IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA

advertisement
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA
SEKOLAH DALAM MEMBINA MOTIVASI KERJA GURU DI
SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Muhammad Harsya Bachtiar
NIM: 1112018200033
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul Implementsi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dalam
Membina Motivasi Kerja Guru di SMK AI-Hid ayah Ciputat disusun oleh
Muhammad Harsya Bachtiar, NIM : 1112018200033, diajukan kepada Fakultas
llmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqosah pada tanggal 01 November
2016 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoieh gelar Sarjana
S 1 (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan.
Jakarta, 13 Desember 2016
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Dr. Hasyim Asy' ari, M.Pd
NIP. 19661009199303 1 004
Penguji I
Dr. Jejen Musfah, MA
NIP. 19770602 200501 1 004
Penguji II
Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd
NIP. 196710202001122001
Tanggal
Tanda Tangan
ABSTRAK
Muhammad Harsya Bachtiar (NIM : 1112018200033), Implementasi
Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dalam Membina Motivasi Kerja
Guru di SMK Al-Hidayah Ciputat
Skripsi, Jakarta : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengenai pelaksanaan komunikasi
interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru di SMK AlHidayah Ciputat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau mendeskripsikan
secara menyeluruh terkait kegiatan pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala
sekolah dalam upaya pembinaan motivasi kerja kepada guru melalui komunikasi
yang dilakukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan penelitian kualitatif, dengan analisa data menggunakan pendekatan
analisis deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan dan menginterpretasikan
arti data yang diperoleh. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik wawancara , observasi, dan pengumpulan data. Selanjutnya
dalam penggunaan teori, penulis menggunakan literasi mengenai komunikasi,
komunikasi interpersonal dan motivasi untuk mengkaji pelaksanaan komunikasi
interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru di SMK AlHidayah Ciputat.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa :
pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan guru di SMK AlHidayah Ciputat sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya
data yang menyebutkan bahwa dalam melakukan komunikasi, kepala sekolah
dapat menunjukan sebagai komunikator yang baik dan kepala sekolah mempunyai
karakter yang terbuka dan humoris sehingga guru-guru tidak sungkan untuk
melakukan komunikasi dengan kepala sekolah. Selanjutnya dalam pembinaan
motivasi kerja guru, juga sudah berjalan cukup baik. Hal ini dapat terlihat pula
dari data yang muncul, guru-guru menyebutkan komunikasi interpersonal yang
dilakukan oleh kepala sekolah cukup membina motivasi kerja mereka. Hal ini
menunjukan bahwa pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah cukup
membina motivasi kerja guru di SMK Al-Hidayah Ciputat.
Kata kunci : Implementasi, Komunikasi interpersonal, Kepala sekolah,
Pembinaan, Motivasi kerja.
i
ABSTRACT
Muhammad Harsya Bachtiar (NIM : 1112018200033), The Implementation
of Principal Interpersonal Communication in Building Teachers Motivation
at SMK Al-Hidayah Ciputat
Undergraduate thesis, Jakarta : Faculty of Tarbiyah and Teaching, UIN Syarif
Hidayatullah
This research was about implementing principal of interpersonal
communication in building teachers motivation at SMK AL-Hidayah Ciputat. The
aim of this research was to know or to describe generally the implementation of
principal interpersonal communication in an attempt of building teachers
motivation through communication that was done. The method was qualitative
experiment, with data analysis using descriptive analysis approach in order to
describe and interprete the data obtained. As for data collection technique was
using interview, observation, and data collection. For the theory to review the
implementation of principal interpersonal communication in building teachers
motivation at SMK AL-Hidayah Ciputat were literation about communication,
interpersonal communication, and motivation
Based on the result, it showed that: the implementation interpersonal
communication between principal and teachers has been already done well. It
could be seen from some data which mention that in implementing
communication, the principal could show as a good communicator and principal
had a personality as an extrovert and had a good sense of humor so that the
teachers were not shy to communicate with principal. It also could be seen from
the data that teachers said that interpersonal communication that already
implemented by principal was quite good to build their motivation. It showed that
the implementation of principal interpersonal communication was quite good to
build teachers motivation at SMK Al-Hidayah Ciputat.
Key Words : Implementation, Interpersonal Communication, Principal,
Motivation
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan hidayah dan taufiq nya beserta ilmu, rezeki dan kesehatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhamad SAW yang telah
membimbing umatnya menuju jalan yang diridhai Allah Swt.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik dalam rangka
mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.). Dalam penyusunan Skripsi ini,
penulis menyadari segala usaha yang penulis lakukan tidak akan terwujud
tanpa ada bantuan dari banyak pihak yang dengan tulus dan ikhlas dalam
memberikan bantuannya.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat,
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak. Ucapan
terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy‟ari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang selalu meluangkan waktu, pikiran dan
tenaganya untuk senantiasa membimbing dan memotivasi mahasiswa
Manajemen Pendidikan dan khususnya penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi.
3. Dr. Zahrudin, LC, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan nasehat, motivasi, inspirasi dan bimbingan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Drs. Masyhuri, AM, M.Pd
selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk membimbing,
iii
memotivasi, menasehati, mengisnspirasi, dan mendoakan penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
5. Drs. Mu‟arif SAM, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
dapat menghantarkan penulis dalam hal akademik kampus hingga tiba
pada saat ini dalam tugas akhir penulisan skripsi.
6. Yuli Sudarwanto, S.Pd.I kepala SMK Al-Hidayah Ciputat dan Guru-guru
yang telah memperkenakan, memberi izin dan senatiasa berbagi informasi
kepada penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut sehingga
dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan lancar.
7. Ayahanda Anwar Soleh dan Ibunda Nani Maryati yang telah berjuang
dalam membesarkan, mendidik, mendoakan dan menjadi inspirasi untuk
penulis, semoga Allah SWT memberikan balasan dan pahala yang berlipat
ganda untuk segala yang telah dilakukan, amin ya rabal „alamin.
8. Kakak-kakak dan adik yang luar biasa, Kakanda Randi Nizwar Azhari
yang tangguh, Kakanda Hafiz Akhyar yang yang selalu menasehati dan
mendukung penulis, Adinda Nur Meita Khairani yang selalu menjadi
pengingat dan penyemangat penulis, dan semua yang selalu memberikan
semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.
9. Adinda terkasih Wulan Ulfiana Syifa yang selalu sabar dalam
mengingatkan, menemani, menasehati, mengasihi dan memotivasi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga Allah SWT
mengabulkan doa dan cita-cita kita bersama.
10. Abangda dan kaka-kaka senior yang selalu membimbing dan memberikan
warna baru dalam kehidupan akademis dan organisasi penulis di Ciputat,
Bang Eko Arisandi, Bang Rizam, Bang Aan Sulhan, Kak Eha, Kak Dinda,
Bang Zaeni Abdillah, Bang Ramon, Kak Kamal, Bang Faiz Izzat M, Bang
Cipto Dwi Nugroho, Bang Faiz pres, Bang Ucup Uzumaki, Kak Tasya,
Bang Saefulloh, Bang Nurwan, Bang Ucup, Bang coki , Kak Nuzi, Kak
iv
Ngka, Bang Ulum dan semua yang telah memberikan doa kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi.
11. Keluarga besar “Jhony”, Kak Abi, Kak Ilham, Kak Fuji, Pres Ikhwan, Pres
David, Pres Dekol, Pres Jauhari, Kak Quro, Kak Bili, Kak Handoyo,Kak
Yuris, Kak Rifki, Kak Maman, Kak Adit Ketum, Kak Dedi, Kak Ade
yang selalu menarik untuk dijadikan semangat dalam meneesaikan skripsi.
12. Kawan-kawan Seperjuangan Kak Agung Medan, Kak Aris, Kak Jalwa,
Kak Farras, Kak Akbar, Kak Basit, Kak Edwin, Kak Godil, Kak Hamdan,
Kak Agung Gendut, Kak Ali, Kak Asqol, Kak aziz Bujuy, Kak Aziz
Tablo, Kak Puser, Kak Rittah, Kak Fizma, Kak Umdah, dan Kak Ismi,
Kak Ica, Kak Nisa yang selalu menjadi bagian hidup penulis di dalam dan
di luar kampus. Kalian Luar Biasa!
13. Keluarga besar Manajemen Pendidikan 2012 dan Keluarga besar Semut
Ranger yang selalu menarik, unik, absurd, dan indah untuk terus dikenang
dan menjadi cerita hidup penulis. Satu keluarga beribu cerita!
14. Keluarga besar IMMAPSI Pusat dan Daerah, Kak Lala, Kak Akbar ketum,
Kak Akbar sekum, Ketua daerah Jabar Yuzaki, Ketua daerah JABOBA
Fatun dan seluruh anggota IMMAPSI di selurh Indonesia.
15. Dan seluruh Pihak, Kawan-kawan dan Dosen yang telah membantu yang
tidak dapat penulis sebutkan seluruhnya.
Doa yang penulis dapat panjatkan kepada Allah AWT semoga
seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini
diberikan kesehatan, rezeki dan kelancaran dalam menjalankan segala
kegiatan dan aktivitasnya, amin ya rabal „alamin.
v
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini, dan
tentunya penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kebehasilan penulis. Akhirnya, dengan mengucap bismillah, semoga karya
ini dapat bermanfaat bagi kegiatan akademis, masyarakat luas dan
khususnya untuk penulis.
Jakarta,
Oktober 2016
Muhammad Harsya Bachtiar
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
LEMBAR PENYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
UJI REFERENSI
ABSTRAK .................................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ............................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 7
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 7
E.
Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7
F.
Manfaat Penelitian ................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah ............................................... 9
1. Pengertian Kepala Sekolah ................................................................. 9
2. Peran dan Fungsi Kepala Sekolah ....................................................... 11
3. Pengertian Komunikasi ....................................................................... 12
4. Pengertian Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah ....................... 14
5. Kebutuhan Komunikasi Interpersonal dalam Organisasi ..................... 15
vii
6. Tujuan Komunikasi Interpersonal ....................................................... 17
7. Karakteristik Komunikasi Interpersonal .............................................. 21
B. Motivasi Kerja Guru ................................................................................. 25
1. Tugas dan Fungsi Guru ....................................................................... 27
2. Pengertian Motivasi Kerja Guru ......................................................... 29
3. Teori-Teori Motivasi ........................................................................... 30
4. Manfaat Motivasi Kerja Guru .............................................................. 36
5. Pembinaan Motivasi Kerja Guru .......................................................... 37
C. Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 39
D. Kerangka Berfikir ...................................................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 42
B. Metode Penelitian ...................................................................................... 43
C. Sumber Data .............................................................................................. 43
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 44
E. Instrument Penelitian ................................................................................. 46
F. Teknkik Analisis Data ................................................................................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 49
1. Sejarah Singkat SMK Al-Hidayah Ciputat ......................................... 49
2. Profil SMK Al-Hidayah Ciputat .......................................................... 50
3. Visi dan Misi SMK Al-Hidayah Ciputat.............................................. 51
4. Profil Kepala SMK Al-Hidayah Ciputat .............................................. 51
5. Data Guru dan Tenaga Kependidikan .................................................. 52
6. Daftar Peserta Didik ............................................................................ 54
7. Daftar Sarana dan Prasarana ............................................................... 55
B. Deskripsi dan Analisis Data ...................................................................... 56
viii
C. Temuan Hasil Penelitian ............................................................................ 73
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................... 76
B. Saran-saran ................................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................... 80
ix
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Gambar 2.1 Hirarki Kebutuhan ...................................................... 32
Tabel 2.2
Perbandingan Teori Motivasi Malow & Herzberg ..... 34
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................... 42
Tabel 3.2
Kisi-kisi instrumen Observasi .................................... 46
Tabel 3.3
Kisi-kisi instrumen Wawancara ................................. 47
Tabel 4.1
Struktur SMK Al-Hidayah Ciputat ............................. 52
Tabel 4.2
Data Guru/Pendidik SMK Al-Hidayah Ciputat .......... 53
Tabel 4.3
Daftar Pesrta Didik SMK Al-Hidayah Ciputat ........... 54
Tabel 4.4
Daftar Sarpras SMK Al-Hidayah Ciputat................... 55
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi .................................................................................. 80
Lampiran 2 Pedoman Wawancara ............................................................................... 81
Lampiran 3 Hasil Wawancara Yuli Sudarwanto. S.Pd.I (Kepala Sekolah) ................. 82
Lampiran 4 Hasil Wawancara Bapak Drs. Yasmin (Guru) .......................................... 91
Lampiran 5 Hasil Wawancara Ibu Arsih S.Pd (Guru) ............................................... 98
Lampiran 6 Hasil Wawancara Ibu Nawang Wulan S.Pd (Guru) ................................ 103
Lampiran 7 Hasil Wawancara Bapak Via Aprilian. S.Kom (Guru) ........................... 108
Lampiran 8 Hasil Wawancara Bapak Tugiran.SE (Guru) .......................................... 114
Lampiran 9 Hasil Wawancara Muhammad Idrus S.Pd.I (Guru) .................................... 120
Lampiran 10 Hasil Wawancara Bapak Jamaludin A.Md (Guru) .................................. 124
Lampiran 11 Hasil Wawancara Bapak Endang Hidayat S.Pd (Guru) ............................ 130
Lampiran 12 Hasil Wawancara Ibu Umaeroh S.Pd.M.Si (Guru) ................................... 136
Lampiran 13 Hasil Wawancara Ibu Sri Rahayu M.Pd (Guru/Waka. Kesiswaan) .......... 142
Lampiran 14 Hasil Wawancara Ibu Siti Zubaidah M.Pd.I (Guru/Waka.
Kurikulum) ...................................................................................................................... 147
Lampiran 15 Hasil Wawancara Bapak Wahyudin S.Pd.I (Guru) ................................... 152
Lampiran 16 Hasil Wawancara Bapak Drs. Sukoco DM, M.Pd.I (Guru) ...................... 158
Lampiran 17 Data Guru SMK Al-Hidayah Ciputat ....................................................... 164
Lampiran 18 Data Sarana dan Prasarana ....................................................................... 165
Lampiran 19 Data Peserta didik ..................................................................................... 166
Lampiran 20 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................................ 167
Lampiran 21 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................................ 168
Lampiran 22 Surat Keterangan Penelitian .................................................................... 169
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan manusia, membutuhkan
sebuah dorongan internal dan eksternal untuk melakukan sesuatu. Sebuah
dorongan yang bersifat internal dan eksternal selanjutnya disebut
motivasi. Motivasi sangat berperan penting sebagai latar atau motif
manusia melakukan sesuatu hal. Besar dan kecil nya motivasi dalam diri
dapat mempengaruhi semangat bekerja, karena pada dasar nya ketika
manusia mempunyai motivasi yang besar maka akan menciptakan sebuah
semangat yang besar pula dalam setiap langkah dan kegiatan yang
dilakukan.
Motivasi tidak datang begitu saja, akan tetapi membutuhkan
stimulus untuk dapat memunculkannya. Motivasi dapat muncul dari
berbagai hal seperti pemberian perhatian, pembinaan motivasi, adanya
penghargaan, pemberian upah yang setimpal, dan alasan yang penting
dalam kehidupan.
Motivasi yang muncul juga harus senantiasa dijaga dan dibina,
proses pembinaan motivasi membuat motivasi yang muncul dapat terus
bertahan dan bahkan berkembang. Pembinaan motivasi dapat dilakukan
dalam banyak cara, dalam hal ini komunikasi menjadi fokus perhatian
dalam pembinaan motivasi. Pembinaan motivasi melalui komunikasi dapat
terlihat dari bagaimana cara berkomunikasi, pesan apa saja yang
disampaikan, seberapa sering komunikasi yang terjadi, dan media untuk
berkomunikasi antara komunikator kepada komunikan dan sebaliknya.
Selain motivasi yang sangat dibutuhkan oleh manusia, tentunya
ada hal lain pula yang penting untuk dilakukan seperti berkomunikasi
dengan orang lain. Dalam kehidupan sehari–hari manusia senantiasa tidak
lepas dari kegiatan komunikasi, karena komunikasi merupakan salah satu
hal penting sebagai bentuk interaksi manusia. Dengan komunikasi banyak
1
2
hal yang bisa terselesaikan atau terbantu sebagai jembatan untuk mencari
jalan keluar atau solusi dari suatu masalah.
Kemudian dalam proses komunikasi kesamaan makna sangat
dibutuhkan dalam kaitannya mencapai informasi yang dibutuhkan oleh
pihak-pihak yang melakukan komunkasi atau dalam kata lain komunikator
dan komunikan. Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan satu sama
lain dalam kehidupan tentunya akan terjadi pertukaran informasi di
dalamnya.
Komunikasi dapat dipahami sebagai tindakan satu arah yang
berjalan lurus dari komunikator kepada komunikan. Akan tetapi
komunikasi juga dapat dipahami sebagai suatu tindakan interaktif yang
melibatkan kedua belah pihak secara aktif antara komunikator dan
komunikan. Jika yang satu berfungsi sebagai pemberi pesan, maka salah
satu berfungsi sebagai penerima pesan.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas mengenai komunikasi, sudah
tidak dapat kita pungkiri pentinya komunikasi sebagai salah satu bentuk
interaksi manusia. Begitu pula di dalam organisasi, komunikasi merupakan
hal yang penting dan sangat diperhatikan. Dengan adanya proses
komunikasi yang baik di dalam organisasi, suatu tujuan yang telah di
tetapkan oleh organisasi akan dapat berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Tentunya di dalam organisasi di isi oleh sekumpulan manusia yang
mempunyai visi dan misi yang sama. Manusia sangat bersifat dinamis
dalam kehidupan, hal itu menunjukan bahawa manusia itu hidup. Dari sifat
manusia yang dinamis inilah yang terkadang dapat menimbulkan sebuah
dinamika organisasi.
Dalam konteks organisasi pendidikan, yaitu sekolah. Tentunya ada
interaksi yang kuat antara kepala sekolah dan guru. Dalam melaksanakan
hubungan antara kepala sekolah dan guru membutuhkan pemahaman
3
tentang komunikasi. Pemahaman tentang komunikasi dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari, terlebih di dalam organisasi.
Menurut E. Mulyasa, “Kepala sekolah merupakan salah satu
komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas
pendidikan”.1 Selanjutnya dikatakan kembali bahwa “Setiap kepala
sekolah di hadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan
pendidikan secara terarah, berencana dan berkesinambungan untuk
meningatkan kualitas pendidikan”.2
Kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya sebagai Educator,
Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator
dalam dasar-dasar kegiatan manajemen seperti Planning, Organizing,
actuating, Controling dan Evaluating tentunya dituntut mempunyai
keterampilan komunikasi yang baik kepada seluruh guru.
Menurut Stoner, yang dikutip oleh wahyudi dalam buku
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi pembelajar
(Learning Organization) dikatakan bahwa “hubungan manusia
adalah cara manajer berhubungan dengan bawahannya, kalau
karyawannya bekerja lebih giat , itu berarti organisasi mempunyai
hubungan manusia yang efektif, sebaliknya kalau karyawan malas
bekerja dan terjadi penurunan semangat kerja maka hubungan antar
manusia dalam organisasi tidak efektif”.3
Sering kali kepala sekolah memberikan perintah atau instruksi
kepada guru tanpa terlebih dahulu memberikan pengarahan mengenai
tugas yang diberikan, hal ini dapat terjadi dikarenakan faktor rendahnya
keterampilan komunikasi interpersonal kepala sekolah. Akibatnya hasil
dari tugas tersebut tidak jarang kurang maskimal dan menyebabkan tujuan
dari organiasi tidak dapat dicapai sesuai dengan yang diinginkan.
Fenomena selanjutnya yang sering terjadi adalah keengganan guru untuk
1
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007), cet
ke-9, h.25
2
Ibid
3
Wahyudi, kepemimpinan kepala sekolah dalam organisasi pembelajar (learning organization),
(Bandung: Alfabeta,2009), cet ke-1, h.71
4
melakukan komunikasi kepada kepala sekolah ataupun sebaliknya, kepala
sekolah enggan untuk melakukan komunikasi dengan guru.
Menurut Alice Kelvin, yang dikutip oleh Patti Hathaway dan Susan
D. Schubert dikatakan bahwa "pada umumnya bawahan menghindari
kontak horisontal dengan atasan karena sebelumnya mempunyai
pengalaman yang kurang menyenangkan dengan tokoh yang
memiliki wewenang. Peran karyawan bagaikan peran pasif seorang
anak atau pelajar yang menerima begitu saja perintah dari “atasan”.
Dengan mengembangkan rasa perduli, karyawan menjadi sangat
termotivasi, berdasarkan semangat kompetensi, pengendalian diri,
dan berbagai hasil yang telah dirasakan”4.
Pengalaman masa lalu memberikan dampak terhadap masa depan,
dalam hal ini kaitannya dengan komunikasi antara kepala sekolah dengan
guru di dalam sekolah. Selanjutnya komunikasi interpersonal kepala
sekolah yang kurang memadai juga dapat memberikan dampak langsung
terhadap motivasi kerja guru.
Komunikasi
interpersonal
dengan
kepala
sekolah
sangat
dibutuhkan terutama dalam situasi dan kondisi yang membutuhkan
pengarahan langsung, pengambilan keputusan, dan pemberian motivasi
dari kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi dan orang yang lebih
berpengalaman dalam suatu sekolah. Komunikasi yang baik dan harmonis
antara kepala sekolah dengan guru dapat menciptakan sebuah iklim kerja
yang baik dan dapat memotivasi guru.
Komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah menjadi sebuah hal
penting di dalam sekolah sebagai lembaga pendidikan, seperti yang sudah
dipaparkan di atas mengenai motivasi dan komunikasi. Peneliti
memandang pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam
membina motivasi kerja guru menjadi sebuah hal yang tidak dapat
dielakan. Pembinaan motivasi sacara sadar dan terencana menjadi
tanggung jawab kepala sekolah yang harus dilaksanakan, tentunya banyak
hal yang dapat dilakukan untuk membina motivasi kerja guru.
4
Patti Hathway & Susan D. Schubert, Memanajemeni Atasan,(Jakarta: PPM,2005) Cet ke-3, Hal 2
5
Kaitannya dengan pembinaan motivasi kerja guru, komunikasi yang
dilakukan oleh kepala sekolah menjadi salah satu cara dalam membina
motivasi kerja guru agar sesuai dengan yang diharapkan. Dari pembinaan
motivasi guru melalui komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh
kepala sekolah diharapkan kinerja guru dapat menjadi lebih baik lagi
dalam berjalannya kegiatan sekolah dan proses belajar mengajar.
Berdasarkan hasil observasi awal atau pengamatan sementara
ditemukan bahwa, dalam proses pelaksanaan komunikasi interpersonal
kepala sekolah belum menunjukan sebuah pelaksanaan komunikasi yang
ideal, masih terdapat kekurangan seperti kepala sekolah belum dapat
melaksanakan komunikasi interpersonal secara terencana guna memotivasi
semangat guru dalam bekerja. Sebagaimana yang ditemukan di SMK AlHidayah Ciputat bahwa guru-guru yang mengajar tidak hadir setiap hari di
sekolah, Sehingga peneliti menganggap hal ini membuat komunikasi
antara kepala sekolah dengan guru menjadi terbatas. Ada guru yang hanya
hadir disekolah dalam 2 sampai 3 hari saja dalam waktu satu minggu.
Hal ini membuat keleluasaan dalam berkomunikasi secara tatap
muka menjadi tidak optimal, Lebih lanjut lagi, di SMK Al-Hidayah
Ciputat adalah sebuah sekolah yang berbentuk yayasan, jadi dalam sistem
pemilihan kepala sekolah berdasarkan keputusan pihak yayasan. Guru
yang sekarang mengajar dahulu kalanya adalah guru yang menjadi kepala
sekolah. Fenomena ini membuat kepala sekolah saat ini mempunyai rasa
sungkan dan sangat berhati-hati ketika melakukan komunikasi dengan
guru senior yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah.
Penulis memandang komunikasi interpersonal sebagai hal yang
menarik untuk ditelusuri lebih lanjut lagi. Pelaksanaan komunikasi
interpersonal kepala sekolah diharapkan menjadi sebuah hal yang dapat
memicu motivasi kerja guru sehingga dapat menjalankan tugas dan
fungsinya dengan lebih baik lagi.
6
Berdasarkan pertimbangan di atas penulis menyadari bahwa
pentingnya implementasi komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam
tugasnnya
sebagai
manajer sekolah untuk
terus
memaksimalkan
komunikasi interpersonalnya yang nantinya akan berdampak langsung
kepada pembinaan motivasi kerja guru. Dari uraian di atas penulis akan
memfokuskan atau menitikberatkan penelitiannya dalam sebuah penelitian
yang berjudul “Implementasi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
dalam Membina Motivasi Kerja Guru di SMK Al-Hidayah Ciputat”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka dapat di
identifikasi masalah-masalah penelitian sebagai berikut:
1. Terbatasnya wawasan kepala sekolah terhadap komunikasi
interpersonal
2. Belum
maksimalnya
pelaksanaan
fungsi
komunikasi
melaksanakan
komunikasi
pelaksanaan
komunikasi
interpersonal kepala sekolah
3. Terbatasnya
waktu
untuk
interpersonal dengan guru
4. Adanya
kesenjangan
dalam
interpersonal
5. Belum terciptanya konsep pembinaan motivasi kerja guru
secara sadar dan terencana
6. Kurang maksimalnya pembinaan motivasi kerja guru melalui
komunikasi interpersonal kepala sekolah
7
C. Pembatasan Masalah
Memperhatikan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian
ini difokuskan pada masalah “Implementasi Komunikasi Interpersonal
Kepala Sekolah dalam Membina Motivasi Kerja Guru di SMK Al-Hidayah
Ciputat”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Melihat sejauhmana pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala
sekolah di SMK Al-Hidayah Ciputat ?
2. Melihat sejauhmana pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala
sekolah dalam membina motivasi kerja guru di SMK Al-Hidayah
Ciputat ?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini adalah
bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang
terjadi mengenai “Implementasi Komunikasi Interpersonal Kepala
Sekolah dalam Membina Motivasi Kerja Guru di SMK Al-Hidayah
Ciputat”.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi civitas akademika di SMK Al-Hidayah Ciputat, khususnya
kepala sekolah, sebagai bahan masukan dan referensi untuk
memaksimalkan
dan
meningkatkan
pelaksanaan
komunikasi
interpersonal dengan guru sehingga dapat membina motivasi kerja
guru.
2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan wawasan atau contoh
pelaksanaan komunkasi interpersonal yang baik dan tepat guna dalam
membina motivasi kerja guru.
8
3. Bagi pembaca, menjadi bahan bacaan serta acuan yang positif dalam
memaksimalkan dan meningkatkan komunikasi interpersonal dalam
membina motivasi kerja guru, lebih lanjut lagi sebagai studi
pembanding dengan implementasi komunikasi interpersonal di
lembaga lainnya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
1. Pengetian Kepala Sekolah
Dalam organisasi pendidikan khususnya di sekolah, kepala
sekolah merupakan pucuk pimpinan tertinggi dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan kepentingan organisasi. Kepala
sekolah sebagai manajer tertinggi dalam sekolah bertanggung jawab
atas pencapaian dan kemajuan visi dan misi sekolah yang telah di
tetapkan bersama. Dalam hal ini kepala sekolah mempunyai peran dan
fungsi yang sangat strategis dalam sekolah tanpa mengabaikan semua
unsur atau semua stekholder yang terlibat di dalam sekolah seperti
pendidik, tenaga pendidik, siswa dan orang tua siswa.
Menurut Rohiat “Kepala sekolah mempunyai posisi puncak yang
memegang kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan, kondisi tersebut menunjukan bahwa kepala sekolah
sebagai pemegang jasa suatu bidang jasa profesional yang sangat
khusus.”5
Dalam besarnya tugas dan fungsi kepala sekolah, patut kita
ketahui pengertian dari kepala sekolah menurut para ahli.
“kepala sekolah sendiri merupakan tugas tambahan bagi guru,
dan ini sudah berlangsung cukup lama. Oleh karena kepala
sekolah dan pengawas sekolah berasal dari guru, makin kuat
kehendak untuk mangakui kepemimpinan guru atau guru
sebagai pemimpin yang merupakan dari kaderisasi guru untuk
promosi”.6
Sedangkan menurut Wahjosumidjo “kepala sekolah
merupakan seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar
5
Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2008) Cet ke- 1, h.33
Fatimah, Djailani, Khairudin,”Komunikasi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada
SMA Negeri Geumpang Kabupaten Pidie”, Jurnal Administrasi Pendidikan Pasca Sarjana
Universitas Syiah Kuala, Volume 3, No.4, November 2015, hal.2
6
9
10
mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang
memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.”7
Dalam kaitannya kepala sekolah sebagai tugas tambahan dari
seorang guru, kepala sekolah juga harus mempunyai wawasan yang
luas, kreatif dan inovatif karna sebagai pimpinan tertinggi di dalam
sekolah kepala sekolah harus mampu memberikan perubahan yang
positif di dalam sekolah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, kepala sekolah
merupakan sebuah posisi struktural dalam sekolah. Kepala sekolah
pada dasarnya adalah seorang guru yang diberikan tugas tambahan
sehingga mempunyai tanggung jawab dan kewajiban yang lebih besar
di dalam sekolah.
Dalam hal ini kepala sekolah diberikan tugas dan tanggung
jawab untuk menjalankan fungsi manajerial sehingga visi dan misi
yang telah di tetapkan bersama dapat dicapai dengan maksimal
dengan memperhatikan unsur efektif dan efesien. Akan tetapi tidak
semua guru dapat menjadi seorang kepala sekolah, dalam kaitannya
dengan syarat dan ketentuan menjadi kepala sekolah telah diatur
dalam Undang-undang. Hanya guru yang mempunyai kompetensi
tertentu lah yang dapat diberikan dan diangkat menjadi kepala
sekolah.
“Kepala sekolah yang profesional dalam paradigma
baru manajemen pendidikan akan memberikan dampak
positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam
pemberuan sistem pendidikan di sekolah. Dampak tersebut
antara lain terhadap efektifitas pendidikan, kepemimpinan
sekolah yang kuat, pengelolaan tenaga kependidikan yang
efektif, budaya mutu, teamwork yang kompak, cerdas dan
dinamis, kemandirian, partisipasi warga sekolah dan
masyarakat, keterbukaan (transparansi), kemauan untuk
berubah (psikologis dan fisik), evaluasi dan perbaikan
7
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: PT. Raja Grafindo,2007), h.83
11
berkelanjutan, respinsif dan antisipatif terhadap kebutuhan,
akuntabilitas, dan sustainabilitas.”8
2. Peran dan Fungsi Kepala Sekolah
Sebagai tugas tambahan dari guru, seorang kepala sekolah
mempunyai cukup banyak peran dan fungsi dalam menjalankan
tugas nya. Oleh karena itu tidak semua guru dapat diberi tugas
tambahan sebagai kepala sekolah seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya. Seorang kepala sekolah harus mempunyai kompetensi
tertentu dalam kaitanya menjalan peran dan fungsinya sebagai
manajer dalam sekolah.
