Edisi 310 – 3 Oktober 2014 Page 1 Edisi 310 – 3 Oktober 2014 PIMPINAN BAIT MINISTRY Pembina : Pdt. Dr. Moldy Mambu & Handry Sigar Pengawas : Willy Wuisan & Yoshen Danun Pengurus : Ketua – Lucky Mangkey Sekertaris – Janette Sepang Bendahara – Yance Pua PENGURUS BULETIN BAIT Penasihat : Pdt. Dr.Moldy Mambu, Pdt. Noldy Sakul, Pdt. Sammy Lee Pemimpin Umum : Handry Sigar Wkl Pem. Umum : Yoshen Danun Pemred : Willy Wuisan Wapemred : Herschel Najoan Sekretaris : Meilien Langi-M Bendahara : Yance Pua General Controller : Ellen Manueke, Tommy Manawan HRD : Janette Sepang, Koordinator Produksi : Osvald Taroreh, Harold Somba Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu. Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan,Pdt. Raymond Lohonauman, pdtm. Ronie Umboh Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau, Pdt. Dr. Allan Pasuhuk, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Dr. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Manueke Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Dr. Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Dr. Ronell Mamarimbing Cerita Anak Max Kaway Catatan Kami Denny Kalangi BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan www.buletin.baitonline.org email redaksi : [email protected] email berita : [email protected] email pimpinan : [email protected] Eben Haezer Sportivitas Harta Kita : Anak-Anak Kita Ayah Tiri Sabat Dalam Perspektif Advent Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana, Herold Heydemans, pdtm. Davy Tielung, Jimi Moehadjedi, Belly Wungkana, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, Pdtm. Raynald Makalew Tulisan Roh Nubuat Web Master Michael Mangowal, Nielson Assa Multimedia : Ellen Mangkey Distribution Pdtm. Dale Sompotan Biro: Philipina Govert Woramuri Manado Jeiner Rawung, Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan, Papua David Bindosano, Samuel Rorimpandey, Hendy Sahetapy, Noldy Abraham Sulawesi Tengah Pdt. Stenly Karwur Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa Balikpapan Beverly Nangon Runturambi , Vanda Karundeng Tumbel Medan Hartoyo Tismail Cerita Untuk Anak Dipanggil untuk Mencapai Standar ….. Tiang Garam Pathfinder Pedoman Administrative PA Remaja Palakat - Berita Page 2 Edisi 310 – 3 Oktober 2014 Eben Haezer Satu tahun berlalu dengan cerita suka dan duka bukanlah waktu yang singkat. Itu sebabnya ketika hitungan 365 hari tiba umumnya ditandai dengan sesuatu yang khusus. Pada hari istimewa itu orang mengenang bagaimana suatu perjalanan telah dilewati sehingga perlu di syukurkan kepada Tuhan. Di hari itu orang mengingat kebesaran Tuhan yang sudah menuntun langkah yang diayun dan memegang tangan manusia yang lemah sehingga dapat tiba disuatu titik, di suatu hari dengan selamat sejahtera. Eben-Haezer, sampai disini Tuhan telah menolong kita. “Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: "Sampai di sini TUHAN menolong kita." 1 Samuel 7:12. Praise the Lord atas 7 Tahun pelayanan yang telah diperkenankan Tuhan untuk Bait Ministry melayani pembaca dengan sukacita. Kehadiran sebuah ministry yang bertujuan melayani Tuhan sudah pasti telah dipikirkan dengan masak akan maksud serta tujuan pendiriannya. Sudah tentu telah dikaji dengan saksama mengenai program jangka pendek maupun jangka panjang yang dituangkan dalam bentuk strategic planning mengacu kepada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Namun sebaik apapun perencanaan dan pengelolaan sebuah ministry, semua anggota tim menyadari bahwa hanyalah dengan pertolongan Tuhan pelayanan itu dapat berkelanjutan dari tahun ke tahun. Pertolongan Tuhan inilah yang disyukuri oleh seluruh Tim Bait Ministry sehingga pada kesempatan ini mengadakan acara minggu sembahyang di SD dan SMP Advent Sonder dan akan dilanjutkan pada hari sabat (11/10) di Tomohon. Berawal dari sebuah gagasan mempersatukan aspirasi, semangat serta talent yang dipunyai, beberapa orang muda memprakarsai pembentukan Bait Ministry yang sebelumnya telah dimulai dengan sebuah milis di internet yang bernama “Bait” yang diikuti oleh miliser dari Indonesia, Singapura, Eropa, Amerika, Philipina, Australia, Timor Leste dll. Adapun nama BAIT adalah singkatan dari Bejana Advent Indonesia Timur yang key word adalah Bejana. Nama Bejana menunjuk kepada suatu wadah dari tanah liat yang merupakan hasil karya dari Tukang Periuk. Dalam pengerjaannya bila bejana itu kurang baik atau rusak maka Tukang Periuk itu akan mengerjakannya kembali dengan sabar sampai terbentuk sebuah bejana yang baik menurut pemandangannya. (Yeremia 18:4). Manusia yang berserah bagai bejana ditangan penjunan. Dalam kekurangan, kealpaan dan kelebihan, manusia kadang perlu dirubah, dibentuk, dikikis, dihaluskan denga kasih sayang oleh Sang Penjunan Yesus Kristus – sesuatu yang perlu selalu disyukuri. Demikian pula dengan Bait Ministry, di dalam kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki semuanya diserahkan kepada Yesus agar kiranya dapat dibentuk menjadi sarana pelayanan melalui media ke tengah anggota dan masyarakat. Bejana menjadi alat menampung air, air anggur, susu, maupun minyak. (1 Raja 7:38; 2 Raja 4:4; Amsal 3:10). Bahkan bejana menjadi tempat penyimpanan surat-surat berharga. (Yermia 32:14). Bagi Bait Ministry, Bejana adalah suatu wadah untuk menampung ide, saran, nasihat, pengalaman, renungan, cerita dan berita melalui tulisan mengenai Yesus Kristus, Evangelisasi yang mengangkat kerohanian kemudian dituangkan kembali ke hadapan seluruh pembaca berupa sebuah Majalah Elektronik pada setiap minggu. Setelah majalah elektorniksecara rutin diproduksi selama 7 tahun dan memasuki tahun ke delapan, berbagai rencana terus dimatangkan TIM BAIT, di antaranya mematangkan TV online BAIT yang sebelumnya hanya berkolaborasi dengan Justin TV dengan direncanakan untuk mempunyai media sendiri semoga akan segera terlaksana. Kepedulian Tim Bait kepada bidang Pendidikan seperti telah menjadi tradisi ulang tahun yakni menyumbangkan sesuatu kepada Institusi pendidikan di tempat diadakan HUT. Kali ini giliran SD dan SMP Advent Sonder yang menerima bingkisan dari BAIT Ministry. Pemberian yang tidak seberapa namun diyakini menjadi kebutuhan dari institusi pendidikan yang dikelola oleh gereja-gereja di Sonder ini. Sebagaimana Bejana adalah wadah yang bermanfaat sejak di jaman Perjanjian Lama demikian pula menjadi harapan bagi seluruh Tim Bait agar Majalah Elektronik Bait akan bermanfaat di jaman modern ini serta mendapat tempat di hati seluruh pembaca. Dirgahayu majalah BAIT. Redaksi BAIT Page 3 Edisi 310 – 3 Oktober 2014 P ernahkah anda pikirkan bagaimana permainan Sepak Bola (soccer) dimulai? Kapan dan di mana permainan ini berasal? Mengapa banyak orang di dunia dewasa ini begitu tergila-gila pada Sepak Bola? Hampir setiap negara dan kultur memiliki referensi sejarah mengenai Sepak Bola. Asal muasal permainan Sepak Bola terdapat di setiap sudut geografi dan sejarah. Bangsa Cina, Jepang, Italia, Grika Purba, Persia, Viking, dan masih banyak lagi yang memainkan bola jauh sebelum era kita. Orang-orang Tionghoa sudah memainkannya sejak 3.000 tahun lalu. Grika Purba dan bangsa Roma menggunakan permainan Sepak Bola untuk meningkatkan dan menajamkan tenaga dan semangat para perajurit mereka agar berotot dan berkemampuan menghadapi musuh dalam peperangan. Di Amerika Selatan dan Tengah permainan sejenis yang bernama “Tlatchi” bertumbuh subur di sana. lambat tetapi pengaruhnya mulai menyebar ke seluruh dunia. Negaranegara berikut yang membentuk asosiasi mereka ialah: Nederlands dan Denmark (1889), New Zealand (1891), Argentina (1893), Chile (1895), Switzerland , Belgium (1895, Italy (1898), German, Uruguay (keduanya di tahun 1900), Hungary (1901), dan Finland (1907). Ketika The Fédération Internationale de Football Association (International Federation of Association Football), yang terkenal dengan akronim FIFA dibentuk di Paris pada bulan Mei 1904 beranggotakan 7 penemu yaitu: France, Belgium, Denmark, the Netherlands, Spain (diwakili oleh Madrid FC), Sweden, dan Switzerland dibentuk, maka German Football Federation pada hari yang sama mengirim telegram dan menyatakan diri untuk diterima sebagai anggota. Secara mengherankan bahwa FIFA memiliki keanggotaan perwakilan dari berbagai Negara melebihi total keanggotaan PBB yang hanya 192. Peraturan ranking sedunia FIFA dibaharui setiap bulan dan memutuskan memberi ranking bagi sebuah tim berdasarkan penampilan dalam pertandingan internasional, memenuhi persyaratan dan mematuhi peraturan persepakbolaan untuk bertanding bersih juga penampilan Konon di Inggris-lah Sepak Bola benar-benar terbentuk. Itu dimulai dalam pertandingan persahabatan. Sebagaimana yang perlu diketahui pada tahun 1863 ketika asosiasi Sepak Bola dan rugby dibentuk bahwa Pertandingan Sepak Bola mengharuskan para officials dan terpisah. Dengan demikian Asosiasi Sepak Bola ditemukan di Inggeris. pemainnya bersaing dan bertanding sesuai peraturan yang telah Pada bulan Oktober 1863, 11 perkumpulan dan sekolah Sepak Bola di disepakati dan diputuskan. Peraturan-peraturan tersebut menyangkut Inggeris mengirim utusan mereka ke Freemason’s Tavern, Great Queen beberapa hal antara lain Lapangan pertandingan: mencakup tiang Street, London untuk mengklarifikasi dan mengusulkan peraturan- gawang (bundar), area penalty, tinggi tiang bendera di sudut lapangan, peraturan dasar yang mengatur jalannya permainan Sepak Bola yang garis, lingkaran di tengah, tanah berrumput standard Internasional, dapat diterima semua perkumpulan. Rapat inilah merupakan tanda lahir kualitas dan ukuran bola. Bola out/in, offside kick, corner, hands’ ball, Asosiasi Sepak Bola. Di sana dibahas dan diputuskan beberapa throw in, melempar, tendangan di dalam, jumlah pemain termasuk peraturan pertandingan, dan melalui beberapa kali rapat lagi diadakan pemain cadangan (6 orang dalam pertandingan persahabatan), peralatan sampai tanggal 8 Desember. lapangan dan pemain, sepatu, kostum, alat pembuat garis, kekuasaan, keputusan dan tanggungjawab wasit. Wasit garis, bendera wasit, dll. Tersebarnya permainan Sepak Bola ke seluruh dunia sebagian besar karena pengaruh Inggris terhadap negara-negara jajahannya. Walaupun Bejana Advent Indonesia Timur Page 4 Edisi 310 – 3 Oktober 2014 Masih banyak lagi peraturan sebuah pertandingan Sepak Bola yang boleh saya kemukakan di sini tetapi yang saya perhatikan dalam setiap pertandingan Sepak Bola atau pertandingan apa saja, bahwa sifat sportivitas seorang pemain sangat dihargai baik oleh lawan, kawan maupun penonton. Kepada penonton para pemain ini memperlihatkan dan menyuguhkan permainan yang cantik dan bersih disertai sportivitas tinggi sehingga walaupun mereka kalah sekalipun, mereka tetap merupakan idola penonton, kawan dan lawan dan dikenang sepanjang masa. Bila terjadi suatu permainan kasar dari lawan, maka pemain yang punya sifat sportif tidak pernah menjadi marah atau hilang kesabaran. Semua bermain untuk kepentingan tim. Bila seorang pemain mendrible bola dan sedang mendekat ke tiang gawang lawan, dan ada peluang baginya untuk menendang bola ke gawang tetapi ia melihat ada peluang lebih besar bagi temannya untuk memasukkan bola tersebut, ia segera memberi operan tepat kepada teman main yang mencetak gol. Semua pemain bersorak dan saling merangkul walaupun hanya seorang yang dielu-elukan oleh penonton dan bahkan wartawan. Dan ia yang mencetak gol ini tidak pernah menjadi sombong, disebabkan sportivitasnya itu. Ketika terjadi pergantian pemain, maka pemain yang diganti, sekalipun ia seorang kapten kesebelasan, tidak akan merasa sakit hati. Kepada penggantinya ia tersenyum atas keputusan coachnya, memberi tepukan semangat kepada penggantinya disertai acungan jempol sambil saling memberi ”high five”. Ini merupakan sifat terpuji dari para pemain Sepak Bola di dunia, yang nanti akan mendapat sebuah piala yang juga akan diperebutkan dalam pertandingan-pertandingan berikut. Sportivitas dalam suatu pertandingan pernah dibahas oleh Rasul Paul sendiri dalam 1 Korintus 9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Salah satu unsur penguasaan diri yang diutarakan di atas ialah selain hidup teratur, bertarak, dan patuh kepada peraturan, sportivitas merupakan hal utama dari seseorang di arena pertandingan. Para penonton merasa puas karena suguhan permainan indah menarik dari pemain dan sikap sportivitas yang diperlihatkan di dalam dan di luar lapangan pertandingan. Sebagai pelayan Tuhan dan pengerja Organisasi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK), masing-masing kita yang adalah ”pemain di arena organisasi Gereja” sudah mengetahui dan menguasai Policy Organisasi yang mengatur tata kerja dan tata cara pelayanan kita. Kita tahu bagaimana seorang Pemimpin, Pendeta atau Pengerja diangkat, dipekerjakan ataupun diganti. Pernah dalam sebuah rapat Konstituensi, kami memperhatikan ketika Ketua Divisi mengumumkan bahwa Komite Pemilih akan berkumpul di salah suatu ruangan. Segera pemimpin acara mengumumkan: ”Saudara-saudara para utusan Konferensi, mari kita nyanyikan lagu yang berjudul ’Janganlah lewatkan aku.” Sebagian besar wajah peserta terlihat cerah dan terdengar tepuk tangan meriah disamping wajah-wajah lain yang kelihatan tegang menunggu hasil keputusan Komite Pemilih. Pergantian Pimpinan di organisasi mana saja terlebih di Organisasi GMAHK setiap saat bisa terjadi. Kita harus memiliki sportivitas yang tinggi sehingga Organisasi GMAHK maju dengan pesat dan Tuhan dimuliakan serta dihargai dalam setiap tindakan-Nya. Mari kita teliti Injil Yohanes 3:26,27 Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah 5 memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepadaNya." Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Kemudian Yohanes berkata lagi di ayat 30: ”Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” Nasehat Ny. Ellen G. White dalam buku Alfa dan Omega Jilid 5, halaman 183 dan 184 berikut ini perlu kita simak secara cermat: “Yohanes dipanggil untuk memimpin sebagai seorang pembaru. Oleh karena ini, murid-muridnya ada dalam bahaya mengarahkan perhatian mereka kepadanya, dengan merasa bahwa sukses pekerjaan itu tergantung pada segala usahanya, lalu lupa bahwa ia hanyalah suatu alat yang digunakan Allah dalam pekerjaan-Nya. Akan tetapi pekerjaan Yohanes tidaklah cukup untuk meletakkan dasar jemaat Kristen. Setelah ia melaksanakan tugasnya, satu pekerjaan yang lain harus dilakukan, yang tidak dapat dilaksanakan oleh kesaksiannya. Murid-muridnya tidak mengerti akan hal ini waktu mereka melihat Kristus datang untuk mengambil pekerjaan itu, mereka merasa cemburu dan kecewa. Bahaya yang sama masih ada sekarang. Allah memanggil seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu; dan setelah pekerjaan itu dilakukannya sejauh yang sanggup dilakukannya, Tuhan membawa orang-orang lain pula, untuk melakukannya lebih jauh lagi. Tetapi, seperti halnya dengan murid-murid Yohanes, banyak orang yang merasa bahwa sukses pekerjaan itu tergantung pada pengerja yang terdahulu itu. Perhatian ditujukan kepada manusia gantinya kepada Tuhan, perasaan cemburu masuk, lalu pekerjaan Allah pun ternodalah. Orang yang dengan demikian dihormati berlebih-lebihan itu, tergoda untuk memelihara kepercayaan pada diri sendiri. Ia tidak menyadari ketergantungannya kepada Allah. Orang diajar untuk bersandar pada manusia untuk mendapat bimbingan dan dengan demikian mereka terjerumus ke dalam kekeliruan, dan tersesat jauh dari Allah. Pekerjaan Allah hendaknya jangan memakai peta dan ukiran manusia. Kadang-kadang Tuhan akan menggunakan alat-alat yang lain, yang olehnya maksud-Nya dapat dilakasanakan sebaik-baiknya. Berbahagialah mereka yang sudi bila dirinya direndahkan, dengan berkata bersama Yohanes Pembaptis, ”Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” Sifat dan sikap sportivitas yang telah dikembangkan oleh para pimpinan terdahulu kami salut setinggi-tingginya karena demikianlah umat-umat Tuhan yang telah berjuang dan berdedikasi untuk kemajuan pekerjaanNya di masing-masing bidang. Kalau dunia boleh tunjukkan sportivitas yang tinggi, lebih-lebih lagi pengerja dan umat Tuhan. Pekerjaan ini adalah milik Tuhan dan segala jerih lelah kita dicatat oleh-Nya di dalam buku Kehidupan. Mari kita teliti ayat terakhir ini dalam Pilipi 4:3 ”Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.” . *** Edisi 310 – 3 Oktober 2014 S urga bertaburan emas permata, tapi hidup bersama Yesus itulah yang utama - bila aku diundang kesana, sekarang juga kita berangkat bersama” adalah kata-kata syair penutup yang dibawakan dengan lancar oleh seorang anak kelas satu pada Sabat Pendidikan beberapa waktu yang lalu disebuah Jemaat. Acara yang dikemas begitu apik berupa pementasan drama singkat, pidato, menghapal ayat hapalan, syair dan lagu di ikuti dengan cermat oleh hadirin. Ada orang tua yang tersenyum bangga, ada yang meneteskan air mata haru sekaligus berdoa bagi masa depan anak-anak mereka. Ya, anakanak adalah masa depan jemaat. Sekarang mereka dituntun besok akan memimpin. Sudahkah jemaat memberi perhatian dan sokongan semestinya kepada anak-anak kita?. Barangkali “ia” namun mungkin juga belum. Dibanyak tempat kita lalai mengikutkan mereka pada program jangkauan keluar, penggembalaan dan acara-acara jemaat. Kemudian kita kaget dan panik melihat mereka telah beranjak menjadi ABG. Lalu kita menjejalkan mereka dengan uang, materi mengangankan “mempertahankan” mereka dari gemilaunya gemerlapan duniawi. Kita khawatir mereka akan lebih tertarik kepada “dunia” daripada gereja oleh melihat 6 asesoris aneh yang bergantungan pada tubuh mereka. Lalu pernakah kita menyadari bahwa keadaan fatal ini karena kelalaian yang dibuat ketika mereka masih kecil, diwaktu masih kanak-kanak. Kenapa kita tidak menunjukkan urgensi yang sama ketika mereka masih kecil sama dengan yang dibuat ketika mereka mencapai umurbelasan tahun. Tak dapat disangkal bahwa jemaat perlu secara aktif mengupayakan pelayanan yang mantap dan berkesinambungan kepada mereka. Terobosan ide baru perlu diimplimentasi untuk menarik minat anggota dalam menjaga anak-anak. Bahanbahan acara SS, alat peraga, program kelas kemajuan disemua tingkatan, penyediaan sarana camping, peralatan tenda, outing, retreat untuk mereka dibeberapa jemaat menjadi porsi terbesar dalam anggaran jemaat. Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengaruh orang tua memantulkan Yesus kepada rekaman tabiat mereka. Interaksi mereka dengan orang dewasa dari sabat ke sabat akan memberi impresi kuat mengenai “gereja” yang akan dibawa sampai mereka menjadi besar. Pernah lihat kuda berbelang? Itu namanya Zebra. Ketika lahir, ada dua hal penting yang harus dilakukan anak Zebra pada 15 menit pertama. Yaitu berusaha untuk berdiri dan yang kedua adalah merekam dalam ingatan bentuk belang sang Ibu. Hal ini harus dipastikan oleh ibunya supaya dia tau siapa yang melahirkannya karena setiap Zebra mempunyai belang yang berbeda. Dengan demikian si kecil tidak akan terlantar karena mengikuti belang yang lain. Untuk itu ibu Zebra harus Edisi 310 – 3 Oktober 2014 melindungi anaknya pada menit-menit awal supaya hanya belangnya saja yang dilihat sang bayi sebab ada banyak zebra lain yang ingin melihat lahirnya bayi yang baru. Sebagai anggota jemaat barangkali kita perlu belajar dari Zebra – yakni, memastikan bahwa anak-anak kita mendapatkan rekaman kerohanian yang benar dari kita orang tua pada waktu mereka kecil, yang akan selalu diingat sepanjang hidup mereka. Memenangkan pergumulan kerohanian ketika berada di masa remaja sangatlah tergantung kepada rekaman yang tepat ketika mereka masih kanak-kanak. Kalau soal makanan bergizi, mainan serta pakaian mungkin kita inginkan yang terbaik dan sudah diberikan pada anak-anak kita. Tetapi bagaimana dengan pendidikan tabiat mereka? Apakah cukup kita percayakan kepada pembantu, baby sitter atau orang lain untuk mengisi mereka dengan self-control, discipline, humility, honesty, responsibility? Rentang umur yang paling penting dalam pendidikan anak adalah tujuh tahun pertama dalam kehidupan mereka. Dalam masa inilah tabiat anak dibentuk untuk sepanjang masa hidupnya. “Deny them anything rather than the education that they should receive in their earliest years”– Child guidance p.17. Selanjutya dianjurkan agar dengan berhati-hati dan kasih sayang orang tua memberi pendidikan yang mengangkat mereka kepada sukses. “Not by scolding, for it will do no good. Talk to your children as if you had confidence in their intelligence. Deal with them kindly, tenderly, lovingly” Child guidance p. 33. Kelihatannya sepele menggunakan waktu dengan anak-anak tetapi itu akan berarti banyak bagi mereka. Bukankah sering kita mendengar mereka katakan kepada guru mereka yang setiap hari member teladan “When I grow up I want to be a teacher like you”. Para orang tua, guru-guru mempunyai tanggung jawab memberi pengaruh positif mengenai Yesus dalam kehidupan mereka melalui setiap acara yang disediakan. Coba lihat ketika cerita anak-anak di bawakan, apakah mata mereka kepada pembawa cerita? Mungkin kurang diperhatikan karena ceritanya dibawakan dalam bahasa orang dewasa. Orang besar langsung ketawa, tersenyum menangkap sari dari cerita sementara untuk anak-anak, bagi mereka cerita itu hanya lewat diatas kepala. Jangan heran bila pada lima belas menit acara cerita anak, mereka hanya bermain, bergulingan, lari bolak balik kepada orang tua, naik di mimbar dan melompat. Ada anjuran: Remember that children can only listen one minute for every year of their age!. Jadi, anak umur 4 tahun hanya dapat mendengar dengan baik cerita yang panjangnya 4 menit. Pendidikan yang benar bukan hanya disampaikan melalui ucapan semata tetapi sikap. Ujar China berkata “Words teach, example attracts”. Kata-kata itu penting namun akan kehilangan arti tanpa keteladanan. Itu sebabnya keluarga adalah pusat ke Kristenan dimana anak-anak bertumbuh. Masa kanakkanak adalah masa mereka mengisi tabiat mereka. Sudah pasti bukan pertunjukan kekerasan, kata-kata kasar, pertengkaran yang mereka perlukan untuk di panuti tetapi principle of love, faithfulness, mutual respect and friendship. *** 7 Edisi 310 – 3 Oktober 2014 Artikel Rohani BIBLICAL SABBATH: ADVENTIST PERSPECTIVE (SABAT ALKITAB: PERSPEKTIF ADVENT) Oleh: Ángel Manuel Rodríguez, Ph.D, (Mantan Direktur Lembaga Penelitian Alkitab Dari General Conference) Satu Makalah Yang Dipaparkan Pada Percakapan Antara Advent dan Katholik, Mei 2002 di John Knox Center di Jenewa, Swiss (Diterjemahkan Oleh: Pdt. Kalvein Mongkau, S.Ag) Lanjutan …. Markus 3:1-6//Matius 12:9-14//Lukas 6:611: Cerita mengenai penyembuhan terhadap seseorang dengan tangan yang lemah. Diskusi berkenaan dengan apakah absah menurut hukum atau apa yang diijinkan selama Sabat, dan maksud utamanya adalah untuk mendemostrasikan bahwa Yesus benar-benar adalah Tuhan atas hari Sabat, yakni mengatakan bahwa Dialah yang menentukan bagaimana Sabat harus disucikan. 1 Di dalam proses hukum tersebut tidak ditantang atau dikesampingkan oleh Dia. Halakah Yahudi mengijinkan penyembuhan selama Sabat ketika kehidupan sedang terancam. 2 Menurut Markus Yesus mempertimbangkan “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?”3 Melakukan kebaikan tidak menunggu sampai akhir hari Sabat petang, sebab melakukan kebaikan tidaklah sepadan dengan Sabat! Misi mesianis-Nya adalah untuk memulihkan kepenuhan suatu kehidupan untuk manusia yang menderita dan Sabat bersaksi 1 Eduard Lohse, "Sabbaton," dalam Theological Dictionary of the NT, vol. 7, diedit oleh Gerhard Friedrich (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1971), hlm. 24. 2 Davies and Allison, Matthew, vol. 2, hlm. 318, dan Yang, Jesus and the Sabbath, hlm. 200. 3 Marcus, Mark 1-8, hlm. 252. Ia menambahkan, “Jikalau Yesus adalah ‘Allah yang suci,’ yang kesucian-Nya mengimplikasikan kehancuran apokaliptik dari roh-roh jahat dan penyakit (bandingkan Markus 1:24), kemudian penyembuhan hari Sabat-Nya dan menyucikan hari itu” (hlm. 252253). 