PENGARUH RETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN DAN VOLATILITAS HARGA SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA Veronica Napitupulu1 Syahyunan2 1) Alumni FE USU Departemen Manajemen 2) Staf Pengajar Departemen Manajemen FE USU ABSTRACT The purpose of this research is to investigate and analyze the effect of stock returns, stock trading volume and stock price volatility toward bid-ask spread on companies that doing stock split activity in the Indonesia Stock Exchange. Type of this research is asosiative research. The population that is used in this research is 20 companies that doing stock split activity in the Indonesia Stock Exchange with some criterias. Hypothesis testing uses multiple regression method, with significance level 5%. The results of this research indicates that stock returns, stock trading volume and stock price volatility simultaneously have significantly effect toward bid-ask spread in the stock on companies that doing stock split activity in the Indonesia Stock Exchange. Partially, stock trading volume has positive effect and not significant, and stock price volatility has negative effect and not significant, only the stock return has positive and significant effect toward bid-ask spread on companies that doing stock split activity in the Indonesia Stock Exchange. Keywords: stock return, bid-ask spread, stock split, stock trading volume, and stock price volatility. PENDAHULUAN Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bias diperjualbelikan baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Pasar modal memiliki peran sentral bagi perekonomian, bahkan maju tidaknya ekonomi suatu Negara dapat diukur dari maju tidaknya pasar modal di Negara tersebut. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan finansial. Untuk menjalankan fungsi ekonomi, pasar modal memiliki kemampuan untuk menyalurkan dana secara efektif dan efisien dari pemilik modal kepada pihak yang membutuhkan. Sedangkan fungsi finansial berarti pasar modal merupakan wadah untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik modal melalui pembagian hasil (dividen) yang merupakan kompensasi atas dana yang telah ditanamkannya. Kondisi pasar modal penuh ketidakpastian yang mengakibatkan timbulnya risiko investasi yang harus dihadapi oleh para pelaku pasar modal. Untuk mengurangi ketidakpastian ini diperlukan informasi. Informasi yang didapat tersebut dibutuhkan oleh para pelaku pasar modal dalam pengambilan keputusan. Contoh-contoh informasi tersebut adalah return saham, volume perdagangan, volatilitas harga saham, bid-ask spread dan stock split. Stock split bertujuan untuk mengidentifikasi bahwa pemecahan dilakukan agar tingkat perdagangan berada dalam kondisi yang lebih baik, sehingga likuiditas perdagangan meningkat dengan cara menarik minat investor baru. Stock split dilakukan dengan tujuan agar harga saham lebih rendah dan jumlah saham beredar menjadi lebih banyak, sehingga investor lebih mudah melakukan pembelian (likuid). Stock split dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pemecahan naik (Split up) dan pemecahan kebawah (Split down). Split up bertujuan menambah jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominalnya. Sedangkan split down adalah mengurangi jumlah saham beredar tetapi meningkatkan nilai nominalnya. Berikut ini adalah nilai bid-ask spread, return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham perusahaan yang melakukan stock split pada 2 1 hari sebelum dan 2 hari sesudah dari Januari 2010- splitmengalami peningkatan pesat sebesar 3.856% dan Agustus 2012. setelahnya mengalami penurunan. Tabel 1 Tabel 3 Bid-Ask Spread Untuk Beberapa Perusahaan Yang Volume Perdagangan Beberapa Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Melakukan Stock Split Tahun 2010–Agustus 2012 (dalam %) Tahun 2010–Agustus 2012 (dalam %) No Emiten Hari -2 -1 0 1 2 1. ASII 0.019 0.038 0.038 0.058 0.065 2. CTRA 0.064 0.024 0.062 0.025 0.026 3. DVLA 0.048 0.013 0.107 0.058 0.017 4. KKGI 0 0 0 0 0 5. LSIP 0.028 0.033 0.035 0.035 0.046 6. MDRN 0.048 0.048 0.079 0.090 0.046 RATA-RATA 0.035 0.026 0.054 0.044 0.033 Sumber : www.idx.co.id data diolah Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai bid–ask spread masing-masing perusahaan ada yang mengalami penurunan, kenaikan, dan tetap setelah perusahaan