Dalam proses mencapai visi dan misi pendidikan, peran dan
kemampuan kepala sekolah sangat menunjang keberhasilan kegiatan
pendidikan di sekolah. Bahkan seorang guru yang sudah mempunyai
pengalaman yang banyak di sekolah belum tentu dapat menjadi
kepala sekolah yang profesional.
Kompetensi kepala sekolah sebagaimana tertulis dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2007, tentang Standar Kepala sekolah/Madrasah adalah
sebagai berikut : Kepribadian, Manajerial, Kewirausahan, Supervisi,
dan sosial.9
Kepala sekolah juga harus mempunyai kompetensi yang
unggul dan profesional serta kemampuan mengambil keputusan yang
efektif dan efisien. Selain itu kepala sekolah juga dituntut matang
dalam planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
actuating (pelaksanaan), controling (pengawasan), dan evaluating
(pengevaluasian).
Selain dari dasar-dasar manajemen yang harus dikuasi oleh
kepala sekolah, menurut E. Mulyasa “dalam paradigma baru
manajemen pendidikan kepala sekolah sedikitnya harus mampu
8
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya,2007) cet ke-7,
h.89
9
Undang-undang No.13 Th.2007 tentang Standar Kepala sekolah/Madrasah
12
berfungsi sebagai edukator, manager, administrator, supervisor,
leader, inovator, motivator (EMASLIM).”10 Dikatakan lagi munurut
E. Mulyasa “perspektif kedepan mengisyaratkan bahwa kepala
sekolah juga harus mampu beperan sebagai figur dan mediator, bagi
perkembangan masyarakat dan lingkungannya.”11
3. Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah “komunikasi” merupakan terjemahan dari bahasa
Inggris Communication yang dikembangkan di Amerika Serikat dan
komunikasipun berasal dari unsur persurat kabaran, yakni journalism.
Adapun definisi komunikasi dapat dilihat dari dua sudut, yaitu: dari
sudut bahasa (etimologi) dan dari sudut istilah (terminologi).12
Menurut Roudhonah, Komunikasi menurut bahasa atau etimologi
dalam “Ensiklopedi Umum” diartikan dengan “perhubungan”,
sedangkan yang terdapat dalam buku komunikasi berasal dari
perkataan latin, yaitu:
a. Communicare, yang berarti berpartisipasi ataupun memberi
tahukan
b. Communis, yang berarti milik bersama atapun berlaku
dimana mana
c. Communis opinion, yang berarti pendapat umum atau
pendapat mayoritas
d. Communico, yang berari membuat sama
e. Demikian juga Communication berasal dari kata latin
communicatio yang juga bersumber dari kata Communis yang
berarti sama. Sama disini maksudnya sama makna.13
Menurut Poppy Ruliana “Komunikasi adalah salah satu aktifitas
manusia dan suatu topik yang amat sering diperbincangkan sehingga
kata komunikasi itu sendiri memiliki banyak arti beragam”.14
Sedangkan menurut Louis Forsdale yang dikutip oleh Arni
10
Ibid., h.98.
Ibid.
12
Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: Jakarta Pers, 2007) h.21
13
Ibid
14
Poppy Ruliana,komunikasi Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) cet ke-1 h.1
11
13
Muhammad dalam buku Komunikasi Organisasi “communication is
the process by wich a system is established, maintained, and altered
by means of shared signals that operate according to rules”.15
Dalam perspektif lain Onong Uchjana Effendy menjelaskan
bahwa
“proses
komunikasi
pada
penyampaian
pikiran
atau
(komunikator)
kepada
orang lain
hakikatnya
perasaan
oleh
adalah
orang
(komunikan).
proses
seseorang
Pikiran
bisa
merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari
benaknya”16
Dalam kaitannya dengan komunikasi, manusia sebagai makhluk
sosial tidak dapat lepas dari komunikasi sebagai bagian dari bentuk
interaksi sosial dalam kehidupan manusia sehari-hari. Kebutuhan akan
informasi juga membuat adanya dorongan manusia untuk melakukan
komunikasi, adanya kebutuhan akan informasi juga menunjang proses
interaksi antar sesama manusia sebagai makhluk sosial.
Selanjutnya di dalam informasi terdapat pesan yang didapat atau
di sampaikan oleh pemberi pesan (komunikator) kepada penerima
pesan (komunikan). Dari informasi atau pesan yang didapat akan
diolah menjadi sebuah makna, kesamaan makna antara komunikator
dan komunikan sangat mempengaruhi keberhasilan atau keefektifan
dari komunikasi itu sendiri.
Dari
beberapa
definisi
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
komunikasi merupakan sebuah aktiftas dasar manusia sebagai
makhluk sosial sebagai bentuk interaksi yang didalamnya terdapat
proses pembentukan, penyampaian, pengolahan dan umpan balik
informasi atau pesan yang dapat berupa gagasan, opini, berita, dan
hal-hal yang lain yang ada di dalam pikiran manusia dari makna atau
kesamaan makna yang di dapat.
15
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hal.2
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2003) h.11
16
14
4. Pengertian Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
Bedasarkan jumlah interaksi yang terjadi dalam komunikasi,
komunikasi tersebut dapat dibedakan atas 3 kategori yaitu komunikasi
interpersonal, komunikasi kelompok kecil, dan komunikasi publik.17
Akan tetapi pada kali ini akan difokuskan kepada komunikasi
interpersonal.
Menurut Arni Muhammad, “komunikasi interpersonal adalah
proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang
seseorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat
langsung diketahui balikannya”.18
Menurut
Roudhonah,
”komunikasi
antarpribadi
adalah
komunikasi yang berlangsung antara dua orang, di mana terjadi
kontak langsung dalam bentuk percakapan”.19
Komunikasi yang
terjadi antara dua orang ini bisa berupa bentuk komunikasi langsung
secara bertatap muka atau face to face atau juga dapat melalui sebuah
sarana komunikasi yaitu melalui media telepon, email, dan lain-lain.
Sedangkan menurut Devito yang dikutip oleh Roudhonah,
“komunikasi antarpribadi adalah pengiriman pesan-pesan dari
seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok kecil orang
dengan efek dan umpan balik yang langsung”.20
Selanjutnya
komunikasi
interpersonal
lebih
menunjukan
bagaimana gaya komunikasi interpersonal dilakukan sebagaimana
dikatakan Kreitner dan Kinicki, yaitu:
a. Assertiveness, komunikasi yang di lakukan secara tegas,
akan tetapi tidak memaksa. Dalam kata lain orang lain bisa
turut serta mempengaruhi hasil dari komunikasi.
17
Arni Muhammad, Op. Cit., h.158
Ibid, h.159
19
Roudhonah, Op. Cit., h.106
20
Ibid, h.107
18
15
b. Aggresiveness, komunikasi yang dilakukan secara cepat dan
menyerang, hal ini ditujukan untuk mengambil keutungan
dari orang lain.
c. Nonassertiveness, komunikasi yang tidak tegas, yang
ditujukan untuk memberikan kesempatan orang lain untuk
mengambil keuntungan dari kita.21
Menurut Agus M. Hardjana, “komunikasi interpersonal adalah
interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang di mana pengirim
dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan
dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula”.22
Setelah melihat beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan
pokok bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
dilakukan sedikitnya oleh dua orang atau lebih yang dilakukan secara
langsung baik secara tatap muka atau melalui media komunikasi
dalam proses penyampaian pesan atau informasi yang dapat langsung
dirasakan umpan baliknya oleh komunikator atau komunikan.
5. Kebutuhan Komunikasi Interpersonal dalam Organisasi
Kualitas komunikasi interpersonal dalam organisasi adalah sangat
penting. Orang dengan keterampilan komunikasi yang baik membantu
kelompok
membuat
lebih
banyak
keputusan
inovatif
dan
dipromosikan lebih sering daripada individu dengan kemampuan
kurang berkembang.23
Mengenai hubungan organisasi dengan komunikasi, william V.
Hanney dalam
bukunya,
Communication
and
Organizational
Behavior, menyatakan bahwa “organization consists of a number of
21
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) cet ke-2, h.247
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, (Yogyakarta: Knisius, 2003),
h.85
23
Wibowo. Loc. Cit.
22
16
people, it involves interdependence, interdependence alls for
coordination and coordination requires communication”.24
Organisasi ditinjau dari segi dinamikanya dapat diartikan sebagai
proses kerjasama yang serasi, sistematis diantara orang-orang di
dalam suatu ikatan formal dan hirarkhis dan bertindak sasuai
ketentuan yang disepakati untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
secara efisien dan efektif.25
Menurut William C. Schutz yang dikutip oleh Arni Muhammad
dalam buku Komunikasi Organisasi setiap individu mempunyai
kebutuhan interpersonal atau kebutuhan sosial yang dipenuhinya
melalui komunikasi interpersonal, selanjutnya ada tiga macam
kebutuhan dasar, yaitu:
a. Kasih sayang
Kebutuhan akan kasih sayang adalah kebutuhan untuk
mempertimbangkan apakah diri kita disukai atau disayangi oleh
orang lain. Misalnya dalam organisasi atau dalam pekerjaan
kelihatan bahwa seseorang disukai oleh setiap orang. Orang yang
telah memenuhi kebutuhan ini menurut Schuzt dinamai personal.
Di samping itu juga kelihatan biasa saja bila seseorang tidak
sanggup memenuhi kebutuhan ini, dan orang yang demikian
dinamakan Schutz kurang personal atau terlalu personal.
b. Diikutsertakan
Kebutuhan merasa berarti dan diperhitungkan adalah
merupakan kebutuhan interpersonal diikutsertakan. Menurut
Schutz orang-orang yang tidak berhasil memenuhi kebutuhan ini
dinamakan kurang sosial atau terlalu sosial. Lawan dari orang
yang kurang sosial adalah individu yang terlampau sosial yang
tidak dapat di stop dari keterlibatan berkomunikasi dengan orang
lain. Individu yang telah memuaskan kebutuhan mereka dalam
24
25
Onong Uchjana Effendy, Op. Cit., h.116
Wahyudi, Op. Cit., h.1
17
penghargaan ini dinamakan orang yang sosial. Orang ini sanggup
menangani situasi dengan atau tanpa orang lain.
c. Kontrol
Kebutuhan yang ketiga adalah kontrol. Kontrol adalah
kebutuhan yang timbul karena rasa tanggung jawab dan
kepemimpinan. Hampir semua kita mempunyai beberapa
kebutuhan mengontrol orang lain dan cara menyatakannya
berbeda-beda. Ada tiga tipe yang berbeda. Beberapa orang yang
kepribadiannya yang sangat patuh pada orang lain dan karena itu
dinamakan abdikrat. Mereka ini tidak percaya diri atau sedikit
percaya pada diri mereka dan sering menganggap diri mereka
tidak sanggup mengerjakan sesuatu, selanjutnya orang yang tidak
pernah merasa cukup mengontrol dinamakan autokrat. Individuindividu ini selalu mencoba mendominasi orang lain. Mereka
mempunyai
kebutuhan
yang
kuat
akan
kekuasaan
bila
sebelumnya mereka tidak diberikan posisi yang mengontrol atau
kekuasaan dalam organisasi. Sedangkan demokrat adalah individu
yang kebutuhan kontrolnya terpuaskan. Orang-orang ini merasa
senang apakah mereka mempunyai posisi kepemimpinan atau
kurang dari itu.26
6. Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi merupakan hal yang sangat mendasar dan sangat
penting dalam kehidupan manusia, dalam setiap proses komunikasi
manusia pasti memiliki tujuan dan pesan yang ingin disampaikan.
Tujuan dapat berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain,
tentunya tujuan ini dapat tersampaikan apabila proses komunikasi
interpersonal antara dua orang atau lebih berjalan lancar sehingga
umpan baik yang di terima juga akan baik.
Menurut Arni Muhammad dalam buku Komunikasi Organisasi
tujuan komunikasi interpersonal tidak perlu disadari pada saat
26
Arni muhamad, Op. Cit., h.161-165
18
terjadinya pertemuan dan juga tidak perlu dinyatakan. Tujuan itu
sendiri boleh disadari dan boleh tidak disadari dan boleh disengaja atau
tidak disengaja. Diantara tujuan-tujuan itu adalah sebagai berikut:
a. Menemukan Diri Sendiri
Salah
satu
tujuan
komunikasi
interpersonal
ialah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam
pertemuan interpersonal dengan orang lain maka kita belajar
banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi
interpersonal juga memberikan kesempatan kepada kita untuk
berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita.
Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita
memberikan sumber balikan yang sangat luar biasa pada
perasaan, pikiran, serta tingkah laku kita.
b. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal yang dapat menjadikan
kita memahami lebih banyak tentang diri kita serta orang lain
yang berkomunikasi dengan kita. Meskipun banyak jumlah
informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu
seringkali di diskusikan dan akhirnya di pelajari atau di dalami
melalui interaksi interpersonal. Kenyataan, Kepercayaan, sikap
dan nila-nilai kita barang kali dipengaruhi lebih banyak oleh
pertemuan interpersonal daripada oleh media atau pendidikan
formal.
c. Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti
Salah
satu
keinginan
orang
yang
paling
besar
merupakan bentuk serta memelihara hubungan dengan orang lain.
Banyak
dari
waktu
kita
pergunakan
dalam
komuikasi
interpersonal diabdikan untuk membentuk dan menjaga hubungan
sosial dengan orang lain.
19
d. Berubah Sikap dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita dapat dipergunakan untuk mengubah
sikap
serta tingkah
laku
orang
lain
dengan
pertemuan
interpersonal. Selain itu, kita juga banyak menggunakan waktu
untuk terlibat dalam posisi interpersonal. Ada sebuah studi
mengenai keefektifan media massa, bertentangan dengan situasi
interpersonal dalam mengubah tingkah laku tertentu. Kita lebih
sering membujuk melalui komunkasi interpersonal daripada
komunikasi media massa.
e. Untuk Bermain dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan
utama ialah dalam mencari kesenangan. Berbicara dengan teman
mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pekan, menceritakan
cerita hal yang lucu. Walaupun kelihatannya kegiatan itu tidak
berarti, tetapi mempunyai tujuan yang sangat penting. Dengan
melakukan
komunikasi
interpersonal
semacam
itu
dapat
memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang
memerlukan ketenangan dari semua keseriusan di lingkungan
kita.
f. Untuk Membantu
Keberhasilan memberikan bantuan tergantung kepada
pengetahuan dan keterampilan komunikasi interpersonal. Kita
juga telah melihat tujuan-tujuan komunikasi interpersonal ini dari
dua perspektif yang lain. Yang pertama tujuan ini boleh dilihat
sebagai faktor yang memotivasi atau alasan mengapa kita terlibat
dalam komunikasi interpersonal. Kedua, tujuan ini boleh
dipandang sebagai hasil atau efek umum dari komunikasi
interpersonal yang berasal dari pertemuan interpersonal.27
Berdasarkan hal itu kita dapat mengatakan bahwa tujuan
komunikasi interpersonal adalah untuk mendapatkan pengetahuan
27
Ibid, h.165-168
20
tantang diri, membentuk hubungan yang lebih berarti dan memperoleh
tambahan pengetahuan dunia luar. Seharusnya tentu saja sudah jelas
bahwa komunikasi interpersonal biasanya dimotivasi oleh kombinasi
bermacam-macam faktor dan tidaklah mempunyai satu efek. Tetapi
kombinasi berbagai efek atau hasil. Misalnya diberikan suatu interaksi
interpersonal, diberikan beberapa tujuan, dimotivasi oleh berbagai
faktor yang unik dan menghasilkan kombinasi faktor-faktor atau efek
yang unik.
Selanjutnya menurut Roudhonah dalam buku ilmu komunikasi,
tujuan komunikasi intepersonal terbagi menjadi lima, yaitu:
a. Mengenal diri sendiri dan orang lain
Maksutnya dengan membicarakan diri kita sendiri pada
orang lain, maka kita akan mendapatkan perspektif baru tentang
diri kita sendiri dan memahami lebih dalam tantang sikap dan
perilaku kita. Dan dengan komunikasi antar pribadi pula kita
dapat belajar tentang bagaimana dan sejauhmana kita harus
membuka diri pada orang lain. Dan dengan komunikasi antar
pribadi kita juga akan mengetahui nilai, sikap, dan perilaku orang
lain. Kita dapat menanggapi dan memprediksi tindakan orang
lain.
b. Mengetahui dunia luar
Maksudnya
dengan
komunikasi
antar
pribadi,
memungkinkan kita untuk memhami lingkungan kita secara baik.
c. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna
Sebagai makhluk sosial, manusia ingin menciptakan dan
memelihara hubungan dekat dengan orang lain.
d. Mengubah sikap dan perilaku
Maksudnya, dalam komunikasi antar pribadi sering kita
berupaya mengubah sikap dan perilaku orang lain. Kita ingin
seseorang memilih cara tertentu, mencoba makanan baru,
mendengarkan musik tertentu, membaca buku dan lain-lain.
21
e. Bermain dan mencari hiburan
Kadang hal bermain dan mendapat hiburan ini dianggap
tidak penting, tetapi sebenarnya komunikasi yang demikian perlu
dilakukan, karena dapat memberi suasana baru yang terlepas dari
keseriusan, ketegangan dan lain-lain.28
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan tujuan-tujuan
komunikasi interpersonal atau antar pribadi bahwa komunikasi
interpersonal bertujuan untuk lebih memahami sifat, karakter, dan
perilaku manusia sebagai pihak yang berkomunikasi, yang pada
muaranya akan dapat memberikan dampak kesenangan, memelihara
hubungan, memotivasi, memahami lingkungan dan bahkan merubah
perilaku seseorang.
Sehingga dalam kehidupan sehari-hari atau dalam organisasi
pengetahuan tentang komunikasi interpersonal dapat membuat
sesorang akan lebih peka dan dekat dengan orang yang ada di
sekelilingnya. Hal ini diharapkan mampu memberikan dampak yang
positif.
7. Karakteristik Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi secara
dua arah dan dapat diketahui langsung balikannya. Menurut Arni
Muhammad komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
bersifat transaksi. Selanjutnya ada enam aksioma yang bersifat
transaksi dari komunikasi interpersonal. Aksioma ini menjadi prinsip
umum dari komunkasi interpersonal. Masing-masing aksioma
tersebut, yaitu :
a.
b.
c.
d.
28
Komunikasi tidak dapat dielakan
Komunikasi tidak dapat dibalikan
Komunikasi mempunyai isi dan dimensi hubungan
Komunikasi meliputi proses penyesuaian
Roudhonah, Op. Cit., h.117
22
e. Hubungan ditentukan oleh pemberian tanda
f. Interaksi mungkin dipandang sebagai sesuatu yang simetris29
Komunikasi interpersonal merupakan sesuatu yang tidak dapat
dielakan, karena secara sadar dan tidak sadar, kita secara alamiah akan
berkomunikasi lewat verbal ataupun non verbal. Lebih lanjut lagi
adalah komunikasi interpersonal merupakan proses yang tidak dapat
dibalikan, sebagai contoh air yang sudah menjadi es atau es yang
sudah menjadi air contoh tersebut merupakan proses yang dapat
dibalikan, akan tetapi berbeda dengan komunikasi interpersonal
sesuatu yang sudah di ucapkan sudah menjadi sebuah ucapan dan
tidak dapat ditarik kembali.
Karakteristik atau ciri-ciri komunikasi antar pribadi ini
sebenarnya dapat diketahui dari pengertiannya diatas, yaitu antara
lain:
a. Sifatnya yang dua arah/timbal balik ( Two way traffic
communication)
b. Feed back nya langsung tidak tertunda
c. Komunikator dan komunikan dapat bergantian fungsi
d. Bisa dilakukan secara spontanitas
e. Tidak bersturktur
f. Komunikasi ini lebih banyak terjadi antar dua orang30
Lebih lanjut lagi, dalam buku Roudhonah menurut Judy C.
Person yang telah dikutip Djuarsa Sendjaja menyebutkan enam
karakteristik komunikasi antar pribadi, yaitu:
a. Komunikasi antar pribadi dimulai dengan diri pribadi (self)
b. Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional
c. Komunikasi antar pribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan
hubungan pribadi
d. Komunikasi antar pribadi mensyaratkan adanya kedekatan
fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi
e. Komunikasi antar pribadi melibatkan pihak-pihak yang saling
tergantung satu dengan lainnya (Interdependent) dalam proses
komunikasi
f. Komunikasi antar pribadi tidak dapat diubah maupun diulang31
29
Arni Muhammad, Op. Cit., h.168-172
Roudhonah, Op. Cit., h113
31
Ibid, h.114
30
23
Sedangkan menurut Agus M. Hardjana komunikasi interpersonal
merupakan kegiatan yang dinamis. Dengan tetap memperhatikan
kedinamisannya, komunikasi interpersonal mempunyai ciri-ciri yang
tetap sebagai berikut:
a. Komunikasi Interpersonal adalah Verbal dan Nonverbal
Komunikasi Interpersonal adalah verbal atau nonverbal.
Dalam komunikasi itu, seperti komunikasi pada umumnya,
selalu mencakup dua unsur pokok yaitu isi pesan dan
bagaimana isi itu dikatan dan dilakukan, baik secara verbal
maupun nonverbal. Komunikasi Interpersonal Mencakup
Perilaku Tertentu
Ada tiga perilaku dalam komunikasi interpersonal:
a) Perilaku
spontan
(spontaneus
behaviour)
adalah
perilaku yang dilakukan karena desakan emosi dan
tanpa sensor serta revisi secara kognitif. Artinya,
perilaku itu bisa terjadi begitu saja.
b) Perilaku menurut kebiasaan (script behaviour) adalah
perilaku yang kita pelajari dari kebiasaan kita. Perilaku
itu khas, dilakukan pada saat tertentu dan dimengerti
orang.
c) Perilaku sadar (contrived behaviour) adalah perilaku
yang dipilih karena dianggap sesuai dengan situasi
yang ada.
b. Komuikasi Interpersonal adalah Komunikasi yang Berproses
Pengembangan
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang
berproses pengembangan (developmental process) komunikasi
interpersonal berbeda beda tergantung dari tingkat hubungan
24
pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi, pesan yang
dikomunikasikan dan cara pesan dikomunikasikan.
c. Komunikasi Mengandung Umpan Balik, interaksi, dan
Koherensi
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi tatap
muka. Karena itu, kemungkinan umpan balik (feedback) besar
sekali. Dengan demikian, diantara pengirim dan penerima
pesan terjadi interaksi (interaction) yag satu mempengaruhi
yang lain, dan kedua-duanya saling mempengaruhi dan
memberi serta menerima dampak. Pengaruh itu terjadi pada
dataran kognitif (pengetahuan), efektif (perasaan), dan
behavioral (perilaku).
d. Komunikasi
Interpersonal
Berjalan
Menurut
Peraturan
Tertentu
Agar berjalan baik, maka komunikasi interpersonal
hendaknya mengikuti peraturan (rules) tertentu. Peraturan itu
ada yang intrinsik dan ada yang ekstrinsik. Peraturan intrinsik
adalah peraturan yang dikembangkan masyarakat untuk
mengatur cara orang harus berkomunkasi satu sama lain.
Peraturan ini menjadi patokan perilaku dalam komunikasi
interpersonal. Peraturan ekstrinsik adalah peraturan yang
ditetapkan oleh situasi atau masyarakat.
e. Komunikasi Interpersonal adalah Kegiatan Aktif
Komuniksi interpersonal merupakan kegiatan yang aktif,
bukan
pasif.
Komunikasi
interpersonal
bukan
hanya
komunikasi dari pengirim kepada penerima pesan atau
sebaliknya,
melainkan
komunikasi
timbal balik
antara
pengirim dan penerima pesan.
f. Komunikasi interpersonal saling mengubah
Komunikasi interpersonal juga berperan untuk saling
mengubah dan mengembangkan. Melalui interaksi dalam
25
komunkasi, pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi dapat
saling memberi inspirasi, semangat dan dorongan untuk
mengubah pemikiran, perasaan, dan sikap yang sesuai dengan
topik yang dibahas bersama.32
B. Motivasi Kerja guru
Pendidikan dalam kehidupan manusia sejak lalu hingga saat ini
merupakan sebuah kebutuhan yang sangat penting. Kebutuhan akan
pendidikan sudah tidak dapat kita pingkiri lagi, mengingat manusia adalah
makhluk yang selalu berkembang dan beradaptasi. Salah satu cara manusia
beradaptasi adalah dengan cara belajar. Belajar di sini dimaksudkan
kepada belajar di dalam lembaga pendidikan.
Di dalam lembaga pendidikan yang selanjutnya disebut dengan
sekolah, di dalam sekolah terdiri dari begitu banyak unsur atau pihak yang
terlibat. Pihak yang terlibat dalam sekolah seperti kita ketahui yaitu terdiri
dari kepala sekolah, pendidik atau guru, tenaga kependidikan atau
karyawan, siswa dan warga sekolah.
Guru di dalam sekolah menempati salah satu posisi yang sentral,
posisi yang sentral ini membuat guru sangat dihormati di dalam sekolah.
Seperti yang sudah dikatakan di atas, guru adalah sebagai pendidik. Di
dalam sekolah guru di posisikan sebagai seseorang yang harus mampu
mendidik siswa sesuai tujuan pendidikan. Lalu Apa yang dimaksud dengan
guru ?.
Di era modern kini guru merupakan sebuah profesi yang sangat
mulai dilirik oleh banyak orang, fenomena ini muncul karena profesi
keguruan tidak lagi dipandang sebagai profesi yang sebelah mata. Terlebih
lagi sistem kompensasi yang sudah sangat meningkat dibandingkan era-era
sebelumnya. Peningkatan upah guru menjadi salah satu daya tarik, akan
tetapi pada era ini untuk menjadi seorang guru tidaklah mudah. Banyak hal
32
Agus M. Hardjana, Op. Cit., h. 86-90
26
yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang guru yang profesional bukan
hanya orang yang dapat berbicara di dalam kelas.
Peningkatan kualitas ini dimaksudkan pula untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia harus
berkembang ke arah yang lebih maju dan lebih baik lagi guna menciptakan
generasi bangsa yang berkualitas. Guru pada era ini bukan hanya sebagai
pengajar yang menyampaikan ilmu pengetahuan (Transfer of Knowledge),
akan tetapi guru adalah sebagai pendidik yang selain menyampaikan ilmu
pengetahuan juga menyampaikan nilai-nilai (Transfer of Value).
“Guru merupakan pendidik dalam proses belajar mengajar di
sekolah, tugas utamanya adalah mendidik dan mengajar siswa agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.”33 Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang pekerjaannya
(mata pencahariannya, profesinya) mengajar34. Lebih lanjut lagi menurut
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, tenaga pengajar adalah
tenaga pendidik yang khusus dengan tugas mengajar, yang pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pada jenjang pendidikan
tinggi disebut dosen (pasal 27 ayat 3 Nomor 2/1989).35
Menurut Ali Mudlofir Guru merupakan pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan
formal.36
Sedangkan dalam Undang-undang No.14 pasal 20 Tahun 2005 yang
dikutip oleh Jejen Musfah dikatakan bahwa dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan
33
Fatimah, Djailani, Khairudin, Op., Cit, H.11
Syafrudin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum,( Jakarta : Ciputat Pers,2002) h.8
35
Ibid
36
Ali Mudlofir, Pendidik Profesional : Konsep, Strategi, dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan di Indonesia,( Jakarta : Rajawali Pers,2012) h.119-120
34
27
kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.37
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa guru
adalah sebuah profesi yang memerlukan sebuah keterampilan khusus
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dan
tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan
formal. Guru memiliki peran untuk mengajar dan mendidik siswa kepada
tujuan pendidikan yang telah di tetapkan. Akan tetapi lebih dalam lagi
guru memiliki peran dan fungsi yang lebih spesifik.
1. Tugas dan Fungsi Guru
Sebagai seorang guru, tentunya tidaklah mudah. Guru dituntut
menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik sebagai seorang
pendidik. Lalu apa saja yang menjadi tugas dan fungsi seorang guru
dalam mendidik. Menurut Mulyasa guru dalam mendidik murid
bertugas sebagai berikut :
a) Menyerahkan
kebudayaan
kepada
anak
didik
berupa
kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.
b) Membentuk kepribadian anak yanng harmonis sesuai cita-cita
dasar pancasila
c) Sebagai perantara atau fasilitator dalam belajar
d) Guru sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke
arah kedewasaan, tetapi pendidik tidak maha kuasa, tidak
dapat membentuk anak sesuai kehendaknya.
e) Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat
f) Guru sebagai manajer
g) Guru sebagai administrator38
37
Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan : Teori, Kebijakan, dan Praktik, (Jakarta : Prenadamedia
Group, 2015) h.172
38
H.M Yunus Abu Bakar,Syarifan Nurfan, Evi Fatimur dkk, Profesi Keguruan, (Surabaya :
AprintA,2009), h.2-7
28
Lebih lanjut lagi mengenai tugas dan funngsi guru,
menurut Djamaroh guru berfungsi sebagai berikut :
a) Guru sebagai perencana kurikulum
b) Guru
adalah
perencana,
pelaksana,
dan
pengembang
kurikulum
c) Guru sebagai pemimpin
d) Guru sebagai pembimbing
e) Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak
f) Guru sebagai mentor39
Selanjutnya dalam pasal 40 ayat 2 UU Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa guru
sebagai pendidik dan tenaga kependidikan mememiliki kewajiban
sebagai berikut:
a) Menciptakan
suasana
pendidikan
yang
bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis
b) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan
mutu pendidikan
c) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan
yang diberikan
kepadanya40
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai tugas dan fungsi
guru di atas dapat disimpulkan bahwa guru sebagai pendidik dituntut
mampu menguasi berbagai macam kemampuan unuk menunjang
tugasnya sebagai pendidik. Guru sebagai pendidik harus dapat
menjadi
seorang
pemimpin,
administrator,
manajer,
mentor,
fasilitator, serta menjadi teladan bagi siswa sehingga dapat menjadi
contoh yang baik dalam kehidupan anak. Dalam hal ini demi
terbinanya generasi bangsa yang mempunyai moral dan sikap sopan
39
40
Ibid, h.2-8
Ibid
29
dan santun di masyarakat serta dapat menerapkan ilmunya dengan
baik dan benar.
2. Pengertian Motivasi kerja Guru
Sebagai makhluk hidup manusia membutuhkan motivasi, Akan
tetapi manusia terkadang tidak menyadari dan tidak mengerti apa
motivasi itu sendiri. Motivasi yang muncul lebih karena naluri
sesorang dalam merespon dan memproses hal yang terjadi.
Guru sebagai manusia juga membutuhkan sesuatu yang bersifat
stimulus atau dorongan, dalam hal ini dorongan tersebut adalah
motivasi. Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat
mendorong guru untuk dapat bekerja lebih baik lagi. Karena pada
dasarnya motivasi merupakan sebuah kebutuhan umum manusia
seperti yang sudah dijelaskan di atas. Guru akan senantiasa bekerja
dengan giat apabila dalam kesehariannya guru tersebut dalam keadaan
termotivasi sehingga dalam proses mendidik siswa di sekolah guru
dapat bekerja sesuai yang diharapkan.
