SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KEBIASAAN MAKAN

advertisement
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN
TERJADINYA KEKAMBUHAN PENYAKIT GASTRITIS
(Studi Pada Penderita Gastritis di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto)
Oleh :
UNUN MAULIDIYAH
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2006
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN
TERJADINYA KEKAMBUHAN PENYAKIT GASTRITIS
(Studi Pada Penderita Gastritis di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto)
Oleh :
UNUN MAULIDIYAH
NIM. 100431302
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2006
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan
diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
Pada tanggal 20 Juni 2006
Mengesahkan
Universitas Airlangga
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dekan,
Prof. Dr. Tjipto Suwandi, dr., M.OH., SpOk
NIP. 130517177
Tim Penguji :
1. Neffrety Nilamsari, S.Sos., M.Kes.
2. Dr. Chatarina U.W.,dr., M.S., M.PH.
3. Rr. I. Lukitra Wardhani., dr., SpRM.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
Bagian Epidemiologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
Oleh:
UNUN MAULIDIYAH
NIM. 100431302
Surabaya, Juni 2006
Mengetahui,
Menyetujui,
Ketua Bagian
Dosen Pembimbing
Dr. Chatarina U.W.,dr., M.S., M.PH
NIP. 131290054
Skripsi
Dr. Chatarina U.W.,dr., M.S., M.PH
NIP. 131290054
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya
sehingga
dapat
terselesaikannya
skripsi
dengan
judul
“
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN
TERJADINYA
KEKAMBUHAN
PENYAKIT
GASTRITIS
(Studi
Pada
Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah
Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto) “, sebagai salah satu persyaratan dalam
rangka memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM).
Dalam skripsi ini dijabarkan bagaimana hubungan antara stres dan
kebiasaan makan dengan terjadinya kekambuhan penyakit gastritis pada penderita
gastritis, sehingga nantinya dapat menjadi pertimbangan dalam gaya hidup dan
kebiasaan makan untuk mencegah terjadinya kekambuhan penyakit gastritis.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada Dr. Chatarina U.W.,dr., M.S., M.PH selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dengan sabar serta memberi saran, petunjuk, arahan dan semangat
sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Kemudian penulis juga menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Tjipto Suwandi, dr., M.OH., SpOk selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.
2. Ibu Hj. Sihwati Wilujeng, dr., selaku Direktur Balai Pengobatan Dan Rumah
Bersalin Mawaddah, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
3. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan banyak ilmu
demi kelancaran penyusunan skripsi ini.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
4. Dokter dan perawat serta seluruh pegawai di Balai Pengobatan dan Rumah
Bersalin Mawaddah
yang telah membantu kelancaran pelaksananaan
penelitian, dan memberi dukungan hingga akhir penelitian.
5. Ibu Nefferty Nilamsari, S.Sos., M.Kes selaku ketua penguji, terima kasih atas
masukannya.
6. Ibu Rr. I. Lukitra Wardhani, dr., SpRM selaku penguji, terima kasih atas
masukan dan waktunya.
7. Ayah dan Ibu yang telah mencurahkan segala kasih sayang, mendorong dan
memberi motivasi dalam berbagai hal, skripsi ini diperuntukkan khusus untuk
kalian dan sebagai bentuk penghargaan yang tak terhingga yang bisa kami
persembahkan.
8. Adik-adikku tersayang yang telah mengerti di saat lagi sibuk dan memberi
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga ini menjadi semangat
kalian dalam meraih prestasi yang lebih tinggi lagi.
9. Semua keluarga yang yang telah membantu mendo’akan atas kelancaran
penyusunan skripsi ini.
10. Sahabatku Diyana, Adekku Ayu’ N Ipop banyak pengalaman berharga yang
kita dapatkan yang akan semakin mendewasakan kita, terima kasih atas
dukungan, bantuan, perhatian, pengertian dan do’anya selama ini.
11. Riesa, Mega, Kalika, terimakasih atas bantuan dan do’anya.
12. Semua ”Mas-masku” terima kasih telah memberi semangat, bantuan, do’a,
dan masukan yang sangat berharga bagi saya.
13. Semua rekan minat Epidemiologi dan teman seangkatan, terutama Mas Anom,
Pak Wawan, Reni, Mbak Widya, Dina, Nuning, my ”Soulmate” saat ujian
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
dian, terima kasih atas kebersamaan dan saat-saat yang indah yang kita lewati
selama kuliah.
14. Sahabat-sahabatku D3 Analis Medis, maafkan jika selama ini tidak bisa
meluangkan waktu bersama dan terima kasih atas pengertiannya.
15. Semua penghuni kost MU 133 (Epy, Niken, Misbah, Rosa, Diah, Nuri, Lita,
Tika, Didien,
Dikoes, Tina, Ambar, Anjar, Dian) yang telah mengerti
keadaanku dan terus memberiku semangat.
16. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan dan skripsi ini berguna bagi diri kami sendiri maupun pihak lain yang
memanfaatkan.
Surabaya, 30 Juni 2006
Penulis
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
ABSTRACT
Gastritis, as well-known as ‘maag disease’, is an upper gastrointestinal
tract syndrome a lot of people suffering from, and is most frequent complained in
gastroenterology department. It is estimated that almost all gastritis patient have a
relapse.. Stress and consuming food increasing HCL of stomach are two of all
factors which trigger gastritis. The aim of this study is to analyze the correlation
between stress , consumption habits, and the occurrence of recurrent gastritis in
patients at Mawaddah medical clinic and maternity hospital in Ngoro sub district
Mojokerto regency.
This study is analytic observational study with cross sectional design. The
samples are 90 gastritis patients in Mawaddah medical clinic and maternity
hospital chosen by simple random sampling technique. To analyze the correlation
between variables and the occurrence of gastritis relapse, chi square test is used.
The result of this study are: 57,8% respondents are ≥ 40 years old, 77,8%
respondents are female, and 75,6% respondents are in low and medium social and
economic status. Statistical test results indicate that there is no significant
correlation between knowledge (p=0,549), age (p=o,628), jender (p=1,000), social
and economic status (p=0,424) and gastritis relapse, while there is correlation
between stress (p=0,000, OR= 48,273),
consumption habits (p=0,000,
OR=30,375) and gastritis relapse.
It is concluded that stress and consumption habit correlate with gastritis
relapse, and it is suggested to improve medical service by health counseling for
gastritis patients and facilitate gastritis patients association conducting stress
management such as mutual sport and knowledge sharing between them to reduce
gastritis relapse.
Keyword : Gastritis relapse, Stress, Consumption habit
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
ABSTRAK
Penyakit gastritis yang di kenal dengan penyakit maag merupakan
penyakit saluaran pencernaan bagian atas yang banyak dikeluhkan di masyarakat
dan paling banyak ditemukan di bagian gastroenterologi, diperkirakan hampir
semua penderita gastritis mengalami kekambuhan. Salah satu faktor yang dapat
menimbulkan munculnya gejala gastritis adalah stres dan kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang bisa meningkatkan HCL dalam lambung.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara stres dan
kebiasaan makan dengan terjadinya kekambuhan penyakit gastritis pada penderita
gastritis di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah Kecamatan Ngoro
Kabupaten Mojokerto.
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan
menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel adalah penderita gastritis
di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah sebanyak 90 orang dengan
menggunakan tehnik simple ramdom sampling. Untuk mengetahui adanya
hubungan antara variabel dengan kejadian kekambuhan gastritis digunakan uji
statistik chi square.
Hasil penelitian menunjukkan 57,8% responden berumur ≥ 40 tahun,
77,8% responden mempunyai jenis kelamin perempuan dan status sosial ekonomi
responden sebanyak 75,6% berada pada status sosial ekonomi rendah dan sedang.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara pengetahuan
(p=0,549), umur (p=628), jenis kelamin (p=1,000), status sosial ekonomi
(p=0,424) dengan kekambuhan penyakit gastritis (p=0,549), sedangkan stres
(p=0,000) dengan OR=48,273 dan kebiasaan makan (p=0,000) dengan
OR=30,375 didapatkan adanya hubungan dengan kekambuhan penyakit gastritis.
Jadi dapat disimpulkan bahwa stres dan kebiasaan makan berhubungan
dengan kekambuhan penyakit gastritis dan disarankan meningkatkan pelayanan
kesehatan dengan memberikan penyuluhan kesehatan pada penderita gastritis dan
memfasilitasi adanya perkumpulan penderita gastritis yang di dalamnya terdapat
kegiatan yang bisa memanajemen stres seperti olah raga bersama dan sharing
antar penderita gastritis supaya tidak mangalami kakambuhan.
Kata kunci: Kekambuhan Gastritis, stres, kebiasaan makan.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ISI
Halaman
Skripsi
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
ABSTRACT
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
i
ii
iii
iv
vii
viii
ix
x
xi
xii
xiii
BAB I
1
1
3
4
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Identifikasi Masalah
I.3 Pembatasan Dan Perumusan Masalah
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT
II.1 Tujuan
II.1.1 Tujuan Umum
II.1.2 Tujuan Khusus
II.2 Manfaat
5
5
5
5
5
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Definisi Gastritis
III.2 Patofisiologi Gastritis
III.3 Autoimune Gastritis
III.4 Klasifikasi Gastritis
III.4.1 Gastritis Akut
III.2.2 Gastritis Kronik
III.5 Definisi Kekambuhan
III.6 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Gastritis
III.6.1 Umur
III.6.2 Jenis Kelamin
III.6.3 Status Sosial Ekonomi
III.6.4 Pengetahuan
III.6.5 Kebiasaan Makan Dan Minum
III.6.6 Merokok
III.6.7 Alkohol
III.6.8 Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (OAINS)
III.6.9 Penyakit Infeksi
III.6.10 Stres
7
7
7
8
8
9
13
20
20
20
20
21
21
21
22
23
23
24
24
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB IV KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
IV.1 Kerangka Konsep
IV.2 Hipotesis
27
27
28
BAB V METODE PENELITIAN
V.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian
V.2 Populasi Penelitian
V.3 Sampel, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel
V.3.1 Sampel
V.3.2 Besar Sampel
V.3.3 Cara Pengambilan Sampel
V.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
V.5 Variabel, Cara Pengukuran dan Definisi Operasional
V.6.1 Variabel Penelitian
V.6.2 Definisi Operasional dan Cara Pengukuran
V.7 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
V.7.1 Data primer
V.7.2 Data sekunder
V.8 Teknik analisis data
29
29
29
29
29
29
29
31
31
31
32
34
34
34
35
BAB VI HASIL PENELITIAN
36
VI.1 Gambaran Umum Balai Pengobatan Dan Rumah
Bersalin Mawaddah
36
VI.2 Karakteristik Responden
36
VI.2.1 Umur Responden
37
VI.2.2 Jenis Kelamin Responden
37
VI.2.3 Status Sosial Ekonomi Responden
38
VI.3 Pengetahuan Responden
39
VI.4 Kebiasaan Makan Responden
39
VI.5 Stres
42
VI.6 Hubungan Antar Variabel
43
VI.6.1 Hubungan Umur Responden Dengan Kekambuhan
Penyakit Gastritis
43
VI.6.2 Hubungan Jenis Kelamin Responden Dengan
Kekambuhan Penyakit Gastritis
44
VI.6.3 Hubungan Status Sosial Eknomi Dengan Kekambuhan
Penyakit Gastritis
45
VI.6.4 Hubungan Stres Dengan Kekambuhan Penyakit
Gastritis
46
VI.6.5 Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Kekambuhan
Penyakit Gastritis
46
VI.6.6 Hubungan Pengetahuan Dengan Kekambuhan
Penyakit Gastritis
52
VI.6.7 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kekambuhan
Penyakit Gastritis
53
VI.6.8 Hubungan Pengetahuan dengan Kekambuhan Penyakit
Gastritis
53
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB VII PEMBAHASAN
56
VII.1 Hubungan Antara Karakteristik Responden Dengan
Kekambuhan Penyakit Gastritis
56
VII.1.1 Hubungan Antara Umur Dengan Kekambuhan Penyakit
Gastritis
56
VII.1.2 Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Kekambuhan
Penyakit Gastritis
57
VII.1.3 Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Dengan
Kekambuhan Penyakit Gastritis
57
VII.2 Hubungan Stres Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis
58
VII.3 Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Kekambuhan Penyakit
Gastritis
59
VII.3.1 Hubungan Keteraturan Makan Dengan Kekambuhan
Penyakit Gastritis
60
VII.3.2 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Pedas
Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis
61
VII.3.3 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Asam
Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis
62
VII.3.4 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makana Panas
Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis
62
VII.4 Hubungan Pengetahuan Dengan Kekambuhan Penyakit
Gastritis
63
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
VIII.1 Kesimpulan
VIII.2 Saran
65
65
65
DAFTAR PUSTAKA
67
LAMPIRAN
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
VI.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Penderita Gastritis
Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Tahun 2005
VI.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Penderita
Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah
Tahun 2005
38
Distribusi Responden Berdasarkan Kadaan Status Sosial Ekonomi
Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Tahun 2005
38
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pada
Penderita Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Tahun 2005
39
Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Makan Pada
Penderita Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Tahun 2005
40
Distribusi Responden Berdasarkan Keteraturan Makan Pada
Penderita Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Tahun 2005
40
Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi
Makanan Pedas Pada Penderita Gastritis Di Balai pengobatan Dan
Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
41
Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi
Makanan Asam Pada Penderita Gastritis Di Balai pengobatan Dan
Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
41
Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi
Makanan Dalam Keadaan Panas Pada Penderita Gastritis
Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
42
Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Stres Pada Penderita
Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah
Tahun 2005
43
VI.3
VI.4
VI.5
VI.6
VI.7
VI.8
VI.9
VI.10
Skripsi
Judul Tabel
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
37
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
VI.11
Hubungan Umur Responden Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis
Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Tahun 2005
43
VI.12
Hubungan Jenis Kelamin Responden Dengan Kekambuhan Penyakit
Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah
Bersalin Mawaddah Tahun 2005
44
VI.13
Hubungan Status Sosial Ekonomi Responden Dengan Kekambuhan
Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan dan
Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
45
Hubungan Stres Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis
Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Tahun 2005
46
VI.12
VI.13
Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis
Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Tahun 2005
47
VI.14
Hubungan Keteraturan Makan Dengan Kekambuhan Penyakit
Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah
Bersalin Mawaddah Tahun 2005
VI.15
Hubungan Kebiasaan Makan Mengkonsumsi Makanan Pedas Dengan
Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai
Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
49
VI.16
Hubungan Kebiasaan Makan Mengkonsumsi Makanan Asam Dengan
Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai
Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
50
VI.17
Hubungan Kebiasaan Makan Mengkonsumsi Makanan Dalam
Keadaan Panas Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada
Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Tahun 2005
51
Hubungan Pengetahuan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis
Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Tahun 2005
52
VI.18
VI.19
VI.20
Skripsi
48
Hubungan Jenis Kelamin Dengan Stres Pada Penderita Gastritis
Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Tahun 2005
53
Hubungan Keadaan Sosial Ekonomi Dengan Stres Pada Penderita
Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Tahun 2005
54
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
VI.21
Skripsi
Hubungan Pengetahuan Dengan Kebiasaan Makan Pada Penderita
Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Tahun 2005
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
55
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR GAMBAR
Nomor
IV.1
Skripsi
Judul Gambar
Bagan kerangka konseptual penelitian
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Halaman
26
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Skripsi
Judul Lampiran
1.
Kuesioner Pengumpulan Data
2.
Hasil Uji Statistik Chi Square
3.
Permohonan Surat Ijin Pengambilan Data Awal Skripsi
4.
