Klasifikasi Penyakit ICD Klasifikasi penyakit merupakan satu upaya untuk meningkatkan akurasi diagnosis mempergunakan hasil-hasil dari pemeriksaan gejala, tanda, test, dan pembuatan kriteria diagnosis. Klasifikasi penyakit dapat dilakukan berdasarkan agen penyebabnya, patologi penyakit, organ yang terserang, cara pengobatannya, cara penularannya, cara masuk atau keluarnya penyakit dan faktor keterpaparan atau kepekaannya. A. Penyakit menular dan penyakit tidak menular 1. Penyakit infeksi/menular (communicable diseases) : Penyakit menular melalui air Penyakit menular melalui udara Penyakit menular melalui kelamin Penyakit menular melalui binatang 2. Penyakit non-infeksi/tidak menular/kronik : Penyakit jantung Penyakit kanker Penyakit metabolik Jenis-jenis pengelompokan untuk penyakit menular maupun yang tidak menular sebenarnya masih cukup luas, daftarnya masih bisa diperpanjang. Unutk penyakit menular, kelompok-kelompok penyakit lainnya dapat berupa : water-washed diseases, faecal-oral diseases, penyakit menular melalui tanah (soil-mediated infections), diseases water contact, infectious skin rashes, diseases transmitted via body fluids, insect-borne diseases, dan lain-lain. Pengelompokan ini tentu akan memberikan kemungkinan tumpangtindih antara sesama penyakit. B. Klasifikasi penyakit menurut ICD (International Classification of Diseases = Klasifikasi Penyakit Internasional) Sejak tahun 1948 WHO telah menerbitkan buku klasifikasi untuk menjadi pedoman dalam mengklasifikasikan penyakit dan nomor kode untuk setiap penyakit. Sampai saat ini ICD (International Classification of Diseases = Klasifikasi Penyakit Internasional) telah mengalami beberapa revisi yang terakhir revisi ke-10 (ICD-X, tahun 1992). International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems atau disingkat ICD adalah suatu sistem klasifikasi penyakit dan beragam jenis tanda, simptoma, kelainan, komplain dan penyebab eksternal penyakit. Setiap kondisi kesehatan diberikan kategori dan kode. ICD dipublikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan digunakan secara luas untuk morbiditas, mortalitas, sistim reimbursemen dan sebagai penunjang keputusan dalam kedokteran. ICD-9 ICD-9 adalah sebuah publikasi oleh WHO pada tahun 1977, pada saat ini, National Center for Health Statistics di Amerika Serikat telah membuat ekstensi dari kelanjutan sistim ini yang dapat lebih berdaya guna untuk dipergunakan dalam masalah data mobiditas dan bagian dari procedure codes telah ada di [1], Bagian ekstensi ini disebut sebagai "ICD-9-CM", dengan penambahan CM untuk perujukan pada "Clinical Modification". ICD juga merupakan salah satu oganisasi pengubah keadaan dunia yang dibentuk di Indonesia pada tahun 2007. Oganisasi tersebut beranggotakan 12 Pelajar yang mempunyai kelebihan tersendiri. ICD-10 Ada 21 kelompok utama penyakit menurut ICD X, yaitu : 1. Penyakit infeksi dan parasit. Yang termasuk penyakit infeksi berdasarkan ICD-X antara lain : penyakit infeksi usus, tuberculosis, penyakit bakteri zoonotik, penyakit bakteri lainnya, hepatitis virus, infeksi virus pada system saraf, demam berdarah dengue, mikosis, penyakit protozoa, HIV-AIDS, dan lain-lain. Menurut data dari dinas kesehatan pada tahun 2006 berdasarkan ICD X, penyakit infeksi dan parasit yang paling banyak yaitu demam berdarah dengue. Penyakit Demam Berdarah Dengue telah menyebar secara luas ke seluruh kawasan dengan jumlah kabupaten/kota terjangkit semakin meningkat hingga ke wilayah pedalaman. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB sehingga angka kesakitan dan kematian yang terjadi dianggap merupakan gambaran penyakit di masyarakat. 