FORMULASI DAN EFEK ANTIBAKTERI MASKER PEEL OFF

advertisement
SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017
FORMULASI DAN EFEK ANTIBAKTERI MASKER PEEL OFF
EKSTRAK ETANOL DAUN DEWA (Gynura pseudochina (Lour.) DC.)
TERHADAP Staphylococcus epidermidis
Wida Ningsih, Dedi Nofiandi, Chris Deviarny, Deryana Roselin
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang
Email : [email protected]
ABSTRAK
Telah dilakukan formulasi masker peel off ekstrak etanol daun dewa (Gynura
pseudochina (Lour.) DC.)sebagai antibakteri dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15%. Evaluasi
untuk masker peel off meliputi; pemeriksaan organoleptis, pH, uji daya menyebar, uji kecepatan
mengering, uji iritasi kulit, dan uji elastisitas. Sediaan masker peel off ekstrak etanol daun dewa
dari evaluasi sifat fisik memberikan hasil yang baik dan memenuhi syarat sebagai sediaan
masker wajah.Untuk melihat aktivitas antibakteri diukur diameter daya hambatnya terhadap
bakteri Staphylococcus epidermidis dengan metode difusi. Uji aktivitas antibakteri masker peel
off ekstrak etanol daun dewa pada konsentrasi 15% termasuk kategori sedang karena diameter
daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis adalah 18,08 mm, sedangkan pada
konsentrasi 5% dan 10 % tergolong kategori lemah Berdasarkan hasil analisa statisitik ANOVA
satu arah terdapat perbedaan yang bermakna dari uji antibakteri masker peel off ekstrak etanol
daun dewa (p<0,05).
Kata Kunci : Daun dewa,(Gynura pseudochina (Lour.) DC.), masker peel off, Staphylococcus
epidermidis.
ABSTRACT
The research to obtain a mask formulations of ethanolic extract of Gynura pseudochina
(Lour.) DC.leaves (daun dewa) as antibacterials with a concentration of 5%, 10% and 15% was
done. Evaluations of peel-off mask were including organoleptic, pH, spread ability, time to dry,
skin irritation, and the elasticity. As result,evaluation of physical properties of peel off mask
formula gave a good result and qualified as a mask preparation. The antibacterial activity of the
mask was evaluate by using agar diffusion method towards Staphylococcus epidermidis.
Antibacterial test showed that peel off mask of ethanolic extract of daun dewa leaves at a
concentration of 15% had medium category antibacterial property with diameter of inhibition of
18.08 mm against Staphylococcus epidermidis. Whereas peel off mask at concentrations of
ethanolic extract of 5% and 10% belong to the weak antibacterial category. Based on statistical
analysis using one-way ANOVA there was significant difference on antibacterial activity of
peel off mask of daun dewa ethanolic extract (p <0.05).
Keywords : Daun dewa, peel off mask, Staphylococcus epidermidis.
PENDAHULUAN
Tanaman daun dewa telah diketahui
kandungan kimianya berupa alkaloid,
flavonoid, tannin, steroid, asam fenolat,
asam klorogenat, asam kafeat, asam pkumarat, asam p-hidroksibenzoat, dan asam
ISSN : 2087-5045
vanilat (Sajuthi, 2001).Tanin merupakan
senyawa polifenol alami. Polifenol adalah
suatu senyawa yang berkhasiat sebagai
antibakteri. Polifenol mampu merusak
dinding sel bakteri yang memiliki
kandungan peptidoglikan dan menghambat
sintesis protein sel dengan cara bereaksi
61
SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017
dengan enzim glukositransferase sehingga
menyebabkan pertumbuhan sel terhambat
sedangkan mekanisme kerja tanin sebagai
antibakteri adalah menghambat enzim
reverse
transkriptase
dan
DNA
topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
dapat terbentuk (Nurnawati, 2003 ; Nuria,
2009, Purnamasari, 2010). Tanin juga
berfungsi sebagai astringen yang dapat
memperkecil
pori-pori
kulit,
dan
menghentikan pendarahan yang ringan
(Anief, 1997).
