keputusan direksi - Dana Pensiun ASDP

advertisement
(Lembar Pengesahan)
KEPUTUSAN DIREKSI PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)
NOMOR : KD.127/PA.209/ASDP-2012
tentang
PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN ASDP
DIREKSI PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)
Menimbang
:
a. bahwa untuk menjamin kesinambungan penghasilan
Karyawan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) setelah purna
bakti, telah didirikan Dana Pensiun ASDP berdasarkan
Keputusan Direksi PT. Angkutan Sungai Danau dan
Penyeberangan (Persero) Nomor KD.50/PA.303/ASDP-2000
yang telah memperoleh pengesahaan Menteri Keuangan
Nomor Kep-392/KM.17/2000, dan telah mengalami
beberapa kali perubahan, terakhir diubah dengan
Keputusan Direksi PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)
Nomor KD. 90/PA.209/ASDP-2005 tanggal 2 Desember 2005
yang telah memperoleh pengesahan Menteri Keuangan
Nomor Kep-005/KM.5/2006;
b. bahwa untuk efisiensi dan kelangsungan Dana Pensiun,
meningkatkan manfaat lain bagi peserta yang non aktif dan
meninggal dunia, maka perlu dilakukan penyesuaian
Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun ASDP;
c. bahwa Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun ASDP
dipandang perlu untuk dilakukan penyesuaian dengan
perkembangan yang terjadi dan ditetapkan berdasarkan
Keputusan Direksi PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero).
Mengingat
:
1.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1992
tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3477);
1
2.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3913);
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1992 tentang
Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Angkutan
Sungai Danau dan Penyeberangan Menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 26);
4.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 Tahun
1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja (Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 126,Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3507) dan peraturan pelaksanaannya;
5.
Anggaran Dasar PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)
sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Nomor 82
tanggal 29 Juni 1993 dibuat dihadapan Imas Fatimah,SH,
Notaris di Jakarta, yang telah beberapa kali diubah
sebagaimana diubah terakhir kali dengan Akta Nomor 24
tanggal 8 Agustus 2008 dibuat dihadapan Johny Dwikora
Aron SH, Notaris di Jakarta, yang telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia Nomor 42 tanggal 26
Mei 2009, Tambahan Nomor 13762 juncto Akta Nomor 40
tanggal 17 September 2009 yang dibuat di hadapan Johny
Dwikora Aron,SH, Notaris di Jakarta, yang telah telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor
26 tanggal 30 Maret 2012, Tambahan Nomor 277/L juncto
Akta Nomor 80 tanggal 31 Juli 2012 yang dibuat di hadapan
Johny Dwikora Aron,SH, Notaris di Jakarta, yang telah
mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia sebagaimana tertuang dalam suratnya Nomor
AHU-AH.01.10.29518 tanggal 8 Agustus 2012;
6.
Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan
Perseroan (Persero) PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)
Nomor KEP-86/MBU/2010 tentang Pengangkatan Anggotaanggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. ASDP
Indonesia Ferry (Persero) tanggal 26 Mei 2010 dan Nomor
KEP-117/MBU/2011
tentang
Pemberhentian
dan
Pengangkatan Direktur Utama Perusahaan Perseroan
(Persero) PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) tanggal 27
Mei 2011;
7.
Keputusan Direksi PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)
Nomor KD.47/HK.001/ASDP-2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Pusat PT.ASDP Indonesia Ferry (Persero).
2
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
KEPUTUSAN DIREKSI PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)
TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN
ASDP
Pasal 1
KETENTUAN UMUM
Dalam Peraturan Dana Pensiun ini yang dimaksud dengan :
1.
Undang-undang Dana Pensiun adalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992
tentang Dana Pensiun;
2.
Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia;
3.
Dana Pensiun adalah Dana Pensiun ASDP;
4.
Pendiri adalah PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang berkedudukan di
Jakarta yang Anggaran Dasarnya sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris
Nomor 82 tanggal 29 Juni 1993 dibuat dihadapan Imas Fatimah,SH, Notaris di
Jakarta, berikut perubahan-perubahannya;
5.
Pemberi Kerja adalah Pendiri yang mempekerjakan karyawan;
6.
Pengurus adalah Pengurus Dana Pensiun ASDP;
7.
8.
Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Dana Pensiun ASDP;
Peraturan adalah Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun ASDP;
9.
Karyawan adalah Karyawan yang telah diangkat sebagai karyawan tetap
sesuai Peraturan Pemberi Kerja;
10. Calon Karyawan adalah Seseorang yang diangkat sebagai Calon Karyawan
sesuai peraturan Pemberi Kerja;
11. Peserta adalah Karyawan atau Calon Karyawan yang telah memenuhi syarat
kepesertaan sesuai Peraturan Dana Pensiun dan telah terdaftar pada Dana
Pensiun;
12. Pensiunan adalah Peserta yang telah menerima pembayaran Manfaat Pensiun
bulanan sesuai Peraturan Dana Pensiun;
13. Janda/Duda adalah Istri/suami yang sah dari Peserta/pensiunan yang
meninggal dunia yang telah terdaftar pada Dana Pensiun sebelum Peserta
berhenti bekerja atau meninggal dunia atau pensiun;
14. Anak adalah semua anak yang sah dari Peserta atau pensiunan yang telah
terdaftar pada Dana Pensiun sebelum Peserta berhenti bekerja atau
meninggal dunia atau pensiun;
15. Pihak Yang Ditunjuk adalah orang yang ditunjuk oleh Peserta, sebelum Peserta
Pensiun atau meninggal dunia untuk menerima dana yang merupakan hak
Peserta dalam hal Peserta tidak menikah dan tidak mempunyai Anak;
3
16. Masa Kerja adalah masa kerja karyawan yang diperhitungkan sebagai masa
kerja untuk penentuan besaran Manfaat Pensiun;
17. Masa Kepesertaan adalah masa yang tidak terputus sejak Karyawan terdaftar
menjadi Peserta Dana Pensiun sampai berhenti bekerja;
18. Pihak Yang Berhak adalah Janda/duda, anak atau Pihak Yang Ditunjuk;
19. Cacat adalah cacat total dan tetap yang dinyatakan oleh dokter yang
ditunjuk/disetujui oleh Pemberi Kerja yang menyebabkan karyawan tidak
mampu lagi melakukan pekerjaan yang memberikan hasil yang layak
diperoleh sesuai pendidikan, keahlian, keterampilan dan pengalamannya;
20. Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) adalah 40% dari gaji kompetensi pada saat
Peraturan ini disahkan dan menjadi dasar perhitungan besarnya Iuran Pensiun
dan Manfaat Pensiun;
21. Nilai Sekarang adalah nilai pada suatu tanggal tertentu dari pembayaranpembayaran yang akan dilakukan setelah tanggal tersebut, yang dihitung
dengan mendiskonto pembayaran atau pembayaran termaksud secara
aktuaria berdasarkan asumsi tingkat bunga dan tingkat probabilitas tertentu
untuk terjadinya pembayaran atau pembayaran dimaksud;
22. Manfaat Pensiun adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada Peserta
pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun;
23. Manfaat Pensiun Normal adalah manfaat pensiun bagi Peserta yang mulai
dibayarkan pada saat Peserta pensiun setelah mencapai usia pensiun normal
atau sesudahnya;
24. Manfaat Pensiun Dipercepat adalah manfaat pensiun bagi Peserta yang
dibayarkan bila Peserta pensiun pada usia tertentu sebelum usia pensiun
normal;
25. Manfaat Pensiun Cacat adalah manfaat pensiun bagi Peserta, yang dibayarkan
bila Peserta menjadi cacat;
26. Pensiun Ditunda adalah hak atas manfaat pensiun bagi Peserta yang berhenti
bekerja sebelum mencapai usia pensiun normal, yang ditunda
pembayarannya paling cepat setelah mencapai usia pensiun dipercepat.