melakukan stock split. Perusahaan yang mengalami penurunan nilai bid-ask spread setelah melakukan stock split lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami nilai bid-ask spread yang naik atau tetap. Rata-rata nilai bid-ask spread pada saat terjadi stock split mengalami peningkatan pesat sebesar 0.054% dan setelahnya mengalami penurunan tetapi lebih besar dari nilai bidask spread sebelum terjadi stock split. Tabel 2 Return SahamUntuk Beberapa Perusahaan Yang Melakukan Stock Split No Emiten 1. ASII 2. CTRA 3. DVLA 4. KKGI 5. LSIP 6. MDRN RATA-RATA Hari -2 -1 0 1 2 (0.015) 0.066 0.037 0 (0.010) 0.041 0.020 (0.015) 0.012 0.047 0 (0.028) (0.032) (0.003) 9.576 0.927 1.229 3.035 4.120 4.246 3.856 0.053 (0.013) (0.024) 0 0 0.031 0.008 (0.022) (0.026) (0.025) 0 0.035 0.015 (0.004) Tahun 2010–Agustus 2012 (dalam %) Sumber : www.idx.co.id data diolah Tabel 2 menunjukkan bahwa return perusahaan mengalami peningkatan tepat pada hari perusahaan melakukan stock split. Perusahaan yang mengalami penurunan return setelah melakukan stock split. Rata-rata return pada saat terjadi stock N Emiten o 1. ASII 2. CTRA 3. DVLA 4. KKGI 5. LSIP 6. MDRN RATA-RATA -2 0.1126 0.1421 0.0038 0.0122 0.5600 0.0531 0.1473 -1 0.1090 0.1241 0.0276 0.0122 0.4482 0.0657 0.1311 Hari 0 0.0667 0.0823 0.0461 0.0031 0.1126 0.0402 0.0585 1 0.1037 0.0301 0.0047 0.0031 0.1111 0.0292 0.0470 2 0.1117 0.1228 0.0023 0.0031 0.2110 0.0065 0.0762 Sumber : www.idx.co.id data diolah Tabel 3 menunjukkan bahwa volume perdagangan masing-masing perusahaan ada yang mengalami penurunan, kenaikan, dan tetap setelah perusahaan melakukan stock split. Perusahaan yang mengalami penurunan volume perdagangan setelah melakukan stock split lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami volume perdaganganyang naik atau tetap. Rata-rata volume perdagangan sebelum dan setelah stock split tidak mengalami perubahan yang besar yaitu sebesar 0.059%. Tabel 4 Volatilitas Harga SahamBeberapa Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Tahun 2010–Agustus 2012 (dalam %) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Emiten ASII CTRA DVLA KKGI LSIP MDRN RATA-RATA -2 0.266 0.008 0.025 0.088 0.124 0.106 0.102 -1 0.266 0.024 0.024 0.088 1.126 0.128 0.109 Hari 0 2.626 0.251 0.334 0.827 0.116 1.162 1.054 1 0.245 0.032 0.044 0.088 0.105 0.109 0.106 2 0.268 0.036 0.044 0.088 0.112 0.114 0.109 Sumber : www.idx.co.id data diolah Tabel 4 menunjukkan bahwa volatilitas masing-masing perusahaan ada yang mengalami penurunan dan kenaikan setelah perusahaan melakukan stock split. Perusahaan yang mengalami kenaikan volatilitas harga saham setelah melakukan stock split lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami penurunan volatilitas harga saham. Ratarata volatilitas harga saham pada saat terjadi stock splitmengalami peningkatan pesat sebesar 1.054% dan setelahnya mengalami penurunan. 2 Ambarwati (2008) menyatakan bahwa harga saham cenderung senantiasa naik dalam tiap transaksinya berarti menghasilkan return saham yang tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor, sehingga menghasilkan volume perdagangan saham yang aktif. Keadaan ini menyebabkan dealer tidak perlu memegang saham terlalu lama/langsung melepas saham tersebut, sehingga jangka waktu dealer memegang saham berkurang yang mengakibatkan biaya kepemilikan turun dan bid-ask spread menyempit. Hal ini menunjukkan return dan volume perdagangan saham berpengaruh negatif terhadap bid-ask spread. Varian return mewakili risiko yang dihadapi oleh dealer. Besarnya risiko saham membuat dealer menahan saham tersebut terlebih dahulu sampai pada waktu tertentu sehingga biaya kepemilikan saham meningkat yang menyebabkan lebarnya spread yang ada. Hal ini menunjukkan varian return saham berpengaruh positif terhadap bid-ask spread saham. Chandra (2003) menyatakan bahwa bentuk pasar modal di Indonesia adalah semi strong (setengah kuat), sehingga informasi tersebar dan diterima oleh pemodal pada waktu yang hampir bersamaan, sehingga harga secara langsung dan cepat melakukan penyesuaian. Dealer harus berhadapan dengan pedagang saham dan pembeli yang memiliki banyak informasi. Dengan demikian dealer tidak dapat menentukan harga sesuai dengan keinginannya sendiri. Adanya ketidakseimbangan informasi, membuat dealer harus siap menanggung rugi. Hal ini