Pengukuran Medan Elektromagnetik Bebas pada Area

advertisement
Pengukuran Medan Elektromagnetik Bebas
pada Area Urban Dan Rural
Mana Hilul Irfan(1), Eko Setijadi(2), Wirawan(3)
Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia
Jurusan Teknik Elektro – FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Surabaya – 60111
menghasilkan medan magnet. Proses transfer energi dilakukan
menggunakan prinsip resonansi, dimana energi ditransfer pada
frekuensi yang sama pada pengirim dan penerima.
Salah satu aplikasi dari wireless power transmission (WPT)
ini adalah pemanenan gelombang elektromagnetik bebas untuk
diubah menjadi energi listrik. Hal itu dapat dimungkinkan
dengan penggunaan rectifier antenna (rectenna) di bagian
penerima yaitu alat yang dapat mengubah gelombang
elektromagnetik menjadi arus listrik. Aplikasi wireless power
transfer seperti ini kelak sangat berguna untuk menyuplai
kebutuhan energi listrik di daerah yang sulit dijangkau
setidaknya bagi perangkat berdaya rendah seperti sensor.[1]
Untuk memulai perenanaan sistem transfer energi tanpa
kabel, perlu dilakukan pemetaan potensi gelombang
elektromagnetik. Pemetaan frekuensi ini juga dimaksudkan
untuk mengetahui rentang frekuensi yang cocok untuk
dimanfaatkan lebih lanjut. Penelitian mengenai pemetaan
frekuensi yang efektif untuk sistem WPT inilah yang akan
dibahas dalam tugas akhir ini.
Abstrak – Sistem komunikasi nirkabel dari tahun ke tahun
semakin berkembang dengan makin banyaknya antena pemancar
yang dibangun baik dari pemancar televisi, radio, atau BTS
terutama di daerah perkotaan (urban). Semakin banyaknya
pemancar berarti semakin banyak gelombang elektromagnetik
yang beredar di udara bebas. Gelombang elektromagnetik
tersebut mempunyai potensi untuk menjadi sumber energi bagi
perangkat elektronik berdaya rendah (misalkan sensor). Pada
tugas akhir ini dilakukan pengukuran daya medan
elektromagnetik bebas pada spektrum frekuensi yang lebar di
beberapa titik pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan
frekuensi yang tidak ditentukan dan menggunakan beberapa
jenis antena.
Dari hasil pengukuran dapat diketahui bahwa frekuensi
dengan kuat medan paling tinggi di wilayah urban adalah
frekuensi GSM/CDMA dengan kuat medan 66 dBµV/m
sedangkan frekuensi dengan kuat medan paling tinggi di wilayah
rural adalah televisi UHF dengan kuat medan 51 dBµV/m.
Frekuensi yang paling potensial untuk dimanfaatkan dalam
sistem electromagnetic harvesting di wilayah urban adalah
GSM/CDMA karena di wilayah urban jarak antar pemancar
yang saling berdekatan. Frekuensi radio FM dan televisi UHF
lebih potensial dimanfaatkan dalam sistem electromagnetic
harvesting di wilayah rural yang jauh dari pemancar karena daya
pancar radio FM dan televisi UHF yang besar dan frekuensi yang
lebih rendah mengalami redaman propagasi yang lebih kecil.
II. TEORI PENUNJANG
A. Konsep Wireless Power Transfer
Wireless power transfer (WPT) adalah transmisi energi
listrik dari sumber listrik ke beban listrik interkoneksi tanpa
kabel. Wireless power transfer berbeda dengan transmisi
informasi secara wireless. Pada transmisi informasi parameter
penting yang digunakan adalah signal to noise ratio (SNR)
menjadi parameter penting, pada wireless power transfer
efisiensi menjadi parameter paling penting.
