DEMOKRASI SEBAGAI ALAT HEGEMONI K. Mustarom DEMOKRASI SEBAGAI ALAT HEGEMONI LAPORAN KHUSUS EDISI XI / APRIL 2014 Penulis: K. Mustarom ABOUT US Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari Lembaga Kajian Syamina (LKS). LKS merupakan sebuah lembaga kajian independen yang bekerja dalam rangka membantu masyarakat untuk mencegah segala bentuk kezaliman. Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan dan dapat diakses oleh semua elemen masyarakat. Laporan yang terbit sejak tahun 2013 ini merupakan salah satu dari sekian banyak media yang mengajak segenap elemen umat untuk bekerja mencegah kezaliman. Media ini berusaha untuk menjadi corong kebenaran yang ditujukan kepada segenap lapisan dan tokoh masyarakat agar sadar realitas dan peduli terhadap hajat akan keadilan. Isinya mengemukakan gagasan ilmiah dan menitikberatkan pada metode analisis dengan uraian yang lugas dan tujuan yang legal. Pandangan yang tertuang dalam laporan ini merupakan pendapat yang diekspresikan oleh masing-masing penulis. Untuk komentar atau pertanyaan tentang publikasi kami, kirimkan e-mail ke: [email protected]. Seluruh laporan kami bisa didownload di website: www.syamina.org Laporan Khusus SYAMINA Edisi XI/APRIL 2014 “Karena mereka tidak tahu yang lebih baik, mereka menyebutnya ‘peradaban’, padahal sejatinya adalah bagian dari perbudakan mereka.”1 (Gaius Cornelius Tacitus) “Senjata yang paling kuat dalam peperangan melawan ekstrimisme bukanlah peluru atau bom— namun adalah daya tarik universal kebebasan... Amerika Serikat berkomitmen akan memajukan kebebasan dan demokrasi sebagai alternatif yang baik untuk represi dan radikalisme."1 “Kita dibawa, baik oleh peristiwa maupun sense bersama, menuju satu kesimpulan: kelangsungan kebebasan di tanah kita sangat bergantung pada suksesnya kebebasan di tempat lain. Harapan terbaik bagi terciptanya perdamaian di dunia ini adalah ekspansi kebebasan di seluruh dunia… Maka, sudah menjadi kebijakan AS untuk mencari dan mendukung pertumbuhan gerakan dan lembaga demokratis di setiap negara dan setiap budaya, dengan tujuan akhir adalah berakhirnya tirani di dunia ini.”1 (George W. Bush) Akhir-akhir ini, promosi demokrasi menjadi pandangannya akan dunia, sebuah ideologi yang mata uang resmi bagi kebijakan luar negeri AS. AS berasal dari kombinasi antara nilai-nilai politik dan promosi demokrasi terus berjalan beriringan demokrasi liberal dan prinsip-prinsip ekonomi pasar meski kini mereka tidak lagi menjadi sebuah bebas. Usaha ini pertama kali dilakukan oleh AS 1 Menurut bersinonim dengan sinonim. Wittes, demokrasi kini atas Filipina pada akhir abad ke-19, ketika Presiden dan William McKinley menyeru kepada AS untuk ketidakadilan ekonomi.2 Meski demikian, ia terus 'memajukan, membuat beradab (civilising), dan menempati posisi kunci dalam setiap kebijakan luar mengkristenkan' masyarakat Filipino. 3 Pada abad negeri AS. ke-20, fitur-fitur dasar dalam ideologi AS terus kerusuhan politik diasah Hampir semua peradaban besar--baik Babylonia, dan dikembangkan dalam rangka Yunani atau Romawi--berusaha untuk menyebarkan mempertahankan kepentingan AS di luar negeri. sistem politik dan ideologi diluar batas-batas Salah geografis akan Woodrow Wilson agar dunia "harus dibuat aman kebenaran universal dari pesan yang mereka bawa. bagi demokrasi",4 pada malam masuknya AS dalam mereka. Mereka meyakini AS pun demikian, mereka berusaha menyebarkan 3 satu contohnya adalah doa Presiden Dikutip dari Markakis, Dionysius, US Democracy Promotion in the Middle East: The Pursuit of Hegemony?, Department of International Relationsofthe London School of Economics for the degree of Doctor of Philosophy, London, Oktober2012, hal. 9 4 Wilson, W., U.S. Declaration of War with Germany, 2/4/1917, http://www.firstworldwar.com/source/usawardeclaration.htm 1 McFaul, Michael (2004). ‘Democracy Promotion as a World Value‘, the Washington Quarterly, winter 2004-05 2 Wittes, Tamara Cofman (2008). Freedom’s unsteady march: America's role in building Arab democracy. The Brookings Institution 1 Laporan Khusus SYAMINA Edisi XI/APRIL 2014 Perang Dunia I tahun 1917. Promosi demokrasi Dingin, yang membuat AS menjadi kekuatan kemudian menjadi pondasi ideologis bagi AS untuk superpower melawan musuh-musuhnya. Bahkan dalam tingkat ‘demokratisasi’ dunia. yang lebih jauh, ia kini telah ditetapkan dalam bentuk sistem proses Promosi demokrasi muncul sebagai strategi terorganisir AS pada awal tahun 1980. Ia menjadi 'gelombang' ciri utama sikap AS di luar negeri. Demokrasi demokrasi yang terjadi di seluruh dunia pada akhir- menjadi “alat yang paling layak untuk memastikan akhir ini. Azar Gat menyoroti kontribusi AS bagi stabilitas dan kontrol sosial di Dunia Ketiga.”7 dalam Realitas mempercepat ini direfleksikan internasional. tunggal berbagai demokrasi: Secara garis besar, terdapat dua tujuan utama “Jika ada faktor yang telah memberikan dari strategi promosi demokrasi. Pertama, keuntungan bagi demokrasi liberal, itu adalah memelihara keberadaan AS dibanding semua keuntungan lain bersangkutan, baik bagi negara itu sendiri maupun yang melekat padanya. Bahkan, jika bukan karena masyarakat luas. Stabilitas ini mempengaruhi AS, demokrasi liberal mungkin telah kalah dalam berbagai kepentingan politik, ekonomi, militer dan pertempuran besar di abad kedua puluh. Ini adalah lainnya yang diidentifikasi oleh Amerika Serikat di pemikiran sederhana yang sering diabaikan dalam masing-masing studi tentang penyebaran demokrasi di abad kedua stabilitas bagi kepentingan AS dibuktikan dari stabilitas negara di negara-negara tersebut. yang Pentingnya 5 puluh.” penekanan yang diberikan oleh pemerintah Bush Kebijakan luar negeri AS pun berkembang, dari pada negara yang gagal (failed states), seperti penekanan awal 'civilising’ kini telah berganti Afghanistan, Somalia, dan Sudan. Bush menyatakan menjadi bahwa “Amerika kini tidak begitu terancam oleh 'demokratisasi'. berdasarkan berperadaban alur Menurut pemikiran (civilising ini, countries) Markakis, jika negara negara diposisikan yang sedang ditaklukkan dibanding (ancaman yang diberikan) oleh negara-negara yang gagal.”8 sebagai ‘tema utama orang kulit putih’, maka mendemokrasikan mereka mungkin merupakan Stabilitas adalah syarat yang dibutuhkan bagi 6 'tema utama orang Barat’. keberhasilan ekonomi pasar bebas, yang telah Promosi demokrasi telah menjadi fitur utama menjadi perhatian utama AS. Sebagai bagian dari dalam kebijakan luar negeri AS sejak awal abad ke- strategi ini, AS telah berupaya untuk secara 20, seiring dengan munculnya mereka sebagai aktor utama di dunia internasional. Berakhirnya Perang 7 Robinson, W., Promoting Polyarchy: Globalization, US Intervention and Hegemony, Cambridge University Press, 1996, hal. 15. 8 National Security Council (NSC), The National Security Strategy of the United States of America, September 2002, hal. 1 5 Gat, A., ‘The Return of Authoritarian Great Powers’, Foreign Affairs, Vol. 86, No. 4, 2007 6 Markakis, hal. 10 2 Laporan Khusus SYAMINA Edisi XI/APRIL 2014 bertahap menggantikan pemerintahan otoriter masyarakat sipil ... dan kemudian melakukan dengan demokrasi yang berbasis kelompok elit. kontrol Demokrasi berbasis kelompok elit merujuk pada berpendapat bahwa “tujuan promosi demokrasi “sebuah sistem dimana sebuah kelompok kecil bukanlah untuk menekan tapi untuk melakukan secara aktual menguasai, dan partisipasi massa penetrasi dan menaklukkan masyarakat sipil di dalam pembuatan keputusan terbatas pada negara yang diintervensi, yaitu organisasi-organisasi pemilihan kepemimpinan yang secara hati-hati “privat” yang kompleks seperti partai politik, dikelola oleh kelompok elit yang bersaing.”9 persatuan dagang, media, dan lain-lain, untuk di dalamnya.” 