kedudukan harta debitur yang insolvensi terikat dengan

advertisement
Kedudukan Harta Debitur yang Insolvensi Terikat dengan Perjanjian Leasing
KEDUDUKAN HARTA DEBITUR YANG INSOLVENSI TERIKAT
DENGAN PERJANJIAN LEASING
Agus Salim Harahap
Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia Jakarta
Kampus Universitas Indonesia Salemba, Jakarta
[email protected]
Abstract
Leasing is a non-bank institutions that are of interest the private sector, through leasing is the
private sector helped to finance his company budget constraint again. But how in the event of default
by one party to a lease agreement. Status of debitur insolvency wealth tied up in the lease agreement
can be openly expressed. In the lease agreement in general, the lessor (lender) is the owner of the
goods leasing, the lessee (debitur) is a party that uses the asset or the lease of goods. Risks
regarding the leasing of goods is also borne by the lease (debitor). Debtor’s insolvency protection in
the property leasing agreement must still refer to protection provided for expressly by the
legislation, which is seen in the main clause of the agreement. In the case of a state of insolvency
occurs as a result of circumstance the lessee (debtor) who are in the state stops paying or not paying
his debts, to settle that the lessee has filed a chord (accord). Curator acts a lessee has the right to
directly engange in the management and control of an insolvency property lessor. As an alternative
to resolve the insolvency of debtor property in the lease agreement Resistance, Appeals, and Review.
Kata Kunci : Debitur, Insolvency, Leasing Agreement
Karena keadaan demikian pihak swasta
Pendahuluan
Pembangunan dan perkembangan masyara-
mencari lembaga pembiayaan yang lain yang dapat
kat yang berkelanjutan harus disertai dengan pe-
memenuhi kebutuhan anggaran pembiayaan bidang
ningkatan pembangunan disegala bidang, dianta-
usahanya. Satu diantara lembaga non bank yang di-
ranya dibidang industri dan perdagangan, dan dalam
minati pihak swasta adalah sistem bisnis leasing (se-
menjamin tercapainya pembangunan tersebut diper-
wa guna usaha), melalui leasing ini pihak swasta ter-
lukan peranan pihak swasta yang aktif untuk mem-
bantu untuk menggulangi keterbatasan anggaran
bantu pemerintah.
pembiayaan perusahannya dengan menyediakan ba-
Andil swasta dalam bidang perekonomian
rang modal yang diperlukan seperti alat-alat pro-
di Indonesia yang semakin luas memperbesar pe-
duksi, alat transport dan lain-lain yang mana barang-
luang bagi bidang-bidang usaha yang digolongkan
barang tersebut merupakan penunjang kelangsungan
menengah kebawah.
dan perkembangan perusahaan.
Tetapi hal yang menghambat perkemba-
Dalam perjanjian leasing pemilikan adalah
ngan dunia usaha dan perdagangan di Indonesia
berada di pihak pembuat sewa (lessor), dan pihak
adalah dana yang sangat terbatas yang dimiliki oleh
penyewa (lessee) hanya berhak menikmati barang
masyarakat, walaupun pihak swasta mengandalkan
yang disewa hingga berakhirnya masa perjanjian
bank sebagai keuangan dengan fasilitas kreditnya.
leasing. Dan pihak penyewa (lessee) memiliki hak
Tetapi hal itu belum memberi hasil yang maksimal
opsi atau hak untuk menentukan apakah dia ingin
dan belum memenuhi kebutuhan pihak swasta.
membeli barang tersebut dengan harga sebesar nilai
sisa (residu value) atau meneruskan jangka waktu
46
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 1, Desember 2010
Kedudukan Harta Debitur yang Insolvensi Terikat dengan Perjanjian Leasing
perjanjian leasing atas objek yang disepakati ber-
dengan jaminan dari kekayaan debitur baik yang su-
sama.
dah ada maupun yang masih aka nada dikemudian
Hal yang sangat esensial perlu dijelaskan
hari. Kedua pasal tersebut merupakan perwujudan
dalam surat perjanjian adalah mengenai pemenuhan
adanya jaminan kepastian pembayaran atas perjan-
prestasi oleh masing-masing pihak dan bagaimana
jian leasing yang telah diadakan. Dari apa yang telah
bila terjadi wanprestasi oleh salah satu pihak dalam
dikemukakan dalam praktek leasing tersebut me-
perjanjian leasing. Wanprestasi yang disebabkan
nimbulkan masalah yaitu bagaimana kedudukan har-
oleh kelalaian dari lesse (debitur) adalah mengenai
ta debitur yang insolvensi dalam perjanjian leasing.
