BAB I PENDAHULUAN 1.1 Asal Masalah Bahwa sejalan dengan trend perkembangan industry telekomunikasi yang bergerak dari teleponi menuju ke arah infocom, serta perkembangan regulasinya yang cenderung bergerak dari monopoli menuju ke arah persaingan bebas. PT.Telekomunikasi Indonesia, sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia mempunyai aset yang produktif dan aset non produktif, aset yang produktif adalah asset yang dipergunakan untuk operasional dan yang menghasilkan pendapatan, sedangkan aset non produktif adalah aset yang fungsinya hanya sebagai alat penunjang yang mengakomodasi alat produksi, dan tidak menghasilkan pendapatan, aset non produktif Telkom yaitu berbentuk aset properti (Tanah dan bangunan) yang tersebar di seluruh Indonesia. Adanya aset tanah dan bangunan PT.Telkom yang sudah tidak produktif/idle (yang tidak menghasilkan pendapatan secara langsung atau tidak digunakan untuk keperluan operasional, bahkan menjadi beban biaya bagi perusahaan),dan sudah tidak menunjang core bisnis PT.Telkom serta dalam rangka peningkatan efisiensi perusahaan bagi perusahaan yang sudah go public dengan memperhatikan profit and loss approach, sehingga pada waktu itu perlu dilakukan upaya optimalisasi dari aset-aset tersebut dengan cara dihapuskan dari pembukuan dengan cara dialihkan haknya (dijual). Tujuan dari penjualan aset non produktif (idle) adalah: a. Men-generate cash untuk meningkatkan working capital (modal kerja) b. Meningkatkan revenue 1 c. Meningkatkan indikator keuangan berupa Return on Asset (ROA) d. Telkom fokus pada core bisnisnya, yakni pelayanan jasa telekomunikasi e. Menekan biaya-biaya overhead perusahaan (pajak bumi dan bangunan dan biaya pemeliharaan/pengamanan) f. Memperkecil nilai amortisasi aset yang berkaitan dengan pengenaan pajak g. Memperkecil terjadinya masalah litigasi (penyerobotan dari pihakpihak luar). Untuk mendukung rencana penjualan aset tersebut, PT.Telkom membuat program percepatan penjualan aset tanah dan bangunan yang dibuat tahun 2002. Program percepatan penjualan aset tanah dan bangunan: a. Program penjualan aset Telkom dimulai tahun 2001 dengan terbentuknya Tim Inventarisasi Aset tidak produktif dengan keputusan direksi No.SK.1371/PS.170/KUG-00/2001 tanggal 2 Juli 2001 dan SK.No.1873/PS.170/KUG-00/2001 tanggal 10 Oktober 2001. Dari laporan tim inventarisasi tersebut, diperoleh gambaran bahwa aset non produktif khususnya tanah dan bangunan adalah sebagai berikut: • Jumlah unit : 350 • Total luas : 3.088.157 m2 • Harga perolehan : Rp.85.169.355.050 • Taksiran nilai jual : Rp.672.317.375.050 • Komposisi legalitas : o Bersertifikat : 255 unit o Belum bersertifikat : 95 unit b. Rapat direksi tanggal 18 September 2001 menetapkan bahwa target penjualan aset/tanah kosong divisi properti tahun 2002 adalah sebesar Rp.1Trilyun dan penjualan dilakukan dengan cara penunjukan 2 langsung bagi penghuni Rumah Dinas dan lelang terbuka untuk tanah kosong yang mempunyai nilai pasar tinggi. c. Surat Dirut kepada DEKOM No.TEL.04/LG.410/PRO- 00/02/Rhs.tanggal 4 Februari 2002 perihal permohonan persetujuan penghapusan aset berupa tanah dan bangunan yang tidak produktif. d. Setelah Divperti penghapusan, melakukan DEKOM