1 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai seorang agen

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebagai seorang agen asuransi jiwa, kegiatan yang wajib dilakukan setiap harinya
adalah mencari nasabah.Untuk mendapatkan calon nasabah, seorang agen dituntut
untuk melakukan kegiatan pemasaran secara bertahap, mulai dari mencari nasabah di
lingkungan keluarga atau disebut ring satu, kemudian lingkungan pertemanan atau
ring dua, dan lingkungan masyarakat luas atau ring tiga. Hal tersebut, tidak
dipungkiri bahwa pekerjaan seorang agen asuransi jiwa setiap harinya harus
berkeliling mancari nasabah secara door to door. Beruntung sekali jika agen ini
memiliki jaringan luas, baik jaringan keluarga maupun pertemanan, namun jika
seorang agen tidak memiliki jaringan yang luas, maka hal tersebut akan menjadi
kendala tersendiri. Oleh sebab itu, jaringan sangat dibutuhkan, terutama keluarga dan
pertemanan, dimana semakin hari akan semakin berkurang dan oleh karena itu agen
harus bisa menciptakan strategi pemasarannya.
Keberhasilan
seorang
agen
asuransi
terletak
bagaimana
agar
bisa
terus
mengembangkan market nya. Namun untuk mengembangkan market bukan lah
perkara yang mudah, masih banyak masyarakat Indonesia yang merasa belum
membutuhkan polis asuransi dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang asuransi,
kegunaan asuransi, dan bagaimana mendapatkan produk asuransi jiwa tersebut.
Disamping faktor masyarakat, seorang agen juga harus bersaing dengan sesama agen
satu atap maupun kompetitor perusahaan asuransi lainnya. Untuk mengembangkan
pemasaran asuransi, seorang agen bisa memanfaatkan internet sebagai sarana
komunikasi pemasaran. Mulai dari membuat blog, memuatnya di iklan online,
membuat iklan di sosial media dan sebagainya.
1
Pesatnya perkembangan dunia teknologi dan informasi dalam beberapa tahun
terakhir menjadikan internet sebagai alat komunikasi yang banyak diminati oleh
masyarakat pada umumnya dan agen asuransi Prudential khususnya. Hal inilah yang
melatarbelakangi perubahan komunikasi konvensional menjadi modern dan serba
digital. Perkembangan inipun menjadi semakin pesat setelah internet mulai dapat
diakses melalui telepon seluler dan muncul istilah smartphone (telepon pintar).
Smartphone memberikan fasilitas yang beraneka ragam, mulai dari SMS, MMS,
Chatting, Email, Browsing, serta fasilitas sosial media.
Di dalam dunia pemasaran internet, seorang e-marketer tidak dapat mengabaikan
peran social networking websites sebagai media komunikasi pemasarannya. Dalam
kegiatan pemasaran melalui social networking websites memungkinkan pemasar
untuk menerapkan strategi pemasaran interaktif. Dalam kegiatan pemasaran
interaktif, konsumen tidak lagi bertindak sebagai peserta pasif yang hanya menerima
iklan sebelum melakukan pembelian, melainkan juga ikut proaktif dan interaktif
dalam kegiatan pemasaran. Keunggulan lain dari social networking websites adalah
viral. Viral berarti memiliki sifat seperti virus yaitu menyebar dengan cepat, dimana
informasi menarik yang muncul dari brand atau produk dapat menyebar dengan
sangat cepat. Hal ini terjadi karena umumnya para pengguna social networking
websites memiliki keinginan kuat untuk berbagi.
Bisnis memerlukan media promosi untuk memasarkan produknya, jika dulu promosi
dilakukan dengan menggunakan media konvensional seperti radio, koran, dan televisi
yang memerlukan biaya yang cukup banyak dan tidak bisa interaktif, kini promosi
bisa dilakukan dengan mudah, murah dan mendapat feedback langsung. Sejak
munculnya internet, maka komunikasi antar umat manusia menjadi tanpa batasan
waktu dan tempat. Dengan semakin berkembangnya perangkat mobile berupa telepon
selular yang sudah dilengkapi dengan teknologi GPRS untuk melakukan akses
internet, tentu saja akan semakin membuat proses komunikasi dan aliran informasi
menjadi real time. Berbicara tentang sifat internet yang real time, maka kini ada
2
jejaring sosial yang dapat memberikan kemudahan dalam berkomunikasi, salah satu
jejaring sosial yang lahir diantaranya yang paling populer adalah Twitter.
Masyarakat Indonesia telah bergeser menuju masyarakat cyber dengan jumlah yang
sangat besar. Pengguna internet di Indonesia berjumlah 30 juta, 20.8 persen
diantaranya adalah pengguna Twitter. Twitter merupakan aplikasi sosial media gratis
yang memungkinkan penggunanya untuk mengirimkan status terkini (update status)
kepada kontak mereka yang disebut dengan follower (Glaser, 2007 dalam Lavindri
dan Kurnia, 2012:2). Keberadaan situs jejaring sosial seperti Twitter memudahkan
untuk berinteraksi secara mudah dengan orang-orang dari seluruh belahan dunia
dengan biaya yang murah dibandingkan menggunakan telepon. Selain itu, dengan
adanya situs jejaring sosial, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat
(Aleman & Wartman, 2009; Lin & Atkin, 2002 dalam Juditha, 2011:6).
Dampak dari hadirnya media ini membuat para marketerseperti para agen asuransi
jiwa Prudential untuk memanfaatkan semaksimal mungkin Twitter sebagai media
promosi baru yang inovatif dan efektif dalam berkompetisi mendapatkan perhatian
dari target konsumen. Sistem pada Twitter dapat membantu perusahaan untuk
berinteraksi dengan konsumen dan menciptakan buzz karena sifat percakapan yang
dipublikasikan berupa update status. Tulisan pada update status tersebut dapat dilihat
oleh follower dan reaksi yang dapat ditimbulkan dari update tersebut adalah apakah
follower tersebut akan me-reply atau me-retweet. Reaksi follower inilah yang
dipercaya marketer sebagai bola es yang bergulir untuk merekomendasikan suatu
produk ke teman-teman lainnya di Twitter. Sebuah survei 2009 oleh Mzinga dan
Babson Executive Education menemukan bahwa 86 persen dari profesional
pemasaran dalam berbagai bidang menggunakan media sosial dalam upaya
pemasaran dan komunikasinya. Twitter pun dimasukkan sebagai mix media dalam
berpromosi online sebagai usaha mengintegrasikan situs web dan jejaring sosial
(Koutalakis, 2009 dalam Lavindri dan Kurnia, 2012:2).
