PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS KARANGAN SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA GAMBAR SERI DI SEKOLAH DASAR Murwani, Budiman Tampubolon, Ngatiyo PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak e-mail: [email protected] Abstrak:Peningkatan hasil belajar menulis karangan sederhana pada pembelajaran bahasa indonesia dengan media gambar seri di kelas III Sekolah Dasar. Masalah umum dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan pembelajaran menulis karangan sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis karangan sederhana dengan bantuan media gambar seri untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dengan menggunakan media realita ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa, setelah menulis karangan sederhana dengan bantuan media gambar seri pada silklus I memperoleh nilai rata-rata sebesar 48,51 dan pada siklus II memperoleh nilai rata-rata sebesar 60,37. . Kata Kunci:media gambar seri, hasil belajar Abstract:Improved learning outcomes to write a simple essay on learning Indonesian with a series of media images in class III Elementary school. A common problem in this research is the improvement of learning how to write a simple essay on learning Indonesian with the help of the media image series in third grade Primary School 18 River Snapper?. The purpose of this study is to describe the implementation of learning to write simple essays with the help of the media picture series to improve student learning outcomes Elementary School third grade 18 Gammon River. The method used in this research is descriptive method. By using the media reality it can improve student learning outcomes, after writing a simple essay with the help of media images on silklus series I scored an average of 48.51 and the second cycle to obtain an average value of 60.37. Keywords: media image series, learning outcomes 1 K eterampilan menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Mengarang pada prinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu yang ada pada angan-angan pencerita itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Setiap manusia semuanya diciptakan sebagai pengarang. Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratu tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan yang idial pada prinsipnya meruapakn uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari peragaraf. Namun, menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi ke dalam tulisan tidak mudah. Banyak orang pandai berbicara atau berpidato tetapi mereka masih kurang mampu menuangkan gagasannya kedalam bentuk bahasa tulisan. Maka untuk bisa mengarang dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan untuk menulis. Kemapuan menulis dapat dicapai melalui proses belajar dan berlatih. Menulis karangan merupakan kegiatan merangkai atau menysun kata, frase, kalimat kemudian paragaraf yang dipadukan dengan topik dan tema tentu untuk memperoleh hasil akhir berupa karangan. Penulis karangan harus memiliki penguasaan kosa kata yang baik agar dapat merangka kata-kata menjadi kalimat, kemudian dari kalimat-kalimat yang sudah tersusun rapi menjadi paragarafparagaraf, maka hasil akhirnya dapat berupa karangan yang baik. Menulis karangan merupakan salah satu kopetensi dasar yang harus dimiliki oleh siswa kelas III Sekolah Dasar dalam Pelajaran Bahasa Indonesia, sesuai dengan yang tercantum dalalm Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar kelas III. Agar siswa dapat menulis karangan sederhana, maka siswa terlebih dahulu harus mempelajari cara menulis karangan yang baik. Berdasarkan hasil refleksi guru dengan melaksanakan pembelajaran menulis karangan di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap selama ini guru hanya memberikan judul karangan saja, selain itu guru hanya menugaskan siswa membuat karangan tampa adanya penjelasan terlebih dahulu, guru tidakmembimbing siswa dalam menulis karangan, dan guru tidak pernah melaksanakan pembelajaran dengan media atau pun metude yang melibatkan siswa aktif serta menyenangkan bagi siswa sehingga memotivasi siswa untuk belajar. Pada pembelajaran Bahas Indonesia yaitu menulis karangan sederhana di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap, dilihat dari hasil belajar siswa tahun sebelumnya hanya mencapai nilai rata-rata 42, ini memunjukan bahwa materi menulis karangan perlu diperbaiki pada sistem pembelajaranya untuk dapat meningkatkan hasil belajar menulis karangan sederhana di kelas III. Pembelajaran menulis karangan sederhana di kelas III yang dilaksanakan oleh guru yang demikian membawa dampak kepada hasil belajar siswa menulis karangan sederhana. Siswa belum mampu menuliskan paragaraf demi paragaraf dalam karangan dengan baik. Hal ini karena siswa belum bisa membuat kalimatkalimat dengan benar sehingga sulit dalam merangkaikannya menjadi paragaf. Siswa merasa kesulitan dalam menulis karangan sederhana karena dalam pembelajaran menulis karangan sederhana didominasi guru, dimana guru hanya mencantumkan judul karangan atau hanya kerangka karangan saja, sehingga siswa 2 kurang termotivasi untuk membuat karangan yang baik. Siswa merasa kesulitan dalam mengembangkan karangan sederhan karen kurangnya pembendeharaan kata yang dimiliki oleh sisww. Siswa sebagian besar tidak bisa menulis karangan karena keterbatasan kosa kata yang dimiliki siswa untuk membuat kalimat menjadi paragaraf dan akhirnya menghasilkan karangan yang baik. Selain itu dalam