Analisis Pendapatan dan Risiko Pembudidaya Ikan Lele dan Ikan

advertisement
Prosiding Seminar Nasional
Swasembada Pangan
Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015
ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 610-618
Analisis Pendapatan dan Risiko Pembudidaya Ikan Lele dan Ikan
Mas di Kecamatan Pagelaran
The Income and Risk Analysis of Catfish and Carp Farmers in
Pagelaran Sub-District
Andhika Praditya Surya Perdana, Fembriarti Erry Prasmatiwi, dan Indah
Nurmayasari
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung, Indonesia
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
Fluctuation of production and prices are the problem that have to faced in the catfish and
carp farming activities so it will determine the income that farmers intake. This research
aims to assess : (1) the level of catfish farmers and carp farmers income, (2) The factors
that affected income of catfish and carp farmers, (3) the level of catfish farmers and carp
farmers risk. This research was conducted in three center villages of catfish and carp
cultivation. This research respondent were 35 catfish farmers and 35 carp farmers who
did fish rearing activities and selected with cencus method. The first goal was calculated by
income analysis. The second goal was analyzed by Cobb-Douglas Profit function. The third
goal analyzed by calculate the values of coefficient variaton and different test of coefficient
variation. The results showed that : (1) The average income of catfish farmers were Rp.
309.378.511,26 per hectare with R/C values 1,30 and carp farmers were Rp. 42.218.090,03
per hectare with R/C values 1,62; (2) The factors that affected income of catfish and carp
farmers were the capacity of pools, feed prices, fish medicine prices and worker prices.
Catfish farmers income were bigger than carp farmers (3) The risk of production and price
of carp farmers were bigger than catfish farmers.
Key word : Cobb-Douglas Profit Function, Catfish, Carp, Income, Risk.
Diterima: 20 April 2015, disetujui 28 April 2015
PENDAHULUAN
Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang memiliki sektor perikanan yang cukup
dominan baik itu dari perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Luasnya areal perairan di Provinsi
Lampung merupakan salah satu faktor yang menyebabkan perikanan menjadi salah satu sumber pendapatan
pokok masyarakat Lampung. Salah satu kabupaten yang memiliki potensi yang cukup besar yaitu
Kabupaten Pringsewu.
Komoditas perikanan air tawar utama yang dibudidayakan di Kabupaten Pringsewu antara lain ikan
nila, ikan mas, ikan gurame dan ikan lele. Komoditas ikan lele dan ikan mas merupakan jenis ikan yang
paling dominan dibudidayakan di Kabupaten Pringsewu. Usaha budidaya yang dilakukan pada Kabupaten
Pringsewu meliputi pembenihan hingga pembesaran ikan air tawar. Menurut Dinas Perikanan dan Kelautan
Faizal Aulia Arbianto, Dewangga Nikmatullah, dan Irwan Effendi : Peranan Fasilitator Kecamatan dalam.......
Provinsi Lampung (2013), produksi perikanan di Kabupaten Pringsewu menempati urutan ke-3 setelah
Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur, tetapi Kabupaten Pringsewu menempati urutan pertama
pada rata-rata produktivitas ikan yaitu 10,274 ton/ha dengan luas kolam yaitu 501,62 ha.
Produksi dan produktivitas merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi petani dalam
proses pembudidayaan ikan di Kabupaten Pringsewu. Jumlah produksi dan produktivitas biasanya
ditentukan oleh unsur-unsur internal dan eksternal dalam proses pembudidayaan. Unsur internal meliputi
cara pembudidayaan ikan, baik dari kualitas bibit ikan, kualitas pakan, intensitas pemberian vitamin ikan
maupun luas lahan budidaya, sedangkan unsur eksternal meliputi kondisi cuaca dan lingkungan. Keadaan
cuaca yang tidak dapat diprediksi sering menjadi penyebab turunnya produksi dari ikan air tawar yang
dibudidayakan. Selain risiko produksi, petani ikan juga menghadapi risiko harga. Fluktuasi harga
disebabkan fluktuasi produksi akan komoditas tersebut. Apabila harga jual terlalu rendah maka petani tidak
akan mampu menutupi biaya-biaya produksi yang diperlukan seperti bibit ikan, obat-obatan, pakan ikan
sehingga petani ikan akan merugi.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Menganalisis tingkat pendapatan ikan lele dan ikan mas di
Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu, (2) Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
budidaya ikan lele dan ikan mas di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu, (3) Mengkaji tingkat risiko
ikan lele dan ikan mas di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu. Pemilihan lokasi
penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Pringsewu
merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi yang tinggi dalam melakukan budidaya ikan lele dan
ikan mas. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja yaitu di Desa Pagelaran, Desa Lugu Sari dan Desa
Panutan dengan pertimbangan bahwa ketiga desa tersebut merupakan sentra dari petani ikan mas dan ikan
lele .
