pengembangan media pembelajaran ipa sd

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI PENGELOMPOKAN HEWAN MENURUT
HABITATNYA BERBASIS METODE MONTESSORI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Julius Bianto Sadewo
NIM: 131134048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI PENGELOMPOKAN HEWAN MENURUT
HABITATNYA BERBASIS METODE MONTESSORI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Julius Bianto Sadewo
NIM: 131134048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
 Tuhan
Yesus
memberikan
Kristus
pertolongan
dan
Bunda
dan
Maria
kelancaran
yang
selalu
selama
proses
penyusunan skripsi
 Orang tua saya Andreas Tugiyanto dan Maria Magdalena
Binatun
 Adik saya Maria Saskia Endah Setyowati
 Sepupu saya Sigit yang dari kecil hingga sekarang selalu
bersama
 Teman payung skripsi Montessori
 Almamater kebanggaanku Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Harus bisa lah, masa ga bisa!
Kegagalan adalah awal menuju keberhasilan
Bukannya gagal, hanya tertunda!
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Juli 2017
Penulis
Julius Bianto Sadewo
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Julius Bianto Sadewo
Nomor Mahasiswa
: 131134048
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
“PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI
PENGELOMPOKAN HEWAN MENURUT HABITATNYA BERBASIS
METODE MONTESSORI”
berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Santa Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 18 Juli 2017
Yang menyatakan
Julius Bianto Sadewo
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI PENGELOMPOKAN HEWAN MENURUT HABITATNYA
BERBASIS METODE MONTESSORI
Julius Bianto Sadewo
Universitas Sanata Dharma
2017
Latar belakang penelitian ini adalah tidak adanya media pembelajaran
pada mata pelajaran pengelompokan hewan manurut habitatnya dalam
pembelajaran IPA. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan prosedur
pengembangan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya
berbasis metode Montessori dan mengetahui kualitas pengembangan media
pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode
Montessori.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan.
Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas II SD Negeri Dayuharjo tahun ajaran
2016/2017. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman
wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis data kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur penelitian dan
pengembangan media pembelajaran yang dikembangkan dimodifikasi dalam lima
tahap yaitu potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal
produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Validasi produk
menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata skor 3,7. Nilai posttest yang
diperoleh siswa pada saat uji coba lapangan terbatas lebih tinggi daripada nilai
pretest, selisih rerata nilai pretest dan posttest sebesar 34. Oleh sebab itu, dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran pengelompokan hewan menurut
habitatnya memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam
mempelajari materi pengelompokan hewan menurut habitatnya.
Kata kunci: penelitian dan pengembangan, media pembelajaran IPA,
pengelompokan hewan menurut habitatnya, metode Montessori.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MEDIA OF ELEMENTARY
SCHOOL GROUPING ANIMALS ACCORDING TO HABITAT MATERIAL
BASED ON MONTESSORI METHOD
Julius Bianto Sadewo
Universitas Sanata Dharma
2017
The background this study was the lack of availability and use of learning
material grouping animals according to habitat and the student having difficulties
in understanding the material use of. The purpose of this study is to describe the
procedure development of science learning media of elementary school grouping
animals according to habitat material based on Montessori method and knowing
the quality of elementary school science learning media the learning media
grouping animals according to habitat material based on Montessori method.
Kind of research used was research and development. The subject of this
research were 10 grade II students of Negeri Dayuharjo elementary school
2016/2017. The instruments used are the guidelines of observation, interview,
questionnaire, guidelines and questions test. Data analysis techniques used are
quantitative and qualitative data analysis.
The results showed that the procedure of learning media development
research and developed modified in five stages and potential problems, namely
planning, development of an early form of the product, product validation, and
limited field trials. Validation of the product shows excellent quality with a mean
score of 3.7. The value of the acquired posttest students at the time of the limited
field trial is higher than the value of the average values of difference pretest,
pretest and posttest of 34. Therefore, it can be concluded that the media learning
animal grouping according to habitat quality is very good and can help students
in learning the material animal grouping according to habitat.
Keywords: research and development, learning media, IPA, grouping animals
according to habitat, Montessori method.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan kasih karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Pengelompokan Hewan
Menurut Habitatnya Berbasis Metode Montessori“. Penyusunan skripsi ini
merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang sudah
membantu dalam penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih peneliti sampaikan
kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberi
pertolongan dan kelancaran selama penyusunan skripsi.
2. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
3. Christiyanti Aprinastuti, S.S., M.Pd Kaprodi PGSD.
4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd Wakaprodi PGSD.
5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth
Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dosen pembimbing skripsi yang
mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian dan
penyusunan skripsi.
6. Abu Yamin selaku Kepala SD Negeri Dayuharjo yang telah
memberikan izin dan kesempatan dalam pelaksanaan penelitian.
7. Guru kelas II B ibu Pita
8. Guru kelas II A pak Yuli sd setara
9. Siswa-siswa kelas II B SD Negeri Dayuharjo yang telah membantu
dalam uji coba terbatas.
10. Siswa-siswa kelas II A SD Negeri Dayuharjo yang telah membantu
dalam uji empiris dan uji keterbacaan instrumen.
11. Bapak dan Ibu karyawan sekretariat prodi PGSD yang membantu
selama proses perkuliahan dan penyusunan skripsi.
12. Bapakku Andreas Tugiyanto dan Ibuku Maria Magdalena Binatun
yang selalu memberikan support penuh untukku.
13. Maria Saskia Endah Setyowati yang selalu memberikan keceriaan.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Saudara dan teman yang selalu memberi dukungan.
15. Teman payung Montessori, Agus, Lia, Agnes, Dita, Siska, Joni, Sigit,
Nunik, Yosi, Achichi, Novi, Tika, dan Vera yang mau membantu dan
bekerjasama selama payung skripsi.
16. Segenap pihak, sahabat, teman yang telah membantu dan tidak dapat
peneliti sebutkan satu per satu.
Peneliti menemukan banyak kendala dalam penyusunan skripsi ini.
Walaupun demikian, kendala tersebut tidak membuat peneliti menyerah
dan putus asa, melainkan semakin termotivasi dan semangat untuk terus
menyelesaikan skripsi tepat waktu.
Tidak ada gading yang retak, begitu pula dengan penulisan skripsi ini.
Oleh sebab itu, peneliti meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik
dalam sistematika, isi, dan sebagainya dalam skripsi ini. Akhir kata,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 18 Juli 2017
Peneliti
Julius Bianto Sadewo
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR RUMUS ..............................................................................................xx
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xxi
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xxii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xxiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah ............................................................................... 6
1.3.
Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
1.4.
Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
1.5.
Definisi Operasional ............................................................................ 8
1.6.
Spesifikasi Produk ............................................................................... 8
1.6.1.
Papan Habitat Hewan ........................................................................... 9
1.6.2.
Puzzle ................................................................................................. 10
1.6.3.
Media Kartu ....................................................................................... 11
1.6.4.
Kotak Penyimpanan ........................................................................... 13
1.6.5.
Kartu Pengendali Kesalahan .............................................................. 14
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.6.6.
Album Media Pembelajaran ................................................................16
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Kajian Pustaka ................................................................................... 17
2.1.1.
Perkembangan Anak ......................................................................... 17
2.1.1.1.
Tahap Sensorimotor .......................................................................... 17
2.1.1.2.
Tahap Pra-Operasional ...................................................................... 18
2.1.1.3.
Tahap Operasional Konkret .............................................................. 18
2.1.1.4.
Tahap Operasional Formal ................................................................ 19
2.1.2.
Media Pembelajaran .......................................................................... 19
2.1.2.1.
Pengertian Media Pembelajaran ........................................................ 20
2.1.2.2.
Manfaat Media Pembelajaran ............................................................ 20
2.1.2.3.
Klasifikasi Media Pembelajaran ........................................................ 21
2.1.3.
Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ........................... 23
2.1.3.1.
Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ................ 23
2.1.3.2.
Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode
Montessori ......................................................................................... 26
2.1.4.
Ilmu Pengetahuan Alam .................................................................... 26
2.1.4.1.
Hakikat IPA ....................................................................................... 27
2.1.4.2.
Pembelajaran IPA di sekolah dasar ................................................... 28
2.1.4.3.
Materi Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya ......................... 30
2.2.
Penelitian yang Relevan .................................................................... 33
2.3.
Kerangka Berpikir ............................................................................. 35
2.4.
Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian .................................................................................. 39
3.2.
Setting Penelitian ............................................................................... 39
3.2.1.
Subjek Penelitian ............................................................................... 39
3.2.2.
Objek Penelitian ................................................................................ 39
3.2.3.
Lokasi Penelitian ............................................................................... 39
3.2.4.
Waktu Penelitian ............................................................................... 40
3.3.
Rancangan Penelitian ........................................................................ 41
3.4.
Prosedur Penelitian ............................................................................ 45
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.1.
Potensi dan Masalah .......................................................................... 47
3.4.2.
Perencanaan ....................................................................................... 48
3.4.3.
Pengembangan Bentuk Awal Produk ................................................ 49
3.4.4.
Validasi Produk ................................................................................. 50
3.4.5.
Uji Coba Lapangan Terbatas ............................................................. 51
3.5.
Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 51
3.5.1.
Observasi ........................................................................................... 52
3.5.2.
Wawancara ........................................................................................ 52
3.5.3.
Kuesioner .......................................................................................... 53
3.5.4.
Tes ..................................................................................................... 53
3.6.
Instrumen Penelitian .......................................................................... 54
3.6.1.
Pedoman Observasi ........................................................................... 55
3.6.2.
Pedoman Wawancara ........................................................................ 56
3.6.2.1.
Wawancara Kepala Sekolah .............................................................. 57
3.6.2.2.
Wawancara Guru Kelas II ................................................................. 57
3.6.2.3.
Wawancara Siswa Kelas II ................................................................ 58
3.6.3.
Kuesioner .......................................................................................... 59
3.6.3.1.
Kuesioner Analisis Kebutuhan .......................................................... 59
3.6.3.2.
Kuesioner Validasi Produk ................................................................ 60
3.6.4.
Soal Tes ............................................................................................. 62
3.7.
Triangulasi ......................................................................................... 65
3.8.
Teknik Analisis Data ......................................................................... 67
3.8.1.
Analisis Data Kuantitatif ................................................................... 67
3.8.2.
Analisis Data Kualitatif ..................................................................... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian ................................................................................. 72
4.1.1.
Potensi dan Masalah .......................................................................... 72
4.1.1.1.
Identifikasi Masalah .......................................................................... 73
4.1.1.1.1
Observasi ........................................................................................... 73
4.1.1.1.2
Wawancara ........................................................................................ 75
4.1.1.2.
Analisis Kebutuhan ........................................................................... 82
4.1.1.2.1
Analisis Karakteristik Siswa ............................................................. 82
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.1.2.2
Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Montessori ................... 83
4.1.1.2.3
Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan .................................... 83
4.1.1.2.4
Data Analisis Kebutuhan ................................................................... 86
4.1.2.
Perencanaan ....................................................................................... 98
4.1.2.1.
Desain Media Pembelajaran .............................................................. 98
4.1.2.2.
Desain Album Media Pembelajaran ................................................ 104
4.1.2.3.
Instrumen Validasi Produk dan Tes ................................................ 104
4.1.2.3.1
Tes ................................................................................................... 104
4.1.2.3.2
Kuesioner Validasi Produk .............................................................. 109
4.1.3.
Pengembangan Bentuk Awal Produk .............................................. 112
4.1.3.1.
Pengumpulan Bahan ........................................................................ 112
4.1.3.2.
Pembuatan Media Pembelajaran ..................................................... 114
4.1.3.3.
Pembuatan Album Media Pembelajaran ......................................... 120
4.1.4.
Validasi Produk ............................................................................... 120
4.1.4.1.
Validasi Produk Media Pembelajaran ............................................. 120
4.1.4.2.
Validasi Produk Album Media Pembelajaran ................................. 121
4.1.5.
Uji Coba Lapangan Terbatas ........................................................... 122
4.1.5.1.
Data dan Analisis Tes ...................................................................... 123
4.1.5.2.
Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk
Media Pembelajaran ........................................................................ 125
4.2.
Pembahasan ..................................................................................... 126
4.2.1.
Prosedur Penelitian dan Pengembangan Media Pembelajaran
Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya Berbasis
Metode Montessori .......................................................................... 126
4.2.2.
Kualitas Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan
Menurut Habitatnya Berbasis Metode Montessori ......................... 132
4.2.2.1.
Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran Pengelompokan
Hewan Menurut Habitatnya Berbasis Metode Montessori .............. 133
4.2.2.2.
Hasil Nilai Pretest dan Posttest Siswa pada Uji Coba
Lapangan Terbatas ........................................................................... 133
BAB V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan ...................................................................................... 135
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.2.
Keterbatasan Penelitian ................................................................... 136
5.3.
Saran ................................................................................................ 136
DAFTAR REFERENSI ................................................................................... 137
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Waktu Penelitian ................................................................................ 40
Tabel 3.2
Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas II ................................. 55
Tabel 3.3
Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ................................... 57
Tabel 3.4
Rencana Wawancara dengan Guru Kelas II ...................................... 58
Tabel 3.5
Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas II ..................................... 58
Tabel 3.6
Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan ............................................ 59
Tabel 3.7
Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan
Tanggapan Produk oleh Siswa ........................................................... 60
Tabel 3.8
Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran ................................... 61
Tabel 3.9
Kisi-kisi Soal Tes ............................................................................... 63
Tabel 3.10 Aspek Penelitian Validitas Isi Instrumen Tes .................................... 63
Tabel 3. 11 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen nontes
yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis
kebutuhan dan kuesioner validasi produk .......................................... 67
Tabel 3. 12 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada uji validitas
konstruk soal tes ................................................................................. 68
Tabel 3. 13 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validitas isi instrumen
soal tes ................................................................................................ 68
Tabel 3. 14 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian uji keterbacaan
kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validitas
produk dan soal tes ............................................................................. 68
Tabel 3. 15 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validasi produk
oleh ahli .............................................................................................. 68
Tabel 3. 16 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner tanggapan
mengenai media pembelajaran oleh siswa ......................................... 69
Tabel 3.17 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ................................... 69
Tabel 3.18 Kategori Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ............................... 70
Tabel 4.1
Hasil Validasi Instrumen Pedoman Observasi oleh Ahli ................... 74
Tabel 4.2
Hasil Observasi Pembelajaran IPA .................................................... 74
Tabel 4.3
Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ....................... 76
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.4
Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Kepala
Sekolah ............................................................................................... 76
Tabel 4.5
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah......................................... 77
Tabel 4.6
Hasil Validasi Wawancara Pedoman Wawancara Guru .................... 77
Tabel 4.7
Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Guru
oleh Ahli ............................................................................................. 78
Tabel 4.8
Hasil Wawancara dengan Guru SD ................................................... 78
Tabel 4.9
Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa....................................... 79
Tabel 4.10 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh
Ahli ..................................................................................................... 80
Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Siswa ........................................................ 80
Tabel 4.12 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru
oleh Ahli ............................................................................................. 84
Tabel 4.13 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 85
Tabel 4.14 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa
oleh Ahli ............................................................................................. 85
Tabel 4.15 Hasil Uji Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ...................... 86
Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ......... 87
Tabel 4. 17 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis
Kebutuhan .......................................................................................... 89
Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ....... 91
Tabel 4.19 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner Analisis
Kebutuhan .......................................................................................... 93
Tabel 4.20 Hasil Uji Validasi Isi oleh Ahli ........................................................ 105
Tabel 4.21 Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes ........................................... 105
Tabel 4.22 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes
oleh Ahli ........................................................................................... 106
Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Tes dengan ......................... 107
Tabel 4.24 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan ......................................... 107
Tabel 4.25 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest ........................................... 108
Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes .............................................. 108
Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli....................... 109
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.28 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengeni Produk oleh Siswa . 110
Tabel 4.29 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan .................................. 111
Tabel 4.30 Hasil Validasi Produk Media Pembalajaran oleh Ahli .................... 120
Tabel 4.31 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Media Pembelajaran ........ 121
Tabel 4.32 Hasil Validasi Produk Album Pengguaan Media Pembelajaran ...... 122
Tabel 4.33 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa ................................. 123
Tabel 4.34 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa ...... 126
Tabel 4.35 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan
Menurut Habitatnya.......................................................................... 133
Tabel 4.36 Selisih Nilai Pretest dan Posttest ..................................................... 134
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR RUMUS
Rumus 3.1 Rumus perhitungn rerata hasil penilaian dengan skala Likert ........... 69
Rumus 3.2 Rumus perhitungan persentase jawaban pada kuesioner ................... 70
Rumus 3.3 Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest .............................................. 71
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian yang Relevan ....................35
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan .............................. 41
Bagan 3.2 Modifikasi model penelitian dan pengembangan .............................. 45
Bagan 3.3 Prosedur Penelitian ............................................................................ 46
Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ............. 65
Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara ............................................... 66
Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara ............................................... 81
Bagan 4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ............................................. 97
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada Masing-masing Siswa .. 124
Grafik 4.2 Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Posttest ................................... 125
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Papan Habitat Hewan Tampak Atas............................................... 10
Gambar 1.2 Papan Habitat Hewan Tampak Samping ........................................ 10
Gambar 1.3 (a) Puzzle gambar hewan dan (b) Puzzle habitat hewan ................ 11
Gambar 1.4 (a) kartu nama habitat, (b) kartu gambar hewan, (c) kartu nama
hewan, (d) kartu pengendali kesalahan ......................................... 12
Gambar 1.5
Laci Penyimpanan Replika Hewan dan Kartu ............................... 13
Gambar 1.6
Laci Penyimpanan Tampak dari Samping ..................................... 13
Gambar 1.7 Kotak Penyimpanan Puzzle ............................................................ 14
Gambar 1. 8 Gambar Habitat Hewan .................................................................. 15
Gambar 1. 9 Susunan Puzzle ............................................................................... 15
Gambar 4. 1 Papan Habitat Hewan Tampak Atas................................................99
Gambar 4. 2 Papan Habitat Hewan Tampak Samping ...................................... 100
Gambar 4. 3 Laci Penyimpanan Tampak Atas ................................................. 100
Gambar 4. 4 Laci Penyimpanan Tampak Samping........................................... 101
Gambar 4. 5 (a) Puzzle gambar hewan dan (b) puzzle habitat hewan ............... 102
Gambar 4. 6 Kotak Penyimpanan Puzzle .......................................................... 102
Gambar 4. 7 Kartu Soal ..................................................................................... 103
Gambar 4.8
Papan Habitat Hewan ................................................................... 114
Gambar 4.9 Kotak Penyimpanan Replika Hewan ........................................... 115
Gambar 4.10 Kotak Penyimpanan Replika Hewan ........................................... 116
Gambar 4.11 Kotak Puzzle................................................................................. 117
Gambar 4.12 Penutup Kotak Puzzle................................................................... 117
Gambar 4.13 Puzzle Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya ................... 118
Gambar 4.14 Gambar Kartu Soal ....................................................................... 119
xxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Instrumen Identifikasi Masalah
Lampiran 1.1 Lembar hasil validasi pedoman observasi ................................. 140
Lampiran 1.2 Lembar instrumen observasi .........................................................144
Lampiran 1.3 Lembar hasil observasi pembelajaran IPA ................................. 145
Lampiran 1.4 Lembar hasil validasi pedoman wawancara kepala
sekolah oleh ahli ......................................................................... 146
Lampiran 1.5 Lembar instrumen pedoman wawancara kepala sekolah .............152
Lampiran 1.6 Transkip wawancara dengan Kepala Sekolah ............................ 153
Lampiran 1.7 Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli ........ 156
Lampiran 1.8 Lembar instrumen pedoman wawancara guru ..............................164
Lampiran 1.9 Transkip wawancara dengan guru .............................................. 166
Lampiran 1.10 Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli ...... 170
Lampiran 1.11Lembar instrumen pedoman wawancara siswa ............................179
Lampiran 1.12 Transkip wawancara dengan siswa ............................................ 180
Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan
Lampiran 2.1 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru .......... 183
Lampiran 2.2 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa ......... 191
Lampiran 2.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis
kebutuhan guru ........................................................................... 204
Lampiran 2.4 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru ....... 208
Lampiran 2.5 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa ...... 211
Lampiran 3 Instrumen Tes
Lampiran 3.1 Lembar hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli ........................ 214
Lampiran 3.2 Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli ............. 216
Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa
dalam uji empiris ........................................................................ 219
Lampiran 3.4 Output SPSS untuk perhitungan validitas instrumen tes ............ 221
Lampiran 3.5 Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes ............................... 222
Lampiran 3.6 Lembar hasil pengerjaan pretest ................................................. 225
Lampiran 3.7 Lembar hasil pengerjaan posttest ............................................... 226
xxiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 Validasi Produk
Lampiran 4.1 Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli ........ 227
Lampiran 4.2 Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai
media pembelajaran oleh siswa .................................................. 233
Lampiran 4.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan
mengenai media pembelajaran oleh siswa ................................. 242
Lampiran 4.4 Lembar hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli ..... 245
Lampiran 4.5 Lembar hasil validasi album penggunaan media
pembelajaran oleh ahli ................................................................ 254
Lampiran 4.6 Lembar hasil tanggapan mengenai produk media
pembelajaran oleh siswa ............................................................. 258
Lampiran 5 Surat Penelitian
Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian .................................................................... 260
Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ..................... 261
Lampiran 6 Album Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan
Menurut Habitatnya ................................................................ 262
Lampiran 7 Gambar Produk Media Pembelajaran Pengelompokan
Hewan Menurut Habitatnya ................................................... 277
Lampiran 8 Dokumentasi Uji Coba Lapangan Terbatas ........................... 280
Lampiran 9 Curriculum Vitae ....................................................................... 281
xxv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Uraian bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Penelitian
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), merupakan terjemahan dari kata-kata
Bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat sering disebut “Science”.
Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan
alam. Ilmu Pengetahuan Alam atau sering juga disingkat IPA adalah pengetahuan
yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Iskandar,
2001:2). Banyak sekali ilmu tentang IPA yang dipelajari pada berbagai jenjang
pendidikan, salah satunya yaitu pada jenjang Sekolah Dasar (SD).
Materi IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya dikehidupan sehari-hari. Ilmu Pengetahuan Alam untuk anakanak didefinisikan oleh Paulo dan Marten (Carin 1993:5) bahwa anak-anak
malalui proses mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang
diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan
terjadi, dan menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat
apakah ramalan tersebut benar.
Ruang lingkup bahan kajian IPA pada jenjang SD meliputi 1) makhluk
hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan lingkungan, serta kesehatan, 2) benda atau materi, sifat-sifat dan
kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas, 3) energi dan perubahannya meliputi:
gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana, dan 4) bumi
dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit
lainnya. Standar Kompetensi (SK) yang ditetapkan untuk kelas II SD semester I
yaitu makhluk hidup dan proses kehidupan, mengenal bagian-bagian utama tubuh
hewan dan tumbuhan, pertumbuhan hewan dan tumbuhan serta berbagai tempat
hidup makhluk hidup. Salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai
yaitu mengidentifikasi berbagai tempat hidup makhluk hidup (air, darat, dan
tempat lainnya) (BNSP, 2006: 162-164). Salah satu materi yang diajarkan kepada
siswa berdasarkan KD tersebut adalah pengelompokan hewan menurut tempat
tinggal atau habitatnya.
Berdasarkan hasil obervasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 23
Agustus
2016
menunjukkan
bahwa
guru
ketika
mengajar
cenderung
menggunakan metode ceramah dan tanyajawab. Guru menggunakan buku
pegangan guru dan buku LKS sebagai bahan ketika mengajar. Dalam penggunaan
media pembelajaran, guru tidak menggunakan media pembelajaran yang dapat
mendukung materi pengelompokan hewan menurut habitatnya. Selain itu, guru
juga merangkum materi pembelajaran yang telah diajarkan di papan tulis yang
kemudian siswa mencatat materi dibuku catatannya masing-masing. Ketika guru
bertanya kepada siswa, hanya ada beberapa siswa saja yang mampu menjawab
pertanyaan guru. Setelah guru selesai menjelaskan materi pembelajaran, guru
kemudian memberikan beberapa soal latihan untuk menguji kemampuan siswa.
Ada beberapa siswa yang masih kebingungan dalam menjawab, ada juga yang
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa lancar menjawab soal, dan ada juga siswa yang bertanya kepada guru.
Apabila siswa yang masih kesulitan dalam menjawab, guru memperbolehkan
siswa untuk bertanya kepada teman lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 26
Agustus 2016, siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pengelompokan
hewan menurut habitatnya, karena siswa sulit dalam menentukan habitat hewan
dan pengenalan tentang macam-macam hewan masih terbatas. Guru berpendapat
sama seperti siswa dimana guru juga mengalami kesulitan dalam menyampaikan
materi tersebut karena materi yang bersifat abstrak (wawancara tanggal 25
Agustus 2016). Materi IPA yang bersifat abstrak membuat siswa kesulitan
memahami konsep suatu materi pembelajaran. Oleh sebab itu, diperlukan suatu
solusi berupa media pembelajaran yang dapat membantu siswa lebih mudah
memahami materi pembelajaran IPA.
Penggunaan media pembelajaran IPA dapat dijadikan sebagai solusi untuk
membantu siswa dalam memahami materi pembalajaran IPA. Di samping itu,
guru dan siswa juga memerlukan media dalam pembelajaran IPA. Media
pembelajaran cocok diterapkan bagi siswa kelas II SD karena siswa kelas II SD
berada pada tahap operasional konkret. Menurut Piaget (dalam Iskandar, 2001:
28) siswa yang berumur 7-11 tahun masuk dalam tahap operasional konkret. Pada
tahap operasional konkret siswa membutuhkan benda-benda konkret atau nyata
dalam suatu tahap belajar. Media Pembelajaran tersebut termasuk dalam benda
konkret atau benda nyata. Penggunaan benda nyata pada suatu media
pembelajaran sangat dibutuhkan untuk membantu siswa dalam belajar.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan kepala sekolah pada
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tanggal 25 Agustus 2016 dapat diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran
IPA di SD Negeri Dayuharjo masih terbatas. Hal ini dibuktikan ketika guru
mengajar tidak menggunakan media pembelajaran di kelas karena guru tidak mau
ribet dan karena keterbatasan waktu dalam mempersiapkan (wawancara guru
tanggal 25 Agustus 2016). Padahal siswa marasa tertarik dan lebih paham jika
menggunakan media dalam pembelajaran IPA (wawancara siswa tanggal 26
Agustus 2016).
Media pembelajaran dalam pembelajaran sangat dibutuhkan. Hal tersebut
disadari benar dalam pendidikan Montessori. Pendidikan Montessori dalam
pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori.
Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah media pembelajaran yang
memiliki ciri-ciri menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan
kontekstual. Ada beberapa keunggulan pada media pembelajaran berbasis metode
Montessori, diantaranya sebagai berikut: (1) Material yang digunakan dalam
pembelajaran Montessori dapat dihasilkan sebuah pendidikan indra; (2)
Memperlihatkan benda-benda yang dapat manarik perhatian anak; (3) Bahan
pembelajaran dari Montessori dapat melatih anak untuk belajar sendiri; (4)
Memiliki gradasi rangsangan yang rasional (Gutek, 2013: 236).
Media pembelajaran berbasis metode Montessori terbukti dapat membantu
siswa dalam memahami materi pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh
Hardiyanti (2016) mengembangkan alat peraga IPS materi keragaman budaya
Indonesia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas IV. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kualitas alat peraga IPS materi keragaman budaya Indonesia
“sangat baik” dengan memperoleh skor 3,9, sedangkan nilai yang diperoleh siswa
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ketika posttest dan pretest memiliki selisih rerata 37,2. Dengan demikian, alat
peraga dapat membantu siswa dalam memperlajari budaya Indonesia. Penelitian
lain juga dilakukan oleh Noi (2015) yang mengembangkan alat peraga
matematika materi perkalian berbasis metode Montessori untuk siswa kelas III.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga papan perkalian
berbasis metode Montessori dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari rerata
nilai 58,21 menjadi 97,82.
Berdasarkan permasalahan mengenai materi pengelompokan hewan
menurut habitatnya pada mata pelajaran IPA, kebutuhan media pembelajaran dan
hasil penelitian mengenai metode Montessori yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dan pengembangan (Research and Development). Peneliti melakukan
penelitian dan pengembangan media pembelajaran IPA materi pengelompokan
hewan menurut habitatnya pada siswa kelas II SD Negeri Dayuharjo tahun ajaran
2016/2017. Media pembelajaran yang dikembangkan peneliti mempertimbangkan
lima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu, menarik,
bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Penelitian ini
dibatasi pada tahap menghasilkan prototipe atau bentuk dasar dari produk media
pembelajaran IPA materi pengelompokan hewan menurut habitatnya yang
diujikan secara ilmiah pada ahli dan melalui uji coba lapangan terbatas.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi
pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori
yang dikembangkan untuk siswa kelas II?
1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi pengelompokan
hewan
menurut
habitatnya
berbasis
metode
Montessori
yang
dikembangkan untuk siswa kelas II?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD
materi pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode
Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas II.
1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi pengelompokan
hewan
menurut
habitatnya
berbasis
metode
Montessori
yang
dikembangkan untuk siswa kelas II.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1
Untuk Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman siswa dalam
belajar dengan menggunakan media pembelajaran IPA. Siswa juga
terbantu dalam mengatasi kesulitan yang diajarkan oleh guru, serta siswa
merasa senang dengan adanya media pembelajaran berbasis metode
Montessori.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.4.2 Untuk Guru
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas guru dalam
membuat media pembelajaran yang menarik guna mengembangkan media
pembelajaran yang berbasis metode Montessori.
1.4.3 Untuk Sekolah
Penelitian ini diharapkan sekolah mendapatkan wawasan baru mengenai
media pembelajaran berbasis metode Montessori. Dengan demikian,
sekolah dapat mempertimbangkan untuk melakukan pengembangan media
pembelajaran IPA yang dapat membantu siswa dalam memahami materi
pembelajaran.
1.4.4 Untuk Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi peneliti
sendiri untuk bekal mengajar yang akan datang, dengan menggunakan
media pembelajaran dalam mengembangkan proses kognitif siswa dengan
adanya penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori.
1.4.5 Untuk Prodi PGSD
Prodi PGSD memiliki pengalaman penelitian kolaboratif dengan metode
Research and Development yang melibatkan dosen, mahasiswa, guru, dan
siswa di sekolah mitra. Dengan media pembelajaran yang telah
dikembangkan, diuji dan divalidasi, prodi PGSD memiliki media
pembelajaran berbasis metode Montessori yang semakin beragam.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.4.6 Bagi peneliti lain
Peneliti lain dapat mengembangkan media pembelajaran berbasis metode
Montessori untuk materi pembelajaran IPA lainnya.
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Perkembangan anak usia sekolah dasar adalah berada pada tahap
operasional konkret atau masuk pada usia 7-11 tahun, dimana anak
memerlukan benda-benda konkret atau nyata untuk mendukung proses
belajarnya.
1.5.2 Media pembelajaran adalah segala komponen yang mendukung guru
dalam proses pembelajaran, agar tercapainya pembelajaran yang efektif.
1.5.3 Media
pembelajaran
berbasis
metode
Montessori
adalah
media
pembelajaran yang memiliki ciri-ciri menarik, bergradasi, auto-correction,
auto-education, dan kontekstual.
1.5.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari peristiwa
yang terjadi di alam melalui proses ilmiah untuk memperoleh pemahaman
yang mendalam tentang alam sekitar.