8 kepada kegiatan penebusan itu. Tradisi-tradisi manusia bukanlah beban yang membatasi pekerjaan-Nya demi kemanusiaan yang menderita.4 Matius lebih eksplisit di dalam penolakkan terhadap aturan-aturan halakah oleh menanyakan apakah seseorang yang mempunyai domba yang jatuh ke dalam sumur selama Sabat tidak akan mau mengangkatnya dari sumur itu (Matius 12:11).5 Maksudnya adalah bahwa manusia adalah lebih bernilai dari seekor domba dan kesimpulan yang Ia tarik dari itu adalah “adalah baik berbuat baik pada hari Sabat.” Secara jelas Yesus tidak sedang menolak atau memodifikasi hukum Sabat tetapi menentukan bagaimana itu seharusnya disucikan secara wajar.6 John 5:1-18: Di dalam Injil Yohanes kita menemukan dua insiden penting terkait dengan pertentangan-pertentangan Sabat. Pertama adalah penyembuhan seorang buta di kolam Bethesda pada hari Sabat. Ketika tuduhan dengan pelanggaran Sabat Yesus membenarkan tindakan-Nya sambil mengatakan, Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, dan Akupun bekerja juga.” (Yohanes 5:17). Beberapa komentar atas pernyataan itu adalah di dalam aturan. Pertama, itu diterima oleh orang Yahudi bahwa pekerjaan Allah tidak diganggu oleh Sabat, sehingga peranan-Nya sebagai Hakim dan Penyokong dari dunia yang tak pernah berhenti.7 Yesus membenarkan pekerjaan rahmatNya selama Sabat oleh mengidentifikasinya dengan pekerjaan Bapa-Nya, sehingga membuat sebuah pernyataan Kristologis secara mendalam berkenaan hubungan dengan Bapa-Nya. Mereka berdualah yang menyelenggarakan pekerjaan penebusan.8 4 Davies dam Allison percaya bahwa dalam kasus ini Yesus tidak sedang menghadapi “kehendak Allah seperti yang dinyatakan di dalam Torah melainkan ‘aturan-aturan manusia.’ Tidak di mana pun dalam Kitab Suci yang melarang penyembuhan pada hari Sabat, khususnya jikalau tidak ada lagi yang dilibatkan dari menanyakan seorang manusia untuk merentangkan tangannya. . . Yesus terbukti mencari kesempatan-kesempatan untuk menggambarkan bagaimana guru-guru palsu halakah lisan dapat mempertentangkan kasih (Matthew, vol. 2, hlm. 318). 5 Tradisi-tradisi Yahudi pada isyu ini adalah bertentangan. Beberapa mengajarkan bahwa adalah benar untuk memberi makan hewan sementara di dalam lubang tetapi tidak untuk mengangkatnya dari lubang itu, sementara yang lainnya percaya bahwa adalah benar untuk mengeluarkanya dari lubang. Beberapa menyarankan bahwa adalah adalah dapat diperbolehkan melemparkan sesuatu ke dalam lubang itu sehingga hewan itu dapat mengeluarkan dirinya sendiri dari lubang itu. Lihat, Lohse, "Sabbaton," hlm. 25, dan Davies and Allison, Matthew, vol. 2, hlm. 320. 6 Harrington, "Sabbath Tensions," hlm. 49-50, berkomentar, “Prinsip umumnya bahwa adalah diperbolehkan untuk melakukan sesuatu yang baik pada hari Sabat. Prinsip ini menganggap bahwa Sabat masih dipelihara oleh orang-orang Kristen di masa Matius tetapi bahwa aturanaturan Sabat dapat ditolak oleh keperluan untuk melakukan kebaikan.” Adalah lebih baik untuk menemukan di sini sebuah penjelasan dari pemeliharaan Sabat yang benar. 7 Lihat Lohse, "Sabbaton," hlm. 27. 8 Pekerjaan yang Yesus sedang rujuk bukanlah pekerjaan penciptaan tetapi pekerjaan penciptaan kembali atau penebusan, sebagaimana yang didemonstrasikan di antara yang lainnya oleh Mario Veloso, El compromiso cristiano: Un estudio sobre la actualidad misionera en el evangelio de San Juan (Argentina: Zunino Ediciones, 1975), hlm. 122-130. Samuelle Bacchiocchi berkomentar, “Kristus menerapkan ‘pekerjaan’ Bapa-Nya bukan untuk menghapuskan tetapi memperjelas fungsi Sabat. Untuk memahami pembelaan Kristus, seseorang harus mengingat bahwa Sabat baik Edisi 310 – 3 Oktober 2014 Kedua, fakta bahwa Allah bekerja “sampai sekarang” menunjukkan bahwa pekerjaan rahmat dan penebusan-Nya tidak pernah dipertimbangkan oleh Dia untuk menjadi tidak sepadan dengan pemeliharaan manusia terhadap hukum Sabat. Oleh implikasi pekerjaan penebusan Yesus selama Sabat bukanlah tidak sepadan dengan pemeliharaan Sabat yang wajar. Karena itu Yesus tidak menghapuskan Sabat. 9 Melalui tindakan-Nya ia menyatakan bahwa “hukum Sabat bukan berarti tidak melakukan apa-apa (aria), tetapi melakukan pekerjaan Allah.”10 Ketiga, perdebatan antara Yesus dan orang-orang Yahudi pada insiden ini diringkaskan di dalam Yohanes 7:1924, di mana Yesus secara eksplisit berargumen bahwa pemeliharaan Sabat itu sepadan dengan pekerjaan rahmat dan kasih-Nya. Dia membenarkan pekerjaan-Nya pada hari Sabat oleh rujukan kepada hukum sunat yang di dalam beberapa kasus mengijinkannya diselenggarakan selama hari Sabat, menggantikan hukum tersebut. Maksudnya bahwa “jikalau sunat, mencakup hanya seorang dari anggota-anggota manusia, diijinkan, betapa lebih lagi penyembuhan terhadap seluruh manusia.”11 Apakah Yohanes sedang menunjukkan bahwa “pekerjaan penyembuhan Yesus pada hari Sabat tidak dapat bahkan terkait sebagai pelanggaran Hukum. Yesus sedang memenuhi maksud-maksud paling dalam Allah, dapat diakui di dalam Torah itu sendiri.”12 Yohanes 9: Yesus menyembuhkan seorang buta pada hari Sabat oleh oleh meremas abu dengan ludah, menempatkannya pada kedua mata orang buta itu dan mengirimkannya untuk membasuhnya di kolam Siloam. Raymond F. Brown mendaftarkan tiga alasan mengapa orangorang Yahudi menuduh Yesus dengan memelihara Sabat. Pertama, Yesus, dapat saja menunggu sampai penutupan Sabat untuk menyembuhkan dia; kehidupan manusia tidak terancam. Kedua, peremasan dilarang pada hari Sabat; ketiga, di dalam dengan penciptaan (Kej. 2:2-3; Kel. 20:11) dan penebusan (Ulangan 5:15). Sementara itu oleh gangguan dari semua kegiatan sekuler orang Israel sedang mengingat Pencipta-Allah, oleh tindakan dengan rahmat terhadap sesama manusia-ia sedang meniru sang Penebus-Allah. . . pada dasar teologi ini Sabat diakui oleh orang-orang Yahudi, Kristus membela legalitas dari ‘pekerjaan’ yang Ia dan Bapa-Nya selenggarakan tehadap Sabat” (The Sabbath Under Crossfire [Berrien Springs, MI: Biblical Perspective, 1998], hlm. 164-165). 9 D. A. Carson, "Sabbath in the Four Gospels," hlm. 82. Argumentasinya yaitu bahwa Yesus di sini tidak sedang mengkaitkan diriNya dengan pertanyaan apakah Sabat harus dipelihara atau tidak. 10 W. Stott, "Sabbath," dalam New International Dictionary of NT Theology, vol. 3, diedit oleh Colin Brown (Grand Rapids, MI: Zondervan, 1971), hlm. 409. 11 Rudolf Schnackenburg, The Gospel According to John, vol. 2 (New York: Seabury Press, 1980), hlm. 134. 12 Ibid. Ini juga adalah pandangan dari Raymond E. Brown, The Gospel According to John 1-12 (Garden City, NY: Doubleday, 1966), hlm. 317, yang menyarankan bahwa “Yohanes mewarisi lebih baik dari pada yang dilakukan Sinoptik di dalam menyingkapkan maksud penyembuhan pada hari Sabat. Bukanlah sebuah pertanyaan utama dari liberalisasi sentimentil dari hukum yang keras dan kaku. Mujizat-mujizat-Nya pada hari Sabat adalah kelengkapan dari maksud penebusan untuk mana Hukum diberikan.” 9 beberapa kasus meminyaki mata pada hari Sabat dikutuki; dan pada akhirnya, seseorang “tidak boleh menaruh ludah pada mata pada hari Sabat.”13 Ini menunjukkan bahwa Yesus sedang merombak Sabat hanya di hadapan mata para pemimpin Yahudi, tetapi implikasi-implikasi tersebut ialah Ia sendiri tidak sedang melanggar Taurat; ia sedang menyelenggarakan pekerjaan-pekerjaan Allah (Yoh. 9:3). Apa yang Yohanes sedang pertentangkan “adalah cara memelihara, dan bukanlah fakta tentang pemeliharaan Yesus akan hari Sabat.” 14 2. Orang-Orang Yahudi Kristen Lainnya Tinjauan ringkas kami terhadap pertentanganpertentangan Sabat di dalam Injil sudah mendemonstrasikan bahwa paling kurang, komunitas Matius, dibentuk secara utama oleh orang-orang percaya Yahudi, yang sedang memelihara Sabat. Tidak ada indikasi yang hendak menyokong pandangan bahwa menurut Markus dan Yohanes Yesus sudah menghapuskan hukum Sabat. Malahan Lukas secara eksplisit menyatakan bahwa wanita yang mengikuti Yesus ke salib melihat di mana Ia dikuburkan kemudian “kembali dan menyediakan rempah-rempah dan wangi-wangian. Dana pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum.” (Lukas 23:56). Kita juga membaca mengenai praktek Paulus yang pergi ke sinagog pada hari Sabat, yang tidak sekedar berarti bahwa ia pergi di sana untuk menjadikan murid-murid Kristen tetapi juga oleh sebab sebagai orang Yahudi ia memelihara Sabat (Kisah 13:14, 44; 16:13; 17:2; 18:4). Adalah benar bahwa “kebebasan yang dituntut oleh Yesus dengan menghormati lembaga Sabat, di dalam seluruh Injil, salah satu dari keluhan utama bahwa ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi melawan Dia. Betapapun, tidak ada indikasi bahwa Yesus sudah merombak malahan bahwa Ia sekedar merindukan untuk merombaknya dengan pemeliharaan terhadap hukum ketiga dari Dekalog. Maupun tidak ada bukti bahwa ia meminta atau bahkan mengijinkan murid-murid-Nya melakukan demikian. Agaknya ada yang bertentangan dengan kasus tersebut.”15 B. Orang-Orang Kristen Asal Kafir dan Pemeliharaan Apakah orang-orang Kristen asal Kafir memelihara Sabat selama zaman rasul-rasul? Seperti yang diindikasikan oleh para sarjana Alkitab di atas yang hendak membenarkan bahwa orang-orang Yahudi-Kristen memelihara Sabat tetapi pemeliharaannya tidak dituntut terhadap para petobat Kafir. Kesimpulan secara utama didasarkan pada kebungkaman Perjanjian Baru berkenaan dengan tuntutan tersebut bagi orangorang Kafir. Tetapi argumen dari kebungkaman tersebut bukanlah sesuatu yang menentukan sebab itu dapat juga ditafsirkan sebagai saran bahwa pemeliharaan Sabat oleh 13 Brown, John 1-12, hlm. 373. Harrington, "Sabbath Tensions," hlm. 55. Menurut dia, Yohanes mengambil “institusi Sabat seperti sesuatu yang sudah ‘diberikan’” (hlm. 54). 15 Sales, "Sabbath," hlm. 37. 14 Edisi 310 – 3 Oktober 2014 seluruh orang Krsiten diterima selalu benar. Adalah benar bahwa hukum itu dikutip dalam Perjanjian Baru tetapi itu bukanlah hukum melawan penyembahan terhadap patungpatung yang disebutkan secara eksplisit atau yang disebutkan di mana saja di dalam tulisan-tulisan para rasul. Beberapa orang sudah menemukan maknanya bahwa dekrit kerasulan yang tercatat di dalam Kisah 15:20, 28-29 tidak menyebutkan Sabat sebagai sebuah tutututan bagi orangorang Kristen asal Kafir. Kita harus menyebutkan kembali bahwa maksud dari konsili tersebut adalah bukanlah menentukan apa yang harus diharapkan terhadap orang-orang Kristen asal Kafir dengan penghormatan akan Torah, tetapi untuk mengatur perilaku mereka di dalam cara sedemikian rupa bahwa itu tidak akan menjadi hinaan melawan orang-orang Kristen asal Yahudi. Ada lagi yang secara tegas hendak menciptakan lebih berselisih antara orang-orang percaya asal Yahudi dan asal Kafir dari pada pelanggaran oarng Kristen asal Kafir terhadap kesucian Sabat. Tidak ada bukti di dalam Perjanjian Baru untuk mendemonstrasikan pertentangan tersebut sedang berlangsung. 16 Kita juga menyebutkan kembali sejarah pada periode mula-mula ini di dalam sejarah gereja kebanyakan orang-orang Kristen asal Kafir yang menjadi orang-orang Kristen adalah “orang-orang yang takut akan Allah” yang secara serius tertarik kepadaYudaisme dan yang menghadiri sinagog dan sedang memelihara Sabat sebelum mereka menjadi orang-orang Kristen (Kisah 16:14; 18:2, 4).17 Sebagai tambahan bahwa banyak orang Kafir yang bertobat menjadi Yudaisme proselit, juga menjadi orang-orang Kristen dan secara jelas mereka adalah para pemelihara Sabat. Adalah sulit untuk memahami bagaimana gagasan bahwa para petobat Kristen yang baru ini sudah diajarkan bahwa pemeliharaan Sabat tidak relevan lagi bagi mereka tanpa bukti apapun dari Perjanjian Baru yang menyokongnya. Tidak ada bukti juga yang mengindikasikan bahwa beberapa tipe dari pemeliharaan Sabat sudah dipraktekkan di antara orang-orang Kafir yang sudah tertarik kepada Yudaisme di dalam cara apapun tetapi yang tertarik kepada beberapa gagasannya. Karena Diaspora orang-orang Yahudi sudah menjadi sangat terlihat di seluruh Kekaisaran Roma 18 dan kemungkinan itu agak berpengaruh. Negara tersebut mengakui pentingnya Sabat yang mengharuskan orang-orang Yahudi memeliharanya dan mengecualikan mereka dari wajib militer, dari 16 Perdebatan berkisar sunat di dalam Perjanjian Baru menggambarkan apa yang terjadi saat tanda fundamental dari identitas Yahudi ditolak oleh para rasul. Penolakan yang sama terhadap hukum Sabat akan menciptakan lebih dari sebuah pertentangan yang hebat dan sulit. Bandingkan Turner, "Law in Luke/Acts," hlm. 127-128. 