BAB V SIMPULAN, REKOMENDASI, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN PENELITIAN SELANJUTNYA 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengukur profil risiko sistemik perbankan Indonesia dan untuk menguji pengaruh ukuran sentralitas terhadap risiko individual bank. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan metoda penelitian, yaitu kausalitas Granger untuk mengetahui hubungan sebab akibat yang menghasilkan ukuran risiko sistemik dengan Derajat Kausalitas Granger dan ukuran sentralitas untuk analisis risiko individual bank, dan analisis data panel untuk mengetahui dampak sentralitas sebuah bank pada sistem terhadap risiko individual bank. Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan kausalitas Granger dari tahun 20082014 yang tersaji pada Peta Risiko Sistemik Indonesia. Peta Risiko Sistemik Indonesia setiap tahunnya berbeda dan tidak ada pola yang konsisten tiap tahunnya. Pola persebaran hubungan kausalitas tiap bank mengumpul pada beberapa bank pada tahun 2008-2010 dan mulai menyebar pada tahun 2011-2014. Setiap peta setiap tahunnya menghasilkan Derajat Kausalitas Granger. Secara dinamis, Derajat Kausalitas Granger tinggi pada tahun 2008, menurun pada 2009 dan 2010, dan meningkat pada tahun 2012-2014. Derajat Kausalitas Granger ini berbanding terbalik dengan suku bunga riil. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan tentang suku bunga dapat mempengaruhi risiko sistemik Indonesia. Selain itu, Peta Risiko Sistemik Indonesia menghasilkan ukuran sentralitas, yaitu out-degree centrality measure dan in-degree centrality measure. Hasil analisis data panel menunjukkan bahwa ukuran sentralitas out-degree dan in-degree menunjukkan inkonsistensi dengan Billio et al. (2012) dan Gao & Ren ! 49 (2013), ukuran sentralitas out-degree terbukti tidak signifikan terhadap risiko individual bank dan ukuran sentralitas in-degree terbukti signifikan terhadap risiko individual bank. Perbedaan ini berkaitan dengan peran bank dalam sistem tersebut, apakah bank tersebut relatif mudah terpapar ekspos akibat bank lain atau bank tersebut sangat mempengaruhi bank lain dalam sistem. Bank yang relatif mudah terpapar ekspos akibat bank lain terbukti mempengaruhi risiko individual bank. Beta sebagai risiko sistemis perusahaan terbukti berpengaruh signifikan terhadap risiko individual bank dan ROA tidak terbukti sebagai prediktor risiko individual bank. Beta dan ukuran sentralitas menunjukkan korelasi positif sehingga semakin tinggi beta, semakin tinggi juga peran bank tersebut dalam sistem, berlaku sebaliknya. 5.2 Rekomendasi Peneliti memberikan rekomendasi terkait hasil penelitian di atas, baik bagi regulator dan manajemen bank. 1. Regulator Penelitian ini telah memprofilkan risiko sistemik Indonesia dengan pendekatan risiko pasar. Regulator dapat melakukan hal yang sama untuk mengukur risiko sistemik perbankan Indonesia. Hubungan antara ukuran risiko sistemik dan tingkat suku bunga riil menunjukkan korelasi negatif yang berarti tingkat suku bunga riil mampu meredam risiko sistemik perbankan Indonesia. Namun, kurva pada tahun 2012-2013 menunjukkan pergerakan yang sama antara ukuran risiko sistemik dengan tingkat suku bunga riil sehingga regulator memerlukan kebijakan selain mengontrol tingkat suku bunga untuk menurunkan ukuran risiko sistemik. Selain itu, regulator harus tetap memastikan kesehatan tiap bank sebagai penyumbang risiko dalam risiko ! 50 sistemik, seperti yang diatur oleh Bank Indonesia tentang bank berisiko sistemik, yaitu memiliki rasio kewajiban penyediaan modal minimum dibawah 2% dan rasio giro wajib minimum 0% (Bank Indonesia, 2011). Alat analisis pada penelitian dapat digunakan regulator untuk mengklasifikasikan bank yang relatif rentan dan disertai analisis rasio-rasio kesehatan bank. 2. Manajemen Bank Manajemen bank harus memastikan bahwa setiap bank memiliki ketahanan syok terhadap krisis. Bank yang mudah menangkap pengaruh dari bank lain lebih berisiko daripada bank yang menyebarkan pengaruh terhadap bank lain. ROA pada penelitian ini tidak terbukti sebagai prediktor risiko individual bank. Beta, risiko sistemis yang tidak dapat hilang setelah diversifikasi, menjadi prediktor dari risiko individual bank. Hal yang dapat dilakukan manajemen adalah menjaga kualitas manajemen agar bank beroperasi secara transparan dan dapat menumbuhkan tingkat kepercayaan kepada konsumen karena penyalurkan kredit menggunakan dana nasabah yang proporsinya semakin meningkat setiap tahunnya. 5.3 Keterbatasan Penelitian Peneliti menemukan beberapa keterbatasan yang terjadi selama pengerjaan penelitian. Hal tersebut dijelaskan pada poin di bawah ini, 1. Analisis penelitian ini merupakan analisis agregat. Peneliti tidak dapat menganalisis penyebab adanya hubungan antarbank secara individual. Peneliti hanya dapat menampilkan hasil hubungan antarbank secara statistika ! 51 2. Beberapa data makroekonomika yang digunakan belum tersedia untuk tahun 2014 karena pengerjaan penelitian terjadi pada akhir 2014 dan awal 2015. Hal ini mengakibatkan analisis ukuran risiko sistemik dengan variabel makroekonomi hanya terbatas sampai 2013 3. Beberapa data ROA menggunakan ROA kuartal ketiga 2014 karena data ROA untuk kuartal keempat beberapa belum dipublikasikan karena waktu pengerjaan penelitian pada akhir 2014 dan awal 2015. ! 5.4 Saran Penelitian Selanjutnya Peneliti memiliki saran yang dapat dilakukan oleh peneliti selanjutnya yang dapat menambah manfaat penelitian serupa di masa depan. 1. Penelitian ini belum mampu menentukan nilai ambang batas risiko sistemik perbankan Indonesia, seperti yang telah dilakukan oleh Billio et al. (2012) sehingga penelitian ini belum mampu mendeteksi apakah pada periode tertentu sistem perbankan Indonesia berisiko sistemik atau tidak. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah peneliti selanjutnya meneliti tentang menentikan nilai ambang batas Derajat Kausalitas Granger untuk konteks Indonesia. 2. Analisis risiko individual bank belum mampu menangkap variabel-variabel lain yang mampu mempengaruhi risiko individual bank. Peneliti selanjutnya perlu mencari indikator-indikator lain yang dapat mempengaruhi risiko individual bank. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah peneliti selanjutnya menambahkan variabel-variabel relevan yang mampu memprediksi risiko individual bank dalam model sehingga secara statistika model dapat diterima secara umum. ! 52