Permohonan Surat Ijin Penelitan
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
Daftar Arti Lambang
%
α
≥
<
>
=
=
=
=
=
Persen
Alfa
Lebih dari sama dengan
Kurang dari
Lebih dari
Daftar Singkatan
P
OR
HCL
Skripsi
= Probabilitas
= Odds Ratio
= Hydrocloric Acid (asam lambung)
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Gangguan saluran pencernaan merupakan salah satu gangguan yang sering
dikeluhkan dan telah menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Di antara sekian
banyak gangguan saluran pencernaan yang di derita di masyarakat, keluhan yang
paling banyak ditemukan di bagian gastroenterologi adalah keluhan dispepsia,
nyeri pada lambung, kembung dan mual-mual, dimana keluhan tersebut
merupakan salah satu gejala khas dari penyakit gastritis mulai dari akut sampai
dengan kronis (Salamiharja, 1997).
Gastritis merupakan suatu proses inflamasi, iritasi dan infeksi pada
mukosa lambung sebagai akibat ketidakseimbangan faktor agresif dengan faktor
defensif dalam tubuh sehingga menimbulkan gejala klinis berupa rasa tidak enak
pada perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan (Kapita selekta
kedokteran, 1998), diperkirakan hampir semua penderita gastritis mengalami
kekambuhan, tapi selama ini belum ada penelitian yang meneliti kekambuhan
pada penyakit gastritis.
Sampai saat ini prevalensi penyakit gastritis belum bisa dipastikan tetapi
menurut penelitian yang dilakukan di negara Inggris menunjukkan 15-25% dari
penduduk pernah mendapatkan tukak pada satu saat dalam hidupnya, dan
didapatkan prevalensi tukak sebesar 3-5% (Daldiyono,1989), Sedangkan hasil
penelitian di luar negeri
didapatkan 1 dari 10 orang menderita dispepsia
(www.gizi.net).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh dr.Ari F Syam dari FKUI pada
tahun 2001, dari 93 pasien yang diteliti ditemukan mendekati angka 50%
mengalami gejala dispepsia (www.gizi.net).
Di bagian penyakit dalam FKUI/RSCM, sub bagian Gastroenterologi dari
60 kasus gastritis ringan dan sedang didapatkan gastritis superfisial 11,87% dan
gastritis atrofik 83,33%, pada Endoskopi Saluran Pencernaan Bagian Atas
(SCBA) di rumah sakit di Indonesia didapatkan Gastritis Kronik sebanyak 20,958,7% (Rani, 1989). Beberapa Ahli berpendapat bahwa gastritis atrofik
merupakan faktor pedisposisi terjadinya karsinoma lambung, walaupun
diperlukan 10-20 tahun (Whitehead, 1985). Gastritis merupakan penyakit yang
sering ditemukan (50%) pada konsultasi klinik Dr Soetomo pada tahun 1993
(Oesman, 1998).
Berdasarkan laporan SKRT tahun 1986 menunjukkan bahwa angka
kematian penyakit sistem pencernaan sebesar 34,9 per 100.000 penduduk
sedangkan laporan SKRT tahun 2001 menunjukkan bahwa angka kematian
penyakit sistem pencernaan sebesar 55,5 per 100.000 penduduk, hal ini bisa
terlihat bahwa dalam kurun waktu 15 tahun angka kematian akibat penyakit
sistem pencernaan semakin meningkat (Djaja.S, 2003).
Pendarahan Saluran Makanan Bagian Atas (SMBA) merupakan
pendarahan yang disebabkan penyakit tukak lambung (gastritis) dan masih
merupakan masalah klinik di setiap rumah sakit. Djajapranata (Rs Dr Soetomo
Surabaya) melaporkan 471 kasus dalam periode 1969-1971. Helmi dan kawankawan (Jakarta) melaporkan 184 kasus pendarahan suluran makanan bagian atas
periode 1978-1980. Di rumah sakit Hasan Sadikin bandung dalam periode 1970-
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
1974 dilaporkan kasus pendarahan saluran makanan bagian atas sebanyak 224
kasus (Abdurrachman dan Hadi). Dibagian penyakit dalam FKUI_RSCM dalam
kurun waktu 1986-1988 tercatat 113 kasus pendarahan saluran makanan bagian
atas, walaupun sudah banyak kemajuan dalam bidang diagnostik dan terapi tetapi
angka kematian akibat pendarahan saluran makanan bagian atas masih tinggi yaitu
berkisar antara 5-10% ( Suprajitno,1995 ).
I.2 Identifikasi Masalah
Di negara berkembang diperkirakan sering didapatkan penyakit tukak
lambung dan frekwensi terjadinya tukak lambung makin meningkat. Tukak
lambung merupakan penyakit yang mengenai seluruh lapisan masyarakat (www.
pgh.or.id). Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah berada di wilayah
negara berkembang, tukak lambung yang banyak terjadi
pada pasien yang
berobat ke Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah adalah gastritis.
Penyakit gastritis merupakan penyakit saluran pencernaan bagian atas
yang sifatnya menetap sehingga kemungkinan mengalami kekambuhan cukup
besar, faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya kekambuhan penyakit
gastritis tersebut salah satu faktornya adalah karena stres, infeksi virus,obat-obat
penghilang nyeri seperti aspirin, alkohol, merokok, kebiasaan makan dan minum
yang bisa merangsang asam lambung (www.anugrah-argon.com).
Kondisi seseorang yang sedang mengalami stress sangat berpengaruh
terhadap terjadinya kekambuhan gastritis karena stres dapat merangsang produksi
asam lambung sehingga menyebabkan keradangan. Kebiasaan makan yang tidak
teratur dan kebiasan mengkonsumsi makanan yang pedas, asam dan panas juga
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
bisa menyebabkan kekambuhan pada penyakit gastritis karena makanan tersebut
bisa merusak mukosa lambung dan meningkatkan asam lambung, sehingga timbul
rasa nyeri, kembung, atau rasa penuh pada perut bagian atas.
Dari data catatan medik Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin
Mawaddah, kasus gastritis pada bulan januari–juni 2005 diperoleh 673
kasus,tingginya kasus gastritis ini perlu mendapatkan perhatian mengingat bahwa
penyakit gastritis bisa menimbulkan kekambuhan yang bisa menurunkan sistem
pertahanan tubuh
sehingga timbul penyakit baru seperti ISPA dan migren,
semakin sering terjadinya kekambuhan penyakit gastritis bisa mengganggu
produktivitas seseorang sehari-hari. Penelitian ini diharapkan dapat meneliti
prilaku penderita gastritis dan kemudian dapat dilakukan pencegahan untuk
timbulnya penyakit gastritis.
I.3 Pembatasan Masalah Dan Perumusan Masalah
Setelah kita mengetahui bahwa kejadian kekambuhan penyakit gastritis
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat kompleks, namun penelitian
ini hanya mambatasi pada hubungan antara stres dan kebiasaan makan penderita
dengan terjadinya kekambuhan penyakit gastritis pada penderita gastritis yang ada
di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah.
Berdasarkan latar belakang
dan identifikasi masalah di atas, peneliti
merumuskan permasalahan sebagai berikut “ Apakah stres dan kebiasaan makan
penderita berhubungan dengan kejadian kekambuhan penyakit gastritis pada
penderita gastritis di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah ?”.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
II.1 Tujuan
II.1.1 Tujuan umum
Menganalisa hubungan stres dan kebiasaan makan dengan
terjadinya kekambuhan penyakit gastritis pada panderita gastritis di Balai
Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah.
II.1.2 Tujuan khusus
1. Menganalisa hubungan antara karakteristik penderita gastritis (umur,
jenis kelamin, sosial ekonomi) dengan kekambuhan penyakit gastritis.
2. Menganalisa
hubungan
antara
pengetahuan
penderita
dengan
terjadinya kekambuhan gastritis.
3. Menganalisa hubungan antara stres dengan terjadinya kekambuhan
penyakit gastritis.
4. Menganalisa hubungan antara kebiasaan makan dengan terjadinya
kekambuhan penyakit gastritis.
II.2 Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Memperoleh
tambahan pengetahuan dan wawasan tentang
gastritis sehingga dapat dilakukan pencegahan dan meningkatkan
kesadaran
masyarakat
untuk
meningkatkan
derajat
kesehatan
perorangan.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
2. Bagi Penderita Gastritis
Menambah informasi dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian kekambuhan penyakit gastritis dan
bahayanya supaya kekambuhan dapat dilakukan pencegahan.
3. Bagi Balai Pengobatan
Sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada penderita gastritis.
4. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan dalam
bidang epidemiologi khususnya hubungan antara stress dan kebiasaan
makan terhadap terjadinya kekambuhan gastritis.
5. Bagi peneliti lain
Sebagai studi awal untuk pengembangan penelitian selanjutnya
tentang kekambuhan penyakit gastritis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Definisi Gastritis
Gastritis atau tukak lambung yang sering kita kenal dengan penyakit
maag merupakan sekumpulan keluhan atau gejala klinis yang terdiri dari rasa
tidak enak atau sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan karena adanya inflamasi dari mukosa lambung (Kapita selekta
kedokteran, 1999).
Gastritis ditandai dengan adanya radang pada mukosa yang ditandai
dengan infiltrasi sel netrofil atau infiltrasi sel limfosit, sel palasma dan eosinofil
dengan atau tanpa simtom (Tambunan,1994).
Sedangkan menurut Harrison 2000, gastritis adalah inflamasi mukosa
lambung dan bukan merupakan penyakit yang tunggal, atau lebih tepatnya suatu
kelompok penyakit yang mempunyai perubahan peradangan pada mukosa
lambung yang sama tetapi ciri klinis, karakteristik histologi dan patogenitas yang
berlainan.
III.2 Patofisiologi Gastritis
Lambung mempunyai faktor agresif (asam lambung dan pepsin) dan
faktor defensif (produksi lendir, bikarbonat mukosa dan prostaglandin
mikrosirkulasi), gangguan penyaki gastritis
dapat terjadi sebagai akibat dari
ketidakseimbangan faktor agresif dan faktor defensif dalam tubuh kita
( www.anugerah-argon. com ).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Akibat adanya ketidakseimbangan faktor agresif dan faktor defensif
menyebabkan HCL dalam lambung meningkat. Kadar HCL normal dalam
lambung ± 0,4 %,kelebihan kadar HCL dalam cairan lambung dapat merusak
jaringan selaput lendir lambung dan jaringan halus usus 12 jari, jaringan yang
rusak akan menjadi luka bernanah yang ada di dalan lambung dan menyebabkan
keradangan (Laylawati, 2000).
III.3 Autoimmune Gastritis
Sistem pertahanan tubuh kita dapat membuat antibodi dan protein
untuk menyerang infeksi (masuknya kuman ke dalam tubuh) yang berguna untuk
mempertahankan tubuh dalam keadaan prima, kadang terjadi gangguan di mana
tubuh salah mengidentifikasi targetnya dan mengenai tubuh kita sendiri yang di
anggap benda asing atau infeksi, sehingga membuat kerusakan bahkan
kehancuran organ tubuh kita sendiri. Hal ini juga bisa terjadi pada lambung yang
dapat menyebabkan kerusakan sel-sel lambung dan mengakibatkan anemia
perniciosa, anemia ini terjadi karena tubuh tidak dapat menyerap vitamin B-12
yang berhubungan dengan kerusakan sel di lambung tersebut (Albert, 2005).
III.4 Klasifikasi Gastritis
Berdasarkan Harrison 2000 pada umumnya klasifikasi gastritis
diklasifikasikan menjadi akut dan kronik berdasarkan pada manifestasi klinis, ciriciri histologik yang mencirikan gastritis, distribusi anatomik gastritis atau
beberapa kasus dan patogenesis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
III.4.1 Gastritis Akut
Gastritis akut sering ditemukan karena merupakan kelainan terbanyak
di lambung, biasanya sifatnya jinak dan merupakan penyakit yang dapat sembuh
sendiri yang menggambarkan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan
lokal (Dharma, 1984).
Pada umumnya penyakit ini tidak berat dan sifatnya temporer, maka
pada umumnya para dokter tidak merasa perlu melakukan pemeriksaan
histopatologi. Beratnya gastritis akut tergantung pada jenis dan jumlah iritan serta
lama kontak dengan mukosa lambung (Tambunan, 1994).
III.4.1.1 Klasifikasi Gastritis Akut
Klasifiakasi gatritis akut dapat dibedakan atas gastritis erosif akut atau
gastritis hemoragik akut dan gatritis superfisial akut.
A. Gastritis Erosif Akut
Bentuk gastritis akut yang paling dramatik dan sering dijumpai di
klinik adalah gastritis erosif akut atau gatritis hemoragik akut (Hirlan, Soeharjono
T, 1990).
Gastritis erasif akut adalah suatu peradangan mukosa lambung yang
akut yang disertai kehilangan integritas atau kerusakan-kerusakan erosi.
Berdasarkan pemeriksaan makroskopik pada gastritis erosif akut menunjukkan
edema, kerapuhan mukosa, erosi dan tempat pendarahan dengan ekstravasasi
darah ke dalam mukosa dan lumen lambung. Erosi lambung dan tempat
pendarahan dapat tersebar secara difus pada seluruh mukosa lambung atau
setempat pada korpus atau antrum lambung, dikatakan erosi karena terbatas pada
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
mukosa dan sering terletak linier pada puncak lipatan mukosa. Gastritis erosif
akut biasanya berhubungan dengan penyakit yang serius atau berhubungan dengan
berbagai obat dan diperkirakan terdapat 80-90% pasien dalam unit-unit perawatan
(Harrison, 2000).
B. Gastritis Superfisial Akut
Gastritis superfisial akut merupakan gastritis yang ditandai oleh
mukosa yang berwarna kemerahan, edema dan ditutupi oleh mukosa adheren,
sering terjadi sedikit erosi dan pendarahan, derajat peradangan sangat variabel.
Pada kebanyakan kasus, diagnosis didasarkan pada riwayat penderita
akan adanya gangguan yang dapat sembuh sendiri disertai oleh sakit epigastrik,
muntah, anoreksia dan bertahak . Gastritis superfisial akut biasanya menghilang
jika agen penyebabnya di buang atau dihentikan (Dharma, 1984).
III.4.1.2 Etiologi Gastritis Akut
Gastritis akut dapat timbul tanpa diketahui penyebabnya, penyebab
yang paling sering dijumpai adalah alkohol, Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid,
bahan kimia dan toksin ataupun agen alergen yang meningkatkan asam lambung.
penyebab lain sekalipun jarang adalah jenis obat-obat digitalis, iodin, auromisin
dan kafein. Makanan yang pedas (spicy food), makanan yang asam, makanan yang
terlalu panas, merokok juga dapat menimbulkan iritasi pada mukosa lambung
(Hirlan, Soeharjono, 1990).
Pada sebagian besar penderita rhematoid artritis yang mempergunakan
Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid aspirin secara teratur ternyata ditemukan
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
pendarahan tersembunyi (occult bleeding) diperkirakan penderita akan kehilangan
darah 10 ml setiap hari dan lambat laun menimbulkan anemia (Tambunan, 1994).
III.4.1.3 Patologi Gastritis Akut
Beratnya perubahan mukosa lambung tergantung pada jumlah dan
jenis bahan iritan serta lamanya bahan tersebut berada dalam lambung. Pada
kondisi ringan, perubahan pada mukosa tdak begitu nyata. Akan tetapi pada
gastritis akut berat dengan pengamatan gastroskopik, mukosa hiperemi, edema,
erosif dan sering dengan pendarahan. Pada histopatologi menunjukkan adanya
infiltrasi sel radang neutrofil, pembuluh kongesti, stroma edema dan permukaan
mukosa sebagian erosif atau deskuamasi dan degenerasi. Bila bahan iritan
dikeluarkan atau hilang akan segera terjadi regenerasi dan penyembuhan
sempurna (Tambunan, 1994).
