Klasifikasi Penyakit ICD

advertisement
Klasifikasi Penyakit ICD
Klasifikasi penyakit merupakan satu upaya untuk meningkatkan akurasi
diagnosis mempergunakan hasil-hasil dari pemeriksaan gejala, tanda, test,
dan pembuatan kriteria diagnosis. Klasifikasi penyakit dapat dilakukan
berdasarkan agen penyebabnya, patologi penyakit, organ yang terserang,
cara pengobatannya, cara penularannya, cara masuk atau keluarnya
penyakit dan faktor keterpaparan atau kepekaannya.
A. Penyakit menular dan penyakit tidak menular
1. Penyakit infeksi/menular (communicable diseases) :
 Penyakit menular melalui air
 Penyakit menular melalui udara

Penyakit menular melalui kelamin

Penyakit menular melalui binatang
2. Penyakit non-infeksi/tidak menular/kronik :
 Penyakit jantung
 Penyakit kanker

Penyakit metabolik
Jenis-jenis pengelompokan untuk penyakit menular maupun yang tidak
menular sebenarnya masih cukup luas, daftarnya masih bisa diperpanjang.
Unutk penyakit menular, kelompok-kelompok penyakit lainnya dapat
berupa : water-washed diseases, faecal-oral diseases, penyakit menular
melalui tanah (soil-mediated infections), diseases water contact, infectious
skin rashes, diseases transmitted via body fluids, insect-borne diseases, dan
lain-lain. Pengelompokan ini tentu akan memberikan kemungkinan tumpangtindih antara sesama penyakit.
B. Klasifikasi penyakit menurut ICD (International Classification of
Diseases = Klasifikasi Penyakit Internasional)
Sejak tahun 1948 WHO telah menerbitkan buku klasifikasi untuk menjadi
pedoman dalam mengklasifikasikan penyakit dan nomor kode untuk setiap
penyakit. Sampai saat ini ICD (International Classification of Diseases =
Klasifikasi Penyakit Internasional) telah mengalami beberapa revisi yang
terakhir revisi ke-10 (ICD-X, tahun 1992).
International Statistical Classification of Diseases and Related
Health Problems atau disingkat ICD adalah suatu sistem klasifikasi
penyakit dan beragam jenis tanda, simptoma, kelainan, komplain dan
penyebab eksternal penyakit. Setiap kondisi kesehatan diberikan kategori
dan kode. ICD dipublikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan
digunakan secara luas untuk morbiditas, mortalitas, sistim reimbursemen
dan sebagai penunjang keputusan dalam kedokteran.
ICD-9
ICD-9 adalah sebuah publikasi oleh WHO pada tahun 1977, pada saat ini,
National Center for Health Statistics di Amerika Serikat telah membuat
ekstensi dari kelanjutan sistim ini yang dapat lebih berdaya guna untuk
dipergunakan dalam masalah data mobiditas dan bagian dari procedure
codes telah ada di [1], Bagian ekstensi ini disebut sebagai "ICD-9-CM",
dengan penambahan CM untuk perujukan pada "Clinical Modification". ICD
juga merupakan salah satu oganisasi pengubah keadaan dunia yang
dibentuk di Indonesia pada tahun 2007. Oganisasi tersebut beranggotakan
12 Pelajar yang mempunyai kelebihan tersendiri.
ICD-10
Ada
21
kelompok
utama
penyakit
menurut
ICD
X,
yaitu
:
1.
Penyakit
infeksi
dan
parasit.
Yang termasuk penyakit infeksi berdasarkan ICD-X antara lain : penyakit
infeksi usus, tuberculosis, penyakit bakteri zoonotik, penyakit bakteri
lainnya, hepatitis virus, infeksi virus pada system saraf, demam berdarah
dengue,
mikosis,
penyakit
protozoa,
HIV-AIDS,
dan
lain-lain.
Menurut data dari dinas kesehatan pada tahun 2006 berdasarkan ICD X,
penyakit infeksi dan parasit yang paling banyak yaitu demam berdarah
dengue. Penyakit Demam Berdarah Dengue telah menyebar secara luas ke
seluruh kawasan dengan jumlah kabupaten/kota terjangkit semakin
meningkat hingga ke wilayah pedalaman. Penyakit ini sering muncul sebagai
KLB sehingga angka kesakitan dan kematian yang terjadi dianggap
merupakan
gambaran
penyakit
di
masyarakat.
2.