menunjukkan bahwa harga berpengaruh negatif terhadap bid-ask spread. Investor yang kurang memiliki informasi cukup mengenai aktivitas stock split, sehingga hanya melakukan transaksi pada saham-saham tertentu yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Hal ini berarti return saham kurang bervariasi, yang menunjukkan bahwa volatilitas harga saham berpengaruh positif terhadap bid-ask spread. Yuliastari (2008) menyatakan bahwa jika harga suatu saham turun, investor akan tertarik untuk memperbanyak jumlah saham yang dimiliki dan banyak investor yang dapat menjual dan membeli sahamnya, akibatnya jumlah pemegang saham menjadi bertambah banyak setelah stock split. Pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar yang hargaharga sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Perusahaan yang melakukan stock split secara teoritis dan empiris telah menyebabkan harga saham bereaksi dan ini adalah kejadian yang disebabkan oleh systematic risk. Saham yang baru akan menekan harga saham secara temporer di bawah nilai sebenarnya. Jika harga saham jatuh karena meningkatnya penawaran, maka saham akan menawarkan return yang lebih tinggi daripada saham lain dan investor akan tertarik untuk membelinya. Hal ini menyatakan bahwa harga dan varian return saham tidak berpengaruh secara signifikan terhadap bid-ask spread sebelum dan sesudah stock split. Bila permintaan cukup banyak atau saham tersebut cukup likuid maka dealer tidak perlu menyimpan saham tersebut dalam waktu yang lama sehingga menurunkan biaya pemilikan. Turunnya biaya pemilikan akan menurunkan bid-ask spread saham. Hal ini berarti bahwa volume perdagangan berpengaruh secara signifikan terhadap bid-ask spread sebelum dan sesudah stock split. Ciptaningsih (2010) menunjukkan bahwa harga saham memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap bid-ask spread. Begitu pula volume perdagangan, dalam penelitian ini ditunjukkan bahwa volume perdagangan memiliki pengaruh negatif tetapi signifikan terhadap bid-ask spread. Hal ini sama dengan varian return yang juga memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap bid-ask spread. Dummy sebelum/sesudah stock split berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap bid-ask spread. Nurmayanti (2009) menyatakan bahwa return saham berpengaruh terhadap bid-ask spread hanya pada saat sesudah pengumuman laporan keuangan dalam kondisi bad news. Ini berarti dalam kondisi bad news, dealer menentuka bid-ask spread berdasarkan pada return saham. Sedangkan earning dan volume perdagangan saham mempunyai pengaruh terhadap bid-ask spread sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan dalam kondisi good news dan bad news. Bid-ask spread sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan juga tidak memiliki perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa biaya informasi yang dibutuhkan sebelum pengumuman laporan keuangan sama dengan sesudah pengumuman laporan keuangan. Dari penelitian terdahulu yang masih terdapat ketidakkonsistenan hasil penelitian dan perbedaan pengaruh nilai bid-ask spread, return, volume perdagangan dan volatilitas harga saham sebelum dan sesudah stock split, maka peneliti melakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh return saham, volume 3 perdagangan saham, dan volatilitas harga saham terhadap bid-ask spread pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia periode Januari 2010–Agustus 2012. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahannya “Apakah Return Saham, Volume Perdagangan, dan Volatilitas Harga Saham Berpengaruh Secara Serempak dan Parsial Terhadap Bid-Ask Spread Pada Perusahaan yang Melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia?” Manfaat Penelitian adalah: a. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi dengan melihat pengaruh return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham terhadap bid-ask spread pada perusahaan– perusahaan yang melakukan stock split di BEI. b. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian mengenai bid-ask spread dan mampu memberikan bukti mengenai pengaruh return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham terhadap bid-ask spread pada perusahaan–perusahaan yang melakukan stock split di BEI. c. