pengaruh pembelajaran model observasi lapangan - e

advertisement
Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 10 No 2 (2016) 261-276
ISSN (Print) : 1858-4985
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPPI
PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL OBSERVASI
LAPANGAN (OUTDOOR STUDY) DAN PEMBELAJARAN
INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
SOSIOLOGI SISWA IPS SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO
Muhammad Dipo Islam Samsudin
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Pasca Sarjana,
Universitas Kanjuruhan Malang
Abstract
This research aims to know the influence of outdoor study model and inquiry learning on sociology
learning achievement of social students at SMA Negeri 3 Probolinggo. Sixty three (63) social students
were invoked as respondents. Further, it was found that there was significant influence of outdoor
study model on sociology learning achievement, inquiry learning on sociology learning achieveme nt,
and outdoor study model and inquiry learning on sociology learning achievement.
PENDAHULUAN
pembaharuan
Pendidikan memegang peranan
penting
dalam
kehidupan
sistem
pendidikan
(Isjoni, 2010).
karena
Salah satu pembaharuan sistem
pendidikan merupakan wahana untuk
pendidikan yang diterapkan pada saat
meningkatkan
mengembangkan
ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan
kualitas sumber daya manusia. Sejalan
Pendidikan (KTSP). Dalam Kurikulum
perkembangan dunia pendidikan yang
Tingkat
semakin
lembaga
pembelajaran lebih difokuskan kepada
pendidikan untuk lebih menyesuaikan
siswa atau student center sedangkan
dengan
guru
dan
pesat
menuntut
perkembangan
ilmu
Satuan
sebagai
pengetahuan. Banyak perhatian khusus
pembelajaran.
diarahkan
dituntut
pada
perkembangan
kemajuan
pendidikan
meningkatkan
mutu
pendidikan.
dilakukan
kualitas
Salah
untuk
pendidikan
guna
dan
satu
dan
kualitas
cara
yang
meningkatkan
adalah
dengan
fasilitator
Karena
mempersiapkan
aktif
sehingga
mengembangkan
hanya
dalam
Dalam hal ini, siswa
lebih
pembelajaran
optimal.
Pendidikan (KTSP)
siswa
potensinya
pendidikan
digunakan
siswa
dalam
dapat
secara
tidak
untuk
dalam
memperoleh profesi atau jabatan tetapi
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276
juga
untuk
dapat
menyelesaikan
pada
kehidupan
sehari-hari
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
berdasarkan sudut pandang sosiologi.
Seperti
Untuk
halnya
dalam
sosiologi,
proses
haruslah
melibatkan
pembelajaran
mengetahui
pembelajarannya
tersebut
proses
pembelajaran
mental
telah
apakah
menguasai
yang
siswa secara maksimal, bukan hanya
adalah
dengan
menuntut siswa sekedar mendengar,
belajar
siswa.
mencatat,
akan
menghendaki
aktivitas
siswa
telah
materi
diajarkan
meningkatnya
Akan
hasil
tetapi,
fakta
tetapi
juga
dilapangan menunjukkan bahwa hasil
siswa
dalam
belajar siswa pada mata pelajaran
proses berfikir. Karena pembelajaran
sosiologi masih rendah. Permasalahan
sosiologi
untuk
hasil belajar siswa pada mata pelajaran
kemampuan
sosiologi masih rendah juga terjadi
pemahaman terhadap fenomena sosial
pada siswa kelas XI IPS 1 SMA
pada kehidupan sehari-hari. Selain itu,
Negeri 3 Probolinggo.
dimaksudkan
mengembangkan
materi
pelajaran
mencakup
konsep-konsep
pendekatan,
analisis
sosiologi
metode,
dalam
dan
pengkajian
juga
dasar,
awal
teknik
peneliti,
Berdasarkan
hasil
yang
dilakukan
telah
diketahui
bahwa
observasi
oleh
terdapat
terhadap
beberapa permasalahan di dalam kelas
berbagai fenomena dan permasalahan
XI IPS 1 SMA Negeri 3 Probolinggo
yang ditemui dalam kehidupan nyata
yang
di masyarakat.
siswa pada mata pelajaran sosiologi
Sehubungan
dengan
mengakibatkan
hasil
belajar
masih rendah adalah 1) Guru lebih
kompleksnya mata pelajaran sosiologi
sering
sebagaimana disebutkan di atas maka
konvensional
sosiologi
mementingkan hasil daripada proses
harus
dipelajari
atau
menggunakan
metode
yang
lebih
diperoleh melalui proses belajar yang
pembelajaran
berlangsung secara kondusif sehingga
terkesan monoton; 2) Siswa juga sulit
siswa
dalam memahami materi pembelajaran
mampu
kemampuan
berpikir
mengembangkan
kritis
dalam
melihat fenomena sosial yang terjadi
sosiologi
sehingga
karena
pembelajaran
mereka
hanya
dijelaskan sesuai yang ada pada buku
262
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276
pelajaran dan contoh yang diberikan
awalnya
berorientasi
sebagian besar juga sama seperti yang
(teacher
center)
ada pada buku; 3) Keaktifan siswa
pembelajaran yang berorientasi pada
dalam pembelajaran juga kurang; 4)
siswa
(student
Kemudian
sistem
pembelajaran
sebagian
siswa
yaitu
pada
menjadi
center),
guru
sistem
mengubah
yang
awalnya
57.14% atau 20 siswa kelas XI IPS 1
lebih menekankan pada penguasaan
yang
materi menjadi sistem pembelajaran
mengalami remidi atau
tidak
mencapai KKM pada mata pelajaran
yang
sosiologi saat ulangan mid semester
keterampilan proses dan kemampuan
gasal.