Jumlah responden petani ikan lele di Kecamatan Pagelaran adalah 35 orang dan jumlah responden
petani ikan mas di Kecamatan Pagelaran adalah 35 orang. Penentuan responden untuk peetani ikan lele
dan ikan mas dilakukan dengan cara sensus yaitu semua populasi dijadikan responden dalam penelitian
(Arikunto, 2002).
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui metode survei, yaitu mewawancarai secara langsung. Data sekunder diperoleh dari studi
literatur, laporan-laporan, publikasi, dan pustaka lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini, serta
lembaga/instansi yang terkait dalam penelitian ini.
Pendapatan Usaha Budidaya Ikan Lele dan Ikan Mas
Dalam menghitung pendapatan usaha budidaya ikan lele dan ikan mas digunakan rumus sebagai
berikut (Soekartawi, 1995) :
Keterangan :
π
= Pendapatan
Y
= Jumlah produksi yang dihasilkan dari usaha budidaya i Py = Harga hasil produksi
Xi = Faktor produksi
Pxi = Harga per satuan faktor produksi BTT = Biaya tetap total
i
= 1,2,3,4,5,n
611
Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Polinela 2015
Faizal Aulia Arbianto, Dewangga Nikmatullah, dan Irwan Effendi : Peranan Fasilitator Kecamatan dalam.......
Untuk mengetahui apakah usaha budidaya yang dilakukan oleh petani ikan mas dan ikan lele
menguntungkan atau tidak, maka dilakukan analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C) dirumuskan
sebagai berikut :
Keterangan :
R/C
= Nisbah penerimaan dan biaya PT
= Penerimaan total
BT
= Biaya total yang dikeluarkan
Jika R/C > 1, maka usaha yang diusahakan mengalami keuntungan Jika R/C <1, maka usaha yang
diusahakan mengalami kerugian
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Budidaya Ikan Lele dan Ikan Mas
Menurut Soekartawi (2003), untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pada
usaha budidaya ikan lele dan usaha budidaya ikan mas digunakan persamaan fungsi keuntungan untuk
mengetahui pengaruh beberapa variabel bebas (independent) terhadap variabel tak babas (dependent).
Persamaan fungsi keuntungan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
π*
A
W1*
W2*
W3*
W4*
Z1
αi
(1,2,3,..4) β j
e
:
:
:
:
:
:
:
:
keuntungan usaha budidaya ikan yang telah dinormalkan dengan harga ikan .
intersep usaha budidaya ikan.
harga bibit ikan yang telah dinormalkan dengan harga ikan .
harga pakan yang telah dinormalkan dengan harga ikan .
harga obat ikan yang telah dinormalkan dengan harga ikan .
harga tenaga kerja yang telah dinormalkan dengan harga ikan
luas kolam usaha budidaya ikan .
parameter input variabel usaha budidaya ikan yang diduga
: parameter input tetap usaha budidaya ikan yang diduga
: faktor kesalahan usaha budidaya ikan (standard eror).
Analisis Risiko
Penelitian ini menggunakan data produksi dan harga 6 musim budidaya sebelumnya. Fluktuasi
produksi dan harga dapat mengindikasikan adanya risiko pada usaha budidaya ikan yang dilakukan. Ukuran
untuk hasil yang diharapkan adalah hasil rata-rata atau mean, rumusnya yaitu (Kadarsan,1995) :
Keterangan :
E = nilai rata-rata hasil atau mean (Rp)
Ei = keuntungan yang didapat pada 6 musim budidaya (Rp)
n = jumlah pengamatan (6 musim budidaya)
Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Polinela 2015
612
Faizal Aulia Arbianto, Dewangga Nikmatullah, dan Irwan Effendi : Peranan Fasilitator Kecamatan dalam.......
