GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAMIS1 Atun Kentarsih2 Minceu Sumirah3 Atun Farihatun4 INTISARI Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal, yaitu lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi merupakan penyakit yang dapat menyerang jantung, pembuluh darah, saraf, dan ginjal yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin pada pasien hipertensi di Ruang Kenanga Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap di RSUD Ciamis yang terdapat di ruang Kenanga. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan sampling insidental, karena jumlah pasien hipertensi rawat inap di RSUD Ciamis setiap harinya berbeda-beda. Hasil dari penelitian diperoleh kadar hemoglobin pada pasien hipertensi yang normal sebanyak 17 orang dan kadar hemoglobin yang tinggi sebanyak 13 orang. Kata kunci Kepustakaan Keterangan : Hipertensi, Penyakit Akibat Hipertensi, Hemoglobin : 24, ( 2005-2015 ) : 1 Judul, 2 Nama mahasiswa, 3 Nama pembimbing I, 4 Nama pembimbing II. iv DESCRIPTION OF HEMOGLOBIN LEVELS AT PATIENTS WITH HYPERTENSION KENANGA ROOM GENERAL HOSPITAL IN REGIONAL CIAMIS1 Atun Kentarsih2 Minceu Sumirah3 Atun Farihatun4 ABSTRACT Hypertension is a disorder of the circulatory system that can cause a rise in blood pressure above the normal value, which is greater than 140/90 mmHg. Hypertension is a disease that can affect the heart, blood vessels, nerves, and kidneys are characterized by increased blood pressure . This study aims to describe hemoglobin levels in patients with hypertension Kenanga Room General Hospital In Regional Ciamis. The study design used is descriptive. The sample in this study are inpatients in hospitals Ciamis contained in ylang space. The sampling technique this study using incidental sampling, because the number of hypertensive patients hospitalized in hospitals Ciamis every day is different. The results of the study showed hemoglobin levels in patients with hypertension that is normal as much as 17 and a hemoglobin level higher by 13. Keywords Library Description : Hypertension, Hypertension Due to Disease, Hemoglobin : 24, (2005-2015) : 1 Title, 2 Names Of Students, 3 Names Supervisor I, 4 Name of the supervising II. v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu laboratorium klinik atau patologi klinik merupakan penerapan ilmu dasar (basic science) dalam pemeriksaan laboratorium klinik sehingga dapat digunakan bagi klinik dalam diagnosis, pemeriksaan lanjutan (follow up) dan peramalan diagnosis suatu penyakit. Pemeriksaan laboratorium klinik terbaik adalah apabila tes tersebut akurat (tepat), persis (teliti), spesipik, murah, dan dapat membedakan orang normal dan abnormal (EN dan AS, 2008). Pemeriksaan laboratorium biasanya diminta untuk mengkonfirmasi suatu dugaan klinis atau untuk suatu diagnosis (misal, hemoglobin untuk anemia). Disiplin ilmu dalam kedokteran laboratorium meliputi beberapa bidang utama, salah satunya adalah hematologi (Ronald A. S dan Richard , 2005). Dalam hal diagnosis karena merupakan satu hal yang mutlak di pertanggungjawabkan maka harus akurat dalam mendiagnosis, jika terjadi kesalahan akan menyebabkan sesuatu yang fatal. