SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017 FORMULASI DAN EFEK ANTIBAKTERI MASKER PEEL OFF EKSTRAK ETANOL DAUN DEWA (Gynura pseudochina (Lour.) DC.) TERHADAP Staphylococcus epidermidis Wida Ningsih, Dedi Nofiandi, Chris Deviarny, Deryana Roselin Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang Email : [email protected] ABSTRAK Telah dilakukan formulasi masker peel off ekstrak etanol daun dewa (Gynura pseudochina (Lour.) DC.)sebagai antibakteri dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15%. Evaluasi untuk masker peel off meliputi; pemeriksaan organoleptis, pH, uji daya menyebar, uji kecepatan mengering, uji iritasi kulit, dan uji elastisitas. Sediaan masker peel off ekstrak etanol daun dewa dari evaluasi sifat fisik memberikan hasil yang baik dan memenuhi syarat sebagai sediaan masker wajah.Untuk melihat aktivitas antibakteri diukur diameter daya hambatnya terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dengan metode difusi. Uji aktivitas antibakteri masker peel off ekstrak etanol daun dewa pada konsentrasi 15% termasuk kategori sedang karena diameter daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis adalah 18,08 mm, sedangkan pada konsentrasi 5% dan 10 % tergolong kategori lemah Berdasarkan hasil analisa statisitik ANOVA satu arah terdapat perbedaan yang bermakna dari uji antibakteri masker peel off ekstrak etanol daun dewa (p<0,05). Kata Kunci : Daun dewa,(Gynura pseudochina (Lour.) DC.), masker peel off, Staphylococcus epidermidis. ABSTRACT The research to obtain a mask formulations of ethanolic extract of Gynura pseudochina (Lour.) DC.leaves (daun dewa) as antibacterials with a concentration of 5%, 10% and 15% was done. Evaluations of peel-off mask were including organoleptic, pH, spread ability, time to dry, skin irritation, and the elasticity. As result,evaluation of physical properties of peel off mask formula gave a good result and qualified as a mask preparation. The antibacterial activity of the mask was evaluate by using agar diffusion method towards Staphylococcus epidermidis. Antibacterial test showed that peel off mask of ethanolic extract of daun dewa leaves at a concentration of 15% had medium category antibacterial property with diameter of inhibition of 18.08 mm against Staphylococcus epidermidis. Whereas peel off mask at concentrations of ethanolic extract of 5% and 10% belong to the weak antibacterial category. Based on statistical analysis using one-way ANOVA there was significant difference on antibacterial activity of peel off mask of daun dewa ethanolic extract (p <0.05). Keywords : Daun dewa, peel off mask, Staphylococcus epidermidis. PENDAHULUAN Tanaman daun dewa telah diketahui kandungan kimianya berupa alkaloid, flavonoid, tannin, steroid, asam fenolat, asam klorogenat, asam kafeat, asam pkumarat, asam p-hidroksibenzoat, dan asam ISSN : 2087-5045 vanilat (Sajuthi, 2001).Tanin merupakan senyawa polifenol alami. Polifenol adalah suatu senyawa yang berkhasiat sebagai antibakteri. Polifenol mampu merusak dinding sel bakteri yang memiliki kandungan peptidoglikan dan menghambat sintesis protein sel dengan cara bereaksi 61 SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017 dengan enzim glukositransferase sehingga menyebabkan pertumbuhan sel terhambat sedangkan mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri adalah menghambat enzim reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak dapat terbentuk (Nurnawati, 2003 ; Nuria, 2009, Purnamasari, 2010). Tanin juga berfungsi sebagai astringen yang dapat memperkecil pori-pori kulit, dan menghentikan pendarahan yang ringan (Anief, 1997). Penelitian sebelumnya dari Purwanti (2010) telah menguji ekstrak etanol daun dewa terhadap Propionibacterium acnes dan Staphylococcusepidermidis sebagai penyebab jerawat pada konsentrasi 2,5 %, 5 %, 10 %, 20 %, hal ini ditunjukan dari diameter daerah hambat yang paling besar terhadap pertumbuhan dengan metode difusi agar adalah 12 mm dengan konsentrasi 20 %. Masker peel off merupakan sediaan