peningkatan hasil belajar menulis karangan sederhana pada

advertisement
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS KARANGAN
SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN MEDIA GAMBAR SERI DI
SEKOLAH DASAR
Murwani, Budiman Tampubolon, Ngatiyo
PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak
e-mail: [email protected]
Abstrak:Peningkatan hasil belajar menulis karangan sederhana pada
pembelajaran bahasa indonesia dengan media gambar seri di kelas III
Sekolah Dasar. Masalah umum dalam penelitian ini adalah
bagaimana peningkatan pembelajaran menulis karangan sederhana
pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar
seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap?. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan
pembelajaran menulis karangan sederhana dengan bantuan media
gambar seri untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III Sekolah
Dasar Negeri 18 Sungai Kakap.Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dengan menggunakan
media realita ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa, setelah
menulis karangan sederhana dengan bantuan media gambar seri pada
silklus I memperoleh nilai rata-rata sebesar 48,51 dan pada siklus II
memperoleh nilai rata-rata sebesar 60,37.
.
Kata Kunci:media gambar seri, hasil belajar
Abstract:Improved learning outcomes to write a simple essay on
learning Indonesian with a series of media images in class III
Elementary school. A common problem in this research is the
improvement of learning how to write a simple essay on learning
Indonesian with the help of the media image series in third grade
Primary School 18 River Snapper?. The purpose of this study is to
describe the implementation of learning to write simple essays with
the help of the media picture series to improve student learning
outcomes Elementary School third grade 18 Gammon River. The
method used in this research is descriptive method. By using the
media reality it can improve student learning outcomes, after writing a
simple essay with the help of media images on silklus series I scored
an average of 48.51 and the second cycle to obtain an average value of
60.37.
Keywords: media image series, learning outcomes
1
K
eterampilan menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa
mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan manusia. Dengan
menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai
maksud dan tujuannya. Mengarang pada prinsipnya adalah bercerita tentang
sesuatu yang ada pada angan-angan pencerita itu dapat dituangkan dalam bentuk
lisan maupun tulisan. Setiap manusia semuanya diciptakan sebagai pengarang.
Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratu tentang
suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan yang idial pada prinsipnya
meruapakn uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari peragaraf. Namun,
menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi ke dalam tulisan tidak
mudah. Banyak orang pandai berbicara atau berpidato tetapi mereka masih
kurang mampu menuangkan gagasannya kedalam bentuk bahasa tulisan. Maka
untuk bisa mengarang dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan
untuk menulis. Kemapuan menulis dapat dicapai melalui proses belajar dan
berlatih.
Menulis karangan merupakan kegiatan merangkai atau menysun kata, frase,
kalimat kemudian paragaraf yang dipadukan dengan topik dan tema tentu untuk
memperoleh hasil akhir berupa karangan. Penulis karangan harus memiliki
penguasaan kosa kata yang baik agar dapat merangka kata-kata menjadi kalimat,
kemudian dari kalimat-kalimat yang sudah tersusun rapi menjadi paragarafparagaraf, maka hasil akhirnya dapat berupa karangan yang baik.
Menulis karangan merupakan salah satu kopetensi dasar yang harus dimiliki
oleh siswa kelas III Sekolah Dasar dalam Pelajaran Bahasa Indonesia, sesuai
dengan yang tercantum dalalm Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Sekolah Dasar kelas III. Agar siswa dapat menulis karangan sederhana, maka
siswa terlebih dahulu harus mempelajari cara menulis karangan yang baik.
Berdasarkan hasil refleksi guru dengan melaksanakan pembelajaran menulis
karangan di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap selama ini guru
hanya memberikan judul karangan saja, selain itu guru hanya menugaskan siswa
membuat karangan tampa adanya penjelasan terlebih dahulu, guru
tidakmembimbing siswa dalam menulis karangan, dan guru tidak pernah
melaksanakan pembelajaran dengan media atau pun metude yang melibatkan
siswa aktif serta menyenangkan bagi siswa sehingga memotivasi siswa untuk
belajar. Pada pembelajaran Bahas Indonesia yaitu menulis karangan sederhana di
kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap, dilihat dari hasil belajar siswa
tahun sebelumnya hanya mencapai nilai rata-rata 42, ini memunjukan bahwa
materi menulis karangan perlu diperbaiki pada sistem pembelajaranya untuk dapat
meningkatkan hasil belajar menulis karangan sederhana di kelas III.
Pembelajaran menulis karangan sederhana di kelas III yang dilaksanakan
oleh guru yang demikian membawa dampak kepada hasil belajar siswa menulis
karangan sederhana. Siswa belum mampu menuliskan paragaraf demi paragaraf
dalam karangan dengan baik. Hal ini karena siswa belum bisa membuat kalimatkalimat dengan benar sehingga sulit dalam merangkaikannya menjadi paragaf.
Siswa merasa kesulitan dalam menulis karangan sederhana karena dalam
pembelajaran menulis karangan sederhana didominasi guru, dimana guru hanya
mencantumkan judul karangan atau hanya kerangka karangan saja, sehingga siswa
2
kurang termotivasi untuk membuat karangan yang baik. Siswa merasa kesulitan
dalam mengembangkan karangan sederhan karen kurangnya pembendeharaan
kata yang dimiliki oleh sisww.
Siswa sebagian besar tidak bisa menulis karangan karena keterbatasan kosa
kata yang dimiliki siswa untuk membuat kalimat menjadi paragaraf dan akhirnya
menghasilkan karangan yang baik. Selain itu dalam menulis karangan siswa juga
tidak bisa dalam mengembangkan tiap-tiap paragraf karena kurangnya
pengetahuan siswa tentang cara-cara menulis karangan yang baik dan tidak
adanya motivasi untuk belajar menulis karangan dari dalam diri siswa karena
faktor kurang menariknya penyajian materi menulis karangan. Guru tidak
memberikan penjelasan tentang paragraf yang baik dan benar.