3
Saat ini, tidak sedikit perusahaan yang telah menggunakan sosial media untuk
kepentingan bisnis. Banyak sekali hal yang dapat dilakukan, dari mulai promosi
barang atau jasa hingga berkomunikasi secara intensif dengan pelanggan. Salah
satunya adalah para agen perusahaan asuransi, Prudential. Akun Prudential disebut
oleh salah satu perusahaan media monitoring Awesometrics paling banyak dimention di sosial media. Menurut Awesometrics, yang dalam siaran persnya, mention
Prudential di Twitter mencapai angka 19.600 dan 4.415 mention di-posting di
Facebook dalam tiga bulan terakhir pada tahun 2012. Dalam analisisnya, peak
mention Prudential di Twitter terjadi pada 30 Oktober 2012 diantaranya mention soal
Anniversary ke-17. Awesometrics menyatakan ditemukan dua buzzer yang paling
aktif terkait mention Prudential, yakni @PRUsyariah_ID dan @PrudentialJogja.
Akun @PRUsyariah_ID menjadi influencer tertinggi untuk penyebutan Prudential.
Lalu disusul @PrudentialJogja. Akun “The Legend of Insurance Business No. 1
Indonesia” yakni Andriirwanto Network dengan akun @andriirwanto merupakan
influencer di urutan ketiga {Hasrul, 2013 #1}
Penggunaan Twitter sebagai sarana penyebaran informasi bisnis merupakan sarana
baru yang dimanfaatkan agen-agen asuransi Prudential Yogyakarta. Akun-akun
Twitter tersebut bukanlah milik resmi perusahaan, namun milik agen-agen
pemasaran di Yogyakarta yang ingin mempromosikan produk Prudential, dan
menjalin komunikasi dengan followernya. Hal ini menjadi menarik ketika akun-akun
agen tersebut menjadi terkenal di sosial media dan berujung pada penjualan yang
meningkat. Namun, di sisi lain, pihak perusahaan tidak mengetahui, bahkan
perusahaan tidak memiliki akun Twitter untuk menampung komunikasi dari
konsumennya yang semakin beragam dan kompleks.
Penggunaan Twitter oleh agen asuransi merupakan sebuah kegiatan strategi
komunikasi baru untuk memperluas market, yang menimbulkan dinamika-dinamika
dalam dalam proses interaksinya. Twitter pun mempengaruhi Trend dikalangan agen
asuransi Prudential Yogyakarta, yang mana dulu untuk melakukan pemasaran
4
menggunakan cara pemasaran tradisional dan kini memadukannya dengan
menggunakan Twitter. Ada 3 akun Twitter agen Prudential Yogyakarta yang akan
diteliti menyangkut dinamika proses interaksinya dengan para follower. Akun
tersebut memiliki jumlah follower lebih dari 800 dan aktif dalam pemasaran via
Twitter
yaitu:
@PRUsyariah_ID,
@PrudentialJogja,
dan
@Prudential_Fam.
Penelitian ini dilakukan menggunakan studi etnografi dengan metode observasi
partisipan dan wawancara mendalam tentang bagaimana kompleksnya komunikasi
pemasaran agen Prudential Yogyakarta melalui Twitter.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka peneliti dapat
merumuskan permasalahan untuk penelitian ini, yaitu: bagaimana pemanfaatan
Twitter sebagai media komunikasi pemasaran oleh agen asuransi Prudential?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui dan menganalisis dinamika proses pemanfaatanTwitter
oleh agen Prudential Yogyakarta.

Untuk mengetahui alasan penggunaan Twitter dikalangan agen Prudential.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi perkembangan
ilmu komunikasi, khususnya komunikasi yang menggunakan media sosial dalam
kajian ilmu komunikasi.
5
1.5
KERANGKA PEMIKIRAN
1.5.1 Komunikasi Pemasaran
Menurut Harsono Suwardi bahwa dasar dari pemasaran adalah komunikasi dan
pemasaran yang bisa akan begitu powerful jika dipadukan dengan komunikasi yang
efektif dan efisien. Bagaimana menarik konsumen atau khalayak menjadi aware,
kenal dan mau membeli suatu produk atau jasa melalui saluran komunikasi adalah
bukan sesuatu yang mudah. (Prisgunanto, 2006:7)
Pengertian komunikasi menurut Hovland, Janis dan Kelley (1953) adalah
”Communication is the process by which an individual transmits stimuly (usually
verbal) to modify the behaviour of the other individuals.” (Komunikasi adalah proses
individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah
tingkah laku orang lain). Pengertian tersebut mengimplikasikan bahwa komunikasi
adalah suatu proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua orang, dimana individu
mengirim stimulus kepada orang lain. Stimulus dapat disebut sebagai pesan yang
biasanya dalam bentuk verbal, dimana proses penyampaian dilakukan melalui
saluran komunikasi dan terjadi perubahan atau respons terhadap pesan yang
disampaikan.
Pengertian pemasaran menurut Kotler dan Keller (2007:6), “Pemasaran adalah suatu
proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. Dari definisi tersebut
terlihat bahwa pemasaran mencakup keseluruhan sistem kegiatan bisnis mulai dari
perencanaan, penentuan harga, promosi, dan pendistribusian barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan pelayanan yang bermutu.
Hubungan antara pemasaran dengan komunikasi merupakan hubungan yang erat.
Komunikasi merupakan proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar
6
individu, atau antara perusahaan dan individu. Komunikasi dalam kegiatan
pemasaran bersifat kompleks, tidak sesederhana seperti berbincang-bincang dengan
teman atau keluarga. Bentuk komunikasi yang lebih rumit akan mendorong
penyampaian pesan oleh komunikator pada komunikan, melalui strategi komunikasi
yang tepat dengan proses perencanaan yang matang.
Pemasaran terdiri dari strategi bauran pemasaran (marketing mix) dimana organisasi
atau perusahaan mengembangkan untuk mengirimkan nilai melalui pertukaran untuk
pelanggannya. Kotler dan Armstrong (2008:62) berpendapat bahwa, ”Bauran
pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang
dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar
sasaran”. Marketing mix terdiri dari empat komponen biasanya disebut ”empat P
(4P)”, yaitu Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion
(Promosi) (Chitty, 2011:3).
Kotler dan Keller (2012:498) menyatakan bahwa, “Marketing communications are
means by which firms attempt to inform, persuadeand remind comsumers – directly
or indirectly – about the products and brands they sell”. Artinya, komunikasi
pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk
menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen baik secara langsung
maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual. Marketing
communication dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran dengan menggunakan
teknik-teknik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada
khalayak agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan
atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan (Kennedy dan
Soemanagara, 2006:5).
