Asuransi Pasar Modal

advertisement
1.
PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini, banyak sekali kejadian buruk yang menimpa beberapa perusahaan
sekuritas. Salah satu dari sekian banyak kejadian yang ada adalah kejadian yang menimpa
Sarijaya tahun 2009 silam. Di kala itu, Sarijaya yang merupakan perusahaan broker
menyalahgunakan dana nasabah dan melakukan pemalsuan terhadap laporan keuangannya. Tak
kehabisan akal, Sarijaya pun mencoba melakukan kegiatan gali lubang tutup lubang yang
dinamakan dengan Ponzi Scheme, yang mana berarti adanya penggunaan dana dari nasabah baru
untuk membayar dana nasabah lama. Dengan adanya kejadian ini, para pengguna jasa broker
banyak melontarkan pertanyaan. Siapa yang akan menjamin dana nasabah? Jika dana itu sudah
berubah menjadi saham apakah kepemilikan saham tersebut akan dijamin oleh KPEI dan KSEI?
Jika dana itu masih belum berbentuk saham, lantas siapa yang menjamin? LPS atau BapepamLK?
Beberapa masyarakat yang menggeluti bidang sekuritas pun semakin mempertimbangkan
apakah bermain saham di luar negeri seperti Amerika Serikat lebih aman dari Indonesia. Alasan
timbulnya pertanyaan ini adalah karena beberapa pemain mengetahui bahwa broker-broker di
Amerika Serikat sudah di reasuransikan. Jadi, apabila broker-broker tersebut tutup, uang dan
saham akan selamat.
Adapun, perkembangan asuransi di Indonesia sudah semakin pesat. Hingga saat ini,
jumlah pemegang polis asuransi di Indonesia mencapai sekitar 63 juta, dimana 10 juta adalah
pemegang polis individual dan 53 juta adalah pemilik polis gabungan. Aset industri asuransi
hingga saat ini telah menyentuh level Rp285 triliun. Beberapa asosiasi memperkirakan pada
tahun 2014 aset industri tersebut akan mencapai angka Rp500 triliun. Pada tahun 2013, bisnis
premi asuransi di Indonesia akan terdorong oleh semakin berkembangnya pasar domestik, dan
semakin menguatnya regulasi. Selain itu perkembangan sektor perlindungan jiwa, properti,
kesehatan ini akan ditopang oleh meningkatnya kemakmuran di Indonesia dan kesadaran
bencana alam.
Melihat perkembangan asuransi yang begitu pesat di Indonesia, timbul pertanyaan
mengapa broker-broker di Indonesia tidak dapat di asuransikan seperti di Amerika Serikat?
2.
DEFINISI ASURANSI
Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi, dimana secara sepintas tidak
ada kesamaan antara definisi yang satu dengan yang lainnya. Hal ini bisa dimaklumi, karena
mereka dalam mendefinisikannya disesuaikan dengan sudut pandang yang mereka gunakan
dalam memandang asuransi, dimana sesuai dengan uraian diatas bahwa asuransi dapat dipandang
dari beberapa sudut.
Definisi asuransi menurut Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)
Republik Indonesia adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri
pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya
karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin
akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu Berdasarkan definisi tersebut, maka
dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu:

Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak
penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.

Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan)
kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu
yang mengandung unsur tak tertentu.

Suatu peristiwa (accident) yang tak terntentu (tidak diketahui sebelumnya).

Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang
tak tertentu.
Menurut Prof. Mehr dan Cammack, asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi
resiko keuangan, dengan cara pengumpulan unit-unit exposure dalam jumlah yang memadai,
untuk membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan. Kemudian kerugian yang dapat
diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung".
Definisi asuransi menurut Prof. Mark R. Green adalah suatu lembaga ekonomi yang
bertujuan mengurangi risiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah
obyek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat
diramalkan dalam batas-batas tertentu.
Definisi asuransi menurut C.Arthur William Jr dan Richard M. Heins diadasarkan atas
dua sudut pandang, yaitu,:

Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian finansial yang dilakukan oleh seorang
penanggung.

Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau badan
mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas kiranya mengenai definisi asuransi yang
dapat mencakup semua sudut pandang, asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang
melekat pada perekonomian, dengan cara manggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko
yang sama atau hampir sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar probabilitas kerugiannya
dapat diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi akan dibagi secara proposional oleh
semua pihak dalam gabungan itu.
Pengertian asuransi bila di tinjau dari segi hukum adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak
atau lebih dimana pihak tertanggung mengikat diri kepada penanggung, dengan menerima premipremi Asuransi untuk memberi penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang di harapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan di derita tertanggung karena suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberi
pembayaran atas meninggal atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan.
2.1
Fungsi Asuransi
Fungsi-fungsi dari asuransi pada umumnya meliputi:

Transfer Resiko
Dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan dapat
memindahkan ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (resiko) ke perusahaan
asuransi

Kumpulan Dana
Premi yang diterima kemudian dihimpun oleh perusahaan asuransi sebagai dana untuk
membayar resiko yang terjadi
2.2
Risiko-risiko Yang Dapat Diasuransikan
Sering menjadi pertanyaan dalam benak kita, “Apakah semua risiko dapat
diasuransikan?” Jawabannya adalah tidak. Adapun, risiko-risiko yang dapat diasuransi meiputi:

Risiko yang dapat diukur dengan uang,

Risiko murni (tidak mendatangkan keuntungan)  Secara ekstrim dapat dikatakan bahwa
risiko murni ini identik dengan musibah / kecelakaan,

Risiko partikular (dari sumber individu)  Karakter risiko ini identik dengan risiko
murni, tetapi dampak atau keparahan akibat yang ditimbulkan (severity) masih dalam
batas-batas yang bisa dihitung atau dikalkulasi,

Risiko tiba-tiba (accidental/kecelakaan),

Insurable interest (tertanggung memiliki kepentingan atas obyek pertanggungan) 
Yang membuat perjanjian asuransi hanya mereka yang mempunyai kepentingan
keuangan yang melekat pada objek pertanggungan dan kepentingan keuangan yang
melekat itu harus sah menurut hukum yang berlaku (recognized at law),

3.
Risiko yang tidak bertentangan dengan hukum.
RUMUSAN MASALAH
Dari beberapa definisi asuransi yang telah dibahas sebelumnya, dapat diketahui bahwa
ada banyak hal yang dapat diasuransikan, termasuk transfer risiko yang dapat diukur dengan
uang. Sehubungan dengan kegiatan pasar modal di Indonesia, seringkali timbul pertanyaan
apakah aset-aset yang ditransaksikan di pasar modal di Indonesia dapat diasuransikan.
4.
STUDI BANDING
4.1
Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, berkaitan dengan kegiatan asuransi yang menjamin aset-aset
keuangan, ada yang namanya SIPC (Securities Investor Protection Corporation) dan FDIC
(Federal Deposit Insurance Corporation).
SIPC ini adalah semacam program asuransi yang mana dapat digunakan oleh para broker
sebagai proteksi kerugian. SIPC ini adalah suatu hal yang diwajibkan bagi para broker yang
mana diatur dalam SIPC Act (1970). Jadi, untuk para pemain mau berasuransi atau tidak, dapat
dikonsultasikan dengan broker-brokernya masing-masing. Namun, untuk para broker sendiri,
membayar iuran pada SPIC adalah kewajiban, dimana besarnya tergantung dari total setiap
pembelian (“the fee shall be based upon the total dollar amount of each purchase”). Jumlah
iuran yang diminta SPIC adalah sebesar 25% dari setiap pendapatan dengan nilai minimum $150
per tahun. Apabila broker mengalami kerugian, karena kebodohannya memainkan saham, maka
SPIC akan menggantikannya dengan batasan sampai sebesar $500,000 per pelanggan dan
maksimum uang tunai sebesar $100,000. Sebagai contoh, saham PT X dibeli dengan harga $50
per lembar yang kemudian untuk cut loss dijual pada harga $35, maka SPIC akan menggantikan
seluruh saham yang dijual tersebut dalam bentuk saham juga. Jadi, pada dasarnya, SPIC tidak
peduli dengan kenaikan dan penurunan harga saham.
FDIC pada dasarnya serupa dengan SIPC. Bila pada SIPC proteksi diberikan untuk
melindungi aset-aset di broker, FDIC memberikan proteksi pada aset-aset yang ada di bank,
seperti deposito. FDIC dibentuk pada tahun 1933 untuk memproteksi deposito di bank-bank agar
terhindar dari kerugian apabila bank-bank tersebut bankrut. Cara kerja FDIC serupa dengan
asuransi-asuransi pada umumnya dimana para pengguna jasa FDIC akan dikenakan premi
berdasarkan risikonya. Apabila menurut FDIC risikonya besar, maka preminya akan besar,
apabila risikonya kecil, maka preminya akan kecil juga. FDIC mempunyai batasan ganti rugi
sampai maksimum sebesar $250,000. Berikut adalah sejarah batasan FDIC dari tahun-ke tahun:

