1 pengaruh karakteristik individu, lingkungan dan kepemilikan

advertisement
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, LINGKUNGAN DAN KEPEMILIKAN
JARINGAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN BERWIRAUSAHA BAGI LULUSAN
PERGURUAN TINGGI
Eliana Marizka Hade Putri
Lieli Suharti
Email: [email protected]
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
ABSTRACT
In general, the decision to become entrepreneur for college graduates are still rare. Although
limited, there are some college graduates who decide to become entrepreneurs.The purpose of
this study is to determine factors that influence the decision of college graduates to become
entrepreneurs. This study is an explanatory research to test whether factors such as individual
characteristics, environmental factors, as well as social networking will influence the decision
to become entrepreneurs of college graduates. The sampling technique used in this study was
non-probability sampling using snowball sampling, while the analytical techniques that used
were simple and multiple regression. The result of the study showed that individual characteristic
influence the decision to become entrepreneurs. The entrepreneurial attitude is the most
dominant factor that affects the decision of college graduates to become entrepreneurs.
Futhermore, environmental factor that influence the decision to become entrepreneurs is family,
while social and academic environment do not affect the decision. Moreover, factor of social
networking is also proven affecting the decision to become entrepreneurs for college graduates.
Keywords: entrepreneurship decisions, individual characteristics, environmental factors, social
networking, college graduates
PENDAHULUAN
Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan
kerja bagi para lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya jumlah pengangguran
intelektual belakangan ini. Laporan International Labor Organization (ILO) mencatat jumlah
pengangguran terbuka pada tahun 2009 di Indonesia berjumlah 9.6 juta jiwa (7.6%), dan 10%
diantaranya adalah sarjana (Nasrun, 2010 dalam Suharti, 2011). Angka pengangguran lulusan
perguruan tinggi yang setiap tahun bertambah jumlahnya diduga disebabkan terbatasnya
lapangan pekerjaan yang tersedia (Rosyadi, 2010).
Salah satu cara yang dapat dilakukan dan tepat bagi individu untuk menghadapi era saat
ini adalah dengan bekerja sendiri dan tidak bergantung pada pemerintah maupun pihak lain yaitu
dengan menciptakan pekerjaan sendiri atau berwirausaha. Berwirausaha selain dapat
1
meningkatkan pendapatan pengusaha, bermanfaat pula untuk mengurangi pengangguran,
sekaligus meningkatkan perekonomian negara.
Terlebih-lebih untuk lulusan perguruan tinggi, sangat diharapkan tidak hanya berorientasi
menjadi pencari kerja (job seeker), namun mau menjadi job creator melalui berwirausaha.
Walaupun dalam jumlah yang terbatas, namun ada juga sejumlah lulusan perguruan tinggi yang
memutuskan berwirausaha baik secara langsung setelah lulus atau beberapa tahun kemudian.
Sejumlah faktor diduga berpengaruh terhadap keputusan lulusan perguruan tinggi untuk
berwirausaha sendiri,
misalnya karakteristik individu, seperti keyakinan diri (self efficacy),
toleransi akan resiko, dan sikap wirausaha (Kencanawati, 2009). Penelitian yang dilakukan
oleh Perdana, dkk (2009), mengenai Keputusan Berwirausaha Alumni Strata Satu (S1) Program
Studi Psikologi Universitas Islam Indonesia menemukan bahwa faktor karakteristik individu,
faktor lingkungan sosial dan lingkungan keluarga juga berperan penting terhadap keputusan
lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha. Pandangan bahwa berwirausaha merupakan hal
yang dinamis dan menantang dan dapat menjadi bos usaha sendiri turut mendasari pengambilan
keputusan seseorang untuk berwirausaha. Purwinarti, dkk (2006) menemukan bahwa faktor
untuk menjadi wirausaha lebih didorong oleh karena inisiatif diri sendiri dari pada pengaruh oleh
faktor lingkungan keluarga.
Selain faktor tersebut diatas, kemampuan seseorang membentuk dan memiliki jaringan
sosial dapat mendatangkan berbagai peluang dan kesempatan bisnis.
Menurut Gadar dan
Yunus, (2009), usaha akan berjalan lebih efektif dan efisien dan dapat mengurangi resiko usaha
jika seseorang merintis usaha dengan memiliki jejaring social yang baik. Oktarilis (2012),
menemukan hambatan bagi mahasiswa untuk melakukan kegiatan wirausaha adalah karena
cenderung menghindari resiko dalam pengambilan keputusan, dan ketidak mampuan membuat
jaringan sosial.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah faktor-faktor yang memengaruhi keputusan untuk menjadi wirausaha bagi
lulusan perguruan tinggi (sarjana), dengan tujuan menjawab beberapa persoalan penelitian
berikut:
1. Apakah faktor karakteristik individu (self efficacy, toleransi akan resiko, sikap wirausaha)
berpengaruh terhadap keputusan seorang lulusan perguruan tinggi
wirausaha?
2
untuk menjadi
2. Apakah faktor pendidikan dan lingkungan (lingkungan sosial, lingkungan keluarga,
lingkungan akademik) berpengaruh terhadap keputusan seorang lulusan perguruan tinggi
untuk menjadi wirausaha?
3. Apakah kepemilikan jaringan sosial berpengaruh terhadap keputusan seorang lulusan
perguruan tinggi untuk menjadi wirausaha?