Pasal 2
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
(1). Dana Pensiun menjalankan kegiatan dengan nama Dana Pensiun ASDP,
selanjutnya disebut Dana Pensiun dan berkedudukan di Jakarta;
(2). Kantor Cabang dan atau Perwakilan Dana Pensiun dapat didirikan di tempat
lain oleh Pengurus dengan persetujuan Pendiri tanpa mengurangi perizinan
untuk itu dari instansi yang berwenang.
4
Pasal 3
TANGGAL PEMBENTUKAN DAN JANGKA WAKTU
(1). Dana Pensiun ini merupakan kelanjutan dari Program Pensiun yang pedoman
pelaksanaannya berdasarkan Keputusan Direksi PT. Angkutan Sungai Danau
dan Penyeberangan (Persero) Nomor KD.50/PA.303/ASDP-2000 yang
memperoleh pengesahaan Menteri Keuangan Nomor Kep-392/KM.17/2000
telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir diubah dengan
Keputusan Direksi PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Nomor KD.
90/PA.209/ASDP-2005 tanggal 2 Desember 2005 dan telah memperoleh
pengesahan Menteri Keuangan Nomor Kep-005/KM.5/2006.
(2). Dana Pensiun ini didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.
Pasal 4
AZAS
Dana Pensiun ASDP berazaskan Pancasila sebagai landasan Idiil dan UndangUndang Dasar 1945 sebagai landasan Konstitusional.
Pasal 5
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud pembentukan Dana Pensiun adalah untuk menyelenggarakan Program
Pensiun Manfaat Pasti dengan tujuan memberikan kesinambungan penghasilan
bagi Peserta setelah purna bakti dan Pihak Yang Berhak.
Pasal 6
PENDIRI
Pendiri Dana Pensiun ASDP adalah PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang
Anggaran Dasar PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dimuat dalam Anggaran Dasar
PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Nomor
82 tanggal 29 Juni 1993 dibuat dihadapan Imas Fatimah,SH, Notaris di Jakarta, yang
telah beberapa kali diubah sebagaimana diubah terakhir kali dengan Akta Nomor 24
tanggal 8 Agustus 2008 dibuat dihadapan Johny Dwikora Aron SH, Notaris di Jakarta,
yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 42 tanggal 26
Mei 2009, Tambahan Nomor 13762 juncto Akta Nomor 40 tanggal 17 September
2009 yang dibuat di hadapan Johny Dwikora Aron,SH, Notaris di Jakarta, yang telah
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 26 tanggal 30
Maret 2012, Tambahan Nomor 277/L juncto Akta Nomor 80 tanggal 31 Juli 2012 yang
dibuat di hadapan Johny Dwikora Aron,SH, Notaris di Jakarta, yang telah
mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana
tertuang dalam suratnya Nomor AHU-AH.01.10.29518 tanggal 8 Agustus 2012.
5
Pasal 7
KEWAJIBAN PENDIRI
(1). Pendiri wajib membayar iuran;
(2). Pendiri wajib memungut iuran Peserta;
(3). Pendiri wajib menyetor seluruh iuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan (2) kepada Dana Pensiun;
(4). Pendiri wajib membayar bunga atas hutang iuran sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) yang belum disetor setelah tanggal jatuh tempo;
(5). Pendiri wajib melaporkan secara tertulis perubahan Pengurus dan Dewan
Pengawas kepada Menteri;
(6). Pendiri memberikan data Peserta yang berkaitan dengan kepesertaannya
kepada Dana Pensiun.
(7). Pendiri wajib menyampaikan kepada Menteri setiap perubahan arahan
investasi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal perubahan.
(8). Pendiri wajib membayar denda dan menyetorkan ke Kantor Kas Negara atas
keterlambatan Pengurus menyampaikan Laporan Berkala kepada Menteri
serta menyampaikan copy bukti setoran denda dimaksud sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
(9). Pendiri wajib mendengar dan memperhatikan saran Peserta dalam rangka
penetapan Peraturan dan perubahannya.
Pasal 8
HAK DAN WEWENANG PENDIRI
(1). Pendiri menetapkan dan memberlakukan Peraturan Dana Pensiun beserta
perubahannya;
(2). Pendiri menunjuk dan memberhentikan Pengurus dan Dewan Pengawas;
(3). Pendiri menunjuk dan mengubah penunjukan Penerima Titipan;
(4). Pendiri menetapkan dan mengubah Arahan Investasi;
(5). Pendiri menetapkan rencana kerja serta anggaran belanja dan pendapatan
Dana Pensiun;
(6). Pendiri mengesahkan laporan tahunan Pengurus dan Dewan Pengawas;
(7). Pendiri menetapkan besaran honorarium dan penghasilan lainnya untuk
Pengurus dan Dewan Pengawas;
Pasal 9
TANGGUNG JAWAB PENDIRI
Pendiri bertanggung jawab atas kecukupan dana untuk memenuhi kewajiban
membayar Manfaat Pensiun kepada Peserta dan Pihak Yang Berhak atas Manfaat
Pensiun sesuai Peraturan.
6
Pasal 10
PENGURUS
Penunjukan, Keanggotaan dan Masa Jabatan Pengurus
(1). Dalam rangka pengelolaan Dana Pensiun, Pendiri menunjuk Pengurus, yang
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Warga Negara Republik Indonesia;
b. Memiliki akhlak dan moral yang baik;
c. Tidak pernah melakukan tindakan tercela dibidang perekonomian dan
atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang
perekonomian;
d. Pernah menduduki jabatan manajemen yang menangani bidang keuangan
dan atau personalia pada suatu badan hukum sekurang-kurangnya selama
3 (tiga) tahun;
e. Memiliki pengetahuan di bidang Dana Pensiun dibuktikan dengan
kepemilikan sertifikat lulus ujian yang diselenggarakan oleh Lembaga
Standar Profesi Dana Pensiun;
f. Lulus penilaian kemampuan dan kepatutan oleh Tim Penguji yang ditunjuk
oleh Lembaga yang berwenang.