2. Neoplasma Yang termasuk neoplasma berdasarkan ICD-X yaitu neoplasma ganas, neoplasma in situ, neoplasma jinak, dan neoplasma sifat tidak tentu. Menurut ICD X, WHO 1992, neoplasma yang paling banyak di Indonesia adalah neoplasma sifat tidak tentu. Pada waktu ini presentasi gambaran klinis maupun patologis kelihatannya sebagai suatu neoplasma jinak, tetapi perjalanan penyakit menunjukkan ada sebagian yang dapat berubah sifatnya menjadi ganas. Tidak ada parameter yang dipakai untuk menentukan mana yang tetap jinak dan mana yang akan berubah menjadi ganas, kecuali data epidemiologis. 3. Penyakit darah dan organ pembentuk darah. Yang termasuk penyakit darah dan organ pembentuk darah menurut ICD-X antara lain: anemia defisiensi besi, anemia pernisiosa, anemia defisiensi asam folat, anemia hemolitik, anemia aplastik, DIC, purpura, dan beberapa kondisi perdarahan lainnya. Penyakit darah yang paling banyak di Indonesia adalah anemia defisiensi besi. Anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Di Indonesia paling banyak disebabkan oleh infeksi cacing tambang (ankilostomiasis). Infestasi cacing tambang pada seseorang dengan makanan yang baik tidak akan menimbulkan anemia. Bila disertai malnutrisi, baru akan terjadi anemia. Penyebab lain dari anemia defisiensi adalah : diet yang tidak mencukupi, absorpsi yang menurun, kebutuhan yang meningkat pada kehamilan, laktasi, perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah. 4. Penyakit endokrin, nutrisi dan gangguan imunitas. Yang termasuk penyakit endokrin, nutrisi dan gangguan imunitas menurut ICD-X antara lain: penyakit thyroid, diabetes melitus, malnutrisi, sindrom metabolik, dan lain-lain. Penyakit endokrin yang paling banyak diderita yaitu diabetes melitus. Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Tingkat prevalensi dari diabetes melitus adalah tinggi. Diabetes melitus merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika dan merupakan penyebab utama kebutaan akibat neuropati diabetik. Tujuh puluh lima persen penderita diabetes akhirnya meninggal karena penyakit vaskular. Komplikasi yang paling utama adalah serangan jantung, payah ginjal, stroke dan gangren. 5. Gangguan mental Yang termasuk gangguan mental berdasarkan ICD-X antara lain: gangguan mental organik, gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif, skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham, gangguan suasana perasaan, perubahan kepribadian. Salah satu yang banyak diderita adalah skizofrenia. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. 6. Gangguan sistem saraf Yang termasuk gangguan system saraf menurut ICD-X antara lain: penyakit inflamasi pada system saraf pusat, gangguan pada ekstrapiramidal, penyakit degeneratif pada sistem saraf, polineuropati, cerebral palsy, penyakit pada sistem saraf lainnya. Di pusat-pusat pelayanan neurologi di Indonesia jumlah penderita gangguan peredaran darah otak (GDPO) selalu menempati urutan pertama dari seluruh penderita rawat inap. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vaskular. 7. Penyakit mata dan adnexa Yang termasuk penyakit mata dan adnexa menurut ICD-X antara lain: kelainan pada lensa, system lakrimal, konjungtiva, sclera, kornea, iris, badan ciliar, lensa, koroid dan retina, glaucoma, dan lain sebagainya. Yang paling banyak di derita yaitu katarak. Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Penyebabnya bermacam-macam. Umumnya adalah usia lanjut (senil), tapi dapat juga terjadi secara kongenital akibat infeksi virus di masa pertumbuhan janin, genetik, dan gangguan perkembangan; kelainan sistem metabolik atau sistemik seperti, diabetes melitus. 