KAJIAN PUSTAKA
Pengambilan Keputusan Menjadi Wirausaha
Pengambilan keputusan menurut Koontz dan Weihrich dalam Nimran (1997)
didefinisikan sebagai penetapan pilihan langkah atau tindakan dari sejumlah alternatif. George
R.Terry dalam Iqbal (2002) berpendapat bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan
alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. Demikian pula dalam
pengambilan keputusan berwirausaha, sebelum mengambil keputusan individu selalu dihadapkan
pada berbagai alternatif pilihan dan pilihan yang dilakukan nantinya akan digunakan untuk
menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi.
Suryana (2003) mengemukakan bahwa untuk menjadi seorang wirausahawan
(entrepreneur) ditentukan oleh berbagai motif, diantaranya motif berprestasi sikap optimisme,
sikap-sikap nilai (value attitudes) dan status kewirausahaan (entrepreneur status). Sedangkan
menurut Bygrave dalam Alma (2008), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi,
kemudian inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor internal maupun eksternal yang ada
pada diri seorang wirausaha, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan, dan
lingkungan.
Dengan memiliki keyakinan diri yang tinggi, seseorang akan yakin bahwa usaha yang
mereka lakukan walaupun menghadapi tantangan akan cepat diatasi. Sementara itu semakin
besar seseorang memiliki kemampuan diri sendiri, semakin besar pula keyakinannya terhadap
kesanggupan mendapatkan hasil dari keputusannya dan semakin besar keyakinannya untuk
mencoba apa yang mungkin dilihat orang lain sebagai sesuatu yang beresiko.
Faktor-faktor Karakteristik Individu dan Keputusan Berwirausaha
Fokus utama karakteristik individu dalam penelitian ini adalah karakteristik individual
menjadi wirausaha. Menurut Sirec dan Mocnic (2010), karakteristik individual merupakan
3
karakteristik psikologis individu yang dapat menggambarkan mengapa seseorang terdorong
untuk berperilaku sebagai wirausaha.
Termasuk dalam karakteristik individual untuk menjadi wirausaha adalah risk tolerance
dan self efficacy (Sirec dan Mocnic, 2010). Selain itu karakteristik individu juga mencakup aspek
lain seperti sikap wirausaha (Suharti, 2011).
Self-efficacy
Bandura (2001) mendefinisikan self-efficacy sebagai keyakinan seseorang
pada
kemampuan dirinya melalui sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan
kejadian-kejadian di lingkungannya. Self-efficacy dikatakan memengaruhi bagaimana seseorang
melihat dan menginterpretasi suatu kejadian. Mereka yang memiliki self-efficacy yang rendah
dengan mudah yakin bahwa usaha yang mereka lakukan dalam menghadapi tantangan yang sulit
akan sia-sia, sehingga mereka cenderung untuk mengalami gejala negatif dari stres. Sementara
mereka yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan cenderung untuk melihat suatu tantangan
sebagai sesuatu yang dapat diatasi melalui kompetensi yang dimiliki dan upaya yang dapat
dilakukan mereka (Bandura, 2001).
Keyakinan diri memengaruhi pilihan tindakan yang akan dilakukan, besarnya usaha dan
ketahanan ketika berhadapan dengan hambatan atau kesulitan. Individu dengan efikasi diri tinggi
mampu melakukan usaha lebih besar dan pantang menyerah. Penelitian Ferridiyanto (2012),
menemukan bahwa dengan self efficacy yang tinggi menjadi faktor
yang memengaruhi
keputusan seseorang untuk berani berwirausaha. Dengan demikian , maka dirumuskan hipotesis
yang akan diuji dalam penelitian ini:
H1.1: Self efficacy berpengaruh terhadap keputusan seorang sarjana untuk berprofesi sebagai
wirausaha
Toleransi akan resiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama
dalam berwirausaha. Entrepreneur yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau
berinisiatif. Menurut Rivai (2001) toleransi terhadap resiko merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi pengambilan keputusan seseorang untuk melakukan sesuatu, di samping faktor
ketrampilan kerja, pendidikan, intelegensi, lingkungan kerja, dan rasa aman. Selanjutnya, Adi
4
Susanto (2000), menyatakan bahwa toleransi akan resiko, merupakan seberapa besar kemampuan
dan kreativitas seseorang dalam menyelesaikan besar kecilnya suatu resiko yang diambil untuk
mendapatkan penghasilan yang diharapkan. Semakin besar seseorang memiliki toleransi akan
resiko, semakin besar pula keyakinannya terhadap kesanggupan mendapatkan hasil dari
keputusannya dan semakin besar keyakinannya untuk mencoba apa yang dilihat orang lain
beresiko.
Dalam pengambilan keputusan pelaku bisnis atau seorang entrepreneur akan
mempertimbangkan tingkat toleransi akan adanya resiko. Seorang entrepreneur dapat dikatakan
risk averse (menghindari resiko) dimana mereka hanya mau mengambil peluang tanpa resiko,
dan seorang entrepreneur dikatakan risk lover (menyukai resiko) dimana mereka mengambil
peluang dengan tingkat resiko yang tinggi.
Menurut Suryana (2003) seorang entrepreneur harus mampu mengambil resiko yang
moderat, artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian
menghadapi resiko yang didukung komitmen yang kuat, akan mendorong seorang entrepreneur
untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil.
