PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT: Studi Kasus di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan MUTHIA SRI RAHAYU DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 RINGKASAN MUTHIA SRI RAHAYU. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Kabupaten Subang, Jawa Barat: Studi Kasus di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan. Dibimbing oleh EDHI SANDRA dan AGUS HIKMAT. Kabupaten Subang dibagi menjadi tiga zona berdasarkan topografinya, yaitu daerah pegunungan dan dataran tinggi (Subang bagian selatan), daerah berbukit dan dataran (Subang bagian tengah) dan daerah dataran rendah (Subang bagian utara). Topografi yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan keanekaragaman spesies tumbuhan yang tumbuh di dalamnya dan lebih lanjut menyebabkan adanya perbedaan spesies tumbuhan yang dimanfaatkan untuk obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Kabupaten Subang yang meliputi spesies tumbuhan obat, cara pemanfaatan tumbuhan obat dan upaya pengembangan tumbuhan obat yang telah ada sebagai langkah awal bagi upaya pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat di Kabupaten Subang. Penelitian dilakukan pada tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Jalancagak (Subang bagian selatan), Kecamatan Dawuan (Subang bagian tengah) dan Kecamatan Tambakdahan (Subang bagian utara). Pada masing-masing kecamatan dipilih tiga desa yang diteliti. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2011. Penelitian dilakukan terhadap spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat di sembilan desa di tiga kecamatan lokasi penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan panduan wawancara, pengamatan di lapangan dan studi literatur. Responden ditentukan secara purposive sampling. Jumlah responden sebanyak 90 orang pada setiap kecamatan atau sebanyak 270 orang pada tingkat Kabupaten Subang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah spesies yang dimanfaatkan oleh responden sebanyak 228 spesies dari 66 famili. Masyarakat Kecamatan Dawuan lebih banyak memanfaatkan spesies tumbuhan obat dibandingkan masyarakat kecamatan lainnya. Namun, secara umum, spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan di setiap kecamatan tidak terlalu berbeda. Kelompok penyakit tulang, otot dan sendi merupakan kelompok penyakit yang banyak diobati masyarakat dengan tumbuhan, yaitu sebanyak 64 spesies. Sirih (Piper betle) merupakan spesies tumbuhan obat dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi sebesar 35,19%. Cara pengolahan spesies tumbuhan obat oleh masyarakat Kabupaten Subang, yaitu direbus, diseduh, dituak, dicampurkan ke dalam makanan, direndam dalam air dan lain-lain. Cara penggunaan spesies tumbuhan obat dipengaruhi oleh letak organ yang akan diobati. Program pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat yang telah dilaksanakan di Kabupaten Subang, yaitu Batra (Upaya Pelayanan Pengobatan Tradisional) dan Program Penanaman Pepaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Subang masih banyak memanfaatkan tumbuhan dalam pengobatan, terutama untuk penyakit yang ringan dan sering diderita. Kata kunci : tumbuhan obat, pemanfaatan, wawancara, responden, purposive sampling SUMMARY MUTHIA SRI RAHAYU. Medicinal Plants Utilization by Community of Subang Regency, West Java: Case Study in Jalancagak District, Dawuan District and Tambakdahan District. Under supervision of EDHI SANDRA and AGUS HIKMAT. Subang Regency is divided into three zone base on its topography which include mountains and highlands area (South of Subang), hills and plains areas (Downtown of Subang) and lowland areas (North of Subang). The topography cause differences in diversity of plant species that grew in each area, which cause different use of medicinal plants. The research aimed to identify the use of medicinal plants by people of Subang Regency which included species of medicinal plants, the use of herbal medicines and the existing efforts of plants utilization for medicinal purpose. The research was conducted in three districts, Jalancagak Districts (Southern part of Subang), Dawuan District (Central part of Subang) and Tambakdahan District (Northern part of Subang). Three villages were selected from each district. The research was conducted on June to July 2011. Data was collected through interview using interview guide, observation and literature studies. Respondents were selected using purposive sampling method. There were 90 respondents selected from each district, with total number of 270 respondents from Subang Regency. The result showed that there were 228 species from 66 families used by the respondents. Community of Dawuan District had more species of medicinal plants used than other district. However, in general, there were only a slight difference in the species of medicinal plats used in each district. As many as 64 species were used to treat bone illnesses, muscle and joint pain. Sirih (Piper betle) had the highest utilization frequency of 35,19%. People used medicinal plants through boiling, brewing, tapping, mixing with food, soaking in water, etc. The way people use the plants were depended on the location of the organs to be treated. There were two existing program of medicinal plants utilization on Subang Regency, which were Batra Program (the effort of illnesses treatment using traditional medicines) and Papaya Planting Program. In conclusion, there were many people in Subang Regency who used medicinal plants to treat their illnesses, particulary for minor and frequently suffered illnesses. Keywords: medicinal plants, utilization, interview, respondents, purposive sampling PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT: Studi Kasus di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan MUTHIA SRI RAHAYU Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Kabupaten Subang, Jawa Barat: Studi Kasus di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan adalah benar-benar hasil karya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Nopember 2011 Muthia Sri Rahayu NIM E34070066 Judul Skripsi : Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Kabupaten Subang, Jawa Barat: Studi Kasus di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan Nama : Muthia Sri Rahayu NIM : E34070066 Menyetujui, Pembimbing I, Pembimbing II, Ir. Edhi Sandra, M.Si Dr. Ir. Agus Hikmat, M.ScF NIP.196610191993031002 NIP. 196209181989031002 Mengetahui, Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS. NIP. 195809151984031003 Tanggal Lulus : KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan pada kehadirat Allah SWT karena atas limpahan karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skipsi yang berjudul “Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Kabupaten Subang, Jawa Barat: Studi Kasus di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai pemanfaatan salah satu potensi sumberdaya Kabupaten Subang berupa tumbuhan obat. Potensi berupa tumbuhan obat dan pemanfaatannya tersebut belum banyak terungkap. Potensi tumbuhan obat bukan hanya meliputi spesies-spesies tumbuhan yang dimanfaatkan untuk pengobatan, namun juga berbagai cara pemanfaatan tumbuhan obat tersebut oleh masyarakat serta berbagai habitat tempat tumbuhan obat tersebut tumbuh. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi suatu acuan bagi upaya pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat melalui program-program, sehingga tumbuhan obat dapat lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kabupaten Subang khususnya. Begitu besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan data tentang pemanfaatan tumbuhan obat. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini. Bogor, Nopember 2011 Penulis RIWAYAT HIDUP Muthia Sri Rahayu dilahirkan di Subang, 6 Oktober 1989. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Suhendar dan Ibu Sri Mulyani. Pendidikan formal ditempuh di TK Tunas Karya, SD Negeri Sukasari I, SMP Negeri 1 Subang dan SMA Negeri 1 Subang. Pada tahun 2007, penulis diterima di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama perkuliahan, penulis aktif dalam Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Forum Komunikasi Kulawarga Subang (FOKKUS) dan Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) sebagai anggota Kelompok Pemerhati Flora (KPF) “Rafflesia”. Kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang pernah penulis ikuti, yaitu Eksplorasi Flora, Fauna dan Ekowisata Indonesia (Rafflesia) 2009 di Cagar Alam Rawa Danau, Kabupaten Serang Banten pada tahun 2009, Rafflesia 2010 di Cagar Alam Gunung Burangrang, Kabupaten Purwakarta pada tahun 2010 dan Studi Konservasi Lingkungan (Surili) 2010 di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah pada tahun 2010. Penulis juga merupakan asisten mata kuliah Konservasi Tumbuhan Obat Hutan Tropika. Pada tahun 2009, penulis melaksanakan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Cagar Alam Gunung Papandayan dan Cagar Alam Sancang Timur. Penulis melaksanakan Praktek Pengelolaan Hutan (P2H) pada tahun 2010 di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi dan pada tahun 2011, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Meru Betiri, Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember. UCAPAN TERIMA KASIH 1. Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang begitu besar dan tidak pernah henti diberikan; 2. Kedua orangtua (Bapak Suhendar dan Ibu Sri Mulyani) dan adik (Hibar Taufikurachman) yang merupakan motivasi terbesar dalam penyelesaian skripsi ini, serta seluruh keluarga besar di Subang atas segala dukungan yang diberikan; 3. Bapak Ir. Edhi Sandra, M.Si dan Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc.F atas bimbingannya selama penyusunan skripsi ini; 4. Ibu Ir. Oemijati Rachmatsjah selaku dosen penguji dan Bapak Dr.Ir.Agus Priyono Kartono, M.Si selaku ketua sidang atas kritik dan saran bagi perbaikan skripsi ini; 5. Kepala desa dan staf Desa Jalancagak, Desa Bunihayu, Desa Tambakmekar, Desa Manyeti, Desa Rawalele, Desa Sukasari, Desa Tambakdahan, Desa Rancaudik dan Desa Kertajaya atas semua bantuan selama pengambilan data; 6. Puskesmas Jalancagak, Puskesmas Rawalele dan Puskesmas Tambakdahan atas bantuan data dan informasi yang diberikan; 7. Masyarakat Desa Jalancagak, Desa Bunihayu, Desa Tambakmekar, Desa Manyeti, Desa Rawalele, Desa Sukasari, Desa Tambakdahan, Desa Rancaudik dan Desa Kertajaya atas kesediannya memberikan informasi yang dibutuhkan penulis; 8. Teman-teman dan sahabat, Woro, Asih, Risa, Dinar, Vio, Ovi, Rahmi, Neina, Fina, Age, Ria, Rona, Windu, Lely, Sinta, Mariah dan Nda untuk kasih sayang, keceriaan dan semangat yang diberikan; 9. Teman-teman KSHE 44 “KOAK”; 10. Teman-teman seperjuangan Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan; 11. Teman-teman Kelompok Pemerhati Flora (KPF) “Rafflesia” HIMAKOVA; 12. Teman-teman FOKKUS (Forum Komunikasi Kulawarga Subang); 13. Teman-teman seatap di Wisma Blobo; 14. Berbagai pihak yang turut membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL………………………………………………………. i DAFTAR GAMBAR................................................................................ ii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….... vi BAB I PENDAHUAN 1.1 Latar Belakang…………………………………………….. 1 1.2 Tujuan……………………………………………………... 2 1.3 Manfaat……………………………………………………. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Obat……………………………………………. 4 2.2 Pemanfaatan Tumbuhan Obat……………………………... 5 2.3 Pengembangan Tumbuhan Obat…………………………... 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu………………………………………….. 10 3.2 Objek dan Alat…………………………………………….. 10 3.3 Metode Pengumpulan Data………………………………... 10 3.3.1 Jenis data……………………………………………. 10 3.3.2 Tahapan penelitian………………………………….. 11 3.3.3 Teknik pengambilan data…………………………… 12 3.4 Analisis Data………………………………………………. 13 3.4.1 Klasifikasi kelompok penyakit/penggunaan dan macam penyakit…………………………………... 13 3.4.2 Persen habitus………………………………………. 15 3.4.3 Persen bagian yang digunakan……………………… 15 3.4.4 Persen tipe habitat tumbuhan obat………………….. 15 3.4.5 Persen frekuensi pemanfaatan spesies tumbuhan obat 15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas…………………………………………… 17 4.2 Iklim……………………………………………………… 17 4.3 Topografi………………………………………………… 18 4.4 Potensi……………………………………………………. 19 4.5 Demografi………………………………………………... 19 4.6 Kecamatan Jalancagak……………………………………. 20 4.6.1 Desa Jalancagak…………………………………… 20 4.6.2 Desa Bunihayu…………………………………….. 21 4.6.3 Desa Tambakmekar……………………………….. 21 4.7 Kecamatan Dawuan……………………………………… 22 4.7.1 Desa Manyeti……………………………………… 22 4.7.2 Desa Rawalele…………………………………….. 22 4.7.3 Desa Sukasari……………………………………... 23 4.8 Kecamatan Tambakdahan………………………………... 23 4.8.1 Desa Tambakdahan………………………………... 23 4.8.2 Desa Rancaudik…………………………………… 24 4.8.3 Desa Kertajaya…………………………………….. 24 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden…………………………………. 25 5.2 Spesies Tumbuhan Obat…………………………………. 26 5.2.1 Jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan berdasarkan famili…………………………………. 27 5.2.2 Jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan berdasarkan habitus………………………………... 36 5.2.3 Jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan berdasarkan bagian yang digunakan………………. 41 5.2.4 Jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan berdasarkan tipe habitat……………………………. 47 5.2.5 Jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan berdasarkan kelompok penyakit/penggunaan……... 51 5.2.6 Frekuensi pemanfaatan spesies tumbuhan obat oleh masyarakat…………………………………………. 61 5.2.7 Sumber pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat... 65 5.2.8 Potensi tumbuhan obat di sekitar lingkungan Masyarakat……………………………………….. 72 5.3 Cara Pemanfaatan Tumbuhan Obat………………………. 74 5.4 Tipe Pemanfaatan, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi 79 Pemanfaatan dan Persepsi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Kabupaten Subang……………………. 5.5 Program Pengembangan Pemanfaatan Tumbuhan Obat di Kabupaten Subang……………………………………….. 83 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan………………………………………………. 87 6.2 Saran……………………………………………………... 88 DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 89 LAMPIRAN…………………………………………………………….. 92 i DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Kecamatan dan desa-desa lokasi penelitian…………………... 10 2. Jenis dan metode pengumpulan data………………………...... 11 3. Klasifikasi kelompok penyakit/penggunaan dan macam penyakit……………………………………………………….. 4. Lima kelompok penyakit/penggunaan spesies tumbuhan obat terbanyak di setiap kecamatan………………………………… 5. 61 Sepuluh spesies tumbuhan obat dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi di Kabupaten Subang………………......................... 8. 58 Sepuluh spesies tumbuhan obat dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi di setiap kecamatan………………………………….. 7. 52 Lima kelompok penyakit/penggunaan spesies tumbuhan obat terbanyak pada tingkatKabupaten Subang……………………. 6. 14 64 Cara pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Kabupaten Subang…………………………………………........................ 77 ii DAFTAR GAMBAR No. 1. Halaman Denah Kabupaten Subang dan kecamatan-kecamatan lokasi penelitian……………………………………............ 2. Jumlah spesies dan famili dimanfaatkan di setiap tumbuhan obat yang kecamatan dan pada tingkat Kabupaten Subang…………………………………........... 3. oleh masyarakat Kecamatan Jalancagak…………………………………………………. oleh masyarakat Kecamatan Dawuan…………………………………………………….. 31 Sepuluh famili terbanyak spesies tumbuhan obat yang dimanfaatakan oleh masyarakat Kecamatan Tambakdahan……………………………………………… 8. 30 Spesies-spesies famili Euphorbiaceae yang dimanfaatkan masyarakat: (a) mara dan (b) ki rapet…………………….. 7. 29 Sepuluh famili terbanyak spesies tumbuhan obat yang dimanfaatakan 6. 28 Beberapa spesies tumbuhan obat famili Zingiberaceae: (a) combrang dan (b) panglai………………………………….. 5. 27 Sepuluh famili terbanyak spesies tumbuhan obat yang dimanfaatakan 4. 18 31 Spesies-spesies tumbuhan obat famili Fabaceae yang hanya ditemukan dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Tambakdahan: (a) jayanti dan (b) johar…………………… 9. 32 Beberapa spesies sirih yang dimanfaatkan masyarakat Kecamatan (a) sirih, Jalancagak (b) sirih dan Kecamatan merah dan Dawuan: (c) sirih hitam………………………………………….................... 33 iii 10. Beberapa spesies famili Musaceae yang dimanfaatkan masyarakat Kecamatan Jalancagak: (a) pisang gemor dan (b) pisang batu………………………………….................. 11. 34 Beberapa spesies famili Acanthaceae yang dimanfaatkan masyarakat Kecamatan Tambakdahan: (a) daun tuju, (b) kalingsir dan (c) handeuleum……........................................ 12. Sepuluh famili tumbuhan obat terbanyak yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang……………... 13. setiap kecamatan dan pada tingkat Kabupaten Subang……………………………………………………... jarong, (b) pungpurutan dan (c) harendong bulu……………………………………………….............. Spesies-spesies tumbuhan obat berhabitus 39 Spesies-spesies tumbuhan obat berupa pohon: (a) lame, (b) pule dan (c) kanyere…………………………………… 18. 38 herba: (a) katapayan dan (b) surukan…………………………….. 17. 38 Beberapa spesies tumbuhan obat berhabitus perdu: (a) mustajab, (b) senggugu dan (c) ki greges……………… 16. 37 Beberapa spesies tumbuhan obat yang berhabitus semak: (a) 15. 36 Persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan habitusnya di 14. 35 40 Persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan bagian yang digunakan di setiap kecamatan dan pada tingkat Kabupaten Subang……………………………………………………... 19. 41 Spesies-spesies yang dimanfaatkan daunnya sebagai obat: (a) kecubung gunung, (b) buntiris dan (c) jarum tujuh bilah………………………………………………………... 20. Spesies-spesies yang dimanfaatkan batangnya sebagai obat: (a) bambu kuning, (b) jarak jakarta dan (c) bratawali……………………………………………........... 21. 42 43 Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan bunganya, yaitu korejat……………………………………………………… 45 iv 22. Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan getahnya; (a) jarak pagar dan spesies tumbuhan yang dimanfaatkan umbinya (b) singkong karet………………………………………….. 23. 46 Persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat pada setiap kecamatan dan pada tingkat Kabupaten Subang……………………………………………………... 24. Spesies-spesies tumbuhan obat yang ditanam 48 di pekarangan: (a) puring, (b) kenanga dan (c) kedongdong cina…………………………………………………………. 25. Kebun, sawah dan sungai merupakan beberapa habitat spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat…………………………………………………. 26. 49 Hutan tanaman pinus yang menjadi lokasi pengambilan tumbuhan obat oleh masyarakat Kecamatan Jalancagak………………………………………………….. 27. 49 50 Sepuluh penyakit yang banyak diderita dan diobati masyarakat di Puskesmas Wangunreja (sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Wangunreja, Kecamatan Dawuan Tahun 2010)………………………………………………... 28. 53 Sepuluh penyakit yang banyak diderita dan diobati masyarakat di Puskesmas Tambakdahan (sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Tambakdahan, Kecamatan Tambakdahan Tahun 2010)……………………………….. 29. 55 Sepuluh penyakit yang banyak diderita dan diobati masyarakat di Puskesmas Jalancagak (sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Jalancagak, Kecamatan Jalancagak 56 Tahun 2010)……………………………............................. 30. Beberapa spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk perawatan kesehatan ibu melahirkan: (a) jawer kotok, (b) sirih, (c) sembung dan (d) pinang………………………….. 31. Beberapa spesies tumbuhan obat 57 dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi): (a) randu dan (b) saga……………. 65 v 32. Sumber pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat masyarakat Kecamatan Jalancagak…………………........... 33. Sumber pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat masyarakat Kecamatan Dawuan……………………............ 34. 66 67 Obat yang dibuat dari tumbuhan obat yang dibuat dan dikemas salah seorang dokter untuk mengobati kanker payudara……………………………………………………. 35. Sumber pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat masyarakat Kecamatan Tambakdahan…………………….. 36. 70 71 Potensi tumbuhan obat di sekitar lingkungan masyarakat dibandingkan tumbuhan obat yang telah dimanfaatkan masyarakat di setiap kecamatan dan pada tingkat Kabupaten Subang……………………............................... 72 37. Biduri yang ditemukan di Kecamatan Tambakdahan……… 74 38. Labu siam muda yang merupakan lalapan sekaligus obat darah tinggi……………………………………................... 39. Apotek hidup di pekarangan Puskesmas Tambakdahan………………………………………………. 40. 76 85 Spanduk berisi anjuran menanam pepaya dan deretan pohon pepaya di halaman salah satu kantor desa di Kabupaten Subang…………………………………………. 86 vi DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Karakteristik responden……………………………………….. 2. Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang……………………….................................. 3. 95 Sepuluh spesies tumbuhan obat dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi di setiap desa……………………............................... 4. 93 169 Sepuluh kelompok penyakit/penggunaan terbanyak yang diobati menggunakan tumbuhan obat pada setiap desa…………………………………………………………… 171 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan kini telah dipandang sangat penting bagi sebagian besar masyarakat seiring dengan perkembangan peradaban yang juga melahirkan banyaknya penyakit baru. Menurut Wakidi (2003), perwujudan perhatian yang besar terhadap kesehatan dilihat dari kehidupan sehari-hari masyarakat yang berperilaku sehat, mulai dari lingkungan pemukiman dan cara hidup yang bersih dan sehat serta makanan yang cukup dengan nilai gizi yang tinggi. Selain itu, masyarakat pun telah mengetahui apa yang harus dilakukannya ketika sakit dan agar sakitnya cepat sembuh. Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang terakhir tersebut, maka kebutuhan terhadap sarana kesehatan termasuk obat pun harus cukup, baik jenis dan jumlahnya, aman penggunaannya dan mempunyai mutu yang memenuhi persyaratan serta tersebar merata hingga dapat terjangkau oleh masyarakat luas. Namun, tidak semua kalangan masyarakat mendapatkan semua sarana kesehatan yang disediakan pemerintah maupun pihak swasta, termasuk obat. Keterbatasan sejumlah masyarakat dalam mendapatkan sarana kesehatan berkaitan erat dengan keterbatasan terhadap akses, mengingat banyaknya masyarakat yang hidup di perdesaan di wilayah pelosok Indonesia. Selain itu, semua sarana kesehatan yang bermutu membutuhkan biaya yang cukup besar yang tidak semua masyarakat mampu membelinya. Sebagian besar masyarakat Indonesia yang hidup di pelosok, hidup berkelompok membentuk suku-suku tertentu dan masih memegang erat pengetahuan atau kearifan lokal suku mereka termasuk cara pandang terhadap sakit, penyebabnya dan cara mengobatinya. Cara mengobati sakit sebagian besar dilakukan menggunakan tumbuhan yang berada di sekitar lingkungan mereka. Tak hanya sebagai obat, tumbuhan pun menjadi bagian dari semua aspek kehidupan mereka, mulai dari makanan, upacara adat dan sebagainya. Bila ditelaah lebih lanjut, tumbuhan berkhasiat obat tersebut berpeluang besar untuk dikembangkan, setidaknya dapat digunakan oleh masyarakat yang telah lama memanfaatkanannya dan lebih jauh lagi pengetahuan tersebut dapat dimanfaatkan 2 oleh masyarakat kelompok lain. Persoalan mengenai akses dan biaya yang besar terhadap kebutuhan obat dapat diatasi dengan obat yang berasal dari tumbuhan yang mudah dan murah. Mudah karena untuk dapat menggunakannya, masyarakat hanya tinggal mengambil dari pekarangan, kebun atau lingkungan sekitar mereka serta mengolahnya di rumah. Cara tersebut tentu lebih murah bila dibandingkan harus membawa si sakit ke rumah sakit. Suku Sunda yang merupakan mayoritas suku yang tinggal di Jawa Barat, diantaranya di Kabupaten Subang. Pengetahuan mengenai tumbuhan obat yang dimiliki masyarakat Suku Sunda merupakan salah satu pengetahuan yang dapat dijadikan alternatif pengobatan disamping penggunaan obat kimia. Kabupaten Subang dibagi menjadi tiga zona berdasarkan topografinya, yaitu daerah pegunungan dan dataran tinggi (Subang bagian selatan), daerah berbukit dan dataran (Subang bagian tengah) dan daerah dataran rendah (Subang bagian utara). Perbedaan kondisi tersebut akan menyebabkan perbedaan spesies tumbuhan untuk berbagai pemanfaatan. Salah satu pemanfaatan tumbuhan yang umum dilakukan oleh masyarakat adalah untuk pengobatan. Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Kabupaten Subang belum banyak terungkap. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengidentifikasi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Kabupaten Subang. 1.2 Tujuan Tujuan dari penelitian ini, yaitu 1. Mengidentifikasi spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Subang; 2. Mengidentifikasi cara pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Kabupaten Subang; 3. Mengidentifikasi upaya pengembangan pengobatan dengan tumbuhan obat di Kabupaten Subang. 1.3 Manfaat Penelitian ini bermanfaat sebagai informasi dan data dasar bagi upaya pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat di Kabupaten Subang. Upaya 3 pengembangan yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan nilai manfaat tumbuhan obat dan dapat menjadi alternatif pengobatan bagi masyarakat. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Obat Sandra dan Kemala (1994) mengartikan tumbuhan obat sebagai semua tumbuhan, baik yang sudah dibudidayakan maupun yang belum dibudidayakan yang dapat digunakan obat. Sedangkan Zuhud et al. (1994) menyatakan bahwa tumbuhan obat merupakan seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui dan dipercaya mempunyai khasiat obat. Tumbuhan obat tersebut dikelompokan menjadi : 1) Tumbuhan obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui dan dipercaya memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisonal; 2) Tumbuhan obat modern, yaitu spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis; 3) Tumbuhan obat potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan secara ilmiah-medis atau penggunaannya sebagai bahan tradisional sulit ditelusuri. Zein (2005) mengatakan bahwa tumbuhan obat memiliki kelemahan sebagai obat, yaitu 1) Sulitnya mengenali spesies tumbuhan dan berbedanya nama tumbuhan berdasarkan daerah tempat tumbuh; 2) Kurangnya sosialisasi tentang manfaat tumbuhan obat, terutama di kalangan profesi dokter; 3) Penampilan tumbuhan obat yang berkhasiat berupa fitofarmaka yang kurang menarik dan kurang meyakinkan dibandingkan dengan penampilan obat paten; 4) Kurangnya penelitian yang komprehensif dan terintegrasi dari tumbuhan obat ini di kalangan profesi dokter; 5) Belum adanya upaya pengenalan terhadap tumbuhan yang berkhasiat obat di institusi pendidikan yang sebaiknya dimulai dari pendidikan dasar. 5 2.2 Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tumbuhan obat merupakan komponen penting dalam pengobatan tradisional yang telah digunakan sejak lama di Indonesia. Beberapa bukti yang menunjukan hal tersebut adalah ditemukannya beberapa naskah yang berisi pengetahuan mengenai pengobatan tradisional menggunakan tumbuhan obat, antara lain naskah pada daun lontar “Husodo” (Jawa),“Usada” (Bali), “Lontarak Pabbuara” (Sulawesi Selatan) dan sebagainya (Aliadi & Roemantyo 1994). Keuntungan obat tradisional yang langsung dirasakan oleh masyarakat adalah kemudahan untuk memperolehnya dan bahan bakunya dapat ditanam di pekarangan sendiri, murah dan dapat diramu sendiri di rumah, sehingga hampir setiap orang Indonesia pernah menggunakan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit atau kelainan yang timbul pada tubuh selama hidupnya, baik ketika masih bayi, anak-anak maupun setelah dewasa. Penggunaan tumbuhan obat tetap besar di masyarakat karena manfaatnya secara langsung dapat dirasakan secara turun-temurun, walaupun mekanisme kerjanya secara ilmiah masih belum banyak diketahui. Selain manfaat yang dirasakan, penggunaan tumbuhan obat pun dilatarbelakangi sulitnya jangkauan fasilitas kesehatan, terutama di daerah-daerah pedesaan yang terpencil (Zein 2005). Terdapat tiga kelompok masyarakat yang dapat dibedakan berdasarkan intensitas pemanfaatan tumbuhan obat menurut Aliandi dan Roemantyo (1994), yaitu 1. Kelompok pertama adalah kelompok masyarakat asli yang hanya menggunakan pengobatan tradisonal, umumnya tinggal di pedesaan atau daerah terpencil yang tidak memiliki sarana dan prasarana kesehatan. Kelompok ini berusaha mencari sendiri pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit, sesuai dengan norma dan adat yang berlaku; 2. Kelompok kedua adalah kelompok masyarakat yang menggunakan pengobatan tradisional dalam skala keluarga, umumnya tinggal di pedesaan yang memiliki sarana dan prasarana terbatas. Pada daerah ini sudah tersedia puskesmas, namun tenaga medis, peralatan dan obat-obatan yang tersedia terbatas. Selain itu, kondisi ekonomi masyarakat pun umumnya masih rendah sehingga pengobatan tradisional merupakan alternatif dalam pemenuhan kesehatan 6 masyarakat. Pada kelompok kedua ini, pemerintah telah memasyarakatkan TOGA (Tanaman Obat Keluarga). Program ini sesuai untuk kelompok masyarakat yang menggunakan tumbuhan obat dalam skala keluarga dan bertujuan untuk penanggulangan penyakit rakyat, perbaikan status gizi dan melestarikan sumberdaya alam hayati; 3. Kelompok ketiga adalah kelompok industriawan obat tradisional. Suku-suku bangsa di Indonesia telah banyak memanfaatkan tumbuhan obat untuk kepentingan pengobatan tradisional. Pengetahuan yang dimiliki suku-suku tersebut mengenai pengobatan tradisional berbeda-beda, termasuk pengetahuan mengenai tumbuhan obat (Aliandi & Roemantyo 1994). Roosita et al. (2007) mengatakan bahwa masyarakat Sunda memiliki ketergantungan yang cukup besar terhadap obat tradisional. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan, yaitu masyarakat Sunda menggunakan obat tradisional untuk dua dari tiga kasus gangguan kesehatan, baik melalui penggunaan sendiri (60,9%) maupun dengan bantuan ahli pengobatan (6,5%). Para ahli pengobatan yang menggunakan obat tradisional menurut Roosita et al. (2007) menciptakan 96 terapi untuk mengobati berbagai gangguan kesehatan yang diklasifikasikan menjadi 23 kategori dengan menggunakan 117 spesies tumbuhan. Menurut hasil penelitian tersebut, terdapat 257 spesies tumbuhan yang digunakan untuk mengobati gangguan kesehatan. Penduduk Kampung Dukuh di Garut Jawa Barat misalnya mengenal 137 spesies tumbuhan obat dari 52 suku. Pemanfaatan terbesar tumbuhan obat di kampung ini adalah sebagai perawatan kesehatan ibu melahirkan, yaitu sebanyak 41 spesies tumbuhan (Santhyami & Sulistyawati 2011). 2.3 Pengembangan Tumbuhan Obat Menurut Hamzari (2008), tumbuhan obat yang beranekaragam spesies, habitus dan khasiatnya mempunyai peluang besar serta memberi kontribusi bagi pembangunan dan pengembangan hutan. Karakteristik berbagai tumbuhan obat yang menghasilkan produk berguna bagi masyarakat memberi peluang untuk dibangun dan dikembangkan bersama dalam hutan di daerah tertentu. Berbagai keuntungan yang dihasilkan dengan berperannya tumbuhan obat dalam hutan 7 adalah pendapatan, kesejahteraan, konservasi berbagai sumberdaya, pendidikan nonformal, keberlanjutan usaha dan penyerapan tenaga kerja serta keamanan nasional. Di Indonesia, pemanfaatan dan pemasaran bahan tumbuhan obat dapat digolongkan menjadi bentuk jamu gendong, jamu kemasan modern dan fitofarmaka (Sangat 2000). Pengembangan obat bahan alam khas Indonesia yang dikenal sebagai „jamu‟, dimana tanaman obat menjadi komponen utamanya memiliki arti strategis dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dan kemadirian Indonesia di bidang kesehatan. Hal tersebut mengingat saat ini Indonesia memiliki ketergantungan yang besar terhadap obat dan bahan baku obat konvensional impor yang nilainya mencapai US$ 160 juta per tahun (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2007). Sangat (2000) mengatakan bahwa pengembangan jamu dimulai dari keberadaan usaha jamu gendong, yaitu jamu yang diramu dan dipasarkan dalam gendongan yang merupakan warisan jaman kuno yang sampai saat ini masih digemari masyarakat Indonesia, terutama orang Jawa. Jamu kemasan modern merupakan dampak terhadap perubahan citra jamu gendong dengan pemberian kemasan yang baik dalam bentuk serbuk, kapsul maupun pil. Jamu kemasan modern telah memunculkan adanya industri-industri jamu, baik dalam skala kecil maupun besar. Industri jamu berkembang seiring dengan meningkatnya pemanfaatan tanaman obat. Adanya industri tersebut, menuntut keberadaan bahan baku secara kontinyu. Begitu pula dalam proses pembuatannya yang memerlukan tenaga ahli dan tenaga kerja. Peningkatan kualitas sumberdaya produsen, yaitu petani produsen tanaman obat harus mengikuti perkembangan IPTEK, seperti penggunaan bibit yang unggul. Cara pembudidayaan yang sesuai untuk tanaman obat adalah cara pembudidayaan secara organik tanpa menggunakan pestisida, mengingat banyaknya tanaman obat yang langsung dikonsumsi tanpa diolah terlebih dahulu (Hoesen 2000). Sedangkan dalam peningkatan perusahaan dan pabrik, peningkatan kualitas jamu secara tidak langsung ditunjukan dengan adanya ijin resmi dari pemerintah terhadap produk jamu yang dibuat. Contoh perusahaan jamu skala besar yang produknya telah dikenal di dalam maupun di 8 luar negeri adalah Sido Muncul, Mustika Ratu, Sari Ayu, Air Mancur dan Nyonya Meneer (Sangat 2000). Fitofarmaka mengandung komponen aktif tertentu yang berasal dari tumbuhan obat, mempunyai khasiat penyembuhan penyakit lebih khusus dan dikemas seperti obat modern. Jika berhasil dikembangkan, peluang penggunaannya selain dapat dijual secara bebas juga dapat diperoleh melalui resep dokter. Hal tersebut menyebabkan fitofarmaka dapat bersaing dengan obatobatan modern. Hingga saat ini, fitofarmaka belum banyak diproduksi. Industri farmasi yang sudah memproduksi fitofarmaka, yaitu Kimia Farma dan Endo Farma (Sangat 2000). Tukiman (2004) mengatakan bahwa upaya pengobatan tradisional dengan tumbuhan obat merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dan penerapan teknologi tepat guna yang potensial untuk menunjang pembangunan kesehatan. Dalam lingkup pembangunan kesehatan keluarga, upaya pengobatan tradisonal dengan pemanfaatan tumbuhan obat dapat diwujudkan melalui apotik hidup atau TOGA. TOGA adalah singkatan dari tanaman obat keluarga, yaitu berbagai spesies tumbuhan yang dibudidayakan dengan memanfaatkan lahan di halaman atau sekitar tempat tinggal dan merupakan persediaan obat bagi keluarga atau tetangga sebelum mendapat pengobatan dokter atau puskesmas. Pengembangan TOGA atau apotek hidup ditujukan sebagai alternatif penggunaan maupun pendamping obat kimia sintetik (Hoesen 2000). Spesies tumbuhan obat yang ditanam di TOGA atau apotek biasanya merupakan tumbuhan yang relatif mudah tumbuh tanpa perawatan intensif dan biasanya digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit ringan yang sering diderita anggota keluarga. Hoesen (2000) mengatakan bahwa Zingiberaceae merupakan famili tumbuhan yang biasanya paling umum dan banyak ditanam pada TOGA. Selain itu, sering juga dijumpai tumbuhan dari famili Euphorbiaceae, Acanthaceae, Apocynaceae dan Lamiaceae. Tumbuhan-tumbuhan tersebut biasanya dimanfaatkan untuk mengobati penyakit-penyakit, seperti batuk, sariawan, sakit gigi, mencret, demam, pegal linu, sakit perut, cacingan, penyakit kulit dan mimisan. Namun, tumbuhan TOGA pun dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit kronis, seperti ginjal, diabetes, asma, TBC, penyakit hati, 9 tekanan darah tinggi dan tekanan darah rendah. Selain untuk pengobatan, tumbuhan TOGA ada yang berfungsi ganda sebagai sayuran, bumbu, tanaman hias/pelindung rumah dan ada juga yang digunakan untuk menambah penghasilan keluarga. 