BAB II

advertisement
6
BAB II
KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1. Belajar dan Hasil Belajar
Untuk mendapat pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar
di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Pengertian belajar
sudah banyak
dikemukakan oleh para ahli psikologi pendidikan. Menurut
pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagi hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat juga didefenisikan
sebagai proses usaha yang dilakukan seseorang untuk mendapat suatu perubahan
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto 2010 : 2 )
Dalam pandangan Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu
prilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya akan menjadi lebih baik.
Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Dalam belajar
ditemukan
adanya
hal
seperti;
Kesempatan
terjadinya
peristiwa
yang
menimbulkan respons pembelajar, respons si pelajar dan konsekuensi yang
bersifat menguatkan respons tersebut. (Dimyati & Mudjiono 2009 : 9)
Menurut (Sardiman 2011 : 20) belajar itu merupakan perubahan tingkah
laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Dalam pengertian luas,
belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan
pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai
6
7
usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan
menuju terbbentuknya kepribadian seutuhnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki
arti “berusaha mendapat kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian
bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Di
sini, usaha untuk mendapat kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk
memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum
dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu,
memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu
(Fudyartanto dalam Baharudin 2010 : 13)
Dari beberapa pandangan para ahli di atas, maka jelaslah bahwa belajar
merupakan suatu proses kegiatan yang berkenaan dengan perubahan tingkah laku.
Perubahan tingkah laku yang dimaksud di sini adalah perubahan tingkah laku
yang dapat diamati, dapat diukur, dan bersifat spesifik. Jadi, orang atau siswa
dapat dikatakan belajar bila terjadi perubahan tingkah laku pada dirinya.
Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil merupakan
akibat dari yang ditimbulkan karena berlangsungnya suatu proses kegiatan.
Sedangkan belajar adalah serangkaian kegiatan untuk mendapat perubahan
tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Setiap orang selalu ingin mengetahui sesuatu yang
belum diketahuinya. Dorongan ingin mengetahui membuat seseorang berusaha
8
dengan cara apapun agar keinginannya itu menjadi kenyataan. Untuk mencapai
suatu hasil yang baik (Azis Benni 2012 : 51).
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Merujuk pada pemikiran Gagne (dalam
Suprijono 2009 : 5) hasil belajar berupa: 1) informasi verbal yaitu kapabilitas
mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik, 2)
ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.
Ketrampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan
analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan, 3)
strategi kognitif yaitu kecakapan manyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah, 4) ketrampilan motorik yaitu kemampuan
melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga
terwujud otomatisme gerak jasmani dan 5) sikap adalah kemampuan menerima
atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap
merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar prilaku.
Menurut Bloom (dalam Suprijono 2009 : 6-7) hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah
knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,
meringkas,
menentukan
contoh),
application
hubungan),
(menerapkan),
synthesis
analysis
(mengorganisasikan,
(menguraikan,
merencanakan,
membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain efektif adalah
9
receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai),
organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor
meliputi initiatory, pre-routune, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup
ketrampilan priduktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
Menurut Sudjana, (2006: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan
Dimiyati dan Mudjiono (2009: 200) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan
capaian siswa dalam evaluasi yang diadakan setelah kegiatan belajar mengajar
yang ditandai dengan nilai.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang telah dicapai siswa baik kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik setelah mengalami proses belajar. Hasil belajar juga dapat dilihat
dan diukur dari perubahan tingkah laku serta dengan skala nilai yang baik.
2.2 Metode Mind Mapping
Mind mapping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala
arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind mapping
mengembangkan cara berpikir divergen, berpikir kreatif. Mind mapping adalah
alat berpikir organisasional yang sangat hebat. Mind mapping dapat diistilahkan
sebagai Pisau tentara Swiss Otak. Mind mapping adalah cara termudah untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika
dibutuhkan. (Buzan 2008 : 4)
Menurut Michael Michalko, dalam bukunya
Cracking Creativity,
(Sutarni, 2010 : 28) mind mapping akan mengaktifkan seluruh otak; membereskan
10
akal dari kekusutan mental; memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan;
membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling
terpisah; memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian;
memungkinkan
kita
mengelompokkan
konsep,
membantu
kita
membandingkannya; dan mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada
pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi dari ingatan jangka
pendek ke ingatan jangka panjang, mind mapping dapat bermanfaat untuk berfikir
secara fleksibel, dapat memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman, dan
menyenangkan karena dapat menunjukkan imajinasi dan kreteatifitas seseorang.
Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual
dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat
kembali informasi yang telah dipelajari. Mind Mapping memadukan dan
mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan
adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk
mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun
secara verbal.
Hasil dari Mind Mapping akan menggambarkan pola pikir seseorang
secara teratur, penuh dengan warna, garis lengkung, simbol, kata dan gambar
yang sesuai dengan satu rangkaian yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai
dengan cara kerja otak. Mind mapping buka hal yang sukar dilakukan dan
berharga mahal, hanya membutuhkan kemauan untuk mengerti suatu materi.
Karena menurut (Buzan 2008 : 8), orang yang memperkenalkan mind mapping
11
untuk membuatnya hanya diperlukan bahan-bahan berikut: a) Kertas kosong tak
bergaris, b) Pena dan pensil warna, c) Otak dan d) Imaginasi
Sedangkan untuk Mind Mapping ada beberapa komponen yang harus
diperhatikan yaitu konsep utama, isu utama, sub isu (dari setiap isu utama), subsub-isu (dari setiap isu), dan proposisi. Sehingga langkah-langkah dasar mind
mapping menurut Buzan 2008 adalah: 1) Mulailah dari tengah kertas kosong, 2)
Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama, 3) Hubungkan cabang-cabang utama
ke gambar pusat. 4) Buatlah ranting-ranting yang berhubungan ke cabang dan
seterusnya, 5) Buatlah garis hubung yang melengkung, 6) Gunakan satu kunci
untuk setiap garis, dan 7) Gunakan gambar. Mind Mapping yang dilakukan oleh
siswa harus diarahkan oleh guru agar Mind Mappimg siswa searah dengan inti
materi yang disajikan guru. Oleh karena itu, jika Mind Mapping diterapkan dalam
pembelajaran maka harus melalui langkah-langkah konkrit membentuk sebuah
model pembelajaran yang dapat mengubah cara mencatat siswa dari linear
panjang menjadi Mind Mapping.
B as a
L em ah
As am
L em a h
NH 4 OH
CH 3CO OH
H id ro lis is
K at io n
As am
L em ah
H id ro lis is
P ars ial
H id ro lis is
To tal
H id ro lis is
A n io n
B er up a
CH 3C OOH
H ID R O L IS IS
GA R AM
G aram da ri As am K ua t
d an B as a K ua t
T id ak
Ter hid ro lisis
G ara m d ari As am K u at
d an B as a L e m ah
Ga ram d ari A sam Le m ah
da n B a sa Ku at
Hid ro lisis
A nio n
Ga ra m d ari As am L e m ah
da n B as a L e m ah
Hi drol is is Katio n
pH = 7
Gambar I. Mind Mapping hidrolisis garam
H i drol isi s Ka tio n
12
Ada beberapa keuntungan ketika kita mencoba menggunakan metode mind
mapping, yaitu: 1) Mind Mapping dapat membuat belajar kita lebih
menyenangkan karena kita belajar sesuai dengan cara kerja otak kita, sekaligus
menarik untuk dilihat dan dapat menahan mata dan pikiran untuk tetap fokus
dalam memasukkan informasi. 2) Otak kita memiliki kapasitas untuk mengingat
gambar dan foto. Otak terus menerus mengambil foto selama hidup kita dan
menyimpannya di dalam album foto di kepala kita. Dan kita dapat mengaksesnya
kapanpun kita mau. Ini adalah hal yang penting dari mind mapping karena otak
kita lebih mudah mengingat gambar daripada mengingat kata-kata yang panjang
dari sebuah teks. 3) Otak kita jauh lebih mudah mengingat sebuah kata penting
atau kalimat pendek dibandingkan mengingat sebuah teks yang panjang. 4)
kesadaran kita selalu menganalisis bagaimana hal yang satu berhubungan dengan
hal yang lain. Dan ketika selesai pikiran membuat suatu “image” untuk
merepresentasikan sebuah struktur. Banyak hal yang dilakukan oleh pikiran kita
berdasarkan atas asosiasi dengan hal lain. Sudah merupakan hal yang penting
untuk membiarkan otak kita bekerja dengan caranya sendiri dan membantunya,
dari pada memaksanya untuk mengikuti arahan tertentu. Dan 5) Mind Mapping
dapat memberikan overview dari suatu subjek yang luas, kita bisa menggunakan
mind map untuk merangkum sesuatu yang ingin kita ingat. Mind Mapping dapat
memasukkan informasi ke otak kita dengan jumlah yang signifikan dan waktu
yang cukup singkat. (Suyatno 2008)
Ada beberapa kekurangan yang terdapat dalam metode Mind Mapping
yaitu: 1) Hanya siswa yang aktif yang terlibat, 2) Tidak sepenuhnya murid yang
13
belajar, 3) Mind Mapping siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan
memeriksa mind mapping siswa. (Mahmmudin 2009).
