RisalahPeltemuanIlmiahPeneliliandan Pengembangan -"IIJlikasi Isolopdan Radiast; 2{XJ1 PENGARUH IRADIASI TERHADAP CEMARAN BAKTERI PADA UDANG WINDU (Penaeus monodon) Harsojo*, Didi Rohadi**, Lydia Andini, S.* dan Rosalil1a,S.H.* * PuslitbangTeknologiIsotopdan Radiasi,BATAN, Jakarta ** FakultasPertaniaIl,UnivelSitasBandungRaya ABSTRAK PENGARUH IRADIASI TERHADAP CEMARAN BAKTERI PADA UDANG WINDU (Penaeusmonodon). Udang windu dikenal karenarasanyayang enak dan merupakankomoditasekspor. Telah dilakukanpenelitianmengenaipengahlhiradiasi terhadapcemaranbakteri patogenpada udang windu dalam upaya meningkatkan mutu udang di Indonesia. Parameteryang diukur ialah total bakteri aerob, kolifonn, Escherichia coli, Salmonelladan organoleptik,Udangwindu diiradiasidengandosis 0, 2, 4, 6, 8 dan 10 kGy pada laju dosis 5,6 kGy. Hasil penelitian menunjukkanbahwa pada dosis 6 kGy telah tetjadi penurunantotal bakteri aerobsebesar3 desimaldan untuk bakteri koli dan E. coli pada dosis 4 kGy tetjadi penurunanmasing-masingsebe:;ar 2 desimal.Salmonellatidak didapatkanpadasemuasampelyangdiperiksa. Pengujian organoleptikyang meliputi wama,bau, tekturdanrasapadasampelyang diiradiasidengandosis di atas 6 kGy terjadi perbedaa11 yang nyata dibandingkandengatlkontrol. SecaraUlnum dosis 4 kGy cukup efektif untuk meningkatkanhigieneudangtanpamempengaruhisifatorganoleptik. Kata kunci : Udang,Iradiasi,Salmonella,Organoleptik. ABSTRACT IRRADIATION EFFECT OF BACTERIAL CONTAMINATION ON WINDU LOBSTER (Penaeusmonodon). Windu lobsteris famousdueto the tasteandhad a good market for exportcommodity. This experiDientwas conductedto studythe bacterialcontaminationon windu lobsterin an attemptto improve the hygienic quality of lobsterproducedin illdonesia.Windulobsterwereirradiatedwith the dose0, 2, 4, 6, 8 and 10 kGy at a doserate of 5.6 kGy. Parameters measuredwere total aerobbacteria,coliforms, Escherichia coli and Salmonella.The colour, odor, texture and taste were evaluatedimmediatelyafter irradiation. The results showedtllat total aerobbacteriawere decreased3 log cyclesafter irradiatedat 6 kGy, while coliform bacteriaand E. coli weredecreased 2 log cycleseachat 4 kGy,respectively.No Saltnonellawas detectedin all samp1esobserved.ill general,irradiation at 4 kGy was sufficient to improve the hygienic condition without affecting their organolepticproperties. Key words: Lobster,Irradiation,Salmonella,Organoleptic. PENDABULUAN Salah satu komoditas ekspor utama dari basil perikanandi Indonesia ialah udang. Udang windu (P. monodon)merupakanjenis udang yang terkenal dan banyak pengusalla mulai tertarik untuk mengembangkannya.Udang windu mempwlyai rasa yang lezat dan ukuramlya yang cukup besarsebingga banyak diminati konsumen. Di samping itu udang windu merupakan salah satu komoditas ekspor yang dapatdijadikaIl pengllaSildevisanonmiga. Indonesiasebagaipengekporudangke beberapa negara seperti Jepang,Belanda dan Amerika Serikat sering ekspomya ditolak oleb negara-negaratersebut karenaketatnyapersyaratanyangharus dipenuhiseperti harusbebasdari Salmonella[1]. Udang memerlukanpenan~ yang baik dan cepat karena sifatnya yang mudah rusak. Hal ilU dimuogkinkan karena udang