plagiat merupakan tindakan tidak terpuji

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOHESI DAN KOHERENSI
DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SEMESTER I
SMA NEGERI I OKSIBIL KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG,
PAPUA TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Derius Tepmul
Nim: 101224061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOHESI DAN KOHERENSI
DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SEMESTER I
SMA NEGERI I OKSIBIL KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG,
PAPUA TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Derius Tepmul
Nim: 101224061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
KOBESI DAN KOBERENSI
DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SEMESTER I
SMA NEGERI I OKSma KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG,
PAPUA TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh:
Derius Tepmul
Nim: 101224061
Telah disetujui Oleh:
Pembimbing
~
Dr. B. Widharyanto, M. Pd.
Tanggal3 bulan April tahun 2017
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
KOBESI DAN KOHERENSI
DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SEMESTER I
SMA NEGERI I OKSffiIL KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG,
PAPUATAHUN AJARAN 2015/2016
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Derius Tepmul
101224061
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal25 April 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
SUSUNAN PANITIA PENGUJI
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd.
Sekretaris
: Dr. R. Kunjana Rahardi, M. Hum.
Anggota 1
: Dr. Widharyanto, M.Pd.
Anggota2
: Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd.
Anggota 3
: Prof. Dr. Pranowo, M.Pd.
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTO
Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah
menjadi manusia yang berguna.
( Einstein)
Di Dunia Ini Tidak Ada Yang Instan, Semuanya Butuh Proses dan Kerja.
(Anne Ahira)
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia akan memeliharakamu.
(1 Petrus 5:7)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Yesus Kristus, penolong dan penghiburku. Semua ini dapat terjadi karena
kebaikan-Nya.
2. Kedua orang tua saya, Bapak Anton Kaladana (almarhum) dan Mama
Novela (almarhumah). Buat Papa dan Mama, inilah kado kecil yang dapat
anakmu persembahkan untuk sedikit menghibur hatimu yang telah aku
susahkan, aku tahu banyak yang telah kalian korbankan demi memenuhi
kebutuhanku yang selalu tak pernah merasa lelah demi memenuhi
kebutuhanku. Saya hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih kepada
Papa dan Mama, hanya Tuhanlah yang membalas kemuliaan hati kalian.
3. Kakak dan adikku Martina Kaladana (almarhumah), adik Alfrius
Mangolkuplipki Kaladana yang telah mendoakan saya agar sehat, sabar
dan sukses selama kuliah. Kalian adalah anugerah terbesar dalam hidup
ini.
4. Keluarga Besar KOMAPO di se-Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan dan
Sumatera. Kalian adalah anugerah terbesar dalam hidup ini.
5. Semua pihak yang membaca skripsi ini.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 April 2017
Derius Tepmul
VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERSYARATAN PERSETUJUAN
PUBLlKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama
: Derius Tepmul
Nomor Mahasiswa
: 101224061
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
KOHESI DAN KOHERENSI KARANGAN DESKRIPSI
SISWA KELAS X SEMESTER I SAMA NEGERI I OKSIBIL
KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG, PAPUA TAHUN
AJARAN 2015/2016
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya
dalam
bentuk
pangkalan
data
mendistribusikan
secara
terbatas,
dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa'perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal 25 April 2017
yan;rakan,
flST!ll
Vll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Tepmul, Derius. 2017. Kohesi dan Koherensi dalam Karangan Deskripsi
Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi.
Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini membahas kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi
siswa kelas X SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua
Tahun ajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan jenis
kohesi, (2) mendeskripsikan ketepatan pemakaian penanda kohesi, (3)
mendeskripsikan jenis koherensi, dan (4) mendeskripsikan ketepatan pemakaian
penanda koherensi yang terdapat dalam karangan deskripsi yang disusun oleh
siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang,
Papua Tahun ajaran 2015/2016.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskripstif kualitatif. Sumber data
dalam penelitian ini berupa karangan deskripsi yang disusun oleh 22 siswa kelas
X SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pgunungan Bintang, Papua Tahun ajaran
2015/2016. Data penelitian ini berupa paragraf-paragraf yang mengandung kohesi
dan koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X SMA Negeri I Oksibil,
Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun ajaran 2015/2016. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara pemberian tugas kepada siswa untuk menyusun
karangan. Data yang terkumpul diidentifikasi, kemudian dianalisis jenis-jenis
kohesi dan koherensi serta ketepatan pemakaiannya.
Hasil penelitian ini, yaitu (1) kohesi gramatikal yang ditemukan dalam
karangan para siswa ialah referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi, sedangkan
kohesi leksikal yang ditemukan berupa hiponim, repetisi, kolokasi, sinonim,
antonim dan ekuivalensi. (2) Koherensi yang ditemukan dalam karangan deskripsi
para siswa, yaitu adisi, repetisi, pronomina, sinonim, keseluruhan-bagian, kelasanggota, hasil, contoh, kontras, paralism, komparasi, waktu, dan tempat. (3)
Ketepatan pemakaian penanda kohesi ada yang tepat dan tidak tepat. Ketepatan
pemakaian penanda kohesi tidak tepat karena penanda yang digunakan salah,
tidak diperlukan, dan tidak sesuai kaidah. Ketepatan pemakaian penanda kohesi
tidak tepat ditemukan pada kohesi referensi, substitusi, konjungsi, dan repetisi. (4)
Ketepatan pemakaian penanda koherensi ada yang tepat dan tidak tepat. Ketepatan
pemakaian penanda koherensi tidak tepat karena penanda yang digunakan salah,
tidak diperlukan, dan tidak sesuai kaidah. Ketepatan pemakaian penanda
koherensi tidak tepat ditemukan pada koherensi adisi, repetisi, pronomina,
sinonim, kontras, waktu, dan tempat.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Tepmul, Derius. 2017. The use of Choesion and Choerence in Description
Essay of Ten Grades Students in SMA Negeri I Oksibil, Regency of
Pegunungan Bintang Papua, New Academic Year of 2015/2016.
Thesis. Yogyakarta: Indonesia Literature Language Education. Faculty
of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University.
This study discusses about the choesion and choerence in description essay
of ten grades students in SMA N I Oksibil, Regency of Pegunungan Bintang,
Papua,New Academic Year of 2015/2016.The purposes of this study are : (1) to
describe the types of choesion, (2) to describe the kinds of coherence , (3)describe
the appropriateness of the use of choesion marker, and (4) to describe the use of
choherence markers in description essay which is compiled by the ten grades
students of SMA N 1 Oksibil,Regency of Pegunungan Bintang,Papua, New
Academic year of 2015/2016. This research is used qualitative-descriptive
approach. The data source of this research in the form of a description essay
compiled by the 22 ten grades students in SMA N I Oksibil,Regency of
Pegunungan Bintang, Papua, the New Academic Year of 2015/2016.
The result of this reseacrh, namely (1) grmmatical choesion found in the
students’s essays are refrences, substitution, ellispsis, and cinjunction, whereas
lexical choesion found hyponymy and hypernimy form, repetition, collocation ,
synoyms, and equivalence. (2) The chorence that is found in the description of
the students’s essay consist of ; addition, repetition, pronouns , synpnyms, wholepart, class member, result, example contrast, paralism, comparison, time, and
place. (3) There is correct and incorrect in using accuracy in coherence marker ,
it is not necessary and not accordance with the rule. The accuracy of using
choesion marker is not appropriate because the markers are used is incorrect.
Inappropriate choesion markers found on choesion refrences, subtitution,
conjunction, and reps. (4) The accuracy of using choerence markers there are
proper and improper . The accuracy of using
coherence markers is not
appropriate or improper because the marker that is used is incorrect , it is not
necessary and not accordance with the rule of language. The accuracy of use
choerence markers which is inappropriate can be found on choerence addition,
repetition, pronouns, synonyms , contrast , time, and place.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Mahakasih, atas
penyertaan, perlindungan, kekuatan, limpahan rahmat, kasih-Nya yang tak
berkesudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi dengan judul Kohesidan Koherensi dalam Karangan Deskripsi Siswa
Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua
Tahun Ajaran 2015/2016 ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis sangat menyadari bahwa
selesainya skripsi ini tidak terlepas dari berkat dukungan, nasihat, kerjasama,
bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun material.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1.
Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
mendampingi, membimbing dan mengarahkan penulis selama menyelesaikan
skripsi ini.
2.
Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah menerima, mendidik, dan
memotivasi penulis selama proses perkuliahan, baik dalam hal akademis
maupun nonakademis.
3.
Seluruh dosen penguji yang berkenan menguji penulis.
4.
Seluruh dosen PBSI yang dengan penuh kesabaran mendidik dan
mendampingi penulis selama menempuh studi di PBSI.
5.
Karyawan Sekretariat Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
yang telah memberikan berbagai layanan administrasi.
6.
Kedua orang tua saya, Bapak Anton Kaladana (almarhum) dan Mama Novela
(almarhumah) yang telah melahirkan dan membesarkan saya sebagai pribadi
yang unik, beserta kakak Martina Kaladana (almarhumah), adik Alfrius
Mangolkuplipki Kaladana yang telah mendoakan saya agar sehat, sabar dan
sukses selama kuliah.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.
Ibu angkat saya, Ibu Dina Uropkulin yang telah menyekolahkan, mendoakan,
menasihati dan memotivasi saya untuk menjadi manusia yang berguna
sekarang dan kemudian hari.
8.
Terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Pieter Kalakmabin, sang
inspirasi dan idolaku.
9.
Bapak Yance Sasaka, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indoensia
kelas X SMA Negeri I Oksibil yang telah membantu dalam proses
pembelajaran di kelas, serta memberikan respons positif terhadap penelitian
ini.
10. Seluruh siswa kelas X SMA Negeri I Oksibil yang dengan semangat
membantu proses penelitian ini.
11. Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang, yang membiayai
perkuliahan saya sampai selesainya skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan Komunitas Pelajar dan Mahasiswa Aplim Apom
(KOMAPO) se-Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera, terimakasih
atas semua doa, dukungan, dan bantuan kalian semua.
13. Bapak Salmon Alutbali Wasini, Am.Pt., selaku kaka sekaligus orang tuaku,
terimakasih atas semua pengorbanannya sejak saya dibangku SMA-selesainya
Skripsi ini.
14. Terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Theodorus Sitokdana, sang
inspirasi dan idolaku.
15. Bapak Lizanias B. Kaladana, selaku orang tua wali yang membantu saya
selama menempuh studi di PBSI, USD.
16. Adik W. Jaden Sipka, terimakasih sudah pinjamkan saya laptop selama
menyelesaikan skripsi ini, amal kebaikanmu dibalas oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa.
17. Adik Julia, M. Opki, terimakasih sudah menjadi Mother Thressa bagi saya,
amal kebaikanmu dibalas oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
18. Abangku Andreas Arni H. Kalakmabin, terimaksih sudah membantu
mengerjakan tabelnya, amal kebaikanmu dibalas oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19. Bapak Me1kior Sitokdana, S.Korn, M.Eng, terirnakasih sudah rnenjadi
inspirasi bagi saya, arna1 kebaikanmu dibalas oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
20. Ternan-ternan angkatan 2010,2011 dan 2012 Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia dan rekan-rekan lain yang tidak sernpat penulis
sebutkan dalarn apresiasi ini.
21. Terirna kasih untuk sernua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang telah rnernbantu penulis selarna rnenernpuh study di PBSI, USD.
Penulis rnenyadari bahwa ada banyak pihak lainnya yang dengan berbagai
cara telah rnernbantu dan rnendukung penulis da1arn keseluruhan proses
pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini. Tanpa rnengurangi rasa
hormat kepada berbagai pihak yang narnanya tidak sernpat disebutkan satu per
satu di dalarn tulisan ini, sekali lagi penulis rnengucapakan terirna kasih.
Penulis juga rnenyadari bahwa skripsi ini rnasih jauh dari kata sernpuma. Oleh
karena itu, segala bentuk kritik, saran dan surnbangan ide yang rnembangun dapat
disarnpaikan kepada penulis derni penyernpumaan tulisan ini. Sernoga karya kecil
ini dapat rnernerikan manfaat bagi pernbaca dan dapat menjadi referensi bagi
siapapun yang rnempunyai minat pada bidang kebahasaan, khususnya ilrnu
wacana untuk penelitian lebih lanjut.
Yogyakarta, 25 April 2017
(J;t
Derius Tepmul
XlI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iii
HALAMAN MOTO ..................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK................................................
vii
ABSTRAK .................................................................................................
viii
ABSTRACT ................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ...............................................................................
x
DAFTAR ISI ..............................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................
4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian ...............................................................................
5
1.5 Batasan Istilah ......................................................................................
6
1.6 Sistematika Penyajian ..........................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORITIS .............................................................
9
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................
9
2.2 Landasan Teori .....................................................................................
13
2.2.1 Karangan ......................................................................................
13
2.2.2 Wacana .........................................................................................
14
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.3 Kohesi ..........................................................................................
16
2.2.4 Kohesi Gramatikal .......................................................................
17
2.2.5 Kohesi Leksikal ............................................................................
23
2.2.6 Koherensi .....................................................................................
26
2.2.4.1 Pengertian Koherensi ......................................................
26
2.2.4.2 Unsur-Unsur Koherensi .................................................
28
2.2.7 Pendayagunaan Ketepatan Pilihan Kata ......................................
37
2.2.8 Kerangka Berpikir ........................................................................
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...............................................
40
3.1 Jenis Penelitian....................................................................................
40
3.2 Data dan Sumber Data ........................................................................
41
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ...............................................................
42
3.4 Instrumen Penelitian ...........................................................................
43
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
44
3.6 Teknik Analisis Data ...........................................................................
46
3.7 Trianggulasi .........................................................................................
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................
49
4.1 Deskripsi Data ......................................................................................
49
4.1.1 Jenis Kohesi ................................................................................
53
4.1.2 Ketepatan Pemakaian Penanda Kohesi.......................................
54
4.1.3 Jenis Koherensi ...........................................................................
57
4.1.4 Ketepatan Pemakaian Penanda Koherensi .................................
59
4.2 Analisis Data ........................................................................................
62
4.2.1 Jenis Kohesi .................................................................................
63
4.2.2 Ketepatan Pemakaian Penanda Kohesi ........................................
80
4.2.3 Jenis Koherensi ............................................................................
99
4.2.4 Ketepatan Pemakaian Penanda Koherensi ...................................
109
4.3 Pembahasan Hasil ................................................................................
120
4.3.1 Teori Kohesi dan Koherensi yang Digunakan untuk Penelitian ..
121
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.3.2 Hasil Analisis Penelitian Terdahulu.............................................
121
4.3.3 Hasil Analisis Penelitian ..............................................................
124
4.3.3.1 Jenis Kohesi ....................................................................
125
4.3.3.2 Ketepatan Pemakaian Penanda Kohesi ...........................
128
4.3.3.3 Jenis Koherensi ...............................................................
130
4.3.3.4 Ketepatan pemakaian penanda koherensi .......................
131
BAB V PENUTUP .....................................................................................
135
5.1 Kesimpulan ..........................................................................................
135
5.2 Implikasi ..............................................................................................
137
5.3 Saran ....................................................................................................
137
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
139
LAMPIRAN ...............................................................................................
143
BIOGRAFI PENULIS ..............................................................................
272
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Judul karangan deskripsi ..........................................................
41
Tabel 1.2 Subjek dan objek penelitian .....................................................
42
Tabel 1.3 Kode data penelitian .................................................................
45
Tabel 1.4 Jumlah data hasil analisis jenis kohesi .....................................
50
Tabel 1.5 Jumlah data hasil analisis ketepatan pemakaian penanda
kohesi yang tepat dan tidak tepat ............................................
51
Tabel 1.6 Jumlah data hasil analisis jenis koherensi ................................
52
Tabel 1.7 Jumlah data hasil analisis ketepatan pemakaian penanda
koherensi yang tepat dan tidak tepat .......................................
xvi
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Analisis Jumlah Data Jenis Kohesi ...............................
143
Lampiran 3 Tabel Analisis Jumlah Data Ketepatan
Pemakaian Penanda Kohesi ........................................................................
144
Lampiran 2 Tabel Analisis Jumlah Data Jenis Koherensi ..........................
145
Lampiran 4 Tabel Analisis Jumlah Data Ketepatan
Pemakaian penanda Koherensi ...................................................................
145
Lampiran 7 Bukti Trianggulasi ...................................................................
271
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran Bahasa Indonesia mengembangkan empat macam keterampilan
berbahasa yaitu mendengarkan (listening skill), berbicara (speaking skill),
membaca (reading skill), dan menulis (writing skill). Keterampilan berbicara dan
menyimak berkenaan dengan bahasa lisan, sedangkan keterampilan membaca dan
menulis berkenaan dengan bahasa tulis.
Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa, dan juga dapat dikatakan
sebagai kegiatan berkomunikasi secara tidak langsung. Terdapat dua hasil
keluaran (output) yang berhubungan dengan kegiatan menulis, yaitu mengarang
dan menulis. Kegiatan mengarang akan menghasilkan karangan, sedangkan
kegiatan menulis akan menghasilkan tulisan. Perbedaan dari hasil tulisan
dilandaskan pada fakta, penelitian, pengalaman, pengamatan, pemikiran atau
analisis suatu masalah. Contoh tulisan antara lain makalah, laporan, artikel, buku
umum dan buku pelajaran. Sebaliknya, karangan banyak dipengaruhi imajinasi
dan perasaan pengarang, misalnya cerpen, novel, dan puisi (Wiyanto, 2004: 3).
Pemakaian bahasa dalam karangan atau karya tulis seringkali didapati tulisan
yang tidak efektif dan pemilihan diksi yang salah dan rancu sehingga dapat
menyebabkan pembaca sulit memahami isi tulisan tersebut. Sering pula muncul
permasalahan yang sangat mendasar seperti kalimat topik dan kalimat pendukung
yang tidak berkaitan, dua kalimat topik dalam sebuah paragraf, dan hubungan
antarkalimat yang tidak koheren dan kohesif. Suatu karangan dari seorang siswa
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
lazimnya berupa wacana luas yang terdiri atas wacana dasar. Wacana dasar
dibangun oleh kalimat sebagai perwujudan pengembangan sebuah topik. Topik
tersebut dapat dikembangkan oleh sebuah kalimat atau bisa juga dikembangkan
oleh sederetan kalimat. Jika topik dikembangkan oleh sederetan kalimat, maka
perlu adanya penanda keterkaitan yang menghubungkan kalimat yang satu dengan
kalimat lainnya.
Keterkaitan yang padu antarkalimat dan antarparagraf merupakan syarat
penting dalam pembentukan sebuah wacana, karena dengan keterkaitan yang padu
itulah wacana akan menjadi utuh. Keterkaitan antarkalimat penjabar atau
pengembang topik secara semantis disebut koherensi, sedangkan keterkaitan
secara leksikal dan gramatikal disebut kohesi. Sarana kohesi dan sarana koherensi
dapat digunakan sebagai penghubung antarkalimat dan antarparagraf dalam
sebuah wacana.
Sebuah karangan yang baik, kohesifserta koheren dapat disusun dengan
menggunakan berbagai alat wacana, baik yang berupa aspek gramatikal maupun
aspek semantik. Karangan yang baik adalah karangan yang mengandung
seperangkat proposisi yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa
kepaduan atau rasa kohesi. Di samping itu, dibutuhkan juga keteraturan atau
kerapian susunan yang menimbulkan rasa koherensi (Tarigan, 1987: 70).
Penelitian ini secara lebih khusus menganalisis seputar kohesi dan koherensi
dalam karangan deskripsi yang disusun oleh siswa Kelas X Semester I SMA
Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran
2015/2016 dengan tema Keindahan Alam. Pemilihan karangan deskripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
didasarkan pada silabus pembelajaran yang terdapat pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) bidang studi Bahasa Indonesia siswa kelas X semester
I sebagaimana yang terdapat pada Standar Kompetensi Nomor 1.4,yaitu
berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat semenjana dalam berbagai
bentuk karangan (naratif, deskriptif, ekspositif) dengan tingkat kompetensi dasar
4.2 yakni menulis hasil observasi dalam bentuk karangan deskriptif.
Pada saat peneliti melakukan observasi penelitian dikelas X semester I SMA
Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran
2015/2016 yang dijadikan sebagai sampling penelitian, pembelajaran seputar
menulis karangan deskripsi yang telah dilaksanakan di sekolah selama ini
belumlah terlaksana secara maksimal. Minimnya jam pelajaran menulis bagi
siswa serta sikap pengajar (guru) yang hanya memberikan metode pembelajaran
dengan metode ceramah dan membaca saja dalam memberikan uraian
pengetahuan bahasa Indonesia, menjadi sebab kurangnya kemampuan siswa
dalam membuat karangan deskripsi.
Dengan mempertimbangkan berbagai alasan di atas, peneliti memilih topik
ini untuk dapat dianalisa lebih lanjut dalam penelitian ini dengan memperhatikan
penanda kohesi dan koherensi. Modus kesalahan yang sering muncul dalam
karangan deskripsi siswa biasanya mereka tidak memperhatikan kalimat
penghubungnya, terutama dalam penggunaan sarana kohesi yang kurang terjaga
sehingga tidak ada keterkaitan yang padu. Keterkaitan yang padu dapat dibangun
melalui sarana kohesi dan koherensi. Siswa hanya menuangkan apa yang ada
dalam pikirannya tanpa memperhatikan ketepatan susunan kalimat terutama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dalam penggunaan sarana kohesi dan koherensi. Dengan demikian, peneliti
hendak menindaklanjuti lebih mendalam mengenai penggunaan sarana kohesi dan
koherensi antarkalimat dan antarparagraf dalam karangan deskripsi kelas X
semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun
Ajaran 2015/2016.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas,
selanjutnya peneliti hendak menentukan rumusan masalah yang akan diteliti
sebagai berikut.
1.
Apa sajakah jenis kohesi yang digunakan dalam karangan deskripsi siswa
kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang,
Papua, Tahun Ajaran 2015/2016?
2.
Bagaimana ketepatan pemakaian penanda kohesi dalam karangan deskripsi
siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan
Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016?
3.
Apa sajakah jenis koherensi yang digunakan dalam karangan deskripsi siswa
kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang,
Papua, Tahun Ajaran 2015/2016?
4.
Bagaimana ketepatan pemakaian penanda koherensi dalam karangan
deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten
Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam peneltian ini adalah sebagai berikut.
1.
Mendeskripsikan jenis kohesi dalam karangan deskripsi siswa kelas X
semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua,
Tahun Ajaran 2015/2016.
2.
Mendeskripsikan ketepatan pemakaian penanda kohesi dalam karangan
deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten
Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016.
3.
Mendeskripsikan jenis koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X
semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua,
Tahun Ajaran 2015/2016.
4.
Mendeskripsikan ketepatan pemakaian koherensi dalam karangan deskripsi
siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan
Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil atas penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi
secara teoritis dan
praktis, yaitu bagi guru, mahasiswa Bahasa dan Sastra
Indonesia dan bagi peneliti lain.
a.
Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengajaran Bahasa
Indonsesia supaya lebih tepat dan kreatif. Khususnya dalam pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
menulis, baik menulis karangan, menulis laporan, dan pembelajaran menulis
lainnya dengan memperhatikan ketepatan kohesi dan koherensi.
b.
Bagi mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, kiranya penelitian ini dapat
memberikan gambaran mengenai jenis-jenis kohesi dan koherensi dalam
suatu wacana. Dengan demikian mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia bisa
mengetahui, memahami, dan membedakan jenis-jenis kohesi dan koherensi
dari setiap wacana yang dibacanya.
c.
Bagi peneliti lain, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber
pengetahuan dan memberikan gambaran untuk dapat meneliti lebih jauh
mengenai jenis-jenis kohesi dan koherensi dalam wacana Bahasa Indonesia.
1.5 Batasan Istilah
Peneliti hendak memberikan batasan istilah sehinggabeberapa pengertian
yang terdapat dalam penelitian ini tidak menimbulkan kerancuan makna nantinya.
a.
Wacana
Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi di atas kalimat
atau
klausa
dengan
kohesi
dan
koherensi
yang
tersusun
rapi
dan
berkesinambungan serta memiliki awal dan akhir yang nyata, diwujudkan secara
lisan maupun tertulis (Tarigan, 1987: 25).
b.
Karangan deskripsi
Karangan deskripsi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menyajikan
suatu hal sedemikian rupa sehingga gambaran objek itu seolah-olah berada di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
depan mata pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek tersebut
(Keraf, 1995: 16).
c.
Kohesi
Kohesi adalah hubungan bentuk antarkalimat yang membangun keutuhan
wacana (Sumadi, 1998: 4).
d.
Kohesi gramatikal
Kohesi gramatikal adalah piranti atau penanda kohesi yang melibatkan
penggunaan unsur-unsur kaidah bahasa (Abdul Rani dkk, 2006: 97).
e.
Kohesi leksikal
Kohesi leksikal adalah hubungan leksikal antara bagian-bagian wacana untuk
mendapatkan keserasian struktur secara kohesif (Abdul Rani, dkk, 2006: 97).
f.
Koherensi
Koherensi adalah hubungan makna antarkalimat yang membangun keutuhan
wacana (Sumadi, 1998: 6).
g.
Ketepatan pilihan kata
Ketepatan pilihan kata adalah kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan
gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar seperti apa
yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1984: 87).
1.6 Sistematika Penyajian
Bab I merupakan pendahuluan. Dalam bab ini dipaparkan 6 hal, yaitu (1) latar
belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat
penelitian, (5) batasan istilah, dan (6) sistematika penyajian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Bab II merupakan landasan teori. Dalam bab ini dipaparkan 2 hal, yaitu (1)
penelitian terdahulu dan (2) kajian pustaka.
Bab III merupakan metodologi penelitian. Dalam bab ini dipaparkan 8 hal,
yaitu (1) jenis penelitian, (2) subyek dan obyek penelitian, (3) sumber data, (4)
teknik pengumpulan data, (5) instrumen penelitian, (6) teknik analisis data, dan
(7) trianggulasi.
Bab IV merupakan pembahasan. Dalam bab ini dipaparkan 3 hal, yaitu (1)
deskripsi data penelitian, (2) analisis data, dan (3) pembahasan, (4) Bab V
penutup. Dalam bab ini dipaparkan 3 hal, yaitu (1) kesimpulan, (2), implikasi dan
(3) saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang unsur keutuhan wacana, yaitu kohesi dan koherensi
sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, beberapa
diantaranya.
Agnes Dyah Purnamasari (2009) yang melakukan penelitian berkaitan dengan
kohesi dan koherensi. Penelitian ini berjudul Analisis Kohesi dan Koherensi
Karangan Narasi Siswa Kelas VIII Semester I SMP Pangudi Luhur Srumbung,
Magelang, Tahun Ajaran 2008/2009. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
kohesi yang digunakan dalam karangan narasi siswa Kelas VIII Semester I SMP
Pangudi Luhur Srumbung, Magelang, Tahun Ajaran 2008/2009 meliputi kohesi
leksikal dan kohesi gramatikal. Piranti yang membentuk kohesi leksikal adalah
repetisi, sinonimi, hiponimi, antonimi, dan ekuivalensi. Piranti yang membentuk
kohesi gramatikal adalah referensi, dan konjungsi.
Koherensi yang digunakan dalam karangan narasi siswa Kelas III Semester I
SMP Pangudi Luhur Srumbung, Magelang, Tahun Ajaran 2008/2009 adalah
koherensi berpenanda dan koherensi tidak berpenanda. Piranti yang membentuk
koherensi berpenanda adalah koheresi kausalitas, koherensi aditif, koherensi
temporal, koherensi kronologis, koherensi perurutan dan koherensi intensitas.
Piranti yang membentuk koherensi tidak berpenanda adalah perian dan koherensi
dialog.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Pada kesempatan yang lain, Yuanita Hartanti (2007) juga melakukan
penelitian yang berkaitan tentang kohesi dan koherensi. Penelitian ini berjudul
Kohesi dan Koherensi dalam Wacana pada Buku Teks Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk SMA Kelas X Karangan Dawud, dkk. Terbitan Erlangga Tahun
2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanda kohesi leksikal dan kohesi
gramatikal yang ditemukan pada buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
SMA Kelas X Karangan Dawud, dkk. Terbitan Erlangga Tahun 2004 ini memiliki
hubungan antarkalimat yang dijalin dengan baik adanya. Penanda kohesi leksikal
ditandai dengan repetisi, sinonim, antonim, hiponim, dan ekuivalensi. Penanda
kohesi gramatikal yang ditemukan meliputi referensi, substitusi, elipsis, dan
kolokasi. Pada penanda koherensi yang ditemukan meliputi kausalitas, kontras,
aditif, temporal, perurutan, dan intensitas.
Titik Mindarti (2013) juga melakukan penelitian yang berkaitan dengan
kohesi dan koherensi. Penelitian ini berjudul Analisis Peranti Kohesi dan
Koherensi pada Tulisan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tawangmangu
Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. Dalam penelitiannya, tulisan
narasi siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tawangmangu menggunakan kohesi
gramatikal dan kohesi leksikal yang tepat sehingga mampu membentuk wacana
yang memiliki kepaduan bentuk. Aspek kohesi gramatikal yang digunakan adalah
pengacuan, ellipsis, dan konjungsi, sedangkan aspek kohesi leksikal yang
digunakan adalah repetisi, sinonimi, antonimi, dan hiponimi. Adapun pemakaian
piranti kohesi dan koherensi pada tulisan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1
Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013 yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dominan digunakan adalah referensi yang berupa kata ganti personal mencapai
49,45%. Pemakaian koherensi pada tulisan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1
Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013 yang sangat
dominan digunakan adalah hubungan makna tempo yang mencapai 83,33%.
Sementara itu, Antonius Nesi (2011) juga telah melakukan penelitian yang
berkaitan dengan kohesi dan koherensi. Penelitian ini berjudul Kohesi dan
Koherensi Wacana Bahasa Indonesia dalam Surat Kabar: Studi Kasus Wacana
Berita Utama dan Surat Pembaca Kompas, Republika, Kedaulan Rakyat, dan
Bernas Jogja Edisi Agustus 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kohesi
wacana Bahasa Indonesia dalam surat kabar juga meliputi kohesi gramatikal dan
kohesi leksikal. Kohesi gramatikal yang terdapat dalam wacana surat kabar adalah
referensi, substitusi, penghilangan, dan konjungsi. Sedangkan kohesi leksikal
yang terdapat dalam surat kabar adalah pengulangan, sinonimi, antonimi,
hiponimi, ekuivalensi dan kolokasi. Koherensi wacana Bahasa Indonesia dalam
surat kabar juga meliputi koherensi tekstual, koherensi ko-tekstual dan koherensi
logis. Koherensi ko-tekstual yang ditemukan meliputi koherensi wacana promotif
dan koherensi wacana normatif. Koherensi ko-tekstual meliputi koherensi kotekstual endofora anaforis dan koherensi ko-tekstual endofora kataforis. Koherensi
logis yang ditemukan adalah koherensi kausalitas, pengontrasan, definisi dan
simpatisan.
Maria Dian Putriyanti (2009) dengan penelitiannya yang berjudul Kohesi dan
Koherensi dalam Rubrik “Teras Muda” pada Majalah Bulanan Matabaca Edisi
2006-2007 juga menunjukkan adanya jenis kohesi yang digunakan pada rubrik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
“Teras Muda” pada Majalah Bulanan Matabaca edisi 2006-2007 terbitan
Gramedia yang berupa kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Piranti yang
membentuk kohesi gramatikal meliputi refrensi, substitusi, ellipsis dan konjungsi.
Piranti yang membentuk kohesi leksikal meliputi repetisi, sinonimi, antonimi,
hiponimi, dan kolokasi. Jenis koherensi yang digunakan pada rubrik “Teras
Muda” yang terdapat Majalah Bulanan Matabaca edisi 2006-2007 meliputi
koherensi berpenanda dan koherensi tidak berpenanda. Piranti yang membentuk
koherensi berpenanda meliputi koherensi kausalitas, kontras, aditif, temporal,
kronologis, perurutan, dan perincian. Piranti yang membentuk koherensi tidak
berpenanda meliputi koherensi pentahapan dan perian.
Berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu di atas, menunjukkan bahwa
hasil penelitian yang dilakukan oleh kelima peneliti sebelumnya dengan hasil
penelitian yang telah peneliti lakukan, ternyata mempunyai persamaan dan
perbedaan. Kesamaan hasil penelitian terletak pada hasil pengkajian aspek
keutuhan wacana yang berupa kohesi dan koherensi, juga pada metode penelitian
yang digunakan, yakni dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Namun begitu, peneliti juga melihat perbedaan pada beberapa hal, utamanya
pada sisi rumusan masalah,sumber data, subjek penelitiandan kajian teori yang
digunakan. Rumusan masalah yang peneliti ajukan dalam penelitian ini lebih
dititikberatkan pada jenis penanda dan ketepatan pemakaian penanda kohesi dan
koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I
Oksibil, Kabupaten Peguungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Karangan
Karangan adalah hasil perwujudan gagasan sesorang dalam bahasa tulis yang
dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca (Gie, 2002: 3). Ide atau
gagasan merupakan hal utama yang dibutuhkan penulis untuk dituangkan dalam
sebuah karangan.
Gie (2002) memaparkan bahwa setiap butir ide perlu diletakan pada suatu
kata, kata-kata dirangkai menjadi ungkapan atau frasa, beberapa frasa digabung
menjadi anak kalimat, sejumlah anak kalimat membangun sebuah kalimat,
sejumlah kalimat membentuk alenia, alenia-alenia akhirnya mewujudkan suatu
karangan. Proses di atas merupakan alur ketika sesorang berusaha untuk
menuangkan idenya menjadi sebuah karangan yang utuh. Pada awalnya bermula
dari sebuah ide yang kemudian membentuk menjadi sebuah karangan.
2.2.1.1 Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi atau pemerian adalah sebuah bentuk tulisan yang
bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari
objek yang sedang dibicarakan (Gorys Keraf (1982: 93).
Dalam
karangan
deskripsi,
penulis
memindahkan
kesan-kesannya,
memindahkan hasil pengamatannya dan perasaannya kepada para pembaca. Orang
pada umumnya memahami bahwa karanggan deskripsi berisi suatu gambaran
terhadap suatu objek secara rinci. Karangan deskripsi mampu menimbulkan daya
khayal bagi pembaca. Sasaran yang ingin dicapai penulis adalah menciptakan atau
memungkinkan terciptanya daya imajinasi kepada para pembaca, seolah-olah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mereka melihat sendiri objek yang diceritakan penulis secara keseluruhan sebagai
sesuatu yang dialami secara fisik oleh penulis.
Secara rinci suatu karangan dapat dikatakan sebagai karangan deskripsi
apabila melukiskan atau menggambarkan suatu objek dengan utuh. Bertujuan
untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah
mereka melihat, merasakan secara langsung. Contoh karangan deskripsi berikut.
(1) Wanita itu tampaknya tidak jauh usianya dari dua puluh tahun. Mungkin ia
lebih tua, tapi pakaian dan lagak-lagaknya mengurangi umurnya. Paras
cantiknya. Hidung bangur dan matanya berkilauan seperti mata seorang
india. Tahi lalat di atas bibirnya dan rambutnya yang ikal berlomba-lomba
menyempurnakan kecantikan itu. (Nasucha, Yakub, dkk, 2009: 49).
Contoh potongan wacana di atas adalah contoh karangan deskripsi. Setiap kalimat
menggambarkan secara detail wajah seorang wanita.
2.2.2
Wacana
Menurut Mulyana (2005: 1), wacana adalah unsur kebahasaan yang relatif
paling kompleks dan paling lengkap. Dalam ilmu linguistik wacana dimengerti
sebagai satuan lingual yang berada di atas tataran kalimat (Stubbs, 1983: 10 dan
McHoul, 1994: 940). Wacana berada pada posisi tertinggi, di bawahnya terdapat
satuan-satuan bahasa seperti fona, fonem, kata, frasa, klausa dan kalimat.
Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di
atas
klausa
atau
kalimat
dengan
kohesi
dan
koherensi
tinggi
yang
berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata dan disampaikan
secara lisan atau tertulis (Tarigan, 2009: 26). Definisi lain dari wacana menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Anton. M. Moeliono (1988: 334), adalah rentetan kalimat yang berkaitan, yang
menghubungan proposisi yang satu dengan yang lainnya dalam kesatuan makna.
Berdasarkan pendapat para ahli yang beraneka ragam, dapat disederhanakan
bahwa wacana adalah suatu unsur kebahasaan secara tertulis yang menduduki
tataran paling tinggi dari satuan-satuan bahasa seperti fona, fonem, morfem, kata,
frasa, klausa, dan kalimat serta saling berkesinambungan antara kalimat-kalimat
yang menyusun suatu wacana sehingga pembaca mampu memahami makna yang
disampaikan penulis dalam wacana tersebut.
Unsur pembeda antara bentuk wacana dengan bentuk bukan wacana adalah
pada ada tidaknya satuan makna yang dimilikinya. Ketika seseorang di suatu
warung makan mengatakan : “ soto, es jeruk, dua”, ungkapan itu dapat dimaknai
sebagai wacana karena mengandung keutuhan makna yang lengkap. Keutuhan itu
tersirat dalam hal: (1) urutan kata ditata secara teratur, (2) makna dan amanatnya
berkesinambungan, (3) diucapkan di tempat yang sesuai, (4) antara penyapa dan
pesapa saling dapat memahami maknanya.
Selain ada kesatuan makna, suatu wacana jug harus menciptakan keutuhan
yang saling berhubungan. Sejalan dengan pandangan bahwa bahasa terdiri dari
bentuk (form) dan makna (meaning), sehingga hubungan antarbagian wacana
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hubungan bentuk yang disebut kohesi
dan hubungan makna atau hubungan semantis yang disebut koherensi. Dalam hal
ini, untuk menghasilkan wacana yang kohesif, maka diperlukan keefektifan
kalimat, ekonomis dalam penggunaan bahasa, dan mencapai aspek kepaduan
wacana. Disamping itu untuk menghasilkan wacana yang koherensi tidak hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dilihat dari bentuk luarnya saja, namun juga didukung oleh gagasan yang
memiliki hubungan makna. Pada bagian berikutnya akan dijelaskan mengenai
kohesi dan koherensi.
2.2.3
Kohesi
Dalam pembahasan di awal telah disinggung bahwa wacana terdiri atas
kalimat-kalimat dalam hal ini kohesi merupakan aspek formal bahasa dalam
wacana. Untuk menciptakan keutuhan bagian-bagian wacana harus berhubungan.
Hubungan antarbagian wacana salah satunya dipengaruhi oleh kohesi. Penulis
mengutip dari dua ahli, yaitu sebagai berikut.
Pengertian kohesi menurut Baryadi (2002: 17), kohesi berkenanaan dengan
hubungan bentuk antara bagian-bagian dalam suatu wacana. Pengertian kohesi
menurut Tarigan (2009: 93), kohesi adalah organisasi sintaksis, merupakan wadah
kalimat-kalimat yang disusun secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan.
Berdasarkan pendapat dari kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kohesi
adalah hubungan bentuk antara bagian-bagian wacana yang terangkai dalam satu
kesatuan yang saling terkait dalam hal ini, suatu wacana dapat dikatakan kohesif
apabila terdapat kesesuaian secara bentuk bahasa. Kohesi dalam suatu wacana
sangatlah penting. Kohesi memberikan rasa padu antara kalimat yang satu dengan
kalimat lainnya dalam satu paragraf dalam wacana.
Berdasarkan perwujudan lingualnya, Halliday dan Hassan (1976:4)
mengemukakan bahwa unsur-unsur kohesi wacana dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu unsur kohesi gramatikal dan unsur kohesi leksikal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2.2.3.1 Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal adalah keterkaitan gramatikal (tata bahasa) antara bagianbagian wacana (Baryadi, 2002: 18). Kohesi gramatikal dapat dibagi menjadi (1)
referensi (penunjukan), (2) substitution (penggantian), (3) elipsis (pelepasan), dan
konjungsi.
A. Referensi (penunjukan)
Referensi (penunjukan) adalah bagian kohesi gramatikal yang berkaitan
dengan penggunaan kata atau kelompok kata untuk menunjuk kata atau kelompok
kata atau satuan gramatikal lainnya (M. Ramlan, 1993: 12). Dalam bahasa
Indonesia, baik penunjukan anaforis maupun kataforis, ditunjukan oleh kata-kata
yang bersifat deiktis. Kata deiktis yaitu kata yang referennya berpindah-pindah
atau berganti-ganti tergantung pada konteksnya. Berdasarkan arah penunjukannya,
kohesi penunjukan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu penunjukan anaforis dan
kataforis.
(a) Penunjukan Anaforis
Referensi penunjukan anaforis ditandai oleh adanya konstituen yang
menunjuk konstituen disebelah kiri (Baryadi, 2002: 18). Dengan kata lain
referensi anaforis menunjuk pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk.
Referensi anaforis ditunjuk oleh kata itu, ini, begini, begitu, tersebut, di atas,
demikian. Contoh referensi anaforis dapat dicermati pada paragraf berikut.
(2)
Banyak orang percaya bahwa wanita sudah sewajarnya hidup dilingkungan
rumah tangga. Tugas yang diberikan kepada mereka adalahmelahirkan dan
membesarkan anak-anak dilingkungan rumah tangga, serta memasak dan
memberi perhatian kepada suaminya. Tugas itu bukanlah tugas yang
mudah bagi wanita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Pada contoh di atas tampak bahwa kata itu dalam paragraf tersebut berfungsi
sebagai kohesi penanda penunjuk anaforis. Kata itu menunjuk pada kalimat
sebelumnya, yaitu tugas wanita dalam lingkungan rumah tangga.
(b) Referensi Kataforis
Referensi kataforis ditandai oleh adanya konstituen yang mengacu kepada
konstituen yang di sebelah kanan (Baryadi, 2002: 19). Dengan kata lain referensi
kataforis mengacu pada konstituen sesudah kata yang menunjuk. Referensi
kataforis ditunjukan oleh kata berikut, berikut ini, yakni, yaitu. Contoh referensi
kataforis dapat dilihat pada contoh berikut.
(3) Berdasarkan penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
a. Pupuk menjadi bagian penting dalam bidang pertanian.
b. Pemeliharaan tanaman tergantung banyak faktor.
(Mulyana, 2005:27)
Kata berikut pada kalimat di atas menunjuk pada hal-hal lain yang akan dijelaskan
sudahnya, yaitu pada poin a dan b.
B. Substitusi (Penggantian)
Penggantian (substitusi) adalah proses dan hasil penggantian unsurbahasa
oleh unsur lain ke dalam satuan yang lebih besar (Mulyana, 2005: 28). Subtitusi
digunakan supaya tidak terjadi pengulangan kata, frasa atau kalimat yang sama,
yang membuat tulisan tidak efektif. Penyulihan suatu unsur wacana dengan unsur
lain yang diacuannya tetap sama dalam hubungan antarbentuk kata atau bentuk
lain yang lebih besar dari kata, seperti frase atau klausa (Halliday dan Hassan,
1979: 88; Quirk, 1985: 863 dalam Rani dkk, 2005: 105). Berikut adalah contoh
substitusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
(4) Dalam aksioma yang ketiga, Buhler berusaha menguraikan sturktur-modell
der Sprach. Ia beranggapan bahwa semua bahasa mempunyai struktur (Rani
dkk, 2005:105).
Pada contoh di atas, kata Buhler dalam kalimat pertama digantikan kata Ia pada
kalimat kedua. Kata ganti ia kata ganti orang ketiga tunggal.
C. Elipsis (Pelepasan)
Elipsis atau penghilangan adalah proses penghilangan kata atau satuan
kebahasaan lain (Mulyana, 2005: 28). Bentuk atau unsur yang dilesapkan dapat
diperkirakan ujudnya dari konteks bahasa atau konteks luar bahasa (Harimurti
Kridalaksana, 1984: 40). Elipsis digunakan supaya tidak ada pengulangan kata
yang sama karena penulis menganggap pembaca mengerti maksud tulisan
sehingga tidak perlu diulang kembali. Selain itu, supaya tulisan lebih singkat
namun tetap jelas. Berikut ini contoh elipsis.
(5) Tuhan selalu memberikan kekuatan, ketenangan, ketika saya menghadapi
saat-saat yang menentukan dalam peyusunan skripsi ini. Terima kasih Tuhan
(Mulyana, 2005:28)
Kata saya mengucapkan dihilangkan karena penulis beranggapan bahwayang
membaca tetap memahami maksud penulis, juga supaya tulisan menjadilebih
singkat dan jelas.
4) Konjungsi
Konjungsi atau kata sambung adalah bentuk atau satuan kebahasaan yang
berfungsi sebagai penyambung, perangkai, atau penghubung antara kata dengan
kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat dan
seterusnya (Harimurti Kridalaksana, 1984: 105; Hendry Guntur Tarigan, 1987:
101 dalam Mulyana 2005: 29; Alwi, 2003: 296). Konjungsi merupakan kohesi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
gramatikal yang merangkai satu kalimat dengan kalimat yang lain sehingga timbul
koherensi dan kemasukakalan (Parera, 2004: 227). Konjungsi digunakan supaya
keterikatan ide-ide dalam wacana tetap mengalir sesuai alurnya dan benar-benar
memiliki kejelasan hubungan satu sama lain.
Konjungsi merupakan pemarkah yang paling mudah dilihat. Alwi, dkk (2003:
297-302) membagi konjungsi dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
(a) Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif berfungsi untuk menghubungkan dua unsur atau lebih
yang memiliki status atau kedudukan yang sama. Contohnya: dan (penanda
hubungan penambahan), serta (penanda hubungan pendampingan), atau (penanda
hubungan pemilihan), tetapi dan melainkan (penanda hubungan perlawanan),
padahal dan sedangkan (penanda hubungan pertentangan). Berikut contoh
penggunaan konjungsi koordinatif.
5)
Aku yang datang ke rumahmu atau kamu yang datang ke rumahku?
Dia terus saja berbicara, tetapi istrinya hanya terdiam saja.
Pada contoh (6a) di atas terdapat konjungsi koordinatif atau (penanda hubungan
pemilihan), pada contoh (6b) terdapat konjungsi koordinatif tetapi (penanda
hubungan perlawanan).
(b) Konjungsi Korelatif
Konjungsi ini berfungsi untuk menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa
yang memiliki status sintaktis yang sama. Sarana konjungsi yang digunakan
seperti: baik… maupun …; tidak hanya… tetapi juga…; bukan hanya…melainkan
juga…; demikian… sehingga; sedemikian rupa… sehingga…; apa (kah)…atau…;
entah…entah…; jangankan…,… pun…. Berikut ini contoh penggunaan konjungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
korelatif.
(6)
Kita tidak hanya harus setuju, tetapi juga harus patuh.
Entah disetujui entah tidak, dia tetap akan mengusulkan gagasannya.
Pada contoh (6a) di atas terdapat konjungsi korelatif tidak hanya dan tetapi juga,
pada contoh (6b) terdapat kojungsi korelatif entah dan entah.
(c) Konjungsi Subordinator
Konjungsi ini berfungsi sebagai penghubung dua klausa atau lebih yang tidak
memiliki status sintaktik yang sama. Berikut ini pembagian konjungsi
subordinator dan contohnya. (1) Konjungsi subordinator waktu: sejak, semenjak,
sedari; sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta,
sambil, demi; setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai; hingga, dan
sampai, (2) Konjungsi subordinator syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila,
manakala, (3) Konjungsi subordinator pengandaian: andaikan, seandainya,
umpamanya, sekiranya, (4) Konjungsi subordinator tujuan: agar, supaya, biar, (5)
Konjungsi subordinator konsesif: biarpun, meski(pun), walau(pun),sekalipun,
sungguhpun, kendati(pun), (6) Konjungsi subordinator pembandingan: seakanakan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alihalih, (7) Konjungsi subordinator sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab,
(8) Konjungsi subordinator hasil: sehingga, sampai (sampai), maka(nya), (9)
Konjungsi subordinator alat: dengan, tanpa, (10) Konjungsi subordinator cara:
dengan, tanpa. (11) Konjungsi subordinator komplementasi: bahwa, (12)
Konjungsi subordinator atribut: yang, (13) Konjungsi subordinator perbandingan:
sama… dengan, lebih…dari(pada). Berikut ini contoh penggunaan konjungsi
subordinatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
(7)
Saya pasti akan memaafkannya seandainya dia mau mengakui
kesalahannya.
Orang yang mendatanginya bertampang seram, maka dia jadi takut.
Pada contoh (7a) terdapat konjungsi subordinator seandainya, pada contoh (7b)
terdapat konjungsi subordinator maka.
(d) Konjungsi antarkalimat
Konjungsi ini berfungsi untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat
yang lainnya. Berikut ini contoh konjungsi antarkalimat: biarpun demikian/begitu,
sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu,
sungguhpun demikian/begitu, kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya,
tambahan pula, lagi pula, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya, bahwasanya,
malah (an), bahkan, (akan) tetapi, namun, kecuali itu, dengan demikian, oleh
karena itu, oleh sebab itu, sebelum itu. Berikut ini contoh pemakaian konjungsi
antarkalimat.
(8)
Kata
Badannya terasa lelah. Namun, ia tetap berangkat ke kantor. Masuk atau
tidak, pekerjaan harus rampung. Sebab bulan depan buku laporan proyek
harus sudah selesai.
namun
merupakan
konjungsi
adversatif,
kata
sebab
merupakan
konjungsi kausal yang menerangkan alasan, dan kata atau merupakan konjungsi
koordinatif yang menjelaskan hubungan setingkat antara kata sebelumnya dengan
kata selanjutnya.
(9)
Kami tidak sependapat dengan dia. Biarpun begitu, kami tidak akan
menghalanginya.
Kata biarpun begitu pada kalimat kedua merupakan konjungsi antarkalimat yang
kalimat kedua dengan kalimat pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2.2.3.2 Kohesi Leksikal
Menurut Mulayan (2005: 29) Kohesi leksikal atau perpaduan leksikal adalah
hubungan leksikal antara bagian-bagian wacana untuk mendapatkan keserasian
struktur secara kohesif. Kohesi leksikal adalah hubungan antarunsur di dalam
sebuah wacana secara semantis (Sumarlam, dkk., 2003: 11). Kohesi leksikal
berupa kata atau frasa bebas yang mampu mempertahankan hubungan kohesif
dengan kalimat yang mendahului atau yang mengikuti (Rani, 2006: 129).
Mulayana (2005: 29) kohesi leksikal dibagi menjadi 6 jenis, yaitu (a) hiponim
(hubungan bagian atau isi), (b) repetisi (pengulangan), (c) kolokasi (sanding kata),
(d) sinonim (persamaan), (e) antonim (lawan kata), dan (f) ekvivalensi. Tujuan
digunakannya aspek-aspek leksikal itu diantaranya ialah untuk mendapatkan efek
intensitas makna bahasa, kejelasan informasi, dan keindahan bahasa lainnya.
Berikut ini penjelasan unsur-unsur kohesi leksikal.
A. Hiponim
Baryadi (2002: 26) mengungkapkan bahwa hiponim adalah kohesi leksikal
yang berupa relasi makna leksikal yang bersifat hierarkis antara konstituen yang
satu dengan konstituen yang lain. Sementara itu, Kushartanti (2005: 118)
menyatakan bahwa hiponim adalah relasi makna yang berkaitan dengan peliputan
makna spesifik dalam makna generik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
hiponim merupakan hubungan kata, anggota atau keluarga kata tertentu, bagian
dari kata umum yang lebih spesifik. Berikut ini contoh penggunaan hiponim.
(10) Sering kita melihat seorang ilmuwan yang picik. Ahli fisika nuklir
memandang rendah kepada ahli ilmu sosial. Lulusan IPA merasa lebih
tinggi daripada lulusan IPS (Rani, dkk 2006:133).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada contoh di atas, kata ahli fisika nuklir merupakan kata khusus atau subordinat,
kata ilmuwan merupakan kata umum atau superordinat.
B. Repetisi
Pengulangan atau repetisi adalah kohesi leksikal yang berupa pengulangan
konstituen yang telah disebut (Baryadi, 2002: 25). Rani (2006: 95) menyatakan
bahwa repetisi digunakan untuk mempertahankan hubungan antarkalimat, dengan
cara mengulang kata atau bagian tertentu dalam sebuah wacana. Pengulangan ini
bisa dilakukan dengan (a) pengulangan penuh, yaitu mengulang salah satu fungsi
dalam kalimat secara utuh atau penuh, (b) pengulangan dengan bentuk lain, yaitu
mengulang salah satu fungsi kalimat dengan bentuk yang lain tetapi berasal dari
bentuk dasar yang sama, dan (c) pengulangan dengan penggantian, yaitu
pengulangan dengan substitusi. Berikut ini contoh pemakaian repetisi.
(11) Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan
apayang belum kita tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak
semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tidak
terbatas ini (Rani dkk, 2006:130).
Pengulangan atau repetisi dalam contoh di atas ialah kata berfilsafat yang disebut
pada kalimat pertama, lalu pada kalimat kedua disebutkan lagi.
C. Kolokasi
Kohesi kolokasi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang
berdekatan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi,
2002: 28). Rani (2006: 129) menambahkan bahwa kolokasi kata adalah yang
menunjukkan adanya hubungan kedekatan tempat (lokasi). Dapat disimpulkan
bahwa kolokasi merupakan hubungan kata, untuk memahami sebuah kata atau
banyak kata sebagai kolokasi harus memahami konteksnya. Berikut ini contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
penggunaan kolokasi.
(12) Sifat terbuka atau demokratis dari Pancasila sebagai ideologi pertamatama dapat kita lihat dari proses kelahirannya. Sebagaimana diketahui
rumusan Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideologi dan konstitusi bersama
lahirmelalui proses musyawarah mufakat yang bersuasana terbuka dan
demokratis (Rani dkk, 2006:134-134).
Kata Pancasila dan UUD 1945 memiliki relasi atau berkolokasi sebagai pilar
kebangsaan (dasar kehidupan bernegara) di Indonesia. Ketika membahas
mengenai Pancasila sebagai ideologi bangsa maka akan berkaitan dengan
UUD1945.
D. Sinonimi
Sinonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang mirip
antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi, 2002: 27).
Sinonimi bisa disebut sebagai persamaan kata, maksudnya memiliki makna yang
sama atau mirip dan bisa saling menggantikan tanpa mengubah makna
sebelumnya. Penggunaan sinonimi harus sesuai konteks, meskipun bersinonim
namun tetap ada perbedaan. Berikut ini contoh penggunaan sinonimi.
(13) Jumlah orang Jawa perantauan ini selalu cenderung naik. Sensus yang
dilakukan Inggris di tahun-tahun mereka berkuasa menunjukkan
peningkatan itu (Baryadi, 2002:27)
Kata naik pada kalimat pertama sama dengan kata peningkatan pada kalimat
kedua.
E. Antonimi
Antonim adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang
bersifat kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen
yang lain (Baryadi, 2002: 28). Sementara Kushartanti (2005: 120) menyebutkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
bahwa antonim ialah hubungan antarkata yang beroposisi makna. Kata-kata yang
beroposisi dengan selaras membuat pemahaman mitra tutur atau pembaca lebih
cepat memahami wacana. Berikut ini contoh penggunaan antonimi.
(14) Laki-laki lebih rasional, lebih aktif, lebih agresif. Wanita sebaliknya: lebih
emosional, lebih pasif, lebih submisif (Baryadi, 2002:28).
Pada contoh di atas, terdapat pasangan kata yang saling berlawanan makna yaitu:
rasional x emosional, aktif x pasif, dan agresif x submisif.
F. Ekuivivalensi
Ekuivalensi adalah makna yang sangat berdekatan; lawan dari kesamaan
bentuk (Kridalaksana, 2008: 56). Ekuvalensi bisa dikatakan kata yang memiliki
kedekatan hubungan karena berasal dari kata dasar yang sama. Penggunaan
ekuivalensi dalam tulisan akan membuat semakin kohesif dan hubungannya
tampak jelas. Berikut ini contoh penggunaan ekuivalensi.
(15) Mereka berjuang mati-matian. Perjuangan mereka telah berhasil (Tarigan,
1987:103).
Pada contoh di atas, kata berjuang dalam kalimat pertama dan perjuangan dalam
kalimat kedua berasal dari kata dasar yang sama yaitu juang.
2.2.4
Koherensi
2.2.4.1 Pengertian Koherensi
Koherensi adalah keterkaitan semantis antara bagian-bagian wacana (Baryadi,
2002: 29). Mulyana (2005) menyatakan bahwa koherensi mengandung makna
pertalian. Dalam konsep kewacanaan, berarti pertalian makna atau isi kalimat
(Tarigan, dalam Mulyana 2005). Koherensi dalam sebuah wacana dapat dilihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dari hadirnya penanda-penanda kohesi maupun tidak. Melalui kehadiran penanda
kohesi wacana menjadi koheren, maksud dan keterhubungan antarproposisi dapat
dipahami.
Brown dan Yule (dalam Mulyana, 2005: 30) menegaskan bahwa koherensi
adalah kepaduan dan keterpahaman antarsatuan dalam suatu teks atau tuturan.
Dalam struktur wacana, aspek koherensi sangat diperlukan keberadaannya untuk
menata pertalian batin antara proposisi yang satu dengan yang lainnya untuk
mendapatkan keutuhan. Keutuhan yang koheren tersebut dijabarkan oleh adanya
hubungan-hubungan makna yang terjadi antar unsur (bagian) secara sistematis.
Hubungan tersebut kadang terjadi melalui alat bantu kohesi, namun kadangkadang dapat terjadi tanpa bantuan alat kohesi. Secara keseluruhan hubungan
makna yang bersifat koheren menjadi bagian dari organisasi sistematis.
Sejalan dengan hal tersebut Halliday dan Hasan (dalam Mulyana 2005: 31)
menegaskan bahwa struktur wacana pada dasarnya bukanlah struktur sintaktik,
melainkan struktur semantik, yakni semantik kalimat yang didalamnya
mengandung proposisi-proposisi. Sebab beberapa kalimat hanya akan menjadi
wacana sepanjangada hubungan makna (arti) diantara kalimat-kalimat itu sendiri.
Pada dasarnya hubungan koherensi adalah suatu rangkaian fakta dan gagasan
yang teratur dan tersusun secara logis. Koherensi dapat terjadi secara implisit
(terselubung) karena berkaitan dengan bidang makna yang memerlukan