Masalah rendahnya kemampuan menulis karangan pada siswa kelas III
Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya akan diatasi
dengan bantuan media pembelajaran yang dapat digunakan antara laindengan
bantuan media gambar seri, dengan cara guru menjelaskan terlebih dahulu
mengenai susunan dalam menulis karangan yang dibentuk oleh paragraf-paragraf,
dan paragaraf dibentuk oleh kalimat-kalimat yang disusun oleh kata-kata. Media
pembelajaran yang dapat digunakakan adalah media gambar berseri yang
berfungsi untuk membantu menulis karangan, sehingga diharapkanmeningkatkan
hasilbelajar siswa menulis karangan sederhana.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka yang menjadi
masalah penelitian ini adalah: “Bagaimana peningkatan pembelajaran menulis
karangan sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media
gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap?”. Untuk lebih
terarahnya penelitian masalah tersebut, dirumuskan menjadi sub-sub masalah
sebagai berikut: (1) Bagaimana kemampuan guru menyusun rancana pelaksanaan
pembelajaran menulis karangan sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan bantuan media gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai
Kakap?. (2) Bagaimana kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menulis
karangan sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media
gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap?. (3) Seberapa
besar peningkatan nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis karangan
sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar
seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap?
Berdasarkan masalah penelitian, maka secara umum tujuan dalam penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis karangan
sederhana dengan bantuan media gambar seri untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap. Adapun tujuan khusus
penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan guru
dalam merencanakan pelaksanaan pembelajaran menulis karangan sederhana pada
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri di kelas III
Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap. (2) Untuk mendeskripsikan peningkatan
kemampuan guru dalam pembelajaran menulis karangan sederhana pada
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri di kelas III
Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap. (3) Untuk menganalisis seberapa besar
peningkatan nilai belajar siswa pada pembelajaran menulis karangan sederhana
3
dengan bantuan media gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai
Kakap.
Manusia adalah mahluk sosial, sehingga mausia perlu berintraksi dengan
manusia lainnya. Menurut Faisal (2009:3) pada saat manusia membutuhkan
eksitensinya diakui, maka interaksi itu terasa semangkin penting. Kegiatan
berinteraksi ini membutuhkan alat, saran atau medi, yaitu bahasa. Sejak saat itu
lah bahasa maenjadi alat, sarana, atau media.Santoso (dalam Faisal, 2009:3)
mengatakan bahwa bentuk dasar bahasa adalah urayan. Urayalah yang
membedakan manusia dengan mahluk lainnya. Dengan urayan inilah manusi
mngumngkapkan hal yang nyata atau tidak, yang berwujud maupun yang kasat
mata, situasi dan kondisi yang lampau, kini, maupun yang akan datang.Menurut
Keraf (2004:1), bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa
simbol bunya yang dihasilkan oleh alat ucap mausia. Sejalan dengan hal retsebut,
Webster’s New Collegiate Dictionary (dalam Solchan, 2009:3), mengatakan
bahasa adalah sebuah alat untuk mengkomunikasikan gagasan atau perasaan
secara sistematik melalui mengunakan tanda, suara, gerak atau tanda-tanda yang
disepakati, yang memiliki makna yang dipahami.
Terkait dengan hal itu, Santoso, dkk (dalam Faisal, 2009:1-7) berpendapat
bahwa bahasa sebagai alat komunikasi memiliki fungsi sebagi berikut: (1) Fungsi
informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal-balik antar gota keluarga
ataupun anggota-anggota masyarakat. (2) Fungsi ekspresi diri, yaitu untuk
menyalurkan perasaan, sikap,gagasan, emosi atau tekanan-tekanan perasaan
pembaca.bahasa sebagai alat mengekspresikan diri ini dapat menjadi media untuk
menyatakan ekstensi (keberadaan) diri, membebaskan diri dari tekanan emosidan
untuk menarik perhatian orang. (3) Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk
menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat, melalui bahas
seorang anggota masyarakat sedikit demi sedikit belajar adat istiadat, kebudayaan,
pola hidup, prilaku, dan etika masyarakatnya. Mereka menyesuaikan diri dengan
semua ketentuan yang berlaku dalam masyaraka melalui bahasa. Sebagaimana
telah dikemukakan bahwa manusia adalah mahluk sosial yang perlu berinregrasi
dengan manusi disekelilingnya. Dalam berintergrasi tersebut, mausia memerlukan
alat sebagai alat. Dengan bahasa, manusi dapat bertukar pengalaman dan menjadi
bagian dari pengalaman tersebut. Mereka memanfaatkan pengalaman itu untuk
hidupnya. Dengan demikian mereka maeasa saling terikat dengan kelompok sosial
yang dimasukinya. (4) Fungsi kontrol sosial.bahasa berfungsi untuk
menmpengaruhisikap dan pendapat orang lain. Bila fungsi ini berlaku dengan
baik, maka semua kegiatan sosialakan berlangsung dengan baik pula. Dengan
bahasa seseorang dapat mengembangkan keperibadian dan nilai-nilai sosial
kepada tingkat yang lebih berkualitas.
Menurut Subini(2012:8), pembelajaran ialah “Suatu proses yang dilakukan
oleh inividu utuk memperoleh sesuatu perubahan prilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.
Menurut BSNP (2006:120) mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Berkomunikasi secara
efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun
4
tulisan. (2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahas negeri. (3) Memahami bahasa Indonesia dan
menggunakaknya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. (4)
Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
secara kematangan emosional dan sosial. (5) Menikmati dan memanfaatkan karya
sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. (6) Menghargai dan
membanggakan sastra Indonesia sebagai kazanah budaya dan intelektual manusi
Indonesia.
