Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 10 No 2 (2016) 261-276 ISSN (Print) : 1858-4985 http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPPI PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL OBSERVASI LAPANGAN (OUTDOOR STUDY) DAN PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA IPS SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO Muhammad Dipo Islam Samsudin Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Pasca Sarjana, Universitas Kanjuruhan Malang Abstract This research aims to know the influence of outdoor study model and inquiry learning on sociology learning achievement of social students at SMA Negeri 3 Probolinggo. Sixty three (63) social students were invoked as respondents. Further, it was found that there was significant influence of outdoor study model on sociology learning achievement, inquiry learning on sociology learning achieveme nt, and outdoor study model and inquiry learning on sociology learning achievement. PENDAHULUAN pembaharuan Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan sistem pendidikan (Isjoni, 2010). karena Salah satu pembaharuan sistem pendidikan merupakan wahana untuk pendidikan yang diterapkan pada saat meningkatkan mengembangkan ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan kualitas sumber daya manusia. Sejalan Pendidikan (KTSP). Dalam Kurikulum perkembangan dunia pendidikan yang Tingkat semakin lembaga pembelajaran lebih difokuskan kepada pendidikan untuk lebih menyesuaikan siswa atau student center sedangkan dengan guru dan pesat menuntut perkembangan ilmu Satuan sebagai pengetahuan. Banyak perhatian khusus pembelajaran. diarahkan dituntut pada perkembangan kemajuan pendidikan meningkatkan mutu pendidikan. dilakukan kualitas Salah untuk pendidikan guna dan satu dan kualitas cara yang meningkatkan adalah dengan fasilitator Karena mempersiapkan aktif sehingga mengembangkan hanya dalam Dalam hal ini, siswa lebih pembelajaran optimal. Pendidikan (KTSP) siswa potensinya pendidikan digunakan siswa dalam dapat secara tidak untuk dalam memperoleh profesi atau jabatan tetapi JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276 juga untuk dapat menyelesaikan pada kehidupan sehari-hari masalah dalam kehidupan sehari-hari. berdasarkan sudut pandang sosiologi. Seperti Untuk halnya dalam sosiologi, proses haruslah melibatkan pembelajaran mengetahui pembelajarannya tersebut proses pembelajaran mental telah apakah menguasai yang siswa secara maksimal, bukan hanya adalah dengan menuntut siswa sekedar mendengar, belajar siswa. mencatat, akan menghendaki aktivitas siswa telah materi diajarkan meningkatnya Akan hasil tetapi, fakta tetapi juga dilapangan menunjukkan bahwa hasil siswa dalam belajar siswa pada mata pelajaran proses berfikir. Karena pembelajaran sosiologi masih rendah. Permasalahan sosiologi untuk hasil belajar siswa pada mata pelajaran kemampuan sosiologi masih rendah juga terjadi pemahaman terhadap fenomena sosial pada siswa kelas XI IPS 1 SMA pada kehidupan sehari-hari. Selain itu, Negeri 3 Probolinggo. dimaksudkan mengembangkan materi pelajaran mencakup konsep-konsep pendekatan, analisis sosiologi metode, dalam dan pengkajian juga dasar, awal teknik peneliti, Berdasarkan hasil yang dilakukan telah diketahui bahwa observasi oleh terdapat terhadap beberapa permasalahan di dalam kelas berbagai fenomena dan permasalahan XI IPS 1 SMA Negeri 3 Probolinggo yang ditemui dalam kehidupan nyata yang di masyarakat. siswa pada mata pelajaran sosiologi Sehubungan dengan mengakibatkan hasil belajar masih rendah adalah 1) Guru lebih kompleksnya mata pelajaran sosiologi sering sebagaimana disebutkan di atas maka konvensional sosiologi mementingkan hasil daripada proses harus dipelajari atau menggunakan metode yang lebih diperoleh melalui proses belajar yang pembelajaran berlangsung secara kondusif sehingga terkesan monoton; 2) Siswa juga sulit siswa dalam memahami materi pembelajaran mampu kemampuan berpikir mengembangkan kritis dalam melihat fenomena sosial yang terjadi sosiologi sehingga karena pembelajaran