Berdasarkan penjelasan terkait dengan metode Mind Mapping diatas,
maka dapat diasumsikan bahwa metode Mind Mapping merupakan metode
mencatat kreatif sesuai dengan pemahaman kita, metode Mind Mapping dapat
membuat belajar lebih menyenangkan dan dengan mudah memasukkan infomasi
ke dalam otak.
2.3 Hidrolisis Garam
Garam merupakan senyawa ion, yang terdiri dari kation logam dan anion
sisa logam. Kation logam biasa dianggap berasal dari satu basa, sedangkan
anionnya berasal dari asam. Jadi, setiap garam mempunyai komponen basa
(kation) dan komponen asam (anion). Contoh: natrium klorida terdiri dari kation
Na+ yang dianggap berasal dari NaOH, dan anion Cl- yang berasl HCl. Di dalam
air, air NaCl terdapat sebagai ion-ion yang terpisah. NaCl(aq)
Sebagian asam dan basa yang tergolong elektrolit kuat,
Na+(aq) + Cl-(aq)
sedangkan sebagian
lainnya tergolong elektrolit lemah. Di antara asam dan basa yang tergolong
elektrolit kuat adalah adalah: Asam kuat : H2SO4, HCl, HNO3, HI, HBr. Basa kuat
:NaOH, KOH. Dari hasil percobaan diketahui bahwa sifat larutan garam
tergantung pada kekuatan relatif asam-basa penyusunnya.1. Garam dari asam dan
basa kuat bersifat netral, 2. Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam, 3.
Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat asam, dan 4. Garam dari asam
lemah dan basa lemah tergantung pada harga tetapan ionisasi asam dan ionosasi
basanya (Ka dan Kb). (Purba, 2006 : 252)
14
Larutan garam ada yang bersifat asam, bersifat basah atau bersifat netral.
Sifat larutan garam dapat dijelaskan dengan konsep hidrolisis. Hidrolisis
merupakan istilah yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan air (hidrolisis
berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti penguraian).
Menurut konsep ini komponen garam (kation dan anion) yang berasal dari asam
lemah dan basah lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis). Hidrolisis kation
menghasilkan ion H3O+ (H+), sedangkan hidrolisis anion menghasilkan ion OH-.
(Taufiq, 2007 : 292)
Menurut Ruminten dan Hartono (2009:209), sifat larutan garam itu
bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya. Sifat larutan garam
disimpulkan pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Sifat Larutan Garam
Asam Pembentuk
Basa Pembentuk
Kuat
Kuat
Netral
NaCl; K2SO4
Kuat
Lemah
Asam
NH4Cl; AlCl3
Lemah
Kuat
Basa
NaCH3COO; KCN
Lemah
Lemah
Bergantung pada
NH4CH3COO
kekuatan relatif
(NH4)2CO3
Sifat larutan
Contoh
asam dan basa
Bila garam-garam dilarutkan dalam air, larutan tidak selalu bereaksi netral.
Fenomena ini disebabkan karena sebagian dari garam berinteraksi dengan air
sehingga dinamakan hydrolisis. Akibatnya ion H+ atau OH- tertinggal dengan
berlebihan dalam larutan, sehingga larutan itu menjadi asam atapun basa. Ada
15
empat kategori sifat garam: Garam yan berasal dari asam kuat dan basa kuat,
garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, garam yang berasal dari asam
kuat dan basa lemah serta garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah.
(Lukum 2008 : 19)
Garam dari asam kuat dan basa kuat misalnya garam natrium klorida
(NaCl). NaCl terionisasi sempurna di dalam air menurut persamaan reaksi berikut.
NaCl (aq)
Na+
(aq)
+ Cl-
(aq).