1934 - $2,500

1935 - $5,000

1950 - $10,000

1966 - $15,000

1969 - $20,000

1974 - $40,000

1980 - $100,000

2008 - $250,000
Batasan sampai sebesar $250,000 ini telah disahkan dalam Wall Street Reform and Consumer
Protection Act (P.L.111-203). Segala hal yang berkaitan dengan FDIC diatur dalam Federal
Deposit Insurance Corporation Improvement Act of 1991 dan yang lebih terbarunya adaah
Federal Deposit Insurance Reform Act of 2005 yang disahkan oleh George W Bush pada
Februari 2006. Pembuatan peraturan baru ini terkait dengan masalah teknikal yang menyebabkan
peraturan harus diperbaharui agar lebih efektif. Cara kerja FDIC adalah bahwa FDIC akan
mendepositkan sejumlah dana untuk ganti rugi pada bank-bank yang ingin bekerja sama
dengannya. Apabila ada bank yang bankrut, maka nasabah yang di masukkan ke dalam daftar
pengguna jasa FDIC akan dikembalikan uang tabungannya seutuhnya. Untuk mengganti uang
deposit FDIC, biasanya FDIC akan menjual sisa-sisa aset dari bank yang bankrut tersebut.
Adapun, Aset-aset yang tidak akan digantikan oleh FDIC meliputi: saham, sekuritas, obligasi,
reasuransi, dan aset-aset sejenisnya.
4.2
Indonesia
Di Indonesia sendiri, asuransi yang menjamin aset-aset keuangan pada transaksi pasar
modal seperti pembelian saham secara individu belum ada. Kalaupun ada, itu hanya antar broker,
dan hukumnya belum dibakukan. Peraturan yang digunakan hanya peraturan dari perusahaan
asuransi terkait. Sebagai contoh pada perusahaan reksadana yang mengasuransikan aset-asetnya
pada suatu perusahaan asuransi. Bagi para pemain saham individu juga ada kemungkinan dapat
memperoleh asuransi dari broker-broker terkait yang mana tergantung apakah broker terkait mau
memberikan asuransi yang mana pastinya peraturannya dibuat oleh broker itu sendiri.
Sempat ada isu bahwa BEI membuat undang-undang resmi untuk asuransi saham yang
mana hanya meliputi empat emiten saja yang dapat diasuransikan, yakni: Astra Internasional,
Telkom, BCA dan Indofood. Preminya berkisar di antara 0% - 3%. Adapun, beberapa broker
juga mengajukan menggunakan teknik hedging sebagai ganti asuransi. Cara-cara hedging yang
dapat dilakukan meliputi: covered call, protective put, long butterfly, dan lain sebagainya.
Untuk jaminan dana di bank, Indonesia memiliki LPS (Lembaga Penjamin Simpanan)
atau dalam bahasa asingnya disebut Indonesia Deposit Insurance Corporation. LPS ini sama
seperti FDIC di Amerika Serikat dimana fungsinya adalah menjamin simpanan nasabah bank dan
turut aktif dalam menjaga stabilitas sistem perbankan. Nilai maksimum simpanan yang dijamin
LPS adalah 100 juta rupiah per nasabah. Bila terjadi sesuatu pada bank, seperti likuidasi, dan ada
nasabah yang memiliki simpanan lebih dari 100 juta rupiah, maka simpanannya akan dibayarkan
dari hasil likuidasi bank tersebut. Premi terbaru LPS saat ini adalah 0.1% - 0.35%, yang mana
tentunya bank yang risikonya besar diharuskan untuk membayar premi lebih mahal, Adapun,
setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Republik Indonesia wajib menjadi
peserta LPS. Seluruh peraturan tentang LPS diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia
nomor 24 yang ditetapkan pada 22 September 2004. Undang-undang ini mulai efektif pada 22
September 2005.
5.
ANALISIS
Melihat dari hasil studi banding, dapat diketahui bahwa pasar modal di Indonesia masih
belum seaman di Amerika Serikat. Di Indonesia, hanya 4 dari 440 perusahaan yang mendapatkan
jaminan asuransi dari BEI. Sedangkan di Amerika Serikat, ada sekitar 4,000 dari 10,000
perusahaan yang mendapatkan jaminan asuransi dari lembaga kenegaraan. Hal ini disebabkan
karena perusahaan-perusahaan terdaftar di Amerika Serikat sudah sangat maju dan sustain.
Sebagai contoh, Apple, Facebook, dan Google yang mana apabila salah satu perusahaan tersebut
dijual, maka uangnya akan mampu membeli 440 perusahaan terdaftar di Indonesia dan masih ada
sisa uang.
5.1
Analisis Menurut Hukum
Menurut KUHD pasal 252, 253, dan dipertegas dalam pasal 278, seharusnya asuransi itu
mempunyai fungsi indemnity dimana asuransi diartikan sebagai mekanisme dimana penanggung
menyediakan kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi
keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian. Dalam kaitannya dengan hal ini,
seharusnya asuransi pada pasar modal sangat diperbolehkan.
Menurut Undang-undang no.2 tahun 1992, asuransi dibentuk dengan salah satu tujuannya
adalah bahwa usaha perasuransian yang sehat merupakan salah satu upaya menanggulangi risiko
yang dihadapi anggota masyarakat dan sekaligus merupakan salah satu lembaga penghimpun
dana masyarakat, sehingga memiliki kedudukan strategis dalam pembangungan dan kehidupan
perekonomian, dalam upaya memajukan kesejahteraan umum. Dalam kaitannya dengan hal ini,
seharusnya asuransi atas aset-aset di pasar modal harus digalakkan. Pada umumnya risiko pada
pasar modal cukup besar, terutama pada aset-aset yang bukan bluechip. Selain itu, pada
umumnya juga, jumlah dana yang terdapat di pasar modal sangatlah besar.
5.2
Analisis Menurut Produk-produk Asuransi Yang Berlaku di Indonesia
Produk-produk asuransi di Indonesia meliputi:
 Asuransi Kerugian
Menutup pertanggungan untuk kerugian karena kerusakan atau kemusnahan harta benda
yang dipertanggungkan karena sebab - sebab atau kejadian yang dipertanggungkan
(sebab - sebab atau bahaya - bahaya yang disebut dalam kontrak atau polis asuransi).
Dalam asuransi kerugian, penanggung menerima premi dari tertanggung dan apabila
terjadi kerusakan atau kemusnahan atas harta benda yang dipertanggungkan maka ganti
kerugian akan dibayarkan kepada tertanggung. Produk-produk asuransi kerugian
meliputi:

