PERAN DAN SIKAP GURU DALAM MENSOSIALISASIKAN

advertisement
PERAN DAN SIKAP GURU DALAM MENSOSIALISASIKAN PENDIDIKAN
POLITIK DI SEKOLAH
Amelia Haryanti
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Pamulang
[email protected]
ABSTRAK
Salah satu fungsi PKn adalah sebagai Pendidikan hokum dan politik bagi
peserta didik. Fungsi PKn sebagai pendidikan hukum dan politik dirasakan belum
optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menggali, mengkaji, dan memperoleh
gambaran tentang Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Hukum
dan politik dalam mengupayakan Internalisasi Hukum dan politik di Kalangan
Peserta didik. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode
studi kasus. Berdasarkan sejumlah temuan penelitian, tampak bahwa PKn sebagai
wahana pendidikan hukum dan politik dalam mengupayakan internalisasi hukum bagi
peserta didik masih belum berfungsi secara maksimal. Rekomendasi dari penelitian
ini adalah perlu adanya revitalisasi PKn sebagai pendidikan hukum dan politik baik
dari pendekatan konten maupun pendekatan proses.
Kata Kunci : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Pendidikan Hukum,Pendidikan
Politik.
peserta didik pada pendidikan anak
PENDAHULUAN
Guru
dengan
adalah
tugas
pendidik
profesional
utama
mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan,
usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan
dasar,
dan pendidikan
menengah.
melatih, menilai, dan mengevaluasi
69
Selama ini guru telah menjadi
pelayan
kepala
sekolah,
penilik,
berarti pengembangan subyek didik
seutuhnya; dan dalam jangka panjang
penyelia, peneliti, penulis buku teks,
pendidikan
dan
kebudayaan yang menyangkut nilai-
penyusun
kurikulum,
atau
Departemen Pendidikan. Oleh karena
merupakan
fenomena
nilai moral, estetis dan budaya.
itu, pendekatan penelitian (research
Secara
approach) perlu diadopsi agar guru
kependidikan
mampu membebaskan diri mereka dari
bertumpu kepada peran guru sebagi
posisi
ujung
yang
senantiasa
dikontrol.
mikro,
di
tombak
praktek
Indonesia
pemerintah
masih
dalam
Dalam hal ini, mereka dimotivasi
melaksanakan
untuk mengikuti spesifikasi kurikulum
kependidikannya. Namun pentingnya
atau strategi mengajar, tetapi pada saat
peran guru belum diimbangi oleh
yang bersamaan juga dianjurkan untuk
kesadaran
menelitinya
memberdayakannya.
dan
mengevaluasinya
kebijakan
pemerintah
untuk
Dalam
posisi
secara kritis. Dengan kata lain, mereka
dibutuhkan tetapi tidak diperhatikan
didorong untuk aktif dalam kegiatan
itulah
pengembangan
mengalami stagnasi yaitu tidak mampu
professional
yang
maka
sebagian
guru
kita
bermanfaat dan sekaligus dilibatkan
mengembangkan
dalam proses penyempurnaan sehingga
mengajarnya karena tidak terdapat
mereka akan menjadi mandiri dalam
ruang
penilaian
DR.Marsigit
profesional
(professional
judgment).
itu.
Penelitian
(1996)
dari
menunjukkan
bahwa guru lebih suka menerapkan
Pendidikan merupakan usaha
sadar
untuk
kreativitas
untuk
pengetahuan,
kepribadian
mengembangkan
kemampuan
subyek
didik.
dan
metode pembelajaran sesuai petunjuk
Kepala Sekolah, Penilik Sekolah atau
Pengawas
daripada
bereksperimen
Dalam
atau mencoba berbagai cara lain;
jangka pendek, pendidikan berarti
karena hal itu lebih memberi rasa
proses belajar mengajar di kelas;
aman dan tenang bagi mereka. Dengan
dalam jangka menengah pendidikan
demikian
mudahlah
dipahami
70
mengapa
setiap
inovatif
penting dan menarik mengenai proses
disponsori
ini, pertama, sosialisasi politik bisa
perguruan tinggi tidak menunjukkan
langsung melalui pendidikan, dan yang
hasil yang menggembirakan. Berbagai
kedua adalah melalui proses tidak
teori dan pengalaman mengajar yang
langsung
diperoleh
penataran,
belakang kehidupan seseorang. Dalam
lanjut
di
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
perguruan tinggi, tidak pernah dapat
Pasal 3 dijelaskan bahwa Pendidikan
dipraktekan di sekolah; para guru akan
Nasional berfungsi mengembangkan
kembali
kemampuan dan membentuk watak
kependidikan
usaha
yang
melalui
kepelatihan
dan
studi
mengajar
seperti
semula
ketika mereka kembali ke sekolah.