telah tercemarmikroba dalam jUmlall yang tinggi dan juga udang mudah tercemar lnikroba yang berasal dari tanall dan air limball. Kemwlgkinan lainnya adalah dagiIlg udang merupakanmedia yang baikuntuk pertumbuhanbakteri pembusukhila dibandingkandengandaging ikan [2]. MenurutRASHill dkk. [3] cemaranpada udangterjadi pactasaatpanen,penanganandan transportasi.Udang yang telah tercemarbakteri akan menyebabkanbakteri tersebuttetap llidup untukjangka waktu yang panjang dalam keadaanbeku. Cara penangananyang umum dilakukan pacta udang yang akan dibekukan yaitu dengan pendinginanmenggunakanes segera setelah paReRdan pactaprosespencuciandi pabrik digunakan air yang menggunakankhlor ataudimasakdengancara pengukusanuntukmengurangikandunganmikroba dan membunuhbakteri patogen[3]. Akan tetapi, periakuan tersebut menimbulkan pennasalahan baru seperti terjadinyapenurunankualitas atauadanyaresidukimia. Persoalancemaranmikroba yangtinggi terutama bakteri patogentidak hanya didapatkandi Indonesia, tetapi di negaralain sepertiIndia, Meksiko juga pernah ditemukan Vibrio sp. [3]. Cara lain yang telah dikemban~ yaitu penggunaanteknik iradiasi dengan dosis yang berkisar antara3 -6 kGy [3] yang telah dicoba dan temyata efektif untuk membunuhbakteri patogen.Untuk itu agar ekspor udang ke luar negeri dapat diterima maka produsen dapat mengiradiasi produknyake PT Indoganunadi Cibitung,Bekasi. 355 Ri53lah Peltt'f/luan Ilmiah Penell~iandan Pengembangan Aplikasi IsOlop dan Radiasi,2001 Tujuan daTi penelitian ini adalall untuk mengetahui cemaran bakteri tennasuk kemungklllaD adanya Salmonella pacta Udallg yang berasal daTi Indonesia dan pengarull sillar galmna terlladap kandungan bakteri di dalanl udang daD pembahan diperoleh ditransformasikan ke .Jx untuk dilakukan analisis statistik. BASIL DAN PEMBAHASAN organoleptikyangterjadi. BAHAN DAN METODE Bahan. Bahan penelitian berupaudang windu beku diperolehdari salall satuperusabaanpembekuan udangdi Jakarta.Jmnlahsampelyang diteliti setiapkali pengambilan contoh adalah sebanyak6 kotak yang setiapkotak mengandung:!:.lkg udangtanpakepala. Persiapan Sampel. Dari lnasing-masingkotak diambil cuplikannya dan selanjuulyadicampurhingga rata untuk kemudian dianalisis secaramikrobiologi. Setiap 3 mlllggu sekali selama 4 bulan dilakUkan pengambilan contoh (6 kotak) dan dilakUkanulangan sebanyak 2 kali dari lnasing-lnasing contoh. Pemeriksaanbakteri dilakukan tidak kurangdari 4 jam setelahpersiapansampelselesai. Penentuan Jumlah Total Bakteri. Penentuan jumlah total bakteri dilakukandengancara menimbang sampelsebanyak25 g, kemudiandicarnpurdengan225 ml air pepton steril dan selanjumya dilakukan pengenceran bertulgkat. Sejumlall 0, I ml larutan suspensiditanam dalam media lempeng cawan petri yang berisi Agar Nutrien (Oxoid) dan diermnpactasubu kamar selarna24-48 jam. Setiap koloni yang tumbub dibuatsediaanuntuk melihatpewarnaanGram. Penentuan Jumlah Bakteri Koli,- Penentuan jumlah bakteri koli dilalukan seperti pada penentuan jumlah total bakteri. Media yang digunakan ialah Agar MacConkey (Oxoid) datI dierarn pada SullU 370 C selama 24-48 jam. Penentuan Jumlah Bakteri E. coli;.Penentuan jumlah bakteri E. coli