kosmetik perawatan kulit yang berbentuk gel dan setelah di aplikasikan ke kulit dalam waktu tertentu akan mengering. Sediaan ini akan membentuk lapisan film transparan yang elastis, sehingga dapat dikelupaskan. Keuntungan dalam memakai masker peel off ini adalah penggunaan yang mudah untuk dibersihkan, dan dapat diangkat atau dilepaskan seperti membran elastis (Wilkinson, 1982) serta mampu merilekskan otot-otot wajah, menyegarkan, melembabkan, dan melembutkan kulit (Vieira, 2009). Penelitian yang dilakukan adalah formulasi ekstrak daun dewa dalam sediaan kosmetik masker peel off dengan konsentrasi 5 %, 10 %, 15 % dan mengamati efek antibakterinya menggunakan Staphylococcus epidermidis, yang merupakan salah satu bakteri pemicu terjadinya jerawat. METODE PENELITIAN Alat Rotary evaporator, soxhlet (Laboratorium Farmakognosi STIFI), gelas ukur, cawan petri, tabung reaksi, autoclav, ISSN : 2087-5045 erlenmeyer, penjepit, pinset, batang pengaduk, spatula, inkubator, jarum ose, lampu spiritus, kapas steril, koran bekas, kaca arloji, vial, pH meter, beaker glass, piknometer, botol maserasi, oven, pipet tetes, corong, pisau, spatel, timbangan digital. Bahan Daun dewa (Gynura pseudochina (Lour.) DC.), etanol 70 %, polivinol alcohol 72000 , polivinil porilidon K-30, propil paraben, metil paraben, oleum rosae, aquadest, biakan bakteri Staphylococcus epidermidis, nutrient agar, dapar asetat pH 4, dapar fosfat pH 7, kloroform, serbuk Mg dan HCL, norit, H2SO4 (pekat), H2SO4 2 N, asam asetat anhidrat, kloroform amoniak 0,05 N, pereaksi FeCl3, reagen LibermanBurchard, pereaksi Mayer. Pengolahan Sampel Daun dewa dibersihkan, dikering anginkan selama 7 hari, diblender hingga menjadi serbuk dan ditimbang 1,5 kg, kemudian diekstraksi menggunakan alat soxhlet dengan etanol 70% selama 2-3 jam sehingga diperoleh cairan ekstrak sebagai hasil penyaringan yang sempurna ditandai dengan saat penambahan pelarut terakhir sudah tidak berwarna. Kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Karakterisasi Ekstrak Kental Ekstrak daun dewa dilakukan penapisan fitokimia, pH ekstrak, penetapan kadar air, kadar abu total. Tabel I. Formulasi Basis Masker Peel off Komposisi Basis (%) Polivinil Alcohol 72000 10 Polivinil Pirolidon K30 5 Propilenglikol 10 Propil Paraben 0,05 Metil Paraben 0,1 Etanol 12,5 Oleum Rosae Aqua Destilata ad 1 100 62 SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017 a. Cara Pembuatan Basis Polivinil alcohol 72000 dalam beaker glass ditambah dengan air suling panas sebanyak enam kalinya sedikit demi sedikit, aduk, ditambahkan air sisa lalu dipanaskan kembali, diaduk sampai warnanya bening, didinginkan ditambah etanol sebagian. Polivinil pirolidon K30 diaduk dalam lumpang dengan penambahan sedikit air suling. Kedua massa dicampurkan dan ditambah propilenglikol, diaduk sampai homogen. Metil paraben dan propil paraben yang sebelumnya sudah dilarutkan dengan etanol ditambahkan lalu diaduk dan ditambahkan oleum rosae terakhir diaduk homogen. Tabel II. Formulasi Masker Peel off Ekstrak Etanol Daun Dewa (Gynura pseudochina (Lour.) DC.) F3 F0 (%) F1 (%) F2 (%) Ekstrak Etanol Daun Dewa 0 5 10 15 Basis ad 100 100 100 100 Komposisi (%) b. Cara Pembuatan Masker Peel off Ekstrak Etanol Daun Dewa Ditimbang ekstrak etanol daun dewa (Gynura pseudochina (Lour.) DC.) sebanyak 5 %, 10 %, dan 15 %, lalu ditambahkan basis masker sedikit demi sedikit, digerus sampai homogen. Evaluasi Masker Peel off Ekstrak Etanol Daun Dewa Meliputi pemeriksaan organoleptis, pemeriksaan pH, uji daya menyebar, uji kecepatan mengering, uji iritasi kulit, uji elastisitas. Pengujian Aktivitas Antibakteri Masker Peel off Ekstrak Etanol Daun Dewa a. Sterilisasi alat dan bahan Alat yang digunakan terlebih dahulu telah dicuci bersih dan dikeringkan sebelum disterilkan. Beberapa alat seperti cawan petri dibungkus dengan kertas koran ISSN : 2087-5045 dan corong, tabung reaksi, pipet tetes di tutup mulutnya dengan kapas lalu bungkus satu persatu dengan kertas koran. Semua alat disterilkan dalam oven pada