siswa
Fakta
di
atas
menunjukkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran
lebih
menekankan
dalam
memahami
menemukan
konsep
pada
dan
dari
materi
menerapkan
metode
pelajaran yang dipelajari.
sosiologi masih rendah sehingga salah
Dengan
satu jalan keluarnya adalah merubah
Outdoor Study dalam pembelajaran
model
Sosiologi
pembelajarannya
menerapkan
model
dengan
pembelajaran
diharapkan
aktivitas
pembelajaran dan hasil belajar siswa
observasi lapangan (outdoor study)
dapat
pada mata pelajaran sosiologi. Selama
outdoor
ini hasil pendidikan hanya tampak dari
kegiatan menyampaikan pelajaran di
kemampuan
menghafal fakta-
luar kelas yang mengajak siswa lebih
fakta, meskipun banyak siswa mampu
dekat dengan sumber belajar yang
menyajikan
sesungguhnya,
siswa
tingkat
menghafal
yang
meningkat
karena
study
merupakan
siswa
bukan
metode
suatu
hanya
baik terhadap materi yang diterimanya,
menerima pengetahuan dari apa yang
akan tetapi pada kenyataannya mereka
mereka dengar tetapi juga dari apa
seringkali
secara
yang ia lihat dan ia lakukan sehingga
yang
para siswa secara langsung melibatkan
di
semua panca indera dan aspek motorik
mendalam
dipelajari.
bidang
tersebut,
tidak
memahami
substansi
Melalui
materi
pembaharuan
kurikulum dan pembelajaran
guru
diharapkan
dapat
mengubah sistem pembelajaran yang
lainnya,
serta dengan memanfaatkan
lingkungan
sebagai
sumber
belajar
siswa dapat menghubungkan konsep
263
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276
yang
dipelajari dengan
kondisi riil
yang terjadi di lingkungan.
meningkatkan idenya tentang masalah
atau obyek tersebut (Martin, 1997).
Model pembelajaran lain yang
Melalui
pembelajaran
juga dapat meningkatkan kemampuan
siswa
berpikir
kemampuan memecahkan masalah dan
kritis
dan
kemampuan
akan
dapat
inquiry
berkomunikasi siswa sehingga prestasi
mengembangkan
belajar siswa dapat meningkat adalah
berargumentasi
penggunaan
meningkatkan
model
pembelajaran
mengembangkan
keterampilan
yang
dapat
kemampuan
berfikir
inquiry. Metode inquiry adalah salah
kritis siswa, dan pada akhirnya dapat
satu metode dalam pendidikan yang
meningkatkan
merespon
belajar.
opini tentang peningkatan
kualitas pendidikan yang menerapkan
prestasi
Metode
siswa
dalam
inquiry
akan
metode seperti di atas, pada pelajaran
memberikan kesempatan kepada siswa
Sosiologi di tingkat sekolah menengah
untuk
mengembangkan
atas. Metode ini berpusat pada siswa
tahu,
hal
bukan pada guru, karena pembelajaran
diharuskan
ini difokuskan pada metode “what
kemampuannya
dengan
cara
students knows, how they come to
mengaplikasikan
konsep
yang
know it, and how to add new
didapatkannya dalam praktek langsung
knowledge
dalam
into
knowledge”.
inquiry
Dengan
berbasis
diarahkan
his/her
pada
masalah-masalah
kelas
upaya
yang
previous
ini
sikap
ingin
dikarenakan
mampu
siswa
mengeksplor
pembelajarannya.
Hal
ini
pembelajaran
mengingat
siswa
akan
berorientasi pada proses, menekankan
pemecahan
keterlibatan siswa secara aktif baik
menggunakan
fisik
pembelajaran
maupun
mental
inquiry
dengan
kemampuan berfikir kritis siswa yang
memecahkan
kemudian diaplikasikan melalui kreasi
disamping
siswa sendiri, melalui metode inquiry
siswa
peserta didik mencoba bereksplorasi
permasalahan,
terhadap suatu obyek atau masalah
masalah,
dengan
membuat keputusan sendiri, sehingga
caranya
sendiri
dengan
berbagai permasalahan,
itu
akan
guru
bersama-sama
dikenalkan
pada
mendefinisikan
memecahkan masalah, dan
264
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276
dengan
demikian
diharapkan
kemampuan
berpikir
dilatihkan,
sehingga
analisis,
kritis
dapat
kemampuan
sintesis dan evaluasi siswa
berkembang
dengan
baik
(Haekeet
dengan
siswa
keadaan
terlihat
belajar
dalam
dikarenakan
cenderung
inkuiri
bermotivasi
memungkinkan
siswa
kurang
sehingga
aktif belajar,
sedangkan sedikit siswa yang aktif
dalam Akhmad, 2007). Pembelajaran
juga
ngantuk
kelas.