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk memperhatikan return saham, volume perdagangan, volatilitas harga, bidask spread, agar mampu menarik investor untuk berinvestasi di perusahaan. TINJAUAN PUSTAKA Bid-Ask Spread Menurut (Jones, 2004:89), bid-ask spread adalah bagian dari biaya perdagangan saham. Harga bid adalah penawaran harga tertinggi untuk membeli sekuritas yang diberikan dan harga ask adalah harga terrendah dimana sekuritas yang ditawarkan untuk dijual. Akibatnya, investor membayar harga ask ketika membeli surat berharga dan menerima harga bid saat menjual sekuritas (Gitman, 2009:24). Perhitungan bidask spread dapat dirumuskan sebagai berikut (Stoll, 1989): Bid-Ask Spread = (Pj – Pb)/Pt Dimana: Pj = Harga jual Pb = Harga beli Pt = True Price Menurut Hamilton (dalam Chandra 2003), bidask spread dapat dibedakan menjadi dua model, yaitu : 1. Dealer Spread Dealer spread merupakan selisih antara harga bid dan harga ask yang menyebabkan dealer ingin memperdagangkan sekuritas dengan aktivanya sendiri. 2. Market Spread Market spread merupakan selisih antara highest bid dengan lower ask yang terjadi pada saat tertentu. Stock Split Menurut Halim (2007), stock split (pemecahan saham) adalah perubahan nilai nominal per lembar saham dan perubahan jumlah saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahannya (split factor). Perusahaan melakukan stock split karena harga sahamnya dinilai terlalu tinggi (overvalued). Harga saham yang overvalued menyebabkan kemampuan investor untuk membeli saham tersebut menjadi menurun. Melalui stock split, diharapkan harga saham terjadi pada kisaran tertentu yang dianggap optimal, pada akhirnya saham perusahaan lebih aktif diperdagangkan. Pada dasarnya stock split dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara (Husnan, 2005), yaitu: 1. Pemecahan Naik (Split Up) Pemecahan naik adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar.Misalnya dengan faktor pemecahan 2:1. 2. Pemecahan Turun (Split Down/Reverse Split) Pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya dengan faktor pemecah 1:2. Secara teoritis, motivasi yang mendasari perusahaan melakukan stock split serta dampak yang ditimbulkannya tertuang dalam teori trading range theory dan signaling theory. 1. Trading Range Theory Teori ini menyatakan bahwa alasan manajemen melakukan stock split didorong oleh perilaku pasar 4 yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan dengan kenaikan harga.Volume perdagangan saham melakukan stock split, maka dapat menjaga harga merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang saham agar tidak terlalu mahal. diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Untuk 2. Signaling Theory membuat keputusan investasinya, seorang investor Teori ini menyatakan bahwa stock split memberikan yang rasional akan mempertimbangkan risiko dan sinyal yang positif karena manajemen akan tingkat keuntungan yang diharapkan. Untuk itu menginformasikan prospek masa depan yang baik dari investor seharusnya melakukan analisis sebelum perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya. menentukan saham yang akan mereka beli. Untuk melakukan analisis investor memerlukan informasi. Adanya informasi yang dipublikasikan akan mengubah Return Saham Menurut Jogiyanto (2003), return merupakan keyakinan para investor yang dapat dilihat dari reaksi hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat pasar. Salah satu reaksi pasar tersebut adalah reaksi berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return volume perdagangan. ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan Besarnya variabel volume perdagangan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan (realized return) merupakan return yang terjadi. saham yang dapat dilihat melalui indikator aktivitas Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. volume perdagangan (Trading Volume Activity / TVA). Return realisasi penting karena digunakan sebgai salah Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis indikator yang dapat digunakan untuk melihat reaksi ini juga berguna sebagai dasar penentuan pasar modal terhadap informasi melalui parameter returnekspektasi (expected return) dan risiko di masa pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di mendatang. pasar modal. Return terdiri dari capital gain (loss) dan yield sebagai berikut: Volatilitas Harga Saham Return = capital gain (loss) +Yield