HAL 1 - Kemenag Jatim

advertisement
Blended Learning
untuk Menyambut Implementasi
Kurikulum 2013
Oleh Ririn Eva Hidayati *)
Tema pengembangan kurikulum
2013 adalah dapat menghasilkan insan
Indonesia yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif melalui penguatan
sikap (tahu mengapa), keterampilan
(tahu bagaimana), dan pengetahuan
(tahu apa) yang terintegrasi.
Sudah barang tentu untuk mencapai tema itu, dibutuhkan proses
pembelajaran yang mendukung kreativitas. Itu sebabnya perlu dirumuskan proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal
melalui proses mengamati, menanya,
menalar, dan mencoba (observation
based learning) untuk meningkatkan
kreativitas peserta didik. Di samping
itu, dibiasakan bagi peserta didik
untuk bekerja dalam jejaringan melalui
collaborative learning.
Dalam perkembangan kehidupan
dan ilmu pengetahuan abad 21, kini
memang telah terjadi pergeseran baik
ciri maupun model pembelajaran. Untuk
itu guru perlu memikirkan bagaimana
mendidik siswa agar mereka dapat
mempersiapkan diri untuk sukses
hidup di abad 21 yang penuh tantangan, bagaimana mempersiapkan
mereka untuk hidup di abad informasi,
bagaimana memberdayakan mereka
agar dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah
dimiliki di masa lalu dengan menggunakan teknologi masak ini untuk menemukan hal-hal baru di masa depan,
dan bagaimana mempersiapkan siswa
agar dapat berpikir untuk dirinya
sendiri, membuat keputusan yang
tepat, mengembangkan keahlian, dan
terus menerus belajar sepanjang hayat.
Menurut Partnership for 21st
Century Skills, model pembelajaran
yang sukses untuk abad 21, yaitu dengan mengintegrasikan keterampilan
38
abad 21 ke dalam sistem pendidikan.
Ada enam unsur pembelajaran abad
21 yang perlu diperhatikan guru yaitu
menekankan padapembelajaran mata
pelajaran utama, mengembangkan
keterampilan belajar, memanfaatkan
alat belajar abad 21 untuk mengembangkan keterampilan belajar, membelajarkan materi belajar abad 21
dalam konteks pembelajaran abad 21,
dan menggunakan asesmen abad 21
untuk mengukur keterampilan belajar
abad 21. Salah satu alternatif yang
dapat dipilih guru adalah dengan mengembangkan blended learning
membelajarkan siswa.
Istilah blended learning telah
menjadi sangat mengikuti mode saat
ini. Secara umum, blended learning
memiliki tiga makna antara lain: 1)
perpaduan/integrasi pembelajaran
tradisional dengan pendekatan berbasis web online; 2) kombinasi media dan peralatan (misalnya buku
teks) yang digunakan dalam lingkungan e-learning, dan 3) kombinasi
dari sejumlah pendekatan belajar
mengajar terlepas dari teknologi yang
digunakan. Model blended learning
merupakan gabungan dua lingkungan belajar. Di satu sisi, ada pembelajaran tatap muka di lingkungan
tradisional, di sisi lain ada lingkungan
pembelajaran terdistribusi yang mulai
tumbuh dan berkembang dengan
cara-cara eksponensial sebagai teknologi baru yang kemungkinan diperluas untuk distribusi komunikasi
dan interaksi. Dalam uraian ini, blended learning dianggap sebagai integrasi pembelajaran tatap muka dan
metode pembelajaran dengan pendekatan online.
Tiga alasan pemilihan model
blended learning di atas karena: 1)
Berkontribusi dalam pengembangan
dan dukungan strategi interaktif tidak
hanya dalam mengajar tatap muka,
tetapi juga dalam pendidikan jarak
jauh. Mengembangkan kegiatan
terkait dengan hasil pembelajarannya
itu fokus pada interaksi peserta didik,
bukan hanya penyebaran konten.
Selain itu, dapat menawarkan lebih
banyak informasi yang tersedia bagi
peserta didik, umpan balik yang lebih
baik dan lebih cepat dalam komunikasi yang lebih kaya antara guru dan
siswa; 2) Akses untuk belajar merupakan salah satu faktor kunci yang
mempengaruhi pertumbuhan pembelajaran lingkungan. Peserta didik dapat mengakses materi setiap saat dan
dimana saja. Selanjutnya, mereka dapat melanjutkan sesuai dengan kemampuannya. Sebagai konsekuensinya, peserta didik harus memiliki stimulasi dan motivasi yang tinggi 3)
peningkatan efektivitas biaya terutama berlaku untuk peserta didik yang
memiliki hambatan biaya dan waktu,
model blended learning memungkinkan mereka setelah melakukan aktivitas mereka untuk mulai belajar.
Beberapa keuntungan pemanfaatan blended learning dalam pembelajaran diantaranya adalah sebagai
berikut. (1) Siswa leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secaraman
diri memanfaatkan materi-materi yang
tersedia secara online. (2) Siswa dapat melakukan diskusi dengan guru
atau siswa lain di luar jam tatap muka.