Sementara itu Wirasasmita
(2003) berpendapat seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu
ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik. Berdasarkan uraian diatas, maka
dirumuskan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini:
H1.2: Toleransi akan resiko berpengaruh terhadap keputusan lulusan perguruan tinggi untuk
berprofesi sebagai wirausaha
Sikap Wirausaha
Sikap wirausaha merupakan suatu studi yang menyangkut aspek-aspek pandangan atau
respon seseorang
yang memiliki kecenderungan untuk bertindak dan berperilaku sebagai
wirausaha yaitu mencari dan memanfaatkan peluang usaha, penanggung risiko, penghasil modal,
pencetus inovasi, pengatur usaha, pembuat keputusan, perencana masa depan dan mencari
keuntungan (Ropke, 1995).
Menurut Indrawan (2004:105), sikap wirausaha adalah kesediaan mental seseorang untuk
merespon baik positif, negatif maupun netral terhadap suatu peluang usaha. Sedangkan sikap
yang harus ada dalam jiwa seorang wirausaha adalah kreativitas, inisiatif, dan percaya diri.
Beberapa penelitian yang dilakukan telah memberikan suatu kesimpulan bahwa tinggi rendahnya
5
keberhasilan suatu usaha secara nyata dan positif dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kadar
kewirausahaan yang dimiliki oleh pengelola.
Wijaya (2008) menemukan bahwa sikap wirausaha berpengaruh terhadap intensi dan
perilaku berwirausaha. Tjahjono dan Ardi (2007) yang meneliti
niat mahasiswa jurusan
Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk menjadi wirausaha secara simultan
dipengaruhi oleh sikap wirausaha. Azjen dan Fishbein (1988) dalam theory of planned behavior
membuktikan bahwa intensi dan perilaku berwirausaha tidak hanya dipengaruhi oleh sikap,
norma subyektif akan tetapi kontrol perilaku juga turut mempengaruhi perilaku berwirausaha.
Penelitian yang dilakukan oleh Suharti & Sirine (2012), menemukan bahwa sikap wirausaha
terbukti berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap niat kewirausahaan mahasiswa.
Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis yang akan diuji sebagai berikut:
H1.3: Sikap wirausaha berpengaruh terhadap keputusan lulusan perguruan tinggi untuk
berprofesi sebagai wirausaha
Faktor Lingkungan
Menurut Lupiyoadi (2007) faktor lingkungan yang memengaruhi seorang menjadi
wirausaha meliputi lingkungan keluarga, dan lingkungan sosial atau lingkungan masyarakat.
Bagi mahasiswa, maka lingkungan akademik tempat seseorang menuntut ilmu juga memiliki
andil membentuk minat seorang mahasiswa untuk berwirausaha (Suharti & Sirine, 2012).
Lingkungan sosial merupakan hubungan interaksi antara seseorang dengan lingkungan
masyarakat (Walgito, 2004). Interaksi ini terjadi bila di antara individu yang satu dengan yang
lain mempunyai hubungan yang erat dan saling mengenal dengan baik, misalnya keluarga.
Lingkungan sosial dalam wirausaha terjadi jika seseorang berinteraksi dengan saudara yang
berwirausaha, memiliki tetangga dan masyarakat sekitar yang sebagian besar berwirausaha dan
tinggal dilingkungan yang berwirausaha.
Lingkungan sosial akan mempunyai pengaruh yang mendalam terhadap perkembangan
individu. Penelitian Purwinarti, dkk (2006), mengenai faktor pendorong untuk berwirausaha,
menemukan bahwa faktor lingkungan sosial ikut memengaruhi seseorang untuk menjadi
wirausaha, karena lebih didorong dengan melihat para tetangga yang sukses menjadi wirausaha.
6
Lingkungan keluarga adalah faktor motivasi eksternal yang cukup berpengaruh besar.
Setiap keluarga memiliki cara tersendiri dalam mengasuh, mendidik, dan membimbing anggota
keluarga khususnya anak dengan cara yang
berbeda antara keluarga yang satu dengan yang lain. Lingkungan keluarga yang menuntut
prestasi belajar yang tinggi sebagai standar keunggulan anak, akan menumbuhkan semangat dan
dorongan bagi individu untuk senantiasa mencapai
standar keunggulan tersebut (Hasbullah, 2005). Orang tua yang memiliki usaha sendiri maka
cenderung dapat menjadi pendorong bagi anak untuk mengikuti jejaknya (Alma, 2010).