10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di tiga kecamatan di Kabupaten Subang, yaitu Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan. Pada masing-masing kecamatan terdapat tiga desa yang menjadi lokasi pengambilan data. Desa-desa yang menjadi lokasi penelitian pada setiap kecamatan disajikan pada Tabel 1. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Juli 2011. Tabel 1 Kecamatan dan desa-desa lokasi penelitian. No Kecamatan lokasi penelitian Desa lokasi penelitian 1. Desa Jalancagak 1 Kecamatan Jalancagak 2. Desa Bunihayu 3. Desa Tambakmekar 1. Desa Manyeti 2 Kecamatan Dawuan 2. Desa Rawalele 3. Desa Sukasari 1. Desa Tambakdahan 3 Kecamatan Tambakdahan 2. Desa Rancaudik 3. Desa Kertajaya 3.2 Objek dan Alat Objek penelitian adalah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat dari sembilan desa di tiga kecamatan di Kabupaten Subang dengan instrumen penelitian berupa panduan wawancara. Alat-alat yang digunakan, yaitu kamera dan alat tulis. 3.3 Metode Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis data Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan adalah data-data pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan, Kabupaten Subang dan informasi mengenai program pengembangan tumbuhan obat di Kabupaten Subang. Data sekunder yang 11 dikumpulkan terdiri dari data kondisi umum lokasi penelitian, demografi masyarakat desa dan data kesehatan masyarakat dari puskesmas. Jenis dan teknik pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini secara rinci disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Jenis dan metode pengumpulan data No Jenis Data 1 Primer 2 Sekunder Data dan Informasi yang Dikumpulkan 1. Pemanfaatan tumbuhan obat: Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan yang meliputi: a. Nama lokal b. Nama ilmiah c. Famili d. Habitus e. Kegunaan f. Bagian tumbuhan yang digunakan g. Sumber/asal pengambilan tumbuhan h. Cara penggunaan tumbuhan i. Cara pengolahan tumbuhan 2.Potensi tumbuhan obat di sekitar tempat tinggal/lingkungan masyarakat Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan: spesies yang ditanam dan ditemukan di sekitar tempat tinggal/lingkungan masyarakat 3. Upaya pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan: Program/kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, lembaga kesehatan masyarakat, seperti puskesmas, posyandu maupun lembaga sosial masyarakat, seperti PKK dan lain-lain 1. Kondisi umum lokasi penelitian 2. Data demografi masyarakat desa 3. Data kesehatan masyarakat desa Metode Pengumpulan Data Wawancara dengan masyarakat, studi literatur dan pengamatan langsung Pengamatan langsung/observasi , wawancara dengan masyarakat Wawancara dengan masyarakat dan lembaga terkait Studi literatur 3.3.2 Tahapan penelitian Tahapan penelitian dan aspek yang dikaji dalam kajian pemanfaatan tumbuhan obat di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan dilakukan dalam empat tahapan utama, yaitu Tahap 1 : Kajian pustaka terhadap beberapa literatur berupa laporan dan dokumen lainnya yang terdapat di kantor setiap desa yang menjadi lokasi penelitian di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan 12 Kecamatan Tambakdahan serta puskesmas pada masing-masing kecamatan tersebut. Tahap 2 : Pengamatan langsung dilakukan untuk melihat potensi tumbuhan obat di sekitar tempat tinggal/lingkungan masyarakat dengan melihat spesies tumbuhan obat yang ditanam dan ditemukan di sekitar tempat tinggal/lingkungan masyarakat tersebut. Selain itu, pengamatan langsung pun dilakukan untuk melihat kondisi masyarakat di lokasi penelitian secara umum melalui pengamatan secara visual dan untuk mengetahui masyarakat yang akan menjadi responden dan lokasi tempat tinggalnya sehingga memudahkan dalam pengumpulan data. Tahap 3 : Pengumpulan data pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan Kabupaten Subang dengan melakukan wawancara secara mendalam terhadap sejumlah responden di desa-desa yang menjadi lokasi penelitian di tiga kecamatan tersebut. Tahap 4 : Pengolahan dan analisis data terhadap semua data dan informasi yang diperoleh dari tahap 1 hingga tahap 3. 3.3.3 Teknik pengambilan data Pemilihan responden dilakukan dengan metode purposive sampling atau teknik pemilihan responden dengan kriteria atau pertimbangan tertentu. Jumlah responden untuk setiap kecamatan ditetapkan sebanyak 90 orang atau sebanyak 30 orang pada setiap desa, sehingga jumlah keseluruhan responden adalah 270 orang. Terdapat dua kriteria responden berkaitan dengan pemanfaatan tumbuhan untuk keperluan pengobatan, yaitu 1. Responden merupakan orang yang dianggap paling mengetahui dan memanfaatkan tumbuhan obat di masyarakat. Jenis responden ini biasanya memanfaatkan tumbuhan obat untuk membantu pengobatan masyarakat lainnya, yaitu paraji (dukun beranak), dukun atau pengobat desa, tukang urut dan lain-lain. 2. Responden merupakan masyarakat lain selain responden sebelumnya yang juga memanfaatkan tumbuhan obat. Jenis responden ini biasanya 13 memanfaatkan tumbuhan obat hanya terbatas untuk keperluan pengobatan sendiri dan keluarga. Metode pengambilan data dilakukan dengan melakukan wawancara secara mendalam (depth interview) dan pengamatan atau observasi. Wawancara secara mendalam dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara yang berisi daftar pertanyaan mengenai spesies-spesies tumbuhan yang digunakan sebagai obat, bagian-bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat, cara penggunaan dan pengolahan, waktu penggunaan, sumber informasi penggunaan/sumber pengetahuan, alasan penggunaan dan tempat tumbuh tumbuhan tersebut. Pengamatan atau observasi dilakukan dengan berjalan tanpa menggunakan batasan plot dan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan bersama responden atau guide. Pengamatan langsung dilakukan untuk mengetahui spesiesspesies tumbuhan yang ditanam dan tumbuh di sekitar tempat tinggal atau lingkungan masyarakat. Untuk mendapatkan nama ilmiah dilakukan pengambilan contoh tumbuhan (spesimen) untuk dibuat herbarium dan selanjutnya diidentifikasi nama ilmiahnya. 3.4 Analisis Data Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Data yang diperoleh dikelompokkan menjadi data spesies tumbuhan obat dan pemanfaatan tumbuhan obat. Data pemanfaatan tumbuhan obat meliputi bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat, kelompok penyakit/kegunaan tumbuhan obat dan cara pemanfaatan tumbuhan obat tersebut oleh masyarakat. 3.4.1 Klasifikasi kelompok penyakit/penggunaan dan macam penyakit Penyakit-penyakit yang merupakan kegunaan tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat diklasifikasikan ke dalam kelompok penyakit/penggunaan berdasarkan sistem organ, organ yang diserang atau pun berdasarkan penggunaan/penyakit tersendiri, sebagaimana tersaji pada Tabel 3. 14 Tabel 3 Klasifikasi kelompok penyakit/penggunaan dan macam penyakit No Kelompok penyakit/penggunaan Khasiat/macam penyakit 1 Penyakit yang berhubungan dengan sistem syaraf sakit kepala, ayan/epilepsi, pikun 2 Penyakit saluran pernafasan Batuk, sesak nafas, bronkhitis, asma, pendek nafas 3 Penyakit saluran pencernaan panas dalam, maag, perut kembung, diare, panas perut, sariawan, disentri, amandel, muntah darah 4 Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati 5 Penyakit saluran pembuangan 6 Gangguan peredaran darah dan jantung 7 Penyakit dan perawatan kulit 8 Penyakit dan perawatan rambut 9 Penyakit dan perawatan kesehatan ibu hamil dan melahirkan 10 Penyakit dan perawatan wanita keputihan, nyeri haid, radang rahim 11 Penyakit tulang, otot dan sendi patah tulang, retak reumatik, asam urat 12 Penyakit mata dan hidung sakit mata, belekan, trakhoma, mimisan 13 Penyakit gigi dan gusi 14 Tonikum 15 Kanker dan tumor 16 Penyakit dan perawatan kaki 17 Perawatan setelah sakit 18 Panas, demam dan influenza sakit gigi menambah nafsu makan, obat kuat, menyegarkan badan, menambah daya tahan tubuh, menghangatkan badan kanker rahim, kanker payudara, kista, anti kanker sakit pada telapak kaki, kaki pecah-pecah mencegah penyakit tidak kambuh, perawatan setelah operasi panas, demam, influenza, panas dingin, masuk angin 19 Perawatan tubuh 20 Sakit akibat pencegahannya 21 Lain-lain sakit ginjal, batu ginjal, liver/sakit kuning, kencing manis ambeyen, melancarkan kencing, melancarkan BAB, BAB berdarah, BAB berlendir darah tinggi, darah rendah, kurang darah, jantung, stroke koreng, bisul, jerawat, panu, gatal-gatal, menghaluskan kulit, cacar, luka, digigit serangga, noda hitam pada wajah melebatkan rambut, menumbuhkan kumis, menyuburkan rambut, rambut tubuh gundul jamu setelah melahirkan, agar mudah melahirkan, agar darah tidak anyir setelah melahirkan, mengeringkan luka dalam setelah melahirkan, memperbanyak ASI, agar anak lepas menyusui, singkayo/garis kehamilan, memulihkan stamina setelah melahirkan tulang, melangsingkan badan, awet muda binatang dan Sumber: Soenanto (2005) dengan modifikasi. anti ular lumpuh, terkena buluh bambu pegal-pegal, 15 3.4.2 Persen habitus Persen habitus (perawakan) dihitung untuk melihat banyaknya habitus tertentu dari seluruh spesies tumbuhan obat yang diperoleh dari hasil penelitian dan dinyatakan dalam persen (persentase). Hasil perhitungan akan memperlihatkan jumlah habitus terbanyak dan jumlah habitus yang paling sedikit secara keseluruhan. Kelompok habitus yang digunakan, yaitu liana, pohon, perdu, semak, herba, bambu dan kaktus. Analisis persen habitus dilakukan melalui perhitungan dengan rumus : Persen habitus tertentu = ∑ spesies habitus tertentu x 100% ∑ seluruh spesies 3.4.3 Persen bagian yang digunakan Persen bagian yang digunakan dihitung untuk mengetahui persentase setiap bagian tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat dalam kegiatan pemanfaatan tumbuhan. Bagian tumbuhan yang digunakan meliputi daun, batang, buah, bunga, biji, akar, batang, buah, bunga, biji, kulit batang, rimpang, umbi, getah, semua bagian dan bagian lainnya. Persen bagian yang digunakan dihitung menggunakan rumus berikut: Persen bagian tertentu yang digunakan = ∑ bagian tertentu yang digunakan x 100% ∑ seluruh bagian yang digunakan dari seluruh spesies 3.4.4 Persen tipe habitat tumbuhan obat Persen tipe habitat tumbuhan obat dihitung untuk mengetahui persentase tumbuhan obat yang berasal dari habitat tertentu yang dimanfaatkan masyarakat. Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat dapat berasal dari hutan, sawah, ladang, pekarangan, kebun dan lain-lain. Persen spesies tipe habitat tumbuhan obat dihitung menggunakan rumus berikut: Persen tipe habitat tumbuhan = ∑ spesies dari tipe habitat tertentu x 100% ∑ seluruh spesies dari seluruh tipe habitat 3.4.5 Persen frekuensi pemanfaatan spesies tumbuhan obat Persen frekuensi pemanfaatan spesies tumbuhan obat dihitung untuk mengetahui frekuensi atau banyaknya spesies tumbuhan obat tertentu yang dimanfaatkan oleh masyarakat dibandingkan dengan spesies tumbuhan obat 16 lainnya. Persen frekuensi pemanfaatan suatu spesies tumbuhan obat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Persen pemanfaatan spesies tumbuhan obat tertentu = ∑ responden yang memanfaatkan tumbuhan obat tertentu ∑ seluruh responden x 100% 17 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Kabupaten Subang merupakan salah satu kabupaten di kawasan utara provinsi Jawa Barat terletak diantara 107º 31' sampai dengan 107º 54' Bujur Timur dan 6º 11' sampai dengan 6º 49' Lintang Selatan. Secara administratif, Kabupaten Subang terbagi atas 253 desa dan kelurahan yang pada awalnya tergabung dalam 22 kecamatan, tetapi berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pembentukan Wilayah Kerja Camat, jumlah kecamatan di Kabupaten Subang bertambah menjadi 30 kecamatan. Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Subang, yaitu sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang, sebelah timur dengan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Indramayu dan sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa. Kabupaten Subang memiliki luas 205.176,95 hektar yang dibagi ke dalam tiga zona, yaitu daerah pegunungan dan dataran tinggi (Subang bagian selatan), daerah berbukit dan dataran (Subang bagian tengah) dan daerah dataran rendah (Subang bagian utara). Daerah pegunungan dan dataran tinggi (Subang bagian selatan) memiliki luas 41.035,09 hektar (20%), daerah berbukit dan dataran (Subang bagian tengah) dengan luas 71.502,16 hektar (34,85%) dan daerah dataran rendah (Subang bagian utara) memiliki luas 92.639 hektar (45,15%) (Pemerintah Kabupaten Subang 2010). 4.2 Iklim Secara umum wilayah Kabupaten Subang termasuk beriklim tropis. Curah hujan rata-rata kabupaten Subang adalah 2.352 mm per tahun dengan jumlah hari hujan sebanyak 100 hari. Kondisi iklim tersebut ditunjang dengan adanya lahan yang subur dan banyaknya aliran sungai menjadikan sebagian besar wilayah kabupaten Subang digunakan untuk pertanian (Pemerintah Kabupaten Subang 2010). 18 LAUT JAWA Kabupaten Karawang Kabupaten Subang Kecamatan Tambakdahan Kabupaten Indramayu Kecamatan Dawuan Kabupaten Purwakarta Kecamatan Jalancagak Kabupaten Sumedang Kabupaten Bandung Keterangan : = kecamatan-kecamatan yang menjadi lokasi penelitian Gambar 1 Denah Kabupaten Subang dan kecamatan-kecamatan lokasi penelitian. 4.3 Topografi Berdasarkan topografinya, wilayah Kabupaten Subang dibagi ke dalam tiga zona, yaitu 1. Daerah pegunungan (Subang bagian selatan) Daerah ini memiliki ketinggian antara 500-1500 m dpl yang meliputi 20% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Kecamatan-kecamatan yang termasuk ke dalam daerah pegunungan adalah Kecamatan Jalancagak, Ciater, Kasomalang, Sagalaherang, Serangpanjang dan Tanjungsiang. 2. Daerah berbukit dan dataran (Subang bagian tengah) Daerah ini memiliki ketinggian antara 50-500 m dpl yang meliputi 34,85% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Zona ini meliputi Kecamatan Cijambe, Subang, Cibogo, Kalijati, Dawuan, Cipendeuy, sebagian besar Kecamatan Purwadadi, Cikaum dan Pagaden Barat. 19 3. Daerah dataran rendah (Subang bagian utara) Daerah ini memiliki ketinggian antara 0-50 m dpl yang meliputi 45,15% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Zona ini meliputi kecamatan Pagaden, Cipunagara, Compreng, Ciasem, Pusakanagara, Pusakajaya, Pamanukan, Sukasari, Legonkulon. Blanakan, Patokbeusi, Tambakdahan dan sebagian Pagaden Barat (Pemerintah Kabupaten Subang 2010). 4.4 Potensi Potensi Kabupaten Subang meliputi bidang pertanian (pertanian, perkebunan, kehutanan perikanan dan peternakan), pertambangan dan energi serta industri. Pada bidang pertanian, Kabupaten Subang memiliki areal lahan sawah terluas ketiga di Jawa Barat setelah Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Karawang sekaligus merupakan penyumbang/kontributor produksi padi terbesar ketiga di Jawa Barat. Selain tumbuhan pangan, Kabupaten Subang pun memiliki potensi besar pada sektor pertanian lainnya berupa palawija dan sayur-sayuran serta buah-buahan. Kabupaten Subang dikenal sebagai penghasil nanas si madu, rambutan dan mangga. Kabupaten Subang menjadi daerah perkebunan sejak sebelum kemerdekaan Republik Indonesia dan hingga kini masih dijalankan, meliputi perkebunan karet, teh dan tebu. Kabupaten Subang memiliki areal hutan seluas 20.703,97 hektar pada tahun 2008 yang terdiri dari hutan produksi seluas 19.634,22 hektar dan hutan lindung seluas 1.069,75 hektar. Potensi perikanan Kabupaten Subang meliputi perikanan darat dan perikanan laut. Kabupaten Subang merupakan sentra produksi ikan air tawar dengan komoditi unggulan ikan mas dan nila. Perikanan laut di Kabupaten Subang terdiri dari budidaya ikan laut dan ikan tangkapan (Pemerintah Kabupaten Subang 2010). 4.5 Demografi Penduduk Kabupaten Subang berjumlah 1.470.324 pada tahun 2009, dengan komposisi 725.561 orang laki-laki dan 744.763 orang perempuan. Tingkat kepadatan penduduk mencapai 717 jiwa per km2 . Kecamatan Subang merupakan 20 daerah dengan tingkat kepadatan tertinggi, yaitu 2.077 jiwa per km2, sedangkan Kecamatan Legonkulon merupakan daerah yang paling rendah tingkat kepadatannya, yaitu 318 per km2 (Pemerintah Kabupaten Subang 2010). 4.6 Kecamatan Jalancagak Kecamatan Jalancagak termasuk daerah pegunungan dan dataran tinggi (Subang bagian selatan) yang memiliki topografi pegunungan dengan ketinggian 700 m dpl dengan luas 416.891 hektar. Batas wilayah kecamatan ini, yaitu sebelah utara Kecamatan Cijambe, sebelah selatan Kecamatan Ciater, sebelah timur Kecamatan Kasomalang dan sebelah barat Kecamatan Sagalaherang. Kecamatan Jalancagak terdiri dari tujuh kelurahan/desa, yaitu Bunihayu, Tambakmekar, Kumpay, Jalancagak, Tambakan, Sarireja dan Curugrendeng (Pemerintah Kabupaten Subang 2010). 4.6.1 Desa Jalancagak Desa Jalancagak memiliki luas wilayah sebesar 638.421 hektar. Desa tersebut berjarak 0,5 km dari ibu kota kecamatan dan 15 km dari ibu kota kabupaten. Penduduk Desa Jalancagak berjumlah 8164 orang dengan rincian 4156 orang laki-laki dan 4008 orang perempuan. Kepadatan penduduk Desa Jalancagak sebesar 44 orang/km. Sebagian besar penduduk Desa Jalancagak memiliki mata pencaharian sebagai petani. Etnis Sunda merupakan etnis yang banyak tinggal di Desa Jalancagak dibandingkan etnis lainnya Desa Jalancagak memiliki curah hujan sebesar 415 mm/tahun dengan jumlah bulan hujan sebanyak empat bulan. Desa tersebut terletak pada ketinggian 800 mdpl dan memiliki suhu rata-rata harian 28,33°C. Tingkat kemiringan lahan sebesar 25° dengan bentang wilayah desa berbukit-bukit seluas 27.336 hektar. Dalam bidang pertanian, tanaman pangan, tanaman buah-buahan dan tanaman apotik hidup merupakan komoditas yang dimiliki Desa Jalancagak. Komoditas hasil hutan Desa Jalancagak berupa kayu, bambu, kayu albazia, sarang burung dan gula enau. Hutan di Desa Jalancagak merupakan hutan lindung seluas 2300 hektar. Dalam bidang peternakan, ternak ayam broiler dan domba merupakan dua komoditas terbesar (Pendataan Profil Desa Jalancagak 2010). 21 4.6.2 Desa Bunihayu Desa Bunihayu memiliki luas 960.355 hektar. Desa Bunihayu berjarak 3 km dari ibukota kecamatan dan 15 km dari ibukota kabupaten. Penduduk Desa Bunihayu berjumlah 5332 orang dengan rincian 2691 orang laki-laki dan 2641 orang perempuan. Sebagian besar penduduk Desa Bunihayu bermata pencaharian sebagai petani. Desa Bunihayu memiliki curah hujan 2346,6 mm/tahun. Desa tersebut berada pada ketinggian 550 mdpl dan memiliki suhu rata-rata harian 24,27°C. Dalam bidang pertanian, komoditas Desa Bunihayu berasal dari tanaman pangan, tanaman buah-buahan, tanaman apotik hidup dan perkebunan. Hutan di desa tersebut merupakan hutan milik Perhutani seluas 60 hektar dengan hasil hutan berupa arang dan getah pinus. Saat ini sebanyak 20 hektar dari hutan tersebut dalam kondisi rusak karena dampak berubahnya fungsi hutan (Pendataan Profil Desa Bunihayu 2010). 4.6.3 Desa Tambakmekar Desa Tambakmekar memiliki luas 331,39 hektar. Jumlah penduduk Desa Tambakmekar pada tahun 2010 sebanyak 5248 orang dengan rincian 2657 orang laki-laki dan 2591 orang perempuan. Kepadatan penduduk Desa Tambakmekar, yaitu 750 orang/km. Sebagian besar penduduk Desa Tambakmekar memiliki mata pencaharian sebagai petani. Mayoritas penduduk Desa Tambekmekar berasal dari etnis Sunda. Desa Tambakmekar memiliki curah hujan 1177 mm/tahun dan suhu ratarata harian 22 – 24°C. Komoditas Desa Tambakmekar dalam bidang pertanian berasal dari tanaman pangan, tanaman buah-buahan dan tanaman apotik hidup. Hutan di Desa Tambakmekar merupakan milik negara dengan luas 9,60 hektar. Selain itu juga terdapat hutan produksi seluas 88 hektar dan hutan lindung seluas 5,60 hektar. Hasil hutan yang dimanfaatkan masyarakat, yaitu kayu, bambu dan cemara (Pendataan Profil Desa Bunihayu 2010). 22 4.7 Kecamatan Dawuan Kecamatan Dawuan termasuk dataran rendah dengan ketinggian 37,17 - 700 m dpl dengan luas 7.032,72 hektar. Batas wilayah kecamatan ini, yaitu sebelah utara Kecamatan Pagaden Barat, sebelah selatan Kecamatan Sagalaherang, sebalah timur Kecamatan Subang dan sebelah barat Kecamatan Kalijati. Kecamatan Dawuan memiliki 10 kelurahan/desa, yaitu Sukasari, Cisampih, Dawuan Kaler, Dawuan Kidul, Jambelaer, Situsari, Rawalele, Manyeti, Batusari dan Margasari (Pemerintah Kabupaten Subang 2010). 4.7.1 Desa Manyeti Desa Manyeti memiliki luas 662 hektar. Desa Manyeti terletak pada ketinggian 220 mdpl dengan suhu rata-rata harian 32°C. Desa Manyeti berjarak 3 km dari ibukota kecamatan dan 7 km dari ibukota kabupaten. Jumlah penduduk Desa Manyeti pada tahun 2007 sebanyak 4396 orang yang terdiri dari 2150 orang perempuan dan 2246 orang laki-laki. Kepadatan penduduk Desa Manyeti sebesar 55,80 jiwa per km. Penduduk Desa manyeti mayoritas merupakan petani. Penduduk Desa Manyeti mayoritas merupakan etnis Sunda. Pertanian tanaman pangan, tanaman buah-buahan dan peternakan meruapakan komoditas Desa Manyeti (Pendataan Profil Desa Manyeti 2007). 4.7.2 Desa Rawalele Desa Rawalele memiliki luas 63,9 hektar. Desa Rawalele terletak pada ketinggian 200 mdpl. Desa tersebut berjarak 3 km dari ibukota kecamatan dan 7 km ke ibukota kabupaten. Penduduk Desa Rawalele berjumlah 4300 orang yang terdiri dari 2135 orang laki-laki dan 2165 orang perempuan. Kepadatan penduduk desa tersebut adalah 2,5 jiwa per km. Penduduk Desa Rawalele sebagian besar bermata pencaharian sebagai buruh tani. Curah hujan Desa Rawalele adalah 220 mm/tahun dengan suhu rata-rata harian sebesar 28 – 32°C. Rambutan merupakan komoditas pertanian tanaman buah-buahan Desa Rawalele, sedangkan karet merupakan komoditas perkebunannya. Penduduk Desa Rawalele beternak ayam kampung, domba, sapi dan kelinci (Pendataan Profil Desa Rawalele 2009). 23 4.7.3 Desa Sukasari Desa Sukasari memiliki luas 250,5 hektar. Desa Sukasari terletak pada ketinggian 200 mdpl. Desa tersebut berjarak 3 km dari ibukota kecamatan dan 7 km dari ibukota kabupaten. Penduduk Desa Sukasari berjumlah 3737 orang yang terdiri dari 1681 orang laki-laki dan 2065 orang perempuan. Kepadatan penduduk Desa Sukasari adalah 5 jiwa per km. Petani merupakan mata pencaharian penduduk Desa Sukasari terbesar. Penduduk Desa Sukasari berasal dari etnis Sunda, Jawa dan Minang/Padang dengan etnis Sunda sebagai mayoritas etnis penduduk Desa Sukasari Curah hujan Desa Sukasari adalah 200 mm/tahun dan suhu rata-rata harian 30°C. Padi merupakan komoditas pertanian tanaman pangan di Desa Sukasari. Penduduk Desa Sukasari beternak ayam kampung, ayam broiler, domba, sapi, bebek dan kelinci serta membudidayakan ikan mujair dan lele (Pendataan Profil Desa Sukasari 2009). 4.8 Kecamatan Tambakdahan Kecamatan Tambakdahan merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Binong berdasarkan Peraturan Daerah No.3 Tahun 2007 tentang Pemekaran dan Pembentukan Wilayah Kecamatan di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Subang. Secara resmi, Kecamatan Tamabakdahan berdiri sejak tanggal 12 Mei 2008. Kecamatan Tambakdahan termasuk dataran rendah dengan ketinggian 5 – 10 m dpl. Kecamatan ini memiliki luas 5.568,391 hektar dan terdiri dari sembilan desa yang disebut Sembilan Barisan Desa Agraris (SEMBADA). Desa-desa tersebut, yaitu Desa Tambakdahan, Desa Bojongkeding, Desa Bojonegara, Desa Kertajaya, Desa Rancaudik, Desa Mariuk, Desa Gardumukti, Desa Wanajaya dan Desa Tanjungrasa (Pemerintah Kabupaten Subang 2010). 4.8.1 Desa Tambakdahan Desa Tambakdahan memili luas 656.117 hektar. Desa tersebut berjarak 2 km dari ibukota kecamatan dan 30 km dari ibukota kebupaten. Penduduk Desa Tambakdahan berjumlah 7400 orang yang terdiri dari 3690 orang laki-laki dan 3710 orang perempuan. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian 24 sebagai buruh tani. Penduduk Desa Tambakhan terdiri dari etnis Sunda, Jawa, Madura, Batak, Minang/Padang dan Makasar/Bugis Desa Tambakdahan berada pada ketinggian 15 mdpl dengan topografi bentangan wilayah desa dataran rendah seluruhnya, yaitu seluas 656.117 hektar. Curah hujan Desa tambakmekar sebesar 139 mm/tahun dengan suhu rata-rata harian sebesar 26 °C. Komoditas pertanian tanaman pangan, tanaman buahbuahan, tanaman apotik hidup, perkebunan dan peternakan merupakan komoditas Desa Tambakdahan (Pendataan Profil Penduduk Desa Tambakdahan 2010). 4.8.2 Desa Rancaudik Desa Rancaudik memiliki luas 618.784 hektar. Desa tersebut berjarak 3 km dari ibukota kecamatan dan 32 km dari ibukota kebupaten. Penduduk Desa Rancaudik berjumlah 4740 orang yang terdiri dari 2281 orang laki-laki dan 2459 orang perempuan. Kepadatan penduduknya sebesar 130 jiwa per km. Petani merupakan mata pencaharian mayoritas penduduk Desa Rancaudik. Penduduk Desa Rancaudik mayoritas berasal dari etnis Sunda. Padi merupakan komoditas pertanian tanaman pangan dan manggis merupakan komoditas pertanian tanaman buah-buahan Desa Rancaudik. Penduduk Desa Rancaudik beternak ayam kampung, bebek, domba dan angsa (Pendataan Profil Desa Rancaudik 2010). 4.8.3 Desa Kertajaya Desa Kertajaya memiliki luas 574.741,156 hektar. Desa Kertajaya berjarak 3 km dari ibukota kecamatan dan 32 km dari ibukota kebupaten. Penduduk Desa Kertajaya berjumlah 3778 orang yang terdiri dari 1826 orang laki-laki dan 1952 orang perempuan. Penduduk Desa Kertajaya sebagian besar bermata pencaharian sebagai buruh tani. Etnis Sunda merupakan etnis terbanyak penduduk Desa Kertajaya. Desa Kertajaya terletak pada ketinggian 10 mdpl. Curah hujan di desa tersebut adalah 200 mm/tahun dengan jumlah bulan hujan sebanyak empat bulan. Padi merupakan komoditas pertanian tanaman pangan dan kelapa merupakan komoditas perkebunan Desa Kertajaya. Penduduk beternak ayam kampung, ayam broiler, domba, angsa dan kelinci (Pendataan Profil Desa Kertajaya 2010). 25 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Jumlah responden pada setiap desa adalah 30 orang dan 90 orang untuk setiap kecamatan, sehingga jumlah responden untuk tingkat kabupaten sebanyak 270 orang. Perbandingan jumlah responden berjenis kelamin laki-laki dan perempuan pada setiap desa tidak merata. Jumlah responden laki-laki pada setiap kecamatan lebih sedikit dibandingkan dengan perempuan. Kisaran umur responden terbanyak, yaitu 41 – 50 tahun. Hal tersebut menunjukan bahwa pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat banyak diketahui dan dilakukan oleh masyarakat berumur 41 – 50 tahun, namun hal tersebut tidak menunjukan bahwa jumlah spesies dan ramuan tumbuhan obat yang diketahui dan dimanfaatkan masyarakat dengan kisaran umur tersebut lebih banyak dan beragam dibandingkan kisaran umur masyarakat lainnya yang diwawancarai. Responden termuda berumur 20 tahun yang diwawancarai di Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, sedangkan responden tertua berumur 96 tahun yang tinggal di Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan. Hal tersebut menunjukan bahwa tumbuhan obat ternyata dimanfaatkan oleh masyarakat dengan berbagai umur, dari yang muda hingga tua. Meskipun tentu saja intensitas pemanfaatan dan banyaknya pengetahuan pada setiap umur tersebut berbeda. Pada umumnya, responden usia muda memiliki pengetahuan lebih terbatas dibandingkan responden usia tua yang juga mempengaruhi tingkat pemanfaatan tumbuhan obatnya. Responden yang merupakan ibu rumah tangga merupakan masyarakat yang lebih banyak diwawancarai dibandingkan masyarakat dengan mata pencaharian lainnya. Pada tingkat kabupaten, responden yang merupakan ibu rumah tangga berjumlah 150 orang. Responden tersebut mudah lebih mudah ditemui dan merupakan responden yang banyak memanfaatkan tumbuhan obat. Responden yang memanfaatkan tumbuhan obat tidak hanya untuk pengobatan sendiri, namun juga untuk membantu orang lain, seperti paraji (dukun beranak), tukang urut dan 26 dukun tidak selalu ditemukan pada setiap lokasi. Jumlah responden tersebut pada tingkat kabupaten sebanyak 14 orang. Beberapa responden tidak bekerja karena alasan sakit dan lanjut usia. Responden yang sakit banyak memanfaatkan tumbuhan obat sebagai salah satu upaya penyembuhan sakitnya, terutama responden dengan riwayat sakit yang lama. Responden dengan riwayat sakit yang lama pada umumnya telah mencoba berbagai tumbuhan obat untuk pengobatan, beberapa diantaranya tidak manjur sehingga responden terus mencoba tumbuhan lain. Selain itu, terdapat juga beberapa spesies tumbuhan obat yang manjur, namun keinginan sembuh yang besar menyebabkan responden terus mencari spesies tumbuhan lain untuk mempercepat penyembuhan. Hal tersebut menyebabkan jumlah spesies tumbuhan yang dimanfaatkan oleh responden yang sakit tersebut menjadi banyak. Responden yang sudah lanjut usia pun banyak memanfaatkan tumbuhan obat, meskipun penggalian pengetahuan spesies yang dimanfaatkan tersebut terkendala dengan ingatan responden yang mulai berkurang. Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), yaitu sebanyak 156 orang. Hal tersebut disebabkan keterbatasan akses pada beberapa masyarakat menuju sekolah dan masih rendahnya tingkat ekonomi masyarakat. Data responden selengkapnya tersaji pada Lampiran 1. 5.2 Spesies Tumbuhan Obat Dilihat dari intensitas pemanfaatan tumbuhan obat berdasarkan Aliandi dan Roemantyo (1994), masyarakat Kabupaten Subang termasuk pada kelompok masyarakat kedua. Kelompok masyarakat kedua menggunakan pengobatan tradisional dalam skala keluarga, umumnya tinggal di pedesaan yang sudah memiliki sarana dan prasarana kesehatan, namun terbatas. Sarana dan prasarana kesehatan pada lokasi penelitian berupa puskesmas di kecamatan dan posyandu, mantri dan bidan desa pada setiap desa. Kelompok tersebut biasanya memiliki kondisi ekonomi yang umumnya masih rendah, sehingga pengobatan tradisional merupakan alternatif dalam pemenuhan kesehatan. Dari penelitian yang dilakukan di tiga kecamatan yang mewakili masingmasing daerah wilayah Kabupaten Subang, yaitu Kecamatan Jalancagak, 27 Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan, jumlah tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang berjumlah 228 spesies dari 66 famili. Masyarakat di Kecamatan Dawuan yang merupakan daerah berbukit dan dataran (Subang bagian tengah) memanfaatkan spesies tumbuhan obat yang lebih banyak dibandingkan masyarakat di zona lainnya. Masyarakat di kecamatan tersebut memanfaatkan 185 spesies tumbuhan obat yang berasal dari 58 famili. Spesies-spesies tumbuhan yang tumbuh di daerah tersebut lebih beragam dibandingkan spesies tumbuhan yang tumbuh di daerah lainnya. Masyarakat Kecamatan Tambakdahan yang termasuk daerah dataran rendah memiliki tingkat pemanfaatan tumbuhan obat terendah, yaitu sebanyak 101 spesies dari 43 famili. Meskipun jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan pada masing-masing kecamatan berbeda, spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan secara umum tidak terlalu berbeda. Gambar 2 Jumlah spesies dan famili tumbuhan obat di setiap kecamatan dan pada tingkat Kabupaten Subang. 5.2.1 Jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan berdasarkan famili Spesies tumbuhan obat yang berasal dari famili Zingiberaceae, Euphorbiaceae dan Fabaceae lebih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di semua kecamatan dibandingkan spesies dari famili lainnya. Sepuluh famili spesies tumbuhan obat terbanyak yang dimanfaatkan masyarakat pada tingkat kecamatan 28 disajikan pada Gambar 3, Gambar 5 dan Gambar 7. Jumlah spesies tumbuhan obat yang berasal dari famili Zingiberaceae terbanyak dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Dawuan, yaitu sebanyak 14 spesies. Meskipun spesies famili Zingiberaceae yang dimanfaatkan terbanyak di Kecamatan Dawuan, namun Famili Zingiberaceae merupakan famili spesies tumbuhan obat yang banyak dimanfaatkan masyarakat Kecamatan Jalancagak dibandingkan masyarakat pada kecamatan lainnya, seperti terlihat pada Gambar 3. Gambar 3 Sepuluh famili terbanyak spesies tumbuhan obat yang dimanfaatakan oleh masyarakat Kecamatan Jalancagak. Banyaknya pemanfaatan spesies-spesies tumbuhan dari famili Zingiberaceae di Kecamatan Jalancagak karena kecamatan tersebut merupakan daerah dataran tinggi yang memiliki suhu lebih rendah dari daerah lainnya, sehingga spesiesspesies tumbuhan obat famili Zingiberaceae yang beberapa diantaranya memiliki sifat menghangatkan banyak dimanfaatkan. Beberapa spesies tumbuhan famili Zingiberaceae pun memiliki sifat dingin. Spesies-spesies tumbuhan obat dengan sifat tersebut banyak dimanfaatkan untuk mengobati kelompok penyakit demam, panas dan influenza. Beberapa spesies tumbuhan yang bermanfaat mengobati penyakit tersebut, yaitu combrang (Etlingera elatior) dan panglai (Zingiber cassumunar). 