Wireless power transfer dibagi menjadi dua macam yaitu
near field dan far field. Near field berarti transmisi energi
listrik dilakukan dalam jarak yang relatif dekat yaitu sekitar
beberapa meter saja. Sedangkan far field berarti transmisi
energi dilakukan dalam jarak jauh dalam jarak beberapa
kilometer. Contoh far field adalah electromagnetic harvesting
atau radio frequency harvesting adalah pengambilan medan
elektromagnetikuntuk dimanfaatkan sebagai sumber energi l
listrik. Sistem electromagnetic harvesting terdiri atas antena,
rectifier, dan rangkaian penguat tegangan.[2] Antena
diperlukan untuk menangkap medan elektromagnetik
sedangkan rectifier digunakan untuk menyearahkan arus listrik
yang ditangkap oleh antena dan rangkaian penguat digunakan
untuk memperbesar tegangan yang dihasilkan dari medan
elektromagnetik yang ditangkap. Sistem rectifier dan penguat
tegangan dapat dibuat menjadi satu rangkaian yang disebut
dengan power harvester.
Kata kunci : Transmisi Daya Tanpa Kabel, Medan
Elektromagnetik, Frekuensi, Daya, Antena
B
I. PENDAHULUAN
erkembangnya teknologi, pengiriman informasi populer
dilakukan melalui media non kabel, yang disebut wireless.
Komunikasi
wireless
dilakukan
dengan
cara
memanfaatkan gelombang elektromagnetik sebagai media
pengiriman informasi. Saat ini tren pengiriman informasi
melalui wireless sedang berkembang jauh lebih pesat dari
tahun-tahun sebelumnya. Pertanyaannya sekarang jika
teknologi pengiriman informasi secara wireless dapat
berkembang begitu pesat, bagaimanakah dengan transmisi
energi listrik secara wireless? Sejak dulu Nikola Tesla
sebenarnya sudah dapat melakukan transfer energi listrik
secara wireless, tetapi hal ini tidak populer dikarenakan
transfer energi listrik secara wireless memiliki efisiensi yang
rendah. Konsep dasar yang digunakan untuk melakukan
transfer
energi
listrik
secara
wireless
adalah
elektromagnetisme, dimana medan magnet yang berosilasi
menghasilkan arus listrik, sedang medan listrik yang berosilasi
1
B. Gelombang dan Spektrum Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik
dan medan magnet yang saling tegak lurus yang berosilasi dan
merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat
ke tempat yang lain.[3] Mari kita kembali ke persamaan :
kecepatan sama dengan frekuensi dikalikan panjang
gelombang. Untuk gelombang elektromagnetik, kecepatan
adalah c, atau kecepatan cahaya,
Dimana c = 3 x 108 m/s. Maka pada gelombang
elektromagnetik belaku persamaan :
c  f .
dimana P1 dan P0 adalah dua nilai yang akan kita bandingkan.
Biasanya dalam kasus yang kita tangani, nilai tersebut adalah
daya. Lebih lanjut tentang unit tanpa dimensi dB, ada besaran
relatif yang berbasis pada besaran P0 tertentu. Besaran itu
antara lain : dBm yaitu relatif ke P0 = 1 mW dan dBi yaitu
relatif ke antena isotropik yang ideal.
III. METODOLOGI PENGUKURAN
A. Metodologi Penelitian
Tahap pertama pengukuran adalah tahap persiapan. Pada
tahap persiapan akan dibahas mengenai hal-hal yang dilakukan
sebelum pelaksanaan pengukuran. Hal yang termasuk dalam
tahap persiapan ini antara lain: studi literatur, pendataan alat,
pengujian alat, dan penentuan titik pengukuran. Alat yang
digunakan untuk pengukuran adalah spectrum analyzer dan
empat macam antena sesuai dengan rentang frekuensi yang
akan diukur. Spectrum analyzer adalah alat yang digunakan
untuk mengamati komposisi sebaran spektral dari besaran
listrik, akustik, frekuensi radio, sinyal RF, sinyal audio,
gelombang optik, bahkan digunakan juga untuk mengukur
kekuatan spektrum
Parameter utama yang diukur pada pengukuran adalah
besarnya daya yang diterima oleh spectrum analyzer. Cara
kerja pengukurannya adalah antena menangkap sinyal atau
medan elektromagnetik bebas kemudian gelombang
elektromagnetik ini diteruskan oleh feeder antena ke spectrum
analyzer sehingga besarnya daya yang diterima antena dapat
terukur oleh spectrum analyzer. Data pengukuran dari
spectrum analyzer yang akan diambil untuk keperluan
dianalisa adalah daya maksimum yang terekam selama waktu
pengukuran.