interprestasi. Disamping itu,pemahaman hubungan koherensi dapat ditempuh
dengan cara menyimpulkan hubungan antarproposisi dalam tubuh wacana itu.
Kohesi dapat diungkapkan secara eksplisit, yaitu dinyatakan dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
penanda koherensi yang berupa penanda hubungan antarkalimat. Penanda
hubungan itu berfungsi untuk menghubungkan kalimat sekaligus menambah
kejelasan hubungan antarkalimat dalam wacana.
Beberapa bentuk atau jenis hubungan koherensi dalam wacana telah
dideskripsikan oleh para ahli. D„Angelo (dalam Tarigan 2009: 100) misalnya
menyatakan bahwa yang termasuk unsur-unsur koherensi wacana diantaranya
mencakup: unsur penambahan, repetisi, pronomina, sinonim, totalitas bagian,
komparasi, penekanan, kontras, simpulan, contoh, paralelisme, lokasi anggota,
danwaktu. Tujuan aspek pemakaian aspek atau sarana koherensi antara lain ialah
agar tercipta susunan dan struktur wacana yang memiliki sifat serasi, runtut, dan
logis.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
koherensi adalah keterkaitan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya,
sehingga kalimat memiliki kesatuan makna yang utuh.
2.2.4.2 Unsur-unsur Koherensi
Koherensi adalah keterkaitan semantis antara bagian-bagian wacana (Baryadi,
2002: 29). Koherensi memiliki pengaruh yang besar dalam wacana agar bisa
dipahami dan memiliki keterkaitan satu sama lain karena merupakan pertalian
makna, maksudnya ada hubungan berupa topik atau ide yang sama dalam sebuah
wacana sehingga wacana tersebut menjadi padu, dapat diterima dan dipahami.
Peneliti menggunakan teori Frank J. D‟Angelo (1980) sebagai dasar teori
untuk menganalisis koherensi dalam penelitian ini. Berikut penjelasan unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
koherensi menurut D‟Angelo (1980: 394-355).
A. Adisi
Use connectives to suggest simple addition to the thought in the preceding
sentence (D‟Angelo, 1980: 349). Hal ini dapat diterjemahkan bahwa penambahan
atau adisi ialah saranauntukmenghubungkan ide pada kalimat sebelumnya dengan
kalimat berikutnya menggunakan penanda-penanda adisi atau penambahan. Unsur
koherensi ini merupakan sarana penghubung yang bersifat aditif atau berupa
penambahan (Tarigan, 1987: 104).
Penggunaan piranti penambahan biasanya digunakan agar proposisi-proposisi
yang dijelaskan saling berhubungan atau berkaitan. Sarana penghubung piranti ini
antara lain: dan, juga, lagi, pula (Tarigan, 1987: 105), selanjutnya, disamping itu,
tambahan lagi, dan selain itu (Rani, 2006: 207). Berikut ini contoh penggunaan
unsur penambahan.
(16) Laki-laki dan perempuan, tua dan muda, juga para tamu turut bekerja
bergotong-royong menumpas hama tikus di sawah-sawah di desa kami
(Tarigan, 1987:105).
Pada contoh di atas terdapat penggunaan sarana penambahan berupa kata dan
serta kata juga.
B. Repetisi
Pengulangan kata kunci atau kata yang menjadi bagian penting dalam sebuah
tulisan agar keterkaitannya jelas. Pengulangan kata dilakukan supaya keterkaitan
antarpreposisi tetap terjalin. Hal yang diulang tentu harus merupakan hal yang
dianggap penting untuk diulang. Pengulangan bisa digunakan sebagai bentuk
penekanan pada bagian tertentu, bahwa hal tersebut penting. Berikut contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
penggunaan pengulangan kata.
(17) Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Sumadi sebagai tersangka
dalam kasus tindak pidana korupsi di perusahaan besar itu. Tersangka saat
ini ditahan di Rumah Tahanan Salemba(Kushartanti, 2005:99).
Pada contoh di atas kata tersangka pada kalimat pertama diulang lagi pada
kalimat kedua.
C. Pronomina
Use pronoun to refer to a noun, another person, or a clause in the preceding
sentence (D‟Angelo, 1980: 350). Artinya penggunaan kata ganti yang mengacu
pada kalimat sebelumnya. Sarana penghubung kata ganti berupa kata ganti diri,
kata ganti penunjuk, dan lain-lain (Tarigan, 1987: 106). Kata ganti atau
pronomina dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi kata ganti persona (saya,
kamu, kita,kami, beliau, mereka, engkau, Anda), kata ganti penunjuk (ini, itu, di
sana, disini), dan kata ganti penanya (apa, mengapa, kenapa, bagaimana). Kata
ganti digunakan supaya ada variasi dalam tulisan yang tetap menunjukkan
keterkaitan satu sama lain. Berikut ini penggunaan kata ganti atau pronomina.
(18) Dengan naik ini, tiap hari saya pergi ke kampus. Sepeda motor inilah
teman setiaku dalam segala musim dan cuaca, kata Bakri (Rani dkk,
2006:102).
Kata ini pada contoh di atas merupakan sarana kata ganti yang mengacu pada
sepeda motor.
D. Sinonim
If the repetition of key word gets tiresome or if variety is needed, use a
different word or phrase to refer to an element in the preceding sentence
(D‟Angelo, 1980: 351). Artinya, jika mengulang kata yang sama membosankan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sinonim menjadi solusi yang baik yaitu menggunakan kata lain yang memiliki
makna serupa. Sinonim digunakan supaya ada variasi penggunaan kata dalam
penulisan, tetapi tetap memiliki ikatan makna yang serupa. Berikut ini contoh
penggunaan sinonim.
(19) Setelah 34 tahun memendam cinta membara, akhirnya Pangeran Charles
dan Camilla Parker resmi menjadi suami-istri. Pasangan pengantin ini
menikah pada Sabtu, 9 April 2005 (Kushartanti, 2005: 99).
Pada contoh
di
atas frasa
pasangan pengantin
pada kalimat kedua
merupakan padanan kata suami-istri pada kalimat pertama.
E. Keseluruhan-Bagian
Use a word or phrase that names a whole in one sentence, and then use
another word or phrase that names a part of the whole (D‟Angelo, 1980: 351).
Artinya, pada frasa yang pertama membahas hal yang menyeluruh atau
keseluruhan. Berikutnya, dibahas bagian-bagiannya atau hal-hal kecilnya.
Kadang-kadang, pembicaraan dimulai dari keseluruhan, baru kemudian
beralih atau memperkenalkanbagian-bagiannya (Tarigan,1987: 107). Penggunaan
keseluruhan-bagian penting supaya hubungan pembicaraan atau apa yang ditulis
jelas. Berikut ini penggunaan sarana keseluruhan-bagian.
(20) Beribu-ribu buku ada di perpustakaan itu. Buku bahasa, ekonomi, hukum,
dan pertanian. Juga buku-buku teknik, kedokteran, dan lain-lain (Lubis,
2011: 111).
Pada contoh di atas, kalimat pertama dimulai dari keseluruhan atau umum yaitu
buku kemudian beralih mengenalkan jenis-jenis buku seperti bahasa, ekonomi,
hukum, dan pertanian, dan ditambah lagi pada kalimat berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
F. Komparasi
Use connectives that reveal to the reader significant likenesses in thought
(D‟Angelo, 1980: 352). Artinya, menggunakan hubungan yang menunjukkan
perbandingan yang signifikan. Perbandingan atau komparasi bertujuan untuk
menunjukkan hubungan perbedaan atau persamaan (atau keduanya) suatu ide.
Untuk menyatakan hubungan perbandingan secara eksplisit digunakan kata
penghubung antara lain: sama halnya, berbeda dengan itu, seperti, dalam hal
seperti itu, lebih dari itu, serupa dengan itu, dan sejalan dengan itu (Rani, 2006:
121). Berikut ini contoh penggunaan komparasi.
(21) Sama halnya dengan Paman Lukas, kita pun harus segera
mendirikanrumah di atas tanah yang baru kita beli itu. Sekarang rumah
Paman Lukas itu hampir selesai. Rumah kita tidak seperti rumah paman
yang luas dan besar, kita akan membangun rumah yang bertingkat
(Tarigan, 1987).
Pada contoh di atas perbandingan ditunjukkan oleh penghubung tidak seperti yang
menyatakan perbedaan.
G. Penekanan
Use connectives to reinforce the thought in a previous clauses or to give
emphasis to that thought (D‟Angelo, 1980: 352). Artinya mengggunakan
hubungan berupa penekanan pada kata tertentu yang menunjukkan keterkaiatan
yang erat. Penekanan digunakan supaya jelas apa yang menjadi hal terpenting
dalam sebuh tulisan. Contoh kata yang biasa digunakan sebagai penekanan:
dengan jelas, dengan nyata, pasti, tentu, barangkali, mungkin, tentu saja dan
pemakaian partikel-lah. Berikut ini contoh penekanan.
(22) Bekerja bergotong-royong itu bukan pekerjaan sia-sia. Nyatalah kini
hasilnya. Jembatan sepanjang tujuh kilometer yang menghubungkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kampung kita ini dengan dengan kampong di seberang Sungai Lau Biang
ini telah sekali kita kerjakan dengan AMD (ABRI Masuk Desa). Jelaslah
hubungan antara kedua kampung berjalan lebih lancar. Sudah tentu hal ini
memberi dampak positif bagi masyarakat kedua kampung (Tarigan,
1987:107-108).
Pada contoh di atas kata yang merupakan penekanan ialah nyatalah, jelaslah, dan
sudah tentu.
H. Kontras
Connect sentence with linking devices that show contrast and that reveal to
the reader significant differences in thought (D‟Angelo, 1980: 353). Artinya
hubungan yang menunjukkan kekontrasan yang signifikan sebuah ide dalam
tulisan.
Pertentangan
digunakan
untuk
menunjukkan
kekontrasan
atau
pertentangan ide secara jelas dalam sebuah tulisan. Kata yang sering digunakan
untuk menunjukkan kekontrasan ialah namun, (akan) tetapi, sebaliknya, padahal,
walaupun begitu, walaupun demikian, meskipun begitu, meskipun demikian,
dansebagainya (Rani, 2006: 120; Ramlan, 1993: 49). Berikut ini contohnya.
(23) Kali Baru Timur di daerah Bungur, Jakarta Pusat merupakan
perkampungan yang padat dan kumuh. Nyamuk berseliweran, pengemis,
pencoleng, dan gelandangan berkeliaran. Namun, di kampung kumuh
tersebut sedang dibangun sekolah mewah (Rani dkk, 2006).
Kata penghubung namun merupakan penunjuk kekontrasan yang ada dalam
proposisi tersebut.
I. Hasil
Use transitional devices when you want to show result (D‟Angelo, 1980:
353). Artinya menggunakan penanda yang menunjukkan hasil atau kesimpulan
dalam sebuah tulisan. Hasil biasanya digunakan bila tulisan cukup panjang dan
untuk menekankan hal terpenting secara rinci. Kata yang sering digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
menunjukkan hasil atau simpulan ialah jadi, oleh karena itu, demikianlah, dan
sebagainya. Berikut ini contoh penggunaan hasil dalam tulisan.
(24) Hukum tidak hanya untuk orang kaya. Semua orang mempunyai derajat
yang sama di depan hukum. Hukum tidak memandang kaya atau miskin,
pria atau wanita, tua atau muda, pembesar atau rakyat jelata, dan ABRI
atau bukan ABRI. Jadi, hukum berlaku untuk siapa pun, kapan pun, dan di
mana pun (Rani dkk, 2006).
Pada contoh di atas kata jadi merupakan penanda kesimpulan atau hasil.
J. Contoh
Use transitional words and phrases to introduce illustrations or examples
(D‟Angelo, 1980: 353). Artinya menggunakan kata atau frasa sebagai penghubung
untuk menunjukkan contoh. Penggunaan contoh supaya penjelasan lebih mudah
dipahami, supaya terlihat hubungan nyatanya. Kata yang sering digunakan
untukmemberi contoh ialah seperti, contohnya, misalnya, umpamanya, dan
sebagainya. Berikut ini penggunaan contoh dalam proposisi.
(25) Wajah pekarangan rumah kami di desa telah berubah menjadi warung hidup.
Di pekarangan itu ditanam kebutuhan dapur sehari-hari, seperti bayam,
tomat, cabai, talas, singkong, kacang panjang, lobak, kubis, dan lain-lain
(Tarigan, 1987:109).
Pada contoh di atas seperti menjadi kata penghubung contoh.
K. Paralelisme (kesejajaran)
Repeat in the second clause a grammatical structure similar to that in a
previous clause (D‟Angelo, 1980: 354). Maksudnya ialah bahwa ada klausaklausa yang memiliki hubungan kesejajaran karena memiliki unsur yang sama.
Paralelisme biasanya sejajar dan bisa saling menggantikan. Berikut ini contoh
kesejajaran atau paralelisme.
(26) Waktu dia datang, memang saya sedang asyik membaca, saya sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
tekun mempelajari buku baru mengenai wacana (Tarigan, 1987:109).
Pada contoh di atas kalimat yang dicetak tebal merupakan kesejajaran.
L. Kelas-Anggota
Name a general class in one sentence and a member of that class in another
(D‟Angelo, 1980: 352). Maksudnya ialah penulis membahas hal yang umum
dalam kalimat sebelumnya. Kemudian, dalam kalimat berikutnya membahas
anggota-anggotanya atau bagian yang lebih spesifik. Berikut ini contoh
penggunaan kelas-anggota.
(27) Pemerintah berupaya keras meningkatkan perhubungan di tanah air kita,
yaitu perhubungan darat, laut, dan udara. Dalam bidang perhubungan
darat telah digalakkan pemanfaatan kereta api dan kendaraan bermotor.
Kendaraan bermotor ini meliputi mobil, sepeda motor, dan lain-lain
(Tarigan, 1987:107).
Pada contoh di atas kata yang ditebalkan merupan hubungan kelas-anggota.
M. Waktu
Use connectives that indicate time or a change of time (D‟Angelo, 1980:
354). Maksudnya menggunakan penanda hubungan yang menunjukkan waktu
atau perpindahan waktu. Waktu digunakan supaya tulisan lebih jelas. Penanda
yang sering digunakan untuk menunjukkan waktu contohnya ialah pagi, siang,
pukul, tadi, kemudian, kemarin, baru saja, hari ini dan sebagainya. Berikut ini
contoh penggunaan waktu.
(28) Dia biasanya datang ke kantorpagi-pagi (Alwi, 2003:367)
(29) Tadi dia menanyakan lagi soal itu (Alwi, 2003:367)
Pada kedua contoh di atas, kata pagi-pagi dan tadi merupakan keterangan kala
atau waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
N. Tempat
Use linking devices that indicate place or change of place (D‟Angelo,1980:
354). Artinya menggunakan sarana penghubung yang menunjukkan tempat atau
lokasi, atau pergantian lokasi. Sarana penghubung tempat yang sering digunakan
seperti di sini, di sana, di situ, di atas, di, dari atas, dan menyebutkan nama
tempat secara eksplisit. Berikut ini contoh penggunaan tempat.
(30) Kita meletakkan batu pertama ini di sana (Alwi, 2003:368).
(31) Saya menempatkan barang itu di sini, kemudian saya pindahkan dan saya
meletakannya di atas lemari (Tarigan, 1987:110)
Pada kedua contoh di atas kata di sana, di sini, di atas merupakan keterangan
tempat.
O. Seri
Use transitional devices to link items in a series (D‟Angelo, 1980: 350). Seri
atau rentetan merupakan pertalian yang menyatakan bahwa peristiwa, keadaan,
atau perbuatan berturut-turut terjadi atau dilakukan (Ramlan, 1993: 46). Piranti ini
menggunakan sarana penghubung rentetan atau seri seperti pertama, kedua,…,
berikut, kemudian, selanjutnya, akhirnya (Tarigan, 1987: 105), lalu, sesudah itu,
duluh, sekarang, akan, belum, sudah (Baryadi, 2002: 32). Berikut ini
contohpenggunaan rentetan atau seri.
(32) Baru-baru ini Dr. Osofsky mengatakan, “Bayi-bayi yang cerdik itu lebih
banyak memandang kepada ibunya untuk mengatakan sesuatu. Kemudian,
sang ibu akan tersenyum pada bayinya, mengusap pipinya, dan dengan cepat
mendekapnya (Ramlan, 1993:46).
Pada contoh di atas, sarana penghubung seri yang digunakan ialah kemudian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2.2.5 Pendayagunaan Ketepatan Pilihan Kata
Susunan karangan atau wacana sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan
(1987: 68) menyatakan bahwa wacana dibentuk oleh paragraf-paragraf, sedangkan
paragraf dibentuk oleh kalimat-kalimat. Kalimat-kalimat yang membentuk
paragraf itu haruslah merangkai kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya dan
begitu seterusnya sehingga dapat membentuk satu kesatuan yang utuh atau
membentuk sebuah gagasan. Selanjutnya paragraf dengan paragraf pun merangkai
secara utuh membentuk sebuah wacana yang memiliki tema yang utuh.
Menurut Gorys Keraf (2005: 87), ketepatan pemilihan kata berkaitan dengan
menggunakan kata secara tepat yang berarti menggunakan kata sesuai dengan
makna yang ingin dicapai. Dalam artikel ilmiah, suasana dan lingkungan bahasa
yang digunakan adalah formal dengan bahasa standar/baku.
Menurut Gorys Keraf (2002: 87), ketepatan pilihan kata mempersoalkan
kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada
imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan
oleh penulis atau pembaca. Masalah pilihan akan menyangkut makna kata dan
kosakatanya akan memberi keleluasaan kepada penulis, memilih kata-kata yang
dianggap paling tepat mewakili pikirannya. Ketepatan makna kata bergantung
pada kemampuan penulis mengetahui hubungan antara bentuk bahasa (kata)
dengan referennya.
Ketepatan maksudnya, kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan
dengan tepat ide atau gagasan yang hendak dikemukakan. Ketepatan
mengutamakan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pada pikiran dan perasaan pembaca seperti yang dimaksudkan penulisnya.
Ketepatan pemilihan kata mencakup makna kata dan penguasaan kosakata
seseorang. Seseorang yang menguasai banyak kosakata akan lebih bebas dan
leluasa memilih kata-kata yang dianggapnya paling tepat mewakili gagasannya.
Dalman (2014: 100) mengungkapkan bahwa untuk membuat karangan yang
baik setidaknya penulis harus memperhatikan kriteria berikut ini. (1) tema, yaitu
hal yang mendasari karangan atau tulisan; (2) ketepatan isi dalam paragraf.
Ketepatan isi dan paragraf ini memuat unsur kesatuan, kepaduan, dan
perkembangan. Unsur kesatuan yaitu semua kalimat yang membina paragraf
harus secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau tema tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2.2.6
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini untuk memperjelas alur pikir peneliti.
Kerangka berpikir penelitian disajikan dalam bentuk bagan berikut.
KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI
SISWA KELAS X SEMETER I SMA NEGERI I OKSIBIL KABUPATEN
PEGUNUNGAN BINTANG, PAPUA TAHUN AJARAN 2015/2016
Rumusan Masalah
Klasifikasi jenis dan pemakaian penanda
kohesi dan koherensi 22 karangan
deskripsi siswa.
Jenis dan pemakaian penanda kohesi
(Mulyana, 2005, Baryadi, 2002 , dan Gorys
Keraf, 1991:88-89;103-104, 2002:87,
2005:87).
Jenis dan pemakaian penanda koherensi
(D‟Angelo, 1980:394-355, baryadi,
2002), dan Gorys Keraf, 1991:8889;103-104, , 2002:87 dan 2005:87).
Analisis Hasil
Kesimpulan
Gambar 2.2 Alur Bagan Kerangka Berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian
yang mengarah pada pengembangan sebuah teori dan menganalisis permasalahan
dengan menggunakan penelitian. Dalam penelitian ini kinerja dari objek
penelitian akan dianalisis sesuai dengan teori yang telah ada (Sugiyono, 2011:
205). Hasil penelitian ini selanjutnya akan dideskripsikan menurut temuan yang
didapat selama kegiatan di lapangan dengan mengkaji jenis penanda kohesi dan
koherensi yang berupa kata-kata yang terdapat di kalimat maupun paragraf dalam
karangan deskripsi siswa.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis penanda kohesi
dan koherensi yang terdapat dalam karangan deskripsi siswa kelas X Semester I
SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua,Tahun Ajaran
2015/2016. Selain itu, peneliti hendak mendeskripsikan ketepatan pemakaian
penanda kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X Semester I
SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran
2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3.2 Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh (Arikunto,
2006: 129). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis dan
penggunaan penanda kohesi dan koherensi dalam paragraf karangan deskripsi
dengan tema Keindahan Alam yang disusun oleh siswakelas X semester I SMA
Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran
2015/2016. Sumber data dalam penelitian ini adalah 22 karangan deskripsi yang
diperoleh dari siswakelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten
Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016. Berikut akan dipaparkan
nama dan judul karangan siswakelas X semester I SMA Negeri I Oksibil,
Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016.
Tabel 3.1
Judul Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil
Tahun Ajaran 2015/2016
No
Nama
Judul Karangan
1
2
3
4
5
6
7
Yan Delka
Melina Bawi
Ella Uropka
Mince Taplo
Frans Wasini
Refianus Walam
Yokbet Tabisu
Deskripsi Gunung Wa
Gunung Cycloop
Gunung Apom
Keindahan Alam Apyim Apom
Waktu Liburan
Keindahan Alam serta Manfaatnya
Danau Sentani
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Peni Uropdana
Meki Tepmul
Lazarus Sitokmabin
Yohanes Tetangwi
Legion Asemki
Yorim Asemki
Herminus Kalaka
Apina Mul
Apiana Kulka
Hidup di Mambramo
Gunung Lim
Danau Sentani
Gunung Wanbon
Gunung Anem
Pegunungan Bonai
Rumah Adat
Deskripsi Kelas
Danau Sentani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
17
18
19
20
21
22
Emanuel Iyai
Yorim Mul
Yupen Singleki
Agatha Uropkulin
Patrik T. Sipyan
Agustina Uropkulin
Keindahan Pulau Papua
Rumahku
Aplim Apom/ Puncak Mandala
Pengalaman Liburan
Danau Sentani
Gunung Anem
3.3 Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswakelas X semester I SMA
Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran
2015/2016. Jumlah siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten
Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016 sebanyak 22 siswa yang
terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 7 siswi perempuan. Adapun nama-nama siswa
siswi yang dijadikan sebagai subjek penelitian secara lengkap dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3.2
Subjek Penelitian Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil
Tahun Ajaran 2015/2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Nama
Yan Delka
Melina Bawi
Ella Uropka
Mince Taplo
Frans Wasini
Refianus Walam
Yokbet Tabisu
Peni Uropdana
Meki Tepmul
Lazarus Sitokmabin
Yohanes Tetangwi
Jenis Kelamin
L
P
P
P
L
L
P
L
L
L
L
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Legion Asemki
Yorim Asemki
Herminus Kalaka
Apina Mul
Apiana Kulka
Emanuel Iyai
Yorim Mul
Yupen Singleki
Agatha Uropkulin
Patrik T. Sipyan
Agustina Uropkulin
L
L
L
P
L
L
L
L
P
L
P
Sementara itu, yang menjadi objek penelitian adalah jenis dan penggunaan
penanda kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I
SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran
2015/2016 yang keseluruhannya berjumlah 22 karangan deskripsi dan
kesemuanya bertemakan tentang keindahan alam.
3.4 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri dengan bantuan orang lain
merupakan alat pengumpul data utama (Moleong, 2006: 9). Dalam penelitian ini,
penelitian dengan bantuan orang lain terlibat dalam proses pengumpulan data.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan pengumpulan data penelitian yaitu.
1)
Siswa memilih salah satu objek pada gambar yang telah diberikan oleh
peneliti, yang kemudian akan dijadikan sebagai judul karangan
deskripsinya. Gambar yang dapat dipilih ada empat macam, yaitu Gunung
Aplim-Apom, Danau Sentani, Gunung Wa, dan Gunung Anem;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2)
Siswa kemudian melakukan pengamatan terhadap objek tersebut dan
ditulis menjadi sebuah karangan deskripsi. Objek tersebut sudah
dipersiapkan
oleh
peneliti
agar
nantinya
karangan
siswa
tidak
menyimpang dari karangan deskripsi;
3)
Sebelum mengarang siswa diminta menuliskan nama, dan kelas, disudut
kanan atas pada lembar jawaban;
4)
Siswa diminta menulis karangan yang melukiskan atau menggambarkan
objek secara terperinci dengan minimal dua paragraf;
5)
Waktu mengarang diberikan selama 60 menit (1 jam);
6)
Siswa diminta menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar,
sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), serta menggunakan
keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf dalam menulis karangan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode simak, yaitu
dengan menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 2015: 203). Metode simak
dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa pada karangan deskripsi siswa.
Sedangkan, teknik yang digunakan adalah teknik dasar dan teknik lanjutan.
Teknik dasar yang digunakan adalah teknik sadap. Teknik sadap dilakukan
dengan penyadapan penggunaan kohesi dan koherensi serta ketepatan pemakaian
penanda kohesi dan ketepatan pemakaian penanda koherensi, sedangkan teknik
lanjutannya adalah teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC) dan teknik catat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Pada teknik SLBC, penulis hanya sebagai pemerhati terhadap calon data, penulis
tidak terlibat dalam pembicaraan.
Selanjutnya, dilakukan pencatatan data menggunakan teknik catat. Teknik
catat merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat pada
kartu data. Kartu data digunakan untuk mempermudah dalam mengidentifikasi
data. Teknik catat digunakan untuk mencatat potongan wacana yang mengandung
kohesi dan koherensi serta ketepatan pemakaian penanda kohesi dan ketepatan
pemakaian penanda koherensi pada karangan deskripsi siswa. Untuk memudahkan
peneliti dalam menganalisis data, karangan-karangan tersebut diberi kode
K1…K22 dan diikuti A, B, C, serta 1, 2, 3. Kode K1…K22 melambangkan kode
karangan, dan kode huruf A, B, C yang melambangkan kode kalimat diikuti
dengan kode angka 1 sampai 3 melambangkan kode paragraf. Berikut contoh
kartu data yang digunakan pada penelitian ini.
Tabel 3.3
Kartu Data Penelitian
Nomor data :
Kode kalimat :
Kode paragraf :
Jenis kohesi dan koherensi :
Data :
Analisis :
Kode karangan:
Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut.
1) Menyuruh siswa membuat karangan deskripsi dengan tema Keindahan
Alam.
2) Setelah karangan selesai dibuat, maka dikumpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3) Setelah dikumpulkan, peneliti membaca karangan secara cermat seluruh
karangan deskripsi siswa.
4) Setelah membaca karangan deskripsi siswa, peneliti mulai menandai
kalimat-kalimat dan paragraf yang mengandung kohesi dan koherensi serta
ketepatan pemakaian penanda kohesi dan ketepatan pemakaian penanda
koherensi.
5) Mengklasifikasikan data-data
berdasarkan pola
jenis
kohesi
dan
koherensinya, mengklasifikasikan ketepatan pemakaian penanda kohesi
serta mengklasifikasikan ketepatan pemakaian penanda koherensinya
6) Mencatat klasifikasi data tersebut ke dalam kartu data.
7) Setelah memperoleh danmemasukkan klasifikasi data ke dalam kartu data,
kemudian dilanjutkan dengan menganalisis data.
3.6 Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan adalah metode agih. Metode agih yaitu metode
analisis yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa itu
sendiri (Sudaryanto, 2005: 18). Metode ini digunakan untuk mencari kalimatkalimat atau paragraf yang mengandung jenis dan penggunaan penanda kohesi
dan koherensi. Berdasarkan metode agih, teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik baca markah. Teknik baca markah adalah teknik analisis data
dengan cara membaca pemarkah dalam suatu konstruksi (Sudariyanto, 2015: 129).
Istilah lain untuk pemarkah adalah penanda. Pemarkah itu adalah alat seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
imbuhan, kata penghubung, kata depan, dan artikel yang menyatakan ciri ketata
bahasaan atau fungsi kata atau konstruksi.
Untuk melihat pemarkah dapat dilakukan baik secara sintaksis maupun
morfologis, atau dengan cara yang lain (Sudaryanto, 2015:129). Teknik baca
markah dapat digunakan untuk menentukan peran konstituen kalimat. Caranya
adalah dengan membaca satuan kebahasaan yang menjadi pemarkah peran
konstituen kalimat yang dimaksud. Pemarkah dapat berupa imbuhan, kata, dan
konstruksi. Kalimat merupakan pemarkah yang berupa konstruksi. Teknik lain
yang digunakan meliputi kategorisasi, tabulasi, dan pendeskripsian. Teknik ini
digunakan karena data-data dalam penelitian ini berupa kalimat yang merupakan
data kualitatif sehingga memerlukan penjelasan secara deskriptif.
Berdasarkan metode agih, teknik analisis data yang akan digunakan adalah
teknik baca markah. Teknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara
membaca pemarkah dalam suatu konstruksi (Sudariyanto, 2015: 129). Istilah lain
untuk pemarkah adalah penanda. Pemarkah itu adalah alat seperti imbuhan, kata
penghubung, kata depan, dan artikel yang menyatakan ciri ketatabahasaan atau
fungsi kata atau konstruksi. Untuk dapat melihat pemarkah, dapat dilakukan baik
secara sintaksis maupun morfologis, atau dengan cara yang lain (Sudaryanto,
2015: 129). Teknik baca markah dapat digunakan untuk menentukan peran
konstituen kalimat. Caranya adalah dengan membaca satuan kebahasaan yang
menjadi pemarkah peran konstituen kalimat yang dimaksud. Pemarkah dapat
berupa imbuhan, kata, dan konstruksi. Kalimat merupakan pemarkah yang berupa
konstruksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3.7 Triangulasi
Untuk menguji data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
triangulasi (teori, metode, sumberdata dan analisis data). Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu (Moloeng, 2006:
330).
Triangulasi berarti penyidik memanfaatkan peneliti atau pengamat lainya
untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan
pengamat lainnya membantu mengurangi aspek deviasi (melenceng) dalam
pengumpulan data. Adapun strategi yang dipilih oleh peneliti untuk mendapatkan
keabsahan atas analisa data yang berhasil diperoleh adalah peneliti melakukan
triangulasi dengan memanfaatkan ahli dalam bidang kohesi dan koherensi untuk
mengecek analisis data yang peneliti lakukan. Ahli yang menjadi triangulator
peneliti ialah Dr. Y. Karmin, M.Pd. Peneliti juga melakukan komparasi hasil
analisis data berdasarkan teori yang ada, melalui literasi kepustakaan dan ilmu
yang telah didapatkan selama ini selama menempuh pendidikan di universitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pembahasan yang dipaparkan dalam bab ini terdiri atas
tiga bagian, yaitu data penelitian, analisis data, dan pembahasan. Pada bagian
pertama, peneliti menjelaskan tentang deskripsi data penelitian. Pada bagian ke
dua peneliti menjelaskan hasil temuan dari analisis data berdasarkan keempat
rumusan masalah, yaitu (1) jenis kohesi yang terdapat dalam karangan deskripsi
yang disusun oleh siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang, (2) jenis koherensi yang terdapat dalam karangan deskripsi
yang disusun oleh siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang, (3) ketepatan pemakaian penanda kohesi yang terdapat
dalam karangan deskripsi yang disusun oleh siswa kelas X semester I SMA
Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, (4) ketepatan pemakaian
penanda koherensi yang terdapat dalam karangan deskripsi yang disusun oleh
siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang.
Pada bagian ketiga, peneliti menjelaskan pembahasan hasil temuan dari data yang
telah dianalisis.
4.1 Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini berupa paragraf-paragraf yang mengandung jenis
dan ketepatan pemakaian penanda kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi
yang disusun oleh siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang. Jumlah data paragraf-paragraf yang mengandung kohesi dan
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
koherensi yang ditemukan oleh penulis dalam penelitian ini sebanyak 375 data.
Jenis kohesi sebanyak 204 data, terdiri dari kohesi gramatikal dan leksikal.Jenis
koherensi sebanyak 171 data. Masing-masing jenis kohesi dan koherensi dapat
dilihat pada tabel 4.1, dan 4.2 berikut.
Tabel 4.1
Data masing-masing jenis kohesi dalam karangan deskripsi siswa
Berdasarkan 375 data jenis kohesi dan koherensi tersebut di atas, penulis
menemukan ada 143 data pemakaian penanda kohesi yang tepat dan tidak tepat.
Masing-masing pemakaian penanda kohesi dapat di lihat pada tabel 4.2 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 4.2
Data masing-masing ketepatan penanda kohesi dalam karangan deskripsi siswa
Penulis menemukan jenis dan ketepatan penanda koherensi sebanyak 151
data yang tepat dan tidak tepat. Masing-masing jenis koherensi dapat di lihat pada
tabel 4.3 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 4.3
Data masing-masing jenis koherensi dalam karangan deskripsi siswa
Penulis menemukan ada 151 data pemakaian penanda koherensi yang tepat
dan tidak tepat. Masing-masing pemakaian penanda kohesi dapat di lihat pada
tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4
Data masing-masing ketepatan penanda koherensi dalam karangan deskripsi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
4.1.1 Jenis Kohesi
Pada bagian ini peneliti mencantumkan contoh paragraf yang mengandung
kohesi sehingga pembaca mempunyai gambaran tentang data yang dianalisis oleh
peneliti. Contoh data kohesi yaitu data kohesi gramatikal dan kohesi leksikal.
Kohesi gramatikal yang ditemukan oleh peneliti, yaitu (a) kohesi referensi,
(b) substitusi, (c) elipsis, dan (d) konjungsi. Kohesi leksikal yang ditemukan oleh
peneliti, yaitu (a) kohesi repetisi, (b) hiponimi, (c) kolokasi, (d) sinonimi, (e)
antonimi, dan (f) ekuivalensi. Contoh masing-masing jenis kohesi gramatikal dan
kohesi leksikal tersebut dapat dicermati pada contoh berikut.
1) (1A) Gunung Bonai terletak di Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan
Bintang (Oksibil). (1B) Gunung tersebut masyarakat diyakini bahwa di balik
gunung bonai tersebut mengisi pusat ekonomi dunia (K13).
2) (3A) Gunung Cycloop memiliki alam yang sangat indah akan keadaan alam
yang sangat mempesona. (3B) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi kabut
di bagian puncaknya, dan terbentang antara kotaJayapura hingga kabupaten
Jayapura merupakan bentang alam yang sudah pasti memiliki kawasan hutan
yakni, hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan sekunder dan padang
rumput (K2).
3) (1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman ke
distrik Okbibab. (1B) Kami berangkat dari Oksibil naik taksi dan turun di
kampung Bulangkop sekitar jam lima sore (K5).
4) (3A) Iklim di daerah ini sering mengalami kepanasan setiap tahun, maka
orang yang disekitar danau ini kebanyakan orang nelayan dan kebanyakan
orang yang menetap danau sentani tidak terlalu mengalami kepanasan di
malam hari….. (3B) Oleh karena itu, mariØ (kita) menjaga dan melestarikan
alam di sekitar kita, karena alam memang memberikan manfaat bagi
kehidupan semua makhluk hidup (K21).
5) (2A) Di puncak gunung Wa tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berupa
pepohonan dengan berukuran pendek dan kecil-kecil. (2B) Tumbuhan lain
berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan bermacam-macam bunga tumbuh
dengan bersemarak di mana-mana (K1).
Kohesi pengacuan yang digunakan pada data nomor (1) berupa kata tersebut.
Referensi anaforis mengacu pada konstituen sebelumnya. Jumlah kohesi referensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
anaforis yang ditemukan peneliti sebanyak 12 data, termasuk salah satunya data
paragraf di atas.
Kohesi pengacuan yang digunakan pada data nomor (2) berupa yakni. Referensi
anaforis mengacu pada konstituen sesudahnya. Jumlah kohesi referensi anaforis
yang ditemukan peneliti sebanyak 6 data, termasuk salah satunya data paragraf di
atas.
Kohesi substitusi yang digunakan pada data nomor (3) berupa kami. Penggantian
tersebut berfungsi untuk memperoleh unsur pembeda. Jumlah kohesi substitusi
yang ditemukan peneliti sebanyak 9 data, termasuk salah satunya data paragraf di
atas.
Kohesi elipsis yang digunakan pada data nomor (4) berupa Ø (kita). Penghilangan
tersebut sengaja dilakukan untuk menghemat kata sehingga tidak terjadi
pemborosan kata dalam paragraf tersebut. Jumlah kohesi elipsis yang ditemukan
peneliti sebanyak 2 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.
Dari hasil analisis pada data nomor (5) ditemukan konjungsi aditif (penambahan)
berupa dan. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna penambahan. Makna
yang dihasilkan yaitu berbagai macam bunga yang tumbuh di gunung Wa.
4.1.2 Ketepatan Pemakaian Penanda Kohesi
Ketepatan pemakaian penanda kohesi dalam paragraf berkenaan dengan
kecermatan penulis dalam menyusun karangannya. Pada bagian ini peneliti
menganalisis ketepatan pemakaian penanda kohesi yang meliputi kohesi
gramatikal dan kohesi leksikal dalam karangan deskripsi siswa kelas X Semeter I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran
2015/2016.
Peneliti menemukan tiga jenis kohesi gramatikal, yaitu (a) referensi
(penunujukan), (b) substitusi (penggantian), (c) konjungsi (kata hubung).
Sedangkan Peneliti menemukan lima jenis pemakaian penanda kohesi
leksikal yaitu (a) repetisi (pengulangan), (b) hiponimi (hubungan bagian atau isi),
(c) sinonimi (persamaan), (d) antonimi (perbedaan), dan (e) ekuivalensi. Berikut
ini, contoh analisis masing-masing ketepatan pemakaian kohesi gramatikal dan
kohesi leksikal tersebut dapat dicermati pada contoh berikut, selebihnya apa pada
lampiran.
6)
7)
8)
9)
10)
(1E)Gunung Cycloop memiliki panorama alam yang sangat luar biasa
indahnya. (1F) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang
portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara
gunung Cycloop (K2).
(2A) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi kabut di bagian puncaknya, dan
kawasan hutanterbentang darikota Jayapura hingga kabupaten Jayapura.
(2B) Bentengan alam tersebut memiliki kawasan hutan, yakni hutan dataran
rendah, hutan pegunungan, hutan, sekunder dan padang rumput (K2).
(1C) Jika anda berkunjung ke danau Sentani bisa menunggangi minibus.
(1D) Ketika kita dari arahkota Sentani, menempuh 20-30 menit dengan
menggunakan sepeda motor atau mobil. (1E) Itulah sedikit tips yang saya
berikan tetapi saran saya lebih baik anda berkunjung ke Papua jangan hanya
berkunjung ke satu lokasi saja tetapi banyak tempat yang indah (K10).
(1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman ke
distrik Okbibab.(1B) Kami berangkat dari Oksibil naiktaksi dan turun di
kampung Bulangkop sekitar jam lima sore (K5).
Gunung Bonai terletak di Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan Bintang
(Oksibil). (1B) Pegunungan ini memiliki keindahan alam yang sangat
beragam (K13).
Dari hasil analisis pada data nomor (11) ditemukan kata gunung cycloop yang
diulang sebanyak satu kali. Pengulangan tersebut tepat karena penulis bermaksud
memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pengulangan juga bermaksud untuk menekankan pentingnya kata tersebut
sehingga pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui pengulangan kata
tersebut.
Dari hasil analisis pada data nomor (12) ditemukan katakawasan hutan yang
mempunyai relasi makna dengan hutan dataran rendah, hutan pegunungan,
hutan, sekunder dan padang rumput. Kohesi hiponimi tersebut tepat karena,
mempunyai relasi makna antara kawasan hutan yang merupakan makna generik
dan
hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan, sekunder dan padang
rumputyang merupakan makna spesifik. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Sumadi, (1998: 54) bahwa hiponimi merupakan hubungan
antara unsur bahasa yang bermakna generik dan unsur bahasa yang bermakna
spesifik. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (13) ditemukan kata tips yang mempunyai
persamaan makna dengan saran. Kohesi sinonimi tersebut tepat karena, kedua
kata tersebut mempunyai persamaan makna yang sama. Hal tersebut sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Baryadi, (2002: 27) bahwa sinonimi adalah
kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang mirip antara konstituen
yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang
kejelasan dalam kalimat. Peneliti hanya menemukan 2 data pemakaian kohesi
sinonimi, semua data sudah dipaparkan pada paragraf di atas.
Dari hasil analisis pada data nomor (14) ditemukan kata naik yang mempunyai
perlawanan makna dengan turun. Kohesi sinonimi tersebut tepat karena, kedua
kata tersebut mempunyai perlawanan makna yang berbeda. Hal tersebut sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dengan teori yang dikemukakan oleh Abdul Chaer, (2009: 228) bahwa antonimi
adalah kohesi leksikal yang bermakna berlawanan antara konstituen yang satu
dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan
dalam kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (15) ditemukan kata gunung yang mempunyai
ekuivalensi dengan kata pegunungan. Kohesi ekuivalensi tersebut tepat karena,
kedua kata tersebut bersifat sepadan atau sebanding. Hal tersebut sesuai dengan
teori dalamKBBI, (2008:132) bahwa ekuivalensi merupakan suatu keadaan
sebanding (senilai, seharga, sederajat, sama arti, sama banyak), atau merupakan
suatu keadaan sepadan adalah kohesi leksikal yang bermakna berlawanan antara
konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan kalimat
tersebut lebih variatif.
4.1.3 Jenis Koherensi
Pada bagian ini, peneliti mencantumkan contoh paragraf yang mengandung
koherensi sehingga pembaca mempunyai gambaran tentang data yang akan
dianalisis oleh peneliti. Jenis koherensi yang ditemukan antara lain (a) koherensi
adisi, (b) repetisi, (c) pronomina, (d) sinonim, (e) keseluruhan-bagian,
(f) penekanan, (g) kelas-anggota, (h) paralelisme (kesejajaran), (i) hasil, (j)
contoh, (k) kontras, (l) komparasi, (m) seri, (n) waktu dan (o) tempat. Contoh
masing-masing jenis kohesi gramatikal dan kohesi leksikal tersebut dapat
dicermati pada contoh berikut.
11) (2B) Di sebelah gunung Lim terdapat air terjun yang masyarakat setempat
menyakini bahwa air terjun tersebut membawa kesuburan dalam tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
12)
13)
14)
15)
dan ternak. (2C) Selain itu terdapat pula pohon pandang yang berbaris
susun rapi (K9).
(1F) Gunung Cycloop memiliki panorama alam yang sangat luar biasa
indahnya. (1G) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang
portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara
Gunung Cycloop (K2).
(1A) Gunung Wa merupakan salah satu gunung tertinggi dan terletak di
daerah Pegunungan Bintang, Papua yang tepatnya berada di Distrik Okaom.
(1B) Gunung ini berada di sebelah Sungai Digul, di bawah kaki gunung ini
terdapat dua desa yakni Desa Mangabib dan Desa Atelbon (K1).
(3C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang tumbuh di
pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah. (3D) Disekitar puncak
gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh dengan lebat sehingga
dibilang daerah sekitar puncak gunung Wa sangat lebat walaupun tidak
terlalu luas (K1).
(2E) Keindahan alam yang dimilikinya akan memanjakan seketika kita
sampai di puncak gunung Anem. (2F) Gunung Anem banyak terdapat
tumbuh-tumbuhan yang tumbuh seperti rumput kuda, anggrek, dan lainlain(K22).
Jenis koherensi aditif yang digunakan pada data nomor (6) adalah selain itu.
Penanda tersebut mengandung makna yang menunjukan penambahan dari kalimat
sebelumnya. Jumlah koherensi aditif yang ditemukan peneliti sebanyak 12 data,
termasuk salah satunya data paragraf di atas.
Jenis koherensi repetisi yang digunakan pada data nomor (7) adalah Gunung
Cycloop. Penanda tersebut mengandung makna yang menunjukan kejelasan
kalimat. Jumlah koherensi repetisi yang ditemukan peneliti sebanyak 11 data,
termasuk salah satunya data paragraf di atas.
Jenis koherensi pronomina yang digunakan pada data nomor (8) adalah ini.
Penanda tersebut mengandung makna yang menunjukan penggantian pada kalimat
sebelumnya yaitu gunung Wa. Jumlah pronomina yang ditemukan peneliti
sebanyak 10 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Jenis koherensi sinonimi yang digunakan dalam pada data nomor (9) adalah
pepohonan. Penanda tersebut mengandung makna yang menunjukan persamaan
makna pada kalimat sebelumnya yaitu tumbuhan. Jumlah koherensi Sinonim yang
ditemukan peneliti sebanyak 6 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.
Jenis koherensi keseluruhan-bagian yang digunakan pada data nomor (10) adalah
rumput kuda, anggrek. Penanda tersebut mengandung makna yang menunjukan
bagian dari tumbuhan pada kalimat pertama. Jumlah koherensi keseluruhanbagian yang ditemukan peneliti sebanyak 4 data, termasuk salah satunya data
paragraf di atas.
4.1.4 Ketepatan Pemakaian Penanda Koherensi
Ketepatan pemakaian penanda koherensi dalam paragraf berkenaan dengan
kecermatan penulis dalam menyusun karangannya. Pada bagian ini peneliti
menganalisis ketepatan pemakaian penanda koherensi dalam karangan deskripsi
siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang
Tahun Ajaran 2015/2016.
Peneliti menemukan 14 pemakaian jenis koherensi dalam karangan deskripsi
siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang
Tahun Ajaran 2015/2016 yaitu (a) koherensi aditif, (b) koherensi repetisi, (c)
koherensi pronomina (d) koherensi sinonim, (e) koherensi hasil, (f) koherensi
keseluruhan bagian, (g) koherensi contoh, (h) koherensi kontras, (i) koherensi
kelas-anggota, (j) koherensi penekanan, (k) koherensi paralelisme (kesejajaran),
(l) koherensi komparasi, (m) koherensi waktu (n) koherensi tempat. Berikut ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
contoh analisis masing-masing ketepatan pemakaian kohesi gramatikal dan kohesi
leksikal tersebut dapat dicermati pada contoh berikut, selebihnya ada pada
lampiran.
16)
17)
18)
19)
20)
(1B) Alam adalah tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya
yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan.(1C) Adapun
alam yang indah kaya yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur,
terdapat di kabupaten Pegunungan Bintang (K6).
(1F)Gunung Cycloop memiliki panorama alam yang sangat luar biasa
indahnya. (1G) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang
portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara
Gunung Cycloop (K2).
(2A) Di sana juga tanahnya cocok untuk menanam tanaman, seperti padi
ladang dan ubi jalar. (2B) Olehkarena itu masyarakatdari berbagai
perkampungan berdatangan ke daerah itu untuk menetap disana. (2C)
Mereka betul-betul melihat dan merasakan manfaat dan kenikmatan yang
begitu memuaskan (K6).
(1A) Danau sentani adalah sebagai contoh untuk ekosistem untuk berbagai
habitat.(1B) Danau adalah tempat tinggal terbaik untuk hewan seperti ikan,
kodok, dan lain-lain (K21).
(1A) Ingin masuk kedalam rumah adat naik melalui tangga-tangga yang
berwarna hitam dan sedikit coklat. (1B) Dalam rumah adatini terdapat
tungku api, dinding yang dihiasi dengan arang yang berwarna hitam dan
tebal yang tidak menimbulkan bau sedap (K14).
Dari hasil analisis pada data nomor (16) ditemukan koherensi aditif berupa
adapun. Koherensi tersebut tepat karena mengandung makna penambahan antara
kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh (D‟ Angelo, 1980: 349) bahwa penambahan atau adisi ialah
sarana untuk menghubungkan ide pada kalimat sebelumnya dengan kalimat
berikutnya menggunakan penanda-penanda adisi atau penambahan. Makna yang
dihasilkan oleh adapun yaitu alam yang indah kaya yang terdapat di wilayah
Indonesia bagian timur, terdapat di Kabupaten Pegunungan Bintang.
Dari hasil analisis pada data nomor (17) ditemukan kata gunung cycloop yang
diulang sebanyak satu kali. Pengulangan tersebut tepat karena penulis bermaksud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Selain itu
pengulangan juga bermaksud untuk menekankan pentingnya kata tersebut
sehingga pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui pengulangan kata
tersebut.
Dari hasil analisis pada data nomor (18) ditemukan penggantian berupa
mereka. Penggantian tersebut tepat, karena terdapat penggantian unsur bahasa.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (D‟Angelo, 1980:350)
bahwa koherensi pronomina adalah penggunaan kata ganti yang mengacu pada
kalimat sebelumnya. Penggantian pada paragraf di atas yaitu penggantian
terhadap unsur kata ganti orang ketiga jamak. Kata ganti mereka pada paragraf di
atas menggantikan kata masyarakat. Penggantian tersebut bertujuan untuk
memperoleh unsur pembeda atau menjelaskan struktur tertentu.
Dari hasil analisis pada data nomor (19) ditemukan koherensi sinonimi
berupa ekosistem dan tempat tinggal. Koherensi tersebut tepat, karena terdapat
pemakaian unsur bahasa yang sama. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh (D‟Angelo, 1980:351) mengungkapkan bahwa jika mengulang
kata yang sama membosankan, sinonim menjadi solusi yang baik yaitu
menggunakan kata lain yang memiliki makna serupa. Sinonim digunakan supaya
ada variasi penggunaan kata dalam penulisan, tetapi tetap memiliki ikatan makna
yang serupa. Penggunaan tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda
atau menjelaskan struktur tertentu. Peneliti hanya menemukan 1 data jenis
pemakaian penanda koherensi sinonimi, semuanya sudah dipaparkan pada
paragraf di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Dari hasil analisis pada data nomor (20) ditemukan kata rumah adatyang
mempunyai hubungan isi dengan kata tungku api, dinding yang dihiasi dengan
arang yang berwarna hitam dan tebal. Koherensi keseluruhan-bagian mempunyai
relasi makna antara tumbuh-tumbuhan
yang merupakan makna generik dan
rumput kuda, anggrek yang merupakan makna spesifik. Hal tersebut sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh (D‟Angelo, 1980:351) bahwa koherensi
keseluruhan bagian merupakan pada frasa yang pertama membahas hal yang
menyeluruh atau keseluruhan, berikutnya, dibahas bagian-bagiannya atau hal-hal
kecilnya. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat.
Peneliti menemukan hanya 3 data, semuanya sudah paparkan pada paragraf di
atas.
4.2 Analisis Data
Pada bagian ini, peneliti memaparkan hasil analisis dari data yang diperoleh.
Peneliti menganalisis jenis kohesi dan jenis koherensi serta ketepatan pemakaian
penanda kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi Siswa Kelas X Semeter I
SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016.
Peneliti memberikan beberapa contoh dalam analisisdata, selebihnya ada pada
lampiran. Berikut ini, penulis memaparkan hasil analisisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
4.2.1 Jenis Kohesi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semeter I SMA
Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran
2015/2016
Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan pargraf yang mengandung
piranti kohesi. Jenis kohesi yang ditemukan antara lain kohesi gramatikal dan
kohesi leksikal. Berikut ini peneliti memaparkan jenis kohesi yang ditemukan
dalam paragraf karangan deskripsi siswa siswa kelas X semeter I SMA Negeri I
Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016.
1) Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal merupakan piranti atau penanda kohesi yang melibatkan
penggunaan unsur-unsur kaidah bahasa (Rani, 2006: 97). Berdasarkan hasil
penelitian penulis menemukan empat jenis kohesi gramatikal, yaitu (a) referensi
(penunjukan), (b) substitusi (penggantian), (c) ellipsis (penghilangan),dan (d)
konjungsi (kata hubung). Berikut ini dipaparkan hasil temuan dari keempat jenis
kohesi gramatikal tersebut.
A. Referensi
Berdasarkan arah penunjukannya referensi dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu (a) referensi anaforis dan (b) referensi kataforis.
(a) Referensi Anaforis
Peneliti menemukan jenis kohesi referensi anaforis dalam paragraf pada
karangan deskripsi siswa. Contoh paragraf referensi anaforis dipaparkan pada
paragaraf berikut.
21)
(1A) Gunung Bonai terletak di Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan
Bintang (Oksibil). (1B) Gunung tersebut masyarakat diyakini bahwa di
balik gunung bonai tersebut mengisi pusat ekonomi dunia (K13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
22)
23)
(2A) Di perbatasan wilayah RI-PNG tepatnya di distrik Tarup, terdapat
sebuah gunung yang bernama Tarup daerah yang berbukit-bukit,
gunungnya yang terlalu tinggi. (2B) Di sana juga tanahnya cocok untuk
menanam tanaman, seperti padi ladang dan ubi jalar (K6).
(2A) Di dalam danau juga hidup seekor buaya putih yang sangat besar.
(2B) Buaya ini juga disebut sebagai penjaga danau Sentani (K7).
Dari hasil analisis pada data nomor (21) ditemukan kata tersebut. Penunjukan
pada kata tersebut mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Pada
kata tersebut pada paragraf di atas menunjuk pada gunung Bonai.
Dari hasil analisis pada data nomor (22) ditemukan kata di sana. Penunjukan pada
kata di sana mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Pada kata di
sana pada paragraf di atas menunjuk pada di perbatasan wilayah RI-PNG
tepatnya di distrik Tarup.
Dari hasil analisis pada data nomor (23) ditemukan kata ini. Penunjukan pada kata
ini mengacu pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Pada kata ini pada
paragraf di atas menunjuk pada buaya putih.
(b) Referensi Kataforis
Peneliti menemukan jenis kohesi referensi kataforis dalam paragraf pada
karangan deskripsi siswa. Contoh paragraf referensi kataforis dipaparkan pada
paragaraf berikut.
24)
25)
(3A) Gunung Cycloop memiliki alam yang sangat indah akan keadaan alam
yang sangat mempesona. (3B) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi
kabut di bagian puncaknya, dan terbentang antara kotaJayapura hingga
kabupaten Jayapura merupakan bentang alam yang sudah pasti memiliki
kawasan hutan yakni, hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan
sekunder dan padang rumput (K2).
(1A) Alam sangat bermanfaat dan merupakan kebutuhan yang paling utama
bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. (1B) Alam adalah
tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan
oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan (K6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
26)
(1A) Danau Sentani begitu indah dan elok dipandang. (1B) Di pesisir danau
dihiasi oleh pohon-pohon sagu. (1B) Danau sentani terdapat berbagai
macam hewan dan tumbuh-tumbuhan.(1B) Didalamnya terdapat rumputrumput laut dan berbagai jenis ikan, seperti gabus, lohan, dan lainnya (K7).
Dari hasil analisis pada data nomor (24) ditemukan referensi kataforis berupa
yakni. Penunjukan pada kata yakni mengacu pada konstituen sesudah kata yang
ditunjuk. Kata yakni menunjuk pada kawasan hutan.
Dari hasil analisis pada data nomor (25) ditemukan referensi kataforis berupa
adalah. Penunjukan pada kata adalah mengacu pada konstituen sesudah kata yang
ditunjuk. Kata adalah menunjuk pada berbagai jenis ikan.
Dari hasil analisis pada data nomor (26) ditemukan referensi kataforis berupa
seperti. Penunjukan pada kata seperti mengacu pada konstituen sesudah kata yang
ditunjuk. Kata seperti menunjuk pada berbagai jenis ikan.
B. Substitusi
Peneliti menemukan jenis kohesi substitusi dalam paragraf karangan deskripsi
siswa. Contoh kohesi substitusi dipaparkan pada paragraf berikut.
27)
28)
29)
(1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman
ke distrik Okbibab. (1B) Kami berangkat dariOksibil naik taksi dan turun di
kampung Bulangkop sekitar jam lima sore (K5).
(2A) Masyarakat dari berbagai perkampungan berdatangan ke daerah itu
untuk menetap disana. (2B) Merekabetul-betul melihat dan merasakan
manfaat dan kenikmatan yang begitu memuaskan. (K6)
Pegunungan Cycloop yang terletak di daerah Kemiri,Sentani. (1C) Untuk
mengunjunginyahanya membutuhkan waktu 15 menit dari Bandar Udara
Sentani untuk bisa sampai di gunung ini (K2).
Dari hasil analisis pada data nomor (27) ditemukan penggantian berupa kami.
Penggantian tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. Kata ganti
persona pertama jamak pada kata kami menggantikan pada kalimat pertama yaitu
saya dan teman-teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Dari hasil analisis pada data nomor (28) ditemukan penggantian berupa mereka.
Penggantian tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. Kata ganti
orang ketiga jamak pada kata mereka menggantikan pada kalimat pertama yaitu
masyarkat.
Dari hasil analisis pada data nomor (29) ditemukan penggantian berupa
pegunungannya. Penggantian tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur
pembeda. Partikel –nya pada kata pengunungannya mengacu pada kata
Pegunungan Cycloop pada kalimat pertama.
C. Elipsis
Peneliti menemukan jenis kohesi elipsis dalam paragraf karangan deskripsi
siswa. Contoh kohesi elipsis dipaparkan pada paragraf berikut.
30)
31)
32)
(2A) Jika Ø (anda) berkunjung ke danau Sentani bisa menunggangi
minibus. (2B) Ketika kita dari arahkota Sentani, menempuh 20-30 menit
dengan menggunakan sepeda motor atau mobil (K10).
(2A) Bulan Desember saya liburan di Bali, di sana kami merayakan hari
ulang tahun adik sepupu saya bersama kakak perempuan. (2B) Di sana
kami tinggal di Denpasar Ø (dan) di hotel (K20).
(3A) Iklim di daerah ini sering mengalami kepanasan setiap tahun, maka
orang yang disekitar danau ini kebanyakan orang nelayan dan kebanyakan
orang yang menetap danau sentani tidak terlalu mengalami kepanasan di
malam hari….. (3B) Oleh karena itu, mari Ø (kita) menjaga dan
melestarikan alam di sekitar kita, karena alam memang memberikan
manfaat bagi kehidupan semua makhluk hidup (K21).
Dari hasil analisis pada data nomor (30) ditemukan elipsis berupa Ø (anda)..
Penghilangan tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. Selain itu
penghilangan juga dilakukan untuk menghemat kata dalam kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (31) ditemukan elipsis berupa Ø (dan). Selain
itu penghilangan juga dilakukan untuk menghemat kata dalam kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Penghilangan tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. Selain itu
penghilangan juga dilakukan untuk menghemat kata dalam kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (32) ditemukan elipsis berupa Ø (kita).
Penghilangan tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda. Selain itu
penghilangan juga dilakukan untuk menghemat kata dalam kalimat.
D. Konjungsi
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi dalam paragraf karangan
deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Konjungsi yang ditemukan yaitu (a) konjungsi
koordinatif, (b) konjungsi subordinatif, dan (c) konjungsi antarkalimat. Peneliti
tidak menemukan konjungsi korelatif. Berikut ini contoh paragraf yang
mengandung ketiga konjungsi tersebut.
(a) Konjungsi Koordinatif
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi koordinatif dalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Konjungsi yang ditemukan, yaitu
(1) konjungsi koordinatif penambahan dan (2) konjungsi koordinattif kontras atau
pertentangan. Peneliti tidak menemukan kohesi koordinatif penanda hubungan
pendampingan dan konjungsi koordinatif penanda hubungan pemilihan
(1) Konjungsi Koodinatif Penambahan
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi koordinatif penambahan dalam
paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi
konjungsi koordinatif penambahan dipaparkan pada paragraf berikut.
33)
(2A) Di puncak gunung Wa tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berupa
pepohonan dengan berukuran pendek dan kecil-kecil. (2B) Tumbuhan lain
berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan bermacam-macam bunga
tumbuh dengan bersemarak di mana-mana (K1).
Dari hasil analisis pada data nomor (33) ditemukan konjungsi aditif (penambahan)
berupa dan. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna penambahan. Makna
yang dihasilkan yaitu berbagai macam bunga yang tumbuh di gunung Wa.
(2) Kohesi Konjungsi Kontras atau Pertentangan
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi koordinatif pertentangan dalam
paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil
Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi
konjungsi koordinatif pertentangan dipaparkan pada paragraf berikut.
34)
(1A) Mambramo adalah sungai terpanjang dan yang terkenal oleh seluruh
dunia. (1B) Sungai Mambramo mengalir dari alam pegunungan menuju ke
pesisir pantai. (1C) Dalam mengalir sungai Mambramo tidak lurus tetapi
berbelok-belok di sepanjang hutan (K8).
Dari hasil analisis pada data nomor (34) ditemukan konjungsi kontras atau
pertentangan berupa tetapi. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna
pertentangan atau kontras. Makna yang dihasilkan yaitu sungai mambramo
mengalir dengan berbelok-belok.
(b) Konjungsi Subordinator
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif dalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Konjungsi yang ditemukan yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
(1) konjungsi subordinatif waktu, (2) konjungsi subordinatif syarat, (3) konjungsi
subordinatif konsesif, (4) konjungsi subordinatif pembandingan, (5) konjungsi
subordinatif sebab, (6) konjungsi subordinatif hasil, (7) konjungsi subordinatif
atribut. Peneliti tidak menemukan konjungsi subordinatif (a) konjungsi
subordinatif pengandaian, (b) konjungsi subordinatif tujuan, (c) konjungsi
subordinatif alat, (d) konjungsi subordinatif cara, (e) konjungsi subordinatif
perbandingan. Berikut ini dipaparkan keenam kohesi konjungsi subordinatif
tersebut.
(1) Konjungsi subordinatif waktu
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif waktu dalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi
subordinatif waktu dipaparkan pada paragraf berikut.
35)
36)
37)
(1A) Dari situ kami mulai jalan kaki sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik
berbunyi disitu, kami lanjut sampai ditengah jalan hujan deras turun dan
kitapun berteduh di bawah pohon besar. (1B) Setelah hujan reda, kami
mulai berjalan lagi sampai tiba di Okbibab pada jam dua malam (K5).
(1B) Pegunungan Cycloop yang terletak didaerah Kemiri, Sentani hanya
membutuhkan waktu 15 menit dari bandar udara Sentani untuk bisa sampai
di gunung ini. (1C) Gunungini bisa ditempuh dengan motor dan mobil dan
berjarak 45 kilometer jika kita berada di pusat kota Jayapura (K2).
(1E) Masyarakat Sentani setiap tahun adakan festival danau Sentani. (1F)
Festival danau sentani berlangsung sejak 2008sampai sekarang dan
diadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24 (K7).
Dari hasil pada data nomor (35) ditemukan konjungsi subordinatif waktu
berupa setelah. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna waktu yang sedang