Fungsi pembelajaran Bahasa Indonesia Menurut Solchan ( 2009:7.4) Bahasa
Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas tiga komponen,
yaitu (1) kebahasaan, (2) kemampuan berbahasa, dan (3) kesastraan. Kopetensi
kebahasaan terdiri atas dua aspek, yaitu (a) struktur kebahasaan yang meliputi
fonologi, morfologi, sintaksis, sematik, kewacanaan, dan (b) kosakata.
Kemampuan berbahasa terdiri dari atas empat aspek, yaitu (a) kemampuan
mendengarkan/menyimak, (b) kemempuan membaca (kedua kemampuan ini
bersifat reseptif), (c) kemampuan berbicara, dan (d) kemampuan menulis (kedua
kemapuan terakhir ini bersifat produktif). Dalam praktik komunikasi yang nyata
keempat keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri melaikan merupakan
perpaduan dari keempatnya.
Menurut Hairuddin (2007:7.1) secara etimologi kata ‘media’ berasal dari
bahasa latin, ‘medium’, artinya perantara atau pengantar. Secara umum media
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
kepada penerima. Istilah media sangat populer dalam bidang komunikasi. Jadi,
media adalah komponen sumber belajar atau peralatan fisik yang mengandung
materi pembelajaran di lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk
belajar.Adapun menurut AECT (Assosiation of Education and Communiacation
Technology), (dalam Hariuddin, 2007:7.1), menyebutkan bahwa media adalah
segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi.Sejalan dengan itu, menurut NEA (National Education Assosiation),
(dalam Hariuddin, 2007:7.1) media adalah segala benda yang dimanipulasikan,
dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan serta instumen yang digunakan untuk
kegiatan tersebut.
Ada beberapa pendapat ahli menenai media pembelajaran. Gagne dan
Briggs (dalam Hariuddin, 2007:7.1) menatakan bahwa media pembelajaran
meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran yang antara lain terdiri atas: buku, tape recorder, film, foto, grafik,
kaset, vidio kamera, televisi, komputer, dan lain-lain. Depdiknas (dalam
Hariuddin, 2007:7.1)
menyatakan bahwa media pembelajaran adalah media
pedidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu yang sudah dirumuskan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa alat peraga
adalah benda/alat yang digunakan untuk memperagakan fakta, kosep, prinsip atau
prosedur tentu agar tampak lebih nyata/kongkrit. Alat bantu adalah alat/benda
yang digunakan guru untuk mempermudah tugas dalam mengajar sama halnya
dengan AVA (audio visuala aids) ketiga istilah tersebut termasuk dalam
pengertian media pembelajaran.
5
Ada berbagai pengolaan media. Gerlach (dalam Hariuddin, 2007:7.1)
mengkalasifikasikan jenis media berdasarkan teknologi yang digunakan, yaitu:
media tradisional dan media dengan teknologi mutakhir. Media tradisional
meliputi (1) media visual diam yang diproyeksikan, contohnya:proyeksi tak
tembus pandang. proyeksi overhead,slides, dan filmstrips, (2) media visual yang
tidak diproyeksikan, contohnya: gambar, poster, foto, charts, garafik, diagram,
papan, info, dan papan bulu, (3) Audio, contohnya: radio, piringan hitam, dan tape
recorder, (4) multimedia, contohnya: tape recorder, dan multi-image, (5) visual
yang diproyeksiakn, contohnya: film, televisi, dan video, (6) media cetak,
contohnya: buku teks, modul, workbook, majalah, dan hand out, (7) permainan,
misalnya: teka-teki dan simulasi, dan (8) realita, contohnya: model, manipulatif
seperti boneka dan peta. Media dengan teknologi mutakhir meliputi dua jenis.
Pertama, media berbasis telekomunikasi, contohnya: teleconference dan kuliah
jarak jauh. Kedua, media berbasis mikroprosesor, contohnya: computer-assisted
instruction, permainan, sistem tutor intelejen, interaktif, hipermedia, compact
(video) disc.
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan. “Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar”. Gambar diartikan sebagai tiruan barang (orang,
binatang, tumbuhan, dan sebagainya), sedangkan seri diartikan sebagai rangkaian
cerita (buku, peristiwa dan sebagainya) (W.J.S. Poerwadarminta, 1984:928).Dari
beberapa pengertian, maka dalam tulisan ini Media Gambar Seri diartikan sebagai
beberapa gambar yang memuat suatu rangkayan cerita secara tuntas yang dapat
menjadi pelantara bagi siswauntuk memahami materi pembelajaran.
Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik kesimpulan dari gambar
tersebut, kemudian dapat menguraikan dalam bentuk tulisan. Berkaitan dengan
bantuan media gambar, Purwanto dan Alim (1997:63), mengemukakan bahwa
“Penggunaan media gambar untuk melihat anak menentukan pokok pikiran yang
akan menjadi karangan-karangan”. Juga Tarigan (1997:210) mengemukakan
bahwa “Mengarang melalui media gambar seri berarti melatih dan mempertajam
daya imajinasi anak”.
Kerakteristik gambar seri sebagai berikut: (1) Gambar seri merupakan
serangakai gambar yang terpisah adtara satu dengan yang lain tetapi memiliki satu
kesatua urutan cerita. (2) Gambar seria akan sulit dipahami ketika berdiri dendirismdiri dan belum diurutkan. (3) Gambar seria memiliki makna setelah diurutkan
berdasarkan pola tertentu atau sesuatu dengan urutan sebuah cerita. (4) Gambar
seria dapat menyapikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap
serhasap seseorang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu.
Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah yang
memiliki ciri-ciri sebagaimana dikemukakan Sudirman et-al (1991:219), yaitu: (1)
Dapat menyampaikan peasn atau ide tertentu. (2) Memberikan kesan kuatdan
menarik perhatian. (3) Merangsang oarang yang melihat untuk ingin
mengungkapkan tentang objek-objek dalam gambar. (4) Beranai dan dinamin. (5)
Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami.
6
Materi pembelajaran menulis karangan sederhana di kelas III sekolah dasar
adalah pengertian karangan, bagian karangan, cara menulis karangan, contoh
karangan.
Menurut pengertiannya, mengarang adalah keseluruhan rangkayan kegiatan
seseorang mengumpulkan gagasan dan menyampaikannyamelalui bahasa tulisan
kepada pembaca untuk dipahami (The Liang Gie, 1992:17). Dalam proses karangmengarangsetiap ide harus dilibatkan pada suatu kat, kata-kat dirangkai menjadi
sebuah kalimatmembentuk paragraf, dan paragraf-paragraf akhirnya mewujudkan
sebuah karangan. Sedangkan sebuah karangan merupakan hasil dari kegiatan,
yaitu perwujutan gagasan seseorang dalam bahas tulisan yang dapat dibaca dan
dipahami oleh orang lain.
Dari uraian tersebut di atasdapat disimpulkan bahwa mengarang adalah
kegiatan menulis yang tersusun dengan teratur dari kata, kalimat, sampai paragraf
yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh, dengan maksud
menceritakan kejadian atau peristiwa, mempercakapkan sesuatu, dan tujuan
lainya.
Karangan adalah penjabaran sustu gagasan secara resmi dan teratur tentang
sesuatu topik atau poko bahasan. Setiap karangan yang ideal pada prinsipmya
merupakan urayan yang lebih tinggi atau lebih luas dari paragraf.
Menulis karangan merupakan kegiatan merangkai atau menyusun kata,
frase, kalimat kemudian paragraf yang dipadukan dengan topik dan tema tertentu
untuk memperoleh asil akhir berupa karangan. Penulis karangan harus memiliki
penguasan kosa kata yang baik agar dapatmerangkai kata-kata menjadi kalimat,
kemudain dari kalimat-kalimat yangsudah tersusun rapi menjadi paragrafparagraf, maka hasil akhirnya dapat berupa karangan yang baik.Penggunaan
gambar seri pada pembelajaran mengarang seserhana yaitu: (1) Dapat membantu
guru dalam menyapaikan pelajaran dan membantu siswa dalam belajar. (2)
Menarik perhatian anak sehingga terdorong untuk lebih giat belajar. (3) Dapat
membantu daya ingat siswa (retensi). (4) Dapat disimpulkan dan digunakan lagi
apabila diperlukan pada saat yang lain (Suriamiharja et-al, 1991:220).
Menurut The Liang Gie (1992:17) mengemukakan ada 4 (empat) unsur
dalam mengarang yaitu sebagai berikut: (1) Gagasan ( Idea ), yaitu topik berikut
tema yang diungkapkan secara tertulis. (2) Tuturan ( Discourse ), yaitu bentuk
penggungkapan gagasa sehingga dapat dipahami pembaca. (3) Tatanan
(Organization ) yaitu tertib pengaturan dan penyusunan gagasan menindahkan
berbagai asas, aturan, dan teknik sampai merencanakan rangka dan langkah. (4)
Wahana (Medium)adalah sarana penghantar gagasan berupa bahan tulis yang
terutama menyangkut kosa kata, gramatika ( tata bahasa ), dan terotika ( seni
memaikai bahasa secara efektif ).
Susunan karangan atau wacana sebagaimana dikemukan oleh Tarigan dan
Sulistyaningsih (1996:362) bahwa Wacana dibentuk oleh paragraf-paragaraf,
sedangkan paragraf dibentuk oleh kalimat-kalimat. Kalimat-kalimat yang
membentuk paragraf itu haruslah merangkai, kalimat yang satu dengan kalimat
berikutnya harus berkaitan begitu seterusnya. Sehingga membentuk satu kesatuan
yang utu atau membentuk sebuah gagasan. Selajutnya peragraf dengan paragraf
merangkai secara utuh membentuk sebuah wacana yang memiliki tema yang utuh.
7
Suatu gambar atau seri gambar dapat dijadikanbahan penyusunan paragraf.
Gambar atau seri gambar pada hakikatnya mengekspresikan suatu hal. Bentuk
ekspresi tersebut dalam fakta gambar bukan dalam bentuk bahasa. Pesan yang
tersirat dalam gambar tersebut dapat dapat dinyatakan kembali dalam bentuk katakata atau kalimat. Penerjemahan pesandari bentuk visual kedalm bentuk kata-kata
atau kalimat sangat tergantung kepada kemampuan imajinasi siswa. Peranan
gambar sebagai media pengajaran yaitu: (1) Dapat membantu guru dalam
menyapaikan pelajaran dan membantu siswa dalam belajar. (2) Menarik perhatian
anak sehingga terdorong untuk lebih giat belajar. (3) Dapat membantu daya ingat
siswa (retensi). (4) Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada
saat yang lain (Suriamiharja et-al, 1991:220).
Tarigan (1996:210) mengemukakan bahwa “Mengarang melalui media
gambar seri berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa”. Menurut
Abdurrahman (dalam Jihad, 2010:14) hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan
suatu proses yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan prilaku
relatif memetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional,
biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar
adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan
instruksional.