suhu 160 ukurditutup dengan kapas dan dibungkus satu persatu dengan kertas koran lalu disterilkan dalam autoclav pada suhu 121o C selama 15 menit tekanan 15 lubis. Pinset, jarum ose dan kaca objek disterilkan dengan cara di flamber menggunakan lampu spritus. b. Pembuatan Media NA Dibuat dengan melarutkan 20 gram NA dalam 1 L aquadest dalam labu erlenmeyer digoyang-goyang selama 15 menit dan dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk sampai larut sempurna. Labu ditutup dengan kapas yang dibungkus dengan kain kasa, kemudian disterilkan dalam autoklav pada suhu 121 menit tekanan 15 lubis. c. Pembuatan suspensi mikroba uji Koloni bakteri yang diambil menggunakan jarum ose disuspensikan dalam larutan NaCl Fisiologis steril dalam tabung reaksi steril dan dihomogenkan kemudian diukur kekeruhan dari suspensi yang setara dengan kekeruhan standar Mc Farland 0,5. d. Pengujian aktifitas antibakteri masker peel off ekstrak etanol daun dewa Uji pendahuluan terhadap ekstrak etanol daun dewa Sebanyak 10 mL media Nutrient Agar dimasukkan dalam cawan petri ditambah 1 mL suspensi bakteri dihomogenkan dibiarkan memadat, selanjutnya kertas cakram steril ditetesi dengan 10 µL sediaan uji kemudian di inkubasi pada suhu 37o selama ± 24 jam. Diamati pertumbuhan bakteri dan diukur diameter daya hambat ditandai dengan adanya zona bening. Pengujian dilakukan terhadap ekstrak etanol daun dewa pada konsentrasi 5 %, 10 % dan 15 % dan sebagai kontrol negatif DMSO. 63 SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017 Pengujian aktivitas antibakteri masker peel off ekstrak etanol daun dewa Sebanyak 10 mL media Nutrient Agar dimasukkan dalam cawan petri ditambah 1 mL suspensi bakteri dihomogenkan dibiarkan memadat. Setelah media padat, dicetak 5 buah lubang menggunakan pangkal pipet tetes dengan diameter 5 mm, lalu dimasukkan sediaan uji yang telah ditimbang 50 mg, kemudian diinkubasi selama ± 24 jam. Diamati pertumbuhan bakteri dan diukur diameter daya hambat ditandai dengan adanya zona bening. Pengujian dilakukan terhadap sediaan F0, F1, F2, F3, dan Pembanding. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel yang digunakan adalah daun dewa yang diambil di Punggung Lading, Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman, Sumatera Barat. Sampel sebanyak 1500 mg didapat ekstrak kental daun dewa sebanyak 124,4 gram dengan randemen sebesar 8,29%. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan ekstrak etanol daun dewa yang meliputi uji fitokimia, kadar abu, susut pengeringan, dan pengukuran pH. Hasil pemeriksaan fitokimia memberikan hasil bahwa ekstrak etanol daun dewa positif (+) mengandung senyawa fenolik, flavonoid, saponin, steroid, tannin, alkaloid dan negatif (-) terpenoid. Pada pemeriksaan susut pengeringan ekstrak di dapat 15,01%. Pemeriksaan kadar abu diperoleh 6,49%. Pemeriksaan bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan masker peel off dilakukan menurut Farmakope Indonesia Edisi III dan Handbook of Farmaceutical Exipien. Pada evaluasi organoleptis masker peel off ekstrak etanol daun dewa yang dilakukan secara visual selama 6 minggu didapatkan hasil F0 (bentuk agak kental, warna bening, bau khas mawar); F1 (bentuk agak kental, warna hijau, bau khas daun dan mawar); F2 ISSN : 2087-5045 (bentuk agak kental, warna hijau, bau khas daun dan mawar); F3 (bentuk agak kental, warna hijau tua, bau khas daun dan mawar); P (bentuk agak kental, warna bening, aroma alkohol). Warna masker peel off pada semua formula berbeda karena jumlah ekstrak etanol daun dewa yang digunakan berbeda-beda,dimana F3 menghasilkan warna yang sangat pekat karena konsentrasi F3 adalah 15%. Dari hasil evaluasi organoleptis selama enam minggu penyimpanan terhadap masker meliputi bentuk, warna dan bau ini menunjukkan bahwa sediaan masker peel off tidak mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena tidak terjadi interaksi antara bahan tambahan masker peel off dan ekstrak etanol daun dewa yang dapat menyebabkan perubahan pada sediaan. Evaluasi derajat keasaman