berlangsung. Makna yang dihasilkan yaitu melanjutkan perjalanan ke salah satu
kecamatan yaitu distrik Okbibab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Dari hasil analisis pada data nomor (36) ditemukan konjungsi subordinatif waktu
berupa sampai.
Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna waktu yang
sedang berlangsung. Makna yang dihasilkan yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai di wisata gunung cycloop.
Dari hasil analisis pada data nomor (37) ditemukan konjungsi subordinatif waktu
berupa setiap. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna waktu yang sedang
berlangsung. Makna yang dihasilkan yaitu pelaksanaan Festifal Danau Sentani
dalam satu tahun.
(2) Konjungsi subordinatif syarat
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif syarat dalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi
subordinatif syarat dipaparkan pada paragraf berikut.
38)
(1A) Pegunungan Cycloop merupakan kawasan cagar alam. (1B)
Pegunungan Cycloop yang terletak didaerah Kemiri, Sentani hanya
membutuhkan waktu 15 menit dari bandar udara Sentani untuk bisa sampai
di gunung ini. (1C) Ke gunung ini bisa ditempuh dengan motor dan mobil
dan berjarak 45 kilometer jika kita berada di pusat kota Jayapura. (1D)
Pegunungan Cycloop disebut dengan gunung Dafonsoro oleh masyarakat
Sentani dan sekitarnya (K2).
Dari hasil analisis pada data nomor (38) ditemukan konjungsi subordinatif syarat
berupa jika. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna syarat. Makna yang
dihasilkan yaitu ingin berwisata ke gunung cycloop biasanya ditempuh melalui
motor dan mobil. Peneliti menemukan satu jenis kohesi konjungsi syarat dan
semuanya sudah dipaparkan pada paragraf di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
(3) Konjungsi Subordinatif Konsesif
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif konsesif dalam
paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil
Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi
konjungsi subordinatif konsesif dipaparkan pada paragraf berikut.
39)
(2A) Bebatuan yang terdapat digunung wa berupa batu krikil dengan
ukuran kecil-kecil berwarna putih dan tajam-tajam. (2B) Di puncak gunung
Wa ditumbuhi pepohonan dengan ukuran yang paling besar dan terdapat
lumut, diatas lumut ditumbuhi bermacam-macam tumbuhan paku dengan
ukuran yang besar dan kecil. (2C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa
berupa anggrek yang tumbuh di pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di
tanah. (2D) Disekitar puncak gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh
dengan lebat sehingga dibilang daerah sekitar puncak gunung Wa sangat
lebat walaupun tidak terlalu luas (K1).
Dari hasil analisis pada data nomor (39) ditemukan konjungsi subordinatif
konsesif berupa walaupun. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna
konsesif. Makna yang dihasilkan yaitu keadaan disekitar di puncak wa. Peneliti
menemukan satu jenis kohesi konjungsi syarat dan semuanya sudah dipaparkan
pada paragraf di atas.
(4) Konjungsi subordinatif pembandingan
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif pembandingan dalam
paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil
Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi
konjungsi subordinatif pembandingan dipaparkan pada paragraf sebagai berikut.
40)
(1A) Gunung Apom terletak di Pegunungan Bintang. (1B) Pemandangannya
sangat indah. (1C) Di tepi gunung terdapat tebing yang sangat tinggi dan
sebelah kanan terdapat batu karang besar yang seolah-olahmenjaga bapa
mama yang tinggal di belantara gunung Apom itu. (1D) Gunung Apom
sedikit orang yang berburu kuskus pohon. (1E) Biasanya waktu berburu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
adalah waktu musim kemarau. (1F) Dipagi dan sore hari merasakan
hembusan angin segar dari gunung Apom (K3).
Dari hasil analisis pada data nomor (40) ditemukan konjungsi subordinatif
pembandingan berupa seolah-olah. Konjungsi tersebut menunjukan adanya
makna pembandingan. Makna yang dihasilkan yaitu keadaan disekitar di puncak
Wa. Peneliti menemukan satu jenis kohesi konjungsi subordinatif pembandingan
dan semuanya sudah dipaparkan pada paragraf di atas.
(5) Konjungsi Subordinatif Sebab
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif sebab dalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi
subordinatif sebab dipaparkan pada paragraf berikut.
41)
42)
(3A) Iklim di daerah ini sering mengalami kepanasan setiap tahun, maka
orang yang disekitar danau ini kebanyakan orang nelayan dan kebanyakan
orang yang menetap danau sentani tidak terlalu mengalami kepanasan di
malam hari karena angin dari danau ini juga membantu menyegarkan
badan mereka pada saat mereka bersantai atau beristrahat. (3B) Oleh
karena itu mari menjaga dan melestarikan alam disekitar kita karena itu
memang bermanfaat bagi kehidupan segala makhluk (K21).
(1A) Gunung Aplim Apom atau disebut juga gunung Mandala. (1B) Gunung
mandala biasa disebut juga gunung Sombong,karena pada saat cuaca
cerah dilihat dari Oksibil dan sekitarnya melihat keatas gunung Mandala
kelihatannya indah (K19).
Dari hasil analisis pada data nomor (41) ditemukan konjungsi subordinatif sebab
berupa Oleh karena. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna sebab. Makna
yang dihasilkan yaitu pentingnya menjaga dan melestarikan alam sekitar kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Dari hasil analisis pada data nomor (42) ditemukan konjungsi subordinatif sebab
berupa karena. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna sebab. Makna yang
dihasilkan yaitu menikmati keindahan alam pada saat cuaca cerah.
(6) Konjungsi subordinatif hasil
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif hasil dalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi
subordinatif hasil dipaparkan pada paragraf berikut.
43) (3A) Tepat pada puncak gunung Wa terdapat sebuah telaga kecil dengan
warna air tujuh macam warna air. (3B) Di puncak gunung Wa ditumbuhi
pepohonan dengan ukuran yang paling besar dan terdapat lumut, diatas
lumut ditumbuhi bermacam-macam tumbuhan paku dengan ukuran yang
besar dan kecil. (3C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek
yang tumbuh di pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah. (3B)
Disekitar puncak gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh dengan lebat
sehingga dibilang daerah sekitar puncak gunung Wa sangat lebat walaupun
tidak terlalu luas (K1).
Dari hasil analisis pada data nomor (43) ditemukan konjungsi subordinatif hasil
berupa sehingga. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna hasil. Makna
yang dihasilkan yaitu keadaan disekitar puncak gunung Wa. Peneliti menemukan
dua jenis kohesi konjungsi subordinatif hasiltermasuk pada paragraf di atas.
(7) Konjungsi subordinatif atribut
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif atribut dalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi
subordinatif atribut dipaparkan pada paragraf berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
44)
(2A) Pegunungan Cycloop disebut dengan gunung Dafonsoro oleh
masyarakat Sentani dan sekitarnya. (2B) Gunung Cycloop memiliki
panorama alam yang sangat luar biasa indahnya. (2C) Nama cycloop
julukan yang diberikan oleh orang-orang portugis ketika datang ke
kampung Ormo yang berada di sebelah utara gunung Cycloop (K2).
Dari hasil analisis pada data nomor (44) ditemukan konjungsi subordinatif atribut
berupa yang. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna atribut. Makna yang
dihasilkan yaitu keindahan gunung cycloop yang indah. Peneliti menemukan tiga
jenis kohesi konjungsi subordinatif atribut termasuk paragraf di atas.
(c) Konjungsi antarkalimat
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif antarkalimat dalam
paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil
Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi
konjungsi antarkalimat dipaparkan pada paragraf berikut.
45)
46)
(3A) Iklim di daerah ini sering mengalami kepanasan setiap tahun, maka
orang yang disekitar danau ini kebanyakan orang nelayan dan kebanyakan
orang yang menetap danau sentani tidak terlalu mengalami kepanasan di
malam hari karena angin dari danau ini juga membantu menyegarkan
badan mereka pada saat mereka bersantai atau beristrahat. (3B) Oleh
karena itumari menjaga dan melestarikan alam disekitar kita karena itu
memang bermanfaat bagi kehidupan segala makhluk (K21).
(1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman
ke distrik Okbibab. (1B) Kami berangkat dari Oksibil naik taksi dan turun
di kampung Bulangkop sekitar jam lima sore. (1C) Dari situ kami mulai
jalan kaki sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik berbunyi disitu, kami
lanjut sampai ditengah jalan hujan deras turun dan kitapun berteduh di
bawah pohon besar, setelah itu kami mulai berjalan lagi sampai tiba di
Okbibab jam dua malam. (1D) Pagi kami melanjutkan perjalanan ke
kampung Borme dan sampai di kampung Borme bertemu dengan orang tua
dan sanak saudara (Kr 5).
Dari hasil analisis pada data nomor (45, 46) ditemukan konjungsi subordinatif
hasil berupa oleh karena itu, setelah itu, dan oleh sebab itu. Ketiga konjungsi
tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan hubungan antara kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
yang satu dengan yang lain. Makna yang dihasilkan yaitu menjaga dan
melestarikan lingkungan disekitar kita, melanjutkan perjalanan ke distrik
Okbibab.
2) Kohesi Leksikal
Peneliti menemukan enam jenis kohesi leksikal, yaitu (a) repetisi
(pengulangan), (b) hiponim (hubungan bagian atau isi), (c) kolokasi (hubungan
makna), (d) sinonim (persamaan arti), (e) antonim (perbedaan arti), dan (f)
ekuivalensi (persamaan bentuk). Berikut ini dipaparkan keenam kohesi leksikal
tersebut.
A. Repetisi
Peneliti menemukan jenis kohesi repetisi dalam paragraf karangan deskripsi
siswa. Contoh kohesi repetisi dipaparkan pada paragraf berikut.
47)
48)
(2B) Gunung Wa merupakan salah satu gunung yang tertinggi dan terletak
di daerah Pegunungan Bintang, Papua yang tepatnya berada di Distrik
Okaom. (2C) Gunung ini berada disebelah sungai Digul. (2D) Dibawah
kakigunung ini terdapat dua desa yakni desa Mangabib dan desa Atelbon.
(2E) Di daerah kaki gunung Waditumbuhi pepohonan yang bentuknya besar
dan tinggi (K1).
(1E) Gunung Cycloopmemiliki panorama alam yang sangat luar biasa
indahnya. (1F) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang
portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara
gunung Cycloop (K2).
Dari hasil analisis pada data nomor (47) ada paragraf di atas ditemukan kohesi
repetisi berupa Gunung yang diulang sebanyak tiga kali. Pengulangan tersebut
bertujuan untuk memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci.
Selain itu pengulangan juga bertujuan untuk menekankan pentingnya kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
tersebut, sehingga pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui
pengulangan tersebut.
Dari hasil analisis pada data nomor (48) ditemukan kohesi repetisi berupa cycloop
yang diulang sebanyak tiga kali. Pengulangan tersebut bertujuan untuk
memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Selain itu
pengulangan juga bertujuan untuk menekankan pentingnya kata tersebut, sehingga
pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui pengulangan tersebut.
B. Hiponim
Peneliti menemukan jenis kohesi hiponimi dalam paragraf karangan deskripsi
siswa. Contoh konjungsi hiponimi dipaparkan pada paragraf berikut.
49)
50)
(2A) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi kabut di bagian puncaknya,
dan kawasan hutanterbentang darikota Jayapura hingga kabupaten
Jayapura. (2B) Bentengan alam tersebut memiliki kawasan hutan, yakni
hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan, sekunder dan padang
rumput (K2).
(1A) Danau sentani terdapat berbagai macam hewan dan tumbuhtumbuhan. (1B) Didalamnya terdapat rumput-rumput laut dan berbagai
jenis ikan, seperti gabus, lohan, dan lainnya (K7).
Dari hasil analisis pada data nomor (49) ditemukan kata kawasan hutan yang
mempunyai hubungan isi dengan kata hutan dataran rendah, hutan pegunungan,
hutan, sekunder dan padang rumput. Kohesi hiponimi mempunyai relasi makna
antara kawasan hutan yang merupakan makna generik dan hutan dataran rendah,
hutan pegunungan, hutan, sekunder dan padang rumput yang merupakan makna
spesifik. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (50) ditemukan kata hewan dan tumbuhtumbuhan yang mempunyai relasi makna dengan kata rumput-rumput laut dan
ikan gabus, lohan dan lainnya. Kohesi hiponimi mempunyai relasi makna antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
hewan dan tumbuh-tumbuhan yang merupakan makna generik dan rumput-rumput
laut dan ikan gabus, lohan dan lainnya yang merupakan makna spesifik. Hal
tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat.
C. Kolokasi
Peneliti menemukan jenis kohesi kolokasi dalam paragraf karangan deskripsi
siswa. Contoh kohesi kolokasi dipaparkan pada paragraf berikut.
51)
52)
(2B) Sore sudah tiba udara sangat sejuk dua anak berlari di pinggir sungai
yang dimanjakan oleh pasir putih yang indah. (2C) Mataharipun sudah
terbenam hanya suara kodok dan jangkrik yang bisa terdengar bagaikan
simponi tanda bahwa hari sudah gelap (K8).
(1B) Di pesisir danau dihiasi oleh pohon-pohon sagu. (1C) Danaunya yang
berlumpur dan di dalamnya terdapat rumput-rumput, airnya yang tawar di
dalamnya terdapat berbagai jenis ikan yang hidup, seperti ikan gabus,
lohan, dan lain sebagainya (K16).
Dari hasil analisis pada data nomor (51) ditemukan kata sore yang mempunyai
relasi makna dengan kata mataharipun sudah terbenam hanya suara kodok dan
jangkrik yang bisa terdengar. Kata sore mempunyai relasi makna dengan
mataharipun sudah terbenam hanya suara kodok dan jangkrik yang bisa terdengar.
Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (52) ditemukan kata pohon-pohon yang
mempunyai relasi makna dengan kata rumput-rumput. Kata pohon-pohon
mempunyai relasi makna dengan rumput-rumput. Hal tersebut bertujuan untuk
menunjang kejelasan dalam kalimat.
D. Sinonim
Peneliti menemukan jenis kohesi sinonim dalam paragraf karangan deskripsi
siswa. Contoh kohesi sinonim dipaparkan pada paragraf berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
53)
54)
(3C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang tumbuh di
pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah. (3D) Disekitar puncak
gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh dengan lebat sehingga
dibilang daerah sekitar puncak gunung Wa sangat lebat walaupun tidak
terlalu luas (K1).
(1A) Danau Sentani begitu indahdan elok dipandang. (1B) Di pesisir danau
dihiasi oleh pohon-pohon sagu (K7).
Dari hasil analisis pada data nomor (53) ditemukan kata tumbuhan yang
mempunyai persamaan dengan kata tumbuh. Kohesi tersebut mempunyai makna
yang sama. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (54) ditemukan kata indah yang mempunyai
persamaan dengan kataelok. Kohesi tersebut mempunyai makna yang sama. Hal
tersebut bertujuan untuk menunjag kejelasan dalam kalimat.
E. Antonim
Peneliti menemukan jenis kohesi antonimi dalam paragraf karangan deskripsi
siswa. Contoh antonimi dipaparkan pada paragraf berikut.
55)
56)
57)
(2A) Di daerah kaki Gunung Waditumbuhi pepohonan yang bentuknya
besar dan tinggi. (2B)Sebaliknya dipuncak Gunung initumbuh-tumbuhan
yang tumbuh berupa pepohonan dengan berukuran pendek dan kecilkecil....(K1).
(1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman
ke distrik Okbibab. (1B) Kami berangkat dari Oksibil naiktaksi dan turun
di kampung Bulangkop sekitar jam lima sore (K5).
(2A)Di dinding dalam rumah lurusan dengan pintu masuk ada tulisan
“selamat datang kau adalah milikku”.(2B) Disebelah kiri ada patung yang
berdiri tegak menghadap ke pintu masuk dan di hiasi juga oleh tanah
merahdantanah putih(K14).
Dari hasil analisis pada data nomor (55) ditemukan kata di daerah kaki yang
mempunyai perlawanan dengan kata di puncak. Kohesi tersebut mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
makna yang perlawanan. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam
kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (56) ditemukan kata naik yang mempunyai
perlawanan dengan kata turun. Kohesi tersebut mempunyai makna yang
perlawanan. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (57) ditemukan kata merah yang mempunyai
perlawanan dengan kata putih. Kohesi tersebut mempunyai makna yang
perlawanan. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat.
F. Ekuivalensi
Peneliti menemukan jenis kohesi ekuivalensi dalam paragraf karangan
deskripsi siswa. Contoh ekuivalensi dipaparkan pada paragraf berikut.
58)
59)
(1A) Gunung Bonai terletak di Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan
Bintang (Oksibil). (1B) Pegunungan ini memiliki keindahan alam yang
sangat beragam (K13).
(3B) Di puncak gunung Waditumbuhi pepohonan dengan ukuran yang
paling besar dan terdapat lumut, diatas lumut ditumbuhi bermacam-macam
tumbuhan. (3C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang
tumbuh di pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah (K1).
Dari hasil analisis pada data nomor (58) ditemukan kata gunung dan pegunungan.
Kohesi tersebut mempunyai makna yang berhubungan karena berasal dari kata
dasar yang sama. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam
kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (59) ditemukan kata tumbuh-tumbuhan dan
tumbuhan . Kohesi tersebut mempunyai makna yang berhubungan karena berasal
dari kata dasar yang sama. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan
dalam kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
4.2.2 Ketepatan Pemakaian Penanda Kohesi dalam Karangan Deskripsi
Siswa Kelas X Semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang Tahun Ajaran 2015/2016
Ketepatan pemakaian penanda kohesi dalam paragraf berkenaan dengan
kecermatan penulis dalam menyusun karangannya. Pada bagian ini peneliti
menganalisis ketepatan pemakaian penanda kohesi yang meliputi kohesi
gramatikal dan kohesi leksikal dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semeter
I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran
2015/2016.
4.2.3.1 Kohesi Gramatikal
Peneliti menemukan tiga jenis kohesi gramatikal, yaitu (a) referensi
(penunujukan), (b) substitusi (penggantian), (c) konjungsi (kata hubung). Berikut
ini dipaparkan ketiga jenis kohesi gramatikal tersebut.
A. Referensi (Penunujukan)
Berdasarkan arah penunujukannya referensi dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu (a) referensi anaforis dan (b) referensi kataforis. Kedua penunjukan tersebut
dapat dicermati pada paragraf sebagai berikut.
(a) Referensi Anaforis
Peneliti menemukan pemakaian kohesi referensi anaforis dalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian kohesi
referensi anaforis dipaparkan pada paragraf berikut.
60)
(1A) Gunung Bonai terletak di Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan
Bintang (Oksibil). Gunung ini memiliki keindahan alam yang sangat
beragam. Gunung tersebut masyarakat diyakini bahwa di balik gunung
bonai tersebut mengisi pusat ekonomi dunia. Tetapi sampai saat ini belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
61)
menemukan keyakinan masyarakat itu. Pegunungan bonai menjadi misteri
bagi masyarakat Pegunungan Bintang sampai saat ini (K13).
(2A) Di perbatasan wilayah RI-PNG tepatnya di distrik Tarup, terdapat
sebuah gunung yang bernama Tarup daerah yang berbukit-bukit,
gunungnya yang terlalu tinggi. (2B) Di sana juga tanahnya cocok untuk
menanam tanaman, seperti padi ladang dan ubi jalar (K6).
Dari hasil analisis pada data nomor (86) ditemukan kata tersebut. Penunjukan
tersebut tepat karena kata tersebut mengacu pada konstituen sebelum kata yang
ditunjuk. Hal tersebut sesuai dengan teori Baryadi (2002:18) bahwa referensi
anaforis ditandai oleh adanya konstituen yang menunjuk konstituen disebelah kiri.
Kata tersebut pada paragraf di atas menunjuk pada Gunung Bonai pada kalimat
pertama dan kedua.
Dari hasil analisis pada data nomor (87) ditemukan kata di sana. Penunjukan di
tersebut tepat karena kata tersebut mengacu pada konstituen sebelum kata yang
ditunjuk. Hal tersebut sesuai dengan teori Baryadi (2002:18) bahwa referensi
anaforis ditandai oleh adanya konstituen yang menunjuk konstituen disebelah kiri.
Kata di sana pada paragraf di atas menunjuk pada di perbatasan wilayah RI-PNG
tepatnya di distrik Tarup, terdapat sebuah gunung yang bernama Tarup daerah
yang berbukit-bukit, gunungnya yang terlalu tinggi pada kalimat pertama.
(b) Referensi kataforis
Peneliti menemukan pemakaian kohesi referensi kataforis dalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian penanda
kohesi referensi kataforis dipaparkan pada paragraf berikut.
62)
(3A) Gunung Cycloop memiliki alam yang sangat indah akan keadaan alam
yang sangat mempesona. (3B) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi
kabut di bagian puncaknya, dan terbentang antara kotaJayapura hingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
63)
64)
kabupaten Jayapura merupakan bentang alam yang sudah pasti memiliki
kawasan hutan yakni, hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan
sekunder dan padang rumput (K2).
(1A) Alam sangat bermanfaat dan merupakan kebutuhan yang paling utama
bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. (1B) Alam adalah
tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan
oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan (K6).
(1A) Danau Sentani begitu indah dan elok dipandang. (1B) Di pesisir danau
dihiasi oleh pohon-pohon sagu. (1B) Danau sentani terdapat berbagai
macam hewan dan tumbuh-tumbuhan.(1B) Didalamnya terdapat rumputrumput laut dan berbagai jenis ikan, seperti gabus, lohan, dan lainnya (K7).
Dari hasil analisis pada data nomor (88) ditemukan kata yakni. Penunjukan
tersebut tepat karena kata yakni mengacu pada konstituen sesudah kata yang
ditunjuk. Hal tersebut sesuai dengan teori Baryadi (2002:19) bahwa referensi
kataforis ditandai oleh adanya konstituen yang menunjuk konstituen disebelah
kanan. Kata yakni pada paragraf di atas menunjuk pada hutan dataran rendah,
hutan pegunungan, hutan sekunder dan padang rumput.
Dari hasil analisis pada data nomor (89) ditemukan kata adalah. Penunjukan
tersebut tepat karena kata adalah mengacu pada konstituen sesudah kata yang
ditunjuk. Hal tersebut sesuai dengan teori Baryadi (2002:19) bahwa referensi
kataforis ditandai oleh adanya konstituen yang menunjuk konstituen disebelah
kanan. Kata adalah pada paragraf di atas menunjuk pada tempat di mana sang
pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan
tumbuhan.
Dari hasil analisis pada data nomor (90) ditemukan kata seperti. Penunjukan
tersebut tepat karena kata seperti mengacu pada konstituen sesudah kata yang
ditunjuk. Hal tersebut sesuai dengan teori Baryadi (2002:19) bahwa referensi
kataforis ditandai oleh adanya konstituen yang menunjuk konstituen disebelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kanan. Kata seperti pada paragraf di atas menunjuk padagabus, lohan, dan
lainnya.
B. Substitusi
Peneliti menemukan pemakaian kohesi substitusi dalam paragaf karangan
deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian kohesi susbtitusi
dipaparkan pada paragraf berikut.
65)
66)
(1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman
ke distrik Okbibab.(1B) Kami berangkat dari Oksibil naik taksi dan turun di
kampung Bulangkop sekitar jam lima sore. (K5)
(1A) Pada waktu liburan kemarin saya dan sahabatku ke distrik
Kiwirok.(1B) Sesampaidisana saya dan sahabatku bertemu dengan bapak,
mama, dan keluarganya sahabatku. (1C) Empat hari kemudian sahabatku
mengajak temannya kita bertiga jalan-jalan melihat pemandangan gunung
Anem. (1D). Gunung Anem, adalah gunung yang paling tertinggi di
kampung Kubipkop (K12).
Dari hasil analisis pada data nomor (91) ditemukan penggantian berupa kami.
Penggantian tersebut tepat,
karena terdapat penggantian unsur bahasa. Hal
tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Harimurti Kridalaksana
(1978: 36-45) bahwa substitusi adalah kohesi gramatikal yang berupa penggantian
konstituen tertentu dengan konstituen yang lain. Penggantian pada paragraf di atas
yaitu penggantian terhadap unsur pronomina persona jamak. Kata ganti kami pada
paragraf di atas menggantikan kata saya dan teman-teman. Penggantian tersebut
bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda atau menjelaskan struktur tertentu.
Dari hasil analisis pada data nomor (92) ditemukan penggantian berupa sahabatku
dan kita. Penggantian tersebut tidak tepat. Harimurti Kridalaksana (1978: 36-45)
menjelaskan bahwa substitusi adalah kohesi gramatikal yang berupa penggantian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
konstituen tertentu dengan konstituen yang lain untuk memperoleh unsur
pembeda. Namun, penggantian pada paragraf di atas tidak konsisten. Penulis
menggunakan tokoh saya sebagai tokoh utama dalam karangan tetapi unsur
pengganti yang digunakan berupa –ku dan kita. Pembenaran untuk paragraf di
atas dapat dicermati dalam paragraf di bawah ini.
(92a) (1A) Pada waktu liburan kemarin saya dan sahabat saya berlibur ke distrik
Kiwirok. (1B) Sesampaidisana saya dan sahabat saya bertemu dengan
bapak, mama, dan keluarganya. (1C) Empat hari kemudian sahabat saya
mengajak temannya kami bertiga jalan-jalan melihat pemandangan gunung
Anem. (1D). Gunung Anem, adalah gunung yang paling tertinggi di
kampung Kubipkop (K12).
C. Konjungsi
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi dalam paragraf karangan
deskripsi siswakelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Konjungsi yang ditemukan yaitu (a) konjungsi
koordinatif, (b) konjungsi subordinatif, dan (c) konjungsi antarkalimat.Peneliti
tidak menemukan konjungsi korelatif. Berikut ini contoh paragraf yang
mengandung ketiga konjungsi tersebut.
(a) Konjungsi Koordinatif
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi koordinatif dalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016. Konjungsi yang
ditemukan, yaitu (1) konjungsi koordinatif penambahan dan (2) konjungsi
koordinattif kontras atau pertentangan. Peneliti tidak menemukan kohesi
koordinatif penanda hubungan pendampingan dan konjungsi koordinatif penanda
hubungan pemilihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(1) Konjungsi koodinatif penambahan
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi koordinatif penambahan dalam
paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil
Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016.Contoh jenis kohesi
konjungsi koordinatifpenambahan dipaparkan pada paragraf berikut.
67)
(2A) Di puncak gunung Wa tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berupa
pepohonan dengan berukuran pendek dan kecil-kecil. (2B) Tumbuhan lain
berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan bermacam-macam bunga
tumbuh dengan bersemarak di mana-mana (K1).
Dari hasil analisis pada data nomor (93) ditemukan koherensi aditif berupa dan.
Koherensi tersebut tepat, karena mengandung makna penambahan antara kalimat
yang satu dengan kalimat yang lain. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh F. D‟ Angelo, (1980:349) bahwa penambahan atau adisi ialah
sarana untuk menghubungkan ide pada kalimat sebelumnya dengan kalimat
berikutnya menggunakan penanda-penanda penambahan. Makna yang dihasilkan
oleh adapun yaitu berbagai macam tumbuhan yang ditumbuh di puncak gunung
Wa.
(2) Kohesi konjungsi kontras atau pertentangan
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi koordinatif pertentangan dalam
paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil
Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis
kohesi konjungsi koordinatif pertentangan dipaparkan pada paragraf berikut.
68)
(1A) Mambramo adalah sungai terpanjang dan yang terkenal oleh seluruh
dunia.(1B) Sungai Mambramo mengalir dari alam pegunungan menuju ke
pesisir pantai.(1C) Dalam mengalir sungai Mambramo tidak lurus tetapi
berbelok-belok di sepanjang hutan (K8).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Dari hasil analisis pada data nomor (94) ditemukan konjungsi kontras atau
pertentangan berupa tetapi. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna
pertentangan atau kontras. Makna yang dihasilkan yaitu sungai mambramo
mengalir dengan berbelok-belok.
(b) Konjungsi Subordinator
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif dalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Konjungsi yang ditemukan yaitu
(1) konjungsi subordinatif waktu, (2) konjungsi subordinatif syarat, (3) konjungsi
subordinatif konsesif, (4) konjungsi subordinatif pembandingan, (5) konjungsi
subordinatif sebab, (6) konjungsi subordinatif hasil, (7) konjungsi subordinatif
atribut. Peneliti tidak menemukan konjungsi subordinatif (a) konjungsi
subordinatif pengandaian, (b) konjungsi subordinatif tujuan, (c) konjungsi
subordinatif alat, (d) konjungsi subordinatif cara, (e) konjungsi subordinatif
perbandingan. Berikut
ini dipaparkan keenam kohesi konjungsi subordinatif
tersebut.
(1) Konjungsi subordinatif waktu
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif waktu dalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi
subordinatif waktu dipaparkan pada paragraf berikut.
69)
(1A) Dari situ kami mulai jalan kaki sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik
berbunyi disitu, kami lanjut sampai ditengah jalan hujan deras turun dan
kitapun berteduh di bawah pohon besar. (1B) Setelah hujan reda, kami
mulai berjalan lagi sampai tiba di Okbibab pada jam dua malam (K5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
70)
(1B) Pegunungan Cycloop yang terletak didaerah Kemiri, Sentani hanya
membutuhkan waktu 15 menit dari bandar udara Sentani untuk bisa
sampaidi gunung ini. (1C) Gunungini bisa ditempuh dengan motor dan
mobil dan berjarak 45 kilometer jika kita berada di pusat kota Jayapura
(K2).
Dari hasil analisis pada data nomor (95) ditemukan konjungsi subordinatif waktu
berupa setelah. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna waktu yang sedang
berlangsung. Makna yang dihasilkan yaitu melanjutkan perjalanan ke salah satu
kecamatan yaitu distrik Okbibab.
Dari hasil analisis pada data nomor (96) ditemukan konjungsi subordinatif
waktu berupa sampai. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna waktu yang
sedang berlangsung. Makna yang dihasilkan yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai di wisata gunung cycloop.
(2) Konjungsi subordinatif syarat
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif syarat dalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi
subordinatif syarat dipaparkan pada paragraf berikut.
71)
(1A) Pegunungan Cycloop merupakan kawasan cagar alam. (1B)
Pegunungan Cycloop yang terletak didaerah Kemiri, Sentani hanya
membutuhkan waktu 15 menit dari bandar udara Sentani untuk bisa sampai
di gunung ini. (1C) Ke gunung ini bisa ditempuh dengan motor dan mobil
dan berjarak 45 kilometer jika kita berada di pusat kota Jayapura. (1D)
Pegunungan Cycloop disebut dengan gunung Dafonsoro oleh masyarakat
Sentani dan sekitarnya (K2).
Dari hasil analisis pada data nomor (97) ditemukan konjungsi subordinatif syarat
berupa jika. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna syarat. Makna yang
dihasilkan yaitu ingin berwisata ke gunung cycloop biasanya ditempuh melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
motor dan mobil. Peneliti menemukan satu jenis kohesi konjungsi syarat dan
semuanya sudah dipaparkan pada paragraf di atas.
(3) Konjungsi subordinatif konsesif
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif konsesif dalam
paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil
Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi
konjungsi subordinatif konsesif dipaparkan pada paragraf berikut.
72)
(2A) Bebatuan yang terdapat digunung wa berupa batu krikil dengan
ukuran kecil-kecil berwarna putih dan tajam-tajam. (2B) Di puncak gunung
Wa ditumbuhi pepohonan dengan ukuran yang paling besar dan terdapat
lumut, diatas lumut ditumbuhi bermacam-macam tumbuhan paku dengan
ukuran yang besar dan kecil. (2C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa
berupa anggrek yang tumbuh di pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di
tanah. (2D) Disekitar puncak gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh
dengan lebat sehingga dibilang daerah sekitar puncak gunung Wa sangat
lebat walaupuntidak terlalu luas (K1).
Dari hasil analisis pada data nomor (98) ditemukan konjungsi subordinatif
konsesif berupa walaupun. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna
konsesif. Makna yang dihasilkan yaitu keadaan disekitar di puncak Wa. Peneliti
menemukan satu jenis kohesi konjungsi syarat dan semuanya sudah dipaparkan
pada paragraf di atas.
(4) Konjungsi subordinatif pembandingan
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif pembandingan dalam
paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil
Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi
konjungsi subordinatif pembandingan dipaparkan pada paragraf berikut.
73)
(1A) Gunung Apom terletak di Pegunungan Bintang. (1B) Pemandangannya
sangat indah. (1C) Di tepi gunung terdapat tebing yang sangat tinggi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
sebelah kanan terdapat batu karang besar yang seolah-olahmenjaga bapa
mama yang tinggal di belantara gunung Apom itu. (1D) Gunung Apom
sedikit orang yang berburu kuskus pohon. (1E) Biasanya waktu berburu
adalah waktu musim kemarau. (1F) Dipagi dan sore hari merasakan
hembusan angin segar dari gunung Apom (K3).
Dari hasil analisis pada data nomor (99) ditemukan konjungsi subordinatif
pembandingan berupa seolah-olah. Konjungsi tersebut menunjukan adanya
makna pembandingan. Makna yang dihasilkan yaitu keadaan disekitar di puncak
Wa. Peneliti menemukan satu jenis kohesi konjungsi subordinatif pembandingan
dan semuanya sudah dipaparkan pada paragraf di atas.
(5) Konjungsi subordinatif sebab
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif sebab dalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi
subordinatif sebab dipaparkan pada paragraf berikut.
74)
75)
(3A) Iklim di daerah ini sering mengalami kepanasan setiap tahun, maka
orang yang disekitar danau ini kebanyakan orang nelayan dan kebanyakan
orang yang menetap danau sentani tidak terlalu mengalami kepanasan di
malam hari karena angin dari danau ini juga membantu menyegarkan
badan mereka pada saat mereka bersantai atau beristrahat. (3B) Oleh
karena itu mari menjaga dan melestarikan alam disekitar kita karena itu
memang bermanfaat bagi kehidupan segala makhluk (K21).
(1A) Gunung Aplim Apom atau disebut juga gunung Mandala. (1B) Gunung
mandala biasa disebut juga gunung Sombong, karena pada saat cuaca
cerah dilihat dari Oksibil dan sekitarnya melihat keatas gunung Mandala
kelihatannya indah (K19).
Dari hasil analisis pada data nomor (100) ditemukan konjungsi subordinatif sebab
berupa Oleh karena. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna sebab. Makna
yang dihasilkan yaitu pentingnya menjaga dan melestarikan alam sekitar kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Dari hasil analisis pada data nomor (101) ditemukan konjungsi subordinatif sebab
berupa karena. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna sebab. Makna yang
dihasilkan yaitu cuaca baik disekitar ibu kota kabupaten pegunungan bintang
terlihat indah.
(6) Konjungsi subordinatif hasil
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif hasil dalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi
subordinatif hasil dipaparkan pada paragraf berikut.
76)
(3A) Tepat pada puncak gunung Wa terdapat sebuah telaga kecil dengan
warna air tujuh macam warna air. (3B) Di puncak gunung Wa ditumbuhi
pepohonan dengan ukuran yang paling besar dan terdapat lumut, diatas
lumut ditumbuhi bermacam-macam tumbuhan paku dengan ukuran yang
besar dan kecil. (3C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek
yang tumbuh di pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah. (3B)
Disekitar puncak gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh dengan
lebat sehingga dibilang daerah sekitar puncak gunung Wa sangat lebat
walaupun tidak terlalu luas (K1).
Dari hasil analisis pada data nomor (102) ditemukan konjungsi subordinatif hasil
berupa sehingga. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna hasil. Makna
yang dihasilkan yaitu keadaan disekitar puncak gunung Wa.
(7) Konjungsi subordinatif atribut
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif atribut dalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi konjungsi
subordinatif atribut dipaparkan pada paragraf berikut.
77)
(2A) Pegunungan Cycloop disebut dengan gunung Dafonsoro oleh
masyarakat Sentani dan sekitarnya. (2B) Gunung Cycloop memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
panorama alam yang sangat luar biasa indahnya. (2C) Nama cycloop
julukan yang diberikan oleh orang-orang portugis ketika datang ke
kampung Ormo yang berada di sebelah utara gunung Cycloop (K2).
Dari hasil analisis pada data nomor (103) ditemukan konjungsi subordinatif
atribut berupa yang. Konjungsi tersebut menunjukan adanya makna atribut.
Makna yang dihasilkan yaitu keindahan gunung cycloop yang indah.
(c) Konjungsi antarkalimat
Peneliti menemukan jenis kohesi konjungsi subordinatif antarkalimat dalam
paragaf karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil
Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh jenis kohesi
konjungsi antarkalimat dipaparkan pada paragraf berikut.
78)
79)
(3A) Iklim di daerah ini sering mengalami kepanasan setiap tahun, maka
orang yang disekitar danau ini kebanyakan orang nelayan dan kebanyakan
orang yang menetap danau sentani tidak terlalu mengalami kepanasan di
malam hari karena angin dari danau ini juga membantu menyegarkan
badan mereka pada saat mereka bersantai atau beristrahat. (3B) Oleh
karena itumari menjaga dan melestarikan alam disekitar kita karena itu
memang bermanfaat bagi kehidupan segala makhluk (K21).
(1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman
ke distrik Okbibab. (1B) Kami berangkat dari Oksibil naik taksi dan turun
di kampung Bulangkop sekitar jam lima sore. (1C) Dari situ kami mulai
jalan kaki sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik berbunyi disitu, kami
lanjut sampai ditengah jalan hujan deras turun dan kitapun berteduh di
bawah pohon besar, setelah itu kami mulai berjalan lagi sampai tiba di
Okbibab jam dua malam. (1D) Pagi kami melanjutkan perjalanan ke
kampung Borme dan sampai di kampung Borme bertemu dengan orang tua
dan sanak saudara.
Dari hasil analisis pada data nomor (104, dan 105) ditemukan konjungsi
subordinatif hasil berupa oleh karena itu, setelah itu, dan oleh sebab itu. Ketiga
konjungsi tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan hubungan antara
kalimat yang satu dengan yang lain. Makna yang dihasilkan yaitu menjaga dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
melestarikan lingkungan disekitar kita, melanjutkan perjalanan ke Dsitrik
Okbibab.
4.2.3.2 Kohesi Leksikal
Peneliti menemukan lima jenis pemakaian penanda kohesi leksikal yaitu (a)
repetisi (pengulangan), (b) hiponimi (hubungan bagian atau isi), (c) sinonimi
(persamaan), (d) antonimi (perbedaan), dan (e) ekuivalensi. Berikut ini dipaparkan
kelima jenis pemakaian penanda kohesi leksikal tersebut.
A. Repetisi
Peneliti menemukan pemakaian kohesi repetisi dalam paragaf karangan
deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian kohesi repetisi dipaparkan
pada paragraf berikut.
80)
81)
82)
(1E)GunungCycloopmemiliki panorama alam yang sangat luar biasa
indahnya. (1F) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang
portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara
gunung Cycloop (K2).
(1B) Kami berangkat dari Oksibil naik taksi dan turun di kampung
Bulangkop sekitar jam lima sore. (1C) Dari situ kami mulai jalan kaki
sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik berbunyi disitu, kami lanjut sampai
ditengah jalan hujan deras turun dan kitapun berteduh di bawah pohon
besar(K5).
(1A) Alam sangat bermanfaat dan merupakan kebutuhan yang paling utama
bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. (1B) Alam adalah
tempat di mana Sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan
oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan(K6).
Dari hasil analisis parapada data nomor (106) ditemukan kata gunung cycloop
yang diulang sebanyak satu kali. Pengulangan tersebut tepat karena penulis
bermaksud memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci.
Selain itu pengulangan juga bermaksud untuk menekankan pentingnya kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
tersebut sehingga pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui
pengulangan kata tersebut.
Dari hasil analisis pada data nomor (107) ditemukan kata kami yang diulang
sebanyak tiga kali. Pengulangan tersebut tidak tepat karena menimbulkan
pemborosan kata dan menyebabkan kalimat tidak efektif. Kohesi repetisi menurut
Baryadi (2002:25) yaitu kohesi leksikal yang berupa pengulangan konstituen yang
telah disebut. Para siswa menggunakan repetisi karena bermaksud memelihara
kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Namun pengulangan
dilakukan terlalu berlebihan sehingga membuat kalimat tidak menjadi efektif.
Penulis seharusnya menggunakan elipsis supaya dapat memperoleh unsur
pembeda sehingga tidak terkesan terjadi pemborosan kata. Pembenaran paragraf
yaitu.
(107a) (1B) saya dan teman-temanberangkat dari Oksibil naik taksi dan turun di
kampung Bulangkop sekitar jam lima sore. (1C) Dari situ kami mulai jalan
kaki sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik berbunyi di situ, lanjut sampai
ditengah jalan hujan deras turun dan kitapun berteduh di bawah pohon
besar(K5).
Dari hasil analisis pada data nomor (108) ditemukan kata alam yang diulang
sebanyak satu kali. Pengulangan tersebut tepat karena penulis bermaksud
memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Selain itu
pengulangan juga bermaksud untuk menekankan pentingnya kata tersebut
sehingga pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui pengulangan kata
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
B. Hiponimi
Peneliti menemukan pemakaian kohesi hiponimi dalam paragaf karangan
deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian kohesi hiponimi dipaparkan
pada paragraf berikut.
83)
84)
(2A) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi kabut di bagian puncaknya,
dan kawasan hutanterbentang darikota Jayapura hingga kabupaten
Jayapura. (2B) Bentengan alam tersebut memiliki kawasan hutan, yakni
hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan, sekunder dan padang
rumput (K2).
(1A) Danau sentani terdapat berbagai macam hewan dan tumbuhtumbuhan. (1B) Didalamnya terdapat rumput laut dan berbagai jenis ikan,
seperti gabus, lohan, dan lainnya (K7).
Dari hasil analisis pada data nomor (109) ditemukan katakawasan hutan yang
mempunyai relasi makna dengan hutan dataran rendah, hutan pegunungan,
hutan, sekunder dan padang rumput. Kohesi hiponimi tersebut tepat karena,
mempunyai relasi makna antara kawasan hutan yang merupakan makna generik
dan
hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan, sekunder dan padang
rumputyang merupakan makna spesifik. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Sumadi, (1998:54) bahwa hiponimi merupakan hubungan
antara unsur bahasa yang bermakna generik dan unsur bahasa yang bermakna
spesifik. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (110) ditemukan kata hewan dan tumbuhtumbuhan yang mempunyai relasi makna dengan ikan, seperti gabus, lohan, dan
lainnya. Kohesi hiponimi tersebut tepat karena, mempunyai relasi makna antara
hewan dan tumbuh-tumbuhan yang merupakan makna generik dan rumput laut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
dan berbagai jenis ikan, seperti gabus, lohan, dan lainnya yang merupakan
makna spesifik. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sumadi,
(1998:54) bahwa hiponimi merupakan hubungan antara unsur bahasa yang
bermakna generik dan unsur bahasa yang bermakna spesifik. Hal tersebut
bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat.
C. Sinonimi
Peneliti menemukan pemakaian kohesi sinonimi dalam paragaf karangan
deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian kohesi sinonimi dipaparkan
pada paragraf berikut.
85)
86)
(1A) Sungai Mambramo mengalir dari alam pegunungan menuju ke pesisir
pantai.(1B) Dalam mengalir sungai Mambramo tidak lurus tetapi berbelokbelok di sepanjang hutan (K8).
(1C) Jika anda berkunjung ke danau Sentani bisa menunggangi minibus.
(1D) Ketika kita dari arahkota Sentani, menempuh 20-30 menit dengan
menggunakan sepeda motor atau mobil. (1E) Itulah sedikit tips yang saya
berikan tetapi saran saya lebih baik anda berkunjung ke Papua jangan
hanya berkunjung ke satu lokasi saja tetapi banyak tempat yang indah
(K10).
Dari hasil analisis pada data nomor (111) ditemukan kata tidak lurus yang
mempunyai persamaan makna dengan berbelok-belok. Kohesi sinonimi tersebut
tepat karena, kedua kata tersebut mempunyai persamaan makna yang sama. Hal
tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Baryadi, (2002: 27) bahwa
sinonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang mirip
antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan
untuk menunjang kejelasan dalam kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Dari hasil analisis pada data nomor (112) ditemukan kata tips yang mempunyai
persamaan makna dengan saran. Kohesi sinonimi tersebut tepat karena, kedua
kata tersebut mempunyai persamaan makna yang sama. Hal tersebut sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Baryadi, (2002:27) bahwa sinonimi adalah
kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang mirip antara konstituen
yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang
kejelasan dalam kalimat. Peneliti hanya menemukan 2 data pemakaian kohesi
sinonimi, semua data sudah dipaparkan pada paragraf di atas.
D. Antonimi
Peneliti menemukan pemakaian kohesi antonimi dalam paragaf karangan
deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian kohesi antonimi dipaparkan
pada paragraf berikut.
87)
88)
89)
(1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman
ke distrik Okbibab.(1B) Kami berangkat dari Oksibil naiktaksi dan turun di
kampung Bulangkop sekitar jam lima sore (K5).
(2A)Di dinding dalam rumah lurusan dengan pintu masuk ada tulisan
“selamat datang kau adalah milikku”.(2B) Disebelah kiri ada patung yang
berdiri tegak menghadap ke pintu masuk dan di hiasi juga oleh tanah
merahdantanah putih(K14).
(2A) Ketika melihatnya gunung bagus awan biru naik dan matahari
terang.(2B) Pada saat cuaca buruk kelihatan gunung Mandala akangelap
dan pada waktu juga mulai Guntur, kilat dan awan mulai menutup dan
hujan turun (K19).
Dari hasil analisis pada data nomor (113) ditemukan kata naik yang mempunyai
perlawanan makna dengan turun. Kohesi sinonimi tersebut tepat karena, kedua
kata tersebut mempunyai perlawanan makna yang berbeda. Hal tersebut sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Abdul Chaer, (2009:228) bahwa antonimi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
adalah kohesi leksikal yang bermakna berlawanan antara konstituen yang satu
dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan
dalam kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (114) ditemukan katamerahyang mempunyai
perlawanan makna dengan putih. Kohesi sinonimi tersebut tepat karena, kedua
kata tersebut mempunyai perlawanan makna yang berbeda. Hal tersebut sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Abdul Chaer, (2009:228) bahwa antonimi
adalah kohesi leksikal yang bermakna berlawanan antara konstituen yang satu
dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan
dalam kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (115) ditemukan kata terang yang mempunyai
perlawanan makna dengan gelap. Kohesi sinonimi tersebut tepat karena, kedua
kata tersebut mempunyai perlawanan makna yang berbeda. Hal tersebut sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Abdul Chaer, (2009:228) bahwa antonimi
adalah kohesi leksikal yang bermakna berlawanan antara konstituen yang satu
dengan konstituen yang lain. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan
dalam kalimat.
E. Ekuivalensi
Peneliti menemukan pemakaian kohesi ekuivalensi dalam paragaf karangan
deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian kohesi ekuivalensi
dipaparkan pada paragraf berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
90)
91)
92)
Gunung Bonai terletak di Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan
Bintang (Oksibil). (1B) Pegunungan ini memiliki keindahan alam yang
sangat beragam (K13).
(3B) Di puncak gunung Wa ditumbuhi pepohonan dengan ukuran yang
paling besar dan terdapat lumut, diatas lumut ditumbuhi bermacam-macam
tumbuhan. (3C) Tumbuhanlain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang
tumbuh di pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah (K1).
(1A) Gunung Wanbon adalah gunung tertinggi di bagian selatan
Pegunungan Bintang (K11).
Dari hasil analisis pada data nomor (116) ditemukan kata gunung yang
mempunyai ekuivalensi dengan kata pegunungan. Kohesi ekuivalensi tersebut
tepat karena, kedua kata tersebut bersifat sepadan atau sebanding. Hal tersebut
sesuai dengan teori dalam KBBI, (2008:132) bahwa ekuivalensi merupakan suatu
keadaan sebanding (senilai, seharga, sederajat, sama arti, sama banyak), atau
merupakan suatu keadaan sepadan adalah kohesi leksikal yang bermakna
berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut
bertujuan kalimat tersebut lebih variatif.
Dari hasil analisis pada data nomor (117) ditemukan kata tumbuh yang
mempunyai ekuivalensi dengan kata tumbuhan. Kohesi ekuivalensi tersebut tepat
karena, kedua kata tersebut bersifat sepadan atau sebanding. Hal tersebut sesuai
dengan teori dalam KBBI, (2008:132) bahwa ekuivalensi merupakan suatu
keadaan sebanding (senilai, seharga, sederajat, sama arti, sama banyak), atau
merupakan suatu keadaan sepadan. adalah kohesi leksikal yang bermakna
berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut
bertujuan kalimat tersebut lebih variatif.
Dari hasil analisis pada data nomor (118) ditemukan kata gunung yang
mempunyai ekuivalensi dengan kata pegunungan. Kohesi ekuivalensi tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
tepat karena, kedua kata tersebut bersifat sepadan atau sebanding. Hal tersebut
sesuai dengan teori dalam KBBI, (2008:132) bahwa ekuivalensi merupakan suatu
keadaan sebanding (senilai, seharga, sederajat, sama arti, sama banyak), atau
merupakan suatu keadaan sepadan. adalah kohesi leksikal yang bermakna
berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Hal tersebut
bertujuan kalimat tersebut lebih variatif. Peneliti hanya menemukan 3 data
pemakaian kohesi ekuivalensi, semua data sudah dipaparkan pada paragraf di atas.
4.2.3 Jenis Koherensi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semeter I
SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun Ajaran
2015/2016
Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan paragraf yang mengandung
koherensi. Peneliti menemukan dua belasjenis koherensi dalam karangan deskripsi
siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang
Tahun Ajaran 2015/2016. Kedua belas koherensi yang ditemukan, yaitu (a)
koherensi adisi, (b) koherensi repetisi, (c) koherensi pronomina, (d) koherensi
sinonim, (e) koherensi keseluruhan-bagian, (f) koherensi kelas-anggota, (g)
koherensi hasil, (h) koherensi contoh, (i) koherensi kontras, (j) koherensi
komparasi, (k) koherensi (l) koherensi waktu, dan (m) koherensi tempat. Berikut
ini dipaparkan kelima belas jenis koherensi tersebut.
A. Aditif
Peneliti menemukan jenis koherensi adisi dalam paragraf karangan deskripsi
siswa. Contoh jenis koherensi adisi dipaparkan pada paragraf berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
93)
94)
(1B) Alam adalah tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya
yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan.(1C)Adapun alam
yang indah kaya yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, terdapat
di kabupaten pegunungan bintang (K6).
(2B) Di sebelah gunung Lim terdapat air terjun yang masyarakat setempat
menyakini bahwa air terjun tersebut membawa kesuburan dalam tanaman
dan ternak. (2C) Selain itu terdapat pula pohon pandang yang berbaris
susun rapi (K9).
Dari hasil analisis pada data nomor (60) ditemukan koherensi aditif berupa selain.
Konjungsi tersebut mengandung makna antara kalimat yang satu dengan kalimat
yang lain. Makna yang dihasilkan oleh konjungsi adapun yaitu alam yang indah
kaya yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, terdapat di kabupaten
pegunungan bintang.
Dari hasil analisis pada data nomor (61) ditemukan koherensi aditif berupa
adapaun. Konjungsi tersebut mengandung makna antarakalimat yang satu dengan
kalimat yang lain. Makna yang dihasilkan oleh konjungsi selain yaitu terdapat
pula pohon pandang yang berbaris susun rapi.
B. Repetisi
Peneliti menemukan jenis koherensi repetisi dalam paragraf karangan
deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi repetisi dipaparkan pada paragraf berikut.
95)
96)
(1B) Gunung Apom terletak di Pegunungan Bintang. Pemandangannya
sangat indah. (1C) Tepi gunungini terdapat tebing yang sangat tinggi dan
sebelah kanan terdapat batu karang besar yang seolah-olah menjaga bapa
mama yang tinggal di belantara gunung Apom itu (K3).
(1A) Alam sangat bermanfaat dan merupakan kebutuhan yang paling utama
bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. (1B) Alam adalah
tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan
oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan (K6).
Dari hasil analisis pada data nomor (62) ditemukan kohesi repetisi berupa gunung
apom yang diulang sebanyak dua kali. Pengulangan tersebut bertujuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Selain itu
pengulangan juga bertujuan untuk menekankan pentingnya kata tersebut, sehingga
pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui pengulangan tersebut.
Dari hasil analisis pada data nomor (63) ditemukan kohesi repetisi berupa alam
yang diulang sebanyak dua kali. Pengulangan tersebut bertujuan untuk
memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Selain itu
pengulangan juga bertujuan untuk menekankan pentingnya kata tersebut, sehingga
pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui pengulangan tersebut.
C. Pronomina
Peneliti menemukan jenis koherensi pronomina dalam paragraf karangan
deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi pronomina dipaparkan pada paragraf
berikut.
97)
98)
99)
(1A) Gunung Wa merupakan salah satu gunung tertinggi dan terletak di
daerah Pegunungan Bintang, Papua yang tepatnya berada di Distrik
Okaom. (1B) Gunung ini berada di sebelah Sungai Digul, di bawah kaki
gunung ini terdapat dua desa yakni Desa Mangabib dan Desa Atelbon (K1).
(2B) Gunung Cycloop memiliki alam yang sangat indah akan keadaan alam
yang sangat mempesona. (2C) Gunung ini tampak selalu ditutupi kabut di
bagian puncaknya(K2).
(2A) Di sana juga tanahnya cocok untuk menanam tanaman, seperti padi
ladang dan ubi jalar.(2B) Olehkarena itumasyarakat dari berbagai
perkampungan berdatangan ke daerah itu untuk menetap disana.(2C)
Mereka betul-betul melihat dan merasakan manfaat dan kenikmatan yang
begitu memuaskan (K6).
Dari hasil analisis pada data nomor (64) ditemukan koherensi pronomina berupa
ini. Penggantian tersebut bertujuan untuk memelihara kepaduan kalimat. Selain itu
penggantian juga bertujuan untuk adanya variasi dalam tulisan yang tetap
menunjukan keterkaitan antara satu sama yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Dari hasil analisis pada data nomor (65) ditemukan koherensi pronomina berupa nya. Penggantian tersebut bertujuan untuk memelihara kepaduan kalimat. Selain
itu penggantian juga bertujuan untuk adanya variasi dalam tulisan yang tetap
menunjukan keterkaitan antara satu sama yang lain.
Dari hasil analisis pada data nomor (66) ditemukan koherensi pronomina berupa
mereka. Penggantian tersebut bertujuan untuk memelihara kepaduan kalimat.
Selain itu penggantian juga bertujuan untuk adanya variasi dalam tulisan yang
tetap menunjukan keterkaitan antara satu sama yang lain.
D. Sinonim
Peneliti menemukan jenis koherensi sinonim dalam paragraf karangan
deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi sinonim dipaparkan pada paragraf berikut.
100) (3C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang tumbuh di
pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah. (3D) Disekitar puncak
gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh dengan lebat sehingga
dibilang daerah sekitar puncak gunung Wa sangat lebat walaupun tidak
terlalu luas (K1).
101) (1A) Danau sentani adalah contoh suatu ekosistem untuk berbagai habitat
yang hidup dan berkembang biak. (1B) Danau adalah tempat tinggal
terbaik untuk hewan seperti ikan, kodok, dan lain-lain (K21).
Dari hasil analisis papada data nomor (67) ditemukan kata tumbuhan yang
mempunyai persamaan dengan kata pepohonan. Kohesi tersebut mempunyai
makna yang sama. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam
kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (68) ditemukan kata ekosistem yang
mempunyai persamaan dengan katatempat tinggal. Kohesi tersebut mempunyai
makna yang sama. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam
kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
E. Keseluruhan-bagian
Peneliti menemukan jenis koherensi keseluruhan bagian dalam paragraf
karangan deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi keseluruhan bagian dipaparkan
pada paragraf berikut.
102) (2A) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi kabut di bagian puncaknya,
danbentengan alam yangterbentang darikota Jayapura hingga kabupaten
Jayapura. (2B) Bentengan alam tersebut memiliki kawasan hutan, yakni
hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan sekunder dan padang
rumput (K2).
103) (1C) Jika anda ingin berkunjung ke danau Sentani, bisa menggunakan
kendaraan peribadi atau angkutan umum. (1D) Ketika kita dari arahkota
Sentani, menempuh 20-30 menit dengan menggunakan sepeda motor atau
mobil (K10).
Dari hasil analisis pada data nomor (69) ditemukan kata bentengan alam yang
merupakan frasa yang menyatakan hubungan keseluruhan sedangkan frasa hutan
dataran rendah, hutan pegunungan, hutan, sekunder dan padang rumput adalah
bagian kecil dari bentengan alam. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang
kejelasan dalam kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (70) ditemukan kata kendaraan yang
merupakan frasa yang menyatakan hubungan keseluruhan sedangkan frasa motor
atau mobil adalah bagian kecil dari bentengan alam. Hal tersebut bertujuan untuk
menunjang kejelasan dalam kalimat.
F. Komparasi
Peneliti menemukan jenis koherensi komparasi dalam paragraf karangan
deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi komparasi dipaparkan pada paragraf
berikut.
104) (2A) Di daerah kaki gunung Wa ditumbuhi pepohonan yang bentuknya
besar dan tinggi, sebaliknya di puncak gunung Wa tumbuh-tumbuhan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
tumbuh berupa pepohonan dengan berukuran pendek dan kecil-kecil. (2B)
Sedangkan tumbuhan lain berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan
bermacam-macam bunga tumbuh dengan bersemarak di mana-mana (K1).
Dari hasil analisis pada data nomor (71) ditemukan koherensi komparasi berupa
sedangkan. Koherensi tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan
hubungan perbandingan secara eksplisit. Makna yang dihasilkan yaitu tumbuhan
lain berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan bermacam-macam bunga tumbuh
dengan bersemarak di mana-mana.
G. Kontras
Peneliti menemukan jenis koherensi kontras dalam paragraf karangan
deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi kontras dipaparkan pada paragraf berikut.
105) (2A) Di daerah kaki gunung Wa ditumbuhi pepohonan yang bentuknya
besar dan tinggi. (2B) Sebaliknya di puncak gunung Wa tumbuh-tumbuhan
yang tumbuh berupa pepohonan dengan berukuran pendek dan kecil-kecil
sedangkan tumbuhan lain berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan
bermacam-macam bunga tumbuh dengan bersemarak di mana-mana (K1).
106) (1D) Orang-orang besar dinamakan pulau Papua atau bumi Cendrawasih
karena keindahan alam dan kekayaan alam sangat banyak. (1E) Tidak
hanya keindahan alam tetapipulau Papua jugamemiliki kekayaan alam
yang kaya raya seperti emas, perak, timah, buah-buahan, kacang-kacangan
dan lain-lain (K17).
Dari hasil analisis pada data nomor (72) ditemukan koherensi komparasi berupa
tetapi. Koherensi tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan hubungan
perbandingan secara signifikan. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan
dalam kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (73) ditemukan koherensi komparasi berupa
tetapi. Koherensi tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan hubungan