29 Selain sebagai obat, penggunaan spesies-spesies famili Zingiberaceae untuk keperluan lainnya, seperti sebagai bumbu masakan sulit dilepaskan oleh masyarakat. Kunyit (Curcuma domestica), jahe (Zingiber officinale), kencur (Kaempferia galanga) dan lengkuas (Alpinia purpurata) merupakan spesiesspesies famili Zingiberaceae yang biasanya digunakan masyarakat sebagai bumbu masak. Pemanfaatan spesies-spesies tumbuhan tersebut sebagai obat pun umum ditemukan pada masyarakat di semua kecamatan lokasi penelitian. (a) (b) Gambar 4 Beberapa spesies tumbuhan obat famili Zingiberaceae: (a) combrang dan (b) panglai. Euphorbiaceae menurut Mwine dan Damme (2011) merupakan famili tumbuhan obat yang penting. Anggota famili Euphorbiaceae banyak ditemukan dan terdistribusi hampir di setiap belahan dunia dan mudah beradaptasi pada berbagai jenis habitat, karena itu famili ini menghasilkan berbagai jenis varietas yang mampu bertahan hidup. Hal tersebut yang diperkirakan menyebabkan spesies-spesies tumbuhan obat famili Euphorbiaceae ditemukan dan dimanfaatkan di semua daerah di Kabupaten Subang. Diantara ketiga kecamatan lokasi penelitian, spesies-spesies tumbuhan obat yang berasal dari famili Euphorbiaceae lebih banyak digunakan oleh masyarakat Kecamatan Dawuan, yaitu mencapai 15 spesies, lebih banyak dibandingkan spesies tumbuhan obat yang berasal dari famili Zingiberaceae yang dimanfaatkan masyarakatnya. Masyarakat Kecamatan Dawuan seringkali memanfaatkan spesies-spesies yang berasal dari famili Euphorbiaceae untuk mengobati penyakit kulit karena sebagian besar memiliki getah yang berkhasiat untuk mengobati kelompok penyakit dan perawatan kulit. Sebagai contoh, getah mara (Macaranga tanarius) digunakan untuk mengobati bisul, getah nanangkaan (Euphorbia hirta) digunakan 30 untuk mengobati koreng dan mengeringkan luka sunat dan getah ki rapet (Jatropha multifida) digunakan untuk mengobati luka. Gambar 5 Sepuluh famili terbanyak spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kecamatan Dawuan. Mara merupakan pohon kini semakin sulit ditemukan di Kecamatan Dawuan. Di Kecamatan Jalancagak, mara dapat ditemukan di hutan atau di kebunkebun yang berbatasan dengan hutan. Terdapat dua jenis mara, yaitu mara awewe (mara perempuan) dan mara lalaki (mara lelaki). Mara yang biasa dimanfaatkan sebagi obat adalah jenis mara awewe. Nanangkaan merupakan tumbuhan yang hidup liar, biasanya menempel pada tembok atau di tanah. Sedangkan ki rapet atau disebut juga bethadine dan panasilin di beberapa lokasi lain, kini sudah dibudidayakan sebagai tanaman hias. Spesies tumbuhan ini memiliki bentuk daun yang unik dan bunga berwarna merah. 31 Gambar 6 (a) (b) Spesies-spesies famili Euphorbiaceae yang dimanfaatkan masyarakat: (a) mara dan (b) ki rapet. Fabaceae merupakan famili tumbuhan obat terbesar kedua yang terdiri dari lebih 490 spesies tumbuhan obat. Spesies-spesies dari famili tersebut mengandung zat kimia yang penting bagi pengobatan dan kini telah banyak digunakan dalam berbagai produk kesehatan (Gao et al. 2010). Spesies tumbuhan obat yang berasal dari famili Fabaceae merupakan famili spesies tumbuhan obat terbanyak yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Kecamatan Tambakdahan, yaitu sebanyak delapan spesies. Gambar 7 Sepuluh famili tumbuhan obat terbanyak dimanfaatkan masyarakat Kecamatan Tambakdahan. Beberapa spesies tumbuhan obat famili Fabaceae hanya ditemukan dimanfaatkan masyarakat di Kecamatan Tambakdahan, yaitu jayanti (Sesbania sesban) dan johar (Cassia siamea). Daun jayanti merupakan obat untuk perawatan 32 kesehatan ibu melahirkan, melancarkan kencing dan mengobati sakit pinggang. Sedangkan johar merupakan obat pegal-pegal dan sakit gigi. Selain itu, daun muda johar merupakan obat lumpuh akibat stroke dengan direbus bersama akar pepaya ranti (Carica papaya), daun jawer kotok (Coleus scutellaroides), akar jambe (Areca catechu), akar alang-alang (Imperata cylindrica) dan gula batu. Saga (Abrus precatorius) merupakan spesies tumbuhan obat famili Fabaceae yang dimanfaatkan di semua kecamatan. Saga telah lama dikenal dan dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati sariawan, panas dalam dan batuk, bahkan spesies tumbuhan ini telah diolah dan diproduksi secara modern dalam skala besar untuk mengobati penyakit-penyakit tersebut. (a) (b) Gambar 8 Spesies-spesies tumbuhan obat famili Fabaceae yang hanya ditemukan dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Tambakdahan, yaitu (a) jayanti dan (b) johar. Piperaceae merupakan famili spesies tumbuhan obat yang banyak dimanfaatkan di Kecamatan Jalancagak dan Kecamatan Dawuan. Beberapa spesies yang dimanfaatkan, yaitu karuk (Piper sarmentosum), kemukus (Piper cubeba), surukan (Peperomia pellucida) dan berbagai spesies sirih. Terdapat empat spesies sirih yang dimanfaatkan masyarakat, yaitu sirih (Piper betle), sirih merah (Piper crotatum), sirih putih (Piper betle var) dan sirih hitam (Piper miniatum). Sirih merupakan sebutan yang umum diberikan masyarakat terhadap spesies sirih yang berwarna hijau. Keempat spesies sirih tersebut memiliki manfaat pengobatan yang hampir sama, namun menurut masyarakat tingkat keampuhan beberapa spesies tersebut dalam mengobati suatu penyakit berbeda. 33 Sebagai contoh, untuk mengobati batuk, sirih hitam dipercaya lebih ampuh dari pada sirih. (a) Gambar 9 (b) (c) Beberapa spesies sirih yang dimanfaatkan masyarakat Kecamatan Jalancagak dan Kecamatan Dawuan: (a) sirih, (b) sirih merah dan (c) sirih hitam. Masyarakat di ketiga kecamatan lokasi penelitian yang mayoritas merupakan Suku Sunda seperti masyarakat Suku Sunda lainnya juga menggemari lalapan. Solanaceae dan Asteraceae merupakan dua famili tumbuhan yang spesies tumbuhannya banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai lalapan dan juga dimanfaatkan sebagai obat. Spesies-spesies famili Solanaceae yang dimanfaatkan sebagai lalapan dan juga berkhasiat obat, yaitu leunca (Solanum nigrum), terong bulat (Solanum sp.), terong ungu (Solanum melongena) dan takokak (Solanum torvum). Keempat spesies tersebut dipercaya dan dimanfaatkan sebagai obat kuat. Sedangkan takokak, terong bulat dan leunca juga dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati penyakit jantung koroner. Spesies-spesies yang berasal dari familli Asteraceae umumnya memiliki bau yang khas. Spesies-spesies famili tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat ketiga kecamatan lokasi penelitian, meskipun tidak semua spesiesnya dimanfaatkan di setiap kecamatan. Spesies famili Asteraceae yang umum dimanfaatkan di semua kecamatan, yaitu sembung (Blumea balsamifera) dan beluntas (Pluchea indica). Sambung nyawa (Gynura procumbens) yang oleh masyarakat salah satu desa di Kecamatan Dawuan disebut daun dewa, selain dimanfaatkan sebagai lalapan, juga merupakan obat reumatik dan pegal-pegal. Hal tersebut disebabkan karena sambung nyawa memiliki sifat hangat. Selain sambung nyawa, sintrong (Crassocephalum crepidioides) yang banyak tumbuh dan dimanfaatkan di 34 Kecamatan Jalancagak juga merupakan lalapan selain dimanfaatkan sebagai obat darah tinggi. Spesies-spesies famili Musaceae banyak dimanfaatkan masyarakat Kecamatan Jalancagak, yaitu sebanyak lima spesies. Kelima spesies tersebut, yaitu pisang (Musa sp.), pisang gemor (Musa sp.), pisang muli (Musa sp.), pisang batu (Musa brachycarpa) dan pisang emas (Musa sp.). Pisang merupakan sebutan yang umum diberikan masyarakat untuk spesies pisang apapun yang dimanfaatkan selain keempat spesies pisang lainnya. Sebagian besar spesies pisang-pisang tersebut dimanfaatkan bagian batangnya, baik berupa getah maupun air yang terdapat dalam batang. Pisang batu yang oleh masyarakat juga disebut pisang mangala selain dimanfaatkan batangnya juga dimanfaatkan daun mudanya untuk mengobati kelumpuhan akibat stroke. Berbeda dengan keempat spesies pisang lainnya, pisang muli dimanfaatkan buah mudanya untuk mengobati muntaber. Gambar 10 (a) (b) Beberapa spesies famili Musaceae yang dimanfaatkan masyarakat Kecamatan Jalancagak: (a) pisang gemor dan (b) pisang batu. Masyarakat Kecamatan Tambakdahan banyak memanfaatkan spesiesspesies yang berasal dari famili Acanthaceae. Spesies- spesies yang berasal dari famili tersebut, yaitu daun tuju (Graptopyllum sp.), kalingsir (Clinacanthus nutans), keji beling (Stachytarpheta mutabilis), handeuleum (Graptophyllum pictum) dan sambiloto (Andrographis paniculata). Daun tuju dan kalingsir merupakan obat sakit kepala yang membuat sakit pada mata. Daun tuju digunakan dengan cara diteteskan pada mata, sedangkan kalingsir dengan cara diminum. Di Kecamatan Dawuan, daun tuju yang dikenal sebagai tarebah dimanfaatkan untuk obat gatalgatal. Sedangkan kalingsir di Kecamatan Jalancagak merupakan obat sakit pinggang. 35 Handeulem di desa-desa Kecamatan Tambakdahan merupakan spesies tumbuhan obat yang belum lama dikenal. Masyarakat di suatu desa di kecamatan tersebut yang memiliki suami dengan riwayat sakit ambeyen mendapatkan informasi mengenai spesies tumbuhan tersebut dari teman, sedangkan masyarakat di desa lainnya mengenal dan mengetahui manfaat spesies tumbuhan obat tersebut dari kepala desanya. Kepala desa tersebut menanam handeuleum di depan kantor desa dan menginformasikan manfaat tumbuhan tersebut. Maka sejak itu, banyak masyarakat yang datang untuk mengambil daunnya. Hal tersebut menunjukan bahwa tidak dimanfaatkannya suatu spesies tumbuhan obat bukan hanya karena masyarakat mulai enggan menggunakan tumbuhan obat, namun juga karena belum adanya informasi mengenai tumbuhan obat tersebut dan manfaatnya. (a) (b) (c) Gambar 11 Beberapa spesies famili Acanthaceae yang dimanfaatkan masyarakat Kecamatan Tambakdahan: (a) daun tuju, (b) kalingsir dan (c) handeuleum. Pada tingkat kabupaten, famili Euphorbiaceae dan Fabaceae merupakan dua famili spesies tumbuhan obat terbanyak yang dimanfaatkan masyarakat dibandingkan famili lainnya. Spesies tumbuhan famili tersebut yang dimanfaatkan, yaitu sebanyak 16 spesies, lebih banyak satu spesies dibandingkan spesies famili Zingiberaceae yang dimanfaatkan. Meskipun famili Zingiberaceae merupakan famili yang spesies tumbuhannya banyak dimanfaatkan hampir di semua kecamatan, namun spesies tumbuhan yang dimanfaatkannya hampir sama di setiap kecamatan. Sepuluh famili spesies tumbuhan obat terbanyak yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang disajikan pada Gambar 12. 36 Gambar 12 5.2.2 Sepuluh famili tumbuhan obat terbanyak yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang. Jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan berdasarkan habitus Semak merupakan habitus tumbuhan obat terbanyak yang dimanfaatkan masyarakat di semua kecamatan lokasi penelitian. Selain semak, spesies tumbuhan berupa perdu, pohon dan herba merupakan habitus tumbuhan yang banyak dimanfaatkan di semua kecamatan. Hal tersebut berbeda dengan spesies tumbuhan berupa bambu, kaktus dan liana yang hanya dimanfaatkan di beberapa kecamatan. Persentase spesies tumbuhan berdasarkan habitusnya pada setiap kecamatan dan pada tingkat Kabupaten Subang disajikan pada Gambar 13. Pemanfaatan spesies tumbuhan berupa bambu dan liana hanya ditemukan dimanfaatkan masyarakat di Kecamatan Jalancagak dan Kecamatan Dawuan. Spesies tumbuhan obat berupa bambu hanya terdapat di lokasi-lokasi yang masih memiliki vegetasi alami dan masih banyak ditemukan kebun-kebun, begitu juga dengan spesies tumbuhan berupa liana. Hal tersebut berbeda dengan kondisi lingkungan Kecamatan Tambakdahan yang sudah sulit ditemukan kebun-kebun, apalagi vegetasi alami berupa hutan. Sehingga masyarakat di Kecamatan 37 Tambakdahan lebih banyak memanfaatkan speises tumbuhan obat berupa semak, perdu, herba dan pohon yang mudah ditemukan di sekitar lingkungan mereka. Gambar 13 Persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan habitusnya di setiap kecamatan dan pada tingkat Kabupaten Subang. Spesies berhabitus semak mudah ditemukan di sekitar lingkungan masyarakat, baik yang sengaja ditanam atau pun yang tumbuh liar, begitu juga dengan spesies yang berupa perdu dan herba. Contoh spesies tumbuhan berupa semak yang dimanfaatkan sebagai obat, antara lain harendong bulu (Clidemia hirta), jarong (Stachytarpheta jamaicensis), jawer kotok (Coleus scutellaroides), pungpurutan (Urena lobata), sambiloto (Andrographis paniculata) dan cangcang kuda (Sida rhombifolia). Cangcang kuda merupakan kerabat sidaguri dari marga Sida. Perbedaan kedua spesies tersebut terletak pada bentuk daunnya, cangcang kuda memiliki daun yang lebih bulat dan kecil dibandingkan sidaguri. Spesies tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Dawuan untuk mengobati pegal-pegal. 38 (a) Gambar 14 (b) (c) Beberapa spesies tumbuhan obat yang berhabitus semak: (a) jarong, (b) pungpurutan dan (c) harendong bulu. Spesies tumbuhan obat berupa perdu yang dimanfaatkan masyarakat, antara lain kelor (Moringa oleoifera), ki greges (Leonitis nepetaefolia), suji (Pleomele torvum), senggugu (Clerodendron serratum) dan mustajab (Abelmoschus manihot). Mustajab memiliki nama yang berbeda-beda di setiap desa. Di desadesa di Kecamatan Tambakdahan, tumbuhan ini biasa disebut mustajab dan daun mujarab. Daun dedi, daun dodi, padodi, padedi, sampeu arab atau sampeu mekah merupakan sebutan bagi tumbuhan tersebut di desa-desa Kecamatan Jalancagak. Sedangkan di desa-desa di Kecamatan Dawuan, tumbuhan ini lebih dikenal dengan nama sasampeuan, sampeu arab, sampeu mekah, daun gedi, daun dedi, ki sedi bahkan ada yang menyebutnya daun Dokter Edi. Dokter Edi merupakan dokter spesialis anak di Kabupaten Subang. Dokter tersebut pernah menceritakan pada pasiennya kalau ia memiliki tumbuhan yang dapat menurunkan panas, yaitu mustajab. (a) (b) (c) Gambar 15 Beberapa spesies tumbuhan obat yang berhabitus perdu: (a) mustajab, (b) senggugu dan (c) ki greges. 39 Spesies tumbuhan obat yang merupakan herba yang dimanfaatkan masyarakat biasanya merupakan tumbuhan liar yang tumbuh di pekarangan, kebun atau pinggir jalan. Contoh spesies tumbuhan obat tersebut, antara lain katapayan (Argyreia mollis), kamandilan (Nasturtium indicum) dan surukan (Peperomia pellucida). Katapayan merupakan tumbuhan yang merambat di pohon-pohon di hutan. Salah seorang masyarakat Desa Bunihayu, Kecamatan Jalancagak membawanya dari hutan dan menanamnya di pekarangan rumah. Daun katapayan bermanfaat untuk mengobati sakit pinggang. (a) (b) Gambar 16 Spesies-spesies tumbuhan obat berhabitus herba: (a) katapayan dan (b) surukan. Spesies tumbuhan obat berupa pohon banyak ditemukan dimanfaatkan di lokasi yang masih memiliki vegetasi alami, seperti hutan atau masih terdapat banyak kebun yang cukup luas yang ditumbuhi pohon-pohon. Spesies-spesies tumbuhan obat berupa pohon terbanyak dimanfaatkan masyarakat Kecamatan Dawuan. Beberapa spesies tumbuhan obat berupa pohon yang dimanfaatkan masyarakat kecamatan tersebut, yaitu mahoni (Swietenia macrophylla), mara (Macaranga tanarius), kanyere (Bridelia monoica), lame (Alstonia scholaris) dan duwet (Syzygium cumini). 40 Gambar 17 (a) (b) (c) Spesies-spesies tumbuhan obat berupa pohon: (a) lame, (b) pule dan (c) kanyere. Kayu la me banyak dicari untuk membuat wayang golek, ukiran dan pahatan karena kualitas kayunya yang baik, tidak mudah retak dan pecah jika dibuat kerajinan-kerajinan tersebut. Hal tersebut yang diduga menyebabkan pohon lame kini mulai sulit ditemukan. Menurut masyarakat, dahulu pohon lame banyak ditemukan di kebun-kebun dan astana (pemakaman) yang memang biasanya banyak ditumbuhi pohon-pohon besar. Pule (Alstonia spectabilis) merupakan spesies tumbuhan obat berupa pohon yang masih merupakan kerabat lame dari famili Apocynaceae. Pule yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Rancaudik, Kecamatan Tambakdahan bukan merupakan pohon asli desa tersebut, namun dibawa oleh salah seorang masyarakat etnis Jawa yang telah lama tinggal di desa tersebut dari kampung halamannya. Hal tersebut memperlihatkan bahwa pengetahuan mengenai tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat juga dipengaruhi oleh kondisi sosial masyarakat, dalam hal ini berupa pengaruh dan pengetahuan yang dibawa etnis lain. Spesies-spesies tumbuhan berupa bambu hanya ditemukan dimanfaatkan di Kecamatan Jalancagak dan Kecamatan Dawuan. Pada umumnya, di kecamatankecamatan tersebut masih ditemukan tegakan bambu atau terdapat rumpunrumpun bambu yang tumbuh di kebun-kebun masyarakat. Spesies tumbuhan yang berupa bambu yang dimanfaatkan oleh masyarakat, yaitu bambu (Bambusa sp.), bambu kuning (Bambusa vulgaris) dan bambu betung (Dendrocalamus asper). Spesies tumbuhan yang berupa kaktus yang dimanfaatkan sebagai obat hanya ditemukan dimanfaatkan masyarakat Desa Rawalele, Kecamatan Dawuan yaitu buah naga (Hylocereus undatus). Buah naga dimanfaatkan masyarakat untuk 41 mengobati darah tinggi. Informasi mengenai manfaat buah naga tersebut diperoleh melalui kerabat (teman, saudara dan tetangga). Spesies tumbuhan berupa liana yang dimanfaatkan masyarakat, yaitu ki koneng (Arcangelisia flava) dan bratawali (Tinospora crispa). 5.2.3 Jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan berdasarkan bagian yang digunakan Spesies tumbuhan yang digunakan sebagai pengobatan memiliki khasiat obat pada satu, beberapa atau semua bagian tumbuhannya. Terkadang suatu bagian tumbuhan memiliki khasiat berbeda dengan bagian lainnya dalam satu spesies tumbuhan, bahkan suatu bagian tumbuhan dalam suatu spesies tumbuhan dapat bersifat racun sementara bagian tumbuhan lainnya merupakan obat. Perbedaan tersebut disebabkan berbedanya zat-zat yang dikandung pada bagianbagian tumbuhan. Persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan bagian yang digunakan di setiap kecamatan dan pada tingkat Kabupaten Subang disajikan pada Gambar 18. Gambar 18 Persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan bagian yang digunakan di setiap kecamatan dan pada tingkat Kabupaten Subang. 42 Pada Gambar 18 terlihat bahwa bagian daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan di setiap kecamatan dan pada tingkat Kabupaten Subang. Pada tingkat kabupaten, bagian daun merupakan bagian yang banyak digunakan dengan persentase 47% atau hampir setengahnya dari seluruh spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan, digunakan bagian daunnya. Menurut Hamzari (2008), bagian daun dari tumbuhan merupakan bagian yang paling mudah diperoleh, mudah diolah dan mudah diramu dibandingkan bagian lainnya serta merupakan bagian yang mengandung zat yang berkhasiat obat karena di bagian ini terjadi proses pembuatan makanan. Selain itu, bagian tumbuhan yang lain pun digunakan masyarakat untuk pengobatan, meskipun dengan persentase yang berbeda dan tidak di semua kecamatan terdapat masyarakat yang memanfaatkan bagian-bagian tumbuhan tersebut. Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan daunnya sebagai obat, diantaranya buntiris (Kalanchoe pinnata), jarum tujuh bilah (Peresia sacharosa), hanjuang merah (Cordyline terminalis), durian (Durio zibethinus), kamandilan (Nasturtium indicum) dan kecubung gunung (Brugmansia suaveolens). Buntiris dikenal dan dimanfaatkan sebagai pereda panas, terutama untuk anak di setiap kecamatan. Jarum tujuh bilah hanya ditemukan di Kecamatan Jalancagak. Menurut masyarakat, spesies tumbuhan tersebut diperoleh oleh salah seorang warga Kecamatan Jalancagak dari Malaysia. Kecubung gunung hanya ditemukan di Kecamatan Jalancagak. Spesies tumbuhan tersebut merupakan spesies tumbuhan khas yang tumbuhan di daerah dataran tinggi, seperti Kecamatan Jalancagak. Gambar 19 (b) (c) (a) Spesies-spesies yang dimanfaatkan daunnya sebagai obat: (a) kecubung gunung, (b) buntiris dan (c) jarum tujuh bilah. 43 Selain daun, bagian batang merupakan bagian tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Dawuan. Bagian batang kurang mudah digunakan dibandingkan daun. Untuk mendapatkan bagian batang masyarakat harus memotong atau menebang tumbuhannya. Hal tersebut kurang praktis, terutama bila spesies tumbuhan tersebut berukuran besar atau panjang. Spesiesspesies tumbuhan yang dimanfaatkan batangnya, antara lain bambu betung (Dendrocalamus asper), bambu kuning (Bambusa vulgaris), bratawali (Tinospora crispa), jarak jakarta (Gliricidia spepiuim), jambu batu (Psidium guajava.) dan talas sente (Alocasia macrorrhiza). Air batang bambu betung, jambu batu dan talas sente dapat mengobati batuk dengan cara dituak, yaitu dipotong batangnya hingga airnya keluar dan ditampung. Batang jarak jakarta merupakan obat sakit mata dan bratawali memiliki banyak khasiat, diantaranya mengobati pegal-pegal. Penggunaan talas sente dan jarak jakarta untuk pengobatan hanya ditemukan di Kecamatan Dawuan. Kedua spesies tumbuhan tersebut juga dapat digunakan sebagai pakan ternak. Gambar 20 (b) (c) (a) Spesies-spesies tumbuhan yang dimanfaatkan bagian batangnya sebagai obat: (a) bambu kuning, (b) jarak jakarta dan (c) bratawali. Selain daun dan batang, buah merupakan bagian tumbuhan yang banyak dimanfaatkan sebagai obat di setiap kecamatan. Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan bagian buahnya, antara lain mengkudu (Morinda citrifolia), takokak (Solanum torvum), sawo (Manilkara zapota), jambu batu merah (Psidium guajava), pepaya (Carica papaya), mentimun (Cucumis sativus), terung ungu (Solanum melongena) dan belimbing (Averhoa carambola). Seringkali bagian yang berbeda suatu spesies tumbuhan obat memiliki manfaat yang berbeda pula, misalnya mengkudu. Buah mengkudu dimanfaatkan 44 masyarakat untuk mengobati darah tinggi karena buah tumbuhan tersebut mengandung flavonoid dan bersifat diuretik (Redaksi Agromedia 2008). Sedangkan daunnya dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati sakit maag. Selain itu, terdapat buah dengan tingkat kematangan dan ukuran berbeda yang dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati penyakit yang berbeda pula, yaitu labu siam (Sechium edule). Labu siam tua yang telah berukuran besar dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati sakit panas, sedangkan buah labu siam muda yang berukuran kecil dapat mengobati darah tinggi. Penggunaan buah labu siam tua untuk mengobati sakit panas hanya ditemukan di Kecamatan Jalancagak, sedangkan penggunaan labu siam muda sebagai obat darah tinggi umum ditemukan di setiap kecamatan. Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan rimpangnya merupakan semua spesies tumbuhan yang berasal dari famili Zingiberaceae. Sebagian besar spesies yang berasal dari famili tersebut memiliki khasiat pada bagian rimpangnya. Penggunaan rimpang spesies-spesies famili Zingiberaceae untuk pengobatan umum dilakukan di setiap kecamatan. Spesies-spesies famili Zingiberaceae yang dimanfaatkan selain bagian rimpangnya untuk pengobatan, yaitu kapol (Amomum cardamomum) dan combrang (Etlingera elatior). Daun kapol yang direbus bersama kerang air tawar, seperti remis, tutut dan susuh dimanfaatkan oleh masyarakat salah satu desa di Kecamatan Dawuan untuk mengobati sakit kuning. Sedangkan batang combrang merupakan obat sakit panas dan bunga combrang adalah obat sakit kepala. Spesies-spesies tumbuhan yang dimanfaatkan bagian bunganya, yaitu korejat (Isotoma longiflora), labu kuning (Cucurbita moschata) dan kelapa (Cocos nucifera). Bunga korejat yang terlebih dahulu direndam dalam air dan kemudian diteteskan pada mata dapat mengobati sakit mata. Menurut cerita masyarakat, penggunaan bunga korejat sebagai obat mata memiliki efek sangat pedih pada mata. Mungkin karena hal tersebut tumbuhan ini dinamakan korejat yang kira-kira artinya dalam bahasa Indonesia adalah terbangun karena kaget (ngorejat). Penggunaan bunga korejat sebagai obat sakit mata dikenal di semua kecamatan. 45 Gambar 21 Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan bunganya, yaitu korejat. Kelapa (Cocos nucifera) merupakan tumbuhan yang hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan sebagai obat, mulai dari akar, pelepah, buah hingga bunga. Bunga kelapa yang dibakar dan ditumbuk serta ditambahkan minyak kelapa dapat mengobati merah-merah pada kulit dengan cara dioleskan. Sedangkan pelepah kelapa yang dibubuy, yaitu dimasukan ke dalam abu panas dalam tungku hingga melunak, dikupas dan kemudian ditumbuk merupakan obat penyakit koreng dengan cara dioleskan. Bagian akar merupakan bagian tumbuhan yang seringkali dimanfaatkan sebagai obat, meskipun tidak sebanyak bagian tumbuhan lainnya. Pemanfaatan bagian tumbuhan tersebut agak sulit digunakan karena harus menggali spesies tumbuhan yang bersangkutan hingga diperoleh akarnya. Ong et al. (2011) pun mengatakan bahwa penggunaan bagian tumbuhan, seperti akar atau bagian tumbuhan lainnya yang terletak di bagian bawah tumbuhan akan menyebabkan rendahnya regenerasi pada suatu spesies tumbuhan obat karena bagian tersebut merupakan bagian yang menopang tumbuhan pada tanah tempat tumbuhnya. Jika bagian tersebut diambil, maka regenerasinya akan terhambat bahkan tumbuhan dapat mengalami kematian. Terdapat ramuan yang komposisinya terdiri dari akarakar berbagai tumbuhan yang ditemukan di setiap kecamatan. Ramuan tersebut terdiri dari akar alang-alang (Imperata cylindrica), akar pepaya ranti (Carica papaya) dan akar pinang (Areca catechu). Akar pinang juga seringkali diganti dengan akar kelapa (Cocos nucifera) atau akar aren (Arenga pinnata). Rebusan akar ketiga jenis spesies tumbuhan tersebut digunakan untuk mengobati pegalpegal dan reumatik. 46 Penggunaan getah untuk pengobatan ditemukan dimanfaatkan setiap kecamatan, kecuali Kecamatan Jalancagak. Spesies tumbuhan yang berasal dari famili Euphorbiaceae banyak dimanfaatkan getahnya untuk pengobatan. Getah yang berasal dari spesies famili tersebut seringkali dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati penyakit kulit. Selain getah yang berasal dari spesies-spesies famili Euphorbiaceae tersebut, getah papaya (Carica papaya) juga dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati kanker dengan cara diseduh dengan air dan diminum dan getah jarak pagar merupakan pereda panas pada anak-anak. (a) (b) Gambar 22 Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan getahnya: (a) jarak pagar dan spesies tumbuhan yang dimanfaatkan umbinya: (b) singkong karet. Daun singkong karet (Manihot glaziovii) beracun bila salah dalam mengolahnya, karena hal tersebut, masyarakat pun menyebut spesies singkong ini sebagai singkong racun. Namun, ternyata umbi spesies tumbuhan tersebut dapat mengobati penyakit. Umbi singkong karet menurut masyarakat di Kecamatan Dawuan dapat mengobati kista, tumor dan kanker dengan cara dimakan langsung. Selain jenis umbi akar, spesies berumbi lapis, yaitu bawang merah (Allium cepa) dan bawang putih (Allium sativum) juga dimanfaatkan masyarakat sebagai obat. Bawang merah yang dicampurkan dengan minyak kelapa merupakan obat panas dan obat keseleo. Penggunaan bawang merah untuk mengobati penyakit tersebut ditemukan di setiap Kecamatan. Bawang putih yang ditumbuk bersama lada, beras dan ragi merupakan ramuan untuk perawatan kesehatan ibu melahirkan dengan cara dibalurkan di Kecamatan Jalancagak dan bawang putih yang dimakan langsung merupakan obat darah tinggi. Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan semua bagiannya, antara lain ceplukan (Physalis peruviana), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa), senggang 47 beureum (Amarantus hybridis) dan cucuk riut (Mimosa pudica). Ceplukan dimanfaatkan untuk obat darah tinggi dan pegal-pegal, sedangkan rumput mutiara merupakan obat kista, keputihan, kanker rahim dan penyubur kandungan. Semua bagian cucuk riut, semua bagian senggang beureum dan akar alang-alang yang direbus dimanfaatkan masyarakat sebagai obat reumatik. 5.2.4 Jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan berdasarkan tipe habitat Persentase pemanfaatan spesies tumbuhan obat yang berasal dari pekarangan pada setiap kecamatan berkisar antara 55 - 60%, yang berarti bahwa lebih dari separuh spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat berasal dari pekarangan. Selain pekarangan, masyarakat di semua kecamatan pun banyak memanfaatkan spesies tumbuhan obat yang berasal dari kebun. Persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat di setiap kecamatan dan pada tingkat Kabupaten Subang disajikan pada Gambar 23. Pemanfaatan spesies tumbuhan obat dari kedua habitat tersebut menunjukan bahwa telah ada upaya budidaya terhadap tumbuhan yang dirasakan memiliki manfaat dalam memenuhi keperluan hidup oleh masyarakat, termasuk tumbuhan untuk keperluan pengobatan. Pekarangan merupakan tipe habitat yang terletak lebih dekat dengan tempat tinggal masyarakat dibandingkan dengan tipe habitat lainnya, sehingga memudahkan masyarakat untuk mengambil suatu spesies tumbuhan obat tertentu yang diperlukan. Spesies tumbuhan obat yang ditanam di pekarangan biasanya memiliki fungsi lain, seperti untuk hiasan (tanaman hias), tanaman pagar, bumbu masakan dan pangan. Contoh spesies tumbuhan obat yang juga merupakan tanaman hias, yaitu melati (Jasminum sambac), jawer kotok (Coleus scutellaroides), kemuning (Murraya paniculata), kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis), kenanga (Canangium odoratum), tapak dara (Catharanthus roseus) dan puring (Codiaeum variegatum). 48 Gambar 23 Persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat pada setiap kecamatan dan pada tingkat Kabupaten Subang. Kedongdong cina (Polyscias fructicosa) merupakan spesies tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat sebagai lalapan. Efek dari memakan daun kedongdong cina adalah beser atau banyak dan sering mengeluarkan air seni. Selain itu, air seni yang dikeluarkan pun memiliki bau khas yang tajam. Karena hal tersebut, masyarakat juga memanfaatkan spesies tumbuhan tersebut untuk melancarkan air seni dan penyakit lain yang berhubungan dengan ginjal dan saluran kemih. Kedongdong cina sering sengaja ditanam sebagai penghias dan pembatas pekarangan masyarakat (pagar). Selain berbagai manfaatnya tersebut, ternyata kedongdong cina dapat memberikan keuntungan berupa pendapatan bagi masyarakat di daerah lain. Para petani di Sukabumi telah lama mengekspor kedongdong cina ke berbagai negara di wilayah Asia Timur, seperti Cina, Korea Selatan dan Jepang. Spesies tumbuhan tersebut dimanfaatkan sebagai tanam hias dan dianggap dapat membawa keberuntungan menurut fengshui. Selain itu, baunya yang khas dapat memberi kenyamanan dalam ruangan (Rayadie 2011). Spesies-spesies famili Zingiberaceae, seperti kunyit (Curcuma domestica), lengkuas (Alpinia galanga) dan jahe (Zingiber officinale) merupakan bumbu masak selain juga merupakan tumbuhan obat. Sedangkan daun kapol (Amomum cardamomum) digunakan sebagai pembungkus kue tradisional oleh masyarakat, selain dimanfaatkan untuk mengobati sakit kuning. 49 (a) (b) (c) Gambar 24 Spesies-spesies tumbuhan obat yang ditanam di pekarangan: (a) puring, (b) kenanga dan (c) kedongdong cina. Kebun ditanami masyarakat dengan tumbuhan buah-buahan, tumbuhan penghasil kayu, pangan dan tumbuhan lainnya yang biasanya tidak dapat ditanam di pekarangan. Spesies-spesies tumbuhan tersebut juga seringkali dapat dimanfaatkan untuk pengobatan. Contoh spesies tumbuhan obat yang ditanam di kebun, yaitu jengkol (Archidendron pauciflorum), rambutan (Nephelium lappaceum), sawo (Manilkara zapota), mangga (Mangifera indica) dan mahoni (Swietenia macrophylla). Kulit buah jengkol merupakan obat darah tinggi, pucuk rambutan dapat meredakan panas pada anak dan buah muda sawo adalah obat kuat pria. Masyarakat juga memanfaatkan pucuk daun mangga untuk obat sariawan, sedangkan kulit batang dan biji mahoni dimanfaatkan untuk obat kencing manis. Gambar 25 Kebun, sawah dan sungai yang merupakan beberapa habitat spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat. Masyarakat Kecamatan Tambakdahan yang terletak di daerah dataran rendah memanfaatkan spesies tumbuhan obat yang berasal dari sawah lebih banyak dibandingkan kecamatan lainnya. Biji padi (Oryza sativa) yang disebut beras merupakan salah satu spesies tumbuhan obat. Selain padi, tidak banyak spesies tumbuhan obat yang diambil masyarakat dari sawah. Contoh spesies 50 tumbuhan obat yang berasal dari sawah selain padi, yaitu turi (Sesbania grandiflora), alang-alang (Imperata cylindrica) dan randu (Ceiba pentandra). Turi dan randu biasanya sengaja ditanam di pinggir-pinggir sawah sebagai peneduh. Selain sebagai peneduh, daun turi juga merupakan makanan ternak. Sedangkan alang-alang seringkali tumbuh liar di pinggir-pinggir sawah. Hutan hanya dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Jalancagak, terutama masyarakat di Desa Jalancagak dan Desa Bunihayu. Hal tersebut disebabkan letak kedua desa ini yang berada dekat dengan hutan. Kecamatan Jalancagak merupakan satu-satunya kecamatan diantara kecamatan lokasi penelitian lainnya yang masih memiliki wilayah hutan. Hutan yang sering dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan tumbuhan obat berupa hutan tanaman pinus. Keberadaan vegetasi alami, seperti hutan mempengaruhi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat sekitarnya. Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan sedikitnya akan tergantung pada sumberdaya yang terdapat di dalam hutan tersebut, termasuk sumberdaya berupa tumbuhan yang berkhasiat obat. Gambar 26 Hutan tanaman pinus yang menjadi lokasi pengambilan tumbuhan obat oleh masyarakat Kecamatan Jalancagak. Spesies tumbuhan obat yang diambil masyarakat Kecamatan Jalancagak dari hutan, antara lain ki koneng (Arcangelisia flava), jukut tiris, lame (Alstonia scholaris), mara (Macaranga tanarius), combrang (Etlingera elatior) dan lamtoro (Leucaena leucocephala). Beberapa masyarakat telah membudidayakan combrang di pekarangan, namun masih ada juga masyarakat yang mengambilnya langsung dari hutan. Lame dan mara juga dapat ditemukan di kebun-kebun masyarakat yang berbatasan dengan hutan, hal tersebut diperkirakan karena lahan yang kini 51 dimanfaatkan sebagai kebun oleh masyarakat dahulu merupakan hutan. Menurut masyarakat, lamtoro yang berasal dari hutan berbeda dengan lamtoro yang telah ditanam masyarakat. Masyarakat menyebut lamtoro yang berasal dari hutan dengan nama selong. Buah selong lebih pendek dibandingkan buah lamtoro. Biji selong yang disangray, yaitu digoreng tanpa minyak, ditumbuk dan dibuat seperti kopi serta digunakan dengan cara diseduh dapat mengobati cacingan. Pemanfaatan spesies tumbuhan obat yang terdapat di pinggir sungai hanya dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Dawuan. Ki buset (Mimosa pigra) merupakan spesies tumbuhan yang ditemukan di pinggir sungai. Spesies tumbuhan tesebut biasanya tumbuh di pasir-pasir sungai atau di sekitar sungai. Akar ki buset dimanfaatkan untuk mengobati kencing manis. Spesies-spesies tumbuhan obat yang tidak diperoleh dari habitat di sekitar lingkungan masyarakat, diperoleh dengan cara membeli. Hal tersebut disebabkan penggunaan spesies tumbuhan tersebut tidak dapat lagi dipisahkan dalam pengobatan. Spesies-spesies tumbuhan tersebut, antara lain bawang merah (Allium cepa) dan bawang putih (Allium sativum). 