(2). Penunjukan Pengurus ditetapkan dengan Surat Keputusan Penunjukan;
(3). Jumlah anggota Pengurus sekurang-kurangnya 2 (dua) orang, dengan susunan
seorang Direktur Utama dan selebihnya sebagai Direktur;
(4). Pengurus diangkat untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan setelah masa
jabatan tersebut berakhir, Pengurus yang bersangkutan dapat diangkat
kembali;
(5). Anggota Pengurus dapat mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis kepada Pendiri, selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari sebelumnya;
(6). Apabila karena sebab apapun terjadi lowongan anggota Pengurus, Pendiri
wajib mengangkat anggota Pengurus untuk mengisi lowongan tersebut
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak terjadi lowongan anggota Pengurus
dimaksud untuk masa jabatan secara penuh sebagaimana dimaksud pada ayat
(4);
(7). Selama Pendiri belum menunjuk Pengurus sebagaimana ayat (6), maka tugas
dan fungsi dari jabatan Pengurus yang lowong dapat dirangkap oleh Pengurus
yang ada, untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan;
(8). Jabatan anggota Pengurus berakhir apabila :
a. Masa jabatan berakhir atau;
b. Meninggal dunia atau;
c. Mengundurkan diri atau;
d. Diberhentikan oleh Pendiri atau;
e. Dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
f. Dana Pensiun bubar.
7
(9). Setiap perubahan anggota Pengurus wajib dilaporkan kepada Menteri
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berlakunya
perubahan;
(10). Anggota Pengurus tidak dapat merangkap jabatan sebagai Pengurus Dana
Pensiun lain atau anggota Direksi Pemberi Kerja atau Direksi/Jabatan
eksekutif pada perusahaan lain.
Pasal 11
KEWAJIBAN PENGURUS
(1). Pengurus wajib mengelola Dana Pensiun dengan mengutamakan kepentingan
Peserta/Pensiunan dan Pihak Yang Berhak atas Manfaat Pensiun;
(2). Pengurus wajib menginvestasikan kekayaan Dana Pensiun sesuai Arahan
Investasi yang ditetapkan Pendiri;
(3). Pengurus wajib memelihara buku, catatan dan dokumen yang diperlukan
dalam rangka pengelolaan Dana Pensiun;
(4). Pengurus wajib bertindak teliti, terampil, bijaksana dan cermat dalam
melaksanakan tanggung jawabnya mengelola Dana Pensiun;
(5). Pengurus wajib merahasiakan keterangan pribadi yang menyangkut masingmasing Peserta;
(6). Pengurus wajib menyampaikan laporan secara berkala kepada Menteri
menurut jenis, bentuk, susunan dan waktu yang ditetapkan oleh Menteri yang
terdiri dari :
a. Laporan Keuangan;
b. Laporan Investasi;
c. Laporan Teknis;
d. Laporan Aktuaris;
e. Daftar Investasi Bulanan
(7). Laporan sebagaimana dimaksud ayat (6) wajib disampaikan pula kepada
Pendiri kecuali ayat (6) butir c.
(8). Pengurus wajib menyampaikan keterangan atau pengumuman kepada
Peserta mengenai :
a. Neraca dan perhitungan hasil usaha menurut bentuk, susunan dan waktu
yang ditetapkan Menteri;
b. Hal-hal yang timbul berkaitan dengan kepesertaan dalam bentuk dan
waktu yang ditetapkan Menteri;
c. Setiap perubahan Peraturan Dana Pensiun;
d. Ringkasan Laporan Investasi Tahunan dan hasil pemeriksaan akuntan
publik atas Laporan Investasi Tahunan paling lambat satu bulan setelah
disampaikan kepada Menteri Keuangan;
e. Ringkasan hasil evaluasi Dewan Pengawas atas kinerja investasi Dana
Pensiun.
(9). Pengurus wajib memberitahukan kepada Menteri apabila Pendiri tidak
membayar iuran selama 3 (tiga) bulan berturut-turut.
8
(10). Pengurus wajib mengumumkan pengesahan Menteri atas Peraturan Dana
Pensiun dan Perubahannya dengan menempatkannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
(11). Pengurus wajib menyampaikan rencana kerja serta anggaran belanja dan
pendapatan Dana Pensiun selambat-lambatnya setiap akhir bulan Oktober
untuk mendapat persetujuan Pendiri.
(12). Pengurus wajib menyampaikan rencana investasi tahunan selambatlambatnya setiap akhir bulan Oktober untuk mendapatkan persetujuan
Dewan Pengawas.
(13). Pengurus wajib menyusun tata cara bagi Peserta untuk menyampaikan
pendapat dan saran mengenai perkembangan portofolio investasi dan
hasilnya kepada Pendiri, Dewan Pengawas dan Pengurus.
(14). Pengurus wajib membicarakan secara berkala mengenai pendapat dan saran
dari Peserta atas perkembangan portofolio investasi dan hasilnya.
(15). Pengurus wajib menyampaikan perkembangan portofolio investasi dan
hasilnya kepada Dewan Pengawas sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali.
Pasal 12
HAK DAN WEWENANG PENGURUS
(1). Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Dana Pensiun, pengelolaan Dana
Pensiun, pengelolaan investasi dan menjamin keamanan kekayaan Dana
Pensiun, Pengurus dapat mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga.
(2). Pengurus melakukan tindakan hukum untuk dan atas nama Dana Pensiun dan
mewakili Dana Pensiun di dalam dan di luar Pengadilan.
(3). Pengurus dapat mengangkat dan memberhentikan pegawai Dana Pensiun
serta menetapkan gaji/penghasilannya dan dibebankan sebagai biaya Dana
Pensiun.
(4). Pengurus berhak meminta data dan keterangan lainnya mengenai
kepesertaan kepada Pemberi Kerja dan Peserta.
(5). Pengurus berhak menerima honorarium dan penghasilan lainnya yang
merupakan beban Dana Pensiun.
Pasal 13
TANGGUNG JAWAB PENGURUS
(1). Pengurus bertanggung jawab atas pengelolaan Dana Pensiun sesuai Peraturan
Dana Pensiun, Undang-Undang Dana Pensiun dan Peraturan pelaksanaannya.
(2). Dalam melakukan tugasnya Pengurus bertanggung jawab kepada Pendiri.
9
(3). Pengurus masing-masing atau bersama-sama bertanggung jawab secara
pribadi atas segala kerugian yang timbul pada kekayaan Dana Pensiun akibat
tindakan Pengurus yang melanggar atau melalaikan tugas dan atau
kewajibannya sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun,
Undang-Undang Dana Pensiun dan Peraturan Pelaksanaannya, serta wajib
mengembalikan kepada Dana Pensiun segala kenikmatan yang diperoleh atas
atau dari kekayaan Dana Pensiun secara melawan hukum.
Pasal 14
RAPAT PENGURUS
(1). Pengurus wajib mengadakan rapat sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
(2). Hasil rapat Pengurus harus dibuat suatu notulen yang wajib ditandatangani
oleh Ketua Rapat dan oleh seorang anggota Pengurus yang khusus ditunjuk
oleh rapat untuk maksud itu.
Pasal 15
DEWAN PENGAWAS
Penunjukan, keanggotaan dan masa jabatan Dewan Pengawas.
(1). Dalam rangka pengawasan pengelolaan Dana Pensiun oleh Pengurus, Pendiri
menunjuk Dewan Pengawas.
(2). Penunjukan anggota Dewan Pengawas ditetapkan dengan surat penunjukan.
(3). Jumlah anggota Dewan Pengawas sebanyak-banyaknya 6 (enam) orang,
dengan susunan seorang Ketua, seorang Wakil Ketua, seorang Sekretaris
masing-masing merangkap sebagai anggota dan paling banyak 3 (tiga) orang
anggota.