Penelitian
sebelumnya
dari
Purwanti (2010) telah menguji ekstrak
etanol
daun
dewa
terhadap
Propionibacterium
acnes
dan
Staphylococcusepidermidis
sebagai
penyebab jerawat pada konsentrasi 2,5 %, 5
%, 10 %, 20 %, hal ini ditunjukan dari
diameter daerah hambat yang paling besar
terhadap pertumbuhan dengan metode
difusi agar adalah 12 mm dengan
konsentrasi 20 %.
Masker peel off merupakan sediaan
kosmetik perawatan kulit yang berbentuk
gel dan setelah di aplikasikan ke kulit
dalam waktu tertentu akan mengering.
Sediaan ini akan membentuk lapisan film
transparan yang elastis, sehingga dapat
dikelupaskan. Keuntungan dalam memakai
masker peel off ini adalah penggunaan yang
mudah untuk dibersihkan, dan dapat
diangkat atau dilepaskan seperti membran
elastis (Wilkinson, 1982) serta mampu
merilekskan otot-otot wajah, menyegarkan,
melembabkan, dan melembutkan kulit
(Vieira, 2009).
Penelitian yang dilakukan adalah
formulasi ekstrak daun dewa dalam sediaan
kosmetik masker peel off dengan
konsentrasi 5 %, 10 %, 15 % dan
mengamati
efek
antibakterinya
menggunakan Staphylococcus epidermidis,
yang merupakan salah satu bakteri pemicu
terjadinya jerawat.
METODE PENELITIAN
Alat
Rotary
evaporator,
soxhlet
(Laboratorium Farmakognosi STIFI), gelas
ukur, cawan petri, tabung reaksi, autoclav,
ISSN : 2087-5045
erlenmeyer, penjepit, pinset, batang
pengaduk, spatula, inkubator, jarum ose,
lampu spiritus, kapas steril, koran bekas,
kaca arloji, vial, pH meter, beaker glass,
piknometer, botol maserasi, oven, pipet
tetes, corong, pisau, spatel, timbangan
digital.
Bahan
Daun dewa (Gynura pseudochina
(Lour.) DC.), etanol 70 %, polivinol alcohol
72000 , polivinil porilidon K-30, propil
paraben, metil paraben,
oleum rosae,
aquadest, biakan bakteri Staphylococcus
epidermidis, nutrient agar, dapar asetat pH
4, dapar fosfat pH 7, kloroform, serbuk Mg
dan HCL, norit, H2SO4 (pekat), H2SO4 2 N,
asam asetat anhidrat, kloroform amoniak
0,05 N, pereaksi FeCl3, reagen LibermanBurchard, pereaksi Mayer.
Pengolahan Sampel
Daun dewa dibersihkan, dikering
anginkan selama 7 hari, diblender hingga
menjadi serbuk dan ditimbang 1,5 kg,
kemudian diekstraksi menggunakan alat
soxhlet dengan etanol 70% selama 2-3 jam
sehingga diperoleh cairan ekstrak sebagai
hasil penyaringan yang sempurna ditandai
dengan saat penambahan pelarut terakhir
sudah
tidak
berwarna.
Kemudian
dipekatkan dengan rotary evaporator
hingga diperoleh ekstrak kental.
Karakterisasi Ekstrak Kental
Ekstrak daun dewa dilakukan
penapisan fitokimia, pH ekstrak, penetapan
kadar air, kadar abu total.
Tabel I. Formulasi Basis Masker Peel off
Komposisi Basis
(%)
Polivinil Alcohol 72000
10
Polivinil Pirolidon K30
5
Propilenglikol
10
Propil Paraben
0,05
Metil Paraben
0,1
Etanol
12,5
Oleum Rosae
Aqua Destilata ad
1
100
62
SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017
a. Cara Pembuatan Basis
Polivinil alcohol 72000 dalam
beaker glass ditambah dengan air suling
panas sebanyak enam kalinya sedikit demi
sedikit, aduk, ditambahkan air sisa lalu
dipanaskan kembali, diaduk sampai
warnanya bening, didinginkan ditambah
etanol sebagian. Polivinil pirolidon K30
diaduk dalam lumpang dengan penambahan
sedikit
air
suling.
Kedua
massa
dicampurkan dan ditambah propilenglikol,
diaduk sampai homogen. Metil paraben dan
propil paraben yang sebelumnya sudah
dilarutkan dengan etanol ditambahkan lalu
diaduk dan ditambahkan oleum rosae
terakhir diaduk homogen.