Neoplasma
Yang termasuk neoplasma berdasarkan ICD-X yaitu neoplasma ganas,
neoplasma in situ, neoplasma jinak, dan neoplasma sifat tidak tentu.
Menurut ICD X, WHO 1992, neoplasma yang paling banyak di Indonesia
adalah neoplasma sifat tidak tentu. Pada waktu ini presentasi gambaran
klinis maupun patologis kelihatannya sebagai suatu neoplasma jinak, tetapi
perjalanan penyakit menunjukkan ada sebagian yang dapat berubah sifatnya
menjadi ganas. Tidak ada parameter yang dipakai untuk menentukan mana
yang tetap jinak dan mana yang akan berubah menjadi ganas, kecuali data
epidemiologis.
3.
Penyakit
darah
dan
organ
pembentuk
darah.
Yang termasuk penyakit darah dan organ pembentuk darah menurut ICD-X
antara lain: anemia defisiensi besi, anemia pernisiosa, anemia defisiensi
asam folat, anemia hemolitik, anemia aplastik, DIC, purpura, dan beberapa
kondisi
perdarahan
lainnya.
Penyakit darah yang paling banyak di Indonesia adalah anemia defisiensi
besi. Anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Di Indonesia
paling banyak disebabkan oleh infeksi cacing tambang (ankilostomiasis).
Infestasi cacing tambang pada seseorang dengan makanan yang baik tidak
akan menimbulkan anemia. Bila disertai malnutrisi, baru akan terjadi
anemia. Penyebab lain dari anemia defisiensi adalah : diet yang tidak
mencukupi, absorpsi yang menurun, kebutuhan yang meningkat pada
kehamilan, laktasi, perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah.
4.
Penyakit
endokrin,
nutrisi
dan
gangguan
imunitas.
Yang termasuk penyakit endokrin, nutrisi dan gangguan imunitas menurut
ICD-X antara lain: penyakit thyroid, diabetes melitus, malnutrisi, sindrom
metabolik,
dan
lain-lain.
Penyakit endokrin yang paling banyak diderita yaitu diabetes melitus.
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat. Tingkat prevalensi dari diabetes melitus adalah tinggi. Diabetes
melitus merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika dan merupakan
penyebab utama kebutaan akibat neuropati diabetik. Tujuh puluh lima
persen penderita diabetes akhirnya meninggal karena penyakit vaskular.
Komplikasi yang paling utama adalah serangan jantung, payah ginjal, stroke
dan
gangren.
5.
Gangguan
mental
Yang termasuk gangguan mental berdasarkan ICD-X antara lain: gangguan
mental organik, gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif,
skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham, gangguan suasana
perasaan,
perubahan
kepribadian.
Salah satu yang banyak diderita adalah skizofrenia. Pada umumnya ditandai
oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan
persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul
(blunted). Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap
terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang
kemudian.
6.
Gangguan
sistem
saraf
Yang termasuk gangguan system saraf menurut ICD-X antara lain: penyakit
inflamasi pada system saraf pusat, gangguan pada ekstrapiramidal, penyakit
degeneratif pada sistem saraf, polineuropati, cerebral palsy, penyakit pada
sistem
saraf
lainnya.
Di pusat-pusat pelayanan neurologi di Indonesia jumlah penderita gangguan
peredaran darah otak (GDPO) selalu menempati urutan pertama dari seluruh
penderita rawat inap. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi
serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan
cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa
ditemukannya
penyebab
selain
daripada
gangguan
vaskular.
7.
Penyakit
mata
dan
adnexa
Yang termasuk penyakit mata dan adnexa menurut ICD-X antara lain:
kelainan pada lensa, system lakrimal, konjungtiva, sclera, kornea, iris, badan
ciliar, lensa, koroid dan retina, glaucoma, dan lain sebagainya.
Yang paling banyak di derita yaitu katarak. Katarak adalah setiap kekeruhan
pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai
kedua mata dan berjalan progresif. Penyebabnya bermacam-macam.
Umumnya adalah usia lanjut (senil), tapi dapat juga terjadi secara kongenital
akibat infeksi virus di masa pertumbuhan janin, genetik, dan gangguan
perkembangan; kelainan sistem metabolik atau sistemik seperti, diabetes
melitus.
8.
Penyakit
telinga
dan
processus
mastoideus
Yang termasuk dalam penyakit telinga dan processus mastoideus menurut
ICD-X antara lain: penyakit telinga bagian luar, penyakit telinga bagian
tengah dan mastoid, penyakit telinga bagian dalam, dan beberapa kelainan
pada
telinga.
