preparasi sampel - PRAKTIKUM ANALISIS KLINIK

advertisement
Suplemen Praktikum Analisis Klinik B Tahun 2009
SUPLEMEN PRAKTIKUM ANALISIS KLINIK
PREPARASI SAMPEL
Preparasi sampel merupakan hal paling penting dalam suatu analisis klinik karena
membutuhkan waktu paling lama diantara langkah yang lain. Lebih jauh lagi tidak jarang banyak
kesalahan terjadi dalam proses preparasi sampel. Preparasi sampel yang salah dapat
menyebabkan kesalahan dalam interpretasi data klinik yang diperoleh. Maka dari itu setiap langkah
dalam preparasi urin harus benar-benar diperhatikan.
Sampel yang digunakan dalam analisis klinik dapat berasal dari darah maupun urin. Untuk
darah dapat dipilih whole blood, serum, ataupun plasma, tergantung dari data yang diinginkan.
Secara umum langkah-langkah dalam preparasi sampel terdiri dari :
A. Preparasi Pasien dan Koleksi Sampel (Phlebotomy)
Sebelum dilakukan koleksi sampel tentunya dilakukan identifikasi pasien. Dalam
proses identifikasi ini pasien dicatat nama lengkap, tanggal pengambilan sampel, serta volume
sampel yang diperoleh. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan pelabelan
yang dapat berakibat pada kesalahan data. Kemudian data ini ditempelkan pada tabung (tube)
untuk koleksi sampel. Setelah itu pasien diberitahukan tentang prosedur pengambilan sampel
dan sebaiknya pasien berada dalam keadaan yang nyaman, terutama untuk koleksi sampel
darah.
Koleksi sampel darah dapat berasal dari kapiler maupun vena. Untuk koleksi darah
arteri sangat jarang digunakan kecuali pada kasus khusus seperti pada analisis gas yang
terkandung dalam darah. Darah kapiler biasanya diperoleh dari ujung jari dan volumenya
sangat kecil sehingga jarang digunakan untuk analisis rutin. Sebelum dilakukan pengambilan
ujung jari dibersihkan dengan alkohol 70% atau dengan air hangat. Kemudian oleskan krim
hidrofobik untuk menjaga sterilitas daerah yang akan diambil darahnya. Ambil darah dengan
menggunakan lancet. Darah akan keluar dengan spontan, kumpulkan dalam tube dan tutup
tempat keluarnya darah dengan plester steril.
Koleksi sampel darah vena tidak jauh berbeda dengan koleksi darah kapiler. Darah
vena biasanya diambil dari lengan karena vena di sini mudah untuk dideteksi. Dalam koleksi
sampel darah dari vena, biasanya digunakan tube tertentu tergantung dari kebutuhan analisis.
Urin merupakan sampel yang paling mudah didapatkan dalam proses klinik. Sampel
urin dapat digunakan untuk mengetahui status fungsi ginjal, kelainan pada saluran kemih, dan
1
Suplemen Praktikum Analisis Klinik B Tahun 2009
kemungkinan dapat memberikan petanda adanya keabnormalan sistemik. Urin dikoleksi dalam
wadah bersih bebas bahan kimia, tidak steril, dan segera dibawa ke laboratorium dalam waktu
tak kurang dari 30 menit. Bila tidak segera dianalisis, dapat disimpan dalam refregerator, dan
dianalisis dalam waktu tidak lebih 8 jam kemudian. Biasanya sampel urin perlu diberi
preservasi untuk menjaga integritas kandungan analit.
Dalam proses koleksi sampel ini biasanya terdapat kesalahan – kesalahan seperti :
•
Pelabelan salah atau tidak lengkap
•
Jumlah tidak mencukupi untuk analisis
•
Kesalahan dalam memilih tabung
•
Instruksi pada pasien tidak tepat atau kurang lenkap
•
Tutup tidak rapat sehingga menyebabkan tumpah atau terkontaminasi
•
Gagal dalam memisahkan serum dari sel darah merah dalam waktu 60 menit
•
Penjendalan darah tidak berhasil dengan baik
•
Terjadi hemolisis
•
Terjadi lipemia : kekeruhan pada serum yang disebabkan oleh diet.
B. Pemrosesan Sampel
Setelah dilakukan pengumpulan sampel maka sampel dapat diproses lebih
lanjut. Sampel darah biasanya digunakan serum atau plasma, meskipun sebenarnya
tidak ada perbedaan yang signifikan pada interpretasi data klinik dalam penggunaan
serum maupun plasma. Serum sering digunakan dalam analisis kimia, sedangkan plasma
biasa digunakan untuk analisis amonia, studi koagulasi, dan analisis beberapa trace
elements. Sampel plasma sering digunakan sebagai ganti serum bila proses penjendalan
dirasa lama, namun penggunaan sampel plasma memiliki kelemahan yaitu bila terjadi
interaksi antara antikoagulan dengan analit yang akan diperiksa atau reagen pada proses
analisis.
1. Preparasi Plasma dari Whole Blood
Langkah – langkah yang dilakukan adalah :
a. Darah diambil dari vena lengan menggunakan spuit steril dan bantuan
tourniquet. Bersihkan bagian yang disampling dengan menggunakan kapas
beralkohol, tutup dengan plester.
b. Koleksi darah ke dalam tabung (tube) yang mengandung antikoagulan (EDTA,
heparin) sebanyak 3 ml.
c.
Tube dibolak-balik 3-5 kali
2
Suplemen Praktikum Analisis Klinik B Tahun 2009
d. Ambil 1 ml darah pindahkan ke Eppendorf
e. Sentrifuge pada suhu 4o C pada 1300 rpm selama 10 menit
f.
Ambil supernatan 250 μl
g. Simpan pada suhu -800 C sampai akan digunakan.
2. Preparasi Serum dari Whole Blood
Langkah – langkah yang dilakukan adalah :
a. Darah diambil dari vena lengan menggunakan spuit steril dan bantuan
tourniquet. Bersihkan bagian yang disampling dengan menggunakan kapas
beralkohol, tutup dengan plester.
b. Koleksi darah dalam tabung yang tidak mengandung antikoagulan sebanyak 3
ml
c.
Disarankan dalam koleksi darah menggunakan tabung serum separator
d. Tabung digoyang – balik 5 kali
e. Diamkan selama 30-60 menit sampai terjadi penjendalan di bagian atas atau
dibiarkan semalaman pada suhu 4o C
f.
Sentrifugasi pada 3000 rpm selama 10 menit
g. Serum ditempatkan dalam wadah plastik bebas antikoagulan maupun
preservatif. Sampel yang diperoleh dapat segera dianalisis untuk berbagai
keperluan klinik.
Daftar Pustaka
Rai et al., 2005, Plasma Preparation From Whole Blood, Proteomics, 5:3262-3277.
Richterich, R and Colombo, J. P., 1981, Clinical Chemistry, John Wiley & Sons, USA.
3
Download