PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI PENGELOMPOKAN HEWAN MENURUT HABITATNYA BERBASIS METODE MONTESSORI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun oleh: Julius Bianto Sadewo NIM: 131134048 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI PENGELOMPOKAN HEWAN MENURUT HABITATNYA BERBASIS METODE MONTESSORI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun oleh: Julius Bianto Sadewo NIM: 131134048 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus memberikan Kristus pertolongan dan Bunda dan Maria kelancaran yang selalu selama proses penyusunan skripsi Orang tua saya Andreas Tugiyanto dan Maria Magdalena Binatun Adik saya Maria Saskia Endah Setyowati Sepupu saya Sigit yang dari kecil hingga sekarang selalu bersama Teman payung skripsi Montessori Almamater kebanggaanku Universitas Sanata Dharma iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO Harus bisa lah, masa ga bisa! Kegagalan adalah awal menuju keberhasilan Bukannya gagal, hanya tertunda! v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 18 Juli 2017 Penulis Julius Bianto Sadewo vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Julius Bianto Sadewo Nomor Mahasiswa : 131134048 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI PENGELOMPOKAN HEWAN MENURUT HABITATNYA BERBASIS METODE MONTESSORI” berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Santa Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 18 Juli 2017 Yang menyatakan Julius Bianto Sadewo vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI PENGELOMPOKAN HEWAN MENURUT HABITATNYA BERBASIS METODE MONTESSORI Julius Bianto Sadewo Universitas Sanata Dharma 2017 Latar belakang penelitian ini adalah tidak adanya media pembelajaran pada mata pelajaran pengelompokan hewan manurut habitatnya dalam pembelajaran IPA. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori dan mengetahui kualitas pengembangan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas II SD Negeri Dayuharjo tahun ajaran 2016/2017. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran yang dikembangkan dimodifikasi dalam lima tahap yaitu potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Validasi produk menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata skor 3,7. Nilai posttest yang diperoleh siswa pada saat uji coba lapangan terbatas lebih tinggi daripada nilai pretest, selisih rerata nilai pretest dan posttest sebesar 34. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam mempelajari materi pengelompokan hewan menurut habitatnya. Kata kunci: penelitian dan pengembangan, media pembelajaran IPA, pengelompokan hewan menurut habitatnya, metode Montessori. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MEDIA OF ELEMENTARY SCHOOL GROUPING ANIMALS ACCORDING TO HABITAT MATERIAL BASED ON MONTESSORI METHOD Julius Bianto Sadewo Universitas Sanata Dharma 2017 The background this study was the lack of availability and use of learning material grouping animals according to habitat and the student having difficulties in understanding the material use of. The purpose of this study is to describe the procedure development of science learning media of elementary school grouping animals according to habitat material based on Montessori method and knowing the quality of elementary school science learning media the learning media grouping animals according to habitat material based on Montessori method. Kind of research used was research and development. The subject of this research were 10 grade II students of Negeri Dayuharjo elementary school 2016/2017. The instruments used are the guidelines of observation, interview, questionnaire, guidelines and questions test. Data analysis techniques used are quantitative and qualitative data analysis. The results showed that the procedure of learning media development research and developed modified in five stages and potential problems, namely planning, development of an early form of the product, product validation, and limited field trials. Validation of the product shows excellent quality with a mean score of 3.7. The value of the acquired posttest students at the time of the limited field trial is higher than the value of the average values of difference pretest, pretest and posttest of 34. Therefore, it can be concluded that the media learning animal grouping according to habitat quality is very good and can help students in learning the material animal grouping according to habitat. Keywords: research and development, learning media, IPA, grouping animals according to habitat, Montessori method. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan kasih karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya Berbasis Metode Montessori“. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih peneliti sampaikan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberi pertolongan dan kelancaran selama penyusunan skripsi. 2. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 3. Christiyanti Aprinastuti, S.S., M.Pd Kaprodi PGSD. 4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd Wakaprodi PGSD. 5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dosen pembimbing skripsi yang mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian dan penyusunan skripsi. 6. Abu Yamin selaku Kepala SD Negeri Dayuharjo yang telah memberikan izin dan kesempatan dalam pelaksanaan penelitian. 7. Guru kelas II B ibu Pita 8. Guru kelas II A pak Yuli sd setara 9. Siswa-siswa kelas II B SD Negeri Dayuharjo yang telah membantu dalam uji coba terbatas. 10. Siswa-siswa kelas II A SD Negeri Dayuharjo yang telah membantu dalam uji empiris dan uji keterbacaan instrumen. 11. Bapak dan Ibu karyawan sekretariat prodi PGSD yang membantu selama proses perkuliahan dan penyusunan skripsi. 12. Bapakku Andreas Tugiyanto dan Ibuku Maria Magdalena Binatun yang selalu memberikan support penuh untukku. 13. Maria Saskia Endah Setyowati yang selalu memberikan keceriaan. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Saudara dan teman yang selalu memberi dukungan. 15. Teman payung Montessori, Agus, Lia, Agnes, Dita, Siska, Joni, Sigit, Nunik, Yosi, Achichi, Novi, Tika, dan Vera yang mau membantu dan bekerjasama selama payung skripsi. 16. Segenap pihak, sahabat, teman yang telah membantu dan tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu. Peneliti menemukan banyak kendala dalam penyusunan skripsi ini. Walaupun demikian, kendala tersebut tidak membuat peneliti menyerah dan putus asa, melainkan semakin termotivasi dan semangat untuk terus menyelesaikan skripsi tepat waktu. Tidak ada gading yang retak, begitu pula dengan penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, peneliti meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam sistematika, isi, dan sebagainya dalam skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Yogyakarta, 18 Juli 2017 Peneliti Julius Bianto Sadewo xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii DAFTAR RUMUS ..............................................................................................xx DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xxi DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xxii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xxiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 6 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6 1.5. Definisi Operasional ............................................................................ 8 1.6. Spesifikasi Produk ............................................................................... 8 1.6.1. Papan Habitat Hewan ........................................................................... 9 1.6.2. Puzzle ................................................................................................. 10 1.6.3. Media Kartu ....................................................................................... 11 1.6.4. Kotak Penyimpanan ........................................................................... 13 1.6.5. Kartu Pengendali Kesalahan .............................................................. 14 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1.6.6. Album Media Pembelajaran ................................................................16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka ................................................................................... 17 2.1.1. Perkembangan Anak ......................................................................... 17 2.1.1.1. Tahap Sensorimotor .......................................................................... 17 2.1.1.2. Tahap Pra-Operasional ...................................................................... 18 2.1.1.3. Tahap Operasional Konkret .............................................................. 18 2.1.1.4. Tahap Operasional Formal ................................................................ 19 2.1.2. Media Pembelajaran .......................................................................... 19 2.1.2.1. Pengertian Media Pembelajaran ........................................................ 20 2.1.2.2. Manfaat Media Pembelajaran ............................................................ 20 2.1.2.3. Klasifikasi Media Pembelajaran ........................................................ 21 2.1.3. Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ........................... 23 2.1.3.1. Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ................ 23 2.1.3.2. Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ......................................................................................... 26 2.1.4. Ilmu Pengetahuan Alam .................................................................... 26 2.1.4.1. Hakikat IPA ....................................................................................... 27 2.1.4.2. Pembelajaran IPA di sekolah dasar ................................................... 28 2.1.4.3. Materi Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya ......................... 30 2.2. Penelitian yang Relevan .................................................................... 33 2.3. Kerangka Berpikir ............................................................................. 35 2.4. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian .................................................................................. 39 3.2. Setting Penelitian ............................................................................... 39 3.2.1. Subjek Penelitian ............................................................................... 39 3.2.2. Objek Penelitian ................................................................................ 39 3.2.3. Lokasi Penelitian ............................................................................... 39 3.2.4. Waktu Penelitian ............................................................................... 40 3.3. Rancangan Penelitian ........................................................................ 41 3.4. Prosedur Penelitian ............................................................................ 45 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.4.1. Potensi dan Masalah .......................................................................... 47 3.4.2. Perencanaan ....................................................................................... 48 3.4.3. Pengembangan Bentuk Awal Produk ................................................ 49 3.4.4. Validasi Produk ................................................................................. 50 3.4.5. Uji Coba Lapangan Terbatas ............................................................. 51 3.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 51 3.5.1. Observasi ........................................................................................... 52 3.5.2. Wawancara ........................................................................................ 52 3.5.3. Kuesioner .......................................................................................... 53 3.5.4. Tes ..................................................................................................... 53 3.6. Instrumen Penelitian .......................................................................... 54 3.6.1. Pedoman Observasi ........................................................................... 55 3.6.2. Pedoman Wawancara ........................................................................ 56 3.6.2.1. Wawancara Kepala Sekolah .............................................................. 57 3.6.2.2. Wawancara Guru Kelas II ................................................................. 57 3.6.2.3. Wawancara Siswa Kelas II ................................................................ 58 3.6.3. Kuesioner .......................................................................................... 59 3.6.3.1. Kuesioner Analisis Kebutuhan .......................................................... 59 3.6.3.2. Kuesioner Validasi Produk ................................................................ 60 3.6.4. Soal Tes ............................................................................................. 62 3.7. Triangulasi ......................................................................................... 65 3.8. Teknik Analisis Data ......................................................................... 67 3.8.1. Analisis Data Kuantitatif ................................................................... 67 3.8.2. Analisis Data Kualitatif ..................................................................... 71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ................................................................................. 72 4.1.1. Potensi dan Masalah .......................................................................... 72 4.1.1.1. Identifikasi Masalah .......................................................................... 73 4.1.1.1.1 Observasi ........................................................................................... 73 4.1.1.1.2 Wawancara ........................................................................................ 75 4.1.1.2. Analisis Kebutuhan ........................................................................... 82 4.1.1.2.1 Analisis Karakteristik Siswa ............................................................. 82 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4.1.1.2.2 Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Montessori ................... 83 4.1.1.2.3 Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan .................................... 83 4.1.1.2.4 Data Analisis Kebutuhan ................................................................... 86 4.1.2. Perencanaan ....................................................................................... 98 4.1.2.1. Desain Media Pembelajaran .............................................................. 98 4.1.2.2. Desain Album Media Pembelajaran ................................................ 104 4.1.2.3. Instrumen Validasi Produk dan Tes ................................................ 104 4.1.2.3.1 Tes ................................................................................................... 104 4.1.2.3.2 Kuesioner Validasi Produk .............................................................. 109 4.1.3. Pengembangan Bentuk Awal Produk .............................................. 112 4.1.3.1. Pengumpulan Bahan ........................................................................ 112 4.1.3.2. Pembuatan Media Pembelajaran ..................................................... 114 4.1.3.3. Pembuatan Album Media Pembelajaran ......................................... 120 4.1.4. Validasi Produk ............................................................................... 120 4.1.4.1. Validasi Produk Media Pembelajaran ............................................. 120 4.1.4.2. Validasi Produk Album Media Pembelajaran ................................. 121 4.1.5. Uji Coba Lapangan Terbatas ........................................................... 122 4.1.5.1. Data dan Analisis Tes ...................................................................... 123 4.1.5.2. Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran ........................................................................ 125 4.2. Pembahasan ..................................................................................... 126 4.2.1. Prosedur Penelitian dan Pengembangan Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya Berbasis Metode Montessori .......................................................................... 126 4.2.2. Kualitas Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya Berbasis Metode Montessori ......................... 132 4.2.2.1. Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya Berbasis Metode Montessori .............. 133 4.2.2.2. Hasil Nilai Pretest dan Posttest Siswa pada Uji Coba Lapangan Terbatas ........................................................................... 133 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 135 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5.2. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 136 5.3. Saran ................................................................................................ 136 DAFTAR REFERENSI ................................................................................... 137 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Waktu Penelitian ................................................................................ 40 Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas II ................................. 55 Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ................................... 57 Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas II ...................................... 58 Tabel 3.5 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas II ..................................... 58 Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan ............................................ 59 Tabel 3.7 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa ........................................................... 60 Tabel 3.8 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran ................................... 61 Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Tes ............................................................................... 63 Tabel 3.10 Aspek Penelitian Validitas Isi Instrumen Tes .................................... 63 Tabel 3. 11 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen nontes yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk .......................................... 67 Tabel 3. 12 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada uji validitas konstruk soal tes ................................................................................. 68 Tabel 3. 13 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validitas isi instrumen soal tes ................................................................................................ 68 Tabel 3. 14 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validitas produk dan soal tes ............................................................................. 68 Tabel 3. 15 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validasi produk oleh ahli .............................................................................................. 68 Tabel 3. 16 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa ......................................... 69 Tabel 3.17 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ................................... 69 Tabel 3.18 Kategori Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ............................... 70 Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Pedoman Observasi oleh Ahli ................... 74 Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA .................................................... 74 Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ....................... 76 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.4 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ............................................................................................... 76 Tabel 4.5 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah......................................... 77 Tabel 4.6 Hasil Validasi Wawancara Pedoman Wawancara Guru .................... 77 Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli ............................................................................................. 78 Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Guru SD ................................................... 78 Tabel 4.9 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa....................................... 79 Tabel 4.10 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli ..................................................................................................... 80 Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Siswa ........................................................ 80 Tabel 4.12 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli ............................................................................................. 84 Tabel 4.13 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 85 Tabel 4.14 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli ............................................................................................. 85 Tabel 4.15 Hasil Uji Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ...................... 86 Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ......... 87 Tabel 4. 17 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan .......................................................................................... 89 Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ....... 91 Tabel 4.19 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan .......................................................................................... 93 Tabel 4.20 Hasil Uji Validasi Isi oleh Ahli ........................................................ 105 Tabel 4.21 Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes ........................................... 105 Tabel 4.22 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli ........................................................................................... 106 Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Tes dengan ......................... 107 Tabel 4.24 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan ......................................... 107 Tabel 4.25 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest ........................................... 108 Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes .............................................. 108 Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli....................... 109 xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.28 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengeni Produk oleh Siswa . 110 Tabel 4.29 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan .................................. 111 Tabel 4.30 Hasil Validasi Produk Media Pembalajaran oleh Ahli .................... 120 Tabel 4.31 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Media Pembelajaran ........ 121 Tabel 4.32 Hasil Validasi Produk Album Pengguaan Media Pembelajaran ...... 122 Tabel 4.33 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa ................................. 123 Tabel 4.34 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa ...... 126 Tabel 4.35 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya.......................................................................... 133 Tabel 4.36 Selisih Nilai Pretest dan Posttest ..................................................... 134 xix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR RUMUS Rumus 3.1 Rumus perhitungn rerata hasil penilaian dengan skala Likert ........... 69 Rumus 3.2 Rumus perhitungan persentase jawaban pada kuesioner ................... 70 Rumus 3.3 Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest .............................................. 71 xx PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian yang Relevan ....................35 Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan .............................. 41 Bagan 3.2 Modifikasi model penelitian dan pengembangan .............................. 45 Bagan 3.3 Prosedur Penelitian ............................................................................ 46 Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ............. 65 Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara ............................................... 66 Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara ............................................... 81 Bagan 4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ............................................. 97 xxi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada Masing-masing Siswa .. 124 Grafik 4.2 Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Posttest ................................... 125 xxii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Papan Habitat Hewan Tampak Atas............................................... 10 Gambar 1.2 Papan Habitat Hewan Tampak Samping ........................................ 10 Gambar 1.3 (a) Puzzle gambar hewan dan (b) Puzzle habitat hewan ................ 11 Gambar 1.4 (a) kartu nama habitat, (b) kartu gambar hewan, (c) kartu nama hewan, (d) kartu pengendali kesalahan ......................................... 12 Gambar 1.5 Laci Penyimpanan Replika Hewan dan Kartu ............................... 13 Gambar 1.6 Laci Penyimpanan Tampak dari Samping ..................................... 13 Gambar 1.7 Kotak Penyimpanan Puzzle ............................................................ 14 Gambar 1. 8 Gambar Habitat Hewan .................................................................. 15 Gambar 1. 9 Susunan Puzzle ............................................................................... 15 Gambar 4. 1 Papan Habitat Hewan Tampak Atas................................................99 Gambar 4. 2 Papan Habitat Hewan Tampak Samping ...................................... 100 Gambar 4. 3 Laci Penyimpanan Tampak Atas ................................................. 100 Gambar 4. 4 Laci Penyimpanan Tampak Samping........................................... 101 Gambar 4. 5 (a) Puzzle gambar hewan dan (b) puzzle habitat hewan ............... 102 Gambar 4. 6 Kotak Penyimpanan Puzzle .......................................................... 102 Gambar 4. 7 Kartu Soal ..................................................................................... 103 Gambar 4.8 Papan Habitat Hewan ................................................................... 114 Gambar 4.9 Kotak Penyimpanan Replika Hewan ........................................... 115 Gambar 4.10 Kotak Penyimpanan Replika Hewan ........................................... 116 Gambar 4.11 Kotak Puzzle................................................................................. 117 Gambar 4.12 Penutup Kotak Puzzle................................................................... 117 Gambar 4.13 Puzzle Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya ................... 118 Gambar 4.14 Gambar Kartu Soal ....................................................................... 119 xxiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah Lampiran 1.1 Lembar hasil validasi pedoman observasi ................................. 140 Lampiran 1.2 Lembar instrumen observasi .........................................................144 Lampiran 1.3 Lembar hasil observasi pembelajaran IPA ................................. 145 Lampiran 1.4 Lembar hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli ......................................................................... 146 Lampiran 1.5 Lembar instrumen pedoman wawancara kepala sekolah .............152 Lampiran 1.6 Transkip wawancara dengan Kepala Sekolah ............................ 153 Lampiran 1.7 Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli ........ 156 Lampiran 1.8 Lembar instrumen pedoman wawancara guru ..............................164 Lampiran 1.9 Transkip wawancara dengan guru .............................................. 166 Lampiran 1.10 Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli ...... 170 Lampiran 1.11Lembar instrumen pedoman wawancara siswa ............................179 Lampiran 1.12 Transkip wawancara dengan siswa ............................................ 180 Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan Lampiran 2.1 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru .......... 183 Lampiran 2.2 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa ......... 191 Lampiran 2.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru ........................................................................... 204 Lampiran 2.4 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru ....... 208 Lampiran 2.5 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa ...... 211 Lampiran 3 Instrumen Tes Lampiran 3.1 Lembar hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli ........................ 214 Lampiran 3.2 Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli ............. 216 Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji empiris ........................................................................ 219 Lampiran 3.4 Output SPSS untuk perhitungan validitas instrumen tes ............ 221 Lampiran 3.5 Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes ............................... 222 Lampiran 3.6 Lembar hasil pengerjaan pretest ................................................. 225 Lampiran 3.7 Lembar hasil pengerjaan posttest ............................................... 226 xxiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4 Validasi Produk Lampiran 4.1 Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli ........ 227 Lampiran 4.2 Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa .................................................. 233 Lampiran 4.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa ................................. 242 Lampiran 4.4 Lembar hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli ..... 245 Lampiran 4.5 Lembar hasil validasi album penggunaan media pembelajaran oleh ahli ................................................................ 254 Lampiran 4.6 Lembar hasil tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa ............................................................. 258 Lampiran 5 Surat Penelitian Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian .................................................................... 260 Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ..................... 261 Lampiran 6 Album Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya ................................................................ 262 Lampiran 7 Gambar Produk Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya ................................................... 277 Lampiran 8 Dokumentasi Uji Coba Lapangan Terbatas ........................... 280 Lampiran 9 Curriculum Vitae ....................................................................... 