Yang paling banyak adalah otitis eksterna dan otomikosis. Penyebab otitis
eksterna biasanya Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus. Gejalanya
antara lain rasa nyeri yang hebat, apalagi bila daun telinga disentuh atau
dipegang, liang tampak bengkak pada tempat tertentu, gangguan
pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga.
9.
Penyakit
sistem
peredaran
darah
Yang termasuk dalam penyakit system peredaran darah menurut ICD-X
antara lain: demam rematik akut, penyakit jantung rematik, hipertensi,
penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskuler dan lain sebagainya.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan
penanggulangan yang baik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
prevalensi hipertensi seperti ras, umur, obesitas, asupan garam yang tinggi
dan adanya riwayat hipertensi dalam keluarga. Dari beberapa penelitian,
terlihat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak
menderita hipertensi dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Prevalensi
hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya umur. Hipertensi bersifat
penyakit
endemik
di
Indonesia.
10.
Penyakit
sistem
pernapasan
Yang termasuk penyakit system pernapasan menurut ICD-X antara lain:
infeksi saluran pernafasan atas, influenza dan pneumonia, infeksi saluran
pernafasan
bawah,
dan
lain-lain.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering
berada dalam daftar pola 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Menurut
laporan Ditjen Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan pada tahun 2005,
penyakit Sistem Napas menempati peringkat pertama 10 penyakit utama
pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit di Indonesia. pada orang normal
tidaklah mudah bagi kuman patogen untuk dapat masuk sampai ke dalam
saluran pernapasan, mengingat sistem pertahanan paru yang berlapis-lapis
dan
bermacam-macam
bentuknya.
11.
Penyakit
sistem
pencernaan
Yang termasuk penyakit system pencernaan menurut ICD-X antara lain:
penyakit pada esophagus, abdomen, duodenum, dan appendix, hernia,
colitis,
penyakit
pada
peritoneum
dan
lain-lain.
Penyakit sistem pencernaan yang paling banyak diderita di Indonesia adalah
diare dan gastoenteritis. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (3 atau lebih per
hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk bakteri, virus
dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa. Salah satu bakteri
penyebab diare adalah bakteri Escherichia coli Enteropatogenik (EPEC).
12.
Penyakit
kulit
dan
jaringan.
Yang termasuk penyakit kulit dan jaringan menurut ICD-X antara lain: infeksi
pada kulit dan jaringan subkutan, dermatitis dan eksema, urtikaria dan
eritema
dan
lain-lain.
13.
Penyakit
sistem
otot
rangka
dan
jaringan
Yang termasuk penyakit sistem otot rangka dan jaringan menurut ICD-X
antara lain: arthropaties, dorsopathies, kelainan pada jaringan lunak,
osteopathies
dan
chondropathies,
dan
lain-lain.
14.
Penyakit
sistem
kencing
dan
kelamin
Yang termasuk penyakit sistem kencing dan kelamin menurut ICD-X antara
lain: penyakit glomerular, gagal ginjal, urolithiasis, penyakit pada ginjal dan
ureter, infeksi pada organ pelvis, penyakit non-infeksi pada genital, dan lainlain.
15.
Komplikasi
kehamilan,
persalinan
dan
nifas
Yang termasuk komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas menurut ICD-X
antara lain: kehamilan dengan abortus, udema, proteinuri, dan hipertensi
pada kehamilan, ketuban pecah dini, infeksi intrapartum, dan lain-lain.
16. Keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal.
Yang termasuk keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal menurut
ICD-X antara lain: trauma lahir, kelainan pada system pernafasan dan
kardiovaskuler, infeksi spesifik pada periode perinatal, dan lain-lain.
17. Malformasi kongenital, deformitas dan abnormalitas kromosom.
Yang termasuk malformasi kongenital, deformitas dan abnormalitas
kromosom menurut ICD-X antara lain: malformasi kongenital pada sistem
saraf, mata, telinga, wajah, sistem sirkulasi, sistem, pernafasan, organ
genital, malformasi kongenital dan deformitas pada sistem muskuloskeletal,
dan
lain-lain.
18. Gejala, tanda dan hasil klinik, dan laboratorium abnormal yang
tidak
dapat
diklasifikasikan.
19.
Cedera
dan
keracunan
Yang termasuk cedera dan keracunan menurut ICD-X antara lain: cedera
pada kepala, leher, thorax, abdomen, tulang belakang, luka bakar,
keracunan
obat
dan
lain-lain.
