PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI I OKSIBIL KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG, PAPUA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh: Derius Tepmul Nim: 101224061 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI I OKSIBIL KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG, PAPUA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh: Derius Tepmul Nim: 101224061 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI KOBESI DAN KOBERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI I OKSma KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG, PAPUA TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Derius Tepmul Nim: 101224061 Telah disetujui Oleh: Pembimbing ~ Dr. B. Widharyanto, M. Pd. Tanggal3 bulan April tahun 2017 11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI KOBESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI I OKSffiIL KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG, PAPUATAHUN AJARAN 2015/2016 Dipersiapkan dan ditulis oleh Derius Tepmul 101224061 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal25 April 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. Sekretaris : Dr. R. Kunjana Rahardi, M. Hum. Anggota 1 : Dr. Widharyanto, M.Pd. Anggota2 : Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. Anggota 3 : Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. 111 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTO Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna. ( Einstein) Di Dunia Ini Tidak Ada Yang Instan, Semuanya Butuh Proses dan Kerja. (Anne Ahira) Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia akan memeliharakamu. (1 Petrus 5:7) iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN 1. Yesus Kristus, penolong dan penghiburku. Semua ini dapat terjadi karena kebaikan-Nya. 2. Kedua orang tua saya, Bapak Anton Kaladana (almarhum) dan Mama Novela (almarhumah). Buat Papa dan Mama, inilah kado kecil yang dapat anakmu persembahkan untuk sedikit menghibur hatimu yang telah aku susahkan, aku tahu banyak yang telah kalian korbankan demi memenuhi kebutuhanku yang selalu tak pernah merasa lelah demi memenuhi kebutuhanku. Saya hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih kepada Papa dan Mama, hanya Tuhanlah yang membalas kemuliaan hati kalian. 3. Kakak dan adikku Martina Kaladana (almarhumah), adik Alfrius Mangolkuplipki Kaladana yang telah mendoakan saya agar sehat, sabar dan sukses selama kuliah. Kalian adalah anugerah terbesar dalam hidup ini. 4. Keluarga Besar KOMAPO di se-Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. Kalian adalah anugerah terbesar dalam hidup ini. 5. Semua pihak yang membaca skripsi ini. v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 25 April 2017 Derius Tepmul VI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERSYARATAN PERSETUJUAN PUBLlKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Derius Tepmul Nomor Mahasiswa : 101224061 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: KOHESI DAN KOHERENSI KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SEMESTER I SAMA NEGERI I OKSIBIL KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG, PAPUA TAHUN AJARAN 2015/2016 Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa'perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal 25 April 2017 yan;rakan, flST!ll Vll PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Tepmul, Derius. 2017. Kohesi dan Koherensi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini membahas kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun ajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan jenis kohesi, (2) mendeskripsikan ketepatan pemakaian penanda kohesi, (3) mendeskripsikan jenis koherensi, dan (4) mendeskripsikan ketepatan pemakaian penanda koherensi yang terdapat dalam karangan deskripsi yang disusun oleh siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskripstif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini berupa karangan deskripsi yang disusun oleh 22 siswa kelas X SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pgunungan Bintang, Papua Tahun ajaran 2015/2016. Data penelitian ini berupa paragraf-paragraf yang mengandung kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun ajaran 2015/2016. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian tugas kepada siswa untuk menyusun karangan. Data yang terkumpul diidentifikasi, kemudian dianalisis jenis-jenis kohesi dan koherensi serta ketepatan pemakaiannya. Hasil penelitian ini, yaitu (1) kohesi gramatikal yang ditemukan dalam karangan para siswa ialah referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi, sedangkan kohesi leksikal yang ditemukan berupa hiponim, repetisi, kolokasi, sinonim, antonim dan ekuivalensi. (2) Koherensi yang ditemukan dalam karangan deskripsi para siswa, yaitu adisi, repetisi, pronomina, sinonim, keseluruhan-bagian, kelasanggota, hasil, contoh, kontras, paralism, komparasi, waktu, dan tempat. (3) Ketepatan pemakaian penanda kohesi ada yang tepat dan tidak tepat. Ketepatan pemakaian penanda kohesi tidak tepat karena penanda yang digunakan salah, tidak diperlukan, dan tidak sesuai kaidah. Ketepatan pemakaian penanda kohesi tidak tepat ditemukan pada kohesi referensi, substitusi, konjungsi, dan repetisi. (4) Ketepatan pemakaian penanda koherensi ada yang tepat dan tidak tepat. Ketepatan pemakaian penanda koherensi tidak tepat karena penanda yang digunakan salah, tidak diperlukan, dan tidak sesuai kaidah. Ketepatan pemakaian penanda koherensi tidak tepat ditemukan pada koherensi adisi, repetisi, pronomina, sinonim, kontras, waktu, dan tempat. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Tepmul, Derius. 2017. The use of Choesion and Choerence in Description Essay of Ten Grades Students in SMA Negeri I Oksibil, Regency of Pegunungan Bintang Papua, New Academic Year of 2015/2016. Thesis. Yogyakarta: Indonesia Literature Language Education. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University. This study discusses about the choesion and choerence in description essay of ten grades students in SMA N I Oksibil, Regency of Pegunungan Bintang, Papua,New Academic Year of 2015/2016.The purposes of this study are : (1) to describe the types of choesion, (2) to describe the kinds of coherence , (3)describe the appropriateness of the use of choesion marker, and (4) to describe the use of choherence markers in description essay which is compiled by the ten grades students of SMA N 1 Oksibil,Regency of Pegunungan Bintang,Papua, New Academic year of 2015/2016. This research is used qualitative-descriptive approach. The data source of this research in the form of a description essay compiled by the 22 ten grades students in SMA N I Oksibil,Regency of Pegunungan Bintang, Papua, the New Academic Year of 2015/2016. The result of this reseacrh, namely (1) grmmatical choesion found in the students’s essays are refrences, substitution, ellispsis, and cinjunction, whereas lexical choesion found hyponymy and hypernimy form, repetition, collocation , synoyms, and equivalence. (2) The chorence that is found in the description of the students’s essay consist of ; addition, repetition, pronouns , synpnyms, wholepart, class member, result, example contrast, paralism, comparison, time, and place. (3) There is correct and incorrect in using accuracy in coherence marker , it is not necessary and not accordance with the rule. The accuracy of using choesion marker is not appropriate because the markers are used is incorrect. Inappropriate choesion markers found on choesion refrences, subtitution, conjunction, and reps. (4) The accuracy of using choerence markers there are proper and improper . The accuracy of using coherence markers is not appropriate or improper because the marker that is used is incorrect , it is not necessary and not accordance with the rule of language. The accuracy of use choerence markers which is inappropriate can be found on choerence addition, repetition, pronouns, synonyms , contrast , time, and place. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Mahakasih, atas penyertaan, perlindungan, kekuatan, limpahan rahmat, kasih-Nya yang tak berkesudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi dengan judul Kohesidan Koherensi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016 ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis sangat menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas dari berkat dukungan, nasihat, kerjasama, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun material. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar mendampingi, membimbing dan mengarahkan penulis selama menyelesaikan skripsi ini. 2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah menerima, mendidik, dan memotivasi penulis selama proses perkuliahan, baik dalam hal akademis maupun nonakademis. 3. Seluruh dosen penguji yang berkenan menguji penulis. 4. Seluruh dosen PBSI yang dengan penuh kesabaran mendidik dan mendampingi penulis selama menempuh studi di PBSI. 5. Karyawan Sekretariat Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan berbagai layanan administrasi. 6. Kedua orang tua saya, Bapak Anton Kaladana (almarhum) dan Mama Novela (almarhumah) yang telah melahirkan dan membesarkan saya sebagai pribadi yang unik, beserta kakak Martina Kaladana (almarhumah), adik Alfrius Mangolkuplipki Kaladana yang telah mendoakan saya agar sehat, sabar dan sukses selama kuliah. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Ibu angkat saya, Ibu Dina Uropkulin yang telah menyekolahkan, mendoakan, menasihati dan memotivasi saya untuk menjadi manusia yang berguna sekarang dan kemudian hari. 8. Terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Pieter Kalakmabin, sang inspirasi dan idolaku. 9. Bapak Yance Sasaka, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indoensia kelas X SMA Negeri I Oksibil yang telah membantu dalam proses pembelajaran di kelas, serta memberikan respons positif terhadap penelitian ini. 10. Seluruh siswa kelas X SMA Negeri I Oksibil yang dengan semangat membantu proses penelitian ini. 11. Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang, yang membiayai perkuliahan saya sampai selesainya skripsi ini. 12. Teman-teman seperjuangan Komunitas Pelajar dan Mahasiswa Aplim Apom (KOMAPO) se-Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera, terimakasih atas semua doa, dukungan, dan bantuan kalian semua. 13. Bapak Salmon Alutbali Wasini, Am.Pt., selaku kaka sekaligus orang tuaku, terimakasih atas semua pengorbanannya sejak saya dibangku SMA-selesainya Skripsi ini. 14. Terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Theodorus Sitokdana, sang inspirasi dan idolaku. 15. Bapak Lizanias B. Kaladana, selaku orang tua wali yang membantu saya selama menempuh studi di PBSI, USD. 16. Adik W. Jaden Sipka, terimakasih sudah pinjamkan saya laptop selama menyelesaikan skripsi ini, amal kebaikanmu dibalas oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. 17. Adik Julia, M. Opki, terimakasih sudah menjadi Mother Thressa bagi saya, amal kebaikanmu dibalas oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. 18. Abangku Andreas Arni H. Kalakmabin, terimaksih sudah membantu mengerjakan tabelnya, amal kebaikanmu dibalas oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. Bapak Me1kior Sitokdana, S.Korn, M.Eng, terirnakasih sudah rnenjadi inspirasi bagi saya, arna1 kebaikanmu dibalas oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. 20. Ternan-ternan angkatan 2010,2011 dan 2012 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan rekan-rekan lain yang tidak sernpat penulis sebutkan dalarn apresiasi ini. 21. Terirna kasih untuk sernua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah rnernbantu penulis selarna rnenernpuh study di PBSI, USD. Penulis rnenyadari bahwa ada banyak pihak lainnya yang dengan berbagai cara telah rnernbantu dan rnendukung penulis da1arn keseluruhan proses pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini. Tanpa rnengurangi rasa hormat kepada berbagai pihak yang narnanya tidak sernpat disebutkan satu per satu di dalarn tulisan ini, sekali lagi penulis rnengucapakan terirna kasih. Penulis juga rnenyadari bahwa skripsi ini rnasih jauh dari kata sernpuma. Oleh karena itu, segala bentuk kritik, saran dan surnbangan ide yang rnembangun dapat disarnpaikan kepada penulis derni penyernpumaan tulisan ini. Sernoga karya kecil ini dapat rnernerikan manfaat bagi pernbaca dan dapat menjadi referensi bagi siapapun yang rnempunyai minat pada bidang kebahasaan, khususnya ilrnu wacana untuk penelitian lebih lanjut. Yogyakarta, 25 April 2017 (J;t Derius Tepmul XlI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii HALAMAN MOTO .................................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK................................................ vii ABSTRAK ................................................................................................. viii ABSTRACT ................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ............................................................................... x DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5 1.5 Batasan Istilah ...................................................................................... 6 1.6 Sistematika Penyajian .......................................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORITIS ............................................................. 9 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 9 2.2 Landasan Teori ..................................................................................... 13 2.2.1 Karangan ...................................................................................... 13 2.2.2 Wacana ......................................................................................... 14 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.2.3 Kohesi .......................................................................................... 16 2.2.4 Kohesi Gramatikal ....................................................................... 17 2.2.5 Kohesi Leksikal ............................................................................ 23 2.2.6 Koherensi ..................................................................................... 26 2.2.4.1 Pengertian Koherensi ...................................................... 26 2.2.4.2 Unsur-Unsur Koherensi ................................................. 28 2.2.7 Pendayagunaan Ketepatan Pilihan Kata ...................................... 37 2.2.8 Kerangka Berpikir ........................................................................ 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 40 3.1 Jenis Penelitian.................................................................................... 40 3.2 Data dan Sumber Data ........................................................................ 41 3.3 Subjek dan Objek Penelitian ............................................................... 42 3.4 Instrumen Penelitian ........................................................................... 43 3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 44 3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................... 46 3.7 Trianggulasi ......................................................................................... 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 49 4.1 Deskripsi Data ...................................................................................... 49 4.1.1 Jenis Kohesi ................................................................................ 53 4.1.2 Ketepatan Pemakaian Penanda Kohesi....................................... 54 4.1.3 Jenis Koherensi ........................................................................... 57 4.1.4 Ketepatan Pemakaian Penanda Koherensi ................................. 59 4.2 Analisis Data ........................................................................................ 62 4.2.1 Jenis Kohesi ................................................................................. 63 4.2.2 Ketepatan Pemakaian Penanda Kohesi ........................................ 80 4.2.3 Jenis Koherensi ............................................................................ 99 4.2.4 Ketepatan Pemakaian Penanda Koherensi ................................... 109 4.3 Pembahasan Hasil ................................................................................ 120 4.3.1 Teori Kohesi dan Koherensi yang Digunakan untuk Penelitian .. 121 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4.3.2 Hasil Analisis Penelitian Terdahulu............................................. 121 4.3.3 Hasil Analisis Penelitian .............................................................. 124 4.3.3.1 Jenis Kohesi .................................................................... 125 4.3.3.2 Ketepatan Pemakaian Penanda Kohesi ........................... 128 4.3.3.3 Jenis Koherensi ............................................................... 130 4.3.3.4 Ketepatan pemakaian penanda koherensi ....................... 131 BAB V PENUTUP ..................................................................................... 135 5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 135 5.2 Implikasi .............................................................................................. 137 5.3 Saran .................................................................................................... 137 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 139 LAMPIRAN ............................................................................................... 143 BIOGRAFI PENULIS .............................................................................. 272 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Judul karangan deskripsi .......................................................... 41 Tabel 1.2 Subjek dan objek penelitian ..................................................... 42 Tabel 1.3 Kode data penelitian ................................................................. 45 Tabel 1.4 Jumlah data hasil analisis jenis kohesi ..................................... 50 Tabel 1.5 Jumlah data hasil analisis ketepatan pemakaian penanda kohesi yang tepat dan tidak tepat ............................................ 51 Tabel 1.6 Jumlah data hasil analisis jenis koherensi ................................ 52 Tabel 1.7 Jumlah data hasil analisis ketepatan pemakaian penanda koherensi yang tepat dan tidak tepat ....................................... xvi 52 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel Analisis Jumlah Data Jenis Kohesi ............................... 143 Lampiran 3 Tabel Analisis Jumlah Data Ketepatan Pemakaian Penanda Kohesi ........................................................................ 144 Lampiran 2 Tabel Analisis Jumlah Data Jenis Koherensi .......................... 145 Lampiran 4 Tabel Analisis Jumlah Data Ketepatan Pemakaian penanda Koherensi ................................................................... 145 Lampiran 7 Bukti Trianggulasi ................................................................... 271 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia mengembangkan empat macam keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan (listening skill), berbicara (speaking skill), membaca (reading skill), dan menulis (writing skill). Keterampilan berbicara dan menyimak berkenaan dengan bahasa lisan, sedangkan keterampilan membaca dan menulis berkenaan dengan bahasa tulis. Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa, dan juga dapat dikatakan sebagai kegiatan berkomunikasi secara tidak langsung. Terdapat dua hasil keluaran (output) yang berhubungan dengan kegiatan menulis, yaitu mengarang dan menulis. Kegiatan mengarang akan menghasilkan karangan, sedangkan kegiatan menulis akan menghasilkan tulisan. Perbedaan dari hasil tulisan dilandaskan pada fakta, penelitian, pengalaman, pengamatan, pemikiran atau analisis suatu masalah. Contoh tulisan antara lain makalah, laporan, artikel, buku umum dan buku pelajaran. Sebaliknya, karangan banyak dipengaruhi imajinasi dan perasaan pengarang, misalnya cerpen, novel, dan puisi (Wiyanto, 2004: 3). Pemakaian bahasa dalam karangan atau karya tulis seringkali didapati tulisan yang tidak efektif dan pemilihan diksi yang salah dan rancu sehingga dapat menyebabkan pembaca sulit memahami isi tulisan tersebut. Sering pula muncul permasalahan yang sangat mendasar seperti kalimat topik dan kalimat pendukung yang tidak berkaitan, dua kalimat topik dalam sebuah paragraf, dan hubungan antarkalimat yang tidak koheren dan kohesif. Suatu karangan dari seorang siswa 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 lazimnya berupa wacana luas yang terdiri atas wacana dasar. Wacana dasar dibangun oleh kalimat sebagai perwujudan pengembangan sebuah topik. Topik tersebut dapat dikembangkan oleh sebuah kalimat atau bisa juga dikembangkan oleh sederetan kalimat. Jika topik dikembangkan oleh sederetan kalimat, maka perlu adanya penanda keterkaitan yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat lainnya. Keterkaitan yang padu antarkalimat dan antarparagraf merupakan syarat penting dalam pembentukan sebuah wacana, karena dengan keterkaitan yang padu itulah wacana akan menjadi utuh. Keterkaitan antarkalimat penjabar atau pengembang topik secara semantis disebut koherensi, sedangkan keterkaitan secara leksikal dan gramatikal disebut kohesi. Sarana kohesi dan sarana koherensi dapat digunakan sebagai penghubung antarkalimat dan antarparagraf dalam sebuah wacana. Sebuah karangan yang baik, kohesifserta koheren dapat disusun dengan menggunakan berbagai alat wacana, baik yang berupa aspek gramatikal maupun aspek semantik. Karangan yang baik adalah karangan yang mengandung seperangkat proposisi yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi. Di samping itu, dibutuhkan juga keteraturan atau kerapian susunan yang menimbulkan rasa koherensi (Tarigan, 1987: 70). Penelitian ini secara lebih khusus menganalisis seputar kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi yang disusun oleh siswa Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016 dengan tema Keindahan Alam. Pemilihan karangan deskripsi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 didasarkan pada silabus pembelajaran yang terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bidang studi Bahasa Indonesia siswa kelas X semester I sebagaimana yang terdapat pada Standar Kompetensi Nomor 1.4,yaitu berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat semenjana dalam berbagai bentuk karangan (naratif, deskriptif, ekspositif) dengan tingkat kompetensi dasar 4.2 yakni menulis hasil observasi dalam bentuk karangan deskriptif. Pada saat peneliti melakukan observasi penelitian dikelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016 yang dijadikan sebagai sampling penelitian, pembelajaran seputar menulis karangan deskripsi yang telah dilaksanakan di sekolah selama ini belumlah terlaksana secara maksimal. Minimnya jam pelajaran menulis bagi siswa serta sikap pengajar (guru) yang hanya memberikan metode pembelajaran dengan metode ceramah dan membaca saja dalam memberikan uraian pengetahuan bahasa Indonesia, menjadi sebab kurangnya kemampuan siswa dalam membuat karangan deskripsi. Dengan mempertimbangkan berbagai alasan di atas, peneliti memilih topik ini untuk dapat dianalisa lebih lanjut dalam penelitian ini dengan memperhatikan penanda kohesi dan koherensi. Modus kesalahan yang sering muncul dalam karangan deskripsi siswa biasanya mereka tidak memperhatikan kalimat penghubungnya, terutama dalam penggunaan sarana kohesi yang kurang terjaga sehingga tidak ada keterkaitan yang padu. Keterkaitan yang padu dapat dibangun melalui sarana kohesi dan koherensi. Siswa hanya menuangkan apa yang ada dalam pikirannya tanpa memperhatikan ketepatan susunan kalimat terutama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 dalam penggunaan sarana kohesi dan koherensi. Dengan demikian, peneliti hendak menindaklanjuti lebih mendalam mengenai penggunaan sarana kohesi dan koherensi antarkalimat dan antarparagraf dalam karangan deskripsi kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas, selanjutnya peneliti hendak menentukan rumusan masalah yang akan diteliti sebagai berikut. 1. Apa sajakah jenis kohesi yang digunakan dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016? 2. Bagaimana ketepatan pemakaian penanda kohesi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016? 3. Apa sajakah jenis koherensi yang digunakan dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016? 4. Bagaimana ketepatan pemakaian penanda koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam peneltian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan jenis kohesi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Mendeskripsikan ketepatan pemakaian penanda kohesi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016. 3. Mendeskripsikan jenis koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016. 4. Mendeskripsikan ketepatan pemakaian koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil atas penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi secara teoritis dan praktis, yaitu bagi guru, mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia dan bagi peneliti lain. a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengajaran Bahasa Indonsesia supaya lebih tepat dan kreatif. Khususnya dalam pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 menulis, baik menulis karangan, menulis laporan, dan pembelajaran menulis lainnya dengan memperhatikan ketepatan kohesi dan koherensi. b. Bagi mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, kiranya penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai jenis-jenis kohesi dan koherensi dalam suatu wacana. Dengan demikian mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia bisa mengetahui, memahami, dan membedakan jenis-jenis kohesi dan koherensi dari setiap wacana yang dibacanya. c. Bagi peneliti lain, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan dan memberikan gambaran untuk dapat meneliti lebih jauh mengenai jenis-jenis kohesi dan koherensi dalam wacana Bahasa Indonesia. 1.5 Batasan Istilah Peneliti hendak memberikan batasan istilah sehinggabeberapa pengertian yang terdapat dalam penelitian ini tidak menimbulkan kerancuan makna nantinya. a. Wacana Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi di atas kalimat atau klausa dengan kohesi dan koherensi yang tersusun rapi dan berkesinambungan serta memiliki awal dan akhir yang nyata, diwujudkan secara lisan maupun tertulis (Tarigan, 1987: 25). b. Karangan deskripsi Karangan deskripsi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu hal sedemikian rupa sehingga gambaran objek itu seolah-olah berada di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 depan mata pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek tersebut (Keraf, 1995: 16). c. Kohesi Kohesi adalah hubungan bentuk antarkalimat yang membangun keutuhan wacana (Sumadi, 1998: 4). d. Kohesi gramatikal Kohesi gramatikal adalah piranti atau penanda kohesi yang melibatkan penggunaan unsur-unsur kaidah bahasa (Abdul Rani dkk, 2006: 97). e. Kohesi leksikal Kohesi leksikal adalah hubungan leksikal antara bagian-bagian wacana untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif (Abdul Rani, dkk, 2006: 97). f. Koherensi Koherensi adalah hubungan makna antarkalimat yang membangun keutuhan wacana (Sumadi, 1998: 6). g. Ketepatan pilihan kata Ketepatan pilihan kata adalah kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1984: 87). 1.6 Sistematika Penyajian Bab I merupakan pendahuluan. Dalam bab ini dipaparkan 6 hal, yaitu (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) batasan istilah, dan (6) sistematika penyajian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 Bab II merupakan landasan teori. Dalam bab ini dipaparkan 2 hal, yaitu (1) penelitian terdahulu dan (2) kajian pustaka. Bab III merupakan metodologi penelitian. Dalam bab ini dipaparkan 8 hal, yaitu (1) jenis penelitian, (2) subyek dan obyek penelitian, (3) sumber data, (4) teknik pengumpulan data, (5) instrumen penelitian, (6) teknik analisis data, dan (7) trianggulasi. Bab IV merupakan pembahasan. Dalam bab ini dipaparkan 3 hal, yaitu (1) deskripsi data penelitian, (2) analisis data, dan (3) pembahasan, (4) Bab V penutup. Dalam bab ini dipaparkan 3 hal, yaitu (1) kesimpulan, (2), implikasi dan (3) saran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang unsur keutuhan wacana, yaitu kohesi dan koherensi sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, beberapa diantaranya. Agnes Dyah Purnamasari (2009) yang melakukan penelitian berkaitan dengan kohesi dan koherensi. Penelitian ini berjudul Analisis Kohesi dan Koherensi Karangan Narasi Siswa Kelas VIII Semester I SMP Pangudi Luhur Srumbung, Magelang, Tahun Ajaran 2008/2009. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kohesi yang digunakan dalam karangan narasi siswa Kelas VIII Semester I SMP Pangudi Luhur Srumbung, Magelang, Tahun Ajaran 2008/2009 meliputi kohesi leksikal dan kohesi gramatikal. Piranti yang membentuk kohesi leksikal adalah repetisi, sinonimi, hiponimi, antonimi, dan ekuivalensi. Piranti yang membentuk kohesi gramatikal adalah referensi, dan konjungsi. Koherensi yang digunakan dalam karangan narasi siswa Kelas III Semester I SMP Pangudi Luhur Srumbung, Magelang, Tahun Ajaran 2008/2009 adalah koherensi berpenanda dan koherensi tidak berpenanda. Piranti yang membentuk koherensi berpenanda adalah koheresi kausalitas, koherensi aditif, koherensi temporal, koherensi kronologis, koherensi perurutan dan koherensi intensitas. Piranti yang membentuk koherensi tidak berpenanda adalah perian dan koherensi dialog. 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 Pada kesempatan yang lain, Yuanita Hartanti (2007) juga melakukan penelitian yang berkaitan tentang kohesi dan koherensi. Penelitian ini berjudul Kohesi dan Koherensi dalam Wacana pada Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas X Karangan Dawud, dkk. Terbitan Erlangga Tahun 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanda kohesi leksikal dan kohesi gramatikal yang ditemukan pada buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas X Karangan Dawud, dkk. Terbitan Erlangga Tahun 2004 ini memiliki hubungan antarkalimat yang dijalin dengan baik adanya. Penanda kohesi leksikal ditandai dengan repetisi, sinonim, antonim, hiponim, dan ekuivalensi. Penanda kohesi gramatikal yang ditemukan meliputi referensi, substitusi, elipsis, dan kolokasi. Pada penanda koherensi yang ditemukan meliputi kausalitas, kontras, aditif, temporal, perurutan, dan intensitas. Titik Mindarti (2013) juga melakukan penelitian yang berkaitan dengan kohesi dan koherensi. Penelitian ini berjudul Analisis Peranti Kohesi dan Koherensi pada Tulisan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. Dalam penelitiannya, tulisan narasi siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tawangmangu menggunakan kohesi gramatikal dan kohesi leksikal yang tepat sehingga mampu membentuk wacana yang memiliki kepaduan bentuk. Aspek kohesi gramatikal yang digunakan adalah pengacuan, ellipsis, dan konjungsi, sedangkan aspek kohesi leksikal yang digunakan adalah repetisi, sinonimi, antonimi, dan hiponimi. Adapun pemakaian piranti kohesi dan koherensi pada tulisan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013 yang sangat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 dominan digunakan adalah referensi yang berupa kata ganti personal mencapai 49,45%. Pemakaian koherensi pada tulisan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013 yang sangat dominan digunakan adalah hubungan makna tempo yang mencapai 83,33%. Sementara itu, Antonius Nesi (2011) juga telah melakukan penelitian yang berkaitan dengan kohesi dan koherensi. Penelitian ini berjudul Kohesi dan Koherensi Wacana Bahasa Indonesia dalam Surat Kabar: Studi Kasus Wacana Berita Utama dan Surat Pembaca Kompas, Republika, Kedaulan Rakyat, dan Bernas Jogja Edisi Agustus 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kohesi wacana Bahasa Indonesia dalam surat kabar juga meliputi kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal yang terdapat dalam wacana surat kabar adalah referensi, substitusi, penghilangan, dan konjungsi. Sedangkan kohesi leksikal yang terdapat dalam surat kabar adalah pengulangan, sinonimi, antonimi, hiponimi, ekuivalensi dan kolokasi. Koherensi wacana Bahasa Indonesia dalam surat kabar juga meliputi koherensi tekstual, koherensi ko-tekstual dan koherensi logis. Koherensi ko-tekstual yang ditemukan meliputi koherensi wacana promotif dan koherensi wacana normatif. Koherensi ko-tekstual meliputi koherensi kotekstual endofora anaforis dan koherensi ko-tekstual endofora kataforis. Koherensi logis yang ditemukan adalah koherensi kausalitas, pengontrasan, definisi dan simpatisan. Maria Dian Putriyanti (2009) dengan penelitiannya yang berjudul Kohesi dan Koherensi dalam Rubrik “Teras Muda” pada Majalah Bulanan Matabaca Edisi 2006-2007 juga menunjukkan adanya jenis kohesi yang digunakan pada rubrik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 “Teras Muda” pada Majalah Bulanan Matabaca edisi 2006-2007 terbitan Gramedia yang berupa kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Piranti yang membentuk kohesi gramatikal meliputi refrensi, substitusi, ellipsis dan konjungsi. Piranti yang membentuk kohesi leksikal meliputi repetisi, sinonimi, antonimi, hiponimi, dan kolokasi. Jenis koherensi yang digunakan pada rubrik “Teras Muda” yang terdapat Majalah Bulanan Matabaca edisi 2006-2007 meliputi koherensi berpenanda dan koherensi tidak berpenanda. Piranti yang membentuk koherensi berpenanda meliputi koherensi kausalitas, kontras, aditif, temporal, kronologis, perurutan, dan perincian. Piranti yang membentuk koherensi tidak berpenanda meliputi koherensi pentahapan dan perian. Berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu di atas, menunjukkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan oleh kelima peneliti sebelumnya dengan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, ternyata mempunyai persamaan dan perbedaan. Kesamaan hasil penelitian terletak pada hasil pengkajian aspek keutuhan wacana yang berupa kohesi dan koherensi, juga pada metode penelitian yang digunakan, yakni dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Namun begitu, peneliti juga melihat perbedaan pada beberapa hal, utamanya pada sisi rumusan masalah,sumber data, subjek penelitiandan kajian teori yang digunakan. Rumusan masalah yang peneliti ajukan dalam penelitian ini lebih dititikberatkan pada jenis penanda dan ketepatan pemakaian penanda kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Peguungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 2.2 Kajian Teori 2.2.1 Karangan Karangan adalah hasil perwujudan gagasan sesorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca (Gie, 2002: 3). Ide atau gagasan merupakan hal utama yang dibutuhkan penulis untuk dituangkan dalam sebuah karangan. Gie (2002) memaparkan bahwa setiap butir ide perlu diletakan pada suatu kata, kata-kata dirangkai menjadi ungkapan atau frasa, beberapa frasa digabung menjadi anak kalimat, sejumlah anak kalimat membangun sebuah kalimat, sejumlah kalimat membentuk alenia, alenia-alenia akhirnya mewujudkan suatu karangan. Proses di atas merupakan alur ketika sesorang berusaha untuk menuangkan idenya menjadi sebuah karangan yang utuh. Pada awalnya bermula dari sebuah ide yang kemudian membentuk menjadi sebuah karangan. 2.2.1.1 Karangan Deskripsi Karangan deskripsi atau pemerian adalah sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan (Gorys Keraf (1982: 93). Dalam karangan deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatannya dan perasaannya kepada para pembaca. Orang pada umumnya memahami bahwa karanggan deskripsi berisi suatu gambaran terhadap suatu objek secara rinci. Karangan deskripsi mampu menimbulkan daya khayal bagi pembaca. Sasaran yang ingin dicapai penulis adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya daya imajinasi kepada para pembaca, seolah-olah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 mereka melihat sendiri objek yang diceritakan penulis secara keseluruhan sebagai sesuatu yang dialami secara fisik oleh penulis. Secara rinci suatu karangan dapat dikatakan sebagai karangan deskripsi apabila melukiskan atau menggambarkan suatu objek dengan utuh. Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan secara langsung. Contoh karangan deskripsi berikut. (1) Wanita itu tampaknya tidak jauh usianya dari dua puluh tahun. Mungkin ia lebih tua, tapi pakaian dan lagak-lagaknya mengurangi umurnya. Paras cantiknya. Hidung bangur dan matanya berkilauan seperti mata seorang india. Tahi lalat di atas bibirnya dan rambutnya yang ikal berlomba-lomba menyempurnakan kecantikan itu. (Nasucha, Yakub, dkk, 2009: 49). Contoh potongan wacana di atas adalah contoh karangan deskripsi. Setiap kalimat menggambarkan secara detail wajah seorang wanita. 2.2.2 Wacana Menurut Mulyana (2005: 1), wacana adalah unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Dalam ilmu linguistik wacana dimengerti sebagai satuan lingual yang berada di atas tataran kalimat (Stubbs, 1983: 10 dan McHoul, 1994: 940). Wacana berada pada posisi tertinggi, di bawahnya terdapat satuan-satuan bahasa seperti fona, fonem, kata, frasa, klausa dan kalimat. Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas klausa atau kalimat dengan kohesi dan koherensi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata dan disampaikan secara lisan atau tertulis (Tarigan, 2009: 26). Definisi lain dari wacana menurut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 Anton. M. Moeliono (1988: 334), adalah rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungan proposisi yang satu dengan yang lainnya dalam kesatuan makna. Berdasarkan pendapat para ahli yang beraneka ragam, dapat disederhanakan bahwa wacana adalah suatu unsur kebahasaan secara tertulis yang menduduki tataran paling tinggi dari satuan-satuan bahasa seperti fona, fonem, morfem, kata, frasa, klausa, dan kalimat serta saling berkesinambungan antara kalimat-kalimat yang menyusun suatu wacana sehingga pembaca mampu memahami makna yang disampaikan penulis dalam wacana tersebut. Unsur pembeda antara bentuk wacana dengan bentuk bukan wacana adalah pada ada tidaknya satuan makna yang dimilikinya. Ketika seseorang di suatu warung makan mengatakan : “ soto, es jeruk, dua”, ungkapan itu dapat dimaknai sebagai wacana karena mengandung keutuhan makna yang lengkap. Keutuhan itu tersirat dalam hal: (1) urutan kata ditata secara teratur, (2) makna dan amanatnya berkesinambungan, (3) diucapkan di tempat yang sesuai, (4) antara penyapa dan pesapa saling dapat memahami maknanya. Selain ada kesatuan makna, suatu wacana jug harus menciptakan keutuhan yang saling berhubungan. Sejalan dengan pandangan bahwa bahasa terdiri dari bentuk (form) dan makna (meaning), sehingga hubungan antarbagian wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hubungan bentuk yang disebut kohesi dan hubungan makna atau hubungan semantis yang disebut koherensi. Dalam hal ini, untuk menghasilkan wacana yang kohesif, maka diperlukan keefektifan kalimat, ekonomis dalam penggunaan bahasa, dan mencapai aspek kepaduan wacana. Disamping itu untuk menghasilkan wacana yang koherensi tidak hanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 dilihat dari bentuk luarnya saja, namun juga didukung oleh gagasan yang memiliki hubungan makna. Pada bagian berikutnya akan dijelaskan mengenai kohesi dan koherensi. 2.2.3 Kohesi Dalam pembahasan di awal telah disinggung bahwa wacana terdiri atas kalimat-kalimat dalam hal ini kohesi merupakan aspek formal bahasa dalam wacana. Untuk menciptakan keutuhan bagian-bagian wacana harus berhubungan. Hubungan antarbagian wacana salah satunya dipengaruhi oleh kohesi. Penulis mengutip dari dua ahli, yaitu sebagai berikut. Pengertian kohesi menurut Baryadi (2002: 17), kohesi berkenanaan dengan hubungan bentuk antara bagian-bagian dalam suatu wacana. Pengertian kohesi menurut Tarigan (2009: 93), kohesi adalah organisasi sintaksis, merupakan wadah kalimat-kalimat yang disusun secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan. Berdasarkan pendapat dari kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kohesi adalah hubungan bentuk antara bagian-bagian wacana yang terangkai dalam satu kesatuan yang saling terkait dalam hal ini, suatu wacana dapat dikatakan kohesif apabila terdapat kesesuaian secara bentuk bahasa. Kohesi dalam suatu wacana sangatlah penting. Kohesi memberikan rasa padu antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dalam satu paragraf dalam wacana. Berdasarkan perwujudan lingualnya, Halliday dan Hassan (1976:4) mengemukakan bahwa unsur-unsur kohesi wacana dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu unsur kohesi gramatikal dan unsur kohesi leksikal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 2.2.3.1 Kohesi Gramatikal Kohesi gramatikal adalah keterkaitan gramatikal (tata bahasa) antara bagianbagian wacana (Baryadi, 2002: 18). Kohesi gramatikal dapat dibagi menjadi (1) referensi (penunjukan), (2) substitution (penggantian), (3) elipsis (pelepasan), dan konjungsi. A. Referensi (penunjukan) Referensi (penunjukan) adalah bagian kohesi gramatikal yang berkaitan dengan penggunaan kata atau kelompok kata untuk menunjuk kata atau kelompok kata atau satuan gramatikal lainnya (M. Ramlan, 1993: 12). Dalam bahasa Indonesia, baik penunjukan anaforis maupun kataforis, ditunjukan oleh kata-kata yang bersifat deiktis. Kata deiktis yaitu kata yang referennya berpindah-pindah atau berganti-ganti tergantung pada konteksnya. Berdasarkan arah penunjukannya, kohesi penunjukan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu penunjukan anaforis dan kataforis. (a) Penunjukan Anaforis Referensi penunjukan anaforis ditandai oleh adanya konstituen yang menunjuk konstituen disebelah kiri (Baryadi, 2002: 18). Dengan kata lain referensi anaforis menunjuk pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Referensi anaforis ditunjuk oleh kata itu, ini, begini, begitu, tersebut, di atas, demikian. Contoh referensi anaforis dapat dicermati pada paragraf berikut. (2) Banyak orang percaya bahwa wanita sudah sewajarnya hidup dilingkungan rumah tangga. Tugas yang diberikan kepada mereka adalahmelahirkan dan membesarkan anak-anak dilingkungan rumah tangga, serta memasak dan memberi perhatian kepada suaminya. Tugas itu bukanlah tugas yang mudah bagi wanita. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 Pada contoh di atas tampak bahwa kata itu dalam paragraf tersebut berfungsi sebagai kohesi penanda penunjuk anaforis. Kata itu menunjuk pada kalimat sebelumnya, yaitu tugas wanita dalam lingkungan rumah tangga. (b) Referensi Kataforis Referensi kataforis ditandai oleh adanya konstituen yang mengacu kepada konstituen yang di sebelah kanan (Baryadi, 2002: 19). Dengan kata lain referensi kataforis mengacu pada konstituen sesudah kata yang menunjuk. Referensi kataforis ditunjukan oleh kata berikut, berikut ini, yakni, yaitu. Contoh referensi kataforis dapat dilihat pada contoh berikut. (3) Berdasarkan penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. a. Pupuk menjadi bagian penting dalam bidang pertanian. b. Pemeliharaan tanaman tergantung banyak faktor. (Mulyana, 2005:27) Kata berikut pada kalimat di atas menunjuk pada hal-hal lain yang akan dijelaskan sudahnya, yaitu pada poin a dan b. B. Substitusi (Penggantian) Penggantian (substitusi) adalah proses dan hasil penggantian unsurbahasa oleh unsur lain ke dalam satuan yang lebih besar (Mulyana, 2005: 28). Subtitusi digunakan supaya tidak terjadi pengulangan kata, frasa atau kalimat yang sama, yang membuat tulisan tidak efektif. Penyulihan suatu unsur wacana dengan unsur lain yang diacuannya tetap sama dalam hubungan antarbentuk kata atau bentuk lain yang lebih besar dari kata, seperti frase atau klausa (Halliday dan Hassan, 1979: 88; Quirk, 1985: 863 dalam Rani dkk, 2005: 105). Berikut adalah contoh substitusi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 (4) Dalam aksioma yang ketiga, Buhler berusaha menguraikan sturktur-modell der Sprach. Ia beranggapan bahwa semua bahasa mempunyai struktur (Rani dkk, 2005:105). Pada contoh di atas, kata Buhler dalam kalimat pertama digantikan kata Ia pada kalimat kedua. Kata ganti ia kata ganti orang ketiga tunggal. C. Elipsis (Pelepasan) Elipsis atau penghilangan adalah proses penghilangan kata atau satuan kebahasaan lain (Mulyana, 2005: 28). Bentuk atau unsur yang dilesapkan dapat diperkirakan ujudnya dari konteks bahasa atau konteks luar bahasa (Harimurti Kridalaksana, 1984: 40). Elipsis digunakan supaya tidak ada pengulangan kata yang sama karena penulis menganggap pembaca mengerti maksud tulisan sehingga tidak perlu diulang kembali. Selain itu, supaya tulisan lebih singkat namun tetap jelas. Berikut ini contoh elipsis. (5) Tuhan selalu memberikan kekuatan, ketenangan, ketika saya menghadapi saat-saat yang menentukan dalam peyusunan skripsi ini. Terima kasih Tuhan (Mulyana, 2005:28) Kata saya mengucapkan dihilangkan karena penulis beranggapan bahwayang membaca tetap memahami maksud penulis, juga supaya tulisan menjadilebih singkat dan jelas. 4) Konjungsi Konjungsi atau kata sambung adalah bentuk atau satuan kebahasaan yang berfungsi sebagai penyambung, perangkai, atau penghubung antara kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat dan seterusnya (Harimurti Kridalaksana, 1984: 105; Hendry Guntur Tarigan, 1987: 101 dalam Mulyana 2005: 29; Alwi, 2003: 296). Konjungsi merupakan kohesi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 gramatikal yang merangkai satu kalimat dengan kalimat yang lain sehingga timbul koherensi dan kemasukakalan (Parera, 2004: 227). Konjungsi digunakan supaya keterikatan ide-ide dalam wacana tetap mengalir sesuai alurnya dan benar-benar memiliki kejelasan hubungan satu sama lain. Konjungsi merupakan pemarkah yang paling mudah dilihat. Alwi, dkk (2003: 297-302) membagi konjungsi dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut. (a) Konjungsi Koordinatif Konjungsi koordinatif berfungsi untuk menghubungkan dua unsur atau lebih yang memiliki status atau kedudukan yang sama. Contohnya: dan (penanda hubungan penambahan), serta (penanda hubungan pendampingan), atau (penanda hubungan pemilihan), tetapi dan melainkan (penanda hubungan perlawanan), padahal dan sedangkan (penanda hubungan pertentangan). Berikut contoh penggunaan konjungsi koordinatif. 