soal pembayaran uang sewa atas pembayaran lain-
Dari uraian yang penulis kemukakan di atas,
nya yang sudah kewajiban lessee.Tetapi ada kalanya
maka identifikasi masalah yang penulis kemukakan
lessee yang tanpa sengaja tidak dapat melaksanakan
adalah sebagai berikut:
prestasi yang dimaksud dalam perjanjian, yang ma-
1. Bagaimanakah masalah kedudukan harta debitur
na ada suatu keadaan yang mengakibatkan hal itu
yang insolvensi dengan perjanjian leasing?
terjadi. Dalam hal ini adalah keadaan lessee (debi-
2. Sejauhmana kepentingan lessor terlindungi ber-
tur) yang tidak mampu untuk membayar disebabkan
kaitan dengan kedudukan harta debitur yang
lessee jatuh pailit. Tetapi keadaan tersebut akan
insolvensi ?
mengakibatkan lessor (kreditur) rugi, yang mana
Tujuan dari penelitian ini untuk mem-
lessor mengharapkan agar lessee tetap memenuhi
peroleh data dan informasi yang berkaitan dengan
prestasinya dan hukum menjamin haknya tersebut.
kedudukan harta debitur yang insolvensi terikat de-
Menurut E. Utrecht, salah satu tugas hukum
ngan perjanjian leasing, yakni :
adalah “menjamin kepastian pihak yang satu ter-
1. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan harta
hadap pihak yang lain, kepastian yang dicapai oleh
debitur yang insolvensi dengan perjanjian lea-
karena hukum.(Utrecht,1974:26)
sing.
Menurut Pasal 113-1132 Kitab Undang-
2. Untuk mengetahui sejauhmana kepentingan les-
undang Hukum Perdata “Segala kebedaan si berhu-
sor terlindungi berkaitan dengan kedudukan har-
tang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak,
ta debitur yang insolvensi
baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari, menjadi tanggupan untuk segala per-
Dari hasil penelitian ini diharapkan akan da-
ikatannya perseorangan” dan kebedaan tersebut
pat berguna untuk :
menjadi bersama-sama bagi semua orang yang me-
1. Secara teoritis dapat memberikan sumbang pe-
ngutangkan padanya, pendapatan penjualan benda-
mikiran dalam memahami teori yang telah ada
benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangan, yaitu
dan dalam praktek hukum pada umumnya dan
menurut besar kecilnya piutang masing-masing ke-
khususnya kedudukan harta debitur yang in-
cuali apabila diantara para berpiutang itu ada ala-
solvensi terikat dengan perjanjian leasing.
san-alasan yang sah untuk didahulukan.
2. Secara praktis penelitian ini bermanfaat sebagai
Kedua Pasal tersebut di atas memberikan
sumbang pemikiran bagi ahli hukum pada
jaminan kepastian kepada pihak Lessor bahwa
umumnya mengenai kedudukan harta debitur
kewajiban pihak lessee akan tetap di penuhi/dilunasi
yang
insolvensi
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 1, Desember 2010
terikat
dengan
perjanjian
47
Kedudukan Harta Debitur yang Insolvensi Terikat dengan Perjanjian Leasing
leasing, sumbangan bagi peyelenggara negara
debitur dan harta bendanya. Dimana bagi debitur
yang bertugas di pengadilan, para pengusaha
ditetapkan oleh Hakim Pengawas bahwa harta de-
dan instansi lainnya, baik pusat maupun daerah,
bitur dan perusahaannya berada dalam keadaan tak
baik secara langsung maupun tidak langsung
mampu membayar hutang-hutangnya (insolvensi),
serta sumbang pemikiran bagi mereka yang ter-
maka debitur kehilangan hak untuk melakukan pe-
tarik untuk meneliti masalah ini lebih lanjut.
ngurusan dan penguasaan atas harta bendanya (Persona Standi In Ludicio). Pengurusan dan Pengua-
Penelitian menggunakan metode yuridis
saan harta insolvensi itu akan beralih tangan ke ku-
normatif artinya penelitian menekankan pada pera-
rator yang bertindak sebagai pengampu debitur in-
turan perundang-undangan yang berkaitan dengan
solvensi.
permasalahan yang dikaji dengan tujuan untuk me-
Menurut pasal 21 Undang Undang Kepai-
nganalisis norma–norma yang terdapat dalam
litan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
peraturan perundang–undangan mengenai kedudu-
selanjutnya disingkat dengan UUK, Kepailitan meli-
kan harta debitur yang insolvensi terikat dengan
puti seluruh kekayaan debitur pada saat pernyataan
perjanjian leasing.