perbandingan secara eksplisit. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan
dalam kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
H. Hasil
Peneliti menemukan jenis koherensi hasil dalam paragraf karangan deskripsi
siswa. Contoh jenis koherensi hasil dipaparkan pada paragraf berikut.
107) (2E) Mataharipun sudah terbenam hanya suara kodok dan jangkrik yang
bisa terdengar bagaikan simponi tandanya bahwa hari sudah gelap. (2F)
Keesokan harinya pasti mereka berburu dan mancing. (2G) Seperti
itulahkisah hidup yang menjalani keluarga tersebut dari hari kehari bahkan
sampai saat ini (K8).
108) (3A) Jika anda berkunjung ke danau Sentani bisa menunggangi
minibus.(3B)Ketika kita dari arahkota Sentani, menempuh 20-30 menit
dengan menggunakan sepeda motor atau mobil. (3C)Itulah sedikit tips yang
saya berikan tetapi saran saya lebih baik anda berkunjung ke Papua jangan
hanya berkunjung ke satu lokasi saja tetapi banyak tempat yang indah
(K10).
Dari hasil analisis pada data nomor (74) ditemukan koherensi hasil berupa seperti
itulah. Koherensi tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan hasil atau
kesimpulan. Hal tersebut digunakan untuk menunjukan kejelasan dalam kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (75) ditemukan koherensi hasil berupa itulah.
Koherensi tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan hasil atau
kesimpulan. Hal tersebut digunakan untuk menunjukan kejelasan dalam kalimat.
I.
Contoh
Peneliti menemukan jenis koherensi contoh dalam paragraf karangan
deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi contoh dipaparkan pada paragraf berikut.
109) (2C) Sore sudah tiba udara sangat sejuk dua anak berlari di pinggir sungai
yang dimanjakan oleh pasir putih yang indah. (2D) Mataharipun sudah
terbenam hanya suara kodok dan jangkrik yang bisa terdengar bagaikan
simponi tandanya bahwa hari sudah gelap (K8).
110) (1A)Danau Sentani begitu elok dipandang.(1B) Di pesisir danau dihiasi
oleh pohon-pohon sagu.(1C) Danaunya yang berlumpur dan di dalamnya
terdapat rumput-rumput, airnya yang tawar di dalamnya terdapat berbagai
jenis ikan yang hidup, sepertiikan gabus, lohan, dan lain sebagainya (K16).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Dari hasil analisis pada data nomor (76) ditemukan koherensi contoh berupa
bagaikan. Koherensi tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan
contoh. Hal tersebut digunakan untuk menunjukan kejelasan dalam kalimat dan
koherensi contoh juga bertujuan untuk pembaca mudah memahami dan terlihat
adanya hubungan nyata.
Dari hasil analisis pada data nomor (77) ditemukan koherensi contoh berupa
seperti. Koherensi tersebut menunjukan adanya makna yang menyatakan contoh.
Hal tersebut digunakan untuk menunjukan kejelasan dalam kalimat dan koherensi
contoh juga bertujuan untuk pembaca mudah memahami dan terlihat adanya
hubungan nyata.
J. Kelas-anggota
Peneliti menemukan jenis koherensi kelas-anggota dalam paragraf karangan
deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi kelas-anggota dipaparkan pada paragraf
berikut.
111) (1A) Ingin masuk kedalamrumah adat naik melalui tangga-tangga yang
berwarna hitam dan sedikit coklat. (1B) Dalam rumah adatini terdapat
tungku api, dinding yang dihiasi dengan arang yang berwarna hitam dan
tebal yang tidak menimbulkan bau sedap (K14).
112) (2E) Keindahan alam yang dimilikinya akan memanjakan seketika kita
sampai di puncak gunung Anem. (2F) Gunung Anem banyak terdapat
tumbuh-tumbuhanyang tumbuh seperti rumput kuda, anggrek, dan lainlain(K22).
Dari hasil analisis pada data nomor (78) ditemukan koherensi kelas-anggota
berupa tungku api, dinding yang dihiasi dengan arang yang berwarna hitam dan
tebal yang merupakan bagian spesifik dari rumah adat. Koherensi
bertujuan untuk memelihara kepaduan kalimat.
tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Dari hasil analisis pada data nomor (79) ditemukan koherensi kelas-anggota
berupa rumput kuda, anggrek, dan lain-lain yang merupakan bagian spesifik dari
tumbuh-tumbuhan. Koherensi tersebut bertujuan untuk memelihara kepaduan
kalimat.
K. Waktu
Peneliti menemukan jenis koherensi waktu dalam paragraf karangan deskripsi
siswa. Contoh jenis koherensi waktu dipaparkan pada paragraf berikut.
113) (3A) MasyarakatSentani setiap tahunnya diadakan Festival Danau Sentani.
(3B) Festival tersebut telah berlangsung sejak tahun 2008 sampai
sekarangdan diadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24 (K7).
114) (2A) Danau Sentani setiap tahunnya diadakan yang namanya festival danau
Sentani yang mulai berlangsung dari 2008 sampai sekarang. (2B) Sampai
sekarang festival yang biasa diadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24
(K16).
115) (2A) Ketikamelihatnya gunung bagus awan biru naik dan matahari terang.
(2B)Pada saat cuaca buruk kelihatan gunung Mandala akan gelap dan
pada waktu juga mulai angin, kilat guntur dan awan mulai menutup dan
hujan turun (K19).
Dari hasil analisis pada data nomor (80) ditemukan koherensi waktu atau temporal
berupa sampai sekarang. Konjungsi tersebut mengandung makna waktu yang
berkesinambungan . Makna yang dihasilkan oleh konjungsi sampai sekarang
yaitu Festival tersebut telah berlangsung sejak tahun 2008,dan diadakan setiap
bulan Juni tanggal.
Dari hasil analisis pada data nomor (81) ditemukan koherensi waktu atau temporal
berupa
sampai.
Konjungsi
tersebut
mengandung
makna
waktu
yang
berkesinambungan. Makna yang dihasilkan oleh konjungsi sampai yaitu sekarang
festival yang biasa diadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Dari hasil analisis pada data nomor (82) ditemukan koherensi waktu atau temporal
berupa
ketika.
Konjungsi
tersebut
mengandung
makna
waktu
yang
berkesinambungan. Makna yang dihasilkan oleh konjungsi ketika yaitu
melihatnya gunung bagus awan biru naik dan matahari terang.
L. Tempat
Peneliti menemukan jenis koherensi tempat dalam paragraf karangan
deskripsi siswa. Contoh jenis koherensi tempat dipaparkan pada paragraf berikut.
116) (1A)Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman ke
distrik Okbibab. (1B)Kami berangkat dari Oksibil naik taksi dan turun di
kampung Bulangkop sekitar jam lima sore. (1C) Dari situ kami mulai jalan
kaki sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik berbunyi di situ, kami lanjut
sampai ditengah jalan hujan deras turun dan kitapun berteduh di bawah
pohon besar (K5).
117) (2A) Jika anda berkunjung ke danau Sentani bisa menunggangi minibus dan
di danau Sentani juga dimanjakan dengan keindahan alam dan di sana juga
terdapat oleh-oleh khas Sentani (K10).
118) (1A) Gunung wanbon adalah gunung yang tertinggi di bagian selatan
pegunungan bintang. (1B) Karena gunung yang paling tertinggi jadi kalau
kita lihat dari ataslembah dan daratan yang paling rendah dan indah dan
juga cuacanya bagus (K11).
Dari hasil analisis pada data nomor (83) ditemukan koherensi tempat berupa di
situ. Konjungsi tersebut mengandung adanya makna yang menyatakan hubungan
tempat secara eksplisit. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam
kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (84) ditemukan koherensi tempat berupa di
sana. Konjungsi tersebut mengandung adanya makna yang menyatakan hubungan
tempat secara eksplisit. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam
kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Dari hasil analisis pada data nomor (85) ditemukan koherensi tempat berupa dari
atas. Konjungsi tersebut mengandung adanya makna yang menyatakan hubungan
tempat secara eksplisit. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam
kalimat.
4.2.4 Ketepatan Pemakaian Penanda Koherensi dalam Karangan Deskripsi
Siswa Kelas X Semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang Tahun Ajaran 2015/2016
Ketepatan pemakaian penanda koherensi dalam paragraf berkenaan dengan
kecermatan penulis dalam menyusun karangannya. Pada bagian ini peneliti
menganalisis ketepatan dan kesesuaikan pemakaian penanda koherensi dalam
Karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016.
Peneliti menemukan 12 pemakaian jenis koherensi dalam karangan deskripsi
siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang
Tahun Ajaran 2015/2016 yaitu (a) koherensi aditif, (b) koherensirepetisi, (c)
koherensi pronomina, (d) koherensi sinonimi, (e) koherensi keseluruhan bagian,
(f) koherensi hasil, (g) koherensi contoh, (h) koherensi kontras, (i) koherensi
waktu, (j) koherensi tempat.
A. Koherensi aditif
Peneliti menemukan pemakaian koherensi aditif dalam paragaf karangan
deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi aditif dipaparkan
pada paragraf berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
119) (1B) Alam adalah tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya
yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan.(1C)Adapun alam
yang indah kaya yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, terdapat
di kabupaten pegunungan bintang (K6).
120) (2B) Di sebelah gunung Lim terdapat air terjun yang masyarakat setempat
menyakini bahwa air terjun tersebut membawa kesuburan dalam tanaman
dan ternak. (2C) Selain itu terdapat pula pohon pandang yang berbaris
susun rapi (K9).
Dari hasil analisis pada data nomor (119) ditemukan koherensi aditif berupa
adapun. Koherensi tersebut benar karena mengandung makna penambahan antara
kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh (D‟ Angelo, 1980:349) bahwa penambahan atau adisi ialah
saranauntukmenghubungkan ide pada kalimat sebelumnya dengan kalimat
berikutnya menggunakan penanda-penanda adisi atau penambahan. Makna yang
dihasilkan oleh adapun yaitu alam yang indah kaya yang terdapat di wilayah
Indonesia bagian timur, terdapat di kabupaten pegunungan bintang.
Dari hasil analisis pada data nomor (120) ditemukan koherensi aditif berupa selain
itu. Koherensi tersebut benar karena mengandung makna penambahan antara
kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh (D‟ Angelo, 1980:349) bahwa penambahan atau adisi ialah
sarana untuk menghubungkan ide pada kalimat sebelumnya dengan kalimat
berikutnya menggunakan penanda-penanda adisi atau penambahan. Makna yang
dihasilkan oleh adapun yaitu terdapat pula pohon pandang yang berbaris susun
rapi.
B. Koherensi repetisi
Peneliti menemukan pemakaian koherensi repetisi dalam paragaf karangan
deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi repetisi
dipaparkan pada paragraf berikut.
121) (1A) GunungWa merupakan salah satu gunung yang tertinggi dan terletak
di daerah Pegunungan Bintang, Papua yang tepatnya berada di Distrik
Okaom. (1B) Gunungini berada disebelah sungai Digul. Dibawah kaki
gunungWa terdapat dua desa yakni desa Mangabib dan desa Atelbon(K1).
122) (1F)Gunung Cycloop memiliki panorama alam yang sangat luar biasa
indahnya. (1G) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang
portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara
Gunung Cycloop (K2).
Dari hasil analisis pada data nomor (121) ditemukan kata gunung yang diulang
sebanyak tiga kali. Pengulangan tersebut tidak tepat karena menimbulkan
pemborosan kata dan menyebabkan kalimat tidak efektif. Kohesi repetisi menurut
Baryadi (2002:25) yaitu kohesi leksikal yang berupa pengulangan konstituen yang
telah disebut. Para siswa menggunakan repetisi karena bermaksud memelihara
kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Namun pengulangan
dilakukan terlalu berlebihan sehingga membuat kalimat tidak menjadi efektif.
Penulis seharusnya menggunakan substitusi dan elipsis supaya dapat memperoleh
unsur pembeda sehingga tidak terkesan terjadi pemborosan kata. Pembenaran
paragraf (121a) sebagai berikut.
(121a) (1A) GunungWa merupakan salah satu gunung yang tertinggi dan terletak
di daerah Pegunungan Bintang, Papua yang tepatnya berada di Distrik
Okaom danberada disebelah sungai Digul. (1B) Dibawah kakinya terdapat
dua desa yakni desa Mangabib dan desa Atelbon. (K1).
Dari hasil analisis pada data nomor (122) ditemukan kata gunung cycloop yang
diulang sebanyak satu kali. Pengulangan tersebut tepat karena penulis bermaksud
memelihara kepaduan kalimat dengan cara mengulang kata kunci. Selain itu
pengulangan juga bermaksud untuk menekankan pentingnya kata tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
sehingga pembaca dapat memahami isi dari karangan melalui pengulangan kata
tersebut.
C. Koherensi pronomina
Peneliti menemukan pemakaian koherensi pronomina dalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi
pronomina dipaparkan pada paragraf berikut.
123) (2A) Di sana juga tanahnya cocok untuk menanam tanaman, seperti padi
ladang dan ubi jalar. (2B) Olehkarena itu masyarakatdari berbagai
perkampungan berdatangan ke daerah itu untuk menetap disana. (2C)
Mereka betul-betul melihat dan merasakan manfaat dan kenikmatan yang
begitu memuaskan (K6).
124) (2A) Di sebelah gunung Lim terdapat air terjun yang masyarakat setempat
menyakini bahwa air terjun tersebut membawa kesuburan dalam tanaman
dan ternak.(2B) Selain itu terdapat pula pohon pandang yang berbaris
susun rapi (K9).
Dari hasil analisis pada data nomor (123) ditemukan penggantian berupa mereka.
Penggantian tersebut tepat,
karena terdapat penggantian unsur bahasa. Hal
tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (D‟Angelo, 1980:350) bahwa
koherensi pronomina adalah penggunaan kata ganti yang mengacu pada kalimat
sebelumnya. Penggantian pada paragraf di atasyaitu penggantian terhadap unsur
kata ganti orang ketiga jamak. Kata ganti mereka
pada paragraf di
atasmenggantikan kata masyarakat. Penggantian tersebut bertujuan untuk
memperoleh unsur pembeda atau menjelaskan struktur tertentu.
Dari hasil analisis pada data nomor (124) ditemukan penggantian berupa itu.
Penggantian tersebut tepat,
karena terdapat penggantian unsur bahasa. Hal
tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (D‟Angelo, 1980: 350)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
bahwa koherensi pronomina adalah penggunaan kata ganti yang mengacu pada
kalimat sebelumnya. Penggantian pada paragraf di atasyaitu penggantian terhadap
kata ganti petunjuk. Kata ganti penunjuk itu pada paragraf di atasmenunjuk
kalimat di sebelah gunung Lim terdapat air terjun yang masyarakat setempat
menyakini bahwa air terjun tersebut membawa kesuburan dalam tanaman dan
ternak. Penggantian tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda atau
menjelaskan struktur tertentu. Peneliti hanya menemukan 3 data jenis pemakaian
penanda koherensi pronomina, semuanya sudah dipaparkan pada paragraf di atas.
D. Koherensi Sinonimi
Peneliti menemukan pemakaian koherensi sinonimi dalam paragaf karangan
deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi sinonimi
dipaparkan pada paragraf berikut.
125) (1A) Danau sentani adalah sebagai contoh untuk ekosistem untuk berbagai
habitat.(1B) Danau adalah tempat tinggal terbaik untuk hewan seperti ikan,
kodok, dan lain-lain (K21).
Dari hasil analisis pada data nomor (125) ditemukan koherensi sinonimi berupa
ekosistem dan tempat tinggal. Koherensi tersebut tepat,
karena terdapat
pemakaian unsur bahasa yang sama. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh (D‟Angelo, 1980: 351) mengungkapkan bahwa jika mengulang
kata yang sama membosankan, sinonim menjadi solusi yang baik yaitu
menggunakan kata lain yang memiliki makna serupa. Sinonim digunakan supaya
ada variasi penggunaan kata dalam penulisan, tetapi tetap memiliki ikatan makna
yang serupa. Penggunaan tersebut bertujuan untuk memperoleh unsur pembeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
atau menjelaskan struktur tertentu.Peneliti hanya menemukan 1 data jenis
pemakaian penanda koherensi sinonimi, semuanya sudah dipaparkan pada
paragraf di atas.
E. Koherensi keseluruhan-bagian
Peneliti menemukan pemakaian koherensi keseluruhan-bagiandalam paragaf
karangan deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi
keseluruhan bagiandipaparkan pada paragraf berikut.
126) (2E) Keindahan alam yang dimilikinya akan memanjakan seketika kita
sampai di puncak gunung Anem. (2F) Gunung Anem banyak terdapat
tumbuh-tumbuhanyang tumbuh seperti rumput kuda, anggrek, dan lainlain(K22).
127) (2A) Gunung ini juga terdapat banyak buah-buahan yang disediakan oleh
alam untuk dimakan oleh manusia dan juga terdapat banyak pohon sagu
yang termasuk makanan kas orang papua pesisir.(2B) Di sana juga
tanahnya cocok untuk menanam tanaman, seperti padi ladang dan ubi jalar
(K6).
Dari hasil analisis pada data nomor (126) ditemukan kata tumbuh-tumbuhan yang
mempunyai hubungan isi dengan kata rumput kuda, anggrek. Koherensi
keseluruhan bagian mempunyai relasi makna antara tumbuh-tumbuhan
yang
merupakan makna generik dan rumput kuda, anggrekyang merupakan makna
spesifik. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (D‟Angelo,
1980: 351) bahwa koherensi keseluruhan bagian merupakan pada frasa yang
pertama membahas hal yang menyeluruh atau keseluruhan, berikutnya, dibahas
bagian-bagiannya atau hal-hal kecilnya. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang
kejelasan dalam kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (127) ditemukan kata tanaman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
mempunyai hubungan isi dengan kata pohon sagu, ubi jalar dan padi ladang.
Koherensi keseluruhan bagian mempunyai relasi makna antara tumbuh-tumbuhan
yang merupakan makna generik dan rumput kuda, anggrekyang merupakan
makna spesifik. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
(D‟Angelo, 1980:351) bahwa koherensi keseluruhan bagian merupakan pada
frasa yang pertama membahas hal yang menyeluruh atau keseluruhan,
berikutnya, dibahas bagian-bagiannya atau hal-hal kecilnya. Hal tersebut
bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam kalimat.
F. KoherensiHasil
Peneliti menemukan pemakaian koherensi hasildalam paragaf karangan
deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensihasil dipaparkan
pada paragraf berikut.
128) (2E) Mataharipun sudah terbenam hanya suara kodok dan jangkrik yang
bisa terdengar bagaikan simponi tandanya bahwa hari sudah gelap. (2F)
Keesokan harinya pasti mereka berburu dan mancing. (2G) Seperti itulah
kisah hidup yang menjalani keluarga tersebut dari hari kehari bahkan
sampai saat ini (K8).
129) (3A) Jika anda berkunjung ke danau Sentani bisa menunggangi
minibus.(3B)Ketika kita dari arahkota Sentani, menempuh 20-30 menit
dengan menggunakan sepeda motor atau mobil. (3C)Itulah sedikit tips yang
saya berikan tetapi saran saya lebih baik anda berkunjung ke Papua jangan
hanya berkunjung ke satu lokasi saja tetapi banyak tempat yang indah
(K10).
Dari hasil analisis pada data nomor (128) ditemukan koherensi hasil berupa
seperti itulah. Penggunaan tersebut tepat karena menyatakan hasil atau
kesimpulan. Hal tersebut sesuai dengan teori F. D‟Angelo, (1980: 353) bahwa
koherensi hasil merupakan penanda yang menunjukkan hasil atau kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
dalam sebuah tulisan. Hasil biasanya digunakan bila tulisan cukup panjang dan
untuk menekankan hal terpenting secara rinci. Hal tersebut bertujuan untuk
menunjang kejelasan dalam kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (129) ditemukan koherensi hasil berupa itulah.
Penggunaan tersebut tepat karena menyatakan hasil atau kesimpulan. Hal tersebut
sesuai dengan teori F. D‟Angelo, (1980: 353) bahwa koherensi hasil merupakan
penanda yang menunjukkan hasil atau kesimpulan dalam sebuah tulisan. Hasil
biasanya digunakan bila tulisan cukup panjang dan untuk menekankan hal
terpenting secara rinci. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam
kalimat.
G. Koherensi contoh
Peneliti menemukan pemakaian koherensi contoh dalam paragaf karangan
deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi contoh
dipaparkan pada paragraf berikut.
130) (1B) Di pesisir danau dihiasi oleh pohon-pohon sagu.(1C) Danaunya yang
berlumpur dan di dalamnya terdapat rumput-rumput, airnya yang tawar di
dalamnya terdapat berbagai jenis ikan yang hidup, seperti ikan gabus,
lohan, dan lain sebagainya (K16).
131) (1A) Danau sentani adalah sebagai contoh untuk ekosistem untuk berbagai
habitat. Danau adalah tempat tinggal atau ekosistem terbaik untuk hewan
seperti ikan, kodok, dan lain-lain (K21).
Dari hasil analisis pada data nomor (130) ditemukan koherensi contoh berupa
seperti. Penggunaan tersebut tepat karena menyatakan contoh. Hal tersebut sesuai
dengan teori F. D‟Angelo, (1980: 353) bahwa koherensi contoh adalah
menggunakan kata atau frasa sebagai penghubung untuk menunjukkan contoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Penggunaan contoh supaya penjelasan lebih mudah dipahami, supaya terlihat
hubungan nyatanya. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam
kalimat.
Dari hasil analisis pada data nomor (131) ditemukan koherensi contoh berupa
seperti. Penggunaan tersebut tepat, karena menyatakan contoh. Hal tersebut sesuai
dengan teori F. D‟Angelo, (1980: 353) bahwa koherensi contoh adalah
menggunakan kata atau frasa sebagai penghubung untuk menunjukkan contoh.
Penggunaan contoh supaya penjelasan lebih mudah dipahami, supaya terlihat
hubungan nyatanya. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kejelasan dalam
kalimat.
H. Koherensi kontras
Peneliti menemukan pemakaian koherensi kontras dalam paragaf karangan
deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi kontras
dipaparkan pada paragraf berikut.
132) (2A) Di daerah kaki gunung Wa ditumbuhi pepohonan yang bentuknya
besar dan tinggi. (2B) Sebaliknya di puncak gunung Wa tumbuh-tumbuhan
yang tumbuh berupa pepohonan dengan berukuran pendek dan kecil-kecil
sedangkan tumbuhan lain berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan
bermacam-macam bunga tumbuh dengan bersemarak di mana-mana (K1).
133) (1E) Pulau Papua kurang maju dalam pembangunan, tetapi keindahan
alam dan kekayaan alamnya sangat melimpah (K17).
Dari hasil analisis pada data nomor (132) ditemukan koherensi kontras berupa
sebaliknya. Penggunaan tersebut tepat, karena menyatakan kontras atau
pertentangan. Hal tersebut sesuai dengan teori F. D‟Angelo, (1980: 353) bahwa
koherensi kontras adalah hubungan yang menunjukkan kekontrasan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
signifikan sebuah ide dalam tulisan. Makna perlawanan yang dihasilkan oleh
konjungsi sebaliknya yaitu di puncak gunung Wa tumbuh-tumbuhan yang tumbuh
berupa pepohonan dengan berukuran pendek dan kecil. Pertentangan digunakan
untuk menunjukkan kekontrasan atau pertentangan ide secara jelas dalam sebuah
tulisan.
Dari hasil analisis pada data nomor (133) ditemukan koherensi kontras berupa
tetapi. Penggunaan tersebut tepat, karena menyatakan kontras atau pertentangan.
Hal tersebut sesuai dengan teori F. D‟Angelo, (1980:353) bahwa koherensi
kontras adalah hubungan yang menunjukkan kekontrasan yang signifikan sebuah
ide dalam tulisan. Makna perlawanan yang dihasilkan oleh konjungsi tetapi, yaitu
papua tidak maju dalam pembangunan tetapi memiliki keindahan dan kekayaan
alam sangat melimpah. Pertentangan digunakan untuk menunjukkan kekontrasan
atau pertentangan ide secara jelas dalam sebuah tulisan. Peneliti menemukan 2
data, semuanya sudah dipaparkan pada paragraf di atas.
I.
Koherensi waktu (temporal)
Peneliti menemukan pemakaian koherensi waktu dalam paragaf karangan
deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi waktu dipaparkan
pada paragraf berikut.
134) (2A) Kita berjalan sampai tepi gunung kita dimanjakan oleh salju yang
abadi. (2B)Ketika kita berjalan menapaki pertengahan Gunung Lim, kita
akan mendengar suara burung yang bernyanyi di alam bebas itu (K9).
135) (1A) Tetapi belum menemukan keyakinan masyarakat itu. (1B) Pegunungan
bonai menjadi misteribagi masyarakat Pegunungan Bintang sampai saat ini
(K13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Dari hasil analisis pada data nomor (134) ditemukan koherensi temporal berupa
ketika. Penggunaan tersebut tepat, karena mengandung makna waktu sedang
teradi. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh F. D‟Angelo,
(1980:354) bahwa koherensi temporal adalah menyatakan adanya makna waktu
antarkalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Makna yang dihasilkan oleh
konjungsi ketika adalah keadaan di pertengahan Gunung Lim.
Dari hasil analisis pada data nomor (135) ditemukan koherensi temporal berupa
sampai saat ini. Penggunaan tersebut tepat, karena mengandung makna waktu
berkesinambungan. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh F.
D‟Angelo, (1980:354) bahwa koherensi temporal adalah menyatakan adanya
makna waktu antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain.Makna yang
dihasilkan oleh konjungsi ketika adalah sampai saat ini adalah kepercayaan
masyarakat pegunungan yang tak kunjung usai.
J.
Koherensi tempat
Peneliti menemukan pemakaian koherensi tempat dalam paragaf karangan
deskripsi siswa kelas X semeter I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang Tahun Ajaran 2015/2016. Contoh pemakaian koherensi tempat
dipaparkan pada paragraf berikut.
136) (3A) Jika anda berkunjung ke danau Sentani bisa menunggangi minibus dan
di danau Sentani juga dimanjakan dengan keindahan alam dan terdapat
oleh-oleh khas Sentani. (3B) Di sana juga terdapat hiasan bermotif danau
sentani dan juga kita bisa melihat sisa-sisa amunisi perang dunia kedua
(K10).
137) (2A) Rumahku bagian timur tempat tidur bapak dan mamaku di atas tempat
tidur bapak dan mamaku.(2B) Hiasan noken dan koteka yang digantungkan
selain noken dan koteka ada kapak batu yang taruh di samping pintu masuk
(K18).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Dari hasil analisis pada data nomor (136) ditemukan koherensi tempat berupa di
sana. Penggunaan tersebut tepat, karena mengandung makna penggantian tempat.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh F. D‟Angelo, (1980:354)
bahwa koherensi tempat adalah sarana penghubung yang menunjukkan tempat
atau lokasi, atau pergantian lokasi. Makna yang dihasilkan oleh konjungsi ketika
adalah di sana adalah selain keindahan danau sentani terdapat juga hiasan
bermotif danau sentani dan sisa amunisi peninggalan perang dunia ke dua.
Dari hasil analisis pada data nomor (137) ditemukan koherensi tempat berupa di
atas. Penggunaan tersebut tepat, karena mengandung makna penggantian tempat.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh F. D‟Angelo, (1980:354)
bahwa koherensi tempat adalah sarana penghubung yang menunjukkan tempat
atau lokasi, atau pergantian lokasi. Makna yang dihasilkan oleh konjungsi
menggambarkan keadaan di dalam rumah.
4.3 Pembahasan Hasil
Pada bagian pembahasan ini, peneliti membahas: (4.31) teori yang peneliti
gunakan untuk menganalisis kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi yang
disusun oleh siswa kelas X SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang; (4.3.2) hasil analisis penelitian terdahulu; (4.3.3) dan hasil analisis
penelitian. Berikut ini penjelasan masing-masing bagian tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
4.3.1 Teori Kohesi dan Koherensi yang Digunakan untuk Penelitian
Peneliti menggunakan beberapa kajian teori dari para ahli untuk menganalisis
data penelitian dan yang sesuai dengan kepentingan penelitian ini. Secara khusus
kajian mengenai kohesi menggunakan teori Mulyana (2005) dan koherensi
menggunakan teori D‟Angelo (1980). Selain itu, peneliti juga menggunakan teori
dari beberapa ahli, seperti Alwi (2003), Baryadi (2002), Cutting (2003),
Kushartanti (2005), Rani (2006), Kridalaksana (2008), dan Tarigan (1987). Teori
para ahli tersebut peneliti gunakan sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini.
Berdasarkan teori yang dipakai untuk menganalisis, kohesi dibagi menjadi
kohesi gramatikalkohesi dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal terbagi menjadi
referensi, substitusi, kolokasi, elipsis, dan konjungsi. Kohesi leksikal terbagi
menjadi hiponim, repetisi, sinonim, antonim, dan ekuivalensi. Sedangkan
koherensi yang dipakai peneliti terbagi atas lima belas macam, yaitu adisi,
repetisi, pronomina, sinonim, keseluruhan-bagian, komparasi, penekanan, kontras,
simpulan, contoh, paralelisme, kelas-anggota, waktu, tempat, dan seri.
4.3.2 Hasil Analisis Penelitian Terdahulu
Peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu mengenai kohesi dan
koherensi. Tetapi, peneliti mengambil dua penelitian terdahulu yang cukup dekat
dengan penelitian yang peneliti lakukan.
Penelitian pertama oleh Yunita Cristantri (2012), penelitian ini fokusnya yaitu
mendeskripsikan jenis kohesi dan koherensi yang terdapat dalam karangan
deskripsi siswa kelas X semester I di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Sedayu.Yunita Cristantri (2012) dalam penelitiannya menemukan kohesi leksikal
meliputi repetisi, sinonim, hiponim, antonim, dan ekuivalensi. Kohesi gramatikal
yang ditemukan referensi dan konjungsi. Koherensi berpenanda meliputi
kausalitas, kronologis, dan intensitas. Koherensi tak berpenanda yang ditemukan
meliputi perincian dan perian. Kohesi leksikal yang sering muncul ialah repetisi.
Kohesi gramatikal yang sering muncul ialah konjungsi. Koherensi berpenanda
yang sering muncul ialah kausalitas dan kronologis. Koherensi tak berpenanda
jarang ditemukan dalam karangan para siswa.
Penelitian kedua oleh Agnes Dyah Purnamasari (2009), penelitian ini
fokusnya yaitu mendeskripsikan jenis kohesi dan koherensi yang terdapat dalam
karangan narasi siswa kelas VIII semester 1 SMP Pangudi Luhur Srumbung,
Magelang tahun ajaran 2008/2009. Agnes Dyah Purnamasari (2009) dalam
penelitiannya menemukan kohesi leksikal meliputi repetisi, sinonim, hiponim,
antonim, dan ekuivalensi. Kohesi gramatikal meliputi referensi dan konjungsi.
Koherensi yang ditemukan merupakan koherensi berpenanda dan koherensi tak
berpenanda. Koherensi berpenanda meliputi kausalitas, aditif, temporal,
kronologis, perurutan, dan intensitas. Koherensi tak berpenanda meliputi perian
dan dialog. Kohesi leksikal yang sering muncul ialah repetisi. Kohesi gramatikal
yang sering muncul ialah referensi dan konjungsi. Koherensi berpenanda yang
sering muncul ialah kronologis. Koherensi tak berpenanda yang sering muncul
ialah koherensi dialog.
Penelitian ketiga oleh Titik Mindarti (2013 dengan judul Analisis Peranti
Kohesi dan Koherensi pada Tulisan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. Dalam
penelitiannya, kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Aspek kohesi gramatikal
yang digunakan adalah pengacuan, ellipsis, dan konjungsi, sedangkan aspek
kohesi leksikal yang digunakan adalah repetisi, sinonimi, antonimi, dan hiponimi.
Koherensi tulisan narasi siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tawangmangu
ditunjukkan dengan sistematika penulisan narasi yang runtut. Selain itu,
penggunaan konjungsi dan repetisi juga menjadi penanda koherensi tulisan narasi
siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tawangmangu.
Penelitian keempat oleh, Antonius Nesi (2011) dengan judulKohesi dan
Koherensi Wacana Bahasa Indonesia dalam Surat Kabar: Studi Kasus Wacana
Berita Utama dan Surat Pembaca Kompas, Republika, Kedaulan Rakyat, dan
Bernas Jogja Edisi Agustus 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kohesi
wacana Bahasa Indonesia dalam surat kabar juga meliputi kohesi gramatikal dan
kohesi leksikal. Kohesi gramatikal yang terdapat dalam wacana surat kabar adalah
referensi, substitusi, penghilangan, dan konjungsi. Sedangkan kohesi leksikal
yang terdapat dalam surat kabar adalah pengulangan, sinonimi, antonimi,
hiponimi, ekuivalensi dan kolokasi. Koherensi wacana Bahasa Indonesia dalam
surat kabar juga meliputi koherensi tekstual, koherensi ko-tekstual dan koherensi
logis. Koherensi ko-tekstual yang ditemukan meliputi koherensi wacana promotif
dan koherensi wacana normatif. Koherensi ko-tekstual meliputi koherensi kotekstual endofora anaforis dan koherensi ko-tekstual endofora kataforis. Koherensi
logis yang ditemukan adalah koherensi kausalitas, pengontrasan, definisi dan
simpatisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Penelitian kelima oleh Maria Dian Putriyanti (2009) dengan penelitiannya
yang berjudul Kohesi dan Koherensi dalam Rubrik “Teras Muda” pada Majalah
Bulanan Matabaca Edisi 2006-2007. Dalam penelitiannya menemukan kohesi
gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal meliputi refrensi, substitusi,
ellipsis dan konjungsi. Kohesi leksikal meliputi repetisi, sinonimi, antonimi,
hiponimi, dan kolokasi. Jenis koherensi yang digunakan pada rubrik “Teras
Muda” yang terdapat Majalah Bulanan Matabaca edisi 2006-2007 meliputi
koherensi berpenanda dan koherensi tidak berpenanda. Piranti yang membentuk
koherensi berpenanda meliputi koherensi kausalitas, kontras, aditif, temporal,
kronologis, perurutan, dan perincian. Piranti yang membentuk koherensi tidak
berpenanda meliputi koherensi pentahapan dan perian
4.3.3 Hasil Analisis Penelitian
Melalui hasil analisis penelitian ini, peneliti membahas temuan peneliti.
Temuan tersebut ialah jenis pemakaian penanda kohesi dan koherensi, yang
ditemukan dalam karangan deskripsi yang disusun oleh siswa kelas X semester I
SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran
2015/2016. Berikut ini dipaparkan masing-masing hasil penemuan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
4.3.3.1 Jenis Kohesi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semester I
SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun
Ajaran 2015/2016
Berdasarkan hasil analisis, jenis kohesi yang terdapat dalam karangan
deskripsi siswa tersebut ialah kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi
gramatikal berupa referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Kohesi leksikal
berupa hiponim, repetisi, kolokasi, sinonim, antonim, dan ekuivalensi. Semua
jenis kohesi di atas ditemukan dalam karangan yang peneliti analisis. Berikut ini
penjelasan mengenai jenis kohesi yang terdapat dalam karangan deskripsi para
siswa.
A. Kohesi gramatikal
Analisis yang peneliti lakukan menghasilkan temuan yaitu, kohesi gramatikal
lebih banyak digunakan dalam karangan. Hal ini dapat dilihat dari pemakaian
referensi, substitusi, dan konjungsi yang ada dalam semua karangan deskripsi para
siswa. Elipsis juga digunakan hanya saja tidak semua karangan menggunakan
elipsis. Tetapi, kohesi gramatikal memiliki frekuensi paling sering digunakan.
Penulis menduga hal ini karena kohesi gramatikal merupakan hubungan
bentuk yang melibatkan penggunaan unsur-unsur kaidah bahasa, maka lebih
banyak dan sering muncul. Lebih mudah menuangkan kata-kata dalam karangan,
meskipun keterkaitannya masih ada kacau seperti yang dapat dilihat dalam
karangan. Berikut ini peneliti paparkan pembahasan kohesi gramatikal yang
ditemukan dalam karangan deskripsi Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri I
Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua,Tahun Ajaran 2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
1) Referensi ditemukan dalam semua karangan. Referensi yang sering muncul
ialah pronomina persona. Pronomina penunjuk, tetapi kemunculan keduanya
tidak sebanyak pronomina persona.
2) Substitusi ditemukan dalam semua karangan. Susbtitusi yang ditemukan
dalam karangan para siswa sangat beragam, hal ini data dilihat pada analisis
data dan lampiran analisis.
3) Elipsis ditemukan dalam tiga karangan. Bagian yang sering dilesapkan ialah
subjek dan kata penghubung (konjungsi), padahal hal tersebut akan membuat
kalimat menjadi rancu. Ada karangan yang tidak ditemukan elipsis, yaitu kr2,
Kr2, Kr3, Kr4, Kr5, Kr6, Kr7, Kr8, Kr, 9, Kr10, Kr12 Kr13, Kr14, Kr16,
Kr17, Kr18, Kr19, Kr20, dan Kr22. Penyebab tidak munculnya elipsis karena
dalam karangan tersebut semuanya ada, maksudnya semua unsur kalimat ada,
meskipun susunannya masih kacau. Kacaunya hal tersebut karena repetisi
yang mereka gunakan dalam karangan.
4) Konjungsi ditemukan dalam semua karangan. Konjungsi yang sering
digunakan ialah konjungsi subordinator, koordinator, dan antarkalimat.
Konjungsi korelatif hanya ditemukan satu saja hal ini karena ketiga konjungsi
lainnya digunakan dalam karangan secara berlebihan menurut penulis. Selain
itu, pola tulisan mereka memang tidak memungkinkan untuk kemunculan
konjungsi korelatif.
B. Kohesi Leksikal
Analisis yang peneliti lakukan menghasilkan temuan yaitu, penggunaan
kohesi leksikal dalam karangan masih belum menyeluruh. Hal ini dapat dilihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
dari repetisi yang sering dan banyak muncul dalam semua karangan. Tetapi
hiponim, kolokasi, sinonim, antonim, dan ekuivalensi tidak semua karangan
terdapat kohesi leksikal ini. Berikut ini penjelasannya.
1) Hiponim tidak ditemukan dalam Kr2, Kr3, Kr4, Kr8, Kr9, Kr11, Kr12, Kr17.
Hiponim yang ditemukan hubungannya cukup jelas.
2) Repetisi ditemukan dalam semua karangan. Repetisi merupakan kohesi
leksikal yang paling sering digunakan. Pada karangan deskripsi para siswa
tersebut, repetisi sering terjadi dalam kalimat yang sama, padahal repetisi
tidak diperlukan.
3) Kolokasi tidak ditemukan dalam beberapa karangan, seperti Kr1, Kr2, Kr3,
Kr4, Kr5, Kr6, Kr7, Kr8, Kr10, Kr12 Kr13, Kr14, Kr15, Kr17, Kr18, Kr19,
Kr21, dan Kr22. Ketidakmunculan kolokasi disebabkan oleh pilihan kata dan
pengembangan ide tulisan masih sangat minim, sehingga untuk memunculkan
kata lainnya sangatlah mustahil.
4) Sinonim tidak ditemukan dalam Kr1, Kr6, Kr7, Kr9, Kr11, Kr12 Kr13, Kr14,
Kr15, Kr17dan Kr22. Tidak muncul karena pengulangan, pilihan kata,
pengembangan
ide
dalam
karangan
yang
tidak
memungkinkan
kemunculansinonim.
5) Antonim tidak ditemukan pada Kr2, Kr3, Kr4, Kr5, Kr6, Kr7, Kr8, Kr9,
Kr10, Kr11, Kr12 Kr13, Kr14, Kr15, Kr16, Kr20, Kr21, dan Kr22. Hal ini
berarti antonim cukup sering digunakan. Tidak muncul karena pengulangan,
pilihan kata, pengembangan ide dalam karangan yang tidak memungkinkan
kemunculan antonimi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
6) Ekuivalensi tidak ditemukan pada Kr7, Kr8, Kr10, Kr12, Kr14, Kr16, Kr18,
Kr20, Kr21, dan Kr22. Cukup banyak karangan yang tidak mendukung
munculnya ekuivalensi, karena pilihan kata mereka masih sangat terbatas.
4.3.3.2 Pemakaian Penanda Kohesi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X
Semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang,
Papua, Tahun Ajaran 2015/2016
Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan penggunaan penanda kohesi
ada yang tepat dan ada yang tidak tepat, baik itu kohesi gramatikal maupun kohesi
leksikal. Penggunaan penanda kohesi gramatikal yang tidak tepat karena dalam
penggunaannya ada yang berlebihan, tidak sesuai kaidah, dan tidak diperlukan.
Ketidaktepatan penggunaan penanda kohesi leksikal disebabkan oleh
penempatan penanda kohesi yang salah, mengulang hal yang tidak diperlukan,
susunan kalimat yang rancu karena menggunakan konjungsi yang salah, pelesapan
unsur atau bagian yang penting, acuannya ganda. Berikut penjelasan penggunaan
masing masing penanda kohesi leksikal dan gramatikal.
a. Kohesi gramatikal
1) Penggunaan penanda referensi yang tepat karena sudah sesuai dengan kaidah,
membuat karangan padu, dan dapat diterima. Penggunaan penanda referensi
yang tidak tepat karena tidak sesuai kaidah, membuat karangan rancu, dan
berlebihan.
2) Penggunaan penanda substitusi tepat karena penggunaan benar dan dapat
diterima. Penggunaan penanda substitusi tidak tepat karena substitusi tidak
diperlukan, acuannya tidak jelas, dan membuat karangan tidak efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
3) Penggunaan penanda elipsis dalam karangan semuanya tidak tepat karena
menghilangkan bagian yang penting dan membuat karangan rancu.
4) Penggunaan penanda konjungsi yang tepat karena digunakan sesuai dengan
kaidah. Penggunaan yang tidak tepat karena digunakan tidak sesuai dengan
kaidah dan tidak diperlukan.
b. Kohesi leksikal
1) Penanda Hiponim yang digunakan dalam karangan yang tepat karena
penggunaannya sesuai dengan kaidah dan dapat diterima. Penggunaan
penanda hiponim yang tidak tepat karena penggunaan hiponim tidak
diperlukan.
2) Penggunaan penanda repetisi yang tepat karena repetisi memang diperlukan
dalam karangan. Penggunaan penanda repetisi sering terjadi dalam
kalimatyang sama, padahal repetisi tidak diperlukan. Hal ini membuat
penggunaan penanda repetisi tidak tepat.
3) Penggunaan penanda kolokasi dalam karangan sudah tepat. Ketepatan
penggunaan penanda kolokasi karena hubungan kolokasi benar dan logis.
4) Penggunaan penanda sinonim sudah tepat karena dapat diterima dan sesuai
dengan kaidah.
5) Penggunaan penanda antonim dalam karangan para guru sudah tepat karena
hubungan oposisinya jelas.
6) Penggunaan penanda ekuivalensi sudah tepat karena hubungannya jelas dan
dapat diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
4.3.3.3 Jenis Koherensi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semester
I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua,
Tahun Ajaran 2015/2016
Dari lima belas jenis koherensi (adisi, repetisi, pronomina, sinonim,
keseluruhan-bagian,
komparasi,
penekanan,
kontras,
simpulan,
contoh,
paralelisme, kelas-anggota, waktu, dan tempat) hanya sepuluh jenis koherensi
yang ditemukan dalam karangan para siswa. Itu pun tidak semua karangan
menggunakan jenis koherensi yang ada. Berikut ini penjelasannya.
1) Adisi ditemukan dalam semua karangan. Adisi yang sering digunakan ialah
kata dan. Kata juga, dan, selanjutnya, digunakan juga dalam karangan, tetapi
dan yang paling sering muncul.
2) Repetisi ditemukan dalam semua karangan. Repetisi yang terdapat dalam
karangan deskripsi para siswa tersebut sangat beragam.
3) Pronomina ditemukan dalam semua karangan. Pronomina yang sering muncul
ialah pronomina persona.
4) Sinonim tidak ditemukan dalam Kr6, Kr8, Kr9, Kr10, Kr12, Kr13, Kr14,
Kr15, Kr16, Kr18, dan Kr19. Sinonim tidak muncul karena pengulangan,
pilihan kata, dan pengembangan ide yang tidak memungkinkan munculnya
sinonim.
5) Keseluruhan-bagian tidak ditemukan dalam Kr3, Kr4, Kr6, Kr11, Kr16. Hal
ini karena pengulangan kata yang sama yang mereka sering gunakan.
6) Penekanan ditemukan pada Kr4, dan Kr6. Banyak karangan yang tidak
menggunakan penekanan. Menurut penulis hal ini karena para siswa tersebut
tidak terlalu paham dengan maksud penekanan pada sebuah tulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
7) Waktu ditemukan dalam semua karangan karena karangan deskripsi memang
menggunakan dan membutuhkan koherensi waktu.
8) Tempat ditemukan dalam semua karangan karena tempat mempunyai posisi
yang penting dalam karangan dan sebagai syarat kekoherensian dalam
karangan para siswa tersebut.
9) Koherensi komparasi dan seri tidak ditemukan dalam semua karangan.
Menurut penulis hal ini karena para siswa tersebut tidak terlalu paham dengan
maksud komparasi dan seri pada sebuah tulisan.
10) Contoh ditemukan dalam semua karangankarena karangan deskripsi memang
menggunakan dan membutuhkan koherensi contoh.
4.3.3.4 Pemakaian Penanda Koherensi dalam karangan deskripsi Siswa
Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan
Bintang, Papua, Tahun Ajaran 2015/2016
Berdasarkan hasil analisis ditemukan penggunaan penanda koherensi ada
yang tepat dan tidak tepat. Penggunaan penanda koherensi yang tepat karena
penggunaannya benar, sesuai dengan kaidah, menghubungkan antarkalimatintrakalimat-paragraf dengan benar, dan penempatannya benar, dapat diterima
secara logis.
Penggunaan penanda koherensi tidak tepat karena para siswa tersebut
penguasaan bahasanya kurang baik, pengembangan tulisannya sangat minimalis,
pengembangan ide atau gagasan dalam tulisan sangat minim, tidak mengenal
dengan baik fungsi sarana koherensi sebagai syarat kepaduan dan keutuhan
wacana, mengulang hal yang tidak penting, dan penggunaan penanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
koherensiyang tidak sesuai kaidah. Berikut ini penjelasan penggunaan penanda
masing-masing jenis koherensi dalam karangan deskripsi.
1) Penggunaan penanda adisi yang tepat karena sesuai kaidah dan diperlukan.
Penggunaan yang tidak tepat karena penggunaan penanda adisi membuat
karangan menjadi boros, adisi tidak diperlukan, dan tidak sesuai kaidah.
2) Penggunaan penanda repetisi yang tepat karena penggunaan penanda repetisi
benar dan diperlukan. Penggunaan penanda repetisi yang tidak tepat karena
penggunaan repetisi tidak diperlukan, membuat kalimat rancu, dan tidak
efektif.
3) Penggunaan penanda pronomina tepat
karena penggunaan penanda
pronomina diperlukan dalam karangan dan dapat diterima. Penggunaan
penanda pronomina tidak tepat karena penempatannya salah dan digunakan
secara berlebihan.
4) Penggunaan penanda sinonim sudah tepat semua karena penggunaannya
benar dan dapat diterima.
5) Penggunaan penanda keseluruhan-bagian sudah tepat semua karena dapat
diterima dan padu.
6) Penggunaan penanda penekanan sudah tepat dalam semua karangan karena
menekankan hal yang penting.
7) Penggunaan penanda waktu ada yang tepat dan ada yang tidak tepat.
Penggunaan yang tepat karena penggunaan penanda waktu benar, membuat
padu,
dan
dapat
diterima.
Penggunaan
yang
tidak
tepat
karena
penggunaannya salah, membuat karangan rancu, dan tidak sesuai kaidah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
8) Penggunaan penanda tempat dalam karangan tepat karena penggunaan tempat
memang dibutuhkan dan membuat karangan padu. Penggunaan yang tidak
tepat karena penggunaan penanda tempat berlebihan dan tidak dibutuhkan.
9) Penggunaan penanda seri dalam karangan ada yang tepat dan ada yang tidak
tepat. Penggunaan penanda seri yang tidak tepat karena sering digunakan
berlebihan, membuat karangan rancu, dan tidak diperlukan.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan semua kohesi dalam
karangan yang diteliti. Kohesi gramatikal meliputi referensi, substitusi, kolokasi,
elipsis, dan konjungsi. Kohesi leksikal meliputi hiponim, repetisi, sinonim,
antonim, dan ekuivalensi. Koherensi yang tidak ditemukan meliputi komparasi,
kontras, simpulan, paralelisme, dan kelas-anggota. Koherensi yang ditemukan
meliputi adisi, repetisi, pronomina, sinonim, keseluruhan-bagian, penekanan,
contoh, waktu, tempat. Jadi, peneliti dapat menjawab rumusan masalah pertama
dan kedua. Peneliti telah mencapai tujuan pertama dan kedua dalam penelitian ini.
Penggunaan penanda kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi siswa
tersebut ditemukan penggunaan yang tidak tepat. Hal ini menurut peneliti karena
kurangnya pemahaman akan pentingnya kohesi dan koherensi dalam sebuah
tulisan, pola pikir yang berbeda dan eksekusi penulisan para siswa tersebut yang
sangat berbeda, kurang mampu mengembangkan ide dengan baik, kemampuan
membaca yang masih kurang berimbas pada kemampuan menulis yang juga
sangat minim, dan pemilihan kata dalam karangan sangat terbatas. Hal ini dapat
dilihat dalam karangan yang sering terjadi pengulangan hal yang sama, padahal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
tidak penting. Ketidaktepatan penggunaan penanda kohesi dan koherensi
ditemukan dalam semua karangan.
Berdasarkan temuan peneliti mengenai penggunaan penanda kohesi dan
koherensi dalam karangan, peneliti telah mencapai tujuan penelitian ketiga dan
keempat.Melalui pembahasan teori yang peneliti gunakan untuk menganalisis
data, penelitian terdahulu yang relevan, dan pembahasan temuan penulis
berdasarkan tujuan. Penelitian ini mendukung teori terdahulu dengan variasi yang
berbeda.Persamaannya ialah sama-sama menganalisis kohesi dan koherensi dalam
karangan. Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya ialah objek
penelitian yang berbeda. Kedua penelitian terdahulu menganalisis jneis kohesi dan
koherensi saja, sedangkan penulis menganalisis jenis dan ketepatan pemakaian
penanda kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini peneliti membahas mengenai: (1) kesimpulan, (2) implikasi,
dan (3) saran. Pada bagian pertama, peneliti menyimpulkan hasil penelitian dan
analisis data yang tela dilakukan. Pada bagian kedua, peneliti menjelaskan
penerapan hasil penelitian. Pada bagian ketiga, peneliti memberikan saran-saran
kepada pembaca maupun pihak yang bersangkutan.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah peneliti lakukan,
peneliti telah menjawab tujuan penelitian ini. Ada beberapa simpulan penting dari
penelitian ini sebagai berikut. Pertama, jenis kohesi yang ditemukan dalam
karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016ialah kohesi gramatikal dan
kohesi leksikal. Kohesi gramatikal itu, berupa referensi, substitusi, elipsis, dan
konjungsi. Kohesi leksikal yang ditemukan, berupa hiponim, repetisi, kolokasi,
sinonim, antonim, dan ekuivalensi. Referensi, substitusi, konjungsi, dan repetisi
ditemukan dalam semua karangan, sedangkan jenis kohesi lainnya tidak semua
ditemukan dalam karangan.
Kedua, dari lima belas jenis koherensi, semuanya ditemukan dalam karangan
deskripsi siswa. Koherensi tersebut, ialah adisi, repetisi, pronomina, sinonim,
keseluruhan-bagian,
komparasi,
penekanan,
kontras,
simpulan,
contoh,
paralelisme, kelas-anggota, waktu, tempat, dan seri. Ketiga, penggunaan penanda
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
kohesi dalam karangan ada tepat dan tidak tepat. Penggunaan penanda kohesi
yang tepat berupa kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Penggunaan penanda
kohesi gramatikal yang tepat, yaitu referensi, substitusi, dan konjungsi.
Penggunaan penanda kohesi leksikal yang tepat, yaitu hiponim, repetisi, kolokasi,
sinonim, antonim, dan ekuivalensi. Penggunaan penanda kohesi yang tepat
ditemukan dalam semua karangan. Selanjutnya, penggunaan penanda kohesi yang
tidak tepat berupa referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi (kohesi gramatikal),
hiponim dan repetisi (kohesi leksikal). Penggunaan penanda kohesi yang tidak
tepat ditemukan dalam semua karangan. Ketidaktepatan terjadi karena
penggunaan kohesi masih salah, penempatannya tidak sesuai kaidah, dan masih
sering mengulang hal yang tidak perlu. Keempat, penggunaan penanda koherensi
yang tidak tepat karena para guru tersebut dalam penggunaan penanda koherensi
masih salah, penempatannya tidak sesuai kaidah, dan sering mengulang hal yang
tidak penting. Penggunaan penanda koherensi yang tidak tepat, yaitu adisi,
repetisi, pronomina, sinonim, waktu, dan seri. Selain itu, penggunaan penanda
koherensi juga ada yang tepat, yaitu adisi, repetisi, pronomina, sinonim,
keseluruhan-bagian, penekanan, waktu, tempat, dan seri.
Tingkat kekohesifan karangan deskripsi yang tepat ditentukan dengan rumus
yang diadaptasi dan dimodifikasi dari Nurkancana dkk., yakni jumlah piranti
koherensi yang tepat (151) dibagi dengan jumlah kalimat (500) dikalikan 100.
Hasil yang diperoleh hanya sebesar 30,8% atau tergolong sangat rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
5.2 Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas karangan dalam karangan deskripsi Siswa
Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang,
Papua Tahun Ajaran 2015/2016 telah menggunakan sarana kepaduan dan
keutuhan wacana berupa kohesi dan koherensi. Dalam penggunaannya masih
terdapat penggunaan yang tidak tepat. Oleh karena itu, penting untuk menguasai
pemahaman dalam menulis karangan yang kohesif dan koheren. Sebelum itu,
perlu meningkatkan kualitas guru baik itu secara personal maupun hal lainnya
sebagai guru. Khusus untuk I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan
Bintang perlu dilakukan pembinaan keterampilan menulis yang kohesif dan
koheren bagi guru-guru SMA Negeri I Oksibil. Melalui perbaikan kualitas guru
harapannya dalam menulis karangan tidak akan lagi ditemukan ketidaktepatan
penggunaan penanda kohesif dan koheren yang cukup serius, serta siswa yang
belum mampu membaca dan menulis karena kompetensi guru yang kurang
memadai.
5.3 Saran
Penulis memberikan beberapa saran berikut kepada pihak-pihak yang
berhubungan erat dengan dunia pendidikan.
1.
SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang
Diharapkan SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, benar-
benar memperhatikan para pendidik, dan semua bagian yang berkaitan dengan
pendidikan. Supaya tidak ada lagi kasus siswa SMA yang tidak mampu membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
dan menulis. Hal yang terpenting ialah memberi pelatihan yang berkaitan erat
dengan kompetensi mendidik para guru, seperti peningkatan kemampuan menulis
yang kohesif dan koheren bagi guru-guru di sana. Selain itu, Guru bahasa
Indonesia hendaknya sering berdiskusi atas review hasil kerja siswa dalam
mengarang deskripsi dan peka terhadap kesulitan dan kesalahan yang dialami
siswa dalam mengarang bahasa Indonesia, pemilihan kata yang tidak sesuai dan
tidak tepat, penggunaan alat kohesi dan koherensi serta pembentukan frase yang
dirasa sulit oleh siswa dapat dimodifikasikan dalam penjelasan pada pengajaran.
2.
Peneliti lain
Penelitian ini peneliti baru menjangkau pada karangan deskripsi siswa kelas
X SMA. Hendaknya peneliti lain diharapkan dapat menjangkau pada lingkup
karangan lebih spesifiknya misalnya karangan narasi, argumentasi, eksposisi.
Peneliti lain juga lebih baik lagi dalam melakukan penelitian dan meneliti
karangan yang ditulis oleh siswa yang ada diberbagai pelosok tanah air Indonesia.
Hendaknya kajian berikutnya lebih fokus pada penggunaan penanda kohesi dan
koherensi karena hal tersebut sangat penting. Dunia pendidikan membutuhkan
peneliti-peneliti handal yang mampu membawa perbaikan, menyumbangkan
temuannya untuk perbaikan kualitas menulis karangan yang kohesif dan koheren,
dan lebih lanjut lagi perhatian terhadap pendidikan secara menyeluruh. Penelitian
ini dapat dijadikan bahan dan referensi bagi peneliti lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
DAFTAR PUSTAKA
Adjat, Sakri. 1992. Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit ITB.
Ahmadi, M. 1988. Manfaat Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Akhadiah, Sabarti. 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa IKIP. Jakarta:
Erlangga.
Alwi, Hasan. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
__________. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta:
Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Baryadi, I. Praptomo. 2002. Dasar-dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa.
Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli.
Brown, Douglas H. 2004. Language Assessment-Principles and Classroom
Practices. NewYork: Pearson Education Inc.
Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 1995. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
___________. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
D‟Angelo, Frank J. 1980. Process and Thought in Composition. Massa chusetts:
Winthrop Publishers, Inc.
Dian Putriyanti, Maria. (2009). Kohesi dan Koherensi dalam Rubrik “Teras
Muda” pada Majalah Bulanan Matabaca Edisi 2006-2007. Skripsi.
Yogyakarta. PBSID.
Dyah Purnamasari, Agnes. (2009). Analisis Kohesi dan Koherensi Karangan
Narasi Siswa Kelas VIII Semester I SMP Pangudi Luhur Srumbung,
Magelang, Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Yogyakarta. PBSID.
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:
LKIS Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Hoed, Benny. H. 1994. Wacana, Teks, dan Kalimat. Dalam Liberty P. Sihombing
et al. (eds.) Bahasawan Cendekia. Jakarta: FSUI dan Intermasa.
Indiyastini, T. 2009. Kohesi dan Koherensi Paragraf dalam Bahasa Jawa.
Yogyakarta: Balai Bahasa Yogyakarta.
Keraf, Gorys. 2005. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
__________. 2002. Deskripsi dan Eksposisi. Jakarta: Gramedia.
__________. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
__________. 1995. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende:
Nusa Indah.
__________. 1987. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.
__________. 1981. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. SUN.
Kridalaksana, Harimurti, dkk. 1999. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia.
Jakarta: FSUI.
___________. 2008. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.Jakarta:
Gramedia.
Kushartanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lubis, A. Hamid Hasan. 1995. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Penerbit
Angkasa.
Moeliono, Anton M. dkk. (ed.). 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta: Perum Balai Pustaka.
Moleong, LJ. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mudlofar, 2002. Materi Bahasa dan Sastra Indonesia. Surabaya: Citra Wacana.
Muliono dan Dardjowidjojo, 1989. Perkembangan Linguistik Indonesia. Jakarta:
Arcan.
Mulyana. 2005. Kajian Wacana, Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-prinsip
Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Nesi, Antonius. (2011). Kohesi dan Koherensi Wacana Bahasa Indonesia dalam
Surat Kabar: Studi Kasus Wacana Berita Utama dan Surat Pembaca
Kompas, Republika, Kedaulan Rakyat, dan Bernas Jogja Edisi Agustus
2009. Skripsi. Yogyakarta. PBSID.
Nurchasanah dan Widodo. 1993. Keterampilan Menulis dan Pengajarannya.
Malang: FS UM.
Nursisto. 1999. Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
Oka, I.G.N, dan Suparno. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Kesalahan. Ende Flores: Nusa Indah.
Patton, Michael Quinn. 1987. Triangulasi. Dalam Moleong (Ed.), Metodologi
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi Cetakan ke-29. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Pranowo. 1986. Analisis Pengajaran Bahasa untuk Mahasiswa Jurusan Bahasa
dan Guru Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Purwati, Sri Kristiana Budi. 2003. Kohesi Wacana Iklan Undian Berhadiah media
Masa Cetak. Skripsi (tidak dipublikasikan). Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Ramlan, M. 1993. Paragraf. Alur Pikir dan Kepaduannya dalam Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Andi Ofiset.
Rani, Abdul, dkk. 2006. Analisis Wacana (Sebuah Kajian Bahasa dalam
Pemakaian). Malang: Banyumedia Publishing.
Samsuri. 1987. Analisis Wacana. Malang: IKIP Malang.
Soeparno. 1997. Dasar-dasar Linguistik. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Berbahasa: Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Suladi, dkk. 2000. Kohesi dalam Media Massa Cetak Bahasa Indonesia Studi
Kasus tentang Berita Utama dan Tajuk. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional.
Sumadi, dkk. 1998. Kohesi dan Koherensi dalam Wacana Naratif Bahasa Jawa.
Jakarta: Balai Pustaka.
Sumarlam, dkk. 2003. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka
Cakra.
Tarigan, Henry Guntur. 1987. Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa Bandung.
Titik Mindarti (2013) Analisis Peranti Kohesi dan Koherensi pada Tulisan Narasi
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tawangmangu Kabupaten Karanganyar
Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Yogyakarta. PBSID.
Widyarsanti, Puji. 1997. Perbandingan Kesalahan Struktur Gramatikal Bahasa
Jerman dan Bahasa Inggris Siswa SMU Kodya Yogyakarta. Skripsi (tidak
dipublikasikan).Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta.
Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.
Yuanita Hartanti (2007) Kohesi dan Koherensi dalam Wacana pada Buku Teks
Bahasa dan Sastra Indonesia untukSMA Kelas X Karangan Dawud, dkk.
Terbitan Erlangga Tahun 2004. Skripsi. Yogyakarta. PBSID.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
LAMPIRAN 1
Jumlah Data Hasil Analisis Jenis dan Ketepatan Kohesi Koherensi dalam
Karangan Deskripsi Siswa
Tabel 1 Analisis jumlah data jenis kohesi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Tabel 2 Analisis Jumlah Data Ketepatan Pemakaian Penanda Kohesi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Tabel 3 Analisis jumlah data jenis koherensi
Tabel 4 Analisis Jumlah Data Ketepatan Pemakaian Penanda Koherensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
LAMPIRAN II
Hasil analisis Jumlah data pemakaian penanda kohesi dalam karangan
deskripsi Siswa Kelas X Semester I I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
: Kr1
: Yan Delka
: X IPA
: Deskripsi Gunung Wa
(1A) Gunung Wa merupakan salah satu gunung tertinggi dan terletak di
Pegunungan Bintang, Papua tepatnya di Distrik Okaom. (1B) Gunung ini berada
disebelah sungai Digul, di bawah kaki gunung Wa ini terdapat dua desa yakni
desa Mangabib dan desa Atelbon. (1C) Di daerah kaki gunung Wa ditumbuhi
pepohonan yang bentuknya besar dan tinggi. Sebaliknya di puncak gunung Wa
tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berupa pepohonan dengan berukuran pendek dan
kecil-kecil sedangkan tumbuhan lain berupa tumbuhan paku, anggrek tanah dan
bermacam-macam bunga tumbuh dengan bersemarak di mana-mana.
(2A) Bebatuan yang terdapat digunung wa berupa batu krikil dengan ukuran
kecil-kecil berwarna putih dan tajam-tajam. (2B) Di puncak gunung Wa
ditumbuhi pepohonan dengan ukuran yang paling besar dan terdapat lumut, di
atas lumut ditumbuhi bermacam-macam tumbuhan paku dengan ukuran yang
besar dan kecil. (2C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang
tumbuh di pohon dan juga anggrek yang di tumbuh di tanah. (2D) Di sekitar
puncak gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh dengan lebat sehingga
dibilang daerah sekitar puncak gunung Wa sangat lebat walaupun tidak terlalu
luas.
No
Jenis
Penanda
.
kohesi
kohesi
Jenis Kohesi Gramatikal
1
Referensi
a) Referensi
anaforis
tepat
ini
Tidak
tepat