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Haqqah ayat 45-46 yang berbunyi : Yang artinya : Niscaya benar-benar kami pegang dia pada tangan kanannya. Artinya : Kemudian benar-benar kami potong urat tali jantungnya (Al-Qur’an dan terjemahannya, 2005). Maksud dari ayat tersebut ialah jika Rasulullah SAW berdusta terhadap Allah maka sanksi yang akan diberikan ialah pemotongan pembuluh darah yang keluar dari jantungnya (aorta) sehingga 1 2 kematian adalah hasil akhirnya. Aorta memiliki aliran darah yang cepat karena tekanannya langsung berasal dari kontraksi jantung, selain itu volume darahnya masih sangat banyak (hanya punya 1 percabangan kecil yaitu koroner) oleh karena itu ketika aorta dipotong maka konsekuensinya ialah akan terjadi pendarahan yang sangat hebat lalu syok dan dengan mudahnya dapat menimbulkan kematian. Ayat ini menjelaskan bahwa : 1. Darah dipandang sebagai suatu :kendaraan” untuk hidup, 2. Arteri yang langsung berasal dari jantung (aorta) penting untuk mempertahankan hidup (Q.S Al-Haqqah ayat 45-46). Hematologi merupakan suatu ilmu tentang darah, didalamnya mempelajari tentang sel-sel darah termasuk pembentukannya, morfologi serta fungsinya, baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan tidak normal (patologis). Dalam pemeriksaan laboratorium hematologi terdapat salah satunya adalah pemeriksaan rutin, dimana terdapat pemeriksaan hemoglobin. Hemoglobin merupakan zat protein yang ditemukan dalam sel darah merah (SDM), yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri atas zat besi yang merupakan pembawa oksigen. Tujuan pemeriksaan hemoglobin antara lain untuk memantau kadar hemoglobin dalam SDM, untuk membantu mendiagnosis anemia, serta untuk menemukan defisit cairan tubuh akibat peningkatan kadar hemoglobin (Joyce, 2007). Tekanan darah yaitu tenaga dari darah untuk melawan dinding pembuluh darah. Ada dua faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu cardiac output dan tahanan perifer denyut jantung dan tekanan darah dipertahankan atau diatur oleh “pressoreceptor”, sebagai contoh bila kita berdiri secara tiba-tiba dari jongkok, tekanan darah akan menurun, pressoreceptor memberikan sinyal ke pusat kontrol jantung dan pusat kontrol vasomoler di medulla oblongata. Kemudian impuls akandi salurkan menyebabkan ke denyut serabut jantung saraf simpatik meningkat dan yang arteri selanjutnya mengerut 3 (kontraksi). Hasil akhirnya berupa peningkatan tekanan darah (Sarpini, 2014). Tekanan darah menunjukkan kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh darah ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut yaitu 120/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung dan disebut tekanan sistolik. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan pada saat jantung istirahat antara pemompaan, disebut tekanan diastolik. Saat jantung beristirahat adalah saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah yaitu saat beristirahat dalam keadaan duduk atau berbaring. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dari orang dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berada paling tinggi waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur di malam hari. Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari pada biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi (Anonime, 2009). Hipertensi adalah sindrom yang sering terjadi ketika ada masalah kesehatan pada seseorang sehingga membutuhkan pengobatan yang lebih spesifik (Noviyanti, 2015). Berdasarkan hasil survei ke RSUD Ciamis pada tahun 2015 menunjukan bahwa pasien hipertensi rawat inap di RSUD Ciamis sebanyak 250 orang. Yang terdapat diruang Kenanga, Mawar, dan Teratai (RSUD Ciamis, 2016). Sebuah studi yang dilakukan oleh Dr. Inrig dan Kolega menunjukkan bahwa : pada kelompok pasien dengan kadar Hb yang tinggi, terpantau tekanan darah diastolik yang lebih tinggi. Namun tidak terpantau hubungan dengan tekanan darah systolic (Inrig, 2012). 4 Peningkatan kadar hemoglobin (Hb) dapat menyebabkan hipertensi (Bain, 2015). Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui “Gambaran Kadar Hemoglobin pada Pasien Hipertensi di Ruang Kenanga RSUD Ciamis”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana gambaran kadar hemoglobin pada pasien hipertensi di Ruang Kenanga RSUD Ciamis”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum. Untuk mengetahui gambaran hasil kadar hemoglobin pada pasien hipertensi di Ruang Kenanga RSUD Ciamis. 