PERAN DAN SIKAP GURU DALAM MENSOSIALISASIKAN PENDIDIKAN POLITIK DI SEKOLAH Amelia Haryanti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Pamulang [email protected] ABSTRAK Salah satu fungsi PKn adalah sebagai Pendidikan hokum dan politik bagi peserta didik. Fungsi PKn sebagai pendidikan hukum dan politik dirasakan belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menggali, mengkaji, dan memperoleh gambaran tentang Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Hukum dan politik dalam mengupayakan Internalisasi Hukum dan politik di Kalangan Peserta didik. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Berdasarkan sejumlah temuan penelitian, tampak bahwa PKn sebagai wahana pendidikan hukum dan politik dalam mengupayakan internalisasi hukum bagi peserta didik masih belum berfungsi secara maksimal. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu adanya revitalisasi PKn sebagai pendidikan hukum dan politik baik dari pendekatan konten maupun pendekatan proses. Kata Kunci : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Pendidikan Hukum,Pendidikan Politik. peserta didik pada pendidikan anak PENDAHULUAN Guru dengan adalah tugas pendidik profesional utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. melatih, menilai, dan mengevaluasi 69 Selama ini guru telah menjadi pelayan kepala sekolah, penilik, berarti pengembangan subyek didik seutuhnya; dan dalam jangka panjang penyelia, peneliti, penulis buku teks, pendidikan dan kebudayaan yang menyangkut nilai- penyusun kurikulum, atau Departemen Pendidikan. Oleh karena merupakan fenomena nilai moral, estetis dan budaya. itu, pendekatan penelitian (research Secara approach) perlu diadopsi agar guru kependidikan mampu membebaskan diri mereka dari bertumpu kepada peran guru sebagi posisi ujung yang senantiasa dikontrol. mikro, di tombak praktek Indonesia pemerintah masih dalam Dalam hal ini, mereka dimotivasi melaksanakan untuk mengikuti spesifikasi kurikulum kependidikannya. Namun pentingnya atau strategi mengajar, tetapi pada saat peran guru belum diimbangi oleh yang bersamaan juga dianjurkan untuk kesadaran menelitinya memberdayakannya. dan mengevaluasinya kebijakan pemerintah untuk Dalam posisi secara kritis. Dengan kata lain, mereka dibutuhkan tetapi tidak diperhatikan didorong untuk aktif dalam kegiatan itulah pengembangan mengalami stagnasi yaitu tidak mampu professional yang maka sebagian guru kita bermanfaat dan sekaligus dilibatkan mengembangkan dalam proses penyempurnaan sehingga mengajarnya karena tidak terdapat mereka akan menjadi mandiri dalam ruang penilaian DR.Marsigit profesional (professional judgment). itu. Penelitian (1996) dari menunjukkan bahwa guru lebih suka menerapkan Pendidikan merupakan usaha sadar untuk kreativitas untuk pengetahuan, kepribadian mengembangkan kemampuan subyek didik. dan metode pembelajaran sesuai petunjuk Kepala Sekolah, Penilik Sekolah atau Pengawas daripada bereksperimen Dalam atau mencoba berbagai cara lain; jangka pendek, pendidikan berarti karena hal itu lebih memberi rasa proses belajar mengajar di kelas; aman dan tenang bagi mereka. Dengan dalam jangka menengah pendidikan demikian mudahlah dipahami 70 mengapa setiap inovatif penting dan menarik mengenai proses disponsori ini, pertama, sosialisasi politik bisa perguruan tinggi tidak menunjukkan langsung melalui pendidikan, dan yang hasil yang menggembirakan. Berbagai kedua adalah melalui proses tidak teori dan pengalaman mengajar yang langsung diperoleh penataran, belakang kehidupan seseorang. Dalam lanjut di Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 perguruan tinggi, tidak pernah dapat Pasal 3 dijelaskan bahwa Pendidikan dipraktekan di sekolah; para guru akan Nasional berfungsi