Analisis
Perbaikan
-
Pada hasil analisis
(1) ditemukan
pemakaian penanda
kohesi referensi
anaforis berupa ini.
Penunjukan pada
kata ini mengacu
pada konstituen
sebelum kata yang
ditunjuk. Kata ini
pada paragraf (2)
menunjuk pada
Gunung anem yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
telah disebutkn
pada kalimat
sebelumnya.
b)
2
referensi
kataforis
Konjungsi
Konjungsi
koordinati
f
penambah
an
yakni

-
Pada hasil analisis
(1) ditemukan
pemakaian penanda
kohesi referensi
kataforis berupa
yakni. Penunjukan
kata yakni mengacu
pada konstituen
sesudah kata yang
ditunjuk. Kata
yakni menunjuk
pada desa
Mangabib dan desa
Atelbon.
dan

-
Pada hasil analisis
(2) ditemukan
pemakaian penanda
konjungsi
penambahan
berupa dan.
Penanda konjungsi
koordinatif dan
tepat, karena
menunjukan
adanya makna
penambahan.
walaupun

Konjungsi
subordinatif
konsesif

Penanda konjungsi
koordinatif
walaupun pada
paragraf (2) benar
karena menunjukan
adanya makna
konsensif.
yang
Konjungsi
subordinatif
Atribut

-
Penanda konjungsi
koordinatif yang
pada paragraf (2)
benar karena
menunjukan
adanya makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
atribut.
Konjungsi
sebaliknya
antarkalimat
Kohesi Leksikal
3
Repetisi
Penanda konjungsi
antarkalimat
sebaliknya benar
karena makna
tersebut
menghubungan
klausa pertama
yaitu di daerah
kaki gunung Wa
ditumbuhi
pepohonan yang
bentuknya besar
dan tinggi.
gunung
wa
-

4
Hiponim
tumbuha
nanggrek,
lumut

-
5
Antonim
Besarkecil

-
Tinggipendek

-
Dari data paragraf
(1) ditemukan kata
gunung yang
diulang berkalikali. Pengulangan
tersebut tidak tepat
karena
menimbulkan
pemborosan kata
dan menyebabkan
kalimat tidak
efektif.
Pemakaian kohesi
hiponimi benar,
karena makna
terseut adalah
generiknya dan
anggrek, lumut
merupakan makna
spesifiknya.
Pemakaian
penanda kohesi
antonimi tepat
karena terdapat
makna yang
menunjukan
perlawanan.
Pemakaian
penanda kohesi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
antonimi tepat
karena terdapat
makna yang
menunjukan
perlawanan.
Kaki
gunungpuncak
gunung
6
1
Ekvivalens
i
Referensi
c) Referensi
anaforis

-

tumbuha
ntumbuh
gunung pegunun
gan

ini

-
Data tersebut
ditemukan
pemakaian kohesi
sinonimi.
Pemakaiannya
tepat karena
terdapat
perlawanan makna.
Pemakaian kohesi
ekuivalensi benar
karena tumbuhan
dan tumbuh samasama berasal dari
kata dasar yang
sama.
Pemakaian kohesi
ekuivalensi benar
karena gunung dan
pegunungan samasama berasal dari
kata dasar yang
sama.
-
Pada hasil analisis
(1) ditemukan
pemakaian penanda
kohesi referensi
anaforis berupa ini.
Penunjukan pada
kata ini mengacu
pada konstituen
sebelum kata yang
ditunjuk. Kata ini
pada paragraf (2)
menunjuk pada
Gunung anem yang
telah disebutkn
pada kalimat
sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
d)
referensi
kataforis
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
yakni

-
Pada hasil analisis
(1) ditemukan
pemakaian penanda
kohesi referensi
kataforis berupa
yakni. Penunjukan
kata yakni mengacu
pada konstituen
sesudah kata yang
ditunjuk. Kata
yakni menunjuk
pada desa
Mangabib dan desa
Atelbon.
: Kr2
: Melina Bawi
: X IPA
: Gunung Cycloop
(1A) Pegunungan Cycloop merupakan kawasan cagar alam. (1B)
Pegunungan Cycloop yang terletak didaerah Kemiri, Sentani hanya membutuhkan
waktu 15 menit dari bandar udara Sentani untuk bisa sampai di gunung ini. (1C)
Ke gunung ini bisa ditempuh dengan motor dan mobil dan berjarak 45 kilometer
jika kita berada di pusat kota Jayapura. (1D) Pegunungan Cycloop disebut dengan
gunung Dafonsoro oleh masyarakat Sentani dan sekitarnya.
(2A) Gunung Cycloop memiliki panorama alam yang sangat luar
biasa indahnya. (2B) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang
portugis ketika datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara gunung
Cycloop. (2C) Gunung Cycloop memiliki alam yang sangat indah akan keadaan
alam yang sangat mempesona. (2D) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi
kabut di bagian puncaknya, dan terbentang antara kota Jayapura hingga
kabupaten Jayapura merupakan bentang alam yang sudah pasti memiliki kawasan
hutan yakni, hutan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan sekunder dan
padang rumput.
No.
Jenis
Penanda
kohesi
kohesi
Kohesi Gramatikal
7
Referensi
a) Refernsi
-nya
anaforis
tepat
- 
Tidak
tepat
Analisis
Penanda kohesi
referesi anaforis –nya
tidak tepat, karena
pengacuan tersebut
Perbaikan
(1A) Pegunungan
Cycloop
merupakan
kawasan cagar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
tidak jelas mengacu
kepada masyarakat
atau gunung cycloop.
Partikel –nya tidak
perlu masukan dalam
paragraf tersebut.
Substitusi
8
Konjungsi
a) Konjungsi
koordinatif
penambaha
n
Ini 
-
dan 
-
Penanda kohesi
substitusi ini
pemakaian tepat
karena unsur tersebut
mengandung makna
penggantian. Hal
tersebut dilakukuan
untuk memperoleh
unsur pembeda.
Penanda konjungsi
koordinatif dan pada
paragraf (1) tepat,
karena menunjukan
adanya makna
penambahan.
alam. (1B)
Pegunungan
Cycloop yang
terletak didaerah
Kemiri, Sentani
hanya
membutuhkan
waktu 15 menit
dari bandar udara
Sentani untuk bisa
sampai di gunung
ini. (1C) berwisata
ke gunung ini bisa
ditempuh dengan
motor dan mobil
dan berjarak 45
kilometer jika kita
berada di pusat
kota Jayapura. (1D)
Pegunungan
Cycloop disebut
dengan gunung
Dafonsoro oleh
masyarakat
Sentani.
-
-
dan

-
Penanda konjungsi
koordinatif dan pada
paragraf (2) tepat,
karena menunjukan
adanya makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
penambahan.
b) Konjungsi
subordinatif
waktu
sampai

c) Konjungsi
subordinatif
syarat
jika

Kohesi Leksikal
9
Repetisi
10
Sinonim
Gunung
cycloop
luar
biasa –
-
-
-


-
Penanda konjungsi
koordinatif sampai
pada paragraf (1)
tepat, karena adanya
makna yang
menyatakan waktu.
-
Penanda kohesi
konjungsi syarat jika
pemakaian tepat,
karena unsur tersebut
mengandung makna
syarat. Hal tersebut
dilakukuan untuk
memperoleh unsur
pembeda.
-
Dari data paragraf (1)
ditemukan kata
gunung yang diulang
berkali-kali.
Pengulangan tersebut
tidak tepat, karena
menimbulkan
pemborosan kata dan
menyebabkan kalimat
tidak efektif.
(1A) Pegunungan
Cycloop
merupakan
kawasan cagar
alam. (1B)
Gunung initerletak
didaerah Kemiri,
Sentani yang hanya
membutuhkan
waktu 15 menit
dari bandar udara
Sentani untuk bisa
sampainya. (1C)
Berwisata ke
gunung ini bisa
ditempuh dengan
motor dan mobil
dan berjarak 45
kilometer jika kita
berada di pusat
kota Jayapura. (1D)
Cycloop disebut
dengan gunung
Dafonsoro oleh
masyarakat.
-
Data paragraf (10 a)
ditemukan pemakaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
mempes
ona
kohesi sinonimi.
Pemakaiannya tepat,
karena terdapat
persamaan makna
antara luar biasa dan
mempesona.
sangatluar
biasa
indahnya
11
Ekuivalensi
Pegunun
gan-
-


Data pada paragraf
(10 b) penggunaan
kohesi sinonimi tidak
tepat, karena terdapat
kata sangat dan luar
biasa pada kalimat
yang sama dimana
kedua kata tersebut
menunjukkan fungsi
jabatan dan makna
yang sama (yakni
bermakna “sungguh”),
serta berfungsi
sebagai kata sandang
yang sama untuk kata
setelahnya, yakni kata
indahnya.
-
Pemakaian kohesi
ekuivalensitepat,
(2A) Gunung
Cycloop memiliki
panorama alam
yang sangat indah.
(2B) Nama cycloop
julukan yang
diberikan oleh
orang-orang
portugis ketika
datang ke kampung
Ormo yang berada
di sebelah utara
gunung Cycloop.
(2C) Gunung
Cycloop memiliki
alam yang sangat
indah akan keadaan
alam yang sangat
mempesona. (2D)
Gunung Cycloop
tampak selalu
ditutupi kabut di
bagian puncaknya,
dan terbentang
antara
kotaJayapura
hingga kabupaten
Jayapura
merupakan bentang
alam yang sudah
pasti memiliki
kawasan hutan
yakni, hutan
dataran rendah,
hutan pegunungan,
hutan sekunder dan
padang rumput.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
gunung
12
Kolokasi
Pada
pagi hari
dan sore
hari
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
-
karena gunung dan
pegunungan samasama berasal dari kata
dasar yang sama.
Pada data paragraf
nomor (12) pemakaian
penanda kolokasi
tidak tepat karena
memiliki relasi makna
yang berdekatan
antara konstituen satu
dengan konstituen
yang lain, yakni samasama menunjukkan
pembagian waktu
dalam sehari, namun
penempatannya salah

-
: Kr3
: Ella Uropka
: X IPA
: Gunung Apom
(1A) Gunung Apom terletak di Pegunungan Bintang.(1B)
Pemandangannya sangat indah. (1C) Di tepi gunung terdapat tebing yang sangat
tinggi dan sebelah kanan terdapat batu karang besar yang seolah-olah menjaga
bapa mama yang tinggal di belantara gunung Apom itu. (1D) GunungApom
sedikit orang yang berburu kuskus pohon. (1E) Biasanya waktu berburu adalah
waktu musim kemarau. (1F) Dipagi dan sore hari merasakan hembusan angin
segar dari gunung Apom.
(2A) Naik gunung Apom melihat pemandangan yang indah dan
mempesona. (2B) Pada sore dan pagi hari kita bisa naik ke gunung Apom
untuk melihat matahari terbenam karena ketika matahari mulai terbenam kita
dimanjakan oleh keindahan alam gunung Apom yang begitu indah dan kitapun
terbawa ke alam kesadaran kita untuk menikmatinya.
No.
Jenis kohesi
Kohesi Gramatikal
13
Referensi
a) Referensi
anaforis
Penanda
kohesi
tepat
Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan
Itu

-
Penunjukan pada kata
itu mengacu pada
konstituen sebelum
kata yang ditunjuk.
Kata itu pada paragraf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
(1) menunjuk pada
Gunung apom yang
telah disebutkn pada
kalimat sebelumnya.