2. Tujuan khusus. Untuk mengukur kadar hemoglobin pada pasien hipertensi di Ruang Kenanga RSUD Ciamis. D. Manfaat Penelitian 1. Pendidikan Dapat memberikan informasi ilmiah yang bermanfaat dalam mengembangkan pelajaran hematologi, khususnya yang berhubungan dengan kadar hemoglobin pada pasien hipertensi. 2. Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang gambaran kadar hemoglobin pada pasien hipertensi. 3. Peneliti Sebagai tambahan wawasan ilmu pengetahuan tentang gambaran kadar hemoglobin pada pasien hipertensi dan 5 mengaplikasikannya pada pemeriksaan meliputi preanalitik, analitik, dan post analitik. E. Keaslian Penelitian Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu oleh Yesi Robi D3 Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis tahun 2012 dengan judul “Hubungan Kolestrol Total Dengan Hipertensi”. Dengan hasil adanya hubungan yang bermakna antara kadar kolestrol total dengan hipertensi. Sedangkan penelitian yang dikaji oleh peneliti berjudul “Gambaran Kadar Hemoglobin pada Pasien Hipertensi di Ruang Kenanga RSUD Ciamis”. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada penderita hipertensi. Perbedaan penelitian dilakukan dengan penelitian tersebut adalah pemeriksaan kadar hemoglobin, tempat dan waktu penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar 1. Hemoglobin a. Definisi Hemoglobin Hemoglobin merupakan ikatan heme dan globin. Heme 4% merupakan kompleks antara besi dan porfirin. Sedang globin 96% merupakan protein yang larut dalam air. Pembentukan hemoglobin bergantung kepada metabolisme porfirin, globin dan besi. Dalam keadaan normal hemoglobin laki-laki dewasa kadarnya 13.0-18.0 g/dl, wanita dewasa 11,516,5 g/dl, wanita hamil 11,0-16,5 g/dl, sedangkan anak-anak (3-6 tahun) 12,0-14,0 g/dl (Priyana, 2010). Penurunan kadar hemoglobin terdapat pada penderita anemia, kanker, penyakit ginjal, pemberian cairan intra vena berlebihan, dan obat-obatan. Peningkatan hemoglobin terdapat pada pasien dehidrasi, polositemia, penyakit paru obstruktif menahun, gagal jantung kongesti, dan luka bakar hebat (AY. Sutedjo, 2006). b. Fungsi Hemoglobin 1) Mengatur pertukaran oksigen dan karbondioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh. 2) Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian di bawa keseluruh jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar. 3) Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang (Hoffbrand A.V, 2013). 6 7 c. Sintesis Hemoglobin Sintesis hemoglobin meliputi sintesis hem dan globin. Bagian hem pada hemoglobin terdiri dari sebuah struktur cincin porfirin. Bagian globin adalah suatu protein yang terdiri dari dua pasang rantai asam amino (Sacher, 2012). Sintesis heme terutama terjadi di mitokondria melalui suatu rangkaian reaksi biokimiawi yang dimulai dari kondensasi glisin dan suksinil koenzim A dalam pengaruh kerja enzim asam aminolevulinat (ALA). Pada akhirnya protoporfirin bergabung dengan besi dalam bentuk ferro untuk membentuk heme. Setiap molekul heme bergabung dengan satu rantai globin (Hoffbrand A.V, 2013). d. Kadar hemoglobin Jumlah hemoglobin dalam darah normal kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya disebut 100% (Pearce, 2010). Tabel 2.1 Batas Normal Kadar Hemoglobin Kelompok Umur Anak-anak 3-6 tahun Laki-laki dewasa Wanita dewasa Wanita hamil Hemoglobin (gr/dl) 12,0-14,0 gr/dl 13,0-18,0 gr/dl 12,0-16,0 gr/dl 11,0-16,0 gr/dl Sumber : Priyana (2010) e. Manfaat pemeriksaan hemoglobin dalam klinik Pemeriksaan hemoglobin memiliki beberapa manfaat yaitu : 1) Untuk mengevaluasi kapasitas pengangkutan oksigen. 