BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

advertisement
 BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Pada tanggal 1 November 2005 tercapai kesepahaman di Jakarta antara PT.
Pelayaran Karya Citra Nusabaruna (KCN) yang memiliki kantor pusat di Jakarta
dengan PT. Karya Teknik Multifinance (KTM) yang juga memiliki kantor pusat di
Jakarta untuk melaksanakan suatu pembiayaan dalam rangka pengadaan kapal bekas
baja jenis kargo.
Pada tanggal 29 November 2005 tercapai kesepakatan di antara kedua pihak
berada dalam kesepakatan atas pembiayaan dan pengadaan kapal dengan jenis
general cargo vessel yaitu jenis kapal pengangkutan untuk membawa barang
dikemas seperti semen dalam karung (in bag), pupuk dalam karung (in bag), beras
dalam karung (in bag) dan lain-lain dengan ukuran kelas dry cargo small handy size
yang memiliki kemampuan angkut maksimal 950 Dead Weight Tonage (DWT)/ 950
ton.
Kesepakatan tersebut dituangkan dalam suatu naskah perjanjian sewa beli
(leasing) antara kedua pihak dengan posisi KCN sebagai Lessee dan KTM sebagai
Lessor. Harga perolehan disepakati senilai Rp. 3.550.000.000,00 (Tiga Miliar Lima
Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) dengan pembayaran uang muka ke 1 (satu) senilai
Rp 1.550.000.000,00 (Satu Miliar Lima Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) pada saat
penandatangan surat perjanjian jual beli, pembayaran uang muka ke 2 (dua) senilai
Rp 350.000.000,00 (Tiga Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) pada tanggal 26 Desember
2005, sisa pelunasan sebesar Rp 1.650.000.000,00 (Satu Miliar Enam Ratus Lima
Puluh Juta Rupiah) dengan cara leasing melalui PT. Karya Tekhnik Multifinance
dengan tenor waktu selama 2 (dua) tahun.
Pada tanggal 21 Desember 2005 penyerahan kapal kargo dilaksanakan
dengan penamaan Kapal Motor (KM) Cengkeh 01. Keesokan harinya, KM Cengkeh
01 mulai beroperasi yaitu pada tanggal 22 Desember 2005. Pada bulan ke tiga masa
operasionalnya, KM Cengkeh 01 melakukan perjalanan navigasi dengan memuat
beras seberat 650 ton menuju Bengkulu atas permintaan Bulog Daerah Propinsi
Bengkulu.
Dalam perjalanan tersebut, KM Cengkeh 01 mengalami musibah di suatu
daerah perairan di dekat Pulau Pisang, Selat Sunda. Seperti tersebut di atas, KM
Cengkeh 01 tenggelam karena tidak terduganya hempasan ombak yang datang
secara tiba tiba di Selat Sunda. Hasil penyelidikan KNKT dan penyidikan oleh Polda
Banten dan Polda Lampung menegaskan bahwa terdapat kebocoran kapal yang
menjadi pemicu penyebab KM Cengkeh 01 tenggelam karena ombak yang sangat
besar datang secara mendadak.
Atas hal tersebut Lessee mengajukan penghentian pelaksanaan leasing kapal
dengan pemahaman bahwa benda yang diperjanjikan telah musnah. Pendapat Lessee
ini didasarkan pada pendapat bahwa hasil penyelidikan KNKT, penyidikan
kepolisian dan awak ABK yang selamat sebagai sebuah laporan hukum dan
sekaligus pendapat hukum tersendiri yang memiliki nilai yuridis untuk
dipertimbangkan menjadi latar belakang resmi dan sah dari suatu lembaga untuk
penyelesaian masalah secara positif.
Lessor berpendapat sebaliknya bahwa dengan didasarkan pada kesepahaman
yang telah lebih dahulu dilaksanakan maka Lessee akan dinyatakan wanprestasi jika
menyatakan tidak akan melakukan pemberesan pembiayaan leasing tersebut. Lessee
menolak dinyatakan sebagai pihak yang melakukan wanprestasi dan menegaskan
bahwa sebetulnya pada faktanya pihak Lessor tidak memiliki prakarsa untuk
menyatakan bahwa atas kejadian tersebut benda yang diperjanjikan telah berada di
dalam jaminan asuransi sejak awal dan untuk hal tersebut Lessee menegaskan bahwa
dengan demikian lessor telah melakukan penyelundupan hukum untuk kepentingan
sendiri dan dengan sengaja ingin mendapatkan keuntungan ganda dengan
memanfaatkan kejadian yang ada.
B.
Permasalahan
Apakah overmacht/force majeure dapat menjadi alasan pembenar secara
yuridis dalam hukum perdata untuk melakukan pemutusan perjanjian?
C.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan topik dan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini,
penulis memiliki tujuan untuk melakukan pengkajian atas permasalahan yang telah
dirumuskan di atas secara mendalam, menyeluruh, obyektif dan sistematis mengenai
ruang lingkup perjanjian sewa guna usaha dan keterkaitannya dengan aspek-aspek
yuridis dalam hukum perdata dan dagang.
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat menjadi perangkat kumpulan atau
himpunan pengetahuan dan analisis yuridis untuk melengkapi ketentuan yang
telah ada dan melengkapi dasar-dasar hukum mengenai perjanjian sewa guna
usaha kapal dan ruang lingkup pengangkutan laut tersebut.
2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat menjadi acuan atau pegangan atau manual
yang konkret dan faktual untuk digunakan para pihak yang terlibat dalam
pembahasan/penyelesaian sengketa yang berhubungan dengan perundingan
perjanjian sewa guna usaha kapal/pengangkutan laut.
E.
Keaslian Penelitian
Judul yang diangkat penulis adalah “ANALISIS HUKUM TERHADAP
PEMUTUSAN PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA/ LEASING KAPAL AKIBAT
OVERMACHT/
FORCE
MAJEURE
ANTARA
PT.
KARYA
TEKNIK
MULTIFINANCE DAN PT. PELAYARAN KARYA CITRA NUSABARUNA”,
dimana penulis melakukan penulusuran kepustakaan dan menemukan pemikiran untuk
menulis dengan topik penelitian berdasarkan permasalahan yang pernah dialami sendiri
oleh penulis. Tetapi jika ada yang pernah membuat tesis memiliki kesaaman topik dan
permasalahannya dengan penulis, maka penulis menyakini bahwa tesis penulis memiliki
subtansi pembahasan yang berbeda. Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini dapat
dipertanggung jawabkan.
Download