Menurut Sukiman (2012:265) bahwa hasil belajar bermanfaat bagi guru
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam satu kelas dan
dallam setaiap mata pelajaran. Hasil belajar ini dapat mendorong guru agar
mengajar lebih baik, membantu guru untuk memntukan strategi mengajar yang
lebih tepat.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan hasil belajar banyak
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom (dalam Sudjana,
2006:22) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu: (1) Ranah
kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari empat aspek,
yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sistesis, dan
evaluasi. (2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yangterdiri dari lima aspek
yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organiosasi, dan ternalisasi. (3)
Ranah psikomototis berkenaan denganhasil belajar keterampilan dan kemapuan
bertindakada empat aspek-aspek ranah psikomototis, yakni gerakan reflek,
keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan,
gerak kompleks, dangerak eksperesif dan interpretatif.
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut
Anitah (2007:2.7) menyatakan, Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa sendiri
(interen) dan dari luar diri siswa (ekstern).
METODE
Menurut Sugiyono (2008:3) “Metode penelitian pada dasarnya merupakn
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan”. Metode yang
di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Berdasarkan uraian
yang telah dipaparkan, maka metode yang digunak dalam penelitian ini adalah
8
metode deskriptif. Menurut Sukmadinata (dalam Ardhana, 2008), “Metode
deskriptif
adalah suatu bentuk penelitaian yang ditunjukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia”. Fenomena itu bisa berupa aktivitas, karakteristik,
perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu
dengan fenomena yang lainnya.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menuirut
Iskandar (2011:102) mengatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan
bagian dari penelitian tindakan (action recearch) yang dilakukan gurudan dosen
di kelas (sekolah dan perguruan tinggi) tempat ia mengajar yang bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran di
kelas.
Prosedur penelitian merukan agian yang mengungkapkan langkah-langkah
penelitian yang dilakukan. Biasanya setiap tahapan penelitian yang ditempuh itu
disajikan secara spesifik dan kronologis. Penelitian ini merupakan peneltian
tindakan kelas guna meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan dengan
bantuan media gambar seri pada siswa kelas III SDN 18 Sungai Kakap Kabupaten
Kubu Raya.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri 18 Sungai Kakap, Jalan
Raya Suangai Berembang, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya.
Subjek dalam penelitian ini adalah: (1) Guru sel;aku peneliti yang mengajar
Bahasa Indonesia di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap yaitu
Murwani, A.Ma. (2) Siswa kelas III SD Negeri 18 Sungai Kakap yang berjumlah
27 orang, yang terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 14 orang dan siswa
perempuna berjumlah 13 orang.
Sesuai dengan sub masalah penelitian maka dat penelitain yang
dikumpulkan adalah: (1) Data berupa skor kemampuan guru menyusun RPP
tentang menulis kerangka sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
bantuan media gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap.
(2) Data berupa skor kemampuan guru melasanakan pembelajaran menulis
karangan sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media
gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap. (3) Data berupa
nilai hasil belajar siswa kelas III tentang menulis karangan sederhana pada
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri.
Menurut Nawawi nawawi (2007:94-95) ada beberapa teknik pengumpulan
data antara lain: (1) Teknik Observasi Langsung. (2) Teknik Observasi Tidak
Langsung. (3) Teknik Komunikasi Langsung. (4) Teknik Komunikasi Tidak
Langsung. (5) Teknik Pengukur. (6) Teknik Studi Dokumenter. Berdasarkan
pendapar Nawawi, maka pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik observasi langsung dan teknik pengukuran.
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam peneluitian ini adalah:
Lember observasi dan tes.
Adapunteknikanalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk menaganalisa sub masalah pertama dan kedua yaitu data skor kemempuan
guru menyusun RPP menulis karangan sederhan pada
sederhana pada
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambar seri di kelas III
9
Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap dan data skor kemampuan guru
melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana pada pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan bantuan media gambarseri di kelas III Sekolah Dasar
Negeri 18 Sungai Kakap, dianalisis dengan perhitungan rata-rata (maen).
Adopsirumus Nurgiyantoro (2009:64) sebagai berikut:
∑
=
Untuk menganalisis sub masalah ketiga, yaitu rata-rata nilai hasil belajar siswa
menulis karangan sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bantuan
media gambar seri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 18 Sungai Kakap digunakan
rumusan rata-rata, adopsi dari rumus Nurgiyantoro (2009:64) yaitu:
∑
=
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pelaksanaan dan hasil penelitian siklus 1 terdiri dari: perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Perencanaan meliputi: (1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). (2) Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajarn menulis
karangan sederhana yaitu media gambar seri. (3) Membuat lembar penilaian ntuk
menilai kemampuan guru merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan
melaksanakan pengajaran enulis karangan sederhana dengan media gambar seri,
serta membuat lembar penilaian untuk menilai hasil karangan siswa.
Pelaksanaan, Pelaksananan tindakan siklus I dilakasanakan pada hari Selasa
tanggal 5 Maret 20131 selama 105 menit yaitu 3 jam pelajaran, dari pukul 07.00
Wib sampai pukul 08.45 WIB. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini
dilakukan oleh peneliti dan diamati sebagai guru kolaborator. Tahapan
pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan Awal, pada
tahapan ini guru mengawali pembelajaran dengan mempersiapkan siswa untuk
belajar, menyuruh siswa berdoa sebelum memulai belajar, mengecek kehadiran
siswa, melakukan appersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan
memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. (2) Kegiatan Inti, guru
mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang gambar seri, guru bersama siswa
membuat kalimat-kalimat umtuk kerangka karangan yang sesuai dengan urutan
gambar seri, guru memjelaskan cara-cara menulis karangan sederhana dengan
baik, siswa yang belum mengerti diberi kesempatan untuk bertanya, siswa
ditugasakan menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri yang sudah ada
di papan tulis, guru membimbing siswa dalam menulis karangan sederhana
berdasarkan gambar seri, setelah selesai menulis karangan sederhana berdasarkan
gambar seri siswa diminta menuliskan judul yang tepat untuk karangannya, siswa
diminta memeriksa kembali karangan yang sudah di tulisnya. (3) Kegiata Akhir,
pada kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang
pembelajaran yang telah dilakukan, guru mengadakan refleksi pembelajaran yang
telah dilaksanakan, dan diakhiri dengan salam penutup.