281 xxv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN Uraian bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Penelitian IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat sering disebut “Science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Ilmu Pengetahuan Alam atau sering juga disingkat IPA adalah pengetahuan yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Iskandar, 2001:2). Banyak sekali ilmu tentang IPA yang dipelajari pada berbagai jenjang pendidikan, salah satunya yaitu pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Materi IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dikehidupan sehari-hari. Ilmu Pengetahuan Alam untuk anakanak didefinisikan oleh Paulo dan Marten (Carin 1993:5) bahwa anak-anak malalui proses mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, dan menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar. Ruang lingkup bahan kajian IPA pada jenjang SD meliputi 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan lingkungan, serta kesehatan, 2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas, 3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana, dan 4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Standar Kompetensi (SK) yang ditetapkan untuk kelas II SD semester I yaitu makhluk hidup dan proses kehidupan, mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan, pertumbuhan hewan dan tumbuhan serta berbagai tempat hidup makhluk hidup. Salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai yaitu mengidentifikasi berbagai tempat hidup makhluk hidup (air, darat, dan tempat lainnya) (BNSP, 2006: 162-164). Salah satu materi yang diajarkan kepada siswa berdasarkan KD tersebut adalah pengelompokan hewan menurut tempat tinggal atau habitatnya. Berdasarkan hasil obervasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 23 Agustus 2016 menunjukkan bahwa guru ketika mengajar cenderung menggunakan metode ceramah dan tanyajawab. Guru menggunakan buku pegangan guru dan buku LKS sebagai bahan ketika mengajar. Dalam penggunaan media pembelajaran, guru tidak menggunakan media pembelajaran yang dapat mendukung materi pengelompokan hewan menurut habitatnya. Selain itu, guru juga merangkum materi pembelajaran yang telah diajarkan di papan tulis yang kemudian siswa mencatat materi dibuku catatannya masing-masing. Ketika guru bertanya kepada siswa, hanya ada beberapa siswa saja yang mampu menjawab pertanyaan guru. Setelah guru selesai menjelaskan materi pembelajaran, guru kemudian memberikan beberapa soal latihan untuk menguji kemampuan siswa. Ada beberapa siswa yang masih kebingungan dalam menjawab, ada juga yang 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI siswa lancar menjawab soal, dan ada juga siswa yang bertanya kepada guru. Apabila siswa yang masih kesulitan dalam menjawab, guru memperbolehkan siswa untuk bertanya kepada teman lainnya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 26 Agustus 2016, siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pengelompokan hewan menurut habitatnya, karena siswa sulit dalam menentukan habitat hewan dan pengenalan tentang macam-macam hewan masih terbatas. Guru berpendapat sama seperti siswa dimana guru juga mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi tersebut karena materi yang bersifat abstrak (wawancara tanggal 25 Agustus 2016). Materi IPA yang bersifat abstrak membuat siswa kesulitan memahami konsep suatu materi pembelajaran. Oleh sebab itu, diperlukan suatu solusi berupa media pembelajaran yang dapat membantu siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran IPA. Penggunaan media pembelajaran IPA dapat dijadikan sebagai solusi untuk membantu siswa dalam memahami materi pembalajaran IPA. Di samping itu, guru dan siswa juga memerlukan media dalam pembelajaran IPA. Media pembelajaran cocok diterapkan bagi siswa kelas II SD karena siswa kelas II SD berada pada tahap operasional konkret. Menurut Piaget (dalam Iskandar, 2001: 28) siswa yang berumur 7-11 tahun masuk dalam tahap operasional konkret. Pada tahap operasional konkret siswa membutuhkan benda-benda konkret atau nyata dalam suatu tahap belajar. Media Pembelajaran tersebut termasuk dalam benda konkret atau benda nyata. Penggunaan benda nyata pada suatu media pembelajaran sangat dibutuhkan untuk membantu siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan kepala sekolah pada 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tanggal 25 Agustus 2016 dapat diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran IPA di SD Negeri Dayuharjo masih terbatas. Hal ini dibuktikan ketika guru mengajar tidak menggunakan media pembelajaran di kelas karena guru tidak mau ribet dan karena keterbatasan waktu dalam mempersiapkan (wawancara guru tanggal 25 Agustus 2016). Padahal siswa marasa tertarik dan lebih paham jika menggunakan media dalam pembelajaran IPA (wawancara siswa tanggal 26 Agustus 2016). Media pembelajaran dalam pembelajaran sangat dibutuhkan. Hal tersebut disadari benar dalam pendidikan Montessori. Pendidikan Montessori dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori. Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah media pembelajaran yang memiliki ciri-ciri menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Ada beberapa keunggulan pada media pembelajaran berbasis metode Montessori, diantaranya sebagai berikut: (1) Material yang digunakan dalam pembelajaran Montessori dapat dihasilkan sebuah pendidikan indra; (2) Memperlihatkan benda-benda yang dapat manarik perhatian anak; (3) Bahan pembelajaran dari Montessori dapat melatih anak untuk belajar sendiri; (4) Memiliki gradasi rangsangan yang rasional (Gutek, 2013: 236). Media pembelajaran berbasis metode Montessori terbukti dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Hardiyanti (2016) mengembangkan alat peraga IPS materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas IV. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas alat peraga IPS materi keragaman budaya Indonesia “sangat baik” dengan memperoleh skor 3,9, sedangkan nilai yang diperoleh siswa 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ketika posttest dan pretest memiliki selisih rerata 37,2. Dengan demikian, alat peraga dapat membantu siswa dalam memperlajari budaya Indonesia. Penelitian lain juga dilakukan oleh Noi (2015) yang mengembangkan alat peraga matematika materi perkalian berbasis metode Montessori untuk siswa kelas III. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga papan perkalian berbasis metode Montessori dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari rerata nilai 58,21 menjadi 97,82. Berdasarkan permasalahan mengenai materi pengelompokan hewan menurut habitatnya pada mata pelajaran IPA, kebutuhan media pembelajaran dan hasil penelitian mengenai metode Montessori yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran IPA materi pengelompokan hewan menurut habitatnya pada siswa kelas II SD Negeri Dayuharjo tahun ajaran 2016/2017. Media pembelajaran yang dikembangkan peneliti mempertimbangkan lima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu, menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Penelitian ini dibatasi pada tahap menghasilkan prototipe atau bentuk dasar dari produk media pembelajaran IPA materi pengelompokan hewan menurut habitatnya yang diujikan secara ilmiah pada ahli dan melalui uji coba lapangan terbatas. 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas II? 1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas II? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas II. 1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas II. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Untuk Siswa Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman siswa dalam belajar dengan menggunakan media pembelajaran IPA. Siswa juga terbantu dalam mengatasi kesulitan yang diajarkan oleh guru, serta siswa merasa senang dengan adanya media pembelajaran berbasis metode Montessori. 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1.4.2 Untuk Guru Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas guru dalam membuat media pembelajaran yang menarik guna mengembangkan media pembelajaran yang berbasis metode Montessori. 1.4.3 Untuk Sekolah Penelitian ini diharapkan sekolah mendapatkan wawasan baru mengenai media pembelajaran berbasis metode Montessori. Dengan demikian, sekolah dapat mempertimbangkan untuk melakukan pengembangan media pembelajaran IPA yang dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. 1.4.4 Untuk Mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi peneliti sendiri untuk bekal mengajar yang akan datang, dengan menggunakan media pembelajaran dalam mengembangkan proses kognitif siswa dengan adanya penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori. 1.4.5 Untuk Prodi PGSD Prodi PGSD memiliki pengalaman penelitian kolaboratif dengan metode Research and Development yang melibatkan dosen, mahasiswa, guru, dan siswa di sekolah mitra. Dengan media pembelajaran yang telah dikembangkan, diuji dan divalidasi, prodi PGSD memiliki media pembelajaran berbasis metode Montessori yang semakin beragam. 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1.4.6 Bagi peneliti lain Peneliti lain dapat mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk materi pembelajaran IPA lainnya. 1.5 Definisi Operasional 1.5.1 Perkembangan anak usia sekolah dasar adalah berada pada tahap operasional konkret atau masuk pada usia 7-11 tahun, dimana anak memerlukan benda-benda konkret atau nyata untuk mendukung proses belajarnya. 1.5.2 Media pembelajaran adalah segala komponen yang mendukung guru dalam proses pembelajaran, agar tercapainya pembelajaran yang efektif. 1.5.3 Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah media pembelajaran yang memiliki ciri-ciri menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. 1.5.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari peristiwa yang terjadi di alam melalui proses ilmiah untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam sekitar. 1.5.5 Pengelompokan hewan menurut habitatnya adalah pengelompokan hewan berdasarkan tempat tinggalnya. 1.6 Spesifikasi Produk Produk yang dikembangkan dan dihasilkan oleh peneliti adalah berupa media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya beserta album penggunaannya. Media ini berfungsi untuk membantu siswa mengenal dan 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memahami pengelompokan hewan yang hidup di air, darat, dan udara. Produk media pembelajaran yang dikembangkan peneliti terdiri dari papan habitat hewan, laci penyimpanan, puzzle, kartu, kotak penyimpanan puzzle dan kotak penyimpanan kartu. 1.6.1. Papan Habitat Hewan Papan habitat hewan berbentuk balok dengan ukuran 50 cm x 36 cm x 10 cm. Papan ini digunakan siswa untuk meletakkan hewan berdasarkan habitatnya. Papan ini didesain dengan adanya lapisan lembaran besi atau seng untuk meletakan hewan jika hewan diberi magnet. Papan pertama ini didesain sesuai dengan tempat tinggal hewan, seperti air, daratan dan udara. Ukuran seng atau lembaran besi tersebut yaitu 50 cm x 36 cm x 10 cm. Papan habitat hewan ini memiliki warna yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya ketika berada di hutan, sehingga warna papan habitat hewan ini masuk dalam salah satu ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu menarik. Menurut Montessori (2002; 174) media pembelajaran Montessori dirancang sangat menarik bagi siswa agar dapat menarik minat siswa dalam belajar. Media pembelajaran dibuat menarik dari segi warna, bentuk, dan sebagainya. Gambar habitat hewan dibuat dengan menggunakan warna-warna cerah agar menarik minat siswa. Ciri autoeducation juga terlihat pada papan habitat hewan ini. Papan habitatnya hewan dapat membuat anak bermain secara mandiri tanpa bantuan orang dewasa, dengan mengelompokkan replika hewan sesuai dengan habitatnya. Untuk ciri bergradasi, papan habitat hewan memiliki ciri bergradasi yang terlihat pada media yang dapat digunakan oleh anak seusia yang lebih dewasa. Papan habitat hewan memiliki ciri kontekstual dimana bahan pembuatan media dapat ditemukan di lingkungan 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sekitar, seperti kayu, kertas, triplek atau teakwood, seng, dan lain sebagainya. Berikut adalah gambar papan habitat hewan tampak atas dan tampak samping. 50 cm 36 cm Gambar 1.1 Papan Habitat Hewan Tampak Atas 36 cm 50 cm 10 cm Gambar 1.2 Papan Habitat Hewan Tampak Samping 1.6.2. Puzzle Ukuran puzzle terdiri dari ukuran 6 cm x 6 cm hingga mengecil dengan ukuran 4,6 cm x 4,4 cm. Ukuran puzzle yang semakin mengecil tersebut dibuat oleh peneliti bergradasi sesuai dengan karakteristik media pembelajaran berbasis metode Montessori. Bergradasi dalam puzzle ini adalah berjenjang dari ukuran terbesar berurutan hingga ukuran terkecil dan bergradasi dari media yang dapat digunakan oleh anak yang lebih dewasa. Media pembelajaran Montessori mempunyai gradasi dari rangsangan warna, bentuk, maupun usia anak (Montessori, 2002: 174). Puzzle ini juga memiliki ciri media Montessori autocorrection, dimana media ini memiliki pengendali kesalahan berupa gambar 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI puzzle yang telah disusun. Jika puzzle telah disususn oleh anak maka akan tersusun secara berurutan dari yang terbesar hingga terkecil. Ciri auto-education terlihat dari media puzzle. Anak dapat bermain puzzle secara mandiri tanpa bantuan orang dewasa dengan mencocokkan gambar pengendali kesalahan untuk mengetahui bahwa susunan puzzle sudah benar atau belum. Ciri lain dari puzzle yaitu menarik dari gambar yang menggunakan warna cerah disesuaikan dengan warna asli dan kontekstual disesuaikan dengan bahan yang terdapat di lingkungan sekitar. Selain puzzle gambar hewan, adapun puzzle habitat hewan. Berdasarkan permainan puzzle tersebut, anak belajar untuk membeda-bedakan konsep besarkecil dan berat-ringan. Berikut adalah gambar puzzle gambar dan puzzle habitat hewan. 6 cm (a) 4,4 cm 6 cm 4,6 cm (b) Gambar 1.3 (a) Puzzle gambar hewan dan (b) Puzzle habitat hewan 1.6.3. Media Kartu Ukuran kartu gambar hewan yaitu 8 cm x 5,5 cm, kartu nama habitat hewan berukuran 8 cm x 2,5 cm, ukuran kartu nama hewan 8 cm x 2,5 cm, dan ukuran kartu pengendali kesalahan yaitu berukuran 8 cm x 10 cm. Media kartu bergambar ini memiliki ciri sesuai dengan ciri media pembelajaran Montessori. Ciri pertama yaitu menarik. Media kartu ini menarik karena terdapat warna kartu yang cerah dan beranekaragam, terdapat gambar hewan, serta ringan untuk dibawa. Ciri kedua yaitu bergradasi, dimana media kartu dapat digunakan oleh 11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI anak yang lebih dewasa. Menurut Montessori (2002: 171) media pembelajaran Montessori memiliki pengendali kesalahan (auto-correction) pada setiap media pembelajaran itu sendiri. Hal tersebut bertujuan agar anak dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah aktivitas yang dilakukan anak tanpa adanya orang lain yang mengoreksi. Pengendali kesalahan atau auto-correction dalam kartu ini yaitu dengan mencocokan kartu yang sudah disusun dengan kartu pengendali kesalahan warna hijau. Selain auto-correction, media kartu bergambar ini memiliki ciri auto-education. Menurut Montessori (2002: 173) media pembelajaran Montessori dirancang untuk menumbuhkan kemandirian anak serta pengembangan kemampuan secara mandiri tanpa adanya campur tangan dari orang dewasa. Media kartu ini terdapat kartu pengendali kesalahan, sehingga secara mandiri anak dapat mengetahui kesalahannya dan secara mandiri anak membetulkannya tanpa ada campur tangan orang dewasa. Bahan yang digunakan mudah untuk ditemukan di lingkungan sekitar, yaitu dengan menggunakan kertas. Bahan baku yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar termasuk dalam ciri kontekstual. Berikut adalah gambar kartu. (a) 8cm m 2,5cm m (b) 8cm m 8cm m (d) 10cm 5,5cm m m 2,5cm m (c) 8cm m Gambar 1.4 (a) kartu nama habitat, (b) kartu gambar hewan, (c) kartu nama hewan, (d) kartu pengendali kesalahan 12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1.6.4. Kotak Penyimpanan Penyimpanan pertama yaitu laci penyimpanan yang terletak di bagian bawah papan habitat hewan. Laci penyimpanan berukuran 32,5 cm x 12 cm x 8 cm. Laci tersebut berfungsi sebagai tempat miniatur atau replika hewan yang berjumlah 16. Replika hewan tersebut diberi magnet supaya bisa ditempelkan di papan habitat hewan. Kotak penyimpanan kartu letaknya satu tempat dengan kotak penyimpanan replika hewan. Kotak penyimpanan kartu berukuran 32,5 cm x 12 cm x 8 cm dengan memiliki 4 sekat sebagai letak masing-masing kartu. Bahan yang digunakan dalam membuat laci penyimpanan hewan dan kartu yaitu menggunakan bahan teakwood atau triplek yang mudah didapat. Penentuan bahan sangat penting karena menyesuaikan dengan berat media pembelajaran dan menyesuaikan dengan salah satu syarat media Montessori yaitu memiliki berat yang ringan serta kontekstual. Berikut adalah laci penyimpanan replika hewan dan laci penyimpanan kartu. 32,5 cm 12 cm Gambar 1.5 Laci Penyimpanan Replika Hewan dan Kartu 8 cm 12 cm Gambar 1.6 Laci Penyimpanan Tampak dari Samping 13 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kotak yang kedua yaitu kotak penyimpanan puzzle berukuran 8 cm x 8 cm x 8 cm dengan ketebalan 0, 5 cm. Kotak penyimpanan puzzle tersebut memiliki tutup dengan ukuran 8 cm x 8 cm dan memiliki pegangan tutup berbentuk bulat. Tutup puzzle berfungsi untuk menutupi kartu puzzle agar tidak mudah rusak dan kotor. Bahan yang digunakan yaitu dengan bahan triplek atau teakwood. Pemilihan bahan tersebut dipilih karena memiliki karakter ringan dan mudah untuk dibentuk serta mudah ditemukan dilingkungan sekitar (kontekstual). Berikut adalah gambar kotak penyimpanan puzzle. 8 cm 8 cm 8 cm 8 cm 8 cm 0,5cm Gambar 1.7 Kotak Penyimpanan Puzzle 1.6.5. Kartu Pengendali Kesalahan Kartu pengendali kesalahan pertama yaitu gambar habitat hewan berserta replika hewan yang telah disusun. Gambar dengan ukuran 29cm x 21cm dicetak menggunakan kertas Ivory 260. Kertas Ivory 260 memiliki ketebalan yang cukup, sehingga tidak mudah sobek ketika digunakan oleh anak. Kartu gambar habitat hewan digunakan sebagai pengendali kesalahan ketika siswa sudah selesai menyusun replika hewan di atas papan habitat hewan. Berikut adalah gambar habitat hewan. 14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 cm 29 cm Gambar 1. 8 Gambar Habitat Hewan Kartu pengendali kesalahan kedua yaitu gambar susunan puzzle. Gambar susunan puzzle berukuran 25cm x 18cm dicetak menggunakan kerta Ivory 260. Pemilihan kertas tersebut karena kertas Ivory 260 memiliki ketebalan yang cukup dan tidak mudah untuk disobek. Kartu gambar susunan puzzle digunakan sebagai pengendali kesalahan ketika anak sudah selesai menyusun puzzle. Ketika sudah selesai menyusun puzzle, maka anak akan mencocokannya dengan kartu pengendali kesalahan apakah sudah benar atau belum. Berikut adalah gambar susunan puzzle. 18 cm 25 cm Gambar 1. 9 Susunan Puzzle 15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kartu yang ketiga yaitu kartu pengendali kesalahan untuk media kartu. Kartu ini memiliki garis tepi berwarna hijau dan berukuran 8cm x 10cm. Bahan yang digunakan untuk membuatnya yaitu menggunakan kertas Ivory 260 yang memiliki ketebalan yang cukup dan tidak mudah sobek. Kartu ini digunakan sebagai pengendali kesalahan ketika selesai menyusun media kartu. Berikut gambar pengendali kesalahan kartu. 8cm m 10cm m 1.6.6. Album Media Pembelajaran Langkah pembuatan album media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya yaitu dengan merumuskan langkah-langkah kagiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Kemudian peneliti mengambil gambar dari setiap langkah-langkah penggunaan media pembelajaran. Peneliti juga menambahkan insformasi-informasi mengenai media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Dalam pembuatan album peneliti menggunakan program bantuan computer Microsoft Word 2013. Setelah soft file album media pembelajaran selesai, peneliti mencetak album media pembelajaran tersebut dengan menggunakan kertas Ivory 230. 16 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian. 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Perkembangan Anak Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan (Yusuf dan Sugandhi, 2014: 1). Perkembangan mengacu pada proses dimana seorang anak tumbuh dan mengalami berbagai perubahan sepanjang hidupnya baik ditentukan secara genetik maupun dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Meggit, 2013: 1). Menurut Piaget (2001, 24-25) tahap-tahap kognitif seorang anak menjadi empat tahap: tahap pertama sensorimotor (0-2 tahun), tahap kedua pra-operasional (2-7 tahun), tahap ketiga operasional konkret (7-11 tahun), dan keempat operasi formal (lebih dari 11 tahun). 2.1.1.1. Tahap Sensorimotor Tahap ini adalah tahap paling awal perkembangan kognitif terjadi pada waktu bayi lahir sampai berumur 2 tahun. Tahap ini, inteligensi anak lebih didasarkan pada tindakan indrawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar, membau, dan lain-lain. tahap sensori-motor ini, 17 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI anak belum dapat berbicara dengan bahasa. Tahap ini sangat penting karena menjadi dasar perkembangan persepsi dan intelegasi anak pada tahap berikutnya (Suparno, 2011: 27). 2.1.1.2. Tahap Pra-operasional Tahap pra-operasional masuk pada usia 2-7 tahun. Tahap pemikiran praoperasi dicirikan dengan adanya fungsi semiotik, yaitu penggunaan simbol atau tanda, dengan adanya penggunaan simbol itu, seorang anak dapat mengungkapkan dan membicarakan macam-macam benda dalam waktu yang bersamaan. Crain (2007: 182) pada periode pra-operasional terjadi perubahan yang cukup besar. Pikiran anak berkembang cepat ke sebuah tataran baru, yaitu simbol-simbol. Ginsburg & Opper dalam Crain (2007: 182) anak-anak mulai menggunakan simbol-simbol ketika mereka menggunakan sebuah objek atau tindakan untuk merepresentasikan sesuatu yang tidak hadir. 2.1.1.3. Tahap Operasional Konkret Tahap operasional konkret (concrete operasional) masuk pada usia anak 7-11 tahun, dan dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Dalam tahap ini anak sudah mampu dalam mengurutkan (seriasi) dan mengklasifikasi objek. Selain itu anak juga dapat mengembangkan sistem pemikiran logis yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan. Anak-anak mulai berpikir logis untuk menggantikan cara berpikir sebelumnya yang masih bersifat intuitif primitif, namun membutuhkan contoh-contoh konkret (Pratisti, 2008: 41). Melalui sistem pemikiran logis itu, anak dapat menerapkannya saat memecahkan persoalan konkret yang dihadapi (Suparno, 2011: 69). Pada tahap ini anak masih merasa 18 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kesulitan untuk memecahkan persoalan yang bersifat abstrak Suparno, 2011: 87). Sedangkan menurut (Somantri, 2007: 16) bahwa pada tahap operasional-konkret terdapat sistem kognitif yang terorganisasi dengan baik, memungkinkan mereka menghadapi lingkungannya secara lebih efektif. 2.1.1.4. Tahap Operasi Formal Tingkat operasi formal berlangsung pada usia 11 tahun lebih. Anak pada tingkatan ini tidak lagi memerlukan bantuan dari benda-benda nyata untuk memecahkan masalah. Anak sudah dapat berpikir secara abstrak. Selain itu, pada tahap ini anak berpikir dengan cara hipotesis-deduktif, proporsional, kombinatorial dan reflektif (Somantri, 2007: 17). Berdasarkan teori diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa perkembangan anak SD kelas II (usia 7-8 tahun) termasuk dalam tahap operasional konkret, dimana siswa perlu benda nyata sebagai pendukung proses belajarnya. Pada tahap ini siswa masih merasa kesulitan untuk memecahkan persoalan yang abstrak sehingga siswa membutuhkan benda-benda nyata. Oleh sebab itu, penggunaan benda-benda nyata dalam hal media pembelajaran untuk anak SD sangat diperlukan karena sudah sesuai dengan karakteristik anak pada tahap perkembangannya. 2.1.2. Media Pembelajaran Pada subbab ini membahas mengenai pengertian media pembelajaran, manfaat media pembelajaran, dan klasifikasi media pembelajaran. Berikut adalah pembahasan dari subbab tersebut. 19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.1.2.1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari kata Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, dkk, 2009: 6). Gagne dalam Sadiman, dkk (2009: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Menurut Munadi (2010: 5) sumber-sumber belajar selain guru inilah yang disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan/atau diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik. Menurut Sadiman, dkk (2009: 10) media tidak lagi hanya kita pandang sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan, melainkan sebagai pembawa pesan yang tidak hanya digunakan oleh guru tetapi yang lebih penting lagi adalah dapat digunakan siswa yang dapat mewakili guru menyampaikan informasinya secara teliti, jelas, dan menarik. Sedangkan Briggs dalam Sadiman, dkk (2009: 6) berpendapat bahwa media adalah semua alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sebagai contohnya yaitu buku, film, kaset, mindmap, dan lain sebagainya. Menurut beberapa ahli di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa media pembalajaran adalah segala komponen yang mendukung guru dalam proses pembelajaran, agar tercapainya pembelajaran yang efektif. 2.1.2.2. Manfaat Media Pembelajaran Menurut Sudjana & Rivai (1992: 2) dalam proses belajar peserta didik adalah sebagai berikut: (1) Perkembangan akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2) Bahan pembelajaran 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh peserta didik dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar pada setia jam; (4) Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dll. 2.1.2.3. Klasifikasi Media Pembelajaran Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian. Menurut Heinich, Molenda, dan Russel (dalam Sanjaya, 2012: 125-126) yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu: 1. Media yang tidak diproyeksikan Media yang tidak diproyeksikan merupakan media yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar, baik berupa dua dimensi maupun tiga dimensi. Media ini tidak memerlukan listrik ataupun menggunakan proyektor. a. Realita: benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar atau biasa disebut benda yang sebenarnya. Misalkan kalau guru ingin menjelaskan tentang cara kerja pesawat telepon atau cara kerja mesin tertentu, maka telepon atau mesin itu sendiri yang digunakan sebagai media. b. Model: benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda sesungguhnya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa tidak setiap materi pembelajaran dapat diajarkan melalui benda yang sebenarnya. Guru dalam mengajarkan tentang gajah misalnya, tidak mungkin membawa gajah yang 21 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebenarnya ke ruang kelas, selain berbahaya juga bentuk gajah sendiri yang memiliki ukuran tubuh yang besar. Dengan demikian, guru cukup membawa model atau benda tiruan ke dalam kelas, ketika mengajarkan tentang gajah. c. Grafis: gambar atau visual yang penampilannya tidak diproyeksikan (grafis, chart, poster, kartun). d. Display: medium yang penggunaanya dipasang di tempat tertentu sehingga dapat dilhat informasi dan pengetahuan di dalamnya. Contohnya adalah flip chart, bulletin board, papan planel, dan lain-lain. Display dengan berbagai bentuknya sangat berguna untuk menyampaikan informasi dan memamerkan berbagai karya siswa. 2. Media yang diproyeksikan (projected media) Media proyeksi adalah media yang dapat digunakan dengan bantuan proyektor. Media proyeksi harus menggunakan alat elektronik untuk menyampaikan pesan atau informasi. Contoh media yang diproyeksikan yaitu OHP (Over Head Projektor) berguna untuk memproyeksikan media transparan kearah layar dan slide: media semacam ini diperlukan layar khusus untuk memproyesikannya. 3. Media audio visual Media audio visual adalah alat media yang isi pesannya dapat diterima melalui alat indera pendengaran dan penglihatan. Sebagai contoh adalah audio kaset, audio vision, aktif audio vision, video, film, dan lain sebagainya. Media yang digunakan dalam pengembangan penelitian adalah termasuk media yang tidak diproyeksikan dengan jenis model, karena bentuknya berupa benda tiga dimensi yaitu replika hewan dengan ukuran kecil. 22 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.1.3. Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Pada subbab ini membahas mengenai syarat media pembelajaran berbasis metode Montessori dan keunggulan media pembelajaran berbasis metode Montessori. 2.1.3.1. Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Media pembelajaran Montessori mempunyai empat ciri khusus (Montessori, 2002:171-175). Hal tersebut akan dipaparkan dalam uraian berikut. 1. Ciri media pembelajaran Montessori harus menarik. Media pembelajaran Montessori dirancang sangat menarik bagi siswa agar dapat menarik minat siswa dalam belajar. Media pembelajaran dibuat menarik dari segi warna, bentuk, dan sebagainya. Jika dilihat dari warnanya, media pembelajaran yang menarik dapat mengaktifkan sensorial anak pada saat anak menyentuh, meraba media mendengarkan pembelajaran bunyi yang menggunakan ditimbulkan indera oleh perabanya, media serta pembelajaran menggunakan indera pendengarnya. Melalui media pembelajaran tersebut anak pun dapat menemukan hubungan satu hal dengan yang lain (Montessori, 2002:174). 2. Ciri media pembelajaran Montessori harus bergradasi. Media pembelajaran Montessori mempunyai gradasi rangsangan warna, bentuk, maupun usia anak. Media pembelajaran Montessori tidak hanya bergradasi dalam arti dapat melibatkan sebanyak mungkin penggunaan panca indera, tetapi juga pada gradasi penggunaaan untuk berbagai usia perkembangan anak maupun materi yang dapat diperoleh dari media pembelajaran yang sama (Montessori, 2002:174). 23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gradasi warna dapat diperkenalkan dengan menggunakan kotak warna yang memiliki beberapa warna, misalnya warna biru tua hingga biru muda. Gradasi ukuran tinggi ke rendah dapat diperkenalkan dengan menggunakan media pembelajaran seperti inkastri silinder. Inkastri silinder dapat menunjukkan gradasi ukuran dari tinggi ke rendah dengan jelas. Gradasi bentuk dapat diperkenalkan dengan menggunakan media pembelajaran seperti pada permainan pink tower. Pink tower terdiri dari 10 kubus dengan kubus paling besar memiliki ukuran sisi 10 cm, sedangkan kubus yang lebih kecil berikutnya memiliki perbedaan ukuran sisi 1 cm lebih kecil dari sebelumnya. Melalui permainan ini, anak mencoba menyusun menara mulai dengan kubus yang paling besar sampai paling kecil. Berdasarkan pengalaman ini, anak belajar untuk membeda-bedakan konsep besar-kecil dan berat-ringan dari suatu objek (Montessori, 2002:175). 3. Ciri media pembelajaran Montessori harus auto-correction. Media pembelajaran Montessori mempunyai pengendali kesalahan (auto-correction) pada setiap media pembelajaran itu sendiri. Hal tersebut bertujuan agar anak dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah aktivitas yang dilakukannya tanpa ada orang lain yang mengoreksi. Ciri tersebut dapat digambarkan dari penggunaan media pembelajaran inkastri silinder. Inkastri silinder memperkenalkan ukuran yang berbeda-beda, yaitu tinggi-pendek, gemuk-kurus, tinggi kurus-gemuk pendek, dan tinggi gemuk-pendek kurus. Pengendali kesalahan dari alat tersebut adalah lubang pada inkastri. Oleh karena itu, anak dapat mengetahui benar/salah dari ketidaksesuaian inkastri yang diletakkan pada masing-masing lubang (Montessori, 2002:171). 24 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Ciri media pembelajaran Montessori harus auto-education. Media pembelajaran Montessori dirancang untuk menumbuhkan kemandirian anak serta pengembangan kemampuan secara mandiri tanpa ada campur tangan dari orang dewasa. Lingkungan belajar dirancang sedemikan rupa agar tidak ada orang dewasa yang mengintervensi hal-hal yang dilakukan anak. Hal tersebut dikarenakan setiap alat sudah mempunyai pengendali kesalahan (Montessori, 2002:172-173). Selain keempat ciri tersebut, penelitian ini juga mengembangkan ciri tambahan yaitu kontekstual. Berdasarkan beberapa prinsip pendidikan Montessori yang telah dipaparkan, belajar hendaknya juga disesuaikan dengan konteks (Lillard, 2005:32). Salah satu hal yang dilakukan Montessori adalah merancang lingkungan belajar bagi siswa. Montessori menyediakan beberapa peralatan di kelas dengan memanfaatkan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar anak. Hal ini bertujuan agar anak mengalami dengan sendirinya tentang lingkungan di sekitarnya, bukan karena orang lain (Hainstock, 1997:83). Oleh sebab itu, ciri media pembelajaran yang selanjutnya adalah kontekstual. Konteks merupakan pola hubungan di dalam lingkungan langsung seseorang (Johnson, 2010:34). Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan kondisi nyata siswa. Selain itu, pembelajaran kontekstual dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2010:107). Oleh karena itu, 25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kontekstual dalam pembelajaran memungkinkan terbentuknya pengalaman sosial, budaya, fisika, dan psikologi. Melalui penggunaan media pembelajaran, siswa mengalami pembelajaran yang kontekstual karena media pembelajaran memberikan pengalaman yang relevan bagi siswa. Tambahan ciri kontekstual dalam penelitian ini bermaksud menggunakan bahan-bahan atau potensi lokal yang tersedia di lingkungan sekitar siswa. Hal ini bertujuan memunculkan makna/hubungan antara isi pembelajaran dan konteks yang ada di lingkungan siswa. 2.1.3.2. Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki ciri yang membedakan dengan media yang lainnya, diantaranya yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Ada beberapa keunggulan pada media pembelejaran berbasis metode Montessori, diantaranya (1) Material yang digunakan dalam pembelajaran Montessori dapat menghasilkan sebuah pendidikan indera; (2) Memperlihatkan benda-benda yang dapat menarik perhatian anak; (3) Bahan pembelajaran dari Montessori dapat melatih anak untuk belajar secara mandiri; (4) Memiliki gradasi rangsangan yang rasional (Gutek, 2013: 236). 2.1.4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pada subbab ini membahas mengenai hakikat IPA, pembelajaran IPA si sekolah dasar dan materi daur hidup hewan. Berikut adalah pembahasan dari subab tersebut. 26 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.1.4.1. Hakikat IPA Menurut Iskandar (2001: 2) “IPA” merupakan singkatan “Ilmu Pengetahuan Alam” yang merupakan terjemahan dari “Natural Science” dalam bahasa Inggris. Menurut Samatowa (2011: 3) ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science memiliki pengertian sebagai ilmu tentang alam, artinya ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. Berdasarkan pendapat dari Hendro Darmojo dalam Samatowa (2011: 2) bahwa pengetahuan itu artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler dalam Samatowa (2011: 3) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistemtis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Menurut Iskandar (2001: 3) ilmu pengetahuan alam sebagai disiplin disebut juga sebagai produk IPA. Bentuk ilmu pengetahuan alam sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-psinsip, dan teori-teori IPA. Samatowa 27 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (2011: 19) juga berpendapat secara sederhana sains didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam. Sains juga merupakan bagian ilmu pengetahuan yang terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep, prinsipprinsip, dan teori-teori yang merupakan produk dari proses ilmiah. Dijelaskan menurut Carin & Sund dalam Samatowa (2011: 20) bahwa unsur-unsur sains terdiri dari tiga macam, yaitu proses, produk, dan sikap. (1) proses, atau metode yang meliputi pengamatan, membuat hipotesis, merancang dan melakukan percobaan, mengukur dan proses-proses pemahaman kelaman lainnya. (2) produk, meliputi prinsip-prinsip, hukum-hukum, teori-teori, kaidah-kaidah, postulatpostulat dan sebagainya. (3) sikap, misalnya mempercayai, menghargai, menanggapi, menerima, dan sebagainya. 2.1.4.2. Pembelajaran IPA di sekolah dasar Menurut Samatowa (2011: 5) model belajar yang cocok untuk anak Indonesia adalah belajar melalui pengalaman langsung (Learning by doing). Model belajar ini memperkuat daya ingat anak karena menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di lingkungan anak sendiri. Piaget dalam Samatowa (2011: 5) mengatakan bahwa pengalam langsung yang memegang peranan penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak. Pengalaman langsung anak terjadi secara spontan dari kecil (sejak lahir) sampai berumur 12 tahun. Struktur kognitif anak berbeda dengan struktur kognitif ilmuwan. Anak akan siap untuk mengembangkan konsep tertentu bila ia telah memiliki struktur kognitif (skema) yang menjadi prasyarat perkembangan kognitif yang bersifat hirarkhis dan inregratif. Selain itu perlunya keterampilan dalam berlatih untuk 28 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI proses belajar anak juga sangat diperlukan. Menurut Iskandar (2001: 16) anak memang perlu diberi kesempatan untuk berlatih keterampilan-keterampilan proses IPA, sebab diharapkan mereka dapat berpikir dan memiliki sikap ilmiah. Akan tetapi pengajaran dan keterampilan IPA masih perlu dimodifikasi sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya agar anak mampu berpikir ilmiah. Ilmu pengetahuan IPA untuk anak-anak didefinisikan oleh Paolo dan Marten dalam Carin (1993: 5) adalah sebagai berikut: (1) mengamati apa yang terjadi, (2) mencoba memahami apa yang diamati, (3) mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, (4) menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar. Proses dan perkembangan belajar anak Sekolah Dasar (SD) memiliki kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut: beranjak dari hal-hal yang konkrit memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, terpadu dan melalui proses manipulatif. Oleh karena itu pelajaran di Sekolah Dasar haruslah direncanakan (Iskandar, 2011: 23). Definisi yang paling banyak dikenal adalah perubahan perilaku yang diakibatkan oleh penagalaman. Ahli psikolog kognitif beranggapan bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran peserta didik oleh peserta didik itu sendiri. Samatowa (2011: 6-7) aplikasi teori perkembangan kognitif pada pendidikan IPA adalah sebagai berikut: (1) konsep IPA dapat berkembang baik, hanya bila pengalaman langsung mendahului pengenalan generalisasi-generalisasi abstrak, (2) daur belajar yang mendorong perkembangan konsep IPA sebagai berikut: (a) eksplorasi, yaitu kegiatan dimana anak mengalami atau mengindera objek secara langsunng. Pada langkah ini anak memperoleh informasi baru yang adakalanya bertentangan dengan konsep yang 29 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI telah dimilikinya, (b) generalisasi, yaitu menarik kesimpulan dari beberapa informasi (pengalaman) yang tampaknya bertentangan dengan yang telah dimiliki anak, (c) deduksi, yaitu mengaplikasikan konsep baru (generalisasi) itu pada situasi dan kondisi baru. 2.1.4.3. Materi Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya Dalam penelitian ini peneliti memiliki cakupan materi hanya pada pengelompokan hewan menurut habitatnya, yaitu hewan yang hidup di dalam air, hewan yang hidup di darat, dan hewan yang hidup di udara. Habitat merupakan tempat tinggal suatu makhluk hidup dan berkembang biak. Menurut Wijayanti (2008: 17) habitat merupakan lingkungan fisik yang berada pada sekitar spesies, komunitas, kelompok spesies yang mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies. Suatu habitat terdiri dari faktor fisik, seperti kelembaban, tanah, ketersediaan cahaya, kisaran suhu, dan juga faktor biotik seperti adanya predator dan ketersediaan makanan. Semua makhluk hidup atau organisme memiliki habitat dan tempat tinggal masing-masing. Istilah habitat juga dipakai untuk menunjukkan tempat tumbuhnya sekelompok organisme dari beberapa spesies yang membentuk suatu komunitas. Misalnya menyebutkan tempat kehidupan padang rumput dapat disebut sebagai habitat padang rumput, untuk hutan mangrove maka dapat menggunakan istilah habitat hutan mangrove, dan juga untuk hutan rawa maka dapat menggunakan istilah habitat hutan rawa. a. Hewan yang hidup di darat Hewan yang hidup di darat disebut hewan darat. Ada singa, anjing, sapi, gajah, kucing, harimau, dan lain sebagainya. Ciri hewan yang hidup 30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI di darat adalah memiliki paru-paru sebagai alat pernafasan dan sepanjang hidupnya lebih sering menginjak tanah. (a) (c) (b) (d) Gambar 2.1 Beberapa jenis hewan yang hidup di darat; (a) harimau, (b) kuda, (c) anjing, (d) badak b. Hewan yang hidup di air Berbagai jenis hewan hidup di air. Ada hewan yang hidup di laut, misalnya paus, ikan hiu, udang, gurita, lumba-lumba, dan lain sebagainya. Ada juga ikan yang hidup di air tawar, yaitu ikan koi, ikan arwana, ikan mas, dan lain sebagainya. Ikan lele dan mujair juga hidup di air tawar. Ada juga ikan bandeng yang hidup di air payau. Air payau merupakan campuran air laut dan air tawar. Ciri hewan yang hidup di air adalah 31 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memiliki sirip, memiliki insang sebagai berhafas, memiliki sisik, dan sepanjang hidupnya hidup di dalam air. (a) (c) (b) (d) Gambar 2.2 Beberapa jenis hewan yang hidup di air; (a) bintang laut, (b) hiu, (c) udang, (d) gurita c. Hewan yang hidup di udara Burung dan jenis serangga hidup di udara. Hewan yang hidup di udara memiliki sayap untuk terbang. Misalnya, burung elang, kutilang, merpati, dan lain sebagainya. Banyak serangga yang hidup di udara. Misalnya, kupu-kupu, nyamuk, capung, lalat, lebah, dan lain sebagainya. Ciri hewan yang hidup di udara adalah memiliki sayap dan sepanjang hidupnya sering terbang di udara. 32 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (a) (c) (b) (d) Gambar 2.3 Beberapa jenis hewan yang hidup di udara (a) capung, (b) kupu-kupu, (c) elang, (d) kelelawar 2.2. Penelitian yang Relevan Peneliti menggunakan hasil penelitian sebelumnya yang digunakan untuk melihat relevansi yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Relevansi tersebut dapat dilihat dari permasalahan terkait dengan metode Montessori. Berikut adalah paparan beberapa penelitian tersebut. Penelitian tentang metode Montessori dilakukan oleh Prastiwi (2016), Noi (2015), dan Hardiyanti (2016). Prastiwi (2016) mengembangkan alat peraga matematika perkalian berbasis metode Montessori untuk siswa kelas III SD. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil 33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penelitian menunjukkan bahwa alat peraga yang dikembangkan mengandung lima ciri media pembelajaran dan mempunyai kualitas “sangat baik”. Hal ini dibuktikan pada alat peraga yang dikembangkan mampu mengatasi kesulitan belajar siswa dalam perkalian dengan hasil pretest mencapai 49, setelah menggunakan alat peraga hasil posttest mencapai 91,3. Noi (2015) mengembangkan alat peraga matematika materi perkalian berbasis metode Montessori untuk kelas II. Jenis penelitian yang digunakan adalah penilaian dan pengembangan (R&D). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa alat peraga papan perkalian memiliki lima ciri, antara lain, menarik bagi siswa, bergradasi, memiliki pengendali kesalahan dan dapat digunakan secara mandiri oleh siswa. Kualitas alat peraga papan perkalian ditunjukkan dengan perolehan skor validasi 3,37 dalam kategori “sangat baik”. Selain itu, melalui penggunaan alat peraga matematika perkalian berbasis metode Montessori, nilai siswa dapat meningkat dari rerata 58,21 menjadi 97,82. Dengan demikian, alat peraga sudah layak digunakan melalui tahap uji coba yang lebih luas. Hardiyanti (2016) mengembangkan alat peraga IPS materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan adalah penilaian dan pengembangan (R&D). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa alat peraga papan perkalian memiliki lima ciri, antara lain, menarik bagi siswa, bergradasi, memiliki pengendali kesalahan dan dapat digunakan secara mandiri oleh siswa. Kualitas alat peraga papan perkalian ditunjukkan dengan perolehan skor validasi 3,9 dalam kategori “sangat baik”. Selain itu, melaui uji coba lapangan terbatas alat peraga keragaman budaya Indonesia menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa ketika posttest lebih 34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tinggi apabila dibandingkan dengan nilai pretest. Selisih rerata posttest dan pretest adalah 37,2. Dengan demikian, alat peraga dapat membantu siswa dalam memperlajari budaya Indonesia. Secara ringkas kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat literature map dalam bagan 2.1 dibawah ini. Prastiwi (2016) Alat peraga berbasis metode Montessori pembelajaran matematika materi perkalian Noi (2015) Alat peraga berbasis metode Montessori pembelajaran matematika materi perkalian Hardiyanti (2016) Alat peraga berbasis metode Montessori IPS materi keragaman budaya Indonesia Yang diteliti: Sadewo (2017) Pengembangan Media pembelajaran IPA SD Materi Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya Berbasis Metode Montessori Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian yang Relevan 2.3. Kerangka Berpikir Pengelompokan hewan menurut habitatnya merupakan salah satu materi pembelajaran pada mata pelajaran IPA kelas II SD. Di dalam materi tersebut memuat materi tentang pengelompokan hewan menurut habitatnya. Materi IPA yang abstrak membuat siswa merasa kesulitan dalam memahami konsep suatu materi pembelajaran. Kecenderungan guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab membuat siswa hanya dapat memahami materi secara verbalisme saja. Karena itu, diperlukan suatu solusi yang dapat membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran IPA. 35 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penggunaan media pembelajaran marupakan solusi yang dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran IPA. Di samping itu, guru dan siswa juga memerlukan media pembelajaran IPA untuk suatu proses pembelajaran. Media pembelajaran cocok diterapkan bagi siswa SD kelas II karena siswa kelas II berada pada tahap operasional konkret dimana penggunaan benda-benda yang berbentuk konkret sangat diperlukan. Peneliti memilih media pembelajaran berbasis metode Montessori. Hal ini disebabkan media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki empat ciri yaitu menarik, bergradasi, autocorrection, auto-education, dan ditambah kontekstual. Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan pengembangan media pembelajaran IPA yang mampu membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Penelitian ini berfokus pada Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi berbagai tempat hidup makhluk hidup (air, tanah dan tempat lainnya)” menggunakan media pembelajaran IPA pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori. Penelitian dilakukan pada siswa kelas II SD Negeri Dayuharjo tahun ajaran 2016/2017. Oleh sebab itu, apabila media pembelajaran berbasis metode Montessori diterapkan dalam pembelajaran IPA materi pengelompokan hewan menurut habitatnya maka siswa akan lebih mudah dalam memahami materi tersebut. 2.4. Pertanyaan Penelitian 2.4.1. Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas II? 36 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.4.2. Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran IPA SD materi pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori menurut ahli pembelajaran IPA dan ahli Montessori? 2.4.3. Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran IPA SD materi pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori menurut guru? 2.4.4. Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran IPA SD materi pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori menurut siswa? 37 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian. 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dugunakan oleh peneliti dalam penelitian yaitu jenis penelitian pengembangan atau research and development (R&D). Menurut Ali & Asrori (2014: 105), penelitian pengembangan adalah suatu proses dalam mengembangkan dan memvalidasi perangkat tertentu yang menjadi produknya, yang dalam perspektif industri merupakan pengembangan suatu prototipe produk sebelum diproduksi secara massal. Menurut Gall dan Borg (2007: 589) penelitian dan pengembangan adalah suatu penelitian yang digunakan untuk merancang produk atau prosedur baru, yang diuji secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dan direvisi. Berdasarkan pengertian di atas maka diapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk merancang, mengembangkan, atau menyempurnakan suatu produk, serta menguji produk tersebut secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dan direvisi. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti melakukan penelitian untuk mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi pengelompokan hewan menurut habitatnya. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas yang dilakukan untuk mengetahui penggunaan media 38 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran oleh siswa dalam memahami materi pengelompokan hewan menurut habitatnya di kelas II SD. Selain itu, hasil dari penelitian ini berupa sebuah prototipe media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori. 3.2. Setting Penelitian 3.2.1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah sepuluh siswa yang terdiri dari kelas II semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 di SD Negeri Dayuharjo terdiri dari lima siswa putri dan lima siswa putra secara acak. Pemilihan siswa berdasarkan hasil diskusi dan rekomendasi dari wali kelas. Peneliti juga memberikan beberapa pertimbangan kepada pemilihan subjek berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada saat pembelajaran. 3.2.2. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran IPA yang berbasis metode Montessori berupa papan pengelompokan hewan menurut habitatnya. Media pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa kelas II semester 1 dalam belajar, khususnya dalam materi pengelompokan hewan menurut habitatnya. Media pembelajaran ini terdiri dari kotak habitat hewan, replika hewan, puzzle, dan kartu. 3.2.3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dan pengembangan dilakukan di SD Negeri Dayuharjo. Sekolah ini terletak di Jl. Damai Prujakan, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Pemilihan SD tersebut sebagai tempat uji coba lapangan terbatas 39 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dikarenakan SD Negeri Dayuharjo kurang berprestasi dalam mata pelajaran IPA. Hal ini dibuktikan ketika peneliti melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah, bahwa mayoritas siswa memperoleh prestasi saat mengikuti lomba tidak pada kegiatan nonakademik, sedangkan pada kegiatan akademik tidak berprestasi. Selain itu, SD tersebut memiliki letak yang strategis yaitu terletak di tengah kota dan letak sekolah tersebut memudahkan peneliti untuk mencari bahan-bahan yang digunakan sebagai media pembelajaran. 3.2.4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2016//2017. Peneliti melakukan penelitian dimulai pada bulan April 2016 hingga Juli 2017. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 16 bulan. Tabel 3.1 Waktu Penelitian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Penentuan judul penelitian Penyusunan Proposal Penyusunan Instrumen Mengurus perijinan Uji coba Instrumen Pengumpulan Data Pengolahan Data Penyusunan Laporan Ravisi Laporan Ujian skripsi 40 Juli Juni Mei Apr Mar Feb Jan Des Nov Okt Sep Agt Jul Jun Kegiatan Mei No. Apr Bulan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.3. Rancangan Penelitian Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model yang telah dipaparkan oleh Sugiyono (2012: 298-311) dan Borg dan Gall (dalam Sanjaya 2013: 133-135). Menurut Sugiyono (2012: 298-311) terdapat sepuluh langkah dalam melakukan penelitian pengembangan antara lain 1) potensi masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk , 8) uji coba pemakaian, 9) revisi produk, dan 10) produk massal. Bagan 3.1 merupakan bagan langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2012: 298). (2) Pengumpulan data (3) Desain produk (4) Validasi desain (8) Uji coba pemakaian (7) Revisi produk (6) Uji coba produk (5) Revisi desain (9) Revisi produk (10) Produk massal (1) Potensi masalah dan Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono (2012: 298) Bagan di atas menggambarkan bahwa langkah-langkah penelitian dan pengembangan dimulai dari adanya potensi dan masalah yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Potensi dan masalah yang telah terkumpul dijadikan data empirik. Data empirik, dijadikan sebagai bahan untuk membuat desain produk. Produk tersebut kemudian divalidasi oleh ahli agar diketahui kelemahan dan kekurangan. Selanjutnya, hasil validasi desain produk oleh ahli dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan revisi desain. Desain 41 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI produk yang sudah direvisi tersebut tidak bisa langsung diujicobakan, tetapi harus dibuat terlebih dahulu berupa barang kepada tukang atau ahli, agar barang tersebut nantinya dapat diujicobakan. Produk yang sudah jadi selanjutnya dapat diuji cobakan secara terbatas untuk mengetahui manfaat dari produk berdasarkan masalah yang dihadapi oleh responden. Langkah selanjutnya yaitu merevisi ulang kembali produk untuk memperbaiki kelemahan yang ditemui ketika uji coba terbatas. Produk yang sudah direvisi selnjutnya diuji cobakan kembali kepada responden dalam lingkup yang sebenarnya. Apabila dalam uji coba tersebut masih ditemukan kembali kelemahan dan kekurangan pada produk, maka dilakukan revisi kembali. Setelah produk dinyatakan efektif dan layak digunakan, produk akan diproduksi secara massal (Sugiyono, 2012: 298-311). Berdasarkan kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan di atas, peneliti kemudian membandingkan model penelitian yang dipaparkan oleh Borg dan Gall. Menurut Sanjaya (2013: 133) R&D dilaksanakan melalui beberapa tahap. Setiap tahap merupakan proses kegiatan memiliki pencapaian target. Pencapaian target sangat berpengaruh dalam pelaksanaan tahapan berikutnya. Borg dan Gall dalam Sanjaya (2013: 133-135) menguraikan sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan. Sepuluh langkah tersebut yaitu: 1. Penelitian dan pengumpulan data merupakan teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan malalui studi literatur, observasi, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui informasi terkait dengan kondisi nyata di lapangan dan produk yang akan dikembangkan. 2. Perencanaan meliputi menentukan keterampilan yang akan dikembangkan melalui perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian yang hendak dicapai 42 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dari perangkat yang dihasilkan. Selain itu, perencanaan juga meliputi perkiraan biaya, tenaga kerja, dan waktu untuk menyelesaikan penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan. 3. Pengembangan bentuk awal produk, merupakan pengembangan bentuk lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan serangkaian pengujian dan perbaikan berdasarkan saran dari beberapa ahli. Apabila yang dikembangkan merupakan perangkat merupakan perangkat pembelajaran, maka pada langkah ini juga sudah dikembangkan bahan pembelajaran, buku pegangan, dan alat evaluasinya. 4. Uji coba lapangan awal merupakan pengujian tahap awal yang dilakukan untuk mengumpulkan data terhadap hasil pengembangan produk. Hal ini dapat membantu peneliti melakukan analisis dan perbaikan berdasarkan komentar dan masukan tentang kelemahan dari produk yang dikembangkan. 5. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan merupakan proses perbaikan berdasarkan saran atau masukan berdasarkan hasil uji coba lapangan awal. Revisi tersebut menjadi bentuk produk yang siap diujikan lebih lanjut. 6. Uji coba lapangan dilakukan dengan perluasan jumlah sekolah antara 5-120 sekolah atau dengan jumlah siswa sebanyak 30-100 anak. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui peningkatan penggunaan perangkat yang dikembangkan. 7. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan menjadi bahan untuk melakukan revisi pada tahap ini. Revisi tersebut bersifat penyempurnaan yang selanjutnya diujicobakan kembali pada tahap selanjutnya. 43 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. Uji pelakasanaan lapangan yang melibatkan lebih banyak sekolah antara 1030 unit dengan jumlah siswa sebanyak 40-200 anak. Uji coba ini dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data yaitu tes, kuesioner, dan wawancara. Selanjutnya, ketiga data tersebut dianalisis sebagai saran dalam penyempurnaan tahap akhir. 9. Penyempurnaan produk akhir dilakukan berdasarkan saran dari hasil uji coba pada langkah ke delapan. Penyempurnaan produk ini selanjutnya dapat diproduksi secara massal yang menjadi prototipe produk akhir. 10. Desiminasi dan implementasi dilakukan dengan tujuan untuk membuat laporan hasil penelitian dari produk yang dikembangakan berdasarkan tahapan pengembangan. Selain itu, peneliti juga membuat artikel yang selanjutnya dapat dipublikasikan menjadi jurnal ilmiah. Peneliti juga dapat bekerjasama dengan penerbit untuk memproduksi dan memasarkan secara luas. Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan dengan mengadopsi dan memodifikasi langkah penelitian dari Sugiyono (2012: 298-311) dan model Borg dan Gall (dalam Sanjaya 2013: 133-135). Penelitian ini dibatasi hanya sampai pada uji coba lapangan terbatas dan prototipe media pembelajaran yang telah divalidasi. Peneliti memodifikasi prosedur penelitian hanya terdiri dari lima langkah, yaitu (1) potensi masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan desain, (4) validasi produk, dan (5) uji coba lapangan terbatas. Berikut adalah model penelitian dan pengembangan yang disusun peneliti dengan mengadopsi Sugiyomo serta Borg dan Gall yang disajikan pada bagan 3.2. 44 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Potensi Masalah (Sugiyono, 2012) Uji Coba Terbatas (Borg dan Gall dalam Sanjaya, 2013) Perencanaan (Borg dan Gall dalam Sanjaya, 2013) Pengembangan Bentuk Awal Produk (Borg dan Gall dalam Sanjaya, 2013 Validasi Produk (Sugiyono, 2012) Bagan 3.2 Modifikasi model penelitian dan pengembangan Penelitian tersebut dimulai dengan mengidentifikasi masalah dan menganalisis kebutuhan siswa dan guru tahap potensi masalah. Selanjutnya, pada tahap perencanaan penelitian merancang beberapa instrumen berupa tes dan kuesioner yang digunakan pada saat peneltian. Penelitian kemudian mengembangkan dan membuat produk berdasarkan 5 ciri media pembelajaran pada tahap pengembangan desain. Selanjutnya, produk tersebuit divalidasi oleh beberapa ahli pada tahap validasi produk sebelum digunakan pada tahap uji coba terbatas. 3.4. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dan pengembangan mengadopsi model yang dipaparkan oleh Sugiyono (2012: 298-311) dan Borg dan Gall (dalam Sanjaya 2013: 133-135). Peneliti memodifikasi tahap penelitian menjadi lima langkah, yaitu (1) potensi masalah, (2) penyusunan rencana, (3) pengembangan bentuk awal produk, (4) validasi produk, dan (5) uji coba lapangan terbats. Kelima tahapan tersebut disajikan dalam bagan 3.3. 45 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI TAHAP I Potensi dan Masalah Identifikasi Masalah Validasi oleh ahli IPA, Montessori dan guru Pedoman Observasi Wawancara Uji keterbacaan analisis kebutuhan guru dan siswa Penyebaran Kuesioner Data analisis kebutuhan Data ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran serta kesulitan belajar siswa Observasi Validasi oleh ahli IPA dan Montessori Pedoman Wawancara Analisis karakteristik media pembelajaran Montessori Validasi ahli IPA dan Montessori Analisis karakteristik siswa Pembuatan kuesioner analisis kebutuhan TAHAP II Perencanan Data analisis kebutuhan Konsep pembuatan media pembelajaran Desain media pembelajaran Desain album media pembelajaran Instrumen Validasi guru SD penelitian dan setara Tes Kuesioner validasi produk Validasi ahli IPA dan Montessori Uji empiris Revisi Uji keterbacaan instrumen oleh siswa dan guru Revisi Uji keterbacaan soal oleh siswa Revisi Revisi Instrumen siap digunakan TAHAP III Pengembangan Bentuk Awal Produk Desain media pembelajaran Pembuatan media pembelajaran dan album Pengumpulan bahan Desain album Media pembelajaran dan album siap divalidasi TAHAP IV Validasi Produk Media pembelajaran Album media pembelajaran Validasi oleh ahli IPA dan Montessori Validasi oleh ahli IPA dan Montessori TAHAP V Uji Coba Terbatas Pretest Uji coba terbatas Posttest Tanggapan guru dan siswa Album dan media pembelajaran siap untuk diuji cobakan Prototipe media pembelajaran IPA SD materi pengelompan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori Bagan 3.3 Prosedur Penelitian 46 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.4.1. Potensi dan Masalah Tahap pertama pada penelitian ini adalah potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah, sedangkan masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi (Sugiyono, 2015: 409). Pada tahap ini peneliti melakukan analisis potensi dan masalah, melalui analisis kebutuhan yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan pembagian kuesioner kepada guru dan siswa. Sebelum melakukan observasi, wawancara, dan pembagian kuesioner, peneliti harus membuat instrumen validasi untuk ahli terlebih dahulu. Instrumen pedoman observasi, pedoman wawancara, dan kuesioner harus divalidasi terlebih dahulu oleh ahli sebelum digunakan untuk mengumpulkan data. Wawancara dilakukan kepada beberapa narasumber, yaitu kepala SD Negeri Dayuharjo, guru kelas II, dan siswa kelas II. Observasi dilakukan terkait dengan kegiatan pembelajaran IPA di kelas II, ketersediaan media pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, kesulitan belajar siswa serta ketersediaan bahan baku pembuatan media pembelajaran di lingkungan sekolah. Dari hasil observasi didapat potensi ketersediaan bahan baku pembuatan media pembelajaran di sekolah berupa kayu, cat, triplek, kertas, dan lain-lain. Bahan baku tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan media pembelajaran yang dapat membantu dan mendukung proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Peneliti melakukan analisis hasil wawancara dan observasi. Hasil analisis tersebut nantinya digunakan sebagai bahan membuat kuesioner analisis kebutuhan. Penyusunan kuesioner analisis kebutuhan memperhatikan karakteristik media pembelajaran Montessori dan karakteristik siswa. Selanjutnya, kuesioner 47 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tersebut divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori, dan guru SD. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui kelayakan kuesioner sebelum digunakan. Kemudian peneliti merevisi instrumen berdasarkan saran atau masukan yang diberikan oleh para ahli. Selanjutnya, peneliti melakukan uji keterbacaan instrumen analisis kebutuhan kepada guru dan siswa di SD setara. Uji keterbacaan tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman guru dan siswa terhadap kalimat pertanyaan yang ada pada kuesioner. Setelah dilakukan uji keterbacaan, peneliti melakukan revisi pada instrumen analisis kebutuhan berdasarkan uji keterbacaan oleh siswa. Setelah instrumen selesai direvisi, selanjutnya instrumen analisis kebutuhan siap untuk digunakan di SD penelitian sebagai keperluan analisis kebutuhan. 3.4.2. Perencanaan Tahap kedua dalam penelitian ini adalah tahap perencanaan. Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat konsep mengenai media pembelajaran berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Setelah itu, peneliti merancang dan membuat desain media pembelajaran serta album petunjuk penggunaan media pembelajaran. Selain itu juga terdapat beberapa instrumen yang nantinya digunakan dalam penelitian seperti soal tes dan kuesioner validasi produk. Sebelum digunakan, isntrumen tes perlu dilakukan uji validasi untuk mengetahui tingkat kevalidan dan konstruk peritem soal. Uji validasi dilakukan oleh ahli guru SD setara. Hasil validasi nantinya menjadi bahan perbaikan instrument soal tes. Setelah dilakukan perbaikan instrumen, tahap selanjutnya yaitu melakukan uji keterbacaan soal pretest dan posttest kepada siswa di SD setara. Hasil uji 48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI keterbacaan kemudian direvisi agar instrumen layak digunakan. Setelah instrumen layak digunakan, maka instrumen tersebut dapat diujikan secara empiris kepada siswa kelas II SD Negeri Dayuharjo. Hasil atau data uji empiris selanjutnya diolah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas melalui Statistic Package for Social Studies 20 (SPSS 20) for Windows. Peneliti kemudian memilih 10 butir soal yang valid sebagai soal pretest dan postest. Peneliti kemudian melakukan uji keterbacaan soal kepada siswa SD setara. Berdasarkan hasil uji keterbacaan, peneliti melakukan revisi kembali apabila masih terdapat kekurangan pada instrumen tes. Selain instrumen tes, peneliti menyusun kuesioner validasi produk dan kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran untuk siswa. Akan tetapi kuesioner tersebut sebelum digunakan sudah divalidasi oleh ahli. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian bahasa pada kuesioner. Berdasarkan hasil validasi, peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki kesalahan pada kuesioner. Salain validasi kepada ahli dan guru SD setara, instrumen diujikan kepada siswa SD setara untuk mengetahui keterbacaan instrumen kuesioner. Melalui uji keterbacaan, peneliti dapat mengetahui pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan dalam kuesioner. Hasil uji keterbacaan digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi pada instrumen jika masih ditemukan kekurangan. Setelah direvisi, instrumen kuesioner kelayakan produk untuk siswa telah siap digunakan. 3.4.3. Pengembangan Bentuk Awal Produk Tahap ketiga pada penelitan ini adalah pengembangan bentuk awal produk. Peneliti mengembangkan media pembelajaran berdasarkan hasil 49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI indentifikasi masalah dan analisis kebutuhan kepada guru dan siswa. Media pembelajaran ini dibuat berdasarkan lima ciri yaitu auto-correction, autoeducation, menarik, bergradasi, dan kontekstual. Media pembelajaran Montessori dirancang menarik bagi siswa agar dapat menarik minat siswa dalam belajar. Media pembelajaran dibuat menarik dari segi warna, bentuk, dan sebagainya (Montessori, 2002:174). Peneliti mengumpulkan bahan-bahan seperti replika hewan, gambar, bahan kayu yang akan digunakan, dll. Setelah bahan sudah terkumpul semua, maka proses pembuatan media dapat dilakukan. Selain itu, media pembelajaran yang sudah jadi dilengkapi dengan album, yang bertujuan sebagai pedoman penggunaan media pembelajaran. 3.4.4. Validasi Produk Tahap keempat pada penelitian ini adalah validasi produk. Media pembelajaran pengelompokan hewan yang telah dibuat ini kemudian divalidasi oleh beberapa ahli. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk sebelum kemudian diujicobakan secara terbatas. Validasi produk dilakukan oleh beberapa ahli yaitu ahli Montessori, ahli pembelajaran IPA, dan guru SD. Validasi produk ini bertujuan untuk mendapat kritik dan saran, agar menghasilkan produk yang lebih baik dan sesuai dengan kriteria. Setelah mendapat kritik dan saran, yang harus dilakukan oleh peneliti yaitu merevisi produknya berdasarkan hasil validasi ahli. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang telah divalidasi oleh ahli. Hasil validasi menjadi bahan dalam melakukan analisis mengenai kualitas media pembelajaran berdasarkan hasil dari validasi beberapa ahli. Di tahap ini, peneliti memperoleh media pembelajaran dan album media pembelajaran yang siap untuk digunakan dalan uji coba lapangan terbatas. 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.4.5. Uji Coba Lapangan Terbatas Tahap kelima adalah uji coba lapangan terbatas. Uji coba ini dilaksanakan kepada sepuluh siswa SD di sekolah yang sudah ditentukan oleh peneliti dan guru kelas siswa penelitian. Peneliti memilih lima siswa perempuan dan lima siswa laki-laki. Hal ini dilakukan dengan hasil kesepakatan antara peneliti dan guru kelas. Produk selanjutnya diuji cobakan secara terbatas kepada sekelompok siswa yang sebelumnya sudah diberi pretest dan posttest untuk mengetahui kualitas media pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa. Setelah dilakukan pretest dan posttest, peneliti memberikan tanggapan mengenai media pembelajaran yang sudah dikembangkan. Peneliti hanya dibatasi sampai pada prototype media pembelajaran IPA berupa pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2015: 308). Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya. Untuk memperoleh data seperti yang dimaksudkan tersebut, dalam penelitian dapat digunakan berbagai macam metode, anataranya adalah dengan kuesioner, observasi, wawancara, tes, dan analisis dokumen (Widoyoko, 2016: 33). Peneliti dalam pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, kuesioner, gabungan (triangulasi), dan tes. 51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.5.1. Observasi Nasution dalam Sugiyono (2015: 310) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Widoyoko (2016: 46) juga menyatakan bahwa observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek peneltian. Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti. Observasi yang dilakukan peneliti dilaksanakan pada mata pelajaran IPA kelas II SD Negeri Dayuharjo. Aspek yang diobservasi yaitu ketersediaan dan pemanfaatan media pembelajaran, cara mengajar guru di dalam kelas serta ketersediaan potensi bahan baku pembuatan media pembelajaran di sekolah. 3.5.2. Wawancara Esterberg dalam Sugiyono (2015: 317) menyatakan bahwa wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanyajawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik. Menurut Widoyoko (2016: 40), wawancara merupakan suatu proses tanyajawab dialog secara lisan antara pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang yang diinterview (interviewee) dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Peneliti mewawancarai beberapa narasumber yaitu kepala SD Negeri Dayuharjo, guru kelas II, dan siswa kelas II. Data yang diperoleh melalui wawancara dengan kepala sekolah adalah seputar informasi terkait dengan ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di sekolah serta penelitian yang pernah dilaksanakan di SD tersebut. 52 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Wawancara dengan guru kelas II dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan ketersediaan media pembelajaran, penggunaan media pembelajaran di dalam kelas, kesulitan selama pembelajaran IPA, dan usaha yang dilakukan oleh guru. Wawancara dengan siswa kelas II dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait media pembelajaran dan kesulitan yang dialami dalam pembelajaran IPA. 3.5.3. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015: 193). Ali & Asrori (2014: 253) instrumen yang digunakan adalah daftar pertanyaan dan berbagai alternatif jawabannya yang dibuat secara tertulis, yang disebut dengan kuesioner. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner dalam beberapa hal yaitu untuk analisis kebutuhan dan validasi produk. Kuesioner kebutuhan diberikan kepada guru kelas II untuk menganalisis kebutuhan terkait dengan media pembelajaran. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada ahli-ahli untuk menilai kelayakan dari media pembelajaran yang telah dibuat. Kuesioner validasi produk juga diberikan kepada siswa untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang dibuat setelah uji coba terbatas. 3.5.4. Tes Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek (Widoyoko, 2016: 50). Djemari (dalam Widoyoko, 2009: 67) menyatakan bahwa tes merupakan salah satu cara untuk mentaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Dalam 53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penelitian ini, peneliti melakukan dua kali tes yaitu pretest dan posttest. Pretest dan posttest digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui kualitas media pembelajaran. Menurut Widoyoko (2014: 61) pretest merupakan salah satu bentuk tes yang dilaksanakan pada awal proses pembelajaran, sedangkan posttest merupakan salah satu bentuk tes yang dilaksanakan setalah kegiatan inti pembelajaran selesai. Pretest dan posttest dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Sebelum media pembelajaran diujikan kepada siswa, peneliti memberikan soal pretest untuk mengukur tingkat pemahaman siswa sebelum menggunakan media pembelajaran. Selanjutnya, setelah siswa menggunakan media pembelajaran, peneliti memberi soal posttest untuk mengukur kemampuan siswa. Melalui soal pretest dan soal posttest, peneliti dapat mengetahui apakah hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran terdapat perkembangan atau tidak. 3.6. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran (Widoyoko, 2016: 51). Menurut Gulo dalam Widoyoko (2016: 51) bahwa instrumen penelitian merupakan pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan infromasi dari responden. Peneliti menggunakan beberapa instrumen yaitu kuesioner, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan matriks triangulasi untuk teknik nontes dan soal pretest-posttest untuk teknik tesnya. 54 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.6.1. Pedoman Observasi Menurut Widoyoko (2016: 46) sebagai metode pengumpulan data, observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan catatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Sependapat dengan Widoyoko, Ali & Asrori (2014: 254-255) menyatakan bahwa observasi adalah pengamatan atau pengindraan secara khusus dengan penuh perhatian dan keuletan, sehingga objek yang tanpa observasi tidak bisa terungkap datanya menjadi terungkap datanya. Oleh sebab itu, observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengamati dan mengidentifikasi masalah di lapangan. Observasi dilaksanakan di SD Negeri Dayuharjo kelas II untuk mengetahui ketersediaan media pembelajaran di sekolah. Peneliti melakukan observasi di kelas II pada pembelajaran IPA. Aspek yang diobservasi yaitu pemanfaatan media pembelajaran dan cara mengajar guru. Peneliti mencatat halhal yang berkaitan dengan aspek yang diobservasi setiap rentang waktu tertentu. Kisi-kisi observasi pada pembelajaran IPA kelas II dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas II No. Item 1,2 Kisi-kisi Observasi Ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas 3,4 Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran di kelas 5,6 Cara penggunaan media pembelajara IPA di kelas Objek yang Diamati Ada media pembelajaran yang diletakkan di kelas untuk pembelajaran IPA Media pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran Guru menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA Guru menguasai cara menggunakan media pembelajaran Guru menjelaskan cara penggunaan media pembelajaran IPA kepada siswa Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri 55 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7,8 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran di kelas Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA Pedoman observasi telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran Montessori dan ahli pembelajaran IPA. Uji validasi pada instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validasi konstruk (Sugiyono 2014: 170). Validitas konstruk berkaitan dengan suatu instrumen dapat mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2014:175). Karena itu, pedoman observasi diujikan dengan uji validasi konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh hasil rerata skor validasi observasi. Hasil validasi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 4.1 halaman 74. 3.6.2. Pedoman Wawancara Menurut Widoyoko (2016: 40) wawancara merupakan suatu proses tanyajawab atau dialog secara lisan antara pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang yang terinterview (interviewee) dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Peneliti manggunakan teknik wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis tetapi dikembangkan kembali untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2015: 320). Hal ini digunakan agar dapat memberi kesempatan kepada siswa maupun guru secara luas untuk 56 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memberikan jawaban berupa pendapat, sikap, atau perasaannya (Supratiknya, 2015: 53). Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan (Sugiyono, 2015: 321). Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis kebutuhan media pembelajaran IPA dari narasumber. Wawancara dilakukan kepada kepala SD Negeri Dayuharjo, guru kelas II, dan sejumlah siswa kelas II. 3.6.2.1. Wawancara Kepala Sekolah Pengumpulan data melalui wawancara yang pertama ditujukan kepada Kepala SD Negeri Dayuharjo. Wawancara yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur yaitu penyusunan rencana wawancara menggunakan pedoman wawancara yang hanya merupakan garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan tetapi tidak menggunakan format dan ukuran yang baku (Widoyoko, 2015: 377). Adapun rencana wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah No 1. 2. 3. 4. Topik Pertanyaan Informasi berkaitan dengan sekolah Ketersediaan media pembelajaran di sekolah a. Media pembelajaran IPA yang sudah ada di sekolah b. Pengadaan media pembelajaran IPA di sekolah c. Perawatan media pembelajaran IPA di sekolah Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media pembelajaran 3.6.2.2. Wawancara Guru Kelas II Kegiatan wawancara yang kedua yaitu ditujukan kepada guru kelas II. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara semi terstruktur. Adapun rencana wawancara dengan guru kelas II dapat dilihat pada tabel 3.4. 57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas II No 1. Topik Pertanyaan Ketersediaan media pembelajaran di kelas a. Media pembelajaran IPA yang dimiliki oleh kelas b. Pengadaan media pembelajaran IPA oleh guru Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut 2. 3. 4. 5. 3.6.2.3. Wawancara Siswa Kelas II Wawancara selain ditujukan oleh kepala sekolah dan guru kelas, wawancara juga ditujukan kepada siswa kelas II. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara semi terstruktur. Adapun rencana wawancara dengan siswa kelas II dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas II No 1. 2. 3. Topik Pertanyaan Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA Pedoman wawancara tersebut sebelumnya telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran Montessori, ahli pembelajaran IPA, dan guru SD. Instrumen wawancara tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji validitas pada instrumen nontes yang valid selama penelitian. Uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2014: 17). Validitas konstruk berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur untuk mengukur konsep yang diukurnya (Yusuf. 2014: 47). Karena itu, pedoman wawancara tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman 58 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI wawancara. Hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 4.3 halaman 76. Hasil validasi pedoman wawancara guru dapat dilihat pada tabel 4.6 halaman 77. Hasil validasi pedoman wawancara siswa dapat dilihat pada tabel 4.9 halaman 79. 3.6.3. Kuesioner Kuesioner yang digunakan peneliti yaitu analisis kebutuhan, validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji coba lapangan terbatas. 3.6.3.1. Kuesioner Analisis Kebutuhan Kuesioner yang digunakan yaitu dalam bentuk kuesioner terbuka. Kuesioner terbuka pada analisis kebutuhan dapat dijawab oleh responden secara bebas. Responden yang digunakan dalam pada kuesioner analisis kebutuhan ini adalah semua siswa kelas II dan guru kelas bawah SD Negeri Dayuharjo. Hasil kuesioner tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam merancang produk pengembangan media pembelajaran IPA. Selain itu, kuesioner tersebut juga dirancang berdasarkan 5 karakteristik media pembelajaran yang dikembangkan. Berikut adalah kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru dalam tabel 3.6. Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Nomor item Indikator Autoeducation Deskriptor Bergradasi Autocorrection 1. Menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA 2. Memahami konsep IPA secara mandiri 1. Memiliki warna 1. Bentuk media pembelajaran 2. Berat media pembelajaran 1. Membantu menemukan kesalahan sendiri 2. Membantu menemukan jawaban yang benar Kontekstual 1. Memanfaatkan bahan dari lingkungan sekitar Menarik Kuesioner Guru 1 Kuesioner Siswa 1 2 5 dan 6 9 8 10 7 2 6 dan 7 10 8 9 5 3 dan 4 3 dan 4 59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kelima indikator yang terdapat dalam kisi-kisi dikembangkan menjadi 10 pertanyaan untuk guru dan 10 pertanyaan untuk siswa yang disusun dalam kuesioner analisis kebutuhan. 3.6.3.2. Kuesioner Validasi Produk ` Peneliti menyusun kuesioner validasi produk berdasarkan pada lima indikator karakteristik media pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan produk. Karateristik tersebut adalah menarik, bergradasi, auto-correction, autoeducation, dan kontekstual. Validasi produk dengsn kuesioner dilakukan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan. Kuesioner validasi produk diisi oleh ahli yaitu ahli mata pelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori. Pengisian kuesioner validasi produk oleh ahli dilakukan sesudah penelitian mempresentasikan media pembelajaran yang dikembangkan. Selain kuesioner produk oleh ahli, terdapat pula kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa. Pengisian kuesioner tanggapan oleh siswa dilakukan setelah dilakukan uji coba terbatas. Kuesioner validasi produk dan kuesioner tanggapan oleh siswa memiliki indikator yang sama. Kisi-kisi kuesionar validasi produk oleh ahli dan tanggapan oleh siswa disajikan dalam tabel 3.7. Tabel 3.7 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa Indikator Autoeducation Kontekstual Menarik Deskriptor Nomor Item Ahli Siswa 1. Membantu siswa memahami konsep IPA 1 2 2. Siswa belajar secara mandiri 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar 2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar dan sekolah/guru 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa 2. Bentuk media pembelajaran menarik 2 3 1 10 4 11 5 3 4 6 60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Cara kerja media pembelajaran menarik 1. Dapat digunakan untuk lebih dari satu kompetensi 2. Memiliki berat yang sesuai dengan karakteristik siswa 1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri 2. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar Bergradasi Autocorrection 7 8 7 5 9 6 10 11 8 9 Kelima indikator tersebut yang terdapat pada kisi-kisi dikembangkan menjadi 11 pertanyaan yang disusun dalam kuesioner validasi produk oleh ahli dan oleh siswa. Selain produk berupa media pembelajaran, produk yang berupa album media pembelajaran juga diujikan kelayakannya aspek yang dinilai dalam validasi album disajikan dalam tabel 3.8. Tabel 3.8 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Aspek yang Dinilai Kesesuaian bahasa dengan tata bahasa Indonesia yang baku Kejelasan kalimat Pemilihan jenis huruf Pemilihan ukuran huruf Pemilihan ukuran gambar Kejelasan gambar Kelengkapan album Keruntutan langkah-langkah kegiatan Kesesuaian langkah kegiatan dengan gambar yang digunakan Kesesuaian perilaku dalam langkah kegiatan dengan perkembangan siswa Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk tersebut divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli Montessori, ahli pembelajaran IPA, dan guru SD setara. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan dalam mengmpulkan dalam pengumpulan data yang valid selama penelitian. Uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur untuk mengukur konsep yang diukurnya (Yusuf, 61 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2014: 47). Oleh karena itu, kuesioner tersebut diujikan dengan uji validitas konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh rerata skor validasi kuesioner analisis kebutuhan dan rerata skor validasi produk. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 4.12 halaman 84, sedangkan untuk siswa dapat dilihat pada tabel 4.14 halaman 85. Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.27 halaman 109, sedangkan hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa dilihat pada tabel 4.28 halaman 110. Selain uji validitas konstruk, kuesioner untuk siswa perlu diuji keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan kepada siswa kelas II SD setara. uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner. Melalui uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 4.13 halaman 85, sedangkan hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada tabel 4.15 halaman 86. Selain itu, hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.29 halaman 111. 3.6.4. Soal Tes Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes sebagai pretest dan posttest. Pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan media pembelajaran dalam uji coba terbatas. Selain itu pretest dan posttest digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui kualitas media pembelajaran. Peneliti menyusun dan menggabungkan tes berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) “Mengidentifikasi berbagai tempat hidup 62 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI makhluk hidup (air, tanah dan tempat lainnya)” untuk kelas II semester ganjil. Peneliti mengembangkan KD menjadi dua indikator. Kedua indikator tersebut dikembangkan menjadi 15 tipe soal isian singkat. Kisi-kisi soal tes disajikan dalam tabel 3.9. Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Tes Kompetensi Dasar 1.3 Mengidentifikasi berbagai tempat hidup makhluk hidup (air, tanah dan tempat lainnya) Indikator 1.3.1 Mengetahui ciri hewan yang berkehidupan di air, darat, dan udara. 1.3.2 Mengetahui pengelompokan hewan menurut tempat tinggalnya. Nomor Item 4, 5, 9, 10, 14, dan 15 1, 2, 3, 6, dan 7 Instrumen tes yang telah dibuat kemudian diujikan validitasnya. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan kata yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2014: 361). Menurut Arifin (2011: 245) validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tepat mengukur apa yang hendak diukur (Widoyoko, 2016: 141). Validitas yang yang dilakukan pada instrumen tes sebelum digunakan adalah validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi (content validity) adalah membandingkan isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Aspek yang dinilai dalam uji validitas isi dituangkan dalam tabel 3.10. Tabel 3.10 Aspek Penelitian Validitas Isi Instrumen Tes No 1 2 3 4 5 6 Aspek yang Dinilai Kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Kesesuaian perilaku yang dituntutdalam indikator dengan perkembangan siswa Kesesuaian indikator 1 dengan item soal yang diberikan Kesesuaian indikator 2 dengan item soal yang diberikan Kesesuaian penggunaan bahasa dengan bahasa Indonesia baku Kesesuaian penulisan kalimat pertanyaan 63 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Selanjutnya, validitas konstruk (construct validity) adalah konsep yang dapat diobservasi dan dapat diukur (Arifin, 2011: 247). Validitas konstruk dilakukan untuk mengetahui konstruksi soal yang dibuat terkait dengan kesesuaian materi, bahasa, dan penulisan soal. Validitas konstruk tersebut dilakukan oleh ahli yakni guru SD setara. Hasil validitas isi dapat dilihat pada tabel 4.20 halaman 105 dan hasil validitas konstruk dapat dilihat pada tabel 4.21 halaman 105. Instrumen tes yang sudah divalidasi oleh ahli kemudian diujikan secara empiris kepada siswa kelas II di SD setara. Data yang diperoleh selanjutnya dioleh dengan menggunakan program SPSS 20 for Windows untuk menganalisis item soal yang valid. Item soal yang valid dapat dilihat dari perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2009: 137). Rekapitulasi item tes yang valid dan tidak valid setelah dioleh dengan SPSS 20 for Windows dapat dilihat pada tabel 4.23 halaman 107. Setelah uji validitas, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal. Reliabilitas adalah derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan. Reliabilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan (Arifin, 2011: 248). Instrumen dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2016: 157). Reliable atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai koefisien Alpha. Item soal diuji dengan program komputer SPSS 20 for Windows dengan menghitung koefisien Alpha 64 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sekurang-kurangnya 0,7 (Kaplan dalam Widoyoko, 2016: 165). Hasil perhitungan reliabilitas dengan SPSS 20 for Windows dapat dilihat pada tabel 4.24 halaman 107. Berdasarkan hasil pengolahan validitas dan reliabilitas, dipilih sebanyak 10 soal yang digunakan sebagai soal pretest dan posttest. Kesepuluh soal tes tersebut kemudian diuji keterbacaannya. Kesepuluh soal tersebut diuji keterbacaanya pada siswa kelas II SD setara. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan atau pernyataan dalam soal tes. Hasil uji keterbacaan dapat dilihat pada tabel 4.26 halaman 108. 3.7. Triangulasi Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data atau sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2015: 330). Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan (Sugiyono, 2015: 330). Triangulasi digunakan untuk memperoleh data analisis kebutuhan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam triangulasi adalah observasi, wawancara, dan kuesioner. Analisis kebutuhan dilaksanakan pada tahap awal untuk mengumpulkan data terkait dengan ketersediaan danpenggunaan media pembelajaran dalam pelajaran IPA si kelas II. Bagan 3.4 adalah bagian triangulasi teknik. Kuesioner Observasi Wawancara Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan 65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan bagan di atas, peneliti memperoleh data analisis kebutuhan malalui teknik observasi, wawancara, dan kuesioner. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama (Sugiyono, 2015: 330). Data yang diperoleh dari data triangulasi teknik digunakan untuk pertimbangan peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran dengan melihat kebutuhan siswa dan guru. Hasil triangulasi teknik dapat dilihat pada halaman bagan 4.2 halaman 97. Selain triangulasi teknik, peneliti juga menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbedabeda dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2015: 330). Peneliti menggunakan triangulasi sumber bertujuan untuk menganalisis data hasil wawncara berdasarkan tiga sumber data. Bagan 3.5 merupakan bagan triangulasi sumber data. Kepala Sekolah Siswa Guru Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara Berdasarkan bagan di atas, peneliti melakukan wawancara kepada tiga sumber yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Hasil triangulasi sumber dapat dilihat pada bagan 4.1 halaman 81. Hasil wawancara akan menjadi gambaran awal penelti dalam mengidentifikasi masalah pada tahap awal penelitian. 66 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.8. Teknik Analisis Data Melalui pengumpulan data diperoleh data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Menurut Widoyoko (2016: 18-21) data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka yang diperoleh dari hasil pengukuran. Data kualitatif adalah data yang menunjukkan suatu kualitas atau mutu dari sesuatu, dilihat dari keadaan, proses maupun peristiwa, yang dituangkan dalam bentuk pernyataan atau kata-kata. Berikut adalah pembahasan teknik analisis data kuantitatif dan data kualitatif. 3.8.1. Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif yang pertama dilakukan dengan menggunakan skala Likert 1-4. Skala ini digunakan berbagai instrumen penelitian. Setiap skala dilengkapi dengan kriteria yang memudahkan penilai dalam memberikan penilaian. Setiap instrumen penelitian memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam pedoman penilaiannya. Kriteria dibuat berdasarkan kebutuhan dari penilai. Berikut adalah daftar tabel skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada masing-masing instrumen yang digunakan. Tabel 3. 11 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen nontes yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk Skala Kriteria Nilai 4 Nilai 3 Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki Instrumen tidak layak digunakan Nilai 2 Nilai 1 67 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3. 12 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada uji validitas konstruk soal tes Skala Kriteria Nilai 4 Instrumen sesuai indikator, kalimat baku dan jelas, tidak dan perlu diperbaiki Instrumen sesuai indikator, kalimat baku namun kurang jelas, tidak dan perlu diperbaiki Instrumen kurang sesuai indikator, kalimat baku namun kurang jelas dan perlu diperbaiki Instrumen tidak sesuai indikator, kalimat tidak baku dan kurang jelas serta tidak layak digunakan Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 Tabel 3. 13 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validitas isi instrumen soal tes Skala Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 Kriteria Sudah sesuai dan tidak perlu diperbaiki Sudah sesuai, namun perlu diperbaiki Kurang sesuai dan perlu diperbaiki Tidak sesuai. Tabel 3. 14 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validitas produk dan soal tes Skala Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 Kriteria Kalimat sangat jelas dan mudah dipahami Kalimat jelas namun sulit dipahami Kalimat kurang jelas dan sulit dipahami Kalimat tidak jelas dan sulit dipahami Tabel 3. 15 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validasi produk oleh ahli Skala Kriteria Nilai 4 Media pembelajaran sangat sesuai dengan pernyataan Media pembelajaran sesuai dengan pernyataan, namun terdapat kekurangan Media pembelajaran kurang sesuai dengan pernyataan sehingga perlu diperbaiki Media pembelajaran tidak sesuai dengan pernyataan sehingga kurang layak untuk digunakan Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 68 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3. 16 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa Skala Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 Kriteria Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Hasil yang diperoleh dari penilaian dengan menggunkan skala Likert 1-4 kemudian untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian dihitung dengan rumus 3.1. x 100% Rumus 3.1 Rumus perhitungn rerata hasil penilaian dengan skala Likert Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai. Rerata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan dari Widoyoko (2014: 144). Tabel 3.17 adalah konversi data kuantitatif ke data kuialitatif menurut Widoyoko. Tabel 3.17 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Interval Skor Kategori 3,26 – X – 4,00 2,51 – X – 3,25 1,76 – X – 2,50 1,00 – X – 1,75 Sangat Baik Baik Kurang Sangat Kurang Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid atau tidaknya suatu instrumen. Berikut adalah kategori hasil skor validitas instrumen oleh ahli yang dituangkan dalam tabel 3.18. 69 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3.18 Kategori Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen Interval Skor Kategori 3,26 – X – 4,00 2,51 – X – 3,25 Sangat Baik Baik 1,76 – X – 2,50 1,00 – X – 1,75 Kurang Sangat Kurang Bobot Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan Instrumen dikatakan valid jika memperoeh rerata skor lebih besar dari 2, 50. Nilai terdapat pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki. Sebaliknya, apabila rerata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid. Analisis data kuantitatif yang selanjutnya dilakukan untuk menghitung persentase jawaban kuesioner. Persentase dihitung dengan menggunakan rumus dari Supratiknya (2012: 128) rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner adalah 3.2. x 100% Rumus 3.2 Rumus perhitungan persentase jawaban pada kuesioner Dalam penelitian ini, juga digunakan tes, berupa pretest dan posttest. Tes tersebut untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya malaui uji coba terbatas. Tipe soal yang digunakan adalah uraian terbatas tipe melengkapi. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1 dan skor untuk jawaban salah adalah 0. Nilai pretes dan posttest dihitung dengan rumus 3.3. 70 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI x 100% Rumus 3.3 Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest 3.8.2. Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif yang pertama dilakukan pada pengolahan hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. Pertama, membuat kode-kode dan tema secara kualitatif. Kudua, peneliti menghitung beberapa kali kode dan tema tersebut muncul dalam data teks. Ketiga, peneliti membandingkan dengan data kuantitatif yang ada (Creswell, 2012: 328-329). Selanjutnya, analisis dilakukan pada teknik wawancara dan observasi. Data yang dihasilkan dari kegiatan wawancara diperoleh dengan langkah sebagai berikut Poerwandari (dalam Supratiknya, 2012: 117). Pertama, membaca transkip wawancara/observasi yang sudah disusun secara berulang-ulang dan dengan pemahaman yang baik. Kedua, menemukan kata kunci atau tema, dan hasilnya ditulis di kolom sebelah kanan. Ketiga, membuat catatan lain berisi interpretasi atau kesimpulan sementara. Keempat, mengumpulkan kata kunci dan tema-tema dan daftar yang telah dibuat. Langkah menggunakan selanjutnya, teknik data triangulasi. yang telah Data diperoleh triangulasi diolah dengan dilakukan dengan menggabungkan data yang diperoleh dari tiga sumber yaitu Kepala Sekolah, guru dan siswa. Selain itu, triangulasi juga dilakukan pada teknik wawancara, observasi, dan kuesioner. Dengan demikian, diperoleh data yang semakin lengkap. 71 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab empat ini menguraikan penjelasan dari bab sebelumnya. Uraian tersebut terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan. 4.1 Hasil Penelitian Subab ini menguraikan proses penelitian dari persiapan sampai dengan pelaksanaan yang meliputi potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal prosuk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. 4.1.1 Potensi dan Masalah Tahap pertama yang dilakukan peneliti dalam proses penelitian yaitu tahap analisis potensi dan masalah, melalui analisis kebutuhan yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan pembagian kuesioner kepada guru dan siswa. Sebelum melakukan observasi, wawancara, dan pembagian kuesioner, peneliti harus membuat instrumen validasi untuk ahli terlebih dahulu. Instrumen pedoman observasi, pedoman wawancara, dan kuesioner harus divalidasi terlebih dahulu oleh ahli sebelum digunakan untuk mengumpulkan data. Dari hasil observasi didapat potensi yang ditemukan di SD Negeri Dayuharjo yaitu tersedianya bahan baku dalam pembuatan media pembelajaran seperti kayu, cat, kertas yang ditemukan di SD tersebut. Kayu tersebut jika dimanfaatkan dengan baik maka dapat digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan media pembelajaran berbasis metode Montessori. Selanjutnya peneliti melakukan indentifikasi masalah yang dapat ditemukan di SD Negeri Dayuharjo dengan menggunakan 72 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pedoman observasi, pedoman wawancara, dan kuesioner. Instrumen observasi dan instrumen wawancara ini akan divalidasi oleh ahli terlebih dahulu sebelum digunakan. Melalui hasil observasi dan wawancara dapat ditemukan masalah yaitu siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pembelajaran IPA, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran masih terbatas. Permasalah yang ditemukan oleh peneliti dapat disajikan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kuesioner analisis kebutuhan. Pembuatan kuesioner analisis kebutuhan memperhatikan karakteristik media pembelajaran berbasis metode Montessori. Hasil dari pengisian kuesioner analisis kebutuhan digunakan oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan dalam merancang media pembelajaran yang dikembangkan. 4.1.1.1 Identifikasi Masalah Tahap awal penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti adalah mengidentifikasi permasalahan terkait dengan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Peneliti mengkaji permasalah tersebut dengan mengembangkan teknik wawancara dan observasi yang selanjutnya dikaji dengan menggunakan triangulasi data. 4.1.1.1.1 Observasi Observasi dilaksanakan untuk mengamati pembelajaran IPA kelas II dan ketersediaan media pembelajaran di SD Negeri Dayuharjo. Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 3.2 halaman 55. Pedoman observasi telah divalidasi sebelum digunakan. Validasi dilakukan oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA dan ahli Montessori. Ahli pembelajaran IPA dijadikan sebagai ahli 1 sedangkan ahli Montessori disajikan sebagai ahli 2. Berikut adalah hasil validasi instrumen observasi yang disajikan tabel 4.1. 73 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Pedoman Observasi oleh Ahli Ahli Ahli 1 Ahli 2 1 4 4 2 4 4 Rerata No. Item 3 4 5 6 4 3 4 4 4 4 4 4 7 4 3 8 4 4 Total Rerata 31 31 31 3,87 3,87 3,87 Berdasarkan hasil validasi pedoman observasi oleh ahli pada tabel 4.1, didapat rerata skor sebesar 3,87. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 70, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar validasi pedoman observasi oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 1.1 halaman 140. Para ahli tidak memberikan komentar terhadap instrumen pedoman observasi. Setelah pedoman observasi selesai divalidasi, peneliti melakukan observasi pada pembelajaran IPA dikelas II dan ketersediaan media pembelajarn di SD Negeri Dayuharjo. Observasi dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2016. Lembar hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 1.3 halaman 145 yang juga disajikan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA Objek yang diamati Jawaban Ada media pembelajaran yang diletakkan di kelas untuk pembelajaran IPA. Media pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Guru menggunkan media pembelajaran selama pembelajaran IPA untuk menjelaskan materi. Guru menguasai cara Catatan - Tidak Tidak Tidak Tidak Ketika observasi guru tidak menggunakan media pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Sedangkan dalam penyampaian materi, guru hanya menggunakan buku LKS dan buku guru sebagai buku pedoman. Ketika menjelaskan materi, guru memberi catatan kepada siswa di papan tulis. Ketika observasi guru tidak menggunakan 74 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menggunakan media pembelajaran. Guru menunjukkan kepada siswa cara menggunakan media pembelajaran. Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri. media pembelajaran. Tidak Tidak Siswa mengalami kesulitas dalam pembelajaran IPA. Ya Siswa mengalami kesulitan dalam mengejarkan soal IPA. Ya Ketika observasi guru tidak menggunakan media pembelajaran. Siswa tidak menggunakan media pembelajaran. Ketika guru menjelaskan materi di depan kelas, siswa hanya mencatat dan mendengar penjelasan guru. Ketika observasi, siswa masih ada yang belum paham tentang materi pengelompokan hewan menurut habitatnya. Hal tersebut dibuktikan dengan ada beberapa siswa yang masih bertanya kepada guru tentang materi yang diajarkan. Ketika guru memberikan soal latihan. Ada beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan media pembelajaran materi IPA masih terbatas. Selama proses kegiatan belajar mengajar guru tidak menggunakan media pembelajaran. Guru hanya megajar dengan menggunakan metode ceramah dan tanyajawab. Buku guru dan buku LKS menjadi bahan dalam guru mengajar. Ada beberapa siswa tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru dan guru memberikan kesempatan kepada teman lainnya untuk membantu menjawab pertanyaan dari guru. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran masih belum optimal digunakan selama pembelajaran IPA di kelas II SD Negeri Dayuharjo. 4.1.1.1.2 Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik yang dilakukan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran IPA. Peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah, guru kelas II, dan siswa kelas II. Sebelum melakukan wawancara, peneliti harus memvalidasi pedoman wawancara kepada ahli. Ahli yang melakukan validasi adalah ahli IPA, ahli 75 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Montessori, dan guru kelas II. Validasi yang dilakukan adalah validasi konstruk. Validasi konstruk melihat kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori yang ada. Adapun hasil validasi instrumen wawancara dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah No. Item Ahli 1 4 4 Ahli 1 Ahli 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 6 3 3 7 4 4 8 9 10 4 4 4 4 4 4 Rerata 11 4 4 12 4 4 13 4 4 14 4 4 15 4 4 16 4 4 Total Rerata 63 63 63 3,94 3,94 3,94 Berdasarkan hasil validasi pada tabel 4.3 tersebut, didapat rerata skor sebesar 3,94. Hal ini menunjukkan bahwa istrumen wawancara layak untuk digunakan, jika dibandingkan dengan tabel 3.18 pada halaman 70. Beberapa ahli tersebut juga memberikan komentar terkait dengan pedoman wawancara. Berikut adalah hasil rekapitulasi komentar yang disajikan dalam tabel 4.4. Tabel 4.4 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah No. Item 6 Sebelum Perbaikan Komentar Ahli Sesudah Perbaikan Apakah media pembelajaran yang sudah ada disimpan dan dirawat dengan baik? Kata-kata “apakah” lebih baik diganti bagaiman, perbaikan kalimatnya. Bagaimana penyimpanan dan perawatan media pembelajaran supaya kondidinya tetap baik? Beberapa komentar tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam memperbaiki instrumen wawancara sebelum digunakan. Selanjutnya, pedoman wawancara digunakan untuk mencari data tentang ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran dengan meresponden kepala sekolah SD Negeri Dayuharjo. Berikut adalah hasil wawancara dengan Kepala Sekolah yang disajikan pada tabel 4.5. 76 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.5 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Topik Pertanyaan Informasi berkaitan dengan sekolah Ketersediaan media pembelajaran sekolah No. Item Hasil Wawancara 1, 2, 3, dan 4 Prestasi yang diraih yaitu juara lomba tari kreasi di FSLN, juara 1 baca Al-Quran di Darusalam, cerdas cermat mendapat juara 3. Nilai UN untuk lima tahun terakhir yaitu bias dibilang stabil, artinya di atas KKM. Untuk dibandingkan dengan mata penlajaran yang lain IPA dan Bahasa Indonesia relatif seimbang. Media pembelajaran sudah ada tapi dulu. Untuk yang sekarang yang tersedia hanya media gambar dan kerangka manusia saja. Media juga dibersihkan ketika ada tamu atau ketika kerjabakti. Ketersediaan media pembelajaran untuk sekarang belum ada hibah darimanapun. Penggunaan media pembelajaran sangat minim. Guru hanya menggunakan media jika diperlukan, jika tidak diperlukan maka tidak menggunakan media pembelajaran. Belum ada peneliti yang berkaitan dengan media pembelajaran di SD Negeri Dayuharjo. 5, 6, 7, 8, dan 9 di Penggunaan media dalam pembelajaran IPA Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media pembelajaran 10, 11, 12, 13, dan 14 15 dan 16 Wawancara kedua dilakukan kepada guru kelas II SD Negeri Dayuharjo. Hal ini dilakukan untuk mengkaji ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran. Kegiatan wawancara yang dilakukan untuk mengkaji kesulitasn belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Wawancara tersebut dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2016. Sebelum melakukan wawancara, peneliti memvalidasi pedoman wawacara kepada ahli yang dituangkan dalam tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Validasi Wawancara Pedoman Wawancara Guru Ahli Ahli 1 Ahli 2 1 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 3 6 4 4 7 4 4 8 4 3 No. Item 9 10 11 12 4 4 4 4 3 4 4 4 Rerata 13 4 4 14 4 4 15 4 4 16 4 4 17 4 4 18 4 4 Tot al 71 69 70 Rer ata 3,94 3,83 3,89 Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli pada tabel 4.6, didapat rerata skor 3,89. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 70, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen 77 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 1.7 halaman 156. Para ahli juga memberikan komentar terhadap instrumen pedoman wawancara Guru yang dituangkan pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli No. Item 5 Sebelum Perbaikan Komentar Ahli Sesudah Perbaikan Apakah Bapak/Ibu sering menggunakan media pembelajaran IPA? Apa alasannya? Perbaikan kalimatnya, ada tambahan kata-kata seberapa sering/intensitasnya. Seberapa sering Bapak/Ibu menggunakan media dalam pembelajaran IPA? Beberapa komentar dari para ahli tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam melakukan revisi. Setelah direvisi maka pedoman wawancara dapat digunakan dalam wawancara kepada Guru SD. Wawancara yang dilakukan yaitu pada tanggal 25 Agustus 2016. Transkip wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.9 halaman 166. Berikut adalah hasil wawancara dengan Guru yang disajikan pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Guru SD Topik Pertanyaan No. Item Hasil Wawancara Ketersediaan media pembelajaran di kelas 1,2 ,dan 3 Penggunaan media dalam pembelajaran IPA 4, 5 ,6 ,7 ,8 , dan 9 Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA 10, 11 , dan 12 Sudah ada namun berupa buku, gambar, dan bendabenda seperti meja, kursi, almari, dll. Guru pernah membuat media berupa gambar makhluk hidup. Dalam satu media pembelajaran digunakan untuk empat siswa. Guru pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA, contohnya gambar makhluk hidup seperti hewan. Guru tidak menggunakan media pembelajaran dari sekolah karena sulit untuk digunakan dan memakan waktu yang cukup banyak, sehingga waktu pembelajaran habis hanya untuk mempersiapkan media pembelajaran. Guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA tergantung materi yang ada. Guru merasa kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran yaitu materi pengelompokan hewan menurut habitatnya. Penyebab guru 78 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA 13, 15, 16 14, dan Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut 17 18 dan mengalami kesulitan dalam penyampaian materi dikarenakan materi IPA masih terlalu abstrak untuk dijelaskan. Siswa mengalami kesulitan dalam materi pengelompokan hewan menurut habitatnya. Penyebab siswa mengalami kesulitan karena harus mengelompokkan hewan sesuai dengan tempat tinggalnya. Ada beberapa siswa belum mengerti nama dan wujud asli hewan, sehingga menyulitkan siswa dalam mengelompokkan hewan menurut habitatnya. Usaha yang dilakukan guru yaitu menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa. Apabila masih belum paham maka guru akan menjelaskan secara berulang-ulang hingga siswa paham betul. Wawancara selanjutnya, yaitu wawancara yang ketiga ditujukan kepada siswa kelas II SD Negeri Dayuharjo. Wawancara dilakukan untuk mengkaji penggunaan media pembelajaran dan kesulitan belajar yang dialami siswa dalam mata pelajaran IPA. Rencana wawancara dapat dilihat pada tabel 3.5 halaman 58. Pedoman wawancara siswa sebelumnya sudah divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori, dan guru SD. Ahli pembelajaran IPA dijadikan ahli 1, ahli Montessori dijadikan ahli 2, dan guru SD dijadikan ahli 3. Berikut adalah hasil validasi yang dituangkan dalam tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa Ahli Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3 1 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 No. Item 5 6 7 4 4 4 4 4 4 3 4 3 Rerata 8 4 4 4 9 4 4 4 10 4 4 4 11 4 4 4 Total Rerata 43 43 41 42,3 3,91 3,91 3,85 3,85 Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli pada tabel 4.9 didapat skor rerata sebesar 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 70, rerata tersebut memiliki nilai yang lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, dapat dikatakan instrumen valid dan layak 79 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 1.10 halaman 170. Para ahli juga memberikan komentar terhadap instrumen pedoman wawancara siswa yang dituangkan pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli No. Item 3 Sebelum Perbaikan Komentar Ahli Sesudah Perbaikan Apakah Bapak/Ibu gurumu pernah menggunakan media dalam pembelajaran IPA? Jika iya, media apa saja yang pernah Bapak/ Ibu gurumu gunakan dalam pembelajaran IPA? Tambahkan pertanyaan “seberapa sering/intensitasnya”. Apakah Bapak/Ibu gurumu pernah menggunakan media dalam pembelajaran IPA? Jika iya, media apa saja yang pernah Bapak/ Ibu gurumu gunakan dalam pembelajaran IPA? Beberapa komentar para ahli tersebut akan menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam melakukan revisi. Setelah pedoman wawancara selesai direvisi, peneliti dapat melakukan wawancara kepada siswa kelas II SD Negeri Dayuharjo. Transkip wawancara dengan siswa dapat dilihat pada lampiran 1.12 halaman 180. Hasil wawancara dengan siswa disajikan pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Siswa Topik Pernyataan Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi Penggunaan media dalam pembelajaran IPA No. Item 1 dan 2 Hasil Wawancara Pembelajaran IPA terasa membingungkan bagi siswa. 3, 4, 5, 6, dan 7 Kesulitan belajar siswa yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA 8, 9, 10, dan 11 Penggunaan media pembelajaran dapat membuat siswa merasa tertarik dan senang, sehingga siswa merasa terbantuk dalam memahami materi. Kesulitan yang dialami siswa yaitu dalam materi pengelompokan hewan menurut habitatnya, karena siswa marasa bingung dalam pengelompokkan hewan berdasarkan tempat tinggalnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga sumber, yaitu dari Kepala Sekolah, guru kelas II, dan siswa maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan 80 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penggunaan media pembelajaran IPA untuk materi pengelompokan hewan menurut habitatnya masih terbatas. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban narasumber yang disajikan pada bagan 4.1. Kepala sekolah Guru Siswa Sekolah memiliki media pembelajaran IPA akan tetapi penggunaan media dalam pembelajaran IPA masih minim. Siswa merasa senag, tertarik, dan paham jika dalam pembelajaran guru menggunakan media pembelajaran. Di dalam kelas ketersediaan media sangat minim. Di dalam kelas hanya ada media berupa gambar dan bendabenda seperti meja, kursi, almari, dll. Guru jarang menggunakan media pembelajaran IPA karena terlalu sulit dan keterbatasan waktu dalam mempersiapkan. Guru merasa kesulitan dalam penyampaian materi IPA tentang pengelompokan hewwan menurut habitatnya. Pelajaran IPA terasa membingungkan bagi siswa dan guru jarang menggunakan media dalam pembelajaran IPA. Materi pengelompokan hewan menurut habitatnya masih dirasa sulit bagi siswa karena masih bingung dalam pengelompokkan hewan berdasarkan tempat tinggalnya. Sekolah tidak memiliki media pembelajaran IPA untuk materi pengelompokan hewan menurut habitatnya. Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara Berdasarkan bagan 4.1 mengenai triangulasi sumber wawancara yang dilakukan peneliti, maka diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan pada materi pengelompokan hewan menurut habitatanya. Tidak hanya siswa yang merasa kesulitan, gurupun juga mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi. Hal tersebut manjadi permasalahan karena ketersediaan media pembelajaran yang masih terbatas, sehingga proses pembelelajaran menjadi kurang optimal. Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara, maka dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran IPA materi pengelompokan hewan menurut habitatnya. Ketika peneliti 81 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI wawancara, siswa mengatakan bahwa materi tersebut sulit, karena siswa kesulitan dalam membedakan mana hewan yang hidup di darat dan mana hewan yang hidup di air. Permasalahan lain yang ditemukan yaitu kurangnya penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA. Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi, bahwa siswa masih tidak adanya media pembelajaran IPA yang terpajang di dalam kelas. Selain itu, guru juga tidak menggunakan media pembelajaran. Guru masih menggunakan metode ceramah dan tanyajawab dalam penyampaian materi pembelajaran. 4.1.1.2 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan dilakukan sebelum pengembangan media pembelajaran. Hal tersebut bertujuan untuk mengkaji kebutuhan siswa dan guru akan media pembelajaran kelas II. Media pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa dikaji berdasarkan ciri siswa dan media Montessori. Analisis ciri siswa dilakukan malalui observasi ketika pembelajaran IPA di kelas II berlangsung. Kemudian, hasil dari kajian observasi akan menjadi bahan landasan dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru. Berikut merupakan paparan mengenai karakteristik siswa dan media pembelajaran Montessori. 4.1.1.2.1 Analisis Karakteristik Siswa Analisis karakteristik siswa dianalisis berdasarkan hasil observasi pembelajaran IPA pada tanggal 23 Agustus 2016 di kelas II B SD Negeri Dayuharjo. Beberapa hal yang peneliti dapat ketika observasi yaitu guru masih menjelaskan dengan metode ceramah dan tanyajawab. Sebagai buku pedoman, guru menggunakan buku LKS dan buku guru dalam menjelaskan materi 82 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran. Guru juga mencatat hasil rangkuman pembelajaran di papan tulis. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Pada saat siswa mengerjakan soal latihan, peneliti mengamati beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Hal ini dibuktikan dengan intensitas siswa yang banyak bertanya seputar materi yang diajarkan oleh guru. Saat mengerjakan soal, ada beberapa siswa yang berjalan-jalan di kelas dan berbicara dengan teman yang lain sebelum mengerjakan soal latihan. Selain itu, siswa juga masih kurang teliti dalam mengerjakan soal ketika diperiksa oleh guru. Hasil analisis berikut ini menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan. 4.1.1.2.2 Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Montessori Analisis yang dilakukan oleh peneliti mengacu pada empat ciri media pembelajaran Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, dan autoeducation. Peneliti juga menambahkan satu ciri lagi dalam pengembangan media pembelajaran yaitu kontekstual. Ciri tersebut ditambah oleh peneliti karena dalam pengembangan media pembelajaran menggunakan bahan dari benda-benda sekitar dan memanfaatkan potensi lokal. Selanjutnya, kelima ciri tersebut digunakan sebagai landasan dalam pembuatan pertanyaan pada kuesioner analisis kebutuhan. 4.1.1.2.3 Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan Intrumen yang digunakan peneliti dalam analisis kebutuhan adalah kuesioner. Kuesioner disusun berdasarkan ciri siswa dan kelima ciri media pembelajaran Montessori. Kuesioner tersebut dikembangkan menjadi 10 pertanyaan kuesioner analisis kebutuhan siswa dan 10 pertanyaan untuk analisis kebutuhan guru. Pengembangan pertanyaan kuesioner analisis kebutuhan siswa dan guru dapat lihat pada tabel 3.6 halaman 59. 83 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sebelum kuasioner digunakan, kuasioner harus sudah divalidasi oleh beberapa ahli terlebih dahulu. Validasi dilakukan bertujuan agar instrumen layak untuk digunakan.Validasi yang dilakukan adalah validasi konstruk. Validasi dilakukan oleh ahli IPA, ahli Montessori, dan guru SD. Ahli pembelajaran IPA dijadikan sebagai ahli 1, ahli pembelajaran Montessori dijadikan sebagai ahli 2, dan guru SD dijadikan ahli 3. Dalam validasi tersebut, para ahli memberikan peneliaian dan komentar yang digunakan sebagai bahan pertimbangan perbaikan kuesioner. Selain itu, kuesioner juga diuji keterbacaannya untuk mengetahui tingkat pemahaman responden terhadap kalimat pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner. Berikut adalah paparan hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru yang dituangkan dalam tabel 4.12. Tabel 4.12 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli Ahli Ahli 1 Ahli 2 1 4 4 2 4 4 3 4 4 No. Item 4 5 6 7 4 4 4 3 4 4 4 3 Rerata 8 4 4 9 3 4 10 4 4 Total Rerata 38 39 38,5 3,8 3,9 3,85 Berdasar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru oleh ahli pada tabel 4.12, didapat rerata skor 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 70, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran 2.1 halaman 183. Selain divalidasi, kuesioner juga diberikan kepada guru SD serta untuk diuji keterbacaannya. Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru disajikan pada tabel 4.13. 84 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.13 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru Ahli 1 4 Guru 2 4 3 3 No. Item 4 5 6 7 3 3 4 4 8 4 9 4 10 4 Total Rerata 37 3,7 Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru pada tabel 4.13, didapat rerata skor 3,7. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 70, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan layak untuk digunakan tanpa perbaikan. Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran 2.3 halaman 204. Melalui hasil uji keterbacaan kuesioner, ahli tidak memberikan komentar terhadap instrumen. Selain kuesioner analisis kebutuhan untuk guru, kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa juga perlu divalidasi oleh ahli dan diuji keterbacaannya. Berikut adalah Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dituangkan dalam tabel 4.14. Tabel 4.14 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli Ahli Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3 1 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 No. Item 4 5 6 7 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 Rerata 8 4 4 4 9 3 4 3 10 3 3 4 Total Rerata 37 38 38 37,6 3,7 3,8 3,8 3,76 Berdasarkan hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa oleh ahli pada tabel 4.14, didapat rerata skor sebesar 3,76. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 70, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.2 85 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI halaman 191. Kuesioner juga diberikan pada siswa SD setara untuk diuji keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima siswa kelas II A SD Negeri Dayuharjo sebagai siswa setara pada tanggal 15 September 2016. Berikut adalah hasil keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa yang disajikan pada tabel 4.15. Tabel 4.15 Hasil Uji Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa Siswa 1 2 3 4 5 1 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 No. Item 4 5 6 7 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 Rerata 8 4 4 4 3 4 9 4 3 4 3 4 10 3 4 4 4 3 Total Rerata 35 37 37 36 36 36,2 3,5 3,7 3,7 3,6 3,6 3,62 Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner oleh siswa SD setara pada tabel 4.15, dipaparkan rerata skor sebesar 36,2. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 70, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dapat dinyatakan layak untuk digunakan tanpa perbaikan. Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.4 halaman 208. 4.1.1.2.4 Data Analisis Kebutuhan Data analisis kebutuhan yang pertama diberikan kepada guru. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada guru pada tanggal 15 September 2016. Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan yang desesuaikan dengan lima ciri dari media pembelajaran Montessori. Kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 3.6 halaman 59. Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran 2.5 halaman 211. Hasil kuesioner 86 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI analisis kebutuhan guru menjadi bahan pertimbangan dalam mengembangkan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Jawaban dari hasil kuesioner, selanjutnya diolah menggunakan rumus 3.2 halaman 70 untuk mengetahui presentase dari masing-masing jawaban. Berikut adalah hasil rekapitulasi kuesioner analisis kebutuhan guru dalam tabel 4.16. Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru Indikator Autoeducation Autoeducation Kontekstua l Kontekstua l Menarik Pertanyaan 1. 2. 3. 4. 5. Apakah Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? (…) Ya Sebutkan nama media pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan! …………………………………………………… (…) Tidak Alasan: …………………………………………………… Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep dalam mata pelajaran IPA? (…) Ya Alasan: …………………………………………………… (…) Tidak Alasan: …………………………………………………… Apakah Bapak/Ibu pernah membuat media pembelajaran IPA yang memanfaatkan bahanbahan dari lingkungan sekitar? (…) Ya Sebutkan dan jelaskan! …………………………………………………… (…) Tidak Alasan: …………………………………………………… Manakah bahan pembuatan media pembelajaran yang Bapak/Ibu suka? (Boleh memilih lebih dari satu) (…) Kayu (…) Kertas (…) Kain (…) Plastik (…) Karet sebutkan………………………………………… Apakah pemberian warna pada media pembelajaran membuat media pembelajaran lebih menarik? (…) Ya Respon den Perse ntase 2 100% 2 100% 2 100% 2 100% 2 100% 87 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menarik Autocorrection Bergradasi Bergradasi Autocorrection (…) Tidak Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk media pembelajaran? (…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya! …………………………………………………… (…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! …………………………………………………… ………………. 7. Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya Alasan: …………………………………………………… (…) Tidak Alasan: …………………………………………………… 8. Berapa berat media pembelajaran yang ideal untuk siswa kelas II? (…) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,5-3kg) (…) Berat (>3kg) Alasan: …………………………………………………… 9. Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik? (…) Bentuk media pembelajaran 2 dimensi. Alasan: …………………………………………………… (…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi. Alasan: …………………………………………………… 10. Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik? (…) Media pembelajaran yang dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: …………………………………………………… (…) Media pembelajaran yang tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: …………………………………………………… 6. 2 100% 2 100% 2 100% 2 100% 2 100% Selain memilih jawaban yang sudah disediakan, guru juga dapat memberikan deskripsi yang dapat memperkuat pilihan jawaban dalam kuesioner analisis kebutuhan. Tabel 4.17 adalah deskripsi jawaban yang diberikan guru dalam kuesioner analisis kebutuhan guru. 88 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4. 17 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan No. Item 1 2 Jawaban Kode Responden (…) Ya Sebutkan nama media pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan! …………………………………………………… (…) Ya Alasan: …………………………………………………… Gambar 2 Dapat membantu siswa dalam menalar konsep pembelajaran Gambar hewan dan tumbuhan 1 Merah Kuning Hijau 2 2 1 Biru Oranye 1 1 Menalar 1 Berpikir aktif 1 Untuk keamanan Kuat dibawa 1 1 (…) Ya Sebutkan dan jelaskan! …………………………………………………… (…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! …………………………………………………… 3 6 (…) Ya Alasan: …………………………………………………… 7 8 (…) Ringan (<1,5 kg) 9 (…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi. Alasan: …………………………………………………… (…) Media pembelajaran yang dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: …………………………………………………… 10 Lebih terlihat nyata Anak lebih mandiri 1 1 1 Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa sebanyak dua guru atau 100% guru pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA. Media pembelajaran yang pernah digunakan adalah media gambar. Sebanyak 100% guru atau dua guru menyetujui bahwa penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami konsep dalam mata pelajaran IPA. 89 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pendapat guru tersebut menjadi pertimbangan peneliti dalam membuat media pembelajaran. Selain itu, 100% guru atau dua guru pernah membuat media pembelajaran dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitar. Sebanyak 100% guru lebih menyukai penggunaan kertas, kayu, dan plastik dalam pembuatan media pembelajaran. Pembuatan media pembelajaran ini juga memanfaatkan bahanbahan dari lingkungan sekitar. Bahan yang dipilih guru menjadi pertimbangan dalam pemilihan bahan dalam pembuatan media pembelajaran. Hal ini karena bahan yang dipilih guru juga menjadi pilihan peneliti. Pembuatan media juga mempertimbangkan ciri yang manarik. Sebanyak dua guru atau 100% guru setuju bahwa penggunaan media pembelajaran dapat membuat siswa semakin bersemangat dalam belajar. Sebanyak 100% guru berpendapat bahwa penambanhan warna pada media pembelajaran dapat menambah daya tarik siswa dan 100% guru memilih dengan warna cerah. Guru memilih warna merah, kuning, hijau, biru, dan oranye (lihat tabel 4.17). Warna yang dipilih guru menjadi pertimbangan peneliti dalam pewarnaan media pembelajaran. Ciri lain yang dikembangkan peneliti adalah bergradasi. Sebanyak 100% guru berpendapat bahwa akan lebih baik jika satu media pembelajaran dapat digunakan untuk lebih dari satu materi/kompetensi. Sebanyak dua guru atau 100% guru memilih media pembelajaran yang ringan kurang dari 1,5 kg (lihat tabel 4.17). Alasan guru memilih media pembelajaran dengan ukuran yang ringan yaitu untuk keamanan dan agar kuat dibawa (lihat tabel 4.17). Pendapat guru tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan media pembelajaran. 