dilakukan menurut metode FARDIAZ [4] dengan menggill1akanmedia EMB (Oxoid). Pemeriksaan Salmonella. Pemeriksaan Salmonella dilakukan dengan cara sampel ditimbang sebanyak25 g kemudimlditanmlldalammediapengaya dan dieram pada subu 370 C selama 24 jam daD selanjutnyaditanamdalam media selektifyang dieram pada subu 370 C selama 48 jam. Koloni tersangka diidentifikasi secaramikrobiologi daDbiokimia ke arab SalmonelladaD dilanjutkan dengan uji serologi untuk ditemtukan serotipe sepertjpada pada proseduryang dilakukan oleh Andini dkk. [51 daDSri Poemomo[61. Uji Organoleptik. Organoleptik udang windu iradiasi dilakukan dengan cara uji kesukaan terhadap WarDa, ball, tekstur, dan rasa berdasarkan skala hedonik 1 sampai 7 menurut SOEKARTO [7]. Hasil yang 356 Udang cepat mengalalni kerusakatl dibanding dengan ikan sebagai akibat penanganan yang kasar atau terlambat diberi es. Proses pembusukan dimulai dengan terjadinya denaturasi protein dengan adanya bakteri pembusuk. Bakteri pembusuk ini terutama terdapat pada bagian kepala, oleh karena itu kepala udang hams segera dibuang [8). Pada setiap kali pengalnbilan sampel temyata bakteri aerob yang tumbuh bentuknya sarna dan termasuk ke dalam bakteri Gram negatif. Umwnnya bakteri yang tergolong Grain negatif mempunyai sifat yang peka akan iradiasi hila dibandingkan dengan bakteri Gram positif [9). Pengaruh iradiasi terlladap jumlall total bakteri aerob dapat dilihat pacta Tabel I. Tabel tersebut menunjukkan bahwa pada dosis iradiasi di alas 8 kGy tidak didapatkan pertumbuhan bakteri. Pada kontrol terlihat jumlah bakteri aerob yang terkandung dalam udang windu adalah berkisar antara (2,2 -2,4) x 106 koloni/g dengan harga rata-rata sebesar 2,4 x l06 koloni/g .Bila dilihat dari persyaratan SK DirJen paM [ 1) jumlah bakteri aerob pada udang yang diizinkan adalah sebesar 105 koloni/g. Hal ini berarti bahwa kandungall bakteri di dalam udang tersebut telah melampaui barns cemaran yang diizinkan. Pacta perlakuan iradiasi dengan dosis 2 kGy jumlall bakteri aerob sebesar(4,2 :t 0,4) x 105koloni/g. Hasil analisis statistik menunjukkan perlakuan dosis iradiasi. 2 kGy tidak berbeda nyata dengan kontrol walaupun terlihat penurunanjmnlah koloni sebesar 1 desimal. Perlakuan dosis iradiasi 4 kGy memberikan kisaran jumlah total bakteri aerob sebesar (5 -17) 103 koloni/g dengan harga rata-rata 1,1 x 104 koloni/g. Hal ini memenuhi persyaratan cemaran bakteri yang dikeluarkan oleh DirJen paM [1] daD secarastatistik dosis iradiasi 4 kGy memberikan pengarull yang berbeda nyata terlladap jumlah bakteri aerob dengan dosis iradiasi 2 kGy dan kontrol (P<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan iradiasi dengan dosis 2 kGy tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bakteeri, sehingga diperlukan dosis yang lebih tinggi dari 2 kGy agar perlakuan iradiasi berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri. Pacta penelitian ini dilakukan pengamatan bakteri koli dan E. coli. Bakteri koli dan E. coli di dalam klasifikasi tennasuk ke dalaln familia Enterobacteriaceae daD merupakan salall satu indikator salutasi dari suatu produk [10]. Menurut DARMODUWITO daD ERNI [11], penggunaan