eJournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (3): 642-656 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016 PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA Sardiyati 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel DAR, ROA dan PER secara simultan, parsial dan variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode kuantitatif populasi sebanyak 16 perusahaan dan sampel sebanyak 6 perusahaan. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini pertama dari perhitungan DAR, ROA dan PER secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia kedua Variabel DAR dan PER secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan variabel ROA tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia. Variabel PER yang paling dominan berpengaruh terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia.. Kata Kunci : DAR, ROA, PER dan Harga saham Pendahuluan Di era globalisasi, pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur saat ini menyebabkan pesatnya laju perekonomian dan meningkatnya permintaan konsumen terhadap suatu produk dalam upaya memenuhi kebutuhan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan industri manufaktur (pengolahan) tahun 2013 sebesar 5,56% meski mengalami penururan sebesar 0,17% dari tahun 2012 dengan laju pertumbuhan di tahun 2012 sebesar 5,73%, namun industri manufaktur masih diminati oleh investor dan menjadi daya tarik bagi investor, industri manufaktur di Indonesia belum mampu sepenuhnya memenuhi seluruh permintaan konsumen yang beragam. untuk memenuhi kebutuhan konsumen banyak industri asing yang mulai Analisis terhadap laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara perhitungan ratio keuangan. Jenis rasio keuangan yang sering digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan adalah rasio likuditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar ROA merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. 1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected] Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan (Sardiyati) Menurut Hanafi dan Halim (2003: 27) Return On Asset (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang menghubungkan dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada tingkat pendapatan aset dan modal modal saham tertentu. Menurut Syamsuddin (2006:30) Debt to Total Assets Ratio (DAR) digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Dari berbagai macam jenis rasio yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan, akan dibahas dalam penelitian adalah Debt to Asset Ratio (DAR), Return on Asset (ROA), dan Price earning Ratio (PER). Untuk mengatasi masalah tersebut di atas tentu saja dibutuhkan investasi yang besar. Peran sekor swasta untuk berpartisipasi dalam hal penyediaan dana terutama di bidang keuangan yang meliputi perbankan, lembaga keuangan bukan bank, asuransi dan pasar modal yang diharapkan. Sehingga berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat penelitian, dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdafar Di Bursa Efek Indonesia. Kerangka Dasar Teori Manajemen Keuangan Manajemen keuangan menurut Sartono (2001:6) menerangkan pengertian mengenai manajemen keuangan sebagai berikut : “Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2003:3) adalah Sebagai semua aktivitas perusahaan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahan-perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu. Laporan keuangan dapat dijadikan media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan, dimana laporan keuangan tersebut terdiri dari neraca, perhitungan rugi laba, ikhtisar laba ditahan dan laporan posisi keuangan. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan. Oleh karena itu 643 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 642-656 penganalisa harus mampu menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor di masa mendatang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Menurut Riyanto (2001:329) Rasio Keuangan adalah Rasio keuangan adalah ukuran yang digunakan dalam interpretasi dan analisis laporan finansial suatu perusahaan. Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmatical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial. Rasio Likuiditas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Pengertian rasio likuiditas menurut Riyanto (2001:25) kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera dipenuhi. 