Penelitian yang dilakukan Lestari, dkk (2012) menunjukkan hasil bahwa faktor keluarga
memengaruhi seseorang untuk menjadi wirausaha. Wibowo (2012), juga menemukan bahwa
faktor lingkungan keluarga memberikan kontribusi yang tinggi untuk berwirausaha,
Lingkungan akademik adalah lingkungan yang erat dengan pengetahuan. Pengetahuan
yang ada pada lingkungan akademik terus berubah secara dinamis sesuai dengan dinamika
orang-orang yang terlibat. Pengetahuan sendiri sebenarnya merupakan aset penting bagi
organisasi, termasuk institusi akademik. Oleh karena itu, jika dikelola dengan tepat maka
pengetahuan ini akan memberikan manfaat yang besar bagi seluruh komponen di lingkungan
akademik baik mahasiswa, dosen maupun elemen-elemen lainnya (Wahyudi, 2007). Penelitian
yang dilakukan Suharti & Sirine (2012), menemukan bahwa Faktor-faktor kontekstual yaitu
academic support dan social support, terbukti berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap
niat kewirausahaan mahasiswa. Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis yang
akan diuji dalam penelitian ini:
H2.1: Lingkungan sosial berpengaruh terhadap keputusan berprofesi sebagai wirausaha
H2.3: Lingkungan keluarga berpengaruh terhadap keputusan berprofesi sebagai wirausaha
H2.4: Lingkungan akademik berpengaruh terhadap keputusan lulusan perguruan tinggi memilih
berprofesi sebagai wirausaha
Faktor Kepemilikan Jaringan Sosial
Membentuk jaringan sosial dapat diartikan sebagai proses dua arah di mana di antara dua
orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dan sumber daya untuk saling mendukung
kegiatan masing-masing. Dengan membentuk jaringan sosial maka semua kesempatan bisnis
yang ada, permasalahan modal kerja, teknologi produksi, informasi bisnis, investasi, perubahan
7
kebijakan dan peraturan, dan lain-lain dapat dibagi sehingga usaha akan lebih efektif dan efisien
dan mengurangi resiko usaha.
Kristiansen dalam Indarti et al. (2008) menjelaskan bahwa jaringan sosial terdiri dari
hubungan formal dan informal antara pelaku utama dan pendukung dalam satu lingkaran terkait
dan menggambarkan jalur bagi wirausaha untuk mendapatkan akses kepada sumber daya yang
diperlukan dalam pendirian, perkembangan dan kesuksesan usaha.
Mazzarol dalam Indarti et al. (2008) menyatakan bahwa jaringan sosial mempengaruhi
minat kewirausahaan. Menurut Gregoire et al. dalam Gadar dan Yunus (2009), jaringan sosial
merupakan faktor yang paling berpengaruh pada wirausaha. Penelitian oleh Gadar dan Yunus
(2009) menemukan bahwa jaringan sosial merupakan faktor kelima terpenting pada wirausaha
wanita di Malaysia. Gadar dan Yunus juga menemukan bahwa hubungan dengan elit politik yang
kuat dan dengan pemimpin bisnis, dukungan suami merupakan faktor yang mendukung para
wirausaha wanita di Malaysia. Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis yang
akan diuji dalam penelitian ini:
H3: Kepemilikan jaringan sosial berpengaruh terhadap keputusan lulusan perguruan tinggi
berprofesi sebagai wirausaha
Berdasarkan tinjauan literatur diatas, maka dikembangkan model penelitian yang
digambarkan dalam bagan berikut:
Faktor Karakteristik Individu
 Self efficacy (H1.1)
 Toleransi akan resiko (H1.2)
 Sikap wirausaha (H1.3)
Faktor



Lingkungan
Lingkungan sosial (H2.1)
Lingkungan keluarga (H2.2)
Lingkungan akademik (H2.3)
Keputusan berwirausaha
Kepemilikan jaringan sosial (H3.1)
METODE PENELITIAN
8
METODE PENELITIAN
Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data pimer, yang diperoleh melalui
penyebaran kuisioner kepada responden. Populasi penelitian ini adalah wirausaha yang memiliki
gelar sarjana. Karena populasi tidak diketahui secara jelas, maka teknik pengambilan sampel
menggunakan non probability sampling dengan snowball sampling hingga terkumpul sebanyak
35 responden.
Kegiatan pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur dan didistribusikan
langsung oleh peneliti. Setiap pernyataan baik variabel karakteristik individu, faktor lingkungan,
dan faktor kepemilikan jejaring serta keputusan untuk berprofesi menjadi wirausaha diukur
dengan menggunakan 5-point Likert scale, dimana responden diminta untuk menjawab dengan
pilihan angka antara 1-5 (1= sangat tidak setuju, dan 5= sangat setuju). Adapun skala yang
digunakan untuk mengukur self efficacy menggunakan instrument yang dikembangkan oleh
Ferridiyanto (2012), yang terdiri dari
4 item pertanyaan. Toleransi akan resiko diukur
menggunakan 4 item pertanyaan (Oktarilis, 2012); Sikap wirausaha diukur dengan 4 item
pertanyaan (Suharti &Sirine, 2012); Lingkungan sosial mengadospi skala dari Purwinarti, dkk
(2006) dengan 3 item pertanyaan; Lingkungan akademik (Suharti & Sirine, 2012) masingmasing mengggunakan 3 item pertanyaan; Kepemilikan jejaring 4 item pertanyaan (Gadar dan
Yunus, 2009) dan keputusan berwirausaha menggunakan 5 item pertanyaan.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji hipotesa
menggunakan regresi berganda. Sebelum melangkah ke uji regresi data diuji keabsahannya
sehingga dapat di uji lebih lanjut melalui uji Validitas dan Reliabilitas. Seluruh item pertanyaan
yang berjumlah
30 item semuanya terbukti valid (nilai r > 0.30) dan seluruh variabel yang
diteliti reliabel dengan nilai Cronbach Alpha > 0,6 .
Selain itu juga telah dilakukan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas dengan
menggunakan uji Kolmogornov Smirnov yang menunjukkan data terdistribusi secara normal
(nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,939). Uji Multikolinearitas memperlihatkan nilai VIF untuk
variabel independen memiliki nilai tolerance > 0,100 dan FIV < 10 yang berarti tidak terdapat
masalah multikolienaritas dalam penelitian ini. Demikian juga uji Heterokedasitas menunjukkan
tidak terdapat heterokedastisitas dalam penelitian ini.