5.2.5 Jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan berdasarkan kelompok penyakit/penggunaan Terdapat 21 kelompok penyakit/penggunaan yang diobati masyarakat dengan memanfaatkan tumbuhan obat. Lima kelompok penyakit/penggunaan spesies tumbuhan obat terbanyak pada setiap kecamatan tidak terlalu berbeda, seperti terlihat pada Tabel 4. Kelompok penyakit gangguan peredaran darah dan jantung, kelompok penyakit panas, demam dan influenza, kelompok penyakit tulang, otot dan sendi, kelompok penyakit saluran pencernaan dan kelompok penyakit ginjal, saluran kemih dan hati merupakan kelompok-kelompok penyakit yang umumnya menjadi kelompok penyakit/penggunaan spesies tumbuhan obat terbanyak. Perbedaan kelompok penyakit/penggunaan terbanyak pada setiap kecamatan hanya terletak pada urutan kelompok penyakit/penggunaan dan jumlah spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit tersebut. 52 Tabel 4 Lima kelompok penyakit/penggunaan spesies tumbuhan obat terbanyak di setiap kecamatan Lokasi Kecamatan Jalancagak Kecamatan Dawuan Kecamatan Tambakdahan No Kelompok penyakit/penggunaan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Gangguan peredaran darah dan jantung Panas, demam, influenza Penyakit tulang, otot dan sendi Penyakit saluran pencernaan Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati Penyakit tulang, otot dan sendi Gangguan peredaran darah dan jantung Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati Penyakit saluran pencernaan Penyakit saluran pembuangan Panas, demam dan influenza Penyakit saluran pencernaan Penyakit tulang, otot dan sendi Gangguan peredaran darah dan jantung Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati Jumlah spesies tumbuhan obat 34 33 33 25 24 55 50 45 42 30 19 19 19 18 13 Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat diharapkan dapat menjadi alternatif pengobatan bagi masyarakat selain obat kimia, khususnya untuk mengobati penyakit yang banyak diderita masyarakat. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit yang banyak diderita tersebut bukan hanya dapat menjadi alternatif pengobatan bagi masyarakat yang biasa memanfaatkannya, namun juga dapat dimanfaatkan masyarakat di daerah Kabupaten Subang lainnya. Kelompok penyakit gangguan peredaran darah dan jantung terdiri dari penyakit darah tinggi, darah rendah dan jantung. Darah tinggi merupakan penyakit yang termasuk ke dalam sepuluh penyakit yang banyak diderita masyarakat di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan pada tahun 2010. Masyarakat Kecamatan Dawuan merupakan masyarakat yang banyak menderita penyakit darah tinggi dibandingkan masyarakat di kedua kecamatan lainnya, yaitu sebanyak 1014 penderita, seperti terlihat pada Gambar 27. 53 Gambar 27 Sepuluh penyakit yang banyak diderita dan diobati masyarakat di Puskesmas Wangunreja (sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Wangunreja, Kecamatan Dawuan Tahun 2010). Jumlah spesies tumbuhan obat untuk mengobati kelompok penyakit gangguan peredaran darah dan jantung di kecamatan Dawuan cukup banyak, yaitu sebanyak 50 spesies dan sebagian besar merupakan spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit darah tinggi. Sebagai contoh, di Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, dari 35 spesies tumbuhan obat untuk kelompok penyakit gangguan peredaran darah dan jantung, sebanyak 29 spesies diantaranya dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati darah tinggi. Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kecamatan Dawuan untuk mengobati darah tinggi, antara lain belimbing (Averhoa carambola), mengkudu (Morinda citrifolia), ceplukan (Physalis peruviana), pepaya (Carica papaya, (pinang (Areca catechu), ketumbar (Coriadrum sativum), pongporang (Arthrophyllum diversifolium) dan salak (Salacca zalacca). Jika spesies-spesies tumbuhan obat tersebut dimanfaatkan masyarakat secara maksimal, maka spesies-spesies tersebut akan menjadi alternatif pengobatan penyakit darah tinggi yang mudah, murah dan relatif aman. Mudah karena ternyata spesies-spesies tumbuhan obat tersebut tumbuh dan dapat ditemukan di sekitar lingkungan masyarakat dan masyarakat dapat mengolahnya sendiri di rumah. Biaya pengolahan spesies tumbuhan obat tersebut akan jauh lebih murah dibandingkan pengobatan dengan obat kimia. Selain itu, obat tradisional yang 54 cenderung tidak memiliki efek samping relatif aman digunakan masyarakat. Hanya saja, ternyata tidak semua spesies tumbuhan obat tersebut masih mudah ditemukan hingga kini. Pongporang merupakan spesies tumbuhan yang sudah sulit ditemukan saat ini. Masyarakat menganggap spesies ini kurang komersial sehingga memilih untuk menebangnya dari lahan kebun atau pinggir sawah mereka. Pemberian informasi mengenai pentingnya manfaat spesies tumbuhan obat tersebut dapat meningkatkan kepedulian masyarakat akan kelestarian spesies tumbuhan tersebut. Kelompok penyakit panas, demam dan influenza merupakan kelompok penyakit yang paling banyak diobati masyarakat Kecamatan Tambakdahan menggunakan spesies tumbuhan obat, yaitu sebanyak 19 spesies. Meskipun jumlah spesies tersebut masih lebih sedikit dibandingkan dengan yang dimanfaatkan masyarakat Kecamatan Jalancagak untuk mengobati kelompok penyakit yang sama, namun kelompok penyakit panas, demam dan influenza termasuk ke dalam sepuluh penyakit yang banyak diderita masyarakat Kecamatan Tambakdahan pada tahun 2010, sehingga adanya spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit tersebut sangat diharapkan dapat menjadi alternatif pengobatan bagi masyarakat. Masyarakat Kecamatan Tambakdahan biasanya terlebih dahulu mengobati penyakit-penyakit kelompok penyakit panas, demam dan influenza dengan tumbuhan obat, seperti mustajab (Abelmoschus manihot), kacapiring (Gardenia augusta), randu (Ceiba pentandra), kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), salak (Salacca zalacca), lidah buaya (Aloe vera) dan pisang batu hitam (Musa sp.). Setelah dengan pengobatan menggunakan tumbuhan obat tersebut penderita tidak kunjung sembuh, biasanya penderita akan dibawa ke dokter atau puskesmas untuk mendapat pengobatan lebih lanjut. Masyarakat dengan tipe pemanfaatan tumbuhan obat seperti itu disebut tipe pemanfaatan pertolongan pertama. 55 Gambar 28 Sepuluh penyakit yang banyak diderita dan diobati masyarakat di Puskesmas Tambakdahan (sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Tambakdahan, Kecamatan Tambakdahan Tahun 2010). Penyakit yang termasuk ke dalam penyakit saluran pencernaan, antara lain maag, perut kembung, sariawan dan diare. Maag merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat setiap kecamatan. Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit tersebut, antara lain (Persea gratissima Gaertn.), bambu betung (Dendrocalamus asper), jukut bau (Ageratum conyzoides), kunir putih (Curcuma zedoaria), kunir hitam (Curcuma aeruginosa) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Penyakit maag seringkali diobati masyarakat dengan cara unik menggunakan tumbuhan, diantaranya dengan menggunakan nasi yang dibiarkan sampai siang hari, hingga agak mengeras, masyarakat menyebut nasi seperti ini sangu poe. Nasi yang telah mengeras tersebut dibentuk bulat-bulat kecil dan langsung ditelan penderita maag, tanpa dikunyah terlebih dahulu. Selain itu, daun jarak pagar (Ricinus communis) dan pucuk hanjuang merah (Cordyline terminalis) yang digoreng dengan nasi juga dipercaya dapat mengobati maag. Diare merupakan penyakit yang termasuk ke dalam sepuluh kelompok penyakit yang banyak diderita masyarakat di setiap kecamatan. Pada tahun 2010, penderita penyakit ini mencapai 430 orang di Kecamatan Jalancagak, 1017 orang di Kecamatan Dawuan dan 233 orang di Kecamatan Tambakdahan. Diare 56 memang termasuk penyakit yang ringan dan biasanya disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi dan kurang bersihnya lingkungan masyarakat, namun jika dibiarkan penyakit tersebut dapat menyebabkan penderita mengalami kekurangan cairan tubuh dan dapat menyebabkan kematian. Daun jambu batu (Psidium guajava) merupakan spesies tumbuhan obat yang umum dimanfaatkan di setiap lokasi untuk mengobati diare. Penggunaan jambu batu sebagai obat diare dapat berupa ramuan tunggal atau dengan ditambahkan garam dan dapat juga merupakan ramuan dengan dicampur spesies tumbuhan lain. Penambahan garam pada ramuan untuk mengobati diare tersebut dimaksudkan untuk membunuh kuman-kuman penyebab diare. Sedangkan spesies tumbuhan lain yang sering dicampurkan dengan daun jambu batu untuk mengobati diare adalah kunyit (Curcuma domestica). Selain itu, kunci (Boesenbergia pandurata), air kelapa (Cocos nucifera) dan air pada batang pisang (Musa sp.) pun dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati diare. Gambar 29 Sepuluh penyakit yang banyak diderita dan diobati masyarakat di Puskesmas Jalancagak (sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Jalancagak, Kecamatan Jalancagak Tahun 2010). Kelompok penyakit ginjal, saluran kemih dan hati, antara lain terdiri dari penyakit kencing manis, batu ginjal dan sakit kuning. Kanyere (Bridelia monoica), keji beling (Stachytarpheta mutabilis), kumis kucing (Orthosiphon spicatus), alpukat (Persea gratissima), kacang gude (Cajanus cajan) merupakan 57 beberapa spesies tumbuhan untuk mengobati batu ginjal. Sedangkan bambu kuning (Bambusa vulgaris), ki koneng (Arcangelisia flava), kapol (Amomum cardamomum) dan seledri (Apium graveolens) dimanfaatkan untuk mengobati sakit kuning. Seringkali warna suatu spesies tumbuhan dipercaya dapat mengobati penyakit dengan gejala tertentu. Sebagai contoh, bambu kuning dan ki koneng tersebut. Penggunaan kapol untuk obat sakit kuning harus dicampurkan dengan kerang air tawar. Spesies tumbuhan masih dimanfaatkan masyarakat di setiap kecamatan untuk mengobati kelompok penyakit dan perawatan kesehatan ibu hamil dan melahirkan. Jumlah spesies tumbuhan obat untuk kelompok penyakit dan perawatan kesehatan ibu hamil dan melahirkan terbanyak terdapat di Kecamatan Jalancagak, yaitu sebanyak 22 spesies. Spesies yang dimanfaatkan pada kelompok penyakit tersebut, antara lain jawer kotok (Coleus scutellaroides), sembung (Blumea balsamifera), kencur (Kaempferia galanga), kunyit (Curcuma domestica), pinang (Areca catechu) dan sirih (Piper betle). Masing-masing spesies tumbuhan tersebut memiliki fungsi tersendiri dalam perawatan kesehatan ibu melahirkan, seperti jawer kotok sebagai anti septik yang menyembuhkan luka dalam setelah melahirkan, kunyit yang berfungsi agar bau anyir darah setelah melahirkan hilang dan menjaga kesehatan mata ibu. (a) Gambar 30 (b) (c) (d) Beberapa spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk perawatan kesehatan ibu melahirkan: (a) jawer kotok, (b) sirih, (c) sembung dan (d) pinang. Reumatik, sakit pinggang dan pegal-pegal merupakan penyakit-penyakit yang banyak diderita masyarakat dan termasuk kelompok penyakit tulang, otot dan sendi. Pada tingkat Kabupaten Subang, kelompok penyakit tersebut merupakan kelompok penyakit terbanyak yang diobati masyarakat menggunakan 58 tumbuhan obat, yaitu sebanyak 64 spesies. Kelompok penyakit ini umum dialami masyarakat yang tinggal di pedesaan, terutama masyarakat yang banyak melakukan aktifitas fisik. Selain itu, faktor umur pun biasanya memacu timbulnya penyakit-penyakit dari kelompok penyakit tersebut. Tabel 5 Lima kelompok penyakit/penggunaan spesies tumbuhan obat terbanyak pada tingkat Kabupaten Subang No Kelompok penyakit/penggunaan Jumlah spesies 1 Penyakit tulang, otot dan sendi 64 2 Gangguan peredaran darah dan jantung 63 3 Penyakit saluran pencernaan 56 4 Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati 50 5 Panas, demam dan influenza 47 Sukun (Artocarpus communis) merupakan salah satu spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan untuk mengobati reumatik. Menurut masyarakat, penggunaan daun sukun tersebut cukup ampuh untuk mengobati reumatik, namun ramuan tersebut juga memiliki efek samping. Permukaan daun sukun yang kasar dan berbulu ternyata menyebabkan efek samping berupa sakit pada tenggorokan, bahkan radang tenggorokan setelah meminum ramuan tersebut. Ramuan yang terdiri dari 20 spesies tumbuhan obat, yaitu daun sambiloto (Andrographis paniculata), kunyit (Curcuma domestica), temulawak (Curcuma xanthorrhiza), beluntas (Pluchea indica), handeuleum (Graptophyllum pictum), semua bagian nanangkaan (Euphorbia hirta), semua bagian meniran (Phyllanthus niruri), akar pepaya ranti (Carica papaya), akar pinang (Arenga catechu), bratawali (Tinospora crispa), daun saga (Abrus precatorius), akar alang-alang (Imperata cylindrica), kunir hitam (Curcuma aeruginosa), sirih (Piper betle), semua bagian anting-anting (Acalypha indica), akar ceplukan (Physalis peruviana), daun alpukat (Persea gratissima), daun jarong (Stachytarpheta jamaicensis), daun kumis kucing (Orthosiphon spicatus) dan daun keji beling (Stachytarpheta mutabilis) yang direbus digunakan masyarakat Desa Rawalele, Kecamatan Dawuan untuk mengobati penyakit-penyakit tulang, otot dan sendi, yaitu sakit pinggang, pegal-pegal dan reumatik. Selain itu, ramuan tersebut juga berkhasiat mengobati keputihan, ambeyen, sakit kencing, kencing berdarah dan darah tinggi. Meskipun selama ini masyarakat sudah merasakan kemanjuran 59 ramuan tersebut bagi pengobatan dan belum adanya keluhan setelah mengkonsumsi ramuan tersebut, namun sebaiknya pencampuran berbagai spesies tumbuhan obat dalam suatu ramuan diperhatikan kandungan dan dosisnya sehingga tidak membahayakan kesehatan. Penyakit-penyakit dari kelompok penyakit saluran pencernaan dan kelompok penyakit panas, demam dan influenza umumnya dianggap sebagi penyakit ringan, meskipun pada kenyataannya penyakit-penyakit yang seringkali diderita masyarakat tersebut kadangkala mengganggu aktifitas masyarakat. Penyakit-penyakit yang ringan dan sering diderita masyarakat tersebut ternyata masih banyak diobati masyarakat dengan menggunakan tumbuhan obat. Spesies tumbuhan obat yang digunakan pun termasuk spesies-spesies yang mudah ditemukan dan umum terdapat di sekitar lingkungan masyarakat. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati kelompok penyakit saluran pencernaan oleh masyarakat Kabupaten Subang mencapai 56 spesies dan untuk kelompok penyakit panas, demam dan influenza sebanyak 47 spesies, seperti terlihat pada Tabel 5. Pada umumnya pemanfaatan tumbuhan obat untuk penyakit-penyakit tersebut hanya sebagai pertolongan pertama sebelum penderita diobati lebih lanjut oleh dokter, puskesmas dan lain-lain jika penggunaannya dianggap tidak manjur. Diantara spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang, terdapat juga spesies tumbuhan yang dimanfaatkan untuk mengobati penyakit-penyakit yang termasuk berat dan hingga di masa yang akan datang akan tetap banyak diteliti serta dicari pengobatannya. Penyakit-penyakit tersebut antara lain, kanker, jantung dan diabetes. Sebagian besar spesies tumbuhan obat untuk mengobati kanker diketahui dari masyarakat dengan riwayat penyakit tersebut. Selain itu, media cetak, media elektronik dan medis merupakan sumber pengetahuan masyarakat mengenai spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit-penyakit tersebut. Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati penyakit tersebut, yaitu sirsak (Annona muricata), kunir putih (Curcuma zedoaria), pepaya (Carica papaya), singkong karet (Manihot glaziovii), tapak dara (Catharanthus roseus), benalu (Henslowia frutescens) dari berbagai jenis tumbuhan dan lain-lain. 60 Benalu (Henslowia frutescens) atau tumbuhan yang hidup menumpang pada tumbuhan lain yang biasa disebut masyarakat dengan katumpangan dan mangandeuh merupakan spesies tumbuhan yang dapat mengobati kanker, tumor atau sebagai pencegah kanker. Benalu pohon teh dimanfaatkan untuk mengobati kista, sedangkan benalu mangga merupakan obat kanker payudara. Menurut salah seorang warga yang banyak mengetahui mengenai tumbuhan obat dan pemanfaatannya di Desa Manyeti, Kecamatan Dawuan, spesies tumbuhan yang menumpang pada teh ataupun mangga sebenarnya sama, namun mungkin karena menumpang pada spesies tumbuhan berbeda sehingga zat-zat yang terkandung di dalam kedua jenis benalu tersebut juga menjadi berbeda. Sedangkan warga masyarakat lain di Desa Tambakdahan, Kecamatan Tambakdahan mengatakan bahwa benalu pada pohon delima putih dapat mengobati kanker pada stadium awal dengan menghambat pertumbuhan kanker tersebut. Penyakit jantung dapat diobati menggunakan daun coklat (Theobroma cacao), terong bulat (Solanum sp.) dan takokak (Solanum torvum). Selain itu, rebusan kulit batang duwet (Syzygium cumini) dengan kulit batang limus (Mangifera foetida) dan rebusan akar kelapa (Cocos nucifera) pun merupakan obat sakit jantung. Pengetahuan mengenai ramuan tersebut diperoleh dari pengobat yang mendapatkannya melalui ilham. Kencing manis diobati masyarakat dengan menggunakan daun jati (Tectona grandis), kulit batang duwet (Syzygium cumini), kulit buah jengkol (Archidendron pauciflorum), akar pepaya ranti (Carica papaya), batang serai (Cymbopogon nardus), daun salam (Syzygium polyanthum), daun sirsak (Annona muricata) dan semua bagian sidaguri (Sida rhombifolia). Pada umumnya, ramuan yang berasal dari spesies-spesies tumbuhan tersebut berasa pahit. Kelompok penyakit yang tidak selalu ditemukan diobati masyarakat menggunakan tumbuhan obat di setiap kecamatan, antara lain kelompok penyakit dan perawatan rambut, kelompok penyakit dan perawatan kaki dan luka karena binatang dan pencegahannya. Hal tersebut disebabkan penyakit-penyakit tersebut jarang diderita masyarakat. Sebagai contoh, spesies tumbuhan obat untuk mengobati kelompok penyakit dan perawatan rambut hanya ditemukan dimanfaatkan di tiga desa. Seledri (Apium graveolens), rambutan (Nephelium 61 lappaceum) dan kemiri (Aleurites moluccana) merupakan spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan pada kelompok penyakit tersebut. Seledri digunakan untuk menumbuhkan rambut, daun rambutan dapat menyuburkan rambut dan kemiri merupakan spesies tumbuhan obat untuk menumbuhkan kumis dan janggut. 5.2.6 Frekuensi pemanfaatan spesies tumbuhan obat Frekuensi pemanfaatan spesies tumbuhan obat merupakan banyaknya jumlah masyarakat yang memanfaatkan spesies tumbuhan tertentu. Sebagai contoh, frekuensi pemanfaatan mustajab yang tertinggi terdapat di Kecamatan Jalancagak sebanyak 30%, artinya sebanyak 30% atau 27 orang dari jumlah keseluruhan masyarakat yang diwawancarai di kecamatan tersebut (90 orang) memanfaatkan mustajab. Sepuluh spesies dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi di setiap kecamatan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Sepuluh spesies tumbuhan obat dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi di setiap kecamatan Lokasi Kecamatan Jalancagak Kecamatan Dawuan KecamatanTambakdahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 Spesies tumbuhan obat Sirih (Piper betle) Mustajab (Abelmonchus manihot) Sembung (Blumea balsamifera) Jambu batu (Psidium guajava) Kunir hitam (Curcuma aeruginosa) Bawang merah (Allium cepa) Kunyit (Curcuma domestica) Jawer kotok (Coleus scutellaroides) Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Kumis kucing (Orthosiphon spicatus) Kunyit (Curcuma domestica) Sirih (Piper betle) Saga (Abrus precatorius) Mustajab (Abelmonchus manihot) Kumis kucing (Orthosiphon spicatus) Murbei (Morus alba) Jambu batu (Psidium guajava) Kelapa (Cocos nucifera) Alang-alang (Imperata cylindrica) Mengkudu (Morinda citrifolia) Sirih (Piper betle) Kunyit (Curcuma domestica) Jambu batu (Psidiun guajava) Mengkudu (Morinda citrifolia) Frekuensi pemanfaatan (%) 33,33 30,00 24,44 18,89 15,56 14,44 14,44 13,33 13,33 13,33 40,00 35,56 25,56 18,89 16,67 15,56 13,33 13,33 12,22 11,11 36,67 27,78 22,22 13,33 62 Tabel 6 Sepuluh spesies tumbuhan obat dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi di setiap kecamatan (lanjutan) Lokasi No Spesies tumbuhan obat 5 6 7 8 9 10 Ceplukan (Physalis peruviana) Padi (Oryza sativa) Saga (Abrus precatorius) Pepaya ranti (Carica papaya) Kumis kucing (Orthosiphon spicatus) Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) Frekuensi pemanfaatan (%) 12,22 10,00 10,00 7,78 7,78 7,78 Spesies-spesies tumbuhan obat yang memiliki frekuensi pemanfaatan tertinggi di ketiga kecamatan tidak berbeda jauh. Sirih (Piper betle) dan kunyit (Curcuma domestica) merupakan spesies-spesies tumbuhan obat yang termasuk ke dalam sepuluh spesies tumbuhan obat tersebut di semua kecamatan. Hal tersebut disebabkan kondisi masyarakat masing-masing desa di setiap kecamatan lokasi penelitian yang dapat dikatakan telah maju dan memiliki akses yang mudah ke daerah lain, sehingga informasi mengenai pemanfaatan suatu spesies yang berkhasiat obat mudah menyebar dan mudah dibawa untuk dibudidayakan di daerah lainnya. Oleh karena itu, spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat cenderung sama. Sembung (Blumea balsamifera) dan sirih (Piper betle) termasuk ke dalam sepuluh spesies tumbuhan dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi di Kecamatan Jalancagak. Frekuensi pemanfaatan sirih tertinggi terdapat di Kecamatan Dawuan sebanyak 35,56%, sedangkan jumlah masyarakat yang banyak memanfaatkan sembung terdapat di Kecamatan Jalancagak sebesar 24,44%. Kedua spesies tumbuhan tersebut dikenal dan banyak dimanfaatkan untuk mengobati kelompok penyakit dan perawatan kesehatan ibu hamil dan melahirkan dan kelompok penyakit dan perawatan kewanitaan. Selain sembung dan sirih, jawer kotok (Coleus scutellaroides) dan kunyit (Curcuma domestica) pun merupakan spesies yang banyak dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati kedua kelompok penyakit tersebut. Jawer kotok dan kunyit juga dikenal dan dimanfaatkan untuk mengobati penyakit lain. Jawer kotok dimanfaatkan sebagai obat batuk, obat sakit mata dan obat tambah darah. Sedangkan kunyit, hampir di semua lokasi dikenal dan dimanfaatkan sebagai obat maag. 63 Kunir hitam (Curcuma aeruginosa) kerabat kunyit dari famili Zingiberaceae yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Jalancagak dengan frekuensi pemanfaatan 15,56%. Kunir hitam dimanfaatkan untuk mengobati maag, kurang darah, mengobati mencret pada bayi (indah) serta merupakan salah satu spesies tumbuhan dalam ramuan untuk perawatan kesehatan ibu melahirkan. Bawang merah (Allium cepa) yang dicampurkan dengan minyak kelapa atau asam jawa (Tamarindus indica) merupakan obat untuk meredakan panas pada anak. Bawang merah termasuk ke dalam sepuluh spesies tumbuhan dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi di Kecamatan Jalancagak dengan frekuensi pemanfaatan sebesar 14,44%. Selain spesies tumbuhan tersebut, mustajab (Abelmonchus manihot) juga merupakan spesies tumbuhan obat yang dapat meredakan panas dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di kecamatan Jalancagak dan Kecamatan Dawuan. Murbei (Morus alba) atau masyarakat biasanya menyebutnya bebesaran merupakan spesies tumbuhan obat yang termasuk ke dalam sepuluh spesies tumbuhan obat yang banyak digunakan oleh masyarakat Kecamatan Dawuan. Daun murbei memiliki banyak khasiat, yaitu darah tinggi, panas, sakit kepala, sakit pinggang, batuk, maag, perut panas dan sesak nafas. Namun, khasiatnya sebagai obat darah tinggi lebih dikenal dan banyak dimanfaatkan masyarakat di semua kecamatan. Saga (Abrus precatorius) dikenal dan dimanfaatkan untuk mengobati sariawan, panas dalam dan batuk di Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan. Frekuensi pemanfaatan saga oleh masyarakat Kecamatan Dawuan mencapai 25,56%. Pemanfaatan alang-alang (Imperata cylindrica), ceplukan (Physalis peruviana) dan pepaya ranti (Carica papaya) biasanya disatukan dalam satu ramuan. Ramuan yang terdiri dari akar alang-alang, akar atau seluruh bagian ceplukan dan akar pepaya ranti dimanfaatkan untuk mengobati penyakit-penyakit dalam kelompok penyakit tulang, otot dan sendi. Ramuan tersebut juga biasanya ditambahkan akar kelapa, akar pinang atau akar aren dan ditemukan dimanfaatkan hampir di lokasi. Penambahan ketiga spesies terakhir tersebut cenderung berbeda di setiap lokasi. Desa-desa yang terletak di daerah pegunungan dan dataran tinggi (Kecamatan Jalancagak) biasanya menggunakan akar aren, sedangkan akar kelapa 64 dan akar pinang banyak digunakan oleh masyarakat di desa-desa dataran dan berbukit (Kecamatan Dawuan) dan masyarakat di daerah dataran rendah (Kecamatan Tambakdahan). Kumis kucing (Orthosiphon spicatus) termasuk ke dalam sepuluh spesies tumbuhan obat dengan frekuensi tertinggi di semua kecamatan dan dimanfaatkan mengobati penyakit-penyakit dalam kelompok penyakit tulang, otot dan sendi, diantaranya sakit pinggang. Sirih (Piper betle) merupakan spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Subang dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi, yaitu mencapai 35,19% atau sebanyak 95 orang responden memanfaatkan spesies tumbuhan tersebut dari 270 orang responden yang diwawancarai. Pemanfaatan sirih sebagai tumbuhan obat memang telah lama dikenal. Spesies ini memiliki banyak khasiat bagi pengobatan. Spesies tumbuhan obat lainnya yang termasuk ke dalam sepuluh spesies tumbuhan obat dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi oleh masyarakat Kabupaten Subang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Sepuluh spesies tumbuhan obat dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi pada tingkat Kabupaten Subang. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama spesies Sirih (Piper betle) Kunyit (Curcuma domestica) Jambu batu (Psidium guajava) Mustajab (Abelmonchus manihot) Saga (Abrus precatorius) Sembung (Blumea balsamifera) Kumis kucing (Orthosiphon spicatus) Mengkudu (Morinda citrifolia) Randu (Ceiba pentandra) Ceplukan (Physalis peruviana) Frekuensi pemanfaatan (%) 35,19 27,41 18,15 17,04 14,44 14,07 11,11 10,74 10,37 10,00 Spesies-spesies tumbuhan obat dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi di Kabupaten Subang pada umumnya digunakan oleh masyarakat untuk penyakitpenyakir ringan dan sering diderita masyarakat, seperti jambu batu (Psidium guajava) untuk mengobati diare, mustajab (Abelmonchus manihot) dan randu (Ceiba pentandra) untuk meredakan panas dan saga (Abrus precatorius) untuk mengobati sariawan. Pengobatan yang dilakukan dengan spesies tumbuhan obat tersebut pun lebih banyak merupakan pengobatan yang dilakukan dalam skala rumah tangga atau pengobatan sendiri. 65 Gambar 31 (a) (b) Beberapa spesies tumbuhan obat dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi: (a) randu dan (b) saga. 5.2.7 Sumber pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat Terdapat sembilan sumber pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan tumbuhan obat untuk pengobatan. Sumber-sumber pengetahuan tumbuhan obat dapat pada setiap kecamatan dapat dilihat pada Gambar 32, Gambar 33 dan Gambar 35. Sumber pengetahuan secara turun temurun mengenai tumbuhan obat dan pemanfaatannya merupakan sumber pengetahuan terbanyak di setiap kecamatan. Sumber pengetahuan secara turun-temurun diperoleh melalui orang tua dan leluhur. Persentase sumber pengetahuan tersebut di setiap kecamatan berkisar antara 58 – 84%. Artinya, lebih dari separuh spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan berasal dari pengetahuan secara turun-temurun. Banyaknya tumbuhan obat yang dikenal dan dimanfaatkan melalui pengetahuan secara turun-temurun menunjukkan bahwa sebenarnya masyarakat masih memegang dan melaksanakan pengetahuan yang diajarkan oleh orang tua atau leluhurnya dalam pemanfaatan tumbuhan obat, meskipun tentu saja jumlah spesies tumbuhan dan intensitas pemanfaatannya tidak sebanyak dahulu. Hal tersebut disebabkan telah banyaknya spesies tumbuhan yang mulai sulit ditemukan, bahkan sudah tidak ada lagi di sekitar lingkungan masyarakat. Selain itu, telah banyaknya obat kimia yang mudah diperoleh dan lebih praktis digunakan serta adanya fasilitas kesehatan yang dibangun di sekitar tempat tinggal masyarakat pun membuat masyarakat mulai enggan menggunakan tumbuhan obat. Biasanya pengetahuan secara turun-temurun yang masih dipegang masyarakat berupa pengetahuan mengenai ramuan tumbuhan obat sederhana. Sederhana yang dimaksud, yaitu tidak terlalu banyak spesies tumbuhan yang digunakan, sederhana 66 dalam mengolah dan dalam menggunakannya. Ramuan tumbuhan obat sederhana tersebut biasanya dimanfaatkan untuk mengobati penyakit-penyakit ringan yang sering diderita masyarakat. Gambar 32 Sumber pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat masyarakat Kecamatan Jalancagak. Sumber pengetahuan spesies tumbuhan obat dan pemanfaatannya yang berasal dari kerabat merupakan sumber pengetahuan yang banyak dimanfaatkan masyarakat di kecamatan-kecamatan lokasi penelitian. Masyarakat mudah terpengaruh oleh perilaku, pemikiran dan perasaan warga lain dalam lingkungan masyarakat tersebut atau oleh masyarakat lainnya terhadap suatu hal, karena seringkali interaksi dalam dan antar masyarakat bersifat persuasif. Dalam hal pemanfaatan tumbuhan obat, seringkali seorang warga ikut menggunakan suatu tumbuhan obat karena melihat atau mendapat saran dari warga lainnya. Pengaruh tersebut akan semakin besar seiring dengan semakin dekatnya hubungan warga dalam suatu masyarakat atau dengan masyarakat lainnya. Kecamatan Jalancagak memiliki persentase sumber pengetahuan dari kerabat terkecil. Hal tersebut disebabkan terdapat daerah-daerah di Kecamatan Jalancagak yang terletak berjauhan hingga interaksi antar masyarakat yang tinggal di dalamnya pun lebih kecil dibandingkan di daerah lainnya. 67 Gambar 33 Sumber pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat masyarakat Kecamatan Dawuan. Masyarakat yang mengetahui mengenai tumbuhan obat dan manfaatnya dari pengobat (dukun, tukang urut, paraji dan lain-lain) tidak terlalu banyak. Kecamatan Jalancagak merupakan kecamatan yang masyarakatnya paling sedikit mengetahui tentang tumbuhan obat dan manfaatnya dari pengobat. Hal tersebut disebabkan karena jumlah pengobat di kecamatan tersebut yang menggunakan tumbuhan obat sebagai media penyambuhan tidak banyak, terutama pengobat berupa dukun dan tukang urut. Paraji (dukun beranak) cukup banyak ditemukan di Kecamatan Jalancagak, mencapai dua hingga tiga orang pada setiap desanya, namun sudah banyak yang tidak menggunakan tumbuhan obat. Paraji yang ditemui merupakan paraji terdidik yang bertugas mendampingi bidan desa dan membantu merawat bayi. Namun, paraji-paraji tersebut masih diperbolehkan menganjurkan penggunaan tumbuhan obat dalam merawat kesehatan ibu setelah melahirkan. Masyarakat juga mendapat pengetahuan mengenai tumbuhan obat dan pemanfaatannya dari media cetak, berupa koran, buku, majalah dan lain-lain. Jumlah masyarakat yang mendapat pengetahuan dari sumber tersebut cukup kecil, yaitu hanya 2 – 5%. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di kecamatan-kecamatan lokasi penelitian masih rendah. Masyarakat 68 yang mendapatkan pengetahuan mengenai spesies tumbuhan obat dan pemanfaatannya dari media cetak biasanya merupakan masyarakat dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari sekolah dasar, karena masyarakat dengan tingkat pendidikan tersebut lebih mudah mendapatkan akses terhadap sumber pengetahuan tersebut. Media cetak yang dijadikan sumber pengetahuan tersebut, diantaranya Majalah Trubus, Majalah Mangle dan Koran Giwangkara. Seperti media cetak, masyarakat yang mendapat pengetahuan mengenai tumbuhan obat dan pemanfaatannya dari media elektronik pun sedikit, hanya 1% pada setiap kecamatannya. Hal tersebut disebabkan mulai berkurangnya acara yang memberikan pengetahuan tentang tumbuhan obat dan pemanfaatanya di media-media elektronik yang mudah diakses masyarakat, seperti TV dan radio. Jika pun ada, masyarakat biasanya akan memilih tayangan lain yang dianggap lebih menarik. TVRI merupakan salah satu stasiun televisi yang pernah diketahui masyarakat menanyangkan acara mengenai pengobatan secara tradisional dengan tumbuhan obat dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidang tersebut. Namun, banyak masyarakat yang sudah jarang atau bahkan tidak lagi menonton saluran tersebut. Media cetak dan media elektronik sebenarnya merupakan media yang ampuh untuk penyebaran informasi terhadap masyarakat. Media elektronik terutama dapat diakses semua kalangan masyarakat tanpa membedakan usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat ekonomi. Pemberian pengetahuan mengenai tumbuhan obat dan pemanfaatannya akan sangat efektif dilakukan melalui media ini, namun dengan pengemasan acara yang lebih menarik dan tetap mendidik. Sumber pengetahuan mengenai tumbuhan obat dan pemanfaatanya melaui ilham (mimpi, tirakat, salat dan lain-lain) tidak diperoleh oleh setiap orang dan sembarangan orang. Masyarakat yang mendapat pengetahuan dari hal tersebut biasanya merupakan masyarakat yang pernah memiliki riwayat sakit yang berat dan pengobat. Masyarakat dengan riwayat sakit yang berat akan berupaya melakukan berbagai cara untuk kesembuhannya. Salah satunya adalah dengan rajin melaksanakan ibadah untuk memohon kesembuhan pada Tuhan. Pengobat di Kecamatan Dawuan yang mendapatkan pengetahuan mengenai tumbuhan obat 69 dan pemanfaatannya dengan cara belajar, melalui ilham (mimpi, tirakat, shalat dan lain-lain) dan dari pengetahuan secara turun temurun mengatakan bahwa penyakit yang diderita seseorang dapat merupakan penyakit secara lahir atau penyakit kebatinan. Menurut pengobat tersebut, penyakit yang bersifat lahir atau pun kebatinan dapat diobati menggunakan tumbuhan obat, namun untuk penyakit yang bersifat kebatinan, selain menggunakan tumbuhan obat, pengobatannya pun memerlukan ritual, bacaan atau syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi penderita selain menggunakan tumbuhan obat. Sebagai contoh, pemanfaatan air rebusan bunga labu kuning (Cucurbita moschata) dengan bunga atau daun senggugu (Clerodendron serratum) dan daun salak (Salacca zalacca) yang dipakai mandi dipercaya dapat mengobati penyakit ayan. Dalam penggunaannya, air rebusan spesies-spesies tumbuhan tersebut harus dipakai mandi selama tujuh kali pada setiap hari kelahiran penderita dan digunakan setiap pukul tujuh (pagi atau malam) serta penderita harus dimandikan langsung oleh orangtuanya. Selain itu, rebusan kulit batang kelor (Moringa oleoifera) dan turi (Sesbania grandiflora) juga dipercaya dapat menyembuhkan penyakit reumatik. Untuk mempercepat penyembuhan, penderita disarankan menendang-nendang batang kelor tersebut setiap hari. Mitos atau syarat-syarat yang melengkapi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat tersebut tentu saja perlu dianalisis lebih lanjut. Meskipun terdengar tidak masuk akal, namun seringkali mitos atau syarat tersebut sebenarnya mengandung arti yang dapat dijelaskan. Misalnya, dalam pemanfaatan daun tertentu untuk obat disarankan jumlahnya ganjil atau dalam jumlah tertentu tergantung hari kelahiran penderita (penderita yang lahir hari Senin menggunakan dua lembar daun, penderita yang lahir pada hari Selasa menggunakan lima lembar daun dan seterusnya). Mungkin saja, jumlah-jumlah daun tersebut sebenarnya merupakan dosis yang tepat bagi pengobatan, mengingat tidak semua spesies tumbuhan cocok digunakan oleh setiap orang. Dokter, bidan dan mantri desa merupakan sumber pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat yang dikelompokan sebagai medis. Spesies tumbuhan obat yang disarankan oleh dokter, bidan dan mantri tersebut biasanya merupakan spesies 70 tumbuhan yang memang kandungannya telah diteliti secara ilmiah dan telah terbukti berkhasiat obat. Daun sirsak misalnya, kini banyak diresepkan atau sekedar dianjurkan oleh dokter. Hal tersebut disebabkan hasil riset di mancanegara yang menginformasikan adanya senyawa aktif acetogenesis dalam daun sirsak yang sangat manjur dan selektif mengatasi target sasaran dalam pengobatan penyakit kanker (Duryatmo 2011). Terdapat juga dokter yang membuat dan memberikan ramuan obat tradisional yang telah dikemas secara modern dan siap pakai pada pasiennya. Salah seorang warga yang menderita kanker payudara di Desa Tambakmekar, Kecamatan Jalancagak hingga kini masih mengkonsumsi obat tersebut, disamping juga mengkonsumsi ramuan tumbuhan obat yang dibuat sendiri yang diberitahukan dokter dan kerabatnya. Meskipun pada akhirnya operasi tetap dilakukan, namun warga tersebut mengaku dengan mengkonsumsi tumbuhan obat, kondisinya lebih baik. Gambar 34 Obat yang terbuat dari tumbuhan obat yang dibuat dan dikemas oleh salah seorang dokter untuk mengobati penyakit kanker payudara. Komposisi salah satu obat kanker payudara yang dikonsumsi warga tersebut, yaitu daun sirsak (Annona muricata), rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza), rimpang kunir putih (Curcuma zedoaria) dan daun jambu batu (Psidium guajava). Masing-masing spesies tumbuhan tersebut, memiliki efek farmakologis terhadap kanker payudara, misalnya kunir putih memiliki efek menghentikan pertumbuhan sel kanker (sitostatika), menghentikan pendarahan (hemostatika) dan menghilangkan rasa sakit (anti piretik). Obat lainnya terdiri dari sambiloto dan temulawak. Temulawak memiliki efek farmakologis terhadap kanker payudara, yaitu sebagai sitostatika, anti piretik, anti inflamasi, menghilangkan atau menetralkan racun (anti toksik) dan meningkatkan daya tahan tubuh (imunostimulan) (Winarto et al. 2007). Temulawak dapat diberikan bersama 71 daun sirsak kepada pasien kanker yang juga mengidap maag. Temulawak melindungi lambung dari keasaman tinggi akibat konsumsi daun sirsak yang bersifat asam (Wiguna 2011). Spesies-spesies tumbuhan obat yang merupakan komposisi obat untuk kanker payudara tersebut terdapat di sekitar lingkungan masyarakat dan seringkali juga dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati penyakit tertentu. Sebenarnya masyarakat pun dapat membuat obat untuk penyakit yang berat, seperti kanker dengan memanfaatkan spesies-spesies tumbuhan obat tersebut. Hanya saja dalam pembuatannya perlu diperhatikan cara pengolahan yang benar dan dosis yang tepat. Warga yang mendapatkan pengetahuan mengenai tumbuhan obat dan pemanfaatannya dengan belajar terdapat di Kecamatan Dawuan. Salah seorang warga belajar dari orang yang mempunyai pengetahuan banyak mengenai hal tersebut dan dari buku-buku. Menurutnya, pengobatan dengan menggunakan tumbuhan obat itu bersifat ekstruktif, artinya reaksinya tidak cepat namun akurat pada organ yang sakit. Hal tersebut yang menyebabkan pengobatan dengan tumbuhan obat hampir tidak memiliki efek samping. Berbeda dengan obat kimia yang bersifat destruktif. Pengetahuan mengenai tumbuhan obat yang diperoleh dari belajar dan buku-buku tersebut seringkali dibagikan pada masyarakat lainnya. Gambar 35 Sumber pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat masyarakat Kecamatan Tambakdahan. 