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti
“dorongan atau daya penggerak”.41 Motivasi yang diartikan sebagai
penggerak dapat kita artikan lebih lanjut lagi menjadi sesuatu yang
menjadi alasan manusia untuk bergerak, tentunya bukan hanya pada
tahap menggerakan anggota badan secara sederhana tetapi diartikan
kepada menggerakan seluruh anggota badan, menggerakan pikiran
dan menggerakan seluruh fungsi yang ada pada manusia untuk
mencapai tujuan atau hal yang ingin dicapai oleh manusia itu sendiri.
Sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia Modern, karangan
Muhammad Ali, motif diartikan sebagai ; sebab-sebab yang menjadi
dorongan tindakan seseorang; dasar pemikiran dan pendapat; sesuatu
yang menjadi pokok. Dari pengertian motif tersebut dapat diturunkan
41
Malayu S.P Hasibuan, Organisasi dan Motivasi,( Jakarta: PT. Bumi Aksara,2010), Cet ke 7, hal.92
30
pengertian motivasi sebagai sesuatu yang pokok yang menjadi
dorongan sesorang untuk bekerja.42
“Dasar bagi segala motivasi adalah harapan, harapan adalah
syarat awal agar seseorang dapat termotivasi. Harapan adalah
penyebab bagi sesuatu yang dihasilkan dan bahan bakar yang
memberi tenaga kepada mesin. Tanpa harapan, tak seorang pun bisa
termotivasi”.43
“Motivasi merupakan proses psikologis yang membangkitkan
dan mengarahkan perilaku pada pencapaian tujuan atau goal-directed
behavior (Robert Kreitner dan Angelo Kinicki).”44
“Sementara itu, Jerald Greenberg dan Robert A. Baron
berpendapat bahwa motivasi merupakan serangkaian proses, yang
membangkitkan (arouse), mengarahkan (direct), dan menjaga
(maintain) perilaku manusia menuju pada pencapaian tujuan.”45
Dari beberapa pendapat atau teori yang ada di atas, dapat
disimpulkan bahwa motivasi kerja guru adalah sesuatu yang muncul
dari sebuah harapan yang membangkitkan dan mengarahkan kepada
sebuah perilaku yang menjadikan guru mempunyai kemauan dan
semangat untuk mendidik secara profesional,
sehingga tercapai
sebuah tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bersama.
3. Teori-Teori Motivasi
Motivasi merupakan kajian yang sangat menarik untuk dibahas,
terlebih sudah begitu banyak teori yang di kemukakan oleh banyak
ahli. Salah satu tokoh yang sangat terkenal dalam motivasi adalah
Abraham maslow dan Douglas Mc.Gregor. Akan tetapi terdapat pula
teori yang banyak digunakan.
42
Ishak harep & Hendri Tanjung, Manajemen Motivasi,(Jakarta; PT. Grasindo, 2003) hal.12
Ricahard Denny, Sukses Memotivasi Jurus Jitu Meningkatkan Motivasi (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama,2004) cet ke 2, hal.2
44
Wibowo, Manajemen Kinerja (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada) cet ke-4, hal.322
45
Ibid
43
31
Dalam buku Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam
Dikemukakan sebanyak 5 teori, yaitu :
a. Teori Hedonisme
Hedonisme adalah bahasa Yunani
yang berarti
kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan hedonisme adalah
suatu aliran dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan
hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan
yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini adalah adanya
anggapan bahwa semua orang cenderung menghindari hal-hal
yang yang menyulitkan dan lebih menyukai melakukan
perbuatan yang mendatangkan kesenangan.
b. Teori Naluri
Teori naluri ini merupakan bagian terpenting dari
pandangan mekanisme terhadap manusia. Naluri merupakan
suatu kekuatan biologis bawaan yang mempengaruhi anggota
tubuh untuk berlaku dengan cara tertentu dalam keadaan yang
tepat. Sehingga semua pemikiran dan perilaku manusia
merupakan hasil dari naluri yang diwariskan dan tidak ada
hubungannya dengan akal. Freud juga percaya bahwa dalam
diri manusia ada sesuatu yang tanpa disadari menentukan
setiap sikap dan perilaku manusia.
c. Teori Reaksi yang Dipelajari
Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan
di tempat dia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini
disebut juga teori lingkugan kebudayaan. Menurut teori ini,
apabila seorang pemimpin atau seorang pendidik memotivasi
anak buah atau anak didiknya, pemimpin atau pendidik itu
hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan
dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.
32
d. Adanya Teori Pendorong (Drive Theory)
Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri”
dengan “teori reaksi yang dipelajari”. Daya pendorong adalah
semacam naluri, tetapi hanya sesuatu dorongan kekuatan yang
luas terhadap suatu arah yang umum. Namun, cara-cara yang
digunakan berlain-lainan bagi tiap individu, menurut latar
belakang dan kebudayaan masing-masing.
e. Teori Kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan
oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi
kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.
Menurut Maslow, manusia mempunyai lima tingkat kebutuhan
yang bersifat primer dan vital, menyangkut fungsi-fungsi
biologis, seperti kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan,
kesehatan dan kebutuhan seks. 46
Gambar 2.1
Model hirarki dari A.H .Maslow seseorang tidak akan
mempengaruhi pada tingkat yang lebih tinggi jika kebutuhan pada
tingkat yang lebih rendah tidak terpenuhi.
46
Abdul Rahman Shaleh & Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif
Islam, (Jakarta: Perdana Media,2004) cet ke-1, hal.133-136
33
Sedangkan lebih lanjut lagi, di dalam
buku Organisasi dan
Motivasi karangan Malayu S.P Hasibuan dikatakan bahwa teori
motivasi dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu :
a. Teori Kepuasan (Content Theory)
Teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor
kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak
dan berperilaku dengan cara tertentu. Hal yang memotivasi
semangat bekerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan materil maupun non materil yang diperolehnya dari hasil
pekerjaannya. Jadi pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa
seseorang akan bertindak (bersemangat bekerja) untuk dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan (Inner Needs) dan kepuasannya,
Teori Kepuasan (content Theory) ini dikenal antatra lain
a) Teori Motivasi Klasik oleh F.W.Taylor
Teori Motivasi klasik (Teori kebutuhan tunggal) ini
dikemukakan oleh Frederick Winslow Taylor. Menurut teori ini
motivasi para pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan
dan kepuasan biologis saja.
b) Maslow’s Need Hierarchy Theory oleh A.H. Maslow
Maslow’s Need Hierarchy Theory atau A Theory of
Human Motivation, dikemukakan oleh A.H Maslow tahun 1943.
Teori ini merupakan kelanjutan dari “Human Science Theory”
Elton Mayo (1880-1949) yang menyatakan bahwa kebutuhan dan
kepuasan sesorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan
psikologis berupa materil dan non materil.
c) Herzberg’s Two Factors Theory oleh Frederick Herzberg
Herzberg Two Factors Motivation Theory atau teori
motivasi dua faktor atau teori motivasi kesehatan atau faktor
Higienis. Menurut teori ini motivasi yang ideal yang dapat
merangsang usaha adalah “peluang untuk mekaksanakan tugas
yang
lebih
membutuhkan
keahlian
dan
peluang
untuk
34
mengembangkan kemampuan.” Herzberg menyatakan bahwa
orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua
faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu : Maintenance Factors
dan Motivation Factors.
Tabel 2.2
Perbandingan Teori Motivasi Maslow dan Herzberg
Maslow’s Need Hierarchy
Self Actualization
Esteem or Status
Affiliation or Aceptence
Security or Safety
Herzberg Two Factor Theory
Chellanging work Achievment Growth in the
job Responsibillity
Advancement
Recognition
Status
Interpersonal Relations Company Pollicy and
Administration Quality of Supervision
Quality of supervision, working Conditions
job security
Physiological Needs
Salary
Personal life
Pada dasarnya kedua teori ini sama-sama bertujuan mendapatkan alat
dan cara yang terbaik dalam memotivasi semangat bekerja karyawan, agar
mereka itu mau bekerja giat untuk mencapai prestasi kerja yang optimal.
d) Teori Motivasi Human Relations
Teori ini merupakan hubungan seseorang dengan
lingkungannya. Teori ini menekankan peranan aktif pimpinan
organisasi dalam memelihara hubungan dan kontak-kontak
pribadi dengan bawahannya yang dapat membangkitkan gairah
kerja. Teori ini menganjurkan bila dalam memotivasi bawahan
memerlukan kata-kata, hendaknya kata-kata itu mengandung
kebijakan, sehingga dapat menimbulkan rasa dihargai dan
optimis.
35
b. Teori Proses (Process Theory)
Teori Motivasi Proses ini pada dasarnya berusaha untuk
menjawab pertanyaan “bagaimana menguatkan, mengarahkan,
memelihara, dan menghentikan perilaku individu”, agar setiap
individu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajer. Bila
diperhatikan secara mendalam, teori ini merupakan proses “sebab
dan akibat” bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan
diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, maka hasilnya akan
diperoleh baik untuk hari esok, jadi hasil hari ini merupakan
kegiatan hari kemarin. Teori proses ini, dikenal atas:
a) Teori Harapan (Expectancy Theory)
Teori harapan ini dikemukakan oleh Victor A. Vroom
yang
menyatakan
seseorang
untuk
bahwa
kekuatan
bekerja
giat
yang
dalam
memotivasi
mengerjakan
pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara
apa yang dia inginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu.
Teori harapan ini di dasarkan atas: Harapan (Expectancy),
Nilai (Valence), Pertautan (Instrumenttality).
b) Teori Keadilan (Equity Theory)
Keadilan
merupakan
daya
penggerak
yang
memotivasi semangat kerja seseorang, jadi atasan harus
bertindak adil terhadap semua bawahannya. Jika prinsip ini
diterapkan dengan baik oleh pimpinan maka semangat kerja
bawahan cenderung akan meningkat.
c) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori ini di dasarkan atas hubungan sebab dan akibat
dari
perilaku
dengan
pemberian
kompensasi.
Teori
pengukuhan ini terdiri dari dua jenis: Pengukuhan Positif
(Positive Reinforcemenet), yaitu bertambahnya frekuensi
perilaku, terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara
bersyarat. Pengukuhan Negatif (Negative Reinforcement)
36
yaitu bertambahnya frekuensi perilaku terjadi jika pengukuh
negatif dihilangkan secara bersyarat. Jadi prinsip pengukuhan
selalu berhubungan dengan bertambahnya frekuensi dan
tanggapan, apabila diikuti oleh suatu stimulus yang bersyarat.
c. Teori X dan Y dari Douglas Mc. Gregor
Teori ini di dasarkan bahwa manusia secara jelas dan
tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori X (Teori
Tradisional)
dan
manusia
penganut
teori
Y
(Teori
Demokrasik). Menurut teori X ini untuk memotivasi harus
dilakukan dengan cara yang ketat, dipaksa dan diarahkan
supaya mereka mau bekerja secra sungguh-sungguh. Jenis
motivasi yang diterapkan adalah cenderung pada motivasi
yang negatif yakni dengan menerapkan hukuman yang tegas.
Tipe kepemimpinan teori X adalah otoriter sedang gaya
kepemimpinannya berorientasi pada prestasi kerja. 47
Menurut teori Y ini untuk memotivasi karyawan
hendaknya dilakukan dengan cara peningkatan pasrtisipasi
karyawan, kerjasama dan keterikatan pada keputusan. Mc
Gregor memandang suatu organisasi efektif sebagai organisasi
bila menggantikan pengawasan dan pengarahan dalam
integrasi dan kerjasama serta karyawan ikut berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan. Jenis motivasi yang diterapkan
adalah motivasi positif, sedang tipe kepemimpinan adalah
kepemimpinan partisipatif.
4. Manfaat Motivasi Kerja Guru
Motivasi sebagai sebuah dorongan sebagai alasan mengapa
manusia mau melakukan sesuatu tentunya dapat dipahami sebagai
sebuah hal yang bermanfaat. Manfaat dari motivasi sudah tidak dapat
47
Malayu S.P Hasibuan, Op. Cit., h. 103-125
37
kita pungkiri, terlebih guru yang mempunyai tugas yang cukup berat
dalam mendidik siswa.
Menurut Ishak Arep dan Hendri Tanjung “secara singkat, manfaat
motivasi yang utama adalah menciptkan gairah kerja, sehingga
produktivitas kerja meningkat.”48 lebih lanjut lagi dikatakan bahwa
“manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang
termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya,
pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala
waktu yang sudah ditentukan, serta orang akan senang melakukan
pekerjaannya.”49
Selain daripada di atas, motivasi juga dapat membuat seseorang
mau dan mampu bekerja lebih keras. Seseorang yang termotivasi akan
dengan mudah dapat melakukan pekerjaan yang lebih berat dari
biasanya. Dalam hal pengawasan pula tidak akan membutuhkan
pengawasan yang terlalu ketat.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat motivasi
kerja bagi guru adalah untuk mendorong gairah kerja guru dalam
melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh dan penuh
kesenangan hati serta dapat meningkatkan produktivitas kerja bagi
guru.
5. Pembinaan Motivasi Kerja Guru
Dalam memotivasi seseorang tentunya tidak dapat seperti
membalikan tangan, ada proses panjang yang diperlukan dalam
memotivasi. Tentunya di dalam proses ini yang dimaksud adalah
pembinaan, pembinaan dalam rangka memotivasi ini sangat
diperlukan. Terlebih di dalam sekolah, seorang guru harus selalu
merasa dalam keadaan termotivasi dalam mengerjakan tugasnya
sebagai pendidik.
48
Ishak Arep & Hendri Tanjung, Op, Cit, h.16
Ibid
49
38
Di dalam sekolah yang mempunyai tugas untuk membina
motivasi guru adalah kepala sekolah. Kepala sekolah harus membina
motivasi guru agar dapat menjalakan tugas nya dengan baik, sehingga
tujuan dan target yang ditetapkan dapat di capai dengan hasil yang
maksimal.
Menurut
Champates
pembinaan
adalah
hal
untuk
meningkatkan kinerja. Lewat pembinaan akan terjalin komunikasi dua
arah
antara
manajer
dengan
karyawan
sehingga
dapat
mengidentifikasi apa yang harus ditingkatkan dan bagaimana cara
meningkatkan.50
Sedangkan menurut Djakaria pembinaan adalah segala
usaha, tindakan, dan kegiatan berhubungan dengan perencanaan,
penyusunan, pengarahan, pembinaan serta pengendalian segala
sesuatu berhasil secara tepat. Pembinaan itu meliputi kegiatan
atau menyelanggarakan pengaturan sesuatu, supaya dapat
dilakukan dan dapat dikerjakan dengan baik, teratur, rapi dan
seksama menurut program atau rencana pelaksanaan (dengan
ketentuan petun, norma, sistem, dan metode) secara effisien dan
effektif mencapai tujuan serta memperoleh hasil yang
diharapkan secara maksimal.51
Lebih lanjut lagi menurut Gauzali pembinaan berarti
pembaharuan atau usaha, tindakan atau kegiatan yang dilaksanakan
secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang
lebih baik lagi.52
Dari penjelasan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pembinaan motivasi kerja guru adalah upaya, usaha, atau tindakan
yang di
dalamnya
terdapat
unsur perencanaan,
penyusunan,
pengarahan serta pengendalian sesuatu yang dapat mendorong gairah
50
Fendy Levy Kambey, Suharmono, 2013, Pengaruh Pembinaan, Pelatihan dan Pengembangan,
Pemberdayaan dan Partisipasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Njonja Meneer
Semarang), Jurnal Studi Manajemen & Organisasi, Vol 0, No. 2, h.142
51
Sri wulandari, Efektifitas Sistem Pembinaan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Terhadap
Tujuan Pemdinanaan, Serat Acitya, Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, h. 5
52
Hendirani & Nulhaqim, 2008, Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan Dalam Menumbuhkan Jiwa
Wirausaha Mitra Binaan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai, Jurnal
kependudukan Padjadjaran, Vol 10, No. 2, h. 157
39
kerja guru dalam melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh
dan penuh kesenangan hati yang nantinya akan dapat membuat
produktivitas kerja guru memperoleh hasil yang lebih baik lagi.
C. Penelitian yang Relevan
Komunikasi merupakan sebuah objek penelitian yang menarik
untuk ditelusuri, karena komunikasi adalah sebuah hal yang sangat
alamiah yang ada pada kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.
Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan peneliti terhadap penelitian
terdahulu
yang
telah
dilaksanakan.
Maka
peneliti
mendapatkan
pembahasan yang berkaitan dengan topik penelitian yang peneliti lakukan,
berdasarkan hal itu hasil penelitian yang relevan antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan oleh suadari Indriani yang berkaitan
dengan topik komunikasi interpersonal kepala sekolah adalah
berjudul “Efektifitas Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
(Studi di Mts Negeri Tangerang II Pamulang).” Penelitian tersebut
dilakukan pada tahun 2014. Penelitian yang dilakukan pada judul ini
adalah membahas atau menenkankan pada efektifitas kepala sekolah
dalam komunikasi interpersonal dengan seluruh warga sekolah yang
ada di Mts Negeri Tangerang II Pamulang. Pada penelitian tersebut
menggunakan metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan
hasil yang digunakan adalah presentase. Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti (penulis), pada fokus penelitian, peneliti
tidak hanya menggambarkan fenomena komunikasi interpersonal
kepala
sekolah,
akan
tetapi
juga
membahas
atau
ingin
menggambarkan fenomena komunikasi interpersonal kepala sekolah
dalam membina motivasi kerja guru.
2. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh saudara Nurwansyah
yang berjudul “Implementasi Komunikasi Interpersonal antara
Kepala sekolah dengan Guru di SMK Prima Unggul Ciledug Kota
Tangerang” Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015. Penelitian
40
yang dilakukan pada judul di atas adalah menekankan pada
pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan guru di
SMK Prima Unggul Ciledug Kota Tangerang. Metode penelitian
yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode
kualitatif dengan hasil deskriptif dan analisa data. Berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti (penulis), pada fokus
penelitian yang dilakukan peneliti tidak hanya menggambarkan atau
memotret fenomena komunikasi interpersonal kepala sekolah, akan
tetapi juga membahas atau menggambarkan fenomena komunikasi
interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru.
D. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir merupakan sebuah ringkasan pemikiran yang
dijadikan sebagai alur berpikir, hal ini dilakukan agar lebih terarah dan
tidak melebar pada fokus penelitian yang telah ditetapkan yaitu
pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina
motivasi guru.
Fenomena atau kondisi nyata yang terjadi di SMK Al-Hidayah
Ciputat adalah belum optimalnya pelakasanaan komunikasi interpersonal
kepala sekolah, kemampuan komunikasi yang terbatas, adanya Gap yang
terjadi, belum hadirnya konsep pembinaan motivasi kerja guru secara
sadar dan terencana, dan kurangnya pembinaan motivasi kerja guru dalam
menggunakan komunikasi interpersonal kepala sekolah.
Komunikasi interpersonal kapada setiap guru merupakan sebuah
hal yang sangat penting untuk dilakukan karena dengan komunikasi yang
terjadi antara kepala sekolah dengan guru dapat membina motivasi kerja
guru. Pembinaan motivasi kerja guru melalui komunikasi interpersonal
sering terabaikan dan dianggap hal yang tidak penting, tidak dapat
dipungkiri bahwa hal ini penting untuk dilakukan. Karena pada dasarnya
pelaksanaan komunikasi adalah hal yang sangat mudah dan sangat efisien
untuk membina motivasi kerja guru.
41
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa terlihat adanya perbedaan
antara harapan dan kenyataan yang terjadi. Hal ini menjadi sebuah hal
yang harus diperbaiki guna dapat membina motivasi kerja guru. Tentunya
hal ini membutuhkan cara atau strategi, antara lain : meningkatkan
kompetensi atau kemampuan komunikasi interpersonal kepala sekolah,
memaksimalkan fungsi pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala
sekolah, menciptakan konsep pembinaan yang dilakukan secara sadar dan
terencana.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Al-Hidayah Ciputat,
SMK Al-Hidayah Ciputat adalah Sekolah Menengah Kejuruan
di Tangerang Selatan yang beralamat di Jl. RE. Martadinata No. 7
Cipayung – Ciputat Kota Tangerang Selatan Prov. Banten. Sekolah ini
mempunyai 3 jurusan, yaitu : Pemasaran, dan Administrasi Perkantoran
dan Multimedia.
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tahun 2015-2016
Kegiatan
Okt Nov- Apr Mei Jun Juli Ags Sept Okt Nov Des
Mar
Pengesahan
Proposal
Skripsi
Pengajuan dosen
Pembimbing
Konsultasi
dengan Dosen
Pembimbing
Pengumpulan
Data
Pengolahan dan
Analisis Data
Penyusunan
Hasil Penelitian
42
43
B. Metode Penelitian
Di dalam penelitian skripsi ini yang akan di laksanakan peneliti
mengenai “Implementasi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
dalam Membina Motivasi Kerja Guru di SMK Al-Hidayah Ciputat”
dengan menggunakan pedekatan kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.52
Lebih lanjut lagi menurut Husein Umar dikatakan bahwa penelitian
kualitatif bermaksud untuk memberi makna atas fenomena secara holistis
dan harus memerankan dirinya secara aktif dalam keseluruhan proses
studi. Oleh karena itu, temuan dalam studi kualitatif sangat dipengaruhi
oleh nilai dan persepsi peneliti.53
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis
deskriptif dengan berusaha menggambarkan dan meinterpretasikan fakta
yang berdasarkan data dari hasil penelitian yang dilakukan, sehingga
dalam penelitian ini tidak dimaksutkan untuk menguji hipotesis atau
membandingkan sesuatu.
C. Sumber Data
Husein Umar menjelaskan bahwa sumber data dalam penelitian
kualitatif
adalah langsung, yaitu berupa data situasi alami di mana
peneliti adalah instrumen kunci. Peneliti akan menghabiskan
waktu
untuk pemahaman tentang proses pengumpulan data dan makna data
52
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2011)
Cet ke-13, h.9
53
Husein Umar, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan : Pradigma Positivistik dan
Berbasis Pemecahan Masalah, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2008) Cet ke- 1, h.4
44
yang diperoleh.54 Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian
kepala sekolah dan guru-guru yang subjeknya dibatasi di SMK Islamiyah
Ciputat. Penetapan kepala sekolah dan guru merupakan salah satu fokus
dari masalah yang diangkat dalam judul penelitian sehigga relevan
dengan data yang dibutuhkan. Karena dalam penelitian ini kepala sekolah
dan guru mempunyai power dan otoritas pada situasi komunikasi atau
objek yang diteliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian merupakan sebuah
langkah penting dan menentukan, karena pada penelitian mendapatkan
data adalah tujuan utama. Adapun teknik yang digunakan peneliti dalam
pengumpulan data ini antara lain:
a. Observasi/pengamatan
Menurut Nasution observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data,
yaitu fakta megenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui
observasi.55 Sedangkan menurut Syaodih N mengungkapkan
bahwa, Observasi (Observation) atau pengamatan merupakan
suatu teknik atau cara mengumpulkan data dangan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung.
Pada penelitian kali ini obesrvasi atau pengamatan penelitian akan
di fokuskan kepada :
a) Pelaku
Dalam penelitian ini pelaku yang telah diamati
adalah kepala sekolah dan guru yang menjadi
fokus
penelitian.
b) Aktivitas (kegiatan)
Aktivitas atau kegiatan dalam penelitian ini
dimaksudkan dengan bagaimana kegiatan komunikasi
54
Ibid, h.4
Husein Umar, Op., Cit, h.226
55
45
yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan
sebaliknya guru dengan kepala sekolah. Fenomena apa
saja yang terjadi ketika terjadi interaksi antara dua pihak
yang terlibat, bagaimana interkasi itu terjadi, dan
bagaimana pengaruh dari interaksi yang terjadi.
c) Ruang dan tempat
Di dalam penelitian ini juga diamati dimana saja
dan kapan saja komunikasi antara kepala sekolah dan
guru dan sebaliknya antara guru dan kepala sekolah.
b. Wawancara
Wawancara sebagai salah satu teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini, menurut Sugiyono wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data yang mendasarkan diri pada
laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya
pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.56 Lebih lanjut lagi
menurut Juliansyah Noor wawancara merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara
langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan
daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain.57
Dalam penelitian ini teknik wawancara digunakan untuk lebih
menggali data dan informasi yang dibutuhkan mengenai
implementasi komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam
membina motivasi kerja guru di SMK Al-Hidayah Ciputat.
c. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan dan menggali data yang berupa catatan atau sesuatu
yang tertulis. Dalam studi dokumentasi ini data yang didapatkan
adalah mengenai profil, visi, misi, tujuan sekolah, data guru, data
kepala sekolah, data siswa .
56
Husein Umar, Op., Cit, h.138
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta :
Prenada Medi Group, 2011) Cet ke-1, h.138
57
46
E. Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini langkah awal yang dilakukan peneliti adalah
mengumpulkan data dari subjek yang akan diteliti dengan membuat
panduan kisi-kisi instrument observasi dan kisi-kisi pedoman wawancara
sebagai berikut :
1. Pedoman observasi
Tabel 3.2
Kisi-kisi Intrument Observasi
No
Variabel
Dimensi
1.
Subdimensi
a. Komunikasi interpersonal
kepala sekolah
b. Bentuk-bentuk kegiatan
komunikasi kepala sekolah
Komunikasi
Interpersonal
Kepala
Sekolah
c. Pendekatan kepala sekolah
Pelaksanaan
komunikasi
interpersonal
dalam berkomunikasi
d. Waktu terjadinya komunikasi
interpersonal
e. Tempat terjadinya komunikasi
Interpersonal
f. Intensitas komunikasi
interpersonal kapala sekolah
2.
a. Interkasi sosial kepala sekolah
dengan guru
b. Bentuk-bentuk kegiatan
Motivasi Kerja
Pembinaan
Guru
motivasi
c. Pendekatan pembinaan yang
diberikan
d. Komunikasi dalam pembinaan
motivasi
47
2. Pedoman wawancara
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrument Wawancara
No
Variabel
Dimensi
Indikator
a. Keterbukaan
b. Sikap positif yang mendukung
c. Empati
Komunikasi
1.
Interpersonal
Kepala
Pelaksanaan
d. Sikap dan perilaku
komunikasi
e. Sisi humoris kepala sekolah
interpersonal f. Tegas dan berwibawa
g. Intensitas komunikasi
Sekolah
h. Media komunikasi
a. Reward
b. Menyelesaikan masalah
2.
Moivasi Kerja
Pembinaan
Guru
motivasi
c. Memberikan solusi
d. Menyapa
e. Diikutsertakan
f. Pengarahan
F. Teknik Analisa Data
Setelah melakukan penelitian dan mendapatkan data di lapangan,
langkah selanjutnya adalah menganalisa data melalui proses klasifikasi
data, pengkategorisasian data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Pada tahap ini, data diolah dan dianalisis sehingga dapat
menggambarkan
dan
menyimpulkan
temuan
untuk
menjawab
permasalahan yang diajukan oleh peneliti, Selanjutnya dijelaskan sebagai
berikut :
48
a. Klasifikasi data merupakan proses klasifikasi yang dilakukan
untuk mengelompokan data yang berlandaskan jawaban atau
informasi yang muncul dari subjek yang di teliti.
b. Pengkategorisasian data merupakan proses pengelompokan
jawaban atau informasi yang muncul berdasarkan pertanyaanpertanyaan dari dimensi yang di teliti.
Penyajian data dalam pendekatan kualitatif merupakan penyajian
data dengan bentuk naratif dan deskriptif. Bentuk naratif dan deskriptif
ini dimaksudkan untuk menjabarkan data yang didapatkan sebagai hasil
dari penelitian yang bertujuan untuk mengurai data secara sistematis dan
terstruktur sehingga mudah dipahami.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat SMK Al-Hidayah Ciputat
Berdirinya SMK Al-Hidayah Ciputat dimaksudkan untuk
merespon kebutuhan akan lembaga pendidikan yang berfokus pada
bidang kejuruan yang pada masanya sangat dibutuhkan oleh
masyarakat sekitar, khususnya masyarakat umum. Hadirnya SMK AlHidayah Ciputat seakan ingin menjawab kebutuhan masyarakat
sekaligus menjawab tantangan masa depan dalam lapangan pekerjaan
yang membutuhkan lulusan siswa sekolah menengah kejuruan yang
mempunyai kompetensi yang unggul di bidangnya.
SMK Al-Hidayah Ciputat berdiri dibawah Yayasan Al Hidayah
Ciputat yang memang mendedikasikan yayasannya ke dalam lembaga
pendidikan. Mengacu kepada SK Kanwil Depdikbud Provinsi Jawa
Barat No. 97/I02/Kep/01/96
SMK Al-Hidayah Ciputat resmi
didirikan pada Tanggal 15 April 1996. SMK Al-Hidayah Ciputat
terletak di Jl. RE. Martadinata No. 7 Cipayung – Ciputat Kota
Tangerang Selatan Provinsi Banten.
Pimpinan demi pimpinan telah silih berganti dalam memimpin
SMK Al-Hidayah sejak tahun 1996 hingga pada saat ini dipimpin oleh
Bapak Yuli Sudarwanto, S.Pd.I. Dalam satu periode masa jabatan
kepala sekolah dijabat selama 3 tahun, sehingga sampai pada tahun
2016 ini begitu banyak pimpinan atau kepala sekolah yang sudah
menjabat dalam SMK Al-Hidayah Ciputat.
Sejak awal berdirinya SMK Al-Hidayah Ciputat mempunyai 2
jurusan atau konsentrasi pelajaran yaitu jurusan pemasaran dan
jurusan administrasi perkantoran yang keduanya telah terakreditasi B
hingga saat ini. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman
SMK Al-Hidayah Ciputat kembali menjawab tantangan kebutuhan
49
50
masyarakat dan lapangan pekerjaan yang membutuhkan lulusan yang
berkompetensi dalam bidang multimedia dan sejak tahun 2014 lahir
lah jurusan baru yaitu jurusan multimedia.
2. Profil SMK Al-Hidayah Ciputat
NPSN
: 20603274
NSS
: 342022317027
Nama Sekolah
: SMK Al-Hidayah Ciputat
Status Sekolah
: Terakreditasi
Alamat Sekolah
Pemasaran
: Terakreditasi B
Adm.Perkantoran
: Terakreditasi B
Multimedia
:-
: Jl. RE. Martadinata No. 7 Cipayung – Ciputat
Kota Tangerang Selatan Prov. Banten
Telepon
: ( 021 ) 74709740
SK Pendirian
: SK Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat
No. 97/I02/Kep/01/96
Tanggal 15 April 1996
Nama Kepala Sekolah
:Yuli Sudarwanto, S.Pd.I
SK Pengangkatan
: SK Yayasan Al Hidayah Ciputat
No. : 014/SK-YAC/VII/2014
Izin Memimpin
: SK. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Tangerang
Nomor
:-
Nama Yayasan
: Yayasan Al-Hidayah Ciputat
Nama Ketua Yayasan
: Fuad Faisal, M.Si
Secara geografis dan letak, SMK Al-Hidayah Ciputat berada
pada geografis dan lingkungan yang sangat mendukung untuk
kegiatan belajar mengajar. Letak SMK Al-Hidayah Ciputat sangat
51
mudah untuk diakses, karena begitu banyak kendaraan umum yang
mengarah ke lokasi sekolah.
