BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Agency Kompas (2015

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teori Agency
Kompas (2015), menyatakan bahwa dana transfer dari pemerintah pusat ke
pemerintah daerah berupa Dana Alokasi Umum (DAU) dan dana bagi hasil diserahkan
dalam bentuk block grant, yaitu bantuan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah
yang tidak disertai dengan syarat-syarat tertentu, yang mengakibatkan dana tersebut
mengalami pemborosan, pada dasarnya dana-dana tersebut dipergunakan untuk belanja
modal guna pembangunan, tetapi kenyataannya sebagian besar dana tersebut dipakai
oleh pemerintah daerah guna belanja pegawai. Hal ini mengakibatkan pemerintah tidak
dapat menggunakan dana tersebut untuk belanja modal yang bisa menggerakan
perekonomian.
Dengan terjadinya fenomena seperti itu, maka pembangunan yang ada di daerahdaerah yang menggunakan sumber pendanaan baik itu dari Pendapatan Asli Daerah
(PAD) ataupun Dana Alokasi Umum (DAU) yang diberi oleh pemerintah pusat akan
terhambat, dikarenakan banyaknya dana yang mengalir untuk belanja pegawai,
kemudian alokasi untuk pembangunan daerahnya mengalami keterbatasan dana.
Dengan demikian masyarakat tidak akan merasakan secara langsung atas pembangunan
yang bersumber dari dana tersebut. Keadaan tersebut terindikasi terciptanya konflik
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, dan juga hubungan masyarakat
dengan pemerintah daerah yang saling terdapat perbedaan kepentingan yang disebut
konflik keagenan atau agency theory.
Setiap daerah memiliki tujuan untuk mengoptimalkan potensi lokal yang dimiliki
daerah untuk peningkatan kualitas dan kemajuan daerahnya. Peningkatan ini tentunya
Pemerintah daerah sebagai pihak yang diserahi tugas menjalankan roda pemerintahan,
10
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
pembangunan,
dan
pelayanan
masyarakat,
wajib
menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban keuangan daerahnya untuk dinilai apakah pemerintah daerah
berhasil menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak.
Kaitan teori keagenan dalam penelitian ini dapat dilihat melalui hubungan antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, dan juga hubungan masyarakat dengan
pemerintah daerah. Hubungan antara masyarakat dengan pemerintah daerah adalah
seperti hubungan antara principal dan agent. Masyarakat yang diwakili oleh DPRD
adalah principal dan pemerintah adalah agent.Agent diharapkan dalam mengambil
kebijakan
keuangan
menguntungkan
principal.Principal
memiliki
wewenang
pengaturan kepada agent, dan memberikan sumber daya kepada agent dalam bentuk
PAD dan Dana Perimbangan.
Pemerintah daerah sebagai pihak yang diserahi tugas menjalankan roda
pemerintahan, pembangunan, dan pelayananmasyarakat,wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban keuangan daerahnya untuk dinilai apakah pemerintah daerah
berhasil menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak. Bila keputusan agen merugikan
bagi principal maka akan timbul masalah keagenan. Karena tidak mengetahui apa yang
sebenarnya
dilakukan
oleh
agen
(assymetric
information)
maka
principal
membutuhkan pihak ketiga yang mampu meyakinkan principal bahwa apa yang
dilaporkan oleh agent adalah benar. (A.A Ngurah Agung Kresnandra:2013).
2.2
Teori Federalisme Fiskal
Menurut Sugiarthi (2014), Teori Federalisme Fiskal menjelaskan bahwa
pertumbuhan ekonomi diperoleh dengan desentralisasi fiskal melalui pelaksanaan
otonomi daerah. Desentralisasi fiskal diartikan sebagai perlimpahan kewenangan terkait
dengan pengambilan keputusan kepada pemerintah tingkat rendah.
11
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
Bentuk pemerintahan federalisme fiskal adalah struktur dari tingkatan pemerintah
yang
masing-masing
mempunyai
sumber
dari
pendapatan
dan
mempunyai
tanggungjawab.