kegiatan
tidak
Faktor
ini
pembelajaran
membuat
dalam
siswa
pembelajaran
belajar mencari tahu dari sesuatu yang
karena mayoritas guru menggunakan
belum diketahui, dalam upaya mencari
model pembelajaran ceramah (indoor
tahu
sehingga
study) dalam kegiatan pembelajaran
siswa dapat mengemukakan ide atau
dari pada model yang lainnya. Selain
pendapat sesuai dengan pikiran atau
itu suasana belajar yang monoton akan
inisiatifnya
membuat
siswa
dapat
lebih
terbuka
sendiri
sehingga
menunjukkan
berfikir
kritis
siswa
keanekaragaman
siswa
dan
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan
penelitian
siswa
mengikuti pelajaran.
awal,
sangat
menyenangkan,
dan
yang
juga
dilakukan
Padahal, hampir
dapat diajarkan di luar kelas dengan
penggunaan
wawancara
dalam
semua pelajaran pokok di sekolah
selama ini pembelajaran di luar kelas
survei jarang dilakukan.
enggan
Hasil
oleh
metode
sesuai
pembelajaran.
melalui
pembelajaran
dengan
tujuan
Bahkan,
hasil
peneliti dengan salah satu guru mata
pembelajaran di luar kelas jauh lebih
pelajaran Sosiologi kelas XI IPS SMA
besar daripada hasil yang diperoleh
Negeri 3 Kota Probolinggo bahwa
dari pembelajaran di dalam kelas.
selama
ini siswa
memiliki motivasi
Berdasarkan
uraian
peneliti
tertarik
dan pemahaman yang rendah dalam
maka
mempelajari
mengetahui sejauhmana
dibuktikan
berlangsung
Sosiologi.
pada
saat
sebagian
Hal
ini
pembelajaran
besar
di
atas
untuk
pembelajaran
observasi lapangan dan pembelajaran
siswa
inquiry dapat meningkatkan aktivitas
hanya duduk, mendengarkan, mencatat
belajar dan hasil belajar siswa dengan
bahkan ada sebagian siswa yang diam
mengambil judul penelitian “Pengaruh
265
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276
Pembelajaran
Lapangan
Model
(Outdoor
Pembelajaran
Peningkatan
dan
Observasi
Study)
Inquiry
Pembelajaran
matang
Adapun menerapkan kegiatan
pembelajaran
menggunakan
metode
Pelajaran
Outdoor Study dengan tujuan agar
Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA
siswa dapat mengaitkan materi-materi
Negeri 3 Probolinggo”.
pelajaran
Metode
Mata
dengan
agar tercapainya tujuan pembelajaran.
Terhadap
Aktivitas
Hasil Belajar
dan
mempersiapkannya
lingkungan (situasi
study
nyata) yang ada di sekitarnya. Siswa
guru
juga dapat lebih kreatif dan memiliki
mengajak siswa belajar di luar kelas
sikap positif terhadap pelajaran, serta
untuk
menyadari
merupakan
outdoor
dengan
metode
dimana
melihat peristiwa langsung di
lapangan
dengan
tujuan
untuk
bahwa
materi
pelajaran
merupakan ilmu yang berguna dalam
mengakrabkan
siswa
dengan
kehidupan
lingkungannya.
Melalui
metode
(2013:
outdoor
study
lingkungan
di luar
langkah pembelajaran di luar kelas
sekolah
dapat
digunakan
sebagai
(Outdoor Study) yaitu: pra kegiatan,
sumber
belajar.
Peran
guru
disini
adalah sebagai motivator, artinya guru
sebagai
pembimbing/pemandu
sehari-hari.
80)
Husamah
menyatakan
pendahuluan,
langkah-
pengembangan,
penerapan, dan penutup.
agar
Pra kegiatan yaitu membentuk
siswa belajar secara aktif, kreatif dan
kelompok heterogen dan merancang
akrab
aktifitas
dengan lingkungan. Karjawati
(dalam Husamah, 2013: 23).
Setiap
mata
pelajaran
kelompok,
pelaksanaan
bisa
pendahuluan,
pertama
kegiatan
yaitu
pendahuluan
dilakukan di luar kelas, yaitu dengan
terdiri
mengajak anak belajar di luar kelas
pembelajaran, informasi awal materi,
atau di lapangan dengan menggunakan
menentukan
alam sekitar sebagai sumber belajar.
kelompok,
Akan tetapi kegiatan pembelajaran di
waktu/membagi waktu. Tahap kedua
luar kelas tidak
yaitu
secara
boleh di lakukan
serampangan,
guru
harus
dari
tahap
sedangkan
menyebutkan
tujuan
tugas
masing-masing
dan
menentukan
pengembangan,
kegiatan
pengembangan meliputi; siswa secara
266
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276
kelompok
melaksanakan tugas yang
telah diberikan, guru memotivasi dan
dari proses berfikir ilmiah tersebut
(Blosser, 1990).