10 William Robinson Jika pemerintahan otoriter lebih bergantung kemudian mengintegrasikan kelompok-kelompok pada pemaksaan untuk menjalankan pemerintahan, kelas bawah dan kelompok nasional dalam sebuah demokrasi berbasis kelompok elit cenderung tatanan sosial yang menghegemoni.”11 menggabungkan sarana yang lebih konsensual Masyarakat sipil terbukti telah menjadi fokus dalam pemerintahan. Dengan pola semacam itu, utama dari program promosi demokrasi AS di demokrasi berbasis elit cenderung menimbulkan seluruh dunia. Hal ini mencerminkan pergeseran dukungan mampu bertahap dalam penekanan strategis AS, dari memastikan bentuk stabilitas yang lebih lama. sebelumnya berfokus pada pemerintahan sebuah Strategi menandai negara—sebagai upaya untuk melakukan reformasi perkembangan yang lebih halus dalam mengejar top down—kini AS juga berusaha menggalang stabilitas di luar negeri. aktor-aktor di masyarakat, untuk mendorong rakyat, promosi dan akibatnya demokrasi reformasi dari dalam, bukan hanya dari atas. Kedua, tujuan promosi demokrasi adalah untuk mencapai hegemoni sebagaimana teori yang Presiden Ronald Reagan adalah yang pertama diungkapkan oleh Gramscian. Hegemoni akan kali memposisikan ideologi 'demokrasi' sebagai terjadi ketika ideologi dipromosikan—dalam hal ini prinsip pemandu dalam kebijakan luar negeri AS, norma-norma demokrasi liberal sebagai bagian dari dengan dorongan politik, ekonomi, sosial dan budaya Barat mengalahkan 'kekaisaran jahat' Uni Soviet.12 keyakinan bahwa 'kebebasan' bisa diterima sebagai sebuah 'fitrah’ oleh masyarakat Pemerintahan Reagan kemudian merumuskan luas. Dengan mengintegrasikan promosi demokrasi strategi promosi demokrasi, membangun banyak dengan berbagai kebijakan ekonomi, sosial dan ‘infrastruktur demokrasi', seperti the National budaya, AS telah berusaha untuk secara strategis “menembus bukan hanya negara, tetapi juga 10 Robinson, Globalization, the World System, and “Democracy Promotion” in U.S. Foreign Policy, hal.643. 11 Robinson, Promoting Polyarchy, hal. 29 12 Reagan, R., ‘Address to Members of the British Parliament’, 8/6/1982, at http://www.reagan.utexas. edu/archives/speeches/1982/60882a.htm, 9 Robinson, W., Globalization, the World System, and “Democracy Promotion” in U.S. Foreign Policy, Theory and Society, Vol. 25, No. 5, Oktober 1996, hal. 623-4. 3 Laporan Khusus Endowment SYAMINA for Democracy (NED), Edisi XI/APRIL 2014 dan “Antara tahun 1984 dan 1992, NED dan cabang- melaksanakan inisiatif reformasi di berbagai negara cabang lain dari AS melakukan program "promosi seperti Filipina, Chili dan Poland.13 demokrasi" di 109 negara di seluruh dunia, Strategi ini didasarkan pada pengakuan bahwa termasuk 30 negara di Afrika, 24 negara di Asia, 21 pemeliharaan status quo, yaitu dukungan kepada negara di Eropa Tengah dan Timur (termasuk bekas pemerintah otoriter, tidak bisa berkelanjutan dalam Uni Soviet), 8 negara di Timur Tengah, dan 26 jangka panjang. Sebagaimana yang dinyatakan oleh negara di Amerika Latin dan Caribbean.16 Carl Gershman, presiden NED pada tahun 1986: "Di Ketika Presiden Bill Clinton berkuasa, ia dunia dengan komunikasi yang semakin canggih mengartikulasikan visinya untuk sebuah sistem dan pengetahuan yang meledak, tidak mungkin lagi internasional satu kutub pasca-Perang Dingin hanya dengan mengandalkan kekuatan untuk istilah 'pembesaran demokrasi'. 17 mempromosikan stabilitas dan mempertahankan Pemerintahan Clinton menciptakan istilah 'pasar keamanan nasional. Persuasi menjadi semakin demokrasi', yang menekankan adanya hubungan penting, dan Amerika Serikat harus meningkatkan intrinsik antara pasar bebas dan pemerintahan yang kapasitasnya dengan demokratis. Clinton menilai bahwa “strategi terbaik menjangkau untuk memastikan keamanan kita dan untuk masyarakat di berbagai tingkatan.” 14 Gershman membangun perdamaian abadi adalah dengan menganjurkan penggunaan promosi demokrasi mendukung kemajuan demokrasi di tempat lain.”18 mengembangkan untuk untuk membujuk teknik “meningkatkan untuk kapasitas AS dalam Di bawah pemerintahan Bush, setelah serangan 15 melakukan persuasi.” 11 September 2001, promosi demokrasi menjadi Strategi promosi demokrasi dilanjutkan oleh salah satu fitur yang paling menonjol dari kebijakan George H.W. Bush di Nicaragua dan Panama, tetapi luar negeri AS. Hal ini tercermin dalam besarnya mengingat bahwa masa kepresidenannya terjadi di dana yang dialokasikan untuk program promosi masa tengah-tengah demokrasi di seluruh dunia, yang meningkat secara runtuhnya Uni Soviet, ia mengadopsi sikap yang signifikan dari $500 juta/tahun pada tahun 2000 lebih pragmatis dibanding sikap ideologis yang menjadi $1 milyar/tahun pada tahun 2004. Pada transisi monumental di dilakukan oleh Reagan. Namun, template sudah ditetapkan. Seperti yang disampaikan oleh William Robinson: 16 Robinson, W., Promoting Polyarchy: Globalization, US Intervention and Hegemony, Cambridge University Press, 1996. hal. 332. 17 Brinkley, D., Democratic Enlargement: The Clinton Doctrine, Foreign Policy, No. 106, (Spring) 1997 18 http://www.washingtonpost.com/wpsrv/politics/special/states/docs/sou94.htm 13 idem 14 Gershman, C., Fostering Democracy Abroad: The Role of the National Endowment for Democracy, American Political Science Foundation Convention, 29/8/1986, dikutip dalam Robinson, Promoting Polyarchy, hal. 2. 15 idem 4 Laporan Khusus SYAMINA Edisi XI/APRIL 2014 tahun 2005 meningkat lagi menjadi $2 milyar, interpretasi yang lebih kompleks dan bernuansa. ternasuk biaya invasi ke Afghanistan dan Irak.19 Hal ini dicapai dengan membedakan antara Pemerintahan George W. Bush membawa mekanisme kontrol sosial yang bersifat koersif dan program promosi demokrasi ke arah yang belum konsensual. Mekanisme kontrol koersif didasarkan pernah terjadi sebelumnya, meletakkannya di satu- pada pemaksaan dalam melakukan kontrol sosial, satunya wilayah yang selama ini kebal terhadap sedangkan konsensual didasarkan pada konsesus ‘gelombang' demokrasi, yaitu Timur Tengah. untuk menjalankan kontrol sosial masyarakat. Sistem demokrasi yang berusaha disebarkan oleh AS lebih didasarkan pada bentuk yang kedua, Demokrasi Sebagai Alat untuk Menjaga Hegemoni dimana ia memberikan sarana untuk mengelola Menurut Gramsci, hegemoni adalah persetujuan atau mengatasi konflik, salah satu contohnya "spontan" yang diberikan oleh populasi massa atas adalah dengan melakukan pemilihan umum secara arahan umum yang diterapkan pada kehidupan sosial oleh kelompok dominan. 20 periodik. Meski demikian, penting dicatat bahwa Dia demokrasi juga menggunakan kekuatan paksaan menghubungkan persetujuan ini dengan 'prestise’ sebagai kebijakan kedua jika praktik hegemoni dan kepercayaan yang dinikmati oleh kelompok gagal dilakukan. Gramsci menyebutnya sebagai dominan karena posisi dan fungsi yang mereka 'hegemoni miliki di dunia yang telah mereka hegemoni. Konsep yang dilindungi oleh baju besi pemaksaan.’22 hegemoni bertumpu pada asumsi bahwa 'dalam tatanan sosial yang stabil, harus ada menjadi Hasil dari sebuah hegemoni sangat bergantung perjanjian dasar yang begitu kuat sehingga dapat pada persetujuan aktif dari pihak yang diatur, dan menangkal perpecahan dan kekuatan mengganggu kemampuan mereka untuk menginternasionalisasi yang timbul dari berbagai konflik kepentingan... ideologi yang dipromosikan sebagai sebuah konsep yaitu, pada nilai-nilai, norma-norma, persepsi dan yang keyakinan yang mendukung dan menentukan dinyatakan oleh Robinson: 'hegemoni Gramscian struktur otoritas pusat.'21 Berbeda dengan konsepsi melibatkan internalisasi pada pihak kelas bawahan realis, sebagai tentang nilai-nilai moral dan budaya, kode etik kepemimpinan atau dominasi satu negara atas praktis, dan cara pandang dunia dari kelas dominan. orang Atau secara garis besar berarti internalisasi logika yang lain, melihat teori hegemoni Gramscian menawarkan logis atau 'alami'. Sebagaimana yang sosial dari sistem dominasi itu sendiri.'23 Hegemoni 19 Melia, T., The Democracy Bureaucracy:The Infrastructure of American Democracy Promotion, Princeton Project on National Security, (September) 2005,hal. 13-14 20 Gramsci, A., Selections From The Prison Notebooks of Antonio Gramsci, Lawrence and Wishart, 1971, hal. 12. 