HAKIKAT EVALUASI PENDIDIKAN A. Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah pengukuran (meaasurement), penilaian (assessment) dan evaluasi (evaluation), terlebih lagi bagi orang-orang yang bergelut di bidang pendidikan. Namun, pada praktiknya sering kali terjadi kerancauan atau tumpang tindih (overlap) dalam menggunakan ketiga istilah tersebut. Hal tersebut mungkin dapat dipahami mengingat ketiga istilah tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain. 1. Pengertian Pengukuran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, pengukuran adalah proses, cara, perbuatan mengukur. Adapun pengertian pengukuran menurut beberapa ahli, yaitu: a. Menurut Cangelosi (1991), pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris (Djaali dan Muljono, 2008: 3). b. Menurut Guilford (1982), pengukuran merupakan proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu (Sumarno, 2011). c. Menurut Wiersma dan Jurs (1990), pengukuran adalah penilaian numerik terhadap fakta-fakta dari objek yang hendak diukur menurut kriteria atau satuan-satuan tertentu (Djaali dan Muljono, 2008: 3). Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu. Misalnya, mengukur waktu dengan jam, mengukur suhu dengan termometer, mengukur massa dengan timbangan, mengukur kecepatan dengan spidometer, mengukur kuat arus listrik dengan ampere meter, mengukur kemampuan siswa dengan tes, dan lain sebagainya, dimana pengukuran bersifat kuantitatif yaitu berupa angka atau bilangan. Pengukuran yang bersifat kuantitatif dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: a. Pengukuran yang dapat dilakukan bukan untuk menguji sesuatu. Contohnya; Pengukuran yang dilakukan oleh tukang kayu dalam pembuatan meja, kursi, dan lain sebagainya. 1 | Hakikat Evaluasi Pendidikan | Shahibul Ahyan b. Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu. Contohnya; pengukuran untuk menguji daya tahan baterai, pengukuran untuk menguji kekuatan aspal terhadap tekanan berat, dan lain sebagainya. c. Pengukuran yang digunakan untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu. Contohnya; mengukur kemampuan belajar siswa yang dilakukan dengan menguji mereka dalam bentuk tes. 2. Pengertian Penilaian Penilaian berarti menilai sesuatu. Penilaian menurut Griffin dan Nix dalam Sumarno (2011) adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. Menilai pada hakikatnya adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, panjang atau pendek, pandai atau bodoh, dan lain sebagainya, dimana keputusan itu diambil berdasarkan apakah sesuai atau tidak sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Penilaian itu sendiri bersifat kualitatif. Contohnya; seorang siswa yang mampu menjawab tes hasil belajar sebanyak 90% atau lebih dari semua soal yang diberikan, dapat dinilai bahwa siswa tersebut tergolong pandai. Berarti, perlu diadakan pengukuran terlebih dahulu untuk bisa melakukan penilaian. Penilaian berhubungan dengan setiap bagian dari proses pendidikan, bukan hanya keberhasilan belajar saja, tetapi mencakup semua proses belajar mengajar. Oleh karena itu, penilaian tidak terbatas pada karakteristik siswa, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas dan administrasi sekolah. 3. Pengertian Evaluasi Evaluasi mencakup pengukuran dan penilaian. Evaluasi memiliki pengertian yang berbeda-menurut para ahli, yaitu : a. Menurut Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977), evaluation refer to the act or process to determining the value of something. Dari definisi tersebut, maka istilah evaluasi ini menunjuk kepada atau 2 | Hakikat Evaluasi Pendidikan | Shahibul Ahyan mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu (Sudijono, 2011: 1). b. Menurut Stufflebeam dkk (1971), evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan (Daryanto, 2008: 2). c. Menurut Ralph Tailor (1950), evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai (Arikunto, 2010: 3). d. Menurut Suharsimi Arikunto (2004: 1), evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang (evaluator) untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program telah tercapai yang dilakukan secara berkesinambungan. Berarti kalau evaluasi pendidikan adalah proses yang dilakukan oleh seseorang (evaluator) untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program telah tercapai yang dilakukan secara berkesinambungan dalam bidang pendidikan. Hal ini juga diungkapkan dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 58 ayat 1 yang menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. 4. Hubungan antara Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Berdasarkan beberapa pengertian dari pengukuran, penilaian, dan evaluasi di atas, dapat diketahui bahwa antara ketiga istilah tersebut memiliki hubungan satu sama lainnya yaitu berupa suatu hierarki. Penilaian 3 | Hakikat Evaluasi Pendidikan | Shahibul Ahyan mencakup pengukuran, sedangkan evaluasi mencakup pengukuran dan penilaian. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering terjebak dalam memahami istilah antara penilaian dan evaluasi. Penilaian dan evaluasi memiliki persamaan dan perbedaan, persamaannya adalah kedua istilah tersebut sama-sama memiliki pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu yang bersifat kualitatif. Sedangkan, perbedaan kedua istilah tersebut adalah terletak pada ruang lingkup dan pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar. Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal. Ruang lingkup evaluasi lebih luas, mencakup semua komponen dalam suatu sistem dan dapat dilakukan tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal. Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif, sedangkan penilaian dan evaluasi lebih bersifat kualitatif. Ketiga istilah tersebut dapat dilihat perbedaannya dari tabel nilai hasil ujian mata kuliah tes dan pengukuran berikut: Peserta Skor Nilai Keputusan Pata Bundu 85 B (plus) Lulus amat baik Sunandar 87 A (min) Lulus paling baik Arifin Ahmad 75 B Lulus baik Surono 90 A Lulus sangat baik Ramly 80 B Lulus baik Sumber: Djaali dan Muljono (2008: 3) Keterangan: 1. Skor merupakan kegiatan hasil pengukuran 2. Kategori A, A-, B+, dan B adalah hasil kegiatan penilaian 3. Klasifikasi Lulus baik, Lulus amat baik, dan Lulus sangat baik adalah hasil evaluasi. 4 | Hakikat Evaluasi Pendidikan | Shahibul Ahyan B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Adapun tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan menurut Sudijono (2011: 16) adalah: 1. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. 2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan fungsi evaluasi pendidikan menurut Arikunto (2010) adalah: 1. Berfungsi selektif. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat melakukan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. 2. Berfungsi diagnostik. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat melakukan dignosis tentang kebaikan dan kelemahan siswanya. 3. Berfungsi sebagai penempatan. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat menempatkan siswa sesuai dengan kemampuannya masing-masing. 4. Berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program yang telah diterapkan. C. Karakteristik Evaluasi dalam Pendidikan Beberapa karakteristik evaluasi dalam pendidikan menurut Arikunto (2010) adalah: 1. Dilakukan secara tidak langsung. Contohnya, mengukur kepandaian peserta didik melalui ukuran kemampuannya dalam menyelesaikan soalsoal. 2. Penggunaan ukuran kuantitatif. Menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran, setelah itu baru diinterpretasikan ke bentuk kualitatif. 3. Menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap. 5 | Hakikat Evaluasi Pendidikan | Shahibul Ahyan 4. Bersifat relatif, berarti tidak sama atau tidak selalu tetap dari waktu ke waktu yang lain. 5. Sering terjadi kesalahan-kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat terjadi karena terletak pada alat ukurnya, orang yang melakukan evaluasi, peserta didik yang dievaluasi, dan situasi pada saat dilakukan evaluasi. D. Prinsip - Prinsip Evaluasi dalam Pendidikan Menurut Arikunto (2010: 24) ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi yaitu adanya triangulasi: 1. Tujuan pembelajaran 2. Kegiatan pembelajaran atau KBM 3. Evaluasi Triangulasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut: Tujuan KBM Evaluasi E. Objek dan Subjek Evaluasi Pendidikan Objek atau sasaran evaluasi pendidikan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut. Dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 57 ayat 2 menyatakan bahwa evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Sedangkan, subjek evaluasi pendidikan adalah orang yang melakukan evaluasi dalam bidang pendidikan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 78 dinyatakan bahwa evaluasi pendidikan meliputi: 6 | Hakikat Evaluasi Pendidikan | Shahibul Ahyan 1. Evaluasi kinerja pendidikan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihakpihak yang berkepentingan; 2. Evaluasi kinerja pendidikan oleh Pemerintah; 3. Evaluasi kinerja pendidikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi; 4. Evaluasi kinerja pendidikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan 5. Evaluasi oleh lembaga evaluasi mandiri yang dibentuk masyarakat atau organisasi profesi untuk menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan. F. Ruang Lingkup Evaluasi Pendidikan Ruang lingkup evaluasi dalam pendidikan sekurang-kurangnya meliputi: 1. Tingkat kehadiran peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan; 2. Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kegiatan ekstrakurikuler; 3. Hasil belajar peserta didik; dan 4. Realisasi anggaran. (Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 pasal 79). 7 | Hakikat Evaluasi Pendidikan | Shahibul Ahyan DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2004). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. (2008). KBBI Daring. Dipetik Februari 07, 2012, dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional: http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. (2003). UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Muljono, D. d. (2008). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo. Prima, A. (2011). Dipetik Februari 10, 2012, dari Hubungan antara Penilaian, Pengukuran, Evaluasi, dan Tes dalam Pembelajaran dan Skala Pengukuran yang Digunakan: http://auliaprima.student.fkip.uns.ac.id/2011/10/18/hubungan-antarapenilaian-pengukuran-evaluasi-dan-tes-dalam-pembelajaran-dan-skalapengukuran-yang-digunakan Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sumarno, A. (2011). Dipetik Februari 10, 2012, dari Pengertian Pengukuran, Penilaian, Pengujian, Evaluasi, dan Asesmen: http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/pengertian-pengukuranpenilaian-pengujian-evaluasi-dan-asesmen 8 | Hakikat Evaluasi Pendidikan | Shahibul Ahyan