Selain melakukan pengukuran dengan menggunakan
spectrum analyzer, pengukuran juga dilakukan dengan power
harvester yaitu rangkaian penyearah dan pengali tegangan.
Pengukuran dengan power harvester dilakukan untuk
mendapatkan data tegangan dari electromagnetic harvesting.
Titik atau tempat yang dijadikan pengukuran ada di lima
tempat yaitu : lab B406, B301,B304, Pucang Adi IV Surabaya
untuk wilayah urban, dan Krian untuk wilayah rural.
(2.1)
Gelombang elektromagnetik berbeda dengan gelombang
mekanik, mereka tidak membutuhkan media untuk
berpropagasi. Gelombang elektromagnetik bahkan akan berpropagasi di ruang hampa seperti di ruang angkasa. Cahaya
tampak adalah salah satu bentuk gelombang elektromagnetik.
Gelombang elektromagnetik termasuk gelombang transversal.
Setiap muatan listrik yang memiliki percepatan memancarkan
radiasi elektromagnetik. Waktu kawat (atau panghantar seperti
antena)
menghantarkan
arus
bolak-balik,
radiasi
elektromagnetik dirambatkan pada frekuensi yang sama
dengan arus listrik. Gelombang elektromagnetik dapat bersifat
seperti gelombang atau seperti partikel bergantung pada
situasi. Sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan
(kecepatan cahaya), panjang gelombang, dan frekuensi. Kalau
dipertimbangkan sebagai partikel, mereka diketahui sebagai
foton.[4]
Gelombang elektromagnetik meliputi frekuensi, maupun
panjang gelombang, yang sangat lebar. Wilayah frekuensi dan
panjang gelombang ini sering disebut sebagai spectrum
elektromagnetik. Spektrum gelombang elektromagnetik adalah
susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik
berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya. Gelombang
radio menggunakan bagian dari spectrum elektromagnetik
dimana gelombangnya dapat di bangkitkan dengan memasukan
arus bolak balik ke antena.
Semua gelombang elektromagnetik akan membawa energi.
Jumlah energi yang di terima pada satu waktu tertentu di sebut
daya. Daya
adalah kunci utama yang memungkinan
komunikasi wireless dapat beroperasi. Medan listrik di ukur
dalam V/m (beda potensial per meter), daya yang ada di
dalam-nya setara dengan medan listrik di kuadratkan. (P ~ E2).
Secara praktis, kita dapat mengukur daya menggunakan sejenis
penerima, misalnya, sebuah antena dan voltmeter, power
meter, atau osiloskop. Melihat secara langsung daya yang ada
di sinyal pada dasarnya melihat kuadrat dari sinyal dalam Volt
(tegangan).
Teknik terpenting untuk menghitung daya adalah melakukan
perhitungan dengan desibel (dB). Desibel adalah sebuah unit
tanpa dimensi, yang di defisinikan berupa hubungan antara dua
daya yang kita ukur. Desibel di definisikan sebagai:
P 
dB  10 log  1 
 P0 
Start
Tahap Persiapan
Pengukuran
Dengan Spectrum
Analyzer
Pengukuran
Dengan Power
Harvester
Analisa Data
(2.2)
1
2
IV. ANALISIS DATA
1
A.