III.4.1.4 Gejala Klinis Gastritis Akut
Manifestasi klinis gastritis akut sangat berfariasi mulai dari yang
sangat ringan asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian,
hal ini tergantung pada beratnya lesi di mukosa. Pada kasus yang sangat berat
seperti gastritis akut berdarah difus (diffuse hemorrhagic erosive gastritis), gejala
yang sangat mencolok adalah hematemesis dan melena yang dapat berlangsung
sangat hebat sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah. Pada sebagian
kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan-keluhan tersebut
misalnya nyeri timbul pada ulu hati, biasanya ringan dan tidak dapat di tunjuk
dengan tepat lokasinya dan kadang-kadang disertai muntah (Hirlan, 2001).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Penderita gastritis akut mungkin mengalami nyeri tekan abdomen
bagian atas atau kehilangan darah seperti pucat, titakardia dan hipotensi. Jika
gejala itu ada, kelainan sel darah putih seperti leukositosis atau lekopenia lebih
sering menunjukkan penyakit yang serius dibanding gastritis (Harrison, 2000).
III.4.1.5 Diagnosis Gastritis Akut
Adanya penyakit gastritis akut biasanya dicurigai pertama kali melalui
deteksi darah dalam feses atau dalam bahan hasil aspirasi lambung setelah itu
ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan
histopatologi biopsi mukosa lambung tetapi bisa juga di deteksi dengan
pemeriksaan radiologis (Harrison, 2000).
Pada pemeriksaan endoskopi akan tampak erosi multipel yang
sebagian biasanya tampak berdarah dan letaknya tersebar. Kadang ditemui erosi
yang mengelompok pada satu daerah. Mukosa umumnya nampak merah tetapi
kadang mukosanya juga nampak normal, atau bisa juga di jumpai lesi yang terdiri
dari semua tingkatan perjalanan penyakitnya akibat terdapat erosi yang masih
baru dan erosi yang mengalami penyembuhan. Pada pemeriksaan histopatologi
kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis,
sedangkan pada pemeriksaan radiologis biasa tidak mempunyai arti dan baru
dapat membantu apabila digunakan kontras ganda (Hirlan, Theo Soeharjono,
1990).
Pada umumnya penyakit gastritis akut tidak berat dan sifatnya
temporer, oleh karena itu para dokter tidak merasa perlu pemeriksaan gastroskopi
dan biopsi lambung untuk histopatologi (Tambunan, 1994).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
III.4.1.6 Komplikasi Gastritis Akut
Komplikasi gastritis akut berupa nyeri yang hebat dan muntah-muntah
dapat mengakibatkan kekurangan cairan dalam tubuh penderita, sedangkan pada
luka yang besar menyebabkan pendarahan saluran cerna bagian atas (SCBA)
berupa hematematis dan melena yang dapat berakhir dengan syok hemoragik dan
jika pendarahanya cukup banyak bisa menyebabkan kematian (Kapita selekta
kedokteran, 1999).
Komplikasi juga bisa berupa timbulnya ulkus kalau prosesnya hebat
dan jarang terjadi perforasi, dan bisa menyebabkan komplikasi pada daerah
tenggorokan yang berupa ISPA terutama kembalinya isi dan asam lambung ke
tenggorokan (refluk), hal ini juga bisa merangsang penyakit baru berupa Asma
dan migren (www.indomedia.com).
III.4.1.7 Penatalaksanaan Gastritis Akut
Faktor utama adalah menghilangkan etiologinya. Diet lambung,
dengan porsi makan kecil tetapi sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur
sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H2 , inhibitor pompa proton,
antikolinergik, dan antasid. Juga ditujukan sebagai autoprotektor, berupa sukralfat
dan prostaglandin (Kapita selekta kedokteran, 1999).
III.4.2 Gastritis Kronik
Gastritis kronik merupakan kelainan yang cukup sering ditemukan di
klinik maupun praktek sehari-hari. Secara umum gastritis merupakan kelainan
klinik yang disebabkan inflamasi mukosa lambung yang terdapat pada daerah
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
antrum dan korpus, sifatnya lokal atau difus dan regresi terjadi dalam waktu
singkat atau progresif lambat, dapat akut atau kronik (Rani, 1990)
Ciri khasnya adalah infiltrasi radang yang terdiri dari limfosit dan sel
plasma ke dalam lamina propria, kelenjar mukosa berkurang atau hilang, dan
metaplasia intestinal. Pengaruh proses iritasi mukosa lambung yang lama antara
lain karena refluks asam empedu, minum alkohol dan adanya antibodi sel parietal
akan menimbulkan gastritis kronik (Tambunan, 1994).
III.4.2.1 Klasifikasi Gastritis Kronik
Secara histopatologik, klasifikasi gastritis kronik didasarkan pada
perubahan berbagai komponen mukosa lambung, derajat dan aktifasi gastritis
serta jenis metaplasia.
Berdasarkan distribusinya dalam mukosa lambung dan patogenesisnya
gastritis kronik diklasifikasikan menjadi gastritis tipe A, Tipe B, Tipe AB.
A. Gastritis Tipe A
Gastritis Tipe A adalah bentuk gastritis yang kurang umum, secara
relatif menyerang sedikit antrum. Keadaan ini adalah bentuk gastritits yang
mungkin menyebabkan anemia pernisiosa dan kadar serum gastrin tinggi. Sering
adanya antibodi terhadap sel parietal dan terhadap faktor intrinsik dalam serum
pasien dengan gastrin tipe A dan anemia pernisiosa mendukung patogenitas imun
atau autoimun untuk bentuk gastritis ini. Antibodi sel parietal telah ditunjukkan
bersifat sitotoksik untuk sel mukosa lambung. Mekanisme imun yang diperantarai
sel juga telah dikemukakan berpartisipasi dalam cedera sel mukosa lambung.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Pada pasien dengan anemia perniciosa, kelenjar mengandung sel
paretal lambung selalu rusak, yang bertanggung jawab atas ketidakmampuannya
untuk mengsekresi asam hidroklorik. Pada manusia sel parietal juga mengsekresi
faktor intrinsik, terdapat kegagalan dalam mengabsorbsi vitamin B12 secara aktif,
dengan menyebabkan akibat-akibat hematologik dan atau neurolagik yang
karakteristik bagi anemia pernisiosa (Harrison, 2000).
B. Gastritis Tipe B
Keadaan ini terlihat sehubungan dengan ulsera peptik, biasanya ulsera
deudeni, hal ini terlokalisir di daerah antrum, jika berhubungan dengan ulsera
gaster dapat meliputi mukosa korpus di sekitar ulsera dan dapat meluas ke
proksimal sepanjang kurvutura minor (Daldiyono, 1989)
C. Gastritis Tipe AB
Dikutip dari Whitehead 1985 gastritis tipe AB dibagi menjadi dua tipe
yaitu :
Tipe pertama mununjukkan gastritis antral, hipeklorhidria, deudenitis atau ulkus
peptikum baik duodenum atau maupun diprepelorik.
Tipe kedua menunjukkan gastritis bagian distal, dengan penyebaran tidak merata
meliputi antrum dan korpus. Penyebaran tersebut cenderung meningkat bersama
usia disertai hiperklorhidria. Mungkin pula terdapat ulkus peptikum di ingualis
atau proksimal, walaupun ulkus tersebut menyembuh proses inflamasi terus
berlangsng dan sering terlihat displasia mukosa lambung.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Atas dasar beberapa kelainan hisolgik, gastritis kronik diklasifikasikan
dalam dua gradasi, yaitu:
A. Gastritis Kronik Superfisial
Bentuk gastritis dengan perubahan peradangan terbatas pada lamina
propria mukosa superfisial, dengan infiltrasi seluler dan edema yang memisahkan
kelenjar lambung. Gastritis superfisial kelihatannya mencerminkan stadium
permulaan dari perkembangan gastritis kronik. Pada gastritis kronik infiltat sel
radang terbatas pada lamina propria setengah bagian atas mukosa lambung dan
kelenjar tetap ada (Harrison, 2000).
B. Gastritis Kronik Atrofik
Ciri khas kelainan ini adalah sifatnya yang progresif, irreversibel,
sekresi asam lambung dan pepsin menurun, selain itu elaborasi faktor intrinsik
terganggu. Faktor intrinsik merupakan faktor penting dalam proses pembentukan
darah. Perubahan pada mukosa dapat terjadi secara fokal, difus, total atau parsial.
Pada keadaan gastritis kronik atrofik difus sel parietal invalid dan sekresi asam
lambung dan elaborasi faktor intrinsik menurun atau tidak ada sama sekali. Pada
kondisi demikian timbul fenomena “Histamin fast achlorhydria” disertai anemia
pernisiosa (Tambunan, 1994).
III.4.2.2 Etiologi Gastritis Kronik
Penyebab gastritis kronik sampai saat ini belum jelas diketahui.
Insiden semakin meningkat pada umur yang semakin lanjut. Peminum alkohol,
perokok berat, stres dan meminum teh panas merupakan faktor predisposisi.
Dalam darah 95% pasien gastritis disertai dengan anemia pernisiosa, dijumpai
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
antibodi sel parietal. Berdasarkan kenyataan ini timbul teori bahwa terjadinya
perubahan mukosa pada gastritis kronik disebabkan oleh proses autoimun
(Tambunan, 1994).
Sejumlah besar penyelidikan dari berbagai belahan benua telah
menetapkan bahwa helikobakter pylori adalah agen yang bertanggung jawab
untuk gastritis kronik. Gastritis kronik dengan infeksi dan atau bertahannya H.
pylori berhubungan dengan sekresi asam lambung yang berkurang. Pembasmian
H. pylori menyebabkan perbaikan pada temuan histologok; jika pengobatan
dihentikan perubahan inflamasi timbul kembali, dan organisme muncul kembali.
Pengamatan ini telah mendukung kesimpulan bahwa gastritis kronik disebabkan
oleh infeksi bekterial kronik oleh H. pylori (Harrison, 2000).
III.4.2.3 Patologi Gastritis Kronik
Secara umum mukosa lambung menipis, licin berkilat dan lipatan
mukosa hampir tidak kelihatan lagi. Kadang-kadang bayangan pembuluh darah di
bawah mukosa lambung menonjol. Mikroskopik, epitel permukaan mukosa
abnormal, susunan tidak teratur dan sebagian atau seluruhnya mengalami
metaplasia intestinal.
Pada gastritis atrofik infiltrasi radang bertambah bukan hanya pada
propria tetapi juga meluas pada lapisam muskularis mukosa. Pada lapisan propria,
mukosa muskularis dan sub mukosa sering dijumpai jaringan limfoid. Kelenjar
mukosa atrofi, kuantitas berkurang dan tubulus sering distorsi. Sel parietal dan
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
“chief cells” menghilang diganti oleh mucous secreting cells. Sifatnya fokal atau
difus (Tambunan, 1994).
III.4.2.4 Gejala Klinis Gastritis Kronik
Keluhan dan gejala gastritis kronik tidak khas, merupakan sindrom
dispepsia, yang terdiri dari kumpulan gejala rasa nyeri epigastrum, kembung, rasa
penuh, anoreksia, nausea, serta mual (Rani, 1990).
Tapi berdasarkan Hirlan 1990, sebagian besar penderita gastritis
kronik tidak mempunyai keluhan, pada pemeriksaan fisis sering tidak dijumpai
kelainan, tetapi kadang-kadang dapat dijumpai nyeri tekan midepigastrum yang
ringan saja, tetapi kadang-kadang pula dapat dijumpai anemia pernisiosa dan
dapat alkhorhidria, kadar gastrin meninggi dan dijumpai pula antibodi terhadap sel
parietal (Hirlan, 1990).
III.4.2.5 Diagnosa Gastritis Kronik
Diagnosis gastritis kronik ditegakkan berdasarkan penmeriksaan
endoskopi dan dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi biopsi mukosa
lambung, (Hirlan, 1990). Biopsi mukosa lambung memberikan arti yang paling
penting dan dapat dihandalkan dalam mengidentifikasi dan mengklarifikasi
gastritis, kehati-hatian harus dilakukan dalam interprestasi biopsi mukosa
lambung tunggal (Harrison, 2000).
Pemeriksaan yang juga sangat penting untuk mendiagnosa gastritis
kronik adalah pemeriksaan bakteriologis dengan kultur untuk membuktikan
adanya infeksi kuman helikobakter pylori, apalagi jika ditemukan ulkus baik pada
lambung maupun duodenom, mengingat angka kejadian yang cukup tinggi yaitu
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
hampir mencapai 100%, dilakukan pula rapid ureum test (CLO). Kreteria minimal
untuk menegakkan diagnosis H. Pylori jika hasil CLO pasiif. Dilakukan pula
diagnosis serologis untuk H. Pylori sebagai diagnosis awal (Kapita Selekta
Kedokteran, 1999).
Para dokter mungkin melakukan tes darah untuk mengecek persediaan
sel darah merah dan memastikan apakah terdapat anemia yang mana anemia
terjadi karena kurangnya sel darah merah. Pada gastritis, anemia juga bisa
disebabkan oleh pendarahan dari perut
atau gangguan absorbsi vitamin B12
(http://digestive.niddk.nih.gov).
III.4.2.6 Komplikasi Gastritis Kronik
Pendarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi, anemia, karena
adanya gangguan absorbsi vitamin B12 (Kapita Selekta Kedokteran, 1999)
Gastritis atrofik kronik merupakan predisposisi timbulnya tukak
lambung dan karsinoma. Insiden kanker lambung khususnya tinggi pada penderita
anemia pernisiosa (10-15%) (Harrison, 2000).
III.4.2.7 Penatalaksanaan Gastritis Kronik
Pada pusat-pusat pelayanan dimana endoskopi tidak mungkin
dilakukan. Penatalaksanan yang diberikan seperti pada pasien sindrom dispepsia,
apalagi jika serologi negatif. Pertama-tama yang dilakukan adalah mengatasi dan
menghindari penyebab pada gastritis akut, kemudian pengobatan emperis berupa
antasid, antagonis H2, inhibitor pompa proton dan obat-obat prokinetik. Untuk
anemia pernisiosa terapi yang sesuai adalah pemberian vitamin B12 (Kapita
selekta kedokteran, 1999).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
III. 5 Definisi Kekambuhan
Menurut kamus bahasa Indonesia 1976, kekambuhan merupakan suatu
keadaan jatuh sakit lagi atau munculnya kembali gejala penyakit yang lebih sakit
dari sakit yang terdahulu.
III.6 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Gastritis
III.6.1 Umur
Walaupun tukak dapat diderita sejak usia anak-anak tapi puncak
kekerapan tukak lambung pada dekade ke-5 (40-50 tahun). Prevalensi keganasan
yang besar pada penyakit gastritis diatas 45 tahun (Taringan, 1990), hal ini
mungkin dikarenakan karena pertambahan usia akan menimbulkan beberapa
perubahan baik secara fisik maupun mental yang lebih lanjut mengakibatkan
kemunduran biologis terhadap penurunan fungsi organ tubuh yang berperan
sebagai dalam mempertahankan dan menciptakan kesehatan yang prima adalah
fungsi organ yang berkaitan dengan makanan dan pencernaan (Febrianti, 2004).