20. Penyebab lain yang menyebabkan kecacatan dan kematian
Yang termasuk penyebab lain yang menyebabkan kecacatan dan kematian
menurut ICD-X antara lain: kecelakaan transportasi, perbuatan yang
disengaja yang merugikan diri sendiri, komplikasi akibat operasi, dan lainlain.
21. Faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan kontak dengan
Yankes
Berikut adalah daftar ICD-10 untuk kode klasifikasi, untuk versi tahun 2007
didapat tersambung pada [3]
Bab Blok
Judul
I
A00-B99 Penyakit Infeksi dan parasit
II
C00-D48 Neoplasma
Penyakit darah dan organ pembentuk darah termasuk
III
D50-D89
ganguan sistem imun
IV
E00-E90 Endokrin, nutrisi dan ganguan metabolik
V
F00-F99 Ganguan jiwa dan prilaku
VI
G00-G99 Penyakit yg mengenai sistem syaraf
VII H00-H59 Penyakit mata dan adnexa
VIII H60-H95 Penyakit telinga dan mastoid
IX
I00-I99
Penyakit pada sistem sirkulasi
X
J00-J99
Penyakit pada sistem pernafasan
XI
K00-K93 Penyakit pada sistem pencernaan
XII L00-L99 Penyakit pada kulit dan jaringan subcutaneous
XIII M00-M99 Penyakit pada sistem musculoskletal
XIV
XV
XVI
XVII
N00-N99
O00-O99
P00-P96
Q00-Q99
XVIII R00-R99
XIX
XX
S00-T98
V01-Y98
XXI
Z00-Z99
XXII U00-U99
Penyakit pada sistem saluran kemih dan genital
Kehamilan dan kelahiran
Keadaan yg berasal dari periode perinatal
Malformasi kongenital, deformasi dan kelainan chromosom
Gejala, tanda, kelainan klinik dan kelainan lab yg tidak
ditemukan pada klasifikasi lain
Keracunan, cedera dan beberapa penyebab yg dari luar
Penyebab morbiditas dan kematian eksternal
Faktor faktor yg memengaruhi status kesehatan dan
hubungannya dengan jasa kesehatan
Kode kegunaan khusus
Intan Vivi .H.


Beranda
Materi dan Tugas Kuliah

All about me

Stikes Insan Unggul Surabaya
Welcome comments & graphics
Senin, 14 Mei 2012
KLASIFIKASI PENYAKIT (kelompok 3)
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pengkalsifikasian penyakit merupakan pengelompokkan penyakit berdasarkan sifat, jenis
serta tingkat keseriusannya pada suatu penyakit untuk mempermudah dalam proses penanganan
kesehatan.
Dalam mengklasifikasikan penyakit SIK ( sisteminformasi kesehtan) memiliki peran
penting, karena pelayanan medik dewasa ini membutuhkan sistem yang lebih efektif dan efisien
baik dalam penggunaan, waktu , tenaga ,maupun sarana.
Sebagai contohnya indonesia mengacu pada International Statistical Classification of
Diseases disingkat dengan ICD seperti yang telah ditetapkan dalamSK Menteri Kesehatan RI
No.50/Menkes/SK/I/1998Yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama Klasifikasi Internasional
Penyakit (KIP/10). Dalam ICD tersebut menjelaskan tentang pengkodean atas penyakit dan
tanda-tanda, gejala, temuan-temuan yang abnormal, keluhan, keadaan sosial dan eksternal yang
menyebabkan cedera atau penyakit, seperti yang diklasifikasikan oleh World Health
Organization (WHO).
B. Rumusan Masalah
1.
a.
b.
c.
2.
Pengertian klasifikasi penyakit ( Gambaran klasifikasi penyakit secara umum )
Penyakit menular
Penyakit tidak menular
Penyakit bedasarkan tingkatannya
Klasifikasi penyakit berdasarkan ICD ( International Classification Of Desease)
C. Tujuan Dan Manfaat
1. Untuk mengetahui gambaran tentang pengklasifikasian panyakit secara umum.
2. Untuk mengetahui pengklasifikasian penyakit dengan sistem informasi kesehatan yang di
dalamnya mencakup tentang klasifikasi penyakit berdasarkan ICD (International Classification
Of Desease)
BAB II
Pembahasan
A. Klasifikasi Penyakit
1. Pengertian
Klasifikasi penyakit adalah penyusunan ke dalam kelompok tertentu berdasarkan
hubungan antara kelompok dengan sifat-sifat yang dimiliki. Penyakit yang bermacam-macam ini
memang perlu juga pengelompokkan. Keingingan mengetahui keberadaan penyakit tidaklah
harus berhenti pada diagnosis saja. Kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya setelah diagnosis
adalah melakukan klasifikasi.