mereka hanya dijelaskan sesuai yang ada pada buku 262 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276 pelajaran dan contoh yang diberikan awalnya berorientasi sebagian besar juga sama seperti yang (teacher center) ada pada buku; 3) Keaktifan siswa pembelajaran yang berorientasi pada dalam pembelajaran juga kurang; 4) siswa (student Kemudian sistem pembelajaran sebagian siswa yaitu pada menjadi center), guru sistem mengubah yang awalnya 57.14% atau 20 siswa kelas XI IPS 1 lebih menekankan pada penguasaan yang materi menjadi sistem pembelajaran mengalami remidi atau tidak mencapai KKM pada mata pelajaran yang sosiologi saat ulangan mid semester keterampilan proses dan kemampuan gasal. siswa Fakta di atas menunjukkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran lebih menekankan dalam memahami menemukan konsep pada dan dari materi menerapkan metode pelajaran yang dipelajari. sosiologi masih rendah sehingga salah Dengan satu jalan keluarnya adalah merubah Outdoor Study dalam pembelajaran model Sosiologi pembelajarannya menerapkan model dengan pembelajaran diharapkan aktivitas pembelajaran dan hasil belajar siswa observasi lapangan (outdoor study) dapat pada mata pelajaran sosiologi. Selama outdoor ini hasil pendidikan hanya tampak dari kegiatan menyampaikan pelajaran di kemampuan menghafal fakta- luar kelas yang mengajak siswa lebih fakta, meskipun banyak siswa mampu dekat dengan sumber belajar yang menyajikan sesungguhnya, siswa tingkat menghafal yang meningkat karena study merupakan siswa bukan metode suatu hanya baik terhadap materi yang diterimanya, menerima pengetahuan dari apa yang akan tetapi pada kenyataannya mereka mereka dengar tetapi juga dari apa seringkali secara yang ia lihat dan ia lakukan sehingga yang para siswa secara langsung melibatkan di semua panca indera dan aspek motorik mendalam dipelajari. bidang tersebut, tidak memahami substansi Melalui materi pembaharuan kurikulum dan pembelajaran guru diharapkan dapat mengubah sistem pembelajaran yang lainnya, serta dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar siswa dapat menghubungkan konsep 263 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276 yang dipelajari dengan kondisi riil yang terjadi di lingkungan. meningkatkan idenya tentang masalah atau obyek tersebut (Martin, 1997). Model pembelajaran lain yang Melalui pembelajaran juga dapat meningkatkan kemampuan siswa berpikir kemampuan memecahkan masalah dan kritis dan kemampuan akan dapat inquiry berkomunikasi siswa sehingga prestasi mengembangkan belajar siswa dapat meningkat adalah berargumentasi penggunaan meningkatkan model pembelajaran mengembangkan keterampilan yang dapat kemampuan berfikir inquiry. Metode inquiry adalah salah kritis siswa, dan pada akhirnya dapat satu metode dalam pendidikan yang meningkatkan merespon belajar. opini tentang peningkatan kualitas pendidikan yang menerapkan prestasi Metode siswa dalam inquiry akan metode seperti di atas, pada pelajaran memberikan kesempatan kepada siswa Sosiologi di tingkat sekolah menengah untuk mengembangkan atas. Metode ini berpusat pada siswa tahu, hal bukan pada guru, karena pembelajaran diharuskan ini difokuskan pada metode “what kemampuannya dengan cara students knows, how they come to mengaplikasikan konsep yang know it, and how to add new didapatkannya dalam praktek langsung knowledge dalam into knowledge”. inquiry Dengan berbasis diarahkan his/her pada masalah-masalah kelas upaya yang previous ini sikap ingin dikarenakan mampu siswa mengeksplor pembelajarannya. Hal ini pembelajaran mengingat siswa akan berorientasi pada proses, menekankan pemecahan keterlibatan siswa secara aktif baik menggunakan fisik pembelajaran maupun mental inquiry dengan kemampuan berfikir kritis siswa yang memecahkan kemudian diaplikasikan melalui kreasi disamping siswa sendiri, melalui metode inquiry siswa peserta didik mencoba bereksplorasi permasalahan, terhadap suatu obyek atau masalah masalah, dengan membuat keputusan sendiri, sehingga caranya sendiri dengan berbagai permasalahan, itu akan guru bersama-sama