1 PENELITIAN MODEL KAPAL NELAYAN DI JAWA TENGAH M

advertisement
PENELITIAN MODEL KAPAL NELAYAN DI JAWA TENGAH
M. Orianto, dkk
Balitbang Prov. Jateng bekerjasama dengan Fakultas Perikanan dan Kelautan UNDIP
Jl. Imam Bonjol 190 Semarang
RINGKASAN
Pendahuluan
Sektor perikanan memegang peranan yang penting dalam perekonomian Propinsi Jawa
Tengah. Hal ini dikarenakan Jawa Tengah sebagian besar wilayahnya berbatasan langsung
dengan laut, baik di Laut Jawa bagian selatan maupun di Laut Jawa bagian utara. Kegiatan
penangkapan ikan di laut dari waktu ke waktu telah berkembang, baik alat tangkap maupun
sarana penangkapannya. Dengan berkembangnya teknologi penangkapan ikan serta motorisasi
perahu-perahu nelayan mengakibatkan semakin intensifnya pemanfaatan sumber daya ikan di
laut dengan makin luas/jauhnya daya jelajah ataupun jangkauan operasi penangkapannya.
Sebagai salah satu upaya untuk menjaga kelestarian sumber daya perikanan pantai utara
Jateng, diperlukan upaya untuk lebih mengintensifkan perairan selatan Jawa Tengah yang
masih punya banyak potensi sumber daya perikanan, namun kondisi kenelayanannya
tergolong relatif di bawah perairan utara Jateng. Kenyataan menunjukkan kondisi kapal
nelayan di Pantai Selatan Jateng pada umumnya dibangun secara tradisional, belum
mempertimbangkan faktor-fkator tersebut di atas yang berhubungan dengan kelayakan
teknologi dan kelayakan ekonomi karena didesain dan dibangun kurang efisien, dioperasikan
kurang ekonomis, dan relatif rawan keselamatan, apalagi jika dikaitkan dengan kondisi
alamnya yang relatif lebih keras.
Guna mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan adanya studi pengembangan model
kapal nelayan, yang telah mengkaji kondisi kapal nelayan sekarang/eksisting, tetapi yang
secara teknis lebih laik laut dan secara ekonomis lebih efisien.
Hasil studi ini dapat menjadi acuan , minimal teknis dan operasional, dalam pembuatan dan
pengadaan kapal nelayan yang memenuhi performansi standar teknis laik laut/handal,
1
membantu proses klarifikasi dan izin kapal berdasarkan wilayah tangkap, mengurangi
kerugian dampak negatif illegal fishing, sebagai acuan swasta/investor dalam pembuatan
/pengadaan kapal nelayan yang memenuhi performansi layak teknologi dan layak ekonomi,
dan menunjang perangkat peraturan dalam proses pengadaan/pembuatan/pembangunan kapal
nelayan di pantai selatan Jateng.
Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah:
1. Kompilasi data sekunder dari instansi terkait
2. Kompilasi data primer dengan survey menggunakan instrumen kuesioner guna
identifikasi-eksisting regulasi, kondisi wilayah tangkap, jeis, potensi dan lokasi ikan,
masyarakat nelayan, industri penunjang, kondisi sarana dan prasarana perikanan tangkap
di pantai selatan Jateng, kondisi teknis dan ekonomis berbagai tipe, ukuran, jumlah kapal
nelayan
3. Kompilasi data pembanding kapal ikan/kapal nelayan
4. Analisis Pengujian Layak Teknis Kapal Nelayan
5. Analisis Pengujian Layak ekonomi Kapal Nelayan
6. Database, desain kapal nelayan unggul
7. Penyimpulan, pelaoran dan presentasi
Hasil dan Pembahasan
Dari penelitian ini telah dapat bahwa kapal nelayan di pantai selatan Jawa Tengah yang
paling ekonomis dan cukup laik laut, untuk wilayah tangkap sampai 4 mil adalah jenis
Jukung fiber bercadik ukuran LOA 8,20 m alat tangkap jaring gillnet 5” dan handline, serta
Jukung kayu bercadik ukuran LOA 6,50 m alat tangkap kombinasi gillnet 3” dan handline,
yang mampu berangkat dari/mendaratkan ikan ke pesisir(tanpa pelabuhan/dermaga) Cilacap,
Kebumen, Purworejo. Sedangkan untuk wilayah tangkap 4-12 mil adalah kapal
jenis
Compreng kayu ukuran LOA 10,09 m alat tangkap gillnet 3”, yang mampu berangkat
dari/merapat-mendaratkan ikan ke pelabuhan/dermaga ikan Cilacap. Untuk wilayah tangkap
12-200 mil adalah kapal jenis Duduk kayu ukuran LOA 16,15 m alat tangkap gillnet 5,5”
2
dan pancing rawe,
yang mampu berangkat dari/merapat-mendaratkan
ikan ke
pelabuhan/dermaga ikan Cilacap. Untuk wilayah tangkap sampai diatas 200 mil adalah kapal
jenis Longline ukuran LOA 25 m alat tangkap longline yang mampu berangkat dari/merapatmendaratkan ikan ke pelabuhan/dermaga ikan Cilacap.