Sosialisasi politik memberikan
serta
yang
disebabkan
peradaban
bermartabat
latar
bangsa
yang
dalam
rangka
kehidupan
bangsa,
indikasi umum hasil belajar tingkah
mencerdaskan
laku politik dan kelompok berkenaan
bertujuan
dengan pengetahuan, nilai-nilai, dan
potensi peserta didik, agar menjadi
sikap-sikap politik tertentu. Proses
manusia yang beriman dan bertakwa
sosialisasi
kepada
politik
ialah
pembentukan
sikap
politik
anggota
para
proses
dan
untuk
Tuhan
berkembangnya
Yang
Maha
Esa,
orientasi
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
masyarakat.
kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Melalui proses sosialisasi politik inilah
Negara
para anggota masyarakat memperoleh
bertanggungjawab,
sikap dan orientasi terhadap kehidupan
salah satu dasar dan tujuan dari
politik
pendidikan nasional yang seharusnya
yang
masyarakat.
berlangsung
Gabriel
A.
dalam
Almond
menjadi
yang
acuan
demokratis
ini
bangsa
serta
merupakan
Indonesia.
menjelaskan proses sosialisasi yaitu
Sehubungan dengan globalisasi dan
proses
nilai-nilai
berkembangnya teknologi informasi
masyarakat, dalam hal ini nilai-nilai
telah mengakibatkan kaburnya batas-
dan
kepada
batas antar negara (baik secara politik,
yang
ekonomi, maupun sosial), masalah
“pengajaran”
kebuadayaan
warganegara.
Ada
politik
dua
hal
71
nasionalisme tidak lagi dapat dilihat
anak diajarkan mengenali nilai, norma,
sebagai masalah sederhana yang dapat
serta atribut politik di sekolah. Tujuan
dilihat
saja,
pendidikan politik adalah agar peserta
sehingga sikap nasionalisme perlu
didik memiliki kemampuan berpikir
dipupuk
secara kritis, rasional, dan kreatif
dari
satu
sejak
perspektif
dini
agar
tercipta
generasi muda yang memiliki sifat
dalam
cinta tanah air dan memiliki rasa
kewarganegaraan, berpartisipasi secara
persatuan dan kesatuan. Sehubungan
aktif dan bertanggung jawab, dan
dengan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan
globalisasi
dan
menanggapi
isu
berkembangnya teknologi informasi
bermasyarakat,
telah mengakibatkan kaburnya batas-
bernegara,
batas antar negara (baik secara politik,
membentuk diri berdasarkan karakter-
ekonomi, maupun sosial), masalah
karakter masyarakat Indonesia agar
nasionalisme tidak lagi dapat dilihat
dapat hidup bersama dengan bangsa-
sebagai masalah sederhana yang dapat
bangsa lainnya. Tujuan pendidikan
dilihat
saja,
politik adalah agar peserta didik
sehingga sikap nasionalisme perlu
memiliki kemampuan berpikir secara
dipupuk
kritis, rasional, dan kreatif dalam
dari
satu
sejak
perspektif
dini
agar
tercipta
berbangsa
dan
anti-korupsi,
generasi muda yang memiliki sifat
menanggapi
cinta tanah air dan memiliki rasa
berpartisipasi
persatuan dan kesatuan. Hal ini dapat
bertanggung jawab, dan bertindak
dibangun dan ditumbuhkan dengan
secara
cara memberikan pemahaman tentang
bermasyarakat,
simbol-simbol seperti lambang negara,
bernegara,
bendera nasional, bahasa nasional serta
membentuk diri berdasarkan karakter-
lagu
juga
karakter masyarakat Indonesia agar
mengajarkan pandangan yang lebih
dapat hidup bersama dengan bangsa-
konkret
bangsa lainnya.