Walaupun mudah diakses oleh kendaraan umum letak SMK AlHidayah Ciputat tidak berposisi tepat di samping jalan besar yang di
lalui banyak kendaraan umum. Jarak dari jalan besar hingga sampai ke
lokasi sekolah ±250 meter. Di samping SMK Al-Hidayah Ciputat
hanya ada jalan umum masyarakat yang membuat kegiatan belajar
mengajar sekolah tidak terganggu banyaknya kendaraan dan bisingnya
suara kendaraan yang lalu lalang.
3. Visi dan Misi SMK Al-Hidayah Ciputat
a) Visi
Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang menguasai
IPTEK, IMTAQ dan berkarakter bangsa. Serta mampu bekerja
sama, berkompetensi, profesional dan mampu sesuai dengan
tujuan dunia usaha status beban menjadi aset bangsa.
b) Misi
 Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang kreatif,
inovatif dan profesional.
 Memiliki etos kerja, terampil dan tidak mudah menyerah.
 Mampu menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia
yang bersaing dan berkolaborasi secara global.
4. Profil Kepala SMK Al-Hidayah Ciputat
Nama
: Yuli Sudarwanto. S.Pd
NIP
:-
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 28 Juli 1971
Alamat Rumah
: Griya Sawangan permai Blok E.12
Nomor Telepon
: 08571796877
a) Riwayat Pendidikan :
1) SD
: SDN Waru I
2) SMP
: SMPN Negeri Parung
52
3) SMA
: SMPS YAPIA Ciputat
4) S1 Univ.
: STAI ACPRI LESMA Indonesia
b) Pengalaman Organisasi
:
1) : DKR Ciputat
2) : KWARAN Ciputat
3) : Menwa STAI ACPRI LESMA Indonesia
c) Pelatihan yang Pernah Diikuti
1) Peningkatan Mutu Pendidikan di Kota Tangerang
Selatan
2) Manajerial dan Supervisi Kepala Sekolah
d) Moto
: Jadikan Hari Ini Lebih Baik dari Hari Kemarin
5. Data Guru dan Tenaga Kependidikan
a. Struktur SMK Al-Hidayah Ciputat
Tabel 4.1
Struktur SMK Al-Hidayah Ciputat
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
NAMA PEGAWAI
j/k
Jabatan
Yuli Sudarwanto, S.Pd.I
L
KEPALA SEKOLAH
Siti Zubaidah, M.Pd.I
P
WAKA. KURIKULUM
Sri Rahayu, M.Pd
L
WAKA. KESISWAAN
Umaeroh, S.Pd.M.Si
P
GURU/KAPROG PM
Tugiran, SE
L
GURU/KAPROG. AP
Jamaluddin, A.Md
L
GURU/KAPROG. MM
Arsih, S.Pd
P
GURU/WALI KELAS
Intan Firlianti, S.Pd
P
GURU/WALI KELAS
Wahyudin, S.Pd.I
L
GURU/WALI KELAS
Supardi z, S.Pd
L
GURU/WALI KELAS
Didi Awaludin
L
TU. ADMINISTRASI
Resni
L
TU. KEUANGAN
53
b. Daftar Nama Guru/Pendidik SMK Al-Hidayah Ciputat
Tabel 4.2
Data Guru/Pendidik SMK Al-Hidayah Ciputat
NO
NAMA PEGAWAI
j/k
1
Yuli Sudarwanto, S.Pd.I
L
2
Siti Zubaidah, M.Pd.I
P
3
Nawang Wulan, S.Pd
P
4
Umaeroh, S.Pd.M.Si
P
5
Tugiran, SE
L
6
Jamaluddin, A.Md
L
7
Sri Rahayu, M.Pd
P
8
Arsih, S.Pd
P
9
Intan Firlianti, S.Pd
P
10
Wahyudin, S.Pd.I
L
11
Supardi z, S.Pd
L
12
Muhamad Idrus, S.Pd.I
L
13
E. Hidayat, S.Pd
L
14
Drs. Sukoco DM, M.Pd.I
L
15
Drs. Yasmin
L
16
Via Aprilian S.Kom
L
Bidang Studi
PENJAS
PRODUKTIF
BAHASA JEPANG
PRODUKTIF
PRODUKTIF
KKPI
IPA
MATEMATIKA
PRODUKTIF
PAI/BTQ
B. INDONESIA
BAHASA INGGRIS
MATEMATIKA
KEWIRAUSAHAAN
PKN
MULTIMEDIA
54
6. Daftar Peserta Didik
Tabel 4.3
Daftar Peserta Didik SMK Al-Hidayah Ciputat
55
7. Daftar Sarana dan Prasarana
Tabel 4.4
Daftar Sarana dan Prasarana SMK Al-Hidayah Ciputat
No
Jumlah
Letak
Keterangan
1
Papan Tulis
Jenis Sarana
1
XII AP2
Laik
2
Meja Siswa
40
XII AP2
Laik
3
Kursi Guru
1
XII AP2
Laik
4
Kursi Siswa
40
XII AP2
Laik
5
Meja Guru
1
XII AP2
Laik
6
Meja Siswa
40
X MM
Laik
7
Meja Guru
1
X MM
Laik
8
Papan Tulis
1
X MM
Laik
9
Kursi Guru
1
X MM
Laik
10
Kursi Siswa
40
X MM
Laik
11
Kursi Siswa
40
X AP1
Laik
12
Meja Guru
1
X AP1
Laik
13
Meja Siswa
40
X AP1
Laik
14
Kursi Guru
1
X AP1
Laik
15
Papan Tulis
1
X AP1
Laik
16
Meja Guru
1
X PM
Laik
17
Meja Siswa
40
X PM
Laik
18
Papan Tulis
1
X PM
Laik
19
Kursi Guru
1
X PM
Laik
20
Kursi Siswa
40
X PM
Laik
21
Kursi Guru
1
X AP2
Laik
22
Kursi Siswa
40
X AP2
Laik
23
Papan Tulis
1
X AP2
Laik
24
Meja Siswa
40
X AP2
Laik
25
Meja Guru
1
X AP2
Laik
26
Kursi TU
1
Ruang TU
Laik
27
Meja TU
1
Ruang TU
Laik
28
Komputer TU
1
Ruang TU
Laik
29
Printer TU
2
Ruang TU
Laik
30
Meja Guru
1
XII PM
Laik
31
Papan Tulis
1
XII PM
Laik
32
Kursi Siswa
40
XII PM
Laik
33
Meja Siswa
40
XII PM
Laik
34
Kursi Guru
1
XII PM
Laik
35
Meja Guru
1
XI PM
Laik
36
Kursi Guru
40
XI PM
Laik
37
Kursi Siswa
40
XI PM
Laik
38
Meja Siswa
40
XI PM
Laik
39
Papan Tulis
1
XI PM
Laik
40
Meja Siswa
40
XI AP1
Laik
41
Meja Guru
1
XI AP1
Laik
42
Kursi Siswa
40
XI AP1
Laik
43
Kursi Siswa
40
XI AP1
Laik
44
Papan Tulis
1
XI AP1
Laik
45
Kursi Guru
1
XII AP1
Laik
46
Meja Siswa
40
XII AP1
Laik
47
Meja Guru
1
XII AP1
Laik
48
Papan Tulis
1
XII AP1
Laik
49
Kursi Siswa
40
XII AP1
Laik
50
Meja Siswa
40
XI AP2
Laik
51
Kursi Guru
1
XI AP2
Laik
52
Meja Guru
1
XI AP2
Laik
53
Kursi Siswa
40
XI AP2
Laik
54
Papan Tulis
1
XI AP2
Laik
Total
913
56
B. Deskripsi dan Analisi Data
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah di peroleh peneliti yang
meliputi hasil obeservasi, studi dokumentasi dan wawancara, maka pada
penelitian ini peneliti mencoba menangkap atau memotret fenomena yang
terjadi di SMK Al-Hidayah Ciputat mengenai implementasi atau
pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina
motivasi kerja guru
Kepala sekolah sebagai pemimimpin di dalam sekolah dituntut
mempunyai kemampuan dalam banyak hal, salah satunya adalah
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi. Komunikasi dalam konteks
hubungan antara individu dengan individu lain merupakan komunikasi
interpersonal.
Komunikasi interpersonal kepala sekolah sangat dibutuhkan untuk
menyampaikan pesan atau informasi kepada guru dan semua pihak yang
terlibat di dalam sekolah, terlebih kepada guru. Tujuan yang telah
ditetapkan bersama tentunya harus diinformasikan dan disampaikan
kepada guru guna melaksanakan tugasnya.
Proses pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah sangat
penting karena dari hal itu lah guru akan menafsirkan pesan atau informasi
yang disampaikan oleh kepala sekolah. Fenomena ini dapat dijelaskan
melalui hasil penelitian sebagai berikut :
Seperti yang sudah banyak dijelaskan sebelumnya, kemampuan dan
pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah merupakan hal yang
sangat penting. Pelaksanaan komunikasi interpersonal yang baik tentunnya
didukung dengan pengetahuan yang baik pula.
Dalam kaitannya dengan pengetahuan kepala sekolah mengenai
komunikasi interpersonal
peneliti menganggap sudah mempunyai
pengetahuan yang baik. Hal ini dapat diketahui dengan jawaban hasil
wawancara peneliti dengan kepala sekolah sebagai berikut : ”komunikasi
interpersonal adalah komunikasi secara individu kepada individu lainnya,
dari hal itu kita akan lebih mengetahui hal-hal yang ingin diketahui secara
57
mendalam. Sedangkan komunikasi secara umum adalah berkomunikasi
secara global tidak hanya antara individu dan individu tetapi juga kepada
kelompok”.58 Selanjutnya beliau juga mengatakan bahwa :
“Saya pernah mengikuti paltihan manajerial kompetensi
kepala sekolah untuk supervisi, yang mengadakan dinas pendidikan
kota Tangsel dan saya banyak merasakan manfaat. Selain itu, saya
menjadi tau bagaimana mensupervisi guru. Di dalam pelatihan itu
ada mengenai bagaimana cara berkomunikasi dengan baik kepada
guru”59
Kepala sekolah dapat menjelaskan pengetahuannya mengenai
komunikasi interpersonal dengan baik dan mampu pula menjelaskan
perbedaan definisi pengertian secara umum
dan secara interpersonal.
Setelah itu kepala sekolah menambahkan argumentasi sebagai berikut :
”Kalau pandangan saya terkait komunikasi interpersonal ini jadi
kalau orang per orang saya bisa berkomunikasi dengan mereka
secara langsung. Banyak kelebihan dan manfaat yang banyak, jadi
saya tahu lebih banyak dibanding secara umum, saya bisa tahu hal
yang lebih mendalam terhadap orang yang berkomunikasi dengan
saya. Saya juga bisa lebih mengetahui apa yang menjadi
kekurangan dan kelebihan saya, karena guru bisa langsung
menyampaikan hal yang ingin disampaikan langsung kepada saya.
Secara tidak langsung saya merasakan feed back dari komunikasi
yang saya lakukan”.60
Kemampuan kepala sekolah dalam mendeskripsikan tentang
pengertian komunikasi interpersonal menjadi modal awal kepala sekolah
dalam melaksanakan komunikasi dengan guru. Dalam hal ini kepala
sekolah sudah menyadari komunikasi interpersonal dengan guru adalah
penting untuk dilakukan. Akan tetapi dengan kemampuan kepala sekolah
yang dapat medeskripsikan komunikasi interpersonal dengan baik tentunya
belum cukup untuk mengatakan bahwa pelaksanaan komunikasi
interpersonal kepala sekolah sudah baik pula.
Respon yang senada di utarakan oleh bapak Yasmin :
“Bahwa kepala sekolah telah memiliki kemampuan dan
58
Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto, Kepala Sekolah, pada hari Selasa, 20
September 2016
59
Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto
60
Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto
58
penerapan komunikasi, namun diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan dan penerapan, sehingga rasa loyalitas dan rasa
memiliki guru terhadap sekolah ini akan meningkat. Kalau itu
bisa diwujudkan akan bermuara kepada peningkatan disiplin dan
nanti akan meningkatkan motivasi kerja guru.”61
Dari respon peningkatan kompetensi tersebut kepala sekolah
diharapkan untuk meningkatan kemampuannya. Hal ini semata-mata agar
berdampak pula pada peningkatkan loyalitas guru kepada kepala sekolah
melalui komunikasi interpersonal.
Proses komunikasi merupakan sebuah hal yang sangat penting dalam
berjalannya
organisasi,
dalam
kaitannya
dengan
sekolah
proses
komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan guru merupakan point
yang tidak dapat dipungkiri. Menurut Bapak Sukoco : komunikasi
interpersonal atas para guru telah disadari sebagai hal yang penting untuk
dilakukan oleh kepala sekolah, karena dengan banyak komunikasi akan
banyak pula informasi mengenai dunia kerja dalam bidang pendidikan.62
Hal senada pula di utarakan oleh Bapak Yuli Sudarwanto selaku
kepala sekolah : “komunikasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
Terutama untuk penangan-penangan masalah atau hal-hal yang menjadi
kekurangan sekolah karena banyak masukan yang diterima.”63 Kepala
sekolah dalam hal ini sangat menyadari bahwasannya komunikasi
interpersonal menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tugasnya
sebagai kepala sekolah, beliau sudah merasakan banyak menerima
masukan terkait hal-hal yang menjadi kekurangan dalam sekolah.
Dari hasil wawancara tersebut menunjukan kepala sekolah sudah
melakukan komunikasi dengan guru sesuai tugas dan fungsi kepala
sekolah sebagai pimpinan di dalam sekolah. Tentunya dari proses yang
dilakukan oleh kepala sekolah akan muncul berbagai tanggapan dari guru
sebagai respon dari komunikasi yang terjadi. Hasil wawancara dengan
61
Hasil wawancara dengan Bapak Yasmin, Guru, pada hari Rabu, 20 September 2016
Hasil wawancara dengan Bapak Sukoco, Guru, Pada hari Rabu, 20 September 2016
63
Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto
62
59
Bapak Jamaluddin menyebutkan bahwa : kepala sekolah sudah
menunjukan diri nya sebagai komunikator yang baik64.
Lebih lanjut lagi dalam wawancara dengan Bapak Jamaluddin beliau
menyebutkan bahwa : ”Dalam hal ini memang tidak gampang menilai
tingkah laku atau sikap seorang pimpinan, tapi saya sangat berapresiasi
luar biasa kepada pimpinan saya khususnya di Al-Hidayah beliau ini bisa
bekerja sama dalam hal kekeluargaan.”65 Dari pandangan Bapak
Jamaluddin sebagai guru, didapatkan bahwa kepala sekolah sudah
menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik.
Hal yang senada di utarakan oleh Bapak Endang Hidayat, beliau
menyebutkan bahwa : “Komunikasi yang dilakukan sudah cukup baik,
mungkin teknis penyampaian yang kurang tepat.”66 Bapak Endang
memandang sejauh ini komunikasi yang dilakukan kepala sekolah sudah
cukup baik, akan tetapi ada hal yang menurut beliau dipandang tidak tepat
dalam teknis penyampaiannya. Jika digali lebih dalam lagi apa yang
menurut beliau tidak tepat secara teknis, Bapak Endang menyebutkan
bahwa : saya dapat menerima dengan baik proses komunikasi yang beliau
sampaikan, akan tetapi secara bahasa cara penyampaiannya kurang tepat.
Beliau secara terbuka menyampaikan bahwa komunikasi yang dilakukan
kepala sekolah kurang tepat secara bahasa dalam segi penyampaiannya.
Hal ini menarik untuk di telusuri lebih lanjut lagi mengenai
penyampaian bahasa yang tidak tepat secara bahasa yang di lakukan oleh
kepala sekolah. Dalam proses wawancara yang terjadi dengan guru-guru di
SMK Al-Hidayah Ciputat ditemukan bahwa kepala sekolah memiliki
karakter yang humoris di dalam dirinya. Dari hasil wawancara dengan Ibu
Umaeroh, beliau menyebutkan bahwa : kepala sekolah mempunyai sisi
atau karakter yang humoris, dari sisi humoris kepala sekolah membuat
64
Hasil wawancara dengan Bapak Jamaluddin, Guru, Pada hari kamis, 21 September 2016
Hasil wawancara dengan Bapak Jamaluddin
66
Hasil wawancara dengan Bapak Endang Hidayat, Guru, Pada hari Kamis, 21 September 2016
65
60
sering bercanda hal ini agar suasana tidak menjadi tegang.”67 Hal tersebut
juga diperkuat oleh hasil wawancara dengan Bapak Jamaluddin, beliau
menyebutkan bahwa : kepala sekolah dapat mencairkan suasana, bahkan
itu sering terjadi. Hal ini karena kepala sekolah adalah orang yang
humoris.68
Dari karakter kepala sekolah yang mempunyai sisi humoris, peneliti
menganggap dan menghubungkan apa yang dimaksud oleh Bapak Endang
sebagai penyampaian yang kurang tepat secara bahasa. Penggunaan bahasa
yang kurang tepat dalam proses komunikasi bisa dapat terjadi karena sisi
humoris yang dimiliki kepala sekolah.
Selanjutnya walaupun kepala sekolah memiliki sisi humoris dalam
proses komunikasi dengan guru-guru, kepala sekolah tetap mempunyai
sifat yang tegas dalam berkomunikasi. Hal itu dikemukakan oleh Ibu
Umaeroh, beliau meyebutkan bahwa : “kepala sekolah menunjukan
ketegasannya tetapi tidak memaksa, sebagai contoh dalam pelaksanaan
upacara. Kepala sekolah menekan kepada wali kelas dan guru-guru untuk
hadir, karena hal itu sudah menjadi komitmen bersama.”69
Hal yang senada juga diutarakan oleh Ibu Sri Rahayu, beliau
menyebutkan bahwa : kepala sekolah mempunyai ketegasan, akan tetapi
dalam ketegasannya kepala sekolah tidak terkesan memaksa.70 Lebih
lanjut lagi ditegaskan oleh Bapak Jamaluddin, beliau meyebutkan bahwa :
“Iya, jadi memang itu harus dimiliki oleh seorang pimpinan, memiliki
suatu ketegasan tetapi hal ini tidak memaksa. Kita profesional dalam
bekerja.”71
Dalam hal ini dapat diketahui kepala sekolah sebagai pimpinan bisa
memainkan perannya, kepala sekolah di satu sisi mempunyai sisi yang
67
Hasil wawancara denga Ibu Umaeroh, Guru, pada hari Senin, 19 September 2016
Hasil wawancara dengan Bapak Jamaluddin
69
Hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh
70
Hasil wawancara dengan Ibu Sri Rahayu, Guru/Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, pada
hari Rabu, 21September 2016
71
Hasil wawancara dengan Bapak Jamaluddin
68
61
humoris tetapi di sisi lain kepala sekolah juga tegas dalam berkomunikasi
akan tetapi tidak dengan cara memaksa guru untuk menjalankan tugas atau
informasi yang diberikan oleh kapala sekolah.
Akan tetapi ada hal yang berbeda dalam pandangan guru terhadap
komunikasi yang dilakukan kepala sekolah, tidak semua guru dengan
kompak menjawab bahwa komunikasi yang dilakukan sudah berjalan
dengan baik. Hal ini diutarakan oleh Ibu Siti Zubaidah, beliau
menyebutkan bahwa : komunikasi yang dilakukan kepala sekolah belum
cukup baik, saya kira baru setengah.72 Hal ini menjadi menarik karena Ibu
Siti Zubaidah sebagai wakil kepala sekolah, komunikasi yang dilakukan
kepala sekolah belum cukup baik dan menganggap baru mencapai 50%,
Sebagai wakil kepala sekolah tentunya beliau sering berkomunikasi
dengan kepala sekolah.
Peneliti memandang tingkat kesulitan dan kerumitan wakil kepala
sekolah menurut struktur organisasi memiliki kesulitan yang berbeda. Dari
tingkat kesulitan ini lah Ibu Siti Zubaidah memandang komunikasi yang
dilakukan kepaka sekolah belum sepenuhnya maksimal. Karena tingkat
kesulitan yang berbeda sebagai wakil kepala sekolah dengan banyaknya
tugas yang dijalankan dipandang masih perlu ditingkatkan lagi komunikasi
antara kepala sekolah dengan Ibu Siti Zubaidah.
Selanjutnya komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dianggap
dapat mengubah sikap dan perilaku guru yang terjadi di sekolah. Hal ini
diutarakan oleh Bapak Endang Hidayat, beliau menyebutkan bahwa :
komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat merubah sikap dan
perilaku guru, sebagai contoh apabila kehadiran guru kurang maksimal,
maka kepala sekolah akan berkomunikasi. Dari komunikasi yang
72
Hasil wawancara dengan Ibu Siti Zubaidah, Guru/Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Pada
hari Selasa, 20 September 2016
62
dilakukan kepala sekolah dengan guru maka kehadiran guru tersebut akan
lebih maksimal lagi.73
Hal senada juga di utarakan oleh Bapak Sukoco, beliau menyebutkan
bahwa : ” Ya bisa, artinya ketika saya mulai merasa malas dan kepala
sekolah mulai menegur, saya bisa menjadi rajin kembali karena teguran
yang diberikan kepala sekolah.”74 lebih lanjut lagi diperkuat dengan hasil
wawancara dengan Ibu Umaeroh, beliau menyebutkan bahwa : “Tentu ya
dapat mengubah perilaku seseorang ke arah yang lebih positif, misalnya
saya yang awalnya malas untuk absen dengan adanya komunikasi atau
nasihat akhirnya dapat berubah menjadi lebih rajin masuk.”75
Dari beberapa hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa
proses komunikasi interpersonal kepala sekolah sudah berjalan dengan
baik, komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dilakukan dengan
lembut, dilakukan secara tegas tetapi tidak terkesan memaksa. Dalam
proses komunikasi dengan guru, kepala sekolah juga menjadi sesorang
yang dapat menghibur guru-guru karena pada dasarnya kepala sekolah
mempunyai sifat yang humoris sehingga dapat mencairkan suasana ketika
berkomunikasi.
Sesuatu yang menarik juga berdasarkan hasil wawancara dengan
guru-guru SMK Al-Hidayah Ciputat, komunikasi yang terjadi antara
kepala sekolah dengan guru dapat merubah perilaku guru tersebut sesuai
dengan apa yang manjadi tujuan yang dilakukan kepala sekolah dengan
berkomunikasi dengan guru. Hal ini menjadi sebuah hal yang sangat baik
dalam berjalannya kegiatan organisasi dan kegiatan belajar mengajar
karena dapat meningkatkan motivasi kerja guru.
Dalam berkomunikasi, dahulu kala
saat teknologi masih belum
secanggih saat ini pada umumnya manusia lebih sering berkomunikasi
secara tatap muka. Akan tetapi dengan berkembangnya zaman dan
perkembangan teknologi yang sangat pesat manusia semakin dimudahkan
73
Hasil wawancara dengan Bapak Endang Hidayat
Hasil wawancara dengan Bapak Sukoco
75
Hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh
74
63
dalam hal berkomunikasi. Banyak media yang dapat digunakan dalam
berkomunikasi pada masa kini, telepon, email, dan media sosial semakin
banyak bermunculan. Hal ini rasanya tidak dapat dihindari oleh manusia
dalam berkomunikasi, ketika komunikasi secara tatap muka tidak dapat
dilakukan karna masalah jarak dan waktu media komunikasi dirasa sangat
membantu.
Fenomena ini juga terjadi di dalam proses komunikasi interpersonal
antara kepala sekolah dan guru di SMK Al-Hidayah Ciputat. Hal ini
diungkapkan langsung oleh kepala sekolah, beliau menyebutkan bahwa :
“saya dan guru mempunyai grup whatsapp untuk berkomunikasi. Akan
tetapi jika ingin berkomunikasi interpersonal saya akan menghubungi ke
guru yang bersangkutan.”76
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, dapat dilihat
bahwa kepala sekolah dalam berkomunikasi
dengan
menggunakan
Pemanfaatan
media
komunikasi
whatsapp.
guru juga
media
komunikasi whatsapp digunakan kepala sekolah untuk tetap menjaga
komunikasinya dengan guru apabila komunikasi secara tatap muka tidak
dapat dilakukan.
Selanjutnya hasil wawancara dengan Ibu Sri Rahayu juga
mengatakan hal yang senada, beliau mengatakan bahwa : “Iya kalau
misalkan kepala sekolah tidak ada di sekolah, kita bisa menggunakan
media lain karena kita punya group di whatsapp atau lewat sms.”77 Lebih
lanjut lagi ditegaskan oleh hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh, beliau
menyebutkan bahwa : “Iya kadang-kadang kalo ada rapat menggunakan
media infocus. Lebih enak kalau komunikasi secara langsung dan terbuka.
Komunikasi lewat handphone ada, sebatas media whatsapp, akan tetapi
berkaitan dengan hal yang sifatnya tidak mendesak.”78
Dalam hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh beliau menambahan
media infocus dalam rapat sebagai salah satu media yang digunakan dalam
76
Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto
Hasil wawancara dengan Ibu Sri Rahayu
78
Hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh
77
64
berkomunikasi, akan tetapi selanjutnya Ibu Umaeroh mengatakan
komunikasi yang dilakukan melalui media seperti whatsapp tidak
membicarakan hal yang mendesak seperti yang berhubungan dengan
pengambilan keputusan.
Hal yang senada juga diperkuat oleh hasil wawancara dengan kepala
sekolah, beliau mengatakan bahwa : “keputusan-keputusan yang harus
diputuskan harus di lakukan secara tatap muka. Melalui media hanya
menyampaikan point-point pembicaraannya saja.”79 Dari hasil wawancara
yang didapatkan dapat terlihat bahwa media komunikasi hanya menjadi
alat pendukung dalam komunikasi. Komunikasi yang diharapkan lebih
kepada komunikasi secara langsung atau secara tatap muka, karena jika
ada hal-hal yang bersifat pengambilan keputusan akan lebih efektif secara
tatap muka.
Akan tetapi tidak semua mengatakan menggunakan media
komunikasi ketika berkomunikasi dengan kepala sekolah, seperti yang di
utarakan oleh Bapak Sukoco, beliau menyebutkan bahwa : “Selama ini
kepala sekolah hanya tatap muka saja ketika berkomunikasi dengan
saya”80 Hal yang sama di ungkapkan oleh Bapak Jamaluddin, beliau
menyebutkan bahwa : Dalam hal penggunaan media lain ketika
berkomunikasi dengan kepala sekolah saya tidak menggunakannya, saya
lebih sering bertatap muka dengan kepala sekolah.81
Menjadi menarik ketika beberapa guru menyebutkan bahwa mereka
tidak menggunakan media komunikasi ketika berkomunikasi dengan
kepala sekolah, mereka menyebutkan bahwa lebih sering bertatap muka
dibandingkan dengan media komunikasi. Simpulan peneliti dalam hal ini
kaitanya dengan penggunaan media komunikasi ada pada bagaimana
kepala sekolah atau guru mempunyai keinginan untuk menyampaikan
sesuatu hal atau informasi.
79
Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto
Hasil wawancara dengan Bapak Sukoco
81
Hasil wawancara dengan Bapak Jamaluddin
80
65
Penyampaian informasi kepada guru, yang menyebutkan bahwa
ketika dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah juga menggunakan
media lain seperti grup whatsapp, sms, infocus dan yang lainnya lebih
kepada pesan yang ingin disampaikan kepala sekolah kepada guru bersifat
hal yang tidak mendesak. Sedangkan dalam kaitannya dengan guru yang
menyampaikan bahwa tidak menggunakan media komunikasi ketika
berkomunikasi dengan kepala sekolah lebih kepada hal-hal atau informasi
yang ingin disampaikan membutuhkan komunikasi secara tatap muka
sehingga yang menjadi kebutuhan kepala sekolah dapat langsung direspon
oleh guru dan juga sebaliknya.
Komunikasi merupakan salah satu aktifitas yang sangat sering
dilakukan
oleh
manusia.
Manusia
mempunyai
kebutuhan
untuk
berkomunikasi dengan manusia lainnya sebagai makhluk sosial. Dalam
satu hari secara tidak sadar manusia akan berkomunikasi, akan tetapi
sesuatu yang harus juga disadari adalah seberapa seringkah manusia
berkomunikasi, karena intensitas manusia berkomunikasi dapat membuat
hubungan antara satu manusia dengan manusia lain menjadi lebih erat dan
lebih baik.
Sama halnya dengan kepala sekoah, kepala sekolah sebagai
pimpinan di dalam sekolah juga harus memiliki komunikasi yang intens
dengan guru dalam mengarahkan dan menjalankan visi dan misi. Di SMK
Al-Hidayah Ciputat intensitas komunikasi antara kepala sekolah dengan
guru menjadi hal yang terbatas. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Bapak Sukoco, beliau menyebutkan bahwa : “Sepertinya jarang ya saya
berkomunikasi dengan kepala sekolah, karena saya jarang bertemu dengan
kepala sekolah. Hal yang lainnya adalah karena guru atau saya tidak setiap
hari hadir di sekolah.”82
Pernyataan senada juga di utarakan oleh Bapak Endang Hidayat,
beliau menyebutkan bahwa : “Minimal saat kita ada jam pelajaran di
82
Hasil wawancara dengan Bapak Sukoco
66
sekolah. Tergantung kepada tanggung jawab masing-masing.”83 Secara
tersirat beliau menyebutkan bahwa pada kenyataanya beliau jarang
berkomunikasi dengan kepala sekolah, beliau hanya berkomunikasi
dengan kepala sekolah ketika beliau mempunyai jam mengajar di SMK
Al-Hidayah Ciputat. Selanjutnya lebih tegas lagi di utarakan oleh Bapak
Yasmin, beliau menyebutkan bahwa : saya agak jarang berkomunikasi
dengan kepala sekolah, mungkin hanya satu kali dalam seminggu.84
Berdasarkan beberapa hasil wawancara di atas dapat peneliti
simpulkan, bahwa fenomena ini terjadi karena di sekolah swasta seperti
SMK Al-Hidayah Ciputat, guru-guru tidak mempunyai jam mengajar di
sekolah setiap hari. Guru-guru tidak hanya mengajar di SMK Al-Hidayah
Ciputat, akan tetapi banyak yang mengajar di sekolah lain sehingga
intensitas komunikasi dengan kepala sekolah menjadi jarang. Seperti
contoh Bapak Yasmin, beliau ketika berkomunikasi dengan kepala sekolah
hanya sau kali dalam rentang waktu satu minggu. Hal inilah yang
membuat komunikasi antara kepala sekolah dengan guru dan sebaliknya
sangat terbatas.
Komunikasi merupakan hal yang sangat sering dilakukan oleh
manusia, akan tetapi dalam hal ini hambatan dalam komunikasi sering
terjadi pula. Hambatan yang terjadi dapat menyebabkan proses komunikasi
menjadi tidak lancar dan nantinya akan bermuara pada pemahaman atau
penafsiran dari suatu informasi dapat terjadi. Sering kali hal ini membuat
permasalahan muncul di dalam organisasi khususnya dalam topik
penelitian ini adalah di sekolah.