pailit itu diputuskan beserta semua kekayaan yang
Bahan hukum yang digunakan untuk mem-
diperoleh selama kepailitan itu. Hal ini berlaku juga
peroleh data tersebut adalah melalui :
dalam insolvensi dimana berdasarkan pasal 21 UUK
1. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan yang
tersebut insolvensi juga meliputi kekayaan debitur
merupakan peraturan perundang-undangan. Pe-
sejak pernyataan pailit itu di putuskan serta semua
nelitian ini menggunakan peraturan perundang-
kekayaan yang di peroleh selama kepailitian. Tetapi
undangan yang berkaitan dengan topik pene-
harus di ingat pula bahwa yang dinyatakan pailit
litian serta putusan pengadilan yang berkaitan
adalah seluruh kekayaan debitur bukan pribadinya,
dengan kedudukan harta debitur yang insolvensi
(Waluyo, 1999) dimana hal tersebut berlaku juga
terikat dengan perjanjian leasing.
dalam insolvensi. Akibat pasal 21 UUK tersebut
2. Bahan hukum sekunder, bahan-bahan hukum
adalah sidebitur akan kehilangan haknya untuk ber-
yang berisi penjelasan terhadap bahan-bahan
buat bebas terhadap kekayaanya yang termasuk da-
hukum primer yang diperoleh dari buku–buku,
lam insolvensi, begitu pula haknya untuk mengurus,
majalah, makalah dalam seminar yang berkaitan
mengelola dan penjualan yang akan hilang, dan hak
dengan topik penelitian serta karangan ilmiah
itu akan beralih kepada kuraktor sebagai pengampu
lainnya yang berkaitan dengan permasalahan
dari debitur insolvensi.
yang dibahas. (Soekanto, 1986)
Tidak semua barang-barang atau kekayaan
debitur yang dapat dinyatakan insolvensi. Adapun
Pembahasan
barang-barang kekayaan debitur yang dikecualikan
Harta Debitur yang Insolvensi Dengan Per-
insolvensi adalah :
janjian Leasing
1.
Semua hasil pendapatan debitur insolvensi ter-
Ditetapkannya penetapan keadaan debitur
sebut dari pekerjaan sendiri, gaji suatu jabatan
yang insolvensi, akan memberikan pengaruh bagi
atau jasa, upah, pensiun, uang tunggu atau uang
48
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 1, Desember 2010
Kedudukan Harta Debitur yang Insolvensi Terikat dengan Perjanjian Leasing
2.
tunjangan sejauh hal itu ditetapkan oleh hakim
ngatur bahwa lessor dapat meminta kepada Kurator
pengawas.
sebagai Pengampu Lessee untuk memberikan kepas-
Uang yang diberikan kepada debitur pailit
tian tentang kelanjutan pelaksanaan perjanjian terse-
untuk memenuhi kewajiban pemberian nafkah-
but. Dalam jangka waktu yang disepakati oleh kura-
nya menurut peraturan perundang-undangan
tor dengan pihak lessor.
(pasal 213, 225, 321 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata).
3.
4.
Hak menuntut dari lessor (kreditur) tersebut
dalam perjanjian Leasing timbul karena lessee tidak
Sejumlah uang yang ditetapkan oleh Hakim
lagi dapat membayar utang-utang dan bunganya ke-
Pengawa dari pendapatan Hak Nikmat Hasil;
pada lessor. Dan tindakan lessor ini cukup dibuk-
(Pasal 331 KUH Perdata).
tikan dengan lewatnya pembayaran utang oleh
Tunjangan dari Pendapatan anak-anaknya yang
diterima oleh debitur Insolvensi; (pasal 318
KUH Perdata)
lessee dan atau sejak saat dilakukannya tindakantindakan yang dilarang oleh perjanjian.
Perjanjian leasing juga untuk sementara
5.
Alat kelengkapan tidur dan pakaian sehari-hari.
dapat dihentikan oleh lessor dengan kesepakatannya
6.
Alat perlengkapan dinas.
bersama kurator sebagai pengampu lessee, dimana
7.
Alat perlengkapan kerja.
dalam kesepakatan antar lessor dan kurator sebagai
8.
Persediaan makanan untuk kira-kira satu bulan.
pengampu lessee akan ditentukan tentang kelanjutan
9.
Buku-buku yang dipakai untuk bekerja.
dari perjanjian leasing yang diadakan oleh lessor
10. Hak cipta
dan lessee, dalam jangka waktu yang disepakti oleh
kurator dan lessor.