5) Aku yang datang ke rumahmu atau kamu yang datang ke rumahku? Dia terus saja berbicara, tetapi istrinya hanya terdiam saja. Pada contoh (6a) di atas terdapat konjungsi koordinatif atau (penanda hubungan pemilihan), pada contoh (6b) terdapat konjungsi koordinatif tetapi (penanda hubungan perlawanan). (b) Konjungsi Korelatif Konjungsi ini berfungsi untuk menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status sintaktis yang sama. Sarana konjungsi yang digunakan seperti: baik… maupun …; tidak hanya… tetapi juga…; bukan hanya…melainkan juga…; demikian… sehingga; sedemikian rupa… sehingga…; apa (kah)…atau…; entah…entah…; jangankan…,… pun…. Berikut ini contoh penggunaan konjungsi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 korelatif. (6) Kita tidak hanya harus setuju, tetapi juga harus patuh. Entah disetujui entah tidak, dia tetap akan mengusulkan gagasannya. Pada contoh (6a) di atas terdapat konjungsi korelatif tidak hanya dan tetapi juga, pada contoh (6b) terdapat kojungsi korelatif entah dan entah. (c) Konjungsi Subordinator Konjungsi ini berfungsi sebagai penghubung dua klausa atau lebih yang tidak memiliki status sintaktik yang sama. Berikut ini pembagian konjungsi subordinator dan contohnya. (1) Konjungsi subordinator waktu: sejak, semenjak, sedari; sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi; setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai; hingga, dan sampai, (2) Konjungsi subordinator syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala, (3) Konjungsi subordinator pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya, (4) Konjungsi subordinator tujuan: agar, supaya, biar, (5) Konjungsi subordinator konsesif: biarpun, meski(pun), walau(pun),sekalipun, sungguhpun, kendati(pun), (6) Konjungsi subordinator pembandingan: seakanakan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alihalih, (7) Konjungsi subordinator sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab, (8) Konjungsi subordinator hasil: sehingga, sampai (sampai), maka(nya), (9) Konjungsi subordinator alat: dengan, tanpa, (10) Konjungsi subordinator cara: dengan, tanpa. (11) Konjungsi subordinator komplementasi: bahwa, (12) Konjungsi subordinator atribut: yang, (13) Konjungsi subordinator perbandingan: sama… dengan, lebih…dari(pada). Berikut ini contoh penggunaan konjungsi subordinatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 (7) Saya pasti akan memaafkannya seandainya dia mau mengakui kesalahannya. Orang yang mendatanginya bertampang seram, maka dia jadi takut. Pada contoh (7a) terdapat konjungsi subordinator seandainya, pada contoh (7b) terdapat konjungsi subordinator maka. (d) Konjungsi antarkalimat Konjungsi ini berfungsi untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. Berikut ini contoh konjungsi antarkalimat: biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya, bahwasanya, malah (an), bahkan, (akan) tetapi, namun, kecuali itu, dengan demikian, oleh karena itu, oleh sebab itu, sebelum itu. Berikut ini contoh pemakaian konjungsi antarkalimat. (8) Kata Badannya terasa lelah. Namun, ia tetap berangkat ke kantor. Masuk atau tidak, pekerjaan harus rampung. Sebab bulan depan buku laporan proyek harus sudah selesai. namun merupakan konjungsi adversatif, kata sebab merupakan konjungsi kausal yang menerangkan alasan, dan kata atau merupakan konjungsi koordinatif yang menjelaskan hubungan setingkat antara kata sebelumnya dengan kata selanjutnya. (9) Kami tidak sependapat dengan dia. Biarpun begitu, kami tidak akan menghalanginya. Kata biarpun begitu pada kalimat kedua merupakan konjungsi antarkalimat yang kalimat kedua dengan kalimat pertama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 2.2.3.2 Kohesi Leksikal Menurut Mulayan (2005: 29) Kohesi leksikal atau perpaduan leksikal adalah hubungan leksikal antara bagian-bagian wacana untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif. Kohesi leksikal adalah hubungan antarunsur di dalam sebuah wacana secara semantis (Sumarlam, dkk., 2003: 11). Kohesi leksikal berupa kata atau frasa bebas yang mampu mempertahankan hubungan kohesif dengan kalimat yang mendahului atau yang mengikuti (Rani, 2006: 129). Mulayana (2005: 29) kohesi leksikal dibagi menjadi 6 jenis, yaitu (a) hiponim (hubungan bagian atau isi), (b) repetisi (pengulangan), (c) kolokasi (sanding kata), (d) sinonim (persamaan), (e) antonim (lawan kata), dan (f) ekvivalensi. Tujuan digunakannya aspek-aspek leksikal itu diantaranya ialah untuk mendapatkan efek intensitas makna bahasa, kejelasan informasi, dan keindahan bahasa lainnya. Berikut ini penjelasan unsur-unsur kohesi leksikal. A. Hiponim Baryadi (2002: 26) mengungkapkan bahwa hiponim adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang bersifat hierarkis antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Sementara itu, Kushartanti (2005: 118) menyatakan bahwa hiponim adalah relasi makna yang berkaitan dengan peliputan makna spesifik dalam makna generik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hiponim merupakan hubungan kata, anggota atau keluarga kata tertentu, bagian dari kata umum yang lebih spesifik. Berikut ini contoh penggunaan hiponim. (10) Sering kita melihat seorang ilmuwan yang picik. Ahli fisika nuklir memandang rendah kepada ahli ilmu sosial. Lulusan IPA merasa lebih tinggi daripada lulusan IPS (Rani, dkk 2006:133). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 Pada contoh di atas, kata ahli fisika nuklir merupakan kata khusus atau subordinat, kata ilmuwan merupakan kata umum atau superordinat. B. Repetisi Pengulangan atau repetisi adalah kohesi leksikal yang berupa pengulangan konstituen yang telah disebut (Baryadi, 2002: 25). Rani (2006: 95) menyatakan bahwa repetisi digunakan untuk mempertahankan hubungan antarkalimat, dengan cara mengulang kata atau bagian tertentu dalam sebuah wacana. Pengulangan ini bisa dilakukan dengan (a) pengulangan penuh, yaitu mengulang salah satu fungsi dalam kalimat secara utuh atau penuh, (b) pengulangan dengan bentuk lain, yaitu mengulang salah satu fungsi kalimat dengan bentuk yang lain tetapi berasal dari bentuk dasar yang sama, dan (c) pengulangan dengan penggantian, yaitu pengulangan dengan substitusi. Berikut ini contoh pemakaian repetisi. (11) Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apayang belum kita tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tidak terbatas ini (Rani dkk, 2006:130). Pengulangan atau repetisi dalam contoh di atas ialah kata berfilsafat yang disebut pada kalimat pertama, lalu pada kalimat kedua disebutkan lagi. C. Kolokasi Kohesi kolokasi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang berdekatan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi, 2002: 28). Rani (2006: 129) menambahkan bahwa kolokasi kata adalah yang menunjukkan adanya hubungan kedekatan tempat (lokasi). Dapat disimpulkan bahwa kolokasi merupakan hubungan kata, untuk memahami sebuah kata atau banyak kata sebagai kolokasi harus memahami konteksnya. Berikut ini contoh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 penggunaan kolokasi. (12) Sifat terbuka atau demokratis dari Pancasila sebagai ideologi pertamatama dapat kita lihat dari proses kelahirannya. Sebagaimana diketahui rumusan Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideologi dan konstitusi bersama lahirmelalui proses musyawarah mufakat yang bersuasana terbuka dan demokratis (Rani dkk, 2006:134-134). Kata Pancasila dan UUD 1945 memiliki relasi atau berkolokasi sebagai pilar kebangsaan (dasar kehidupan bernegara) di Indonesia. Ketika membahas mengenai Pancasila sebagai ideologi bangsa maka akan berkaitan dengan UUD1945. D. Sinonimi Sinonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang mirip antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi, 2002: 27). Sinonimi bisa disebut sebagai persamaan kata, maksudnya memiliki makna yang sama atau mirip dan bisa saling menggantikan tanpa mengubah makna sebelumnya. Penggunaan sinonimi harus sesuai konteks, meskipun bersinonim namun tetap ada perbedaan. Berikut ini contoh penggunaan sinonimi. (13) Jumlah orang Jawa perantauan ini selalu cenderung naik. Sensus yang dilakukan Inggris di tahun-tahun mereka berkuasa menunjukkan peningkatan itu (Baryadi, 2002:27) Kata naik pada kalimat pertama sama dengan kata peningkatan pada kalimat kedua. E. Antonimi Antonim adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang bersifat kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi, 2002: 28). Sementara Kushartanti (2005: 120) menyebutkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 bahwa antonim ialah hubungan antarkata yang beroposisi makna. Kata-kata yang beroposisi dengan selaras membuat pemahaman mitra tutur atau pembaca lebih cepat memahami wacana. Berikut ini contoh penggunaan antonimi. (14) Laki-laki lebih rasional, lebih aktif, lebih agresif. Wanita sebaliknya: lebih emosional, lebih pasif, lebih submisif (Baryadi, 2002:28). Pada contoh di atas, terdapat pasangan kata yang saling berlawanan makna yaitu: rasional x emosional, aktif x pasif, dan agresif x submisif. F. Ekuivivalensi Ekuivalensi adalah makna yang sangat berdekatan; lawan dari kesamaan bentuk (Kridalaksana, 2008: 56). Ekuvalensi bisa dikatakan kata yang memiliki kedekatan hubungan karena berasal dari kata dasar yang sama. Penggunaan ekuivalensi dalam tulisan akan membuat semakin kohesif dan hubungannya tampak jelas. Berikut ini contoh penggunaan ekuivalensi. (15) Mereka berjuang mati-matian. Perjuangan mereka telah berhasil (Tarigan, 1987:103). Pada contoh di atas, kata berjuang dalam kalimat pertama dan perjuangan dalam kalimat kedua berasal dari kata dasar yang sama yaitu juang. 2.2.4 Koherensi 2.2.4.1 Pengertian Koherensi Koherensi adalah keterkaitan semantis antara bagian-bagian wacana (Baryadi, 2002: 29). Mulyana (2005) menyatakan bahwa koherensi mengandung makna pertalian. Dalam konsep kewacanaan, berarti pertalian makna atau isi kalimat (Tarigan, dalam Mulyana 2005). Koherensi dalam sebuah wacana dapat dilihat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 dari hadirnya penanda-penanda kohesi maupun tidak. Melalui kehadiran penanda kohesi wacana menjadi koheren, maksud dan keterhubungan antarproposisi dapat dipahami. Brown dan Yule (dalam Mulyana, 2005: 30) menegaskan bahwa koherensi adalah kepaduan dan keterpahaman antarsatuan dalam suatu teks atau tuturan. Dalam struktur wacana, aspek koherensi sangat diperlukan keberadaannya untuk menata pertalian batin antara proposisi yang satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan keutuhan. Keutuhan yang koheren tersebut dijabarkan oleh adanya hubungan-hubungan makna yang terjadi antar unsur (bagian) secara sistematis. Hubungan tersebut kadang terjadi melalui alat bantu kohesi, namun kadangkadang dapat terjadi tanpa bantuan alat kohesi. Secara keseluruhan hubungan makna yang bersifat koheren menjadi bagian dari organisasi sistematis. Sejalan dengan hal tersebut Halliday dan Hasan (dalam Mulyana 2005: 31) menegaskan bahwa struktur wacana pada dasarnya bukanlah struktur sintaktik, melainkan struktur semantik, yakni semantik kalimat yang didalamnya mengandung proposisi-proposisi. Sebab beberapa kalimat hanya akan menjadi wacana sepanjangada hubungan makna (arti) diantara kalimat-kalimat itu sendiri. Pada dasarnya hubungan koherensi adalah suatu rangkaian fakta dan gagasan yang teratur dan tersusun secara logis. Koherensi dapat terjadi secara implisit (terselubung) karena berkaitan dengan bidang makna yang memerlukan interprestasi. Disamping itu,pemahaman hubungan koherensi dapat ditempuh dengan cara menyimpulkan hubungan antarproposisi dalam tubuh wacana itu. Kohesi dapat diungkapkan secara eksplisit, yaitu dinyatakan dalam bentuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 penanda koherensi yang berupa penanda hubungan antarkalimat. Penanda hubungan itu berfungsi untuk menghubungkan kalimat sekaligus menambah kejelasan hubungan antarkalimat dalam wacana. Beberapa bentuk atau jenis hubungan koherensi dalam wacana telah dideskripsikan oleh para ahli. D„Angelo (dalam Tarigan 2009: 100) misalnya menyatakan bahwa yang termasuk unsur-unsur koherensi wacana diantaranya mencakup: unsur penambahan, repetisi, pronomina, sinonim, totalitas bagian, komparasi, penekanan, kontras, simpulan, contoh, paralelisme, lokasi anggota, danwaktu. Tujuan aspek pemakaian aspek atau sarana koherensi antara lain ialah agar tercipta susunan dan struktur wacana yang memiliki sifat serasi, runtut, dan logis. Berdasarkan beberapa pengertian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa koherensi adalah keterkaitan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya, sehingga kalimat memiliki kesatuan makna yang utuh. 2.2.4.2 Unsur-unsur Koherensi Koherensi adalah keterkaitan semantis antara bagian-bagian wacana (Baryadi, 2002: 29). Koherensi memiliki pengaruh yang besar dalam wacana agar bisa dipahami dan memiliki keterkaitan satu sama lain karena merupakan pertalian makna, maksudnya ada hubungan berupa topik atau ide yang sama dalam sebuah wacana sehingga wacana tersebut menjadi padu, dapat diterima dan dipahami. Peneliti menggunakan teori Frank J. D‟Angelo (1980) sebagai dasar teori untuk menganalisis koherensi dalam penelitian ini. Berikut penjelasan unsur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 koherensi menurut D‟Angelo (1980: 394-355). A. Adisi Use connectives to suggest simple addition to the thought in the preceding sentence (D‟Angelo, 1980: 349). Hal ini dapat diterjemahkan bahwa penambahan atau adisi ialah saranauntukmenghubungkan ide pada kalimat sebelumnya dengan kalimat berikutnya menggunakan penanda-penanda adisi atau penambahan. Unsur koherensi ini merupakan sarana penghubung yang bersifat aditif atau berupa penambahan (Tarigan, 1987: 104). Penggunaan piranti penambahan biasanya digunakan agar proposisi-proposisi yang dijelaskan saling berhubungan atau berkaitan. Sarana penghubung piranti ini antara lain: dan, juga, lagi, pula (Tarigan, 1987: 105), selanjutnya, disamping itu, tambahan lagi, dan selain itu (Rani, 2006: 207). Berikut ini contoh penggunaan unsur penambahan. (16) Laki-laki dan perempuan, tua dan muda, juga para tamu turut bekerja bergotong-royong menumpas hama tikus di sawah-sawah di desa kami (Tarigan, 1987:105). Pada contoh di atas terdapat penggunaan sarana penambahan berupa kata dan serta kata juga. B. Repetisi Pengulangan kata kunci atau kata yang menjadi bagian penting dalam sebuah tulisan agar keterkaitannya jelas. Pengulangan kata dilakukan supaya keterkaitan antarpreposisi tetap terjalin. Hal yang diulang tentu harus merupakan hal yang dianggap penting untuk diulang. Pengulangan bisa digunakan sebagai bentuk penekanan pada bagian tertentu, bahwa hal tersebut penting. Berikut contoh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 penggunaan pengulangan kata. (17) Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Sumadi sebagai tersangka dalam kasus tindak pidana korupsi di perusahaan besar itu. Tersangka saat ini ditahan di Rumah Tahanan Salemba(Kushartanti, 2005:99). Pada contoh di atas kata tersangka pada kalimat pertama diulang lagi pada kalimat kedua. C. Pronomina Use pronoun to refer to a noun, another person, or a clause in the preceding sentence (D‟Angelo, 1980: 350). Artinya penggunaan kata ganti yang mengacu pada kalimat sebelumnya. Sarana penghubung kata ganti berupa kata ganti diri, kata ganti penunjuk, dan lain-lain (Tarigan, 1987: 106). Kata ganti atau pronomina dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi kata ganti persona (saya, kamu, kita,kami, beliau, mereka, engkau, Anda), kata ganti penunjuk (ini, itu, di sana, disini), dan kata ganti penanya (apa, mengapa, kenapa, bagaimana). Kata ganti digunakan supaya ada variasi dalam tulisan yang tetap menunjukkan keterkaitan satu sama lain. Berikut ini penggunaan kata ganti atau pronomina. (18) Dengan naik ini, tiap hari saya pergi ke kampus. Sepeda motor inilah teman setiaku dalam segala musim dan cuaca, kata Bakri (Rani dkk, 2006:102). Kata ini pada contoh di atas merupakan sarana kata ganti yang mengacu pada sepeda motor. D. Sinonim If the repetition of key word gets tiresome or if variety is needed, use a different word or phrase to refer to an element in the preceding sentence (D‟Angelo, 1980: 351). Artinya, jika mengulang kata yang sama membosankan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 sinonim menjadi solusi yang baik yaitu menggunakan kata lain yang memiliki makna serupa. Sinonim digunakan supaya ada variasi penggunaan kata dalam penulisan, tetapi tetap memiliki ikatan makna yang serupa. Berikut ini contoh penggunaan sinonim. (19) Setelah 34 tahun memendam cinta membara, akhirnya Pangeran Charles dan Camilla Parker resmi menjadi suami-istri. Pasangan pengantin ini menikah pada Sabtu, 9 April 2005 (Kushartanti, 2005: 99). Pada contoh di atas frasa pasangan pengantin pada kalimat kedua merupakan padanan kata suami-istri pada kalimat pertama. E. Keseluruhan-Bagian Use a word or phrase that names a whole in one sentence, and then use another word or phrase that names a part of the whole (D‟Angelo, 1980: 351). Artinya, pada frasa yang pertama membahas hal yang menyeluruh atau keseluruhan. Berikutnya, dibahas bagian-bagiannya atau hal-hal kecilnya. Kadang-kadang, pembicaraan dimulai dari keseluruhan, baru kemudian beralih atau memperkenalkanbagian-bagiannya (Tarigan,1987: 107). Penggunaan keseluruhan-bagian penting supaya hubungan pembicaraan atau apa yang ditulis jelas. Berikut ini penggunaan sarana keseluruhan-bagian. (20) Beribu-ribu buku ada di perpustakaan itu. Buku bahasa, ekonomi, hukum, dan pertanian. Juga buku-buku teknik, kedokteran, dan lain-lain (Lubis, 2011: 111). Pada contoh di atas, kalimat pertama dimulai dari keseluruhan atau umum yaitu buku kemudian beralih mengenalkan jenis-jenis buku seperti bahasa, ekonomi, hukum, dan pertanian, dan ditambah lagi pada kalimat berikutnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 F. Komparasi Use connectives that reveal to the reader significant likenesses in thought (D‟Angelo, 1980: 352). Artinya, menggunakan hubungan yang menunjukkan perbandingan yang signifikan. Perbandingan atau komparasi bertujuan untuk menunjukkan hubungan perbedaan atau persamaan (atau keduanya) suatu ide. Untuk menyatakan hubungan perbandingan secara eksplisit digunakan kata penghubung antara lain: sama halnya, berbeda dengan itu, seperti, dalam hal seperti itu, lebih dari itu, serupa dengan itu, dan sejalan dengan itu (Rani, 2006: 121). Berikut ini contoh penggunaan komparasi. (21) Sama halnya dengan Paman Lukas, kita pun harus segera mendirikanrumah di atas tanah yang baru kita beli itu. Sekarang rumah Paman Lukas itu hampir selesai. Rumah kita tidak seperti rumah paman yang luas dan besar, kita akan membangun rumah yang bertingkat (Tarigan, 1987). Pada contoh di atas perbandingan ditunjukkan oleh penghubung tidak seperti yang menyatakan perbedaan. G. Penekanan Use connectives to reinforce the thought in a previous clauses or to give emphasis to that thought (D‟Angelo, 1980: 352). Artinya mengggunakan hubungan berupa penekanan pada kata tertentu yang menunjukkan keterkaiatan yang erat. Penekanan digunakan supaya jelas apa yang menjadi hal terpenting dalam sebuh tulisan. Contoh kata yang biasa digunakan sebagai penekanan: dengan jelas, dengan nyata, pasti, tentu, barangkali, mungkin, tentu saja dan pemakaian partikel-lah. Berikut ini contoh penekanan. (22) Bekerja bergotong-royong itu bukan pekerjaan sia-sia. Nyatalah kini hasilnya. Jembatan sepanjang tujuh kilometer yang menghubungkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 kampung kita ini dengan dengan kampong di seberang Sungai Lau Biang ini telah sekali kita kerjakan dengan AMD (ABRI Masuk Desa). Jelaslah hubungan antara kedua kampung berjalan lebih lancar. Sudah tentu hal ini memberi dampak positif bagi masyarakat kedua kampung (Tarigan, 1987:107-108). Pada contoh di atas kata yang merupakan penekanan ialah nyatalah, jelaslah, dan sudah tentu. H. Kontras Connect sentence with linking devices that show contrast and that reveal to the reader significant differences in thought (D‟Angelo, 1980: 353). Artinya hubungan yang menunjukkan kekontrasan yang signifikan sebuah ide dalam tulisan. Pertentangan digunakan untuk menunjukkan kekontrasan atau pertentangan ide secara jelas dalam sebuah tulisan. Kata yang sering digunakan untuk menunjukkan kekontrasan ialah namun, (akan) tetapi, sebaliknya, padahal, walaupun begitu, walaupun demikian, meskipun begitu, meskipun demikian, dansebagainya (Rani, 2006: 120; Ramlan, 1993: 49). Berikut ini contohnya. (23) Kali Baru Timur di daerah Bungur, Jakarta Pusat merupakan perkampungan yang padat dan kumuh. Nyamuk berseliweran, pengemis, pencoleng, dan gelandangan berkeliaran. Namun, di kampung kumuh tersebut sedang dibangun sekolah mewah (Rani dkk, 2006). Kata penghubung namun merupakan penunjuk kekontrasan yang ada dalam proposisi tersebut. I. Hasil Use transitional devices when you want to show result (D‟Angelo, 1980: 353). Artinya menggunakan penanda yang menunjukkan hasil atau kesimpulan dalam sebuah tulisan. Hasil biasanya digunakan bila tulisan cukup panjang dan untuk menekankan hal terpenting secara rinci. Kata yang sering digunakan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 menunjukkan hasil atau simpulan ialah jadi, oleh karena itu, demikianlah, dan sebagainya. Berikut ini contoh penggunaan hasil dalam tulisan. (24) Hukum tidak hanya untuk orang kaya. Semua orang mempunyai derajat yang sama di depan hukum. Hukum tidak memandang kaya atau miskin, pria atau wanita, tua atau muda, pembesar atau rakyat jelata, dan ABRI atau bukan ABRI. Jadi, hukum berlaku untuk siapa pun, kapan pun, dan di mana pun (Rani dkk, 2006). Pada contoh di atas kata jadi merupakan penanda kesimpulan atau hasil. J. Contoh Use transitional words and phrases to introduce illustrations or examples (D‟Angelo, 1980: 353). Artinya menggunakan kata atau frasa sebagai penghubung untuk menunjukkan contoh. Penggunaan contoh supaya penjelasan lebih mudah dipahami, supaya terlihat hubungan nyatanya. Kata yang sering digunakan untukmemberi contoh ialah seperti, contohnya, misalnya, umpamanya, dan sebagainya. Berikut ini penggunaan contoh dalam proposisi. (25) Wajah pekarangan rumah kami di desa telah berubah menjadi warung hidup. Di pekarangan itu ditanam kebutuhan dapur sehari-hari, seperti bayam, tomat, cabai, talas, singkong, kacang panjang, lobak, kubis, dan lain-lain (Tarigan, 1987:109). Pada contoh di atas seperti menjadi kata penghubung contoh. K. Paralelisme (kesejajaran) Repeat in the second clause a grammatical structure similar to that in a previous clause (D‟Angelo, 1980: 354). Maksudnya ialah bahwa ada klausaklausa yang memiliki hubungan kesejajaran karena memiliki unsur yang sama. Paralelisme biasanya sejajar dan bisa saling menggantikan. Berikut ini contoh kesejajaran atau paralelisme. (26) Waktu dia datang, memang saya sedang asyik membaca, saya sedang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 tekun mempelajari buku baru mengenai wacana (Tarigan, 1987:109). Pada contoh di atas kalimat yang dicetak tebal merupakan kesejajaran. L. Kelas-Anggota Name a general class in one sentence and a member of that class in another (D‟Angelo, 1980: 352). Maksudnya ialah penulis membahas hal yang umum dalam kalimat sebelumnya. Kemudian, dalam kalimat berikutnya membahas anggota-anggotanya atau bagian yang lebih spesifik. Berikut ini contoh penggunaan kelas-anggota. (27) Pemerintah berupaya keras meningkatkan perhubungan di tanah air kita, yaitu perhubungan darat, laut, dan udara. Dalam bidang perhubungan darat telah digalakkan pemanfaatan kereta api dan kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor ini meliputi mobil, sepeda motor, dan lain-lain (Tarigan, 1987:107). Pada contoh di atas kata yang ditebalkan merupan hubungan kelas-anggota. M. Waktu Use connectives that indicate time or a change of time (D‟Angelo, 1980: 354). Maksudnya menggunakan penanda hubungan yang menunjukkan waktu atau perpindahan waktu. Waktu digunakan supaya tulisan lebih jelas. Penanda yang sering digunakan untuk menunjukkan waktu contohnya ialah pagi, siang, pukul, tadi, kemudian, kemarin, baru saja, hari ini dan sebagainya. Berikut ini contoh penggunaan waktu. (28) Dia biasanya datang ke kantorpagi-pagi (Alwi, 2003:367) (29) Tadi dia menanyakan lagi soal itu (Alwi, 2003:367) Pada kedua contoh di atas, kata pagi-pagi dan tadi merupakan keterangan kala atau waktu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 N. Tempat Use linking devices that indicate place or change of place (D‟Angelo,1980: 354). Artinya menggunakan sarana penghubung yang menunjukkan tempat atau lokasi, atau pergantian lokasi. Sarana penghubung tempat yang sering digunakan seperti di sini, di sana, di situ, di atas, di, dari atas, dan menyebutkan nama tempat secara eksplisit. Berikut ini contoh penggunaan tempat. (30) Kita meletakkan batu pertama ini di sana (Alwi, 2003:368). (31) Saya menempatkan barang itu di sini, kemudian saya pindahkan dan saya meletakannya di atas lemari (Tarigan, 1987:110) Pada kedua contoh di atas kata di sana, di sini, di atas merupakan keterangan tempat. O. Seri Use transitional devices to link items in a series (D‟Angelo, 1980: 350). Seri atau rentetan merupakan pertalian yang menyatakan bahwa peristiwa, keadaan, atau perbuatan berturut-turut terjadi atau dilakukan (Ramlan, 1993: 46). Piranti ini menggunakan sarana penghubung rentetan atau seri seperti pertama, kedua,…, berikut, kemudian, selanjutnya, akhirnya (Tarigan, 1987: 105), lalu, sesudah itu, duluh, sekarang, akan, belum, sudah (Baryadi, 2002: 32). Berikut ini contohpenggunaan rentetan atau seri. (32) Baru-baru ini Dr. Osofsky mengatakan, “Bayi-bayi yang cerdik itu lebih banyak memandang kepada ibunya untuk mengatakan sesuatu. Kemudian, sang ibu akan tersenyum pada bayinya, mengusap pipinya, dan dengan cepat mendekapnya (Ramlan, 1993:46). Pada contoh di atas, sarana penghubung seri yang digunakan ialah kemudian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 2.2.5 Pendayagunaan Ketepatan Pilihan Kata Susunan karangan atau wacana sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan (1987: 68) menyatakan bahwa wacana dibentuk oleh paragraf-paragraf, sedangkan paragraf dibentuk oleh kalimat-kalimat. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf itu haruslah merangkai kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya dan begitu seterusnya sehingga dapat membentuk satu kesatuan yang utuh atau membentuk sebuah gagasan. Selanjutnya paragraf dengan paragraf pun merangkai secara utuh membentuk sebuah wacana yang memiliki tema yang utuh. Menurut Gorys Keraf (2005: 87), ketepatan pemilihan kata berkaitan dengan menggunakan kata secara tepat yang berarti menggunakan kata sesuai dengan makna yang ingin dicapai. Dalam artikel ilmiah, suasana dan lingkungan bahasa yang digunakan adalah formal dengan bahasa standar/baku. Menurut Gorys Keraf (2002: 87), ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembaca. Masalah pilihan akan menyangkut makna kata dan kosakatanya akan memberi keleluasaan kepada penulis, memilih kata-kata yang dianggap paling tepat mewakili pikirannya. Ketepatan makna kata bergantung pada kemampuan penulis mengetahui hubungan antara bentuk bahasa (kata) dengan referennya. Ketepatan maksudnya, kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan dengan tepat ide atau gagasan yang hendak dikemukakan. Ketepatan mengutamakan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 pada pikiran dan perasaan pembaca seperti yang dimaksudkan penulisnya. Ketepatan pemilihan kata mencakup makna kata dan penguasaan kosakata seseorang. Seseorang yang menguasai banyak kosakata akan lebih bebas dan leluasa memilih kata-kata yang dianggapnya paling tepat mewakili gagasannya. Dalman (2014: 100) mengungkapkan bahwa untuk membuat karangan yang baik setidaknya penulis harus memperhatikan kriteria berikut ini. (1) tema, yaitu hal yang mendasari karangan atau tulisan; (2) ketepatan isi dalam paragraf. Ketepatan isi dan paragraf ini memuat unsur kesatuan, kepaduan, dan perkembangan. Unsur kesatuan yaitu semua kalimat yang membina paragraf harus secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau tema tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 2.2.6 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir dalam penelitian ini untuk memperjelas alur pikir peneliti. Kerangka berpikir penelitian disajikan dalam bentuk bagan berikut. KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SEMETER I SMA NEGERI I OKSIBIL KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG, PAPUA TAHUN AJARAN 2015/2016 Rumusan Masalah Klasifikasi jenis dan pemakaian penanda kohesi dan koherensi 22 karangan deskripsi siswa. Jenis dan pemakaian penanda kohesi (Mulyana, 2005, Baryadi, 2002 , dan Gorys Keraf, 1991:88-89;103-104, 2002:87, 2005:87). Jenis dan pemakaian penanda koherensi (D‟Angelo, 1980:394-355, baryadi, 2002), dan Gorys Keraf, 1991:8889;103-104, , 2002:87 dan 2005:87). Analisis Hasil Kesimpulan Gambar 2.2 Alur Bagan Kerangka Berpikir PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang mengarah pada pengembangan sebuah teori dan menganalisis permasalahan dengan menggunakan penelitian. Dalam penelitian ini kinerja dari objek penelitian akan dianalisis sesuai dengan teori yang telah ada (Sugiyono, 2011: 205). Hasil penelitian ini selanjutnya akan dideskripsikan menurut temuan yang didapat selama kegiatan di lapangan dengan mengkaji jenis penanda kohesi dan koherensi yang berupa kata-kata yang terdapat di kalimat maupun paragraf dalam karangan deskripsi siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis penanda kohesi dan koherensi yang terdapat dalam karangan deskripsi siswa kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua,Tahun Ajaran 2015/2016. Selain itu, peneliti hendak mendeskripsikan ketepatan pemakaian penanda kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 3.2 Data dan Sumber Data Data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2006: 129). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis dan penggunaan penanda kohesi dan koherensi dalam paragraf karangan deskripsi dengan tema Keindahan Alam yang disusun oleh siswakelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016. Sumber data dalam penelitian ini adalah 22 karangan deskripsi yang diperoleh dari siswakelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016. Berikut akan dipaparkan nama dan judul karangan siswakelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016. Tabel 3.1 Judul Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil Tahun Ajaran 2015/2016 No Nama Judul Karangan 1 2 3 4 5 6 7 Yan Delka Melina Bawi Ella Uropka Mince Taplo Frans Wasini Refianus Walam Yokbet Tabisu Deskripsi Gunung Wa Gunung Cycloop Gunung Apom Keindahan Alam Apyim Apom Waktu Liburan Keindahan Alam serta Manfaatnya Danau Sentani 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Peni Uropdana Meki Tepmul Lazarus Sitokmabin Yohanes Tetangwi Legion Asemki Yorim Asemki Herminus Kalaka Apina Mul Apiana Kulka Hidup di Mambramo Gunung Lim Danau Sentani Gunung Wanbon Gunung Anem Pegunungan Bonai Rumah Adat Deskripsi Kelas Danau Sentani PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 17 18 19 20 21 22 Emanuel Iyai Yorim Mul Yupen Singleki Agatha Uropkulin Patrik T. Sipyan Agustina Uropkulin Keindahan Pulau Papua Rumahku Aplim Apom/ Puncak Mandala Pengalaman Liburan Danau Sentani Gunung Anem 3.3 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswakelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016. Jumlah siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016 sebanyak 22 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 7 siswi perempuan. Adapun nama-nama siswa siswi yang dijadikan sebagai subjek penelitian secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.2 Subjek Penelitian Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil Tahun Ajaran 2015/2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nama Yan Delka Melina Bawi Ella Uropka Mince Taplo Frans Wasini Refianus Walam Yokbet Tabisu Peni Uropdana Meki Tepmul Lazarus Sitokmabin Yohanes Tetangwi Jenis Kelamin L P P P L L P L L L L PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Legion Asemki Yorim Asemki Herminus Kalaka Apina Mul Apiana Kulka Emanuel Iyai Yorim Mul Yupen Singleki Agatha Uropkulin Patrik T. Sipyan Agustina Uropkulin L L L P L L L L P L P Sementara itu, yang menjadi objek penelitian adalah jenis dan penggunaan penanda kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016 yang keseluruhannya berjumlah 22 karangan deskripsi dan kesemuanya bertemakan tentang keindahan alam. 3.4 Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama (Moleong, 2006: 9). Dalam penelitian ini, penelitian dengan bantuan orang lain terlibat dalam proses pengumpulan data. Langkah-langkah dalam pelaksanaan pengumpulan data penelitian yaitu. 1) Siswa memilih salah satu objek pada gambar yang telah diberikan oleh peneliti, yang kemudian akan dijadikan sebagai judul karangan deskripsinya. Gambar yang dapat dipilih ada empat macam, yaitu Gunung Aplim-Apom, Danau Sentani, Gunung Wa, dan Gunung Anem; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 2) Siswa kemudian melakukan pengamatan terhadap objek tersebut dan ditulis menjadi sebuah karangan deskripsi. Objek tersebut sudah dipersiapkan oleh peneliti agar nantinya karangan siswa tidak menyimpang dari karangan deskripsi; 3) Sebelum mengarang siswa diminta menuliskan nama, dan kelas, disudut kanan atas pada lembar jawaban; 4) Siswa diminta menulis karangan yang melukiskan atau menggambarkan objek secara terperinci dengan minimal dua paragraf; 5) Waktu mengarang diberikan selama 60 menit (1 jam); 6) Siswa diminta menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), serta menggunakan keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf dalam menulis karangan. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode simak, yaitu dengan menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 2015: 203). Metode simak dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa pada karangan deskripsi siswa. Sedangkan, teknik yang digunakan adalah teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik sadap. Teknik sadap dilakukan dengan penyadapan penggunaan kohesi dan koherensi serta ketepatan pemakaian penanda kohesi dan ketepatan pemakaian penanda koherensi, sedangkan teknik lanjutannya adalah teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC) dan teknik catat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 Pada teknik SLBC, penulis hanya sebagai pemerhati terhadap calon data, penulis tidak terlibat dalam pembicaraan. Selanjutnya, dilakukan pencatatan data menggunakan teknik catat. Teknik catat merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat pada kartu data. Kartu data digunakan untuk mempermudah dalam mengidentifikasi data. Teknik catat digunakan untuk mencatat potongan wacana yang mengandung kohesi dan koherensi serta ketepatan pemakaian penanda kohesi dan ketepatan pemakaian penanda koherensi pada karangan deskripsi siswa. Untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data, karangan-karangan tersebut diberi kode K1…K22 dan diikuti A, B, C, serta 1, 2, 3. Kode K1…K22 melambangkan kode karangan, dan kode huruf A, B, C yang melambangkan kode kalimat diikuti dengan kode angka 1 sampai 3 melambangkan kode paragraf. Berikut contoh kartu data yang digunakan pada penelitian ini. Tabel 3.3 Kartu Data Penelitian Nomor data : Kode kalimat : Kode paragraf : Jenis kohesi dan koherensi : Data : Analisis : Kode karangan: Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut. 1) Menyuruh siswa membuat karangan deskripsi dengan tema Keindahan Alam. 2) Setelah karangan selesai dibuat, maka dikumpulkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 3) Setelah dikumpulkan, peneliti membaca karangan secara cermat seluruh karangan deskripsi siswa. 4) Setelah membaca karangan deskripsi siswa, peneliti mulai menandai kalimat-kalimat dan paragraf yang mengandung kohesi dan koherensi serta ketepatan pemakaian penanda kohesi dan ketepatan pemakaian penanda koherensi. 5) Mengklasifikasikan data-data berdasarkan pola jenis kohesi dan koherensinya, mengklasifikasikan ketepatan pemakaian penanda kohesi serta mengklasifikasikan ketepatan pemakaian penanda koherensinya 6) Mencatat klasifikasi data tersebut ke dalam kartu data. 7) Setelah memperoleh danmemasukkan klasifikasi data ke dalam kartu data, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis data. 3.6 Teknik Analisis Data Metode yang digunakan adalah metode agih. Metode agih yaitu metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa itu sendiri (Sudaryanto, 2005: 18). Metode ini digunakan untuk mencari kalimatkalimat atau paragraf yang mengandung jenis dan penggunaan penanda kohesi dan koherensi. Berdasarkan metode agih, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik baca markah. Teknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara membaca pemarkah dalam suatu konstruksi (Sudariyanto, 2015: 129). Istilah lain untuk pemarkah adalah penanda. Pemarkah itu adalah alat seperti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 imbuhan, kata penghubung, kata depan, dan artikel yang menyatakan ciri ketata bahasaan atau fungsi kata atau konstruksi. Untuk melihat pemarkah dapat dilakukan baik secara sintaksis maupun morfologis, atau dengan cara yang lain (Sudaryanto, 2015:129). Teknik baca markah dapat digunakan untuk menentukan peran konstituen kalimat. Caranya adalah dengan membaca satuan kebahasaan yang menjadi pemarkah peran konstituen kalimat yang dimaksud. Pemarkah dapat berupa imbuhan, kata, dan konstruksi. Kalimat merupakan pemarkah yang berupa konstruksi. Teknik lain yang digunakan meliputi kategorisasi, tabulasi, dan pendeskripsian. Teknik ini digunakan karena data-data dalam penelitian ini berupa kalimat yang merupakan data kualitatif sehingga memerlukan penjelasan secara deskriptif. Berdasarkan metode agih, teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik baca markah. Teknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara membaca pemarkah dalam suatu konstruksi (Sudariyanto, 2015: 129). Istilah lain untuk pemarkah adalah penanda. Pemarkah itu adalah alat seperti imbuhan, kata penghubung, kata depan, dan artikel yang menyatakan ciri ketatabahasaan atau fungsi kata atau konstruksi. Untuk dapat melihat pemarkah, dapat dilakukan baik secara sintaksis maupun morfologis, atau dengan cara yang lain (Sudaryanto, 2015: 129). Teknik baca markah dapat digunakan untuk menentukan peran konstituen kalimat. Caranya adalah dengan membaca satuan kebahasaan yang menjadi pemarkah peran konstituen kalimat yang dimaksud. Pemarkah dapat berupa imbuhan, kata, dan konstruksi. Kalimat merupakan pemarkah yang berupa konstruksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 3.7 Triangulasi Untuk menguji data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi (teori, metode, sumberdata dan analisis data). Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu (Moloeng, 2006: 330). Triangulasi berarti penyidik memanfaatkan peneliti atau pengamat lainya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi aspek deviasi (melenceng) dalam pengumpulan data. Adapun strategi yang dipilih oleh peneliti untuk mendapatkan keabsahan atas analisa data yang berhasil diperoleh adalah peneliti melakukan triangulasi dengan memanfaatkan ahli dalam bidang kohesi dan koherensi untuk mengecek analisis data yang peneliti lakukan. Ahli yang menjadi triangulator peneliti ialah Dr. Y. Karmin, M.Pd. Peneliti juga melakukan komparasi hasil analisis data berdasarkan teori yang ada, melalui literasi kepustakaan dan ilmu yang telah didapatkan selama ini selama menempuh pendidikan di universitas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan yang dipaparkan dalam bab ini terdiri atas tiga bagian, yaitu data penelitian, analisis data, dan pembahasan. Pada bagian pertama, peneliti menjelaskan tentang deskripsi data penelitian. Pada bagian ke dua peneliti menjelaskan hasil temuan dari analisis data berdasarkan keempat rumusan masalah, yaitu (1) jenis kohesi yang terdapat dalam karangan deskripsi yang disusun oleh siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, (2) jenis koherensi yang terdapat dalam karangan deskripsi yang disusun oleh siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, (3) ketepatan pemakaian penanda kohesi yang terdapat dalam karangan deskripsi yang disusun oleh siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, (4) ketepatan pemakaian penanda koherensi yang terdapat dalam karangan deskripsi yang disusun oleh siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang. Pada bagian ketiga, peneliti menjelaskan pembahasan hasil temuan dari data yang telah dianalisis. 4.1 Deskripsi Data Data dalam penelitian ini berupa paragraf-paragraf yang mengandung jenis dan ketepatan pemakaian penanda kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi yang disusun oleh siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang. Jumlah data paragraf-paragraf yang mengandung kohesi dan 49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 koherensi yang ditemukan oleh penulis dalam penelitian ini sebanyak 375 data. Jenis kohesi sebanyak 204 data, terdiri dari kohesi gramatikal dan leksikal.Jenis koherensi sebanyak 171 data. Masing-masing jenis kohesi dan koherensi dapat dilihat pada tabel 4.1, dan 4.2 berikut. Tabel 4.1 Data masing-masing jenis kohesi dalam karangan deskripsi siswa Berdasarkan 375 data jenis kohesi dan koherensi tersebut di atas, penulis menemukan ada 143 data pemakaian penanda kohesi yang tepat dan tidak tepat. Masing-masing pemakaian penanda kohesi dapat di lihat pada tabel 4.2 berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Tabel 4.2 Data masing-masing ketepatan penanda kohesi dalam karangan deskripsi siswa Penulis menemukan jenis dan ketepatan penanda koherensi sebanyak 151 data yang tepat dan tidak tepat. Masing-masing jenis koherensi dapat di lihat pada tabel 4.3 berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 Tabel 4.3 Data masing-masing jenis koherensi dalam karangan deskripsi siswa Penulis menemukan ada 151 data pemakaian penanda koherensi yang tepat dan tidak tepat. Masing-masing pemakaian penanda kohesi dapat di lihat pada tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Data masing-masing ketepatan penanda koherensi dalam karangan deskripsi siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 4.1.1 Jenis Kohesi Pada bagian ini peneliti mencantumkan contoh paragraf yang mengandung kohesi sehingga pembaca mempunyai gambaran tentang data yang dianalisis oleh peneliti. Contoh data kohesi yaitu data kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal yang ditemukan oleh peneliti, yaitu (a) kohesi referensi, (b) substitusi, (c) elipsis, dan (d) konjungsi. Kohesi leksikal yang ditemukan oleh peneliti, yaitu (a) kohesi repetisi, (b) hiponimi, (c) kolokasi, (d) sinonimi, (e) antonimi, dan (f) ekuivalensi. Contoh masing-masing jenis kohesi gramatikal dan kohesi leksikal tersebut dapat dicermati pada contoh berikut. 1) (1A) Gunung Bonai terletak di Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan Bintang (Oksibil). (1B) Gunung tersebut masyarakat diyakini bahwa di balik gunung bonai tersebut mengisi pusat ekonomi dunia (K13). 2) (3A) Gunung Cycloop memiliki alam yang sangat indah akan keadaan alam yang sangat mempesona. (3B) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi kabut di bagian puncaknya, dan terbentang antara kotaJayapura hingga kabupaten Jayapura merupakan bentang alam yang sudah pasti memiliki kawasan hutan yakni, hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan sekunder dan padang rumput (K2). 3) (1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman ke distrik Okbibab. (1B) Kami berangkat dari Oksibil naik taksi dan turun di kampung Bulangkop sekitar jam lima sore (K5). 4) (3A) Iklim di daerah ini sering mengalami kepanasan setiap tahun, maka orang yang disekitar danau ini kebanyakan orang nelayan dan kebanyakan orang yang menetap danau sentani tidak terlalu mengalami kepanasan di malam hari….. (3B) Oleh karena itu, mariØ (kita) menjaga dan melestarikan alam di sekitar kita, karena alam memang memberikan manfaat bagi kehidupan semua makhluk hidup (K21). 5) (2A) Di puncak gunung Wa tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berupa pepohonan dengan berukuran pendek dan kecil-kecil. (2B) Tumbuhan lain berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan bermacam-macam bunga tumbuh dengan bersemarak di mana-mana (K1). Kohesi pengacuan yang digunakan pada data nomor (1) berupa kata tersebut. Referensi anaforis mengacu pada konstituen sebelumnya. Jumlah kohesi referensi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 anaforis yang ditemukan peneliti sebanyak 12 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas. Kohesi pengacuan yang digunakan pada data nomor (2) berupa yakni. Referensi anaforis mengacu pada konstituen sesudahnya. Jumlah kohesi referensi anaforis yang ditemukan peneliti sebanyak 6 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas. Kohesi substitusi yang digunakan pada data nomor (3) berupa kami. Penggantian tersebut berfungsi untuk memperoleh unsur pembeda. Jumlah kohesi substitusi yang ditemukan peneliti sebanyak 9 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas. Kohesi elipsis yang digunakan pada data nomor (4) berupa Ø (kita). Penghilangan tersebut sengaja dilakukan untuk menghemat kata sehingga tidak terjadi pemborosan kata dalam paragraf tersebut. Jumlah kohesi elipsis yang ditemukan peneliti sebanyak 2 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas. Dari hasil analisis pada data nomor (5) ditemukan konjungsi aditif (penambahan) berupa dan. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna penambahan. Makna yang dihasilkan yaitu berbagai macam bunga yang tumbuh di gunung Wa. 4.1.2 Ketepatan Pemakaian Penanda Kohesi Ketepatan pemakaian penanda kohesi dalam paragraf berkenaan dengan kecermatan penulis dalam menyusun karangannya. Pada bagian ini peneliti menganalisis ketepatan pemakaian penanda kohesi yang meliputi kohesi gramatikal dan kohesi leksikal dalam karangan deskripsi siswa kelas X Semeter I PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016. Peneliti menemukan tiga jenis kohesi gramatikal, yaitu (a) referensi (penunujukan), (b) substitusi (penggantian), (c) konjungsi (kata hubung). Sedangkan Peneliti menemukan lima jenis pemakaian penanda kohesi leksikal yaitu (a) repetisi (pengulangan), (b) hiponimi (hubungan bagian atau isi), (c) sinonimi (persamaan), (d) antonimi (perbedaan), dan (e) ekuivalensi. Berikut ini, contoh analisis masing-masing ketepatan pemakaian kohesi gramatikal dan kohesi leksikal tersebut dapat dicermati pada contoh berikut, selebihnya apa pada lampiran. 6) 7) 8) 9) 10) (1E)Gunung Cycloop memiliki panorama alam yang sangat luar biasa indahnya. (1F) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara gunung Cycloop (K2). (2A) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi kabut di bagian puncaknya, dan kawasan hutanterbentang darikota Jayapura hingga kabupaten Jayapura. (2B) Bentengan alam tersebut memiliki kawasan hutan, yakni hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan, sekunder dan padang rumput (K2). (1C) Jika anda berkunjung ke danau Sentani bisa menunggangi minibus. (1D) Ketika kita dari arahkota Sentani, menempuh 20-30 menit dengan menggunakan sepeda motor atau mobil. (1E) Itulah sedikit tips yang saya berikan tetapi saran saya lebih baik anda berkunjung ke Papua jangan hanya berkunjung ke satu lokasi saja tetapi banyak tempat yang indah (K10). (1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman ke distrik Okbibab.