III.6.2 Jenis Kelamin
Hampir semua kepustakaan menyebutkan bahwa tukak pada laki-laki
lebih banyak dari pada perempuan, data pada subbagian gastroentelogi bagian
ilmu penyakit dalam FKUI/RSCM 1986 menunjukkan pada laki-laki 3 kali lebih
banyak dari pada wanita tetapi laporan akhir-akhir ini menunjukkan adanya
kecenderungan bahwa insidensi tukak makin banyak pada wanita sehingga
perbandingan tersebut menjadi kecil, hal ini mungkin disebabkan karena wanita
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
lebih sering mengalami tekanan atau kecemasan dalam hidupnya (Simadibrata,
1990).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siti isfandari (1999) pada
pendududuk dewasa gangguan mental emosional menunjukkan tingginya gejala
gangguan mental dan emosional pada wanita dari pada laki-laki.
III.6.3 Status Sosial Ekonomi
Dinegara Inggris penderita tukak lambung biasanya lebih sering
diderita pada kelompok sosial ekonomi rendah dan adanya kenaikan kekerapan
penyakit tukak ada daerah urbanisasi di antara para penduduk yang
berpenghasilan rendah (Taringan, 1990). Hal ini mungkin karena banyaknya
masalah ekonomi keluarga yang mereka alami dan kesulitan dalam memecahkan
masalah tersebut sehingga menimbulkan stres.
III.6.4 Pengetahuan
Menurut WHO 1998 perilaku seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor
yaitu pengetahuan, kepercayaan, sikap dan nilai. Pengetahuan yang berhubungan
dengan penyakit gastritis adalah prilaku merokok, minum alkohol, obat-obatan
penghilang rasa nyeri, konsumsi makanan dan minuman yang bisa menyebabkan
timbulnya penyakit gastritis.
III.6.5 Kebiasaan Makan Dan Minum
Kebiasaan makan adalah cara seseorang atau kelompok orang dalam
memilih hidangan dan mengkonsumsinya sebagai tanggapan terhadap pengaruh
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
psikologi, fisiologi, budaya dan sosial. Istilah kebiasaan makan juga menunjukkan
tindakan manusia (what people do and practice) terhadap makan dan makanan
yang dipengaruhi oleh pengetahuan (what people think), dan perasaan (what
people feel) serta persepsi (what people perceive) tentang suatu hal itu
(Adiningsih,S, 2005).
Menurut Yuwono Agus salah satu penyebab yang bisa menyebabkan
penyakit gastritis adalah karena ketidakmampuan lambung (indigesti), produksi
asam lambung yang berlebihan dan makan yang tidak teratur.
Penyakit lambung ini biasanya terjadi akibat serangan asam lambung
yang tinggi, atau terlalu banyak makanan dan minuman yang bersifat merangsang
naiknya asam lambung seperti makanan pedas yang mengandung cabe dan
merica, makanan yang asam, kopi, alkohol, dan minum-minuman yang bersoda.
Makanan yang sifatnya “tajam” tersebut bisa menggasak dinding
lambung, sehingga menimbulkan nyeri pada lambung yang lecet karena gesekan
tersebut. Karena lemahnya daya tahan dinding lambung terhadap serangan
tersebut maka kehadiran zat-zat merangsang tersebut menimbulkan gejala
penyakit gastritis (www.indomedia.com).
Sedangkan
memakan
makanan
dalam
keadaan
panas
dapat
menyebabkan iritasi mukosa lambung dan menyebabkan rangsangan thermis
(Tambunan, 1994).
III.6.6 Merokok
Merokok bisa merusak lapisan mukosa lambung karena asap rokok
dipercaya menghalangi produksi zat prostaglandin tubuh, zay ini merupakan
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
pelindung lambung dari serangan asam lambung dan pepsin sehingga merut peka
terhadap radang lambung seperti ulkus dan jika berlanjut bisa menyebabkan
karsinoma (www.cnn.com, 2005).
III.6.7 Alkohol
Alkohol dapat mengakibatkan peradangan dan perlakuan pada
lambung, mengkonsumsi alkohol yang sekali-kali tidak akan menimbulkan
kerusakan lambung tapi dapat meningkatkan sekresi asam lambung (Albert,
2005).
Penggunaan aspirin bersamaan dengan alkohol bisa mempunyai sifat
saling memperkuat efek satu sama lainyang menimbulkan iritasi berat pada
mukosa lambung (Tambunan, 1994).
III.6.8. Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (OAINS)
Obat-obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS), banyak dipakai dalam
praktek maupun kehidupan sehari-hari, untuk pengobatan artritis. Gangguan pada
lambung merupakan efek samping yang cukup sering dijumpai pada penderita
yang menggunakan OAINS dalam jangka panjang. Gangguan pada lambung
sangat bervariasi, mulai dari hanya keluhan dispepsia, sampai pada kelainan serius
yang dapat mengancam jiwa penderita , sering ulserasi, pendarahan saluran cerna
bagian atas (SMBA), maupun perforasi lambung. Pada hewan coba, aspirin dan
endomethacin memberi gambaran kerusakan mukosa berbeda dilambung dan
usus. Aspirin menimbulkan kerusakan yang luas terutama pada lambung
sementara endomethacin juga dapat menimbulkan kerusakan pada usus.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Kerusakan mukosa lambung tersebut akibat efek hambatannya pada
sintesis prostaglandin dalam mukosa lambung, yang dibutuhkan dalam
sitoproteksi lambung. Prostaglandin dibutuhkan tubuh untuk memproduksi
kekebalan dan viskositas lapisan mukosa, serta bikarbonat, juga untuk
menghambat produksi asam lambung, dan meningkatkan aliran darah dalam
lambung. Semua efek ini diperlukan lambung untuk mempertahankan integritas
pertahanan mukosa lambung. (Kusumobroto, 2004).
III.6.9. Penyakit Infeksi
Dewasa ini telah di yakini oleh para ahli bahwa kuman helicobakter
pylori dapat menyebabkan terjadinya gastritis kronis dengan angka prevalensi
sebesar 70-80% (Lumaksono, W, 1998). Kuman ini mempunyai panjang 2-3
mikron dan lebarnya 0,5 mikron, bentuknya seperti spiral berekor diselubungi
lapisan flagella. Bakteri ini sering dikaitkan dengan gangguan yang tak kunjung
sembuh. Dalam keadaan tidak aktif, bakteri ini berubah menjadi cocoid yang
berlindung dalam kapsulnya.begitu keadaan memungkinkan baginya untuk aktif,
dengan gesitnya bakteri ini bergerak. Bakteri ini bergerak dalam lapisan mukus
perut, dalam suasana asam tinggi, disitulah bakteri ini mengeluarkan enzim urease
yang dapat menguraikan urea menjadi amoniak dan karbondioksida ( Salamiharja,
1997).
III.6.10. Stres
Stres merupakan kelelahan badan yang diakibatkan oleh kecemasan,
tekanan-tekanan yang dialami dalam menjalani kehidupan (Scala, 2003).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Para ahli kedokteran sependapat menyatakan bahwa produksi asam
HCL berlebihan dalam lambung, disebabkan terutama oleh adanya ketegangan
atau stres mental/kejiwaan.
Untuk memahami hubungan stres dengan produksi asam lambung,
dapat ditinjau dari percobaan yang telah dilakukan pada sekitar abad ke-19 oleh
Ivan Pavlov, seorang fisiologi rusia. Dalam penelitian tersebut Pavlov
menggunakan seekor anjing sebagai binatang percobaan. Pada anjing tersebut
dibuat lubang pada kerongkongan dan lambungnya, sehingga getah lambung yang
diproduksi dapat dkumpulkan. Dengan adanya lubang dikerongkongan,. Maka
secara otomatis tidak ada sedikitpun makanan yang yang dapat mencapai
lambung. Dari hasil percobaan tersebut, dapat diketahi bahwa pengeluaran tetap
dapat terjadi dalam jumlah yang cukup banyak walaupun tidak ada makanan yang
sampai kelambung. Akhirnya Pavlov dapat membuktikan bahwa dengan adanya
rangsangan melihat makanan dan mencium bau makanan, sudah cukup untuk
membuat getah lambung di produksi. Kesimpulan yang didapatkan pavlov adalah
pengeluaran getah lambung bermula dari adanya serangkaian refluks saraf (nervus
vagus).
Apabila stres dan emosi dibiarkan maka tubuh akan berusaha
menyesuaikan diri dan bertahan hidup dengan tekanan tersebut. Kondisi yang
demikian dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan patologis dalam
jaringan atau organ tubuh manusia, melalui saraf otonom. Sebagai akibatnya, akan
tibul penyakit adaptasi yang berupa hipertensi, penyakit jantung (infark), tukak
lambung atau gastritis dan lain sebagainya (Laylawati, 2001).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Oleh karena itu penderita gastritis harus hidup lebih rileks dan
menghindari stres, karena stres dapat merangsang produksi asam lambung
sehingga menyebabkan terjadinya radang ( www.suaramerdeka.com , 2005).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB IV
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
IV.1 Kerangka Konsep
Karakteristik Individu
a.
b.
Jenis Kelamin
Sosial Ekonomi
c.
Umur
d.
Pendidikan
Pengetahuan
STRES
GASTRITIS
KAMBUH
Prilaku :
a. Merokok
b. Alkohol
c. Minum-minuman iritatif
lambung
d. Minum Obat Anti-Inflamasi
Non-Steroid (OAINS)
e.
Kebiasaan makan:
- Keteraturan makan
- Konsumsi makanan pedas
- Konsumsi makanan asam
- Konsumsi makanan panas
Penyakit
Infeksi
di teliti
tidak di teliti
IV.1.Bagan kerangka konsep hubugan antara stres dan kebiasaan makan
dengan terjadinya kekambuhan penyakit.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Terjadinya penyakit gastritis berhubungan dengan beberapa faktor-faktor
yang antara lain: faktor karakteristik penderita, pengetahuan, merokok, minum
alkohol, minum minuman iritatif lambung, minum Obat Anti-Inflamasi NonSteroid,kebiasaan makan, penyakit infeksi dan stress yang satu sama lain saling
berhubungan. Dan diperkirakan hampir semua penderita gastritis mengalami
kekambuhan.
Faktor
prilaku
kebiasaan
makan
penderita
dapat
menimbulkan
kekambuhan penyakit gastritis. Kebiasaan makan tersebut meliputi keteraturan
makan, konsumsi makanan pedas, konsumsi makanan asam, konsumsi makanan
panas dan konsumsi makanan dingin. Prilaku kebiasaan makan tersebut
dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang tentang penyakit gastritis.
Faktor stres juga dapat menyebabkan timbulnya kembali penyakit gastritis
yang dipengaruhi oleh jenis kelamin dan status sosial ekonomi.
IV.2 Hipotesis
1.
Adanya hubungan antara karakteristik responden (umur, jenis kelamin,
Status sosial ekonomi) dengan kekambuhan penyakit gastritis.
2.
Adanya hubungan antara stres dengan kekambuhan penyakit gastritis.
3.
Adanya hubungan antara kebiasaan makan dengan kekambuhan
penyakit gastritis.
4.
Adanya hubungan antara pengetahuan dengan kekambuhan penyakit
gastritits.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB V
METODE PENELITIAN
V.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian observasional
karena dalam pengumpulan data atau informasi tanpa melakukan intervensi atau
perlakuan pada responden, sedangkan berdasarkan tipe penelitian adalah
penelitian analitik karena bermaksud menganalisa hubungan antara variabelvariabel penelitian, pengumpulan data yang digunakan yaitu secara cross
sectional di mana dalam penelitian ini seluruh variabel diamati pada saat yang
bersamaan dan pada waktu berlangsungnya kegiatan penelitian (Notoatmodjo.S,
2002)
V.2 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita gastritis di Balai
Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah mulai bulan Januari sampai
Desember 2005.
V.3 Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel
V.3.1. Sampel
Sampel penelitian ini adalah diambil dari sebagian populasi yaitu penderita
gastritis yang datang ke Balai Pengobatan dan Rumah bersalin Mawaddah.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
V.3.2 Besar sampel
Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus
cochran sampling technique yaitu:
n= Z2x p x q
d2
= (1,96)2 x 0,5 x 0,5
(0,1)2
= 96,04
Karena jumlah populasinya kecil atau kurang dari 10.000, maka dapat menggunakan rumus yang lebih sederhana yaitu :
nf=
n
1+ n/N
=
96,04
1+ 96,04/1419
= 89,75 ~ 90 orang
keterangan:
Skripsi
n
:
besar sampel yang diinginkan ( populasi lebih 10.000)
Z
:
deviasi normal standart; α= 0,05= 1,96
p
:
proporsi dalam populasi sasaran (0,5)
q
:
1-p
d
:
Tingkat kecermatan (0,1)
nf
:
besar sampel yang di inginkan ( populasi kurang dari 10.000)
N
:
taksiran besar populasi (1419)
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
V.3.3 Cara Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling, yang mana pengambilan sampel secara random bisa
diartikan bahwa sampel bisa diambil secara acak dan setiap unit dari populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel (Notoatmodjo.
S, 1993).
V.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yang akan dilakukan penelitian adalah Balai pengobatan
dan Rumah Bersalin Mawaddah karena tingginya angka kunjungan gastritis di
Balai Pengobatan Mawaddah dan Rumah Bersalin Mawaddah, waktu penelitian
ini dilaksanakan mulai penyusunan proposal dari bulan Oktober 2005 sampai
dengan Juli 2006.
V.5 Variabel, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran
V.5.1 Variabel yang diteliti
a. Variabel terikat (dependent variable) adalah status kekambuhan
penyakit gastritis.
b. Variabel bebas (independent variable) adalah:
Skripsi
-
Variabel jenis kelamin
-
Variabel sosial ekonomi
-
Variabel umur
-
Variabel pengetahuan
-
Variabel kebiasaan makan
-
Variabel stres
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
V.5.2 Definisi Operasional dan Cara Pengukuran
Variabel
Definisi Operasional Cara Pengukuran
Status
kekambuhan
penyakit
gastritis
Munculnya kembali
gejala-gejala gastritis
pada penderita
gastritis yang
dinyatakan oleh dokter
di Balai Pengobatan
dan Rumah Bersalin
Mawaddah.
Wawancara dengan
kuesioner,
dikategorikan:
1. Ya (gejala
gastritis muncul
setelah gejala
gastritis hilang)
2. Tidak (gejala
gastritis tidak
muncul lagi
setelah gejala
gastritis hilang)
Nominal
Jenis Kelamin
Jenis yang digunakan
untuk membedakan
laki-laki atau
perempuan
Wawancara dengan
kuesioner,
dikategorikan:
1. Laki-laki
2. Perempuan
Nominal
Umur
Usia responden saat
wawancara terhitung
dari kelahiran
Ordinal
Pengetahuan
Pemahaman
responden tentang
gejala penyakit
gastritis, faktor yang
mempengaruhi
gastritis dan
kekambuhannya
Wawncara dengan
kuesioner,
Dikategorikan:
1. ≥ 40 tahun
2. < 40 tahun
Wawancara dengan
kuesioner,
dikategorikan:
1. Kurang ( bila
skor < 20)
2. Cukup ( bila
skor ≥ 20)
Wawancara dengan
kuesioner,
dikategorikan:
1. Tinggi
(> Rp 650.000)
2. Sedang
( Rp 650.000)
3. Rendah
(< Rp 650.000)
Ordinal
Sosial Ekonomi Keadaan status sosial
ekonomi berdasarkan
UMR daerah
Mojokerto yaitu
sebesar Rp 650.000
Skripsi
Skala
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Ordinal
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Kebiasaan
makan
Kebiasaan responden
dalam mengkonsumsi
makanan berdasarkan
keteraturan makan dan
konsumsi makanan
pedas, asam, panas,
dingin.