1.5.5 Pengelompokan hewan menurut habitatnya adalah pengelompokan hewan
berdasarkan tempat tinggalnya.
1.6 Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan dan dihasilkan oleh peneliti adalah berupa
media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya beserta album
penggunaannya. Media ini berfungsi untuk membantu siswa mengenal dan
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memahami pengelompokan hewan yang hidup di air, darat, dan udara. Produk
media pembelajaran yang dikembangkan peneliti terdiri dari papan habitat hewan,
laci penyimpanan, puzzle, kartu, kotak penyimpanan puzzle dan kotak
penyimpanan kartu.
1.6.1. Papan Habitat Hewan
Papan habitat hewan berbentuk balok dengan ukuran 50 cm x 36 cm x 10
cm. Papan ini digunakan siswa untuk meletakkan hewan berdasarkan habitatnya.
Papan ini didesain dengan adanya lapisan lembaran besi atau seng untuk
meletakan hewan jika hewan diberi magnet. Papan pertama ini didesain sesuai
dengan tempat tinggal hewan, seperti air, daratan dan udara. Ukuran seng atau
lembaran besi tersebut yaitu 50 cm x 36 cm x 10 cm. Papan habitat hewan ini
memiliki warna yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya ketika berada di
hutan, sehingga warna papan habitat hewan ini masuk dalam salah satu ciri media
pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu menarik. Menurut Montessori
(2002; 174) media pembelajaran Montessori dirancang sangat menarik bagi siswa
agar dapat menarik minat siswa dalam belajar. Media pembelajaran dibuat
menarik dari segi warna, bentuk, dan sebagainya. Gambar habitat hewan dibuat
dengan menggunakan warna-warna cerah agar menarik minat siswa. Ciri autoeducation juga terlihat pada papan habitat hewan ini. Papan habitatnya hewan
dapat membuat anak bermain secara mandiri tanpa bantuan orang dewasa, dengan
mengelompokkan replika hewan sesuai dengan habitatnya. Untuk ciri bergradasi,
papan habitat hewan memiliki ciri bergradasi yang terlihat pada media yang dapat
digunakan oleh anak seusia yang lebih dewasa. Papan habitat hewan memiliki ciri
kontekstual dimana bahan pembuatan media dapat ditemukan di lingkungan
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sekitar, seperti kayu, kertas, triplek atau teakwood, seng, dan lain sebagainya.
Berikut adalah gambar papan habitat hewan tampak atas dan tampak samping.
50 cm
36 cm
Gambar 1.1 Papan Habitat Hewan Tampak Atas
36 cm
50 cm
10 cm
Gambar 1.2 Papan Habitat Hewan Tampak Samping
1.6.2. Puzzle
Ukuran puzzle terdiri dari ukuran 6 cm x 6 cm hingga mengecil dengan
ukuran 4,6 cm x 4,4 cm. Ukuran puzzle yang semakin mengecil tersebut dibuat
oleh peneliti bergradasi sesuai dengan karakteristik media pembelajaran berbasis
metode Montessori. Bergradasi dalam puzzle ini adalah berjenjang dari ukuran
terbesar berurutan hingga ukuran terkecil dan bergradasi dari media yang dapat
digunakan oleh anak yang lebih dewasa. Media pembelajaran Montessori
mempunyai gradasi dari rangsangan warna, bentuk, maupun usia anak
(Montessori, 2002: 174). Puzzle ini juga memiliki ciri media Montessori autocorrection, dimana media ini memiliki pengendali kesalahan berupa gambar
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
puzzle yang telah disusun. Jika puzzle telah disususn oleh anak maka akan
tersusun secara berurutan dari yang terbesar hingga terkecil. Ciri auto-education
terlihat dari media puzzle. Anak dapat bermain puzzle secara mandiri tanpa
bantuan orang dewasa dengan mencocokkan gambar pengendali kesalahan untuk
mengetahui bahwa susunan puzzle sudah benar atau belum. Ciri lain dari puzzle
yaitu menarik dari gambar yang menggunakan warna cerah disesuaikan dengan
warna asli dan kontekstual disesuaikan dengan bahan yang terdapat di lingkungan
sekitar. Selain puzzle gambar hewan, adapun puzzle habitat hewan. Berdasarkan
permainan puzzle tersebut, anak belajar untuk membeda-bedakan konsep besarkecil dan berat-ringan. Berikut adalah gambar puzzle gambar dan puzzle habitat
hewan.
6 cm
(a)
4,4 cm
6 cm
4,6 cm
(b)
Gambar 1.3 (a) Puzzle gambar hewan dan (b) Puzzle habitat hewan
1.6.3. Media Kartu
Ukuran kartu gambar hewan yaitu 8 cm x 5,5 cm, kartu nama habitat
hewan berukuran 8 cm x 2,5 cm, ukuran kartu nama hewan 8 cm x 2,5 cm, dan
ukuran kartu pengendali kesalahan yaitu berukuran 8 cm x 10 cm. Media kartu
bergambar ini memiliki ciri sesuai dengan ciri media pembelajaran Montessori.
Ciri pertama yaitu menarik. Media kartu ini menarik karena terdapat warna kartu
yang cerah dan beranekaragam, terdapat gambar hewan, serta ringan untuk
dibawa. Ciri kedua yaitu bergradasi, dimana media kartu dapat digunakan oleh
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anak yang lebih dewasa. Menurut Montessori (2002: 171) media pembelajaran
Montessori memiliki pengendali kesalahan (auto-correction) pada setiap media
pembelajaran itu sendiri. Hal tersebut bertujuan agar anak dapat mengetahui
secara mandiri benar atau salah aktivitas yang dilakukan anak tanpa adanya orang
lain yang mengoreksi. Pengendali kesalahan atau auto-correction dalam kartu ini
yaitu dengan mencocokan kartu yang sudah disusun dengan kartu pengendali
kesalahan warna hijau. Selain auto-correction, media kartu bergambar ini
memiliki
ciri
auto-education.
Menurut Montessori
(2002:
173) media
pembelajaran Montessori dirancang untuk menumbuhkan kemandirian anak serta
pengembangan kemampuan secara mandiri tanpa adanya campur tangan dari
orang dewasa. Media kartu ini terdapat kartu pengendali kesalahan, sehingga
secara mandiri anak dapat mengetahui kesalahannya dan secara mandiri anak
membetulkannya tanpa ada campur tangan orang dewasa. Bahan yang digunakan
mudah untuk ditemukan di lingkungan sekitar, yaitu dengan menggunakan kertas.
Bahan baku yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar termasuk dalam ciri
kontekstual. Berikut adalah gambar kartu.
(a)
8cm
m
2,5cm
m
(b)
8cm
m
8cm
m
(d)
10cm
5,5cm
m
m
2,5cm
m
(c)
8cm
m
Gambar 1.4 (a) kartu nama habitat, (b) kartu gambar hewan, (c) kartu nama
hewan, (d) kartu pengendali kesalahan
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.6.4. Kotak Penyimpanan
Penyimpanan pertama yaitu laci penyimpanan yang terletak di bagian
bawah papan habitat hewan. Laci penyimpanan berukuran 32,5 cm x 12 cm x 8
cm. Laci tersebut berfungsi sebagai tempat miniatur atau replika hewan yang
berjumlah 16. Replika hewan tersebut diberi magnet supaya bisa ditempelkan di
papan habitat hewan. Kotak penyimpanan kartu letaknya satu tempat dengan
kotak penyimpanan replika hewan. Kotak penyimpanan kartu berukuran 32,5 cm
x 12 cm x 8 cm dengan memiliki 4 sekat sebagai letak masing-masing kartu.
Bahan yang digunakan dalam membuat laci penyimpanan hewan dan kartu yaitu
menggunakan bahan teakwood atau triplek yang mudah didapat. Penentuan bahan
sangat penting karena menyesuaikan dengan berat media pembelajaran dan
menyesuaikan dengan salah satu syarat media Montessori yaitu memiliki berat
yang ringan serta kontekstual. Berikut adalah laci penyimpanan replika hewan dan
laci penyimpanan kartu.
32,5 cm
12 cm
Gambar 1.5 Laci Penyimpanan Replika Hewan dan Kartu
8 cm
12 cm
Gambar 1.6 Laci Penyimpanan Tampak dari Samping
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kotak yang kedua yaitu kotak penyimpanan puzzle berukuran 8 cm x 8 cm
x 8 cm dengan ketebalan 0, 5 cm. Kotak penyimpanan puzzle tersebut memiliki
tutup dengan ukuran 8 cm x 8 cm dan memiliki pegangan tutup berbentuk bulat.
Tutup puzzle berfungsi untuk menutupi kartu puzzle agar tidak mudah rusak dan
kotor. Bahan yang digunakan yaitu dengan bahan triplek atau teakwood.
Pemilihan bahan tersebut dipilih karena memiliki karakter ringan dan mudah
untuk dibentuk serta mudah ditemukan dilingkungan sekitar (kontekstual).
Berikut adalah gambar kotak penyimpanan puzzle.
8 cm
8 cm
8 cm
8 cm
8 cm
0,5cm
Gambar 1.7 Kotak Penyimpanan Puzzle
1.6.5. Kartu Pengendali Kesalahan
Kartu pengendali kesalahan pertama yaitu gambar habitat hewan berserta
replika hewan yang telah disusun. Gambar dengan ukuran 29cm x 21cm dicetak
menggunakan kertas Ivory 260. Kertas Ivory 260 memiliki ketebalan yang cukup,
sehingga tidak mudah sobek ketika digunakan oleh anak. Kartu gambar habitat
hewan digunakan sebagai pengendali kesalahan ketika siswa sudah selesai
menyusun replika hewan di atas papan habitat hewan. Berikut adalah gambar
habitat hewan.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21 cm
29 cm
Gambar 1. 8 Gambar Habitat Hewan
Kartu pengendali kesalahan kedua yaitu gambar susunan puzzle. Gambar
susunan puzzle berukuran 25cm x 18cm dicetak menggunakan kerta Ivory 260.
Pemilihan kertas tersebut karena kertas Ivory 260 memiliki ketebalan yang cukup
dan tidak mudah untuk disobek. Kartu gambar susunan puzzle digunakan sebagai
pengendali kesalahan ketika anak sudah selesai menyusun puzzle. Ketika sudah
selesai menyusun puzzle, maka anak akan mencocokannya dengan kartu
pengendali kesalahan apakah sudah benar atau belum. Berikut adalah gambar
susunan puzzle.
18 cm
25 cm
Gambar 1. 9 Susunan Puzzle
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kartu yang ketiga yaitu kartu pengendali kesalahan untuk media kartu.
Kartu ini memiliki garis tepi berwarna hijau dan berukuran 8cm x 10cm. Bahan
yang digunakan untuk membuatnya yaitu menggunakan kertas Ivory 260 yang
memiliki ketebalan yang cukup dan tidak mudah sobek. Kartu ini digunakan
sebagai pengendali kesalahan ketika selesai menyusun media kartu. Berikut
gambar pengendali kesalahan kartu.
8cm
m
10cm
m
1.6.6. Album Media Pembelajaran
Langkah pembuatan album media pembelajaran pengelompokan hewan
menurut habitatnya yaitu dengan merumuskan langkah-langkah kagiatan
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Kemudian peneliti
mengambil gambar dari setiap langkah-langkah penggunaan media pembelajaran.
Peneliti juga menambahkan insformasi-informasi mengenai media pembelajaran
pengelompokan hewan menurut habitatnya. Dalam pembuatan album peneliti
menggunakan program bantuan computer Microsoft Word 2013. Setelah soft file
album media pembelajaran selesai, peneliti mencetak album media pembelajaran
tersebut dengan menggunakan kertas Ivory 230.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan,
kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Perkembangan Anak
Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dalam diri
individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju
tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis,
progresif, dan berkesinambungan (Yusuf dan Sugandhi, 2014: 1). Perkembangan
mengacu pada proses dimana seorang anak tumbuh dan mengalami berbagai
perubahan sepanjang hidupnya baik ditentukan secara genetik maupun
dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Meggit, 2013: 1).
Menurut Piaget (2001, 24-25) tahap-tahap kognitif seorang anak menjadi
empat tahap: tahap pertama sensorimotor (0-2 tahun), tahap kedua pra-operasional
(2-7 tahun), tahap ketiga operasional konkret (7-11 tahun), dan keempat operasi
formal (lebih dari 11 tahun).
2.1.1.1. Tahap Sensorimotor
Tahap ini adalah tahap paling awal perkembangan kognitif terjadi pada
waktu bayi lahir sampai berumur 2 tahun. Tahap ini, inteligensi anak lebih
didasarkan pada tindakan indrawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat,
meraba, menjamah, mendengar, membau, dan lain-lain. tahap sensori-motor ini,
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anak belum dapat berbicara dengan bahasa. Tahap ini sangat penting karena
menjadi dasar perkembangan persepsi dan intelegasi anak pada tahap berikutnya
(Suparno, 2011: 27).
2.1.1.2. Tahap Pra-operasional
Tahap pra-operasional masuk pada usia 2-7 tahun. Tahap pemikiran
praoperasi dicirikan dengan adanya fungsi semiotik, yaitu penggunaan simbol
atau tanda, dengan adanya penggunaan simbol itu, seorang anak dapat
mengungkapkan dan membicarakan macam-macam benda dalam waktu yang
bersamaan. Crain (2007: 182) pada periode pra-operasional terjadi perubahan
yang cukup besar. Pikiran anak berkembang cepat ke sebuah tataran baru, yaitu
simbol-simbol. Ginsburg & Opper dalam Crain (2007: 182) anak-anak mulai
menggunakan simbol-simbol ketika mereka menggunakan sebuah objek atau
tindakan untuk merepresentasikan sesuatu yang tidak hadir.
2.1.1.3. Tahap Operasional Konkret
Tahap operasional konkret (concrete operasional) masuk pada usia anak
7-11 tahun, dan dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang
didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Dalam tahap ini anak sudah
mampu dalam mengurutkan (seriasi) dan mengklasifikasi objek. Selain itu anak
juga dapat mengembangkan sistem pemikiran logis yang dapat diterapkan dalam
memecahkan persoalan-persoalan. Anak-anak mulai berpikir logis untuk
menggantikan cara berpikir sebelumnya yang masih bersifat intuitif primitif,
namun membutuhkan contoh-contoh konkret (Pratisti, 2008: 41). Melalui sistem
pemikiran logis itu, anak dapat menerapkannya saat memecahkan persoalan
konkret yang dihadapi (Suparno, 2011: 69). Pada tahap ini anak masih merasa
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesulitan untuk memecahkan persoalan yang bersifat abstrak Suparno, 2011: 87).
Sedangkan menurut (Somantri, 2007: 16) bahwa pada tahap operasional-konkret
terdapat sistem kognitif yang terorganisasi dengan baik, memungkinkan mereka
menghadapi lingkungannya secara lebih efektif.
2.1.1.4. Tahap Operasi Formal
Tingkat operasi formal berlangsung pada usia 11 tahun lebih. Anak pada
tingkatan ini tidak lagi memerlukan bantuan dari benda-benda nyata untuk
memecahkan masalah. Anak sudah dapat berpikir secara abstrak. Selain itu, pada
tahap
ini
anak
berpikir
dengan
cara
hipotesis-deduktif,
proporsional,
kombinatorial dan reflektif (Somantri, 2007: 17).
Berdasarkan
teori
diatas,
peneliti
dapat
menyimpulkan
bahwa
perkembangan anak SD kelas II (usia 7-8 tahun) termasuk dalam tahap
operasional konkret, dimana siswa perlu benda nyata sebagai pendukung proses
belajarnya. Pada tahap ini siswa masih merasa kesulitan untuk memecahkan
persoalan yang abstrak sehingga siswa membutuhkan benda-benda nyata. Oleh
sebab itu, penggunaan benda-benda nyata dalam hal media pembelajaran untuk
anak SD sangat diperlukan karena sudah sesuai dengan karakteristik anak pada
tahap perkembangannya.
2.1.2. Media Pembelajaran
Pada subbab ini membahas mengenai pengertian media pembelajaran,
manfaat media pembelajaran, dan klasifikasi media pembelajaran. Berikut adalah
pembahasan dari subbab tersebut.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.2.1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari kata Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, dkk,
2009: 6). Gagne dalam Sadiman, dkk (2009: 6) menyatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
untuk belajar. Menurut Munadi (2010: 5) sumber-sumber belajar selain guru
inilah yang disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan
dan/atau diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik.
Menurut Sadiman, dkk (2009: 10) media tidak lagi hanya kita pandang
sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan, melainkan
sebagai pembawa pesan yang tidak hanya digunakan oleh guru tetapi yang lebih
penting lagi adalah dapat digunakan siswa yang dapat mewakili guru
menyampaikan informasinya secara teliti, jelas, dan menarik. Sedangkan Briggs
dalam Sadiman, dkk (2009: 6) berpendapat bahwa media adalah semua alat fisik
yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sebagai
contohnya yaitu buku, film, kaset, mindmap, dan lain sebagainya.
Menurut beberapa ahli di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
media pembalajaran adalah segala komponen yang mendukung guru dalam proses
pembelajaran, agar tercapainya pembelajaran yang efektif.
2.1.2.2. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Sudjana & Rivai (1992: 2) dalam proses belajar peserta didik
adalah sebagai berikut: (1) Perkembangan akan lebih menarik perhatian peserta
didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2) Bahan pembelajaran
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh peserta didik dan
memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; (3) Metode
mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar pada setia jam; (4) Peserta didik dapat
lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
penjelasan guru, tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dll.
2.1.2.3. Klasifikasi Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian.
Menurut Heinich, Molenda, dan Russel (dalam Sanjaya, 2012: 125-126) yang
dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu:
1. Media yang tidak diproyeksikan
Media yang tidak diproyeksikan merupakan media yang sering digunakan
dalam proses belajar mengajar, baik berupa dua dimensi maupun tiga
dimensi. Media ini tidak memerlukan listrik ataupun menggunakan proyektor.
a. Realita: benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar atau biasa
disebut benda yang sebenarnya. Misalkan kalau guru ingin menjelaskan
tentang cara kerja pesawat telepon atau cara kerja mesin tertentu, maka
telepon atau mesin itu sendiri yang digunakan sebagai media.
b. Model: benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda
sesungguhnya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa tidak setiap materi
pembelajaran dapat diajarkan melalui benda yang sebenarnya. Guru dalam
mengajarkan tentang gajah misalnya, tidak mungkin membawa gajah yang
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebenarnya ke ruang kelas, selain berbahaya juga bentuk gajah sendiri yang
memiliki ukuran tubuh yang besar. Dengan demikian, guru cukup membawa
model atau benda tiruan ke dalam kelas, ketika mengajarkan tentang gajah.
c. Grafis: gambar atau visual yang penampilannya tidak diproyeksikan (grafis,
chart, poster, kartun).
d. Display: medium yang penggunaanya dipasang di tempat tertentu sehingga
dapat dilhat informasi dan pengetahuan di dalamnya. Contohnya adalah flip
chart, bulletin board, papan planel, dan lain-lain. Display dengan berbagai
bentuknya
sangat
berguna
untuk
menyampaikan
informasi
dan
memamerkan berbagai karya siswa.
2. Media yang diproyeksikan (projected media)
Media proyeksi adalah media yang dapat digunakan dengan bantuan
proyektor. Media proyeksi harus menggunakan alat elektronik untuk
menyampaikan pesan atau informasi. Contoh media yang diproyeksikan yaitu
OHP (Over Head Projektor) berguna untuk memproyeksikan media
transparan kearah layar dan slide: media semacam ini diperlukan layar khusus
untuk memproyesikannya.
3. Media audio visual
Media audio visual adalah alat media yang isi pesannya dapat diterima
melalui alat indera pendengaran dan penglihatan. Sebagai contoh adalah
audio kaset, audio vision, aktif audio vision, video, film, dan lain sebagainya.
Media yang digunakan dalam pengembangan penelitian adalah termasuk
media yang tidak diproyeksikan dengan jenis model, karena bentuknya berupa
benda tiga dimensi yaitu replika hewan dengan ukuran kecil.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.3. Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Pada subbab ini membahas mengenai syarat media pembelajaran berbasis
metode Montessori dan keunggulan media pembelajaran berbasis metode
Montessori.
2.1.3.1. Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Media
pembelajaran
Montessori
mempunyai
empat
ciri
khusus
(Montessori, 2002:171-175). Hal tersebut akan dipaparkan dalam uraian berikut.
1. Ciri media pembelajaran Montessori harus menarik. Media pembelajaran
Montessori dirancang sangat menarik bagi siswa agar dapat menarik minat
siswa dalam belajar. Media pembelajaran dibuat menarik dari segi warna,
bentuk, dan sebagainya. Jika dilihat dari warnanya, media pembelajaran yang
menarik dapat mengaktifkan sensorial anak pada saat anak menyentuh,
meraba
media
mendengarkan
pembelajaran
bunyi
yang
menggunakan
ditimbulkan
indera
oleh
perabanya,
media
serta
pembelajaran
menggunakan indera pendengarnya. Melalui media pembelajaran tersebut
anak pun dapat menemukan hubungan satu hal dengan yang lain (Montessori,
2002:174).
2. Ciri media pembelajaran Montessori harus bergradasi. Media pembelajaran
Montessori mempunyai gradasi rangsangan warna, bentuk, maupun usia
anak. Media pembelajaran Montessori tidak hanya bergradasi dalam arti
dapat melibatkan sebanyak mungkin penggunaan panca indera, tetapi juga
pada gradasi penggunaaan untuk berbagai usia perkembangan anak maupun
materi yang dapat diperoleh dari media pembelajaran yang sama (Montessori,
2002:174).
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gradasi warna dapat diperkenalkan dengan menggunakan kotak warna
yang memiliki beberapa warna, misalnya warna biru tua hingga biru muda.
Gradasi ukuran tinggi ke rendah dapat diperkenalkan dengan menggunakan
media pembelajaran seperti inkastri silinder. Inkastri silinder dapat
menunjukkan gradasi ukuran dari tinggi ke rendah dengan jelas. Gradasi
bentuk dapat diperkenalkan dengan menggunakan media pembelajaran seperti
pada permainan pink tower. Pink tower terdiri dari 10 kubus dengan kubus
paling besar memiliki ukuran sisi 10 cm, sedangkan kubus yang lebih kecil
berikutnya memiliki perbedaan ukuran sisi 1 cm lebih kecil dari sebelumnya.
Melalui permainan ini, anak mencoba menyusun menara mulai dengan kubus
yang paling besar sampai paling kecil. Berdasarkan pengalaman ini, anak
belajar untuk membeda-bedakan konsep besar-kecil dan berat-ringan dari
suatu objek (Montessori, 2002:175).
3. Ciri
media
pembelajaran
Montessori
harus
auto-correction.
Media
pembelajaran Montessori mempunyai pengendali kesalahan (auto-correction)
pada setiap media pembelajaran itu sendiri. Hal tersebut bertujuan agar anak
dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah aktivitas yang
dilakukannya tanpa ada orang lain yang mengoreksi. Ciri tersebut dapat
digambarkan dari penggunaan media pembelajaran inkastri silinder. Inkastri
silinder memperkenalkan ukuran yang berbeda-beda, yaitu tinggi-pendek,
gemuk-kurus, tinggi kurus-gemuk pendek, dan tinggi gemuk-pendek kurus.
Pengendali kesalahan dari alat tersebut adalah lubang pada inkastri. Oleh
karena itu, anak dapat mengetahui benar/salah dari ketidaksesuaian inkastri
yang diletakkan pada masing-masing lubang (Montessori, 2002:171).
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Ciri
media
pembelajaran
Montessori
harus
auto-education.
Media
pembelajaran Montessori dirancang untuk menumbuhkan kemandirian anak
serta pengembangan kemampuan secara mandiri tanpa ada campur tangan
dari orang dewasa. Lingkungan belajar dirancang sedemikan rupa agar tidak
ada orang dewasa yang mengintervensi hal-hal yang dilakukan anak. Hal
tersebut dikarenakan setiap alat sudah mempunyai pengendali kesalahan
(Montessori, 2002:172-173).
Selain keempat ciri tersebut, penelitian ini juga mengembangkan ciri
tambahan yaitu kontekstual. Berdasarkan beberapa prinsip pendidikan
Montessori yang telah dipaparkan, belajar hendaknya juga disesuaikan
dengan konteks (Lillard, 2005:32). Salah satu hal yang dilakukan Montessori
adalah merancang lingkungan belajar bagi siswa. Montessori menyediakan
beberapa peralatan di kelas dengan memanfaatkan hal-hal yang ada di
lingkungan sekitar anak. Hal ini bertujuan agar anak mengalami dengan
sendirinya tentang lingkungan di sekitarnya, bukan karena orang lain
(Hainstock, 1997:83). Oleh sebab itu, ciri media pembelajaran yang
selanjutnya adalah kontekstual.
Konteks merupakan pola hubungan di dalam lingkungan langsung
seseorang (Johnson, 2010:34). Pembelajaran kontekstual merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan
kondisi nyata siswa. Selain itu, pembelajaran kontekstual dapat mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2010:107). Oleh karena itu,
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kontekstual dalam pembelajaran memungkinkan terbentuknya pengalaman
sosial, budaya, fisika, dan psikologi.
Melalui
penggunaan
media
pembelajaran,
siswa
mengalami
pembelajaran yang kontekstual karena media pembelajaran memberikan
pengalaman yang relevan bagi siswa. Tambahan ciri kontekstual dalam
penelitian ini bermaksud menggunakan bahan-bahan atau potensi lokal yang
tersedia di lingkungan sekitar siswa. Hal ini bertujuan memunculkan
makna/hubungan antara isi pembelajaran dan konteks yang ada di lingkungan
siswa.
2.1.3.2. Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki ciri yang
membedakan dengan media yang lainnya, diantaranya yaitu menarik, bergradasi,
auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Ada beberapa keunggulan pada
media pembelejaran berbasis metode Montessori, diantaranya (1) Material yang
digunakan
dalam
pembelajaran
Montessori
dapat
menghasilkan
sebuah
pendidikan indera; (2) Memperlihatkan benda-benda yang dapat menarik
perhatian anak; (3) Bahan pembelajaran dari Montessori dapat melatih anak untuk
belajar secara mandiri; (4) Memiliki gradasi rangsangan yang rasional (Gutek,
2013: 236).
2.1.4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pada subbab ini membahas mengenai hakikat IPA, pembelajaran IPA si
sekolah dasar dan materi daur hidup hewan. Berikut adalah pembahasan dari
subab tersebut.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.4.1. Hakikat IPA
Menurut Iskandar (2001: 2) “IPA” merupakan singkatan “Ilmu
Pengetahuan Alam” yang merupakan terjemahan dari “Natural Science” dalam
bahasa Inggris. Menurut Samatowa (2011: 3) ilmu pengetahuan alam (IPA) atau
science memiliki pengertian sebagai ilmu tentang alam, artinya ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. Berdasarkan pendapat
dari Hendro Darmojo dalam Samatowa (2011: 2) bahwa pengetahuan itu artinya
segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah
pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala
isinya.
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis
yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh
manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler dalam Samatowa
(2011: 3) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan
kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang
berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistemtis (teratur) artinya
pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan
lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu
kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya
berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang
sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Menurut Iskandar (2001: 3) ilmu pengetahuan alam sebagai disiplin
disebut juga sebagai produk IPA. Bentuk ilmu pengetahuan alam sebagai produk
adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-psinsip, dan teori-teori IPA. Samatowa
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2011: 19) juga berpendapat secara sederhana sains didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam. Sains juga merupakan
bagian ilmu pengetahuan yang terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep, prinsipprinsip, dan teori-teori yang merupakan produk dari proses ilmiah. Dijelaskan
menurut Carin & Sund dalam Samatowa (2011: 20) bahwa unsur-unsur sains
terdiri dari tiga macam, yaitu proses, produk, dan sikap. (1) proses, atau metode
yang meliputi pengamatan, membuat hipotesis, merancang dan melakukan
percobaan, mengukur dan proses-proses pemahaman kelaman lainnya. (2) produk,
meliputi prinsip-prinsip, hukum-hukum, teori-teori, kaidah-kaidah, postulatpostulat dan sebagainya. (3) sikap, misalnya mempercayai, menghargai,
menanggapi, menerima, dan sebagainya.
2.1.4.2. Pembelajaran IPA di sekolah dasar
Menurut Samatowa (2011: 5) model belajar yang cocok untuk anak
Indonesia adalah belajar melalui pengalaman langsung (Learning by doing).
Model belajar ini memperkuat daya ingat anak karena menggunakan alat-alat dan
media belajar yang ada di lingkungan anak sendiri. Piaget dalam Samatowa
(2011: 5) mengatakan bahwa pengalam langsung yang memegang peranan
penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak. Pengalaman
langsung anak terjadi secara spontan dari kecil (sejak lahir) sampai berumur 12
tahun.
Struktur kognitif anak berbeda dengan struktur kognitif ilmuwan. Anak
akan siap untuk mengembangkan konsep tertentu bila ia telah memiliki struktur
kognitif (skema) yang menjadi prasyarat perkembangan kognitif yang bersifat
hirarkhis dan inregratif. Selain itu perlunya keterampilan dalam berlatih untuk
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
proses belajar anak juga sangat diperlukan. Menurut Iskandar (2001: 16) anak
memang perlu diberi kesempatan untuk berlatih keterampilan-keterampilan proses
IPA, sebab diharapkan mereka dapat berpikir dan memiliki sikap ilmiah. Akan
tetapi pengajaran dan keterampilan IPA masih perlu dimodifikasi sesuai dengan
tahap perkembangan kognitifnya agar anak mampu berpikir ilmiah. Ilmu
pengetahuan IPA untuk anak-anak didefinisikan oleh Paolo dan Marten dalam
Carin (1993: 5) adalah sebagai berikut: (1) mengamati apa yang terjadi, (2)
mencoba memahami apa yang diamati, (3) mempergunakan pengetahuan baru
untuk meramalkan apa yang akan terjadi, (4) menguji ramalan-ramalan di bawah
kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar.
Proses dan perkembangan belajar anak Sekolah Dasar (SD) memiliki
kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut: beranjak dari hal-hal yang konkrit
memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, terpadu dan melalui
proses manipulatif. Oleh karena itu pelajaran di Sekolah Dasar haruslah
direncanakan (Iskandar, 2011: 23). Definisi yang paling banyak dikenal adalah
perubahan perilaku yang diakibatkan oleh penagalaman. Ahli psikolog kognitif
beranggapan bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran peserta didik oleh
peserta didik itu sendiri. Samatowa (2011: 6-7) aplikasi teori perkembangan
kognitif pada pendidikan IPA adalah sebagai berikut: (1) konsep IPA dapat
berkembang baik, hanya bila pengalaman langsung mendahului pengenalan
generalisasi-generalisasi abstrak, (2) daur belajar yang mendorong perkembangan
konsep IPA sebagai berikut: (a) eksplorasi, yaitu kegiatan dimana anak
mengalami atau mengindera objek secara langsunng. Pada langkah ini anak
memperoleh informasi baru yang adakalanya bertentangan dengan konsep yang
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
telah dimilikinya, (b) generalisasi, yaitu menarik kesimpulan dari beberapa
informasi (pengalaman) yang tampaknya bertentangan dengan yang telah dimiliki
anak, (c) deduksi, yaitu mengaplikasikan konsep baru (generalisasi) itu pada
situasi dan kondisi baru.
