BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan/penataan pembangunan bangsa (Kompas, 2006). Sistem persyarafan merupakan sistem yang paling kompleks terutama sistem syaraf otak. Hal ini disebabkan otak merupakan organ yang berfungsi sebagai pusat kontrol aktivitas dalam tubuh manusia. Tentunya banyak sekali penyakit manusia yang berkaitan dengan organ otak, salah satunya adalah penyakit epilepsi. Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologi tertua, ditemukan pada semua umur dan dapat menyebabkan hendaya serta mortalitas. Diduga terdapat sekitar 50 juta orang dengan epilepsi di dunia (WHO, 2012). Epilepsi merupakan salah satu penyebab terbanyak morbiditas dibidang saraf anak yang menimbulkan berbagai permasalahan antara lain kesulitan belajar, gangguan tumbuh-kembang, dan menentukan kualitas hidup anak (Major & Thiele, 2007 dalam Suwarba, 2011). Epilepsi terjadi diseluruh dunia, hampir diseluruh daerah tidak kurang dari tiga kejadian tiap 1000 1 Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014 orang. Setiap tahunnya, diantara setiap 100.000 orang akan terdapat 40-70 kasus baru. Epilepsi mempengaruhi 50 juta orang diseluruh dunia, dan 80% dari mereka tinggal di negara berkembang. Epilepsi lebih sering timbul pada usia anak-anak atau orang tua diatas 65 tahun, namum epilepsi dapat muncul kapan saja (Meyer, 2010). Prevalensi epilepsi aktif bervariasi dari 1,5-14 per 1.000 orang/tahun di Asia, Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki sedikit lebih besar kemungkinan terkena epilepsi daripada perempuan.(Meyer, 2010). Prevalensi di negara sedang berkembang ditemukan lebih tinggi dari negara maju. Dilaporkan prevalensi di negara maju berkisar antara 4-7 per 1000 orang dan 5-74 per 1000 orang di negara sedang berkembang. Daerah pedalaman memiliki angka prevalensi lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan yaitu 15,4 per 1000 di pedalaman dan 10,3 di perkotaan. Pada negara maju, prevalensi median epilepsi yang aktif (kejang dalam 5 tahun terakhir) adalah 4.9 per 1000, sedangkan pada negara berkembang di pedalaman 12,7 per 1000 dan di perkotaan 5.9 per 1000 (Ngugi, 2010). Sedangkan kasus epilepsi di Indonesia berjumlah sedikitnya 700.0001.400.000 kasus dengan pertambahan sebesar 70.000 kasus baru setiap tahun dan diperkirakan sekitar 40-50% dari prevalensi tersebut terjadi pada anak-anak (Suwarba, 2011). Epilepsi dapat terjadi pada laki-laki maupun wanita, tanpa memandang umur dan ras. Kejadian epilepsi dapat dimulai pada umur berapa saja, tetapi di negara berkembang kejadian epilepsi sering terjadi pada keadaan ekstrim seperti pada bayi, usia anak-anak, usia Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014 remaja, dan pada usia tua. Secara umum diperoleh gambaran bahwa insiden epilepsi menunjukkan bahwa puncak insidensi terdapat pada golongan anak dan orang tua (WHO, 2006). Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik RSUD dr.R.Goeteng Taroenadibrata Purbalingga khususnya di bangsal anak (Cempaka) dari bulan februari sampai april tercatat ada 16 orang anak dengan 6 anak pasien laki-laki dan 10 anak perempuan yang menderita epilepsi dari seluruh jumlah pasien yaitu 414 anak dengan kasus yang berbeda-beda. Dari data diatas dapat diketahui bahwa penderita epilepsi mempengaruhi kehidupan anak-anak sebagai penerus bangsa walaupun tidak menjadi penyakit yang dominan yang terjadi pada anak-anak. Untuk itu penulis akan melaporkan tentang pengelolaan kasus pada An.P dengan epilepsi secara komperhensif sebagai tugas akhir. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melaporkan penerapan atau aplikasi asuhan keperawatan pada An.P dengan epilepsi secara sistematis menggunakan pendekatan proses keperawatan secara komperhensif. Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk memaparkan tentang: a. Pengkajian pada keluarga An.P dan An.P dengan epilepsi. b. Analisa data hasil pengkajian dan penetapan diagnosa keperawatan pada An.P dengan epilepsi. c. Penetapan rencana tindakan keperawatan pada An.P dengan epilepsi. d. Implementasi keperawatan pada An.P dengan epilepsi. e. Evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada An.P dengan Epilepsi. f. Pendokumentasian terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pada An.P dengan epilepsi. C. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pelayanan Kesehatan a. Laporan tugas akhir ini menyediakan informasi bagi masyarakat tentang penyakit epilepsi. b. Menumbuhkan kesadaran sedini mungkin pada masyarakat akan pentingnya memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak. Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014 2. Bagi Institusi Pendidikan a. Sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan melakukan pengelolaan kasus selanjutnya tentang epilepsi. b. Sebagai bahan referensi di perpustakaan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. c. Menambah wawasan dan kesempatan penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan. Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014