90 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ciri terakhir dalam pengembangan media pembelajaran adalah autocorrection. Sebanyak dua guru atau 100% guru menyetujui bahwa dengan menggunakan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar dan mandiri. Disamping itu, 100% guru memilih media pembelajaran yang dapat membantu siswa menyadari kesalahan sendiri karena siswa menjadi lebih mandiri (lihat tabel 4.17). Pendapat yang disampaikan oleh guru tersebut dijadikan bahan pertimbangan oleh peneliti dalam pembuatan media pembelajaran. Data analisis kebutuhan yang kedua diperoleh dari siswa. Kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa terdiri dari 10 pertanyaan yang merupakan pengembangan dari lima ciri media pembelajaran Montessori. Pengembangan ciri media pembelajaran Montessori ke dalam kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada tabel 4.15 halaman 86. Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.6 halaman 212. Hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa menjadi gambaran mengenai media pembalajaran yang pernah digunakan dalam pembelajaran IPA dan menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangakan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Jawaban dari hasil responden juga dihitung dalam persentase dengan menggunakan rumus 3.2 halaman 70. Tabel 4.18 adalah rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa. Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa No. Item 1 Indikator Autoeducation Pertanyaan Apakah kamu pernah menggunakan media pembelajaran dalam pelajaran IPA? (...) Ya Respon den Persen tase 26 100% 91 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (...) Tidak Jika ya, sebutkan media pembelajaran yang digunakan! ........................................................................... 2 Autoeducation Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu kamu untuk memahami materi dalam mata pelajaran IPA? (...) Ya Alasan: ............................................................... 26 100% 26 100% Manakah bahan pembuatan media pembelajaran yang kamu suka? (...) Kayu 23 88,4% (...) Kertas 18 69,2% (...) Plastik 14 53,8% (…) Karet (...) Lainnya sebutkan............................................................ 7 26,9% 2 7,6% 26 100% 26 100% 3 11,5% (...) Tidak Alasan: ............................................................... 3 Kontekstua l Apakah kamu pernah menggunakan bendabenda yang ada di sekitarmu untuk belajar IPA? (...) Ya Jika iya, sebutkan contoh benda yang kamu gunakan! (...) Tidak 4 5 Kontekstua l Autocorrection Menurut kamu, apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu kamu untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya Alasan: …………………................................... (…) Tidak Alasan: ………………………………………... 6 Menarik Menurut kamu, apakah pemberian warna pada media pembelajaran membuat lebih menarik? (...) Ya (...) Tidak 7 Menarik Warna seperti apa yang kamu suka untuk media pembelajaran? (...) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya! ........................................................................... . 92 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 Bergradasi (...) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! ........................................................................... 23 88,4% Menurut kamu, berapa berat media pembelajaran yang ideal untuk siswa kelas II? (...) Ringan (<1,5 kg) 24 92,3% (...) Sedang (1,5-3 kg) 2 7,6% 25 96,1% 3 11,5% 8 30,7% 18 69,2% (...) Berat (>3 kg) Alasan:.............................................................. ........................................................................... 9 Autocorrection Manakah yang lebih baik menurut kamu? (...) Saya dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan:.............................................................. (...)Saya tidak dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan:.............................................................. ........................................................................... 10 Bergradasi Manakah yang lebih baik menurut kamu? (...) Media pembelajaran yang berbentuk datar (2 dimensi). Alasan: ........................................................................... (...) Media pembelajaran yang berbentuk datar (3 dimensi). Alasan: ........................................................................... Selain memilih jawaban yang sudah disediakan, siswa juga dapat memberikan deskripsi yang dapat memperkuat pilihan jawaban dalam kuesioner analisis kebutuhan. Tabel 4.19 adalah deskripsi jawaban yang diberikan siswa dalam kuesioner analisis kebutuhan siswa. Tabel 4.19 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan No. Item 2 3 Jawaban (...) Ya Alasan: ............................................................... (...) Ya Jika iya, sebutkan contoh benda yang kamu gunakan! Kode Lebih paham Daun Kertas Gelas Responden 26 9 11 3 93 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Air 4 5 7 (...) Lainnya sebutkan.............................................................. (...) Ya Alasan: ............................................................... (...) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! ........................................................................... Malam Bisa menemukan jawabannya sendri Merah Kuning Biru Hijau Oranye Pink (...) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya! ............................................................................ Hitam Biru tua Hijau tua Coklat 8 (...) Ringan (<1,5 kg) Alasan: ............................................................... Lebih mudah dibawa 9 (...) Saya dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan:................................................................ Bias mengetahui kesalahannya sendiri Mirip seperti benda asli 10 (...) Media pembelajaran yang berbentuk datar (3 dimensi). Alasan: ............................................................................ 7 3 8 12 15 10 11 6 9 4 6 2 4 4 5 7 Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa malalui kuesioner yang dituangkan pada tabel 4.18, sebanyak 100% siswa pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran. Sebanyak 26 siswa 100% siswa menyetujui bahwa penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA dapat membantu dalam memahami materi. Hal tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran karena penggunaan media pembelajaran dapat membuat lebih jelas dan membuat siswa bersemangat belajar. 94 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sebanyak 26 siswa atau 100% siswa berpendapat bahwa mereka pernah menggunakan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar untuk belajar IPA, contonya daun, kertas, gelas, air (lihat tabel 4.18). Sebanyak 23 siswa atau 88,4% siswa lebih menyukai media dengan bahan kayu, sebanyak 18 siswa atau 69,2% siswa menyukai media dengan bahan kertas, sebanyak 14 siswa atau 53,8% siswa menyukai media dengan bahan plastik, sebanyak 7 siswa atau 26,9% siswa suka dengan bahan karet. Bahan yang dipilih siswa tersebut menjadi bahan pertimbangan peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran. Selanjutnya peneliti mempertimbangkan ciri dari Montessori yaitu autocorrection. Sebanyak 100% siswa memilih dapat mengetahui kesalahannya sendiri ketika menggunakan media pembelajaran. Sebanyak 25 siswa atau 96,1% siswa memilih melalui penggunaan media pembelajaran, mereka dapat mengetahui kesalahannya. Sebanyak tiga siswa atau 11,5% siswa memilih kalau menggunakan media pembelajaran siswa tidak dapat mengetahui kesalahan. Pendapat yang disampaikan oleh siswa pada tabel 4.18 dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan dalam membuat media pembelajaran. Karatkeristik selanjutnya yang menjadi pertimbangan peneliti yatitu menarik. Sebanyak 26 siswa atau 100% siswa menyetujui bahwa penggunaan warna pada media membuat media pembelajaran terlihat menarik. Sebanyak 23 siswa atau 88,4% siswa memilih warna cerah. Warna cerah yang dipilih oleh siswa yaitu merah, kuning, biru, hijau, oranye, dan pink (lihat tabel 4.1). Warna yang dipilih oleh siswa menjadi bahan pertimbangan peneliti dalam memilih warna media pembelajaran. 95 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ciri terakhir yang digunakan peneliti dalam pengembangan media pembelajaran yaitu bergradasi. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa, sebanyak 24 siswa atau 92,3% siswa memilih media yang memiliki berat ringan atau di bawah 1,5 kg. Alasannya agar lebih mudah dibawa (lihat tabel 4.19). Selain itu, ada sebanyak 2 siswa atau 7,5% siswa memilih media pembelajaran dengan berat antara 1,5 kg – 3 kg. Sebanyak 18 siswa atau 69,2% siswa memilih pernyataan bahwa lebih baik untuk media itu tiga dimensi agar siswa dapat belajar dengan melihat bentuk asli (lihat tabel 4.18). Ada sebanyak 8 siswa atau 30,7% siswa memilih pernyataan bahwa lebih baik bentuk media pembelajaran dengan bentuk dua dimensi. Pendapat yang diberikan oleh siswa tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam memilih berat media pembelajaran yang ideal. Jawaban yang diperoleh dari guru dan siswa dalam kuesioner analisis kebutuhan memberikan gambaran bagi peneliti dalam penggunaan media pembelajaran selama pembelajaran IPA. Media pembelajaran yang dikembangakan menggunakan bahan-bahan yang dapat ditemukan di sekitar lingkungan (kontekstual). Bahan yang menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti yaitu kayu, kertas, dan plastik. Berdasarkan hasil pengisian lembar kuesioner analisis kebutuhan, pembuatan media pembelajaran mempertimbangkan ciri-ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu manarik, bergradasi, autocorrection, auto-education, dan kontekstual. Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh peneliti dari teknik observasi, wawancara, dan kuesioner, peneliti melakukan triangulasi teknik. Triangulasi teknik digunakan peneliti sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan media 96 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran dengan melihat gambaran mengenai permasalahan yang dialami dan kebutuhan media pembelajaran di lapangan. Berikut adalah triangulasi teknik pengumpulan data pada bagan 4.2. Wawancara Observasi Kuesioner Sekolah memiliki media pembelajaran IPA tetapi dalam penggunaannya masih minim. Materi IPA yang menjadi kesulitan adalah pengelompokan hewan menurut habitatnya. Guru merasa kesulitan dalam penyampaian materi. Guru tidak menggunakan media karena keterbatasan waktu. Guru tidak menggunakan media pembelajaran ketika mengajar pembelajaran IPA. Ketersediaan media pembelajaran IPA di dalam kelas belum ada. Guru dan siswa membutuhkan sebuah media pembelajaran yang dapat membantu dalam pembelajaran IPA. Media pembelajaran berbasis metode Montessori sesuai dengan kebutuhan. Guru dan siswa memiliki penilaian yang bak menganai kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori. Tidak tersedianya media pembelajaran IPA SD materi pengelompokan hewan menurut habitatnya. Peneliti mengembangkan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berdasarkan kebutuhan dari guru dan siswa mengenai media pembelajaran berbasis metode Montessori. Bagan 4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan bagan 4.2, diketahui bahawa terdapat tiga teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu wawancara, observasi, dan kuesioner. Data yang diperoleh dari hasil wawancara kepala sekolah bahwa sekolah sudah memiliki media pembelajaran IPA tetapi dalam penggunaannya masih minim. Guru mengalami kesulitan ketika dalam penyampaian materi pengelompokan hewan menurut habitatnya. Siswa juga mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran IPA. Guru tidak menggunakan media pembelajaran karena keterbatasan waktu. 97 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Selanjutnya peneliti memperoleh data dari hasil observasi. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh peneliti, guru tidak menggunakan media pembelajaran saat mengajar dan tidak tersedianya media pembelajaran IPA materi pengelompokan hewan menurut habitatnya. Peneliti juga memperoleh data dari hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan. Data yang didapat peneliti yaitu dari guru dan siswa yang membutuhkan media pembelajaran. Media pembelajaran berbasis metode Montessori sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa. Selain itu, guru dan siswa memiliki penilaian yang baik mengenai lima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori. Berdasarkan hasil triangulasi teknik pada bagan 4.2 halaman 97, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran masih terbatas. Peneliti mengembangkan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya dengan memperhatikan lima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang sudah diberikan ke guru dan siswa melalui kuesioner. Data yang telah diperoleh peneliti dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan desain media pembelajaran dan album media pembelajaran. 4.1.2 Perencanaan 4.1.2.1 Desain Media Pembelajaran Pengembangan desain yang dilakukan peneliti yaitu mengembangkan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Media pembelajaran tersebut terdiri dari papan habitat hewan, replika hewan, puzzle, dan kartu soal. Komponen yang pertama yaitu papan habitat hewan beserta tutupnya dengan ukuran 50 cm x 36 cm. Komponen selanjutnya yaitu kotak habitat hewan. 98 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Di bawah tutup, terdapat gambar habitat hewan. Ukuran papan habitat hewan tersebut yaitu 50 cm x 36 cm, hampir sama dengan ukuran tutupnya. Papan habitat hewan memiliki lapisan-lapisan berupa lembaran besi yang berfungsi untuk melekatkan replika hewan dengan gambar habitat hewan. Kemudian lembaran besi tersebut ditutupi dengan gambar habitat hewan. Untuk ukuran lembaran besi (seng) dan gambar habitat hewan sama dengan ukuran tutupnya yang berukuran 50 cm x 36 cm. Pewarnaan gambar habitat hewan disesuaikan dengan warna pada umumnya habitat asli hewan yaitu warna biru muda untuk gambar danau, warna hijau dan coklat untuk warna daratan, warna biru mudan dan putih untuk langit dan awan, warna hitam untuk warna bebatuan, dan warna coklat yang disesuaikan dengan warna batang pohon. Pemilihan warna tersebut juga memperhatikan kesesuaian warna dengan yang ada dianalisis kebutuhan siswa maupun guru. Sebanyak 88,4% siswa dan 100% guru lebih memilih warna-warna cerah untuk media pembelajaran. Selain itu, media pengelompokan hewan menurut habitatnya juga memiliki dasar warna coklat muda yang merupakan warna alami kayu dan juga sebagai tempat dan bingkai. 50 cm 36 cm Gambar 4. 1 Papan Habitat Hewan Tampak Atas 99 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 cm 50 cm 10 cm Gambar 4. 2 Papan Habitat Hewan Tampak Samping Komponen yang kedua yaitu replika hewan dan kotak laci yang sebagai tempatnya. Peneliti memilih replika hewan yang hidup di darat seperti gajah, kuda, singa, dan lain-lain, replika hewan yang hidup di air seperti ikan, udang, lumba-lumba, dan lain-lain, dan replika hewan yang sepanjang hidupnya lebih sering berapa di udara, seperti replika capung, lebah, lalat, dan lain-lain. Untuk keseluruhan replika hewan ada 16 replika hewan. Semua replika tersebut memiliki tempat yaitu berupa laci yang berukuran 8 cm x 12 cm, dengan panjang 32,5 cm. Laci tersebut berada disalah satu sisi kotak papan habitat hewan. 32,5 cm 12 cm Gambar 4. 3 Laci Penyimpanan Tampak Atas 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 cm 12 cm Gambar 4. 4 Laci Penyimpanan Tampak Samping Komponen yang ketiga yaitu puzzle beserta kotak puzzle. Ukuran puzzle berawal dari ukuran 6 cm x 6 cm, menjadi mengecil hingga berukuran 4,6 cm x 4,4 cm dengan ketebalan 2 mm. Ukuran puzzle yang semakin mengecil tersebut dimaksudkan agar puzzle memenuhi ciri media Montessori bergradasi dan autocorrection. Selain itu, pada puzzle terdapat potongan berbentuk segitiga dengan ukuran 7 mm. potongan tersbeut bertujuan untuk mengkaitkan puzzle terbesar dengan puzzle-puzzle yang lain hingga terkecil. Puzzle tersebut terdapat gambar berbagai macam hewan yang hidup di air, darat, dan di udara. Puzzle dengan ukuran terbesar berisi gambar habitat hewan. Seperti gambar rumput atau tanah, air, dan udara atau awan. Kemudian, ketika ketiga puzzle berukuran besar diletakkan maka diikuti dengan puzzle gambar hewan. Puzzle gambar hewan tersebut disusun berdasarkan dengan habitat hewan. Jika susunan puzzle benar dan sesuai dengan urutan, maka akan diperoleh susunan dari yang puzzle terbesar berurutan hingga terkecil dan dengan mencocokan gambar puzzle yang sudah urut sebagai auto-correction. Warna dari puzzle tersebut disesuaikan dengan warna aslinya atau warna gambar. 101 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 cm (a) 4,4 cm 6 cm 4,6 cm (b) Gambar 4. 5 (a) Puzzle gambar hewan dan (b) puzzle habitat hewan Kotak puzzle atau tempat untuk meletakkan puzzle berukuran 8 cm x 8 cm dengan ketebalan 0,5 cm dan memiliki tinggi 8 cm. Kotak puzzle tersebut juga memiliki tutup yang berfungsi untuk menutupi puzzle agar tidak mudah rusak dan kotor. Ukuran tutup puzzle tersebut berukuran 8 cm x 8 cm dengan memiliki pegangan tutup berbentuk bulat di atas tutup. 8 cm 8 cm 8 cm 8 cm 8 cm 0,5cm Gambar 4. 6 Kotak Penyimpanan Puzzle 102 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Komponen yang keempat yaitu kartu soal berserta kotak kartu soal. Kartu soal ini memiliki 4 komponen yaitu kartu gambar hewan, kartu nama habitat hewan, kartu nama hewan, dan kartu pengendali kesalahan (auto-correction). Semua kartu tersebut memiliki garis tepi dengan warna yang berbeda-beda. Untuk garis tepi gambar hewan berwarna biru, garis tepi kartu nama habitat hewan berwarna merah, garis tepi kartu nama hewan berwarna kuning, dan garis tepi kartu pengendali kesalahan (auto-correction) berwarna hijau. Ukuran kartu gambar hewan yaitu 8 cm x 5,5 cm, kartu nama habitat hewan berukuran 8 cm x 2,5 cm, ukuran kartu nama hewan 8 cm x 2,5 cm, dan ukuran kartu pengendali kesalahan yaitu berukuran 8 cm x 10 cm. 8cm m 8cm m 2,5cm m 8cm m 10cm 5,5cm m 2,5cm 8cm m Gambar 4. 7 Kartu Soal Kotak kartu soal, bergabung dengan kotak tempat hewan yang berbentuk laci. Di dalam laci terdapat sekat-sekat dimana untuk membedakan tempat replika hewan dan tempat kartu soal. Untuk ukuran tempat kartu soal yaitu 12 cm x 10 cm dengan tinggi kotak 8 cm. Dalam kotak kartu soal terdapat tiga sekat dengan jarak sekat yaitu 3 cm. 103 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran Album media pembelajaran merupakan buku panduann dalam penggunaan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Album media pembelajaran dibuat untuk para pembimbing/direktris (istilah dalam pembelajaran Montessori). Album yang dibuat peneliti berisi langkah-langkah penggunaan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Dalam setiap langkah pembelajaran, peneliti melengkapinya dengan gambar yang bertujuan untuk memudahkan para direktis dalam memahami langkah pembelajaran. 4.1.2.3 Instrumen Validasi Produk dan Tes Sebagai persispan dalam melakukan pengujian media pembelajaran, dibutuhkan suatu instrumen. Instrumen tersebut adalah tes untuk uji coba lapangan terbatas dan kuesioner validasi produk. Berikut adalah paparan masingmasing. 4.1.2.3.1 Tes Instrumen tes digunakan untuk mengukur keberhasilan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya dalam uji coba lapangan terbatas. Instrumen tes dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang terdapat pada tabel 3.8 halaman 61. Sebelum digunakan instrumen diuji validasinya terlebih dahulu oleh ahli. Selain itu, instrumen tes yang dibuat juga diujikan secara empiris dan diujikan keterbacaannya. Instrumen tes yang dibuat diuji validasinya oleh ahli. Ahli yang melakukan validasi adalah guru SD setara. Uji validasi yang dilakukan adalah uji validasi isi dan validasi konstruk. Aspek yang dinilai pada uji validasi isi dapat 104 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dilihat pada tabel 3.9 halaman 63. Hasil uji validasi isi oleh ahli disajikan pada table 4.20. Tabel 4.20 Hasil Uji Validasi Isi oleh Ahli Ahli Guru 1 4 2 3 No. Item 3 4 4 4 5 4 6 4 Total Rerata 38 3,8 Berdasarkan hasil vaslidasi isi instrumen tes oleh ahli pada table 4.20, didapat rerata skor 3,8. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 70, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan lembar hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 3.1 halaman 214. Selain validasi isi, ahli juga melakukan validasi konstruk. Validasi konstruk dilakukan untuk mengetahui konstruksi soal yang dibuat berkaitan dengan kesesuaian penulisan soal. Berikut adalah paparan hasil validasi konstruk oleh ahli yang tersaji pada table 4.21. Tabel 4.21 Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes No. Item Total Rerata 58 3,86 Ahli Guru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 Berdasarkan hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahl pada table 4.21, didapatkan rerata skor sebesar 3,86. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 70, soal yang termasuk dalam kategori baik yaitu soal nomor 2 dan 9, sedangkan sisanya termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 3.2 halaman 216. 105 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Para ahli juga memberikan pendapat berupa komentar terhadap instrumen tes. Komentar tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perbaikan instrumen. Komentar ahli dan keputusan perbaikan peneliti dapat dilihat pada tabel 4.22. Tabel 4.22 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli No. Item Sebelum Perbaikan Komentar Ahli Sesudah Perbaikan 3 Burung elang adalah hewan yang hidup di…. Lebih diberi sedikit keterangan, tambahkan kata-kata “salah satu” setelah “adalah” Burung elang adalah salah satu hewan yang hidup di…. 5 Lumba-lumba hidup di…. Perbaiki bahasa dan kalimatnya Lumba-lumba dari kecil hingga dewasa hidup di…. Setelah instrumen divalidasi oleh ahli, selanjutnya instrumen diujikan secara impiris kepada 26 siswa kelas II B SD Negeri Dayuharjo. Pemilihan kelas tersebut karena SD Negeri Dayuharjo memiliki kelas yang paralel dan masuk dalam satu kecamatan. Peneliti melakukan uji coba pada tanggal 2 Desember 2016. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.10 halaman 63 yang kemudian dikembangkan menjadi 10 butir soal. Setiap siswa mengerjakan 10 butir soal jawaban singkat dengan materi pengelompokan hewan menurut habitatnya yang dikembangkan dari kisi-kisi instrumen tes. Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji empiris dapat dilihat pada lampiran 3.3 halaman 219. Uji empiris dilakukan untuk mengetahui validasi dan reliabilitas instrumen pretest dan posttest sebelum digunakan. Perhitungan validasi dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS (Statistic Package for Social 106 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Studies) 20 for Windows. Validasi dianalisis menggunakan rumus korelasi Product-Moment dari Pearson. Output SPSS untuk menghitung validasi instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 3.4 halaman 221. Dalam perhitungan, item yang valid adalah item yang memiliki harga sig.(2-tailed) lebih kecil dari 0,05 (Widoyoko, 2009: 137). Tabel 4.23 adalah hasil perhitungan validasi dengan SPSS. Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Tes dengan SPSS 20 for Windows No.Item Sig (2-tailed) Keputusan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,000 0,000 0,008 0,000 0,011 0,001 0,046 0,000 0,000 0,002 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Berdasarkan hasil dari tabel 4.23, didapatkan 10 soal yang valid. Kesepuluh soal yang valid kemudian diuji reliabilitasnya. Penguji reliabilitas instrumen juga menggunakan aplikasi SPSS 20 dengan menghitung nilai koefisien Alpha. Berikut adalah hasil perhitungan nilai koefisien Alpha dengan SPSS 20 yang disajikan pada tabel 4.24. Tabel 4.24 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS 20 for Windows Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .722 11 107 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan hasil tabel 4.24, diperoleh hasil perhitungan koefisien Alpha sebesar 0,72. Menurut Kaplan (Widoyoko, 2015: 165) suatu instrumen dikatakan reliable apabila memiliki nilai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7. Dengan demikian, instrumen tes tersebut dapat dikatan reliable dan dapat digunakan. Soal tes yang telah valid dan reliable tersebut digunakan sebagai pretest dan posttest. Peneliti mengambil 10 soal valid dan reliable yang digunakan sebagai pretest dan posttest. Berikut adalah kisi-kisi instrumen pretest dan posttest yang disajikan pada tabel 4.25. Tabel 4.25 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest Kompetensi Dasar No. Item Pretest dan Posttest Indikator 1.3 Mengidentifikasi berbagai tempat hidup makhluk hidup (air, tanah dan tempat lainnya) 1. 3. 1 Mengetahui pengelompokan hewan menurut tempat tinggalnya. 1, 2, 5, 6, 7, 9, 1. 3. 2 Mengetahui ciri hewan yang berkehidupan di air, darat, dan udara. 3, 4, 8, Setelah divalidasi oleh para ahli, instrumen tes juga perlu diuji keterbacaannya sebelum digunakan saat uji coba terbatas. Hal tersebut dilakukan oleh untuk mengetahui apakah siswa paham akan pertanyaan yang ada pada soal. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima orang siswa kelas A SD Negeri Dayuharjo sebagai SD setara pada tanggal 23 November 2016. Berikut adalah hasil uji keterbacaan yang disajikan pda tabel 4.26. Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes Siswa 1 2 3 4 5 1 4 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 5 4 3 4 3 4 6 3 4 4 4 3 No. Item 7 8 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 Rerata 9 4 3 4 4 4 10 3 3 3 4 3 11 4 4 4 4 3 12 4 4 4 3 4 13 3 4 4 4 4 14 4 4 4 3 4 15 4 4 4 4 4 Total Rerata 55 54 55 54 54 54,4 3,66 3,6 3,66 3,6 3,6 3,62 108 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner oleh siswa SD setara, didapat rerata skor sebesar 3,62. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 pada halaman 70, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan layak untuk digunakan tanpa perbaikan. Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 3.5 pada halaman 222. 4.1.2.3.2 Kuesioner Validasi Produk Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti selanjutnya yaitu kuesioner. Kuesioner yang digunakan, sebelumnya divalidai terlebih dahulu untuk mengetahui kelayakan produk media pembelajaran. Validasi dilakukan oleh ahli, guru, dan siswa. Kuesioner validasi produk dikembangkan berdasarkan kelima ciri media pembelajaran Montessori dalam kisi-kisi kuesioner validasi produk yang tersaji pada tabel 3.7 halaman 60. Kisi-kisi dikembangkan menjadi 11 pertanyaan. Instrumen kuesioner validasi produk untuk ahli dan siswa memiliki isi yang sama. Meskipun demikian, dalam penggunaan bahasa dan urutan pertanyaan berbeda dengan yang instrumen kuesioner produk untuk siswa. Sebelum digunakan, kuesioner validasi produk diuji validitasikan terlebih dahulu agar instrumen tersebut layak digunakan. Validasi kuesioner dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA dan ahli Montessori. Ahli pembelajaran IPA dijadikan ahli 1 dan ahli Montessori dijadikan ahli 2. Berikut adalah hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.27. Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli Ahli Ahli 1 Ahli 2 1 4 4 2 4 4 3 4 4 No. Item 4 5 6 7 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Rerata 9 4 4 10 3 3 11 3 3 Total Rerata 42 42 42 3,82 3,82 3,82 109 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan hasil validasi kuesioner pada tabel 4.27, didapat rerata skor sebesar 3,82. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 pada halaman 70, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dapat dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 4.1 halaman 227. Selain itu, kuesioner validasi produk juga digunakan sebagai kuesioner tanggapan guru mengenai media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Selain validasi pada kuesioner validasi produk oleh ahli, validasi instrumen juga perlu dilakukan oleh ahli pada kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa. Ahli yang memvalidasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori, dan guru SD. Ahli pembelajaran IPA dijadikan ahli 1, ahli Montessori dijadikan ahli 2, dan guru SD dijadikan ahli 3. Hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dituangkan dalam tabel 4.28. Tabel 4.28 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengeni Produk oleh Siswa Ahli Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3 1 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 No. Item 5 6 7 4 4 4 4 4 4 4 3 3 Rerata 8 3 3 4 9 4 3 3 10 4 4 4 11 4 4 3 Total Rerata 43 42 38 41,3 3,91 3,82 3,4 3,71 Berdasarkan hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dalam tabel 4.28, didapatkan rerata skor sebesar 3,71. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 pada halaman 70, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, insttrumen dapat dinyatakan valid dan layak untuk 110 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI digunakan. Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 4.2 halaman 233. Kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa juga diberikan pasa siswa SD setara untuk diuji keterbacaannya. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada kalimat pernyataan yang diberikan pada kuesioner. Uji keterbacaan dilakukan kapada lima siswa kelas II A SD Negeri Dayuharjo sebagai SD setara. Uji keterbacaan dilakukan pada tanggal 25 November 2016. Berikut adalah hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa pada tabel 4.29. Tabel 4.29 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa Ahli 1 2 3 4 5 1 4 4 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 No. Item 5 6 7 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 Rerata 8 3 4 3 4 3 9 3 4 4 3 3 10 4 4 4 4 4 11 4 4 3 4 3 Total Rerata 40 42 38 39 38 39,4 3,6 3,82 3,4 3,5 3,4 3,54 Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk siswa pada tabel 4.29, didapat hasil rerata skor 3,54. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 70, maka dapat dikatakan skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen tersebut dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 4.3 halaman 242. Dalam tahap ini, peneliti telah memperoleh desain media pembelajaran dan desai album media pembelajaran. Selain itu, peneliti juga telah membuat 111 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI instrumen kuesioner untuk validasi produk dan tes yang digunakan dalam uji coba lapangan terbatas. Dengan demikian, peneliti sudah dapat melanjutkan pada tahap yang ketiga. 