kebangsaan.
tentang
Sekolah
lembagalembaga
isu
serta
kewarganegaraan,
secara
cerdas
aktif
dalam
berbangsa
anti-korupsi,
dan
kegiatan
dan
serta
politik dan hubungan politik, dimana
72
METODE PENELITIAN
Huberman, 2007:57). Kriteria pertama
1. Jenis Penelitian
adalah latar, yang dimaksud adalah
Penelitian
ini
menggunakan
situasi dan tempat berlangsungnya
metode deskriptif analisis yaitu metode
proses pengumpulan data. Sementara
yang menggambarkan keadaan yang
untuk melakukan pengumpulan data
terjadi pada saat peneliti melakukan
yang dilakukan melalui wawancara
penelitian. Melalui metode ini data
terhadap narasumber, tidak menutup
yang diperlukan diklasifikasikan, dan
kemungkinan
disusun untuk memperoleh gambaran
disuaikan
dengan
masalah
narasumber
yang
pada
saat
penelitian
bahwa
tempatnya
keinginan
bersangkutan.
dilakukan. Sementara pendekatannya
Kriteria kedua, pelaku, yang dimaksud
menggunakan pendekatan kualitatif,
adalah siswa, guru dan kepala sekolah,
yaitu suatu pendekatan yang temuan-
dan pakar yang berlatar keilmuan
temuannya tidak diperoleh melalui
terkait
prosedur statistik atau bentuk hitungan
Kewarganegaraan
lainnya, melainkan lebih menekankan
menaruh
kepada kajian interpretatif (Strauss dan
terhadap pendidikan politik. Kriteria
Corbin, 2009:4). Pengumpulan data
ketiga
dan informasi dalam penelitian ini
dimaksud adalah pandangan, pendapat
dilakukan dengan teknik pengumpulan
dan
data kualitatif, yang meliputi studi
politik dalam menciptakan kesadaran
dokumentasi,
dan
politik siswa, baik yang disampaikan
observasi. Terkait dengan penentuan
secara individual baik dalam kegiatan
subjek dalam
ini, ada
pertemuan, seminar atau lokakarya.
digunakan
Kriteria keempat yaitu proses, yang
dalam penetapan subjek penelitian,
dimaksud adalah peneliti melakukan
yakni latar (setting), para pelaku
wawancara dengan subjek penelitian
(actors), peristiwa-peristiwa (events),
berkenaan
dan proses
terhadap
beberapa
wawancara,
penelitian
kriteria
yang
(process)
(Miles dan
dengan
Pendidikan
serta
perhatian
adalah
penilaian
yang
peristiwa,
tentang
dengan
fokus
banyak
tinggi
yang
pendidikan
pandangannya
masalah
dalam
73
penelitian ini. Sementara analisis data
macam bidang, diantaranya Pramuka,
terhadap transkrip wawancara, catatan
PMR maupun kegiatan ekstrakurikuler
lapangan, dan bahan-bahan lain yang
lainnya; melalui Organisasi Siswa
terkumpul menggunakan analisis data
Intra Sekolah (OSIS), maupun bentuk
induktif.
lainnya yang berusaha menyampaikan
Analisis
data
tersebut
mengacu pada langkah-langkah yang
informasi
dipakai oleh Miles dan Huberman
pemasangan potongan koran pada
(2007:16-19) yang terdiri atas tiga alur
papan informasi atau majalah dinding
kegiatan
atau
yang
bersamaan,
terjadi
yaitu:
penyajian
data,
secara
reduksi
dan
data,
penarikan
politik,
juga
semisal
kegiatan
lainnya
yang
sifatnya insidental seperti sosialisasi
pemilu
ketika
akan
dilaksanakan
Pemilihan Kepala Daerah.
kesimpulan/verifikasi.