Dalam penerapan desentralisasi fiskal, setiap daerah juga dituntut untuk
membiayai sendiri biaya pembangunannya.Padahal pendapatan daerah tidak bisa
membiayai seluruh pengeluarannya. Oleh karena itu, transfer dana dari pusat menjadi
sumber penerimaan yang sangat dominan bagi pemerintah daerah.
Teori tentang federalisme fiskal menyatakan bahwa untuk barang atau jasa publik
tertentu seperti barang publik daerah, desentralisasi dapat meningkatkan efisiensi dan
akuntabilitas alokasi sumber daya karena : (1) Pemerintah daerah dapat lebih baik
dikelola menurut daerah dan letak geografisnya; (2) Pemerintah daerah memiliki posisi
yang lebih baik untuk mengenali preferensi dan kebutuhan daerah; (3) Tekanan dari
persaingan jurisdiksi yang mendorong pemerintah daerah untuk menjadi inovatif dan
memiliki akuntabilitas bagi warga dan penduduknya.
2.3
Belanja Modal
Belanja modal merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Pengeluaran pemerintah yang bersifat
menambah aset tetap yang memberikan manfaat lebih dari satu periode.
Menurut Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010, Belanja Modal merupakan
pengeluaran anggaran untuk memperoleh aset tetap dan aset lainnya yang memberikan
manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja
modal untuk perolehan tanah, gedung, atau bangunan, peralatan dan aset tak
terwujud.Sedangkan menurut Abdul Halim (2007:101), Belanja Modal adalah
pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan dan aset lainnya yang
memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal dimaksudkan
12
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
untuk mendapatkan aset tetap pemerintah daerah yaitu peralatan, bangunan,
infrastruktur dan harta tetap lainnya.
Menurut Nordiawan (2006), Belanja Modal adalah belanja yang dilakukan
pemerintah yang menghasilkan aktiva tertentu. Alokasi belanja modal ini akan
meningkatkan sarana penunjang aktifitas masyarakat yang diharapkan dapat
meningkatkan aktifitas perekonomian masyarakat. Perekonomian masyarakat ini lahir
karena fasilitas pendukung yang diberikan pemerintah dalam bentuk belanja modal
dapat meningkatkan daya tarik investasi dari masyarakat.
Belanja modal adalah belanja yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan
akan menambah aset atau kekayaan daerah serta akan menambah belanja yang bersifat
rutin seperti biaya pemeliharaan. Dengan pengertian tersebut maka belanja modal akan
menambah aset tetap pemerintah daerah sehingga perlu diperhatikan secara matang
dalam pemenuhan belanja modal. Tentunya belanja modal harus sangat disesuaikan
dengan kebutuhan daerah agar aset tetap yang bertambah tersebut tidak menjadi sia-sia
atau malah menambah beban keuangan pemerintah daerah karena peningkatan aset
akan meningkatkan biaya pemeliharaan. Kebijakan otonomi daerah yang memberikan
kewenangan
daerah
dalam
menjalankan
aktifitas
pemerintahannya
harus
dimaksimalkan untuk semakin mendekatkan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Pemerintah harus mampu menggunakan anggaran pendapatan untuk belanja modal
secara proporsional agar tujuan dari otonomi daerah dalam meningkatkan kualitas
pelayanan publik dapat tercapai (Halim, 2001).
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Anggaran
mendefinisikan Belanja Modal merupakan pengeluaran anggaran yang digunakan
dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi
13
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Belanja Modal dapat
dikategorikan dalam 5 (Lima) kategori utama :
1. Belanja Modal Tanah
Belanja modal tanah adalah pengeluaran atau biaya yang digunakan untuk
pengadaan atau pembelian atau pembebasan penyelesaian, balik nama dan sewa
tanah, pengosongan, pengurungan, perataan, pematangan tanah, pembuatan
sertifikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah
dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai.
2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Belanja modal peralatan dan mesin adalah pengeluaran atau biaya yang
digunakan untuk pengadaan atau penambahan atau penggantian, dan peningkatan
kapasitas peralatan dan mesin serta inventaris kantor yang memberikan manfaat
lebih dari 12 (dua belas) bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam
kondisi siap pakai.