Hambatan memang ada, terutama untuk saya berkomunikasi kepada
guru yang wanita lebih sulit karena perbedaan gender dengan saya,
terkadang ketika guru-guru wanita diberikan motivasi lebih menganggapi
83
84
Hasil wawancara dengan Bapak Endang Hidayat
Hasil wawancara dengan Bapak Yasmin
67
secara perasaan atau lebih sensitif. Sedangkan kepada guru-guru yang lakilaki tidak ada hambatan yang berarti.85
Jika dilihat pernyataan yang muncul dari Bapak Yuli, faktor gender
menjadi suatu hambatan dalam berkomunikasi dan dalam membina
motivasi, karena menurut beliau ketika beliau berkomunikasi dengan guruguru wanita ada kekhawatiran akan adanya sensitifitas dari guru karena
menurut beliau hal itu muncul dari karakter alamiah wanita.
Berbeda dengan hasil wawancara di atas, Sedikit membahas kembali
kepada subab sebelumnya, banyak guru di SMK Al-Hidayah Ciputat
menyebutkan bahwa intensitas komunikasi dengan kepala sekolah jarang
terjadi, akan tetapi intensitas komunikasi yang terjadi ini dianggap tidak
menjadi hambatan dalam melaksanakan komunikasi dengan kepala
sekolah.
Hal ini terungkap berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
Bapak Via Aprilian, beliau menyebutkan bahwa : “Tidak ada hambatan
dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah, jika memang beliau tersedia
waktu”86 hal yang senada juga di utarakan oleh Ibu Nawang Wulan, beliau
menyebutkan bahwa “Saya kira sejauh ini tidak ada hambatan dalam
berkomunikasi dengan kepala sekolah.”87 Selanjutnya hal di atas diperkuat
oleh Ibu Umaeroh, beliau menyebutkan bahwa : “Tidak ada hambatan
untuk komunikasi dengan kepala sekolah karena memang secara waktu
beliau ada setiap hari di sekolah.”88
Sejauh ini pandangan yang muncul dari Bapak Jamaluddin, Ibu
Umaeroh dan Ibu Nawang Wulan merasa tidak ada hambatan yang terjadi
ketika berkomunikasi dengan kepala sekolah, akan tetapi pandangan lain
muncul dari narasumber lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Bapak Yasmin, beliau menyebutkan bahwa : “Selama ini tidak ada
85
Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto
Hasil wawancara dengan Bapak Via Aprilian, Guru, pada hari Rabu, 28 September 2016
87
Hasil wawancara dengan Ibu Nawang Wulan, Guru, pada hari Senin, 26 September 2016
88
Hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh
86
68
hambatan, karena jika ada kendala di sekolah saya lebih sering sampaikan
kepada wakil kepala sekolah.”89
Dari beberapa hasil wawancara di atas, dapat di simpulkan bahwa
sejauh ini tidak ada yang menjadi hambatan berarti dalam berkomunikasi
dengan kepala sekolah. Sedangkan hal yang muncul dari kepala sekolah
ketika berkomunikasi dengan guru-guru wanita, beliau mempunyai sedikit
kekhawatiran ada nya
sifat
sensitif
yang akan muncul ketika
berkomunikasi. Akan tetapi hal itu hanya menjadi kekhawatiran kepala
sekolah semata tanpa dijadikan hal yang dianggap sebagai hambatan oleh
guru-guru. Selanjutnya Walaupun banyak guru yang tidak dapat hadir
setiap hari di sekolah dikarenakan guru-guru di SMK Al-Hidayah Ciputat
juga mengajar di sekolah lain. Berdasarkan data yang berhasil di dapatkan
menunjukan bahwa rata-rata guru mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat
hanya 2 sampai 3hari dalam satu minggu. Intensitas kehadiran yang cukup
jarang ini tidak menjadi hambatan untuk berkomunikasi dengan kepala
sekolah dikarenakan kepala sekolah hadir sebanyak 6 hari dalam satu
minggu di sekolah. hal inilah yang membantu guru-guru dalam
berkomunikasi ketika guru-guru tidak bisa hadir setiap hari di sekolah.
Motivasi merupakan dorongan manusia untuk melakukan sebuah
hal, dengan adanya motivasi manusia akan dengan senang hati dan
sungguh-sungguh dalam mengerjakan pekerjaan yang ingin dilakukan.
Motivasi yang muncul dapat berasal dari dalam diri (intrinsik) ataupun dari
luar diri (ekstrinsik), dan banyak faktor yang mempengaruhi motivasi
seseorang.
Dalam konteks pembinaan motivasi kerja guru disekolah sudah
tentu hal ini menjadi tanggung jawab dan kewajiban dari seorang pimpinan
yaitu kepala sekolah. Pembinaan motivasi kerja guru merupakan sebuah
langkah penting guna memajukan sekolah, hal ini tentunya menjadi sebuah
tantangan kepala seolah dalam membina motivasi kerja guru.
89
Hasil wawancara dengan Bapak Yasmin
69
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Idrus,
beliau mengatakan bahwa : “Kepala sekolah dapat membuat kebijakan
yang berkaitan dengan motivasi yang diberikannya.”90 Lalu berdasarkan
hasil wawancara dengan Bapak Wahyudin, beliau juga mengatakan
bahwa: “Saya sangat membutuhkan motivasi dari pimpinan, artinya
motivasi di sini senantiasa dijadikan sebagai dedikasi kinerja kita dengan
profesional, tanpa adanya arahan atau perhatian dari pimpinan mungkin
dalam melakukan pekerjaan akan tidak cepat selesai atau lalai.”91 Dari
hasil wawancara dengan Bapak Wahyudin dan Bapak Muhammad Idrus ,
beliau sangat terbuka dalam menyampaikan bahwa beliau sangat
membutuhkan motivasi dari pimpinan, beliau menyadari tanpa adanya
arahan atau perhatian dari pimpinan atau kepala sekolah kinerja yng
dihasilkan akan tidak maksimal dan juga diharapkan hal-hal yang
berkaitan dengan kibijakan sekolah, diharapkan hal yang dapat memicu
motivasi kerja guru.
Hal yang senada juga di utarakan oleh Ibu Arsih, beliau
menyampaikan bahwa : “motivasi dari kepala sekolah cukup saya
butuhkan, sebagai contoh kepala sekolah selalu berkomunikasi dengan
saya terkait perkembangan siswa. Hal ini menjadi sebuah semangat atau
motivasi untuk lebih maksimal lagi dalam mengajar dan mendidik siswa.
Hal-hal semacam itu sangat saya butuhkan.”92
Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Endang,
beliau menyampaikan bahwa :
“pemberian motivasi perlu dilakukan, artinya motivasi itu
kan hasil yang diketahui dan dijadikan ukuran buat kita. Kalau
motivasi itu disampaikan di akhir suatu periode atau akhir
pelajaran, ini semacam kepuasan batin. Jadi kepala sekolah
menyampaikan penghargaan kepada guru yang kehadirannya
90
Hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Idrus, Guru, pada hari rabu, 26 September 2016
Hasil wawancara dengan Bapak Wahyudin, Guru, pada hari rabu, 26 September 2016
92
Hasil wawancara dengan Ibu Arsih, Guru, pada hari rabu, 28 September 2016
91
70
cukup tinggi, hal ini memberikan semangat kepada guru-guru
yang lain.”93
Lebih lanjut lagi, hasil wawancara dengan Ibu Nawang Wulan,
beliau menyampaikan bahwa : “Kepala sekolah selalu memberikan
motivasi kepada saya dan guru-guru yang lain.”94 Hasil wawancara dengan
Ibu Nawang Wulan dengan jelas menyatakan bahwa kepala sekolah selalu
memberikan motivasi kepada beliau dan kepada guru-guru yang lain,
walaupun beliau guru yang belum lama mengajar di SMK Al-Hidayah
Ciputat beliau menyebutkan kembali bahwa : “Komunikasi yang dilakukan
kepala sekolah sangat mempengaruhi motivasi kerja saya. Kepala sekolah
memberikan tanggung jawab yang lebih kepada saya dalam melakukan
kegiatan
pengajaran
agar
memberikan
hasil
yang terbaik
yang
diberikan.”95
Berdasarkan
dari
beberapa
hasil
wawancara
diatas,
dapat
disimpulkan bahwa pembinaan motivasi kerja guru yang dilakukan kepala
sekolah sangat dibutuhkan oleh setiap guru. Hal ini menjadi penting
karena guru membutuhkan motivasi dalam menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai guru. Pengarahan, pemberian reward, pembuatan
kebijakan pemberian tanggung jawab lebih, dan controling (pengawasan)
menjadi sebuah hal yang dapat membina motivasi kerja guru dalam
lingkungan SMK Al-Hidayah Ciputat.
Komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam
hal pembinaan motivasi kerja guru dapat terlihat dari apa yang yang
dilakukan oleh kepala sekolah. dalam hal ini kepala sekolah mempunyai
pengaruh yang besar dalam terciptanya motivasi kerja guru di SMK AlHidayah Ciputat.
93
Hasil wawancara dengan Bapak Endang Hidayat
Hasil wawancara dengan Ibu Nawang Wulan
95
Hasil wawancara dengan Ibu Nawang Wulan
94
71
Hal ini pula yang disadari oleh Bapak Yuli Sudarwanto sebagai
kepala sekolah, beliau menyebutkan bahwa : “Ya, saya selalu memberikan
motivasi karena kita mempunyai visi dan misi atau tujuan yang harus
dicapai oleh guru. Secara tidak langsung saya lakukan, akan tetapi pada
akhir tahun saya akan memberikan reward kepada guru yang mempunyai
kinerja yang baik”96
Hal yang di utarakan oleh bapak yuli Sudarwanto, menjadi hal yang
menarik karena beliau menyatakan bahwa pemberian motivasi yang
diberikan adalah sebuah reward pada akhir tahun untuk guru-guru yang
mempuyai kinerja yang baik. Dalam konteks memotivasi melalui
komunikasi interpersonal beliau tidak menyampaikannya secara tersurat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sri Rahayu, beliau
mengatakan bahwa : komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat
membina motivasi saya. Sebagai contoh ketika dalam menangani siswa
yang bermasalah, kepala sekolah memberikan semangat, dan dilakukan
dengan komunikasi yang tersendiri.97 Dari hasil wawancara tersebut dapat
terlihat bahwasannya kepala sekolah melakukan komunikasi yang
berdampak kepada motivasi guru ketika dalam menangani siswa yang
bermasalah. Dalam hal ini tentunya komuikasi yang dilakukan kepala
sekolah sangat membantu guru, karena pada dasarnya menangani siswa
yang bermasalah bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh,
beliau mengatakan bahwa : komunikasi dapat membina motivasi kerja
saya, karena agar ke depannya saya mempunyai tanggung jawab dan lebih
baik lagi dalam mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat.98 Hal yang senada
juga di utarakan oleh Bapak Tugiran, beliau mengatakan bahwa : Iya pasti
96
Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto
Hasil wawancara dengan Ibu Sri Rahayu
98
Hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh
97
72
sangat membina karena apa yang disampaikan oleh kepala sekolah
berhubungan dengan hal yang mengenai pendidikan.99
Lebih tegas lagi di utarakan oleh Bapak Wahyudin, beliau
menyampaikan bahwa “Pasti sangat membina motivasi. Ketika kepala
sekolah menyampaikan sesuatu hal yang berkaitan dengan siswa, saya
senantiasa termotivasi dalam bekerja sesuai, dengan tanggung jawab.”100
Akan tetapi hal yang bertolak belakang dengan beberapa hasil
wawancara di atas adalah muncul dari bapak Via Aprilian, beliau
mengatakan bahwa : sejauh ini Kepala sekolah belum pernah melakukan
komunikasi interpersonal dalam kaitannya membina motivasi dan kinerja
saya.101
Hal ini menjadi menarik karena hanya beliau yang dengan tegas
mengatakan bahwa kepala sekolah belum dapat membina motivasi belia
dengan berkomunikasi. Jika di telusuri lagi berdasarkan pernyataan beliau,
beliau baru bekerja atau mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat selama 6
bulan atau selama satu semester.
Pandangan peneliti akan fenomena yang terjadi ini adalah
berdasarkan bapak Via Aprilian sebagai guru baru SMK Al-Hidayah
Ciputat yang belum sepenuhnya merasakan komunikasi yang dilakukan
oleh kepala sekolah dalam kaitanya membina motivasi kerja guru.
Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa,
komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah sudah dapat membina
motivasi kerja guru SMK Al-Hidayah Ciputat walaupun ada satu data yang
mengatakan belum merasakan pembinaan motivasi oleh kepala sekolah
melalui komunikasi yang dilakukannya.
Pada dasarnya ketika berkomunikasi dengan guru kepala sekolah
menyampaikan sebuah hal atau pesan yang memang dibutuhkan oleh guruguru, berlandaskan hal itu lah guru menjadi termotivasi. Hal ini menjadi
99
Hasil wawancara dengan Bapak Tugiran, Guru, pada hari Senin, 26 September 2016
Hasil wawancara dengan Bapak Wahyudin
101
Hasil wawancara dengan Bapak Via aprilian
100
73
fenomena yang positif bagi perkembangan SMK Al-Hidayah Ciputat
karena kepala sekolah sudah menjalankan komunikasinya dengan baik dan
dapat pula membina motivasi kerja guru melalui komunikasi interpersonal
yang dilakukannya.
Peningkatan dalam dalam berbagai hal tetap harus dilaksanakan
guna lebih memuaskan dan membina motivasi kerja guru sehingga
kemajuan sekolah dapat terus dirasakan, bukan hanya dari motivasi kerja
guru akan tetapi sampai menjangkau pula motivasi belajar siswa.
C. Temuan Hasil Penelitian
Penelitian yang telah dilaksanakan di SMK Al-Hidayah Ciputat
telah
dapat
menggambarkan
fenomena
yang
terjadi
mengenai
pelakasanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina
motivasi kerja guru. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh
peneliti, maka dapat diketahui ada hal yang menjadi faktor pendukung dan
hambatan dalam implementasi komunikasi interpersonal kepala sekolah
dalam membina motivasi kerja guru di sekolah, antara lain :
1. Pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah
Guru-guru di SMK Al-Hidayah Ciputat telah merasakan
pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah sudah
berjalan dengan baik dan sebagaimana harusnya. Pelaksanaan
komunikasi interpersonal yang terjadi antara kepala sekolah dengan
guru dapat dianggap baik oleh hampir semua guru. Karakter kepala
sekolah sebagai orang yang terbuka dan humoris dirasakan sangat
membantu dalam proses komunikasi. Perbedaan pandangan antara
guru yang menyatakan baik dan guru yang menyatakan belum
cukup baik dipandang ebuah hal yang wajar terjadi, karena sudut
pandang setiap guru terhadap komunikasi interpersonal kepala
sekolah dapat berbeda-beda. Harapan yang muncul dari guru-guru
di SMK Al-Hidayah Ciputat tetap mengharapkan perbaikan dan
74
peningkatan dari proses komunikasi antara kepala sekolah dan guru
guna lebih memaksimalkan lagi hasil yang diharapkan.
2. Komunikasi interpersonal kepala sekolah dipandang sebagai hal
yang memotivasi kerja guru
Guru-guru
di
SMK
Al-Hidayah
Ciputat
mempunyai
kebutuhan motivasi yang cukup banyak dari kepala sekolah, guruguru memandang motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah
menjadi suatu pendukung yang dapat memberikan keberhasilan
dalam proses mengajar ataupun dalam tugas-tugas yang diberikan
oleh kepala sekolah. Walaupun komunikasi dipandang sebagai hal
yang dapat memotivasi kerja guru, data ini harus digali lebih dalam
lagi karena menurut peneliti jawaban awal yang muncul mengenai
hal apa saja yang dapat memotivasi kerja guru lebih kepada hal
yang
bersifat
reward
(barang-barang
rumah
tangga
dan
elekttronik). Walaupun proses komunikasi interpersonal kepala
sekolah dalam membina motivasi guru belum berjalan dengan rutin
atau secara sadar dilaksanakan oleh kepala sekolah tetapi guru-guru
memandang hal ini sudah cukup memotivasi kerja guru.
3. Intensitas
dan
hambatan
dalam
pelaksanaan
komunikasi
interpersonal
Pada
umumnya
guru-guru
di
SMK
Al-Hidayah
Ciputat
memandang tidak ada hambatan yang berarti dalam pelaksanaan
komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan guru. Walaupun
guru-guru tidak dapat hadir setiap hari di sekolah, akan tetapi hal
ini bukan menjadi faktor penghambat dalam melaksanakan
komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan guru. Intensitas
kehadiran guru yang tidak setiap hari di sekolah sangat terbantu
dengan hadirnya kepala sekolah selama 6 hari atau dalam kata lain
hadir setiap hari di saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Jadi
75
jika guru mempunyai kebutuhan komunikasi interpersonal dengan
kepala sekolah, hal itu bisa dapat dilakukan dengan mudah. Hal ini
menjadi menarik karena pada biasanya dibanyak sekolah,
fenomena yang terjadi adalah kepala sekolah yang jarang hadir di
sekolah sedangkan fenomena yang terjadi di SMK Al-Hidayah
Ciputat adalah guru-guru yang tidak hadir setiap hari di sekolah
sedangkan kepala sekolah hadir setiap hari.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian dan hasil penelitian yang sudah di paparkan pada
bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi
komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja
guru di SMK Al-Hidayah Ciputat adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah sudah
berjalan dengan baik, hal ini terlihat melalui proses komunikasi
kepala sekolah yang dapat dikatakan cukup lancar dilakukan saat
di sekolah, ditambah lagi dengan karakter komunikasi kepala
sekolah yang terbuka dan humoris yang membuat guru menjadi
tidak canggung dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah.
Walaupun ada sebuah gap senioritas di dalamnnya, kepala sekolah
juga tegas dalam berkomunikasi akan tetapi tidak terkesan
memaksa dalam menyampaikan sebuah hal atau informasi yang
harus dilakukan oleh guru-guru.
2. Selanjutnya, pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah
dalam membina motivasi kerja guru juga dapat dikatakan berjalan
dengan baik. Hal ini didapatkan melalui pernyataan guru yang
menyebutkan komunikasi interpersonal kepala sekolah dapat
memotivasi guru-guru di SMK Al-Hidayah Ciputat. Lebih lanjut
lagi motivasi kerja guru dapat terbina karena kepala sekolah cukup
sering melakukan komunikasi dengan guru karena kepala sekolah
berada setiap hari di sekolah sehingga ketika guru-guru
membutuhkan kepala sekolah untuk penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan dapat segera tertangani. Akan tetapi
Komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi
dilakukan jika ada kesempatan saja.
76
77
B. Saran-saran
Berdasarkan uraian dan paparan dari kesimpulan di atas, maka
peneliti bermaksud memberikan dan menyampaikan beberapa saran yang
diharapkan dapat dijadikan perbaikan untuk selanjutnya, khususnya dalam
implementasi komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina
motivasi kerja guru di SMK Al-Hidayah Ciputat sebagai berikut :
1. Kepada kepala sekolah, agar lebih meningkatkan kepekaan
komunikasi di dalam sekolah dan juga dapat meningkatkan
kompetensi dan pelaksanaan komunikasi interpersonal secara lebih
aktif lagi. kepala sekolah diharapkan tidak hanya menunggu
kesempatan berkomunikasi secara tidak sengaja akan tetapi
mencoba lebih dahulu menanyakan tentang kabar atau hal-hal yang
yang ingin disampaikan oleh guru. lebih lanjut lagi dapat membuat
pola komunikasi interpersonal secara sadar dan lebih terencana
guna dapat membina motivasi kerja guru. selanjutnya
2. Kepada guru-guru, lebih dapat aktif lagi berkomunikasi dengan
kepala sekolah dalam memberikan atau meminta saran yang dapat
memunculkan motivasi kerja guru sehingga motivasi yang dimiliki
dapat senantiasa terjaga yang nantinya akan bermuara pada
peningkatan kinerja dan peningkatan mutu pengajaran di sekolah.
Ketika guru mempunyai permasalahan diharapkan tidak sungkan
untuk mengatakan kepada kepala sekolah dan tidak hanya
menunggu untuk ditanya terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Denny, Ricahard, Sukses Memotivasi Jurus Jitu Meningkatkan Motivasi, Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama, Cet ke 2. 2004.
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2003.
Fatimah, Djailani dan Khairudin, ”Komunikasi Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kinerja Guru pada SMA Negeri Geumpang Kabupaten
Pidie”, Jurnal Administrasi Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Syiah
Kuala, Volume 3, No.4, November 2015.
H.M Yunus Abu Bakar, Syarifan Nurfan, Evi Fatimur dkk, Profesi Keguruan,
Surabaya: AprintA, 2009.
Hardjana, Agus M, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, Yogyakarta:
Kanisius, 2003.
Harep, Ishak dan Tanjung, Hendri, Manajemen Motivasi, Jakarta: PT. Grasindo,
2003.
Hasibuan, Malayu S.P, Organisasi dan Motivasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet
ke 7, 2010.
Hathway, Patti dan Schubert, Susan D, Memanajemeni Atasan, Jakarta :
PPM,2005, Cet ke-3, 2005.
Hendriani & Nulhaqim, 2008, Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan Dalam
Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Mitra Binaan, PT. (Persero) Pelabuhan
Indonesia I Cabang Dumai, Jurnal kependudukan Padjadjaran, Vol 10,
No. 2, 2008.
Kambey, Fendy Levy dan Suharmono, Pengaruh Pembinaan, Pelatihan dan
Pengembangan, Pemberdayaan dan Partisipasi Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Pada PT. Njonja Meneer Semarang), Jurnal Studi
Manajemen & Organisasi, Vol. 10, No. 2, 2013.
Mudlofir, Ali, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi, dan Aplikasinya dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, ,
2012.
Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta : Bumi Aksara, , 2011.
Mulyasa. E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, Cet ke-9, 2007.
78
79
Musfah, Jejen, Manajemen Pendidikan: Teori, Kebijakan, dan Praktik, Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015.
Noor, Juliansyah, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah, Jakarta : Prenada Medi Group, Cet ke-1, 2011.
Nurdin, Syafrudin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat
Pers, 2002.
Rohiat, Manajemen Sekolah, Bandung: PT. Refika Aditama, Cet ke- 1, 2008.
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: Jakarta Pers, 2007.
Ruliana, Poppy, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Rajawali Pers, Cet ke-1, 2014.
Shaleh¸ Abdul Rahman dan Wahab, Muhbib Abdul, Psikologi Suatu Pengantar
dalam Perspektif Islam, Jakarta: Perdana Media, Cet ke-1, 2004.
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta, 2011, Cet ke-13, 2011.
Umar, Husein, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan: Paradigma
Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah, Jakarta: Rajawali Pers ,
Cet ke- 1, 2008.
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007.
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar
(Learning Organization), Bandung: Alfabeta, Cet ke-1, 2009.
Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Cet ke-4,
2007.
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta: Rajawali Pers, Cet ke-2, 2014.
Wulandari, Sri, Efektifitas Sistem Pembinaan Narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Terhadap Tujuan Pemdinanaan, Serat Acitya, Jurnal
Ilmiah UNTAG Semarang.
80
Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI
No
Variabel
Dimensi
1.
Subdimensi
a. Komunikasi interpersonal
kepala sekolah
b. Bentuk-betuk kegiatan
komunikasi kepala sekolah
c. Pendekatan kepala sekolah
dalam berkomunikasi
Komunikasi
Interpersonal
Kepala
Sekolah
Pelaksanaan
komunikasi
interpersonal
d. Waktu terjadinya komunikasi
interpersonal
e. Tempat terjadinya komunikasi
Interpersonal
f. Intensitas komunikasi
interpersonal kapala sekolah
g. Hambatan kepala sekolah
dalam berkomunikasi
2.
a. Interkasi sosial kepala sekolah
dengan guru
b. Bentuk-bentuk kegiatan
c. Pendekatan pembinaan yang
Motivasi Kerja
Pembinaan
Guru
motivasi
diberikan
d. Waktu pembinaan
e. Tempat pembinaan
f. Komunikasi
dalam
pembinaan motivasi
rangka
81
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA
No
Variabel
Dimensi
Indikator
a. Keterbukaan
b. Sikap positif yang mendukung
c. Empati
Komunikasi
1.
Interpersonal
Kepala
Sekolah
Pelaksanaan
d. Sikap dan perilaku
komunikasi
e. Sisi humoris kepala sekolah
interpersonal f. Tegas dan berwibawa
g. Intensitas komunikasi
h. Media komunikasi
a. Reward
b. Menyelesaikan masalah
2.
Moivasi Kerja
Pembinaan
Guru
motivasi
c. Memberikan solusi
d. Menyapa
e. Diikutsertakan
f. Pengarahan
82
Lampiran 3
Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Nama
: Yuli Sudarwanto. S.Pd.I
Tanggal/Waktu
: 19 September 2016/15.12
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
1. Apa saja yang menjadi tugas Bapak dalam menjalankan peran sebagai kepala
sekolah di SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT ?.
Jawaban :
Sesuai undang-undang kepala sekolah adalah guru yang diperbantukan atau
ditambahkan tugasnya menjadi kepala sekolah, yang jelas yang pertama tugas
kepala sekolah mengordinir, mengkordinasi dan bertanggung jawab secara
keseluruhan dari A sampai Z termasuk membawahi wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan nanti
mereka berdua akan membawahi ada lagi bagian yang dibawahnya. Dan
bertanggung jawab atas kegiatan belajar mengajar.
2. Apakah ada tugas lain selain yang Bapak sebutkan sebelumnya ?. jika ada,
bentuk tugas seperti apa ?.
Jawaban :
Kalau tugas tambahan, saya sebagai kepala sekolah jika ada undangan dari
Dinas ya menghadiri undangan tersebut. Selain itu menghadiri rapat-rapat
dari Dinas dan dari gugus.
3. Sebagai kepala sekolah, apakah berkomunikasi dengan guru adalah salah satu
tugas penting dalam menjalankan peran Bapak ?. Jika iya, apa alasan Bapak
?.
Jawaban :
Yang jelas iya, karna nanti dalam kegiatannya supervisi saya harus tau guru
ini bagaimana dan mereka mengajar seperti apa. Jadi komunikasi dengan guru
merupakan sebuah kewajiban saya rasa. Komunikasi yang dilakukan lebih
mengarah kepada kegiatan supervisi.
83
4. Seberapa penting berkomunikasi dengan guru ?.
Jawaan :
Sangat penting, karena saya jadi tau apasih kekurangan dan kelebihan saya
dan sekolah. Terutama di hal itu lah, terkadang mereka tidak mau lapor.
Terlebih lagi siswa tidak mau menceritakan langsung kepada kepala sekolah
atau wakil kepala sekolah, mereka lebih dekat dengan guru terkait kebutuhan
yang mereka rasakan di sekolah, atau permasalahan yang muncul di sekolah.
Terkadang hal ini sulit untuk diketahui, maka dari itu komunikasi dengan
guru salah satunya adalah untuk mengetahui kebutuhan atau permasalahan
yang muncul di sekolah yang tidak dapat langsung di jangkau oleh kepala
sekolah.
5. Apa yang Bapak ketahui mengenai komunikasi ?.
Jawaban :
komunikasi interpersonal adalah komunikasi secara individu kepada individu
lainnya, dari hal itu kita akan lebih mengetahui hal-hal yang ingin diketahui
secara
mendalam.
Sedangkan
komunikasi
secara
umum
adalah
berkomunikasi secara global tidak hanya antara individu dan individu tetapi
juga kepada kelompok.
6. Apakah Bapak pernah mengikuti sebuah pelatihan mengenai komunikasi ?.
Jika iya, bentuk pelatihan seperti apa ?. Lembaga apa yang mengadakan
pelatihan ?. Feed back apa yang Bapak rasakan ?.
Jawaban :
Saya pernah mengikuti pelatihan manajerial kompetensi kepala sekolah untuk
supervisi, yang mengadakan Dinas Pendidikan kota Tangsel dan saya banyak
merasakan manfaat. Selain itu, saya menjadi tau bagaimana mensupervisi
guru. Di dalam pelatihan itu ada mengenai bagaimana cara berkomunikasi
dengan baik kepada guru.
7. Apakah komunikasi secara umum dengan komunikasi interpersonal
mempunyai perbedaan ?. Jika iya/tidak, apa argumentasi Bapak ?.
Jawaban :
84
Ada perbedaan, kalau komunikasi interpersonal adalah komunikasi secara
individu kepada individu lainnya, dari hal itu kita akan lebih mengetahui halhal yang ingin diketahui secara mendalam. Sedangkan komunikasi secara
umum adalah berkomunikasi secara global tidak hanya antara individu dan
individu tetapi juga kepada kelompok.
8. Bagaimanakah pandangan Bapak terhadap komunikasi interpersonal ?.
Jawaban :
Kalau pandangan saya terkait komunikasi interpersonal ini jadi kalau orang
per orang saya bisa berkomunikasi dengan mereka secara langsung. Banyak
kelebihan dan manfaat yang banyak, jadi saya tahu lebih banyak dibanding
secara umum, saya bisa tahu hal yang lebih mendalam terhadap orang yang
berkomunikasi dengan saya. Saya juga bisa lebih mengetahui apa yang
menjadi kekurangan dan kelebihan saya, karena guru bisa langsung
menyampaikan hal yang ingin disampaikan langsung kepada saya. Secara
tidak langsung saya merasakan feed back dari komunikasi yang saya lakukan.
9. Apakah komunikasi interpersonal menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dalam peran Bapak sebagai kepala sekolah ?. Jika iya/tidak, apa alasan Bapak
?.
Jawaban :
komunikasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Terutama untuk
penanganan-penanganan masalah atau hal-hal yang menjadi kekurangan
sekolah karena banyak masukan yang diterima.
10. Dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan guru, apakah Bapak
melakukannya dengan sadar dan terencana ?. Jika iya/tidak, apa alasan Bapak
?.
Jawaban :
Yang jelas secara sadar, tetapi ada yang terencana dan ada yang tidak
terencana. Kalau yang terencana seperti kegiatan supervisi, akan tetapi dari
pihak guru saya tidak beritahu. Sedangkan yang tidak terencana, ketika saat
waktu istirahat jika ada guru yang sedang tidak mengajar dan saya juga
85
sedang tidak mengajar saya akan mencoba untuk mengobrol atau
berkomunikasi denga guru tersebut selayaknya dengan teman.
11. Apakah Bapak mempunyai tujuan terhadap komunikasi interpersonal yang
Bapak lakukan dengan guru ?. Jika ada, tujuan seperti apa yang diharapkan ?.
Jawaban :
Tentunya ada, terkadang saya mendapat masukan dari siswa, jadi secara tidak
langsung saya mendapatkan informasi melalui guru terhadap kebutuhan siswa
di sekolah walaupun ketika berkomunikasi dengan guru senior terkadang saya
tidak mau melangkahi senioritas guru tersebut, dari hal itu sharing lebih
sering saya lakukan mengenai bagaimana metode atau cara yang tepat.