menulis karangan siswa juga tidak bisa dalam mengembangkan tiap-tiap paragraf karena kurangnya pengetahuan siswa tentang cara-cara menulis karangan yang baik dan tidak adanya motivasi untuk belajar menulis karangan dari dalam diri siswa karena faktor kurang menariknya penyajian materi menulis karangan. Guru tidak memberikan penjelasan tentang paragraf yang baik dan benar. Masalah rendahnya kemampuan menulis karangan pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya akan diatasi dengan bantuan media pembelajaran yang dapat digunakan antara laindengan bantuan media gambar seri, dengan cara guru menjelaskan terlebih dahulu mengenai susunan dalam menulis karangan yang dibentuk oleh paragraf-paragraf, dan paragaraf dibentuk oleh kalimat-kalimat yang disusun oleh kata-kata. Media pembelajaran yang dapat digunakakan adalah media gambar berseri yang berfungsi untuk membantu menulis karangan, sehingga diharapkanmeningkatkan hasilbelajar siswa menulis karangan sederhana. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka yang menjadi masalah penelitian ini adalah: “Bagaimana peningkatan pembelajaran menulis karangan sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap?”. Untuk lebih terarahnya penelitian masalah tersebut, dirumuskan menjadi sub-sub masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana kemampuan guru menyusun rancana pelaksanaan pembelajaran menulis karangan sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap?. (2) Bagaimana kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap?. (3) Seberapa besar peningkatan nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis karangan sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap? Berdasarkan masalah penelitian, maka secara umum tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis karangan sederhana dengan bantuan media gambar seri untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan pelaksanaan pembelajaran menulis karangan sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap. (2) Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran menulis karangan sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap. (3) Untuk menganalisis seberapa besar peningkatan nilai belajar siswa pada pembelajaran menulis karangan sederhana 3 dengan bantuan media gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap. Manusia adalah mahluk sosial, sehingga mausia perlu berintraksi dengan manusia lainnya. Menurut Faisal (2009:3) pada saat manusia membutuhkan eksitensinya diakui, maka interaksi itu terasa semangkin penting. Kegiatan berinteraksi ini membutuhkan alat, saran atau medi, yaitu bahasa. Sejak saat itu lah bahasa maenjadi alat, sarana, atau media.Santoso (dalam Faisal, 2009:3) mengatakan bahwa bentuk dasar bahasa adalah urayan. Urayalah yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya. Dengan urayan inilah manusi mngumngkapkan hal yang nyata atau tidak, yang berwujud maupun yang kasat mata, situasi dan kondisi yang lampau, kini, maupun yang akan datang.Menurut Keraf (2004:1), bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunya yang dihasilkan oleh alat ucap mausia. Sejalan dengan hal retsebut, Webster’s New Collegiate Dictionary (dalam Solchan, 2009:3), mengatakan bahasa adalah sebuah alat untuk mengkomunikasikan gagasan atau perasaan secara sistematik melalui mengunakan tanda, suara, gerak atau tanda-tanda yang disepakati, yang memiliki makna yang dipahami. Terkait dengan hal itu, Santoso, dkk (dalam Faisal, 2009:1-7) berpendapat bahwa bahasa sebagai alat komunikasi memiliki fungsi sebagi berikut: (1) Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal-balik antar gota keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat. (2) Fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap,gagasan, emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembaca.bahasa sebagai alat mengekspresikan diri ini dapat menjadi media untuk menyatakan ekstensi (keberadaan) diri, membebaskan diri dari tekanan emosidan untuk menarik perhatian orang. (3) Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat, melalui bahas seorang anggota masyarakat sedikit demi sedikit belajar adat istiadat, kebudayaan, pola hidup, prilaku, dan etika masyarakatnya. Mereka menyesuaikan diri dengan semua ketentuan yang berlaku dalam masyaraka melalui bahasa. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa manusia adalah mahluk sosial yang perlu berinregrasi dengan manusi disekelilingnya. Dalam berintergrasi tersebut, mausia memerlukan alat sebagai alat. Dengan bahasa, manusi dapat bertukar pengalaman dan menjadi bagian dari pengalaman tersebut. Mereka memanfaatkan pengalaman itu untuk hidupnya. Dengan demikian mereka maeasa saling terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya. (4) Fungsi kontrol sosial.bahasa berfungsi untuk menmpengaruhisikap dan pendapat orang lain. Bila fungsi ini berlaku dengan baik, maka semua kegiatan sosialakan berlangsung dengan baik pula. Dengan bahasa seseorang dapat mengembangkan keperibadian dan nilai-nilai sosial kepada tingkat yang lebih berkualitas. Menurut Subini(2012:8), pembelajaran ialah “Suatu proses yang dilakukan oleh inividu utuk memperoleh sesuatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut BSNP (2006:120) mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun 4 tulisan. (2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahas negeri. (3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakaknya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. (4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, secara