21 Femia,J., Gramsci’s Political Thought: Hegemony, Consciousness, and the Revolutionary Process, Clarendon Press, 1981, hal. 39 ini terjadi ketika kelompok elit 'mengartikulasikan 22 Gramsci, Selections From The Prison Notebooks, hal. 263. Robinson, W., Promoting Polyarchy: Globalization, US Intervention and Hegemony, Cambridge University Press, 1996, hal. 21 23 5 Laporan Khusus SYAMINA Edisi XI/APRIL 2014 visi sosialnya dengan klaim untuk melayani memaksa dibanding sekadar ‘untuk memerintah’ kepentingan semua pihak’, dengan menggunakan atau insentif dari mencatat bahwa kratos mempunyai rasa militer di kelompok-kelompok bawahan, serta menghalangi dalamnya. Ia bersifat menaklukkan dan memaksa.26 setiap oposisi.24 Hal ini dicapai ketika ideologi yang Kratos memiliki dimensi yang penuh dengan dipromosikan secara sukarela diasimilasi oleh paksaan dan cenderung pada kekerasan. Istilah masyarakat itu sendiri.25 kratos untuk memobilisasi dukungan Esensi dari sebuah hegemoni terletak pada ‘untuk menjalankan mengacu keagungan pada imperium, kekuasaan’. “tenaga, kekuatan, ketangguhan, kekuatan ideologi yang dipromosikan. Dalam kasus AS, nilai- kejayaan, dan nilai politik demokrasi liberal dan prinsip-prinsip khususnya melalui penerapan kekuatan”.27 ekonomi pasar bebas, yang berasal dari warisan dianggap sebagai elemen yang menentukan dari luas, merupakan unsur-unsur utama dari ideologi pengalaman Athena—yaitu penggunaan kekuatan yang dipromosikan. Hal ini menjadi pemahaman secara langsung dan penuh dengan pemaksaan oleh umum mengenai istilah demokrasi di Barat. mayoritas yang buruk dalam sebuah pemerintahan Christopher Hobson mengungkapkan bahwa: asli [demokrasi]... dari kecil—telah melahirkan keluhan dan kekhawatiran Demokratia dan dipandang tidak relevan selama beberapa kecenderungan untuk menerjemahkannya hanya abad.”28 Kekhawatiran atas tirani mayoritas inilah sebagai menjalankan yang membuat para pendiri AS menolak demokrasi kekuasaan (kratos). Sementara demos sebenarnya pada saat kemerdekaan tahun 1776. Mewakili dibaca pandangan dominan saat itu, Thomas Jefferson sebagai (demos) dikaburkan yang mengutuk demokrasi agar tidak digunakan lagi oleh rakyat telah istilah atas pihak lain, Hobson menyimpulkan bahwa: “Apa yang politik, ekonomi, sosial dan budaya Barat yang lebih “Konotasi kemenangan Keane yang komunitas politik secara keseluruhan, secara umum ia dipahami dalam arti berpendapat bahwa: “Demokrasi tidak lain yang lebih sempit sebagai satu kelas rakyat saja, hanyalah aturan rimba, dimana lima puluh satu yaitu kaum miskin yang banyak. Penafsiran ini persen ditemukan terutama dari penulis seperti Plato dan sembilan persen lainnya.”29 orang merampas hak empat puluh Aristoteles, dan juga digunakan untuk menyusun 26 John Keane, ‘Does Democracy Have a Violent Heart?’, The University of Sydney, Juli 2006, hal. 15. 27 Hobson, C., ‘Beyond the End of History: The Need for a “Radical Historicisation” of Democracy in IR’, Millennium Journal of International Studies, Vol. 37, 2009, hal. 647. 28 Hobson, C., ‘Beyond the End of History: The Need for a “Radical Historicisation” of Democracy, hal. 647. 29 Jefferson, T., dikutip dari http://www.americanhistorycentral.com/entry.php?rec=453& view=quotes konsep demokrasi pada abad ke-19. Sementara itu, Kratos memiliki konotasi yang jauh lebih kuat dan 24 Rupert, M., ‘Marxism and Critical Theory’, in Dunne, T., Kurki, M., Smith, S., (eds.), International Relations Theories: Discipline and Diversity, Oxford University Press, 2007, hal. 157 25 Femia, Gramsci’s Political Thought, hal. 47 6 Laporan Khusus Dalam nada SYAMINA yang sama, James Edisi XI/APRIL 2014 Madison demokrasi ditemukan di Athena dan kemudian menyatakan bahwa: 'Demokrasi adalah bentuk diteruskan ke Roma, sebagai tempat lahirnya pemerintahan paling busuk. Demokrasi pernah peradaban Barat, sebelum dicetak menjadi bentuk menjadi pusat kekacauan dan pertengkaran; pernah kontemporer melalui revolusi Amerika dan Perancis ditemukan tidak sesuai dengan keamanan pribadi, pada abad kedelapan belas. Abstraksi sederhana atau hak-hak atas harta benda; dan secara umum, dari konsep demokrasi, dikombinasikan dengan re- sesingkat kehidupan mereka, mereka juga penuh interpretasi secara universal, telah menjadi elemen dengan kekerasan dalam kematian mereka.'30 kunci dari upaya AS untuk mempromosikan ideologi secara luas.33 Hanya setelah seruan dari Presiden Wilson untuk dunia yang akan 'dibuat aman bagi demokrasi' pada Aspek kunci dari strategi AS dalam usaha tahun 1917 yang membuat demokrasi kembali mendemokratisasi dunia adalah dengan berusaha muncul di Barat. Meskipun pemikiran ini pada memposisikan demokrasi sebagai satu-satunya awalnya tidak disambut oleh kekuatan Sekutu bentuk pemerintahan yang sah. Francis Fukuyama lainnya, ia mampu berfungsi sebagai pembingkai dalam dan justifikasi bagi upaya perang yang dilancarkan pendekatan monokultural AS dalam melakukan pasukan Sekutu. Kemenangan mereka setelah itu promosi merupakan salah satu katalis utama dari ekspansi 'universalisasi demokrasi liberal Barat merupakan normatif demokrasi di abad-abad selanjutnya.31 bentuk final pemerintahan manusia.' Menurut 'the End of demokrasi. History’ Ia mencontohkan menyebut bahwa Fukuyama, demokrasi adalah akhir dari sejarah Oleh karena itu pemahaman populer akan umat manusia dan titik akhir dari evolusi ideologi istilah 'demokrasi' saat ini secara radikal sangat umat manusia.34 berbeda dari konsepsi sejarah yang dominan, yang menganggapnya sebagai 'bentuk aturan yang AS berusaha melakukan internalisasi terhadap berbahaya dan tidak stabil yang secara pasti akan komunitas lain atas interpretasi AS terhadap menyebabkan kesewenang- demokrasi, norma dan nilai-nilai, sebagai sebuah wenangan.' 32 Fakta kelam demokrasi ini coba tatanan alami. Keberhasilan proses ini bisa dilihat dikaburkan oleh narasi diskursif yang dilakukan oleh dari fakta bahwa istilah demokrasi itu sendiri saat AS demokrasi ini secara universal diidentifikasikan dengan Barat. digambarkan sebagai sebuah kemajuan linear, Barat selama ini berusaha untuk menyebarkan dengan demokrasi liberal sebagai kesimpulan akhir slogan ‘kebebasan, persamaan, dan persaudaraan’ teleologisnya. sebagai ekspresi demokrasi yang ideal. Namun dan anarki Barat, dimana Menurut atau sejarah interpretasi mereka, 30 33 31 34 Madison, J., dikutip dari http://madison.thefreelibrary.com/ Hobson, ‘Beyond the End of History’, hal. 650. 32 Idem, hal. 632 Idem, hal. 633 Fukuyama, F., ‘The End of History’, The National Interest, Issue 16, (Summer) 1989. 7 Laporan Khusus SYAMINA Edisi XI/APRIL 2014 dalam praktiknya, persamaan yang menjadi tema 1,7 miliar telah dihabiskan.38 Dalam setiap kasus, utama demokrasi, sulit terealisasikan. Mengutip calon yang menang adalah yang memiliki dana yang pernyataan Gaetano Mosca: lebih besar.39 Fenomena ini sangat relevan dalam konteks promosi demokrasi, mengingat penekanan “Apa yang terjadi pada bentuk pemerintahan lain—dimana minoritas yang yang dilakukan oleh AS atas peran pemilu di negara- terorganisir negara di mana ia beroperasi. memaksakan kehendaknya terhadap mayoritas yang tidak terjadi secara Jika ada yang meyakini bahwa dalam sistem representasi, meski demokrasi setiap warga negara memiliki hak dan penampakannya nampak tidak seperti itu. Ketika kesempatan yang sama, maka pada dasarnya kita mengatakan bahwa pemilih memilih wakil kesimpulan mereka, kita telah menggunakan bahasa yang Ketidakadilan—baik di bidang politik, ekonomi, atau sangat tidak tepat. Yang terjadi sebenarnya adalah sosial—adalah lazim dalam demokrasi liberal. sempurna terorganisir—juga pada sistem sang wakil lah yang membuat dirinya dipilih oleh Demokrasi para pemilih.”35 sistem demokrasi berdasarkan terbukti menempatkan kedaulatan tertinggi. Pemilu merupakan sumber utama legitimasi dalam tersebut salah. rakyat 40 sebagai Bagi negara demokrasi slogan Vox Populi Vox Dei (suara rakyat adalah norma suara Tuhan) menggantikan istilah l’etat e’est pemerintahan Barat saat ini. 36 Meski demikian, moi (negara adalah saya) sebagi sistem bernegara berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh yang berlangsung lama di Eropa. Ralph Miliband, “Aksi voting adalah bagian dari Pertanyaan yang muncul kemudian adalah proses politik yang jauh lebih besar, yang ditandai… bagaimana rakyat bisa memerintah? Thomas R. Dye oleh pengaruh yang tidak seimbang. Berkonsentrasi pada aksi voting menyembunyikan saja terjadinya justru dan Harmon Zeigler dalam The Irony of Demcracy; membantu ketidakadilan. An 37 Uncommon Introduction to American Politics memberikan penjelasan bahwa democracy Ketidakadilan dalam politik demokrasi saat ini tercermin dalam peran uang dalam proses pemilu. 