mengembangkan kembali kemampuan dan membentuk watak kependidikan usaha yang melalui kepelatihan dan studi mengajar seperti semula ketika mereka kembali ke sekolah. Sosialisasi politik memberikan serta yang disebabkan peradaban bermartabat latar bangsa yang dalam rangka kehidupan bangsa, indikasi umum hasil belajar tingkah mencerdaskan laku politik dan kelompok berkenaan bertujuan dengan pengetahuan, nilai-nilai, dan potensi peserta didik, agar menjadi sikap-sikap politik tertentu. Proses manusia yang beriman dan bertakwa sosialisasi kepada politik ialah pembentukan sikap politik anggota para proses dan untuk Tuhan berkembangnya Yang Maha Esa, orientasi berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, masyarakat. kreatif, mandiri, dan menjadi warga Melalui proses sosialisasi politik inilah Negara para anggota masyarakat memperoleh bertanggungjawab, sikap dan orientasi terhadap kehidupan salah satu dasar dan tujuan dari politik pendidikan nasional yang seharusnya yang masyarakat. berlangsung Gabriel A. dalam Almond menjadi yang acuan demokratis ini bangsa serta merupakan Indonesia. menjelaskan proses sosialisasi yaitu Sehubungan dengan globalisasi dan proses nilai-nilai berkembangnya teknologi informasi masyarakat, dalam hal ini nilai-nilai telah mengakibatkan kaburnya batas- dan kepada batas antar negara (baik secara politik, yang ekonomi, maupun sosial), masalah “pengajaran” kebuadayaan warganegara. Ada politik dua hal 71 nasionalisme tidak lagi dapat dilihat anak diajarkan mengenali nilai, norma, sebagai masalah sederhana yang dapat serta atribut politik di sekolah. Tujuan dilihat saja, pendidikan politik adalah agar peserta sehingga sikap nasionalisme perlu didik memiliki kemampuan berpikir dipupuk secara kritis, rasional, dan kreatif dari satu sejak perspektif dini agar tercipta generasi muda yang memiliki sifat dalam cinta tanah air dan memiliki rasa kewarganegaraan, berpartisipasi secara persatuan dan kesatuan. Sehubungan aktif dan bertanggung jawab, dan dengan bertindak secara cerdas dalam kegiatan globalisasi dan menanggapi isu berkembangnya teknologi informasi bermasyarakat, telah mengakibatkan kaburnya batas- bernegara, batas antar negara (baik secara politik, membentuk diri berdasarkan karakter- ekonomi, maupun sosial), masalah karakter masyarakat Indonesia agar nasionalisme tidak lagi dapat dilihat dapat hidup bersama dengan bangsa- sebagai masalah sederhana yang dapat bangsa lainnya. Tujuan pendidikan dilihat saja, politik adalah agar peserta didik sehingga sikap nasionalisme perlu memiliki kemampuan berpikir secara dipupuk kritis, rasional, dan kreatif dalam dari satu sejak perspektif dini agar tercipta berbangsa dan anti-korupsi, generasi muda yang memiliki sifat menanggapi cinta tanah air dan memiliki rasa berpartisipasi persatuan dan kesatuan. Hal ini dapat bertanggung jawab, dan bertindak dibangun dan ditumbuhkan dengan secara cara memberikan pemahaman tentang bermasyarakat, simbol-simbol seperti lambang negara, bernegara, bendera nasional, bahasa nasional serta membentuk diri berdasarkan karakter- lagu juga karakter masyarakat Indonesia agar mengajarkan pandangan yang lebih dapat hidup bersama dengan bangsa- konkret bangsa lainnya. kebangsaan. tentang Sekolah lembagalembaga isu serta kewarganegaraan, secara cerdas aktif dalam berbangsa anti-korupsi, dan kegiatan dan serta politik dan hubungan politik, dimana 72 METODE PENELITIAN Huberman, 2007:57). Kriteria pertama 1. Jenis Penelitian adalah latar, yang dimaksud adalah Penelitian ini menggunakan situasi dan tempat berlangsungnya metode deskriptif analisis yaitu metode proses pengumpulan data. Sementara yang menggambarkan keadaan yang untuk melakukan pengumpulan data terjadi pada saat