Perusahaan menggunakan berbagai bentuk komunikasi
pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan
finansial. Kegiatan pemasaran yang melibatkan aktivitas komunikasi meliputi iklan,
tenaga penjualan, papan nama toko, display ditempat pembelian, kemasan produk,
direct-mail, sampel produk gratis, kupon, publisitas, dan alat-alat komunikasi
7
lainnya. Secara keseluruhan, aktivitas-aktivitas yang disebutkan di atas merupakan
komponen promosi dalam bauran pemasaran (marketing mix) (Shimp, 2003:4).
Menurut Evans dan Berman (1992) yang dikutip oleh Simamora (2003:285),
Promosi berarti membujuk (to persuade), atau mengingatkan orang-orang tentang
produk yang dihasilkan organisasi, individu maupun rumah tangga”. Promosi
merupakan salah satu cara perusahaan melakukan komunikasi melalui pesan-pesan
yang didesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan
(interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (puchase) yang dilakukan oleh
pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan. Perusahaan biasanya menggunakan
iklan, promosi penjualan, pengerahan tenaga-tenaga penjualan, dan public relations
sebagai alat penyampaian pesan-pesan tersebut dengan tujuan untuk dapat menarik
perhatian dan minat masyarakat (Kotler, 2003:22).
Tujuan promosi secara sederhana menurut Kuncoro (2010:134) terbagi menjadi tiga
jenis yaitu, memberikan informasi pelanggan tentang produk atau fitur baru seperti
menciptakan kebutuhan, mempengaruhi pelanggan untuk membeli merek orang lain,
dan mengingatkan pelanggan tentang merek yang termasuk memperkuat penetapan
ancangan merek. Pada dasarnya, tujuan promosi mengandung tiga unsur yakni
memberikan informasi, mempengaruhi, dan mengingatkan kepada pelanggannya
tentang perusahaan dan produk yang ditawarkan.
Dalam melakukan kegiatan promosi, perusahaan harus merancang atau mendesain
pesan-pesan menjadi efektif. sebaiknya, pesan harus mendapat perhatian (Attention),
mempertahankan minat (Interest), membangkitkan hasrat (Desire), dan meraih
tindakan (Action) (kerangka kerja dikenal sebagai model AIDA). Banyak dari yang
kita temukan bahwa hanya sedikit pesan yang membawa konsumen dari kesadaran
sampai pembelian, tetapi kerangka kerja AIDA menyarankan kualitas pesan baik
yang diinginkan (Kotler dan Armstrong, 2008:125).
8
Untuk merancang komunikasi sehingga mencapai respon yang diinginkan akan
memerlukan penyelesaian tiga masalah, yaitu: apa yang harus dikatakan (strategi
pesan), bagaimana mengatakannya (strategi kreatif), dan siapa yang harus
mengatakannya (sumber pesan) (Kotler dan Keller, 2009:180). Berikut adalah
penjelasan tentang bagaimana merancang komunikasi pemasaran:
Strategi pesan, dalam menentukan strategi pesan yang menarik, manajemen mencari
daya tarik tema atau ide yang terkait dengan positioning merek yang membantu
menemukan titik paritas atau perbedaan. Beberapa strategi pesan ini mungkin
berubungan langsung dengan kinerja produk atau kinerja jasa (kualitas, ekonomi,
nilai merek).
Strategi kreatif, efektifitas komunikasi bergantung pada bagaimana sebuah proses
pesan diekspresikan dan juga kandungan pesan itu sendiri. Jika komunikasi itu tidak
efektif, komunikasi itu bisa berarti pesan yang telah salah digunakan, atau pesan
yang benar diekspresikan yang buruk. Strategi kreatif adalah cara pemasar
menerjemahkan pesan mereka ke komunikasi tertentu. Dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu daya tarik informasional atau transformasional. Dua kategori umum ini
seluruhnya mencakup beberapa pendekatan kreatif khusus yang berbeda, yaitu daya
tarik informasional, mengelaborasi atribut atau manfaat produk dan jasa, dengan
menampilkan argumen terkuat tentang suatu produk. Sedangkan daya tarik
transformasional, mengelaborasikan manfaat atau citra yang tidak berhubungan
dengan produk. Komunikator bisa menggunakan daya tarik negatif seperti rasa takut,
rasa bersalah dan rasa malu untuk mendorong orang melakukan sesuatu. Ataupun
bisa menggunakan daya tarik emosional positif seperti humor, cinta, rasa bangga dan
gembira.
Sumber pesan, banyak komunikasi yang tidak menggunakan sumber pesan di luar
perusahaan itu sendiri, bahkan komunikasi lainnya menggunakan orang yang
terkenal atau tidak dikenal. Pesan dihantarkan oleh sumber yang menarik atau yang
9
terkenal akan dapat lebih menarik perhatian dan ingatan.
Setelah merancang komunikasi pemasaran dengan baik, selanjutnya kegiatan
promosi memerlukan dukungan tool atau alat yang digunakan untuk menyebarkan
informasi sebuah produk maupun jasa.
Internet adalah alat yang tepat untuk
menyebarkan promosi karena bisa diakses dimana saja. Hadirnya media baru internet
melahirkan media sosial yang mengubah cara manusia berkomunikasi dengan
lingkungannya.
1.5.2 Media Baru dan Media Sosial
Sebelum membahas tentang media sosial, maka terlebih dahulu harus mengerti dan
mengetahui pengertian tentang media baru (New Media). Tanpa adanya media baru,
maka media sosial yang mewarnai kehidupan masyarakat tidak akan pernah ada.
Beberapa ahli komunikasi mengatakan bahwa arti media baru serta konsep yang
ditujukkannya tidak hanya mengacu pada media interaktif, tetapi juga merujuk pada
semua media. Media baru yang dibentuk oleh komputer adalah media dalam
pengertian yang sangat luas, yaitu bukan media massa, seperti surat kabar, radio,
televisi, dan film. Pengertian ini secara implisit menyebutkan bahwa media baru
tersebut terbentuk karena komputer dan wujudnya berbeda dengan media massa.
Komputer sangat penting bagi media baru, komputer merupakan unsur esensial bagi
media baru. Maka media baru tidak mungkin lahir tanpa komputer (Rice, dkk., 1984;
Abrar, 2003 dalam Hakam, 2011:8).
Media baru memiliki beberapa kekhususan yang diperkirakan oleh sebagian orang
akan menimbulkan perubahan hebat dalam dunia media elektronik sebagaimana
hebatnya perubahan yang pernah terjadi dengan ditemukannya percetakan.