2) Menilai struktur dan fungsi eritrosit. 3) Memberikan pemahaman mengenai penyakit sel darah marah. 4) Memperkirakan hemoglobin. ukuran rata-rata dan kandungan 8 5) Mengetahui penyebab umum hipoksia jaringan (Sacher & McPherson, 2012). 2. Hipertensi a. Definisi Hipertensi Hipertensi adalah istilah medis bagi tekanan darah tinggi. Bukan berarti hipertensi adalah istirahat yang mengarah pada pengertian menjadi tegang, gugup, atau hiperaktif. Malah, orang yang tenang dan rileks pun bisa jadi akan mempunyai tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi biasanya tidak mempunyai gejala.Kenyataannya, banyak orang yang mempunyai tekanan darah tinggi selama bertahun-tahun tapi tidak mengetahuinya.Itulah sebabnya mengapa tekanan darah tinggi disebut pembunuh diam-diam atau silent killer. Sekitar 70% penderita hipertensi tidak merasakan gejala apa-apa, sehingga tidak mengetahui dirinya menderita hipertensi sampai ia memeriksakan tekanan darahnya ke dokter. Namun, sebagian lagi ada yang mengeluh pusing, kencang di tengkuk, dan sering berdebardebar. Satu-satunya cara mendeteksi tekanan darah tinggi adalah pergi ke dokter untuk memeriksa tekanan darah, setidaknya sekali dalam setahun, karena hipertensi dapat menyebabkan penyakit yang serius (Ramadhan, 2010). Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang 9 memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat (Kemenkes, 2008). Tekanan darah tinggi adalah kondisi umum dimana cairan darah dalam tubuh menekan dinding arteri dengan cukup kuat hingga kesehatan, seperti akhirnya penyakit menyebabkan jantung. masalah Tekanan darah ditentukan oleh jumlah darah yang dipompa jantung dan jumlah resistensi terhadap aliran darah pada arteri. Semakin banyak darah dipompa jantung dan arteri mengalami penyempitan, maka tekanan darah akan meningkat (WHO, 2015). Penyakit hipertensi dari tahun ke tahun, terus mengalami peningkatan, tidak hanya di Indonesia namun juga di dunia. Sebanyak 1 miliar orang di dunia atau 1 dari 4 orang dewasa menderita penyakit ini. Bahkan, diperkirakan jumlah penderita hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 miliar menjelang tahun 2025. Oleh karena itu, diperlukan penanganan serius oleh berbagai pihak untuk menekan angka kematian pada penderita hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko paling berpengaruh sebagai penyebab penyakit jantung (kardiovaskular). Karena itu, tidak heran jika penderita penyakit jantung kini mencapai lebih dari 800 juta orang diseluruh dunia. Kurang lebih 10-30 % penduduk dewasa di hampir semua Negara mengalami penyakit hipertensi, dan sekitar 50-60 % penduduk dewasa dapat dikategorikan sebagai mayoritas utama yang status kesehatannya akan menjadi lebih baik bila dapat dikontrol tekanan darahnya (Ramadhan, 2010). Tekanan darah dianggap normal bila kurang dari 135/85 mmHg, sedangkan dikatakan hipertensi bila lebih dari 10 140/90 mmHg, dan diantara nilai tersebut dikatakan normal tinggi. Namun, buat orang Indonesia, banyak dokter berpendapat bahwa tekanan darah yang ideal adalah sekitar 110-120/80-90 mmHg. Batasan ini berlaku bagi orang dewasa di atas 18 tahun (Ramadhan, 2010). Selain itu, menurut dr. Andang Joesoef SpJP (K), direktur Pelayanan Medis Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, “Tekanan darah 120-139/80-90 mmHg di kategorikan sebagai pre-hipertensi dan perbaikan dalam gaya hidup dibutuhkan untuk menurunkan tekanan darah, sedangkan tekanan darah di atas 140/90 merupakan hipertensi yang membutuhkan pengobatan” (Ramadhan, 2010). Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Untuk Dewasa Di atas 18 Tahun Klasifikasi Tekanan Darah Normal Prehipertensi Hipertansi Stadium I Hipertensi Stadium II Tekanan Sistolik dan Diastolik (mmHg) < 120 dan < 80 120-139 atau 80-89 140-159 atau 90-99 >160 atau >100 Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka. Angka yang pertama menanyakan tekanan sistolik, yaitu tekanan yang dialami dinding pembuluh darah ketika darah mengalir saat jantung memompa darah keluar dari jantung. Angka yang kedua disebut tekanan diastolik, yaitu angka yang menunjukkan besarnya tekanan yang dialami dinding pembuluh darah ketika darah mengalir masuk kembali ke dalam jantung (Ramadhan, 2010). Tekanan darah termasuk kategori tinggi jika tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg dan diastolik diatas 99 mmHg, dikatakan hipertensi, dalam tiga kali pemeriksaan berturutturut selama selang waktu 2-8 minggu. Sedang menurut 11 WHO, tekanan darah dianggap normal bila kurang dari 135/85 mmHg, dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg, dan diantara nilai tersebut digolongkan normal tinggi. Sedangkan klasifikasi hipertensi menurut WHO berdasarkan tekanan diastolik, yaitu : 1) Hipertensi derajat I, yaitu jika tekanan diastoliknya 95-109 mmHg. 2) Hipertensi derajat II, yaitu jika tekanan diastoliknya 110119 mmHg. 3) Hipertensi derajat III, yaitu tekanan diastoliknya lebih dari 120 mmHg. (Noviyanti, 2015). b. Mekanisme Terjadinya Hipertensi Hipertensi terjadi melalui terbentuknya angiotensi II dari angiotensi I oleh Angiotensi Converting Enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang di produksi di dalam hati. Selanjutnya, oleh hormone renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I menjadi angiotensin II. Angitensin II inilah yang memiliki peranan kunci untuk menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama (Noviyanti, 2015). Pertama, dengan meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitary) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urine. Meningkatkan ADH menyebabkan urine yang diekresikan keluar tubuh sangat sedikit (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan di tingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler, kemudian terjadi peningkatan volume 12 darah, sehingga tekanan darah akan meningkat (Noviyanti, 2015). Kedua, dengan menstimulasi sekresi aldosteron (hormone steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal) dari korteks adrenal. Pengaturan volume cairan ekstraseluler oleh aldosteron dilakukan dengan mengurangi ekresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorsinya dari tubulus ginjal (Noviyanti, 2015). Pengurangan ekskresi NaCl menyebabkan naiknya konsentrasi NaCl yang kemudian diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler, maka terjadilah peningkatan volume dari tekanan darah (Noviyanti, 2015). Hal-hal yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah adalah sebagai berikut : 1) Meningkatnya kerja jantung yang memompa lebih kuat sehingga volume cairan yang mengalir setiap detik bertambah besar. 2) Arteri besar kaku, tidak lentur, sehingga pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut tidak dapat mengembang. Darah kemudian akan mengalir melalui pembuluh yang sempit sehingga tekanan naik. Menebal dan kakunya dinding arteri pada orang yang berusia lanjut, dapat terjadi karena arterioklerosis (penyumbatan pembuluh arteri). Peningkatan tekanan darah mungkin juga terjadi karena adanya rangsangan saraf atau hormone di dalam darah, sehingga arteri kecil mengerut untuk sementara waktu. 