1. Rasio lancar (Current Ratio) 2. Rasio di percepat (Acid Test Ratio atau Quick Ratio) Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi. Dengan demikian solvabilitas berarti kemampuan untuk membayar utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Rasio Solvabilitas adalah Suatu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansial apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan (Riyanto 2005:32). Rasio Utang atau Debt Ratio (Debt to Asset Ratio) Debt to Total Assets Ratio (DAR) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan. Tingkat solvabilitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjang perusahaan tersebut. Rasio Aktivitas Menurut Sawir (2003:8) Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Rasio Profitabilitas Profitabilitas merupakan hasil akhirbersihdari berbagai kebijkan dan keputusan manajemen.Rasio profitabilitas memberikan jawaban akhr tentang tingkat efektivitas manajemen perusahaan, rasio inimemeberi gambaran tentang efektivitas pengelolaan perusahaan. Rasio Profitabilitas yang umum digunakan adalah: Hasil pengembalian atas Total Aktiva atau ROA (Return On Asset) 644 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan (Sardiyati) Menurut Anoraga (2007:39) bahwa semakin tinggi Return On Asset (ROA) menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena perusahaan mampu memberikan tingkat kembalian (return) yang semakin tinggi. Rasio Pasar Rasio pasar adalah ukuran yang paling komprehensif untuk menilai hasil kerja perusahaan, karena rasio tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh rasio-rsio dan rasio hasil pengembalian. Rasio harga terhadap Laba atau PER (Price to Earning Ratio) Menurut Jogiyanto (2003:32) Price Earning Ratio (PER) dengan nilai intrisik saham yang diperkirakan berdasarkan model penilaian saham. Pasar modal Menurut Anoraga dan Paji (2003:5) Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan perttukaran klaim jangka panjang, penamabahan finansial assets (dan hutang pada saat yang sama, memunginkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi. Saham Menurut Husnan (2005:29) Saham adalah merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodalan yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut untuk memperoleh prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodalan tersebut menjalankan haknya saham merupakan salah satu dari beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi. Harga Saham Menurut Anoraga (2001:100) Harga saham adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu perusahaan. Harga saham juga dapat diartikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatar belakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan, untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham. Metode Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriftif dan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalnya. Populasi dan Sampel dan sampling Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BFI) hingga tahun 2014 sebanyak 16 perusahaan dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini ada 6 perusahaan sub sektor makanan dan minuman. 645 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 642-656 Pemilihan sampel didasarkan pada metode purposive sampling, menurut Sugiyono (2001:61) menyatakan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan criteria tersebut, maka terpilih 6 perusahaan yang menjadi sampel sebagaimana tabel 3.1 berikut. Adapun Kriteria perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini adalah: a. Perusahaan sudah listing tahun 2012 b. Kapitalisasi pasar di atas Rp 10 triliyun c. Saham perusahaan aktif di perdagangkan di Bursa Efek Indonesia Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode dokumentasi, yaitu dengan mencatat dan mengcopy data-data tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian baik dari sumber dokumen/buku-buku, internet dan lain-lain mengenai indeks harga saham sektor pertambangan, kurs USD, inflasi dan suku bunga SBI data bulanan periode Januari 2014 hingga Desember 2015. Teknik Analisis Data Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak (Umar, 2008:181). Uji kenormalan data dapat dilakukan dengan Uji KolmogorovSmirnov terhadap nilai standar residual hasil persamaan regresi. Kriteria pengujian (Sarjono, 2011:64) : a. Angka signifikan uji Kolmogorov-Smirnov Sig. > 0,05 menunjukan data berdistribusi normal. b. Angka signifikan uji Kolmogorov-Smirnov Sig. < 0,05 menunjukan data berdistribusi tidak normal. 2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian (Umar, 2008:182). Salah satu metode pengujian yang dapat dilakukan untuk mengetahui terjadinya autokorelai atau tidak adalah dengan uji Runs Test. Kaidah keputusan dari metode Runs Test yaitu sebagai berikut: a. jika Asymp. Sig. (2-tailed) dibawah 0,05 (tingkat signifikan α = 5%), maka terjadi autokorelasi. b. jika Asymp. Sig. (2-tailed) diatas 0,05 (tingkat signifikan α = 5%), maka tidak terjadi autokorelasi. 3. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Umar, 2008:117). Sebab, jika terjadi hubungan linier antar variabel independen akan membuat 646 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan (Sardiyati) prediksi atas variabel dependen menjadi bias karena terjadi kesalahan hubungan di antara variabel independennya. Dalam output SPSS, masalah multikolonieritas ditunjukan lewat tabel Coefficient, kolom Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: a. Jika Tolerance > 0,010 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen. b. Jika Tolerance < 0,010 dan VIF > 10, maka terjadi multikolonieritas antar variabel independen. 4. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastissitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan lain tetap disebut heteroskedastisita (umar, 2008:179). Salah satu teknik untuk menguji heterokedastisitas adalah melihat pola titiktitik pada scattplot regresi, yaitu dengan melihat grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID), dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhya). Dengan dasar pengambilan keputusan yaitu: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedastisitas. Analisis Regresi Linier Berganda 1. Persamaan Regresi Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari DAR (X1), ROA (X2) dan PER (X3) harga saham Perusahaan sub sektor makanan dan minuman (Y). 2. Koefisien Korelasi (R) Korelasi digunakan untuk mengetahui kuatnya pengaruh antara variabel independen. Semakin besar nilai R, maka semakin tepat model regresi yang dipakai sebagai alat permainan, karena total variabel dapat menjelaskan variabel tidak benar. 3. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menerangkan variabel dependen sangat terbatas. Nilai koefisien determinasi yang mendekati satu berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk 647 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 642-656 4. Uji Simultan (Uji F) Uji simultan dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Priyanto, 2008:83). Pada tingkat signifikansi 5% dengan pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Jika signifikansi Fhitung < α 0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. b. Jika signifikansi Fhitung> α 0,05 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. 5. Uji Parsial (Uji t) Uji Parsial dimaksudkan untuk mengetahui variabel independen (kurs USD, inflasi, dan suku bunga SBI) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (indeks harga saham sektor pertambangan). Pada tingkat signifikansi 5% dengan pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Jika signifikansi Thitung < α 0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. b. Jika signifikansi Thitung > α 0,05 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. 6. Uji Dominan Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap indeks harga saham sektor pertambangan (Y) dilakukan dengan melihat koefisien regresi baku (Standarized Coefficients) yang memiliki nilai paling tinggi atau nilai signifikansi thitung koefisien regresi yang paling kecil. Analisis dan Pembahasan Uji Asusmsi Klasik Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model memenuhi kriteria BLUE (best linear unbiased estimator). BLUE dapat dicapai jika memenuhi asumsi klasik. Uji penyimpangan asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan emapt asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengam menggunakan empat model asumsi yaitu: 1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residu memiliki distribusi normal. Uji Asumsi normalitas dibuktikan apabila nilai signifikasinya lebih dari 0,05. Hasil uji asumsi normalitas disajikan pada tabel berikut. Hasil Uji Asumsi Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 648 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan (Sardiyati) Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative 24 ,0000000 1055,89316479 ,120 ,120 -,075 ,120 ,200c,d Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber : Data diolah SPSS 22 Uji normalitas bias dilakukan dengan teknik Kolmogorov Smirnov, data normal adalah sig. Kolmogorov Smirnov hitung > 0.05. Pada tabel hasil uji asumsi normalitas dapat dilihat hasi, hasil uji Kolmogrov Smirnov yaitu 0,200 lebih besar dari 0,05 berarti model regresi yang didapat adalah berdistribusi normal. 1. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan apakah dalam model regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negative antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian. Untuk mengetahui apakah model terkena autokorelasi atau tidak dapat dilakukan dengan melakukan Runs Test dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Jika Asymp Sig. (2-tailed) dibawah 0,05 (tingkat signifikansi α = 5%), maka terjadi autokorelasi. 