Tabel II. Formulasi Masker Peel off
Ekstrak Etanol Daun Dewa
(Gynura pseudochina (Lour.)
DC.)
F3
F0
(%)
F1
(%)
F2
(%)
Ekstrak Etanol
Daun Dewa
0
5
10
15
Basis ad
100
100
100
100
Komposisi
(%)
b. Cara Pembuatan Masker Peel off
Ekstrak Etanol Daun Dewa
Ditimbang ekstrak etanol daun
dewa (Gynura pseudochina (Lour.) DC.)
sebanyak 5 %, 10 %, dan 15 %, lalu
ditambahkan basis masker sedikit demi
sedikit, digerus sampai homogen.
Evaluasi Masker Peel off Ekstrak Etanol
Daun Dewa
Meliputi pemeriksaan organoleptis,
pemeriksaan pH, uji daya menyebar, uji
kecepatan mengering, uji iritasi kulit, uji
elastisitas.
Pengujian Aktivitas Antibakteri Masker
Peel off Ekstrak Etanol Daun Dewa
a. Sterilisasi alat dan bahan
Alat yang digunakan terlebih
dahulu telah dicuci bersih dan dikeringkan
sebelum disterilkan. Beberapa alat seperti
cawan petri dibungkus dengan kertas koran
ISSN : 2087-5045
dan corong, tabung reaksi, pipet tetes di
tutup mulutnya dengan kapas lalu bungkus
satu persatu dengan kertas koran. Semua
alat disterilkan dalam oven pada suhu
160
ukurditutup dengan kapas dan dibungkus
satu persatu dengan kertas koran lalu
disterilkan dalam autoclav pada suhu 121o
C selama 15 menit tekanan 15 lubis. Pinset,
jarum ose dan kaca objek disterilkan
dengan cara di flamber menggunakan
lampu spritus.
b. Pembuatan Media NA
Dibuat dengan melarutkan 20 gram
NA dalam 1 L aquadest dalam labu
erlenmeyer digoyang-goyang selama 15
menit dan dipanaskan sampai mendidih
sambil diaduk sampai larut sempurna. Labu
ditutup dengan kapas yang dibungkus
dengan kain kasa, kemudian disterilkan
dalam autoklav pada suhu 121
menit tekanan 15 lubis.
c. Pembuatan suspensi mikroba uji
Koloni bakteri yang diambil
menggunakan jarum ose disuspensikan
dalam larutan NaCl Fisiologis steril dalam
tabung reaksi steril dan dihomogenkan
kemudian diukur kekeruhan dari suspensi
yang setara dengan kekeruhan standar Mc
Farland 0,5.
d. Pengujian aktifitas antibakteri masker
peel off ekstrak etanol daun dewa
Uji pendahuluan terhadap ekstrak
etanol daun dewa
Sebanyak 10 mL media Nutrient
Agar dimasukkan dalam cawan
petri ditambah 1 mL suspensi
bakteri dihomogenkan dibiarkan
memadat,
selanjutnya
kertas
cakram steril ditetesi dengan 10 µL
sediaan uji kemudian di inkubasi
pada suhu 37o selama ± 24 jam.
Diamati pertumbuhan bakteri dan
diukur diameter daya hambat
ditandai dengan adanya zona
bening.
Pengujian
dilakukan
terhadap ekstrak etanol daun dewa
pada konsentrasi 5 %, 10 % dan 15
% dan sebagai kontrol negatif
DMSO.
63
SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017
Pengujian aktivitas antibakteri
masker peel off ekstrak etanol daun
dewa
Sebanyak 10 mL media Nutrient
Agar dimasukkan dalam cawan
petri ditambah 1 mL suspensi
bakteri dihomogenkan dibiarkan
memadat. Setelah media padat,
dicetak
5
buah
lubang
menggunakan pangkal pipet tetes
dengan diameter
5 mm, lalu
dimasukkan sediaan uji yang telah
ditimbang
50 mg, kemudian
diinkubasi selama ± 24 jam.
Diamati pertumbuhan bakteri dan
diukur diameter daya hambat
ditandai dengan adanya zona
bening.