dikenalkan pada mendefinisikan memecahkan masalah, dan 264 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276 dengan demikian diharapkan kemampuan berpikir dilatihkan, sehingga analisis, kritis dapat kemampuan sintesis dan evaluasi siswa berkembang dengan baik (Haekeet dengan siswa keadaan terlihat belajar dalam dikarenakan cenderung inkuiri bermotivasi memungkinkan siswa kurang sehingga aktif belajar, sedangkan sedikit siswa yang aktif dalam Akhmad, 2007). Pembelajaran juga ngantuk kelas. kegiatan tidak Faktor ini pembelajaran membuat dalam siswa pembelajaran belajar mencari tahu dari sesuatu yang karena mayoritas guru menggunakan belum diketahui, dalam upaya mencari model pembelajaran ceramah (indoor tahu sehingga study) dalam kegiatan pembelajaran siswa dapat mengemukakan ide atau dari pada model yang lainnya. Selain pendapat sesuai dengan pikiran atau itu suasana belajar yang monoton akan inisiatifnya membuat siswa dapat lebih terbuka sendiri sehingga menunjukkan berfikir kritis siswa keanekaragaman siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan penelitian siswa mengikuti pelajaran. awal, sangat menyenangkan, dan yang juga dilakukan Padahal, hampir dapat diajarkan di luar kelas dengan penggunaan wawancara dalam semua pelajaran pokok di sekolah selama ini pembelajaran di luar kelas survei jarang dilakukan. enggan Hasil oleh metode sesuai pembelajaran. melalui pembelajaran dengan tujuan Bahkan, hasil peneliti dengan salah satu guru mata pembelajaran di luar kelas jauh lebih pelajaran Sosiologi kelas XI IPS SMA besar daripada hasil yang diperoleh Negeri 3 Kota Probolinggo bahwa dari pembelajaran di dalam kelas. selama ini siswa memiliki motivasi Berdasarkan uraian peneliti tertarik dan pemahaman yang rendah dalam maka mempelajari mengetahui sejauhmana dibuktikan berlangsung Sosiologi. pada saat sebagian Hal ini pembelajaran besar di atas untuk pembelajaran observasi lapangan dan pembelajaran siswa inquiry dapat meningkatkan aktivitas hanya duduk, mendengarkan, mencatat belajar dan hasil belajar siswa dengan bahkan ada sebagian siswa yang diam mengambil judul penelitian “Pengaruh 265 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276 Pembelajaran Lapangan Model (Outdoor Pembelajaran Peningkatan dan Observasi Study) Inquiry Pembelajaran matang Adapun menerapkan kegiatan pembelajaran menggunakan metode Pelajaran Outdoor Study dengan tujuan agar Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA siswa dapat mengaitkan materi-materi Negeri 3 Probolinggo”. pelajaran Metode Mata dengan agar tercapainya tujuan pembelajaran. Terhadap Aktivitas Hasil Belajar dan mempersiapkannya lingkungan (situasi study nyata) yang ada di sekitarnya. Siswa guru juga dapat lebih kreatif dan memiliki mengajak siswa belajar di luar kelas sikap positif terhadap pelajaran, serta untuk menyadari merupakan outdoor dengan metode dimana melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk bahwa materi pelajaran merupakan ilmu yang berguna dalam mengakrabkan siswa dengan kehidupan lingkungannya. Melalui metode (2013: outdoor study lingkungan di luar langkah pembelajaran di luar kelas sekolah dapat digunakan sebagai (Outdoor Study) yaitu: pra kegiatan, sumber belajar. Peran guru disini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pembimbing/pemandu sehari-hari. 80) Husamah menyatakan pendahuluan, langkah- pengembangan, penerapan, dan penutup. agar Pra kegiatan yaitu membentuk siswa belajar secara aktif, kreatif dan kelompok heterogen dan merancang akrab aktifitas dengan lingkungan. Karjawati (dalam Husamah, 2013: 23). Setiap mata pelajaran kelompok, pelaksanaan bisa pendahuluan, pertama kegiatan yaitu pendahuluan dilakukan di luar kelas, yaitu dengan terdiri mengajak anak belajar di luar kelas pembelajaran, informasi awal materi, atau di lapangan dengan menggunakan menentukan alam sekitar sebagai sumber belajar. kelompok, Akan tetapi kegiatan pembelajaran di waktu/membagi waktu. Tahap kedua luar kelas tidak yaitu secara boleh di lakukan serampangan, guru harus dari tahap sedangkan menyebutkan