(1B) Kami berangkat dari Oksibil naiktaksi dan turun di kampung Bulangkop sekitar jam lima sore (K5). Gunung Bonai terletak di Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan Bintang (Oksibil). (1B) Pegunungan ini memiliki keindahan alam yang sangat beragam (K13). Dari hasil analisis pada data nomor (11) ditemukan kata gunung cycloop yang diulang sebanyak satu kali. Pengulangan tersebut tepat karena penulis bermaksud memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Selain itu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 pengulangan juga bermaksud untuk menekankan pentingnya kata tersebut sehingga pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui pengulangan kata tersebut. Dari hasil analisis pada data nomor (12) ditemukan katakawasan hutan yang mempunyai relasi makna dengan hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan, sekunder dan padang rumput. Kohesi hiponimi tersebut tepat karena, mempunyai relasi makna antara kawasan hutan yang merupakan makna generik dan hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan, sekunder dan padang rumputyang merupakan makna spesifik. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sumadi, (1998: 54) bahwa hiponimi merupakan hubungan antara unsur bahasa yang bermakna generik dan unsur bahasa yang bermakna spesifik. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (13) ditemukan kata tips yang mempunyai persamaan makna dengan saran. Kohesi sinonimi tersebut tepat karena, kedua kata tersebut mempunyai persamaan makna yang sama. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Baryadi, (2002: 27) bahwa sinonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang mirip antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Peneliti hanya menemukan 2 data pemakaian kohesi sinonimi, semua data sudah dipaparkan pada paragraf di atas. Dari hasil analisis pada data nomor (14) ditemukan kata naik yang mempunyai perlawanan makna dengan turun. Kohesi sinonimi tersebut tepat karena, kedua kata tersebut mempunyai perlawanan makna yang berbeda. Hal tersebut sesuai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 dengan teori yang dikemukakan oleh Abdul Chaer, (2009: 228) bahwa antonimi adalah kohesi leksikal yang bermakna berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (15) ditemukan kata gunung yang mempunyai ekuivalensi dengan kata pegunungan. Kohesi ekuivalensi tersebut tepat karena, kedua kata tersebut bersifat sepadan atau sebanding. Hal tersebut sesuai dengan teori dalamKBBI, (2008:132) bahwa ekuivalensi merupakan suatu keadaan sebanding (senilai, seharga, sederajat, sama arti, sama banyak), atau merupakan suatu keadaan sepadan adalah kohesi leksikal yang bermakna berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan kalimat tersebut lebih variatif. 4.1.3 Jenis Koherensi Pada bagian ini, peneliti mencantumkan contoh paragraf yang mengandung koherensi sehingga pembaca mempunyai gambaran tentang data yang akan dianalisis oleh peneliti. Jenis koherensi yang ditemukan antara lain (a) koherensi adisi, (b) repetisi, (c) pronomina, (d) sinonim, (e) keseluruhan-bagian, (f) penekanan, (g) kelas-anggota, (h) paralelisme (kesejajaran), (i) hasil, (j) contoh, (k) kontras, (l) komparasi, (m) seri, (n) waktu dan (o) tempat. Contoh masing-masing jenis kohesi gramatikal dan kohesi leksikal tersebut dapat dicermati pada contoh berikut. 11) (2B) Di sebelah gunung Lim terdapat air terjun yang masyarakat setempat menyakini bahwa air terjun tersebut membawa kesuburan dalam tanaman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 12) 13) 14) 15) dan ternak. (2C) Selain itu terdapat pula pohon pandang yang berbaris susun rapi (K9). (1F) Gunung Cycloop memiliki panorama alam yang sangat luar biasa indahnya. (1G) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara Gunung Cycloop (K2). (1A) Gunung Wa merupakan salah satu gunung tertinggi dan terletak di daerah Pegunungan Bintang, Papua yang tepatnya berada di Distrik Okaom. (1B) Gunung ini berada di sebelah Sungai Digul, di bawah kaki gunung ini terdapat dua desa yakni Desa Mangabib dan Desa Atelbon (K1). (3C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang tumbuh di pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah. (3D) Disekitar puncak gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh dengan lebat sehingga dibilang daerah sekitar puncak gunung Wa sangat lebat walaupun tidak terlalu luas (K1). (2E) Keindahan alam yang dimilikinya akan memanjakan seketika kita sampai di puncak gunung Anem. (2F) Gunung Anem banyak terdapat tumbuh-tumbuhan yang tumbuh seperti rumput kuda, anggrek, dan lainlain(K22). Jenis koherensi aditif yang digunakan pada data nomor (6) adalah selain itu. Penanda tersebut mengandung makna yang menunjukan penambahan dari kalimat sebelumnya. Jumlah koherensi aditif yang ditemukan peneliti sebanyak 12 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas. Jenis koherensi repetisi yang digunakan pada data nomor (7) adalah Gunung Cycloop. Penanda tersebut mengandung makna yang menunjukan kejelasan kalimat. Jumlah koherensi repetisi yang ditemukan peneliti sebanyak 11 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas. Jenis koherensi pronomina yang digunakan pada data nomor (8) adalah ini. Penanda tersebut mengandung makna yang menunjukan penggantian pada kalimat sebelumnya yaitu gunung Wa. Jumlah pronomina yang ditemukan peneliti sebanyak 10 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 Jenis koherensi sinonimi yang digunakan dalam pada data nomor (9) adalah pepohonan. Penanda tersebut mengandung makna yang menunjukan persamaan makna pada kalimat sebelumnya yaitu tumbuhan. Jumlah koherensi Sinonim yang ditemukan peneliti sebanyak 6 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas. Jenis koherensi keseluruhan-bagian yang digunakan pada data nomor (10) adalah rumput kuda, anggrek. Penanda tersebut mengandung makna yang menunjukan bagian dari tumbuhan pada kalimat pertama. Jumlah koherensi keseluruhanbagian yang ditemukan peneliti sebanyak 4 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas. 4.1.4 Ketepatan Pemakaian Penanda Koherensi Ketepatan pemakaian penanda koherensi dalam paragraf berkenaan dengan kecermatan penulis dalam menyusun karangannya. Pada bagian ini peneliti menganalisis ketepatan pemakaian penanda koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Peneliti menemukan 14 pemakaian jenis koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016 yaitu (a) koherensi aditif, (b) koherensi repetisi, (c) koherensi pronomina (d) koherensi sinonim, (e) koherensi hasil, (f) koherensi keseluruhan bagian, (g) koherensi contoh, (h) koherensi kontras, (i) koherensi kelas-anggota, (j) koherensi penekanan, (k) koherensi paralelisme (kesejajaran), (l) koherensi komparasi, (m) koherensi waktu (n) koherensi tempat. Berikut ini, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 contoh analisis masing-masing ketepatan pemakaian kohesi gramatikal dan kohesi leksikal tersebut dapat dicermati pada contoh berikut, selebihnya ada pada lampiran. 16) 17) 18) 19) 20) (1B) Alam adalah tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan.(1C) Adapun alam yang indah kaya yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, terdapat di kabupaten Pegunungan Bintang (K6). (1F)Gunung Cycloop memiliki panorama alam yang sangat luar biasa indahnya. (1G) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara Gunung Cycloop (K2). (2A) Di sana juga tanahnya cocok untuk menanam tanaman, seperti padi ladang dan ubi jalar. (2B) Olehkarena itu masyarakatdari berbagai perkampungan berdatangan ke daerah itu untuk menetap disana. (2C) Mereka betul-betul melihat dan merasakan manfaat dan kenikmatan yang begitu memuaskan (K6). (1A) Danau sentani adalah sebagai contoh untuk ekosistem untuk berbagai habitat.(1B) Danau adalah tempat tinggal terbaik untuk hewan seperti ikan, kodok, dan lain-lain (K21). (1A) Ingin masuk kedalam rumah adat naik melalui tangga-tangga yang berwarna hitam dan sedikit coklat. (1B) Dalam rumah adatini terdapat tungku api, dinding yang dihiasi dengan arang yang berwarna hitam dan tebal yang tidak menimbulkan bau sedap (K14). Dari hasil analisis pada data nomor (16) ditemukan koherensi aditif berupa adapun. Koherensi tersebut tepat karena mengandung makna penambahan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (D‟ Angelo, 1980: 349) bahwa penambahan atau adisi ialah sarana untuk menghubungkan ide pada kalimat sebelumnya dengan kalimat berikutnya menggunakan penanda-penanda adisi atau penambahan. Makna yang dihasilkan oleh adapun yaitu alam yang indah kaya yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, terdapat di Kabupaten Pegunungan Bintang. Dari hasil analisis pada data nomor (17) ditemukan kata gunung cycloop yang diulang sebanyak satu kali. Pengulangan tersebut tepat karena penulis bermaksud PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Selain itu pengulangan juga bermaksud untuk menekankan pentingnya kata tersebut sehingga pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui pengulangan kata tersebut. Dari hasil analisis pada data nomor (18) ditemukan penggantian berupa mereka. Penggantian tersebut tepat, karena terdapat penggantian unsur bahasa. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (D‟Angelo, 1980:350) bahwa koherensi pronomina adalah penggunaan kata ganti yang mengacu pada kalimat sebelumnya. Penggantian pada paragraf di atas yaitu penggantian terhadap unsur kata ganti orang ketiga jamak. Kata ganti mereka pada paragraf di atas menggantikan kata masyarakat. Penggantian tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda atau menjelaskan struktur tertentu. Dari hasil analisis pada data nomor (19) ditemukan koherensi sinonimi berupa ekosistem dan tempat tinggal. Koherensi tersebut tepat, karena terdapat pemakaian unsur bahasa yang sama. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (D‟Angelo, 1980:351) mengungkapkan bahwa jika mengulang kata yang sama membosankan, sinonim menjadi solusi yang baik yaitu menggunakan kata lain yang memiliki makna serupa. Sinonim digunakan supaya ada variasi penggunaan kata dalam penulisan, tetapi tetap memiliki ikatan makna yang serupa. Penggunaan tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda atau menjelaskan struktur tertentu. Peneliti hanya menemukan 1 data jenis pemakaian penanda koherensi sinonimi, semuanya sudah dipaparkan pada paragraf di atas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 Dari hasil analisis pada data nomor (20) ditemukan kata rumah adatyang mempunyai hubungan isi dengan kata tungku api, dinding yang dihiasi dengan arang yang berwarna hitam dan tebal. Koherensi keseluruhan-bagian mempunyai relasi makna antara tumbuh-tumbuhan yang merupakan makna generik dan rumput kuda, anggrek yang merupakan makna spesifik. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (D‟Angelo, 1980:351) bahwa koherensi keseluruhan bagian merupakan pada frasa yang pertama membahas hal yang menyeluruh atau keseluruhan, berikutnya, dibahas bagian-bagiannya atau hal-hal kecilnya. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Peneliti menemukan hanya 3 data, semuanya sudah paparkan pada paragraf di atas. 4.2 Analisis Data Pada bagian ini, peneliti memaparkan hasil analisis dari data yang diperoleh. Peneliti menganalisis jenis kohesi dan jenis koherensi serta ketepatan pemakaian penanda kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi Siswa Kelas X Semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Peneliti memberikan beberapa contoh dalam analisisdata, selebihnya ada pada lampiran. Berikut ini, penulis memaparkan hasil analisisnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 4.2.1 Jenis Kohesi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016 Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan pargraf yang mengandung piranti kohesi. Jenis kohesi yang ditemukan antara lain kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Berikut ini peneliti memaparkan jenis kohesi yang ditemukan dalam paragraf karangan deskripsi siswa siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. 1) Kohesi Gramatikal Kohesi gramatikal merupakan piranti atau penanda kohesi yang melibatkan penggunaan unsur-unsur kaidah bahasa (Rani, 2006: 97). Berdasarkan hasil penelitian penulis menemukan empat jenis kohesi gramatikal, yaitu (a) referensi (penunjukan), (b) substitusi (penggantian), (c) ellipsis (penghilangan),dan (d) konjungsi (kata hubung). Berikut ini dipaparkan hasil temuan dari keempat jenis kohesi gramatikal tersebut. A. Referensi Berdasarkan arah penunjukannya referensi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu (a) referensi anaforis dan (b) referensi kataforis. (a) Referensi Anaforis Peneliti menemukan jenis kohesi referensi anaforis dalam paragraf pada karangan deskripsi siswa. Contoh paragraf referensi anaforis dipaparkan pada paragaraf berikut. 21) (1A) Gunung Bonai terletak di Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan Bintang (Oksibil). (1B) Gunung tersebut masyarakat diyakini bahwa di balik gunung bonai tersebut mengisi pusat ekonomi dunia (K13). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 22) 23) (2A) Di perbatasan wilayah RI-PNG tepatnya di distrik Tarup, terdapat sebuah gunung yang bernama Tarup daerah yang berbukit-bukit, gunungnya yang terlalu tinggi. (2B) Di sana juga tanahnya cocok untuk menanam tanaman, seperti padi ladang dan ubi jalar (K6). (2A) Di dalam danau juga hidup seekor buaya putih yang sangat besar. (2B) Buaya ini juga disebut sebagai penjaga danau Sentani (K7). Dari hasil analisis pada data nomor (21) ditemukan kata tersebut. Penunjukan pada kata tersebut mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Pada kata tersebut pada paragraf di atas menunjuk pada gunung Bonai. Dari hasil analisis pada data nomor (22) ditemukan kata di sana. Penunjukan pada kata di sana mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Pada kata di sana pada paragraf di atas menunjuk pada di perbatasan wilayah RI-PNG tepatnya di distrik Tarup. Dari hasil analisis pada data nomor (23) ditemukan kata ini. Penunjukan pada kata ini mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Pada kata ini pada paragraf di atas menunjuk pada buaya putih. (b) Referensi Kataforis Peneliti menemukan jenis kohesi referensi kataforis dalam paragraf pada karangan deskripsi siswa. Contoh paragraf referensi kataforis dipaparkan pada paragaraf berikut. 24) 25) (3A) Gunung Cycloop memiliki alam yang sangat indah akan keadaan alam yang sangat mempesona. (3B) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi kabut di bagian puncaknya, dan terbentang antara kotaJayapura hingga kabupaten Jayapura merupakan bentang alam yang sudah pasti memiliki kawasan hutan yakni, hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan sekunder dan padang rumput (K2). (1A) Alam sangat bermanfaat dan merupakan kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. (1B) Alam adalah tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan (K6). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 26) (1A) Danau Sentani begitu indah dan elok dipandang. (1B) Di pesisir danau dihiasi oleh pohon-pohon sagu. (1B) Danau sentani terdapat berbagai macam hewan dan tumbuh-tumbuhan.(1B) Didalamnya terdapat rumputrumput laut dan berbagai jenis ikan, seperti gabus, lohan, dan lainnya (K7). Dari hasil analisis pada data nomor (24) ditemukan referensi kataforis berupa yakni. Penunjukan pada kata yakni mengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. Kata yakni menunjuk pada kawasan hutan. Dari hasil analisis pada data nomor (25) ditemukan referensi kataforis berupa adalah. Penunjukan pada kata adalah mengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. Kata adalah menunjuk pada berbagai jenis ikan. Dari hasil analisis pada data nomor (26) ditemukan referensi kataforis berupa seperti. Penunjukan pada kata seperti mengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. Kata seperti menunjuk pada berbagai jenis ikan. B. Substitusi Peneliti menemukan jenis kohesi substitusi dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh kohesi substitusi dipaparkan pada paragraf berikut. 27) 28) 29) (1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman ke distrik Okbibab. (1B) Kami berangkat dariOksibil naik taksi dan turun di kampung Bulangkop sekitar jam lima sore (K5). (2A) Masyarakat dari berbagai perkampungan berdatangan ke daerah itu untuk menetap disana. (2B) Merekabetul-betul melihat dan merasakan manfaat dan kenikmatan yang begitu memuaskan. (K6) Pegunungan Cycloop yang terletak di daerah Kemiri,Sentani. (1C) Untuk mengunjunginyahanya membutuhkan waktu 15 menit dari Bandar Udara Sentani untuk bisa sampai di gunung ini (K2). Dari hasil analisis pada data nomor (27) ditemukan penggantian berupa kami. Penggantian tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. Kata ganti persona pertama jamak pada kata kami menggantikan pada kalimat pertama yaitu saya dan teman-teman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 Dari hasil analisis pada data nomor (28) ditemukan penggantian berupa mereka. Penggantian tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. Kata ganti orang ketiga jamak pada kata mereka menggantikan pada kalimat pertama yaitu masyarkat. Dari hasil analisis pada data nomor (29) ditemukan penggantian berupa pegunungannya. Penggantian tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. Partikel –nya pada kata pengunungannya mengacu pada kata Pegunungan Cycloop pada kalimat pertama. C. Elipsis Peneliti menemukan jenis kohesi elipsis dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh kohesi elipsis dipaparkan pada paragraf berikut. 30) 31) 32) (2A) Jika Ø (anda) berkunjung ke danau Sentani bisa menunggangi minibus. (2B) Ketika kita dari arahkota Sentani, menempuh 20-30 menit dengan menggunakan sepeda motor atau mobil (K10). (2A) Bulan Desember saya liburan di Bali, di sana kami merayakan hari ulang tahun adik sepupu saya bersama kakak perempuan. (2B) Di sana kami tinggal di Denpasar Ø (dan) di hotel (K20). (3A) Iklim di daerah ini sering mengalami kepanasan setiap tahun, maka orang yang disekitar danau ini kebanyakan orang nelayan dan kebanyakan orang yang menetap danau sentani tidak terlalu mengalami kepanasan di malam hari….. (3B) Oleh karena itu, mari Ø (kita) menjaga dan melestarikan alam di sekitar kita, karena alam memang memberikan manfaat bagi kehidupan semua makhluk hidup (K21). Dari hasil analisis pada data nomor (30) ditemukan elipsis berupa Ø (anda).. Penghilangan tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. Selain itu penghilangan juga dilakukan untuk menghemat kata dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (31) ditemukan elipsis berupa Ø (dan). Selain itu penghilangan juga dilakukan untuk menghemat kata dalam kalimat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 Penghilangan tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. Selain itu penghilangan juga dilakukan untuk menghemat kata dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (32) ditemukan elipsis berupa Ø (kita). Penghilangan tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. Selain itu penghilangan juga dilakukan untuk menghemat kata dalam kalimat. D. Konjungsi Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi dalam paragraf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Konjungsi yang ditemukan yaitu (a) konjungsi koordinatif, (b) konjungsi subordinatif, dan (c) konjungsi antarkalimat. Peneliti tidak menemukan konjungsi korelatif. Berikut ini contoh paragraf yang mengandung ketiga konjungsi tersebut. (a) Konjungsi Koordinatif Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi koordinatif dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Konjungsi yang ditemukan, yaitu (1) konjungsi koordinatif penambahan dan (2) konjungsi koordinattif kontras atau pertentangan. Peneliti tidak menemukan kohesi koordinatif penanda hubungan pendampingan dan konjungsi koordinatif penanda hubungan pemilihan (1) Konjungsi Koodinatif Penambahan Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi koordinatif penambahan dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi koordinatif penambahan dipaparkan pada paragraf berikut. 33) (2A) Di puncak gunung Wa tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berupa pepohonan dengan berukuran pendek dan kecil-kecil. (2B) Tumbuhan lain berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan bermacam-macam bunga tumbuh dengan bersemarak di mana-mana (K1). Dari hasil analisis pada data nomor (33) ditemukan konjungsi aditif (penambahan) berupa dan. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna penambahan. Makna yang dihasilkan yaitu berbagai macam bunga yang tumbuh di gunung Wa. (2) Kohesi Konjungsi Kontras atau Pertentangan Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi koordinatif pertentangan dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi koordinatif pertentangan dipaparkan pada paragraf berikut. 34) (1A) Mambramo adalah sungai terpanjang dan yang terkenal oleh seluruh dunia. (1B) Sungai Mambramo mengalir dari alam pegunungan menuju ke pesisir pantai. (1C) Dalam mengalir sungai Mambramo tidak lurus tetapi berbelok-belok di sepanjang hutan (K8). Dari hasil analisis pada data nomor (34) ditemukan konjungsi kontras atau pertentangan berupa tetapi. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna pertentangan atau kontras. Makna yang dihasilkan yaitu sungai mambramo mengalir dengan berbelok-belok. (b) Konjungsi Subordinator Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Konjungsi yang ditemukan yaitu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 (1) konjungsi subordinatif waktu, (2) konjungsi subordinatif syarat, (3) konjungsi subordinatif konsesif, (4) konjungsi subordinatif pembandingan, (5) konjungsi subordinatif sebab, (6) konjungsi subordinatif hasil, (7) konjungsi subordinatif atribut. Peneliti tidak menemukan konjungsi subordinatif (a) konjungsi subordinatif pengandaian, (b) konjungsi subordinatif tujuan, (c) konjungsi subordinatif alat, (d) konjungsi subordinatif cara, (e) konjungsi subordinatif perbandingan. Berikut ini dipaparkan keenam kohesi konjungsi subordinatif tersebut. (1) Konjungsi subordinatif waktu Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif waktu dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi subordinatif waktu dipaparkan pada paragraf berikut. 35) 36) 37) (1A) Dari situ kami mulai jalan kaki sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik berbunyi disitu, kami lanjut sampai ditengah jalan hujan deras turun dan kitapun berteduh di bawah pohon besar. (1B) Setelah hujan reda, kami mulai berjalan lagi sampai tiba di Okbibab pada jam dua malam (K5). (1B) Pegunungan Cycloop yang terletak didaerah Kemiri, Sentani hanya membutuhkan waktu 15 menit dari bandar udara Sentani untuk bisa sampai di gunung ini. (1C) Gunungini bisa ditempuh dengan motor dan mobil dan berjarak 45 kilometer jika kita berada di pusat kota Jayapura (K2). (1E) Masyarakat Sentani setiap tahun adakan festival danau Sentani. (1F) Festival danau sentani berlangsung sejak 2008sampai sekarang dan diadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24 (K7). Dari hasil pada data nomor (35) ditemukan konjungsi subordinatif waktu berupa setelah. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna waktu yang sedang berlangsung. Makna yang dihasilkan yaitu melanjutkan perjalanan ke salah satu kecamatan yaitu distrik Okbibab. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 Dari hasil analisis pada data nomor (36) ditemukan konjungsi subordinatif waktu berupa sampai. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna waktu yang sedang berlangsung. Makna yang dihasilkan yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai di wisata gunung cycloop. Dari hasil analisis pada data nomor (37) ditemukan konjungsi subordinatif waktu berupa setiap. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna waktu yang sedang berlangsung. Makna yang dihasilkan yaitu pelaksanaan Festifal Danau Sentani dalam satu tahun. (2) Konjungsi subordinatif syarat Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif syarat dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi subordinatif syarat dipaparkan pada paragraf berikut. 38) (1A) Pegunungan Cycloop merupakan kawasan cagar alam. (1B) Pegunungan Cycloop yang terletak didaerah Kemiri, Sentani hanya membutuhkan waktu 15 menit dari bandar udara Sentani untuk bisa sampai di gunung ini. (1C) Ke gunung ini bisa ditempuh dengan motor dan mobil dan berjarak 45 kilometer jika kita berada di pusat kota Jayapura. (1D) Pegunungan Cycloop disebut dengan gunung Dafonsoro oleh masyarakat Sentani dan sekitarnya (K2). Dari hasil analisis pada data nomor (38) ditemukan konjungsi subordinatif syarat berupa jika. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna syarat. Makna yang dihasilkan yaitu ingin berwisata ke gunung cycloop biasanya ditempuh melalui motor dan mobil. Peneliti menemukan satu jenis kohesi konjungsi syarat dan semuanya sudah dipaparkan pada paragraf di atas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 (3) Konjungsi Subordinatif Konsesif Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif konsesif dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi subordinatif konsesif dipaparkan pada paragraf berikut. 39) (2A) Bebatuan yang terdapat digunung wa berupa batu krikil dengan ukuran kecil-kecil berwarna putih dan tajam-tajam. (2B) Di puncak gunung Wa ditumbuhi pepohonan dengan ukuran yang paling besar dan terdapat lumut, diatas lumut ditumbuhi bermacam-macam tumbuhan paku dengan ukuran yang besar dan kecil. (2C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang tumbuh di pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah. (2D) Disekitar puncak gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh dengan lebat sehingga dibilang daerah sekitar puncak gunung Wa sangat lebat walaupun tidak terlalu luas (K1). Dari hasil analisis pada data nomor (39) ditemukan konjungsi subordinatif konsesif berupa walaupun. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna konsesif. Makna yang dihasilkan yaitu keadaan disekitar di puncak wa. Peneliti menemukan satu jenis kohesi konjungsi syarat dan semuanya sudah dipaparkan pada paragraf di atas. (4) Konjungsi subordinatif pembandingan Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif pembandingan dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi subordinatif pembandingan dipaparkan pada paragraf sebagai berikut. 40) (1A) Gunung Apom terletak di Pegunungan Bintang. (1B) Pemandangannya sangat indah. (1C) Di tepi gunung terdapat tebing yang sangat tinggi dan sebelah kanan terdapat batu karang besar yang seolah-olahmenjaga bapa mama yang tinggal di belantara gunung Apom itu. (1D) Gunung Apom sedikit orang yang berburu kuskus pohon. (1E) Biasanya waktu berburu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 adalah waktu musim kemarau. (1F) Dipagi dan sore hari merasakan hembusan angin segar dari gunung Apom (K3). Dari hasil analisis pada data nomor (40) ditemukan konjungsi subordinatif pembandingan berupa seolah-olah. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna pembandingan. Makna yang dihasilkan yaitu keadaan disekitar di puncak Wa. Peneliti menemukan satu jenis kohesi konjungsi subordinatif pembandingan dan semuanya sudah dipaparkan pada paragraf di atas. (5) Konjungsi Subordinatif Sebab Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif sebab dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi subordinatif sebab dipaparkan pada paragraf berikut. 41) 42) (3A) Iklim di daerah ini sering mengalami kepanasan setiap tahun, maka orang yang disekitar danau ini kebanyakan orang nelayan dan kebanyakan orang yang menetap danau sentani tidak terlalu mengalami kepanasan di malam hari karena angin dari danau ini juga membantu menyegarkan badan mereka pada saat mereka bersantai atau beristrahat. (3B) Oleh karena itu mari menjaga dan melestarikan alam disekitar kita karena itu memang bermanfaat bagi kehidupan segala makhluk (K21). (1A) Gunung Aplim Apom atau disebut juga gunung Mandala. (1B) Gunung mandala biasa disebut juga gunung Sombong,karena pada saat cuaca cerah dilihat dari Oksibil dan sekitarnya melihat keatas gunung Mandala kelihatannya indah (K19). Dari hasil analisis pada data nomor (41) ditemukan konjungsi subordinatif sebab berupa Oleh karena. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna sebab. Makna yang dihasilkan yaitu pentingnya menjaga dan melestarikan alam sekitar kita. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 Dari hasil analisis pada data nomor (42) ditemukan konjungsi subordinatif sebab berupa karena. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna sebab. Makna yang dihasilkan yaitu menikmati keindahan alam pada saat cuaca cerah. (6) Konjungsi subordinatif hasil Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif hasil dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi subordinatif hasil dipaparkan pada paragraf berikut. 43) (3A) Tepat pada puncak gunung Wa terdapat sebuah telaga kecil dengan warna air tujuh macam warna air. (3B) Di puncak gunung Wa ditumbuhi pepohonan dengan ukuran yang paling besar dan terdapat lumut, diatas lumut ditumbuhi bermacam-macam tumbuhan paku dengan ukuran yang besar dan kecil. (3C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang tumbuh di pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah. (3B) Disekitar puncak gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh dengan lebat sehingga dibilang daerah sekitar puncak gunung Wa sangat lebat walaupun tidak terlalu luas (K1). Dari hasil analisis pada data nomor (43) ditemukan konjungsi subordinatif hasil berupa sehingga. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna hasil. Makna yang dihasilkan yaitu keadaan disekitar puncak gunung Wa. Peneliti menemukan dua jenis kohesi konjungsi subordinatif hasiltermasuk pada paragraf di atas. (7) Konjungsi subordinatif atribut Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif atribut dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi subordinatif atribut dipaparkan pada paragraf berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 44) (2A) Pegunungan Cycloop disebut dengan gunung Dafonsoro oleh masyarakat Sentani dan sekitarnya. (2B) Gunung Cycloop memiliki panorama alam yang sangat luar biasa indahnya. (2C) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara gunung Cycloop (K2). Dari hasil analisis pada data nomor (44) ditemukan konjungsi subordinatif atribut berupa yang. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna atribut. Makna yang dihasilkan yaitu keindahan gunung cycloop yang indah. Peneliti menemukan tiga jenis kohesi konjungsi subordinatif atribut termasuk paragraf di atas. (c) Konjungsi antarkalimat Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif antarkalimat dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi antarkalimat dipaparkan pada paragraf berikut. 45) 46) (3A) Iklim di daerah ini sering mengalami kepanasan setiap tahun, maka orang yang disekitar danau ini kebanyakan orang nelayan dan kebanyakan orang yang menetap danau sentani tidak terlalu mengalami kepanasan di malam hari karena angin dari danau ini juga membantu menyegarkan badan mereka pada saat mereka bersantai atau beristrahat. (3B) Oleh karena itumari menjaga dan melestarikan alam disekitar kita karena itu memang bermanfaat bagi kehidupan segala makhluk (K21). (1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman ke distrik Okbibab. (1B) Kami berangkat dari Oksibil naik taksi dan turun di kampung Bulangkop sekitar jam lima sore. (1C) Dari situ kami mulai jalan kaki sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik berbunyi disitu, kami lanjut sampai ditengah jalan hujan deras turun dan kitapun berteduh di bawah pohon besar, setelah itu kami mulai berjalan lagi sampai tiba di Okbibab jam dua malam. (1D) Pagi kami melanjutkan perjalanan ke kampung Borme dan sampai di kampung Borme bertemu dengan orang tua dan sanak saudara (Kr 5). Dari hasil analisis pada data nomor (45, 46) ditemukan konjungsi subordinatif hasil berupa oleh karena itu, setelah itu, dan oleh sebab itu. Ketiga konjungsi tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan hubungan antara kalimat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 yang satu dengan yang lain. Makna yang dihasilkan yaitu menjaga dan melestarikan lingkungan disekitar kita, melanjutkan perjalanan ke distrik Okbibab. 2) Kohesi Leksikal Peneliti menemukan enam jenis kohesi leksikal, yaitu (a) repetisi (pengulangan), (b) hiponim (hubungan bagian atau isi), (c) kolokasi (hubungan makna), (d) sinonim (persamaan arti), (e) antonim (perbedaan arti), dan (f) ekuivalensi (persamaan bentuk). Berikut ini dipaparkan keenam kohesi leksikal tersebut. A. Repetisi Peneliti menemukan jenis kohesi repetisi dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh kohesi repetisi dipaparkan pada paragraf berikut. 47) 48) (2B) Gunung Wa merupakan salah satu gunung yang tertinggi dan terletak di daerah Pegunungan Bintang, Papua yang tepatnya berada di Distrik Okaom. (2C) Gunung ini berada disebelah sungai Digul. (2D) Dibawah kakigunung ini terdapat dua desa yakni desa Mangabib dan desa Atelbon. (2E) Di daerah kaki gunung Waditumbuhi pepohonan yang bentuknya besar dan tinggi (K1). (1E) Gunung Cycloopmemiliki panorama alam yang sangat luar biasa indahnya. (1F) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara gunung Cycloop (K2). Dari hasil analisis pada data nomor (47) ada paragraf di atas ditemukan kohesi repetisi berupa Gunung yang diulang sebanyak tiga kali. Pengulangan tersebut bertujuan untuk memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Selain itu pengulangan juga bertujuan untuk menekankan pentingnya kata PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 tersebut, sehingga pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui pengulangan tersebut. Dari hasil analisis pada data nomor (48) ditemukan kohesi repetisi berupa cycloop yang diulang sebanyak tiga kali. Pengulangan tersebut bertujuan untuk memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Selain itu pengulangan juga bertujuan untuk menekankan pentingnya kata tersebut, sehingga pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui pengulangan tersebut. B. Hiponim Peneliti menemukan jenis kohesi hiponimi dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh konjungsi hiponimi dipaparkan pada paragraf berikut. 49) 50) (2A) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi kabut di bagian puncaknya, dan kawasan hutanterbentang darikota Jayapura hingga kabupaten Jayapura. (2B) Bentengan alam tersebut memiliki kawasan hutan, yakni hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan, sekunder dan padang rumput (K2). (1A) Danau sentani terdapat berbagai macam hewan dan tumbuhtumbuhan. (1B) Didalamnya terdapat rumput-rumput laut dan berbagai jenis ikan, seperti gabus, lohan, dan lainnya (K7). Dari hasil analisis pada data nomor (49) ditemukan kata kawasan hutan yang mempunyai hubungan isi dengan kata hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan, sekunder dan padang rumput. Kohesi hiponimi mempunyai relasi makna antara kawasan hutan yang merupakan makna generik dan hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan, sekunder dan padang rumput yang merupakan makna spesifik. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (50) ditemukan kata hewan dan tumbuhtumbuhan yang mempunyai relasi makna dengan kata rumput-rumput laut dan ikan gabus, lohan dan lainnya. Kohesi hiponimi mempunyai relasi makna antara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 hewan dan tumbuh-tumbuhan yang merupakan makna generik dan rumput-rumput laut dan ikan gabus, lohan dan lainnya yang merupakan makna spesifik. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. C. Kolokasi Peneliti menemukan jenis kohesi kolokasi dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh kohesi kolokasi dipaparkan pada paragraf berikut. 51) 52) (2B) Sore sudah tiba udara sangat sejuk dua anak berlari di pinggir sungai yang dimanjakan oleh pasir putih yang indah. (2C) Mataharipun sudah terbenam hanya suara kodok dan jangkrik yang bisa terdengar bagaikan simponi tanda bahwa hari sudah gelap (K8). (1B) Di pesisir danau dihiasi oleh pohon-pohon sagu. (1C) Danaunya yang berlumpur dan di dalamnya terdapat rumput-rumput, airnya yang tawar di dalamnya terdapat berbagai jenis ikan yang hidup, seperti ikan gabus, lohan, dan lain sebagainya (K16). Dari hasil analisis pada data nomor (51) ditemukan kata sore yang mempunyai relasi makna dengan kata mataharipun sudah terbenam hanya suara kodok dan jangkrik yang bisa terdengar. Kata sore mempunyai relasi makna dengan mataharipun sudah terbenam hanya suara kodok dan jangkrik yang bisa terdengar. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (52) ditemukan kata pohon-pohon yang mempunyai relasi makna dengan kata rumput-rumput. Kata pohon-pohon mempunyai relasi makna dengan rumput-rumput. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. D. Sinonim Peneliti menemukan jenis kohesi sinonim dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh kohesi sinonim dipaparkan pada paragraf berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 53) 54) (3C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang tumbuh di pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah. (3D) Disekitar puncak gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh dengan lebat sehingga dibilang daerah sekitar puncak gunung Wa sangat lebat walaupun tidak terlalu luas (K1). (1A) Danau Sentani begitu indahdan elok dipandang. (1B) Di pesisir danau dihiasi oleh pohon-pohon sagu (K7). Dari hasil analisis pada data nomor (53) ditemukan kata tumbuhan yang mempunyai persamaan dengan kata tumbuh. Kohesi tersebut mempunyai makna yang sama. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (54) ditemukan kata indah yang mempunyai persamaan dengan kataelok. Kohesi tersebut mempunyai makna yang sama. Hal tersebut bertujuan untuk menunjag kejelasan dalam kalimat. E. Antonim Peneliti menemukan jenis kohesi antonimi dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh antonimi dipaparkan pada paragraf berikut. 55) 56) 57) (2A) Di daerah kaki Gunung Waditumbuhi pepohonan yang bentuknya besar dan tinggi. (2B)Sebaliknya dipuncak Gunung initumbuh-tumbuhan yang tumbuh berupa pepohonan dengan berukuran pendek dan kecilkecil....(K1). (1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman ke distrik Okbibab. (1B) Kami berangkat dari Oksibil naiktaksi dan turun di kampung Bulangkop sekitar jam lima sore (K5). (2A)Di dinding dalam rumah lurusan dengan pintu masuk ada tulisan “selamat datang kau adalah milikku”.(2B) Disebelah kiri ada patung yang berdiri tegak menghadap ke pintu masuk dan di hiasi juga oleh tanah merahdantanah putih(K14). Dari hasil analisis pada data nomor (55) ditemukan kata di daerah kaki yang mempunyai perlawanan dengan kata di puncak. Kohesi tersebut mempunyai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 makna yang perlawanan. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (56) ditemukan kata naik yang mempunyai perlawanan dengan kata turun. Kohesi tersebut mempunyai makna yang perlawanan. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (57) ditemukan kata merah yang mempunyai perlawanan dengan kata putih. Kohesi tersebut mempunyai makna yang perlawanan. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. F. Ekuivalensi Peneliti menemukan jenis kohesi ekuivalensi dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh ekuivalensi dipaparkan pada paragraf berikut. 58) 59) (1A) Gunung Bonai terletak di Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan Bintang (Oksibil). (1B) Pegunungan ini memiliki keindahan alam yang sangat beragam (K13). (3B) Di puncak gunung Waditumbuhi pepohonan dengan ukuran yang paling besar dan terdapat lumut, diatas lumut ditumbuhi bermacam-macam tumbuhan. (3C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang tumbuh di pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah (K1). Dari hasil analisis pada data nomor (58) ditemukan kata gunung dan pegunungan. Kohesi tersebut mempunyai makna yang berhubungan karena berasal dari kata dasar yang sama. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (59) ditemukan kata tumbuh-tumbuhan dan tumbuhan . Kohesi tersebut mempunyai makna yang berhubungan karena berasal dari kata dasar yang sama. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 4.2.2 Ketepatan Pemakaian Penanda Kohesi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016 Ketepatan pemakaian penanda kohesi dalam paragraf berkenaan dengan kecermatan penulis dalam menyusun karangannya. Pada bagian ini peneliti menganalisis ketepatan pemakaian penanda kohesi yang meliputi kohesi gramatikal dan kohesi leksikal dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. 4.2.3.1 Kohesi Gramatikal Peneliti menemukan tiga jenis kohesi gramatikal, yaitu (a) referensi (penunujukan), (b) substitusi (penggantian), (c) konjungsi (kata hubung). Berikut ini dipaparkan ketiga jenis kohesi gramatikal tersebut. A. Referensi (Penunujukan) Berdasarkan arah penunujukannya referensi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu (a) referensi anaforis dan (b) referensi kataforis. Kedua penunjukan tersebut dapat dicermati pada paragraf sebagai berikut. (a) Referensi Anaforis Peneliti menemukan pemakaian kohesi referensi anaforis dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian kohesi referensi anaforis dipaparkan pada paragraf berikut. 60) (1A) Gunung Bonai terletak di Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan Bintang (Oksibil). Gunung ini memiliki keindahan alam yang sangat beragam. Gunung tersebut masyarakat diyakini bahwa di balik gunung bonai tersebut mengisi pusat ekonomi dunia. Tetapi sampai saat ini belum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 61) menemukan keyakinan masyarakat itu. Pegunungan bonai menjadi misteri bagi masyarakat Pegunungan Bintang sampai saat ini (K13). (2A) Di perbatasan wilayah RI-PNG tepatnya di distrik Tarup, terdapat sebuah gunung yang bernama Tarup daerah yang berbukit-bukit, gunungnya yang terlalu tinggi. (2B) Di sana juga tanahnya cocok untuk menanam tanaman, seperti padi ladang dan ubi jalar (K6). Dari hasil analisis pada data nomor (86) ditemukan kata tersebut. Penunjukan tersebut tepat karena kata tersebut mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Hal tersebut sesuai dengan teori Baryadi (2002:18) bahwa referensi anaforis ditandai oleh adanya konstituen yang menunjuk konstituen disebelah kiri. Kata tersebut pada paragraf di atas menunjuk pada Gunung Bonai pada kalimat pertama dan kedua. Dari hasil analisis pada data nomor (87) ditemukan kata di sana. Penunjukan di tersebut tepat karena kata tersebut mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Hal tersebut sesuai dengan teori Baryadi (2002:18) bahwa referensi anaforis ditandai oleh adanya konstituen yang menunjuk konstituen disebelah kiri. Kata di sana pada paragraf di atas menunjuk pada di perbatasan wilayah RI-PNG tepatnya di distrik Tarup, terdapat sebuah gunung yang bernama Tarup daerah yang berbukit-bukit, gunungnya yang terlalu tinggi pada kalimat pertama. (b) Referensi kataforis Peneliti menemukan pemakaian kohesi referensi kataforis dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian penanda kohesi referensi kataforis dipaparkan pada paragraf berikut. 62) (3A) Gunung Cycloop memiliki alam yang sangat indah akan keadaan alam yang sangat mempesona. (3B) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi kabut di bagian puncaknya, dan terbentang antara kotaJayapura hingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 63) 64) kabupaten Jayapura merupakan bentang alam yang sudah pasti memiliki kawasan hutan yakni, hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan sekunder dan padang rumput (K2). (1A) Alam sangat bermanfaat dan merupakan kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. (1B) Alam adalah tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan (K6). (1A) Danau Sentani begitu indah dan elok dipandang. (1B) Di pesisir danau dihiasi oleh pohon-pohon sagu. (1B) Danau sentani terdapat berbagai macam hewan dan tumbuh-tumbuhan.(1B) Didalamnya terdapat rumputrumput laut dan berbagai jenis ikan, seperti gabus, lohan, dan lainnya (K7). Dari hasil analisis pada data nomor (88) ditemukan kata yakni. Penunjukan tersebut tepat karena kata yakni mengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. Hal tersebut sesuai dengan teori Baryadi (2002:19) bahwa referensi kataforis ditandai oleh adanya konstituen yang menunjuk konstituen disebelah kanan. Kata yakni pada paragraf di atas menunjuk pada hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan sekunder dan padang rumput. Dari hasil analisis pada data nomor (89) ditemukan kata adalah. Penunjukan tersebut tepat karena kata adalah mengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. Hal tersebut sesuai dengan teori Baryadi (2002:19) bahwa referensi kataforis ditandai oleh adanya konstituen yang menunjuk konstituen disebelah kanan. Kata adalah pada paragraf di atas menunjuk pada tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan. Dari hasil analisis pada data nomor (90) ditemukan kata seperti. Penunjukan tersebut tepat karena kata seperti mengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. Hal tersebut sesuai dengan teori Baryadi (2002:19) bahwa referensi kataforis ditandai oleh adanya konstituen yang menunjuk konstituen disebelah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 kanan. Kata seperti pada paragraf di atas menunjuk padagabus, lohan, dan lainnya. B. Substitusi Peneliti menemukan pemakaian kohesi substitusi dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian kohesi susbtitusi dipaparkan pada paragraf berikut. 65) 66) (1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman ke distrik Okbibab.(1B) Kami berangkat dari Oksibil naik taksi dan turun di kampung Bulangkop sekitar jam lima sore. (K5) (1A) Pada waktu liburan kemarin saya dan sahabatku ke distrik Kiwirok.(1B) Sesampaidisana saya dan sahabatku bertemu dengan bapak, mama, dan keluarganya sahabatku. (1C) Empat hari kemudian sahabatku mengajak temannya kita bertiga jalan-jalan melihat pemandangan gunung Anem. (1D). Gunung Anem, adalah gunung yang paling tertinggi di kampung Kubipkop (K12). Dari hasil analisis pada data nomor (91) ditemukan penggantian berupa kami. Penggantian tersebut tepat, karena terdapat penggantian unsur bahasa. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Harimurti Kridalaksana (1978: 36-45) bahwa substitusi adalah kohesi gramatikal yang berupa penggantian konstituen tertentu dengan konstituen yang lain. Penggantian pada paragraf di atas yaitu penggantian terhadap unsur pronomina persona jamak. Kata ganti kami pada paragraf di atas menggantikan kata saya dan teman-teman. Penggantian tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda atau menjelaskan struktur tertentu. Dari hasil analisis pada data nomor (92) ditemukan penggantian berupa sahabatku dan kita. Penggantian tersebut tidak tepat. Harimurti Kridalaksana (1978: 36-45) menjelaskan bahwa substitusi adalah kohesi gramatikal yang berupa penggantian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 konstituen tertentu dengan konstituen yang lain untuk memperoleh unsur pembeda. Namun, penggantian pada paragraf di atas tidak konsisten. Penulis menggunakan tokoh saya sebagai tokoh utama dalam karangan tetapi unsur pengganti yang digunakan berupa –ku dan kita. Pembenaran untuk paragraf di atas dapat dicermati dalam paragraf di bawah ini. (92a) (1A) Pada waktu liburan kemarin saya dan sahabat saya berlibur ke distrik Kiwirok. (1B) Sesampaidisana saya dan sahabat saya bertemu dengan bapak, mama, dan keluarganya. (1C) Empat hari kemudian sahabat saya mengajak temannya kami bertiga jalan-jalan melihat pemandangan gunung Anem. (1D). Gunung Anem, adalah gunung yang paling tertinggi di kampung Kubipkop (K12). C. Konjungsi Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi dalam paragraf karangan deskripsi siswakelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Konjungsi yang ditemukan yaitu (a) konjungsi koordinatif, (b) konjungsi subordinatif, dan (c) konjungsi antarkalimat.Peneliti tidak menemukan konjungsi korelatif. Berikut ini contoh paragraf yang mengandung ketiga konjungsi tersebut. (a) Konjungsi Koordinatif Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi koordinatif dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016. Konjungsi yang ditemukan, yaitu (1) konjungsi koordinatif penambahan dan (2) konjungsi koordinattif kontras atau pertentangan. Peneliti tidak menemukan kohesi koordinatif penanda hubungan pendampingan dan konjungsi koordinatif penanda hubungan pemilihan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 (1) Konjungsi koodinatif penambahan Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi koordinatif penambahan dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016.Contoh jenis kohesi konjungsi koordinatifpenambahan dipaparkan pada paragraf berikut. 67) (2A) Di puncak gunung Wa tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berupa pepohonan dengan berukuran pendek dan kecil-kecil. (2B) Tumbuhan lain berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan bermacam-macam bunga tumbuh dengan bersemarak di mana-mana (K1). Dari hasil analisis pada data nomor (93) ditemukan koherensi aditif berupa dan. Koherensi tersebut tepat, karena mengandung makna penambahan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh F. D‟ Angelo, (1980:349) bahwa penambahan atau adisi ialah sarana untuk menghubungkan ide pada kalimat sebelumnya dengan kalimat berikutnya menggunakan penanda-penanda penambahan. Makna yang dihasilkan oleh adapun yaitu berbagai macam tumbuhan yang ditumbuh di puncak gunung Wa. (2) Kohesi konjungsi kontras atau pertentangan Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi koordinatif pertentangan dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi koordinatif pertentangan dipaparkan pada paragraf berikut. 68) (1A) Mambramo adalah sungai terpanjang dan yang terkenal oleh seluruh dunia.(1B) Sungai Mambramo mengalir dari alam pegunungan menuju ke pesisir pantai.(1C) Dalam mengalir sungai Mambramo tidak lurus tetapi berbelok-belok di sepanjang hutan (K8). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 Dari hasil analisis pada data nomor (94) ditemukan konjungsi kontras atau pertentangan berupa tetapi. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna pertentangan atau kontras. Makna yang dihasilkan yaitu sungai mambramo mengalir dengan berbelok-belok. (b) Konjungsi Subordinator Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Konjungsi yang ditemukan yaitu (1) konjungsi subordinatif waktu, (2) konjungsi subordinatif syarat, (3) konjungsi subordinatif konsesif, (4) konjungsi subordinatif pembandingan, (5) konjungsi subordinatif sebab, (6) konjungsi subordinatif hasil, (7) konjungsi subordinatif atribut. Peneliti tidak menemukan konjungsi subordinatif (a) konjungsi subordinatif pengandaian, (b) konjungsi subordinatif tujuan, (c) konjungsi subordinatif alat, (d) konjungsi subordinatif cara, (e) konjungsi subordinatif perbandingan. Berikut ini dipaparkan keenam kohesi konjungsi subordinatif tersebut. (1) Konjungsi subordinatif waktu Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif waktu dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi subordinatif waktu dipaparkan pada paragraf berikut. 69) (1A) Dari situ kami mulai jalan kaki sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik berbunyi disitu, kami lanjut sampai ditengah jalan hujan deras turun dan kitapun berteduh di bawah pohon besar. (1B) Setelah hujan reda, kami mulai berjalan lagi sampai tiba di Okbibab pada jam dua malam (K5). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 70) (1B) Pegunungan Cycloop yang terletak didaerah Kemiri, Sentani hanya membutuhkan waktu 15 menit dari bandar udara Sentani untuk bisa sampaidi gunung ini. (1C) Gunungini bisa ditempuh dengan motor dan mobil dan berjarak 45 kilometer jika kita berada di pusat kota Jayapura (K2). Dari hasil analisis pada data nomor (95) ditemukan konjungsi subordinatif waktu berupa setelah. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna waktu yang sedang berlangsung. Makna yang dihasilkan yaitu melanjutkan perjalanan ke salah satu kecamatan yaitu distrik Okbibab. Dari hasil analisis pada data nomor (96) ditemukan konjungsi subordinatif waktu berupa sampai. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna waktu yang sedang berlangsung. Makna yang dihasilkan yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai di wisata gunung cycloop. (2) Konjungsi subordinatif syarat Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif syarat dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi subordinatif syarat dipaparkan pada paragraf berikut. 71) (1A) Pegunungan Cycloop merupakan kawasan cagar alam. (1B) Pegunungan Cycloop yang terletak didaerah Kemiri, Sentani hanya membutuhkan waktu 15 menit dari bandar udara Sentani untuk bisa sampai di gunung ini. (1C) Ke gunung ini bisa ditempuh dengan motor dan mobil dan berjarak 45 kilometer jika kita berada di pusat kota Jayapura. (1D) Pegunungan Cycloop disebut dengan gunung Dafonsoro oleh masyarakat Sentani dan sekitarnya (K2). Dari hasil analisis pada data nomor (97) ditemukan konjungsi subordinatif syarat berupa jika. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna syarat. Makna yang dihasilkan yaitu ingin berwisata ke gunung cycloop biasanya ditempuh melalui PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 motor dan mobil. Peneliti menemukan satu jenis kohesi konjungsi syarat dan semuanya sudah dipaparkan pada paragraf di atas. (3) Konjungsi subordinatif konsesif Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif konsesif dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi subordinatif konsesif dipaparkan pada paragraf berikut. 72) (2A) Bebatuan yang terdapat digunung wa berupa batu krikil dengan ukuran kecil-kecil berwarna putih dan tajam-tajam. (2B) Di puncak gunung Wa ditumbuhi pepohonan dengan ukuran yang paling besar dan terdapat lumut, diatas lumut ditumbuhi bermacam-macam tumbuhan paku dengan ukuran yang besar dan kecil. (2C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang tumbuh di pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah. (2D) Disekitar puncak gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh dengan lebat sehingga dibilang daerah sekitar puncak gunung Wa sangat lebat walaupuntidak terlalu luas (K1). Dari hasil analisis pada data nomor (98) ditemukan konjungsi subordinatif konsesif berupa walaupun. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna konsesif. Makna yang dihasilkan yaitu keadaan disekitar di puncak Wa. Peneliti menemukan satu jenis kohesi konjungsi syarat dan semuanya sudah dipaparkan pada paragraf di atas. (4) Konjungsi subordinatif pembandingan Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif pembandingan dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi subordinatif pembandingan dipaparkan pada paragraf berikut. 73) (1A) Gunung Apom terletak di Pegunungan Bintang. (1B) Pemandangannya sangat indah. (1C) Di tepi gunung terdapat tebing yang sangat tinggi dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 sebelah kanan terdapat batu karang besar yang seolah-olahmenjaga bapa mama yang tinggal di belantara gunung Apom itu. (1D) Gunung Apom sedikit orang yang berburu kuskus pohon. (1E) Biasanya waktu berburu adalah waktu musim kemarau. (1F) Dipagi dan sore hari merasakan hembusan angin segar dari gunung Apom (K3). Dari hasil analisis pada data nomor (99) ditemukan konjungsi subordinatif pembandingan berupa seolah-olah. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna pembandingan. Makna yang dihasilkan yaitu keadaan disekitar di puncak Wa. Peneliti menemukan satu jenis kohesi konjungsi subordinatif pembandingan dan semuanya sudah dipaparkan pada paragraf di atas. (5) Konjungsi subordinatif sebab Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif sebab dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi subordinatif sebab dipaparkan pada paragraf berikut. 74) 75) (3A) Iklim di daerah ini sering mengalami kepanasan setiap tahun, maka orang yang disekitar danau ini kebanyakan orang nelayan dan kebanyakan orang yang menetap danau sentani tidak terlalu mengalami kepanasan di malam hari karena angin dari danau ini juga membantu menyegarkan badan mereka pada saat mereka bersantai atau beristrahat. (3B) Oleh karena itu mari menjaga dan melestarikan alam disekitar kita karena itu memang bermanfaat bagi kehidupan segala makhluk (K21). (1A) Gunung Aplim Apom atau disebut juga gunung Mandala. (1B) Gunung mandala biasa disebut juga gunung Sombong, karena pada saat cuaca cerah dilihat dari Oksibil dan sekitarnya melihat keatas gunung Mandala kelihatannya indah (K19). Dari hasil analisis pada data nomor (100) ditemukan konjungsi subordinatif sebab berupa Oleh karena. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna sebab. Makna yang dihasilkan yaitu pentingnya menjaga dan melestarikan alam sekitar kita. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 Dari hasil analisis pada data nomor (101) ditemukan konjungsi subordinatif sebab berupa karena. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna sebab. Makna yang dihasilkan yaitu cuaca baik disekitar ibu kota kabupaten pegunungan bintang terlihat indah. (6) Konjungsi subordinatif hasil Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif hasil dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi subordinatif hasil dipaparkan pada paragraf berikut. 76) (3A) Tepat pada puncak gunung Wa terdapat sebuah telaga kecil dengan warna air tujuh macam warna air. (3B) Di puncak gunung Wa ditumbuhi pepohonan dengan ukuran yang paling besar dan terdapat lumut, diatas lumut ditumbuhi bermacam-macam tumbuhan paku dengan ukuran yang besar dan kecil. (3C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang tumbuh di pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah. (3B) Disekitar puncak gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh dengan lebat sehingga dibilang daerah sekitar puncak gunung Wa sangat lebat walaupun tidak terlalu luas (K1). Dari hasil analisis pada data nomor (102) ditemukan konjungsi subordinatif hasil berupa sehingga. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna hasil. Makna yang dihasilkan yaitu keadaan disekitar puncak gunung Wa. (7) Konjungsi subordinatif atribut Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif atribut dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi subordinatif atribut dipaparkan pada paragraf berikut. 77) (2A) Pegunungan Cycloop disebut dengan gunung Dafonsoro oleh masyarakat Sentani dan sekitarnya. (2B) Gunung Cycloop memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 panorama alam yang sangat luar biasa indahnya. (2C) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara gunung Cycloop (K2). Dari hasil analisis pada data nomor (103) ditemukan konjungsi subordinatif atribut berupa yang. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna atribut. Makna yang dihasilkan yaitu keindahan gunung cycloop yang indah. (c) Konjungsi antarkalimat Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif antarkalimat dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi antarkalimat dipaparkan pada paragraf berikut. 78) 79) (3A) Iklim di daerah ini sering mengalami kepanasan setiap tahun, maka orang yang disekitar danau ini kebanyakan orang nelayan dan kebanyakan orang yang menetap danau sentani tidak terlalu mengalami kepanasan di malam hari karena angin dari danau ini juga membantu menyegarkan badan mereka pada saat mereka bersantai atau beristrahat. (3B) Oleh karena itumari menjaga dan melestarikan alam disekitar kita karena itu memang bermanfaat bagi kehidupan segala makhluk (K21). (1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman ke distrik Okbibab. (1B) Kami berangkat dari Oksibil naik taksi dan turun di kampung Bulangkop sekitar jam lima sore. (1C) Dari situ kami mulai jalan kaki sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik berbunyi disitu, kami lanjut sampai ditengah jalan hujan deras turun dan kitapun berteduh di bawah pohon besar, setelah itu kami mulai berjalan lagi sampai tiba di Okbibab jam dua malam. (1D) Pagi kami melanjutkan perjalanan ke kampung Borme dan sampai di kampung Borme bertemu dengan orang tua dan sanak saudara. Dari hasil analisis pada data nomor (104, dan 105) ditemukan konjungsi subordinatif hasil berupa oleh karena itu, setelah itu, dan oleh sebab itu. Ketiga konjungsi tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan hubungan antara kalimat yang satu dengan yang lain. Makna yang dihasilkan yaitu menjaga dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 melestarikan lingkungan disekitar kita, melanjutkan perjalanan ke Dsitrik Okbibab. 4.2.3.2 Kohesi Leksikal Peneliti menemukan lima jenis pemakaian penanda kohesi leksikal yaitu (a) repetisi (pengulangan), (b) hiponimi (hubungan bagian atau isi), (c) sinonimi (persamaan), (d) antonimi (perbedaan), dan (e) ekuivalensi. Berikut ini dipaparkan kelima jenis pemakaian penanda kohesi leksikal tersebut. A. Repetisi Peneliti menemukan pemakaian kohesi repetisi dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian kohesi repetisi dipaparkan pada paragraf berikut. 80) 81) 82) (1E)GunungCycloopmemiliki panorama alam yang sangat luar biasa indahnya. (1F) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara gunung Cycloop (K2). (1B) Kami berangkat dari Oksibil naik taksi dan turun di kampung Bulangkop sekitar jam lima sore. (1C) Dari situ kami mulai jalan kaki sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik berbunyi disitu, kami lanjut sampai ditengah jalan hujan deras turun dan kitapun berteduh di bawah pohon besar(K5). (1A) Alam sangat bermanfaat dan merupakan kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. (1B) Alam adalah tempat di mana Sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan(K6). Dari hasil analisis parapada data nomor (106) ditemukan kata gunung cycloop yang diulang sebanyak satu kali. Pengulangan tersebut tepat karena penulis bermaksud memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Selain itu pengulangan juga bermaksud untuk menekankan pentingnya kata PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 tersebut sehingga pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui pengulangan kata tersebut. Dari hasil analisis pada data nomor (107) ditemukan kata kami yang diulang sebanyak tiga kali. Pengulangan tersebut tidak tepat karena menimbulkan pemborosan kata dan menyebabkan kalimat tidak efektif. Kohesi repetisi menurut Baryadi (2002:25) yaitu kohesi leksikal yang berupa pengulangan konstituen yang telah disebut. Para siswa menggunakan repetisi karena bermaksud memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Namun pengulangan dilakukan terlalu berlebihan sehingga membuat kalimat tidak menjadi efektif. Penulis seharusnya menggunakan elipsis supaya dapat memperoleh unsur pembeda sehingga tidak terkesan terjadi pemborosan kata. Pembenaran paragraf yaitu. (107a) (1B) saya dan teman-temanberangkat dari Oksibil naik taksi dan turun di kampung Bulangkop sekitar jam lima sore. (1C) Dari situ kami mulai jalan kaki sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik berbunyi di situ, lanjut sampai ditengah jalan hujan deras turun dan kitapun berteduh di bawah pohon besar(K5). Dari hasil analisis pada data nomor (108) ditemukan kata alam yang diulang sebanyak satu kali. Pengulangan tersebut tepat karena penulis bermaksud memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Selain itu pengulangan juga bermaksud untuk menekankan pentingnya kata tersebut sehingga pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui pengulangan kata tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 B. Hiponimi Peneliti menemukan pemakaian kohesi hiponimi dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian kohesi hiponimi dipaparkan pada paragraf berikut. 83) 84) (2A) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi kabut di bagian puncaknya, dan kawasan hutanterbentang darikota Jayapura hingga kabupaten Jayapura. (2B) Bentengan alam tersebut memiliki kawasan hutan, yakni hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan, sekunder dan padang rumput (K2). (1A) Danau sentani terdapat berbagai macam hewan dan tumbuhtumbuhan. (1B) Didalamnya terdapat rumput laut dan berbagai jenis ikan, seperti gabus, lohan, dan lainnya (K7). Dari hasil analisis pada data nomor (109) ditemukan katakawasan hutan yang mempunyai relasi makna dengan hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan, sekunder dan padang rumput. Kohesi hiponimi tersebut tepat karena, mempunyai relasi makna antara kawasan hutan yang merupakan makna generik dan hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan, sekunder dan padang rumputyang merupakan makna spesifik. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sumadi, (1998:54) bahwa hiponimi merupakan hubungan antara unsur bahasa yang bermakna generik dan unsur bahasa yang bermakna spesifik. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (110) ditemukan kata hewan dan tumbuhtumbuhan yang mempunyai relasi makna dengan ikan, seperti gabus, lohan, dan lainnya. Kohesi hiponimi tersebut tepat karena, mempunyai relasi makna antara hewan dan tumbuh-tumbuhan yang merupakan makna generik dan rumput laut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 dan berbagai jenis ikan, seperti gabus, lohan, dan lainnya yang merupakan makna spesifik. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sumadi, (1998:54) bahwa hiponimi merupakan hubungan antara unsur bahasa yang bermakna generik dan unsur bahasa yang bermakna spesifik. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. C. Sinonimi Peneliti menemukan pemakaian kohesi sinonimi dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian kohesi sinonimi dipaparkan pada paragraf berikut. 85) 86) (1A) Sungai Mambramo mengalir dari alam pegunungan menuju ke pesisir pantai.(1B) Dalam mengalir sungai Mambramo tidak lurus tetapi berbelokbelok di sepanjang hutan (K8). (1C) Jika anda berkunjung ke danau Sentani bisa menunggangi minibus. (1D) Ketika kita dari arahkota Sentani, menempuh 20-30 menit dengan menggunakan sepeda motor atau mobil. (1E) Itulah sedikit tips yang saya berikan tetapi saran saya lebih baik anda berkunjung ke Papua jangan hanya berkunjung ke satu lokasi saja tetapi banyak tempat yang indah (K10). Dari hasil analisis pada data nomor (111) ditemukan kata tidak lurus yang mempunyai persamaan makna dengan berbelok-belok. Kohesi sinonimi tersebut tepat karena, kedua kata tersebut mempunyai persamaan makna yang sama. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Baryadi, (2002: 27) bahwa sinonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang mirip antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 Dari hasil analisis pada data nomor (112) ditemukan kata tips yang mempunyai persamaan makna dengan saran. Kohesi sinonimi tersebut tepat karena, kedua kata tersebut mempunyai persamaan makna yang sama. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Baryadi, (2002:27) bahwa sinonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang mirip antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Peneliti hanya menemukan 2 data pemakaian kohesi sinonimi, semua data sudah dipaparkan pada paragraf di atas. D. Antonimi Peneliti menemukan pemakaian kohesi antonimi dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian kohesi antonimi dipaparkan pada paragraf berikut. 87) 88) 89) (1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman ke distrik Okbibab.(1B) Kami berangkat dari Oksibil naiktaksi dan turun di kampung Bulangkop sekitar jam lima sore (K5). (2A)Di dinding dalam rumah lurusan dengan pintu masuk ada tulisan “selamat datang kau adalah milikku”.(2B) Disebelah kiri ada patung yang berdiri tegak menghadap ke pintu masuk dan di hiasi juga oleh tanah merahdantanah putih(K14). (2A) Ketika melihatnya gunung bagus awan biru naik dan matahari terang.(2B) Pada saat cuaca buruk kelihatan gunung Mandala akangelap dan pada waktu juga mulai Guntur, kilat dan awan mulai menutup dan hujan turun (K19). Dari hasil analisis pada data nomor (113) ditemukan kata naik yang mempunyai perlawanan makna dengan turun. Kohesi sinonimi tersebut tepat karena, kedua kata tersebut mempunyai perlawanan makna yang berbeda. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Abdul Chaer, (2009:228) bahwa antonimi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 adalah kohesi leksikal yang bermakna berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (114) ditemukan katamerahyang mempunyai perlawanan makna dengan putih. Kohesi sinonimi tersebut tepat karena, kedua kata tersebut mempunyai perlawanan makna yang berbeda. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Abdul Chaer, (2009:228) bahwa antonimi adalah kohesi leksikal yang bermakna berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (115) ditemukan kata terang yang mempunyai perlawanan makna dengan gelap. Kohesi sinonimi tersebut tepat karena, kedua kata tersebut mempunyai perlawanan makna yang berbeda. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Abdul Chaer, (2009:228) bahwa antonimi adalah kohesi leksikal yang bermakna berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. E. Ekuivalensi Peneliti menemukan pemakaian kohesi ekuivalensi dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian kohesi ekuivalensi dipaparkan pada paragraf berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 90) 91) 92) Gunung Bonai terletak di Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan Bintang (Oksibil). (1B) Pegunungan ini memiliki keindahan alam yang sangat beragam (K13). (3B) Di puncak gunung Wa ditumbuhi pepohonan dengan ukuran yang paling besar dan terdapat lumut, diatas lumut ditumbuhi bermacam-macam tumbuhan. (3C) Tumbuhanlain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang tumbuh di pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah (K1). (1A) Gunung Wanbon adalah gunung tertinggi di bagian selatan Pegunungan Bintang (K11). Dari hasil analisis pada data nomor (116) ditemukan kata gunung yang mempunyai ekuivalensi dengan kata pegunungan. Kohesi ekuivalensi tersebut tepat karena, kedua kata tersebut bersifat sepadan atau sebanding. Hal tersebut sesuai dengan teori dalam KBBI, (2008:132) bahwa ekuivalensi merupakan suatu keadaan sebanding (senilai, seharga, sederajat, sama arti, sama banyak), atau merupakan suatu keadaan sepadan adalah kohesi leksikal yang bermakna berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan kalimat tersebut lebih variatif. Dari hasil analisis pada data nomor (117) ditemukan kata tumbuh yang mempunyai ekuivalensi dengan kata tumbuhan. Kohesi ekuivalensi tersebut tepat karena, kedua kata tersebut bersifat sepadan atau sebanding. Hal tersebut sesuai dengan teori dalam KBBI, (2008:132) bahwa ekuivalensi merupakan suatu keadaan sebanding (senilai, seharga, sederajat, sama arti, sama banyak), atau merupakan suatu keadaan sepadan. adalah kohesi leksikal yang bermakna berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan kalimat tersebut lebih variatif. Dari hasil analisis pada data nomor (118) ditemukan kata gunung yang mempunyai ekuivalensi dengan kata pegunungan. Kohesi ekuivalensi tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 tepat karena, kedua kata tersebut bersifat sepadan atau sebanding. Hal tersebut sesuai dengan teori dalam KBBI, (2008:132) bahwa ekuivalensi merupakan suatu keadaan sebanding (senilai, seharga, sederajat, sama arti, sama banyak), atau merupakan suatu keadaan sepadan. adalah kohesi leksikal yang bermakna berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan kalimat tersebut lebih variatif. Peneliti hanya menemukan 3 data pemakaian kohesi ekuivalensi, semua data sudah dipaparkan pada paragraf di atas. 4.2.3 Jenis Koherensi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016 Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan paragraf yang mengandung koherensi. Peneliti menemukan dua belasjenis koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Kedua belas koherensi yang ditemukan, yaitu (a) koherensi adisi, (b) koherensi repetisi, (c) koherensi pronomina, (d) koherensi sinonim, (e) koherensi keseluruhan-bagian, (f) koherensi kelas-anggota, (g) koherensi hasil, (h) koherensi contoh, (i) koherensi kontras, (j) koherensi komparasi, (k) koherensi (l) koherensi waktu, dan (m) koherensi tempat. Berikut ini dipaparkan kelima belas jenis koherensi tersebut. A. Aditif Peneliti menemukan jenis koherensi adisi dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi adisi dipaparkan pada paragraf berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 93) 94) (1B) Alam adalah tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan.(1C)Adapun alam yang indah kaya yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, terdapat di kabupaten pegunungan bintang (K6). (2B) Di sebelah gunung Lim terdapat air terjun yang masyarakat setempat menyakini bahwa air terjun tersebut membawa kesuburan dalam tanaman dan ternak. (2C) Selain itu terdapat pula pohon pandang yang berbaris susun rapi (K9). Dari hasil analisis pada data nomor (60) ditemukan koherensi aditif berupa selain. Konjungsi tersebut mengandung makna antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Makna yang dihasilkan oleh konjungsi adapun yaitu alam yang indah kaya yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, terdapat di kabupaten pegunungan bintang. Dari hasil analisis pada data nomor (61) ditemukan koherensi aditif berupa adapaun. Konjungsi tersebut mengandung makna antarakalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Makna yang dihasilkan oleh konjungsi selain yaitu terdapat pula pohon pandang yang berbaris susun rapi. B. Repetisi Peneliti menemukan jenis koherensi repetisi dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi repetisi dipaparkan pada paragraf berikut. 95) 96) (1B) Gunung Apom terletak di Pegunungan Bintang. Pemandangannya sangat indah. (1C) Tepi gunungini terdapat tebing yang sangat tinggi dan sebelah kanan terdapat batu karang besar yang seolah-olah menjaga bapa mama yang tinggal di belantara gunung Apom itu (K3). (1A) Alam sangat bermanfaat dan merupakan kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. (1B) Alam adalah tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan (K6). Dari hasil analisis pada data nomor (62) ditemukan kohesi repetisi berupa gunung apom yang diulang sebanyak dua kali. Pengulangan tersebut bertujuan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Selain itu pengulangan juga bertujuan untuk menekankan pentingnya kata tersebut, sehingga pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui pengulangan tersebut. Dari hasil analisis pada data nomor (63) ditemukan kohesi repetisi berupa alam yang diulang sebanyak dua kali. Pengulangan tersebut bertujuan untuk memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Selain itu pengulangan juga bertujuan untuk menekankan pentingnya kata tersebut, sehingga pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui pengulangan tersebut. C. Pronomina Peneliti menemukan jenis koherensi pronomina dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi pronomina dipaparkan pada paragraf berikut. 97) 98) 99) (1A) Gunung Wa merupakan salah satu gunung tertinggi dan terletak di daerah Pegunungan Bintang, Papua yang tepatnya berada di Distrik Okaom. (1B) Gunung ini berada di sebelah Sungai Digul, di bawah kaki gunung ini terdapat dua desa yakni Desa Mangabib dan Desa Atelbon (K1). (2B) Gunung Cycloop memiliki alam yang sangat indah akan keadaan alam yang sangat mempesona. (2C) Gunung ini tampak selalu ditutupi kabut di bagian puncaknya(K2). (2A) Di sana juga tanahnya cocok untuk menanam tanaman, seperti padi ladang dan ubi jalar.(2B) Olehkarena itumasyarakat dari berbagai perkampungan berdatangan ke daerah itu untuk menetap disana.(2C) Mereka betul-betul melihat dan merasakan manfaat dan kenikmatan yang begitu memuaskan (K6). Dari hasil analisis pada data nomor (64) ditemukan koherensi pronomina berupa ini. Penggantian tersebut bertujuan untuk memelihara kepaduan kalimat. Selain itu penggantian juga bertujuan untuk adanya variasi dalam tulisan yang tetap menunjukan keterkaitan antara satu sama yang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 Dari hasil analisis pada data nomor (65) ditemukan koherensi pronomina berupa nya. Penggantian tersebut bertujuan untuk memelihara kepaduan kalimat. Selain itu penggantian juga bertujuan untuk adanya variasi dalam tulisan yang tetap menunjukan keterkaitan antara satu sama yang lain. Dari hasil analisis pada data nomor (66) ditemukan koherensi pronomina berupa mereka. Penggantian tersebut bertujuan untuk memelihara kepaduan kalimat. Selain itu penggantian juga bertujuan untuk adanya variasi dalam tulisan yang tetap menunjukan keterkaitan antara satu sama yang lain. D. Sinonim Peneliti menemukan jenis koherensi sinonim dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi sinonim dipaparkan pada paragraf berikut. 100) (3C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang tumbuh di pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah. (3D) Disekitar puncak gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh dengan lebat sehingga dibilang daerah sekitar puncak gunung Wa sangat lebat walaupun tidak terlalu luas (K1). 101) (1A) Danau sentani adalah contoh suatu ekosistem untuk berbagai habitat yang hidup dan berkembang biak. (1B) Danau adalah tempat tinggal terbaik untuk hewan seperti ikan, kodok, dan lain-lain (K21). Dari hasil analisis papada data nomor (67) ditemukan kata tumbuhan yang mempunyai persamaan dengan kata pepohonan. Kohesi tersebut mempunyai makna yang sama. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (68) ditemukan kata ekosistem yang mempunyai persamaan dengan katatempat tinggal. Kohesi tersebut mempunyai makna yang sama. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 E. Keseluruhan-bagian Peneliti menemukan jenis koherensi keseluruhan bagian dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi keseluruhan bagian dipaparkan pada paragraf berikut. 102) (2A) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi kabut di bagian puncaknya, danbentengan alam yangterbentang darikota Jayapura hingga kabupaten Jayapura. (2B) Bentengan alam tersebut memiliki kawasan hutan, yakni hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan sekunder dan padang rumput (K2). 103) (1C) Jika anda ingin berkunjung ke danau Sentani, bisa menggunakan kendaraan peribadi atau angkutan umum. (1D) Ketika kita dari arahkota Sentani, menempuh 20-30 menit dengan menggunakan sepeda motor atau mobil (K10). Dari hasil analisis pada data nomor (69) ditemukan kata bentengan alam yang merupakan frasa yang menyatakan hubungan keseluruhan sedangkan frasa hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan, sekunder dan padang rumput adalah bagian kecil dari bentengan alam. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (70) ditemukan kata kendaraan yang merupakan frasa yang menyatakan hubungan keseluruhan sedangkan frasa motor atau mobil adalah bagian kecil dari bentengan alam. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. F. Komparasi Peneliti menemukan jenis koherensi komparasi dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi komparasi dipaparkan pada paragraf berikut. 104) (2A) Di daerah kaki gunung Wa ditumbuhi pepohonan yang bentuknya besar dan tinggi, sebaliknya di puncak gunung Wa tumbuh-tumbuhan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 tumbuh berupa pepohonan dengan berukuran pendek dan kecil-kecil. (2B) Sedangkan tumbuhan lain berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan bermacam-macam bunga tumbuh dengan bersemarak di mana-mana (K1). Dari hasil analisis pada data nomor (71) ditemukan koherensi komparasi berupa sedangkan. Koherensi tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan hubungan perbandingan secara eksplisit. Makna yang dihasilkan yaitu tumbuhan lain berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan bermacam-macam bunga tumbuh dengan bersemarak di mana-mana. G. Kontras Peneliti menemukan jenis koherensi kontras dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi kontras dipaparkan pada paragraf berikut. 105) (2A) Di daerah kaki gunung Wa ditumbuhi pepohonan yang bentuknya besar dan tinggi. (2B) Sebaliknya di puncak gunung Wa tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berupa pepohonan dengan berukuran pendek dan kecil-kecil sedangkan tumbuhan lain berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan bermacam-macam bunga tumbuh dengan bersemarak di mana-mana (K1). 106) (1D) Orang-orang besar dinamakan pulau Papua atau bumi Cendrawasih karena keindahan alam dan kekayaan alam sangat banyak. (1E) Tidak hanya keindahan alam tetapipulau Papua jugamemiliki kekayaan alam yang kaya raya seperti emas, perak, timah, buah-buahan, kacang-kacangan dan lain-lain (K17). Dari hasil analisis pada data nomor (72) ditemukan koherensi komparasi berupa tetapi. Koherensi tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan hubungan perbandingan secara signifikan. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (73) ditemukan koherensi komparasi berupa tetapi. Koherensi tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan hubungan perbandingan secara eksplisit. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 H. Hasil Peneliti menemukan jenis koherensi hasil dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi hasil dipaparkan pada paragraf berikut. 107) (2E) Mataharipun sudah terbenam hanya suara kodok dan jangkrik yang bisa terdengar bagaikan simponi tandanya bahwa hari sudah gelap. (2F) Keesokan harinya pasti mereka berburu dan mancing. (2G) Seperti itulahkisah hidup yang menjalani keluarga tersebut dari hari kehari bahkan sampai saat ini (K8). 108) (3A) Jika anda berkunjung ke danau Sentani bisa menunggangi minibus.(3B)Ketika kita dari arahkota Sentani, menempuh 20-30 menit dengan menggunakan sepeda motor atau mobil. (3C)Itulah sedikit tips yang saya berikan tetapi saran saya lebih baik anda berkunjung ke Papua jangan hanya berkunjung ke satu lokasi saja tetapi banyak tempat yang indah (K10). Dari hasil analisis pada data nomor (74) ditemukan koherensi hasil berupa seperti itulah. Koherensi tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan hasil atau kesimpulan. Hal tersebut digunakan untuk menunjukan kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (75) ditemukan koherensi hasil berupa itulah. Koherensi tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan hasil atau kesimpulan. Hal tersebut digunakan untuk menunjukan kejelasan dalam kalimat. I. Contoh Peneliti menemukan jenis koherensi contoh dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi contoh dipaparkan pada paragraf berikut. 109) (2C) Sore sudah tiba udara sangat sejuk dua anak berlari di pinggir sungai yang dimanjakan oleh pasir putih yang indah. (2D) Mataharipun sudah terbenam hanya suara kodok dan jangkrik yang bisa terdengar bagaikan simponi tandanya bahwa hari sudah gelap (K8). 110) (1A)Danau Sentani begitu elok dipandang.(1B) Di pesisir danau dihiasi oleh pohon-pohon sagu.(1C) Danaunya yang berlumpur dan di dalamnya terdapat rumput-rumput, airnya yang tawar di dalamnya terdapat berbagai jenis ikan yang hidup, sepertiikan gabus, lohan, dan lain sebagainya (K16). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 Dari hasil analisis pada data nomor (76) ditemukan koherensi contoh berupa bagaikan. Koherensi tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan contoh. Hal tersebut digunakan untuk menunjukan kejelasan dalam kalimat dan koherensi contoh juga bertujuan untuk pembaca mudah memahami dan terlihat adanya hubungan nyata. Dari hasil analisis pada data nomor (77) ditemukan koherensi contoh berupa seperti. Koherensi tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan contoh. Hal tersebut digunakan untuk menunjukan kejelasan dalam kalimat dan koherensi contoh juga bertujuan untuk pembaca mudah memahami dan terlihat adanya hubungan nyata. J. Kelas-anggota Peneliti menemukan jenis koherensi kelas-anggota dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi kelas-anggota dipaparkan pada paragraf berikut. 111) (1A) Ingin masuk kedalamrumah adat naik melalui tangga-tangga yang berwarna hitam dan sedikit coklat. (1B) Dalam rumah adatini terdapat tungku api, dinding yang dihiasi dengan arang yang berwarna hitam dan tebal yang tidak menimbulkan bau sedap (K14). 112) (2E) Keindahan alam yang dimilikinya akan memanjakan seketika kita sampai di puncak gunung Anem. (2F) Gunung Anem banyak terdapat tumbuh-tumbuhanyang tumbuh seperti rumput kuda, anggrek, dan lainlain(K22). Dari hasil analisis pada data nomor (78) ditemukan koherensi kelas-anggota berupa tungku api, dinding yang dihiasi dengan arang yang berwarna hitam dan tebal yang merupakan bagian spesifik dari rumah adat. Koherensi bertujuan untuk memelihara kepaduan kalimat. tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 Dari hasil analisis pada data nomor (79) ditemukan koherensi kelas-anggota berupa rumput kuda, anggrek, dan lain-lain yang merupakan bagian spesifik dari tumbuh-tumbuhan. Koherensi tersebut bertujuan untuk memelihara kepaduan kalimat. K. Waktu Peneliti menemukan jenis koherensi waktu dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi waktu dipaparkan pada paragraf berikut. 113) (3A) MasyarakatSentani setiap tahunnya diadakan Festival Danau Sentani. (3B) Festival tersebut telah berlangsung sejak tahun 2008 sampai sekarangdan diadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24 (K7). 114) (2A) Danau Sentani setiap tahunnya diadakan yang namanya festival danau Sentani yang mulai berlangsung dari 2008 sampai sekarang. (2B) Sampai sekarang festival yang biasa diadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24 (K16). 115) (2A) Ketikamelihatnya gunung bagus awan biru naik dan matahari terang. (2B)Pada saat cuaca buruk kelihatan gunung Mandala akan gelap dan pada waktu juga mulai angin, kilat guntur dan awan mulai menutup dan hujan turun (K19). Dari hasil analisis pada data nomor (80) ditemukan koherensi waktu atau temporal berupa sampai sekarang. Konjungsi tersebut mengandung makna waktu yang berkesinambungan . Makna yang dihasilkan oleh konjungsi sampai sekarang yaitu Festival tersebut telah berlangsung sejak tahun 2008,dan diadakan setiap bulan Juni tanggal. Dari hasil analisis pada data nomor (81) ditemukan koherensi waktu atau temporal berupa sampai. Konjungsi tersebut mengandung makna waktu yang berkesinambungan. Makna yang dihasilkan oleh konjungsi sampai yaitu sekarang festival yang biasa diadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 Dari hasil analisis pada data nomor (82) ditemukan koherensi waktu atau temporal berupa ketika. Konjungsi tersebut mengandung makna waktu yang berkesinambungan. Makna yang dihasilkan oleh konjungsi ketika yaitu melihatnya gunung bagus awan biru naik dan matahari terang. L. Tempat Peneliti menemukan jenis koherensi tempat dalam paragraf karangan deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi tempat dipaparkan pada paragraf berikut. 116) (1A)Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman ke distrik Okbibab. (1B)Kami berangkat dari Oksibil naik taksi dan turun di kampung Bulangkop sekitar jam lima sore. (1C) Dari situ kami mulai jalan kaki sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik berbunyi di situ, kami lanjut sampai ditengah jalan hujan deras turun dan kitapun berteduh di bawah pohon besar (K5). 117) (2A) Jika anda berkunjung ke danau Sentani bisa menunggangi minibus dan di danau Sentani juga dimanjakan dengan keindahan alam dan di sana juga terdapat oleh-oleh khas Sentani (K10). 118) (1A) Gunung wanbon adalah gunung yang tertinggi di bagian selatan pegunungan bintang. (1B) Karena gunung yang paling tertinggi jadi kalau kita lihat dari ataslembah dan daratan yang paling rendah dan indah dan juga cuacanya bagus (K11). Dari hasil analisis pada data nomor (83) ditemukan koherensi tempat berupa di situ. Konjungsi tersebut mengandung adanya makna yang menyatakan hubungan tempat secara eksplisit. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (84) ditemukan koherensi tempat berupa di sana. Konjungsi tersebut mengandung adanya makna yang menyatakan hubungan tempat secara eksplisit. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 Dari hasil analisis pada data nomor (85) ditemukan koherensi tempat berupa dari atas. Konjungsi tersebut mengandung adanya makna yang menyatakan hubungan tempat secara eksplisit. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. 4.2.4 Ketepatan Pemakaian Penanda Koherensi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016 Ketepatan pemakaian penanda koherensi dalam paragraf berkenaan dengan kecermatan penulis dalam menyusun karangannya. Pada bagian ini peneliti menganalisis ketepatan dan kesesuaikan pemakaian penanda koherensi dalam Karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Peneliti menemukan 12 pemakaian jenis koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016 yaitu (a) koherensi aditif, (b) koherensirepetisi, (c) koherensi pronomina, (d) koherensi sinonimi, (e) koherensi keseluruhan bagian, (f) koherensi hasil, (g) koherensi contoh, (h) koherensi kontras, (i) koherensi waktu, (j) koherensi tempat. A. Koherensi aditif Peneliti menemukan pemakaian koherensi aditif dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi aditif dipaparkan pada paragraf berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 119) (1B) Alam adalah tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan.(1C)Adapun alam yang indah kaya yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, terdapat di kabupaten pegunungan bintang (K6). 120) (2B) Di sebelah gunung Lim terdapat air terjun yang masyarakat setempat menyakini bahwa air terjun tersebut membawa kesuburan dalam tanaman dan ternak. (2C) Selain itu terdapat pula pohon pandang yang berbaris susun rapi (K9). Dari hasil analisis pada data nomor (119) ditemukan koherensi aditif berupa adapun. Koherensi tersebut benar karena mengandung makna penambahan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (D‟ Angelo, 1980:349) bahwa penambahan atau adisi ialah saranauntukmenghubungkan ide pada kalimat sebelumnya dengan kalimat berikutnya menggunakan penanda-penanda adisi atau penambahan. Makna yang dihasilkan oleh adapun yaitu alam yang indah kaya yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, terdapat di kabupaten pegunungan bintang. Dari hasil analisis pada data nomor (120) ditemukan koherensi aditif berupa selain itu. Koherensi tersebut benar karena mengandung makna penambahan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (D‟ Angelo, 1980:349) bahwa penambahan atau adisi ialah sarana untuk menghubungkan ide pada kalimat sebelumnya dengan kalimat berikutnya menggunakan penanda-penanda adisi atau penambahan. Makna yang dihasilkan oleh adapun yaitu terdapat pula pohon pandang yang berbaris susun rapi. B. Koherensi repetisi Peneliti menemukan pemakaian koherensi repetisi dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi repetisi dipaparkan pada paragraf berikut. 121) (1A) GunungWa merupakan salah satu gunung yang tertinggi dan terletak di daerah Pegunungan Bintang, Papua yang tepatnya berada di Distrik Okaom. (1B) Gunungini berada disebelah sungai Digul. Dibawah kaki gunungWa terdapat dua desa yakni desa Mangabib dan desa Atelbon(K1). 122) (1F)Gunung Cycloop memiliki panorama alam yang sangat luar biasa indahnya. (1G) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara Gunung Cycloop (K2). Dari hasil analisis pada data nomor (121) ditemukan kata gunung yang diulang sebanyak tiga kali. Pengulangan tersebut tidak tepat karena menimbulkan pemborosan kata dan menyebabkan kalimat tidak efektif. Kohesi repetisi menurut Baryadi (2002:25) yaitu kohesi leksikal yang berupa pengulangan konstituen yang telah disebut. Para siswa menggunakan repetisi karena bermaksud memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Namun pengulangan dilakukan terlalu berlebihan sehingga membuat kalimat tidak menjadi efektif. Penulis seharusnya menggunakan substitusi dan elipsis supaya dapat memperoleh unsur pembeda sehingga tidak terkesan terjadi pemborosan kata. Pembenaran paragraf (121a) sebagai berikut. (121a) (1A) GunungWa merupakan salah satu gunung yang tertinggi dan terletak di daerah Pegunungan Bintang, Papua yang tepatnya berada di Distrik Okaom danberada disebelah sungai Digul. (1B) Dibawah kakinya terdapat dua desa yakni desa Mangabib dan desa Atelbon. (K1). Dari hasil analisis pada data nomor (122) ditemukan kata gunung cycloop yang diulang sebanyak satu kali. Pengulangan tersebut tepat karena penulis bermaksud memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Selain itu pengulangan juga bermaksud untuk menekankan pentingnya kata tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 sehingga pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui pengulangan kata tersebut. C. Koherensi pronomina Peneliti menemukan pemakaian koherensi pronomina dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi pronomina dipaparkan pada paragraf berikut. 123) (2A) Di sana juga tanahnya cocok untuk menanam tanaman, seperti padi ladang dan ubi jalar. (2B) Olehkarena itu masyarakatdari berbagai perkampungan berdatangan ke daerah itu untuk menetap disana. (2C) Mereka betul-betul melihat dan merasakan manfaat dan kenikmatan yang begitu memuaskan (K6). 124) (2A) Di sebelah gunung Lim terdapat air terjun yang masyarakat setempat menyakini bahwa air terjun tersebut membawa kesuburan dalam tanaman dan ternak.(2B) Selain itu terdapat pula pohon pandang yang berbaris susun rapi (K9). Dari hasil analisis pada data nomor (123) ditemukan penggantian berupa mereka. Penggantian tersebut tepat, karena terdapat penggantian unsur bahasa. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (D‟Angelo, 1980:350) bahwa koherensi pronomina adalah penggunaan kata ganti yang mengacu pada kalimat sebelumnya. Penggantian pada paragraf di atasyaitu penggantian terhadap unsur kata ganti orang ketiga jamak. Kata ganti mereka pada paragraf di atasmenggantikan kata masyarakat. Penggantian tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda atau menjelaskan struktur tertentu. Dari hasil analisis pada data nomor (124) ditemukan penggantian berupa itu. Penggantian tersebut tepat, karena terdapat penggantian unsur bahasa. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (D‟Angelo, 1980: 350) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 bahwa koherensi pronomina adalah penggunaan kata ganti yang mengacu pada kalimat sebelumnya. Penggantian pada paragraf di atasyaitu penggantian terhadap kata ganti petunjuk. Kata ganti penunjuk itu pada paragraf di atasmenunjuk kalimat di sebelah gunung Lim terdapat air terjun yang masyarakat setempat menyakini bahwa air terjun tersebut membawa kesuburan dalam tanaman dan ternak. Penggantian tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda atau menjelaskan struktur tertentu. Peneliti hanya menemukan 3 data jenis pemakaian penanda koherensi pronomina, semuanya sudah dipaparkan pada paragraf di atas. D. Koherensi Sinonimi Peneliti menemukan pemakaian koherensi sinonimi dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi sinonimi dipaparkan pada paragraf berikut. 125) (1A) Danau sentani adalah sebagai contoh untuk ekosistem untuk berbagai habitat.(1B) Danau adalah tempat tinggal terbaik untuk hewan seperti ikan, kodok, dan lain-lain (K21). Dari hasil analisis pada data nomor (125) ditemukan koherensi sinonimi berupa ekosistem dan tempat tinggal. Koherensi tersebut tepat, karena terdapat pemakaian unsur bahasa yang sama. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (D‟Angelo, 1980: 351) mengungkapkan bahwa jika mengulang kata yang sama membosankan, sinonim menjadi solusi yang baik yaitu menggunakan kata lain yang memiliki makna serupa. Sinonim digunakan supaya ada variasi penggunaan kata dalam penulisan, tetapi tetap memiliki ikatan makna yang serupa. Penggunaan tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 atau menjelaskan struktur tertentu.Peneliti hanya menemukan 1 data jenis pemakaian penanda koherensi sinonimi, semuanya sudah dipaparkan pada paragraf di atas. E. Koherensi keseluruhan-bagian Peneliti menemukan pemakaian koherensi keseluruhan-bagiandalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi keseluruhan bagiandipaparkan pada paragraf berikut. 126) (2E) Keindahan alam yang dimilikinya akan memanjakan seketika kita sampai di puncak gunung Anem. (2F) Gunung Anem banyak terdapat tumbuh-tumbuhanyang tumbuh seperti rumput kuda, anggrek, dan lainlain(K22). 127) (2A) Gunung ini juga terdapat banyak buah-buahan yang disediakan oleh alam untuk dimakan oleh manusia dan juga terdapat banyak pohon sagu yang termasuk makanan kas orang papua pesisir.(2B) Di sana juga tanahnya cocok untuk menanam tanaman, seperti padi ladang dan ubi jalar (K6). Dari hasil analisis pada data nomor (126) ditemukan kata tumbuh-tumbuhan yang mempunyai hubungan isi dengan kata rumput kuda, anggrek. Koherensi keseluruhan bagian mempunyai relasi makna antara tumbuh-tumbuhan yang merupakan makna generik dan rumput kuda, anggrekyang merupakan makna spesifik. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (D‟Angelo, 1980: 351) bahwa koherensi keseluruhan bagian merupakan pada frasa yang pertama membahas hal yang menyeluruh atau keseluruhan, berikutnya, dibahas bagian-bagiannya atau hal-hal kecilnya. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (127) ditemukan kata tanaman yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 mempunyai hubungan isi dengan kata pohon sagu, ubi jalar dan padi ladang. Koherensi keseluruhan bagian mempunyai relasi makna antara tumbuh-tumbuhan yang merupakan makna generik dan rumput kuda, anggrekyang merupakan makna spesifik. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (D‟Angelo, 1980:351) bahwa koherensi keseluruhan bagian merupakan pada frasa yang pertama membahas hal yang menyeluruh atau keseluruhan, berikutnya, dibahas bagian-bagiannya atau hal-hal kecilnya. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. F. KoherensiHasil Peneliti menemukan pemakaian koherensi hasildalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensihasil dipaparkan pada paragraf berikut. 128) (2E) Mataharipun sudah terbenam hanya suara kodok dan jangkrik yang bisa terdengar bagaikan simponi tandanya bahwa hari sudah gelap. (2F) Keesokan harinya pasti mereka berburu dan mancing. (2G) Seperti itulah kisah hidup yang menjalani keluarga tersebut dari hari kehari bahkan sampai saat ini (K8). 129) (3A) Jika anda berkunjung ke danau Sentani bisa menunggangi minibus.(3B)Ketika kita dari arahkota Sentani, menempuh 20-30 menit dengan menggunakan sepeda motor atau mobil. (3C)Itulah sedikit tips yang saya berikan tetapi saran saya lebih baik anda berkunjung ke Papua jangan hanya berkunjung ke satu lokasi saja tetapi banyak tempat yang indah (K10). Dari hasil analisis pada data nomor (128) ditemukan koherensi hasil berupa seperti itulah. Penggunaan tersebut tepat karena menyatakan hasil atau kesimpulan. Hal tersebut sesuai dengan teori F. D‟Angelo, (1980: 353) bahwa koherensi hasil merupakan penanda yang menunjukkan hasil atau kesimpulan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 dalam sebuah tulisan. Hasil biasanya digunakan bila tulisan cukup panjang dan untuk menekankan hal terpenting secara rinci. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (129) ditemukan koherensi hasil berupa itulah. Penggunaan tersebut tepat karena menyatakan hasil atau kesimpulan. Hal tersebut sesuai dengan teori F. D‟Angelo, (1980: 353) bahwa koherensi hasil merupakan penanda yang menunjukkan hasil atau kesimpulan dalam sebuah tulisan. Hasil biasanya digunakan bila tulisan cukup panjang dan untuk menekankan hal terpenting secara rinci. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. G. Koherensi contoh Peneliti menemukan pemakaian koherensi contoh dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi contoh dipaparkan pada paragraf berikut. 130) (1B) Di pesisir danau dihiasi oleh pohon-pohon sagu.(1C) Danaunya yang berlumpur dan di dalamnya terdapat rumput-rumput, airnya yang tawar di dalamnya terdapat berbagai jenis ikan yang hidup, seperti ikan gabus, lohan, dan lain sebagainya (K16). 131) (1A) Danau sentani adalah sebagai contoh untuk ekosistem untuk berbagai habitat. Danau adalah tempat tinggal atau ekosistem terbaik untuk hewan seperti ikan, kodok, dan lain-lain (K21). Dari hasil analisis pada data nomor (130) ditemukan koherensi contoh berupa seperti. Penggunaan tersebut tepat karena menyatakan contoh. Hal tersebut sesuai dengan teori F. D‟Angelo, (1980: 353) bahwa koherensi contoh adalah menggunakan kata atau frasa sebagai penghubung untuk menunjukkan contoh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 Penggunaan contoh supaya penjelasan lebih mudah dipahami, supaya terlihat hubungan nyatanya. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. Dari hasil analisis pada data nomor (131) ditemukan koherensi contoh berupa seperti. Penggunaan tersebut tepat, karena menyatakan contoh. Hal tersebut sesuai dengan teori F. D‟Angelo, (1980: 353) bahwa koherensi contoh adalah menggunakan kata atau frasa sebagai penghubung untuk menunjukkan contoh. Penggunaan contoh supaya penjelasan lebih mudah dipahami, supaya terlihat hubungan nyatanya. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat. H. Koherensi kontras Peneliti menemukan pemakaian koherensi kontras dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi kontras dipaparkan pada paragraf berikut. 132) (2A) Di daerah kaki gunung Wa ditumbuhi pepohonan yang bentuknya besar dan tinggi. (2B) Sebaliknya di puncak gunung Wa tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berupa pepohonan dengan berukuran pendek dan kecil-kecil sedangkan tumbuhan lain berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan bermacam-macam bunga tumbuh dengan bersemarak di mana-mana (K1). 133) (1E) Pulau Papua kurang maju dalam pembangunan, tetapi keindahan alam dan kekayaan alamnya sangat melimpah (K17). Dari hasil analisis pada data nomor (132) ditemukan koherensi kontras berupa sebaliknya. Penggunaan tersebut tepat, karena menyatakan kontras atau pertentangan. Hal tersebut sesuai dengan teori F. D‟Angelo, (1980: 353) bahwa koherensi kontras adalah hubungan yang menunjukkan kekontrasan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 signifikan sebuah ide dalam tulisan. Makna perlawanan yang dihasilkan oleh konjungsi sebaliknya yaitu di puncak gunung Wa tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berupa pepohonan dengan berukuran pendek dan kecil. Pertentangan digunakan untuk menunjukkan kekontrasan atau pertentangan ide secara jelas dalam sebuah tulisan. Dari hasil analisis pada data nomor (133) ditemukan koherensi kontras berupa tetapi. Penggunaan tersebut tepat, karena menyatakan kontras atau pertentangan. Hal tersebut sesuai dengan teori F. D‟Angelo, (1980:353) bahwa koherensi kontras adalah hubungan yang menunjukkan kekontrasan yang signifikan sebuah ide dalam tulisan. Makna perlawanan yang dihasilkan oleh konjungsi tetapi, yaitu papua tidak maju dalam pembangunan tetapi memiliki keindahan dan kekayaan alam sangat melimpah. Pertentangan digunakan untuk menunjukkan kekontrasan atau pertentangan ide secara jelas dalam sebuah tulisan. Peneliti menemukan 2 data, semuanya sudah dipaparkan pada paragraf di atas. I. Koherensi waktu (temporal) Peneliti menemukan pemakaian koherensi waktu dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi waktu dipaparkan pada paragraf berikut. 134) (2A) Kita berjalan sampai tepi gunung kita dimanjakan oleh salju yang abadi. (2B)Ketika kita berjalan menapaki pertengahan Gunung Lim, kita akan mendengar suara burung yang bernyanyi di alam bebas itu (K9). 135) (1A) Tetapi belum menemukan keyakinan masyarakat itu. (1B) Pegunungan bonai menjadi misteribagi masyarakat Pegunungan Bintang sampai saat ini (K13). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 Dari hasil analisis pada data nomor (134) ditemukan koherensi temporal berupa ketika. Penggunaan tersebut tepat, karena mengandung makna waktu sedang teradi. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh F. D‟Angelo, (1980:354) bahwa koherensi temporal adalah menyatakan adanya makna waktu antarkalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Makna yang dihasilkan oleh konjungsi ketika adalah keadaan di pertengahan Gunung Lim. Dari hasil analisis pada data nomor (135) ditemukan koherensi temporal berupa sampai saat ini. Penggunaan tersebut tepat, karena mengandung makna waktu berkesinambungan. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh F. D‟Angelo, (1980:354) bahwa koherensi temporal adalah menyatakan adanya makna waktu antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain.Makna yang dihasilkan oleh konjungsi ketika adalah sampai saat ini adalah kepercayaan masyarakat pegunungan yang tak kunjung usai. J. Koherensi tempat Peneliti menemukan pemakaian koherensi tempat dalam paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi tempat dipaparkan pada paragraf berikut. 136) (3A) Jika anda berkunjung ke danau Sentani bisa menunggangi minibus dan di danau Sentani juga dimanjakan dengan keindahan alam dan terdapat oleh-oleh khas Sentani. (3B) Di sana juga terdapat hiasan bermotif danau sentani dan juga kita bisa melihat sisa-sisa amunisi perang dunia kedua (K10). 137) (2A) Rumahku bagian timur tempat tidur bapak dan mamaku di atas tempat tidur bapak dan mamaku.(2B) Hiasan noken dan koteka yang digantungkan selain noken dan koteka ada kapak batu yang taruh di samping pintu masuk (K18). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 Dari hasil analisis pada data nomor (136) ditemukan koherensi tempat berupa di sana. Penggunaan tersebut tepat, karena mengandung makna penggantian tempat. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh F. D‟Angelo, (1980:354) bahwa koherensi tempat adalah sarana penghubung yang menunjukkan tempat atau lokasi, atau pergantian lokasi. Makna yang dihasilkan oleh konjungsi ketika adalah di sana adalah selain keindahan danau sentani terdapat juga hiasan bermotif danau sentani dan sisa amunisi peninggalan perang dunia ke dua. Dari hasil analisis pada data nomor (137) ditemukan koherensi tempat berupa di atas. Penggunaan tersebut tepat, karena mengandung makna penggantian tempat. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh F. D‟Angelo, (1980:354) bahwa koherensi tempat adalah sarana penghubung yang menunjukkan tempat atau lokasi, atau pergantian lokasi. Makna yang dihasilkan oleh konjungsi menggambarkan keadaan di dalam rumah. 4.3 Pembahasan Hasil Pada bagian pembahasan ini, peneliti membahas: (4.31) teori yang peneliti gunakan untuk menganalisis kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi yang disusun oleh siswa kelas X SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang; (4.3.2) hasil analisis penelitian terdahulu; (4.3.3) dan hasil analisis penelitian. Berikut ini penjelasan masing-masing bagian tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 4.3.1 Teori Kohesi dan Koherensi yang Digunakan untuk Penelitian Peneliti menggunakan beberapa kajian teori dari para ahli untuk menganalisis data penelitian dan yang sesuai dengan kepentingan penelitian ini. Secara khusus kajian mengenai kohesi menggunakan teori Mulyana (2005) dan koherensi menggunakan teori D‟Angelo (1980). Selain itu, peneliti juga menggunakan teori dari beberapa ahli, seperti Alwi (2003), Baryadi (2002), Cutting (2003), Kushartanti (2005), Rani (2006), Kridalaksana (2008), dan Tarigan (1987). Teori para ahli tersebut peneliti gunakan sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini. Berdasarkan teori yang dipakai untuk menganalisis, kohesi dibagi menjadi kohesi gramatikalkohesi dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal terbagi menjadi referensi, substitusi, kolokasi, elipsis, dan konjungsi. Kohesi leksikal terbagi menjadi hiponim, repetisi, sinonim, antonim, dan ekuivalensi. Sedangkan koherensi yang dipakai peneliti terbagi atas lima belas macam, yaitu adisi, repetisi, pronomina, sinonim, keseluruhan-bagian, komparasi, penekanan, kontras, simpulan, contoh, paralelisme, kelas-anggota, waktu, tempat, dan seri. 4.3.2 Hasil Analisis Penelitian Terdahulu Peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu mengenai kohesi dan koherensi. Tetapi, peneliti mengambil dua penelitian terdahulu yang cukup dekat dengan penelitian yang peneliti lakukan. Penelitian pertama oleh Yunita Cristantri (2012), penelitian ini fokusnya yaitu mendeskripsikan jenis kohesi dan koherensi yang terdapat dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 Sedayu.Yunita Cristantri (2012) dalam penelitiannya menemukan kohesi leksikal meliputi repetisi, sinonim, hiponim, antonim, dan ekuivalensi. Kohesi gramatikal yang ditemukan referensi dan konjungsi. Koherensi berpenanda meliputi kausalitas, kronologis, dan intensitas. Koherensi tak berpenanda yang ditemukan meliputi perincian dan perian. Kohesi leksikal yang sering muncul ialah repetisi. Kohesi gramatikal yang sering muncul ialah konjungsi. Koherensi berpenanda yang sering muncul ialah kausalitas dan kronologis. Koherensi tak berpenanda jarang ditemukan dalam karangan para siswa. Penelitian kedua oleh Agnes Dyah Purnamasari (2009), penelitian ini fokusnya yaitu mendeskripsikan jenis kohesi dan koherensi yang terdapat dalam karangan narasi siswa kelas VIII semester 1 SMP Pangudi Luhur Srumbung, Magelang tahun ajaran 2008/2009. Agnes Dyah Purnamasari (2009) dalam penelitiannya menemukan kohesi leksikal meliputi repetisi, sinonim, hiponim, antonim, dan ekuivalensi. Kohesi gramatikal meliputi referensi dan konjungsi. Koherensi yang ditemukan merupakan koherensi berpenanda dan koherensi tak berpenanda. Koherensi berpenanda meliputi kausalitas, aditif, temporal, kronologis, perurutan, dan intensitas. Koherensi tak berpenanda meliputi perian dan dialog. Kohesi leksikal yang sering muncul ialah repetisi. Kohesi gramatikal yang sering muncul ialah referensi dan konjungsi. Koherensi berpenanda yang sering muncul ialah kronologis. Koherensi tak berpenanda yang sering muncul ialah koherensi dialog. Penelitian ketiga oleh Titik Mindarti (2013 dengan judul Analisis Peranti Kohesi dan Koherensi pada Tulisan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. Dalam penelitiannya, kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Aspek kohesi gramatikal yang digunakan adalah pengacuan, ellipsis, dan konjungsi, sedangkan aspek kohesi leksikal yang digunakan adalah repetisi, sinonimi, antonimi, dan hiponimi. Koherensi tulisan narasi siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tawangmangu ditunjukkan dengan sistematika penulisan narasi yang runtut. Selain itu, penggunaan konjungsi dan repetisi juga menjadi penanda koherensi tulisan narasi siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tawangmangu. Penelitian keempat oleh, Antonius Nesi (2011) dengan judulKohesi dan Koherensi Wacana Bahasa Indonesia dalam Surat Kabar: Studi Kasus Wacana Berita Utama dan Surat Pembaca Kompas, Republika, Kedaulan Rakyat, dan Bernas Jogja Edisi Agustus 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kohesi wacana Bahasa Indonesia dalam surat kabar juga meliputi kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal yang terdapat dalam wacana surat kabar adalah referensi, substitusi, penghilangan, dan konjungsi. Sedangkan kohesi leksikal yang terdapat dalam surat kabar adalah pengulangan, sinonimi, antonimi, hiponimi, ekuivalensi dan kolokasi. Koherensi wacana Bahasa Indonesia dalam surat kabar juga meliputi koherensi tekstual, koherensi ko-tekstual dan koherensi logis. Koherensi ko-tekstual yang ditemukan meliputi koherensi wacana promotif dan koherensi wacana normatif. Koherensi ko-tekstual meliputi koherensi kotekstual endofora anaforis dan koherensi ko-tekstual endofora kataforis. Koherensi logis yang ditemukan adalah koherensi kausalitas, pengontrasan, definisi dan simpatisan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 Penelitian kelima oleh Maria Dian Putriyanti (2009) dengan penelitiannya yang berjudul Kohesi dan Koherensi dalam Rubrik “Teras Muda” pada Majalah Bulanan Matabaca Edisi 2006-2007. Dalam penelitiannya menemukan kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal meliputi refrensi, substitusi, ellipsis dan konjungsi. Kohesi leksikal meliputi repetisi, sinonimi, antonimi, hiponimi, dan kolokasi. Jenis koherensi yang digunakan pada rubrik “Teras Muda” yang terdapat Majalah Bulanan Matabaca edisi 2006-2007 meliputi koherensi berpenanda dan koherensi tidak berpenanda. Piranti yang membentuk koherensi berpenanda meliputi koherensi kausalitas, kontras, aditif, temporal, kronologis, perurutan, dan perincian. Piranti yang membentuk koherensi tidak berpenanda meliputi koherensi pentahapan dan perian 4.3.3 Hasil Analisis Penelitian Melalui hasil analisis penelitian ini, peneliti membahas temuan peneliti. Temuan tersebut ialah jenis pemakaian penanda kohesi dan koherensi, yang ditemukan dalam karangan deskripsi yang disusun oleh siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016. Berikut ini dipaparkan masing-masing hasil penemuan tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 4.3.3.1 Jenis Kohesi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016 Berdasarkan hasil analisis, jenis kohesi yang terdapat dalam karangan deskripsi siswa tersebut ialah kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal berupa referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Kohesi leksikal berupa hiponim, repetisi, kolokasi, sinonim, antonim, dan ekuivalensi. Semua jenis kohesi di atas ditemukan dalam karangan yang peneliti analisis. Berikut ini penjelasan mengenai jenis kohesi yang terdapat dalam karangan deskripsi para siswa. A. Kohesi gramatikal Analisis yang peneliti lakukan menghasilkan temuan yaitu, kohesi gramatikal lebih banyak digunakan dalam karangan. Hal ini dapat dilihat dari pemakaian referensi, substitusi, dan konjungsi yang ada dalam semua karangan deskripsi para siswa. Elipsis juga digunakan hanya saja tidak semua karangan menggunakan elipsis. Tetapi, kohesi gramatikal memiliki frekuensi paling sering digunakan. Penulis menduga hal ini karena kohesi gramatikal merupakan hubungan bentuk yang melibatkan penggunaan unsur-unsur kaidah bahasa, maka lebih banyak dan sering muncul. Lebih mudah menuangkan kata-kata dalam karangan, meskipun keterkaitannya masih ada kacau seperti yang dapat dilihat dalam karangan. Berikut ini peneliti paparkan pembahasan kohesi gramatikal yang ditemukan dalam karangan deskripsi Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua,Tahun Ajaran 2015/2016. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126 1) Referensi ditemukan dalam semua karangan. Referensi yang sering muncul ialah pronomina persona. Pronomina penunjuk, tetapi kemunculan keduanya tidak sebanyak pronomina persona. 2) Substitusi ditemukan dalam semua karangan. Susbtitusi yang ditemukan dalam karangan para siswa sangat beragam, hal ini data dilihat pada analisis data dan lampiran analisis. 3) Elipsis ditemukan dalam tiga karangan. Bagian yang sering dilesapkan ialah subjek dan kata penghubung (konjungsi), padahal hal tersebut akan membuat kalimat menjadi rancu. Ada karangan yang tidak ditemukan elipsis, yaitu kr2, Kr2, Kr3, Kr4, Kr5, Kr6, Kr7, Kr8, Kr, 9, Kr10, Kr12 Kr13, Kr14, Kr16, Kr17, Kr18, Kr19, Kr20, dan Kr22. Penyebab tidak munculnya elipsis karena dalam karangan tersebut semuanya ada, maksudnya semua unsur kalimat ada, meskipun susunannya masih kacau. Kacaunya hal tersebut karena repetisi yang mereka gunakan dalam karangan. 4) Konjungsi ditemukan dalam semua karangan. Konjungsi yang sering digunakan ialah konjungsi subordinator, koordinator, dan antarkalimat. Konjungsi korelatif hanya ditemukan satu saja hal ini karena ketiga konjungsi lainnya digunakan dalam karangan secara berlebihan menurut penulis. Selain itu, pola tulisan mereka memang tidak memungkinkan untuk kemunculan konjungsi korelatif. B. Kohesi Leksikal Analisis yang peneliti lakukan menghasilkan temuan yaitu, penggunaan kohesi leksikal dalam karangan masih belum menyeluruh. Hal ini dapat dilihat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 dari repetisi yang sering dan banyak muncul dalam semua karangan. Tetapi hiponim, kolokasi, sinonim, antonim, dan ekuivalensi tidak semua karangan terdapat kohesi leksikal ini. Berikut ini penjelasannya. 1) Hiponim tidak ditemukan dalam Kr2, Kr3, Kr4, Kr8, Kr9, Kr11, Kr12, Kr17. Hiponim yang ditemukan hubungannya cukup jelas. 2) Repetisi ditemukan dalam semua karangan. Repetisi merupakan kohesi leksikal yang paling sering digunakan. Pada karangan deskripsi para siswa tersebut, repetisi sering terjadi dalam kalimat yang sama, padahal repetisi tidak diperlukan. 3) Kolokasi tidak ditemukan dalam beberapa karangan, seperti Kr1, Kr2, Kr3, Kr4, Kr5, Kr6, Kr7, Kr8, Kr10, Kr12 Kr13, Kr14, Kr15, Kr17, Kr18, Kr19, Kr21, dan Kr22. Ketidakmunculan kolokasi disebabkan oleh pilihan kata dan pengembangan ide tulisan masih sangat minim, sehingga untuk memunculkan kata lainnya sangatlah mustahil. 4) Sinonim tidak ditemukan dalam Kr1, Kr6, Kr7, Kr9, Kr11, Kr12 Kr13, Kr14, Kr15, Kr17dan Kr22. Tidak muncul karena pengulangan, pilihan kata, pengembangan ide dalam karangan yang tidak memungkinkan kemunculansinonim. 5) Antonim tidak ditemukan pada Kr2, Kr3, Kr4, Kr5, Kr6, Kr7, Kr8, Kr9, Kr10, Kr11, Kr12 Kr13, Kr14, Kr15, Kr16, Kr20, Kr21, dan Kr22. Hal ini berarti antonim cukup sering digunakan. Tidak muncul karena pengulangan, pilihan kata, pengembangan ide dalam karangan yang tidak memungkinkan kemunculan antonimi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 6) Ekuivalensi tidak ditemukan pada Kr7, Kr8, Kr10, Kr12, Kr14, Kr16, Kr18, Kr20, Kr21, dan Kr22. Cukup banyak karangan yang tidak mendukung munculnya ekuivalensi, karena pilihan kata mereka masih sangat terbatas. 4.3.3.2 Pemakaian Penanda Kohesi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016 Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan penggunaan penanda kohesi ada yang tepat dan ada yang tidak tepat, baik itu kohesi gramatikal maupun kohesi leksikal. Penggunaan penanda kohesi gramatikal yang tidak tepat karena dalam penggunaannya ada yang berlebihan, tidak sesuai kaidah, dan tidak diperlukan. Ketidaktepatan penggunaan penanda kohesi leksikal disebabkan oleh penempatan penanda kohesi yang salah, mengulang hal yang tidak diperlukan, susunan kalimat yang rancu karena menggunakan konjungsi yang salah, pelesapan unsur atau bagian yang penting, acuannya ganda. Berikut penjelasan penggunaan masing masing penanda kohesi leksikal dan gramatikal. a. Kohesi gramatikal 1) Penggunaan penanda referensi yang tepat karena sudah sesuai dengan kaidah, membuat karangan padu, dan dapat diterima. Penggunaan penanda referensi yang tidak tepat karena tidak sesuai kaidah, membuat karangan rancu, dan berlebihan. 2) Penggunaan penanda substitusi tepat karena penggunaan benar dan dapat diterima. Penggunaan penanda substitusi tidak tepat karena substitusi tidak diperlukan, acuannya tidak jelas, dan membuat karangan tidak efektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 3) Penggunaan penanda elipsis dalam karangan semuanya tidak tepat karena menghilangkan bagian yang penting dan membuat karangan rancu. 4) Penggunaan penanda konjungsi yang tepat karena digunakan sesuai dengan kaidah. Penggunaan yang tidak tepat karena digunakan tidak sesuai dengan kaidah dan tidak diperlukan. b. Kohesi leksikal 1) Penanda Hiponim yang digunakan dalam karangan yang tepat karena penggunaannya sesuai dengan kaidah dan dapat diterima. Penggunaan penanda hiponim yang tidak tepat karena penggunaan hiponim tidak diperlukan. 2) Penggunaan penanda repetisi yang tepat karena repetisi memang diperlukan dalam karangan. Penggunaan penanda repetisi sering terjadi dalam kalimatyang sama, padahal repetisi tidak diperlukan. Hal ini membuat penggunaan penanda repetisi tidak tepat. 3) Penggunaan penanda kolokasi dalam karangan sudah tepat. Ketepatan penggunaan penanda kolokasi karena hubungan kolokasi benar dan logis. 4) Penggunaan penanda sinonim sudah tepat karena dapat diterima dan sesuai dengan kaidah. 5) Penggunaan penanda antonim dalam karangan para guru sudah tepat karena hubungan oposisinya jelas. 6) Penggunaan penanda ekuivalensi sudah tepat karena hubungannya jelas dan dapat diterima. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130 4.3.3.3 Jenis Koherensi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016 Dari lima belas jenis koherensi (adisi, repetisi, pronomina, sinonim, keseluruhan-bagian, komparasi, penekanan, kontras, simpulan, contoh, paralelisme, kelas-anggota, waktu, dan tempat) hanya sepuluh jenis koherensi yang ditemukan dalam karangan para siswa. Itu pun tidak semua karangan menggunakan jenis koherensi yang ada. Berikut ini penjelasannya. 1) Adisi ditemukan dalam semua karangan. Adisi yang sering digunakan ialah kata dan. Kata juga, dan, selanjutnya, digunakan juga dalam karangan, tetapi dan yang paling sering muncul. 2) Repetisi ditemukan dalam semua karangan. Repetisi yang terdapat dalam karangan deskripsi para siswa tersebut sangat beragam. 3) Pronomina ditemukan dalam semua karangan. Pronomina yang sering muncul ialah pronomina persona. 4) Sinonim tidak ditemukan dalam Kr6, Kr8, Kr9, Kr10, Kr12, Kr13, Kr14, Kr15, Kr16, Kr18, dan Kr19. Sinonim tidak muncul karena pengulangan, pilihan kata, dan pengembangan ide yang tidak memungkinkan munculnya sinonim. 5) Keseluruhan-bagian tidak ditemukan dalam Kr3, Kr4, Kr6, Kr11, Kr16. Hal ini karena pengulangan kata yang sama yang mereka sering gunakan. 6) Penekanan ditemukan pada Kr4, dan Kr6. Banyak karangan yang tidak menggunakan penekanan. Menurut penulis hal ini karena para siswa tersebut tidak terlalu paham dengan maksud penekanan pada sebuah tulisan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131 7) Waktu ditemukan dalam semua karangan karena karangan deskripsi memang menggunakan dan membutuhkan koherensi waktu. 8) Tempat ditemukan dalam semua karangan karena tempat mempunyai posisi yang penting dalam karangan dan sebagai syarat kekoherensian dalam karangan para siswa tersebut. 9) Koherensi komparasi dan seri tidak ditemukan dalam semua karangan. Menurut penulis hal ini karena para siswa tersebut tidak terlalu paham dengan maksud komparasi dan seri pada sebuah tulisan. 10) Contoh ditemukan dalam semua karangankarena karangan deskripsi memang menggunakan dan membutuhkan koherensi contoh. 4.3.3.4 Pemakaian Penanda Koherensi dalam karangan deskripsi Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016 Berdasarkan hasil analisis ditemukan penggunaan penanda koherensi ada yang tepat dan tidak tepat. Penggunaan penanda koherensi yang tepat karena penggunaannya benar, sesuai dengan kaidah, menghubungkan antarkalimatintrakalimat-paragraf dengan benar, dan penempatannya benar, dapat diterima secara logis. Penggunaan penanda koherensi tidak tepat karena para siswa tersebut penguasaan bahasanya kurang baik, pengembangan tulisannya sangat minimalis, pengembangan ide atau gagasan dalam tulisan sangat minim, tidak mengenal dengan baik fungsi sarana koherensi sebagai syarat kepaduan dan keutuhan wacana, mengulang hal yang tidak penting, dan penggunaan penanda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132 koherensiyang tidak sesuai kaidah. Berikut ini penjelasan penggunaan penanda masing-masing jenis koherensi dalam karangan deskripsi. 1) Penggunaan penanda adisi yang tepat karena sesuai kaidah dan diperlukan. Penggunaan yang tidak tepat karena penggunaan penanda adisi membuat karangan menjadi boros, adisi tidak diperlukan, dan tidak sesuai kaidah. 2) Penggunaan penanda repetisi yang tepat karena penggunaan penanda repetisi benar dan diperlukan. Penggunaan penanda repetisi yang tidak tepat karena penggunaan repetisi tidak diperlukan, membuat kalimat rancu, dan tidak efektif. 3) Penggunaan penanda pronomina tepat karena penggunaan penanda pronomina diperlukan dalam karangan dan dapat diterima. Penggunaan penanda pronomina tidak tepat karena penempatannya salah dan digunakan secara berlebihan. 4) Penggunaan penanda sinonim sudah tepat semua karena penggunaannya benar dan dapat diterima. 5) Penggunaan penanda keseluruhan-bagian sudah tepat semua karena dapat diterima dan padu. 6) Penggunaan penanda penekanan sudah tepat dalam semua karangan karena menekankan hal yang penting. 7) Penggunaan penanda waktu ada yang tepat dan ada yang tidak tepat. Penggunaan yang tepat karena penggunaan penanda waktu benar, membuat padu, dan dapat diterima. Penggunaan yang tidak tepat karena penggunaannya salah, membuat karangan rancu, dan tidak sesuai kaidah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 8) Penggunaan penanda tempat dalam karangan tepat karena penggunaan tempat memang dibutuhkan dan membuat karangan padu. Penggunaan yang tidak tepat karena penggunaan penanda tempat berlebihan dan tidak dibutuhkan. 9) Penggunaan penanda seri dalam karangan ada yang tepat dan ada yang tidak tepat. Penggunaan penanda seri yang tidak tepat karena sering digunakan berlebihan, membuat karangan rancu, dan tidak diperlukan. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan semua kohesi dalam karangan yang diteliti. Kohesi gramatikal meliputi referensi, substitusi, kolokasi, elipsis, dan konjungsi. Kohesi leksikal meliputi hiponim, repetisi, sinonim, antonim, dan ekuivalensi. Koherensi yang tidak ditemukan meliputi komparasi, kontras, simpulan, paralelisme, dan kelas-anggota. Koherensi yang ditemukan meliputi adisi, repetisi, pronomina, sinonim, keseluruhan-bagian, penekanan, contoh, waktu, tempat. Jadi, peneliti dapat menjawab rumusan masalah pertama dan kedua. Peneliti telah mencapai tujuan pertama dan kedua dalam penelitian ini. Penggunaan penanda kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi siswa tersebut ditemukan penggunaan yang tidak tepat. Hal ini menurut peneliti karena kurangnya pemahaman akan pentingnya kohesi dan koherensi dalam sebuah tulisan, pola pikir yang berbeda dan eksekusi penulisan para siswa tersebut yang sangat berbeda, kurang mampu mengembangkan ide dengan baik, kemampuan membaca yang masih kurang berimbas pada kemampuan menulis yang juga sangat minim, dan pemilihan kata dalam karangan sangat terbatas. Hal ini dapat dilihat dalam karangan yang sering terjadi pengulangan hal yang sama, padahal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134 tidak penting. Ketidaktepatan penggunaan penanda kohesi dan koherensi ditemukan dalam semua karangan. Berdasarkan temuan peneliti mengenai penggunaan penanda kohesi dan koherensi dalam karangan, peneliti telah mencapai tujuan penelitian ketiga dan keempat.Melalui pembahasan teori yang peneliti gunakan untuk menganalisis data, penelitian terdahulu yang relevan, dan pembahasan temuan penulis berdasarkan tujuan. Penelitian ini mendukung teori terdahulu dengan variasi yang berbeda.Persamaannya ialah sama-sama menganalisis kohesi dan koherensi dalam karangan. Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya ialah objek penelitian yang berbeda. Kedua penelitian terdahulu menganalisis jneis kohesi dan koherensi saja, sedangkan penulis menganalisis jenis dan ketepatan pemakaian penanda kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V PENUTUP Dalam bab ini peneliti membahas mengenai: (1) kesimpulan, (2) implikasi, dan (3) saran. Pada bagian pertama, peneliti menyimpulkan hasil penelitian dan analisis data yang tela dilakukan. Pada bagian kedua, peneliti menjelaskan penerapan hasil penelitian. Pada bagian ketiga, peneliti memberikan saran-saran kepada pembaca maupun pihak yang bersangkutan. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah peneliti lakukan, peneliti telah menjawab tujuan penelitian ini. Ada beberapa simpulan penting dari penelitian ini sebagai berikut. Pertama, jenis kohesi yang ditemukan dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016ialah kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal itu, berupa referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Kohesi leksikal yang ditemukan, berupa hiponim, repetisi, kolokasi, sinonim, antonim, dan ekuivalensi. Referensi, substitusi, konjungsi, dan repetisi ditemukan dalam semua karangan, sedangkan jenis kohesi lainnya tidak semua ditemukan dalam karangan. Kedua, dari lima belas jenis koherensi, semuanya ditemukan dalam karangan deskripsi siswa. Koherensi tersebut, ialah adisi, repetisi, pronomina, sinonim, keseluruhan-bagian, komparasi, penekanan, kontras, simpulan, contoh, paralelisme, kelas-anggota, waktu, tempat, dan seri. Ketiga, penggunaan penanda 135 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 kohesi dalam karangan ada tepat dan tidak tepat. Penggunaan penanda kohesi yang tepat berupa kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Penggunaan penanda kohesi gramatikal yang tepat, yaitu referensi, substitusi, dan konjungsi. Penggunaan penanda kohesi leksikal yang tepat, yaitu hiponim, repetisi, kolokasi, sinonim, antonim, dan ekuivalensi. Penggunaan penanda kohesi yang tepat ditemukan dalam semua karangan. Selanjutnya, penggunaan penanda kohesi yang tidak tepat berupa referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi (kohesi gramatikal), hiponim dan repetisi (kohesi leksikal). Penggunaan penanda kohesi yang tidak tepat ditemukan dalam semua karangan. Ketidaktepatan terjadi karena penggunaan kohesi masih salah, penempatannya tidak sesuai kaidah, dan masih sering mengulang hal yang tidak perlu. Keempat, penggunaan penanda koherensi yang tidak tepat karena para guru tersebut dalam penggunaan penanda koherensi masih salah, penempatannya tidak sesuai kaidah, dan sering mengulang hal yang tidak penting. Penggunaan penanda koherensi yang tidak tepat, yaitu adisi, repetisi, pronomina, sinonim, waktu, dan seri. Selain itu, penggunaan penanda koherensi juga ada yang tepat, yaitu adisi, repetisi, pronomina, sinonim, keseluruhan-bagian, penekanan, waktu, tempat, dan seri. Tingkat kekohesifan karangan deskripsi yang tepat ditentukan dengan rumus yang diadaptasi dan dimodifikasi dari Nurkancana dkk., yakni jumlah piranti koherensi yang tepat (151) dibagi dengan jumlah kalimat (500) dikalikan 100. Hasil yang diperoleh hanya sebesar 30,8% atau tergolong sangat rendah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137 5.2 Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas karangan dalam karangan deskripsi Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016 telah menggunakan sarana kepaduan dan keutuhan wacana berupa kohesi dan koherensi. Dalam penggunaannya masih terdapat penggunaan yang tidak tepat. Oleh karena itu, penting untuk menguasai pemahaman dalam menulis karangan yang kohesif dan koheren. Sebelum itu, perlu meningkatkan kualitas guru baik itu secara personal maupun hal lainnya sebagai guru. Khusus untuk I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang perlu dilakukan pembinaan keterampilan menulis yang kohesif dan koheren bagi guru-guru SMA Negeri I Oksibil. Melalui perbaikan kualitas guru harapannya dalam menulis karangan tidak akan lagi ditemukan ketidaktepatan penggunaan penanda kohesif dan koheren yang cukup serius, serta siswa yang belum mampu membaca dan menulis karena kompetensi guru yang kurang memadai. 5.3 Saran Penulis memberikan beberapa saran berikut kepada pihak-pihak yang berhubungan erat dengan dunia pendidikan. 1. SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Diharapkan SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, benar- benar memperhatikan para pendidik, dan semua bagian yang berkaitan dengan pendidikan. Supaya tidak ada lagi kasus siswa SMA yang tidak mampu membaca PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138 dan menulis. Hal yang terpenting ialah memberi pelatihan yang berkaitan erat dengan kompetensi mendidik para guru, seperti peningkatan kemampuan menulis yang kohesif dan koheren bagi guru-guru di sana. Selain itu, Guru bahasa Indonesia hendaknya sering berdiskusi atas review hasil kerja siswa dalam mengarang deskripsi dan peka terhadap kesulitan dan kesalahan yang dialami siswa dalam mengarang bahasa Indonesia, pemilihan kata yang tidak sesuai dan tidak tepat, penggunaan alat kohesi dan koherensi serta pembentukan frase yang dirasa sulit oleh siswa dapat dimodifikasikan dalam penjelasan pada pengajaran. 2. Peneliti lain Penelitian ini peneliti baru menjangkau pada karangan deskripsi siswa kelas X SMA. Hendaknya peneliti lain diharapkan dapat menjangkau pada lingkup karangan lebih spesifiknya misalnya karangan narasi, argumentasi, eksposisi. Peneliti lain juga lebih baik lagi dalam melakukan penelitian dan meneliti karangan yang ditulis oleh siswa yang ada diberbagai pelosok tanah air Indonesia. Hendaknya kajian berikutnya lebih fokus pada penggunaan penanda kohesi dan koherensi karena hal tersebut sangat penting. Dunia pendidikan membutuhkan peneliti-peneliti handal yang mampu membawa perbaikan, menyumbangkan temuannya untuk perbaikan kualitas menulis karangan yang kohesif dan koheren, dan lebih lanjut lagi perhatian terhadap pendidikan secara menyeluruh. Penelitian ini dapat dijadikan bahan dan referensi bagi peneliti lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139 DAFTAR PUSTAKA Adjat, Sakri. 1992. Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit ITB. Ahmadi, M. 1988. Manfaat Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Akhadiah, Sabarti. 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa IKIP. Jakarta: Erlangga. Alwi, Hasan. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. __________. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Baryadi, I. Praptomo. 2002. Dasar-dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli. Brown, Douglas H. 2004. Language Assessment-Principles and Classroom Practices. NewYork: Pearson Education Inc. Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 1995. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: PT Rineka Cipta. ___________. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. D‟Angelo, Frank J. 1980. Process and Thought in Composition. Massa chusetts: Winthrop Publishers, Inc. Dian Putriyanti, Maria. (2009). Kohesi dan Koherensi dalam Rubrik “Teras Muda” pada Majalah Bulanan Matabaca Edisi 2006-2007. Skripsi. Yogyakarta. PBSID. Dyah Purnamasari, Agnes. (2009). Analisis Kohesi dan Koherensi Karangan Narasi Siswa Kelas VIII Semester I SMP Pangudi Luhur Srumbung, Magelang, Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Yogyakarta. PBSID. Eriyanto. 2001. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140 Hoed, Benny. H. 1994. Wacana, Teks, dan Kalimat. Dalam Liberty P. Sihombing et al. (eds.) Bahasawan Cendekia. Jakarta: FSUI dan Intermasa. Indiyastini, T. 2009. Kohesi dan Koherensi Paragraf dalam Bahasa Jawa. Yogyakarta: Balai Bahasa Yogyakarta. Keraf, Gorys. 2005. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama __________. 2002. Deskripsi dan Eksposisi. Jakarta: Gramedia. __________. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. __________. 1995. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende: Nusa Indah. __________. 1987. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah. __________. 1981. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. SUN. Kridalaksana, Harimurti, dkk. 1999. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia. Jakarta: FSUI. ___________. 2008. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.Jakarta: Gramedia. Kushartanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Lubis, A. Hamid Hasan. 1995. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Penerbit Angkasa. Moeliono, Anton M. dkk. (ed.). 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka. Moleong, LJ. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mudlofar, 2002. Materi Bahasa dan Sastra Indonesia. Surabaya: Citra Wacana. Muliono dan Dardjowidjojo, 1989. Perkembangan Linguistik Indonesia. Jakarta: Arcan. Mulyana. 2005. Kajian Wacana, Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-prinsip Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141 Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Nesi, Antonius. (2011). Kohesi dan Koherensi Wacana Bahasa Indonesia dalam Surat Kabar: Studi Kasus Wacana Berita Utama dan Surat Pembaca Kompas, Republika, Kedaulan Rakyat, dan Bernas Jogja Edisi Agustus 2009. Skripsi. Yogyakarta. PBSID. Nurchasanah dan Widodo. 1993. Keterampilan Menulis dan Pengajarannya. Malang: FS UM. Nursisto. 1999. Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Mitra Gama Widya. Oka, I.G.N, dan Suparno. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Kesalahan. Ende Flores: Nusa Indah. Patton, Michael Quinn. 1987. Triangulasi. Dalam Moleong (Ed.), Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi Cetakan ke-29. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Pranowo. 1986. Analisis Pengajaran Bahasa untuk Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Guru Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Purwati, Sri Kristiana Budi. 2003. Kohesi Wacana Iklan Undian Berhadiah media Masa Cetak. Skripsi (tidak dipublikasikan). Semarang: Universitas Negeri Semarang. Ramlan, M. 1993. Paragraf. Alur Pikir dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi Ofiset. Rani, Abdul, dkk. 2006. Analisis Wacana (Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian). Malang: Banyumedia Publishing. Samsuri. 1987. Analisis Wacana. Malang: IKIP Malang. Soeparno. 1997. Dasar-dasar Linguistik. Yogyakarta: Tiara Wacana. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Berbahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142 Suladi, dkk. 2000. Kohesi dalam Media Massa Cetak Bahasa Indonesia Studi Kasus tentang Berita Utama dan Tajuk. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Sumadi, dkk. 1998. Kohesi dan Koherensi dalam Wacana Naratif Bahasa Jawa. Jakarta: Balai Pustaka. Sumarlam, dkk. 2003. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra. Tarigan, Henry Guntur. 1987. Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. Titik Mindarti (2013) Analisis Peranti Kohesi dan Koherensi pada Tulisan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Yogyakarta. PBSID. Widyarsanti, Puji. 1997. Perbandingan Kesalahan Struktur Gramatikal Bahasa Jerman dan Bahasa Inggris Siswa SMU Kodya Yogyakarta. Skripsi (tidak dipublikasikan).Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta. Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo. Yuanita Hartanti (2007) Kohesi dan Koherensi dalam Wacana pada Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia untukSMA Kelas X Karangan Dawud, dkk. Terbitan Erlangga Tahun 2004. Skripsi. Yogyakarta. PBSID. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143 LAMPIRAN 1 Jumlah Data Hasil Analisis Jenis dan Ketepatan Kohesi Koherensi dalam Karangan Deskripsi Siswa Tabel 1 Analisis jumlah data jenis kohesi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144 Tabel 2 Analisis Jumlah Data Ketepatan Pemakaian Penanda Kohesi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145 Tabel 3 Analisis jumlah data jenis koherensi Tabel 4 Analisis Jumlah Data Ketepatan Pemakaian Penanda Koherensi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146 LAMPIRAN II Hasil analisis Jumlah data pemakaian penanda kohesi dalam karangan deskripsi Siswa Kelas X Semester I I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016 Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan : Kr1 : Yan Delka : X IPA : Deskripsi Gunung Wa (1A) Gunung Wa merupakan salah satu gunung tertinggi dan terletak di Pegunungan Bintang, Papua tepatnya di Distrik Okaom. (1B) Gunung ini berada disebelah sungai Digul, di bawah kaki gunung Wa ini terdapat dua desa yakni desa Mangabib dan desa Atelbon. (1C) Di daerah kaki gunung Wa ditumbuhi pepohonan yang bentuknya besar dan tinggi. Sebaliknya di puncak gunung Wa tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berupa pepohonan dengan berukuran pendek dan kecil-kecil sedangkan tumbuhan lain berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan bermacam-macam bunga tumbuh dengan bersemarak di mana-mana. (2A) Bebatuan yang terdapat digunung wa berupa batu krikil dengan ukuran kecil-kecil berwarna putih dan tajam-tajam. (2B) Di puncak gunung Wa ditumbuhi pepohonan dengan ukuran yang paling besar dan terdapat lumut, di atas lumut ditumbuhi bermacam-macam tumbuhan paku dengan ukuran yang besar dan kecil. (2C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang tumbuh di pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah. (2D) Di sekitar puncak gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh dengan lebat sehingga dibilang daerah sekitar puncak gunung Wa sangat lebat walaupun tidak terlalu luas. No Jenis Penanda . kohesi kohesi Jenis Kohesi Gramatikal 1 Referensi a) Referensi anaforis tepat ini Tidak tepat Analisis Perbaikan - Pada hasil analisis (1) ditemukan pemakaian penanda kohesi referensi anaforis berupa ini. Penunjukan pada kata ini mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata ini pada paragraf (2) menunjuk pada Gunung anem yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147 telah disebutkn pada kalimat sebelumnya. b) 2 referensi kataforis Konjungsi Konjungsi koordinati f penambah an yakni - Pada hasil analisis (1) ditemukan pemakaian penanda kohesi referensi kataforis berupa yakni. Penunjukan kata yakni mengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. Kata yakni menunjuk pada desa Mangabib dan desa Atelbon. dan - Pada hasil analisis (2) ditemukan pemakaian penanda konjungsi penambahan berupa dan. Penanda konjungsi koordinatif dan tepat, karena menunjukan adanya makna penambahan. walaupun Konjungsi subordinatif konsesif Penanda konjungsi koordinatif walaupun pada paragraf (2) benar karena menunjukan adanya makna konsensif. yang Konjungsi subordinatif Atribut - Penanda konjungsi koordinatif yang pada paragraf (2) benar karena menunjukan adanya makna PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148 atribut. Konjungsi sebaliknya antarkalimat Kohesi Leksikal 3 Repetisi Penanda konjungsi antarkalimat sebaliknya benar karena makna tersebut menghubungan klausa pertama yaitu di daerah kaki gunung Wa ditumbuhi pepohonan yang bentuknya besar dan tinggi. gunung wa - 4 Hiponim tumbuha nanggrek, lumut - 5 Antonim Besarkecil - Tinggipendek - Dari data paragraf (1) ditemukan kata gunung yang diulang berkalikali. Pengulangan tersebut tidak tepat karena menimbulkan pemborosan kata dan menyebabkan kalimat tidak efektif. Pemakaian kohesi hiponimi benar, karena makna terseut adalah generiknya dan anggrek, lumut merupakan makna spesifiknya. Pemakaian penanda kohesi antonimi tepat karena terdapat makna yang menunjukan perlawanan. Pemakaian penanda kohesi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149 antonimi tepat karena terdapat makna yang menunjukan perlawanan. Kaki gunungpuncak gunung 6 1 Ekvivalens i Referensi c) Referensi anaforis - tumbuha ntumbuh gunung pegunun gan ini - Data tersebut ditemukan pemakaian kohesi sinonimi. Pemakaiannya tepat karena terdapat perlawanan makna. Pemakaian kohesi ekuivalensi benar karena tumbuhan dan tumbuh samasama berasal dari kata dasar yang sama. Pemakaian kohesi ekuivalensi benar karena gunung dan pegunungan samasama berasal dari kata dasar yang sama. - Pada hasil analisis (1) ditemukan pemakaian penanda kohesi referensi anaforis berupa ini. Penunjukan pada kata ini mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata ini pada paragraf (2) menunjuk pada Gunung anem yang telah disebutkn pada kalimat sebelumnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150 d) referensi kataforis Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan yakni - Pada hasil analisis (1) ditemukan pemakaian penanda kohesi referensi kataforis berupa yakni. Penunjukan kata yakni mengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. Kata yakni menunjuk pada desa Mangabib dan desa Atelbon. : Kr2 : Melina Bawi : X IPA : Gunung Cycloop (1A) Pegunungan Cycloop merupakan kawasan cagar alam. (1B) Pegunungan Cycloop yang terletak didaerah Kemiri, Sentani hanya membutuhkan waktu 15 menit dari bandar udara Sentani untuk bisa sampai di gunung ini. (1C) Ke gunung ini bisa ditempuh dengan motor dan mobil dan berjarak 45 kilometer jika kita berada di pusat kota Jayapura. (1D) Pegunungan Cycloop disebut dengan gunung Dafonsoro oleh masyarakat Sentani dan sekitarnya. (2A) Gunung Cycloop memiliki panorama alam yang sangat luar biasa indahnya. (2B) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara gunung Cycloop. (2C) Gunung Cycloop memiliki alam yang sangat indah akan keadaan alam yang sangat mempesona. (2D) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi kabut di bagian puncaknya, dan terbentang antara kota Jayapura hingga kabupaten Jayapura merupakan bentang alam yang sudah pasti memiliki kawasan hutan yakni, hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan sekunder dan padang rumput. No. Jenis Penanda kohesi kohesi Kohesi Gramatikal 7 Referensi a) Refernsi -nya anaforis tepat - Tidak tepat Analisis Penanda kohesi referesi anaforis –nya tidak tepat, karena pengacuan tersebut Perbaikan (1A) Pegunungan Cycloop merupakan kawasan cagar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151 tidak jelas mengacu kepada masyarakat atau gunung cycloop. Partikel –nya tidak perlu masukan dalam paragraf tersebut. Substitusi 8 Konjungsi a) Konjungsi koordinatif penambaha n Ini - dan - Penanda kohesi substitusi ini pemakaian tepat karena unsur tersebut mengandung makna penggantian. Hal tersebut dilakukuan untuk memperoleh unsur pembeda. Penanda konjungsi koordinatif dan pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya makna penambahan. alam. (1B) Pegunungan Cycloop yang terletak didaerah Kemiri, Sentani hanya membutuhkan waktu 15 menit dari bandar udara Sentani untuk bisa sampai di gunung ini. (1C) berwisata ke gunung ini bisa ditempuh dengan motor dan mobil dan berjarak 45 kilometer jika kita berada di pusat kota Jayapura. (1D) Pegunungan Cycloop disebut dengan gunung Dafonsoro oleh masyarakat Sentani. - - dan - Penanda konjungsi koordinatif dan pada paragraf (2) tepat, karena menunjukan adanya makna PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152 penambahan. b) Konjungsi subordinatif waktu sampai c) Konjungsi subordinatif syarat jika Kohesi Leksikal 9 Repetisi 10 Sinonim Gunung cycloop luar biasa – - - - - Penanda konjungsi koordinatif sampai pada paragraf (1) tepat, karena adanya makna yang menyatakan waktu. - Penanda kohesi konjungsi syarat jika pemakaian tepat, karena unsur tersebut mengandung makna syarat. Hal tersebut dilakukuan untuk memperoleh unsur pembeda. - Dari data paragraf (1) ditemukan kata gunung yang diulang berkali-kali. Pengulangan tersebut tidak tepat, karena menimbulkan pemborosan kata dan menyebabkan kalimat tidak efektif. (1A) Pegunungan Cycloop merupakan kawasan cagar alam. (1B) Gunung initerletak didaerah Kemiri, Sentani yang hanya membutuhkan waktu 15 menit dari bandar udara Sentani untuk bisa sampainya. (1C) Berwisata ke gunung ini bisa ditempuh dengan motor dan mobil dan berjarak 45 kilometer jika kita berada di pusat kota Jayapura. (1D) Cycloop disebut dengan gunung Dafonsoro oleh masyarakat. - Data paragraf (10 a) ditemukan pemakaian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153 mempes ona kohesi sinonimi. Pemakaiannya tepat, karena terdapat persamaan makna antara luar biasa dan mempesona. sangatluar biasa indahnya 11 Ekuivalensi Pegunun gan- - Data pada paragraf (10 b) penggunaan kohesi sinonimi tidak tepat, karena terdapat kata sangat dan luar biasa pada kalimat yang sama dimana kedua kata tersebut menunjukkan fungsi jabatan dan makna yang sama (yakni bermakna “sungguh”), serta berfungsi sebagai kata sandang yang sama untuk kata setelahnya, yakni kata indahnya. - Pemakaian kohesi ekuivalensitepat, (2A) Gunung Cycloop memiliki panorama alam yang sangat indah. (2B) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara gunung Cycloop. (2C) Gunung Cycloop memiliki alam yang sangat indah akan keadaan alam yang sangat mempesona. (2D) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi kabut di bagian puncaknya, dan terbentang antara kotaJayapura hingga kabupaten Jayapura merupakan bentang alam yang sudah pasti memiliki kawasan hutan yakni, hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan sekunder dan padang rumput. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154 gunung 12 Kolokasi Pada pagi hari dan sore hari Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan - karena gunung dan pegunungan samasama berasal dari kata dasar yang sama. Pada data paragraf nomor (12) pemakaian penanda kolokasi tidak tepat karena memiliki relasi makna yang berdekatan antara konstituen satu dengan konstituen yang lain, yakni samasama menunjukkan pembagian waktu dalam sehari, namun penempatannya salah - : Kr3 : Ella Uropka : X IPA : Gunung Apom (1A) Gunung Apom terletak di Pegunungan Bintang.(1B) Pemandangannya sangat indah. (1C) Di tepi gunung terdapat tebing yang sangat tinggi dan sebelah kanan terdapat batu karang besar yang seolah-olah menjaga bapa mama yang tinggal di belantara gunung Apom itu. (1D) GunungApom sedikit orang yang berburu kuskus pohon. (1E) Biasanya waktu berburu adalah waktu musim kemarau. (1F) Dipagi dan sore hari merasakan hembusan angin segar dari gunung Apom. (2A) Naik gunung Apom melihat pemandangan yang indah dan mempesona. (2B) Pada sore dan pagi hari kita bisa naik ke gunung Apom untuk melihat matahari terbenam karena ketika matahari mulai terbenam kita dimanjakan oleh keindahan alam gunung Apom yang begitu indah dan kitapun terbawa ke alam kesadaran kita untuk menikmatinya. No. Jenis kohesi Kohesi Gramatikal 13 Referensi a) Referensi anaforis Penanda kohesi tepat Tidak tepat Analisis Perbaikan Itu - Penunjukan pada kata itu mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata itu pada paragraf PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155 (1) menunjuk pada Gunung apom yang telah disebutkn pada kalimat sebelumnya. -nya 14 Konjungsi b) Konjungsi koordinatif penambahan c) Konjungsi subordinatif waktu d) Konjungsi koordinatif - Penanda kohesi substitusi berupa -nya. Penggantian tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. Kata ganti penunjuk pada kata ini menggantikan gunung wa pada kalimat pertama - Penanda konjungsi koordinatif dan pada paragraf (2) tepat karena menunjukan adanya makna penambahan. - dan ketika - sore dan pagi hari - Pemakaian penanda konjungsi waktu tidak tepat, karena penempatannya di depan kalimat menjadi tidak tepat. Penempatan sebaiknya diletakkan di belakang kalimat. seolaholah - Penanda konjungsi pembandingan seolah- - Penanda konjungsi koordinatif ketika pada paragraf (2) benar karena menunjukan adanya makna waktu. (2A) Naik gunung Apom melihat pemandangan yang indah dan mempesona. (2B) Kita dapat merasakan hembusan angin segar dari Gunung Apom pada pagi dan sore hari. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156 pembangding an Kohesi Leksikal 15 Repetisi 16 Ekvivalensi Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan olah pada paragraf (1) tepat karena menunjukan adanya makna pembandingan. gunung apom gunung pegunun gan - - Dari data paragraf (1) ditemukan katagunung apom yang diulang berkali-kali. Pengulangan tersebut tidak tepat karena menimbulkan pemborosan kata dan menyebabkan kalimat tidak efektif. Pemakaian kohesi ekuivalensi benar karena tumbuhan dan tumbuh sama-sama berasal dari kata dasar yang sama. : K4 : Mince Taplo : X IPA : Keindahan Alam Apyim Apom (1A) Pegunungan Apyim dan Apom merupakan salah satu pegunungan yang terletak di propinsi Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan Bintang. (1B) Kemewahan indah yang dimiliki oleh Apyim dan Apom membawa kesegaran bagi setiap perkembangan dan pertumbuhan. (1C) Gunung tersebut dihiasi dengan dua bintang yang bercahaya, pohon-pohon yang tumbuh secara liar, sungai-sungai yang mengalir disepanjang pegunungan Apyim dan Apom adalah menjadi suatu power yang selalu dekat dengan masyarakat pegunungan Bintang, Papua tepatnya di Oksibil. (2A) Kelebihan yang dimiliki oleh keindahan alam gunung Apyim dan Apom adalah diatas puncaknya terdapathawa panas yang tinggi oleh karena itu tidak bisa mendaki oleh siapapun. (2A) Dua buah pegunungan yang terpisah tetapi masih bergandengan tangan atau disebut dengan pegunungan adik dan kakak. - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157 No. Jenis kohesi Kohesi Gramatikal 17 Referensi a) Referensi anaforis b) 18 referensi kataforis Konjungsi Konjungsi koordinatif penambahan Konjungsi subordinatif Atribut Konjungsi subordinatif waktu Penanda kohesi tepat Tidak tepat Analisis Perbaikan -nya - Penunjukan pada kata -nya mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata -nya pada gunung aplim apomyang telah disebutkn pada kalimat sebelumnya. adalah - Referensi kataforis berupa adalah. Penunjukan pada kata adalahmengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. Kata adalah menunjuk pada dipuncaknya terdapat hawa panas. - dan - Penggunaan penanda kohesi konjungsi tepat karena kata dan menunjukan adanya makna penambahan. - yang - Pemakaian penanda konjungsi tepat, karena kata yang menunjukan adanya makna yang menyatakan atribut. - setiap - Pemakaian penanda konjungsi tepat, karena kata setiap menunjukan adanya makna yang menyatakan waktu. - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158 tetapi - Pemakaian penanda konjungsi tepat, karena kata tetapi menunjukan adanya makna yang menyatakan perbandingan. Konjungsi koordinatif perbandingan oleh karena itu - Pemakaian penanda kohesi konjungsi antarkalimat tidak tepat, karena penulis tidak menyampaikan tujuannya sehingga kita masih sulit untuk dapat menangkap maksud yang hendak disampaikan oleh penulis dalam paragraf tersebut. gunung apyim dan apom - Dari data paragraf (1) ditemukan kata gunung apyim dan apom yang diulang berkali-kali. Pengulangan tersebut tidak tepat karena menimbulkan pemborosan kata dan menyebabkan kalimat tidak efektif. Konjungsi antarkalimat Kohesi Leksikal 19 Repetisi (2A) Gunung Apyim dan Apom memiliki temperatur yang tinggi di atas puncaknya, oleh karena itu siapapun tidak ada yang mampu mendakinya, dan gunung tersebut merupakan dua pegunungan yang terpisah tetapi masih dalam satu rangkaian sehingga sering disebut juga dengan pegunungan adik dan kakak. - (1A) Pegunungan Apyim dan Apom merupakan salah satu pegunungan yang terletak di propinsi Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan Bintang. (1B) Kemewahan yang dimilikinya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159 20 Sinonim bergandeng an tanganadik kaka - 21 Ekvivalensi gunung – pegunungan - Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan Pemakaian kohesi sinonimi tepat, karena penanda tersebut menandakan adanya persamaan makna Pemakaian kohesi ekuivalensi benar karena gunungdan pegunungan samasama berasal dari kata dasar yang sama. membawa kesegaran bagi setiap perkembangan dan pertumbuhan. (1C) Gunung tersebut dihiasi dengan dua bintang yang bercahaya, pohonpohon yang tumbuh secara liar, sungai-sungai yang mengalir disepanjang hutan adalah menjadi suatu power keberlangsungan hidup masyarakat Pegunungan Bintang - : Kr5 : Frans Wasini : X IPA : Waktu Liburan (1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman ke distrik Okbibab. (1B) Kami berangkat dari Oksibil naik taksi dan turun di kampung Bulangkop sekitar jam lima sore. (1C) Dari situ kami mulai jalan kaki sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik berbunyi disitu, kami lanjut sampai ditengah jalan hujan deras turun dan kitapun berteduh di bawah pohon besar. (1D) Setelah hujan reda kami mulai berjalan lagi sampai tiba di Okbibab jam dua malam. Pagi kami melanjutkan perjalanan ke kampung Borme dan sampai di kampung Borme bertemu dengan orang tua dan sanak saudara. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160 No. Jenis kohesi Kohesi Gramatikal 22 Referensi a) Referensi anaforis 23 24 Substitusi Konjungsi a) Konjungsi subordinatif waktu Kohesi Leksikal 25 Ekvivalensi Penanda kohesi tepat situ kami Tidak tepat Analisis Perbaikan - Penunjukan pada kata situ mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata situ pada paragraf (1) menunjuk pada dari situ kami mulai jalan kaki sampai di gunung botakyang telah disebutkn pada kalimat sebelumnya. Penanda kohesi substitusi berupa kami. Penggantian tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. Kata ganti orang perrsona pertama jamak pada kata kami menggantikan saya dan teman-teman pada kalimat pertama. - - - sampai Berjalan perjalanan - Penanda konjungsi berupa sampai. Penanda tersebut tepat, karena menunjukan adanya makna yang menyatakan waktu. - Pemakaian kohesi ekuivalensitepat, karena berjalan dan perjalanan berasal dari kata dasar yang sama. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161 Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan : Kr6 : Refianus Walam : X IPA : Keindahan Alam Serta Manfaatnya (1A) Alam sangat bermanfaat dan merupakan kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. (1B) Alam adalah tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan. (1C) Adapun alam yang indah kaya yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, kabupaten pegunungan bintang. (1D) Di perbatasan wilayah RI-PNG tepatnya di distrik Tarup, terdapat sebuah gunung yang bernama Tarup daerah yang berbukit-bukit, gunungnya yang terlalu tinggi. (2A) Gunung ini juga terdapat banyak buah-buahan yang disediakan oleh alam untuk dimakan oleh manusia yang bermanfaat bagi tubuhnya dan juga terdapat buah-buahan yang kecil untuk burung dan digunung ini juga terdapat banyak pohon sagu yang termasuk makanan kas orang papua pesisir. (2B) Di sana juga tanahnya cocok untuk menanamtanaman, seperti padi ladang dan ubi jalar. Masyarakat dari berbagai perkampungan berdatangan ke daerah itu untuk menetap disana.(2C) Mereka betul-betul melihat dan merasakan manfaat dan kenikmatan yang begitu memuaskan. (2D) Alam sangat bermanfaat danmerupakan kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. (2E) Alam adalah tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan. No. Jenis Penanda kohesi kohesi Kohesi Gramatikal 26 Referensi a) Referensi ini anaforis itu tepat Tidak tepat Analisis Perbaikan - Penunjukan pada kata ini mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata ini pada paragraf (2) menunjuk pada Gunung Tarup yang telah disebutkn pada kalimat sebelumnya. - - Penunjukan pada kata itu mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata itu menunjuk pada kawasan gunung tarup. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162 c) 27 referensi kataforis Substitusi seperti - Referensi kataforis berupa seperti. Penunjukan pada kata sepertimengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. Kata seperti menunjuk pada ubi jalar dan pading ladang. - adalah - Referensi kataforis berupa adalah. Penunjukan pada kata adalahmengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. Kata adalah menunjuk tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan. Penanda kohesi substitusi berupa di sana. Penggantian tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. Kata ganti tempat pada kata di sana menggantikan daerah sekitar gunung Tarup. - Penanda kohesi substitusi berupa mereka. Penggantian tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. Kata ganti orang persona pertama jamak pada kata merekamenggantikan - di sana - mereka - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163 kata masyarakat. 28 Konjungsi a. Konjungsi koordinatif penambaha n dan - Penanda konjungsi koordinatif dan pada paragraf (2) tepat karena menunjukan adanya makna penambahan. - yang - Penanda konjungsi koordinatif yang pada paragraf (2) benar karena menunjukan adanya makna atribut. b. Konjungsi subordinatif Atribut Kohesi Leksikal 29 Repetisi manusia, hewan dan tumbuhtumbuhan - Dari data paragraf (1) ditemukan katamanusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan yang diulang berkalikali. Pengulangan tersebut tidak tepat karena menimbulkan pemborosan kata dan menyebabkan kalimat tidak efektif. (1A) Alam sangat bermanfaat dan merupakan kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhtumbuhan. (1B) Alam adalah tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya. (1C) Adapun alam yang indah kaya yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, kabupaten pegunungan bintang. (1D) Di perbatasan wilayah RI-PNG tepatnya di distrik Tarup, terdapat sebuah gunung yang bernama Tarup daerah yang berbukit-bukit, gunungnya yang terlalu tinggi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164 30 Hiponim tanamanpadi ladang, ubi jalar 31 Sinonimi daerah yang berbukitbukit, gunungnya yang terlalu tinggi. 32 antonim kaki gunung - puncak - - - Pemakaian kohesi hiponimi tepat, karena ata tanaman adalah generik dan ubi jalar dan padi ladang merupakan makna spesifik. Data pada paragraf (1) penggunaan penanda kohesi sinonimi tidak tepat karena, tidak koheren, meski pada kalimat tersebut terdapat dua kata yang memiliki padanan makna yang sama yakni kata daerah yang berbukit-bukit dan kata gunung. Data tersebut ditemukan pemakaian kohesi antonim. Pemakaiannya tepat, karena terdapat - (1A) Alam sangat bermanfaat dan merupakan kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhtumbuhan. (1B) Alam adalah tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan. (1C) Adapun alam yang indah kaya yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, kabupaten pegunungan bintang. (1D) Perbatasan wilayah RI-PNG di Distrik Tarup, terdapat sebuah gunung yang tinggi bernama Gunung Tarup dengan daerah yang berbukit-bukit. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165 33 Ekvivalensi menanam tanaman - gunung pegunungan - perlawanan makna. Pemakaian kohesi ekuivalensitepat, karena tumbuhan dan tumbuh sama-sama berasal dari kata dasar yang sama. - - Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan Pemakaian kohesi ekuivalensi benar karena gunungdan pegunungan samasama berasal dari kata dasar yang sama. : Kr7 : Yokbet Tabisu : X IPA : Danau Sentani (1A) Danau Sentani begitu indahdan elok dipandang. (1B) Di pesisir danau dihiasi oleh pohon-pohon sagu. (1C) Danau sentani terdapat berbagai macam hewan dan tumbuh-tumbuhan.(1D) Didalamnya terdapat rumput-rumput laut dan berbagai jenis ikan, seperti gabus, lohan, dan lainnya. (2A) Di dalam danau juga hidup seekor buaya putih yang sangat besar. (2B) Buaya ini juga disebut sebagai penjaga danauSentani. (2C) Buayaini tidak sembarang keluar, kalau tidak dipanggil oleh orang yang bertugas menjaga danau Sentani. (2D) Masyarakat Sentani setiap tahun adakan festival danau Sentani. (2E) Festival danau sentani berlangsung mulai dari sejak2008 sampai sekarangdandiadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24. No. Jenis Penanda kohesi kohesi Kohesi Gramatikal 34 Referensi a) Referen ini si anaforis tepat Tidak tepat Analisis Perbaikan - Penunjukan pada kataini mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata ini pada paragraf (2) menunjuk pada buaya putih yang telah disebutkn pada kalimat sebelumnya. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166 b) 35 Refere nsi katafor is Konjungsi a. Konjung si koordin atif penamb ahan c. Konjung si subordin atif Atribut seperti - Referensi kataforis berupa seperti. Penunjukan pada kata sepertimengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. - Penanda konjungsi koordinatif dan pada paragraf (2) tepat karena menunjukan adanya makna penambahan. - Penanda konjungsi koordinatif yang pada paragraf (2) tepat, karena menunjukan adanya makna atribut. dan yang mulai, dari, sampai, sejak - d. Konjung si subordin atif Sampai - Data pada paragraf (2) penggunaan penanda kohesi konjungsi subordinatif waktu tidak tepat meskipun terdapat kata-kata mulai dari……sejak......samp ai…… yang merupakan kata penghubung menandakan hubungan waktu, dalam hal ini hubungan antara tahun terselenggarakannya acara ini pertama kali di tahun 2008 dan masih berlangsung hingga saat sekarang ini. Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif tepat, karena kata sampai - (2D) Masyarakat Sentani setiap tahunnya mengadakan festival Danau Sentani yang telah berlangsung sejak 2008 hingga sekarang dan diadakan setiap tanggal 19-24 Juni. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167 waktu menunjukan adanya hubungang waktu Kalau - Data pada paragraf (2C terdapat penanda konjungsi subordinator syarat yang ditandai dengan kata kalau yang berfungsi sebagai kata penghubung yang menyatakan syarat. Kata kalau sebaiknya diganti dengan bilamana sehingga kalimatnya menjadi efektif dan koheren. (2C) Buaya ini juga disebut sebagai penjaga Danau Sentani, dan akan keluar bilamana petugas penjaga Danau Sentani memanggilnya. Kohesi Leksikal 36 Repetisi danau - Dari data paragraf (2) ditemukan katadanau yang diulang berkalikali. Pengulangan tersebut tidak tepat karena menimbulkan pemborosan kata dan menyebabkan kalimat tidak efektif. 37 hewan (2A) Di dalam danau juga hidup seekor buaya putih yang sangat besar. (2B) Buaya ini juga disebut sebagai penjaganya. (2C) Buayaini tidak sembarang keluar, kalau tidak dipanggil oleh orang yang bertugasnya. (2D) Masyarakat Sentani setiap tahun adakan festival danau Sentani. (2E) Festival tersebut berlangsung mulai dari sejak 2008 sampai sekarang dan diadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24. - e. Konjung si syarat Hiponim - Pemakaian kohesi hiponimi tepat, karena kata hewan adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168 generik dan ikan lohan, gabus merupakan makna spesifik. 38 sinonim tumbuhan - indah-elok - Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan Pemakaian kohesi hiponimi tepat, karena kata tumbuhtumbuhan adalah generik dan rumputrumput laut merupakan makna spesifik. Data tersebut ditemukan pemakaian kohesi sinonim. Pemakaiannya tepat, karena terdapat persamaan kata. - - : Kr8 : Peni Uropdana : X IPA : Hidup di Mambramo (1A) Sungai Mambramo adalah sungai terpanjang dan yang terkenal oleh seluruh dunia. (1B) Sungai Mambramo mengalir dari alam pegunungan menuju ke pesisir pantai. (1C) Dalam mengalir sungai Mambramo tidak lurus tetapiberbelok-belok di sepanjang hutan. (1D) Dipinggir sungai Mambramo ada keluarga yang hidup dan menetap selama belasan tahun. (2A) Sore sudah tiba udara sangat sejuk dua anakberlari di pinggir sungai yang dimanjakan oleh pasir putih yang indah. (2B) Mataharipun sudah terbenam hanya suara kodok dan jangkrik yang bisa terdengar bagaikan simponi tandanya bahwa hari sudah gelap. (2C) Keesokan harinya pasti mereka berburu dan mancing. (2D) Seperti itulah kisah hidup yang menjalani keluarga tersebut dari hari kehari bahkan sampai saat ini. No. Jenis kohesi Kohesi Gramatikal 39 Referensi a) referensi kataforis Penanda kohesi tepat Tidak tepat Analisis Perbaikan adalah - Referensi kataforis berupa adalah. Penunjukan pada kata PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169 adalahmengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. Kata adalah menunjuk sungai terpanjang. 40 Konjungsi a) Konjungsi koordinatif penambahan dan b) Konjungsi subordinatif Waktu - - sampai - selama c) Konjungsi subordinatif pengandaian bagaikan - Penggunaan penanda konjungsi koordinatif berupadan pada paragraf (1) tepat karena menunjukan adanya makna penambahan. Penggunaan penanda konjungsi suboordinatif waktu berupa sampai tepat, karena pada kata sampai menunjukan waktu. Penggunaan penanda konjungsi suboordinatif waktu berupa sampai tepat, karena pada kata sampai menunjukan waktu. Penggunaan penanda konjungsi suboordinatif pengandaian berupa bagaikan - - - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170 tepat, karena pada kata bagaikan menunjukan pengandaian. d) Konjungsi koordinatif perlawanan - Penggunaan penanda konjungsi suboordinatif pengandaian berupa bagaikan tepat, karena pada kata bagaikan menunjukan pengandaian. tetapi Kohesi Leksikal 41 Repetisi 42 Hiponim mambramo anak - - Penggunaan penanda repetisi berupa Mambramo tidak tepat, karena terdapat pengulangan sebanyak tiga kali sehingga paragrafnya tidak efektif. Pemakaian penanda kohesi hiponimi tepat, karena kata keluarga adalah (1A) Sungai Mambramo adalah sungai terpanjang dan yang terkenal oleh seluruh dunia. (1B) Sungai Mambramo mengalir dari alam pegunungan menuju ke pesisir pantai. (1C) Dalam mengalirnyatida k lurus tetapi berbelok-belok di sepanjang hutan. (1D) Dipinggir sungai ada keluarga yang hidup dan menetap selama belasan tahun. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171 43 Sinonim Berbelokbelok - 44 Antonim pantai - 45 Kolokasi Sore - Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan generik dan anak merupakan makna spesifik. Penggunaan penanda sinonimi berupa berbelokbelok tepat, karena kata berbelok-belok adalah persamaan kata dengan kata tidak lurus. Penggunaan penanda antonimi berupa pantai tepat, karena kata pantai adalah lawan kata dari kata pegunungan. Penggunaan penanda kohesi kolokasi tepat karena kata sore berkolokasi dengan kata mataharipun pun sudah terbenam. - - - : Kr9 : Meki Tepmul : X IPA : Gunung Lim (1A) Gunung Lim terdapat di kabupaten Pegunungan Bintang tepat di distrik Bime.(1B) Gununginikelilingi oleh pepohonan sehingga alamnya indah dan sejuk. (1C) Kalau kita berjalan kaki menapaki di bawah kaki gunung Lim terdengar suara-suara tangisan anak kecil, dan suara binatang. (1D) Kita berjalan sampai tepi gunung kita dimanjakan oleh salju yang abadi. (2A) Ketika kita berjalan menapaki pertengahan gunung Lim kita dengar suara burung yang bernyanyi di alam bebas itu. (2B) Di sebelah gunung Lim terdapat air terjun yang masyarakat setempat menyakini bahwa air terjun tersebut membawa kesuburan dalam tanaman dan ternak. (2C) Selain itu terdapat pula pohon pandang yang berbaris susun rapi. (2D) Dibagian timur gunung Lim terdapat kebun milik warga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172 No. Jenis kohesi Kohesi Gramatikal 46 Referensi a) Referensi anaforis 47 Substitusi 48 Konjungsi b) Konjungsi koordinatif penambahan Penanda kohesi tepat Tidak tepat Analisis Perbaikan itu - Penunjukan pada kata itu mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata itu pada paragraf (2) menunjuk pada pertengahan gunung lim yang telah disebutkn pada kalimat sebelumnya. ini - - warga - Penunjukan pada kata ini mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata ini pada paragraf (2) menunjuk pada gunung lim yang telah disebutkn pada kalimat sebelumnya. Penanda kohesi substitusi berupa warga. Penggantian tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. Kata ganti orang persona pertama jamak pada kata warga menggantikan kata masyarakat. Penggunaan penanda konjungsi koordinatif berupadan pada - dan - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173 paragraf (2) tepat karena menunjukan adanya makna penambahan. - c) Konjungsi subordinatif waktu selain itu - Penggunaan penanda konjungsi koordinatif berupaselain itu pada paragraf (2) tepat karena menunjukan adanya makna penambahan. ketika - Penggunaan penanda konjungsi suboordinatif waktu berupa ketika tepat, karena pada kata ketika menunjukan waktu. - - sampai - Penggunaan penanda konjungsi suboordinatif waktu berupa sampai tepat, karena pada kata sampai menunjukan adanya hubungan waktu. kalau - Penggunaan penanda konjungsi suboordinatif syarat berupa kalau tepat, karena pada kata syarat menunjukan adanya hubungan waktu. d) Konjungsi subordinatif Syarat Kohesi Leksikal 49 Repetisi kita - Pemakaian penanda repetisi (1D) Kita berjalan sampai tepi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174 tidak tepat, karena kata kita diulang sebanyak tiga kali sehingga paragrafnya menjadi tidak koheren dan juga terjadi pemborosan kata. 50 Ekvivalensi gunung lim - pegunun gangunung - Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan Pemakaian penanda kohesi repetisi tepat, karena kata gunung lim diulang sebanyak satu kali. Pengulangan tersebut bertujuan untuk menegaskan pentingnya kata tersebut. Pemakaian kohesi ekuivalensitepat, karena pegunungandan gunung sama-sama berasal dari kata dasar yang sama. gunung akandimanjakan oleh salju yang abadi. (2A) Ketika berjalan menapaki pertengahan gunung Lim terdengar suara burung yang bernyanyi di alam bebas itu. - - : Kr10 : Lazarus Sitokmabin : X IPA : Danau Sentani (1A) Danau Sentani terletak di kabupaten Jayapura.(1B) Danau ini berada di bawah lereng cagar alam Siklop yang memiliki luas sekitar 25.000.000 hektar. (1C) Luas wilayah danau sentani sendiri memiliki 9.360 hektar dan berada pada ketinggian 75 meter yang merupakan danau terbesar di papua. (1D) Jika anda berkunjung ke danau Sentani bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun empat.(1E) Ketika kita dari arahkota Sentani, menempuh 20-30 menit dengan menggunakan sepeda motor atau mobil. (2A) DanauSentani dimanjakan dengan keindahan alam dan disana juga terdapat oleh-oleh khas Sentani. (2B) Di sana terdapat hiasan bermotif danau Sentani dan juga kita bisa melihat sisa-sisa amunisi perang dunia kedua. (2C) Itulah sedikit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175 tips yang saya berikan tetapi saran saya lebih baik anda berkunjung ke Papua jangan hanya berkunjung ke satu lokasi saja tetapi banyak tempat yang indah. (2D) Salah satu yang populer adalah danau Sentani yang terletak di kampung Asei. No. Jenis kohesi Kohesi Gramatikal 51 Referensi a) Referensi anaforis Penanda kohesi tepat Tidak tepat Analisis Perbaikan - Penunjukan pada kata ini mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata ini pada paragraf (1) menunjuk pada danau sentani yang telah disebutkn pada kalimat sebelumnya. Pemakaian referensi kataforis berupa adalah. Penunjukan pada kata adalahmengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. Pemakaian penanda kohesi substitusi tepat, karena kata di sana menggantikan perkampungan di danau sekitar danau sentani. Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. - Pemakaian - ini b) referensi kataforis adalah - 52 Substitusi di sana - 53 Konjungsi a) Konjungsi dan - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176 koordinatif penambahan b) Konjungsi subordinatif waktu penanda konjungsi koordinatif berupadan pada paragraf (2) tepat, karena menunjukan adanya hubungan penambahan. ketika - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif waktu berupaketika pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan waktu. - c) Konjungsi subordinatif Atribut yang d) Konjungsi koordinatif perlawanan tetapi - Penggunaan penanda konjungsi suboordinatif sayarat berupayang pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan yang menyatakan atribut. - Penggunaan penanda konjungsi koordinatif perlawanan berupatetapi pada paragraf (2) tepat, karena menunjukan adanya hubungan perlawanan. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177 Kohesi Leksikal 54 Repetisi danau sentani - 55 Hiponim kendaraan - 56 Sinonim tips-saran - Pemakaian penanda repetisi tidak tepat, karena kata danau sentani diulang sebanyak tiga kali sehingga paragrafnya menjadi tidak koheren dan juga terjadi pemborosan kata. Pemakaian penanda kohesi hiponimi tepat, karena kata kendaraan adalah generik dan motor dan mobil merupakan makna spesifik. Penggunaan penanda kohesi sinonimi berupa saran-tips tepat, karena kata saranmemiliki persamaan kata dengan kata saran. (1A) Danau Sentani terletak di kabupaten Jayapura.(1B) Danau ini berada di bawah lereng cagar alam Siklop yang memiliki luas sekitar 25.000.000 hektar. (1C) Luas wilayah danau sentani sendiri memiliki 9.360 hektar dan berada pada ketinggian 75 meter yang merupakan danau terbesar di papua. (1D) Jika anda berkunjung ke danau Sentani bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun empat. - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178 Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan : Kr11 : Yohanes Tetangwi : X IPA : Gunung Wanbon Gunung wanbon adalah gunung yang tertinggi di bagian selatan pegunungan bintang. Karena gunung yang paling tertinggi jadi kalau kita lihat dari atas lembah dan daratan yang paling rendah dan indah dan juga cuacanya bagus. Di gunung ini terdapat burung, buah-buahan dan lain sebagainya memanjakan kita untuk menikmati keindahan alam gunung Wanbon. Daerah ini memiliki daratan rendah. Kalau kita tanam jenis tanaman tidak mungkin dia mati, malah dia tumbuh subur karena sekitar gunung ini tanahnya subur dan sejuk. No. Jenis kohesi Kohesi Gramatikal 57 Referensi a) Referensi anaforis b) referensi kataforis 58 Konjungsi a) Konjungsi koordinatif penambahan Penanda kohesi tepat Tidak tepat Analisis Perbaikan ini - Penunjukan pada kata ini mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata ini pada paragraf (1) menunjuk pada gunung Wanbon yang telah disebutkn pada kalimat sebelumnya. - adalah - Pemakaian referensi kataforis berupa adalah. Penunjukan pada kata adalahmengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. - - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif - dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179 berupadan pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan penambahan. b) Konjungsi subordinatif perlawanan juga - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupa juga pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan penambahan. - c) Konjungsi subordinatif Atribut kalaumalah - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif berupa malah pada paragraf (2) tidak tepat,terdapat penanda kohesi konjungsi koordinatif berupa kata kalau…., malah… yang berfungsi sebagai penghubung penanda perlawanan. Namun begitu, pada kalimat tersebut masih terdapat kesalahan pada ragam pemakaian kata yang tidak baku, yakni kata malah yang bukan berasal dari kata serapan maupun kata baku bahasa (2A) Daerah ini berupa dataran rendah yang mana jika kita menanam berbagai jenis tanaman, maka akan tumbuh subur karena tanahnya yang sangat subur dan sejuk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180 Indonesia. Kohesi Leksikal 59 Repetisi 60 Ekvivalensi yang gunung ini gunungapegunungan Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan - - - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupayang pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan atribut. - Pemakaian penanda kohesi repetisi tepat, karena untuk memperoleh unsur pembeda dan juga untuk menekankan pentingnya kata tersebut. Pemakaian kohesi ekuivalensitepat, karena pegunungan dan gunung samasama berasal dari kata dasar yang sama. - - : Kr12 : Legion Asemki : X IPA : Gunung Anem (1A) Pada waktu liburan kemarin saya ikut sahabatku ke distrik Kiwirok.(1B) Sampai di sana saya bersama sahabatku ketemu bapak, mama, dan keluarganya. (1C) Empat hari kemudian dia ajak temannya kami bertiga jalan-jalan melihat pemandangan gunung Anem. (1D) Saya melihat gunung Anem, gunung ini adalah gunung yang paling tertinggi di kampung Kubipkop. (1E) Gunung Anem begitu indah dan cukup tinggi. (2A) Gunung ini tidak ada pohon yang ada hanya rumput-rumput dan batubatu karang saja yang memenuhinya. (2B) Ketika saya melihat gunung Anem terdapat banyak potensi yang ada di gunung ini.(2C) Potensi tersebut salah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181 satunya adalah air terjun yang indah dan juga masyarakat Kiwirok biasa mendaki gunung ini untuk sampai di kampung. No. Jenis kohesi Kohesi Gramatikal 61 Referensi a) Referensi anaforis Penanda kohesi ini -nya tepat Tidak tepat Analisis Perbaikan - Penunjukan pada kata ini mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata ini pada paragraf (1) menunjuk pada gunung Anem yang telah disebutkan pada kalimat. - - Penunjukan pada kata-nya mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata -nya pada paragraf (1) menunjuk pada sahabatku yang telah disebutkan pada kalimat. - 62 b) referensi kataforis adalah - Substitusi di sana - Pemakaian referensi kataforis berupa adalah. Penunjukan pada kata adalahmengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. Pemakaian penanda kohesi substitusi tepat, karena kata di sana menggantikan distrik Kiwirok. Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182 kami 63 Konjungsi a) Konjungsi koordinatif penambaha n dan juga - Pemakaian penanda kohesi substitusi tepat, karena kata kami menggantikan saya dan sahabat saya dan teman sahabat saya. Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. - - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupadan pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan penambahan. - - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupa juga pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan penambahan. b) Konjungsi subordinati f waktu pada waktu - ketika Pemakaian penanda konjungsi subordinatif waktu berupa pada waktu. Pemakaian penanda kohesi tidak tepat, karena posisi subyek kalimat seharusnya ditaruh di depan kalimat. - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif waktu (2A) Saya ikut sahabatku ke Distrik Kiwirok pada saat liburan kemarin, sesampai di sana, kami bertemu dengan bapak, mama, dan keluarganya. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183 berupa ketika pada paragraf (2) tepat, karena menunjukan adanya hubungan waktu. Kohesi Leksikal 64 Repetisi sampai sahabatk u - - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif waktu berupa sampai pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan waktu. - Pemakaian penanda repetisi tidak tepat, karena kata sahabatku diulang sebanyak tiga kali sehingga paragrafnya menjadi tidak koheren dan juga terjadi pemborosan kata. (1A) Pada waktu liburan kemarin saya dan sahabat saya berlibur di distrik Kiwirok.(1B) Sampaidisana kami bertemu bapak, mama, dan keluarganya. (1C) Empat hari kemudian dia ajak temannya kami bertiga jalan-jalan melihat pemandangan gunung Anem. (1D) Saya melihat gunung Anem, gunung ini adalah gunung yang paling tertinggi di kampung Kubipkop. (1E) Gunung Anem begitu indah dan cukup tinggi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184 Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan : Kr13 : Yorim Asemki : X IPA : Pegunungan Bonai (1A) Gunung Bonai terletak di Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan Bintang (Oksibil).(1B) Gunung ini memiliki keindahan alam yang sangat beragam.(1C) Gunung tersebut masyarakat diyakini bahwa di balik gunung Bonai tersebut mengisi pusat ekonomi dunia. (1D) Tetapi sampai saat ini belum menemukan keyakinan masyarakat itu.(1E) Pegunungan Bonai menjadi misteri bagi masyarakat Pegunungan Bintang sampai saat ini. (2A) Pegunungan Bonai juga memiliki sifat tersendiri yaitu pohon-pohon bertumbuh secara liar, sungai-sungai yang mengalir tanpa arus.(2B) Kabut-kabut tebal memanjang disepanjangpegunungan Bonai.(2C) Mengalirkan emas dan terdapat pasir yang jernih.(2D) Pasir-pasir tersebut bukan pasir biasa tetapi pasir emas.(2E) Disepanjang kawasan Pegunungan Bonai terdapat beberapa binatang buas seperti babi liar, kasuari, burung-burung, kus-kus pohon serta gangguru. No. Jenis kohesi Kohesi Gramatikal 65 Referensi a) Referensi anaforis Penanda kohesi tepat Tidak tepat Analisis Perbaikan ini - Penunjukan pada kata ini mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata ini pada paragraf (1) menunjuk pada gunung Bonai. - itu - Penunjukan pada kata itu mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata itu pada paragraf (2) menunjuk pada kepercayaan masyarakat yang telah - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185 b) referensi kataforis disebutkn pada kalimat sebelumnya. yaitu - Pemakaian referensi kataforis berupa yaitu. Penunjukan pada katayaitumengac u pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. 66 Konjungsi a) Konjungsi koordinatif penambahan b) Konjungsi koordinatif perlawanan seperti - Pemakaian referensi kataforis berupa seperti. Penunjukan pada kata sepertimengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. dan - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupadan pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan penambahan. tetapi - - - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif waktu berupatetapi pada paragraf PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186 (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan perlawanan. c) Konjungsi suordinatif waktu Kohesi Leksikal 67 Hiponim 68 Repetisi sampai - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif waktu berupasampai pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan waktu. binatang - Pemakaian penanda kohesi hiponimi tepat, karena kata binatang adalah generik dan babi liar, kasuari, burungburung, kuskus pohon serta ganggurumeru pakan makna spesifik. Pemakaian penanda repetisi tidak tepat, karena kata pegununungan Bonai diulang sebanyak tiga kali sehingga paragrafnya menjadi tidak koheren dan Pegunungan bonai - - - (2A) Pegunungan Bonai juga memiliki sifat tersendiri yaitu pohon-pohon bertumbuh secara liar, sungai-sungai yang mengalir tanpa arus dan kabul tebal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187 juga terjadi pemborosan kata. 69 Ekvivalensi Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan pegunungan -gunung - Pemakaian kohesi ekuivalensitepa t, karena pegununganda n gunung sama-sama berasal dari kata dasar yang sama. mengelilinginya . (2C) Sepanjang kawasanPegunu ngan Bonai terdapat binatang buas seperti babi liar, kasuari, burungburung, kus-kus pohon serta gangguru. - : Kr14 : Herminus Kalaka : X IPA : Rumah Adat (1A) Orang muda Pegunungan Bintang memiliki adat yang istimewa dan sangat sakral bagi generasi penurusnya.(1B) Rumahadat terbuat dari potongan rotan dan kayu besi.(1C) Rumah adatberdiri tegak atapnya berbentuk sayap burung cenderawasih, terdapat satu buah pintu yang tidak lebar dan besar.(1D) Ingin masuk kedalam naik keatas melalui tangga-tangga yang berwarna hitam dan sedikit coklat. (2A) Dalam rumah ini terdapat tungku api, dinding yang dihiasi dengan arang yang berwarna hitam dan tebal yang tidak menimbulkan bau sedap.(2B) Di dinding dalam rumah lurusan dengan pintu masuk ada tulisan “selamat datang kau adalah milikku”.(2C) Disebelah kiri ada patung yang berdiri tegak menghadap ke pintu masuk dan di hiasi juga oleh tanah merah dan tanah putih. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188 No. Jenis kohesi Kohesi Gramatikal 70 Referensi a) Referensi anaforis Konjungsi a) Konjungsi koordinatif penambaha n b) Konjungsi koordinatif Atribut Kohesi Leksikal 71 Repetisi Penanda kohesi tepat ini Tidak tepat Analisis Perbaikan - Penunjukan pada kata ini mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata ini pada paragraf (1) menunjuk pada rumah adat. - dan - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupadan pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan penambahan. - yang - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif berupayang pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan atribut. - - Pemakaian penanda kohesi repetisi tepat, karena untuk menekankan kata tersebut dalam paragraf tersebut. - rumah adat tanah merahtanah putih - Pemakaian penanda kohesi repetisi berupa tanah merah-tanah putih. Penanda kohesi tidak tepat, (2A) Dalam rumah ini terdapat tungku api, dinding yang dihiasi dengan arang yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189 karena pengulangan kata yang sama dalam satu kalimat. 72 Hiponim rumah adat - 73 Antonim merahputih - Pemakaian penanda kohesi hiponimi tepat, karena kata rumah adat adalah generik dan berdiri tegak atapnya berbentuk sayap burung cenderawasih, terdapat satu buah pintu yang tidak lebar dan besar, merupakan makna spesifik. Penggunaan penanda antonimi berupa pantai tepat, karena kata merah adalah lawan kata dari kata putih. berwarna hitam dan tebal yang tidak menimbulkan bau sedap.(2B) Di dinding dalam rumah lurusan dengan pintu masuk ada tulisan “selamat datang kau adalah milikku”.(2C) Disebelah kiri ada patung yangberdiri tegak menghadap ke pintu masuk dan di hiasi juga oleh tanah merah dan putih. - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190 Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan : Kr15 : Apina Mul : X IPA : Deskripsi Kelas (1A) Ruang kelasku persegi empat. (1B) Di dalam kelas ada meja, ada kursi, di depan kelas ada papan tulis berwarna hitam. (1C) Disamping kiri papan tulis terdapat meja guru, diatas meja guru terdapat buku Bahasa Indonesia dan kapur tulis.