presentasi memberikan mengenai tanggapan dengan usulan surat No.0044/SRT/DK/2002 tanggal 7 Maret 2002 yang intinya menyatakan: • Agar direksi membuat daftar status tanah secara detail dengan memisahkan tanah yang bermasalah untuk setiap unit. • Komisaris memberikan ijin untuk melakukan due diligent atas aset yang tidak produktif dimaksud tetapi untuk pelepasan setiap unitnya harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dari Dewan Komisaris. e. Setelah dilakukan validasi, KADIVPERTI melaporkan kepada DIRUT dengan surat no.TEL.14/LG.410/PRO-00/2002/Rhs tanggal 7 Mei 2002 perihal usulan penghapusan aset tanah dan bangunan 2002 berisikan bahwa menunjuk surat komisaris No.0044/SRT/DK/2002 tanggal 7 Maret 2002, aset tanah dan bangunan yang diusulkan untuk dihapuskan dari pembukuan (write off) PT.TELKOM adalah sebagai berikut: • Dijual putus : sebanyak 149 unit dengan jumlah taksiran harga jual sebesar Rp.386.256.741.00,- • Diusulkan untuk diserahkan kepada PT.GSD (PT.Graha Sarana Duta) merupakan anak Perusahaan Telkom sebagai penyertaan modal dari TELKOM sebanyak 3 unit dengan nilai perolehan sebesar Rp.14.177.274.745,- 3 • Diusulkan kerjasama usaha pengembangan sebanyak 3 unit dengan PT.GSD dengan taksiran nilai jual sebesar Rp.40.489.980.000,f. Selanjutnya pada tanggal 22 Mei 2002 dengan surat TEL.20/LG.410/PRO-00/2002?Rhs perihal usulan penghapusan aset tanah dan bangunan tahun 2002, Dirut PT.TELKOM mengajukan usulan kepada Dewan Komisaris PT.TELKOM sesuai dengan laporan KADIVPERTI kepada Dirut tersebut. Sampai saat ini Dirut belum memberikan ijin penghapusan. g. Menindaklanjuti pelaksanaan penghapusan aset yang telah ada ijin DEKOM-nya, KADIVPERTI dengan nota dinas kepada Direktur SDM No.TEL.199/PS.560/PRO-33/2002 tanggal 20 Mei 2002 perihal usulan indikator kerja unit Divperti tahun 2002 dan kepada Direktur Keuangan No.C.TEL.241/KU22/PRO-00/2002 tanggal 29 Mei 2002 perihal peninjauan ulang penetapan target penjualan aset RKA 2002, mengusulkan sebagai berikut: • Jumlah aset yang dijual adalah 329 unit (baik yang sudah maupun yang belum ada ijin penghapusannya dari DEKOM) • Pendapatan dari hasil penjualan aset adalah sebesar Rp.400.388.022.000 h. Untuk melaksanakan program-program tersebut diperlukan tambahan biaya-biaya (yang sudah diajukan dengan nota dinas No.139/KU.220/PRO-32/2002 tanggal 6 Juni 2002 perihal permintaan tambahan dana penarikan anggaran beban), sebagai berikut: • BODP sebesar Rp.7.580.786.000,- • Beban amortisasi/penyusutan (bersifat non cash) sebesar Rp.35.414.045.000,- 4 1.2 Profil Perusahaan PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk., yang selanjutnya disebut TELKOM atau Perseroan, merupakan perusahaan informasi (Infocom) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wire line), jasa telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile services), data & internet serta jasa multimedia lainnya, dan network & interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. Pada akhir September 2006, perseroan menjadi pemegang saham mayoritas pada 9 (sembilan) anak perusahaan, termasuk diantaranya PT.Telekomunikasi Selular (Telkomsel), yang memiliki pangsa pasar terbesar dalam industri selular