Begitu juga hak-hak pribadi debitur, tidak
Apabila kesepakatan mengenai jangka wak-
dapat dikenai insolvensi antara lain hak pakai, dan
tu tersebut tidak tercapai, maka oleh Hakim Penga-
hak mendiami rumah.
was akan ditetapkan jangka waktu tersebut diatur
Terhadap hak dan kewajiban debitur yang
pada pasal 36 ayat 2 UUK.
insolvensi yang terikat dengan suatu perjanjian yang
Namun bila jangka waktu yang telah dise-
dilakukan oleh debitur insolvensi sebelum pernya-
pati oleh Kurator dak kreditur atau dalam jangka
taan insolvensi ditetapkan oleh hakim pengadilan
waktu yang telah disepakati oleh Hakim Pengawas
atas saran Hakim Pengawas, debitur insolvensi
untuk melanjutkan pelaksanaan perjanjian leaing,
harus tetap memenuhi kewajibanya kepada Kredi-
tetapi Kurator tidak memberikan jawaban atau tidak
tur.
bersedia melanjutkan pelaksanaan perjanjian leaHal ini berlaku juga terhadap perjanjian
sing, mak perjanjian leasing akan berakhir dan
leasing, dimana selanjutnya akan diuraikan debitur
lessor dapat menuntut ganti rugi atas harta insol-
adalah lessee dan kreditur adalah lessor. Kreditur
vensi melalui Kurator, dan menuntut kepada kurator
(lessor) dapat menuntut debitur (lessee) yang insol-
agar lessor diperlakukan sebagai kreditur kokuren
vensi untuk dapat memenuhi perjanjian leasing
terdapat pada pasal 36 ayat (3) UUK.
yang telah disepakati. Namun untuk lessee (debitur)
Sebaliknya apabila Kurator menyatakan ke-
yang insolvensi, hal ini tentu tidak dapat dilakukan
sanggupannya untuk memenuhi tuntutan lessor un-
oleh lessor, maka oleh pasal 36 ayat (1) UUK me-
tuk kesepakatan yang dicapai bersama, mak pihak
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 1, Desember 2010
49
Kedudukan Harta Debitur yang Insolvensi Terikat dengan Perjanjian Leasing
lessor dapat meminta kepada kurator untuk mem-
prestasi apapun yang diperjanjikan. Untuk hal
berikan jaminan atas kesanggupannya melaksana-
ini lessor berhak meminta jaminan kepada ku-
kan perjanjian leasing tersebut.
rator apakah sanggup memenuhi isi perjanjian
Yang dimaksud dengan jaminan dalam hal
leasing, dan jika kurator menyatakan ketidak-
ini adalah :
sanggupannya, maka perjanjian leasing itu
1. Jaminan kebendaan yaitu jaminan yang berupa
menjadi hapus, dan pihak lessor dapat menjadi
hak mutlak atas sesuatu barang yang mempu-
kreditur konkuren untuk menuntut ganti rugi
nyai ciri-ciri hubungan langsung atas benda ter-
atas pembatalan perjanjian leasing kepada ku-
tentu dari lessee, dapat dipertahankan terhadap
rator. Tuntutan ganti rugi oleh lessor ini dapat
siapapun, selalu mengikuti bendanya, dan dapat
dilakukan dalam rapat verifikasi (rapat penco-
diperlihatkan.(Maschun, 1989)
cokan utang).
Jaminan kebendaan terdiri dari :
Apabila kurator menyatakan kesanggupan
a. Benda tidak bergerak/benda tetap, misalnya
untuk memenuhi isi perjanjian leasing maka kurator
hak tanggungan (pasal 1162 Kitab Undang-
wajib memberikan suatu jaminan atas kesanggupan-
Undang Hukum Perdata)
nya untuk memenuhi isi perjanjian leasing tersebut
b. Benda bergerak, misalnya fiducia, gadai
Fiducia (pemindahan hak milik dengan ke-
dan kurator harus benar-benar memenuhi kewajibannya berdasarkan isi perjanjian leasing.
percayaan) yaitu merupakan suatu bentuk
jaminan atas benda-benda bergerak, dimana
Perlindungan Harta Debitur yang Insolvensi
sebagai jaminan kepada lessor (kreditur)
Dalam Perjanjian Leasing Untuk Kepenti-
yang diserahkan adalah hak milik dari ba-
ngan Lessor
rang tersebut, sedangkan barangnya secara
fisik tetap dikuasai oleh lessee (debitur)
Berdasarkan uraian di atas, dalam pasal 22
UUK bahwa dengan dinyatakan debitur insolvensi
2. Penanggungan (borgtock) yaitu jaminan yang
maka si debitur kehilangan hak berbuat dan me-
diberikan oleh pihak ketiga bahwa pihak ketiga
ngurus secara bebas atas harta kekayaannya, dimana
tersebut akan bertanggung jawab kepada lessor
pengurusan tersebut telah beralih kepada kurator.