Kekhususan tersebut meliputi: banyaknya penawaran informasi dan budaya yang
tersedia dengan harga murah, lebih banyak pilihan nyata, kontrol terhadap penerima
atau pemakai lebih sempurna, desentralisasi, kegiatan timbal-balik, bukannya
10
komunikasi satu-arah. Media baru tampaknya menawarkan kemungkinan terjadinya
pergeseran keseimbangan kekuasaan dari pengirim ke penerima, sehingga para
pemakai dan pemilih dapat memperoleh beranekaragam pilihan isi, tanpa harus
tergantung pada sistem mediasi dan pengendalian komunikasi massa (McQuail,
1994:41-42).
Fidler (2003) dalam Silalahi (2013:380) mengemukakan bahwa media baru
merupakan perubahan media lama (old media) yang bertransformasi dan beradaptasi
melalui suatu rangkaian proses yang disebut dengan mediamorphosis. Mempelajari
bentuk media harus one piece dan tidak terpisah-pisah. Melihat bahwa bentuk media
itu berasal dari suatu kesatuan yang berubah dan membentuk pola serta sistem
sendiri. Hal ini jelas menunjukkan bahwa media baru tidak muncul secara spontan
dan independen, media baru muncul dari old media yang bermetamorfosis.
Martin Lister, dkk (2009) dalam Ariesta dan Utari (2013:7) menilai new media
muncul untuk menangkap rasa yang cukup pesat tahun 1980-an, dunia media dan
komunikasi mulai terlihat berbeda dan perbedaan tersebut tidak terbatas pada satu
sektor atau unsur dunia. Lister mengungkapkan beberapa karakteristik new media,
antara lain: pertama, bentuk pengalaman baru dalam teks, hiburan, kesenangan, dan
pola dari konsumsi media (permainan komputer, simulasi, efek khusus film). Kedua,
cara baru dalam mempresentasikan dunia, penggunaan media yang dan menawarkan
kemungkinan representasional baru. Ketiga, bentuk hubungan baru antara pengguna,
konsumen, dengan teknologi media. Keempat, bentuk konsepsi baru dari hubungan
manusia secara biologis dengan teknologi media. Kelima, pola baru dalam organisasi
dan produksi, sebuah integrasi dalam media seperti budaya, industri, ekonomi, akses
informasi, kepemilikan, kontrol, dan undang-undang.
Riswandi (2009:104) mengemukakan bahwa terdapat beberapa ciri dari media baru,
antara lain adalah; Penggunaan informasi tidak sepenuhnya berada pada sumber
informasi; Kemampuan yang tinggi dalam pengiriman pesan-pesan melalui kabel dan
11
satelit sehingga mengatasi hambatan komunikasi; Proses komunikasi berjalan dua
arah (inter-activity) antara sumber dan penerima. Hal ini berarti penerima dapat
memilih, menjawab kembali, dan menukar informasi secara langsung; Adanya
fleksibilitas dalam hal bentuk, isi, dan penggunaan medium.
Kehadiran
internet
memunculkan
manifestasi
baru,
menjadi
bagian
dari
perkembangan teknologi berbasis komputer berjaringan, dan memunculkan apa yang
disebut dengan cyberspace, virtual world, network society, dan super highway
information. Media Sosial merupakan manifestasi baru dari perkembangan teknologi
membawa hal baru dalam hal interaksi manusia dengan sesamanya. Media sosial
adalah perpaduan sosiologi dan teknologi yang mengubah Monolog (one to many)
menjadi dialog (many to many) dan demokrasi informasi yang mengubah orangorang dari pembaca konten menjadi penerbit konten. Sosial media telah menjadi
sangat populer karena memberikan kesempatan orang-orang untuk terhubung di
dunia online dalam bentuk hubungan personal, politik, dan kegiatan bisnis
(Kartajaya, 2008 dalam Kurniawan dan Harti, 2013:5).
Media sosial dapat diartikan sebagai sebuah media online dengan para pengguna bisa
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, dan
wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat
di seluruh dunia (Wikipedia, 2013). Sedangkan Andreas Kaplan dan Michael
Haenlein mendefinisikan media Sosial sebagai kelompok berbasis internet aplikasi
yang dibangun diatas pondasi ideologi dan teknologi web 2.0 yang memungkinkan
penciptaan dan pertukaran konten yang dibuat oleh penggunanya (Kaplan dan
Haenlein, 2010 dalam Kurniawan dan Harti).
Media sosial mampu menyatukan manusia dalam komunitas-komunitas yang
terbentuk baik dalam dunia nyata maupun dunia maya. Menjadikan para pemakainya
terkotak-kotak sesuai dengan ketertarikan mereka terhadap sesuatu hal. Media sosial
yang merupakan penghubung dari berbagai macam individu-individu yang berbeda
12
dalam sebuah masyarakat dunia dapat menghubungkan siapapun yang berada di
dalamnya. Untuk terhubung dengan orang-orang yang diinginkan, maka terlebih
dahulu seorang individu harus memiliki situs jejaring sosial apakah yang akan
digunakan agar sesuai dengan tujuan.
1.5.3 Situs Jejaring Sosial
Jejaring sosial online berawal dari Bulletin Board System (BBS) pada tahun 1980-an.
Para penggunanya dapat log in ke sistem ini untuk berbagi peranti lunak dan data,
mengirim pesan-pesan pribadi dan post ke publicmessageboard. Karena biayanya
mahal untuk menelepon jarak jauh yang diperlukan untuk mengakses BBS di belahan
dunia lain, kebanyakan pengguna BBS adalah komunitas-komunitas lokal. Pada
penghujung 1980-an dan permulaan 1990-an, diciptakanlah aplikasi-aplikasi
komputer meja, seperti CompuServe, Prodigy, dan AOL. Fitur-fiturnya jauh lebih
kaya daripada fitur BBS dan memungkinkan pengguna bersambungan dengan
internet dan membuat profil pribadi, mengeposkan peristiwa-peristiwa, chatting, dan
mengirim pesan terbuka dan pribadi (Zarrella, 2011:51-53).
Situs jejaring sosial yang dalam bahasa Inggris disebut social network sites
merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk
membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta mengundang atau
menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring
sosial menampilkan halaman profil pengguna yang di dalamnya terdiri dari identitas
diri dan foto pengguna (Dirgayuza, 2008 dalam Juditha, 2011:5). Ketika World Wide
Web mulai populer, jejaring sosial beranjak ke aplikasi-aplikasi berbasis web.