di Indonesia dengan EBITDA margin sebesar 72% dan merupakan salah satu operator telekomunikasi dengan EBITDA margin tertinggi di dunia. Pada akhir September 2006, TELKOM memiliki jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 12,3 juta sedangkan pelanggan telepon selular berjumlah 32,5 juta. TELKOM mencatatkan sahamnya di bursa efek dalam dan luar negeri yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya(BES), New York Stock Exchange (NYSE), London Stock Exchange (LSE), dan Tokyo Stock Exchange (Public Offering Without Listing-POWL). TELKOM merupakan emiten yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar di BEJ. Visi : “to become a leading Infocom player in the region” Telkom bercita-cita untuk dapat menempatkan diri menjadi perusahaan Infocom yang terkemuka dalam bidang kinerja finansial, pasar dan operasionaldikawasan Asia Misi: “to provide one stop Infocom service with exelent quality and competitive price” “managing business thru best practices, competitive advantage and synergy” 5 Telkom berkomitmen memberikan layanan terbaik dan berkualitas, untuk kemudahan bagi pelanggan dengan harga yang kompetitif Dalam mengelola bisnis, Telkom melakukan dengan cara-cara terbaik sesuai dengan standar internasional, yang fokus pada optimalisasi keunggulan kompetitif perusahaan, serta membangun sinergi kemitraan yang saling mendukung dan menguntungkan. 5 PILAR BISNIS: 1. Fixed phone (Telkom phone) Personal line Corporate line Wartel dan Telepon umum 2. Mobile phone (Telkomsel) Prepaid services (Simpati) Postpaid services (Halo) 3. Network and interconnection (Telkom intercarrier) Interconnection services Network leased services 4. Data and internet Leased channel service (Telkom link) Internet service (Telkomnet) Voip services (Telkom save and Global 017) SMS services (from Telkomsel, telkom fleksi,telkom sms) 5. Fixed wireless access (Telkom fleksi) Prepaid service (Flexi trendy) Postpaid service (Flexi classy) 6 1.3 Lingkup Bidang Usaha Dalam rangka pencapaian pertumbuhan bisnis yang optimal, penyelenggaraan aktivitas bisnis diorganisasikan ke dalam 2 (dua) kelompok penyelenggaraan, yaitu: a. Bisnis infocom eksisting dan bisnis-bisnis yang telah didukung oleh penguasaan kompetensi yang memadai dari sumberdaya internal serta didukung ketersediaan infrastrukturnya, diselenggarakan oleh unit organik yaitu unit-unit bisnis/divisi internal PT.Telkom dan subsidiary (perusahaan afiliasi/asosiasi) eksisting. b. Bisnis-bisnis infocom lainnya, yang akan dijalankan sebagaimana telah direncanakan dalam Corporate Strategy Scenario (CSS), tetapi untuk penyelenggaraannya tidak dapat didukung dengan penguasaan kompetensi sumberdaya internal, diselenggarakan oleh unit-unit bisnis non organik 1.4 Unit Yang Dianalisis Unit yang menjadi bahan analisa adalah unit Asset Management PT.Telkom. Adapun uraian mengenai unit manajemen aset PT.Telkom adalah sebagai berikut: 1. VP.Asset Management bertanggung jawab atas teridentifikasi-nya seluruh asset perusahaan, terpenuhi seluruh terlindunginya kewajiban dari aspek perpajakan, legal/administrasi, serta terpelihara dan berdayaguna dalam optimalisasi penyelenggaraan bisnis perusahaan. 