(3) Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa di luar jam tatap muka
dapat diadministrasikan dan dikontrol dengan baik oleh guru. (4) Guru
dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet. (5) Guru
dapat meminta siswa membaca materi
MPA 324 / September 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - SEPT 2013.pmd 38
8/29/2013, 11:31 PM
atau mengerjakan tes yang dilakukan
sebelum pembelajaran. (6) Guru dapat
menyelenggarakan kuis, memberikan
balikan, dan memanfaatkan hasil tes
dengan efektif. (7) Siswa dapat saling
berbagi file dengan siswa lain. (8) dan
masih banyak keuntungan lain dengan memanfaatkan kelebihan pembelajaran berbasis internet.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa blended learning memiliki kelebihan dibandingkan dengan
pembelajaran tatap muka dan pembelajaran murni E-Learning. Blended
learning dapat melakukan diversifikasi pembelajaran dan memenuhi karakteristik belajar siswa yang berbeda-beda. Misalnya, siswa yang eng-
yang diajukan oleh siswa (Kusni,
2010).
Pelaksanaan blended learning
tergantung pada beberapa faktor. (1)
Sarana dan prasarana. Guru perlu memiliki akses terhadap jaringan internet
yang cukup besar dan cepat sehingga memudahkan kerja. Penyediaan
sarana dan prasarana yang memadai
juga memerlukan biaya. (2) Guru perlu
meningkatkan kemampuannya dalam
bidang TIK dengan cara membaca
dan berlatih mandiri maupun melalui
pelatihan formal. Sekolah perlu memperhatikan hal ini sebagai salah satu
pengembangan profesional. (3) Siswa perlu mendapatkan akses terhadap komputer dan internet dan memi-
gan berdiskusi di kelas mungkin saja
akan lebih aktif berdiskusi secara tertulis. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Blended learning lebih efektif
dibanding dengan pembelajaran tatap muka maupun E-learning.
Blended learning juga menyebabkan berbagai masalah terutama
bagi guru. (1) Guru perlu memiliki keterampilan dalam menyelenggarakan
E-learning. (2) Guru perlu menyiapkan
referensi digital yang dapat diacu
oleh-siswa. (3) Guru perlu merancang
referensi yang sesuai atau terintegrasi dengan tatap muka. (4) Guru perlu
menyiapkan waktu untuk mengelola
pembelajaran berbasis internet misalnya untuk mengembangkan materi,
mengembangkan instrumen asesmen
dan menjawab berbagai pertanyaan
liki kemampuan memanfaatkan Elearning. Sekolah perlu membekali
siswa sebelum blended learning diterapkan.
Mengingat kondisi setiap sekolah berbeda, implementasi blended
learning dapat dipilih sesuai dengan
kondisi persekolahan. Model implementasi yang paling sederhana adalah pemanfaatan bahan-bahan online tanpa harus mensyaratkan siswa
untuk terhubung dengan internet.
Hal ini berarti guru melakukan pembelajaran tatap muka dengan melibatkan
kegiatan siswa yang memanfaatkan
bahan-bahan yang tersedia di internet misalnya film, animasi, game, dan
sebagainya. Model implementasi berikutnya adalah model pembelajaran
tatapmuka dengan kegiatan siswa
dan guru melakukan akses internet.
Misalnya ketika berdiskusi, siswa
dapat mencari bahan-bahan di internet dan mempresentasikannya di kelas. Pada model ini dibutuhkan jaringan internet di dalam dan di luar kelas.
Beberapa cara mengimplementasikan blended learning pada tahap
permulaan diantaranya:
1. Guru mengintegrasikan teknologi komputer dan informasi dalam
materi pembelajarannya. Misalnya
guru mendownload video, animasi,
dan simulasi yang sesuai untuk dimanfaatkan di kelas. Berbagai media ini
diintegrasikan dalam pembelajaran.
2. Guru mengembangkan bahan
ajar atau modul berbantuan komputer. Bahan ajar ini dapat diakses oleh
siswa dan dapat dipelajari di luar jam
tatap muka.Bahan ajar akan membantu siswa yang mengalami masalah
dalam pembelajaran tatap muka
3. Guru mengoptimalkan email
dengan mengembangkan email
group sebagai wahana diskusi guru
siswa-siswa. Group email juga dapat
digunakan untuk berbagi file, mengumpulkan tugas dan sebagainya.
4. Guru mempelajari moodle dan
memanfaatkannya sebagai penunjang pembelajaran tatap muka. Guru
memanfaatkan fitur yang tersedia untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tatap muka.
Guru dan sekolah dapat memilih
model yang sesuai dengan sarana
prasarana yang tersedia, kemampuan
guru, dan kesiapan siswa. Implementasi model yang sesuai akan berguna
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pemanfaatan blended learning
pada implementasi kurikulum-- 2013,
selain untuk memberi jawaban terhadap beberapa permasalahan yang
melekat pada kurikulum 2006, bertujuan juga untuk mendorong peserta
didik atau siswa, mampu lebih baik
dalam melakukan observasi, bertanya,
bernalar, dan mengomunikasikan
(mempresentasikan), apa yang di- peroleh atau diketahui setelah siswa menerima materi pembelajaran. Melalui
pendekatan itu di-harapkan siswa kita
memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif,
inovatif, dan lebih produktif. 
*) Guru MAN Malang 1
MPA 324 / September 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - SEPT 2013.pmd 39
8/29/2013, 11:31 PM
39
Download