Pengukuran Kuat Medan pada Frekuensi Radio FM
Pada pengukuran radio FM, pengukuran dilakukan untuk
setiap frekuensi stasiun pemancar radio yang telah didata
sebelumnya. Bandwidth atau lebar pita yang diukur untuk
setiap pemancar radio adalah 0,4 MHz.
Kesimpulan
Stop
Gambar 1. Diagram Alir Pengukuran
B. Frekuensi Yang Akan Diukur
Frekuensi yang diukur dalam pengukuran adalah frekuensi
yang umum dipergunakan untuk keperluan telekomunikasi
wireless. Frekuensi yang akan diukur antara lain :
 Radio FM
Berdasarkan KM Menteri Perhubungan Nomor 15
Tahun 2003, rentang frekuensi radio FM adalah antara 87,5108 MHz. Rentang frekuensi tersebut dibagi menjadi 204
kanal dengan pengkanalan frekuensi merupakan kelipatan dari
100 Hz. Adapun frekuensi-frekuensi pada radio FM yang akan
diukur adalah sebanyak 22 buah. Frekuensi yang diukur
tersebut adalah beberapa frekuensi stasiun pemancar radio
dengan daerah layanan Surabaya dan sekitarnya.
Gambar 2. Grafik Pengukuran Kuat Medan Radio FM
Dari gambar 2 dapat diketahui bahwa pada pengukuran di
B406 terdapat selisih sebesar 2 dB antara pengukuran di
indoor dengan outdoor atau rata-rata kuat medan yang terukur
pada outdoor lebih besar 1,7 kali daripada di indoor. Pada
pengukuran di B301 dapat diketahui bahwa terdapat selisih
rata-rata daya yang terukur radio FM pada siang hari dengan
malam hari adalah 3 dB atau rata-rata daya terima radio FM
pada malam hari mengalami penurunan sebesar 2 kali
dibandingkan pada siang hari. Kuat medan paling tinggi adalah
di Pucang dengan 61 dBµV/m karena wilayah Pucang relatif
dekat dengan pemancar radio FM.
 Televisi Analog UHF
Berdasarkan KM Menteri Perhubungan Nomor 76
Tahun 2003, rentang frekuensi televisi analog UHF adalah
antara 478-806 MHz dengan lebar kanal 8 MHz. Adapun
frekuensi-frekuensi yang diukur adalah frekuensi dari
pemancar stasiun televisi yang berjumlah 11. Pemancar stasiun
televisi yang diukur adalah pemancar stasiun televisi nasional
di wilayah Surabaya.
B. Pengukuran Kuat Medan pada Frekuensi Televisi UHF
Pada pengukuran pada frekuensi televisi UHF, pengukuran
dilakukan untuk setiap frekuensi stasiun pemancar televisi
yang telah didata sebelumnya. Bandwidth atau lebar pita yang
diukur untuk setiap pemancar televisi adalah 8 MHz.
 GSM Dan CDMA
Telekomunikasi selular yang paling banyak
digunakan di Indonesia saat ini adalah Global System for
Mobile Communication (GSM) dan Code Division Multiple
Access (CDMA). Frekuensi yang akan diukur pada
pengukuran adalah frekuensi GSM 900 dan CDMA 800.
Operator GSM yang bekerja di frekuensi GSM 900 adalah
Telkomsel, Indosat, dan Excelcomindo. Sedangkan operator
CDMA yang bekerja di frekuensi CDMA 800 adalah Telkom
Flexi, Bakrie Telecom, Indosat (Starone), dan Mobile8.[5]
Frekuensi yang akan diukur adalah frekuensi downlink yaitu
frekuensi yang dipancarkan base station atau BTS untuk
terhubung dengan mobile station atau handset.
 Wi-Fi
Gambar 3. Grafik Pengukuran Kuat Medan Televisi UHF
Wireless Fidelity (Wi-Fi) adalah sekumpulan standar
yang digunakan untuk jaringan lokal nirkabel (WLAN) yang
didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Wi-Fi yang
menggunakan standard radio 802.11b and 802.11g. Rentang
frekuensi wi-fi yang diukur adalah antara 2,4-2,495 GHz.