B. Bentuk-Bentuk
HASIL
melalui
PENELITIAN
DAN
Pendidikan
Politik di Sekolah
PEMBAHASAN
A. Realitas Pelaksanaan Pendidikan
Berdasarkan hasil observasi, studi
Politik di Sekolah
dokumentasi maupun wawancara yang
Pendidikan politik yang ada di sekolah
selain diperoleh dari materi pada mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan,
juga
yaitu:
kegiatan
didapat
pendidikan politik di sekolah antara
lain sebagai berikut:
upacara
1. Pembelajaran PKn
Pelaksanaan
Pendidikan
senin,
(PKn)
suatu
maupun
keterangan mengenai bentuk-bentuk
bendera ini dilaksanakan pada hari
sebagai
data
dapat
diperoleh melalui berbagai bentuk
kegiatan,
dilakukan
wahana
sangat
pembelajaran
Kewarganegaraan
penting
dalam
kesadaran
politik
membentuk rasa nasionalisme dan
meningkatkan
kedisipilinan
kegiatan
siswa, karena jika didasarkan pada
ekstrakurikuler yang meliputi berbagai
tujuannya, PKn atau dalam istilah
siswa;
74
lain lebih dikenal sebagai civic
terdapat materi mengenai hakikat
education mempunyai fungsi dan
Bangsa
peran sebagai pendidikan politik.
Republik Indonesia (NKRI). Ada
Dalam kurikulum PKn terdapat
pula materi menghargai persamaan
beberapa
materi
kedudukan warga negara dalam
nantinya
dengan
politik
yang
penyampaian
materi politik tersebut diharapkan
akan
memberikan
berbagai
dan
Negara
aspek
Kesatuan
kehidupan
dan
materi sistem politik di Indonesia.
pemahaman
Pada Kelas XI terdapat materi
kepada siswa mengenai informasi
budaya politik di Indonesia, dan di
politik, yang pada akhirnya dapat
Kelas XII terdapat materi berbagai
meningkatkan
politik
sistem
pemerintahan.
siswa dan lebih jauhnya akan dapat
materi
politik
mendorong
ikut
pelajaran PKn berperan penting
kegiatan
dalam menambah wawasan terkait
politik dalam lingkup kecil seperti
dengan pengetahuan politik siswa.
di sekolah maupun dalam lingkup
Untuk mendapatkan hasil yang
yang
dalam
maksimal dari pembelajaran PKn,
bermasyarakat,
Guru dalam menyampaikan materi
berperan
kesadaran
siswa
serta
lebih
untuk
dalam
luas
kehidupan
yaitu
berbangsa dan bernegara.
Di
sekolah
di
Hadirnya
dalam
mata
politik selalu berpedoman pada
pelaksanaan
sumber belajar yang relevan dan
utamanya
selalu di update informasinya setiap
dilakukan melalui mata pelajaran
saat berdasarkan kondisi dan isu
Pendidikan
Kewarganegaraan
yang terjadi saat itu. Diharapkan
maupun melalui program kegiatan
dengan sumber belajar tersebut
lainnya. Dalam mata pelajaran PKn
siswa akan lebih mudah memahami
terdapat
yang
dan mengerti tentang materi politik
merupakan wujud dari pelaksanaan
terutama sekali siswa mendapat
pendidikan politik. Pada tingkatan
materi yang aktual berdasarkan
SMA
konteks yang terjadi saat itu. Tidak
pendidikan
politik
materi-materi
khususnya
di
Kelas
X
75
hanya
memaksimalkan
pembelajaran
politik
dengan
pemanfaatan sumber belajar saja,
Guru dalam mengajarpun sudah
menggunakan metode dan model
pembelajaran yang menyenangkan
dan partisipatif.
Penggunaan metode dan model
pembelajaran
tersebut
dilakukan
dengan pertimbangan agar siswa
menjadi tertarik terhadap pelajaran
dan akhirnya dapat berpartisipasi
dalam
pembelajaran.
pelaksanaan
sudah
Dalam
pembelajaran
merancang
suatu
Guru
bentuk
pembelajaran yang tidak hanya
dilakukan didalam kelas saja, tetapi
2. Program Kesiswaan
Pelaksanaan pendidikan politik
di sekolah selain melalui mata
pelajaran
PKn
juga
dilakukan
melalui program yang dibuat oleh
bagian
kesiswaan
diantaranya
kesiswaan.