72 Sumber pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat lainnya berupa seminar kesehatan dan melihat komposisi obat herbal dan jamu. Warga yang mendapatkan pengetahuan mengenai tumbuhan obat dan manfaatnya melalui komposisi obat herbal dan jamu pada awalnya merupakan pembeli produk-produk tersebut. Setelah diamati pada bagian komposisinya, ternyata spesies tumbuhan obat yang merupakan komposisi obat herbal dan jamu tersebut dapat ditemukan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Karena itu, warga tersebut pun mulai membuat sendiri ramuan tumbuhan obat sesuai komposisi yang tertulis pada obat herbal dan jamu tersebut. 5.2.8 Potensi tumbuhan obat di sekitar lingkungan masyarakat Tidak semua spesies tumbuhan yang tumbuh di sekitar lingkungan masyarakat dimanfaatkan sebagai obat, meskipun beberapa diantaranya memiliki khasiat tersebut. Spesies tumbuhan berkhasiat obat yang tumbuh di sekitar lingkungan masyarakat adalah yang disebut sebagai potensi tumbuhan obat dalam bahasan ini. Potensi tumbuhan obat di sekitar lingkungan masyarakat pada setiap kecamatan dapat dilihat pada Gambar 36. Gambar 36 Potensi tumbuhan obat di sekitar lingkungan masyarakat dibandingkan tumbuhan obat yang telah dimanfaatkan masyarakat di setiap kecamatan dan pada tingkat Kabupaten Subang. 73 Gambar 36 menunjukan bahwa spesies tumbuhan obat yang tumbuh di sekitar lingkungan masyarakat memiliki perbedaan jumlah yang tidak terlalu besar dengan spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat di setiap desa. Hal tersebut memperlihatkan bahwa masyarakat cenderung memanfaatkan spesies yang telah ada atau mudah ditemukan di sekitar lingkungan mereka. Selain itu, hal tersebut juga menunjukan bahwa telah adanya upaya budidaya oleh masyarakat terhadap spesies tumbuhan obat, sehingga spesies yang ada dan yang dimanfaatkan tidak jauh berbeda. Kecamatan yang memiliki perbedaan yang cukup besar pada jumlah potensi tumbuhan obat dengan jumlah tumbuhan obat yang dimanfaatkannya, yaitu Kecamatan Tambakdahan. Habitat spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat kecamatan tersebut hanya terbatas pada pekarangan, kebun dan sawah. Padahal pada habitat lain selain habitat-habitat tersebut pun banyak ditemukan spesies tumbuhan berkhasiat obat. Selain itu, spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkannya pun sebagian besar merupakan hasil budidaya masyarakat. Masyarakat tidak terlalu banyak memanfaatkan spesies tumbuhan obat yang hidup liar. Spesies tumbuhan obat yang tidak ditemukan dimanfaatkan, namun ditemukan tumbuh di biasanya merupakan spesies tumbuhan yang lebih dikenal dengan fungsi lain oleh masyarakat, seperti hiasan (tanaman hias), merupakan tumbuhan liar dan tumbuhan yang terletak agak jauh dari lingkungan masyarakat atau hidup pada tempat yang jarang dikunjungi masyarakat. Spesies tumbuhan yang merupakan tanaman hias, seperti tapak dara (Catharanthus roseus), bunga kertas (Bougainvillea glabra), bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dan bunga kancing (Gompherena globosa) umumnya tidak diketahui memilki fungsi lain oleh masyarakat di kecamatan-kecamatan tertentu, meskipun spesies-spesies tumbuhan tersebut sebenarnya memiliki khasiat obat. Tapak dara misalnya dapat dimanfaatkan sebagai obat kencing manis. Tumbuhan yang hidup liar juga banyak yang tidak dimanfaatkan masyarakat sebagai obat. Sebagai contoh, genjer (Limnocharis flava), ki apus (Pistia stratiotes) dan eceng (Monochoria vaginalis) sawah merupakan spesies-spesies yang umum ditemukan di persawahan dan perairan lainnya, namun spesies ini 74 tidak ditemukan dimanfaatkan masyarakat. Padahal spesies-spesies tersebut banyak ditemukan di Kecamatan Tambakdahan yang memiliki sawah lebih luas dibandingkan kecamatan lainnya dan merupakan kecamatan dengan perbedaan jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan dan potensi tumbuhan obatnya besar. Selain tumbuhan liar yang sering ditemukan di sawah, tumbuhan liar yang ditemukan di wilayah kecamatan tersebut namun jarang didatangi masyarakat pun ada yang memiliki khasiat obat. Sebagai contoh, biduri (Calotropis gigantea) yang ditemukan di pemakaman masyarakat. Ternyata spesies tumbuhan tersebut memiliki banyak manfaat pada hampir semua bagian tumbuhannya, mulai dari kulit akar, daun, bunga dan getahnya. Himansu et al. (2011) mengatakan bahwa spesies tumbuhan ini mengandung berbagai jenis alkaloid, glikosida, flavanoid, tanin, saponin, sterol dan triterpenoid dan memiliki sifat anti-inflamantory, analgesic, anti-piretic, anti-oksidan, anti-convulsant dan anti-diarrhoeal agent dalam mengobati penyakit. Gambar 37 Biduri yang ditemukan di Kecamatan Tambakdahan. Pemberian informasi mengenai spesies-spesies tumbuhan obat yang dapat dimanfaatkan sangat penting bagi masyarakat. Selain membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dalam bidang kesehatan, upaya tersebut juga dapat mempertahankan dan melestarikan keberadaan spesies-spesies tumbuhan obat. 5.3 Cara Pemanfaatan Tumbuhan Obat Cara pemanfaatan terdiri dari cara pengolahan dan cara penggunaan. Cara pengolahan merupakan suatu proses untuk menjadikan suatu spesies atau 75 beberapa spesies tumbuhan obat siap untuk digunakan. Roosita et al. (2011) mengatakan bahwa cara pengolahan tumbuhan obat dari bahan segar merupakan proses terpenting dalam pengobatan secara herbal. Cara pengolahan spesies tumbuhan obat oleh masyarakat Kabupaten Subang, yaitu direbus, diseduh, ditumbuk/dihaluskan, diremas, diparut, dikukus, dibubuy (dimasukan ke dalam abu panas dalam tungku hingga melunak), dituak (dipotong dan air yang keluar ditampung), disangray (digoreng tanpa minyak), dimasak/dicampurkan ke dalam makanan dan direndam dalam air. Terdapat juga spesies tumbuhan obat yang digunakan tanpa mengalami pengolahan terlebih dahulu atau dapat dimanfaatkan langsung, yaitu dengan cara dimakan langsung, seperti pada biji mahoni yang dimanfaatkan untuk mengobati sakit kepala. Cara penggunaan tumbuhan obat merupakan suatu cara yang menjadikan suatu spesies tumbuhan obat atau ramuan tumbuhan obat yang telah diolah dapat dirasakan manfaatnya untuk pengobatan. Cara penggunaan dikategorikan ke dalam empat cara, yaitu cara penggunaan secara oral atau dimasukan ke dalam tubuh penderita, cara penggunaan pada bagian luar tubuh penderita, cara penggunaan dengan memandikan penderita dengan air atau uap dari ramuan tumbuhan obat dan gabungan dua atau beberapa cara penggunaan tersebut. Cara penggunaan spesies tumbuhan obat atau ramuan tumbuhan obat secara oral/dimasukan ke dalam tubuh penderita, yaitu dengan cara diminum dan dimakan. Cara penggunaan dengan pada bagian luar tubuh penderita dilakukan dengan cara dibalurkan, dioleskan dan ditempelkan/dikompreskan. Cara pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Kabupaten Subang disajikan pada Tabel 8. Secara umum, cara penggunaan tumbuhan obat dipengaruhi oleh manfaat spesies tumbuhan obat tersebut untuk pengobatan dan bagian organ tubuh yang akan diobati. Sedangkan cara penggolahan cenderung dilakukan dengan sesuai dengan kesukaan atau selera pengguna, namun tetap menunjang cara penggunaan yang akan dilakukan. Pada Tabel 8 terlihat bahwa cara penggunaan tumbuhan obat dengan cara diminum dan dimakan digunakan untuk mengobati penyakitpenyakit pada organ dalam, sedangkan cara penggunaan dengan dibalurkan, 76 dioles, ditempelkan dan diteteskan lebih digunakan pada pengobatan sakit luar atau luka pada organ luar. Cara penggunaan dengan cara diminum pada suatu spesies tumbuhan obat atau ramuan tumbuhan obat dapat dilakukan dengan cara pengolahan direbus, dihaluskan, diseduh, dituak (batang tumbuhan dipotong dan ditampung airnya), diparut, direndam air panas, dibubuy (dimasukan ke dalam abu panas dalam tungku hingga melunak), digoreng, diperas dan dihancurkan (dijus). Sebagian besar spesies tumbuhan obat yang digunakan dengan cara diminum oleh masyarakat merupakan spesies tumbuhan yang bermanfaat untuk mengobati penyakit organ dalam, seperti reumatik, kanker, diare, sakit pinggang dan jantung. Terdapat juga spesies tumbuhan obat yang diminum untuk mengobati luka atau sakit pada organ luar, namun pada dasarnya tetap penggunaan untuk penyakit tersebut adalah untuk mengobati penyakit organ dalam, yaitu kencing manis. Penderita kencing manis basah akan sulit sembuh jika terluka, masyarakat menggunakan daun kopi (Coffea robusta) untuk mengeringkan luka tersebut. Cara penggunaan dengan cara dimakan pada suatu spesies tumbuhan obat atau ramuan tumbuhan obat dapat dilakukan dengan cara dimakan langsung, dikukus, dilalap mentah, direbus, digoreng atau dicampurkan pada makanan. Spesies tumbuhan obat yang digunakan dengan cara dimakan biasanya juga merupakan lalapan bagi masyarakat, baik yang dilalap mentah, direbus atau dikukus terlebih dahulu. Contoh spesies tumbuhan tersebut antara lain, labu siam muda (Sechium edule) yang dikukus untuk mengobati darah tinggi, kedongdong cina (Polyscias pinnata) untuk melancarkan kencing dan daun kahitutan (Paederia scandens) untuk melancarkan kentut. Gambar 38 Labu siam muda yang merupakan lalapan sekaligus obat darah tinggi. Tabel 8 Cara pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Kabupaten Subang No 1 Cara penggunaan Diminum Cara pengolahan 1. direbus 2. diseduh 2 3 Dimakan Dioleskan Bagian yang digunakan daun Kopi daun jantung 4. dibubuy batuk Mahoni, dadap, buni dan mengkudu Jeruk nipis 5. diparut sakit kuning Bambu kuning 6. dituak 7. diperas 8.disangray (digoreng tanpa minyak) 1. direbus 2. dilalap mentah 3. dimasak/dimasukan ke dalam makanan 4. dimakan langsung tanpa pengolahan 5. dikukus batuk panas Bambu bitung Combrang buah batang muda (rebung) batang batang cacingan Lamtoro biji melancarkan kencing keputihan Kedongdong cina Jotang daun daun memperlancar ASI Pepaya dan katuk daun sakit kepala Mahoni biji maag menghilangkan noda hitam pada wajah menghilangkan merah-merah pada kulit bisul perawatan kesehatan ibu melahirkan gatal-gatal terkena ulat gatal-gatal Kunci rimpang Binahong daun 1. diremas 3. dipotong Dibalurkan sakit pinggang mengeringkan luka akibat kencing manis Contoh spesies/ ramuan tumbuhan obat Murbei, kacapiring dan mustajab 3. ditumbuk 2. ditumbuk 4 Contoh kegunaan/manfaat 1. ditumbuk Mara bunga dan minyak getah Lada, beras dan bawang putih biji dan umbi Singkong Jahe daun rimpang Kelapa 77 2. diremas 3. diparut daun 78 Tabel 8 Cara pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Cara penggunaan 5 Ditempelkan/dikompreskan 6 Cara pengolahan Contoh kegunaan/manfaat Diteteskan 1. ditempelkan langsung 2. dibubuy 1. diremas 2. dipotong 3. direndam dalam air panas sakit kelenjar belek sakit mata sakit mata 7 Dipakai mandi (uapnya) direbus reumatik 8 Diinjak-injak direbus sakit kaki Contoh spesies/ ramuan tumbuhan obat Lidah buaya Pisang batu Katuk Pacing Korejat Salam, sirsak, nangka, galinggem dan serai Pepaya Bagian yang digunakan daun buah daun batang bunga daun dan batang (serai) buah 78 79 Cara penggunaan dengan diteteskan digunakan pada pengobatan sakit mata. Kandungan berbagai spesies tumbuhan obat yang ditemukan di sekitar lingkungan masyarakat dapat mengobati penyakit tersebut terdapat pada bagian batang, buah, bunga dan daun. Cara pengolahan spesies tersebut dilakukan dengan cara pemotongan, seperti pada dadap cangkring (Erythrina fusca), diremas seperti pada buah belimbing (Averhoa carambola) dan daun katuk (Sauropus androgynus) dan direndam dalam air terlebih dahulu seperti bunga korejat (Isotoma longiflora). Terdapat juga cara penggunaan spesies tumbuhan obat untuk pengobatan dengan cara dipakai tidur. Cara tersebut digunakan masyarakat salah satu desa di Kecamatan Jalancagak untuk mengobati kelumpuhan akibat stroke. Daun muda pisang batu yang masih menggulung, dibuka dan dilapisi dengan minyak kelapa. Daun tersebut dijadikan alas tidur penderita. Khasiat spesies tumbuhan tersebut beserta cara pemanfaatannya perlu diteliti lebih lanjut. Spesies tumbuhan obat yang cara penggunaannya dipakai mandi dan dipergunakan uapnya cukup banyak ditemukan di setiap lokasi. Spesies tumbuhan yang digunakan dengan cara dipakai mandi antara lain air pada batang pisang gemor (Musa sp.) untuk mengobati panas. Sedangkan rebusan daun salam (Sysygium polyanthum), sirsak (Annona muricata), galinggem (Bixa orellana) dan serai (Cymbopogon citratus) dipergunakan uapnya untuk mengobati reumatik. Penderita reumatik dan baskom berisi ramuan tersebut ditutupi dengan sarung, sehingga seluruh tubuh penderita terkena uap dari ramuan tersebut. Ramuan ini merupakan ramuan yang berasal dari pengobat di salah satu desa di Kecamatan Dawuan. 5.4 Tipe Pemanfaatan, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan dan Persepsi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Kabupaten Subang Berdasarkan hasil penelitian, tidak setiap saat masyarakat Kabupaten Subang memanfaatkan tumbuhan obat untuk pengobatan. Tipe pemanfaatan spesies tumbuhan untuk pengobatan yang dilakukan masyarakat berbeda-beda. Tipe pemanfaatan tersebut berbeda berdasarkan waktu pemanfaatan dan tujuan 80 pemanfaatan tumbuhan obat. Terdapat tiga tipe pemanfaatan tumbuhan bagi pengobatan oleh masyarakat di Kabupaten Subang, yaitu 1. Pertolongan pertama, yaitu tumbuhan obat dijadikan pertolongan pertama dalam mengobati suatu penyakit. Jika ternyata penyakitnya tidak kunjung membaik atau semakin parah, maka pengobatan modern atau secara medis menjadi solusi. Pada tipe pemanfaatan pertolongan pertama, biasanya spesies tumbuhan obat yang digunakan merupakan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit-penyakit ringan. 2. Alternatif/pengganti, yaitu pengobatan dengan tumbuhan obat sebagai pengganti pengobatan secara modern. Hal-hal yang menjadi alasan pemanfaatan tumbuhan obat sebagai alternatif/pengganti, yaitu kejenuhan terhadap obat modern yang dianggap tidak manjur meskipun telah banyak dan lama dikonsumsi, adanya beberapa warga masyarakat yang alergi terhadap obat kimia dan mahalnya biaya untuk membeli obat modern sehingga obat-obatan dari tumbuhan yang murah meriah menjadi solusi. 3. Pendamping, artinya tumbuhan obat dikonsumsi bersamaan dengan obat modern sebagai upaya untuk mempercepat penyembuhan dari suatu penyakit. Hal tersebut seringkali ditemukan pada masyarakat. Meskipun memungkinkan penyembuhan suatu penyakit lebih cepat, namun hal tersebut juga dapat membahayakan jika pemanfaatan tumbuhan obat yang bersamaan dengan penggunaan obat modern/kimia tidak sesuai aturan. Banyak pendapat dan persepsi masyarakat mengenai pengobatan dengan tumbuhan obat. Beberapa masyarakat menyukai pengobatan dengan cara tersebut. Hal-hal yang menyebabkan masyarakat Kabupaten Subang memanfaatkan tumbuhan untuk pengobatan, yaitu 1. Masyarakat mengetahui dampak negatif dari obat-obat kimia/modern, selain itu masyarakat menilai bahwa pengobatan dengan obat kimia/moden hanya sementara. Penyakit atau rasa sakit yang diderita hanya sembuh sementara waktu dan akan terasa lagi beberapa waktu kemudian (kambuh); 2. Tumbuhan obat mudah diperoleh di sekitar lingkungan masyarakat dan murah, bahkan tanpa biaya bila menanam sendiri atau meminta dari tetangga; 81 3. Tumbuhan obat dinilai tidak memiliki efek samping bagi tubuh bila digunakan, sedangkan zat kimia yang terkandung dalam obat-obatan modern akan berbahaya bagi tubuh bila digunakan terus menerus; 4. Adanya masyarakat yang resisten atau kebal terhadap obat kimia/modern, sehingga tidak kunjung sembuh. Selain itu, terdapat juga masyarakat yang alergi terhadap obat kimia/modern; 5. Riwayat sakit yang panjang dengan menggunakan pengobatan modern/kimia menyebabkan kejenuhan masyarakat dalam mengkonsumsi obat kimia/modern tersebut; 6. Pengobatan dengan tumbuhan obat dijadikan pendamping selain pengobatan secara moden sebagai upaya masyarakat agar penyakit yang dideritanya lekas sembuh. Selain banyak masyarakat Kabupaten Subang yang menyukai dan menggunakan lagi pengobatan dengan menggunakan tumbuhan obat, terdapat juga masyarakat yang enggan bahkan tidak lagi memanfaatkan tumbuhan untuk pengobatan. Hal-hal yang menyebabkan hal tersebut, yaitu 1. Efek penggunaan tumbuhan obat tidak langsung terlihat, sehingga penggunaannya harus secara rutin dan penuh dengan kesabaran; 2. Beberapa masyarakat merasa tumbuhan obat tidak memberikan pengaruh apapun terhadap kesembuhan penyakit mereka. Hal tersebut disebabkan efek penggunaan suatu spesies tumbuhan obat akan berbeda pada setiap orang; 3. Tumbuhan obat memiliki bau dan rasa tertentu yang tidak disukai setiap orang. Terkadang bau dan rasa tersebut membuat masyarakat mual dan muntahmuntah; 4. Beberapa spesies tumbuhan obat sudah mulai sulit ditemukan di sekitar lingkungan masyarakat; 5. Tumbuhan obat kurang praktis digunakan, sehingga sulit digunakan oleh masyarakat yang membutuhkan penyembuhan cepat dan memiliki keterbatasan waktu dalam mengolahnya. Secara umum, berdasarkan hasil analisis terhadap perilaku pemanfaatan tumbuhan obat di lokasi-lokasi penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat di Kabupaten Subang, yaitu 82 1. Umur. Umur seseorang mempengaruhi pemanfaatan tumbuhan obat karena orang yang berumur lebih tua memiliki pengetahuan dan kepercayaan terhadap tumbuhan obat yang lebih tinggi. Selain itu, pada masyarakat yang berumur lebih tua terdapat motivasi untuk mempertahankan pengetahuan yang berasal secara turun temurun. Namun, menurunnya kemampuan fisik dan ingatan seseorang pada usia tua seringkali menjadi penyebab tidak dimanfaatkannya lagi tumbuhan obat tersebut. 2. Tingkat pendidikan. Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah memanfaatkan tumbuhan obat terbatas pada apa yang mereka warisi secara turun temurun, informasi dari kerabat dan apa yang mereka lihat dari tayangan di TV, acara radio dan media elektronik lainnya. Sedangkan masyarakat dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, selain memanfaatkan tumbuhan obat yang diketahui secara turun temurun, juga mendapatkan pengetahuan mengenai tumbuhan obat dari acara seminar dan media cetak, seperti majalah, buku, koran dan lain-lain. Hal tersebut disebabkan terbukanya akses terhadap semua sumber dan media yang memberikan pengetahuan baru pada masyarakat dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Selain mengenai tumbuhan obat dan manfaatnya, dari media-media tersebut pun masyarakat mengetahui mengenai dampak negatif pengobatan secara kimia. Tumbuhan obat yang diperoleh dari pengetahuan baru tersebut tidak terbatas pada spesies tumbuhan obat yang biasa digunakan dan tumbuh di lingkungan sekitarnya, namun dapat merupakan spesies baru. 3. Tingkat ekonomi. Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah tentunya akan memilih pengobatan dengan biaya yang murah seperti tumbuhan obat. Namun, seringkali waktu mereka dihabiskan untuk bekerja sehingga waktu untuk melakukan pengolahan tumbuhan obat terbatas dan lebih memilih obat kimia yang lebih praktis dan mudah didapatkan. 4. Riwayat sakit. Masyarakat yang menderita penyakit tertentu akan berupaya menyembuhkan penyakitnya dengan berbagai upaya, mulai dari pengobatan secara medis hingga pengobatan tradisional dengan tumbuhan obat, bahkan menggabungkan berbagai macam pengobatan tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat penyembuhan. Riwayat sakit yang panjang kadang 83 membuat penderita jenuh, beberapa diantaranya menjadi resisten hingga alergi terhadap jenis obat kimia, sehingga pengobatan tradisional dengan menggunakan tumbuhan obat pun menjadi alternatif. 5. Keberadaan vegetasi alami. Masyarakat yang tinggal di dekat vegetasi alami, seperti hutan memiliki ketergantungan terhadap sumberdaya yang terdapat di dalamnya. Diantara sumberdaya yang dimanfaatkan tersebut berupa tumbuhan yang berkhasiat obat. Sedangkan masyarakat yang tidak tinggal di dekat vegetasi alami, berupaya melakukan budidaya tumbuhan obat atau pun memperoleh tumbuhan obat dengan cara membeli. 6. Kondisi lingkungan sosial. Masyarakat yang tinggal berdekatan dengan masyarakat lainnya yang masih memanfaatkan tumbuhan obat, biasanya juga akan ikut memanfaatkan tumbuhan obat tersebut. Hal tersebut disebabkan adanya interaksi diantara masyarakat yang dapat bersifat persuasif terhadap suatu perilaku, termasuk perilaku pemanfaatan tumbuhan obat. 7. Sumber informasi. Pengetahuan mengenai tumbuhan obat dan pemanfaatanya secara turun temurun merupakan sumber pengetahuan utama bagi masyarakat. Selain itu, masyarakat pun sangat mendapatkan pengetahuan dari sumber lain, terutama pengetahuan berupa pemanfaatan spesies tumbuhan obat yang baru. 5.5 Program Pengembangan Pemanfaatan Tumbuhan Obat di Kabupaten Subang Tukiman (2004) mengatakan bahwa upaya pengobatan tradisional dengan tumbuhan obat merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dan penerapan teknologi tepat guna yang potensial untuk menunjang pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan pada masyarakat dengan menggunakan tumbuhan obat tidak serta merta tumbuh begitu saja, meskipun penggunaan tumbuhan obat bagi pengobatan oleh masyarakat sudah sejak dahulu dilakukan bahkan tanpa adanya program yang berkaitan dengan tumbuhan obat pun. Namun, pemanfaatan tersebut terbatas pada spesies tumbuhan tertentu untuk penyakit yang sering diderita dengan pengetahuan yang terbatas pada suatu kelompok masyarakat tertentu saja. 84 Pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat tersebut kini mulai pudar pada generasi mudanya dan bukan tidak mungkin akan benar-benar hilang atau punah. Suatu program pengembangan yang terencana, terstruktur dan terorganisir mengenai tumbuhan obat dan pemanfaatannya akan membuat pengetahuan mengenai tumbuhan obat dan pemanfaatannya tersebut terwadahi dan terhindar dari kepunahan. Manfaat tumbuhan obatnya pun tidak hanya akan dirasakan masyarakat tertentu yang sudah biasa memanfaatkan, namun juga dapat dirasakan masyarakat lainnya, bahkan dapat juga terjadi suatu pertukaran informasi baru mengenai tumbuhan obat dan pemanfaatannya. Kampung Konservasi TOGA merupakan suatu program yang dirasakan tepat bagi pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Kabupaten Subang. TOGA (Tanaman Obat Keluarga) menurut Aliandi dan Roemantyo (1994) merupakan program yang sesuai untuk kelompok masyarakat yang menggunakan tumbuhan obat dalam skala keluarga, seperti masyarakat di Kabupaten Subang. Program tersebut bertujuan untuk penanggulangan penyakit rakyat, perbaikan status gizi dan melestarikan sumberdaya alam hayati. Program TOGA dapat dijadikan alternatif penggunaan maupun pendamping obat kimia sintetik (Hoesen 2000). Kampung Konservasi TOGA merupakan pengaplikasian program TOGA dalam lingkup kampung atau desa sebagai salah satu unit terkecil dalam masyarakat setelah keluarga. Program tersebut selain bertujuan untuk menjadikan masyarakat mandiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya, juga merupakan program yang memiliki tujuan untuk melestarikan berbagai ekosistem di kampung/desa yang menjadi habitat tumbuhan obat, melestarikan pengetahuan mengenai tumbuhan obat dan pemanfaatannya serta melestarikan berbagai spesies tumbuhan obat. Peran pemerintah melalui program pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat merupakan salah satu langkah dalam mewujudkan tumbuhan obat sebagai alternatif pengobatan. Keberadaan program pengembangan pemanfaatan tumbuhan, khususnya tumbuhan obat di Kabupaten Subang menunjukan adanya upaya pemerintah setempat untuk mengembangkan salah satu potensi daerahnya tersebut, sekaligus memberikan solusi bagi upaya pengobatan masyarakat. 85 Terdapat dua program yang berkaitan dengan pemanfaatan tumbuhan obat di Kabupaten Subang, yaitu 1. Batra Batra atau singkatan dari Upaya Pelayanan Pengobatan Tradisional merupakan salah satu program yang berkaitan dengan pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat di Kabupaten Subang. Program tersebut disosialisasikan oleh para pegawai puskesmas. Sebelum sosialisasi dilakukan, para pegawai puskesmas diberi pelatihan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Subang. Kegiatankegiatan dalam program ini, yaitu 1. Penyuluhan. Penyuluhan disampaikan melalui puskesmas keliling dan melalui pertemuan rutin dengan masyarakat (minggon). Dalam penyuluhan tersebut disampaikan manfaat tumbuhan obat, pentingnya menanami pekarangan dengan tumbuhan berguna, diantaranya tumbuhan yang bermanfaat sebagai obat dan lain-lain. Melalui penyuluhan tersebut diharapkan masyarakat dapat menggunakan tumbuhan obat sebagai pertolongan pertama dalam mengobati penyakitnya sebelum dibawa ke dokter atau puskesmas; 2. Penanaman spesies tumbuhan obat. Hal tersebut dilakukan di lahan pekarangan puskesmas dan kantor desa. Tumbuhan obat yang ditanam dapat diambil dan dimanfaatkan masyarakat. Namun, kini tumbuhan obat tersebut sudah banyak yang mati dan kurang terurus. Spesies tumbuhan obat yang ditanam beragam dan seringkali berbeda pada setiap puskesmas dan kantor desa. Gambar 39 Apotek hidup di pekarangan Puskesmas Tambakdahan. Program Batra yang dilakukan mendapat tanggapan yang cukup baik dari masyarakat. Beberapa masyarakat sudah memenuhi anjuran untuk menanam dan 86 menggunakan tumbuhan obat. Namun, banyak juga masyarakat yang tidak melaksanakannya. 2. Program penanaman pepaya Program penanaman pepaya merupakan program yang dicetuskan pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Subang. Program tersebut tidak hanya menekankan pentingnya kesehatan, namun juga merupakan program yang berisi anjuran untuk merindangkan pekarangan dan lahan kosong. Pepaya dipilih karena memiliki banyak manfaat hampir di setiap bagian tumbuhannya. Daun pepaya merupakan lalapan yang lezat bagi masyarakat etnis Sunda di Kabupaten Subang dan dapat juga diolah menjadi berbagai macam masakan. Buah pepaya rasanya enak dan dapat melancarkan pencernaan serta sebagai sumber vitamin bagi masyarakat. Akar pepaya merupakan salah satu spesies dari ramuan obat yang bermanfaat menghilangkan pegal-pegal. Gambar 40 Spanduk berisi anjuran menanam pepaya dan deretan pohon pepaya di halaman salah satu kantor desa di Kabupaten Subang. Program penanaman pepaya mewajibkan setiap instansi pemerintah hingga ke tingkat desa untuk menanam tumbuhan tersebut di pekarangannya. Program tersebut juga disosialisasikan pada masyarakat, namun pepaya merupakan tumbuhan yang umum ditanam dan dimanfaatkan masyarakat sehingga sebelum adanya program tersebut pun masyarakat sudah membudidayakannya. 87 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Subang, yaitu 228 spesies dari 66 famili. Kecamatan Dawuan yang terletak di daerah berbukit dan dataran Kabupaten Subang memiliki jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan terbesar, yaitu sebayak 185 spesies yang berasal dari 58 famili. Namun, secara umum, spesies tumbuhan yang dimanfaatkan di setiap kecamatan tidak jauh berbeda. Sirih merupakan spesies tumbuhan obat dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi di Kabupaten Subang. 2. Cara pemanfaatan tumbuhan obat terdiri dari cara pengolahan dan penggunaan. Cara pengolahan tumbuhan obat oleh masyarakat Kabupaten Subang, yaitu direbus, diseduh, ditumbuk/dihaluskan, diremas, diparut, dikukus, dibubuy (dimasukan ke dalam abu panas dalam tungku hingga melunak), dituak (dipotong dan air yang keluar ditampung), disangray (digoreng tanpa minyak), dimasak/dicampurkan ke dalam makanan dan direndam dalam air. Terdapat juga spesies tumbuhan obat yang dapat dimanfaatkan langsung tanpa pengolahan. Cara penggunaan dikategorikan ke dalam empat cara, yaitu cara penggunaan secara oral atau dimasukan ke dalam tubuh penderita, cara penggunaan pada bagian luar tubuh penderita, cara penggunaan dengan memandikan penderita dengan air atau uap dari ramuan tumbuhan obat dan gabungan dua atau beberapa cara penggunaan tersebut. Cara penggunaan tumbuhan obat tersebut dipengaruhi oleh letak organ tubuh yang akan diobati. 3. Program pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat di Kabupaten Subang, yaitu Batra (Upaya Pelayanan Pengobatan Tradisional) dan Program Penanaman Pepaya. 88 6.2 Saran 1. Mengefektifkan program-program yang berkaitan dengan tumbuhan obat di Kabupaten Subang oleh Pemerintah Daerah. 2. Pembentukan Kampung Konservasi Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) di desa-desa di Kabupaten Subang, terutama di desa yang memiliki keanekaragaman spesies tumbuhan dan pengetahuan mengenai pemanfaatan tumbuhan obat yang masih tinggi. 89 DAFTAR PUSTAKA Aliadi A, Roemantyo HS. 1994. Kaitan Pengobatan Tradisional Dengan Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan Obat. Di dalam: Zuhud EAM, Haryanto, editor. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). hlm 16-50. Duryatmo S. 2011. Dokter Bicara Daun Sirsak. Trubus Edisi 496 bulan Maret 2011. Gao T, Yao H, Song J, Liu C, Zhu Y, Ma X, Pang X, Xu H, Chen S. 2010. Identification of Medical Plants in Family Fabaceae Using a Potential DNA Barcode ITS2. Journal of Ethnopharmacology 120. hlm 116-121. Hamzari. 2008. Identifikasi Tanaman Obat-obatan Yang Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Sekitar Hutan Tabo-Tabo. Jurnal Hutan dan Masyarakat III (2) : hlm 111-234. Himanshu J, Gururaja MP, Suares D. 2011. Calotropis gigantea R. Br. (Asclepiadaceae): A Review. International Journal of Pharmaceutical Research (3): hlm 10-14. Hoesen DSH. 2000. Apotik Hidup: Peranan dan Tantangan. Di dalam : Sutarno H, Atmowidjojo S, penyunting. Meningkatkan Usaha Apotik Hidup Dengan Prinsip Bersih Lingkungan. Bogor: Prosea Indonesia-Yayasan Prosea. Karjono. 2011. Dosis Aman Daun Antikanker. Trubus Edisi 496 Maret 2011. Mwine JT, Damme PV. 2011. Why Do Euphorbiaceae Tick As Medicinal Plants? A Review Of Euphorbiaceae Family and Its Medicinal Featurs. Juornal of Medicinal Plants Research 5(5): hlm 652-662. Ong HC, Chua S, Millow P. 2011. Ethno-medicinal Plants Used by Temuan Villagers in Kampung Jeram Kedah, Negeri Sembilan, Malaysia. Ethno Med 5(2) : hlm 95-100. Pemerintah Desa Bunihayu. 2010. Pendataan Profil Desa Bunihayu Tahun 2010. Pemerintah Desa Jalancagak. 2010. Pendataan Profil Desa Jalancagak Tahun 2010. Pemerintah Desa Kertajaya. 2010. Pendataan Profil Desa Kertajaya Tahun 2010. Pemerintah Desa Manyeti. 2007. Pendataan Profil Desa Manyeti Tahun 2007. 90 Pemerintah Desa Tambakdahan. 2010. Pendataan Profil Desa Tambakdahan Tahun 2010. Pemerintah Desa Tambakmekar. 2010. Pendataan Profil Desa Tambakmekar Tahun 2010. Pemerintah Desa Rancaudik. 2010. Pendataan Profil Desa Rancaudik Tahun 2010. Pemerintah Desa Rawalele. 2009. Pendataan Profil Desa Rawalele Tahun 2009. Pemerintah Desa Sukasari. 2009. Pendataan Profil Desa Sukasari Tahun 2009. Pemerintah Kabupaten Subang. 2010. Kabupaten Subang Dalam Angka. http://subang.go.id [29 Maret 2011]. Puskesmas Jalancagak. 