manakala lessee tidak dapat memenuhi kewajibannya. (Soebekti, 1995)
Sampai pada batas-batas tertentu, lessee masih diperkenankan untuk melakukan perbuatan-per-
Apabila tuntutan dari lessor tidak berbentuk
buatan hukum dalam lapangan harta kekayaan,
uang, maka untuk setiap tuntutannya harus di-
membuat perjanjian dengan orang lain, sepanjang
verifikasi untuk nilainya yang diperkirakan da-
perbuatan hukum itu menguntungkan harta insol-
lam mata uang Indonesia.
vensi dan sepanjang perbuatan yang wajib dilakukan
Perlu diingat kembali bahwa tuntutan dari les-
karena undang-undang, apabila ternyata dikemudian
sor tersebut timbul setelah berjalannya perjan-
hari, perbuatan itu merugikan harta insolvensi, maka
jian leasing. Apabila perjanjian leasing sama
kurator dapat mengajukan pembatalan perbuatan hu-
sekali belum berjalan dan hanya sebatas pe-
kum tersebut, tindakan kurator dalam hukum per-
nanda tanganan perjanjian leasing, maksudnya
lessor dan lesse belum memenuhi suatu
50
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 1, Desember 2010
Kedudukan Harta Debitur yang Insolvensi Terikat dengan Perjanjian Leasing
data disebut action paulina (pasal 1341 KUH Per-
3.
data jo. UUK pasal 41 sampai dengan pasal 52).
Perbuatan yang dilakukan oleh lessee (debitur)
perorangan, dengan atau terhadap:
Adanya pembatalan perbuatan hukum debi-
a. Suami atau istrinya, anak angkat, atau ke-
tur insolvensi oleh kurator maka barang-barang
luarganya sampai derajat ketiga;
yang dipakai oleh debitur insolvensi dalam meme-
b. Suatu badan hukum dimana lessee atau sua-
nuhi perbuatan hukum tersebut, akan kembali lagi
minya, istrinya, anak angkatnya, keluarga-
menjadi harta insolvensi. Pembatalan tersebut ber-
nya samapi dengan derjat ketiga adalah ang-
sifat relatif, artinya hal itu hanya dapat digunakan
gota direksi atau pengurus, baik sendiri
untuk kepentingan harta insolvensi yang diatur da-
maupun bersama-sama ikut serta secara
lam pasal 41 UUK.
langsung atau tidak langsung dalam kepemi-
Dari uraian di atas, bahwa pembatalan per-
likan badan hukum tersebut paling kurang
buatan hukum yang dilakukan oleh si debitur hanya
dapat dilakukan oleh kurator. Kreditur secara per-
50% dari modal setor.
4.
Perbuatan yang dilakukan oleh lessee yang me-
seorangan tidak dapat melakukan tuntutan hukum
rupakan badan hukum, dengan orang-orang
seperti itu.
yang tersebut diatas.
Kewenangan yang diberikan kepada kurator
5.
Perbuatan yang dilakukan oleh lessee yang me-
seperti tersebut diatas merupakan suatu yang logis,
rupakan badan hukum dengan atau terhadap ba-
karena hanya kurator yang ditugaskan untuk mem-
dan hukum lainnya apabila :
bela kepentingan harta insolvensi dan hak-hak kre-
a. Perorangan anggota direksi atau pengurus
ditur (lessor).
pada kedua badan usaha tersebut adalah
Pembatalan tersebut hanya dapat dilakukan
orang yang sama.
apabila dapat dibuktikan bahwa, pada saat perbua-
b. Suami atau istri, atau anak angkat, atau ke-
tan hukum tersebut dilakukan lessee dan pihak de-
luarganya sampai derajat ketiga dari per-
ngan siapa perbuatan hukum dilakukan mengetahui
orangan anggota direksi atau pengurus les-
atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan hu-
see (debitur) merupakan anggota direksi
kum tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi
atau pengurus pada badan hukum lainnya,
kreditur, akan tetapi untuk perbuatan hukum yang
atau sebaliknya.
wajib dilakukan oleh debitur berdasarkan undang-
c. Perorangan anggota direksi atau pengurus
undang, misalnya kewajiban membayar pajak, tidak
atau anggota badan pengawas pada lessee
dapat dimintakan pembatalan. Perbuatan yang di-
(debitur), atau suami atau istri atau anak
maksud adalah:
angkat atau keluarga sampai derajat ketiga,
1.
Merupakan perikatan dimana kewajiban lessee
baik sendiri maupun bersama-sama ikut ser-
jauh melebihi kewajiban pihak dengan siapa
ta secara langsung atau tidak langsung dalm
perikatan tersebut dilakukan.
kepemilikan badan lainnya paling kurang
2.
Merupakan pembayaran atas, atau pemberian
jaminan untuk utang yang belum jatuh tempo
sebesar 50% dari modal setor, atau sebaliknya.
dan belum dapat ditagih.