3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Belanja modal gedung dan bangunan adalah pengeluaran atau biaya yang
digunakan untuk pengadaan atau penambahan, penggantian dan termasuk untuk
perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan
yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi
siap pakai.
4. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan adalah pengeluaran atau biaya yang
digunakan untuk pengadaan atau penambahan, penggantian dan peningkatan
pembanguanan atau pembuatan serta perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk
perencanaan, pengawasan, dan pengelolaan jalan, irigasi dan jaringan yang
14
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
menambah kapasitas sampai jalan, irigasi dan jaringan dimaksud dalam kondisi
siap pakai..
5. Belanja Modal Fisik Lainnya
Belanja modal fisik lainnya adalah pengeluaran atau biaya yang digunakan untuk
pengadaan atau penambahan, penggantian dan peningkatan pembanguanan atau
pembuatan serta perawatan fisik lainnya yang tidak dikategorikan kedalam
kriteria belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan
irigasi dan jaringan, termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak
sewa beli, pemeblian barang-barang kesenian, barang purbakala dan barang untuk
museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku, dan jurnal ilmiah.
2.4
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Menurut Mardiasmo (2002:132),”PAD adalah penerimaan yang diperoleh dan
sektor pajak daerah,retribusi daerah,hasil perusahaan milik daerah,hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan,dan lain-lain PAD yang sah” PAD adalah pendapatan
yang diperoleh dari sumber-sumber pendapatan daerah yang dikelola sendiri oleh
pemerintah daerah. PAD merupakan tulang punggung pembiayaan daerah,oleh
karenanya kemampuan melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya kontribusi yang
dapat diberikan oleh PAD terhadap APBD,semakin besar kontribusi yang dapat
diberikan oleh PAD terhadap APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah
terhadap bantuan pemerintah pusat.
Menurut Halim (2004) pendapatan asli daerah merupakan semua penerimaan
daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Sedangkan menurut Siahaan
(2005), pendapatan asli daerah merupakan suatu pendapatan yang menunjukan suatu
kemampuan daerah menghimpun sumber-sumber dana untuk membiayai kegiatan rutin
maupun pembangunan.
15
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
PAD merupakan sumber pembiayaan bagi pemerintahan daerah dalam
menciptakan infrastruktur daerah. PAD didapatkan dari hasil pajak daerah,hasil
retribusi daerah,hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD
yang sah. Untuk itu,dalam masa desentralisasi seperti ini pemerintah daerah dituntut
untuk bisa mengembangkan dan meningkatkan PAD-nya masing-masing dengan
memaksimalkan sumber daya yang dimiliki supaya bisa membiayai segala kegatan
penciptaan infrastruktur atau sarana pra sarana daerah melalui alokasi belanja modal
pada APBD. Semakin baik PAD suatu daerah maka semakin besar pula alokasi belanja
modalnya (Ardhani 2011).
Kewenangan pemerintah daerah dalam pelaksanaan kebijakannya sebagai daerah
otonomi sangat dipengaruhi oleh kemampuan daerah tersebut dalam menghasilkan
pendapatan daerah. Semakin besar pendapatan asli daerah yang diterima,maka semakin
besar pula kewenangan pemerintah daerah tersebut dalam melaksanakan kebijakan
otonomi. Pelaksanaan otonomi daerah bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik
dan memajukan perekonomian daerah. Salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan
publik dengan melakukan belanja untuk kepentingan investasi yang di realisasikan
melalui belanja modal (Solikin 2010 dalam Ardhani 2011). Kebijakan keuangan daerah
diarahkan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah sebagai sumber utama
pendapatan darah yang dapat dipergunakan oleh daerah dalam
pemerintahan
dan
pembangunan
daerah
sesuai
dengan
melaksanakan
kebutuhannya
guna
memperkecil ketergantungan dalam mendapatkan dana dan pemerintah tingkat atas
(subsidi). Dengan demikian usaha peningkatan pendapatan asli daerah seharusnya
dilihat dari perspektif yang lebih luas tidak hanya ditinjau dari segi daerah masingmasing, tapi dalam kaitannya dengan kesatuan perekonomian indonesia. Pendapatan
asli daerah itu sendiri, dianggap sebagai alternatif untuk memperoleh tambahan dana
16
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengeluaran yang ditentukan oleh
daerah sendiri khususnya keperluan rutin. Oleh karena itu,peningkatan pendapatan
tersebut merupakan hal yang dikehendaki setiap daerah (Mamesa 2012:30)
Menurut Ujang Bahar (2010) PAD dapat didefinisikan sebagai penerimaan yang
diperoleh dari sumber-sumber atau potensi dalam wilayahnya yang dipungut
berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. PAD dapat pula berasal dari potensi daerah guna membiayai program
atau kegiatan daerahnya yang bertujuan memberikan kewenangan kepada Pemda untuk
mendanai pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan dari desentralisasi. PAD
meupakan pendapatan daerah yang bersumber dari pajak daerah ,retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,dan lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali
pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentrlisasi.