9
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Responden
Sebagian besar responden dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki (62,86%),
berusia 25 sampai dengan 40 tahun (65,71%), mayoritas (60%) memiliki latar belakang
pendidikan Sarjana Ekonomi,. Sisanya bervariasi meliputi fakultas Teknik Informatika, Hukum,
Teknik Elektro dan Pertanian. 80% dari responden memiliki orangtua yang berwirausaha, dan
memiliki famili yang berwirausaha juga
Sebagai contoh dalam penelitian ini adalah Handi Gunawan, yang merupakan lulusan
dari fakultas Teknik Elektro. Handi meneruskan usaha orang tuanya sebagai pengusaha makanan
berupa kerupuk tenggiri di Cilacap. Contoh lain, Ari memiliki family yang membuka usaha
bengkel. Sehingga setelah lulus, tidak melanjutkan kerja di perusahaan, melainkan belajar di
bengkel hingga saat ini telah membuka bengkel motor sendiri tepatnya di Kota Salatiga. Berikut
adalah jenis usaha yang digeluti para responden.
Tabel 1. Jenis Usaha Responden
Jenis Usaha
Makanan (Roti, Kuliner)
Toko Handphone
Bengkel dan asesoris motor
Toko Pakaian
Warnet dan game online
Salon
Peternakan Ayam
Gedung olah raga
Art Animator
Wood art design and art concept
Toko Alat listrik
Toko Perlengkapan Bayi
Packaging
Design Interior
Total
Jumlah Prosentase
7
20,00%
6
17,14%
5
14,29%
4
11,43%
3
8,57%
2
5,71%
1
2,86%
1
2,86%
1
2,86%
1
2,86%
1
2,86%
1
2,86%
1
2,86%
1
2,86%
35
100,00%
Sumber: data primer, 2013
Usaha dalam bidang makanan/ kuliner beserta toko handphone dan usaha bengkel dan
asesoris, menjadi usaha yang banyak diminati. Hal ini dikaitkan dengan terbukanya peluang
usaha pada ketiga jenis usaha tersebut.
Sebagian besar responden (42,86%), memulai merintis usaha sendiri 4 sampai dengan 5
tahun setelah lulus dari perguruan tinggi, diikuti antara 2-3 tahun sebesar 22,86%. Dan sebagian
merintis usaha sendiri setelah lulus dari perguruan tinggi lebih dari 5 tahun (31.43%). Sebelum
10
terjun ke dunia usaha sebagian besar responden telah bekerja di perusahaan terlebih dahulu, dan
ada yang ikut orang tua atau saudara yang memiliki usaha. Sementara ada juga yang memulai
merintis usaha langsung setelah lulus dari perguruan tinggi. Hal ini jelas jika responden setelah
lulus langsung memutuskan menjadi wirausaha, entah dari warisan orang tua atau diberi modal
oleh orang tua untuk berwirausaha.
Dari berwirausaha, omset yang diperoleh responden selama satu bulan kurang dari Rp. 10
juta sebesar 60 % dan dengan omset perbulan antara Rp. 20.000.000,00 sampai dengan Rp.
30.000.000,00 sebesar 14,29 %. Dengan tingkat keuntungan bersih lebih dari 10 juta/ bulan
sebesar 62,86%. Sementara itu
sebagian besar jangkauan pemasaran adalah local (68,57%)
dan sisanya (31,43%) jangkauan pemasaran lokal maupun nasional.
PENGUJIAN HIPOTESIS
Untuk menguji hipotesis tentang adanya pengaruh karakteristik individu terhadap
keputusan berprofesi menjadi wirausaha digunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan
mengggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 11.00. Hasil uji
regresi disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Faktor Karakteristik Individu Terhadap Keputusan
Berprofesi Menjadi Wirausaha
Variabel Independen
Self Efficacy
Toleransi Akan Resiko
Sikap Wirausaha
R2
Adj.R square
F hitung
Sig. F
Hipotesis
Beta
t hitung
Sig
HI.1
H1.2
HI.3
0.322
0.512
0.262
3.137
3.212
3.308
0.002
0.003
0.001
0.735
0.732
3.890
0.018
Sumber: olahan SPSS
Hasil analisis regresi memperlihatkan sejumlah unsur dari variabel karakteristik individu,
yaitu self efficacy, toleransi akan resiko dan sikap wirausaha berpengaruh terhadap keputusan
berprofesi menjadi wirausaha pada lulusan pergurmemiliki gelar sarjana. Dari ketiga elemen
karakteristik individu tersebut,
sikap wirausaha
11
merupakan elemen yang paling dominan
memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap keputusan untuk berprofesi menjadi seorang
wirausaha.
Dari
tiga elemen karakteristik individu yang diteliti menunjukkan pengaruh yang
signifikan, dengan hasil uji F menunjukkan hasil yang signifikan (0,018) dengan nilai R2 =
0,735 yang berarti hanya sekitar 73,50% dari model penelitian ini dijelaskan oleh variabel
variabel yang diteliti dan sisanya oleh variabel lain di luar model penelitian.