2011. Laporan Tahunan Puskesmas Jalancagak Tahun 2011. Puskesmas Tambakdahan. 2011. Laporan Tahunan Puskesmas Tambakdahan Tahun 2011. Puskesmas Wangunreja. 2011. Laporan Tahunan Puskesmas Wangunreja Tahun 2011. Rayadie A. 2011. “Si Bandel” Yang Merebut Hati [laporan khusus]. Pikiran Rakyat edisi Senin, 28 Maret 2011. Redaksi AgroMedia. 2008. 273 Ramuan Tradisional Untuk Mengatasi Aneka Penyakit. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Roosita K, Kusharto CM, Sekiyama M, Fachrurozi Y, Ohtsuka R. 2007. Medicinal Plants Used by Teh Villagers of a Sundanese Community in West Java, Indonesia. http://www.sciencedirect.com [29 Maret 2011]. Sandra E, Kemala S. 1994. Tinjauan Permintaan Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Di dalam: Zuhud EAM, Haryanto, editor. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). hlm 71-117. Sangat HM. 2000. Pemanfaatan dan Pemasaran Bahan Tanaman Obat. Di dalam: Sutarno H, Atmowidjojo S, penyunting. Potensi dan Cara Pemanfaatan Bahan Tanaman Obat. Bogor: Prosea Indonesia-Yayasan Prosea. Sathyami, Sulistyawati E. 2011. Etnobotani Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Kampung Dukuh, Garut, Jawa Barat. School of Science & Technology, Bandung Institute Technology, Indonesia. 91 Soenanto H. 2005. Musnahkan Penyakit Dengan Tanaman Obat. Jakarta: Puspa Swara. Tukiman. 2004. Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Untuk Kesehatan Keluarga. Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Wakidi. 2003. Pemasyarakatan Tanaman Obat Keluarga “TOGA” Untuk Mendukung Penggunaan Sendiri “Self Medication”. http://www.usudigititallibrary.com [29 Maret 2011]. Wiguna I. 2011. Berpadu Lebih Mujarab. Trubus Edisi 496 bulan Maret 2011. Winarto WP, Tjahjadi VK, Fahmi EC, Jumantoro H, Syahril MN. 2007. Pengobatan Herbal Untuk Kanker Payudara. Jakarta: Karyasari Herba Media. Zein U. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Dalam Upaya Pemeliharaan Kesehatan. http://e-usureporsitory.com [29 Maret 2011]. Zuhud EAM, Ekarelawan, Riswan S. 1994. Hutan Tropika Indonesia Sebagai Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat. Di dalam: Zuhud EAM, Haryanto, editor. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). hlm 1-15. 92 LAMPIRAN 93 Lampiran 1 Karakteristik responden Kecamatan Jalancagak No 1 2 3 4 Data Responden Desa Jalancagak Desa Bunihayu 1 30 30 Jumlah (orang) Perbandingan jenis kelamin (orang) 2 a. Laki-laki 6 1 b. Perempuan 24 29 Umur (tahun) a. Kisaran umur 41- 51 21 - 40 terbanyak 3b. Umur responden 20 23 termuda c. Umur 78 75 responden tertua Mata pencaharian (orang) a. Petani dan buruh tani b. Pegawai Negeri Sipil c. Karyawan perusahaan pemerintah dan swasta d. Buruh perusahaan 1 pemerintah dan swasta e. Wiraswasta 6 6 Kecamatan Dawuan Desa Tambakmekar ∑ 30 4 26 Kabupaten Subang Kecamatan Tambakdahan Desa Manyeti Desa Rawalele Desa Sukasari ∑ Desa Tambakdahan Desa Rancaudik Desa Kertajaya ∑ 90 30 30 30 90 30 30 30 90 270 11 79 7 23 1 29 4 26 12 78 5 25 16 14 10 20 31 59 54 216 31 - 40 41-50 51-60 51-60 31-40 41-50 41-50 25 33 30 27 23 21 29 80 95 80 96 73 80 80 14 4 22 30 3 4 9 4 4 8 4 2 3 5 1 1 1 ∑ 1 1 3 15 1 1 2 1 4 8 5 5 18 37 93 94 Lampiran 1 Karakteristik responden (lanjutan) Kecamatan Jalancagak No 5 Data Responden Desa Jalancagak f. Staf dan 2 perangkat desa g. Paraji, tukang urut dan 1 pengobat desa h. Ibu rumah 20 tangga i. TNI/POLRI j. Pensiunan PNS/TNI/POLRI k. Tidak bekerja Tingkat pendidikan (%) a. SD/ sederajat 19 b. SMP/ sederajat 6 c. SMA/ 2 sederajat d. Diploma 1, 2 dan 3 e. Strata 1 (S1) Desa Bunihayu Desa Tambakmekar 1 Kecamatan Dawuan ∑ 3 Desa Manyeti Desa Rawalele 3 2 2 3 6 21 22 63 15 1 1 1 24 Desa Rancaudik Desa Kertajaya ∑ 5 1 3 4 12 2 2 4 2 6 14 15 54 6 13 33 150 Desa Sukasari ∑ Desa Tambakdahan 14 ∑ 1 2 1 1 1 1 1 4 2 3 9 3 16 8 23 3 58 17 21 3 18 6 15 6 54 15 14 5 15 3 1 3 6 1 1 3 5 2 1 3 3 2 2 Kabupaten Subang Kecamatan Tambakdahan 2 1 3 13 15 3 44 11 156 43 1 4 15 1 3 6 1 3 94 95 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang No 1 Nama spesies Adas Nama ilmiah Foeniculum vulgare Mill. Nama lain adas Penyakit yang diobati Cara pemanfaatan 1. pegal-pegal sehabis melahirkan 2. menghaluskan kulit bayi dan anak 3. menjaga kesehatan mata setelah melahirkan tumbuk beras, kencur, adas dan kayu manis, peras dan simpan beberapa jam, kemudian dibalurkan tumbuk beras, kencur, adas dan kayu manis, peras dan simpan beberapa jam, kemudian dibalurkan tumbuk kayu manis, kunyit, kencur, adas, sirih putih, cabe puyang dan pala, kemudian dibalurkan rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, kemudian minum ramuan tersebut rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, kemudian minum ramuan tersebut rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, kemudian minum ramuan tersebut rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, kemudian minum ramuan tersebut rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 1. reumatik 2 Alangalang Imperata cylindrica (L.) Beauv. eurih 2. sakit ginjal 3. keputihan 4. ambeyen 5. sakit kencing 95 96 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 9. menguatkan daya tahan tubuh 10. panas dingin 11. menguatkan stamina tubuh 1. muntah berak rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun benalu mangga dan akar alang-alang, kemudian minum ramuan tersebut rebus akar alang-alang, daun kembang tembaga dan benalu (kanker payudara : benalu teh, kista: benalu mangga) dengan 5 gelas air hingga menjadi 2 gelas, beri garam seperlunya. Minum tiap hari pada pagi, siang dan malam masing-masing sebanyak setengah gelas rebus akar pinang, akar alang-alang dan akar pepaya ranti, kemudian minum ramuan tersebut rebus akar alang-alang dan akar pepaya ranti, kemudian minum ramuan tersebut rebus akar pinang, akar alang-alang, semua bagian ceplukan, akar kelapa hijau dan akar pepaya ranti, kemudian minum ramuan tersebut remas-remas daun alpukat, saring dan minum 2. sakit pinggang remas-remas daun alpukat, saring dan minum 3. darah tinggi rebus daun alpukat dan minum 4. reumatik 1. keputihan rebus daun alpukat dan minum rebus daun kumis kucing, daun pecah beling dan daun alpukat, kemudian minum ramuan tersebut rebus daun antanan dan minum 2. sakit pinggang rebus daun antanan dan minum 3. perut panas dilalap mentah 4. reumatik rebus daun antanan dan minum 5. pikun dilalap mentah 6. sakit pinggang 7. kista 8. kanker/tumor 3 Alpukat Persea gratissima Gaertn. alpuket 5. batu ginjal 4 Antanan Centella asiatica, (Linn), Urban. antanan gede Cara pemanfaatan 96 97 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 6. bronkhitis 7. mual 8. darah tinggi 9. asam urat 1. pegal-pegal 2. reumatik 3. sakit ginjal 5 Antinganting Acalypha indica L. 4. keputihan 5. ambeyen Cara pemanfaatan rebus 20 biji kemukus, 1 genggam semua bagian cecendet, 2 lembar daun pepaya ranti, 1 genggam daun antanan, temulawak dan satu butir gula batu dimakan mentah/dilalap dimakan mentah/dilalap rebus daun sidaguri, daun nanangkaan, daun jarong, daun kumis kucing, daun alpukat dan antanan atau dapat langsung dimakan mentah/dilalap rebus semua bagian anting-anting dan minum rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, kemudian minum ramuan tersebut rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, kemudian minum ramuan tersebut rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, kemudian minum ramuan tersebut rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, kemudian minum ramuan tersebut 97 98 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 6. sakit kencing 7. sakit pinggang 6 7 8 Aren Asam jawa Bunga Desember Arenga pinnata (Wurmb.) Merr. Tamarindus indica, Linn. Haemanthus multiflora kawung 1. kanker 2. sakit pinggang asem kawak Bakung, bokor 1. panas 10 Bambu Bambu betung Bambusa sp. Dendrocalamus asper (Schult. f) Backer ex Heyne awi awi bitung rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, kemudian minum ramuan tersebut rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, kemudian minum ramuan tersebut rebus akar pepaya, akar alang-alang, akar aren, akar jambu batu dan akar bambu, kemudian minum ramuan tersebut rebus akar ilalang, akar ceplukan, akar aren dan daun sukun/daun klewih, kemudian minum ramuan tersebut remas daun buntiris, bawang merah dan asam jawa, kemudian dibalurkan 2. keseleo 3.menurunkan kolesterol hancurkan asam dengan air hangat, tambahkan minyak kelapa dan dibalurkan ASI kering kukus daun bakung, tempelkan pada payudara rebus jahe merah dan asam jawa, kemudian minum ramuan tersebut 2. batuk rebus akar pepaya, akar alang-alang, akar aren, akar jambu batu dan akar bambu, kemudian minum ramuan tersebut Dituak (potong batang dan tamping airnya) 3. mual bakar batang bambu yang telah dijadikan tali pagar, campur dengan air dan minum maag minum air dari batang 1. kanker 9 Cara pemanfaatan 98 99 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain 11 Bambu kuning Bambusa vulgaris Schrad. Haur koneng 12 Bawang merah Allium cepa L. bawang beureum 13 14 15 16 17 Bawang putih Bayam Belimbing Belimbing wuluh Beluntas Allium sativum, L. Amarantus spec. div Averhoa carambola Averrhoa bilimbi L. Pluchea indica (L.) Less bawang bodas bayem balimbing calingcing baluntas Penyakit yang diobati Cara pemanfaatan 1. sakit kuning parut batang muda bambu kuning (rebung), peras 2. kencing manis parut batang muda bambu kuning (rebung), peras tumbuk 3 lembar daun sirih, 3 siung bawang merah, setengah sendok makan biji jinten dan 14 biji buah kemukus, tambahkan seperempat cangkir air. Diminum 2 kali sehari pada pagi dan sore rebus temulawak, kacang hijau dan bawang putih dengan 3 gelas air hingga menjadi setengah gelas goreng bawang putih dan makan jantung 1. maag 2. darah tinggi 3. mencegah kanker rahim rebus bawang putih dan minum air rebusan tersebut darah rendah haluskan bayam, tambahkan telur dan madu, kemudian minum ramuan tersebut 1. darah tinggi 2.menghilangkan jerawat 3. panas peras buah belimbing dan minum air perasan tersebut 4. sakit gigi remas-remas daun belimbing, tambahkan garam dan seduh dengan air panas 5. sakit kepala seduh daun belimbing, setelah dingin kompreskan pada kepala 6. sakit mata remas buah belimbing yang telah busuk, teteskan airnya pada mata darah tinggi peras buah belimbing wuluh dan minum air perasan tersebut 1. reumatik rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, kemudian minum ramuan tersebut remas daun belimbing dan oleskan pada jerawat parut buah belimbing dan minum airnya atau buah dapat dimakan langsung 99 100 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 2. sakit ginjal 3. keputihan 4. ambeyen 5. sakit kencing 6. sakit pinggang 7. bau badan Cara pemanfaatan rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, kemudian minum ramuan tersebut 1. rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, kemudian minum ramuan tersebut 2. rebus akar alang-alang dan daun beluntas, kemudian minum ramuan tersebut rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling kemudian minum 1. rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, kemudian minum ramuan tersebut 2. rebus daun kumis kucing, daun beluntas dan daun pecah beling, kemudian minum ramuan tersebut rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, kemudian minum ramuan tersebut rebus daun beluntas dan minum 100 101 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati Cara pemanfaatan 1. seduh benalu the dan minum 18 Benalu Henslowia frutescens Champ kamaduan, katumpangan, mangandeuh kista 19 Bengkuang Pachyrhizus erosus (L.) Urb. bangkuang maag parut bengkuang, peras airnya dan minum 1. pegal-pegal 2. noda hitam pada wajah 3.obat kuat lelaki remas daun binahong dan minum 4. kista rebus daun binahong dan minum 5. luka remas daun binahong dan balurkan pada luka 6. darah tinggi rebus daun binahong dan minum 7. kencing manis rebus daun binahong dan minum kencing manis rebus daun bintinu dengan daun sukun, kemudian minum ramuan tersebut Beta vulgaris L. Hylocereus undatus Langerstroemia indica L. darah rendah parut bit, peras dan minum air perasan tersebut darah tinggi makan buah naga bisul remas daun bungur dan tempelkan pada bisul Antidesma bunius (L.) Spreng 1. keputihan 20 Binahong 21 Bintinu 22 Bit 23 Buah naga 24 Bungur 25 Buni Anredera cordifolia (Ten.) Steenis Melochlia umbellata (Hontt.) Stapf manahong, piahong bintinu huni 2. kanker rahim 2. rebus daun benalu mangga dan akar alang-alang, kemudian minum ramuan tersebut remas daun binahong dan oleskan pada wajah rebus daun binahong dan minum tumbuk semua bagian rumput mutiara, daun buni, daun salam dan daun harendong bulu, peras dan minum air perasan tersebut tumbuk semua bagian rumput mutiara, daun buni, daun salam dan daun harendong bulu, peras dan minum air perasan tersebut 101 102 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No 26 Nama spesies Buntiris Nama ilmiah Kalanchoe pinnata (Lamk.) Pers. Nama lain sosor bebek, cocor bebek Penyakit yang diobati Cara pemanfaatan 3. anti kanker tumbuk semua bagian rumput mutiara, daun buni, daun salam dan daun harendong bulu/ peras dan minum air perasan tersebut 4. reumatik tumbuk daun buni, daun dadap, daun mahoni dan daun mengkudu, peras airnya 5. jantung tumbuk daun buni, daun dadap, daun mahoni dan daun mengkudu, peras airnya 1. remas daun buntiris, campur dengan minyak kayu putih dan bawang merah, balurkan panas 2. remas daun buntiris, bawang merah dan asam jawa, balurkan 3. remas daun buntiris, peras dan minum 27 Cabe jawa 28 Cangcang kuda 29 Cengek Piper retrofractum Vahl. Sida rhombifolia Linn. Capsicum frutescens L. cabe puyang cabe rawit menjaga kesehatan mata setelah melahirkan tumbuk kayu manis, kunyit, kencur, adas, sirih putih, cabe puyang dan pala pegal-pegal rebus daun cangcang kuda dan minum sakit perut pada anak 1. kolesterol tinggi 30 Cengkih Syzygium aromaticum, (Linn.) Merr. 2. batuk 3. flu 4. sakit gigi 1. tumbuk daun cengek dan balurkan, dapat juga ditambahkan kapur sirih 2. remas daun cengek dan daun kamandilan, peras dan minum rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, lembar daun salam dan daun jambu batu, minum rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, lembar daun salam dan daun jambu batu, minum rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, lembar daun salam dan daun jambu batu, minum rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, lembar daun salam dan daun jambu batu, minum 4 lembar daun cengkih, 4 4 lembar daun cengkih, 4 4 lembar daun cengkih, 4 4 lembar daun cengkih, 4 102 103 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 1. reumatik 31 Ceplukan Physalis peruviana, Linn. cecenet 2. sakit ginjal 3. keputihan 4. ambeyen 5. sakit kencing 6. sakit pinggang Cara pemanfaatan rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar ceplukan, daun alpukat, daun jarong, daun kumis rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar ceplukan, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar ceplukan, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar ceplukan, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar ceplukan, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 1. rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar ceplukan, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 103 104 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati Cara pemanfaatan 2. rebus akar alang-alang, akar ceplukan, akar aren dan daun sukun/daun klewih 7. asam urat 8. kencing manis rebus semua bagian ceplukan 1. rebus batang pacing, semua bagian memeniran, semua bagian ceplukan, kunir hitam dan semua bagian putri malu 2. rebus semua bagian ceplukan, minum 3. rebus akar ceplukan, minum 9. darah tinggi 10. bronkhitis 11. menguatkan stamina tubuh 12. panas dingin 13. infeksi saluran kencing 14. menyegarkan dan memulihkan stamina setelah melahirkan 15. gatal-gatal 32 33 Ceremai Cincau Phyllanthus acidus [L.] Skeels. Cyclea barbata cereme camcau 1. rebus semua begian ceplukan dan minum 2. rebus akar pinang, akar pepaya, akar salak dan akar ceplukan rebus 20 biji kemukus, 1 genggam semua bagian ceplukan, 2 lembar daun pepaya ranti, 1 genggam daun antanan, temulaeak dan satu butir gula batu rebus akar pinang, akar alang-alang, semua bagian ceplukan, akar kelapa hijau dan akar pepaya ranti rebus akar alang-alang, akar ceplukan, kulit batang lame dan akar sereh rebus akar ceplukan dan akar pecah beling rebus daun dan batang ceplukan dan minum rebus semua bagian ceplukan, minum 16. jantung rebus semua bagian ceplukan, minum 17. paru-paru rebus semua bagian ceplukan, minum 1. borok/koreng remas buah ceremai dan balurkan 2. darah tinggi rebus buah ceremai, minum panas dalam remas daun, saring airnya, biarkan hingga mengeras dan makan 104 105 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No 34 Nama spesies Coklat Theobroma cacao L. Combrang Etlingera elatior (Jack) R. M. Sm 35 36 37 38 Nama ilmiah Dadap cangkring Dadap serep Daun tuju Nama lain honje, ares (bunga) Erythrina fusca Lour. Erythrina lithosperma Miq Graptopyllum sp. tarebah Penyakit yang diobati Cara pemanfaatan Jantung rebus daun coklat dan minum 1. panas 1. rebus batang combarang, pakai untuk mandi 2. peras batang damn minum airnya 2. sakit kepala karena darah tinggi trakhoma (penyakit mata) 1. panas 2. supaya penyakit yang pernah diderita tidak kambuh 3. sakit pinggang remas bunga combrang (ares) dan teteskan airnya pada mata potong akar pagi hari dan teteskan pada mata remas daun dadap dan balurkan rebus daun dadap dan airnya dipakai mandi remas daun dadap dan minum 4. maag remas daun dadap, seduh dengan air panas, tambahkan telur dan madu 5. reumatik tumbuk daun buni, daun dadap, daun mahoni dan daun mengkudu, peras airnya 6. jantung tumbuk daun buni, daun dadap, daun mahoni dan daun mengkudu, peras airnya 7. sakit ginjal seduh daun salak dan daun dadap dengan air panas 8. sakit mata 9. menyuburkan rambut 1. gatal-gatal potong batang dadap dan teteskan pada mata yang sakit 2. sakit perut tajam 3. sakit mata yang menyebabkan sakit kepala remas daun tuju dan minum tumbuk daun dadap dan oleskan pada rambut remas daun tuju, tambahkan garam dan sedikit minyak tanah remas daun tuju dan teteskan pada mata 105 106 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No 39 40 41 Nama spesies Delima Delima putih Duku Nama ilmiah Punica granatum L. Punica granatum L. Lansium domesticum Corr 42 Durian Durio zibethinus 43 Duwet Syzygium cumini (Linn.) Skeels 44 Gadung 45 Galinggem 46 Ginggiang Nama lain dalima dalima bodas dukuh kadu jamblang Dioscorea hispida Dennust Bixa orellana L. Leea aquata Linn. Penyakit yang diobati Cara pemanfaatan 1. kanker payudara rebus biji delima, minum 2. kencing manis rebus setengah kulit buah dengan 4 gelas air menjadi 1 gelas air, minum 3. obat kuat pria keringkan biji delima, digoreng tanpa minyak dan dibuat kopi, minum 4. pelangsing rebus kulit buah delima, minum 1. keputihan rebus bunga/daun/kulit buah/kulit batang delima, minum 2. cacingan rebus akar delima putih, minum 3. epilepsi rebus akar delima putih, minum 1. diabetes basah rebus kulit batang duku, minum 2. stroke rebus daun duku, minum 3. jantung rebus daun duku, minum panas remas daun, tambahkan gula aren 1. kencing manis rebus kulit batang duwet, minum 2. kista rebus kulit batang duwet, minum 3. kurang darah rebus kulit batang duwet dan kulit batang limus, minum 4. jantung rebus kulit batang duwet dan kulit batang limus, minum 5. maag rebus kulit batang duwet dan kulit batang limus, minum 6. sakit ginjal rebus kulit batang duwet, minum komplikasi kesumba reumatik rebus daun salam, batang serai, daun sirsak, daun mangga, daun nanangkaan dan daun galinggem, pakai mandi air rebusan ramuan tersebut sakit perut remas daun sembung dan daun ginggiang, minum 106 107 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No 47 Nama spesies Ginseng Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 2. pegal-pegal seduh akar ginseng dengan air dingin, minum seduhan air tesebut. Ginseng dapat digunakan beberapa kali hingga rasa pahitnya hilang rebus akar ginseng atau rebus daun ginseng dan campurkan pada makanan 3. reumatik daun ginseng dimasak sebagai makanan 4. darah tinggi daun ginseng dilalap mentah 1. obat kuat Talinum paniculatum (Jacq.) Gaertn. 1. sakit pinggang Handeuleum Graptophyllum pictum [L.] Griff. Cara pemanfaatan daun wungu 2. ambeyen 48 3. BAB berdarah 4. reumatik 1. rebus daun handeuleum, minum 2. rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 1. rebus daun dengan 2 gelas air hingga mnjadi 1 gelas, minum ramuan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari 2. rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun handeuleum, minum rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 107 108 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 5. sakit ginjal 6. sakit kencing 7. keputihan 49 Hanjuang 50 Hanjuang merah 51 Harendong besar 52 Harendong bulu Cordyline fruticosa (L.) A. Chev Cordyline terminalis (L.) Kunth Astronia spectabilis Blume. Clidemia hirta DON Cara pemanfaatan rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling maag goreng daun muda hanjuang, daun jarak dan kunyit dengan nasi dan makan hanjuang beureum sakit ulu hati kukus daun dan tempelkan pada bagian yang sakit harendong gede muntah darah seduh daun harendong besar dengan air panas, minum setelah dingin 1. anti kanker 2. keputihan 3. kanker rahim tumbuk semua bagian rumput mutiara, daun buni, daun salam dan daun harendong bulu, tambahkan sedikit air, saring dan minum tumbuk semua bagian rumput mutiara, daun buni, daun salam dan daun harendong bulu, tambahkan sedikit air, saring dan minum tumbuk semua bagian rumput mutiara, daun buni, daun salam dan daun harendong bulu, tambahkan sedikit air, saring dan minum 108 109 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies 53 Jagung 54 Jahe Nama ilmiah Zea mays L. Zingiber officinale Rosc. Nama lain jagong Penyakit yang diobati sebagai vitamin/suplemen 1. batuk masak biji jagung sebagai makanan 2. reumatik rebus lengkuas, jahe dan batang serai 3. panas parut jahe, tambahkan minyak kelapa, balurkan 4. bengkak parut jahe, tambahkan minyak kelapa, tempelkan pada bengkak 5. panas dingin 6. gatal 7. alergi dingin 8. menjaga daya tahan tubuh 9. masuk angin 10. mengembalikan stamina setelah melahirkan 11. terkena duri bambu 12. diare pada anak 13. menghangatkan badan 55 Jahe merah Zingiber officinale Rosc. Cara pemanfaatan rebus jahe dan tambahkan gula aren, minum 1. parut jahe dan ditempelkan pada jempol kaki 2. tumbuk jahe, panglay, lada dan balurkan/kompreskan parut jahe dan balurkan pada bagian yang gatal bawang putih, kemudian parut jahe, peras, tambahkan gula aren dan minum seduh kopi dan tambahkan perasan jahe parut jahe, tambahkan gula aren dan seduh dengan air panas tumbuk kencur, jahe, kunyit, beras, ketumbar, lada, salam dan sereh, tambahkan sedit air, peras dan minum parut, tambahkan gula merah dan balurkan pada bagian yang terkena duri haluskan jahe dan minumkan campur jahe yang telah diparut dengan kamper dan spirtus dan dibalurkan 14. lumpuh beras direndam dan dicampur dengan kencur, spirtus, kamper, jahe, minyak tanah dan minyak sayur, kemudian balurkan pada bagian yang lumpuh 1. menurunkan kolesterol rebus jahe merah dan asam jawa 109 110 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 2. pegal-pegal 56 Jambe Areca catechu L. pinang 1. reumatik 2. sakit ginjal 3. keputihan 4. ambeyen Cara pemanfaatan parut jahe, tambahkan sedit air dan minum 1.rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 2. rebus akar alang-alang, akar sembung, akar pepaya ranti dan akar pinang 3. rebus buah muda jambe dan minum rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 1. rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 2. rebus daun jambe dan pakar air rebusan tersebut untuk membersihkan daerah kewanitaan rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 110 111 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 5. sakit kencing 6. sakit pinggang 7. sari rapet wanita 8. jamu setelah melahirkan 9. darah tinggi 10. pegal-pegal 11. koreng 57 Jambu batu Psidium guajava L. jambu kulutuk 12. obat kuat 13. lumpuh karena stroke 1. sakit perut 2. batuk Cara pemanfaatan rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus akar pinang, buah pinang muda, kapur sirih dan akar kelapa 1. rebus daun jambe dan pakar air rebusan tersebut untuk membersihkan daerah kewanitaan 2. rebus semua bagian putri malu, kunyit, buah muda jambe dan sereh rebus akar pinang, akar pepaya, akar salak dan akar ceplukan 1. rebus akar jambe dan minum 2. rebus akar jambe bersama semua bagian ceplukan, daun johar, akar alangalang oleskan getah buah mudajambe ke koreng direbus buah muda jambe dan minum rebus akar jambe dengan akar gedang ranti, daun jawer kotok, pucuk johar, akar alang-alang dan gula batu rebus daun jambu, minum 1. potong batang jambu batu, tampung air yang keluar (dituak), minum air tersebut 2. rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, 4 lembar daun cengkih, 4 lembar daun salam dan daun jambu batu 111 112 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 3. diare Cara pemanfaatan 1. tumbuk kunyit dan daun jambu, tambahkan sedikit air, minum 2. diseduh dan tambahkan garam 3. makan langsung daun jambu batu muda 4. kanker 5. kolesterol 6. sakit gigi 7. flu 58 59 Jambu batu merah Jambu mete Psidium guajava L. Anacardium occidentale jambu kulutuk beureum 8. ngelay (selalu mengeluarkan air liur) 1. batuk 100 hari rebus akar pepaya, akar alang-alang, akar aren, akar jambu batu dan akar bambu rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, 4 lembar daun cengkih, 4 lembar daun salam dan daun jambu batu rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, 4 lembar daun cengkih, 4 lembar daun salam dan daun jambu batu rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, 4 lembar daun cengkih, 4 lembar daun salam dan daun jambu batu tumbuk daun jambu batu, saring potong batang jambu hingga keluar airnya, tampung 2. demam berdarah haluskan buah jambu batu merah, minum 3. malaria makan langsung buah jambu batu merah 1. obat mata lalap mentah daun jambu mete 2. maag lalap mentah daun jambu mete peras buah jambu mete, minum jambu mede 3. keputihan lalap daun pepaya bersama daun jambu mete 4. sakit perut lalap mentah daun jambu mete 5. sakit urat 6. menghangatkan badan lalap mentah daun jambu mete lalap mentah daun jambu mete 112 113 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies 60 Jarak jakarta 61 Jarak kepyar 62 Jarak pagar Nama ilmiah Gliricidia spepiuim H.B.K. Jatropha gossypifolia L. Ricinus communis Linn. Nama lain Penyakit yang diobati Cara pemanfaatan basiah, gamal sakit mata jarak beureum koreng kukus daun jarak kepyar, tempelkan pada luka koreng 1. flu pada anak ambil getah jarak dan oleskan pada ubun-ubun anak 2. maag 1. rebus daun jarak dan minum jarak pager potong batang jarak jakarta, teteskan air yang keluar pada mata 2. goreng daun muda hanjuang, daun jarak, kunyit dan nasi, makan 3. mual goreng daun atau bunga jarak dengan nasi 4. panas pada anak oleskan getah jarak pada dahi atau embun-embun anak 5. patah tulang tempelkan kulit batang pada tulang yang patah, sangga dengan papan, ikat 6. muntaber dimakan 7. sakit gigi 1. oleskan getah jarak pagar pada gigi yang sakit 2. air dari batang dipakai untuk kumur-kumur 8. sakit perut 63 Jarong Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl pecut kuda 1. reumatik 2. asam urat 3. sakit ginjal Rebus daun jarak dan minum rebus daun sidaguri, daun nanangkaan, daun jarong, daun kumis kucing, daun alpukat dan antanan, minum ramuan tersebut rebus daun sidaguri, daun nanangkaan, daun jarong, daun kumis kucing, daun alpukat dan antanan, minum ramuan tersebut rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 113 114 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 4. keputihan 5. ambeyen 6. sakit kencing 7. sakit pinggang 64 Jarum tujuh bilah Peresia sacharosa 65 Jati Tectona grandis Linn. F 66 Jawer kotok Coleus scutellaroides (L.) Benth. miana 1. panas dalam 2. sakit ginjal 3. sakit pinggang 1. darah tinggi 2. kencing manis 1. perut kembung 2. batuk Cara pemanfaatan rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling remas daun tujuh bilah, saring dan minum remas daun tujuh bilah, saring dan minum remas daun tujuh bilah, saring dan minum seduh atau rebus daun muda jati dan minum rebus daun atau kulit batang jati dan minum rebus daun jawer kotok dan minum masukan 3 lembar daun jawer kotok ke dalam plastik, kukus dan minum air dalam plastik tersebut atau rebus daun jawer kotok dan minum 114 115 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 3. penyakit dan perawatan ibu melahirkan 4. darah rendah 4. darah rendah 5. keputihan 6. ambeyen 7. sakit kencing 8. sakit pinggang 9. sakit mata 10. gatal-gatal pada vagina Cara pemanfaatan rebus daun jawer kotok dengan akar gedang gandul, akar jambe, pucuk johar, akar alang-alang dan gula batu kukus daun jawer kotok, peras dan minum air perasan tersebut kukus daun jawer kotok, peras dan minum air perasan tersebut 1. rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 2. rebus daun sirih dan daun jawer kotok rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian antinganting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling tuak jawer kotok dan teteskan pada mata rebus daun jawer kotok dan minum atau pakai air rebusa tersebut untuk membasuh vagina 115 116 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No 67 Nama spesies Jayanti Nama ilmiah Nama lain Sesbania sesban Merr. Penyakit yang diobati Cara pemanfaatan 11. segala macam penyakit 12. gatal-gatal pada kulit 1. melancarkan darah dan mengeluarkan kotoran setelah melahirkan 2. melancarkan kencing rebus akar jambe, semua bagian ki urat, daun sembung, daun jawer kotok, daun kumis kucing, akar jambe dan semua bagian cecendet 3. sakit pinggang remas daun jayanti, saring dan minum 1. kencing manis 68 Jengkol Archidendron pauciflorum (Benth.) Nielsn. 