BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan merupakan penyebab peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien jantung (Maggioni). Diperkirakan hampir lima persen dari pasien yang dirawat di rumah sakit, 4,7% wanita dan 5,1% laki-laki. Insiden gagal jantung dalam setahun diperkirakan 2,3 – 3,7 perseribu penderita pertahun (Santoso, 2007). Kejadian gagal jantung akan semakin meningkat di masa depan karena semakin bertambahnya usia harapan hidup dan berkembangnya terapi penanganan infark miokard mengakibatkan perbaikan harapan hidup penderita dengan penurunan fungsi jantung (Davis, 2000). Gagal jantung susah dikenali secara klinis, karena beragamnya keadaan klinis serta tidak spesifik dan sedikit tanda – tanda klinis pada tahap awal penyakit. Perkembangan terkini memungkinkan untuk mengenali gagal jantung secara dini serta perkembangan pengobatan yang memeperbaiki gejala klinis, kualitas hidup, penurunan angka perawatan, memperlambat progresifitas penyakit dan meningkatkan kelangsungan hidup (Davis, 2000). Penatalaksanaan penderita dengan gagal jantung meliputi penalaksanaan secara non farmakologis dan secara farmakologis, keduanya dibutuhkan karena akan saling melengkapi untuk penatalaksanaan penderita gagal jantung. Penatalaksanaan gagal jantung baik itu akut dan kronik ditujukan untuk memperbaiki gejala dan progosis, meskipun penatalaksanaan secara individual tergantung dari etiologi serta beratnya kondisi. Sehingga semakin cepat kita mengetahui penyebab gagal jantung akan semakin baik prognosisnya (Gibbs, 2000). Obat – obat yang biasa digunakan untuk gagal jantung kronis antara lain adalah golongan diuretik (loop dan thiazide), angiotensin converting enzyme Universitas Sumatera Utara inhibitors, beta blocker (carvedilol, bisoprolol, metoprolol), digoxin, spironolakton, vasodilator (hydralazine / nitrat), antikoagulan, antiaritmia, serta obat positif inotropik (Lee TH, 2005). Menurut penelitian oleh badan independen Jikei University School of Medicine, Tokyo, Jepang, di Indonesia saat ini biaya rawat inap dan biaya obatobatan yang disebabkan oleh penyakit jantung sekitar Rp. 15-20 juta jika tanpa tindakan operasi. Jika di perlukan tindakan tertentu biayanya akan bertambah mencapai Rp. 60-100 juta. Untuk perawatan nyeri dada saja, biaya rawat inap berkisar Rp.15 juta-20 juta. Di dapati Pada RSUD DR.Sutomo Surabaya misal nya Perhitungan biaya untuk sindroma koroner akut adalah sebagai berikut: Lama rawat inap rata-rata = 5 hari Tipe ruangan kelas II Rp. 11.700 per hari = Rp. 58.500,00 • Biaya obat sebesar 80% dari biaya rawat inap= Rp. 46.800,00 • Biaya obat rawat jalan seumur hidup= Rp. 3.850,00 x 365 hari per tahun = Rp. 1.405.250,00 • Biaya rawat inap selama sekali operasi= Rp. 11.700,00 x 10 hari = Rp. 117.000,00 • Biaya obat setelah operasi (80 % dari biaya rawat inap) = Rp. 93.600,00 • Biaya 1 kali operasi =Rp.23.250.000,00 Dengan dilatarbelakangi hal tersebut penelitian ini di lakukan untuk memberi informasi tentang jenis obat yang digunakan pada pasien sindroma koroner akut yang di rawat inap dan biaya yang di habiskan untuk obat tersebut. Universitas Sumatera Utara 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas yaitu: 1. Apakah jenis obat yang dipakai dalam mengatasi gagal jantung selama rawat inap? 2. Berapa biaya obat untuk gagal jantung selama perawatan di rumah sakit? 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan umum Untuk mengetahui jenis dan biaya obat-obatan yang di gunakan pasien rawat inap dengan gagal jantung di rumah sakit H. Adam Malik pada tahun 2009. Tujuan khusus 1. Mengetahui jenis obat yang digunakan dalam penatalaksanaan pasien rawat inap dengan gagal jantung. 2. Mengetahui besar biaya obat pada pasien rawat inap dengan gagal jantung. 1.4.Manfaat Penelitian 1. Sebagai informasi kepada pasien dan keluarga pasien terhadap biaya yang akan dikeluarkan selama pengobatan dan perawatan di rumah sakit. 2. Sebagai informasi kepada pengelola pembiayaan kesehatan mengenai jenis dan biaya obat-obatan pada pasien rawat inap dengan penyakit gagal jantung. Universitas Sumatera Utara