masker peel off ekstrak etanol daun dewa selama 6 minggu menunjukkan perubahan angka pH setiap minggunya kecuali pH pada pembanding yang tetap stabil. pH ini berkisar antara; F0= 6,71 – 6,26; F1= 6,92 – 6,21; F2= 6,83 – 5,06; F3= 7,11 – 5,51; P= 4,9. Perubahan pH yang besar terlihat pada F3 karena jumlah ekstrak daun dewa yang paling banyak. Namun semua formula mempunyai pH yang sesuai dengan pH normal kulit yaitu berkisar antara pH 4,5 – 7. Evaluasi uji iritasi kulit dari masker peel off dilakukan dengan metoda uji tempel tertutup dengan 3 orang panelis. Uji ini dilakukan pada lengan bagian atas dalam dengan diameter pengolesan 3 cm2 selama 3 x 24 jam. Hasil menunjukkan bahwa semua masker tidak mengiritasi kulit panelis, yang ditandai dengan tidak adanya bercak merah dan rasa gatal pada kulit panelis. Pengukuran konsistensi dapat dilakukan dengan cara uji daya menyebar, uji ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan penyebaran masker peel off pada kulit wajah saat dioleskan (Voight, 1994). Kecepatan penyebaran dilihat dari pertambahan luas masker peel off saat diberi beban yang berbeda. Hasil pengukuran pertambahan luas yang terbesar terlihat pada F3 karena jumlah ektrak daun dewa paling banyak. 64 SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017 Evaluasi uji kecepatan mengering dilakukan pada tiga orang panelis menunjukkan pada F1 (00’.26”.15”’) memiliki waktu mengering lebih cepat dari F2 (00’.26”.29”’) dan F3 (00’.27”.25”’). Sedangkan F0 (00’.25”.28”’) lebih cepat mengering dari F1, F2, F3 karena pada F0 tidak terdapat ekstrak yang dapat mempengaruhi penguapan pelarut sehingga waktu yang diperlukan untuk mengering juga lebih cepat. Pembanding memiliki waktu mengering yang lebih cepat dibandingkan semua formula masker peel off yaitu selama (00’.25”.23”’). Waktu yang dibutuhkan masker peel off untuk mengering akan mempengaruhi kenyamanan saat penggunaan masker. Dimana menurut Viera (2009) waktu mengering masker yang memberikan kenyamanan yang baik antara 15 sampai 30 menit. Evaluasi elastisitas dilakukan dengan menggunakan kaca objek berukuran 5 x 50 mm, setelah masker kering ditarik dan di ukur menggunakan penggaris untuk mengetahui tarikan maksimum yang dapat dicapai sampai film tetap bertahan sebelum putus (Myra, 2014). Elastisitas akan mempengaruhi kenyamanan atau tidak menimbulkan rasa sakit saat pengelupasan masker dari wajah (Viera, 2009). Hasil pengukuran elastisitas semua formula masker peel off ekstrak etanol daun dewa yang diperoleh adalah sebagai berikut; F0= 12,90%; F1= 18,75%; F2= 35,59%; F3= 50,68%; pembanding 61,29%. Pengujian aktivitas antibakteri dari ekstrak dan sediaan masker peel off dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis, yang merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat dengan menggunakan metoda difusi agar. Pengukuran diameter daya hambat dilakukan dengan melihat luas daerah yang tidak ditumbuhi oleh bakteri yang ditandai terbentuk daerah bening pada media yang telah dibiakkan. Bakteri uji yang digunakan disuspensikan kedalam NaCl Fisiologis 0,9% karena NaCl fisiologis merupakan cairan yang hamper mirip dengan cairan tubuh. Lalu suspensi dihomogenkan dan dibandingkan kekeruhannya dengan Mc ISSN : 2087-5045 Farland 0,5 kemudian dibiakkan di media NA. Dari hasil pengukuran diameter daya hambat mula-mula dilakukan pengujian pendahuluan terhadap ekstrak yang dilarutkan dengan DMSO dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15%. Metoda yang digunakan adalah metoda cakram karena sediaan yang akan diuji berbentuk larutan (Natsir, 2003). Pada ekstrak etanol daun dewa diameter terbesar diperoleh pada konsentrasi 15% sebesar 12,34 mm terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis, pada kontrol negatif (DMSO) tidak memberikan daya hambat. Pengujian aktivitas antibakteri dari masker peel off dengan berbagai konsentrasi dilakukan dengan menggunakan metoda difusi agar sumur. Dari pengujian diperoleh hasil bahwa pada formula masker peel off ekstrak etanol daun dewa