Klasifikasi penyakit dapat dilakukan berdasarkan agen penyebabnya, patologi penyakit, organ
yang terserang, cara pengobatannya, cara penularannya, cara masuk, atau keluarnya penyakit dan
faktor keter-paparan atau kepekaannya. Beberapa bentuk klasifikasi yang sering dipakai adalah
Penyakit menular dan tidak menular
Dalam penyakit juga terdapat atau memiliki rentan keseriusan, efek, durasi, keseriusan, dan
keluasan berdasarkan hal tersebut dan variabel lainnya, penyakit juga diklasifikasikan menjadi
tiga tingkatan yaitu akut, sub akut, dan kronis.
2. Penyakit Menular
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan dari orang satu ke orang lain baik
secara langsung maupun melalui perantara.atau dapat juga didefinisikan sebgaiPenyakit yang
disebabkan oleh kuman yang menyerang tubuh manusia. Kuman dapat berupa virus, bakteri,
amuba, atau jamur.
a.
Cara penularannya :
Melalui air, melalui udara, melalu kelamin,melalui kulit dan malalui binatang
b. Macam-macam penyakit menular :
Batuk rejan (pertusis), Cacar Air (varicella), Demam berdarah, Diare, Hepatitis (A,B,C)
,Influenza, Malaria, Tuberkulosis, Kurap, Kudis, Flu Burung, HIV dll.
3. Penyakit Tidak Menular
Penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan karena adanya problem fisiologis
atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia
Macam-macam penyakit tidak menular :
cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit gangguan metabolisme, dan
kelainan-kelainan organ tubuh lain seperti penyakitjantung, pembuluh darah, penyakit tekanan
darah tinggi, penyakit kencingmanis, osteoporosis, kanker usus, depresi dankecemasan.
4. Tingkatan Penyakit Berdasarkan Keseriusan, Efek, Durasi, Keseriusan, dan Keluasan
a. Akut
relatif parah, berdurasi pendek dan sering kali dapat diobati, biasanya penderita akan sembuh
atau meninggal.
b. Sub akut
keparahan dan durasinya sedang, memiliki beberapa aspek akut dari penyakit, tetapi durasinya
lebih panjang, tingkat keparahannya dapat menurunkan status kesehatan penderita, durasinya
lebih panjangdari penyakit akut, penderita pada akhirnya diperkirakan sembuh dan pulih secara
total serta penyakitnya tidak berkembang menjadi penyakit kronis.
c. Kronis
tidak terlalu parah, tetapi durasinya lama dan terus-menerus, berakhir dalam jangka waktu yang
lama jika bukan seumur hidup. Pasien mungkin tidak akan pulih seperti sedia kala dan penyakit
sewaktu-waktu dapat memburuk. Kehidupan mungkin tidak langsung terancam, tetapi penyakit
mungkin berlangsung dalam jangka waktu sangat lama.
Thorson pada tahun 1995 mengatakan bahwa pada dasarnya ada 6 penyakit utama yang
menyebabkan penyakit kronis dan bisa menimbulkan kematian pada seseorang yang berusia
lebih dari 65 tahun yaitu:
Penyakit jantung, stroke, kanker,Penyakit paru obstruksi kronis(PPOK), Pneumonia(influenza),
Diabetes Militus(kencing Manis).
B. Klasifikasi Penyakit Berdasarkan ICD (International Classification Of Desease)
Untuk mempermudah dalam proses mengklasifikasikan penyakit, indonesia menggunakan
sistem informasi kesehatan yang lebih efektif dan efisien, yaitu dengan cara klasifikasi penyakit
berdasarkan ICD
( international classification of diseases )
1. Pengertian ICD
International Classification of Diseases (ICD)adalah klasifikasi diagnostik standar
internasional untuk semua epidemiologi umum, untuk penggunaan di beberapa manajemen
kesehatan dan klinis
ICD digunakan untuk mengklasifikasikan penyakit dan masalah kesehatan lainnyadicatat
pada berbagai jenis kesehatan dan catatan penting termasuk sertifikat kematian dan catatan
kesehatan. Selain itu ICD adalah suatu sistem klasifikasi penyakit dan beragam jenis tanda,
simptoma, kelainan, komplain dan penyebab eksternal penyakit. Setiap kondisi kesehatan
diberikan kategori dan kode. ICD dipublikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan
digunakan secara luas untuk morbiditas, mortalitas, sistem reimbursemen dan sebagai penunjang
keputusan dalam kedokteran.