-nya
14
Konjungsi
b) Konjungsi
koordinatif
penambahan
c) Konjungsi
subordinatif
waktu
d) Konjungsi
koordinatif
-
Penanda kohesi
substitusi berupa -nya.
Penggantian tersebut
bertujuan untuk
memperoleh

unsur
pembeda. Kata ganti
penunjuk pada kata ini
menggantikan gunung
wa pada kalimat
pertama
-
Penanda konjungsi
koordinatif dan pada
paragraf (2) tepat
karena menunjukan
adanya makna
penambahan.
-
dan

ketika

-
sore dan
pagi hari
-

Pemakaian penanda
konjungsi

waktu tidak
tepat, karena
penempatannya di
depan
 kalimat menjadi
tidak tepat.
Penempatan sebaiknya
diletakkan di belakang
kalimat.
seolaholah

-
Penanda konjungsi
pembandingan seolah-
-
Penanda konjungsi
koordinatif ketika
pada paragraf (2)
benar karena
menunjukan adanya
makna waktu.
(2A) Naik
gunung Apom
melihat
pemandangan
yang indah dan
mempesona.
(2B) Kita dapat
merasakan
hembusan angin
segar dari
Gunung Apom
pada pagi dan
sore hari.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
pembangding
an
Kohesi Leksikal
15
Repetisi
16
Ekvivalensi
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
olah pada paragraf (1)
tepat karena
menunjukan adanya
makna pembandingan.
gunung
apom
gunung pegunun
gan

-

-
Dari data paragraf (1)
ditemukan katagunung
apom yang diulang
berkali-kali.
Pengulangan tersebut
tidak tepat karena
menimbulkan
pemborosan kata dan
menyebabkan kalimat
tidak efektif.
Pemakaian kohesi
ekuivalensi benar
karena tumbuhan dan
tumbuh sama-sama
berasal dari kata dasar
yang sama.
: K4
: Mince Taplo
: X IPA
: Keindahan Alam Apyim Apom
(1A) Pegunungan Apyim dan Apom merupakan salah satu pegunungan
yang terletak di propinsi Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan Bintang. (1B)
Kemewahan indah yang dimiliki oleh Apyim dan Apom membawa kesegaran
bagi setiap perkembangan dan pertumbuhan. (1C) Gunung tersebut dihiasi
dengan dua bintang yang bercahaya, pohon-pohon yang tumbuh secara liar,
sungai-sungai yang mengalir disepanjang pegunungan Apyim dan Apom adalah
menjadi suatu power yang selalu dekat dengan masyarakat pegunungan Bintang,
Papua tepatnya di Oksibil.
(2A) Kelebihan yang dimiliki oleh keindahan alam gunung Apyim dan
Apom adalah diatas puncaknya terdapathawa panas yang tinggi oleh karena itu
tidak bisa mendaki oleh siapapun. (2A) Dua buah pegunungan yang terpisah
tetapi masih bergandengan tangan atau disebut dengan pegunungan adik dan
kakak.
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
No.
Jenis kohesi
Kohesi Gramatikal
17 Referensi
a) Referensi
anaforis
b)
18
referensi
kataforis
Konjungsi
Konjungsi
koordinatif
penambahan
Konjungsi
subordinatif
Atribut
Konjungsi
subordinatif
waktu
Penanda
kohesi
tepat
Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan
-nya

-
Penunjukan pada kata
-nya mengacu pada
konstituen sebelum
kata yang ditunjuk.
Kata -nya pada
gunung aplim
apomyang telah
disebutkn pada
kalimat sebelumnya.
adalah

-
Referensi kataforis
berupa adalah.
Penunjukan pada kata
adalahmengacu

pada
konstituen sesudah
kata yang ditunjuk.
Kata adalah
menunjuk pada
dipuncaknya terdapat
hawa panas.
-
dan

-
Penggunaan penanda
kohesi konjungsi tepat
karena kata dan
menunjukan adanya
makna penambahan.
-
yang

-
Pemakaian penanda
konjungsi tepat,
karena kata yang
menunjukan adanya
makna yang
menyatakan atribut.
-
setiap

-
Pemakaian penanda
konjungsi tepat,
karena kata setiap
menunjukan adanya
makna yang
menyatakan waktu.
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158

tetapi
-
Pemakaian penanda
konjungsi tepat,
karena kata tetapi
menunjukan adanya
makna yang
menyatakan
perbandingan.
Konjungsi
koordinatif
perbandingan
oleh karena
itu
-

Pemakaian penanda
kohesi konjungsi
antarkalimat tidak
tepat, karena penulis
tidak menyampaikan
tujuannya sehingga
kita masih sulit untuk
dapat menangkap
maksud yang hendak
disampaikan oleh
penulis dalam
paragraf tersebut.
gunung
apyim dan
apom
-

Dari data paragraf (1)
ditemukan kata
gunung apyim dan
apom yang diulang
berkali-kali.
Pengulangan tersebut
tidak tepat karena
menimbulkan
pemborosan kata dan
menyebabkan kalimat
tidak efektif.
Konjungsi
antarkalimat
Kohesi Leksikal
19 Repetisi
(2A) Gunung
Apyim dan Apom
memiliki
temperatur yang
tinggi di atas
puncaknya, oleh
karena itu
siapapun tidak ada
yang mampu
mendakinya, dan
gunung tersebut
merupakan dua
pegunungan yang
terpisah tetapi
masih dalam satu
rangkaian sehingga
sering disebut juga
dengan
pegunungan adik
dan kakak.
-
(1A) Pegunungan
Apyim dan Apom
merupakan salah
satu pegunungan
yang terletak di
propinsi Papua
tepatnya di
kabupaten
Pegunungan
Bintang. (1B)
Kemewahan yang
dimilikinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
20
Sinonim
bergandeng
an tanganadik kaka

-
21
Ekvivalensi
gunung –
pegunungan

-
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
Pemakaian kohesi
sinonimi tepat, karena
penanda tersebut
menandakan adanya
persamaan makna
Pemakaian kohesi
ekuivalensi benar
karena gunungdan
pegunungan samasama berasal dari kata
dasar yang sama.
membawa
kesegaran bagi
setiap
perkembangan dan
pertumbuhan. (1C)
Gunung tersebut
dihiasi dengan dua
bintang yang
bercahaya, pohonpohon yang
tumbuh secara liar,
sungai-sungai yang
mengalir
disepanjang hutan
adalah menjadi
suatu power
keberlangsungan
hidup masyarakat
Pegunungan
Bintang
-
: Kr5
: Frans Wasini
: X IPA
: Waktu Liburan
(1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman ke
distrik Okbibab. (1B) Kami berangkat dari Oksibil naik taksi dan turun di
kampung Bulangkop sekitar jam lima sore. (1C) Dari situ kami mulai jalan kaki
sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik berbunyi disitu, kami lanjut sampai
ditengah jalan hujan deras turun dan kitapun berteduh di bawah pohon besar. (1D)
Setelah hujan reda kami mulai berjalan lagi sampai tiba di Okbibab jam dua
malam. Pagi kami melanjutkan perjalanan ke kampung Borme dan sampai di
kampung Borme bertemu dengan orang tua dan sanak saudara.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
No.
Jenis kohesi
Kohesi Gramatikal
22 Referensi
a) Referensi
anaforis
23
24
Substitusi
Konjungsi
a) Konjungsi
subordinatif
waktu
Kohesi Leksikal
25 Ekvivalensi
Penanda
kohesi
tepat

situ
kami

Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan
-
Penunjukan pada kata
situ mengacu pada
konstituen sebelum
kata
 yang ditunjuk.
Kata situ pada
paragraf (1) menunjuk
pada dari situ kami
mulai jalan kaki
sampai di gunung
botakyang telah
disebutkn pada
kalimat sebelumnya.
Penanda kohesi
substitusi

berupa
kami. Penggantian
tersebut bertujuan
untuk memperoleh
unsur pembeda. Kata
ganti orang perrsona
pertama jamak pada
kata kami
menggantikan saya
dan teman-teman pada
kalimat pertama.
-
-
-
sampai
Berjalan perjalanan


-
Penanda konjungsi
berupa sampai.
Penanda tersebut
tepat, karena
menunjukan adanya
makna yang
menyatakan waktu.
-
Pemakaian kohesi
ekuivalensitepat,
karena berjalan dan
perjalanan berasal
dari kata dasar yang
sama.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
: Kr6
: Refianus Walam
: X IPA
: Keindahan Alam Serta Manfaatnya
(1A) Alam sangat bermanfaat dan merupakan kebutuhan yang paling
utama bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. (1B) Alam adalah
tempat di mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh
manusia, hewan bahkan tumbuhan. (1C) Adapun alam yang indah kaya yang
terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, kabupaten pegunungan bintang. (1D)
Di perbatasan wilayah RI-PNG tepatnya di distrik Tarup, terdapat sebuah gunung
yang bernama Tarup daerah yang berbukit-bukit, gunungnya yang terlalu
tinggi.
(2A) Gunung ini juga terdapat banyak buah-buahan yang disediakan oleh
alam untuk dimakan oleh manusia yang bermanfaat bagi tubuhnya dan juga
terdapat buah-buahan yang kecil untuk burung dan digunung ini juga terdapat
banyak pohon sagu yang termasuk makanan kas orang papua pesisir. (2B) Di
sana juga tanahnya cocok untuk menanamtanaman, seperti padi ladang dan ubi
jalar. Masyarakat dari berbagai perkampungan berdatangan ke daerah itu untuk
menetap disana.(2C) Mereka betul-betul melihat dan merasakan manfaat dan
kenikmatan yang begitu memuaskan. (2D) Alam sangat bermanfaat
danmerupakan kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan. (2E) Alam adalah tempat di mana sang pencipta menyediakan
segalanya yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan.
No.
Jenis
Penanda
kohesi
kohesi
Kohesi Gramatikal
26 Referensi
a) Referensi
ini
anaforis
itu
tepat
Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan

-
Penunjukan pada kata
ini mengacu pada
konstituen sebelum
kata yang ditunjuk.
Kata ini pada paragraf
(2) menunjuk pada
Gunung Tarup yang
telah disebutkn pada
kalimat sebelumnya.
-

-
Penunjukan pada kata
itu mengacu pada
konstituen sebelum
kata yang ditunjuk.
Kata itu menunjuk
pada kawasan gunung
tarup.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
c)
27
referensi
kataforis
Substitusi
seperti

-
Referensi kataforis
berupa seperti.
Penunjukan pada kata
sepertimengacu pada
konstituen sesudah
kata yang ditunjuk.
Kata seperti menunjuk
pada ubi jalar dan
pading ladang.
-
adalah

-
Referensi kataforis
berupa adalah.
Penunjukan

pada kata
adalahmengacu pada
konstituen sesudah
kata yang ditunjuk.
Kata adalah
menunjuk tempat di
mana sang pencipta
menyediakan
segalanya yang
dibutuhkan oleh
manusia, hewan
bahkan tumbuhan.
Penanda kohesi
substitusi berupa di
sana.
 Penggantian
tersebut bertujuan
untuk memperoleh
unsur pembeda. Kata
ganti tempat pada kata
di sana menggantikan
daerah sekitar gunung
Tarup.
-
Penanda kohesi
substitusi berupa
mereka. Penggantian
tersebut bertujuan
untuk memperoleh
unsur pembeda. Kata
ganti orang persona
pertama jamak pada
kata
merekamenggantikan
-
di sana

-
mereka

-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
kata masyarakat.
28
Konjungsi
a. Konjungsi
koordinatif
penambaha
n
dan

-
Penanda konjungsi
koordinatif dan pada
paragraf (2) tepat
karena menunjukan
adanya makna
penambahan.
-
yang

-
Penanda konjungsi
koordinatif

yang pada
paragraf (2) benar
karena menunjukan
adanya makna atribut.
b. Konjungsi
subordinatif
Atribut
Kohesi Leksikal
29 Repetisi
manusia,
hewan dan
tumbuhtumbuhan
-

Dari data paragraf (1)
ditemukan
katamanusia, hewan
dan tumbuh-tumbuhan
yang diulang berkalikali. Pengulangan
tersebut tidak tepat
karena menimbulkan
pemborosan kata dan
menyebabkan kalimat
tidak efektif.
(1A) Alam sangat
bermanfaat dan
merupakan
kebutuhan yang
paling utama bagi
kehidupan
manusia, hewan
dan tumbuhtumbuhan. (1B)
Alam adalah
tempat di mana
sang pencipta
menyediakan
segalanya. (1C)
Adapun alam yang
indah kaya yang
terdapat di wilayah
Indonesia bagian
timur, kabupaten
pegunungan
bintang. (1D) Di
perbatasan wilayah
RI-PNG tepatnya
di distrik Tarup,
terdapat sebuah
gunung yang
bernama Tarup
daerah yang
berbukit-bukit,
gunungnya yang
terlalu tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
30
Hiponim
tanamanpadi ladang,
ubi jalar
31
Sinonimi
daerah yang
berbukitbukit,
gunungnya
yang terlalu
tinggi.
32
antonim
kaki gunung
- puncak

-

-

-
Pemakaian kohesi
hiponimi tepat, karena
ata tanaman adalah
generik dan ubi jalar
dan padi ladang
merupakan makna
spesifik.
Data pada paragraf (1)
penggunaan penanda
kohesi sinonimi tidak
tepat karena, tidak
koheren, meski pada
kalimat tersebut
terdapat dua kata yang
memiliki padanan
makna yang sama
yakni kata daerah
yang berbukit-bukit
dan kata gunung.
Data tersebut
ditemukan pemakaian
kohesi antonim.
Pemakaiannya tepat,
karena terdapat
-
(1A) Alam sangat
bermanfaat dan
merupakan
kebutuhan yang
paling utama bagi
kehidupan
manusia, hewan
dan tumbuhtumbuhan. (1B)
Alam adalah
tempat di mana
sang pencipta
menyediakan
segalanya yang
dibutuhkan oleh
manusia, hewan
bahkan tumbuhan.
(1C) Adapun alam
yang indah kaya
yang terdapat di
wilayah Indonesia
bagian timur,
kabupaten
pegunungan
bintang. (1D)
Perbatasan wilayah
RI-PNG di Distrik
Tarup, terdapat
sebuah gunung
yang tinggi
bernama Gunung
Tarup dengan
daerah yang
berbukit-bukit.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
33
Ekvivalensi
menanam tanaman

-
gunung pegunungan

-
perlawanan makna.
Pemakaian kohesi
ekuivalensitepat,
karena tumbuhan dan
tumbuh sama-sama
berasal dari kata dasar
yang sama.
-
-
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
Pemakaian kohesi
ekuivalensi benar
karena gunungdan
pegunungan samasama berasal dari kata
dasar yang sama.
: Kr7
: Yokbet Tabisu
: X IPA
: Danau Sentani
(1A) Danau Sentani begitu indahdan elok dipandang. (1B) Di pesisir danau
dihiasi oleh pohon-pohon sagu. (1C) Danau sentani terdapat berbagai macam
hewan dan tumbuh-tumbuhan.(1D) Didalamnya terdapat rumput-rumput laut
dan berbagai jenis ikan, seperti gabus, lohan, dan lainnya.
(2A) Di dalam danau juga hidup seekor buaya putih yang sangat besar. (2B)
Buaya ini juga disebut sebagai penjaga danauSentani. (2C) Buayaini tidak
sembarang keluar, kalau tidak dipanggil oleh orang yang bertugas menjaga danau
Sentani. (2D) Masyarakat Sentani setiap tahun adakan festival danau Sentani. (2E)
Festival danau sentani berlangsung mulai dari sejak2008 sampai
sekarangdandiadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24.
No.
Jenis
Penanda
kohesi
kohesi
Kohesi Gramatikal
34 Referensi
a) Referen
ini
si
anaforis
tepat
Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan

-
Penunjukan pada
kataini mengacu pada
konstituen sebelum
kata yang ditunjuk.
Kata ini pada paragraf
(2) menunjuk pada
buaya putih yang telah
disebutkn pada
kalimat sebelumnya.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
b)
35
Refere
nsi
katafor
is
Konjungsi
a. Konjung
si
koordin
atif
penamb
ahan
c. Konjung
si
subordin
atif
Atribut

seperti
-
Referensi kataforis
berupa seperti.
Penunjukan pada kata
sepertimengacu

pada
konstituen sesudah
kata yang ditunjuk.
-
Penanda konjungsi
koordinatif dan pada
paragraf (2) tepat
karena menunjukan
adanya makna
penambahan.
-
Penanda konjungsi
koordinatif yang pada
paragraf (2) tepat,
karena menunjukan
adanya makna atribut.

dan
yang

mulai,
dari,
sampai,
sejak

-
d. Konjung
si
subordin
atif
Sampai

-
Data pada paragraf (2)
penggunaan penanda
kohesi konjungsi
subordinatif waktu
tidak tepat meskipun
terdapat kata-kata
mulai
dari……sejak......samp
ai…… yang
merupakan kata
penghubung
menandakan
hubungan waktu,
dalam hal ini
hubungan antara tahun
terselenggarakannya
acara ini pertama kali
di tahun 2008 dan
masih berlangsung
hingga saat sekarang
ini.
Pemakaian penanda
konjungsi
suboordinatif tepat,
karena kata sampai
-
(2D) Masyarakat
Sentani setiap
tahunnya
mengadakan
festival Danau
Sentani yang telah
berlangsung sejak
2008 hingga
sekarang dan
diadakan setiap
tanggal 19-24 Juni.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
waktu
menunjukan adanya
hubungang waktu
Kalau
-

Data pada paragraf
(2C terdapat penanda
konjungsi
subordinator syarat
yang ditandai dengan
kata kalau yang
berfungsi sebagai kata
penghubung yang
menyatakan syarat.
Kata kalau sebaiknya
diganti dengan
bilamana sehingga
kalimatnya menjadi
efektif dan koheren.
(2C) Buaya ini juga
disebut sebagai
penjaga Danau
Sentani, dan akan
keluar bilamana
petugas penjaga
Danau Sentani
memanggilnya.
Kohesi Leksikal
36 Repetisi
danau
-

Dari data paragraf (2)
ditemukan katadanau
yang diulang berkalikali. Pengulangan
tersebut tidak tepat
karena menimbulkan
pemborosan kata dan
menyebabkan kalimat
tidak efektif.
37
hewan
(2A) Di dalam
danau juga hidup
seekor buaya putih
yang sangat besar.
(2B) Buaya ini juga
disebut sebagai
penjaganya. (2C)
Buayaini tidak
sembarang keluar,
kalau tidak
dipanggil oleh
orang yang
bertugasnya. (2D)
Masyarakat Sentani
setiap tahun adakan
festival danau
Sentani. (2E)
Festival tersebut
berlangsung mulai
dari sejak 2008
sampai sekarang
dan diadakan setiap
bulan Juni tanggal
19-24.
-
e. Konjung
si syarat
Hiponim

-
Pemakaian kohesi
hiponimi tepat, karena
kata hewan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
generik dan ikan
lohan, gabus
merupakan makna
spesifik.
38
sinonim
tumbuhan

-
indah-elok

-
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
Pemakaian kohesi
hiponimi tepat, karena
kata tumbuhtumbuhan adalah
generik dan rumputrumput laut
merupakan makna
spesifik.
Data tersebut
ditemukan pemakaian
kohesi sinonim.
Pemakaiannya tepat,
karena terdapat
persamaan kata.
-
-
: Kr8
: Peni Uropdana
: X IPA
: Hidup di Mambramo
(1A) Sungai Mambramo adalah sungai terpanjang dan yang terkenal oleh
seluruh dunia. (1B) Sungai Mambramo mengalir dari alam pegunungan menuju
ke pesisir pantai. (1C) Dalam mengalir sungai Mambramo tidak lurus
tetapiberbelok-belok di sepanjang hutan. (1D) Dipinggir sungai Mambramo ada
keluarga yang hidup dan menetap selama belasan tahun.
(2A) Sore sudah tiba udara sangat sejuk dua anakberlari di pinggir sungai
yang dimanjakan oleh pasir putih yang indah. (2B) Mataharipun sudah terbenam
hanya suara kodok dan jangkrik yang bisa terdengar bagaikan simponi tandanya
bahwa hari sudah gelap. (2C) Keesokan harinya pasti mereka berburu dan
mancing. (2D) Seperti itulah kisah hidup yang menjalani keluarga tersebut dari
hari kehari bahkan sampai saat ini.
No.
Jenis kohesi
Kohesi Gramatikal
39 Referensi
a) referensi
kataforis
Penanda
kohesi
tepat
Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan
adalah

-
Referensi
kataforis berupa
adalah.
Penunjukan pada
kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
adalahmengacu
pada konstituen
sesudah kata yang
ditunjuk. Kata
adalah menunjuk
sungai terpanjang.
40
Konjungsi
a) Konjungsi
koordinatif
penambahan
dan


b) Konjungsi
subordinatif
Waktu
-
-
sampai

-
selama

c) Konjungsi
subordinatif
pengandaian
bagaikan
-
Penggunaan
penanda
konjungsi
koordinatif
berupadan pada
paragraf (1) tepat
karena
menunjukan
adanya makna
penambahan.
Penggunaan
penanda
konjungsi
suboordinatif
waktu berupa
sampai tepat,
karena pada kata
sampai
menunjukan
waktu.
Penggunaan
penanda
konjungsi
suboordinatif
waktu berupa
sampai tepat,
karena pada kata
sampai
menunjukan
waktu.
Penggunaan
penanda
konjungsi
suboordinatif
pengandaian
berupa bagaikan
-
-
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
tepat, karena pada
kata bagaikan
menunjukan
pengandaian.

d) Konjungsi
koordinatif
perlawanan
-
Penggunaan
penanda
konjungsi
suboordinatif
pengandaian
berupa bagaikan
tepat, karena pada
kata bagaikan
menunjukan
pengandaian.
tetapi
Kohesi Leksikal
41 Repetisi
42
Hiponim
mambramo
anak

-

-
Penggunaan
penanda repetisi
berupa
Mambramo tidak
tepat, karena
terdapat
pengulangan
sebanyak tiga kali
sehingga
paragrafnya tidak
efektif.
Pemakaian
penanda kohesi
hiponimi tepat,
karena kata
keluarga adalah
(1A) Sungai
Mambramo
adalah sungai
terpanjang dan
yang terkenal
oleh seluruh
dunia. (1B)
Sungai
Mambramo
mengalir dari
alam
pegunungan
menuju ke
pesisir pantai.
(1C) Dalam
mengalirnyatida
k lurus tetapi
berbelok-belok
di sepanjang
hutan. (1D)
Dipinggir sungai
ada keluarga
yang hidup dan
menetap selama
belasan tahun.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
43
Sinonim
Berbelokbelok

-
44
Antonim
pantai

-
45
Kolokasi
Sore

-
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
generik dan anak
merupakan makna
spesifik.
Penggunaan
penanda sinonimi
berupa berbelokbelok tepat,
karena kata
berbelok-belok
adalah persamaan
kata dengan kata
tidak lurus.
Penggunaan
penanda antonimi
berupa
pantai
tepat, karena kata
pantai
adalah
lawan kata dari
kata pegunungan.
Penggunaan
penanda kohesi
kolokasi tepat
karena kata sore
berkolokasi
dengan kata
mataharipun pun
sudah terbenam.
-
-
-
: Kr9
: Meki Tepmul
: X IPA
: Gunung Lim
(1A) Gunung Lim terdapat di kabupaten Pegunungan Bintang tepat di distrik
Bime.(1B) Gununginikelilingi oleh pepohonan sehingga alamnya indah dan
sejuk. (1C) Kalau kita berjalan kaki menapaki di bawah kaki gunung Lim
terdengar suara-suara tangisan anak kecil, dan suara binatang. (1D) Kita berjalan
sampai tepi gunung kita dimanjakan oleh salju yang abadi. (2A) Ketika kita
berjalan menapaki pertengahan gunung Lim kita dengar suara burung yang
bernyanyi di alam bebas itu. (2B) Di sebelah gunung Lim terdapat air terjun yang
masyarakat setempat menyakini bahwa air terjun tersebut membawa kesuburan
dalam tanaman dan ternak. (2C) Selain itu terdapat pula pohon pandang yang
berbaris susun rapi. (2D) Dibagian timur gunung Lim terdapat kebun milik warga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
No.
Jenis kohesi
Kohesi Gramatikal
46 Referensi
a) Referensi
anaforis
47
Substitusi
48
Konjungsi
b) Konjungsi
koordinatif
penambahan
Penanda
kohesi
tepat
Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan
itu

-
Penunjukan pada
kata itu mengacu
pada konstituen
sebelum kata yang
ditunjuk. Kata itu
pada paragraf (2)
menunjuk pada
pertengahan
gunung lim yang
telah disebutkn
pada kalimat
sebelumnya.
ini

-
-
warga

-
Penunjukan pada
kata ini mengacu
pada konstituen
sebelum kata yang
ditunjuk. Kata ini
pada paragraf (2)
menunjuk pada
gunung lim yang
telah disebutkn
pada kalimat
sebelumnya.
Penanda kohesi
substitusi berupa
warga.
Penggantian
tersebut bertujuan
untuk memperoleh
unsur pembeda.
Kata ganti orang
persona pertama
jamak pada kata
warga
menggantikan kata
masyarakat.
Penggunaan
penanda konjungsi
koordinatif
berupadan pada
-
dan

-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
paragraf (2) tepat
karena menunjukan
adanya makna
penambahan.
-
c) Konjungsi
subordinatif
waktu
selain itu

-
Penggunaan
penanda konjungsi
koordinatif
berupaselain itu
pada paragraf (2)
tepat karena
menunjukan
adanya makna
penambahan.
ketika

-
Penggunaan
penanda konjungsi
suboordinatif
waktu berupa
ketika tepat, karena
pada kata ketika
menunjukan waktu.
-
-
sampai

-
Penggunaan
penanda konjungsi
suboordinatif
waktu berupa
sampai tepat,
karena pada kata
sampai
menunjukan
adanya hubungan
waktu.
kalau

-
Penggunaan
penanda konjungsi
suboordinatif
syarat berupa kalau
tepat, karena pada
kata syarat
menunjukan
adanya hubungan
waktu.
d) Konjungsi
subordinatif
Syarat
Kohesi Leksikal
49 Repetisi
kita
-

Pemakaian
penanda repetisi
(1D) Kita berjalan
sampai tepi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
tidak tepat, karena
kata kita diulang
sebanyak tiga kali
sehingga
paragrafnya
menjadi tidak
koheren dan juga
terjadi pemborosan
kata.
50
Ekvivalensi
gunung
lim

-
pegunun
gangunung

-
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
Pemakaian
penanda kohesi
repetisi tepat,
karena kata gunung
lim diulang
sebanyak satu kali.
Pengulangan
tersebut bertujuan
untuk menegaskan
pentingnya kata
tersebut.
Pemakaian kohesi
ekuivalensitepat,
karena
pegunungandan
gunung sama-sama
berasal dari kata
dasar yang sama.
gunung
akandimanjakan
oleh salju yang
abadi. (2A)
Ketika berjalan
menapaki
pertengahan
gunung Lim
terdengar suara
burung yang
bernyanyi di alam
bebas itu.
-
-
: Kr10
: Lazarus Sitokmabin
: X IPA
: Danau Sentani
(1A) Danau Sentani terletak di kabupaten Jayapura.(1B) Danau ini berada
di bawah lereng cagar alam Siklop yang memiliki luas sekitar 25.000.000 hektar.
(1C) Luas wilayah danau sentani sendiri memiliki 9.360 hektar dan berada pada
ketinggian 75 meter yang merupakan danau terbesar di papua. (1D) Jika anda
berkunjung ke danau Sentani bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun
empat.(1E) Ketika kita dari arahkota Sentani, menempuh 20-30 menit dengan
menggunakan sepeda motor atau mobil.
(2A) DanauSentani dimanjakan dengan keindahan alam dan disana juga terdapat
oleh-oleh khas Sentani. (2B) Di sana terdapat hiasan bermotif danau Sentani dan
juga kita bisa melihat sisa-sisa amunisi perang dunia kedua. (2C) Itulah sedikit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
tips yang saya berikan tetapi saran saya lebih baik anda berkunjung ke Papua
jangan hanya berkunjung ke satu lokasi saja tetapi banyak tempat yang indah.
(2D) Salah satu yang populer adalah danau Sentani yang terletak di kampung
Asei.
No.
Jenis kohesi
Kohesi Gramatikal
51 Referensi
a) Referensi
anaforis
Penanda
kohesi
tepat
Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan
-
Penunjukan pada
kata ini mengacu
pada konstituen
sebelum kata yang
ditunjuk. Kata ini
pada paragraf (1)
menunjuk pada
danau sentani
yang telah
disebutkn pada
kalimat
sebelumnya.
Pemakaian
referensi kataforis
berupa adalah.
Penunjukan pada
kata
adalahmengacu
pada konstituen
sesudah kata yang
ditunjuk.
Pemakaian
penanda kohesi
substitusi tepat,
karena kata di
sana
menggantikan
perkampungan di
danau sekitar
danau sentani. Hal
tersebut bertujuan
untuk
memperoleh unsur
pembeda.
-
Pemakaian
-

ini
b) referensi
kataforis
adalah

-
52
Substitusi
di sana

-
53
Konjungsi
a) Konjungsi
dan

-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
koordinatif
penambahan
b) Konjungsi
subordinatif
waktu
penanda
konjungsi
koordinatif
berupadan pada
paragraf (2) tepat,
karena
menunjukan
adanya hubungan
penambahan.
ketika

-
Pemakaian
penanda
konjungsi
suboordinatif
waktu
berupaketika pada
paragraf (1) tepat,
karena
menunjukan
adanya hubungan
waktu.
-
c) Konjungsi
subordinatif
Atribut
yang
d) Konjungsi
koordinatif
perlawanan
tetapi


-
Penggunaan
penanda
konjungsi
suboordinatif
sayarat
berupayang pada
paragraf (1) tepat,
karena
menunjukan
adanya hubungan
yang menyatakan
atribut.
-
Penggunaan
penanda
konjungsi
koordinatif
perlawanan
berupatetapi pada
paragraf (2) tepat,
karena
menunjukan
adanya hubungan
perlawanan.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Kohesi Leksikal
54 Repetisi
danau
sentani

-
55
Hiponim
kendaraan

-
56
Sinonim
tips-saran

-
Pemakaian
penanda repetisi
tidak tepat, karena
kata danau
sentani diulang
sebanyak tiga kali
sehingga
paragrafnya
menjadi tidak
koheren dan juga
terjadi
pemborosan kata.
Pemakaian
penanda kohesi
hiponimi tepat,
karena kata
kendaraan adalah
generik dan motor
dan mobil
merupakan makna
spesifik.
Penggunaan
penanda kohesi
sinonimi berupa
saran-tips tepat,
karena kata
saranmemiliki
persamaan kata
dengan kata
saran.
(1A) Danau
Sentani terletak
di kabupaten
Jayapura.(1B)
Danau ini berada
di bawah lereng
cagar alam Siklop
yang memiliki
luas sekitar
25.000.000
hektar. (1C) Luas
wilayah danau
sentani sendiri
memiliki 9.360
hektar dan berada
pada ketinggian
75 meter yang
merupakan danau
terbesar di papua.
(1D) Jika anda
berkunjung ke
danau Sentani
bisa
menggunakan
kendaraan roda
dua maupun
empat.
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
: Kr11
: Yohanes Tetangwi
: X IPA
: Gunung Wanbon
Gunung wanbon adalah gunung yang tertinggi di bagian selatan
pegunungan bintang. Karena gunung yang paling tertinggi jadi kalau kita lihat
dari atas lembah dan daratan yang paling rendah dan indah dan juga cuacanya
bagus. Di gunung ini terdapat burung, buah-buahan dan lain sebagainya
memanjakan kita untuk menikmati keindahan alam gunung Wanbon.
Daerah ini memiliki daratan rendah. Kalau kita tanam jenis tanaman tidak
mungkin dia mati, malah dia tumbuh subur karena sekitar gunung ini tanahnya
subur dan sejuk.
No.
Jenis kohesi
Kohesi Gramatikal
57 Referensi
a) Referensi
anaforis
b) referensi
kataforis
58
Konjungsi
a) Konjungsi
koordinatif
penambahan
Penanda
kohesi
tepat
Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan
ini

-
Penunjukan pada
kata ini mengacu
pada konstituen
sebelum kata yang
ditunjuk. Kata ini
pada paragraf (1)
menunjuk pada
gunung Wanbon
yang telah
disebutkn pada
kalimat
sebelumnya.
-
adalah

-
Pemakaian
referensi kataforis
berupa
 adalah.
Penunjukan pada
kata
adalahmengacu
pada konstituen
sesudah kata yang
ditunjuk.
-
-
Pemakaian
penanda
konjungsi
koordinatif
-
dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
berupadan pada
paragraf (1) tepat,
karena
menunjukan
adanya hubungan
penambahan.
b) Konjungsi
subordinatif
perlawanan
juga

-
Pemakaian
penanda
konjungsi
koordinatif berupa
juga pada paragraf
(1) tepat, karena
menunjukan
adanya hubungan
penambahan.
-
c) Konjungsi
subordinatif
Atribut
kalaumalah
-

Pemakaian
penanda
konjungsi
suboordinatif
berupa malah
pada paragraf (2)
tidak
tepat,terdapat
penanda kohesi
konjungsi
koordinatif berupa
kata kalau….,
malah… yang
berfungsi sebagai
penghubung
penanda
perlawanan.
Namun begitu,
pada kalimat
tersebut masih
terdapat kesalahan
pada ragam
pemakaian kata
yang tidak baku,
yakni kata malah
yang bukan
berasal dari kata
serapan maupun
kata baku bahasa
(2A) Daerah ini
berupa dataran
rendah yang
mana jika kita
menanam
berbagai jenis
tanaman, maka
akan tumbuh
subur karena
tanahnya yang
sangat subur
dan sejuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Indonesia.
Kohesi Leksikal
59 Repetisi
60
Ekvivalensi
yang

gunung ini

gunungapegunungan
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
-
-

-
Pemakaian
penanda
konjungsi
koordinatif
berupayang pada
paragraf (1) tepat,
karena
menunjukan
adanya hubungan
atribut.
-
Pemakaian
penanda kohesi
repetisi tepat,
karena untuk
memperoleh unsur
pembeda dan juga
untuk
menekankan
pentingnya kata
tersebut.
Pemakaian kohesi
ekuivalensitepat,
karena
pegunungan dan
gunung samasama berasal dari
kata dasar yang
sama.
-
-
: Kr12
: Legion Asemki
: X IPA
: Gunung Anem
(1A) Pada waktu liburan kemarin saya ikut sahabatku ke distrik Kiwirok.(1B)
Sampai di sana saya bersama sahabatku ketemu bapak, mama, dan keluarganya.
(1C) Empat hari kemudian dia ajak temannya kami bertiga jalan-jalan melihat
pemandangan gunung Anem. (1D) Saya melihat gunung Anem, gunung ini
adalah gunung yang paling tertinggi di kampung Kubipkop. (1E) Gunung Anem
begitu indah dan cukup tinggi.
(2A) Gunung ini tidak ada pohon yang ada hanya rumput-rumput dan batubatu karang saja yang memenuhinya. (2B) Ketika saya melihat gunung Anem
terdapat banyak potensi yang ada di gunung ini.(2C) Potensi tersebut salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
satunya adalah air terjun yang indah dan juga masyarakat Kiwirok biasa
mendaki gunung ini untuk sampai di kampung.
No.
Jenis kohesi
Kohesi Gramatikal
61 Referensi
a) Referensi
anaforis
Penanda
kohesi
ini
-nya
tepat


Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan
-
Penunjukan pada
kata ini mengacu
pada konstituen
sebelum kata yang
ditunjuk. Kata ini
pada paragraf (1)
menunjuk pada
gunung Anem yang
telah disebutkan
pada kalimat.
-
-
Penunjukan pada
kata-nya mengacu
pada konstituen
sebelum kata yang
ditunjuk. Kata -nya
pada paragraf (1)
menunjuk pada
sahabatku yang
telah disebutkan
pada kalimat.
-
62
b) referensi
kataforis
adalah

-
Substitusi
di sana

-
Pemakaian
referensi kataforis
berupa adalah.
Penunjukan pada
kata
adalahmengacu
pada konstituen
sesudah kata yang
ditunjuk.
Pemakaian penanda
kohesi substitusi
tepat, karena kata di
sana menggantikan
distrik Kiwirok. Hal
tersebut bertujuan
untuk memperoleh
unsur pembeda.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182

kami
63
Konjungsi
a) Konjungsi
koordinatif
penambaha
n
dan
juga


-
Pemakaian penanda
kohesi substitusi
tepat, karena kata
kami menggantikan
saya dan sahabat
saya dan teman
sahabat saya. Hal
tersebut bertujuan
untuk memperoleh
unsur pembeda.
-
-
Pemakaian penanda
konjungsi
koordinatif
berupadan pada
paragraf (1) tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
penambahan.
-
-
Pemakaian penanda
konjungsi
koordinatif berupa
juga pada paragraf
(1) tepat, karena
menunjukan adanya
hubungan
penambahan.
b) Konjungsi
subordinati
f waktu
pada
waktu
-
ketika

 Pemakaian penanda
konjungsi
subordinatif waktu
berupa pada waktu.
Pemakaian penanda
kohesi tidak tepat,
karena posisi subyek
kalimat seharusnya
ditaruh di depan
kalimat.
-
Pemakaian penanda
konjungsi
suboordinatif waktu
(2A) Saya ikut
sahabatku ke
Distrik Kiwirok
pada saat liburan
kemarin, sesampai
di sana, kami
bertemu dengan
bapak, mama, dan
keluarganya.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
berupa ketika pada
paragraf (2) tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
waktu.
Kohesi Leksikal
64 Repetisi
sampai

sahabatk
u
-
-

Pemakaian penanda
konjungsi
suboordinatif waktu
berupa sampai pada
paragraf (1) tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
waktu.
-
Pemakaian penanda
repetisi tidak tepat,
karena kata
sahabatku diulang
sebanyak tiga kali
sehingga
paragrafnya
menjadi tidak
koheren dan juga
terjadi pemborosan
kata.
(1A) Pada waktu
liburan kemarin
saya dan sahabat
saya berlibur di
distrik
Kiwirok.(1B)
Sampaidisana kami
bertemu bapak,
mama, dan
keluarganya. (1C)
Empat hari
kemudian dia ajak
temannya kami
bertiga jalan-jalan
melihat
pemandangan
gunung Anem.
(1D) Saya melihat
gunung Anem,
gunung ini adalah
gunung yang
paling tertinggi di
kampung
Kubipkop. (1E)
Gunung Anem
begitu indah dan
cukup tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
: Kr13
: Yorim Asemki
: X IPA
: Pegunungan Bonai
(1A) Gunung Bonai terletak di Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan
Bintang (Oksibil).(1B) Gunung ini memiliki keindahan alam yang sangat
beragam.(1C) Gunung tersebut masyarakat diyakini bahwa di balik gunung
Bonai tersebut mengisi pusat ekonomi dunia. (1D) Tetapi sampai saat ini belum
menemukan keyakinan masyarakat itu.(1E) Pegunungan Bonai menjadi misteri
bagi masyarakat Pegunungan Bintang sampai saat ini.
(2A) Pegunungan Bonai juga memiliki sifat tersendiri yaitu pohon-pohon
bertumbuh secara liar, sungai-sungai yang mengalir tanpa arus.(2B) Kabut-kabut
tebal memanjang disepanjangpegunungan Bonai.(2C) Mengalirkan emas dan
terdapat pasir yang jernih.(2D) Pasir-pasir tersebut bukan pasir biasa tetapi pasir
emas.(2E) Disepanjang kawasan Pegunungan Bonai terdapat beberapa binatang
buas seperti babi liar, kasuari, burung-burung, kus-kus pohon serta gangguru.
No.
Jenis kohesi
Kohesi Gramatikal
65 Referensi
a) Referensi
anaforis
Penanda
kohesi
tepat
Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan
ini

-
Penunjukan
pada kata ini
mengacu pada
konstituen
sebelum kata
yang ditunjuk.
Kata ini pada
paragraf (1)
menunjuk pada
gunung Bonai.
-
itu

-
Penunjukan
pada kata itu
mengacu pada
konstituen
sebelum kata
yang ditunjuk.
Kata itu pada
paragraf (2)
menunjuk pada
kepercayaan
masyarakat
yang telah
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
b) referensi
kataforis
disebutkn pada
kalimat
sebelumnya.
yaitu

-
Pemakaian
referensi
kataforis berupa
yaitu.
Penunjukan
pada
katayaitumengac
u pada
konstituen
sesudah kata
yang ditunjuk.
66
Konjungsi
a) Konjungsi
koordinatif
penambahan
b) Konjungsi
koordinatif
perlawanan
seperti

-
Pemakaian
referensi
kataforis berupa
seperti.
Penunjukan
pada kata
sepertimengacu
pada konstituen
sesudah kata
yang ditunjuk.
dan

-
Pemakaian
penanda
konjungsi
koordinatif
berupadan pada
paragraf (1)
tepat, karena
menunjukan
adanya
hubungan
penambahan.
tetapi

-
-
-
Pemakaian
penanda
konjungsi
suboordinatif
waktu
berupatetapi
pada paragraf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
(1) tepat, karena
menunjukan
adanya
hubungan
perlawanan.
c) Konjungsi
suordinatif
waktu
Kohesi Leksikal
67 Hiponim
68
Repetisi
sampai

-
Pemakaian
penanda
konjungsi
suboordinatif
waktu
berupasampai
pada paragraf
(1) tepat, karena
menunjukan
adanya
hubungan
waktu.
binatang

-
Pemakaian
penanda kohesi
hiponimi tepat,
karena kata
binatang
adalah generik
dan babi liar,
kasuari,
burungburung, kuskus pohon
serta
ganggurumeru
pakan makna
spesifik.
Pemakaian
penanda
repetisi tidak
tepat, karena
kata
pegununungan
Bonai diulang
sebanyak tiga
kali sehingga
paragrafnya
menjadi tidak
koheren dan
Pegunungan
bonai
-

-
-
(2A)
Pegunungan
Bonai juga
memiliki sifat
tersendiri yaitu
pohon-pohon
bertumbuh
secara liar,
sungai-sungai
yang mengalir
tanpa arus dan
kabul tebal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
juga terjadi
pemborosan
kata.
69
Ekvivalensi
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
pegunungan
-gunung

-
Pemakaian
kohesi
ekuivalensitepa
t, karena
pegununganda
n gunung
sama-sama
berasal dari
kata dasar yang
sama.
mengelilinginya
. (2C)
Sepanjang
kawasanPegunu
ngan Bonai
terdapat
binatang buas
seperti babi liar,
kasuari, burungburung, kus-kus
pohon serta
gangguru.
-
: Kr14
: Herminus Kalaka
: X IPA
: Rumah Adat
(1A) Orang muda Pegunungan Bintang memiliki adat yang istimewa dan
sangat sakral bagi generasi penurusnya.(1B) Rumahadat terbuat dari potongan
rotan dan kayu besi.(1C) Rumah adatberdiri tegak atapnya berbentuk sayap
burung cenderawasih, terdapat satu buah pintu yang tidak lebar dan besar.(1D)
Ingin masuk kedalam naik keatas melalui tangga-tangga yang berwarna hitam dan
sedikit coklat.
(2A) Dalam rumah ini terdapat tungku api, dinding yang dihiasi dengan arang
yang berwarna hitam dan tebal yang tidak menimbulkan bau sedap.(2B) Di
dinding dalam rumah lurusan dengan pintu masuk ada tulisan “selamat datang kau
adalah milikku”.(2C) Disebelah kiri ada patung yang berdiri tegak menghadap ke
pintu masuk dan di hiasi juga oleh tanah merah dan tanah putih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
No.
Jenis kohesi
Kohesi Gramatikal
70 Referensi
a) Referensi
anaforis
Konjungsi
a) Konjungsi
koordinatif
penambaha
n
b) Konjungsi
koordinatif
Atribut
Kohesi Leksikal
71 Repetisi
Penanda
kohesi
tepat

ini
Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan
-
Penunjukan pada
kata ini mengacu
pada konstituen
sebelum kata yang
ditunjuk. Kata ini
pada paragraf (1)
menunjuk pada
rumah adat.
-
dan

-
Pemakaian
penanda konjungsi
koordinatif
berupadan pada
paragraf (1) tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
penambahan.
-
yang

-
Pemakaian
penanda konjungsi
suboordinatif
berupayang pada
paragraf (1) tepat,
karena
menunjukan
adanya hubungan
atribut.
-
-
Pemakaian
penanda kohesi
repetisi tepat,
karena untuk
menekankan kata
tersebut dalam
paragraf tersebut.
-

rumah
adat
tanah
merahtanah
putih
-

Pemakaian
penanda kohesi
repetisi berupa
tanah merah-tanah
putih. Penanda
kohesi tidak tepat,
(2A) Dalam
rumah ini
terdapat tungku
api, dinding yang
dihiasi dengan
arang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
karena
pengulangan kata
yang sama dalam
satu kalimat.
72
Hiponim
rumah
adat

-
73
Antonim
merahputih

-
Pemakaian
penanda kohesi
hiponimi tepat,
karena kata rumah
adat adalah generik
dan berdiri tegak
atapnya berbentuk
sayap burung
cenderawasih,
terdapat satu buah
pintu yang tidak
lebar dan besar,
merupakan makna
spesifik.
Penggunaan
penanda antonimi
berupa pantai tepat,
karena kata merah
adalah lawan kata
dari kata putih.
berwarna hitam
dan tebal yang
tidak
menimbulkan bau
sedap.(2B) Di
dinding dalam
rumah lurusan
dengan pintu
masuk ada tulisan
“selamat datang
kau adalah
milikku”.(2C)
Disebelah kiri ada
patung
yangberdiri tegak
menghadap ke
pintu masuk dan
di hiasi juga oleh
tanah merah dan
putih.
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
: Kr15
: Apina Mul
: X IPA
: Deskripsi Kelas
(1A) Ruang kelasku persegi empat. (1B) Di dalam kelas ada meja, ada
kursi, di depan kelas ada papan tulis berwarna hitam. (1C) Disamping kiri papan
tulis terdapat meja guru, diatas meja guru terdapat buku Bahasa Indonesia dan
kapur tulis.(1D) Saya masuk dalam kelas dan duduk di belakang dari barisan
kedua.
(2A) Saya duduk di samping jendela karena panas dan angin segar masuk
dan menyegarkan badan saya. (2B) Siang telah tiba dan saya melihat ke temanteman semua pada ngantuk dan ada yang tidur tidak sadarkan diri dan ada yang
teman lain yang bercerita asyik di kelas. (2C) Mereka cerita tentang bola dan
berburu di hutan.(2D) Saya merasa capek tarik badan, berjalan pelan-pelan dan
melihat dari samping pintu ada guru Bahasa Indonseia dan guru matematika
bercerita asyik di pendopo sekolah mereka dua bercerita sambil makan pinang
dan merokok. (2E) Guru Bahasa Indonesia masuk ke kelas dan berkata semua
bangun kita pulang karena waktu sudah habis. (2F) Saya bertanya kepada guru
pak ada tugas tidak? Tidak ada tugas! Kata pak guru.
No.
Jenis kohesi
Kohesi Gramatikal
74 Substitusi
75
Konjungsi
a) Konjungsi
koordinatif
penambahan
Penanda
kohesi
tepat

mereka
dan

Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan
-
Pemakaian
penanda kohesi
substitusi tepat,
karena kata
mereka
menggantikan
kata temanteman. Hal
tersebut bertujuan
untuk
memperoleh
unsur pembeda.
-
-
Pemakaian
penanda
konjungsi
koordinatif
berupadan pada
paragraf (2) tepat,
karena
menunjukan
adanya hubungan
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
penambahan.
b) Konjungsi
subordinatif
waktu
sambil

-
Pemakaian
penanda
konjungsi
suboordinatif
waktu
berupasambil
pada paragraf (2)
tepat, karena
menunjukan
adanya hubungan
waktu.
-
c) Konjungsi
subordinatif
sebab
karena

-
Pemakaian
penanda
konjungsi
suboordinatif
sebab
berupakarena
pada paragraf (2)
tepat, karena
menunjukan
adanya hubungan
sebab.
-
ada
-
Dari data paragraf
(1) ditemukan
kataada yang
diulang berkalikali. Pengulangan
tersebut tidak
tepat, karena
menimbulkan
pemborosan kata
dan menyebabkan
kalimat tidak
efektif.
(1A) Ruang
kelasku persegi
empat. (1B) Di
dalam kelas
terdapat meja,
kursi, dan
papan tulis
berwarna hitam.
(1C) Disamping
kiri papan tulis
terdapat meja
guru, diatas
meja guru
terdapat buku
Bahasa
Indonesia dan
kapur tulis.(1D)
Saya masuk
dalam kelas dan
duduk di
Kohesi Leksikal
76 Repetisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
77
Hiponim
ruang kelasmeja, kursi,
papan tulis
78
Sinonim
tidur-tidak
sadarkan
diri
79
Ekvivalensi
Temantemanteman

-

-

-
Pemakaian
penanda kohesi
hiponimi tepat,
karena kata meja,
kursi dan papan
tulis, merupakan
makna spesifik
dari ruang kelas.
Penggunaan
penanda kohesi
sinonimi berupa
kata tidur yang
memiliki padanan
makna yang sama
dengan kata tidak
sadarkan diri
dalam satu
kalimat yang
sama. Pemakaian
penanda kohesi
sinonimi tersebut
tidak tepat,
karena terdapat
pemborosan kata
yang tidak perlu.
Pemakaian kohesi
ekuivalensitepat,
karena temantemandan teman
sama-sama
berasal dari kata
dasar yang sama.
belakang dari
barisan kedua.
-
(2A) Saya
duduk di
samping jendela
karena panas
dan angin segar
masuk dan
menyegarkan
badan saya. (2B)
Ketika waktu
siang telah tiba,
saya melihat
teman-teman
mulai
mengantuk dan
ada pula yang
tidur, sementara
yang lain ada
yang sedang
asyik bercerita
di dalam kelas.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
: Kr16
: Apiana Kulka
: X IPA
: Danau Sentani
(1A) Danau Sentani begitu elok dipandang.(1B) Di pesisir danau dihiasi oleh
pohon-pohon sagu.(1C) Danaunya yang berlumpur dan di dalamnya terdapat
rumput-rumput, airnya yang tawar di dalamnya terdapat berbagai jenis ikan yang
hidup, seperti ikan gabus, lohan, dan lain sebagainya.(1D) Tetapi bukan berbagai
ikan saja yang menghuni danau sentani ada juga hidup seekor buaya putih yang
sangat besar. (1E) Danau Sentani setiap tahunnya diadakan yang namanya festival
danau Sentani yang mulai berlangsung dari 2008 sampai sekarang.(1F) Sampai
sekarang festival yang biasa diadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24.
No.
Jenis kohesi
Kohesi Gramatikal
80 Referensi
a) referensi
kataforis
81
Konjungsi
a) Konjungsi
koordinatif
penambahan
b) Konjungsi
subordinatif
waktu
Penanda
kohesi
tepat
Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan

seperti
-
Pemakaian referensi
kataforis berupa
seperti. Penunjukan
pada
 kata
sepertimengacu pada
konstituen sesudah
kata yang ditunjuk.
dan

-
Pemakaian penanda
konjungsi koordinatif
berupadan pada
paragraf (2) tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
penambahan.
-
sampai