2.1.4.3. Materi Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya
Dalam penelitian ini peneliti memiliki cakupan materi hanya pada
pengelompokan hewan menurut habitatnya, yaitu hewan yang hidup di dalam air,
hewan yang hidup di darat, dan hewan yang hidup di udara. Habitat merupakan
tempat tinggal suatu makhluk hidup dan berkembang biak. Menurut Wijayanti
(2008: 17) habitat merupakan lingkungan fisik yang berada pada sekitar spesies,
komunitas, kelompok spesies yang mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies.
Suatu habitat terdiri dari faktor fisik, seperti kelembaban, tanah, ketersediaan
cahaya, kisaran suhu, dan juga faktor biotik seperti adanya predator dan
ketersediaan makanan.
Semua makhluk hidup atau organisme memiliki habitat dan tempat
tinggal masing-masing. Istilah habitat juga dipakai untuk menunjukkan tempat
tumbuhnya sekelompok organisme dari beberapa spesies yang membentuk suatu
komunitas. Misalnya menyebutkan tempat kehidupan padang rumput dapat
disebut sebagai habitat padang rumput, untuk hutan mangrove maka dapat
menggunakan istilah habitat hutan mangrove, dan juga untuk hutan rawa maka
dapat menggunakan istilah habitat hutan rawa.
a.
Hewan yang hidup di darat
Hewan yang hidup di darat disebut hewan darat. Ada singa, anjing,
sapi, gajah, kucing, harimau, dan lain sebagainya. Ciri hewan yang hidup
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
di darat adalah memiliki paru-paru sebagai alat pernafasan dan sepanjang
hidupnya lebih sering menginjak tanah.
(a)
(c)
(b)
(d)
Gambar 2.1 Beberapa jenis hewan yang hidup di darat; (a) harimau, (b) kuda,
(c) anjing, (d) badak
b.
Hewan yang hidup di air
Berbagai jenis hewan hidup di air. Ada hewan yang hidup di laut,
misalnya paus, ikan hiu, udang, gurita, lumba-lumba, dan lain sebagainya.
Ada juga ikan yang hidup di air tawar, yaitu ikan koi, ikan arwana, ikan
mas, dan lain sebagainya. Ikan lele dan mujair juga hidup di air tawar. Ada
juga ikan bandeng yang hidup di air payau. Air payau merupakan
campuran air laut dan air tawar. Ciri hewan yang hidup di air adalah
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki sirip, memiliki insang sebagai berhafas, memiliki sisik, dan
sepanjang hidupnya hidup di dalam air.
(a)
(c)
(b)
(d)
Gambar 2.2 Beberapa jenis hewan yang hidup di air; (a) bintang laut, (b) hiu,
(c) udang, (d) gurita
c.
Hewan yang hidup di udara
Burung dan jenis serangga hidup di udara. Hewan yang hidup di
udara memiliki sayap untuk terbang. Misalnya, burung elang, kutilang,
merpati, dan lain sebagainya. Banyak serangga yang hidup di udara.
Misalnya, kupu-kupu, nyamuk, capung, lalat, lebah, dan lain sebagainya.
Ciri hewan yang hidup di udara adalah memiliki sayap dan sepanjang
hidupnya sering terbang di udara.
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(a)
(c)
(b)
(d)
Gambar 2.3 Beberapa jenis hewan yang hidup di udara (a) capung, (b) kupu-kupu,
(c) elang, (d) kelelawar
2.2. Penelitian yang Relevan
Peneliti menggunakan hasil penelitian sebelumnya yang digunakan untuk
melihat relevansi yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
Relevansi tersebut dapat dilihat dari permasalahan terkait dengan metode
Montessori. Berikut adalah paparan beberapa penelitian tersebut.
Penelitian tentang metode Montessori dilakukan oleh Prastiwi (2016), Noi
(2015), dan Hardiyanti (2016). Prastiwi (2016) mengembangkan alat peraga
matematika perkalian berbasis metode Montessori untuk siswa kelas III SD. Jenis
penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian menunjukkan bahwa alat peraga yang dikembangkan mengandung lima
ciri media pembelajaran dan mempunyai kualitas “sangat baik”. Hal ini
dibuktikan pada alat peraga yang dikembangkan mampu mengatasi kesulitan
belajar siswa dalam perkalian dengan hasil pretest mencapai 49, setelah
menggunakan alat peraga hasil posttest mencapai 91,3.
Noi (2015) mengembangkan alat peraga matematika materi perkalian
berbasis metode Montessori untuk kelas II. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penilaian dan pengembangan (R&D). Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa alat peraga papan perkalian memiliki lima ciri, antara lain, menarik bagi
siswa, bergradasi, memiliki pengendali kesalahan dan dapat digunakan secara
mandiri oleh siswa. Kualitas alat peraga papan perkalian ditunjukkan dengan
perolehan skor validasi 3,37 dalam kategori “sangat baik”. Selain itu, melalui
penggunaan alat peraga matematika perkalian berbasis metode Montessori, nilai
siswa dapat meningkat dari rerata 58,21 menjadi 97,82. Dengan demikian, alat
peraga sudah layak digunakan melalui tahap uji coba yang lebih luas.
Hardiyanti (2016) mengembangkan alat peraga IPS materi keragaman
budaya Indonesia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas IV. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penilaian dan pengembangan (R&D). Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa alat peraga papan perkalian memiliki lima ciri,
antara lain, menarik bagi siswa, bergradasi, memiliki pengendali kesalahan dan
dapat digunakan secara mandiri oleh siswa. Kualitas alat peraga papan perkalian
ditunjukkan dengan perolehan skor validasi 3,9 dalam kategori “sangat baik”.
Selain itu, melaui uji coba lapangan terbatas alat peraga keragaman budaya
Indonesia menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa ketika posttest lebih
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tinggi apabila dibandingkan dengan nilai pretest. Selisih rerata posttest dan
pretest adalah 37,2. Dengan demikian, alat peraga dapat membantu siswa dalam
memperlajari budaya Indonesia. Secara ringkas kerangka penelitian dalam
penelitian ini dapat dilihat literature map dalam bagan 2.1 dibawah ini.
Prastiwi (2016)
Alat peraga berbasis metode
Montessori pembelajaran
matematika materi perkalian
Noi (2015)
Alat peraga berbasis
metode Montessori
pembelajaran matematika
materi perkalian
Hardiyanti (2016)
Alat peraga berbasis
metode Montessori IPS
materi keragaman budaya
Indonesia
Yang diteliti:
Sadewo (2017)
Pengembangan Media pembelajaran
IPA SD Materi Pengelompokan Hewan
Menurut Habitatnya Berbasis Metode
Montessori
Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian yang Relevan
2.3. Kerangka Berpikir
Pengelompokan hewan menurut habitatnya merupakan salah satu materi
pembelajaran pada mata pelajaran IPA kelas II SD. Di dalam materi tersebut
memuat materi tentang pengelompokan hewan menurut habitatnya. Materi IPA
yang abstrak membuat siswa merasa kesulitan dalam memahami konsep suatu
materi pembelajaran. Kecenderungan guru menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab membuat siswa hanya dapat memahami materi secara verbalisme
saja. Karena itu, diperlukan suatu solusi yang dapat membuat siswa lebih mudah
dalam memahami materi pembelajaran IPA.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penggunaan media pembelajaran marupakan solusi yang dapat membantu
siswa dalam memahami materi pembelajaran IPA. Di samping itu, guru dan siswa
juga memerlukan media pembelajaran IPA untuk suatu proses pembelajaran.
Media pembelajaran cocok diterapkan bagi siswa SD kelas II karena siswa kelas
II berada pada tahap operasional konkret dimana penggunaan benda-benda yang
berbentuk konkret sangat diperlukan. Peneliti memilih media pembelajaran
berbasis metode Montessori. Hal ini disebabkan media pembelajaran berbasis
metode Montessori memiliki empat ciri yaitu menarik, bergradasi, autocorrection, auto-education, dan ditambah kontekstual.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan pengembangan media
pembelajaran IPA yang mampu membantu siswa dalam memahami materi
pembelajaran. Penelitian ini berfokus pada Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi
berbagai tempat hidup makhluk hidup (air, tanah dan tempat lainnya)”
menggunakan media pembelajaran IPA pengelompokan hewan menurut
habitatnya berbasis metode Montessori. Penelitian dilakukan pada siswa kelas II
SD Negeri Dayuharjo tahun ajaran 2016/2017. Oleh sebab itu, apabila media
pembelajaran berbasis metode Montessori diterapkan dalam pembelajaran IPA
materi pengelompokan hewan menurut habitatnya maka siswa akan lebih mudah
dalam memahami materi tersebut.
2.4. Pertanyaan Penelitian
2.4.1. Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi
pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori
yang dikembangkan untuk siswa kelas II?
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.4.2. Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran IPA SD materi
pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori
menurut ahli pembelajaran IPA dan ahli Montessori?
2.4.3. Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran IPA SD materi
pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori
menurut guru?
2.4.4. Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran IPA SD materi
pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori
menurut siswa?
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rancangan
penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data, dan jadwal penelitian.
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dugunakan oleh peneliti dalam penelitian yaitu jenis
penelitian pengembangan atau research and development (R&D). Menurut Ali &
Asrori (2014: 105), penelitian pengembangan adalah suatu proses dalam
mengembangkan dan memvalidasi perangkat tertentu yang menjadi produknya,
yang dalam perspektif industri merupakan pengembangan suatu prototipe produk
sebelum diproduksi secara massal. Menurut Gall dan Borg (2007: 589) penelitian
dan pengembangan adalah suatu penelitian yang digunakan untuk merancang
produk atau prosedur baru, yang diuji secara sistematis di lapangan, dievaluasi,
dan direvisi. Berdasarkan pengertian di atas maka diapat disimpulkan bahwa
penelitian dan pengembangan adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk
merancang, mengembangkan, atau menyempurnakan suatu produk, serta menguji
produk tersebut secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dan direvisi.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti melakukan penelitian untuk
mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi
pengelompokan hewan menurut habitatnya. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji
coba lapangan terbatas yang dilakukan untuk mengetahui penggunaan media
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran oleh siswa dalam memahami materi pengelompokan hewan
menurut habitatnya di kelas II SD. Selain itu, hasil dari penelitian ini berupa
sebuah prototipe media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya
berbasis metode Montessori.
3.2. Setting Penelitian
3.2.1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah sepuluh siswa yang terdiri dari kelas II semester
ganjil tahun ajaran 2016/2017 di SD Negeri Dayuharjo terdiri dari lima siswa
putri dan lima siswa putra secara acak. Pemilihan siswa berdasarkan hasil diskusi
dan rekomendasi dari wali kelas. Peneliti juga memberikan beberapa
pertimbangan kepada pemilihan subjek berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan pada saat pembelajaran.
3.2.2. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran IPA yang berbasis
metode Montessori berupa papan pengelompokan hewan menurut habitatnya.
Media pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa kelas II semester 1
dalam belajar, khususnya dalam materi pengelompokan hewan menurut
habitatnya. Media pembelajaran ini terdiri dari kotak habitat hewan, replika
hewan, puzzle, dan kartu.
3.2.3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dan pengembangan dilakukan di SD Negeri Dayuharjo.
Sekolah ini terletak di Jl. Damai Prujakan, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman,
Yogyakarta. Pemilihan SD tersebut sebagai tempat uji coba lapangan terbatas
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dikarenakan SD Negeri Dayuharjo kurang berprestasi dalam mata pelajaran IPA.
Hal ini dibuktikan ketika peneliti melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah,
bahwa mayoritas siswa memperoleh prestasi saat mengikuti lomba tidak pada
kegiatan nonakademik, sedangkan pada kegiatan akademik tidak berprestasi.
Selain itu, SD tersebut memiliki letak yang strategis yaitu terletak di tengah kota
dan letak sekolah tersebut memudahkan peneliti untuk mencari bahan-bahan yang
digunakan sebagai media pembelajaran.
3.2.4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2016//2017.
Peneliti melakukan penelitian dimulai pada bulan April 2016 hingga Juli 2017.
Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 16 bulan.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Penentuan
judul
penelitian
Penyusunan
Proposal
Penyusunan
Instrumen
Mengurus
perijinan
Uji coba
Instrumen
Pengumpulan
Data
Pengolahan
Data
Penyusunan
Laporan
Ravisi
Laporan
Ujian skripsi
40
Juli
Juni
Mei
Apr
Mar
Feb
Jan
Des
Nov
Okt
Sep
Agt
Jul
Jun
Kegiatan
Mei
No.
Apr
Bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3. Rancangan Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model yang telah
dipaparkan oleh Sugiyono (2012: 298-311) dan Borg dan Gall (dalam Sanjaya
2013: 133-135). Menurut Sugiyono (2012: 298-311) terdapat sepuluh langkah
dalam melakukan penelitian pengembangan antara lain 1) potensi masalah, 2)
pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji
coba produk, 7) revisi produk , 8) uji coba pemakaian, 9) revisi produk, dan 10)
produk massal. Bagan 3.1 merupakan bagan langkah-langkah penelitian dan
pengembangan menurut Sugiyono (2012: 298).
(2) Pengumpulan
data
(3) Desain produk
(4) Validasi desain
(8) Uji coba
pemakaian
(7) Revisi produk
(6) Uji coba
produk
(5) Revisi desain
(9) Revisi produk
(10) Produk
massal
(1) Potensi
masalah
dan
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
menurut Sugiyono (2012: 298)
Bagan di atas menggambarkan bahwa langkah-langkah penelitian dan
pengembangan dimulai dari adanya potensi dan masalah yang dikumpulkan
melalui observasi dan wawancara. Potensi dan masalah yang telah terkumpul
dijadikan data empirik. Data empirik, dijadikan sebagai bahan untuk membuat
desain produk. Produk tersebut kemudian divalidasi oleh ahli agar diketahui
kelemahan dan kekurangan. Selanjutnya, hasil validasi desain produk oleh ahli
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan revisi desain. Desain
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
produk yang sudah direvisi tersebut tidak bisa langsung diujicobakan, tetapi harus
dibuat terlebih dahulu berupa barang kepada tukang atau ahli, agar barang tersebut
nantinya dapat diujicobakan. Produk yang sudah jadi selanjutnya dapat diuji
cobakan secara terbatas untuk mengetahui manfaat dari produk berdasarkan
masalah yang dihadapi oleh responden. Langkah selanjutnya yaitu merevisi ulang
kembali produk untuk memperbaiki kelemahan yang ditemui ketika uji coba
terbatas. Produk yang sudah direvisi selnjutnya diuji cobakan kembali kepada
responden dalam lingkup yang sebenarnya. Apabila dalam uji coba tersebut masih
ditemukan kembali kelemahan dan kekurangan pada produk, maka dilakukan
revisi kembali. Setelah produk dinyatakan efektif dan layak digunakan, produk
akan diproduksi secara massal (Sugiyono, 2012: 298-311).
Berdasarkan kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan di atas,
peneliti kemudian membandingkan model penelitian yang dipaparkan oleh Borg
dan Gall. Menurut Sanjaya (2013: 133) R&D dilaksanakan melalui beberapa
tahap. Setiap tahap merupakan proses kegiatan memiliki pencapaian target.
Pencapaian target sangat berpengaruh dalam pelaksanaan tahapan berikutnya.
Borg dan Gall dalam Sanjaya (2013: 133-135) menguraikan sepuluh langkah
dalam penelitian dan pengembangan. Sepuluh langkah tersebut yaitu:
1. Penelitian dan pengumpulan data merupakan teknik pengumpulan data yang
dapat dilakukan malalui studi literatur, observasi, dan sebagainya. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui informasi terkait dengan kondisi nyata di
lapangan dan produk yang akan dikembangkan.
2. Perencanaan meliputi menentukan keterampilan yang akan dikembangkan
melalui perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian yang hendak dicapai
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari perangkat yang dihasilkan. Selain itu, perencanaan juga meliputi
perkiraan biaya, tenaga kerja, dan waktu untuk menyelesaikan penelitian dan
pengembangan yang akan dilakukan.
3. Pengembangan bentuk awal produk, merupakan pengembangan bentuk
lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan serangkaian
pengujian dan perbaikan berdasarkan saran dari beberapa ahli. Apabila yang
dikembangkan merupakan perangkat merupakan perangkat pembelajaran,
maka pada langkah ini juga sudah dikembangkan bahan pembelajaran, buku
pegangan, dan alat evaluasinya.
4. Uji coba lapangan awal merupakan pengujian tahap awal yang dilakukan
untuk mengumpulkan data terhadap hasil pengembangan produk. Hal ini
dapat membantu peneliti melakukan analisis dan perbaikan berdasarkan
komentar dan masukan tentang kelemahan dari produk yang dikembangkan.
5. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan merupakan proses
perbaikan berdasarkan saran atau masukan berdasarkan hasil uji coba
lapangan awal. Revisi tersebut menjadi bentuk produk yang siap diujikan
lebih lanjut.
6. Uji coba lapangan dilakukan dengan perluasan jumlah sekolah antara 5-120
sekolah atau dengan jumlah siswa sebanyak 30-100 anak. Pengujian ini
dilakukan dengan tujuan mengetahui peningkatan penggunaan perangkat
yang dikembangkan.
7. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan menjadi bahan untuk
melakukan revisi pada tahap ini. Revisi tersebut bersifat penyempurnaan yang
selanjutnya diujicobakan kembali pada tahap selanjutnya.
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Uji pelakasanaan lapangan yang melibatkan lebih banyak sekolah antara 1030 unit dengan jumlah siswa sebanyak 40-200 anak. Uji coba ini dilakukan
dengan beberapa teknik pengumpulan data yaitu tes, kuesioner, dan
wawancara. Selanjutnya, ketiga data tersebut dianalisis sebagai saran dalam
penyempurnaan tahap akhir.
9. Penyempurnaan produk akhir dilakukan berdasarkan saran dari hasil uji coba
pada langkah ke delapan. Penyempurnaan produk ini selanjutnya dapat
diproduksi secara massal yang menjadi prototipe produk akhir.
10. Desiminasi dan implementasi dilakukan dengan tujuan untuk membuat
laporan hasil penelitian dari produk yang dikembangakan berdasarkan
tahapan pengembangan. Selain itu, peneliti juga membuat artikel yang
selanjutnya dapat dipublikasikan menjadi jurnal ilmiah. Peneliti juga dapat
bekerjasama dengan penerbit untuk memproduksi dan memasarkan secara
luas.
Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan dengan mengadopsi dan
memodifikasi langkah penelitian dari Sugiyono (2012: 298-311) dan model Borg
dan Gall (dalam Sanjaya 2013: 133-135). Penelitian ini dibatasi hanya sampai
pada uji coba lapangan terbatas dan prototipe media pembelajaran yang telah
divalidasi. Peneliti memodifikasi prosedur penelitian hanya terdiri dari lima
langkah, yaitu (1) potensi masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan desain,
(4) validasi produk, dan (5) uji coba lapangan terbatas. Berikut adalah model
penelitian dan pengembangan yang disusun peneliti dengan mengadopsi
Sugiyomo serta Borg dan Gall yang disajikan pada bagan 3.2.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Potensi Masalah
(Sugiyono, 2012)
Uji Coba Terbatas
(Borg dan Gall dalam
Sanjaya, 2013)
Perencanaan
(Borg dan Gall dalam
Sanjaya, 2013)
Pengembangan
Bentuk Awal Produk
(Borg dan Gall dalam
Sanjaya, 2013
Validasi Produk
(Sugiyono, 2012)
Bagan 3.2 Modifikasi model penelitian dan pengembangan
Penelitian tersebut dimulai dengan mengidentifikasi masalah dan
menganalisis kebutuhan siswa dan guru tahap potensi masalah. Selanjutnya, pada
tahap perencanaan penelitian merancang beberapa instrumen berupa tes dan
kuesioner
yang
digunakan
pada
saat
peneltian.
Penelitian
kemudian
mengembangkan dan membuat produk berdasarkan 5 ciri media pembelajaran
pada tahap pengembangan desain. Selanjutnya, produk tersebuit divalidasi oleh
beberapa ahli pada tahap validasi produk sebelum digunakan pada tahap uji coba
terbatas.
3.4. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dan pengembangan mengadopsi model yang
dipaparkan oleh Sugiyono (2012: 298-311) dan Borg dan Gall (dalam Sanjaya
2013: 133-135). Peneliti memodifikasi tahap penelitian menjadi lima langkah,
yaitu (1) potensi masalah, (2) penyusunan rencana, (3) pengembangan bentuk
awal produk, (4) validasi produk, dan (5) uji coba lapangan terbats. Kelima
tahapan tersebut disajikan dalam bagan 3.3.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TAHAP I Potensi dan Masalah
Identifikasi
Masalah
Validasi oleh ahli
IPA, Montessori
dan guru
Pedoman
Observasi
Wawancara
Uji keterbacaan
analisis kebutuhan
guru dan siswa
Penyebaran
Kuesioner
Data analisis
kebutuhan
Data ketersediaan
dan penggunaan
media
pembelajaran serta
kesulitan belajar
siswa
Observasi
Validasi oleh ahli
IPA dan
Montessori
Pedoman
Wawancara
Analisis
karakteristik
media
pembelajaran
Montessori
Validasi ahli IPA dan
Montessori
Analisis
karakteristik
siswa
Pembuatan kuesioner
analisis kebutuhan
TAHAP II Perencanan
Data analisis kebutuhan
Konsep pembuatan media
pembelajaran
Desain media pembelajaran
Desain album media pembelajaran
Instrumen
Validasi guru SD
penelitian dan setara
Tes
Kuesioner
validasi produk
Validasi ahli IPA
dan Montessori
Uji
empiris
Revisi
Uji keterbacaan
instrumen oleh
siswa dan guru
Revisi
Uji keterbacaan
soal oleh siswa
Revisi
Revisi
Instrumen siap
digunakan
TAHAP III Pengembangan Bentuk Awal Produk
Desain media
pembelajaran
Pembuatan media
pembelajaran dan album
Pengumpulan bahan
Desain album
Media
pembelajaran dan
album siap
divalidasi
TAHAP IV Validasi Produk
Media pembelajaran
Album media
pembelajaran
Validasi oleh ahli IPA dan Montessori
Validasi oleh ahli IPA dan Montessori
TAHAP V Uji Coba Terbatas
Pretest
Uji coba terbatas
Posttest
Tanggapan guru
dan siswa
Album dan media pembelajaran
siap untuk diuji cobakan
Prototipe media pembelajaran IPA
SD materi pengelompan hewan
menurut habitatnya berbasis metode
Montessori
Bagan 3.3 Prosedur Penelitian
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.1. Potensi dan Masalah
Tahap pertama pada penelitian ini adalah potensi dan masalah. Potensi
adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah,
sedangkan masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan
yang terjadi (Sugiyono, 2015: 409). Pada tahap ini peneliti melakukan analisis
potensi dan masalah, melalui analisis kebutuhan yang dilakukan dengan cara
observasi, wawancara, dan pembagian kuesioner kepada guru dan siswa. Sebelum
melakukan observasi, wawancara, dan pembagian kuesioner, peneliti harus
membuat instrumen validasi untuk ahli terlebih dahulu. Instrumen pedoman
observasi, pedoman wawancara, dan kuesioner harus divalidasi terlebih dahulu
oleh ahli sebelum digunakan untuk mengumpulkan data. Wawancara dilakukan
kepada beberapa narasumber, yaitu kepala SD Negeri Dayuharjo, guru kelas II,
dan siswa kelas II. Observasi dilakukan terkait dengan kegiatan pembelajaran IPA
di kelas II, ketersediaan media pembelajaran, penggunaan media pembelajaran,
kesulitan belajar siswa serta ketersediaan bahan baku pembuatan media
pembelajaran di lingkungan sekolah. Dari hasil observasi didapat potensi
ketersediaan bahan baku pembuatan media pembelajaran di sekolah berupa kayu,
cat, triplek, kertas, dan lain-lain. Bahan baku tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku dalam pembuatan media pembelajaran yang dapat membantu dan
mendukung proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
Peneliti melakukan analisis hasil wawancara dan observasi. Hasil analisis
tersebut nantinya digunakan sebagai bahan membuat kuesioner analisis
kebutuhan. Penyusunan kuesioner analisis kebutuhan memperhatikan karakteristik
media pembelajaran Montessori dan karakteristik siswa. Selanjutnya, kuesioner
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori, dan guru SD. Hal
tersebut bertujuan untuk mengetahui kelayakan kuesioner sebelum digunakan.
Kemudian peneliti merevisi instrumen berdasarkan saran atau masukan yang
diberikan oleh para ahli.
Selanjutnya, peneliti melakukan uji keterbacaan instrumen analisis
kebutuhan kepada guru dan siswa di SD setara. Uji keterbacaan tersebut dilakukan
untuk mengetahui tingkat pemahaman guru dan siswa terhadap kalimat
pertanyaan yang ada pada kuesioner. Setelah dilakukan uji keterbacaan, peneliti
melakukan revisi pada instrumen analisis kebutuhan berdasarkan uji keterbacaan
oleh siswa. Setelah instrumen selesai direvisi, selanjutnya instrumen analisis
kebutuhan siap untuk digunakan di SD penelitian sebagai keperluan analisis
kebutuhan.
3.4.2. Perencanaan
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah tahap perencanaan. Dalam tahap
perencanaan ini peneliti membuat konsep mengenai media pembelajaran
berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Setelah itu, peneliti merancang dan
membuat desain media pembelajaran serta album petunjuk penggunaan media
pembelajaran. Selain itu juga terdapat beberapa instrumen yang nantinya
digunakan dalam penelitian seperti soal tes dan kuesioner validasi produk.
Sebelum digunakan, isntrumen tes perlu dilakukan uji validasi untuk mengetahui
tingkat kevalidan dan konstruk peritem soal. Uji validasi dilakukan oleh ahli guru
SD setara. Hasil validasi nantinya menjadi bahan perbaikan instrument soal tes.
Setelah dilakukan perbaikan instrumen, tahap selanjutnya yaitu melakukan uji
keterbacaan soal pretest dan posttest kepada siswa di SD setara. Hasil uji
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keterbacaan kemudian direvisi agar instrumen layak digunakan. Setelah instrumen
layak digunakan, maka instrumen tersebut dapat diujikan secara empiris kepada
siswa kelas II SD Negeri Dayuharjo. Hasil atau data uji empiris selanjutnya diolah
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas melalui Statistic Package for Social
Studies 20 (SPSS 20) for Windows. Peneliti kemudian memilih 10 butir soal yang
valid sebagai soal pretest dan postest. Peneliti kemudian melakukan uji
keterbacaan soal kepada siswa SD setara. Berdasarkan hasil uji keterbacaan,
peneliti melakukan revisi kembali apabila masih terdapat kekurangan pada
instrumen tes.
Selain instrumen tes, peneliti menyusun kuesioner validasi produk dan
kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran untuk siswa. Akan
tetapi kuesioner tersebut sebelum digunakan sudah divalidasi oleh ahli. Validasi
ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian bahasa pada kuesioner. Berdasarkan
hasil validasi, peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki kesalahan pada
kuesioner. Salain validasi kepada ahli dan guru SD setara, instrumen diujikan
kepada siswa SD setara untuk mengetahui keterbacaan instrumen kuesioner.
Melalui uji keterbacaan, peneliti dapat mengetahui pemahaman siswa terhadap
kalimat pertanyaan dalam kuesioner. Hasil uji keterbacaan digunakan sebagai
dasar untuk melakukan revisi pada instrumen jika masih ditemukan kekurangan.
Setelah direvisi, instrumen kuesioner kelayakan produk untuk siswa telah siap
digunakan.
3.4.3. Pengembangan Bentuk Awal Produk
Tahap ketiga pada penelitan ini adalah pengembangan bentuk awal
produk. Peneliti mengembangkan media pembelajaran berdasarkan hasil
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
indentifikasi masalah dan analisis kebutuhan kepada guru dan siswa. Media
pembelajaran ini dibuat berdasarkan lima ciri yaitu auto-correction, autoeducation, menarik, bergradasi, dan kontekstual. Media pembelajaran Montessori
dirancang menarik bagi siswa agar dapat menarik minat siswa dalam belajar.
Media pembelajaran dibuat menarik dari segi warna, bentuk, dan sebagainya
(Montessori, 2002:174). Peneliti mengumpulkan bahan-bahan seperti replika
hewan, gambar, bahan kayu yang akan digunakan, dll. Setelah bahan sudah
terkumpul semua, maka proses pembuatan media dapat dilakukan. Selain itu,
media pembelajaran yang sudah jadi dilengkapi dengan album, yang bertujuan
sebagai pedoman penggunaan media pembelajaran.
3.4.4. Validasi Produk
Tahap keempat pada penelitian ini adalah validasi produk. Media
pembelajaran pengelompokan hewan yang telah dibuat ini kemudian divalidasi
oleh beberapa ahli. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk
sebelum kemudian diujicobakan secara terbatas. Validasi produk dilakukan oleh
beberapa ahli yaitu ahli Montessori, ahli pembelajaran IPA, dan guru SD. Validasi
produk ini bertujuan untuk mendapat kritik dan saran, agar menghasilkan produk
yang lebih baik dan sesuai dengan kriteria. Setelah mendapat kritik dan saran,
yang harus dilakukan oleh peneliti yaitu merevisi produknya berdasarkan hasil
validasi ahli. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang
telah divalidasi oleh ahli. Hasil validasi menjadi bahan dalam melakukan analisis
mengenai kualitas media pembelajaran berdasarkan hasil dari validasi beberapa
ahli. Di tahap ini, peneliti memperoleh media pembelajaran dan album media
pembelajaran yang siap untuk digunakan dalan uji coba lapangan terbatas.
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.5. Uji Coba Lapangan Terbatas
Tahap kelima adalah uji coba lapangan terbatas. Uji coba ini dilaksanakan
kepada sepuluh siswa SD di sekolah yang sudah ditentukan oleh peneliti dan guru
kelas siswa penelitian. Peneliti memilih lima siswa perempuan dan lima siswa
laki-laki. Hal ini dilakukan dengan hasil kesepakatan antara peneliti dan guru
kelas. Produk selanjutnya diuji cobakan secara terbatas kepada sekelompok siswa
yang sebelumnya sudah diberi pretest dan posttest untuk mengetahui kualitas
media pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa. Setelah dilakukan
pretest
dan
posttest,
peneliti
memberikan
tanggapan
mengenai
media
pembelajaran yang sudah dikembangkan. Peneliti hanya dibatasi sampai pada
prototype media pembelajaran IPA berupa pengelompokan hewan menurut
habitatnya berbasis metode Montessori.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data
(Sugiyono, 2015: 308). Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk
memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang
dapat dipercaya. Untuk memperoleh data seperti yang dimaksudkan tersebut,
dalam penelitian dapat digunakan berbagai macam metode, anataranya adalah
dengan kuesioner, observasi, wawancara, tes, dan analisis dokumen (Widoyoko,
2016: 33). Peneliti dalam pengumpulan data menggunakan teknik wawancara,
observasi, kuesioner, gabungan (triangulasi), dan tes.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5.1. Observasi
Nasution dalam Sugiyono (2015: 310) menyatakan bahwa, observasi
adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Widoyoko (2016: 46) juga menyatakan
bahwa observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek
peneltian. Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung
keadaan lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang
permasalahan yang diteliti. Observasi yang dilakukan peneliti dilaksanakan pada
mata pelajaran IPA kelas II SD Negeri Dayuharjo. Aspek yang diobservasi yaitu
ketersediaan dan pemanfaatan media pembelajaran, cara mengajar guru di dalam
kelas serta ketersediaan potensi bahan baku pembuatan media pembelajaran di
sekolah.