Jejaring sosial gelombang pertama dibuat untuk fungsi-fungsi atau audiens tertentu.
Pada tahun 1995, Classmates.com dan Match.com diciptakan. Pada tahun 1999
muncul semakin banyak jejaring sosial seperti BlackPlanet.com, MiGente.com, dan
AsianAvenue.com (Zarrella, 2011:53).
13
Situs jejaring sosial pertama yaitu sixdegrees.com mulai muncul pada tahun 1997.
Situs ini memiliki aplikasi untuk membuat profil, menambah teman, dan mengirim
pesan. Tahun 1999 dan 2000, muncul situs sosial lunarstorm, live journal, cyword
yang berfungsi memperluas informasi secara searah. Tahun 2001, muncul ryze.com
yang berperan untuk memperbesar jejaring bisnis. Tahun 2002, muncul friendster
sebagai situs anak muda pertama yang semula disediakan untuk tempat pencarian
jodoh. Dalam kelanjutannya, friendster lebih diminati anak muda untuk saling
berkenalan dengan pengguna lain. Tahun 2003, muncul situs sosial interaktif lain
menyusul kemunculan friendster, Flick R, You Tube, Myspace. Hingga akhir tahun
2005, friendster dan Myspace merupakan situs jejaring sosial yang paling diminati.
Memasuki tahun 2006, penggunaan friendster dan Myspace mulai tergeser dengan
adanya Facebook. Facebook dengan tampilan yang lebih modern memungkinkan
orang untuk berkenalan dan mengakses informasi seluas-luasnya. Tahun 2009,
kemunculan Twitter ternyata menambah jumlah situs jejaring sosial bagi anak muda.
Twitter menggunakan sistem mengikut-tidak mengikuti (follow-unfollow), di mana
dapat dilihat status terbaru dari orang yang diikuti (follow) (Juditha, 2011:6).
Zarrella (2011:31) mengemukakan bahwa Twitterupdates hanya bisa berisi 140
karakter. Pembatasan ini melahirkan fitur-fitur, protokol-protokol, dan perilaku yang
sangat unik di media Twitter ini. Twitter mulai populer pada paruh pertama tahun
2009 setelah para selebriti terkenal menjadi anggotanya dan Twitter pernah menjadi
topik perbincangan di acara Oprah. Sekarang, Twitter sudah menjadi lebih dari arus
utama dibandingkan dengan media-media sosial lain yang sejenis. Zarrella (2011:3347) mengemukakan elemen-elemen dalam Twitter sebagai berikut:
1.5.3.1 Akun
Di Twitter, akun pribadi dan perusahaan berbaur dalam wadah luas yang beku.
Dibandingkan dengan situs-situs media sosial lainnya, Twitter lebih cocok untuk
akun-akun perusahaan. Namun, tidak masalah jika seseorang membuat akun
14
perusahaan sekaligus akun pribadi. Banyak pengguna Twitter yang sukses memakai
nama lengkap sebagai handle (username) panjang mereka. Namun, sebagian orang
yang memiliki nama-nama yang sama tidak dapat memakai nama lengkap mereka
karena sudah dipakai orang lain, sehingga menambahkan underscore dan angka pada
username-nya.
1.5.3.2 Gambar
Ketika orang-orang membaca tweet, tweet ini ditampilkan di sebelah gambar kecil
berukuran 48x48 pixel yang telah diunggah sebelumnya. Dengan gambar ini, orangorang yang membaca tweet akan mengenali asal tweet tersebut. Bagi akun pribadi,
gambar yang paling tepat adalah foto close up, sedangkan bagi akun perusahaan,
logo perusahaan merupakan pilihan yang pas.
1.5.3.3 Bio
Ketika membuat akun, terdapat ruang sebanyak 160 karakter di bagian yang sebut
„Bio‟ untuk menjelaskan akun tersebut. Akun yang disertai dengan bio pada
umumnya memiliki jauh lebih banyak pengikut daripada akun yang tidak disertai
dengan bio.
1.5.4 Twitter
(background) untuk halaman akunnya. Sebagian pengguna Twitter memanfaatkan
fasilitas ini dan menambahkan banyak informasi tentang dirinya, misalnya situs-situs
sosial lain. Gambar latar yang paling tepat adalah latar yang menunjukkan warnawarna atau logo perusahaan untuk memperkuat citra merek.
1.5.4.1 Mengikuti
Manakala mengikuti (follow) orang lain di Twitter, pengguna akan melihat tweet-
15
tweet dalam alur pesannya. Jumlah pengikut adalah jumlah orang yang berpotensi
membaca tweet-tweet. Untuk memperluas jangkauan harus diusahakan mencari lebih
banyak pengikut.
1.5.4.2 Membuat Tweet
Inti dari Twitter adalah tweet. Tweet adalah tulisan yang panjangnya maksimal 140
karakter yang diposkan ke Twitter. Twitter pada mulanya dimaksudkan sebagai
fasilitas untuk menjawab, “What are you doing?”. Walaupun sebagian orang
mengeposkan cerita tentang kegiatan yang sedang dilakukan, para pegawai
pemasaran dapat membuat tweet tentang konten, tawaran, dan berita baru, dan
menjawab pertanyaan dari para pengguna Twitter.
1.5.4.3 Replies
Percakapan di Twitter dilakukan dengan jawaban yang bertanda „@‟. Ketika
memasukkan „@username‟ dalam tweet maka tweet tersebut akan ditampilan di
repliestab lawan bicara tersebut. Jika tweet diawali dengan tanda „@‟, orang-orang
yang mengikuti akun tersebut dan orang yang di-tweet saja yang dapat melihatnya di
friend timeline.
1.5.4.4 Retweet
Retweet merupakan cara yang paling efektif bagi para pegawai pemasaran di Twitter.
Jika seorang pengguna membuat tweet tentang sesuatu, maka para pengikutnya yang
akan melihatnya. Jika pengikut akun tersebut meng-copy dan mem-paste atau meretweet apa yang sudah diposkan di streamTwitter-nya, maka para pengikutnya akan
dapat melihatnya. Dengan cara ini sebuah pesan dapat cepat menyebar melalui
Twitter sampai puluhan atau ratusan kali. Retweeting tidak dibuat oleh para penemu
Twitter, tetapi dipopulerkan oleh para pengguna Twitter sehingga tidak ada panduan
16
tunggal untuk membuat secara retweet secara benar. Format retweet yang paling
banyak digunakan adalah: RT @username: Originaltweet.
