BAB I PENDAHULUAN Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi perasaan sejahtera secara
subjektif, suatu penilaian diri tentang perasaan mencangkup aspek konsep
diri, kebugaran dan kemampuan mengendalikan diri (Riyadi, Suyono dan
Purwanto Teguh,2009). Perilaku yang ditunjukan oleh individu dengan
gangguan jiwa tentu tidak sesuai dengan perilaku yang sewajarnya seperti
pada individu normal pada umunya. Gangguan jiwa yang sering dialami
oleh individu yaitu skizofrenia dimana penyebabnya yaitu faktor genetik,
virus, auto antibodi dan malnutrisi ( Yosep, 2011 ).
Gangguan kejiwaan atau skizofrenia adalah suatu psikosis
fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejalagejala psikotik yang khas seperti, kemunduran fungsional sosial, fungsi
kerja, dan perawatan diri. Skizofrenia tipe 1 ditandai dengan menonjolnya
gejala-gejala
positif
seperti
halusinansi,
delusi,
dan
asosiasi
longgar,sedangkan pada skizofrenia tipe II ditemukan gejala-gejala negatif
seperti penarikan diri, apatis, dan perawatan diri yang buruk ( Forum Sains
Indonesia, 2008 ).
Gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak
normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental.
Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam dua golongan yaitu : gangguan
1
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
2
jiwa ( neurosa ) dan sakit jiwa ( psikosa ). Keabnormalan terlihat dalam
berbagai macam gejala terpenting diantaranya adalah : ketegangan
(tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan
yang terpaksa ( convulsive ), histeria, rasa lemah, dan tidak mampu
mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk dan sebagainya ( Yosep &
Sutini, 2014 ). Kesehatan mental adalah seseorang yang terbebas dari
gangguan jiwa.
Dalam
penggolongan
gangguan
jiwa
menurut
pedoman
Penggolongan Gangguan Jiwa ( PPDGJ ) merupakan suatu kesatuan yang
tegas dengan batas-batas yang jelas antara gangguan jiwa tertentu dengan
gangguan jiwa lainnya, sama halnya adanya gangguan jiwa dan tidak ada
gangguan jiwa ( Kusumawati dan Hartono, 2011 ). Salah satu bentuk dari
gangguan jiwa adalah perilaku kekerasan.Perilaku kekerasan dianggap
sebagai suatu akibat yang ekstrim dari marah atau ketakutan/panik.
Perilaku agresif dan perilaku kekerasan sering dipandang sebagai rentang
dimana agresif verbal disuatu sisi dan perilaku kekerasan ( violence ) di
sisi yang lain. Suatu keadaan yang menimbulkan emosi, perasaan frustasi,
benci atau marah, hal ini akan mempengaruhi perilaku seseorang.
Berdasarkan keadaan emosi secara mendalam tersebut terkadang perilaku
menjadi agresif atau melukai karena penggunaan koping yang kurang
bagus ( Kusumawati & Hartono, 2011).
Perawat membawa pengaruh yang besar dalam lingkungan karena
berbagai keahlian dari keterampilan mereka. Meskipun aktivitas
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
3
keperawatan sangat bervariasi berdasarkan latar belakang pendidikan,
pengalaman, sertifikasi, tatanan pelayanan, serta wilayah geografik,
perawat jiwa memainkan banyak peran dalam mengelola asuhan
keperawatan. Individu, keluarga, dan masyarakat terus mengalami masalah
emosional yang signifikansepanjang perubahan dalam lingkungan
pelayanan jiwa. Dengan demikian, kebutuhan akan perawat jiwa sangat
dibutuhkan ( Keliat & Akemat, 2009 ).
Depertemen
Kesehatan
Republik
Indonesia
tahun
2010,
menyatakan jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5
juta yang terdiri dari pasien risiko perilaku kekerasan. Diperkirakan sekitar
60% menderita risiko perilaku kekerasan di Indonesia(Wirnata, 2012). ).
Penderita gangguan jiwa berat dengan usia di atas 15 tahun di Indonesia
mencapai 0,46%. Hal ini berarti terdapat lebih dari 1 juta jiwa di Indonesia
yang menderita gangguan jiwa berat. Berdasarkan data tersebut diketahui
bahwa 11,6% penduduk Indonesia mengalami masalah gangguan mental
emosional (Riset kesehatan dasar, 2007). Sedangkan pada tahun 2013
jumlah penderita gangguan jiwa mencapai 1,7 juta (Riskesdas, 2013 ).
Prevalensi gangguan jiwa di Jawa Tengah mencapai 3,3 % dari seluruh
populasi yang ada ( Balitbangkes, 2008 ). Berdasarkan data dari dinas
kesehatan Provinsi Jawa Tengah tercatat ada 1.091 kasus yang mengalami
gangguan jiwa dan beberapa dari kasus tersebut hidup dalam pasungan.