peneliti melakukan yang dilakukan melalui wawancara penelitian. Melalui metode ini data terhadap narasumber, tidak menutup yang diperlukan diklasifikasikan, dan kemungkinan disusun untuk memperoleh gambaran disuaikan dengan masalah narasumber yang pada saat penelitian bahwa tempatnya keinginan bersangkutan. dilakukan. Sementara pendekatannya Kriteria kedua, pelaku, yang dimaksud menggunakan pendekatan kualitatif, adalah siswa, guru dan kepala sekolah, yaitu suatu pendekatan yang temuan- dan pakar yang berlatar keilmuan temuannya tidak diperoleh melalui terkait prosedur statistik atau bentuk hitungan Kewarganegaraan lainnya, melainkan lebih menekankan menaruh kepada kajian interpretatif (Strauss dan terhadap pendidikan politik. Kriteria Corbin, 2009:4). Pengumpulan data ketiga dan informasi dalam penelitian ini dimaksud adalah pandangan, pendapat dilakukan dengan teknik pengumpulan dan data kualitatif, yang meliputi studi politik dalam menciptakan kesadaran dokumentasi, dan politik siswa, baik yang disampaikan observasi. Terkait dengan penentuan secara individual baik dalam kegiatan subjek dalam ini, ada pertemuan, seminar atau lokakarya. digunakan Kriteria keempat yaitu proses, yang dalam penetapan subjek penelitian, dimaksud adalah peneliti melakukan yakni latar (setting), para pelaku wawancara dengan subjek penelitian (actors), peristiwa-peristiwa (events), berkenaan dan proses terhadap beberapa wawancara, penelitian kriteria yang (process) (Miles dan dengan Pendidikan serta perhatian adalah penilaian yang peristiwa, tentang dengan fokus banyak tinggi yang pendidikan pandangannya masalah dalam 73 penelitian ini. Sementara analisis data macam bidang, diantaranya Pramuka, terhadap transkrip wawancara, catatan PMR maupun kegiatan ekstrakurikuler lapangan, dan bahan-bahan lain yang lainnya; melalui Organisasi Siswa terkumpul menggunakan analisis data Intra Sekolah (OSIS), maupun bentuk induktif. lainnya yang berusaha menyampaikan Analisis data tersebut mengacu pada langkah-langkah yang informasi dipakai oleh Miles dan Huberman pemasangan potongan koran pada (2007:16-19) yang terdiri atas tiga alur papan informasi atau majalah dinding kegiatan atau yang bersamaan, terjadi yaitu: penyajian data, secara reduksi dan data, penarikan politik, juga semisal kegiatan lainnya yang sifatnya insidental seperti sosialisasi pemilu ketika akan dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah. kesimpulan/verifikasi. B. Bentuk-Bentuk HASIL melalui PENELITIAN DAN Pendidikan Politik di Sekolah PEMBAHASAN A. Realitas Pelaksanaan Pendidikan Berdasarkan hasil observasi, studi Politik di Sekolah dokumentasi maupun wawancara yang Pendidikan politik yang ada di sekolah selain diperoleh dari materi pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, juga yaitu: kegiatan didapat pendidikan politik di sekolah antara lain sebagai berikut: upacara 1. Pembelajaran PKn Pelaksanaan Pendidikan senin, (PKn) suatu maupun keterangan mengenai bentuk-bentuk bendera ini dilaksanakan pada hari sebagai data dapat diperoleh melalui berbagai bentuk kegiatan, dilakukan wahana sangat pembelajaran Kewarganegaraan penting dalam kesadaran politik membentuk rasa nasionalisme dan meningkatkan kedisipilinan kegiatan siswa, karena jika didasarkan pada ekstrakurikuler yang meliputi berbagai tujuannya, PKn atau dalam istilah siswa; 74 lain lebih dikenal sebagai civic terdapat materi mengenai hakikat education mempunyai fungsi dan Bangsa peran sebagai pendidikan politik. Republik Indonesia (NKRI). Ada Dalam kurikulum PKn terdapat pula materi menghargai persamaan beberapa materi kedudukan warga negara dalam nantinya dengan politik yang penyampaian materi politik tersebut diharapkan akan memberikan berbagai