69 Jeruk Citrus sinensis 70 Jeruk nipis Citrus aurantifolia (Christm. & Panz.) Swingle 71 Jeruk purut Citrus hystrix DC. jeruk sambel tumbuk daun jawer kotok dan oleskan pada kulit yang gatal rebus daun jayanti dan minum remas daun jayanti, saring dan minum 1. rebus kulit buah jengkol dan minum 2. parut sepi (buah jengkol tua yang dikubur dalam pasir atau tanah selama beberapa lama), rebus dan minum 2. paru-paru rebus kulit buah jengkol dan minum polip 1. batuk rebus daun sembung dan daun jeruk, hisap uap dari ramuan tersebut 1. bubuy (masukan dalam abu panas pada tungku) buah jeruk nipis, peras dan campur air perasan dengan kecap 2. rebus daun sirih, buah mengkudu yang telah dikeringkan dan tambahkan perasan jeruk nipis, minum 2.singkayo (garis kehamilan pada perut) peras jeruk nipis, tambahkan kapur sirih dan balurkan pada perut 3. jerawat peras jeruk nipis, tambahkan madu dan oleskan pada kulit berjerawat polip rebus daun sirsak, daun jeruk purut dan daun sembung, hisap uap dari ramuan tersebut 116 117 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 1. kencing manis 3. melancarkan haid rebus daun jinten dan minum tumbuk 3 lembar daun sirih, 3 siung bawang merah, setengah sendok makan biji jinten dan 14 biji buah kemukus, tambahkan seperempat cangkir air. Diminum 2 kali sehari pada pagi dan sore rebus 15 lembar daun tapak dara dengan biji jinten 4. kanker rahim rebus 15 lembar daun tapak dara dengan biji jinten 5. kanker payudara 2. sakit gigi 3. lumpuh karena stroke 1. sakit perut pada anak rebus 15 lembar daun tapak dara dengan biji jinten rebus daun johar, semua bagian cecendet, akar alang-alang dan akar jambe, minum remas daun johar, saring dan minum rebus daun johar, akar pepaya ranti, daun jawer kotok, akar jambe, akar alangalang dan gula batu remas daun jukut bau, balurkan pada perut yang sakit 2. luka remas daun jukut bau, tempelkan pada luka 3. perut kembung 1. remas daun jukut bau, balurkan pada perut 72 Jinten 2. jantung Plectranthus amboinicus (L.) Spreng 1. pegal-pegal 73 74 75 Johar Jukut bau Jukut tiris Senna siamea Ageratum conyzoides Cara pemanfaatan 2. tumbuk daun jukut bau dan kencur, balurkan pada perut babandotan 4. reumatik rebus daun jukut bau, minum 5. maag rebus daun jukut bau, minum 6. mimisan 7. meluruhkan lemak/kolesterol gatal-gatal karena ulat remas daun jukut bau, masukan ke dalam hidung rebus semua bagian jukut bau, minum remas daun jukut tiris, balurkan pada kulit yang gatal 117 118 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 76 Kacang gude Cajanus cajan [Linn.] Millsp hiris batu ginjal 77 Kacang hijau Phaseolus radiatus Linn. kacang hejo maag Kacapiring Gardenia augusta Merr. 2. melancarkan kencing 3. maag remas daun kacapiring, dan minum 4. sesak nafas rebus daun murbei, daun kacapiring dan daun mustajab, minum 5. perut panas 7. sakit buang air kecil rebus daun murbei, daun kacapiring dan daun mustajab, minum remas daun kacapiring atau rebus daun murbei, daun kacapiring dan daun mustajab, minum remas daun kacapiring, minum susah kentut makan mentah daun kahitutan 1. sakit pinggang rebus daun katapayan dan daun kalingsir, minum 2. reumatik remas daun kalingsir dan balurkan 3. beri-beri rebus daun kalingsir dan minum 4. sakit kepala hingga membuat mata sakit remas daun kalingsir, saring atau diseduh air 6. sakit pinggang 79 80 Kahitutan Kalingsir Paederia scandens (Lour.) Merr. Clinacanthus nutans Lindau sembukan rebus atau makan mentah daun atau sangray(goreng tanpa minyak dan dibuat kopi) biji kacang gude rebus temulawak, biji kacang hijau dan bawang putih dengan 3 gelas air hingga menjadi setengah gelas remas daun kacapiring, dan minum atau remas daun kacapiring dan randu, minum remas daun kacapiring dan daun randu, minum 1. panas 78 Cara pemanfaatan 118 119 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No 81 Nama spesies Kamandilan Nama ilmiah Nasturtium indicum DC. Nama lain sasawian, kokobakan, sawi taneuh Penyakit yang diobati 1. darah tinggi 2. melancarkan kencing 3. sakit pinggang Bridelia monoica Merr. 82 Kanyere 83 Kapol 84 Karuk Amomum cardamomum Auct. Non L Katapayan Argyreia mollis (Burm.f.) Choisy kapulaga 86 87 Katuk Katumbel Sauropus androgynus rebus daun kamandilan atau kukus, lalu dilalap rebus daun kamandilan atau kukus, lalu dilalap rebus daun kamandilan atau kukus, lalu dilalap 4. sakit perut remas daun kamandilan atau dengan daun cengek, balurkan 5. panas remas daun kamandilan, balurkan maag rebus daun kanyere dan minum sakit kuning 1. sesak nafas rebus daun kapol dengan kerang-kerang air tawar (remis/ susuh/tutut), minum airnya 1. remas daun karuk dan daun tangkil, balurkan atau minum 2. remas daun karuk dan daun tangkil, balurkan atau minum 2. batuk 85 Cara pemanfaatan Tatapayan rebus daun karuk, daun saga dan batang serai, minum sakit pinggang rebus daun katapayan dan daun kalingsir, minum 2. memperbanyak dan memperlancar ASI rebus/masak dan makan 3. menghaluskan muka sakit perut remas daun katuk dan oleskan pada muka lalap mentah daun katumbel 119 120 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain 1. pegal-pegal setelah melahirkan 2. menghaluskan kulit bayi 3. menjaga kesehatan setelah melahirkan 1. keputihan Kayu manis 88 89 90 91 Cinnamomum burmanii J. Presl Kecapi Kecubung gunung Kedongdon g Sandoricum kucape Brugmansia suaveolens (H. et B.) B. et P.) Spondias dulcis Forst. Penyakit yang diobati Cara pemanfaatan tumbuk beras, kencur, adas dan kayu manis, peras dan simpan beberapa jam tumbuk beras, kencur, adas dan kayu manis, peras dan simpan beberapa jam tumbuk kayu manis, kunyit, kencur, adas, sirih putih, cabe puyang dan pala seduh pucuk kecapi dan minum sentul kucubung kadongdong 2. ambeyen seduh pucuk kecapi dan minum sesak nafas remas pucuk kecubung, tambahkan minyak kelapa dan balurkan 1. pegal linu rebus daun sirsak, daun belimbing dan daun kedongdong, minum 2. pusing rebus daun sirsak, daun belimbing dan daun kedongdong, minum 3. darah tinggi rebus daun sirsak, daun belimbing dan daun kedongdong, minum 4. kencing manis rebus daun sirsak, daun belimbing dan daun kedongdong, minum potong akar kedongdong dan teteskan air yang keluar adari akat tersebut pada mata yang sakit rebus daun kumis kucing, daun pecah beling dan semua bagian memeniran rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum 5. sakit mata 6. batu ginjal 7. reumatik 120 121 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 10. kencing manis rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling,minum lalap daun keji beling melancarkan kencing kukus dan lalap/makan 1. batu ginjal rebus daun kumis kucing, daun keji beling dan daun alpukat, minum 2. sakit kencing 4. susah kencing rebus daun kumis kucing, daun beluntas dan daun keji beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun keji beling, minum 5. batu ginjal rebus daun kumis kucing, daun pecah beling dan semua bagian memeniran 8. keputihan 9. ambeyen 92 93 Kedongdong cina Keji beling Polyscias pinnata L. (Lannea coromandelica (Houtt) Merr Stachytarpheta mutabilis, Vahl. kadongdong cina, kadongdong lalab Cara pemanfaatan pecah beling 3. sakit pinggang 121 122 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 9. kencing manis rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling lalap daun keji beling kanker rebus semua bagian keladi tikus dan minum 1. sari rapet wanita rebus akar pinang, buah pinang muda, kapur sirih dan akar kelapa, minum 2. jantung rebus akar kelapa, minum 3. diare minum air buah kelapa muda bakar 1 butir kelapa muda, ambil air dan dagingnya, campur dengan remasan daun pecah beling parut kunyit, seduhb dengan seperempat gelas air, saring, tambahkan kuning telur itik atau entog, kocok dan campurkan dengan air kelapa muda bakar bunga kelapa, tumbuk dan tambahkan minyak kelapa dan oleskan pada kulit 6. reumatik 7. keputihan 8. ambeyen 94 95 Keladi tikus Kelapa Typhonium Flagelliforme Cocos nucifera, Linn. kuping tikus kalapa Cara pemanfaatan 4. sakit ginjal 5. ambeyen 10. merah-merah pada kulit Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) 122 123 No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain 12. darah tinggi remas bawang merah dan asam, tambahkan minyak kelapa, balurkan pada seluruh badan parut wortel, peras tambahkan air kelapa dan gula aren, minum 13. pegal linu rebus akar kelapa, minum 14. obat mata 1. diare 2. menguatkan stamina tubuh 3. sakit pinggang parut kelapa, saring, campur dengan gula merah dan teteskan pada mata parut seperempat buah kelapa, ambil airnya dan tambahkan putih telur (anak-anak) atau telur semua bagian (orang tua) minum air kelapa hijau rebus akar pinang, akar alang-alang, semua bagian ceplukan, akar kelapa hijau dan akar pepaya ranti dan minum campur air kelapa hijau dan gula merah, minum 1. reumatik rebus kulit batang turi dan kulit batang kelor, minum 2. sakit mata 3. pikun pada orang tua potong batang kelor hingga keluar airnya dan teteskan pada mata rebus daun kelor dan minum Panas rendam biji kemangi dan minum 11. panas 15. radang paru-paru 96 Kelapa hijau Cocos nucifera, Linn. 97 Kelor Moringa oleoifera, Lamk 98 Kemangi Ocimum sanctum L. kalapa hejo, kopyor surawung 3. sakit ginjal remas daun kembang sepatu, minum atau balurkan atau rebus daun kembang sepatu, minum rebus daun kembang sepatu dan temulawak dengan 2 gelas air hingga menjadi 1 1 gelas rebus daun kembang sepatu dan temulawak dengan 2 gelas air hingga menjadi 1 1 gelas rebus daun tapak dara dengan jumlah sesuai hari lahir (senin:5 lembar, selasa: 3 lembar, dll) rebus daun tapak dara dan minum 4. kencing manis rebus daun tapak dara dan minum 5. melancarkan haid rebus 15 lembar daun tapak dara dengan biji jinten 1. panas 2. kencing batu 99 Kembang sepatu Hibiscus rosasinensis kembang lalampuan Cara pemanfaatan Penyakit yang diobati 3. pegal-pegal 2. darah tinggi 123 124 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No 101 Nama spesies Kemiri Nama ilmiah Aleurites moluccana Willd Nama lain muncang Penyakit yang diobati 6. kanker rahim rebus 15 lembar daun tapak dara dengan biji jinten 7. kanker payudara menumbuhkan kumis dan janggut rebus 15 lembar daun tapak dara dengan biji jinten Kemukus 1. darah tinggi 2. sakit gigi 3. digigit serangga 4. gatal-gatal 5. bengkak remas daun kemuning dan tempelkan pada bagian yang sakit remas daun kemuning dan tempelkan pada bagian yang sakit tumbuk daun kemuning dan tempelkan pada bagian yang sakit tumbuk daun kemuning dan tempelkan pada bagian yang sakit 1. sesak nafas rebus setengah genggam bunga kenanga dan 1 sendok gula putih dengan 1 gelas air hingga menjadi setengah gelas 2. bronkhitis rebus 2 kuntum bunga kenanga dengan 1 gelas air hingga menjadi setengah gelas air Piper cubeba, Linn 2. jantung 103 104 105 Kemuning Kenanga Kencur Murraya paniculata [L.] Jack. Canangium odoratum, (Lamk.) Hook & Thomas. (Lat) Kaempferia galanga, Linn. kananga cikur bakar kemiri dan oleskan rebus 20 biji kemukus, 1 genggam semua bagian cecendet, 2 lembar daun pepaya ranti, 1 genggam daun antanan, temulaeak dan satu butir gula batu tumbuk 3 lembar daun sirih, 3 siung bawang merah, setengah sendok makan biji jinten dan 14 biji buah kemukus, tambahkan seperempat cangkir air. Diminum 2 kali sehari pada pagi dan sore rebus daun kemuning dan minum 1. bronkhitis 102 Cara pemanfaatan 1. luka dalam setelah melahirkan 2. batuk tumbuk kunyit dan kencur dimakan mentah dengan gula merah 3. keseleo rendam beras,tumbuk, tambahkan kencur 4. penghangat badan rendam beras,tumbuk, tambahkan kencur 124 125 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 5. sakit gigi haluskan kencur, tempelkan pada gigi yang sakit 6.perawatan kesehatan ibu melahirkan 1.rendam beras, campurkan kunyit dan kencur yang telah diperas 2. tumbuk beras ketan hitam dan kencur atau seduh beras ketan hitam dan tambahkan air panas tumbuk beras, kencur, adas dan kayu manis, peras dan simpan beberapa jam, balurkan tumbuk beras, kencur, adas dan kayu manis, peras dan simpan beberapa jam, balurkan 7. pegal-pegal sehabis melahirkan 8. menghaluskan kulit bayi dan anak 9. menjaga kesehatan mata setelah melahirkan 10. mengembalikan stamina setelah melahirkan 11. perut kembung 106 107 110 Kentang Ketan hitam Ki buset Solanum tuberosum L. Oryza sativa var Glutinosa Mimosa pigra Linn. kumeli ketan hideung Cara pemanfaatan tumbuk kayu manis, kunyit, kencur, adas, sirih putih, cabe puyang dan pala, balurkan tumbuk kencur, jahe, kunyit, beras, ketumbar, lada, salam dan sereh tumbuk daun jukut bau dan kencur, balurkan 1. darah tinggi parut kentang, peras, rebus dan minum 2. bisul tempelkan kentang pada bisul 3. kencing manis parut kentang, rebus, minum atau dapat dimakan langsung tumbuk beras ketan hitam dan kencur, balurkan atau seduh beras ketan hitam dan tambahkan kencur, minum 2. rebus daun ki baceta dan gunakan air rebusan tersebut untuk mandi perawatan kesehatan ibu melahirkan 2. maag rebus daun ki baceta dan minum kencing manis rebus akar ki buset dan minum 125 126 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No 111 Nama spesies Ki greges 112 Ki koneng 113 Ki manila Nama ilmiah Nama lain Cassia alata, Linn 114 Ki rapet Jatropha multifida 115 Ki seureuh Piper aduncum L. Cara pemanfaatan 1. gatal pada mata remas daun ki greges, teteskan pada mata 2. sakit punggung rebus daun ki greges dan minum akar kuning sakit kuning rebus batang ki koneng dan bambu kuning, minum ketepeng cina 1. gatal-gatal karena alergi 2. panu Leonitis nepetaefolia (L.) R. Br. Arcangelisia flava Merr. Penyakit yang diobati betadhine tangkal, panasilin luka sakit mata 1. panas remas daun manila dan balurkan pada kulit yang gatal remas daun manila dan balurkan oleskan getah dari batang ki rapet pada luka potong batang ki seureuh, teteskan air yang keluar dari batang tersebut pada mata 1. tumbuk daun ki urat, saring, dapat ditambahkan madu dan minum 2. remas daun ki urat dan balurkan 116 Ki urat Plantago mayor L. sesendokan, cecentongan daun sendok 3. tumbuk daun ki urat dan kurma, saring dan minum 2. asam urat 3. reumatik 4. segala macam penyakit 1. rebus daun ki urat dan minum 2. tumbuk daun ki urat, semua bagian meniran, 4 lembar daun mengkudu dan 4 lembar daun salam, saring dan minum rebus daun ki urat dan minum tumbuk daun ki urat, semua bagian meniran, 4 lembar daun mengkudu dan 4 lembar daun salam, saring dan minum rebus akar jambe, semua bagian ki urat, daun sembung, daun jawer kotok, daun kumis kucing, akar jambe dan semua bagian cecendet, minum 126 127 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies 117 Kopi 118 Korejat 119 Krokot 120 Kukusutan 121 Kumis kucing Nama ilmiah Coffea robusta Lindl. Ex De Will Isotoma longiflora (Wild.) Presl Portulaca oleracea L. Hydrocotyle sibthorpioides Lamk. Orthosiphon spicatus B.B.S. Nama lain Penyakit yang diobati 5. menurunkan kolesterol mengeringkan luka akibat diabetes bunga bintang antanan leutik Cara pemanfaatan rebus daun ki urat dan minum seduh daun kopi dan minum sakit mata rendam bunga korejat dalam air, lalu teteskan pada mata yang sakit perawatan kesehatan ibu melahirkan 1. sari rapet wanita beras direndam dan dicampur dengan kencur, kunyit dan semua bagian krokot lalap kukusutan dan daun jambu mete 2. maag lalap kukusutan 3. menghaluskan muka lalap kukusutan 1. melancarkan kencing rebus daun kumis kucing dan minum 2. sakit ginjal rebus daun kumis kucing dan minum 3. sakit pinggang rebus daun kumis kucing, daun jawer kotok dan daun pecah beling 1. rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum 2. rebus daun keji beling dan kumis kucing, saring kumis ucing 3. rebus daun kumis kucing dan akar pepaya ranti 4. kencing batu rebus daun kumis kucing dan minum 127 128 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 6. batu ginjal rebus daun sidaguri, semua bagian nanangkaan, daun jarong, daun kumis kucing, daun alpukat dan antanan, minum rebus daun kucing, daun pecah beling dan daun alpukat, minum 7. sakit kencing 8. segala macam penyakit 9. panas rebus daun kucing, daun pecah beling dan daun alpukat, minum rebus akar jambe, semua bagian ki urat, daun sembung, daun jawer kotok, daun kumis kucing, akar jambe dan semua bagian cecendet tumbuk daun kumis kucing, saring dan minum 1. diare pada anak bakar atau parut rimpang kunyit dan kunci, tumbuk, peras dan minum 2. awet muda 3. menambah nafsu makan 4. perawatan kesehatan ibu melahirkan rebus daun pacar, kunci dan kunyit, minum 5. reumatik 122 Kunci Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter 1. maag 123 Kunir hitam Curcuma aeruginosa Roxb. koneng hideung Cara pemanfaatan 2. reumatik parut rimpang kunyit dan kunci, peras dan minum rebus kunci dan makan parut kunir hitam, peras, campur dengan air atau rebus kunir hitam, tambahkan gula aren dan minum parut kunir hitam, peras, campur dengan air rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 3. menambah nafsu makan parut kunir hitam, peras, campur dengan air 4. sakit ginjal rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 128 129 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 5. keputihan 6. ambeyen 7. sakit kencing 8. sakit pinggang 9. kencing manis 10. lulur setelah melahirkan 11.luka dalam 12.sakit pinggang 13.mencret pada bayi (indah) Cara pemanfaatan rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus batang pacing, semua bagian memeniran, semua bagian cecendet, kunir hitam dan semua bagian putri malu tumbuk kunir hitam dan lempuyang tumbuk kunir putih, temulawwak dan kunir hitam tumbuk kunir putih, temulawwak dan kunir hitam remas kunir putih, peras dan minum 129 130 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 14. perawatan kesehatan ibu melahirkan (agar tidak muncul singkayo) 15.kurang darah 16. perawatan kesehatan ibu melahirkan 1. sakit mata 124 Kunir putih 125 Kunyit Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc. Curcuma domestica, Rumph koneng bodas koneng temen Cara pemanfaatan rebus semua bagian putri malu, kunir hitam, buah muda pinang dan serai parut kunir hitam, peras dan minum tumbuk kunyit, kunir hitam dan kunir putih parut kunir putih, peras airnya dan teteskan pada mata yang sakit 2. sakit kuning rebus kunir hitam dan minum 3. luka dalam tumbuk kunir putih, temulawak dan kunir hitam, peras dan minum 4. sakit pinggang tumbuk kunir putih, temulawak dan kunir hitam, peras dan minum 5. kanker rebus kunir putih dan minum parut kunir putih, peras dan minum atau tumbuk kunir putih, peras dan minum parut kunir putih, peras dan minum rebus temulawak, kunyit, kunir putih dan kunir hitam potong-potong kunir putih, keringkan dan seduh 6. maag 7. tipus 8. beri-beri/liver 9. pencegah kanker 10. kanker rahim 11. perawatan kesehatan ibu melahirkan 1. luka dalam setelah melahirkan 2. diare rebus rumput mutiara, buah mahkota dewa dan kunir putih tumbuk kunyit, kunir hitam dan kunir putih tumbuk kunyit dan kencur atau parut kunyit atau makan mentah tumbuk kunyit dan daun jambu atau parut kunci dan kunyit, peras dan minum tumbuk kunyit, ketumbar dan daun jambu 130 131 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 3. kurang darah 4. maag 5. borok 6. demam berdarah 7. reumatik 8. sakit ginjal 9. keputihan 10. ambeyen Cara pemanfaatan parut kunyit, peras, tambahkan madu telur yang bagian kuning/dilalap mentah parut kunyit, peras, tambahkan perasan daun saga dan gula, rebus dengan 1 liter air hingga menjadi 1 1gelas, minum atau dimakan mentah parut kunyit, tambahkan minyak kelapa tumbuk daun pepaya, semua bagian meniran merah, kunyit dan gram, seduh dengan air matang dingin 1 1gelas rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 131 132 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 11. sakit kencing 12. sakit pinggang 13. maag Cara pemanfaatan rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, temulawak, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 1. parut kunyit, peras dan minum airnya 2. parut kunyit, peras dan campurkan dengan air kelapa, minum 3. oreng daun muda hanjuang, daun jarak, kunyit dan nasi 14. menambah nafsu makan 15. perawatan kesehatan ibu melahirkan 16. ambeyen 17. awet muda 18. mencegah kanker rahim 19. mengembalikan stamina setelah melahirkan 20. beri-beri/liver parut kunci dan kunyit, peras airnya rendam beras, campurkan kunyit dan kencur yang telah diperas parut kunyit, seduh dengan seperempat gelas air, saring, tambahkan kuning telur itik atau entog, kocok dan campurkan dengan air kelapa muda rebus daun pacar, kunci dan kunyit rebus kunyit dan minum tumbuk kencur, jahe, kunyit, beras, ketumbar, lada, salam dan sereh rebus temulawak, kunyit, kunir putih dan kunir hitam 132 133 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 21. menjaga kesehatan mata setelah melahirkan 22. kanker 126 Kurma 127 Labu kuning 128 129 130 Labu siam Lada Lame Phoenix dactylifera L. Cucurbita moschata, Dutc, ex Poir Sechium edule, S.W Piper nigrum L. Alstonia scholaris (L.) R.Br. korma waluh koneng waluh tumbuk kayu manis, kunyit, kencur, adas, sirih putih, cabe puyang dan pala haluskan daun sirih, batang serai dan kunyit 23. supaya tidak bau anyir darah setelah melahirkan 1. rebus kunyit dan diminum hingga 40 hari setelah melahirkan 24. sakit perut rebus kunyit atau parut kunyit, minum panas remas daun ki urat, tambahkan kurma dan minum 1. darah tinggi rebus bunga labu kuning dan makan rebus bunga labu kuning, daun/bunga simugu, daun salak. Pakai ramuan tersebut untuk mandi selama 7 kali pada hari lahir penderita pada jam 7 malah. Hal tersebut harus dilakukan sendiri oleh orang tua penderita parut labu siam yang sudah tua dan singkong, peras ainya, campur dengan kuning telur, susu kental manis dan larutan cap kaki tiga 2. epilepsi 1. tipus 2. darah tinggi pedes Cara pemanfaatan 2. tumbuk kunyit, kunir hitam dan kunir putih rebus labu siam yang masih muda dan minum 3. panas 1. perawatan kesehatan ibu melahirkan 2. mengembalikan stamina setelah melahirkan 1. pegal-pegal parut labu siam yang sudah tua, peras dan kompreskan airnya 2. kencing batu rebus kulit batang lame dan minum 3. panas dingin rebus akar alang-alang, akar cecendet, kulit batang lame dan akar sereh tumbuk lada, beras, bawang putih dan ragi, balurkan tumbuk kencur, jahe, kunyit, beras, ketumbar, lada, salam dan sereh, minum rebus kulit batang lame dan minum 133 134 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No 131 132 133 134 135 136 137 138 Nama spesies Lamtoro Landeuk Lemo Lempuyang Lengkuas Lengkuas merah Leunca Lidah buaya Nama ilmiah Nama lain Leucaena leucocephala, Lmk. de wit bandara, selong Cayratia geniculata (Blume) Gagn. tarebah Litsea cubeba L. Persoon Zingiber aromaticum Vahl. Alpinia galanga, Linn., Wild Alpinia purpurata (Vieill.) K. Sch Solanum nigrum L. Aloe vera Linn. lampuyang laja laja beureum Penyakit yang diobati 1. cacingan 2. kencing manis Cara pemanfaatan goreng biji lamtoro tanpa minyak (disangray) atau keringkan,tumbuk dan seduh, minum goreng biji lamtoro tanpa minyak (disangray) atau keringkan,tumbuk dan seduh, minum 1, sakit pinggang remas daun landeuk, peras dan minum 2. melancarkan kencing remas daun landeuk, peras dan minum anti ular bawa kulit batang lemo ketika pergi ke tempat yang dirasakan banyak ularnya 1. lulur setelah melahirkan 2. jerawat tumbuk kunir hitam dan lempuyang, balurkan parut rimpang lempuyang, peras dan minum 1. sakit ulu hati parut rimpang lengkuas, peras, tambahkan gula batu dan minum 2. batuk tuak batang lengkuas dan minum airnya 3. reumatik rebus lengkuas, jahe dan batang serai, minum 4. parut parut rimpang lengkuas dan oleskan pada panu 1. panu parut rimpang lengkuas merah dan oleskan pada panu 2. reumatik parut rimpang lengkuas merah, peras dan campurkan dengan ragi, minum 1. jantung koroner makan mentah/lalap buah leunca 2. obat kuat makan mentah/lalap buah leunca 1. panas kerok daging daun lidah buaya, kompreskan atau diminum 134 135 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 2. menghitamkan rambut bayi dan menyuburkan 3. kencing manis 139 Limus Mangifera foetida, Lour bacang Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. kerok daging daun lidah buaya, tambahkan air dan minum kerok daging daun lidah buaya, makan 5. luka oleskan lendir daun lidah buaya pada luka 6. diare rebus daging daun lidah buaya, saring dan minum 7. panas dalam kerok daging daun lidah buaya, yambahkan air dan madu, minum 1. kurang darah rebus kulit batang jamblang dan kulit batang limus 2. jantung rebus kulit batang jamblang dan kulit batang limus 3. maag rebus kulit batang jamblang dan kulit batang limus rebus buah mahkota dewa yang telah dikeringkan dan daun sambiloto, minum atau dapat juga hanya rebusan buah mahkota dewa yang telah dikeringkan rebus rumput mutiara, buah mahkota dewa kering dan kunir putih, minum 2. kanker rahim Mahkota dewa remas-remas daging daun lidah buaya dan balurkan pada rambut 4. maag 1. kencing manis 140 Cara pemanfaatan 3. darah tinggi 4. jantung 5. pegal-pegal 6. asam urat 7. maag 1. lalap mentah daun mahkota dewa 2. potong-potong buah mahkota dewa, keringkan. Setelah kering, dengan air panas dan minum potong-potong buah mahkota dewa, keringkan. Setelah kering, dengan air panas dan minum potong-potong buah mahkota dewa, keringkan. Setelah kering, dengan air panas dan minum potong-potong buah mahkota dewa, keringkan. Setelah kering, dengan air panas dan minum potong-potong buah mahkota dewa, keringkan. Setelah kering, dengan air panas dan minum atau lalap mentah daun mahkota dewa seduh seduh seduh seduh seduh 135 136 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 1. kencing manis potong-potong buah mahkota dewa, keringkan. Setelah kering, seduh dengan air panas dan minum potong-potong buah mahkota dewa, keringkan. Setelah kering, seduh dengan air panas dan minum potong-potong buah mahkota dewa, keringkan. Setelah kering, seduh dengan air panas dan minum potong-potong buah mahkota dewa, keringkan. Setelah kering, seduh dengan air panas dan minum sangray (goreng tanpa minyak) daun mahkota dewa, kencur dan nasi, makan makan biji mahoni atau rebus kulit batangnya 2. pegal-pegal rebus biji atau kulit batang mahoni 3. sakit kepala 6. mual makan bagian biji mahoni yang berwarna putih tumbuk daun buni, daun dadap, daun mahoni dan daun mengkudu, peras airnya, minum tumbuk daun buni, daun dadap, daun mahoni dan daun mengkudu, peras airnya, minum makan bagian biji mahoni yang berwarna putih 7. perut kembung makan bagian biji mahoni yang berwarna putih 8. stroke 2. sariawan tumbuk daun mahoni, seduh dengan air dan minum rebus daun salam, batang serai, daun sirsak, daun mangga, daun nangkan dan daun galinggem makan daun muda mangga 1. darah tinggi rebus daun manggis dan minum 2. kanker payudara rebus kulit buah manggis dan minum 8. lemas-lemas 9. reumatik 10. gatal-gatal karena alergi 11. kanker satdium awal 12. sakit ulu hati 141 Mahoni Swietenia macrophylla Jacq. 4. reumatik 5. jantung 142 143 Mangga Manggis Mangifera indica Linn. Garcinia mangostana L. 1. reumatik buah manggu Cara pemanfaatan 136 137 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No 144 Nama spesies Mangkokan Nama ilmiah Nothopanax scutellarium Merr. Nama lain mamangkokan Penyakit yang diobati Cara pemanfaatan 1. darah tinggi rebus daun mangkokan dan minum atau lalap daun mangkokan 2. kurang gizi 3. melancarkan kencing rebus daun mangkokan dan minum atau lalap daun mangkokan rebus 7 lembar daun mangkokan, minum atau rebus daun mangkokan dan daun puring, minum rebus 5 lembar daun sirih, 5 lembar daun mangkokan dan 5 lembar batang serai, pakai ramuan tersebut untuk mandi 4. pegal-pegal 145 Mara Macaranga tanarius Muell. Arg. 146 Melati Jasminum sambac (L.) Ait malati sakit mata 147 Melinjo Gnetum gnemon L. tangkil sesak nafas 148 Mengkudu Morinda citrifolia Linn. cangkudu bisul 1. darah tinggi 2. maag 3. pegal-pegal 4. reumatik 5. batuk 6. asam urat 7. sakit ginjal oleskan getah mara pada bisul remas daun melati dan tambahkan sedikit minyak kelapa (minyak kletik), teteskan pada mata atau rendam bunga melati dalam air dan teteskan pada mata remas daun karuk dan daun melinjo, minum atau balurkan pada dada rebus daun mengkudu, lalap/makan atau peras buah mengkudu yang matang, minum rebus daun mengkudu, lalap/makan atau peras buah mengkudu yang matang, minum remas daun mengkudu, minum 1. remas daun mengkudu, minum 2. tumbuk daun ki urat, semua bagian meniran, 4 lembar daun mengkudu dan 4 lembar daun salam, saring dan minum seduh daun sirih, buah mengkudu yang telah dikeringkan dan jeruk nipis, minum tumbuk daun ki urat, semua bagian meniran, 4 lembar daun mengkudu dan 4 lembar daun salam, saring dan minum rebus daun mengkudu atau tumbuk buah mengkudu yang telah matang, saring dan minum 137 138 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 8. sakit paru-paru 9. kencing manis 10. ketombe 11. borok-borok pada kepala 149 Meniran Phyllanthus niruri L. 1. demam berdarah memeniran 2. asam urat 3. reumatik 4. jerawat 5. sakit ginjal 6. keputihan Cara pemanfaatan rebus daun mengkudu atau tumbuk buah mengkudu yang telah matang, saring dan minum rebus daun mengkudu atau tumbuk buah mengkudu yang telah matang, saring dan minum tumbuk buah mengkudu yang telah matang dan balurkan pada kepala tumbuk buah mengkudu yang telah matang dan balurkan pada kepala tumbuk daun pepaya, semua bagian meniran merah, kunyit dan gram, seduh dengan air matang dingin 1 1gelas tumbuk daun ki urat, semua bagian meniran, 4 lembar daun mengkudu dan 4 lembar daun salam, minum 1. tumbuk daun ki urat, semua bagian meniran, 4 lembar daun mengkudu dan 4 lembar daun salam, minum 2. rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum remas daun meniran, oleskan pada kulit rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum 138 139 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 11. lumpuh rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun kumis kucing, meniran dan daun alpukat, minum rebus batang pacing, semua bagian memeniran, semua bagian cecendet, kunir hitam dan semua bagian putri malu, minum rebus semua bagian meniran 1. darah tinggi rebus/kukus mentimun, makan 2. panas parut mentimun, balurkan pada tubuh atau minum 1. sakit pinggang remas daun murbei, saring dan minum 7. ambeyen 8. sakit kencing 9. batu ginjal 10. kencing manis 150 151 Mentimun Murbei Cucumis sativus L. Morus alba L. bonteng arben, bebesaran Cara pemanfaatan rebus daun murbei, daun kacapiring dan daun mustajab, minum 2. infeksi tubuh bagian dalam 3. batuk rebus daun murbei dan minum rebus daun arbei, tambahkan ketumbar yang telah dihaluskan 4. panas rebus daun murbei dan minum 5. sakit ulu hati rebus daun murbei dan minum 6. sesak nafas rebus daun murbei, daun kacapiring dan daun mustajab, minum 7. perut panas rebus daun murbei, daun kacapiring dan daun mustajab, minum 8. sakit kencing rebus daun kumis kucing dan daun murbei, minum 139 140 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 9. sakit kepala 152 153 Mustajab Nanangkaan Abelmoschus manihot L. Euphorbia hirta L. patikan kebo remas daun murbei, saring dan minum 11. panas dalam rebus daun murbei dan ketumbar atau remas daun murbei, saring dan minum remas daun murbei, saring dan minum 1. panas remas daun mustajab, minum atau balurkan 2. panas dalam remas daun mustajab, minum 3. sakit pinggang remas daun mustajab, minum 1. koreng oleskan getah nanangkaan pada koreng 1. rebus daun sidaguri, daun nanangkaan, daun jarong, daun kumis kucing, daun alpukat dan antanan, minum ramuan tersebut 2. rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sidaguri, daun nanangkaan, daun jarong, daun kumis kucing, daun alpukat dan antanan, minum ramuan tersebut 10. darah tinggi daun dedi, padedi, padodi, sampeu arab, sampeu mekah, sasampeuan, ki sedi Cara pemanfaatan 2. reumatik 3. asam urat 140 141 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 4. sakit ginjal 5. keputihan 6. ambeyen 7. sakit kencing 8. sakit pinggang 154 Nanas Ananas comosus (L.) Merr. 155 Nangka Artocarpus hererophyllus Lam ganas 1. darah tinggi 2. menggugurkan kandungan 1. reumatik Cara pemanfaatan rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum peras buah nanas dan minum airnya tumbuk buah nanas yang masih muda, peras, campurkan airnya dengan sprite dan minum rebus daun salam, batang serai, daun sirsak, daun mangga, daun nangkan dan daun galinggem, pakai mandi uapnya 141 142 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No 156 Nama spesies Pacar air Nama ilmiah Nama lain Impatiens balsamina Linn. pacar Penyakit yang diobati 2. sakit perut makan buah muda nangka (tongtolang) 3. sakit urat makan buah muda nangka (tongtolang) awet muda rebus daun pacar, kunci dan kunyit, minum 1. diabetes 157 Pacing Padi 3. borok/koreng 4. batuk potong batangnya dan tampung airnya, minum 5. gatal-gatal kupas batang dan balurkan 6. terkena gigitan ular diremas Costus speciosus J.E.Smith Oryza sativa L. pare 1. tumbuk batang pacing, peras airnya dan minum 2. rebus batang pacing dan akar pepaya ranti, minum 3. rebus batang pacing, semua bagian memeniran, semua bagian cecendet, kunir hitam dan semua bagian putri malu, minum tumbuk batang pacing, peras airnya atau tuak batang pacing dan teteskan pada mata parut batang pacing dan balurkan 2. obat mata 158 Cara pemanfaatan 1. jamu setelah melahirkan 2. keseleo 3. penghangat badan 4. pegal-pegal setelah melahirkan 5. menghaluskan kulit bayi dan anak 1. tumbuk lada, beras (biji padi), bawang putih dan ragi, balurkan 2. rendam beras, tumbuk, campurkan dengan kunyit dan kencur yang telah diperas dan minum 3. beras direndam dan dicampur dengan kencur, spirtus, kamper, jahe, minyak tanah dan minyak sayur, balurkan rendam beras,tumbuk, tambahkan kencur, seduh dan minum rendam beras,tumbuk, tambahkan kencur, seduh dan minum tumbuk beras, kencur, adas dan kayu manis, peras dan simpan beberapa jam, balurkan tumbuk beras, kencur, adas dan kayu manis, peras dan simpan beberapa jam, balurkan 142 143 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati Cara pemanfaatan 8. lumpuh beras yang telah dimasak (nasi)disimpan hingga tengah hari hingga mengeras (sangu poe) dimakan 3 kali dan kemudian langsung minum air putih cuci beras dan tambahkan kencur daun ki remek yang sudah dihaluskan beras direndam dan dicampur dengan kencur, spirtus, kamper, jahe, minyak tanah dan minyak sayur, balurkan luka remas daun pakoasi dan tempelkan pada luka 6. perut kembung 7. pegal-pegal 159 Pakoasi Chromolaena odorata (L.) King & H.E Robins 160 Pala Myristica fragrans menjaga kesehatan mata setelah melahirkan tumbuk kayu manis, kunyit, kencur, adas, sirih putih, cabe puyang dan pala, balurkan 161 Pandan Pandanus amaryllifolius Roxb. darah tinggi remas daun pandan, saring dan minum 162 Panglai 1. gatal-gatal 2. panas dingin 1. kencing manis 2. sakit mata 3. batuk parut rimpang panglai, balurkan pada kulit tumbuk jahe, panglay, lada dan bawang putih, balurkan atau kompreskan rebus atau kukus buah pare, makan remas daun pare, teteskan pada mata remas daun pare, tambahkan garam dan minum remas bawang merah, daun mustajab, asam jawa dan daun pare, balurkan atau kompreskan 163 Pare Zingiber cassumunar Momordica charantia L. kirinyuh bengle paria 4. panas 5. menambah nafsu makan anak 6. menghitamkan rambut bayi 164 Patah tulang Euphorbia tirucalli L. sakit gigi remas daun pare, saring dan minum remas daun pare, saring dan minum oleskan getah patah tulangpada gigi yang sakit 143 144 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati Cara pemanfaatan 4. panas dingin rebus 4 ekor kepiting sawah, 1 tangkai daun muda pepaya, seperempat buah sukun yang telah matang, gula aren dan 5 iris temulawak, minum masukan buah pepaya muda pada abu yang panas di tungku hingga melunak (dibubuy), lalu injakan kaki pada buah pepaya tersebut masukan buah pepaya muda pada abu yang panas di tungku hingga melunak (dibubuy), lalu injakan kaki pada buah pepaya tersebut remas daun pepaya dan minum 5. darah tinggi 1. rebus daun pepaya dan minum 1. liver 2. telapak kaki sakit 3. sakit ginjal 2. rebus akar pinang, akar pepaya, akar salak dan akar cecendet 6.melancarkan ASI 165 Pepaya Carica papaya, Linn. gedang 7. kanker 8. kaki pecah-pecah sayur buah muda pepeya dan daun katuk, makan 1. rebus akar pepaya, akar alang-alang, akar aren, akar jambu batu dan akar bambu, minum 2. seduh getah pepaya dengan air dan minum 11. keputihan oleskan getah pepaya pada kaki yang pecah-pecah tumbuk daun pepaya, semua bagian meniran merah, kunyit dan gram, seduh dengan air matang dingin 1 gelas, minum oleskan getah pepaya pada kulit yang terkena duri, duri akan mudah keluar lalap daun pepaya bersama daun jambu mete 12. luka remas daun muda pepaya, tempelkan pada luka 13. demam berdarah 14. menghangatkan badan 15. melancarkan BAB remas daun pepaya, tambahkan air dan minum 16. sakit kencing makan buah pepaya matang 9. demam berdarah 10. tertusuk duri makan/lalap daun pepaya makan/lalap daun pepaya 144 145 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 1. reumatik 166 Pepaya ranti Carica papaya, Linn. gedang gandul, gedang ranti 2. sakit ginjal 3. keputihan 4. ambeyen 5. sakit kencing Cara pemanfaatan 1. rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum 2. rebus bunga pepaya ranti, makan/minum 3. rebus akar alang-alang, akar sembung, akar pepaya ranti dan akar pinang 4. rebus daun pepaya ranti, minum atau lalap daun pepaya ranti rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum 1. rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum 145 146 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati Cara pemanfaatan 6. sakit pinggang 2. rebus daun dan akar pepaya ranti, minum 1. rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum 2. rebus daun kumis kucing dan akar pepaya ranti, minum 7. kencing manis rebus batang pacing dan akar pepaya ranti, minum 8. bronkhitis rebus akar pinang, akar pepaya ranti dan akar kelapa, minum rebus 20 biji kemukus, 1 genggam semua bagian cecendet, 2 lembar daun pepaya ranti, 1 genggam daun antanan, temulaeak dan satu butir gula batu, minum 9. menguatkan daya tahan tubuh rebus akar pinang, akar alang-alang dan akar pepaya ranti, minum 10. panas dingin 1.remas daun pepaya ranti, tambahkan garam, minum 2. rebus akar alang-alang dan akar pepaya ranti, minum 167 Pepaya wulung Carica papaya, Linn. gedang wulung 11. batuk rebus daun dan akar pepaya ranti, minum 12. sakit ulu hati 13. lumpuh karena stroke 14. menguatkan stamina tubuh 1. kanker rebus bunga pepaya ranti, makan rebus akar pepaya ranti dengan akar jambe, daun jawer kotok, pucuk johar, akar eurih dan gula batu rebus akar pinang, akar alang-alang, semua bagian ceplukan, akar kelapa hijau dan akar pepaya ranti rebus akar pepaya wulung 2. sakit kaki rebus buah pepaya wulung dan injak-injak 146 147 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No 168 169 Nama spesies Petai Pisang Nama ilmiah Parkia speciosa Hassk Musa sp. Nama lain peuteuy cau Penyakit yang diobati 1. gatal-gatal remas daun petai dan balurkan 2. luka akibat panas 3. luka yang keluar akibat sakit panas (karurawit) 4. cacar air remas daun petai dan balurkan 5. koreng kunyah-kunyah daun petai, tempelkan pada koreng 1. luka oleskan getah pisang pada luka 2. terkena buluh bambu oles-oleskan