Pengujian
dilakukan
terhadap sediaan F0, F1, F2, F3,
dan Pembanding.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampel yang digunakan adalah
daun dewa yang diambil di Punggung
Lading, Kecamatan Pariaman Selatan, Kota
Pariaman, Sumatera
Barat. Sampel
sebanyak 1500 mg didapat ekstrak kental
daun dewa sebanyak 124,4 gram dengan
randemen sebesar 8,29%. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan ekstrak etanol daun
dewa yang meliputi uji fitokimia, kadar
abu, susut pengeringan, dan pengukuran
pH.
Hasil
pemeriksaan
fitokimia
memberikan hasil bahwa ekstrak etanol
daun dewa positif (+) mengandung
senyawa fenolik, flavonoid, saponin,
steroid, tannin, alkaloid dan negatif
(-)
terpenoid.
Pada
pemeriksaan susut
pengeringan ekstrak di dapat 15,01%.
Pemeriksaan kadar abu diperoleh 6,49%.
Pemeriksaan bahan tambahan yang
digunakan dalam pembuatan masker peel
off
dilakukan menurut Farmakope
Indonesia Edisi III dan Handbook of
Farmaceutical Exipien. Pada evaluasi
organoleptis masker peel off ekstrak etanol
daun dewa yang dilakukan secara visual
selama 6 minggu didapatkan hasil F0
(bentuk agak kental, warna bening, bau
khas mawar); F1 (bentuk agak kental,
warna hijau, bau khas daun dan mawar); F2
ISSN : 2087-5045
(bentuk agak kental, warna hijau, bau khas
daun dan mawar); F3 (bentuk agak kental,
warna hijau tua, bau khas daun dan mawar);
P (bentuk agak kental, warna bening, aroma
alkohol). Warna masker peel off pada
semua formula berbeda karena jumlah
ekstrak etanol daun dewa yang digunakan
berbeda-beda,dimana F3 menghasilkan
warna yang sangat pekat karena konsentrasi
F3 adalah 15%. Dari hasil evaluasi
organoleptis
selama
enam
minggu
penyimpanan terhadap masker meliputi
bentuk, warna dan bau ini menunjukkan
bahwa sediaan masker peel off tidak
mengalami perubahan. Hal ini disebabkan
karena tidak terjadi interaksi antara bahan
tambahan masker peel off dan ekstrak
etanol daun dewa yang dapat menyebabkan
perubahan pada sediaan.
Evaluasi derajat keasaman masker
peel off ekstrak etanol daun dewa selama 6
minggu menunjukkan perubahan angka pH
setiap minggunya kecuali pH pada
pembanding yang tetap stabil. pH ini
berkisar antara; F0= 6,71 – 6,26; F1= 6,92
– 6,21; F2= 6,83 – 5,06; F3= 7,11 – 5,51;
P= 4,9. Perubahan pH yang besar terlihat
pada F3 karena jumlah ekstrak daun dewa
yang paling banyak. Namun semua formula
mempunyai pH yang sesuai dengan pH
normal kulit yaitu berkisar antara pH 4,5 –
7.
Evaluasi uji iritasi kulit dari masker
peel off dilakukan dengan metoda uji
tempel tertutup dengan 3 orang panelis. Uji
ini dilakukan pada lengan bagian atas
dalam dengan diameter pengolesan 3 cm2
selama 3 x 24 jam. Hasil menunjukkan
bahwa semua masker tidak mengiritasi kulit
panelis, yang ditandai dengan tidak adanya
bercak merah dan rasa gatal pada kulit
panelis.
Pengukuran konsistensi
dapat
dilakukan dengan cara uji daya menyebar,
uji ini dilakukan untuk mengetahui
kecepatan penyebaran masker peel off pada
kulit wajah saat dioleskan (Voight, 1994).
Kecepatan
penyebaran
dilihat
dari
pertambahan luas masker peel off saat
diberi beban yang berbeda. Hasil
pengukuran pertambahan luas yang terbesar
terlihat pada F3 karena jumlah ektrak daun
dewa paling banyak.
64
SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017
Evaluasi uji kecepatan mengering
dilakukan pada tiga orang panelis
menunjukkan
pada F1 (00’.26”.15”’)
memiliki waktu mengering lebih cepat dari
F2 (00’.26”.29”’) dan F3 (00’.27”.25”’).