dan Negara aspek Kesatuan kehidupan dan materi sistem politik di Indonesia. pemahaman Pada Kelas XI terdapat materi kepada siswa mengenai informasi budaya politik di Indonesia, dan di politik, yang pada akhirnya dapat Kelas XII terdapat materi berbagai meningkatkan politik sistem pemerintahan. siswa dan lebih jauhnya akan dapat materi politik mendorong ikut pelajaran PKn berperan penting kegiatan dalam menambah wawasan terkait politik dalam lingkup kecil seperti dengan pengetahuan politik siswa. di sekolah maupun dalam lingkup Untuk mendapatkan hasil yang yang dalam maksimal dari pembelajaran PKn, bermasyarakat, Guru dalam menyampaikan materi berperan kesadaran siswa serta lebih untuk dalam luas kehidupan yaitu berbangsa dan bernegara. Di sekolah di Hadirnya dalam mata politik selalu berpedoman pada pelaksanaan sumber belajar yang relevan dan utamanya selalu di update informasinya setiap dilakukan melalui mata pelajaran saat berdasarkan kondisi dan isu Pendidikan Kewarganegaraan yang terjadi saat itu. Diharapkan maupun melalui program kegiatan dengan sumber belajar tersebut lainnya. Dalam mata pelajaran PKn siswa akan lebih mudah memahami terdapat yang dan mengerti tentang materi politik merupakan wujud dari pelaksanaan terutama sekali siswa mendapat pendidikan politik. Pada tingkatan materi yang aktual berdasarkan SMA konteks yang terjadi saat itu. Tidak pendidikan politik materi-materi khususnya di Kelas X 75 hanya memaksimalkan pembelajaran politik dengan pemanfaatan sumber belajar saja, Guru dalam mengajarpun sudah menggunakan metode dan model pembelajaran yang menyenangkan dan partisipatif. Penggunaan metode dan model pembelajaran tersebut dilakukan dengan pertimbangan agar siswa menjadi tertarik terhadap pelajaran dan akhirnya dapat berpartisipasi dalam pembelajaran. pelaksanaan sudah Dalam pembelajaran merancang suatu Guru bentuk pembelajaran yang tidak hanya dilakukan didalam kelas saja, tetapi 2. Program Kesiswaan Pelaksanaan pendidikan politik di sekolah selain melalui mata pelajaran PKn juga dilakukan melalui program yang dibuat oleh bagian kesiswaan diantaranya kesiswaan. yang Program ada adalah sekolah program pengembangan diri melalui ekstra kurikuler, satuan tugas pelaksanaan kesiswaan, tata tertib dan disiplin, program sosialisasi dan program pembinaan OSIS. Yang amat sangat terkait dengan program pendidikan politik yaitu, program pembinaan OSIS dan kegiatan ekstra kulikuler. memfasilitasi Dalam kegiatan OSIS yang pembelajaran PKn di luar kelas. menjadi poin penting pelaksanaan Dengan pembelajaran di luar kelas pendidikan politik yaitu bagaimana siswa siswa belajar untuk berorganisasi. juga dapat belajar mempraktekkan langsung teori yang didapat ketika Adanya pembinaan pembelajaran dilaksanakan oleh pihak kesiswaan, dilakukan didalam OSIS yang bisa telah menjadi bukti bahwa sekolah dilakukan dalam bentuk simulasi. telah melaksanakan kegiatan dalam Dengan melakukan simulasi siswa pendidikan politik di sekolah untuk akan lebih faham dan menjadi lebih siswanya. mengerti dilaksanakan terhadap OSIS akan kelas. Praktek diberikan. tentang tersebut materi yang Pembinaan yang memberikan mereka pengetahuan 76 dan pengalaman mengenai suatu wahana untuk pendidikan kepemimpinan dan bagaimana cara politik yang mengarah pada tujuan menjalankan organisasi. agar siswa menjadi insan yang Organisasi OSIS akan memberikan melek politik. Pendidikan politik kesempatan kepada siswa untuk terkait berperan individu-individu dapat politik di sekolah. Dalam kegiatan memperoleh sikap OSIS, dan nilai-nilai tentang sistem politik roda serta dalam ada beberapa kegiatan hal yang dengan konsep dimana pengetahuan, menjadi bagian penting dari proses masyarakat, pendidikan politik