tujuan tugas masing-masing dan menentukan pengembangan, kegiatan pengembangan meliputi; siswa secara 266 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276 kelompok melaksanakan tugas yang telah diberikan, guru memotivasi dan dari proses berfikir ilmiah tersebut (Blosser, 1990). memantau kegiatan siswa dalam setiap Alasan rasional penggunaan pendekatan kelompok, siswa kembali berkumpul pembelajaran dengan setelah waktu habis, siswa bersama inkuiri bahwa guru membahas hasil kerja kelompok mendapatkan pemahaman yang lebih dan baik guru memberikan penguatan. adalah siswa akan mengenai sosiologi dan akan Tahap ketiga yaitu penerapan, kegiatan lebih tertarik terhadap sosiologi jika penerapan merupakan tahap evaluasi mereka dilibatkan secara aktif dalam bagi siswa, siswa mengerjakan soal- “melakukan” penyelidikan. soal secara individu. Tahap keempat yang dilakukan oleh siswa merupakan penutup, tulang punggung pembelajaran dengan siswa kegiatan bersama penutup guru meliputi menyimpulkan pendekatan inkuiri. Investigasi Investigasi ini pembelajaran yang baru dipelajari dan difokuskan untuk memahami konsep- guru memberikan tindak lanjut. konsep Alasan rasional penggunaan sosiologi dan keterampilan proses berpikir siswa. akan mendapatkan pemahaman yang pemahaman konsep merupakan hasil lebih baik mengenai Sains dan akan dari proses berpikir ilmiah tersebut. tertarik terhadap Sains jika diyakini ilmiah metode inquiry adalah bahwa siswa lebih Sehingga meningkatkan Pembelajaran bahwa dengan mereka dilibatkan secara aktif dalam pendekatan inkuiri yang mensyaratkan "melakukan" Sains. keterlibatan dilakukan tulang oleh siswa punggung Investigasi ini Investigasi yang merupakan metode difokuskan inquiry. untuk aktif siswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap pelajaran sosiologi, khususnya kemampuan memahami konsep-konsep Sains dan pemahaman dan komunikasi sosiologi meningkatkan siswa. keterampilan proses Pembelajaran dengan berpikir ilmiah siswa. Diyakini bahwa pendekatan inkuiri pemahaman konsep merupakan hasil pendekatan pembelajaran berupaya menanamkan merupakan yang dasar-dasar 267 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276 berpikir ilmiah pada diri siswa, kelompok; (3) Tahap pemahaman sehingga dalam proses pembelajaran secara individual, dan pada saat yang ini siswa lebih banyak belajar sendiri, sama guru sebagai instruktur harus mengembangkan dapat kreativitas dalam memberikan kemudahan bagi memecahkan masalah. Siswa benar- kerja kelompok, melakukan intervensi benar ditempatkan sebagai subjek yang dalam belajar, kegiatan pengajaran. peranan pembelajaran inkuiri dan dengan adalah sebagai fasilitator. memilih guru Tugas masalah dalam pembimbing yang dapat di pandang dari dua sisi guru adalah yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. perlu Hasil belajar jika di lihat dari sisi untuk siswa yang kelas dipecahkan. Namun dimungkinkan masalah mengelola Hasil belajar merupakan hal kepada bahwa dan pendekatan disampaikan juga kelompok tingkat perkembangan mental yang lebih baik akan bila dibandingkan pada saat sebelum dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas belajar. Tingkat perkembangan mental guru selanjutnya adalah menyediakan terwujud pada sumber kognitif, afektif, belajar rangka yang merupakan bagi siswa memecahkan Bimbingan masih dan masalah. pengawasan diperlukan, terhadap dalam tetapi kegiatan guru intervensi siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi. Dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas, guru mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan jenis-jenis dan ranah psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan bahan pelajaran. terhadap terselesaikannya Proses hasil memberikan tentang saat penilaian belajar informasi dapat kepada kemampuan siswa guru dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Winarni (2012:138). dan teman yang kritis. Guru harus Sebagian besar dapat membimbing dan merefleksikan berpendapat pengalaman tiga merupakan proses perubahan, dimana tahap: (1) Tahap problem solving