3.5.2. Wawancara
Esterberg dalam Sugiyono (2015: 317) menyatakan bahwa wawancara
adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanyajawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik. Menurut
Widoyoko (2016: 40), wawancara merupakan suatu proses tanyajawab dialog
secara lisan antara pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang yang
diinterview (interviewee) dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti. Peneliti mewawancarai beberapa narasumber yaitu
kepala SD Negeri Dayuharjo, guru kelas II, dan siswa kelas II.
Data yang diperoleh melalui wawancara dengan kepala sekolah adalah
seputar
informasi
terkait
dengan
ketersediaan
dan
penggunaan
media
pembelajaran di sekolah serta penelitian yang pernah dilaksanakan di SD tersebut.
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wawancara dengan guru kelas II dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait
dengan ketersediaan media pembelajaran, penggunaan media pembelajaran di
dalam kelas, kesulitan selama pembelajaran IPA, dan usaha yang dilakukan oleh
guru. Wawancara dengan siswa kelas II dilakukan untuk mendapatkan informasi
terkait media pembelajaran dan kesulitan yang dialami dalam pembelajaran IPA.
3.5.3. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015: 193). Ali & Asrori (2014: 253) instrumen
yang digunakan adalah daftar pertanyaan dan berbagai alternatif jawabannya yang
dibuat secara tertulis, yang disebut dengan kuesioner. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan kuesioner dalam beberapa hal yaitu untuk analisis kebutuhan dan
validasi produk. Kuesioner kebutuhan diberikan kepada guru kelas II untuk
menganalisis kebutuhan terkait dengan media pembelajaran. Kuesioner validasi
produk ditujukan kepada ahli-ahli untuk menilai kelayakan dari media
pembelajaran yang telah dibuat. Kuesioner validasi produk juga diberikan kepada
siswa untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang dibuat setelah uji coba
terbatas.
3.5.4. Tes
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat
untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek (Widoyoko, 2016: 50).
Djemari (dalam Widoyoko, 2009: 67) menyatakan bahwa tes merupakan salah
satu cara untuk mentaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung,
yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Dalam
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian ini, peneliti melakukan dua kali tes yaitu pretest dan posttest. Pretest
dan posttest digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui kualitas media
pembelajaran.
Menurut Widoyoko (2014: 61) pretest merupakan salah satu bentuk tes
yang dilaksanakan pada awal proses pembelajaran, sedangkan posttest merupakan
salah satu bentuk tes yang dilaksanakan setalah kegiatan inti pembelajaran selesai.
Pretest dan posttest dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Sebelum
media pembelajaran diujikan kepada siswa, peneliti memberikan soal pretest
untuk mengukur tingkat pemahaman siswa sebelum menggunakan media
pembelajaran. Selanjutnya, setelah siswa menggunakan media pembelajaran,
peneliti memberi soal posttest untuk mengukur kemampuan siswa. Melalui soal
pretest dan soal posttest, peneliti dapat mengetahui apakah hasil belajar siswa
sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran terdapat perkembangan
atau tidak.
3.6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran
(Widoyoko, 2016: 51). Menurut Gulo dalam Widoyoko (2016: 51) bahwa
instrumen penelitian merupakan pedoman tertulis tentang wawancara, atau
pengamatan, atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan
infromasi dari responden. Peneliti menggunakan beberapa instrumen yaitu
kuesioner, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan matriks triangulasi
untuk teknik nontes dan soal pretest-posttest untuk teknik tesnya.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6.1. Pedoman Observasi
Menurut Widoyoko (2016: 46) sebagai metode pengumpulan data,
observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan catatatan secara sistematik
terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian.
Sependapat dengan Widoyoko, Ali & Asrori (2014: 254-255) menyatakan bahwa
observasi adalah pengamatan atau pengindraan secara khusus dengan penuh
perhatian dan keuletan, sehingga objek yang tanpa observasi tidak bisa terungkap
datanya menjadi terungkap datanya. Oleh sebab itu, observasi merupakan salah
satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengamati dan
mengidentifikasi masalah di lapangan.
Observasi dilaksanakan di SD Negeri Dayuharjo kelas II untuk
mengetahui ketersediaan media pembelajaran di sekolah. Peneliti melakukan
observasi di kelas II pada pembelajaran IPA. Aspek yang diobservasi yaitu
pemanfaatan media pembelajaran dan cara mengajar guru. Peneliti mencatat halhal yang berkaitan dengan aspek yang diobservasi setiap rentang waktu tertentu.
Kisi-kisi observasi pada pembelajaran IPA kelas II dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas II
No.
Item
1,2
Kisi-kisi Observasi
Ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas
3,4
Penggunaan media pembelajaran IPA dalam
pembelajaran di kelas
5,6
Cara penggunaan media pembelajara IPA di kelas
Objek yang Diamati
Ada media pembelajaran yang
diletakkan di kelas untuk
pembelajaran IPA
Media pembelajaran layak untuk
digunakan dalam pembelajaran
Guru menggunakan media
pembelajaran untuk menjelaskan
materi pembelajaran IPA
Guru menguasai cara
menggunakan media pembelajaran
Guru menjelaskan cara
penggunaan media pembelajaran
IPA kepada siswa
Siswa dapat menggunakan media
pembelajaran secara mandiri
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7,8
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam
pembelajaran di kelas
Siswa mengalami kesulitan ketika
mengikuti pembelajaran IPA di
kelas
Siswa mengalami kesulitan ketika
mengerjakan soal IPA
Pedoman observasi telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli
pembelajaran Montessori dan ahli pembelajaran IPA. Uji validasi pada instrumen
nontes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validasi konstruk (Sugiyono
2014: 170). Validitas konstruk berkaitan dengan suatu instrumen dapat mengukur
konsep dari suatu teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko,
2014:175). Karena itu, pedoman observasi diujikan dengan uji validasi konstruk.
Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh hasil rerata
skor validasi observasi. Hasil validasi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel
4.1 halaman 74.
3.6.2. Pedoman Wawancara
Menurut Widoyoko (2016: 40) wawancara merupakan suatu proses
tanyajawab atau dialog secara lisan antara pewawancara (interviewer) dengan
responden atau orang yang terinterview (interviewee) dengan tujuan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
Peneliti manggunakan teknik wawancara semi terstruktur. Wawancara
semi terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis tetapi dikembangkan
kembali untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap untuk pengumpulan
data. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2015: 320). Hal ini digunakan
agar dapat memberi kesempatan kepada siswa maupun guru secara luas untuk
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memberikan jawaban berupa pendapat, sikap, atau perasaannya (Supratiknya,
2015: 53). Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut,
maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih
terarah pada suatu tujuan (Sugiyono, 2015: 321). Wawancara yang dilakukan
bertujuan untuk menganalisis kebutuhan media pembelajaran IPA dari
narasumber. Wawancara dilakukan kepada kepala SD Negeri Dayuharjo, guru
kelas II, dan sejumlah siswa kelas II.
3.6.2.1. Wawancara Kepala Sekolah
Pengumpulan data melalui wawancara yang pertama ditujukan kepada
Kepala SD Negeri Dayuharjo. Wawancara yang digunakan oleh peneliti yaitu
teknik wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur yaitu penyusunan
rencana wawancara menggunakan pedoman wawancara yang hanya merupakan
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan tetapi tidak menggunakan
format dan ukuran yang baku (Widoyoko, 2015: 377). Adapun rencana
wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah
No
1.
2.
3.
4.
Topik Pertanyaan
Informasi berkaitan dengan sekolah
Ketersediaan media pembelajaran di sekolah
a. Media pembelajaran IPA yang sudah ada di sekolah
b. Pengadaan media pembelajaran IPA di sekolah
c. Perawatan media pembelajaran IPA di sekolah
Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran
Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media
pembelajaran
3.6.2.2. Wawancara Guru Kelas II
Kegiatan wawancara yang kedua yaitu ditujukan kepada guru kelas II.
Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara semi terstruktur.
Adapun rencana wawancara dengan guru kelas II dapat dilihat pada tabel 3.4.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas II
No
1.
Topik Pertanyaan
Ketersediaan media pembelajaran di kelas
a. Media pembelajaran IPA yang dimiliki oleh kelas
b. Pengadaan media pembelajaran IPA oleh guru
Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran
Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut
2.
3.
4.
5.
3.6.2.3. Wawancara Siswa Kelas II
Wawancara selain ditujukan oleh kepala sekolah dan guru kelas,
wawancara juga ditujukan kepada siswa kelas II. Wawancara yang dilakukan
menggunakan teknik wawancara semi terstruktur. Adapun rencana wawancara
dengan siswa kelas II dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas II
No
1.
2.
3.
Topik Pertanyaan
Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi
Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
Pedoman wawancara tersebut sebelumnya telah divalidasi oleh beberapa
ahli yaitu ahli pembelajaran Montessori, ahli pembelajaran IPA, dan guru SD.
Instrumen
wawancara
tersebut
divalidasi
agar
dapat
digunakan
untuk
mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji validitas pada instrumen
nontes yang valid selama penelitian. Uji validitas pada instrumen nontes yang
digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2014: 17).
Validitas konstruk berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur untuk mengukur
konsep yang diukurnya (Yusuf. 2014: 47). Karena itu, pedoman wawancara
tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Melalui validasi konstruk yang
dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
wawancara. Hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah dapat dilihat pada
tabel 4.3 halaman 76. Hasil validasi pedoman wawancara guru dapat dilihat pada
tabel 4.6 halaman 77. Hasil validasi pedoman wawancara siswa dapat dilihat pada
tabel 4.9 halaman 79.
3.6.3. Kuesioner
Kuesioner yang digunakan peneliti yaitu analisis kebutuhan, validasi
produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji coba lapangan terbatas.
3.6.3.1. Kuesioner Analisis Kebutuhan
Kuesioner yang digunakan yaitu dalam bentuk kuesioner terbuka.
Kuesioner terbuka pada analisis kebutuhan dapat dijawab oleh responden secara
bebas. Responden yang digunakan dalam pada kuesioner analisis kebutuhan ini
adalah semua siswa kelas II dan guru kelas bawah SD Negeri Dayuharjo. Hasil
kuesioner tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam merancang produk
pengembangan media pembelajaran IPA. Selain itu, kuesioner tersebut juga
dirancang berdasarkan 5 karakteristik media pembelajaran yang dikembangkan.
Berikut adalah kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru dalam
tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan
Nomor item
Indikator
Autoeducation
Deskriptor
Bergradasi
Autocorrection
1. Menggunakan media pembelajaran dalam
pembelajaran IPA
2. Memahami konsep IPA secara mandiri
1. Memiliki warna
1. Bentuk media pembelajaran
2. Berat media pembelajaran
1. Membantu menemukan kesalahan sendiri
2. Membantu menemukan jawaban yang benar
Kontekstual
1. Memanfaatkan bahan dari lingkungan sekitar
Menarik
Kuesioner
Guru
1
Kuesioner
Siswa
1
2
5 dan 6
9
8
10
7
2
6 dan 7
10
8
9
5
3 dan 4
3 dan 4
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelima indikator yang terdapat dalam kisi-kisi dikembangkan menjadi 10
pertanyaan untuk guru dan 10 pertanyaan untuk siswa yang disusun dalam
kuesioner analisis kebutuhan.
3.6.3.2. Kuesioner Validasi Produk
`
Peneliti menyusun kuesioner validasi produk berdasarkan pada lima
indikator karakteristik media pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan
produk. Karateristik tersebut adalah menarik, bergradasi, auto-correction, autoeducation, dan kontekstual. Validasi produk dengsn kuesioner dilakukan untuk
mengetahui kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan.
Kuesioner validasi produk diisi oleh ahli yaitu ahli mata pelajaran IPA
dan ahli pembelajaran Montessori. Pengisian kuesioner validasi produk oleh ahli
dilakukan sesudah penelitian mempresentasikan media pembelajaran yang
dikembangkan. Selain kuesioner produk oleh ahli, terdapat pula kuesioner
tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa. Pengisian kuesioner
tanggapan oleh siswa dilakukan setelah dilakukan uji coba terbatas. Kuesioner
validasi produk dan kuesioner tanggapan oleh siswa memiliki indikator yang
sama. Kisi-kisi kuesionar validasi produk oleh ahli dan tanggapan oleh siswa
disajikan dalam tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan
Tanggapan Produk oleh Siswa
Indikator
Autoeducation
Kontekstual
Menarik
Deskriptor
Nomor Item
Ahli Siswa
1. Membantu siswa memahami konsep IPA
1
2
2. Siswa belajar secara mandiri
1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar
2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar dan
sekolah/guru
1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa
2. Bentuk media pembelajaran menarik
2
3
1
10
4
11
5
3
4
6
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Cara kerja media pembelajaran menarik
1. Dapat digunakan untuk lebih dari satu kompetensi
2. Memiliki berat yang sesuai dengan karakteristik
siswa
1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri
2. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar
Bergradasi
Autocorrection
7
8
7
5
9
6
10
11
8
9
Kelima indikator tersebut yang terdapat pada kisi-kisi dikembangkan
menjadi 11 pertanyaan yang disusun dalam kuesioner validasi produk oleh ahli
dan oleh siswa. Selain produk berupa media pembelajaran, produk yang berupa
album media pembelajaran juga diujikan kelayakannya aspek yang dinilai dalam
validasi album disajikan dalam tabel 3.8.
Tabel 3.8 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Aspek yang Dinilai
Kesesuaian bahasa dengan tata bahasa Indonesia yang baku
Kejelasan kalimat
Pemilihan jenis huruf
Pemilihan ukuran huruf
Pemilihan ukuran gambar
Kejelasan gambar
Kelengkapan album
Keruntutan langkah-langkah kegiatan
Kesesuaian langkah kegiatan dengan gambar yang digunakan
Kesesuaian perilaku dalam langkah kegiatan dengan
perkembangan siswa
Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk tersebut
divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli Montessori, ahli pembelajaran IPA, dan
guru SD setara. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan dalam
mengmpulkan dalam pengumpulan data yang valid selama penelitian. Uji
validitas pada instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah
validitas konstruk (Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk berkaitan dengan
kesanggupan suatu alat ukur untuk mengukur konsep yang diukurnya (Yusuf,
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2014: 47). Oleh karena itu, kuesioner tersebut diujikan dengan uji validitas
konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh
rerata skor validasi kuesioner analisis kebutuhan dan rerata skor validasi produk.
Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 4.12
halaman 84, sedangkan untuk siswa dapat dilihat pada tabel 4.14 halaman 85.
Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.27
halaman 109, sedangkan hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai media
pembelajaran oleh siswa dilihat pada tabel 4.28 halaman 110.
Selain uji validitas konstruk, kuesioner untuk siswa perlu diuji
keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan kepada siswa kelas II SD setara. uji
keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
kalimat pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner. Melalui uji keterbacaan
kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 4.13 halaman 85,
sedangkan hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat
pada tabel 4.15 halaman 86. Selain itu, hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan
mengenai media pembelajaran oleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.29 halaman
111.
3.6.4. Soal Tes
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes sebagai pretest dan
posttest. Pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
sebelum dan setelah menggunakan media pembelajaran dalam uji coba terbatas.
Selain itu pretest dan posttest digunakan sebagai data pendukung untuk
mengetahui kualitas media pembelajaran. Peneliti menyusun dan menggabungkan
tes berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) “Mengidentifikasi berbagai tempat hidup
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
makhluk hidup (air, tanah dan tempat lainnya)” untuk kelas II semester ganjil.
Peneliti mengembangkan KD menjadi dua indikator. Kedua indikator tersebut
dikembangkan menjadi 15 tipe soal isian singkat. Kisi-kisi soal tes disajikan
dalam tabel 3.9.
Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Tes
Kompetensi Dasar
1.3 Mengidentifikasi
berbagai tempat hidup
makhluk hidup (air, tanah
dan tempat lainnya)
Indikator
1.3.1 Mengetahui ciri hewan yang
berkehidupan di air, darat, dan udara.
1.3.2 Mengetahui pengelompokan
hewan menurut tempat tinggalnya.
Nomor Item
4, 5, 9, 10, 14, dan 15
1, 2, 3, 6, dan 7
Instrumen tes yang telah dibuat kemudian diujikan validitasnya. Validitas
merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan kata yang dilaporkan
oleh peneliti (Sugiyono, 2014: 361). Menurut Arifin (2011: 245) validitas adalah
suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang
digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur. Instrumen
dikatakan valid apabila instrumen tepat mengukur apa yang hendak diukur
(Widoyoko, 2016: 141).
Validitas yang yang dilakukan pada instrumen tes sebelum digunakan
adalah validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi (content validity) adalah
membandingkan isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Aspek yang
dinilai dalam uji validitas isi dituangkan dalam tabel 3.10.
Tabel 3.10 Aspek Penelitian Validitas Isi Instrumen Tes
No
1
2
3
4
5
6
Aspek yang Dinilai
Kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
Kesesuaian perilaku yang dituntutdalam indikator dengan
perkembangan siswa
Kesesuaian indikator 1 dengan item soal yang diberikan
Kesesuaian indikator 2 dengan item soal yang diberikan
Kesesuaian penggunaan bahasa dengan bahasa Indonesia baku
Kesesuaian penulisan kalimat pertanyaan
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selanjutnya, validitas konstruk (construct validity) adalah konsep yang
dapat diobservasi dan dapat diukur (Arifin, 2011: 247). Validitas konstruk
dilakukan untuk mengetahui konstruksi soal yang dibuat terkait dengan
kesesuaian materi, bahasa, dan penulisan soal. Validitas konstruk tersebut
dilakukan oleh ahli yakni guru SD setara. Hasil validitas isi dapat dilihat pada
tabel 4.20 halaman 105 dan hasil validitas konstruk dapat dilihat pada tabel 4.21
halaman 105.
Instrumen tes yang sudah divalidasi oleh ahli kemudian diujikan secara
empiris kepada siswa kelas II di SD setara. Data yang diperoleh selanjutnya
dioleh dengan menggunakan program SPSS 20 for Windows untuk menganalisis
item soal yang valid. Item soal yang valid dapat dilihat dari perbandingan r hitung
dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut valid dan
sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig.
(2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid
(Widoyoko, 2009: 137). Rekapitulasi item tes yang valid dan tidak valid setelah
dioleh dengan SPSS 20 for Windows dapat dilihat pada tabel 4.23 halaman 107.
Setelah uji validitas, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal.
Reliabilitas adalah derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan. Reliabilitas
berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen dapat dipercaya sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan (Arifin, 2011: 248). Instrumen dikatakan
dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten)
apabila diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2016: 157). Reliable atau tidaknya suatu
instrumen dapat diketahui dari nilai koefisien Alpha. Item soal diuji dengan
program komputer SPSS 20 for Windows dengan menghitung koefisien Alpha
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sekurang-kurangnya 0,7 (Kaplan dalam Widoyoko, 2016: 165). Hasil perhitungan
reliabilitas dengan SPSS 20 for Windows dapat dilihat pada tabel 4.24 halaman
107. Berdasarkan hasil pengolahan validitas dan reliabilitas, dipilih sebanyak 10
soal yang digunakan sebagai soal pretest dan posttest. Kesepuluh soal tes tersebut
kemudian diuji keterbacaannya. Kesepuluh soal tersebut diuji keterbacaanya pada
siswa kelas II SD setara. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan atau pernyataan dalam soal tes.
Hasil uji keterbacaan dapat dilihat pada tabel 4.26 halaman 108.
3.7. Triangulasi
Triangulasi
merupakan
teknik
pengumpulan
data
yang
bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data atau sumber data yang
telah ada (Sugiyono, 2015: 330). Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari
kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman
peneliti terhadap apa yang telah ditemukan (Sugiyono, 2015: 330). Triangulasi
digunakan untuk memperoleh data analisis kebutuhan. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam triangulasi adalah observasi, wawancara, dan kuesioner.
Analisis kebutuhan dilaksanakan pada tahap awal untuk mengumpulkan data
terkait dengan ketersediaan danpenggunaan media pembelajaran dalam pelajaran
IPA si kelas II. Bagan 3.4 adalah bagian triangulasi teknik.
Kuesioner
Observasi
Wawancara
Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan bagan di atas, peneliti memperoleh data analisis kebutuhan
malalui teknik observasi, wawancara, dan kuesioner. Triangulasi teknik, berarti
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama (Sugiyono, 2015: 330). Data yang
diperoleh dari data triangulasi teknik digunakan untuk pertimbangan peneliti
dalam mengembangkan media pembelajaran dengan melihat kebutuhan siswa dan
guru. Hasil triangulasi teknik dapat dilihat pada halaman bagan 4.2 halaman 97.
Selain triangulasi teknik, peneliti juga menggunakan triangulasi sumber.
Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbedabeda dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2015: 330). Peneliti menggunakan
triangulasi sumber bertujuan untuk menganalisis data hasil wawncara berdasarkan
tiga sumber data. Bagan 3.5 merupakan bagan triangulasi sumber data.
Kepala Sekolah
Siswa
Guru
Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara
Berdasarkan bagan di atas, peneliti melakukan wawancara kepada tiga
sumber yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Hasil triangulasi sumber dapat
dilihat pada bagan 4.1 halaman 81. Hasil wawancara akan menjadi gambaran awal
penelti dalam mengidentifikasi masalah pada tahap awal penelitian.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8. Teknik Analisis Data
Melalui pengumpulan data diperoleh data yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Menurut Widoyoko (2016: 18-21) data kuantitatif adalah data yang
berwujud angka-angka yang diperoleh dari hasil pengukuran. Data kualitatif
adalah data yang menunjukkan suatu kualitas atau mutu dari sesuatu, dilihat dari
keadaan, proses maupun peristiwa, yang dituangkan dalam bentuk pernyataan atau
kata-kata. Berikut adalah pembahasan teknik analisis data kuantitatif dan data
kualitatif.
3.8.1. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif yang pertama dilakukan dengan menggunakan
skala Likert 1-4. Skala ini digunakan berbagai instrumen penelitian. Setiap skala
dilengkapi dengan kriteria yang memudahkan penilai dalam memberikan
penilaian. Setiap instrumen penelitian memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam
pedoman penilaiannya. Kriteria dibuat berdasarkan kebutuhan dari penilai.
Berikut adalah daftar tabel skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada
masing-masing instrumen yang digunakan.
Tabel 3. 11 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen nontes
yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis kebutuhan dan
kuesioner validasi produk
Skala
Kriteria
Nilai 4
Nilai 3
Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki
Instrumen sudah layak digunakan namun perlu
diperbaiki
Instrumen kurang layak digunakan dan perlu
diperbaiki
Instrumen tidak layak digunakan
Nilai 2
Nilai 1
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3. 12 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada uji validitas konstruk
soal tes
Skala
Kriteria
Nilai 4
Instrumen sesuai indikator, kalimat baku dan jelas,
tidak dan perlu diperbaiki
Instrumen sesuai indikator, kalimat baku namun
kurang jelas, tidak dan perlu diperbaiki
Instrumen kurang sesuai indikator, kalimat baku
namun kurang jelas dan perlu diperbaiki
Instrumen tidak sesuai indikator, kalimat tidak baku
dan kurang jelas serta tidak layak digunakan
Nilai 3
Nilai 2
Nilai 1
Tabel 3. 13 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validitas isi instrumen
soal tes
Skala
Nilai 4
Nilai 3
Nilai 2
Nilai 1
Kriteria
Sudah sesuai dan tidak perlu diperbaiki
Sudah sesuai, namun perlu diperbaiki
Kurang sesuai dan perlu diperbaiki
Tidak sesuai.
Tabel 3. 14 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian uji keterbacaan kuesioner
analisis kebutuhan, kuesioner validitas produk dan soal tes
Skala
Nilai 4
Nilai 3
Nilai 2
Nilai 1
Kriteria
Kalimat sangat jelas dan mudah dipahami
Kalimat jelas namun sulit dipahami
Kalimat kurang jelas dan sulit dipahami
Kalimat tidak jelas dan sulit dipahami
Tabel 3. 15 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validasi produk oleh ahli
Skala
Kriteria
Nilai 4
Media pembelajaran sangat sesuai dengan
pernyataan
Media pembelajaran sesuai dengan pernyataan,
namun terdapat kekurangan
Media pembelajaran kurang sesuai dengan
pernyataan sehingga perlu diperbaiki
Media pembelajaran tidak sesuai dengan pernyataan
sehingga kurang layak untuk digunakan
Nilai 3
Nilai 2
Nilai 1
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3. 16 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner tanggapan
mengenai media pembelajaran oleh siswa
Skala
Nilai 4
Nilai 3
Nilai 2
Nilai 1
Kriteria
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Hasil yang diperoleh dari penilaian dengan menggunkan skala Likert 1-4
kemudian untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian dihitung dengan
rumus 3.1.
x 100%
Rumus 3.1 Rumus perhitungn rerata hasil penilaian dengan skala Likert
Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai.
Rerata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan
acuan dari Widoyoko (2014: 144). Tabel 3.17 adalah konversi data kuantitatif ke
data kuialitatif menurut Widoyoko.
Tabel 3.17 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif
Interval Skor
Kategori
3,26 – X – 4,00
2,51 – X – 3,25
1,76 – X – 2,50
1,00 – X – 1,75
Sangat Baik
Baik
Kurang
Sangat Kurang
Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid atau tidaknya suatu
instrumen. Berikut adalah kategori hasil skor validitas instrumen oleh ahli yang
dituangkan dalam tabel 3.18.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.18 Kategori Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen
Interval Skor
Kategori
3,26 – X – 4,00
2,51 – X – 3,25
Sangat Baik
Baik
1,76 – X – 2,50
1,00 – X – 1,75
Kurang
Sangat Kurang
Bobot
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan
namun perlu perbaikan
Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan
Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan
Instrumen dikatakan valid jika memperoeh rerata skor lebih besar dari 2,
50. Nilai terdapat pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan
instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki. Sebaliknya, apabila
rerata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat
dikatakan tidak valid.
Analisis data kuantitatif yang selanjutnya dilakukan untuk menghitung
persentase jawaban kuesioner. Persentase dihitung dengan menggunakan rumus
dari Supratiknya (2012: 128) rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner
adalah 3.2.
x 100%
Rumus 3.2 Rumus perhitungan persentase jawaban pada kuesioner
Dalam penelitian ini, juga digunakan tes, berupa pretest dan posttest. Tes
tersebut untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan
media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya malaui uji coba
terbatas. Tipe soal yang digunakan adalah uraian terbatas tipe melengkapi. Skor
untuk jawaban yang benar adalah 1 dan skor untuk jawaban salah adalah 0. Nilai
pretes dan posttest dihitung dengan rumus 3.3.
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x 100%
Rumus 3.3 Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest
3.8.2. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif yang pertama dilakukan pada pengolahan hasil
kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut. Pertama, membuat kode-kode dan tema secara kualitatif.
Kudua, peneliti menghitung beberapa kali kode dan tema tersebut muncul dalam
data teks. Ketiga, peneliti membandingkan dengan data kuantitatif yang ada
(Creswell, 2012: 328-329).
Selanjutnya, analisis dilakukan pada teknik wawancara dan observasi.
Data yang dihasilkan dari kegiatan wawancara diperoleh dengan langkah sebagai
berikut Poerwandari (dalam Supratiknya, 2012: 117). Pertama, membaca transkip
wawancara/observasi yang sudah disusun secara berulang-ulang dan dengan
pemahaman yang baik. Kedua, menemukan kata kunci atau tema, dan hasilnya
ditulis di kolom sebelah kanan. Ketiga, membuat catatan lain berisi interpretasi
atau kesimpulan sementara. Keempat, mengumpulkan kata kunci dan tema-tema
dan daftar yang telah dibuat.
Langkah
menggunakan
selanjutnya,
teknik
data
triangulasi.
yang telah
Data
diperoleh
triangulasi
diolah
dengan
dilakukan
dengan
menggabungkan data yang diperoleh dari tiga sumber yaitu Kepala Sekolah, guru
dan siswa. Selain itu, triangulasi juga dilakukan pada teknik wawancara,
observasi, dan kuesioner. Dengan demikian, diperoleh data yang semakin
lengkap.
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab empat ini menguraikan penjelasan dari bab sebelumnya. Uraian
tersebut terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan.
4.1 Hasil Penelitian
Subab ini menguraikan proses penelitian dari persiapan sampai dengan
pelaksanaan yang meliputi potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan
bentuk awal prosuk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas.
4.1.1
Potensi dan Masalah
Tahap pertama yang dilakukan peneliti dalam proses penelitian yaitu tahap
analisis potensi dan masalah, melalui analisis kebutuhan yang dilakukan dengan
cara observasi, wawancara, dan pembagian kuesioner kepada guru dan siswa.
Sebelum melakukan observasi, wawancara, dan pembagian kuesioner, peneliti
harus membuat instrumen validasi untuk ahli terlebih dahulu. Instrumen pedoman
observasi, pedoman wawancara, dan kuesioner harus divalidasi terlebih dahulu
oleh ahli sebelum digunakan untuk mengumpulkan data. Dari hasil observasi
didapat potensi yang ditemukan di SD Negeri Dayuharjo yaitu tersedianya bahan
baku dalam pembuatan media pembelajaran seperti kayu, cat, kertas yang
ditemukan di SD tersebut. Kayu tersebut jika dimanfaatkan dengan baik maka
dapat digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan media pembelajaran
berbasis metode Montessori. Selanjutnya peneliti melakukan indentifikasi
masalah yang dapat ditemukan di SD Negeri Dayuharjo dengan menggunakan
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pedoman observasi, pedoman wawancara, dan kuesioner. Instrumen observasi dan
instrumen wawancara ini akan divalidasi oleh ahli terlebih dahulu sebelum
digunakan. Melalui hasil observasi dan wawancara dapat ditemukan masalah yaitu
siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pembelajaran IPA, ketersediaan
dan penggunaan media pembelajaran masih terbatas. Permasalah yang ditemukan
oleh peneliti dapat disajikan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat
kuesioner
analisis
kebutuhan.
Pembuatan
kuesioner
analisis
kebutuhan
memperhatikan karakteristik media pembelajaran berbasis metode Montessori.
Hasil dari pengisian kuesioner analisis kebutuhan digunakan oleh peneliti sebagai
bahan pertimbangan dalam merancang media pembelajaran yang dikembangkan.
4.1.1.1 Identifikasi Masalah
Tahap awal penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti
adalah mengidentifikasi permasalahan terkait dengan kesulitan belajar yang
dialami
oleh
siswa.
Peneliti
mengkaji
permasalah
tersebut
dengan
mengembangkan teknik wawancara dan observasi yang selanjutnya dikaji dengan
menggunakan triangulasi data.
4.1.1.1.1 Observasi
Observasi dilaksanakan untuk mengamati pembelajaran IPA kelas II dan
ketersediaan media pembelajaran di SD Negeri Dayuharjo. Kisi-kisi pedoman
observasi dapat dilihat pada tabel 3.2 halaman 55. Pedoman observasi telah
divalidasi sebelum digunakan. Validasi dilakukan oleh beberapa ahli yaitu ahli
pembelajaran IPA dan ahli Montessori. Ahli pembelajaran IPA dijadikan sebagai
ahli 1 sedangkan ahli Montessori disajikan sebagai ahli 2. Berikut adalah hasil
validasi instrumen observasi yang disajikan tabel 4.1.