Yang dimaksud dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang telah dijelaskan
melalui undang-undang No 33 Tahun 2004, adalah hak pemerintah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Sesuai dengan
undang-undang tersebut tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
daerah, bahwa PAD terbagi menjadi 4 sumber sebagai berikut :
1)
Pajak Daerah
Secara umum menurut kamus besar bahasa indonesia,pajak adalah hak untuk
mengusahakan sesuatu dengan membayar sewa kepada negara. Menurut undangundang Nomor 28 Tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh wajib pajak pribadi atau badan yang sifatnya memaksa berdasarkan
undang-undang dan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
17
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
Pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan atau instansi pemerintah yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang. (PERGUB No 13, 2012).
Pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting
guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah dalam melaksanakan
pelayanan kepada masyarakat serta mewujudkan kemandirian daerah. Kebijakan
daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan,
peran serta masyarakat dan akuntabilitas dengan memperhatikan potensi daerah
(PerDa Kab Pemalang No 1 Tahun 2012) .
Pajak adalah gejala masyarakat,artinya pajak hanya ada didalam masyarakat,
masyarakat adalah kumpulan manusia yang pada suatu waktu berkumpul untuk
tujuan tertentu. Masyarakat terdiri atas individu,individu mempunyai hidup
sendiri dan kepentingan sendiri,yang dapat dibedakan dari hidup masyarakat dan
kepentingan masyarakat. Namun individu tidak mungkin hidup tanpa adanya
masyarakat. (Erly Suandy,Hukum Pajak,2011).
Pajak merupakan alternatif yang sangat potensial. Sebagai salah satu sumber
penerimaan Negara yang sangat potensial., sektor pajak merupakan pilihan yang
sangat tepat, selain karena jumlahnya yang relatif stabil juga merupakan cerminan
partisipatif masyarakat dalam membiayai pembangunan. Jenis pungutan di
Indonesia terdiri dari pajak Negara (pajak pusat), pajak daerah, retribusi daerah,
bead an cukai penerimaan Negara bukan pajak. Salah satu sumber Penerimaan
Asli Daerah (PAD) dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah
pajak daerah.
Menurut Siahaan (2005:7), “Pajak daerah adalah pajak yang dikelola oleh
pemerintah daerah (baik pemerintah daerah tingkat I,maupun pemerintah daera
18
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
tingkat II) dan hasil dipergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan
pembangunan daerah (APBD).
Jenis Pajak Daerah menurut Undang-undang No 28 Tahun 2009 tentang
pajak daerah dan retribusi daerah adalah :
1. Jenis Pajak Provinsi :
a. Pajak Kendaraan Bermotor
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Air Permukaan
e. Pajak Rokok
2. Jenis Pajak Kabupaten/Kota
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan
g. Pajak Parkir
h. Pajak Air Tanah
i. Pajak Sarang Burung Walet
j. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
2)
Retribusi Daerah
Retribusi daerah atau retribusi adalah pungutan (otonom) sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
19
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
badan.
Menurut Ujang Bahar (2010),Retribusi Daerah adalah :“sementara itu pajak
retribusi daerah adalah pungutan bagi pembayaran atau izin tertentu yang khusus
disediakan dan/atau diberilan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi
atau badan. Prinsip pengenaan retribusi daerah adalah pembayaran yang berkaitan
langsung dengan jasa pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah.