(4). Anggota Dewan Pengawas terdiri dari Wakil Pemberi Kerja dan Wakil Peserta
dalam jumlah yang sama.
(5). Anggota Dewan Pengawas yang mewakili Peserta dari unsur karyawan dan
anggota Dewan Pengawas yang mewakili Peserta dari unsur pensiunan
ditunjuk dan diangkat oleh Pendiri.
(6). Dalam hal jumlah pensiunan lebih dari 50 (lima puluh) orang dan wakil Peserta
lebih dari 1 (satu) orang, maka wakil Peserta dalam Dewan Pengawas 1 (satu)
orang harus berasal dari pensiunan.
(7). Direksi dari Pemberi Kerja tidak dapat ditunjuk sebagai Wakil Peserta dalam
Dewan Pengawas.
(8). Anggota Dewan Pengawas yang mewakili Pemberi Kerja dapat berasal dari
Direksi Pemberi Kerja atau dari Karyawan atau bukan karyawan.
(9). Anggota Dewan Pengawas tidak dapat merangkap jabatan sebagai Pengurus.
(10). Dewan Pengawas diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan setelah
masa jabatan tersebut berakhir, anggota Dewan Pengawas yang bersangkutan
dapat diangkat kembali.
10
(11). Anggota Dewan Pengawas dapat mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis kepada Pendiri selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari sebelumnya.
(12). Apabila karena sebab apapun terjadi lowongan anggota Dewan Pengawas,
Pendiri wajib mengangkat anggota Dewan Pengawas untuk mengisi lowongan
tersebut selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak terjadinya lowongan jabatan
anggota Dewan Pengawas.
(13). Jabatan anggota Dewan Pengawas berakhir apabila :
a. Masa jabatan berakhir; atau
b. Meninggal dunia; atau
c. Mengundurkan diri; atau
d. Diberhentikan oleh Pendiri; atau
e. Dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
atau
f. Wakil Peserta yang bersangkutan berhenti bekerja bukan karena pensiun;
g. Status Badan Hukum Dana Pensiun berakhir.
(14). Setiap perubahan anggota Dewan Pengawas wajib dilaporkan kepada Menteri
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah tanggal perubahan.
Pasal 16
KEWAJIBAN DEWAN PENGAWAS
(1). Dewan Pengawas wajib melakukan pengawasan atas pengelolaan Dana
Pensiun yang dilakukan oleh Pengurus sesuai dengan program kerja;
(2). Dewan Pengawas wajib menyampaikan laporan tahunan secara tertulis atas
hasil pengawasan kepada Pendiri selambat-lambatnya 5 (lima) bulan setelah
tahun buku dan salinannya diumumkan kepada Peserta;
(3). Dewan Pengawas bersama Pengurus wajib membicarakan secara berkala
mengenai pendapat dan saran dari Peserta atas perkembangan portofolio
investasi dan hasilnya;
(4). Dewan Pengawas wajib mengevaluasi kinerja investasi Dana Pensiun
sekurang-kurangnya sekali untuk satu tahun buku yang didasarkan pada :
a. Laporan investasi dan hasil pemeriksaan akuntan publik;
b. Saran dan Pendapat Peserta.
Pasal 17
TUGAS, HAK DAN WEWENANG DEWAN PENGAWAS
(1). Dewan Pengawas berwenang menunjuk Aktuaris dan Akuntan Publik.
(2). Anggota Dewan Pengawas, masing-masing atau bersama-sama berhak
memasuki gedung-gedung, kantor-kantor dan halaman-halaman yang
dipergunakan oleh Dana Pensiun dan berhak untuk memeriksa buku-buku
dan dokumen-dokumen serta kekayaan Dana Pensiun.
11
(3). Dewan Pengawas mempunyai wewenang meminta keterangan kepada
Pengurus yang berkaitan dengan Dana Pensiun.
(4). Dewan Pengawas memberikan persetujuan atas rencana investasi yang
disusun oleh Pengurus.
(5). Dewan Pengawas berhak menerima honorarium dan penghasilan lainnya
yang akan menjadi beban Dana Pensiun.
Pasal 18
TANGGUNG JAWAB DEWAN PENGAWAS
Dalam melakukan pengawasan atas pengelolaan Dana Pensiun, Dewan Pengawas
bertanggung jawab kepada Pendiri.
Pasal 19
RAPAT DEWAN PENGAWAS.
(1). Dewan Pengawas wajib mengadakan rapat sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
dalam setahun.
(2). Hasil rapat harus dibuat suatu notulen yang wajib ditandatangani oleh Ketua
Rapat dan seorang anggota Dewan Pengawas yang khusus ditunjuk oleh
rapat dimaksud.
(3). Keputusan-keputusan Dewan Pengawas dapat pula diambil tanpa
menyelenggarakan rapat Dewan Pengawas dengan catatan semua anggota
Dewan Pengawas telah diberitahukan secara tertulis tentang usul yang
bersangkutan dan lebih dari setengah jumlah anggota Dewan Pengawas
menyetujui usul tersebut secara tertulis.
Pasal 20
KEKAYAAN DANA PENSIUN
(1). Kekayaan awal Dana Pensiun berasal dari pengalihan kekayaan Yayasan Dana
Pensiun Pegawai Perum ASDP sepanjang menyangkut program pensiun dan
selanjutnya dihimpun dari :
a. Iuran pemberi kerja;
b. Iuran Peserta;
c. Hasil investasi;
d. Pengalihan dari Dana Pensiun lain.
(2). Kekayaan Dana Pensiun terpisah dari kekayaan Pendiri.
(3). Kekayaan Dana Pensiun dikembangkan sesuai dengan arahan investasi yang
ditetapkan Pendiri.
(4). Kekayaan Dana Pensiun tidak dapat diagunkan sebagai jaminan pinjaman.
12
Pasal 21
PEDOMAN PENGGUNAAN PENERIMA TITIPAN
(1). Penerima Titipan ditunjuk oleh Pendiri dengan surat penunjukan.
(2). Pelaksanaan penggunaan jasa Penerima Titipan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) sesuai dengan perjanjian yang dibuat antara Pengurus dan Penerima
Titipan;
(3). Setiap perubahan perjanjian penitipan wajib dilaporkan secara tertulis oleh
Pengurus kepada Menteri selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja
sebelum masa berlakunya perubahan;
(4). Setiap perubahan penunjukan Penerima Titipan wajib dilaporkan secara
tertulis oleh Pendiri kepada Menteri selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
kerja sebelum berlakunya perubahan;
(5). Perjanjian antara Pengurus dan Penerima Titipan sekurang-kurangnya
memuat :
a. Tugas, wewenang dan tanggungjawab Penerima Titipan;
b. Biaya penitipan yang dibebankan kepada Dana Pensiun;
c. Pernyataan Penerimaan Titipan untuk memberikan informasi dan
menyediakan buku, catatan dan dokumen yang berkenaan dengan
kekayaan Dana Pensiun yang dititipkan dalam rangka pemeriksaan, baik
yang dilakukan oleh Menteri, atau oleh akuntan publik dan atau oleh
aktuaris yang ditunjuk Menteri atau oleh Dewan Pengawas maupun oleh
auditor yang ditunjuk Dewan Pengawas.