17 Bandingkan Horst Balz, "Sebomai worship, revere," dalam Exegetical Dictionary of the NT, vol. 3, hlm. 236. Di mana seorang yang takut akan Allah didefinisikan sebagai “seorang kafir yang bersimpati terhadap sinagog, yang betapapun, tidak memelihara Torah di dalam keseluruhannya dan yang di atas semuanya tidak tunduk kepada sunat.” 18 Ini diakui oleh Strabo dalam Antiquities XIV.7, 2; band. Sibyl Or III.271. 10 menampakkan diri di pengadilan selama Sabat, dan mereka tidak dituntut bekerja selama hari ketujuh. 19 Pemeliharaan Sabat mereka menjadi dikenal dan banyak orang non Yahudi, di bawah pengaruh orang-orang Yahudi, tidak bekerja pada hari Sabat, mungkin sebab mereka berpikir itulah hari ketidakberuntungan atau untuk alasan-alasan takhayul lainnya.20 Jikalau orang-orang Kafir tidak diharapkan memelihara Sabat kita harus sanggup untuk menemukan beberapa bukti untuk itu di dalam Alkitab Perjanjian Baru. Apa yang kita temukan adalah sebaliknya. Jika kita kembali kepada pertentangan– pertentangan Sabat di dalam Injil-Injil itu tidak akan sulit untuk menyadari bahwa pertanyaan yang diperdebatkan antara Yesus dan para pemimpin Yahudi bukanlah apakah adalah suatu keharusan untuk memelihara Sabat tetapi bagaimana Sabat itu harus dipelihara.21 Inilah sesuatu yang kita hendak harapkan untuk menemukan di dalam Markus dan Lukas yang secara utama tidak ditanyakan oleh audensi (pendengar) kafir. Kita akui bahwa di dalam pertentangan-pertentangan itu isyuisyu teologis lain tercakup dan bahwa di dalam beberapa kasus Sabat adalah bagaikan sebuah timah bagi isyu-isyu teologis lebih dalam, sebagai contoh, otoritas Yesus dan peranan mesianis-Nya. Betapapun, fakta bahwa para penulis Injil menyeleksi pertentangan-pertentangan Sabat untuk menyampaikan pekabaran mereka juga mengindikasikan bahwa topiknya sesungguhnya sangat hidup-hidup di komunitas19 Lihat Jean Juster, Les Juifs dans l'empire romain, leur condition juridique, economique et sociale, vol. 1 (Paris: Geuthner, 1914), hlm. 409430; and M. J. Cook, "Judaism, Hellenistic," dalam The Interpreter's Dictionary of the Bible: Supplementary Volume, diedit oleh Keith Crim (Nashville, TN: Abington, 1976), hlm. 506. 20 Lihat Willy Rordorf, Sunday, 29. Atas pengaruh Sabat terhadap dunia kekafiran lihat Victor A. Tcherikover, "The Sambations," dalam Corpus Papyorum Judaicurum, vol. 3 (Cambridge: Harvard University Press, 1964), hlm. 43-53. 21 Specht, "Sabbath in the NT," hlm. 94, secara benar menyatakan, “Kemudian apakah isyunya? Secara sederhana itu adalah cara pemeliharaan Sabat. Pertanyaannya bukanlah haruskah Sabat dipelihara? Melainkan, adalah bagaimana seharusnya Sabat dipelihara?” Konsep ini sudah diuji secara berhati-hati oleh Harold Weiss, dalam tulisannya berjudul "The Sabbath in the Synoptic Gospels," Journal for the Study of the NT 38 (1990):13-27. Pada pendahuluannya berkomentar yang pantas mengutipnya: “Kebanyakan studi berargumen bahwa Ia [Yesus] menantang secara terbuka apa yang dirancangkan sebagai ‘pemeliharaan Sabat Yahudi’ dan beberapa telah berargumen lebih lanjut bahwa oleh melakukan demikian Ia sudah menyatakan ‘Hukum Yahudi’ sudah usang. Makalah ini mencoba untuk menunjukkan bahwa bukti atas Sabat di dalam materi-materi Sinoptik tidak menyokong maksud ini. Sebaliknya, tradisi-tradisi yang dipelihara di dalam Sinoptik memperjelas bahwa orang-orang Kristen mula-mula yang mengikuti Yesus menganggap pasti keabsahan hukum Sabat. Apa yang cerita-cerita di dalam sinoptik tunjukkan kepada kita adalah bahwa mereka tetap melanjutkan untuk berdebat kegiatan-kegiatan mana yang diperbolehkan pada hari Sabat” (hlm. 13). Saldarini, "Rabbinic Literature," sudah menunjukkan pendebatan-perdebatan yang berkenaan dengan Sabat di kalangan Yahudi itu berpusatkan pada bagaimana memelihara Sabat dan bahwa secara khusus “Injil Matius mencocokkan dengan tradisi yang sedang berkembang mengkhususkan sifat pemeliharaan Sabat (hlm. 199). Ia menambahkan, Matius tidak menyerang pemeliharaan Sabat sedemikian rupa tetapi penafsian-penafsiran hukum Sabat yang merupakan perbedaan dengan penafsiran yang dilakukan di dalam nama Yesus. . . ia tidak setuju dengan guru-guru Yahudi lain tentang tuntutan-tuntutan pemeliharaan Sabat yang pasti.” (hlm. 203). Edisi 310 – 3 Oktober 2014 komunitas yang mereka sedang alamatkan. Secara lebih signifikan, cara yang mereka kaitkan dengan pokok pembicaraan Sabat mengisyaratkan komunitas-komunitas itu, baik orang Yahudi maupun orang Kafir, sama-sama di dalam kebutuhan akan instruksi berkenaan dengan pemeliharaan Sabat. Isyu mendasar nampakannya sedang terjadi apakah mereka harus mengikuti tradisi-tradisi Yahudi, halakah, atau tidak. Para penulis Injil menggunakan pelayanan dan pengalaman menginstruksikan mereka atas bagaimana memelihara Sabat sebagai orang-orang Kristen. Di dalam Alkitab Perjanjian Lama Allah mencontohkan pemeliharaan Sabat seudah pekerjaan penciptaan-Nya, sekarang di dalam Perjanjian Baru Yesus dipaparkan sebagai model untuk diikuti di dalam pemeliharaan Sabat yang wajar. Sebuah pandangan ringkas pada Injil Lukas, dituliskan untuk orang-roang Kristen asal kafir, penyokong argumen utama kami. Kata “Sabat” muncul di dalam Injil Lukas 21 satu kali dan 8 kali kemunculan tambahan di Kisah Para Rasul. Lukas memperkenalkan (4:6) dan menutup pelayanan Yesus (23:54) dengan referensi-referensi kepada Sabat dan kemudian menambahkan bahwa wanita yang berhenti pada hari Sabat “menurut hukum” (23:56). Lukas menjelaskan Yesus dan para pengikut-Nya sebagai para pemelihara Sabat menurut kebiasaan.22 Jika kita menguji pertentangan-pertentangan Sabat di dalam Injil itu tidak akan menjadi sulit untuk mengindentifikasi salah satu dari isyu-isyu kunci di dalam diskusi-diskusi tersebut. Dalam Lukas 6:2 orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" Di dalam insiden kedua tercatat di dalam Lukas 6:6-11, Yesus bertanya kepada orangorang Farisi, "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?" Di dalam kedua kasus yang berkenaan tersebut pemeliharaan Sabat adalah wajar dan apakah Sabat harus dipelihara atau tidak. Hal yang sama diterapkan kepada pertentangan-pertentangan Sabat adalah unik untuk Lukas. Di dalam Lukas 13:16 Yesus bertanya, “bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?,” mengimplikasikan bahwa itu sah menurut hukum untuk menyembuhkannya pada hari Sabat. Di dalam kasus akhir, tercatat di dalam Lukas 14:1-6, kita menemukan pertanyaan yang bersifat lebih tradisional, “Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?" Itu jelas bahwa dengan penghormatan kepada isyu mendasarnya adalah sedang mendefinisikan pemeliharaan Sabat yang wajar. Ketika Yesus mengatakan didalam Lukas 6:5, “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat” Lukas sedang mengatakan bahwa Ia memiliki hak secara otoritatif mewakili maksud ilahi untuk Sabat…Di dalam situasi yang baru ini Anak Manusia sanggup untuk membuka potensi penuh dari 22 Lihat Bacchiocchi, Sabbath Under Crossfire, hlm.149-150. 11 Sabat sebagai anugerah Allah kepada manusia.” 23 Sabat bagi Dia adalah hari pembebasan dari penderitaan-penderitaan dan kebutuhan-kebutuhan, sebuah jaringan untuk tindakan-tindakan yang mengasihi. Referensi-referensi kepada Sabat di dalam injil-injil secara jelas menunjukkan bahwa komunitaskomunitas Kristen diprihatinkan dengan hal itu. Seseorang dapat saja berargumen bahwa mungkin isyunya adalah apakah seseorang harus atau tidak harus memelihara Sabat, atau sebuah konflik antara gereja dan sinagog,24 tetapi bukti secara jelas menyokong keyakinan bahwa Injil-Injil sedang menginstruksikan kepada orang-orang Yahudi Kristen dan Kristen asal Kafir tentang bagaimana memelihara Sabat.25 C. Ringkasan Perjanjian Baru berisikan bukti yang tak dapat dibantah kepada efek bahwa Yesus dan murid-murid memelihara Sabat hari ketujuh. Itu juga jelas bahwa komunitas-komunitas Yahudi Kristen juga memelihara Sabat selama periode rasul-rasul. Praktek tersebut harus dijelaskan di luar argumen bahwa itu adalah hasil dari pemahaman yang miskin akan implikasi-implikasi Injil Yesus pada hukum keyahudian. Yesus, menurut Injil-Injil, memelihara Sabat dan menjadikannya satu hari di dalam mana Ia membawa perhentian kepada orang-orang sakit dan kepada mereka yang tertekan oleh kuasa-kuasa kejahatan. Ia mengharapkan para pengikut-Nya untuk menikmati keuntungan-keuntungan dari pemeliharaan Sabat yang benar. Pertentangan-pertentangan Sabat tercatat di dalam Injil-Injil memiliki maksud mendasar yang mengintruksikan komunitas-komunitas KristenYahudi dan Kristen asal Kafir ke mana mereka dikirimkan kepada pemeliharaan hari Sabat yang wajar.26 Sikap dan pelayanan Yesus selama jam-jam kudus hari Sabat dicontohkan kepada mereka para pemelihara Sabat Kristen dan mendemonstrasikan bahwa pendekatan legalistik terhadap halakah Yahudi bukan untuk diikuti oleh gereja-Nya. Tidak ada indikasi di dalam pengajaran-pengajaran dan pelayanan Yesus yang hendak menyokong keyakinan bahwa Ia sedang menyampingkan Sabat sebagai yang tidak relevan lagi bagi gereja atau Ia tidak sedang melembagakan atau merencanakan untuk melembagakan sebuah hari perhentian yang baru bagi gereja-Nya. Ia mengadakan tindakan antisipasi pada akhir pelayanan-pelayanan kaabah dan sistem kurban, apa yang biasa disebut secara seremonial atau hukum 23 Nolland, Luke 1:-9:20, hlm. 258. Lihat Braddock, Luke, hlm. 176, yang tidak diputuskan. 25 "Di dalam kata lain, paling kurang beberapa orang Kristen, asal Yahudi dan asal Kafir di dalam dan di luar Palestina, tetap melanjutkan pelayanan ibadah mereka pada hari Sabat, dan sama seperti orang-orang Yahudi lainnya dan orang-orang yang takut akan Allah pada saat itu, diikatkan di dalam mendefinisikan jenis-jenis kegiatan lain apa yang dapat diselenggarakan secara hukum pada hari itu" (Weiss, "Synoptic Gospels," hlm. 23). 26 Pada beberapa rincian berkenaan dengan pemeliharaan Sabat yang didasarkan pada pekerjaan penebusan Yesus, lihat Bacchiocchi, Sabbath, Under Crossfire, hlm. 170-172. 24 Edisi 310 – 3 Oktober 2014 upacara. Tetapi hukum Sabat sudah dipegang teguh oleh Dia sebagai sebuah wahyu permanen dari kehendak Bapa-Nya. Bersambung…. Artikel Rohani Frasa ini berasal dari satu kata bahasa Gerika yakni “Hodes” yang memiliki penerjemahan dalam bahasa Inggris adalah “Here”atau hither, inthis same spot, in this place, that is. Dalam penerjemahan KJV menggunakan kata “Here”. Penggunaan kata Hodes dapat kita temukan dalam banyak ayat di Alkitab yang beberapanya dapat kita perhatikan juga pada ayat-ayat berikut ini. But I say unto you, That “in this place is” (Hodes) one greater than the temple. Mat 12:6 MENDALAMI BERSAMA PEKABARAN AJARAN DASAR GMAHK MELALUI WAHYU 14:12 Bagian VII Iman Yesus The men of Nineveh shall rise in judgment with this generation, and shall condemn it: because they repented at the preaching of Jonas; and, behold, a greater than Jonas is “here”(Hodes). Mat 12:41 The queen of the south shall rise up in the judgment with this generation, and shall condemn it: for she came from the uttermost parts of the earth to hear the wisdom of Solomon; and, behold, a greater than Solomon is “here”(Hodes). Mat 12:42 Dari beberapa ayat yang kita lihat di atas, fungsi penggunaan kata Hodes ini memberikan indikasi sebagai bentuk untuk menunjuk kepada fokus yang dimaksud dari suatu perbandingan dan mempertegas focus itu melebihi dari yang lainya dalam perbandingan itu. Melalui gambaran fungsi kata “hodes” ini kita dapat melihat indikasi dalam penggunaan penerjemahan bahasa Indonesia untuk Wah 14: 12 menggunakan frasa “yang penting di sini”. Oleh : Sonny Maromon, STh. Healing Way Indonesia Lanjutan… Fokus Pada Kalimat Kedua Dalam Wahyu 14:12 Dalam hal ini kata dalam ayat ini memberikan indikasi adanya perbandingan yang terjadi dan menunjukkan bahwa kata / kalimat selanjutnya setelah kata hodes (yang ditunjuk) adalah fokus yang dimaksud melebihi yang lainnya (sebuah penegasan fokus). Perbandingan apa yang terjadi? Mari kita lihat secara garis besar beberapa ayat sebelumnya dalam buku wahyu 14 yang mengemukakan beberapa hal : Sejauh ini kita telah mengobservasi kalimat ke 2 pada Wahyu 14:12 dan melihat bahwa focus dari kalimat itu adalah peristiwa SALIB KRISTUS sedang terjadi kepada mereka yang menyatakan pengalaman penyatuan Kristus dan “mereka”. Selanjutnya saat ini marilah mengobservasi kalimat selanjutnya (kalimat pertama pada ayat ini) yaitu: 1. 