yang
Program
ada
adalah
sekolah
program
pengembangan diri melalui ekstra
kurikuler, satuan tugas pelaksanaan
kesiswaan, tata tertib dan disiplin,
program sosialisasi dan program
pembinaan OSIS. Yang amat sangat
terkait dengan program pendidikan
politik yaitu, program pembinaan
OSIS dan kegiatan ekstra kulikuler.
memfasilitasi
Dalam kegiatan OSIS yang
pembelajaran PKn di luar kelas.
menjadi poin penting pelaksanaan
Dengan pembelajaran di luar kelas
pendidikan politik yaitu bagaimana
siswa
siswa belajar untuk berorganisasi.
juga
dapat
belajar
mempraktekkan
langsung teori yang didapat ketika
Adanya pembinaan
pembelajaran
dilaksanakan oleh pihak kesiswaan,
dilakukan
didalam
OSIS
yang
bisa
telah menjadi bukti bahwa sekolah
dilakukan dalam bentuk simulasi.
telah melaksanakan kegiatan dalam
Dengan melakukan simulasi siswa
pendidikan politik di sekolah untuk
akan lebih faham dan menjadi lebih
siswanya.
mengerti
dilaksanakan terhadap OSIS akan
kelas.
Praktek
diberikan.
tentang
tersebut
materi
yang
Pembinaan
yang
memberikan mereka pengetahuan
76
dan
pengalaman
mengenai
suatu wahana untuk pendidikan
kepemimpinan dan bagaimana cara
politik yang mengarah pada tujuan
menjalankan
organisasi.
agar siswa menjadi insan yang
Organisasi OSIS akan memberikan
melek politik. Pendidikan politik
kesempatan kepada siswa untuk
terkait
berperan
individu-individu
dapat
politik di sekolah. Dalam kegiatan
memperoleh
sikap
OSIS,
dan nilai-nilai tentang sistem politik
roda
serta
dalam
ada beberapa
kegiatan
hal
yang
dengan
konsep
dimana
pengetahuan,
menjadi bagian penting dari proses
masyarakat,
pendidikan politik yaitu adanya
Maka
pemilihan OSIS secara langsung
berbagai pihak untuk menciptakan
oleh
sekolah
warga
sekolah
yang
umumnya
diperlukan
negara.
kerjasama
sebagai
laboratorium
dilaksanakan rutin setahun sekali
pendidikan
politik.
Sekolah
dan
merupakan
suatu
lembaga
kegiatan
Latihan
Dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS) yang
pendidikan politik
bertujuan memberikan keterampilan
mempunyai
peran
dalam
kepemimpinan bagi siswa calon
pelaksanaan
pendidikan
politik.
pengurus OSIS.
Pendidikan politik di sekolah dapat
diperoleh
PEMBAHASAN
Dalam
melalui
formal yang
pembelajaran
formal di kelas melalui teori-teori
dan
yang diajarkan oleh guru dan
mengoptimalkan proses pendidikan
praktek secara langsung ataupun
politik maka perlu strategi dan
secara tidak langsung.
tempat
menjalankan
yang
tepat
di
mana
pendidikan politik itu dilaksanakan.
Salah satu yang dapat dijadikan
sebagai
sarana
pelaksanaan
atau
pendidikan
tempat
politik
adalah sekolah. Sekolah merupakan
Dalam pembelajaran formal,
sekolah
pendidikan
juga
memfasilitasi
politik
melalui
kurikulum. Walaupun tidak secara
langsung disebutkan mata pelajaran
77
pendidikan politik, tetapi muatan
merupakan wakil Kepala Sekolah
pendidikan politik tertuang dalam
yang membantu dan bertanggung
mata
jawab kepada kepala sekolah dalam
pelajaran
Kewarganegaraan
pendidikan
yang
menjadi
hal pembinaan OSIS. Pembinaan
alternatif pelaksanaan pendidikan
adalah
politik
Untuk
perencanaan,
pengaturan,
terciptanya pelaksanaan pendidikan
pelaksanaan,
pengawasan,
politik yang kondusif, maka peran
penilaian,
sekolah sangatlah penting. Tetapi
pemberian berbagai bentuk bantuan
peran ini pun perlu didukung oleh
yang dilakukan oleh pembina OSIS
peran serta dari semua elemen dan
atau sekolah. Tujuan pembinaan
warga sekolah. Selain menerapkan
tersebut adalah untuk meningkatkan
pendidikan politik dalam bentuk
peran serta dan inisiatif para siswa
kurikulum,
untuk
di
sekolah.