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 1, Desember 2010
51
Kedudukan Harta Debitur yang Insolvensi Terikat dengan Perjanjian Leasing
6.
d. Lessee (debitur) adalah anggota direksi atau
megang hak tanggungan, hak gadai atau setiap hak
pengurus pada badan hukum lainnya, atau
agunan atas kebendaan lainya, berhak mengeksekusi
sebaliknya.
haknya seolah-olah kepailitan tidak ada. Dimana
e. Badan hukum yang sama, atau perorangan
hak lessor untuk mengeksekusi barang atau hartanya
yang sama baik bersama, atau tidak dengan
yang berada dalam penguasaan debitur yang in-
suami atau istri dan atau para anak angkat-
solvensi atau Kurator harus dilaksanakan dalam
nya dan keluarganya sampai pada derajat
jangka waktu paling lambat 2 (dua) bulan terhitung
ketiga serta secara langsung atau tidak lang-
sejak dimulainya insolvensi.
sung dalam kedua badan hukum tersebut
Apabila setelah lewat waktu 2 bulan dari ma-
paling kurang sebesar 50% dari modal se-
sa insolvensi, kreditur belum juga menjual benda
tor.
leasing tersebut, maka kurator dapat dan harus me-
Perbuatan yang dilakukan oleh lessee (debitur)
nuntut barang-barang leasing tersebut agar dise-
yang merupakan badan hukum dengan atau ter-
rahkan kepada kurator untuk selanjutnya dijual tan-
hadap badan hukum lain dalam kelompok badan
pa mengurangi hak lessor dalam memperoleh hasil
hukum dimana lessee (debitur) adalah anggo-
penjualan barang tersebut.
tanya.
Akan tetapi stiap waktu kurator dapat membebaskan batang yang menjadi obyek leasing terse-
Selain itu terhadap penghibahan yang dila-
but dengan membayar kepada lessor (kreditur) yang
kukan oleh debitur dianggap perbuatan yang meru-
bersangkutan jumlah kecil antara harga pasar barang
gikan kreditor (lessor). Oleh karena perbuatan ter-
leasing tersebut dan jumlah hutang yang dijamin
sebut dapat dibatalkan oleh kurator.
dengan barang tersebut. Tindakan lain yang dapat
Hibah yang dilakukan debitur dapat dimin-
dilakukan kurator adalah melakukan penebusan ter-
takan pembatalanya, apabila kurator dapat mem-
hadap barang yang menjadi obyek leasing dari ta-
buktikan bahwa pada saat hibah tersebut dilakukan
ngan lessor yang selanjutnya benda/barang tersebut
debitur mengetahui atau patut mengetahui bahwa
dimasukkan dalam harta yang insolvensi.
tindakan tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi kreditur.
Demikian juga halnya dengan lessor setelah
berhasil menjual barang yang menjadi agunan di-
Berkenan dengan penghibahan, tidak perlu
wajibkan untuk memberikan laporannya atau ber-
dilihat apakah penerima hibah beritikad baik atau
tanggung jawab kepada kurator tentang hasil pen-
buruk. Walaupun penghibahan itu dibatalkan, sipe-
jualan barang yang dijadikan agunan dan menyerah-
nerima hibah pada dasarnya tidak dirugikan karena
kan kepada kurator tentang sisa hasil penjualan se-
barang hibah yang diperolehkan adalah secara cu-
telah dikurangi jumlah hutang, bunga, dan biaya.
ma-cuma. Tindakan penghibahan itu dianggap me-
Hak untuk mengeksekusi barang oleh kredi-
rugikan kreditur apabila dilakukan dalam jangka
tur yang sedang berada ditangan kreditur tentunya
waktu 1 (satu) tahun sebelum putusan pernyataan
tidak menjadi masalah jika dibandingkan dengan
pailit ditetapkan.
mengeksekusi atau menjual barang-barang yang ber-
Menurut ketentuan dalam UUK pasal 56
ada ditangan kurator ataupun yang berada ditangan
disebutkan bahwa setiap lessor (kreditur) yang me-
debitur. Untuk itulah maka pasal 56 ayat (1) UUK
52
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 1, Desember 2010
Kedudukan Harta Debitur yang Insolvensi Terikat dengan Perjanjian Leasing
menetapkan bahwa hak “eksekusi” dari kreditur
10 (sepuluh) hari terhitung sejak tanggal perlawanan
untuk menuntut hartanya yang berada dalam kekua-
tersebut diajukan. Terhadap putusan hakim atas per-
saan debitur yang insolvensi atau Kurator dapat di-
lawanan tersebut tidak dapat diajukan kasasi atau
tangguhkan 90 (Sembilan puluh) hari terhitung se-
peninjauan kembali.
jak putusan pailit. Dengan penangguhan itu maka
Adapun alternatife penyelesaian harta debi-
Kurator dapat menjual harta insolvensi yang berada
tur yang insolvensi terikat dalam perjanjian leasing.
dalam pengawasannya.