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Pedoman Observasi oleh Ahli
Ahli
Ahli 1
Ahli 2
1
4
4
2
4
4
Rerata
No. Item
3 4 5 6
4 3 4 4
4 4 4 4
7
4
3
8
4
4
Total
Rerata
31
31
31
3,87
3,87
3,87
Berdasarkan hasil validasi pedoman observasi oleh ahli pada tabel 4.1,
didapat rerata skor sebesar 3,87. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 70,
rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat
baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan.
Lembar validasi pedoman observasi oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 1.1
halaman 140. Para ahli tidak memberikan komentar terhadap instrumen pedoman
observasi.
Setelah pedoman observasi selesai divalidasi, peneliti melakukan
observasi pada pembelajaran IPA dikelas II dan ketersediaan media pembelajarn
di SD Negeri Dayuharjo. Observasi dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2016.
Lembar hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 1.3 halaman 145 yang juga
disajikan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA
Objek yang diamati
Jawaban
Ada media pembelajaran
yang diletakkan di kelas
untuk pembelajaran IPA.
Media pembelajaran layak
untuk
digunakan
dalam
pembelajaran.
Guru menggunkan media
pembelajaran
selama
pembelajaran IPA untuk
menjelaskan materi.
Guru
menguasai
cara
Catatan
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ketika observasi guru tidak menggunakan
media pembelajaran.
Guru hanya menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab. Sedangkan dalam
penyampaian
materi,
guru
hanya
menggunakan buku LKS dan buku guru
sebagai buku pedoman. Ketika menjelaskan
materi, guru memberi catatan kepada siswa di
papan tulis.
Ketika observasi guru tidak menggunakan
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan
media
pembelajaran.
Guru menunjukkan kepada
siswa cara menggunakan
media pembelajaran.
Siswa dapat menggunakan
media pembelajaran secara
mandiri.
media pembelajaran.
Tidak
Tidak
Siswa mengalami kesulitas
dalam pembelajaran IPA.
Ya
Siswa mengalami kesulitan
dalam mengejarkan soal IPA.
Ya
Ketika observasi guru tidak menggunakan
media pembelajaran.
Siswa
tidak
menggunakan
media
pembelajaran. Ketika guru menjelaskan
materi di depan kelas, siswa hanya mencatat
dan mendengar penjelasan guru.
Ketika observasi, siswa masih ada yang
belum paham tentang materi pengelompokan
hewan menurut habitatnya. Hal tersebut
dibuktikan dengan ada beberapa siswa yang
masih bertanya kepada guru tentang materi
yang diajarkan.
Ketika guru memberikan soal latihan. Ada
beberapa siswa yang masih mengalami
kesulitan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat
disimpulkan bahwa ketersediaan media pembelajaran materi IPA masih terbatas.
Selama proses kegiatan belajar mengajar guru tidak menggunakan media
pembelajaran. Guru hanya megajar dengan menggunakan metode ceramah dan
tanyajawab. Buku guru dan buku LKS menjadi bahan dalam guru mengajar. Ada
beberapa siswa tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru dan guru memberikan
kesempatan kepada teman lainnya untuk membantu menjawab pertanyaan dari
guru. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan
penggunaan media pembelajaran masih belum optimal digunakan selama
pembelajaran IPA di kelas II SD Negeri Dayuharjo.
4.1.1.1.2 Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dilakukan oleh peneliti
dalam mengkaji permasalahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran IPA.
Peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah, guru kelas II, dan siswa
kelas II. Sebelum melakukan wawancara, peneliti harus memvalidasi pedoman
wawancara kepada ahli. Ahli yang melakukan validasi adalah ahli IPA, ahli
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Montessori, dan guru kelas II. Validasi yang dilakukan adalah validasi konstruk.
Validasi konstruk melihat kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori
yang ada. Adapun hasil validasi instrumen wawancara dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
No. Item
Ahli
1
4
4
Ahli 1
Ahli 2
2
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
6
3
3
7
4
4
8 9 10
4 4
4
4 4
4
Rerata
11
4
4
12
4
4
13
4
4
14
4
4
15
4
4
16
4
4
Total
Rerata
63
63
63
3,94
3,94
3,94
Berdasarkan hasil validasi pada tabel 4.3 tersebut, didapat rerata skor
sebesar 3,94. Hal ini menunjukkan bahwa istrumen wawancara layak untuk
digunakan, jika dibandingkan dengan tabel 3.18 pada halaman 70. Beberapa ahli
tersebut juga memberikan komentar terkait dengan pedoman wawancara. Berikut
adalah hasil rekapitulasi komentar yang disajikan dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
No.
Item
6
Sebelum Perbaikan
Komentar Ahli
Sesudah Perbaikan
Apakah
media
pembelajaran
yang
sudah ada disimpan
dan dirawat dengan
baik?
Kata-kata “apakah” lebih
baik diganti bagaiman,
perbaikan kalimatnya.
Bagaimana penyimpanan dan
perawatan media pembelajaran
supaya kondidinya tetap baik?
Beberapa komentar tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti
dalam memperbaiki instrumen wawancara sebelum digunakan. Selanjutnya,
pedoman wawancara digunakan untuk mencari data tentang ketersediaan dan
penggunaan media pembelajaran dengan meresponden kepala sekolah SD Negeri
Dayuharjo. Berikut adalah hasil wawancara dengan Kepala Sekolah yang
disajikan pada tabel 4.5.
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.5 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah
Topik
Pertanyaan
Informasi
berkaitan dengan
sekolah
Ketersediaan
media
pembelajaran
sekolah
No. Item
Hasil Wawancara
1, 2, 3,
dan 4
Prestasi yang diraih yaitu juara lomba tari kreasi di FSLN,
juara 1 baca Al-Quran di Darusalam, cerdas cermat mendapat
juara 3. Nilai UN untuk lima tahun terakhir yaitu bias dibilang
stabil, artinya di atas KKM. Untuk dibandingkan dengan mata
penlajaran yang lain IPA dan Bahasa Indonesia relatif
seimbang.
Media pembelajaran sudah ada tapi dulu. Untuk yang sekarang
yang tersedia hanya media gambar dan kerangka manusia saja.
Media juga dibersihkan ketika ada tamu atau ketika kerjabakti.
Ketersediaan media pembelajaran untuk sekarang belum ada
hibah darimanapun.
Penggunaan media pembelajaran sangat minim. Guru hanya
menggunakan media jika diperlukan, jika tidak diperlukan
maka tidak menggunakan media pembelajaran.
Belum ada peneliti yang berkaitan dengan media pembelajaran
di SD Negeri Dayuharjo.
5, 6, 7, 8,
dan 9
di
Penggunaan
media
dalam
pembelajaran IPA
Penelitian yang
pernah dilakukan
di
sekolah
berkaitan dengan
media
pembelajaran
10, 11,
12, 13,
dan 14
15 dan
16
Wawancara kedua dilakukan kepada guru kelas II SD Negeri Dayuharjo.
Hal ini dilakukan untuk mengkaji ketersediaan dan penggunaan media
pembelajaran. Kegiatan wawancara yang dilakukan untuk mengkaji kesulitasn
belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Wawancara tersebut dilakukan pada
tanggal 25 Agustus 2016. Sebelum melakukan wawancara, peneliti memvalidasi
pedoman wawacara kepada ahli yang dituangkan dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Validasi Wawancara Pedoman Wawancara Guru
Ahli
Ahli 1
Ahli 2
1
4
4
2
4
4
3
4
4
4
4
4
5
3
3
6
4
4
7
4
4
8
4
3
No. Item
9 10 11 12
4 4
4
4
3 4
4
4
Rerata
13
4
4
14
4
4
15
4
4
16
4
4
17
4
4
18
4
4
Tot
al
71
69
70
Rer
ata
3,94
3,83
3,89
Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli pada tabel
4.6, didapat rerata skor 3,89. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 70,
rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara
guru oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 1.7 halaman 156. Para ahli juga
memberikan komentar terhadap instrumen pedoman wawancara Guru yang
dituangkan pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli
No.
Item
5
Sebelum Perbaikan
Komentar Ahli
Sesudah Perbaikan
Apakah
Bapak/Ibu
sering menggunakan
media pembelajaran
IPA? Apa alasannya?
Perbaikan kalimatnya, ada
tambahan
kata-kata
seberapa
sering/intensitasnya.
Seberapa sering Bapak/Ibu
menggunakan media dalam
pembelajaran IPA?
Beberapa komentar dari para ahli tersebut akan menjadi bahan
pertimbangan bagi peneliti dalam melakukan revisi. Setelah direvisi maka
pedoman wawancara dapat digunakan dalam wawancara kepada Guru SD.
Wawancara yang dilakukan yaitu pada tanggal 25 Agustus 2016. Transkip
wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.9 halaman 166. Berikut adalah hasil
wawancara dengan Guru yang disajikan pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Guru SD
Topik Pertanyaan
No. Item
Hasil Wawancara
Ketersediaan
media
pembelajaran di kelas
1,2 ,dan
3
Penggunaan
media
dalam pembelajaran IPA
4, 5 ,6 ,7
,8 , dan 9
Kesulitan yang dialami
guru
dalam
menyampaikan
materi
pembelajaran IPA
10, 11 ,
dan 12
Sudah ada namun berupa buku, gambar, dan bendabenda seperti meja, kursi, almari, dll. Guru pernah
membuat media berupa gambar makhluk hidup.
Dalam satu media pembelajaran digunakan untuk
empat siswa.
Guru pernah menggunakan media pembelajaran
dalam pembelajaran IPA, contohnya gambar
makhluk hidup seperti hewan. Guru tidak
menggunakan media pembelajaran dari sekolah
karena sulit untuk digunakan dan memakan waktu
yang cukup banyak, sehingga waktu pembelajaran
habis hanya untuk mempersiapkan media
pembelajaran.
Guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan
materi pembelajaran IPA tergantung materi yang
ada. Guru merasa kesulitan dalam menyampaikan
materi pembelajaran yaitu materi pengelompokan
hewan menurut habitatnya. Penyebab guru
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kesulitan belajar yang
dialami siswa dalam
pembelajaran IPA
13,
15,
16
14,
dan
Usaha yang dilakukan
guru untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan
tersebut
17
18
dan
mengalami kesulitan dalam penyampaian materi
dikarenakan materi IPA masih terlalu abstrak untuk
dijelaskan.
Siswa mengalami kesulitan dalam materi
pengelompokan hewan menurut habitatnya.
Penyebab siswa mengalami kesulitan karena harus
mengelompokkan hewan sesuai dengan tempat
tinggalnya. Ada beberapa siswa belum mengerti
nama dan wujud asli hewan, sehingga menyulitkan
siswa dalam mengelompokkan hewan menurut
habitatnya.
Usaha yang dilakukan guru yaitu menjelaskan
kembali materi yang belum dipahami siswa.
Apabila masih belum paham maka guru akan
menjelaskan secara berulang-ulang hingga siswa
paham betul.
Wawancara selanjutnya, yaitu wawancara yang ketiga ditujukan kepada
siswa kelas II SD Negeri Dayuharjo. Wawancara dilakukan untuk mengkaji
penggunaan media pembelajaran dan kesulitan belajar yang dialami siswa dalam
mata pelajaran IPA. Rencana wawancara dapat dilihat pada tabel 3.5 halaman 58.
Pedoman wawancara siswa sebelumnya sudah divalidasi oleh ahli pembelajaran
IPA, ahli Montessori, dan guru SD. Ahli pembelajaran IPA dijadikan ahli 1, ahli
Montessori dijadikan ahli 2, dan guru SD dijadikan ahli 3. Berikut adalah hasil
validasi yang dituangkan dalam tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa
Ahli
Ahli 1
Ahli 2
Ahli 3
1
4
4
4
2
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
No. Item
5 6 7
4 4 4
4 4 4
3 4 3
Rerata
8
4
4
4
9
4
4
4
10
4
4
4
11
4
4
4
Total
Rerata
43
43
41
42,3
3,91
3,91
3,85
3,85
Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli pada tabel
4.9 didapat skor rerata sebesar 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman
70, rerata tersebut memiliki nilai yang lebih dari 2,50 dan termasuk dalam
kategori sangat baik. Dengan demikian, dapat dikatakan instrumen valid dan layak
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli
dapat dilihat pada lampiran 1.10 halaman 170. Para ahli juga memberikan
komentar terhadap instrumen pedoman wawancara siswa yang dituangkan pada
tabel 4.10.
Tabel 4.10 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli
No.
Item
3
Sebelum Perbaikan
Komentar Ahli
Sesudah Perbaikan
Apakah
Bapak/Ibu
gurumu
pernah
menggunakan
media
dalam pembelajaran IPA?
Jika iya, media apa saja
yang pernah Bapak/ Ibu
gurumu gunakan dalam
pembelajaran IPA?
Tambahkan
pertanyaan “seberapa
sering/intensitasnya”.
Apakah Bapak/Ibu gurumu
pernah menggunakan media
dalam pembelajaran IPA?
Jika iya, media apa saja yang
pernah Bapak/ Ibu gurumu
gunakan dalam pembelajaran
IPA?
Beberapa komentar para ahli tersebut akan menjadi pertimbangan bagi
peneliti dalam melakukan revisi. Setelah pedoman wawancara selesai direvisi,
peneliti dapat melakukan wawancara kepada siswa kelas II SD Negeri Dayuharjo.
Transkip wawancara dengan siswa dapat dilihat pada lampiran 1.12 halaman 180.
Hasil wawancara dengan siswa disajikan pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Siswa
Topik Pernyataan
Tanggapan
terhadap
pembelajaran IPA yang
selama ini terjadi
Penggunaan media dalam
pembelajaran IPA
No. Item
1 dan 2
Hasil Wawancara
Pembelajaran IPA terasa membingungkan bagi
siswa.
3, 4, 5,
6, dan 7
Kesulitan belajar siswa
yang dialami siswa dalam
pembelajaran IPA
8, 9, 10,
dan 11
Penggunaan media pembelajaran dapat membuat
siswa merasa tertarik dan senang, sehingga siswa
merasa terbantuk dalam memahami materi.
Kesulitan yang dialami siswa yaitu dalam materi
pengelompokan hewan menurut habitatnya,
karena
siswa
marasa
bingung
dalam
pengelompokkan hewan berdasarkan tempat
tinggalnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga sumber, yaitu dari Kepala
Sekolah, guru kelas II, dan siswa maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penggunaan media pembelajaran IPA untuk materi pengelompokan hewan
menurut habitatnya masih terbatas. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban
narasumber yang disajikan pada bagan 4.1.
Kepala sekolah
Guru
Siswa
Sekolah memiliki media
pembelajaran IPA akan
tetapi penggunaan media
dalam pembelajaran IPA
masih minim. Siswa
merasa senag, tertarik,
dan paham jika dalam
pembelajaran guru
menggunakan media
pembelajaran.
Di dalam kelas ketersediaan
media sangat minim. Di
dalam kelas hanya ada media
berupa gambar dan bendabenda seperti meja, kursi,
almari, dll. Guru jarang
menggunakan media
pembelajaran IPA karena
terlalu sulit dan keterbatasan
waktu dalam
mempersiapkan. Guru
merasa kesulitan dalam
penyampaian materi IPA
tentang pengelompokan
hewwan menurut habitatnya.
Pelajaran IPA terasa
membingungkan bagi
siswa dan guru jarang
menggunakan media
dalam pembelajaran
IPA. Materi
pengelompokan hewan
menurut habitatnya
masih dirasa sulit bagi
siswa karena masih
bingung dalam
pengelompokkan hewan
berdasarkan tempat
tinggalnya.
Sekolah tidak memiliki media pembelajaran IPA untuk
materi pengelompokan hewan menurut habitatnya.
Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara
Berdasarkan bagan 4.1 mengenai triangulasi sumber wawancara yang
dilakukan peneliti, maka diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan pada materi
pengelompokan hewan menurut habitatanya. Tidak hanya siswa yang merasa
kesulitan, gurupun juga mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi. Hal
tersebut manjadi permasalahan karena ketersediaan media pembelajaran yang
masih terbatas, sehingga proses pembelelajaran menjadi kurang optimal.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara,
maka dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran
IPA materi pengelompokan hewan menurut habitatnya. Ketika peneliti
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
wawancara, siswa mengatakan bahwa materi tersebut sulit, karena siswa kesulitan
dalam membedakan mana hewan yang hidup di darat dan mana hewan yang hidup
di air. Permasalahan lain yang ditemukan yaitu kurangnya penggunaan media
pembelajaran dalam pembelajaran IPA. Hal tersebut sesuai dengan hasil
observasi, bahwa siswa masih tidak adanya media pembelajaran IPA yang
terpajang di dalam kelas. Selain itu, guru juga tidak menggunakan media
pembelajaran. Guru masih menggunakan metode ceramah dan tanyajawab dalam
penyampaian materi pembelajaran.
4.1.1.2 Analisis Kebutuhan
Analisis
kebutuhan
dilakukan
sebelum
pengembangan
media
pembelajaran. Hal tersebut bertujuan untuk mengkaji kebutuhan siswa dan guru
akan media pembelajaran kelas II. Media pembelajaran yang dibutuhkan oleh
siswa dikaji berdasarkan ciri siswa dan media Montessori. Analisis ciri siswa
dilakukan malalui observasi ketika pembelajaran IPA di kelas II berlangsung.
Kemudian, hasil dari kajian observasi akan menjadi bahan landasan dalam
pembuatan kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru. Berikut
merupakan paparan mengenai karakteristik siswa dan media pembelajaran
Montessori.
4.1.1.2.1 Analisis Karakteristik Siswa
Analisis karakteristik siswa dianalisis berdasarkan hasil observasi
pembelajaran IPA pada tanggal 23 Agustus 2016 di kelas II B SD Negeri
Dayuharjo. Beberapa hal yang peneliti dapat ketika observasi yaitu guru masih
menjelaskan dengan metode ceramah dan tanyajawab. Sebagai buku pedoman,
guru menggunakan buku LKS dan buku guru dalam menjelaskan materi
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran. Guru juga mencatat hasil rangkuman pembelajaran di papan tulis.
Siswa hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Pada saat siswa
mengerjakan soal latihan, peneliti mengamati beberapa siswa masih mengalami
kesulitan dalam mengerjakan soal. Hal ini dibuktikan dengan intensitas siswa
yang banyak bertanya seputar materi yang diajarkan oleh guru. Saat mengerjakan
soal, ada beberapa siswa yang berjalan-jalan di kelas dan berbicara dengan teman
yang lain sebelum mengerjakan soal latihan. Selain itu, siswa juga masih kurang
teliti dalam mengerjakan soal ketika diperiksa oleh guru. Hasil analisis berikut ini
menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.
4.1.1.2.2 Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Montessori
Analisis yang dilakukan oleh peneliti mengacu pada empat ciri media
pembelajaran Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, dan autoeducation. Peneliti juga menambahkan satu ciri lagi dalam pengembangan media
pembelajaran yaitu kontekstual. Ciri tersebut ditambah oleh peneliti karena dalam
pengembangan media pembelajaran menggunakan bahan dari benda-benda sekitar
dan memanfaatkan potensi lokal. Selanjutnya, kelima ciri tersebut digunakan
sebagai landasan dalam pembuatan pertanyaan pada kuesioner analisis kebutuhan.
4.1.1.2.3 Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan
Intrumen yang digunakan peneliti dalam analisis kebutuhan adalah
kuesioner. Kuesioner disusun berdasarkan ciri siswa dan kelima ciri media
pembelajaran Montessori. Kuesioner tersebut dikembangkan menjadi 10
pertanyaan kuesioner analisis kebutuhan siswa dan 10 pertanyaan untuk analisis
kebutuhan guru. Pengembangan pertanyaan kuesioner analisis kebutuhan siswa
dan guru dapat lihat pada tabel 3.6 halaman 59.
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebelum kuasioner digunakan, kuasioner harus sudah divalidasi oleh
beberapa ahli terlebih dahulu. Validasi dilakukan bertujuan agar instrumen layak
untuk digunakan.Validasi yang dilakukan adalah validasi konstruk. Validasi
dilakukan oleh ahli IPA, ahli Montessori, dan guru SD. Ahli pembelajaran IPA
dijadikan sebagai ahli 1, ahli pembelajaran Montessori dijadikan sebagai ahli 2,
dan guru SD dijadikan ahli 3. Dalam validasi tersebut, para ahli memberikan
peneliaian dan komentar yang digunakan sebagai bahan pertimbangan perbaikan
kuesioner. Selain itu, kuesioner juga diuji keterbacaannya untuk mengetahui
tingkat pemahaman responden terhadap kalimat pertanyaan atau pernyataan dalam
kuesioner. Berikut adalah paparan hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan
untuk guru yang dituangkan dalam tabel 4.12.
Tabel 4.12 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli
Ahli
Ahli 1
Ahli 2
1
4
4
2
4
4
3
4
4
No. Item
4 5 6 7
4 4 4 3
4 4 4 3
Rerata
8
4
4
9
3
4
10
4
4
Total
Rerata
38
39
38,5
3,8
3,9
3,85
Berdasar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru oleh ahli pada
tabel 4.12, didapat rerata skor 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman
70, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian,
instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru dinyatakan valid dan layak untuk
digunakan. Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat
pada lampiran 2.1 halaman 183. Selain divalidasi, kuesioner juga diberikan
kepada guru SD serta untuk diuji keterbacaannya. Hasil uji keterbacaan kuesioner
analisis kebutuhan guru disajikan pada tabel 4.13.
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.13 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru
Ahli
1
4
Guru
2
4
3
3
No. Item
4 5 6 7
3 3 4 4
8
4
9
4
10
4
Total
Rerata
37
3,7
Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru
pada tabel 4.13, didapat rerata skor 3,7. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18
halaman 70, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan
demikian, instrumen dinyatakan layak untuk digunakan tanpa perbaikan. Lembar
hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada
lampiran 2.3 halaman 204. Melalui hasil uji keterbacaan kuesioner, ahli tidak
memberikan komentar terhadap instrumen.
Selain kuesioner analisis kebutuhan untuk guru, kuesioner analisis
kebutuhan untuk siswa juga perlu divalidasi oleh ahli dan diuji keterbacaannya.
Berikut adalah Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa
dituangkan dalam tabel 4.14.
Tabel 4.14 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli
Ahli
Ahli 1
Ahli 2
Ahli 3
1
4
4
4
2
4
4
4
3
4
4
4
No. Item
4 5 6 7
4 3 4 4
4 3 4 4
3 4 4 4
Rerata
8
4
4
4
9
3
4
3
10
3
3
4
Total
Rerata
37
38
38
37,6
3,7
3,8
3,8
3,76
Berdasarkan hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa oleh ahli
pada tabel 4.14, didapat rerata skor sebesar 3,76. Jika dibandingkan dengan tabel
3.18 halaman 70, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan
demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil
validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.2
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
halaman 191.
Kuesioner juga diberikan pada siswa SD setara untuk diuji
keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima siswa kelas II A SD
Negeri Dayuharjo sebagai siswa setara pada tanggal 15 September 2016. Berikut
adalah hasil keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa yang disajikan
pada tabel 4.15.
Tabel 4.15 Hasil Uji Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa
Siswa
1
2
3
4
5
1
3
4
4
4
4
2
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
4
No. Item
4 5 6 7
3 4 4 3
4 3 4 4
4 4 3 4
4 3 4 4
3 4 3 3
Rerata
8
4
4
4
3
4
9
4
3
4
3
4
10
3
4
4
4
3
Total
Rerata
35
37
37
36
36
36,2
3,5
3,7
3,7
3,6
3,6
3,62
Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner oleh siswa SD setara pada
tabel 4.15, dipaparkan rerata skor sebesar 36,2. Jika dibandingkan dengan tabel
3.18 halaman 70, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan
demikian, instrumen dapat dinyatakan layak untuk digunakan tanpa perbaikan.
Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat
pada lampiran 2.4 halaman 208.
4.1.1.2.4 Data Analisis Kebutuhan
Data analisis kebutuhan yang pertama diberikan kepada guru. Kuesioner
analisis kebutuhan diberikan kepada guru pada tanggal 15 September 2016.
Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan yang desesuaikan dengan lima ciri dari
media pembelajaran Montessori. Kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan guru
dapat dilihat pada tabel 3.6 halaman 59. Lembar hasil pengisian kuesioner analisis
kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran 2.5 halaman 211. Hasil kuesioner
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
analisis kebutuhan guru menjadi bahan pertimbangan dalam mengembangkan
media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Jawaban dari
hasil kuesioner, selanjutnya diolah menggunakan rumus 3.2 halaman 70 untuk
mengetahui presentase dari masing-masing jawaban. Berikut adalah hasil
rekapitulasi kuesioner analisis kebutuhan guru dalam tabel 4.16.
Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru
Indikator
Autoeducation
Autoeducation
Kontekstua
l
Kontekstua
l
Menarik
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
Apakah Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan
media pembelajaran dalam pembelajaran IPA?
(…) Ya
Sebutkan nama media pembelajaran yang
Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan!
……………………………………………………
(…) Tidak
Alasan:
……………………………………………………
Apakah penggunaan media pembelajaran dapat
membantu siswa untuk memahami konsep-konsep
dalam mata pelajaran IPA?
(…) Ya
Alasan:
……………………………………………………
(…) Tidak
Alasan:
……………………………………………………
Apakah Bapak/Ibu pernah membuat media
pembelajaran IPA yang memanfaatkan bahanbahan dari lingkungan sekitar?
(…) Ya
Sebutkan dan jelaskan!
……………………………………………………
(…) Tidak
Alasan:
……………………………………………………
Manakah bahan pembuatan media pembelajaran
yang Bapak/Ibu suka? (Boleh memilih lebih dari
satu)
(…) Kayu
(…) Kertas
(…) Kain
(…) Plastik
(…) Karet
sebutkan…………………………………………
Apakah
pemberian
warna
pada
media
pembelajaran membuat media pembelajaran lebih
menarik?
(…) Ya
Respon
den
Perse
ntase
2
100%
2
100%
2
100%
2
100%
2
100%
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menarik
Autocorrection
Bergradasi
Bergradasi
Autocorrection
(…) Tidak
Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk
media pembelajaran?
(…) Warna gelap
Sebutkan contoh warnanya!
……………………………………………………
(…) Warna cerah
Sebutkan contoh warnanya!
……………………………………………………
……………….
7. Apakah penggunaan media pembelajaran dapat
membantu siswa untuk menemukan jawaban yang
benar?
(…) Ya
Alasan:
……………………………………………………
(…) Tidak
Alasan:
……………………………………………………
8. Berapa berat media pembelajaran yang ideal untuk
siswa kelas II?
(…) Ringan (<1,5 kg)
(…) Sedang (1,5-3kg)
(…) Berat (>3kg)
Alasan:
……………………………………………………
9. Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik?
(…) Bentuk media pembelajaran 2 dimensi.
Alasan:
……………………………………………………
(…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi.
Alasan:
……………………………………………………
10. Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik?
(…) Media pembelajaran yang dapat membantu
siswa menyadari kesalahannya sendiri.
Alasan:
……………………………………………………
(…) Media pembelajaran yang tidak dapat
membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri.
Alasan:
……………………………………………………
6.
2
100%
2
100%
2
100%
2
100%
2
100%
Selain memilih jawaban yang sudah disediakan, guru juga dapat
memberikan deskripsi yang dapat memperkuat pilihan jawaban dalam kuesioner
analisis kebutuhan. Tabel 4.17 adalah deskripsi jawaban yang diberikan guru
dalam kuesioner analisis kebutuhan guru.
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4. 17 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis
Kebutuhan
No.
Item
1
2
Jawaban
Kode
Responden
(…) Ya
Sebutkan nama media pembelajaran yang
Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan
penjelasan!
……………………………………………………
(…) Ya
Alasan:
……………………………………………………
Gambar
2
Dapat membantu
siswa dalam
menalar konsep
pembelajaran
Gambar hewan
dan tumbuhan
1
Merah
Kuning
Hijau
2
2
1
Biru
Oranye
1
1
Menalar
1
Berpikir aktif
1
Untuk keamanan
Kuat dibawa
1
1
(…) Ya
Sebutkan dan jelaskan!
……………………………………………………
(…) Warna cerah
Sebutkan contoh warnanya!
……………………………………………………
3
6
(…) Ya
Alasan:
……………………………………………………
7
8
(…) Ringan (<1,5 kg)
9
(…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi.
Alasan:
……………………………………………………
(…) Media pembelajaran yang dapat membantu
siswa menyadari kesalahannya sendiri.
Alasan:
……………………………………………………
10
Lebih terlihat
nyata
Anak lebih
mandiri
1
1
1
Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa sebanyak dua guru atau
100% guru pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA.
Media pembelajaran yang pernah digunakan adalah media gambar. Sebanyak
100% guru atau dua guru menyetujui bahwa penggunaan media pembelajaran
dapat membantu siswa dalam memahami konsep dalam mata pelajaran IPA.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pendapat guru tersebut menjadi pertimbangan peneliti dalam membuat media
pembelajaran.
Selain itu, 100% guru atau dua guru pernah membuat media pembelajaran
dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitar. Sebanyak 100% guru
lebih menyukai penggunaan kertas, kayu, dan plastik dalam pembuatan media
pembelajaran. Pembuatan media pembelajaran ini juga memanfaatkan bahanbahan dari lingkungan sekitar. Bahan yang dipilih guru menjadi pertimbangan
dalam pemilihan bahan dalam pembuatan media pembelajaran. Hal ini karena
bahan yang dipilih guru juga menjadi pilihan peneliti.
Pembuatan media juga mempertimbangkan ciri yang manarik. Sebanyak
dua guru atau 100% guru setuju bahwa penggunaan media pembelajaran dapat
membuat siswa semakin bersemangat dalam belajar. Sebanyak 100% guru
berpendapat bahwa penambanhan warna pada media pembelajaran dapat
menambah daya tarik siswa dan 100% guru memilih dengan warna cerah. Guru
memilih warna merah, kuning, hijau, biru, dan oranye (lihat tabel 4.17). Warna
yang dipilih guru menjadi pertimbangan peneliti dalam pewarnaan media
pembelajaran.
Ciri lain yang dikembangkan peneliti adalah bergradasi. Sebanyak 100%
guru berpendapat bahwa akan lebih baik jika satu media pembelajaran dapat
digunakan untuk lebih dari satu materi/kompetensi. Sebanyak dua guru atau 100%
guru memilih media pembelajaran yang ringan kurang dari 1,5 kg (lihat tabel
4.17). Alasan guru memilih media pembelajaran dengan ukuran yang ringan yaitu
untuk keamanan dan agar kuat dibawa (lihat tabel 4.17). Pendapat guru tersebut
menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan media pembelajaran.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ciri terakhir dalam pengembangan media pembelajaran adalah autocorrection. Sebanyak dua guru atau 100% guru menyetujui bahwa dengan
menggunakan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk menemukan
jawaban yang benar dan mandiri. Disamping itu, 100% guru memilih media
pembelajaran yang dapat membantu siswa menyadari kesalahan sendiri karena
siswa menjadi lebih mandiri (lihat tabel 4.17). Pendapat yang disampaikan oleh
guru tersebut dijadikan bahan pertimbangan oleh peneliti dalam pembuatan media
pembelajaran.