baik
yang
didesain
kegiatan
yang
meliputi
pengembangan
menjaga
dan
membina
khusus dalam PKn, maupun secara
sekolah
khusus dimana politik diberikan
sehingga terhindar dari usaha dan
dalam mata pelajaran lain, bentuk
pengaruh yang bertentangan dengan
kegiatan yang dapat difasilitasi oleh
kebudayaan
sekolah yang berhubungan dengan
menumbuhkan daya tangkal pada
proses
politik
diri siswa terhadap pengaruh negatif
Organisasi
yang datang dari luar maupun dari
pendidikan
diantaranya
adalah
sebagai
dan
Siswa Intra Sekolah (OSIS) maupun
dalam
kegiatan
meningkatkan
ekstrakurikuler
seperti
paskibra, pramuka ataupun PMR.
Melalui
bidang
kesiswaan,
setiap sekolah dapat memberi peran
dalam
pelaksanaan
pendidikan
politik.
Waka
Kesiswaan
wiyatamandala
nasional,
lingkungan
sekolah,
apresiasi
dan
penghayatan seni, menumbuhkan
sikap berbangsa dan bernegara,
meneruskan dan mengembangkan
jiwa, semangat serta nilai-nilai 45,
serta
meningkatkan
kesegaran
jasmani dan rohani.
78
Didalam
Surat
Keputusan
satunya wadah organisasi siswa
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
yang sah di sekolah. Oleh karena itu
dan
setiap sekolah wajib membentuk
Menengah
Nomor
226/C/Kep/0/1993
disebutkan
OSIS,
yang
tidak
mempunyai
bahwa Organisasi Kesiswaan di
hubungan
sekolah adalah OSIS. Kepanjangan
OSIS disekolah lain yang tidak
OSIS
menjadi bagian/alat dari organisasi
terdiri
dari:
Organisasi,
Siswa, Intra, Sekolah. Organisasi
secara umum adalah kelompok
kerjasama
antara
pribadi
yang
diadakan untuk mencapai tujuan
bersama yang telah ditentukan lebih
dahulu. Organisasi dalam hal ini
dimaksudkan sebagai satuan atau
kelompok kerjasama para siswa
yang dibentuk dalam usaha untuk
mencapai tujuan bersama, yaitu
mendukung
terwujudnya
pembinaan
dimaksud
didik
kesiswaan.
siswa
pada
jenjang
adalah
satuan
pendidikan
menengah.
Yang
peserta
pendidikan
dasar
Sedangkan
dan
Intra
diartikan sebagaidi dalam sekolah
dan
diantara
sehingga
OSIS
para
siswanya,
berarti
suatu
organisasi siswa yang ada didalam
dan
lingkungan
sekolah
yang
bersangkutan. OSIS adalah satu-
organisatoris
dengan
lain yang ada diluar sekolah.
OSIS
sebagai
berkelompok
tempat
siswa
dalam
bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama. Dalam hal ini OSIS
dipandang sebagai sistem, dimana
sekumpulan para siswa mengadakan
koordinasi
dalam
upaya
menciptakan suatu organisasi yang
mampu
mencapai
tujuan.
Oleh
karena itu OSIS sebagai suatu
sistem ditandai beberapa ciri pokok;
berorganisasi pada tujuan, memiliki
susunan
kehidupan
memiliki
kelompok,
sejumlah
terkoordinasi
dan
peranan,
berkelanjutan
dalam waktu tertentu. Salah satu
dari ciri pokok suatu organisasi
ialah memiliki berbagai macam
fungsi dan peranan. Demikian pula
OSIS
sebagai
suatu
organisasi
79
memiliki pula beberapa peranan
OSIS
tersebut
atau fungsi dalam mencapai tujuan.