38 Salan, J., ‘Spending Doubled as Obama Led Billion-Dollar Campaign’, Bloomberg, 27 Des 2008, http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=20601087&sid= anLDS9WWPQW8 &refer=home 39 Fenomena ini tidak selalu terjadi. Pada pemili 1992 Clinton mengeluarkan dana lebih sedikit dibanding George H.W. Bush dan tetap bisa menang, meskipun dengan margin 43% vs 38%. Fenomena yang jarang terjadi ini diduga disebabkan oleh kehadiran Ross Perot sebagai calon independen. Lihat ‘1992 Presidential Election’, Roper Center, at http://www.ropercenter.uconn.edu/elections/presidential/pr esidential_election_ 1992.html. 40 Anderson, P., ‘The Antinomies of Antonio Gramsci’, New Left Review, Vol. 100, 1976, hal. 30. Sebagai contoh, pada tahun 2000 para calon presiden AS menghabiskan total $ 500,9 juta, pada tahun 2004 angka ini meningkat menjadi $ 820,3 juta, sedangkan pada pemilu 2008 total sebesar $ 35 Mosca, G., The Ruling Class, McGraw-Hill, 1939, hal. 154 Robinson, Promoting Polyarchy, hal. 49. 37 Miliband, R., The State in Capitalist Society, Basic Books, 1969, hal. 194. 36 8 Laporan Khusus SYAMINA Edisi XI/APRIL 2014 is government “by the people,” but the survival of hukum, serta perjuangan melawan korupsi, dan democracy rest on the shoulders of elits. Dalam memperkuat kebiasaan kebebasan.41 keniscayaannya demokrasi menjadi ruang bagi Namun Robinson mengemukakan tentang “sifat sekumpulan orang dengan tujuan tertentu (the kontradiktif elits) untuk memimpin rakyat yang semestinya memiliki kedaulatan. Pemain sejati kesucian pernah dijinkan terpilih hanya berkewajiban hak sementara untuk milik pribadi, dan karenanya di sisi lain mereka menekankan kedaulatan rakyat dan persamaan hak.42 berpartisipasi dalam permainan. Para pemimpin yang bawah monopoli sumber daya masyarakat oleh minoritas, tangan, mencemooh, atau bahkan melempar batu, tidak di melegitimasi kesenjangan sosial dan ekonomi serta diberi ruang untuk memilih, berteriak, bertepuk mereka demokrasi kapitalisme. Di mana di satu sisi menekankan dalam demokrasi hanya ada di kalangan atas. Massa hanya tapi pemikiran Demokrasi untuk yang dipromosikan oleh AS meyakinkan masyarakat bahwa hanya merekalah dipresentasikan sebagai sebuah nilai universal yang yang bisa melindungi kepentingan rakyat. netral dimana seluruh manusia di berbagai belahan dunia menginginkannya, serta bisa diterapkan Dalam model institusional demokrasi, nilai-nilai dimanapun. Narasi ini diciptakan untuk menutupi politik demokrasi liberal dan prinsip ekonomi pasar bebas secara Pemerintah instrinsik AS sangat dalam paradoks yang terdapat dalam jantung promosi berhubungan. setiap demokrasi: di satu sisi mereka berusaha untuk periodenya secara konseptual memisahkan antara sistem berpendapat bahwa pasar bebas merupakan politik dengan tatanan sosio ekonomi, namun di sisi prasyarat bagi demokrasi. Misalnya, pemerintahan lain AS memuji prinsip pasar bebas sebagai bagian George W. Bush menyatakan dalam Strategi intergral dalam perkembangan demokrasi. Ini Keamanan Nasional tahun 2002 bahwa: “Sebuah ekonomi akan dimana mereka berusaha mengklaim persamaan meningkatkan keamanan kita dengan memajukan hak dalam politik namun melegitimasi ketidakadilan kemakmuran dan kebebasan di seluruh dunia. di bidang sosio ekonomi. Pertumbuhan dunia ekonomi perdagangan bebas menciptakan lapangan pendapatan yang memungkinkan mengangkat yang dan kehidupan kuat didukung pasar akan baru dan Hal ini tinggi. setiap mereka oleh bebas pekerjaan lebih bagi yang adalah kontradiksi yang inheren dalam demokrasi, orang keluar Dalam teori demokrasi, kedaulatan tertinggi berada di tangan warganya. Dengan demikian, warga dapat berpartisipasi dalam menjalankan roda pemerintahan. Ironisnya dalam realitas politik, untuk warga hanya dijadikan objek politik bagi dari 41 NSC, The National Security Strategy of the United States of America, (September) 2002, hal. 17. 42 Robinson, Promoting Polyarchy, hal. 52 kemiskinan, memacu reformasi ekonomi dan 9 Laporan Khusus SYAMINA Edisi XI/APRIL 2014 pemerintah (penguasa) untuk mempertahankan kekuasaan absolut, yaitu kesewenang-wenangan hegomoni ungkapan (kediktatoran). Karena apabila kehendak rakyat ‘Prinsip dianggap kehendak yang legal hanya karena muncul kedaulatan di tangan warga sebenarnya tidak dari rakyat, maka dengan demikian dari segi pernah ada’, ide kedaulatan warga hanyalah legislasi undang-undang, rakyat akan dapat berbuat sebatas fatamorgana. Pemahaman ini mengklaim apa saja. Jadi rakyat pada dasarnya tidak perlu lagi bahwa kekuasaan menjadi legal dengan melihat mendatangkan justifikasi-justifikasi terhadap apa sumbernya. Dimana, setiap aspirasi yang muncul yang diinginkannya.”43 Barchmi politiknya. yang Sebagaimana menyatakan bahwa: dari kehendak warganya dianggap telah memenuhi Begitu juga dengan hasil hukum yang keluar parameter kebenaran dan keadilan. Oleh karena darinya. Menurut Boogena Giyanah Stchijfska, itu, prinsip kedaulatan akan memberikan peluang “hukum-hukum positif buatan manusia yang lahir para wakilnya melakukan kekuasaan absolut. Hal ini disebabkan pemerintahan wakilnya yang menjalankan roda memiliki kecendrungan dari konsensus-konsensus demokratis tidaklah bersifat tetap. Teks-teksnya tidak membolehkan atau melarang sesuatu secara mutlak, khususnya mempertahankan power-nya dengan berbagai yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban- macam dalih guna “mendoktrin” warganya. kewajiban individu dan tanggung jawab pribadi. Menurut Barchmi: “Prinsip kedaulatan di tangan Semua itu didasarkan pada kepentingan dan rakyat sebenarnya tidak pernah ada, yaitu bahwa kebutuhan yang selalu berkembang. Padahal sudah kedaulatan rakyat dianggap selalu mewujudkan diketahui bahwa kepentingan dan kebutuhan itu kebenaran dan keadilan. Paham ini mengklaim selalu berganti dan berubah sesuai dengan situasi bahwa kekuasaan menjadi legal dengan melihat dan kondisi. Bukan suatu hal yang aneh dalam sumbernya. Atas dasar ini maka setiap aspirasi yang sejarah hukum-hukum positif buatan manusia, muncul dari kehendak rakyat, dianggap telah bahwa hukum yang terakhir akan bertentangan memenuhi parameter kebenaran dan keadilan. dengan hukum yang pertama dalam rincian- Aspirasi rakyat itu juga dianggap tak perlu rinciannya. Demikian pula yang dibenci dapat diragukan dan diperdebatkan lagi dari segi ini berubah menjadi disukai, yang dilarang dapat (memenuhi kebenaran dan keadilan-pen.), bukan berubah menjadi boleh, dan yang ganjil dapat karena argumentasinya kuat, melainkan karena ia berubah menjadi wajar.”44 muncul dari kehendak rakyat. Jadi prinsip kedaulatan rakyat ini memberikan sifat maksum 43 Ali Belhaj, Dikutip dari “Kritik Tajam Terhadap Demokrasi”, Februari 2011, http://www.globalmuslim.web.id/2011/02/syaikh-ali-belhajkritik-tajam-terhadap.html 44 idem (mustahil keliru/dosa) kepada rakyat. Oleh karena itu, prinsip kedaulatan rakyat akan membawa rakyat (atau para wakilnya) berpeluang melahirkan 10 Laporan Khusus SYAMINA Tiga Cara menyebarkan dan memelihara hegemoni Edisi XI/APRIL 2014 Charlotte Barat: Langridge berpendapat bahwa legitimasi rezim liberal Barat bersifat sangat ekspansionis, Liberalisme adalah alat yang dipromosikan oleh tidak lagi bergantung pada "Barat" untuk mempertahankan dan memperkuat persetujuan dari negara-negara yang dibidik untuk statusnya Konsepsi bergabung. Mereka kini tidak memiliki pilihan lain, Gramsci tentang "hegemoni" digunakan untuk jika mereka ingin mendapatkan kekuasaan politik menggambarkan atau ekonomi, mereka harus ikut dalam sebuah sebagai hegemon pengaruh global. "Barat" dalam komunitas global. Gramsci menyatakan bahwa sistem konsensus, bukan pemaksaan, harus berada di berpendapat bahwa kondisi ini adalah bentuk garda terdepan dari pengaruh hegemon tersebut. pemaksaan Jadi jika persetujuan hadir, maka hegemoni bisa mendelegitimasi hegemoni Barat. dikatakan sah. Charlotte Langridge berpendapat hegemoni "Barat" Barat tersembunyi didefinisikan tersebut. yang oleh Langridge justru Hurrell akan sebagai bahwa "Barat" menggunakan liberalisme sebagai "perkumpulan dengan kekuatan besar".45 Puchala alat untuk mempertahankan statusnya sebagai mendefinisikan hegemon global, karena liberalisme bergantung sebagai kelompok negara-negara kapitalis, yang pada persetujuan dan karena itu ia mendapat self- berkomitmen untuk membuka pasar; dalam hal legitimation. politik, sebagai perkumpulan dari negara-negara "Barat", dalam hal ekonomi, Barat menggunakan liberalisme sebagai alat demokrasi; secara ideologis, sumber dan pusat untuk memelihara hegemoni mereka melalui internasionalisme liberal; secara hegemoni, koalisi lembaga-lembaga perdagangan