Karena pada dasarnya harus ada tujuan dari komunikasi interpersonal yang
terjadi, kaerena buat apa hanya mengobrol saja tanpa ada tujuan. Akan tetapi
banyak tujuannya, karena dengan itu kita tau apa saja yang dibutuhkan
termsuk pengembangan sekolah, motivasi guru dan yang lainnya.
12. Apakah komunikasi interpersonal yang Bapak lakukan dapat membina
motivasi kerja guru ?. Jika iya, apa argumentasi Bapak ?.
Jawaban :
Ya ada, karena memotivasi dapat mengetahui kebutuhan guru sehigga akan
terciptanya perubahan terhdapap motivasi kerja guru. Apa saja yang menjadi
harapan guru, selanjutnya saya akan menyampaikannya kepada pihak
yayasan, setelah itu keputusan akhir ada di pihak yayasan.
13. Bagaimanakah
strategi
Bapak
dalam
melekasanakan
komunikasi
interpersonal dengan guru ?.
Jawaban :
Strateginya kalau yang terencana memang saya melihat kondisinya dan
situasi, sedangkan yang tidak terencana saya melihat kesempatan yang ada.
Jika ada kesempatan akan saya lakukan untuk berkomunikasi dengan guru.
14. Apakah Bapak tipe orang yang terbuka atau tertutup dalam berkomuikasi
dengan guru ?.
Jawaban :
86
Yang jelas saya adalah tipe orang yang terbuka, jika ada hal yang ingin
disampaikan silahkan. Apabila ada yang ingin mengkritik silahkan, saya akan
dengan terbuka menerimanya.
15. Apakah dalam berkomunikasi dengan guru Bapak termasuk orang yang
humoris ?. Jika iya, apa alasan Bapak ?.
Jawaban :
Banyak guru-guru yang mengatakan saya orang yang humoris, banyak
bercanda. Ada juga yang mengatakan saya galak tetapi juga humoris.
16. pendekatan apa yang Bapak lakukan dalam berkomunikasi dengan guru ?.
Jawaban :
secara pendekatan secara face to face kepada guru-guru dan biasanya ketika
berkomunikasi saya lebih sering di awal pembicaraan membicarakan hal yang
di luar topik lalu setelah itu baru masuk kepada inti pembicaraan.
17. Apakah dalam melasanakan komunikasi interpersonal Bapak selalu
mendominasi percakapan ?. Jika iya/tidak, apa alasan Bapak ?.
Jawaban :
Tidak, saya tidak mendominasi percakapan, biasanya saya lebih banyak
memancing guru untuk mengatakan hal yang ingin disampaikan lalu setelah
guru tersebut menyampaikan hal yang ingin disampaikan, saya akan lebih
banyak mendengarkan. Dalam kata lain saya hanya memulai untuk membuka
pembicaraan lalu setelah itu saya membiarkan guru tersebut yang berbicara
lalu saya mendengarkan.
18. Apakah dalam berkomunikasi dengan guru Bapak menggunakan bahasa
formal, informal, atau keduanya ?.
Jawaban :
Saya menggunakan bahasa formal dan informal ketika berkomunikasi, jadi
ada waktu-waktu tertentu. Jika terencana saya lebih banyak menggunakan
bahasa yang formal, sedangkan jika tidak terencana saya lebih banyak
menggnakan bahasa yang informal.
19. Apakah dalam berkomunkasi dengan guru Bapak menggunakan bahasa
verbal, nonverbal, atau keduanya ?.
87
Jawaban :
Saya biasanya menggunakan keduanya, kalau saya membutuhkan komunikasi
secara
verbal
saya
akan
menggunakannya
sedangkan
kalau
tidak
membutuhkan saya tidak menggunakannya. Jika menggunakan non verbal
saya akan diam, diam saya gunakan ketika untuk menunjukan kemarahan
yang saya rasakan. Akan tetapi saya tidak terlalu memperhatikan komunikasi
antara verbal atau non verbal.
20. Bagaimanakah intonasi Bapak saat berkomunkasi dengan guru ?.
Jawaban :
Biasa saja, akan tetapi kalau saya sudah kecewa saya akan lebih memilih
diam.
21. Hal-hal apakah yang Bapak hindari dalam berkomunikasi ?.
Jawaban :
Yang saya hindari saat berkomunikasi adalah menyinggung perasaan orang
lain, itu salah satu hal yang saya jaga. Jadi jangan sampai kata-kata yang saya
ucapkan dapat menyakiti orang lain.
22. Berapa hari kah dalam satu minggu Bapak hadir di sekolah ?.
Jawaban :
Full 6 hari kerja saya berada disekolah.
23. Seberapa seringkah Bapak berkomunikasi dengan guru ?.
Jawaban :
Setiap hari saya berkomunikasi dengan guru, dalam satu hari saya di sekolah
saya pasti berkomunikasi dengan guru.
24. Apakah Bapak selalu menanyakan kabar guru di dalam ataupun di luar
sekolah ?. Jika iya/tidak, apa alasan Bapak ?.
Jawaban :
Ya, ketika guru datang ke sekolah saya selalu menanyakan kabar kepada
guru. Sama hal nya ketika di luar sekolah.
25. Apakah Bapak selalu menanyakan perkembangan siswa kepada guru ?.
Jawaban :
88
Untuk kepada wali kelas saya selalu menanyakan kabar siswa, akan tetapi
kepada guru yang bukan wali kelas saya jarang melakukannya. Hanya sauatu
waktu saja saya menanyakannya.
26. Apakah Bapak selalu memantau kinerja guru ?.
Jawaban :
Ya, saya selalu memberikan motivasi karena kita mempunyai visi dan misi
atau tujuan yang harus dicapai oleh guru. Secara tidak langsung saya lakukan,
akan tetapi pada akhir tahun saya akan memberikan reward kepada guru yang
mempunyai kinerja yang baik.
27. Apakah Bapak selalu memotivasi guru ?. jika iya, bentuk motivasi seperti apa
yang Bapak berikan ?.
Jawaban :
Ya, saya selalu memberikan motivasi karena kita mempunyai visi dan misi
atau tujuan yang harus dicapai oleh guru. Secara tidak langsung saya lakukan,
akan tetapi pada akhir tahun saya akan memberikan reward kepada guru yang
mempunyai kinerja yang baik.
28. Apakah Bapak melaksanakan komunikasi interpersonal dengan guru hanya
saat di sekolah ?. Jika iya/tidak, apa alasan Bapak ?.
Jawaban :
Ya, hanya disekolah saja.
29. Selain berkomunikasi secara tatap muka, apakah Bapak menggunakan media
lain untuk berkomunikasi dengan guru ?. Jika iya, media apa yang Bapak
gunakan ?.
Jawaban :
Ya, saya dan guru mempunyai grup whatsapp untuk berkomunikasi. Akan
tetapi jika ingin berkomunikasi inerpersonal saya akan menghubungi ke guru
yang bersangkutan.
30. Apakah efektif berkomunikasi melalu media lain selain secara tatap muka ?.
Jawaban :
keputusan-keputusan yang harus diputuskan harus di lakukan secara tatap
muka. Melalui media hanya menyampaikan point-point pembicaraannya saja.
89
31. Berapakali kah dalam satu minggu Bapak mengadakan rapat dengan guru ?.
Jawaban :
Dengan wali kelas saya mengadakan rapat satu bulan sekali.
32. Apakah dalam berkomunikasi dengan guru Bapak dapat langsung merasakan
umpan balik dari komunikasi yang di lakukan dengan guru ?.
Jawaban :
Ya, saya dapat merasakan umpan balik dari komunikasi yang di lakukan.
Saya akan merasa lebih tahu kendala yang dihadapi karena guru
berkomunikasi secara langsung dengan saya.
33. Dalam melakukan komunikasi secara tatap muka dan melalui media lain,
apakah ada manfaat yang Bapak rasakan ?.
Jawaban :
Ya, secara tatap muka saya dapat merasakan langsun manfaatnya. Akan tetapi
jika melalui media lain agak sulit untuk mengambil keputusan, tetapi tetap
ada manfaatnya.
34. Apakah komunikasi interpersonal yang Bapak lakukan dapat membina
motivasi kerja guru ?.
Jawaban :
Secara tidak langsung dapat membina motivasi kerja guru, seagai contoh jika
ada permasalah yang terjadi dapat diselesaikan dengan cepat.
35. Apakah ada peningkatan di sekolah melalui komunikasi interpersonal yang
Bapak lakukan ?. Jika iya, bentuk peningkatan apa yang terjadi ?.
Jawaban :
Peningkatan memang ada, tetapi pada guru-guru tertentu yang sedang
menyiapkan kegiatan siswa dalam hal perlombaan dan hal-hal khusus. Dalam
kata lain peningkatan lebih terjadi kepada prestasi siswa.
36. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan guru ?. jika iya,
bentuk hambatan seperti apa ?.
Jawaban :
Hambatan memang ada, terutama untuk saya berkomunikasi kepada guru
yang wanita agak lebih sulit karena perbedaan gender dengan saya, terkadang
90
ketika guru-guru wanita diberikan motivasi lebih menganggapi secara
perasaan atau dalam kata lain lebih sensitif. Sedangkan kepada guru-guru
yang laki-laki tidak ada hambatan yang berarti.
37. Apakah hambatan dalam berkomunikasi muncul dari pihak Bapak, guru, atau
keduanya ?.
Jawaban :
Saya pribadi lebih merasakan muncul dari pihak guru.
38. Bagaimana respon Bapak terhadap hambatan yang muncul ?.
Jawaban :
Saya merespon hambatan yang muncul dengan santai saja, saya sering
mendiskusikan dengan wakil kepala sekolah. Sebagai contoh jika saya
kesulitan untuk berkomunikasi dengan guru yang wanita saya menyerahkan
kepada wakil kepala sekolah, karena kebetulan secara gender sama-sama
wanita.
39. Bagaimana cara Bapak dalam mengatasi hambatan yang muncul ?.
Jawaban :
Jika ada hambatan sekali lagi saya mengahapi nya secara santai, akan tetapi
tetap mengikuti prosedur yang telah di tetapkan.
Ciputat, Oktober 2016
(..........................................)
Narasumber
(............................................)
Pewawancara
91
Lampiran 4
Hasil Wawancara Guru
Nama
: Drs. Yasmin
Tanggal/Waktu
: 20 September 2016/14.54
Tempat
: Ruang Guru
1.
Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ?. jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
Ya dalam bekerja tentunya membutuhkan motivasi. Karena motivasi
memberikan dorongan untuk semangat bekerja.
2.
Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri ?.
Jawaban :
Ada dalam keduanya, dari dalam diri saya berkeinginan unuk memajukan
SMK Al-Hidayah sedangkan dari luar saya ingin ada suport dar luar yang
mendukung SMK Al-Hidayah ini secara material khususnya dari wali murid.
3.
Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ?
Jawaban :
Ya, karena buat saya motivasi itu sangat penting. Karena ketika mempunyai
motivasi dalam bekerja kita akan mempunyai tambahan energi. Jadi ketika
kita tidk bersemangat atau loyo dengan adanya motivasi kita akan lebih
bersemangat lagi.
4.
Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi
kepada Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
Pimpinan sekolah dan teman-teman.
5.
Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ?. Jika iya,
apa alasan Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
Sebagai seorang leader kepala sekolah harus bisa menjadi pemimpin yang
baik, salah sau ciri pemimpin yang baik harus bisa memberikan motivasinya
92
kepada bawahan. Bawahan itu peru motivasi dari pimpinan, karena apa yang
menjadi target dari pimpinan harus diterjemahkan oleh bawahan. Oleh karena
itu bawahan membutuhkan motivasi dari pimpinan. Kepala sekolah tidak
hanya dibelakang meja tapi juga harus terjun kelapangan melihat dan
memberikan motivasi. Menurut saya itu sangat penting.
6.
Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ?. Jika
iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ?.
7.
Jawaban :
8.
Motivasi yang paling nyata saya rasakan adalah pemberian reward yang
diberikan setiap akhir tahun untuk guru yang mempunyai kinerja yang baik.
9.
Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ?. jika iya,
apa alasan Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
10. Sangat jelas dapat mempengaruhi, seperti yang saya katakan di awal motivasi
itu dapat mendorong seseorang untuk beerja lebih optimal lagi.
11. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ?.
Jawaban :
Yang dapat mempengaruhi motivasi saya yaitu saya ingin mengembangkan
yayasan ini, itu yang muncul dari dalam diri. Sedangkan yang datang dari
luar, yaitu adanya reward dan punishment.
12. Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak
dalam bekerja ?. Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ?.
Jawaban :
adanya reward dan punishment.
13. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat
mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ?. Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
Ya saya kira dapat mempengaruhi, karena semakin baik komunikasi antara
kepala sekolah dengan guru akan semakin harmonis bekerja di dalam
lingkungan sekolah dengan lancarnya komunikasi sehingga berbagai
hambatan bisa diatasi.
93
14. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ?.
Jawaban :
Ada manfaatnya dan saya rasakan cukup besar.
15. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ?. Jika
iya, bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ?.
Jawaban :
Ya, motivasi dapat meningkatkan kinerja saya. Karena dengan motivasi yang
kuat saya akan menghindari hal-hal yang bersifat
tidak disiplin sebagai
contoh keterlambatan waktu masuk kelas, menghindari meninggalkan kelas
saat mengajar, dan intinya menjadi guru yang baik. Pada intinya ada
peningkatan secara kedisiplinan.
16. Apakah kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik ?.
Jawaban :
Kalau saya lihat kepala sekolah sudah menunjukan diri sebagai komunikator
yang baik. Karena kepala sekolah selalu berusaha mendekatkan diri kepada
guru-guru.
17. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai
motivator ?.
Jawaban :
Tidak selalu, jadi khusus dengan saya karena kepala sekolah saat ini
menganggap saya senior jadi jangankan untuk
memotivasi
ketika
beromunikasi dengan saya saja sangat hati-hati.
18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa
yang lembut ?.
Jawaban :
Ya.
19. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada
Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
Ya.
94
20. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah
yang muncul di sekolah ?.
Jawaban :
Tidak selalu, terkadang iya dan terkadang tidak.
21. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya
tetapi tidak terkesan memaksa ?.
Jawaban :
Ya.
22. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat
dan dan terkesan menyerang ?.
Jawaban :
Tidak.
23. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak
tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari
kepala sekolah ?.
Jawaban :
Tidak.
24. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat megubah sikap dan
perilaku Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
Saya kira bisa iya dan bisa tidak. Kalau itu yang sifatnya formal dalam bentuk
kelembagaan saya katakan iya, akan tetapi ketika dalam keadaan non formal
atau dalam keadaan sehari-hari saya kira tidak. Karena kepala sekolah
menganggap saya senior maka dari itu kepala seolah sangat berhati-hati untuk
berkomunikasi dengan saya.
25. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan
suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ?.
Jawaban :
Ya kepala sekolah cukup humoris.
26. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi
?.
95
Jawaban :
Kepala sekolah cukup humoris, jadi dalam kata lain gestur yang ditunujukan
kepala sekolah santai dan fleksible.
27. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan
media lain dalam berkomunikasi ?.
Jawaban :
Ada, komunikasi lewat whatsapp. Tapi hanya sekedar informasi.
28. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah
dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
Ya.
29. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ?.
Jawaban :
Selama ini tidak ada hambatan, karena jika ada kendala di sekolah saya lebih
sering sampaikan kepada wakil kepala sekolah.
30. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah
?. jika iya, bentuk hambatan seperti apa ?.
Jawaban :
Selama ini tidak ada hambatan, karena jika ada kendala di sekolah saya lebih
sering sampaikan kepada wakil kepala sekolah.
31. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ?. Jika iya/tidak,
apa alasan Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
Tidak menjadi satu hal yang signifikan.
32. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ?
Jawaban : Sejauh ini dapat diterima dengan baik, seama ini lancar ketika
berkomunikasi karena apa yang kepala sekolah sampaikan dapat saya pahami
hingga saat ini.
96
33. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan
kepala sekolah ?.
34. Jawaban :
35. Sudah cukup baik, walaupun saya memandang belum cukup maksimal.
Karena keterbatasan waktu kepala sekolah terkadang kurang memberikan
ruang untuk guru berkomunikasi dengan intens dengan kepala sekolah.
36. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ?. jika iya, bentuk peraikan seperti apa yang di harapkan ?.
Jawaban :
Saya memandang perlu ada penambahan dan perbaikan komunikasi, yaitu
secara ruang dan waktu yang berkala. Agar guru bisa curhat, memberikan
masukan dan saran dan hal itu juga dapat membantu menyelesaikan masalah.
Harus ada komunikasi yang sifatnya non formal dan harus dilakukan secara
terencana.
37. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ?.
Jawaban :
Selama ini kesan secara khusus belum ada, hanya secara temporer saja ketika
rapat. Akan tetapi ketika sehari-hari belum ada saya kira.
38. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi
interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ?.
Jawaban :
Bahwa kepala sekolah telah memiliki kemampuan dan penerapan
komunikasi, namun diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan
penerapan, sehingga rasa loyalitas dan rasa memiliki guru terhadap sekolah
ini akan meningkat. Kalau itu bisa diwujudkan akan bermuara kepada
peningkatan disiplin dan nanti akan meningkatkan motivasi kerja guru.
97
Ciputat,
(..........................................)
Narasumber
Oktober 2016
(............................................)
Pewawancara
98
Lampiran 5
Hasil Wawancara Guru
Nama
: Arsih. S.Pd
Tanggal/Waktu
: 19 September 2016/15.12
Tempat
: Ruang guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ?. jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?.
Jawaban: Iya, sudah pasti saya membutuhkan motivasi dalam bekerja. Karena
menurut saya motivasi dalam bekerja adalaha hal yang sangat penting.
2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri ?.
Jawaban: Muncul dari dua sisi, tetapi lebih banyak yang berasal dari dalam
diri.
3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ?.
Jawaban: Tidak menentu, terkadang ada waktu dimana sayang urang
motivasi.
4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi
kepada Ibu/Bapak ?.
Jawaban: Banyak ya, seperi teman-teman, siswa dan juga pimpinan.
5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ?. Jika iya,
apa alasan Ibu/Bapak ?.
Jawaban:
Ya,
sangat
membutuhkan.
Karena
sebagai
guru
saya
membuutuhkan pengarahan dari kepala sekolah. termasuk motivasi.
6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ?. Jika
iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ?.
Jawaban: Tidak selalu, dalam artian saat-saat tertentu saja. Contohnya seperti
menanyakan kabar dan memberikan nasihat-nasihat terkait pengajaran.
99
7. Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ?. jika iya,
apa alasan Ibu/Bapak ?.
Jawaban: Ya sangat mempengaruhi. Karena motivasi sebagai semangat dalam
bekerja.
8. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ?.
Jawaban: Banyak hal, seperti penghasilan, prestasi siswa dan lain-lain.
9. Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak
dalam bekerja ?. Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ?.
Jawaban: Ya, banyak hal seperti reward
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat
mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ?. Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?.
Jawaban : motivasi dari kepala sekolah cukup saya butuhkan, sebagai contoh
kepala sekolah selalu berkomunikasi dengan saya terkait perkembangan
siswa. Hal ini menjadi sebuah semangat atau motivasi untuk lebih maksimal
lagi dalam mengajar dan mendidik siswa. Hal-hal semacam itu sangat saya
butuhkan
11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ?.
Jawaban: Ya, ada manfaatnya.
12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ?. Jika
iya, bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ?.
Jawaban : Ya, seperti lebih semangat dalam bekerja.
13. Apakah kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik ?.
Jawaban: Saya rasa kepala sekolah sudah menunjukan kemampuannya
sebagai komunikator yang baik.
14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai
motivator ?.
Jawaban: Terkadang hal itu muncul ya.
15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa
yang lembut ?.
Jawaban: Ya, cukup lembut atau sopan.
100
16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada
Ibu/Bapak ?.
Jawaban: Tidak selalu, tapi empati dari kepala sekolah sudah tentu harus ada.
17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah
yang muncul di sekolah ?.
Jawaban: Saya kira harus bisa membantu masalah yang muncul.
18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya
tetapi tidak terkesan memaksa ?.
Jawaban: Benar, kepala sekolah tegas tapi tidak memaksa saya.
19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat
dan dan terkesan menyerang ?.
Jawaban: Tidak ya sepertinya
20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak
tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari
kepala sekolah ?.
Jawaban: Tidak
21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat megubah sikap dan
perilaku Ibu/Bapak ?.
Jawaban: Ya bisa, karena dengan ada nya teguran atau nasihat-nasihat dari
kepala sekolah dapat membuat saya lebih disiplin lagi dalam bekerja.
22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan
suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ?.
Jawaban: Ya, kepala sekolah cukup homuris.
23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi
?.
Jawaban: Santai sepertinya.
24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan
media lain dalam berkomunikasi ?.
Jawaban: Ya, biasanya kalau tidak bisa bertemu dengan kepala sekolah, saya
menggunkan sms atau whatsapp. Karena kita juga ada grup whatsapp
101
25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah
dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ?.
Jawaban: Saya kira sudah dapat membina motivasi saya, karena komunikasi
yang dilakukan kepala sekolah juga cukup baik.
26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ?.
Jawaban: Ya lumayan cukup sering walaupun saya tidak dapat hadir setiap
hari.
27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah
?. jika iya, bentuk hambatan seperti apa ?.
Jawaban: Hambatan sejauh ini saya kira tidak ada hambatan yang berarti.
28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ?. Jika iya/tidak,
apa alasan Ibu/Bapak ?.
Jawaban: Ya karena kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.
29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ?.
Jawaban: Ya, dapat saya rasakan dengan baik.
30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan
kepala sekolah ?.
Jawaban: Sudah cukup baik ya, kalapun harus ada perbaikan rasanya tidak
terlalu hal yang sangat mendasar dari komunikasi yang di lakukan kepala
sekolah.
31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ?. jika iya, bentuk peraikan seperti apa yang di harapkan ?.
Jawaban: Saya kira perbaikan yang besar tidak ada. Hanya mungkin hal-hal
yng kecil saja seperti lebih sering saja.
32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ?.
Jawaban: Sejauh ini kesannya cukup baik.
102
33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi
interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ?.
Jawaban: Saya kira jika kepala sekolah dapat meningkatkan dan
mempertahankan pelaksanaan dan kemampuannya hal itu dapat menjadi hal
yang postitif untuk kepala sekolah.
Ciputat, Oktober 2016
(..........................................)
Narasumber
(............................................)
Pewawancara
103
Lampiran 6
Hasil Wawancara Guru
Nama
: Nawang Wulan. S.Pd
Tanggal/Waktu
: 26 September 2016/14.53
Tempat
: Ruang Guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban: Menurut saya tentu ya dalam bekerja membutuhkan motivasi agar
motivasi tersebut dapat mendapatkan dukungan bahwa keberadaan saya
sangat dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan.
2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri
Bapak/Ibu?
Jawaban: Motivasi yang sering didapatkan berasal dari luar diri saya,
misalkan motivasi dari murid, atau rekan kerja yang selalu memberikan
semangat bekerja.
3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ?
Jawaban: Tidak selamanya termotivasi tergantung pada kondisi dan situasi
yang dirasakan dalam bekerja.
4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi
kepada Ibu/Bapak ?
Jawaban: Dalam lingkungan sekolah yang sering memberikan motivasi
biasanya rekan kerja atau dengan guru-guru yang lain.
5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
104
Jawaban: Sangat membutuhkan motivasi dari kepala sekolah. Dari hal itu
saya dapat memahami bahwa keberadaan saya dibutuhkan dalam bekerja.
6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika
iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ?
Jawaban: Kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada saya dan guruguru yang lain.
7. Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban: Peran motivasi sangat mempengaruhi dalam bekerja, agar dalam
melakukan kegiatan mengajar dapat memberikan pengaruh yang besar untuk
siswa.
8. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ?
Jawaban: Minat siswa dalam melakukan pembelajaran dan fasilitas.
9. Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak
dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ?
Jawaban: Ya saya kira bisa
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat
mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban: Komunikasi yang dilakukan kepala sekolah sangat mempengaruhi
motivasi kerja saya. Kepala sekolah memberikan tanggung jawab yang lebih
kepada saya dalam melakukan kegiatan pengajaran agar memberikan hasil
yang terbaik yang diberikan.
11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ?
Jawaban: Sangat merasakan manfaat dari motivasi dalam bekerja di sekolah.
105
12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya,
bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ?
Jawaban: Motivasi sangat berpengaruh dalam peningkatan kinerja, misalnya
motivasi seperti kenaikan honor itu akan meningkatkan semangat atau kinerja
di sekolah.
13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang
baik ?
Jawaban: Iya kepala sekolah selalu menunjukkan komunikator yang baik
14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai
motivator ?
Jawaban: Santai saja sepertinya
15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa
yang lembut ?
Jawaban: Ketika berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan kata atau
bahasa yang lembut tetapi kadang bersikap bercanda juga
16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada
Ibu/Bapak ?
Jawaban: Kepala sekolah selalu menujukkan rasa empati kepada saya.
17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah
yang muncul di sekolah ?
Jawaban: Saya kurang tahu terlalu dalam, Saya tidak terlalu sering
berkomunikasi dengan beliau
18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya
tetapi tidak terkesan memaksa ?
Jawaban: Secara tidak langsung kepala sekolah selalu menunjukkan sikap
yang tegas
19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat
dan terkesan menyerang ?
Jawaban: Komunikasi yang dilakukan tidak terlalu cepat dan menyerang
106
20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak
tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari
kepala sekolah ?
Jawaban: Tidak mengambil keuntungan, kepala sekolah selalu menunjukkan
sikap yang biasa-biasa saja.
21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat mengubah sikap
dan perilaku Ibu/Bapak ?
Jawaban: Iya komunikasi yang dilakukan dapat merubah sikap saya.
22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan
suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ?
Jawaban: Kebetulan kepala sekolah di sekolah SMK Al-Hidayah ini
mempunyai sikap yang humoris.
23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ?
Jawaban: Biasanya gestur yang ditunjukkan kepala sekolah itu berwibawa
dan santai.
24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan
media lain dalam berkomunikasi ?
Jawaban: Media lain dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah melalui
alat komunikasi seperti handphone
25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah
dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ?
Jawaban: Salah satu fungsi dari komunikasi kepala sekolah dapat membina
motivasi, jadi motivasi yang diberikan kepala sekolah dapat meningatkan
saya kinerja di sekolah
26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ?
Jawaban: Secara berkomunikasi langsung tidak sering dengan kepala sekolah.
Lebih sering berkomunikasi dengan wakil kepala sekolah.
27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ?
Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ?
Jawaban: Saya kira sejauh ini tidak ada hambatan dalam berkomunikasi
dengan kepala sekolah
107
28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban: Secara profesional, sebagai guru ketika melakukan komunikasi
interpersonal dengan kepala sekolah saya kira sewajarnya saja.
29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ?
Jawaban: Iya dapat diterima dengan baik.
30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban: Komunikasi yang dilakukan kepala sekolah sudah bagus.
31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ?
Jawaban: Tidak ada yang harus diperbaiki dari komunikasi yang dilakukan
kepala sekolah.
32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban: Cukup baik dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah.
33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi
interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ?
Jawaban: Perasaan yang dirasakan dalam penerapan komunikasi interpersonal
kepala sekolah dengan saya sangat senang.
Ciputat,
(..........................................)
Narasumber
Oktober 2016
(............................................)
Pewawancara
108
Lampiran 7
Hasil Wawancara Guru
Nama
: Via Aprilian. S.Kom
Tanggal/Waktu
: 28 September 2016/16.49
Tempat
: Ruang guru
1.
Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban:
Menurut saya kalau bekerja memang harus ada motivasi, motivasi yang
diberikan dan diharapkan kepada siswa dalam mengajar di kelas.
2.
Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri
Bapak/Ibu?
Jawaban:
Motivasi yang pertama dan paling utama berasal dari luar yaitu keluarga saya
sendiri. Setelah itu motivasi berasal dari dalam diri saya yaitu bagaimana
keikhlasan dan kepuasan batin saya dalam mengajar anak murid di kelas.
3.
Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ?
Jawaban:
Dalam bekerja saya selalu dalam keadaan termotivasi, yang berasal dari anak
murid saya sendiri.
4.
Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi
kepada Ibu/Bapak ?
Jawaban:
Dalam lingkungan sekolah yang selalu memberikan motivasi kepada saya
yaitu orang di bagian bidang kurikulum ibu siti zubaidah beliau selalu
memberikan motivasi karena dia seorang wanita yang hebat dan tangguh dan
dia selalu memberikan yang terbaik untuk sekolah ini.
109
5.
Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban:
Yang terpenting saya sangat membutuhkan support atau dukungan dari
kepala sekolah untuk menjalankan program-program yang ada di sekolah
dengan baik.
6.
Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika
iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ?
Jawaban:
Salah satu bentuk motivasi yang dilakukan secara langsung biasanya di akhir
tahun ada semacam reward untuk guru dengan kehadiran yang maksimal.
7.
Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban:
Karena motivasi yang dimaksud adalah memberikan semangat kepada saya
atau guru-guru yang lain supaya bisa lebih baik lagi kedepannya.
8.
Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ?
Jawaban:
Motivasi yang mempengaruhi dalam bekerja saya adalah saya berharap
bagaimana menjadikan anak didik mempunyai cita-cita yang diinginkan dan
memberikan semangat kepada orangtua bahwa dalam mendidik anak di
sekolah memiliki manfaat yang sangat banyak.
9.
Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak
dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ?
Jawaban:
Bentuk motivasi dari luar biasanya berasal dari sekolah lain, misalnya sudah
menjalankan pembelajaran tersebut tetapi kita belum, sampai saat itu saya
termotivasi bagaimana caranya agar mencapai target keberhasilan anak didik
dengan sekolah lain.
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat
mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?
110
Jawaban:
Menurut saya sendiri, dalam berkomunikasi interpersonal dengan kepala
sekolah tidak sampai mempengaruhi motivasi saya dalam bekerja.
11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ?
Jawaban:
Manfaat yang dapat dirasakan oleh saya adalah selalu muncul ide-ide jika
saya termotivasi dalam bekerja.
12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya,
bentuk peningkatan seperti apa yang Ibu/Bapak rasakan ?
Jawaban:
Bentuk peningkatan dalam kompetensi mengajar di kelas agar lebih baik lagi.
13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang
baik ?
Jawaban:
Untuk selama ini kepala sekolah, secara tidak langsung selalu menunjukkan
komunikator sangat baik yang selalu memberikan pengarahan secara jelas dan
sesuai.
14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai
motivator ?
Jawaban:
Kalau dikatakan kepala sekolah menjadi motivator tidak.
15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa
yang lembut ?
Jawaban:
Bahasa komunikasi yang digunakan kepala sekolah secara santai akan tetapi
bukan berarti lembut.
16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada
Ibu/Bapak ?
Jawaban:
Untuk
permasalahan
memperhatikan.
empati
kepala
sekolah,
saya
tidak
pernah
111
17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah
yang muncul di sekolah ?
Jawaban:
Secara langsung komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu
setiap permasalahan yang berada di lingkungan sekolah.
18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya
tetapi tidak terkesan memaksa ?
Jawaban:
Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah, tidak pernah
memaksa kepada saya maupun pihak yang lain.
19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat
dan terkesan menyerang ?