Simpangan baku merupakan akar dari ragam, atau yang secara matematis dirumuskan sebagai
berikut:
Keterangan :
V2
= Ragam
V
E
Ei
N
=
=
=
=
Simpangan baku
keuntungan rata-rata
Keuntungan pada periode musim ke-i
jumlah periode pengamatan (6 musim budidaya)
Untuk melihat tingkat risiko yang paling rendah dalam memberikan suatu hasil dapat dipakai ukuran
keuntungan koefisien variasi dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
CV
= koefisien variasi
V
= simpangan baku keuntungan
E
= keuntungan rata-rata
Batas bawah (L) menunjukkan nilai terendah pendapatan yang mungkin diterima oleh petani ikan
(Kadarsan, 1995). Rumus perhitungan batas bawah (L) adalah :
Keterangan :
L
= Batas bawah
E
= Rata-rata keuntungan
V
= Simpangan baku
Jika L >0, maka petani ikan tidak akan mengalami kerugian
Jika L <0, maka petani ikan akan mengalami kerugian setiap proses produksi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur responden petani ikan lele dan ikan mas masing
masing adalah 41,02 tahun dan 43,51 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani ikan di daerah penelitian
berada pada usia produktif sehingga potensi tenaga kerja cukup tersedia. Tingkat pendidikan petani ikan
lele dan ikan mas di daerah penelitian berada pada tingkat pendidikan yang hampir sama yaitu sekolah
menengah pertama dengan persentase masing-masing sebesar 45,71 dan 57,14 persen. Pengalaman
berusahatani dapat berpengaruh terhadap kemampuan petani dalam mengolah dan menghadapi risiko
usahatani agar bias memperoleh keuntungan yang maksimal. Pengalaman berusahatani petani ikan lele dan
613
Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Polinela 2015
Faizal Aulia Arbianto, Dewangga Nikmatullah, dan Irwan Effendi : Peranan Fasilitator Kecamatan dalam.......
ikan mas berada pada jenjang yang sama yaitu 6 -10 tahun dengan persentase masing-masing 48,57 persen.
Luas kolam yang dimiliki petani ikan lele yaitu berkisar 0,0151 – 0,0300 ha dengan persentase sebesar
37,14 persen dan luas kolam rata-rata 0,00238 ha. Luas lahan petani ikan mas yaitu berkisar 0,075 – 0,500
ha dengan persentase sebesar 91,43 persen dan luas kolam rata-rata 0,3467 ha.
Pendapatan Usaha Budidaya Ikan Lele dan Ikan Mas
Kegiatan budidaya ikan lele dan ikan mas dilakukan pada waktu yang hampir bersamaan dan
kegiatan budidaya dilakukan sebanyak 3 kali dalam satu tahun, namun penelitian ini menganalisis
pendapatan yang didapatkan oleh petani ikan pada musim III yaitu periode bulan Desember 2013 – Maret
2014.
Tabel 1 menunjukkan, penerimaan rata-rata yang diperoleh oleh petani ikan lele per hektar yaitu
Rp 1.328.468.530,27 dan penerimaan rata-rata yang diperoleh oleh petani ikan mas yaitu Rp
110.238.929,15. Biaya yang paling banyak dikeluarkan adalah biaya pakan, baik dalam budidaya ikan
lele maupun budidaya ikan mas. Pada budidaya ikan lele, biaya yang dikeluarkan untuk pakan per hektar
adalah Rp 866.477.052,10 per musim dengan persentase pengeluaran 85,14% dari total biaya yang
dikeluarkan. Biaya yang dikeluarkan untuk pakan dalam budidaya ikan mas per hektar adalah Rp
45.791.750,79 dengan persentase pengeluaran 67,46% dari total biaya yang dikeluarkan. Biaya yang paling
sedikit dikeluarkan dalam budidaya ikan lele dan ikan mas adalah biaya vitamin dan biaya obat. Pada
budidaya ikan lele biaya vitamin per hektar adalah Rp 2.463.957,98 per musim dengan persentase 0,13% dari
total biaya. Biaya obat ikan mas per hektar adalah Rp 269.561,99 per musim dengan persentase 0,16%
dari total biaya.
Pendapatan yang diterima oleh petani ikan lele dan ikan mas dalam satu musim masing- masing
adalah Rp 309.378.511,26 per hektar dan Rp 42.218.090,03 per hektar. Nisbah penerimaan (R/C) budidaya
ikan lele yang ditunjukkan pada Tabel 1 atas biaya tunai dan total yaitu sebesar 1,36 dan 1,30. Tabel 1
menyajikan pula nisbah penerimaan (R/C) budidaya ikan mas atas biaya tunai dan total yaitu sebesar 1,91
dan dan 1,62.