3) Pada penderita kelainan fungsi ginjal, terjadi ketidakmampuan membuang sejumlah garam dan air dari 13 dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga naik (Noviyanti, 2015). Dr. Audrey Luzie (2013), alumnus fakultas kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, menyarankan penderita hipertensi untuk terus memperhatikan pola makan. Ini memang tidak mudah, apalagi bagi yang berusia lanjut 50 tahun, karena pada usia ini hipertensi sering muncul bersamaan dengan penyakit lain seperti jantung, koroner, dan stroke (Noviyanti, 2015). c. Klasifikasi Hipertensi Adapun, jenis-jenis hipertensi yaitu : 1) Hipertensi Primer (Primary/esensial hypertension) Hipertensi utama adalah suatu kondisi yang jauh lebih sering dan meliputi 95% dari hipertensi. Hipertensi utama disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu beberapa faktor yang efek-efek kombinasinya menyebabkan hipertensi (Noviyanti, 2015). 2) Hipertensi Sekunder (Secondary Hypertension) Pada hipertensi sekunder, yang meliputi 5% dari hipertensi, disebabkan oleh suatu kelainan spesifik pada salah satu organ atau sistem tubuh. Berikut adalah beberapa penyakit dan gangguan yang dapat menimbulkan hipertensi sekunder : a) Sakit Ginjal Hipertensi sekunder yang terkait dengan ginjal disebut hipertensi ginjal (renal hypertension) gangguan ginjal yang paling banyak menyebabkan tekanan darah tinggi adalah penyempitan arteri ginjal, yang merupakan pembuluh darah utama penyuplai darah ke kedua organ ginjal. 14 b) Stres Stres bisa memicu sistem saraf simpati sehingga meningkatkan aktivitas jantung dan tekanan pembuluh darah. c) Apnea Obstructive sleep apnea (OSA) adalah gangguan tidur dimana penderita berkali-kali berhenti bernafas (antara 10-30 detik) selama tidur. Apnea biasanya diderita oleh orang yang kegemukan dan diikuti dengan gejala lain seperti rasa kantuk luar biasa di siang hari, mendengkur, sakit kepala pagi hari, dan edema (pembekakan) di kaki bagian bawah. Separuh penderita apnea menderita hipertensi, yang mungkin dipicu oleh perubahan hormon karena reaksi terhadap penyakit dan stres yang ditimbulkannya. d) Hiper / Hipoteroid Hiperteroid atau kelebihan hormone tiroid ditandai dengan mudah kepanasan (merasa gerah), penurunan berat badan. Jantung berdebar, dan tremor. Hormone tiroid yang berlebih merangsang aktivitas jantung, meningkatkan produksi darah, dan meningkatkan resistensi pembuluh darah sehingga menimbulkan hipertensi. Hipotiroid atau kekurangan hormone tiroid ditandai dengan kelelahan, penurunan berat badan, kerontokan rambut, dan lemah otot. Hubungan antara kekurangan tiroid metabolisme mengakibatkan tubuh dan hipertensi, karena pembuluh tekanan darah meningkat. melambatnya kekurangan darah terhambat tiroid dan 15 e) Preeklamsia Preeklamsia adalah hipertensi karena kehamilan yang biasanya terjadi pada trimester ketiga kehamilan. Preeklamsia disebabkan oleh volume darah yang berbagai meningkat perubahan selama hormonal kehamilan sekitar dan 5-10% kehamilan pertama ditandai dengan preeklamsia. f) Koartasio aorta (Aortic coarctation) Koartasi atau penyempitan aorta adalah kelainan bawaan yang menimbulkan tekanan darah tinggi. g) Gangguan Kelenjar Adrenal Kelenjar adrenal berfungsi untuk mengatur kerja ginjal dan tekanan darah. Bila salah satu atau kedua kelenjar adrenal mengalami gangguan, maka dapat mengakibatkan produksi hormone berlebihan yang meningkatkan tekanan darah. h) Gangguan Kelenjar Paratiroid Empat kelenjar paratiroid yang berada dileher memproduksi hormone yang yang disebut parathormon. Produksi parathormon yang berlebih akan meningkatkan kadar kalsium di dalam darah, sehingga memicu tekanan darah tinggi (Noviyanti, 2015). 3. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin a. Cara Sianmethemoglobin Metode sianmethemoglobin di dasarkan pada pembentukan sianmethemoglobin yang intensitas warnanya diukur secara fotometri. Reagen yang digunakan adalah larutan drabkin yang mengandung Kalium Ferrisianida (K3Fe(CN)6) dan Kalium Sianida (KCN). Ferrisianida 16 mengubah besi pada hemoglobin dari bentuk ferro ke bentuk ferri menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan KCN membentuk pigmen yang stabil yaitu sianmethemoglobin. Intensitas warna yang terbentuk diukur secara fotometri pada panjang gelombang 540 nm (Gandasoebrata, 2007). Selain K3Fe(CN)6 dan KCN larutan drabkin juga mengandung kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4) dan deterjen kalium dihidrogen fosfat berfungsi menstabilkan pH dimana reaksi dapat berlangsung sempurna pada saat yang tepat. Deterjen berfungsi mempercepat hemolisis darah serta mencegah kekeruhan yang terjadi oleh protein plasma. Cara ini adalah cara yang dianjurkan karena memiliki standar yang stabil, semua jenis hemoglobin dapat terukur kecuali sulphemoglobin dari ketelitian mencapai kurang lebih 2% (Gandasoebrata, 2007). b. Fotometer 1) Pengertian Fotometer Fotometer adalah salah satu jenis spektrofotometer yang merupakan suatu instrument untuk absorban dari suatu contoh fungsi panjang gelombang (Kosasih, 2008). 2) Prinsip Kerja Alat Fotometer Prinsip kerjanya yaitu larutan sampel yang dimasukkan pada alat akan masuk pada suatu ruang dimana sinar monokromatik yang diserap oleh larutan sampel adalah sebanding dengan zat yang akan diukur dalam sampel itu. Selanjutnya ke detektor dan dicatat hasilnya hingga muncul pada layar (Kosasih, 2008). Prinsip pemeriksaan senyawa hemoglobin kecuali sulphemoglobin akan diubah menjadi sianmethemoglobin yang berwarna merah coklat oleh 17 larutan drabkin yang mengandung kalium ferrisianida dan kalium sianida (Kosasih, 2008). 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan fotometer adalah : a) Pemipetan. b) Reagen yang dipakai. c) Waktu inkubasi. d) Panjang gelombang. e) Kualitas lampu. f) Suhu (Kosasih, 2008). 4) Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan pemeriksaan hemoglobin menggunkan fotometer yaitu harga reagen lebih murah di banding alat otomatis, reagen dan alat dapat dikontrol dengan larutan standar yang stabil, kesalahan sekitar 2%. Kekurangannya yaitu waktu pemeriksaan menjadi lebih lama karena memerlukan inkubasi, pengenceran sampel harus tepat, pembuatan reagen harus tepat dan kalibrasi instrumen harus teliti (Gandasoebrata, 2007). 4. Hubungan kadar hemoglobin dengan hipertensi Tekanan darah timbul ketika bersirkulasi di dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat sebagai jalan lewatnya darah. Keadaan pembuluh darah (nadi), jika pembuluh darah vasodilatasi maka tekanan darah akan menjadi turun. Hemoglobin tinggi bisa dilihat dari kepekatannya, jika darah pekat pasti kadar hemoglobinnya tinggi. Semakin banyak volume dan 18 kepekatannya maka tekanan darahnya semakin naik karena ada energi potensial yang tersimpan (Siswanto, 2008). 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Temuan Laboratorium a. Obat dapat meningkatkan atau menurunkan kadar hemoglobin. b. Mengambil darah dari tangan atau lengan yang terpasang cairan Infus, dapat melarutkan sampel darah. c. Membiarkan tourniquet terpasang lebih dari 1 menit akan menyebabkan hemostasis, yang dapat menyebabkan temuan palsu kadar hemoglobin. d. Tinggal di daratan tinggi dapat menyebabkan peningkatan kadar hemoglobin. e. Penurunan asupan cairan atau kehilangan cairan akan meningkatkan kadar hemoglobin akibat hemokonsentrasi, dan kelebihan asupan cairan akan mengurangi kadar hemoglobin akibat hemodilusi (Hoffbrand A.V, 2013). 19 B. Kerangka Konsep Penderita Hipertensi Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Hematologi Pemeriksaan Kimia Darah Hemoglobin Keterangan : : yang akan diteliti : tidak akan diteliti Gambar 2.1 Kerangka Konsep