Asuransi Kebakaran,

Asuransi Angkutan Laut ,

Asuransi Kendaraan Bermotor ,

Asuransi Kerangka Kapal ,

Construction All Risk (CAR) ,

Property / Industrial All Risk ,

Asuransi Customs Bond  Pemerintah Indonesia pada tahun 1995 melalui SK Menteri
Keuangan No. 108/KMK.01/1995 tanggal 13-03-1995 serta SKB tanggal 20-07-1995
antara Dirjen Lembaga Keuangan, Dirjen Bea Cukai dan Dirjen Bapeksta keuangan
menetapkan Undang-undang No. 10 / 95 yang melegalisasi seluruh barang impor yang
tujuannya ekspor dapat menggunakan fasilitas impor sementara dengan beberapa
alternatif yang diantaranya meliputi: uang tunai, jaminan bank garansi, jaminan
perusahaan asuransi (inilah yang disebut customs bond), dan jaminan SSB (Surat
Sanggup Bayar). Jadi pada dasarnya, customs bond adalah sebagai suatu jaminan
alternatif dari bank garansi yang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
memperoleh fasilitas impor dari pemerintah. Adapun fasilitas impor dapat berupa
Pembebasan atau Penangguhan pajak-pajak Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, PPN,
PPnBM dan Sanksi Administrasi (denda).

Asuransi Surety Bond  suatu perjanjian tertulis antara Perusahaan Asuransi (Surety
Company) dan Kontraktor (Principal) untuk menjamin kepentingan Pemilik Proyek
(Obligee), dimana apabila Kontraktor (Principal) cidera janji atau gagal melaksanakan
kewajibannya sesuai dengan perjanjian dalam kontrak maka Surety Company akan
bertanggung jawab untuk menyelesaikan kewajiban Principal terhadap kerugian yang
diderita Obligee.