Sedangkan F0 (00’.25”.28”’) lebih cepat
mengering dari F1, F2, F3 karena pada F0
tidak terdapat ekstrak yang dapat
mempengaruhi penguapan pelarut sehingga
waktu yang diperlukan untuk mengering
juga lebih cepat. Pembanding memiliki
waktu mengering yang lebih cepat
dibandingkan semua formula masker peel
off yaitu selama (00’.25”.23”’). Waktu
yang dibutuhkan masker peel off untuk
mengering
akan
mempengaruhi
kenyamanan saat penggunaan masker.
Dimana menurut Viera (2009) waktu
mengering masker yang memberikan
kenyamanan yang baik antara 15 sampai 30
menit.
Evaluasi
elastisitas
dilakukan
dengan menggunakan kaca objek berukuran
5 x 50 mm, setelah masker kering ditarik
dan di ukur menggunakan penggaris untuk
mengetahui tarikan maksimum yang dapat
dicapai sampai film tetap bertahan sebelum
putus (Myra, 2014). Elastisitas akan
mempengaruhi kenyamanan atau tidak
menimbulkan rasa sakit saat pengelupasan
masker dari wajah (Viera, 2009). Hasil
pengukuran elastisitas semua formula
masker peel off ekstrak etanol daun dewa
yang diperoleh adalah sebagai berikut; F0=
12,90%; F1= 18,75%; F2= 35,59%; F3=
50,68%; pembanding 61,29%.
Pengujian aktivitas antibakteri dari
ekstrak dan sediaan masker peel off
dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis, yang merupakan salah satu
bakteri
penyebab
jerawat
dengan
menggunakan
metoda
difusi
agar.
Pengukuran
diameter
daya
hambat
dilakukan dengan melihat luas daerah yang
tidak ditumbuhi oleh bakteri yang ditandai
terbentuk daerah bening pada media yang
telah dibiakkan.
Bakteri uji yang digunakan
disuspensikan kedalam NaCl Fisiologis
0,9% karena NaCl fisiologis merupakan
cairan yang hamper mirip dengan cairan
tubuh. Lalu suspensi dihomogenkan dan
dibandingkan kekeruhannya dengan Mc
ISSN : 2087-5045
Farland 0,5 kemudian dibiakkan di media
NA.
Dari hasil pengukuran diameter
daya
hambat
mula-mula
dilakukan
pengujian pendahuluan terhadap ekstrak
yang dilarutkan dengan DMSO dengan
konsentrasi 5%, 10% dan 15%. Metoda
yang digunakan adalah metoda cakram
karena sediaan yang akan diuji berbentuk
larutan (Natsir, 2003). Pada ekstrak etanol
daun dewa diameter terbesar diperoleh pada
konsentrasi 15% sebesar 12,34 mm
terhadap
bakteri
Staphylococcus
epidermidis, pada kontrol negatif (DMSO)
tidak memberikan daya hambat.
Pengujian aktivitas antibakteri dari
masker peel off dengan berbagai
konsentrasi
dilakukan
dengan
menggunakan metoda difusi agar sumur.
Dari pengujian diperoleh hasil bahwa pada
formula masker peel off ekstrak etanol daun
dewa diameter terbesar diberikan oleh F3
sebesar 18,08 mm terhadap bakteri
Staphylococcus epidermidis, sedangkan
untuk F1 sebesar 12,41 mm dan untuk F2
sebesar 14, 24 mm.
Sediaan F0
memberikan daya
hambat yang kecil sebesar 6 mm karena
tidak mengandung ekstrak etanol daun
dewa. Dalam sediaan F0 terdapat alkohol,
metil paraben dan propil paraben yang
berkhasiat sebagai antimikroba dengan
konsentrasi rendah sehingga belum dapat
menghambat
pertumbuhan
bakteri
Staphylococcus
epidermidis
dengan
optimal. Sedangkan masker peel off
pembanding memberikan daya hambat
yang luas dengan golongan kategori kuat
terhadap
bakteri
Staphylococcus
epidermidis.
Berdasarkan hasil analisa statistik
ANOVA satu arah data tidak homogen
karena Sig diperoleh (p < 0,05). Untuk uji
lanjutan Duncan setiap formula memiliki
perbedaan bermakna kecuali formula 1 dan
2 yang memiliki persamaan secara nyata
karena berada pada satu kolom.