2. 3. “ yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus” “Yang penting di sini” Ayat 6, 7 menyatakan adanya pemberitaan Injil yang kekal Ayat 8 menyatakan Babilon yang sudah rubuh Ayat 9-11 menyatakan orang-orang yang menerima cawan murka Allah Dan kemudian di tutup dengan ayat 12 yang diawali dengan kata “Hodes”. Hal ini menunjukkan ayat 12 sebagai satu fokus yang melampaui hal-hal yang dikemukakan pada ayat-ayat sebelumnya. “Ketekunan” 12 Edisi 310 – 3 Oktober 2014 Kata ini berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Hupomone” yang memiliki beberapa penggunaan kata dalam bahasa Inggris yaitu: cheerful (or hopeful) endurance, constancy -- enduring, patience, patient continuance (waiting), remained, steadfastness. Jika kita menggunakan arti kata “endure”, maka penerjemahan yang dapat kita lihat adalah “bertahan” atau tetap, teguh, tidah goyah. Arti kata ini memberikan indikasi makna tentang sesuatu yang tidak berubah-ubah, tetap bertahan secara terus menerus dan kokoh. Arti kata ini tidak memberikan arti keadaan seperti sekarang berada pada posisi A, besok berubah pada posisi B, kemudian lusa kembali lagi ke A, hari berikutnya lagi ke B, dan seterusnya. Posisi seperti ini bisa juga kita kenal dengan ungkapan bahasa Indonesia “bagai air di daun talas” (tidak memiliki posisi/pendirian yang tetap). Namun kata “endure” menggambarkan keadaan pada waktu sudah berada pada posisi A, maka akan tetap pada posisi itu tanpa ada perubahan lagi apapun yang terjadi. tetap bertahan dan tidak berubah-ubah apapun yang terjadi. Dengan kata lain ini adalah orang-orang yang dikhususkan, yang tidak berdosa (tidak melanggar hukum Tuhan) atau tidak bercacat cela, murni, dan tetap bertahan dalam keadaan itu (tetap suci dan tidak kembali berbuat dosa lagi) apapun yang terjadi. Hal inilah yang digambarkan dalam Wahyu 14:5 “And in their mouth was found no guile: for they are without fault before the throne of God.”Rev. 14:5 Apa artinya tidak bercela? Mari kita lihat perbandingan dengan kalimat sebelum dan sesudahnya pada ayat itu… 1. Kalimat sebelumnya…” Dalam mulut mereka tidak ada dusta”…apa artinya tidak ada dusta. Itu artinya yang ada hanya kebenaran. Kalau bukan tipu/ dusta berarti benar. Cuma di mulut? Apakah ini dapat bermakna lain mulut lain di hati? “Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.” Mat 15:18 “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” Rom 10:10 “Orang-orang Kudus” Kedua ayat ini menyatakan bahwa hati / pikiran dan mulut tidak dapat saling mendustai. Keduanya selaras. Frasa “orang-orang kudus” berasal dari kata “ton Hagion” yaitu bentukan plural dari kata Hagios yang artinya orangorang yang kudus yang dalam terjemahan KJV menggunakan kata “the saints” Jadi bagaimana mulut berkata benar sementara hati / pikiran berdusta? Itu namanya mulutnya tidak jujur dengan hati / pikiran (tidak selaras dengan hati / pikiran) …. Dan itu adalah dusta. Tetapi kembali ayat itu mengatakan mulut mereka tidak ada dusta (hanya ada kebenaran). Itu artinya di hatinya/pikirannya juga hanya ada kebenaran. Sementara jika kita melihat kata orang-orang kudus itu sendiri tidak dapat terlepas dari gambaran sifat kudus. Berdasarkan arti kata “Hagios”, maka kudus itu sendiri berarti dipisahkan, dikhususkan. Makna itu juga berarti sudah selesai (dari kata hagiazo). Namun gambaran lain dari kata kudus adalah HADIRAT TUHAN (sebagaimana Musa berjumpa dengan Tuhan melalui semak belukar yang terbakar dengan pernyataan “qodes” yang dapat diartikan juga sebagai“sanctuary”). Kata kudus itu sendiri adalah lawan kata dari kata dosa, sementara dosa sendiri artinya pelanggaran kepada hukum Tuhan (1 Yoh 3:4). Dengan kata lain kata kudus itu sendiri adalah, tidak berdosa (tidak melanggar hukum Tuhan), murni dan tidak bercacat cela. Melalui pengertian ini kita dapat melihat bahwa arti orangorang kudus itu sendiri adalah orang orang yang tidak berdosa (tidak melanggar hukum Tuhan), orang-orang yang murni, dan tidak bercacat cela. Jika kita mulai membaca kata “endure” dan ”the saints” yang disambung seperti dalam ayat 12, maka kita dapat melihat dengan jelas hal ini menggambarkan tentang orang kudus yang 13 Kata tidak bercacat cela melalui rangkaian kalimat ini mengindikasikan tentang kebenaran hati / pikiran (tabiat/sifat). 2. Kalimat sesudahnya… “Di hadapan tahkta Allah”. Frasa ini tidak terdapat di terjemahan alkitab bahasa Indonesia. Tetapi sangat jelas tertulis di dalam terjemahan KJV dan text bahasa aslinya. Kalimat ini mengindikasikan hanya kesucianlah yang dapat berterima di hadapan hadirat Allah. Gambaran ini secara jelas digambarkan dalam pembelajaran Bilik yang maha suci yang oleh mana tahkta Tuhan digambarkan dengan tabut perjanjian yang di atasnya terdapat Kemuliaan Shekina (cahaya hadirat Ilahi) yang berlandaskan hukumhukum Tuhan sebagaimana yang dinyatakan oleh Mazmur 97:2 Maz 97:2 “Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.” Edisi 310 – 3 Oktober 2014 Dalam gambaran pelayanan Yesus di Bilik yang Mahasuci, Yesus berdiri sebagai pengantara dan melakukan pekerjaan pengantaraan. Tugas pengantaraan ini menggambarkan pekerjaan pengampunan dosa yang Tuhan buat bagi umat-Nya. Namun jika umat Tuhan sudah masuk dan berada pada pengalaman Bilik yang maha suci seperti yang digambarkan pada Wahyu 14:5, maka itu artinya tugas pengantaraan Yesus sudah berakhir, sebab semua umat Tuhan tidak lagi melakukan dosa. Dengan demikian maka pada saat umat Tuhan sudah masuk dan berada pada pengalaman Bilik yang Maha suci maka Yesus keluar dari Bilik yang mahasuci. Jika Yesus masih belum selesai dalam pengantaraannya, maka umat Tuhan belum masuk dalam pengalam Bilik yang Maha suci sebagaimana yang dinyatakan dalam Wahyu 14:5, 12. Jika peristiwa dari ayat ini terjadi, apakah hal ini mengindikasikan bahwa “mereka” masih sempat berbuat dosa setelah Yesus selesai melaksanakan pengantaraannya di bilik yang maha suci? Kalau mereka sempat berbuat dosa… siapa yang akan mengantarai mereka untuk mengampuni mereka dari dosaya? Untuk pembahasan khusus tentang fase Yesus selesai melaksanakan penggantaraan-Nya di bilik yang Maha Suci, akan di bahas khusus secara alkitabiah pada observasi Daniel 12:1. Sekali lagi… hal ini menggambarkan bahwa mereka adalah orang-orang pendosa yang telah bertobat (telah diampuni dosadosanya) dan tidak kembali melakukan dosa lagi. Bersambung…. Dipanggil untuk Mencapai Standar yang Lebih Tinggi Kisah Para Rasul - Ellen G. White Lanjutan….. aulus menyadari bahwa peperangan melawan kejahatan belumlah tamat selama kehidupan belum berakhir. Sesungguhnya dia telah mengetahui perlunya menjaga diri dengan ketat, sehingga jangan keinginan-keinginan duniawi ini menaklukkan semangat kerohanian. Dengan segala kuat kuasanya dia teruskan untuk mengalahkan kecenderungan bawaan.... Pernah ditentukan di hadapannya idaman yang harus dicapai, dan dia berusaha dengan sekuat tenaganya untuk mencapai idaman itu dengan rela menurut hukum Allah. Kata-katanya, praktik kehidupannya, hawa nafsunya, kesemuanya ini telah diserahkan di bawah pengendalian Roh Allah. P Paulus rindu melihat kenyataan dalam hidup orang-orang Kristen yang beriman akan kemenangan dalam perlombaan mencapai tujuan tunggal ialah kehidupan yang kekal. Dia telah mengetahui bahwa untuk mencapai idaman itu bagi mereka, terbentang di hadapan mereka pergumulan yang mana seorang pun tidak akan luput daripadanya. Paulus memohon dengan sangat supaya mereka berusaha sesuai dengan hukum, mencari pengasihan dan kebijaksanaan moral hari demi hari. Dia telah meminta untuk mengesampingkan tiap-tiap beban dan maju terus untuk mencapai tujuan kesempurnaan di dalam Kristus. Paulus menunjukkan kepada orang-orang Korintus akan pengalaman-pengalaman orang Israel dulu kala, atas berkat-berkat sebagai upah penurutan mereka, dan pehukuman sebagai akibat pelanggaran-pelanggaran mereka. Dia mengingatkan mereka cara yang menakjubkan dalam mana orang-orang Ibrani telah dipimpin keluar dari Mesir di bawah pemeliharaan awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari. Dengan demikian mereka telah dipimpin menyeberang Laut Merah dengan selamat, sementara orang-orang Mesir mencoba untuk menyeberang dengan cara yang sama, mereka semuanya hanyut tenggelam. Oleh pemeliharaan atau perbuatan 14 Edisi 310 – 3 Oktober 2014 ini Allah telah mengakui bangsa Israel sebagai sidang-Nya. Mereka "semua telah memakan makanan rohani yang sama, dan semua sudah meminum minuman rohani yang sama; karena mereka telah meminum dari Batu Karang rohani yang mengikuti mereka, dan Batu Karang itu ialah Kristus." Dalam semua perjalanan orang-orang Ibrani ini Kristus adalah pemimpin yang telah dilukai oleh karena pelanggaran-pelanggaran manusia, sebagai saluran agar keselamatan itu boleh dialirkan kepada semua orang. Sungguhpun demikian, Allah berkenan kepada semua bangsa Ibrani, namun karena keinginan mereka yang kuat terhadap kemewahan yang telah ditinggalkan di Mesir, dan oleh karena dosa dan pemberontakan mereka, sehingga pehukuman Allah menimpa mereka. Rasul itu memerintahkan orang-orang percaya di Korintus untuk mengindahkan pelajaran yang telah dialami bangsa Israel. "Sekarang segala perkara ini telah menjadi contoh bagi kita," dia menyatakan, "dengan maksud supaya kita tidak bernafsu mengikuti perkara-perkara yang jahat, sebagaimana mereka itu telah bernafsu kuat." Dia menunjukkan bahwa cinta kesenangan dan kepelesiran itu telah menyediakan jalan untuk dosa-dosa, panggilan menjadi suatu tanda penurutan kita yang sungguh-sungguh kepada Allah. Maka duduklah bangsa Israel untuk makan minum dan berpesta-pora, kemudian bangunlah mereka dan bersukaria, karena mereka telah melepaskan diri daripada takut akan Allah, demikian perasaan mereka pada waktu pemberian Taurat itu; dan dibuatlah patung seekor anak lembu melambangkan Allah, kemudian mereka menyembah patung itu. Setelah menikmati pesta-pora yang sangat mewah dalam hubungan menyembah dewa Baal, sehingga banyak orang-orang Ibrani yang telah terjerumus melalui sifat mereka yang tak bermoral. Murka Allah bangkit, dan atas perintah-Nya "dua puluh tiga ribu" tewas kena bala dalam sehari. Rasul meminta dengan sangat kepada orang-orang Korintus, "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa dia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" Patutkah mereka menjadi sombong dan bergantung atas pikiran sendiri, menolak untuk berjaga-jaga dan berdoa, mereka akan jatuh dalam dosa yang keji, menurunkan kutuk daripada Allah kepada mereka. Paulus menghendaki agar mereka jangan menyerah kepada kemurungan atau kekecewaan. Dia memberikan kepada mereka kepastian: "Sebab Allah dan karena itulah Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan menjadi jalan keluar kepadamu, sehingga kamu dapat menanggungnya." Paulus mendorong saudara-saudaranya agar mereka bertanya kepada diri mereka sendiri apakah pengaruh kata-kata dan perbuatan mereka itu kepada orang lain tidak berarti apa-apa, namun tidak terdapat kesalahan di dalamnya, yang mungkin seolah-olah menyetujui penyembahan berhala atau melukai hati yang syak dan yang mungkin orang lemah iman." Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan 15 sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah." Kata-kata amaran Rasul kepada Jemaat Korintus dapat dipakai setiap waktu dan khususnya disesuaikan kepada zaman kita ini. Oleh menyembah berhala, berarti bukan hanya sekadar menyembah berhala-berhala, tetapi melayani diri sendiri, cinta kepelesiran, memanjakan selera dan hawa nafsu. Seorang yang nampaknya beriman dalam Kristus, seorang yang menyombongkan kebenaran, bukanlah membuat seseorang menjadi Kristen. Suatu agama yang hanya mencari kepuasan mata, telinga, dan selera, atau mendukung pemanjaan diri sendiri bukanlah agama Kristus. Oleh suatu perbandingan jemaat dengan tubuh manusia, rasul itu memberi gambaran yang tepat, hubungan yang erat dan serasi harus di antara semua anggota jemaat Kristus. Dia menuliskan, "Sebab dalam satu Roh 'kita semua', baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minuman dari satu Roh. Karena tubuh itu juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota." Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh," jadi benarlah bahwa dia tidak termasuk tubuh? Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh," jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau." . . . Allah telah-menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghargaan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh tetapi supaya anggota-anggota itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. Kamu semua adalah anggota tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya." Dan kemudian, dalam kata-kata yang ada pada zaman itu hingga sekarang menjadi suatu sumber inspirasi dan dorongan kepada kaum pria dan wanita, Paulus menyatakan pentingnya kasih yang harus dihormati oleh para pengikut Kristus: "Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki segala pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak Edisi 310 – 3 Oktober 2014 mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku." Bagaimanapun tingginya pekerjaan seseorang, yang hatinya tidak dipenuhi kasih kepada Allah dan sesamanya manusia dia bukanlah murid Kristus yang benar. Walaupun dia mempunyai iman yang besar dan mempunyai kuasa untuk melakukan tanda-tanda ajaib, namun tanpa kasih imannya akan menjadi sia-sia. Dia mungkin menunjukkan kebaikan yang besar; tetapi seandainya dia, dari beberapa alasan yang lain daripada kasih sejati, menyerahkan seluruh hartanya untuk menjamu orang miskin, perbuatan yang demikian tidak menjadi alasan untuk memperkenankan Allah. Dalam semangatnya, dia mungkin menjadi seorang yang mati syahid, namun jika dia tidak digerakkan oleh kasih, dia akan dianggap oleh Allah sebagai seorang yang suka memperdaya diri sendiri atau seorang munafik yang berambisi. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu; ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong." Kesukaan yang murni terpancar dari orang yang sangat rendah hati. Tabiat-tabiat yang kuat dan agung dibentuk di atas dasar kesabaran, kasih, dan penyerahan kepada kehendak Allah. "Kasih itu tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan ia tidak menyimpan kesalahan orang lain." Kasih seperti dimiliki Kristus itu menempatkan tafsiran yang sangat baik pada motif dan tingkah laku orang lain. Kasih itu tidak perlu membukakan kesalahan-kesalahan orang lain; ia tidak ingin mendengar laporan-laporan yang tidak baik, tetapi malah membawa kepada pikiran kualitas-kualitas yang baik dari orang-orang lain. Kasih itu, "tidak bersukacita karena ketidakadilan;" tetapi bersuka karena kebenaran; Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." Kasih itu, "tidak pernah gagal." Nilainya tidak pernah hilang; itu adalah suatu sifat perlengkapan surgawi. Sebagai suatu harta yang berharga, kasih itu akan membawa pemiliknya masuk melalui gerbang kota Allah. "Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih." Dalam merosotnya standar moral di antara orang-orang percaya di Korintus, banyak yang sudah undur dari dasar kepercayaan mereka. Beberapa di antaranya telah menyimpang terlalu jauh sehingga menyangkal doktrin tentang kebangkitan. Paulus menghadapi orang-orang yang mempunyai pengajaran yang tidak masuk akal itu dengan suatu kesaksian yang jelas dari hal bukti kebangkitan Kristus yang tidak perlu diragukan. Dia menyatakan bahwa Kristus setelah kematian-Nya, "telah 16 dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;" Sesudah itu, Dia menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada keduabelas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus; kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir semuanya Ia menampakkan diri kepadaku. " Dengan kuasa yang meyakinkan rasul itu menyatakan keagungan kebenaran tentang kebangkitan. "Kalau tidak ada kebangkitan orang mati," ia mendesak "maka Kristus juga tidak akan dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah juga kepercayaan kami. Lebih daripada itu kami ternyata berdusta kepada Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus, padahal Ia tidak membangkitkannya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu. Lebih daripada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus, padahal Ia tidak membangkitkan-Nya. Kalau benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus. Jika kita hanya ingin saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang-orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal." Rasul itu telah membawa pikiran saudara-saudara di Korintus terhadap kemenangan-kemenangan yang diperoleh dalam persoalan kebangkitan, bila semua orang saleh telah dibangkitkan, sejak dari waktu itu mereka akan hidup selama-lamanya bersama Allah. Rasul itu menyatakan, "Sesungguhnya, aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semua diubahkan, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubahkan. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut di manakah sengatmu? .... Tetapi syukurlah kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita." Edisi 310 – 3 Oktober 2014 Kemenangan yang mulia sedang menanti orang-orang yang setia, Rasul itu menyadari, kemungkinan-kemungkinan yang ada di hadapan orang-orang percaya di Korintus, ia harus mengangkat mereka dari mementingkan diri sendiri dan mengangkat mereka dari kebiasaan hawa nafsu, dan memuliakan kehidupan dengan pengharapan kehidupan kekal. Dengan sungguh-sungguh dia mendesak mereka supaya mereka setia terhadap panggilan yang mulia dalam Kristus. "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payah tidak sia-sia." Oleh sebab itu, rasul dengan cara yang sangat memastikan dan mengesankan berusaha untuk memperbaiki pikiran yang salah dan berbahaya, dan praktik yang telah berlaku secara umum dalam sidang Kristus. Dia berbicara dengan terus-terang, namun dalam kasih terhadap jiwa-jiwa mereka. Dalam pernyataan dan tegurannya, terang dari hadirat Allah sedang bersinar ke atas mereka, menyatakan dosa-dosa yang telah menodai kehidupan mereka. Bagaimanakah hal itu akan diterima? 17 Setelah surat itu dikirimkan, Paulus merasa takut, jangan-jangan apa yang telah dituliskannya sangat melukai hati mereka yang dianggapnya beroleh keuntungan dari surat itu. Secara teliti disertai rasa takut ia mengasingkan diri dan kadang-kadang rindu mengingat kembali kata-katanya. Mereka sama seperti rasul yang telah merasakan suatu tanggung jawab mengasihi sidang-sidang atau lembaga-lembaga, dapat menghargai dengan sebaik-baiknya dari hal perasaan tertekan dan mempersalahkan diri sendiri. Hamba-hamba Allah yang menanggung beban karena pekerjaan-Nya pada zaman ini mengetahui pengalaman yang sama di bidang pekerjaan, pertentangan, dan kekhawatiran yang menimpa dengan berat kepada rasul yang agung itu. Dibebankan oleh perpisahan di dalam sidang, menghadapi orang-orang yang tidak berterima kasih dan pengkhianatan dari beberapa orang yang mencari simpati dan dukungan, menyadari bahaya yang mengancam sidang-sidang yang menyimpan kejahatan, dipaksakan membawa suatu kesaksian dan penyelidikan yang ketat untuk menegur dosa. Pada waktu yang sama dia tertekan dengan ketakutan yang mungkin ia telah memperlakukan terlalu keras. Dalam kegelisahan yang mencemaskan ini dia telah menunggu untuk menerima berkat sebagai jawaban penerimaan dari pekabarannya. (30) Edisi 310 – 3 Oktober 2014 Kejadian 13:5-13; 18:20-33; 19:1-29; Lukas 17:28-32; 2 Petrus 2:6-8. Ingatlah akan isteri Lot! “Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya”. Beberapa tahun kemudian Lot beserta keluarganya tinggal bersama Abraham di negeri Kanaan. Pada suatu hari Abraham berkata kepada Lot, ’Tanah di sini tidak cukup luas untuk semua ternak kita. Bagaimana kalau kita berpisah. Jika engkau pergi ke arah yang satu, maka saya akan pergi ke arah lain.’ Lot memindahkan keluarga dan binatang-binatangnya ke daerah itu. Akhirnya mereka menetap di kota Sodom. Orang Sodom sangat jahat. Hal ini merisaukan Lot, karena ia adalah orang yang baik. Allah juga risau. Akhirnya Allah mengirim dua malaikat untuk memperingatkan Lot, bahwa Ia akan membinasakan Sodom dan kota yang berdekatan, yaitu Gomora, karena kejahatan orang-orangnya. Malaikat-malaikat berkata kepada Lot, ’Cepatlah! Bawa istri serta kedua anak perempuanmu dan larilah dari sini!’ Lot dan keluarganya agak berlambatan, sebab itu malaikat memegang tangan mereka dan menuntun mereka ke luar kota. Lalu seorang dari malaikat itu berkata, ’Larilah! Jangan menoleh ke belakang. Lari menuju ke gunung, supaya engkau jangan terbunuh.’ Lot dan anak-anak perempuannya menurut dan lari dari Sodom. Sebentar pun mereka tidak berhenti dan mereka tidak menoleh ke belakang. Tetapi istri Lot tidak menurut. Setelah mereka berada agak jauh dari Sodom, ia berhenti dan menoleh ke belakang. Pada saat itulah istri Lot menjadi tiang garam. Dapatkah engkau melihatnya di gambar? Lot melihat-lihat ke seluruh tanah itu. Ia melihat sebuah daerah yang baik, yang mempunyai cukup air dan rumput yang banyak untuk binatang-binatangnya. Ini adalah daerah Yordan. Lalu 18 Ini dapat menjadi suatu pelajaran yang baik bagi kita. Ini memperlihatkan kepada kita, bahwa Allah menyelamatkan mereka yang menurut kepada-Nya, tetapi mereka yang tidak m enurut kepada-Nya akan kehilangan kehidupan. Edisi 310 – 3 Oktober 2014 A yah meninggal karena kanker paru-paru stadium akhir saat saya berusia 6 tahun. Beliau juga meninggalkan ibu dan adik saya yang masih berusia dua tahun. Sejak saat itu kehidupan kami sehari-hari sangat sulit. Setiap hari ibu bekerja membanting tulang di sawah hanya cukup menyelesaikan masalah perut saja. Ayah tiri saya mempunyai suatu kebiasaan, tidak peduli pergi kemana pun, diatas pinggangnya selalu terselip sebatang pipa rokok antik berwarna coklat kehitaman. Setiap ada waktu senggang dia selalu menghisap rokok menggunakan pipa itu. Sejak dulu saya tidak suka dengan perokok, oleh karenanya saya juluki dia dengan sebutan “setan perokok”. Saat saya berusia 9 tahun, ibu menikah dengan seorang pria dan menyuruh kami memanggilnya ayah. Pria tersebut adalah ayah tiri saya. Untuk selanjutnya dia yang menopang keluarga kami. Teringat waktu itu ayah tiri baru saja menjadi anggota keluarga kurang lebih setengah tahun, suatu hari saya mencuri pipa rokoknya untuk saya sembunyikan. Hasilnya, ayah tiri selama beberapa hari merasa gelisah dan tak tenang, sepasang matanya merah laksana berdarah. Akhirnya karena saya diinterogasi dengan keras oleh ibu, dengan berat hati saya menyerahkan pipa rokok itu. Dalam ingatan saya, ayah tiri selalu tenang dalam menghadapi segala persoalan, tidak peduli besar kecilnya permasalahan selalu dihadapinya dengan santai. Namun hanya karena sebatang pipa rokok, ayah tiri telah memberikan saya sebuah tamparan yang sangat keras. Dalam ingatan masa kecil, ayah tiri saya seorang yang sangat rajin, dia juga sangat menyayangi ibu.Pekerjaan apa saja dalam keluarga yang membutuhkan tenaganya akan dia lakukan, selamanya tidak membiarkan ibu untuk campur tangan. Sehari-hari ayah tiri adalah orang yang pendiam. Usianya kirakira empat puluhan lebih, berperawakan tinggi dan kurus, tetapi bersemangat. Dahinya hitam, memiliki sepasang tangan besar yang kasar, di wajahnya yang kecoklatan terdapat sepasang mata kecil yang cekung. 