transnasional para elit untuk berbagi kepentingan, internasional, dan demokrasi. Saat suatu negara tujuan dan aspirasi yang berasal dari lembaga- terintegrasi ke dalam salah satu dari ketiga metode lembaga sejenis dan ideologi umum.’46 Ide-ide dan tersebut, akan cita-cita bersama menyatukan elit "Barat" menjadi terintegrasikan ke dalam area lain dari tatanan apa yang oleh Gramsci disebut sebagai "Blocco dunia liberal. Selanjutnya, ketiga jalur tersebut akan Storico" atau blok bersejarah. Di era pasca-Perang menyerap setiap upaya kontra-hegemoni yang Dingin, "Barat " belum tertandingi dan mungkin akhirnya dari akan tetap demikian untuk beberapa waktu dekat. hegemoni Barat itu sendiri. Namun, sifat agresif Hal ini karena tidak ada negara tunggal atau "Barat" untuk mengekspor liberalisme mereka gabungan beberapa negara dalam waktu dekat justru yang internasional, mereka akan akan secara memperkuat mendelegitimasi bertahap legitimasi hegemoni yang 45 mereka miliki saat ini. mengungguli kekuatan kolektif dari Hurrell, A. (2006) ‘Hegemony, Liberalism and Global Order: What Space for Would-be Great Powers?, International Affairs, 82(1): 1-19 46 Puchala, D. (2005) ‘World Hegemony and the United Nations’, International Studies Review, 7 (4): 571-584 11 Laporan Khusus Organisation for SYAMINA Economic Cooperation Edisi XI/APRIL 2014 and norma universal hegemoni yang diterapkan melalui Development (OECD). Puchala menegaskan bahwa lembaga-lembaga internasional, yang dalam kasus ‘perayaan liberalisme telah mendefinisikan Barat; hegemoni Barat, berarti lembaga internasional universalisasi liberalisme adalah proyek Barat; liberal: menggunakan kekuatan Barat untuk membangun (1) Mereka mewujudkan aturan yang memfasilitasi dunia liberal adalah tujuan dari hegemoni Barat hari ini.’ perluasan tatanan dunia hegemonik; 47 (2) Mereka sendiri adalah produk dari tatanan Hegemoni Barat terdiri dari nilai-nilai dan budaya dunia hegemonik; liberal yang dimiliki oleh kelas-kelas dominan. Ia (3) Secara ideologis, mereka melegitimasi norma- dikomunikasikan dan diekspor ke seluruh dunia norma tatanan dunia; melalui tiga variabel institusionalisme liberal: lembaga-lembaga internasional, (4) Mereka mengkooptasi para elit di negara- perdagangan negara pinggiran internasional dan demokrasi. Oleh karena itu, "Barat" menggunakan liberalisme sebagai alat (5) Mereka menyerap ide-ide kontra-hegemonik. untuk mempertahankan hegemoni. Liberalisme menyerap kontra-hegemoni melalui Kelima lembaga- digunakan untuk Fungsi pertama yang dimiliki oleh lembaga tersebut dalam hal ekonomi, dan melalui demokrasi. Ekspor adalah pemeliharaan hegemoni. Tujuan ini dicapai liberalisme telah memaksa negara lain untuk lembaga-lembaga tersebut mempertahankan legitimasi hegemonik "Barat". lembaga internasionalnya, saling ketergantungan mendirikan unsur melalui aturan-aturan yang mendorong ekspansi internasional, kekuatan meliberalisasi ekonomi mereka dan memperkuat ekonomi yang dominan; Poverty Reduction Strategy Papers (PRSP) milik IMF adalah demokrasi mereka. Topeng legitimasi mereka bentuk ideologi liberal yang sudah dimanipulasi.48 dibangun di atas persetujuan yang sebenarnya Fungsi kedua, yaitu bahwa lembaga internasional adalah pemaksaan terselubung. adalah produk dari 1. Lembaga Internasional tatanan dunia hegemonik, merupakan sifat sejati dari IMF dan WB yang diatur Lembaga-lembaga internasional Barat meliputi oleh AS. Partisipasi dalam lembaga tersebut Bretton Woods Institutions, World Bank (WB) dan seringkali cenderung lebih berpihak pada kekuatan International Monetary Fund (IMF), World Trade dominan. Terdapat struktur politik informal dalam Organisation (WTO) dan Perserikatan Bangsa- lembaga-lembaga tersebut yang mencerminkan Bangsa (PBB), Uni Eropa (EU) dan North Atlantic kekuatan politik dan ekonomi riil dari masing- Treaty Organisation (NATO). Cox menyatakan lima 48 Jones, T. and Hardstaff, P. (2005) Denying Democracy: How the IMF and the World Bank take Power from the People, World Development Movement, London 47 Puchala, D. (2005) ‘World Hegemony and the United Nations’, International Studies Review, 7 (4): 580 12 Laporan Khusus masing SYAMINA Edisi XI/APRIL 2014 negara yang berpartisipasi. Kekuatan overrepresentation di Sekretariat PBB. Hal ini dominan tersebut menjalankan peran ideologis, ditunjukkan dalam penolakan keanggotaan China dan sampai menegaskan kembali hirarki hegemonik Washington menyetujui. Kondisi ini mereka. Pada saat yang sama mereka juga bukannya tanpa kritik, terutama dari Kelompok 77 memberikan kelompok yang memandang AS menggunakan PBB untuk subordinat untuk membuat perubahan, dengan mendukung penyebaran liberalisme ekonomi dan batasan dari demokratisasi. "Peran utama PBB di bawah perubahan tersebut harus seminimal mungkin hegemoni Barat adalah untuk memvalidasi tatanan sebagai cara untuk melegitimasi tindakan kelompok dunia liberal'.51 Hal ini sesuai dengan fungsi ketiga hegemonik tersebut. Misalnya, institusi-institusi lembaga-lembaga internasional yang diungkapkan Bretton Woods, seperti memberikan perlindungan oleh Cox di atas, yaitu untuk mempertahankan lebih pada masalah sosial seperti pengangguran hegemoni. dalam negeri daripada yang dilakukan oleh sistem mencurahkan begitu banyak perhatian terhadap Gold Standard. Namun, hal tersebut dilakukan lembaga-lembaga ini. PBB, sebagai produk dari dengan syarat bahwa kebijakan nasional harus hegemoni liberal Barat, digunakan sebagai alat oleh konsisten dengan tujuan ekonomi dunia liberal, AS untuk mempertahankan posisi di tataran global. sehingga memperluas pengaruh Barat.49 Kondisi ini Lembaga-lembaga ini sangat penting bagi Barat nampak semakin melegitimasi hegemoni "Barat" untuk dan sesuai dengan fungsi keempat lembaga internasional. kesempatan bahwa dampak pada menyakitkan Tidak mengejutkan mendapatkan legitimasi jika di Barat arena hegemon yang diutarakan oleh Cox di atas, yaitu Mereka juga memberikan kesempatan pada kelompok subordinat untuk membuat perubahan, dengan batasan bahwa dampak menyakitkan dari perubahan tersebut harus seminimal mungkin sebagai cara untuk melegitimasi tindakan kelompok hegemonik tersebut. mengkooptasi para elit di negara-negara pinggiran. Pengaruh hegemoni Barat juga dapat dilihat di PBB. PBB melembagakan dan mengatur tatanan dunia internasional liberal.50 Selama Perang Dingin, misalnya, PBB adalah alat yang sering digunakan untuk kebijakan luar negeri AS, terutama dalam melakukan kecaman atas Iran pada tahun 1979. AS melindungi kepentingannya melalui ancaman veto di Dewan Keamanan, pengaruh sangat besar pada saat pemilihan Sekretaris Jenderal PBB, dan 49 Cox, R., ‘Gramsci, Hegemony and International Relations: An Essay in Method’, Millennium: Journal of International Studies, 1983, 12 (2): 162-175 50 Puchala, D.,‘World Hegemony and the United Nations’, International Studies Review, 2005, 7 (4): 571-584 51 Puchala, D.,‘World Hegemony and the United Nations’, hal. 581 13 Laporan Khusus SYAMINA Lembaga-lembaga internasional juga Edisi XI/APRIL 2014 negara berdaulat pun dipertanyakan. "Barat" kini menjalankan proses untuk menghilangkan gerakan menentukan apa yang dimaksud dengan legitimasi. kontra- hegemonik, yang oleh Gramsci disebut 2. Perdagangan Internasional sebagai "transformismo". Mereka menyerap ide-ide Perdagangan yang berpotensi menjadi kontra-hegemonik dan menyesuaikannya dengan doktrin hegemonik. perang antara negara-negara anggota tidak rasional secara hegemoni Barat untuk melakukan perlawanan. sekarang "Barat" berusaha untuk menyatukan tersebut terhubung dengan golongan hegemonik dunia menggunakan alat bernama ekonomi liberal. nasional dari negara-negara inti. Sebagaimana kata Kita bisa melihat secara historis bagaimana Cox, 'hegemoni itu seperti bantal: menyerap organisasi pukulan dan cepat atau lambat calon penyerang yang Development, internasional bertindak sebagai saluran dimana keterbukaan "Barat" menggunakan ekonomi menyebar: misalnya, secara for global Economic menyebarkan dengan Cooperation hegemoni nama and liberal berusaha membujuk negara-negara baru untuk liberalisme masuk ke dalam sistem liberal melalui argumen keuntungan absolut dan relatif. Menurut Deudney melalui lembaga-lembaga internasional. Mereka dan Ikenberry, ada beberapa alasan politik kenapa lahir dari "Barat" setelah Perang Dunia Kedua. negara-negara Mereka bersifat self-legitimating dan menyerap Barat berusaha menjaga keterbukaan ekonomi, yaitu 'untuk menyebarkan gerakan kontra-hegemonik. Mereka yang ingin perdagangan bebas dan memperkuat demokrasi melawan tatanan liberal berisiko dikategorikan liberal.’ Ekspansi kapitalisme yang dirangsang oleh sebagai rezim nakal, musuh kebebasan ekonomi dan politik. Legitimasi dan otoritas mereka sebagai 53 melakukan adalah fitur utama dari tatanan Barat. "Barat" sebagai alat untuk mempertahankan hegemoni 52 untuk Barat.55 Secara luas diakui bahwa ekonomi kapitalis ditransmisikan. Penjelasan di atas menunjukkan bagaimana ekonomi dikenal Organisation yang disampaikan oleh Cox. Lembaga-lembaga dan bertujuan Organisation for European Economic Cooperation, yang disebutkan di atas, memenuhi fungsi kelima liberal yang liberalisasi di atasnya'.53 Lembaga-lembaga internasional, seperti nilai-nilai perdagangan lah yang pertama kali menyatukan "Barat" dan bisa melakukan apa-apa karena suprastruktur beristirahat Prinsip-prinsip Barat, yaitu kompetisi dan perdagangan bebas. Ia suprastruktur lembaga-lembaga internasional, tidak untuk ekonomi. internasional liberal dibangun di atas kapitalisme Kelompok lain yang ingin mendapatkan kontrol atas nyaman sebagai Uni Eropa menyokong demokrasi dan membuat memungkinkan bagi gerakan yang menantang merasa berfugsi media komunikasi.54 Kesalingtergantungan ekonomi 52 Mereka membuat sebuah kondisi yang tidak akan internasional 54 Russet, B. (2010) ‘Liberalism’ in T. Dunne, M. Kurki, and S. Smith (eds), International Relations Theories: Discipline and nd Diversity, 2 edn, Oxford: Oxford University Press, hal. 95-115 55 idem Cox, 1983 Idem, hal. 63 14 Laporan Khusus perdagangan SYAMINA bebas cenderung Edisi XI/APRIL 2014 mengubah preferensi dan karakter dari negara-negara lain ke arah liberal dan demokrasi, sehingga menghasilkan sistem yang lebih ramah secara strategis dan politis bagi "Barat" untuk mengimpor ideologi liberal.’56 "Barat" berusaha mendorong negara lain untuk meliberalisasi ekonomi mereka, dengan sebuah keyakinan bahwa sistem tersebut bermanfaat bagi semua, terutama dunia liberal. Meski demikian, hanya sedikit negara yang liberalisasi ekonomi mereka benar-benar meningkatkan kekayaan masyarakat. Meksiko adalah salah satu contoh di 3. Demokrasi mana keterlibatan World Bank dan IMF lebih Morozov menyatakan bahwa demokrasi berasal merusak daripada menguntungkan. 57 Kebanyakan dari “Barat”.59 Promosi demokrasi di Eropa Timur, orang Meksiko akan menjadi lebih baik pada tahun Amerika Latin, dan Asia Timur telah membentuk 1998, jika pemerintah mereka tidak memaksakan 'kue lapis yang kompleks dari inisiatif integratif yang liberalisasi ekonomi. Kebijakan liberalisasi dari IMF mengikat dan WB tidak hanya merusak negara berkembang, bersama-sama'. tapi sebagaimana kata Stiglitz, bahkan IMF sekali terlalu jauh, yang politik menimbulkan pertanyaan telah tentang gagal, secara Tidak mengherankan bahwa mengingat penghargaan liberalisme asimetris telah kepada mereka. Konsekwensinya, negara-negara non-Barat Kondisi ini membuat dunia melihat bagaimana "Barat" dunia, memberikan keuangan secara global pada tahun 1990-an. 58 liberal demokratis memperluas kontrol atas lembaga, pasar, dan mengakibatkan goyahnya hegemoni Barat dan terjadinya krisis kebijakan 60 industri "Barat" sangat tergila-gila untuk melestarikan dan pun sepakat bahwa mereka telah mendorong liberalisasi dunia terus berada di bawah tekanan untuk melakukan dan liberalisasi secara politik dan ekonomi, dan legitimasi mengimpor kebijakan dari Eropa Barat dan Amerika mereka. 56 Deudney, D. and Ikenberry, J. (1999) ‘The Nature and Sources of Liberal International Order’, Review of International Studies, 25 (2), hal. 1992 57 Pieper, U. and Taylor, L. (1996, revised Jan 1998), The Revival of the liberal Creed: the IMF, the World Bank, and Inequality in a Globalized Economy, CEPA Working Paper Series 1, No. 4 58 Stiglitz, J. (2002) Globalization and its Discontents, London: Allen Lane 59 Morozov, V. (2010) ‘Global Democracy, Western Hegemony, and the Russian Challenge’, in C. Browning and M. Lehti (eds), The Struggle for the West: A Divided and Contested Legacy, London, New York: Routledge, 185-200 60 Ikenberry, J. (2004) ‘Liberalism and Empire: Logics of Order in the American Unipolar Age’, Review of International Studies, 30 (4): 622 15 Laporan Khusus SYAMINA Edisi XI/APRIL 2014 Serikat. 61 Standar kebaikan sebuah bangsa pun kepentingan "peradaban" mereka atas nama diukur berdasarkan perbandingan dengan AS dan demokrasi, padahal justru mereka sendirilah yang Uni Eropa. tidak demokratis. Demokrasi yang dipaksakan dari luar seringkali disajikan sebagai solusi terhadap Hegemoni Barat menyerap ide-ide kontra- berbagai lebih akomodatif dan menarik. Meningkatnya mengeskpor gairah masyarakat dan negara untuk bergabung ke terselubung. Hal ini semakin dibenarkan oleh dalam sistem kapitalis internasional semakin “perang salib demokrasi” yang dilancarkan oleh AS memberikan kredibilitas kepada visi liberal ini. 62 dan logika “with us or against us”nya. Uni Eropa Karena itulah "Barat" terus berusaha untuk juga membuat kebijakan kondisionalitas yang mengintegrasikan Cina dan Rusia dan mendorong berusaha untuk mengubah bentuk negara tetangga, mereka arah mulai dari Montenegro, Rusia, hingga Libya, sesuai demokrasi. Usaha ini antara lain dilakukan dengan dengan gambar dan kecenderungan yang mereka "menyusun dan inginkan. Dalam pernyataan yang diungkapkan oleh mengeluarkan negara non-demokratis. Pengeluaran Richard Cheney, “kembalinya reformasi demokratis Rusia dari G-8 adalah salah satu contohnya.63 Barat di Rusia” adalah sinonim dengan “penyelarasan berusaha Rusia dengan Barat”.66 untuk melakukan gerbang" konversi dunia mempertahankan ke demokratis hegemoni mereka masalah politik.' 65 hegemonik dengan membuat jalur liberal nampak demokrasi Barat melalui seringkali pemaksaan melalui peningkatan integrasi rezim-rezim otokratis dan usaha untuk mempengaruhi mereka agar mau “Hegemoni itu seperti bantal: menyerap pukulan dan cepat atau lambat calon penyerang akan merasa nyaman untuk beristirahat di atasnya.” bekerjasama, menenangkan mereka dari potensi sebagai ancaman, dan akhirnya mengkonversi mereka ke arah demokrasi.64 Usaha penyebaran demokrasi oleh Barat bukannya tanpa kritik. Morozov menjelaskan bagaimana para pemimpin non-Barat mengkritik “Barat” dengan sebutan “tidak demokratis”. Mereka merebut kekuasaaan dan mempromosikan 61 Morozov, V. (2010) ‘Global Democracy, Western Hegemony, and the Russian Challenge’ 62 Deudney, D. and Ikenberry, J. (2009) ‘The Myth of the Autocratic Revival: Why Liberal Democracy Will Prevail’, Foreign Affairs, 88 (1): 79 63 Deudney, D. and Ikenberry, J. (2009) ‘The Myth of the Autocratic Revival: Why Liberal Democracy Will Prevail’, Foreign Affairs, 88 (1): 93 64 Charlotte Langridge 65 Chandler, D. (2006) ‘Back to the Future? The Limits of NeoWilsonian Ideas of Exporting Democracy’, Review of International Studies, 32 (3): 483 66 Cheney, R. (2006) Vice Presidents Remarks at the 2006 Vilnius Conference, Reval Hotel Lietuva, Vilnius, Lithuania, 4 Mei2006, www.whitehouse.gov/news/releases/2006/05/200605041.html 16 Laporan Khusus SYAMINA Sisi Gelap Demokrasi Edisi XI/APRIL 2014 demokrasi adalah kebijakan yang sekali lagi jika “Banyak sistem pemerintahan yang telah dicoba, dipikirkan hanya berupa omong kosong perjuangan dan akan terus dicoba di dunia yang penuh dosa atas nama rakyat. Karena telah jelas, bahwa semua dan duka ini. Tidak seorang pun berpura-pura ini dilakukan atas kepentingan para pemilik modal bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan kapitalis penjajah asing. yang sempurna atau pemenuh semua harapan. Namun hegemoni Barat dan kekalahan psikologis Bahkan, pantas dikatakan bahwa demokrasi adalah sebagian sistem bentuk memposisikan demokrasi sebagai sebuah produk pemerintahan lain yang telah dicoba dari waktu ke yang sakral tak tersentuh, tak peduli betapa waktu.” (Winston Churchill, Hansard [transkrip opresifnya kultur mereka dan betapa lalim dan parlemen], 11 November 1947) sadisnya aksi-aksi mereka. pemerintahan Sebenarnya, terburuk kegagalan selain masyarakat dunia kini adalah Demokrasi lahir dan ditemukan oleh bangsa sesuatu yang lumrah. Aristoteles