4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk Tahap ketiga dalam penelitian dan pengembangan adalah pengembangan bentuk awal produk. Peneliti melakukan pengembangan bentuk awal produk dengan melakukan pengumpulan bahan, pembuatan media pembelajaran, dan pembuatan album media pembelajaran. 4.1.3.1 Pengumpulan Bahan Bahan yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya yaitu dengan menggunakan bahan kayu pinus, triplek atau teakwood, kertas, plastik, magnet, dan lembaran besi atau seng. Bahan kayu tersebut digunakan untuk membuat papan habitat hewan, kotak laci untuk tempat penyimpanan replika hewan, dan kotak tempat penyimpanan puzzle dan alas puzzle. Kertas sebagai bahan pembuatan gambar habitat hewan, puzzle, dan kartu soal. Sedangkan untuk plastik yaitu sebagai bahan dasar pembuatan replika hewan. Dalam pembuatan dengan bahan kayu, peneliti menggunakan jenis bahan kayu pinus. Kayu pinus menjadi pilihan peneliti karena warnanya yang cerah, anti rayap, kuat, dan ringan untuk dibawa. Jenis kayu selanjutnya yaitu jenis kayu triplek atau teakwood. Kayu ini dimanfaatkan untuk alas gambar, bahan baku pembuatan kotak puzzle, dan sekat-sekat kartu soal. Peneliti memilih bahan tersebut karena kayu triplek memiliki tekstur ringan dan sudah berbentuk lembaran, sehingga mudah untuk dipotong-potong. 112 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bahan lainnya dalam pembuatan media yaitu kertas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu jenis kertas yaitu Ivory 260. Kertas Ivory 260 digunakan sebagai bahan pembuatan gambar habitat hewan, gambar pada puzzle, dan kartu soal. Peneliti memilih bahan tersebut karena memiliki tingkat ketebalan yang tinggi, sehingga ketika digunakan tidak mudah rusak. Bahan selanjutnya yaitu plastik. Bahan plastik ini digunakan sebagai bahan baku dari replika hewan. Peneliti memilih replika hewan dengan bahan baku plastik karena plastik memiliki tekstur yang kuat, tidak mudah patah, dan tahan lama. Replika hewan dengan bahan baku plastik ini dapat didapatkan dengan mudah di toko-toko mainan anak. Bahan baku magnet dipilih peneliti yaitu sebagai pelekat replika hewan dengan seng yang ditutupi gambar habitat hewan. Peneliti menggunakan magnet yang berukuran kecil tetapi tingkat kerekatannya cukup kuat, sehingga ketika replika hewan didekatkan dengan gambar habitat hewan akan langsung menempel dengan cukup kuat. Magnet tersebut dapat dengan mudah didapat di toko-toko mainan. Bahan selanjutnya yaitu bahan lembaran besi atau seng. Seng ini digunakan peneliti sebagai pendukung pembuatan media pembelajaran. Peneliti menggunakan seng sebagai alat pelekat magnet dalam replika hewan. Seng ini digunakan di bawah gambar habitat hewan. Ketika replika hewan dimainkan dan diletakan di gambar habitat hewan, maka replika akan menempel dan tidak mudah bergeser. 113 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4.1.3.2 Pembuatan Media Pembelajaran Dalam pembuatan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya, peneliti bekerjasama dengan tukang kayu yang sudah ahli dalam pembuatan media pembelajaran yang lain. Hal tersebut dikarenakan tempat pembuatan media memiliki peralatan yang lengkap sehingga dapat mendukung pembuatan media pembelajaran yang baik. Tukang kayu yang bekerjasama dakam pembuatan media berlokasi di Gedongkiwo, Yogyakarta. Pembuatan media dilakukan selama dua bulan. Peneliti memberikan desain kasar berupa ukuran dan model media kepada tukang kayu, kemudian tukang kayu membuat media sesuai dengan desain yang telah dibuat oleh peneliti. Berikut adalah gambar 4.8 habitat hewan yang dikembangkan oleh peneliti. Gambar 4.8 Papan Habitat Hewan Langkah pembuatan papan habitat hewan ini diawali dengan pembuatan kotak oleh tukang kayu. Tukang kayu memilih bahan baku kayu pinus dan teakwood, memotong, dan membentuknya sesuai dengan desain yang telah dibuat, dengan ukuran 50 cm x 36 cm. Setelah itu, peneliti membuat desain gambar habitat hewan dengan mengggunakan aplikasi Corel Draw X7. Setelah gambar 114 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI selesai dibuat, peneliti mencetaknya dengan menggunakan kertas Ivory 260 yang memiliki tekstur yang tebal dan kuat. Cara memasang gambar habitat hewan tersebut, hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan lembaran besi atau seng yang sudah dipotong dengan ukuran 50 cm x 36 cm. Pada permukaan seng tersebut sebelumnya diberi lem terlebih dahulu agar dapat menempel pada permukaan kotak habitat hewan. Setelah seng sudah ditempelkan, maka tahap selanjutnya yaitu menempel gambar habitat hewan yang sudah diberi lem terlebih dahulu. Urutan menempelnya yaitu lembaran seng terlebih dahulu kemudian gambar habitat hewan sesuai dengan desain yang telah dibuat. Proses selanjutnya adalah membuat laci untuk tempat atau wadah replika hewan. Pada salah satu sisi kotak habitat hewan dibuat lubang berbentuk kotak dengan ukuran 8 cm x 12 cm. Setelah kotak habitat hewan sudah berlubang maka langkah selanjutnya yaitu membuat tempat atau wadah replika hewan yang dilakukan oleh tukang kayu. Gambar 4.9 dan gambar 4.10 berikut adalah gambar kotak penyimpanan replika hewan. Gambar 4.9 Kotak Penyimpanan Replika Hewan 115 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 4.10 Kotak Penyimpanan Replika Hewan Kotak penyimpanan replika hewan menggunakan bahan baku dari teakwood. Kotak ini berukuran 8 cm x 12 cm dengan panjang 32,5 cm dan pada bagian muka kotak terdapat pegangan untuk mempermudah ketika menarik kotak. Tahap pembuatan kotak penyimpanan yaitu dengan memilih bahan baku, memotong, dan membentuknya seperti desain yang telah dibuat. Selanjutnya, tuka kayu melakukan finishing pada kotak penyimpanan. Komponen kotak penyimpanan yang selanjutnya yaitu kotak penyimpanan puzzle. Kotak puzzle terbuat dari kombinasi teakwood. Tahap yang dilakukan dalam pembutan kotak puzzle yaitu dengan memilih kayu, memotong, dan membentuknya sesuai dengan desain yang telah dibuat. Tukang kayu membuat kotak puzzle dengan ukuran 8 cm x 8 cm atau berbentuk kubus dengan ketebalan 0,5 cm. Selain kotak penyimpanan puzzle, terdapat juga tutup sebagai penutup kotak puzzle. Penutup kotak ini terbuat dari bahan baku kayu pinus. Tahap yang dilakukan dalam pembuatan tutup yaitu dengan memilih bahan, memotong, dan membentuknya sesuai dengan desain yang sudah dibuat. Tutup kotak berukuran 8 cm x 8 cm sama seperti kotaknya. Tukang kayu juga menambahkan pegangan 116 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tutup berbentuk lingkaran agar mudah untuk dibuka. Setelah kotak puzzle dan tutupnya selesai dibuat, maka tukang kayu tinggal melakukan finishing. Gambar 4.11 dan 4.12 adalah gambar kotak puzzle dan penutupnya. Gambar 4.11 Kotak Puzzle Gambar 4.12 Penutup Kotak Puzzle Komponen puzzle merupakan kombinasi komponen puzzle dengan kotak puzzle. Kotak puzzle dibuat dengan menggunakan bahan teakwood. Langkah pembuatannya yaitu dengan memilih bahan kayu, pembuatan desain, pencetakan, dan pemotongan. Gambar puzzle dibuat dengan kertas Ivory 260 karena memiliki ketebalan yang tinggi. Gambar puzzle dipotong sesuai dengan ukuran desain yang sudah dibuat. Setelah dipotong, gambar ditempel pada potongan teakwood dengan menggunakan lem kayu. Ukuran puzzle berawal dari ukuran 6 cm x 6 cm, menjadi mengecil hingga berukuran 4,6 cm x 4,4 cm dengan ketebalan 2 mm. Ukuran puzzle yang semakin mengecil tersebut dimaksudkan agar puzzle memenuhi ciri 117 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI media Montessori bergradasi. Selain itu, pada puzzle terdapat potongan berbentuk segitiga dengan ukuran 7 mm. Potongan tersebut bertujuan untuk mengkaitkan puzzle terbesar dengan puzzle-puzzle yang lain hingga terkecil. Puzzle tersebut terdapat gambar berbagai macam hewan yang hidup di air, darat, dan di udara. Puzzle dengan ukuran terbesar berisi gambar habitat hewan, seperti gambar rumput atau tanah, air, dan udara atau awan. Kemudian, ketika ketiga puzzle berukuran besar diletakkan maka diikuti dengan puzzle gambar hewan. Puzzle gambar hewan tersebut disusun berdasarkan dengan habitat hewan. Jika susunan puzzle benar dan sesuai dengan urutan, maka akan diperoleh susunan dari yang puzzle terbesar berurutan hingga terkecil. Warna dari puzzle tersebut disesuaikan dengan warna aslinya atau warna gambar. Gambar 4.13 adalah gambar puzzle pengelompokan hewan menurut habitatnya. Gambar 4.13 Puzzle Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya Selanjutnya, peneliti membuat kartu soal. Kartu soal dibuat dengan menggunakan kertas Ivory 260. Langkah pembuatannya yaitu dengan membuat 118 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI desain terlebih dahulu. Peneliti membuat desain dengan menggunakan aplikasi Corel Draw X7. Langkah pembuatan selanjutnya yaitu proses pencetakan dengan menggunakan kertas Ivory 260 dan yang terakhir proses pemotongan. Kartu soal ini memiliki 4 komponen yaitu kartu gambar hewan, kartu nama habitat hewan, kartu nama hewan, dan kartu pengendali kesalahan (auto-correction). Semua kartu tersebut memiliki garis tepi dengan warna yang berbeda-beda. Garis tepi gambar hewan berwarna biru, garis tepi kartu nama habitat hewan berwarna merah, garis tepi kartu nama hewan berwarna kuning, dan garis tepi kartu pengendali kesalahan (auto-correction) berwarna hijau. Ukuran kartu gambar hewan yaitu 8 cm x 5,5 cm, kartu nama habitat hewan berukuran 8 cm x 2,5 cm, ukuran kartu nama hewan 8 cm x 2,5 cm, dan ukuran kartu pengendali kesalahan yaitu berukuran 8 cm x 10 cm. Kotak kartu soal, bergabung dengan kotak tempat hewan yang berbentuk laci. Di dalam laci terdapat sekat-sekat dimana untuk membedakan tempat replika hewan dan tempat kartu soal. Untuk ukuran tempat kartu soal yaitu 12 cm x 10 cm dengan tinggi kotak 8 cm. Dalam kotak kartu soal terdapat tiga sekat dengan jarak sekat yaitu 3 cm. Gambar 4.14 adalah gambar kartu soal. Gambar 4.14 Gambar Kartu Soal 119 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4.1.3.3 Pembuatan Album Media Pembelajaran Langkah pembuatan album media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya yaitu dengan merumuskan langkah-langkah kagiatan pembelajaran dengan media pembelajaran. Kemudia peneliti mengambil gambar dari setiap langkah penggunaan media pembelajaran. Peneliti juga menambahkan insformasi-informasi mengenai media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Dalam pembuatan album peneliti menggunakan program bantuan computer Microsoft Word 2013. Setelah soft file album media pembelajaran selesai, peneliti mencetak album media pembelajaran tersebut. 4.1.4 Validasi Produk Tahap keempat dalam penelitian adalah validasi produk. Validasi produk dilakukan untuk menilai kelayakan produk yang telah dikembangkan sebelum dugunakan pada uji coba lapangan terbatas. Instrumen yang digunakan dalam validasi adalah kuesioner validasi produk yang sudah disusun pada tahap penyusunan rencana. 4.1.4.1 Validasi Produk Media Pembelajaran Validasi media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya dilakukan oleh ahli. Ahli yang digunakan yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori, dan guru SD penelitian. Berikut adalah tabel 4.30 adalah hasil validasi media pembelajaran dari para ahli. Tabel 4.30 Hasil Validasi Produk Media Pembalajaran oleh Ahli Ahli Montessori IPA Guru 1 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 No. Item 4 5 6 7 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 Rerata 8 4 3 4 9 4 4 4 10 4 4 4 11 4 4 3 Total Rerata 42 41 40 41 3,81 3,72 3,6 3,71 120 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan hasil validasi produk oleh ahli dalam tabel 4.30, didapat rerata skor sebesar 3,71. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 pada halaman 70, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Lembar validasi produk media pembelajaran oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 4.4 halaman 245. Selain memberikan penilaian, para ahli juga memberikan pendapat berupa komentar terhadap media pembelajaran yang sudah dikembangkan. Komentar tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan peneliti dalam melakukan perbaikan media pembelajaran. Rekapitulasi komentar validasi produk media pembelajaran oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.31. Tabel 4.31 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Media Pembelajaran Ahli Komentar Tanggapan Montessori IPA Sangat baik Perlu ditambahkan suatu gambar agar siswa dapat terbantu dalam mencocokan puzzle dan letak replika hewan 3 dimensi. Peneliti menambahkan gambar untuk mencocokan puzzle dan letak replika hewan 3 dimensi. Guru - - Berdasarkan komentar para ahli dalam tabel 4.32, peneliti memutuskan tidak melakukan perbaikan pada media pembelajaran tetapi hanya menambah gambar yang dapat diguankan oleh siswa dalam mencocokan puzzle dan replika hewan 3 dimensi. 4.1.4.2 Validasi Produk Album Media Pembelajaran Selain validasi produk, validasi juga dilakukan pada produk album penggunaan media pembelajaran yang telah dibuat. Validasi produk album media pembelajaran dilakukan oleh ahli Montessori dan ahli pembelajaran IPA. Berikut adalah tabel 4.32 hasil validasi produk album penggunaan media pembelajaran oleh ahli. 121 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.32 Hasil Validasi Produk Album Pengguaan Media Pembelajaran oleh Ahli Ahli Montessori IPA 1 4 4 2 4 4 No. Item 3 4 5 6 7 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 Rerata 8 4 3 9 4 4 10 4 4 Total Rerata 39 38 38,2 3,9 3,8 3,82 Berdasarkan hasil validasi produk album oleh ahli dalam tabel 4.32, didapat rerata skor sebesar 3,82. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 pada halaman 70, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Lembar hasil validasi produk album media pembelajaran oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 4.5 halaman 254. Oleh sebab itu, album media pembelajaran dapat dikatakan layak digunakan untuk uji coba lapangan terbatas. Dalam tahap ini, media pembelajaran dan album media pembelajaran telah divalidasi dengan kategori penilaian sangat baik. Dengan demikian, media pembelajaran siap untuk diujikan secara terbatas. 4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas Uji coba lapangan terbatas dilakukan kepada sepuluh orang siswa kelas II B SD Negeri Dayuharjo. Kesepuluh siswa tersebut dipilih secara acak berdasarkan saran guru, tetapi dengan lima orang siswa laki-laki dan lima orang siswa perempuan. Uji coba lapangan dilaksanakan pada tanggal 2 Desember pukul 10.34 WIB. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya, peneliti melakukan pretest kepada sepuluh siswa terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Penggunaan media pembelajaran digunakan satu per satu secara bergantian untuk siswa. Setelah kegiatan pembelajaran dengan 122 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menggunakan media selesai, selanjutnya peneliti melakukan posttest pada akhir kegiatan pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara berkelompok dengan menggunakan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. 4.1.5.1 Data dan Analisis Tes Data yang dianalisis pada tes merupakan data nilai yang diperoleh dari siswa ketika melakukan pretest dan posttest. Tujuan dari pretest dan posttest dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori. Soal tes yang digunakan adalah 10 butir soal tipe uraian terbatas tipe melengkapi yang sebelumnya sudah diuji validitas dan reliabilitasnya, sehingga layak untuk digunakan dalam pengambilan data. Hasil dari pretest dapat dilihat pada lampiran 3.6 halaman 225, sedangkan hasil posttest dapat dilihat pada lampiran 3.7 halaman 226. Berdasarkan pretest dan posttest diperoleh, nilai siswa yang disajikan dalam tabel 4.33 berikut. Tabel 4.33 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa No Nama 1 Nilai Pretest Posttest Siswa 1 50 80 2 Siswa 2 70 100 3 Siswa 3 70 90 4 Siswa 4 60 100 5 Ssiwa 5 40 70 6 Siswa 6 40 80 7 Siswa 7 30 70 8 Siswa 8 50 90 9 Siswa 9 20 70 10 Siswa 10 Rerata 60 49 80 83 123 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan hasil tabel 4.33, siswa 1 memperoleh nilai 50 pada saat pretest, sedangkan saat posttest memperoleh nilai 80. Siswa 2 memperoleh nilai 70 pada saat pretest, sedangkan saat posttest mendapat nilai 100. Siswa 3 memperoleh nilai 70 pada saat pretest, sedangkan saat posttest mendapat nilai 90. Siswa 4 memperoleh nilai 60 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, mendapat nilai 100. Siswa 5 memperolah nilai 40 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, mendapat nilai 70. Siswa 6 memperoleh nilai 40 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, mendapat nilai 80. Siswa 7 memperoleh nilai 30 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, mendapat nilai 70. Siswa 8 memperoleh nilai 50 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, mendapat nilai 90. Siswa 9 memperoleh nilai 20 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, mendapat nilai 70. Siswa 10 memperoleh nilai 60 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, mendapat nilai 80. Nilai yang diperoleh siswa ketika melakukan pretest dan posttest menunjukkan adanya perbedaan. Perbedaan nilai pretest dan nilai posttest pada masing-masing Jumlah Nilai siswa disajikan pada grafik 4.1. 120 100 80 60 40 20 0 100 80 50 70 90 70 100 60 70 40 80 40 90 70 70 50 30 20 80 60 Pretest Posttest Nilai Pretest dan Posttest Siswa Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada Masing-masing Siswa 124 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Selain perbedaan nilai yang diperoleh oleh siswa, terdapat pula perbedan pada rerata nilai yang diperoleh siswa saat pretest dan posttest. Berikut adalah perbedaan rerata nilai pretest dan posttest yang disajikan pada grafik 4.2. 90 83 Rerata Pretest dan Posttest 80 70 60 50 49 Pretest 40 Posttest 30 20 10 0 Pretest Posttest Grafik 4.2 Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Posttest Berdasarkan grafik 4.2, rerata nilai yang diperoleh siswa pada tes pretest adalah 49, sedangkan saat posttest, didapat rerata dengan nilai 83, sehingga terjadi peningkatan nilai sebesar 34, terlihat dari peningkatan nilai posttest setelah penggunaan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya dapat membantu siswa dalam belajar. 4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran Penilaian validasi produk pada uji coba lapangan terbatas dilakukan oleh 10 orang siswa kelas II B SD Negeri Dayuharjo dengan sejumlah lima siswa lakilaki dan lima siswa perempuan. Validasi dilakukan sesudah pelaksanaan 125 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran menggunakan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Validasi dilakukan pada tanggal 2 Desember 2016. Berikut adalah hasil tanggapan validasi produk yang dilakukan oleh siswa pada uji coba lapangan terbatas yang tersaji pada tabel 4.34. Tabel 4.34 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa Ahli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 No. Item 4 5 6 7 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 Rerata 8 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 9 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 10 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 11 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 Total Rerata 40 39 40 40 41 40 41 41 41 41 40,4 3,64 3,55 3,64 3,64 3,73 3,64 3,73 3,73 3,73 3,73 3,67 Berdasarkan hasil tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh guru pada tabel 4.34, didapat rerata skor sebesar 3,67. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 pada halaman 70, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Lembar hasil tanggapan mengeni produk media pembelajaran oleh guru dapat dilihat dalam lampiran 4.6 pada halaman 258. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya Berbasis Metode Montessori Prosedur pengembangan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori dimodifikasi ke dalam lima tahap, yaitu potensi dan masalah, perencana, pengembangan bentuk awal produk, 126 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian dan pengembangan yaitu tahap potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah, sedangkan masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi (Sugiyono, 2015: 409). Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara, diperoleh bahwa ketersediaan media pembelajaran masih terbatas. Hal tersebut didukung dengan pendapat dari hasil wawancara dengan guru, bahwa guru masih merasa kesulitan dalam penggunaan media pembelajaran. Salah satu dampak dari kondisi tersebut adalah bahwa siswa mengalami kesulitan pada mata pelajaran IPA di kelas II SD Negeri Dayuharjo. Hasil dari identifikasi masalah digunakan oleh peneliti sebagai bahan untuk membuat kuesioner analisis kebutuhan. Berdasarkan kuesioner analisis kebutuhan guru, diketahui sebanyak dua guru atau 100% guru menyetujui bahwa penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahai konsep IPA. Hal ini juga didukung oleh pendapat siswa bahwa sebanyak dua puluh enam siswa atau 100% siswa setuju penggunaan media pembelajaran IPA dapat membantu siswa untuk lebih paham dalam memahami materi IPA. Hal ini dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori. Tahap selanjutnya yaitu tahap perencanaan. Tahap ini, peneliti mengembangkan desain media pembelajaran, desain album media pembelajaran, penyusunan instrumen tes dan validasi produk. Menurut Borg dan Gall dalam Sanjaya (2013: 133) perencanaan meliputi menentukan keterampilan yang akan 127 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dikembangkan melalui perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian yang hendak dicapai dari yang dihasilkan. Selain itu, perencanaan juga meliputi perkiraan biaya, tenaga kerja, dan waktu untuk menyelesaikan penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan. Dalam mengembangkan desain, peneliti mengembangkan desain pengelompokan hewan menurut habitatnya. Media pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti terdiri dari lima komponen. Komponen tersebut terdiri dari kotak habitat hewan, kotak laci penyimpanan replika hewan dan kartu, replika hewan 3 dimensi, kartu, dan kotak puzzle. Selain itu, peneliti juga menambahkan album media pembelajaran sebagai langkahlangkah penggunaan media pembalajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya dan gambar pada masing-masing langkah. Instrumen tes digunakan oleh peneliti sebagai pretest dan posttest yang dibuat dalam bentuk soal uraian terbatas tipe melengkapi. Instrumen tes tersebut sebelumnya harus sudah divalidasi terlebih dahulu oleh guru SD setara. Intrumen tes yang sudah direvisi selanjutnya diujikan kepada siswa kelas II SD setara secara empiris. Hasil uji empiris diolah oleh peneliti menggunakan aplikasi. Statistic Package for Social Student 20 (SPSS 20) for Windows untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tes. Setelah instrumen tes dinyatakan valid, peneliti menggunakan 10 soal valid sebagai soal pretest dan soal posttest. Kemudian peneliti melakukan uji keterbacaan kepada siswa SD setara. Setelah itu, peneliti membuat kuesioner validasi produk dan kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran untuk siswa. Kuesioner tanggapan sebelumnya harus sudah divalidasi terlebih dahulu oleh ahli dan dilakukan uji keterbacaan kepada siswa SD setara. 128 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tahap ketiga ini adalah tahap pengembangan awal produk. Menurut Borg dan Gall dalam Sanjaya (2013: 133) pengembangan bentuk awal produk, merupakan pengembangan lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan serangkaian pengujian dan perbaikan berdasarkan saran dari beberapa ahli. Apabila yang dikembangkan merupakan perangkat pembelajaran, maka pada langkah ini juga sudah dikembangkan bahan pelajaran, buku pegangan, dan alat evaluasinya. Media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya dikembangkan berdasarkan ciri-ciri yang terdapat pada media pembelajaran berbasis metode Montessori, yiatu menarik, bergradasi, auto-correction, autoeducation, dan peneliti menambahkan kontekstual. Kelima ciri media pembelajaran dapat dilihat dengan mengamati bentuk atau tampilan media pembelajaran maupun saat menggunakan media pembelajaran pada uji coba lapangan terbatas. Ciri menarik dapat dilihat dari segi bentuk replika hewan yang berbentuk 3 dimensi, warna yang cerah, berat yang ringan dan cara penggunaan media pembelajaran yang menarik. Ciri bergradasi dapat dilihat dari warna habitat hewan, warna puzzle, warna kartu, dan ukuran puzzle yang semakin mengecil. Selain itu media pembelajaran ini dapat digunakan untuk anak pada usia yang lebih dewasa. Warna habitat hewan disesuaikan dengan warna keadaan aslinya, seperti air yang berwarna biru, daratan yang berwarna hijau dan coklat, dan warna langit yang biru. Warna puzzle disesuaikan dengan warna asli gambar, warna kartu yang memiliki garis tepi dengan warna yang berbeda-beda. Ukuran puzzle yang dari ukurang besar, jika di susun maka akan semakin mengecil. Penggunaan media dapat digunakan untuk anak usia yang lebih dewasa. 129 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ciri auto-correction ditunjukkan pada saat penyusunan replika di papan habitat hewan. Setelah selesai menyusun replika hewan, untuk mengetahui benar atau salah dalam mengelompokkannya maka perlu mencocokkan gambar control of error berupa gambar habitat hewan berserta replika hewan yang sudah disusun. Selanjutnya auto-correction pada puzzle yang akan tersusun dengan urutan dari yang terbesar hingga terkecil. Anak dengan bermain puzzle dapat mengetahui kesalahannya sendiri dengan melihat gambar control of error. Selain itu autocorrection juga terdapat pada media kartu. Kartu yang telah disusun oleh siswa, untuk mengetahui benar atau salahnya dapat melihat kartu control of error yang berwarna hijau. Ciri auto-education dapat dilihat dari bermain papan habitat hewan,bermain puzzle, dan bermain kartu yang terdiri dari kartu gambar, kartu kata habitat hewan, kartu nama hewan, dan kartu pengendali kesalahan atau kartu control of error. Dari kartu pengendali kesalahan maka akan diketahui bahwa anak sudah benar atau masih salah dalam bermain, sehingga anak akan mengetahui kesalahannya sendiri dan akan membetulkannya sendiri tanpa ada campur tangan orang dewasa Ciri kontekstual dapat dilihat dari bahan pembuatan media pembelajaran yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar. Bahan yang digunakan adalah kayu pinus, kayu triplek atau teakwood, kertas, seng, magnet, dan plastik. Media pembelajaran ini dibuat dengan meminta bantuan tukang kayu. Oleh sebab itu, media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya memiliki-ciri-ciri yang sesuai dengan media pembelajaran berbasis metode Montessori. Peneliti menambahkan album sebagai panduan bagi direktris atau guru dalam menggunakan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. 130 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tahap keempat yaitu validasi produk. Validasi dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori, dan guru SD. Validasi produk dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru, apakah terdapat kelemahan atau kekurangan pada produk (Sugiyono, 2015: 414). Validasi produk dilakukan dengan menggunakan kuesioner validasi produk kepada ahli. Validasi yang dilakukan bertujuan untuk menilai kelayakan produk yang telah dikembangkan sebelum digunakan pada uji cob lapangan terbatas. Hasil dari validasi produk oleh ahli dibahas oleh peneliti pada subbab kualitas media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori. Para ahli juga memberikan penilaian terhadap media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Para ahli memberi penilaian sangat baik. Selain itu, para ahli juga memberikan pendapat atau komentar terhadap media pembelajaran. Berdasarkan komentar para ahli, peneliti tidak melakukan perbaikan terhadap media pembelajaran malainkan hanya menambahkan gambar yang dapat digunakan oleh siswa dalam mencocokkan letak replika hewan 3 dimensi dan susunan puzzle. Para ahli juga memvalidasi album media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya yang sudah selesai dibuat oleh peneliti. Ahli memberikan penilaian yang sangat baik pada album media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Dengan demikian, media dan album pengelompokan hewan menurut habitatnya layak untuk digunakan pada uji coba lapangan terbatas. Tahap kelima dalam penelitian dan pengembangan adalah uji coba lapangan terbatas. Uji coba lapangan terbatas dapat dilakukan dengan melakukan 131 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI uji coba dengan jumlah siswa sebanyak 6-12 subjek menggunakan produk yang sudah dikembangkan (Borg dan Gall dalam Sanjaya, 2013: 134). Peneliti melakukan uji pretest dan uji posttest kepada sepuluh siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Selanjutnya peneliti melakukan bimbingan belajar dengan menggunakan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori. Di akhir bimbingan belajar, peneliti memberikan kepada siswa soal uji posttest untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa setelah menggunakan media pembelajaran. Hasil dari uji pretest dan posttest menunjukkan perbedaan selisih nilai, dimana nilai yang diperoleh siswa ketika posttest lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest. Hasil tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya dapat membantu siswa dalam mempelajari materi IPA pengelompokan hewan menurut habitatnya. Selanjutnya peneliti memberikan kuesioner tanggapan produk kapada siswa mengenai media pembelajaran setelah uji coba lapangan terbatas. Siswa memberikan penilaian sangat baik pada produk media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Hasil penilaian pretest dan posttest dan rekapan nilai kuesioner tanggapan siswa dapat dilihat pada subbab berikut ini. 4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya Berbasis Metode Montessori Dalam subbab ini menjelaskan tentang hasil validasi produk media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori dan hasil nilai pretest dan posttest siswa pada uji coba lapangan terbatas. 132 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4.2.2.1 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya Berbasis Metode Montessori Kualitas media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori dapat dilihat dari hasil validasi produk oleh ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori, guru SD kelas II, dan sepuluh siswa kelas II. Berikut adalah hasil penilaian produk media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya oleh ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori, guru kelas II, dan sepuluh siswa kelas II pada tabel 4.35. Tabel 4.35 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya No Penilai Rerata Skor Kategori 1 2 3 4 Ahli pembelajaran IPA Ahli Montessori Guru SD kelas II Siswa kelas II Rerata 3,81 3,72 3,6 3,67 3,7 Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Berdasarkan tabel 4.35, dapat diketahui bahwa rerata skor penilaian media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya sebesar 3,7. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya memiliki kualitas sangat baik. 4.2.2.2 Hasil Nilai Pretest dan Posttest Siswa pada Uji Coba Lapangan Terbatas Kualitas media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya juga dilihat dari hasil pretest dan posttest ketika uji lapangan terbatas. Hasil pretets dan posttest digunakan peneliti sebagai data pendukung untuk mengetahui kualitas media pembelajaran pengelompokan hewan menurut Habitatnya berbasis 133 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI metode Montessori. Berikut adalah selisih hasil pretest dan posttest yang terdapat pada tabel 4.36. Tabel 4.36 Selisih Nilai Pretest dan Posttest No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Ssiwa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Rerata Nilai Pretest 50 70 70 60 40 40 30 50 20 60 49 Posttest 80 100 90 100 70 80 70 90 70 80 83 Selisih Nilai 30 30 20 40 30 40 40 40 50 20 34 Berdasarkan tabel 4.36, nilai yang diperoleh siswa ketika posttest lebih tinggi dibandingkan dengan ketika pretest. Hasil tabel tersebut didapat rerata pretest sebesar 49 sedangkan rerata posttest sebesar 83. Selisih kenaikan rerata nilai pretest dan posttest yaitu 34, atau dapat dikatakan selisih kenaikannya 69,3%. Berdasarkan hasil nilai pretest dan posttest, dapat diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori dapat membantu siswa dalam mempelajari materi pengelompokan hewan menurut habitatnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai posttest yang diperoleh siswa setelah menggunakan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. 134 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V PENUTUP Uraian pada bab lima ini berisi mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori untuk siswa kelas II adalah 1) potensi dan masalah, 2) perencana, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) validasi produk, dan 5) uji coba lapangan terbatas. Dalam tahap potensi masalah, peneliti melakukan identifikasi masalah melalui observasi, wawancara, dan analisis kebutuhan. Pada tahap perencanaan, peneliti membuat desain media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya, desain album media pembelajaran, penyusunan tes, dan kuesioner validasi produk. 5.1.2 Kualitas media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori untuk siswa kelas II adalah sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan skor rerata 3,7. Kualitas media pembelajaran dapat dilihat dari hasil validasi produk oleh ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori, guru kelas II, dan sepuluh siswa kelas II. Media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya yang dikembangkan memiliki ciri sesuai dengan ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu, menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan 135 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kontekstual. Selain itu, media pembelajaran ini juga memiliki kualitas yang dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest ketika uji coba lapangan terbatas. Fungsi pretest dan posttest sebagai data pendukung. Nilai yang diperoleh ketika posttest lebih tinggi dibandingkan dengan nilai ketika pretest. Rerata nilai ketika pretest sebesar 49 dan rerata nilai ketika posttest sebesar 83. Selisih antara nilai rerata pretest dan posttest sebesar 34 atau selisih peningkatannya 69, 3%. Dengan demikian, penggunaan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori yang membantu siswa dalam mempelajar materi IPA pengelompokan hewan menurut habitatnya. 5.2 Keterbasaan Penelitian` 5.2.1 Pemilihan konsep materi pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya yang kurang baik. 5.3 Saran Saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut. 5.3.1 Perlu dilakukan pemilihan konsep materi pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya yang baik. 136 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR REFERENSI Ali, M., & Asrori, M. (2014). Metodologi dan aplikasi riset pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arifin, Z. (2011). Penelitian pendidikan metode dan paradigma baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar isi dan standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar. Jakarta: BP. Cipta Jaya. Carin, A. A. (1993). Teaching modern science, sixth edition. New York, NY: Maaxwell Macmillan International. Crain, W. (2007). Teori perkembangan, konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Creswell, J. W. (2012). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. introduction. Boston: Pearson. (2007). Educational research: An Gutek, G. L. (2013). Metode Montessori: panduan wajib untuk guru dan orangtua didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). (A. L. Lazuardi, Penerj.) Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hainstock, E. G. (1997). The essential Montessori. USA: Penguin Books. Hardiyanti, B. T. (2016). Pengembangan alat peraga pembelajaran IPS SD materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Iskandar, S. (2001). Pendidikan ilmu pengetahuan alam. Bandung: CV. Maulana. Johnson, E. B. (2010). Contextual teaching & learning: menjadikan kegiatan belajar-mengajar mengasyikkan dan bermakna. (I. Setiawan, Penerj.) Bandung. Kaifa. Lillard, A. S. (2005). Montessori: the science behind the genius. New York: Oxford University Press. Lillard, P. P. (1996). Montessori today: a comprehensive approach to education from birth to adulthood. New York: Schocken Books. 137 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Meggit, C. (2013). Memahami perkembangan anak. (Theodora, Penerj). Jakarta: PT. Indeks. Montessori, M. (2002). The Montessori method. New York: Frederick A. Stokes Company. Munadi. Y. (2010). Media pembelajaran, sebuah pendekatan baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Noi, H. (2015). Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi perkalian berbasis metode Montessori. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Prastiwi, V. O. R. (2016). Pengambangan alat peraga pembelajaran matematika untuk siswa kelas III SD materi perkalian berbasis metode Montessori. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sadiman, A., Rahardjo, & Haryono, A. (2009). Media pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di sekolah dasar. Jakarta: PT. Indeks. Sanjaya, W. (2013). Penelitian pendidikan: jenis, metode, dan prosedur. Jakarta: Prenada Media Group. Somantri, T. S. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudjana, N & Rivai, A. (1992). Media pengajar (penggunaan dan pembuatannya). Bandung: CV. Sinar Baru. Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2015). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suparno, P. (2011). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. 138 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Trianto, (2010). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif: konsep, landasan, dan implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Widoyoko. (2009). Evaluasi program pembelajaran: panduan praktis bagi pendidikan dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widoyoko. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widoyoko. (2016). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yusuf, A. M. (2014). Metode penelitian: kuantitatif, kualitatif, dan penelitian gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group. Yusuf, S & Sugandhi, N. (2013). Perkembangan peserta didik: mata kuliah dasar profesi (MKDP) bagi para mahasiswa calon guru di lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK). Jakarta: Rajawali Press. 139 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah Lampiran 1.1 Lembar hasil validasi pedoman observasi 140 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.2 Lembar instrumen observasi Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA No. Item 1,2 Kisi-kisi Observasi Objek yang Diamati Ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas Ada media pembelajaran yang diletakkan di kelas untuk pembelajaran IPA Media pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran Guru menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA Guru menguasai cara menggunakan media pembelajaran Guru menjelaskan cara penggunaan media pembelajaran IPA kepada siswa Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA 3,4 Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran di kelas 5,6 Cara penggunaan media pembelajaran IPA di kelas 7,8 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran di kelas 144 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.3 Lembar hasil observasi pembelajaran IPA 145 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.4 Lembar hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli 146 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.5 Lembar instrumen pedoman wawancara kepala sekolah Pedoman wawancara dengan Kepala Sekolah No Topik Pertanyaan 1. Informasi berkaitan dengan sekolah 2. Ketersediaan media pembelajaran di sekolah 3. Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA Kalimat Pertanyaan 1. Prestasi apa saja yang telah diraih oleh siswa selama satu tahun terakhir dalam bidang akademik? 2. Prestasi apa saja yang telah diraih oleh siswa selama satu tahun terakhir dalam bidang nonakademik? 3. Bagaimana hasil nilai UN yang diraih oleh siswa selama lima tahun terakhir ini khususnya dalam mata pelajaran IPA? 4. Bagaimana hasil nilai UN mata pelajaran IPA jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain? 5. Media pembelajaran IPA apa saja yang sudah tersedia di sekolah? 6. Apakah media pembelajaran yang sudah ada disimpan dan dirawat dengan baik? 7. Dari mana sekolah memperoleh media pembelajaran? Apakah dari hibah atau guru sendiri yang membuatnya? 8. Jika guru pernah membuat media pembelajaran, contoh media pembelajaran apa saja yang pernah dibuat oleh guru? 9. Faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam pengadaan media pembelajaran? 10. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA selama ini? 11. Bagaimana penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? 12. Dalam penggunaan media pembelajaran, berapakah jumlah siswa untuk satu media pembelajaran? 13. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? 14. Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap materi dalam pembelajaran IPA setelah menggunakan media pembelajaran? 4. Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media pembelajaran 15. Apakah sebelumnya pernah ada penelitian yang dilakukan berkaitan dengan media pembelajaran? 16. Jika ada, bagaimana proses penelitian yang telah dilakukan? 152 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.6 Transkip wawancara dengan Kepala Sekolah 153 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.7 Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli 156 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.8 Lembar instrumen pedoman wawancara guru Pedoman wawancara guru No Topik Pertanyaan 1. Ketersediaan media pembelajaran di kelas 2. Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran 3. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA 4. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA Kalimat Pertanyaan 1. Media pembelajaran IPA apa saja yang sudah tersedia di kelas? 2. Apakah Bapak/Ibu pernah membuat sendiri media pembelajaran untuk pembelajaran IPA? Jika iya, contoh media pembelajaran apa saja yang pernah Bapak/Ibu buat? 3. Berapa jumlah siswa untuk penggunaan satu media pembelajaran? 4. Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? Jika iya, media pembelajaran apa saja yang pernah Bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran IPA? 5. Seberapa sering/ intensitasnya Bapak/Ibu menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? Apa alasannya? 6. Bagaimana pengaruh penggunaan media pembelajaran bagi siswa dalam memahami materi dalam pembelajaran IPA? 7. Bagaimana respon siswa terhadap media pembelajaran yang Bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran IPA? 8. Bagaimana keaktifan dan kemandirian siswa dalam menggunakan media pembelajaran IPA? 9. Apakah siswa dapat menemukan kesalahannya sendiri dan menemukan jawaban yang benar melalui media pembelajaran yang digunakan? Berikan contohnya! 10. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA? Apa alasannya? 11. Materi apa saja yang sulit disampaikan kepada siswa? 12. Faktor apa saja yang menyebabkan Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi tersebut? 13. Bagaimana keaktifan dan hasil belajar yang dicapai siswa dalam pembelajaran IPA? 14. Apakah siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA? Faktor apa saja yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA? 15. Berapa jumlah siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA? 164 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitankesulitan tersebut 16. Materi apa yang sulit dipahami oleh siswa? 17. Usaha-usaha apa saja yang telah Bapak/Ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa? 18. Bagaimana keberhasilan Bapak/Ibu dalam mengatasi kesulitan yang dialami siswa? 165 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.9 Transkip wawancara dengan guru 166 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.10 Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli 170 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.11 Lembar instrumen pedoman wawancara dengan siswa Pedoman wawancara dengan siswa No Topik Pertanyaan 1. Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi 2. Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA 3. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA Kalimat Pertanyaan 1. Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini? 2. Apakah kamu senang dengan pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini? Apa alasannya? 3. Seberapa sering/ intensitasnya Bapak/Ibu gurumu menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? Jika iya, media pembelajaran apa saja yang pernah Bapak/Ibu gurumu gunakan dalam pembelajaran IPA? 4. Apakah kamu tertarik dengan media pembelajaran yang digunakan oleh Bapak/Ibu gurumu? Apa alasannya? 5. Seberapa sering Bapak/Ibu gurumu menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? 6. Apakah media pembelajaran dapat membantu kamu memahami materi dalam pembelajaran IPA? Apa alasannya? 7. Apakah kamu senang menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? Apa alasannya? 8. Apakah kamu mengalami kesulitan ketika belajar IPA? Apa alasannya? 9. Materi apa yang paling sulit dalam mata pelajaran IPA? 10. Mengapa materi tersebut menurutmu paling sulit? 11. Bagaimana cara yang dilakukan oleh Bapak/Ibu gurumu dalam mengatasi kesulitan belajar yang kamu alami? 179 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1.12 Transkip wawancara dengan siswa 180 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan Lampiran 2.1 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru 183 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2.2 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa 191 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 201 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru 204 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 205 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2.4 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru 208 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2.5 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa 211 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 213 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3 Instrumen Tes Lampiran 3.1 Lembar hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli 214 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 215 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3.2 Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli 216 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 217 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 218 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji empiris 219 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 220 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3.4 Output SPSS untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen tes 221 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3.5 Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes 222 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 223 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 224 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3.6 Lembar hasil pengerjaan pretest 225 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3.7 Lembar hasil pengerjaan posttest 226 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4 Validasi Produk Lampiran 4.1 Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli 227 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 228 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 229 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 230 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 231 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 232 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4.2 Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa 233 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 234 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 235 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 236 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 237 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 238 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 239 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 240 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 241 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa 242 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 243 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 244 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4.4 Lembar hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli 245 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 246 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 247 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 248 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 249 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 250 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 251 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 252 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 253 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4.5 Lembar hasil validasi album penggunaan media pembelajaran oleh ahli 254 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 255 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 256 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 257 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4.6 Lembar hasil tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa 258 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 259 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 5 Surat Penelitian Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian 260 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian 261 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 6 Album Media pembelajaran Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya 262 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan album petunjuk penggunaan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Album media pembelajaran ini dibuat untuk melengkapi tugas akhir skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Pengelompoka Hewan Menurut Habitatnya Berbasis Metode Montessori”. Disamping itu, album media pembelajaran berguna sebagai buku petunjuk penggunaan dari media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Penulis dibantu oleh berbagai pihak sehingga penulis berhasil menyelesaikan album media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya dengan lancar. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih pada beberapa pihak yang membantu penyelesaian album ini, yaitu: 1. Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan rahmat kesehatan dan keselamatan selama kegiatan pembuatan media pembelajaran beserta album. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd selaku Kaprodi PGSD. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd selaku Wakaprodi PGSD. 4. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., S.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. yang mendampingi dan memberikan arahan dalam penyempurnaan album. 5. Para validator yang telah membantu dalam penilaian album penggunaan media pembelajaran. 6. Keluarga besar SD Negeri Dayuharjo yang telah bersedia bekerjasama sebagai tempat uji coba terbatas dan uji coba SD setara. 7. Pak Muhibat yang telah bersedia bekerjasama selama pembuatan media pembelajaran. Akhir kata, semoga album ini dapat berguna bagi para pembaca dan bisa menjadi salah satu sumber inspirasi supaya bisa lebih baik lagi. Penulis memohon maaf apabila ada beberapa kesalahan dalam pembuatan album media pembelajaran ini. Oleh sebab itu, peneliti meminta kritik dan saran agar mampu lebih baik lagi untuk ke depannya. Yogyakarta, 28 November 2016 Penulis 263 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGENALAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGELOMPOKAN HEWAN MENURUT HABITATNYA Media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya terdiri dari tiga bagian, yiatu papan pengelompokan hewan, kotak puzzle pengelompokan hewan, dan kartu. Papan pengelompokan hewan merupakan sebuah papan yang digunakan untuk menjelaskan habitat hewan atau tempat tinggal hewan dengan menggunakan replika hewan 3 dimensi. Bagian kedua dari media pengelompokan hewan menurut habitatnya yaitu kotak puzzle. Isi dalam kotak puzzle terdiri dari kumpulan puzzle gambar habitat hewan dan gambar hewan. Sebagai contoh gambar habitat hewan darat yang kemudian gambar hewan disusun secara menurun menurut gambar habitat hewan. Bagian ketiga dari media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya yaitu kartu. Kartu terdiri dari kartu gambar, kartu nama haitat hewan, kartu nama hewan, dan kartu jawaban. Kartu jawaban merupakan pengendali kesalahan (auto-correction) pada kartu gambar, kartu nama haitat hewan, dan kartu nama hewan,. Masing-masing kartu memiliki warna yang berbeda-beda pada bingkai kartu. Warna bingkai kartu gambar berwarna biru, bingkai kartu nama habitat berwarna merah, kartu nama hewan berwarna kuning, dan kartu jawaban (auto-correction) berwarna hijau. 264 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PETUNJUK PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGELOMPOKAN HEWAN MENURUT HABITATNYA Materi Pembelajaran Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya Submateri Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya Tujuan Mengenalkan tempat tinggal hewan Syarat Siswa mengenal nama hewan beserta wujudnya Usia 8 tahun (kelas II SD) Media pembelajaran 1. Papan pengelompokan hewan 2. Kotak puzzle 3. Kartu Pengendali kesalahan 1. Puzzle 2. Kartu jawaban Persiapan pertama 1. Direktris mengajak siswa untuk belajar dengan berkata “Hari ini kita akan mempelajari pengelompokan hewan manurut habitanya. Mari bekerja dengan menggunakan media pembelajaran dpengelompokan hewan menurut habitatnya bersama bapak”. 2. Direktris meminta siswa untuk mengambil media pembelajaran daur hidup hewan dari tempat penyimpanan dengan berkata “Mari bantu bapak membawa media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya”. 3. Direktris mengarahkan siswa dalam membawa media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. 4. Direktris mengarahkan siswa dalam membawa kotak penyimpanan puzzle. 265 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Siswa mengambil media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. 6. Siswa meletakkan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya di atas meja/karpet. 7. Direktris mengarahkan siswa untuk duduk di samping kirinya. 8. Direktris menyusun media pembelajaran dengan urutan: papan tempat habitat hewan kemudian kotak puzzle. 9. Direktris membuka tutup pengelompokan hewan menurut habitatnya. Latihan pertama 10. Direktris mengenalkan papan pengelompokan hewan menurut habitatnya. “Ini adalah papan habitat hewan. Kamu akan belajar tahap pengelompokan hewan menurut habitatnya melalui papan ini.” 266 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. Direktris mengenalkan replika hewan 3 dimensi yang akan digunakan pada papan habitat hewan. 12. Direktris mengeluarkan replika hewan 3 dimensi dari kota laci penyimpanan. 13. Direktris meletakkan replika hewan 3 dimensi di atas meja/karpet. 14. Direktris menyisihkan kotak laci di sebelah kiri. 15. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan badak”. 16. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan badak hidup dimana?” 267 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan singa”. 18. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan singa hidup dimana?” 19. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan rusa”. 20. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan rusa hidup dimana?” 21. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan gajah”. 22. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan gajah hidup dimana?” 23. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan serigala”. 24. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan serigala hidup dimana?” 25. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan harimau”. 26. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan harimau hidup dimana?” 27. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan udang”. 28. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan udang hidup dimana?” 29. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan bintang laut”. 30. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan bintang laut hidup dimana?” 31. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan ikan pari”. 32. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan ikan pari hidup dimana?” 33. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan lumbalumba”. 34. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan lumba-lumba hidup dimana?” 268 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan hiu”. 36. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan hiu hidup dimana?” 37. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan gurita”. 38. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan gurita hidup dimana?” 39. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan lalat”. 40. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan lalat hidup dimana?” 41. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan capung”. 42. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan capung hidup dimana?” 43. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan lebah”. 44. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan lebah hidup dimana?” 45. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan kumbang”. 46. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan kumbang hidup dimana?” 47. Direktris bertanya kepada siswa “ Mana hewan yang hidup di darat?” 48. Direktris bertanya kepada siswa “ Mana hewan yang hidup di air?” 49. Direktris bertanya kepada siswa “ Mana hewan yang hidup di udara?” Latihan kedua 50. Direktris mengambil kotak puzzle pengelompokan hewan menurut habitatnya. 51. Direktris mengenalkan puzzle. 269 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52. Direktris meletakkan seluruh puzzle di atas meja/karpet. 53. Direktris mengambil salah satu puzzle gambar darat. 54. Direktris meraba puzzle gambar darat. 55. Direktris meletakkan puzzle gambar darat di atas meja/karpet. 270 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56. Direktris mengambil puzzle gambar hewan yang ukurannya lebih kecil dari gambar puzzle darat. 57. Puzzle gambar hewan disusun secara vertikal hingga mengecil berdasarkan habitat hewan. 58. Direktris mengambil salah satu puzzle gambar udara. 59. Direktris meraba puzzle gambar udara. 60. Direktris meletakkan puzzle gambar udara di atas meja/karpet. 271 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61. Direktris mengambil puzzle gambar hewan yang ukurannya lebih kecil dari gambar puzzle udara. 62. Puzzle gambar hewan disusun secara vertikal hingga mengecil berdasarkan habitat hewan. 63. Direktris mengambil salah satu puzzle gambar air. 64. Direktris meraba puzzle gambar air. 65. Direktris meletakkan puzzle gambar air di atas meja/karpet. 66. Direktris mengambil puzzle gambar hewan yang ukurannya lebih kecil dari gambar puzzle air. 272 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67. Puzzle gambar hewan disusun secara vertikal hingga mengecil berdasarkan habitat hewan. 68. Direktris menawarkan pada siswa untuk menyusun puzzle gambar dengan berkata “ Apakah kamu mau mencoba?” 69. Siswa menaljutkan menyusun puzzle gambar pengelompokan hewan menurut habitatnya. Latihan ketiga 70. Direktis mengeluarkan kartu kata habitat hewan darat, air, dan udara/awan dari kotak penyimpanan. 71. Direktris meletakkan kartu kata habitat hewan darat, air, dan udara/awan di atas meja/karpet. 72. Direktris mengeluarkan kartu gambar dari kotak penyimpanan. 73. Direktris meletakkan kartu gambar di atas meja/karpet. 74. Direktris mengeluarkan kartu kata nama hewan dari kotak penyimpanan. 75. Direktris meletakan kartu kata nama hewan di atas meja/karpet. 76. Direktris mengeluarkan kartu jawaban dari kotak penyimpanan. 77. Direktris meletakkan kartu jawaban di atas meja/karpet. 78. Direktris meletakkan kotak penyimpanan kartu di sebelah kiri. 79. Direktris menyusun kartu kata habitat hewan darat, air, dan udara/awan. 273 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80. Direktris meletakkan kartu gambar hewan di bawah kartu nama habitat hewan darat, air, dan udara/awan. 81. Direktris meletakkan kartu nama hewan dibawah kartu gambar hewan dan mencocokkannya pada kartu jawaban. 274 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82. Direktris menawarkan pada siswa untuk menyusun kata habitat hewan darat, air, dan udara/awan , kartu gambar dan kartu kata nama hewan dengan berkata “Apakah kamu mau mencoba?” 83. Siswa melanjutkan menyusun kata habitat hewan darat, air, dan udara/awan , kartu gambar dan kartu kata nama hewan. 84. Siswa mencocokkan kartu gambar dan kartu kata dengan menggunakan kartu jawaban. 275 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penutup 85. Direktris memberikan kesimpulan, “Hari ini kita telah belajar mengenai pengelompokan hewan menurut habitatnya dengan menggunakan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya”. 86. Direktris meminta siswa untuk mengembalikan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya dengan berkata, “Mari bantu bapak mengembalikan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya!”. 87. Siswa mengembalikan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya ke tempat penyimpanan. 88. Siswa membereskan tempat kerja. 276 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 7 Gambar ProduK Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya GAMBAR PRODUK MEDIA PEMBELAJARAN PENGELOMPOKAN HEWAN MENURUT HABITATNYA Gsmbar 7.1 Kotak Habitat Hewan Gambar 7.2 Papan Habitat Hewan dan Replika Hewan 277 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 7.3 Puzzle Gambar 7.4 Kartu Soal 278 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 7.5 Kotak Replika Hewan dan Kartu Soal Gambar 7.6 Kotak Puzzle 279 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 8 Dokumentasi Uji Coba Lapangan Terbatas Ketika pretest Pelaksanaan pembelajaran dengan media pembelajaran Siswa menggunakan media pembelajaran Siswa menggunakan media pembelajaran Siswa menggunakan puzzle Ketika posttest 280 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 9 Curriculum Vitae CURRICULUM VITAE Julius Bianto Sadewo merupakan anak pertama dari dua bersaudara yang lahir di Jakarta, 27 Juli 1995. Pendidikan sekolah diperoleh di SD Pangudi Luhur III Boro dan lulus pada tahun 2006. Pendidikan sekolah menengah pertama diperoleh di SMP Pangudi Luhur I Kalibawang dan lulus pada tahun 2009. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMA Pangudi Luhur Sedayu, dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan di luar perkuliahan. Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti peneliti. 1. Anggota Divisi Konsumsi Malam Kreativitas Mahasiswa (MK) 2013. 2. Anggota Divisi Dekorasi Pelepasan Wisudan prodi PGSD 2014. 3. Koordinator Divisi Dekorasi Story Telling and Writing Contest 2015. 4. Anggota Divisi Perlengkapan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa II (PPKM II) 2015. 5. Anggota Divisi Perlangkapan Parade Gamelan Anak 2015. 6. Peserta Pelatihan Penulisan Skripsi Mengggunakan Ms. Word dan Mendeley 2016. 281 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya Berbasis Metode Montessori”. 282