Pasal 22
KEPESERTAAN
Syarat Kepesertaan
(1). Karyawan yang berhak menjadi peserta adalah karyawan dan calon karyawan
yang telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah dan telah
terdaftar di Dana Pensiun pada saat Peraturan Dana Pensiun ini disahkan oleh
Menteri.
(2). Untuk menjadi Peserta, Karyawan wajib mendaftarkan diri dan menyatakan
kesediaannya untuk dipotong gajinya guna membayar iuran kepada Dana
Pensiun.
(3). Kepesertaan pada Dana Pensiun dimulai sejak karyawan terdaftar sebagai
Peserta dan berakhir pada saat Peserta meninggal dunia atau pensiun atau
berhenti bekerja dan telah mengalihkan haknya ke Dana Pensiun lain.
(4). Setiap Peserta diberikan bukti kepesertaan dari Dana Pensiun.
(5). Seorang Peserta tidak dapat mengundurkan diri atau menuntut haknya dari
Dana Pensiun apabila ia masih memenuhi syarat kepesertaan.
13
Pasal 23
MASA KERJA
(1). Masa Kerja yang dihitung dalam perhitungan Manfaat Pensiun adalah Masa
Kerja Peserta pada Pemberi Kerja yang diakui oleh Pemberi Kerja.
(2). Masa Kerja yang dihitung untuk menetapkan hak pensiun dan besarnya
pensiun sebagai masa kerja perusahaan adalah :
a. Bagi karyawan perusahaan yang berasal dari Proyek ASDP, maka masa
kerja yang dimiliki sejak menjadi karyawan Proyek ASDP diakui penuh
menjadi Masa Kerja pada Pemberi Kerja.
b. Bagi Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan atau dipekerjakan yang
telah memilih status menjadi pegawai perusahaan, masa kerja yang
dimiliki Pegawai Negeri Sipil diakui penuh menjadi Masa Kerja pada
Pemberi Kerja.
c. Karyawan Perusahaan yang diangkat sebagai Calon Karyawan sesudah
tanggal 1 Januari 1991, masa kerja yang dihitung adalah Masa Kerja yang
ditetapkan di dalam Surat Keputusan Pengangkatan.
(3). Dalam hal karyawan sebelumnya telah menjadi Peserta pada Dana Pensiun
Pemberi Kerja lain dan mengalihkan dananya ke Dana Pensiun dan dana yang
dialihkan tersebut melebihi kecukupan dana berdasarkan Peraturan Dana
Pensiun, maka masa kerja di luar pemberi kerja tersebut, diperhitungkan lebih
lama dari Masa Kerja yang sebenarnya.
(4). Dalam hal karyawan sebelumnya telah menjadi Peserta pada Dana Pensiun
Pemberi Kerja lain dan mengalihkan dananya ke Dana Pensiun dan dana yang
dialihkan tersebut kurang dari kecukupan dana berdasarkan Peraturan Dana
Pensiun, maka kekurangan dana tersebut menjadi tanggung jawab Pemberi
Kerja atau akan mengurangi Masa Kerja sebenarnya berdasarkan Keputusan
Pemberi Kerja .
(5). Dalam hal karyawan sebelumnya tidak menjadi Peserta pada Dana
Pensiun Pemberi Kerja lain, maka masa kerja diluar Pemberi Kerja yang diakui
oleh Pemberi Kerja baik sebagian maupun seluruhnya adalah berdasarkan
keputusan Pemberi Kerja dan konsekuensi pendanaan atas pengakuan Masa
Kerja tersebut menjadi tanggung jawab Pemberi Kerja.
(6). Untuk menetapkan besarnya Manfaat Pensiun, Masa Kerja ditetapkan dalam
bulanan bulat dengan ketentuan Masa Kerja 1 (satu) hari atau lebih
dibulatkan menjadi 1 (satu) bulan penuh.
Pasal 24
PENGHASILAN DASAR PENSIUN (PhDP)
(1). Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) adalah 40% (empat puluh perseratus) dari
gaji kompetensi pada saat peraturan ini disahkan dan menjadi dasar
perhitungan besarnya Iuran Pensiun dan Manfaat Pensiun.
(2). Kenaikan Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) sebesar 5% (lima perseratus) dari
PhDP setiap tahunnya, dilakukan setiap bulan Januari.
14
Pasal 25
IURAN
(1). Setiap Peserta wajib membayar iuran sebesar 5% (lima perseratus) dari
Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP).
(2). Iuran Peserta dimulai pada bulan sejak calon karyawan terdaftar sebagai
Peserta dan berakhir pada saat Peserta berhenti bekerja atau meninggal dunia
atau pensiun.
(3). Pemberi Kerja wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan
perhitungan aktuaria.
(4). Iuran Pemberi Kerja terdiri dari iuran normal dan iuran tambahan.
(5). Pemberi kerja wajib menyetor seluruh iuran Peserta yang dipungutnya dan
iuran Pemberi Kerja kepada Dana Pensiun setiap bulan selambat-lambatnya
tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya.
(6). Iuran Peserta dan Iuran Pemberi Kerja yang belum disetor setelah melampaui
2,5 (dua setengah) bulan sejak jatuh tempo dinyatakan :
a. Sebagai hutang Pemberi Kerja yang dapat segera ditagih dan dikenakan
bunga yang layak yaitu bunga deposito Bank Pemerintah yang paling
menguntungkan bagi Peserta yang dihitung sejak hari pertama dari bulan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dan
b. Sebagai piutang Dana Pensiun yang memiliki hak utama
dalam
pelaksanaan eksekusi Putusan Pengadilan apabila Pemberi Kerja
dilikuidasi.
Pasal 26
USIA PENSIUN
(1). Usia Pensiun Normal ditetapkan 56 (lima puluh enam) tahun.
(2). Usia Pensiun Dipercepat ditetapkan 46 (empat puluh enam) tahun.
Pasal 27
HAK, KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PESERTA
(1). Hak Peserta
a. Peserta berhak menyampaikan pendapat dan saran mengenai
perkembangan portofolio investasi dan hasilnya kepada Pendiri, Dewan
Pengawas dan Pengurus.
b. Peserta berhak atas Manfaat Pensiun Normal atau Manfaat Pensiun
Dipercepat atau Manfaat Pensiun Cacat atau Pensiun Ditunda.
c. Peserta yang berhenti bekerja dan telah mencapai Usia Pensiun Normal,
berhak atas Manfaat Pensiun Normal.
d. Peserta yang berhenti bekerja dan telah mencapai Usia Pensiun
Dipercepat, tetapi belum mencapai Usia Pensiun Normal, berhak atas
Manfaat Pensiun Dipercepat.
e. Peserta yang berhenti bekerja karena Cacat, berhak atas Manfaat Pensiun
Cacat.
15
f. Peserta yang berhenti bekerja dan belum mencapai Usia Pensiun
Dipercepat dan telah memiliki masa kepesertaan sekurang-kurangnya 3
(tiga) tahun, berhak atas Pensiun Ditunda.
g. Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai Usia Pensiun Dipercepat
dan memiliki masa kepesertaan kurang dari 3 (tiga) tahun, kepadanya
dibayarkan secara sekaligus jumlah iuran Peserta sendiri ditambah bunga
yang layak yaitu bunga deposito Bank Pemerintah yang paling
menguntungkan bagi Peserta.
