BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak menyadari bahwasanya gejala kimiawi sering kali terjadi, bahkan sebenarnya kehidupan tak lepas dari gejala-gejala kimia ataupun reaksu-reaksi kimia yang pada umumnya dikenal sebagai suatu hal yang telah menjadi biasa sehingga merasa tak perlu lagi ditelusuri mengapa terjadi demikian. Seperti gejala teh yang mudah larut dalam air dengan suhu tinggi, gula pasir yang mudah larut dalam air panas dan tidak mudah jika dilarutkan dengan air dingin, atau pun fungsi dari aktivitas mengaduk-aduk larutan tersebut. Gejala-gejala sederhana tersebut dapat kita teliti lebih lanjut menggunakan konsep teori kimia bahwa sesungguhnya air yang suhunya lebih panas, molekulnya akan bergerak lebih cepat dan akibatnya molekul air panas akan membentuk ruang yang lebih besar sehingga jarak antar partikel air panas dan gaya tarik (kohesi) antara partikel air panas lebih besar dibanding jarak antar partikel dan gaya tarik antar partikel air dingin(kecuali pada volume max). Akibatnya, molekul gula dan garam lebih mudah masuk/ larut di antara molekul air panas yang jarak antar partikelnya rendah dan gaya adhesi antara molekul air panas dengan gula lebih besar dibanding gaya kohesi antara partikelnya sendiri. Sedangkan pada air dingin, molekulnya membentuk ruang yang lebih sempit (kecuali pada volume minimumnya) dan gaya tariknya akan semakin kuat dan molekul garam ataupun gula sulit masuk di antara molekul air dingin karena gaya adhesi air+garam/gula < gaya kohesinya. 1.2. PERUMUSAN MASALAH Dari latar belakang maka muncul sebuah Masalah yaitu : Mengapa gula pasir mudah larut dalam air dengan suhu tinggi? 1.3. TUJUAN Untuk mengetahui mengapa gula pasir mudah larut dalam air panas. i