BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan perusahaan BUMN yang berfungsi menyediakan listrik bagi masyarakat. PLN dalam menjalankan fungsinya membentuk beberapa anak perusahaan, salah satu anak perusahaan yang dibentuk oleh PLN adalah PT. Indonesia Power. Indonesia Power berfungsi menyediakan pasokan listrik untuk disalurkan oleh PLN ke beberapa daerah di Indonesia. Pada saat ini Indonesia Power sendiri sudah memiliki 8 unit bisnis pembangkit yang berkapasitas total 8.996MW mencakup Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (Geothermal), serta sebuah unit bisnis jasa pemeliharaan. (http://erecruitment.indonesiapower.co.id). Pada tahun 2009, Indonesia Power mendapatkan kepercayaan untuk melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan beberapa PLTU PDE 10.000MW, salah satu PLTU tersebut adalah PLTU UBOH Lontar. Indonesia Power PLTU UBOH Lontar didirikan atas tujuan sebagai pendukung Sistem Kelistrikan Jawa Bali, pada khususnya dapat meningkatkan keandalan Sub System Kembangan, juga mengurangi beban IBT Kembangan melalui transmisi 150 KV yang berasal dari PLTU 3 Banten (http://www.pln.co.id/kitlontar). Tujuan didirikannya Indonesia Power PLTU UBOH Lontar bukanlah sesuatu yang mudah untuk diimplementasikan, tujuan yang besar tentunya membutuhkan usaha yang besar 1 2 pula. Perusahaan Indonesia Power PLTU UBOH Lontar harus memiliki sumber daya manusia yang handal dan berkualitas jika ingin mencapai tujuan tersebut. Katz (dalam Smith, Organ, dan Near, 1983) menjelaskan terdapat 3 kategori perilaku karyawan yang harus dimiliki oleh organisasi agar organisasi tersebut bisa berfungsi dengan baik, efektif dan efisien antara lain: a. Rendahnya absensi dan turn over selain itu karyawan juga harus berada dalam sistem rekruitmen yang baik. b. Karyawan harus memahami betul peran serta tugasya masing- masing sesuai dengan yang telah ditetapkan melalui deskripsi tugas dengan memenuhi standar kualitas maupun kuantitas yang ditetapkan. c. Berperilaku inovatif dan spontan diluar deskripsi peran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan, antara lain mau bekerja sama dengan rekan kerja, melindungi sumber daya organisasi, memberikan saran yang konstruktif bagi peningkatan kinerja departemen atau organisasi secara umum, meningkatkan kemampuan pribadi melebihi yang diisyaratkan oleh organisasi, menciptakan iklim yang baik bagi organisasi di lingkungan luar. Berdasarkan ketiga kategori yang sudah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan tidak dapat berjalan secara efektif dan efisien apabila karyawan yang berada didalam perusahaan hanya menjalankan fungsi peran pokoknya (in- role) saja atau bisa dikatakan hanya berperilaku sesuai deskripsi pekerjaannya saja, namun karyawan juga diharapkan untuk dapat berperilaku melebihi apa yang menjadi deskripsi pekerjaannya (extra role). Extra role behavior sering kali disebut sebagai Organizational Citizenship Behavior. 3 Organ (1988), Organizational Citizenship Behavior adalah perilaku individu yang bebas, tidak terkait langsung atau ekplisit dengan sistem reward dan bisa meningkatkan fungsi efektif organisasi. Organ juga menjelaskan bahwa Organizational Citizenship Behavior merupakan perilaku dan sikap menguntungkan organisasi yang tidak bisa ditumbuhkan dengan basis kewajiban peran formal maupun dengan bentuk kontrak atau rekompensasi. Berdasarkan dari pemaparan diatas berkaitan dengan definisi Organizational Citizenship Behavior, peneliti melalui hasil diskusi dengan beberapa karyawan staff SDM perusahaan Indonesia Power UBOH Lontar, peneliti memperoleh data bahwa para karyawan perusahaan Indonesia Power UBOH Lontar memiliki Organizational Citizenship Behavior yang rendah. Hal tersebut dilihat melalui banyaknya pelanggaran terkait penggunaan pakaian kerja wajib, ada konflik ditengah- tengah karyawan, masih ada karyawan yang sering memicu konflik (memprovokasi), ada kecemburuan sosial terkait bobot kerja antara karyawan muda dengan karyawan yang lebih senior, masih ada keluhan- keluhan yang dilakukan karyawan diluar prosedural sehingga memicu konflik, kurangnya rasa empati para karyawan