Rentang frekuensi ini adalah rentang frekuensi yang digunakan
oleh access point di sekitar tempat pengukuran.
Pada pengukuran di B406 dapat diketahui bahwa
rata-rata kuat medan antara pengukuran di indoor dan outdoor
terdapat selisih 1 dB atau kuat medan di indoor lebih besar
1,26 kali daripada kuat medan di outdoor. Pada pengukuran di
B301 dapat diketahui bahwa antara pengukuran pada siang
hari dan malam hari terdapat selisih 1 dB atau kuat medan
pada siang hari lebih besar 1,26 kali daripada pada malam
3
hari. Kuat medan tertinggi ada di Pucang dengan rata-rata kuat
medan 58 dBµV/m.
bila dibandingkan dengan frekuensi lain yang diukur. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi frekuensi gelombang
elektromagnetik semakin besar redaman yang terjadi. Pada
pengukuran di B301 terdapat selisih 3 dB antara pengukuran
pada siang hari dengan pengukuran di malam hari. Jadi daya
yang terukur pada siang hari lebih besar 2,13 kali daripada
daya yang terukur pada malam hari. Kuaat medan terbesar
yang terukur terjadi pada pengukuran di B304 dengan 73
dBµV/m. Hal ini bisa terjadi dikarenakan letak titik
pengukuran B304 adalah yang paling dekat dengan access
point. Kuat medan maksimum frekuensi wifi berbeda dengan
frekuensi lainnya. Kuat medan maksimum frekuensi wi-fi tidak
terjadi dalam waktu yang lama atau tidak kontinyu.
C. Pengukuran Kuat Medan pada Frekuensi GSM/CDMA
Pada pengukuran pada frekuensi GSM dan CDMA,
frekuensi yang diukur adalah frekuensi dari GSM 900 dan
CDMA 800. Rentang frekuensi yang akan diukur untuk setiap
operator disesuaikan dengan data alokasi frekuensi untuk
operator seluler dari Dirjen Postel.
E. Pengamatan Perilaku Pemancar Radio FM Dan Televisi
UHF
Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai perilaku dari
pemancar radio FM dan televisi UHF yaitu gambaran
mengenai ketersediaan sumber energi dari electromagnetic
harvesting frekuensi radio FM dan televisi selama 24 jam.
Pengukuran dilakukan dengan mengukur level daya terima dari
masing-masing frekuensi sebanyak 5 waktu yang
merepresentasikan waktu 24 jam.
Gambar 4. Grafik Pengukuran Daya Frekuensi GSM Dan CDMA
Pada pengukuran di B406 dapat diketahui bahwa
terdapat selisih 6 dB antara kuat medan di indoor dengan di
outdoor atau dengan kata lain daya terima di outdoor lebih
besar 3,98 kali daripada daya terima di indoor. Selisih antara
daya terima outdoor dengan daya terima indoor frekuensi
GSM/CDMA. Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi yang
lebih tinggi mengalami redaman yang lebih besar ketika
melewati penghalang. Antara wilayah urban dengan rural
terdapat selisih kuat medan yang cukup besar yaitu 16
dBµV/m karena jarak antar pemancar GSM/CDMA di
wilayah urban yang lebih dekat daripada di wilayah rural.
D. Pengukuran Kuat Medan pada Frekuensi Wi-Fi
Pada pengukuran pada frekuensi Wi-Fi, frekuensi yang
diukur mulai dari 2,4 GHz sampai 2,5 GHz yang merupakan
bandwidth dari protocol 802.11 b/g. Protokol ini adalah
protocol yang digunakan oleh hampir semua access point
sekarang ini. Pengukuran hanya dilakukan pada lab B406,
B301, dan B304.