jasad indikator ini mempunyai keuntungan karena lebih talmn pada proses pengolahan daD proses penyimpanan. Kehadiran bakteri koli di dalam suatu produk sangat tidak diharapkan, karena dengan adanya bakteri koli menunjukkan bahwa sanitasinya kurang baik. Hal ini disebabkan bakteri koli berasal dari tinja manusia atau hewan berdarah panas lainnya. Oleh sebab itu Risalah Peltemuan Ilmiah Penelilian dan Pengemhangan Aplikasi Isolop dan Radias~ ZOOI mendeteksi bakteri koli di dalanl ballan perlu dilakukan karelta dengan demikiaIl dapat diketallui apakall baltan tersebut lnasih layak digunakaIl atau tidak. Saat ini telall diketallui beberapa strain bakteri seperti E. coli yang dapat.menyebabkan diare padc'lbayi daDjuga ditemukan pacta anak-anak sapi yang menderita mastitis. Menurut FARDIAZ dab BE1TY [12], pacta infeksi yang parall E. coli mungkin terdapat dalam darnh, saluran kencing, appendix dan peritonium. E. coli sebagai bakteri yang umum terdapat dalam sahlfan pencernaan dapat berkembang biak daD menjadi patogen dalam saluran reproduksi. Gangguan yang ditimbulkan oleh E. coli ialall vaginitis, cervicitis dan abortus [13]. Kehadiran bakteri koli tersebut menunjukkan suatu kondisi yang memungkinkan adanya cemaran bakteri patogen (14]. Pengarull iradiasi terhadap jumlall bakteri koli daIl E. coli dapat dililtat pacta Tabel 2. Pacta Tabel tersebut terliltat jumlall bakteri koli pacta udang windu dengaIl dosis 0 kGy berkisar aIltara (0,6 -2,4) x 106 koloni/g dengan lwga rata-rata sebesar 1,5 x 106 koloni/g dan setelall diiradiasi dengan dosis 2 daD 4 kGy terlihat masing-masing terjadi penurunan sebesar1 daD 2 desiInal. Secara statistik masing-lnasing dosis memberikan pengamh yang nyata kecuali pactadosis di atas 6 kGy tidak memberlkaIl pengamh yang nyata (p<0,05). Pacta dosis 6 kGy terliltat tidak ditemukan adanya bakteri koli pacta udang windu. Hal ini disebabkan bakteri koli tennasuk dalam golongan bakteri Grain negatifyang peka akan iradiasi. Tabel 2 memperlihatkan pacta sampel kontrol jumlall E. coli berkisar ailtara (3,4 -4,4) x 104koloni/g dengan harga rata-rata sebesar 3,9 x 104 koloni/g dan setelah diiradiasi dengan dosis 2 dan 4 kGy masingmasing terlihat jumlah bakteri E. coli sebesar (3,8 :!:: 0,4) x 102dan (1,0 :!::0,5) x 102koloni/g. Pactadosis 4 kGy terjadi penunmanjwnlah E. coli sebesar2 desilnal, daD setelah diiradiasi dengan dosis yang lebih tinggi (6 kGy) tidak terliltat adanya pertumbuhan E. coli. Secara statisitik masing-masing dosis menwtjukkaIl jumlah E. coli berbeda nyata baik pacta kontrol maupun pacta dosis 2 daD 4 kGy sedang pactadosis di atas 4 kGy tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hal ini disebabkan bakteri E. coli temlasuk dalaIn kelompok bakteri koli yang sifamya peka aka1l iradiasi. Adanya bakteri koli dan E. coli di dalaIn sampel Uda1lgmenunjukkan bahwa udang tersebut telah pernall bersinggungan dengan tinja yang mungkin lewat air pencuci. Pacta penelitian ini juga diperiksa acta tidaknya Salmonella dalam udang windu. sebab Salmonella juga tennasuk familia Enterobacteriaceae. Di samping itu menurut SK Dir Jen paM [1] keberadaan Salmonella pactasemua maCaInmakanan