atau perubahan tersebut merupakan hasil tugas; dari (2) kelompok Tahap melalui pengelolaan bahwa pengalaman. belajar ahli adalah Dengan 268 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276 perkembangan teknologi informasi, dan pembelajaran inquiry. Sedangkan belajar tidak hanya diartikan sebagai penelitian suatu tindakan terpisah dari kehidupan untuk manusia. Banyak mengatakan korelasional digunakan mempelajari ilmuwan yang penerapan menurut sudut observasi lapangan (outdoor study), belajar model pengaruh pembelajaran pandang mereka. pembelajaran inquiry, aktivitas belajar METODE PENELITIAN dan hasil belajar siswa. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif penelitian korelasional pendekatan Penelitian dengan penelitian deskriptif ini kuantitatif. adalah suatu Populasi subyek adalah keseluruhan penelitian (Arikunto, 2010:173). Penentuan populasi dalam penelitian penting untuk dilakukan, karena dengan adanya populasi yang penelitian untuk membuat pecandraan jelas secara sistematis, faktual dan akurat dalam kesimpulan mengenai sifat-sifat dan populasi atau dapat dihindari. daerah tertentu (Sumadi Suryabrata, dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1983: penelitian XI IPS di SMA Negeri 3 Kota penelitian Probolinggo yang berjumlah 63 siswa. 19). korelasional untuk Sedangkan adalah suatu mendeteksi variabel-variabel maka kesalahan hasil penelitian Adapun populasi sejauh mana Menurut Arikunto (2010: 176) satu faktor apabila subyeknya kurang dari 100 pada berkaitan dengan variasi-variasi pada lebih satu atau lebih faktor lain berdasarkan penelitiannya pada populasi.Tetapi, koefisien generalisasi korelasi (Sumadi Suryabrata, 1983: 27). baik diambil semua sehingga merupakan penelitian jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel yang berhubungan variabeldengan 10-15% atau tergantung 20-25% dari: (1) atau lebih, kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dana; yaitu penerapan model pembelajaran pengamatan dari setiap subjek dan (3) observasi besar kecilnya resiko yang ditanggung lapangan (outdoor study) (2) sempit luasnya wilayah 269 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276 oleh peneliti. Sehingga, peneliti ingin Perhitungan di atas dilakukan dengan meneliti keseluruhan siswa kelas XI bantuan program komputer SPSS 14.0. IPS HASIL DAN PEMBAHASAN di SMA Negeri 3 Kota Probolinggo yang berjumlah 63 siswa, Hipotesis I: Pengaruh Pembelajaran sehingga bisa disebut sebagai sampel Model Observasi Lapangan (Outdoor populasi atau sampel jenuh. Study) Terhadap Aktivitas Belajar Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam jenis penelitian ini adalah kuesioner Angket/kuesioner untuk dan penerapan Kota Probolinggo dokumentasi. tersebut memperoleh Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 3 data model Dari hasil perhitungan regresi, digunakan dapat dilihat nilai F hitung sebesar mengenai 18,374 dan angka signifikansi sebesar pembelajaran 0,000. Hasil pengujian ini observasi lapangan (outdoor study), menunjukkan bahwa p < 0,05. Dengan pembelajaran demikian inquiry dan aktivitas hipotesis kerja yang adanya pengaruh yang belajar. Dalam penelitian ini dokumen menyatakan yang digunakan adalah berupa nilai positif pembelajaran model observasi hasil tes pelajaran IPS. lapangan Sesuai permasalahan dengan tujuan dan siswa penelitian, maka data signifikan. dalam penelitian ini dianalisis dengan mempergunakan berganda. terhadap analisis regresi ini berusaha Analisis diterima terbentuk belajar teruji secara dan Dapat persamaan aktivitas diketahui regresi bahwa sederhana adalah: Y = yang 28,323 + melihat besarnya pengaruh dua atau 0,398X1. Persamaan ini memberikan lebih variabel bebas terhadap suatu arti bahwa setiap peningkatan satu variabel satuan tergantung. Besarnya pengaruh tersebut ditunjukkan Koefisien Regresi (b). oleh Adapun skor variabel pembelajaran model observasi lapangan (X1) akan dapat meningkatkan skor aktivitas persamaan regresinya adalah sebagai belajar siswa (Y) sebesar 0,398 pada berikut : konstanta 28,323. Y = a + b1 X1 + b2 X2 270 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276 Kemudian koefisien 0,231 diperoleh determinan yang 23,1% siswa, (r2) berarti bahwa aktivitas belajar sisanya sebesar siswa sebesar Dari 0,290 pada perhitungan diketahui nilai koefisien determinan (r2) sebesar 0,207 dan 20,7% (eror (Y) konstanta 77,558. 