Air adalah elektrolit yang sangat lemah dan
H+ (aq) + OH- (aq).
terionisasi menurut reaksi kesetimbangan berikut. H2O(l)
Ion Na+ dari garam NaCl berasal dari basa kuat NaOH sehingga tidak dapat
bereaksi dengan ion OH- dari air. Sementara itu, ion Cl- dari garam NaCl berasal
dari asam kuat (HCl) sehingga tidak dapat bereaksi dengan ion H+ dari air. Oleh
karenanya, garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak bereaksi
dengan air atau tidak terhidrolisis. Harga [H+] dan [OH-] dalam air tidak berubah
dengan adanya garam, sehingga pH tetap sama dengan pH air murni (pH = 7).
Larutan garam ini bersifat netral. (Ningsih, 2007 : 245)
Garam yang berasal dari asam lemah dan basah kuat mengalami hidrolisis
parsial, yaitu hidrolisis anion. Misal rumus kimia garam adalah LA, maka
hidrolisis anion adalah sebagai berikut; A- (aq) + H2O(l)
Tetapan hidrolisis untuk reaksi di atas adalah Kh =
HA(aq)
+
OH-(aq).
ሾு஺ሿሾைுିሿ
ሾ஺ିሿ
. Konsentrasi ion
OH- sama dengan konsentrasi HA, sedangkan konsentrasi kesetimbangan ion Adapat dianggap sama dengan konsentrasi ion A- yang berasal dari garam (jumlah
ion A- yang terhidrolisis dapat diabaikan). Jika konsentrasi ion A- itu dimisalkan
16
M, maka persamaannya sebagai berikut; K ୦ =
ሾைு ష ሿమ
ெ
; ሾܱ‫ܪ‬ሿ = ඥ‫ܭ‬௛
×
‫ܯ‬.
Selanjutnya, harga tetapan hidrolisis Kh dapat dikaitkan dengan tetapan ionisasi
asam lemah CH3COOH (Ka) dan tetapan kesetimbangan air (Kw).
HA(aq)
A-(aq) + H+(aq)
A-(aq) H2O(l)
H2O(l)
K = Ka
HA(aq) + OH-(aq)
H+(aq) + OH-(aq)
K = Kh
K = Kw
Menurut prinsip kesetimbangan, untuk reaksi-reaksi kesetimbangan di atas
berlaku persamaan berikut; Ka x Kh = Kw atau K ୦ =
Kw
Kh
x M. Penggabungan
௄
persamaan di atas menghasilkan persamaan berikut; ሾOH ି ሿ = ට ௄ೢ x M. Dengan:
ೌ
Kw = tetapan kesetimbangan air, Ka = tetapan ionissi asam lemah, M =
konsentrasi ion yang terhidrolisis. (Purba, 2006 : 128)
Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis
parsial, yaitu hidrolisis kation. Jika rumus kimia garam adalah AH+, maka reaksi
hidrolisis kation garam tersebut adalah sebagai berikut; AH+(aq) + H2O(l)
A(aq) + H3O(aq), NH4Cl (aq)
NH4+ (aq) + Cl- (aq). Tetapan hidrolisis (Kh) untuk
reaksi kesetimbangan di atas adalah sebagai berikut; K ୦ =
ሾ஺ሿ ሾுయ ை శ ሿ
ሾ஺ு శ ሿ
.
Konsentrasi AH+ tergantung pada konsentrasi garam yang dilarutkan. Jika
konsentrasi awal AH+ adalah M dan konsentrasi AH+ yang terhidrolisis adalah x,
maka susunan konsentrasi komponen AH+ dan A dalam kesetimbangan adalah
sebagai berikut; AH+ (aq) + H2O(l)
A(aq) + H3O+(aq)
17
Mula-mula
M
Reaksi
-x
+x
+x
M-x
x
x
Setimbang
Nilai x relarif kecil dibandingkan dengan nilai M. Oleh karena itu, nilai x
dapat diabaikan, sehingga M-x ≅ M. Selanjutnya, dengan mengganti H3O+
dengan H+ dan menggunakan M sebagai konsentrasi AH+, maka persamaan
tetapan
hidrolisis
di
atas
menjadi
K୦ =
ሾு శ ሿ
ெ
ܽ‫ ݑܽݐ‬ඥ‫ܭ‬௛ ‫ܯ ݔ‬.
Dengan
menggantikan harga Kh dengan harga ionisasi basa (Kb) dan tetapan
kesetimbangan air (Kw) diperoleh persamaan berikut.