Dalam hal ini ada beberapa cara atau upaya hukum
Kepada lessor yang haknya ditangguhkan
yang dapat dilakukan oleh lessor untuk memper-
dapat mengajukan permohonan kepada kurator un-
tahankan harta yang dimilikinya yang berada dita-
tuk mengangkat penangguhan atau mengubah sya-
ngan lessee yang dinyatakan berada dalam insol-
rat-syarat penangguhan tersebut. Apabila kurator
vensi seperti yang diatur dalam UUK pada yaitu:
menolak permohonan tersebut, lessor dapat menga-
1. Perlawanan
jukan permohonan tersebut kepada Hakim Pe-
Perlawanan dalam hal ini diajukan kepada Pe-
ngawas.
ngadilan Niaga yang menetapkan putusan perKemudian Hakim Pengawas selambat-lam-
nyataan Insolvensi.
batnya 1 (satu) hari sejak permohonan tersebut dia-
Hal ini diajukan oleh lessor yang haknya ditang-
jukan kepadanya wajib memerintahkan Kurator un-
guhkan oleh Hakim Pengawas karena adanya
tuk segera memanggil dengan surat tercatat melalui
kepailitan yang berakhir pada insolvensi. Kre-
kurir, para kreditur yang mengajukan permohonan
ditur dapat mengajukan permohonan kepada
kepada Hakim Pengawas tersebut untuk didengar
kurator untuk mengangkat penangguhan terse-
pada sidang pemeriksaan atas permohonan tersebut.
but, dan bila kurator menolak permohonan ter-
Kemudian Hakim Pengawas wajib membe-
sebut, lessor dapat mengajukan permohonan ter-
rikan penetapan atas permohonan tersebut dalam
sebut kepada Hakim Pengawas.
waktu paling lama 10 hari terhitung sejak tanggal
Kemudian terhadap putusan Hakim Pengawas
permohonan diajukan.
yang menolak permohonan lessor, pihak lessor
Apabila Hakim Pengawas menolak permo-
dapat mengajukan perlawanan kepada penga-
honan lesso, maka Hakim Pengawas wajib meme-
dilan Niaga yang memutus perkara Kepailitan
rintahkan agar Kurator memberikan perlindungan
tersebut dalam jangka waktu 5 (hari) sejak putu-
yang dianggap wajar atau melindungi keentingan
san hakim pengawas tersebut, dan pengadilan
pemohon yang dalam hal ini adalah kreditur (les-
Niaga wajib memutuskan perlawanan tersebut
sor).
dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari sejak
Terhadap putusan Hakim Pengawas, lessor
yang mengajukan permohonan tersebut kepada Ha-
tanggal perlawanan diajukan
2. Kasasi
kim Pengawas atau kurator dapat mengajukan perla-
Untuk menyelesaikan permohonan yang ber-
wanan kepada pengadilan dalam jangka waktu 5 (li-
katagori insolvensi atau Pailit berdasarkan Un-
ma) hari terhitung sejak putusan Hakim Pengawas
dang-undang No. 37 Tahun 2004, yang telah
ditetapkan, dan pengadilan wajib memutuskan per-
mendapat putusan dari pengadilan Niaga yang
lawanan tersebut dalam jangka waktu paling lambat
merupakan pengadilan ditingkat pertama yang
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 1, Desember 2010
53
Kedudukan Harta Debitur yang Insolvensi Terikat dengan Perjanjian Leasing
tidak dapat diajukan upaya hukum banding te-
timbangan hukum yang mendasari putusan
tapi langsung dapat diajukan upaya kasasi ke
tersebut.
Mahkamah Agung.
Pengaturan tentang upaya hukum peninjauan
Permohonan kasasi harus diajukan dalam jang-
kembali ini diatur dalam lampiran pasal 14 Un-
ka waktu paling lambat 8 (delapan) hari sejak
dang-undang Kepailitan.
tanggal putusan yang dimohon kasasi ditetapkan yakni pasal 11 ayat 2, yang mana permoho-
Kesimpulan
nan kasasi yang diajukan melebihi jangka waktu
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di-
yang telah ditetapkan dapat berakibat dibatal-
ambil beberapa kesimpulan bahwa kedudukan harta
kannya putusan kasasi.
debitur yang insolvensi yang terikat dalam per-
Mahkamah Agung dalam jangka waktu paling
janjian leasing dapat dinyatakan bersifat terbuka.