76,9% dijelaskan oleh prediktor lain lain pembelajaran dapat meningkatkan skor hasil belajar observasi kesalahan-kesalahan variabel sekitar model sedangkan skor model observasi lapangan (X1) akan variabel terhadap satuan sebesar sumbangan pembelajaran lapangan nilai yang berarti bahwa sekitar sumbangan variabel model observasi sampling dan non sampling). pembelajaran Hipotesis II: Pengaruh Pembelajaran lapangan terhadap hasil belajar siswa, Model Observasi Lapangan (Outdoor sedangkan Study) dijelaskan Terhadap Hasil Belajar sisanya oleh sebesar prediktor Sosiologi siswa kelas XI IPS di SMA kesalahan-kesalahan Negeri 3 Kota Probolinggo sampling dan non sampling). Dari hasil perhitungan Pembelajaran dengan Lapangan 0,029. signifikansi Hasil sebesar pengujian ini lain lain dan (eror Hipotesis III: Pengaruh Perbedaan diketahui nilai F hitung sebesar 2,400 angka 79,3% Model (Outdoor Pembelajaran Observasi Study) Inquiry Dan Terhadap menunjukkan bahwa p < 0,05. Dengan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar demikian Sosiologi Siswa Kelas XI IPS Di SMA hipotesis kerja yang menyatakan adanya pengaruh pembelajaran model observasi Negeri 3 Kota Probolinggo Hasil penelitian lapangan terhadap hasil belajar siswa nilai diterima dan teruji secara signifikan. pelajaran sosiologi untuk siswa yang Dari hasil perhitungan dapat diketahui bentuk persamaan regresi rata-rata menggunakan hasil menunjukkan belajar diajar pembelajaran lapangan adalah mata kelompok dengan model sederhana yaitu : Y = 77,558 + observasi sebesar 0,290X1. Persamaan ini memberikan 83,06, sedangkan nilai rata-rata hasil arti bahwa setiap peningkatan satu belajar mata pelajaran sosiologi untuk 271 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276 kelompok siswa yang diajar dengan sesungguhnya, menggunakan pembelajaran menerima pengetahuan dari apa yang inquiry adalah sebesar 80,97 sehingga mereka dengar tetapi juga dari apa dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai yang ia lihat dan ia lakukan sehingga hasil belajar mata pelajaran sosiologi para siswa secara langsung melibatkan pada semua panca indera dan aspek motorik model kelompok dengan siswa yang diajar menggunakan pembelalajaran lainnya, siswa bukan hanya serta dengan memanfaatkan model observasi lapangan lebih baik lingkungan dari nilai hasil belajar mata pelajaran siswa dapat menghubungkan konsep sosiologi pada kelompok siswa yang yang diajar yang terjadi di lingkungan. dengan menggunakan model pembelajaran inquiry. Pengaruh sebagai sumber dipelajari dengan kondisi riil Menghadirkan Pembelajaran Model belajar suasana lingkungan sekitar atau di luar kelas Observasi Lapangan (Outdoor Study) dalam Terhadap Aktivitas Belajar Dan Hasil penting yang sangat luas, mendekatkan Belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS pembelajaran dengan di SMA Negeri 3 Kota Probolinggo pembelajaran akan Hasil bahwa penelitian terdapat signifikan menunjukkan pengaruh yang pembelajaran model pembelajaran memiliki objek, mudah arti materi diterima oleh siswa karena objek pembelajaran bersifat konkret sehingga siswa tidak hanya mengira-ngira objek observasi lapangan (outdoor study) pembelajaran terhadap aktivitas belajar dan hasil imajinasinya, akan tetapi siswa juga belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS di dapat menghubungkan antara konsep SMA Negeri 3 Kota Probolinggo. yang di pelajari di dalam kelas dengan Hasil tersebut cukup relevan mengingat metode merupakan outdoor suatu study kegiatan berdasarkan kondisi riil yang terjadi di lingkungan sehingga menumbuhkan penguatan konsep, anak lebih mengenal dunia menyampaikan pelajaran di luar kelas nyata, yang sehingga hakikat pembelajaran akan dengan mengajak sumber siswa lebih