beribu-ribu tahun Yunani. Kelahirannya sendiri cukup sulit dan lalu pernah menyatakan: “Baik aristokrasi maupun kompleks. Demokrasi berarti seluruh rakyat berhak demokrasi memiliki potensi korupsi yang meningkat untuk mengatur dengan cara memilih langsung secara wakil yang dianggap terbaik untuk menjalankan eksploitatif, demokrasi besar bertepatan dengan penyalahgunaan kekuasaan dan kebebasan yang pemerintahan. manipulatif. Korupsi akan membawa pada revolusi, Sejak ketika demokrasi menelanjangi dirinya sendiri dan diperkenalkan, demokrasi telah menggambarkan diri sebagai solusi dari situasi menjadi bentuk otokrasi, salah satunya oligarki.” chaos dan berbagai kekerasan yang dilakukan oleh Bagaimanapun kedaulatan di tangan rakyat tirani. Namun, menurut Denni Ross, sejak awal adalah sesuatu yang utopis. Tidak pernah ada suatu berdirinya demokrasi pada hakikatnya adalah ahli politik mana pun yang sanggup merumuskan kekerasan. Dalam konteks perang melawan teror, konsep demokrasi yang benar, mulai dari jaman demokrasi menjadi justifikasi digunakannya sarana- Plato hingga Obama saat ini. Demokrasi hanya sarana kekerasan. Negara-negara yang menyatakan memindahkan kekuasan dari tangan para raja, diri sebagai negara demokratis memberikan hak bangsawan, ataupun gerejawan kepada otoritarian pada lainnya, yaitu tidak lain adalah para pemilik modal. kekerasan atas nama perang melawan teror. Menjadi biasa saja, sebab demokrasi memerlukan diri mereka sendiri untuk melakukan Tema tentang perang dan demokrasi, dan biaya yang mahal dalam prosesnya. Hingga akhirnya simbiosis politik menjadi komoditas laiknya dagang sapi di menghangat kembali oleh fakta bahwa hampir pasar-pasar, semua negara demokrasi hari ini terjebak dalam sehingga kebijakan dari rahim 17 diantara mereka, baru-baru ini Laporan Khusus SYAMINA Edisi XI/APRIL 2014 perang permanen melawan 'teror'. Atas nama dan jantung demokrasi pada dasarnya adalah 'perlindungan demokrasi' dan 'promosi demokrasi ', kekerasan'.69 Ancaman serangan teroris tidak hanya para tentara telah dikumpulkan dan dikirim ke luar mengekspos bentuk baru ‘kekerasan demokrasi’, negeri; beberapa lembaga-lembaga demokrasi telah namun juga membuka kedok karakter sejati dari dimiliterisasi, seolah-olah perang permanen demi demokrasi yang selama ini diagung-agungkan demokrasi sebagai sistem terbaik di dunia ini. mengharuskan pemangkasan mekanisme pembagian kekuasaan dan mekanisme perwakilan yang selama melekat Moore mengingatkan bahwa pada “Demokrasi Barat mempunyai sejarah yang penuh demokrasi. Pengawasan dan pemeriksaan rutin dengan kekerasan di belakangnya.”70 Dengan kata 'keamanan'; polisi; lain, kekerasan sangat berkontribusi pada sejarah pembenaran atas penggunaan penyiksaan, semua politik Barat. Namun, kini banyak ilmuwan Barat dilakukan atas nama perlindungan atas demokrasi. dan para pengikutnya yang mengesampingkan— Semua warga diperingatkan untuk selalu waspada, bahkan terkadang menyangkal—sejarah kekerasan setiap saat, seolah-olah kehidupan sehari-hari yang mereka adalah medan perang permanen. Para demokrasi seringkali dikonseptualisasikan sebagai pemilih bahkan telah mendengar panggilan keras dua hal yang terpisah, bahkan berlawanan. Jika yang dilakukan oleh para politisi dan intelektual kekerasan disebutkan dalam konteks demokrasi, untuk melindungi pemerintah, di rumah dan di luar demokratisasi, atau dalam konteks yang lebih luas, negeri, dengan mengambil 'aksi militer pre-emptive perjuangan terhadap ancaman besar bagi kelangsungan hidup politik, ia seringkali dipandang lebih sebagai sebuah mereka atau peradaban mereka'. ancaman. perluasan ini Barrington kekuasaan ada pada untuk demokrasi. Kekerasan mendapatkan dan kemerdekaan Tren tersebut membuat para pengamat dan Moore menegaskan bahwa “salah satu pendapat analis berkesimpulan bahwa sejatinya, demokrasi yang cukup kuat dipegang tentang hubungan antara memiliki kekerasan. kekerasan dan demokrasi menyatakan bahwa Demokrasi dikatakan memiliki 'sisi gelap' kekerasan demokrasi Barat modern adalah pengganti yang politik. 67 kecenderungan pada Bahkan, demokrasi itu sendiri bersifat baik bagi kekerasan dan sama sekali tidak cocok 68 ‘membunuh’. dengan segala bentuk kekerasan. Surat suara lebih Salah seorang ilmuwan asal Australia, Daniel baik daripada peluru... Dalam penilaian saya, Ross, telah menarik kesimpulan bahwa 'asal mula 67 Paul Collier, Wars, Guns, and Votes (London and New York, 2009); Michael Mann, The Dark Side of Democracy (Cambridge and New York, 2005) 68 Humphrey Hawksley, Democracy Kills. What’s So Good About the Vote? (London 2009) 69 Daniel Ross, Violent Democracy (Melbourne 2005), hal. i Barrington Moore Jr., “Thoughts on Violence and Democracy,” Proceedings of the Academy of Political Science (1968) Vol.29 (1), hal 3. 70 18 Laporan Khusus SYAMINA Edisi XI/APRIL 2014 kesimpulan tersebut adalah sebuah kepuasan yang Guantanamo, serta penjara rahasia AS di beberapa keliru akan masa kini dan masa lalu".71 negara membuktikan bahwa demokrasi mempunyai potensi untuk melakukan kekerasan. Demokrasi tidak pernah dapat berkembang tanpa mengganggu atau menyingkirkan pihak lain. Istilah demokrasi selama ini dianggap bersinonim Jika ada yang masih percaya mitos Hegel bahwa dengan legitimate (sah), baik dalam hal politik sejarah Barat adalah kisah perkembangan tak maupun moral. Banyak pengusung demokrasi pernah henti dari tirani politik (dimana satu orang melihat demokrasi sebagai kekuatan yang secara memerintah), kemudian oligarki (dimana minoritas moral sah yang bisa diterapkan dalam keputusan memerintah), dan akhirnya menuju demokrasi (di apapun. Demokrasi menjadi semacam pembersih mana 'rakyat' yang memegang kedaulatan), Ross moral. Atas nama demokrasi, dan dengan klaim membantah bahwa dalam setiap pergeseran mewakili suara rakyat, tindakan apapun bisa historis demokrasi selalu melibatkan kekerasan, dianggap sebagai tindakan bermoral. Demokrasi sebagaimana dalam perjuangan politik di masa- pun dipandang sebagai kebenaran moral yang masa sebelumnya. Sebagaimana yang disampaikan absolut. Konsekuensinya, mereka menganggap oleh Machiavelli, tidak ada demokrasi tanpa ada bahwa tidak ada prinsip, moral, maupun kekuatan pemancungan non-demokratis Raja, atau tanpa ‘penjinakan’ perbatasan.72 melakukan yang perlawanan dianggap terhadap sah untuk keputusan Di masa lalu, kekerasan demokrasi banyak demokratis. Dalam etika demokrasi, satu-satunya dilakukan oleh mayoritas—yang dianggap sebagai obat bagi kerusakan dalam demokrasi adalah pemegang kedaulatan—terhadap pihak minoritas demokrasi itu sendiri. Tidak ada metode atau yang mereka. Mereka proses lain yang bisa diterima sebagai respon yang pribumi, dan sah pada proses demokrasi, apalagi penggunaan menghancurkan siapapun yang melawan pondasi kekuatan. Kata ‘tidak demokratis’ pun bersinonim baru kedaulatan rakyat. Kini kekerasan demokrasi dengan ‘kriminal’, ‘terorisme’, atau ‘permusuhan’. telah berubah, menuju arah tertentu sepanjang Ia digunakan untuk memberi cap kepada setiap abad 20 dan 21 ini. Dalam pandangan Ross, serangan kampanye militer di Irak dan Afghanistan pasca 11 legitimasi demokrasi mengindikasikan fungsi utama September yang dipimpin oleh negara-negara teori demokrasi, yaitu untuk melegitimasi tatanan pengusung demokrasi, kekerasan yang dilakukan yang ada saat ini, betatapun buruknya tatanan oleh AS terhadap ‘kombatan musuh’ di Irak dan tersebut. menentang membantai kehendak penduduk yang terjadi di masyarakat. Klaim Demokrasi tidak pernah mengijinkan adanya 71 Barrington Moore, Jr., hal. 1. 