kematangan emosional dan sosial. (5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. (6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai kazanah budaya dan intelektual manusi Indonesia. Fungsi pembelajaran Bahasa Indonesia Menurut Solchan ( 2009:7.4) Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas tiga komponen, yaitu (1) kebahasaan, (2) kemampuan berbahasa, dan (3) kesastraan. Kopetensi kebahasaan terdiri atas dua aspek, yaitu (a) struktur kebahasaan yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, sematik, kewacanaan, dan (b) kosakata. Kemampuan berbahasa terdiri dari atas empat aspek, yaitu (a) kemampuan mendengarkan/menyimak, (b) kemempuan membaca (kedua kemampuan ini bersifat reseptif), (c) kemampuan berbicara, dan (d) kemampuan menulis (kedua kemapuan terakhir ini bersifat produktif). Dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri melaikan merupakan perpaduan dari keempatnya. Menurut Hairuddin (2007:7.1) secara etimologi kata ‘media’ berasal dari bahasa latin, ‘medium’, artinya perantara atau pengantar. Secara umum media diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber kepada penerima. Istilah media sangat populer dalam bidang komunikasi. Jadi, media adalah komponen sumber belajar atau peralatan fisik yang mengandung materi pembelajaran di lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar.Adapun menurut AECT (Assosiation of Education and Communiacation Technology), (dalam Hariuddin, 2007:7.1), menyebutkan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.Sejalan dengan itu, menurut NEA (National Education Assosiation), (dalam Hariuddin, 2007:7.1) media adalah segala benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan serta instumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Ada beberapa pendapat ahli menenai media pembelajaran. Gagne dan Briggs (dalam Hariuddin, 2007:7.1) menatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang antara lain terdiri atas: buku, tape recorder, film, foto, grafik, kaset, vidio kamera, televisi, komputer, dan lain-lain. Depdiknas (dalam Hariuddin, 2007:7.1) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah media pedidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang sudah dirumuskan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa alat peraga adalah benda/alat yang digunakan untuk memperagakan fakta, kosep, prinsip atau prosedur tentu agar tampak lebih nyata/kongkrit. Alat bantu adalah alat/benda yang digunakan guru untuk mempermudah tugas dalam mengajar sama halnya dengan AVA (audio visuala aids) ketiga istilah tersebut termasuk dalam pengertian media pembelajaran. 5 Ada berbagai pengolaan media. Gerlach (dalam Hariuddin, 2007:7.1) mengkalasifikasikan jenis media berdasarkan teknologi yang digunakan, yaitu: media tradisional dan media dengan teknologi mutakhir. Media tradisional meliputi (1) media visual diam yang diproyeksikan, contohnya:proyeksi tak tembus pandang. proyeksi overhead,slides, dan filmstrips, (2) media visual yang tidak diproyeksikan, contohnya: gambar, poster, foto, charts, garafik, diagram, papan, info, dan papan bulu, (3) Audio, contohnya: radio, piringan hitam, dan tape recorder, (4) multimedia, contohnya: tape recorder, dan multi-image, (5) visual yang diproyeksiakn, contohnya: film, televisi, dan video, (6) media cetak, contohnya: buku teks, modul, workbook, majalah, dan hand out, (7) permainan, misalnya: teka-teki dan simulasi, dan (8) realita, contohnya: model, manipulatif seperti boneka dan peta. Media dengan teknologi mutakhir meliputi dua jenis. Pertama, media berbasis telekomunikasi, contohnya: teleconference dan kuliah jarak jauh. Kedua, media berbasis mikroprosesor, contohnya: computer-assisted instruction, permainan, sistem tutor intelejen, interaktif, hipermedia, compact (video) disc. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. “Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”. Gambar diartikan sebagai tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya), sedangkan seri diartikan sebagai rangkaian cerita (buku, peristiwa dan sebagainya) (W.J.S. Poerwadarminta, 1984:928).Dari beberapa pengertian, maka dalam tulisan ini Media Gambar Seri diartikan sebagai beberapa gambar yang memuat suatu rangkayan cerita secara tuntas yang dapat menjadi pelantara bagi siswauntuk memahami materi pembelajaran. Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik kesimpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat menguraikan dalam bentuk tulisan. Berkaitan dengan bantuan media gambar, Purwanto dan Alim (1997:63), mengemukakan bahwa “Penggunaan media gambar untuk melihat anak menentukan pokok pikiran yang akan menjadi karangan-karangan”. Juga Tarigan (1997:210) mengemukakan bahwa “Mengarang melalui media gambar seri berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi anak”. Kerakteristik gambar seri sebagai berikut: (1) Gambar seri merupakan serangakai gambar yang terpisah adtara satu dengan yang lain tetapi memiliki satu kesatua urutan cerita. (2) Gambar seria akan sulit dipahami ketika berdiri dendirismdiri dan belum diurutkan. (3) Gambar seria memiliki makna setelah diurutkan berdasarkan pola tertentu atau sesuatu dengan urutan sebuah cerita. (4) Gambar seria dapat menyapikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap serhasap seseorang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dikemukakan Sudirman