Angka tersebut diperoleh dari pendataan sejak januari hingga november
2012 ( Hendry, 2012 ). Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
4
tekhnologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-nilai sosial dan
budaya pada masyarakat. Permasalahan kesehatan saat ini yang paling
banyak dikeluhkan oleh masyarakat adalah kesehatan jiwa, hal ini
disebabkan karena beban kehidupan dan pikiran manusia yang semakin
berat. Masyarakat dihadapkan dalam berbagai permasalahan kehidupan
yang sangat kompleks. Setiap orang mempunyai kemampuan yang tidak
sama untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi sosial budaya. Jika
individu kurang atau tidak mampu dalam beradaptasi dengan perubahan
tersebut, maka individu akan mengalami berbagai penyakit fisik maupun
mental (timbul stress dan terjadi perilaku kekerasan).
Tanda gejala yang ada adalah ada ide melukai, merencanakan
tindakan kekerasan, mengancam, penyalahgunaan obat, depresi berat,
marah, sikap bermusuhan/panik, bicara ketus, mengucapkan kata-kata
kotor, serta adanya riwayat perilaku kekerasan. Risiko perilaku kekerasan
merupakan salah satu diagnosa yang memiliki risiko lebih tinggi
dibandingkan dengan yang lain karena jika pasien kambuh dapat
membahayakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Berdasarkan studi kasus di rumah sakit Banyumas didapatkan
penderita gangguan jiwa pada lima bulan terakhir dari bulan Januari
sampai dengan Mei 2016 terdapat 255 orang penderita gangguan jiwa.Dari
total 255 orang penderita gangguan jiwa, diantaranya ; Halusinasi
sebanyak 114 orang, Risiko Perilaku Kekerasan sebanyak 73 orang, Harga
Diri Rendah sebanyak 23 orang dan Isolasi sosial sebanyak 45 orang.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
5
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan asuhan keperawatan jiwa pada Tn. H dengan risiko perilaku
kekerasan di ruang Nakula Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Khusus
Tujuan
khusus
dari
penulisan
laporan
ini
adalah
untuk
memaparakan dan melakukan pembahasan yang mengenai :
a. Pengkajian terhadap Tn. H dengan Risiko Perilaku Kekerasan
b. Mendeskripsikan analisa data pegkajian dan menetapkan diagnosa
keperawatan pada Tn. H dengan Risiko Perilaku Kekerasan.
c. Rencana tindakan keperawatan pada Tn. H dengan Risiko Perilaku
Kekerasan
d. Implementasi keperawatan pada Tn. H dengan Risiko Perilaku
Kekerasan.
e. Evaluasi terhadap implementasi yang telah dilakukan pada Tn. H
dengan Risiko Perilaku Kekerasan.
2. Tujuan Umum
Melaporkan Asuhan Keperawatan pada Tn. H dengan risiko
Perilaku Kekerasan selama 3 hari yaitu 30 Mei – 1 Juni 2016 di Ruang
Nakula Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
6
C. PENGUMPULAN DATA
Dalam pembuatan laporan ini, metode yang diguanakan oleh penulis
adalah dengan cara :
1. Observasi partisipatif
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi
terhadap Tn. H dengan risiko perilaku kekerasan, data didapat
dengan melakukan interaksi anatara perawat dan klien.
2. Wawancara
Pengumpulan
data
dilakukan
dengan
cara
tanya
jawab
(wawancara) langsung kepada Tn. H tentang hal-hal yang
berhubungan dengan latar belakang masalah kesehatan pada klien.
3. Studi literatur
Pengumpulan data yang dilakukan melalui pencarian sumbersumber pengetahuan melalui buku-buku atau jurnal terkini yang
berkaitan dengan risiko perilaku kekerasan.
4. Studi dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan melalui sumber-sumber informasi
seperti catatan rekam medik klien atau yang lainnya.
D. TEMPAT DAN WAKTU
Asuhan keperawatan jiwa pada Tn. H dengan resiko perilaku
kekerasan diruang rawat nakula RSUD Banyumas dari tanggal 30 Mei – 1
Juni 2016.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
7
E. MANFAAT PENULISAN
Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat mmeberikan manfaat
praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam
pengelolaan kasus risiko perilaku kekerasan. Juga diharapkan menjadi
informasi bagi tenaga kesehatan lainnya terutama dalam pengelolaan kasus
risiko perilaku kekerasan.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan untuk menyusun tugas akhir ini adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
Membahas
latar
belakang
masalah,
tujuan
penulisan,
pengumpulan data, tempat dan waktu, manfaat penulisan, serta
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Membahas tentang pengertian, etiologi, tanda dan gejala,
rentang respons, psikopatologi, pohon masalah, diagnosa
keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan.
BAB III: LAPORAN KASUS
Membahas tentang asuhan keperawatan yang diberikan kepada
klien meliputi pengkajian keperawatan, analisa data, daftar
masalah, rencan tindakan keperawatan, implementasi dan
evaluasi.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
8
BAB IV: PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini membahas tentang pengkajian,
diagnosa
keperawatan,
rencana
tindakan,
implementasi,
evauasi.
BAB V : PENUTUP
Membahas tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan
dengan kasus resiko perilaku kekerasan pada Tn. H yang
didapatkan dari hasil asuhan keperawatan dari tanggal 30 Mei
– 1 Juni 016 diruang rawat Nakula RSUD Banyumas.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Download