19 Ketika saya menyerahkan pipa itu kehadapan ayah tiri, dia menerimanya dengan tangan gemetaran dan tak lupa dia memberikan saya satu tamparan keras, kedua matanya berlinangan air mata. Saya sangat ketakutan dan menangis, ibu menghampiri dan Edisi 310 – 3 Oktober 2014 memeluk kepala saya lalu berkata, “Lain kali jangan pernah menyentuh pipa rokok itu, mengertikah kamu? Pipa itu adalah nyawanya!” Setelah kejadian itu, pipa rokok itu menjadi penuh misteri bagiku. Saya berpikir, “Ada apa dengan pipa itu sehingga membuat ayah tiri bisa meneteskan air mata? Pasti ada sebuah kisah tentangnya.” Mungkin tamparan itu telah menyebabkan dendam terhadap ayah tiri, tidak peduli bagaimanapun jerih payah pengorbanannya, saya tidak pernah menjadi terharu. Sejak usia belia, saya selalu berpendapat ayah tiri sama jahatnya seperti ibu tiri dalam dongeng Puteri Salju. Sikap saya terhadap ayah tiri sangat dingin, acuh tidak acuh, lebih-lebih jangan harap menyuruh saya memanggil dia “ayah”. Tapi ada sebuah peristiwa yang membuat saya mulai ada sedikit kesan baik terhadap ayah tiri. Suatu hari ketika saya baru pulang dari sekolah, begitu masuk rumah segera melihat kedua tangan ibu memegangi perut sambil berteriak kesakitan. Ibu bergulung-gulung di ranjang, butiran besar keringat dingin bercucuran di wajahnya yang pucat. Celaka! Penyakit maag ibu kambuh lagi! Saya dan adik menangis mencari ayah tiri yang bekerja disawah. Mendengar penuturan kami, dia segera membuang cangkul ditangannya, sandal pun tak sempat dia pakai. Sesampai dirumah tanpa berkata apapun segera mengendong ibu kerumah sakit seperti orang sedang kesurupan. Ketika ibu dan ayah tiri kembali kerumah, hari sudah larut malam, ibu kelelahan tertidur pulas diatas pundak ayah tiri. Melihat kami berdua, ayah tiri dengan nafas tersengal-sengal, tertawa dan berkata kepada kami, “Beres, sudah tidak ada masalah. Kalian pergilah tidur, besok masih harus bersekolah!” Saya melihat butiran keringat sebesar kacang berjatuhan bagai butiran mutiara yang terburai, jatuh pada sepasang kaki besarnya yang penuh tanah. Kesengsaraan yang saya alami dimasa kecil, membuat saya memahami penderitaan seorang petani. Saya menumpahkan segala harapan saya pada ujian masuk ke Universitas. Tetapi pertama kali mengikuti ujian, saya mengalami kegagalan. “Bu, saya sangat ingin mengulang satu tahun lagi,” pinta saya pada ibu. “Nak, kamu tahu sendiri keadaan ekonomi kita, adikmu juga masih sekolah di SMA, kesehatan ibu juga tidak baik, pengeluaran dalam keluarga semua menggantungkan ayahmu. Lihatlah sendiri ada berapa gelintir orang di desa ini yang 20 mengenyam pendidikan SMA? Ibu berpendapat kamu pulang kerumah untuk membantu ayahmu!” Tetapi saya sudah menetapkan niat, bersikap teguh tidak mau mengalah. Saat itu ayah tiri tidak mengatakan apa-apa, dia duduk dihalaman luar menghisap rokok dengan pipa kesayangannya. Saya tak tahu didalam benaknya sedang memikirkan apa. Keesokan harinya ibu berkata kepada saya, “Ayah setuju kamu menuntut ilmu lagi selama satu tahun, giatlah belajar!” Ayah tiri menjadi orang yang pertama kali menerima dan membaca surat penerimaan mahasiswa saya. “Bu, anakmu diterima diperguruan tinggi!” teriaknya. Saya dan ibu berlari keluar dari dapur. Ibu melihat dan membolak-balik surat panggilan itu meski satu huruf pun dia tidak mengenalinya. Tetapi kegembiraan itu tersirat dari tingkah lakunya. Malam itu tak tahu mengapa ayah tiri sangat gembira hingga bicaranya juga banyak. Saya mengambil poci teh dimeja makan dan dengan sikap sangat hormat menuangkan teh itu satu gelas penuh untuk ayah tiri. Hitung-hitung sebagai rasa terima kasih atas jerih payahnya selama satu tahun! Dengan takjub ayah tiri memandang kearah saya, wajahnya penuh dengan kegembiraan. Sekali mengangkat gelas dan meneguk habis, mulutnya tak henti-hentinya berkata, “Patut, sangat patut sekali!” Tetapi untuk selanjutnya biaya uang sekolah perguruan tinggi sejumlah 4.000 yuan itu membuat keluarga cemas. Ibu mengeluarkan segenap uang tabungannya serta menjual dan meminjam kesana kemari, tetap masih kurang 500 yuan. Bagaimana ini? Kuliah akan dimulai satu hari lagi. Saat makan malam, hidangan diatas meja tidak ada seorang pun yang menyentuhnya. Ibu menghela napas panjang sedangkan ayah tiri berada disampingnya sambil merokok, sibuk memperbaiki alat tani ditangannya, saya tidak tahu mengapa hatinya begitu tenang? Suara napas ibu membuat hati saya hancur luluh lantak. “Sudahlah saya tidak mau kuliah! Apa kalian puas?” Saya berdiri dengan gusar, dan bergegas masuk kamar, merebahkan diri di ranjang lalu mulai menangis…….. Saat itu saya merasakan ada satu tangan besar yang keras menepuk-nepuk pundak saya, “Sudah dewasa masih menangis, besok ayah pergi berusaha, kamu pasti bisa kuliah.” Malam itu ayah membawa pipa rokoknya, menghisap seorang diri dihalaman rumah hingga larut malam, percikan api rokok yang sekejap terang dan gelap menyinari wajahnya yang banyak mengalami pahit getir kehidupan. Dia memincingkan sepasang mata, raut wajahnya menyembunyikan perasaan dan Edisi 310 – 3 Oktober 2014 sangat berat. Kepulan asap rokok dengan ringan menyebar didepan matanya, mengaburkan pandangan, tiada seorang pun tahu apa yang sedang dia pikirkan, tetapi yang pasti dalam hatinya tidak tenang. Keesokan hari ibu memberitahu saya bahwa ayah tiri pergi ke kabupaten. “Pergi untuk apa?” Percikan bunga api dari harapan hati saya tersirat keluar. “Dia bilang pergi kekota mencari teman menanyakan apakah bisa pinjami uang.” “Apa usaha temannya?” Ibu menggelengkan kepala, mulutnya bergumam, “Tidak tahu.” Hari itu saya menunggu didepan desa, memandang kearah jalan kecil yang berkelok-kelok. Untuk kali pertama perasaan hati saya ada semacam dorongan ingin bertemu ayah tiri, dan untuk kali pertama saya merasakan berharganya sosok ayah tiri dalam jiwa saya, masa depan saya tergantung pada dirinya. Hingga malam saya baru melihat ayah tiri pulang. Saat saya melihat wajahnya yang penuh senyuman, hati saya yang selalu cemas, akhirnya bisa merasa lega. Ibu bergegas mengambil seember air hangat untuk merendam kakinya. “Celupkanlah kakimu, berjalan pulang pergi 40 kilometer perjalanan cukup membuat lelah.” Dengan lembut ibu berkata kepada ayah tiri. Saya mengamati wajah ayah tiri dengan saksama, dan menemukan bahwa dia bukan lagi seorang pria yang masih kuat dan kekar seperti dulu. Wajahnya pucat pasi dan bibir membiru, dahinya hitam penuh dengan kerutan, rambut pendek serta tangan kurus bagaikan kayu bakar, penuh dengan tonjolan urat hijau. Memang benar, ayah tiri sudah tua. Dengan hati-hati ibu melepaskan sepasang sepatunya yang hampir rusak. Dibawah sinar temaram lampu neon, terlihat sebuah benjolan darah besar yang sudah membiru masuk dalam pandangan saya, tak tertahankan hati saya merasa bersedih, air mata saya diam-diam menetes keluar…….. Keesokan hari ketika saya berangkat kuliah, ayah tiri mengatakan dia tidak enak badan, diluar dugaan dia tidak bisa bangun dari tempat tidur. Dalam perjalanan mengantar saya kuliah ibu berkata, “Nak, kamu sudah dewasa, diluar sana semuanya tergantung pada diri sendiri. Sebenarnya ayah tirimu itu sangat menyayangimu, dia sangat mengharapkanmu memanggilnya ayah! Tetapi kamu……” Suara ibu sesenggukan, saya menggigit bibir dengan suara lirih berkata, “Lain kali saja, Bu!” Setiap kali membayar uang kuliah, ayah tiri pasti pergi ke kota untuk meminjam uang. Ketika liburan musim dingin dan panas 21 tiba, saya jarang berbicara dengan ayah tiri dirumah, dia sendiri juga jarang menanyakan keadaan saya. Tetapi kegembiraan ayah tiri bisa dirasakan setiap orang. Setiap kali kembali ketempat kuliah, ayah tiri pasti akan mengantar sampai ketempat yang cukup jauh. Sepanjang perjalanan dia kebanyakan hanya menghisap pipa rokoknya. Semua kata-kata yang ingin saya utarakan kepadanya tidak tahu harus dimulai dari mana. Sebenarnya dalam hati kecil sejak dulu sudah menerimanya seperti ayah kandung, cinta kasih kadang kala sangat sulit untuk diutarakan! Dengan demikian saya selalu tidak bisa merealisasikan janji saya terhadap ibu. Pada liburan tahun baru, rumah terkesan ramai sekali. Saat itu saya sudah kuliah di semester-6. Adik meminta saya bercerita tentang hal-hal menarik di kota, ayah tiri duduk dibelakang ibu, sibuk mengeluarkan abu tembakau setelah itu memasukkan tembakau kedalam pipa, wajahnya penuh dengan senyum kebahagiaan. Saya bercerita tentang keadaan kota, adik membelalakkan mata dengan penuh rasa ingin tahu. “Ah, teman sekelas kakak kebanyakan sudah mempunyai ponsel dan laptop, sedangkan kakak sebuah arloji pun tidak punya.......” Pada akhirnya saya mengeluh dengan nada bergumam. Saat itu saya melihat wajah ayah tiri sedikit tegang, segera ada perasaan menyesal telah mengucapkan perkataan itu. Saat liburan usai saya harus meninggalkan rumah kembali kuliah. Seperti biasa ayah tiri mengantar kepergian saya. Sepanjang perjalanan beberapa kali ayah tiri memanggil saya, tetapi ketika saya menanggapi, dia membatalkan berbicara, sepertinya mempunyai beban pikiran yang sangat berat. Saya sangat berharap ayah tiri bisa memulai topik pembicaraan, agar bisa berkomunikasi baik dengannya, namun saya selalu kecewa. Ketika berpisah, ayah tiri berkata dengan kaku, “Saya tidak mempunyai kepandaian apa-apa, tidak bisa membuat hidup kalian bahagia, saya sangat menyesalinya. Jika engkau sukses kelak, harus berbakti pada ibumu, biarkan dia bisa menikmati hari tua dengan bahagia…” Saya menerima koper baju yang disodorkannya. Tiba-tiba saya melihat sepasang matanya berkaca-kaca. Hati saya menjadi trenyuh, mendadak merasakan ada semacam dorongan hati yang ingin memanggilnya “Ayah”, tetapi kata yang telah mengendap lama ini akan terlontar dari mulut, mendadak tertelan kembali. Ketika saya telah berjalan jauh, saya lihat ayah tiri masih berdiri ditempat itu sama sekali tak bergerak, bagaikan patung. Dalam hati saya berjanji: ketika pulang nanti, saya pasti akan Edisi 310 – 3 Oktober 2014 memanggilnya “Ayah”. Namun kesempatan itu tak pernah saya dapatkan lagi. Saya tak mengira perpisahan kali ini untuk selamanya. Dua bulan setelah itu saya mendapat kabar bahwa ayah tiri meninggal dunia. Bagaikan halilintar di siang bolong, benak saya menjadi kosong, serasa dunia ini sudah tiada lagi. Saya pulang dengan perasaan linglung, yang menyambut saya dirumah adalah pipa rokok berwarna coklat kehitaman yang tergantung di tembok. “Satu-satunya hal yang paling disesali ayah adalah tidak seharusnya menamparmu, setiap kali mengantarmu kembali ke kampus, dia sangat ingin meminta maaf, tetapi ucapan itu selalu tak bisa keluar dari mulutnya. Sebenarnya masalah itu tidak bisa menyalahkan dirinya, kamu tidak tahu betapa sengsara hatinya, pipa itu adalah kesedihan seumur hidupnya!” Dengan hati pedih ibu bercerita. Melihat benda peninggalan itu teringat pemiliknya, dengan hati-hati saya ambil pipa yang tergantung di tembok itu, pandangan mata saya kabur karena air mata, merasakan kesedihan yang menusuk hati. Ibu juga tergerak hatinya, dia lalu bercerita tentang misteri pipa rokok itu… Tiga puluh tahun lalu, ayah tiri hidup saling bergantung dengan ayahnya. Ibu dengan ayah tiri adalah teman sepermainan sejak kanak-kanak. Setelah mereka tumbuh dewasa, mereka sudah tak terpisahkan lagi. Tetapi jalinan kasih mereka mendapatkan tentangan keras kakek, sebab keluarga ayah tiri terlalu miskin. Karena ibu dan ayah tiri dengan tegas mempertahankan hubungan mereka, kakek terpaksa mengajukan sejumlah besar mas kawin kepada keluarga ayah tiri baru mau merestui pertunangan mereka. Demi anak satu-satunya, ayah dari ayah tiri itu pergi bekerja di perusahaan penambangan batu bara. Malang tak dapat ditolak, terjadi kecelakaan di tambang itu. Dinding tambang runtuh dan menimbun sang ayah untuk selamanya. Barang peninggalan