AH+(aq) + H2O(l)
A(aq) + H2O(l)
H2O(l) + H2O(l)
A(aq) + H3O+(aq)
AH+(aq) + OH-(aq)
H3O+(aq) + OH-(aq)
K = Kh
K = Kb
+
K = Kw
Atau
H+(aq) + OH-(aq)
H2O(l)
Berdasarkan
prinsip
kesetimbangan,
hubungan
antara
reaksi
kesetimbangan di atas dapat dituliskan kedalam persamaan berikut; Kw = Kb x Kh
atau Kh =
୏୵
୏ୠ
. Dengan memasukan rumus nilai Kh di atas ke dalam persamaan
௄
[H+] = √‫ܭ‬௛ x M, diperoleh persamaan berikut; ሾ‫ ܪ‬ା ሿ = √ ௄ೢ ‫ܯ ݔ‬. Keterangan Kw
್
= tetapan kesetimbangan air, Kb = tetapan ionisasi asam lemah, M = konsentrasi
anion yang terhidrolisis. (Taufik, 2007 : 294)
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis
total (kation dan anion mengalami hidrolisis). Adapun pH larutan, secara
kuantitatif sukar dikaitkan dengan harga Ka dan Kb maupun dengan konsetrasi
garam. pH larutan yang tepat hanya dapat ditentukan melalui pengukuran. pH
18
larutan dapat diperkirakan dengan rumus: ሾH ା ሿ = ට
୏୵ ୶ ୏ୟ
୏ୠ
;
Kh =
୏୵
. Sifat
୏ୟ ୶ ୏ୠ
larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa yang bersangkutan. Jika
asam lemah dari pada basa (Ka < Kb), maka anion akan terhidrolisis lebih banyak
dan larutan akan bersifat basa. Jika basa lemah dari asam (Kb < Ka), maka kation
yang terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat asam. Sedangkan jika
asam sama lemahnya dengan basa (Ka = Kb), larutan akan bersifat netral. (Purba,
2006 : 259).
Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka hidrolisis garam dapat di
bedakan dalam empat kategori yaitu; Garam yan berasal dari asam kuat dan basa
kuat, garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, garam yang berasal dari
asam kuat dan basa lemah serta garam yang berasal dari asam lemah dan basa
lemah.
2.4 Kajian Penelitian yang Relevan
Metode Mind Mapping telah diterapkan pada penelitian sebelumnya oleh
beberapa peneliti terdahulu. Diantaranya adalah hasil penelitian Ria Dwi Indriyani
(UMS, 2010) “Penerapan Strategi Pembelajaran Mind Mapping dalam
Pembelajaran Matematika Sebagai Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep
Teorema Phytagoras”, menyimpulkan bahwa adanya peningkatan yang signifikan
tentang pemahaman konsep Teorema Phytagoras melalui pembelajaran Mind
Mapping. Demikian halnya penelitian yang dilakukan oleh Muhidin Senuk (2011)
mengemukakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping pada pokok bahasan
ikatan kimia. Hal ini sesuai dengan kriteria pengujian terima H0 jika ‫ݐ‬
hitung
≤
19
‫ݐ‬௧௔௕௘௟ . Selanjutnya diperoleh ‫ݐ‬௛௜௧௨௡௚ = 3,6. dan ‫ݐ‬௧௔௕௘௟ = 2,001 dimana 3,6 >
2,001, sehingga ‫ܪ‬0 terletak pada daerah penolakan atau dengan kata lain
menerima H1, ini berarti hasil pasca tes (hasil belajar siswa) pada pembelajaran
materi Ikatan Kimia untuk kelas eksperimen lebih tinggi dari sampel kelas
kontrol.
2.5 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik dan konseptual diatas, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan “Apabila guru menerapkan metode Mind Mapping
pada materi Hidrolisis Garam, maka kualitas hasil belajar siswa akan meningkat”
2.6 Indikator Kinerja
Sebagai tolak ukur penetapan keberhasilan siswa secara perorangan dalam
dalam pembelajaran, maka peneliti menetapkan kriteria baik untuk tingkat
keberhasilan siswa. Ini berarti masing-masing siswa dikatakan berhasil jika
tingkat capaian materinya minimal mencapai nilai 75 sesuai dengan dengan
kriteria ketuntasan maksimal (KKM) disekolah tersebut.
Untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan dalam penelitian
tindakan kelas ini, dirumuskan sebagai berikut :
1. Tindakan yang dilakukan dinyatakan telah berhasil apabila sebanyak 65%
siswa yang dikenai tindakan telah mendapat taraf penguasaan materi
minimal 75%;
2. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal minimal mencapai 75%;
20
3. Proses pembelajaran yang dinilai lewat lembar pengamatan minimal
mendapat kategori cukup baik.
Download