belajar dekat yang lebih inkuiri bermakna lebih dan berproduksi kegiatan 272 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276 pembelajaran lebih menarik serta tidak dapat memberikan tawaran alternatif membosankan. atas berbagai konsep-konsep Sosiologi Pembelajaran model observasi lapangan untuk sosiologi mata pelajaran penting mengingat mata dilakukan, pelajaran Sosiologi yang berhubungan dengan permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Pengaruh Pembelajaran Inquiry merupakan ilmu tentang masyarakat. Terhadap Aktivitas Belajar Dan Hasil Pemahaman, Belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS penilaian, respon atas persoalan masyarakat tentu saja tidak di SMA Negeri 3 Kota Probolinggo bisa disusun semata-mata di dalam Hasil penelitian menunjukkan ruang belajar melalui ceramah atas adanya pengaruh pembelajaran inquiry dasar buku teks saja. Di ruang kelas, secara parsial terhadap aktivitas belajar siswa dan hasil belajar sosiologi siswa kelas memang berbagai siswa konsep juga harus memahami Sosiologi. harus Namun didorong untuk mengaitkan/menghubungkan konsep- konsep berbagai tersebut melalui XI IPS di SMA Negeri 3 Kota Probolinggo. Dimana dan (pengamatan/observasi, sosiologi sederhana, analisis sabagainya) yang untuk kemudian isi media hasilnya hasil belajar siswa dan pembelajaran ditulis dibandingkan dipresentasikan di penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar macam kegiatan observasi lapangan survei hasil pembelajaran mata setelah inquiry pelajaran diterapkan lebih dengan konvensional. model Hal depan kelas sebagai bahan diskusi. tersebut Dengan cara seperti ini, siswa bukan pembelajaran inquiry bertujuan untuk saja memberikan cara bagi siswa untuk bisa bersikap kritis terhadap dimungkinkan baik karena konsep-konsep Sosiologi, namun juga membangun terhadap yang intelektual (kecakapan berpikir) terkait dihadapinya dalam kehidupan sehari- dengan proses-proses berpikir reflektif. hari Model dinamika (mempertanyakan, sosial menganalisa dan tidak menutup kemungkinan siswa kecakapan-kecakapan pembelajaran inquiry juga mensyaratkan keterlibatan aktif siswa, 273 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276 sehingga dalam meningkatkan prosesnya pemahaman terhadap konsep-konsep melainkan juga dapat dan siswa memungkinkan materi, membentuk sikap keilmiahan dalam diri siswa. Pembelajaran bersikap sehingga terjadinya proses konstruksi pengetahuan dengan baik sehingga siswa meningkatkan inquiry ilmiah akan dapat pemahamannya pada materi yang dipelajari. merupakan metode pembelajaran yang Pengaruh Perbedaan Pembelajaran berupaya Model Observasi Lapangan (Outdoor berfikir menanamkan ilmiah pada dasar-dasar diri siswa, Study) Dan Pembelajaran Inquiry sehingga dalam proses pembelajaran Terhadap Aktivitas Belajar Dan Hasil ini siswa lebih banyak belajar sendiri, Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI IPS mengembangkan di SMA Negeri 3 Kota Probolinggo kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar- Hasil penelitian menunjukkan benar ditempatkan sebagai subjek yang adanya perbedaan pembelajaran model belajar. observasi lapangan (outdoor study) Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry dan adalah aktivitas sebagai pembimbing dan fasilitator. belajar inquiry dan terhadap hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS di SMA Sebagaimana dikemukakan Negeri 3 Kota Probolinggo. oleh Ibrahim (2010) yang menyatakan bahwa pembelajaran model pembelajaran inkuiri Dimana menunjukkan hasil nilai penelitian rata-rata hasil memberikan kesempatan kepada siswa belajar mata pelajaran sosiologi untuk untuk mempelajari cara menemukan kelompok siswa yang diajar dengan fakta, konsep menggunakan dan prinsip melalui pembelajaran pengalamannya secara langsung. Jadi observasi siswa bukan hanya belajar dengan 85,65, sedangkan nilai rata-rata hasil membaca kemudian menghafal materi belajar untuk kelompok siswa yang pelajarannya, tetapi juga mendapatkan diajar kesempatan pembelajaran inquiry adalah sebesar untuk berlatih mengembangkan