Meskipun aktivitas antibakteri
formula
yang
dibuat
terhadap
Staphylococcus epidermidis tergolong
lemah dan sedang, formula masker peel off
ini sudah memenuhi syarat suatu sediaan
masker sehingga dapat digunakan tidak saja
65
SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017
sebagai antijerawat tetapi juga dapat
digunakan untuk perawatan kulit khususnya
melembutkan kulit wajah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Sediaan masker peel off yang
mengandung ekstrak etanol daun dewa
dengan konsentrasi 15% (F3) memberikan
aktivitas antibakteri yang paling baik dan
termasuk kategori sedang dengan diameter
daya hambat 18,08 mm lebih besar
dibandingkan F1(daya hambat 12,41 mm)
dan F2 (daya hambat 14,24) terhadap
bakteri Staphylococcus epidermidis.
Disarankan
kepada
peneliti
selanjutnya untuk membuat sediaan masker
peel off fraksi daun dewa untuk melihat
aktivitas antibakteri yang lebih optimal, dan
melakukan uji aktivitas daun dewa terhadap
jamur.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M, 1997, Formulasi Obat Topikal
Dengan Dasar Penyakit Kulit,
Gajah
Mada University Press,
Yogyakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
1979, Farmakope Indonesia, Edisi
III, Direktorat Jendral Pengawasan
Obat dan Makanan, Jakarta.
Myra, 2014, Formulasi dan Uji Aktivitas
Antioksidan Sediaan Masker Peel
Off Ekstrak Etanol 50 % Kulit
Buah
Manggis
(Garcinia
mangostana.L), Skripsi S1 Program
Studi
Farmasi
UIN
Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Natsir, 2003, Mikrobiologi Farmasi Dasar,
Universitas Hasanuddin, Makasar.
Nuria MC, Faizatun A., dan Sumantri,
2009, Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Jarak Pagar
(Jatropa curcas L.) Terhadap
Bakteri Staphylococcus aureus
ATC 25923, Escherichia coli ATCC
25922 dan Salmonella typhi ATCC
1408, Staf Pengajar Fakultas
Farmasi Universitas Wahid Hasyim
Semarang dan Fakultas Farmasi
ISSN : 2087-5045
UGM Yogyakarta. J. Ilmu–ilmu
Pertanian Vol 5 No 2, Hal 26 – 37.
Nurnawati E, Sembiring L, 2003, Isolasi
dan
Karakterisasi
Jamur
Pendegradasi Katekin dari Seresah
Pinus, Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Sriwijaya, Palembang.
J. Biota Vol 8 (3), Hal 119-130.
Purnamasari A, Munadziroh E dan
Yogiartono M, 2010, Konsentrasi
Ekstrak Biji Kakao Sebagai
Material Alam Dalam Menghambat
Pertumbuhan
Streptococcus
mutans, Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Airlangga, Surabaya. J.
PDGI 59 (1), Hal 14-18.
Purwanti, Vera, 2010, Uji Aktivitas
Antibakteri Penyebab Jerawat Dari
Daun Dewa (SKRIPSI), Jurusan
Farmasi
Universitas
Andalas,
Padang.
Rowe, 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipient
Sixth
Edition,
Pharmaceutical Press, London.
Sajuthi, 2001, Ekstraksi, Fraksinasi, ,
Karakterisasi, dan Uji Hayati In
Vitro senyawa bioaktif daun dewa
(Gynura pseudochina (Lour.) DC.)
sebagai antikanker,tahap II, Buletin
Kimia, Bogor.
Vieira, Rafael Pinto, 2009, Physical and
Physicochemical
Stability
Evaluation
of
Cosmetic
Formulation Containing Soybean
Extract
Fermented,
Brazilian
Journal Vol.45, Brazil.
Voight.R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi edisi V, diterjemahkan
oleh
Dr.Soendani
Noeroro
Soewandhi, Apt, Gadjah Mada
University Press Yogyakarta.
Wilkinson, J.B, and Moore, 1982, Harry’s
Cosmeticology,7th
Edition,
Chemical Publishing Company,
New York.
66
Download