal tertentu. Dengan perkataan lain bahwa penelitian ini hanya berupaya untuk pengumpulan fakta semata. 3. Penelitian penjelasan (Explonatory Research) yaitu penelitian yang dirancang untuk menjelaskan hubungan sebab dan akibat diantara sejumlah variable. Sementara itu, Naresh K. Maholtra dalam bukunya yang berjudul “Marketing Research”, membagi jenis penelitian ke dalam tiga macam, yaitu: 1. Explonatory Research yang didefinisikan sebagai berikut: “Explonatory research is to explore or search through a problem or situation to provide insights and understanding” 2. Descriptive Research yang didefinisikan sebagai berikut: “Descriptive Research is to describe something characteristic or function” 43 3. Causal Research yang didefinisikan sebagai berikut: “Causal Research issued evidence of cause-and-effect (causal) relationships” Berdasarkan pendapat para pakar tersebut dapatlah disimpulkan bahwa jenis penelitian dapat dibedakan ke dalam tiga macam penelitian, yaitu: penelitian penjajakan, deskripsi, dan penjelasan. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, maka penelitian tentang ini dikategorikan ke dalam Causal Research; sebab penelitian ini mencoba menguji seberapa jauh hubungan antara perkembangan pasar keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 3.2 Identifikasi Variabel Penelitian Mengingat bahwa penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk melihat bagaimana hubungan antara perkembangan pasar keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, maka variabel penelitian yang hendak diamati adalah kinerja pasar modal yang diproksi dari Indeks harga saham gabungan (IHSG) dan pertumbuhan ekonomi yang diproksi dari pendapatan domestik bruto riil (PDBR) dengan harga konstan tahun 2000 dengan periode pengamatan kuartal pertama 2000 sampai kuartal kedua 2008. IHSG dipergunakan sebagai ukuran kinerja dengan pertimbangan bahwa indeks ini merupakan indikator likuiditas dan volume pasar modal. Telah banyak peneliti yang menggunakan berbagai indikator, seperti volume transaksi (Osinubi, 2001), turnover index (Choong, 2001), dan total 44 kapatalisasi modal (Gursoy dan Muslumov, 1998). Namun demikian, indikator yang dianggap terbaik untuk mengukur kinerja pasar modal adalah indeks saham (Choong, 2001). PDBR dipergunakan karena data pertumbuhan ini telah menghilangkan dampak inflasi yang terjadi di perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan oleh PDBR lebih mewakili pertumbuhan ekonomi nyata karena menggunakan harga pada tahun dasar tertentu. 3.3 Tempat dan Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka tempat yang dipergunakan adalah sebagai berikut: a. Penelitian Kepustakaan Yaitu teknik pengumpuan data yang dilakukan dengan membaca, mempelajari, serta mengumpulkan pendapat ahli dari buku-buku dan tulisan ilmiah yang berhubungan dengan pokok bahasan penelitian ini. b. Penelitian Lapang Yaitu penelitian secara langsung terhadap obyek studi yang diteliti guna memperoleh data yang diperlukan. Untuk melaksanakan hal ini digunakan cara observasi yaitu dengan cara melaksanakan penelitian langsung terhadap objek studi yang diteliti dana pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diteliti untuk mendapatkan data yang objektif. 45 3.4 Sumber Data 3.4.1 Data Primer Yang dimaksudkan dengan data primer adalah data atau informasi yang diperoleh langsung oleh peneliti dari hasil pengamatan di lapangan berkenaan dengan variabel penelitiannya. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan tidak ada data primer yang dikumpulkan. 3.4.2 Data Sekunder Yang dimaksudkan dengan data sekunder adalah data yang pengumpulannya tidak diusahakan sendiri oleh peneliti, tetapi berupa hasil publikasi. Berkaitan dengan penelitian ini, datanya banyak diperoleh melalui berbagai publikasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. 3.5 Analisa Data Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kausalitas yang dikemukakan oleh Granger (Granger Casaulity Test) berdasarkan Error Correction Model. Namun demikian, sebelum analisis ini dilakukan penulis akan melakukan pemilihan model dahulu untuk menentukan apakah model logaritma atau model linear yang lebih baik. Kemudian setelah itu, untuk mengkaji data time series yang dipergunakan sebagai berikut : 46 1. Uji Akar-Akar Unit (Unit Root Tests) Estimasi model ekonometrik time series akan menghasilkan kesimpulan yang tidak berarti, ketika data yang digunakan mengandung akar unit (tidak stasioner). Nonstationary seri akan menciptakan kondisi Spurious regression yang ditandai oleh tingginya koefisien determinasi, R2 dan t statistic tampak signifikan, tetapi penafsiran hubungan seri ini secara ekonomi akan menyesatkan (Harris dan Sollis,2003). Sebuah seri dikatakan stasioner, jika seluruh moment dari seri tersebut (rata-rata, varians dan kovarians) konstan sepanjang waktu. Phillips-Perron test (PP Test) merupakan prosedur standar, untuk menguji hipotesis nol (Ho) adanya akar unit (seri tidak stasioner) terhadap hipotesis alternative (H1) sebuah seri stasioner. Jika Y1 adalah seri dengan panjang lag p, maka: P ∆Yt = α0 + γYt-1 + ΣYt-i+1 + ε1 ……………..