(2). Kewajiban Peserta:
a. Membayar iuran Peserta;
b. Menandatangani Kartu Tanda Peserta dan persetujuan terhadap
Peraturan;
c. Memberikan data kepesertaan yang diperlukan oleh Pengurus;
d. Mendaftarkan Istri/Suami dan Anak dan atau Pihak Yang Ditunjuk serta
melaporkannya setiap terjadi perubahan susunan keluarga;
e. Mentaati Peraturan.
(3)
Tanggung Jawab Peserta:
a. bertanggung jawab atas kebenaran data/keterangan yang diberikan
kepada Dana Pensiun dalam rangka administrasi kepesertaan;
b. bertanggung jawab atas hal-hal yang telah disepakati dalam Peraturan.
Pasal 28
MANFAAT PENSIUN NORMAL
(1). Besarnya Manfaat Pensiun Normal (MPN)
sebulan dihitung dengan
menggunakan rumus :
MPN = 2,5% X Masa Kerja X Penghasilan Dasar Pensiun.
(2). Besarnya Manfaat Pensiun Normal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
setinggi-tingginya 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari Penghasilan Dasar
Pensiun.
Pasal 29
MANFAAT PENSIUN DIPERCEPAT
Besarnya Manfaat Pensiun
menggunakan rumus :
Dipercepat
(MPD)
sebulan
dihitung
dengan
MPD = Nilai Sekarang X (2,5% X Masa Kerja X Penghasilan Dasar Pensiun).
Pasal 30
PENSIUN DITUNDA
(1). Besarnya hak atas Pensiun Ditunda (PD) sebulan dihitung dengan
menggunakan rumus :
PD = Nilai Sekarang X (2,5% X Masa Kerja X Penghasilan Dasar Pensiun).
16
(2). Pensiun Ditunda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibayarkan apabila
Peserta telah mencapai Usia Pensiun Dipercepat atau setelahnya berdasarkan
pilihan Peserta.
(3). Berdasarkan pilihan Peserta, hak atas Pensiun Ditunda dapat :
a. Tetap dibayarkan oleh Dana Pensiun, atau
b. Dialihkan ke Dana Pensiun Pemberi Kerja lain, atau
c. Dialihkan ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Dengan ketentuan Peserta masih hidup dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
setelah berhenti bekerja.
(4). Dalam hal Peserta memilih hak atas Pensiun Ditunda dialihkan ke Dana
Pensiun Pemberi Kerja lain atau dialihkan ke Dana Pensiun Lembaga
Keuangan, hak atas dana yang dialihkan adalah Nilai sekarang dari Pensiun
Ditunda pada saat pengalihan.
Pasal 31
MANFAAT PENSIUN CACAT
(1). Besarnya Manfaat Pensiun Cacat (MPC) sebulan dihitung dengan menggunakan
rumus :
MPC = 2,5% X Masa Kerja X Penghasilan Dasar Pensiun.
(2). Masa Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diakui/dihitung seolah-olah
Peserta mencapai Usia Pensiun Normal.
Pasal 32
PENSIUN JANDA/DUDA DAN ANAK
(1). Dalam hal Peserta/Pensiunan meninggal dunia, maka Janda/Duda berhak
atas Manfaat Pensiun Janda/Duda.
(2). Dalam hal Peserta/Pensiunan tidak mempunyai Janda/Duda atau Janda/Duda
meninggal dunia atau Janda/Duda kawin lagi maka Manfaat Pensiun
dibayarkan kepada Anak.
(3). Manfaat Pensiun Anak wajib dibayarkan sampai anak mencapai usia 21 (dua
puluh satu) tahun.
(4). Pembayaran Manfaat Pensiun anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
dilanjutkan sampai anak mencapai usia 25 (dua puluh lima) tahun dengan
ketentuan :
a. Tidak mempunyai penghasilan sendiri dan
b. Belum menikah.
Pasal 33
BESARNYA MANFAAT PENSIUN JANDA/DUDA DAN ANAK.
(1). Dalam hal Peserta meninggal dunia dan telah mencapai Usia Pensiun
Dipercepat atau setelahnya, maka Janda/Duda berhak atas Manfaat Pensiun
sebesar 70% (tujuh puluh perseratus) dari yang seharusnya dibayarkan
kepada Peserta apabila Peserta pensiun sesaat sebelum meninggal dunia.
17
(2). Dalam hal Peserta meninggal dunia belum mencapai Usia Pensiun Dipercepat
maka Janda/Duda berhak atas Manfaat Pensiun sebesar 70% (tujuh puluh
perseratus) dari yang seharusnya dibayarkan kepada Peserta apabila Peserta
Pensiun sesaat sebelum meninggal dunia.
(3). Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berdasarkan pilihan
Janda/Duda dibayarkan secara bulanan atau sekaligus.
(4). Dalam hal Peserta meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
(2) Masa Kerja yang diakui (dihitung) adalah Masa Kerja seolah-olah Peserta
mencapai Usia Pensiun Normal.
(5). Dalam hal Pensiunan meninggal dunia maka Manfaat Pensiun yang dibayarkan
kepada Janda/Duda sebesar 60% (enam puluh perseratus) dari Manfaat
Pensiun yang diterima oleh Pensiunan.
(6). Besarnya Manfaat Pensiun Anak sama besarnya Manfaat Pensiun Janda/Duda.
Pasal 34
KENAIKAN DAN BATASAN MINIMAL
PENERIMAAN MANFAAT PENSIUN
(1). Kenaikan Manfaat Pensiun bagi Pensiunan, Janda/Duda dan Anak untuk setiap
2 (dua) tahun dinaikkan sebesar 5% (lima perseratus) dari besarnya Manfaat
Pensiun yang diterima bulan terakhir.
(2). Kenaikan Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud ayat (1) berlaku mulai
1 Januari 2001 dan kenaikan selanjutnya setiap 2 (dua) tahun sekali pada
tanggal 1 Januari.
(3). Bagi Pensiunan, Janda/Duda dan Anak ternyata manfaat pensiun bulanannya
lebih kecil dari Rp.300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah), maka pembayaran
manfaat pensiun menjadi sebesar Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah).
(4). Pembayaran minimum manfaat pensiun sebagaimana dimaksud ayat (3) tidak
berlaku bagi Peserta Pensiun Ditunda.
Pasal 35
PEMBAYARAN MANFAAT PENSIUN SECARA SEKALIGUS
(1). Dalam hal besarnya manfaat pensiun bagi pensiunan, Janda/Duda dan Anak
lebih kecil atau sama dengan Rp.300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) maka
berdasarkan pilihan Peserta, Janda/Duda dan Anak, Nilai sekarang dari
Manfaat Pensiun dapat dibayarkan secara sekaligus dengan ketentuan belum
pernah dilakukan pembayaran bulanan atas Manfaat Pensiun.