Untuk menguji hipotesis tentang adanya pengaruh faktor lingkungan terhadap keputusan
berprofesi menjadi wirausaha digunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan
mengggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 11.00. Hasil uji
regresi disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Keputusan Berprofesi
Menjadi Wirausaha
Variabel Independen
Lingkungan sosial
Lingkungan keluarga
Lingkungan akademik
R2
Adj.R square
F hitung
Sig. F
Sumber: olahan SPSS
Hipotesis
Beta
H2.2
H2.3
H2.4
-0.210
0.423
-0.001
t hitung
-1.176
2.958
-0.006
0.263
0.165
2.683
0.050
Sig
0.249
0.006
0.995
Hasil analisis regresi memperlihatkan sejumlah unsur dari variabel faktor pendidikan dan
faktor lingkungan, yaitu lingkungan sosial, lingkungan keluarga dan lingkungan akademik,
hanya lingkungan keluarga . yang terbukti berpengaruh secara positif terhadap keputusan
menjadi wirausaha pada seseorang yang memiliki gelar sarjana dengan tingkat signifikansi 5%.
Uji F yang kurang signifikan dengan nilai R2 = 0.250 yang berarti hanya sekitar 25% dari model
penelitian ini dijelaskan oleh variabel variabel yang diteliti. Rendahnya niali R2 diduga
disebabkan ditolaknya tiga buah hipotesis penelitian dalam model ini.
Untuk menguji hipotesis tentang adanya pengaruh faktor kepemilikan jaringan sosial
terhadap keputusan berprofesi menjadi wirausaha digunakan teknik analisis regresi linier
sederhana dengan mengggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi
11.00. Hasil uji regresi disajikan dalam tabel berikut.
12
Tabel 8. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Faktor Lain Terhadap Keputusan Berprofesi Menjadi
Wirausaha
Variabel Independen
Kepemilikan jaringan sosial
R2
Adj.R square
Hipotesis
H3.1
Beta
t hitung
Sig
0.597
4.275
0,856
0,837
0.000
Sumber: olahan SPSS
Hasil analisis regresi memperlihatkan unsur dari variabel faktor lain yang berupa
kepemilikan jaringan sosial, terbukti berpengaruh secara positif terhadap keputusan menjadi
wirausaha pada seseorang yang memiliki gelar sarjana dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil uji
F menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai R2 = 0.929 yang berarti 92,90% dari model
penelitian ini dijelaskan oleh variabel variabel yang diteliti.
Tabel 9. Analisis Simultan Yang Paling Dominan
Variabel Independen
Beta
t hitung
Sig
Self Efficacy
0.342
3.345
0.003
Toleransi Akan Resiko
0.534
3.237
0.003
Sikap Wirausaha
0.271
3.315
0.000
Lingkungan sosial
-0.161
-1.341
0.254
Lingkungan keluarga
0.523
2.341
0.004
Lingkungan akademik
-0.032
-0.032
0.563
Kepemilikan jaringan sosial
0.583
4.328
0.000
R2
0,6814
F
0,002
Hasil analisis regresi memperlihatkan. dari seluruh elemen yang mempengaruhi keputusan
menjadi wirausaha pada seseorang yang memiliki gelar sarjana yang diteliti menunjukkan
pengaruh yang signifikan, dengan hasil uji F menunjukkan hasil yang signifikan (0,002) dengan
13
nilai R2 = 0,6814 yang berarti hanya sekitar 68,14% dari model penelitian ini dijelaskan oleh
variabel variabel yang diteliti dan sisanya oleh variabel lain di luar model penelitian.
PEMBAHASAN
Variabel karakteristik individu, yaitu self efficacy, toleransi akan resiko dan sikap wirausaha
berpengaruh terhadap keputusan berprofesi menjadi wirausaha bagi lulusan perguruan tinggi
yang menjadi responden dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Yuyun Wirasasmita (2003), Oktarilis (2012), Tjahjono dan Ardi (2007), Wijaya (2008) dan
Suharti (2012) yang menunjukkan bahwa karakteristik individu seperti self efficacy, toleransi
akan resiko serta sikap wirausaha berpengaruh secara signifikan dan meyakinkan terhadap niat
maupun keputusan untuk berwirausaha.
Variabel self efficacy dalam penelitian ini ditemukan berpengaruh secara positif terhadap
keputusan sarjana untuk berwirausaha dapat dimengerti karena seseorang yang memiliki selfefficacy yang tinggi akan cenderung melihat tantangan sebagai sesuatu yang dapat diatasi
berdasarkan kompetensi dan kemampuan diri mereka. Orang yang memiliki self efficacy tinggi
pada dasarnya memiliki sikap yang optimis jika usaha yang di jalani akan berjalan dengan baik
dan berkembang. Sementara itu berpengaruhnya toleransi akan resiko untuk menjadi seorang
wirausaha, sesuai dengan pendapat Suryana (2003) bahwa seorang entrepreneur harus memiliki
keberanian menghadapi resiko serta didukung komitmen yang kuat. Hal tersebut
akan
mendorong seorang entrepreneur untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh
hasil.
Hasil analisis regresi memperlihatkan Faktor pendidikan tidak bepengaruh terhadap
keputusan untuk berprofesi menjadi wirausaha. Hal ini disebabkan karena responden dalam
penelitian ini ada beberapa responden yang yang berasal bukan dari faultas manajemen dan
bisnis. Selain itu juga menurut responden pendidikan tinggi bukan penentu seseorang menjadi
wirausaha, adapun mereka yang memiliki orang tua berwirausaha tanpa perlu pendidikan yang
tinggi. Hal ini didukung dengan penelitian Idarti (2008). yang mengemukakan bahwa bahwa
orientasi pendidikan atau kurikulum pendidikan ekonomi dan bisnis yang diterima oleh
mahasiswa selam kuliah tidak diarahkan untuk membentuk wirausaha. Akan tetapi cenderung
untuk mempersiapkan dan membekali mahasiswa untuk bekerja di perusahaan.