memantau kegiatan siswa dalam setiap
Alasan
rasional
penggunaan
pendekatan
kelompok, siswa kembali berkumpul
pembelajaran
dengan
setelah waktu habis, siswa bersama
inkuiri
bahwa
guru membahas hasil kerja kelompok
mendapatkan pemahaman yang lebih
dan
baik
guru
memberikan
penguatan.
adalah
siswa
akan
mengenai sosiologi dan akan
Tahap ketiga yaitu penerapan, kegiatan
lebih tertarik terhadap sosiologi jika
penerapan merupakan tahap evaluasi
mereka dilibatkan secara aktif dalam
bagi siswa, siswa mengerjakan soal-
“melakukan” penyelidikan.
soal secara individu. Tahap keempat
yang dilakukan oleh siswa merupakan
penutup,
tulang punggung pembelajaran dengan
siswa
kegiatan
bersama
penutup
guru
meliputi
menyimpulkan
pendekatan
inkuiri.
Investigasi
Investigasi
ini
pembelajaran yang baru dipelajari dan
difokuskan untuk memahami konsep-
guru memberikan tindak lanjut.
konsep
Alasan
rasional
penggunaan
sosiologi dan
keterampilan
proses
berpikir
siswa.
akan mendapatkan pemahaman yang
pemahaman konsep merupakan hasil
lebih baik mengenai Sains dan akan
dari proses berpikir ilmiah tersebut.
tertarik
terhadap
Sains
jika
diyakini
ilmiah
metode inquiry adalah bahwa siswa
lebih
Sehingga
meningkatkan
Pembelajaran
bahwa
dengan
mereka dilibatkan secara aktif dalam
pendekatan inkuiri yang mensyaratkan
"melakukan" Sains.
keterlibatan
dilakukan
tulang
oleh
siswa
punggung
Investigasi
ini
Investigasi yang
merupakan
metode
difokuskan
inquiry.
untuk
aktif
siswa
diharapkan
dapat meningkatkan prestasi belajar
dan sikap anak terhadap pelajaran
sosiologi,
khususnya
kemampuan
memahami konsep-konsep Sains dan
pemahaman dan komunikasi sosiologi
meningkatkan
siswa.
keterampilan
proses
Pembelajaran
dengan
berpikir ilmiah siswa. Diyakini bahwa
pendekatan
inkuiri
pemahaman konsep merupakan hasil
pendekatan
pembelajaran
berupaya
menanamkan
merupakan
yang
dasar-dasar
267
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276
berpikir
ilmiah
pada
diri
siswa,
kelompok;
(3)
Tahap
pemahaman
sehingga dalam proses pembelajaran
secara individual, dan pada saat yang
ini siswa lebih banyak belajar sendiri,
sama guru sebagai instruktur harus
mengembangkan
dapat
kreativitas
dalam
memberikan
kemudahan bagi
memecahkan masalah. Siswa benar-
kerja kelompok, melakukan intervensi
benar ditempatkan sebagai subjek yang
dalam
belajar,
kegiatan pengajaran.
peranan
pembelajaran
inkuiri
dan
dengan
adalah
sebagai
fasilitator.
memilih
guru
Tugas
masalah
dalam
pembimbing
yang dapat di pandang dari dua sisi
guru
adalah
yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.
perlu
Hasil belajar jika di lihat dari sisi
untuk
siswa
yang
kelas
dipecahkan.
Namun
dimungkinkan
masalah
mengelola
Hasil belajar merupakan hal
kepada
bahwa
dan
pendekatan
disampaikan
juga
kelompok
tingkat
perkembangan mental yang lebih baik
akan
bila dibandingkan pada saat sebelum
dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas
belajar. Tingkat perkembangan mental
guru selanjutnya adalah menyediakan
terwujud
pada
sumber
kognitif,
afektif,
belajar
rangka
yang
merupakan
bagi
siswa
memecahkan
Bimbingan
masih
dan
masalah.
pengawasan
diperlukan,
terhadap
dalam
tetapi
kegiatan
guru
intervensi
siswa
dalam
pemecahan masalah harus dikurangi.
Dalam mengembangkan sikap
inkuiri
di
kelas,
guru
mempunyai
peranan sebagai konselor, konsultan
jenis-jenis
dan
ranah
psikomotor.
Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar
merupakan
bahan
pelajaran.
terhadap
terselesaikannya
Proses
hasil
memberikan
tentang
saat
penilaian
belajar
informasi
dapat
kepada
kemampuan
siswa
guru
dalam
upaya mencapai tujuan pembelajaran.
Winarni (2012:138).
dan teman yang kritis. Guru harus
Sebagian
besar
dapat membimbing dan merefleksikan
berpendapat
pengalaman
tiga
merupakan proses perubahan, dimana
tahap: (1) Tahap problem solving atau
perubahan tersebut merupakan hasil
tugas;
dari
(2)
kelompok
Tahap
melalui
pengelolaan
bahwa
pengalaman.
belajar
ahli
adalah
Dengan
268
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276
perkembangan
teknologi
informasi,
dan pembelajaran inquiry. Sedangkan
belajar tidak hanya diartikan sebagai
penelitian
suatu tindakan terpisah dari kehidupan
untuk
manusia.