8. Penyakit telinga dan processus mastoideus Yang termasuk dalam penyakit telinga dan processus mastoideus menurut ICD-X antara lain: penyakit telinga bagian luar, penyakit telinga bagian tengah dan mastoid, penyakit telinga bagian dalam, dan beberapa kelainan pada telinga. Yang paling banyak adalah otitis eksterna dan otomikosis. Penyebab otitis eksterna biasanya Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus. Gejalanya antara lain rasa nyeri yang hebat, apalagi bila daun telinga disentuh atau dipegang, liang tampak bengkak pada tempat tertentu, gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga. 9. Penyakit sistem peredaran darah Yang termasuk dalam penyakit system peredaran darah menurut ICD-X antara lain: demam rematik akut, penyakit jantung rematik, hipertensi, penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskuler dan lain sebagainya. Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan penanggulangan yang baik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prevalensi hipertensi seperti ras, umur, obesitas, asupan garam yang tinggi dan adanya riwayat hipertensi dalam keluarga. Dari beberapa penelitian, terlihat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Prevalensi hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya umur. Hipertensi bersifat penyakit endemik di Indonesia. 10. Penyakit sistem pernapasan Yang termasuk penyakit system pernapasan menurut ICD-X antara lain: infeksi saluran pernafasan atas, influenza dan pneumonia, infeksi saluran pernafasan bawah, dan lain-lain. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering berada dalam daftar pola 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Menurut laporan Ditjen Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan pada tahun 2005, penyakit Sistem Napas menempati peringkat pertama 10 penyakit utama pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit di Indonesia. pada orang normal tidaklah mudah bagi kuman patogen untuk dapat masuk sampai ke dalam saluran pernapasan, mengingat sistem pertahanan paru yang berlapis-lapis dan bermacam-macam bentuknya. 11. Penyakit sistem pencernaan Yang termasuk penyakit system pencernaan menurut ICD-X antara lain: penyakit pada esophagus, abdomen, duodenum, dan appendix, hernia, colitis, penyakit pada peritoneum dan lain-lain. Penyakit sistem pencernaan yang paling banyak diderita di Indonesia adalah diare dan gastoenteritis. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk bakteri, virus dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa. Salah satu bakteri penyebab diare adalah bakteri Escherichia coli Enteropatogenik (EPEC). 12. Penyakit kulit dan jaringan. Yang termasuk penyakit kulit dan jaringan menurut ICD-X antara lain: infeksi pada kulit dan jaringan subkutan, dermatitis dan eksema, urtikaria dan eritema dan lain-lain. 13. Penyakit sistem otot rangka dan jaringan Yang termasuk penyakit sistem otot rangka dan jaringan menurut ICD-X antara lain: arthropaties, dorsopathies, kelainan pada jaringan lunak, osteopathies dan chondropathies, dan lain-lain. 14. Penyakit sistem kencing dan kelamin Yang termasuk penyakit sistem kencing dan kelamin menurut ICD-X antara lain: penyakit glomerular, gagal ginjal, urolithiasis, penyakit pada ginjal dan ureter, infeksi pada organ pelvis, penyakit non-infeksi pada genital, dan lainlain. 15. Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas Yang termasuk komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas menurut ICD-X antara lain: kehamilan dengan abortus, udema, proteinuri, dan hipertensi pada kehamilan, ketuban pecah dini, infeksi intrapartum, dan lain-lain. 16. Keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal. Yang termasuk keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal menurut ICD-X antara lain: trauma lahir, kelainan pada system pernafasan dan kardiovaskuler, infeksi spesifik pada periode perinatal, dan lain-lain. 17. Malformasi kongenital, deformitas dan abnormalitas kromosom. Yang termasuk malformasi kongenital, deformitas dan abnormalitas kromosom menurut ICD-X antara lain: malformasi kongenital pada sistem saraf, mata, telinga, wajah, sistem sirkulasi, sistem, pernafasan, organ genital, malformasi kongenital dan deformitas pada sistem muskuloskeletal, dan lain-lain. 18. Gejala, tanda dan hasil klinik, dan laboratorium abnormal yang tidak dapat diklasifikasikan. 