lambat 20 (dua puluh) hari sejak permohonan
Dalam perjanjian leasing pada umumnya, pihak les-
kasasi didaftarkan harus mulai melakukan si-
sor (kreditur) adalah merupakan pemilik barang lea-
dang pemeriksaan. Dan putusan atas permoho-
sing, sedangkan lessee (debitur) adalah pihak yang
nan kasasi harus ditetapkan dalam tempo paling
menguasai atau menggunakan asset atau barang lea-
lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal per-
sing barang tersebut, dan resiko mengenai barang
mohonan kasasi didaftarkan, dan di ucapkan da-
leasing tersebut juga dipikul oleh pihak lessee (de-
lam sidang yang terbuka untuk umum.
bitur). Walaupun pada dasarnya tidak dibutuhkan
3. Peninjauan Kembali (PK)
suatu jaminan dalam suatu perjanjian leasing, na-
Selain kasasi, upaya hukum yang lain adalah
mun dalam prakteknya penggunaan jaminan dalam
dengan mengajukan peninjauan Kembali (PK)
perjanjian leasing merupakan hal yang penting, me-
kepada Mahkamah Agung terhadap putusan
ngingat bahwa leasing merupakan transaksi yang
atas permohonan yang berkatagori insolvensi
melibatkan sejumlah modal yang besar, dan ke-
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
mungkinan terjadinya wanprestasi atau cedera janji
seperti yang diatur dalam pasal 14 UU Kepai-
oleh pihak lessee (debitur). Jadi jaminan tersebut
litan.
penting untuk keamanan modal dari lessor (kreditor)
Putusan terhadap permohonan peninjauan kem-
dan juga mengenai kepastian hukumnya. Perlindu-
bali harus ditetapkan dalam waktu paling lam-
ngan harta debitur yang insolvensi didalam perjan-
bat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
jian leasing harus tetap mengacu kepada perlindu-
permohonan
Mahkamah
ngan yang diatur secara tegas oleh peraturan perun-
Agung dan diucapkan dalam sidang terbuka un-
dang-undangan, yang secara pokok dilihat dalam
tuk umum.
klausul perjanjiannya. Suatu perjanjian leasing harus
Dalam jangka waktu 32 (tiga puluh dua) hari
dibuat dalam suatu akta autentik atau secara norta-
terhitung sejak tanggal permohonan diterima
riil, agar isi dari perjanjian tersebut berfungsi seba-
Panitera Mahkamah Agung wajib menyampai-
gai alat pembuktian yang paling kuat. Hak dari les-
kan kepada para pihak salinan putusan penin-
sor (kreditur) dijamin oleh peraturan perundang-un-
jauan kembali yang memuat secara lengkap per-
dangan yaitu kepastian yang diberikan kepada lessor
diterima
Panitera
bahwa kewajiban lessee (debitur) akan tetap dipe54
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 1, Desember 2010
Kedudukan Harta Debitur yang Insolvensi Terikat dengan Perjanjian Leasing
nuhi dengan jaminan dari kekayaan lessee, baik
Daftar Pustaka
yang sudah ada maupun yang masih akan ada dike-
Bernadette Waluyo, ”Hukum Kepailitan dan Penun-
mudian hari apabila lessee melakukan wanprestasi.
daan
Dalam hal keadaan terjadinya insolvensi terjadi se-
Mandar Maju, Bandung, 1999.
bagai akibat keadaan lessee (debitur) yang berada
Kewajiban
Inventarisasi
Pembayaran
Perundang-Undangan
Hutang”,
Mengenai
dalam keadaan berhenti membayar atau tidak mem-
Leasing, Laboratorium Hukum Fakultas
bayar utangnya dan untuk menyelesaikan hal terse-
Hukum Universitas Pancasila, 1990.
but lessee telah mengajukan suatu akor (accord).
R. Subekti, ”Jaminan Untuk Pemberian Kredit
Kurator yang bertindak sebagai pengampu lessee
Menurut
Hukum
berhak untuk langsung terlibat dalam pengurusan
Bandung, 2005.
Indonesia”,
Alumnni,
dan penguasaan harta lessor yang insolvensi, tetapi
Undang-Undang No.37 Tahun 2004 tentang Kepai-
dengan mengindahkan kepentingan dari lessor yang
litan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
mana hal ini bertujuan termasuk untuk memberikan
Utang
perlindungan hukum bagi pihak kreditur (lessor).
Zainal Asikin, “Hukum Kepailitan dan Penundaan
Adapun alternatif menyelesaikan harta debitur yang
Pembayaran di Indonesia”, Raja Grafindo
insolvensi dalam perjanjian leasing yakni Perla-
Persada, Jakarta, 2001.
wanan, Kasasi, dan Peninjauan Kembali (PK).
Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 1, Desember 2010
55
Download