Sosialisasi Layanan Jasa Baru KSEI, PENTINGNYA PEMBENAHAN

advertisement
Berita Pers
Sosialisasi Layanan Jasa Baru KSEI,
PENTINGNYA PEMBENAHAN BASIS DATA NASABAH
Jakarta, 21 Januari 2014 - Sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang
Pasar Modal, sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), PT Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI) didirikan dengan tujuan untuk menyediakan jasa Kustodian sentral dan
penyelesaian transaksi yang teratur, wajar, dan efisien. Terkait hal tersebut, KSEI
mengadakan kegiatan sosialisasi dengan tema Layanan Jasa Baru KSEI yang di tujukan bagi
Perusahaan Efek (PE) dan Bank Kustodian (BK) bertempat di Ballroom Pacific Place.
Sosialisasi ini merupakan tindak lanjut atas kegiatan Forum Group Discussion tentang
Unclaimed Assets, telah diterbitkannya Peraturan KSEI Nomor V-D tentang Instruksi
Pemindahbukuan Efek Tanpa Pembayaran
(Free Of Payment)
dan telah
diimplementasikannya modul Static Data Investor pada akhir tahun 2013.
Acara dibuka oleh sambutan Margeret M. Tang selaku Direktur KSEI. Dalam sambutannya
disampaikan bahwa sosialisasi ini bertujuan agar PE dan BK bisa mendapatkan informasi
terbaru mengenai layanan jasa KSEI, terutama mengenai penanganan Unclaimed Assets
yang hingga kini masih tercatat di KSEI. Unclaimed Assets adalah adanya aset nasabah PE
dan BK yang tidak terurus karena nasabah tidak bisa dihubungi lagi atau Emitennya sudah
delisting dan tidak ada pihak yang mewakili Emiten.
"Penanganan Unclaimed Assets terutama untuk nasabah yang tidak bisa dihubungi lagi harus
segera dibuatkan solusinya, akan diperlakukan bagaimana asset tersebut kedepannya
sehingga jelas statusnya. Terkait dengan pengkinian data nasabah, sudah tentu hal ini
menjadi perhatian bersama demi untuk menciptakan pasar modal yang lebih teratur, wajar
dan efisien" demikian disampaikan Margeret.
Penjelasan lebih lanjut mengenai Unclaimed Asset disampaikan oleh Gusrinaldi Akhyar
selaku Kepala Divisi Jasa Kustodian KSEI. Berdasarkan catatan di KSEI per 12 November
2013 terdapat dana nasabah yang tidak bisa dihubungi sebesar lebih kurang Rp 62 Miliar dari
Sub Rekening Efek yang memiliki Single Investor Identification (SID) namun tidak memiliki
Rekening Dana Nasabah (RDN) dan sebesar lebih kurang Rp 34 Miliar dari Sub Rekening
Efek yang tidak memiliki SID. Untuk data Emiten yang delisting dan perubahan tidak
jelas/tidak dapat dihubungi terdapat 38 Efek yang melibatkan sekitar 13.000 Sub Rekening
Efek. Untuk Dana hal ini akan berdampak dana tidak dapat dipergunakan dan adanya beban
administratif bagi pihak-pihak terkait, sedangkan untuk Efek akan berdampak Efek tidak dapat
ditransaksikan dan tidak bisa dikonversikan ke dalam bentuk warkat.
Pada kesempatannya Gusrinaldi menyampaikan, "Untuk menangani Unclaimed Assets
diperlukan adanya solusi jangka panjang dan jangka pendek yang akan diambil melalui
langkah-langkah yang akan ditetapkan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), salah
satunya akan dibuat working group terlebih dulu untuk membahas hal ini. Kami akan
melakukan inventarisasi perkiraan aset, membuat analisa dan mengali informasi melalui
penyebaran kuesioner kepada PE dan BK yang akan kami gunakan sebagai acuan
pembuatan solusi penanganan Unclaimed Assets".