Wawancara dengan
kuesioner,
Dikategorikan:
1. Kurang baik
(4-6)
2. Baik (7-8)
Nominal
- Keteraturan
makan
Kebiasaan makan
sehari-hari responden
berdasarkan jam
waktu makan
Wawancara dengan
kuesioner,
dikategorikan:
1. Tidak teratur
2. Teratur
Nominal
- Konsumsi
makanan pedas
Kebiasaan responden
Wawancara dengan
kuesioner,
dalam mengkonsumsi
Dikategorikan:
1. Ya (jika
makanan yang rasanya
responden
pedas
menjawab suka
atau sering
mengkonsumsi
makanan pedas)
2.Tidak (jika
responden
menjawab tidak
suka
mengkonsumsi
makanan pedas)
Nominal
Wawancara dengan
kuesioner,
dikategorikan:
1. Ya (jika
responden
menjawab suka
atau sering
mengkonsumsi
makanan asam)
2. Tidak (jika
responden
menjawab tidak
suka
mengkonsumsi
makanan asam)
Nominal
Kebiasaan responden
dalam mengkonsumsi
makanan yang
rasanya asam
- Konsumsi
makanan
asam
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Kebiasaan responden
mengkonsumsi
makanan/minuman
dalam keadaan panas
- Konsumsi
makanan/
minuman
panas
Stress
Suatu kondisi yang
dialami responden
seperti perasaan
gelisah, cemas,
khawatir, sedih dan
marah
Wawancara dengan
kuesioner,
Dikategorikan:
1. Ya (jika
responden
menjawab sering
mengkonsumsi
makanan/minum
an dalam
keadaan panas)
2. Tidak (jika
responden
menjawab jarang
mengkonsumsi
makanan/minum
an dalam
keadaan panas)
Nominal
Wawancara dengan
kuesioner,
Jacqueline M
Atkinson Ph.D
Dikategorikan:
1. Ya (bila skor ≤
34)
2. Tidak (bila skor
> 34)
Nominal
V.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
V.6.1 Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan
berasarkan wawancara yang dilakukan dalam penelitian kepada responden dengan
panduan kusioner yang telah disiapkan, yang meliputi variabel: umur, jenis
kelamin, status sosial ekonomi, pengetahuan, kebiasaan makan.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
V.6.2 Data Sekunder
Data Sekunder dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan dari data
rekam medis Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah, yaitu status
kekambuhan penderita gastritis.
V.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang terkumpul akan diolah secara deskriptif dan disajikan dalam
bentuk tabel, karena tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara variabel
penyebab dan variabel akibat maka uji statistik yang digunakan adalah uji chi
square (X2) dengan tingkat kemaknaan α=0,05.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB VI
HASIL PENELITIAN
VI. I. Gambaran Umum Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah
Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah berada di wilayah
Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Jenis pelayanan yang ada di Balai
Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah terdiri dari Rawat Jalan ( Umum,
KIA/imunisasi dan KB ), UGD, Rawat Inap termasuk memberikan pelayanan
dalam persalinan. Adapun visi dari Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin
Mawaddah adalah memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan terjangkau
Ridha Allah Swt, sedangkan misi dari Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin
Mawaddah adalah memberikan pelayanan kepada semua lapisan masyarakat tanpa
membedakan suku, ras, agama dan golongan, menjadikan semua bentuk
pelayanan sebagai suatu ibadah dan selalu mengutamakan mutu dan kepuasan
pelanggan.
VI. 2. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini terdiri dari 90 orang yang menderita
gastritis di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah tahun 2005,
responden penelitian dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang
tidak mengalami kekambuhan dan mengalami kekambuhan, responden yang
mengalami kekambuhan terdiri dari 70 responden (77,8%) dan yang tidak
mengalami kekambuhan terdiri dari 20 responden (22,2%).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Distribusi karakteristik responden terdiri dari umur responden, jenis
kelamin responden dan status sosial ekonomi responden.
IV.2.1 Umur Responden
Dalam penelitian ini umur responden dikelompokkan menjadi dua
kelompok umur yaitu responden umur < 40 tahun dan
≥ 40 tahun. Umur
responden berumur ≥ 40 tahun labih banyak dari pada yang berumur < 40 tahun
yaitu terdiri dari 57,8 % untuk yang berumur ≥ 40 tahun dan 42,2 % untuk yang
berumur < 40 tahun. Distribusi responden berdasarkan umur responden dapat di
lihat pada tabel VI.1 di bawah ini.
Tabel VI.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Penderita Gastritis Di Balai
Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
Umur
Jumlah
Persen
< 40 Tahun
38
42,2
≥ 40 Tahun
52
57,8
Total
90
100
IV.2.2 Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin responden dalam penelitian ini sebagian besar
mempunyai jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 70 responden (77,8%),
sedangkan sisanya 20 responden (22,2%) berjenis kelamin laki-laki. Distribusi
responden berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat pada tabel VI.2 di bawah ini.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel VI.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita Gastritis
Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
Jenis Kelamin
Laki-laki
Jumlah
20
Persen
22,2
Perempuan
70
77,8
Total
90
100
IV.2.3 Status Sosial Ekonomi Responden
Dalam penelitian ini keadaan status sosial ekonomi di tentukan
berdasarkan UMR di dareah Mojokerto yaitu sebesar Rp. 650.000 dan di
kategorikan menjadi tiga golongan yaitu golongan status sosial ekonomi rendah (<
Rp. 650.000), status sosial ekonomi sedang (Rp.650.000) dan status sosial
ekonomi tinggi (> 650.000). Hasil penelitian didapatkan responden yang berada
pada status sosial ekonomi rendah sebesar 33 responden (36,7%), 35 responden
(38,9 %) berada pada golongan status sosial ekonomi sedang dan sisanya 22
responden (24,4%) termasuk golongan status sosial ekonomi tinggi. Distribusi
responden berdasarkan status sosial ekonomi responden dapat di lihat pada tabel
VI.3 di bawah ini.
Tabel VI.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Penderita
Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun
2005
Status Sosial Ekonomi
Skripsi
Jumlah
Persen
Rendah
Sedang
Tinggi
33
35
22
36,7
38,9
24,4
Total
90
100
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
VI.3. Pengetahuan Responden
Tingkat pengetahuan mengenai penyakit gastritis yang di miliki responden
dalam penelitian ini sebagian besar 69 responden (76,7%) mempunyai
pengetahuan yang kurang , 17 responden (18,9%) mempunyai pengetahuan yang
cukup dan sisanya 4 orang (4,4%) mempunyai pengatahuan yang baik mengenai
penyakit gastritis. Distribusi pengetahuan responden bisa terlihat pada tabel IV.4
di bawah ini.
Tabel VI.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Penderita
Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah
Tahun 2005
Pengetahuan
Kurang
Jumlah
69
Persen
76,7
Cukup
21
23,3
Total
90
100
VI.4. Kebiasaan Makan Responden
Kebiasaan makan responden dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu
kebiasaan makan kurang dan baik. Dari hasil penelitian didapatkan responden
yang mempunyai kebiasaan makan kurang lebih banyak dari pada kebiasaan
makan baik yaitu 56 responden (62,2%) yang mempunyai kebiasaan makan
kurang dan 34 responden (37,8%) yang mempunyai kebiasaan makan baik.
Distribusi responden berdasarkan kebiasaan makan responden dapat di lihat pada
tabel VI.5 di bawah ini.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel VI.5. Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Makan Pada Penderita
Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun
2005
Kebiasaan Makan
Kurang
Jumlah
56
Persen
62,2
Baik
34
37,8
Total
90
100
Dalam penelitian ini kebiasaan makan responden yang di teliti adalah
keteraturan makan, konsumsi makan pedas, konsumsi makanan yang rasanya
asam dan kebiasaan makanan dalam keadaan panas.
VI.4.1 Keteraturan makan
Distribusi responden berdasarkan keteraturan makan responden dapat
terlihat dari tabel VI.6
Tabel VI.6 Distribusi Responden Berdasarkan Keteraturan Makan Pada Penderita
Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun
2005
Keteraturan Makan
Tidak teratur
Jumlah
56
Persen
62,2
Teratur
34
37,8
Total
90
100
Tabel VI.6 menunjukkan bahwa jumlah terbanyak responden mempunyai
kebiasaan makan yang tidak teratur yaitu sebanyak 56 orang (62,2%), sedangkan
sisanya 34 orang (37,8%) mempunyai kebiasaan makan yang teratur.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
VI.4.2. Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Pedas
Distribusi responden berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
pedas seperti terlihat pada tabel VI.7 berikut ini :
Tabel VI.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi
Makanan Pedas Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan
Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
Konsumsi Makanan
Pedas
Ya
Jumlah
Persen
63
70
Tidak
27
30
Total
90
100
Tabel VI.7 menunjukkkan bahwa sebagian besar responden yaitu 63
responden (70%) mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas dan 27
responden (30%) sisanya tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan
pedas.
VI.4.3. Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Asam
Distribusi responden berdasarkan kebiasaan mangkonsumsi makanan
asam seperti terlihat pada tabel VI.8 di bawah ini.
Tabel VI.8 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi
Makanan Asam Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan
Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
Konsumsi Makanan
Yang Rasanya Asam
Ya
Skripsi
Jumlah
Persen
55
61,1
Tidak
35
38,9
Total
90
100
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Pada tabel VI.8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 55
responden (61,1%) mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan asam dan 25
responden (38,9%) tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan asam.
VI.4.4. Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Dalam Keadaan Panas
Distribusi responden berdasarkan kebiasaan mangkonsumsi makanan
dalam keadaan panas seperti terlihat pada tabel VI.9 di bawah ini :
Tabel VI.9 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi
Makanan Dalam Keadaan Panas Pada Penderita Gastritis Di Balai
Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
Konsumsi Makanan
Dalam Keadaan Panas
Ya
Jumlah
Persen
56
62,2
Tidak
34
37,8
Total
90
100
Pada tabel VI.9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 56
responden (62,2%) mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam
keadaan panas dan 25 responden (37,8%) tidak mempunyai kebiasaan
mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas.
VI.5. Stres
Distribusi responden berdasarkan kondisi stres seperti terlihat pada tabel
VI.10 di bawah ini :
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel VI.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Stres Pada Penderita
Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah
Tahun 2005
Stress
Jumlah
61
Persen
67,8
Tidak
29
32,2
Total
90
100
Ya
Pada tabel VI.10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 61
responden (67,8%) sedang dalam kondisi stres dan sisanya 29 responden ( 32,2%)
tidak dalam kondisi stres.
VI.6. Hubungan Antar Variabel
VI.6.1 Hubungan Umur Responden Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis
Umur dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu < 40 tahun dan ≥ 40 tahun.
Hasil penelitian pada tabel VI.11 menunjukkan bahwa responden yang mengalami
kekambuhan sebagian besar (55,7%) berumur ≥ 40 tahun sedangkan yang tidak
mengalami kekambuhan sebagian besar (65%) berumur ≥ 40 tahun.
Tabel VI.11 Hubungan Umur Responden Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis
Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Tahun 2005
Umur
Kambuh
Total
Ya
Tidak
≥ 40 Tahun
39 (55,7%)
13 (65%)
52 (57,8%)
< 40 Tahun
31 (44,3%)
7 (35%)
38 (42,2%)
Total
70 (100 %)
20 (100%)
90 (100%)
Berdasarkan hasil Chi square dengan α 0,05 di peroleh nilai p= 0,628,
nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kekambuhan gastritis pada
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
penderita yang berumur < 40 tahun dan yang berumur ≥ 40 tahun, ini
menunjukkan tidak adanya hubungan antara kelompok umur dengan kekambuhan
penyakit gastritis.
VI.6.2 Hubungan Jenis Kelamin Responden Dengan Kekambuhan Penyakit
Gastritis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami
kekambuhan sebagian besar (77,1%) berjenis kelamin perempuan sedangkan yang
tidak mengalami kekambuhan sebagian besar (80 %) berjenis kelamin perempuan.
Hubungan jenis kelamin dengan kekambuhan penyakit gastritis dapat di lihat pada
tabel VI.12 di bawah ini.
Tabel VI.12 Hubungan Jenis Kelamin Responden Dengan Kekambuhan Penyakit
Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah
Bersalin Mawaddah Tahun 2005
Jenis
Kelamin
Kambuh
Total
Ya
Tidak
Laki-laki
16 (22,9%)
4 (20,0%)
20 (22,2%)
Perempuan
54 (77,1%)
16 (80,0%)
70 (77,8%)
Total
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Berdasarkan hasil Chi square dengan α 0,05 di peroleh nilai p= 1,000 nilai
tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kekambuhan gastritis pada
penderita jenis kelamin perempuan dan yang berjenis kelamin laki-laki, ini
menunjukkan tidak
adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kekambuhan penyakit
gastritis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
VI.6.3 Hubungan Status Sosial Ekonomi Responden Dengan Kekambuhan
Penyakit Gastritis
Keadaan sosial ekonomi di kategorikan menjadi 3 kelompok yaitu Rendah
(< Rp.650.000), Sedang (Rp.650.000), Tinggi (> Rp.650.000). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa responden yang mengalami kekambuhan sebagian besar
(75,5%) berada pada status sosial ekonomi sedang dan rendah sedangkan yang
tidak mengalami kekambuhan sebagian besar (65%) berada pada status sosial
ekonomi rendah dan sedang. Hubungan antara status sosial ekonomi dengan
kekambuhan penyakit gastritis dapat di lihat pada tabel VI.13 di bawah ini.
Tabel VI.13 Hubungan Status Sosial Ekonomi Responden Dengan Kekambuhan
Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan
Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
Status Sosial
Ekonomi
Kambuh
Total
Ya
Tidak
Rendah
26 (37,1%)
7 (35%)
33 (36,7%)
Sedang
29 (41,4%)
6 (30%)
35 (38,9%)
Tinggi
15 (21,4%)
7 (35%)
22 (24,4%)
Total
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Berdasarkan hasil Chi square dengan α 0,05 di peroleh nilai p= 0,424 nilai
tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kekambuhan gastritis pada
penderita dengan status sosial ekonomi rendah, sedang dan tinggi, ini
menunjukkan tidak adanya hubungan antara status sosial ekonomi dengan
kekambuhan penyakit gastritis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
VI.6.4 Hubungan Stres Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis
Kondisi stres dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu stres dan tidak
stress. Hasil penelitian pada tabel VI.14 menunjukkan bahwa responden yang
mengalami kekambuhan sebagian besar yaitu 59 responden (84,3%) dalam
keadaan stres dan sedangkan yang tidak mengalami kekambuhan sebagian besar
yaitu 18 responden (90%) tidak dalam keadaan stres.
Tabel VI.14 Hubungan Stres Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada
Penderita
Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Tahun 2005
Kondisi
Stres
Kambuh
Total
Ya
Tidak
Ya
59 (84,3%)
2 (10%)
61 (67,8%)
Tidak
11 (15,7%)
18 (90%)
29 (32,2%)
Total
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Berdasarkan hasil uji Chi square dengan α 0,05 didapatkan hasil p=0,000.
Maka nilai tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan kekambuhan gastritis
pada penderita yang memgalami stres dengan yang tidak dalam kondisi tidak
stres, ini menunjukkan adanya hubungan antara kondisi stres dengan kekambuhan
gastritis dan hasil OR yang didapatkan sebesar 48,273 yang berarti bahwa orang
yang stres mempunyai risiko terjadinya kekambuhan 48,273 kali dibandingkan
dengan penderita gastritis yang tidak stres.