et-al (1991:219), yaitu: (1) Dapat menyampaikan peasn atau ide tertentu. (2) Memberikan kesan kuatdan menarik perhatian. (3) Merangsang oarang yang melihat untuk ingin mengungkapkan tentang objek-objek dalam gambar. (4) Beranai dan dinamin. (5) Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami. 6 Materi pembelajaran menulis karangan sederhana di kelas III sekolah dasar adalah pengertian karangan, bagian karangan, cara menulis karangan, contoh karangan. Menurut pengertiannya, mengarang adalah keseluruhan rangkayan kegiatan seseorang mengumpulkan gagasan dan menyampaikannyamelalui bahasa tulisan kepada pembaca untuk dipahami (The Liang Gie, 1992:17). Dalam proses karangmengarangsetiap ide harus dilibatkan pada suatu kat, kata-kat dirangkai menjadi sebuah kalimatmembentuk paragraf, dan paragraf-paragraf akhirnya mewujudkan sebuah karangan. Sedangkan sebuah karangan merupakan hasil dari kegiatan, yaitu perwujutan gagasan seseorang dalam bahas tulisan yang dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain. Dari uraian tersebut di atasdapat disimpulkan bahwa mengarang adalah kegiatan menulis yang tersusun dengan teratur dari kata, kalimat, sampai paragraf yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh, dengan maksud menceritakan kejadian atau peristiwa, mempercakapkan sesuatu, dan tujuan lainya. Karangan adalah penjabaran sustu gagasan secara resmi dan teratur tentang sesuatu topik atau poko bahasan. Setiap karangan yang ideal pada prinsipmya merupakan urayan yang lebih tinggi atau lebih luas dari paragraf. Menulis karangan merupakan kegiatan merangkai atau menyusun kata, frase, kalimat kemudian paragraf yang dipadukan dengan topik dan tema tertentu untuk memperoleh asil akhir berupa karangan. Penulis karangan harus memiliki penguasan kosa kata yang baik agar dapatmerangkai kata-kata menjadi kalimat, kemudain dari kalimat-kalimat yangsudah tersusun rapi menjadi paragrafparagraf, maka hasil akhirnya dapat berupa karangan yang baik.Penggunaan gambar seri pada pembelajaran mengarang seserhana yaitu: (1) Dapat membantu guru dalam menyapaikan pelajaran dan membantu siswa dalam belajar. (2) Menarik perhatian anak sehingga terdorong untuk lebih giat belajar. (3) Dapat membantu daya ingat siswa (retensi). (4) Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat yang lain (Suriamiharja et-al, 1991:220). Menurut The Liang Gie (1992:17) mengemukakan ada 4 (empat) unsur dalam mengarang yaitu sebagai berikut: (1) Gagasan ( Idea ), yaitu topik berikut tema yang diungkapkan secara tertulis. (2) Tuturan ( Discourse ), yaitu bentuk penggungkapan gagasa sehingga dapat dipahami pembaca. (3) Tatanan (Organization ) yaitu tertib pengaturan dan penyusunan gagasan menindahkan berbagai asas, aturan, dan teknik sampai merencanakan rangka dan langkah. (4) Wahana (Medium)adalah sarana penghantar gagasan berupa bahan tulis yang terutama menyangkut kosa kata, gramatika ( tata bahasa ), dan terotika ( seni memaikai bahasa secara efektif ). Susunan karangan atau wacana sebagaimana dikemukan oleh Tarigan dan Sulistyaningsih (1996:362) bahwa Wacana dibentuk oleh paragraf-paragaraf, sedangkan paragraf dibentuk oleh kalimat-kalimat. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf itu haruslah merangkai, kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya harus berkaitan begitu seterusnya. Sehingga membentuk satu kesatuan yang utu atau membentuk sebuah gagasan. Selajutnya peragraf dengan paragraf merangkai secara utuh membentuk sebuah wacana yang memiliki tema yang utuh. 7 Suatu gambar atau seri gambar dapat dijadikanbahan penyusunan paragraf. Gambar atau seri gambar pada hakikatnya mengekspresikan suatu hal. Bentuk ekspresi tersebut dalam fakta gambar bukan dalam bentuk bahasa. Pesan yang tersirat dalam gambar tersebut dapat dapat dinyatakan kembali dalam bentuk katakata atau kalimat. Penerjemahan pesandari bentuk visual kedalm bentuk kata-kata atau kalimat sangat tergantung kepada kemampuan imajinasi siswa. Peranan gambar sebagai media pengajaran yaitu: (1) Dapat membantu guru dalam menyapaikan pelajaran dan membantu siswa dalam belajar. (2) Menarik perhatian anak sehingga terdorong untuk lebih giat belajar. (3) Dapat membantu daya ingat siswa (retensi). (4) Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat yang lain (Suriamiharja et-al, 1991:220). Tarigan (1996:210) mengemukakan bahwa “Mengarang melalui media gambar seri berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa”. Menurut Abdurrahman (dalam Jihad, 2010:14) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan prilaku relatif memetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Menurut Sukiman (2012:265) bahwa hasil belajar bermanfaat bagi guru untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam satu kelas dan dallam setaiap mata pelajaran. Hasil belajar ini dapat mendorong guru agar mengajar lebih baik, membantu guru untuk memntukan strategi mengajar yang lebih tepat. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan hasil belajar banyak menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom (dalam Sudjana, 2006:22) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu: (1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari empat aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sistesis, dan evaluasi. (2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yangterdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organiosasi, dan ternalisasi. (3) Ranah psikomototis berkenaan denganhasil belajar keterampilan dan kemapuan bertindakada empat aspek-aspek ranah psikomototis, yakni gerakan reflek, keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerak kompleks, dangerak eksperesif dan interpretatif. Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Anitah (2007:2.7) menyatakan, Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (interen) dan dari luar diri siswa (ekstern). METODE Menurut Sugiyono (2008:3) “Metode penelitian pada dasarnya merupakn cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan”. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka metode yang digunak dalam penelitian ini adalah 8 metode deskriptif. Menurut Sukmadinata (dalam Ardhana, 2008), “Metode deskriptif adalah suatu bentuk penelitaian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia”. Fenomena itu bisa berupa aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menuirut Iskandar (2011:102) mengatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan (action recearch) yang dilakukan gurudan dosen di kelas (sekolah dan perguruan tinggi) tempat ia mengajar yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran di kelas. Prosedur penelitian merukan agian yang mengungkapkan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. Biasanya setiap tahapan penelitian yang ditempuh itu disajikan secara spesifik dan kronologis. Penelitian ini merupakan peneltian tindakan kelas guna meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan dengan bantuan media gambar seri pada siswa kelas III SDN 18 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri 18 Sungai Kakap, Jalan Raya Suangai Berembang, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya. Subjek dalam penelitian ini adalah: (1) Guru sel;aku peneliti yang mengajar Bahasa Indonesia di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap yaitu Murwani, A.Ma. (2) Siswa kelas III SD Negeri 18 Sungai Kakap yang berjumlah 27 orang, yang terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 14 orang dan siswa perempuna berjumlah 13 orang. Sesuai dengan sub masalah penelitian maka dat penelitain yang dikumpulkan adalah: (1) Data berupa skor kemampuan guru menyusun RPP tentang menulis kerangka sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap. (2) Data berupa skor kemampuan guru melasanakan pembelajaran menulis karangan sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap. (3) Data berupa nilai hasil belajar siswa kelas III tentang menulis karangan sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri. Menurut Nawawi nawawi (2007:94-95) ada beberapa teknik pengumpulan data antara lain: (1) Teknik Observasi Langsung. (2) Teknik Observasi Tidak Langsung. (3) Teknik Komunikasi Langsung. (4) Teknik Komunikasi Tidak Langsung. (5) Teknik Pengukur. (6) Teknik Studi Dokumenter. Berdasarkan pendapar Nawawi, maka pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung dan teknik pengukuran. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam peneluitian ini adalah: Lember observasi dan tes. Adapunteknikanalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk menaganalisa sub masalah pertama dan kedua yaitu data skor kemempuan guru menyusun RPP menulis karangan sederhan pada sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri di kelas III 9 Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap dan data skor kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambarseri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap, dianalisis dengan perhitungan rata-rata (maen). Adopsirumus Nurgiyantoro (2009:64) sebagai berikut: ∑ = Untuk menganalisis sub masalah ketiga, yaitu rata-rata nilai hasil belajar siswa menulis karangan sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap digunakan rumusan rata-rata, adopsi dari rumus Nurgiyantoro (2009:64) yaitu: ∑ = HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pelaksanaan dan hasil penelitian siklus 1 terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Perencanaan meliputi: (1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). (2) Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajarn menulis karangan sederhana yaitu media gambar seri. (3) Membuat lembar penilaian ntuk menilai kemampuan guru merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan melaksanakan pengajaran enulis karangan sederhana dengan media gambar seri, serta membuat lembar penilaian untuk menilai hasil karangan siswa. Pelaksanaan, Pelaksananan tindakan siklus I dilakasanakan pada hari Selasa tanggal 5 Maret 20131 selama 105 menit yaitu 3 jam pelajaran, dari pukul 07.00 Wib sampai pukul 08.45 WIB. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini dilakukan oleh peneliti dan diamati sebagai guru kolaborator. Tahapan pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan Awal, pada tahapan ini guru mengawali pembelajaran dengan mempersiapkan siswa untuk belajar, menyuruh siswa berdoa sebelum memulai belajar, mengecek kehadiran siswa, melakukan appersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. (2) Kegiatan Inti, guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang gambar seri, guru bersama siswa membuat kalimat-kalimat umtuk kerangka karangan yang sesuai dengan urutan gambar seri, guru memjelaskan cara-cara menulis karangan sederhana dengan baik, siswa yang belum mengerti diberi kesempatan untuk bertanya, siswa ditugasakan menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri yang sudah ada di papan tulis, guru membimbing siswa dalam menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri, setelah selesai menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri siswa diminta menuliskan judul yang tepat untuk karangannya, siswa diminta memeriksa kembali karangan yang sudah di tulisnya. (3) Kegiata Akhir, pada kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan, guru mengadakan refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan diakhiri dengan salam penutup. 