-
Pemakaian penanda
konjungsi

suboordinatif waktu
berupasampai pada
paragraf (2) tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
waktu.
-
setiap

-
Pemakaian penanda
konjungsi
suboordinatif waktu
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
berupasetiap pada
paragraf (2) tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
waktu.
c) Konjungsi
koordinatif
atribut
yang

-
Pemakaian penanda
konjungsi
suboordinatif
berupayang pada
paragraf (1) tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
atribut.
-
d) Konjungsi
koordinatif
perlawanan
tetapi

-
Pemakaian penanda
konjungsi
suboordinatif
berupatetapi pada
paragraf (1) tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
perlawanan.
-
Pemakaian penanda
kohesi hiponimi tepat,
karena kata ikan
adalah generik dan
gabus dan
lohanmerupakan
makna spesifik.
Pemakaian penanda
kohesi kolokasi tepat,
karena kata pohonpohon berkolokasi
dengan kata rumputrumput.
-
Kohesi Leksikal
82 Hiponim
83
kolokasi
ikangabus,
lohan

-
pohonpohon
dan
rumputrumput

-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
: Kr17
: Emanuel Iyai
:X IPA
: Keindahan Pulau Papua
(1A) Keindahan pulau Papua sangat indah.(1B) Pulau Papua terbentuk
burung Cendrawasih.(1C) Orang-orang besar dinamakan pulau Papua ataubumi
Cendrawasih karena keindahan alam dan kekayaan alam sangat banyak. (1D)
Keindahan alam di Papua terkenal di beberapa negara akan adanya kekayaan
alam yang melimpah, festival danau Sentani, keindahan senja Kaimana dan juga
keindahan pantai di daerah Papua dan juga keindahan pegunungan.(1E) Tidak
hanya keindahan alam tetapi pulau Papua juga memiliki kekayaan alam yang
kaya raya seperti emas, perak, timah, buah-buahan, kacang-kacangan dan lainlain. (1F) Pulau Papua kurang maju dalam pembangunan tetapi keindahan alam
dan kekayaan alam sangat melimpah.
No.
Jenis kohesi
Kohesi Gramatikal
84 Referensi
a) referensi
kataforis
85
Konjungsi
a) Konjungsi
koordinatif
penambahan
Penanda
kohesi
tepat

seperti
dan

Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan
-
Pemakaian
referensi kataforis
berupa seperti.
Penunjukan pada
kata
sepertimengacu
pada konstituen
sesudah kata yang
ditunjuk.
-
-
Pemakaian
penanda konjungsi
koordinatif
berupadan pada
paragraf (1) tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
penambahan.
-
atau

-
Pemakaian
penanda konjungsi
koordinatif
berupaatau pada
paragraf (1) tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
penambahan atau
pemilihan.
b) Konjungsi
koordinatif
perlawanan
Kohesi Leksikal
86
Repetisi
tetapi

pulau papua
-
-

Pemakaian
penanda konjungsi
suboordinatif
waktu berupatetapi
pada paragraf (1)
tepat, karena
menunjukan
adanya hubungan
perlawanan.
-
Dari data paragraf
(1) ditemukan
katapulau papua
yang diulang
berkali-kali.
Pengulangan
tersebut tidak tepat,
karena
menimbulkan
pemborosan kata
dan menyebabkan
kalimat tidak
efektif.
(1A) Keindahan
pulau Papua
sangat indah dan
berbentuk burung
Cendrawasih.(1C)
Orang-orang
besar dinamakan
pulau Papua
ataubumi
Cendrawasih
karena keindahan
alam dan
kekayaanalam
sangat banyak.
(1D) Keindahan
alam di Papua
terkenal di
beberapa negara
akan adanya
kekayaan alam
yang melimpah,
festival danau
Sentani,
keindahan senja
Kaimana dan juga
keindahan
pantaidi daerah
Papua dan juga
keindahan
pegunungan.(1E)
Tidak hanya
keindahan alam
tetapi terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
87
Hiponim
keindahan
alam

-
Pemakaian
penanda kohesi
hiponimi tepat,
karena kata
keindahan alam
adalah generik dan
festival danau
Sentani, keindahan
senja Kaimana dan
juga keindahan
pantai di daerah
Papua dan juga
keindahan
pegunungan
merupakan makna
spesifik.
juga kekayaan
alam yang kaya
raya seperti emas,
perak, timah,
buah-buahan,
kacang-kacangan
dan lain-lain. (1F)
Papua kurang
maju dalam
pembangunan
tetapi keindahan
alam dan
kekayaan alam
sangat melimpah.
-
-
88
Antonim
kekayaan
alam

-
pantaipegunungan

-
Pemakaian
penanda kohesi
hiponimi tepat,
karena kata
kekayaan alam
adalah generik dan
emas, perak, timah,
buah-buahan,
kacangkacanganmerupaka
n makna spesifik.
Penggunaan
penanda antonimi
berupa pantai tepat,
karena kata pantai
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
89
Ekvivalensi
kekayaankaya raya
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan

-
adalah lawan kata
dari
kata
pegunungan.
Pemakaian kohesi
ekuivalensitepat,
karena
kekayaandan kaya
raya sama-sama
berasal dari kata
dasar yang sama.
-
: Kr18
:Yorim Mul
: X IPA
: Rumahku
(1A) Ingat rumahku, terbuat dari kayu buah, atap rumahku terbuat dari
alang-alang.(1B) Bagian dinding terbuat dari papan cincang dan di bagian lantai
dialas dengan kulitkayu yang rapih dan susun rapi. (1C) Satu tahun kemudian
rumahku tidak ada harapan, bagian selatan dan utara rubuh duluan, buku dan
ijazahku kadang kena hujan dan basah.(1D) Rumahku bagian timur tempat tidur
bapak dan mamaku diatas tempat tidur bapak dan mamaku ada hiasan noken dan
koteka yang digantungkan selain noken dan koteka ada kapak batu yang taruh di
samping pintu masuk.
(2A) Rumahku pintunya menghadap ke timur pagi hari matahari terbit dari
ufuk timur dan memanas kedinginan malam tadi. (2B) Kedinginan malam hilang
dan yang ada kepanasan tetapi di depan rumahku ada pohon selalu sejuk didepan
halaman rumahku. (2C) Tidak lama lagi matahari sudah dekat untuk tenggelam di
gunung Aplim Apom.
No.
Jenis
Penanda
kohesi
kohesi
Kohesi Gramatikal
90 Konjungsi
Konjungsi
dan
koordinatif
penambaha
n
Konjungsi
subordinatif
perlawanan
tetapi
tepat
Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan

-
Pemakaian penanda
konjungsi koordinatif
berupadan pada
paragraf (1) tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
penambahan.
-

-
Pemakaian penanda
konjungsi
suboordinatif waktu
berupatetapi pada
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
paragraf (2) tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
perlawanan.
yang

-
Pemakaian penanda
konjungsi
suboordinatif
berupayang pada
paragraf (1) tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
atribut.
a) Konjung
si
subordin
atif
Atribut
kemudian
-
rumahku
-

b) Konjung
si
subordin
atif
waktu
Kohesi Leksikal
91 Repetisi

-
Pemakaian penanda
konjungsi
suboordinatif waktu
berupakemudianpada
paragraf (1) tidak
tepat, karena kata
kemudian yang
menerangkan kata
sebelumnya yakni satu
tahun dan berfungsi
sebagai penanda
konjungsi
subordinator waktu,
tetapi pemakaian
penanda kohesi
tersebut salah karena
kata kemudian
biasanya dipakai
untuk konjungsi
fungsi penambahan.
(1A, B) Rumahku
yang telah berumur
satu tahun kini
telah rusak, sisi
selatan dan utara
adalah bagian yang
rubuh terlebih
dahulu, buku dan
ijazahku menjadi
basah setiapkali
hujan datang.
Dari data karangan
deskripsi ditemukan
pemakaian penanda
kohesi repetisi berupa
rumahku yang diulang
berkali-kali.
Pengulangan tersebut
tidak tepat, karena
menimbulkan
pemborosan kata dan
menyebabkan kalimat
(2A) Pintunya
menghadap ke
timur sehingga
setiap pagi
matahari
memanaskan
kedinginan malam
tadi dan yang ada
kepanasan,tetapi di
halaman rumah
tumbuh sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
tidak efektif.
92
Antonim

selatanutara
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
-
Penggunaan penanda
antonimi berupa
pantai tepat, karena
kata selatan adalah
lawan kata dari kata
utara
pohon sehingga
tidak akan
kepanasan.
-
: Kr19
: Yupen Singleki
: X IPA
: Aplim Apom/ Puncak Mandala
(1A) Gunung Aplim Apom atau disebut juga gunung Mandala biasa
dikatakan gunung Sombong, karena pada saat cuaca cerah dilihat dari Oksibil
dan sekitarnya melihat keatas gunung Mandala kelihatannya indah dan bagus
terus gunung yang lainnya juga.(1B) Ketikamelihatnya gunung bagus awan biru
naik dan matahari terangtetapi pada saat cuaca buruk kelihatan gunung
Mandala akan gelap dan pada waktu juga mulai angin, kilat guntur dan awan
mulai menutup dan hujan turun, padasaat itu juga banjirlah kali Sombong atau
disebut kali Oksibil.
No.
Jenis kohesi
Kohesi Gramatikal
93 Konjungsi
Konjungsi
koordinatif
penambahan
Penanda
kohesi
tepat
Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan
dan

-
Pemakaian
penanda
konjungsi
koordinatif
berupadan tepat,
karena
menunjukan
adanya hubungan
penambahan.
-
atau

-
Pemakaian
penanda
konjungsi
koordinatif
berupaatau tepat,
karena
menunjukan
adanya hubungan
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
penambahan
pemilihan.
Konjungsi
subordinatif
waktu
ketika
pada saat
itu juga
Konjungsi
subordinatif
sebab
94
Kohesi Leksikal
Hiponim

-
-

-
Pemakaian
penanda
konjungsi
antarkalimat tepat,
karena
menunjukan
adanya hubungan
dengan kalimat
sebelumnya.

-
Pemakaian
penanda
konjungsi
suboordinatif
sebab
berupakarena
tepat, karena
menunjukan
adanya hubungan
perlawanan.
-
-
Pemakaian
penanda kohesi
hiponimi tepat,
karena kata cuaca
adalah generik
dan gunung
Mandala akan
gelap dan pada
waktu juga mulai
angin, kilat
guntur dan awan
-
karena
cuaca buruk
Pemakaian
penanda
konjungsi
suboordinatif
waktu
berupaketika
tepat, karena
menunjukan
adanya hubungan
waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
95
Repetisi
Gunung
mandala

-
96
Sinonim
indah-bagus

-
97
Antonim
teranggelap

-
98
Ekvivalensi
lihatmelihatmelihatnya
-

mulai menutup
dan hujan turun,
padasaat itu juga
banjirlah kali
Sombong atau
disebut kali
Oksibilmerupakan
makna spesifik.
Pemakaian
penanda repetisi
berupa gunung
mandala.
Pemakaiannya
tepat karena
bertujuan untuk
menekankan kata
tersebut dalam
paragraf tersebut
dan juga untuk
menjaga kepaduan
paragraf.
Penggunaan
penanda kohesi
sinonimi tepat,
karena kata indah
memiliki
persamaan kata
dengan kata
bagus.
Penggunaan
penanda antonimi
berupa pantai
tepat, karena kata
terang adalah
lawan kata dari
kata gelap.
Pemakaian kohesi
ekuivalensitidak
tepat, karena
ketiga kata yang
mempunyai
kedekatan makna,
yakni kata dilihat,
melihatdankelihat
annya yang
ketiganya berasal
-
-
-
(1A) Gunung
Aplim Apom
disebut juga
Gunung
Mandala atau
masyarakat
sekitar
menyebutnya
Gunung
Sombong,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
dari kata dasar
yang sama yakni
lihat.
Pemakaianpenand
a kohesi untuk
tidak tepat
sehingga cukup
gunakan satu kata
saja.
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
yang mana
pada saat
cuaca cerah,
gunung
tersebut akan
terlihat indah.
: Kr20
: Agatha Uropkulin
: X IPA
: Pengalaman Liburan
(1A) Waktu SMP, saya sekolah di SMP Katolik Bakti Luhur Malang.(1B)
Waktu itu saya masuk kelas VIII, lalu di Malang saya tinggal dengan kakak
sepupu dan suaminya.(1C) Waktu saya disana saya mempunyai banyak temanteman ada yang dari Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Blitar, Jakarta, dan ada
yang asli Malang.
(2A) Bulan Desember saya, kaka dan suaminya kami liburan di Bali, di sana
kami merayakan hari ulang tahun adik sepupu saya. (2B) Disana kami tinggal di
Denpasar di hotel.(2C) Nama hotel itu adalah Hotel Mawar Dua Jalan
Diponegoro.(2D) Di Bali itu kotanya kecil tetapi bengitu indahnya luar biasa
dan besoknya kami merayakan ulang tahun di pantai Kuta. (2E) Disana saya
melihat orang barat dengan orang afrika, mereka minta foto dengan kami waktu
itu juga kami foto bersama dengan mereka.(2F) Setelah itu kami jalan-jalan ke
Tanah Lot dan disana kami melihat pemandangan indah sekali dan besoknya lagi
kami kembali ke Malang.
No.
Jenis kohesi
Kohesi Gramatikal
99
Referensi
a) Referensi
anaforis
Penanda
kohesi
-nya
tepat

Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan
-
Penunjukan pada kata
–nya mengacu pada
konstituen sebelum
kata yang ditunjuk.
Kata –nya pada
paragraf (2) menunjuk
pada suami dari kaka
perempuan yang telah
disebutkn pada
kalimat sebelumnya.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
100
101
b) referensi
kataforis
adalah

-
substitusi
di sana

-
mereka

kami

Konjungsi
a) Konjungsi
koordinatif
penambaha
n
Pemakaian referensi
kataforis berupa
seperti. Penunjukan
pada kata
sepertimengacu pada
konstituen sesudah
kata yang ditunjuk.
Pemakaian penanda
kohesi substitusi tepat,
karena kata mereka
menggantikan kata
teman-teman. Hal
tersebut bertujuan
untuk memperoleh
unsur pembeda.
-
-
Pemakaian penanda
kohesi substitusi tepat,
karena kata mereka
menggantikan kata
teman-teman. Hal
tersebut bertujuan
untuk memperoleh
unsur pembeda.
-
-
Pemakaian penanda
kohesi substitusi tepat,
karena kata mereka
menggantikan kata
teman-teman. Hal
tersebut bertujuan
untuk memperoleh
unsur pembeda.
-
-
dan

-
Pemakaian penanda
konjungsi koordinatif
berupadan tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
penambahan.
-
setelah
itu

-
Pemakaian penanda
konjungsi koordinatif
berupasetelah itutepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
penambahan.
tetapi

saya
-
Pemakaian penanda
konjungsi
suboordinatif waktu
berupatetapi pada
paragraf (2) tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
perlawanan.
-
b) Konjungsi
subordinatif
perlawanan
Kohesi Leksikal
102 Repetisi
103
Hiponim
temanteman


-
Dari data karangan
deskripsi ditemukan
pemakaian penanda
kohesi repetisi berupa
saya yang diulang
berkali-kali.
Pengulangan tersebut
tidak tepat, karena
menimbulkan
pemborosan kata dan
menyebabkan kalimat
tidak efektif.
Pemakaian penanda
kohesi hiponimi tepat,
karena kata temanteman adalah generik
dan Yogyakarta,
Semarang, Surabaya,
Blitar, Jakarta, dan
ada yang asli
Malangmerupakan
makna spesifik.
-
(1A) Waktu
SMP, saya
sekolah di
SMP Katolik
Bakti Luhur
Malangdan
masuk kelas
VIII, lalu di
Malang saya
tinggal dengan
kakak sepupu
dan suaminya.
(1C) Waktu
disana saya
mempunyai
banyak teman
ada yang
berasal dari
Yogyakarta,
Semarang,
Surabaya,
Blitar, Jakarta,
dan ada yang
asli Malang.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
104
Sinonim
Bengitindahluar
biasa
-
105
Kolokasi
SMPsekolah


-
Penggunaan penanda
kohesi sinonimi tidak
tepat, karena
pemilihan kata (diksi)
yang digunakan
adalah lafal ragam
lisan dengan ciri-ciri
lafal dialek setempat
(lokal) atau bahasa
anak muda (gaul)
seperti yang terdapat
pada kata bengit
sehingga
menyebabkan
paragrafnya tidak
koheren.
Pemakaian penanda
kohesi kolokasi tepat,
karena kata SMP
berkolokasi dengan
kata sekolah
(2D) Di Bali
itu kotanya
kecil tetapi
Bali kotanya
kecil tetapi
sungguh luar
biasa indah,
esoknya kami
merayakan
ulang tahun di
Pantai Kuta..
(2E) Disana
saya melihat
orang barat
dengan orang
afrika, mereka
minta foto
dengan kami
waktu itu juga
kami foto
bersama
dengan
mereka. (2F)
Setelah itu
kami jalanjalan ke Tanah
Lot dan disana
kami melihat
pemandangan
indah sekali
dan besoknya
lagi kami
kembali ke
Malang.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
: Kr21
: Patrik T. Sipyan
: X IPA
: Danau Sentani
(1A) Danau adalah tempat tinggal atauekosistem yang terbaik untuk hewan.
(1B) Danau sentani adalah salah satunya tempat untuk hidup berbagai jenis,
seperti ikan, kodok, dan lain-lain.(1C) Danau sentani adalah sebagai contoh untuk
tempat atau ekosistem untuk berbagai habitat. (1D) Danau sentani adalah danau
yang terpanjang di propinsi Papua danterdapat di kabupaten Jayapura sebagai ibu
kota propinsi Papua.
(2A) Danau Sentani terdapat di samping kiri kotaSentani kira-kira dua
kilometer dari kota Sentani. (2B) Iklim di daerah ini sering mengalami kepanasan
setiap tahun, maka orang yang disekitar danau ini kebanyakan orang nelayan dan
kebanyakan orang yang menetap danau sentani tidak terlalu mengalami kepanasan
di malam hari karena angin dari danau ini juga membantu menyegarkan badan
mereka pada saat mereka bersantai atau beristrahat. (2C) Oleh karena itu mari
menjaga dan melestarikan alam disekitar kita karena itu memang bermanfaat bagi
kehidupan segala makhluk.
No.
Jenis
Penanda
kohesi
kohesi
Kohesi Gramatikal
106
Referensi
a) Referen
ini
si
anaforis
107
b) referensi
kataforis
adalah
Substitusi
mereka
tepat

Tidak
tepat
Analisis
Perbaikan
-
Penunjukan pada kata
ini mengacu pada
konstituen sebelum
kata yang ditunjuk.
Kata ini pada paragraf
(2) menunjuk pada
daerah sentani yang
telah disebutkn pada
kalimat sebelumnya.
-
Pemakaian referensi
kataforis berupa
adalah. Penunjukan
pada kata
adalahmengacu pada
konstituen sesudah
kata yang ditunjuk
Pemakaian penanda
kohesi substitusi tepat,
karena kata mereka
menggantikan kata
masyarakat yang
-

-

-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
tinggal di pinggiran
danau sentani. Hal
tersebut bertujuan
untuk memperoleh
unsur pembeda.
108
Konjungsi
Konjungsi
koordinatif
penambaha
n
Konjungsi
subordinati
f sebab
dan

-
Pemakaian penanda
konjungsi koordinatif
berupadan tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
penambahan.
karena

-
Pemakaian penanda
konjungsi koordinatif
berupakarena tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
sebab akaibat.
-
-
Konjungsi
antarkalim
at
Kohesi Leksikal
109
Repetisi

oleh
karena
itu
Danau
sentani
-
-
Pemakaian penanda
konjungsi koordinatif
berupaoleh karena itu
tepat, karena
menunjukan adanya
hubungan yang
menyatakan hubungan
antarkalimat.

Dari data karangan
deskripsi ditemukan
pemakaian penanda
kohesi repetisi berupa
danau sentani yang
diulang berkali-kali.
Pengulangan tersebut
tidak tepat, karena
menimbulkan
pemborosan kata dan
menyebabkan kalimat
tidak efektif.
(1A) Danau adalah
tempat tinggal atau
ekosistem yang
terbaik untuk
hewan. (1B) Danau
sentani adalah
salah satunya
tempat untuk hidup
berbagai jenis,
seperti ikan, kodok,
dan lain-lain dan
sebagai contoh
untuk tempat atau
ekosistem untuk
berbagai habitat.
(1D) Danau
sentani adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
110
Hiponim
Hewan

-
111
Sinonim
Menjaga
melestari
kan

-
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
Pemakaian penanda
kohesi hiponimi tepat,
karena kata hewan
adalah generik dan
ikan, kodokmerupakan
makna spesifik.
Penggunaan penanda
kohesi sinonimi tepat,
karena kata menjaga
memiliki persamaan
kata dengan kata
melestarikan.
danau yang
terpanjang di
propinsi Papua dan
terdapat di
kabupaten Jayapura
sebagai ibu kota
propinsi Papua.
-
-
: Kr 22
: Agustina Uropkulin
: X IPA
: Gunung Anem
(1A) Kabupaten Pegunungan Bintang terletak dibagian selatan pulau
Papua.(1B) Dikabupaten Pegunungan Bintang terdapat banyak gunung yang
indah.(1C) Salah satu gunung yang indah terletak di pegunungan bintang adalah
gunung Anem. (1D) Gunung Anem terletak di distrik Sopsebang. (1E) Untuk ke
gunung Anem akan menempuh dalam waktu empat jam dari Oksibil, ibu kota
kabupaten Pegunungan Bintang.
(2A) Gunung Anem adalah gunung yang botak, anem adalah gunung yang
ketinggiannya sekitar 3.000 meter. (2B) Keindahan alam yang dimilikinya akan
memanjakan seketika kita sampai di puncak gunung Anem. (2C) Sebelah
menyebelah diapit oleh gunung Wa dan gunung Yakum yang tidak kalah
indahnya dengan gunung Anem. (2D) Gunung ini banyak terdapat tumbuhtumbuhan yang tumbuh yaitu seperti rumput kuda, anggrek, dan lain-lain.
(3A) Gunung Anem pemandangan indah sekali, ketika kita sampai di puncak
kita dimanjakan oleh keindahan alam yang memukau hati untuk menikmati
keindahannya lama-lama.(3B) Akan tetapi ketika musim hujan gunung Anem
selalu menutupi kabut yang tebal sehingga keindahannya hilang dan cepat turun
hujan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
No.
Jenis
Penanda
kohesi
kohesi
Kohesi Gramatikal
112 Referensi
a) Referen
ini
si
anaforis
tepat
Tidak
tepat

-

-
b) referens
i
katafori
s

seperti
Konjungsi
Konjungsi
koordinatif
penambahan
Konjungsi
subordinatif
waktu
Perbaikan
-
adalah
113
Analisis
-
dan

-
sampai

-
Penunjukan pada
kata Anem mengacu
pada konstituen
sebelum kata yang
ditunjuk. Kata ini
pada paragraf (2)
menunjuk pada
daerah sentani yang
telah disebutkn pada
kalimat sebelumnya.
Pemakaian referensi
kataforis berupa
adalah. Penunjukan
pada kata
adalahmengacu
pada konstituen
sesudah kata yang
ditunjuk.

Pemakaian referensi
kataforis berupa
seperti. Penunjukan
pada kata
adalahmengacu
pada konstituen
sesudah kata yang
ditunjuk.
Pemakaian penanda
konjungsi
koordinatif
berupadan tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
penambahan.
-
-
Pemakaian

penanda
konjungsi
koordinatif
berupakarena tepat,
karena menunjukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Konjungsi
subordinatif
atribut
Konjungsi
subordinatif
perlawanan
yang
tetapi

-

-
adanya hubungan
sebab akaibat.
Pemakaian penanda
konjungsi
koordinatif
berupayang tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
atribut.
-
-
Pemakaian penanda
konjungsi
koordinatif
berupatetapi tepat,
karena menunjukan
adanya hubungan
perlawanan.
Kohesi Leksikal
114 Hiponim
tumbuhtumbuhan

-
Pemakaian penanda
kohesi hiponimi
tepat, karena kata
tumbuh-tumbuhan
adalah generik dan
rumput kuda,
anggrek merupakan
makna spesifik.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Tabel 6
Hasil analisis jumlah data pemakaian penanda koherensi dalam karangan
deskripsi Siswa Kelas X Semester I I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten
Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
: Kr1
: Yan Delka
: X IPA
: Deskripsi Gunung Wa
(1A) Gunung Wa merupakan salah satu gunung tertinggi dan terletak di
Pegunungan Bintang, Papua tepatnya di Distrik Okaom. (1B) Gunung ini berada
disebelah sungai Digul, di bawah kaki gunungterdapat dua desa yakni desa
Mangabib dan desa Atelbon. (1C) Di daerah kaki gunung Wa ditumbuhi
pepohonan yang bentuknya besar dan tinggi. (1D) Sebaliknya di puncak gunung
Wa tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berupa pepohonan dengan berukuran
pendek dan kecil-kecil sedangkan tumbuhan lain berupa tumbuhan paku, anggrek
tanah dan bermacam-macam bunga tumbuh dengan bersemarak di mana-mana.
(2A) Bebatuan yang terdapat digunung wa berupa batu krikil dengan ukuran
kecil-kecil berwarna putih dan tajam-tajam. (2B) Di puncak gunung Wa
ditumbuhi pepohonan dengan ukuran yang paling besar dan terdapat lumut, diatas
lumut ditumbuhi bermacam-macam tumbuhan paku dengan ukuran yang besar
dan kecil. (2C) Tumbuhan lain dipuncak gunung Wa berupa anggrek yang
tumbuh di pohon dan juga anggrek yang tumbuh di tanah. (2D) Disekitar puncak
gunung ini pepohonan dan tumbuhan tumbuh dengan lebat sehingga dibilang
daerah sekitar puncak gunung Wa sangat lebat walaupun tidak terlalu luas.
No
1
2
Jenis
Koherensi
Penanda
koherensi
Adisi
dan
Repetisi
Tepat
Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan

-
Pada hasil analisis (1)
ditemukan pemakaian
penanda koherensi adisi,
yaitu kata dan yang
berfungsi sebagai
penanda penambahan.
-
juga

-
-
gunung wa

-
Pada hasil analisis (1)
ditemukan pemakaian
penanda koherensi adisi,
yaitu kata juga yang
berfungsi sebagai
penanda penambahan.
Pada hasil analisis (2)
ditemukan koherensi
repeti, berupagunung wa
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
yang terjadi pengulangan
dalam kalimat berikutnya
untuk menekankan
pentingya kata tersebut
dalam paragraf tersebut.
di puncak
gunung wa

-
3
Pronomina gunung ini

-
4
BagianKeseluruh
an
bebatuan

-
5
Kontras
walaupun

-
6
KelasAngota
tumbuhtumbuhan

-
Pada hasil analisis (2)
ditemukan koherensi
repeti, berupadipuncak
gunung wa yang terjadi
pengulangan dalam
kalimat berikutnya untuk
menekankan pentingya
kata tersebut dalam
paragraf tersebut.
Pada hasil analisis (3)
ditemukan kata ini pada
kalimat kedua yang
menggantikan kata
gunung Wa pada kalimat
pertama.
Pada hasil analisis (4)
ditemukan pemakaian
penanda koherensi
keseluruhan-bagian yang
dimulai dengan kata
umum, yaknibebatuan
pada kalimat pertama dan
kata batu krikil dengan
ukuran kecil-kecil
berwarna putih dan
tajam-tajam pada kalimat
kedua merupakan
bagiannya.
Pada hasil analisis (5)
ditemukan pemakaian
penanda koherensi
kontras berupa
walaupun. Pemakaian
tepat, karena menyatakan
hubungan pertentangan
atau kontras.
Pada hasil analisis (6)
ditemukan pemakaian
penanda koherensi
keseluruhan-bagian yang
-
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
7
Tempat
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
di

-
dimulai dengan kata
umum, yaknitumbuhtumbuhan dan pada
kalimat berikutnya
klausa pepohonan
dengan berukuran
pendek dan kecil-kecil
sedangkan tumbuhan
lain berupa tumbuhan
paku, anggrek tanah dan
bermacam-macam bunga
merupakan bagiannya.
Pada hasil analisis (7)
ditemukan penghubung
yang menyatakan tempat,
yaitu kata di. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata di
menyatakan tempat.
-
: Kr 2
: Melina Bawi
: X IPA
: Gunung Cycloop
(1A) Pegunungan Cycloop merupakan kawasan cagar alam. (1B) Pegunungan
Cycloop yang terletak didaerah Kemiri, Sentani hanya membutuhkan waktu 15
menit dari bandar udara Sentani untuk bisa sampai di gunung ini. (1C) jika anda
ingin berwisata ke gunung ini bisa ditempuh dengan motor atau mobil dan
berjarak 45 kilometer jikakalau kita berada di pusat kota Jayapura.
(2A) Pegunungan Cycloop disebut dengan gunung Dafonsoro oleh masyarakat
Sentani dan sekitarnyadan memiliki keindahan yang bagus kita berpiknik. (2B)
Gunung Cycloop memiliki panorama alam yang sangat luar biasa indahnya.
(2C) Nama cycloop julukan yang diberikan oleh orang-orang portugis ketika
datang ke kampung Ormo yang berada di sebelah utara gunung Cycloop.
(3A) Gunung Cycloop memiliki alam yang sangat indahakan keadaan alam yang
sangat mempesona. (3B) Gunung Cycloop tampak selalu ditutupi kabut di
bagian puncaknya, dan terbentang antara kotaJayapura hingga kabupaten Jayapura
merupakan bentang alam yang sudah pasti memiliki kawasan hutan yakni, hutan
dataran rendah, hutan pegunungan, hutan sekunder dan padang rumput.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
No
Jenis
Koherensi
Penanda
koherensi
8
Adisi
dan
9
Repetisi
gunung
cycloop
10
Pronomina gunung ini
-nya
Tepat
Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan

-
-

-

-
Pada hasil analisis
(8) ditemukan
pemakaian penanda
koherensi adisi,
yaitu kata dan.
Pemakaiannya
tepat, karena
berfungsi sebagai
penanda
penambahan.
Pada hasil analisis
(9) ditemukan
koherensi repetisi,
berupagunung
cycloop.
Pemakaiannya
tepat, karenaterjadi
pengulangan pada
kalimat berikutnya
untuk menekankan
pentingya kata
tersebut dalam
paragraf tersebut.
Pada hasil analisis
(10) ditemukan
penanda koherensi
pronomina
berupagunungini.
Pemakaian tepat,
karena kata
inimenggantikan
kata gunung
Cyloop pada
kalimat pertama.

-
Pada hasil analisis
(10) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa–
nya. Pemakaian
tepat, karena kata –
nya menggantikan
kata gunung
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
11
Sinonimi

keindahan
-panorama
-
Cycloop pada
kalimat pertama.
Pada hasil analisis
(11) ditemukan
penanda koherensi
sinonimi
berupakeindahan
dan panorama.
Pemakaian
penanda koherensi
sinonimi tepat,
karena keduanya
memiliki
persamaan kata.
-
sangat
indahsangat
mempeson
a
-

Pada hasil analisis
(11) ditemukan
penanda koherensi
sinonimi
berupasangat indah
dan sangat
mempesona.
Pemakaian
penanda koherensi
sinonimi tidak
tepat, karena
keduanya memiliki
persamaan kata
untuk itu sebaiknya
menggunakan salah
satu saja.
(3A) Gunung
Cycloop memiliki
alam yang indah
dan mempesona.
(3B) Gunung
Cycloop tampak
selalu ditutupi
kabut di bagian
puncaknya, dan
terbentang antara
kotaJayapura
hingga kabupaten
Jayapura
merupakan
bentang alam
yang sudah pasti
memiliki kawasan
hutan yakni,
hutan dataran
rendah, hutan
pegunungan,
hutan sekunder
dan padang
rumput.
sangat
bagussangat luar
biasa
-

Pada hasil analisis
(11) ditemukan
penanda koherensi
sinonimi
berupasangat
bagus dan sangat
(2A) Pegunungan
Cycloop disebut
dengan gunung
Dafonsoro oleh
masyarakat
Sentani dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
luar biasa.
Pemakaian
penanda koherensi
sinonimi tidak
tepat, karena
keduanya memiliki
persamaan kata
untuk itu sebaiknya
menggunakan salah
satu saja.
12
BagianKeseluruh
an
bentengan
alam

-
13
Kontras
jikalau

-
Pada hasil analisis
(12) ditemukan
pemakaian penanda
koherensi
keseluruhan-bagian
yang dimulai
dengan kata umum,
yaknibentengan
alam pada kalimat
pertama dan hutan
dataran rendah,
hutan pegunungan,
hutan sekunder dan
padang rumput
pada kalimat kedua
merupakan
bagiannya.
Pada hasil analisis
(13) ditemukan
penanda koherensi
kontras berupa
jikalau. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
jikalau menyatakan
hubungan kontras.
sekitarnyadan
juga memiliki
keindahan alam
yang baik untuk
berpiknik. (2B)
Gunung Cycloop
memiliki
panorama alam
yang indah. (2C)
Nama cycloop
julukan yang
diberikan oleh
orang-orang
portugis ketika
datang ke
kampung Ormo
yang berada di
sebelah utara
gunung Cycloop.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
14
Contoh
yakni

-
15
Waktu
sampai

-
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
Pada hasil analisis
(14) ditemukan
penanda koherensi
contoh berupa
yakni. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
yakni menyatakan
hubungan contoh.
Pada hasil analisis
(16) ditemukan
penanda koherensi
waktu berupa
sampai. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
sampai
menyatakan
hubungan waktu.
: Kr3
: Ella Uropka
: X IPA
: Gunung Apom
(1A) Gunung Apom terletak di Pegunungan Bintang.(1B) Pemandangannya
sangat indah. (1C) Di tepi gunung terdapat tebing yang sangat tinggi dan sebelah
kanan terdapat batu karang besar yang seolah-olah menjaga bapa mama yang
tinggal di belantara gunung Apom itu. (1D) GunungApom sedikit orang yang
berburu kuskus pohon. (1E) Biasanya waktu berburu adalah waktu musim
kemarau. (1F) Dipagi dan sore hari merasakan hembusan angin segar dari
gunung Apom.
(2A) Naik gunung Apom melihat pemandangan yang indah dan mempesona. (2B)
Pada sore hari kita bisa naik ke gunung Apom untuk melihat matahari terbenam
karena ketika matahari mulai terbenam kita dimanjakan oleh keindahan alam
gunung Apom yang begitu indah dan kitapun terbawa ke alam kesadaran kita
untuk menikmatinya.
No
Jenis
Koherensi
Penanda
koherensi
16
Adisi
dan
Tepat

Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan
-
Pada hasil analisis
(18) ditemukan
pemakaian
penanda
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
17
Repetisi
gunung
apom
18
Pronomina
-nya
19
Sinonim
Melihatmenikmati
nya

-

-
-

koherensi adisi,
yaitu kata dan.
Pemakaiannya
tepat, karena
berfungsi sebagai
penanda
penambahan.
Pada hasil analisis
(19) ditemukan
penanda
koherensi repetisi
berupagunung
apom. Pemakaian
penanda
koherensi repetisi
tidak tepat, karena
terjadi
pengulangan kata
sebanyak tiga kali
sehingga
pargarafnya
menjadi tidak
efektif dan juga
terjadi
pemborosan kata.
Pada hasil analisis
(20) ditemukan
penanda
koherensi
pronomina
berupa-nya.
Pemakaian tepat,
karena kata –nya
menggantikan
kata keindahan
alam pada
kalimat pertama.
Pada hasil analisis
paragraf (21)
ditemukan
pemakaian
penanda
koherensi sinonim
berupa melihatmenikmatinya.
Pemakaiannya
(2A) Kita dapat
naik ke gunung
Apom untuk
melihatmatahari
terbenam pada sore
harinya.
Seketikaitu kita
dimanjakan oleh
keindahan alam
yang begitu indah
dan membuat kita
terbawa ke alam
bawah sadar kita.
-
Kita dapat naik ke
Gunung Apom
untuk melihat
matahari terbenam
pada sore harinya.
Seketikaitu kita
dimanjakan oleh
keindahan alam
yang begitu indah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
20
Waktu
pagi hari
dan sore
hari
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan

-
tidak tepat, karena
meskipun
memiliki padanan
makna yang
samaterdapat juga
ketidaktepatan
pemilihan kata
(diksi) pada kata
menikmatinya
sehingga paragraf
tidak koheren
Pada hasil analisis
(21) ditemukan
penanda
koherensi waktu
berupa di pagi
dan sore hari.
Pemakaian
penanda
koherensi ttepat,
karena
penempatannya
salah.
Penempatan
sebaiknya
diletakkan di
belakang kalimat.
dan membuat kita
terbawa ke alam
bawah sadar kita.
(2A) Gunung
Apom
pemandangannya
indah dan
mempesona. (2B)
Kita dapat
merasakan
hembusan angin
segar dari gunung
Apom pada pagi
dan sore hari.
: Kr4
: Mince Taplo
: X IPA
: Keindahan Alam Apyim Apom
(1A) Pegunungan Apyim dan Apom merupakan salah satu pegunungan yang
terletak di propinsi Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan Bintang. (1B)
Kemewahan indah yang dimiliki oleh Apyim dan Apom membawa kesegaran
bagi setiap perkembangan dan pertumbuhan. (1C) Gunung tersebut dihiasi
dengan dua bintang yang bercahaya, pohon-pohon yang tumbuh secara liar,
sungai-sungai yang mengalir disepanjang pegunungan Apyim dan Apom
adalah menjadi suatu power yang selalu dekat dengan masyarakat pegunungan
Bintang, Papua tepatnya di Oksibil.
(2A) Kelebihan yang dimiliki oleh keindahan alam gunungApyim dan Apom
adalah diatas puncaknya terdapathawa panas yang tinggi oleh karena itu tidak
bisa mendaki oleh siapapun. (2A) Dua buah pegunungan yang terpisah tetapi
masih bergandengan tangan atau disebut dengan gunung adik dan kakak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
No
Jenis
Koherensi
21
Adisi
22
Repetisi
23
Pronomina
24
Sinonimi
Penanda
koherensi
Tepat
Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan
Pada hasil analisis
(23) ditemukan
penanda koherensi
adisi berupa dan.
Pemakaian penanda
koherensi tepat,
karena kata dan
menyatakan
hubungan
penambahan.
Pada hasil analisis
(24) ditemukan
penanda koherensi
repetisi berupa
apyim dan apom.
Pemakaian tersebut
tepat, karena untuk
menekankan
pentingnya kata
tersebut dalam
paragraf tersebut
Pada hasil analisis
(25) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa
tersebut. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
tersebut menyatakan
hubungan
penggantian kata
yang telah
disebutkan pada
kalimat pertama,
yaitu kata gunung
apyim dan apom.
Pada hasil analisis
(26) ditemukan
penanda koherensi
sinonimi berupa
bergandengan
tangan dan adik
kaka. Pemakaian
-
dan

-
apyim dan
apom

-
tersebut

-
bergandeng
an tanganadik dan
kakak

-
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
25
Penekanan
26
Kontras
27
Hasil
28
Contoh
29
Paralelism
e
(kesejajara
tepatnya

-
tetapi

-
oleh karena
itu

-
adalah

-
dua bintang
yang
bercahaya,

-
tersebut tepat karena
kedua kata tersebut
memiliki persamaan
makna.
Pada hasil analisis
(27) ditemukan
penanda koherensi
kontras berupa
tepatnya. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
tepatnya menyatakan
hubungan
penekanan.
Pada hasil analisis
(28) ditemukan
penanda koherensi
kontras berupa
tetapi. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
tetapi menyatakan
hubungan kontras.
Pada hasil analisis
(29) ditemukan
penanda koherensi
hasil berupa oleh
karena itu.
Pemakaian penanda
koherensi tepat,
karena kata oleh
karena itu
menyatakan
hubungan kontras.
Pada hasil analisis
(30) ditemukan
penanda koherensi
contoh berupa
adalah. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
adalah menyatakan
hubungan contoh.
Pada hasil analisis
(31) ditemukan
penanda koherensi
-
-
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
30
n)
pohonpohon yang
tumbuh
secara liar,
sungaisungai yang
mengalir
disepanjang
pegunungan
apyim
Tempat
di
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan

-
paralelisme berupa
dua bintang yang
bercahaya, pohonpohon yang tumbuh
secara liar,sungaisungai yang
mengalir
disepanjang
pegunungan apyim.
Pemakaian penanda
koherensi tepat,
karena kata-kata
tersebut menyatakan
hubungankesejajaran
atau hubungan
paralelisme.
Pada hasil analisis
(32) ditemukan
penanda koherensi
tempat berupa di.
Pemakaian penanda
koherensi tepat,
karena kata di
menyatakan
hubungan tempat.
-
: Kr5
: Frans Wasini
: X IPA
: Waktu Liburan
(1A) Pada waktu liburan bulan Desember kemarin saya dan teman-teman ke
distrik Okbibab. (1B) Kami berangkat dari Oksibil naik taksi dan turun di
kampung Bulangkop sekitar jam lima sore. (1C) Dari situ kami mulai jalan kaki
sampai di gunung Botak (Wa) jangkrik berbunyi disitu, kami lanjut sampai
ditengah jalan hujan deras turun dan kitapun berteduh di bawah pohon besar. (1D)
Setelah hujan reda kami mulai berjalan lagi sampai tiba di Okbibab jam dua
malam.Pagi kami melanjutkan perjalanan ke kampung Borme dan sampai
dikampung Borme bertemu dengan orang tua dan sanak saudara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
No
Jenis
Koherensi
Penanda
koherensi
31
Adisi
dan
32
Repetisi
kami
33
Pronomina
kami
Tepat

Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan
-
Pada hasil analisis
(33) ditemukan
penanda koherensi
adisi berupa dan.
Pemakaian penanda
koherensi tepat,
karena kata dan
menyatakan
hubungan
penambahan.
Pada hasil analisis
(34) ditemukan
penanda koherensi
repetisi berupakami.
Pemakaian penanda
koherensi repetisi
tidak tepat, karena
terjadi pengulangan
kata sebanyak lima
kali sehingga
pargarafnya menjadi
tidak efektif dan juga
terjadi pemborosan
kata.
-

-

-
Pada hasil analisis
(35) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa
kami. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
kami menyatakan
hubungan
penggantian kata
yang telah
disebutkan pada
kalimat pertama,
(1B) Kami
berangkat dari
Oksibil naik
taksi dan turun
di Kampung
Bulangkop
sekitar jam lima
sore. (1C) Dari
situ kami mulai
jalan kaki
hingga sampai
di Gunung
Botak (Wa), di
tengah
perjalanan,
hujan deras
turun dan
berteduh di
bawah pohon
besar.
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
yaitu kata temanteman.
34
Sinonimi
35
Waktu
situ

-
berjalanperjalanan

-
sampai

-
setelah

-
Pada hasil analisis
(35) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa
situ. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
situ menyatakan
hubungan
penggantian kata
yang telah
disebutkan pada
kalimat pertama,
yaitu kata kampung
Bulangkop.
Pada hasil analisis
(36) ditemukan
penanda koherensi
sinonimi berupa
berjalan dan
perjalanan.
Pemakaian tersebut
tepat karena kedua
kata tersebut
memiliki persamaan
makna.
Pada hasil analisis
(37) ditemukan
penanda koherensi
waktu berupa
sampai. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
sampai menyatakan
hubungan waktu.
Pada hasil analisis
(37) ditemukan
penanda koherensi
waktu berupa
setelah. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
36
Tempat

di
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
-
katasetelah
menyatakan
hubungan waktu.
Pada hasil analisis
(38) ditemukan
penanda koherensi
tempat berupa di.
Pemakaian penanda
koherensi tepat,
karena kata di
menyatakan
hubungan tempat.
-
: Kr6
: Refianus Walam
: X IPA
: Keindahan Alam Serta Manfaatnya
(1A) Alam sangat bermanfaat dan merupakan kebutuhan yang paling utama bagi
kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. (1B) Alam adalah tempat di
mana sang pencipta menyediakan segalanya yang dibutuhkan oleh manusia,
hewan bahkan tumbuhan. (1C) Adapun alam yang indah kaya yang terdapat di
wilayah Indonesia bagian timur, kabupaten pegunungan bintang. (1D) Di
perbatasan wilayah RI-PNG tepatnya di distrik Tarup, terdapat sebuah gunung
yang bernama Tarup daerah yang berbukit-bukit, gunungnya yang terlalu tinggi.
(2A) Gunung ini juga terdapat banyak buah-buahan yang disediakan oleh alam
untuk dimakan oleh manusia yang bermanfaat bagi tubuh dan juga terdapat buahbuahan yang kecil untuk burung dan digunung ini juga terdapat banyak pohon
sagu yang termasuk makanan kas orang papua pesisir. (2B) Di sana juga tanahnya
cocok untuk menanam tanaman, seperti padi ladang dan ubi jalar. Masyarakat
dari berbagai perkampungan berdatangan ke daerah itu untuk menetap
disana.(2C) Mereka betul-betul melihat dan merasakan manfaat dan kenikmatan
yang begitu memuaskan. (2D) Alam sangat bermanfaat dan merupakan
kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhtumbuhan. (2E) Alam adalah tempat di mana sang pencipta menyediakan
segalanya yang dibutuhkan oleh manusia, hewan bahkan tumbuhan.
No
Jenis
Koherensi
37
Adisi
Penanda
koherensi
dan
Tepat

Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan
-
Pada hasil analisis (39)
ditemukan penanda
koherensi adisi berupa
dan. Pemakaian penanda
koherensi tepat, karena
kata dan menyatakan
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
hubungan penambahan.
juga

-

-
alam

-
ini

-
adapun
38
Repetisi
39
Pronmina
mereka

-
Pada hasil analisis (39)
ditemukan penanda
koherensi adisi berupa
juga. Pemakaian penanda
koherensi tepat, karena
kata juga menyatakan
hubungan penambahan.
Pada hasil analisis (39)
ditemukan penanda
koherensi adisi berupa
adapun. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata adapun
menyatakan hubungan
penambahan.
Pada hasil analisis (40)
ditemukan penanda
koherensi repetisi berupa
alam. Pemakaian tersebut
tepat, karena untuk
menekankan pentingnya
kata tersebut dalam
paragraf tersebut.
Pada hasil analisis (41)
ditemukan penanda
koherensi pronomina
berupa ini. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata ini
menyatakan hubungan
penggantian kata yang
telah disebutkan pada
kalimat pertama, yaitu
kata gunung tarup.
Pada hasil analisis (41)
ditemukan penanda
koherensi pronomina
berupa mereka.
Pemakaian penanda
koherensi tepat, karena
kata mereka menyatakan
hubungan penggantian
-
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
40
BagianKeseluruh
an
kebutuhan

-
41
Penekanan
Tepatnya

-
42
Contoh
adalah

-
43
KelasAngota
seperti

-
tanaman

-
kata yang telah
disebutkan pada kalimat
pertama, yaitu kata
masyarakat.
Pada hasil analisis (42)
ditemukan pemakaian
penanda koherensi
keseluruhan-bagian yang
dimulai dengan kata
umum,
yaknikebutuhanpada
kalimat pertama dan
manusia, hewan dan
tumbuhan pada kalimat
kedua merupakan
bagiannya.
Pada hasil analisis (43)
ditemukan penanda
koherensi kontras berupa
tepatnya. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata tepatnya
menyatakan hubungan
penekanan.
Pada hasil analisis (44)
ditemukan penanda
koherensi contoh berupa
adalah. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata adalah
menyatakan hubungan
contoh.
Pada hasil analisis (44)
ditemukan penanda
koherensi contoh berupa
seperti. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata seperti
menyatakan hubungan
contoh.
Pada hasil analisis (45)
ditemukan pemakaian
penanda koherensi kelasanggota yang dimulai
dengan kata umum,
-
-
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
yaknitanaman pada
kalimat pertama dan padi
ladang dan ubi jalar
pada kalimat kedua
merupakan bagiannya.
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
: Kr7
: Yokbet Tabisu
: X IPA
: Danau Sentani
(1A) Danau Sentani begitu indah dan elok dipandang. (1B) Di pesisir danau
dihiasi oleh pohon-pohon sagu. (1C) Danau sentani terdapat berbagai macam
hewan dan tumbuh-tumbuhan.(1D) Didalamnya terdapat rumput-rumput laut dan
berbagai jenis ikan, seperti gabus, lohan, dan lainnya.
(2A) Di dalam danau juga hidup seekor buaya putih yang sangat besar. (2B)
Buaya ini juga disebut sebagai penjaga danauSentani. (2C) Buayaini tidak
sembarang keluar, kalau tidak dipanggil oleh orang yang bertugas menjaga danau
Sentani. (2D) Masyarakat Sentani setiap tahun adakan festival danau Sentani.
(2E) Festival danau sentaniberlangsung sejak2008 sampai sekarangdan
diadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24.
No
Jenis
Koherensi
44
Adisi
Penanda
koherensi
Tepat
Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan
dan

-
Pada hasil analisis
(47) ditemukan
penanda koherensi
adisi berupa dan.
Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
dan menyatakan
hubungan
penambahan.
-
juga

-
Pada hasil analisis
(47) ditemukan
penanda koherensi
adisi berupa juga.
Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
juga menyatakan
hubungan
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
danau
sentani

-
ini

-
45
Repetisi
46
Pronomina
47
Sinonimi
berlangsun
gdiadakan
48
BagianKeseluruh
an
tumbuhtumbuhan
dan hewan

-

-
penambahan.
Pada hasil analisis
(48) ditemukan
penanda koherensi
repetisi berupa
danau sentani.
Pemakaian tersebut
tepat, karena untuk
menekankan
pentingnya kata
tersebut dalam
paragraf tersebut.
Pada hasil analisis
(49) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa
ini. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
ini menyatakan
hubungan
penggantian kata
yang telah
disebutkan pada
kalimat pertama,
yaitu kata buaya
putih.
Pada hasil analisis
(50) ditemukan
penanda koherensi
sinonimi berupa
berlangsungdiadakan.
Pemakaian tersebut
tidak tepat, karena
kedua kata tersebut
memiliki
persamaan makna
sehingga pakai
salah satu saja.
Pada hasil analisis
(51) ditemukan
pemakaian penanda
koherensi
keseluruhan-bagian
yang dimulai
-
-
(2D)
MasyarakatSenta
ni setiap tahunnya
mengadakan
Festival Danau
Sentani. (2E)
Festival tersebut
mulai sejak 2008
hingga sekarang
dan diadakan
setiap tanggal 1924 Juni.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231

49
Penekanan
kalau
-
50
Contoh
seperti

-
51
Paralisme
masyaraka
t sentani
setiap
tahun
adakan
festival
danau
sentani.
(2e)
festival
danau
sentani
berlangsun

-
dengan kata umum,
yaknitumbuhantumbuhan dan
heanpada kalimat
pertama dan
rumput laut, ikan
lohan, gabus pada
kalimat kedua
merupakan
bagiannya.
Pada hasil analisis
(44) ditemukan
penanda koherensi
penekanan berupa
kalau.
Pemakaiannya
tidak tepat, karena
kata kalau
seyogyanya diganti
dengan kata
bilamana sehingga
kalimatnya menjadi
efektif dan
koheren.
Pada hasil analisis
(52) ditemukan
penanda koherensi
contoh berupa
seperti. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
seperti menyatakan
hubungan contoh.
Pada hasil analisis
(53) ditemukan
penanda koherensi
paralelisme berupa
Masyarakat
Sentani setiap
tahun adakan
festival danau
Sentani. (2E)
Festival danau
sentani
berlangsung sejak
2008 sampai
Buaya ini juga
disebut sebagai
penjaga Danau
Sentani. Buaya
tersebut akan
keluar bilamana
petugas penjaga
Danau Sentani
memanggilnya.
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
g sejak
2008
sampai
sekarang
dan
diadakan
setiap
bulan juni
tanggal
19-24.
52
Waktu
sampai
setiap
53
Tempat


-
-
sejak

-
di

-
sekarang dan
diadakan setiap
bulan Juni tanggal
19-24. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena katakata tersebut
menyatakan
hubungankesejajara
n atau hubungan
paralelisme.
Pada hasil analisis
(54) ditemukan
penanda koherensi
waktu berupa
sampai. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
sampai
menyatakan
hubungan waktu.
Pada hasil analisis
(54) ditemukan
penanda koherensi
waktu berupa
setiap. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
setiap menyatakan
hubungan waktu.
Pada hasil analisis
(54) ditemukan
penanda koherensi
waktu berupa
sejak. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
sejak menyatakan
hubungan waktu.
Pada hasil analisis
(55) ditemukan
penanda koherensi
tempat berupa di.
Pemakaian
-
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
penanda koherensi
tepat, karena kata
di menyatakan
hubungan tempat.
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
: Kr8
: Peni Uropdana
: X IPA
: Hidup di Mambramo
(1A) Mambramo adalah sungai terpanjang dan yang terkenal oleh seluruh dunia.
(1B) Sungai Mambramo mengalir dari alam pegunungan menuju ke pesisir
pantai. (1C) Dalam mengalir sungai Mambramo tidak lurus tetapi berbelok-belok
di sepanjang hutan. (1D) Dipinggir sungai Mambramo ada keluarga yang hidup
dan menetap selama belasan tahun.
(2A) Sore sudah tiba udara sangat sejuk dua anak berlari di pinggir sungai yang
dimanjakan oleh pasir putih yang indah. (2B) Mataharipun sudah terbenam hanya
suara kodok dan jangkrik yang bisa terdengar bagaikan simponi tandanya bahwa
hari sudah gelap. (2C) Keesokan harinya pasti mereka berburu dan mancing. (2D)
Seperti itulah kisah hidup yang menjalani keluarga tersebut dari hari kehari
bahkan sampai saat ini.
No
Jenis
Koherensi
54
Adisi
55
Repetisi
Penanda
koherensi
Tepat

dan
sungai
mambram
o
-
Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan
-
Pada hasil analisis
(56) ditemukan
penanda koherensi
adisi berupa dan.
Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
dan menyatakan
hubungan
penambahan.
Pada hasil analisis
(57) ditemukan
penanda koherensi
repetisi
berupasungai
Mambramo.
Pemakaian
penanda koherensi
repetisi tidak tepat,
karena terjadi
-

(1A) Mambramo
adalah sungai
terpanjang dan
yang terkenal
oleh seluruh
dunia. (1B)
Sungai
Mambramo
mengalir dari
alam pegunungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
pengulangan kata
sebanyak tiga kali
sehingga
pargarafnya
menjadi tidak
efektif dan juga
terjadi pemborosan
kata
56
Sinonimi
tidak
lurusberbelokbelok
57
Kontras
tetapi

-
-

menuju ke pesisir
pantai. (1C)
Dalam
mengalirnyaberbe
lok-belok di
sepanjang hutan.
(1D)
Dipinggirannyase
buah keluarga
yang hidup dan
menetap selama
belasan tahun.
Pada hasil analisis
(1A) Mambramo
(58) ditemukan
adalah sungai
penanda koherensi terpanjang dan
sinonimi berupa
yang terkenal
tidak lurusoleh seluruh
berbelok-belok.
dunia. (1B)
Pemakaian tersebut Sungai
tidak tepat, karena Mambramo
kedua kata tersebut mengalir dari
memiliki
alam pegunungan
persamaan makna
menuju ke pesisir
sehingga pakai
pantai. (1C)
salah satu saja.
Dalam
mengalirnya
berbelok-belok di
sepanjang hutan.
(1D)
Dipinggirannyase
buah keluarga
yang hidup dan
menetap selama
belasan tahun.
Pada hasil analisis
(1B) Sungai
(59) ditemukan
Mambramo
penanda koherensi mengalir dari
kontras berupa
alam pegunungan
tetapi. Pemakaian
menuju ke pesisir
penanda koherensi pantai. (1C)
tidak tepat, karena
Dalam
pemakaian penanda mengalirnya
kata tetapimembuat berbelok-belok di
kalimat menjadi
sepanjang hutan.
tidak efektif.
(1D)
Dipinggirannyase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
58
Hasil
seperti
itulah

-
59
Contoh
adalah

-
60
Paralelism
e
(Kesejajar
an)
(2a) sore
sudah tiba
udara
sangat
sejuk dua
anak
berlari di
pinggir
sungai
yang
dimanjaka
n oleh
pasir putih
yang
indah. (2b)
mataharip
un sudah
terbenam
hanya
suara
kodok dan
jangkrik
yang

-
Pada hasil analisis
(60) ditemukan
penanda koherensi
hasil berupa seperti
itulah. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
tseperti itulah
menyatakan
hubungan hasil.
Pada hasil analisis
(61) ditemukan
penanda koherensi
contoh berupa
adalah. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
adalah menyatakan
hubungan contoh.
Pada hasil analisis
(62) ditemukan
penanda koherensi
paralelisme berupa
Sore sudah tiba
udara sangat sejuk
dua anak berlari di
pinggir sungai
yang dimanjakan
oleh pasir putih
yang
indah.Mataharipun
sudah terbenam
hanya suara kodok
dan jangkrik yang
235ias terdengar
bagaikan simponi
tandanya bahwa
hari sudah gelap.
Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena katakata tersebut
buah keluarga
yang hidup dan
menetap selama
belasan tahun.
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
61
Waktu
236ias
terdengar
bagaikan
simponi
tandanya
bahwa hari
sudah
gelap.
sampai
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
menyatakan
hubungankesejajara
n atau hubungan
paralelisme.