1.5.4.5 Direct Message
Direct message (DM) merupakan pesan rahasia dalam Twitter. DefaultTwitter akan
mengirimkan DM ke inboxemail penerimanya, maka dapat dianggap DM sebagai
email lazimnya tanpa sampah. Beberapa webtool tersedia untuk men-setup yang
disebut auto-DM. Dengan auto-DM akun akan secara otomatis mengirim DM,
beserta ucapan salam, dan tautan dari situs ke semua orang yang mengikuti akun
tersebut.
1.5.4.6 Trendingtopics
Twitter mengembangkan algoritme yang dapat melacak penggunaan kata-kata dan
frasa-frasa dan menghitung kata-kata atau frasa-frasa yang paling sering digunakan
dalam jangka waktu tertentu. Peristiwa-peristiwa, berita-berita, dan nama-nama yang
populer umumnya yang menjadi trendingtopics.
1.5.4.7 Hashtag
Untuk menyambungkan pendapat dan percakapan ke stream di lanskap Twitter lain
yang bentuknya fleksibel, para pengguna Twitter seringkali memakai hastag, yakni
kata yang diawali dengan tanda „#‟. Hashtag digunakan untuk menunjukkan suatu
tweet yang mengandung topik yang serupa dengan setiap tweet lain yang
menggunakan tag yang sama. Hashtag umumnya digunakan untuk melakukan
kampanye, mengabarkan berita, peristiwa, dan isu politik, serta menyampaikan hasilhasil pertemuan. Hashtag juga membantu menata tweet-tweet yang membicarakan
topik yang sama dengan kata-kata yang berbeda.
17
1.5.5 Memperpendek URL
Pemendek (shortener) URL berupa pre-Twitter dan post-Twitter. Pemendek preTwitter seperti tinyurl.com, menghasilkan URL pendek yang masih lebih panjang
dibandingkan dengan yang dihasilkan layanan-layanan pemendek URL yang lain.
Pemendek pre-Twitter juga tidak menghitung berapa kali tautan telah diklik orang
lain. Sebagian besar layanan post-Twitter, seperti bit.ly menghitung berapa kali
tautan tersebut diklik.
Dengan melihat elemen-elemen Twitter di atas diharapkan untuk bisa mengerti
simbol-simbol Twitter sehinggga dapat mengoptimalkan fungsi Twitter sebagai
sarana pemasaran diri sendiri maupun perusahaan. Seperti yang dilakukan
kebanyakan masyarakat Indonesia yang menggunakan Twitter untuk memberikan
informasi tentang apa yang apa yang mereka lakukan, lokasi mereka, dan apa yang
mereka inginkan serta mengharapkan feedback. Para pejabat dan selebriti juga ikut
andil menggunakan Twitter. Bagi para pejabat, mereka menganggap Twitter sebagai
tempat untuk meluapkan isi hati sehingga kita dapat melihat dan mengetahui diri
pejabat tadi yang sebenar-benarnya melalui tulisan-tulisan mereka. Selebriti bahkan
dibayar untuk setiap tweet mereka yang secara tidak langsung sebenarnya
mempromosikan sebuah produk atau jasa, perusahaan tersebut percaya berpromosi
menggunakan selebriti ini dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap
produk atau jasa mereka karena para masyarakat menganggap selebriti tersebut
sebagai role model.
Jadi Twitter bisa digunakan untuk memasarkan baik diri sendiri, maupun sebuah
organisasi ataupun perusahaan, karena pada dasarnya setiap pribadi memiliki
keinginan untuk memasarkan dirinya untuk tujuan-tujuan tertentu. Masyarakat juga
menggunakan Twitter untuk keperluan bisnis, seseorang dapat mempromosikan
produk atau jasa yang mereka miliki melalui account Twitter. Promosi melalui
Twitter lebih cepat dan lebih efektif dan tentunya secara cuma-cuma. Hal tersebut
18
yang mendorong banyak marketer untuk mengalihkan fungsi media sosial sebagai
media promosi.
1.5.6 Alih Fungsi Media Sosial sebagai Media Promosi
Hoffman dan Novak (1996) dalam Huseno (2010:14) mengemukakan bahwa internet
merupakan sebuah model media komunikasi dari kelompok-kelompok di mana
konsumen dapat berinteraksi melalui media internet dengan perusahaan yang
berusaha memberikan penawaran. Konsumen juga dapat berinteraksi dengan media
internet. Konsumen dapat secara langsung mengontrol pesan ataupun permintaan
informasi lebih lanjut dengan lebih mudah. Hal ini memberikan perbedaan signifikan
antara internet dengan media pemasaran tradisional di mana konsumen lebih
cenderung untuk pasif. Selain itu, konsumen dapat memberikan masukan terfokus
komersial ke media. Hal ini tidak memungkinkan lewat media pemasaran tradisional.
Hal ini terjadi ketika konsumen memberikan kontribusi terhadap perusahaan atau
memberikan masukan lewat forum diskusi tentang produk spesifik. Ketika konsumen
mengirimkan pesan atau respon otomatis secara aktif konsumen menambahkan
masukan mengenai produk yang sedang didiskusikan.
Internet yang terwakili oleh media sosial sebagai penghubung interaksi antar manusia
dalam kehidupannya
paling baik dijelaskan dengan karakternya yang bersifat
interaktif, sedangkan media tradisional seperti televisi, koran, radio, dan majalah
adalah teknologi informasi yang monolog dan statis. Kini setelah ada perkembangan
teknologi, berbagai teknologi web baru memudahkan semua orang untuk membuat
dan menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di blog, video YouTube, atau
„nge-tweet‟ di Twitter dapat direproduksi dan dilihat oleh jutaan orang secara gratis.
Pemasang iklan tidak harus membayar banyak uang kepada penerbit atau distributor
untuk memasang iklannya. Sekarang, pemasang iklan dapat membuat konten sendiri
yang menarik dan dilihat banyak orang (Zarrella, 2011:2-3). Seperti mudahnya
penggunaan Twitter sebagai media interaksi sosial yang dimanfaatkan dalam
19
berbagai kepentingan, termasuk diantaranya adalah kepentingan pemasaran suatu
produk.