(1D) Saya masuk dalam kelas dan duduk di belakang dari barisan kedua. (2A) Saya duduk di samping jendela karena panas dan angin segar masuk dan menyegarkan badan saya. (2B) Siang telah tiba dan saya melihat ke temanteman semua pada ngantuk dan ada yang tidur tidak sadarkan diri dan ada yang teman lain yang bercerita asyik di kelas. (2C) Mereka cerita tentang bola dan berburu di hutan.(2D) Saya merasa capek tarik badan, berjalan pelan-pelan dan melihat dari samping pintu ada guru Bahasa Indonseia dan guru matematika bercerita asyik di pendopo sekolah mereka dua bercerita sambil makan pinang dan merokok. (2E) Guru Bahasa Indonesia masuk ke kelas dan berkata semua bangun kita pulang karena waktu sudah habis. (2F) Saya bertanya kepada guru pak ada tugas tidak? Tidak ada tugas! Kata pak guru. No. Jenis kohesi Kohesi Gramatikal 74 Substitusi 75 Konjungsi a) Konjungsi koordinatif penambahan Penanda kohesi tepat mereka dan Tidak tepat Analisis Perbaikan - Pemakaian penanda kohesi substitusi tepat, karena kata mereka menggantikan kata temanteman. Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. - - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupadan pada paragraf (2) tepat, karena menunjukan adanya hubungan - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191 penambahan. b) Konjungsi subordinatif waktu sambil - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif waktu berupasambil pada paragraf (2) tepat, karena menunjukan adanya hubungan waktu. - c) Konjungsi subordinatif sebab karena - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif sebab berupakarena pada paragraf (2) tepat, karena menunjukan adanya hubungan sebab. - ada - Dari data paragraf (1) ditemukan kataada yang diulang berkalikali. Pengulangan tersebut tidak tepat, karena menimbulkan pemborosan kata dan menyebabkan kalimat tidak efektif. (1A) Ruang kelasku persegi empat. (1B) Di dalam kelas terdapat meja, kursi, dan papan tulis berwarna hitam. (1C) Disamping kiri papan tulis terdapat meja guru, diatas meja guru terdapat buku Bahasa Indonesia dan kapur tulis.(1D) Saya masuk dalam kelas dan duduk di Kohesi Leksikal 76 Repetisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192 77 Hiponim ruang kelasmeja, kursi, papan tulis 78 Sinonim tidur-tidak sadarkan diri 79 Ekvivalensi Temantemanteman - - - Pemakaian penanda kohesi hiponimi tepat, karena kata meja, kursi dan papan tulis, merupakan makna spesifik dari ruang kelas. Penggunaan penanda kohesi sinonimi berupa kata tidur yang memiliki padanan makna yang sama dengan kata tidak sadarkan diri dalam satu kalimat yang sama. Pemakaian penanda kohesi sinonimi tersebut tidak tepat, karena terdapat pemborosan kata yang tidak perlu. Pemakaian kohesi ekuivalensitepat, karena temantemandan teman sama-sama berasal dari kata dasar yang sama. belakang dari barisan kedua. - (2A) Saya duduk di samping jendela karena panas dan angin segar masuk dan menyegarkan badan saya. (2B) Ketika waktu siang telah tiba, saya melihat teman-teman mulai mengantuk dan ada pula yang tidur, sementara yang lain ada yang sedang asyik bercerita di dalam kelas. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193 Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan : Kr16 : Apiana Kulka : X IPA : Danau Sentani (1A) Danau Sentani begitu elok dipandang.(1B) Di pesisir danau dihiasi oleh pohon-pohon sagu.(1C) Danaunya yang berlumpur dan di dalamnya terdapat rumput-rumput, airnya yang tawar di dalamnya terdapat berbagai jenis ikan yang hidup, seperti ikan gabus, lohan, dan lain sebagainya.(1D) Tetapi bukan berbagai ikan saja yang menghuni danau sentani ada juga hidup seekor buaya putih yang sangat besar. (1E) Danau Sentani setiap tahunnya diadakan yang namanya festival danau Sentani yang mulai berlangsung dari 2008 sampai sekarang.(1F) Sampai sekarang festival yang biasa diadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24. No. Jenis kohesi Kohesi Gramatikal 80 Referensi a) referensi kataforis 81 Konjungsi a) Konjungsi koordinatif penambahan b) Konjungsi subordinatif waktu Penanda kohesi tepat Tidak tepat Analisis Perbaikan seperti - Pemakaian referensi kataforis berupa seperti. Penunjukan pada kata sepertimengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. dan - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupadan pada paragraf (2) tepat, karena menunjukan adanya hubungan penambahan. - sampai - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif waktu berupasampai pada paragraf (2) tepat, karena menunjukan adanya hubungan waktu. - setiap - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif waktu - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194 berupasetiap pada paragraf (2) tepat, karena menunjukan adanya hubungan waktu. c) Konjungsi koordinatif atribut yang - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif berupayang pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan atribut. - d) Konjungsi koordinatif perlawanan tetapi - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif berupatetapi pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan perlawanan. - Pemakaian penanda kohesi hiponimi tepat, karena kata ikan adalah generik dan gabus dan lohanmerupakan makna spesifik. Pemakaian penanda kohesi kolokasi tepat, karena kata pohonpohon berkolokasi dengan kata rumputrumput. - Kohesi Leksikal 82 Hiponim 83 kolokasi ikangabus, lohan - pohonpohon dan rumputrumput - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195 Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan : Kr17 : Emanuel Iyai :X IPA : Keindahan Pulau Papua (1A) Keindahan pulau Papua sangat indah.(1B) Pulau Papua terbentuk burung Cendrawasih.(1C) Orang-orang besar dinamakan pulau Papua ataubumi Cendrawasih karena keindahan alam dan kekayaan alam sangat banyak. (1D) Keindahan alam di Papua terkenal di beberapa negara akan adanya kekayaan alam yang melimpah, festival danau Sentani, keindahan senja Kaimana dan juga keindahan pantai di daerah Papua dan juga keindahan pegunungan.(1E) Tidak hanya keindahan alam tetapi pulau Papua juga memiliki kekayaan alam yang kaya raya seperti emas, perak, timah, buah-buahan, kacang-kacangan dan lainlain. (1F) Pulau Papua kurang maju dalam pembangunan tetapi keindahan alam dan kekayaan alam sangat melimpah. No. Jenis kohesi Kohesi Gramatikal 84 Referensi a) referensi kataforis 85 Konjungsi a) Konjungsi koordinatif penambahan Penanda kohesi tepat seperti dan Tidak tepat Analisis Perbaikan - Pemakaian referensi kataforis berupa seperti. Penunjukan pada kata sepertimengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. - - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupadan pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan penambahan. - atau - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupaatau pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196 penambahan atau pemilihan. b) Konjungsi koordinatif perlawanan Kohesi Leksikal 86 Repetisi tetapi pulau papua - - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif waktu berupatetapi pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan perlawanan. - Dari data paragraf (1) ditemukan katapulau papua yang diulang berkali-kali. Pengulangan tersebut tidak tepat, karena menimbulkan pemborosan kata dan menyebabkan kalimat tidak efektif. (1A) Keindahan pulau Papua sangat indah dan berbentuk burung Cendrawasih.(1C) Orang-orang besar dinamakan pulau Papua ataubumi Cendrawasih karena keindahan alam dan kekayaanalam sangat banyak. (1D) Keindahan alam di Papua terkenal di beberapa negara akan adanya kekayaan alam yang melimpah, festival danau Sentani, keindahan senja Kaimana dan juga keindahan pantaidi daerah Papua dan juga keindahan pegunungan.(1E) Tidak hanya keindahan alam tetapi terdapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197 87 Hiponim keindahan alam - Pemakaian penanda kohesi hiponimi tepat, karena kata keindahan alam adalah generik dan festival danau Sentani, keindahan senja Kaimana dan juga keindahan pantai di daerah Papua dan juga keindahan pegunungan merupakan makna spesifik. juga kekayaan alam yang kaya raya seperti emas, perak, timah, buah-buahan, kacang-kacangan dan lain-lain. (1F) Papua kurang maju dalam pembangunan tetapi keindahan alam dan kekayaan alam sangat melimpah. - - 88 Antonim kekayaan alam - pantaipegunungan - Pemakaian penanda kohesi hiponimi tepat, karena kata kekayaan alam adalah generik dan emas, perak, timah, buah-buahan, kacangkacanganmerupaka n makna spesifik. Penggunaan penanda antonimi berupa pantai tepat, karena kata pantai - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198 89 Ekvivalensi kekayaankaya raya Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan - adalah lawan kata dari kata pegunungan. Pemakaian kohesi ekuivalensitepat, karena kekayaandan kaya raya sama-sama berasal dari kata dasar yang sama. - : Kr18 :Yorim Mul : X IPA : Rumahku (1A) Ingat rumahku, terbuat dari kayu buah, atap rumahku terbuat dari alang-alang.(1B) Bagian dinding terbuat dari papan cincang dan di bagian lantai dialas dengan kulitkayu yang rapih dan susun rapi. (1C) Satu tahun kemudian rumahku tidak ada harapan, bagian selatan dan utara rubuh duluan, buku dan ijazahku kadang kena hujan dan basah.(1D) Rumahku bagian timur tempat tidur bapak dan mamaku diatas tempat tidur bapak dan mamaku ada hiasan noken dan koteka yang digantungkan selain noken dan koteka ada kapak batu yang taruh di samping pintu masuk. (2A) Rumahku pintunya menghadap ke timur pagi hari matahari terbit dari ufuk timur dan memanas kedinginan malam tadi. (2B) Kedinginan malam hilang dan yang ada kepanasan tetapi di depan rumahku ada pohon selalu sejuk didepan halaman rumahku. (2C) Tidak lama lagi matahari sudah dekat untuk tenggelam di gunung Aplim Apom. No. Jenis Penanda kohesi kohesi Kohesi Gramatikal 90 Konjungsi Konjungsi dan koordinatif penambaha n Konjungsi subordinatif perlawanan tetapi tepat Tidak tepat Analisis Perbaikan - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupadan pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan penambahan. - - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif waktu berupatetapi pada - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199 paragraf (2) tepat, karena menunjukan adanya hubungan perlawanan. yang - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif berupayang pada paragraf (1) tepat, karena menunjukan adanya hubungan atribut. a) Konjung si subordin atif Atribut kemudian - rumahku - b) Konjung si subordin atif waktu Kohesi Leksikal 91 Repetisi - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif waktu berupakemudianpada paragraf (1) tidak tepat, karena kata kemudian yang menerangkan kata sebelumnya yakni satu tahun dan berfungsi sebagai penanda konjungsi subordinator waktu, tetapi pemakaian penanda kohesi tersebut salah karena kata kemudian biasanya dipakai untuk konjungsi fungsi penambahan. (1A, B) Rumahku yang telah berumur satu tahun kini telah rusak, sisi selatan dan utara adalah bagian yang rubuh terlebih dahulu, buku dan ijazahku menjadi basah setiapkali hujan datang. Dari data karangan deskripsi ditemukan pemakaian penanda kohesi repetisi berupa rumahku yang diulang berkali-kali. Pengulangan tersebut tidak tepat, karena menimbulkan pemborosan kata dan menyebabkan kalimat (2A) Pintunya menghadap ke timur sehingga setiap pagi matahari memanaskan kedinginan malam tadi dan yang ada kepanasan,tetapi di halaman rumah tumbuh sebuah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200 tidak efektif. 92 Antonim selatanutara Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan - Penggunaan penanda antonimi berupa pantai tepat, karena kata selatan adalah lawan kata dari kata utara pohon sehingga tidak akan kepanasan. - : Kr19 : Yupen Singleki : X IPA : Aplim Apom/ Puncak Mandala (1A) Gunung Aplim Apom atau disebut juga gunung Mandala biasa dikatakan gunung Sombong, karena pada saat cuaca cerah dilihat dari Oksibil dan sekitarnya melihat keatas gunung Mandala kelihatannya indah dan bagus terus gunung yang lainnya juga.(1B) Ketikamelihatnya gunung bagus awan biru naik dan matahari terangtetapi pada saat cuaca buruk kelihatan gunung Mandala akan gelap dan pada waktu juga mulai angin, kilat guntur dan awan mulai menutup dan hujan turun, padasaat itu juga banjirlah kali Sombong atau disebut kali Oksibil. No. Jenis kohesi Kohesi Gramatikal 93 Konjungsi Konjungsi koordinatif penambahan Penanda kohesi tepat Tidak tepat Analisis Perbaikan dan - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupadan tepat, karena menunjukan adanya hubungan penambahan. - atau - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupaatau tepat, karena menunjukan adanya hubungan - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 201 penambahan pemilihan. Konjungsi subordinatif waktu ketika pada saat itu juga Konjungsi subordinatif sebab 94 Kohesi Leksikal Hiponim - - - Pemakaian penanda konjungsi antarkalimat tepat, karena menunjukan adanya hubungan dengan kalimat sebelumnya. - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif sebab berupakarena tepat, karena menunjukan adanya hubungan perlawanan. - - Pemakaian penanda kohesi hiponimi tepat, karena kata cuaca adalah generik dan gunung Mandala akan gelap dan pada waktu juga mulai angin, kilat guntur dan awan - karena cuaca buruk Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif waktu berupaketika tepat, karena menunjukan adanya hubungan waktu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202 95 Repetisi Gunung mandala - 96 Sinonim indah-bagus - 97 Antonim teranggelap - 98 Ekvivalensi lihatmelihatmelihatnya - mulai menutup dan hujan turun, padasaat itu juga banjirlah kali Sombong atau disebut kali Oksibilmerupakan makna spesifik. Pemakaian penanda repetisi berupa gunung mandala. Pemakaiannya tepat karena bertujuan untuk menekankan kata tersebut dalam paragraf tersebut dan juga untuk menjaga kepaduan paragraf. Penggunaan penanda kohesi sinonimi tepat, karena kata indah memiliki persamaan kata dengan kata bagus. Penggunaan penanda antonimi berupa pantai tepat, karena kata terang adalah lawan kata dari kata gelap. Pemakaian kohesi ekuivalensitidak tepat, karena ketiga kata yang mempunyai kedekatan makna, yakni kata dilihat, melihatdankelihat annya yang ketiganya berasal - - - (1A) Gunung Aplim Apom disebut juga Gunung Mandala atau masyarakat sekitar menyebutnya Gunung Sombong, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203 dari kata dasar yang sama yakni lihat. Pemakaianpenand a kohesi untuk tidak tepat sehingga cukup gunakan satu kata saja. Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan yang mana pada saat cuaca cerah, gunung tersebut akan terlihat indah. : Kr20 : Agatha Uropkulin : X IPA : Pengalaman Liburan (1A) Waktu SMP, saya sekolah di SMP Katolik Bakti Luhur Malang.(1B) Waktu itu saya masuk kelas VIII, lalu di Malang saya tinggal dengan kakak sepupu dan suaminya.(1C) Waktu saya disana saya mempunyai banyak temanteman ada yang dari Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Blitar, Jakarta, dan ada yang asli Malang. (2A) Bulan Desember saya, kaka dan suaminya kami liburan di Bali, di sana kami merayakan hari ulang tahun adik sepupu saya. (2B) Disana kami tinggal di Denpasar di hotel.(2C) Nama hotel itu adalah Hotel Mawar Dua Jalan Diponegoro.(2D) Di Bali itu kotanya kecil tetapi bengitu indahnya luar biasa dan besoknya kami merayakan ulang tahun di pantai Kuta. (2E) Disana saya melihat orang barat dengan orang afrika, mereka minta foto dengan kami waktu itu juga kami foto bersama dengan mereka.(2F) Setelah itu kami jalan-jalan ke Tanah Lot dan disana kami melihat pemandangan indah sekali dan besoknya lagi kami kembali ke Malang. No. Jenis kohesi Kohesi Gramatikal 99 Referensi a) Referensi anaforis Penanda kohesi -nya tepat Tidak tepat Analisis Perbaikan - Penunjukan pada kata –nya mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata –nya pada paragraf (2) menunjuk pada suami dari kaka perempuan yang telah disebutkn pada kalimat sebelumnya. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 204 100 101 b) referensi kataforis adalah - substitusi di sana - mereka kami Konjungsi a) Konjungsi koordinatif penambaha n Pemakaian referensi kataforis berupa seperti. Penunjukan pada kata sepertimengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. Pemakaian penanda kohesi substitusi tepat, karena kata mereka menggantikan kata teman-teman. Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. - - Pemakaian penanda kohesi substitusi tepat, karena kata mereka menggantikan kata teman-teman. Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. - - Pemakaian penanda kohesi substitusi tepat, karena kata mereka menggantikan kata teman-teman. Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. - - dan - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupadan tepat, karena menunjukan adanya hubungan penambahan. - setelah itu - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupasetelah itutepat, karena menunjukan adanya hubungan - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 205 penambahan. tetapi saya - Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif waktu berupatetapi pada paragraf (2) tepat, karena menunjukan adanya hubungan perlawanan. - b) Konjungsi subordinatif perlawanan Kohesi Leksikal 102 Repetisi 103 Hiponim temanteman - Dari data karangan deskripsi ditemukan pemakaian penanda kohesi repetisi berupa saya yang diulang berkali-kali. Pengulangan tersebut tidak tepat, karena menimbulkan pemborosan kata dan menyebabkan kalimat tidak efektif. Pemakaian penanda kohesi hiponimi tepat, karena kata temanteman adalah generik dan Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Blitar, Jakarta, dan ada yang asli Malangmerupakan makna spesifik. - (1A) Waktu SMP, saya sekolah di SMP Katolik Bakti Luhur Malangdan masuk kelas VIII, lalu di Malang saya tinggal dengan kakak sepupu dan suaminya. (1C) Waktu disana saya mempunyai banyak teman ada yang berasal dari Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Blitar, Jakarta, dan ada yang asli Malang. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206 104 Sinonim Bengitindahluar biasa - 105 Kolokasi SMPsekolah - Penggunaan penanda kohesi sinonimi tidak tepat, karena pemilihan kata (diksi) yang digunakan adalah lafal ragam lisan dengan ciri-ciri lafal dialek setempat (lokal) atau bahasa anak muda (gaul) seperti yang terdapat pada kata bengit sehingga menyebabkan paragrafnya tidak koheren. Pemakaian penanda kohesi kolokasi tepat, karena kata SMP berkolokasi dengan kata sekolah (2D) Di Bali itu kotanya kecil tetapi Bali kotanya kecil tetapi sungguh luar biasa indah, esoknya kami merayakan ulang tahun di Pantai Kuta.. (2E) Disana saya melihat orang barat dengan orang afrika, mereka minta foto dengan kami waktu itu juga kami foto bersama dengan mereka. (2F) Setelah itu kami jalanjalan ke Tanah Lot dan disana kami melihat pemandangan indah sekali dan besoknya lagi kami kembali ke Malang. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207 Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan : Kr21 : Patrik T. Sipyan : X IPA : Danau Sentani (1A) Danau adalah tempat tinggal atauekosistem yang terbaik untuk hewan. (1B) Danau sentani adalah salah satunya tempat untuk hidup berbagai jenis, seperti ikan, kodok, dan lain-lain.(1C) Danau sentani adalah sebagai contoh untuk tempat atau ekosistem untuk berbagai habitat. (1D) Danau sentani adalah danau yang terpanjang di propinsi Papua danterdapat di kabupaten Jayapura sebagai ibu kota propinsi Papua. (2A) Danau Sentani terdapat di samping kiri kotaSentani kira-kira dua kilometer dari kota Sentani. (2B) Iklim di daerah ini sering mengalami kepanasan setiap tahun, maka orang yang disekitar danau ini kebanyakan orang nelayan dan kebanyakan orang yang menetap danau sentani tidak terlalu mengalami kepanasan di malam hari karena angin dari danau ini juga membantu menyegarkan badan mereka pada saat mereka bersantai atau beristrahat. (2C) Oleh karena itu mari menjaga dan melestarikan alam disekitar kita karena itu memang bermanfaat bagi kehidupan segala makhluk. No. Jenis Penanda kohesi kohesi Kohesi Gramatikal 106 Referensi a) Referen ini si anaforis 107 b) referensi kataforis adalah Substitusi mereka tepat Tidak tepat Analisis Perbaikan - Penunjukan pada kata ini mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata ini pada paragraf (2) menunjuk pada daerah sentani yang telah disebutkn pada kalimat sebelumnya. - Pemakaian referensi kataforis berupa adalah. Penunjukan pada kata adalahmengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk Pemakaian penanda kohesi substitusi tepat, karena kata mereka menggantikan kata masyarakat yang - - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 208 tinggal di pinggiran danau sentani. Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. 108 Konjungsi Konjungsi koordinatif penambaha n Konjungsi subordinati f sebab dan - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupadan tepat, karena menunjukan adanya hubungan penambahan. karena - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupakarena tepat, karena menunjukan adanya hubungan sebab akaibat. - - Konjungsi antarkalim at Kohesi Leksikal 109 Repetisi oleh karena itu Danau sentani - - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupaoleh karena itu tepat, karena menunjukan adanya hubungan yang menyatakan hubungan antarkalimat. Dari data karangan deskripsi ditemukan pemakaian penanda kohesi repetisi berupa danau sentani yang diulang berkali-kali. Pengulangan tersebut tidak tepat, karena menimbulkan pemborosan kata dan menyebabkan kalimat tidak efektif. (1A) Danau adalah tempat tinggal atau ekosistem yang terbaik untuk hewan. (1B) Danau sentani adalah salah satunya tempat untuk hidup berbagai jenis, seperti ikan, kodok, dan lain-lain dan sebagai contoh untuk tempat atau ekosistem untuk berbagai habitat. (1D) Danau sentani adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209 110 Hiponim Hewan - 111 Sinonim Menjaga melestari kan - Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan Pemakaian penanda kohesi hiponimi tepat, karena kata hewan adalah generik dan ikan, kodokmerupakan makna spesifik. Penggunaan penanda kohesi sinonimi tepat, karena kata menjaga memiliki persamaan kata dengan kata melestarikan. danau yang terpanjang di propinsi Papua dan terdapat di kabupaten Jayapura sebagai ibu kota propinsi Papua. - - : Kr 22 : Agustina Uropkulin : X IPA : Gunung Anem (1A) Kabupaten Pegunungan Bintang terletak dibagian selatan pulau Papua.(1B) Dikabupaten Pegunungan Bintang terdapat banyak gunung yang indah.(1C) Salah satu gunung yang indah terletak di pegunungan bintang adalah gunung Anem. (1D) Gunung Anem terletak di distrik Sopsebang. (1E) Untuk ke gunung Anem akan menempuh dalam waktu empat jam dari Oksibil, ibu kota kabupaten Pegunungan Bintang. (2A) Gunung Anem adalah gunung yang botak, anem adalah gunung yang ketinggiannya sekitar 3.000 meter. (2B) Keindahan alam yang dimilikinya akan memanjakan seketika kita sampai di puncak gunung Anem. (2C) Sebelah menyebelah diapit oleh gunung Wa dan gunung Yakum yang tidak kalah indahnya dengan gunung Anem. (2D) Gunung ini banyak terdapat tumbuhtumbuhan yang tumbuh yaitu seperti rumput kuda, anggrek, dan lain-lain. (3A) Gunung Anem pemandangan indah sekali, ketika kita sampai di puncak kita dimanjakan oleh keindahan alam yang memukau hati untuk menikmati keindahannya lama-lama.(3B) Akan tetapi ketika musim hujan gunung Anem selalu menutupi kabut yang tebal sehingga keindahannya hilang dan cepat turun hujan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210 No. Jenis Penanda kohesi kohesi Kohesi Gramatikal 112 Referensi a) Referen ini si anaforis tepat Tidak tepat - - b) referens i katafori s seperti Konjungsi Konjungsi koordinatif penambahan Konjungsi subordinatif waktu Perbaikan - adalah 113 Analisis - dan - sampai - Penunjukan pada kata Anem mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Kata ini pada paragraf (2) menunjuk pada daerah sentani yang telah disebutkn pada kalimat sebelumnya. Pemakaian referensi kataforis berupa adalah. Penunjukan pada kata adalahmengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. Pemakaian referensi kataforis berupa seperti. Penunjukan pada kata adalahmengacu pada konstituen sesudah kata yang ditunjuk. Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupadan tepat, karena menunjukan adanya hubungan penambahan. - - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupakarena tepat, karena menunjukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 211 Konjungsi subordinatif atribut Konjungsi subordinatif perlawanan yang tetapi - - adanya hubungan sebab akaibat. Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupayang tepat, karena menunjukan adanya hubungan atribut. - - Pemakaian penanda konjungsi koordinatif berupatetapi tepat, karena menunjukan adanya hubungan perlawanan. Kohesi Leksikal 114 Hiponim tumbuhtumbuhan - Pemakaian penanda kohesi hiponimi tepat, karena kata tumbuh-tumbuhan adalah generik dan rumput kuda, anggrek merupakan makna spesifik. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212 Tabel 6 Hasil analisis jumlah data pemakaian penanda koherensi dalam karangan deskripsi Siswa Kelas X Semester I I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016 Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan : Kr1 : Yan Delka : X IPA : Deskripsi Gunung Wa (1A) Gunung Wa merupakan salah satu gunung tertinggi dan terletak di Pegunungan Bintang, Papua tepatnya di Distrik Okaom. (1B) Gunung ini berada disebelah sungai Digul, di bawah kaki gunungterdapat dua desa yakni desa Mangabib dan desa Atelbon. (1C) Di daerah kaki gunung Wa ditumbuhi pepohonan yang bentuknya besar dan tinggi. (1D) Sebaliknya di puncak gunung Wa tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berupa pepohonan dengan berukuran pendek dan kecil-kecil sedangkan tumbuhan lain berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan bermacam-macam bunga tumbuh dengan bersemarak di mana-mana. (2A) Bebatuan yang terdapat digunung wa berupa batu krikil dengan ukuran kecil-kecil berwarna putih dan tajam-tajam. (2B) Di puncak gunung Wa ditumbuhi pepohonan dengan ukuran yang paling besar dan terdapat lumut, diatas lumut ditumbuhi bermacam-macam tumbuhan paku dengan ukuran yang besar dan kecil. (2C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang tumbuh di pohon dan juga anggrek yang tumbuh di tanah. (2D) Disekitar puncak gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh dengan lebat sehingga dibilang daerah sekitar puncak gunung Wa sangat lebat walaupun tidak terlalu luas. No 1 2 Jenis Koherensi Penanda koherensi Adisi dan Repetisi Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan - Pada hasil analisis (1) ditemukan pemakaian penanda koherensi adisi, yaitu kata dan yang berfungsi sebagai penanda penambahan. - juga - - gunung wa - Pada hasil analisis (1) ditemukan pemakaian penanda koherensi adisi, yaitu kata juga yang berfungsi sebagai penanda penambahan. Pada hasil analisis (2) ditemukan koherensi repeti, berupagunung wa - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 213 yang terjadi pengulangan dalam kalimat berikutnya untuk menekankan pentingya kata tersebut dalam paragraf tersebut. di puncak gunung wa - 3 Pronomina gunung ini - 4 BagianKeseluruh an bebatuan - 5 Kontras walaupun - 6 KelasAngota tumbuhtumbuhan - Pada hasil analisis (2) ditemukan koherensi repeti, berupadipuncak gunung wa yang terjadi pengulangan dalam kalimat berikutnya untuk menekankan pentingya kata tersebut dalam paragraf tersebut. Pada hasil analisis (3) ditemukan kata ini pada kalimat kedua yang menggantikan kata gunung Wa pada kalimat pertama. Pada hasil analisis (4) ditemukan pemakaian penanda koherensi keseluruhan-bagian yang dimulai dengan kata umum, yaknibebatuan pada kalimat pertama dan kata batu krikil dengan ukuran kecil-kecil berwarna putih dan tajam-tajam pada kalimat kedua merupakan bagiannya. Pada hasil analisis (5) ditemukan pemakaian penanda koherensi kontras berupa walaupun. Pemakaian tepat, karena menyatakan hubungan pertentangan atau kontras. Pada hasil analisis (6) ditemukan pemakaian penanda koherensi keseluruhan-bagian yang - - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 214 7 Tempat Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan di - dimulai dengan kata umum, yaknitumbuhtumbuhan dan pada kalimat berikutnya klausa pepohonan dengan berukuran pendek dan kecil-kecil sedangkan tumbuhan lain berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan bermacam-macam bunga merupakan bagiannya. Pada hasil analisis (7) ditemukan penghubung yang menyatakan tempat, yaitu kata di. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata di menyatakan tempat. - : Kr 2 : Melina Bawi : X IPA : Gunung Cycloop (1A) Pegunungan Cycloop merupakan kawasan cagar alam. (1B) Pegunungan Cycloop yang terletak didaerah Kemiri, Sentani hanya membutuhkan waktu 15 menit dari bandar udara Sentani untuk bisa sampai di gunung ini. (1C) jika anda ingin berwisata ke gunung ini bisa ditempuh dengan motor atau mobil dan berjarak 45 kilometer jikakalau kita berada di pusat kota Jayapura. (2A) Pegunungan Cycloop disebut dengan gunung Dafonsoro oleh masyarakat Sentani dan sekitarnyadan memiliki keindahan yang bagus kita berpiknik. (2B) Gunung Cycloop memiliki panorama alam yang sangat luar biasa indahnya. (2C) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara gunung Cycloop. (3A) Gunung Cycloop memiliki alam yang sangat indahakan keadaan alam yang sangat mempesona. (3B) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi kabut di bagian puncaknya, dan terbentang antara kotaJayapura hingga kabupaten Jayapura merupakan bentang alam yang sudah pasti memiliki kawasan hutan yakni, hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan sekunder dan padang rumput. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 215 No Jenis Koherensi Penanda koherensi 8 Adisi dan 9 Repetisi gunung cycloop 10 Pronomina gunung ini -nya Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan - - - - Pada hasil analisis (8) ditemukan pemakaian penanda koherensi adisi, yaitu kata dan. Pemakaiannya tepat, karena berfungsi sebagai penanda penambahan. Pada hasil analisis (9) ditemukan koherensi repetisi, berupagunung cycloop. Pemakaiannya tepat, karenaterjadi pengulangan pada kalimat berikutnya untuk menekankan pentingya kata tersebut dalam paragraf tersebut. Pada hasil analisis (10) ditemukan penanda koherensi pronomina berupagunungini. Pemakaian tepat, karena kata inimenggantikan kata gunung Cyloop pada kalimat pertama. - Pada hasil analisis (10) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa– nya. Pemakaian tepat, karena kata – nya menggantikan kata gunung - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 216 11 Sinonimi keindahan -panorama - Cycloop pada kalimat pertama. Pada hasil analisis (11) ditemukan penanda koherensi sinonimi berupakeindahan dan panorama. Pemakaian penanda koherensi sinonimi tepat, karena keduanya memiliki persamaan kata. - sangat indahsangat mempeson a - Pada hasil analisis (11) ditemukan penanda koherensi sinonimi berupasangat indah dan sangat mempesona. Pemakaian penanda koherensi sinonimi tidak tepat, karena keduanya memiliki persamaan kata untuk itu sebaiknya menggunakan salah satu saja. (3A) Gunung Cycloop memiliki alam yang indah dan mempesona. (3B) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi kabut di bagian puncaknya, dan terbentang antara kotaJayapura hingga kabupaten Jayapura merupakan bentang alam yang sudah pasti memiliki kawasan hutan yakni, hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan sekunder dan padang rumput. sangat bagussangat luar biasa - Pada hasil analisis (11) ditemukan penanda koherensi sinonimi berupasangat bagus dan sangat (2A) Pegunungan Cycloop disebut dengan gunung Dafonsoro oleh masyarakat Sentani dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 217 luar biasa. Pemakaian penanda koherensi sinonimi tidak tepat, karena keduanya memiliki persamaan kata untuk itu sebaiknya menggunakan salah satu saja. 12 BagianKeseluruh an bentengan alam - 13 Kontras jikalau - Pada hasil analisis (12) ditemukan pemakaian penanda koherensi keseluruhan-bagian yang dimulai dengan kata umum, yaknibentengan alam pada kalimat pertama dan hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan sekunder dan padang rumput pada kalimat kedua merupakan bagiannya. Pada hasil analisis (13) ditemukan penanda koherensi kontras berupa jikalau. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata jikalau menyatakan hubungan kontras. sekitarnyadan juga memiliki keindahan alam yang baik untuk berpiknik. (2B) Gunung Cycloop memiliki panorama alam yang indah. (2C) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara gunung Cycloop. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 218 14 Contoh yakni - 15 Waktu sampai - Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan Pada hasil analisis (14) ditemukan penanda koherensi contoh berupa yakni. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata yakni menyatakan hubungan contoh. Pada hasil analisis (16) ditemukan penanda koherensi waktu berupa sampai. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata sampai menyatakan hubungan waktu. : Kr3 : Ella Uropka : X IPA : Gunung Apom (1A) Gunung Apom terletak di Pegunungan Bintang.(1B) Pemandangannya sangat indah. (1C) Di tepi gunung terdapat tebing yang sangat tinggi dan sebelah kanan terdapat batu karang besar yang seolah-olah menjaga bapa mama yang tinggal di belantara gunung Apom itu. (1D) GunungApom sedikit orang yang berburu kuskus pohon. (1E) Biasanya waktu berburu adalah waktu musim kemarau. (1F) Dipagi dan sore hari merasakan hembusan angin segar dari gunung Apom. (2A) Naik gunung Apom melihat pemandangan yang indah dan mempesona. (2B) Pada sore hari kita bisa naik ke gunung Apom untuk melihat matahari terbenam karena ketika matahari mulai terbenam kita dimanjakan oleh keindahan alam gunung Apom yang begitu indah dan kitapun terbawa ke alam kesadaran kita untuk menikmatinya. No Jenis Koherensi Penanda koherensi 16 Adisi dan Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan - Pada hasil analisis (18) ditemukan pemakaian penanda - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 219 17 Repetisi gunung apom 18 Pronomina -nya 19 Sinonim Melihatmenikmati nya - - - koherensi adisi, yaitu kata dan. Pemakaiannya tepat, karena berfungsi sebagai penanda penambahan. Pada hasil analisis (19) ditemukan penanda koherensi repetisi berupagunung apom. Pemakaian penanda koherensi repetisi tidak tepat, karena terjadi pengulangan kata sebanyak tiga kali sehingga pargarafnya menjadi tidak efektif dan juga terjadi pemborosan kata. Pada hasil analisis (20) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa-nya. Pemakaian tepat, karena kata –nya menggantikan kata keindahan alam pada kalimat pertama. Pada hasil analisis paragraf (21) ditemukan pemakaian penanda koherensi sinonim berupa melihatmenikmatinya. Pemakaiannya (2A) Kita dapat naik ke gunung Apom untuk melihatmatahari terbenam pada sore harinya. Seketikaitu kita dimanjakan oleh keindahan alam yang begitu indah dan membuat kita terbawa ke alam bawah sadar kita. - Kita dapat naik ke Gunung Apom untuk melihat matahari terbenam pada sore harinya. Seketikaitu kita dimanjakan oleh keindahan alam yang begitu indah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 220 20 Waktu pagi hari dan sore hari Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan - tidak tepat, karena meskipun memiliki padanan makna yang samaterdapat juga ketidaktepatan pemilihan kata (diksi) pada kata menikmatinya sehingga paragraf tidak koheren Pada hasil analisis (21) ditemukan penanda koherensi waktu berupa di pagi dan sore hari. Pemakaian penanda koherensi ttepat, karena penempatannya salah. Penempatan sebaiknya diletakkan di belakang kalimat. dan membuat kita terbawa ke alam bawah sadar kita. (2A) Gunung Apom pemandangannya indah dan mempesona. (2B) Kita dapat merasakan hembusan angin segar dari gunung Apom pada pagi dan sore hari. : Kr4 : Mince Taplo : X IPA : Keindahan Alam Apyim Apom (1A) Pegunungan Apyim dan Apom merupakan salah satu pegunungan yang terletak di propinsi Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan Bintang. (1B) Kemewahan indah yang dimiliki oleh Apyim dan Apom membawa kesegaran bagi setiap perkembangan dan pertumbuhan. (1C) Gunung tersebut dihiasi dengan dua bintang yang bercahaya, pohon-pohon yang tumbuh secara liar, sungai-sungai yang mengalir disepanjang pegunungan Apyim dan Apom adalah menjadi suatu power yang selalu dekat dengan masyarakat pegunungan Bintang, Papua tepatnya di Oksibil. (2A) Kelebihan yang dimiliki oleh keindahan alam gunungApyim dan Apom adalah diatas puncaknya terdapathawa panas yang tinggi oleh karena itu tidak bisa mendaki oleh siapapun. (2A) Dua buah pegunungan yang terpisah tetapi masih bergandengan tangan atau disebut dengan gunung adik dan kakak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 221 No Jenis Koherensi 21 Adisi 22 Repetisi 23 Pronomina 24 Sinonimi Penanda koherensi Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan Pada hasil analisis (23) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan hubungan penambahan. Pada hasil analisis (24) ditemukan penanda koherensi repetisi berupa apyim dan apom. Pemakaian tersebut tepat, karena untuk menekankan pentingnya kata tersebut dalam paragraf tersebut Pada hasil analisis (25) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa tersebut. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata tersebut menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata gunung apyim dan apom. Pada hasil analisis (26) ditemukan penanda koherensi sinonimi berupa bergandengan tangan dan adik kaka. Pemakaian - dan - apyim dan apom - tersebut - bergandeng an tanganadik dan kakak - - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 222 25 Penekanan 26 Kontras 27 Hasil 28 Contoh 29 Paralelism e (kesejajara tepatnya - tetapi - oleh karena itu - adalah - dua bintang yang bercahaya, - tersebut tepat karena kedua kata tersebut memiliki persamaan makna. Pada hasil analisis (27) ditemukan penanda koherensi kontras berupa tepatnya. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata tepatnya menyatakan hubungan penekanan. Pada hasil analisis (28) ditemukan penanda koherensi kontras berupa tetapi. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata tetapi menyatakan hubungan kontras. Pada hasil analisis (29) ditemukan penanda koherensi hasil berupa oleh karena itu. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata oleh karena itu menyatakan hubungan kontras. Pada hasil analisis (30) ditemukan penanda koherensi contoh berupa adalah. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata adalah menyatakan hubungan contoh. Pada hasil analisis (31) ditemukan penanda koherensi - - - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 223 30 n) pohonpohon yang tumbuh secara liar, sungaisungai yang mengalir disepanjang pegunungan apyim Tempat di Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan - paralelisme berupa dua bintang yang bercahaya, pohonpohon yang tumbuh secara liar,sungaisungai yang mengalir disepanjang pegunungan apyim. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata-kata tersebut menyatakan hubungankesejajaran atau hubungan paralelisme. Pada hasil analisis (32) ditemukan penanda koherensi tempat berupa di. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata di menyatakan hubungan tempat. - : Kr5 : Frans Wasini : X IPA : Waktu Liburan (1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman ke distrik Okbibab. (1B) Kami berangkat dari Oksibil naik taksi dan turun di kampung Bulangkop sekitar jam lima sore. (1C) Dari situ kami mulai jalan kaki sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik berbunyi disitu, kami lanjut sampai ditengah jalan hujan deras turun dan kitapun berteduh di bawah pohon besar. (1D) Setelah hujan reda kami mulai berjalan lagi sampai tiba di Okbibab jam dua malam.Pagi kami melanjutkan perjalanan ke kampung Borme dan sampai dikampung Borme bertemu dengan orang tua dan sanak saudara. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 224 No Jenis Koherensi Penanda koherensi 31 Adisi dan 32 Repetisi kami 33 Pronomina kami Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan - Pada hasil analisis (33) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan hubungan penambahan. Pada hasil analisis (34) ditemukan penanda koherensi repetisi berupakami. Pemakaian penanda koherensi repetisi tidak tepat, karena terjadi pengulangan kata sebanyak lima kali sehingga pargarafnya menjadi tidak efektif dan juga terjadi pemborosan kata. - - - Pada hasil analisis (35) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa kami. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata kami menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, (1B) Kami berangkat dari Oksibil naik taksi dan turun di Kampung Bulangkop sekitar jam lima sore. (1C) Dari situ kami mulai jalan kaki hingga sampai di Gunung Botak (Wa), di tengah perjalanan, hujan deras turun dan berteduh di bawah pohon besar. - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 225 yaitu kata temanteman. 34 Sinonimi 35 Waktu situ - berjalanperjalanan - sampai - setelah - Pada hasil analisis (35) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa situ. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata situ menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata kampung Bulangkop. Pada hasil analisis (36) ditemukan penanda koherensi sinonimi berupa berjalan dan perjalanan. Pemakaian tersebut tepat karena kedua kata tersebut memiliki persamaan makna. Pada hasil analisis (37) ditemukan penanda koherensi waktu berupa sampai. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata sampai menyatakan hubungan waktu. Pada hasil analisis (37) ditemukan penanda koherensi waktu berupa setelah. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 226 36 Tempat di Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan - katasetelah menyatakan hubungan waktu. Pada hasil analisis (38) ditemukan penanda koherensi tempat berupa di. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata di menyatakan hubungan tempat. - : Kr6 : Refianus Walam : X IPA : Keindahan Alam Serta Manfaatnya (1A) Alam sangat bermanfaat dan merupakan kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. (1B) Alam adalah tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan. (1C) Adapun alam yang indah kaya yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, kabupaten pegunungan bintang. (1D) Di perbatasan wilayah RI-PNG tepatnya di distrik Tarup, terdapat sebuah gunung yang bernama Tarup daerah yang berbukit-bukit, gunungnya yang terlalu tinggi. (2A) Gunung ini juga terdapat banyak buah-buahan yang disediakan oleh alam untuk dimakan oleh manusia yang bermanfaat bagi tubuh dan juga terdapat buahbuahan yang kecil untuk burung dan digunung ini juga terdapat banyak pohon sagu yang termasuk makanan kas orang papua pesisir. (2B) Di sana juga tanahnya cocok untuk menanam tanaman, seperti padi ladang dan ubi jalar. Masyarakat dari berbagai perkampungan berdatangan ke daerah itu untuk menetap disana.(2C) Mereka betul-betul melihat dan merasakan manfaat dan kenikmatan yang begitu memuaskan. (2D) Alam sangat bermanfaat dan merupakan kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhtumbuhan. (2E) Alam adalah tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan. No Jenis Koherensi 37 Adisi Penanda koherensi dan Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan - Pada hasil analisis (39) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 227 hubungan penambahan. juga - - alam - ini - adapun 38 Repetisi 39 Pronmina mereka - Pada hasil analisis (39) ditemukan penanda koherensi adisi berupa juga. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata juga menyatakan hubungan penambahan. Pada hasil analisis (39) ditemukan penanda koherensi adisi berupa adapun. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata adapun menyatakan hubungan penambahan. Pada hasil analisis (40) ditemukan penanda koherensi repetisi berupa alam. Pemakaian tersebut tepat, karena untuk menekankan pentingnya kata tersebut dalam paragraf tersebut. Pada hasil analisis (41) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa ini. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata ini menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata gunung tarup. Pada hasil analisis (41) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa mereka. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata mereka menyatakan hubungan penggantian - - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 228 40 BagianKeseluruh an kebutuhan - 41 Penekanan Tepatnya - 42 Contoh adalah - 43 KelasAngota seperti - tanaman - kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata masyarakat. Pada hasil analisis (42) ditemukan pemakaian penanda koherensi keseluruhan-bagian yang dimulai dengan kata umum, yaknikebutuhanpada kalimat pertama dan manusia, hewan dan tumbuhan pada kalimat kedua merupakan bagiannya. Pada hasil analisis (43) ditemukan penanda koherensi kontras berupa tepatnya. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata tepatnya menyatakan hubungan penekanan. Pada hasil analisis (44) ditemukan penanda koherensi contoh berupa adalah. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata adalah menyatakan hubungan contoh. Pada hasil analisis (44) ditemukan penanda koherensi contoh berupa seperti. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata seperti menyatakan hubungan contoh. Pada hasil analisis (45) ditemukan pemakaian penanda koherensi kelasanggota yang dimulai dengan kata umum, - - - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 229 yaknitanaman pada kalimat pertama dan padi ladang dan ubi jalar pada kalimat kedua merupakan bagiannya. Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan : Kr7 : Yokbet Tabisu : X IPA : Danau Sentani (1A) Danau Sentani begitu indah dan elok dipandang. (1B) Di pesisir danau dihiasi oleh pohon-pohon sagu. (1C) Danau sentani terdapat berbagai macam hewan dan tumbuh-tumbuhan.(1D) Didalamnya terdapat rumput-rumput laut dan berbagai jenis ikan, seperti gabus, lohan, dan lainnya. (2A) Di dalam danau juga hidup seekor buaya putih yang sangat besar. (2B) Buaya ini juga disebut sebagai penjaga danauSentani. (2C) Buayaini tidak sembarang keluar, kalau tidak dipanggil oleh orang yang bertugas menjaga danau Sentani. (2D) Masyarakat Sentani setiap tahun adakan festival danau Sentani. (2E) Festival danau sentaniberlangsung sejak2008 sampai sekarangdan diadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24. No Jenis Koherensi 44 Adisi Penanda koherensi Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan dan - Pada hasil analisis (47) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan hubungan penambahan. - juga - Pada hasil analisis (47) ditemukan penanda koherensi adisi berupa juga. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata juga menyatakan hubungan - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 230 danau sentani - ini - 45 Repetisi 46 Pronomina 47 Sinonimi berlangsun gdiadakan 48 BagianKeseluruh an tumbuhtumbuhan dan hewan - - penambahan. Pada hasil analisis (48) ditemukan penanda koherensi repetisi berupa danau sentani. Pemakaian tersebut tepat, karena untuk menekankan pentingnya kata tersebut dalam paragraf tersebut. Pada hasil analisis (49) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa ini. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata ini menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata buaya putih. Pada hasil analisis (50) ditemukan penanda koherensi sinonimi berupa berlangsungdiadakan. Pemakaian tersebut tidak tepat, karena kedua kata tersebut memiliki persamaan makna sehingga pakai salah satu saja. Pada hasil analisis (51) ditemukan pemakaian penanda koherensi keseluruhan-bagian yang dimulai - - (2D) MasyarakatSenta ni setiap tahunnya mengadakan Festival Danau Sentani. (2E) Festival tersebut mulai sejak 2008 hingga sekarang dan diadakan setiap tanggal 1924 Juni. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 231 49 Penekanan kalau - 50 Contoh seperti - 51 Paralisme masyaraka t sentani setiap tahun adakan festival danau sentani. (2e) festival danau sentani berlangsun - dengan kata umum, yaknitumbuhantumbuhan dan heanpada kalimat pertama dan rumput laut, ikan lohan, gabus pada kalimat kedua merupakan bagiannya. Pada hasil analisis (44) ditemukan penanda koherensi penekanan berupa kalau. Pemakaiannya tidak tepat, karena kata kalau seyogyanya diganti dengan kata bilamana sehingga kalimatnya menjadi efektif dan koheren. Pada hasil analisis (52) ditemukan penanda koherensi contoh berupa seperti. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata seperti menyatakan hubungan contoh. Pada hasil analisis (53) ditemukan penanda koherensi paralelisme berupa Masyarakat Sentani setiap tahun adakan festival danau Sentani. (2E) Festival danau sentani berlangsung sejak 2008 sampai Buaya ini juga disebut sebagai penjaga Danau Sentani. Buaya tersebut akan keluar bilamana petugas penjaga Danau Sentani memanggilnya. - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 232 g sejak 2008 sampai sekarang dan diadakan setiap bulan juni tanggal 19-24. 52 Waktu sampai setiap 53 Tempat - - sejak - di - sekarang dan diadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena katakata tersebut menyatakan hubungankesejajara n atau hubungan paralelisme. Pada hasil analisis (54) ditemukan penanda koherensi waktu berupa sampai. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata sampai menyatakan hubungan waktu. Pada hasil analisis (54) ditemukan penanda koherensi waktu berupa setiap. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata setiap menyatakan hubungan waktu. Pada hasil analisis (54) ditemukan penanda koherensi waktu berupa sejak. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata sejak menyatakan hubungan waktu. Pada hasil analisis (55) ditemukan penanda koherensi tempat berupa di. Pemakaian - - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 233 penanda koherensi tepat, karena kata di menyatakan hubungan tempat. Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan : Kr8 : Peni Uropdana : X IPA : Hidup di Mambramo (1A) Mambramo adalah sungai terpanjang dan yang terkenal oleh seluruh dunia. (1B) Sungai Mambramo mengalir dari alam pegunungan menuju ke pesisir pantai. (1C) Dalam mengalir sungai Mambramo tidak lurus tetapi berbelok-belok di sepanjang hutan. (1D) Dipinggir sungai Mambramo ada keluarga yang hidup dan menetap selama belasan tahun. (2A) Sore sudah tiba udara sangat sejuk dua anak berlari di pinggir sungai yang dimanjakan oleh pasir putih yang indah. (2B) Mataharipun sudah terbenam hanya suara kodok dan jangkrik yang bisa terdengar bagaikan simponi tandanya bahwa hari sudah gelap. (2C) Keesokan harinya pasti mereka berburu dan mancing. (2D) Seperti itulah kisah hidup yang menjalani keluarga tersebut dari hari kehari bahkan sampai saat ini. No Jenis Koherensi 54 Adisi 55 Repetisi Penanda koherensi Tepat dan sungai mambram o - Tidak Tepat Analisis Perbaikan - Pada hasil analisis (56) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan hubungan penambahan. Pada hasil analisis (57) ditemukan penanda koherensi repetisi berupasungai Mambramo. Pemakaian penanda koherensi repetisi tidak tepat, karena terjadi - (1A) Mambramo adalah sungai terpanjang dan yang terkenal oleh seluruh dunia. (1B) Sungai Mambramo mengalir dari alam pegunungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 234 pengulangan kata sebanyak tiga kali sehingga pargarafnya menjadi tidak efektif dan juga terjadi pemborosan kata 56 Sinonimi tidak lurusberbelokbelok 57 Kontras tetapi - - menuju ke pesisir pantai. (1C) Dalam mengalirnyaberbe lok-belok di sepanjang hutan. (1D) Dipinggirannyase buah keluarga yang hidup dan menetap selama belasan tahun. Pada hasil analisis (1A) Mambramo (58) ditemukan adalah sungai penanda koherensi terpanjang dan sinonimi berupa yang terkenal tidak lurusoleh seluruh berbelok-belok. dunia. (1B) Pemakaian tersebut Sungai tidak tepat, karena Mambramo kedua kata tersebut mengalir dari memiliki alam pegunungan persamaan makna menuju ke pesisir sehingga pakai pantai. (1C) salah satu saja. Dalam mengalirnya berbelok-belok di sepanjang hutan. (1D) Dipinggirannyase buah keluarga yang hidup dan menetap selama belasan tahun. Pada hasil analisis (1B) Sungai (59) ditemukan Mambramo penanda koherensi mengalir dari kontras berupa alam pegunungan tetapi. Pemakaian menuju ke pesisir penanda koherensi pantai. (1C) tidak tepat, karena Dalam pemakaian penanda mengalirnya kata tetapimembuat berbelok-belok di kalimat menjadi sepanjang hutan. tidak efektif. (1D) Dipinggirannyase PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 235 58 Hasil seperti itulah - 59 Contoh adalah - 60 Paralelism e (Kesejajar an) (2a) sore sudah tiba udara sangat sejuk dua anak berlari di pinggir sungai yang dimanjaka n oleh pasir putih yang indah. (2b) mataharip un sudah terbenam hanya suara kodok dan jangkrik yang - Pada hasil analisis (60) ditemukan penanda koherensi hasil berupa seperti itulah. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata tseperti itulah menyatakan hubungan hasil. Pada hasil analisis (61) ditemukan penanda koherensi contoh berupa adalah. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata adalah menyatakan hubungan contoh. Pada hasil analisis (62) ditemukan penanda koherensi paralelisme berupa Sore sudah tiba udara sangat sejuk dua anak berlari di pinggir sungai yang dimanjakan oleh pasir putih yang indah.Mataharipun sudah terbenam hanya suara kodok dan jangkrik yang 235ias terdengar bagaikan simponi tandanya bahwa hari sudah gelap. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena katakata tersebut buah keluarga yang hidup dan menetap selama belasan tahun. - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 236 61 Waktu 236ias terdengar bagaikan simponi tandanya bahwa hari sudah gelap. sampai Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan menyatakan hubungankesejajara n atau hubungan paralelisme. - Pada hasil analisis (63) ditemukan penanda koherensi waktu berupa sampai. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata sampai menyatakan hubungan waktu. - : Kr9 : Meki Tepmul : X IPA : Gunung Lim (1A) Gunung Lim terdapat di kabupaten Pegunungan Bintang tepat di distrik Bime.(1B) Gunung inikelilingi oleh pepohonan sehingga alamnya indah dan sejuk. (1C) Kalau kita berjalan kaki menapaki di bawah kaki gunung Lim terdengar suara-suara tangisan anak kecil, dan suara binatang. (1D) Kita berjalan sampai tepi gunung kita dimanjakan oleh salju yang abadi. (2A) Ketika kita berjalan menapaki pertengahan gunung Lim kita dengar suara burung yang bernyanyi di alam bebas itu. (2B) Di sebelah gunung Lim terdapat air terjun yang masyarakat setempat menyakini bahwa air terjun tersebut membawa kesuburan dalam tanaman dan ternak. (2C) Selain itu terdapat pula pohon pandang yang berbaris susun rapi. (2D) Dibagian timur gunung Lim terdapat kebun milik warga. No Jenis Koherensi 62 Adisi Penanda koherensi dan Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan - Pada hasil analisis (64) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 237 hubungan penambahan. selain itu - gunung lim - 63 Repetisi 64 Pronomina ini - 65 Tempat di - Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan Pada hasil analisis (64) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan hubungan penambahan. Pada hasil analisis (65) ditemukan penanda koherensi repetisi berupa gunung lim. Pemakaian tersebut tepat, karena untuk menekankan pentingnya kata tersebut dalam paragraf tersebut. Pada hasil analisis (66) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa ini. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata ini menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata gunung lim. Pada hasil analisis (67) ditemukan penanda koherensi tempat berupa di. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata di menyatakan hubungan tempat. - - - - : Kr10 : Lazarus Sitokmabin : X IPA : Danau Sentani (1A) Danau Sentani terletak di kabupaten Jayapura.(1B) Danau ini berada di bawah lereng cagar alam Siklop yang memiliki luas sekitar 25.000.000 hektar. (1C) Luas wilayah danau sentani sendiri memiliki 9.360 hektar dan berada pada ketinggian 75 meter yang merupakan danau terbesar di papua. (1D) Jika anda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 238 berkunjung ke danau Sentani bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun empat.(1E) Ketika kita dari arahkota Sentani, menempuh 20-30 menit dengan menggunakan sepeda motor atau mobil. (2A) DanauSentani dimanjakan dengan keindahan alam dan disana juga terdapat oleh-oleh khas Sentani. (2B) Di sana terdapat hiasan bermotif danau Sentani dan juga kita bisa melihat sisa-sisa amunisi perang dunia kedua. (2C) Itulah sedikit tips yang saya berikan tetapi saran saya lebih baik anda berkunjung ke Papua jangan hanya berkunjung ke satu lokasi saja tetapi banyak tempat yang indah. (2D) Salah satu yang populer adalah danau Sentani yang terletak di kampung Asei. No Jenis Koherensi 66 Adisi 67 Penanda koherensi Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan Pada hasil analisis (68) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan hubungan penambahan. Pada hasil analisis (69) ditemukan penanda koherensi repetisi berupa danau sentani. Pemakaian tersebut tepat, karena untuk menekankan pentingnya kata tersebut dalam paragraf tersebut. Pada hasil analisis (70) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa di sana. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata di sana menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata danau sentani. Pada hasil analisis (71) ditemukan penanda koherensi sinonimi berupa tips-saran. - dan - Repetisi danau sentani - 68 Pronomina di sana - 69 Sinonimi tips-saran - - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 239 70 Kontras tetapi - 71 Hasil itulah - 72 Waktu ketika - 73 Tempat di - Pemakaian tersebut tidak tepat, karena kedua kata tersebut memiliki persamaan makna sehingga pakai salah satu saja. Pada hasil analisis (72) ditemukan penanda koherensi kontras berupa tetapi. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata tetapi menyatakan hubungan kontras. Pada hasil analisis (73) ditemukan penanda koherensi hasil berupa itulah. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata tseperti itulah menyatakan hubungan hasil. Pada hasil analisis (74) ditemukan penanda koherensi waktu berupa ketika. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata ketika menyatakan hubungan waktu. Pada hasil analisis (75) ditemukan penanda koherensi tempat berupa di. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata di menyatakan hubungan tempat. - - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 240 Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan : Kr11 : Yohanes Tetangwi : X IPA : Gunung Wanbon (1A) Gunung wanbon adalah gunung yang tertinggi di bagian selatan pegunungan bintang. (1B) Karena gunung yang paling tertinggi jadi kalau kita lihat dari atas lembah dan daratan yang paling rendah dan indah dan juga cuacanya bagus. (1C) Di gunung ini terdapat burung, buah-buahan dan lain sebagainya memanjakan kita untuk menikmati keindahan alam gunung Wanbon. (1D) Daerah ini memiliki daratan rendah. (1E) Kalaukita tanam jenis tanaman tidak mungkin dia mati, malah dia tumbuh subur karena sekitar gunung ini tanahnya subur dan sejuk. No Jenis Koherensi Penanda koherensi 74 Adisi dan 75 Pronomina ini 76 Kontras malah Tepat - Tidak Tepat Analisis Perbaikan - - - Pada hasil analisis (76) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan hubungan penambahan. Pada hasil analisis (77) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa ini. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata ini menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata Gunung Wanbon. Pada hasil analisis (78) ditemukan penanda koherensi kontras berupa malah. Pemakaian penanda koherensi tidak tepat, karena kata malah pada kalimat tersebut - (1D) Daerah ini berupa dataran rendah yang mana jika kita menanam berbagai jenis tanaman, makaakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 241 77 Contoh adalah - 78 Tempat di - Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan masih terdapat kesalahan pada ragam pemakaian kata yang tidak baku, yakni kata malah yang bukan berasal dari kata serapan maupun kata baku bahasa Indonesia. menyatakan hubungan kontras. Pada hasil analisis (79) ditemukan penanda koherensi contoh berupa adalah. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata adalah menyatakan hubungan contoh. Pada hasil analisis (80) ditemukan penanda koherensi tempat berupa di. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata di menyatakan hubungan tempat. tumbuh subur karena tanahnya yang sangat subur dan sejuk. - - : Kr12 : Legion Asemki : X IPA : Gunung Anem (1A) Pada waktu liburan kemarin saya ikut sahabatku ke distrik Kiwirok.(1B) Sampaidisana saya bersama sahabatku ketemu bapak, mama, dan keluarganya. (1C) Empat hari kemudian dia ajak temannya kami bertiga jalan-jalan melihat pemandangan gunung Anem. (1D) Saya melihat gunung Anem, gunung ini adalah gunung yang paling tertinggi di kampung Kubipkop. (2A) Gunung Anem begitu indah dan cukup tinggi. (2B) Gunungini tidak ada pohon yang ada hanya rumput-rumput dan batu-batu karang saja yang memenuhinya. (2C) Ketika saya melihat gunung Anem terdapat banyak potensi yang ada di gunung ini.(2D) Potensi tersebut salah satunya adalah air terjun yang indah dan juga masyarakat Kiwirok biasa mendaki gunung ini untuk sampai di kampung. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 242 No Jenis Koherensi Penanda koherensi 79 Adisi dan 80 Pronomina Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan - - dia - Pada hasil analisis (81) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan hubungan penambahan. Pada hasil analisis (82) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa dia. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dia menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata Sahabat Penulis. di sana - Pada hasil analisis (82) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa di sana. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata di sana menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata Kiwirok. - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 243 ini - 81 Contoh adalah - 82 Waktu Sampai - Pada waktu - Pada hasil analisis (82) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa ini. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata ini menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata Gunung Anem. Pada hasil analisis (83) ditemukan penanda koherensi contoh berupa adalah. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata adalah menyatakan hubungan contoh. Pada hasil analisis (84) ditemukan penanda koherensi waktu berupa sampai. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata sampai menyatakan hubungan waktu. Pada hasil analisis (84b) ditemukan pemakaian penanda koherensi waktu berupa pada waktu. Pemakaian penanda koherensi tidak tepat, karena penempatannya salah. - - (1A) Saya ikut sahabatku ke Distrik Kiwirok pada saat liburan kemarin. (1B)Sesampai di sana, kami bertemu bapak, mama, dan keluarga mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 244 83 Tempat di Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan - Pada hasil analisis (85) ditemukan penanda koherensi tempat berupa di. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata di menyatakan hubungan tempat. - : Kr13 : Yorim Asemki : X IPA : Pegunungan Bonai (1A) Gunung Bonai terletak di Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan Bintang (Oksibil). (1B) Gunung ini memiliki keindahan alam yang sangat beragam. Gunungtersebut masyarakat diyakini bahwa di balik gunung Bonai tersebut mengisi pusat ekonomi dunia. (1C) Tetapisampai saat ini belum menemukan keyakinan masyarakat itu. (1D) Pegunungan Bonai menjadi misteribagi masyarakat Pegunungan Bintang sampai saat ini. (2A) Pegunungan Bonai juga memiliki sifat tersendiri yaitu pohon-pohon bertumbuh secara liar, sungai-sungai yang mengalir tanpa arus.(2B) Kabut-kabut tebal memanjang disepanjang pegunungan Bonai. (2C) Mengalirkan emas dan terdapat pasir yang jernih. (2D) Pasir-pasir tersebut bukan pasir biasa tetapi pasir emas. (2E) Disepanjang kawasan Pegunungan Bonai terdapat beberapa binatang buas seperti babi liar, kasuari, burung-burung, kus-kus pohon dan gangguru. No Jenis Koherensi 84 Adisi 85 Repetisi Penanda koherensi Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan Pada hasil analisis (86) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan hubungan penambahan. Pada hasil analisis (87) ditemukan penanda koherensi repetisi berupa Pegunungan Bonai. - dan - pegununga n bonai - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 245 85 Pronomina ini gunung bonai tersebut gunung tersebut - - Pemakaian tersebut tepat, karena untuk menekankan pentingnya kata tersebut dalam paragraf tersebut. Pada hasil analisis (88) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa ini. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata ini menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata Pegunungan Bonai. - Pada hasil analisis (88) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa gunung Bonai tersebut. Pemakaian penanda koherensi tidak tepat, karena kata gunung Bonai tersebut cukup wewakili salah satu kata saja. (1A) Gunung Bonai terletak di Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan Bintang (Oksibil). (1B) Gunung ini memiliki keindahan alam yang sangat beragam. (1C) Gunung tersebut masyarakat diyakini bahwa di baliknya terdapat kekayaan alam yang melimpah. - Pada hasil analisis (88) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa gunung tersebut.Pemakaian - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 246 86 Kontras tetapi 89 Contoh seperti - yaitu - binatang buas- babi liar, kasuari, - 90 KelasAngota - penanda koherensi tepat, karena kata gunung tersebut menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata Pegunungan Bonai. Pada hasil analisis (89) ditemukan penanda koherensi kontras berupa tetapi. Pemakaian penanda koherensi tidak tepat, karena penempatan salah dan tidak perlu adanya kata tetapi lebih baik dihilangkan saja. Pada hasil analisis (90) ditemukan penanda koherensi contoh berupa adalah. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata adalah menyatakan hubungan contoh. Pada hasil analisis (90) ditemukan penanda koherensi contoh berupa adalah. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata adalah menyatakan hubungan contoh. Pada hasil analisis (91) ditemukan pemakaian penanda koherensi kelas- (2A) Sungaisungai tersebut mengalirkan air yang jernih dan terdapat pasir dengan kandungan emas. - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 247 burungburung, kus-kus pohon dan gangguru 91 Waktu sampai - 92 Tempat di - anggota yang dimulai dengan kata umum, yaknibinatang buas pada kalimat pertama dan babi liar, kasuari, burung-burung, kus-kus pohon dan gangguru pada kalimat kedua merupakan bagiannya. Pada hasil analisis (92) ditemukan penanda koherensi waktu berupa sampai. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata sampai menyatakan hubungan waktu. Pada hasil analisis (93) ditemukan penanda koherensi tempat berupa di. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata di menyatakan hubungan tempat. - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 248 Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan : Kr14 : Herminus Kalaka : X IPA : Rumah Adat (1A) Orang muda Pegunungan Bintang memiliki adat yang istimewa dan sangat sakral bagi generasi penurusnya. (1B) Rumah adat terbuat dari potongan rotan dan kayu besi. (1C) Rumah adat berdiri tegak atapnya berbentuk sayap burung cenderawasih, terdapat satu buah pintu yang tidak lebar dan besar. (1D) Ingin masuk kedalam naik keatas melalui tangga-tangga yang berwarna hitam dan sedikit coklat. (2A) Dalam rumah ini terdapat tungku api, dinding yang dihiasi dengan arang yang berwarna hitam dan tebal yang tidak menimbulkan bau sedap. (2B) Di dinding dalam rumah lurusan dengan pintu masuk ada tulisan “selamat datang kau adalah milikku”. (2C) Disebelah kiri ada patung yang berdiri tegak menghadap ke pintu masuk dan di hiasi juga oleh tanah merah dan tanah putih. No Jenis Koherensi 93 Adisi 94 Repetisi Penanda koherensi Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan Pada hasil analisis (94) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan hubungan penambahan. Pada hasil analisis (95) ditemukan penanda koherensi repetisi berupa rumah adat. Pemakaian tersebut tepat, karena untuk menekankan pentingnya kata tersebut dalam paragraf tersebut. - Pada hasil analisis (95b) ditemukan penanda koherensi (2A) Di dinding rumah bertulisan selamat datang dan - rumah adat - tanah - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 249 95 Pronomina rumah ini Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan - repetisi berupa kau adalah tanah. Pemakaian milikku. (2C) Di tersebut tepat, karena sisi sebelah kirinya, terdapat patung yang berdiri tegak menghadap ke pintu masuk dengan dihiasi tanah merah dan putih Pada hasil analisis (96) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa ini. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata ini menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata Rumah adat. : Kr15 : Apina Mul : X IPA : Deskripsi Kelas (1A) Ruang kelasku persegi empat. (1B) Di dalam kelas ada meja, ada kursi, di depan kelas ada papan tulis berwarna hitam. (1C) Disamping kiri papan tulis terdapat meja guru, diatas meja guru terdapat buku Bahasa Indonesia dan kapur tulis. (1D) Saya masuk dalam kelas dan duduk di belakang dari barisan kedua. (1E) Saya duduk di samping jendela karena panas dan angin segar masuk dan menyegarkan badan saya. (2A) Siang telah tiba dan saya melihat ke teman-teman semua pada ngantuk dan ada yang tidur tidak sadarkan diri dan ada yang teman lain yang bercerita asyik di kelas. (2B) Mereka cerita tentang bola dan berburu di hutan. (2C) Saya merasa capek tarik badan, berjalan pelan-pelan dan melihat dari samping pintu ada guru Bahasa Indonseia dan guru matematika bercerita asyik di pendopo sekolah mereka dua bercerita sambil makan pinang dan merokok. (2D) Guru Bahasa Indonesia masuk ke kelas dan berkata semua bangun kita pulang karena waktu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 250 sudah habis. Saya bertanya kepada guru pak ada tugas tidak? Tidak ada tugas! Kata pak guru. No Penanda koherensi 96 Jenis Koheren si Adisi 97 Repetisi ada 98 Pronomi na mereka Tepat dan Tidak Tepat Analisis Perbaikan - Pada hasil analisis (97) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan hubungan penambahan. Pada hasil analisis (98) ditemukan penanda koherensi repetisi berupa ada. Pemakaian tersebut tidak tepat, karena pengulangan terlalu berlebihan sehingga kalimatnya tidak efektif. - - - Pada hasil analisis (99) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa mereka. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata ini menyatakan (1A) Ruang kelasku persegi empat. (1B) Di dalam kelas terdapat meja, kursi, dan papan tulis berwarna hitam. (1C) Disamping kiri papan tulis terdapat meja guru, di atas meja guru terdapat buku Bahasa Indonesia dan kapur tulis. (1D) Saya masuk dalam kelas dan duduk di belakang dari barisan kedua. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 251 99 Sinonimi tidur-tidak sadarkan diri 100 BagianKeseluru han ruang kelasmeja, kursi, papan tulis - - hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata guru bahasa indonesia dan Matematika. Pada hasil analisis (100) ditemukan penanda koherensi sinonimi berupa tidur-tidak sadarkan diri. Pemakaian tersebut tidak tepat, karena kedua kata tersebut memiliki persamaan makna sehingga pakai salah satu saja. Pada hasil analisis (101) ditemukan pemakaian penanda koherensi keseluruhan-bagian yang dimulai dengan kata umum, yakniruang kelasku pada kalimat pertama dan meja, kursi, dan papan tulis pada kalimat kedua merupakan bagiannya. (2A) Saya duduk di samping jendela karena panas dan angin segar masuk dan menyegarkan badan saya. (2B) Ketika waktu siang telah tiba, saya melihat teman-teman mulai mengantuk dan ada pula yang tidur, sementara yang lain ada yang sedang asyik bercerita di dalam kelas. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 252 Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan : Kr16 : Apiana Kulka : X IPA : Danau Sentani (1A) Danau Sentani begitu elok dipandang. (1B) Di pesisir danau dihiasi oleh pohon-pohon sagu.(1C) Danaunya yang berlumpur dan di dalamnya terdapat rumput-rumput, airnya yang tawar di dalamnya terdapat berbagai jenis ikan yang hidup, seperti ikan gabus, lohan, dan lain sebagainya. (1D) Tetapi bukan berbagai ikan saja yang menghuni danau sentani ada juga hidup seekor buaya putih yang sangat besar. (2A) Danau Sentani setiap tahunnya diadakan yang namanya festival danau Sentani yang mulai berlangsung dari 2008 sampai sekarang. (2B) Sampai sekarang festival yang biasa diadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24. No Jenis Koheren si Adisi Penanda koherensi ada juga 102 Pronomi na 103 Kontras 101 Tepat Tidak Tepat Analisis - -nya - tetapi - Pada hasil analisis (102) ditemukan penanda koherensi adisi berupa ada juga. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata ada juga menyatakan hubungan penambahan. Pada hasil analisis (103) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa -nya. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata -nya menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata danau sentani. Pada hasil analisis (104) ditemukan penanda koherensi kontras berupa tetapi. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata tetapi menyatakan hubungan kontras. Perbaikan - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 253 104 Contoh seperti - 105 KelasAngota ikangabus dan lohan - 106 Waktu setiap - sampai - Pada hasil analisis (105) ditemukan penanda koherensi contoh berupa seperti. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata seperti menyatakan hubungan contoh. Pada hasil analisis (106) ditemukan pemakaian penanda koherensi kelasanggota yang dimulai dengan kata umum, yakniikan pada kalimat pertama dan gabus dan lohan pada kalimat kedua merupakan bagiannya. Pada hasil analisis (107) ditemukan penanda koherensi waktu berupa setiap. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata setiap menyatakan hubungan waktu. Pada hasil analisis (107)ditemukan penanda koherensi waktu berupa sampai. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata sampai menyatakan hubungan waktu. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 254 Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan : Kr17 : Emanuel Iyai :X IPA : Keindahan Pulau Papua (1A) Keindahan pulau Papua sangat indah.(1B) Pulau Papua terbentuk burung Cendrawasih. (1C) Orang-orang besar dinamakan pulau Papua atau bumi Cendrawasih karena keindahan alam dan kekayaan alam sangat banyak. (2A) Keindahan alam di Papua terkenal di beberapa negara akan adanya kekayaan alam yang melimpah, festival danau Sentani, keindahan senja Kaimana dan jugakeindahan pantai di daerah Papua dan juga keindahan pegunungan. (2B) Tidak hanya keindahan alam tetapi pulau Papua jugamemiliki kekayaan alam yang kaya raya sepertiemas, perak, timah, buah-buahan, kacang-kacangan dan lain-lain. (2C) Pulau Papua kurang maju dalam pembangunan tetapi keindahan alam dan kekayaan alam sangat melimpah. No 107 Jenis Koherensi Adisi Penanda koherensi Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan dan - Pada hasil analisis (108) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan hubungan penambahan. - dan juga - - juga - Pada hasil analisis (108) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan juga. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan juga menyatakan hubungan penambahan. Pada hasil analisis (108) ditemukan penanda koherensi adisi berupa juga. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 255 108 Repetisi pulau papua - Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata juga menyatakan hubungan penambahan. Pada hasil analisis (109) ditemukan penanda koherensi repetisi berupa ada. Pemakaian tersebut tidak tepat, karena pengulangan terlalu berlebihan sehingga kalimatnya tidak efektif. (1A) Keindahan pulau Papua sangat indah dan berbentuk burung Cendrawasih. (1C) Orang-orang besar dinamakan pulau Papua atau bumi Cendrawasih karena keindahan alam dan kekayaan alam sangat banyak. (1D) Keindahan alam di Papua terkenal di beberapa negara akan adanya kekayaan alam yang melimpah, festival danau Sentani, keindahan senja Kaimana dan juga keindahan pantai di daerah Papua dan juga keindahan pegunungan. (1E) Tidak hanya keindahan alam tetapi terdapat juga kekayaan alam yang kaya raya seperti emas, perak, timah, buah-buahan, kacang-kacangan dan lain-lain. (1F) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 256 kekayaan alam - Kontras tetapi - Contoh seperti - 109 BagianKeseluruh an 110 111 Pada hasil analisis (110) ditemukan pemakaian penanda koherensi keseluruhan-bagian yang dimulai dengan kata umum, yaknikekayaan alam pada kalimat pertama dan emas, perak, timah, buahbuahan, kacangkacangan pada kalimat kedua merupakan bagiannya. Pada hasil analisis (111) ditemukan penanda koherensi kontras berupa tetapi. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata tetapi menyatakan hubungan kontras. Pada hasil analisis (112) ditemukan penanda koherensi contoh berupa seperti. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata seperti menyatakan hubungan contoh. Papua kurang maju dalam pembangunan tetapi keindahan alam dan kekayaan alam sangat melimpah. - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 257 112 Tempat di Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan - Pada hasil analisis (113) ditemukan penanda koherensi tempat berupa di. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata di menyatakan hubungan tempat. - : Kr18 :Yorim Mul : X IPA : Rumahku (1A) Ingat rumahku, terbuat dari kayu buah, atap rumahku terbuat dari alangalang. (1B) Bagian dinding terbuat dari papan cincang dan di bagian lantai dialas dengan kulitkayu yang rapih dan susun rapi. (1C) Satu tahun kemudian rumahku tidak ada harapan, bagian selatan dan utara rubuh duluan, buku dan ijazahku kadang kena hujan dan basah. (1D) Rumahku bagian timur tempat tidur bapak dan mamaku diatas tempat tidur bapak dan mamaku ada hiasan noken dan koteka yang digantungkan selain noken dan koteka ada kapak batu yang taruh di samping pintu masuk. (2A) Rumahku pintunya menghadap ke timur pagi hari matahari terbit dari ufuk timur dan memanas kedinginan malam tadi. (2B) Kedinginan malam hilang dan yang ada kepanasan tetapi di depan rumahku ada pohon selalu sejuk didepan halaman rumahku. (2C) Tidak lama lagi matahari sudah dekat untuk tenggelam di gunung Aplim Apom. No 113 Jenis Koherensi Adisi Penanda koherensi dan Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan - Pada hasil analisis (114) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan hubungan penambahan. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 258 114 Repetisi rumahku 115 Kontras tetapi 116 Waktu Kemudian - - - Pada hasil analisis (115) ditemukan penanda koherensi repetisi berupa rumah. Pemakaian tersebut tidak tepat, karena pengulangan terlalu berlebihan sehingga kalimatnya menjadi tidak efektif. Pada hasil analisis (116) ditemukan penanda koherensi kontras berupa tetapi. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata tetapi menyatakan hubungan kontras. Pemakaian penanda konjungsi suboordinatif waktu berupa kemudian pada paragraf (1) tidak tepat, karenakata kemudian yang menerangkan kata sebelumnya yakni satu tahun dan berfungsi sebagai penanda konjungsi subordinator waktu, tetapi pemakaian penanda kohesi tersebut salah (2A) Pintunya menghadap ke timur sehingga setiap pagi matahari memanaskan kedinginan malam tadi dan yang ada kepanasan, tetapi di halaman rumah tumbuh sebuah pohon sehingga tidak akan kepanasan. - (1A, B) Rumahku yang telah berumur satu tahun kini telah rusak, sisi selatan dan utara adalah bagian yang rubuh terlebih dahulu, buku dan ijazahku menjadi basah setiapkali hujan datang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 259 117 Tempat di Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan - karena kata kemudian biasanya dipakai untuk konjungsi fungsi penambahan. Pada hasil analisis (117) ditemukan penanda koherensi tempat berupa di. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata di menyatakan hubungan tempat. - : Kr19 : Yupen Singleki : X IPA : Aplim Apom/ Puncak Mandala (1A) Gunung Aplim Apom atau disebut juga gunung Mandala biasa dikatakan gunung Sombong, karena pada saat cuaca cerah dilihat dari Oksibil dan sekitarnya melihat keatas gunung Mandala kelihatannya indah dan bagus terus gunung yang lainnya juga. (1B) Ketika melihatnya gunung bagus awan biru naik dan matahari terangtetapi pada saat cuaca buruk kelihatan gunung Mandala akan gelap dan pada waktu juga mulai angin, kilat guntur dan awan mulai menutup dan hujan turun, pada saat itu juga banjirlah kali Sombong atau disebut kali Oksibil. No 118 Jenis Koherensi Adisi Penanda koherensi Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan - juga - Pada hasil analisis (118) ditemukan penanda koherensi adisi berupa juga. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata juga menyatakan hubungan penambahan. dan - Pada hasil analisis (118) ditemukan penanda - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 260 119 Kontras tetapi - 120 Waktu ketika - Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan hubungan penambahan. Pada hasil analisis (119) ditemukan penanda koherensi kontras berupa tetapi. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata tetapi menyatakan hubungan kontras. Pada hasil analisis (120) ditemukan penanda koherensi waktu berupa ketika. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata ketika menyatakan hubungan waktu. - - : Kr20 : Agatha Uropkulin : X IPA : Pengalaman Liburan (1A) Waktu SMP, saya sekolah di SMP Katolik Bakti Luhur Malang. (1B) Waktu itu saya masuk kelas VIII, lalu di Malang saya tinggal dengan kakak sepupu dan suaminya. (1C) Waktu saya disana saya mempunyai banyak temanteman ada yang dari Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Blitar, Jakarta, dan ada yang asli Malang. (2A) Bulan Desember saya, kaka dan suaminya kami liburan di Bali, di sana kami merayakan hari ulang tahun adik sepupu saya. (2B) Disana kami tinggal di Denpasar di hotel. (2C) Nama hotel itu adalah Hotel Mawar Dua Jalan Diponegoro. (2D) Di Bali itu kotanya kecil tetapi bengit indahnya luar biasa dan besoknya kami merayakan ulang tahun di pantai Kuta. (3A) Disana saya melihat orang barat dengan orang Afrika, mereka minta foto dengan kami waktu itu juga kami foto bersama dengan mereka. (3B) Setelah itu kami jalan-jalan ke Tanah Lot dan disana kami melihat pemandangan indah sekali dan besoknya lagi kami kembali ke Malang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 261 No Jenis Koherensi Penanda koherensi 121 Adisi dan 122 Repetisi saya 123 Pronomina di sana Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan - Pada hasil analisis (121) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan hubungan penambahan. Dari data karangan deskripsi ditemukan pemakaian penanda kohesi repetisi berupa saya yang diulang berkalikali. Pengulangan tersebut tidak tepat, karena menimbulkan pemborosan kata dan menyebabkan kalimat tidak efektif. - - - Pada hasil analisis (122) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa di sana. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata di sana menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada (1A) Waktu SMP, saya sekolah di SMP Katolik Bakti Luhur Malangdan masuk kelas VIII, lalu di Malang saya tinggal dengan kakak sepupu dan suaminya. (1C) Waktu disana saya mempunyai banyak teman ada yang berasal dari Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Blitar, Jakarta, dan ada yang asli Malang. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 262 kalimat pertama, yaitu kata pulau bali. -nya - Pada hasil analisis (122) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa nya. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata nya menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata suami kaka perempuan penulis. - mereka - Pada hasil analisis (122) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa mereka. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata mereka menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata orang Afrika - kami - Pada hasil analisis (122) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa kami. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 263 124 Sinonim Bengitindah-luar biasa 125 Kontras tetapi - - kami menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata penulis, kaka perempuan dan suaminya. Penggunaan penanda kohesi sinonimi tidak tepat, karena pemilihan kata (diksi) yang digunakan adalah lafal ragam lisan dengan ciri-ciri lafal dialek setempat (lokal) atau bahasa anak muda (gaul) seperti yang terdapat pada kata bengit sehingga menyebabkan paragrafnya tidak koheren. Pada hasil analisis (124) ditemukan penanda koherensi kontras berupa tetapi. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata (2D) Di Bali itu kotanya kecil tetapi Bali kotanya kecil tetapi sungguh luar biasa indah, esoknya kami merayakan ulang tahun di Pantai Kuta.. (2E) Disana saya melihat orang barat dengan orang afrika, mereka minta foto dengan kami waktu itu juga kami foto bersama dengan mereka. (2F) Setelah itu kami jalan-jalan ke Tanah Lot dan disana kami melihat pemandangan indah sekali dan besoknya lagi kami kembali ke Malang. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 264 tetapi menyatakan hubungan kontras. 126 Tempat di Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan - Pada hasil analisis (125) ditemukan penanda koherensi tempat berupa di. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata di menyatakan hubungan tempat. - : Kr21 : Patrik T. Sipyan : X IPA : Danau Sentani (1A) Danau adalah tempat tinggal atau ekosistem yang terbaik untuk hewan. (1B) Danau sentani adalah salah satunya tempat untuk hidup berbagai jenis,seperti ikan, kodok, dan lain-lain. (1C) Danau sentani adalah sebagai contoh untuk tempat atau ekosistem untuk berbagai habitat. (2A) Danau sentani adalah danau yang terpanjang di propinsi Papua dan terdapat di kabupaten Jayapura sebagai ibu kota propinsi Papua. (2B) Danau Sentani terdapat di samping kiri kotaSentani kira-kira dua kilometer dari kota Sentani. (3A) Iklim di daerah ini sering mengalami kepanasan setiap tahun, maka orang yang disekitar danau ini kebanyakan orang nelayan dan kebanyakan orang yang menetap danau sentani tidak terlalu mengalami kepanasan di malam hari karena angin dari danau ini juga membantu menyegarkan badan mereka pada saat mereka bersantai atau beristrahat. (3B) Oleh karena itu mari menjaga dan melestarikan alam disekitar kita karena itu memang bermanfaat bagi kehidupan segala makhluk. No 127 Jenis Koherensi Adisi Penanda koherensi dan Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan - Pada hasil analisis (126) ditemukan penanda koherensi adisi berupa dan. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata dan menyatakan hubungan - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 265 penambahan. danau sentani - Pronomina danau ini - Sinonimi tempatekosistem 128 Repetisi 129 130 - Pada hasil analisis (127) ditemukan penanda koherensi repetisi berupa danau sentani. Pemakaian tersebut tepat, karena untuk menekankan pentingnya kata tersebut dalam paragraf tersebut. Pada hasil analisis (128) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa danau ini. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata danau ini menyatakan hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata danau sentani. Pada hasil analisis (129) ditemukan penanda koherensi sinonimi berupa indah- luar biasa. Pemakaian tersebut tidak tepat, karena kedua kata tersebut memiliki persamaan makna sehingga pakai salah satu saja. - - (1A) Danau adalah tempat tinggal yang terbaik untuk hewan. (1B) Danau sentani adalah salah satunya tempat untuk hidup berbagai jenis, seperti ikan, kodok, dan lainlain. (1C) Danau sentani adalah sebagai contoh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 266 untuk tempat atau ekosistem untuk berbagai habitat. menjagamelestarik an - 131 BagianKeseluruh an hewanikan, katak - 132 Hasil oleh karena itu - 133 Contoh seperti - Pada hasil analisis (129) ditemukan penanda koherensi sinonimi berupa menjagamelestarikan. Pemakaian tersebut tepat, karena kedua kata tersebut memiliki persamaan makna. Pada hasil analisis (130) ditemukan pemakaian penanda koherensi keseluruhan-bagian yang dimulai dengan kata umum, yaknihewan pada kalimat pertama ikan, katakpada kalimat kedua merupakan bagiannya. Pada hasil analisis (131) ditemukan penanda koherensi hasil berupa oleh karena itu. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata oleh karena itu menyatakan hubungan hasil. Pada hasil analisis (132) ditemukan penanda koherensi contoh berupa seperti. Pemakaian penanda koherensi - - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 267 134 Waktu setiap - 135 Tempat di - di sana - tepat, karena kata seperti menyatakan hubungan contoh. Pada hasil analisis (133) ditemukan penanda koherensi waktu berupa setiap. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata setiap menyatakan hubungan waktu. Pada hasil analisis (134) ditemukan penanda koherensi tempat berupa di. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata di menyatakan hubungan tempat. Pada hasil analisis (134) ditemukan penanda koherensi tempat berupa di sana. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata di sana menyatakan hubungan tempat. - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 268 Kode Karangan Nama Kelas Judul Karangan : Kr 22 : Agustina Uropkulin : X IPA : Gunung Anem (1A) Kabupaten Pegunungan Bintang terletak dibagian selatan pulau Papua. (1B) Dikabupaten Pegunungan Bintang terdapat banyak gunung yang indah. (1C) Salah satu gunung yang indah terletak di pegunungan bintangadalah gunung Anem. (2A) Gunung Anem terletak di distrik Sopsebang. (2B) Untuk ke gunung Anem akan menempuh dalam waktu empat jam dari Oksibil, ibu kota kabupaten Pegunungan Bintang. (2C) Gunung Anem adalah gunung yang botak, anem adalah gunung yang ketinggiannya sekitar 3.000 meter. (2D) Keindahan alam yang dimilikinya akan memanjakan seketika kita sampai di puncak gunung Anem. (2E) Sebelah menyebelah diapit oleh gunung Wa dan gunung Yakum yang tidak kalah indahnya dengan gunung Anem. (2F) Gunung ini banyak terdapat tumbuh-tumbuhan yang tumbuh yaitu sepertirumput kuda, anggrek, dan lainlain. (3A) Gunung Anem pemandangan indah sekali, ketika kita sampai di puncak kita dimanjakan oleh keindahan alam yang memukau hati untuk menikmati keindahannya lama-lama. (3B) Tetapi ketika musim hujan gunung Anem selalu menutupi kabut yang tebal sehingga keindahannya hilang dan cepat turun hujan. No Jenis Koherensi Penanda koherensi 136 Repetisi gunung anem 137 Pronomina gunung ini Tepat Tidak Tepat Analisis Perbaikan - - - Pada hasil analisis (135) ditemukan penanda koherensi repetisi berupa gunung anem. Pemakaian tersebut tepat, karena untuk menekankan pentingnya kata tersebut dalam paragraf tersebut. Pada hasil analisis (136) ditemukan penanda koherensi pronomina berupa gunung ini.Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata gunung ini menyatakan - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 269 tumbuhtumbuhan - Kontras tetapi - 140 Contoh seperti - 141 Waktu sampai - 138 BagianKeseluruh an 139 hubungan penggantian kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama, yaitu kata gunung anem. Pada hasil analisis (137) ditemukan pemakaian penanda koherensi keseluruhan-bagian yang dimulai dengan kata umum, yaknitumbuhtumbuhan pada kalimat pertama rumput kuda, anggrek pada kalimat kedua merupakan bagiannya. Pada hasil analisis (138) ditemukan penanda koherensi kontras berupa tetapi. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata tetapi menyatakan hubungan kontras. Pada hasil analisis (139) ditemukan penanda koherensi contoh berupa seperti. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata seperti menyatakan hubungan contoh. Pada hasil analisis (140) ditemukan penanda koherensi waktu berupa sampai. Pemakaian penanda koherensi - - - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 270 142 Tempat di - tepat, karena kata sampai menyatakan hubungan waktu. Pada hasil analisis (141) ditemukan penanda koherensi tempat berupa di. Pemakaian penanda koherensi tepat, karena kata di menyatakan hubungan tempat. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 271 LAMPIRAN 3 Bukti Tringanggulasi Analisis di atas telah diperiksa dan diteliti oleh trianggulator. Peneliti juga telah memperbaiki beberapa kesalahan dalam data di atas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 272 BIOGRAFI PENULIS Derius Anglipki K. Tepmul atau biasa disapa Angli adalah putra sulung dari pasangan Anton Elwelkulolbon Kaladana dengan Novela Oksop Daloku Taplo, yang lahir di Butding 26 Desember 1990. Awalnya menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Inpres Polobakon, Kecamatan Kiwirok Tahun 2000. Setelah itu, menempuh Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri I Kiwirok lulus tahun 2004. Pada tahun 2004 melanjutkan sekolah di SMA Negeri I Okbibab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Propinsi Papua. Setelah lulus SMA pada tahun 2007, tidak ada biaya untuk melanjutkan study di perguruan tinggi. Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Masa Pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis Skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “Kohesi dan Koherensi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016.