10
Observasi, Tahap pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati
kemampuan guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menulis
karangan sederhana dengan gambar seri dan mengamati kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana dengan bantuan media
gambar seri. Kemampuan guru membuat RPP dan melaksanakan pembelajaran
menulis karangan sederhana dengan gambar seri dinilai oleh ibu Yeni Setiati,
S.Pd, dengan menggunakan lembar observasi untuk menilai kemampuan guru
membuat RPP dan melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana
dengan gambar seri. Hasil karangan siswa dinilai oleh peneliti sebagai guru kelas
III yang mengajar mata pelajara Bahasa Indonesia dengan mengguankan lembar
penilaian hasil karangan sederhan siswa berdasarkan gambar seri. Hasil
penelitaian tindakan kelas pada siklus I dapat disajikan pada tabel berikut:
Penilaian tehadap Kemampuan Guru dalam Membuat Rancana Pelaksanaan
Pembelajaran Menulis Karangan Sederhana dengan Bantuan
Media Gambar Seri pada Siklus I
No
Aspekyang Dinilai
Sekor
1
Perumusan tujuan pembelajaran
3,67
2
Pemilihan dan pengorganisasian matei ajar
3,50
3
Pemilihan sumber belajar
4,00
4
Skenario/kegiatan pembelajaran
3,00
5
Penilaian hasil belajar
4,00
Penilaian tehadap Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Menulis
Karangan Sederhana dengan Bantuan Media Gambar Seri pada Siklus I
No
1
2
3
4
Aspekyang Dinilai
Sekor
Prapembelajaran
Membuka pembelajaran
Kegiatan inti pembelajaran
A. Penguiasaan materi pelajaran
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar
D. Pembelajaran yang memicu dan memlihara ketertiban
peserta didik
E. Kemampuan khusus pembelajaran di SD (Bahasa Indonesia)
F. Penilaian proses dan hasil belajar
G. Penggunaan bahasa
Penutup
4,00
3,00
2,50
3,42
3,00
2,67
2,67
4,00
4,00
2,00
11
Nilai Hasil Belajar Siswa Menulis Karangan Sederhana dengan Bantuan Media
Gambar Seri pada Siklus I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Nilai
30
Frekuensi
3
Jumlah Nilai
90
35
40
45
60
65
70
75
Jumlah
Rata-rata
5
5
2
8
1
2
1
27
175
200
90
480
65
140
75
1315
48,7
Refleksi dilakukan setelah melakukan tindakan pada siklus I. Hasil yang
diperoleh setelah melakukan tindaka siklus I, dan berdasarka hasil observasi,
maka diadakan perbincangan antara peneliti dengan guru kelaborator untuk
melihat kekurangan dan kelebihan dari tindakan yang telah dilkukan pada siklus I,
yang akan digunakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran menulis karangan
sederhana dengan media gambar seri pada tindakan pembelajaran berikutnya. (1)
Kelebihan siklus I yaitu: (a) Kemampuan guru dalam membuat Membuat Rancana
Pelaksanaan (RPP) menulis karangan sederhana dengan bantuan media gambar
seri untuk keseluruhan sudah baik. (b) Kemampuan guru melaksanakan
pembelajaran menulis karangan sederhana denga media gambar seri sebagai
komponen yang diamati dan dinilai sudah sangat maksimal. (c) Hasil belajar
menulis karangan sederhana dengan menggunakan media gambar seri, sebanyak 8
orang siswa sudah mencapai nilai KKM Bahas Indonesia yaitu 60, dan 4 orang
siswa memperoleh nilai melebihi nilai KKM Bahasa Indonesia. (2) Kekurangan
Siklus I yaitu: (a) Kemampuan guru dalam membauat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) menulis karangan sederhana dengan bantuan media gambar
seri pada komponen tujuan pembelajaran untuk aspek kelengkapan acakupan
rumusan perlu ditambah untuk melengkapi cakupan rumusan. (b) Kemampuan
guru melaksanakan pembelajarn menulis karangan sederhana dengan batuan
media gambar seri belum optimal. (c) Hasil belajar menulis karangan sederhana
dengan bantuan media gambar seri, belum maksimal karena dilihat dari hasil
belajar yang diperoleh siswa masih terdapat 15 orang siswa yang belum tuntas
mencapai nilai KKM Bahasa Indonesia yaitu 60 atau dengan persentase
ketidaktuntasan siswa sebesar 55,6%, artinya masih sebagian lebih siswa dalam
kelas tersebut belum bisa menulis karangan sederhana dengan baik.
Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus I,
maka peneliti dan guru kolaborator beserta observer sepakat untuk melaksanakan
tindakan kedua pada siklus 2.
12
Pelaksanaan dan hasil penelitian siklus II terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Perencanaan, meliputi: (1) Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). (2) Meniapkan media yang digunakan dalam pembelajaran menulis
karangan sederhana yaitu media gambar seri yang lebih besarlagi untuk ditempel
di papan tulis dan menyiapkan media gambar seri untuk digagikan kepada siswa
satu persatu. (3) Membuat lember penilaian untuk menilai kemampuan guru
merancangkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dan melaksanakan
pembelajaran menulis karangan sederhana dengan bantuan media gambar seri
untuk siklus II, serta membuat lembar penilaian untuk menuilai hasil karangan
siswa dengan bantua media gambar seri untuk siklus II.