yaitu adanya Maka pemilihan OSIS secara langsung berbagai pihak untuk menciptakan oleh sekolah warga sekolah yang umumnya diperlukan negara. kerjasama sebagai laboratorium dilaksanakan rutin setahun sekali pendidikan politik. Sekolah dan merupakan suatu lembaga kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) yang pendidikan politik bertujuan memberikan keterampilan mempunyai peran dalam kepemimpinan bagi siswa calon pelaksanaan pendidikan politik. pengurus OSIS. Pendidikan politik di sekolah dapat diperoleh PEMBAHASAN Dalam melalui formal yang pembelajaran formal di kelas melalui teori-teori dan yang diajarkan oleh guru dan mengoptimalkan proses pendidikan praktek secara langsung ataupun politik maka perlu strategi dan secara tidak langsung. tempat menjalankan yang tepat di mana pendidikan politik itu dilaksanakan. Salah satu yang dapat dijadikan sebagai sarana pelaksanaan atau pendidikan tempat politik adalah sekolah. Sekolah merupakan Dalam pembelajaran formal, sekolah pendidikan juga memfasilitasi politik melalui kurikulum. Walaupun tidak secara langsung disebutkan mata pelajaran 77 pendidikan politik, tetapi muatan merupakan wakil Kepala Sekolah pendidikan politik tertuang dalam yang membantu dan bertanggung mata jawab kepada kepala sekolah dalam pelajaran Kewarganegaraan pendidikan yang menjadi hal pembinaan OSIS. Pembinaan alternatif pelaksanaan pendidikan adalah politik Untuk perencanaan, pengaturan, terciptanya pelaksanaan pendidikan pelaksanaan, pengawasan, politik yang kondusif, maka peran penilaian, sekolah sangatlah penting. Tetapi pemberian berbagai bentuk bantuan peran ini pun perlu didukung oleh yang dilakukan oleh pembina OSIS peran serta dari semua elemen dan atau sekolah. Tujuan pembinaan warga sekolah. Selain menerapkan tersebut adalah untuk meningkatkan pendidikan politik dalam bentuk peran serta dan inisiatif para siswa kurikulum, untuk di sekolah. baik yang didesain kegiatan yang meliputi pengembangan menjaga dan membina khusus dalam PKn, maupun secara sekolah khusus dimana politik diberikan sehingga terhindar dari usaha dan dalam mata pelajaran lain, bentuk pengaruh yang bertentangan dengan kegiatan yang dapat difasilitasi oleh kebudayaan sekolah yang berhubungan dengan menumbuhkan daya tangkal pada proses politik diri siswa terhadap pengaruh negatif Organisasi yang datang dari luar maupun dari pendidikan diantaranya adalah sebagai dan Siswa Intra Sekolah (OSIS) maupun dalam kegiatan meningkatkan ekstrakurikuler seperti paskibra, pramuka ataupun PMR. Melalui bidang kesiswaan, setiap sekolah dapat memberi peran dalam pelaksanaan pendidikan politik. Waka Kesiswaan wiyatamandala nasional, lingkungan sekolah, apresiasi dan penghayatan seni, menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara, meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat serta nilai-nilai 45, serta meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani. 78 Didalam Surat Keputusan satunya wadah organisasi siswa Direktur Jenderal Pendidikan Dasar yang sah di sekolah. Oleh karena itu dan setiap sekolah wajib membentuk Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1993 disebutkan OSIS, yang tidak mempunyai bahwa Organisasi Kesiswaan di hubungan sekolah adalah OSIS. Kepanjangan OSIS disekolah lain yang tidak OSIS menjadi bagian/alat dari organisasi terdiri dari: Organisasi, Siswa, Intra, Sekolah. Organisasi secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan lebih dahulu. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan dimaksud didik kesiswaan. siswa pada jenjang adalah satuan pendidikan menengah. Yang peserta pendidikan dasar Sedangkan dan Intra diartikan sebagaidi dalam sekolah dan diantara sehingga OSIS para siswanya, berarti suatu organisasi siswa yang ada didalam dan lingkungan sekolah yang bersangkutan. OSIS adalah satu- organisatoris dengan lain yang ada diluar sekolah. OSIS sebagai berkelompok tempat siswa dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai sistem, dimana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan. Oleh karena itu OSIS sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciri pokok; berorganisasi pada tujuan, memiliki susunan kehidupan memiliki kelompok, sejumlah terkoordinasi dan peranan, berkelanjutan dalam waktu tertentu. Salah satu dari ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi dan peranan. Demikian pula OSIS sebagai suatu organisasi 79 memiliki pula beberapa peranan OSIS tersebut atau fungsi dalam mencapai tujuan. beberapa Sebagai salah satu jalur pembinaan meningkatkan nilai-nilai ketaqwaan kesiswaan, peranan OSIS yaitu terhadap Tuhan Yang Maha Esa; sebagai wadah kegiatan para siswa meningkatkan kesadaran berbangsa, disekolah bersama dengan bernegara dan cinta tanah air; pembinaan yang lain untuk meningkatkan kepribadian dan budi mendukung tercapainya tujuan pekerti manfaat kemampuan OSIS berperan sebagai motivator pendidikan yang kepemimpinan; lahirnya ketrampilan, untuk rohani; dan melakukan dapat meningkatkan berorganisasi, politik keinginan semangat para siswa berbuat ditarik yaitu: luhur; pembinaan kesiswaan. Selain itu menyebabkan dapat dan meningkatkan kemandirian meningkatkan dan kesehatan kegiatan bersama dalam mencapai jasmani dan rohani; dan menghargai tujuan. dan Lebih lanjut OSIS menjiwai nilai-nilai seni, mempunyai peranan yang bersifat meningkatkan dan mengembangkan preventif dalam arti secara internal kreasi seni. Selain pembinaan OSIS, OSIS dapat menggerakkan sumber kesiswaan juga dapat melaksanakan daya yang ada secara eksternal program pendidikan politik melalui OSIS untuk mampu mengadaptasi pembinaan dengan Kegiatan lingkungan, seperti ekstrakulikuler. ekstrakurikuler adalah menyelesaikan persoalan perilaku kegiatan diluar jam pelajaran biasa menyimpang siswa dan sebagainya. atau pada waktu libur sekolah yang Dengan preventif demikian OSIS berhasil secara ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar. Melalui peranan dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperdalam dan pengetahuan siswa memperluas mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan 80 minat, serta pembinaan melengkapi manusia upaya Adapun tugas guru dalam seutuhnya. proses pendidikan politik, yaitu Kegiatan ekstrakulikuler yang dapat sebagai pemegang dan penyampai memfasilitasi siswa untuk nilai-nilai serta pandangan- mendapatkan pendidikan politik pandangan tentang pendidikan diantaranya yaitu pramuka, paskibra, ataupun PMR. manipulator budaya belajar, karena Pelaksanaan pendidikan politik di sekolah dapat dilakukan dengan cara lain, semisal dengan membuat secara suatu kegiatan langsung informasi politik yang memberikan kepada siswa seperti dalam bentuk penyuluhan ataupun sosialisasi politik yang mengundang maupun praktisi pembicara politik yang ahli dibidang politik. Selain itu bisa juga pendidikan politik dilakukan melalui bentuk lain yaitu dengan menempelkan informasi politik seperti surat kabar atau majalah yang ditempel pengumuman di papan sekolah ataupun dalam majalah dinding. Selain ada peran sekolah politik, dan sebagai kreator dan secara umum, diperlukan juga peran serta guru dalam proses Pendidikan Politik. pada kenyataannya budaya atau kebiasaan belajar anak di kelas secara tidak langsung akan menimbulkan akibat politik. Dalam pembelajaran peran guru pendidikan politik sangatlah penting, terlebih lagi sebagai seorang guru PKn. Dimana seorang guru PKn harus mampu mengajarkan kepada siswanya tentang