Jawaban:
Komunikasi kepala sekolah tidak terlalu cepat dan menyerang.
20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak
tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari
kepala sekolah ?
Jawaban:
Secara tidak langsung kepala sekolah tidak menunjukkan keputusannya
secara tidak tegas.
21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat mengubah sikap
dan perilaku Ibu/Bapak ?
Jawaban:
Bentuk perubahan sikap dan perilaku saya adalah peningkatan tanggung
jawab siswa kepada siswa saya yang ada di sekolah
22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan
suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ?
Jawaban:
Iya kepala sekolah selalu menghibur.
23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ?
Jawaban:
112
Bentuk gestur kepala sekolah dalam berkomunikasi dilakukan secara santai
dan tegas.
24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan
media lain dalam berkomunikasi ?
Jawaban:
Biasanya alat media komunikasi yang dilakukan dengan group whatsapp.
25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ?
Jawaban:
sejauh ini kepala sekolah belum pernah melakukan komunikasi interpersonal
dalam kaitannya membina motivasi dan kinerja saya.
26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ?
Jawaban:
Komunikasi saya dengan kepala sekolah dilakukan jarang-jarang, artinya jika
ada permasalahan yang sangat penting dilakukan diskusi bersama.
27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ?
Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ?
Jawaban:
Tidak ada hambatan dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah, jika
memang beliau tersedia waktu.
28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban:
Ya menjadi satu kesatuan yang uttuh.
29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ?
Jawaban:
Secara komunikasi dalam bekerja harus dilakukan, hal ini untuk peningkatan
sekolah khususnya peningkatan untuk anak murid.
113
30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban:
Untuk
penilaian
komunikasi
kepala
sekolah
cukup
baik
dengan
menyelasaikan tiap permasalahan.
31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ?
Jawaban:
Bentuk perbaikan dalam komunikasi kepala sekolah sering mengunjungi
sekolah setiap sebulan sekali.
32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban:
Komunikasi itnerpersonal yang dilakukan kepala sekolah biasa saja tidak ada
yang terkesan.
33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi
interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ?
Jawaban:
Komunikasi antara kepala sekolah dengan agar guru lebih intens lagi untuk
meminta bantuan ke kepala sekolah. Menurut saya komunikasi antara guru
dengan kepala sekolah agak sungkan. Kepala sekolah selalu mengingatkan
kepada guru-guru yang lain. Sebagai contoh menegur seorang guru yang
belum masuk mengajar di kelas.
Ciputat, Oktober 2016
(..........................................)
Narasumber
(............................................)
Pewawancara
114
Lampiran 8
Hasil Wawancara Guru
Nama
: Tugiran. SE
Tanggal/Waktu
: 26 September 2016/15.27
Tempat
: Ruang Guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban: Dalam bekerja saya sangat membutuhkan motivasi, karena motivasi
berarti semangat untuk melakukan pekerjaan yang sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai.
2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri
Bapak/Ibu?
Jawaban: Motivasi yang dibutuhkan bisa berasal dari dalam diri maupun luar
diri, kedua motivasi ini sangat berpengaruh.
3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ?
Jawaban: Tidak selamanya dalam bekerja selalu termotivasi.
4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi
kepada Ibu/Bapak ?
Jawaban: Di lingkungan sekolah yang sering memberikan motivasi biasanya
setiap guru dengan cara sharing, karena setiap guru memiliki pengalaman
yang berbeda-berbeda.
5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban: Iya pasti sangat membutuhkan motivasi dari kepala sekolah, karena
kepala sekolah merupakan orang yang menjadi acuan atau pedoman untuk
meminta pendapat agar menjalankan pertanggung jawaban yang diberikan
dengan baik.
6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika
iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ?
115
Jawaban: Kepala sekolah tidak sering dalam memberikan motivasi. Bentuk
motivasi yang diberikan kepala sekolah berupa perhatian dan nasihat yang
ditujukan kepada siswa.
7.
Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban: Iya motivasi sangat berpengaruh dalam bekerja, karena jika
pekerjaan dilakukan dengan keadaan termotivasi hasil yang didapatkan akan
lebih baik lagi dari sebelumnya.
8. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ?
Jawaban: Hal yang mempengaruhi motivasi dalam bekerja misalnya dilihat
dari unsur penghasilan, jabatan, tanggung jawab, dan kebutuhan yang
dipenuhi.
9.
Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak
dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ?
Jawaban: Bentuk motivasi yang berasal dari luar bisa biasanya tidak banyak
berpengaruh bagi diri saya sendiri.
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat
mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban: Dalam komunikasi bisa saja mempengaruhi motivasi bekerja,
karena kepala sekolah mempunyai perintah atau aturan-aturan yang
mendukung dalam proses pembelajaran.
11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ?
Jawaban: Banyak manfaat motivasi yang dirasakan dalam bekerja. Misalnya
manfat didapatkan dari lingkungan sekolah, atau orang-orang disekitar kita.
12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya,
bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ?
116
Jawaban: Betul motivasi dapat meningkatkan kinerja karena dalam keadaan
bekerja motivasi berperan untuk mengikuti alur dan mendapatkan hasil yang
akan dicapai yang disesuaikan dengan keadaan.
13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang
baik ?
Jawaban: kepala sekolah sudah menujukkan sebagai komunikator yang baik.
Karena penyampaian yang dibicarakan oleh kepala sekolah bisa menjadi
pertimbangan baik atau tidak bagi saya.
14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai
motivator ?
Jawaban: Kepala sekolah tidak selalu menunjukan dirinya sebagai seorang
motivator.
15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa
yang lembut ?
Jawaban: Iya biasanya selalu menggunakan bahasa yang lembut
16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada
Ibu/Bapak ?
Jawaban: Iya kepala sekolah selalu menunjukkan rasa empati
17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah
yang muncul di sekolah ?
Jawaban: Kepala sekolah selalu membantu dalam memecahkan masalah di
lingkungan sekolah baik masalah siswa maupun guru.
18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya
tetapi tidak terkesan memaksa ?
Jawaban: Kadang-kadang kepala sekolah selalu menjukkan sikap yang tegas,
tetapi tergantung permasalahan yang ada.
19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat
dan terkesan menyerang ?
117
Jawaban: Tidak menggunakan perkataan yang cepat ya biasa-biasa saja.
20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak
tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari
kepala sekolah ?
Jawaban: Dalam berkomunikasi tidak juga kepala sekolah yang mengambil
keputusan sendiri atau mengambil keuntungan sendiri.
21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat mengubah sikap
dan perilaku Ibu/Bapak ?
Jawaban: Menurut saya komunikasi yang dilakukan kepala sekolah sudah
mengubah sikap seseorang artinya bahwa apa yang akan disampaikan.
22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan
suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ?
Jawaban: Komunikasi yang dilakukan kepala sekolah sudah mencairkan
suasana tetapi jika mengibur terkadang saja.
23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ?
Jawaban: Dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah gestur yang dilihat
biasa-biasa saja.
24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan
media lain dalam berkomunikasi ?
Jawaban: Biasanya komunikasi selain bertatap muka menggunakan
komunikasi secara tidak langsung yaitu seperti handphone atau media alat
media yang lain.
25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah
dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ?
Jawaban: Iya pasti sangat membina karena apa yang disampaikan oleh kepala
sekolah berhubungan dengan hal yang mengenai pendidikan.
26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ?
118
Jawaban: Saya sendiri jika berkomunikasi dengan kepala sekolah tergantung
kebutuhan, jika ada permasalahan yang ingin disampaikan akan lebih sering
untuk berkomunikasi.
27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ?
Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ?
Jawaban: Kalau menurut saya pribadi untuk berkomunikasi dengan kepala
sekolah tidak ada hambatan.
28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban: Menurut saya iya tidak akan terpisahkan antara komunikasi
interpersonal dengan menjalankan pekerjaan sebagai guru. Karena apapun
yang dikerjakan merupakan tanggung jawab kepala sekolah.
29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ?
Jawaban: Iya sangat diterima dengan baik sesuai dengan kebutuhan informasi
yang penting dan harus ditangani.
30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban: Menurut saya komunikasi yang dilakukan kepala sekolah santai,
terbuka, membuat bekerja menjadi semangat.
31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ?
Jawaban: Sebetulnya menurut pribadi saya, bentuk perbaikan untuk kepala
sekolah tidak ada.
119
32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban: Menurut saya iya sangat terkesan dalam komunikasi yang
dilakukan kepala sekolah sangat terbuka.
33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi
interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ?
Jawaban: Yang saya harapkan dalam melakukan komunikasi dari kepala
sekolah agar lebih baik lagi dengan memberikan contoh kepada guru-guru
yang lain.
Ciputat,
(..........................................)
Narasumber
Oktober 2016
(............................................)
Pewawancara
120
Lampiran 9
Hasil Wawancara Guru
Nama
: Muhammad Idrus S.Pd.I
Tanggal/Waktu
: 28 September 2016/16.49
Tempat
: Ruang Guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Ya, karena motivasi bisa memberikan semangat unuk beraktifitas
2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri
Bapak/Ibu?
Jawaban : Keduanya sangat dibutuhkan, dari dalam maupun luar diri saya
pribadi.
3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ?
Jawaban : Tidak selalu
4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi
kepada Ibu/Bapak ?
Jawaban : Teman se profesi.
5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Ya, karena kepala sekolah dapat membuat kebijakan yang
berkaitan dengan motivasi yang di berikannya.
6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika
iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ?
Jawaban : Iya selalu
7. Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Ya, jika ada motivasi maka semangat akan besar dan begitu
sebaliknya.
8. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ?
121
Jawaban : Kondisi siswa dan kodisi lingkungan kerja serta komunikasi yang
baik dengan pimpinan.
9.
Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak
dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ?
Jawaban : Ya, penghargaan baik secara moril maupun materil.
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat
mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Ya, karena dengan adanya komunikasi kita merasa di hargai.
11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ?
Jawaban : Ya.
12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya,
bentuk peningkatan seperti apa yang Ibu/Bapak rasakan ?
Jawaban : Ya. Berusaha untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada
peserta didik.
13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang
baik ?
Jawaban : Ya.
14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai
motivator ?
Jawaban : Ya.
15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa
yang lembut ?
Jawaban : Ya.
16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada
Ibu/Bapak ?
Jawaban : Ya.
17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah
yang muncul di sekolah ?
Jawaban : Ya.
18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya
tetapi tidak terkesan memaksa ?
122
Jawaban : Ya.
19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat
dan terkesan menyerang ?
Jawaban : Tidak
20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak
tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari
kepala sekolah ?
Jawaban : Tidak.
21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat mengubah sikap
dan perilaku Ibu/Bapak ?
Jawaban : Ya.
22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan
suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ?
Jawaban : Ya.
23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ?
Jawaban : Baik, bersahabat dan santai.
24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan
media lain dalam berkomunikasi ?
Jawaban : Ya, sosmed seperti Whatsapp.
25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ?
Jawaban : Ya.
26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ?
Jawaban : 3 s/d 4 minggu.
27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ?
Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ?
Jawaban : Tidak.
28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Ya.
123
29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ?
Jawaban : Ya.
30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban : Cukup baik, bisa mendengarkan apa yang disampaikan dan cukup
memberi solusi dan pengertian.
31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ?
Jawaban : Tidak.
32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban : Ya.
33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi
interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ?
Jawaban : Sangat senang dan bersyukur agar sekolah dapat menjadi lebih baik
lagi dan lingkungan kerja dapat lebih nyaman lagi.
Ciputat, Oktober 2016
(..........................................)
Narasumber
(............................................)
Pewawancara
124
Lampiran 10
Hasil Wawancara Guru
Nama
: Jamaludin A.Md
Tanggal/Waktu
: 21 September 2016/15.08
Tempat
: Ruang guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya memang secara kalau bekerja membutuhkan motivasi, dalam
hal ini akan kelihatan. Karena kalau tidak adanya motivasi ini akan
melemahkan saya dalam mengajar di sekolah.
2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri
Bapak/Ibu?
Jawaban : Yang pertama adalah pribadi dari diri saya sendiri apabila ada
bantuan dari luar itu sangat membantu dan sangat mendukung dalam hal
mengajar.
3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ?
Jawaban : Selalu ya, karena ada motivasi yang sifatnya sebagai pendidik.
Perlu adanya sebuah dukungan yang nyata jadi memang diperlukan sebuah
motivasi yang jelas.
4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi
kepada Ibu/Bapak ?
Jawaban : Terutama di lingkungan sekolah adalah saya melihat siswa-siswi
saya. Ada juga teman-teman seperti guru.
5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Saya membutuhkan motivasi dari kepala sekolah, itu saya
butuhkan karena ini untuk membuktikan semangat saya dan membuktikan
kemajuan sekolah.
125
6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika
iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ?
Jawaban : Dari kepala sekolah dalam hal memberikan motivasi ini tidak
setiap hari, secara berkala setiap dua minggu sekali. Tapi, dalam hal forum
rapat sebulan sekali suatu pimpinan memberikan suatu motivasi untuk
memberikan suatu semangat kerja saya.
7. Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Motivasi dalam bekerja ya memang mutlak. Karena memang suatu
kewajiban dalam bekerja, selain itu kewajiban merupakan suatu ibadah juga.
8.
Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ?
Jawaban : Motivasi kerja memang dibutuhkan. Artinya saya sebagai pendidik
ini sebagai contoh yang akan ditiru oleh anak didik saya, artinya kalau tidak
termotivasi dalam hal ini bagaimana sikap saya. Motivasi ini sebagai tolak
ukur juga.
9.
Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak
dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ?
Jawaban : Motivasi dari luar ada, artinya ini adalah intuisi pendidikan jurusan
yang akan ditempuh anak didik yang mana mereka harus mempunyai
keilmuan yang ada di sekolah.
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat
mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Kepala sekolah dalam intuisi pendidikan adalah orang yang sangat
berpengaruh dalam hal ini seorang pimpinan, inilah yang harus dipegang
komitmennya, baik dalam ucapan dan sikap. Pimpinan selalu memiliki
motivasi yang lebih kepada bawahannya. Dalam hal ini khusus di SMK AlHidayah selama ini sifat pembelajaran disini kekeluargaan, bagaimana saya
selalu menghormati.
11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ?
Jawaban : Manfaatnya justru ada ya, baik diri saya pribadi maupun
mempengaruhi siswa.
126
12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya,
bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ?
Jawaban : Iya motivasi ada peningkatan dalam diri saya, artinya dalam dunia
pendidikan saya selalu sharing keilmuan. Secara tidak langsung saya
mendapatkan ilmu tambahan dari siswa saya sendiri atau istilahnya
peningkatan dari segi ilmu pengetahuan.
13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang
baik ?
Jawaban : kepala sekolah sudah menunjukan diri nya sebagai komunikator
yang baik.
14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai
motivator ?
Jawaban : Kalau di intuisi pendidikan kepala sekolah selalu menjadi
motivator.
15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa
yang lembut ?
Jawaban : Dalam hal ini iya, lemah lembut. Menjaga image kepala sekolah.
16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada
Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya ini memang suatu kewajiban pimpinan yang baik, artinya saya
rasa kalau pimpinan yang baik selalu menunjukkan rasa empati kepada guruguru.
17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah
yang muncul di sekolah ?
Jawaban : Dalam hal ini sudah pasti ya, karena tanpa adanya persetujuan
kepala sekolah saya tidak akan bisa memecahkan masalahnya.
18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya
tetapi tidak terkesan memaksa ?
Jawaban : Iya, jadi memang itu harus dimiliki oleh seorang pimpinan,
memiliki suatu ketegasan tetapi hal ini tidak memaksa. Saya profesional
dalam bekerja.
127
19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat
dan terkesan menyerang ?
Jawaban : Tidak ya tidak cepat artinya secara lemah lembut tapi tegas.
20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak
tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari
kepala sekolah ?
Jawaban : Dalam hal ini saya menjaga sebuah intuisi ya, artinya tetap
keputusan kepala sekolah saya harus hormati karena beliau seorang pimpinan.
21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat mengubah sikap
dan perilaku Ibu/Bapak ?
Jawaban : Komunikasi saya rasa dalam hal dunia pendidikan tidak begitu
pengaruh hanya sebatas lingkungan kerja.
22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan
suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ?
Jawaban : Bisa dan sering sekali karena orangnya memang humoris.
23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ?
Jawaban : Saya rasa gestur tubuh biasa saja ya tidak menampakkan suatu
kemarahan. Orangnya santai tapi serius.
24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan
media lain dalam berkomunikasi ?
Jawaban : Dalam hal ini tidak ya, saya lebih sering bertatap muka dengan
kepala sekolah.
25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ?
Jawaban : Dalam hal ini iya, artinya membina motivasi saya harus
menghormati pimpinan tertingi di sekolah, artiya saya dapat melihat tingkah
laku yang diperbuat oleh suatu pimpinan.
26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ?
Jawaban : Iya kalau untuk urusannya pengajaran hanya pertemuan seminggu
3x.
128
27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ?
Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ?
Jawaban : Saya rasa tidak ada hambatan yang terjadi dalam komunikasi
kepada kepala sekolah atau sebaliknya, karena saya sering bertemu di
lingkungan sekolah.
28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Ini memang tidak bisa dipisahkan ya, artinya dalam hal ini kinerja
sama-sama, jadi apapun keputusan personal guru juga harus mendapat
persetujuan kepala sekolah.
29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya bisa diterima.
30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban : Dalam hal pribadi komunikasi kepala sekolah kepada saya sudah
termasuk cukup baik, artinya tidak pernah putus komunikasi.
31. Apakah perlu ada perbaikan dari komunikasi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ?
Jawaban : Dalam hal ini mungkin hanya seidkit perbaikan ya, perbaikan ini
adalah interpersonalnya terkadang kepala sekolah ini suka lupa, antara urusan
pribadi dengan urusan kerja. Secara tidak langsung ini harus dipisahkan.
32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban : Dalam hal ini mungkin iya terkesan, karena beliau bisa mengayomi
dan melihat bagaimana terjadinya kondisi dan situasi guru.
33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi
interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ?
129
Jawaban : Dalam hal ini memang tidak gampang menilai tingkah laku atau
sikap seorang pimpinan, tapi saya sangat berapresiasi luar biasa kepada
pimpinan saya khususnya di Al-Hidayah beliau ini bisa bekerja sama dalam
hal kekeluargaan.
Ciputat,
(..........................................)
Narasumber
Oktober 2016
(............................................)
Pewawancara
130
Lampiran 11
Hasil Wawancara Guru
Nama
: Endang Hidayat S.Pd
Tanggal/Waktu
: 26 September 2016/16.02
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya perlu membutuhkan motivasi karena bagaimanapun motivasi
itu berarti kerja ada yang menilai. Justru kalo tidak membutuhkan motivasi
nanti tidak tahu kerja kita baik atau tidak. Sedangkan, kepala sekolah
mempunyai target kepada setiap masing-masing mata pelajaran. Tergantung
pada gurunya kalau misalkan guru tersebut orientasi kepada materi, jadi
motivasi itu dijadikan suatu alat artinya harapan. Jika tidak diberikan
motivasi maka kinerja guru tersebut akan turun.
2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri
Bapak/Ibu?
Jawaban : Tergantung dari kepribadian guru masing-masing. Motivasi yang
mengalir dari diri seseorang yang menjadikan motivasi sebagai suatu alat
ukur.sebagai contoh Kepala sekolah memberikan reward kepada guru.
3.
Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ?
Jawaban : Termotivasi, jadi ada motivasi dari luar dan motivasi dari alam.
Motivasi dari luar yaitu motivasi yang berasal dari kepala sekolah. Motivasi
yang dari dalam merupakan suatu kewajiban.
4.
Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi
kepada Ibu/Bapak ?
Jawaban : Teman sejalan termasuk motivasi juga. Misalnya, mempunyai
masalah dalam menyampaikan suatu materi yang tidak sampai-sampai, ada
metode-metode pengajaran, kalau metode pengajaran yang ini tidak berhasil,
131
menggunakan metode yang lain. Ngobrol-ngobrol sama temen juga suatu
motivasi. Pimpinan juga selalu memberikan motivasi, misalnya disampaikan
dalam mengadakan forum rapat resmi guru. Motivasi seperti ni, Kepala
sekolah mempunyai tujuan untuk mencapai target
5.
Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?.
Jawaban : pemberian motivasi perlu dilakukan, artinya motivasi itu kan hasil
yang diketahui dan dijadikan ukuran buat kita. Kalau motivasi itu
disampaikan di akhir suatu periode atau akhir pelajaran, ini semacam
kepuasan batin. Jadi kepala sekolah menyampaikan penghargaan kepada guru
yang kehadirannya cukup tinggi, hal ini memberikan semangat kepada guruguru yang lain.
6.
Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika
iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ?
Jawaban : Motivasi ada yang secara langsung dan tidak langsung. Bentuk
motivasi yang tidak langsung di berikan seperti kehadiran guru.
7.
Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? jika iya,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya sangat mempengaruhi dalam arti seperti mendapatkan
penghargaan dari kepala sekolah dengan mempertahankan prestasi yang
sudah di capai.
8.
Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ?
Jawaban : Dalam mempersiapkan untuk pengajaran termasuk administrasi
yang memotivasi juga. Artinya dalam mengajar ada beberapa administrasi
yang salah satunya pemberian perangkat pelajaran yang diberikan dari kepala
sekolah kepada guru-guru.
9.
Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak
dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ?
Jawaban : Motivasi dari luar diri ada juga seperti jenjang pendidikan,
tambahan pelajaran, membimbing siswa di OSIS. Memberikan peghargaan
perlakuan dari kepala sekolah berbeda.
132
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat
mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Komunikasi sangat berpengaruh juga, paling tidak mendengarkan
langsung dari kepala sekolah lebih dirasakan dibandingkan dengan melalui
secara tidak langsung.
11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ?
Jawaban : Iya bermanfaat sekali motivasi, justru kalau ada motivasi kita
mempunyai gambaran. Motivasi seperti honor bimbingan guru di luar
sekolah.
12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya,
bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ?
Jawaban : Iya bentuk peningkatan seperti motivasi yang kurang sesuai dengan
harapan akan biasa-biasa saja. Melainkan motivasi yang berbeda dapat
dikembangkan dan mempengaruhi motivasi itu. Seperti peningkatan
penghasilan yang diterima, maka akan bertambah secara otomatis dan
semangat kerja juga akan bertambah.
13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang
baik ?
Jawaban : Sudah menjadi komunikator yang baik. Misalnya, tidak usah
dengan di forum resmi saja, tidak perlu menunggu lama langsung saja datang
ke ruang kepala sekolah.
14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai
motivator ?
Jawaban : Disebutkan sebagai motivator iya, tetapi menunjukkan seorang
pemimpin yang berkuasa juga tidak. Karena dahulunya kepala sekolah itu
juga pernah menjadi guru biasa. Tetapi sebagai bawahan tetap harus selalu
menghargai.
15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa
yang lembut ?
Jawaban : Iya karena sesuai dengan motivator kepala sekolah harus menjaga
image
133
16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada
Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya
17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah
yang muncul di sekolah ?
Jawaban : Tergantung berdasarkan pengalaman yang pernah dimiliki.
Terkadang ada yang disampaikan kurang nyambung dengan apa yang
diharapkan. Misalnya, pengalaman dalam segi berorganisasi.
18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya
tetapi tidak terkesan memaksa ?
Jawaban : Iya tegas
19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat
dan dan terkesan menyerang ?
Jawaban : Tidak terlalu cepat justru dalam pengambilan keputusan diberikan
kesempatan untuk berpendapat, tidak lagsung cepat mengambil keputusan.
20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak
tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari
kepala sekolah ?
Jawaban : Tidak ya, karena jenjang pendidikan sesuai dengan keguruan
apalagi ini merupakan yayasan islam yang mengutamakan ukhuwah kepada
guru-guru yang lain karena hubungan kekelurgaan disini sangat harmonis.
21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat megubah sikap dan
perilaku Ibu/Bapak ?
Jawaban : Dapat mengubah perilaku guru-guru. Seperti kehadiran guru yang
kurang, dengan adanya komunikasi akan lebih maksimal lagi dari segi
kehadiran.
22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan
suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ?
Jawaban : Bisa juga, artinya humoris.
23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ?
134
Jawaban : Biasa saja, dalam arti sesuai dengan sifat dan logat suara yang
seperti itu.
24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan
media lain dalam berkomunikasi ?
Jawaban : Iyaa seperti sosial media seperti grup Whatsapp. Seperti sebuah
teguran yang diberikan kepala sekolah tetap terjalin komunikasi walau
melalui sosial media.
25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah
dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya, karena yang diberikan kepala sekolah yang berbeda.
26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ?
Jawaban : Minimal saat kita ada jam pelajaran di sekolah. Tergantung kepada
tanggung jawab masing-masing.
27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ?
Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ?
Jawaban : Kalau komunikasi langsung tidak ada hambatan. Tetapi kalo
berkomunikasi melalui media sosial seperti whatsapp kadang-kadang tidak
tepat waktunya.
28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Itu tergantung kepada masalahnya yang di hadapi di lihat dari
situasi dan kondisi yang terjadi. Jika bersangkutan kepala sekolah bisa turun
langsung. Tetapi jika wakil kepala sekolah bisa menyelesaikan masalah tidak
perlu kepala sekolah yang turun langsung.
29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya saya terima, meskipun cara bahasa penyampaian yang kurang
tepat.
30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan
kepala sekolah ?
135
Jawaban : Komunikasi yang dilakukan sudah cukup baik, mungkin teknis
penyampaian yang kurang tepat.
31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ?
Jawaban : Jadi gini dalam komunikasi itu beliau memulai komunikasi
menggunakan
kalimat-kalimat
yang
humor.
Seharusnya
langsung
membicarakan kepada inti permasalahan. Penyampaian kata kurang efektif
dana efisien mungkin harus lebih di perbaiki.
32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban : Cukup bagus artinya menghargai senioritas atau guru-guru yang
sudah lama di sekolah itu. Tetapi kalo berbicara secara umum itu juga kurang
bagus ada anggapan dari guru kalo kepala sekolah itu kurang tegas.
33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi
interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ?
Jawaban : Kalo kepala sudah berhasil mempertahankan apa yang dia
harapkan dan di kemukakan ini merupakan suatu keberhasilan. Sehingga itu
dipertahankan lebih bagus lebih baik apa yang pernah dikemukakan.
Ciputat, Oktober 2016
(..........................................)
Narasumber
(............................................)
Pewawancara
136
Lampiran 12
Hasil Wawancara Guru
Nama
: Umaeroh S.Pd.M.Si
Tanggal/Waktu
: 19 September 2016/16.02
Tempat
: Ruang guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban: Tentu ya yang namanya bekerja itu pasti perlu membutuhkan
motivasi. Jadi motivasi disini, tentunya di sekolah juga harus memberikan
pelayanan-pelayanan yang baik bukan hanya siswa saja guru pun juga sama
ingin diberikan pelayanan yang baik. Contohnya seperti kebutuhan-kebutuhan
siswa untuk praktek dipenuhi prasarana-nya.
2.
Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri
Bapak/Ibu?
Jawaban : Sebetulnya ada beberapa faktor yakni bisa dari dalam diri dan dari
luar diri. Karena memang itu perlu ya sesuai dengan apa yang diterapkan
pelajarannya.
3.
Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ?
Jawaban : Iya termotivasi. Pertama kita punya tanggung jawab kepada anak
murid
4.
Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi
kepada Ibu/Bapak ?
Jawaban : Secara tidak langsung dari kepala sekolah juga, dan dari unsur
yang lain. Selalu sharing sama guru-guru lain setalah mengajar di kelas.
Dengan adanya seperti itu berarti kita termotivasi dengan mengatasi masalahmasalah siswa.
5.
Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?.
137
Jawaban : Iya pasti walaupun sudah diberikan motivasi, tetapi motivasi itu
memang harus berlanjut dan selalu berlanjut. Dalam rapat wali kelas, kepala
sekolah selalu memberikan motivasi.
6.
Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika
iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ?
Jawaban : Bentuk motivasi seperti sharing saja, dengan adanya laporan wali
kelas tiap bulan. Secara tidak langsung motivasi yang diberikan kepala
sekolah dalam berbentuk dorongan atau semangat, sharing, dan nasihatnasihat.
7.
Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Pasti iya, karena gini ya kalau kita tidak termotivasi yang mungkin
istilahnya kita jalan di tempat. Tapi dengan adanya termotivasi, contoh
misalnya secara sharing dengan teman-teman yang lain saling memberi
pengalaman-pengalaman.
8.
Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ?
Jawaban : Yang pertama yaitu merupakan suatu tanggung jawab. Dengan
adanya tanggung jawab itu kita tidak selalu mengharapkan upah yang besar.
Kerelaan kita dalam mengajar ke anak-anak. Walaupun dengan sarana dan
prasarana belum mencukupi, tapi kita bangun sama-sama. Komunikasi dari
kepala sekolah juga sangat mempengaruhi dalam motivasi kerja walaupun
berbentuk perbicaraan saja tidak berwujud benda.
9.
Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak
dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ?
Jawaban : Dengan adanya sharing ke teman-teman dari sekolah yang lain.
Contohnya seperti mengikuti pelombaan yang dimenangkan oleh sekolah lain
itu juga sebuah bentuk motivasi agar kita juga bisa lebih baik lagi
kedepannya.
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat
mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ?. Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?
138
Jawaban : Iya itu sangat mempengaruhi sekali karena memang setiap saat
kepala sekolah bukan hanya saat rapat forum kadang sharing di ruang guru.
Jadi kita samasama ngedidik tanpa imbalan apa-apa.
11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ?
Jawaban : Manfaatnya banyak sekali ya. Bukan untuk diri saya sendiri tapi
untuk teman-teman yang lain juga bermanfaat.
12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya,
bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ?
Jawaban : Disini tentu ya pasti termotivasi. Secara tidak langsung motivasi
dapat meningkatkan kinerja.
13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang
baik ?
Jawaban : Tentu ya, secara tidak langsung kepala sekolah menunjukkan
komunikator yng baik karena sebagai pimpinan seharusnya seperti itu.
14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai
motivator ?
Jawaban : Iya betul, karena memang dia mempunyai tanggung jawab dengan
memberikan suport kepada bawahannya.
15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa
yang lembut ?
Jawaban : Iya betul
16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada
Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iyaa
17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu
memecahkan masalah yang muncul di sekolah ?
Jawaban : Iya, karena gini ya disekolah kan punya sifat yang beda-beda. Ya
mungkin kalau ada satu masalah disini dapat selesaikan
18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya
tetapi tidak terkesan memaksa ?
139
Jawaban : Kepala sekolah menunjukan ketegasannya tetapi tidak memaksa,
sebagai contoh dalam pelaksanaan upacara. Kepala sekolah menekan kepada
wali kelas dan guru-guru untuk hadir, karena hal itu sudah menjadi komitmen
bersama.
19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat
dan terkesan menyerang ?
Jawaban : Tidak karena dalam berkomunikasi bisa bertahap, biasanya
ditekankan pada melakukan rapat menjelang mid semester.
20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak
tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari
kepala sekolah ?
Jawaban : Oh tidak kepala sekolah bagaimanapun tegas.
21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat megubah sikap dan
perilaku Ibu/Bapak ?