Banyak
mengatakan
korelasional
digunakan
mempelajari
ilmuwan
yang
penerapan
menurut
sudut
observasi lapangan (outdoor study),
belajar
model
pengaruh
pembelajaran
pandang mereka.
pembelajaran inquiry, aktivitas belajar
METODE PENELITIAN
dan hasil belajar siswa.
Metode
penelitian
menggunakan
metode
deskriptif
penelitian
korelasional
pendekatan
Penelitian
dengan
penelitian
deskriptif
ini
kuantitatif.
adalah
suatu
Populasi
subyek
adalah
keseluruhan
penelitian
(Arikunto,
2010:173). Penentuan populasi dalam
penelitian
penting
untuk
dilakukan,
karena dengan adanya populasi yang
penelitian untuk membuat pecandraan
jelas
secara sistematis, faktual dan akurat
dalam
kesimpulan
mengenai sifat-sifat dan populasi atau
dapat
dihindari.
daerah tertentu (Sumadi Suryabrata,
dalam penelitian ini adalah siswa kelas
1983:
penelitian
XI IPS di SMA Negeri 3 Kota
penelitian
Probolinggo yang berjumlah 63 siswa.
19).
korelasional
untuk
Sedangkan
adalah
suatu
mendeteksi
variabel-variabel
maka
kesalahan
hasil
penelitian
Adapun
populasi
sejauh
mana
Menurut Arikunto (2010: 176)
satu
faktor
apabila subyeknya kurang dari 100
pada
berkaitan dengan variasi-variasi pada
lebih
satu atau lebih faktor lain berdasarkan
penelitiannya
pada
populasi.Tetapi,
koefisien
generalisasi
korelasi
(Sumadi
Suryabrata, 1983: 27).
baik
diambil semua sehingga
merupakan
penelitian
jika
jumlah
subyeknya besar, dapat diambil antara
Penelitian deskriptif digunakan
untuk
menggambarkan
variabel
yang
berhubungan
variabeldengan
10-15%
atau
tergantung
20-25%
dari:
(1)
atau
lebih,
kemampuan
peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan
aktivitas belajar dan hasil belajar siswa
dana;
yaitu penerapan model pembelajaran
pengamatan dari setiap subjek dan (3)
observasi
besar kecilnya resiko yang ditanggung
lapangan
(outdoor
study)
(2)
sempit
luasnya
wilayah
269
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276
oleh peneliti. Sehingga, peneliti ingin
Perhitungan di atas dilakukan dengan
meneliti keseluruhan siswa kelas XI
bantuan program komputer SPSS 14.0.
IPS
HASIL DAN PEMBAHASAN
di
SMA
Negeri
3
Kota
Probolinggo yang berjumlah 63 siswa,
Hipotesis I: Pengaruh Pembelajaran
sehingga bisa disebut sebagai sampel
Model Observasi Lapangan (Outdoor
populasi atau sampel jenuh.
Study) Terhadap Aktivitas Belajar
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam jenis penelitian ini
adalah
kuesioner
Angket/kuesioner
untuk
dan
penerapan
Kota Probolinggo
dokumentasi.
tersebut
memperoleh
Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 3
data
model
Dari hasil perhitungan regresi,
digunakan
dapat dilihat nilai F hitung sebesar
mengenai
18,374 dan angka signifikansi sebesar
pembelajaran
0,000.
Hasil
pengujian
ini
observasi lapangan (outdoor study),
menunjukkan bahwa p < 0,05. Dengan
pembelajaran
demikian
inquiry
dan
aktivitas
hipotesis
kerja
yang
adanya
pengaruh
yang
belajar. Dalam penelitian ini dokumen
menyatakan
yang digunakan adalah berupa nilai
positif pembelajaran model observasi
hasil tes pelajaran IPS.
lapangan
Sesuai
permasalahan
dengan
tujuan
dan
siswa
penelitian,
maka
data
signifikan.
dalam penelitian ini dianalisis dengan
mempergunakan
berganda.
terhadap
analisis
regresi
ini
berusaha
Analisis
diterima
terbentuk
belajar
teruji
secara
dan
Dapat
persamaan
aktivitas
diketahui
regresi
bahwa
sederhana
adalah: Y =
yang
28,323
+
melihat besarnya pengaruh dua atau
0,398X1. Persamaan ini memberikan
lebih variabel bebas terhadap suatu
arti bahwa setiap peningkatan satu
variabel
satuan
tergantung.
Besarnya
pengaruh
tersebut
ditunjukkan
Koefisien
Regresi
(b).
oleh
Adapun
skor
variabel
pembelajaran
model observasi lapangan (X1) akan
dapat
meningkatkan
skor
aktivitas
persamaan regresinya adalah sebagai
belajar siswa (Y) sebesar 0,398 pada
berikut :
konstanta 28,323.
Y = a + b1 X1 + b2 X2
270
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276
Kemudian
koefisien
0,231
diperoleh
determinan
yang
23,1%
siswa,
(r2)
berarti bahwa
aktivitas
belajar
sisanya
sebesar
siswa
sebesar
Dari
0,290
pada
perhitungan
diketahui
nilai koefisien determinan (r2) sebesar
0,207
dan
20,7%
(eror
(Y)
konstanta 77,558.