Data analisis kebutuhan yang kedua diperoleh dari siswa. Kuesioner
analisis kebutuhan untuk siswa terdiri dari 10 pertanyaan yang merupakan
pengembangan dari lima ciri media pembelajaran Montessori. Pengembangan ciri
media pembelajaran Montessori ke dalam kuesioner analisis kebutuhan siswa
dapat dilihat pada tabel 4.15 halaman 86. Lembar hasil pengisian kuesioner
analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.6 halaman 212. Hasil
kuesioner analisis kebutuhan siswa menjadi gambaran mengenai media
pembalajaran yang pernah digunakan dalam pembelajaran IPA dan menjadi
pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangakan media pembelajaran
pengelompokan hewan menurut habitatnya. Jawaban dari hasil responden juga
dihitung dalam persentase dengan menggunakan rumus 3.2 halaman 70. Tabel
4.18 adalah rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa.
Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa
No.
Item
1
Indikator
Autoeducation
Pertanyaan
Apakah kamu pernah menggunakan media
pembelajaran dalam pelajaran IPA?
(...) Ya
Respon
den
Persen
tase
26
100%
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(...) Tidak
Jika ya, sebutkan media pembelajaran yang
digunakan!
...........................................................................
2
Autoeducation
Apakah penggunaan media pembelajaran
dapat membantu kamu untuk memahami
materi dalam mata pelajaran IPA?
(...) Ya
Alasan:
...............................................................
26
100%
26
100%
Manakah bahan pembuatan media
pembelajaran yang kamu suka?
(...) Kayu
23
88,4%
(...) Kertas
18
69,2%
(...) Plastik
14
53,8%
(…) Karet
(...) Lainnya
sebutkan............................................................
7
26,9%
2
7,6%
26
100%
26
100%
3
11,5%
(...) Tidak
Alasan:
...............................................................
3
Kontekstua
l
Apakah kamu pernah menggunakan bendabenda yang ada di sekitarmu untuk belajar
IPA?
(...) Ya
Jika iya, sebutkan contoh benda yang kamu
gunakan!
(...) Tidak
4
5
Kontekstua
l
Autocorrection
Menurut kamu, apakah penggunaan media
pembelajaran dapat membantu kamu untuk
menemukan jawaban yang benar?
(…) Ya
Alasan:
…………………...................................
(…) Tidak
Alasan:
………………………………………...
6
Menarik
Menurut kamu, apakah pemberian warna pada
media pembelajaran membuat lebih menarik?
(...) Ya
(...) Tidak
7
Menarik
Warna seperti apa yang kamu suka untuk
media pembelajaran?
(...) Warna gelap
Sebutkan contoh warnanya!
...........................................................................
.
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Bergradasi
(...) Warna cerah
Sebutkan contoh warnanya!
...........................................................................
23
88,4%
Menurut kamu, berapa berat media
pembelajaran yang ideal untuk siswa kelas II?
(...) Ringan (<1,5 kg)
24
92,3%
(...) Sedang (1,5-3 kg)
2
7,6%
25
96,1%
3
11,5%
8
30,7%
18
69,2%
(...) Berat (>3 kg)
Alasan:..............................................................
...........................................................................
9
Autocorrection
Manakah yang lebih baik menurut kamu?
(...) Saya dapat mengetahui kesalahan saya
ketika menggunakan media pembelajaran.
Alasan:..............................................................
(...)Saya tidak dapat mengetahui kesalahan
saya ketika menggunakan media
pembelajaran.
Alasan:..............................................................
...........................................................................
10
Bergradasi
Manakah yang lebih baik menurut kamu?
(...) Media pembelajaran yang berbentuk datar
(2 dimensi).
Alasan:
...........................................................................
(...) Media pembelajaran yang berbentuk datar
(3 dimensi).
Alasan:
...........................................................................
Selain memilih jawaban yang sudah disediakan, siswa juga dapat
memberikan deskripsi yang dapat memperkuat pilihan jawaban dalam kuesioner
analisis kebutuhan. Tabel 4.19 adalah deskripsi jawaban yang diberikan siswa
dalam kuesioner analisis kebutuhan siswa.
Tabel 4.19 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner Analisis
Kebutuhan
No.
Item
2
3
Jawaban
(...) Ya
Alasan: ...............................................................
(...) Ya
Jika iya, sebutkan contoh benda yang kamu
gunakan!
Kode
Lebih paham
Daun
Kertas
Gelas
Responden
26
9
11
3
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Air
4
5
7
(...) Lainnya
sebutkan..............................................................
(...) Ya
Alasan: ...............................................................
(...) Warna cerah
Sebutkan contoh warnanya!
...........................................................................
Malam
Bisa
menemukan
jawabannya
sendri
Merah
Kuning
Biru
Hijau
Oranye
Pink
(...) Warna gelap
Sebutkan contoh warnanya!
............................................................................
Hitam
Biru tua
Hijau tua
Coklat
8
(...) Ringan (<1,5 kg)
Alasan: ...............................................................
Lebih mudah
dibawa
9
(...) Saya dapat mengetahui kesalahan saya ketika
menggunakan media pembelajaran.
Alasan:................................................................
Bias
mengetahui
kesalahannya
sendiri
Mirip seperti
benda asli
10
(...) Media pembelajaran yang berbentuk datar (3
dimensi).
Alasan:
............................................................................
7
3
8
12
15
10
11
6
9
4
6
2
4
4
5
7
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa malalui kuesioner yang
dituangkan pada tabel 4.18, sebanyak 100% siswa pernah menggunakan media
pembelajaran dalam pembelajaran. Sebanyak 26 siswa 100% siswa menyetujui
bahwa penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA dapat
membantu dalam memahami materi. Hal tersebut menjadi bahan pertimbangan
bagi peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran karena penggunaan
media pembelajaran dapat membuat lebih jelas dan membuat siswa bersemangat
belajar.
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebanyak 26 siswa atau 100% siswa berpendapat bahwa mereka pernah
menggunakan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar untuk belajar IPA,
contonya daun, kertas, gelas, air (lihat tabel 4.18). Sebanyak 23 siswa atau 88,4%
siswa lebih menyukai media dengan bahan kayu, sebanyak 18 siswa atau 69,2%
siswa menyukai media dengan bahan kertas, sebanyak 14 siswa atau 53,8% siswa
menyukai media dengan bahan plastik, sebanyak 7 siswa atau 26,9% siswa suka
dengan bahan karet. Bahan yang dipilih siswa tersebut menjadi bahan
pertimbangan peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran.
Selanjutnya peneliti mempertimbangkan ciri dari Montessori yaitu autocorrection. Sebanyak 100% siswa memilih dapat mengetahui kesalahannya
sendiri ketika menggunakan media pembelajaran. Sebanyak 25 siswa atau 96,1%
siswa memilih melalui penggunaan media pembelajaran, mereka dapat
mengetahui kesalahannya. Sebanyak tiga siswa atau 11,5% siswa memilih kalau
menggunakan media pembelajaran siswa tidak dapat mengetahui kesalahan.
Pendapat yang disampaikan oleh siswa pada tabel 4.18 dijadikan peneliti sebagai
bahan pertimbangan dalam membuat media pembelajaran.
Karatkeristik selanjutnya yang menjadi pertimbangan peneliti yatitu
menarik. Sebanyak 26 siswa atau 100% siswa menyetujui bahwa penggunaan
warna pada media membuat media pembelajaran terlihat menarik. Sebanyak 23
siswa atau 88,4% siswa memilih warna cerah. Warna cerah yang dipilih oleh
siswa yaitu merah, kuning, biru, hijau, oranye, dan pink (lihat tabel 4.1). Warna
yang dipilih oleh siswa menjadi bahan pertimbangan peneliti dalam memilih
warna media pembelajaran.
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ciri terakhir yang digunakan peneliti dalam pengembangan media
pembelajaran yaitu bergradasi. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner analisis
kebutuhan siswa, sebanyak 24 siswa atau 92,3% siswa memilih media yang
memiliki berat ringan atau di bawah 1,5 kg. Alasannya agar lebih mudah dibawa
(lihat tabel 4.19). Selain itu, ada sebanyak 2 siswa atau 7,5% siswa memilih media
pembelajaran dengan berat antara 1,5 kg – 3 kg. Sebanyak 18 siswa atau 69,2%
siswa memilih pernyataan bahwa lebih baik untuk media itu tiga dimensi agar
siswa dapat belajar dengan melihat bentuk asli (lihat tabel 4.18). Ada sebanyak 8
siswa atau 30,7% siswa memilih pernyataan bahwa lebih baik bentuk media
pembelajaran dengan bentuk dua dimensi. Pendapat yang diberikan oleh siswa
tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam memilih berat media
pembelajaran yang ideal.
Jawaban yang diperoleh dari guru dan siswa dalam kuesioner analisis
kebutuhan memberikan gambaran bagi peneliti dalam penggunaan media
pembelajaran
selama
pembelajaran
IPA.
Media
pembelajaran
yang
dikembangakan menggunakan bahan-bahan yang dapat ditemukan di sekitar
lingkungan (kontekstual). Bahan yang menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti
yaitu kayu, kertas, dan plastik. Berdasarkan hasil pengisian lembar kuesioner
analisis kebutuhan, pembuatan media pembelajaran mempertimbangkan ciri-ciri
media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu manarik, bergradasi, autocorrection, auto-education, dan kontekstual.
Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh peneliti dari teknik observasi,
wawancara, dan kuesioner, peneliti melakukan triangulasi teknik. Triangulasi
teknik digunakan peneliti sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan media
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran dengan melihat gambaran mengenai permasalahan yang dialami dan
kebutuhan media pembelajaran di lapangan. Berikut adalah triangulasi teknik
pengumpulan data pada bagan 4.2.
Wawancara
Observasi
Kuesioner
Sekolah memiliki media
pembelajaran IPA tetapi
dalam penggunaannya
masih minim. Materi IPA
yang menjadi kesulitan
adalah pengelompokan
hewan menurut habitatnya.
Guru merasa kesulitan
dalam penyampaian materi.
Guru tidak menggunakan
media karena keterbatasan
waktu.
Guru tidak menggunakan
media pembelajaran
ketika mengajar
pembelajaran IPA.
Ketersediaan media
pembelajaran IPA di
dalam kelas belum ada.
Guru dan siswa
membutuhkan sebuah
media pembelajaran yang
dapat membantu dalam
pembelajaran IPA. Media
pembelajaran berbasis
metode Montessori sesuai
dengan kebutuhan. Guru
dan siswa memiliki
penilaian yang bak
menganai kelima ciri media
pembelajaran berbasis
metode Montessori.
Tidak tersedianya media pembelajaran IPA SD materi pengelompokan hewan
menurut habitatnya. Peneliti mengembangkan media pembelajaran pengelompokan
hewan menurut habitatnya berdasarkan kebutuhan dari guru dan siswa mengenai
media pembelajaran berbasis metode Montessori.
Bagan 4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan
bagan
4.2,
diketahui
bahawa
terdapat
tiga
teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu wawancara, observasi, dan
kuesioner. Data yang diperoleh dari hasil wawancara kepala sekolah bahwa
sekolah sudah memiliki media pembelajaran IPA tetapi dalam penggunaannya
masih minim. Guru mengalami kesulitan ketika dalam penyampaian materi
pengelompokan hewan menurut habitatnya. Siswa juga mengalami kesulitan
dalam memahami materi pembelajaran IPA. Guru tidak menggunakan media
pembelajaran karena keterbatasan waktu.
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selanjutnya peneliti memperoleh data dari hasil observasi. Berdasarkan
hasil observasi yang diperoleh peneliti, guru tidak menggunakan media
pembelajaran saat mengajar dan tidak tersedianya media pembelajaran IPA materi
pengelompokan hewan menurut habitatnya. Peneliti juga memperoleh data dari
hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan. Data yang didapat peneliti yaitu dari
guru dan siswa yang membutuhkan media pembelajaran. Media pembelajaran
berbasis metode Montessori sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa. Selain itu,
guru dan siswa memiliki penilaian yang baik mengenai lima ciri media
pembelajaran berbasis metode Montessori.
Berdasarkan hasil triangulasi teknik pada bagan 4.2 halaman 97, dapat
disimpulkan bahwa ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran masih
terbatas. Peneliti mengembangkan media pembelajaran pengelompokan hewan
menurut habitatnya dengan memperhatikan lima ciri media pembelajaran berbasis
metode Montessori yang sudah diberikan ke guru dan siswa melalui kuesioner.
Data yang telah diperoleh peneliti dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pembuatan desain media pembelajaran dan album media pembelajaran.
4.1.2 Perencanaan
4.1.2.1 Desain Media Pembelajaran
Pengembangan desain yang dilakukan peneliti yaitu mengembangkan
media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Media
pembelajaran tersebut terdiri dari papan habitat hewan, replika hewan, puzzle, dan
kartu soal.
Komponen yang pertama yaitu papan habitat hewan beserta tutupnya
dengan ukuran 50 cm x 36 cm. Komponen selanjutnya yaitu kotak habitat hewan.
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Di bawah tutup, terdapat gambar habitat hewan. Ukuran papan habitat hewan
tersebut yaitu 50 cm x 36 cm, hampir sama dengan ukuran tutupnya. Papan
habitat hewan memiliki lapisan-lapisan berupa lembaran besi yang berfungsi
untuk melekatkan replika hewan dengan gambar habitat hewan. Kemudian
lembaran besi tersebut ditutupi dengan gambar habitat hewan. Untuk ukuran
lembaran besi (seng) dan gambar habitat hewan sama dengan ukuran tutupnya
yang berukuran 50 cm x 36 cm.
Pewarnaan gambar habitat hewan disesuaikan dengan warna pada
umumnya habitat asli hewan yaitu warna biru muda untuk gambar danau, warna
hijau dan coklat untuk warna daratan, warna biru mudan dan putih untuk langit
dan awan, warna hitam untuk warna bebatuan, dan warna coklat yang disesuaikan
dengan warna batang pohon. Pemilihan warna tersebut juga memperhatikan
kesesuaian warna dengan yang ada dianalisis kebutuhan siswa maupun guru.
Sebanyak 88,4% siswa dan 100% guru lebih memilih warna-warna cerah untuk
media pembelajaran. Selain itu, media pengelompokan hewan menurut habitatnya
juga memiliki dasar warna coklat muda yang merupakan warna alami kayu dan
juga sebagai tempat dan bingkai.
50 cm
36 cm
Gambar 4. 1 Papan Habitat Hewan Tampak Atas
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36 cm
50 cm
10 cm
Gambar 4. 2 Papan Habitat Hewan Tampak Samping
Komponen yang kedua yaitu replika hewan dan kotak laci yang sebagai
tempatnya. Peneliti memilih replika hewan yang hidup di darat seperti gajah,
kuda, singa, dan lain-lain, replika hewan yang hidup di air seperti ikan, udang,
lumba-lumba, dan lain-lain, dan replika hewan yang sepanjang hidupnya lebih
sering berapa di udara, seperti replika capung, lebah, lalat, dan lain-lain. Untuk
keseluruhan replika hewan ada 16 replika hewan. Semua replika tersebut memiliki
tempat yaitu berupa laci yang berukuran 8 cm x 12 cm, dengan panjang 32,5 cm.
Laci tersebut berada disalah satu sisi kotak papan habitat hewan.
32,5 cm
12 cm
Gambar 4. 3 Laci Penyimpanan Tampak Atas
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8 cm
12 cm
Gambar 4. 4 Laci Penyimpanan Tampak Samping
Komponen yang ketiga yaitu puzzle beserta kotak puzzle. Ukuran puzzle
berawal dari ukuran 6 cm x 6 cm, menjadi mengecil hingga berukuran 4,6 cm x
4,4 cm dengan ketebalan 2 mm. Ukuran puzzle yang semakin mengecil tersebut
dimaksudkan agar puzzle memenuhi ciri media Montessori bergradasi dan autocorrection. Selain itu, pada puzzle terdapat potongan berbentuk segitiga dengan
ukuran 7 mm. potongan tersbeut bertujuan untuk mengkaitkan puzzle terbesar
dengan puzzle-puzzle yang lain hingga terkecil. Puzzle tersebut terdapat gambar
berbagai macam hewan yang hidup di air, darat, dan di udara. Puzzle dengan
ukuran terbesar berisi gambar habitat hewan. Seperti gambar rumput atau tanah,
air, dan udara atau awan. Kemudian, ketika ketiga puzzle berukuran besar
diletakkan maka diikuti dengan puzzle gambar hewan. Puzzle gambar hewan
tersebut disusun berdasarkan dengan habitat hewan. Jika susunan puzzle benar dan
sesuai dengan urutan, maka akan diperoleh susunan dari yang puzzle terbesar
berurutan hingga terkecil dan dengan mencocokan gambar puzzle yang sudah urut
sebagai auto-correction. Warna dari puzzle tersebut disesuaikan dengan warna
aslinya atau warna gambar.
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 cm
(a)
4,4 cm
6 cm
4,6 cm
(b)
Gambar 4. 5 (a) Puzzle gambar hewan dan (b) puzzle habitat hewan
Kotak puzzle atau tempat untuk meletakkan puzzle berukuran 8 cm x 8 cm
dengan ketebalan 0,5 cm dan memiliki tinggi 8 cm. Kotak puzzle tersebut juga
memiliki tutup yang berfungsi untuk menutupi puzzle agar tidak mudah rusak dan
kotor. Ukuran tutup puzzle tersebut berukuran 8 cm x 8 cm dengan memiliki
pegangan tutup berbentuk bulat di atas tutup.
8 cm
8 cm
8 cm
8 cm
8 cm
0,5cm
Gambar 4. 6 Kotak Penyimpanan Puzzle
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Komponen yang keempat yaitu kartu soal berserta kotak kartu soal. Kartu
soal ini memiliki 4 komponen yaitu kartu gambar hewan, kartu nama habitat
hewan, kartu nama hewan, dan kartu pengendali kesalahan (auto-correction).
Semua kartu tersebut memiliki garis tepi dengan warna yang berbeda-beda. Untuk
garis tepi gambar hewan berwarna biru, garis tepi kartu nama habitat hewan
berwarna merah, garis tepi kartu nama hewan berwarna kuning, dan garis tepi
kartu pengendali kesalahan (auto-correction) berwarna hijau. Ukuran kartu
gambar hewan yaitu 8 cm x 5,5 cm, kartu nama habitat hewan berukuran 8 cm x
2,5 cm, ukuran kartu nama hewan 8 cm x 2,5 cm, dan ukuran kartu pengendali
kesalahan yaitu berukuran 8 cm x 10 cm.
8cm
m
8cm
m
2,5cm
m
8cm
m
10cm
5,5cm
m
2,5cm
8cm
m
Gambar 4. 7 Kartu Soal
Kotak kartu soal, bergabung dengan kotak tempat hewan yang berbentuk
laci. Di dalam laci terdapat sekat-sekat dimana untuk membedakan tempat replika
hewan dan tempat kartu soal. Untuk ukuran tempat kartu soal yaitu 12 cm x 10 cm
dengan tinggi kotak 8 cm. Dalam kotak kartu soal terdapat tiga sekat dengan jarak
sekat yaitu 3 cm.
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran
Album media pembelajaran merupakan buku panduann dalam penggunaan
media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Album media
pembelajaran dibuat untuk para pembimbing/direktris (istilah dalam pembelajaran
Montessori). Album yang dibuat peneliti berisi langkah-langkah penggunaan
media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Dalam setiap
langkah pembelajaran, peneliti melengkapinya dengan gambar yang bertujuan
untuk memudahkan para direktis dalam memahami langkah pembelajaran.
4.1.2.3 Instrumen Validasi Produk dan Tes
Sebagai persispan dalam melakukan pengujian media pembelajaran,
dibutuhkan suatu instrumen. Instrumen tersebut adalah tes untuk uji coba
lapangan terbatas dan kuesioner validasi produk. Berikut adalah paparan masingmasing.
4.1.2.3.1 Tes
Instrumen
tes
digunakan
untuk
mengukur
keberhasilan
media
pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya dalam uji coba lapangan
terbatas. Instrumen tes dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang terdapat pada
tabel 3.8 halaman 61. Sebelum digunakan instrumen diuji validasinya terlebih
dahulu oleh ahli. Selain itu, instrumen tes yang dibuat juga diujikan secara empiris
dan diujikan keterbacaannya.
Instrumen tes yang dibuat diuji validasinya oleh ahli. Ahli yang
melakukan validasi adalah guru SD setara. Uji validasi yang dilakukan adalah uji
validasi isi dan validasi konstruk. Aspek yang dinilai pada uji validasi isi dapat
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilihat pada tabel 3.9 halaman 63. Hasil uji validasi isi oleh ahli disajikan pada
table 4.20.
Tabel 4.20 Hasil Uji Validasi Isi oleh Ahli
Ahli
Guru
1
4
2
3
No. Item
3
4
4
4
5
4
6
4
Total
Rerata
38
3,8
Berdasarkan hasil vaslidasi isi instrumen tes oleh ahli pada table 4.20,
didapat rerata skor 3,8. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman 70, rerata
tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen
dinyatakan valid dan layak digunakan lembar hasil validasi isi instrumen tes oleh
ahli dapat dilihat pada lampiran 3.1 halaman 214.
Selain validasi isi, ahli juga melakukan validasi konstruk. Validasi
konstruk dilakukan untuk mengetahui konstruksi soal yang dibuat berkaitan
dengan kesesuaian penulisan soal. Berikut adalah paparan hasil validasi konstruk
oleh ahli yang tersaji pada table 4.21.
Tabel 4.21 Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes
No. Item
Total
Rerata
58
3,86
Ahli
Guru
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
4 3 4 4 4 4 4 4 3
4
4
4
4
4
4
Berdasarkan hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahl pada table 4.21,
didapatkan rerata skor sebesar 3,86. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 halaman
70, soal yang termasuk dalam kategori baik yaitu soal nomor 2 dan 9, sedangkan
sisanya termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen
dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi konstruk
instrumen tes oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 3.2 halaman 216.
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Para ahli juga memberikan pendapat berupa komentar terhadap instrumen
tes. Komentar tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
perbaikan instrumen. Komentar ahli dan keputusan perbaikan peneliti dapat
dilihat pada tabel 4.22.
Tabel 4.22 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli
No.
Item
Sebelum Perbaikan
Komentar Ahli
Sesudah Perbaikan
3
Burung elang adalah hewan
yang hidup di….
Lebih diberi sedikit
keterangan,
tambahkan kata-kata
“salah satu” setelah
“adalah”
Burung elang adalah
salah satu hewan
yang hidup di….
5
Lumba-lumba hidup di….
Perbaiki bahasa dan
kalimatnya
Lumba-lumba
dari
kecil hingga dewasa
hidup di….
Setelah instrumen divalidasi oleh ahli, selanjutnya instrumen diujikan
secara impiris kepada 26 siswa kelas II B SD Negeri Dayuharjo. Pemilihan kelas
tersebut karena SD Negeri Dayuharjo memiliki kelas yang paralel dan masuk
dalam satu kecamatan. Peneliti melakukan uji coba pada tanggal 2 Desember
2016. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.10 halaman 63 yang
kemudian dikembangkan menjadi 10 butir soal. Setiap siswa mengerjakan 10
butir soal jawaban singkat dengan materi pengelompokan hewan menurut
habitatnya yang dikembangkan dari kisi-kisi instrumen tes. Lembar hasil
pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji empiris dapat dilihat pada lampiran 3.3
halaman 219.
Uji empiris dilakukan untuk mengetahui validasi dan reliabilitas instrumen
pretest dan posttest sebelum digunakan. Perhitungan validasi dan reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS (Statistic Package for Social
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Studies) 20 for Windows. Validasi dianalisis menggunakan rumus korelasi
Product-Moment dari Pearson. Output SPSS untuk menghitung validasi instrumen
tes dapat dilihat pada lampiran 3.4 halaman 221. Dalam perhitungan, item yang
valid adalah item yang memiliki harga sig.(2-tailed) lebih kecil dari 0,05
(Widoyoko, 2009: 137). Tabel 4.23 adalah hasil perhitungan validasi dengan
SPSS.
Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Tes dengan
SPSS 20 for Windows
No.Item
Sig (2-tailed)
Keputusan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0,000
0,000
0,008
0,000
0,011
0,001
0,046
0,000
0,000
0,002
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan hasil dari tabel 4.23, didapatkan 10 soal yang valid.
Kesepuluh soal yang valid kemudian diuji reliabilitasnya. Penguji reliabilitas
instrumen juga menggunakan aplikasi SPSS 20 dengan menghitung nilai koefisien
Alpha. Berikut adalah hasil perhitungan nilai koefisien Alpha dengan SPSS 20
yang disajikan pada tabel 4.24.
Tabel 4.24 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan
SPSS 20 for Windows
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
.722
11
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil tabel 4.24, diperoleh hasil perhitungan koefisien Alpha
sebesar 0,72. Menurut Kaplan (Widoyoko, 2015: 165) suatu instrumen dikatakan
reliable apabila memiliki nilai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7. Dengan
demikian, instrumen tes tersebut dapat dikatan reliable dan dapat digunakan.
Soal tes yang telah valid dan reliable tersebut digunakan sebagai pretest
dan posttest. Peneliti mengambil 10 soal valid dan reliable yang digunakan
sebagai pretest dan posttest. Berikut adalah kisi-kisi instrumen pretest dan posttest
yang disajikan pada tabel 4.25.
Tabel 4.25 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest
Kompetensi Dasar
No. Item Pretest
dan Posttest
Indikator
1.3
Mengidentifikasi
berbagai
tempat hidup makhluk hidup (air,
tanah dan tempat lainnya)
1. 3. 1 Mengetahui pengelompokan
hewan menurut tempat tinggalnya.
1, 2, 5, 6, 7, 9,
1. 3. 2 Mengetahui ciri hewan yang
berkehidupan di air, darat, dan udara.
3, 4, 8,
Setelah divalidasi oleh para ahli, instrumen tes juga perlu diuji
keterbacaannya sebelum digunakan saat uji coba terbatas. Hal tersebut dilakukan
oleh untuk mengetahui apakah siswa paham akan pertanyaan yang ada pada soal.
Uji keterbacaan dilakukan kepada lima orang siswa kelas A SD Negeri Dayuharjo
sebagai SD setara pada tanggal 23 November 2016. Berikut adalah hasil uji
keterbacaan yang disajikan pda tabel 4.26.
Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes
Siswa
1
2
3
4
5
1
4
3
3
4
4
2
4
4
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
5
4
3
4
3
4
6
3
4
4
4
3
No. Item
7
8
3
4
4
3
3
4
4
3
3
4
Rerata
9
4
3
4
4
4
10
3
3
3
4
3
11
4
4
4
4
3
12
4
4
4
3
4
13
3
4
4
4
4
14
4
4
4
3
4
15
4
4
4
4
4
Total
Rerata
55
54
55
54
54
54,4
3,66
3,6
3,66
3,6
3,6
3,62
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner oleh siswa SD setara, didapat
rerata skor sebesar 3,62. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 pada halaman 70,
rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen
dinyatakan layak untuk digunakan tanpa perbaikan. Lembar hasil uji keterbacaan
instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 3.5 pada halaman 222.
4.1.2.3.2 Kuesioner Validasi Produk
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti selanjutnya yaitu
kuesioner. Kuesioner yang digunakan, sebelumnya divalidai terlebih dahulu untuk
mengetahui kelayakan produk media pembelajaran. Validasi dilakukan oleh ahli,
guru, dan siswa. Kuesioner validasi produk dikembangkan berdasarkan kelima
ciri media pembelajaran Montessori dalam kisi-kisi kuesioner validasi produk
yang tersaji pada tabel 3.7 halaman 60. Kisi-kisi dikembangkan menjadi 11
pertanyaan. Instrumen kuesioner validasi produk untuk ahli dan siswa memiliki isi
yang sama. Meskipun demikian, dalam penggunaan bahasa dan urutan pertanyaan
berbeda dengan yang instrumen kuesioner produk untuk siswa.
Sebelum digunakan, kuesioner validasi produk diuji validitasikan terlebih
dahulu agar instrumen tersebut layak digunakan. Validasi kuesioner dilakukan
oleh ahli pembelajaran IPA dan ahli Montessori. Ahli pembelajaran IPA dijadikan
ahli 1 dan ahli Montessori dijadikan ahli 2. Berikut adalah hasil validasi kuesioner
validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.27.
Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli
Ahli
Ahli 1
Ahli 2
1
4
4
2
4
4
3
4
4
No. Item
4 5 6 7 8
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
Rerata
9
4
4
10
3
3
11
3
3
Total
Rerata
42
42
42
3,82
3,82
3,82
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil validasi kuesioner pada tabel 4.27, didapat rerata skor
sebesar 3,82. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 pada halaman 70, rerata
tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dapat
dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi kuesioner
validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 4.1 halaman 227. Selain itu,
kuesioner validasi produk juga digunakan sebagai kuesioner tanggapan guru
mengenai media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya.
Selain validasi pada kuesioner validasi produk oleh ahli, validasi
instrumen juga perlu dilakukan oleh ahli pada kuesioner tanggapan mengenai
produk oleh siswa. Ahli yang memvalidasi kuesioner tanggapan mengenai produk
oleh siswa yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori, dan guru SD. Ahli
pembelajaran IPA dijadikan ahli 1, ahli Montessori dijadikan ahli 2, dan guru SD
dijadikan ahli 3. Hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa
dituangkan dalam tabel 4.28.
Tabel 4.28 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengeni Produk oleh Siswa
Ahli
Ahli 1
Ahli 2
Ahli 3
1
4
4
4
2
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
3
No. Item
5 6 7
4 4 4
4 4 4
4 3 3
Rerata
8
3
3
4
9
4
3
3
10
4
4
4
11
4
4
3
Total
Rerata
43
42
38
41,3
3,91
3,82
3,4
3,71
Berdasarkan hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh
siswa dalam tabel 4.28, didapatkan rerata skor sebesar 3,71. Jika dibandingkan
dengan tabel 3.18 pada halaman 70, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori
sangat baik. Dengan demikian, insttrumen dapat dinyatakan valid dan layak untuk
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan. Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh
siswa dapat dilihat pada lampiran 4.2 halaman 233.
Kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa juga diberikan pasa
siswa SD setara untuk diuji keterbacaannya. Hal tersebut dilakukan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa pada kalimat pernyataan yang diberikan
pada kuesioner. Uji keterbacaan dilakukan kapada lima siswa kelas II A SD
Negeri Dayuharjo sebagai SD setara. Uji keterbacaan dilakukan pada tanggal 25
November 2016. Berikut adalah hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan
mengenai produk oleh siswa pada tabel 4.29.
Tabel 4.29 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan
mengenai Produk oleh Siswa
Ahli
1
2
3
4
5
1
4
4
4
3
3
2
3
4
3
3
4
3
4
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
No. Item
5 6 7
4 4 4
4 4 3
4 3 3
3 4 3
4 3 4
Rerata
8
3
4
3
4
3
9
3
4
4
3
3
10
4
4
4
4
4
11
4
4
3
4
3
Total
Rerata
40
42
38
39
38
39,4
3,6
3,82
3,4
3,5
3,4
3,54
Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk
siswa pada tabel 4.29, didapat hasil rerata skor 3,54. Apabila dibandingkan
dengan tabel 3.18 halaman 70, maka dapat dikatakan skor tersebut termasuk
dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen tersebut dinyatakan
valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner
tanggapan mengenai produk oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 4.3 halaman
242.