Asuransi Kecelakaan Diri ,

Asuransi Kesehatan.
 Asuransi Jiwa
Menutup pertanggungan untuk membayarkan sejumlah santunan karena meninggal atau
tetap hidupnya seseorang dalam jangka waktu pertanggungan. Dalam asuransi jiwa,
penanggung menerima premi dari tertanggung dan apabila tertanggung meninggal, maka
santunan (uang pertanggungan) dibayarkan kepada ahli waris atau seseorang yang
ditunjuk dalam polis sebagai penerima santunan. Produk-produk asuransi jiwa meliputi:

Asuransi Jiwa Murni (Whole Life Insurance),

Asuransi Jiwa Berjangka Panjang ,

Asuransi Jiwa Jangka Pendek (Term Insurance).
 Asuransi Sosial
Selain asuransi kerugian dan jiwa, ada juga asuransi sosial yang meliputi:

Asuransi Kecelakaan Diri yang dikeluarkan oleh PT Jasa Raharja ,

Asuransi Kesehatan dan Tabungan Hari Tua yang dikeluarkan oleh PT JAMSOSTEK,

Produk Asuransi Jiwa Dalam Program Asuransi Sosial ,

Program Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua bagi pegawai negeri dan ABRI yang
diselenggarakan oleh PT. TASPEN dan PT ASABRI.
Melihat dari produk-produk asuransi yang ada di Indonesia, seharusnya asuransi untuk
transaksi aset-aset pasar modal dapat dimasukkan ke dalam kategori asuransi kerugian. Adapun,
pengertian dari asuransi kerugian sendiri mencakup sebab-sebab atau bahaya-bahaya yang
disebut dalam polis asuransi. Dengan demikian, pada dasarnya pihak asuransi dapat membuat
suatu asuransi untuk transaksi saham dengan menyebut bahaya-bahaya kerugian yang mungkin
terjadi dalam polisnya.
6.
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan asuransi sebenarnya
tetap lebih mengutamakan keuntungan pribadi daripada mentaati peraturan. Seperti halnya di
Amerika Serikat, hanya 4,000 dari 10,000 perusahaan yang mau ditanggung oleh SIPC. Hal yang
sama juga terjadi di Indonesia dimana hanya 4 perusahaan bluechip saja yang bersedia
diasuransikan oleh BEI dan tidak ada perusahaan asuransi lain yang berani membuka asuransi
atas transaksi pasar modal. Hal ini disebabkan karena risiko yang terdapat pada pasar modal
sangatlah besar dimana secara umum, jumlah pemain yang untung dibanding yang rugi
berbanding 30 : 70. Keadaan dalam pasar modal sangat sulit untuk diprediksi, apalagi di
Indonesia yang masih sangat gonjang ganjing. Layaknya suatu rumah yang ingin diasuransi
untuk banjir, apabila rumah tersebut diketahui sangat rawan banjir, maka biasanya pihak asuransi
akan menolak.
Dari studi banding, dapat disimpulkan bahwa asuransi atas transaksi pasar modal di
Amerika Serikat masih lebih baik dari Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya lembaga
kenegaraan yang bernama SIPC (Securities Investor Protection Corporation) yang secara khusus
mengurus asuransi atas transaksi pasar modal yang diperuntukkan untuk para broker. Bagi para
broker, hal ini bahkan diwajibkan dan ada hukummnya, yaitu SIPC Act (1970).
6.2
Saran
Agar pasar modal di Indonesia menjadi lebih aman transaksinya dan peminatnya semakin
bertambah, pemerintah Indonesia diharapkan dapat membentuk suatu badan seperti SIPC di
Amerika Serikat. Lembaga seperti ini juga dapat menjadi pemicu bagi perusahaan-perusahaan
asuransi lain untuk mengembangkan asuransi seperti ini.
REFERENSI
KUHD
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004 Tentang LPS
http://asuransisuretybond.com/index.php?option=com_content&task=view&id=12&Itemid=27
http://www.sinarmas.co.id/pusat_belajar/ilmu_asuransi/custombond.asp
http://www.schwabmoneywise.com/public/moneywise/money_basics/account_types/fdic_insura
nce.html
http://www.fdic.gov/consumers/consumer/information/fdiciorn.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Federal_Deposit_Insurance_Corporation
http://en.wikipedia.org/wiki/Securities_Investor_Protection_Corporation
http://www.solopos.com/2010/06/06/investor-disarankan-beli-saham-beserta-asuransi-24614
http://zidni.blogspot.com/2009/01/kasus-penggelapan-sarijaya-sekuritas.html
Download