Umumnya pungutan atas retribusi diberikan atas pembayaran berupa jasa
atau pemberian izin tertentu yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah
kepada setiap orang atau badan. Misalnya retribusi atas penyediaan tempat
penginapan, retribusi penyediaan tempat pencucian mobil, pembiayaan aliran
listrik, pembayaran abonemen air minum, retribusi tempat penitipan anak,
retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat, retribusi izin mendirikan
bangunan, retribusi izin gangguan. Karena kontra-prestasinya langsung dapat
dirasakan, maka dari sudut sifat pelaksanaannya lebih mengarah pada hal yang
bersifat ekonomis. Artinya, apabila sseorang atau badan tidak mau membayar
retribusi maka manfaat ekonominya langsung dapat dirasakan. Namun, apabila
manfaat ekonominya telah dirasakan tetapi retribusinya tidak dibayar, maka
secara yuridis pelunasannya dapat dipaksakan seperti halnya pajak.Retribusi pada
umumnya merupakan sumber pendapatan penyumbang PAD kedua setelah pajak
daerah. Bahkan untuk beberapa daerah penerimaan retribusi daerah ini lebih
tinggi daripada pajak daerah.
Retribusi daerah memiliki karakteristik yang berbeda dengan pajak daerah.
Pajak daerah merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah daerah kepada
wajib pajak daerah tanpa ada kontraprestasi langsung yang bisa diterima wajib
20
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
pajak atas pembayaran pajak tersebut. Sementara itu, retribusi daerah merupakan
pungutan yang dilakukan pemerintah daerah kepada wajib retribusi atas
pemanfaatan suatu jasa tertentu yang disediakan pemerintah.
Ciri-Ciri Retribusi (Ensiklopedia Kementerian Keuangan,2015):
1. Dipungut oleh pemerintah daerah,berdasarkan kekuatan peraturan perundangundangan.
2. Dapat dipungut apabila ada jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dan
dinikmati oleh orang atau badan.
3. Pihak yang membayar retribusi daerah mendapatkan imbalan/balas jasa secara
langsung dari pemerintah daerah atas pembayaran yang dilakukannya.
4. Wajib retribusi yang tidak memenuhi kewajiban pembayaran retribusi daerah
dapat dikenakan sanksi ekonomis,yaitu jika tidak membayar retribusi daerah
tidak memperoleh jasa yang diselenggrakan oleh pemerintah daerah.
5. Hasil penerimaan retribusi daerah di setor ke kas daerah.
Jenis Retribusi:
1. Retribusi Jasa Umum
 Objek Retribusi Jasa Umum : pelayanan yang disediakan atau diberikan
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum
serta dapat dinikmati oleh pribadi atau Badan.
 Jenis Retribusi Umum adalah :
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan
b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta
Catatan Sipil
d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat
21
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
f. Retribusi Pelayanan Pasar
g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
j. Retribusi penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus
k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair
l. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang
m. Retribusi Pelayanan Pendidikan
n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
 Prinsip penentuan tarif : besarnya biaya penyediaan jasa yang
bersangkutan, kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.
2. Retribusi Jasa Usaha
 Objek Retribusi Jasa Usaha: pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah
Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi:
a. Pelayanan dengan menggunakan/memanfatakan kekayaan daerah yang
belum dimanfaatkan secara optimal
b. Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara
memadai oleh pihak swasta.
 Jenis Retribusi Jasa Usaha :
a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
b. Retribus Pasar Grosir dan/atau Pertokoan
c. Retribusi Tempat Pelelangan
d. Retribusi Terminal
e. Retribusi Tempat Khusus Parkir
22
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
g. Retribusi Rumah Potong Hewan
h. Retribusi Pelayanan ke Pelabuhan
i. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
j. Retribusi Penyeberangan Air
k. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
3. Retribusi Perizinan Tertentu
 Objek Retribusi Perizinan Tertentu: pelayanan perizinan tertentu oleh
Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan
untuk
pengaturan
dan
pengawasan
atas
ruang,pengunaan sumber daya alam, barang,
kegiatan
pemanfaatan
prasarana, sarana, atau
fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan.