Menurut Lorie (1985:184), volatilitas adalah Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari bagian dari variabilitas total akibat sensitivitas harga investasi sekarang relatif dengan harga periode terhadap perubahan pasar yang merupakan risiko lalu. sistematis dan tidak dapat dihindari. Hal ini diukur dengan koefisien beta.Portofolio yang efisien tidak P Pt 1 Capital Gain (loss) = t memiliki risiko tambahan, dan volatilitas adalah satuPt 1 satunya sumber variabilitas tingkat pengembalian. Jika harga investasi sekarang (Pt) lebih tinggi Volatilitas merupakan ukuran terhadap dari harga investai periode lalu (Pt-1) ini berarti sebaran/dispersi di sekitar rata-rata hasil dari sebuah terjadikeuntungan modal (capital gain), sebaliknya sekuritas. Satu cara untuk mengukur volatilitas adalah terjadi kerugian modal (capital loss).Yield merupakan dengan menggunakan standar deviasi, yang akan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga menjelaskan seberapa ketat harga suatu saham dapat investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk dikelompokkan di seputar rata-rata (mean) atau ratasaham, yield adalah persentase dividen terhadap harga rata bergerak (moving average/MA). Ketika hargasaham periode sebelumnya. Dengan demikian, return harga bergerak sangat ketat dalam satu gerombolan, dapat juga dinyatakan sebagai berikut ini: standar deviasinya sangat kecil. Ketika pergerakan harga sangat tersebar, standar deviasi akan relatif Pt Pt 1 Return = + Yield besar. P t 1 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Volume Perdagangan Statistik Deskriptif Menurut Jones (2010:413), volume Hasil statistik deskriptif untuk seluruh variabel perdagangan merupakan bagian dari analisis teknikal. yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Volume perdagangan yang tinggi dianggap sejalan Tabel 5 berikut ini: 5 sebesar 0,0436105. Nilai bid-ask spread minimum adalah sebesar 0% yang dimiliki oleh BFI Finance Indonesia Tbk pada 3, 8 dan 10 Agustus 2012, Bank Std. Tabungan Pensiunan Nasional Tbk pada 21 Maret N Mean Deviation Minimum Maximum 2011, Darya-Varia Laboratoria Tbk pada 17 November Return 220 .4051 1.569 -.1972 10.985 2010, Hero Supermarket Tbk pada 29, 30 Maret dan 3, Volume 220 .2397 .45002 .0000 3.0105 5April 2012, Resource Alam Indonesia Tbk pada 10– Perdagangan 24 Maret 2010, Modern International Tbk pada 26 Juni Volatilitas 220 .2177 .4106325 .0021 3.0096 HargaSaham 2012, Capitalinc Investment Tbk pada 1 Juli 2011, BidAsk Pool Advista Indonesia Tbk pada 27 Desember 2011– 220 .0414 .0436105 .0000 .2727 Spread 10 Januari 2012, Surya Toto Indonesia Tbk pada 3 dan Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (data diolah) 7 Agustus, sedangkan nilai bid-ask spread maksimum adalah sebesar 0.2727% yang dimiliki oleh Hero Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata Supermarket Tbk pada 12 April 2012. return saham pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia periode Januari 2010 Regresi Linear Berganda sampai dengan Agustus 2012 adalah sebesar Hasil dari analisis regresi linear berganda 0,405185% dengan standar deviasi sebesar 1,5693031. dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini: Nilai return saham minimum adalah sebesar -0,1972% Tabel 10 yang dimiliki oleh Hero Supermarket Tbk pada 12 Hasil Regresi Linear Berganda April 2012, sedangkan nilai return saham maksimum Stand adalah sebesar 10.9853% yang dimiliki oleh Surya ardize d Toto Indonesia Tbk pada 9 Agustus 2012. Unstandardize Coeffi Collinearity Nilai rata-rata volume perdagangan saham d Coefficients cients Statistics pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Std. Toleranc Efek Indonesia periode Januari 2010 sampai dengan Model B Error Beta t Sig. e VIF Agustus 2012 adalah sebesar 0,239705% dengan 1 (Constant) -2.838 .186 -15.246 .000 standar deviasi sebesar 0.4500204. Nilai volume LnReturn 1.65 .167 .049 .454 3.429 .001 .606 perdagangan saham minimum adalah sebesar 0% yang Saham 1 dimiliki oleh Darya-Varia Laboratoria pada 17 LnVolume 1.06 .046 .046 .107 1.010 .315 .939 Perdagangan 4 November 2010 dan Hero Supermarket Tbk pada 3 dan 6 April 2012, sedangkan nilai volume LnVolatilitasSa 1.65 -.121 .073 -.220 -1.656 .102 .603 ham 7 perdagangansaham maksimum adalah sebesar 3.0105% a. DependentVariable: yang dimiliki oleh Surya Semesta Internusa Tbk pada LnBidAskSpread 13 Juli 2011. Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah) Nilai rata-rata volatilitas harga saham pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Hasil tersebut dapat ditulis dalam model Indonesia periode Januari 2010 sampai dengan persamaan regresi sebagai berikut: Agustus 2012 adalah sebesar 0,217799% dengan Y = -2,838 + 0,167 X1 + 0,046 X2 - 0,121 X3 + e standar deviasi sebesar 0,4106325. Nilai volatilitas Dari persamaan regresi linear berganda tersebut dapat harga saham minimum adalah sebesar 0,0021% yang dijelaskan sebagai berikut: dimiliki oleh BFI Finance Tbk pada 1 Agustus 2012, sedangkan nilai volatilitas harga saham maksimum 1. Nilai konstanta sebesar -2,838. Hal ini adalah sebesar 3,0096% yang dimiliki oleh Surya Toto menunjukkan bahwa jika return saham, volume Indonesia Tbk pada 9 Agustus 2012. perdagangan dan volatilitas harga saham dianggap Nilai rata-rata bid-ask spread pada perusahaan konstan atau nol maka bid-ask spread bernilai yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia 2,838%. periode Januari 2010 sampai dengan Agustus 2012 2. Nilai koefisien regresi return saham sebesar 0,167. adalah sebesar 0,041482% dengan standar deviasi Hal ini menunjukkan perubahan return saham Tabel 5 Statistik Deskriptif 6 berpengaruh positif terhadap bid-ask spread, b. Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) artinya jika return saham meningkat sebesar 1% Tabel 11 maka bid-ask spread akan meningkat sebesar Hasil Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ANOVAb 0,167%. 3. Nilai koefisien regresi volume perdagangan Sum of Mean Model Squares df Square F Sig. sebesar 0,046. Hal ini menunjukkan perubahan 1 Regression 7.412 3 2.471 4.084 .009a volume perdagangan berpengaruh positif terhadap bid-ask spread, artinya jika volume perdagangan Residual 49.610 82 .605 meningkat sebesar 1% makabid-ask spread akan Total 57.022 85 meningkat sebesar 0,046%. a. Predictors: (Constant), LnVolatilitasSaham, 4. Nilai koefisien regresi volatilitas harga saham LnVolumePerdagangan, LnReturnSaham sebesar -0,121. Hal ini menunjukkan perubahan b. Dependent Variable: LnBidAskSpread volatilitas harga saham berpengaruh negatif Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah) terhadap bid-ask spread, artinya jika volatilitas harga saham meningkat sebesar 1% maka bid-ask Tabel 11 menunjukkan nilai sign (0,006) < α spread akan menurun sebesar 0,121%. (0,05) dan Fhitung adalah 4,084 dimana Fhitung (4,084) > Ftabel (3,240), maka Ha diterima dan Ho ditolak. Uji Hipotesis Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara a. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) perubahan return saham (X1), volume perdagangan 1. Pengujian return saham (X1) terhadap bid-ask (X2) dan volatilitas harga saham (X3) terhadap bid-ask spread (Y) menunjukkan sign (0,001) < α spread. (0,05) dan thitung adalah 3,429 dimana thitung (3,429) > ttabel (2,093), maka Ha diterima dan Koefisien Determinasi Ho ditolak. Artinya terdapat pengaruh yang Nilai koefisien determinasi pada penelitian signifikan antara return saham terhadap bid- bertujuan untuk mengetahui seberapa besar ask spread. kemampuan model dalam menerangkan variasi 2. Pengujian volume perdagangan (X2) terhadap variabel dependen. bid-ask spread (Y) menunjukkan sign (0,315) Tabel 12 > α (0,05) dan t hitung adalah 1,010 dimana thitung Hasil Uji Koefisien Determinasi (1,010)< ttabel (2,093), maka Ha ditolak dan Ho b Model Summary diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara volume perdagangan Adjusted R Std. Error of the terhadap bid-ask spread. Model R R Square Square Estimate 3. Pengujian volatilitas harga saham (X 3) a terhadap bid-ask spread (Y) menunjukkan sign 1 .361 .130 .098 .7778183 (0,102) > α (0,05) dan thitung adalah -1,656 dimana thitung (-1,656)< ttabel (2,093), maka Ha a. Predictors: (Constant), LnVolatilitasSaham, ditolak dan Ho diterima. Artinya tidak terdapat LnVolumePerdagangan, LnReturnSaham pengaruh yang signifikan antara volatilitas b. Dependent Variable: LnBidAskSpread harga saham terhadap bid-ask spread. Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah) Dari Tabel 12 diperoleh nilai R Square sebesar 0,130 dan nilai Adjusted R Square sebesar 0,098. Hal ini menunjukkan bahwa 0,098 atau 9,8% variasi variabel bid-ask spread perusahaan yang melakukan stock split dapat dijelaskan oleh variassi variabel independen return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham, sedangkan sisanya sebesar 7 90,2% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang 3. Pengaruh Volatilitas Harga Saham Terhadap Bidtidak diteliti pada penelitian ini. Ask Spread Volatilitas harga saham berpengaruh yang negatif dan tidak signifikan antara perubahan Pembahasan 1. Pengaruh Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread volatilitas harga saham terhadap bid-ask spread pada Return saham berpengaruh yang positif dan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini sejalan signifikan terhadap bid-ask spread. Penelitian ini dengan Yuliastari (2008). Hal ini berarti return saham sejalan dengan penelitian Ambarwati (2008) dan bervariasi, karena investor memiliki informasi yang Nurmayanti (2009). Menurut Ambarwati (2008), cukup tentang aktivitas stock split sehingga tidak hanya pengaruh positif ini terjadi karena harga saham melakukan transaksi pada saham-saham tertentu saja. cenderung senantiasa naik dalam tiap transaksinya Variabel volatilitas harga saham yang mewakili risiko berarti menghasilkan returnsaham yang tinggi. Hal ini saham dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif semakin tinggi risiko suatu saham menyebabkan dealer diperdagangkan dan dengan keadaan ini menunjukkan tidak lama menahan saham, sehingga biaya bahwa saham tersebut digemari oleh investor. kepemilikan saham menjadi menurun yang Keadaan ini juga senantiasa membuat dealer menyebabkan menyempitnya spread yang ada. tidak langsung melepas saham tetapi saham tersebut Menurut Yuliastari (2008), investor ditahan terlebih dahulu sampai pada waktu tertentu, memerlukan informasi yang berkaitan dengan sehingga semakin lama saham tersebut berada di pembentukkan harga saham dalam mengambil tangan dealer maka akan menimbulkan adanya bid-ask keputusan untuk membeli atau menjual saham. Harga spread saham yang lebih besar karena akan menyerap dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga lebih banyak biaya kepemilikan saham yang pasar suatu saham. Harga dasar ini akan berubah sesuai ditanggung oleh dealer. Hal ini terjadi karena dealer dengan aksi yang dilakukan perusahaan yaitu stock menganut motif jangka panjang dalam berinvestasi, split, sehingga harga dasar yang baru harus dihitung dengan maksud yaitu untuk dapat menutup biaya sesuai dengan perubahan harga teoritis hasil transaksi yang terjadi untuk membeli saham tersebut. perhitungan aksi perusahaan tersebut. Jika harga saham Hal ini yang menyebabkan hasil penelitian ini tidak jatuh karena meningkatnya penawaran, maka saham menunjukkan adanya pengaruh negatif return saham akan menawarkan return yang lebih tinggi dari saham terhadap bid-ask spread. lain dan investor akan tertarik untuk membelinya. 2. Pengaruh Volume Perdagangan Terhadap Bid-Ask Spread Volume perdagangan saham berpengaruh yang positif tetapi tidak signifikan antara perubahan volume perdagangan terhadap bid-ask spread. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikansinya (1.010) lebih besar dari 0,05. Dari hasil uji statistik t juga diperoleh hasil kesimpulan yang sama dimana nilai ttabel lebih besar dari thitung dengan arah positif. Hal ini berarti jika volume perdagangan meningkat akan membuat spread melebar pula. Bila permintaan cukup banyak atau saham tersebut cukup likuid akan membuat harga saham menjadi menurun, maka dealer perlu menyimpan saham tersebut selama beberapa waktu sampai saham tersebut memiliki harga yang tinggi agar dealer tidak mengalami kerugian dalam berinvestasi. Hal ini akan membuat biaya kepemilikan menjadi meningkat sehingga bid-ask spread meningkat. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: Return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham secara serempak berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek. Dengan nilai R square 0,098 yang berarti bahwa kemampuan return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham dalam menerangkan keragaman bid-ask spread adalah sebesar 9,8% sedangkan sisanya yaitu 90,2% diterangkan oleh variabel lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Sedangkan secara parsial, hanya return saham yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap bid-ask spread pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia. 8 DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Sri Dwi Ari, 2008. “Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham, dan Varian Return Saham Terhadap Bid – Ask Spread Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Tergabung Dalam Indeks LQ45 Periode Tahun 2003 – 2005”, Jurnal Siasat Bisnis. Volume 12 Nomor 1 hal 27-38. Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti, 2006.Pengantar Pasar Modal, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta. Asnawi, Said Kelana dan Chandra Wijaya, 2005.Riset Keuangan: Pengujian-Pengujian Empiris, Edisi Pertama, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Chandra, Ardha, 2003. “Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, danVolatilitas Harga Saham Terhadap Bid-Ask Spread pada Perusahaan yang melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia Periode 1999 – 2002”, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. Ciptaningsih, AgungNurIsra, 2010. “Analisis Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, danVariansi Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 - 2009”, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang. Elton, Edwin J dan Martin J Gruber dan Stephen J Brown dan William N Goetzmann. 2003. Modern Portofolio Theory and Investment Analysis, Sixth Edition, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey. Erlina, 2011.Metodologi Penelitian, Edisi Keempat, USU Press, Medan. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gitman, Lawrence J, 2009.Principles of Managerial Finance, Fifth Edition, Pearson Prentice Hall, Boston. Gitman, Lawrence J dan Michael D Joehnk, 1984.Fundamentals of Investing, Second Edition, Harper & Row Publishers, New York. Halim, Abdul, 2007. Manajemen Keuangan Bisnis, Ghalia Indonesia, Bogor. Haugen, Robert A, 1997. Modern Investment Theory, Fourth Edition, Prentice Hall, Inc., New Jersey. Jogiyanto, 2003.Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta. Jones, Charles Parker, 2004. Investments: analysis and management, Ninth Edition, John Wiley & Son,Inc., United States of America. Kolb, Robert W, 1986. Investments, Scott Foresman and Company, London. Lorie, James H dan Peter Dodd dan Mary Hamilton Kimpton, 1985.The Stock Market:Theories and Evidence, Second Edition, Richard D Irwin,Inc., Illinois. Nurmayanti, Poppy, 2009. “Pengaruh Return Saham, Earnings, dan Volume Perdagangan Saham Terhadap BidAsk Spread Sebelum dan Sesudah Pengumuman Laporan Keuangan”, Pekbis Jurnal. Volume 1 Nomor 2 hal 115-123. 9 Ross, Stephen A dan Brandon D Jordan dan Randolph W Westerfield, 2004.Essentials of Corporate Finance, Fourth Edition, McGraw-Hill, Boston. Samsul, Mohamad, 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Erlangga, Jakarta. Sekaran, Uma, 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta. Sharpe, William F dan Gordon J Alexander dan Jeffry V Bailey, 1999.Investments, Sixth Edition, Prentice Hall International, Inc., New Jersey. Simatupang, Paulus, 2008. Pengantar Pasar Modal, Edisi Pertama, MitraWacana Media, Jakarta. Stoll, Hans R, 1989. “Inferring The Components of The Bid – Ask Spread: Theory And Empirical Tests”, The Journal of Finance. Volume 44 Nomor 1 pp 115-134. Sugiyono, 2009.Metode Penelitian Bisnis,Edisi Ketujuh, Alfabeta, Bandung. Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni, 2006.Metodologi Penelitian Bisnis, Andi, Yogyakarta. Yuliastari, Tanti, 2008. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bid-Ask Spread Sebelum dan Sesudah Stock Split di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2005”, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. http://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock diakses pada 10 November 2012, pukul 10:00 wib http://www.idx.co.id/corporateaction diakses pada 23 Oktober 2012, pukul 14:00 wib http://www.e-bursa.com/companyprofile diakses pada 17 November 2012, pukul 14:00 wib http://mysubulussalam.wordpress.com/randomwalk diakses pada 17 November 2012 pukul 16:00 wib http://www.sahamok.com diakses pada 01 November 2012 pukul 18:00 wib http://www.finance.yahoo.com/investing/marketstats diakses pada 24 November 2012 pukul 17.00 wib http://www.investopedia.com./HansWagner diakses pada 13 Desember 2012 pukul 15.00 wib 10