19. Cedera dan keracunan Yang termasuk cedera dan keracunan menurut ICD-X antara lain: cedera pada kepala, leher, thorax, abdomen, tulang belakang, luka bakar, keracunan obat dan lain-lain. 20. Penyebab lain yang menyebabkan kecacatan dan kematian Yang termasuk penyebab lain yang menyebabkan kecacatan dan kematian menurut ICD-X antara lain: kecelakaan transportasi, perbuatan yang disengaja yang merugikan diri sendiri, komplikasi akibat operasi, dan lainlain. 21. Faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan kontak dengan Yankes Berikut adalah daftar ICD-10 untuk kode klasifikasi, untuk versi tahun 2007 didapat tersambung pada [3] Bab Blok Judul I A00-B99 Penyakit Infeksi dan parasit II C00-D48 Neoplasma Penyakit darah dan organ pembentuk darah termasuk III D50-D89 ganguan sistem imun IV E00-E90 Endokrin, nutrisi dan ganguan metabolik V F00-F99 Ganguan jiwa dan prilaku VI G00-G99 Penyakit yg mengenai sistem syaraf VII H00-H59 Penyakit mata dan adnexa VIII H60-H95 Penyakit telinga dan mastoid IX I00-I99 Penyakit pada sistem sirkulasi X J00-J99 Penyakit pada sistem pernafasan XI K00-K93 Penyakit pada sistem pencernaan XII L00-L99 Penyakit pada kulit dan jaringan subcutaneous XIII M00-M99 Penyakit pada sistem musculoskletal XIV XV XVI XVII N00-N99 O00-O99 P00-P96 Q00-Q99 XVIII R00-R99 XIX XX S00-T98 V01-Y98 XXI Z00-Z99 XXII U00-U99 Penyakit pada sistem saluran kemih dan genital Kehamilan dan kelahiran Keadaan yg berasal dari periode perinatal Malformasi kongenital, deformasi dan kelainan chromosom Gejala, tanda, kelainan klinik dan kelainan lab yg tidak ditemukan pada klasifikasi lain Keracunan, cedera dan beberapa penyebab yg dari luar Penyebab morbiditas dan kematian eksternal Faktor faktor yg memengaruhi status kesehatan dan hubungannya dengan jasa kesehatan Kode kegunaan khusus Intan Vivi .H. Beranda Materi dan Tugas Kuliah All about me Stikes Insan Unggul Surabaya Welcome comments & graphics Senin, 14 Mei 2012 KLASIFIKASI PENYAKIT (kelompok 3) BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Pengkalsifikasian penyakit merupakan pengelompokkan penyakit berdasarkan sifat, jenis serta tingkat keseriusannya pada suatu penyakit untuk mempermudah dalam proses penanganan kesehatan. Dalam mengklasifikasikan penyakit SIK ( sisteminformasi kesehtan) memiliki peran penting, karena pelayanan medik dewasa ini membutuhkan sistem yang lebih efektif dan efisien baik dalam penggunaan, waktu , tenaga ,maupun sarana. Sebagai contohnya indonesia mengacu pada International Statistical Classification of Diseases disingkat dengan ICD seperti yang telah ditetapkan dalamSK Menteri Kesehatan RI No.50/Menkes/SK/I/1998Yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama Klasifikasi Internasional Penyakit (KIP/10). Dalam ICD tersebut menjelaskan tentang pengkodean atas penyakit dan tanda-tanda, gejala, temuan-temuan yang abnormal, keluhan, keadaan sosial dan eksternal yang menyebabkan cedera atau penyakit, seperti yang diklasifikasikan oleh World Health Organization (WHO). B. Rumusan Masalah 1. a. b. c. 2. Pengertian klasifikasi penyakit ( Gambaran klasifikasi penyakit secara umum ) Penyakit menular Penyakit tidak menular Penyakit bedasarkan tingkatannya Klasifikasi penyakit berdasarkan ICD ( International Classification Of Desease) C. Tujuan Dan Manfaat 1. Untuk mengetahui gambaran tentang pengklasifikasian panyakit secara umum. 2. Untuk mengetahui pengklasifikasian penyakit dengan sistem informasi kesehatan yang di dalamnya