 Jenis Retribusi Perizinan Tertentu:
a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Berakohol
c. Retribusi Izin Gangguan
d. Retribusi Izin trayek
e. Retribusi Izin Usaha Perikanan
3)
Hasil Pengelolaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
Menurut Halim (2004:86), hasil pengelolaan milik daerah dan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daerah
yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan. Jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan seperti berikut :
23
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
(1) bagian laba perusahaan milik daerah, (2) bagian laba lembaga keuangan Bank,
(3) bagian laba keuangan non Bank, (4) bagian laba atas penyertaan
modal/investasi.
4)
Lain-lain PAD yang sah
Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah disediakan untuk menganggarkan
penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi
daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut
objek pendapatan yang antara lain :
a. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan secara tunai atau
angsuran
b. Jasa giro
c. Pendapatan bunga
d. Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah
e. Penerimaan komisi, potongan atau bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah
f. Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing
g. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
h. Pendapatan denda pajak
i. Pendapatan denda retribusi
j. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan
k. Pendapatan dari pengembalian
l. Fasilitas sosial dan fasilitas umum
24
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
m. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
n. Pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
2.5
Dana Perimbangan
Pemerintah pusat memiliki kewajiban untuk membiayai pemerintah daerah yang
ada di Indonesia. Pembiayaan tersebut berupa dana perimbangan yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Terdapat tiga komponen dalam dana
perimbangan, yaitu Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana
Alokasi Khusus (DAK).
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah (otonom) untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan Desentralisasi. Jumlah Dana Perimbangan ditetapkan setiap tahun
anggaran dalam APBN (Ensiklopedia).
Dana Perimbangan merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan
kepada daerah untuk menbiayai kebutuhan daerah. Dana Perimbangan disebut juga
transfer atau grants. Transfer merupakan konsekuensi dari tidak meratanya keuangan
dan ekonomi daerah. Selain itu, tujuan transfer adalah mengurangi keuangan horizontal
antar daerah, mengurangi kesenjangan vertical pusat daerah, mengatasi persoalan efek
peleyanan publik antar daerah, dan untuk menciptakan stabilitas aktivitas
perekonomian di daerah (Abdullah dan Halim 2003)
Dana Perimbangan menurut Undang-undang No 23 Tahun 2014, Dana
Perimbangan adalah dana yang bersumber dari APBD yang dialokasikan kepada daerah
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dana Perimbangan menurut PERMENDAGRI N0 37 Tahun 2014, terdiri dari :
25
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
1. Dana Bagi Hasil
Dana bagi hasil terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan
Hak atas Tanah (BPHTB), Pajak Penghasilan (PPh) perorangan dan
penerimaan dari sumber daya alam yakni, minyak bumi, gas bumi,
pertambangan umum, kehutanan dan perikanan. Penetapan besarnya dana bagi
hasil pajak dan non pajak didasarkan atas presentase dengan tarif dan basis
pajaknya.
2. Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum dialokasikan sesuai Peraturan Presiden tentang Dana
Alokasi Umum Provinsi, Kabupaten dan Kota. Dana alokasi umum bersifat blok
grant yang berarti penggunaannya diserahkan kepada daerah sesuai dengan
prioritas dan kebutuhan daerah untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.
3. Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus identik dengan special grant yang ditentukan berdasarkan
pendekatan kebutuhan yang sifatnya insidental dan mempunyai sifat secara
khusus, namun prosesnya tetap dari bawah (botton up).
2.6
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
No
1.
2.
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
“Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
dan Dana Perimbangan terhadap Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah di Sumatera
Barat” Salman Alfararisi H (2009)
“Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
dan Dana Perimbangan terhadap Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi
Kepulauan Riau” Wan Vidi Rukmana
Pajak Daerah, Retribusi Daerah
dan
Dana
Perimbangan
berpengaruh
positif
terhadap
kinerja keuangan.