76,9% dijelaskan oleh prediktor lain
lain
pembelajaran
dapat meningkatkan skor hasil belajar
observasi
kesalahan-kesalahan
variabel
sekitar
model
sedangkan
skor
model observasi lapangan (X1) akan
variabel
terhadap
satuan
sebesar
sumbangan
pembelajaran
lapangan
nilai
yang
berarti bahwa
sekitar
sumbangan
variabel
model
observasi
sampling dan non sampling).
pembelajaran
Hipotesis II: Pengaruh Pembelajaran
lapangan terhadap hasil belajar siswa,
Model Observasi Lapangan (Outdoor
sedangkan
Study)
dijelaskan
Terhadap
Hasil
Belajar
sisanya
oleh
sebesar
prediktor
Sosiologi siswa kelas XI IPS di SMA
kesalahan-kesalahan
Negeri 3 Kota Probolinggo
sampling dan non sampling).
Dari
hasil
perhitungan
Pembelajaran
dengan
Lapangan
0,029.
signifikansi
Hasil
sebesar
pengujian
ini
lain
lain
dan
(eror
Hipotesis III: Pengaruh Perbedaan
diketahui nilai F hitung sebesar 2,400
angka
79,3%
Model
(Outdoor
Pembelajaran
Observasi
Study)
Inquiry
Dan
Terhadap
menunjukkan bahwa p < 0,05. Dengan
Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar
demikian
Sosiologi Siswa Kelas XI IPS Di SMA
hipotesis
kerja
yang
menyatakan
adanya
pengaruh
pembelajaran
model
observasi
Negeri 3 Kota Probolinggo
Hasil
penelitian
lapangan terhadap hasil belajar siswa
nilai
diterima dan teruji secara signifikan.
pelajaran
sosiologi untuk
siswa
yang
Dari hasil perhitungan dapat
diketahui
bentuk
persamaan
regresi
rata-rata
menggunakan
hasil
menunjukkan
belajar
diajar
pembelajaran
lapangan
adalah
mata
kelompok
dengan
model
sederhana yaitu : Y = 77,558 +
observasi
sebesar
0,290X1. Persamaan ini memberikan
83,06, sedangkan nilai rata-rata hasil
arti bahwa setiap peningkatan satu
belajar mata pelajaran sosiologi untuk
271
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276
kelompok siswa yang diajar dengan
sesungguhnya,
menggunakan
pembelajaran
menerima pengetahuan dari apa yang
inquiry adalah sebesar 80,97 sehingga
mereka dengar tetapi juga dari apa
dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai
yang ia lihat dan ia lakukan sehingga
hasil belajar mata pelajaran sosiologi
para siswa secara langsung melibatkan
pada
semua panca indera dan aspek motorik
model
kelompok
dengan
siswa yang diajar
menggunakan
pembelalajaran
lainnya,
siswa
bukan
hanya
serta dengan memanfaatkan
model observasi lapangan lebih baik
lingkungan
dari nilai hasil belajar mata pelajaran
siswa dapat menghubungkan konsep
sosiologi pada kelompok siswa yang
yang
diajar
yang terjadi di lingkungan.
dengan
menggunakan
model
pembelajaran inquiry.
Pengaruh
sebagai
sumber
dipelajari dengan
kondisi riil
Menghadirkan
Pembelajaran
Model
belajar
suasana
lingkungan sekitar atau di luar kelas
Observasi Lapangan (Outdoor Study)
dalam
Terhadap Aktivitas Belajar Dan Hasil
penting yang sangat luas, mendekatkan
Belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS
pembelajaran
dengan
di SMA Negeri 3 Kota Probolinggo
pembelajaran
akan
Hasil
bahwa
penelitian
terdapat
signifikan
menunjukkan
pengaruh
yang
pembelajaran
model
pembelajaran
memiliki
objek,
mudah
arti
materi
diterima
oleh siswa karena objek pembelajaran
bersifat konkret sehingga siswa tidak
hanya
mengira-ngira
objek
observasi lapangan (outdoor study)
pembelajaran
terhadap
aktivitas belajar dan hasil
imajinasinya, akan tetapi siswa juga
belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS di
dapat menghubungkan antara konsep
SMA Negeri 3 Kota Probolinggo.
yang di pelajari di dalam kelas dengan
Hasil tersebut cukup relevan
mengingat
metode
merupakan
outdoor
suatu
study
kegiatan
berdasarkan
kondisi riil yang terjadi di lingkungan
sehingga
menumbuhkan
penguatan
konsep, anak lebih mengenal dunia
menyampaikan pelajaran di luar kelas
nyata,
yang
sehingga hakikat pembelajaran akan
dengan
mengajak
sumber
siswa
lebih
belajar
dekat
yang
lebih
inkuiri
bermakna
lebih
dan
berproduksi
kegiatan
272
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276
pembelajaran lebih menarik serta tidak
dapat memberikan tawaran alternatif
membosankan.
atas berbagai konsep-konsep Sosiologi
Pembelajaran model observasi
lapangan
untuk
sosiologi
mata
pelajaran
penting
mengingat
mata
dilakukan,
pelajaran
Sosiologi
yang
berhubungan
dengan
permasalahan yang terjadi di dalam
kehidupan masyarakat.