Gambar 6. Grafik Pengamatan Perilaku Pemancar Radio FM Dan Televisi
UHF
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pada pukul 2
dini hari, daya terima radio FM mengalami penurunan yang
cukup tajam. Hal ini terjadi dikarenakan sebagian besar
pemancar radio FM tidak aktif sehingga dapat disimpulkan
bahwa perilaku pemancar radio FM adalah dalam 24 jam
pemancar radio FM sebagian besar aktif pada pagi hari
sampai malam hari atau sekitar 12-20 jam. Sementara itu
grafik daya terima pada frekuensi televisi UHF pada pukul 2
dini hari terjadi penurunan daya terima yang tidak terlalu
besar. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pemancar
televisi UHF masih aktif. Dari hal ini bisa ditarik
kesimpulan bahwa perilaku dari pemancar televisi adalah
sebagian besar aktif selama 24 jam.
F. Pengukuran Menggunakan Power Harvester
 Frekuensi Radio FM
Pengukuran menggunakan power harvester pada frekuensi
radio FM dilakukan di depan ruang B406. Pengukuran
tegangan diambil pada selang waktu 10 detik. Dari data grafik
diketahui tegangan maksimal yang terukur adalah 1,373 V dan
tegangan rata-rata adalah 0,773 V. Tegangan mengalami
kenaikan dan penurunan yang tidak stabil. Hal ini bisa
Gambar 5. Grafik Pengukuran Daya Pada Frekuensi Wi-Fi
Pada pengukuran frekuensi wifi di B406 dapat kita ketahui
bahwa terdapat selisih 11 dB antara pengukuran di indoor
dengan outdoor atau kuat medan maksimum yang terukur di
indoor 12,59 kali lebih besar daripada kuat medan maksimum
yang terukur di outdoor. Selisih ini merupakan yang terbesar
4
dikarenakan mekanisme charge-discharge pada kapasitor
dalam rangkaian power harvester.
 Frekuensi Wi-Fi
Pada pengukuran frekuensi wi-fi, perangkat access point
diatur sedemikian rupa sehingga mengeluarkan daya
maksimum pada waktu yang cukup lama yaitu dengan cara file
sharing pada dua perangkat laptop. Dari grafik tegangan yang
diterima pada power harvester ini dapat diketahui bahwa
tegangan maksimal yang dihasilkan bernilai 2,482 V dan
tegangan rata-rata 2,291 V.
Gambar 7. Grafik Tegangan Terhadap Waktu pada Pengukuran Frekuensi
Radio FM
 Frekuensi Televisi UHF
Pengukuran menggunakan power harvester pada frekuensi
televisi UHF dilakukan di depan ruang B406. Hasil yang
diperoleh pada pengukuran dapat dilihat pada grafikdi gambar
8 bahwa tegangan yang terukur stabil dengan tegangan
tertinggi 0,698 V dan tegangan rata-rata 0,378 V. Antena
diletakkan pada tripod dan diarahkan hingga mencapai kondisi
terbaik. Hal ini disebabkan antena bersifat direksional.
Gambar 9. Grafik Tegangan Terhadap Waktu pada Pengukuran Frekuensi
GSM Dan CDMA
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada kegiatan analisa data terhadap data
pengukuran, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengukuran, frekuensi dengan kuat
medan paling tinggi di wilayah urban adalah frekuensi
GSM/CDMA dengan kuat medan 66 dBµV/m sedangkan
frekuensi dengan kuat medan paling tinggi di wilayah
rural adalah televisi UHF dengan kuat medan 51 dBµV/m.
2. Frekuensi yang paling potensial untuk dimanfaatkan
dalam sistem electromagnetic harvesting di wilayah urban
adalah GSM/CDMA karena di wilayah urban jumlah
pemancar GSM/CDMA yang banyak dan jarak antara
pemancar yang saling berdekatan. Hal ini diperkuat
dengan hasil pengukuran menggunakan power harvester
dimana pengukuran frekuensi GSM/CDMA menghasilkan
tegangan output yang stabil dan tinggi.