2) Jika Asymp Sig. (2-tailed) diatas 0,05 (tingkat signifikansi α = 5%), maka terjadi autokorelasi. Hasil Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual a Test Value -36,62819 Cases < Test Value 12 Cases >= Test Value 12 Total Cases 24 Number of Runs 18 Z 1,878 Asymp. Sig. (2-tailed) ,060 a. Median Sumber : Data diolah SPSS 22 Pada tabel uji hasil autokorelasi menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2tailed)sebesar 0,60 nilai berada diatas 0,05 maka ini berarti tidak terjadi autokorelasi 1. Uji Multikolineritas 649 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 642-656 Uji Asumsi multikolineritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linier antara variabel independen dalam model regresi. Jika terjadi hububgan linier antar variabel independen akan membuat prediksi atas variabel dependen menjadi bias karena terjadi masalah hubungan di antara variabel independennya. Untuk mengetahui ada tidaknya Tolerance dan Variance Factor (VIF) dengan dasar pengambilan kepuusan yaitu Tolerance > 0,010 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen, sedangkan jika tolerance < 0,010 dan VIF > 10, maka tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen. Hasil Uji Multikoleneritas Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) B Std. Error Standardized Coefficients Beta Collinearity Statistics T 1000,267 1283,538 Sig. Tolerance ,779 ,445 DAR -29,532 24,075 ROA 79,709 54,387 ,241 PER 75,558 20,852 ,598 -,202 -1,227 ,234 ,981 1,020 1,466 ,158 ,980 1,021 3,624 ,002 ,975 1,026 Sumber : Data diolah SPSS 22 Pada tabel terlihat nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas untuk DAR = 1,020, ROA 1,021 dan PER 1,026 dimana nilai VIF variabel bebas tersebut lebih kecil dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan gejala multiolineritas dalam model regresi. 1. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastistas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pngamatan lain. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi heteroskedastissitas yaitu dengan mengamati Grafik scatterplot. Hasil Uji Hesteroskedastisitas Sumber : Data diolah SPSS 22 650 VIF Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan (Sardiyati) Berdasarkan gambar di atas maka diketahui bahwa model tidak terkena heteroskedastisitas karena data penelitian yang berbentuk titik-titik tidak berbentuk pola. Analisis Regresi Linier Berganda 1. Parsamaan Regresi Analisis Regresi liner berganda dgunakan untuk mengetahui pengaruh DAR, ROA, dan PER terhadap harga saham. Tabel hasil uji normalitas berikut ini menunjukkan hasil estimasi regresi melalui pengolahan data dengan batuan program software SPSS (Stastistic Package for the Social Science) 22 for windows. Hasil Persamaan Regresi Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant) 1000,267 1283,538 ,779 ,445 DAR -29,532 24,075 -,202 -1,227 ,234 ROA 79,709 54,387 ,241 1,466 ,158 PER 75,558 20,852 ,598 3,624 ,002 Sumber : Data diolah SPSS 22 Berdasarkan tabel diatas, diperoleh persamaan regresi linier berganda dari variabel Debt to Asset Ratio (X1), Retur on Asset (X2), Price Earning Ratio (X3) dan Harga saham (Y). adalah sebagai berikut: Y = 1000,267-29,532X1+79,709X2+75,558X3+ e Persamaan regresi linier berganda di atas memiliki pengertian sebagai berikut: a. Koefisien Regresi Debt to Asset Ratio (X1) Variabel Debt to Asset Ratio (DAR) mempengaruhi harga saham sebesar 29,532 atau berpengaruh negative terhadap harga saham (Y), yang artinya jika variabel Debt to Asset Ratio (DAR) ditingkatkan 1 satuan maka harga saham akan meningkat sebesar -29,532, begitu sebaliknya. b. Koefisien regresi Return on Asset (X2) Variabel Return on Asset (ROA) mempengaruhi harga saham sebesar 79,709 atau berpengaruh positif terhadap harga saham (Y), yang artinya jika variabel Return to Asset (ROA) ditingkatkan 1 satuan maka harga saham akan meningkat sebesar 79,709, begitu sebaliknya. c. Koefisien regresi Price Earning Ratio (X3) Variabel Price Earning Ratio (PER) mempengaruhi harga saham sebesar 75,558 atau berpengaruh positif terhadap harga saham (Y), yang artinya jika variabel Price Earning Ratio (PER) ditingkatkan 1 satuan maka harga saham akan meningkat sebesar 75,558, begitu sebaliknya. 1. Koefisien Korelasi (R) Pengujian koefisien korelasi (R) bertujuan untuk mengetahui kuatnya pengaruh variabel antara variabel independen terhadap variabel dependen. 651 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 642-656 Dalam output SPSS koefisien korelasi terletak pada tabel hasil koefisien korelasi model Summaryb pada kolom R dibawah ini: Hasil Koefisien Korelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,685a ,470 ,390 1132,31927 Sumber : Data diolah SPSS 22 Pada tabel diatas Model Summaryb diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,685 atau 68,5% yang berarti tingkat hubungan antara variabel DAR, ROA dan PER terhadap harga saham sub setor makanan dan minuman (Y) di Bursa Efek Indonesia termasuk dalam hubungan yang cukup kuat. 1. Koefisien Determinasi (R2) Hasil Koefisien Korelasi Model Summaryb Std. Error of the Model R R Square Adjusted R Square Estimate a 1 ,685 ,470 ,390 1132,31927 Predictors: (Constant), PER, ROA, DAR Dependent Variable: HargaSaham Sumber : Data diolah SPSS 22 Pada tabel hasil koefisien korelasi diperoleh nilai R Square sebesar 0,390 atau 39,0 % secara serentak dalam menjelaskan variasi atau perubahan variabel terikat, didapat besarnya variabel bebas 39,0% sedangkan sisanya (100%-39,0%) yaitu 61,0% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel penelitian. 