satu-satunya hanyalah pipa rokok kesayangannya semasa hidup. Ayah tiri sangat sedih, seumur hidup orang yang paling dia hormati dan sayangi adalah ayahnya. Kemudian ayah tiri menyalahkan dirinya dan merasakan penyesalan yang mendalam hingga tak ingin hidup lagi. Keesokan harinya dia diam-diam meninggalkan rumah dengan membawa pipa rokok itu, tak seorang pun tahu kemana perginya… Dua tahun kemudian ayah tiri kembali lagi kekampung halamannya, tetapi ibu satu tahun sebelum ayah tiri kembali dipaksa untuk menikah dengan ayah kandung saya. Untuk 22 selanjutnya ayah tiri tidak menikah, yang menemani hidupnya adalah sebatang pipa rokok yang tidak pernah lepas darinya. Setelah ayah kandung saya meninggal, ayah tiri memberanikan diri menanggung segala tanggung jawab untuk menjaga ibu, saya dan adik. Sejak awal dia menolak mempunyai anak sendiri, dia berkata kami ini adalah anak kandungnya. Selesai mendengarkan penuturan ibu, tak terasa wajah saya penuh dengan air mata. Sungguh tak menduga jika pipa rokok itu bukan hanya memiliki kisah berliku perjalanan cinta mereka, namun juga mengandung ingatan yang amat berat bagi seumur hidup ayah tiri! “Ayah meninggal dunia karena pendarahan otak, sebelumnya dia sudah tidak bisa berbicara, hanya memandang Ibu dengan tangannya menunjuk ke arah kotak kayu. Ibu mengerti maksudnya hendak memberikan kotak kayu tersebut kepadamu. Didalam kotak itu terdapat beberapa lembar surat hutang, mungkin dia bermaksud menyuruhmu membayarkan hutangnya. Seumur hidupnya, dia tak ingin berhutang pada orang lain….” Dengan sesenggukan saya menerima kotak kayu itu dan membukanya dengan perlahan. Ada delapan lembar kertas didalamnya. Saya membacanya dan terkejut bukan main, tubuh menjadi lemas terkulai diatas ranjang. Ibu saya buta huruf, kertas-kertas yang ada dalam kotak itu bukan surat hutang seperti yang dikatakannya, melainkan tanda terima jual darah! Ayah tiri telah menjual darahnya! Kepala saya terasa pusing dan tangan saya lemas. Kotak kayu itu terjatuh, dari dalamnya menggelinding keluar sebuah alroji baru… “Ayah! Ayah..” Berlutut didepan kuburan ayah tiri dengan air mata bercucuran, saya hanya bisa menepuk-nepuk onggokan tanah kuning yang ada dihadapan saya. Tetapi biar bagaimanapun saya berteriak-teriak, tetap tak akan memanggil kembali bayangannya. Ketika saya pergi meninggalkan rumah, saya membawa pipa rokok coklat kehitaman itu, saya akan mendampingi pipa ini untuk seumur hidup saya, mengenang ayah tiri untuk selamanya. INSPIRASI .... "Jangan sampai menyesali perbuatan anda selama ini, lakukan semua yang terbaik kepada orang-orang yang telah berkorban banyak bagi masa depan anda.Sayangi dan hargailah mereka!!!" ... Sekarang saatnya kawan, jangan tunggu nanti .. apalagi esok ..! Edisi 310 – 3 Oktober 2014 KEUANGAN Lanjutan….. LAPORAN Program klub kepanduan yang mendunia beroperasi pada perhitungan rencana yang khusus, diadaptasikan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan khusus dari masing-masing divisi, uni dan konsferens. Perhitungan rencana ini didasarkan oleh bervariasinya aktifitas dasar dari klub kepanduan yang umum disemua klub. Skema ini memungkinkan klub untuk beroperasi dengan bentuk yang sistematis mengikuti pola yang biasa untuk periode waktu yang ditentukan. 4. Semua anggota mempunyai seragam dan memakainya pada saat rapat (periode tiga bulan diijinkan bagi anggota percobaan) 5. Mengadakan kelas-kelas klub 6. Lapor ke Daerah/Konferens pada tanggal 10 tiap bulan INI AKAN MEMBERIKAN NILAI 6 TIAP-TIAP BULAN DUA BULANAN Perhitungan rencana yang mengariskan daerah khusus yang perlu diperhatikan untuk satu dasar yang umum bagi program klub, dan nilainya dialokasikan untuk pemenuhan masingmasing permintaan yang di daftarkan. Selama satu tahun ada lima acara untuk dua bulanan yang harus diadakan. Tidak lebih dari dua acara adalah diselengarakan oleh Daerah/Konferens seperti rally, penjelajahan, atau Kampore tetapi tidak termasuk Fair. Bentuk Laporan yang khusus digunakan untuk mencatat aktifitas klub. Laporan ini dibagi menjadi tiga bentuk yaitu bulanan, dua bulanan dan tahunan. Bentuk laporan ini tersedia di Departemen Kependetaan Gereja di Daerah/Konferens. INI AKAN MEMBERIKAN NILAI 4 SETIAP DUA BULAN PERHITUNGAN RENCANA TAHUNAN 1. Setidak-tidaknya ada satu perkemahan klub yang hanya dua malam. (INI MEMBERIKAN NILAI 10 UNTUK TIAPTIAP TAHUN) 2. Setidak-tidaknya satu kali pelantikan untuk satu tahun, jika tidak 50% dari anggota ditamatkan (INI MEMBERIKAN NILAI 25 TIAP-TIAP TAHUN) 3. Berpartisipasi pada kegiatan fair antar klub (INI MEMBERIKAN NILAI 10 TIAP TAHUN). Nilai akan diberikan kepada klub dengan cara berikut: Total nilai untuk setahun menjadi: Sekretaris klub akan perlu untuk mengisi daftar laporan untuk tiap-tiap bulan. Sembilan digunakan untuk menghitung perhitungan nilai total dan masing -masing klub remaja/pathfinder akan menerima penghargaan khusus untuk apa yang telah mereka raih. BULANAN 1. Setidak-tidaknya ada dua rapat rutin (model A atau B) tiap-tiap bulan 2. Rata-rata kehadiran setidak-tidaknya 75% 3. Seorang pembina dewasa untuk klub yang terdiri dari 6-8 orang anggota 9 bulan pada nilai 6 5 dua bulanan pada nilai 4 Perkemahan Penamatan Pertandingan Klub TINGKATAN: A=105-114 D= kurang dari 85 23 54 20 10 20 10 114 B = 95-104 C=85-94 Edisi 310 – 3 Oktober 2014 Ketua GC Himbau Jemaat Doakan Afrika Barat medis yang berusaha keras menanggulangi wabah mematikan ini. Oleh : Tim BAIT Wakil Bupati Bolmong Membuka KKR Ev. Tjak Latumahina di Dumoga, Bolmong Oleh : Tim BAIT Ketua General Conference, Pdt. Ted Wilson dalam rilis yang dikeluarkan kantor pusat sedunia Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menghimbau jemaat-jemaat sedunia untuk mendoakan Afrika Barat yang sedang ditimpa wabah mematikan ebola. Wabah mematikan yang telah membunuh lebih 2.500 orang ini menyebar begitu cepat dari upaya pencegahan yang dilakukan badan-badan kesehatan dunia. Dikuatirkan juga wabah mematikan ini dapat menyebar ke seluruh dunia bila tidak ditanggulangi dengan cepat. Wabah ini menyebar dan telah membunuh begitu banyak orang karena tidak terkontrolnya perpindahan penduduk dari daerah-daerah yang terjangkit wabah ini. Untuk itu kita dihimbau untuk mendoakan warga Afrika Barat di mana termasuk di dalamnya anggota gereja Advent di wilayah ini yang terancam wabah ebola. Kita doakan pula para 24 Evangelis Tjak Latumahina kembali hadir di daerah Bolaang Mongondow dan Gorontalo dengan mengdakan KKR di Edisi 310 – 3 Oktober 2014 Modomang, Dumoga, Bolaang Mongondow. Ribuan orang memadati bangsal dari malam ke malan, yang dihadiri oleh jemaat-jemaat sekitar maupun para tamu dari gereja tetangga. Novry Kaumpungan dan asisten 1 Kota Kotamobagu mewakili pemerintah setempat. KKR yang dihadiri ribuan orang setiap mala mini berlangsung sejak tanggal 5 sampai 11 Oktober 1014 dengan pembicara pdt. Jonathan Wagiran & pdt. F. Parhusip dari Pecetakan Advent Indonesia (IPH), Bandung.. KKR yang didukung penuh oleh daerah Bolmong dan Gorontalo ini kita harapkan akan membawa banyak jiwa pada acara baptisan nanti. KKR Pdt. Samuel Wullur di Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara. Oleh : Tim BAIT KKR yang dimulai tanggal 28 September sampai 4 Oktober ini dibuka oleh wakil bupati Bolaang Mongondow, Yani Roni Tuuk, S.Th., M.M.. KKR dengan tema Pengharapan Untuk Garapia di adakan di gereja Advent Pionir, Garapia, Kwandang Gorontalo Utara. KKR yang diadakan oleh pdt. Samuel Wullur, direktur Penatalayanan Uni Konfrens Indonesia Kawasan Timur (UKIKT). Pada saat malam panggilan, ada begitu banyak yang berdiri menyatakan siap dibaptiskan. Kita doakan yang sudah menyatakan imannya tetap setia sampai hari Maranatha. KKR Alkitab Berkata di Kotamobagu – Ribuan Orang Hadir Oleh : Tim BAIT KKR yang berlangsung sejak tanggal 28 September sampai 4 Oktober 2014 ini dari malam ke malam dikunjungi oleh jemaatjemaat terdekat dan juga para tamu. Meskipun KKR ini diadakan di daerah mayoritas muslim namun KKR ini dapat berjalan dengan baik tanpa masalah. Minggu Sembahyang BAIT di SD/SMP Advent Sonder Oleh : Tim BAIT KKR dengan tema Alkitab Berkata dilaksanakan di halaman GPU di Bobakidan, Kotamobagu. KKR ini dibuka oleh ketua daerah Bolaang Mongondow, Gorontalo dan Modoinding pdt. 25 Dalam rangka hari ulang tahun BAIT ke 7, maka kembali BAIT Ministry mengadakan Pekan Doa yang kali ini diadakan di Sonder tepatnya di SD/SM P Advent Sonder. Sebelumnya sempat direncanakan diadakan KKR namun kemudian acara ini dialihkan menjadi minggu sembahyang di sekolah. Edisi 310 – 3 Oktober 2014 Selain memberikan motivasi kepada anak didik untuk maju dalam pendidikan, para pembicara juga mendorong anak didik untuk hidup semakin dekat dengan Tuhan, sumber segala berkat. Para pembicara mengambil contoh para tokoh Alkitab yang sukses setelah menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Pada acara penutupan nanti, seperti biasanya tim BAIT merencanakan menyerahkan bingkisan untuk membantu sekolah ini. Pada acara penutupan sabat nanti (11/10) akan diadakan pula konser lagu-lagu rohani dengan mendatangkan penyanyi dari Jakarta yaitu The Living Praise dan akan didukung pula oleh para penyanyi local. Minggu sembahyang yang dimulai pada hari senin 4 Oktober ini, pembicaranya adalah tim BAIT dari berbagai daerah. Mulai hari pertama sampai hari jumat (10/10) para pembicara yang setiap hari datang dari Manado mendapatkan sambutan hangat dari sekolah bahkan pimpinan gereja di Sonder. BERITA SINGKAT Ulang Tahun Mengucapkan Selamat Ulang Tahun bagi Tim BAIT yang berulang Tahun di bulan Oktober ini, di antaranya : Pdt. Douglas Sepang – 3 Oktober Belly Wungkana – 9 Oktober Hartoyo Ismail – 11 Oktober Refly Ompi – 13 Oktober Joe Laluyan – 31 Oktober Tuhan memberkati selalu dengan berlimpah dan tetap semangat dalam pelayanan. HRD Kirimkan berita, kesaksian dan artikel rohani anda ke redaksi BAIT melalui email [email protected] atau [email protected] Redaksi berhak melakukan seleksi dan editing untuk tulisan atau foto yang dikirimkan. 26 Edisi 310 – 3 Oktober 2014 Redaksi KAMI Peraturan keenam untuk kehidupan manusia yang diberikan Allah adalah "Jangan membunuh. Perintah ini berarti menghormati jiwa manusia dan menentang pembunuhan dan kekejaman. Lihatlah pada kata "membunuh." Kata itu adalah kata yang jelek yang mempunyai arti yang mengerikan. Alkitab mencatat pembunuhan yang pertama kali dilakukan oleh Kain terhadap adiknya Habel. Sejak saat itu, manusia melakukan perbuatan membunuh dan dibunuh karena keinginan-keinginan yang jahat dan dosa yang ada dalam hidup mereka. Asal mula pembunuhan dimulai dari hati manusia. Pembunuhan tidak pernah dimulai dengan niat membunuh, melainkan dimulai dengan benih kecemburuan, kepahitan, keinginan yang mementingkan diri sendiri, iri hati atau kebencian. Alkitab mencatat pembunuhan yang pertama kali dilakukan oleh Kain terhadap adiknya Habel. Sejak saat itu, manusia melakukan perbuatan membunuh dan dibunuh karena keinginan-keinginan yang jahat dan dosa yang ada dalam hidup mereka. Asal mula pembunuhan dimulai dari hati manusia. Pembunuhan tidak pernah dimulai dengan niat membunuh, melainkan dimulai dengan benih kecemburuan, kepahitan, keinginan yang mementingkan diri sendiri, iri hati atau kebencian. Hasilnya adalah kehancuran tubuh dan dalam beberapa kejadian, juga kehancuran jiwa manusia. Yesus mengatakan bahwa motivasi hati, pikiran dan sikap kita sangat penting karena hal-hal tersebut muncul dalam tindakan kita. Dengan kata lain, marah karena mementingkan diri sendiri adalah sikap yang salah. Kita harus meninggalkan kebencian karena seseorang yang benci berpotensi untuk menjadi seorang pembunuh. Tuhan Yesus memberikan perhatian terhadap perasaan kita kepada sesama, "sebab dari dalam, dari hati orang, timbul...pembunuhan..." Markus 7:21-22. Tuhan Yesus menyatakan bahwa kita hendaknya "Saling mengasihi" Yohanes 13:34. Jika kita melakukan hal itu, maka berarti kita juga melaksanakan perintah ini yaitu, "Jangan membunuh." 27