14
Hasil analisis regresi memperlihatkan dari sejumlah variabel faktor lingkungan, yaitu
lingkungan sosial, lingkungan keluarga dan lingkungan akademik, hanya lingkungan keluarga
yang terbukti berpengaruh terhadap keputusan berwirausaha pada sarjana yang menjadi
responden penelitian ini. Pengaruh lingkungan sosial terhadap keputusan berprofesi menjadi
wirausaha, tidak terdukung dalam penelitian ini. Temuan
penelitian Purwinarti, dkk
(2006)
ini tidak sejalan dengan hasil
yang menemukan bahwa seseorang berniat menjadi
wirausaha, karena terdorong dengan melihat para tetangga yang sukses menjadi wirausaha.
Sebaliknya, penelitian ini menunjukkan lingkungan keluarga berpengaruh secara signifikan
terhadap
keputusan
menjadi wirausaha. Hal ini sejalan dengan penelitian McClelland
dalamMuhandri (2002), Crant dalam Saud et al. (2009) dan Mathews dan Moser dalamCotleur
(2009), yang menyimpulkan bahwa keluarga memainkan peranan yang penting ketika seorang
calon wirausaha merencanakan dan mendirikan usaha karena anggota keluarga dan jaringannya
selalu dilibatkan untuk dimintai bantuan dan dukungan. Lingkungan akademik tidak
mempengaruhi keputusan berprofesi menjadi wirausaha. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian
Suharti (2011) yang menemukan bahwa faktor lingkungan akademik seperti fasilitas kampus dan
suasana kampus yang mendukung kegiatan berwirausaha dikampus berperan positif terhadap
niat mahasiswa untuk berwirausaha setelah lulus sarjana.
Hasil analisis regresi memperlihatkan variabel lain yaitu berupa kepemilikan jaringan
sosial, terbukti berpengaruh secara positif terhadap keputusan menjadi wirausaha bagi para
sarjana yang menjadi responden. Penelitian ini sejalan dengan Indarti et al. (2008) dan Gadar dan
Yunus (2009) yang menyatakan jaringan sosial sangat penting dalam mendukung kegiatan
berwirausaha. Hal ini menunjukkan bahwa dengan membentuk jaringan sosial maka semua
kesempatan bisnis yang ada, permasalahan modal kerja, teknologi produksi, informasi bisnis,
investasi, perubahan kebijakan dan peraturan, dan lain-lain dapat dibagi dengan pihak lain
sehingga usaha akan lebih efektif dan efisien dan dapat mengurangi resiko usaha.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1)
Faktor karakteristik individu terbukti berpengaruh terhadap keputusan menjadi wirausaha.
Karena dengan memiliki keyakinan diri yang tinggi, mampu memprediksi resiko dengan
15
baik serta memiliki sikap untuk berwirausaha yang baik kan mendorong seseorang menjadi
wirausaha.
2)
Faktorpendidikan tidak terbukti berpengaruh terhadap keputusanuntuk menjadi wirausaha
bagi para sarjana lulusan perguruan tinggi, karena pendidikan tinggi bukan penentu
seseorang menjadi wirausaha, adapun mereka yang memiliki orang tua berwirausaha tanpa
perlu pendidikan yang tinggi.
3)
Dari ketiga faktor lingkungan,
hanya unsur lingkungan keluarga yang terbukti
berpengaruh terhadap keputusan untuk menjadi wirausaha. Sedangkan lingkungan sosial,
dan lingkungan akademik tidak terbukti berpengaruh terhadap keputusan menjadi
wirausaha bagi para sarjana lulusan perguruan tinggi. Berpengaruhnya faktor keluarga
karena keluarga memainkan peranan yang penting seperti memberikan bantuan dan
dukungan
4)
Faktor unsur kepemilikan jaringan sosial terbukti berpengaruh terhadap keputusan menjadi
wirausaha bagi para sarjana lulusan perguruan tinggi. Karena dengan kepemilikan jaringan
sosial yang luas maka seseorang akan mendapatkan informasi bahkan pertukaran informasi
dan sumber daya untuk saling mendukung kegiatan masing-masing
5)
Faktor kepemilikan jaringan sosial merupakan faktor dominan
yang mempengaruhi
keputusan menjadi wirausaha bagi para sarjana lulusan perguruan tinggi dengan R
2
sebesar 0,856. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan kepemilikan jaringan sosial yang
relative luas, pergaulan yang luas serta mengikuti perkumpulan atau organisasi, seseorang
akan mendapatkan informasi bahkan pertukaran informasi dan sumber daya untuk saling
mendukung kegiatan masing-masing
Implikasi Terapan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan keilmuan yang
berkenaan dengan kewirausahaan di UKSW. Selain itu bagi Mahasiswa yang berniat untuk
berwirausaha pentingnya memiliki sikap wirausaha (kreatif, inisiatif, dan percaya diri) yang
dapat merespon suatu peluang.Ternyata faktor keluarga memegang peranan karena dorongan
yang diberikan orang tua kepada anaknya untuk tidak bekerja sebagai PNS, pegawai swasta, dll
sangat mempengaruhi keputusan berwirausaha.Selain itu ditemukan dengan memiliki jejaring
sosial baik selamakuliah atau menjadi anggota perkumpulan atau organisasi dapat untuk
16
menambah informasi maupun berukar informasi mengenai ide untuk berwirausaha. Selain itu
juga untuk membantu meningkatkan penjualan.
