VIBABPUTUNEP 4.1 n al upm is e K 1. na ka ji be K st ne m er iu qe

advertisement
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1.
Kebijakan local content requirements di Indonesia dituangkan
dalam Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
(P3DN) dengan tujuan untuk memberdayakan produk nasional
dengan prosentase kandungan lokal tertentu demi melindungi
industri domestik dari serbuan produk impor (national
protection). Kebijakan ini diterapkan Pemerintah melalui
regulasi nasionalnya, salah satunya adalah Peraturan Menteri
Perindustrian Republik Indonesia No. 16/M-Ind/Per/2/2011
tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Tingkat
Komponen
kepentingan
Dalam
nasional
Negeri.
Jaminan
untuk
melindungi
masing-masing
negara
merupakan
kebebasan setiap negara yang terwujud dalam prinsip kedaulatan
negara, namun kedaulatan tersebut tidak mutlak. Negara hanya
diberikan kedaulatan untuk menentukan kebijakan penanaman
modalnya sepanjang tidak menimbulkan hambatan perdagangan.
2.
Setiap negara yang menghendaki masuknya penanaman modal
asing harus mematuhi prinsip national treatment yang
mensyaratkan kepada host country untuk memberi perlakuan
Tesis
PERSYARATAN KANDUNGAN LOKAL (LOCAL CONTENT
REQUIREMENTS) DI INDONESIA DAN KAITANNYA DENGAN
PERJANJIAN INTERNASIONAL DI BIDANG INVESTASI
ESTY HAYU DEWANTY R.K.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
sama antara investor/investasi asing dan investor/investasi lokal.
Adanya penerapan local content requirements di Indonesia
merupakan pelanggaran terhadap prinsip national treatment
yang diatur dalam Article III:4 GATT 1994 dan Annex 1A
TRIMs. Beberapa opsi yang dapat ditawarkan sebagai alternatif
solusi inkonsistensi Indonesia sebagai pihak yang telah
meratifikasi WTO dan TRIMs adalah dengan (a.) country
specific exception yang diberikan dengan cara mengecualikan
atau membatasi partisipasi investor asing pada bidang-bidang
usaha industri tertentu atas dasar perekonomian nasional dan
kebijakan sosial; (b.) mekanisme notifikasi yang memegang
peranan penting terkait investasi karena pembatasan yang telah
dinotifikasikkan dapat terus dilanjutkan dan terbebas dari
tuntutan hukum yang diajukan oleh negara lain atas pelanggaran
TRIMs; (c.) prinsip transparansi yang terwujud dalam sikap
negara anggota untuk mendukung keterbukaan dalam mencapai
keberhasilan TRIMs. Selain untuk mendukung komitmen suatu
negara, penerapan prinsip transparansi juga sebagai faktor yang
dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya.
4.2 Saran
1.
Kebijakan local content requirements hendaknya diarahkan
untuk menciptakan rasa kompetitif bagi industri-industri
Tesis
PERSYARATAN KANDUNGAN LOKAL (LOCAL CONTENT
REQUIREMENTS) DI INDONESIA DAN KAITANNYA DENGAN
PERJANJIAN INTERNASIONAL DI BIDANG INVESTASI
ESTY HAYU DEWANTY R.K.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
domestik. Pelaku usaha domestik tidak dapat terus menerus
berlindung dibalik pengecualian atau pembatasan terhadap
penanaman modal asing yang masih dibenarkan oleh perjanjian
perdagangan maupun perjanjian investasi internasional.
2.
Sebagai negara yang telah meratifikasi WTO, Indonesia
memiliki kewajiban untuk melakukan harmonisasi peraturan
perundang-undangan dengan kewajiban internasional yang telah
disepakatinya. Oleh sebab itu, Permenperin No. 16/MInd/2/2011 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan
Tingkat Komponen Dalam Negeri harus diikuti dengan upaya
untuk meningkatkan daya saing produk lokal serta secara
bertahap memenuhi kewajiban penghapusan local content
requirements yang telah disepakati dalam TRIMs.
Tesis
PERSYARATAN KANDUNGAN LOKAL (LOCAL CONTENT
REQUIREMENTS) DI INDONESIA DAN KAITANNYA DENGAN
PERJANJIAN INTERNASIONAL DI BIDANG INVESTASI
ESTY HAYU DEWANTY R.K.
Download