2. Untuk melakukan perannya, VP.Asset Management ditugaskan untuk melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Memastikan kelengkapan dan keterkaitan seluruh peraturan/ prosedur pemilikan aset yang berlaku baik peraturan internal 7 maupun peraturan terkait lainnya yang berlaku bagi perusahaan publik. b. Mengidentifikasi seluruh asset perusahaan, dan melengkapi berbagai persyaratan administratif termasuk sertifikasi/perijinan, serta hal-hal lainnya yang terkait dengan keabsahan kepemilikan aset perusahaan. c. Menyiapkan berbagai aspek yang diperlukan dalam penghitungan kewajiban perpajakan. d. Menyusun program pendayagunaan dan pemeliharaan seluruh aset non produksi. e. Mengelola aset nonproduksi,yang mencakup evaluasi performansi aset dan rencana pengelolaannya, serta pemeliharannya. f. Menyiapkan berbagai data serta dokumen yang diperlukan dalam rangka persiapan penghapusan aset perusahaan. 3. Dalam menjalankan perannya, asset management berinteraksi dengan: a. Seluruh Divisi Regional (Divre I s/d VII) dan unit bisnis yang lain, dalam hal koordinasi identifikasi dan penyusunan program pendayagunaan dan pengelolaan aset. b. VP. Finance & Logistic policy, dalam hal koordinasi implementasi kebijakan asset management ,(kebijakan pengelolaaan aktiva tetap , penghapusan aktiva tetap) dan SIMTEL (Sistem Informasi Management Telkom). c. VP. Financial Accounting, dalam hal koordinasi pencatatan akuntansi aktiva tetap. d. VP.Treasury & Tax, dalam hal koordinasi penyelesaian kewajiban perpajakan atas seluruh aset perusahaan.. e. VP Legal & Compliance , dalam hal koordinasi tentang penyelesaian masalah hukum (Litigasi) . 8 f. VP Procourement & Partnership, Partnership, dalam hal koordinasi tentang t pelaksanaan penghapusan Aktiva A Tetap. DIREKTUR IT & SUPPLY VP IT VP PROCUREMENT VP ASSET MANAGEMENT AVP.ASSET ASSET VALUE & PERFORMANCE KEPALA PUSAT TCC AVP.ASSET LEGAL & ADMINISTRASI KEPALA PUSAT ISC KEPALA PROYEK OBC ISC: Information System Centre TCC: Telkom Construction Centre Gambar 1.1 Struktur Organisasi IT & Supply 1.4.1 Tahapan penghapusan suatu aset USULAN PENGHAPUSAN PERSETUJUAN PELAKSANAAN PENGHAPUSAN TINDAK LANJUT PENGHAPUSAN Gambar 1.2 Diagram flow f penghapusan secara garis besar 9 Gambar 1.3 Flow penghapusan aset 1.4.1.1 Usulan Penghapusan 1. Unit pemakai (user) sebelum mengajukan usulan penghapusan aktiva tetap kepada unit asset management melakukan evaluasi terhadap kondisi fisik dan kelengkapan dokumen. 2. Unit asset management mengkompulir usulan penghapusan dari user-user untuk dievaluasi terkait dengan asas manfaat dan ekonomis, selanjutnya membuat program usulan penghapusan aktiva tetap melalui 2 jalur: a. Usulan RKAP (regular) b. Usulan Non RKAP (non regular) 3. Untuk usulan penghapusan melalui RKAP , unit asset management divre mengusulkan ke Corporate melalui VP Asset Management, kemudian diteruskan ke bagian keuangan/anggaran corporate untuk dievaluasi dan diajukan untuk mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris. 4. Untuk usulan penghapusan Non RKAP, harus dibuatkan surat permintaan persetujuan penghapusan aktiva tetap dari direksi ke dewan komisaris melalui Asset Management Corporate, sesuai ketentuan oleh 10 unit