1. Uji Simultan (Uji F) Uji Simultan (Uji F) digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (DAR, ROA dan PER) secara simultan berpengaruhterhadap variabel dependen (harga saham sub sektor makanan dan minuman) selama periode 2011-2014. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan Sig.Fhitung dengan α = 0,05. sig. Fhitung terdapat pada kolom sig. Hasil Uji F Sum of Model Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 22719210,323 3 7573070,108 5,907 ,005b Residual 25642938,635 20 1282146,932 Total 48362148,958 23 a. Dependent Variable: HargaSaham b. Predictors: (Constant), PER, DAR, ROA 652 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan (Sardiyati) Sumber : Data diolah SPSS 22 Berdasarkan nilai Sig. Fhitung 0,005 < α = 0,05 dengan demikian menunjukkan bahwa variabel independent yaitu Debt toAsset Ratio (X1), Return on Asset (X2) dan Price Earning Ratio (X3), secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen Harga Saham (Y) sehingga dinyatakan Ho ditolak dan Ha diterima. 1. Uji Parsial (Uji t) Uji parsial (Uji t) ntuk menguji apakah variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hasil Uji T Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant) 1000,267 1283,538 ,779 ,445 DAR -29,532 24,075 -,202 -1,227 ,234 ROA 79,709 54,387 ,241 1,466 ,158 PER 75,558 20,852 ,598 3,624 ,002 Sumber : Data diolah SPSS 22 Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada tabel uji t diatas dapat dijelaskan pengaruh antara Debt to Asset Ratio (DAR), Return on Asset Ratio (ROa), dan Price Earning Ratio (PER), terhadap harga saham perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Variabel Debt to Asset Ratio (X1) Nilai Sig.thitung variabel Debt to Asset Ratio (X1) sebesar 0,234. Karena Sig. thitung = 0,234 > α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya, variabel Debt to Asset Ratio (X1) secara parsial tidak berpengarug signifikkan terhadap Harga Saham (Y). 2. Variabel Return on Asset (X2) Nilai Sig.thitung variabel Return on Asset (X2) sebesar 0,158. Karena Sig. thitung = 0,2158 > α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya, variabel Return on Asset (X2) secara parsial tidak berpengarug signifikkan terhadap Harga Saham (Y). 3. Variabel Price Earning Ratio(X3) Nilai Sig.thitung variabel Price Earning Ratio (X3) sebesar 0,005. Karena Sig. thitung = 0,005 > α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, variabel Price Earning Ratio (X3) secara parsial tidak berpengarug signifikkan terhadap Harga Saham (Y). 1. Uji Dominan Uji Dominan digunakan untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham sub sektor makanan dan minuman (Y) 653 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 642-656 dilakukan dengan melihat koefisien regresi buku (Standarized Coefficients) yang memiliki nilai paling tinggi. Hasil Uji Dominan Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 1000,267 1283,538 DAR -29,532 24,075 -,202 ROA 79,709 54,387 ,241 PER 75,558 20,852 ,598 Sumber : Data diolah SPSS 22 Tabel diatas menunjukkan yang paling dominan pengaruhnya terhadap harga saham sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia adalah variabel Price Earning Ratio (X3) yaitu sebesar -0,598. Pengaruh DAR, ROA dan PER Secara Simultan Terhadap harga Saham Sub Sektor Maknanan dan Minuman. Dari hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi linier diperoleh hasil bahwa DAR (X1), ROA (X2) dan PER (X3) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham sub sektor makanan dan minuman. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putry Nanda AA Fiyah (2015) yang meneliti Analisis pengaruh perubahan profibilitas terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia bahwa secara simultan DAR, ROA dan PER berpengaruh terhadap harga saham. Dengan Demikian variabel DAR, ROA dan PER ini dapat digunakan oleh investor sebagai acuan atau pedoman dalam melakukan penelitian terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh DAR Secara Parsial Terhadap harga Saham Sub Sektor Maknanan dan Minuman. Dari hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi linier diperoleh hasil bahw DAR (X1) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham sub sektor makanan dan minuman. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Mutiara Putri pada perusahaan food dan beverages yang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia bahwa DAR secara parsial berpengaruh terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia. Untuk itu bagi investor yang ingin berinvestasi pada sektor makanan dan minuman agar memperhatikan Debt to Asset Ratio diketahui mempunyai pengaruh terhadap harga saham sub sektor makanan dan minuman. Pengaruh ROA Secara Parsial Terhadap harga Saham Sub Sektor Maknanan dan Minuman. Dari hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi linier diperoleh hasil bahw ROA (X2) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham sub sektor makanan dan minuman. 