(2). Berdasarkan pilihan Peserta, pada saat Peserta berhenti bekerja atau bagi
Janda/Duda atau bagi Anak pada saat Peserta meninggal dunia untuk
menerima pembayaran secara sekaligus sebanyak 20% (Dua puluh perseratus)
dari Nilai Sekarang dari Manfaat Pensiun dan sisanya 80% (Delapan puluh
perseratus) dibayar secara bulanan.
18
(3). Dalam hal Peserta meninggal dunia dan tidak mempunyai Janda/Duda dan
Anak, maka Nilai Sekarang dari hak atas Manfaat Pensiun dibayarkan secara
sekaligus kepada Pihak Yang Ditunjuk.
(4). Dalam hal pembayaran Manfaat Pensiun kepada Peserta/Pensiunan,
Janda/Duda dan Anak telah berakhir dan ternyata jumlah seluruh Manfaat
Pensiun yang telah dibayarkan kurang dari jumlah akumulasi iuran Peserta
serta hasil pengembangannya sampai pada saat dimulainya pembayaran
manfaat pensiun, maka Pengurus wajib membayarkan selisihnya secara
sekaligus kepada ahli waris yang sah dari Peserta.
(5). Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai Usia Pensiun Dipercepat
dan memiliki masa kepesertaan kurang dari 3 (tiga) tahun, kepadanya
dibayarkan secara sekaligus jumlah iuran Peserta sendiri ditambah bunga yang
layak yaitu bunga deposito Bank Pemerintah yang paling menguntungkan bagi
Peserta.
Pasal 36
NILAI SEKARANG
Nilai Sekarang sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Dana Pensiun ini ditetapkan
dengan menggunakan Asumsi Aktuaris yang sama pada perhitungan Aktuaria
Terakhir.
Pasal 37
MULAI DAN BERAKHIRNYA PEMBAYARAN MANFAAT PENSIUN
Manfaat Pensiun Normal, Manfaat Pensiun Dipercepat, Manfaat Pensiun Cacat dan
Manfaat Pensiun Ditunda.
(1). Manfaat Pensiun Normal atau Manfaat Pensiun Dipercepat, atau Manfaat
Pensiun Cacat mulai dibayarkan sejak Peserta Pensiun.
(2). Pensiun Ditunda mulai dibayarkan sejak Peserta mencapai Usia Pensiun
Dipercepat atau setelahnya berdasarkan pilihan Peserta.
(3). Pembayaran Manfaat Pensiun Peserta berakhir pada akhir bulan Peserta
meninggal dunia.
Pasal 38
MANFAAT PENSIUN JANDA/DUDA
(1). Manfaat Pensiun Janda/Duda mulai dibayarkan sejak Peserta/Pensiunan
meninggal dunia.
(2). Pembayaran Manfaat Pensiun Janda/Duda berakhir pada akhir bulan
Janda/Duda meninggal dunia atau Janda/Duda kawin lagi.
19
Pasal 39
MANFAAT PENSIUN ANAK
(1). Manfaat Pensiun Anak mulai dibayarkan sejak Peserta/Pensiunan meninggal
dunia dan tidak mempunyai Janda/Duda atau Janda/Duda meninggal dunia
atau Janda/Duda kawin lagi.
(2). Pembayaran Manfaat Pensiun Anak berakhir pada akhir bulan Anak meninggal
dunia atau tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
32 ayat (3) dan ayat (4).
Pasal 40
TATA CARA PEMBAYARAN MANFAAT PENSIUN
(1). Pembayaran Manfaat Pensiun dilakukan secara bulanan, kecuali pembayaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35.
(2). Manfaat Pensiun yang jatuh tempo harus dibayarkan kepada
Peserta/Pensiunan atau Pihak Yang Berhak atas Manfaat Pensiun tepat pada
waktunya oleh Pengurus.
(3). Pembayaran Manfaat Pensiun dilakukan secara tunai di Kantor Dana Pensiun
pada jam kerja atau dibayarkan langsung oleh Pengurus dengan
memindahbukukan ke dalam rekening Peserta atau Pihak Yang Berhak atas
Manfaat Pensiun.
Pasal 41
TATA CARA UNTUK MENDAPATKAN MANFAAT PENSIUN PESERTA
Untuk memperoleh Manfaat Pensiun Peserta, yang bersangkutan harus
melampirkan kelengkapan administrasi sebagai berikut :
a. Photo copy Surat Keputusan Pensiun.
b. Photo copy Kartu Tanda Peserta Dana Pensiun.
c. Photo copy Surat Nikah dan photo copy Kartu Keluarga yang disahkan oleh
Pejabat yang berwenang serendah-rendahnya diketahui Kepala Desa/Lurah.
d. Photo copy Akte Kelahiran anak.
e. Photo copy rekening Bank yang ditunjuk.
f. Surat Keterangan alamat tempat tinggal setelah pensiun.
Pasal 42
TATA CARA UNTUK MENDAPATKAN MANFAAT PENSIUN JANDA/DUDA
Untuk memperoleh Manfaat Pensiun Janda/Duda yang bersangkutan harus
melampirkan kelengkapan administrasi sebagai berikut :
a. Photo copy Surat Nikah.
b. Photo copy Kartu Keluarga terbaru yang disahkan oleh pejabat yang berwenang
serendah-rendahnya diketahui Kepala Desa/Lurah.
c. Surat Keterangan kejandaan/kedudaan dari pejabat yang berwenang serendahrendahnya diketahui Kepala Desa/Lurah.
d. Photo copy Surat Keputusan Pensiun.
e. Photo copy Kartu Tanda Peserta Dana Pensiun.
20
f. Pas photo ukuran 4 X 6 sebanyak 4 lembar.
g. Photo copy rekening Bank yang ditunjuk.
h. Surat Keterangan alamat tempat tinggal.
Pasal 43
TATA CARA UNTUK MENDAPATKAN MANFAAT PENSIUN ANAK
Untuk memperoleh Manfaat Pensiun Anak yang bersangkutan harus melampirkan
kelengkapan administrasi sebagai berikut :
a. Surat Keterangan Kematian Peserta/Pensiunan/Janda/Duda atau salinan yang
disahkan oleh pejabat yang berwenang.
b. Photo copy Akte Kelahiran Anak atau Surat Kenal Lahir.
c. Photo copy Kartu Keluarga terbaru yang disahkan oleh pejabat yang berwenang
serendah-rendahnya diketahui Kepala Desa/Lurah.
d. Surat Keterangan yang menyatakan bahwa anak atau anak-anak tersebut belum
pernah kawin dan tidak mempunyai penghasilan sendiri.
e. Photo copy Surat Keputusan Pensiun.
f. Photo copy Kartu Peserta Dana Pensiun.
g. Pas photo ukuran 4 x 6 sebanyak empat lembar.
h. Photo copy rekening Bank yang ditunjuk.
i. Surat Keterangan alamat tempat tinggal.
Pasal 44
PENETAPAN USIA DAN TANGGAL LAHIR
(1). Tanggal kelahiran atau usia Peserta untuk menetapkan hak atas Manfaat
Pensiun ditentukan atas dasar tanggal kelahiran yang disebutkan dalam Surat
Pengangkatan sebagai Calon Karyawan menurut bukti-bukti yang sah.