asset management (Ref.keputusan Komisaris No.016/KEP/DK/2004 tanggal 27 Oktober2004) 5. Permohonan persetujuan penghapusan dibuat dalam bentuk proposal antara lain: a. Justifikasi (Penjelasan tentang tujuan dan latar belakang). b. Kajian dari aspek teknis dan ekonomis. c. Daftar rekapitulasi Aktiva Tetap yang akan dihapuskan disertai dengan rinciannya.dan nilai pasar (berdasarkan hasil Appraisal Independent). d. Rincian Aktiva Ttetap yang akan dihapuskan meliputi: lokasi, jenis barang, tahun perolehan, nilai perolehan, nilai penyusutan, nilai buku, taksiran harga pasar dan keterangan kondisi Aktiva Tetap. e. Metode penghapusannya apakah : 1.4.1.2 a. Dijual/dilelang. b. Dihibahkan c. Di ruislag d. Dimusnahkan dengan cara dihancurkan. e. Trade In Trade Off Persetujuan/Ijin Pelaksanaan Penghapusan 1. Unit asset management corporate mengkompulir dan mengevaluasi usulan penghapusan Divre/UBIS secara nasional berdasarkan RKAP yang telah mendapatkan persetujuan dari DIRUT atau DEKOM , kemudian : a. Diajukan kepada DIRUT apabila nilai pasar secara nasional kurang dari Rp. 100 Milyar. b. Diajukan ke DEKOM (Dewan Komisaris) melalui DIRUT apabila total nilai pasar secara nasional lebih dari Rp.100 Milyar. 11 c. Diajukan langsung ke DEKOM melalui DIRUT apabila usulan non RKAP. Penetapan persetujuan/ijin penghapusan aktiva tetap/persediaan: a. Direksi, untuk nilai dibawah Rp.100 milyar (Aktiva Tetap, Aktiva Tetap lainnya dan persediaan) b. Komisaris untuk nilai diatas Rp.100 milyar (AktivaTtetap/Aktiva Tetap lainnya) dan Rp.50 milyar untuk persediaan. 2. Persetujuan/ijin penghapusan barang habis pakai, inventaris kantor, scrap oleh top management UBIS yang bersangkutan. 3. Persetujuan ijin pelaksanaan penghapusan dari DIRUT/DEKOM selanjutnya diteruskan oleh VP asset management corporate secara tertulis kepada masing-masing Divre/UBIS, untuk pelaksanaan penghapusannya. 1.4.1.3 Tindak Lanjut Penghapusan 1. Setelah menerima ijin penghapusan, unit asset management meneruskan kepada unit Fungsional Logistik untuk melaksanakan eksekusi penghapusan. 2. Unit Fungsional Logistik melaksanakan penghapusan (mulai dari persiapan bentuk panitia/tim, menyusun RKS, membuat undangan dan lain-lain sampai dengan penghapusan) 3. Melaporkan hasil pelaksanaan penghapusan kepada unit asset management Divre / UBIS kemudian diteruskan ke Asset Management Corporate. Unit asset management melakukan: a. Updating data pada SAP SIMTEL b. Membuat laporan realisasi tindak lanjut penghapusan secara escading dari UBIS ke asset management kantor perusahaan dan dari asset management kantor perusahaan kepada Direksi/Komisaris. 12 4. Melakukan write off terhadap pencatatan Aktiva Tetap (SAP), yang telah dilaksanakan penghapusannya. 1.4.2. Penghapusan/Penjualan Aset berstatus Hak Guna Bangunan Untuk bisa dialihkan haknya (dijual) lokasi yang tidak bermasalah (HGB Telkom) perlu dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut : a. Appraisal Independent untuk memperoleh nilai pasar. b. Usulan penghapusan ke DEKOM lengkap dengan Harga Dasar Jual . c. Penetapan Harga Dasar Jual dari Direksi Telkom. d. Pembentukan Tim Penjualan. e. Proses Penjualan : 1. Pengumuman (di iklankan) via Internet , Media Cetak. 