atau bahan makanan harus negatif. Menumt MURRAY [15], air memegang peranan penting pacta penyebaran Sahnonella. Pactaair yang tercemar Salmonella lnasill lnanlpu untuk hidup. Keberadaan organisme indikator di dalam air berum pasti menunjukkan bahwa dalam air tersebut mengandung Sahnonella. Katak merupakc1ll hewan yang dapat menyebarkan Salmonella. Keberadaan Salmonella pacta semUc'lmakanan atau bahan makanan tidak dilwapkan. Salmonella mempakan bakteri patogen yang dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan. Disalnping itu Sallnonellatennasukbakteri patogenyang lebih berbahayadibandingkan dengan Staphylococcus aureUj'.Hal ini terliltat pada frekwensi kejadiall keracunanSalmonellalebih sering ditemukan dibandingkandengan kasuskeracunanoleh S. aureus. Pada semua sampel yang diperiksa temyata tidak ditemukan adanya Salmonella. Hal ini menunjukkan bahwaudangwindu tersebuttelah memenuhisalah satu persyaratan dikeluarkan oleh DirJen paM daD memenuhipersyaratansebagaikomoditi untuk ekspor. Di sampingitu pengelolamenunjukkanadanyasanitasi yang baik mulai dari tambak llingga ke penanganan pasca pallen tennasllk pengemasan. Akan tetapi, walaupunpada udang windu tidak ditemukan adanya Salmonellabukan berarti udang tersebut mempunyai mutu yang baik. Hal ini terlihat dari cemaranbakteri sella kandunganbakteri koli dan E. coli yang lnasih tinggi sebelummendapatperlakuaniradiasi. Hasil uji orgalloleptik terltadap udang windu iradiasi dapatdilihat pada Tabel 3. Pada Tabel terlihat ltasil uji organoleptik salnpel yang diiradiasi sampai dengandosis 10 kGy tidak terjadi peruballan wanta yangberarti. Hasil analisis statistik menunjukkanantara kontrol dan sampelyang diiradiasi tidak menunjukkan perbedaanyang nyata (p<O,O5).Akan tetapi, pada uji organoleptikuntuk bali, tekstur dan rasa pada dosis iradiasidi alas 6 kGy secarastatistik terjadi perbedaan yang nyatadibandingkandengandosis di bawah6 kGy. Hal ini disebabkanterjadinya kerusakan kimia pada beberapa Zc'lt gizi kllususnya pada asam amino. Perubahanbau daDrasa ini disebabkanbahan tersebut mengandunglemak. Menurut lRAWATI ill. [16] hal ini mungkin disebabkanoleh adanya penghambatan reaksiantarradikalbebasakibathidrolisis. KESIMPULAN Dari basil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Dosis iradiasi di alas 4 kGy dapat menunmkan jumlall total bakteri aerob,bakteri koli dan E. coli sehinggapersyaratanKeputusanDirJen paM dapat terpenulli. 2. Padasemuasampelyang diperiksatidak didapatkan adanyaSalInoneUa. 3. Perlakuan iradiasi pada dosis diatas 6 kGy berpengaruhterhadapban, tekstur daD rasa udang windu. 4. Produsenudangbeku dapatmengiradiasiprodUknya di PT Indogamrnaagar prodUknyadapat diterirna olehnegaratujuan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada saudaraAnnanu ill. yang teJahmembantupeneJitian ini sehinggadapatberjalandenganJancar. 357 lWCr ;T;--UJTVTg"dIIUIcpUK tcmaaap uaang wmau Irnmasl: 3,0 RisalahPt'ltemuanIlmiahPt'nt'liliandan Pengembangan ,4;Jlikasi lsolopdanRadiJSI;2()()l DAFTARPUSTAKA 1. DEPKES R.I., KeputusaIlDirjen Pengawasan Obat dan Makallan No. 03726/B/SK/ VII/89 tentang Batas Maksimwll Cemaran Mikroba dalaIll Makanan(1989). 