mencakup tentang klasifikasi penyakit berdasarkan ICD (International Classification Of Desease) BAB II Pembahasan A. Klasifikasi Penyakit 1. Pengertian Klasifikasi penyakit adalah penyusunan ke dalam kelompok tertentu berdasarkan hubungan antara kelompok dengan sifat-sifat yang dimiliki. Penyakit yang bermacam-macam ini memang perlu juga pengelompokkan. Keingingan mengetahui keberadaan penyakit tidaklah harus berhenti pada diagnosis saja. Kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya setelah diagnosis adalah melakukan klasifikasi. Klasifikasi penyakit dapat dilakukan berdasarkan agen penyebabnya, patologi penyakit, organ yang terserang, cara pengobatannya, cara penularannya, cara masuk, atau keluarnya penyakit dan faktor keter-paparan atau kepekaannya. Beberapa bentuk klasifikasi yang sering dipakai adalah Penyakit menular dan tidak menular Dalam penyakit juga terdapat atau memiliki rentan keseriusan, efek, durasi, keseriusan, dan keluasan berdasarkan hal tersebut dan variabel lainnya, penyakit juga diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan yaitu akut, sub akut, dan kronis. 2. Penyakit Menular Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan dari orang satu ke orang lain baik secara langsung maupun melalui perantara.atau dapat juga didefinisikan sebgaiPenyakit yang disebabkan oleh kuman yang menyerang tubuh manusia. Kuman dapat berupa virus, bakteri, amuba, atau jamur. a. Cara penularannya : Melalui air, melalui udara, melalu kelamin,melalui kulit dan malalui binatang b. Macam-macam penyakit menular : Batuk rejan (pertusis), Cacar Air (varicella), Demam berdarah, Diare, Hepatitis (A,B,C) ,Influenza, Malaria, Tuberkulosis, Kurap, Kudis, Flu Burung, HIV dll. 3. Penyakit Tidak Menular Penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia Macam-macam penyakit tidak menular : cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit gangguan metabolisme, dan kelainan-kelainan organ tubuh lain seperti penyakitjantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencingmanis, osteoporosis, kanker usus, depresi dankecemasan. 4. Tingkatan Penyakit Berdasarkan Keseriusan, Efek, Durasi, Keseriusan, dan Keluasan a. Akut relatif parah, berdurasi pendek dan sering kali dapat diobati, biasanya penderita akan sembuh atau meninggal. b. Sub akut keparahan dan durasinya sedang, memiliki beberapa aspek akut dari penyakit, tetapi durasinya lebih panjang, tingkat keparahannya dapat menurunkan status kesehatan penderita, durasinya lebih panjangdari penyakit akut, penderita pada akhirnya diperkirakan sembuh dan pulih secara total serta penyakitnya tidak berkembang menjadi penyakit kronis. c. Kronis tidak terlalu parah, tetapi durasinya lama dan terus-menerus, berakhir dalam jangka waktu yang lama jika bukan seumur hidup. Pasien mungkin tidak akan pulih seperti sedia kala dan penyakit sewaktu-waktu dapat memburuk. Kehidupan mungkin tidak langsung terancam, tetapi penyakit mungkin berlangsung dalam jangka waktu sangat lama. Thorson pada tahun 1995 mengatakan bahwa pada dasarnya ada 6 penyakit utama yang menyebabkan penyakit kronis dan bisa menimbulkan kematian pada seseorang yang berusia lebih dari 65 tahun yaitu: Penyakit jantung, stroke, kanker,Penyakit paru obstruksi kronis(PPOK), Pneumonia(influenza), Diabetes Militus(kencing Manis). B. Klasifikasi Penyakit Berdasarkan ICD (International Classification Of Desease) Untuk mempermudah dalam proses mengklasifikasikan penyakit, indonesia menggunakan sistem informasi kesehatan yang lebih efektif dan efisien, yaitu dengan cara klasifikasi penyakit berdasarkan ICD ( international classification of diseases ) 1. Pengertian ICD International Classification of Diseases (ICD)adalah klasifikasi diagnostik standar internasional untuk semua epidemiologi umum, untuk