Pelaksanaan, Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 12 Maret 2013 selama 105 menit yaitu 3 jam pelajaran, dari pukul 07.00
Wib sampai pukul 08.45 WIB. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini
dilakukan oleh peneliti dan diamati sebagai guru kolaborator. Pelakasanaan siklus
II ini sebagai dasar upaya untuk memperbaiki tindakan siklus I, sebagai upaya
meningkatkan kemampuan guru dalam membuat RPP, meningkatkan kemampuan
guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan upaya meningkatkan hasil belajar
siswa dalam menulis karangan sederhan dengan bantuan media gambar seri.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan pada siklus II yaitu: (1) Kegiatan
Awal, pada tahapan ini guru mengawali pembelajaran dengan mempersiapkan
siswa untuk belajar, menyuruh siswa berdoa sebelum memulai belajar, mengecek
kehadiran siswa, melakukan appersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan
memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. (2) Kegiatan Inti, guru
memberikan penjelasan kembali tentang menulis karangan sederhana dengan
bantuan media gambar seri, guru meminta beberapa siswa maju untuk
mengurutkan gambar seri dan secara bergantian dengan siswa yang lain untuk
menyebutkan kalimat-kalimatyang sesui dengan gambar seri tersebut, siswa yang
belum mengerti diberi kesempatan untuk bertanya, guru membagikan gambar seri
pada siswa satu persatu, siswa ditugaskan menulis karangan sederhana
berdasarkan gambar seri yang sudah ada di papan tulis, guru membimbing siswa
dalam menulis karangan sederhana berdasarkan gambarseri sisea
dimintamenulisjan judul yang tepat untuk karangannya, siswa diminta memeriksa
kembali karangan yang sudah ditulisnya. (3) Kegiata Akhir, pada kegiatan akhir
guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah
dilakukan, guru mengadakan refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan
diakhiri dengan salam penutup.
Observasi, Pada penelitian siklus II, Tahap pengamatan dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi untuk
mengamati kemampuan guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
menulis karangan sederhana dengan gambar seri dan mengamati kemampuan guru
dalam melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana dengan bantuan
media gambar seri. Kemampuan guru membuat RPP dan melaksanakan
pembelajaran menulis karangan sederhana dengan gambar seri dinilai oleh ibu
Yeni Setiati, S.Pd, dengan menggunakan lembar observasi untuk menilai
kemampuan guru membuat RPP dan melaksanakan pembelajaran menulis
13
karangan sederhana dengan gambar seri. Hasil karangan siswa dinilai oleh peneliti
sebagai guru kelas III yang mengajar mata pelajara Bahasa Indonesia dengan
mengguankan lembar penilaian hasil karangan sederhan siswa berdasarkan
gambar seri.Hasil penelitaian tindakan kelas pada siklus II dapat disajikan pada
tabel berikut:
Penilaian tehadap Kemampuan Guru dalam Membuat Rancana Pelaksanaan
Pembelajaran Menulis Karangan Sederhana dengan Bantuan
Media Gambar Seri pada Siklus II
No
Aspekyang Dinilai
Sekor
1
Perumusan tujuan pembelajaran
4,00
2
Pemilihan dan pengorganisasian matei ajar
4,00
3
Pemilihan sumber belajar
3,00
4
Skenario/kegiatan pembelajaran
3,75
5
Penilaian hasil belajar
4,00
Penilaian tehadap Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Menulis
Karangan Sederhana dengan Bantuan Media Gambar Seri pada Siklus II
No
1
2
3
4
Aspekyang Dinilai
Prapembelajaran
Membuka pembelajaran
Kegiatan inti pembelajaran
A. Penguiasaan materi pelajaran
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar
D. Pembelajaran yang memicu dan memlihara ketertiban
peserta didik
E. Kemampuan khusus pembelajaran di SD (Bahasa
Indonesia)
F. Penilaian proses dan hasil belajar
G. Penggunaan bahasa
Penutup
Sekor
4,00
4,00
4,00
4,00
3,75
3,67
3,33
4,00
4,00
2,00
Nilai Hasil Belajar Siswa Menulis Karangan Sederhana dengan Bantuan Media
Gambar Seri pada Siklus II
No
1
2
3
Nilai
35
40
45
Frekuensi
3
2
2
Jumlah Nilai
105
80
90
14
4
5
6
7
60
65
70
75
Jumlah
Rata-rata
5
4
5
6
27
300
260
350
450
1635
60,56
Refleksi, Setelah pelaksanaan siklus II, peneliti bersama guru kolaborator
dan juga bertindak sebagi observer melakukan refleksi untuk mengetahui apakah
tindakanpada siklus II sudah dapat nengatasi kekurangan yang terjadi pada siklus
I, apakah pelaksaanan tindakan siklus II sudah dapat meningkatkan kemampuan
guru dalam membuat RPP, dan meningkatkan kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajdaran, serta meningkatkan hasil belajar siswa. Refleksi
untuk tindakan yang dilakukan pada siklus II tidak terdapat kekurangan yang
menonjol, untuk itu hanya ditulis kelebihan dari tindakan siklus II, yaitu: (1)
Kemampuan guru dalam membuat Membuat Rancana Pelaksanaan (RPP) menulis
karangan sederhana dengan bantuan media gambar seri dinilai sudah baik sekali.
(2) Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana
denga media gambar seri sudah optimal. (3) Hasil belajar menulis karangan
sederhana dengan menggunakan media gambar seri, pada siklus II mengalami
peningkatan yaitu sebanyak 5 orang siswa sudah mencapai nilai KKM Bahas
Indonesia yaitu 60, dan 15 orang siswa memperoleh nilai melebihi nilai KKM
Bahasa Indonesia. Secara keseluruhan sudah sebagian besar siswa mencapai nilai
KKM Bahas Indonesia, ini menandakan bahwa siswa sudah bisa dalam menulis
karangan sederhan dengan menggunakan media gambar seri.