Keterbatasan Penelitian dan saran untuk penelitian mendatang
Peneliti tidak memiliki sampel yang jelas dikarenakan tidak adanya respon dari email
yang dikirim ke pengusaha Indonesia, serta tidak terdapat variasi etnis karena sebagian besar
memperoleh responden etnis Tionghoa. Selain itu dalam penelitian ini pertanyaan pada
kueisioner toleransi akan resiko terutama pada indikator mengambil resiko yang tidak terlalu
tinggi menggunakan skor yang terbalik. Pada bagian kueisioner terdapat beberapa pertanyaan
yang double barrel (pertanyaan yang ditanyakan membuat responden kebingungan dalam
menjawab). Untuk penelitian mendatang dapat menambahkan variabel lain selain yang
digunakan oleh peneliti seperti motivasi, budaya dengan menambahkan populasi selain etnis
Tionghoa.
Daftar Pustaka
Alma, 2003. Kewirausahaan, Edisi Revisi, Alfabeta. Bandung
Bandura, A., Caprara, G. V., Barbaranelli, C., Pastorelli, C., & Regalia, C. 2001. Sociocognitive selfregulatory mechanisms governing transgressive behavior. Journal of Personality and Social
Psychology, 80, 125-135. doi:10.1O37//O022-3514.80.1.125.
Fattah, Nanang, 2002. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan. Bandung PT Remaja Rosdakarya
Ferridiyanto, 2012. Pengaruh Efikasi Diri (Self Efficacy) Dan Prestasi Belajar Kewirausahaan Terhadap
Motivasi Bertechnopreneurship Siswa Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik Smk 1 Sedayu.
Universitas Negeri Yogyakarta
Frinces, Z.Heflin, 2004. Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis. Darussalam, Yogyakarta
Gadar, Kamisan dan Nek Kamal Yeop Yunus, 2009. The Influence of Personality and Socio-Economic
Factors on Female Enterpreneurship Motivations in Malaysia, International Review of Business
Research Papers, January, 5 (1), 149 – 162
Hasbullah, 2005, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Imron, Ali, dkk, 2003. Manajemen Pendidikan. Malang, Universitas Negeri Malang
Indarti, dkk. 2008. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang
dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, 23, (4), 1-27
Indrawan, Rully, 2004. Ekonomi Koperasi (ideologi, teori, dan praktik berkoperasi). Bandung: Lemlit
UNPAS
17
Inggarwati, dkk. 2010. Peranan Faktor-faktor Individual Dalam Mengembangkan Usaha. Jurnal
Manajemen Bisnis. Vol. 3 No. 2. November 2010.
Kencanawati, 2009. Pengaruh Karakteristik Wirausaha dan Lingkungan Terhadap Motivasi
Berwirausaha Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Bali. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 5,
No. 3. Nopember 2009.
Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen Kewirausahaan, Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Oktarilis, 2012. Pengaruh Faktor-Faktor Yang Dapat Memotivasi Mahasiswa Berkeinginan Wirausaha.
Universitas Gunadarma
Perdana, 2009. Keputusan Berwirausaha Alumni Strata Satu (S1) Program Studi Psikologi Universitas
Islam Indonesia. Universitas Islam Indonesia
Prijosaksono, Aribowo dan Sri Bawono. (2005). The Power Of Entrepreneurial Intelligence, Membangun
Sikap dan Perilaku Entrepreneur dalam Diri Anda. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Purwinarti, dkk, 2006. Faktor Pendorong Minat Untuk Berwirausaha (Studi Lapangan Terhadap
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 5, No. 1, Maret 2006: 3946.
Rahardjo, Pambudi, 2010. Hubungan Karakteristik Individu Dengan Keputusan Menjadi Wirausaha Baru
DiPurwokerto(Studi Tentang Alternatif Karir Lulusan PT). PSYCHO IDEA, Tahun 8 No.1, Feb
2010ISSN 1693-1076
Rivai, Veithzal, 2004. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Roscoe, J.T. 1975. Fundamental Research Statistic for The Behavior Sciencess. (2nd, ed), Holt, Rinehart
and Winston. New York
Suharti, Lieli, 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial
Intention)
(Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga). Jurnal
Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.13, No. 2, September 2011: 124-134
Suparyanto, Wachyu, 2006. Haruskah Bekerja atau Berwirausaha. Alfabeta, Bandung
Suryana, 2003. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Salemba Empat.
Susanto, Adi. 2000. Kewirausahaan. Ghalia Indonesia. Jakarta
Tinambunan, 2008. Jalan Menuju Wirausaha Yang Sukses. Media Unika, No. 73. Edisi ke 4
Walgito, B. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Ed. 3. Yogyakarta
Wijaya, Tony, 2008. Kajian Model Empiris Perilaku BerwirausahaUKM DIY dan Jawa Tengah. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan. September. 10 (2).
Wirasasmita, Yuyun, 2003. Komunikasi Bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
http://suarapengusaha.com tahun 2013
http://peluang-bisnis-modalkecil.com tahun 201
18
Download