Berdasarkan dari rata-rata pendapatan per hektar terdapat perbedaan yang signifikan antara
pendapatan petani ikan lele (Rp 309.378.511,26) dan ikan mas (Rp 42.218.090,03). Terdapat perbedaan
pendapatan sekitar Rp 267.160.421,23. Perbedaan pendapatan tersebut dikarenakan perbedaan luas kolam
antara petani ikan lele dan ikan mas, sehingga menyebabkan produktivitas ikan lele dan ikan mas berbeda.
Tingkat kepadatan bibit ikan lele dan ikan mas juga mempengaruhi pendapatan petani ikan. Teknik
budidaya ikan mas pun masih tergolong kurang baik karena masih menggunakan kolam tanah, sehingga
kepadatan tebar bibit oleh petani masih rendah.
Menurut Penelitian Yanti (2014) mengenai analisis pendapatan petani pembenihan ikan lele dan
ikan mas di Desa Pak Bulu Kecamatan Anjongan terdapat perbedaan pendapatan antara petani ikan lele dan
ikan mas. Perbedaan pendapatan dikarenakan tingkat pendapatan ikan mas lebih tinggi jika dibandingkan
tingkat pendapatan ikan lele. Menurut Rosalina (2013) mengenai analisis kelayakan usaha budidaya lele di
kolam terpal, dimana nilai R/C ikan lele yaitu 1,78 dengan Payback Period (PP) selama 0,53 tahun. Nilai
Net Present Value (NPV) sebesar Rp 33.482.143,00 dengan nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar
0,62.
Tabel 1. Rata-rata penerimaan, biaya, dan pendapatan ikan lele pada satu musim budidaya per luas kolam
rata-rata dan per hektar
Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Polinela 2015
614
Faizal Aulia Arbianto, Dewangga Nikmatullah, dan Irwan Effendi : Peranan Fasilitator Kecamatan dalam.......
Uraian
Penerimaan
Produksi
Biaya Produksi
I. Biaya Tunai
Bibit
Pakan
Obat
Vitamin ikan
TK Luar Keluarga
PBB
Biaya angkut
Perawatan kolam
Total Biaya Tunai
II. Biaya diperhitungkan
TK dalam Keluarga
Penyusutan Alat
Sewa kolam
Total Biaya
diperhitungkan
III. Total Biaya
Pendapatan
I. Pendapatan Atas Biaya
Tunai
II. Pendapatan Atas Biaya
Total
R/C atas biaya tunai
R/C atas biaya total
Budidaya ikan lele
per 0,0238
per 1
ha
ha
(Rp)
(Rp)
31.617.551,0 1.328.468.530,
2
27
Budidaya ikan mas
per 0,3467
per 1
ha
ha
(Rp)
(Rp)
38.219.836,73
110.238.929,15
2.308.224,49 96.984.222,26
20.622.153,8 866.477.052,10
58.642,204
2.463.957,98
33.028,57
1.387.755,10
122.857,14
5.162.064,83
15.476,19
650.260,10
12.571,43
528.211,28
59.857,14
2.515.006,00
23.232.811,0 976.168.529,65
0
463.056,04
15.876.000,00
37.799,94
93.457,14
1.228.285,71
596.190,48
41.911,76
1.694.571,43
20.031.272,51
1.335.610,15
45.791.750,79
109.027,81
269.561,99
3.542.791,22
1.719.614,87
120.887,70
4.887.716.84
57.776.961,37
782.428,57
239.102,88
0,00
32.875.150,06
10.046.339,49
0,00
930.000,00
2.386.314,31
235.238.10
2.682.434,38
6.882.937,16
678.506,19
1.021.531,45
42.921.489,55
3.551.552,41
10.243.877,73
24.254.342,4 1.019.090.019,
5
20
23.582.824,92
68.020.839,10
8.384.740,02 352.300.000,62
18.188.564,22
52.461.967,78
7.363.208,57 309.378.511,07
1,36
1,36
1,29
1,29
14.637.011,81
1,91
1,62
42.218.090,05
1,91
1,62
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Budidaya Ikan Lele dan Ikan Mas
Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan menunjukkan bahwa variabel yang
berpengaruh terhadap keuntungan petani ikan lele, ikan mas dan model regresi gabungan ikan lele dan ikan
mas disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Hasil regresi keuntungan petani ikan lele, ikan mas dan fungsi gabungan ikan lele dan ikan mas
Variabel
Konstanta
Ln Z1 (Luas Lahan)
Ln W1 (Harga Bibit)
Ln W2 (Harga Pakan)
Ln W3 (Harga Obat)
Ln W4 (Harga TK)
d (dummy)
F-Hitung
R2 adjusted
R2
R
Ikan lele
Koefisien
Regresi
1,614
0,207***
-0,107
-2,260***
-0,006
-1,059***
35,711
0,836
0,860
0,928
Sig.