pendidikan politik pada saat proses pembelajaran ataupun diluar proses pembelajaran di sekolah tersebut. Misalnya pada proses pembelajaran seorang guru memberikan kesempatan untuk bertanya, mendiskusikan materi dan lain-lain. PENUTUP Merujuk pada hasil temuan dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan terdahulu, maka 81 dapat dirumuskan beberapa butir seperti kesimpulan sebagai berikut: pelaksanaan Pemilihan Kepala 1. Pelaksanaan pendidikan politik yang dilaksanakan di sekolah siswa yaitu melalui materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Selain itu dapat diperoleh melalui berbagai bentuk kegiatan, yaitu: kegiatan upacara bendera ini dilaksanakan pada hari senin, sebagai suatu wahana membentuk rasa nasionalisme dan kedisipilinan siswa; kegiatan ekstrakurikuler berbagai yang meliputi macam diantaranya bidang, Pramuka, PMR maupun kegiatan ekstrakurikuler lainnya; melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), maupun bentuk berusaha informasi pemasangan pada mengenai Daerah. KESIMPULAN kepada sosialisasi papan lainya yang menyampaikan politik melalui potongan informasi koran atau majalah dinding juga kegiatan lainnya yang sifatnya insidental 2. Dalam mengoptimalkan proses pendidikan politik maka perlu tempat yang tepat di mana pendidikan politik itu dilaksanakan. Salah satu yang dapat dijadikan sebagai sarana atau tempat pendidikan politik itu adalah di lingkungan sekolah. Sekolah merupakan suatu wahana untuk pendidikan politik yang mengarah pada tujuan agar siswa menjadi insan yang melek politik (sadar politik). Pendidikan politik terkait dengan konsep dimana individu-individu dapat memperoleh pengetahuan, sikap dan sistem nilai-nilai politik umumnya tentang masyarakat, negara. Maka diperlukan kerjasama berbagai pihak bidang baik kepala kesiswaan sekolah, maupun gurudan elemen skolah lainnya untuk menciptakan sekolah sebagai laboratorium pendidikan 82 politik,. Berdasarkan kesimpulan politik di ini seluruh elemen sekolah mulai beberapa dari kepala sekolah, wakil saran yang berkaitan dengan kepala sekolah, guru dan pelaksanaan pendidikan politik di pegawai sekolah. dengan siswa sekolah itu atas, penelitian merekomendasikan sendiri SARAN sekolah, sekolah sekolah melalui berbagai bentuk program kegiatan sekolah baik yang secara langsung dimasukan kedalam kurikulum maupun kegiatan keseharian yang terencana maupun yang sifatnya insidental. sekolah membuat hendaknya kebijakan mendukung yang mendukung baik yang terencanakan maupun yang pendidikan politik di sekolah berkesinambungan bahu program pendidikan politik di 1. Perlunya dilakukan proses secara maka sampai diharapkan membahu Saran ini adalah sebagai berikut: 2. Pihak di sifatnya insidental. DAFTAR PUSTAKA Miles, M.B. & Huberman, A. M. 2007. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metodemetode Baru. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi dari judul Qualitative Data Anlysis. Jakarta: Universitas Indonesia Press. terhadap Muhammad Sirozi. 2005. Politik terciptanya sekolah sebagai pendidikan: Dinamika hubungan laboratorium antara kepentingan kekuasaan pendidikan politik. 3. Untuk pelaksanaan dan memaksimalkan pendidikan praktik pendidikan. penyelenggaraan Raja Grafindo Persada. 83 Strauss, A. & Corbin, J. 2009. and Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Pustaka Pelajar. Tata langkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data. Terjemahan oleh Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien dari judul Basics of Qualitative Research: Grounded Theory Procedures Techniques. Yogyakarta: Sudijono Sastroatmodjo. 1995. Perilaku politik. Semarang: IKIP Press. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Partai Politik. 84