(2). Tanggal kelahiran atau usia Janda/Duda dan Anak ditentukan atas dasar
tanggal kelahiran yang terdaftar pada Dana Pensiun menurut bukti-bukti yang
sah.
Pasal 45
PENGALIHAN/PEMINDAHAN HAK ATAS MANFAAT PENSIUN
(1). Hak atas Manfaat Pensiun yang dibayarkan oleh Dana Pensiun tidak dapat
digunakan sebagai jaminan pinjaman dan tidak dapat dialihkan maupun
disita.
(2). Semua transaksi yang mengakibatkan penyerahan, pembebanan, pengikat,
pembayaran Manfaat Pensiun sebelum jatuh tempo atau menjaminkan
Manfaat Pensiun dari Dana Pensiun, dinyatakan batal berdasarkan UndangUndang Dana Pensiun.
21
Pasal 46
PAJAK ATAS MANFAAT PENSIUN
(1). Pajak penghasilan atas Manfaat Pensiun dan biaya administrasi bank
dibebankan kepada Peserta atau Pihak Yang Berhak atas Manfaat Pensiun
pada saat pembayaran Manfaat Pensiun.
(2). Dana Pensiun sebagai wajib pungut atas pajak penghasilan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) wajib menyetorkan kepada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara.
Pasal 47
TATA CARA PENUNJUKAN DAN PENGGANTIAN PIHAK
YANG BERHAK ATAS MANFAAT PENSIUN
(1). Peserta wajib memberitahukan kepada Dana Pensiun tentang susunan
keluarganya seperti pernikahan, perceraian, perujukan, kematian, kelahiran
dan perubahan alamat dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya
perubahan.
(2). Peserta yang tidak mempunyai istri/suami dan anak dapat menunjuk
seseorang yang berhak atas Manfaat Pensiun apabila Peserta meninggal dunia
dengan surat penunjukan.
(3). Peserta wajib memberitahukan Pihak Yang Ditunjuk sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) kepada Dana Pensiun selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
sejak penunjukan.
(4). Apabila terjadi perubahan Pihak Yang Ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3), Peserta wajib memberitahukan kepada Dana Pensiun dalam waktu
30 (tiga puluh) hari setelah terjadi perubahan penunjukan.
Pasal 48
BIAYA DANA PENSIUN.
Biaya yang dapat dibebankan kepada Dana Pensiun adalah :
a. Pembayaran Manfaat Pensiun;
b. Biaya honorarium Dewan Pengawas dan Anggota Pengurus;
c. Biaya personalia Dana Pensiun;
d. Biaya umum;
e. Biaya Akuntan Publik, Aktuaris, Penerima Titipan, Bank, Konsultan, Notaris,
Penilai.
f. Biaya Perjalanan Dinas;
g. Biaya Pendidikan, Pelatihan, Seminar, Lokakarya;
h. Biaya Inventaris;
i. Biaya Asuransi;
j. Biaya Pajak;
k. Biaya Penyusutan;
l. Biaya Investasi;
m. Biaya pembubaran dan likuidasi dalam hal terjadi pembubaran Dana Pensiun;
n. Biaya pesangon dan / atau pengakuan Masa Kerja yang seharusnya diterima
untuk Pengurus dan karyawan Dana Pensiun;
22
o. Biaya Bonus untuk Pengurus, Dewan Pengawas, dan Karyawan Dana Pensiun;
p. Biaya Tunjangan untuk Pengurus dan Karyawan Dana Pensiun.
Pasal 49
TAHUN BUKU DANA PENSIUN
Tahun Buku Dana Pensiun dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31
Desember setiap tahun.
Pasal 50
PERUBAHAN PERATURAN DANA PENSIUN
(1). Perubahan Peraturan Dana Pensiun hanya dapat dilakukan oleh Pendiri dan
harus mendapat Pengesahan Menteri.
(2). Perubahan Peraturan Dana Pensiun tidak boleh mengurangi Manfaat Pensiun
yang menjadi hak Peserta yang diperoleh selama kepesertaannya sampai pada
saat Pengesahan Menteri.
Pasal 51
PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN
Dalam hal Dana Pensiun dibubarkan maka tata cara pembubaran dan penyelesaian
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dibidang Dana Pensiun.
Pasal 52
MANFAAT LAIN
Penerima Manfaat Pensiun berhak atas Manfaat lain dengan ketentuan :
(1). Bagi Pensiunan yang meninggal dunia, diberikan bantuan biaya pemulasaran
sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).
(2). Penerima Manfaat Pensiun bulanan diberikan Bantuan Hari Raya Keagamaan
sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah).
(3). Pembayaran Bantuan Hari Raya selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
Hari Raya Idul Fitri.
(4). Bagi karyawan yang pensiun dalam masa 30 hari menjelang Hari Raya Idul
Fitri, maka tidak berhak atas bantuan hari raya keagamaan dari Dana Pensiun.
Pasal 53
KETENTUAN PERALIHAN
(1). Dalam hal karyawan diangkat menjadi Anggota Direksi Pemberi Kerja, setelah
pengesahan Peraturan Dana Pensiun ASDP sebagaimana ditetapkan dalam
keputusan Menteri Keuangan Nomor : Kep-005/KM.5/2006, maka
kepesertaannya pada Dana Pensiun dihentikan terhitung sejak tanggal
pengangkatan tersebut dan Manfaat pensiun yang telah menjadi haknya
diperhitungkan atas dasar Manfaat Pensiun Normal atau Manfaat Pensiun
Dipercepat atau Manfaat Pensiun Ditunda sesuai dengan usia yang
bersangkutan pada saat diangkat menjadi Anggota Direksi.
23
(2). Dalam hal PhDP sebagaimana dimaksud Pasal 1 butir 20 lebih kecil dari PhDP
berdasarkan PGPS 1993 maka PhDP yang digunakan adalah PGPS 1993.
Pasal 54
KETENTUAN PENUTUP
(1). Dengan berlakunya Peraturan Dana Pensiun ini, maka Keputusan Direksi
PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Nomor KD.90/PA.209/ASDP-2005 tanggal
2 Desember 2005 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
(2). Hal-hal yang bersifat teknis dan/atau administratif dalam rangka pelaksanaan
Peraturan dan atau peraturan perundangan di bidang Dana Pensiun
ditetapkan lebih lanjut oleh Pendiri dan/atau Dewan Pengawas dan/atau
Pengurus, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri sesuai dengan
lingkup bidang tugas dan kewenangan masing-masing.
(3). Peraturan Dana Pensiun ini mulai berlaku sejak tanggal Pengesahan Menteri.
Ditetapkan di : J A K A R T A
Pada Tanggal :
PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)
SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN ASDP
AN. DIREKSI
DIREKTUR UTAMA,
DANANG S. BASKORO
SALINAN Keputusan Direksi ini
disampaikan kepada Yth.:
1. Dewan Komisaris PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero);
2. Direksi PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero);
3. Dewan Pengawas Dana Pensiun ASDP;
4. Pengurus Dana Pensiun ASDP;
5. Kepala SPI PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero);
6. Corporate Secretary PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero);
7. Para Vice President PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero);
8. Para General Manager Cabang PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero);
9. General Manager UBK PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero).
24
Download