.499
.034
.789
.000
.573
.000
Ikan mas
Ikan lele & Ikan mas
Koefisien Sig.
Koefisien
Sig.
Regresi
Regresi
0,529
.765
0,858
.573
.000
0,414*** .000 0,394***
-0,520
.102
-0,427
.112
.000
-1,113*** .000 -1,689***
0,002
.646
-0,000
.901
***
.000
***
.000
-1,031
-0,869
***
.002
0,821
79,319
77,320
0,920
0,869
0,932
0,880
0,965
0,938
Harga pakan, harga tenaga kerja, dan luas lahan, dimana luas lahan berpengaruh positif terhadap
pendapatan sedangkan sisanya yaitu harga pakan dan harga tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap
615
Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Polinela 2015
Faizal Aulia Arbianto, Dewangga Nikmatullah, dan Irwan Effendi : Peranan Fasilitator Kecamatan dalam.......
pendapatan. Nilai R2 pada ketiga model yaitu 0,860, 0,932 dan 0,880. Artinya 86,0% variasi keuntungan
budidaya ikan lele dapat diterangkan oleh variabel bebas yang diteliti, sedangkan sisanya sebanyak 14,0%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani dan Zaini (2012), dimana variabel yang berpengaruh nyata
terhadap produksi ikan lele yaitu luas kolam, benih, pakan dan tenaga kerja. Penelitian lain yang dilakukan
Tajerin dan Suryana (2011), faktor-faktor penentu keuntungan budidaya ikan kerapu dalam keramba jaring
apung adalah benih ikan, pakan ikan, tenaga kerja manusia, luas areal dan modal.
Analisis Risiko
Risiko yang biasanya dihadapi oleh petani ikan lele dan ikan mas yaitu kenaikan harga input
produksi berupa pakan yang berupa pelet, cuaca yang ekstrim, timbulnya penyakit serta sulitnya air yang
didapatkan pada musim kemarau. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rahmawati (2012)
mengenai strategi pengembangan usaha budidaya ikan air tawar, dimana ancaman bagi pengembangan
usaha budidaya air tawar adalah harga produk yang tidak stabil dengan nilai tertimbang 0,80, harga pakan
yang terus meningkat dengan nilai tertimbang 0,72, persaingan dari luar dengan nilai 0,64, dan adanya hama
penyakit dengan nilai tertimbang 0,48 serta faktor eksternal seperti konflik dalam penggunaan air antara
pembudidaya ikan dan petani sawah.
Perhitungan risiko yang dilakukan yaitu berupa risiko produksi dan risiko harga. Perhitungan risiko
dihitung selama 6 musim budidaya terakhir. Produksi ikan lele tertinggi dan terendah yaitu terjadi pada mt2 dan mt-5 dengan produksi per hektar yaitu 98.979,25 kg/ha dan 95.728,33 kg/ha. Produksi ikan mas
tertinggi dan terendah yaitu terjadi pada mt-4 dan mt saat ini dengan produksi per hektar yaitu 7.323,97
kg/ha dan 6.233,14 kg/ha. Hasil yang diharapkan dalam budidaya ikan lele memiliki tingkat yang lebih
tinggi jika dibandingkan produksi ikan mas, namun baik ikan lele dan ikan mas mengalami fluktuasi
produksi. Naik turunnya produksi tergantung dari tingkat harapan hidup (survival rate) ikan pada tiap
musim. Sebagian reseponden penelitian petani ikan lele (25,71%) dan petani ikan mas (11,42%) pernah
mengalami kegagalan panen dalam 5 tahun terakhir.