2. Lewat Balai Lelang (Pengadaan Balai Lelang). 1.4.3 Kondisi aset PT.Telkom Aset PT.Telkom yang terdiri dari Aktiva Tetap yang produktif dan aktiva tetap non produktif, dan secara umum terdiri dari: • Sentral telepon (STO) • Transmisi • Jaringan kabel • Jaringan fiber optik • Catu daya • Tanah dan bangunan • Kendaraan bermotor • Peralatan/inventaris kantor • Peralatan telkom lainnya 13 Pengelolaan Aktiva Tetap dilakukan pada pencatatan dan pengawasan Aktiva Tetap. Pencatatan Aktiva Tetap dilakukan pada sistem SAP yang terdiri dari: Modul Aset Manajemen (AM) yaitu pencatatan Aktiva Tetap yang berkaitan dengan nilai aktiva dan proses penyusutan aktiva tetap untuk kepentingan penyajian laporan keuangan. Modul Plant Maintenance yaitu pencatatan Aktiva Tetap yang berkaitan dengan pengawasan operasional dan fisik Aktiva Tetap. Pengamanan aktiva tetap dilakukan melalui: o Asuransi Aktiva Tetap o Pendokumentasian kepemilikan Aktiva Tetap o Pemagaran untuk menghindari penyerobotan dan penguasaan oleh pihak lain Optimalisasi Aktiva Tetap o Aktiva Tetap Operasional yang produktif sebagai tindak lanjut dipertahankan dengan penambahan fitur-fitur. o Aktiva Tetap Operasional yang tidak produktif sebagai tindak lanjut dilakukan penggantian terhadap teknologi, serta dilakukan pengalihan/mutasi ke unit lain. o Aktiva Tetap Non operasional yang produktif sebagai tindak lanjut dilakukan Trade in/Trade off , pengalihan/mutasi ke unit lain dan kerjasama dengan pihak ke-3. Aktiva tetap Non-operasional yang tidak produktif sebagai tindak lanjut dilakukan pengalihan/dijual atau ruislag (tanah kosong). Khusus Aktiva Tetap non produktif yang dikelola oleh bagian Asset Management saat ini berupa asset Tanah dan Bangunan yang terdiri dari : a. Aset Tanah dan Bangunan yang kepemilikannya berstatus HP sebanyak 372 lokasi yang terdiri dari : 14 o HP atas nama Telkom o HP atas nama Departemen Perhubungan o HP atas nama Departemen Parpostel o HP atas nama Dirjen Postel. Untuk aset Tanah dan Bangunan yang berstatus HP atas nama Departemen (Parpostel, Perhuhungan dan Ditjen Postel) pihak Telkom (Asset Management) sedang berupaya untuk meningkatkan Hak dari HP menjadi HGB. Adapun rekapitulasi data aset tanah dan bangunan Telkom yang berstatus Hak Pakai sebagai berikut: Tabel 1.1 Rekapitulasi data aset tanah status Hak Pakai PT.Telkom 15 Gambar 1.4 Grafik jumlah tanah Hak Pakai PT.Telkom Gambar 1.5 Grafik Luas tanah Hak Pakai PT.Telkom b. Aset Tanah dan Bangunan yang kepemilikannya berstatus HGB 20 tahun sebanyak 772 lokasi. Rekapitulasi data aset tanah dan bangunan Telkom yang berstatus Hak Guna Bangunan 20 tahun sebagai berikut: 16 Tabel 1.2 Rekapitulasi data tanah HGB 20 tahun PT.Telkom 17 Gambar 1.6 Grafik jumlah tanah HGB 20 tahun PT.Telkom Gambar 1.7 Grafik luas tanah HGB 20 tahun PT.Telkom c. Aset Tanah daan Bangunan yang kepemilikannya berstatus HGB 30 Tahun, sebanyak 328 lokasi. Rekapitulasi data aset tanah dan 18 bangunan Telkom yang berstatus Hak Guna Bangunan 20 tahun sebagai berikut: Tabel 1.3 Rekapitulasi data tanah HGB 30 tahun PT.Telkom 19 Gambar 1.8 Grafik jumlah tanah HGB 30 tahun PT.Telkom Gambar 1.9 Grafik luas tanah HGB 30 tahun PT.Telkom 20