10 Observasi, Tahap pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati kemampuan guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menulis karangan sederhana dengan gambar seri dan mengamati kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana dengan bantuan media gambar seri. Kemampuan guru membuat RPP dan melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana dengan gambar seri dinilai oleh ibu Yeni Setiati, S.Pd, dengan menggunakan lembar observasi untuk menilai kemampuan guru membuat RPP dan melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana dengan gambar seri. Hasil karangan siswa dinilai oleh peneliti sebagai guru kelas III yang mengajar mata pelajara Bahasa Indonesia dengan mengguankan lembar penilaian hasil karangan sederhan siswa berdasarkan gambar seri. Hasil penelitaian tindakan kelas pada siklus I dapat disajikan pada tabel berikut: Penilaian tehadap Kemampuan Guru dalam Membuat Rancana Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Sederhana dengan Bantuan Media Gambar Seri pada Siklus I No Aspekyang Dinilai Sekor 1 Perumusan tujuan pembelajaran 3,67 2 Pemilihan dan pengorganisasian matei ajar 3,50 3 Pemilihan sumber belajar 4,00 4 Skenario/kegiatan pembelajaran 3,00 5 Penilaian hasil belajar 4,00 Penilaian tehadap Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Menulis Karangan Sederhana dengan Bantuan Media Gambar Seri pada Siklus I No 1 2 3 4 Aspekyang Dinilai Sekor Prapembelajaran Membuka pembelajaran Kegiatan inti pembelajaran A. Penguiasaan materi pelajaran B. Pendekatan/strategi pembelajaran C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar D. Pembelajaran yang memicu dan memlihara ketertiban peserta didik E. Kemampuan khusus pembelajaran di SD (Bahasa Indonesia) F. Penilaian proses dan hasil belajar G. Penggunaan bahasa Penutup 4,00 3,00 2,50 3,42 3,00 2,67 2,67 4,00 4,00 2,00 11 Nilai Hasil Belajar Siswa Menulis Karangan Sederhana dengan Bantuan Media Gambar Seri pada Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 Nilai 30 Frekuensi 3 Jumlah Nilai 90 35 40 45 60 65 70 75 Jumlah Rata-rata 5 5 2 8 1 2 1 27 175 200 90 480 65 140 75 1315 48,7 Refleksi dilakukan setelah melakukan tindakan pada siklus I. Hasil yang diperoleh setelah melakukan tindaka siklus I, dan berdasarka hasil observasi, maka diadakan perbincangan antara peneliti dengan guru kelaborator untuk melihat kekurangan dan kelebihan dari tindakan yang telah dilkukan pada siklus I, yang akan digunakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran menulis karangan sederhana dengan media gambar seri pada tindakan pembelajaran berikutnya. (1) Kelebihan siklus I yaitu: (a) Kemampuan guru dalam membuat Membuat Rancana Pelaksanaan (RPP) menulis karangan sederhana dengan bantuan media gambar seri untuk keseluruhan sudah baik. (b) Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana denga media gambar seri sebagai komponen yang diamati dan dinilai sudah sangat maksimal. (c) Hasil belajar menulis karangan sederhana dengan menggunakan media gambar seri, sebanyak 8 orang siswa sudah mencapai nilai KKM Bahas Indonesia yaitu 60, dan 4 orang siswa memperoleh nilai melebihi nilai KKM Bahasa Indonesia. (2) Kekurangan Siklus I yaitu: (a) Kemampuan guru dalam membauat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menulis karangan sederhana dengan bantuan media gambar seri pada komponen tujuan pembelajaran untuk aspek kelengkapan acakupan rumusan perlu ditambah untuk melengkapi cakupan rumusan. (b) Kemampuan guru melaksanakan pembelajarn menulis karangan sederhana dengan batuan media gambar seri belum optimal. (c) Hasil belajar menulis karangan sederhana dengan bantuan media gambar seri, belum maksimal karena dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa masih terdapat 15 orang siswa yang belum tuntas mencapai nilai KKM Bahasa Indonesia yaitu 60 atau dengan persentase ketidaktuntasan siswa sebesar 55,6%, artinya masih sebagian lebih siswa dalam kelas tersebut belum bisa menulis karangan sederhana dengan baik. Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus I, maka peneliti dan guru kolaborator beserta observer sepakat untuk melaksanakan tindakan kedua pada siklus 2. 12 Pelaksanaan dan hasil penelitian siklus II terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Perencanaan, meliputi: (1) Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). (2) Meniapkan media yang digunakan dalam pembelajaran menulis karangan sederhana yaitu media gambar seri yang lebih besarlagi untuk ditempel di papan tulis dan menyiapkan media gambar seri untuk digagikan kepada siswa satu persatu. (3) Membuat lember penilaian untuk menilai kemampuan guru merancangkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana dengan bantuan media gambar seri untuk siklus II, serta membuat lembar penilaian untuk menuilai hasil karangan siswa dengan bantua media gambar seri untuk siklus II. Pelaksanaan, Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12 Maret 2013 selama 105 menit yaitu 3 jam pelajaran, dari pukul 07.00 Wib sampai pukul 08.45 WIB. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini dilakukan oleh peneliti dan diamati sebagai guru kolaborator. Pelakasanaan siklus II ini sebagai dasar upaya untuk memperbaiki tindakan siklus I, sebagai upaya meningkatkan kemampuan guru dalam membuat RPP, meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis karangan sederhan dengan bantuan media gambar seri. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan pada siklus II yaitu: (1) Kegiatan Awal, pada tahapan ini guru mengawali pembelajaran dengan mempersiapkan siswa untuk belajar, menyuruh siswa berdoa sebelum memulai belajar, mengecek kehadiran siswa, melakukan appersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. (2) Kegiatan Inti, guru memberikan penjelasan kembali tentang menulis karangan sederhana dengan bantuan media gambar seri, guru meminta beberapa siswa maju untuk mengurutkan gambar seri dan secara bergantian dengan siswa yang lain untuk menyebutkan kalimat-kalimatyang sesui dengan gambar seri tersebut, siswa yang belum mengerti diberi kesempatan untuk bertanya, guru membagikan gambar seri pada siswa satu persatu, siswa ditugaskan menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri yang sudah ada di papan tulis, guru membimbing siswa dalam menulis karangan sederhana berdasarkan gambarseri sisea dimintamenulisjan judul yang tepat untuk karangannya, siswa diminta memeriksa kembali karangan yang sudah ditulisnya. (3) Kegiata Akhir, pada kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan, guru mengadakan refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan diakhiri dengan salam penutup. Observasi, Pada penelitian siklus II, Tahap pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati kemampuan guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menulis karangan sederhana dengan gambar seri dan mengamati kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana dengan bantuan media gambar seri. Kemampuan guru membuat RPP dan melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana dengan gambar seri dinilai oleh ibu Yeni Setiati, S.Pd, dengan menggunakan lembar observasi untuk menilai kemampuan guru membuat RPP dan melaksanakan pembelajaran menulis 13 karangan sederhana dengan gambar seri. Hasil karangan siswa dinilai oleh peneliti sebagai guru kelas III yang mengajar mata pelajara Bahasa Indonesia dengan mengguankan lembar penilaian hasil karangan sederhan siswa berdasarkan gambar seri.Hasil penelitaian tindakan kelas pada siklus II dapat disajikan pada tabel berikut: Penilaian tehadap Kemampuan Guru dalam Membuat Rancana Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Sederhana dengan Bantuan Media Gambar Seri pada Siklus II No Aspekyang Dinilai Sekor 1 Perumusan tujuan pembelajaran 4,00 2 Pemilihan dan pengorganisasian matei ajar 4,00 3 Pemilihan sumber belajar 3,00 4 Skenario/kegiatan pembelajaran 3,75 5 Penilaian hasil belajar 4,00 Penilaian tehadap Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Menulis Karangan Sederhana dengan Bantuan Media Gambar Seri pada Siklus II No 1 2 3 4 Aspekyang Dinilai Prapembelajaran Membuka pembelajaran Kegiatan inti pembelajaran A. Penguiasaan materi pelajaran B. Pendekatan/strategi pembelajaran C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar D. Pembelajaran yang memicu dan memlihara ketertiban peserta didik E. Kemampuan khusus pembelajaran di SD (Bahasa Indonesia) F. Penilaian proses dan hasil belajar G. Penggunaan bahasa Penutup Sekor 4,00 4,00 4,00 4,00 3,75 3,67 3,33 4,00 4,00 2,00 Nilai Hasil Belajar Siswa Menulis Karangan Sederhana dengan Bantuan Media Gambar Seri pada Siklus II No 1 2 3 Nilai 35 40 45 Frekuensi 3 2 2 Jumlah Nilai 105 80 90 14 4 5 6 7 60 65 70 75 Jumlah Rata-rata 5 4 5 6 27 300 260 350 450 1635 60,56 Refleksi, Setelah pelaksanaan siklus II, peneliti bersama guru kolaborator dan juga bertindak sebagi observer melakukan refleksi untuk mengetahui apakah tindakanpada siklus II sudah dapat nengatasi kekurangan yang terjadi pada siklus I, apakah pelaksaanan tindakan siklus II sudah dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat RPP, dan meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajdaran, serta meningkatkan hasil belajar siswa. Refleksi untuk tindakan yang dilakukan pada siklus II tidak terdapat kekurangan yang menonjol, untuk itu hanya ditulis kelebihan dari tindakan siklus II, yaitu: (1) Kemampuan guru dalam membuat Membuat Rancana Pelaksanaan (RPP) menulis karangan sederhana dengan bantuan media gambar seri dinilai sudah baik sekali. (2) Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana denga media gambar seri sudah optimal. (3) Hasil belajar menulis karangan sederhana dengan menggunakan media gambar seri, pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebanyak 5 orang siswa sudah mencapai nilai KKM Bahas Indonesia yaitu 60, dan 15 orang siswa memperoleh nilai melebihi nilai KKM Bahasa Indonesia. Secara keseluruhan sudah sebagian besar siswa mencapai nilai KKM Bahas Indonesia, ini menandakan bahwa siswa sudah bisa dalam menulis karangan sederhan dengan menggunakan media gambar seri. Pembahasan Data skor kemampuan guru membuat RPP dan data skor kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dianalisis dengan rumus nilai untuk mencari rata-rata, sedangkan data sekor hasil belajar siswa dianalisis dengan rumus untuk mencari nilai setiap siswa berdasarkan skor yang diperoleh setiap siswa kemudian dihitung persentase rata-rata ketentuannya. Dalam