Gambar 1 menunjukkan fluktuasi harga selama 6 musim budidaya. Ikan mas memiliki harga jual
lebih tinggi dibandingkan ikan lele. Harga jual dipengaruhi oleh produksi ikan yang tersedia. Tingkat
permintaan dan persaingan pun mempengaruhi harga jual yang berlaku di pasaran. Nilai koefisien variasi
(CV) produksi dan harga ikan mas > ikan lele sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 3. Artinya peluang
terjadi risiko produksi dan harga ikan mas lebih tinggi dibandingkan ikan lele sehingga risiko ikan mas
lebih tinggi dibandingkan ikan lele.
Penelitian yang dilakukan Dewiaji (2011) menyebutkan bahwa sumber-sumber risiko produksi
pada pembesaran ian lele dumbo adalah kualitas dan pasokan pakan, motralitas, kualitas pakan, penyakit,
cuaca dan sumber daya manusia. Didapatkan nilai batas bawah yaitu Rp 24.965.886,00.
Gambar 1. Fluktuasi harga ditingkat petani ikan selama 6 musim budidaya terakhir (Rp/kg)
Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Polinela 2015
616
Faizal Aulia Arbianto, Dewangga Nikmatullah, dan Irwan Effendi : Peranan Fasilitator Kecamatan dalam.......
Tabel 3. Hasil uji hipotesis dari risiko produksi dan harga usaha budidaya ikan lele dan ikan mas di Kecamatan
Pagelaran, 2014
Keterangan
Ikan lele
Ikan mas
1. Risiko Produksi
Mean (E)
97.439,74
6.923,99
Simpangan baku (V)
9.596,61
771,78
Koefisien variasi (CV)
0,10
0,11
Batas bawah (L)
78.246,52
5.380,43
2. Risiko harga
Mean (E)
Simpangan baku (V)
Koefisien variasi (CV)
Batas bawah (L)
13.429,52
1.095,28
0,08
11.238,97
19.219,05
1.682,73
0,09
15.853,58
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : (1) Rata-rata pendapatan
petani ikan lele pada satu musim budidaya yaitu sebesar Rp 309.378.511,26 per hektar serta diperoleh
nilai R/C atas biaya total yaitu 1,30. Rata-rata pendapatan petani ikan mas pada satu musim budidaya yaitu
sebesar Rp 42.218.090,03 serta diperoleh nilai R/C atas biaya total yaitu sebesar 1,62; (2) Faktor-faktor
yang mempengaruhi keuntungan petani ikan lele dan ikan mas yaitu luas lahan, harga pakan, dan harga
tenaga kerja. Pendapatan ikan lele lebih besar dibandingkan pendapatan ikan mas; (3) Risiko produksi dan
risiko harga ikan mas lebih tinggi daripada ikan lele.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Penerbit PT Rineka Cipta.
Dewiaji, T. 2011. Analisis Risiko Produksi Pembesaran Ikan Lele Dumbo di CV Jumbo Bintang Lestari
Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Skripsi Jurusan Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dinas Perikanan dan Kelautan. 2013. Statistik Perikanan Lampung 2013. Dinas Perikanan dan Kelautan
Provinsi Lampung. Bandar Lampung.
Fitriani dan Zaini M. 2012. Efesiensi Ekonomis Usaha Pembesaran Ikan Lele. Jurnal Ilmiah ESAI Volume
6 Nomor 2, Politeknik Negeri Lampung. Lampung.
Kadarsan, Halimah W. 1995. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Rahmawati, H. 2012. Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Air Tawar. Jurnal Penelitian
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Volume 1 Nomor 2. Bengkulu.
Rosalina, D. 2013. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal di Desa Namang
Kabupaten Bangka Tengah. Maspari Journal Volume 6 Nomor 1 Universitas Bangka Belitung.
Bangka Belitung.
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.
617
Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Polinela 2015
Faizal Aulia Arbianto, Dewangga Nikmatullah, dan Irwan Effendi : Peranan Fasilitator Kecamatan dalam.......
. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb- Douglas.
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Tajerin dan Suryana, A. 2011. Faktor Penentu Keuntungan dan Pengukuran Skala Usaha Budidaya
Ikan Kerapu Bebek di Kabupaten Pesawaran Lampung. Jurnal Akuatika Volume 2 Nomor 1
Universitas Padjajaran. Jawa Barat.
Yanti, Nofi D. 2014. Analisis Pendapatan Petani Pembenihan Ikan Lele dan Mas di Desa Pak Bulu
Kecamatan Anjongan. Jurnal Jurusan Program IPS Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura. Pontianak.
Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Polinela 2015
618
Download