3. Gelombang elektromagnetik dengan frekuensi rendah
seperti radio FM dan televisi UHF lebih potensial
dimanfaatkan dalam sistem electromagnetic harvesting di
wilayah rural yang jauh dari pemancar. Hal ini
dikarenakan daya pancar radio FM dan televisi UHF yang
besar dan frekuensi yang lebih rendah mengalami
redaman propagasi yang lebih kecil.
4. Perilaku pemancar telekomunikasi selama 24 jam relatif
stabil kecuali pada frekuensi radio FM karena sebagian
besar pemancar radio FM aktif tidak selama 24 jam
penuh.
Gambar 8. Grafik Tegangan Terhadap Waktu pada Pengukuran Frekuensi
Televisi UHF
 Frekuensi GSM Dan CDMA
Pengukuran menggunakan power harvester pada frekuensi
GSM dan CDMA dilakukan di depan ruang B406. Pengukuran
tegangan diambil pada selang waktu 10 detik. Dari data grafik
diketahui tegangan maksimal yang terukur adalah 1,212 V dan
tegangan rata-rata adalah 1,084 V.
Gambar 9. Grafik Tegangan Terhadap Waktu pada Pengukuran Frekuensi
GSM Dan CDMA
5
B. Saran
Adapun beberapa hal yang dapat dijadikan perrtimbangan
maupun saran dalam pelaksanaan tugas akhir ini guna
pengembangan penelitian selanjutnya antara lain :
1. Melakukan pengukuran di sekitar frekuensi 1800 MHz,
1900 MHz dan 2100 MHz, karena beberapa operator
GSM dan CDMA di Indonesia mempunyai kanal di
frekuensi sekitar 1800 MHz dan 1900 MHz. Selain itu,
makin berkembangnya layanan sistem komunikasi seluler
generasi ketiga (3G) dengan makin banyaknya BTS yang
mendukung teknologi 3G yang bekerja pada frekuensi
sekitar 2100 MHz sehingga dirasa perlu dilakukan
pengukuran di frekuensi tersebut.
2. Untuk pengukuran di setiap rentang frekuensi digunakan
dua atau lebih macam antena untuk membandingkan
antena mana yang lebih efektif atau dapat menghasilkan
daya maksimum yang terukur lebih besar.
REFERENSI
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
Alanson Sample and Joshua R. Smith, “Experimental Results with
Two Wireless Power Transfer Systems”, University of Washington,
Seattle, WA 98195, 2009
Penela-Lopez and Gasulla-Forner, “Powering Autonomous Sensors”,
Springer Dordrecht Heidelberg, New York, 2011
Yarman, Binboga S., “Design of Ultra Wideband Power Transfer
Network”, John Willey & Sons Ltd, West Sussex, Ch.2, 2010
Friendly, Hacker. “Wireless Networking in the Developing World”,
wnwd.net, New York, Ch.2, 2007
Dirjen Postel, ”Alokasi Frekuensi Operator Seluler
(Mobile/FWA)”<URL:http://www.ditfrek.postel.go.id/postel/?
idm=5&id=95&ids=155, Diakses 14/04/11
Mana Hilul Irfan dilahirkan di Sidoarjo, 10 Mei
1989. Merupakan anak kedua dari tiga bersaudara
pasangan Lutfi Agus Riyono dan Anisah. Penulis
memulai pendidikan formalnya di SDN Krian IV
Sidoarjo dari tahun 1995-2001. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan ke SLTPN 1 Krian pada
tahun 2001-2004. Kemudian melanjutkan jenjang
pendidikan ke SMAN 1 Krian pada tahun 2004
dan lulus pada tahun 2007.
Setelah menamatkan SMA, penulis melanjutkan
studinya ke Jurusan Teknik Elektro Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya melalui jalur SPMB pada tahun 2007
dan mengambil Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia. Penulis juga aktif
dalam kegiatan laboratorium seperti Asisten Praktikum Dasar Sistem
Telekomunmikasi dan Asisten Praktikum Komunikasi Data Dan Pengolahan
Sinyal Digital.
6
Download