VI.6.5 Hubungan Kebiasaan Makan Dengan kekambuhan Penyakit Gastritis
Kebiasaan makan dikelompokkan manjadi dua kelompok yaitu kebiasaan
makan kurang baik dan baik. Hasil penelitian didapatkan responden yang
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
mengalami kekambuhan sebagian besar (77,1%) mempunyai kebiasaan makan
yang kurang baik sedangkan yang tidak mengalami kekambuhan sebagian besar
(90%) mempunyai kebiasaan makan baik. Hubungan kebiasaan makan dengan
kekambuhan penyakit gastritis dapat di lihat pada tabel VI.13 di bawah ini.
Tabel VI.15 Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Kekambuhan Penyakit Gasritis
Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Tahun 2005
Kebiasaan
Makan
Total
Kambuh
Ya
Tidak
Kurang
54 (77,1%)
2 (10%)
56 (62,2%)
Baik
16 (22,9%)
8 (90%)
34 (37,8%)
Total
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Berdasarkan uji Chi square dengan α 0,05 di dapatkan hasil nilai
p= 0,000. Maka nilai tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan kekambuhan
gastritis pada penderita yang mempunyai kebiasaan makan kurang dengan yang
mempunyai kebiasaan makan baik, ini berarti adanya hubungan antara kebiasaan
makan dengan kekambuhan gastritis.
Hasil OR yang didapatkan sebesar 30,375 yang berarti bahwa penderita
gastritis yang mempunyai kebiasaan makan kurang mempunyai risiko terjadinya
kekambuhan 30,375 kali dibandingkan dengan penderita gastritis yang
mempunyai kebiasaan makan baik.
VI.6.5.1 Hubungan Keteraturan Makan Dengan Kekambuhan Penyakit
Gastritis
Keteraturan makan dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu teratur dan
tidak teratur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
kekambuhan sebagian besar (74,3%) mempunyai kebiasaan makan yang tidak
teratur dan responden yang tidak mengalami kekambuhan sebagian besar (80%)
mempunyai kebiasaan makan yang teratur. Hubungan keteraturan makan dengan
kekambuhan penyakit gastritis seperti pada tabel VI.16 di bawah ini.
Tabel VI.16 Hubungan Keteraturan Makan Responden Dengan Kekambuhan
Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan
Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
Keteraturan
Total
Kambuh
Makan
Ya
Tidak
Tidak teratur
52 (74,3%)
4 (20%)
56(62,2%)
Teratur
18 (25,7%)
16 (80%)
34 (37,8%)
Total
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Hasil uji Chi square dengan α 0,05 di dapatkan p= 0,000 yang berarti ada
perbedaan kekambuhan gastritis pada penderita yang yang mempunyai kebiasaan
makan teratur
dengan yang tidak mempunyai kebiasaan makan teratur, ini
menunjukkan adanya hubungan antara kebiasaan makan teratur dengan
kekambuhan gastritis.
Hasil OR yang di dapatkan sebesar 11,556 ini berarti bahwa orang yang
mempunyai kebiasaan makan tidak teratur mempunyai risiko terjadinya
kekambuhan 11,556 kali di bandingkan dengan penderita gastritis yang
mempunyai kebiasaan makan yang teratur.
VI.6.5.2 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Pedas Dengan
Kekambuhan Penyakit Gastritis
Kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas dikategorikan menjadi dua
kelompok yaitu mengkonsumsi makana pedas dan tidak mengkonsumsi makana
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
pedas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami
kekambuhan sebagian besar (85,7%) mempunyai kebiasaan mengkonsumsi
makanan pedas, dan yang tidak mengalami kekambuhan sebagian besar (85%)
pada kelompok yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas.
Hubungan kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas dengan kekambuhan
penyakit gastritis seperti pada tabel VI.17 di bawah ini.
Tabel VI.17 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Pedas Dengan
Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai
Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
Kebiasaan Mengkonsumsi
Makanan Pedas
Kambuh
Total
Ya
Tidak
Ya
60 (85,7 %)
3 (15 %)
63 (70%)
Tidak
10 (14,3%)
17 (85%)
27 (30%)
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Total
Hasil uji Chi square dengan α 0,05, di dapatkan niilai p= 0,000. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan kekambuhan gastritis pada penderita
yang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas dengan yang
tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas, ini menunjukkan
adanya hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas dengan
kekambuhan penyakit gastritis.
Hasil OR yang didapatkan sebesar 34 , ini berarti bahwa orang yang
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas mempunyai risiko
terjadinya kekambuhan 34 kali lebih dibandingkan dengan penderita gastritis yang
tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
VI.6.5.3 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Asam Dengan
Kekambuhan Penyakit Gastritis
Kebiasaan mengkonsumsi makanan asam dikategorikan menjadi dua
kelompok yaitu mengkonsumsi makanan asam dan tidak mengkonsumsi makanan
asam. Hasil penelitian didapatkan responden yang mengalami kekambuhan
sebagian besar (71,4%) mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan asam dan
responden yang tidak mengalami kekambuhan sebagian besar (75%) tidak
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan asam.
Hubungan kebiasaan
mengkonsumsi makanan asam dengan kekambuhan penyakit gastritis seperti pada
tabel VI.18 di bawah ini.
Tabel VI.18 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Yang rasanya Asam
Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di
Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
Kebiasaan Mengkonsumsi
Kambuh
Total
Makanan Asam
Ya
Tidak
Ya
50 (71,4%)
5 (25%)
55 (61,1%)
Tidak
20 (28,6%)
15 (75%)
35 (38,9%)
Total
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Hasil uji Chi square dengan α 0,05 di peroleh nilai p= 0,000 yang berarti
bahwa ada perbedaan kekambuhan gastritis pada penderita yang mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi makanan asam dengan yang tidak mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi makanan asam, ini menunjukkan adanya hubungan
antara kebiasaan mengkonsumsi makanan asam dengan kekambuhan gastritis.
Berdasarkan hasil OR yang didapatkan sebesar 7,5 , ini berarti bahwa
orang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rasanya asam
mempunyai risiko terjadinya kekambuhan 7,5 kali di bandingkan dengan
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
penderita gastritis yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan
yang rasanya asam.
VI.6.5.4 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Dalam Keadaan
Panas Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis
Kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas dikategorikan
menjadi dua kelompok yaitu mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas dan
tidak mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas. Dalam penelitian didapatkan
responden yang mengalami kekambuhan sebagian besar (72,9%) mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas dan responden yang
tidak mengalami kekambuhan sbagian besar (75%) tidak mempunyai kebiasaan
mengkonsumsi
makanan
dalam
keadaan panas.
Hubungan
kebiasaan
mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas dengan kekambuhan penyakit
gastritis seperti pada tabel VI.19 di bawah ini.
Tabel VI.19
Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan dalam Keadaan
Panas Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita
Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah
Tahun 2005
Kebiasaan
Kambuh
Total
Mengkonsumsi Makanan
Ya
Tidak
Ya
51 (72,9 %)
5 (25%)
56 (62,2%)
Tidak
19 (27,1%)
15 (75%)
34 (37,8%)
Total
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Dalam Keadaan Panas
Hasil uji Chi square dengan α 0,05 di dapatkan nilai p= 0,000. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan kekambuhan gastritis pada penderita
yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
dengan yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam keadaan
panas, ini berarti adanya hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi makanan
dalam keadaan panas dengan kekambuhan gastritis.
Berdasarkan hasil OR yang didapatkan sebesar 8,053 , ini berarti bahwa
orang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas
mempunyai risiko terjadinya kekambuhan 8,053 kali dibandingkan dengan
penderita gastritis yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan
dalam keadaan panas.
VI.6.6 Hubungan Pengetahuan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis
Pengetahuan responden di kelompokkan menjadi dua ketegori yaitu
berpengetahuan kurang dan cukup. Hasil penelitian menunjukkan yang
mengalami kekambuhan sebagian besar (78,6%) mempunyai pengetahuan kurang
dan responden yang tidak mengalami kekambuhan sebagian besar (70%) juga
mempunyai pengetahuan kurang. Hubungan pengetahuan dengan kekambuhan
penyakit gastritis dapat di lihat pada tabel VI.20 di bawah ini.
Tabel VI.20 Hubungan Keteraturan Pengetahuan Dengan Kekambuhan Penyakit
Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah
Bersalin Mawaddah Tahun 2005
Pengetahuan
Total
Kambuh
Ya
Tidak
Kurang
55 (78,6%)
14 (70%)
69 (76,7%)
Cukup
15 (21,4%)
6 (30%)
21 (23,3%)
Total
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Hasil uji Chi square dengan α 0,05 di dapatkan p= 0,549. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kekambuhan gastritis pada penderita
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
gastritis yang mempunyai
pengetahuan kurang dengan yang mempunyai
pengetahuan cukup, ini berarti tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan
kekambuhan gastritis.
VI.6.7 Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Stres
VI.6.7.1. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Stres
Jenis kelamin dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu laki-laki dan
perempuan. Hasil penelitian didapatkan jumlah responden yang mengalami stres
sebagian besar (80,3%) berjenis kelamin perempuan dan yang tidak mengalami
stres sebagian besar (72,4%) mempunyai berjenis kelamin perempuan. Hubungan
jenis kelamin dan stres seperti pada tabel VI.21 di bawah ini.
Tabel VI.21 Hubungan Jenis Kelamin Dengan Stres Pada Penderita Gastritis Di
Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
Jenis
Stres
Total
Kelamin
Ya
Tidak
Laki-Laki
12 (19,7%)
8 (27,6%)
20 (28,6%)
Perempuan
49 (80,3%)
21 (72,4%)
70 (71,4%)
Total
61 (100%)
29 (100%)
90 (100%)
Hasil uji Chi square dengan α 0,05 di paroleh nilai p = 0,567. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan stres pada jenis kelamin lakilaki dan perempuan dan ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara jenis
kelamin dan stres.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
VI.6.7.2 Hubungan Status Sosial Ekonomi Dengan Stres
Keadaan sosial ekonomi di kategorikan menjadi 3 kelompok yaitu Rendah
(< Rp.650.000), Sedang (Rp.650.000), Tinggi (> Rp.650.000). Hasil penelitian di
dapatkan jumlah responden yang mengalami stres pada kelompok yang berada
pada keadaan sosial ekonomi rendah sebanyak 23 responden (37,7%), Keadaan
sosial ekonomi sedang sebanyak 27 responden (44,3%) dan yang keadaan sosial
ekonominya tinggi sebanyak 11 responden (18%). Hubungan keadaan sosial
ekonomi dengan stres seperti pada tabel VI.22 di bawah ini.
Tabel VI.22 Hubungan Keadaan Sosial Ekonomi Dengan Stres Pada Penderita
Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah
Tahun 2005
Keadaan
Stres
Sosial Ekonomi
Total
Ya
Tidak
Rendah
23 (37,7%)
10 (34,5%)
33 (36,7%)
Sedang
27 (44,3%)
8 (27,6%)
35 (38,9%)
Tinggi
11 (18%)
11 (37,9%)
22 (24,4%)
Total
61 (100%)
29 (100%)
90 (100%)
Hasil uji Chi square dengan α 0,05 didapatkan nilai p= 0,98. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan stres pada keadaan sosial ekonomi
rendah, sedang dan tinggi dan ini berarti tidak adanya hubungan antara keadaan
sosial ekonomi dan stres.
VI.6.8 Hubungan Pengetahuan Dengan Kebiasaan Makan
Pengatahuan responden dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua
kelompok yaitu pengetahuan kurang dan cukup. Hasil penelitian pada tabel VI.23
di bawah ini didapatkan responden yang mempunyai kebiasaan makan yang
kurang baik
Skripsi
sebagian besar (80,4) mempunyai pengetahuan kurang dan
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
responden yang mempunyai kebiasaan makan baik sebagian besar (70,6%) juga
mempunyai pengatahuan kurang.
Tabel VI.23 Hubungan Pengetahuan Responden Dengan Kebiasaan makan Pada
Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin
Mawaddah Tahun 2005
Pengetahuan
Kebiasaan Makan
Total
Kurang Baik
Baik
Kurang
45 (80,4%)
24 (70,6%)
69 (76,7%)
Cukup
11 (19,6%)
10 (29,4%)
21 (23,3%)
Total
56 (100%)
34 (100%)
90 (100%)
Hasil uji Chi square dengan α 0,05 di dapatkan nilai p=0,288. nilai ini
berarti bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan kurang dan pengetahuan cukup
terhadap kebiasaan makan, ini berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan
dengan kebiasaan makan.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB VII
PEMBAHASAN
VII.1
Hubungan Antara Karakteristik Responden Dengan Kekambuhan
Penyakit Gastritis
VII.1.1 Hubungan Antara Umur Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis
Penyakit gastritis yang biasanya lebih di kenal dengan penyakit
maag dapat terjadi pada semua golongan umur mulai dari anak-anak sampai
dewasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok umur yang terbanyak
adalah kelompok umur ≥ 40 tahun dari semua responden dan yang mengalami
kekambuhan menunjukkan bahwa kelompok umur ≥ 40 tahun lebih banyak yang
mengalami kekambuhan. Hasil uji statitik didapatkan bahwa tidak adanya
hubungan antara umur dengan kakambuhan penyakit gastritis.
Taringan (1990) yang berpendapat bahwa walaupun tukak lambung dapat
di derita sejak usia anak-anak tapi puncak kekerapan terjadi pada dekade ke-5 dan
prevalensi keganasan yang paling besar terjadi pada usia di atas 40 tahun.
Menurut Febrianti (2004) bahwa pertambahan usia akan menimbulkan
beberapa perubahan baik secara fisik maupun mental yang lebih lanjut
mengakibatkan kemunduran biologis terhadap penurunan fungsi organ tubuh yang
berperan sebagai dalam mempertahankan dan menciptakan kesehatan yang prima
adalah fungsi organ yang berkaitan dengan makanan dan pencernaan. selain itu
umur diatas 40 tahun sudah mulai rentan terhadap makanan–makanan pedas,
asam, panas yang bisa menyebabkan kekambuhan penyakit gastritis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Dalam penelitian tidak didapatkan adanya hubungan umur dengan
kekambuhan penyakit gastritis, hal ini bisa dikarenakan karena cara dan tehnik
pengambilan sampel yang digunakanyang berbeda dengan penelitian sebelumnya.
VII.1.2 Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Kekambuhan Penyakit
Gastritis
Sebagian besar penderita gastritis mempunyai jenis kelamin perempuan
dan penderita gastritis yang mengalami kekambuhan juga sebagian besar
mempunyai jenis kelamin perempuan dan berdasarkan hasil uji statistik
didapatkan tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kekambuhan
penyakit gastritis.
Hal ini tidak sesuai dengan Taringan (1990) yang menyebutkan bahwa
tukak lambung lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan yaitu
perbandingannya 3:2. Tetapi sesuai dengan teori dari Simadibrata (1990) yang
mengatakan bahwa akhir-akhir ini kecenderungan insidensi tukak lebih sering
terjadi pada wanita dikarenakan perempuan lebih sering mengalami stres atau
kecemasan dalam hidupnya, meskipun hasil uji statistik dalam penelitian ini tidak
ada hubungan antara jenis kelamin dengan stres.