(3.1) I=2 Dimana ε1 mengikuti proses white noisep P γ = -(1- Σ αi) I=1 P βi = - Σ αj I=1 Dalam persamaan (3.1), hipotesis nol adalah γ = 0 melawan hipotesis alternatif γ < 0. Jika nilai statistik PP secara absolut lebih kecil 47 dibandingkan nilai kritis MacKinnon, maka terjadi penerimaan terhadap hipotesis nol. Dengan kata lain, Yt mengandung satu akar unit. Seri yang belum stasioner dapat dijadikan stasioner, melalui proses diferensiasi. Diferensi Yt pada derajat pertama dapat dinyatakan sebagai berikut : ∆Yt = α0 + β1∆Yt-1+ ε1 ……………..(3.2) Jika hipotesis nol β = 0 ditolak, maka dapat disimpukan Y telah stasioner pada derajat pertama, I(1). 2. Uji Kointegrasi Johannsen (Johansen Cointergration Test) Kombinasi dari dua seri yang tidak stasioner, akan bergerak kea rah yang sama menuju ekuilibrium jangka panjangnya dan diferensiasi diantara kedua seri tersebut akan konstan. Jika demikian haknya, seri ini dikatakan saling kointegrasi antara perkembangan pasar modal dan pertumbuhan ekonomi berdasarkan pendekatan vector autoregressions (VAR) Johansen. Jika vektor Xt adalah vektor variabel endogen dalam VAR dengan panjang lag P, maka: Xt = AtXt-1 + A2 Xt-2 + ….+ ApXt-p + βYt + εt …………………… (3.3) dimana ; Xt Ap = vektor variabel endogen = Parameter matriks βYt = d-vektor dari deteministic variable εt = vektor innovations 48 Jika tidak terdapat hubungan kointegrasi, model unrestricted VAR dapat diaplikasikan. Tetapi, bila terdapat hubungan kointegrasi antar seri, model Vector Error Correction (VECM) yang dipergunakan. Jumlah vektor kointegrasi diperoleh dengan melihat signifikasi dari П, melalui signifikasi dua likelihood test yaitu Maximum eigenvalue dan trace statisctic. 3. Uji Kausalitas Granger ( Granger Causality) berdasarkan Error Correction Model (ECM) Tes kausalitas antara perkembangan pasar modal dan pertumbuhan ekonomi berdasarkan kausalitas Granger. Uji Granger Causality dimaksudkan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel terhadap variabel lainnya satu persatu. Dengan didasarkan pada hipotesis kausalitas Granger, hubungan kausalitas berikut akan muncul: Y tidak memberikan pengaruh kausal terhadap X apabila kausal terhadap Y apabila γ2,1=γ2,2=…=γ2,p=0………….(3.4) X tidak memberikan pengaruh γ1,1=γ1,2=…=γ1,t=0… ……….(3.5) Dengan Granger test, hubungan kausalitas dapat dituliskan sebagai berikut: 49 Prob Hasik Statistik - F 1 Persamaan (5) terpenuhi X tetapi pengaruh persamaan Hubungan Kausalitas (6) tidak terpenuhi 2 Persamaan (5) terpenuhi 3 memberikan kausal terhadap Y (XÆY) tidak Y memberikan tetapi pengaruh kausal persamaan (6) terpenuhi terhadap X (YÆX) Persamaan Hubungan (5) dan persamaan (6) terpenuhi kausalitas dua arah antara X dan Y (X Å>Y) 4 Persamaan persamaan terpenuhi (5) (6) dan tidak Tidak ada hubungan kausalitas antara X dan Y, atau X dan independen Apabila kedua data yang dianalisis tidak stasioner tetapi saling berkointegrasi, berarti ada hubungan jangka panjang (atau keseimbangan) antara kedua variabel tersebut. Dalam jangka pendek ada kemungkinan terjadi ketidakseimbangan (disekuilibrium). Karena adanya ketidakseimbangan ini maka diperlukan adanya koreksi kesalahan dengan model koreksi kesalahan (Error Correction Model). Model ECM diperkenalkan oleh Sargan, Y 50 dikembangkan oleh Hendry, dan dipopulerkan oleh Engle dan Granger. Model koreksi kesalahan EG-nya dapat ditulis sebagai berikut : ∆Yt = µ1 + γ1∆Xt + α1 (βXt-1) + εt …………………………… (3.4) Dimana: µ = Konstanta dan βXt-1 = Kombinasi linear stasioner Model koreksi kesalahan yang diajukan oleh Engle Granger memerlukan dua tahap, sehingga disebut dengan two step EG. Tahap pertama adalah menghitung nilai residual dari persamaan regresi awal. Tahap kedua adalah melakukan analisis regresi dengan memasukan regresi dari langkah pertama. Pengujian stationary maupun Granger Causeality menggunakan software EViews 4.1. signifikansi 5%. Pengujian Granger causality menggunakan taraf Dari pengujian tersebut akan diketahui variabel-variabel mana terdapat hubungan kausalitas (tidak menolak H0)