Dalam tahap ini, peneliti telah memperoleh desain media pembelajaran
dan desai album media pembelajaran. Selain itu, peneliti juga telah membuat
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
instrumen kuesioner untuk validasi produk dan tes yang digunakan dalam uji coba
lapangan terbatas. Dengan demikian, peneliti sudah dapat melanjutkan pada tahap
yang ketiga.
4.1.3
Pengembangan Bentuk Awal Produk
Tahap ketiga dalam penelitian dan pengembangan adalah pengembangan
bentuk awal produk. Peneliti melakukan pengembangan bentuk awal produk
dengan melakukan pengumpulan bahan, pembuatan media pembelajaran, dan
pembuatan album media pembelajaran.
4.1.3.1 Pengumpulan Bahan
Bahan
yang
digunakan
dalam
pembuatan
media
pembelajaran
pengelompokan hewan menurut habitatnya yaitu dengan menggunakan bahan
kayu pinus, triplek atau teakwood, kertas, plastik, magnet, dan lembaran besi atau
seng. Bahan kayu tersebut digunakan untuk membuat papan habitat hewan, kotak
laci untuk tempat penyimpanan replika hewan, dan kotak tempat penyimpanan
puzzle dan alas puzzle. Kertas sebagai bahan pembuatan gambar habitat hewan,
puzzle, dan kartu soal. Sedangkan untuk plastik yaitu sebagai bahan dasar
pembuatan replika hewan. Dalam pembuatan dengan bahan kayu, peneliti
menggunakan jenis bahan kayu pinus. Kayu pinus menjadi pilihan peneliti karena
warnanya yang cerah, anti rayap, kuat, dan ringan untuk dibawa. Jenis kayu
selanjutnya yaitu jenis kayu triplek atau teakwood. Kayu ini dimanfaatkan untuk
alas gambar, bahan baku pembuatan kotak puzzle, dan sekat-sekat kartu soal.
Peneliti memilih bahan tersebut karena kayu triplek memiliki tekstur ringan dan
sudah berbentuk lembaran, sehingga mudah untuk dipotong-potong.
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bahan lainnya dalam pembuatan media yaitu kertas. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan satu jenis kertas yaitu Ivory 260. Kertas Ivory 260
digunakan sebagai bahan pembuatan gambar habitat hewan, gambar pada puzzle,
dan kartu soal. Peneliti memilih bahan tersebut karena memiliki tingkat ketebalan
yang tinggi, sehingga ketika digunakan tidak mudah rusak.
Bahan selanjutnya yaitu plastik. Bahan plastik ini digunakan sebagai
bahan baku dari replika hewan. Peneliti memilih replika hewan dengan bahan
baku plastik karena plastik memiliki tekstur yang kuat, tidak mudah patah, dan
tahan lama. Replika hewan dengan bahan baku plastik ini dapat didapatkan
dengan mudah di toko-toko mainan anak.
Bahan baku magnet dipilih peneliti yaitu sebagai pelekat replika hewan
dengan seng yang ditutupi gambar habitat hewan. Peneliti menggunakan magnet
yang berukuran kecil tetapi tingkat kerekatannya cukup kuat, sehingga ketika
replika hewan didekatkan dengan gambar habitat hewan akan langsung menempel
dengan cukup kuat. Magnet tersebut dapat dengan mudah didapat di toko-toko
mainan.
Bahan selanjutnya yaitu bahan lembaran besi atau seng. Seng ini
digunakan peneliti sebagai pendukung pembuatan media pembelajaran. Peneliti
menggunakan seng sebagai alat pelekat magnet dalam replika hewan. Seng ini
digunakan di bawah gambar habitat hewan. Ketika replika hewan dimainkan dan
diletakan di gambar habitat hewan, maka replika akan menempel dan tidak mudah
bergeser.
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.3.2 Pembuatan Media Pembelajaran
Dalam pembuatan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut
habitatnya, peneliti bekerjasama dengan tukang kayu yang sudah ahli dalam
pembuatan media pembelajaran yang lain. Hal tersebut dikarenakan tempat
pembuatan media memiliki peralatan yang lengkap sehingga dapat mendukung
pembuatan media pembelajaran yang baik. Tukang kayu yang bekerjasama dakam
pembuatan media berlokasi di Gedongkiwo, Yogyakarta. Pembuatan media
dilakukan selama dua bulan. Peneliti memberikan desain kasar berupa ukuran dan
model media kepada tukang kayu, kemudian tukang kayu membuat media sesuai
dengan desain yang telah dibuat oleh peneliti. Berikut adalah gambar 4.8 habitat
hewan yang dikembangkan oleh peneliti.
Gambar 4.8 Papan Habitat Hewan
Langkah pembuatan papan habitat hewan ini diawali dengan pembuatan
kotak oleh tukang kayu. Tukang kayu memilih bahan baku kayu pinus dan
teakwood, memotong, dan membentuknya sesuai dengan desain yang telah dibuat,
dengan ukuran 50 cm x 36 cm. Setelah itu, peneliti membuat desain gambar
habitat hewan dengan mengggunakan aplikasi Corel Draw X7. Setelah gambar
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
selesai dibuat, peneliti mencetaknya dengan menggunakan kertas Ivory 260 yang
memiliki tekstur yang tebal dan kuat.
Cara memasang gambar habitat hewan tersebut, hal pertama yang harus
dilakukan adalah menyiapkan lembaran besi atau seng yang sudah dipotong
dengan ukuran 50 cm x 36 cm. Pada permukaan seng tersebut sebelumnya diberi
lem terlebih dahulu agar dapat menempel pada permukaan kotak habitat hewan.
Setelah seng sudah ditempelkan, maka tahap selanjutnya yaitu menempel gambar
habitat hewan yang sudah diberi lem terlebih dahulu. Urutan menempelnya yaitu
lembaran seng terlebih dahulu kemudian gambar habitat hewan sesuai dengan
desain yang telah dibuat.
Proses selanjutnya adalah membuat laci untuk tempat atau wadah replika
hewan. Pada salah satu sisi kotak habitat hewan dibuat lubang berbentuk kotak
dengan ukuran 8 cm x 12 cm. Setelah kotak habitat hewan sudah berlubang maka
langkah selanjutnya yaitu membuat tempat atau wadah replika hewan yang
dilakukan oleh tukang kayu. Gambar 4.9 dan gambar 4.10 berikut adalah gambar
kotak penyimpanan replika hewan.
Gambar 4.9 Kotak Penyimpanan Replika Hewan
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.10 Kotak Penyimpanan Replika Hewan
Kotak penyimpanan replika hewan menggunakan bahan baku dari
teakwood. Kotak ini berukuran 8 cm x 12 cm dengan panjang 32,5 cm dan pada
bagian muka kotak terdapat pegangan untuk mempermudah ketika menarik kotak.
Tahap pembuatan kotak penyimpanan yaitu dengan memilih bahan baku,
memotong, dan membentuknya seperti desain yang telah dibuat. Selanjutnya, tuka
kayu melakukan finishing pada kotak penyimpanan.
Komponen kotak penyimpanan yang selanjutnya yaitu kotak penyimpanan
puzzle. Kotak puzzle terbuat dari kombinasi teakwood. Tahap yang dilakukan
dalam pembutan kotak puzzle yaitu dengan memilih kayu, memotong, dan
membentuknya sesuai dengan desain yang telah dibuat. Tukang kayu membuat
kotak puzzle dengan ukuran 8 cm x 8 cm atau berbentuk kubus dengan ketebalan
0,5 cm.
Selain kotak penyimpanan puzzle, terdapat juga tutup sebagai penutup
kotak puzzle. Penutup kotak ini terbuat dari bahan baku kayu pinus. Tahap yang
dilakukan dalam pembuatan tutup yaitu dengan memilih bahan, memotong, dan
membentuknya sesuai dengan desain yang sudah dibuat. Tutup kotak berukuran 8
cm x 8 cm sama seperti kotaknya. Tukang kayu juga menambahkan pegangan
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tutup berbentuk lingkaran agar mudah untuk dibuka. Setelah kotak puzzle dan
tutupnya selesai dibuat, maka tukang kayu tinggal melakukan finishing. Gambar
4.11 dan 4.12 adalah gambar kotak puzzle dan penutupnya.
Gambar 4.11 Kotak Puzzle
Gambar 4.12 Penutup Kotak Puzzle
Komponen puzzle merupakan kombinasi komponen puzzle dengan kotak
puzzle. Kotak puzzle dibuat dengan menggunakan bahan teakwood. Langkah
pembuatannya yaitu dengan memilih bahan kayu, pembuatan desain, pencetakan,
dan pemotongan. Gambar puzzle dibuat dengan kertas Ivory 260 karena memiliki
ketebalan yang tinggi. Gambar puzzle dipotong sesuai dengan ukuran desain yang
sudah dibuat. Setelah dipotong, gambar ditempel pada potongan teakwood dengan
menggunakan lem kayu. Ukuran puzzle berawal dari ukuran 6 cm x 6 cm, menjadi
mengecil hingga berukuran 4,6 cm x 4,4 cm dengan ketebalan 2 mm. Ukuran
puzzle yang semakin mengecil tersebut dimaksudkan agar puzzle memenuhi ciri
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
media Montessori bergradasi. Selain itu, pada puzzle terdapat potongan berbentuk
segitiga dengan ukuran 7 mm. Potongan tersebut bertujuan untuk mengkaitkan
puzzle terbesar dengan puzzle-puzzle yang lain hingga terkecil. Puzzle tersebut
terdapat gambar berbagai macam hewan yang hidup di air, darat, dan di udara.
Puzzle dengan ukuran terbesar berisi gambar habitat hewan, seperti gambar
rumput atau tanah, air, dan udara atau awan. Kemudian, ketika ketiga puzzle
berukuran besar diletakkan maka diikuti dengan puzzle gambar hewan. Puzzle
gambar hewan tersebut disusun berdasarkan dengan habitat hewan. Jika susunan
puzzle benar dan sesuai dengan urutan, maka akan diperoleh susunan dari yang
puzzle terbesar berurutan hingga terkecil. Warna dari puzzle tersebut disesuaikan
dengan warna aslinya atau warna gambar. Gambar 4.13 adalah gambar puzzle
pengelompokan hewan menurut habitatnya.
Gambar 4.13 Puzzle Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya
Selanjutnya, peneliti membuat kartu soal. Kartu soal dibuat dengan
menggunakan kertas Ivory 260. Langkah pembuatannya yaitu dengan membuat
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
desain terlebih dahulu. Peneliti membuat desain dengan menggunakan aplikasi
Corel Draw X7. Langkah pembuatan selanjutnya yaitu proses pencetakan dengan
menggunakan kertas Ivory 260 dan yang terakhir proses pemotongan. Kartu soal
ini memiliki 4 komponen yaitu kartu gambar hewan, kartu nama habitat hewan,
kartu nama hewan, dan kartu pengendali kesalahan (auto-correction). Semua
kartu tersebut memiliki garis tepi dengan warna yang berbeda-beda. Garis tepi
gambar hewan berwarna biru, garis tepi kartu nama habitat hewan berwarna
merah, garis tepi kartu nama hewan berwarna kuning, dan garis tepi kartu
pengendali kesalahan (auto-correction) berwarna hijau. Ukuran kartu gambar
hewan yaitu 8 cm x 5,5 cm, kartu nama habitat hewan berukuran 8 cm x 2,5 cm,
ukuran kartu nama hewan 8 cm x 2,5 cm, dan ukuran kartu pengendali kesalahan
yaitu berukuran 8 cm x 10 cm. Kotak kartu soal, bergabung dengan kotak tempat
hewan yang berbentuk laci. Di dalam laci terdapat sekat-sekat dimana untuk
membedakan tempat replika hewan dan tempat kartu soal. Untuk ukuran tempat
kartu soal yaitu 12 cm x 10 cm dengan tinggi kotak 8 cm. Dalam kotak kartu soal
terdapat tiga sekat dengan jarak sekat yaitu 3 cm. Gambar 4.14 adalah gambar
kartu soal.
Gambar 4.14 Gambar Kartu Soal
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.3.3 Pembuatan Album Media Pembelajaran
Langkah pembuatan album media pembelajaran pengelompokan hewan
menurut habitatnya yaitu dengan merumuskan langkah-langkah kagiatan
pembelajaran dengan media pembelajaran. Kemudia peneliti mengambil gambar
dari setiap langkah penggunaan media pembelajaran. Peneliti juga menambahkan
insformasi-informasi mengenai media pembelajaran pengelompokan hewan
menurut habitatnya. Dalam pembuatan album peneliti menggunakan program
bantuan computer Microsoft Word 2013. Setelah soft file album media
pembelajaran selesai, peneliti mencetak album media pembelajaran tersebut.
4.1.4
Validasi Produk
Tahap keempat dalam penelitian adalah validasi produk. Validasi produk
dilakukan untuk menilai kelayakan produk yang telah dikembangkan sebelum
dugunakan pada uji coba lapangan terbatas. Instrumen yang digunakan dalam
validasi adalah kuesioner validasi produk yang sudah disusun pada tahap
penyusunan rencana.
4.1.4.1 Validasi Produk Media Pembelajaran
Validasi media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya
dilakukan oleh ahli. Ahli yang digunakan yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli
Montessori, dan guru SD penelitian. Berikut adalah tabel 4.30 adalah hasil
validasi media pembelajaran dari para ahli.
Tabel 4.30 Hasil Validasi Produk Media Pembalajaran oleh Ahli
Ahli
Montessori
IPA
Guru
1
4
4
3
2
4
4
4
3
4
4
4
No. Item
4 5 6 7
3 4 4 3
4 4 3 3
3 4 3 4
Rerata
8
4
3
4
9
4
4
4
10
4
4
4
11
4
4
3
Total
Rerata
42
41
40
41
3,81
3,72
3,6
3,71
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil validasi produk oleh ahli dalam tabel 4.30, didapat
rerata skor sebesar 3,71. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 pada halaman 70,
rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Lembar validasi produk
media pembelajaran oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 4.4 halaman 245. Selain
memberikan penilaian, para ahli juga memberikan pendapat berupa komentar
terhadap media pembelajaran yang sudah dikembangkan. Komentar tersebut dapat
digunakan sebagai pertimbangan peneliti dalam melakukan perbaikan media
pembelajaran. Rekapitulasi komentar validasi produk media pembelajaran oleh
ahli dapat dilihat pada tabel 4.31.
Tabel 4.31 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Media Pembelajaran
Ahli
Komentar
Tanggapan
Montessori
IPA
Sangat baik
Perlu ditambahkan suatu gambar
agar siswa dapat terbantu dalam
mencocokan puzzle dan letak
replika hewan 3 dimensi.
Peneliti menambahkan gambar
untuk mencocokan puzzle dan
letak replika hewan 3 dimensi.
Guru
-
-
Berdasarkan komentar para ahli dalam tabel 4.32, peneliti memutuskan tidak
melakukan perbaikan pada media pembelajaran tetapi hanya menambah gambar
yang dapat diguankan oleh siswa dalam mencocokan puzzle dan replika hewan 3
dimensi.
4.1.4.2 Validasi Produk Album Media Pembelajaran
Selain validasi produk, validasi juga dilakukan pada produk album
penggunaan media pembelajaran yang telah dibuat. Validasi produk album media
pembelajaran dilakukan oleh ahli Montessori dan ahli pembelajaran IPA. Berikut
adalah tabel 4.32 hasil validasi produk album penggunaan media pembelajaran
oleh ahli.
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.32 Hasil Validasi Produk Album Pengguaan Media Pembelajaran
oleh Ahli
Ahli
Montessori
IPA
1
4
4
2
4
4
No. Item
3 4 5 6 7
4 4 4 3 4
4 4 4 3 4
Rerata
8
4
3
9
4
4
10
4
4
Total
Rerata
39
38
38,2
3,9
3,8
3,82
Berdasarkan hasil validasi produk album oleh ahli dalam tabel 4.32,
didapat rerata skor sebesar 3,82. Jika dibandingkan dengan tabel 3.18 pada
halaman 70, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Lembar hasil
validasi produk album media pembelajaran oleh ahli dapat dilihat pada lampiran
4.5 halaman 254. Oleh sebab itu, album media pembelajaran dapat dikatakan
layak digunakan untuk uji coba lapangan terbatas. Dalam tahap ini, media
pembelajaran dan album media pembelajaran telah divalidasi dengan kategori
penilaian sangat baik. Dengan demikian, media pembelajaran siap untuk diujikan
secara terbatas.
4.1.5
Uji Coba Lapangan Terbatas
Uji coba lapangan terbatas dilakukan kepada sepuluh orang siswa kelas II
B SD Negeri Dayuharjo. Kesepuluh siswa tersebut dipilih secara acak
berdasarkan saran guru, tetapi dengan lima orang siswa laki-laki dan lima orang
siswa perempuan. Uji coba lapangan dilaksanakan pada tanggal 2 Desember
pukul 10.34 WIB. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya,
peneliti melakukan pretest kepada sepuluh siswa terlebih dahulu untuk
mengetahui kemampuan awal siswa. Penggunaan media pembelajaran digunakan
satu per satu secara bergantian untuk siswa. Setelah kegiatan pembelajaran dengan
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan media selesai, selanjutnya peneliti melakukan posttest pada akhir
kegiatan
pembelajaran
untuk
mengetahui
kemampuan
siswa.
Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara berkelompok dengan menggunakan media
pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya.
4.1.5.1 Data dan Analisis Tes
Data yang dianalisis pada tes merupakan data nilai yang diperoleh dari
siswa ketika melakukan pretest dan posttest. Tujuan dari pretest dan posttest
dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
menggunakan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya
berbasis metode Montessori. Soal tes yang digunakan adalah 10 butir soal tipe
uraian terbatas tipe melengkapi yang sebelumnya sudah diuji validitas dan
reliabilitasnya, sehingga layak untuk digunakan dalam pengambilan data. Hasil
dari pretest dapat dilihat pada lampiran 3.6 halaman 225, sedangkan hasil posttest
dapat dilihat pada lampiran 3.7 halaman 226. Berdasarkan pretest dan posttest
diperoleh, nilai siswa yang disajikan dalam tabel 4.33 berikut.
Tabel 4.33 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa
No
Nama
1
Nilai
Pretest
Posttest
Siswa 1
50
80
2
Siswa 2
70
100
3
Siswa 3
70
90
4
Siswa 4
60
100
5
Ssiwa 5
40
70
6
Siswa 6
40
80
7
Siswa 7
30
70
8
Siswa 8
50
90
9
Siswa 9
20
70
10
Siswa 10
Rerata
60
49
80
83
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil tabel 4.33, siswa 1 memperoleh nilai 50 pada saat
pretest, sedangkan saat posttest memperoleh nilai 80. Siswa 2 memperoleh nilai
70 pada saat pretest, sedangkan saat posttest mendapat nilai 100. Siswa 3
memperoleh nilai 70 pada saat pretest, sedangkan saat posttest mendapat nilai 90.
Siswa 4 memperoleh nilai 60 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, mendapat
nilai 100. Siswa 5 memperolah nilai 40 pada saat pretest, sedangkan saat posttest,
mendapat nilai 70. Siswa 6 memperoleh nilai 40 pada saat pretest, sedangkan saat
posttest, mendapat nilai 80. Siswa 7 memperoleh nilai 30 pada saat pretest,
sedangkan saat posttest, mendapat nilai 70. Siswa 8 memperoleh nilai 50 pada
saat pretest, sedangkan saat posttest, mendapat nilai 90. Siswa 9 memperoleh nilai
20 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, mendapat nilai 70. Siswa 10
memperoleh nilai 60 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, mendapat nilai 80.
Nilai yang diperoleh siswa ketika melakukan pretest dan posttest menunjukkan
adanya perbedaan. Perbedaan nilai pretest dan nilai posttest pada masing-masing
Jumlah Nilai
siswa disajikan pada grafik 4.1.
120
100
80
60
40
20
0
100
80
50
70
90
70
100
60
70
40
80
40
90
70
70
50
30
20
80
60
Pretest
Posttest
Nilai Pretest dan Posttest Siswa
Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada Masing-masing Siswa
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain perbedaan nilai yang diperoleh oleh siswa, terdapat pula perbedan
pada rerata nilai yang diperoleh siswa saat pretest dan posttest. Berikut adalah
perbedaan rerata nilai pretest dan posttest yang disajikan pada grafik 4.2.
90
83
Rerata Pretest dan Posttest
80
70
60
50
49
Pretest
40
Posttest
30
20
10
0
Pretest
Posttest
Grafik 4.2 Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Posttest
Berdasarkan grafik 4.2, rerata nilai yang diperoleh siswa pada tes pretest
adalah 49, sedangkan saat posttest, didapat rerata dengan nilai 83, sehingga terjadi
peningkatan nilai sebesar 34, terlihat dari peningkatan nilai posttest setelah
penggunaan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya
berbasis metode Montessori. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media
pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya dapat membantu siswa
dalam belajar.
4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media
Pembelajaran
Penilaian validasi produk pada uji coba lapangan terbatas dilakukan oleh
10 orang siswa kelas II B SD Negeri Dayuharjo dengan sejumlah lima siswa lakilaki dan lima siswa perempuan. Validasi dilakukan sesudah pelaksanaan
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran menggunakan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut
habitatnya. Validasi dilakukan pada tanggal 2 Desember 2016. Berikut adalah
hasil tanggapan validasi produk yang dilakukan oleh siswa pada uji coba lapangan
terbatas yang tersaji pada tabel 4.34.
Tabel 4.34 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa
Ahli
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
2
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
No. Item
4 5 6 7
4 3 4 4
3 3 4 4
4 4 3 3
4 3 4 4
4 3 3 4
4 3 3 3
4 4 3 4
3 4 4 3
3 4 4 4
4 4 4 3
Rerata
8
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
9
3
3
4
4
4
4
3
3
3
4
10
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
11
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
Total
Rerata
40
39
40
40
41
40
41
41
41
41
40,4
3,64
3,55
3,64
3,64
3,73
3,64
3,73
3,73
3,73
3,73
3,67
Berdasarkan hasil tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh
guru pada tabel 4.34, didapat rerata skor sebesar 3,67. Jika dibandingkan dengan
tabel 3.18 pada halaman 70, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik.
Lembar hasil tanggapan mengeni produk media pembelajaran oleh guru dapat
dilihat dalam lampiran 4.6 pada halaman 258.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan
Menurut Habitatnya Berbasis Metode Montessori
Prosedur pengembangan media pembelajaran pengelompokan hewan
menurut habitatnya berbasis metode Montessori dimodifikasi ke dalam lima
tahap, yaitu potensi dan masalah, perencana, pengembangan bentuk awal produk,
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Tahap pertama yang dilakukan
dalam penelitian dan pengembangan yaitu tahap potensi dan masalah. Potensi
adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah,
sedangkan masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan
yang terjadi (Sugiyono, 2015: 409). Berdasarkan hasil identifikasi masalah
melalui observasi dan wawancara, diperoleh bahwa ketersediaan media
pembelajaran masih terbatas. Hal tersebut didukung dengan pendapat dari hasil
wawancara dengan guru, bahwa guru masih merasa kesulitan dalam penggunaan
media pembelajaran. Salah satu dampak dari kondisi tersebut adalah bahwa siswa
mengalami kesulitan pada mata pelajaran IPA di kelas II SD Negeri Dayuharjo.
Hasil dari identifikasi masalah digunakan oleh peneliti sebagai bahan untuk
membuat kuesioner analisis kebutuhan.
Berdasarkan kuesioner analisis kebutuhan guru, diketahui sebanyak dua
guru atau 100% guru menyetujui bahwa penggunaan media pembelajaran dapat
membantu siswa dalam memahai konsep IPA. Hal ini juga didukung oleh
pendapat siswa bahwa sebanyak dua puluh enam siswa atau 100% siswa setuju
penggunaan media pembelajaran IPA dapat membantu siswa untuk lebih paham
dalam memahami materi IPA. Hal ini dijadikan peneliti sebagai bahan
pertimbangan dalam mengembangkan media pembelajaran pengelompokan
hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori.
Tahap selanjutnya yaitu tahap perencanaan. Tahap ini, peneliti
mengembangkan desain media pembelajaran, desain album media pembelajaran,
penyusunan instrumen tes dan validasi produk. Menurut Borg dan Gall dalam
Sanjaya (2013: 133) perencanaan meliputi menentukan keterampilan yang akan
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dikembangkan melalui perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian yang
hendak dicapai dari yang dihasilkan. Selain itu, perencanaan juga meliputi
perkiraan biaya, tenaga kerja, dan waktu untuk menyelesaikan penelitian dan
pengembangan yang akan dilakukan. Dalam mengembangkan desain, peneliti
mengembangkan desain pengelompokan hewan menurut habitatnya. Media
pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti terdiri dari lima komponen.
Komponen tersebut terdiri dari kotak habitat hewan, kotak laci penyimpanan
replika hewan dan kartu, replika hewan 3 dimensi, kartu, dan kotak puzzle. Selain
itu, peneliti juga menambahkan album media pembelajaran sebagai langkahlangkah penggunaan media pembalajaran pengelompokan hewan menurut
habitatnya dan gambar pada masing-masing langkah.
Instrumen tes digunakan oleh peneliti sebagai pretest dan posttest yang
dibuat dalam bentuk soal uraian terbatas tipe melengkapi. Instrumen tes tersebut
sebelumnya harus sudah divalidasi terlebih dahulu oleh guru SD setara. Intrumen
tes yang sudah direvisi selanjutnya diujikan kepada siswa kelas II SD setara
secara empiris. Hasil uji empiris diolah oleh peneliti menggunakan aplikasi.
Statistic Package for Social Student 20 (SPSS 20) for Windows untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas instrumen tes. Setelah instrumen tes dinyatakan valid,
peneliti menggunakan 10 soal valid sebagai soal pretest dan soal posttest.
Kemudian peneliti melakukan uji keterbacaan kepada siswa SD setara. Setelah itu,
peneliti membuat kuesioner validasi produk dan kuesioner tanggapan mengenai
produk media pembelajaran untuk siswa. Kuesioner tanggapan sebelumnya harus
sudah divalidasi terlebih dahulu oleh ahli dan dilakukan uji keterbacaan kepada
siswa SD setara.
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahap ketiga ini adalah tahap pengembangan awal produk. Menurut Borg
dan Gall dalam Sanjaya (2013: 133) pengembangan bentuk awal produk,
merupakan pengembangan lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum
dilakukan serangkaian pengujian dan perbaikan berdasarkan saran dari beberapa
ahli. Apabila yang dikembangkan merupakan perangkat pembelajaran, maka pada
langkah ini juga sudah dikembangkan bahan pelajaran, buku pegangan, dan alat
evaluasinya. Media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya
dikembangkan berdasarkan ciri-ciri yang terdapat pada media pembelajaran
berbasis metode Montessori, yiatu menarik, bergradasi, auto-correction, autoeducation,
dan
peneliti
menambahkan
kontekstual.
Kelima
ciri
media
pembelajaran dapat dilihat dengan mengamati bentuk atau tampilan media
pembelajaran maupun saat menggunakan media pembelajaran pada uji coba
lapangan terbatas. Ciri menarik dapat dilihat dari segi bentuk replika hewan yang
berbentuk 3 dimensi, warna yang cerah, berat yang ringan dan cara penggunaan
media pembelajaran yang menarik.
Ciri bergradasi dapat dilihat dari warna habitat hewan, warna puzzle,
warna kartu, dan ukuran puzzle yang semakin mengecil. Selain itu media
pembelajaran ini dapat digunakan untuk anak pada usia yang lebih dewasa. Warna
habitat hewan disesuaikan dengan warna keadaan aslinya, seperti air yang
berwarna biru, daratan yang berwarna hijau dan coklat, dan warna langit yang
biru. Warna puzzle disesuaikan dengan warna asli gambar, warna kartu yang
memiliki garis tepi dengan warna yang berbeda-beda. Ukuran puzzle yang dari
ukurang besar, jika di susun maka akan semakin mengecil. Penggunaan media
dapat digunakan untuk anak usia yang lebih dewasa.
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ciri auto-correction ditunjukkan pada saat penyusunan replika di papan
habitat hewan. Setelah selesai menyusun replika hewan, untuk mengetahui benar
atau salah dalam mengelompokkannya maka perlu mencocokkan gambar control
of error berupa gambar habitat hewan berserta replika hewan yang sudah disusun.
Selanjutnya auto-correction pada puzzle yang akan tersusun dengan urutan dari
yang terbesar hingga terkecil. Anak dengan bermain puzzle dapat mengetahui
kesalahannya sendiri dengan melihat gambar control of error. Selain itu autocorrection juga terdapat pada media kartu. Kartu yang telah disusun oleh siswa,
untuk mengetahui benar atau salahnya dapat melihat kartu control of error yang
berwarna hijau. Ciri auto-education dapat dilihat dari bermain papan habitat
hewan,bermain puzzle, dan bermain kartu yang terdiri dari kartu gambar, kartu
kata habitat hewan, kartu nama hewan, dan kartu pengendali kesalahan atau kartu
control of error. Dari kartu pengendali kesalahan maka akan diketahui bahwa
anak sudah benar atau masih salah dalam bermain, sehingga anak akan
mengetahui kesalahannya sendiri dan akan membetulkannya sendiri tanpa ada
campur tangan orang dewasa
Ciri kontekstual dapat dilihat dari bahan pembuatan media pembelajaran
yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar. Bahan yang digunakan adalah kayu
pinus, kayu triplek atau teakwood, kertas, seng, magnet, dan plastik. Media
pembelajaran ini dibuat dengan meminta bantuan tukang kayu. Oleh sebab itu,
media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya memiliki-ciri-ciri
yang sesuai dengan media pembelajaran berbasis metode Montessori. Peneliti
menambahkan album sebagai panduan bagi direktris atau guru dalam
menggunakan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya.
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahap keempat yaitu validasi produk. Validasi dilakukan oleh ahli
pembelajaran IPA, ahli Montessori, dan guru SD. Validasi produk dilakukan
dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah
berpengalaman untuk menilai produk baru, apakah terdapat kelemahan atau
kekurangan pada produk (Sugiyono, 2015: 414). Validasi produk dilakukan
dengan menggunakan kuesioner validasi produk kepada ahli. Validasi yang
dilakukan bertujuan untuk menilai kelayakan produk yang telah dikembangkan
sebelum digunakan pada uji cob lapangan terbatas. Hasil dari validasi produk oleh
ahli
dibahas
oleh
peneliti
pada
subbab
kualitas
media
pembelajaran
pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori.
Para ahli juga memberikan penilaian terhadap media pembelajaran
pengelompokan hewan menurut habitatnya. Para ahli memberi penilaian sangat
baik. Selain itu, para ahli juga memberikan pendapat atau komentar terhadap
media pembelajaran. Berdasarkan komentar para ahli, peneliti tidak melakukan
perbaikan terhadap media pembelajaran malainkan hanya menambahkan gambar
yang dapat digunakan oleh siswa dalam mencocokkan letak replika hewan 3
dimensi dan susunan puzzle. Para ahli juga memvalidasi album media
pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya yang sudah selesai
dibuat oleh peneliti. Ahli memberikan penilaian yang sangat baik pada album
media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya. Dengan
demikian, media dan album pengelompokan hewan menurut habitatnya layak
untuk digunakan pada uji coba lapangan terbatas.
