6 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Belajar dan Hasil Belajar Untuk mendapat pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi pendidikan. Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagi hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat juga didefenisikan sebagai proses usaha yang dilakukan seseorang untuk mendapat suatu perubahan yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto 2010 : 2 ) Dalam pandangan Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya akan menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal seperti; Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pembelajar, respons si pelajar dan konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. (Dimyati & Mudjiono 2009 : 9) Menurut (Sardiman 2011 : 20) belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai 6 7 usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbbentuknya kepribadian seutuhnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha mendapat kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha untuk mendapat kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu (Fudyartanto dalam Baharudin 2010 : 13) Dari beberapa pandangan para ahli di atas, maka jelaslah bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan yang berkenaan dengan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang dimaksud di sini adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati, dapat diukur, dan bersifat spesifik. Jadi, orang atau siswa dapat dikatakan belajar bila terjadi perubahan tingkah laku pada dirinya. Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil merupakan akibat dari yang ditimbulkan karena berlangsungnya suatu proses kegiatan. Sedangkan belajar adalah serangkaian kegiatan untuk mendapat perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Setiap orang selalu ingin mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya. Dorongan ingin mengetahui membuat seseorang berusaha 8 dengan cara apapun agar keinginannya itu menjadi kenyataan. Untuk mencapai suatu hasil yang baik (Azis Benni 2012 : 51). Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Merujuk pada pemikiran Gagne (dalam Suprijono 2009 : 5) hasil belajar berupa: 1) informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik, 2) ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Ketrampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan, 3) strategi kognitif yaitu kecakapan manyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah, 4) ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani dan 5) sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar prilaku. Menurut Bloom (dalam Suprijono 2009 : 6-7) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, menentukan contoh), application hubungan), (menerapkan), synthesis analysis (mengorganisasikan, (menguraikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain efektif adalah 9 receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routune, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup ketrampilan priduktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Menurut Sudjana, (2006: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan Dimiyati dan Mudjiono (2009: 200) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan capaian siswa dalam evaluasi yang diadakan setelah kegiatan belajar mengajar yang ditandai dengan nilai. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang telah dicapai siswa baik kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengalami proses belajar. Hasil belajar juga dapat dilihat dan diukur dari perubahan tingkah laku serta dengan skala nilai yang baik. 2.2 Metode Mind Mapping Mind mapping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind mapping mengembangkan cara berpikir divergen, berpikir kreatif. Mind mapping adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat. Mind mapping dapat diistilahkan sebagai Pisau tentara Swiss Otak. Mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan. (Buzan 2008 : 4) Menurut Michael Michalko, dalam bukunya Cracking Creativity, (Sutarni, 2010 : 28) mind mapping akan mengaktifkan seluruh otak; membereskan 10 akal dari kekusutan mental; memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan; membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah; memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian; memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya; dan mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang, mind mapping dapat bermanfaat untuk berfikir secara fleksibel, dapat memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman, dan menyenangkan karena dapat menunjukkan imajinasi dan kreteatifitas seseorang. Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Mind Mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Hasil dari Mind Mapping akan menggambarkan pola pikir seseorang secara teratur, penuh dengan warna, garis lengkung, simbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak. Mind mapping buka hal yang sukar dilakukan dan berharga mahal, hanya membutuhkan kemauan untuk mengerti suatu materi. Karena menurut (Buzan 2008 : 8), orang yang memperkenalkan mind mapping 11 untuk membuatnya hanya diperlukan bahan-bahan berikut: a) Kertas kosong tak bergaris, b) Pena dan pensil warna, c) Otak dan d) Imaginasi Sedangkan untuk Mind Mapping ada beberapa komponen yang harus diperhatikan yaitu konsep utama, isu utama, sub isu (dari setiap isu utama), subsub-isu (dari setiap isu), dan proposisi. Sehingga langkah-langkah dasar mind mapping menurut Buzan 2008 adalah: 1) Mulailah dari tengah kertas kosong, 2) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama, 3) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat. 4) Buatlah ranting-ranting yang berhubungan ke cabang dan seterusnya, 5) Buatlah garis hubung yang melengkung, 6) Gunakan satu kunci untuk setiap garis, dan 7) Gunakan gambar. Mind Mapping yang dilakukan oleh siswa harus diarahkan oleh guru agar Mind Mappimg siswa searah dengan inti materi yang disajikan guru. Oleh karena itu, jika Mind Mapping diterapkan dalam pembelajaran maka harus melalui langkah-langkah konkrit membentuk sebuah model pembelajaran yang dapat mengubah cara mencatat siswa dari linear panjang menjadi Mind Mapping. B as a L em ah As am L em a h NH 4 OH CH 3CO OH H id ro lis is K at io n As am L em ah H id ro lis is P ars ial H id ro lis is To tal H id ro lis is A n io n B er up a CH 3C OOH H ID R O L IS IS GA R AM G aram da ri As am K ua t d an B as a K ua t T id ak Ter hid ro lisis G ara m d ari As am K u at d an B as a L e m ah Ga ram d ari A sam Le m ah da n B a sa Ku at Hid ro lisis A nio n Ga ra m d ari As am L e m ah da n B as a L e m ah Hi drol is is Katio n pH = 7 Gambar I. Mind Mapping hidrolisis garam H i drol isi s Ka tio n 12 Ada beberapa keuntungan ketika kita mencoba menggunakan metode mind mapping, yaitu: 1) Mind Mapping dapat membuat belajar kita lebih menyenangkan karena kita belajar sesuai dengan cara kerja otak kita, sekaligus menarik untuk dilihat dan dapat menahan mata dan pikiran untuk tetap fokus dalam memasukkan informasi. 2) Otak kita memiliki kapasitas untuk mengingat gambar dan foto. Otak terus menerus mengambil foto selama hidup kita dan menyimpannya di dalam album foto di kepala kita. Dan kita dapat mengaksesnya kapanpun kita mau. Ini adalah hal yang penting dari mind mapping karena otak kita lebih mudah mengingat gambar daripada mengingat kata-kata yang panjang dari sebuah teks. 3) Otak kita jauh lebih mudah mengingat sebuah kata penting atau kalimat pendek dibandingkan mengingat sebuah teks yang panjang. 4) kesadaran kita selalu menganalisis bagaimana hal yang satu berhubungan dengan hal yang lain. Dan ketika selesai pikiran membuat suatu “image” untuk merepresentasikan sebuah struktur. Banyak hal yang dilakukan oleh pikiran kita berdasarkan atas asosiasi dengan hal lain. Sudah merupakan hal yang penting untuk membiarkan otak kita bekerja dengan caranya sendiri dan membantunya, dari pada memaksanya untuk mengikuti arahan tertentu. Dan 5) Mind Mapping dapat memberikan overview dari suatu subjek yang luas, kita bisa menggunakan mind map untuk merangkum sesuatu yang ingin kita ingat. Mind Mapping dapat memasukkan informasi ke otak kita dengan jumlah yang signifikan dan waktu yang cukup singkat. (Suyatno 2008) Ada beberapa kekurangan yang terdapat dalam metode Mind Mapping yaitu: 1) Hanya siswa yang aktif yang terlibat, 2) Tidak sepenuhnya murid yang 13 belajar, 3) Mind Mapping siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa mind mapping siswa. (Mahmmudin 2009). Berdasarkan penjelasan terkait dengan metode Mind Mapping diatas, maka dapat diasumsikan bahwa metode Mind Mapping merupakan metode mencatat kreatif sesuai dengan pemahaman kita, metode Mind Mapping dapat membuat belajar lebih menyenangkan dan dengan mudah memasukkan infomasi ke dalam otak. 2.3 Hidrolisis Garam Garam merupakan senyawa ion, yang terdiri dari kation logam dan anion sisa logam. Kation logam biasa dianggap berasal dari satu basa, sedangkan anionnya berasal dari asam. Jadi, setiap garam mempunyai komponen basa (kation) dan komponen asam (anion). Contoh: natrium klorida terdiri dari kation Na+ yang dianggap berasal dari NaOH, dan anion Cl- yang berasl HCl. Di dalam air, air NaCl terdapat sebagai ion-ion yang terpisah. NaCl(aq) Sebagian asam dan basa yang tergolong elektrolit kuat, Na+(aq) + Cl-(aq) sedangkan sebagian lainnya tergolong elektrolit lemah. Di antara asam dan basa yang tergolong elektrolit kuat adalah adalah: Asam kuat : H2SO4, HCl, HNO3, HI, HBr. Basa kuat :NaOH, KOH. Dari hasil percobaan diketahui bahwa sifat larutan garam tergantung pada kekuatan relatif asam-basa penyusunnya.1. Garam dari asam dan basa kuat bersifat netral, 2. Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam, 3. Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat asam, dan 4. Garam dari asam lemah dan basa lemah tergantung pada harga tetapan ionisasi asam dan ionosasi basanya (Ka dan Kb). (Purba, 2006 : 252) 14 Larutan garam ada yang bersifat asam, bersifat basah atau bersifat netral. Sifat larutan garam dapat dijelaskan dengan konsep hidrolisis. Hidrolisis merupakan istilah yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan air (hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti penguraian). Menurut konsep ini komponen garam (kation dan anion) yang berasal dari asam lemah dan basah lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis). Hidrolisis kation menghasilkan ion H3O+ (H+), sedangkan hidrolisis anion menghasilkan ion OH-. (Taufiq, 2007 : 292) Menurut Ruminten dan Hartono (2009:209), sifat larutan garam itu bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya. Sifat larutan garam disimpulkan pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Sifat Larutan Garam Asam Pembentuk Basa Pembentuk Kuat Kuat Netral NaCl; K2SO4 Kuat Lemah Asam NH4Cl; AlCl3 Lemah Kuat Basa NaCH3COO; KCN Lemah Lemah Bergantung pada NH4CH3COO kekuatan relatif (NH4)2CO3 Sifat larutan Contoh asam dan basa Bila garam-garam dilarutkan dalam air, larutan tidak selalu bereaksi netral. Fenomena ini disebabkan karena sebagian dari garam berinteraksi dengan air sehingga dinamakan hydrolisis. Akibatnya ion H+ atau OH- tertinggal dengan berlebihan dalam larutan, sehingga larutan itu menjadi asam atapun basa. Ada 15 empat kategori sifat garam: Garam yan berasal dari asam kuat dan basa kuat, garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah serta garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. (Lukum 2008 : 19) Garam dari asam kuat dan basa kuat misalnya garam natrium klorida (NaCl). NaCl terionisasi sempurna di dalam air menurut persamaan reaksi berikut. NaCl (aq) Na+ (aq) + Cl- (aq). Air adalah elektrolit yang sangat lemah dan H+ (aq) + OH- (aq). terionisasi menurut reaksi kesetimbangan berikut. H2O(l) Ion Na+ dari garam NaCl berasal dari basa kuat NaOH sehingga tidak dapat bereaksi dengan ion OH- dari air. Sementara itu, ion Cl- dari garam NaCl berasal dari asam kuat (HCl) sehingga tidak dapat bereaksi dengan ion H+ dari air. Oleh karenanya, garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak bereaksi dengan air atau tidak terhidrolisis. Harga [H+] dan [OH-] dalam air tidak berubah dengan adanya garam, sehingga pH tetap sama dengan pH air murni (pH = 7). Larutan garam ini bersifat netral. (Ningsih, 2007 : 245) Garam yang berasal dari asam lemah dan basah kuat mengalami hidrolisis parsial, yaitu hidrolisis anion. Misal rumus kimia garam adalah LA, maka hidrolisis anion adalah sebagai berikut; A- (aq) + H2O(l) Tetapan hidrolisis untuk reaksi di atas adalah Kh = HA(aq) + OH-(aq). ሾுሿሾைுିሿ ሾିሿ . Konsentrasi ion OH- sama dengan konsentrasi HA, sedangkan konsentrasi kesetimbangan ion Adapat dianggap sama dengan konsentrasi ion A- yang berasal dari garam (jumlah ion A- yang terhidrolisis dapat diabaikan). Jika konsentrasi ion A- itu dimisalkan 16 M, maka persamaannya sebagai berikut; K ୦ = ሾைு ష ሿమ ெ ; ሾܱܪሿ = ඥܭ × ܯ. Selanjutnya, harga tetapan hidrolisis Kh dapat dikaitkan dengan tetapan ionisasi asam lemah CH3COOH (Ka) dan tetapan kesetimbangan air (Kw). HA(aq) A-(aq) + H+(aq) A-(aq) H2O(l) H2O(l) K = Ka HA(aq) + OH-(aq) H+(aq) + OH-(aq) K = Kh K = Kw Menurut prinsip kesetimbangan, untuk reaksi-reaksi kesetimbangan di atas berlaku persamaan berikut; Ka x Kh = Kw atau K ୦ = Kw Kh x M. Penggabungan persamaan di atas menghasilkan persamaan berikut; ሾOH ି ሿ = ට ೢ x M. Dengan: ೌ Kw = tetapan kesetimbangan air, Ka = tetapan ionissi asam lemah, M = konsentrasi ion yang terhidrolisis. (Purba, 2006 : 128) Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis parsial, yaitu hidrolisis kation. Jika rumus kimia garam adalah AH+, maka reaksi hidrolisis kation garam tersebut adalah sebagai berikut; AH+(aq) + H2O(l) A(aq) + H3O(aq), NH4Cl (aq) NH4+ (aq) + Cl- (aq). Tetapan hidrolisis (Kh) untuk reaksi kesetimbangan di atas adalah sebagai berikut; K ୦ = ሾሿ ሾுయ ை శ ሿ ሾு శ ሿ . Konsentrasi AH+ tergantung pada konsentrasi garam yang dilarutkan. Jika konsentrasi awal AH+ adalah M dan konsentrasi AH+ yang terhidrolisis adalah x, maka susunan konsentrasi komponen AH+ dan A dalam kesetimbangan adalah sebagai berikut; AH+ (aq) + H2O(l) A(aq) + H3O+(aq) 17 Mula-mula M Reaksi -x +x +x M-x x x Setimbang Nilai x relarif kecil dibandingkan dengan nilai M. Oleh karena itu, nilai x dapat diabaikan, sehingga M-x ≅ M. Selanjutnya, dengan mengganti H3O+ dengan H+ dan menggunakan M sebagai konsentrasi AH+, maka persamaan tetapan hidrolisis di atas menjadi K୦ = ሾு శ ሿ ெ ܽ ݑܽݐඥܭ ܯ ݔ. Dengan menggantikan harga Kh dengan harga ionisasi basa (Kb) dan tetapan kesetimbangan air (Kw) diperoleh persamaan berikut. AH+(aq) + H2O(l) A(aq) + H2O(l) H2O(l) + H2O(l) A(aq) + H3O+(aq) AH+(aq) + OH-(aq) H3O+(aq) + OH-(aq) K = Kh K = Kb + K = Kw Atau H+(aq) + OH-(aq) H2O(l) Berdasarkan prinsip kesetimbangan, hubungan antara reaksi kesetimbangan di atas dapat dituliskan kedalam persamaan berikut; Kw = Kb x Kh atau Kh = ୵ ୠ . Dengan memasukan rumus nilai Kh di atas ke dalam persamaan [H+] = √ܭ x M, diperoleh persamaan berikut; ሾ ܪା ሿ = √ ೢ ܯ ݔ. Keterangan Kw ್ = tetapan kesetimbangan air, Kb = tetapan ionisasi asam lemah, M = konsentrasi anion yang terhidrolisis. (Taufik, 2007 : 294) Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis total (kation dan anion mengalami hidrolisis). Adapun pH larutan, secara kuantitatif sukar dikaitkan dengan harga Ka dan Kb maupun dengan konsetrasi garam. pH larutan yang tepat hanya dapat ditentukan melalui pengukuran. pH 18 larutan dapat diperkirakan dengan rumus: ሾH ା ሿ = ට ୵ ୶ ୟ ୠ ; Kh = ୵ . Sifat ୟ ୶ ୠ larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa yang bersangkutan. Jika asam lemah dari pada basa (Ka < Kb), maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat basa. Jika basa lemah dari asam (Kb < Ka), maka kation yang terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat asam. Sedangkan jika asam sama lemahnya dengan basa (Ka = Kb), larutan akan bersifat netral. (Purba, 2006 : 259). Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka hidrolisis garam dapat di bedakan dalam empat kategori yaitu; Garam yan berasal dari asam kuat dan basa kuat, garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah serta garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. 2.4 Kajian Penelitian yang Relevan Metode Mind Mapping telah diterapkan pada penelitian sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu. Diantaranya adalah hasil penelitian Ria Dwi Indriyani (UMS, 2010) “Penerapan Strategi Pembelajaran Mind Mapping dalam Pembelajaran Matematika Sebagai Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Teorema Phytagoras”, menyimpulkan bahwa adanya peningkatan yang signifikan tentang pemahaman konsep Teorema Phytagoras melalui pembelajaran Mind Mapping. Demikian halnya penelitian yang dilakukan oleh Muhidin Senuk (2011) mengemukakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping pada pokok bahasan ikatan kimia. Hal ini sesuai dengan kriteria pengujian terima H0 jika ݐ hitung ≤ 19 ݐ௧ . Selanjutnya diperoleh ݐ௧௨ = 3,6. dan ݐ௧ = 2,001 dimana 3,6 > 2,001, sehingga ܪ0 terletak pada daerah penolakan atau dengan kata lain menerima H1, ini berarti hasil pasca tes (hasil belajar siswa) pada pembelajaran materi Ikatan Kimia untuk kelas eksperimen lebih tinggi dari sampel kelas kontrol. 2.5 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka teoritik dan konseptual diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan “Apabila guru menerapkan metode Mind Mapping pada materi Hidrolisis Garam, maka kualitas hasil belajar siswa akan meningkat” 2.6 Indikator Kinerja Sebagai tolak ukur penetapan keberhasilan siswa secara perorangan dalam dalam pembelajaran, maka peneliti menetapkan kriteria baik untuk tingkat keberhasilan siswa. Ini berarti masing-masing siswa dikatakan berhasil jika tingkat capaian materinya minimal mencapai nilai 75 sesuai dengan dengan kriteria ketuntasan maksimal (KKM) disekolah tersebut. Untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini, dirumuskan sebagai berikut : 1. Tindakan yang dilakukan dinyatakan telah berhasil apabila sebanyak 65% siswa yang dikenai tindakan telah mendapat taraf penguasaan materi minimal 75%; 2. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal minimal mencapai 75%; 20 3. Proses pembelajaran yang dinilai lewat lembar pengamatan minimal mendapat kategori cukup baik.