Jawaban : Tentu ya dapat mengubah perilaku seseorang ke arah yang lebih
positif, misalnya saya yang awalnya malas untuk absen dengan adanya
komunikasi atau nasihat akhirnya dapat berubah menjadi lebih rajin masuk.
22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan
suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ?
Jawaban : Iya betul, kebetulan kepala sekolahnya juga seneng humor sering
bercanda jadi tidak tegang.
23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ?
Jawaban : Santai lah, dikatakan santai tapi wibawa bisa menempatkan posisi
dalam suasana yang bagaimana.
24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan
media lain dalam berkomunikasi ?
Jawaban : Iya kadang-kadang kalo ada rapat menggunakan media infocus.
Lebih enak kalau komunikasi secara langsung dan terbuka. Komunikasi lewat
handphone ada, sebatas media whatsapp, akan tetapi berkaitan dengan hal
yang sifatnya tidak mendesak.
140
25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ?
Jawaban : komunikasi dapat membina motivasi kerja saya, karena agar ke
depannya saya mempunyai tanggung jawab dan lebih baik lagi dalam
mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat.
26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ?
Jawaban : Setiap saat dan setiap hari ketemu dalam 6 hari jam mengajar di
sekolah.
27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ?
Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ?
Jawaban : Tidak ada hambatan untuk komunikasi dengan kepala sekolah
karena memang secara waktu beliau ada setiap hari di sekolah.
28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban :Iya, Karena saya membutuhkan kepala sekolah sebagai pimpinan
29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ?
Jawaban Sangat diterima. Kepala sekolah juga tidak bisa bekerja sendiri
tanpa dukungan dari guru-guru
30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban : Kalau ibu menilainya sangat baik karena dekat tidak ada jarak
sama kepala sekolah.
31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ?
Jawaban : Ya kalau perbaikan sih dalam komunikasi sudah banyak, cuma
kalau saya intinya sebagai pribadi saya komunikasi kepada sekolah sarana
dan prasarananya di penuhi. Perbaikan komunikasi yang dilakukan kepala
sekolah sih tidak ada ya.
141
32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban : Iya terkesan sekali, nyaman, setiap apa yang dibicarakan ada jalan
keluarnya.
33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi
interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ?
Jawaban : Ya tentunya seneng kepala sekolah bisa menilai sikap guru, dan
guru menilai sikap kepala sekolah.
Ciputat, Oktober 2016
(..........................................)
Narasumber
(............................................)
Pewawancara
142
Lampiran 13
Hasil Wawancara Guru
Nama
: Sri Rahayu M.Pd
Tanggal/Waktu
: 29 Oktober 2016/ 16.00
Tempat
: Ruang Guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban: Iya dibutuhkan motivasi. karena yang pertama, motivasi dari
pimpinan dibutuhkan sekali, yang kedua diri saya sendiri, yang ketiga siswa
yang saya ajar, yang keempat lingkungan saya.
2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri
Bapak/Ibu?
Jawaban : Dari diri saya sendiri, karena kalau dari orang lain saya bekerja
hanya dari penilaian tapi kalau saya bekerja dari hati saya sendiri, jika tidak
ada pimpinan pun saya akan tetap bekerja maksimal.
3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ?
Jawaban : Iya, karena tanpa adanya motivasi saya tidak bisa nyaman dalam
bekerja.
4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi
kepada Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya, yang pertama dari pimpinan, yang kedua diri saya sendiri,
yang ketiga siswa yang saya ajar, yang keempat lingkungan.
5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya motivasi dari kepala sekolah sangat saya butuhkan, karena
disini ada pertanggung jawaban antara kepala sekolah dengan saya.
6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika
iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ?
Jawaban : Ada yang diberikan terkait motivasi dari kepala sekolah, yang
pertama waktu untuk pembelajaran, yang kedua hasil akhir yang akan dinilai.
143
Motivasi ini mencakup semua yang berpengaruh antara saya, kepala sekolah,
anak, dan wali murid.
7. Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Motivasi sangat mempengaruhi, terutama dalam bekerja. Motivasi
yang diberikan juga sangat berpengaruh kepada anak didik saya.
8. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ?
Jawaban : Motivasi yang sangat mempengaruhi saya yaitu kalau di swasta
adalah penilaian, honor yang diterima, materi juga.
9. Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak
dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ?
Jawaban : Motivasi dari luar contohnya, ketika saya mengajar anak didik saya
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat
mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya jelas termotivasi, karena ketika diadakan rapat sosialisasi
tentang pembelajaran, wali kelas, dari kesempatan itu kepala sekolah
memberikan motivasi yang jelas untuk langkah kebersamaan antara kepala
sekolah dengan guru-guru lain.
11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ?
Jawaban : Manfaatnya banyak sekali, karena bagaimanapun ketika saya
bekerja sudah termotivasi dari hati, tidak ada pimpinan pun akan berjalan.
12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya,
bentuk peningkatan seperti apa yang Ibu/Bapak rasakan ?
Jawaban : Motivasi yang saya rasakan cukup baik.
13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang
baik ?
Jawaban : Kalau yang selama ini saya amati iya karena beliau tidak
menunjukkan suatu perbedaan antara guru satu dengan guru lain.
14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai
motivator ?
144
Jawaban : Kalau di dalam suatu rapat iya, tetapi kalau di luar rapat sebagai
teman. Kalau di dalam kerja kepala sekolah selalu menujukkan dirinya
sebagai motivator.
15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa
yang lembut ?
Jawaban : Iya ada bedanya juga, sesuai dengan keadaannya. Komunikasi
kepala sekolah kepada guru biasa saja.
16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada
Ibu/Bapak ?
Jawaban : Kalau empati itu kan tergantung apa yang dibicarakan. Tidak
semua keputusan ada di kepala sekolah tapi juga keputusan bersama. Kalau
memang semua guru ada permasalahan, ya tetap kepala sekolah merangkul
dengan cara berempati.
17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah
yang muncul di sekolah ?
Jawaban : Ya jelas, tanpa adanya kepala sekolah saya tidak bisa
menyelesaikan suatu masalah.
18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya
tetapi tidak terkesan memaksa ?
Jawaban : Iya tetap tegas tetapi memaksa tidak.
19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat
dan terkesan menyerang ?
Jawaban : Tidak, di musyawarahkan dulu bagaimana baiknya.
20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak
tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari
kepala sekolah ?
Jawaban : Tidak seperti itu
21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat megubah sikap dan
perilaku Ibu/Bapak ?
Jawaban : Bisa saja, sebagai contoh seandainya kalau saya terlambat
pimpinan walaupun tidak menegur tapi saya merasa.
145
22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan
suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ?
Jawaban : Iya kalau punya masalah, tapi kalau sekedar untuk bercanda tidak.
Jadi saya melihat situasi dan kondisi bagaimana guru tersebut yang
diutamakan dan terpenting.
23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ?
Jawaban : Santai ya, kadang bercanda, kalau yang dibicarakan itu serius ya
tegang.
24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan
media lain dalam berkomunikasi ?
Jawaban : Iya kalau misalkan kepala sekolah tidak ada di sekolah, saya bisa
menggunakan media lain karena saya punya group di whatsapp atau lewat
sms.
25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya. misalkan saya dalam menangani masalah siswa, kepala
sekolah memberikan semangat dan ada komunikasi tersendiri.
26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ?
Jawaban : Kalau komunikasi pribadi tidak ada, di luar komunikasi tentang
urusan pekerjaan.
27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ?
Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ?
Jawaban : Kalau hambatan yang saya lihat belum ada, tapi lebih kepada
bentuk hambatan yang melalui media komunikasi ke kepala sekolah.
28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya jelas, saya sebagai guru kan bawahan. Jadi, antara kepala
sekolah dengan guru tidak ada yang memisahkan, selalu bersama. Kepala
sekolah tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa guru, begitu juga guru
146
mempunyai pertanggung jawaban hasil akhir dan kepala sekolah yang
memutuskan.
29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ?
Jawaban : Selama ini iya saya terima dengan baik apapun yang dibicarakan
mengenai pekerjaan.
30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban : Untuk komunikasi saya dengan kepala sekolah biasa saja, hal-hal
yang saya butuhkan beliau langsung meresponnya.
31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ?
Jawaban : Kalau selama ini tidak perlu adanya perbaikan, karena disini sudah
rutinitas setiap bulan selalu komunikasi secara khusus antara guru, kepala
sekolah, dan wakil kepala sekolah.
32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban : Iya terkesan, karena tidak ada pembeda antara guru dengan kepala
sekolah. Kepala sekolah tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa guru, guru pun
membutuhkan motivasi dari kepala sekolah.
33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi
interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ?
Jawaban : Iya senang sekali selama ini sudah bagus, karena kalau ada
peningkatan ya lebih bagus. Selama kepemimpinannya bisa membuat seluruh
anggota yang ada di dalamnya termotivasi.
Ciputat, Oktober 2016
(..........................................)
Narasumber
(............................................)
Pewawancara
147
Lampiran 14
Hasil Wawancara Guru
Nama
: Siti Zubaidah M.Pd.I
Tanggal/Waktu
: 19 September 2016/15.12
Tempat
: Ruang guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya pasti, karena dengan adanya motivasi kita dapat menyelesaikan
setiap pekerjaan dengan tuntas dan tepat waktu. Kecuali kita tidak
termotivasi, otomatis kerja waktu yang ditentukan tidak akan tercapai. Karena
motivasi itu utama dalam menyelesaikan setiap pekerjaan.
2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri
Bapak/Ibu?
Jawaban : Motivasi kalo tidak salah ada dua ya, intrinsik dan ekstrinsik.
Menurut saya yang pertama itu berasal dari dalam karena adanya motivasi
dari dalam otomatis aura yang keluar itu akan terikat atau terpengaruh.
Motivasi yang dibutuhkan lebih banyak dari dalam diri saya dibanding dari
luar.
3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ?
Jawaban : Selalu harus, karena kalau tidak adanya termotivasi kita tidak akan
bisa bekerja.
4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi
kepada Ibu/Bapak ?
Jawaban : Terutama kalau di lingkungan sekolah ya seperti staff, karyawan,
siswa, kemudian visi misi tujuan dari sekolah. Kalau manurut saya, kepala
sekolah tidak atau belum muncul dalam memotivasi.
5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
148
Jawaban : Iya, karena seorang pimpinan harus bisa memotivasi bawahannya,
dengan seperti itu bawahan dapat meyelesaikan masalah-masalah atau
pekerjaan yang ada. Sebagai contoh, dalam memotivasi menanyakan suatu
pekerjaan yang memang sudah terprogram, dalam program tersebut
cakupannya selesai.
6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika
iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ?
Jawaban : Belum memberikan motivasi
7. Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya, sangat mempengaruhi karena dengan adanya motivasi kinerja
kita dalam bekerja akan termotivasi sehingga hasil kerja yang diperoleh lebih
maksimal
8. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ?
Jawaban : Selain salah satunya adalah sallary,
kemudian menurut saya
sendiri adalah tantangan-tantangan dalam bekerja. Dalam seperti itu muncul
motivasi cara dalam menyelesaikan tantangan-tantangan itu. Ada lagi yang
seperti visi misi kedepan itu harus dijalankan, pada saat menjalankan visi misi
itu otomatis kita harus membutuhkan motivasi.
9. Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak
dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ?
Jawaban : Iya termotivasi juga, tapi mungkin cakupannya tidak banyak hanya
sedikit harus dimulai dari dalam yang bersifat intrinsik. Nah cakupan dari luar
misalnya, pertemanan kemudian informasi-informasi yang ada, motivasimotivasi yang lain bagaimana cara menyelesaikan sesuatu. Bentuk motivasi
seperti sallary atau gaji, insentif yang dapat mendukung.
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat
mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya sangat mempengaruhi, karena dengan salah satu cara kepala
sekolah memotivasi kepada bawahannya, misalnya bertanya tentang program
dan sharing. Sehingga bawahan dapat menyelesaikan pekerjan-pekerjaan
149
tersebut karena sudah termotivasi, istilahnya ada dampak perhatian kepada
atasan.
11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ?
Jawaban : Iya karena dengan adanya motivasi semangat hidup akan
bertambah
12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya,
bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ?
Jawaban : Iya motivasi dapat menghasilkan kinerja karena dengan adanya
sperti itu hasil pekerjaan kita dapat dilihat dan diukur. Artinya, dari
penyelesaian itu sudah tercapai atau tidak
13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang
baik ?
Jawaban : komunikasi yang dilakukan kepala sekolah belum cukup baik, saya
kira baru setengah.
14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai
motivator ?
Jawaban : Belum
15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa
yang lembut ?
Jawaban : 50%-50%
16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada
Ibu/Bapak ?
Jawaban : 50%-50% artinya kadang-kadang sesuai dengan situasi dan
kondisi, terkadang direspon terkadang tidak sepenuhnya berempati.
17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah
yang muncul di sekolah ?
Jawaban : 50%-50%
18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya
tetapi tidak terkesan memaksa ?
Jawaban : 50%-50% artinya tergantung pada situasi dan kondisi. Pada saat
harus diputuskan dia tidak akan memutuskan sendiri karena tergantung
150
kepada tim kerja. Banyak komunikasi dari luar kepala sekolah tetapi belum
memutuskan. Jadi, lebih banyak komunikasi guru ke kepala sekolah. Jadi
secara tidak langsung komunikasi yang dilakukan ini ke dalam kinerja, lebih
banyak saya ke guru-guru, dibanding saya ke guru-guru yang lain.
19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat
dan terkesan menyerang ?
Jawaban : Tidak ya biasa saja
20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak
tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari
kepala sekolah ?
Jawaban : ketika ada masalah yang terjadi kita akan kita sharing, tetap yang
memutuskan kepala sekolah. Tetapi kalo kepala sekolah tidak memutuskan,
tetap saja saya memberikan masukan-masukan kepada kepala sekolah. Setiap
permasalahan saya tetap mengkomunikasikan ke kepala sekolah, tetap kepala
sekolah yang memutuskan.
21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat mengubah sikap
dan perilaku Ibu/Bapak ?
Jawaban : Selama ini saya sepertinya yang dominan.
22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan
suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ?
Jawaban : Iya cukup menghibur
23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ?
Jawaban : Cukup santai
24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan
media lain dalam berkomunikasi ?
Jawaban :
25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ?
Jawaban :
26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ?
Jawaban :
dapat
151
27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ?
Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ?
Jawaban :
28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban :
29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ?
Jawaban :
30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban :
31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ?
Jawaban :
32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban :
33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi
interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ?
Jawaban
Ciputat, Oktober 2016
(..........................................)
Narasumber
(............................................)
Pewawancara
152
Lampiran 15
Hasil Wawancara Guru
Nama
: Wahyudin S.Pd.I
Tanggal/Waktu
: 26 September 2016/13.59
Tempat
: Ruang guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya sangat membutuhkan motivasi dalam bekerja, karena motivasi
menurut saya adalah sebuah bentuk arahan yang membangkitkan rasa gairah
atau semangat dalam melakukan kegiatan mengajar yang sesuai profesinya
sebagai guru.
2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri
Bapak/Ibu?
Jawaban : Motivasi yang saya butuhkan berkaitan dengan kebutuhan secara
fleksibel bisa berasal dari dalam diri saya maupun dari luar diri saya yang
menjadikan acuan untuk memotivasi dalam bekerja.
3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ?
Jawaban : Jujur saja tidak semua ketika dalam bekerja selalu dalam keadaan
termotivasi tergantung kepada kondisi yang dirasakan.
4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi
kepada Ibu/Bapak ?
Jawaban : Terutama biasanya yang selalu memberikan motivasi yaitu rekan
kerja, teman-teman dari guru, kemudian pimpinan juga, termasuk anak-anak
didik yang selalu memberikan motivasi.
5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Saya sangat membutuhkan motivasi dari pimpinan, artinya
motivasi disini senantiasa dijadikan sebagai dedikasi kinerja kita dengan
153
profesional, tanpa adanya arahan atau perhatian dari pimpinan mungkin
dalam melakukan pekerjaan akan tidak cepat selesai atau lalai.
6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika
iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ?
Jawaban : Bentuk motivasi yang diberikan adalah kita sama-sama untuk
menunjukkan kualitas dan tanggung jawab bagaimana seorang pendidik
memberikan pelayanan yang baik ke anak didik.
7. Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Motivasi adalah pendorong untuk giat dalam bekerja. Ketika
bekerja dengan keadaan termotivasi bekerja pun akan bersemangat dalam
melakukan tugasnya yang berjalan dengan lancar.
8. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ?
Jawaban : Yang paling utama biasanya ada hal yang akan disampaikan
kepada peserta didik, pesan-pesan yang diberikan seperti moral, ilmu teladan,
itu adalah suatu motivasi yang sangat mempengaruhi saya dalam bekerja.
9.
Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak
dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ?
Jawaban : Biasanya bentuk motivasi yang berasal dari luar diri saya adalah
melihat dari semangat guru-guru yang lain dalam melakukan mengajar
dengan giat.
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat
mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya sudah tentu dapat mempengaruhi. Secara tidak langsung
hubungan kepala sekolah dengan guru-guru sangat erat. Kepala sekolah selalu
menilai kinerja, memberikan arahan dan perhatian untuk memberikan
motivasi kepada guru-guru atau bawahan yang lain.
11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ?
Jawaban : Jelas ada manfaatnya, ketika kita mempunyai motivasi dalam
bekerja maka otomatis dalam melakukan pekerjaan itu dilakukan dengan rasa
senang hati.
154
12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya,
bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ?
Jawaban : Itu jelas motivasi dapat meningkatkan kinerja artinya dalam
bekerja dilakukan secara profesional dengan memberikan pelayananpelayanan kepada siswa dalam mengajar secara baik.
13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang
baik ?
Jawaban : Secara relatif kepala sekolah sudah menunjukkan dirinya sebagai
komunikator yang baik.
14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai
motivator ?
Jawaban : jelas, terutama dalam melakukan forum rapat pimpinan selalu
memberikan motivasi. Modal utama dalam melakukan pekerjaan dengan baik
dibutuhkan seorang motivator.
15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa
yang lembut ?
Jawaban : Itu relatif tergantung kepada permasalahan yang ada.
16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada
Ibu/Bapak ?
Jawaban : Selama ini yang saya rasakan seperti itu.
17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah
yang muncul di sekolah ?
Jawaban : Itu jelas pasti. Berkomunikasi secara personal antara saya dengan
kepala sekolah, komunikasi yang dibicarakan adalah bagaimana anak-anak
termotivasi dalam perubahan sikap dan spiritual.
18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya
tetapi tidak terkesan memaksa ?
Jawaban : Cenderung kepala sekolah selalu menunjukkan ketegasannya,
dalam hal ini kepala sekolah selalu menetapkan keputusan bersama dari
semua pihak yang berdasarkan peraturan dan ketentuan yang di sudah
ditetapkan.
155
19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat
dan terkesan menyerang ?
Jawaban : Kepala sekolah tidak menujukkan keputusan secara cepat dan
menyerang.
20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak
tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari
kepala sekolah ?
Jawaban : Saya rasa dalam hal ini tidak seperti itu, karena ketika ada
permasalahan yang ditemukan dapat diselesaikan dengan cara komunikasi
yang insentif sehingga ada permasalahan yang datang tidak harus secara
dibesar-besarkan permasalahannya.
21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat mengubah sikap
dan perilaku Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya sangat mempengaruhi, karena sebagai bawahan sudah menjadi
kesadaran diri sendiri melakukan melakukan tanggung jawab yang diberikan
kepala sekolah.
22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan
suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ?
Jawaban : Menghibur sering sekali dilakukan, kebetulan kepala sekolah itu
mempunyai sifat yang humoris.
23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ?
Jawaban : Selama ini yang saya perhatikan kepala sekolah bersikap santai
tetapi berwibawa.
24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan
media lain dalam berkomunikasi ?
Jawaban : Selain berkomunikasi secara tatap muka sering menggunakan alat
komunikasi baik itu melalui telfon langsung atau pesan singkat.
25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ?
156
Jawaban : Pasti sangat membina motivasi. Ketika kepala sekolah
menyampaikan sesuatu hal yang berkaitan dengan siswa, saya senantiasa
termotivasi dalam bekerja sesuai, dengan tanggung jawab.
26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ?
Jawaban : Hampir setiap hari kerja berkomunikasi dengan kepala sekolah.
27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ?
Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ?
Jawaban : Bentuk hambatan dalam melakukan komunikasi terjadi dalam dua
pihak baik dari pihak kepala sekolah maupun pihak saya atau guru-guru yang
lain.
28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak,
apa alasan Ibu/Bapak ?
Jawaban : Iya jelas, sebagai seorang pimpinan selalu berkomunikasi untuk
mengarahkan kepada guru-guru dalam melaksanakan tanggung jawab kinerja
yang diberikan sebagai seorang guru.
29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ?
Jawaban : Tergantung pada motivasi atau informasi yang diberikan berkaitan
dengan kepentingan bersama atau kepentingan sendiri.
30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan
kepala sekolah ?
Jawaban : Cukup baik karena kepala sekolah selalu memberikan informasi
yang disampaikan.
31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ?
Jawaban : Perlu adanya perbaikan terutama dalam menyampaikan perbaikan
sarana dan prasarana di sekolah. Perbaikan komunikasi yang dilakukan
sekolah dengan memberikan ketegasan yang lebih berani kepada guru-guru.
32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ?
157
Jawaban : Yang saya rasakan selama ini sangat terkesan selama ini yang
beliau katakan secara personal baik yang sifatnya serius atau bercandaan.
33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi
interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ?
Jawaban : Perasaan saya yang diharapkan untuk kepala sekolah terutama
mempertahankan yang sudah baik, komunikasi interpersonal kepada guruguru harus lebih tegas.
Ciputat, Oktober 2016
(..........................................)
Narasumber
(............................................)
Pewawancara
158
Lampiran 16
Hasil Wawancara Guru
Nama
: Drs. Sukuco DM, M.Pd.I
Tanggal/Waktu
: 20 September 2016/15.45
Tempat
: Ruang Guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ?. jika iya, apa
alasan Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
Ya, untuk meningkatkan kinerja agar lebih baik lagi dan untuk mengajar lebih
rajin lagi.
2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri ?.
Jawaban :
Dari luar diri.
3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ?.
Jawaban :
Ya termotivasi, karena tugas saya adalah kewajiban untuk mengajar.
4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi
kepada Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
Motivasi yang muncul lebih banyak berasal dari dalam diri saya, kalau yang
motivasi muncul dari sekolah saya kira belum ada.
5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ?. Jika iya,
apa alasan Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
Ya, agar dalam mengajar saya bertambah rajin dan lebih giat lagi.
6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ?. Jika
iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ?.
159
Jawaban :
Saya kira jarang, karena saya dan kepala sekolah jarang bertemu.
7. Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ?. jika iya,
apa alasan Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
Ya, untuk mendorong agar rajin bekerja karena tanpa motivasi agak sulit juga
untuk bekerja.
8. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ?.
Jawaban :
Hal-hal yang dapat mempengaruhi motivasi dalam bekerja saya kira adanya
pemberian reward bagi yang memiliki kinerja yang baik.
9. Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak
dalam bekerja ?. Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ?.
Jawaban :
Bisa, seperti adanya reward.
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat
mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ?. Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
Ya, karena dengan mengobrol bisa membuat seseorang bisa saling
mengingatkan.
Ketika
mulai
merasa
malas
dalam
bekerja
ketika
berkomunikasi dengan kepala sekolah akan bisa membangkitkan semangat
untuk bekerja agar lebih rajin lagi.
11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ?.
Jawaban :
Ya ada manfaatnya.
12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ?. Jika
iya, bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ?.
Jawaban :
Ya, bisa meningkatkan kinerja nya mungkin kearah displin kerja menjadi
lebih tepat waktu dan efisien.
13. Apakah kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik ?.
160
Jawaban :
Saya kira seperti itu.
14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai
motivator ?.
Jawaban :
Saya jarang bertemu dengan kepala sekolah, tapi saya kira iya seperti itu.
15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa
yang lembut ?.
Jawaban :
Saya kira biasa saja, kalau sangat lembut saya kira tidak seperti itu. Dalam
taraf yang biasa saja.
16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada
Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
Ya.
17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah
yang muncul di sekolah ?.
Jawaban :
Ya, saya kira seperti itu. jadi hadirnya kepala sekolah dapat membantu
memecahkan masalah yang sulit dipecakan.
18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya
tetapi tidak terkesan memaksa ?.
Jawaban :
Ya.
19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat
dan dan terkesan menyerang ?.
Jawaban :
Saya kira kalau secara menyerang sih tidak.
20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak
tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari
kepala sekolah ?.
161
Jawaban :
Tidak
21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat megubah sikap dan
perilaku Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
Ya bisa, artinya ketika saya mulai merasa malas dan kepala sekolah mulai
menegur, saya bisa menjadi rajin kembali karena teguran yang diberikan
kepala sekolah.
22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan
suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ?.
Jawaban :
Ya.
23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi
?.
Jawaban :
Kepala sekolah menunjukan gestur yang santai dan felksibel.
24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan
media lain dalam berkomunikasi
Jawaban :
Selama ini hanya tatap muka saja ketika berkomunikasi dengan saya.
25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah
dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
Ya bisa, karena dapat mengubah kinerja menjadi lebih baik lagi.
26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ?.
Jawaban :
Sepertinya jarang ya saya berkomunikasi dengan kepala sekolah, karena saya
jarang bertemu dengan kepala sekolah. Hal yang lainnya adalah karena guru
atau saya tidak setiap hari hadir di sekolah
27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah
?. jika iya, bentuk hambatan seperti apa ?.
162
Jawaban :
Saya kira tidak ada.
28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ?. Jika iya/tidak,
apa alasan Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
komunikasi interpersonal atas para guru telah disadari sebagai hal yang
penting untuk dilakukan oleh kepala sekolah, karena dengan banyak
komunikasi akan banyak pula informasi mengenai dunia kerja dalam bidang
pendidikan
29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat
diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ?.
Jawaban :
Ya dapat saya terima dengan baik karena banyak manfaat yang saya rasakan.
30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan
kepala sekolah ?.
Jawaban :
Ya cukup baik.
31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ?. jika iya, bentuk peraikan seperti apa yang di harapkan ?.
Jawaban :
Perlu ada perbaikan, saya berharap agar kepala seolah lebih rutin lagi
berkomunikasi dengan guru dan lebih sering lagi datang keruang guru untuk
berkomunnikasi.
32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah ?.
Jawaban :
Ya ada, karena kepala sekolah mempunyai sisi yang humoris.
33. Bagaimanakah perasaan Ibu/Bapak apabila kepala sekolah dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi
interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ?.
163
Jawaban :
Ya perasaan saya mungkin masih harus ditingkatkan lagi komunikasi dengan
guru, terutama berkaitan dengan informasi dan kebutuhan guru, karena guru
mempunyai kebutuhan-kebutuhan.
Ciputat, Oktober 2016
(..........................................)
Narasumber
(............................................)
Pewawancara
164
Lampiran 17
DATA GURU SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT
NO
NAMA PEGAWAI
j/k
1
Yuli Sudarwanto, S.Pd.I
L
2
Siti Zubaidah, M.Pd.I
P
3
Nawang Wulan, S.Pd
P
4
Umaeroh, S.Pd.M.Si
P
5
Tugiran, SE
L
6
Jamaluddin, A.Md
L
7
Sri Rahayu, M.Pd
P
8
Arsih, S.Pd
P
9
Intan Firlianti, S.Pd
P
10
Wahyudin, S.Pd.I
L
11
Supardi z, S.Pd
L
12
Muhamad Idrus, S.Pd.I
L
13
E. Hidayat, S.Pd
L
14
Drs. Sukoco DM, M.Pd.I
L
15
Drs. Yasmin
L
16
Via Aprilian S.Kom
L
Bidang Studi
PENJAS
PRODUKTIF
BAHASA JEPANG
PRODUKTIF
PRODUKTIF
KKPI
IPA
MATEMATIKA
PRODUKTIF
PAI/BTQ
B. INDONESIA
BAHASA INGGRIS
MATEMATIKA
KEWIRAUSAHAAN
PKN
MULTIMEDIA
165
Lampiran 18
DATA SARANA DAN PRASARANA SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT
No
Jumlah
Letak
Keterangan
1
Papan Tulis
Jenis Sarana
1
XII AP2
Laik
2
Meja Siswa
40
XII AP2
Laik
3
Kursi Guru
1
XII AP2
Laik
4
Kursi Siswa
40
XII AP2
Laik
5
Meja Guru
1
XII AP2
Laik
6
Meja Siswa
40
X MM
Laik
7
Meja Guru
1
X MM
Laik
8
Papan Tulis
1
X MM
Laik
9
Kursi Guru
1
X MM
Laik
10
Kursi Siswa
40
X MM
Laik
11
Kursi Siswa
40
X AP1
Laik
12
Meja Guru
1
X AP1
Laik
13
Meja Siswa
40
X AP1
Laik
14
Kursi Guru
1
X AP1
Laik
15
Papan Tulis
1
X AP1
Laik
16
Meja Guru
1
X PM
Laik
17
Meja Siswa
40
X PM
Laik
18
Papan Tulis
1
X PM
Laik
19
Kursi Guru
1
X PM
Laik
20
Kursi Siswa
40
X PM
Laik
21
Kursi Guru
1
X AP2
Laik
22
Kursi Siswa
40
X AP2
Laik
23
Papan Tulis
1
X AP2
Laik
24
Meja Siswa
40
X AP2
Laik
25
Meja Guru
1
X AP2
Laik
26
Kursi TU
1
Ruang TU
Laik
27
Meja TU
1
Ruang TU
Laik
28
Komputer TU
1
Ruang TU
Laik
29
Printer TU
2
Ruang TU
Laik
30
Meja Guru
1
XII PM
Laik
31
Papan Tulis
1
XII PM
Laik
32
Kursi Siswa
40
XII PM
Laik
33
Meja Siswa
40
XII PM
Laik
34
Kursi Guru
1
XII PM
Laik
35
Meja Guru
1
XI PM
Laik
36
Kursi Guru
40
XI PM
Laik
37
Kursi Siswa
40
XI PM
Laik
38
Meja Siswa
40
XI PM
Laik
39
Papan Tulis
1
XI PM
Laik
40
Meja Siswa
40
XI AP1
Laik
41
Meja Guru
1
XI AP1
Laik
42
Kursi Siswa
40
XI AP1
Laik
43
Kursi Siswa
40
XI AP1
Laik
44
Papan Tulis
1
XI AP1
Laik
45
Kursi Guru
1
XII AP1
Laik
46
Meja Siswa
40
XII AP1
Laik
47
Meja Guru
1
XII AP1
Laik
48
Papan Tulis
1
XII AP1
Laik
49
Kursi Siswa
40
XII AP1
Laik
50
Meja Siswa
40
XI AP2
Laik
51
Kursi Guru
1
XI AP2
Laik
52
Meja Guru
1
XI AP2
Laik
53
Kursi Siswa
40
XI AP2
Laik
54
Papan Tulis
1
XI AP2
Laik
Total
913
166
Lampiran 19
SARANA DAN PRASARANA SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT
167
Lampiran 20
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
168
Lampiran 21
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
169
Lampiran 22
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
Download