Tahap kelima dalam penelitian dan pengembangan adalah uji coba
lapangan terbatas. Uji coba lapangan terbatas dapat dilakukan dengan melakukan
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
uji coba dengan jumlah siswa sebanyak 6-12 subjek menggunakan produk yang
sudah dikembangkan (Borg dan Gall dalam Sanjaya, 2013: 134). Peneliti
melakukan uji pretest dan uji posttest kepada sepuluh siswa untuk mengetahui
kemampuan awal siswa. Selanjutnya peneliti melakukan bimbingan belajar
dengan menggunakan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut
habitatnya berbasis metode Montessori. Di akhir bimbingan belajar, peneliti
memberikan kepada siswa soal uji posttest untuk mengetahui peningkatan
kemampuan siswa setelah menggunakan media pembelajaran. Hasil dari uji
pretest dan posttest menunjukkan perbedaan selisih nilai, dimana nilai yang
diperoleh siswa ketika posttest lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran pengelompokan hewan
menurut habitatnya dapat membantu siswa dalam mempelajari materi IPA
pengelompokan hewan menurut habitatnya.
Selanjutnya peneliti memberikan kuesioner tanggapan produk kapada
siswa mengenai media pembelajaran setelah uji coba lapangan terbatas. Siswa
memberikan
penilaian
sangat
baik
pada
produk
media
pembelajaran
pengelompokan hewan menurut habitatnya. Hasil penilaian pretest dan posttest
dan rekapan nilai kuesioner tanggapan siswa dapat dilihat pada subbab berikut ini.
4.2.2
Kualitas Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan Menurut
Habitatnya Berbasis Metode Montessori
Dalam subbab ini menjelaskan tentang hasil validasi produk media
pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode
Montessori dan hasil nilai pretest dan posttest siswa pada uji coba lapangan
terbatas.
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2.2.1 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan
Menurut Habitatnya Berbasis Metode Montessori
Kualitas media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya
berbasis metode Montessori dapat dilihat dari hasil validasi produk oleh ahli
pembelajaran IPA, ahli Montessori, guru SD kelas II, dan sepuluh siswa kelas II.
Berikut adalah hasil penilaian produk media pembelajaran pengelompokan hewan
menurut habitatnya oleh ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori, guru kelas II,
dan sepuluh siswa kelas II pada tabel 4.35.
Tabel 4.35 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan Menurut
Habitatnya
No
Penilai
Rerata Skor
Kategori
1
2
3
4
Ahli pembelajaran IPA
Ahli Montessori
Guru SD kelas II
Siswa kelas II
Rerata
3,81
3,72
3,6
3,67
3,7
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Berdasarkan tabel 4.35, dapat diketahui bahwa rerata skor penilaian media
pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya sebesar 3,7. Hal ini
menunjukkan bahwa media pembelajaran pengelompokan hewan menurut
habitatnya memiliki kualitas sangat baik.
4.2.2.2 Hasil Nilai Pretest dan Posttest Siswa pada Uji Coba Lapangan
Terbatas
Kualitas media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya
juga dilihat dari hasil pretest dan posttest ketika uji lapangan terbatas. Hasil
pretets dan posttest digunakan peneliti sebagai data pendukung untuk mengetahui
kualitas media pembelajaran pengelompokan hewan menurut Habitatnya berbasis
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
metode Montessori. Berikut adalah selisih hasil pretest dan posttest yang terdapat
pada tabel 4.36.
Tabel 4.36 Selisih Nilai Pretest dan Posttest
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nama
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
Siswa 4
Ssiwa 5
Siswa 6
Siswa 7
Siswa 8
Siswa 9
Siswa 10
Rerata
Nilai
Pretest
50
70
70
60
40
40
30
50
20
60
49
Posttest
80
100
90
100
70
80
70
90
70
80
83
Selisih Nilai
30
30
20
40
30
40
40
40
50
20
34
Berdasarkan tabel 4.36, nilai yang diperoleh siswa ketika posttest lebih
tinggi dibandingkan dengan ketika pretest. Hasil tabel tersebut didapat rerata
pretest sebesar 49 sedangkan rerata posttest sebesar 83. Selisih kenaikan rerata
nilai pretest dan posttest yaitu 34, atau dapat dikatakan selisih kenaikannya
69,3%. Berdasarkan hasil nilai pretest dan posttest, dapat diketahui bahwa
penggunaan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya
berbasis metode Montessori dapat membantu siswa dalam mempelajari materi
pengelompokan hewan menurut habitatnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya
peningkatan nilai posttest yang diperoleh siswa setelah menggunakan media
pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya.
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Uraian pada bab lima ini berisi mengenai kesimpulan, keterbatasan
penelitian, dan saran
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Prosedur
penelitian
dan
pengembangan
media
pembelajaran
pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori
untuk siswa kelas II adalah 1) potensi dan masalah, 2) perencana, 3)
pengembangan bentuk awal produk, 4) validasi produk, dan 5) uji coba
lapangan terbatas. Dalam tahap potensi masalah, peneliti melakukan
identifikasi masalah melalui observasi, wawancara, dan analisis kebutuhan.
Pada tahap perencanaan, peneliti membuat desain media pembelajaran
pengelompokan
hewan
menurut
habitatnya,
desain
album
media
pembelajaran, penyusunan tes, dan kuesioner validasi produk.
5.1.2 Kualitas media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya
berbasis metode Montessori untuk siswa kelas II adalah sangat baik. Hal ini
ditunjukkan dengan skor rerata 3,7. Kualitas media pembelajaran dapat
dilihat dari hasil validasi produk oleh ahli pembelajaran IPA, ahli
Montessori, guru kelas II, dan sepuluh siswa kelas II. Media pembelajaran
pengelompokan hewan menurut habitatnya yang dikembangkan memiliki
ciri sesuai dengan ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori
yaitu,
menarik,
bergradasi,
auto-correction,
auto-education,
dan
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kontekstual. Selain itu, media pembelajaran ini juga memiliki kualitas yang
dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest ketika uji coba lapangan terbatas.
Fungsi pretest dan posttest sebagai data pendukung. Nilai yang diperoleh
ketika posttest lebih tinggi dibandingkan dengan nilai ketika pretest. Rerata
nilai ketika pretest sebesar 49 dan rerata nilai ketika posttest sebesar 83.
Selisih antara nilai rerata pretest dan posttest sebesar 34 atau selisih
peningkatannya 69, 3%. Dengan demikian, penggunaan media pembelajaran
pengelompokan hewan menurut habitatnya berbasis metode Montessori
yang membantu siswa dalam mempelajar materi IPA pengelompokan
hewan menurut habitatnya.
5.2 Keterbasaan Penelitian`
5.2.1 Pemilihan konsep materi pembelajaran pengelompokan hewan menurut
habitatnya yang kurang baik.
5.3 Saran
Saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya adalah
sebagai berikut.
5.3.1 Perlu dilakukan pemilihan konsep materi pembelajaran pengelompokan
hewan menurut habitatnya yang baik.
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI
Ali, M., & Asrori, M. (2014). Metodologi dan aplikasi riset pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Arifin, Z. (2011). Penelitian pendidikan metode dan paradigma baru. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar isi dan standar kompetensi
lulusan untuk satuan pendidikan dasar. Jakarta: BP. Cipta Jaya.
Carin, A. A. (1993). Teaching modern science, sixth edition. New York, NY:
Maaxwell Macmillan International.
Crain, W. (2007). Teori perkembangan, konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Creswell, J. W. (2012). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R.
introduction. Boston: Pearson.
(2007). Educational research: An
Gutek, G. L. (2013). Metode Montessori: panduan wajib untuk guru dan orangtua
didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). (A. L. Lazuardi, Penerj.)
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hainstock, E. G. (1997). The essential Montessori. USA: Penguin Books.
Hardiyanti, B. T. (2016). Pengembangan alat peraga pembelajaran IPS SD
materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Iskandar, S. (2001). Pendidikan ilmu pengetahuan alam. Bandung: CV. Maulana.
Johnson, E. B. (2010). Contextual teaching & learning: menjadikan kegiatan
belajar-mengajar mengasyikkan dan bermakna. (I. Setiawan, Penerj.)
Bandung. Kaifa.
Lillard, A. S. (2005). Montessori: the science behind the genius. New York:
Oxford University Press.
Lillard, P. P. (1996). Montessori today: a comprehensive approach to education
from birth to adulthood. New York: Schocken Books.
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Meggit, C. (2013). Memahami perkembangan anak. (Theodora, Penerj). Jakarta:
PT. Indeks.
Montessori, M. (2002). The Montessori method. New York: Frederick A. Stokes
Company.
Munadi. Y. (2010). Media pembelajaran, sebuah pendekatan baru. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Noi, H. (2015). Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi
perkalian berbasis metode Montessori. Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Prastiwi, V. O. R. (2016). Pengambangan alat peraga pembelajaran matematika
untuk siswa kelas III SD materi perkalian berbasis metode Montessori.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Sadiman, A., Rahardjo, & Haryono, A. (2009). Media pendidikan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di sekolah dasar. Jakarta: PT. Indeks.
Sanjaya, W. (2013). Penelitian pendidikan: jenis, metode, dan prosedur. Jakarta:
Prenada Media Group.
Somantri, T. S. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sudjana, N & Rivai, A. (1992). Media pengajar (penggunaan dan
pembuatannya). Bandung: CV. Sinar Baru.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi (mixed
methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suparno, P. (2011). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Kanisius.
Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Trianto, (2010). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif: konsep,
landasan, dan implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana.
Widoyoko. (2009). Evaluasi program pembelajaran: panduan praktis bagi
pendidikan dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widoyoko. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Widoyoko. (2016). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Yusuf, A. M. (2014). Metode penelitian: kuantitatif, kualitatif, dan penelitian
gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Yusuf, S & Sugandhi, N. (2013). Perkembangan peserta didik: mata kuliah dasar
profesi (MKDP) bagi para mahasiswa calon guru di lembaga pendidikan
tenaga kependidikan (LPTK). Jakarta: Rajawali Press.
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah
Lampiran 1.1 Lembar hasil validasi pedoman observasi
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.2 Lembar instrumen observasi
Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA
No.
Item
1,2
Kisi-kisi Observasi
Objek yang Diamati
Ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas
Ada media pembelajaran yang
diletakkan di kelas untuk
pembelajaran IPA
Media pembelajaran layak
untuk digunakan dalam
pembelajaran
Guru menggunakan media
pembelajaran untuk
menjelaskan materi
pembelajaran IPA
Guru menguasai cara
menggunakan media
pembelajaran
Guru menjelaskan cara
penggunaan media
pembelajaran IPA kepada siswa
Siswa dapat menggunakan
media pembelajaran secara
mandiri
Siswa mengalami kesulitan
ketika mengikuti pembelajaran
IPA di kelas
Siswa mengalami kesulitan
ketika mengerjakan soal IPA
3,4
Penggunaan media pembelajaran IPA dalam
pembelajaran di kelas
5,6
Cara penggunaan media pembelajaran IPA di
kelas
7,8
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam
pembelajaran di kelas
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.3 Lembar hasil observasi pembelajaran IPA
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.4 Lembar hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.5 Lembar instrumen pedoman wawancara kepala sekolah
Pedoman wawancara dengan Kepala Sekolah
No
Topik Pertanyaan
1.
Informasi berkaitan dengan
sekolah
2.
Ketersediaan media
pembelajaran di sekolah
3.
Penggunaan media
pembelajaran dalam
pembelajaran IPA
Kalimat Pertanyaan
1. Prestasi apa saja yang telah diraih oleh siswa
selama satu tahun terakhir dalam bidang
akademik?
2. Prestasi apa saja yang telah diraih oleh siswa
selama satu tahun terakhir dalam bidang
nonakademik?
3. Bagaimana hasil nilai UN yang diraih oleh
siswa selama lima tahun terakhir ini khususnya
dalam mata pelajaran IPA?
4. Bagaimana hasil nilai UN mata pelajaran IPA
jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain?
5. Media pembelajaran IPA apa saja yang sudah
tersedia di sekolah?
6. Apakah media pembelajaran yang sudah ada
disimpan dan dirawat dengan baik?
7. Dari mana sekolah memperoleh media
pembelajaran? Apakah dari hibah atau guru
sendiri yang membuatnya?
8. Jika guru pernah membuat media
pembelajaran, contoh media pembelajaran apa
saja yang pernah dibuat oleh guru?
9. Faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam
pengadaan media pembelajaran?
10. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA
selama ini?
11. Bagaimana penggunaan media pembelajaran
dalam pembelajaran IPA?
12. Dalam penggunaan media pembelajaran,
berapakah jumlah siswa untuk satu media
pembelajaran?
13. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan
media pembelajaran dalam pembelajaran IPA?
14. Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap
materi dalam pembelajaran IPA setelah
menggunakan media pembelajaran?
4.
Penelitian yang pernah
dilakukan di sekolah
berkaitan dengan media
pembelajaran
15. Apakah sebelumnya pernah ada penelitian yang
dilakukan berkaitan dengan media
pembelajaran?
16. Jika ada, bagaimana proses penelitian yang
telah dilakukan?
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.6 Transkip wawancara dengan Kepala Sekolah
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.7 Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.8 Lembar instrumen pedoman wawancara guru
Pedoman wawancara guru
No
Topik Pertanyaan
1.
Ketersediaan media
pembelajaran di kelas
2.
Penggunaan media
pembelajaran IPA dalam
pembelajaran
3.
Kesulitan yang dialami guru
dalam menyampaikan materi
pembelajaran IPA
4.
Kesulitan belajar yang
dialami siswa dalam
pembelajaran IPA
Kalimat Pertanyaan
1. Media pembelajaran IPA apa saja yang sudah
tersedia di kelas?
2. Apakah Bapak/Ibu pernah membuat sendiri
media pembelajaran untuk pembelajaran IPA?
Jika iya, contoh media pembelajaran apa saja
yang pernah Bapak/Ibu buat?
3. Berapa jumlah siswa untuk penggunaan satu
media pembelajaran?
4. Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan media
pembelajaran dalam pembelajaran IPA?
Jika iya, media pembelajaran apa saja yang
pernah Bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran
IPA?
5. Seberapa sering/ intensitasnya Bapak/Ibu
menggunakan media pembelajaran dalam
pembelajaran IPA?
Apa alasannya?
6. Bagaimana pengaruh penggunaan media
pembelajaran bagi siswa dalam memahami
materi dalam pembelajaran IPA?
7. Bagaimana respon siswa terhadap media
pembelajaran yang Bapak/Ibu gunakan dalam
pembelajaran IPA?
8. Bagaimana keaktifan dan kemandirian siswa
dalam menggunakan media pembelajaran IPA?
9. Apakah siswa dapat menemukan kesalahannya
sendiri dan menemukan jawaban yang benar
melalui media pembelajaran yang digunakan?
Berikan contohnya!
10. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam
menyampaikan materi pembelajaran IPA?
Apa alasannya?
11. Materi apa saja yang sulit disampaikan kepada
siswa?
12. Faktor apa saja yang menyebabkan Bapak/Ibu
mengalami kesulitan dalam menyampaikan
materi tersebut?
13. Bagaimana keaktifan dan hasil belajar yang
dicapai siswa dalam pembelajaran IPA?
14. Apakah siswa mengalami kesulitan dalam
pembelajaran IPA?
Faktor apa saja yang menyebabkan siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA?
15. Berapa jumlah siswa yang mengalami kesulitan
dalam pembelajaran IPA?
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Usaha yang dilakukan guru
untuk mengatasi kesulitankesulitan tersebut
16. Materi apa yang sulit dipahami oleh siswa?
17. Usaha-usaha apa saja yang telah Bapak/Ibu
lakukan untuk mengatasi kesulitan yang
dialami siswa?
18. Bagaimana keberhasilan Bapak/Ibu dalam
mengatasi kesulitan yang dialami siswa?
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.9 Transkip wawancara dengan guru
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.10 Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.11 Lembar instrumen pedoman wawancara dengan siswa
Pedoman wawancara dengan siswa
No
Topik Pertanyaan
1.
Tanggapan terhadap
pembelajaran IPA yang
selama ini terjadi
2.
Penggunaan media
pembelajaran dalam
pembelajaran IPA
3.
Kesulitan belajar yang
dialami siswa dalam
pembelajaran IPA
Kalimat Pertanyaan
1. Bagaimana pendapatmu mengenai
pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini?
2. Apakah kamu senang dengan pembelajaran
IPA yang dilakukan selama ini?
Apa alasannya?
3. Seberapa sering/ intensitasnya Bapak/Ibu
gurumu menggunakan media pembelajaran
dalam pembelajaran IPA?
Jika iya, media pembelajaran apa saja yang
pernah Bapak/Ibu gurumu gunakan dalam
pembelajaran IPA?
4. Apakah kamu tertarik dengan media
pembelajaran yang digunakan oleh Bapak/Ibu
gurumu?
Apa alasannya?
5. Seberapa sering Bapak/Ibu gurumu
menggunakan media pembelajaran dalam
pembelajaran IPA?
6. Apakah media pembelajaran dapat membantu
kamu memahami materi dalam pembelajaran
IPA?
Apa alasannya?
7. Apakah kamu senang menggunakan media
pembelajaran dalam pembelajaran IPA?
Apa alasannya?
8. Apakah kamu mengalami kesulitan ketika
belajar IPA?
Apa alasannya?
9. Materi apa yang paling sulit dalam mata
pelajaran IPA?
10. Mengapa materi tersebut menurutmu paling
sulit?
11. Bagaimana cara yang dilakukan oleh Bapak/Ibu
gurumu dalam mengatasi kesulitan belajar yang
kamu alami?
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.12 Transkip wawancara dengan siswa
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan
Lampiran 2.1 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.2 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.4 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.5 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa
211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 Instrumen Tes
Lampiran 3.1 Lembar hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli
214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.2 Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli
216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji empiris
219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.4 Output SPSS untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen
tes
221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.5 Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes
222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.6 Lembar hasil pengerjaan pretest
225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.7 Lembar hasil pengerjaan posttest
226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 Validasi Produk
Lampiran 4.1 Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli
227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.2 Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai media
pembelajaran oleh siswa
233
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai media
pembelajaran oleh siswa
242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.4 Lembar hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli
245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.5 Lembar hasil validasi album penggunaan media pembelajaran oleh
ahli
254
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.6 Lembar hasil tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh
siswa
258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 Surat Penelitian
Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian
260
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
261
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6 Album Media pembelajaran Pengelompokan Hewan Menurut
Habitatnya
262
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan album petunjuk penggunaan media pembelajaran
pengelompokan hewan menurut habitatnya. Album media pembelajaran ini dibuat untuk
melengkapi tugas akhir skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA
SD Pengelompoka Hewan Menurut Habitatnya Berbasis Metode Montessori”. Disamping
itu, album media pembelajaran berguna sebagai buku petunjuk penggunaan dari media
pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya.
Penulis dibantu oleh berbagai pihak sehingga penulis berhasil menyelesaikan
album media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya dengan lancar.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih pada beberapa pihak
yang membantu penyelesaian album ini, yaitu:
1.
Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan rahmat kesehatan dan keselamatan
selama kegiatan pembuatan media pembelajaran beserta album.
2.
Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd selaku Kaprodi PGSD.
3.
Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd selaku Wakaprodi PGSD.
4.
Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., S.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana Mayasari,
S.Psi., M.A. yang mendampingi dan memberikan arahan dalam penyempurnaan
album.
5.
Para validator yang telah membantu dalam penilaian album penggunaan media
pembelajaran.
6.
Keluarga besar SD Negeri Dayuharjo yang telah bersedia bekerjasama sebagai
tempat uji coba terbatas dan uji coba SD setara.
7.
Pak Muhibat yang telah bersedia bekerjasama selama pembuatan media
pembelajaran.
Akhir kata, semoga album ini dapat berguna bagi para pembaca dan bisa menjadi
salah satu sumber inspirasi supaya bisa lebih baik lagi. Penulis memohon maaf apabila
ada beberapa kesalahan dalam pembuatan album media pembelajaran ini. Oleh sebab itu,
peneliti meminta kritik dan saran agar mampu lebih baik lagi untuk ke depannya.
Yogyakarta, 28 November 2016
Penulis
263
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGENALAN MEDIA PEMBELAJARAN
PENGELOMPOKAN HEWAN MENURUT HABITATNYA
Media pembelajaran pengelompokan hewan
menurut habitatnya terdiri dari tiga bagian, yiatu papan
pengelompokan hewan, kotak puzzle pengelompokan
hewan, dan kartu. Papan pengelompokan hewan
merupakan sebuah papan yang digunakan untuk
menjelaskan habitat hewan atau tempat tinggal hewan
dengan menggunakan replika hewan 3 dimensi.
Bagian
kedua
dari
media
pengelompokan hewan menurut habitatnya yaitu
kotak puzzle. Isi dalam kotak puzzle terdiri dari
kumpulan puzzle gambar habitat hewan dan
gambar hewan. Sebagai contoh gambar habitat
hewan darat yang kemudian gambar hewan
disusun secara menurun menurut gambar
habitat hewan.
Bagian
ketiga
dari
media
pembelajaran
pengelompokan hewan menurut habitatnya yaitu kartu.
Kartu terdiri dari kartu gambar, kartu nama haitat hewan,
kartu nama hewan, dan kartu jawaban. Kartu jawaban
merupakan pengendali kesalahan (auto-correction) pada
kartu gambar, kartu nama haitat hewan, dan kartu nama
hewan,. Masing-masing kartu memiliki warna yang
berbeda-beda pada bingkai kartu. Warna bingkai kartu
gambar berwarna biru, bingkai kartu nama habitat berwarna merah, kartu nama hewan
berwarna kuning, dan kartu jawaban (auto-correction) berwarna hijau.
264
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PETUNJUK PENGGUNAAN
MEDIA PEMBELAJARAN PENGELOMPOKAN HEWAN MENURUT HABITATNYA
Materi Pembelajaran
Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya
Submateri
Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya
Tujuan
Mengenalkan tempat tinggal hewan
Syarat
Siswa mengenal nama hewan beserta wujudnya
Usia
8 tahun (kelas II SD)
Media pembelajaran
1. Papan pengelompokan hewan
2. Kotak puzzle
3. Kartu
Pengendali kesalahan
1. Puzzle
2. Kartu jawaban
Persiapan pertama
1.
Direktris mengajak siswa untuk belajar dengan berkata “Hari ini kita akan mempelajari
pengelompokan hewan manurut habitanya. Mari bekerja dengan menggunakan
media pembelajaran dpengelompokan hewan menurut habitatnya bersama bapak”.
2.
Direktris meminta siswa untuk mengambil media pembelajaran daur hidup hewan dari
tempat penyimpanan dengan berkata “Mari bantu bapak membawa media
pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya”.
3.
Direktris mengarahkan siswa dalam membawa media pembelajaran pengelompokan
hewan menurut habitatnya.
4.
Direktris mengarahkan siswa dalam membawa kotak penyimpanan puzzle.
265
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Siswa mengambil media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya.
6.
Siswa meletakkan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya di
atas meja/karpet.
7.
Direktris mengarahkan siswa untuk duduk di samping kirinya.
8.
Direktris menyusun media pembelajaran dengan urutan: papan tempat habitat hewan
kemudian kotak puzzle.
9.
Direktris membuka tutup pengelompokan hewan menurut habitatnya.
Latihan pertama
10. Direktris mengenalkan papan pengelompokan hewan menurut habitatnya. “Ini adalah
papan habitat hewan. Kamu akan belajar tahap pengelompokan hewan menurut
habitatnya melalui papan ini.”
266
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Direktris mengenalkan replika hewan 3 dimensi yang akan digunakan pada papan
habitat hewan.
12. Direktris mengeluarkan replika hewan 3 dimensi dari kota laci penyimpanan.
13. Direktris meletakkan replika hewan 3 dimensi di atas meja/karpet.
14. Direktris menyisihkan kotak laci di sebelah kiri.
15. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan badak”.
16. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan badak hidup dimana?”
267
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan singa”.
18. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan singa hidup dimana?”
19. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan rusa”.
20. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan rusa hidup dimana?”
21. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan gajah”.
22. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan gajah hidup dimana?”
23. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan
serigala”.
24. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan serigala hidup dimana?”
25. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan
harimau”.
26. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan harimau hidup dimana?”
27. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan udang”.
28. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan udang hidup dimana?”
29. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan bintang
laut”.
30. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan bintang laut hidup dimana?”
31. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan ikan
pari”.
32. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan ikan pari hidup dimana?”
33. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan lumbalumba”.
34. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan lumba-lumba hidup dimana?”
268
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan hiu”.
36. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan hiu hidup dimana?”
37. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan gurita”.
38. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan gurita hidup dimana?”
39. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan lalat”.
40. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan lalat hidup dimana?”
41. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan capung”.
42. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan capung hidup dimana?”
43. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan lebah”.
44. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan lebah hidup dimana?”
45. Direktris mengenalkan replika pada siswa dengan berkata “Ini adalah hewan
kumbang”.
46. Direktris bertanya pada siswa, “ Hewan kumbang hidup dimana?”
47. Direktris bertanya kepada siswa “ Mana hewan yang hidup di darat?”
48. Direktris bertanya kepada siswa “ Mana hewan yang hidup di air?”
49. Direktris bertanya kepada siswa “ Mana hewan yang hidup di udara?”
Latihan kedua
50. Direktris mengambil kotak puzzle pengelompokan hewan menurut habitatnya.
51. Direktris mengenalkan puzzle.
269
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52. Direktris meletakkan seluruh puzzle di atas meja/karpet.
53. Direktris mengambil salah satu puzzle gambar darat.
54. Direktris meraba puzzle gambar darat.
55. Direktris meletakkan puzzle gambar darat di atas meja/karpet.
270
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56. Direktris mengambil puzzle gambar hewan yang ukurannya lebih kecil dari gambar
puzzle darat.
57. Puzzle gambar hewan disusun secara vertikal hingga mengecil berdasarkan habitat
hewan.
58. Direktris mengambil salah satu puzzle gambar udara.
59. Direktris meraba puzzle gambar udara.
60. Direktris meletakkan puzzle gambar udara di atas meja/karpet.
271
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61. Direktris mengambil puzzle gambar hewan yang ukurannya lebih kecil dari gambar
puzzle udara.
62. Puzzle gambar hewan disusun secara vertikal hingga mengecil berdasarkan habitat
hewan.
63. Direktris mengambil salah satu puzzle gambar air.
64. Direktris meraba puzzle gambar air.
65. Direktris meletakkan puzzle gambar air di atas meja/karpet.
66. Direktris mengambil puzzle gambar hewan yang ukurannya lebih kecil dari gambar
puzzle air.
272
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67. Puzzle gambar hewan disusun secara vertikal hingga mengecil berdasarkan habitat
hewan.
68. Direktris menawarkan pada siswa untuk menyusun puzzle gambar dengan berkata “
Apakah kamu mau mencoba?”
69. Siswa menaljutkan menyusun puzzle gambar pengelompokan hewan menurut
habitatnya.
Latihan ketiga
70. Direktis mengeluarkan kartu kata habitat hewan darat, air, dan udara/awan dari kotak
penyimpanan.
71. Direktris meletakkan kartu kata habitat hewan darat, air, dan udara/awan di atas
meja/karpet.
72. Direktris mengeluarkan kartu gambar dari kotak penyimpanan.
73. Direktris meletakkan kartu gambar di atas meja/karpet.
74. Direktris mengeluarkan kartu kata nama hewan dari kotak penyimpanan.
75. Direktris meletakan kartu kata nama hewan di atas meja/karpet.
76. Direktris mengeluarkan kartu jawaban dari kotak penyimpanan.
77. Direktris meletakkan kartu jawaban di atas meja/karpet.
78. Direktris meletakkan kotak penyimpanan kartu di sebelah kiri.
79. Direktris menyusun kartu kata habitat hewan darat, air, dan udara/awan.
273
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80. Direktris meletakkan kartu gambar hewan di bawah kartu nama habitat hewan darat,
air, dan udara/awan.
81. Direktris meletakkan kartu nama hewan dibawah kartu gambar hewan dan
mencocokkannya pada kartu jawaban.
274
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82. Direktris menawarkan pada siswa untuk menyusun kata habitat hewan darat, air, dan
udara/awan , kartu gambar dan kartu kata nama hewan dengan berkata “Apakah
kamu mau mencoba?”
83. Siswa melanjutkan menyusun kata habitat hewan darat, air, dan udara/awan , kartu
gambar dan kartu kata nama hewan.
84. Siswa mencocokkan kartu gambar dan kartu kata dengan menggunakan kartu
jawaban.
275
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penutup
85. Direktris memberikan kesimpulan, “Hari ini kita telah belajar mengenai
pengelompokan
hewan
menurut
habitatnya
dengan
menggunakan
media
pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya”.
86. Direktris meminta siswa untuk mengembalikan media pembelajaran pengelompokan
hewan menurut habitatnya dengan berkata, “Mari bantu bapak mengembalikan media
pembelajaran pengelompokan hewan menurut habitatnya!”.
87. Siswa mengembalikan media pembelajaran pengelompokan hewan menurut
habitatnya ke tempat penyimpanan.
88. Siswa membereskan tempat kerja.
276
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 Gambar ProduK Media Pembelajaran Pengelompokan Hewan
Menurut Habitatnya
GAMBAR PRODUK
MEDIA PEMBELAJARAN PENGELOMPOKAN HEWAN MENURUT
HABITATNYA
Gsmbar 7.1 Kotak Habitat Hewan
Gambar 7.2 Papan Habitat Hewan dan Replika Hewan
277
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 7.3 Puzzle
Gambar 7.4 Kartu Soal
278
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 7.5 Kotak Replika Hewan dan Kartu Soal
Gambar 7.6 Kotak Puzzle
279
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8 Dokumentasi Uji Coba Lapangan Terbatas
Ketika pretest
Pelaksanaan pembelajaran dengan
media pembelajaran
Siswa menggunakan media
pembelajaran
Siswa menggunakan media
pembelajaran
Siswa menggunakan puzzle
Ketika posttest
280
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9 Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
Julius Bianto Sadewo merupakan anak pertama dari dua
bersaudara yang lahir di Jakarta, 27 Juli 1995. Pendidikan
sekolah diperoleh di SD Pangudi Luhur III Boro dan lulus
pada tahun 2006. Pendidikan sekolah menengah pertama
diperoleh di SMP Pangudi Luhur I Kalibawang dan lulus pada
tahun 2009. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMA Pangudi Luhur
Sedayu, dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai
mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama
menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan di
luar perkuliahan. Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti peneliti.
1. Anggota Divisi Konsumsi Malam Kreativitas Mahasiswa (MK) 2013.
2. Anggota Divisi Dekorasi Pelepasan Wisudan prodi PGSD 2014.
3. Koordinator Divisi Dekorasi Story Telling and Writing Contest 2015.
4. Anggota Divisi Perlengkapan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa II
(PPKM II) 2015.
5. Anggota Divisi Perlangkapan Parade Gamelan Anak 2015.
6. Peserta Pelatihan Penulisan Skripsi Mengggunakan Ms. Word dan
Mendeley 2016.
281
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis
skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran
IPA SD Materi Pengelompokan Hewan Menurut Habitatnya Berbasis Metode
Montessori”.
282
Download