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
berpengaruh positif, dan Dana
Perimbangan berpengaruh positif
terhadap
Kinerja
Keuangan
26
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
(2013)
Pemerintah Daerah.
Lanjutan Tabel 2.1
Tabel 2.1
No
3.
4
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
“Pengaruh PAD dan Dana Perimbangan PAD dan Dana Perimbangan
terhadap Belanja Modal” Muhammad Edwin berpengaruh
positif
terhadap
Kadafi (2013)
belanja modal, dan keduanya secara
bersama-sama
berpengaruh
signifikan terhadap Belanja Modal.
“Pengaruh Dana Perimbangan terhadap Hasil penelitiannya menunjukan
Kinerja Keuangan Daerah” Halleina Rejeki bahwa
Dana
Perimbangan
Putri Hartono (2013)
berpengaruh
Positif
terhadap
Kinerja Keuangan Daerah.
“Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Semua
Variabel
berpengaruh
dan Dana Perimbangan pada Pemerintah terhadap
Pemerintah
Provinsi
Provinsi seluruh Indonesia” Herli Rosdiani seluruh Indonesia.
Tumangger (2014)
“Analisis PAD terhadap Kinerja Keuangan PAD berpengaruh negatif terhadap
pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Kinerja Keuangan Pemerintah,
Sumatera Selatan” Wenny (2012)
sedangkan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah tidak dominan
mempengaruhi Kinerja Keuangan.
“Analisis PAD terhadap Kinerja Keuangan PAD berpengaruh terhadap Kinerja
pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Keuangan Pemerintah.
Sumatera Utara” Asha Florida (2007)
“Pengaruh Dana Alokasi Umum, PAD, Sisa DAU dan PAD berpengaruh
Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas terhadap Belanja Modal, sedangkan
Wilayah
terhadap
Belanja
Modal” Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
Kusnandar (2011)
dan
Luas
Wilayah
tidak
berpengaruh terhadap Belanja
Modal.
“PAD dan Dana Perimbangan terhadap PAD dan Dana Perimabangan
Belanja Daerah” Sina Muhammad Salman berpengaruh
negatif
terhadap
Farizi (2012)
Belanja Daerah.
“Pengaruh PAD, Dana Alokasi Umum, Sisa PAD, Dana Alokasi Umum, Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran terhadap Lebih
Perhitungan
Anggaran
Belanja Modal” Sugiarthi (2014)
berpengaruh
positif
terhadap
Belanja Modal.
“Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, PAD, Variabel Pertumbuhan Ekonomi
DAU terhadap Belanja Modal” Yovita berpengaruh
positif
terhadap
(2011)
Belanja Modal, sedangkan DAU
berpengaruh
negatif
terhadap
Belanja Modal.
27
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
Lanjutan tabel 2.1
Tabel 2.1
No
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
12.
“Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, PAD,
DAU terhadap Belanja Modal” Kuncoro
(2013)
“Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, PAD,
DAU , DBH, Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran dan Luas Wilayah terhadap
Belanja Modal” Maryadi (2014)
Pertumbuhan
Ekonomi
berpengaruh
positif terhadap
Belanja Modal.
DAU,
DBH,
Sisa
Lebih
Perhitungan Anggaran dan Luas
Wilayah berpengaruh signifikan
terhadap Belanja Modal, sedangkan
PAD berpengaruh negatif terhadap
Belanja Modal.
PAD, Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran dan Luas Wilayah
berpengaruh terhadap Belanja
Modal.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
PAD dan Dana Perimbangan
berpengaruh
terhadap
Pengalokasian Belanja Modal.
13.
14.
15.