-
Pada hasil analisis
(63) ditemukan
penanda koherensi
waktu berupa
sampai. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
sampai
menyatakan
hubungan waktu.
-
: Kr9
: Meki Tepmul
: X IPA
: Gunung Lim
(1A) Gunung Lim terdapat di kabupaten Pegunungan Bintang tepat di distrik
Bime.(1B) Gunung inikelilingi oleh pepohonan sehingga alamnya indah dan
sejuk. (1C) Kalau kita berjalan kaki menapaki di bawah kaki gunung Lim
terdengar suara-suara tangisan anak kecil, dan suara binatang. (1D) Kita berjalan
sampai tepi gunung kita dimanjakan oleh salju yang abadi.
(2A) Ketika kita berjalan menapaki pertengahan gunung Lim kita dengar suara
burung yang bernyanyi di alam bebas itu. (2B) Di sebelah gunung Lim terdapat
air terjun yang masyarakat setempat menyakini bahwa air terjun tersebut
membawa kesuburan dalam tanaman dan ternak. (2C) Selain itu terdapat pula
pohon pandang yang berbaris susun rapi. (2D) Dibagian timur gunung Lim
terdapat kebun milik warga.
No
Jenis
Koherensi
62
Adisi
Penanda
koherensi
dan
Tepat

Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan
-
Pada hasil analisis (64)
ditemukan penanda
koherensi adisi berupa
dan. Pemakaian penanda
koherensi tepat, karena
kata dan menyatakan
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
hubungan penambahan.
selain itu

-
gunung
lim

-
63
Repetisi
64
Pronomina
ini

-
65
Tempat
di

-
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
Pada hasil analisis (64)
ditemukan penanda
koherensi adisi berupa
dan. Pemakaian penanda
koherensi tepat, karena
kata dan menyatakan
hubungan penambahan.
Pada hasil analisis (65)
ditemukan penanda
koherensi repetisi berupa
gunung lim. Pemakaian
tersebut tepat, karena
untuk menekankan
pentingnya kata tersebut
dalam paragraf tersebut.
Pada hasil analisis (66)
ditemukan penanda
koherensi pronomina
berupa ini. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata ini
menyatakan hubungan
penggantian kata yang
telah disebutkan pada
kalimat pertama, yaitu
kata gunung lim.
Pada hasil analisis (67)
ditemukan penanda
koherensi tempat berupa
di. Pemakaian penanda
koherensi tepat, karena
kata di menyatakan
hubungan tempat.
-
-
-
-
: Kr10
: Lazarus Sitokmabin
: X IPA
: Danau Sentani
(1A) Danau Sentani terletak di kabupaten Jayapura.(1B) Danau ini berada di
bawah lereng cagar alam Siklop yang memiliki luas sekitar 25.000.000 hektar.
(1C) Luas wilayah danau sentani sendiri memiliki 9.360 hektar dan berada pada
ketinggian 75 meter yang merupakan danau terbesar di papua. (1D) Jika anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
berkunjung ke danau Sentani bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun
empat.(1E) Ketika kita dari arahkota Sentani, menempuh 20-30 menit dengan
menggunakan sepeda motor atau mobil.
(2A) DanauSentani dimanjakan dengan keindahan alam dan disana juga terdapat
oleh-oleh khas Sentani. (2B) Di sana terdapat hiasan bermotif danau Sentani dan
juga kita bisa melihat sisa-sisa amunisi perang dunia kedua. (2C) Itulah sedikit
tips yang saya berikan tetapi saran saya lebih baik anda berkunjung ke Papua
jangan hanya berkunjung ke satu lokasi saja tetapi banyak tempat yang indah.
(2D) Salah satu yang populer adalah danau Sentani yang terletak di kampung
Asei.
No
Jenis
Koherensi
66
Adisi
67
Penanda
koherensi
Tepat
Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan
Pada hasil analisis (68)
ditemukan penanda
koherensi adisi berupa
dan. Pemakaian penanda
koherensi tepat, karena
kata dan menyatakan
hubungan penambahan.
Pada hasil analisis (69)
ditemukan penanda
koherensi repetisi berupa
danau sentani.
Pemakaian tersebut tepat,
karena untuk
menekankan pentingnya
kata tersebut dalam
paragraf tersebut.
Pada hasil analisis (70)
ditemukan penanda
koherensi pronomina
berupa di sana.
Pemakaian penanda
koherensi tepat, karena
kata di sana menyatakan
hubungan penggantian
kata yang telah
disebutkan pada kalimat
pertama, yaitu kata
danau sentani.
Pada hasil analisis (71)
ditemukan penanda
koherensi sinonimi
berupa tips-saran.
-
dan

-
Repetisi
danau
sentani

-
68
Pronomina
di sana

-
69
Sinonimi
tips-saran

-
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
70
Kontras
tetapi

-
71
Hasil
itulah

-
72
Waktu
ketika

-
73
Tempat
di

-
Pemakaian tersebut tidak
tepat, karena kedua kata
tersebut memiliki
persamaan makna
sehingga pakai salah satu
saja.
Pada hasil analisis (72)
ditemukan penanda
koherensi kontras berupa
tetapi. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata tetapi
menyatakan hubungan
kontras.
Pada hasil analisis (73)
ditemukan penanda
koherensi hasil berupa
itulah. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata tseperti
itulah menyatakan
hubungan hasil.
Pada hasil analisis (74)
ditemukan penanda
koherensi waktu berupa
ketika. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata ketika
menyatakan hubungan
waktu.
Pada hasil analisis (75)
ditemukan penanda
koherensi tempat berupa
di. Pemakaian penanda
koherensi tepat, karena
kata di menyatakan
hubungan tempat.
-
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
: Kr11
: Yohanes Tetangwi
: X IPA
: Gunung Wanbon
(1A) Gunung wanbon adalah gunung yang tertinggi di bagian selatan
pegunungan bintang. (1B) Karena gunung yang paling tertinggi jadi kalau kita
lihat dari atas lembah dan daratan yang paling rendah dan indah dan juga
cuacanya bagus. (1C) Di gunung ini terdapat burung, buah-buahan dan lain
sebagainya memanjakan kita untuk menikmati keindahan alam gunung Wanbon.
(1D) Daerah ini memiliki daratan rendah. (1E) Kalaukita tanam jenis tanaman
tidak mungkin dia mati, malah dia tumbuh subur karena sekitar gunung ini
tanahnya subur dan sejuk.
No
Jenis
Koherensi
Penanda
koherensi
74
Adisi
dan
75
Pronomina
ini
76
Kontras
malah
Tepat
-
Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan

-
-

-
Pada hasil analisis
(76) ditemukan
penanda koherensi
adisi berupa dan.
Pemakaian penanda
koherensi tepat,
karena kata dan
menyatakan hubungan
penambahan.
Pada hasil analisis
(77) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa ini.
Pemakaian penanda
koherensi tepat,
karena kata ini
menyatakan hubungan
penggantian kata yang
telah disebutkan pada
kalimat pertama, yaitu
kata Gunung Wanbon.
Pada hasil analisis
(78) ditemukan
penanda koherensi
kontras berupa malah.
Pemakaian penanda
koherensi tidak tepat,
karena kata malah
pada kalimat tersebut

-
(1D) Daerah
ini berupa
dataran rendah
yang mana jika
kita menanam
berbagai jenis
tanaman,
makaakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
77
Contoh
adalah

-
78
Tempat
di

-
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
masih terdapat
kesalahan pada ragam
pemakaian kata yang
tidak baku, yakni kata
malah yang bukan
berasal dari kata
serapan maupun kata
baku bahasa
Indonesia.
menyatakan hubungan
kontras.
Pada hasil analisis
(79) ditemukan
penanda koherensi
contoh berupa adalah.
Pemakaian penanda
koherensi tepat,
karena kata adalah
menyatakan hubungan
contoh.
Pada hasil analisis
(80) ditemukan
penanda koherensi
tempat berupa di.
Pemakaian penanda
koherensi tepat,
karena kata di
menyatakan hubungan
tempat.
tumbuh subur
karena
tanahnya yang
sangat subur
dan sejuk.
-
-
: Kr12
: Legion Asemki
: X IPA
: Gunung Anem
(1A) Pada waktu liburan kemarin saya ikut sahabatku ke distrik Kiwirok.(1B)
Sampaidisana saya bersama sahabatku ketemu bapak, mama, dan keluarganya.
(1C) Empat hari kemudian dia ajak temannya kami bertiga jalan-jalan melihat
pemandangan gunung Anem. (1D) Saya melihat gunung Anem, gunung ini
adalah gunung yang paling tertinggi di kampung Kubipkop.
(2A) Gunung Anem begitu indah dan cukup tinggi. (2B) Gunungini tidak ada
pohon yang ada hanya rumput-rumput dan batu-batu karang saja yang
memenuhinya. (2C) Ketika saya melihat gunung Anem terdapat banyak potensi
yang ada di gunung ini.(2D) Potensi tersebut salah satunya adalah air terjun yang
indah dan juga masyarakat Kiwirok biasa mendaki gunung ini untuk sampai di
kampung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
No
Jenis
Koherensi
Penanda
koherensi
79
Adisi
dan
80
Pronomina
Tepat
Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan

-
-
dia

-
Pada hasil analisis
(81) ditemukan
penanda koherensi
adisi berupa dan.
Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
dan menyatakan
hubungan
penambahan.
Pada hasil analisis
(82) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa
dia. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
dia menyatakan
hubungan
penggantian kata
yang telah
disebutkan pada
kalimat pertama,
yaitu kata Sahabat
Penulis.
di sana

-
Pada hasil analisis
(82) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa
di sana. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
di sana
menyatakan
hubungan
penggantian kata
yang telah
disebutkan pada
kalimat pertama,
yaitu kata Kiwirok.
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
ini

-
81
Contoh
adalah

-
82
Waktu
Sampai

-
Pada
waktu
-

Pada hasil analisis
(82) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa
ini. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
ini menyatakan
hubungan
penggantian kata
yang telah
disebutkan pada
kalimat pertama,
yaitu kata Gunung
Anem.
Pada hasil analisis
(83) ditemukan
penanda koherensi
contoh berupa
adalah. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
adalah menyatakan
hubungan contoh.
Pada hasil analisis
(84) ditemukan
penanda koherensi
waktu berupa
sampai. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
sampai
menyatakan
hubungan waktu.
Pada hasil analisis
(84b) ditemukan
pemakaian penanda
koherensi waktu
berupa pada waktu.
Pemakaian
penanda koherensi
tidak tepat, karena
penempatannya
salah.
-
-
(1A) Saya ikut
sahabatku ke
Distrik Kiwirok
pada saat liburan
kemarin.
(1B)Sesampai di
sana, kami
bertemu bapak,
mama, dan
keluarga mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
83
Tempat

di
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
-
Pada hasil analisis
(85) ditemukan
penanda koherensi
tempat berupa di.
Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
di menyatakan
hubungan tempat.
-
: Kr13
: Yorim Asemki
: X IPA
: Pegunungan Bonai
(1A) Gunung Bonai terletak di Papua tepatnya di kabupaten Pegunungan Bintang
(Oksibil). (1B) Gunung ini memiliki keindahan alam yang sangat beragam.
Gunungtersebut masyarakat diyakini bahwa di balik gunung Bonai tersebut
mengisi pusat ekonomi dunia. (1C) Tetapisampai saat ini belum menemukan
keyakinan masyarakat itu. (1D) Pegunungan Bonai menjadi misteribagi
masyarakat Pegunungan Bintang sampai saat ini.
(2A) Pegunungan Bonai juga memiliki sifat tersendiri yaitu pohon-pohon
bertumbuh secara liar, sungai-sungai yang mengalir tanpa arus.(2B) Kabut-kabut
tebal memanjang disepanjang pegunungan Bonai. (2C) Mengalirkan emas dan
terdapat pasir yang jernih. (2D) Pasir-pasir tersebut bukan pasir biasa tetapi pasir
emas. (2E) Disepanjang kawasan Pegunungan Bonai terdapat beberapa binatang
buas seperti babi liar, kasuari, burung-burung, kus-kus pohon dan gangguru.
No
Jenis
Koherensi
84
Adisi
85
Repetisi
Penanda
koherensi
Tepat
Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan
Pada hasil analisis
(86) ditemukan
penanda koherensi
adisi berupa dan.
Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
dan menyatakan
hubungan
penambahan.
Pada hasil analisis
(87) ditemukan
penanda koherensi
repetisi berupa
Pegunungan Bonai.
-
dan

-
pegununga
n bonai

-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
85
Pronomina

ini
gunung
bonai
tersebut
gunung
tersebut
-

-
Pemakaian tersebut
tepat, karena untuk
menekankan
pentingnya kata
tersebut dalam
paragraf tersebut.
Pada hasil analisis
(88) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa
ini. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
ini menyatakan
hubungan
penggantian kata
yang telah
disebutkan pada
kalimat pertama,
yaitu kata
Pegunungan Bonai.
-

Pada hasil analisis
(88) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa
gunung Bonai
tersebut.
Pemakaian
penanda koherensi
tidak tepat, karena
kata gunung Bonai
tersebut cukup
wewakili salah satu
kata saja.
(1A) Gunung
Bonai terletak di
Papua tepatnya di
kabupaten
Pegunungan
Bintang (Oksibil).
(1B) Gunung ini
memiliki
keindahan alam
yang sangat
beragam. (1C)
Gunung tersebut
masyarakat
diyakini bahwa di
baliknya terdapat
kekayaan alam
yang melimpah.
-
Pada hasil analisis
(88) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa
gunung
tersebut.Pemakaian
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246

86
Kontras
tetapi
89
Contoh
seperti

-
yaitu

-
binatang
buas- babi
liar,
kasuari,

-
90
KelasAngota
-
penanda koherensi
tepat, karena kata
gunung tersebut
menyatakan
hubungan
penggantian kata
yang telah
disebutkan pada
kalimat pertama,
yaitu kata
Pegunungan Bonai.
Pada hasil analisis
(89) ditemukan
penanda koherensi
kontras berupa
tetapi. Pemakaian
penanda koherensi
tidak tepat, karena
penempatan salah
dan tidak perlu
adanya kata tetapi
lebih baik
dihilangkan saja.
Pada hasil analisis
(90) ditemukan
penanda koherensi
contoh berupa
adalah. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
adalah menyatakan
hubungan contoh.
Pada hasil analisis
(90) ditemukan
penanda koherensi
contoh berupa
adalah. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
adalah menyatakan
hubungan contoh.
Pada hasil analisis
(91) ditemukan
pemakaian penanda
koherensi kelas-
(2A) Sungaisungai tersebut
mengalirkan air
yang jernih dan
terdapat pasir
dengan
kandungan emas.
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
burungburung,
kus-kus
pohon dan
gangguru
91
Waktu
sampai

-
92
Tempat
di

-
anggota yang
dimulai dengan
kata umum,
yaknibinatang buas
pada kalimat
pertama dan babi
liar, kasuari,
burung-burung,
kus-kus pohon dan
gangguru pada
kalimat kedua
merupakan
bagiannya.
Pada hasil analisis
(92) ditemukan
penanda koherensi
waktu berupa
sampai. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
sampai
menyatakan
hubungan waktu.
Pada hasil analisis
(93) ditemukan
penanda koherensi
tempat berupa di.
Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
di menyatakan
hubungan tempat.
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
: Kr14
: Herminus Kalaka
: X IPA
: Rumah Adat
(1A) Orang muda Pegunungan Bintang memiliki adat yang istimewa dan sangat
sakral bagi generasi penurusnya. (1B) Rumah adat terbuat dari potongan rotan dan
kayu besi. (1C) Rumah adat berdiri tegak atapnya berbentuk sayap burung
cenderawasih, terdapat satu buah pintu yang tidak lebar dan besar. (1D) Ingin
masuk kedalam naik keatas melalui tangga-tangga yang berwarna hitam dan
sedikit coklat.
(2A) Dalam rumah ini terdapat tungku api, dinding yang dihiasi dengan arang
yang berwarna hitam dan tebal yang tidak menimbulkan bau sedap. (2B) Di
dinding dalam rumah lurusan dengan pintu masuk ada tulisan “selamat datang kau
adalah milikku”. (2C) Disebelah kiri ada patung yang berdiri tegak menghadap ke
pintu masuk dan di hiasi juga oleh tanah merah dan tanah putih.
No
Jenis
Koherensi
93
Adisi
94
Repetisi
Penanda
koherensi
Tepat
Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan
Pada hasil analisis
(94) ditemukan
penanda koherensi
adisi berupa dan.
Pemakaian penanda
koherensi tepat,
karena kata dan
menyatakan
hubungan
penambahan.
Pada hasil analisis
(95) ditemukan
penanda koherensi
repetisi berupa
rumah adat.
Pemakaian tersebut
tepat, karena untuk
menekankan
pentingnya kata
tersebut dalam
paragraf tersebut.
-
Pada hasil analisis
(95b) ditemukan
penanda koherensi
(2A) Di dinding
rumah bertulisan
selamat datang
dan

-
rumah
adat

-
tanah
-

-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
95
Pronomina
rumah ini
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan

-
repetisi berupa
kau adalah
tanah. Pemakaian
milikku. (2C) Di
tersebut tepat, karena sisi sebelah
kirinya, terdapat
patung yang
berdiri tegak
menghadap ke
pintu masuk
dengan dihiasi
tanah merah dan
putih
Pada hasil analisis
(96) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa
ini. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata ini
menyatakan
hubungan
penggantian kata
yang telah
disebutkan pada
kalimat pertama,
yaitu kata Rumah
adat.
: Kr15
: Apina Mul
: X IPA
: Deskripsi Kelas
(1A) Ruang kelasku persegi empat. (1B) Di dalam kelas ada meja, ada kursi, di
depan kelas ada papan tulis berwarna hitam. (1C) Disamping kiri papan tulis
terdapat meja guru, diatas meja guru terdapat buku Bahasa Indonesia dan kapur
tulis. (1D) Saya masuk dalam kelas dan duduk di belakang dari barisan kedua.
(1E) Saya duduk di samping jendela karena panas dan angin segar masuk dan
menyegarkan badan saya.
(2A) Siang telah tiba dan saya melihat ke teman-teman semua pada ngantuk dan
ada yang tidur tidak sadarkan diri dan ada yang teman lain yang bercerita asyik
di kelas. (2B) Mereka cerita tentang bola dan berburu di hutan. (2C) Saya merasa
capek tarik badan, berjalan pelan-pelan dan melihat dari samping pintu ada guru
Bahasa Indonseia dan guru matematika bercerita asyik di pendopo sekolah
mereka dua bercerita sambil makan pinang dan merokok. (2D) Guru Bahasa
Indonesia masuk ke kelas dan berkata semua bangun kita pulang karena waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
sudah habis. Saya bertanya kepada guru pak ada tugas tidak? Tidak ada tugas!
Kata pak guru.
No
Penanda
koherensi
96
Jenis
Koheren
si
Adisi
97
Repetisi
ada
98
Pronomi
na
mereka
Tepat

dan
Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan
-
Pada hasil analisis
(97) ditemukan
penanda koherensi
adisi berupa dan.
Pemakaian penanda
koherensi tepat,
karena kata dan
menyatakan
hubungan
penambahan.
Pada hasil analisis
(98) ditemukan
penanda koherensi
repetisi berupa ada.
Pemakaian tersebut
tidak tepat, karena
pengulangan terlalu
berlebihan sehingga
kalimatnya tidak
efektif.
-

-

-
Pada hasil analisis
(99) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa
mereka. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata ini
menyatakan
(1A) Ruang
kelasku persegi
empat. (1B) Di
dalam kelas
terdapat meja,
kursi, dan
papan tulis
berwarna hitam.
(1C) Disamping
kiri papan tulis
terdapat meja
guru, di atas
meja guru
terdapat buku
Bahasa
Indonesia dan
kapur tulis. (1D)
Saya masuk
dalam kelas dan
duduk di
belakang dari
barisan kedua.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
99
Sinonimi
tidur-tidak
sadarkan
diri
100
BagianKeseluru
han
ruang
kelasmeja,
kursi,
papan tulis

-

-
hubungan
penggantian kata
yang telah
disebutkan pada
kalimat pertama,
yaitu kata guru
bahasa indonesia
dan Matematika.
Pada hasil analisis
(100) ditemukan
penanda koherensi
sinonimi berupa
tidur-tidak sadarkan
diri. Pemakaian
tersebut tidak tepat,
karena kedua kata
tersebut memiliki
persamaan makna
sehingga pakai salah
satu saja.
Pada hasil analisis
(101) ditemukan
pemakaian penanda
koherensi
keseluruhan-bagian
yang dimulai dengan
kata umum,
yakniruang kelasku
pada kalimat
pertama dan meja,
kursi, dan papan
tulis pada kalimat
kedua merupakan
bagiannya.
(2A) Saya
duduk di
samping jendela
karena panas
dan angin segar
masuk dan
menyegarkan
badan saya. (2B)
Ketika waktu
siang telah tiba,
saya melihat
teman-teman
mulai
mengantuk dan
ada pula yang
tidur, sementara
yang lain ada
yang sedang
asyik bercerita
di dalam kelas.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
: Kr16
: Apiana Kulka
: X IPA
: Danau Sentani
(1A) Danau Sentani begitu elok dipandang. (1B) Di pesisir danau dihiasi oleh
pohon-pohon sagu.(1C) Danaunya yang berlumpur dan di dalamnya terdapat
rumput-rumput, airnya yang tawar di dalamnya terdapat berbagai jenis ikan yang
hidup, seperti ikan gabus, lohan, dan lain sebagainya. (1D) Tetapi bukan
berbagai ikan saja yang menghuni danau sentani ada juga hidup seekor buaya
putih yang sangat besar.
(2A) Danau Sentani setiap tahunnya diadakan yang namanya festival danau
Sentani yang mulai berlangsung dari 2008 sampai sekarang. (2B) Sampai
sekarang festival yang biasa diadakan setiap bulan Juni tanggal 19-24.
No
Jenis
Koheren
si
Adisi
Penanda
koherensi
ada juga
102
Pronomi
na
103
Kontras
101
Tepat
Tidak
Tepat
Analisis

-
-nya

-
tetapi

-
Pada hasil analisis (102)
ditemukan penanda
koherensi adisi berupa
ada juga. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata ada juga
menyatakan hubungan
penambahan.
Pada hasil analisis (103)
ditemukan penanda
koherensi pronomina
berupa -nya. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata -nya
menyatakan hubungan
penggantian kata yang
telah disebutkan pada
kalimat pertama, yaitu
kata danau sentani.
Pada hasil analisis (104)
ditemukan penanda
koherensi kontras berupa
tetapi. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata tetapi
menyatakan hubungan
kontras.
Perbaikan
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
104
Contoh
seperti

-
105
KelasAngota
ikangabus dan
lohan

-
106
Waktu
setiap

-
sampai

-
Pada hasil analisis (105) ditemukan penanda
koherensi contoh berupa
seperti. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata seperti
menyatakan hubungan
contoh.
Pada hasil analisis (106) ditemukan pemakaian
penanda koherensi kelasanggota yang dimulai
dengan kata umum,
yakniikan pada kalimat
pertama dan gabus dan
lohan pada kalimat kedua
merupakan bagiannya.
Pada hasil analisis (107) ditemukan penanda
koherensi waktu berupa
setiap. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata setiap
menyatakan hubungan
waktu.
Pada hasil analisis
(107)ditemukan penanda
koherensi waktu berupa
sampai. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata sampai
menyatakan hubungan
waktu.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
: Kr17
: Emanuel Iyai
:X IPA
: Keindahan Pulau Papua
(1A) Keindahan pulau Papua sangat indah.(1B) Pulau Papua terbentuk burung
Cendrawasih. (1C) Orang-orang besar dinamakan pulau Papua atau bumi
Cendrawasih karena keindahan alam dan kekayaan alam sangat banyak.
(2A) Keindahan alam di Papua terkenal di beberapa negara akan adanya kekayaan
alam yang melimpah, festival danau Sentani, keindahan senja Kaimana dan
jugakeindahan pantai di daerah Papua dan juga keindahan pegunungan. (2B)
Tidak hanya keindahan alam tetapi pulau Papua jugamemiliki kekayaan alam
yang kaya raya sepertiemas, perak, timah, buah-buahan, kacang-kacangan
dan lain-lain. (2C) Pulau Papua kurang maju dalam pembangunan tetapi
keindahan alam dan kekayaan alam sangat melimpah.
No
107
Jenis
Koherensi
Adisi
Penanda
koherensi
Tepat
Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan
dan

-
Pada hasil analisis
(108) ditemukan
penanda koherensi
adisi berupa dan.
Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
dan menyatakan
hubungan
penambahan.
-
dan juga

-
-
juga

-
Pada hasil analisis
(108) ditemukan
penanda koherensi
adisi berupa dan
juga. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
dan juga
menyatakan
hubungan
penambahan.
Pada hasil analisis
(108) ditemukan
penanda koherensi
adisi berupa juga.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
108
Repetisi
pulau
papua
-

Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
juga menyatakan
hubungan
penambahan.
Pada hasil analisis
(109) ditemukan
penanda koherensi
repetisi berupa ada.
Pemakaian tersebut
tidak tepat, karena
pengulangan terlalu
berlebihan
sehingga
kalimatnya tidak
efektif.
(1A) Keindahan
pulau Papua
sangat indah dan
berbentuk burung
Cendrawasih.
(1C) Orang-orang
besar dinamakan
pulau Papua atau
bumi
Cendrawasih
karena keindahan
alam dan
kekayaan alam
sangat banyak.
(1D) Keindahan
alam di Papua
terkenal di
beberapa negara
akan adanya
kekayaan alam
yang melimpah,
festival danau
Sentani,
keindahan senja
Kaimana dan juga
keindahan pantai
di daerah Papua
dan juga
keindahan
pegunungan. (1E)
Tidak hanya
keindahan alam
tetapi terdapat
juga kekayaan
alam yang kaya
raya seperti emas,
perak, timah,
buah-buahan,
kacang-kacangan
dan lain-lain. (1F)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
kekayaan
alam

-
Kontras
tetapi

-
Contoh
seperti

-
109
BagianKeseluruh
an
110
111
Pada hasil analisis
(110) ditemukan
pemakaian penanda
koherensi
keseluruhan-bagian
yang dimulai
dengan kata umum,
yaknikekayaan
alam pada kalimat
pertama dan emas,
perak, timah, buahbuahan, kacangkacangan pada
kalimat kedua
merupakan
bagiannya.
Pada hasil analisis
(111) ditemukan
penanda koherensi
kontras berupa
tetapi. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
tetapi menyatakan
hubungan kontras.
Pada hasil analisis
(112) ditemukan
penanda koherensi
contoh berupa
seperti. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
seperti menyatakan
hubungan contoh.
Papua kurang
maju dalam
pembangunan
tetapi keindahan
alam dan
kekayaan alam
sangat melimpah.
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
112
Tempat

di
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
-
Pada hasil analisis
(113) ditemukan
penanda koherensi
tempat berupa di.
Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
di menyatakan
hubungan tempat.
-
: Kr18
:Yorim Mul
: X IPA
: Rumahku
(1A) Ingat rumahku, terbuat dari kayu buah, atap rumahku terbuat dari alangalang. (1B) Bagian dinding terbuat dari papan cincang dan di bagian lantai dialas
dengan kulitkayu yang rapih dan susun rapi. (1C) Satu tahun kemudian rumahku
tidak ada harapan, bagian selatan dan utara rubuh duluan, buku dan ijazahku
kadang kena hujan dan basah. (1D) Rumahku bagian timur tempat tidur bapak dan
mamaku diatas tempat tidur bapak dan mamaku ada hiasan noken dan koteka
yang digantungkan selain noken dan koteka ada kapak batu yang taruh di samping
pintu masuk.
(2A) Rumahku pintunya menghadap ke timur pagi hari matahari terbit dari ufuk
timur dan memanas kedinginan malam tadi. (2B) Kedinginan malam hilang dan
yang ada kepanasan tetapi di depan rumahku ada pohon selalu sejuk didepan
halaman rumahku. (2C) Tidak lama lagi matahari sudah dekat untuk tenggelam di
gunung Aplim Apom.
No
113
Jenis
Koherensi
Adisi
Penanda
koherensi
dan
Tepat

Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan
-
Pada hasil analisis
(114) ditemukan
penanda
koherensi adisi
berupa dan.
Pemakaian
penanda
koherensi tepat,
karena kata dan
menyatakan
hubungan
penambahan.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
114
Repetisi
rumahku
115
Kontras
tetapi
116
Waktu
Kemudian

-

-
-

Pada hasil analisis
(115) ditemukan
penanda
koherensi repetisi
berupa rumah.
Pemakaian
tersebut tidak
tepat, karena
pengulangan
terlalu berlebihan
sehingga
kalimatnya
menjadi tidak
efektif.
Pada hasil analisis
(116) ditemukan
penanda
koherensi kontras
berupa tetapi.
Pemakaian
penanda
koherensi tepat,
karena kata tetapi
menyatakan
hubungan
kontras.
Pemakaian
penanda
konjungsi
suboordinatif
waktu berupa
kemudian pada
paragraf (1) tidak
tepat, karenakata
kemudian yang
menerangkan kata
sebelumnya yakni
satu tahun dan
berfungsi sebagai
penanda
konjungsi
subordinator
waktu, tetapi
pemakaian
penanda kohesi
tersebut salah
(2A) Pintunya
menghadap ke
timur sehingga
setiap pagi
matahari
memanaskan
kedinginan malam
tadi dan yang ada
kepanasan, tetapi di
halaman rumah
tumbuh sebuah
pohon sehingga
tidak akan
kepanasan.
-
(1A, B) Rumahku
yang telah berumur
satu tahun kini
telah rusak, sisi
selatan dan utara
adalah bagian yang
rubuh terlebih
dahulu, buku dan
ijazahku menjadi
basah setiapkali
hujan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
117
Tempat

di
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
-
karena kata
kemudian
biasanya dipakai
untuk konjungsi
fungsi
penambahan.
Pada hasil analisis
(117) ditemukan
penanda
koherensi tempat
berupa di.
Pemakaian
penanda
koherensi tepat,
karena kata di
menyatakan
hubungan tempat.
-
: Kr19
: Yupen Singleki
: X IPA
: Aplim Apom/ Puncak Mandala
(1A) Gunung Aplim Apom atau disebut juga gunung Mandala biasa dikatakan
gunung Sombong, karena pada saat cuaca cerah dilihat dari Oksibil dan sekitarnya
melihat keatas gunung Mandala kelihatannya indah dan bagus terus gunung yang
lainnya juga. (1B) Ketika melihatnya gunung bagus awan biru naik dan matahari
terangtetapi pada saat cuaca buruk kelihatan gunung Mandala akan gelap dan
pada waktu juga mulai angin, kilat guntur dan awan mulai menutup dan hujan
turun, pada saat itu juga banjirlah kali Sombong atau disebut kali Oksibil.
No
118
Jenis
Koherensi
Adisi
Penanda
koherensi
Tepat
Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan
-
juga

-
Pada hasil analisis (118)
ditemukan penanda
koherensi adisi berupa
juga. Pemakaian penanda
koherensi tepat, karena
kata juga menyatakan
hubungan penambahan.
dan

-
Pada hasil analisis (118)
ditemukan penanda
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
119
Kontras
tetapi

-
120
Waktu
ketika

-
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
koherensi adisi berupa
dan. Pemakaian penanda
koherensi tepat, karena
kata dan menyatakan
hubungan penambahan.
Pada hasil analisis (119)
ditemukan penanda
koherensi kontras berupa
tetapi. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata tetapi
menyatakan hubungan
kontras.
Pada hasil analisis (120)
ditemukan penanda
koherensi waktu berupa
ketika. Pemakaian
penanda koherensi tepat,
karena kata ketika
menyatakan hubungan
waktu.
-
-
: Kr20
: Agatha Uropkulin
: X IPA
: Pengalaman Liburan
(1A) Waktu SMP, saya sekolah di SMP Katolik Bakti Luhur Malang. (1B)
Waktu itu saya masuk kelas VIII, lalu di Malang saya tinggal dengan kakak
sepupu dan suaminya. (1C) Waktu saya disana saya mempunyai banyak temanteman ada yang dari Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Blitar, Jakarta, dan ada
yang asli Malang.
(2A) Bulan Desember saya, kaka dan suaminya kami liburan di Bali, di sana
kami merayakan hari ulang tahun adik sepupu saya. (2B) Disana kami tinggal di
Denpasar di hotel. (2C) Nama hotel itu adalah Hotel Mawar Dua Jalan
Diponegoro. (2D) Di Bali itu kotanya kecil tetapi bengit indahnya luar biasa
dan besoknya kami merayakan ulang tahun di pantai Kuta.
(3A) Disana saya melihat orang barat dengan orang Afrika, mereka minta foto
dengan kami waktu itu juga kami foto bersama dengan mereka. (3B) Setelah itu
kami jalan-jalan ke Tanah Lot dan disana kami melihat pemandangan indah sekali
dan besoknya lagi kami kembali ke Malang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
No
Jenis
Koherensi
Penanda
koherensi
121
Adisi
dan
122
Repetisi
saya
123
Pronomina
di sana
Tepat

Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan
-
Pada hasil analisis
(121) ditemukan
penanda koherensi
adisi berupa dan.
Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
dan menyatakan
hubungan
penambahan.
Dari data karangan
deskripsi
ditemukan
pemakaian penanda
kohesi repetisi
berupa saya yang
diulang berkalikali. Pengulangan
tersebut tidak tepat,
karena
menimbulkan
pemborosan kata
dan menyebabkan
kalimat tidak
efektif.
-

-

-
Pada hasil analisis
(122) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa
di sana. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
di sana
menyatakan
hubungan
penggantian kata
yang telah
disebutkan pada
(1A) Waktu SMP,
saya sekolah di
SMP Katolik
Bakti Luhur
Malangdan
masuk kelas VIII,
lalu di Malang
saya tinggal
dengan kakak
sepupu dan
suaminya. (1C)
Waktu disana
saya mempunyai
banyak teman ada
yang berasal dari
Yogyakarta,
Semarang,
Surabaya, Blitar,
Jakarta, dan ada
yang asli Malang.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262
kalimat pertama,
yaitu kata pulau
bali.
-nya

-
Pada hasil analisis
(122) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa nya. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata nya menyatakan
hubungan
penggantian kata
yang telah
disebutkan pada
kalimat pertama,
yaitu kata suami
kaka perempuan
penulis.
-
mereka

-
Pada hasil analisis
(122) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa
mereka. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
mereka
menyatakan
hubungan
penggantian kata
yang telah
disebutkan pada
kalimat pertama,
yaitu kata orang
Afrika
-
kami

-
Pada hasil analisis
(122) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa
kami. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263
124
Sinonim
Bengitindah-luar
biasa
125
Kontras
tetapi

-

-
kami menyatakan
hubungan
penggantian kata
yang telah
disebutkan pada
kalimat pertama,
yaitu kata penulis,
kaka perempuan
dan suaminya.
Penggunaan
penanda kohesi
sinonimi tidak
tepat, karena
pemilihan kata
(diksi) yang
digunakan adalah
lafal ragam lisan
dengan ciri-ciri
lafal dialek
setempat (lokal)
atau bahasa anak
muda (gaul) seperti
yang terdapat pada
kata bengit
sehingga
menyebabkan
paragrafnya tidak
koheren.
Pada hasil analisis
(124) ditemukan
penanda koherensi
kontras berupa
tetapi. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
(2D) Di Bali itu
kotanya kecil
tetapi Bali
kotanya kecil
tetapi sungguh
luar biasa indah,
esoknya kami
merayakan ulang
tahun di Pantai
Kuta.. (2E)
Disana saya
melihat orang
barat dengan
orang afrika,
mereka minta foto
dengan kami
waktu itu juga
kami foto
bersama dengan
mereka. (2F)
Setelah itu kami
jalan-jalan ke
Tanah Lot dan
disana kami
melihat
pemandangan
indah sekali dan
besoknya lagi
kami kembali ke
Malang.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264
tetapi menyatakan
hubungan kontras.
126
Tempat

di
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
-
Pada hasil analisis
(125) ditemukan
penanda koherensi
tempat berupa di.
Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
di menyatakan
hubungan tempat.
-
: Kr21
: Patrik T. Sipyan
: X IPA
: Danau Sentani
(1A) Danau adalah tempat tinggal atau ekosistem yang terbaik untuk hewan.
(1B) Danau sentani adalah salah satunya tempat untuk hidup berbagai
jenis,seperti ikan, kodok, dan lain-lain. (1C) Danau sentani adalah sebagai
contoh untuk tempat atau ekosistem untuk berbagai habitat.
(2A) Danau sentani adalah danau yang terpanjang di propinsi Papua dan terdapat
di kabupaten Jayapura sebagai ibu kota propinsi Papua. (2B) Danau Sentani
terdapat di samping kiri kotaSentani kira-kira dua kilometer dari kota Sentani.
(3A) Iklim di daerah ini sering mengalami kepanasan setiap tahun, maka orang
yang disekitar danau ini kebanyakan orang nelayan dan kebanyakan orang yang
menetap danau sentani tidak terlalu mengalami kepanasan di malam hari karena
angin dari danau ini juga membantu menyegarkan badan mereka pada saat
mereka bersantai atau beristrahat. (3B) Oleh karena itu mari menjaga dan
melestarikan alam disekitar kita karena itu memang bermanfaat bagi kehidupan
segala makhluk.
No
127
Jenis
Koherensi
Adisi
Penanda
koherensi
dan
Tepat

Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan
-
Pada hasil analisis
(126) ditemukan
penanda koherensi
adisi berupa dan.
Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
dan menyatakan
hubungan
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
265
penambahan.
danau
sentani

-
Pronomina
danau ini

-
Sinonimi
tempatekosistem
128
Repetisi
129
130
-

Pada hasil analisis
(127) ditemukan
penanda koherensi
repetisi berupa
danau sentani.
Pemakaian tersebut
tepat, karena untuk
menekankan
pentingnya kata
tersebut dalam
paragraf tersebut.
Pada hasil analisis
(128) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa
danau ini.
Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
danau ini
menyatakan
hubungan
penggantian kata
yang telah
disebutkan pada
kalimat pertama,
yaitu kata danau
sentani.
Pada hasil analisis
(129) ditemukan
penanda koherensi
sinonimi berupa
indah- luar biasa.
Pemakaian tersebut
tidak tepat, karena
kedua kata tersebut
memiliki
persamaan makna
sehingga pakai
salah satu saja.
-
-
(1A) Danau
adalah tempat
tinggal yang
terbaik untuk
hewan. (1B)
Danau sentani
adalah salah
satunya tempat
untuk hidup
berbagai jenis,
seperti ikan,
kodok, dan lainlain. (1C) Danau
sentani adalah
sebagai contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
266
untuk tempat atau
ekosistem untuk
berbagai habitat.
menjagamelestarik
an

-
131
BagianKeseluruh
an
hewanikan, katak

-
132
Hasil
oleh
karena itu

-
133
Contoh
seperti

-
Pada hasil analisis
(129) ditemukan
penanda koherensi
sinonimi berupa
menjagamelestarikan.
Pemakaian tersebut
tepat, karena
kedua kata tersebut
memiliki
persamaan makna.
Pada hasil analisis
(130) ditemukan
pemakaian penanda
koherensi
keseluruhan-bagian
yang dimulai
dengan kata umum,
yaknihewan pada
kalimat pertama
ikan, katakpada
kalimat kedua
merupakan
bagiannya.
Pada hasil analisis
(131) ditemukan
penanda koherensi
hasil berupa oleh
karena itu.
Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
oleh karena itu
menyatakan
hubungan hasil.
Pada hasil analisis
(132) ditemukan
penanda koherensi
contoh berupa
seperti. Pemakaian
penanda koherensi
-
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
267
134
Waktu
setiap

-
135
Tempat
di

-
di sana

-
tepat, karena kata
seperti menyatakan
hubungan contoh.
Pada hasil analisis
(133) ditemukan
penanda koherensi
waktu berupa
setiap. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
setiap menyatakan
hubungan waktu.
Pada hasil analisis
(134) ditemukan
penanda koherensi
tempat berupa di.
Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
di menyatakan
hubungan tempat.
Pada hasil analisis
(134) ditemukan
penanda koherensi
tempat berupa di
sana. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
di sana
menyatakan
hubungan tempat.
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
268
Kode Karangan
Nama
Kelas
Judul Karangan
: Kr 22
: Agustina Uropkulin
: X IPA
: Gunung Anem
(1A) Kabupaten Pegunungan Bintang terletak dibagian selatan pulau Papua. (1B)
Dikabupaten Pegunungan Bintang terdapat banyak gunung yang indah. (1C) Salah
satu gunung yang indah terletak di pegunungan bintangadalah gunung Anem.
(2A) Gunung Anem terletak di distrik Sopsebang. (2B) Untuk ke gunung Anem
akan menempuh dalam waktu empat jam dari Oksibil, ibu kota kabupaten
Pegunungan Bintang. (2C) Gunung Anem adalah gunung yang botak, anem
adalah gunung yang ketinggiannya sekitar 3.000 meter. (2D) Keindahan alam
yang dimilikinya akan memanjakan seketika kita sampai di puncak gunung Anem.
(2E) Sebelah menyebelah diapit oleh gunung Wa dan gunung Yakum yang tidak
kalah indahnya dengan gunung Anem. (2F) Gunung ini banyak terdapat
tumbuh-tumbuhan yang tumbuh yaitu sepertirumput kuda, anggrek, dan lainlain.
(3A) Gunung Anem pemandangan indah sekali, ketika kita sampai di puncak kita
dimanjakan oleh keindahan alam yang memukau hati untuk menikmati
keindahannya lama-lama. (3B) Tetapi ketika musim hujan gunung Anem selalu
menutupi kabut yang tebal sehingga keindahannya hilang dan cepat turun hujan.
No
Jenis
Koherensi
Penanda
koherensi
136
Repetisi
gunung
anem
137
Pronomina gunung ini
Tepat
Tidak
Tepat
Analisis
Perbaikan

-
-

-
Pada hasil analisis
(135) ditemukan
penanda koherensi
repetisi berupa
gunung anem.
Pemakaian tersebut
tepat, karena untuk
menekankan
pentingnya kata
tersebut dalam
paragraf tersebut.
Pada hasil analisis
(136) ditemukan
penanda koherensi
pronomina berupa
gunung
ini.Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
gunung ini
menyatakan
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
269
tumbuhtumbuhan

-
Kontras
tetapi

-
140
Contoh
seperti

-
141
Waktu
sampai

-
138
BagianKeseluruh
an
139
hubungan
penggantian kata
yang telah
disebutkan pada
kalimat pertama,
yaitu kata gunung
anem.
Pada hasil analisis
(137) ditemukan
pemakaian penanda
koherensi
keseluruhan-bagian
yang dimulai
dengan kata umum,
yaknitumbuhtumbuhan pada
kalimat pertama
rumput kuda,
anggrek pada
kalimat kedua
merupakan
bagiannya.
Pada hasil analisis
(138) ditemukan
penanda koherensi
kontras berupa
tetapi. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
tetapi menyatakan
hubungan kontras.
Pada hasil analisis
(139) ditemukan
penanda koherensi
contoh berupa
seperti. Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
seperti menyatakan
hubungan contoh.
Pada hasil analisis
(140) ditemukan
penanda koherensi
waktu berupa
sampai. Pemakaian
penanda koherensi
-
-
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
270
142
Tempat
di

-
tepat, karena kata
sampai
menyatakan
hubungan waktu.
Pada hasil analisis
(141) ditemukan
penanda koherensi
tempat berupa di.
Pemakaian
penanda koherensi
tepat, karena kata
di menyatakan
hubungan tempat.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
271
LAMPIRAN 3
Bukti Tringanggulasi
Analisis di atas telah diperiksa dan diteliti oleh trianggulator. Peneliti juga telah
memperbaiki beberapa kesalahan dalam data di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
272
BIOGRAFI PENULIS
Derius Anglipki K. Tepmul atau biasa disapa
Angli adalah putra sulung dari pasangan Anton
Elwelkulolbon Kaladana dengan Novela Oksop Daloku
Taplo, yang lahir di Butding 26 Desember 1990.
Awalnya menempuh pendidikan sekolah dasar di SD
Inpres Polobakon, Kecamatan Kiwirok Tahun 2000.
Setelah itu, menempuh Sekolah Menengah Pertama di
SMP Negeri I Kiwirok lulus tahun 2004. Pada tahun 2004 melanjutkan sekolah di
SMA Negeri I Okbibab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Propinsi Papua.
Setelah lulus SMA pada tahun 2007, tidak ada biaya untuk melanjutkan
study di perguruan tinggi. Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikannya di
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Masa Pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan
menulis Skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “Kohesi dan Koherensi dalam
Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten
Pegunungan Bintang, Papua Tahun Ajaran 2015/2016.
Download