654 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan (Sardiyati) Hanafi dan Halim (2003: 27) Return On Asset (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang menghubungkan dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada tingkat pendapatan aset dan modal modal saham tertentu. Bahwa semakin tinggi Return On Asset (ROA) menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena perusahaan mampu memberikan tingkat kembalian (return) yang semakin tinggi. Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Puput Rarindra Adi Saputra pada perusahaan LQ45 bahwa ROA secara parsial berpengaruh terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia Untuk itu bagi investor yang ingin berinvestasi pada sektor makanan dan minuman agar memperhatikan Return On Asset diketahui tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham sub sektor makanan dan minuman. Pengaruh PER Secara Parsial Terhadap harga Saham Sub Sektor Maknanan dan Minuman. Dari hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi linier diperoleh hasil bahw PER (X3) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham sub sektor maknan dan minuman. Penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian Puput Rarindra Adi Saputra pada perusahaan LQ45 bahwa PER secara parsial berpengaruh terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia Semakin tinggi nilai Price Earning ratio (PER) menunjukkan harga saham dinilai semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan perlembar sahamnya sehingga Price Earning Ratio (PER) yang semakin tinggi selisih antara harga saham periode sekarang dan sebelumnya. Untuk itu bagi investor yang ingin berinvestasi pada sektor makanan dan minuman agar memperhatikan Price Earning Ratio diketahui mempunyai pengaruh terhadap harga saha sub sektor makanan dan minuman. Penutup Variabel DAR, ROA dan PER secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Variabel PER secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa efek Indonesia, Sedangkan variabel DAR dan ROA secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Variabel PER memilki pengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Sesuai dengan hasil analisis dan pembahasan yang penulis buat, maka perkelakan penulis memberikan beberapa saran yang bermanfaat. Berfluktuasinya harga saham di Bursa Efek Indonesia sangat dipengaruhi oleh 655 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 642-656 kondisi rasio DAR, ROA dan PER dimana ke-tiga tersebut memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap terbentuknya harga saham di Bursa Efek Indonesia. Untuk itu di sarankan kepada investor, calon investor agar mempelajari dan menganalisa informasi yang berhubungan dengan rasio-rasio tersebut sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi di pasar modal sehingga risiko kerugian investasi dapat diminimalkan. Daftar Pustaka Anoraga, Pandji dan Pakarti Piji. 2006. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta Boediono dan Koster Wayan. 2002. Statistik dan Probabilitas. PT Remaja Roskakarya Bandung Harahap, Sofyan Syarif. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri.2009.”Analisis Kritis atas Laporan keuangan”. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Harjito Agus dan Martono.2011. Manajemen Keuanagan. EKONISIA. Yogyakarta Jumingan. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Pertama. Bumi Aksara. Jakarta Jugiyanto.2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE Kasmir. 2001. Bank dan Lembaga Keuangan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Priyatno, Duwi.2008. Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data dan Uji statistik.Mediakom.Yogyakarta. Priyanto, Duwi. 2009. SPSS untuk Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate. Gava Media. Yogyakarta. Ridwan.2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Alfabeta, Bandung Sarwono,Jonatan.2006. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta. Sawir Agnes. 2003. Analisis kinerja keuangan dan perencanaan keuangan perusahaan. Jakarta: PT Gramedia pustaka utama. Syamsudin.2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada Soemitra Andri.2009. Bank dan Lembaga Keuangan. Kencana Prenada Media Grup Suanariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Jilid 2, Edisi Keenam Jakarta : Erlangga Sutrisno.2003. Manajemen Keuangan. EKONISIA Yogyakarta Suryantoro.2012. Analisis data statistik. CV Andi Offset. Yogyakarta Tjiptono Darmaji dan Hendy Fakhruddin M.2006. Pasar Modal Indonesia di Salemba Empat, Jakarta Thomas.2013. Sistem Pengendalian manajemen. PT Indeks. Jakarta 656