Twitter, mobile, dan wireless tidak dapat dipisahkan karena penggunaannya secara
bersamaan. Twitter merupakan aplikasi mobile, di mana 46 persen dari pengguna
Twitter yang aktif mengakses Twitter melalui mobile, hal ini dinyatakan oleh CEO
Twitter, Evan Williams. Wireless yang terdapat pada mobile tidak hanya sebagai
penghubung mobile dengan servis internet di mana pun dan kapanpun, tetapi
merupakan integrasi dari internet dan teknologi komunikasi di dalam satu sistem
yang meliputi seluruh kebutuhan manusia. Sehingga dapat dinyatakan bahwa dengan
adanya koneksi internet tersebut, maka mengguna mobile dapat mengakses Twitter
melalui aplikasi mobile dan berkomunikasi melalui Twitter. Kehadiran Twitter
membuka peluang besar untuk melakukan promosi kepada dan melalui segmen muda
karena „nge-tweet‟ saat ini merupakan bagian dari gaya hidup dan kebiasaan anak
muda. Peluang besar itu tercipta karena Twitter merupakan media promosi yang
penting mengingat segmen muda yang mencari informasi dan gemar bertukar
informasi melalui internet (Tapscoot, 2009 dalam Lavindri dan Kurnia, 2012:2-3).
Penggunaan Twitter oleh kalangan muda sebagai media promosi membuat setiap
individu menjadi seorang copy writer iklan untuk dirinya sendiri karena masingmasing individu dapat berkreasi dalam menyebarluaskan informasi semenarik
mungkin. Banyak merek-merek baru bermunculan dan menjadi terkenal hanya
dengan melakukan promosi melalui Twitter, merek-merek baru tersebut bukanlah
milik perusahaan besar, namun bisa melakukan penjualan layaknya sebuah
perusahaan. Dengan kemudahan dan murahnya Twitter siapapun kini memiliki
kedudukan yang sama dalam mengembangkan apapun bisnis yang sedang
dikembangkannya.
Penggunaan Twitter yang dilakukan melalui koneksi internet sering kali disebut
sebagai salah satu bagian dari electronic commerce atau perdagangan melalui
20
internet, sejak ditemukannya pertama kali mengalami perkembangan yang luar biasa.
Terdapat sedikitnya lima keuntungan menggunakan e-commerce di internet, yaitu
bisnis dapat dilakukan dengan cepat dan efektif, mengurangi kebutuhan modal kerja,
lebih hemat, lebih menjaga hubungan baik dengan pelanggan atau pemasok, dan
memungkinkan sekali dalam menjalankan perdagangan atau transaksi internasional.
Lebih lanjut, terdapat dua aspek manfaat penggunaan e-commerce melalui internet
dalam bisnis memberikan informasi pada pelanggan melalui iklan dan membangun
kesadaran merek. Penggunaan internet dalam bisnis sangat memungkinkan
perusahaan dapat mengeksplorasi peluang-peluang pemasaran mengenai pelanggan
dan calon pelanggan.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian etnografi baru yang dikembangkan oleh
Spradley yaitu ethnograpic interview. Metode ini menekankan pada cara untuk
mengajak orang atau obyek penelitian untuk berbicara mengenai apa yang mereka
tahu (Spradley, 1979:9). Etnografi bukan semata-mata pekerjaan lapangan. Etnografi
juga merupakan sebuah deskripsi kisah atau laporan tertulis mengenai suatu
kelompok masyarakat yang dihasilkan oleh para peneliti yang melewatkan periode
waktu cukup panjang, guna membenamkan diri dalam konteks kelompok atau
komunitas yang diteliti. Tujuannya adalah menggambarkan realitas sosial sebuah
kelompok, sehingga dapat dipahami oleh para pembaca etnografi. Ada empat asumsi
etnografi komunikasi, pertama, para anggota budaya akan menciptakan makna yang
digunakan bersama. Mereka menggunakan kode-kode yang memiliki derajat
pemahaman yang sama. Kedua, para komunikator dalam sebuah komunitas budaya
harus mengkordinasikan tindakan-tindakannya. Oleh karena itu di dalam komunitas
itu akan terdapat aturan atau sistem dalam komunikasi. Ketiga, makna dan tindakan
bersifat spesifik dalam sebuah komunitas sehingga antara komunitas yang satu dan
lainnya akan memiliki perbedaan dalam hal makna dan tindakan tersebut. Keempat,
21
selain memiliki kekhususan dalam hal makna dan tindakan, setiap komunitas juga
memiliki kekhususan dalam hal cara memahami kode-kode makna dan tindakan
(Gerry Phillipsen dalam Littlejohn, 2002).
Empat asumsi etnografi komunikasi tersebut diterapkan dalam penelitan ini adalah
untuk menggambarkan berbagai asumsi. Pertama, mereka menggunakan kode-kode
yang memiliki derajat pemahaman yang sama. Kode yang dimaksud adalah segala
hal yang menyangkut dengan tema atau kata-kata asuransi, Prudential, kesehatan dan
keuangan dalam membuat tweet dan mereka membuat akun yang mudah dicari orang
yang tertarik dengan tema-tema tersebut. Kedua, para komunikator dalam hal ini
adalah agen untuk mengkordinasikan tindakan-tindakannya. Oleh karena itu di dalam
komunitas agen yang menggunakan Twitter terdapat aturan yang tidak tertulis,
bahwa mereka membuat akun-akun yang tidak sama persis dengan akun Twitter yang
sudah digunakan oleh agen yang lainnya. Ketiga, makna dan tindakan dalam
penggunaan Twitter, agen memikili cirinya masing-asing untuk membuat tema yang
menarik perhatian follower. Keempat, menggunakan Twitter bisa dibilang mudah
jika mengetahui fungsi dan kegunaan simbol-simbol yang ada. Tidak ada peraturan
tertulisnya. Namun ada sebuah kepatutan yang harus dipatuhi pengguna Twitter.
Ada kode-kode khusus yang dipahami para pemakai Twitter termasuk para agen
Prudential maupun Followernya.
1.6.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh
(Arikunto, 2006:129). Lofland dan Lofland (1984) dalam Moleong (2002:112)
mengemukakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah katakata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara dalam pengumpulan
datanya. Sumber datanya disebut responden, yaitu orang yang merespon atau
menjawab pertanyaan peneliti.
22
Peneliti melakukan observasi pertisipan terhadap 3 akun Twitter @PRUsyariah_ID,
@PrudentialJogja, dan @Prudential_Fam serta pihak-pihak yang bersentuhan dengan
promosi Twitter 3 akun tersebut. Peneliti memantau kegiatan informan atau agen
asuransi dalam aktivitasnya bekerja selama tiga bulan. Tujuan observasi partisipan
adalah untuk mengetahui secara langsung dan ikut merasakan apa yang dirasakan
informan dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai agen asuransi di Prudential.
1.6.3 Metode Pengambilan Data
Dalam penelitian ini, metode yang yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
dengan menggunakan beberapa metode. Adapun metode yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1.6.3.1 Wawancara
Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden.