diameter terbesar diberikan oleh F3 sebesar 18,08 mm terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis, sedangkan untuk F1 sebesar 12,41 mm dan untuk F2 sebesar 14, 24 mm. Sediaan F0 memberikan daya hambat yang kecil sebesar 6 mm karena tidak mengandung ekstrak etanol daun dewa. Dalam sediaan F0 terdapat alkohol, metil paraben dan propil paraben yang berkhasiat sebagai antimikroba dengan konsentrasi rendah sehingga belum dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dengan optimal. Sedangkan masker peel off pembanding memberikan daya hambat yang luas dengan golongan kategori kuat terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Berdasarkan hasil analisa statistik ANOVA satu arah data tidak homogen karena Sig diperoleh (p < 0,05). Untuk uji lanjutan Duncan setiap formula memiliki perbedaan bermakna kecuali formula 1 dan 2 yang memiliki persamaan secara nyata karena berada pada satu kolom. Meskipun aktivitas antibakteri formula yang dibuat terhadap Staphylococcus epidermidis tergolong lemah dan sedang, formula masker peel off ini sudah memenuhi syarat suatu sediaan masker sehingga dapat digunakan tidak saja 65 SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017 sebagai antijerawat tetapi juga dapat digunakan untuk perawatan kulit khususnya melembutkan kulit wajah. KESIMPULAN DAN SARAN Sediaan masker peel off yang mengandung ekstrak etanol daun dewa dengan konsentrasi 15% (F3) memberikan aktivitas antibakteri yang paling baik dan termasuk kategori sedang dengan diameter daya hambat 18,08 mm lebih besar dibandingkan F1(daya hambat 12,41 mm) dan F2 (daya hambat 14,24) terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk membuat sediaan masker peel off fraksi daun dewa untuk melihat aktivitas antibakteri yang lebih optimal, dan melakukan uji aktivitas daun dewa terhadap jamur. DAFTAR PUSTAKA Anief, M, 1997, Formulasi Obat Topikal Dengan Dasar Penyakit Kulit, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta. Myra, 2014, Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker Peel Off Ekstrak Etanol 50 % Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana.L), Skripsi S1 Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Natsir, 2003, Mikrobiologi Farmasi Dasar, Universitas Hasanuddin, Makasar. Nuria MC, Faizatun A., dan Sumantri, 2009, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Jarak Pagar (Jatropa curcas L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATC 25923, Escherichia coli ATCC 25922 dan Salmonella typhi ATCC 1408, Staf Pengajar Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang dan Fakultas Farmasi ISSN : 2087-5045 UGM Yogyakarta. J. Ilmu–ilmu Pertanian Vol 5 No 2, Hal 26 – 37. Nurnawati E, Sembiring L, 2003, Isolasi dan Karakterisasi Jamur Pendegradasi Katekin dari Seresah Pinus, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sriwijaya, Palembang. J. Biota Vol 8 (3), Hal 119-130. Purnamasari A, Munadziroh E dan Yogiartono M, 2010, Konsentrasi Ekstrak Biji Kakao Sebagai Material Alam Dalam Menghambat Pertumbuhan Streptococcus mutans, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Surabaya. J. PDGI 59 (1), Hal 14-18. Purwanti, Vera, 2010, Uji Aktivitas Antibakteri Penyebab Jerawat Dari Daun Dewa (SKRIPSI), Jurusan Farmasi Universitas Andalas, Padang. Rowe, 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipient Sixth Edition, Pharmaceutical Press, London. Sajuthi, 2001, Ekstraksi, Fraksinasi, , Karakterisasi, dan Uji Hayati In Vitro senyawa bioaktif daun dewa (Gynura pseudochina (Lour.) DC.) sebagai antikanker,tahap II, Buletin Kimia, Bogor. Vieira, Rafael Pinto, 2009, Physical and Physicochemical Stability Evaluation of Cosmetic Formulation Containing Soybean Extract Fermented, Brazilian Journal Vol.45, Brazil. Voight.R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi V, diterjemahkan oleh Dr.Soendani Noeroro Soewandhi, Apt, Gadjah Mada University Press Yogyakarta. Wilkinson, J.B, and Moore, 1982, Harry’s Cosmeticology,7th Edition, Chemical Publishing Company, New York. 66