beberapa
Sebagai salah satu jalur pembinaan
meningkatkan nilai-nilai ketaqwaan
kesiswaan, peranan OSIS yaitu
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
sebagai wadah kegiatan para siswa
meningkatkan kesadaran berbangsa,
disekolah
bersama
dengan
bernegara dan cinta tanah air;
pembinaan
yang
lain
untuk
meningkatkan kepribadian dan budi
mendukung
tercapainya
tujuan
pekerti
manfaat
kemampuan
OSIS berperan sebagai motivator
pendidikan
yang
kepemimpinan;
lahirnya
ketrampilan,
untuk
rohani;
dan
melakukan
dapat
meningkatkan
berorganisasi,
politik
keinginan semangat para siswa
berbuat
ditarik
yaitu:
luhur;
pembinaan kesiswaan. Selain itu
menyebabkan
dapat
dan
meningkatkan
kemandirian
meningkatkan
dan
kesehatan
kegiatan bersama dalam mencapai
jasmani dan rohani; dan menghargai
tujuan.
dan
Lebih
lanjut
OSIS
menjiwai
nilai-nilai
seni,
mempunyai peranan yang bersifat
meningkatkan dan mengembangkan
preventif dalam arti secara internal
kreasi seni. Selain pembinaan OSIS,
OSIS dapat menggerakkan sumber
kesiswaan juga dapat melaksanakan
daya yang ada secara eksternal
program pendidikan politik melalui
OSIS untuk mampu mengadaptasi
pembinaan
dengan
Kegiatan
lingkungan,
seperti
ekstrakulikuler.
ekstrakurikuler
adalah
menyelesaikan persoalan perilaku
kegiatan diluar jam pelajaran biasa
menyimpang siswa dan sebagainya.
atau pada waktu libur sekolah yang
Dengan
preventif
demikian
OSIS
berhasil
secara
ikut
mengamankan sekolah dari segala
ancaman yang datang dari dalam
maupun dari luar. Melalui peranan
dilakukan baik di sekolah maupun
di luar sekolah dengan tujuan untuk
memperdalam
dan
pengetahuan
siswa
memperluas
mengenal
hubungan antara berbagai mata
pelajaran, menyalurkan bakat dan
80
minat,
serta
pembinaan
melengkapi
manusia
upaya
Adapun
tugas
guru
dalam
seutuhnya.
proses pendidikan politik, yaitu
Kegiatan ekstrakulikuler yang dapat
sebagai pemegang dan penyampai
memfasilitasi
siswa
untuk
nilai-nilai
serta
pandangan-
mendapatkan
pendidikan
politik
pandangan
tentang
pendidikan
diantaranya
yaitu
pramuka,
paskibra, ataupun PMR.
manipulator budaya belajar, karena
Pelaksanaan
pendidikan
politik di sekolah dapat dilakukan
dengan cara lain, semisal dengan
membuat
secara
suatu
kegiatan
langsung
informasi
politik
yang
memberikan
kepada
siswa
seperti dalam bentuk penyuluhan
ataupun sosialisasi politik yang
mengundang
maupun
praktisi
pembicara
politik
yang
ahli
dibidang politik. Selain itu bisa juga
pendidikan
politik
dilakukan
melalui bentuk lain yaitu dengan
menempelkan
informasi
politik
seperti surat kabar atau majalah
yang
ditempel
pengumuman
di
papan
sekolah
ataupun
dalam majalah dinding. Selain ada
peran
sekolah
politik, dan sebagai kreator dan
secara
umum,
diperlukan juga peran serta guru
dalam proses Pendidikan Politik.
pada kenyataannya budaya atau
kebiasaan belajar anak di kelas
secara
tidak
langsung
akan
menimbulkan akibat politik. Dalam
pembelajaran
peran
guru
pendidikan politik
sangatlah
penting,
terlebih lagi sebagai seorang guru
PKn. Dimana seorang guru PKn
harus mampu mengajarkan kepada
siswanya tentang pendidikan politik
pada
saat
proses
pembelajaran
ataupun diluar proses pembelajaran
di sekolah tersebut. Misalnya pada
proses pembelajaran seorang guru
memberikan
kesempatan
untuk
bertanya, mendiskusikan materi dan
lain-lain.