2.7
“Pengaruh PAD, Dana Alokasi Umum, Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran dan Luas
Wilayah terhadap Belanja Modal” Purnama
(2014)
“Pengaruh PAD dan Dana Perimbangan
terhadap Pengalokasian Belanja Modal”
Ardhani (2011)
Kerangka Pemikiran
Dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dibuat diatas, yaitu
menganalisis Variabel Independen Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan
terhadap Variabel Dependen Belanja Modal di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
Penyelenggaraan otonomi daerah dengan diubahnya sistem sentralisasi
(memusat) menjadi desentralisasi (menyebar) maka sebagai pemerintah daerah harus
dapat menggali potensi daerahnya masing-masing dengan mandiri tanpa harus
bergantung dengan pemerintah pusat. Kebijakan tersebut bukan berarti pemerintah
pusat lepas tangan, akan tetapi tetap memberikan bantuan jika suatu daerah tidak dapat
mengembangkan daerahnya. Maka dalam pelaksanaan program tersebut masing-masing
daerah mampu memberikan kontribusi kepada Pemerintah Daerah, maka timbulah
pertanyaan bahwa seberapa besar Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan
terhadap Belanja Modal untuk mengembangkan daerahnya?
28
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
Berdasarkan laporan realisasi APBD, Pengeluaran Daerah terdiri dari dua
komponen
yaitu Belanja tidak Langsung dan Belanja Langsung. Namun dalam
penelitian ini, saya hanya menggunakan salah satu pengeluaran dari Belanja Langsung
yaitu Belanja Modal sebagai variabel dependen
Gambar 2.1
H1 (+)
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
(X1)
Belanja Modal
(Y)
H2 (+)Dana Perimbangan
H2 (+)
(X2)
2.8
Hipotesis Penelitian
2.8.1 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal
PAD merupakan sumber pembiayaan bagi pemerintahan daerah dalam
menciptakan infrastruktur daerah. PAD didapatkan dari hasil pajak daerah,hasil
retribusi daerah,hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD
yang sah. Untuk itu,dalam masa desentralisasi seperti ini pemerintah daerah dituntut
untuk bisa mengembangkan dan meningkatkan PAD-nya masing-masing dengan
memaksimalkan sumber daya yang dimiliki supaya bisa membiayai segala kegatan
penciptaan infrastruktur atau sarana pra sarana daerah melalui alokasi belanja modal
pada APBD. Semakin baik PAD suatu daerah maka semakin besar pula alokasi belanja
modalnya (Ardhani 2011).
Hubungan yang timbul antara PAD dan Belanja Modal terjadi adanya interaksi
ekonomi yang terjadi antara masyarakat daerah dan pemerintah daerah. Interaksi
ekonomi yang dimaksud adalah adanya sejumlah iuran baik berupa pajak, retribusi dan
29
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
lain-lain oleh penduduk daerah kepada pemerintah, dari adanya penyerahan iuran
tersebut maka tugas pemerintah daerah adalah memberikan pelayanan publik yang baik
kepada masyarakat sebagai timbal balik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam penelitian Farizi (2012) dan Kadafi (2013) menjelaskan bahwa PAD
berpengaruh positif terhadap Belanja Modal. Hasil penelitian yang sama yang
dilakukan oleh Halleina (2013) dan Rukmana (2013), serta Sugiarthi (2014) yang
menyimpulkan bahwa PAD berpengaruh positif terhadap Belanja Modal.
Dari hal tersebut maka rumusan hipotesis yang di ajukan adalah :
H1: Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif terhadap Belanja Modal
2.8.2 Pengaruh Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal
Dana Perimbangan menurut Undang-undang No 23 Tahun 2014, Dana
Perimbangan adalah dana yang bersumber dari APBD yang dialokasikan kepada daerah
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi..
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa setiap dana perimbangan
yang diterima pemerintah daerah akan didistribusikan melalui program,kebijakan
maupun pembangunan daerah yang menunjang kesejahteraan masyarakat. Belanja
merupakan pembangunan infrastruktur yang diharapkan dapat meningkatkan investasi
dan perekonomian yang baik, dengan hal tersebut maka roda perekonomian yang ada
akan semakin berjalan dengan baik, hal ini berimbas pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Dalam penelitian farizi (2012) dan Kadafi (2013) menjelaskan bahwa Dana
Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal. Hasil penelitian yang sama
yang dilakukan oleh Halleina (2013) dan Rukmana (2013), serta Sugiarthi (2014) yang
menyimpulkan bahwa Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal.
Dari hal tersebut maka rumusan hipotesis yang di ajukan adalah :
30
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ..., EMBUN WULANDARI, F.EKONOMI UMP,2017
Download