Compreng, Duduk, dan Longline, belum dapat berangkat dari/mendarat di
pesisir
Kebumen dan Purworejo, karena di kedua pesisir kabupaten tersebut tidak/belum tersedia
fasilitas pelabuhan ikan yang sesuai untuk kebutuhan kapal-kapal tersebut
berangkat/mendaratkan
ikan,
seperti
TPI/PPI/dermaga
yang
reperesentatif,
saat
spbu,
pergudangan, pabrik es, cold storage, dan break water.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Ada 4 jenis/tipe perahu/kapal di pantai Selatan Jateng dari berbagai ukuran yaitu
jungkung:fiber dan kayu, kapal compreng, kapal duduk, kapal longline. Setelah melalui
berbagai uji parameter ekonomi dan parameter teknologi, terhadap beberapa sampel berbagai
tipe dan ukuran perahu/kapal eksisting di Pantai Selatan Jateng, diperoleh kesimpulan :
Jukung kayu Loa 6,50 meter dan Jukung fiber Loa 8,20 meter di wilayah tangkap sampai 4
mil, Compreng Loa 10.09 m di wilayah tangkap 4-12 mil, Duduk Loa 16,15 m di wilayah
tangkap 12-200 mil, dan longline Loa 25,00 m di wilayah tangkap 200 mil ke atas, merupakan
perahu/kapal unggul pantai selatan Jateng, dengan tingkat kelayakan ekonomi (NPV, ROI,
BEP) baik, serta tingkat kelayakan teknologi (rencana umum, rencana garis, tahanan air,
power mesin, stabilitas, kekuatan memanjang) umumnya cukup baik, untuk beroperasi di
masing-masing wilayah tangkapnya. Tetapi pada beberapa kasus, masih terdapat beberapa
kelemahan, kekurangan dari aspek ekonomi, tidak tersedianya perlengkapan keselamatan, alat
komunikasi, perlatan navigasi, alat deteksi ikan, informasi fishing ground, sistem informasi
harga/pasaran ikan.
Saran
1. Tingkat layak ekonomi bisa lebih ditingkatkan lagi dengan pemberian perlengkapan dan
perlatan komunikasi dan navigasi seperti Radio SSB, GPS, alat deteksi ikan/echo sounder,
3
radar, akses informasi wilayah ikan/fishing ground dan akses informasi pasar/harga ikan
dan lokasinya, penempatan rumpon, semua hal tersebut adalah dengan tujuan menambah
perolehan ikan dan peningkatan harga ikan, kualitas ikan sekaligus mengurangi biaya
operasi .
2. Selain dengan re-desain body (fungsionil, tanpa mengorbankan bentuk kulturalnya) dan
penyempurnaan teknologi permesinan dan mekanisasi alat tangkap, maka tingkat
kelayakan teknologi bisa lebih ditingkatkan dengan pemberian alat komunikasi dan
perlengkapan navigasi.
3. Tingkat keselamatan kapal/dan nelayan selain dengan peningkatan level stabilitas dan
kekuatan memanjang/longitudinal strength , bisa ditingkatkan dengan pemberian
perlengkapan /perlatan keselamatan seperti life jacket, ban pelampung pada jukung kayu
dan jukung fiber; life jacket , ban pelampung inlatable life raft/sekoci penolong pada
compreng dan Duduk, double engine pada kapal Duduk, lampu navigasi, alat komunikasi
radio SSB/HT, alat navigasi GPS, radar, GMDSS dan VMS pada Compreng dan Duduk
sedangkan untuk longline sudah tersedia semua perlengkapan dan peralatan tersebut
4. Sesuai potensi wilayah pantai selatan Jateng yang masih jauh di bawah batas (60%)
potensi lestari (PL), maka masih dimungkinkan untuk memproduksi berbagai tipe /jenis
perahu/kapal-kapal tersebut. Selain kelompok nelayan/koperasi/investor, pembangunan
bisa dilakukan oleh pemerintah pusat/pemda Jateng sebagai program modernisasi kapal
nelayan tradisional.
5. Sebaiknya berpindahnya nelayan pantai utara ke pantai selatan Jateng tidak melalui pola
instruksi/pemaksaan tetapi lebih bersifat persuasif dengan metode membangun industri
perikanan tangkap terpadu.
Hak Cipta © 2004 Balitbang Prov. Jateng
Jl. Imam Bonjol No. 190 Semarang
50132
Telp : (024) 3540025,
Fax : (024) 3560505
Email : [email protected]
4
Download