Pengaruh
Pembelajaran
Inquiry
merupakan ilmu tentang masyarakat.
Terhadap Aktivitas Belajar Dan Hasil
Pemahaman,
Belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS
penilaian,
respon
atas
persoalan masyarakat tentu saja tidak
di SMA Negeri 3 Kota Probolinggo
bisa disusun semata-mata di dalam
Hasil
penelitian
menunjukkan
ruang belajar melalui ceramah atas
adanya pengaruh pembelajaran inquiry
dasar buku teks saja. Di ruang kelas,
secara parsial terhadap aktivitas belajar
siswa
dan hasil belajar sosiologi siswa kelas
memang
berbagai
siswa
konsep
juga
harus
memahami
Sosiologi.
harus
Namun
didorong
untuk
mengaitkan/menghubungkan
konsep-
konsep
berbagai
tersebut
melalui
XI IPS di SMA Negeri 3 Kota
Probolinggo.
Dimana
dan
(pengamatan/observasi,
sosiologi
sederhana,
analisis
sabagainya)
yang
untuk
kemudian
isi
media
hasilnya
hasil
belajar
siswa
dan
pembelajaran
ditulis
dibandingkan
dipresentasikan
di
penelitian
menunjukkan bahwa aktivitas belajar
macam kegiatan observasi lapangan
survei
hasil
pembelajaran
mata
setelah
inquiry
pelajaran
diterapkan
lebih
dengan
konvensional.
model
Hal
depan kelas sebagai bahan diskusi.
tersebut
Dengan cara seperti ini, siswa bukan
pembelajaran inquiry bertujuan untuk
saja
memberikan cara bagi siswa untuk
bisa
bersikap
kritis
terhadap
dimungkinkan
baik
karena
konsep-konsep Sosiologi, namun juga
membangun
terhadap
yang
intelektual (kecakapan berpikir) terkait
dihadapinya dalam kehidupan sehari-
dengan proses-proses berpikir reflektif.
hari
Model
dinamika
(mempertanyakan,
sosial
menganalisa
dan tidak menutup kemungkinan siswa
kecakapan-kecakapan
pembelajaran
inquiry
juga
mensyaratkan keterlibatan aktif siswa,
273
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276
sehingga
dalam
meningkatkan
prosesnya
pemahaman
terhadap
konsep-konsep
melainkan
juga
dapat
dan
siswa
memungkinkan
materi,
membentuk
sikap
keilmiahan dalam diri siswa.
Pembelajaran
bersikap
sehingga
terjadinya
proses
konstruksi pengetahuan dengan baik
sehingga
siswa
meningkatkan
inquiry
ilmiah
akan
dapat
pemahamannya
pada
materi yang dipelajari.
merupakan metode pembelajaran yang
Pengaruh Perbedaan Pembelajaran
berupaya
Model Observasi Lapangan (Outdoor
berfikir
menanamkan
ilmiah
pada
dasar-dasar
diri
siswa,
Study) Dan Pembelajaran Inquiry
sehingga dalam proses pembelajaran
Terhadap Aktivitas Belajar Dan Hasil
ini siswa lebih banyak belajar sendiri,
Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI IPS
mengembangkan
di SMA Negeri 3 Kota Probolinggo
kreativitas
dalam
memecahkan masalah. Siswa benar-
Hasil
penelitian
menunjukkan
benar ditempatkan sebagai subjek yang
adanya perbedaan pembelajaran model
belajar.
observasi lapangan (outdoor study)
Peranan
guru
dalam
pembelajaran dengan metode inquiry
dan
adalah
aktivitas
sebagai
pembimbing
dan
fasilitator.
belajar
inquiry
dan
terhadap
hasil
belajar
Sosiologi siswa kelas XI IPS di SMA
Sebagaimana
dikemukakan
Negeri 3 Kota Probolinggo.
oleh Ibrahim (2010) yang menyatakan
bahwa
pembelajaran
model
pembelajaran
inkuiri
Dimana
menunjukkan
hasil
nilai
penelitian
rata-rata
hasil
memberikan kesempatan kepada siswa
belajar mata pelajaran sosiologi untuk
untuk
mempelajari cara menemukan
kelompok siswa yang diajar dengan
fakta,
konsep
menggunakan
dan
prinsip
melalui
pembelajaran
pengalamannya secara langsung. Jadi
observasi
siswa bukan hanya belajar dengan
85,65, sedangkan nilai rata-rata hasil
membaca kemudian menghafal materi
belajar untuk kelompok siswa yang
pelajarannya, tetapi juga mendapatkan
diajar
kesempatan
pembelajaran inquiry adalah sebesar
untuk
berlatih
mengembangkan keterampilan berpikir
80,65
lapangan
dengan
adalah
model
menggunakan
sehingga
dapat
sebesar
model
ditarik
274
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276
kesimpulan bahwa nilai hasil belajar
Sedangkan
mata
inquiry,
pelajaran
sosiologi
pada
dalam
siswa
pembelajaran
cukup
memanfaatkan
kelompok siswa yang diajar dengan
buku teks,
menggunakan
model
poster sebagai sumber belajar dan
observasi lapangan lebih baik lebih
tidak harus melakukan pembelajaran
baik
diluar
pembelajaran
dari nilai hasil belajar mata
pelajaran
sosiologi
siswa
yang
menggunakan
pada
kelompok
diajar
dengan
model
pembelajaran
inquiry.
website, televisi, video,
kelas.