pembahsan, hassil penelitian tindakan siklus I dan siklus II, rekapitulasi penelitian kemampuan dalam membuat RPP menulis karangan sehingga dengan bantuan media gambar seri diperoleh skor total pada siklus I sebesar 18,7 dengan nilai rata-rata 3,63 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 18,75 dengan perolehan nilai rata-rata 3,75, berarti mengalami peningkatan total skor dari siklus I ke siklus II sebanyak 0,18 skor dan untuk nilai rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,12 dan dikatagorikan baik sekali. Rekapitulasi penelitian kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana sengan bantuan media gambar seri meningkat. Jumlah skor pada siklus I sebesar 29,2 dengan nilai rata-rata 2,92 dan pada siklus II jumlah skor 36,7 dengan nilai rata-rata 3,67. Dapat dilihat adanya peningkatan dari siklus I dan II sebesar 0,55 dan dikategorikan baik sekali. Rekapitulasi hasil belajar siswa menulis karangan sederhana dengan bantuan media gambar seri pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Pada siklus 15 I ada 12 orang yang mencapai nilai KKM Bahas Indonesia, sedangka pada siklus II mengalami peningkatan sebanyak 20 orang siswa yang mencapai nilai KKM Bahasa Indonesia. Persentase ketuntasan pada siklus I 44,4% menjadi 74,1% pada siklus II, ini menunjukan adanya peningkatan sebesar 29,7%. Rata-rata nilai hasil belajar pada siklus I adalah 48,51, pada siklus II nilai rata-rata hasil bekajarnya yaitu 60,37. Ini menandakan bahwa adanya peningkatan hasil belajar sebesar 11,86. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan hasil belajar menulis karangan sederhana siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, untuk lebih jelas akan diuraikan sebagai berikut: (1) Kemampuan guru dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media gambar seri pada pembelajaran menulis karangan sederhana dapat dinilai meningkat karena berdasarkan pengamatan pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 3,63 dan pada siklus II memperoleh nilai 3,75. Ini menandakan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 0,18, nilai tersebut dikategorikan baik sekali. (2) Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana menggunakan media gambar seri dinilai meningkat, ini terbukti dengan perolehan nilai rata-rata pada siklus I yaitu 2,92 dan pada siklus II menjadi 3,67. Terlihat adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 0,55, dapat dikategorikan baik sekali. (3) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan sederhana dengan bantuan media gambar seri terbukti meningkat dengan melihat nilai rata-rata pada siklus I yaitu 48,8 dan pada siklus II menjadi 60,5, terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 11,8. Saran Diserahkan bagi guru Bahasa Indonesia kelas III sekolah dasar: (1) Untuk lebih meningkatkan kreativitasnya dalam upaya meningkatkan hasil belajar. (2) Untuk lebih professional dalam mengatur waktu agar pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan efesien. (3) Untuk menggunakan dan memenfaatkan media pembelajaran yang bervareasi sesuai dengan materi dan kerakteristik siswa. (4) Untuk selalu meningkatkan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan strategi yang bervareasi. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Gramedia. Ardhana. 2008. Penelitain Deskriptif.(Online).(http://ardhana12. Wordprss.com diakses 4 Maret 2011). Depertemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Sekolah Dasar Kelas V.Jakarta: Depdiknas. Faisal .dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Dirktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depertemen Pendidikan Nasional. 16 Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada. Jihan, Asep dan Abdul Haris. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Press. Keref, Groys. 2004.Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Jakarta: Nusa Indah. Nawawi, H.1983. Metode Teknik Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Poerwadarminta, E.J.S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka. Parman. 2008. Matematika Kelas VI SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Diknas Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran.Jakarta. Departemen Pendidikan NasionalDirktoratJendralPendidikanDasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan. Rofi’uddin, Ahmad dan Zuhdi, Darmiyanti. 1998. Pendidikan dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary School Teacher Development Project IBRD : LOAN 3496-IHD. Rohpia. 2005. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Wacana pada Siswa Kelas IV SDN 24 Pontianak Timur. Pontianak: Untan. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Pelabilitas dan Interpreksi Hasil Tes. Bandung: Romaja Rosdakkarya. Suryabrata, Sumadi.1987. Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali. Suriamiharja Agus, dkk 1996/1997. Pertunjukan Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud. Solchan. Dkk . 2009. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. Tarigan, Djago. 2009. Membina Kererampilan Menulis Pragraf dan Pengembangannya. Bandung: Penerbit Angkasa. The Liang Gie. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty. Wibawa, Basuki, dkk. 2003. PenelitaianTindakanKelas. Jakarta: Departemen Pendidikan NasionalDirktoratJendralPendidikanDasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan. Zenal Arifin,E dan Tasai Amrai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademi Presindo. 17