72 Daniel Ross, dikutip dalam Matthew Sharpe, Democracy's Violent Heart, Borderlands E-Journal, Volume IV No. 1, 2005. pemisahan diri dari kelompok yang tidak sepakat dengan hasil demokrasi. Misalnya, jika diadakan 19 Laporan Khusus SYAMINA Edisi XI/APRIL 2014 pemilihan umum secara terbuka bebas dan adil, perbedaan dan setiap pihak yang tidak sepakat dengan hasil kekayaan, dan status sosial. Dalam sebuah negara pemilu tersebut diperkenankan untuk membentuk demokrasi yang stabil seperti di Barat, ketidakadilan negara yang terpisah, maka tidak ada satu pun nampak semakin meningkat. Pola yang terjadi pengusung demokrasi yang menganggap tindakan adalah pendapatan terendah tidak meningkat dan tersebut kalangan seluruh keuntungan pertumbuhan ekonomi selalu demokrat, harus ada kesatuan, dimana pemisahan menjadi milik kelompok dengan pendapatan yang diri tidak diperbolehkan. Kesatuan ini adalah lebih tinggi. Fakta bahwa demokrasi jarang disebut ‘demos’. Dalam konteks modern, demos yang sebagai penyebab semua itu adalah sebuah pilihan dimaksud adalah democratic nation state, negara politis. sebagai demokrasi. Bagi yang demokratis. Kesatuan demos ini sama substansial dalam pendapatan, Di masa lalu, banyak kalangan aristokrat pentingnya dengan legitimasi, karena legitimasi konservatif akan diri memungkinkan masyarakat miskin untuk menyita berusaha kekayaan si kaya. Namun pada kenyataannya, memisahkan diri memandang pemerintah yang kecenderungan sejarah justru nampak sebaliknya. berkuasa saat ini sebagai ‘pihak asing’, dan mereka Demokrasi bukanlah tentang ‘orang biasa’ melawan tidak lagi merasa berkewajiban untuk mematuhi kelompok elit, tapi ia adalah tentang orang-orang hukum, lembaga, dan kebijakannya. Karena itu, biasa yang bergabung dengan kelompok elit untuk sebuah pemerintah yang demokratis akhirnya 'menampar kalangan bawah'. Jaminan hak-hak asasi bergantung runtuh di (secessionism). hadapan Kelompok pada pemisahan yang bahwa demokrasi akan militer untuk fundamental tidak mencegah minoritas kelas dan untuk rendah menjadi sasaran, baik secara politik maupun mencegah pemisahan diri tanpa batas dari kalangan sosial. Di beberapa negara Eropa partai politik minoritas. Aspek ini membawa demokrasi kepada bersaing satu sama lain untuk menunjukkan betapa sebuah dengan kerasnya mereka terhadap minoritas yang tidak nasionalisme. Karenanya, no guns, no democracy. popular—pencari suaka dan umat Islam misalnya. mempertahankan kekuatan khawatir kekuasaannya, persekutuan jangka panjang 73 Tidak ada senjata, tidak ada demokrasi. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh kalangan Demokrasi juga gagal untuk mengeliminasi minoritas, selama partai politik tidak melanggar ketidakadilan sosial. Dan fenomena ini nampak hak-hak mereka. Sayangnya perkembangan ini sebagai kegagalan yang permanen dan struktural. mungkin masih dalam tahap awal: masih ada Tidak disangkal lagi bahwa di seluruh masyarakat kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Dalam demokratis selalu terjadi ketidakadilan sosial— demokrasi, mereka yang berada dalam skala sosial 73 terendah hanya bisa berharap akan kondisi Paul Treanor, “Why Democracy Is Wrong”, 12 Mei 2006, http://web.inter.nl.net/users/Paul.Treanor/democracy.html kehidupan yang semakin memburuk. 20 Laporan Khusus SYAMINA Dalam sejarahnya, demokrasi juga adalah sistem Edisi XI/APRIL 2014 eksternal’ dalam proses demokratisasi. Program yang penuh dengan darah. Invasi ke Irak adalah demokrasi USAID akan mendukung:74 salah satu contoh terkini betapa berdarahnya - Mekanisme konstitusional, meliputi bantuan proses demokratisasi. Sejak berakhirnya Perang teknis dan organisasional terhadap pembuat Dunia kedua, masyarakat Barat di Eropa dan AS konstitusi. merasa normal untuk memaksakan demokrasi dengan perang. sepanjang Perang Ketidakstabilan Dingin serta - Pembuat undang-undang yang terpilih secara geopolitik demokratis, termasuk program untuk kekhawatiran meningkatkan kemampuan material, teknis, dan terjadinya serangan nuklir membuat sikap tersebut pembuatan keputusan dari para pembuat sempat mereda. Namun, penaklukan atas nama undang-undang. demokrasi kini kembali mengemuka. Sekali lagi, - Sistem hukum, meliputi peradilan independen nilai-nilai demokrasi secara eksplisit diklaim sebagai dan kepolisian yang dikontrol oleh sipil, serta justifikasi dilakukannya perang. Sebagian besar mekanisme semua rezim demokratis di Eropa dan belahan menyelesaikan perselisihan. dunia lainnya dipaksakan dari luar dengan invasi, - Entitas alternatif pemerintah lokal, penjajahan, atau sebagai syarat diberikannya mendapatkan bantuan ekonomi. Demokrasi sering datang dari institusional tambahan. laras senapan atau melalui kekuatan dollar, jarang dan otoritas informal untuk terutama yang dan tanggungjawab - Pemilu yang kredibel dan efektif, dimana para yang berasal dari rakyat. pemilih mempercayai proses tersebut. Dalam pengamatan Treanor, sejak tahun 1939 - Organisasi lokal, regional, internasional menuju manusia, termasuk hak pekerja, penduduk sebagian besar dilakukan melalui intervensi militer dari kekuatan demokratis. melindungi hak dan negara yang melakukan transisi dari non-demokrasi demokrasi yang nasional, asasi pribumi, minoritas, dan wanita. Ia juga menyimpulkan bahwa setiap intervensi - Persatuan dagang, asosiasi professional, militer yang dilakukan oleh kekuatan demokratis kelompok wanita, entitas pendidikan, dan LSM- akan berujung pada penerapan demokrasi di negara LSM lokal, terutama mereka yang menjadi yang diserang. Invasi Irak, dengan tujuan untuk partner dalam program pengembangan. melakukan ‘perubahan rezim’, adalah contoh - Partai politik dan mekanisme ekspresi politik teraktual keterlibatan ‘aktor eksternal’ dalam nasional lain, dimana dukungan tersebut program demokratisasi. Beberapa tahun sebelum dilakukan dalam cara non partisan, sesuai perang Irak, USAID telah menyiapkan taktik untuk melakukan pengembangan negara pro-demokrasi. 74 http://www.usaid.gov/sites/default/files/documents/1868/ 200sai.pdf Taktik tersebut mengindikasikan keterlibatan ‘aktor 21 Laporan Khusus SYAMINA Edisi XI/APRIL 2014 dengan batas-batas undang-undang, dalam cara program yang tidak mempengaruhi hasil pemilu. terhadap partai, kelompok, dan media pro- - Media independen yang dibentuk untuk tersebut memerlukan pendanaan demokrasi, dan dana tersebut akan mengalir ke kelompok elit tertentu.75 mempromosikan dan melindungi kebebasan berekspresi. Bagi siapa yang memandang demokrasi sebagai - Peningkatan relasi sipil-militer, termasuk kontrol bentuk pemerintahan yang menarik, maka mereka sipil yang efektif terhadap pengembangan harus memikirkan pihak yang tidak terwakili, militer. namun terpengaruh oleh bentuk pemerintahan - Institusi dan organisasi yang bisa meningkatkan tersebut, yaitu korban demokrasi. Dalam kasus ini, respon dan akuntabilitas pemerintah dalam skala lebih dari 500.000 rakyat sipil Irak terbunuh atas nasional dan lokal. nama - Usaha pendidikan bagi anak-anak dan remaja yang merefleksikan partisipasi pembebasan dan perluasan nilai-nilai demokrasi. Dalam bahasa Aldous Huxley, “hanya komunitas, kaum demokrat yang paling mistis—yang mempromosikan pembentukan LSM lokal, dan menganggap voting sebagai tindakan religius, dan mendorong toleransi dalam masyarakat. yang merasa mendengar suara Tuhan di tubuh - Terakhir, sebagai pelengkap bagi usaha rakyat—yang dapat memiliki alasan untuk terus pembangunan demokrasi jangka panjang, USAID, mengabadikan sebuah sistem dimana penipu, berkonsultasi dengan badan pemerintah AS orang kaya, dan dukun dapat diberi kekuasaan lainnya dan dengan perlindungan hak asasi oleh suara pemilih yang terdiri dari sebagian besar manusia yang cukup, akan mendukung program orang yang bermental Peter Pan, yang sifat transisi bagi pembentukan institusi politik kekanak-kanakannya membuat mereka sangat demokratis dan program demobilisasi dan rentan terhadap bujukan dari penghasut dan pelatihan tentara dan pemberontak. sugesti tak kenal henti dari surat kabar orang- Dalam pandangan Treanor, taktik tersebut orang kaya."76 sangat berbeda dengan pemberontakan lokal. RALAT: Berdasarkan definisi, tidak ada proses yang diinisiasi Pada Laporan Khusus Syamina Edisi X / Maret 2014 halaman 39 paragraf terakhir terdapat kesalahan: oleh USAID atau aktor eksternal lain yang bisa Tertulis “500 juta rakyat sipil Irak tewas akibat invasi AS ke Irak dari tahun 2003-2011”, seharusnya “500 ribu rakyat sipil Irak tewas akibat invasi AS ke Irak dari tahun 2003-2011.” dikatakan murni ‘berasal dari rakyat’ di dalam teritorial negara yang ingin didemokrasikan. Di Bosnia dan Kosovo, kekuatan demokratis bisa menerapkan penjajahan program militer. demokratisasi Tujuan yang karena sama 75 Paul Treanor, “Why Democracy Is Wrong”, 12 Mei 2006, http://web.inter.nl.net/users/Paul.Treanor/democracy.html 76 Aldous Huxley, "Poli cal Democracy", Aldous Huxley: Complete Essays, Volume II, 1926-1929, ed. Robert S. Baker and James Sexton, (Chicago: Ivan R. Dee, 2000), hal. 216, 228 ) juga dilakukan di Irak dan Afghanistan. Secara umum, 22