daun pisang pada bagian yang terkena buluh bambu 3. diare 2. sakit kelenjar potong batang pisang hingga keluar airnya dan minum oleskan bagian dalam daun yang masih menggulung dan berwarna putih pada sariawan bubuybuah pisang batu dan tempelkan pada bagian yang sakit 3. bulu tubuh gundul potong batang pisang batu hingga keluar airnya dan dipakai mandi 4. luka 5. lumpuh karena stroke 1. kanker potong buah pisang batu dan oleskan pada luka buka daun muda pisang batu yang masih menggulung, olesi dengan minyak kelapa dan dipakai tidur oleh penderita parut batang pisang batu hitam, tambahkan air dan minum 2. batuk dan flu potong batang pisang batu hitam hingga keluar airnya dan minum 2. terkena air panas potong batang pisang emas hingga keluar airnya dan minum ambil air dalam batang pohon pisang gemor yang telah busuk dan minum atau dipakai mandi potong batang pisang gemor dan oles-oleskan airnya pada luka diare makan buah pisang muli yang masih mentah dengan kulitnya 1. sariawan pada bayi 170 171 172 173 174 Pisang batu Musa brachycarpa cau kulutuk, cau mangala Pisang batu hitam Musa sp. Pisang emas Musa sp. batuk Pisang gemor Musa sp. 1. panas Pisang muli Musa sp. cau kulutuk hideung Cara pemanfaatan tumbuk daun petai dan balurkan kunyah-kunyah daun atau haluskan, balurkan 147 148 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies 175 Pisitan 176 Pongporang 177 Pule 178 179 180 181 Pungpurutan Puring Putri malu Rambutan Nama ilmiah Lansium domesticum Corr Arthrophyllum diversifolium Blume Alstonia spectabilis R.Br Nama lain Urena lobata L Codiaeum variegatum Bi. Mimosa pudica Linn. Nephelium lappaceum L. Penyakit yang diobati Cara pemanfaatan sakit gigi ambil cairan yang licin pada kulit batang pisitan dan oleskan pada gigi yang sakit darah tinggi rebus kulit batang pongporang dan minum perut kembung rebus daun pule dengan adas pulasari dan gula batu 1. BAB berlendir remas daun muda pungpurutan, saring dan minum 2. BAB berdarah 3. sakit perut remas daun pungpurutan, saring dan tambahkan gula, minum remas daun pungpurutan, saring dan tambahkan gula merah dan garam, minum 4. disentri seduh daun pungpurutan, tambahkan gula merah dan minum 5. maag seduh daun pungpurutan dan minum 6. ambeyen remas daun pungpurutan dan daun sirih, saring dan minum melancarkan kencing 1. rebus atau kukus daun puring dan makan/lalap 2. kencing manis 2. rebus daun puring dan daun mangkokan, minum rebus semua bagian senggang beureum, semua bagian putri malu dan akar alang-alang, minum rebus batang pacing, semua bagian memeniran, semua bagian cecendet, rimpang kunir hitam dan semua bagian putri malu 1. panas remas daun rambutan dan balurkan 2. menyuburkan rambut 3. sakit paru-paru karena asap rokok remas daun rambutan dan balurkan 4. sakit pinggang remas daun rambutan, tambahkan air, saring dan minum 5. batuk remas daun muda rambutan, seduh dengan air panas dan minum 1. reumatik cucuk riut remas daun rambutan, tambahkan air, saring dan minum 148 149 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 1. obat mata 182 Randu 2. melancarkan kencing 3. agar lancar melahirkan Ceiba pentandra Gaertn. Cara pemanfaatan remas daun randu dan teteskan airnya pada mata atau teteskan air yang keluar dari batang randu pada mata remas daun kacapiring dan daun randu, saring dan minum remas daun randu, saring dan minum pada usia kandungan 8 -9 bulan 1. remas daun randu dan balurkan 183 Rosela Bixa orellana Linn. anggrem 4. panas 2. remas-remas kulit batang randu hingga keluar air dan minum 3. remas daun randu dan daun kacapiring, saring dan minum atau kompreskan segala macam penyakit seduh bunga rosela yang telah dikeringkan 1. keputihan 2. kanker rahim 184 Rumput mutiara Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. jukut mutiara 3. anti kanker 4. kista 5. kanker payudara 185 Saga Abrus precatorius, Linn cae 1. reumatik tumbuk semua bagian rumput mutiara, daun buni, daun salam dan daun harendong bulu, tambahkan air, saring dan minum 1. tumbuk semua bagian rumput mutiara, daun buni, daun salam dan daun harendong bulu, tambahkan air, saring dan minum 2. rebus semua bagian rumput mutiara, buah mahkota dewa dan rimpang kunir putih, minum tumbuk semua bagian rumput mutiara, daun buni, daun salam dan daun harendong bulu, tambahkan air, saring dan minum rebus semua bagian rumput mutiara, minum rebus semua bagian rumput mutiara, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum 149 150 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 2. sakit ginjal 3. keputihan 4. ambeyen 5. sakit kencing 6. sakit pinggang 7. batuk Cara pemanfaatan rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum 1. rebus daun sirih hitam dan daun saga, minum 2. rebus daun sembung dan daun saga, minum 3. rebus daun sirih, daun saga dan jahe, minum rebus daun karuk, daun saga dan batang serai, minum 150 151 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 9. sakit tenggorokan remas daun saga, tambahkan air panas, minum atau seduh daun saga dan minum remas daun saga, tambahkan air panas, minum 10. panas dalam seduh daun saga dengan air panas dan minum 11. melancarkan BAB 2. panas rebus daun sembung dan daun saga, minum parut kunyit, peras, tambahkan perasan daun saga dan gula, rebus dengan 1 liter air hingga menjadi 1 gelas, minum kunyah-kunyah daun saga dan tempelkan pada gigi yang sakit atau rebus daun saga dan minum airnya rebus daun saga dan minum rebus bunga labu, daun/bunga simugu, daun salak. Pakai ramuan tersebut untuk mandi selama 7 kali pada hari lahir penderita pada jam 7 malah. Hal tersebut harus dilakukan sendiri oleh orang tua penderita remas daun muda salak, saring dan minum 3. sakit ginjal seduh daun salak dan daun dadap dengan air panas 4. ambeyen rebus batang muda salak dan makan 1. kencing manis rebus daun salam dan minum 8. sariawan 12. maag 13. sakit gigi 14. panas 1. epilepsi 186 Salak Salacca zalacca (Gaertn.) Voss Cara pemanfaatan rebus daun salam dan batang serai, minum rebus daun sirsak dan daun salam, minum 187 Salam Syzygium polyanthum Wigh Walp 2. darah tinggi rebus daun salam dan minum rebus daun salam dan daun alpukat, minum rebus daun salam dan sirih, minum 3. pegal-pegal rebus daun sirsak dan daun salam, minum 151 152 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 4. reumatik 5. kolesterol tinggi 6. batuk 7. flu 8. sakit gigi 9. keputihan 10. kanker rahim 11. anti kanker 12. asam urat 13. mengembalikan stamina setelah melahirkan 14. sakit perut Cara pemanfaatan 1. rebus daun salam, batang serai, daun sirsak, daun mangga, daun nangkan dan daun galinggem, pakai ramuan tersebut untuk mandi (uapnya) 2. tumbuk daun ki urat, semua bagian meniran, 4 lembar daun mengkudu dan 4 lembardaun salam, saring dan minum rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, 4 lembar daun cengkih, 4 lembar daun salam dan daun jambu batu, minum rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, 4 lembar daun cengkih, 4 lembar daun salam dan daun jambu batu, minum rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, 4 lembar daun cengkih, 4 lembar daun salam dan daun jambu batu, minum 1. rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, 4 lembar daun cengkih, 4 lembar daun salam dan daun jambu batu, minum 2. ambil bagian yang licin pada batang salam dan oleskan pada gigi yang sakit tumbuk semua bagian rumput mutiara, daun buni, daun salam dan daun harendong bulu, saring dan minum tumbuk semua bagian rumput mutiara, daun buni, daun salam dan daun harendong bulu, saring dan minum tumbuk semua bagian rumput mutiara, daun buni, daun salam dan daun harendong bulu, saring dan minum tumbuk daun ki urat, semua bagian meniran, 4 lembar daun mengkudu dan 4 lembar daun salam, minum tumbuk kencur, jahe, kunyit, beras, ketumbar, lada, salam dan sereh, minum makan/lalap daun muda salam 152 153 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 1. darah tinggi 2. kencing manis 3. gatal-gatal 188 Sambiloto Andrographis paniculata (Burm.f.) Ness 4. reumatik 5. sakit ginjal 6. keputihan 7. ambeyen Cara pemanfaatan rebus daun sambiloto dan minum 1. rebus atau seduh daun sambiloto dan minum 2. rebus buah mahkota dewa yang telah dikeringkan dan daun sambiloto rebus atau tumbuk daun sambiloto dan minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum 153 154 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 10. kencing berdarah rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto dan daun kumis kucing, minum 11. maag keringkan daun sambiloto, rebus/seduh dan minum 12. pegal-pegal 1. obat kuat rebus semua bagian sambiloto, minum rebus daun sambung nyawa dan makan atau dapat juga dilalap mentah rebus daun sambung nyawa dan makan atau dapat juga dilalap mentah tumbuk 7 buah sawo muda, saring dan minum 2. sakit perut peras buah sawo muda, peras dan minum 3. kencing manis rebus buah sawo dengan 4 gelas air hingga menjadi 1 gelas 8. sakit kencing 9. sakit pinggang 189 190 Sambung nyawa Gynura procumbens Merr. Sawo Manilkara zapota (L.) van Royen 1. reumatik daun dewa 2. pegal-pegal 1. darah tinggi 191 Seledri Apium graveolens L. saledri Cara pemanfaatan 2. menumbuhkan rambut 3. sakit kuning 4. menghitamkan rambut bayi rebus atau seduh daun dan batang seledri, minum haluskan seledri dan waluh remas seledri dan balurkan pada rambut remas seledri, peras, saring dan minum remas seledri dan balurkan pada rambut 154 155 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 1. jamu setelah melahirkan (mengempiskan rahim) 2. jamu setelah haid (agar tidak berbau anyir darah) Sembung rebus daun sirsak, daun jeruk purut dan daun sembung, hisap uapnya reumatik rebus daun sembung dan daun jeruk, hisap uapnya rebus semua bagian senggang beureum, semua bagian putri malu dan akar alang-alang, minum 1. remas daun senggugu, tambahkan kapur sirih, balurkan 7. kolesterol tinggi 8. flu 9. sakit gigi Senggang beureum Amarantus hybridis Lim bayam duri Senggugu Clerodendron serratum (L.) Spr. simugu, singugu 1. pegal-pegal 194 rebus daun sembung, minum 11. polip 5. reumatik 6. sakit perut 193 rebus daun sembung dan sirih, minum 10. perut kembung 4. melancarkan BAB Blumea balsamifera (L.) DC rebus daun sembung, minum 1. rebus daun sembung dan daun saga 2, rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, 4 lembar daun cengkih, 4 lembar daun salam dan daun jambu batu rebus daun sembung dan daun saga rebus akar alang-alang, akar sembung, akar pepaya ranti dan akar pinang remas daun sembung dan daun ginggiang rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, 4 lembar daun cengkih, 4 lembar daun salam dan daun jambu batu rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, 4 lembar daun cengkih, 4 lembar daun salam dan daun jambu batu rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, 4 lembar daun cengkih, 4 lembar daun salam dan daun jambu batu direbus 3. batuk 192 Cara pemanfaatan 2. rebus daun senggugu, minum 2. sakit pinggang rebus daun senggugu, minum 155 156 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 3.epilepsi 1. kencing manis 2. reumatik 3. pegal-pegal 195 Serai sereh Cymbopogon citratus (DC.) Stapf 4. lemah dan lesu 5. batuk Cara pemanfaatan rebus bunga labu, daun/bunga senggugu, daun salak. Pakai ramuan tersebut untuk mandi selama 7 kali pada hari lahir penderita pada jam 7 malah. Hal tersebut harus dilakukan sendiri oleh orang tua penderita rebus daun salam dan batang serai, minum rebus lengkuas, jahe dan batang serai, minum rebus daun salam, batang serai, daun sirsak, daun mangga, daun nangkan dan daun galinggem, pakai mandi 1. rebus 5 lembar daun sirih, 5 lembar daun mangkokan dan 5 lembar batang serai, pakai ramuan tersebut untuk mandi 2. rebus batang serai, minum rebus 5 lembar daun sirih, 5 lembar daun mangkokan dan 5 lembar batang serai, pakai ramuan tersebut untuk mandi 1. rebus daun karuk, daun saga dan batang serai, minum 2. potong batang serai, tampung airnya dan minum 6. jamu habis melahirkan 7. mengembalikan stamina setelah melahirkan 8. panas dingin 9. kanker 10. menghangatkan badan 3. rebus batang serai dan minum rebus semua bagian putri malu, kunyit, buah muda pinang dan serai, minum tumbuk kencur, jahe, kunyit, beras, ketumbar, lada, salam dan serai, minum rebus akar alang-alang, akar ceplukan, kulit batang lame dan akar serai, minum haluskan daun sirih, batang serai dan kunyit, tambahkan air, saring dan minum rebus batang serai dan minum 156 157 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 11. sakit pinggang rebus batang serai dan minum 12. sesak nafas 1. kencing manis rebus batang serai dan minum tumbuk batang serai, kunir putih dan sirih, tambahkan air, peras dan minum geprek batang serai, rebus, minum atau dapat juga digunakan untuk merendam kaki rebus semua bagian sidaguri, minum 2. darah tinggi rebus semua bagian sidaguri, minum 3. menghitamkan rambut haluskan daun sidaguri, balurkan 1. disentri 3. luka parut umbi singkong, peras, tambahkan gula merah dan minum parut labu siam dan singkong, peras ainya, campur dengan kuning telur, susu kental manis dan larutan cap kaki tiga, minum remas daun singkong dan tempelkan pada luka 4. maag parut singkong, peras, tambahkan gula merah dan minum 5. gatal-gatal karena ulat remas-remas daun singkong, beri sedikit air dan balurkan 6. sakit perut 1. parut singkong, peras dan minum 13. maag 196 Serai wangi 197 Sidaguri 198 Singkong Cymbopogon nardus (L.) Rendle reumatik Sida rhombifolia Linn. Manihot utulisima sampeu Cara pemanfaatan 2. tipus 2. makan umbi singkong mentah 7. terkena buluh bambu remas-remas daun singkong, beri sedikit air dan balurkan 8. kurang darah 1. rebus umbi singkong setengah matang 2. makan mentah/lalap atau rebus daun muda singkong 9. panas parut singkong, peras, tambahkan gula merah dan minum 10. encok remas daun singkong, tambahkan apu, balurkan 157 158 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 11. mulas-mulas 12. BAB berdarah 199 200 Singkong karet Manihot glaziovii M.A Sintrong Crassocephalum crepidioides sampeu racun Piper betle, Linn 1. makan umbi singkong mentah 2. parut singkong, peras, tambahkan garam dan air, minum rebus umbi singkong, makan 1. kista makan umbi singkong mentah makan umbi singkong mentah sebanyak 10 gr pada pagi dan malam hari 2. kanker/tumor darah tinggi 2. jamu setelah melahirkan Sirih umbi yang telah dibuat aci diseduh, tambahkan gula dan minum 13. kanker payudara 1. gatal setelah melahirkan 201 Cara pemanfaatan seureuh makan daun sintrong mentah atau dapat dijadikan lalapan rebus daun sirih dan pakai airnya untuk membersihkan daerah kewanitaan 1. rebus daun sembung dan daun sirih, minum 2. rebus daun sirih dan minum 3. muntah darah 4. batuk 5. keputihan keringkan daun sirih, seduh dan minum 1. seduh daun sirih, buah mengkudu yang telah dikeringkan dan jeruk nipis, minum 2. rebus 15 lembar daun sirih, tambahkan gula betu sebesar ibu jari dengan 3 gelas air hingga menjadi 1 gelas , minum 1. remas daun sirih, seduh dan minum atau rebus daun sirih dan minum 2. rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum 3. rebus daun sirih dan daun jawer kotok, minum 158 159 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 6. sariawan 7. kolesterol tinggi 8. batuk Cara pemanfaatan diremas, seduh dan minum rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, 4 lembar daun cengkih, 4 lembar daun salam dan daun jambu batu, minum 1. rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, 4 lembar daun cengkih, 4 lembar daun salam dan daun jambu batu, minum 2. rebus daun sirih, daun saga dan jahe, minum 3. rebus daun sirih dan daun saga 9. flu 10. sakit gigi 11. pegal-pegal 12. lemah dan lesu 13. jantung 14. maag 4. makan daun sirih mentah rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, 4 lembar daun cengkih, 4 lembar daun salam dan daun jambu batu, minum rebus 2 lembar daun sembung, 3 lembar daun sirih, 4 lembar daun cengkih, 4 lembar daun salam dan daun jambu batu, minum rebus 5 lembar daun sirih, 5 lembar daun mangkokan dan 5 lembar batang serai, pakai ramuan tersebut untuk mandi rebus 5 lembar daun sirih, 5 lembar daun mangkokan dan 5 lembar batang serai, pakai ramuan tersebut untuk mandi tumbuk 3 lembar daun sirih, 3 siung bawang merah, setengah sendok makan biji jinten dan 14 biji buah kemukus, tambahkan seperempat cangkir air. Diminum 2 kali sehari pada pagi dan sore 1. seduh daun sirih dan daun beluntas 2. tumbuk kunyit dan daun sirih, peras dan minum 15. sakit setelah operasi (pendarahan, gatal dan mengeringkan luka operasi) 16. obat mata seduh daun sirih dan daun beluntas kukus daun sirih, teteskan embun hasil kukusan pada mata 159 160 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 17. mencegah kanker rahim 18. reumatik 19. sakit ginjal 20. ambeyen 21. sakit kencing 22. sakit pinggang Cara pemanfaatan rebus daun sirih dan minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 1. rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 2. remas daun sirih dan daun pungpurutan, saring dan minum atau dapat juga penderita berendam dalam bak atau baskom berisi ramuan tersebut rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling 160 161 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 23. jamu sehabis haid (agar tidak bau) 24. membersihkan vagina 26. bau badan rebus daun sirih, minum haluskan daun sirih, batang serai dan kunyit, tambahkan air, saring dan minum remas daun sirih, tambahkan sedikit air dan teteskan pada mata (sebaiknya tidak langsung diteteskan tanpa ditambahkan air) rebus daun sirih, minum 29. sari rapet wanita 30. menjaga stamina 33. menguatkan rahim rebus daun sirih, minum rendam daun sirih dalam air panas, pakai air rendaman tersebut untuk berkumur-kumur remas daun sirih, tambahkan garam dan minum, oleskan ampasnya ke tempat yang terkena gigitan binatang rebus daun sirih dan sirih merah, minum 34. mimisan remas daun sirih dan masukan ke dalam hidung batuk rebus daun sirih hitam dan daun saga, minum 31. sakit gigi 32. digigit binatang Sirih hitam 203 Sirih merah seureuh hideung 1. batuk Piper crotatum seureuh beureum rebus daun sirih, minum rebus daun sirih, merica dan tambahkan kecap, minum 28. obat mata 202 rebus daun sirih, minum 25. mengeringkan rahim 27. kanker Piper miniatum Blume Cara pemanfaatan 2. tidak nafsu makan 3. paru-paru 4. keputihan rebus daun sirih merah dengan jumlah ganjil dengan menggunakan 4 gelas air, minum rebus daun sirih merah dengan jumlah ganjil dengan menggunakan 4 gelas air, minum rebus daun sirih merah dengan jumlah ganjil dengan menggunakan 4 gelas air, minum rebus daun sirih merah dengan jumlah ganjil dengan menggunakan 4 gelas air, minum 161 162 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 5. stroke 6. diabetes Cara pemanfaatan seduh daun sirih merah sebanyak 3 atau 7 lembar, minum 1. seduh daun sirih merah sebanyak 3 atau 7 lembar, minum 2. rebus daun binahong dan daun sirih merah, minum 7. reumatik remas daun sirih merah, minum 8. darah tinggi 1. remas daun sirih merah, minum 2. rebus daun binahong dan daun sirih merah, minum 204 205 Sirih putih Sirsak Piper betle var Annona muricata, Linn. seureuh bodas kadu (sebutan sirsak di desadesa di Kecamatan Tambakdahan) 9. menguatkan rahim rebus sirih merah dan sirih, minum 10. keputihan rebus sirih merah, minum 1. sakit kepala rebus sirih putih dan minum 2. keputihan 3. menjaga kesehatan mata setelah melahirkan 4. obat mata rebus sirih putih dan minum 5. batuk rebus sirih putih dan minum 1. darah tinggi 1. rebus daun sirsak dan daun salam, minum tumbuk kayu manis, kunyit, kencur, adas, sirih putih, cabe puyang dan pala, saring dan minum remas sirih putih dan teteskan pada mata 2. rebus daun sirsak, daun belimbing dan daun kedongdong, minum 2. reumatik 3. kanker 4. asam urat 5. sakit kepala 1. rebus daun sirsak dan daun salam, minum rebus daun salam, batang serai, daun sirsak, daun mangga, daun nanangkan dan daun galinggem, minum haluskan buah sirsak dan makan makan buah sirsak matang 1. rebus daun sirsak, minum 162 163 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati Cara pemanfaatan 2. rebus daun sirsak, daun belimbing dan daun kedongdong, minum 6. diabetes 1. rebus daun sirsak, minum 2. rebus daun sirsak dan daun salam, minum 7. kista 8. sakit ginjal 9. pegal-pegal 206 Sisik naga 207 Suji Drymoglossum piloselloides (L.) Presl. Pleomele torvum N.E Brown duduitan 10. polip rebus daun sirsak, daun jeruk purut dan daun sembung, hisap uapnya 11. kanker rebus daun sirsak, minum keputihan tumbuk sisik naga, tambahkan air dan rebus, tambahkan garam kasar dan minum 1. sakit pinggang rebus daun suji dan minum 2. darah tinggi rebus daun suji dan minum 1. liver 208 Sukun rebus daun sirsak, minum rebus 7 lembar daun sirsak dengan 2 gelas air hingga menjadi 1 gelas, minum 1. rebus 7 lembar daun sirsak dengan 2 gelas air hingga menjadi 1 gelas, minum 2. rebus daun sirsak, daun belimbing dan daun kedongdong, minum Artocarpus communis 2. sakit pinggang 3. reumatik 4. diabetes 1. rebus 4 ekor kepiting sawah, 1 tangkai daun muda pepaya, seperempat buah sukun yang telah matang, gula aren dan 5 iris temulawak, minum 2. rebus daun yang telah menguning atau kering dan minum rebus akar ilalang, akar cecendet, akar aren dan daun sukun/daun klewih, minum rebus 3 lembar daun sukun, minum sebelum dan setelah bangun tidur masing-masing setengah gelas 1. rebus daun sukun dengan 3 gelas air hingga menjadi 1 gelas 2. rebus daun sukun dan daun bintuni, minum 163 164 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No 209 210 211 212 213 214 215 Nama spesies Suliga Surukan Takokak Talas Talas hitam Talas sente Tapak dara Nama ilmiah Nama lain Belamcanda chinensis (L.) Dc Peperomia pellucida L. babayeman Alocasia indica (Lour) Koch. taleus hideung Alocasia macrorrhiza sente Catharanthus roseus (L.) G.Don rebus daun sukun dengan 3 gelas air hingga menjadi 1 gelas 1. sakit iga remas daun suliga, balurkan 2. sakit pinggang remas daun suliga, balurkan atau rebus daun suliga, minum 1. reumatik rebus daun surukan, minum 2. asam urat rebus daun surukan, minum 2. jantung koroner taleus makan buah takokak yang direbus atau lalap buah takokak mentah atau campurkan pada masakan makan buah takokak mentah 3. obat kuat 4. lumpuh (kurang tenaga) makan buah takokak mentah 1. batuk potong batang talas hingga keluar airnya, tampung dan minum 2. luka oleskan getah batang talas pada luka 1. ambeyen 2. menghentikan darah pada luka 1. batuk kukus daun talas hitam dan diduduki 2. sakit mata 2. sakit ginjal potong batang talas hingga keluar airnya dan teteskan pada mata rebus daun tapak dara dengan jumlah sesuai hari lahir (Senin:5 lembar, Selasa: 3 lembar, dst) dan minum rebus daun tapak dara dan minum 3. kencing manis rebus daun tapak dara dan minum 1. darah tinggi Kembang tembaga Cara pemanfaatan 5. darah tinggi 1. darah tinggi Solanum torvum Swartz Colocasia esculenta (L.) Schott Penyakit yang diobati makan buah takokak mentah oleskan getah batang talas hitam pada luka potong batang talas hingga keluar airnya, tampung dan minum 164 165 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies 216 Tapak liman 217 Teki 218 Tempuyung Nama ilmiah Elephantopus scaber L. Nama lain Cyperus rotundus Penyakit yang diobati penyakit kewanitaan rebus akar tapak liman dan minum 1. sariawan berdarah 1. reumatik rebus akar teki dan minum remas akar teki, tambahkan minyak kelapa dan minyak tanah, oleskan pada borok/koreng rebus daun tempuyung dan minum 2. sakit pinggang rebus semua bagian tempuyung dan minum 3. sakit ginjal rebus semua bagian tempuyung dan minum 4. darah tinggi rebus daun tempuyung dan minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum 2. borok/koreng Sonchus arvensis L. 1. reumatik 219 Temulawak Curcuma xanthorrhiza Roxb. koneng gede Cara pemanfaatan 2. sakit ginjal 3. keputihan 165 166 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 4. ambeyen 5. sakit kencing 6. sakit pinggang 7. maag 8. kencing manis 9. bronkhitis Cara pemanfaatan rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum 1. rebus daun sambiloto, kunyit, kunyit besar, beluntas, handeuleum, semua bagian nanangkaan, semua bagian memeniran, akar pepaya ranti, akar pinang, bratawali, daun saga, akar alang-alang, kunir hitam, sirih, semua bagian anting-anting, akar cecendet, daun alpukat, daun jarong, daun kumis kucing dan daun pecah beling, minum 2. tumbuk kunir putih, temulawak dan kunir hitam, peras dan minum rebus daun kembang sepatu dan temulawak dengan 2 gelas air hingga menjadi 1 gelas, minum 1. rebus temulawak, tambahkan gula batu dan minum 2. rebus temulawak, kacang hijau dan bawang putih dengan 3 gelas air hingga menjadi setengah gelas, minum 3. parut rimpang temulawak, peras dan minum 4. parut temulawak, tambahkan telur ayam kampung dan madu, minum rebus temulawak dan minum 1. rebus 20 biji kemukus, 1 genggam semua bagian cecendet, 2 lembar daun pepaya ranti, 1 genggam daun antanan, temulawak dan satu butir gula batu, minum 2. rebus temulawak dan minum 166 167 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) Nama spesies No Nama ilmiah Nama lain Penyakit yang diobati 16. batuk rebus 4 ekor kepiting sawah, 1 tangkai daun muda pepaya, seperempat buah sukun yang telah matang, gula aren dan 5 iris temulawak, minum tumbuk kunir putih, temulawak dan kunir hitam, peras dan minum rebus daun kembang sepatu dan temulawak dengan 2 gelas air hingga menjadi 1 gelas, minum rebus daun kembang sepatu dan temulawak dengan 2 gelas air hingga menjadi 1 gelas, minum rebus temulawak, kunyit, kunir putih dan kunir hitam, minum parut temulawak, peras dan seduh dengan air panas. Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore tumbuk temulawak, peras dan minum 1. obat kuat makan mentah/lalap terong 2. jantung koroner makan mentah/lalap terong batuk bubuy buah muda terong ungu dan makan 1. influenza 2. melancarkan kencing menjaga kesehatan mata 1. pegal linu rebus daun teh yang telah dikeringkan dan minum 2. reumatik rebus kulit batang turi dan kulit batang kelor, minum 1. bisul 2. menurunkan kolesterol BAB berdarah/berlendir remas daun ubi jalar dan tempelkan pada bisul 10. liver 11. luka dalam 12. kencing batu 13. pegal-pegal 14. beri-beri/liver 15. paru-paru 220 Terong Solanum sp. 221 Terong ungu Solanum melongena L. 222 Teh 223 Tomat 224 Turi Camellia sinensis L. terong buleud enteh Lycopersicum esculentum Sesbania grandiflora 225 Ubi jalar Ipomoea batatas 226 Waru Hibiscus tiliaceus L. boled Cara pemanfaatan rebus atau seduh daun the yang telah dikeringkan dan minum makan mentah buah tomat rebus daun turi dan minum kukus atau rebus daun ubi jalar dan makan remas daun waru, saring dan minum 167 168 Lampiran 2 Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang (lanjutan) No Nama spesies 227 Waru merah 228 Wortel Nama ilmiah Hibiscus tiliaceus L. Daucus carota L. Nama lain Penyakit yang diobati Cara pemanfaatan waru beureum sakit perut remas daun waru merah, saring dan minum wortol 1. darah tinggi rebus wortel dan makan 2. kurang darah rebus wortel dan makan 168 169 Lampiran 3 Sepuluh spesies tumbuhan obat dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi di setiap desa Lokasi Desa Jalancagak Desa Bunihayu Desa Tambakmekar Desa Manyeti Desa Rawalele No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Spesies tumbuhan obat Kunir hitam (Curcuma aeruginosa) Sembung (Blumea balsamifera) Sirih (Piper betle) Bawang merah (Allium cepa) Bandotan (Ageratum conyzoides) Asam jawa (Tamarindus indica) Buntiris (Kalanchoe pinnata) Jawer kotok (Coleus scutellaroides) Jambu batu (Psidium guajava) Mustajab (Abelmonchus manihot) Mustajab (Abelmonchus manihot) Jambu batu (Psidium guajava) Sirih (Piper betle) Kunyit (Curcuma domestica) Sembung (Blumea balsamifera) Belimbing (Averhoa carambola) Ceplukan (Physalis peruviana) Kumis kucing (Orthosiphon spicatus) Jawer kotok (Coleus scutellaroides) Saga (Abrus precatorius) Sirih (Piper betle) Kunyit (Curcuma domestica) Sembung (Blumea balsamifera) Antanan (Centella asiatica) Lidah buaya (Aloe vera) Singkong (Manihot asculenta) Bawang merah (Allium cepa) Mustajab (Abelmonchus manihot) Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Jawer kotok (Coleus scutellaroides) Kunyit (Curcuma domestica) Ceplukan (Physalis peruviana) Kelapa (Cocos nucifera) Mustajab (Abelmonchus manihot) Pepaya ranti (Carica papaya) Sirih (Piper betle) Alang-alang (Imperata cylindrica) Murbei (Morus alba) Jambu batu (Psidium guajava) Kunir putih (Curcuma zedoaria) Mustajab (Abelmonchus manihot) Sirih (Piper betle) Saga (Abrus precatorius) Kumis kucing (Orthosiphon spicatus) Dadap serep (Erythrina lithosperma) Alpukat (Persea gratissima) Murbei (Morus alba) Mengkudu (Morinda citrifolia) Antanan (Centella asiatica) Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) Frekuensi Pemanfaatan (%) 43,33 43,33 43,33 26,67 23,33 20,00 20,00 20,00 16,67 16,67 60,00 36,67 26,67 23,33 20,00 16,67 16,67 13,33 10,00 10,00 30,00 20,00 20,00 16,67 16,67 16,67 13,33 13,33 13,33 10,00 56,67 26,67 26,67 23,33 23,33 23,33 20,00 20,00 16,67 16,67 30,00 30,00 26,67 23,33 20,00 16,67 16,67 13,33 13,33 13,33 170 Lampiran 3 Sepuluh spesies tumbuhan obat dengan frekuensi pemanfaatan tertinggi di setiap desa (lanjutan) Lokasi Desa Sukasari Desa Tambakdahan Desa Rancaudik Desa Kertajaya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Spesies tumbuhan obat Kunyit (Curcuma domestica) Sirih (Piper betle) Saga (Abrus precatorius) Jahe (Zingiber officinale) Jambu batu (Psidium guajava) Lidah buaya (Aloe vera) Pepaya (Carica papaya) Bawang merah (Allium cepa) Jarak pagar (Ricinus communis) Sembung (Blumea balsamifera) Sirih (Piper betle) Kunyit (Curcuma domestica) Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) Benalu (Henslowia frutescens) Kencur (Kaempferia galanga) Mengkudu (Morinda citrifolia) Padi (Oryza sativa) Saga (Abrus precatorius) Mustajab (Abelmonchus manihot) Sembung (Blumea balsamifera) Jambu batu (Psidium guajava) Randu (Ceiba pentandra) Kunyit (Curcuma domestica) Ceplukan (Physalis peruviana) Mengkudu (Morinda citrifolia) Sirih (Piper betle) Johar (Senna siamea) Kumis kucing (Orthosiphon spicatus) Pepaya (Carica papaya) Sembung (Blumea balsamifera) Kunyit (Curcuma domestica) Sirih (Piper betle) Kencur (Kaempferia galanga) Lidah buaya (Aloe vera) Mengkudu (Morinda citrifolia) Padi (Oryza sativa) Randu (Ceiba pentandra) Saga (Abrus precatorius) Jambu batu (Psidium guajava) Pepaya ranti (Carica papaya) Frekuensi Pemanfaatan (%) 53,33 53,33 40,00 23,33 23,33 23,33 23,33 16,67 16,67 16,67 40,00 30,00 16,67 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 6,67 6,67 53,33 43,33 30,00 23,33 16,67 16,67 13,33 13,33 13,33 10,00 23,33 20,00 16,67 13,33 13,33 13,33 13,33 13,33 10,00 10,00 171 Lampiran 4 Sepuluh kelompok penyakit/penggunaan terbanyak yang diobati menggunakan tumbuhan obat pada setiap desa Lokasi Desa Jalancagak No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Desa Bunihayu 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Desa Tambakmekar Desa Manyeti 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Desa Rawalele 1 2 3 4 5 6 Kelompok penyakit Penyakit saluran pencernaan Penyakit tulang, otot dan sendi Gangguan peredaran darah dan jantung Panas, demam dan influenza Penyakit dan perawatan kulit Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati Penyakit dan perawatan kesehatan ibu hamil dan melahirkan Penyakit saluran pernafasan Penyakit dan perawatan wanita Penyakit yang berhubungan dengan sistem syaraf pusat Penyakit dan perawatan kesehatan ibu hamil dan melahirkan Gangguan peredaran darah dan jantung Panas, demam dan influenza Penyakit tulang, otot dan sendi Penyakit saluran pencernaan Penyakit saluran pernafasan Penyakit mata dan hidung Penyakit dan perawatan kulit Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati Penyakit dan perawatan wanita Penyakit dan perawatan kesehatan ibu hamil dan melahirkan Panas, demam dan influenza Gangguan peredaran darah dan jantung Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati Tumor dan Kanker Penyakit saluran pencernaan Penyakit saluran pernafasan Penyakit tulang, otot dan sendi Penyakit mata dan hidung Tonikum Penyakit saluran pencernaan Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati Gangguan peredaran darah dan jantung Penyakit saluran pernafasan Penyakit tulang, otot dan sendi Tonikum Panas, demam dan influenza Penyakit dan perawatan kulit Kanker dan tumor Penyakit dan perawatan kesehatan ibu hamil dan melahirkan Penyakit tulang, otot dan sendi Penyakit saluran pembuangan Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati Penyakit dan perawatan wanita Gangguan peredaran darah dan jantung Penyakit saluran pencernaan Jumlah spesies tumbuhan obat 24 22 21 20 15 11 8 7 5 5 20 19 17 17 10 10 7 5 5 3 22 18 16 13 12 9 9 9 8 6 30 26 21 19 18 14 13 13 12 12 74 52 40 21 19 16 172 Lampiran 4 Desa Sukasari Sepuluh kelompok penyakit/penggunaan terbanyak yang diobati menggunakan tumbuhan obat pada setiap desa (lanjutan) 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 Desa Tambakdahan Desa Rancaudik 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 Desa Kertajaya 3 4 5 6 7 8 9 10 Penyakit saluran pencernaan Panas, demam dan influenza Penyakit dan perawatan kulit Penyakit mata dan hidung Penyakit tulang, otot dan sendi Gangguan peredaran darah dan jantung Penyakit saluran pencernaan Penyakit saluran pernafasan Penyakit dan perawatan kulit Panas, demam dan influenza Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati Tumor dan kanker Penyakit saluran pembuangan Penyakit dan perawatan wanita Penyakit tulang, otot dan sendi Penyakit dan perawatan kesehatan ibu hamil dan melahirkan Tumor dan kanker Penyakit saluran pencernaan Gangguan peredaran darah Penyakit saluran pembuangan Penyakit dan perawatan wanita Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati Tonikum Panas, demam dan influenza Penyakit saluran pencernaan Penyakit tulang, otot dan sendi Panas, demam dan influenza Penyakit saluran pembuangan Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati Tonikum Penyakit saluran pernafasan Penyakit dan perawatan tubuh Gangguan peredaran darah dan jantung Penyakit dan perawatan kesehatan ibu hamil dan melahirkan Gangguan peredaran darah dan jantung Penyakit dan perawatan kesehatan ibu hamil dan melahirkan Penyakit saluran pencernaan Kanker Panas, demam dan influenza Penyakit saluran pembuangan Penyakit tulang, otot dan sendi Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati Penyakit dan perawatan wanita Lain-lain 16 9 8 4 45 35 34 27 24 21 18 17 14 13 13 11 8 8 7 7 6 6 5 4 19 19 16 12 11 11 8 7 6 5 16 9 9 8 8 8 8 5 4 4