Wawancara dapat berupa wawancara personal, wawancara intersep, dan wawancara
telepon (Jogiyanto, 2004:93-94). Menurut Moleong (2002:135), wawancara
merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara ini dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara, yang mengajukan pertanyaan, dan pihak yang
diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Teknik ini dilakukan dengan maksud agar didapat data primer yang akurat dari
sumber penelitian dengan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan
menggunakan pedoman wawancara (interview guide) sebagai instrumen terhadap
narasumber. Interview guide digunakan agar data terfokus pada topik yang hendak
diungkapkan serta untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dari
masalah yang diteliti yang mungkin tidak disadari dilakukan oleh peneliti.
Pengumpulan data melalui cara ini akan dilakukan kepada orang-orang yang
dianggap memiliki informasi kunci (key informan) terhadap fenomena yang akan
23
diteliti.
Wawancara ini melibatkan responden yang baik secara langsung atau tidak langsung
bersentuhan dengan penyampaian informasi Twitter yang digunakan untuk
memasarkan Prudential, yaitu:
Dody Varonis, 31 tahun, domisili Yogyakarta, pendidikan terakhir S1 pekerjaan
sebagai Agen Prudential dengan nama akun Twitter @PRUsyariah_ID, jumlah
follower: 1230. (https://twitter.com/PRUsyariah_ID)
Anton Yuniarto, 33 tahun, domisili Yogyakarta, pendidikan S1 pekerjaan Agen
Prudential
dengan nama akun Twitter @PrudentialJogja, Follower: 1010.
(https://twitter.com/PrudentialJogja diakses 1 September 2013)
Yuliana, 25 tahun, penddikan S1, domisili Wonosari, pekerjaan Agen Prudential
pemilik
akun
@Prudential_Fam,
jumlah
Follower:
800.
(https://twitter.com/Prudential_Fam diakses 1 September 2013).
Agung Sigit, 30 tahun, pendidikan S1, domisili Yogyakarta Jabatan Unit Manager
Prudential (Leader).
Erry Setyawan, 34 tahun, pendidikan S2, jabatan RADD (Perwakilan Prudential
Wilayah Jateng dan DIY).
Rifky Riyandi, mahasiswa, 21 tahun, Yogyakarta.
Mustarim, mahasiswa, 24 tahun, Samarinda.
Puji, mahasiswi, 20 tahun, Yogyakarta
Wawancara etnografis merupakan jenis peristiwa percakapan (speech event) yang
24
khusus. Wawancara etnografis adalah sebagai serangkaian percakapan persahabatan
yang didalamnya peneliti secara perlahan memasukkan unsur baru guna membantu
informan memberikan jawaban sebagai informan. Peneliti membuat sistematika
pertanyaan terlebih dahulu sebelum terjun ke lapangan. Untuk memudahkan peneliti,
wawancara dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu 3 bulan mulai dari bulan
Juli 2013- September 2013.
1.6.3.2 Observasi
Observasi merupakan teknik untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati
langsung objek datanya (Jogiyanto, 2004:89). Dalam menggunakan metode observasi
cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko
pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang
kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2006:229).
Penulis menggunakan observasi partisipan, metode ini memungkinkan periset
mengamati kehidupan individu atau kelompok dalam situasi riil, di mana terdapat
setting yang riil tanpa dikontrol atau diatur secara sistematis seperti riset
eksperimental. Peneliti menjadi observer atau sebagai partisipan. Periset adalah orang
luar yang netral (outsider) yang mempunyai kesempatan untuk bergabung dalam
kelompok dan berpartisipasi dalam kegiatan pemasaran agen prudential secara offline
dan online melalui Twitter.
1.6.3.3 Studi Pustaka
Studi literatur yang digunakan peneliti bertujuan untuk memperdalam dan
mempertajam materi. Studi literatur yang digunakan mencakup struktur redaksional
tulisan yang diunggah dalam akun twitternya dan data-data pendukung lainnya.
25
1.6.4 Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman (1992:16-19) mengemukakan bahwa terdapat langkah-langkah
dalam analisis data yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.
Adapun penjabaran dari masing-masing langkah adalah sebagai berikut:
1.6.4.1 Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemisahan, perbaikan dan
penyederhanaan, pengabstrakan serta transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus, bahkan
sebelum data terkumpul. Antisipasi akan adanya data yang sudah tampak, ketika
memutuskan kerangka konseptual, wilayah penelitian, proses penelitian dan
pendekatan pengumpulan data yang dipilih. Pilihan-pilihan terhadap data mana yang
diambil, mana yang dibuang, pola-pola apa yang dihasilkan atau cerita apa yang
sedang berkembang merupakan pilihan analisis, sehingga kesimpulan akhir dapat
ditarik.
Mula-mula peneliti mengumpulkan data melalui kegiatan wawancara terhadap
pemilik akun. Peneliti berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan agen. Kemudian
bertemu dengan leader maupun perwakilan PT Prudential. Tidak lupa peneliti
mengumpulkan data-data tentang pemanfaatan Twitter dari para follower akun-akun
tersebut. Peneliti melakukan wawancara baik secara langsung ataupun menggunakan
media online lain dengan para follower akun agen Prudential Wawancara dilakukan
terhadap follower yang memutuskan menjadi nasabah maupun menjadi agen karena
tertarik updates status Twitternya.
Peneliti memulai menulis catatan setelah terjadi wawancara. Peneliti menggolah
data-data
tersebut
berdasarkan
jawaban
dari
responden
sehingga
dapat
dikelompokkan berdasarkan stakeholder yang berkepentingan dengan kegiatan
26
pemasaran Prudential melalui media Twitter.
1.6.4.2 Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyusun sekumpulan
informasi yang diperoleh dan diarahkan supaya memberi kemungkinan pada
penarikan kesimpulan, verifikasi, dan pengambilan tindakan. Dengan menggunakan
analisis komunikasi pemasaran AIDA, cara ini diharapkan dapat memperoleh data
yang lebih akurat dan dapat membantu lancarnya penelitian.
1.6.4.3 Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Penarikan kesimpulan/verifikasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
meninjau ulang pada laporan-laporan. Dengan meninjau ulang laporan-laporan akan
mempermudah dalam upaya untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam
seperangkat data yang lain. Singkatnya makna yang muncul dari data harus diuji
kebenarannya,
kekokohannya
dan
kecocokannya,
yakni
yang
merupakan
validitasnya.
Langkah-langkah dalam analisis data yakni reduksi data, display data, dan penarikan
kesimpulan tersebut dapat digambarkan dalam gambar yang sudah di modifikasi
berdasarkan model analisis interaktif Miles dan Huberman (1992:20)
27
Download