terhadap karyawan lainnya berkaitan dengan suatu pekerjaan. Pelanggaran yang terjadi diketahui melalui beberapa kutipan jawaban dalam diskusi ini : “Untuk pakaian wajib beberapa karyawan masih ada yang tidak menggunakan pakaian standar, misalnya kalau mau ke bagian power plant ada yang tidak menggunakan pakaian standar keamanan dengan lengkap lalu ada juga karyawan yang tidak menggunakan batik saat hari jum’at” 4 “Dulu sempat ada serikat karyawan yang melakukan provokasi terhadap karyawan lain untuk tidak ikut agenda acara yang diakan oleh perusahaan, waktu itu perusahaan mengadakan gathering karyawan” “Beban kerja disini tidak berimbang antara karyawan senior sama karyawan baru. Karyawan yang lebih senior lebih rendah beban kerjanya kalau dibandingkan karyawan baru” “Ada keluhan- keluhan yang semestinya dilakukan dengan prosedural, ini ada beberapa karyawan mengeluh tidak melalui prosedur yang berlaku, ada yang mengeluh di grup BBM, jadi masalahnya kan gak selesai, malah tambah gede karena yang lain ikutan ngeluh juga” “Kalau saling bantu kerjaan antar divisi yang berbeda gak pernah ada, tapi kalo satu divisi, ya ada sih, ya semacam gantiin kalo gak masuk gitu” Selain berdiskusi, peneliti juga melakukan observasi selama melakukan pra penelitian, berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan beberapa hal yang jauh dari Organizational Citizenship Behavior yaitu saat jam kerja terdapat beberapa karyawan yang mengobrol dengan karyawan lain membicarakan sesuatu yang bukan termasuk dalam pekerjaan, lalu peneliti juga melihat beberapa karyawan menggunakan fasilitas kantor berupa komputer untuk mencari informasi diluar kebutuhan pekerjaan, misalnya browsing info olahraga, dan media sosial, selain itu peneliti juga menemukan ada beberapa karyawan yang bermain game saat jam kerja berlangsung. Organizational Citizenship Behavior yang rendah pada perusahaan Indonesia Power UBOH Lontar tentu tidak dapat terjadi tanpa suatu penyebab. Podsakoff, dkk (dalam Riggio, 2003) mengatakan bahwa Organizational Citizenship Behavior dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah 5 kepuasan kerja. Handoko (2001) menjelaskan bahwa kepuasan kerja dapat terlihat dari perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, hal tersebut nampak dari sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Bateman & Organ (1983) menjelaskan bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan yang positif dengan Organizational Citizenship Behavior, hal tersebut terlihat dari semakin tingginya kepuasan kerja pada karyawan maka karyawan akan memberikan dedikasi usaha- usahanya dan menunjukkan perilaku yang menguntungkan perusahaan. Peneliti melihat dari semua hal yang sudah dipaparkan terkait Organizational Citizenship Behavior yang terjadi di Indonesia Power UBOH Lontar, bahwa hal tersebut harus segera disikapi dan dicari penyebab permasalahannya, karena apabila tidak segera dicari akar permasalahannya, maka yang akan terjadi adalah pembiaran dari perilaku- perilaku non Organizational Citizenship Behavior yang dilakukan setiap karyawan, maka akan berakibat pada tidak efisien dan efektifnya kinerja perusahaan dalam dalam mencapai tujuan dan juga menjalankan tugasnya sebagai perusahaan yang menyediakan listrik bagi PLN oleh karena permasalahan tersebut peneliti menjadi tertarik untuk meneliti apakah rendahnya Organizational Citizenship Behavior yang terdapat di perusahaan Indonesia Power UBOH lontar ada hubungannya dengan kepuasan kerja yang ada pada diri karyawan. B. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Organizational Citizenship Behavior di Perusahaan Indonesia Power UBOH Lontar. 6 C. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan akan menambah kajian ilmu Psikologi khususnya Psikologi Industri dan Organisasi. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan kesadaran kepada pelaku industri khusunya bidang Human Resources bahwa kepuasan kerja pada karyawan menjadi sangatlah penting untuk dipenuhi sebagai salah satu cara menumbuhkan Organizational Citizenship Behavior pada perusahaan, yang memiliki efek langsung pada kemajuan suatu perusahaa 7