E. Peluang Bisnis Temporary Power PLN

advertisement
68
ABM Investama Laporan Tahunan 20133
E. Peluang Bisnis Temporary Power
PLN berkewajiban untuk menyediakan tenaga listrik dalam
jumlah yang cukup kepada masyarakat di seluruh Indonesia
secara terus menerus, baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Dalam jangka pendek, di mana kapasitas
pembangkit PLN masih terbatas karena proyek-proyek
pembangkit belum sepenuhnya selesai, PLN akan memenuhi
permintaan tenaga listrik dengan menyewa pembangkit
sebagai solusi sementara (temporary power). Selain itu,
temporary power juga masih dibutuhkan di pulau-pulau atau
daerah terpencil yang belum atau tidak bisa dijangkau oleh
jaringan transmisi. Instalasi pembangkit listrik berukuran kecil
seperti Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang mudah
dimobilisasi merupakan satu-satunya solusi jangka pendek.
E. Temporary Power Business Opportunity
PLN is obliged to provide electrical power in sufficient
quantities to the people throughout Indonesia continuously,
both in short and long terms. In short term, in which the
capacity of PLN power plants is still limited because power
plant projects have not been fully completed, PLN will meet
the demand for electric power by renting power plants as a
temporary solution (temporary power). In addition, temporary
power is still needed on isolated islands or in remote areas
that have not been or can not be reached by network
transmissions. Installation of small power plants such as
Diesel-fired Power Plant (PLTD) which are easily mobilized is
the only short-term solution.
Rasio elektrifikasi di wilayah Sulawesi dan Indonesia Bagian
Timur yang masih di angka 67,5% dan 54% pada tahun
2012, hingga saat ini belum memungkinkan untuk segera
ditingkatkan secara signifikan mengingat keterbatasan
jaringan dan pembangkit. Sebagai wilayah kepulauan, investasi
kelistrikan bagi daerah terpencil bukanlah hal yang mudah,
sementara menghubungkan ke grid regional dengan kabel
transmisi investasinya sangat mahal.
Electrification ratios in Sulawesi and Eastern Indonesia are
still at the rate of 67.5% and 54% in 2012, until now it has not
been possible to immediately and significantly improve given
the limitations of networks and plants. As an archipelago, the
investment in electricity for remote areas is not easy, while
connecting to regional grids with transmission cables is a very
expensive investment.
F. Peluang Bisnis Pembangkit Listrik Swasta
Kepemilikan proyek-proyek pembangkit listrik yang
direncanakan dalam RUPTL disesuaikan dengan kemampuan
pendanaan PLN. Mengingat kebutuhan investasi sektor
ketenagalistrikan yang sangat besar, PLN tidak dapat
membangun seluruh kebutuhan pembangkit baru sendiri.
Dengan demikian sebagian proyek pembangkit akan dilakukan
oleh pihak swasta sebagai independent power producer (IPP)
maupun pihak ketiga non-IPP dengan model bisnis tertentu
seperti power wheeling, kerja sama excess power, penetapan
wilayah usaha tersendiri dan sebagainya.
F. Private Power Plant Business Opportunity
The ownership of power plant projects planned in the RUPTL
is adjusted according to PLN funding capability. Given the
investment needs of electricity sector is very large, PLN can not
build the entire new power plants by itself. Therefore some
projects will be undertaken by private parties as independent
power producer (IPP) or third-party non-IPP with certain
business models such as power wheeling, excess power
cooperation and establishment of separate business areas and
so forth.
RUPTL 2013-2022 menyebutkan kebutuhan investasi
kelistrikan pada 2014 mencapai 9,4 miliar dolar AS atau setara
Rp100 triliun. Total investasi itu berasal dari PLN sebesar
USD 7,1 miliar dan swasta dengan skema IPP sebesar USD
2,3 miliar. Secara keseluruhan, kebutuhan investasi baik PLN
dan IPP untuk 10 tahun ke depan mencapai USD 125,2 miliar
dengan porsi partisipasi swasta 54,1 miliar dolar atau 43% dari
kebutuhan investasi.
The RUPTL 2013-2022 mentions the need for electricity
investment in 2014 reaching 9.4 billion US dollars, or
equivalent to Rp100 trillion. The total investment was derived
from PLN of USD 7.1 billion and private with IPP scheme of
USD 2.3 billion. Overall, the investment needs of both PLN and
IPP for the next 10 years reach USD 125.2 billion with private
participation portion of 54.1 billion dollars, or 43% of the total
required investments.
Permasalahan dalam pengembangan listrik swasta adalah
mundurnya financial close, government guarantee,
pembebasan lahan dan lain sebagainya. Oleh karena itu
dalam memilih pengembang listrik swasta dibutuhkan proses
pengadaan yang dapat mendapatkan pengembang yang
betul-betul mampu melaksanakan proyek dengan baik. Secara
umum kesempatan bagi listrik swasta telah dibuka cukup besar
oleh pemerintah untuk bersama-sama PLN mengembangkan
ketenagalistrikan di Indonesia.
Problems in private electricity development are delayed
financial close, government guarantee, land acquisition and so
forth. Therefore selection of private power plant developers
requires procurement process to get developers who are really
capable of executing projects well. In general, opportunity for
private electricity is quite wide open by the government to
jointly develop electricity in Indonesia with PLN.
Download