PENUTUP
Merujuk pada hasil temuan
dan pembahasan penelitian yang
telah diuraikan terdahulu, maka
81
dapat dirumuskan beberapa butir
seperti
kesimpulan sebagai berikut:
pelaksanaan Pemilihan Kepala
1. Pelaksanaan pendidikan politik
yang dilaksanakan di sekolah
siswa
yaitu
melalui
materi pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). Selain
itu
dapat
diperoleh
melalui
berbagai bentuk kegiatan, yaitu:
kegiatan upacara bendera ini
dilaksanakan pada hari senin,
sebagai
suatu
wahana
membentuk rasa nasionalisme
dan kedisipilinan siswa; kegiatan
ekstrakurikuler
berbagai
yang
meliputi
macam
diantaranya
bidang,
Pramuka,
PMR
maupun kegiatan ekstrakurikuler
lainnya;
melalui
Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS),
maupun
bentuk
berusaha
informasi
pemasangan
pada
mengenai
Daerah.
KESIMPULAN
kepada
sosialisasi
papan
lainya
yang
menyampaikan
politik
melalui
potongan
informasi
koran
atau
majalah dinding juga kegiatan
lainnya yang sifatnya insidental
2. Dalam mengoptimalkan proses
pendidikan politik maka perlu
tempat yang tepat di mana
pendidikan
politik
itu
dilaksanakan. Salah satu yang
dapat dijadikan sebagai sarana
atau tempat pendidikan politik
itu adalah di lingkungan sekolah.
Sekolah
merupakan
suatu
wahana untuk pendidikan politik
yang mengarah pada tujuan agar
siswa menjadi insan yang melek
politik
(sadar
politik).
Pendidikan politik terkait dengan
konsep dimana individu-individu
dapat memperoleh pengetahuan,
sikap
dan
sistem
nilai-nilai
politik
umumnya
tentang
masyarakat,
negara.
Maka
diperlukan kerjasama berbagai
pihak
bidang
baik
kepala
kesiswaan
sekolah,
maupun
gurudan elemen skolah lainnya
untuk
menciptakan
sekolah
sebagai laboratorium pendidikan
82
politik,. Berdasarkan kesimpulan
politik
di
ini
seluruh elemen sekolah mulai
beberapa
dari kepala sekolah, wakil
saran yang berkaitan dengan
kepala sekolah, guru dan
pelaksanaan pendidikan politik di
pegawai
sekolah.
dengan siswa sekolah itu
atas,
penelitian
merekomendasikan
sendiri
SARAN
sekolah,
sekolah
sekolah
melalui
berbagai
bentuk
program
kegiatan
sekolah
baik yang secara langsung
dimasukan
kedalam
kurikulum maupun kegiatan
keseharian yang terencana
maupun
yang
sifatnya
insidental.
sekolah
membuat
hendaknya
kebijakan
mendukung
yang
mendukung
baik
yang
terencanakan maupun yang
pendidikan politik di sekolah
berkesinambungan
bahu
program pendidikan politik di
1. Perlunya dilakukan proses
secara
maka
sampai
diharapkan
membahu
Saran ini adalah sebagai berikut:
2. Pihak
di
sifatnya insidental.
DAFTAR PUSTAKA
Miles, M.B. & Huberman, A. M.
2007. Analisis Data Kualitatif:
Buku Sumber tentang Metodemetode Baru. Terjemahan oleh
Tjetjep Rohendi
Rohidi dari
judul Qualitative Data Anlysis.
Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
terhadap
Muhammad Sirozi. 2005. Politik
terciptanya sekolah sebagai
pendidikan: Dinamika hubungan
laboratorium
antara kepentingan kekuasaan
pendidikan
politik.
3. Untuk
pelaksanaan
dan
memaksimalkan
pendidikan
praktik
pendidikan.
penyelenggaraan
Raja
Grafindo
Persada.
83
Strauss, A. & Corbin, J. 2009.
and
Dasar-dasar Penelitian Kualitatif:
Pustaka Pelajar.
Tata langkah dan Teknik-teknik
Teoritisasi
Data.
Terjemahan
oleh Muhammad Shodiq dan
Imam
Muttaqien
dari
judul
Basics of Qualitative Research:
Grounded
Theory
Procedures
Techniques.
Yogyakarta:
Sudijono Sastroatmodjo. 1995.
Perilaku politik. Semarang: IKIP
Press. Undang-Undang Nomor
10 Tahun 2008 tentang Partai
Politik.
84
Download