Permasalahan Sungai

advertisement
Rekayasa Sungai 2010
PERMASALAHAN SUNGAI
A. PENGERTIAN SUNGAI
Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau laut,
atau ke sungai yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir
meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai
merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut
atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian,
bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan
bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan
kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di
mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sundai
umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah
tanah, dan di beberapa negara tertantu air sungai juga berasal dari lelehan es/salju. Selain
air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Gbr 1. Sungai
1
Rekayasa Sungai 2010
B. JENIS-JENIS SUNGAI
I.
Sungai menurut jumlah ketersediaan air:
1. sungai permanen - yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.
Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di
Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
2. sungai periodik - yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak,
sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak
terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa
Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta
sungai Brantas di Jawa Timur.
3. sungai intermittent atau sungai episodik - yaitu sungai yang pada musim kemarau
airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini
adalah sungai Kalada di pulau Sumba.
4. sungai ephemeral - yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan.
Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja
pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
II.
Sungai menurut genetiknya:
1. sungai konsekwen yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan
lereng
2. sungai subsekwen yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai
konsekwen
3. sungai obsekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah
dengan sungai konsekwen
4. sungai insekwen yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng
daratan
2
Rekayasa Sungai 2010
5. sungai resekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan
sungai konsekwen
C. PERMASALAHAN SUNGAI
1. Pencemaran Sungai (Air Sungai) disebabkan oleh :
(1) Limbah Pertanian.
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik.
Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian
dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan mati. Untuk
mencegahnya, upayakan memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus
membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradable (dapat terurai secara
biologi) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang
sisa obat ke sungai. Pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan
lingkungan air (eutrofikasi), karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air
tumbuh subur (blooming). Hal ini akan mengganggu ekosistem air, mematikan
ikan dan organisme dalam air, karena oksigen dan sinar matahari yang diperlukan
organisme dalam air terhalang dan tidak dapat masuk ke dalam air, sehingga
kadar oksigen dan sinar matahari berkurang.
(2) Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga berupa berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi,
minyak, lemak, air buangan manusia), atau bahan anorganik misalnya plastik,
aluminium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah yang tertimbun
menyumbat saluran air dan mengakibatkan banjir. Pencemar lain bisa berupa
pencemar biologi seperti bibit penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan organik yang
larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan, akibatnya kadar
oksigen dalam air turun drastis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran
bahan organik meningkat, akan ditemukan cacing Tubifex berwarna kemerahan
bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya
limbah organik dari limbah pemukiman.
3
Rekayasa Sungai 2010
(3) Limbah Industri
Limbah industri berupa polutan organik yang berbau busuk, polutan anorganik
yang berbuih dan berwarna, polutan yang mengandung asam belerang berbau
busuk, dan polutan berupa cairan panas. Kebocoran tanker minyak dapat
menyebabkan minyak menggenangi lautan sampai jarak ratusan kilometer.
Tumpahan minyak mengancam kehidupan ikan, terumbu karang, burung laut, dan
organisme laut lainnya untuk mengatasinya, genangan minyak dibatasi dengan
pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian ditaburi dengan zat yang dapat
menguraikan minyak.
(4) Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Sebagian penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari
tumbuhan), potas (racun kimia), atau aliran listrk untuk menangkap ikan.
Akibatnya, yang mati tidak hanya ikan tangkapan melainkan juga biota air
lainnya.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air sungai antara lain :
Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi).
Pendangkalan dasar perairan.
Punahnya biota air, misal ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah.
Menjalarnya wabah muntaber.
2. Erosi Sungai
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan
partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada
tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal
hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan
4
Rekayasa Sungai 2010
pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan
dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di
kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna
lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan
perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan
pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian
biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya.
Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar
tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman
pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktek tata guna lahan yang maju dapat
membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktek konservasi
ladang dan penanaman pohon.
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas,
yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat
lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air
(infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan
meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai.
Gbr 2. Erosi Sungai
5
Rekayasa Sungai 2010
3. Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh
media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulutmulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut
oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi
pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin.
Pendangkalan sungai dapat terjadi karena terjadinya pengendapan partikel
padatan yang terbawa oleh arus sungai misal di kelokan sungai, waduk atau dam atau
di muara sungai. Partikel ini bisa berupa padatan besar seperti sampah, ranting
tanaman atau sampah lainnya, tetapi yang terutama adalah karena partikel tanah
akibat erosi yang berlebihan di daerah hulu sungai. Air hujan akan membawa dan
menggerus tanah subur di permukaan dan melarutkannya untuk terbawa ke sungai,
partikel tanah inilah yang akan menyebabkan proses pendangkalan ini. Penyebab
kedangkalan sungai adalah adanya abrasi di sekitar bibir sungai dan pembuangan
limbah. Abrasi terjadi karena di sepanjang bibir selalu runtuh karena tidak ada lagi
tanaman.
Gbr 3. Sedimentasi
6
Rekayasa Sungai 2010
4. Banjir
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul
jika air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya
disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat
curah hujan yang tinggi. Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu
fondasinya. Air banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya
setelah air surut. Banjir adalah hal yang rutin. Setiap tahun pasti datang. Banjir,
sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam "biasa" yang sering terjadi dan
dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Banjir sudah
temasuk dalam urutan bencana besar, karena meminta korban besar.
Gbr 4. Banjir yang disebabkan oleh meluapnya sungai
Ciri-ciri banjir
Bencana banjir memiliki ciri-ciri dan akibat sebagai berikut.
Banjir biasanya terjadi saat hujan deras yang turun terus menerus sepanjang hari.
Air menggenangi tempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu.
7
Rekayasa Sungai 2010
Banjir dapat mengakibatkan hanyutnya rumah-rumah, tanaman, hewan, dan
manusia.
Banjir mengikis permukaan tanah sehingga terjadi endapan tanah di tempattempat yang rendah.
Banjir dapat mendangkalkan sungai, kolam, atau danau.
Sesudah banjir, lingkungan menjadi kotor oleh endapan tanah dan sampah.
Banjir dapat menyebabkan korban jiwa, luka berat, luka ringan, atau hilangnya
orang.
Banjir dapat menyebabkan kerugian yg besar baik secara moril maupun materiil.
8
Download