Model
menuntut
siswa
dirinya
secara
pembelajaran,
inquiry
untuk
juga
melibatkan
aktif
sehingga
dalam
bila
ada
sebagian siswa yang tidak terbiasa
Namun
sebenarnya
pembelajaran
model
observasi
lapangan sama baiknya dengan model
pembelajaran
inquiry
meningkatkan
aktivitas
dengan model pembelajaran inquiry,
maka
hasil
yang diinginkan
tidak akan tercapai dengan baik.
dalam
dan
pembelajaran
ini,
Mengingat
dalam
penelitian
pembelajaran
model
observasi
belajar mata pelajaran sosiologi. Hal
lapangan
ini
sama-sama
berpengaruh
meningkatkan
aktivitas
belajar
dan
siswa,
untuk
itu
dikarenakan
pembelajaran
siswa
kooperatif
untuk
belajar
meningkatkan
kritis.
semua
mengajak
aktif
kemampuan
Perbedaannya
pembelajaran
metode
model
dan
hasil
dan
pembelajaran
belajar
diharapkan guru dapat menggunakan
dalam
model pembelajaran yang tepat yang
observasi
dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa dan hasil belajar siswa.
karena siswa akan dihadapkan pada
KESIMPULAN
pembelajaran
dalam
berpikir
lapangan, pembelajaran lebih variatif,
suasana
inquiry
yang
Berdasarkan
hasil
menyenangkan, dimana guru mengajak
dan
siswa
dikemukakan sebelumnya, maka dapat
belajar di luar kelas untuk
melihat peristiwa langsung di lapangan
dengan
siswa
tujuan
untuk
dengan
mengakrabkan
lingkungannya.
pembahasan
penelitian
yang
telah
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Ada pengaruh yang signikan
pembelajaran
model
observasi
275
JPPI Volume 10 No 2 (2016) 261-276
lapangan
(outdoor
aktivitas
belajar
study)
dan
hasil
terhadap
belajar
Sosiologi siswa kelas XI IPS di SMA
Negeri 3 Kota Probolinggo.
Ada pengaruh yang signifikan
pembelajaran
aktivitas
inquiry
belajar
dan
terhadap
hasil
belajar
Sosiologi siswa kelas XI IPS di SMA
Negeri 3 Kota Probolinggo.
Ada perbedaan pengaruh yang
signifikan
pembelajaran
model
observasi lapangan (outdoor study)
dan
pembelajaran
aktivitas
belajar
inquiry
dan
hasil
terhadap
belajar
Sosiologi siswa kelas XI IPS di SMA
Negeri 3 Kota Probolinggo.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur
Penelitian: Suatu pendekatan
Praktek. Jakarta : Bina Aksara.
____________.(2002).
Metodologi
Penelitian.
Rineka
Cipta.
Jakarta.
Blosser, Patricia E. & Helgenson,
Stanley L. (1990). Selecting
Procedures for Improving the
Science
Curriculum.
Columbus,
OH:
ERIC
Clearinghouse for Science,
Mathematics, and Environment
Education. (ED325303).
Garton, Janetta. (2005.) Inquiry-Based
Learning. Willard R-II School
District,
Technology
Integration Academy.
Gujarati. (1997). Teori Ekonometrika.
Jakarta: Bina Ilmu.
Hamalik, Oemar. (1999). Kurikulum
dan Pembelajaran. Ed.1, Cet.2.
Jakarta: Bumi Aksara.
Haury, L. David. (1993). Teaching
Science
Through
Inquiry.
Columbus,
OH:
ERIC
Clearinghouse for Science,
Mathematics, and Environment
Education. (ED359048).
I
Wayan
Santyasa.
(2006).
Pembelajaran Inovatif: Model
Kolaboratif, Basis Proyek, dan
Orientasi
NOS.
Makalah
Semnas. SMA 2 Semara Pura.
Maholtra, N. K. (1996). Marketing
Research:
An
Applied
Orientation.
New
Jersey:
Prentice Hall International Inc.
Poerwadarminto WJS. (2000). Kamus
Umum
Bahasa Indonesia.
Jakarta: PN Balai Pustaka.
Sagala, Syaiful., (2004). Konsep dan
Makna
Pembelajaran.
Bandung, Penerbit Alfabeta.
Sanjaya, Wina. Dr. (2008). Strategi
Pembelajaran
Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Sudjana, Nana. (2001). Penelitian dan
Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru
Slameto, (2003).Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disiplin
Pada Perilaku dan Prestasi
Siswa. Jakarta: GrasindoWijaya.
276
Download