keterampilan berpikir 80,65 lapangan dengan adalah model menggunakan sehingga dapat sebesar model ditarik 274 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276 kesimpulan bahwa nilai hasil belajar Sedangkan mata inquiry, pelajaran sosiologi pada dalam siswa pembelajaran cukup memanfaatkan kelompok siswa yang diajar dengan buku teks, menggunakan model poster sebagai sumber belajar dan observasi lapangan lebih baik lebih tidak harus melakukan pembelajaran baik diluar pembelajaran dari nilai hasil belajar mata pelajaran sosiologi siswa yang menggunakan pada kelompok diajar dengan model pembelajaran inquiry. website, televisi, video, kelas. Model menuntut siswa dirinya secara pembelajaran, inquiry untuk juga melibatkan aktif sehingga dalam bila ada sebagian siswa yang tidak terbiasa Namun sebenarnya pembelajaran model observasi lapangan sama baiknya dengan model pembelajaran inquiry meningkatkan aktivitas dengan model pembelajaran inquiry, maka hasil yang diinginkan tidak akan tercapai dengan baik. dalam dan pembelajaran ini, Mengingat dalam penelitian pembelajaran model observasi belajar mata pelajaran sosiologi. Hal lapangan ini sama-sama berpengaruh meningkatkan aktivitas belajar dan siswa, untuk itu dikarenakan pembelajaran siswa kooperatif untuk belajar meningkatkan kritis. semua mengajak aktif kemampuan Perbedaannya pembelajaran metode model dan hasil dan pembelajaran belajar diharapkan guru dapat menggunakan dalam model pembelajaran yang tepat yang observasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa. karena siswa akan dihadapkan pada KESIMPULAN pembelajaran dalam berpikir lapangan, pembelajaran lebih variatif, suasana inquiry yang Berdasarkan hasil menyenangkan, dimana guru mengajak dan siswa dikemukakan sebelumnya, maka dapat belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan siswa tujuan untuk dengan mengakrabkan lingkungannya. pembahasan penelitian yang telah ditarik kesimpulan sebagai berikut: Ada pengaruh yang signikan pembelajaran model observasi 275 JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276 lapangan (outdoor aktivitas belajar study) dan hasil terhadap belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 3 Kota Probolinggo. Ada pengaruh yang signifikan pembelajaran aktivitas inquiry belajar dan terhadap hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 3 Kota Probolinggo. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan pembelajaran model observasi lapangan (outdoor study) dan pembelajaran aktivitas belajar inquiry dan hasil terhadap belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 3 Kota Probolinggo. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek. Jakarta : Bina Aksara. ____________.(2002). Metodologi Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Blosser, Patricia E. & Helgenson, Stanley L. (1990). Selecting Procedures for Improving the Science Curriculum. Columbus, OH: ERIC Clearinghouse for Science, Mathematics, and Environment Education. (ED325303). Garton, Janetta. (2005.) Inquiry-Based Learning. Willard R-II School District, Technology Integration Academy. Gujarati. (1997). Teori Ekonometrika. Jakarta: Bina Ilmu. Hamalik, Oemar. (1999). Kurikulum dan Pembelajaran. Ed.1, Cet.2. Jakarta: Bumi Aksara. Haury, L. David. (1993). Teaching Science Through Inquiry. Columbus, OH: ERIC Clearinghouse for Science, Mathematics, and Environment Education. (ED359048). I Wayan Santyasa. (2006). Pembelajaran Inovatif: Model Kolaboratif, Basis Proyek, dan Orientasi NOS. Makalah Semnas. SMA 2 Semara Pura. Maholtra, N. K. (1996). Marketing Research: An Applied Orientation. New Jersey: Prentice Hall International Inc. Poerwadarminto WJS. (2000). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka. Sagala, Syaiful., (2004). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung, Penerbit Alfabeta. Sanjaya, Wina. Dr. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sudjana, Nana. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Slameto, (2003).Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: GrasindoWijaya. 276