VII.1.3 Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Dengan Kekambuhan
Penyakit Gastritis
Sebagian besar penderita gastritis bedasarkan status sosial ekonomi lebih
banyak pada status sosial ekonomi rendah dan sedang yaitu sebesar 33 responden
dan 35 responden. Hasil uji statistik menunjukkan tidak adanya hubungan antara
status sosial ekonomi dengan kekambuhan gastritis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Hal ini tidak sesuai dengan Taringan (1990) yang menyatakan bahwa
penderita tukak lambung biasanya lebih sering di derita pada kelompok sosial
ekonomi rendah dan adanya kekerapan penyakit tukak pada daerah urbanisasi
penduduk yang berpenghasilan rendah. Dalam penelitian ini di dapatkan bahwa
responden yang mengalami stres lebih banyak pada responden yang berada pada
status sosial ekonomi rendah dan sedang yaitu sebesar 37,7% dan 44,3%, namun
berdasarkan uji statistik dalam hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya
hubungan antara status sosial ekonomi dengan stres.
VII.2. Hubungan Stres Dengan Kekambuhan penyakit Gastritis
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah responden yang mengalami
kekambuhan yang dalam kondisi stres lebih banyak pada penderita gastritis yang
mengalami stres dari pada yang tidak mengalami stres. Dan berdasarkan uji
statistik menunjukkan adanya hubungan antara stres dengan kekambuhan penyakit
gastritis.
Menurut pendapat para ahli kedokteran yang menyatakan bahwa
kenaikan asam HCL yang berlebihan pada lambung terutama di sebabkan oleh
ketegangan atau stres mental/kejiwaan. Dan sesuai pula dengan pendapat
Laylawati (2001) bahwa apabila stres dan emosi dibiarkan maka tubuh akan
berusaha menyesuaikan diri dan bertahan hidup dengan tekanan tersebut, kondisi
yang demikian dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan patologis
dalam jaringan atau organ tubuh manusia, melalui saraf otonom. Sebagai
akibatnya, akan timbul penyakit adaptasi yang berupa hipertensi, penyakit jantung
(infark), tukak lambung atau gastritis dan lain sebagainya. Oleh karena itu
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
penderita gastritis harus hidup lebih rileks dan menghindari stres, karena stres
dapat merangsang produksi asam lambung sehingga menyebabkan terjadinya
radang ( www.suaramerdeka.com , 2005).
Hal ini mungkin dikarenakan sebagian besar responden dalam penelitian
mempunyai jenis kelamin perempuan yang menurut Simadibrata (1990)
perempuan lebih sering mengalami stress atau kecemasan dan tekanan dalam
hidupnya, dan wanita lebih sensitif dalam menghadapi semua permasalahan yang
di alami dari pada wanita, terbukti hasil penelitian pada penduduk dewasa yang
dilakukan Siti Isfandari (1999) menunjukkan tinggginya gejala gangguan mental
dan emosional pada wanita dari pada laki-laki.
Selain itu dalam penelitian ini keadaan sosial ekonomi responden sebagian
besar pada status sosial rendah dan sedang yang lebih cenderung mengalami stress
karena banyaknya masalah perekonomian yang mereka hadapi dalam menjalani
kehidupan sehari-hari.
VII.3 Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Terjadinya Kekambuhan
Penyakit Gastritis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari penderita gastritis yang
mengalami kekambuhan sebagian besar mempunyai kebiasaan makan yang
kurang dan berdasarkan hasil uji statistik di dapatkan adanya hubungan antara
kebiasaan makan dengan kekambuhan penyakit gastritis.
Menurut Yuwono Agus dalam www.indomedia.com (2005) yang
menyatakan bahwa salah satu penyebab munculnya kekambuhan penyakit
gastritis karena ketidakmampuan lambung (indigesti), produksi asam yang
berlebihan karena ketidakseimbangan faktor agresif dan defensif yang
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
menyebabkan produksi HCL dalam lambung meningkat hal ini dikarenakan
kebiasaan makan yang kurang seperti cenderung mengkonsumsi makanan pedas,
makanan asam,
waktu makan yang tidak teratur dan sering mengkonsumsi
makanan dalam keadaan panas.
VII.3.1 Hubungan Keteraturan Makan
Gastritis
Dengan Kekambuhan Penyakit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita gastritis yang banyak
mengalami kekambuhan adalah penderita gastritis yang mempunyai kebiasaan
makan teratur. Hal ini mungkin disebabkan karena sebagian besar responden
mengalami stres dimana orang yang mengalami stres cenderung merasa
kehilangan keinginan untuk makan atau nafsu makan berkurang. Berdasrkan uji
statistik menunjukkan adanya hubungan antara kebiasaan makan teratur dengan
kekambuhan gastritis.
Menurut Suhaemi (2005) percobaan
yang dilakukan Pavlov pada
anjingnya yang di kenal dengan percobaan anjing Pavlov, setiap kali memberi
makan anjingnya Pavlov membunyikan lonceng dan setiap membunyikan lonceng
dia tau kalau dia akan dapat makanan, pada suatu saat pavlov membunyikan
lonceng tetapi dia tidak memberi makana pada anjingnya lalu di periksa ternyata
air liur anjing meleleh dan lambungnya dibanjiri oleh cairan yang asam, ini jelas
membuktikan bahwa produksi asam lambung sangat berhubungan dengan otak,
di mana jika sudah masuk jam biasanya waktu makan tetapi tidak makan maka
produksi HCL dalam lambung akan meningkat yang bisa menyebabkan
munculnya gejala sakit gastritis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Hal ini juga sesuai dengan yang dikemukakan oleh Gani A Rino dalam
www.dinkesjatim.go.id bahwa lambung dalam memproduksi asam lambung untuk
mencerna makanan dalam jadwal yang teratur meskipun dalam keadaan tidurpun
lambung tetap memproduksi asam lambung oleh karena itu jika pola makan kita
tidak teratur dapat menimbulkan gejala sakit maag karena tidak ada makanan yang
dicerna.
VII.3.2 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Pedas Dengan
Kekambuhan Penyakit Gastritis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang mengalami
kekambuhan yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas lebih
banyak dari pada yang tidak mempunyai kebiasaan makan pedas hal ini mungkin
disebabkan karena sulitnya menghilangkan kebiasaan mengkonsumsi makanan
yang rasanya pedas dan responden dalam penelitian
ini sebagian besar
mempunyai jenis kelamin perempuan di mana kecenderungan mengkonsumsi
makanan pedas cukup tinggi.hasil uji statistik didapatkan adanya hubungan antara
kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas dengan kekambuhan penyakit gastritis.
Hal ini sesuai dengan teori pada www.indomedia.com (2005) bahwa
timbulnya gejala gastritis pada umumnya karena akibat serangan asam lambung
yang tinggi atau terlalu banyak memakan makanan yang merangsang lambung
seperti makan makanan yang rasanya pedas, sehingga asam lambung meningkat
dan
makanan-makanan
tersebut
menggasak
dinding
lambung,
sehingga
kemungkinan menimbulkan nyeri pada lambung yang lecet karena gesekan
tersebut dan karena melemahnya daya tahan dinding lambung terhadap serangan
dari makanan yang tajam tadi sehingga kehadiran makanan tersebut menyebabkan
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
lambung terasa sakit, nyeri, mual, mulas, kembung dan ada kalanya menimbulkan
luka (peptic ulcer).
VII.3.3 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Asam dengan
kekambuhan penyakit Gastritis
Pada penelitian ini didapatkan penderita gastritis yang mengalami
kekambuhan sebagian besar mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
rasanya asam meskipun mereka tahu bahwa makanan asam bisa menyebabkan
kekambuhan penyakit gastritis dan dari hasil statistik diketahui adanya hubungan
antara
kebiasaan
mengkonsumsi
makanan
yang
rasanya
asam
dengan
kekambuhan gastritis dan hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi makanan
asam dengan kekambuhan penyakit gastritis.
Makanan yang asam menurut Tambunan (1994) dapat menimbulkan
gastritis karena makanan yang rasanya asam bisa meningkatkan produksi asam
lambung dan mengganggu keseimbangan asam lambung sehingga menimbulkan
iritasi pada mukosa lambung gejala gastritis muncul kembali.
VII.3.4
Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Dalam Keadaan
Panas Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis
Hasil
kekambuhan
penelitian
penyakit
didapatkan
gastritis
penderita
sebagian
gastritis
besar
yang
mengaami
mempunyai
kebiasaan
mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas ini dan berdasarkan hasil uji
statistik yang didapatkan menunjukkan adanya hubungan antara kebiasaan
mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas dengan kekambuhan gastritis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Hal ini sesuai dengan Tambunan (1994) yang menyebutkan bahwa
kebiasaan memakan makanan dalam keadaan panas dapat menyebabkan iritasi
pada mukosa lambung dan menyebabkan adanya rangsangan thermis pada
lambung sehingga lambung terasa nyeri.
VII.4 Hubungan Pengetahuan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden yang mengalami
kekambuhan mempunyai pengetahuan kurang dan berdasarkan uji statistik
menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan kekambuhan
gastritis.
Hal ini tidak sesuai dengan menurut WHO (1998) yang mengemukakan
bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu pengetahuan,
kepercayaan, sikap dan nilai.
Pengetahuan yag berhubungan dengan penyakit gastritis adalah perilaku
mengkonsumsi makanan yang bisa menyebabkan timbulnya penyakit gastritis
seperti makan yang tidak teratur, konsumsi makanan pedas, konsumsi makanan
yang rasanya asam, dan konsumsi makanan pedas. Selain itu pengetahuan juga
mempengaruhi
seseorang
dalam melakukan
pencegahan
terhadap
suatu
munculnya suatu penyakit. Meskipun hasil penelitian dalam penelitian ini
sebagian besar di ketahui tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan
kebiasaan makan.
Hal ini juga tidak sesuai dengan yang dikemukakan Adiningsih, S (2005)
yang menyebutkan bahwa kebiasaan makan juga menunjukkan tindakan manusia
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
terhadap makan dan makanan yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan perasaan
serta persepsi tentang suatu hal yang mereka ketahui.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
VIII.I KESIMPULAN
1. Tidak adanya hubungan antara karakteristik responden (umur, jenis
kelamin, status sosial ekonomi) dengan kekambuhan gastritis.
2. Tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan kekambuhan penyakit
gastritis.
3. Adanya hubungan antara stres dengan kekambuhan penyakit gastritis.
4. Adanya hubungan antara kebiasaan makan dengan kekambuhan penyakit
gastritis baik kebiasaan makan yang teratur, kebiasaan mengkonsumsi
makan pedas, kebiasaan mengkonsumsi makanan asam dan kebiasaan
mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas.
VIII.2 SARAN
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan
memberikan penyuluhan
kesehatan pada penderita gastritis sehingga bisa menambah informasi
tentang gastritis dan upaya pencegahan munculnya kembali gejala gastritis
khususnya dalam merubah kebiasaan makan yang bisa menyebabkan
munculnya kembali penyakit gastritis dan memanajemen stres.
2. Mengingat adanya hubungan antara stres dengan kekambuhan penyakit
gastritis pada penderita gastritis di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin
Mawaddah maka diharapkan Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin
Mawaddah memfasilitasi adanya perkumpulan penderita gastritis yang di
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
dalamnya terdapat kegiatan yang bisa memanajemen stres seperti olah raga
bersama dan sharing antar penderita gastritis supaya tidak mangalami
kakambuhan.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR PUSTAKA
Albert,Jacobus.SakitMaag.http://www.suaramerdeka.com/harian/0508/08/ragam1.
htm. (sitasi 10 November 2005)
Adiningsih, S. 2005. Pendidikan Gizi. Bahan Ajar Kuliah.
Anonim.
Gastritis
(Tukak
Lambung).
http://anugrah-argon.com/newsdetail.asp?nix=2268cix=1.(sitasi 26 November 2005)
Anonim. Gastritis. http//www.cnn.com/Health/library/Ds/00488.htm. ( sitasi 26
November 2005).
Anonim. Gastritis. http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/gastritis. (sitasi
10 November 2005).
Anonim.
Hati-Hati
Dengan
penyakit
Maag.
http//www.mailarchive.com/[email protected]/msg00411.html. (sitasi 31 Mei 2006)
Anonim.
Komplikasi
Dan
Tanda
Bahaya
Maag.
http://www.indomedia.com/sripo/2004/02/08/0802kes2.htm. (sitasi 10
November 2005).
Anonim.
Maag
Juga
Bisa
Karena
Stress.
http://www.indomedia.com/bpost/042005/22/ragam/art-4.htm. (sitasi 10
November 2005 )
Anonim.
Tidak Mudah Menyembuhkan Maag. http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid067827689,75489. (sitasi 10 November
2005 )
Atkinson, M Jacqueline. 1991. Mengatasi Stress Di Tempat Kerja. Binarupa
Aksara, Jakarta: 1-62.
Cohran, G William. 1991. Tehnik penarikan sampel. Penerbit Universitas
Indonesia. Jakarta: 85-86.
Daldiyono. 1989. Dasar-dasar Gastroenterologi Hepatologi. Penerbit FKUI.
Jakarta: 19-40.
Dharma, Adji. 1991. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 2.
EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: 264-278.
Djaja, Saminawar. Soemantri, S dan Irianto, Joko. 2003. Perjalanan Transisi
Epidemiologi di Indonesia Dan Implikasi Penanganannya, Study
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Mortalitas-Survei Kesehatan Rumah Tangga (1986-2001). Buletin
Penelitian Kesehatan Vol 31, No 3, 119-131. Depkes RI.
Febrianti, Nina. 2004. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi
lansia (Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kandangan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan). Skripsi. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Harrison. 2000. Ilmu Penyakit Dalam. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta:
1549-1553.
Hirlan, Soeharjono Theo. 1990. Ilmu Penyakit Dalam jilid II. Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 95-102.
Hirlan. 2001. Gastritis. Ilmu Penyakit Dalam jilid II. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta:127-138.
Isfandari, Siti. 1999. Gejala Gangguan Mental Emosional Penduduk Dewasa
Berdasarkan Studi Morbiditas SKRT 1995. Buletin Penelitian Kesehatan
Vol 26, No 2&3. Depkes RI.
Kapita Selekta Kedokteran.1999. Gastroenterologi. Edisi ke tiga jilid pertama.
Media Aesculapias. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta:
489-494.
Kusumobroto Hermono. 2004. New Insight in The Management of NSAID’S
Gastropathy. Bagian-SMF Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
UNAIR RSUD Dr Sutomo. Surabaya: 49-60.
Kusumodibroto, Hermono. Penatalaksanaan Gastritis dan Tukak Lambung.
http://www.pgh.or.id/main.html (sitasi 26 November 2005).
Laylawati, Endang. 2001. Penyakit Maag Dan Gangguan Pencernaan. Kanisius:
13-28.
Lumaksono, Tulus dan Adi Pangestu. 1988. Seorang Penderita Tukak lambung
Terkait Dengan Helicobakter Pylori. Majalah Ilmu Penyakit Dalam Vol
24, No 4, Oktober-Desember 1998. 233-241.
Nanny,
Selamiharja. Keluhan sakit perut dan penyembuhannya.
http//www.indomedia.com/intisari/1997/jan/perit.htm.
(sitasi
26
November 2005)
Notoatmojo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT.Rineka Cipta.
Jakarta: 10-60.
Oesman, Nizam. 1998. Prevalensi infeksi H.Pylori Pada Penderita Dispepsia
Dengan Pemeriksaan Histopatologi. Majalah Ilmu Penyakit Dalam. Vol
24. No 1. Januari-Maret 1998. Surabaya: 1-8.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Rani, A Aziz. 1990. Gastritis Kronik, Gastroenterologi Hepatologi. CV
infomedika. Jakarta: 149-153.
Salamiharja,
Nany
Keluhan
sakit
perut
dan
penyembuhannya.
http//www.indomedia.com/intisari/1997/jan/perit.htm.
(sitasi
26
November 2005)
Scala, James. 2003. 25 Cara Alami Mengatasi Stress Dan Menghindari
Kelelahan. Prestasi Pustaka Publiser. Jakarta: 1-12.