Pembahasan
Data skor kemampuan guru membuat RPP dan data skor kemampuan guru
melaksanakan pembelajaran dianalisis dengan rumus nilai untuk mencari rata-rata,
sedangkan data sekor hasil belajar siswa dianalisis dengan rumus untuk mencari
nilai setiap siswa berdasarkan skor yang diperoleh setiap siswa kemudian
dihitung persentase rata-rata ketentuannya. Dalam pembahsan, hassil penelitian
tindakan siklus I dan siklus II, rekapitulasi penelitian kemampuan dalam membuat
RPP menulis karangan sehingga dengan bantuan media gambar seri diperoleh
skor total pada siklus I sebesar 18,7 dengan nilai rata-rata 3,63 dan pada siklus II
mengalami peningkatan menjadi 18,75 dengan perolehan nilai rata-rata 3,75,
berarti mengalami peningkatan total skor dari siklus I ke siklus II sebanyak 0,18
skor dan untuk nilai rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,12 dan
dikatagorikan baik sekali.
Rekapitulasi penelitian
kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran menulis karangan sederhana sengan bantuan media gambar seri
meningkat. Jumlah skor pada siklus I sebesar 29,2 dengan nilai rata-rata 2,92 dan
pada siklus II jumlah skor 36,7 dengan nilai rata-rata 3,67. Dapat dilihat adanya
peningkatan dari siklus I dan II sebesar 0,55 dan dikategorikan baik sekali.
Rekapitulasi hasil belajar siswa menulis karangan sederhana dengan bantuan
media gambar seri pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Pada siklus
15
I ada 12 orang yang mencapai nilai KKM Bahas Indonesia, sedangka pada siklus
II mengalami peningkatan sebanyak 20 orang siswa yang mencapai nilai KKM
Bahasa Indonesia. Persentase ketuntasan pada siklus I 44,4% menjadi 74,1% pada
siklus II, ini menunjukan adanya peningkatan sebesar 29,7%. Rata-rata nilai hasil
belajar pada siklus I adalah 48,51, pada siklus II nilai rata-rata hasil bekajarnya
yaitu 60,37. Ini menandakan bahwa adanya peningkatan hasil belajar sebesar
11,86.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan hasil belajar menulis
karangan sederhana siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, untuk lebih
jelas akan diuraikan sebagai berikut: (1) Kemampuan guru dalam membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media gambar
seri pada pembelajaran menulis karangan sederhana dapat dinilai meningkat
karena berdasarkan pengamatan pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 3,63 dan
pada siklus II memperoleh nilai 3,75. Ini menandakan adanya peningkatan dari
siklus I ke siklus II sebesar 0,18, nilai tersebut dikategorikan baik sekali. (2)
Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis karangan sederhana
menggunakan media gambar seri dinilai meningkat, ini terbukti dengan perolehan
nilai rata-rata pada siklus I yaitu 2,92 dan pada siklus II menjadi 3,67. Terlihat
adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 0,55, dapat dikategorikan
baik sekali. (3) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan
sederhana dengan bantuan media gambar seri terbukti meningkat dengan melihat
nilai rata-rata pada siklus I yaitu 48,8 dan pada siklus II menjadi 60,5, terjadi
peningkatan hasil belajar siswa sebesar 11,8.
Saran
Diserahkan bagi guru Bahasa Indonesia kelas III sekolah dasar: (1) Untuk
lebih meningkatkan kreativitasnya dalam upaya meningkatkan hasil belajar. (2)
Untuk lebih professional dalam mengatur waktu agar pembelajaran dapat
berlangsung dengan efektif dan efesien. (3) Untuk menggunakan dan
memenfaatkan media pembelajaran yang bervareasi sesuai dengan materi dan
kerakteristik siswa. (4) Untuk selalu meningkatkan pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan strategi yang bervareasi.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Gramedia.
Ardhana. 2008. Penelitain Deskriptif.(Online).(http://ardhana12. Wordprss.com
diakses 4 Maret 2011).
Depertemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Sekolah Dasar Kelas
V.Jakarta: Depdiknas.
Faisal .dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Dirktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Depertemen Pendidikan Nasional.
16
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada.
Jihan, Asep dan Abdul Haris. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Press.
Keref, Groys. 2004.Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Jakarta:
Nusa Indah.
Nawawi, H.1983. Metode Teknik Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Poerwadarminta, E.J.S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai
Pustaka.
Parman. 2008. Matematika Kelas VI SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Diknas
Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran.Jakarta. Departemen Pendidikan
NasionalDirktoratJendralPendidikanDasar dan Menengah Direktorat Tenaga
Kependidikan.
Rofi’uddin, Ahmad dan Zuhdi, Darmiyanti. 1998. Pendidikan dan Sastra
Indonesia di Kelas Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Dirktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(Primary School Teacher Development Project IBRD : LOAN 3496-IHD.
Rohpia. 2005. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi
Wacana pada Siswa Kelas IV SDN 24 Pontianak Timur. Pontianak: Untan.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Pelabilitas dan Interpreksi Hasil
Tes. Bandung: Romaja Rosdakkarya.
Suryabrata, Sumadi.1987. Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali.
Suriamiharja Agus, dkk 1996/1997. Pertunjukan Praktis Menulis. Jakarta:
Depdikbud.
Solchan. Dkk . 2009. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka.
Tarigan, Djago. 2009. Membina Kererampilan Menulis Pragraf dan
Pengembangannya. Bandung: Penerbit Angkasa.
The Liang Gie. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty.
Wibawa, Basuki, dkk. 2003. PenelitaianTindakanKelas. Jakarta: Departemen
Pendidikan
NasionalDirktoratJendralPendidikanDasar dan Menengah
Direktorat Tenaga Kependidikan.
Zenal Arifin,E dan Tasai Amrai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akademi Presindo.
17
Download