2. MUNSIAH MAHA daD HARSOJO, Peningkatan mum udang beku denganiradiasi,Ris. Seminar Nasional PengawetanMakanandenganlradiasi, BATAN (1984) 169. 3. RASHill, H.O., H. ITa and I. ISHIGAKI, Distribution of patll0genic Vibrios and other bacteria in imported frozen shrimps and their decontaminationby galruna-irradiation,World Journal of Microbiology and Biotechnologyvol 8 (1992) 494. 4. FARDIAZ SRIKANDI, Penuntun Praktek Mikrobiologi PanganIPB, Bogor(1989). 8. MOELIY ANTO, R., Udang sebagai bahan makanan,Lembaga OseanologiNasional, LIPI, Jakarta,(1979). 9. MUNSIAH MAHA, lradiasi bahan Pangan, Makalah dipresentasikan pada Pendidikan Ekspor Impor Departemen perdagangan RI., Jakarta (1993). 10.UNUS SURIAWIRIA, Pengantar Mikrobio1ogi Umum, PenerbitAngkasaBandung (1986). 11. DARMODUWITO, S., dan ERNI, M., Pemeriksaan mikrobiologi beberapa sayuran di Yogyakarta dan sekitamya, Mikrobiologi di Indonesia, Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia (1983) 91. 12.FARDIAZ SRlKANDI dan BErrY, SoL. JENIE, Masalah keamal1anpangan dalaln hubungannya dengan mikrobiologi veterineri, Mikrobiologi di Indonesia, PerhimpWlan Mikrobiologi Indonesia (1983)307. 5. ANDINI, L.S., HARSOJO,ANASTASIA, S.D. dan MAHA, M., Efek iradiasi gatmna pada .s'almonellaspp yang diisolasidaTidagingayam segar, Ris. Pertemuan Ilmiah APISORABATAN, JakartaDesember1995(1995). 6. SRI POERNOMO,Salmonellapadaayam di rulnall potong daD lingkuogannya di Wilayah Jakarta daD sekitarnya,Sem. Nas. Teknologi Veteriner untuk Meningkatkan Kesehatan Hewan daD Pengamanan Bahan Pangan Asal Temak, Balitvet, Bogor (1994). 7. SOEKARTO, S.T., Penilaian organoleptik untuk industri pangan daD basil pertanian, Bhatara Karya Aksara,Yogyakarta(1985). 13. SETIAWAN, EoD. daD HAMillJOJO, Mikrobiologi Indonesia (1983) 313. 14.SRI POERNOMO, Standar higiene dan kemanan pangan, Bahan PenatarnnManajemen Usaha JasaBoga,IPB-Bogor(1995). 15. MURRAY, C.l., Salmonellae in the environment, Rev. Sci. tech. Off. Int. Epiz. 10 J. (1991) 765. 16.IRAWATI, Z., T. IRlAWAN, R.N. AGUSTINA, dan GIY ATMI, Pengaruhiradiasi gamma pada kualitasdaging segar.2. Beberapakarnkteristik kimia daging sapi,Penelitiandan Pengembangan Aplikasi Isotopdall Radiasi(1999)215. Tabell. Pengaruhiradiasi terlmdapjumlall total bakteri pada udang windu. Dosis iradiasi (kGy) Total bakteriaerob (koloni/g) 0 2.4x 10°c 2 4 4,2--x]):;--c II x 10'; b x tOJb 6 8 10 a a Hurufyang saIna menunjukkan perbedaanyang tidak nyata (p<O,O5) -= tidak tumbuh 358 A.No, Infentarisasiflora bakteripadauterus sapi perah, Mikrobiologi di Indonesia, Perhimpunan RI:salahPeltt'flluan Ilmiah Penelitian dan Pengt'fllbangan ";Jlikasi Isotop dan Radia~ 2CXJt Tabel 2. Pengarull iradiasi terlmdap bakteri koli dan E. coli pada udang windu 10 -a -a tfuruf yang sarna pada masing-masingkolom menunjukkan perbedaanyang tidak nyata (p<0,05). -= tidak twnbuh Tabel 3. Uji organoleptik terhadap Ud3Jlgwindu iradiasi. Dosis iradiasi (kGy) 0 4,30 a 2 ~ 3,90 a ~ 4 6 8 Ball WarDa ~ ~ ~ ~ ~ Tektm 6,55 c 6,50 c 5,83 c ~ RaS(l ~ ~ ~ ~ ~ 3,93 a 2,85 b 10 3,65 a 1,75 a 1,48 a 3,13_a Huruf yang sarnapada masiDg-rnasingkolom meDunjukkanperbedaanyang tidak Dyata(p<O,O5) 359