Dalam pengkodean pada ICD menetapkan lebih dari 155.000 memungkinkan berbagai
kode dan memungkinkan yang banyak berasal dari pelacakan diagnosis dan prosedur baru
dengan perluasan yang signifikan pada kode-kode yang telah tersedia 17.000 pengkodean pada
ICD-9 dan ICD-10 yang mulai bekerja dari tahun 1983 dan dapat diselesaikan pada tahun 1992.
Fungsi lCD sebagai sistem klasifikasi penyakit dan masalah terkait kesehatan digunakan untuk
kepentingan
informasi
statistik
morbiditas
dan
mortalitas.
Penerapan Pengodean sistem lCD Digunakan untuk
1. Mengindeks pencatatan penyakit dan tindakan di sarana pelayanan kesehatan
2. Masukan bagi sistem pelaporan diagnosis medis untuk mengklasifikasikan penyakit
3. Memudahkan proses penyimpanan dan pengambilan data terkait diagnosis karakteristik pasien
dan penyedia layanan
4. untuk mempermudah sistem penagihan pembayaran biaya pelayanan kesehatan.
5. Pelaporan nasional dan internasional morbiditas dan mortalitas
6. Menentukan bentuk pelayanan yang harus direncanakan dan dikembangkan sesuai kebutuhan
zaman
2. Pengkodean Klasifikasi Penyakit berdasarkan ICD 10
Bab
I
II
III
Blok
A00-B99
C00-D48
D50-D89
Jenis Penyakit
Penyakit Infeksi dan parasit
Neoplasma
Penyakit darah dan organ pembentuk darah termasuk ganguan sistem
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII
E00-E90
F00-F99
G00-G99
H00-H59
H60-H95
I00-I99
J00-J99
K00-K93
L00-L99
M00-M99
N00-N99
O00-O99
P00-P96
Q00-Q99
R00-R99
imun
Endokrin, nutrisi dan ganguan metabolik
Ganguan jiwa dan prilaku
Penyakit yg mengenai sistem syaraf
Penyakit mata dan adnexa
Penyakit telinga dan mastoid
Penyakit pada sistem sirkulasi
Penyakit pada sistem pernafasan
Penyakit pada sistem pencernaan
Penyakit pada kulit dan jaringan subcutaneous
Penyakit pada sistem musculoskletal
Penyakit pada sistem saluran kemih dan genital
Kehamilan dan kelahiran
Keadaan yg berasal dari periode perinatal
Malformasi kongenital, deformasi dan kelainan chromosom
Gejala, tanda, kelainan klinik dan kelainan lab yg tidak ditemukan pada
XIX
XX
XXI
S00-T98
V01-Y98
Z00-Z99
klasifikasi lain
Keracunan, cedera dan beberapa penyebab yg dari luar
Penyebab morbiditas dan kematian eksternal
Faktor faktor yg memengaruhi status kesehatan dan hubungannya
U00-U99
dengan jasa kesehatan
Kode kegunaan khusus
XXII
Sampai dengan hari ini , sudah 11 tahun pemberlakuan ICD-X di Indonesia yaitu sejak
SK Menteri Kesehatan RI No.50/Menkes/SK/I/1998 perihal klassifikasi internasional mengenai
penyakit revisi ke 10 pada rumah sakit dan puskesmas di Indonesia, tetapi masih ada rumah sakit
atau puskesmas yang belum dapat mengaplikasikannya.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Jadi dengan adanya pengkodean klasifikasi penyakit berdasarkan ICD(International
Classification Of
Desease) dapat memudahkan dalam pengelompokkan penyakit untuk
kepentingan penanganan pelayanan kesehatan yang lebih efektif dan efisien.
B. Saran
Agar instansi kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit lebih mengoptimalkan
penggunaan sistem informasi kesehatan dalam meng-klasifikasikan penyakit berdasarkan ICD
(Internatioanl
Classification
No.50/Menkes/SK/I/1998.
Of
desease)
sesuai
dengan
SK
Menkes
RI
Download