Simadibrata R. 1993. Tukak Peptikum (Ulkus Peptikum) Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid II. Penerbit FKUI. Jakarta: 103-109.
Suprajitno, Adji. 1995. Pendarahan Saluran Makan Bagian Atas. Majalah
Kesehatan Masyarakat Indonesia. Tahun XXIII. No 8. Jakarta: 555-558.
Suhaemi,K. 2005. Maag. http//www.ktpdi.isnet.org/tarbiyah/tar-1043.htm. (sitasi
12 November 2005).
Tambunan, W Gani. 1994. Patologi Gastroenterologi. EGC Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta: 43-59.
Taringan, Pengarapan. 1990. Tukak Lambung, Gastroenterologi Hepatologi. CV
Infomedika. Jakarta: 163-176.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 1
KUESIONER PENGUMPULAN DATA
No respondan
:
Nama responden
:
Alamat
:
Status kekambuhan gastritis : Ya/Tidak
I. Karakteristik responden
1. Umur
:
a. < 40 tahun
b. ≥ 40 tahun
2. Jenis kelamin
:
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Status sosial ekonomi
:
a. Rendah (< Rp 650.000)
b. Sedang (Rp 650.000)
c. Tinggi (>Rp 650.000)
II. Pengetahuan
4. Apakah Anda mengetahui penyakit gastritis atau maag ?
a. Ya
b.Tidak
5. Apa yang Anda ketahui tentang gejala penyakit gastritis atau maag ?
a. Kembung
f. Rasa panas di perut
b. Mual
g. Cepat kenyang
c. Muntah
h. Rasa penuh di perut
d. Rasa sakit diperut
i. Keluar keringat dingin
e. Nyeri ulu hati
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
6. Apa yang Anda ketahui tentang penyebab sakit gastritis atau maag ?
a. Merokok
b. Alkohol
c. Stess
d. Makan tidak teratur
e. Makanan pedas
f. Makanan asam
g. Minuman iritatif lambung
h. Penyakit infeksi
i. Obat seperti aspirin
7. Apa yang Anda lakukan jika timbul gejala penyakit gastritis atau maag ?
a. Diperiksakan kedokter
b. Dibelikan obat ke toko-toko/warung
c. Dibiarkan saja
8. Apa Anda memgetahui kalau penyakit maag bisa mengalami kekambuhan?
a. Ya
b. Tidak
9. Apa yang dilakukan supaya penyakit gastritis atau maag tidak kambuh ?
a. Makan secara teratur
b. Tidak mengkonsumsi makanan pedas
c. Tidak mengkonsumsi makanan asam
d. Tidak mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas
e. Tidak meminum alkohal
f. Tidak merokok
g. Memanajemen stress
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
h. Menghindari obat-abatan penghilang rasa nyeri
10. Apakah Anda mengetahui komplikasi dari penyakit gastriti atau maag ?
a. Muntah darah
b. Buang air besar disertai darah
c. Anemia
d. Diare
e. Migren
f. Bronkitis
g. Asma
III. Kebiasaan makan
11. Apakah sehari-hari makanan Anda teratur ?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah Anda suka mengkonsumsi makanan pedas?
a. Ya
b. Tidak
Seberapa sering Anda mengkonsumsi makanan pedas?
a. Sering
b. Jarang
13. Apakah Anda suka mengkonsumsi makanan yang rasanya asam?
a. Ya
b. Tidak
Seberapa sering Anda mengkonsumsi makanan yang rasanya asam?
a. Sering
b. Jarang
14. Seberapa sering Anda mengkonsumsi makanan/minuman dalam keadaan
panas ?
a. Sering
Skripsi
b. Jarang
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
IV. Stress
15. Apakah Anda merasa tegang atau cemas tanpa alasan yang tepat ?
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. sering
16. Apakah Anda merasa kaget / cemas ketika kejadian / peristiwa yang tidak
terduga di alami dalam kehidupan sehari-hari ?
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
17. Apakah Anda menyalahkan orang lain ketika keadaan atau nasib berjalan
tidak sesuai dengan yang diinginkan ?
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
18. Apakah Anda mempunyai banyak masalah ?
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
19. Apabila Anda merasa tidak dapat mengatasi masalah yang di alami ?
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3.Sering
20. Apakah Anda merasa hubungan baik dengan orang lain terganggu ?
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
21. Apakah Anda merasa tidak ada kasih sayang yang besar di sekitar
lingkungan Anda ?
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
22. Apakah anda merasa tidak ada yang menghormati ataupu menghormati
Anda ?
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
23. Apakah Anda tidak bisa mengendalikan atau menahan emosi ?
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
24. Apakah Anda merasa gugup ?
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
25. Apakah Anda merasakan khawatir yang berlebihan tentang masa depan ?
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
26. Apakah Anda merasa jengkel dan marah ?
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
27. Apakah Anda merasa sulit berkonsentrasi ?
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
28. Apakah Anda merasa sukar tidur pada malam hari ?
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
29. Apakah Anda merasa sakit kepala ?
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
30. Apakah Anda sering merasakan jantung berdebar-debar karena keadaan
takut atau cemas ?
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
31. Apakah Anda sering merasa bingung ?
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
32. Apakah Anda sering tidak berminat makan ?
1. Tidak pernah
Skripsi
2. Kadang-kadang
3. Sering
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 2
Hasil uji Chi Square
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
Valid
N
Umur * Kambuh
90
Percent
100.0%
Total
N
90
Percent
100.0%
Umur * Kambuh Crosstabulation
Kambuh
tidak
39
13
55.7%
65.0%
43.3%
14.4%
31
7
44.3%
35.0%
34.4%
7.8%
70
20
100.0%
100.0%
77.8%
22.2%
Ya
Umur
>=40 tahun
< 40 tahun
Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Total
52
57.8%
57.8%
38
42.2%
42.2%
90
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
.550b
.235
.558
.544
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.458
.628
.455
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.609
.316
.461
90
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.
44.
Symmetric Measures
Nominal by Nominal
N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value
.078
90
Approx. Sig.
.458
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
Value
Odds Ratio for Umur
(>=40 tahun / < 40 tahun)
For cohort Kambuh = Ya
For cohort Kambuh =
tidak
N of Valid Cases
.677
.241
1.903
.919
.739
1.143
1.357
.599
3.076
90
Crosstabs
Case Processing Summary
Valid
N
JenisKelamin * Kambuh
90
Percent
100.0%
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
Total
N
90
Percent
100.0%
JenisKelamin * Kambuh Crosstabulation
Kambuh
tidak
16
4
22.9%
20.0%
17.8%
4.4%
54
16
77.1%
80.0%
60.0%
17.8%
70
20
100.0%
100.0%
77.8%
22.2%
Ya
JenisKelamin
Laki-laki
perempuan
Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Total
20
22.2%
22.2%
70
77.8%
77.8%
90
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
.073b
.000
.075
.073
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.786
1.000
.784
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
1.000
.526
.788
90
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.
44.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Symmetric Measures
Nominal by Nominal
N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value
.029
90
Approx. Sig.
.786
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
Value
Odds Ratio for
JenisKelamin (Laki-laki
/ perempuan)
For cohort Kambuh = Ya
For cohort Kambuh =
tidak
N of Valid Cases
1.185
.347
4.053
1.037
.805
1.336
.875
.330
2.323
90
Crosstabs
Case Processing Summary
Valid
N
StatusSosial * Kambuh
90
Percent
100.0%
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
Total
N
90
Percent
100.0%
StatusSosial * Kambuh Crosstabulation
Kambuh
tidak
26
7
37.1%
35.0%
28.9%
7.8%
29
6
41.4%
30.0%
32.2%
6.7%
15
7
21.4%
35.0%
16.7%
7.8%
70
20
100.0%
100.0%
77.8%
22.2%
Ya
StatusSosial
Rendah (< Rp.650.000)
Sedang (Rp. 650.000)
Tinggi ( . Rp. 650.000)
Total
Skripsi
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Total
33
36.7%
36.7%
35
38.9%
38.9%
22
24.4%
24.4%
90
100.0%
100.0%
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Chi-Square Tests
Value
1.714a
1.650
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
2
2
Asymp. Sig.
(2-sided)
.424
.438
1
.425
df
.637
90
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 4.89.
Symmetric Measures
Nominal by Nominal
N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value
.137
90
Approx. Sig.
.424
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
StatusSosial (Rendah
(< Rp.650.000) /
Sedang (Rp. 650.000))
a
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They
are only computed for a 2*2 table without empty cells.
Crosstabs
Case Processing Summary
Valid
N
KebiasaanMakan *
Kambuh
Skripsi
Percent
90
100.0%
Cases
Missing
N
Percent
0
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
.0%
Total
N
Percent
90
100.0%
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
KebiasaanMakan * Kambuh Crosstabulation
KebiasaanMakan
Kurang
Baik
Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Kambuh
Ya
tidak
54
2
77.1%
10.0%
60.0%
2.2%
16
18
22.9%
90.0%
17.8%
20.0%
70
20
100.0%
100.0%
77.8%
22.2%
Total
56
62.2%
62.2%
34
37.8%
37.8%
90
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Value
29.833b
27.045
31.074
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
29.502
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
.000
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.000
.000
.000
90
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.
56.
Symmetric Measures
Nominal by Nominal
N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value
.499
90
Approx. Sig.
.000
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
KebiasaanMakan
(Kurang / Baik)
For cohort Kambuh = Ya
For cohort Kambuh =
tidak
N of Valid Cases
Skripsi
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
30.375
6.359
145.095
2.049
1.430
2.937
.067
.017
.273
90
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
Valid
N
MakanTeratur * Kambuh
90
Percent
100.0%
Total
N
90
Percent
100.0%
MakanTeratur * Kambuh Crosstabulation
MakanTeratur
Tidak teratur
Teratur
Total
Kambuh
Ya
tidak
52
4
74.3%
20.0%
57.8%
4.4%
18
16
25.7%
80.0%
20.0%
17.8%
70
20
100.0%
100.0%
77.8%
22.2%
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Total
56
62.2%
62.2%
34
37.8%
37.8%
90
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
19.502b
17.261
19.511
19.285
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
.000
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.000
.000
.000
90
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.
56.
Symmetric Measures
Nominal by Nominal
N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value
.422
90
Approx. Sig.
.000
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
Value
Odds Ratio for
MakanTeratur (Tidak
teratur / Teratur)
For cohort Kambuh = Ya
For cohort Kambuh =
tidak
N of Valid Cases
11.556
3.412
39.130
1.754
1.267
2.428
.152
.055
.416
90
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
Valid
N
MakanPedas * Kambuh
90
Percent
100.0%
Total
N
90
Percent
100.0%
MakanPedas * Kambuh Crosstabulation
MakanPedas
ya
tidak
Total
Kambuh
Ya
tidak
60
3
85.7%
15.0%
66.7%
3.3%
10
17
14.3%
85.0%
11.1%
18.9%
70
20
100.0%
100.0%
77.8%
22.2%
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Total
63
70.0%
70.0%
27
30.0%
30.0%
90
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
37.041b
33.750
35.631
36.629
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
.000
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.000
.000
.000
90
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.
00.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Symmetric Measures
Nominal by Nominal
N of Valid Cases
Value
.540
90
Contingency Coefficient
Approx. Sig.
.000
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
Value
Odds Ratio for
MakanPedas (ya / tidak)
For cohort Kambuh = Ya
For cohort Kambuh =
tidak
N of Valid Cases
34.000
8.400
137.612
2.571
1.568
4.218
.076
.024
.237
90
Crosstabs
Case Processing Summary
Valid
N
MakanAsam * Kambuh
90
Percent
100.0%
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
Total
N
90
Percent
100.0%
MakanAsam * Kambuh Crosstabulation
Kambuh
tidak
50
5
71.4%
25.0%
55.6%
5.6%
20
15
28.6%
75.0%
22.2%
16.7%
70
20
100.0%
100.0%
77.8%
22.2%
Ya
MakanAsam
ya
Tidak
Total
Skripsi
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Total
55
61.1%
61.1%
35
38.9%
38.9%
90
100.0%
100.0%
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Chi-Square Tests
Value
14.109b
12.223
14.034
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
df
1
1
1
13.953
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
.000
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.000
.000
.000
90
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.
78.
Symmetric Measures
Nominal by Nominal
N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value
.368
90
Approx. Sig.
.000
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
Value
Odds Ratio for
MakanAsam (ya / Tidak)
For cohort Kambuh = Ya
For cohort Kambuh =
tidak
N of Valid Cases
7.500
2.405
23.386
1.591
1.180
2.145
.212
.085
.532
90
Crosstabs
Case Processing Summary
Valid
N
MakanPanas * Kambuh
Skripsi
90
Percent
100.0%
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Total
N
90
Percent
100.0%
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
MakanPanas * Kambuh Crosstabulation
MakanPanas
ya
Tidak
Total
Kambuh
Ya
tidak
51
5
72.9%
25.0%
56.7%
5.6%
19
15
27.1%
75.0%
21.1%
16.7%
70
20
100.0%
100.0%
77.8%
22.2%
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Total
56
62.2%
62.2%
34
37.8%
37.8%
90
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Value
15.156b
13.189
14.986
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
df
1
1
1
14.988
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
.000
1
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.000
.000
.000
90
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.
56.
Symmetric Measures
Nominal by Nominal
N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value
.380
90
Approx. Sig.
.000
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
MakanPanas (ya / Tidak)
For cohort Kambuh = Ya
For cohort Kambuh =
tidak
N of Valid Cases
Skripsi
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
8.053
2.573
25.204
1.630
1.196
2.221
.202
.081
.507
90
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
Valid
N
Stres * Kambuh
90
Percent
100.0%
Total
N
90
Percent
100.0%
Stres * Kambuh Crosstabulation
Stres
Ya
tidak
Total
Kambuh
Ya
tidak
59
2
84.3%
10.0%
65.6%
2.2%
11
18
15.7%
90.0%
12.2%
20.0%
70
20
100.0%
100.0%
77.8%
22.2%
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Total
61
67.8%
67.8%
29
32.2%
32.2%
90
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
39.305b
35.978
39.246
38.869
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
.000
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.000
.000
.000
90
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.
44.
Symmetric Measures
Nominal by Nominal
N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value
.551
90
Approx. Sig.
.000
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
Value
Odds Ratio for Stres (Ya
/ tidak)
For cohort Kambuh = Ya
For cohort Kambuh =
tidak
N of Valid Cases
48.273
9.781
238.236
2.550
1.597
4.071
.053
.013
.213
90
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Missing
N
Percent
0
.0%
Valid
N
Pengetahuan * Kambuh
90
Percent
100.0%
Total
N
90
Percent
100.0%
Pengetahuan * Kambuh Crosstabulation
Kambuh
tidak
55
14
78.6%
70.0%
61.1%
15.6%
15
6
21.4%
30.0%
16.7%
6.7%
70
20
100.0%
100.0%
77.8%
22.2%
Ya
Pengetahuan
1
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
Count
% within Kambuh
% of Total
2
Total
Total
69
76.7%
76.7%
21
23.3%
23.3%
90
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
.639b
.250
.613
.632
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.424
.617
.434
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.549
.301
.427
90
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.
67.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Symmetric Measures
Nominal by Nominal
N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value
.084
90
Approx. Sig.
.424
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
Pengetahuan (1 / 2)
For cohort Kambuh = Ya
For cohort Kambuh =
tidak
N of Valid Cases
Skripsi
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
1.571
.516
4.786
1.116
.830
1.500
.710
.312
1.616
90
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
Download