penggunaan di beberapa manajemen kesehatan dan klinis ICD digunakan untuk mengklasifikasikan penyakit dan masalah kesehatan lainnyadicatat pada berbagai jenis kesehatan dan catatan penting termasuk sertifikat kematian dan catatan kesehatan. Selain itu ICD adalah suatu sistem klasifikasi penyakit dan beragam jenis tanda, simptoma, kelainan, komplain dan penyebab eksternal penyakit. Setiap kondisi kesehatan diberikan kategori dan kode. ICD dipublikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan digunakan secara luas untuk morbiditas, mortalitas, sistem reimbursemen dan sebagai penunjang keputusan dalam kedokteran. Dalam pengkodean pada ICD menetapkan lebih dari 155.000 memungkinkan berbagai kode dan memungkinkan yang banyak berasal dari pelacakan diagnosis dan prosedur baru dengan perluasan yang signifikan pada kode-kode yang telah tersedia 17.000 pengkodean pada ICD-9 dan ICD-10 yang mulai bekerja dari tahun 1983 dan dapat diselesaikan pada tahun 1992. Fungsi lCD sebagai sistem klasifikasi penyakit dan masalah terkait kesehatan digunakan untuk kepentingan informasi statistik morbiditas dan mortalitas. Penerapan Pengodean sistem lCD Digunakan untuk 1. Mengindeks pencatatan penyakit dan tindakan di sarana pelayanan kesehatan 2. Masukan bagi sistem pelaporan diagnosis medis untuk mengklasifikasikan penyakit 3. Memudahkan proses penyimpanan dan pengambilan data terkait diagnosis karakteristik pasien dan penyedia layanan 4. untuk mempermudah sistem penagihan pembayaran biaya pelayanan kesehatan. 5. Pelaporan nasional dan internasional morbiditas dan mortalitas 6. Menentukan bentuk pelayanan yang harus direncanakan dan dikembangkan sesuai kebutuhan zaman 2. Pengkodean Klasifikasi Penyakit berdasarkan ICD 10 Bab I II III Blok A00-B99 C00-D48 D50-D89 Jenis Penyakit Penyakit Infeksi dan parasit Neoplasma Penyakit darah dan organ pembentuk darah termasuk ganguan sistem IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII E00-E90 F00-F99 G00-G99 H00-H59 H60-H95 I00-I99 J00-J99 K00-K93 L00-L99 M00-M99 N00-N99 O00-O99 P00-P96 Q00-Q99 R00-R99 imun Endokrin, nutrisi dan ganguan metabolik Ganguan jiwa dan prilaku Penyakit yg mengenai sistem syaraf Penyakit mata dan adnexa Penyakit telinga dan mastoid Penyakit pada sistem sirkulasi Penyakit pada sistem pernafasan Penyakit pada sistem pencernaan Penyakit pada kulit dan jaringan subcutaneous Penyakit pada sistem musculoskletal Penyakit pada sistem saluran kemih dan genital Kehamilan dan kelahiran Keadaan yg berasal dari periode perinatal Malformasi kongenital, deformasi dan kelainan chromosom Gejala, tanda, kelainan klinik dan kelainan lab yg tidak ditemukan pada XIX XX XXI S00-T98 V01-Y98 Z00-Z99 klasifikasi lain Keracunan, cedera dan beberapa penyebab yg dari luar Penyebab morbiditas dan kematian eksternal Faktor faktor yg memengaruhi status kesehatan dan hubungannya U00-U99 dengan jasa kesehatan Kode kegunaan khusus XXII Sampai dengan hari ini , sudah 11 tahun pemberlakuan ICD-X di Indonesia yaitu sejak SK Menteri Kesehatan RI No.50/Menkes/SK/I/1998 perihal klassifikasi internasional mengenai penyakit revisi ke 10 pada rumah sakit dan puskesmas di Indonesia, tetapi masih ada rumah sakit atau puskesmas yang belum dapat mengaplikasikannya. BAB III Penutup A. Kesimpulan Jadi dengan adanya pengkodean klasifikasi penyakit berdasarkan ICD(International Classification Of Desease) dapat memudahkan dalam pengelompokkan penyakit untuk kepentingan penanganan pelayanan kesehatan yang lebih efektif dan efisien. B. Saran Agar instansi kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit lebih mengoptimalkan penggunaan sistem informasi kesehatan dalam meng-klasifikasikan penyakit berdasarkan ICD (Internatioanl Classification No.50/Menkes/SK/I/1998. Of desease) sesuai dengan SK Menkes RI