Pembahasan mengenai penggunaan instruksi penyelesaian Free Of Payment (FOP) format
baru disampaikan oleh Dharma Setyadi selaku pejabat sementara Kepala Divisi Penyelesaian
dan Pengawasan KSEI. Dharma menyampaikan bahwa sejak tahun 2010 hingga saat ini
alasan apa yang menyebabkan PE dan BK menggunakan transaksi FOP tidak terkontrol
dengan teratur. "Kami akan menyempurnakan lagi sistem untuk FOP ini sehingga dapat
diketahui dengan jelas alasan PE dan BK menggunakan instruksi FOP, hal ini dilakukan agar
transaksi FOP dapat lebih teratur dan terkontrol dengan baik penggunaannya" ungkapnya.
1/2
Latar belakang dan tujuan penyempuranaan instruksi FOP ini sesuai dengan prinsip untuk
keterbukaan informasi atas underlying transaction sesuai dengan Peraturan KSEI nomor V-D.
Hal ini juga telah mendapat persetujuan dari OJK yang dituangkan melalui surat nomor
S-487/PM.2/2013 yang diterbitkan tanggal 11 Desember 2013 tentang instruksi Fee Of
Payment (FOP) format baru.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Dharma, khusus untuk Perusahaan Efek akan ada nomor referensi
konfirmasi transaksi atau trading reference yang harus diisi dengan format khusus apabila
akan digunakan untuk kepentingan transaksi bursa sehingga transaksi bursa yang dilakukan
dapat lebih transparan. "Akan ada 16 digit nomor trading reference dimana 2 digit pertama
adalah merupakan kode dari PE" tambah Dharma.
Selanjutnya agenda mengenai pengkinian data nasabah atau modul Static Data Investor (SDI)
yang telah terimplementasi di C-BEST sejak tanggal 27 Desember 2013 dijelaskan oleh Dian
Kurniasarie selaku pejabat sementara Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan Usaha
KSEI. Penerapan modul ini dilengkapi dengan pengembangan sistem back office Perusahaan
Efek yang diharapkan aktivitas pengelolaan rekening seperti pembukaan Sub Rekening Efek,
pengkinian data nasabah, pembekuan rekening dan penutupan rekening akan lebih efisien.
Ketentuan ini tertera dalam Peraturan OJK (d/h Bapepam-LK) No.V.D.10 tentang prinsip
mengenal nasabah dan Peraturan OJK (d/h Bapepam-LK) No.V.D.3 tentang Pengendalian
Internal Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang Efek
(butir 7.b.2).
Dian berharap pengkinian data menggunakan modul SDI sudah dapat diberlakukan secara
konsisten oleh PE dan BK pada 2 April 2014. "PE dan BK dapat menggunakan fungsi modify
investor atau dengan upload static data untuk melengkapi dan melakukan pengkinian data
nasabah yang telah ada di C-BEST" paparnya.
Lebih lanjut Dian mengatakan bahwa pembenahan serta pengkinian data nasabah dengan
modul SDI adalah hal yang sangat vital dan merupakan penunjang bagi pengembangan
infrastruktur pasar modal yang merupakan proyek bersama OJK serta SRO melalui
penerapan Straight Through Processing di pasar modal Indonesia.
Sosialisasi ditutup oleh Direktur Utama KSEI, Heri Sunaryadi, yang menyampaikan bahwa
penanganan unclaimed assets, penyempurnaan instruksi FOP dan pengkinian data nasabah
yang dilakukan KSEI tidak lain bertujuan agar kegiatan dipasar modal dapat berjalan secara
teratur, wajar dan efisien sehingga investor dapat dengan nyaman berinvestasi di
pasar modal.
*****
Informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:
Unit Komunikasi Perusahaan
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Media Contact: Zylvia Thirda
Phone. (021) 5299 1062
Fax. (021) 5299 1199
2/2
Download